Makala h

download Makala h

of 36

description

Makalah

Transcript of Makala h

MONITORING DAN EVALUASI KESEHATAN KOMUNITASUntuk Memenuhi Tugas PJBLCOMMUNITY HEALTH NURSING 2

KELOMPOK 51. Muftiya Dwi Cahyani (125070218113020) 2. Innani Wildania Husna (125070218113028) 3. Amanda Kardinasari (125070218113030) 4. Risdiana Anjani(125070218113031) 5. Soraya Dwi Kusmiani (125070218113032) 6. Siti Nur Rizky S (125070218113034) 7. Yessie Rohan (125070218113036) 8. Rissa Devi Putri K (125070218113038) 9. Kania Liespahlevi (125070218113043) 10. Keyfin Allifah Rizal K (125070218113044)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang Monitoring dan Evaluasi Kesehatan khususnya pada kasus TB. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua khususnya perawat tentang keperawatan komunitas. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu pembimbing dan semua pihak yang telah berperan serta mendukung kami dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Malang, 27 September 2015

Penyusun

DAFTAR ISIHalaman Sampul1Kata Pengantar2Daftar Pustaka3BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang51.2 Tujuan61.2.1 Tujuan Umum61.2.2 Tujuan Khusus6BAB IITINJAUAN TEORI2.1 Pengertian72.2 Klasifikasi72.3 Peran Serta Anggota82.4 Kerangka Evaluasi Program92.5 Tantangan Evaluasi Dan Strategi Untuk Mengatasi Tantangan122.6 Monitor13BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Melibatkan Stakeholder183.2 Gambaran Program243.3 Fokus Desain Penelitian253.4 Mengumpulkan dan Menganalisa Data293.5 Justify Conslution333.6 Ensure Use and Share Lessons Learned35BAB IVPENUTUP4.1 Ringkasan38Referensi40

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKomunitas adalah suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya. Melalui komunitas setiap orang bisa saling bertukarpengalaman yang penting dalam hidupnya. Komunitas merupakan suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi manurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa identitas suatu komunitas(Harnilawati, 2013). Proses keperawatan komunitas dimulai dengan pengkajian komunitas, diagnosa keperawatan komunitas, perencanaan, implementasi, dan evaluasi proses keperawatan komunitas Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas. Orang-orang yang berada dikomunitas merupakan mitra dan berperan didalam proses keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan madalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi untuk promosi kesehatan. Pengkajian suatu komunitas dimulai dengan mengidentifikasi sisten yang ada didalamnya. Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialiasai program perawatan kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut (Ferry & Makhfudli, 2009)Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah, atau mengubahnya. Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu komunitas dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosa keperawatan. Oleh sebab itu, rencana mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan (Ferry & Makhfudli, 2009). Implementasi atau pelaksanaan adalag inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk membantu komunitas mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan komunitas. Tujuan dari implementasi adalah membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihankesehatan, dan memfasilitasi koping (Ferry & Makhfudli, 2009)Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan, dan implementasinya dudah berhasil dicapai. Tujuan evaluasi adalah melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat megambil keputusan(Ferry & Makhfudli, 2009). Terdapat beberapa teori dan model konsep keperawatan yang dikembangkan dan dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan komunitas, antara lain teori tentang lingkungan Florence Nightingale, dorothea E. Orem dengan keperawatan diri sendiri (Self Care), teori model adaptasi oleh Roy, Health care system model oleh Betty Neuman, komunitas sebagai partner oleh Mc Farlane.

1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum Memahami teori dan konsep model keperawatan komunitas Menyusun format evalusi yang tepat sesuai1.2.2 Tujuan Khusus Menjelaskan masing-masing komponen system evaluasi program Memuat instrument evaluasi program sesuai dengan teori/model keperawatan komunitas

BAB IITINJAUAN TEORI2.1 PengertianEvaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan, dan implementasinya sudah berhasil dicapai. Evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi tindakan (Ignatavicus dan Bayne, 1994).Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment). Secara umum, evaluasi ditujukan untuk:1. Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan2. Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum 3. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.2.2 KlasifikasiEvaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (pembanding data dengan teori), dan perencanaan.Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keerawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir layanan, menanyakan respon klien dan keluarga terkait layanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir layanan. Ada tiga kemugkinan hasil yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan. 1. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.2. Tujuan tercapai sebagaian atau klien masih dalam proses pencapaian tujuan jika klien menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria yang telah ditetapkan 3. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalah baru.2.3 Peran Serta AnggotaPeran serta anggota dalam proses evaluasi tergantung pada ruang lingkup, desain, tujuan evaluasi program, berbagai staf dan peneliti dapat terlibat. Untuk proses orientasi, evaluasi setiap hari, staf program dapat mengumpulkan dan memonitor informasi tentang berbagai fitur program dan berkolaborasi dengan manajer untuk menganalisis dan mengimpretasikan data. Jenis evaluasi, kadang-kadang disebut sebagai evaluasi internal, yang dilakukan pada rutinitas dasar untuk meninjau aspek tujuan program. Untuk evaluasi mendalam, Center for Disease Control and Preventioan (CDC) merekomendasikan dibentuknya sebuah tim untuk melakukan proses evaluasi. Tim yang terlibat mungkin termasuk tenaga ahli seperti statistik atau epidemiologi, staf program dan manajemen, pemangku kepentingan, anggota masyarakat yang dipercaya. Partisipasi dari luar program ini memberikan wawasan segar dan meningkatkan kredibilitas evaluasi. Evaluasi ini sering disebut dengan evaluasi eksternal atau sering disebut fokus pada hasil dampak program.

2.4 Kerangka Evaluasi Program

CDC merekomendasikan serangkaian langkah-langkah untuk evaluasi program seperti gambar diatas. Kerangka kerja ini dikembangkan untuk memungkinkan manajer program untuk secara efektif mengevaluasi inisiatif masyarakat. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:1. Engange stakeholders Selama langkah ini, evaluator meminta mitra dan pemangku kepentingan untuk memberikan masukan ke desain evaluasi dan analisi data. Stakeholder termasuk yang dilibatkan dalam proses, seperti staf, manajer program, kolabolator, penduduk, pendanaan lembaga, dan kebijakan dan pengambil keputusan. Selain menginformasikan program dan upaya evaluasi, stakeholder memastikan bahwa program memenuhi kebutuhan masyarakat dan menargetkan populasi dan memberikan wawasan isu politik yang membutuhkan pertimbangan. 2. Describe the program Penilai berikutnya menjelaskan secara detail misi, tujuan, sasaran, dan strategi program. Deskripsi menjelaskan kebutuhan program, hasil yang diharapkan dari kegiatan program dan strategi, serta tersedia sumber. Deskripsi juga menyajikan tahap perkembangan program, apakah ini adalah program baru atau lama, yang dapat mempengaruhi jenis tindakan yang dipertimbangan. Sebuah program baru di masyarakat untuk waktu yang singkat tidak akan memiliki efek jangka panjang dan evaluasi langkah-langkah harus mencerminkan ini. Akhirnya, evaluator mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan program.3. Focus the evaluation design Menajer harus memilih metodelogi evaluasi dan langkah-langkah untuk menilai proses akurat atau hasil dari program dan meminimalan biaya dan waktu.Manajer harus mengartikulasikan tujuan dari evaluasi, seperti untuk meningkatkan fungsi program atau untuk menilai efektivitas intervensi (hasil atau dampak). Manajer juga harus menentukan pengguna akhir. Metode harus langsung terhubung ke rencana penggunaan data. Langkah selanjtnya adalah merancang evalasi metodelogi. Metode dapat mencangkup kuisioner atau survei, studi kuasi eksperimental, dan terstruktur wawancara kualitatif.a. Kuisioner atau survei dapat didistribusikan ke peserta program atau pemangku kepentingan lainnya sebelum, selama, dan setelah program untuk menilai perubahan sikap, perilaku, atau pengetahuan (seperti penggunaan trotoar baru, pengalaman dalam program, dll)b. Studi Quasi-eksperimen dapat mengukur perubahan dalam populasi atau masyarakat yang berpartisipasi dalam program dengan perubahan kelompok yang sama atau masyarakat tanpa program. Manajer Wheeling Walks digunakan studi kuasi-eksperimental desain untuk menunjukkan kenaikan berjalan tarif sebagai hasil dari kampanye media mereka.c. Wawancara kualitatif dapat berguna untuk mengumpulkan informasi mendalam. Melalui wawancara terstruktur, evaluator minta peserta program atau pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan pertanyaan terbuka sebagai pemahaman yang kuat tentang perubahan sikap, perilaku, atau pengetahuan.Terlepas dari pendekatan yang dipilih, metodologi harus diteliti dengan baik dan mematuhi tertinggi standar ilmu pengetahuan. Semua evaluasi harus aktif menjamin kerahasiaan peserta, dan data harus dapat diandalkan dan akurat.Evaluasi harus memiliki standar efektivitas sebagai berikut:a. Utility: Evaluasi harus bermakna dan berguna.b. Feasibility: Evaluasi harusmemiliki analisis program yang praktis.Evaluasijuga harus mempertimbangkan biayayang efektif untuk program tersebut.c. Propriety: Evaluasiharus mempertimbangkan kerahasiaan peserta, yang dapat berdampak buruk bagi peserta/ masyarakat. d. Accuracy: Evaluasi harus memrepresentasi program secara terbuka dan jujur dan harus berkomunikasi informasi teknis yang akurat.4. Gather credible evidence Evaluator memperoleh data dari berbagai sumber, tergantung pada jenis evaluasi. Peserta program, pemangku kepentingan, dan catatan administrasi semua bisa menjadi sumberdata. Evaluator harus menentukan terlebih dahulu semua aspek pengumpulan data yang diperlukan, termasuk logistik. Baik melibatkan pemangku kepentingan dalam desain program maupun bantuan evaluasi dari pihak lainnya harus memastikan bahwa semua sudut pandang diperhitungkan memiliki kredibilitas. Programakan memenuhi kebutuhan penduduk, dan data akan bermakna bagi pengguna. Keterlibatan ini membantu memastikan bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya. Langkah-langkahyang diambil harus sesuai dengan tujuan dan kerangka program. 5. Justify conclusions Setelah pengumpulan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data menggunakan metode yang telah ditentukan. Standar terhadap membandingkan data seperti pengukuran data dasar, perbandingan untuk tahun-tahun sebelumnya, studi, atau tindakan dari masyarakat yang sebandingakan membantu menentukan apakah atau tidak program ini berfungsi dengan baik atau mencapaihasil yang diinginkan. Perencana program, denganketerlibatan stakeholder, maka evaluasi yang digunakan dapat digunakan untuk merekomendasikan perubahan program dan / atau membuat program lain.6. Ensure use and share lessons learned Manajer program harus menentukan terlebih dahulu bagaimana hasil evaluasi akan disajikan kepada pengguna dan pemangku kepentingan. Selama proses, manajer harus berbagi informasi dengan semua pihak untuk meminta umpan balik dan merespon setiap pendapat yang diajukan. Setelah selesai evaluasi, manajerharus menyebarluaskan temuan dalam format yang mudahdipahami dan akuratmenggambarkan informasidan analisis.

2.5 Tantangan Evaluasi Dan Strategi Untuk Mengatasi Tantangan 1. The Cost ChallengeSebuah evaluasi menyeluruh membutuhkan biaya yang lebih daribesar daripada biaya yang dialokasikan untuk penelitian. Oleh karena itu, program yang dijalankan diberi pilihan untuk penyediaan jasa yang disediakan, lebih baik manajer program memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Strategi: Evaluasi dapat direncanakan dengan biaya minimal dengan mengikuti langkah-langkah diatas, manajer dapat menggunakan desain informatif. Manajer juga dapat mencari pendanaan eksternal untuktujuan evaluasi, seperti dari lokal atauyayasan nasional.2. The Time ChallengeKesibukan pribadi dapat mengalihkan perhatian staf pada hal-hal diluar program Strategi: Manager dapat mengatasi tantangan ini dengan perencanaan kecil dan menggabungkan komponen evaluasi ke dalam fungsi program.3. The Expertise ChallengeKebanyakan upaya evaluasi membutuhkan tingkat keahlian minimal, meskipunanalisis rumit atau desain studi memerlukan keahlian dalam penelitian dan statistik, banyak pelajaran bermakna yang dapat diambil dari proses evaluasi yang sederhana. Strategi: Dalam beberapa kasus, bantuan dalam bentuk pendampingan dapat diberikan untuk mengurangi beban yang dapat berkontribusi ke program. Bantuan mungkin dalam bentuk keahlian diserap dari perguruan tinggi lokal, universitas (terutama sekolah-sekolah kesehatan masyarakat), rumah sakit, dan departemen kesehatan. Sumber daya nasional, seperti Robert Wood Johnson Foundations untuk kantor program atau CDC Hidup Aktif, dapat memberikan bantuan teknis untuk evaluasi program aktif penuaan.4. The Measurement ChallengeSetiap evaluasi harus memastikan bahwa ukuran kinerja akan menjawab pertanyaan yang akan mengarah pada pemahaman dari program Strategi: Perencanaan yang cermatdari output/hasil programtermasuk pengembangantujuan programdantindakan akan membantu memastikanbahwa informasiberguna.

2.6 MonitoringMonitoring adalah pengumpulan rutin dan analisis informasi untuk melihat kemajuan dan kepatuhan terhadap rencana yang ditetapkan.Monitoring juga membantu mengidentifikasi tren dan pola, adaptasi strategi dan manajemen pengambilan keputusan.

Diagram diatas merupakan rangkuman terkait kerangka tujuan dan mencatatfokus pada tahapan tujuan yang dimulai dari input hingga tujuan secara umum (goal). Untuk mencapai sebuah tujuan juga biasanya tidak kebal terhadap setiap perubahan yang menjadi tantangan (pengetahuan, tingkah laku, dll) sebagai pertimbangan yang membutuhkan waktu yang lama untuk tindakan evaluasi.Sebuah program untuk di monitor membutuhkan informasi yang sesuai atau spesifik. Tabel 1 memberikan ringkasan dari berbagai jenis pemantauan yang ada di sistem monitoring program. Hal ini penting untuk diingat bahwa jenis pemantauan sering terjadi secara bersamaan sebagai bagian dari sistem monitoring secara keseluruhan.

Seperti yang sudah dibahas diatas, ada berbagai proses dan alat untuk membantu dengan berbagai jenis monitoring, yang pada umumnya melibatkan, memperoleh, menganalisis, dan melaporkan data pemantauan. Proses tertentu dan alat dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan monitoring, tetapi ada beberapa praktik terbaik yang dirangkum pada bagian dibawah ini.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Melibatkan Stakeholder RUMAH SEHAT1. Siapa yang berkepentingan terhadap program rumah sehat?Ada beberapa pihak yang berkepentingan di program rumah sehat ini. Antara lain:a. Kepala Puskesmasb. Koordinator program rumah sehatc. Kepala kelurahand. Ketua RTe. Kader posyandu2. Apa yang dapat mereka kerjakan dalam program rumah sehat?a. Kepala Pusekesmas: sebagai penanggung jawab program. Beliau beserta perawat komunitas menyusun program yang akan dilaksanakan, dan selanjutnya setelah program berjalan kepala puskesmas melakukan monitoring pelaksanaan program rumah sehat. Selain itu, kepala puskesmas melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan program di wilayah kerja.b. Koordinator program: melakukan koordinasi kepada pelaksana program dalam melaksanakan program rumah sehat. Kemudian menerima pelaporan hasil kegiatan dari wilayah setempat. Dan selanjutnya melakukan pencatatan hasil program dan melaporkan hasil pencatatan kepada kepala puskesmas dalam waktu tiap bulan.c. Kepala kelurahan: melakukan koordinasi bersama perangkat desa serta melakukan pendekatan kepada warga setempat agar dapat terlaksananya program rumah sehat.d. Ketua RT: memberikan izin terkait pelaksanaan program dan menyiapkan sarana prasana yang dapat mendukung pelakanaan program serta sebagai penggerak warga untuk berpartisipasi dalam program tersebut.e. Kader posyandu: Mengontrol jalannya program selama pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang. 3. Mendukung bagian program yang mana?Seluruh pihak saling berkerjasama dan mendukung semua kegiatan yang telah dirancang bersama.4. Apakah mereka skeptis atau antagonictic terhadap program?Tidak ada.

KEKAMBUHAN1. Siapa yang berkepentingan terhadap program?Ada beberapa pihak yang berkepentingan di program ini. Antara lain:a. Kepala Puskesmasb. Koordinator programc. Kepala kelurahand. Ketua RTe. Kader posyandu2. Apa yang dapat mereka kerjakan dalam program?a. Kepala Pusekesmas: sebagai penanggung jawab program. Beliau beserta perawat komunitas menyusun program yang akan dilaksanakan, dan selanjutnya setelah program berjalan kepala puskesmas melakukan monitoring pelaksanaan program. Selain itu, kepala puskesmas melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan program di wilayah kerja.b. Koordinator program: melakukan koordinasi kepada pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan. Kemudian menerima pelaporan hasil kegiatan dari wilayah setempat. Dan selanjutnya melakukan pencatatan hasil program dan melaporkan hasil pencatatan kepada kepala puskesmas dalam waktu tiap bulan. c. Kepala kelurahan: melakukan koordinasi bersama perangkat desa serta melakukan pendekatan kepada warga setempat agar dapat terlaksananya program.d. Ketua RT: memberikan izin terkait pelaksanaan program dan menyiapkan sarana prasana yang dapat mendukung pelakanaan program serta memilih kader-kader yang dapat mejalankan program tersebut.e. Kader posyandu: Mengontrol jalannya program selama pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang. Dan melakukan pengumpulan dan menganalisa data yang berhubungan dengan program tersebut secara rutin. 3. Mendukung bagian program yang mana?Seluruh pihak saling berkerjasama dan mendukung semua kegiatan yang telah dirancang bersama.4. Apakah mereka skeptis atau antagonictic terhadap program?Tidak ada.

KEPATUHAN1. Siapa yang berkepentingan terhadap program?Ada beberapa pihak yang berkepentingan di program ini. Antara lain:a. Kepala Puskesmasb. Koordinator programc. Kepala kelurahand. Ketua RTe. Kader PMO2. Apa yang dapat mereka kerjakan dalam program?a. Kepala Pusekesmas: sebagai penanggung jawab program. Beliau beserta perawat komunitas menyusun program yang akan dilaksanakan, dan selanjutnya setelah program berjalan kepala puskesmas melakukan monitoring pelaksanaan program. Selain itu, kepala puskesmas melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan program di wilayah kerja.b. Koordinator program: melakukan koordinasi kepada pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan. Kemudian menerima pelaporan hasil kegiatan dari wilayah setempat. Dan selanjutnya melakukan pencatatan hasil program dan melaporkan hasil pencatatan kepada kepala puskesmas dalam waktu tiap bulan. c. Kepala kelurahan: melakukan koordinasi bersama perangkat desa serta melakukan pendekatan kepada warga setempat agar dapat terlaksananya program.d. Ketua RT: memberikan izin terkait pelaksanaan program dan menyiapkan sarana prasana yang dapat mendukung pelakanaan program serta memilih kader-kader PMO yang sesuai sehingga dapat mejalankan program tersebut.e. Kader PMO: Mengontrol jalannya program selama pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang. Dan melakukan pengumpulan dan menganalisa data yang berhubungan dengan program tersebut secara rutin. 3. Mendukung bagian program yang mana?Seluruh pihak saling berkerjasama dan mendukung semua kegiatan yang telah dirancang bersama.4. Apakah mereka skeptis atau antagonictic terhadap program?Tidak ada.

LAYANAN KESEHATAN1. Siapa yang berkepentingan terhadap program?Ada beberapa pihak yang berkepentingan di program ini. Antara lain:a. Kepala Puskesmasb. Koordinator programc. Pemerintahan daerahd. Dinas kesehatan2. Apa yang dapat mereka kerjakan dalam program?a. Kepala Pusekesmas: sebagai penanggung jawab program. Beliau beserta perawat komunitas menyusun program yang akan dilaksanakan, dan selanjutnya setelah program berjalan kepala puskesmas melakukan monitoring pelaksanaan program. Selain itu, kepala puskesmas melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan program.b. Koordinator program: melakukan koordinasi kepada pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan. Kemudian menerima pelaporan hasil program. Dan selanjutnya melakukan pencatatan hasil program dan melaporkan hasil pencatatan kepada kepala puskesmas dalam waktu tiap bulan. c. Pemerintah daerah: membuat kebijakan-kebijakan yang dapat meningkat mutu pelayanan kesehatan.d. Dinas kesehatan: melakukan pengawasan dalam pelaksanaan program. Selain itu, melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan program yang dilaporkan oleh pihak puskesmas terkait.3. Mendukung bagian program yang mana?Seluruh pihak saling berkerjasama dan mendukung semua kegiatan yang telah dirancang bersama.4. Apakah mereka skeptis atau antagonictic terhadap program?Tidak ada. PENGOBATAN1. Siapa yang berkepentingan terhadap program?Ada beberapa pihak yang berkepentingan di program ini. Antara lain:a. Kepala Puskesmasb. Koordinator programc. Kepala kelurahand. Ketua RTe. Kader PMO2. Apa yang dapat mereka kerjakan dalam program?a. Kepala Pusekesmas: sebagai penanggung jawab program. Beliau beserta perawat komunitas menyusun program yang akan dilaksanakan, dan selanjutnya setelah program berjalan kepala puskesmas melakukan monitoring pelaksanaan program. Selain itu, kepala puskesmas melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan program di wilayah kerja.b. Koordinator program: melakukan koordinasi kepada pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan. Kemudian menerima pelaporan hasil kegiatan dari wilayah setempat. Dan selanjutnya melakukan pencatatan hasil program dan melaporkan hasil pencatatan kepada kepala puskesmas dalam waktu tiap bulan. c. Kepala kelurahan: melakukan koordinasi bersama perangkat desa serta melakukan pendekatan kepada warga setempat agar dapat terlaksananya program.d. Ketua RT: memberikan izin terkait pelaksanaan program dan menyiapkan sarana prasana yang dapat mendukung pelakanaan program serta memilih kader-kader PMO yang sesuai sehingga dapat mejalankan program tersebut.e. Kader PMO: Mengontrol jalannya program selama pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang. Dan melakukan pengumpulan dan menganalisa data yang berhubungan dengan program tersebut secara rutin. 3. Mendukung bagian program yang mana?Seluruh pihak saling berkerjasama dan mendukung semua kegiatan yang telah dirancang bersama.4. Apakah mereka skeptis atau antagonictic terhadap program?Tidak ada.

KASUS BARU1. Siapa yang berkepentingan terhadap program?Ada beberapa pihak yang berkepentingan di program ini. Antara lain:a. Kepala Puskesmasb. Koordinator programc. Kepala kelurahand. Ketua RTe. Kader posyandu2. Apa yang dapat mereka kerjakan dalam program?a. Kepala Pusekesmas: sebagai penanggung jawab program. Beliau beserta perawat komunitas menyusun program yang akan dilaksanakan, dan selanjutnya setelah program berjalan kepala puskesmas melakukan monitoring pelaksanaan program. Selain itu, kepala puskesmas melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan program di wilayah kerja.b. Koordinator program: melakukan koordinasi kepada pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan. Kemudian menerima pelaporan hasil kegiatan dari wilayah setempat. Dan selanjutnya melakukan pencatatan hasil program dan melaporkan hasil pencatatan kepada kepala puskesmas dalam waktu tiap bulan. c. Kepala kelurahan: melakukan koordinasi bersama perangkat desa serta melakukan pendekatan kepada warga setempat agar dapat terlaksananya program.d. Ketua RT: memberikan izin terkait pelaksanaan program dan menyiapkan sarana prasana yang dapat mendukung pelakanaan program serta memilih kader-kader yang sesuai sehingga dapat mejalankan program tersebut.e. Kader posyandu: kerjasama dengan pelaksana program mempromosikan kegitan yang akan dijalankan serta mengontrol jalannya program selama pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang. Dan melakukan pengumpulan dan menganalisa data yang berhubungan dengan program tersebut secara rutin. 3. Mendukung bagian program yang mana?Seluruh pihak saling berkerjasama dan mendukung semua kegiatan yang telah dirancang bersama.4. Apakah mereka skeptis atau antagonictic terhadap program?Tidak ada.

3.2 Gambaran ProgramKasus: Elemen harapan program untuk mengurangi angka kematian dan kejadian TBPernyataan dari kebutuhan (masalah): Kurangnya pengetahuan mengenai TB dan pengobatannyaGoal: Mengurangi angka kematian dan kejadian TBObjective: Pada tahun 2014 mengurangi insiden terkait angka kematian dan kejadian TB sebesar 55%HarapanKegiatanSumber informasi

Sub-Objective A:

Meningkatkan kepatuhan minum obat secara teratur bagi penderita TB-Adanya ruang konseling untuk memberikan informasi terkait pengobatan TB-Mengikuti panduan obat-Konselor-Petugas kesehatan

Sub-Objective B:

Mencegah kekambuhan pada penderita TB-Melakukan kunjungan rutin ke pelayanan kesehatan- Petugas kesehatan

Sub-Objective C:

Meningkatkan pengetahuan terkait penularan dan pencegahan penyakit TB dikalangan masyarakat-Penyuluhan kesehatan pada masyarakat mengenai penularan dan pencegahan penyakit TB- Petugas kesehatan

Sub-Objective D:

Meningkatkan dukungan keluarga dan masyarakat pada penderita TB-Meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat mengenai dukungan untuk menunjang keberhasilan pengobatan-Melakukan pengawasan langsung- Petugas kesehatan

3.3 Fokus Desain Penelitian1. Usera. Kepala Puskesmasb. Koordinator program rumah sehatc. Kepala kelurahand. Ketua RTe. Kader posyandu

2. Usesa. Penyediaan layanan program DOTS (Kemenkes, 2011)b. Penyediaan program OATS dan PMO (Riskesdas, 2010)c. Penemuan kasus baru dan MDR- TB (kemenkes, 2011)

3. Tujuana. Meningkatkan kepatuhan minum obat secara teratur bagi penderita TBb. Mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita TBc. Meningkatkan pengetahuan terkait penularan dan pencegahan penyakit TB dikalangan masyarakatd. Meningkatkan dukungan keluarga dan masyarakat pada penderita TB

4. QuestionAspek-aspek yang akan dicapai dalam program:a. Menurunnya tingkat temuan kasus baru dan MDR TBb. Penggunaan dan pemanfaatan program pelayanan yang telah disediakan (DOTS dan OATS)c. Menurunnya angka kematian karena TBd. Masyarakat yang terkena TB patuh terhadap program pengobatane. Terlaksananya program Pengawas Minum Obat di masyarakat yang menderita TBC

5. DesignU.S Department OF Health and Human Service Center (2011) menyatakan bahwa design evaluasi secara umum di bagi menjadi 3 jenis yaitu desain eksperimental, kuasi eksperimental, dan non-eksperimental atau observasional. Dalam desain evaluasi terdapat beberapa pertanyaan yang akan di buat guna untuk melihat keefektifan program yang akan di buat. Untuk kasus TBC desain evaluasi dapat menggunakan jenis non eksperimental atau observasional. Dalam desain obsevasional dapat dilakuakan survey cross sectional dan studi kasus. Dimana studi kasus tersebut dapat membantu untuk menilai perubahan kesehatan di kelompok masyarakat. Selain itu dalam studi kasus juga dapat dilakuakn eksplorasi karakteristik masyarakat dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi pelaksanaan program, serta mengidentifikasi hambatan. Pertanyaan pertanyaan yang berkaitan tentang studi kasus atau obsevasi terkait pelaksanaan program yaitu sebagai berikut:a) Program penyediaan pelayanan DOTS Apakah program pelayanan DOTS telah terlaksana dengan baik? Siapa sajakah yang berperan dalam keberhasilan program penyediaan pelayanan DOTS? Apakah program yang disediakan bermanfaat untuk masyarakat? Apakah stakeholder telah mengetahui perannya dalam program pelayanan DOTS? Apakah masyarakat mengetahui adanya program DOTS? Apakah masyarakat memanfaatkan program yang disediakan?b) Program penyediaan obat OAT dan PMO Apakah program penyediaan OAT terlaksanan dengan baik? Apakah program PMO berjalan dengan baik dan rutin? Siapa sajakah yang berperan dalam mendukung keberhasilan program OAT dan PMO? Apakah stakeholder telah mengetahui perannya dalam program OAT dan penyediaan PMO? Apakah angka putus obat dan MDR TB berkurang? Bagaimana respon perilaku masyarakat terhadap program pengobatan dan PMO? Apakah masyarakat patuh? Apakah obat OAT yang disediakan cukup tersedia untuk seluruh masyarakat yang mengalami TBC? Apakah program yang dijalankan efektif?c) Program penemuan kasus baru dan MDR TB Apakah kegiatan survailence telah terlaksana secara rutin? Siapa sajakah yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program? Apakah stakeholder telah mengetahui perannya? Bagaimana perubahan angka penemuan kasus baru dan kasus MDR-TB jika dibandingkan dengan survailence sebelumnya? Apakah ada penurunan? Apakah angka kematian karena keterlambatan temuan kasus TB telah menurun? Bagaimana angka kesakitan dan tingkat kekambuhan? Apakah sudah menurun?

6. MethodDalam jurnal Evaluasi Program pengendalian tuberculosis dengan strategi DOTS di Eks Karesidenan Surakarta ( 2010) menyatakan bahwa metode metode yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan atau mengumpulkan data yang menjadi bahan evaluasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:a. Pengumpulan data kuantitatif dengan metode kajian dokumen dan check listb. Pengumpulan data kualitatif dengan metode: Wawancara menggunakan daftar pertanyaan terbuka untuk subyek evaluasi Pengamatan langsung Diskusi kelompok focusDalam kasus TBC bedasarkan pertanyaan yang telah di buat dapat menggunakan beberapa metode untuk menjawab pertanyaan atau mencari data. Metode tersebut ialah:a. Pengumpulan data dari analisis data sekunderPengambilan data dari instansi yang menyediakan data-data terkait TBC alalu dibandingkan dari tahun pertahun.b. Pengumpulan data dari wawancaraData yang diambil diperoleh dari proses wawancara baik wawancara secara langsung atau wawancara dengan focus interviewc. Pengumpulan data dari kuesionerPengumpulan data yang diambil dari pengisian jawaban dari pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subyek atau pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada subyek oleh peneliti bedasarkan pertanyaan yang sudah tertulis

4

3.4 Mengumpulkan dan Menganalisa DataProgram EvaluasiSumber data LogisticAnalisa dan Sintesis

Metode WaktuProsedurTimeline

Kepatuhan minum obat Kuisioner MMS (Modified Morisky Scale) mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien yang menerima terapi pengobatan, pertanyaan :1. Apakah anda pernah lupa minum/menggunakan obat?2. Apakah anda kurang begitu perhatian dalam menggunakan/minum obat anda?3. Apakah anda berhenti minum obat ketika anda merasa kondisi badan lebih baik?4. Apakah anda berhenti minum obat ketika anda merasa bahwa obat yang anda minum membuat tubuh merasa tidak enak?5. dllPasien, keluarga, PMOSurvey : (self-administrated dengan menggunakan kuisioner atau wawancara langsung kepada pasien ataupun keluarga pendamping minum obat)Dilakukan evaluasi formatif setiap seminggu sekali yang dilakukan oleh kader kesehatanMengetahui keefektifan kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan indicator pre dan post dilakukan wawancaraSemua data di analisa setiap selesai dilakukan evaluasi setiap minggunya

Kunjungan pelayanan kesehatanSurvey atau menggunakan literature dari data puskesmas :1. kunjungan tes TB (mantoux test)2. kunjungan berobat tanda gejala TB3. kunjungan mencari pengobatan TB4. kunjungan pengambilan obat TB5. dllLiterature laporan data kunjungan puskesmas Literature / document review: dengan menganalisa setiap kunjungan pasien yang berhubungan dengan TB ke pelayanan kesehatan (puskesmas)Dilakukan evaluasi formatif setiap sebulan sekali yang dilakukan langsung oleh petugas kesehatan puskesmasMembandingkan setiap persentase temuan data sehingga didapatkan perubahan yang bermakna yang menunjukkan kesadaran keinginan sembuh dari TbSetiap data di analisa setiap bulan untuk mengatahui setiap perubahan

DOTS/PMOKuesioner : mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku PMO yang terdiri dari 65 item pertanyaan :1. apakah anda mengatahui tugas dari PMO?2. Menurut anda berapa lama pengobatan TB?3. Apa yang anda lakukan sebagai PMO pada pasien yang sedang dalam pengobatan OAT mengeluh air seni berwarna merah, apa tindakan anda sebagai PMO?4. DllKeluarga sebagai PMO, atau PMOSurvey : (self-administrated dengan menggunakan kuisioner atau wawancara kepada PMODilakukan evaluasi formatif pada setiap fase pengobatan oleh petugas keseahatan atau kaderMengobservasi kesesuaian PMO mengimplementasikan tugasnya sesuai dengan pengetahuan, sikap dan perilakuSemua data di analisa setiap selesai dilakukan evaluasi pada setiap fase pengobatannya

3.5 Justify Conclusion1. Program standartProgram Kepatuhan minum obat Kunjungan pelayanan kesehatan DOTS/PMOTujuan program Meningkatkan kepatuhan minum obat secara teratur bagi penderita TB Mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita TB Meningkatkan pengetahuan terkait penularan dan pencegahan penyakit TB dikalangan masyarakat Meningkatkan dukungan keluarga dan masyarakat pada penderita TBAda beberapa pihak yang berkepentingan di program ini. Antara lain: Kepala Puskesmas Koordinator program Kepala kelurahan Ketua RT Kader posyandu2. InterpretasiProgram terdiri dari kepatuhan minum obat,kunjungan pelayanan kesehatan dan DOTS/PMO. Pada program-program tersebut memiliki tujuan yang meliputi untuk meningkatkan kepatuhan minum obat secara teratur bagi penderita TB,mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita TB,meningkatkan pengetahuan terkait penularan dan pencegahan penyakit TB dikalangan masyarakat dan meningkatkan dukungan keluarga dan masyarakat pada penderita TB.Pada saat program tersebut berjalan ada beberapa pihak yang berkepentingan dalam program ini,yaitu Kepala Pusekesmas sebagai penanggung jawab program. Beliau beserta perawat komunitas menyusun program yang akan dilaksanakan, dan selanjutnya setelah program berjalan kepala puskesmas melakukan monitoring pelaksanaan program. Selain itu, kepala puskesmas melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan program di wilayah kerja.Koordinator program memiliki tugas aau kepentingan melakukan koordinasi kepada pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan. Kemudian menerima pelaporan hasil kegiatan dari wilayah setempat. Dan selanjutnya melakukan pencatatan hasil program dan melaporkan hasil pencatatan kepada kepala puskesmas dalam waktu tiap bulan. Kepala kelurahan melakukan koordinasi bersama perangkat desa serta melakukan pendekatan kepada warga setempat agar dapat terlaksananya program.Ketua RT memberikan izin terkait pelaksanaan program dan menyiapkan sarana prasana yang dapat mendukung pelakanaan program serta memilih kader-kader yang dapat mejalankan program tersebut.Kader posyandu sendiri memiliki tugas mengontrol jalannya program selama pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang. Dan melakukan pengumpulan dan menganalisa data yang berhubungan dengan program tersebut secara rutin.Data dapat diperoleh dari sumber data seperti Pasien, keluarga, PMO, Literature laporan data kunjungan puskesmas

3. PenilaianManfaat program Mengetahui keefektifan kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan indicator pre dan post dilakukan wawancara Membandingkan setiap persentase temuan data sehingga didapatkan perubahan yang bermakna yang menunjukkan kesadaran keinginan sembuh dari Tb Mengobservasi kesesuaian PMO mengimplementasikan tugasnya sesuai dengan pengetahuan, sikap dan perilaku4. Rekomendasi Sosialisasi internal ke tingkat puskesmas pembantu dan polindes lebih ditingkatkan Meningkatkan promosi tentang penyakit tuberkulosis kepada masyarakat.

3.6 Ensure Use and Share Lessons Learned1. Preparation Pelaksanaan program ini harus dimonitor secara berkala dan dievaluasi secara sistematis. Sebagai tahap awal dilakukan beberapa progam, diantaranya:1. Penyediaan layanan program DOTS (Kemenkes, 2011)1. Penyediaan program OATS dan PMO (Riskesdas, 2010)1. Penemuan kasus baru dan MDR- TB (kemenkes, 2011)

2. Feedback Dalam proses program telah diadakan ruang konseling untuk memberikan informasi terkait pengobatan TB dari sumber informasi yakni konselor dan petugas kesehatan kepada masyarakat, selain itu juga dianjurkan mengikuti panduan obat serta melakukan kunjungan rutin ke pelayanan kesehatan, memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat mengenai penularan dan pencegahan penyakit TB, Meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat mengenai dukungan untuk menunjang keberhasilan pengobatan, dan juga sumber informasi yaitu konselor dan petugas kesehatan melakukan pengawasan langsung terhadap berjalannya program kegiatan tersebut.

3. Follow-upSebuah program tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan jika pihak-pihak terkait tidak saling mendukung, oleh karena itu seluruh pihak harus saling berkerjasama dan mendukung semua kegiatan yang telah dirancang bersama. Hal ini sesuai dengan perananan dari users yakni sebagai berikut:f. Kepala Pusekesmas: sebagai penanggung jawab program. Beliau beserta perawat komunitas menyusun program yang akan dilaksanakan, dan selanjutnya setelah program berjalan kepala puskesmas melakukan monitoring pelaksanaan program. Selain itu, kepala puskesmas melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan program di wilayah kerja.g. Koordinator program: melakukan koordinasi kepada pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan. Kemudian menerima pelaporan hasil kegiatan dari wilayah setempat. Dan selanjutnya melakukan pencatatan hasil program dan melaporkan hasil pencatatan kepada kepala puskesmas dalam waktu tiap bulan. h. Kepala kelurahan: melakukan koordinasi bersama perangkat desa serta melakukan pendekatan kepada warga setempat agar dapat terlaksananya program.i. Ketua RT: memberikan izin terkait pelaksanaan program dan menyiapkan sarana prasana yang dapat mendukung pelakanaan program serta memilih kader-kader yang sesuai sehingga dapat mejalankan program tersebut.j. Kader posyandu: kerjasama dengan pelaksana program mempromosikan kegitan yang akan dijalankan serta mengontrol jalannya program selama pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang. Dan melakukan pengumpulan dan menganalisa data yang berhubungan dengan program tersebut secara rutin.

4. Dissemination Dalam penyebaran, Strategi mobilisasi sosial dapat digunakan untuk menjawab isu startegis tentang kurangnyapemahaman masyarakat dalam pencegahan dan pencarian pengobatan TB,kurangnya kerjasama antar lintas program, sektor serta mitra terkait dalamPengendalian TB serta kurangnya akses dan informasi masyarakat tentang TB.Langkah-langkah mobilisasi sosial Memberikan pelatihan/orientasi kepada kelompok pelopor (kelompok yang paling mudah menerima isu yang sedang diadvokasi); Mengkonsolidasikan mereka yang telah mengikuti pelatihan/orientasi menjadi kelompok-kelompok pendukung/kader; Mengembangkan koalisi diantara kelompok-kelompok maupun pribadi pribadi pendukung; Mengembangkan jaringan informasi diantara anggota koalisi agar selalu mengetahui dan merasa terlibat dengan isu yang diadvokasikan; Melaksanakan kegiatan yang bersifat masal dengan melibatkan sebanyak mungkin anggota koalisi; Mendayagunakan media massa untuk mengekspose kegiatan koalisi dan sebagai jaringan informasi; Mendayagunakan berbagai media massa untuk membangun kebersamaan dalam mengatasi masalah/isu (masalah bersama). Hal ini cukup efektif bila dilakukan dengan menggunakan TV, filler/spot, radio spot, billboard dan spanduk.

BAB IVPENUTUP4.1 RingkasanEvaluasi merupakan tindakan dalam melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan, dan implementasinya sudah berhasil dicapai. Hal ini juga merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment)Dalam proses evaluasi, peran serta anggota tergantung pada ruang lingkup, desain, tujuan evaluasi program, berbagai staf dan peneliti dapat terlibat. Untuk proses orientasi, evaluasi setiap hari, staf program dapat mengumpulkan dan memonitor informasi tentang berbagai fitur program dan berkolaborasi dengan manajer untuk menganalisis dan mengimpretasikan data. Jenis evaluasi, kadang-kadang disebut sebagai evaluasi internal, yang dilakukan pada rutinitas dasar untuk meninjau aspek tujuan program. Untuk evaluasi mendalam, Center for Disease Control and Preventioan (CDC) merekomendasikan dibentuknya sebuah tim untuk melakukan proses evaluasi. Tim yang terlibat mungkin termasuk tenaga ahli seperti statistik atau epidemiologi, staf program dan manajemen, pemangku kepentingan, anggota masyarakat yang dipercaya. Partisipasi dari luar program ini memberikan wawasan segar dan meningkatkan kredibilitas evaluasi. Evaluasi ini sering disebut dengan evaluasi eksternal atau sering disebut fokus pada hasil dampak program. Monitoring merupakan proses pengumpulan rutin dan analisis informasi untuk melihat kemajuan dan kepatuhan terhadap rencana yang ditetapkan. Monitoring juga membantu mengidentifikasi tren dan pola, adaptasi strategi dan manajemen pengambilan keputusan.Dalam proses melibatkan stakeholder, evaluasi penyakit tuberculosis meliputi rumah sehat, kekambuhan, kepatuhan, pelayanan kesehatan, pengobatan dan kasus baru. Harapannya adalah untuk mengurangi angka kematian dan kejadian TB.

REFERENSI

Ferry, E., & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba medika.Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi Selatan: As SalamKonsep dasar keperawatan / Asmadi; editor, Eka Anisa Mardella.- Jakarta: EGC, 2008.Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba MedikaProgram Evaluation: Measuring the Value of Active Aging. 2004. Washington DC: National Highway Traffic Safety Administrasion Project/programme monitoring and evaluation (M&E) guide. 2011. International Federation of Red Cross and Red Cescent SocietiesPedoman nasional pengendalian tuberkulosis