Makala h

15
TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER GENAP Tahun Akademik 2012 - 2013 Kerukunan Antar Umat Beragama Anggota Kelompok : ● Muhammad Agus Sulaiman (4212100042) ● Aris Winarto (4312100019) ● Hafieludin Yusuf Rizana (5112100024) ● Rachmania Ilavi (5112100168) Dosen :

description

makalah polititk islam

Transcript of Makala h

Page 1: Makala h

TUGAS MAKALAHPENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEMESTER GENAP Tahun Akademik 2012 - 2013

Kerukunan Antar Umat Beragama

Anggota Kelompok :

● Muhammad Agus Sulaiman (4212100042)

● Aris Winarto (4312100019)

● Hafieludin Yusuf Rizana (5112100024)

● Rachmania Ilavi (5112100168)

Dosen :

Drs. Wahyuddin, M. EI.

Page 2: Makala h

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR WB

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang bertema “Islam dan Pluralitas” dan kami pun mengambil judul “Kerukunan Antar Umat Beragama” .

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Agama Islam” kelas 14. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Wahyuddin, M. EI.selaku dosen mata kuliah Agama yang telah membimbing kami.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis.

Walaikum Salam WR WB

Surabaya, 28 Februari 2013

Page 3: Makala h

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..……………….….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…………...........ii

BAB I I. Islam Agama Rahmat Bagi Seluruh Alam……………….………………….…1

BAB II II. Ukhuwah……………………………..…………...……………………….……1

II.1. Makna Ukhuwah…………………………………………………………...…1

II.2. Macam Macam Ukhuwah………………………………………...…………..1

II.3. Pentingnya Ukhuwah……………………………………………………….…1

II.4. Penyakit Ukhuwah………………………………………...…………………..1

II.5. Upaya dalam Mewujudkan Ukhuwah…………………………………..……1

BAB III III. Kerukunan, Kebersamaan dan Pluralitas Agama...………………………………1

Page 4: Makala h

I. Islam Agama Rahmat Bagi Seluruh Alam

Setiap agama di dunia kebanyakan mengambil nama dan penemunya atau tempat agama tersebut dilahirkan dan dikembangkan, sebagaimana agama nasrani yang mengambil nama dari tempat Nazareth, agama Budha yang berasal dari nama pendirinya, Budha Gautama. Tetapi tidaklah demikian untuk agama Islam. Agama islam tidak mempunyai hubungan dengan orang, tempat atau masyarakat tertentu tempat agama ini dilahirkan atau disiarkan.

Agama islam adalah agama Allah turunkan sejak manusia pertama, yaitu Nabi Adam AS. Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya. Agama islam mempunyai karakter sebagai berikut :

1. Sesuai dengan fitrah manusia. Artinya ajaran agama islam mengandung petunjuk yang sesuai dengan sifat dasar manusia ( Q.S al-Rum : 3 )

2. Ajarannya sempurna, artinya materi ajaran islam mencakup petunjuk seluruh aspek kehidupan manusia. ( Q.S Al-Maidah )

3. Kebenaran mutlak. Kemutlakan ajaran islam dikarenakan berasal dari Allah yang Maha Benar. Di samping itu kebenaran ajaran islam dapat dibuktikan melalui realita ilmiyah dan ilmu pengetahuan. ( Q.S Alb-Baqarah: 147 )

4. Mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.5. Fleksibel dan ringan. Artinya ajaran islam memperhatikan dan menghargai

kondisi masing-masing individu, dan tidak memaksakan umatnya untuk melakukan perbuatan di luar batas kemampuannnya.

6. Berlaku secara universal, artinya ajaran islam berlaku untuk seluruh umat manusia di dunia sampai akhir masa. ( Q.S al- Ahzab:40 )

7. Sesuai dengan akal pikiran dan memotivasi manusia untuk menggunakan akal pikirannya. ( Q.S al- mujadalah:11 )

8. Inti ajarannya “tauhid” dan seluruh ajarannya mencerminkan ketauhidan kepada Allah SWT

Fungsi islam sebagai rahmat bagi sekalian alam tidak tergantung pada penerimaan atau penilain manusia.Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam tersebut adalah:

1. Islam menunjuki manusia jalan hidup yang benar2. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang

diberikan Allah secara bertanggung jawab.3. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah,baik

muslim maupun non muslim.4. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional.5. Islam menghormati kondisi spesifik individu dan memberikan perlakuan yang

spesifik pula

Page 5: Makala h

II. Ukhuwah

II.1 Makna Ukhuwah

Istilah ukhuwah pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang Islam, melainkan cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat Islami.

Cakupan ukhuwah di sini bukan hanya mengenai hubungan sesama umat Islam, tetapi juga menyangkut interaksi dengan umat non muslim, bahkan dengan makhluk Allah lainnya. Seorang pemiik kuda misalnya, tidak boleh membebani kudanya dengan beban yang melampaui batas kewajaran. Dengan demikian, ukhuwah juga mengajarkan pada kita bagaimana memperlakukan makhluk Allah lainnya dengan lembut dan tidak semena-mena, dengan menekankan aspek perikemanusiaan dan kasih sayang terhadap tumbuhan maupun hewan.

Dalam bahasa Arab, terdapat beberapa kosa kata yang berkenaan dengan bahasan ini, yaitu kata ukhuwah sendiri yang berarti persaudaraan, ikhwah yang berarti saudara seketurunan, serta ikhwan yang memiliki makna saudara tidak seketurunan. Sementara di dalam Al-Qur’an, kata ‘akhu’ yang berarti saudara digunakan untuk menyebut saudara kandung atau seketurunan (QS 4:23), saudara sebangsa (QS 7:65), saudara semasyarakat walau berselisih paham (QS 38:23), serta saudara seiman (QS 49:10). Al-Qur’an tidak hanya menyinggung perihal ukhuwah insaniyah atau persaudaraan kemanusiaan (antar sesame manusia), tetapi juga memasukkan binatang dan burung ke dalam kategori umat layaknya umat manusia (QS 6:38) sebagai saudara semakhluk atau sesama makhluk Allah (ukhuwah makhluqiyyah).

Jadi dapat disimpulkan makna ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya adanya perasaan simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing masing pihak memiliki satu kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan ini menimbulkan sikap timbal balik untuk saling membantu bila pihak lain mengalami kesulitan.

Page 6: Makala h

II.2 Macam Macam Ukhuwah

Berikut ini merupakan intisari beberapa ayat suci yang menggambarkan pembagian jenis-jenis ukhuwah:

Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara keseluruhan sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramna bani Adam (QS 17:70).

Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan yang lain (QS 49:13).

Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal andaikata Allah menghendaki, Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam kesatuan umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang berkompetisi secara sehat dalam menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS 5:48).

Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara yang satu dengan yang lain, wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).

Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dan hadist sekurang-kurangnya memperkenalkan tiga macam ukhuwah, yakni:

Ukhuwah Islamiyah Secara Bahasa Ukhuwah Islamiyah berarti Persaudaraan Islam. Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Dengan berukhuwah akan timbul sikap saling menolong,saling pengertian dan tidak menzhalimi harta maupun kehormatan orang lain yang semua itu muncul karena Allaah semata.Diantara dasar wajibnya menggalang ukhuwah islamiyyah adalah firman Allaah :

ح�م�و�ن� �ر� ت �م� �ك �ع�ل ل الله� �ق�و�ا و�ات �م� �ك و�ي خ�� أ �ن� �ي ب �ح�و�ا ص�ل

� ف�أ �خ�و�ة� إ �و�ن� �م%ؤ�م�ن ال �م�ا �ن إ“Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah kedua saudara kalian, dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian mendapatkan rahmat.” (QS al-Hujurat [49]: 10).

Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyahUkhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena sama-sama memiliki kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan antarmanusia, baik itu seiman maupun berbeda keyakinan).persaudaraan yang berlaku pada semua manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku, ras, dan aspek aspek kekhususan lainnya.

Ukhuwah wataniyyahUkhuwah wataniyyah ,yakni persaudaraan yang didasari keterikatan jiwa nasionalisme, keturunan dan kebangsaan karena kita sama sama bangsa Indonesia. Mengingat pentingnya menjalin hubungan kebangsaan ini Rasulullah bersabda “hubbul wathon minal iman” artinya : Cinta sesame saudara setanah air termasuk sebagian dari iman.

Page 7: Makala h

II.3 Pentingnya Ukhuwah

Ditengah-tengah kehidupan jaman modern, yang cenderung individualis dan materialis ini, persaudaraan atau ukhuwah menjadi hal yang sangat penting untuk dibangun demi terciptanya tatanan masyarakat yang rukun dan damai. Pentingnya Ukhuwah itu diantaranya sebagai berikut.1). Ukhuwah menjadi pilar kekuatan Islam. Rasulullah SAW bersabda: “Al Islamu ya’lu wala yu’la ‘alaih” artinya Islam itu agama yang tinggi/hebat tidak ada yang lebih tinggi/hebat dari Islam. Ketinggian kehebatan Islam itu akan menjadi realita manakala Umat Islam mampu menegakkan ukhuwah terhadap sesamanya, memperbanyak persamaan dan memperkecil perbedaan. Jika umat Islam sering bermusuhan, Islam akan lemah dan tidak punya kekuatan. Jadi, tegaknya ukhuwah dan terjalinnya ukhuwah menjadi syarat utama kekuatan Islam.2).Bangunan Ukhuwah yang solid, akan memudahkan membangun masyarakat madani. Masyarakat madani adalah masyarakat yang ideal, yang memiliki karakteristik, yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, kedamaian, kerukunanm saling tolong-menolong, toleran, seimbang, berperadaban tinggi dan berakhlak mulia/bermoral. Dan nilai-niali tersebut akan mudah terwujud dan menjadi kenyataan, jika manusia memiliki ketulusan, keikhlasan dan dan kemauan yang tinggi untuk merajut dan membangun simpul ukhuwah yang sudah terkoyak.3).Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari Iman.Iman tidak akan sempurna tanpa disertai dengan ukhuwah dan ukhuwah tidak akan bermakna tanpa dilandasi keimanan, jika ukhuwah lepas dari kendali iman, yang perekatnya adalah kepentingan pribadi, kolompok kesukuan, maupun hal-hal lain yang bersifat materi yang semuanya itu bersifat semu dan sementara.4). Ukhuwah merupakan benteng dalam mengahadapi musuh-musuh Islam. Orang-orang yang mempunyai misi yang sama, yaitu memusuhi dan ingin menghancurkan Islam (QS. Al Baqarah : 120). Dan mereka selalu bersama-sama antara yang satu dengan yang lain. Realitanya seperti sekarang ini Islam selalu diobok-obok dan selalu dikambing hitamkan oleh mereka. Oleh karena itu, Umat Islam jangan mudah terpengaruh dan jangan mudah terprovokasi dengan mereka, kita harus menghadapi dengan barisan ukhuwah yang rapi dan teratur. Jika kita bermusuhan mereka akan mudah memecah belah dan menghancurkan Islam.

II.4 Penyakit Ukhuwah

Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, menjalin ukhuwah memang tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan, mengingat banyak ranjau-ranjau menghadang, dan itulah penyakit-penyakit kronis yang seharusnya kita basmi, dan tentunya membutuhkan perjuangan dan proses yang panjang.

Menurut Dr. KH Didin Hafidhuddin (2003), diantara penyakit-penyakit Ukhuwah yang seharusnya kita basmi dan kita jauhi adalah sebagai berikut.1) Pemahaman Islam yang tidak komprehensif dan kaffah. Berbagai pertentangan

atau permusuhan diantara sesama yang terjadi adalah pemahaman umat Islam sendiri yang masih dangkal. Umat Islam masih belum parsial dalam mengkaji Islam, belum integral, belum kaffah, sehingga mereka cenderung untuk mencari perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip dari pada kesamaannya. Karena pemahaman Islam yang masih sempit inilah yang menjadi suatu embrio atau bibit munculnya permusuhan terhadap sesamanya.

Page 8: Makala h

2) Ta’asub atau fanatisme yang berlebihan. Sikap fanatik yang berlebih-lebihan dengan mengagung-agungkan kelompoknya, menganggap kelompoknya paling benar, paling baik dan meremehkan kelompok lain, padahal masih satu agama, itu merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan tidak dibenarkan dalam Islam, karena dapat merusak tali ukhuwah. Oleh karenanya hal tersebut harus kita hindari

3) Kurang toleransi atau tasamuh. Kurangnya sikap toleransi atau sikap saling menghargai dan menghormati terhadap perbedaan-perbedaan pendapat yang terjadi, sehingga menutup pintu dialog secara terbuka dan kreatif, juga menjadi penghalang dalam merajut kembali ukhuwah. Oleh karenanya, perlu kita optimalkan secara terus-menerus untuk mengembangkan sikap toleransi tersebut dalam kehiduapn sehari-hari.

4) Suka bermusuhan. Ini adalah merupakan penyakit ukhuwah yang sangat berbahaya, jika dalam hati manusia sudah dirasuki sifat hasut, dengki, iri hati, yang ada dalam hatinya hanyalah dendam dan permusuhan. Jika hal tersebut tidak kita akhiri akan dapat memporak porandakan ukhuwah.

5) Kurang bersedia untuk saling bertausiyah (menasehati). Kurangnya bersedia untuk saling bertausiyah atau saling menasehati dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran juga turut memberi aset memperburuk merajut ukhuwah, karena masing-masing senang melihat mereka jatuh dalam kelemahan dan kebodohannya. Lebih parah lagi diantara mereka sudah tidak mau atau enggan untuk dikritik karena sudah merasa pintar dan benar.

II.5 Upaya dalam Mewujudkan Ukhuwah

Ukhuwah sebagai rahmat dan karunia Allah SWT, harus terus menerus diupayakan penerapannya dalam kehidupan umat manusia dalam rangka mewujudkan kerukunan dan perdamaian di muka bumi. Hal ini akan dapat tercipta jika ukhuwah atau persaudaraan dapat diwujudkan.

Adapun langkah-langkah kongkrit yang harus kita lakukan dalam mewujudkan ukhuwah atau persaudaraan adalah sebagai berikut :

1) Secara terus-menerus melakukan kegiatan dakwah Islamiyah terhadap umat Islam, tentang pentingnya menjalin ukhuwah terhadap sesamanya dan menjelaskan pada mereka tentang bahaya jika kita saling bermusuhan. Tentunya dengan metode yang teratur dan sistimatis, baik melalui dakwah bil lisan, dakwah bil hal dan dakwah bil qolam.

2) Berusaha meningkatkan frekuensi silaturahmi, saling mengunjungi, saling bertegur sapa baik dalam forum formal, maupun informal terutama kepada mereka yang memutuskan hubungan baik dengan kita. Silaturahmi ini dapat merajut ukhuwah, juga banyak segi manfaatnya bagi pelaku silaturahmi, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW yang artinya: “Barang siapa yang ingin dipanjangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, senang bersilaturahmi”.

3) Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama untuk menyamakan presepsi terhadap setiap permasalahan yang fundamental dalam arti mencari persamaan bukan perbedaan pendapat yang mengarah pada konflik kontroversial, menahan diri dari kometar-komentar yang belum jelas, tidak mudah emosional dan

Page 9: Makala h

senantiasa mengedepankan rasional dan pertimbangan akal sehat, Akhirnya, tercipta budaya dialog yang sehat yang mengarah mempererat tali ukhuwah dan terciptanya kerukunan.

4) Meningkatkan peran lembaga lintas organisasi dan lembaga pemerintahan untuk terus menerus melakukan berbagai macam kegiatan yang berorientasi pada upaya merajut simpul ukhuwah agar tercapai tatanan masyarakat penuh kerukunan dan kedamaian sebagaimana yang kita cita-citakan bersama.

5) Menghimbau kepada semua umat manusia terutama umat Islam untuk berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwanya. Jika iman dan takwanya berkualitas dan sempurna, mereka mempunyai kecenderungan untuk melakukan kebaikan dan kebenaran termasuk dalam hal mengaktualisasikan ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari.

III. Kerukunan, Kebersamaan dan Pluralitas Agama

Islam mengakui adanya pluralitas yaitu keanekaragaman agama dan kepercayaan. Namun tidak mengakui pluralisme yaitu paham yang menganggap bahwa semua agama yang beraneka ragam macamnya itu sama dan benar. Agama yang diridhoi Allah hanyalah Islam , Allah menegaskan hal ini dalam surat Ali Imran ayat 19:

19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.(Ali Imran 19)

Allah memberi kebebasan pada manusia untuk memilih agama apa saja yang mereka yakini , namun kelak mereka harus mempertanggung jawabkan pilihan mereka dihadapan Allah. Itu adalah resiko yang harus mereka pikul sebagai konsekwensi dari pilihan mereka. Allah telah memberikan akal, fikiran , hati dan kesempatan yang banyak pada manusia untuk menganalisa, mempelajari dan  menetapkan pilihannya.

Dalam mewujudkan kerukunan dan kebersamaan dalam pluralitas agama, didalam QS. An Naml: 125, menganjurkan dialog yang baik. Dialog tersebut dimaksudkan untuk saling mengenal dan saling membina pengetahuan tentang agama kepada mitra dialog. Dialog tersebut dengan sendirinya akan memperkaya wawasan kedua belah pihak dalam rangka mencari persamaan persamaan yang dapat dijadikan landasan untuk menjalin kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat

Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah yang bersifat semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap manusia. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mewujudkannya dalam setiap diri individu, setelah itu melangkah pada keluarga, kemudian masyarakat luas dan

Page 10: Makala h

selanjutnya pada seluruh bangsa di dunia ini. Akhirnya dapat tercipta kerukunan, kebersamaan dan perdamaian dunia.

Ada perbedaan mendasar antara kerukunan dengan toleransi, namun antara keduanya saling berhubungan, kerukunan mempertemukan unsur unsur yang berbeda, sedangkan toleransi merupakan sikap atau refleksi dari kerukunan, tanpa kerukunan, toleransi tidak pernah ada, sedangkan toleransi tidak pernah tercermin bila kerukunan belum terwujud.

Itulah konsep ajaran islam tentang pluralitas, kalaupun dalam kenyataannya berbeda dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya yang salah. Akan tetapi, pelaku atau manusianya yang perlu dipersalahkan dan selanjutnya diingatkan dengan cara cara yang hasanah dan hikmah.

Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap pemeluk agama untuk tidak hanya mengakui keberadaan dan hak agama lain, tetapi juga harus terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan guna mencapai kerukunan dan kebersamaan.

Daftar Pustaka

Wahyuddin, Achmad, M Ilyas, M Saifulloh, Z muhibbin. 2009. Pendidikan Agama Islam

untuk perguruan Tinggi. PT Gramedia: Jakarta.

http://muhammaddony.blogspot.com/2011/11/islam-agama-rahmat-bagi-seluruh-alam.html

http://amuhasim.blogspot.com/2012/04/ukhuwah-dan-pengertiannya.html

http://mindaudahedu.wordpress.com/2012/05/26/kerukunan-antar-umat-beragama-2/