makalah 3 presentasi
-
Upload
abdulloh-abdurrohman -
Category
Documents
-
view
45 -
download
0
description
Transcript of makalah 3 presentasi
EVALUASI KASUS OPERASI KELAINAN TULANG BELAKANG
BAGIAN BEDAH SARAF RS Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR PERIODE 2008-2012
SURIADI NURDIN
Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS
Bagian Ilmu Bedah FK-UNHAS
PENDAHULUANSejarah Spine Surgery
Pendahuluan
Pendahuluan
• Bedah tulang belakang Neurosurgeon & Orthopaed
• AS (1996) 3011 kasus (orthoped), 2934 kasus (neurosurgeon)
• Keseluruhan : Neurosurgeon >> Orthopaed (64%:36%)
Pendahuluan
• AS (1996-1997) : 188.000 prosedur pembedahan
• 83% herniasi diskus, stenosis spinal• Rata-rata 1.4-8.6 / 1000 pasien yang dirawat
• AS ; Nyeri tulang belakang 31 juta orang / tahun
• >>> Usia produktif Dampak sosioekonomi ↑↑
Latar Belakang
Bagaimana dengan Indonesia
???
Rumusan Masalah
Bagaimana mengetahui gambaran kelainan dan operasi pembedahan tulang belakang yang dikerjakan khusus oleh Bagian Bedah Saraf RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
Tujuan & Design
• Mengetahui pola kelainan dan prosedur pembedahan tulang belakang Bagian Bedah Saraf RS Dr. Wahidin Sudirohusodo periode 2008 – 2012
• Studi Deskriptif
Anatomi
Tulang belakang dibagi menjadi 5 bagian : Cervikal (neck)Thoraks (upper back)Lumbal (lower back)Sakrum (part of the pelvis)Coccyx (tailbone).
Bagian- bagian vertebra• Korpus, Arkus, Processus spinosus dan
Processus transversus, Processus artikularis Sendi facet
• Incisura vertebra Foramen intervertebrale Foramen vertebra Kanalis spinalis
Struktur-Struktur
Penyokong • Ligamen• Otot• Diskus intervertebralis• Sendi
Neural
vaskuler
Struktur Neural
Epidemiologi Kelainan Tulang Belakang
Kelainan degeneratif • Dekade ke-6 hingga ke-8 • >> Cervikal dan lumbar • Laki-laki >> Perempuan
Cedera Spinal • 4/ 100.000 orang • Laki-laki dewasa muda >> (16-30 thn)• Rasio Laki-laki - perempuan (4:1)
Epidemiologi
Nyeri punggung bawah (LBP)• AS : 80% populasi • LBP kronik 3-7%• Usia < 45 tahun• Rangking 5 penyebab di rawat di
RS, alasan ketiga terbanyak penyebab tindakan operasi
Bentuk-bentuk kelainan
• Degeneratif • Neoplasma• Kelainan Kongenital• Perkembangan (developmental)• Trauma • Inflamasi
Prosedur Diagnostik
• Plain X-Ray• Magnetic resonancy imaging (MRI)• CT Scan• Myelografi• Bone Scan• Diskografi• dll
Indikasi Pembedahan
• Dekompressi • Stabilisasi • Realigment
Harrington, Luque, Cotrel Dobousset instrumentation
Pedicle Screw based instrumentation
Prioritas Pembedahan
Prioritas pembedahan didasarkan pada prinsip untuk mencegah suatu akibat yang ireversibel pada pasien oleh karena suatu proses patologis dan masih dalam periode window dimana intervensi pembedahan efektif
• Emergency• Urgent• Elektif
Surgical Approach
Anterior Approach
Posterior Approach
* Minimal invasive spine surgery (MISS)
Anterior Approach
• Cervikal atas Transoral, retropharingeal (anteromedia dan anterolateral )
• Cervikal BawahAnteromedial, anterolateral
• Cervikothorasic junctionModified anterior, sternal splitting, transthorasic
• ThoraksThoracotomi, transthorasic, endoscopic /thoracoscopic
• LumbosakralRetroperitoneal, transperitoneal, laparascopic
Anterior Approach
Anterior Approach
Posterior Approach
• CervikalMidline approach
• Thoraksmidline approach, transpedicular, costotransversektomi, lateral extracavity approach
• Lumbosakral Midline approach, posterolateral, minimal invasive lateral approach
Hasil & Pembahasan
Distribusi kasus operasi tulang belakang pertahun
• AS: Pembedahan tulang belakang meningkat 57 % dalam periode 1988-1996
• Nyeri alasan paling banyak (Papageorgiou dan Rigby,1991)
• 1.4 – 8.6 /1000 pasien yg dirawat• Rule of thumb (1 dari 5) • Bedah Saraf RSWS : rata-rata 26
kasus /tahun atau paling tidak 2 kasus/ bulan
Distribusi kasus berdasarkan jenis kelamin
Rasio laki-laki Perempuan 3:2
Distribusi jumlah kasus berdasarkan jenis kelamin
• Nonpesifik (85%) Nyeri aksial
Spesifik (15%) penyebab jelas
• Kongenital : proporsi laki-laki = perempuan • Neural tube defect : 3-8 per 1000 kelahiran• 5% populasi normal spina bifida occulta• Myelomeningocele : 0.6 /1000 kelahiran
( 1.3: 3)• Negara maju Spinal dysraphism ↓↓
• Trauma tulang belakang 2-5 /100.000 pendudukAS : 183.000-230.000 / pertahun
10.000 melibatkan cedera korda spinal
• Usia : 16-30 tahun• Laki-laki –perempuan 4:1
• Tumor primer 2.5-8.5 /100.000 pertahun
• Stark dkk (10 tahun) tumor metastase terbanyak berasal dari payudara
• Infeksi piogenik / spesifik Studi Swedia dan Denmark osteomiletis 0.5 dan 2.2 /100.000 pertahun
Distribusi kasus berdasarkan kelompok umur
• Spinal dysraphism terbuka Myelomeningocele (98.8%) Kelainan diketahui segera saat lahir (Lorber and Levick, 1967)
• Syringomielia : 25-40 tahun• Trauma : Usia produktif (16-30 tahun)
• Tumor : intramedulla (21-55 tahun), extrameduller (30-66 tahun) , Ekstradural (25-59 tahun)Studi : 26-60 tahun
• Infeksi tulang belakang Studi Swedia & Denmark Usia Dewasa muda dan tuaUsia kanak-kanak
• Degeneratif studi Herkelius dan Hindmarch penyakit diskus 30-39 tahun dan kelompok 40-49 tahunStudi : >> 41-50 tahun
Distribusi presentasi klinis saat diagnosis sebelum pembedahan
• Kongenital defek integritas, defisit neurologis, deformitas dan instabilitas
• Developmental defisit neurologis• Trauma gejala neurologis
• Tumor Nyeri (96%), kelemahan motorik (76%), otonom (57%), sensoris (51%) Studi Gilbert RW dkk
• Infeksi nyeri malam hari, gejala konstitusional, kompresi neural, instablitas dan deformitas (Hughes JT, 1978)
• Degeneratif Radikulopathy, cauda equina synd, klaudiokasio neurogenik, defisit motorik lanjut (Adams & Victor, 1985)
Distribusi kasus berdasarkan Prioritas dan Tujuan pembedahan
• Spina bifida terbuka segera 2-3 hari pasca kelahiran
• Trauma Dekompresi, fusi, stabilisasi pada cedera spinal dapat secara tipikal meningkatkan survival dan kualitas outcome pasien (Albin MS, 1978)
• Infeksi debridement, deformitas (stabilisasi)
• Degeneratif Dekompresi efektif
Distribusi kasus berdasarkan Approach pembedahan
Distribusi prosedur pembedahan khusus
• Neurosurgeon >> dekompressi dan tumor removal
• Orthopaed Fusi >>
AS 1996-1997 : 188.000 Discektomi : 39.000Dekompresi lumbar : 90.000Dekompresi : 27.000prosedur lain : 32.000
Distribusi Level kelainan dan prosedur pembedahan
• Tumor mayoritas pada level thorakal sekitar 60-70%
Studi Neoplasma level thorakal sebanyak 35 kasus (80%)
• Degeneratif kelainan pada diskus >>> cervikal dan lumbar
• Trauma cervikothorakal junction dan lumbar –thorakolumbar ( mobilitas)
• Infeksi TB >> lumbar (Loka dkk, 1997)• Kongenital spina bifida kistik 80%
lumbosakral / Lumbar 5-Sakral 1 (Lorber & Levick,1967)
Distribusi outcome klinis setelah menjalani prosedur pembedahan
Kelainan Tulang belakang • Pembedahan outcome 70-90%
excelent• 10-30 % tidak menolong dengan
pembedahan • 10% mengalami rekurensi • Komplikasi : Coe dkk (2006) infeksi
1.6%, Lesi neurologis 1.1%, meninggal 0.2%
Distribusi Letak lesi tumor
• Tumor ekstradural (primer dan metastase 55%, Tumor intradural extrameduller 45%, intrameduller 5% (Nigel Mendoza)
• Intradural-extrameduller : Meningioma 52—72%
• Intrameduller : Glioma (22%) ependymoma (60%)
• Ca Paru Metastase 49% (Grem JL dkk, 1985)
Kesimpulan• Jumlah kasus dalam 5 tahun 129 kasus. dalam
kisaran 20-30 kasus pertahun. Rata-rata dikerjakan 26 kasus pertahun
• Perbandingan laki-laki terhadap perempuan adalah 60 persen berbanding 40 persen (rasio 3:2)
• Kelompok kelainan dan kelompok umur adalah terbanyak pada kelainan neoplasma dan kelompok umur 41-50 tahun
Kesimpulan
• Presentasi klinis penderita sebelum menjalani prosedur pembedahan pada kelainan tulang belakang adalah defisit motorik (terbanyak), benjolan, nyeri, luka penetrans serta defisit sensoris
• Tujuan dan prioritas pelaksanaan prosedur pembedahan pada tulang belakang adalah dekompresi (terbanyak), dekompresi dan stabilisasi, rekonstruksi, debridement serta eksplorasi
Kesimpulan
• Approach prosedur pembedahan yang dilakukan pada kelainan tulang belakang adalah pendekatan posterior approach sebanyak 98% dan anterior approach 2%
• Prosedur-prosedur khusus yang dilakukan pada pembedahan tulang belakang yaitu terbanyak laminektomi, removal tumor, rekonstruksi, discektomi, instrumentasi, bone graft, fusi spinal, debridement, laminotomi, korpektomi, shunting, foraminotomi, laminoplasty
Kesimpulan
• Presentase level kelainan dan prosedur pembedahan pada kelainan tulang belakang terbanyak dilakukan pada regio thorakal sebanyak 44 kasus (34.2%), lumbosakral 23 kasus (17.8%), lumbal 19 kasus (14.7%), cervical bawah 17 kasus (13.2%), thorakolumbal 13 kasus (10.1%), sacrum 9 kasus (7%), cervikothorakal 3 kasus (2.3%), paling sedikit pada cervical atas 1 kasus (0.8%)
Kesimpulan
• Luaran klinis setelah prosedur pembedahan pada kelainan tulang belakang dengan perbaikan 56%, tanpa perubahan 33%, komplikasi 5%, meninggal 4%, dan perburukan 2 %
• Distribusi letak kelainan dan histopatologi kelainan akibat tumor / neoplasma pada tulang belakang adalah tumor intradural ekstrameduller 38 kasus (65%), intrameduller 12 kasus (21%), dan ekstradura 8 kasus (14%).
SARAN
• Penelitian ini sifatnya terbatas, untuk itu perlu penelitian terhadap variabel-variabel lain serta perlu dilanjutkan dengan penelitian serupa pada skala yang lebih luas
• Perlunya pencatatan rekam medis yang detail dan lengkap untuk kepentingan data
Tumor Extradural
Tumor Intradural
Komplikasi prosedur dekompressi
Komplikasi prosedur fusi spinal