MAKALAH 10 langkah PKB
-
Upload
farizy-ujjaj -
Category
Documents
-
view
950 -
download
24
Transcript of MAKALAH 10 langkah PKB
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Program KB telah menjadi pembangunan sesuai dengan tuntunan
global dan masyarakat terhadap perkembangan program, Sesuai dengan garis
kebijakan pembangunan nasional setiap kebijakan oprasional dalam rangka
pemberdayaan keluarga dengan visi program KB nasional yaitu : Penduduk
tumbuh seimbang tahun 2015 dengan misi menjadi pembangunan berwawasan
kependudukan dan keluarga kecil bahagia sejahtera . Untuk mewujudkan visi
misi tersebut tentunya perlu ditunjang oleh petugas yang handal dan
Pberkualitas baik ditingkat pusat , Provinsi , Kabupaten / Kota maupun
ditingkat lini lapangan , meliputi petugas lapangan KB/ PLKB maupun kader
KB. Dalam meningkatkan kinerja kualitas petugas lapangan KB yang memuat
juknis masuk dalam rumpun ilmu sosial ( juknis angka kredit ) maka sebagai
pejabat fungsional PKB dituntut untuk membuat penilaian angka kredit sebagai
syarat untuk dapat naik pangkat / golongan diatasnya , untuk kenaikan pangkat
dari III/D ke golongan IV/A ada persyaratan khusus yang harus ditempuh yaitu
membuat makalah tertulis dan menyajikan dalam bentuk power point serta
mempresentasikannya dihadapan tim penilai perwakilan BKKBN provinsi
Jawa Timur ( surat no 3189/KT.201/J.1/2012 )
II. MASALAH
a. PUP ( Pendewasaan Usia Perkawinan )
Meningkatkan angka usia kawin kurang dari duapuluh tahun didesa
Jatisari Dusun Andongbang Kepala desa, Mudin , Tokoh agama seringkali
membuat kebijakan menaikkan usia wanita sebagai syarat usia nikah
sebagai contoh :
Banyak anak yang baru lulus dari sekolah dasar khususnya kaum
wanita yang usianya di “ mark up ” demi untuk memenuhi kriteria nikah ,
hal tersebut dilakukan dikarenakan tekanan budaya lingkungan sekitar
yang terpengaruh dari tingkat pendidikan masyarakat yang rendah.
b. Permasalahan KB dalam pemberian pelayanan
Beberapa permasalahan KB tersebut adalah :
- Jadwal pelayan MOW yang memberatkan petugas dan aseptor,
selain itu
Kuarangnya mutu pelayanan medis dimana sering terjadi jumlah
aseptor yang terlalu banyak mengakibatkan sering terjadinya
jahitan hanya satu , hal tersebut berdampak kepada terjadinya
komplikasi ringan hingga komplikasi berat.
- Aseptor IUD yang tidak dapat langsung dilayani pemasangannya
karena kriteria medis yang baru ( iritasi keputihan dll )
- Obat pendukung yang masih kurang
- Sulitnya mensingkronkan jadwal pelayanan dengan waktu para
aseptor sehingga banyak aseptor yang memilih untuk
mengundurkan diri
c. Pemberdayaan Keluarga
a. Sulitnya kelompok untuk berkembang dikarenakan bebrapa
permasalahan yang dihadipi dilapangan sebagai berikut
- kurangnya dukungan bantuan modal
- Sarana pendukung yang memadahi,
- kurangnya pelatihan dan promosi
- pemasaran rendah
d. Ketahanan Keluarga
a. Sedangkan dalam program ketahanan keluarga faktor-faktor yang
menjadi kelemahan program ini adalah:
- Klompok kurang berkembang dikarenakan minant masyarakat
yanga belum maksimal
- Dukungan tokoh masyarakat yang masih kurang
- Saranan dan prasaranan yang masih kurang
III. Pemecahan Masalah
a. Dalam program PUP langkah yang dapat diambil untuk
memecahkan masalah dalam program ini adalah dengan :
Melakukan pendekatan kepada tokoh formal ( kades,
mudin, petugas pencatat nikah ) dan informal ( Kyai dan
ulama setempat
Menggalakkan program wajib belajar delapan belas tahun
Menunnda kehamilan pertama diatas duapuluh tahun
dengan menggunakan kontrasepsi
b. Permasalahan kedua adlah pelayanan KB dan pemecahaan
masalah yang dapat ditempuh diantaranya :
Memberdayakan IMP agar memiliki kemampuan medis
KIE IUD contoh yang sering terjadi di lapangan seperti
calo IUD tidak dapat langsung dilayani dikarenak harus
memenihi persyaratan medis mens empat hari baru bisa
terlayani kalo sakit ( keputihan, iritasi dll ) diobati dan
perlunya dukungan obat pendukung ( albothyl antiolid dan
gnetianviolet dll )
c. Dalam Hal pelayanan MOW langkah yang dapat ditempuh
diantaranya:
Mensingkronkan jadwal antar petugas kecamatan dengan
kontor Kabupaten yang jelas dan tegas
Singkronisasi jadwal petugas KB dan aseptor KB yang ada
di Kecamatan
Jadwal pelayanan dibatasi agar yang memiliki daerah
orasional dengan kondisi medan yang sangat berat
( Pegunungan , rawan perampokan ) dapat terlayani dengan
baik
Memberi masukan petugas medis / kantor KB supaya mutu
jahitan dapat ditingkatkan dengan demikian paska
pelayanan kejadian komplikasi ringan dan berat dapat
ditekan atau diminimalisir
d. Selanjutnya adalah pemberdayaan keluarga dengan pemecahan
yang dilakukan:
Bekerjasama dengan Kabupaten untuk mendapatkan
pinjaman modal lunak
Mengusulkan dalam musrenbang dari tingkat desa dan
kecamatan untuk mengusulkan pelatihan bagi tiap
kelompok yang nantinya dapat diikut sertakan di dalam
pameran yang diadakan oleh BKKBN maupun instansi
terkait seperti UKM, PNPM dan momen-momen yang ada
e. Berikutnya adalah pemecahan masalah di dalam program
ketahanan keluarga dengan jalan:
melakukan pendekatan dengan tokoh formal dang informal
tentang pentingnya kegiatan bina-bina agar memperoleh
perhatian serta ikut melakukan KIE pada masyarakat
diwilayah masing-masing,
Meningkatkan KIE pada IMP untuk mengaktifkan kembali
kegiatan tribina, mengusulkan sara pendukung lewat
musrenbang desa kecamatan maupun Kabupaten agar
kegiatan ini lengkap (adanya timbangan , APE , LIFlet
poster, tensimeter, alat-alat olahraga, komputer dll ).
IV. Kesimpulan
Dari beberapa realitas masalah yag telah dipaparkan diatas
merupakan permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi oleh
petugas lapangan PKB / PLKB dari penerapan 10 langkah PKB yang
belum optimal, pengaturan jadwal yang kurang baik, dan koor dinasi
yang sering berjalan kurang lancar. Dalam usaha untuk mengatasi hal
tersebut dan upaya mengoptimalisasikan pencapaian program yang
hendak di implementasikan di lapangan. Untuk mengatasi hal tersebut
penerapan sepuluh langkah PKB diharapkam dapat meminimalisir dan
mengatasi masalah yang sering terjadi tersebut
V. Saran
Dari kesimpulan ditas saran perbaikan yang dapat direkomendasikan
adalah sebagai berikut:
- Pendalaman dan pemahaman sepuluh langkah PKB
- Manajemen jadwal yang harus ditingkatkan
- Mempersolid kerjasama antara aseptor dan petugas dilapangan dan
dinas-dinas terkait yang berhubungan langsung dengan pelayanan
dan program yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Juknis angkra kredit penyuluh KB BKKBN Provinsi jatim tahun 2008
Surat perwwakilan badan kependudukan dan keluarga berencana nasional Provinsi Jawa Timir tanggal 25 oktober 2012 no 3189/KT.201/J.I 2012
REK/KECR/I /KS/07
Petunjuk tehnik pelayanan kontrasepsi penerbit BKKBN tahun 2009
Petunjuk pelaksanaan pengelolaan kegiatan BKB penerbit direktorat pengembangan keluarga BKKBN Jakarta 2009
Pedoman pengelolaan bina keluargga lansian direktorat pengembangan ketahanan keluarga BKKBN Jakarta 2009
Petunjuk tehnik pelaksanaan program KRR dan BKR bagi PLKB/PKB penerbit BKKBN provinsi jatim tahun 2009
Buku pedoman peran toga toma dalam program KBN tahun 2008
Buku pegangan kelompok PPKS direktorat pemberdayaan ekonomi keluarga BKKBN tahun 2009
Data basis Kecamatan
Batas batas : Sebelah utara Kecamatan Purwosari
Sebelah Timur Kecamatan Tutur
Sebelah barat gunung Arjuna
Jumlah desa ada 13 desa
1. Purwodadi
2. Parerejo
3. Sentul
4. Cowek
5. Capang
6. Jatisari
7. Gajah rejo
8. Pucang sari
9. Tambak sari
10. Semut
11. Lebakrejo
12. Gerbo
13. Dawuhan sengon
Desa binaan terdapat lima desa :
1. Purwodadi
2. Cowek
3. Jatisari
4. Pucangsari
5. Dawuhan sengon
Desa Purwodadi
Jumlah PPKBD : 1
Jumlah sub PPKBD : 20
Jumlah kader KB : 35
Jumlah dusun : 4
Jumlah RT : 28
Jumlah rumah tangga : 1343
Jumlah KK : 1476
Jumlah jiwa : L : 2609 P : 2623
Jumlah WUS : 1538
Jumlah balita : 251
Jumlah PUS : 956
Jumlah peserta KB : 643
Jumlah bukan peserta KB : 316
Jumlah pencapaian
PPM PB 2012 : 163
Pencapaian PB sampai dengan oktober 2012 : 141 ( 86.50% )
PPM PA 2012 : 672
Pencapaian PA sampai dengan oktober 2012 : 488 (72.61% )
Tahapan keluarga
Jumlah keluarga Pra S : 358
KSI : 306
KSII : 265
KSIII : 465
KSIII+ : 82
Jumlah : 1476
Pembinaan ketahanan keluarga
jumlah kelompok BKB : 1
jumlah BKL : 1
jumlah BKR : 1
jumlah UPPKS : 2 ( pia manah dan jamu instan )
Desa Dawuhan Sengon
Jumlah PPKBD : 1
Jumlah sub PPKBD : 24
Jumlah kader KB : 36
Jumlah dusun : 8
Jumlah RT : 46
Jumlah rumah tangga : 1592
Jumlah KK : 1632
Jumlah jiwa : L : 2709 P : 2720
Jumlah WUS : 1569
Jumlah balita : 369
Jumlah PUS : 1153
Jumlah peserta KB : 763
Jumlah bukan peserta KB : 390
Jumlah pencapaian
PPM PB 2012 : 151
Pencapaian PB sampai dengan oktober 2012 : 798
PPM PA 2012 : 134
Pencapaian PA sampai dengan oktober 2012 : 558
Tahapan keluarga
Jumlah keluarga Pra S : 556
KSI : 416
KSII : 349
KSIII : 283
KSIII+ : 26
Jumlah : 1632
Pembinaan ketahanan keluarga
jumlah kelompok BKB : 1
jumlah BKL : 0
jumlah BKR : 0
jumlah UPPKS : 2 ( usaha sayur dan kue kering )
Desa Pucangsari
Jumlah PPKBD : 1
Jumlah sub PPKBD : 12
Jumlah kader KB : 26
Jumlah dusun : 4
Jumlah RT : 19
Jumlah rumah tangga : 985
Jumlah KK : 1040
Jumlah jiwa : L : 2187 P : 2243
Jumlah WUS : 930
Jumlah balita : 161
Jumlah PUS : 815
Jumlah peserta KB : 543
Jumlah bukan peserta KB : 272
Jumlah pencapaian
PPM PB 2012 : 114
Pencapaian PB sampai dengan oktober 2012 : 573
PPM PA 2012 : 101
Pencapaian PA sampai dengan oktober 2012 : 406
Tahapan keluarga
Jumlah keluarga Pra S : 730
KSI : 200
KSII : 60
KSIII : 44
KSIII+ : 6
Jumlah : 1040
Pembinaan ketahanan keluarga
jumlah kelompok BKB : 1
jumlah BKL : 0
jumlah BKR : 0
jumlah UPPKS : 1 ( pembibitan TOGA )
Desa Cowek
Jumlah PPKBD : 1
Jumlah sub PPKBD : 24
Jumlah kader KB : 30
Jumlah dusun : 6
Jumlah RT : 24
Jumlah rumah tangga : 1118
Jumlah KK : 1236
Jumlah jiwa : L : 2284 P : 2306
Jumlah WUS : 1993
Jumlah balita : 122
Jumlah PUS : 793
Jumlah peserta KB : 531
Jumlah bukan peserta KB : 262
Jumlah pencapaian
PPM PB 2012 : 127
Pencapaian PB sampai dengan oktober 2012 : 110 (86.61%)
PPM PA 2012 : 721
Pencapaian PA sampai dengan oktober 2012 : 569 (78.91% )
Tahapan keluarga
Jumlah keluarga Pra S : 326
KSI : 467
KSII : 302
KSIII : 122
KSIII+ : 30
Jumlah : 1236
Pembinaan ketahanan keluarga
jumlah kelompok BKB : 1
jumlah BKL : 1
jumlah BKR : 0
jumlah UPPKS : 2 ( olahan jamur dan aneka kripik )
SEPULUH LANGKAH PKB
Pendekatan Tokoh Formal
1. Melaksanakan advokasi kepala desa / kelurahan. Dengan membawa konsep program
2. Melakukan advokasi kepada pengurus BPD dengan membawa konsep program yang telah diadvokasikan kepada kepala desa / kelurahan
Pendataan dan Pemetaan
1. Mengumpulkan data wilayah kerja 2. Mengolah data wilayah kerja 3. Mengevaluasi data wilayah kerja 4. Menganalisa data wilayah kerja
Pendekatan Tokoh Informal
1. Melakukan advokasi kepada tokoh agama dengan membawa konsep program yang telah diadvokasikan di lengkah pertama
2. Melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat dengan membawa program yang telah diadvokasikan kepada tokoh agama
Pembentukan kesepakatan
1. Mematangkan program di langkah pertama dan ketiga dalam bentuk konsep komitmen atau membuat materi rakordes
2. Materi rakordes yang telah disusun dan dibahas dalam rapat terbatas, paling tidak antara unsur Pemerintah Desa/Kelurahan dengan unsur BPD
3. Menyempurnakan konsep materi rakordes
Pemantapan Kesepakatan
1. Melakukan rakordes sesuai materi rakordes yang dihasilkan dilangkah keempat
2. Dokumentasi dan pengarsipan
KIE oleh tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat yang telah diadvokasi dan ikut menyapakati hasil rakordes didorong dan dimotivasi untuk turut berperan dalam upaya penyebarluasan hasil kesepakatan oprasional program melalui berbagai media yang ada di desa/kelurahan
Pembentukan Group Pelopor
1. Mengembangkan , memotivasi para keluarga yang telah mempunyai pengalaman dan merasakan manfaat program untuk menjadi teladan panutan keluarga lain
Pelayanan KB
1. Menggerakkan IMP terutama yang klasifikasinya IMP dasar dan berkembang untuk mempersiapkan kegiatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
2. Menggerakkan IMP terutama yang klasifikasinya IMP dasar dan berkembang untuk mempersiapkan kegiatan pembinaan ketahanan keluarga dalam peningkatan kesejahteraan keluarga
3. Bersama-sama atau tanpa IMP melaksanakan kegiatan prakonseling dan kegiatan konseling kepada sasaran KB dan KS
4. Menggalang kemitraan untuk kegiatan pelayanan KB/KS bersama masyarakat
5. Mendorong IMP yang kualifikasinya IMP mandiri untuk mempertahankan kinerjanya
Pembinaan Peserta
1. Sosialisasi 8 fungsi keluarga dilingkungan tokoh foormal 2. Sosialisasi 8 fungsi keluarga dilingkungan tokoh informal3. Sosialisasi 8 fungsi keluarga dilingkunganLSOM dan IMP 4. Sosialisasi 8 fungsi keluarga kepada para keluarga
Evaluasi, Pencatatan dan Pelaporan
1. Melakukan pencatatan pelaporan KB/KS yang dibakukan 2. Memonitor pelaksanaan program KB/KS diwilayah kerjanya3. Melakukan evaluasi pelaksanaan program KB/KS di wilayah kerjanya