Makala h
-
Upload
hikma-muhamad-hikmattulloh -
Category
Documents
-
view
15 -
download
6
description
Transcript of Makala h
MAKALAH
MANFAAT SENYAWA PRIMER DAN SEKUNDER YANG TERKANDUNG DALAM SUATU TUMBUHAN MENURUT
PRSPEKTIF AGAMA ISLAM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama sebagai sarana perbaikan nilai
Disusun oleh
MUHAMAD HIKMATTULLOHNIM. 31112030
PROGRAM STUDI S1 FARMASISTIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang manfaat senyawa primer dan sekunder yang terkandung dalam suatu
tumbuhan menurut prspektif agama islam ini dengan baik dan lancar. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam..
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan dalam
penulisan makalah yang akan datang dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Amin-min Ya Robbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tasikmalaya, 11 Februari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kehidupan di dunia ini tidak lengkap rasanya jika tidak ada tumbuhan. Kita
tidak bisa membayangkan jika kita hidup dalam dunia yang disekitarnya tidak
ada tumbuh-tumbuhan sama sekali. Tumbuhan merupakan ciptaan Allah yang
tak sesederhana yang kita pikirkan. Sebenarnya dalam pertumbuhan sebuah
tumbuhan mengalami proses-proses yang amat sangat rumit, yang tidak mudah
kita nalar secara sederhana.
Tumbuhan juga makhluk hidup seperti kita manusia. Tumbuhan juga
bernafas setiap hari. Bedanya, jika manusia membutuhkan oksigen untuk
bernafas, tumbuhan memerlukan karbon dioksida saat bernafas. Tumbuhan juga
perlu mendapatkan asupan makanan untuk kehidupan dan perkembangannya.
Untuk kehidupannya tumbuhan hanya memerlukan makanan berupa air, udara,
sinar matahari dan lainnya, berbeda dengan manusia ataupun hewan yang
membutuhkan makanan dari makhluk hidup lainnya.
Di dalam ayat-ayat Al-Qur`an, Allah menyuruh manusia supaya
memperhatikan keberagaman dan keindahan disertai seruan agar merenungkan
ciptaan-ciptaan-Nya yang amat menakjubkan. Firman Allah dalam QS. Al-
An’am: 99 berbunyi :
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang beriman.(QS Al-An’am: 99)”
Rasulullah SAW bersabda,
لھ بھ صدقةما من مسلم یغرس غرسا أو یزرع زرعا فیأكل منھ طیر أو إنسان أو بھیمة إال كان
“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu
burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan
sedekah karenanya”. [HR. Al-Bukhoriy]
Seorang muslim yang menanam tanaman tak akan pernah rugi di sisi Allah
SWT sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia dan
hewan, bahkan bumi yang kita tempati. Tanaman yang pernah kita tanam lalu
diambil oleh siapa saja, baik dengan jalan yang halal, maupun jalan haram,
maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala, sebab tanaman yang
diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.
1.2 Tujuan
Dengan banyaknya tanaman yang diciptakan Allah SWT diseluruh alam
semesta ini, pastilah ada maksud dan tujuan kenapa tanaman tersebut
diciptakan. Tanaman mengandung berbagai macam senyawa yang bermanfaat
bagi makhluk hidup lainya ataupun untuk kebutuhan hidup tanaman tersebut.
Suatu tanaman untuk kemudian diolah demi keperluan pengobatan ataupun
kebutuhan lainya, maka harus diketahui terlebih dahulu kandungan dan manfaat
dari tanaman itu sendiri. Atas dasar problematik diatas maka disusunya makalah
ini dengan tujuan-tujuan sebagai berikut :
1) Mengetahui pengertian dari tumbuhan, senyawa kimia primer dan senyawa
kimia sekunder
2) Mengetahui manfaat senyawa primer dan senyawa sekunder suatu tanaman
3) Mengetahui penggolongan suatu senyawa kimia dari senyawa primer dan
sekunder.
4) Mengeahui pandangan agama islam terhadap manfaat dari kandungan suatu
tumbuhan
5) Menjadikan isi materi dalam makalah ini sebagai salah satu pedoman dalam
belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Penggunaan tanamana sebagai obat-obatan telah sejak berlangsung ribuan
tahun yang lalu. Para ahli kesehatan bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun
sebelum masehi telah menggunakan tanaman obat-obatan. Sejumlah besar resep
penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala
penyakit dan diagnosanya tercantum dalam Papyrus Ehers.
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai
penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (466 tahun sebelum masehi),
Theophrastus (372 tahun sebelum masehi) dan Pedanios Dioscorides (100 tahun
sebelum masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan
tanaman obat dalam De Materia Medica.
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah
berlangsung ribuan tahun yang lalu. Tetapi penggunaan belum terdokumentasi
dengan baik. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama
Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan
dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60
jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari
penelitian tumbuhtumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 –
1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 di Bogor
didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun
Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya
penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin
berkembang.
2.2 Pengertian
Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban
manusia. Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat
termasuk untuk obat berbagai penyakit. Kemampuan meracik tumbuhan
berkhasiat obat dan jamu merupakan warisan turun temurun dan mengakar kuat
di masyarakat. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisonal tersebut
tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di hutan tropis Indonesia terdapat
30.000 spesies tumbuhan. Dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies diketahui
berkhasiat obat, tetapi baru 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan
baku pada industri obat tradisional. Peluang pengembangan budidaya tanaman
obato batan masih sangat terbuka luas sejalan dengan semakin berkembangnya
industri jamu, obat herbal, fitofarmaka dan kosmetika tradisional.
Tanaman obat didefenisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh
tanaman dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan, atau
ramuan obat-obatan.
Sedangkan Departemen Kesehatan RI mendefenisikan tanaman obat Indonesia
seperti yang tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu :
1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat
tradisional atau jamu.
2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula
bahan baku obat (precursor).
3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman
tersebut digunakan sebagai obat.
Dalam prspektif Islam Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup
ciptaan Allah yang memiliki banyak sekali manfaat. Tumbuh-tumbuhan dapat
memunculkan beberapa zat untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya,
misalnya mulai beberapa vitamin-vitamin, minyak dan masih banyak lainnya.
Dalam firman-Nya Allah menjelaskan.
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang beriman.(QS Al-An’am: 99)
Tumbuhan mengalami proses pertumbuhan yang sangat rumit. Mulai dari
berkecambah dengan melakukan penyerapan air dari dalam tanah tumbuhan pun
memulai perkembangannya. Biji yang tadinya tumbuh menjadi kecambah
kulitnya pun mulai robek karena perkembangannya. Selanjutnya tumbuhan
mulai mengeluarkan akar dan menembus kedalam tanah untuk mencari
makanan dan masih panjang lagi perjalanan tumbuhan menjalani proses
pertumbuhannya.
Semua proses pertumbuhan. Mulai dari permukaan yang mendapatkan
siraman air, pergerakan, perkembangan dan pertumbuhan yang dialami oleh
tanaman mulai sejak awal sampai dengan proses selanjutnya sebenarnya telah
terangkum dalam kata didalam al-quran, seperti dalam kalimat ihtazzat yang
berarti “bergerak”, wa robat yang memiliki arti “bertambah atau berkembang”,
serta wa anbatat yang artinya “menumbuhkan”. Kata-kata yang telah disebutkan
dalam al-quran ini sangatlah sesuai dengan apa yang telah dikemukakan dalam
penelitian-penelitian ilmu pengetahuan modern.
Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun,
korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan(11).(QS An-Nahl: 10-11)
Disetiap tempat kita dapat menemui berbagai jenis tumbuhan. Entah itu di
taman, ladang, pedesan, perkotaan atau dimanapun itu. Sebagian tumbuh-
tumbuhan dapat hidup dimanapun tempatnya. Akan tetapi ada juga beberapa
jenis tumbuhan yang hanya dapat tumbuh ditempat tertentu saja. Ada tumbuhan
yang hanya bisa tumbuh di daerah tropis, ada pula yang hanya cocok tumbuh
didaerah subtropis.
Tumbuhan memiliki banyak spesies serta jenis yang beragam. Dan sama
pula dengan makhluk hidup lainnya. Di seluruh penjuru dunia ini terdapat
banyak sekali jenis tumbuh-tumbuhan, mulai dari yang terkecil sampai yang
terbesar. Dalam sebuah penelitian telah terdapat 350.000 tumbuh-tumbuhan
yang telah terdaftar dari seluruh permukaan bumi. Menurut Abduh, diperlukan
pengamatan terhadap jenis tumbuh-tumbuhan dan binatang yang memiliki
kekuatan memenuhi kebutuhan-kebutuhan, untuk memelihara wujud hidupnya
dengan mempergunakan alat-alat dan anggota-anggotanya yang terletak
dibadannya.
Tumbuhan dibumi ini diciptakan oleh Allah berpasangan, ada yang jantan
dan ada pula yang betina.
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
yang tidak mereka ketahui. (QS YASIN: 36).
Buah-buahan hasil dari tumbuhan yang kita makan sebenarnya merupakan
hasil reproduksi antara bunga jantan dan bunga betina. yang dalam ilmu biologi
sering disebut putik dan serbuk sari. Selesainya reproduksi terjadi dengan
proses tumbuhnya biji, setelah terbukanya tutup luar (yang mungkin juga
terpadat dalam biji). Terbukanya tutup luar itu memungkinkan keluarnya
akar yang akan menyerap makanan dari tanah. Makanan itu perlu
untuk tumbuh-tumbuhan yang lambat pertumbuhannya, yaitu untuk
berkembang dan menghasilkan individu baru. Suatu ayat member isyarat
kepada pembenihan ini dalam Al-Qur’an surat Al-An’aam ayat 95 yang artinya:
"Sesungguhnya Allah membelah butit tumbuh-tumbuhan dan biji buah-
buahan."
Proses kehidupan tumbuhan mulai dari pertumbuhan awal sampai
menghasilkan buah tersusun dari berbagai sel-sel. Mulai dari sel untuk
menyimpan makanan yang telah diserap, sel pertumbuhan serta sel-sel lainnya.
Semua sel pada tumbuhan dibatasi oleh dinding-dinding sel yang terbuat
dari selulosa. Selulosa yang masih muda dinding selnya sangatlah tipis
sedangkan semakin tua selulosanya maka sel dinding sel semakin tebal. Itulah
penyebab mengapa tumbuhan yang masih muda memiliki sifat yang lunak, lain
halnya dengan tumbuhan yang tumbuh semakin tua maka semakin keras pula
tumbuhannya itu.
Dalam setiap sel tumbuhan hijau daun mengandung klorofil untuk
menyerap energi matahari. Klorofil menyerap energi matahari dan digunakan
sebagai makanan. Energi yag telah terserap oleh klorofil akan tersimpan dalam
tumbuhan tersebut. Yang sangat menabjubkan bahwa tumbuhan hijaudapat
menyimpan energi hingga jutaan tahun dalam bentuk fosil.
Banyak tumbuh-tumbuhan yang oleh Allah disebutkan dalam Al-quran
dan tumbuhan tersebut memiliki banyak manfaat dan khasiat. Misalnya
tumbuhan kurma, jahe, pohon tin dan masih banyak yang lainnya.
2.3 Klasifikasi Tanaman Obat
Di muka bumi ini memiliki beraneka macam tumbuhan mulai dari
yang kecil hingga besar, semuanya tumbuh dan menyebar dari lautan hingga
pegunungan tinggi. Golongan atau Klasifikasi Tumbuhan didasarkan pada
persamaan dan perbedaan dari ciri khas yang dimiliki tumbuhan. Klasifikasi
adalah kegiatan dalam mengelompokan makhluk hidup, dengan kata lain
pengelompokan aneka ragam hewan atau tumbuhan masuk ke dalam
golongan melalui keseragaman dalam keanekaragaman.
Klasifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang
beraneka jenis dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat
pada objek tersebut dan menunjukan hubungan kekerabatan antara makhluk
hidup satu dengan makhluk hidup lainnya. Selain itu, klasifikasi memudahkan
dalam memberi nama ilmiah kepada populasi individu
2.3.1 Dasar klasifikasi tumbuhan
Carolus Linnaeus mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi dua yaitu
tumbuhan dengan nama Plantae dan hewan dengan nama Animalia. Carolus
Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar klasifikasi dan
dikenal dengan sebutan Bapak Taksonomi, sehingga cabang ilmu tumbuh-
tumbuhan yang mempelajari tentang teknik klasifikasi (penggolongan atau
pengelompokan) disebut sebagai Taksonomi. Klasifikasi Tumbuhan
berdasarkan hal-hal yaitu sebagai berikut :
Jumlah sel penyusun tubuh: uniseluler / multiseluler.
Ada tidak terdapat biji, bunga, dan buah.
Morfologi (struktur tubuh luar) dan anatomi (struktur tubuh dalam).
Habitus tumbuhan waktu hidupnya misalnya tegak, merambat dan menjalar.
Organ perkembangbiakan
Berdasarkan persamaan ciri dan sifat makhluk hidup maka dapat dibentuk
kelompok-kelompok. Kelompok-kelompok yang terbentuk diatur dalam
urutan dan tingkat tertentu. Carolus Linnaeus membuat urutan Klasifikasi
Tumbuhan dari tingkat kecil hingga tingkat besar yaitu sebagai berikut :
1. Unit dasar terkecil dalam klasifikasi disebut jenis-jenis/spesies.
2. Jenis-jenis yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu
kelompok yang disebut marga/genus.
3. Beberapa marga yang sama dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut suku/famili.
4. Beberapa suku yang sama dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut bangsa/ordo.
5. Beberapa bangsa yang sama dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut kelas/kelas.
6. Beberapa kelas yang sama dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut phylum (divisi).
7. Beberapa divisi yang sama dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut kerajaan/kingdom.
Klasifikasi Tumbuhan dikelompokan menjadi lima divisi yaitu:
1. Divisi Thallophyta (tumbuhan talus)
2. Divisi Pterydophyta (tumbuhan paku)
3. Divisi Schyzophyta (tumbuhan belah)
4. Divisi Spermatophyta (tumbuhan biji)
5. Divisi Bryophyta (tumbuhan lumut)
Klasifikasi Tumbuhan terdapat dua macam cara, yaitu sebagai berikut :
1. Klasifikasi dengan sistem alami (natural system)
Penggolongan tumbuhan berdasarkan kombinasi sifat morfologis
penting pada klasifikasi sistem alami ini karena sistem alami hanya berupa
tumbuhan yang mempunyai hubungan filogetis saja, dimana
dikelompokkan dalam kelompok yang sama. Selain itu, sistem alami ini
lebih maju apabila dibandingkan dengan sistem buatan.
Satuan yang digunakan untuk klasifikasi ini adalah spesies. Dimana
spesies merupakan kelompok individu yang mempunyai persamaan sifat
morfologis yang dapat dikelompokkan dalam suatu takson yang lebih
tinggi tingkatannya yaitu genus. Dari beberapa genus yang mempunyai
persamaan sifat dikelompokkan dalam famili dan beberapa famili yang
mempunyai persamaan sifat dikelompokkan ke dalam ordo. Kemudian
beberapa ordo dikelompokkan ke dalam kelas, seterusnya dari beberapa
kelas dikelompokkan ke dalam divisi dan akhirnya masuk ke dalam
regnum plantarum. Dengan membandingkan sifat-sifat tumbuhan dan
menyelidiki secara mendalam, maka dapat disimpulkan beberapa golongan
tumbuhan disebut sebagai Takson, sehingga golongan-golongan tumbuhan
tersebut dapat tersusun sebagaimana mestinya dengan kehendak alam.
2. Klasifikasi dengan sistem buatan (artificial system)
Penggolongan tumbuhan didasarkan hanya salah satu sifat umum saja
terdapat pada sistem klasifikasi buatan ini. Misalnya menggunakan habitus
pertumbuhan sebagai salah satu sifat dasar dalam penggolongan. Terdapat
tiga kelompok alam tumbuhan berdasarkan habitus, yaitu : semak, herba
dan pohon. Jadi dalam sistem buatan ini, tumbuhan yang mempunyai
hubungan erat antara satu dengan yang lain mungkin diletakkan dalam satu
kelompok yang sama. Hal inilah merupakan suatu kelemahan dalam
klasifikasi sistem buatan tersebut.
2.4 Kandungan
Kandungan senyawa dalam suatu tumbuhan digolongkan dalam dua
golongan senyawa yaitu golongan senyawa metabolit sekunder dan golongana
senyawa metabolit primer.
Beragamnya senyawa yang berhasil ditemukan baik yang terjadi secara
alami, merupakan salah satu pertimbangan perlunya pengkhususan dalam
mempelajari senyawa-senyawa dari alam. Secara garis besar senyawa-senyawa
tersebut dikelompokkan berdasarkan fungsi dan proses terbentuknya menjadi da
kelompok yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder( Sahidin, 2013).
Fungsi karbohidrat, protein, dan lemak pada makhluk hidup sudah jelas,
antara lain karbohidrat sebagai sumber energi dan protein untuk pertumbuhan.
Hal tersebut berlaku secara umum pada semua makhluk hidup. Nutrien-nutrien
tadi disebut sebagai metabolit primer. Tumbuhan pada saat kena hujan atau
panas tidak dapat menghindar atau lari untuk berteduh, tetapi tumbuhan tersebut
mengeluarkan atau menghasilkan senyawa tertentu yang dapat melindungi
dirinya dari pengaruh hujan atau panas. Senyawa-senyawa yang dimaksud
disebut dengan metabolit sekunder ( Sahidin, 2013).
Perbedaan metabolit primer dan metabolir sekunder (achmad, 1986)
Metabolit primer Metabolit sekunder
Distribusi Merata dalam tiap organisme Tidak merata
Fungsi Universal, antara lain sumber
energi, pertumbuhan
Ekologis, antara lain penarik
serangga, pertahanan.
Struktur
kimia
Perbedaan kecil Berbeda-beda
fisiologi Berkaitan dengan struktur
kimia
Tidak berkaitan dengan
struktur kimia
Hubungan metabolit primer dan metabolit sekunder Metabolit sekunder
terbentuk dari metabolit primer melalui berbagai jalur metabolisme yang
disesuaikan dengan tujuan dan kondisi lingkungan tumbuhan tersebut tumbuh
(Sahidin, 2013).
2.4.1 Senyawa metabolit sekunder
Metabolit sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan atau disintesa
pada sel dan group taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress
tertentu. Senyawa ini diproduksi hanya dalam jumlah sedikit tidak terus-
menerus untuk mempertahankan diri dari habitatnya dan tidak berperan penting
dalam proses metabolism utama (primer). Pada tanaman, senyawa metabolit
sekunder memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai atraktan (menarik
serangga penyerbuk), melindungi dari stress lingkungan, pelindung dari
serangan hama/penyakit (phytoaleksin), pelindung terhadap sinar ultra violet,
sebagai zat pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain
(alelopati).
Senyawa metabolit sekunder memiliki struktur yang lebih komplek dan
sulit disintesa, jarang dijumpai di pasaran karena masih sedikit (15%) yang
telah berhasil diisolasi sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi (mahal
harganya)
1) Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder
Senyawa metabolit sekunder diproduksi melalui jalur di luar
biosinthesa karbohidrat dan protein. Ada tiga jalur utama untuk
pembentukan metabolit sekunder, yaitu 1) jalur Asam Malonat asetat, 2)
Asam Mevalonat asetat dan 3) Asam Shikimat.
a. Jalur Asam Malonat
Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan melalui jalur asam malonat
diantaranya: asam lemak (laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat,
linolenic), gliserida, poliasetilen, fosfolipida, dan glikolipida.
Tanaman yang menghasilkan senyawa ini antara lain: Jarak pagar, kelapa
sawit, kelapa, jagung, kacang tanah, zaitun, bunga matahari, kedelai, wijen,
kapas, coklat, dan alpukat.
b. Jalur Asam Mevalonat
Senyawa metabolit sekunder dari jalur ini diantaranya adalah Essential oil,
Squalent, Monoterpenoid, Menthol, Korosinoid, Streoid, Terpenoid,
Sapogenin, Geraniol, ABA, dan GA3.
c. Jalur Asam Sikhimat
Metabolit sekunder yang disintesis melalui jalur asam shikimat diantaranya
adalah Asam Sinamat, Fenol, Asam benzoic, Lignin, Koumarin, Tanin,
Asam amino benzoic dan Quinon.
2) Contoh senywa metabolit sekunder
a. Shikonin
Senyawa ini dihasilkan dari kultur sel Lithospermum
erithorhizon. Kegunaan atau manfaat senyawa ini adalah sebagai anti
bakteri, zat pewarna, kosmetik, untuk luka, dll. Secara alami, Sikonin
dapat diisolasi dari akar pada saat tanaman umur 5 – 7 tahun, namun
kandungannya hanya sekitar 1-2 %. Sedangkan produksi Sikonin
melalui Kultur akar rambut menggunakan alat bioreaktor kapasitas
20.000 liter dapat menghasilkan sekitar 12 – 15%. Sikonin komersial
telah diproduksi oleh PT. Mitsui Petrochemical IND.
b. Ginsenoida
Senyawa metabolit sekunder ini diproduksi dari akar tanaman
Ginseng. Senyawa ini berguna untuk menambah vitalitas dan banyak
digunakan sebagai campuran obat dan minuman. Senyawa ini telah
diproduksi secara komersial (skala industry) melalui kultur akar
menggunakan alat bioreactor dengan kapasitas 20.000 liter oleh PT.
Nitro Denco sejak tahun 1991.
c. Vinblastin dan Vincristine
Senyawa metabolit sekunder ini diproduksi dari bunga Tapak Dara
(Catharanthus roseus). Senyawa ini merupakan Alkaloid untuk obat
penyakit leukemia.
Adapun lintasan biosintesis senyawa metabolit Vinblastin dan
Vincristine adalah sebagai berikut:
d. Ajmalicine
Senyawa metabolit sekunder ini diproduksi dari Rauvolvia
sp. Kegunaan senyawa Ajmalicine adalah untuk obat anti
hipertensi (obat darah tinggi).
Rumus kimia dari senyawa metabolit sekunder Ajmalicine adalah
sebagai berikut.
3) Metabolit Sekunder sebagai obat modern
a. Alkaloid – Rauvolvia serpentina
b. Atropine – Hyoscymus niger
c. Caffeine – Coffea arabica
d. Cocaine – Erythorxylon coca
e. Nikotin – Nicotiana tabacum
f. Quinine – Cinchona officinalis
g. Scopolamine – N. niger
h. Vinblastine – Catharanthus roseus
4) Faktor yang mempengaruhi produksi metabolit sekunder
a. Formulasi/komposisi media kultur.
b. Faktor fisik (suhu, cahaya,kelembaban dll).
c. Faktor genetik (genotipa sel).
d. Faktor Stress lingkungan (logam berat, elicitor, sinar UV).
5) Cara meningkatkan produksi metabolit sekunder
Produksi senyawa metabolit sekunder melalui kultur sel/jaringan tidak
selalu lebih tinggi hasilnya. Padas siitem produksi metabolit sekunder
menggunakan kultur sel/akar dengan bioreactor dapat ditingkatkan hasilnya
dengan cara menambahkan senyawa pemacu atau precursor. Cara ini banyak
diterapkan pada proses produksi skala industry, karena lebih murah, cepat
dan mudah membentuk senyawa akhir. Namun ada beberapa hambatan
dalam penggunaan precursor, yaitu lambatnya proses transport dari
precursor ke dalam sel target dan masih terbatasnya jenis precursor.
2.4.2 Senyawa metabolit primer
Metabolit Primer adalah suatu zat/senyawa essensial yang terdapat dalam
organisme dan tumbuhan, yang berperan dalam proses semua kehidupan
organisme tersebut atau merupakan kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup
bagi organisme / tumbuhan tersebut. Kehidupan organisme dibagi menjadi 2
bagian : Prokariot adalah organisme yang tidak mempunyai dinding sel (inti sel
tidak punya membran). Eukariotadalah organisme yang mempunyai dinding sel
atau mempunyai membran inti sel dan organ sitoplasma, yang setiap sel
digambarkan dengan adanya membran (mitokondria, kloroplast, dll).
Beberapa contoh senyawa metabolit primer antara lain:
1) Protein
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat
dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam
bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang
paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob
Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi
genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang
berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai
tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang
memiliki fungsi penuh secara biologi.
2) Karbohidrat
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari
bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan
besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai
bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada
tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya
selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses
fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi
karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini
bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai
aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah
karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus
(CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi
oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri
dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya
glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer
yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang
serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati,
kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula
disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian
beberapa monosakarida).
3) Lemak
Lemak atau Lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak
secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada
suhu ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang
dihasilkan oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair.1 gram
lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal. Lemak terdiri atas unsur-
unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-
CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi
alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak
dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik sepe,rti: eter,
Chloroform, atau benzol. Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak
biologis memenuhi 3 fungsi dasar bagi manusia, yaitu: Penyimpan energy,
Transportasi metabolik sumber energi , Sumber zat untuk sintese bagi
hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal Signal
transducing.
Adapun Fungsi metabolit primer bagi tumbuhan yaitu, diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup bagi tumbuhan, untuk pertumbuhan
atau perkembangan bagi tumbuhan tersebut dan sebagai cadangan makanan.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang materi diatas, maka dapat diambill
beberapa kesimpullan besar tentang manfaat senyawa primer dan sekunder yang
terkandung dalam suatu tumbuhan menurut prspektif agama islam, diantaranya :
1) Allah SWT memiliki maksud dari apa yang diciptakan-Nya, senyawa
metabolit sekunder dan primer sangat berguna sekali untuk pertumbuhan
suatu tumbuhan dan untuk kelangsungan juga kebutuhan hidup manusia.
2) Senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, tannin, saponin, terpenoid dll
lebih dibutuhkan oleh tumbuhan daripada senyawa metabolit primer,
begitupun sebaliknya, manusia lebih membutuhkan senyawa metabolit
primer daripada senyawa metabolit sekunder, contohnya karbohidrat,
protein, lemak dan vitamin.
3) Kehidupan tidak akan terlepas dari kebutuhan akan tumbuhan dengan
berbagai khasiat yang terkandung didalamnya.
III.2 Saran
Penyusunan makalah ini memangn belum begitu ideal akan tetapi sedikit
atau banyak materi yang disampaikan diatas mudah-mudahan dapat bermanfaat
dan membantu dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga makalah ini
dapad dijadikan panduan dalam belajar dengan tidak mengenyampingkan
panduan yang lainya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Surat Al-An’am : 99, Al-An’am ayat 95, QS An-Nahl : 10-11, QS YASIN
: 36
Achmad, S.A., 1986, Buku Materi Pokok : Kimia organik Bahan Alam, Penerbit
Karunia Jakarta, Universitas Terbuka, Jakarta.
Sahidin, 2013, Mengenal Senyawa Alami: Pembentukan dan Pengelompokan Secara
Kimia, Penerbit Universitas Haluoleo, Kendari.
Gunawan, Didit dan Sri Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid
I ,Jakarta: Penebar Swadaya.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi,edisi keenam, 71-
72 ,ITB, Bandung
Sudjadi, 2010, Kimia Farmasi Analisis,91, 122, Pustaka Pelajar, Yogyakarta