Makalah 1
-
Upload
albert-hanc -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of Makalah 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Masa nifas merupakan suatu keadaan yang fisiologis yang akan dialami oleh seorang
wanita setelah mengalami proses persalinan. Saat menalami nifas, banyak wanita yang
merasakan beberapa gangguan atau rasa cemas akibat beberapa faktor penentu. Faktor yang
dapat menentukanatau dapat menyebabkan adanya gangguan pada psikologi ibu sangatlah
banyak sekali, seperti rasa kehilangan janinnya yang telah terpisah dari dirinya, faktor ekonomi
yang menekan keadaan ibu, dan masih banyak lagi faktor yang dapat menyebabkan gangguan
pada psikologi ibu masa nifas.
Devinisi masa nifassangatlah banyak versi, hal ini tergantung dari ahli yang mencetuskan
masa nifas itu sendiri. Pada dasarnya masa nifas memiliki satu makna yang sama yakni masa
setelah persalinan hingga 6 minngu setelah persalinan.
Dalam masa nifas, tubuh ibu akan mengalami pemulihan pada bentuk semula yakni
bentuk sebelum hamil. Perubahan perubahan tersebut seperti perubahan pada sistem pencernaan,
perkemihan, hormonal, musculoskinetal, kardivvaskuler, hematologi,psikologi ibu dan
sebagainya. Perubahan peruhan tersebut merupakan perubahan yang fisiologis yang terjadi
selama masa nifas jika erubahan tersebut masih dalam batar normal dan tidak mengarah ke
keadaan patologi.
Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat dengan klien (bidan), kita
wajib mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu termasuk psikologi ibu pada masa
nifas agar tidak terjadi keadaan yang mengarah patologi dan keadaan tersebut dapat segera
diatasi bahkan dicegah secara dini. Segala hal tersebut dapat diketahui dengan adanya tanda-
tanda yang mengarah pada salah satu perubahan yang patologi. Oleh karena itu bidan wajib
mengetahui tanda dan gejala guna penanganan pertama jika menemukan kasus seperti itu saat
berada dilapangan (dunia kesehatan).
1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah diaantaranya:
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yakni Askeb IV.
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang devinisi masa nifas, dan perubahan psikologi
pada masa nifas.
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang jenis-jenis gangguan psikologi dan
penatalaksanaannya.
1.3.Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini diantaranya:
Mahasiswa dapat mengetahui tentang devinisi masa nifas dan perubahan psikologi pada ibu
yang sedang nifas.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang macam atau jenis gangguan psikologi pada ibu nifas
dan penatalaksanaanya.
1.4.Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah studi
pustaka. Hal ini dikarenakan studi pustaka merupakan metode penulisan yang dapat membantu
dan mempermudah penulis dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Masa nifas
Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pelayanan
pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa nifas untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi serta guna melakukan pendeteksian secara dini tentang adanya keadaan
yang mengarah komplikasi.
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil. Nifas (peurperium) berasal dari bahasa latin.
Peurperium ini sendiri berasal dari 2 dua suku kata yakni peur dan parous. Peur berarti bayi dan
parous berarti melahirkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa peurperium merupakan masa setelah
melahirkan.
Peurperium atau nifas juga dapat diartikan sebagai masa postpartum atau masa sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai 6 minggu berikutnyadisertai pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan saat melahirkan.
Beberapa tahapan masa nifas diantaranya:
Peurperium dini : masa kepulihan, dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan serta
menjalankan aktifitasnya layaknya wanita normal lainnya
Peurperium intermediate : suatu kepulihan menyeluruh alar-alat genitalia yang lamanya sekitar
6_8 minngu.
Peurperium remote : waktu yang dibutuhkan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila
ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
2.2.Adaptasi Psikologi Masa Nifas
Psikologi pada ibu nifas sebenarnya telah mengalami proses adaptasi sejak ibu tersebut
dalam kondisi hamil. Perubahan perubahan psikologi pada setiap individu tentunya berbeda, hal
ini dipengaruhi oleh kondisi psikologi ibu sebelum hamil.
Pengalaman menjadi orang tua khususnya menjadi seorang ibu tidaklah selalu
merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi setiap wanita atau pasangan suami istri.
Banyak hal menambah beban hingga membuat seorang wanita merasa down. Banyak
wanita yang merasa tertekan pada saat setelah melahirkan, sebenarnya itu hal yang wajar.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani ibu. Tanggung jawab
seorang ibu semakin besar dengan lahirnya bayi yang baru lahir. Dukunagn dan perhatian dari
seluruh anggota keluarga lainnya merupakan dukungan yang positif bagi ibu. Dalam menjalani
adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase fase sebagai berikut:
Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua
setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman
selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu
menjadi pasif terhadap lingkungannya.
Gangguan psikologi pada fase ini biasanya antara lain:
Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya (jenis kelamin,
warna kulit, dan sebagainya)
Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu (sakit pada jahitan
perineum, mulat akibat adanya kontraksi uterus dan sebgainya.)
Rasa bersalah karena belum dapat menyusui bayinya.
Kritikan dari orang terdekat menbuat ibu merasa tidak nyaman yang sebenarnya tugas merawat
bayi adalah tugas bersama bukan hanya tugas dari ibu.
Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir
akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu
memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
Fase letting go
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah
melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.
2.3.Gangguan pada Masa Nifas
2.3.1. Post Partum Blues
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini
disebut dengan baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat
hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon
alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena perubahan fisik dan emosional
selama beberapa bulan kehamilan. Disini hormone memainkan peranan utama dalam hal
bagaimana ibu bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Setelah melahirkan dan lepasnya plasenta
dari dinding rahim, tubuh ibu mengalami perubahan besar dalam jumlah hormone sehingga
membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Disamping perubahan fisik, hadirnya seorang
bayi dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan ibu dalam hubungannya dengan suami,
orang tua, maupun anggota keluarga lain. Perubahan ini akan kembali secara perlahan setelah ibu
menyesuaikan diri dengan peranan barunya dan tumbuh kembali dalam keadaan normal.
Port partum blues merupakan masa transisi mood setelah melahirkan. Kejadian ini sering
terjadi pada 50_70 % wanita. Post partum blues atau sering juga disebut dengan maternity blues.
Gejala gejala dari post partum blues diantaranya sebagai berikut:
Sedih
Sering menangis
Mudah tersiggung
Cemas
Labilitas perasaan
Sering menyalahkan diri sendiri
Gangguan tidur
Nafsu makan menurun
Kelelahan
Mudah sedih
Cepat marah
Mood cepat berubah
Pelupa
Perasaan bersalah
Faktor-faktor penyebab timbulnya post pastum blues adalah sebagai berikut:
Faktor hormonal, berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin seta estriol yang
terlalu rendah.
Ketidaknyamanan fisik yang dialami sehingga menimbulkan perasaan emosi.
Faktor umur dan jumlah anak
Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
Dukungan yang diberikan dari lingkungan (suami, keluarga dan yng lainnya)
Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan perubahan yang terjadi.
Ketidaksiapan terhadap perubahan peran yang terjadi pada wanita tersebut.
Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam sehingga takut yang berlebihan akan kehilangan
bayinya.
Masalah kecemburuan dari anak yang terdahulu
Beberapa cara untuk mengatasi postpartum blues adalah sebagai berikut:
Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi masa nifas.
Komunikasi segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan
Selalu membicarakan rasa cemas yang dialami
Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang telah dialami dan berusaha melakukan peran
barunya sebagai seorang ibu dengan baik.
Cukup beristirahat
Menghindari perubahan hidup yang drastis
Berolahraga ringan
Berikan dukungan dari semua keluarga, suami, atau saudara.
Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang yang profesional agar dapat memfasilitasi faktor
resiko lainnya selama masa nifas dan membantu dalam melakukan upaya pengawasan
2.3.2. Depresi Berat
Depresi berat dikenal sebagai sindroma depresif non psikotik pada kehamilan namun
umumnya terjadi dalam beberapa mingggu sampai bulan setelah kelahiran. Gejala-gejala dari
depresi berat diantaranya sebagai berikut:
Perubahan pada mood
Gangguan pola tidur
Perubahan nafsu makan dan mental
Terkadang muncul fobia, ketakutan akan menyakiti diri sendiri atau bayinya.
Depresi berat akan memiliki resiko tinggi pada wanita atau keluarga yang pernah
mengalami kelainan psikiatrik atau pernah mengalami premenstrual sindrom. Penatalaksaan
depresi berat diantanya sebagai berikut:
Dukungan yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan sekitar
Lakukan terapi dari psikiater atau psikolog
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti depresan
Lakukan rujukan agar ibu mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
2.3.3. Psikosis Post Partum
Psikosi post partum merupakan depresi yang paling berat, biasa terjadi pada minggu
pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.Faktor penyebab dari timbulnya psikosis post
partum diantranya sebagai berikut:
Faktor sosial kultural (dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau etnik ).
Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )
Karakter personal seperti harga diri yang rendah.
Perubahan hormonal yang cepat.
Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan orang lain yang
mengakibatkan kurangnya dukungan.
Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
Merasa terisolasi.
Selain faktor penyebab, sebagai tenaga kesehatan haruslah mengetahui gejala dari adanya
psikosis post partum. Gejala dari psikosis diantaranya adalah sebagai berikut:
o Curiga berlebihan
o Kebingungan
o Sulit konsentrasi
o Bicara meracau atau inkoheren
o Pikiran obsesif ( pkiran yang menyimpang dan berulang-ulang )
o Impulsif ( bertindak diluar kesadaran )
Setelah mengetahui tanda dan gejala dari psikosis post partum, tenaga kesehatan haruslah
dapat menangani kegawatdaruratan dari psikosis post partum. Penatalaksanaan dari psikosa post
partum diantaranya sebagai berikut:
Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti depresan
Lakukan rujukan ke rumah sakit guna perawatan lebih lanjut.
Untuk mengurangi resiko terjadinya psikosis post partum, maka lakukan pencegahn-
pencegahan dibawah ini.
Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosis pospartum, sehingga ibu dan
keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka akan segera mendapatkan penanganan
yang tepat.
Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang
cukup. Keduanya penting dalam periode pospartum.
Olahraga
Merupakan kunci untuk mengurangi psikosis postpartum, lakukan peregangan selama 15 menit
dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih menguasai
emosional yang berlebihan.
Beritahukan perasaan ibu
Jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu inginkan dan
butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera beritahukan kepada orang
yang dipercaya ataupun orang yang terdekat.
Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat
Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan pospartum sangat penting,
yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu berada disamping ibu setiap ada kesulitan.
Persiapan diri dengan baik
Persiapan sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil, baca buku-buku yang
dibutuhkan.
Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan golakan perasaan yang
terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda yang belum stabil, bisa ibu curahka dengan
memasak atau membersihkan rumah.
Dukungan emosional
Minta dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat mengatasi rasa
frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka mengenai perubahan yang ibu rasakan, sehingga ibu
merasa lebih baik dari setelahnya.
2.3.4. Kesedihan dan Dukacita
Kemurungan masa nifas
Kemurungan masa pada masa nifas masih dapat dianggap normal. Hal ini disebabkan
oleh perubahan yang dalam tubuh seorang wanita selama kehamilan dan persalinan serta
perubahan dalam irama/cara kehidupan ibu setelah bayinya lahir. Seorang ibu lebih beresiko
mengalami kemurungan pasca persalinan, karena ia masih mudah mempunyai masalah dalam
menyusui bayinya. Kemurungan pada masa nifas merupakan hal yang umum dan perasaan-
perasaan itu demikian biasanaya hilang sendiri dalam dua minggu sesudah melahirkan.
Tanda–tanda dan gejala dari kemurungan post partum sebagai berikut:
sangat emosional
sedih
khawatir
mudah tersinggung
cemas
merasa hilang semangat
mudah marah
sedih tanpa sebab
labil
tidak bisa tidur
nafsu makan menurun
merasa tidak mampu untuk merawat diri dan bayi
ingin menciderai diri / bayinya
menangis berulang kali.
Jika tanga dan gejala tersebut dibiarkan, maka ibu akan mengalami keadaan yang makin
memburuk dan dapat berdampak menjadi sebuah gangguan psikologi ibu yakni halusinasi.
Halusinasi merupakan sikap ibu yang merasa mendengar suara-suara (bisikan) atau tidak dapat
berpikir secara jernih.
Etiologi terjadinya kemurungan postpartum yakni adanya berbagai perubahan yang
terjadi didalam tubuh wanita sealama kehamilan dan perubahan dengan cara hidupnya sesudah
mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh pada keadaan tidak hamil
dan sementara proses menyesuai telah terjadi.adanya perasaan kehilangan fisik sesudah
melahirkan yang menjurus pada perasaan sedih.
Kemurungan akan semakin menjadi parah oleh adanya ketidaknyamanan jasamani, rasa
letih, stres, atau kecemasan. Penatalaksanan dari kemurungan postpartum yakni
Ajaklah ibu untuk membicarakan hal yang dialami oleh ibu.
Dampingi ibu dan bayi agar ibu tidak merasa kesepian dan murung untuk beberapa hari atau
beberapa minggu.
Berikan kesempatan yang luas untuk bertanya kepada ibu
Bantu ibu untuk merawat dirinya dan bayinya agar ibu merasa diprehatikan
berikan dukungan atau dorongan pada ibu untuk merwat bayinya.
Terciptanya ikatan antara ibu dan anak
Menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama setelah melahirkan
yaitu dengan cara mendorong pasangan orang tua memegang bayinya, serta memberikan
kesempatan untuk mengeksplor tubuh bayi dan memberikan komentar positif tentang bayinya.
Perilaku normal orang tua untuk menyentuh dan mengeksplor bayinya ketika mereka
pertama kali melihat bayinya serta mengusap tubuh bayinya dengan telapak tangan lalu
mengedongnya dilengan dan memposisikanya sedemikian rupa sehingga matanaya bertatapan
langsung dengan mata bayi.
Berbagai perilaku yang merupakan tanda yang harus diwaspadai dalam kaitannya dengan
ikantan antara ibu adalah sikap bermusuhan yang ditunjukkan ibu. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan adanya tanda gejala sebagai berikut:
Ibu tidak mau menatap bayinya
Ibu acuh terhadap bayi
Ibu tidak mau menyentuh dan mengekplor bayi
Terlihat adanya kekecewaan terhadap bayinya yang disebabkan oleh suatu hal (jenis kelamin
tidak sesuai dengan keinginan)
Memberikan komentar yang negatif pada bayinya
Penatalaksanaan dari tidak adanya ikatan yang baik antara ibu dan bayi diantaranya :
o Berikan dukunagn kepada ibu untuk mengekplor dan menerima keadaan bayinya.
o Ciptakan suasana yang dapat menumbuhkan rasa percayadiri ibu.
o Lakukan pengamatan terhadap sikap ibu terhadap bayinya secara continue.
o Lakukan rujukan jika sikap bermusuhan pada ibu yang berkelanjutan.
Kesedihan dan dukacita sering terjadi pada ibu nifas. Hal ini biasanya terjadi pada ibu
yang merasa kekecewaan terhadap bayi yang dilahirkan atau merasa kehilangan bayinya.
Guna pencegahan untuk keadaan ini diantaranya sebagai berikut:
o Menyadari keadaan dirinya dan janin selama masa kehamilan.
o Berikan dukungan untuk ibu dari keluarga dan lingkungan sekitar
o Anjurkan ibu untuk selalu mengingat Maha Pencipta atau mendekatkan diri kepada Tuhan.
o Berikan kepercayaan ibu selama kehamilan dan persalinan
o Anjurkan ibu untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat untuk dirinya (mengisi waktu luang)
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil. Nifas (peurperium) berasal dari bahasa latin.
Peurperium ini sendiri berasal dari 2 dua suku kata yakni peur dan parous. Peur berarti bayi dan
parous berarti melahirkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa peurperium merupakan masa setelah
melahirkan.
Beberapa tahapan masa nifas diantaranya:
Peurperium dini
Peurperium
Peurperium remote
Dalam menjalani adaptasi pada masa nifas, ibu akan mengalami fase fase sebagai
berikut:
Fase taking in
Fase taking hold
Fase letting go
Post partum blues merupakan masa transisi mood setelah melahirkan. Kejadian ini sering
terjadi pada 50_70 % wanita. Post partum blues atau sering juga disebut dengan maternity blues.
Gejala gejala dari post partum blues diantaranya sebagai berikut:
Sedih
Sering menangis
Mudah tersiggung
Cemas
Labilitas perasaan
Sering menyalahkan diri sendiri
Gangguan tidur
Nafsu makan menurun
Kelelahan
Mudah sedih
Cepat marah
Mood cepat berubah
Pelupa
Perasaan bersalah
Faktor-faktor penyebab timbulnya post pastum blues adalah sebagai berikut:
Faktor hormonal
Ketidaknyamanan fisik yang dialami sehingga menimbulkan perasaan emosi.
Faktor umur dan jumlah anak
Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
Dukungan yang diberikan dari lingkungan (suami, keluarga dan yng lainnya)
Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan perubahan yang terjadi.
Ketidaksiapan terhadap perubahan peran yang terjadi pada wanita tersebut.
Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam sehingga takut yang berlebihan akan kehilangan
bayinya.
Masalah kecemburuan dari anak yang terdahulu
Beberapa cara untuk mengatasi postpartum blues adalah sebagai berikut:
Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi masa nifas.
Komunikasi segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan
Selalu membicarakan rasa cemas yang dialami
Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang telah dialami dan berusaha melakukan peran
barunya sebagai seorang ibu dengan baik.
Cukup beristirahat
Menghindari perubahan hidup yang drastis
Berolahraga ringan
Berikan dukungan dari semua keluarga, suami, atau saudara.
Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang yang profesional agar dapat memfasilitasi
faktor resiko lainnya selama masa nifas dan membantu dalam melakukan upaya pengawasan
Gejala-gejala dari depresi berat diantaranya sebagai berikut:
Perubahan pada mood
Gangguan pola tidur
Perubahan nafsu makan dan mental
Terkadang muncul fobia, ketakutan akan menyakiti diri sendiri atau bayinya.
Penatalaksaan depresi berat diantaranya sebagai berikut:
Dukungan yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan sekitar
Lakukan terapi dari psikiater atau psikolog
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti depresan
Lakukan rujukan agar ibu mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Faktor penyebab dari timbulnya psikosis post partum diantranya sebagai berikut:
Faktor sosial kultural
Faktor obstetrik dan ginekologik
Karakter personal seperti
Perubahan hormonal yang cepat.
Marital disfungsion
Unwanted pregnancy
Merasa terisolasi.
Gejala dari psikosis diantaranya adalah sebagai berikut:
o Curiga berlebihan
o Kebingungan
o Sulit konsentrasi
o Bicara meracau atau inkoheren
o Pikiran obsesif
o Impulsif
Penatalaksanaan dari psikosa post partum diantaranya sebagai berikut:
Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti depresan
Lakukan rujukan ke rumah sakit guna perawatan lebih lanjut.
Kesedihan dan dukacita sering terjadi pada ibu nifas. Hal ini biasanya terjadi pada ibu
yang merasa kekecewaan terhadap bayi yang dilahirkan atau merasa kehilangan bayinya.
Guna pencegahan untuk keadaan ini diantaranya sebagai berikut:
o Menyadari keadaan dirinya dan janin selama masa kehamilan.
o Berikan dukungan untuk ibu dari keluarga dan lingkungan sekitar
o Anjurkan ibu untuk selalu mengingat Maha Pencipta atau mendekatkan diri kepada Tuhan.
o Berikan kepercayaan ibu selama kehamilan dan persalinan
o Anjurkan ibu untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat untuk dirinya (mengisi waktu luang)
3.2.Saran
Makalah merupakan salah satu karya tulis yang dapat membantu para pembacanya
untuk mendapatkan informasi tertentu. Untuk itu, bagi para pembaca sebaiknya membaca
beberapa sumber atau literatur guna perbandingan.