Majalah Manunggal Edisi Jazz

64

description

Majalah Manunggal Edisi Jazz ini di terbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Manunggal Unviversitas Diponegoro Semarang

Transcript of Majalah Manunggal Edisi Jazz

Tom

mas

Titu

s Kur

niaw

an.

Konser jazz Michiel Borstlap yang diselenggarakan pada 6 Maret 2008 di Auditorium RRI Semarang mengundang minat para penikmat musik jazz di Semarang. Michiel mengusung album terbarunya berjudul “El-dorado”. Acara ini diselenggara-kan Widya Mitra (pusat budaya Belanda) dan Kronik.

Konser

Borstlap

Lensa

2

manunggal September 2008

Salam sejahtera ...

Sebuah pepatah mengatakan, berlakulah kamu di dunia ini seolah-olah hari ini

adalah hari terakhir kamu di dunia. Pepatah tersebut memberikan kita pelajaran agar

kita

senantiasa harus melakukan segala sesuatu yang terbaik sebelum semuanya berakhir dan

mengundang penyesalan.

Berpegang pada pepatah tersebut, demikianlah kami mengerjakan majalah ini hingga

bisa sampai di tangan para pembaca. Kami menyadari hidup dan mati majalah ini ada di

tangan pembaca. Maka dari itu, kami berusaha untuk menyajikan tema-tema pilihan di majalah

edisi ini.Melihat antusias masyarakat akan musik jazz yang telah menjamur belakangan

ini, maka kami suguhkan sajian utama mengenai musik jazz.

Jika musik jazz tidak cukup membuat pembaca merasa

santai dan menghilangkan penat, maka kami ajak pembaca

untuk berwisata ke Etasia di Boyolali. Tak hanya itu, kami

juga menyajikan rubrik-rubrik lain yang tentunya

renyah untuk dibaca.

Semoga tema-tema yang kami pilih kali ini

tetap memiliki tempat di hati pembaca. Selamat membaca!

Prologue

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof

dr Susilo Wibowo MS ED SpAnd Penasehat: Prof Dr Ignatius Riwanto SpBD, Dr H Muhammad Nasir

MSi Akt, Sukinta SH MHum, Dr Muhammad Nur DEA, Dr Adi Nugroho, Ardhiansyah H SH Pemimpin

Umum: Nurul Muttaqin Sekretaris Umum: Martha Santika Pemimpin Redaksi: Sri Mas Sari

Pemimpin Litbang: Galih Puji Laksana Pemimpin Perusahaan: Anny Asyiatun Sekretaris Redaksi:

Sonia Tarika Redaktur Pelaksana: Isma Savitri Staf Redaksi: Anna Puji Lestari, Aris Bani Adam, Lia

afiani, Heni Kurniawati Redaktur Foto: R Pasca Andhika Fotografer: Nila Yustisa P, Ryo Hadindra

P Redaktur Artistik: M Riefky Jaya P Staf Artistik: Anna Puji Lestari (Layouter), Wedha Stratesti Y,

Wildan Adi Nugraha, Niswatul Qonita Manajer Iklan: Anindya Retti Staf Iklan: Indah Tri Handayani

Manajer Rumah Tangga: Ivana Rahman Produksi & Distribusi: Dian N Alamat Redaksi, Iklan dan

Sirkulasi: Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jl. Imam Bardjo, S.H. No.2

Telp. (024)8446003 Semarang 50241 E-mail:[email protected]

3

manunggal September 2008

all aboutJazz

INDEX Prolog

EdltorialSAJUT

Band

Mainstream

Rasa baru

Pendidikan

Wansus

INTERMEZZO

kuliner

Polling

kolom

techno

Arena

bisnisiana

plesir

GAYA HIDUP

TO BE FIT

profil

PIT STOP

konsultasicerpen

resensi

STYLICIOUS

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal. Pelindung : Prof dr Susilo Wibowo MS MED SpAnd Penasehat : Prof Dr Ignatius Riwanto SpBD, Dr H Muhammad Nasir MSi Akt, Sukinta SH MHum, Dr Muhammad Nur DEA, Dr Adi Nugroho, Ardhiansyah H SH Pemimpin Umum : Rosnah Indartiningsih Sekretaris Umum : Dian Haryati Pemimpin Redaksi : Isma savitri Pemimpin Litbang : Muhammad Aslih Pemimpin perusahaan : Rohmatul Abadiyah sekretaris Redaksi : Pradita Bunga Redaktur pelaksana : Aris Bani adam, Lia afiani Staf Redaksi : Muhammad Akrim W, Gema Ajie M, Muhammad Aji F, Arvinda Hanugraheningtias, Dava Amrina, Allaely Hardhiani, Mujiati Redaktur foto : Ryo Hadindra P Fotografer : Siti Nuraini, Thomas Titus K Redaktur Artistk : Ana Puji L Staf Artistik : Angling AP, Meila, Taufik Hidayat, Redaktur Cyber : Rochmat Ali S Staf Cyber : Hendra kusuma, Nila Yustisia Manajer Iklan : Indah Tri H Staf Iklan : Irin Febriani, Mutiara Rahma, Winda Faati K Manajer Rumah Tangga : Patricia Wahyu Produksi & Distribusi : Citra Anggityas Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jl. Imam Bardjo, S.H. No 2 Semarang 50241 Telp : (024)8446003 E-mail : [email protected]

kru

3

7

14

18

3

28

33

38

43

47

52

56

5

9

16

20

24

33

36

40

3

50

54

60

4

manunggal September 2008manunggal September 2008

all aboutJazz

Bagaimana ya seandinya dunia ini tanpa kehadiran musik? Akankah

lebih baik atau malah sebaliknya?Banyak orang mungkin yang akan setuju

jika kehadiran musik bagi hidup ini sangat berarti. Bayangkan saja, jika dalam sebuah film tidak ada musik atau sound effect sedikit pun untuk mendukung suatu peristiwa yang terjadi, maka film tersebut pasti hambar dan tidak nendang. Bagai masakan tanpa garam, mungkin itulah gambaran yang tepat.

Lalu, apa yang kebanyakan orang lakukan saat mereka duduk di depan komputer atau apa yang dilakukan orang saat mereka sedang santai sambil membaca buku? Mendengarkan alunan musik mungkin adalah jawaban yang banyak keluar.

Beribu-ribu kopi kaset maupun VCD yang terjual keras adalah bukti apresiasi orang yang besar terhadap music, terlepas dari masalah kaset atau VCD yang mereka beli itu bajakan atau bukan. Di Indonesia sendiri, Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards adalah bukti apresiasi orang yang besar terhadap musik.

Sebuah penelitian oleh ahli menunjukkan bahwa bayi yang berada dalam kandungan akan mengalami perkembangan otak yang lebih baik karena sering dirangsang dengan cara didengarkan musik-musik yang lembut.

Berbicara tentang musik berirama lembut, siapa sih yang tidak mengenal jazz? Jika dulu aliran musik yang lembut ini hanya terdengar gaungnya di kalangan elit dan menjadi old fashioned, maka tidak demikian saat ini. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa musik jazz menjadi santapan bagi anak muda.

Apa pun alasan bagi setiap orang untuk menyukai dan menikmati musik jazz bukanlah suatu hal yang penting untuk dipermasalahkan. Satu yang pasti, musik adalah bahasa universal. Semua orang berhak untuk memilih dan menikmati musiknya masing-masing. So, choose and play your music!E

dit

oria

l

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal. Pelindung : Prof dr Susilo Wibowo MS MED SpAnd Penasehat : Prof Dr Ignatius Riwanto SpBD, Dr H Muhammad Nasir MSi Akt, Sukinta SH MHum, Dr Muhammad Nur DEA, Dr Adi Nugroho, Ardhiansyah H SH Pemimpin Umum : Rosnah Indartiningsih Sekretaris Umum : Dian Haryati Pemimpin Redaksi : Isma savitri Pemimpin Litbang : Muhammad Aslih Pemimpin perusahaan : Rohmatul Abadiyah sekretaris Redaksi : Pradita Bunga Redaktur pelaksana : Aris Bani adam, Lia afiani Staf Redaksi : Muhammad Akrim W, Gema Ajie M, Muhammad Aji F, Arvinda Hanugraheningtias, Dava Amrina, Allaely Hardhiani, Mujiati Redaktur foto : Ryo Hadindra P Fotografer : Siti Nuraini, Thomas Titus K Redaktur Artistk : Ana Puji L Staf Artistik : Angling AP, Meila, Taufik Hidayat, Redaktur Cyber : Rochmat Ali S Staf Cyber : Hendra kusuma, Nila Yustisia Manajer Iklan : Indah Tri H Staf Iklan : Irin Febriani, Mutiara Rahma, Winda Faati K Manajer Rumah Tangga : Patricia Wahyu Produksi & Distribusi : Citra Anggityas Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jl. Imam Bardjo, S.H. No 2 Semarang 50241 Telp : (024)8446003 E-mail : [email protected]

kru

5

manunggal September 2008manunggal September 2008

“Yang menarik

adalah kata “jazz”

berasal dari sebuah

istilah vulgar yang

digunakan untuk aksi

seksual”

azz adalah sebuah seni ekspresi dalam bentuk musik.

Jazz juga disebut sebagai musik fundamental dalam hidup manusia

dan cara mengevaluasi nilai-nilai tradisionalnya. Tradisi jazz tumbuh

di masyarakat kulit hitam Amerika yang tertindas. Awalnya genre musik

ini merupakan perpaduan dari tribal drums, musik gospel, blues, serta field hollers (teriakan peladang). Proses kelahirannya telah memperlihatkan musik jazz sangat berhubungan dengan pertahanan hidup dan ekspresi kehidupan manusia.

6

manunggal September 2008manunggal September 2008

Sejarah Jazz

Sebagian irama dalam musik jazz pernah diasosiasikan dengan rumah-rumah bordil dan perempuan-perempuan dengan reputasi yang kurang baik. Dalam perjalanannya kemudian, jazz akhirnya menjadi bentuk seni musik, baik dalam komposisi tertentu maupun improvisasi yang merefleksikan melodi-melodi secara spontan. Musisi jazz biasanya mengekspresikan perasaan yang tak mudah dijelaskan karena musik ini harus dirasakan dalam hati. ‘Kalau kau menanyakannya, kau tak akan pernah tahu’ begitu menurut Louis Armstrong,” tutur Andi Aziz Putra, seorang pecinta musik jazz di Yogyakarta.

Legenda jazz dimulai di New Orleans dan berkembang ke Sungai Mississippi, Memphis, St. Louis, dan akhirnya Chicago. Tentu saja musik jazz dipengaruhi oleh musik yang ada di New Orleans, tribal drums Afrika dan struktur musik ala Eropa. Jazz dipengaruhi berbagai musik seperti musik spiritual, cakewalks, ragtime dan blues. Salah satu legenda jazz yang dipercaya bahwa sekitar 1891, seorang pemilik kedai cukur rambut di New Orleans bernama Buddy Bolden meniup cornet-nya dan saat itulah musik jazz lahir sebagai gebrakan baru di dunia musik.

“Aliran swing pada periode 1930-an dianggap membawa perubahan penting dalam cara pandang orang terhadap jazz. Era swing ditandai dengan munculnya jazz band dengan jumlah pemain yang besar (big band), sebagai sebuah bentuk orkestrasi ala Eropa yang diaplikasikan dalam jazz, walaupun tetap mempertahankan ciri-ciri

Lain DuluLain Sekarang

pokoknya seperti improvisasi, sinkopasi dan

blue note (nada yang merendah pada not ketiga dan ketujuh, merupakan ciri khas musik blues dan jazz). George Gershwin, Cole Porter, dan Duke Ellington, berhasil menorehkan sejarah karena komposisi karyanya diangkat menjadi soundtrack film,” jelas Bagus Pratama, kawan penggemar musik jazz yang tergabung dalam komunitas musik jazz di Jakarta

Charlie Parker dan Dizzy Gillespie lantas memperkenalkan be bop, di akhir periode 1940-an. Aliran baru ini ditandai dengan berkembangnya formasi band atau combo yang lebih minimalis dengan konsekuensi semakin luasnya kesempatan untuk berimprovisasi bagi masing-masing pemain.

Jika pada tahun 1940-an jazz dapat dijumpai pada komunitas tempat hiburan umum dan pesta-pesta dansa, maka sejak tahun 1950 “bergeser” menuju komunitas intelektual dan akademisi, di mana mereka semakin cenderung memperlakukan musik ini seakan sebuah “disiplin ilmu” tersendiri.

7

manunggal September 2008manunggal September 2008

manunggal Agustus 20088

“Mungkin tidak banyak orang

yang tahu lagu-lagu The Beatles telah banyak dibawakan oleh para musisi jazz sebagai lagu standar. Atau Sting, pentolan grup New Wave era 80-an The Police, adalah seorang musisi jazz yang handal. Interaksi seperti ini semakin memperkaya nuansa jazz yang muncul kemudian,” tambah Bagus.

Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1980-an, muncullah berbagai aliran baru yang diberi nama adult contemporary jazz seperti fusion, yang lahir di akhir dekade 1960-an, ketika Miles Davis, seorang eksponen be bop dan cool jazz mempopulerkan sebuah gaya baru yang mengadopsi unsur rock dan soul.

Kepeloporan Miles dilanjutkan oleh generasi di bawahnya. Salah seorang yang paling sukses adalah Chick Corea ketika

mempopulerkan penggunaan instrumen elektronis dalam jazz. Pada awalnya, fusion masih cukup sarat dengan improvisasi jazz, akan tetapi kemudian semakin mengarah pada pop dengan jenis komposisi yang disederhanakan untuk lebih menarik pasar. Jenis terakhir ini kemudian lebih populer dengan istilah smooth jazz atau kadang disebut contemporary jazz.

“Jazzy”, yang berarti “agak-agak ngejazz” atau sedikit bernuansa jazz digunakan untuk menyebut musik-musik populer yang mengadopsi unsur jazz. Hal itu dapat dilihat pada progresi kord (yang mewakili unsur “blue note”) maupun irama (rhythm) yang sering dipergunakan dalam jazz misalnya swing, soul, bossanova dan sebagainya. Beberapa pengusung awal jazzy antara lain kelompok Blood, Sweat & Tears (BS&T) dan Chicago pada tahun 1968.

Salah satu varian yang

paling populer belakangan ini adalah acid jazz. Aliran musik baru ini konon merupakan hasil “ulah” para disc jockey (DJ) dalam menciptakan suatu jenis musik dance dengan memasukkan unsur jazz, soul, hip hop, dan funk dalam satu komposisi lagu. Acid jazz yang dibawakan oleh grup seperti Brand New Heavies dan Incognito, dengan beat-nya yang dinamis ini dengan segera memperoleh sambutan dari kalangan muda.

Perjalanan musik jazz agaknya tidak akan terhenti, terbukti hingga kini ia masih berproses sesuai dengan alur zaman yang dilaluinya. Tetapi, bolehlah kita mengucap selamat kepadanya yang telah berhasil menjaga pamornya dari masa ke masa dengan dukungan jutaan pecintanya. (Vinda)

Nurul Muttaqin, S.SSastra Inggris

Pemimpin Umum

LPM Manunggal 2007

Wastu Widyastuti, S.Km

Kesehatan Masyarakat

Redpel Tabloid

LPM Manunggal 2006Dwi Lestari, S.Sos

Ilmu Komunikasi

Manajer Rumah Tangga

LPM Manunggal 2006

Riki Arswendi, S.Sos

Ilmu Komunikasi

Reporter Majalah

LPM Manunggal 2006

Bryan Ery Pradipta, S.H

Ilmu Hukum Redpel Tabloid

LPM Manunggal 2007

Lia, A.MdBahasa Inggris

Staf Iklan LPM Manunggal 2007

Anindya Retti A., S.HIlmu Hukum

Manajer Iklan

LPM Manunggal 2007

Dan sampai kapan?Kemanakah Idealisme itu

akan Anda bawa?Selam

at dan sukses atas diwisudanya rekan-rekan kam

i

Dipersembahkan oleh:Dipersembahkan oleh:

9

manunggal September 2008

Strata Jazz

Begitu yang diungkapkan salah seorang penikmat jazz dalam www.jazzaddict.net. Kalimat yang nakal, hiperbolis,

sekaligus cerdas menggambarkan dalamnya cinta si penulis komentar pada jazz.

Musik jenis ini memang punya banyak fans loyal. Para fans inilah yang tak gentar serukan puja-puji sekaligus jawaban atas serangan seba-gian orang yang menganggap jazz sebagai musik yang rumit dan elitis. Hanya orang pintar yang bisa jatuh cinta pada jazz, dan hanya kaum ber-duit yang mampu menikmatinya, begitu mungkin pandangan negatif orang tentang jazz.

Jazz di Indonesia bisa dibilang memiliki prestis yang awet hingga kini. Disebut ”kebarat-baratan”, identik sebagai musiknya orang kaya, dan yang bisa menikmatinya hanya mereka yang ber-IQ tinggi. Menyenangi jazz dianggap sama dengan usaha meraih prestis. Hadir di Java Jazz Festival (JJF) seolah menandakan seseo-

rang mampu secara finansial dan cerdas secara intelektual.

Pecandu jazz tentunya reaktif. Pembelaan demi pembelaan mereka lontarkan, demi men-ghindarkan kesan jazz yang elitis. Alin, seo-rang penggemar jazz lantang menukas dengan argumennya. ”Sebenarnya musik jazz tumbuh di lingkungan kelas ekonomi bawah. Dan oleh orang kulit hitam Amerika, awalnya jazz diguna-kan untuk ”menggugat” diskriminasi kelompok mayoritas (penduduk Amerika berkulit putih- red),” begitu kata dia.

Tarif Mahal Sebagian dari kita mungkin pernah

menemui orang-orang yang sinis pada jazz. Sinis dalam hal ini bukan berada dalam konteks ”love-hate feeling”, namun lebih pada perasaan meng-anggap sesuatu (jazz) berada pada posisi yang tak terjangkau karena bernilai ”lebih”. Musiknya orang kaya, rumit, mengundang kantuk, dan old

Strata Jazz

10

manunggal September 2008

Si Sexy Bertarif Mahal

“I’m thinkin about jazz, as much as I’m thinkin

about my lovely women. So pure, no pretend,

smart, sexy, and most of all its relaxing...

that’s it....so simple and ease...”

fashioned, itu yang dikatakan sebagian orang. Yang melanggengkan pendapat itu

adalah acara sekelas JFF yang digelar secara ta-hunan. Pada 2008, JJF yang menghadirkan lebih dari seribu musisi jazz lokal maupun mancane-gara ini mampu menarik puluhan ribu audiens yang datang dari berbagai belahan dunia.

Peter F Gonta yang mendalangi JJF se-jak kali pertama diadakan, menyebut JJF tahun 2005 hanya disesaki sekitar 40 ribu penonton. Jumlah itu meningkat pada 2006 menjadi sekitar 50 ribu, dan pada 2008 jumlahnya diperkirakan mencapai 70 ribu penonton.

Harga tiket yang mahal seolah menjadi pembenaran, jazz hanya bisa dinikmati kalangan tertentu. Sekali masuk di JJF 2008, tiap penonton dikenai tarif tiket harian seharga Rp 500 ribu. Se-telah berada dalam lokasi festival pun, jika ingin menyaksikan pertunjukan khusus, penonton ha-rus kembali merogoh kocek demi melunasi tiket seharga Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu.

Meski jumlah itu ”tak seberapa” diban-dingkan dengan harga tiket artis mancanegara lain yang manggung di Indonesia, entah menga-pa lantunan sinis yang mengarah pada jazz terus mengalun.

Fleksibel Penulis Belanda Allard J.M. Moller

mengungkapkan alasan di balik eksklusivisme yang melekat pada jazz. Masuk ke Indonesia pada 1922, swing jazz datang untuk menghibur bule-bule Belanda yang saat itu masih menjajah nusantara. Oleh kolonial Belanda, jazz disajikan di berbagai hotel, bar, serta kafe kalangan the haves yang kemudian menumbuhkan citra jazz yang elitis.

Sampai beberapa tahun lalu, pendapat itu masih kukuh tertancap di benak banyak orang yang menganggap jazz hanya milik mereka yang berkocek tebal. Namun kini, jazz tampil membumi. Setidaknya dari berbagai event yang mengusung jazz, tak semuanya digelar di tempat nongkrongnya orang kaya. Di kampus-kampus, bahkan di warung makan pinggir jalan, jazz ha-dir dalam balutan ”warna-warni” yang easy lis-tening. Jazz Goes to Campus, Jazz in d’Campus, Big Jazz, Jajan Jazz, atau mungkin Ngayogjazz adalah beberapa usaha ”merakyatkan” jazz.

Ngayogjazz yang diselenggarakan di Yogyakarta pada November 2007 lalu, misalnya. Gawe besutan Djaduk Ferianto ini dikemas unik karena mengambil tempat di Pedepokan Seni Bagong Kussudiardja, Desa Kembaran, Yogy-akarta. Dimeriahkan oleh Syaharani, Trie Utami, dan musisi lain dari Yogyakarta, Ngayogjazz tak hanya menyuguhkan paduan jazz dengan musik etnik. Kesenian lokal seperti jatilan (kuda lum-ping) juga tampil dalam Ngayogjazz. Tujuannya apalagi kalau bukan indigenisasi jazz.

Tak hanya mereka yang tahu luar-da-lamnya jazz yang menikmati berbagai pegelaran itu. Yang awam pun bisa menikmati suguhan renyah jazz kontemporer lewat musisi-musisi semacam Tompi, Parkdrive, Ecoutez, Malique n d’Essential, Andien, Iga Mawarni, Syaharani, maupun Sore yang poppish. Jazz memang ter-buka untuk ”berduet” dengan jenis musik lain. Keluwesan jazz untuk dipadupadankan menjadi salah satu alasan mengapa Jazz semakin diterima masyarakat. Eksplorasi tak menjadi sesuatu yang haram bagi musisi jazz.

Semoga pertautan jazz dengan genre musik lain yang terlebih dulu po-puler di Indone-sia bisa mem-buat jazz dite-rima sepenuh hati: dinikmati siapa saja, dan di mana saja. Karena sama seperti aliran musik lain, hidup-mati jazz bergantung pada ”ke-r a m a h a n ” lingkungan tempatnya b e r a d a . . .(Isma)

11

manunggal September 2008

Band paling asyik yang pernah ditemui dan low profile,”, komentar Arwan, salah satu rekan Chocolate Dream Berry. Chocolate Dream Berry (CDB),

adalah salah satu band jazz di Semarang yang beranggotakan Tya (vokalis), Wastu (bassist), Robert (drummer) dan Charles (keyboard). Band yang berdiri pada Agustus 2003 ini, awalnya tidak mengusung jazz melainkan dispop. Namun seiring berjalannya waktu, para penonton yang merasakan adanya sedikit nuansa jazz di musik

yang mereka bawakan akhirnya membuat CDB menjadikan jazz sebagai aliran musik band mer-eka.

Kata Chocolate Dream Berry yang mereka pilih untuk nama band mereka temukan dalam waktu tiga hari. Nama itu diambil dari sebuah buku resep masakan. “Sebenarnya Chocolate Dream With Wild Berry Compute, tetapi karena terlalu panjang kami ringkas menjadi Chocolate Dream Berry saja. Itu nama dessert dari hotel di Thailand. Kami memakai nama ini, karena

Chocolate

Semanis Namanya

Band

Berry

Dream

12

manunggal September 2008

kedengarannya manis,” tutur Robert yang mempunyai hobi memasak dan futsal.

Berkat keahlian memasak yang dimilikinya pula, setiap kali CDB pentas penonton tak hanya dapat menikmati indahnya lantunan pop jazz yang mereka bawakan, namun juga dapat menikmati lezatnya coklat yang dibagi-bagikan gratis. Kebiasaan berbagi coklat ini pun secara tak lang-sung menjadi salah satu keuni-kan yang dimiliki CDB.

Pada awalnya CDB hanya terdiri dari tiga orang, dan sempat mempunyai vokalis co-wok. Namun dalam perjalanan terjadi beberapa pergantian personel sampai akhirnya for-masi mereka yang sekarang adalah empat orang.

Beberapa prestasi dan karya pun sempat diukir oleh band yang mengidolakan D’Sound sebagai band Jazz favorit. CDB pernah menjadi 10 besar finalis Indi Fest 2006 yang berlangsung di Yogy-akarta. Pengalaman manggung mereka pun tak hanya di dalam kota Semarang, namun juga di luar kota seperti Jakarta, Ban-dung, sampai Kendari.

Mereka bahkan sempat manggung dalam event ber-gengsi Java Jazz 2006. “Bisa manggung di Java jazz adalah salah satu achievement dari CDB,” ungkap Robert. Tak

hanya itu, CDB juga pernah mengisi event Jazz D’Campus 2007, Bigg Jazz 2007 dan 2008. Selain itu, lagu mereka juga sempat berhasil masuk di chart MTV Ampuh. CDB juga menjadi salah satu band pembuka dalam konser Yovie Nuno di Semarang bulan Ma-ret silam.

CDB telah menghasil-kan satu mini album berjudul “Mellow Trone” yang mereka rilis pada tahun 2003. Dalam album mini pertamanya itu, CDB mempersembahkan lima buah lagu yang merupakan ha-sil karya keyboardis mereka, Charles. Selain itu, CDB juga pernah membuat dan mengisi sound track film indie “Fira-sat”.

Band yang mengaku suka tampil apa adanya alias sede-rhana ini mempunyai pendapat tersendiri tentang musik Jazz. Meskipun kebanyakan orang awam menganggap Jazz ada-lah musik yang diperuntukkan bagi golongan middle up atau masayarakat kelas menengah ke atas, namun bagi CDB persepsi tersebut tidak benar. “Jazz sudah didiskriminasi-kan. Musik jazz sendiri pada awalnya adalah musik milik para budak untuk berekspre-si yang biasa disebut dengan Black music. Sekarang malah dipinggirkan untuk tingkat atas,” kata Charles.

Bagi masing-masing per-masing-masing per-sonel, Jazz mempunyai arti tersendiri. Bagi Krisna Wastu, sang bassist yang menjadi salah satu penggemar Mark King (Level 42), jazz adalah musik yang membuatnya su-sah tidur. “Bawaannya mikir,” canda Wastu.

“Unik, musik yang enak didengar, meski susah tapi ny-enengin,” ungkap Tya. Sedan-gkan bagi Robert, jazz adalah musik yang menyembuhkan. Sedangkan bagi Charles, jazz adalah “musik paling enak yang tidak mengintimidasi pendengarnya,”.

Bagi CDB, bisa menghibur orang lain dengan lagu-lagu yang mereka bawakan su-dah cukup membuat mereka senang. Masalah uang tidak menjadi nomor satu bagi band yang pernah mendapat sepaket kopi instan sebagai honor di salah satu event ini.

Meskipun beberapa per-sonel tidak bergabung sejak awal, namun CDB tetap mem-punyai makna tersendiri bagi setiap personelnya. Bagi mer-eka, CDB tidak sekedar band tempat menyatukan alunan dari berbagai alat musik yang mereka mainkan. CDB bagi Tya dkk adalah tempat belajar berbagai hal, dan sudah men-jadi passion, hasrat, serta jiwa mereka. (Alle)

13

manunggal September 2008

Mahasiswa Undip, ru-panya juga up to date untuk masalah jazz.

Malahan, sebagian mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap musik jazz. Salah satunya yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi FISIP yang telah beberapa kali mewu-judkan kecintaan mereka terh-adap musik jazz dalam bentuk penyelenggaraan konser jazz.

Tak hanya karena cinta jazz lalu mereka menggelar konser jazz. Beberapa konser yang telah mereka adakan dilatarbelakangi

k e i n g i n a n memberikan sesuatu yang unik, baru, dan berbeda bagi para mahasiswa Undip. Dengan kata lain, musik jazz dipilih karena ingin keluar dari mainstream.

“Kita sih ingin mencari se-suatu yang berbeda, karena bi-asanya mahasiswa kalo nggak ngadain konser musik pop ya rock,” kata Adi, mantan Ketua HMJ Ilmu Komunikasi yang per-nah berpartisipasi dalam penye-lenggaraan konser jazz.

T i d a k Konvensional

Untuk masalah tempat, Adi mengatakan konser jazz yang ia adakan bersama teman-teman HMJ-nya memilih tempat yang berbeda. “Biasanya kan kalo ada yang ngadain acara musik nyewa tempatnya di auditorium, nah kalo kita tempatnya milih di luar, biar ngga konvensional,”.

Dalam dua kali masa kepen-

MAINSTREAMKELUAR DARI

Musik jazz saat ini telah mengambil hati sebagian kalangan anak muda. Kecintaan mereka tersebut terlepas dari masalah apakah mereka benar-benar mencintai musik jazz dari dalam hati ataukah han-ya ikut-ikutan teman karena musik jazz pamornya sedang naik daun saat ini.

Jazz to campus

14

manunggal September 2008

gurusan , HMJ Ilmu Komunikasi telah me-nyelenggarakan tiga konser jazz. Jazz to Campus dan Jazz On the Street adalah dua konser yang diadakan pada masa kepengu-rusan Adi. Sedangkan terakhir dan menurut Adi merupakan yang terbesar, adalah Big Jazz, yang diseleng-garakan tahun ini (2008).

Dalam menyeleng-g a r a k a n konser jazz, HMJ Ilmu Komunikasi b e k e r j a sama den-gan Sema-rang Jazz Commu-nity. “Kebetulan kita (HMJ Ilmu Komunikasi dan Semarang Jazz Community- red) punya keinginan yang sama untuk

masalah jazz, jadinya kita kerja sama,” ungkap Adi.

“Untuk masalah biaya, kita tidak memasang tarif bagi yang ingin menonton konser jazz tersebut alias gratis,” papar Adi. Berkaitan dengan hal itu, maka mereka juga bekerja sama den-gan sponsor untuk mendapatkan dana demi kelangsungan acara. Persiapan yang diperlukan untuk mengadakan konser sendiri seki-tar dua sampai tiga bulan.

Grup jazz yang pernah diun-dang untuk manggung berasal dari Surabaya, Jakarta, Jogja,

Bali, juga Semarang. Saat dit-anya siapa di antara grup jazz yang pernah manggung dan pal-ing berkesan, Adi menjawab Saharadja. Grup Jazz asal Bali ini menurutnya memiliki perfor-mance yang unik. Tetapi secara keseluruhan, semua grup jazz yang pernah tanpil mengisi ac-ara mereka ini memiliki kualitas yang baik.

Kehadiran konser jazz yang telah HMJ Ilmu Komunikasi se-l e n g -

g a r a k a n ternyata mendapat samb-utan hangat dari maha-siswa Undip maupun pihak luar yang juga pecinta jazz. Ter-bukti, menurut Adi ada sekitar 1000 orang yang hadir m e n g u n j u n g i konser Jazz to Campus, dan 5000 orang pada waktu Big Jazz diadakan.

A d a Hal Lain

S u k a duka pun d i a l a m i menjelang p e l a k -s a n a a n konse r

jazz. “Dukanya tuh karena ada hal yang bertentangan dengan birokrsi kampus. Kita juga agak susah waktu mengurus periz-inan dengan polisi. Tapi, semua itu ngga sebanding dengan hasil yang udah kita dapet. Pasalnya, kita seneng bisa ngasih acara musik buat temen-temen,” kata Adi. (Ivin)

Musik jazz saat ini telah mengambil hati sebagian kalangan anak muda. Kecintaan mereka tersebut terlepas dari masalah apakah mereka benar-benar mencintai musik jazz dari dalam hati ataukah han-ya ikut-ikutan teman karena musik jazz pamornya sedang naik daun saat ini.

Kita sih ingin mencari sesu

atu

yang berbeda, karena biasanya

mahasiswa kalo nggak ngadain

konser musik pop ya rock,”

15

manunggal September 2008

Setali tiga uang dengan musik jazz, ternyata musik ini dapat dikolaborasikan

dengan musik aliran lain. Jazz bukanlah musik

monoton yang tertutup bagi musik lain dalam men-ciptakan rasa

baru dalam bermusik. Jika

perpaduan rasa es krim akan menggoyang lidah, maka perpaduan jazz dan

musik lainnya akan menggoyang telinga bagi para penikmat jazz dan bagi mereka yang menyukai aliran baru dalam bermusik.

Etnisitas dalam JazzSiapa sangka kalau musik

tradisional dapat intim dengan musik jazz? Sebelumnya, dua aliran musik ini bisa dikata-kan bermain dalam area yang berbeda atau bahkan bertolak belakang. Salah satu musik tra-disional yang dapat melantun indah dengan jazz adalah musik tradisional Jawa.

Alat-alat musik yang digu-nakan dalam musik jazz antara lain adalah saksofon, piano, gitar, gitar bass, trombon, piano, klarinet, terompet, double bass, dan drum. Sedangkan dalam musik Jawa dikenal alat-alat musik seperti gamelan, seruling, gendang, dan gambang.

Adalah Kuaetnika, sebuah kelompok musik tradisional atau etnisitas yang berhasil mendobrak masuk alunan musik tradisional Jawa ke dalam genre jazz kontemporer. Belum lama

Bayangkan saja jika es krim rasa coklat dipadu dengan rasa strawberi! Wah, sudah pasti lidah kita tak sabar untuk segera mencicipinya bukan?

Rasa Baru Jazz

16

manunggal September 2008

ini, Kuaetnika menggelar pertunjukan musik di Jakarta dengan tajuk “Vertigong”. Pertunjukan musik ini me-nampilkan sejumlah kompo-sisi karya seniman Purwanto dan merupakan kolaborasi antara alat musik tradisional Jawa dan modern. Bukti dari penyatuan dua aliran musik tersebut lahir dalam sepu-luh lagu yang ditampilkan Kuaetnika dalam pementasan bertajuk “Vertigong Atawa Jazz Jawa”.

Kolaborasi musik tra-disional dan klasik ternyata mampu memberikan warna yang lebih berani. Dua genre musik melebur tanpa adanya batas, jarak, dan ruang. Peleburan musik klasik dan tradisional juga dilengkapi dengan paduan alat musik tradisional dan modern.

Jazz Ala BaliI Wayan Balawan, se-

orang gitaris asal Bali, dikenal sebagai gitaris dengan mener-apkan teknik bermain gitar “touch style atau two handed tapping technique”, yaitu bermain gitar leher ganda di mana tangan kanan dan kiri secara bersamaan memaink-an bass, chords dan melody seakan-akan memainkan piano dan tanpa memetik me-lainkan dengan touching atau menyentuh. Touch style ini kerap dimainkan dalam genre rock, jazz hingga funk. Bala-wan mengkonsep musiknya sebagai etnik global fusion.

Ide untuk mengemas musik tradisional Bali beraw-

al dari rasa keprihatinan Bala-wan akan minimnya minat anak muda Bali untuk belajar alat musik tradisional Bali. Musik Bali ini ia padukan dengan musik jazz. Balawan sengaja memilih musik jazz karena menganggap musik ini harmoninya paling luas dibandingkan dengan jenis musik lainnya seperti pop ataupun rock yang dinilainya terkesan monoton. Selain itu musik jazz mampu meleng-kapi harmonisasi musik Bali yang memiliki nada terbatas.

Bersama grup Batuan Ethnic Fusion, I Wayan Bala-wan memopulerkan musik tradisional Bali di kalangan anak muda dalam paduan musik jazz. Bagi Balawan, kolaborasi antara musik tra-disional Bali dengan jazz mampu memberikan nuansa berbeda bagi pendengar musik tradision-al Bali sekaligus menarik minat anak muda un-tuk mengenal lebih dekat aliran jenis musik ini. Selain itu ia berkeinginan menyejajar-kan musik Bali den-gan musik tradisional negara lain yang sudah mendunia. Musik Bali harus dikemas

dengan berbagai cara yang memungkinkan untuk mem-perluas pengaruhnya di ka-langan muda dan memiliki ciri tertentu agar bisa bersaing di musik internasional.

Tradisional bukan berarti ketinggalan zaman. Contoh ini bisa kita lihat dalam hal bermusik. Ciri khas dari mas-ing-masing alat musik dapat saling melengkapi dan akan menciptakan nada yang ter-susun dalam lagu yang indah dan berkesan dalam hati, bu-kan malah saling meniadakan. Seperti dikatakan oleh Aristo-teles, musik mempunyai ke-mampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menum-buhkan jiwa patriotisme. (Ivin- dari berbagai sumber)

17

manunggal September 2008

Aliran musik yang satu ini memang berbeda dari aliran musik yang sering kita dengar sehari-hari.

Mungkin bagi orang yang tidak biasa mendengar, jazz terasa aneh di telinga. Meskipun diadakan konser jazz gratis belum tentu banyak orang yang berminat. Sebabnya, anak muda lebih banyak yang mendengarkan aliran musik pop ataupun rock. Lihat saja setiap diadakan konser musik pop atau rock, banyak sekali penggemar yang datang dan rela berdesak-desakkan. So, bagaimana dengan peminat musik jazz di kalangan anak muda?

Kini, musik jazz mulai bertambah penggemarnya, meskipun tidak semua masyarakat menyukai aliran

musik tersebut. Banyak alasan yang menyebabkan mereka tidak menyukai aliran ini, di antaranya banyak yang mengatakan musik jazz terlalu susah dicerna, ‘berat’, serta identik dengan orang tua dan kalangan menengah ke atas.

Akan tetapi dari jajak pendapat yang dilakukan Manunggal terhadap khalayak yang diwakilkan pada mahasiswa Undip yang dilakukan tanggal 17-24 Maret 2008, sebanyak 59.35% responden menyukai musik jazz, sedangkan 40.65% sisanya tidak menyukai musik jazz.

Sebagian peminat jazz adalah kalangan mahasiswa. Tetapi apakah mereka mengetahui aliran apa sajakah yang ada dalam musik jazz?

Dari 311 responden terungkap

Sampling error : 3,15% jumlah responden 311

Jazz adalah aliran musik yang

diidentikkan dengan

golongan menengah ke

atas, membuat kantuk, susah

dicerna dan tak mudah

dimengerti. Benar atau

tidak?

P e n g e t a h u a n m a h a s i s w a t e n t a n g a l i r a n m u s i k j a z z

89%11%

ya

tidak

Musik Jazz…

Senang

tidak ya?

Polling

18

manunggal September 2008

bahwa 89% responden secara tegas mengatakan tidak mengetahui aliran apa saja yang ada dalam musik jazz. Mereka hanya senang mendengarkan musik jazz akan tetapi tidak mengetahui alirannya. Sedangkan 11% responden yang lain tidak menyukai musik tersebut karena berbagai alasan. Tetapi mereka

mengetahui aliran musik jazz dan hanya sedikit dari

mereka yang menyukai jazz dengan pengetahuan tentang aliran musik ini. Suatu kenyataan yang tidak relevan dan menimbulkan pengaruh yang tidak signifikan atas musik jazz yang mereka sukai.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan dengan metode convenience sampling ini, sebanyak 67% responden menyatakan musik jazz dapat diterima di lingkungan kampus, sedangkan 9% responden mengatakan musik jazz tidak dapat diterima di lingkungan kampus dan 24% responden ragu-ragu bahwa musik jazz dapat

diterima di lingkungan kampus.Memang, jazz tidak mempunyai banyak penggemar

seperti aliran musik yang lain. Tetapi kenyataannya musik jazz masih dapat bertahan sampai sekarang dengan

asumsi jazz bukan musik yang berat ataupun musik golongan menengah ke atas. (Litbang LPM Manunggal)

pendapat mahasiswa tentang kemungkinan musik jazz dapat diterima di lingkungan kampus

67%

9%

24%

yatidaktidak tahu

yatidak

59.35%40.65%

01020

3040

5060

pendapat mahasiswa tentang

aliran musik jazz

P e n g e t a h u a n m a h a s i s w a t e n t a n g a l i r a n m u s i k j a z z

89%11%

ya

tidak

19

manunggal September 2008

Di RPSA Mereka Menggantang Asa

Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Begitu pepatah yang kita dengar selama ini untuk

memotivasi kita agar tetap memiliki

semangat belajar demi cita-cita. Betapa beruntungnya, jika kita memiliki sejumlah akses untuk memperoleh

pendidikan.

Kita mungkin hidup di dunia yang serba tercuk-upi. Tetapi, jika kita mau

menengok di luar sana, ternyata kita akan menemui dunia lain yang penuh dengan kekerasan. Misalnya, pernahkah kita me-mikirkan sejenak bagaimana potret kehidupan anak jalanan? Lalu, apakah anak jalanan juga memiliki cita-cita setinggi lan-git?

Mereka yang disebut sebagai anak jalanan adalah anak yang beraktivitas sebagai pengemis, pengamen, pengelap mobil atau menjual koran yang bertempat di lampu-lampu lalu lintas (traffic light), terminal, di dalam angku-

tan umum, serta tempat-tempat umum yang lain. Pengertian anak menurut UU Nomor 23 Ta-hun 2002 tentang Perlindungan Anak, menyebutkan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun.

Sebuah LSM, yaitu rumah singgah Gratama, berlokasi di jl. Stonen Utara 1 No 34 Semarang, memberikan solusi untuk per-masalahan anak jalanan di atas. Konsep rumah singgah ini adalah sebuah tempat persinggahan bagi anak-anak jalanan yang sedang “beraktivitas” di jalanan. Di sini (rumah singgah – red), mereka akan memperoleh bimbingan dari dari para petugas. Agar efek-

tif dan efisien, maka letak rumah singgah haruslah dekat dengan jalan raya.

Berkaitan dengan hal terse-but, maka rumah singgah yang didirikan pada tahun 1999 ini diubah namanya menjadi Ru-mah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) pada tahun 2005. Wilayah cakupan RPSA ini lebih luas daripada rumah singgah. Jika rumah singgah hanya se-bagai tempat persinggahan bagi anak jalanan, maka RPSA memi-liki andil yang cukup besar pada kasus anak jalanan.

Tujuan RPSA adalah seba-gai tempat rehabilitasi bagi anak jalanan. Rehabilitasi merupa-

Pendidikan

20

manunggal September 2008

Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Begitu pepatah yang kita dengar selama ini untuk

memotivasi kita agar tetap memiliki

semangat belajar demi cita-cita. Betapa beruntungnya, jika kita memiliki sejumlah akses untuk memperoleh

pendidikan.

kan suatu terapi untuk mengubah pola pikir anak-anak jalanan mengenai hidup. Secara garis be-sar, rehabilitasi ini menjelaskan kepada anak jalanan, meminta-minta atau mengemis di jalanan itu adalah suatu tindakan yang merendahkan martabat. Set-elah menjalani rehabilitasi, anak jalanan tersebut ada yang dirujuk ke panti, ada juga yang diberi modal untuk berwiraswasta.

Cara yang ditempuh dalam rehabilitasi itu adalah dengan memberikan bimbingan serta pelajaran kepada anak jalanan lebih mendalam. Materi yang diajarkan adalah seputar kea-gamaan, wirausaha, hukum, per-lindungan anak, ilmu sosial, olah raga, keterampilan dan lain-lain. Selain memberikan pelajaran bagi anak, RPSA juga melibat-kan orang tua anak dalam pelak-sanaan bimbingan dan pelajaran bagi anak.

MentalitasDwi Priyanto R, S.Pd, ketua

RPSA Gratama mengatakan, ke-banyakan dari mereka yang men-jadi anak jalanan adalah mer-eka yang memiliki permasalahan ekonomi. Selain itu, ada juga yang menjadi korban keluarga broken home dan juga putus asa untuk bersekolah. “Salah satu alasan adanya anak jalanan yang susah untuk dihilangkan adalah profesi itu sudah menjadi mental-itas. Butuh usaha yang sangat be-sar untuk dapat mengubah men-talitas seseorang,” tegas Dwi.

Dengan adanya perbedaan latar belakang masing-masing anak, maka metode pembelajaran yang diterapkan untuk tiap anak pun berbeda. Jadi, tidak ada me-tode baku yang diterapkan dalam pembelajaran. “Semua metode pembelajaran yang ada itu baik, tetapi setiap metode itu akan di-anggap berhasil jika diterapkan

pada anak yang sesuai dengan metode itu,” ujar Dwi.

Salah satu contoh metode yang digunakan RPSA adalah menjalin kerja sama dengan sat-pol PP. Jika ada penertiban anak jalanan oleh satpol PP, maka RPSA akan dihubungi untuk menindaklanjuti kasus ini. Tem-pat bimbingannya pun fleksibel, bisa di rumah, di RPSA, atau di jalanan.

Langkah awal yang ditem-puh untuk menjaring anak-anak jalanan yaitu dengan terjun lang-sung ke lapangan. Di sini, para petugas membuka komunikasi dengan anak jalanan dengan me-nanyakan identitas diri mereka serta hal-hal yang bersifat umum. Selanjutnya, para petugas akan menanyakan alamat rumah untuk menjumpai orang tua mereka.

Perbincangan dengan orang tua diarahkan pada permasala-han masa depan si anak. Untuk itu, langkah selanjutnya adalah menawarkan diri pada orang tua agar anaknya mau mengikuti bimbingan di RPSA. Bagi orang tua sendiri, jika mereka dianggap memiliki potensi dan keinginan besar untuk membuka usaha, maka pihak RPSA akan member-ikan bantuan modal berupa uang atau pun barang.

Berbicara masalah modal, maka RPSA menjalin kerja sama dengan pemerintah kota, Dinas Kesehatan Sosial (DKS), dan para donatur untuk masalah dana. “Tapi tidak setiap kali kita mengajukan proposal ke pihak-pihak terkait, kemudian dapat dana. Kalau sudah seperti itu, mau tidak mau kita minta pinja-man pada pihak lain,” kata Dwi.

Untuk petugasnya sendiri, saat ini telah ada enam orang yang standby di RPSA. Keban-yakan dari mereka adalah alumni perguruan tinggi. Tetapi ada juga

dari mereka yang lulusan SMA atau masih kuliah.

Tahun 2007, jumlah anak bimbingan RPSA ada 50 orang dengan rincian 40 anak memiliki rumah dan 10 anak bertempat tinggal di RPSA. Sedangkan di tahun 2008 ini hanya ada empat anak yang bertempat tinggal di RPSA.

Andre adalah salah satu anak yang saat ini bertempat tinggal di RSPA. Ia sudah berada di sana selama tiga bulan. Sebelumnya, anak berusia sebelas tahun ini mengamen di jalan-jalan set-iap hari Selasa sampai Jumat. Setelah dibimbing oleh RPSA Gratama, siswa kelas dua SD ini memiliki kesibukan lain. Tidak lagi mengamen seperti dulu, saat ini ia mempunyai kegiatan sep-erti mengaji, bermain tenis meja, belajar musik, dan kegiatan ber-manfaat lainnya.

Ketika ditanya apakah dia senang atau tidak tinggal di RSPA, ia menjawab senang. “Saya senang tinggal di sini, soalnya mbak-mbak dan mas-mas yang ngajar baik-baik, “ kata Andre. Setiap hari ia juga menda-pat uang saku untuk menunjang kegiatannya.

Di Semarang terdapat em-pat rumah singgah atau RPSA, yaitu Gratama, Mutiara, Tunas Harapan, dan Anak Bangsa. Fo-rum yang menyatukan keempat rumah singgah ini disebut Fo-rum Rumah Singgah Semarang (Forsis). Agar proses penjaringan anak jalanan untuk masing-mas-ing RPSA tidak tumpang tindih, maka setiap RPSA memi-liki wilayah cakupan send-iri untuk menjar-ing anak jalanan. (Ifin)

21

manunggal September 2008

Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan dan interaksi antara ekosistem darat dan laut yang kaya akan sumber daya alam dengan keanekaragaman hayati yang besar. Sumber daya pesisir berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi di daerah maupun ekonomi nasional karena meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja, dan pendapatan penduduk.

Sayang, sumber daya pesisir seperti berbagai jenis ikan, terumbu karang, padang lamun, hutan bakau (mangrove), cenderung dieksploitasi secara berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. Deforestasi hutan bakau, overfishing, rusaknya terumbu karang, terancamnya berbagai spesies biota laut seperti penyu dan dugong, meningkatnya laju pencemaran, erosi, sedimentasi, serta intrusi air laut adalah fenomena yang perlu segera diatasi.

Terancamnya keanekaragaman hayati di wilayah pesisir perlu diantisipasi melalui kebijakan-kebijakan di bidang konservasi yang akan dikeluarkan

oleh pemerintah. Kebijakan tersebut secara faktual harus harmonis dengan kearifan lokal (pengetahuan tradisional) masyarakat pesisir, yang perlu diberdayakan agar kembali menjadi pedoman tingkah laku masyarakat dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di wilayah pesisir.

Penerapan kearifan lokal harus digalakkan lebih luas dengan persetujuan dan keterlibatan pemiliknya serta mendorong pembagian yang adil atas manfaat yang timbul dari penggunaan pengetahuan tradisional tersebut. Kewajiban negara-negara untuk menghormati, melestarikan dan memelihara kearifan lokal dari masyarakat setempat (lokal) yang sesuai dengan upaya konservasi keanekaragaman hayati didasarkan pada Pasal 8 (j) Konvensi Keanekaragaman Hayati 1992:

Each contracting Party shall, as far as possible and as appropriate:“Subject to national legislation, respect, preserve and maintain knowledge, innovations and practices of indigenous and local

PERANAN KEARIFAN LOKAL DALAM KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI WILAYAH PESISIR

L. Tri Setyawanta. R

Corner

22

manunggal September 2008

communities embodying traditional lifestyles relevant for the conservation and sustainable use of biological diversity and promote their wider application with the approval and involvement of the holders of such knowledge, innovations and practices and encourage the equitable sharing of the benefits arising from the utilization of such knowledge innovations and practices”

Kearifan lokal mengacu pada pengetahuan, penemuan-penemuan dan pengalaman dari masyarakat asli atau lokal dari berbagai wilayah di seluruh dunia. Pengetahuan tradisional tersebut dikembangkan dari pengalaman yang diperoleh selama berabad-abad dan yang telah disesuaikan dengan lingkungan dan budaya setempat yang selanjutnya diturunkan dengan lisan dari generasi ke generasi.

Demikian pula pengetahuan tradisional yang mengambil format seperti cerita, nyanyian, dongeng, pepatah, nilai-nilai budaya, kepercayaan, upacara agama, hukum adat, bahasa lokal, dan pengalaman di bidang pertanian, termasuk pengembangan jenis tumbuhan dan binatang. Oleh karena itu pengetahuan tradisional sebagian besar bersifat praktis, khususnya dalam bidang pertanian, perikanan, kesehatan, hortikultura, dan ilmu kehutanan.

Dari uraian di atas, kearifan lokal yang berkaitan dengan konservasi keanekaragaman hayati mempunyai peranan dan nilai yang penting bagi pembentukan kebijakan konservasi yang melibatkan sumber daya hayati. Kearifan lokal tersebut mengandung informasi yang menentukan yang dibutuhkan bagi pengembangan kebijakan yang akan diterapkan di wilayah pesisir tertentu. Dengan demikian, pemahaman yang benar mengenai kearifan lokal akan

sangat mempengaruhi dan menentukan keberhasilan konservasi keanekaragaman hayati di wilayah pesisir

Kearifan lokal, dengan demikian, merupakan pengetahuan yang telah ada di tengah masyarakat yang dapat memperkaya pengetahuan secara ilmiah yang memberikan tambahan informasi untuk pengambilan keputusan, sebagaimana dinyatakan, “Indigenous Traditional Biodiversity Related Knowledge (TBRK) is an existing knowledge base that can compliment scientific knowledge and provide decision-makers with more complete information on biological systems. More importantly, TBRK can provide a basis for indigenous communities to address issues of poverty and food security in an increasingly global society”.

Oleh karena itu, kewajiban di masa mendatang diarahkan untuk :

to establish mechanisms to ensure the a. effective participation of indigenous and local communities in decision-making and policy planning;

to respect, preserve and maintain b. traditional knowledge relevant to the conservation and sustainable use of biological diversity;

to promote its wider application with c. the approval and involvement of the indigenous and local communities concerned; and

to encourage the equitable sharing of the d. benefits arising from the utilization of such traditional knowledge.

23

manunggal September 2008

Andrea Hirata dan Memoar Sastranya

Laskar Pelangi menceritakan ki-sah hidup penulis semasa kecil saat berseragam merah-putih di

sebuah desa terpencil di Belitong. Masa kanak-kanaknya ia lalui bersama sepu-luh sahabat dan seorang guru bernama Muslimah. Sedangkan novel keduanya, Sang Pemimpi menceritakan kehidu-pan SMU Andrea di Tanjung Pandan dan mimpinya untuk mengelilingi Ero-pa, menemukan Edensor dan meraih gelar master di Sorbonne, Perancis, bersama saudara angkatnya- Arai.

Novel ketiga yang berjudul Eden-sor, menceritakan petualangannya menjadi backpacker mengelilingi Eropa hingga Afrika. Sebagai penutup tetral-ogi, Maryamah Karpov baru akan rilis

Agustus mendatang bersamaan den-gan diluncurkannya film Laskar Pelangi yang dibesut sutradara Riri Riza.

Novel yang merupakan memoar ki-sah hidupnya, awalnya hanya sebagai koleksi pribadi. Namun oleh salah se-orang kawannya, novel itu justru dikirim ke penerbit hingga akhirnya menuai predikat best seller.

Berikut petikan wawancara repor-ter Manunggal Sonia Tarika dan Ridha Swasti H dengan Andrea Hirata bebe-rapa waktu lalu.

Bagaimana proses kreatif penuli-san Laskar Pelangi?

Saya tidak menggunakan mood, karena nanti jika menggandalkan mood

Pemuda asal Belitong ini kini menjelma

menjadi sosok yang patut diperhitung-

kan dalam dunia sastra. Melalui karya

fenomenal tetralogi Laskar Pelangi,

Andrea Hirata mampu menggebrak.

Face to Face

24

manunggal September 2008

justru nggak ada waktu. Saya spontan, tidak perlu prakondisi tertentu untuk menulis. Kalau ada waktu, tidak mengantuk, ya me-nulis, mengalir begitu saja.

Apakah tokoh yang ada di Laskar Pelangi nyata?

Pasti. Tentu saja tidak semua tampil di situ, tetapi semua itu ada. Inspired by true story.

Bagaimana jika suatu saat nanti Anda menulis fiksi?

Menurut pendapat saya, ka-pasitas menulis cerpen dan no-vel itu kan beda. Orang menulis novel belum tentu bisa menulis cerpen. Banyak penulis puisi mencoba-coba menulis novel, hasilnya tidak karu-karuan. Saat menulis Laskar Pelangi, saya ti-dak melalui proses pembangunan karakter. Saya tidak tahu orang suka atau tidak, bukan itu moti-vasinya. Tetapi setelah saya me-nulis Edensor (tetralogi ke-3 dari Laskar Pelangi,red), saya melihat pembaca di depan saya. Saya rasa penulis yang tidak memiliki konsep tentang mutu tulisannya, sulit untuk menjadi penulis yang berhasil. Seperti orang eskimo bertanam durian. Gelap. Sebagai penulis, awalnya kita harus punya konsep dan juga tempo. Karena tempo itu bagian lain dari teknik menulis. Jadi mood-nya itu, sesu-dah ini begini, sesudah ini begini, sesudah ini begini, di main time-nya itu.

Akhir-akhir ini di dunia perfilman Indonesia terdapat perbedaan karakter antara ge-nerasi tua dan generasi muda. Novel Laskar Pelangi yang akan difilmkan, akan diarahkan ke mana ?

Sebenarnya tidak ada lagi ge-

nerasi tua yang membuat film ke-cuali Bang Dedy Mizwar. Semua pelaku film itu rata-rata sekarang orang muda. Jadi pembagian-nya sebenarnya bukan generasi muda dan generasi tua. Pemba-giannya seperti buku sekarang. Ada metropop, ada film-film ’se-rius’. Metropop itu menjual tema-tema metro, urban, horor, cerita tentang ’sex and the city’. Dan yang kedua, film-film yang di luar tema itu termasuk Nagabonar. Laskar Pelangi mudah-mudahan menjadi film yang bagus. Itulah sebabnya kenapa saya memilih sutradara Riri Riza. Karena Riri Riza memiliki kapasitas untuk membuat film yang bermutu dan juga laku. Nah, saya pikir itulah pandangan saya tentang film. Ke-mudian Riri juga sutradara yang masih muda dan dia mempunyai ’indra keenam’ yang tidak dilihat oleh orang lain.

Edensor itu benar-benar ada?

Tetralogi ini adalah memoar kejadian nyata yang ditulis se-cara sastra. Maka, ada pengelola memoar sedikit-sedikit tanpa me-manipulasi fakta sesungguhnya. Lihatlah peta! Edensor itu bagian dari Midland di Inggris.

Peran-peran di Laskar Pe-langi itu kan datar, tidak ada yang antagonis?

Nah, itulah tekniknya. Justru karena itu dia masuk dalam si-tuasi pembaca. Saya tidak ingin mengarahkan pembaca. Silakan pembaca menilai. Sebetulnya Arai ini pahlawan atau bajingan. Semua justifikasi diserahkan pada pembaca.

Setelah Tetralogi Laskar Pe-langi, akan menerbitkan buku

Andrea Hirata dan Memoar Sastranya

25

manunggal September 2008

apa lagi?Saya tertarik dengan

pendekatan yang unik, yang disebut dengan me-nulis fiksi dengan teknik nonfiksi, atau menulis non-fiksi dengan teknik fiksi, saya tertarik itu.

Kalau melihat animo masyarakat, mungkinkah nantinya para penulis akan beralih preferensi dari metropop menuju nonfiksi dengan teknik fiksi?

Saya harapkan sekali kejadian di Laskar Pelangi menginspirasi banyak pe-nulis untuk menulis seperti Laskar Pelangi. Artinya buku yang tidak bertema metropop tetapi bisa laku. Tapi sampai sejauh ini belum ada yang mau me-

nyontoh Laskar Pelangi. Susah mungkin, nggak tahu juga. Apa yang mudah dicontoh pasti cepat. Maka-nya, buku-buku metropop itu banyak karena mudah dicontoh.

Bagaimana Anda me-nanggapi maraknya pem-

bajakan pada Laskar Pe-langi?

Awalnya saat masih kecil-kecilan (masih sedikit yang membajak- red) saya tidak peduli. Tapi sekarang saya pikir sudah ribuan eksemplar. Di mana-mana sudah ada. Surabaya, Se-marang, Bandung, Jakarta, Aceh...bahkan ada orang yang menawari saya buku Laskar Pelangi bajakan.

Anda pernah terpi-kir akan menjadi seperti sekarang karena Laskar Pelangi meledak di pasa-ran?

Tidak. Karena mulanya Laskar Pelangi dibuat tidak untuk diterbitkan. Ada keja-dian seperti ini tidak pernah terbayangkan.

Saran untuk generasi muda?

Sederhana saja ya, think what you think. Ja-dilah individu yang memi-liki thinking positive feeling, positive actions.

Sisi lain Andrea Hirata dan Laskar Pelangi:

Andrea mengaku 1. menulis Laskar Pelangi memerlukan waktu yang tidak banyak. “Saya nulis aja tau-tau kok sudah 300 halaman lebih,” katanya.Tak beda dengan 2. selebriti, Andrea pun tak lepas dari ulah aneh penggemar. Seringkali tiba-tiba pipinya dicubit oleh penggemar, atau ada yang nekat naik ke atas panggung dan mencium, ngelamar, bahkan ada yang mengirimkan lingerie.Sebagai sebuah karya 3. fenomenal, novel Laskar Pelangi tak lepas dari pembajakan. Yang lebih menggelikan suatu hari Andrea ditawari oleh seorang pedagang hasil bajakan karyanya sendiri.Setiap mengadakan 4. seminar atau bedah buku, acara Andrea selalu dibanjiri peserta. Di salah satu kota ia pernah diminta menandatangani 1000 novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Edensor. Namun, Andrea hanya sanggup menandatangani sekitar 600 novel dan membuahkan lecet pada jari tangannya.Jika melihat website 5. Andrea, mayoritas membernya adalah perempuan.Ketika memiliki putra, 6. Andrea ingin putranya masuk sekolah Islam.

26

manunggal September 2008

27

manunggal September 2008

Cerita kelahiran situs ini berawal dari tiga sahabat Chad Hurley, Jawed Karim dan Steven Chen

yang memiliki hobi dinner bersama saat masih berstatus karyawan di perusahaan PayPal. Mereka selalu merekam kejadian-kejadian menarik dengan kamera digital milik Chen. Masalah muncul ketika video tersebut tidak dapat dikirimkan ke teman lain via email karena kapasitasnya yang terlalu besar. Merasa sayang, ketiganya bersepakat membuat situs yang dapat se-lalu meng-upload dan menampilkan video mereka serta memudahkan untuk berbagi dengan kawan yang lain.

Mulanya, YouTube hanya digunakan oleh teman-teman dalam komunitas ter-dekatnya untuk mengakses album kenan-gan serta mengirim video ke situs tersebut sebelum memutuskan membukanya untuk khalayak.

Menurut perusahaan penelitian In-ternet Hitwise, pada Mei 2006 YouTube memiliki pangsa pasar sebesar 43 persen dari seluruh pengakses internet dunia. Seiring pertumbuhan jumlah pengguna

dari luar Amerika Serikat yang begitu be-sar, kini YouTube meluncurkan layanan video yang diformat ke sembilan negara, yaitu Brasil, Prancis, Irlandia, Polandia, Belanda, Italia, Spanyol, Jepang, dan Ing-gris. Dengan mengolaborasikan minat lokal dengan high techno, para techno freak se-makin dimanjakan dengan karya unik dari berbagai belahan dunia.

Pada � �ktober 2006 YouTube te-� �ktober 2006 YouTube te-lah diakuisisi oleh Google dengan nilai US$ 1,65 milliar atau setara dengan Rp 16 Triliun. Brand YouTube ini akan tetap dipertahankan dengan kantor pusatnya di San Bruno, kawasan industri Silicon Val-ley dengan kendali tetap dipegang trio sahabat. Untuk legalitas video yang dimuat dan sebagai media distribusi produk mul-timedia, Youtube bekerja sama dengan Universal Music, CBS Crop, dan Sony BMG Music.

Berdasarkan data comScore Media Matrix, pengguna YouTube mencapai 72,1 juta hingga Agustus 2007 atau naik dari 2,8 juta di tahun sebelumnya. Hal ini menem-patkannya sebagai situs komunitas terbesar

Your

Tal

ent @

You

Tube

futureYourhand

is in

Adalah pameo yang boleh dikata benar. Buat para penggila dunia maya, pasti sudah berkarib dengan YouTube –situs web video sharing paling fenomenal saat ini.

Techno

28

manunggal September 2008

k e-empat setelah MySpace,

Facebook, dan Wikipedia.Ragam YouTube

YouTube memiliki ragam ac-count yang dapat dinikmati oleh siapa saja dengan cuma-cuma. Tetapi, sebelum meng-upload video dan gambar seseorang harus menjadi member dan akan memiliki personal channel. Pertama, YouTuber merupakan account basic yang memung-kinkan member meng-upload video, komentar untuk video, memberikan rating video yang berupa tanda bintang, menun-juknya sebagai video favorit, membuat personal channel, ber-langganan video member lain, sharing video, hingga menjalin hubungan dengan pengguna lain. Selain itu, member dimudahkan dengan director account untuk meng-upload file video yang lebih besar.

Bagi member yang memi-liki sense of humor tinggi dapat mengakses pada Comedian ac-count untuk men-upload video lucu sekaligus mempromosikan karir mereka di dunia entertain-ment. Member dapat menyerta-

kan jadwal pentas atau pertunjuk-kan di personal member chan-nel. Sedangkan bagi yang ingin mempromos i-kan kemampuan b e rmu s i k n ya dapat mengun-jungi musician account. Ada pula account

yang khusus digunakan oleh sia-pa saja yang memiliki keahlian khusus dalam satu bidang atau lebih yaitu guru account. Video dalam account ini bersifat edu-kasi karena mengajari seseorang melakukan sesuatu, bagaimana sesuatu bekerja.

Selain video pribadi, ternyata YouTube juga memiliki account yang dapat digunakan oleh organisasi, seperti nonprofit account, partner dan sponsor. Di setiap video page YouTube terdapat file berisi kode yang dibutuhkan untuk menanam video di web lain. Setiap orang dapat menyalin kode, pindah ke website lain dan menyisipkan kode ini ke HTML website yang ber-sangkutan.

Y o u T u b e juga memiliki video toolbox yang berisi v i deo- v i deo tutorial yang mengajarkan tip dan trik p em b u a t a n video yang dapat di-

manfaatkan oleh mereka yang belum bisa membuat video den-gan baik.. Tentang pencahayaan, video editing, angle kamera, sound production dan efek-efek khusus dan tidak perlu menjadi member untuk men-download-nya.

Peraturan You TubeMelihat content video yang

beragam, membuat YouTube di-anggap sebagai pengedar video ilegal yang cukup meresahkan perusahaan-perusahaan media dan hak cipta. Padahal, YouTube secara jelas melarang posting content yang memiliki hak cip-ta. Untuk itu, terdapat peraturan ketat yang harus dipatuhi semua member.

YuoTube melarang ang-gotanya mem-posting video yang berbau pornografi dan sek-sualitas secara eksplisit, berisi te-lanjang frontal, berisi kekerasan, mengganggu atau melecehkan video footage, melangggar hak cipta, berisi percakapan yang membenci, termasuk serangan verbal berdasar gender, seksual, ras, etnik, agama, cacat fisik atau negara, serta membeberkan in-formasi pribadi seseoarang.

29

manunggal September 2008

Begitu banyaknya video yang di-upload setiap harinya membuat karyawan YouTube harus bekerja ekstrakeras. Untungnya, terdapat link komunitas yang dapat memudahkan karyawan untuk menge-tahui file tersebut melanggar atau tidak. Dengan melihat link video yang bertuliskan flag di bawah-nya berarti video tersebut melanggar dan dihapus dari web dan mengirim peringatan kepada pembuat video. Jika pelanggaran ekstrem, YouTube dapat menghapus account si anggota.

Cara mendownload video YouTubeMeski memiliki beragam account dan fasilitas,

YouTuber tidak dapat serta-merta men-download video secara langsung. Butuh aplikasi tambahan yang memang dibuat khusus untuk men-download isi video, salah satunya adalah Youtube grabber. Kelebihan program ini adalah kemampuannya untuk menyerap video hanya dengan mengkopikan alamat video tersebut. Serta ukurannya yang kecil, 184 kb tidak terlalu menghabiskan resource hardware.YouTube grabber bisa di-download lewat situs ht tp://www.freewarefiles.com/downloads counter.php?programid=22768, secara gratis.

Selain menggunakan youtube grabber, video dalam YouTube dapat di-download melalui be-berapa cara, baik online maupun melalui instalasi software. Dengan menggunakan aplikasi offline dapat ditempuh melalui Vdownloader yang hanya dengan memasukkan URL video dan pilih format yang ingin dikonversikan. Selain itu, juga bisa di-lakukan melaui Video Get dengan men-download dari puluhan situs sharing video serta Orbit down-loader yang memiliki kecepatan tinggi dengan menggunakan model P2P.

Sedangkan secara online dapat mendowload aplikasi seperti Vidgrab, KeepVid, Vixy yang menye-diakan konversi flv file ke format yang diinginkan, misal avi, mp3 maupun movie, serta YouTube Down-loader dan Zamzar dan masih banyak lagi.

Makin mudah orang untuk menjadi terkenal ti-dak hanya di publik sendiri tetapi hingga ke tingkat dunia. Dengan cara yang mudah dan biaya yang mu-rah membuat YouTube makin diminati. Sssst, cepe-tan pasang video kamu, siapa tahu kamu bakal jadi the next rising star skala dunia. Sukses!!!!

(Sonia & Vinda)

Section lain di YouTube adalah TesTube, yaitu tempat menawarkan ap-likasi baru untuk beta testing sebelum mener-apkannya ke seluruh website. Beberapa aplikasi

TesTube meliputi :Active sharing• , memberi tahu YouTuber lain apa yang tengah ditontonAudioSwap• , aplikasi yang memungkinkan mengubah audio di video, diharapkan member dapat mengganti audio berhak cipta dengan audio legal.

Remixer,• program Adobe Premiere Express yang dapat mengedit video yang sudah di-loading

dan termasuk transisi dan efek.Streams, chat room• untuk menonton

dan mengomentari video secara beramai-ramai.

30

manunggal September 2008

Dilihat dari namanya, tayangan Be A Man memang unik. “Menjadi

laki-laki”, begitu makna tayan-gan itu dalam Bahasa Indonesia, menggiring orang untuk ber-tanya: menjadi laki-laki, menjadi sosok seperti apa?

Pertanyaan itu bisa terjawab dengan melihat deretan peserta yang mengikuti kompetisi Be A Man. Dewi Perez, Merlyn Sop-jan, Ajeng, Tasya Tamasya, dan Sherina Timothy adalah lima dari dua puluh waria yang ter-daftar sebagai peserta kompetisi. Mereka dikumpulkan untuk di-latih dalam sebuah kamp militer. Tujuannya? Apalagi kalau tidak “mengembalikan” mereka men-jadi “yang seharusnya”, yaitu laki-laki.

Menjadi laki-laki menurut Be A Man tak jauh beda dengan konstruksi sosial. Yaitu, menjadi seseorang yang berkarakteristik tangguh, macho, tak kenal takut pada apapun, yang intinya- berkepribadian maskulin.

Mungkin sebagian dari kita

menganggap acara yang dulu ditayangkan tiap Minggu malam di Global TV ini menarik karena menghadirkan waria sebagai peserta kompetisi. Menyaksikan Dewi Perez mengeluh manja karena enggan ikut salah satu bagian “pelatihan” mungkin juga merupakan bahan ter-tawaan yang nikmat bagi banyak pemirsa.

Boneka, alat make up, sepa-tu hak tinggi, tank top, maupun wig adalah barang wajib Merlyn dkk yang “tak lazim” dimiliki oleh mereka yang sedang ikut pelatihan militer. Kepemilikan Merlyn atas barang-barang tersebut tak diusik oleh sutra-dara. Bukan karena kru Be A Man amat baik hati, sepertinya. Namun, karena alat make up dan sepatu hak tinggi itulah alat pemantik tawa (dan pengatrol rating, tentu saja).

Bagaimana Merlyn tak alpa mengenakan make up pada sesi berkubang di sungai, reaksi tak terduga yang menghebohkan dari para peserta saat menemui

aral yang menantang keperem-puanan mereka, adalah komodi-tas yang dijual Be A Man.

Waria- salah satu realita sosial yang masih kerap diper-debatkan di masyarakat, saat masuk ke panggung hiburan, demi limpahan uang dikemas menjadi bahan tertawaan yang menjual. Atas nama kebebasan setiap manusia, transeksual su-dah pasti diakui. Tetapi, apakah mereka sudah diperlakukan sama dengan mereka yang bukan transeksual termasuk di jagat entertainment, itulah per-tanyaannya.

TranseksualKriteria diagnostik transek-

sual menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Dissorders (DSM III, 1980) American Psychriatric Asso-ciation, adalah suatu keinginan menghilangkan genital yang dimiliki dan untuk hidup sebagai anggota dari jenis kelamin lain, karena muncul kebingungan jender (gender confussion). Kondisi seperti ini disebabkan

Identitas dalam Sebuah Sepatu Hak Tinggi

Dewi Perez mungkin menjadi yang tertampan di antara

Dewi-Dewi yang lain.

31

manunggal September 2008

adanya perkembangan khusus dari hubungan antara seks dan jender.

Mungkin selama ini kita sulit membedakan antara tran-sjender, transvestit, dan transek-sual. Transjender adalah orang yang cara berperilaku atau pe-nampilannya tidak sesuai dengan peran jender tradisional, yang dalam berbagai level “melang-gar” norma kultural mengenai bagaimana seharusnya pria dan wanita itu. Orang-orang yang lahir dengan alat kelamin luar yang merupakan kombinasi pria-wanita juga termasuk tran-sjender.

Transvestit adalah orang yang mengenakan pakaian lawan jenisnya. Istilah lainnya untuk perilaku ini adalah cross dress-ing – silang pakaian. Orang yang berpakaian seperti lawan jenis-nya dengan tidak ada kecend-erungan transeksual dan hanya mencari kepuasan psikososial (seperti mengekspresikan diri) biasanya disebut cross dresser. Jika ada unsur mencari kepuasan atau kegairahan seksual dengan cara memakai pakaian lawan jenis (bukan cuma dipegang-pegang), hal ini dinamakan feti-sisme transvestik.

Dorce Gamalama misalnya, adalah seorang transeksual sekaligus transjender. Mengapa transeksual? Karena pembawa acara Dorce Show itu telah mengubah fisiknya yang semula lak-laki menjadi perempuan. Dan mengapa transjender? Kar-ena secara mentalitas, ia adalah “perempuan yang terperangkap dalam tubuh laki-laki”.

Sebagai transeksual, Dorce dan transeksual maupun tran-

sjender lain mungkin sudah diterima kehadirannya di masyarakat. Hanya, layaknya realita sosial lain, oleh industri media terutama televisi, peran atau posisi mereka ternyata dikonstruksi menjadi produk hiburan.

Peletup TawaRepresentasi transeksual

dalam televisi, seperti peran Aming sebagai Pinky Boy, bu-kan semata-mata menghadirkan transeksual sebagai realitas nyata tetapi lebih pada kepent-ingan ekonomi media. Ketika media tunduk pada kepentingan ekonomi maka terbentuklah komodifikasi, seperti menyulap peran-peran transeksual menjadi objek yang lucu. Sebagai Pinky Boy, Aming mampu menggelitik penonton Extravaganxa untuk tertawa melihat sosoknya yang genit dan sensual. Begitu pun Merlyn Sopjan dalam Be A Man yang mampu meletupkan tawa pemirsa karena ia jago berdan-dan dan kemayu.

Goran Hedebro berujar, media adalah pembentuk kesa-daran sosial yang pada akhir-nya menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka hidup. Apa yang ditampilkan di televisi dipahami sebagai apa yang sebenarnya terjadi. Media, menurut Joseph de Vito, tentu saja bukanlah re-alitas. Namun demikian, media membantu menciptakan realitas pribadi bagi banyak orang dan memengaruhi realitas dari setiap orang.

Dengan penguatan citra (imaging) akan satu sosok, media sekaligus berusaha mem-bentuk persepsi yang sama pada

diri audiens akan sosok tersebut. Pun apabila media menganggap sosok transeksual yang termani-festasi pada diri kontestan Be A Man merupakan komoditas yang kelucuannya layak jual, maka media akan terus mengeksploita-si sisi kejenakaan dari karakter transeksual, demi keuntungan dan keunggulan persaingan in-dustrial.

Dijadikannya transeksual sebagai bahan tertawaan di tele-visi justru memapankan stereo-tip negatif di masyarakat yang melekat pada mereka. Padahal pada keseharian, transeksual terkadang masih mendapat per-lakuan diskriminatif. Apa yang disajikan televisi, justru makin menguatkan persepsi mayori-tas masyarakat yang berujar transeksual hanyalah kelompok minoritas yang asing, abnormal, dan tidak wajar.

Jadi, masihkah Anda me-nertawakan identitas jender dan seksualitas yang melekat pada sepatu hak tinggi yang dimiliki oleh para kontestan Be A Man? (Vitri & Ifin)

32

manunggal September 2008

Terumbu Karang

Aset Berharga yang Tak Dihargai

Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni karang laut yang bernama

polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthel-lae.

Ekosistem terumbu karang yang meru-pakan hutan tropis ekosistem laut ini ter-dapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting karena memiliki keanekara-gaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya ekosistem ini ada di dekat pantai daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30ºC. Apabila dirusak, terumbu karang butuh waktu ratusan tahun untuk pulih kembali karena tiap tahunnya mereka hanya tum-buh rata-rata 1 cm.

Terumbu karang memberikan perlind-ungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, dan ikan karang lainnya), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, siput laut, cumi-cumi, dan gurita.

Terumbu karang merupakan salah satu eksosistem penting selain hutan bakau dan padang lamun di daerah pesisir. Ketiganya berperan penting da-lam melindungi pantai dari ancaman abrasi dan erosi serta menjadi tempat pemijahan bagi hewan-hewan penghuni laut lainnya.

Arena

33

manunggal September 2008

Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lu-nak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang mem-bentuk terumbu karang, berbeda dengan terumbu karang lunak (sep-erti sea fingers dan sea whips) yang tidak membentuk karang.

Beberapa tipe terumbu karang adalah terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai (biasa disebut sebagai fringing reef), terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasan-ya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef, dan terumbu karang yang

menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll. Terumbu karang merupakan labo-ratorium alam yang sangat unik untuk berbagai penelitian yang ber-guna bagi hidup manusia. Beberapa jenis sponge misalnya, merupakan hewan terumbu karang yang berpo-tensi sebagai obat, antara lain untuk penyakit kanker. Selain itu, berbagai hewan karang yang mengandung kal-sium karbonat juga telah diperguna-kan untuk pengobatan tulang rapuh.

Terancam Banyak orang selama ini

mengasosiasikan sifat ‘tegar’ dan ‘kokoh’ dengan terumbu karang. Padahal, terumbu karang tidaklah sekokoh yang terlihat. Terlebih kini terumbu karang mendapat banyak

Arena

34

manunggal September 2008

‘serangan” yang mengancam eksistensi mereka.

Selain dari predator karang Acan-thaster planci, ancaman pada ter-umbu karang juga datang dari polusi industri, pencemaran, sedimentasi se-bagai akibat dari penggundulan hutan, ataupun pengambilan paksa karang un-tuk akuarium.

Sebab lain yang mengancam keles-tarian terumbu karang adalah kegiatan pariwisata yang tidak ramah lingkungan (seperti membuang sampah dan mengin-jak terumbu karang), nelayan yang meng-gunakan jaring trawl dan melempar jangkar sembarangan, kenaikan temperatur (dampak

dari pemanasan global) dan penggunaan sianida

serta bom untuk menangkap ikan. Kondisi di

Karimunjawa Tutupan karang di kepulauan Kar-

imunjawa, Jepara, menunjukkan penu-runan sejak tahun 2004 hingga 2006. Hal ini diakibatkan penangkapan ikan yang tidak konvensional dan aktivitas pariwisata yang cenderung tidak me-merhatikan kondisi lingkungan. Temuan ini merupakan hasil reef check atau pemeriksaan terumbu karang yang di-lakukan oleh Marine Diving Club (MDC), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro mulai tahun

2004 hingga 2006. Berdasarkan data temuan, diketa-

hui rerata tutupan karang pada kedala-man tiga meter dan 10 meter menurun. Pada tahun 2004, di kedalaman tiga meter tutupan karang mencapai 66,3 persen, tetapi turun menjadi 60 persen dalam jangka dua tahun. Pada kedala-man 10 meter terjadi penurunan sembi-lan persen dari 49 persen pada tahun 2004. Data ini diambil dari lima titik yang ada di Karimunjawa, yaitu Tanjung Gelam, Taka Malang, Pulau Menjangan Kecil, Menjangan Besar, dan Cemara Besar.

Pembina MDC Munasik mengatakan, berdasarkan kriteria rerata tutupan

karang, kondisi terumbu di Karimu-njawa termasuk kategori sedang yang tutupannya berkisar 26-50 persen. Terumbu karang di Kar-imunjawa memiliki persoalan alami, yaitu badai yang bisa membalikkan terumbu. Meski demikian, ia tidak memungkiri manusia juga menjadi

penyebab kerusakan terumbu. Hal ini dapat dilihat dari ukuran ikan

kupu-kupu yang semakin sedikit dan ke-cil. Padahal ikan kupu-kupu inilah yang menjadi indikator baiknya terumbu. Se-lain itu, bulu babi yang menjadi pertanda pengkayaan bahan organik dari pulau utama semakin meningkat. Kerusakan ini, kata dia, disebabkan cara menang-kap ikan yang masih kurang memerhati-kan konservasi lingkungan. Tidak kalah penting, pariwisata yang mendatangkan banyak kapal juga memberi kontribusi kerusakan terumbu karena banyak ka-pal biasanya membuang sauh hingga mengenai karang.

Setelah kita mengetahui kondisi ter-umbu karang saat ini, maka cintai dan periharalah terumbu karang kita, kar-ena untuk melestarikan terumbu karang membutuhkan peran kita bersama.

Oleh: Miftahuddin Majid K, maha-siswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Ke-lautan angkatan 2004

Gambar polip karang

35

manunggal September 2008

Kini, nasi goreng bakar makin banyak dijual di Semarang. Tapi, siapa dan warung mana sih sebenarnya yang

merealisasikan ide makanan unik ini?Tak lain, Nasi Goreng Bakar Mr. Puénchéng-

lah avant garde-nya. ”Itulah mengapa kami be-rani memasang tulisan ’Penemu’ di spanduk. Kalau pun nanti ada yang meniru ya nggak masalah. Yang penting orang-orang tahu kalau kami yang pertama,” ujar M. Gunawan Wibi-sono (49), pemilik Mr. Puénchéng yang terletak di Jl.Parangkusumo Raya No.40 Tlogosari, Se-marang.

Rasanya? Sudah tentu se”antik” namanya. Karena dibakar, nasi yang sebelumnya empuk jadi agak keras atau pera. Minyak yang biasanya masih menyelimuti butiran nasi goreng, tidak terlalu terasa di lidah. Kombinasi cara masak goreng dengan bakar ternyata membuat nasi yang semula terasa lengket karena minyak, men-

jadi lebih sehat d i k o n s u m s i . “Karena saya punya kole-strol tinggi, set-elah makan nasi goreng biasanya badan langsung lemas. Tapi be-berapa kali ma-kan Nasi Goreng Bakar, ternyata saya nggak mengeluh apa-apa,” tutur Gunawan.

Meski minyak “menghilang”, bukan berarti kekuatan rasa bumbunya juga ikut raib. “Me-mang cara masak seperti ini boros bumbu, kar-ena sebagian bumbu ikut terbuang saat minyak menguap,” ungkap Gunawan, yang mengaku memasok 30 kg beras tiap hari untuk usaha yang baru didirikannya medio September 2007 ini.

Cara pembuatan yang unik menjadi daya

Menyebut Pekalongan, yang terlintas mungkin sebuah kota yang

kental akan budaya batiknya. Di sana kita dapat menemui toko batik dengan mudah, termasuk sentral pembuatan batik yang terkenal di Kam-

pung Batik. Namun, tak banyak yang tahu wari-san kuliner kota ini sebenarnya cukup unik.

Berlokasi tepat di pinggir alun-alun Peka-longan, Warung Soto Pak Tjarlam tampak ramai. Maklum, Soto Tauto, sebagai menu yang dita-warkan, memang banyak dicari. Banyak orang yang sengaja datang sekedar untuk mencicipi hidangan khas Pekalongan itu, baik dari dalam maupun luar kota. Warung Pak Tjarlam sendiri sudah berdiri sejak tahun 2001 dan merupakan bisnis keluarga turun-temurun.

Apabila dilihat sekilas, Soto Tauto tampak seperti warung soto pada umumnya. Kuahnya bening dengan taburan daun bawang di atasnya.

Soto Tauto

Dimasak dengan Blender Las

Pewaris Tradisi Kuliner Pekalongan

Nasi Goreng Bakar Bertekanan Mr. Puénchéng

kuliner

36

manunggal September 2008

tarik warung yang buka mulai pukul 12.00 hing-ga 22.00 ini. Medan memasaknya sebenarnya sama seperti nasi goreng umumnya, berupa wa-jan penggorengan. Hanya, alat pembakar berupa ”blender” lah yang membuat beda.

Blendernya bukan sembarang blender. Tapi blender las berukuran jumbo yang mengeluarkan percik api kala “disuntikkan” ke wajan berisi empat porsi nasi goreng. Penggunaan blender las dalam proses masak mungkin membuat kening kita berkerut. Tapi tak perlu takut, karena alatnya sudah pasti higienis.

Pemblenderan nasi dengan api inilah yang dikatakan proses pembakaran. Prosesnya tak memakan waktu lama. Hanya 1-2 menit pemba-karan usai nasi digoreng dengan campuran telur dan daun bawang.

“Saya sudah konsultasi ke dosen migas. Cara masak seperti ini (menggunakan LPJ dan blend-

er las) aman dan ramah lingkungan karena tidak menyisakan gas buang seperti CO (Karbon Monoksida) dan CO2 (Karbon Di-oksida) yang menekan O2 (oksigen). Itulah mengapa saya menye-butnya Nasi Goreng Ba-kar ‘Bertekanan’,” terang alumni Teknik Sipil In-

stitut Teknologi Surabaya (ITS) tahun 1978 ini.

Harga makanannya ter-golong murah. Untuk men-cicipi aneka Nasi Goreng Bakar misalnya, kita cu-kup mengeluarkan Rp 6 ribu. Dengan harga yang sama, kita juga bisa melahap Kwee Tiou, atau mungkin Cap Cai. Dan dengan menambah Rp 1.500, kita akan mendapat porsi spesial untuk berbagai menu di atas.

Untuk minumannya, Mr. Puénchéng yang melayani delivery order ini punya menu yang tak jauh beda dengan warung makan lain, seperti jus buah. Keunggulannya, harga minu-man di sini “ramah kantong” karena bertarif tak lebih dari Rp 2.500. Beraneka macam jus buah malah hanya berharga Rp 2 ribu.

Kalau di daftar menu makanan Nasi Goreng Bakar yang jadi andalan, di deretan mi-numan, Es Janggelan-lah primadonanya. “Gu-lanya didatangkan langsung dari Gresik,” ungkap Gunawan. Es Janggelan hanya diisi agar-agar hitam atau cincau yang dirajang sampai lembut. Yang membuat Es Janggelan beda dari Es Cin-cau kebanyakan adalah rasa gula Gresiknya yang memberi sensasi menyegarkan. (Vitri)

Namun bila dicicipi, akan terlihat perbedaannya, yaitu Soto Tauto terasa agak asam. Penyebabnya adalah tauco yang dicampurkan pada kuah soto. Tauco merupakan ampas kedelai yang didiam-kan cukup lama, sehingga berasa sedikit asam. Inilah sebenarnya daya tarik Soto Tauto.

Selain itu, kuah dari Soto Tauto kelihatan berminyak dan sudah memiliki rasa pedas. Namun, tetap disediakan sambal jika merasa kurang pedas. Cara pembuatan soto yang satu ini tak terlalu sulit. Pertama bumbu

–bumbu sep-erti cabai, bawang merah, bawang putih, dihalus-kan kemudian ditumis bersama daun serai hing-

ga harum. Penumisan ini dilakukan untuk meng-hasilkan rasa yang kental dan bumbu berminyak (nglengo dalam Bahasa Jawa- red). Setelah itu bumbu tersebut dimasukkan ke dalam panci berisi daging sapi dan jeroan yang sebelumnya telah direbus hingga lunak.

Soto Tauto biasanya dihidangkan bersama nasi atau lontong. Semuanya tergantung selera pembeli. Cara penyajiannya juga unik. Kuah soto dan daging ditempatkan dalam satu mang-kuk, sementara nasi atau lontong ditempatkan dalam mangkuk yang berbeda.

Untuk menikmatinya, tidak perlu menge-luarkan banyak uang. Cukup dengan Rp 6.000 saja, kita sudah dapat memanjakan lidah dengan rasa soto tauto yang khas. Bagaimana, tertarik un-tuk mencicipi? (Ridha)

37

manunggal September 2008

BikersJuga Punya Butik !!

Bisniisiana

Kamu penyuka motor? Atau men-jadikan modifikasi motor sebagai ho-bimu? Memiliki hobi bermotor atau menjadikan motor sebagai teman yang setia mendampingi hari-harimu , kini bukan mimpi lagi.

38

manunggal September 2008

Hobi bermotor memang bukan hobi yang mu-rah. Hobi yang satu ini

dominan digeluti oleh mereka yang berkantong tebal alias ban-yak duit. Berbagai perlengkapan bermotor yang dapat diburu dan dikoleksi yaitu kaos tangan, pin, kaca mata, jaket, helm dan se-patu.

Mereka yang punya hobi ini biasanya masuk dalam keang-gotaan klub motor seperti klub vespa, Harley Davidson, dan Ti-ger. Namun, di tengah kesenan-gan mereka akan motor, mereka yang berada di Semarang tam-paknya cukup sulit untuk men-emukan aksesoris dan perleng-kapan bermotor. Mau tidak mau mereka yang ingin menambah aksesorisnya mesti hunting ke luar kota. Inilah yang membuat Cecep yang menggeluti usaha pernak-pernik biker di Bandung menelurkan cabang usaha di Se-marang.

Bigg BikershopItulah nama sebuah ruangan

mungil berukuran 5x3 meter yang bertempat di Jalan Medoho 16 Semarang. Bigg Bikershop yang berdiri pada tanggal 11 Maret 2008 itu merupakan hasil dari home industy sang pemilik. Toko yang lebih pantas dikata-kan distro atau butiknya para bik-ers itu menjual berbagai macam perlengkapan bermotor dengan harga yang beragam.

Di toko tersebut kita dapat menemukan aksesori bermo-tor yang unik dan menar ik . Misalnya helm mo-

tif kotak-kotak dengan perpad-uan warna kuning-hitam seperti sarung. Helm yang diimpor dari Malaysia tersebut mungkin da-pat menambah keunikan bagi si pengendara, terutama mereka yang bergaya retro. Untuk helm sendiri dipatok harga antara 120 ribu sampai 125 ribu rupiah.

Selanjutnya ada kaos oblong yang kebanyakan berwarna hi-tam dijual antara 40 ribu hingga 70 ribu rupiah dan jaket dengan kisaran harga 200 ribu sampai 300 ribu rupiah. Ada juga stiker yang rata-rata seharga lima ribu rupiah, dan pin berkisar 15 ribu hingga 20 ribu rupiah. Sedang-kan untuk kacamata semuanya dipatok harga 25 ribu rupiah. Agak mahal memang, namun da-pat diyakini barang-barang terse-but memiliki kualitas yang baik. Ana rega ana rupa, begitu kata pepatah Jawa.

Toko yang berpusat di Jalan Pete 11 Bandung ini lebih ban-yak dikunjungi oleh anggota dari klub vespa, karena memang may-oritas aksesori yang dijual adalah aksesori vespa. Namun tidak be-rarti dari klub selain vespa tidak tertarik berkunjung ke toko milik Cecep, usahawan asal Bandung yang telah memiliki tiga cabang toko biker ini. Banyak juga dari klub Harley Davidson dan Tiger yang menghampiri tokonya untuk sekedar melihat-lihat dan bahkan membeli produk buatannya. Hal ini dikatakan oleh Zein, laki-laki

muda yang

menjaga toko Cecep. “Toko ini tidak hanya untuk kalangan klub motor tapi juga untuk semua kalangan; baik atas, menengah maupun bawah, semua sama,” terangnya ketika ditanyai Ma-nunggal.

Toko yang dispesialkan un-tuk para bikers ini tidak cuma bisa kamu temui di Semarang, tapi juga di Yogyakarta. Cabang yang berada di Yogyakarta ini diakui memiliki kisaran harga yang lebih mahal dibanding ca-bang Jakarta dan Semarang, na-mun dilengkapi dengan aksesori yang jauh lebih beragam.

Toko yang dibuka dari jam sembilan pagi hingga jam sem-bilan malam ini dapat dikatakan menguntungkan. Hal ini dikar-enakan pesaing di Semarang tidak begitu banyak dan menye-bar, sehingga Bigg Bikershop cukup mudah untuk dikenalkan ke masyarakat, terutama mer-eka yang maniak memodifikasi motor. Namun, tak jarang pula pengunjung yang datang hanya sekedar melihat-lihat atau survei harga sebelum mereka memu-tuskan untuk membeli.

“Biasanya toko ini rame kalo sore, Kebanyakan yang da-tang dari klub Vespa dan Tiger,” ungkap Zein yang saat itu ten-gah menata barang di etalase. “Mayoritas dari mereka ada-lah pelajar dan mahasiswa dan mereka biasanya lebih tertarik membeli pin dan stiker motor,” tambahnya. (Vania)

39

manunggal September 2008

Dalam food combining, keseimbangan asam-basa (pH) makanan harus diperhatikan.

Kombinasi makanan pembentuk asam dan basa harus serasi agar pH tubuh selalu netral. Daging dengan buah jeruk misalnya, merupakan kombinasi yang serasi. Daging pembentuk asam dan jeruk pembentuk basa menyatu dan menghasilkan pH yang netral.

Pada dasarnya food combining merupakan pola makan yang disesuaikan dengan kebutuhan biologis manusia. Menurut ahli, usus manusia memiliki keterbatasan dalam mencerna tiap jenis makanan,.

Oleh karena itu, ada jenis makanan yang tidak boleh dimakan secara bersamaan agar proses pencernaan dapat berlangsung aman. Bila jenis makanan yang tidak boleh digabung ini dimakan bersamaan, cepat atau lambat akan terjadi “bencana”. Seperti halnya zat pati tidak boleh digabung dengan protein. Dengan kata lain, kebiasaan kita makan nasi dengan ayam goreng tidak serasi dilihat dari “kacamata” food combining. Terus, yang serasi yang seperti apa?

Menurut dr. Etisa A.M,M.Si salah seorang pengajar di Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Undip, food combining merupakan salah satu metode diet yang dilakukan dengan cara pengaturan pola makan yang disesuaikan

Sehat dengan Diet yang Tepat

Dalam metode food combining, makanan diatur berdasarkan jam makan khusus seperti berikut:Siklus Pencernaan1. Siklus ini berlangsung sekitar pukul 12.00 – 20.00. Selama itu makanan padat yang berada dalam tubuh secara aktif dicerna. Sehingga waktu 8 jam tersebut merupakan waktu yang tepat untuk mengonsumsi makanan padat.

Siklus Penyerapan2. Siklus penyerapan terjadi dalam tubuh sekitar pukul 20.00 – 04.00. Pada waktu ini makanan yang sudah dicerna dibagikan ke tiap bagian tubuh secara merata. Tubuh harus cukup tidur dan tidak melakukan aktivitas mencerna supaya energi yang ada dalam tubuh benar-benar digunakan untuk membagi makanan bukan untuk mencerna makanan.

Siklus Pembuangan3. Siklus ini terjadi sekitar pukul 04.00 – 12.00. Pada waktu ini, energi yang telah disimpan dalam tubuh digunakan untuk melakukan aktivitas.

Food combining?? Yup, jenis diet yang

satu ini sering terdengar di telinga

kita. Dari berbagai jenis diet yang

ditawarkan, food combining-lah yang

banyak menyedot perhatian orang.

Terbukti semakin banyak orang yang

ingin mencoba pola makan sehat ini.

To Be Fit

40

manunggal September 2008

dengan jam biologis tubuh manusia.

Food combining pertama kali diperkenalkan oleh Doris Grant, seorang dietitian Inggris, bersama rekannya Jean Joice pada tahun 1984. Mereka memperkenalkan konsep yang disebut dengan Food Combining for Health. Sebenarnya konsep ini muncul karena adanya gagasan dari Dokter William Howard Hay

(1866-1940), seorang ahli bedah di Amerika Serikat. Berat badan Hay mencapai 113 kilogram. Tak urung kelebihan berat badan ini membuatnya tidak sehat.

Tahun 1911, dr. Hay memperkenalkan konsep yang disebutnya cara makan yang fundamental. Gagasan ini sebenarnya bukan seratus persen baru. Karena pada abad ke-100 SM, di India sudah dikenal cara

makan serupa yang dilakukan para pengikut Ayurveda, yaitu ajaran yang dianut pertapa dan pendeta India kuno. Ajaran ini mencakup cara hidup sederhana, termasuk cara makan yang dianggap sehat. Dokter Hay menerapkan konsep tersebut pada dirinya. Ternyata dalam tempo sekitar dua tahun, berat badannya turun menjadi 87,5 kilogram. Tubuhnya juga merasa sehat dan fit. Ia kemudian

menyebarluaskan konsep ini.

Prinsip food combining adalah pola makan sesuai siklus pencernaan manusia. Melalui food combining, orang dipaksa m e m a k a n berbagai jenis makanan secara bergiliran. Padahal setiap saat tubuh m e m b u t u h k a n zat-zat gizi secara lengkap. Tidak dapat dipilah-pilih. ”Jika makanan yang masuk kedalam tubuh kita pilih-pilih sesuai kombinasi

yang serasi, maka tubuh akan lemah selanjutnya berat badan turun. Ini yang menyebabkan Food Combining dapat menurunkan berat badan,” papar Etisa.

Metode food combining bertentangan dengan pendapat para ahli gizi dan kondisi tubuh itu sendiri. Usus kita itu panjangnya mencapai hampir 4 meter (380 sentimeter usus halus dan 110 sentimeter

kolon atau usus besar). Permukaan dalam usus (lumen usus) memiliki triliunan villi (jonjot-jonjot) yang masing-masing terdiri dari trilyunan micro-villi (anak jonjot), dan kesemuanya ini akan membuat permukaan-dalam usus menjadi sangat luas (permukaan usus halus saja luasnya mencapai luas sebuah lapangan tenis!).

Sistem enzim kita juga sangat sempurna. Kita memiliki enzim-enzim golongan amilase (ensim pencerna hidrat arang), protease (pencerna protein), dan lipase (pencerna lemak). Walaupun semua enzim itu berada di bawah kontrol sistem syaraf, masing-masing kelompok enzim itu sendiri bekerja secara mandiri. Dari semuanya ini membuat usus kita sangat mampu mencernakan berbagai jenis makanan pada saat yang bersamaan.

Sedangkan menurut para ahli gizi, untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuh maka makanan yang kita makan harus memenuhi asupan gizi yang cukup kompleks yang diperlukan oleh tubuh. Dikhawatirkan menjadi kekurangan gizi, apabila diet dengan cara tersebut dilakukan secara terus menerus. Selain itu, pasien yang melakukan diet food combining bisa terkena sindrom yoyo. Sindrom yoyo merupakan suatu gejala penyakit dengan bertambah dan berkurangnya berat tubuh secara drastis. Sehingga membahayakan bagi kesehatan.

Sebenarnya food combining bisa diterapkan untuk orang-orang yang kelebihan berat badan (obesitas), tetapi dengan pengawasan ahli gizi yang benar tentunya. Pada orang gemuk (kelebihan

Food Combining berbahaya?

41

manunggal September 2008

cadangan gizi) bila ia hanya memakan zat pati, maka zat-zat gizi lain bisa diambil dari cadangan tubuh. Karena itu food combining hanya bisa diterapkan pada mereka yang kelebihan gizi atau cadangan tubuhnya prima (orang yang bugar).

Namun, bagi yang memiliki cadangan tubuh pas-pasan atau kekurangan maka zat gizi yang lain akan diambilkan dari jaringan organ-organ tubuh vital, apalagi jika sedang sakit. Food combining juga tidak boleh diterapkan pada anak dan remaja dalam masa pertumbuhan. ”Hal ini bertentangan dengan kaidah

ilmu kedokteran dan gizi. Jika dipaksakan akan berakibat fatal,” jelas Etisa.

Ditambahkan Etisa, asam dan basa makanan dalam tubuh akan dicerna sendiri-sendiri. Dengan demikian, dalam ilmu gizi tidak mengenal adanya kelompok makanan yang serasi dan tidak serasi kombinasi asam-basanya. Pada dasarnya makan dengan menu seimbang yang paling baik. Bisa dengan mengurangi porsi atau lemak jenuh dan tentunya disertai dengan olahraga. Otomatis b e r a t b a d a n

menjadi turun dan tetap sehat.Apabila Anda masih

berkeinginan untuk menjalankan diet, pemilihan menu yang seimbang serta banyak mengkonsumsi jenis sayuran dan buah-buahan merupakan solusi yang tepat. Selain itu berolahraga secara teratur akan lebih efektif dan tetap menjaga supaya tubuh tetap sehat dan bugar. (Dava, Eva)

42

manunggal September 2008

Ekowisata Taman Air Etasia

Serunya Menangkap Udang Sembari Keceh

Selama ini ob-jek wisata yang

terkenal di Boyolali adalah Pengging dan Kedung Ombo atau Sampetan. Padahal sebenarnya Boyolali memiliki potensi wisa-ta lain, yaitu Ekow-isata Taman Air In-donesia (Etasia) di daerah Tlatar.

Plesir

43

manunggal September 2008

Ekowisata berasal dari kata ‘ekologi’ atau ‘lingkungan’ dan ‘wisata’. Hal ini sesuai

dengan konsep Etasia yang me-mang sangat menonjolkan keasri-an alamnya. Ekowisata Taman Air terletak di sebelah Utara kawasan wisata Tlatar di Desa Gombol Ke-lurahan Kebonbimo Kecamatan Boyolali Utara, dengan luas area sekitar 5,5 ha.

Untuk mencapai Etasia, bagi yang menaiki transpotasi umum, dari Semarang dapat naik bus Semarang-Solo dengan biaya sekitar Rp 10.000 dan turun di gang masuk menuju Etasia. Dari

arah Solo juga dapat meng-gunakan bus dengan biaya sekitar Rp 5.000. Dari jalan raya menuju Etasia berjarak kurang lebih 4-5 km. Karena belum adanya angku-tan umum yang langsung menuju ke Etasia, perjalanan dapat ditem-puh dengan ojek yang mangkal di gang masuk menuju Etasia. Biayanya sekitar lima ribu rupiah per orang. Sedangkan untuk tiket masuknya seharga dua ribu rupiah per orang.

Pada awal berdirinya (tahun 2000), konsep Ekowisata ini mu-lanya adalah tempat pemancin-gan. Namun dalam perkemban-gannya, pada tahun 2004 Etasia berubah menjadi restoran, dan menjadi tempat rekreasi mulai ta-hun 2005.

Hal ini tentunya juga me-

nyebabkan perubahan dalam hal luas lahan yang dipakai. Sedikit demi sedikit area rekreasi ditam-bah. Fasilitas terbaru yang dise-diakan di Etasia adalah lapangan wood ball. Lapangan wood ball ini dibuat mulai akhir tahun 2006 dan menjadi satu-satunya lapan-gan wood ball di Indonesia yang berstandar internasional bahkan bisa dikatakan menjadi lapangan wood ball paling cantik di dunia. Di lapangan woodball Etasia ini pula diadakan Indonesia Wood Ball Championship pertama di Indonesia.

Tak hanya lapan-gan wood ball-nya saja yang menjadi daya tarik Etasia. Masih ada kolam renang, Pakecehan, dan Segaran Taman Air yang dengan keasrian alamnya mampu membuat pengunjung betah berlama-lama un-tuk berada di Eta-sia. Tak heran jika Etasia tak pernah sepi oleh pengun-jung. Di hari libur biasa pengunjung bisa mencapai

sekitar 1500-2000 orang dan saat Lebaran pengun-jung bahkan bisa membludak sampai 4000 orang. Pengunjung yang datang tak hanya berasal dari daerah sekitar saja seperti Boyolali, Pur-wodadi, Sragen atau Klaten, tetapi juga be-rasal dari Solo, Semarang, Ja-karta, Bandung, Yo g y a k a r t a bahkan dari luar negeri.

Tak hanya sarana dan pras-arana lengkap yang semakin membuat pen-gunjung diman-jakan untuk

betah berlama-lama, namun juga adanya program pendidikan dan rekreasi serta sosial di samping usaha bisnis Etasia. Hal ini mem-buat Etasia mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan tempat re-kreasi lain.

Program pendidikan dan re-kreasi yang disediakan Etasia antara lain program wisata ling-kungan untuk anak umur 5-8 tahun atau setingkat TK-SD. Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata yang bersifat mendidik untuk anak-anak agar mengenal dan bergaul dengan air. Program ini telah diikuti oleh sekitar 100 TK mulai dari Solo, Semarang, Salatiga, dan Yog-yakarta. Kegiatannya menarik, mulai dari menanam padi, sam-pai berenang dengan dampingan pelatih yang stand by di area.

Untuk program wisata ling-kungan ini, Etasia bahkan sudah memiliki kurikulum sendiri. Pro-gram utama kegiatannya meliputi materi; pengenalan arti penting air bagi kehidupan, pengenalan satwa dan tanaman air, penge-nalan sumber mata air dan mem-beri makan ikan koi. Selain itu ada juga program pilihan yang meliputi materi; memanen ikan di kolam, menanam padi bersama petani, dan menangkap udang kali di Pakecehan. “Kegiatan ini dilakukan untuk menanamkan kepedulian lingkungan kepada anak-anak sedini mungkin,” tutur Hartanto selaku Koordinator Op-

44

manunggal September 2008

erasional Taman Air yang juga lulusan Jurusan Psikologi Uni-versitas Muhammadiyah Solo.

Bagi yang suka berkemah dan outbond tak perlu khawatir karena Etasia menyediakan fasilitas yang akomodatif. Bah-kan untuk kegiatan jelajah alam, terdapat fasilitas berupa aliran air sungai dengan sebelas air terjun utama. Masing-masing air terjun ini mempunyai nama sesuai mi-tos masyarakat, seperti air terjun Bima, Kresna, Arjuna, Srikandi dan lainnya.

Pesona alam tersebut sangat menakjubkan bagi para pengun-jung yang ingin berjalan-jalan sepanjang aliran air di kawasan Etasia yang bersuasana alam pedesaan. Selain itu, yang cukup menarik, pengunjung juga dapat memanen hasil petani masyarakat desa berupa kubis, mentimun, melon, dan masih banyak lagi.

Sewa MudahEtasia juga menyediakan

layanan pemesanan menu dan tempat. Terdapat tiga jenis peme-sanan. Pertama adalah peme-sanan menu yang secara otoma-tis mendapatkan fasilitas tempat dengan penggunaan maksimal tiga jam, selebihnya akan dikena-kan biaya tambahan. Sedangkan yang kedua adalah sewa tempat saja (selain hari libur) dengan waktu penggunaan maksimal empat jam. Yang terakhir yaitu sewa tempat per hari.

Untuk pelayanan ini, pen-gunjung lain tidak akan diper-kenankan memakai tempat yang dipesan. Tarif yang dikenakan untuk full book di Segaran adalah 2 juta rupiah untuk hari libur dan 1 juta rupiah untuk hari biasa. Tetapi ini belum termasuk sewa perahu pedal, kali bening dan ko-lam ikan. Sedangkan tarif di Jo-glo untuk hari libur adalah 1 juta rupiah dan hari biasa 500 ribu rupiah. Untuk kelengkapan acara Etasia juga menyediakan sewa pengeras suara dan hiburan den-gan kisaran harga mulai 75 ribu hingga di atas 1 juta rupiah.

Menu makanan yang dise-

diakan berupa sajian menu khas ikan air tawar. Budi daya ikan air tawar tersebut dilakukan melalui proses karantina dengan mem-buat kawasan ekologi penyeim-bang atau disebut juga Bio-Buffer Zone. Kawasan ini berupa lahan tanaman selada air yang berfung-si memberikan kandungan oksi-gen 60-80% sehingga memberi-kan kesehatan ikan dalam karan-tina. Tak heran jika ikan yang dihasilkan mem-punyai ban-yak kelebihan dibandingkan dengan ikan biasa. Kelebi-hannya antara lain memi-liki aroma dan rasa gurih yang sangat tajam, tidak berbau amis dan bau lum-pur (tanah), serta daging ikan lebih beri-si dan kenyal.

Sedangkan untuk harga menu makanan dan minuman-nya berkisar mulai seribu hingga 50 ribu rupiah. Untuk menikmatinya, p e n g u n j u n g dapat memilih tempat yang te-lah disediakan sesuai dengan yang diingink-an. Di Segaran Taman Air, Anda dapat menikmatinya dengan duduk lesehan beralaskan tikar di tepi danau. Pilihan tempat yang lain adalah di Pakecehan, di mana Anda dapat bersantai di gazebo-gazebo yang terletak di atas kolam ikan dengan peman-dangan taman air.

Di gazebo yang ditata dengan sedemikian apiknya itu, Anda da-pat melihat ikan-ikan gemuk dan lincah yang di tempat karantina.

Anda juga dapat memilih gazebo yang terletak di pinggir kolam pancing di mana ikan hasil panc-ingan tersebut dapat Anda masak untuk menu makanan. Semuanya terserah selera pengunjung.

Dari sekian area Etasia yang ada, ada satu keunikan yang tanpa disadari telah menjadi salah satu kunci untuk memikat hati pengunjung, yaitu tidak ada satu pun papan iklan di area Eta-

sia terkecuali papan bertuliskan ajakan untuk mencintai alam. Inilah salah satu asalan yang membuat Etasia terlihat begitu asri, tanpa tercemar oleh adanya kepentingan kampanye suatu merek. Sesuai dengan slogannya “Damai antarmanusia dan seisi alam adalah puncak martabat dan harapan”, yang menurut Hartanto mempunyai arti “Manusia yang bermartabat adalah manusia yang mencintai alam”. (Alle)

45

manunggal September 2008

46

manunggal September 2008

BERKREASI DENGAN MODIFIKASI

Hobi memodifikasi kendaraan semakin mewabah. Berbanding lurus dengan itu, bengkel modifikasi kendaraan juga semakin

banyak bermunculan. Kendaraan yang semula tampak biasa, dapat disulap menjadi kendaraan mewah yang eksklusif.

Berawal dari iseng untuk memodifikasi motor, banyak orang yang akhirnya menjadikannya sebagai hobi, bahkan akhirnya menjadi maniak modifikasi (modif ). Namun bagi mereka yang tidak menyukai modif, mungkin menganggap modif

hanya menghabiskan uang. Selain itu, muncul kekhawatiran jika nantinya motor menjadi tidak nyaman dipakai dan harga jualnya akan turun.

Tanpa disadari, sebenarnya banyak orang telah memodifikasi motornya, baik sedikit maupun banyak. Hanya, mereka tidak menyadari telah melakukan modif karena tampilan motor masih “standar”. Padahal item tertentu dari motor telah mengalami perubahan. Misalnya mengganti busi dengan yang lebih kuat, mengganti stang dengan yang lebih nyaman, mengganti model lampu yang

Sok gaya, aneh-aneh saja, atau buang-buang duit, mungkin begitu pandangan sebagian dari kita tentang mereka yang hobi mengutak-atik kendaraannya. Padahal, hobi yang satu ini, selain mempunyai

nilai fungsi juga mempunyai nilai seni, karena membutuhkan kreativitas si pemilik maupun si tukang modifikasi.

Gaya Hiduo

47

manunggal September 2008

lebih keren dan terang, dan lain sebagainya.

H a l penting yang perlu diperhati-

kan dari modif adalah tujuan dan fungsinya. Tujuan modifikasi yang baik adalah meningkatkan kinerja dan tampilan motor se-hingga lebih aman, nyaman, ce- p a t , tetapi tetap

gaya.Menjadi lebih aman, karena

modif yang baik biasanya meng-gunakan alat yang after market atau limbah copotan motor impor yang kualitasnya baik. Dan menjadi lebih cepat, karena dengan modif, kapasitas mesin bisa dimaksimal-kan, atau kemampuan pengenda-lian (handling ) bisa lebih diopti-malkan.

Last but not least, tampilan motor bisa jadi akan lebih stylish. Setelah dimodif, tampilan motor tidak lagi standar dan dianggap culun. Perpaduan berbagai akse-sori maupun piranti bodi, ajrutan,

cat, dan sebagainya, dapat mem-

buat motor terlihat menarik, lebih macho atau mungkin lebih manis.

Tentu saja demi merombak motor supaya tampil lebih oke, membutuhkan biaya. Tapi seperti slogan lama “there is something money can’t buy”, bagi pehobi modif ini, kepuasan adalah se-galanya. Jadi, kata kunci untuk hobi modif, baik itu modif rin-gan, sedang, berat, atau ekstrem, adalah ‘selera’ dan ‘kemampuan kantong’.

“Dalam modif mending jan-gan ikut-ikutan dengan model yang sudah ada. Kalau bisa, buat-lah model sendiri, atau jadilah trendset ter,” ujar Dika, mahasiswa

Demi memiliki kendaraan yang modis,

si pemilik kendaraan biasanya tak segan-segan menggelontorkan biaya yang nominalnya terkadang lebih tinggi dibandingkan dengan harga kendaraan itu sendiri. Namun banyak penyuka modif berpikir, total biaya yang mereka keluarkan akan terbayar ketika tunggangan mereka mendapat penghargaan, yaitu menduduki posisi puncak pada sebuah kontes modifikasi. Meskipun, mereka harus mengeluarkan puluhan juta rupiah untuk itu.

Rayyen Malik, misalnya. Pemilik Corolla All New 2001 ini rela “membuang” 30 juta rupiah demi memodif kendaraannya. Selama dua bulan, Corolla hitamnya digarap awak bengkel Rumah Mobil dengan konsep elegant style.

Dari bagian kaki-kaki mobil, Malik memadukan Velg Lenso 19 inchi, dengan ban Firally 35 inchi. Kesan elegan san-gat terasa dengan adanya body kit. Untuk interiornya, seluruh dashboard dan jok dibalut kulit dari MB tech. Untuk menun-jang audio, sang kreator memasang tape JVC dengan speaker

full JBL dan power Symbion. Sebagai pelengkap, ditambahkan pula sebuah monitor berukuran 7 inci pada dashboard.

Ratusan Juta

Aman dan Nyaman

48

manunggal September 2008

Fakultas Hukum Undip yang juga ketua klub Comunitas Scorpio Se-marang (COSSE).

Lebih lanjut Dika mengatakan, sekarang yang paling digemari adalah modif trail untuk motor sport. Sedangkan untuk sepeda motor bebek dan motor matic, yang sedang laris adalah gaya retro.

Yang perlu diingat dalam me-modif kendaraan adalah, jangan sampai mengabaikan segi kenya-manan dan keamanan, seperti menanggalkan spion. Walau ban-yak yang menganggap spion cu-lun, tapi meninggalkan spion sama saja mengabaikan keselamatan kita di jalan raya.

Tren modif sendiri selalu berubah tiap tahunnya. Seperti ha l nya t r e n m o d e , bebera-pa gaya m o d i f p u n menga-lami per-p u t a ra n y a n g berulang k em b a l i di suatu waktu. Namun, selain mengikuti tren yang se-dang berlangsung, ada baiknya memodifikasi motor sesuai den-gan karakter dan hobi diri sendiri. Hal itulah yang perlu diperhatikan pertama kali sebelum mendandani motor. Karena akhirnya,akan lebih mudah dalam menentukan jenis aksesori yang akan ditambah atau diganti pada bodi motor.

Aliran gaya modifikasi mo-tor yang bisa dipilih pun sangat beragam, seperti klasik, custom, balap, touring, dan masih banyak lagi. Sebagai contoh, jika senang dengan yang berbau klasik, bisa

menambah windshield, whitestripe pada bagian ban, serta ukuran spi-on yang sedikit besar.

Sedangkan bagi mereka yang gemar touring ke berbagai tempat, mendandani motornya sesuai den-gan kebutuhan merupakan sebuah keharusan. Misalnya dengan me-nambah boks di bagian belakang jok atau meletakkannya di bagian kiri dan kanan motor.

Masih di seputar bodi, modif biasa d i l a k u k a n pada bagian stang, me-nambahkan airbrush untuk

memberi sentuhan unik pada mo-tor, hingga pemilihan jok motor. Untuk bagian roda, motif velg bisa diganti sesuai dengan gaya modif yang dipilih pengendara.

Dem i k i a n pula halnya d e n g a n ban. Seba-gai contoh, pada mo-tor tour-ing akan lebih baik jika digu-

nakan ban berukuran besar yang memberi kenyamanan lebih untuk berkendara jarak jauh serta mo-tif ban yang memiliki daya tapak lebih baik. (Hendra)

“Dalam modif mending jangan ikut-iku-

tan dengan model yang sudah ada. Kalau

bisa, buatlah model sendiri, ata

u jadi-

lah trendsetter,“

49

manunggal September 2008

Etasia Woodball International Course

Wood ball. Sebut satu kata ini dan banyak orang pasti merasa

asing. Ya, wood ball me-mang belum banyak dikenal layaknya sepak bola, bas-ket atau mungkin bulu tangkis yang lebih membumi.

Lebih Kenal dengan Wood Ball

Pit Stop

50

manunggal September 2008

Bukan tanpa alasan olahraga ini dina-makan wood ball.

Nama wood ball diambil karena sebagian besar komponen alatnya ter-buat dari kayu. Mulai dari stick pemukul, bola, hing-ga gawang. Permainan ini menyerupai golf, yang membedakan adalah apabi-la pada golf bola masuk ke dalam lubang, pada wood ball bola akan masuk ke gawang kecil yang ditan-dai berputarnya pintu gawang.

Wood ball dikenal-kan pada tahun 1990 oleh Weng Meng Hui dari Taiwan. Sejak saat itu, olahraga “santai” ini ce-pat berkembang, bahkan sekarang sudah meram-bah level internasional.

Di Indonesia sendiri, wood ball disosialisasikan oleh Dr Nugroho dan Tandyono Jecky pada ta-hun 2002. Empat tahun setelah itu, melalui organ-isasi Indonesian Wood Ball Association (IWBA), olahraga ini secara resmi diakui oleh Komite Olah-raga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.

Salah satu langkah konkret IWBA dalam mengembangkan olah-raga tersebut adalah dibangunnya lapangan wood ball bertaraf in-ternasional pertama di

Indonesia, yaitu Etasia Woodball Course, yang terletak di Boyolali, Jawa Tengah. Tak tanggung-tanggung, lapangan ini diakui sebagai yang ter-baik dan tercantik di dunia, karena sistem pe-nataannya yang dipadukan dengan wisata lingkun-gan. Dengan 24 gates dan lintasan, panjang to-tal 1700 meter pada lahan seluas 2 hektar, lapangan ini mampu memanjakan para penggemar setia wood ball.

Mirip GolfUntuk memainkannya

tak sulit, karena wood ball mirip dengan golf. Perbedaannya adalah, se-lain hampir semua perala-tannya terbuat dari kayu, pada wood ball, bola me-lewati gawang kecil yang ditandai dengan berpu-tarnya pintu gawang pada engselnya.

Uniknya, para pemain woodball di Etasia ham-pir sebagian besar ada-lah karyawan atau warga sekitar. Awalnya mer-eka sekedar iseng un-tuk mencoba permainan baru ini. Namun, dari ketertarikan tersebut, tak sedikit yang ternyata berbakat. Bahkan, salah satu karyawan telah dikirim ke Singapura un-tuk mengikuti kejuaraan berlevel internasional.

Demi mempercepat sosialisasi wood ball di masyarakat, IWBA te-lah membuat kegiatan dan kejuaraan-kejuaraan, baik skala nasional mau-pun internasional. Event nasional yang resmi di-adakan IWBA adalah Ke-juaraan Nasional Wood Ball, yang akan dilakukan setiap enam bulan sekali, tepatnya pada Juni dan Desember. Sedangkan event Internasional In-donesia Open Wood Ball International Champion-ship akan diadakan pada Juni setiap tahunnya.

Hadirnya turnamen-turnamen tersebut merupakan momentum yang sangat baik untuk mengembalikan keper-cayaan dunia internasion-al terhadap kondisi Indo-nesia yang sebenarnya aman dan nyaman untuk dikunjungi. Hal ini akan membantu pertumbuhan ekonomi dan meningkat-kan iklim investasi. Lebih dari itu, wood ball diharap-kan menjadi salah satu al-ternatif cabang olahraga yang dapat mengharum-kan nama bangsa di ten-gah keterpurukan bidang olahraga. Tertarik? Just try! (Hendra, Ridha)

51

manunggal September 2008

Jam tangan sendiri memiliki arti dan tujuan penggunaan yang berbeda bagi setiap orang. Fungsi utamanya, tentu saja untuk

mengetahui waktu. Tetapi ada juga orang yang memakai jam tangan sebagai aksesoris yang mendukung penampilan mereka. Pengguna jenis itu umumnya memilih model dan warna sebagai acuan utama saat membeli jam tangan. Meniru Gaya Idola

Menurut penuturan Riyanto, salah satu pegawai toko Star Watch yang terletak di Jl. Sriwijaya Semarang, beberapa tahun lalu, banyak orang membeli jam karena modelnya

dipakai oleh idola mereka. Misalnya, tren di awal tahun 2005, ketika jam tangan seperti yang dikenakan A r i e l Peterpan booming, banyak orang datang ke tokonya untuk membeli jam tangan yang setipe d e n g a n milik Ariel.

Seiring waktu, model jam tangan ini pun

Time is money. Begitulah pepatah yang mengang-gap waktu sebagai hal yang sangat penting. Dan untuk mengontrol waktu dalam melakukan aktivitas sehari-hari, orang biasanya menggu-nakan jam atau arloji.

Match Your

Watch!

STYLICIOUS

52

manunggal September 2008

mulai ditinggalkan oleh para peminatnya dan digantikan oleh jam tangan berukuran besar. Hingga saat ini, model sport-lah yang sedang diminati oleh para pemakai jam tangan. Seperti yang terlihat di StarWatch, kebanyakan pembeli yang merupakan pelajar dan mahasiswa, lebih memilih model sport karena modelnya yang simple dan sesuai dengan aktivitas mereka.

Pembeli jam tangan sport umumnya lebih memilih warna-warna yang mencolok sehingga terlihat lebih match jika dipadukan dengan pakaian yang mereka kenakan. Namun Ganda, seorang pengunjung StarWatch, mengaku lebih suka memakai jam tangan yang berbahan metal karena terkesan lebih girly. “Aku nggak terlalu suka jam yang warna-warni. Tapi buat sesekali pakai ya bolehlah biar nggak monoton. Buat ganti suasana,” ungkap cewek asal Medan ini.

Didiet, mahasiswa Undip angkatan 2006, lebih memilih jam tangan yang bentuknya unik dan “bermerek”. “Aku lebih suka memilih jam yang bermerek karena awet. Meskipun untuk itu aku harus merogoh kocek dalam,” kata dia.

Berawal dari HobiMemakai jam

tangan ternyata m e n i m b u l k a n k e s e n a n g a n tersendiri bagi beberapa orang. Sebagai bukti,

banyak orang yang suka m e n g o l e k s i jam tangan dari

berbagai macam merek dan model.

H e l m y , mahasiswa Fakultas Peternakan Undip

misalnya, mengaku suka mengumpulkan jam tangan yang branded sejak kelas 1 SMP. Koleksi jam tangannya antara lain bermerek Rolex, Guess, dan MIDO. “Paling tidak setahun sekali aku harus beli jam baru untuk koleksi dan supaya tidak monoton kalau pakai yang itu-itu saja” ujarnya.

Diakui Helmy, rasa sukanya mengoleksi jam tangan bukan karena tren, tetapi lebih pada keinginannya untuk memiliki model jam yang nggak ketinggalan zaman. Dengan menggunakan jam tangan, cowok angkatan 2005 ini mengaku bisa lebih percaya diri. “Jam bagiku seperti pacar, yang ke mana-mana harus selalu dibawa,” canda Helmy, yang pernah menjadikan jam tangan sebagai bisnis selama tahun 2004-2005.

Ternyata selain sebagai penunjuk waktu, jam tangan juga memiliki banyak manfaat, seperti menjadi doping rasa percaya diri. Untuk itu pilihlah model jam tangan yang sesuai untuk kebutuhan dan jangan hanya terbawa arus mode. (Dava)

53

manunggal September 2008

Dok, katanya laki-laki itu kan mengalami masa puber

dua kali, sedangkan wanita cuma satu kali. Bisa tolong

dijelaskan Dok! Makasih. (Arga, Plamongan)

Jawab :Pubertas adalah salah satu fase dalam kehidupan

seseorang ketika terjadi perubahan pada kematangan

hormon seksual. Wanita mengalami kematangan

hormon estrogen dan progesteron, sementara pria

hormonnya adalah testosteron. Fase ini kebanyakan terjadi pada usia

remaja, di mana saat itu perubahan fisik dan psikis mulai muncul, seperti

tumbuh kumis dan jakun pada pria serta payudara dan pinggul pada

wanita yang mulai terbentuk. Secara medis pubertas hanya terjadi sekali

dalam kehidupan, yaitu saat pertama kali mengalami kematangan

hormon seksual. Kalau kemudian muncul istilah puber kedua, itu

hanya istilah awam saja, menunjukkan seseorang mengalami ciri-

ciri atau gejala-gejala yang menyerupai puber pertama, karena

terjadi tidak di usia remaja, melainkan usia 40-an. Secara, pada

saat itu seseorang berada pada tahap kematangan emosional, karir

yang sudah membaik dan keluarga yang sudah tertata sehingga

perhatian mulai terpusat pada penampilan diri. Saat itu mulai

muncul keinginan tampil menarik, menjadi pusat perhatian dan

gaul menjadi salah satu cirinya. Persoalan seringkali muncul

pada pasangan, dihinggapi rasa kurang percaya diri, perasaan

tidak dihargai pasangan, dan komitmen pernikahan mulai

luntur. Dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang cukup

tentang makna psikologis dari puber (kedua) sehingga

muncul saling pengertian antara kedua belah

pihak. Kalau perlu bisa melibatkan

psikolog atau konsultan perkawinan.

Saya pernah terkena penyakit biduren terus saya obati dengan obat kalk dan akhirnya sembuh. Tetapi sekarang kadang sering kambuh, tiap hari bisa tiga kali yaitu pagi sehabis mandi, sore dan malam sekitar jam tujuh sampai delapan. Saya nggak tahu musti dikasih obat lagi atau tidak. Bisa tolong saya Dok? Terima kasih. (Okta, PR ’05)Jawab :Bidur atau dermatitis adalah keluhan di kulit yang berhubungan dengan reaksi alergi akibat tidak siapnya tubuh melawan allergen atau sesuatu yang menimbulkan alergi seperti udara dingin, makanan laut, obat-obatan tertentu, dan lain-lain. Pada beberapa orang, reaksi ini cukup mengganggu karena sampai menimbulkan pembengkakan pada beberapa bagian tubuh seperti wajah, lengan, dan lain-lain mulai yang ringan alias bentol-bentol.

Pemberian tablet kalsium atau pil kalk dimaksudkan untuk membentuk kekebalan yang cukup sehingga tidak mudah terserang reaksi alergi walaupun sebenarnya terapi seperti ini kurang sesuai. Oleh karena penyebabnya adalah sistem kekebalan tubuh yang kurang baik, justru dianjurkan mengonsumsi obat antihistamin, seperti CTM yang lebih efektif untuk mengurangi keluhan gatal.Buat Okta, karena memang alergi seperti ini tidak bisa hilang 100%, saya sarankan kamu untuk mengetahui apa pencetus alergi, kemudian berusaha untuk mengurangi paparan allergen tersebut untuk menghindari serangan gatal. Kalau perlu kamu bisa sediakan tablet CTM untuk mengatasi bidur yang sewaktu-waktu muncul. Mudah-mudahan cepat sembuh ya….

KONSULTASIdr. iwan

Bingung Puber

Biduren Kambuh

54

manunggal September 2008

Benar nggak sih Dok kalau kita mempunyai katertarikan dengan lawan jenis bisa dideteksi dengan bau b a d a n ?

Katanya jika kita merasa nyaman dengan bau badan lawan jenis berarti kemungkinan kita tertarik padanya.

Tolong dijelaskan! (Kris, Semarang)

Jawab :Ketertarikan terhadap seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis yang bisa

dimanifestasikan dalam bentuk jatuh cinta. Keterlibatan emosional seseorang cukup dominan, m i s a l n y a

karena fisik, bentuk tubuh, wajah, potongan rambut, cara berjalan atau secara psikologis, seperti kepribadian,

kedewasaan, wibawa, dan lain-lain. Dan biasanya ketika ketertarikan sudah mulai muncul pada seseorang, apa

pun yang ada padanya akan selalu terlihat menarik. Contohnya ketika seorang pria tertarik secara fisik dengan

seorang perempuan karena seksi, apa pun yang melekat pada perempuan itu akan selalu terlihat menyenangkan,

cara berpakaiannya, make-up yang dikenakan, parfum yang dipakai, bahkan ketika dia tidak m e n g g u n a k a n

pewangi sekali pun, bau tubuhnya akan tetap menggairahkan. Sangat logis. Tapi kemudian tidak bisa dikatakan

ketika kita tertarik dengan bau badan seseorang berarti kita jatuh cinta dengannya tanpa bertatap muka terlebih

dahulu…. Tidak mungkin donk Kris.

Dok, kata temen-temen cowokku, hampir bisa dipastikan kalau semua cowok itu sudah mengonsumsi Blue Film (BF). Saat ditanya alasan, mereka menonton BF agar nanti saat menikah bisa membahagiakan pasangannya karena sudah mengetahui teknik bercinta. Lalu apakah mereka yang tidak pernah menonton BF tidak bisa membahagiakan pasangannya karena tidak mengetahui teknik bercinta? (Ani, Mangkang)jawab :

BF selama ini dianggap sebagai sarana mendapatkan informasi tentang seks karena di dalamnya penuh dengan visualisasi aktivitas seksual yang dilakukan beberapa orang dengan eksploitasi organ reproduksi yang vulgar dan sangat erotis. Padahal kalau mau kita cermati, tanpa menonton film sekali pun, setiap orang sudah mampu melakukan aktivitas seksual tanpa harus diajari. Justru kalau saat ini banyak remaja menjadi konsumen BF karena sebagai seorang anak muda mereka butuh penyaluran dorongan seks, ditambah rasa ingin tahu yang sangat besar dan pengaruh lingkungan yang sangat cepat mempengaruhi remaja. Bukan lagi sebagai sarana menambah pengetahuan seks justru sebagai ajang untuk menyalurkan libido yang mulai menggejolak di usia remaja. Itulah kenapa justru meningkatkan kebiasaan onani pada remaja, seks pranikah, pelecehan seksual, pemerkosaan, bahkan penyimpangan seksual yang makin marak. Jadi tidak ada patokan antara kebiasaan menonton BF dengan keterampilan bercinta. Malah BF bisa saja membuat orang semakin tidak percaya diri karena melihat begitu sempurnanya adegan bercinta yang dilihat, sementara mereka tidak.

?

?

?

?Naksir = Bau

> BF bikin pinter ?

55

manunggal September 2008

The grand five-star hotel couldn’t have looked more stunning as it stood over a twilight-view open restaurant on its

right, and the deluxe drive-in that was lined with priceless cars only big cash would care to negotiate. Valets came at periodic intervals to take these pricey vehicles out of the care of the owner’s hands and ensure its safety to the well-secured parking lot. Marble welcomed the oncoming guests as they stepped out of their fancy transportations and escorted the rich gracefully into the equally sophisticated lobby. Doormen never tired themselves smiling hospitably at every entering and exiting guests, despite the less-than-warm respond they received from a minor part of the crowd who thought their smiles were too precious for mere doormen. People of power, people of riches, and people of glamour traveled out of the location looking prosperous and entering once more with even more splendor.

And yet, there she was, a girl named Nita, standing in the midst of it all, thinking what the hell she was doing there in the middle of all these high-class snobs. To add to that, unlike the royal-like people who came and went wearing the finest garments and the most fashionable, she was only dressed in her simple rags and her hair was a total mess, courtesy of the night air that was blowing so hard. She couldn’t have been more out of place than a whale would’ve been washed up on the banks of river. She knew those money-loaded bitches who threw her disgusted looks as though she was begging them for small change were wondering what in the world had gotten her stranded at a place like that.

Nita was stranded, broken, and without any form of things to help her get out of that mess. What could be worse? She could just take her steps afar from that glamorous area, back home. A home which she thinks is fit for nobody, she

A Road to Nowhere

Cerpen

56

manunggal September 2008

judged harshly. It’d be more fun living with the Eskimos and their Siberian huskies and polar bears. Even living in a desert, surrounded by camels, oases and the vultures would be better. To her any other part of the world would be more interesting than the small, faded, dusty room called home.

***

Nita mused, looked at the whole large sky in blue background. It was empty, no clouds. Just as empty as her heart. She still thought about last night’s view. The first thing that came to her mind was that she saw the image of herself bearing her all with fancy dress on, sitting down in one of those luxurious cars while her driver managed to navigate the destination, and perhaps spend nights in that deluxe hotel. She could practically count her abs in her mind. And she couldn’t help but feel that she’d look extra better in the broad daylight or even moonlight.

Then, she could plan to spend her holiday abroad. She had always wanted to go to America. Who knows? Maybe she’d meet a hunk who looked like Brad Pitt, a Hollywood star whom she saw once on her friend’s magazine. She had to admit, the idea sort of turned her on. But a moment later, the image averted to her suddenly turned out to be like a Cinderella when the time had struck midnight, shivering from head to toe as the night air blew all around her. That was when she came back down to reality. That fantasy would’ve never taken place. It would remain just that: a fantasy. All she could do then was live through her reality.

There’s no such thing as Cinderella. It was only a fairy tale, she thought. A miracle couldn’t just send her father, who was only a garbage gatherer, into one of those top building offices, property of the riches. Nor did a miracle could turn her mother who was a laundry labour into a secretary. Even a miracle couldn’t place her into one of the seats inside a building called school. She’d only had it until the second grade of a junior high school.

“Hey, Nita!” a usual warm greeting came.

Nita turned her head to stare at her daydreaming-ruiner.

Of course, there would be no other person disturbing her days other than Bryan, her best mate. Bryan, like her, has to help their parents collecting garbage to be reused in production. His only lowlight was that he lost one of his legs after a car accident. He needed to use a stick to sustain his body ever since.

“Why is your name Nita?” Bryan suddenly asked before Nita could answer his greeting. He joined Nita sitting on a teakwood chair in front of her house.

Nita stared at him in doubt. She hasn’t understood what the conversation he started would lead to, but replied it though. “I don’t know. You should ask my parents. And you, why is your name Bryan?”

Bryan only raised his shoulders. “I’m not sure, but perhaps my mother wanted me to be a singer like Bryan Adams, ha-ha…”

Nita laughed with him. However, something inside her heart stopped it.

“If so, would you try to be like him, a world’s famous singer?” she questioned.

“Why not? My voice isn’t that bad, right? And sure, I have this handsome face to compete the audition,” Bryan said confidently.

“Are you mad? We’re only garbage gatherer,” she protested rather than trying to laugh at her friend.

Bryan looked at her in doubt. He thought the girl who sat down in front of him has changed to a girl he didn’t recognize. “So what? As long as there’s a will, there’s a way. Hey, what’s wrong with you?”

Nita’s eyes stared at uncertainty. Her mind was in another place she couldn’t manage to recognize. For a moment, she thought there’s a right in Bryan’s statement, that they could gain happiness. That sort of feeling sooner wrapped her warmly. But then, a thing shocked her like a tidal wave destroying everything it met.

Nita shook her head softly, throwing the warm, fuzzy feeling away. Her skeptical mind

57

manunggal September 2008

took over. Happiness life? Bah! There’s no happiness for her. Her life would always be hard and poor.

“Listen Nit, although we’re now like this, we can’t judge what God’s plan for us in the future. And as we couldn’t guess what it may be, we have to keep trying and trying still,” Bryan spoke again, as though he could read what she thought like a mind reader.

Oh, you will see, Nita sneered inwardly. She was sure the effort to gain a lot of money would utter more insults than expressions of never-give-up as time went by. Finally you’d realize that your try were no more than a bitter result. Your good intentions would vanish and you wouldn’t even dare to wish for happiness, for fear that disappointment would assail once more.

Nita shrugged and glanced sideways to look at Bryan. She’d already blamed him for being so optimism. For her, optimism means nothing, compare with the fact she had to carry on. Optimism would only make her dream as high as the seventh heaven, but broke down in sudden just as she stepped back her feet in to reality. It wasn’t about doubting optimism. It was about being realistic.

“Oh, come on girl, don’t be too serious thinking about that,” Bryan waved his hand in front of her. “What about playing basketball?”

Nita woke up at her very eyes, looking disbelief at Bryan’s face, and then went down at his foot.

“What? Do you think I can’t play with this one leg?” Bryan asked, seemed to catch Nita’s doubt. And yet, he never took that as a burden, instead a fire to lift him up. “I can if I said I can.”

Bryan stood up, walking with his stick, carrying a basket ball he put near the basketball field and playing it. Nita saw all his actions and could only mourning. The place where her friend playing even couldn’t be called as a field. It was only an empty area in the middle of a garbage mountain. She and Bryan made a simple wooden

basketball ring just last week.

What came to her interest was how in the world Bryan could stand with his one leg and a stick to play basketball without any annoyance. She wondered what he has done to get a hundred percent spirit, faith and optimism like that, and came again in thought. Actually she’s luckier than him. At least, she still has these two legs to hold her own body. She didn’t need a stick’s help to do that.

Tears started to blur Nita’s eyes. She realized deep down inside she still harbored hope that everything in her own life would be all right. That she’d find happiness and contentment. Maybe even something called richness.

She still believed that her effort to reach happiness and live a better life were stupid. She still thought that most things would end up in sorrow. Yet her eyes lingered on Bryan who was playing basketball with his one leg, assessing him.

“Once in a while it’s useful to be stupid,” Nita murmured under her breath and smiled. Her most heartfelt smile of the day.

She stood up from a teakwood chair she had sit on before, joining Bryan playing basketball. Why not enjoying the life God has given to us, she said inwardly. From now on, her angle about a happy life should’ve been changed.

“Shoot the ball, lady!” Bryan shouted to her.Feeling ready, she threw the ball and it

went down through the ring. She scored. Yeah, happiness doesn’t depend on how much she has to enjoy, but how much she enjoy what she has.

Nita has eventually realized that her mistake almost brought her to a road to nowhere.

###

58

manunggal September 2008

Wartajazz.com (www.wartajazz.com) adalah salah satu dari ribuan situs yang mengulas musik jazz. Tak hanya

berita terbaru, event musik jazz beberapa tahun silam pun masih dapat kita nikmati lewat situs ini. Jazz Goes to Campuss (JGTC) misalnya, sejak diselenggarakan pertama kali pada 1978 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, event ini tak absen dari pantauan wartajazz.com.

Wartajazz.com hadir melihat fenomena hampir tidak adanya media yang dapat menyediakan informasi jazz secara komprehensif. Berangkat dari dasar pemikiran perlunya sosialisasi di mana salah satu elemennya adalah informasi itulah kemudian wartajazz.com berupaya untuk menghadirkan informasi mengenai jazz secara lebih detail.

Sampai saat ini materi yang disajikan sangat beragam. Mulai dari berita, review, resensi album, bursa pernak-pernik, hingga wawancara dengan musisi atau artis jazz. Belakangan wartajazz.com juga menyediakan SMS Jazz, sebuah program gratis berupa pengiriman informasi konser jazz via SMS dan juga menjual tiket konser jazz. Wartajazz.com juga telah menjalin kerja sama dengan kurang lebih 50 radio yang memutar acara jazz di Indonesia. Beberapa di antaranya didukung penuh oleh wartajazz.com.

Konser jazz juga digelar sebagai upaya memperkenalkan musik ini ke publik yang lebih luas. Beberapa waktu lalu diselenggarakan konser yang menghadirkan ZIP ZAP, kelompok musik asal Spanyol, Mike del Ferro (Belanda), Workshop bersama Rita Reys dan trio Belanda

(Dick de Graaf, Peter Ypma, Ronald Douglas) dll di Kedai Kebun Yogyakarta. Pada tahun 2003, situs ini turut menggarap proyek Jazz Meets Gamelan yang merupakan kolaborasi musisi Swiss (Podjama) dengan musisi dari I Gusti Kompyang Raka (Indonesia).

Bulan Oktober tahun yang sama, wartajazz.com menggarap proyek bernama Pata Java, sebuah kolaborasi Pata Masters dari Jerman dan Kua Etnika dari Indonesia, yang dikerjakan bersama Goethe Institut yang didukung Daimler Chrysler dengan sejumlah konser di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Wartajazz.com, juga menggarap tur keliling Cherokee Band ke sejumlah kota besar di pulau Jawa.

Tak hanya itu, wartajazz.com juga menjadi official-online-partner untuk konser Level 42 dan David Benoit, yang diselenggarakan di lima kota besar di Indonesia, termasuk pula Bali International Jazz Festival 2004, Bali Jazz Merah Putih, dan Nusa Dua Internasional Jazz Festival. Selain itu juga membantu sejumlah kegiatan seperti Jazz Goes to Campus, kegiatan-kegiatan individual, dan berperan serta dalam proses berdirinya Jogja Jazz Club.

Tahun 2004 wartajazz.com mendampingi North America Tour 2004, bersama kelompok Krakatau Band yang mengelilingi 10 kota di Amerika Serikat dan Kanada. Agustus 2006 kemarin, bersama Garin Nugroho, Guerino Mazzola-Heinz Geisser dan Sirone, wartajazz.com menggarap film dokumenter jazz di Candi Prambanan dan Borobudur. Keep Swin’in Jazz! (Alie Cyber)

http://www.wartajazz.com

Bantu

Sosialisasikan

Jazz

Bagi sebagian kalangan, musik jazz tak lagi awam di telinga. Suara lembut dari berbagai lagu ber-genre ini pun kerap menghiasi acara-acara musik. Tak terkecuali di dunia maya. Memang amat banyak situs yang menyediakan informasi mengenai perkembangan musik jazz. Tak ada salahnya mencoba yang satu ini.

Resensi

59

manunggal September 2008

Itulah pesan yang ingin disampaikan di film

“Entre le Murs” atau dalam versi Bahasa Inggrisnya “The Class”. Film ini bercerita tentang seorang guru Bahasa Perancis bernama Francois (Francois Begaudeau) yang mengajar pada sebuah sekolah di Paris.

Kelas yang Francois bimbing berisikan murid-murid dari berbagai latar budaya berbeda. Kebanyakan dari murid-murid tersebut berasal dari keluarga imigran yang beberapa di antaranya bahkan tidak mempunyai dokumen imigrasi.

Di hari pertama mengajar, Francois berhadapan dengan murid-murid yang sangat apatis dengannya. Saat ia mengeluhkan hal tersebut dalam rapat guru, rekan-rekan seprofesinya malah mengabaikannya karena mereka memang sudah menyerah dengan perilaku para anak didik.

Misalkan saja Wei (Wei Huang), imigran asal Asia. Meski Wei adalah siswa paling pandai di kelas, namun Bahasa Perancisnya jauh dari sempurna. Selain itu, ada si pemurung Ichoumba (Rachel Regulier) yang selalu berpikir Francois

akan marah pada dirinya jika ia melawan, dan Esmeralda (Esmeralda Overtani) yang suka berbicara dengan nada kasar karena ia merasa populer di sekolah. Ada pula si pemberontak nan menjengkelkan Souleymane (Franck Keita) yang tidak suka akan adanya perubahan di lingkungannya pascakedatangan Francois.

Film ini mencapai klimaks ketika Francois berusaha mendekati Souleymane yang tidak suka dengannya karena merasa teman-temannya berubah semenjak kedatangan Francois. Perjuangan yang dilakukan Francois membuahkan hasil. Mendidik dengan sistem pengajaran konvensional- berbeda dengan pengajar lain, akhirnya ia berhasil meluluhkan hati Souleymane dan murid lainnya.

Entre le Murs diadaptasi dari pengalaman pribadi Francois Begaudeau yang juga dibukukan. Para aktor di film ini memerankan diri mereka sendiri. Meski, beberapa karakter dalam film juga ada yang diperankan oleh aktor “betulan”, namun mereka belum punya “nama besar”.

Namun, dengan besutan sutradara Cantet, para pemain amatir tersebut disulap menjadi tak kalah hebat aktingnya dengan

para aktor profesional. Selain itu, pengambilan gambar yang bagus membuat film ini lebih hidup. Pantas saja film ini dianugerahi Palm d’Or dalam The Cannes Film Festival pada Mei lalu. Kepiawaian Cantet dalam menggarap film memang tak perlu diragukan karena beberapa film terdahulunya juga menjadi pemenang dalam festival yang sama.

Film ini pantas dijadikan sumber inspirasi tidak hanya bagi guru tapi juga untuk umum. Sayangnya, film Perancis jarang ditayangkan di bioskop-bioskop di Indonesia, termasuk Entre le Murs. Bila ingin menontonnya bisa melalui DVD atau mungkin dalam festival film Perancis yang diadakan setiap tahun di Indonesia.Don’t miss it, et Bon Regarde! (Qoqo)

Raih Penghargaan dengan Pemain Amatiran

Tugas seorang guru tidak hanya mendidik murid-muridnya agar pandai tetapi

juga menjadi lebih baik dalam segala hal.

Genre : DramaDirector : Laurent CantetScreenplay : Laurent Cantet : Francois BegaudeauFilm Editor : Robin CampilloSound : Agnes Raves

Actor : Francois Begaudeau : Franck Keita : Wei Huang : Rachel Reguiler : Esmeralda Overtani

Film

60

manunggal September 2008

Sepenggal lirik di atas mungkin sering kita dengar, baik di berbagai tangga lagu radio maupun televisi. Ya, lagu yang mengalun mendayu-dayu berjudul ‘Aku Jatuh Cinta’ ini milik Roulette, band anyar asal Malang yang mencoba keberuntungan di industri musik tanah air. Video klip mereka yang keren (menceritakan dua orang fotografer laki-laki dan perempuan) juga disuka pemirsa. Terbukti, dari berbagai tayangan request lagu, video klip Roulette kerap diminta putarkan.

Bila mendengarkan lagu-lagu dalam album perdana berjudul Self-titled, warna musik Roulette awalnya mirip dengan yang ditawarkan

Vagetoz. Coba bandingkan lagu ‘Aku Jatuh Cinta’ dengan ‘Betapa Aku Mencintaimu’ milik Vagetoz. Keduanya memiliki nada yang hampir sama.

Namun mendengar single kedua ‘Di Sini Tanpamu’, kesan itu akan berubah. Lagu ini lebih nge-beat dan semakin menguatkan vokal Bards yang nge-pop. Selain itu single lain ‘Hanya Engkau yang Aku Cari’ dan ‘Sepiku’ terdengar catchy dengan unsur elektronik dan stringsection yang dikombinasikan dengan distorsi gitar.

Dalam Self-titled, Roulette yang digawangi Bards (vokal), Basia (keyboard), Byonk (bass), dan Luckman (drum) mengusung 12 lagu.

Mereka masih tetap mengandalkan tema

percintaan dan perselingkuhan sebagai presentasi dan refleksi kehidupan sehari-hari.

Nama Roulette mungkin kedengaran gaya karena memakai istilah dari bahasa asing, layaknya band-band baru Indonesia yang lebih memilih menggunakan bahasa nonIndonesia sebagai nama band. Tengok saja The Changcuters, Seventeen, atau mungkin Andra and Backbone. Meski The Changcuters sebenarnya bukan istilah asing, tetap saja kesan western tak lepas dari nama band itu. Dan tahukah pembaca? Nama Roulette sebenarnya terinpirasi dari kata ‘telur’. So simple! Kalau tak percaya, baca saja nama Roulette dari huruf belakangnya! (Sonia)

Roulette"JatuhCinta"

Aku jatuh cinta kepada dirinya

Sungguh-sungguh cinta

Oh Apa Adanya

Kaset

61

manunggal September 2008

Apakah Anda tertawa membaca paragraf di

atas? Jika iya, mungkin Anda akan menyu-

kai kalimat-kalimat konyol menurut Aca,

penulis Muka Marketplace Boy; Kompilasi Cerita

Mahasiswa Sarap. Buku karya mahasiswa Fakul-

tas Ekonomi Undip semester 8 ini memang sarat

lelucon, pun jika apa yang tertuang dalam 220 hala-

mannya Anda kategorikan lucu. “Buku iblis, tuh!

Mengerikan,hehe…” canda Aca pada Manunggal.

Dalam buku ini Aca tak henti menggunakan

kemampuannya mengolok fisik seseorang seba-

gai modalnya melucu. Kalau Anda penonton setia

Extravaganza, nah, buku ini seperti menuangkan

tayangan itu ke dalam deretan kalimat buku. Ibarat-

nya, Aca mengolah “keunikan” fisik teman-teman-

nya serupa eksploitasi Extravaganza pada Aming,

demi memancing tawa.Terkesan sadis, memang. Tapi tampaknya itu

yang disuka Aca. Toh, selama berpotensi menyulut

(paling tidak) senyum, mengolok-olok fisik kawan

bagi Aca bukan sesuatu yang haram. Bahkan tak ja-

rang, Aca memperolok dirinya sendiri.

Lebih tepatnya, orang lain nggak mau untuk

berkenalan dengan gue. Gelagat gue terlalu men-

curigakan, takut jadi korban trafficking, soalnya

muka gue mirip banget kayak budak belian. Dekil,

ndeso, dan suka ngupil. (hal.82)

Karya perdana Aca ini bisa dibilang mencoba

meniru kesuksesan buku-buku Raditya Dika. Gaya

penulisan keduanya memang mirip. Apa adanya,

dan terkadang sarkas. Kedua orang itu juga menulis

buku berangkat dari kebiasaan mereka berkata-kata

lewat blog. Menurut Aca, bisa dibilang karyanya

terbit karena Raditya Dika “kesasar” di blog-nya.

“Awalnya aku punya blog namanya acasaja.

blogspot.com. Isinya sih kayak curhatan gitu, kri-

tik sosial, pengalaman pribadi, hampir kayak diary,

lah. Nah, suatu gari Raditya Dika mampir di blogku.

Dia kirim email, katanya blogku lucu. Padahal jujur

aja nggak ada maksud nulis kelucuan di blog itu.

Terus dia ngirim email, nawarin bikin buku tentang

kehidupan sehari-hari tapi dalam bentuk komedi,”

cerita Aca.Memanfaatkan peluang langka, Aca lantas

menulis berbagai cerita tentang dirinya, baik saat

ia masih kanak-kanak, SMA, hingga berkuliah. Fi-

nally, sortir Raditya Dika menghasilkan berbagai

cerita dalam Muka Marketplace Boy. Selamat mem-

baca, selamat bergeleng-geleng- entah karena geli

maupun bosan karena sarkasme-nya! (Vitri)

Konyol ala

Mahasiswa Sarap

Judul : Muka Marketplace Boy;

Kompilasi Cerita Mahasiswa Sarap

Pengarang : Aca

Hal : 220 hal

Penerbit : Bukuné

Tahun : 2008, cetakan pertama

Gue sempet kepikiran kalo Brian itu adalah buah cinta terlarang

gorila dan anjing kampung (bisa juga disebut Gorinjing: Gorila-Anjing). Lahirlah seorang

anak dengan kaki berbulu lebat dan punya kebiasaan pipis ngangkat satu kaki, itulah Brian si

Gorinjing Keriting. Tapi melihat hidungnya yang terlalu mancung untuk ukuran Gorinjing, gue

rasa Brian malah lebih mirip siluman tapir. (hal.3)

Buku

62

manunggal September 2008

63

manunggal September 2008