MAKAKAHbiokimia
Transcript of MAKAKAHbiokimia
-
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
1/10
MAKAKAH
SIFAT FISIK KIMIAWI PROTEIN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Biokimia
Disusun Oleh :
Dicky Surya Putra
230110120154
Perikanan B
PROGRAM STUDI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013
-
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
2/10
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 tujuan
Bab II Daftar isi
Bab III Pembahasan
3.1 Protein
3.2 Struktur Protein
3.3 Kelarutan Protein
3.4 Pengaruh Konsentrasi Garam
3.5 Denaturasi Protein
3.6 Pengukuran Kelarutan Protein
Bab IV Penutup
4.1 kesimpulan
Bab V Daftar Pustaka
-
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
3/10
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Protein sangat penting bagi tubuh. Ia mengandung unsur semacam C, O, H dan N yang tidak
dipunyai oleh karbohidrat juga lemak. Karakter protein ini menjadikan ia khas. Selain itu, protein
juga mengandung senyawa lain di antaranya belerang, fosfor bahkan ada pula yang menyimpan unsur
logam semacam besi di setiap molekul-molekul penyusunnya. Mencermati kandungannya yang
kompleks, wajar jika kemudian protein menjadi salah satu unsur penting yang wajib ada di dalam
menu harian. Sayangnya, mengacu pada karakter biologisnya, saat kita mengolah makanan,
kandungan proteinnya akan berkurang bahkan hilang. Peritiwa tersebut secara sederhana disebut
dengan denaturasi protein.Maka demikian dengan dibuatnya makalah ini untuk mempermudah
pemahaman sifat fisik kimiawi protein saat akan tjadi denaturasi protein.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini meliputi:
1. Untuk mengetahui apa itu protein
2.
Untuk mengetahui struktur protein
3. Untuk mengetahui sifat-sifat pada protein
4. Untuk mengetahui kelarutan protein
5.
Untuk mengetahui denaturasi protein
http://sumber-protein.blogspot.com/http://sumber-protein.blogspot.com/2013/06/wajib-tahu-sifat-sifat-protein.htmlhttp://sumber-protein.blogspot.com/2013/06/wajib-tahu-sifat-sifat-protein.htmlhttp://sumber-protein.blogspot.com/ -
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
4/10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Protein
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, danpolinukleotida,yang merupakan penyusun utamamakhluk hidup.Selain itu, protein merupakan
salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jns
Jakob Berzeliuspada tahun1838.Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang
terdiri dari polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan
seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida
dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein
juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan
bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam
yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptida (Hart, 1987). Sifat-sifat protein
beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen
dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Semua molekul dengan jenis protein
tertentu mempunyai komposisi dan deret asam amino dan panjang rantai polipeptida yang sama.
Protein memiliki fungsi sebagai berikut (Lehninger, 1996): Enzim, merupakan katalis biokimia;
Pengukur pergerakan; Alat pengangkut dan penyimpan; Penunjang mekanisme tubuh;
Pertahanan tubuh (imune atau anti-bodi); Media perambatan impuls saraf; dan Pengendali
pertumbuhan.
Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer ditambahkan pada alkali
kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu, adalah test yang umum untuk protein dan
diberikan oleh peptida yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret dibentuk
Ada 20 asam amino yang memiliki perbedaan pada struktur rantai samping telah
digunakan sel-sel manusia untuk membuat protein. Struktur rantai samping menentukan kelas-
kelas asam amino, antara lain seperti polar, nonpolar, netral, asam, dan basa. Sel manusia dapatmensintesis kebanyakan asam amino yang dibutuhkan untuk membuat protein. Meskipun begitu
ada sekitar delapan asam amino yang disebut sebagai asam amino esensial karena tidak dapat
disintesis oleh sel manusia sehingga harus didapatkan dari makanan (Goff, 1995).
Asam amino tergabung dengan ikatan kovalen oleh ikatan peptida menjadi protein. Ikatan
peptida merupakan ikatan amida yang dibentuk antara ikatan asam karboksilat asam amino satu
http://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lipidhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polinukleotida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hiduphttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%B6ns_Jakob_Berzeliushttp://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%B6ns_Jakob_Berzeliushttp://id.wikipedia.org/wiki/1838http://id.wikipedia.org/wiki/1838http://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%B6ns_Jakob_Berzeliushttp://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%B6ns_Jakob_Berzeliushttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hiduphttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polinukleotida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lipidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekul -
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
5/10
dengan gugus amina asam amino yang lain. Setiap asam amino mengandung paling tidak satu
gugus amina dan satu gugus asam karboksilat. Dapat juga terbentuk ikatan peptida dengan dua
cara. Contohnya seperti yang terjadi pada Gambar 2 dan juga mungkin terjadi ikatan peptida
antara gugus asam karboksilat valin dengan gugus amina glisin sehinga menghasilkan valilglisin.
Sedangkan protein terbentuk dari ratusan asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida
membentuk rantai peptida (Abrams, 2010).
Berikut ini akan ditulis bagaimana protein dapat berionisasi sehingga menjadi dapat
bermuatan positif maupun negatif. Prinsip ini adalah prinsip dasar isolasi protein menggunakan
garam konsentrasi rendah maupun dengan pengaturan pH pada titik isoelektriknya. Seperti
halnya asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan
positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan
dalam suasana basa akan membentuk ion negatif. Pada titik isoelektrik protein mempunyai
muatan positif dan negatif yang sama, sehingga tidak bergerak kearah elektroda positif maupun
negatif apabila ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut. Ionisasi protein dapat
digambarkan sebagai berikut (Murray, 2006):
Protein (sebagai kation) H+ + Protein (zwitter ion)
NH2- + Protein (zwitter ion) Protein (anion)
3.2 Struktur Protein
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkatdua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5]
struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui
ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan
metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease
yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek
untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino
menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi
asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicumutasi genetik.
struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada
protein yang distabilkan olehikatan hidrogen.Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah
sebagai berikut:
alpha helix(-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti
spiral;
http://id.wikipedia.org/wiki/Protein#cite_note-struk-4http://id.wikipedia.org/wiki/Protein#cite_note-struk-4http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_peptidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Amidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Frederick_Sangerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteasehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Vernon_Ingram&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mutasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Vernon_Ingram&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteasehttp://id.wikipedia.org/wiki/Frederick_Sangerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Amidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_peptidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Protein#cite_note-struk-4http://id.wikipedia.org/wiki/Protein#cite_note-struk-4 -
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
6/10
beta-sheet (-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari
sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol
(S-H);
beta-turn, (-turn, "lekukan-beta"); dan
gamma-turn, (-turn, "lekukan-gamma").[4]
struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier
biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpaikatan
kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan
membentuk struktur kuartener.
contoh struktur kuartener yang terkenal adalahenzimRubisco daninsulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat
(misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acidanalyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman,(3) kombinasi dari
digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri
massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan
Fourier Transform Infra Red (FTIR).[6] Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans
negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm.
Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum
FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi,komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino.
Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada
beberapa domainyang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan
menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada
struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya
tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur
kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
3.3 Kelarutan Protein
Didalam molekul protein terdapat asam amino hidrofilik dan asam amino hidrofobik.
Setelah protein berikatan dalam larutan air, asam amino hidrofobik biasanya membentuk area
perlindungan hidrofobik karena sifatnya tidak dapat berikatan dengan air sehingga air tidak dapat
http://id.wikipedia.org/wiki/Protein#cite_note-struk-4http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kovalenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kovalenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rubiscohttp://id.wikipedia.org/wiki/Insulinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Edman&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrometri_massahttp://id.wikipedia.org/wiki/Spektrometri_massahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=FTIR&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Protein#cite_note-6http://id.wikipedia.org/wiki/Protein#cite_note-6http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=FTIR&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrometri_massahttp://id.wikipedia.org/wiki/Spektrometri_massahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Edman&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Insulinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rubiscohttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kovalenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kovalenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protein#cite_note-struk-4 -
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
7/10
masuk kedalam area yang terdapat asam amino hidrofobik, sementara asam amino hidrofilik
akan berikatan dengan molekul solven (air) dan memungkinkan protein untuk membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air di sekitarnya. Jika pada permukaan protein terdapat asam amino
hidrofilik yang cukup maka protein dapat larut dalam air.
1.Pengaruh pH
Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai
muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif,
sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif. Pada titik isolistrik protein
mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga tidak bergerak ke arah elektroda
positif maupun negatif apabila ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut. Protein
mempunyai titik isolistrik yang berbeda-beda. Titik isolistrik protein mempunyai arti penting
karena pada umumnya sifat fisika dan kimia erat hubungannya dengan pH isolistrik ini. Pada pH
di atas titik isolistrik protein bermuatan negatif, sedangkan di bawah titik isolistrik, protein
bermuatan positif. Titik isolistrik pada albumin adalah pada pH 4,55-4,90
3.4 Pengaruh Konsentrasi Garam
Salting out
Ketika konsentrasi garam meningkat, sebagian dari molekul-molekul air akan tertarik
oleh ion garam, yang kemudian akan mengurangi jumlah molekul air yang dapat berinteraksidengan bagian hidrofobik protein. Sebagai akibat dari meningkatnya permintaan molekul solven
, interaksi antar protein menjadi lebih kuat daripada interaksi antara pelarut dan zat terlarut, Hal
ini akan menyebabkan molekul-molekul protein mengental dengan membentuk interaksi
hidrofobik dengan satu sama lain. Proses ini dikenal sebagai salting-out.
Dalam pembahasan lain disebutkan bahwa salting out terjadi ketika pada konsentrasi
garam yang tinggi, garam akan lebih cenderung mengikat air dan menyebabkan agregasi.
Sehingga molekul protein mengalami presipitasi.
Salting in
Biasanya dalam air murni, protein sukar larut. Dengan adanya penambahan garam,
kelarutan protein akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh ion anorganik yang terhidrasi
sempurna akan mengikat permukaan protein dan mencegah penggabungan (agregasi) molekul
protein. Hal ini disebut salting in.
-
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
8/10
Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-
garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein
ini disebut salting out. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein
akan mengendap. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi,
sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein
akan berkurang. Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan
amoniumsulfat ((NH4)2SO4) hingga jenuh. Setelah larutan albumin dijenuhkan dengan
(NH4)2SO4, uji kelarutan endapan yang terjadi dengan air menunjukkan hasil positif (endapan
larut membentuk butiran). Kemudian butiran direaksikan dengan pereaksi milon, dan bereaksi
positif dengan ditandai endapan berwarna kemerahan. Uji filtrat dengan pereaksi biuret juga
menunjukkan hasil poisitif yang ditandai larutan berwarna ungu violet. Pengujian endapan yang
dihasilkan dengan pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin,
sedangkan pengujian filtrat dengan pereaksi biuret bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
gugus amida pada filtrat yang dihasilkan.
3.5 Denaturasi Protein
Denaturasi protein dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur
sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan
kovalen. Karena itu, denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen,interaksi hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya lipatan molekul protein. Denaturasi protein
meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur sekunder dan tersier
protein. Sejak diketahui reaksi denaturasi tidak cukup kuat untuk memutuskan ikatan peptida,
dimana struktur primer protein tetap sama setelah proses denaturasi. Denaturasi terjadi karena
adanya gangguan pada struktur sekunder dan tersier protein. Pada struktur protein tersier terdapat
empat jenis interaksi yang membentuk ikatan pada rantai samping seperti; ikatan hidrogen,
jembatan garam, ikatan disulfida dan interaksi hidrofobik non polar, yang kemungkinan
mengalami gangguan. Denaturasi yang umum ditemui adalah proses presipitasi dan koagulasi
protein
Denaturasi, koagulasi dan redenaturasi dapat dibedakan sebagai berikut. Denaturasi
protein adalah suatu keadaan telah terjadinya perubahan struktur protein yang mencakup
perubahan bentuk dan lipatan molekul, tanpa menyebabkan pemutusan atau kerusakan lipatan
-
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
9/10
antar asam amino dan struktur primer protein. Koagulasi adalah denaturasi protein akibat panas
dan alkohol. Redenaturasi adalah denaturasi protein yang berlangsung secara reveresibel.
Panas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar.
Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul
penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul
tersebut. Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Beberapa
makanan dimasak untuk mendenaturasi protein yang dikandung supaya memudahkan enzim
pencernaan dalam mencerna protein tersebut.
Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat
airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi
non-kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang
berupa ikatan peptida. Proses ini biasanya berlangsung pada kisaran suhu yang sempit.
3.6 Pengukuran Kelarutan Protein
Percobaan kelarutan protein dilakukan dengan cara melarutkan protein ke dalam akuades
pada pH yang berbeda. Setelah disentrifusi, akan terdapat dua fase, yaitu fase endapan dan fase
supernatan. Kelarutan protein dapat diukur dari kadar protein terlarutnya. Semakin banyak
protein yang larut di bagian supernatan, maka menunjukkan peningkatan kelarutan protein.
Protein yang terlarut dapat diukur dengan metode penetapan protein, seperti metode Lowry.
Metode Lowry adalah salah satu metode untuk mengukur kadar protein contoh berdasarkan padaprinsip-nya reaksi antara ion Cu2+ dengan ikatan peptida dan reduksi asam fosfomolibdat dan
asam fosfotungstat oleh tirosin dan triptofan (merupakan residu protein) yang akan menghasilkan
warna biru
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada pembahasan yang didapat bahwa sanya denaturasi secara harfiah adalah kata yang merujuk
pada sesuatu yang keluar dari sifat aslinya (alamiah). Adapun denaturasi protein sendiri mengacu pada
kondisi di mana trusktur atau susunan protein berubah dari susunan awalnya (alaminya).
Perubahan ini sendiri terjadi karena beberapa faktor. Perubahannya pun dikenal dalam beberapa bentuk
yakni perubaan kimia, perubahan fisika.
-
5/20/2018 MAKAKAHbiokimia
10/10
BAB V DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, anna dan Suprianti, Titin. 2009.Dasar-Dasar Biokimia. Universitas
Indonesia: Jakarta
Wirahadikusummah, M., 1985.Biokimia: Protein, Enzim, dan Asam Nukleat.
ITB: Bandung Arbianto, purwo, 1993.Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB
http://sumber-protein.blogspot.com/2013/06/apa-itu-denaturasi-protein.html(diaksespada
tanggal 7 desember 2013 20.13
http://bisakimia.com/2012/11/11/denaturasi-protein/ ( diakses pada tanggal 7 desember 2013
20.39)
http://sumber-protein.blogspot.com/2013/06/apa-itu-denaturasi-protein.html(diakseshttp://bisakimia.com/2012/11/11/denaturasi-protein/http://bisakimia.com/2012/11/11/denaturasi-protein/http://sumber-protein.blogspot.com/2013/06/apa-itu-denaturasi-protein.html(diakses