Majalah Manunggal Edisi Film

64

description

Majalah Manunggal Edisi Film ini di terbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Manunggal Unversitas Diponegoro Semarang

Transcript of Majalah Manunggal Edisi Film

Page 1: Majalah Manunggal Edisi Film
Page 2: Majalah Manunggal Edisi Film

gambar

Page 3: Majalah Manunggal Edisi Film

prolog

Manunggal selalu berusaha mengisi halaman majalah dengan berita-berita yang menarik untuk dibaca. Apalagi alasan kami jika bukan untuk memanjakan para pembaca dengan berita-berita

menarik dan easy reading untuk menemani waktu luang para pembaca.Anyway, waktu luang akan menjadi asyik kalau para pembaca memilih

untuk menonton film. Apalagi setelah satu pekan beraktivitas hingga membuat pikiran stress dan tubuh lelah.

Film adalah suatu mahakarya yang diciptakan oleh manusia. Selain dapat menjadi hiburan, film juga dapat menjadi inspirasi dalam kehidupan nyata. Film juga dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi semua orang.

Alternatif lain untuk mengisi waktu luang adalah dengan nongkrong di kafé. Menikmati secangkir kopi dengan sepotong kue sambil mendengarkan lagu-lagu yang easy listening adalah pekerjaan yang selalu menyenangkan saat beristirahat atau menghabiskan waktu luang.

Jika sudah bosan dan ingin meregangkan otot, cobalah untuk berolah raga. Tidak usah berolah raga yang berat dan ekstrim, tetapi cukup yang ringan saja. Suasana juga tambah fun jika bisa sambil bermain dengan orang lain. Misalnya mencoba berpetualang dalam outbond dengan teman kerja atau keluarga. Selain sehat, mengikuti outbond bisa menjadi cara untuk refreshing sebelum siap kembali tenggelam dalam pekerjaan!

www.manunggal.undip.ac.id

Page 4: Majalah Manunggal Edisi Film

hal 1 cover depan hal 33 face 2 face: hal 2 staffing hal 34

techno: sepeda motor listrik hal 3 prolog hal 35hal 4 daftar isi hal 36

stylicious:kaca mata gaul hal 5 editorial + staffing hal 37

hal 6 foto untuk sajut hal 38corner

hal 7fluktuasi film Indonesia

hal 39hal 8 hal 40

pit stop: out bond hal 9sejarah film Indonesia

hal 41hal 10 hal 42hal 11

genre film seks n komedi hal 43

gaya hidup: bike 2 work hal 12 hal 44hal 13

film dokumenter hal 45

arena: hal 14 hal 46hal 15

rental film + maniak film hal 47

bisnisiana: EO hal 16 hal 48hal 17

piracy film hal 49

hal 18 hal 50kuliner hal 19 polling

litbanghal 51

hal 20 hal 52hal 21

pendidikan: kesenian daerah

hal 53konsultasi PKBI

hal 22 hal 54hal 23 hal 55

cerpen hal 242 b fit: antibiotik

hal 56hal 25 hal 57hal 26 hal 58

profil : Seila Zaitunhal 27

plesir: candi ceto

plesir: sapta tirta

hal 59hal 28 hal 60 resensi bukuhal 29 hal 61 resensi film

hal 30 hal 62hal 31

face 2 face hal 63 lensa

hal 32 hal 64 cover belakang

MAJALAH EDITION : FILM INDONESIA

4 Majalah

Page 5: Majalah Manunggal Edisi Film

Ya, film memang bukan realitas. Walaupun begitu, orang tetap saja akan tertawa saat pemeran tokoh jenaka melucu

dan menangis saat suasana yang menyedihkan terjadi. Saat muncul konflik atau perang, maka para penonton akan merasakan ketegangan. Saat muncul peran pecinta, penonton dibuat mabuk kepayang. Begitu banyak lagi perasaan lain yang dapat mengaduk-aduk emosi para penonton film saat mereka menyatu dengan cerita.

Seperti penonton sepak bola yang seenaknya mengomentari kemenangan atau kekalahan klub bola yang didukungnya, maka demikian halnya yang terjadi dengan film dan para penontonnya. Para penonton film mungkin bisa seenaknya mengolok atau mengacungkan jempol atas film yang ditontonnya. Padahal mereka sendiri tidak mengetahui kerja keras di balik proses pembuatan film hingga membuahkan hasil yang sampai di hadapan para penonton sebagai sebuah hiburan.

Tingkat kesulitan pembuatan film, jalan cerita, permainan teknis, serta genre akan memberikan hasil yang berbeda pada film. Selain itu, keragaman dalam pembuatan film juga akan menggiring penonton pada segmentasi yang bebeda. Mungkin kita jadi tidak asing jika mendengar istilah film

murahan atau film berkelas.Dari namanya, pasti kita akan memilih film

yang berkelas. Film berkelas adalah film yang memiliki jalan cerita yang bagus dan film berkelas akan memberikan suatu pelajaran yang bermanfaat bagi penontonnya. Sayangnya, kriteria berkelas atau tidaknya sebuah film bagi setiap orang berbeda-beda.

Karenanya, wajar apabila satu orang dengan yang lain saling mencela genre film favorit. Tak masalah sebenarnya karena kultur perfilman negeri ini justru butuh banyak ‘celaan’ dari penonton demi bisa membudayakan pembuatan film berkelas, atau pun film murah yang berkelas.

Alangkah eloknya jika sineas dapat membuat penontonnya terilhami oleh muatan film hingga mendorongnya ke dalam tindakan yang positif, yaitu ketika efek sebuah film ‘bekerja’ dalam diri penonton, seperti halnya Homer dalam The Simpsons yang akhirnya berkelakuan baik terhadap orang lain setelah mendapat pelajaran yang begitu berharga tentang hidup.

Film adalah suatu maha karya manusia. Jika Nicky Astria berpendapat dunia ini adalah panggung sandiwara, maka film bisa dikatakan sebagai panggung sandiwara itu sendiri. editorial

Film Berkelas, Film Murahan, Film Murah yang Berkelas

5Edisi Film

Page 6: Majalah Manunggal Edisi Film

Sajian

Utama Huh.. BIOSKOP Sekarang Sepi

Penonton..

6 Majalah

Angling

Page 7: Majalah Manunggal Edisi Film

Sebagian film layar lebar

berangkat dari cerita sebuah

buku. Buku itu sendiri ada

yang ditulis berdasarkan kisah nyata

maupun hanya cerita fiksi

belaka.

Dari Buku ke Layar Lebar

Dari mana pun cerita sebuah film itu diangkat, yang pasti film tetap menjadi hiburan yang diminati oleh banyak orang.

Sebuah anggapan mengatakan film yang diangkat dari sebuah buku akan kalah menarik dengan cerita yang dipaparkan di bukunya. Pendapat ini bisa dimaklumi karena sifat setiap media itu berbeda-beda, tak terkecuali untuk media film dan juga buku. Durasi yang mengikat lama

pemutaran sebuah film tentu akan memaksa para pembuat film untuk sekadar mengambil poin-poin dari keseluruhan cerita yang dipaparkan secara panjang lebar dan juga detail oleh buku.

Para sineas Indonesia belum lama ini dibuat mengacungkan jempol oleh tontonan film yang diangkat dari karya buku yang juga sekaligus diangkat dari sebuah kisah nyata. Apalagi kalau bukan Laskar Pelangi. Film yang mengangkat tema

Fluktuasi Film Indonesia

7Edisi Film

Angling

Page 8: Majalah Manunggal Edisi Film

pendidikan ini laris manis digandrungi oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Tapi sekali lagi, ada juga sebagian pecinta film yang kecewa dengan film ini dengan alasan sajian film ini tidak sebagus cerita di bukunya.

Tak hanya bergema di kalangan masyarakat sipil saja, film ini juga mampu melebarkan sayap di dunia politik. Misalnya saja, beberapa politisi kita, terlepas dari ada atau tidaknya tujuan terselubung, mengajak masyarakat nonton bareng Laskar Pelangi. Presiden SBY beserta awaknya, kru pendukung film ini, dan Andrea Hirata sebagai empunya buku, juga pernah meluangkan waktu untuk nonton bareng Laskar Pelangi. Film ini dianggap menjadi sebuah pelajaran akan pentingnya pendidikan bagi setiap orang.

Film ini bisa dikatakan sebagai angin segar bagi dunia perfilman Indonesia yang selalu saja monoton mengangkat tema percintaan dan seks, hantu, komedi romantis, dan begitu seterusnya hingga menjadi sebuah lingkaran setan bagi sejarah perfilman Indonesia. Apalagi sudah bukan hal baru lagi jika banyak film kita yang menyulut pro dan kontra di kalangan masyarakat karena film-film tersebut sedikit atau banyak dianggap tidak jauh berbeda dengan blue film.

Bukan hanya film Laskar Pelangi, pendahulunya seperti Ayat-Ayat Cinta juga sempat menjadi tema perbincangan seputar film oleh masyarakat. Film yang juga diangkat dari sebuah buku bernafaskan religi ini, pada kenyataannya memang berbeda penekanan sudut pandangnya dengan bukunya. Hal ini yang membuat sebagian penikmat film kecewa dengan film Ayat-Ayat Cinta yang tak menjejaki cerita di bukunya yang dianggap wah. Walaupun begitu, sebagian penikmat film yang lain tetap saja merespon positif kehadiran film Ayat-Ayat Cinta karena film yang bernafaskan religi seperti ini jarang-jarang dibuat.

Terjadi FluktuasiBukan hanya kondisi keuangan negara-negara

di dunia saja yang mengalami fluktuasi hingga mengakibatkan krisis. Kondisi perfilman Indonesia juga mengalami proses naik turun. Sejarah mengatakan bahwa perfilman Indonesia pernah mengalami krisis hebat ketika Usmar Ismail, bapak perfilman Indonesia, menutup studionya pada 1957.

Tahun 1991 jumlah produksi film hanya ada 25 judul. Sebagai pembanding, rata-rata produksi film nasional sekitar 70 - 100 film per tahun. Kemudian pada 1992 terjadi lagi krisis besar.

Kegemilangan bioskop terus bertahan hingga masa kemerdekaan. Namun memasuki periode 1980-an, kejayaan bioskop yang menjadi bagian dari sejarah kelahiran film Indonesia ini mulai terasa surut.

Wartawan senior-cum-pengamat film JB Kristanto mengatakan jika ada paceklik produksi film pada 1998-1999, pada masa tumbangnya rezim Soeharto. Hal ini ditandai dengan hanya adanya empat judul film. Tahun-tahun berikutnya, jumlah film yang diproduksi justru meningkat, kecuali pada tahun 2001 hanya hanya diisi oleh tiga judul film.

Anggapan mati suri perfilman Indonesia— HM Johan Tjasmadi dan Narto Erawan Dalimarta, masing-masing ketua dan sekretaris Badan Pertimbangan Perfilman Nasional, dalam prakata buku edisi 1995, juga mengatakan sebagai masa tersuram perfilman Indonesia—oleh Kristanto ditengarai karena film-film yang diproduksi itu kian tersisih dari bioskop Jaringan 21. Bukan semata karena Jaringan 21 yang bertebaran di mal-mal itu ter-”monopoli” film impor Hollywood, melainkan karena tema dan pola garap rata-rata film Indonesia lebih pas untuk konsumsi pinggiran kota, sementara para pengunjung mall relatif mempunyai perspektif yang berbeda dibandingkan dengan cara ucap film Indonesia kala itu.

Kelahiran film AADC (Ada Apa dengan Cinta) yang dibintangi oleh Dian Sastro Wardoyo dan Nicholas Saputra pada awal periode 2000 juga merupakan tonggak baru bagi perjalanan dunia perfilman Indonesia yang sebelumnya tidak menampakkan eksistensinya. Karena setelah film tersebut booming di pasaran, bioskop-bioskop di tanah air berangsur-angsur dipenuhi oleh berbagai judul film lokal.

Tetapi tidak sedikit juga film lokal yang tidak seberuntung AADC karena dianggap tidak lolos sensor oleh lembaga Sensor Film (LSF). Jumlah film yang disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat pun bisa dihitung jari. Misalnya saja Naga Bonar Jadi Dua yang merupakan sekuel dari film Naga Bonar mendapat pujian dan penghargaan dari berbagai kalangan. (Ifin)

8 Majalah

Page 9: Majalah Manunggal Edisi Film

Sebutan Tangkiwood bukanlah merupakan suatu nama resmi untuk industri perfilman di Indonesia, walau harus diakui Tan Tjeng Bok

pada masa jayanya banyak bermain di film-film top. Nama Tangkiwood lebih hanya sebagai nama ‘poyokan’ atau olok-olok saja, memelesetkan kata Hollywood yang sudah kondang ke seantero dunia internasional. Nama Tangkiwood ini kemungkinan dipelopori oleh media, dan menjadi titik awal sejarah perfilman Indonesia.

Perfilman Indonesia memiliki sejarah panjang. Film pertama yang dibuat pertama kali di Indonesia adalah film bisu berjudul Loetoeng Kasaroeng buatan sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp pada tahun 1926 oleh Perusahaan Film Jawa NV. Film ini dimainkan aktor lokal dan tayang

perdana pada tanggal 31 Desember 1926 di Teater Elite and Majestic, Bandung. Setelah itu, lebih dari 2.200 film diproduksi.

Perfilman Indonesia mengalami krisis produksi pertama kali ketika Usmar Ismail menutup studionya tahun 1957. Namun, juga sempat menjadi ‘raja di negeri sendiri’ pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia ‘menguasai’ bioskop-bioskop. Film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy dan Blok M. Sedangkan bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike Ardilla, dan Paramitha Rusady.

Pada periode itu, acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada

Tangkiwood, “Hollywood”nya Indonesia

Bila Amerika punya Holywood dan India punya Bollywood, maka Indonesia punya Tangkiwood. Tangkiwood sendiri berasal dari nama sebuah tempat di Jakarta yang

bernama daerah Tangki. Di tempat itulah banyak para artis dan aktor zaman dulu tingggal. Contohnya adalah Tan Tjeng Bok. Dia merupakan bintang film action kenamaan

zaman kolonial yang jaya pada tahun 1950-an. Tan Tjeng Bok yang juga dikenal sebagai Pak Item sekaligus juga penyanyi keroncong yang handal.

Sejarah filmIndonesia

dok.

9Edisi Film

Page 10: Majalah Manunggal Edisi Film

saat itu. Tetapi karena beberapa masalah, perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 1990-an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema ‘khusus orang dewasa’. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hongkonglah yang merebut posisi tersebut.

Kemudian pada tahun 1999 muncul film Petualangan Sherina yang merupakan film musikal anak-anak. Film ini diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik berbakat. Film hasil garapan Mira Lesmana dan Riri Reza ini dianggap sebagai salah satu awal dimulainya kebangkitan perfilman Indonesia. Kesuksesan komersil yang diraihnya terlihat dari antrean panjang di bioskop selama sebulan lebih.

Film-film lain kemudian bermunculan, seperti Joshua Oh Joshua yang bertema serupa. Di segmen lain, Jaelangkung menjadi pelopor tren film horror remaja yang bertengger di bioskop Indonesia cukup lama. Sedangkan film Ada Apa dengan Cinta? (2001) dengan genre romance remaja yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra dianggap sebagai tonggak kebangkitan perfilman Indonesia dan mendapatkan beberapa penghargaan dalam festival film. Dalam genre romance remaja ini kemudian juga diikuti film lain seperti Biarkan Bintang Menari, dan Eiffel I’m In Love.

Mulai menggeliatnya dunia perfilman Indonesia juga ditandai dengan film-film nonkomersil yang berhasil mendapat penghargaan dalam ajang festival

film bergengsi, antara lain Pasir Berbisik yang menampilkan D i a n

Sastrowardoyo, C h r i s t i n e Hakim dan Didi Petet. Kemudian ada pula film Aku Ingin M e n c i u m m u Sekali Saja, dan Marsinah yang

p e n u h

kontroversi k a r e n a d i a n g k a t dari kisah n y a t a . S e l a i n itu juga ada film-film yang turut serta meramaikan kebangkitan f i l m I n d o n e s i a seperti Beth, Novel Tanpa Huruf R, dan Kwaliteit 2. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.

Di sisi lain, terdapat hasil karya sineas Indonesia yang cukup monumental bila dilihat dari sejarah perfilman nasional: The Rainmaker karya Ravi Bharwani dan Gie karya Riri Riza. Keduanya dibuat pada tahun 2004. The Rainmaker merupakan produksi independen, menggunakan kamera video digital, meski kemudian dialihkan ke film 35 mm. Adapun Gie mungkin merupakan film berbiaya termahal yang pernah dibuat di Indonesia, konon sekitar Rp 11 miliar bila dihitung dengan biaya promosinya.

Kalau The Rainmaker yang tak begitu dikenal di tanahair, bergerilya di festival-festival internasional, seperti Jakarta, Pusan, Bangkok, dan Rotterdam, Gie disambut antusias oleh para pemuda Indonesia karena diputar di bioskop.

The Rainmaker bisa disebut sebagai film puisi pertama yang berhasil dalam sejarah film Indonesia (Garin Nugroho pernah mencoba membuat film puisi dengan Bulan Tertusuk Ilalang, 1994, tapi film ini lebih menjadi puisi gelap, hingga sukar dipahami). (Alle)

10 Majalah

dok.

dok.

Page 11: Majalah Manunggal Edisi Film

Racikan macam itu bukannya baru ditemukan. Puluhan tahun lalu sudah pernah digunakan resep serupa untuk

film semacam Warkop Dono, Kasino, dan Indro (DKI). Tak jauh beda sebenarnya antara Warkop DKI dengan film ber-genre sex comedy masa kini seperti Kawin Kontrak, Drop Out (DO), Suami-Suami Takut Istri (SSTI), Mau Lagi (ML), atau mungkin Extra Large (XL). Sama-sama bermodal adegan mesum yang dikonyol-konyolkan, atau adegan konyol yang dimesum-mesumkan.

Komedi akan laris jika dipadukan dengan seks, begitu mungkin tesis di dunia perfilman Indonesia. Sex comedy dianggap sukses memancing animo masyarakat untuk menonton, baik mereka datang murni untuk menikmati film, atau untuk melihat adegan-adegan mesum di dalamnya.

Terbukti, film sex comedy jarang sepi peminat. Pun saat film tersebut menuai kritik pedas, tetap saja banyak pecandu film yang akhirnya justru dibuat penasaran untuk menontonnya. SSTI misalnya, bisa bersaing dengan Laskar Pelangi dan Cinlok, yang periode tayangnya berbarengan. Kesuksesan

SSTI menyedot setengah juta penonton, bahkan mendorong Anjasmara selaku produser untuk membuat sekuelnya tahun depan.

Padahal dari segi materi, SSTI tak semempesona Laskar Pelangi. Ide ceritanya pun ‘Warkop banget’. Itu jika kita usil memirip-miripkan para suami mata keranjang (Karyo, Sarmili, Faisal, dan Tigor) dengan Dono, Kasino, dan Indro.

Fungsi kehadiran Trio Ganas pun sama dengan adanya Sally Marcellina, Kiki Fatmala dan Roweina dalam Warkop DKI. Dianggap sebagai tokoh utama, sebenarnya tidak tepat juga. Karena karakter mereka hadir untuk memperkuat karakter para tokoh utama. Dono, Kasino, dan Indro yang berkarakter mesum, dan selalu bernafas “naik-turun” jika melihat perempuan-perempuan bertubuh indah, diperjelas karekternya dengan Roweina dkk sebagai pemantik hasrat.

Tubuh pemuas hasratIbaratnya, tubuh-tubuh perempuan adalah

pemancing ketidaksadaran laki-laki untuk berpikir kotor. Menonton Warkop DKI dan film sex comedy lainnya, piktor mode on: pikiran kotor otomatis

“Piktor”

Mode: on!

Para aktor nan seksi; yang laki-laki biasanya berotot dan yang perempuan berdada penuh, ranjang, kamar mandi, kolam renang, dan dialog yang berasal dari pikiran kotor (piktor). Itulah “faktor produksi” yang laris digunakan sineas Indonesia.

genre film Seks n komedi

11Edisi Film

dok.

dok. manunggal

Page 12: Majalah Manunggal Edisi Film

akan “menyala”. Penonton akan digiring untuk masuk dalam situasi di mana imajinasi mereka dipermainkan oleh tubuh-tubuh para aktris.

Tubuh perempuan (lagi-lagi) menjadi pemuas hasrat yang memandang. Ada pihak yang mengatakan, pada situasi ini tubuh perempuan dieksploitasi, dijadikan alat yang membuat piktor mode laki-laki on. Alasannya, karena kamera sepanjang film tak hentinya mencoba membentuk imaji piktor laki-laki lewat bagaimana shot dan angle menangkap detail tubuh perempuan.

Lihat bagaimana dalam film Kawin Kontrak, perspektif laki-lakilah yang dominan. Sejak awal, cerita film besutan Shanker, sutradara asal India itu bahkan mengambil angle yang merendahkan perempuan. Bagaimana tidak, jika kehadiran perempuan di sini hanyalah untuk memuaskan hasrat seksual laki-laki melalui kawin kontrak.

Diceritakan, Ricky Harun dan kedua kawan lelakinya bingung, bagaimana cara agar dapat melakukan hubungan seks secara legal, tanpa terikat dalam status perkawinan ‘permanen’ karena mereka masih lulusan SMA. Akhirnya, kawin kontrak menjadi jalan keluar yang mereka pilih. Di sebuah daerah yang biasa dijadikan tempat kawin kontrak, ketiganya memilih satu dari sekian banyak perempuan yang ‘disediakan’ oleh Lukman Sardi sebagai germo.

Laki-laki di sini memandang, menimbang, hingga kemudian dapat memilih perempuan yang nantinya menjadi pemenuh hasrat mereka. Sebaliknya, perempuan hanya pasrah. Ia menunggu untuk dipilih. Pasif. Dan perempuan sekaligus menjadi sosok penggoda iman. Para perempuan dalam Kawin Kontrak menggunakan tubuh mereka sebagai aset yang nantinya dibeli laki-laki.

Bagi yang sudah menonton Kawin Kontrak, salah satu adegan paling panas adalah saat Wiwied Gunawan mengeringkan tubuhnya dengan handuk usai dirinya mandi. Kamera menangkap bagaimana Ricky Harun begitu terperangah oleh sensualitas tubuh separuh telanjang Wiwied. Nah, pertanyaannya, seberapa penting adegan tubuh basah usai mandi Wiwied dan kesetengahtelanjangannya yang membuat Ricky piktor, penting bagi alur Kawin Kontrak? Tanyakan itu pada Shanker dan sutradara film sex comedy lainnya!

Kontradiktif terhadap pendapat sebelumnya yang mengatakan film sex comedy mengeksploitasi

perempuan, ada pula yang menganggap kewarasan Ricky yang takluk pada tubuh Wiwied justru menyimbolkan keperkasaan perempuan. Lho?

Alasannya, karena ‘penaklukan’ perempuan terhadap laki-laki tak selamanya harus berada pada bidang-bidang seperti pendidikan, politik, maupun ekonomi. Superioritas bisa jadi muncul dalam ketubuhan, atau bagaimana perempuan menggunakan feminitasnya (yang juga m u n c u l m e l a l u i k e k h a s a n t u b u h perempuan) u n t u k m e n g u a s a i laki-laki.

Pendapat s e m a c a m ini muncul dari para pemikir aliran posfeminisme. B e r b e d a dengan aliran s e b e l u m n y a seperti diwakili feminis Prancis Simone de Beauvoir yang mengatakan “tubuh adalah hambatan bagi perempuan untuk mencapai totalitas”, posfeminisme justru ‘mengizinkan’ perempuan menggunakan tubuh mereka untuk mencapai kepuasan diri. Jadi, takluknya Ricky terhadap Wiwied, bukanlah eksploitasi, namun keberhasilan Wiwied ‘menguasai’ Ricky yang laki-laki.

Jika Anda laki-laki, tentu tak peduli apakah Wiwied ‘menguasai’ Anda sehingga Anda berada pada posisi inferior ataukah tidak. Dan jika Anda perempuan, mungkin akan lebih banyak dari Anda yang merasa gemas (karena kesal) dengan Wiwied yang ‘mau-maunya saja dieksploitasi’, serta merasa Wiwied ‘berkesadaran palsu’ dalam mengomoditasikan tubuhnya. Atau Anda justru mendukung Wiwied semakin lihai menggoyangkan tubuhnya demi kucuran uang dari laki-laki pembelinya? (Isma)

dok.

12 Majalah

Page 13: Majalah Manunggal Edisi Film

Hal itu menunjukkan bagaimana sebuah film mempengaruhi seseorang. Bahkan beberapa penikmat film genre tertentu memiliki kesa-

maan dengan karakter dari film tersebut. Penonton film “Arisan” mungkin berbeda karakter dengan pe-nikmat film “Tali Pocong Perawan”.

Satu jenis film yang masih kurang dikenal oleh orang banyak yaitu film dokumenter. Film doku-menter sebagai salah satu jenis film memiliki ciri khas yang dapat memikat penonton dengan suatu ide-ide orisinil yang diangkat dalam film tersebut. Sayangnya sebagian orang beranggapan film doku-menter banyak rumit, terlalu serius, membosankan dan pengambilan gambarnya masih jauh dari stan-dar Hollywood.

Sebagian besar penikmat film dokumenter memiliki ketertarikan dengan ide-ide orisinil yang disampaikan berbeda dengan cara pengambilan yang abstrak, keluar mainstream, bahkan beberapa cend-erung kaku. Akan tetapi sifat-sifat film dokumenter inilah yang membuat para penikmatnya terhipnotis dan semakin menikmati. Film dokumenter disam-paikan apa adanya, sehingga bagi para penikmat film yang sudah muak dengan ide film yang itu-itu saja, film dokumenter merupakan pelarian yang indah.

Ide-ide orisinal inilah yang membuat film do-kumenter memiliki satu segmen khusus di dunia sinematografi. Melalui film dokumenter, pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh sang pembuat film menjadi lebih efektif dan lebih lekat di pikiran

Pendapat orang mengenai sebuah

film dapat bermacam-macam. Ada yang

mengomentari sesuai dengan seleranya, ada

yang mengomentari dari sisi teknis

pembuatan film, ada yang mengulas

tentang ide-ide yang diangkat dalam film

tersebut.

Sampaikan Pesan

Lewat Film Dokumenter

film dokumenter

dok.

13Edisi Film

Page 14: Majalah Manunggal Edisi Film

penonton. Terkadang film dokumenter mengangkat ide sosial mulai dari adat perkawinan hingga pe-rubahan iklim yang mengubah pandangan dunia.

“Hal yang menarik dan membuat film doku-menter berbeda dari film-film yang lain adalah da-lam film dokumenter pesan yang ingin disampaikan oleh pembuatnya begitu gampang dicerna dan men-gena dibenak penikmatnya,” begitu kata Miftakhul Arif, salah satu anggota unit kegiatan mahasiswa (UKM) Kronik. Lebih lanjut, mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2005 itu mengatakan kurangnya minat masyarakat kita terhadap film dokumenter karena film dokumenter dahulunya mengunakan topik yang kaku dan tidak menghibur pe-nonton.

Tiga kameraSelain itu, demi

memperlihatkan angle yang berbeda, seorang sutradara film doku-menter kadang memakai lebih dari satu kamera. Seperti yang dipakai Christian Frei, saat mem-buat film dokumenter tentang kehidupan se-orang fotografer perang, James Nachtwey (War Photographer).

Dua kamera mikro sengaja ditempelkan pada kamera milik fotografer yang hobi meliput ke daerah konflik ini. Dengan begitu, penonton War Photographer bisa ikut mera-sakan dan melihat angle seperti apa yang diambil sang fotografer.

Menyimak kebiasaan buruk masyarakat urban juga bisa menjadi sisi yang menarik sebuah film do-kumenter. Seperti yang dilakukan Morgan Spurlock dalam Super Size Me. Dalam film dokumenter ini Spurlock mencoba menyoroti obesitas yang banyak dialami orang Amerika. Hipotesis awal Spurlock karena masyarakat Amrik suka makan junk food yang dapat menyebabkan obesitas.

Dari deretan film dokumenter yang beredar be-lakangan ini, terasa sekali apabila film dokumenter sekarang semakin menarik dan mudah dinikmati.

Buktinya penggunaan soundtrack musik dari band rock terkenal sudah tidak tabu untuk digunakan. Selipan humor, sisipan animasi, dan cara bertutur yang makin baik menjadi senjata andalan film do-kumenter belakangan ini.

Sebagai sebuah film yang mengandalkan gam-bar sebagai bahasa tuturnya, film dokumenter mem-punyai senjata andalan, yaitu kejujuran. Apa yang kita lihat adalah hal yang terjadi sebenar-benarnya, tanpa ada skenario dan akting para pemainnya.

Sayangnya, kejujuran dan suasana apa adanya itu malah terlihat subyektif sekali. Pasalnya, tidak s e -

m u a orang setuju dengan apa yang ditampilkan seorang

sutradara film. Kesan manipulasi macam itu sah saja terlihat karena footage yang jumlahnya bisa ratusan jam itu bisa disunting sesuai keinginan sang sutradara. Michael Moore, walaupun karyanya dipuji setinggi langit, tidak sedikit yang menghujat-nya sampai ke dalam bumi.

Sejatinya sebuah film dokumenter memang se-lalu menyajikan fakta. Tapi tidak ada salahnya juga apabila sang sutradara membuat twist pada filmnya, karena tujuan akhir sebuah film adalah menghibur penontonnya. (Akrim)

dok.

14 Majalah

Page 15: Majalah Manunggal Edisi Film

Apakah kita harus

setiap saat meluangkan

waktu dan uang untuk nonton

di bioskop atau membeli VCD dan DVD film

demi dianggap gaul karena mengetahui

perkembangan film?

Bagi Anda yang maniak film, tidak perlu pusing lagi seperti itu. Menyewa film di rental-rental film adalah salah satu jalan yang dapat dicoba untuk mengetahui perkembangan film tanpa harus menguras kantong. Selain lebih hemat, menyewa

film juga dapat memberi informasi film terbaru dan resensinya.

Rental film

Sewa di Rental

Lebih Murah

dok.

Anna / Maunggal

15Edisi Film

Page 16: Majalah Manunggal Edisi Film

Akhir-akhir ini banyak Production House (PH) yang meluncurkan film terbaru. Banyak judul dan jenis film seperti film horor, drama percintaan, drama musikal, aksi, film kartun, ani-masi, dan masih banyak lagi. Penggemar film pun seakan seakan dimanja dengan banyaknya pilihan film yang mereka sukai.

Seperti Joni, salah satu mahasiswa Politeknik Negeri Semarang ini mengaku lebih suka menon-ton film daripada harus membaca buku atau novel. Menurutnya, menonton film itu lebih jelas gambarannya. Jadi tidak terlalu banyak meng-khayal.

“Film yang paling suka aku tonton itu ya se-jenis film kolosal”, paparnya. Di film itu banyak sekali melibatkan pemain yang tentunya bisa menambah jalan cerita menjadi bagus. Informasi film berasal dari internet. Setiap minggu dia bisa menonton 5-6 buah film. Dia mengaku kebanya-kan film yang dia tonton ia pinjam dari rental film atau meminjam teman.

Hal senada dituturkan oleh Didiet, maha-siswa Undip. Dia mengaku lebih suka menon-ton film kolosal karena jenis film tersebut lebih bagus dibandingkan jenis film lainnya. Ber-beda dengan Joni, untuk beberapa film Didiet mengaku lebih suka menontonnya di bioskop. ”Suasana di bioskop lebih mendukung untuk beberapa film”, tuturnya.

Ternyata, banyaknya penggemar film bisa dijadikan ajang bisnis. Banyak sekali rental film yang menjamur saat ini. Salah satunya Multi Cinemax yang berada di Jl. Ngesrep ka-wasan Tembalang.

Rental tersebut menyewakan film ke pu-luhan orang setiap harinya. Kebanyakan dari penyewa tersebut adalah mahasiswa dan pela-jar. Banyaknya film yang telah rilis juga me-mengaruhi tingkat penyewaan film.

Untuk VCD, diberi tarif sekitar Rp 3000 dengan cara penyewaan yang cukup mudah. Penyewa hanya meninggalkan identitas diri, bisa

berupa KTM, SIM, atau KTP.Setiap penyewa yang terlambat mengemba-

likan barang pinjaman, maka dikenakan denda Rp 100 setiap hari keterlambatan. ”Kami men-gutamakan kualitas, walaupun harga sewa yang kami tawarkan lebih mahal dari rental lainnya,” ujar Diki sang pemilik rental. Untuk informasi film baru, rental ini mendapatkan stok dan info terbaru dari sales-sales film.

Berbeda halnya dengan rental Centura. Rental ini menawarkan harga sewa tiap VCD Rp 2500. Waktu pengembaliannya pun lebih longgar. Jadi kita tidak terlalu terburu-buru untuk mengemba-likan barang yang kita sewa.

Di Centura ini juga disediakan link yang menghubungkan dengan katalog film yang ter-sedia. Selain film, rental ini juga menyewakan musik, lagu, dan ada beberapa program software komputer yang tarif peminjamnnya sama. Terse-rah Anda pilih sewa di mana,yang penting, VCD dan DVD tersebut haruslah orisinil. (Dava)

Anna / manunggal

16 Majalah

Page 17: Majalah Manunggal Edisi Film

piracy film

Hal ini dapat dilihat dari banyak terjadinya pembajakan film hingga taraf yang mengkhawatirkan.

Banyak sineas tanah air akhirnya terang-terangan menyatakan perang melawan pembajakan. Mereka memulai aksi dengan meminta pemerintah mengeluarkan regulasi yang tegas dan menghimbau masyarakat untuk menghargai karya mereka dengan tidak membeli barang bajakan.

Pemerintah melalui undang-undang sebenarnya telah mengatur distribusi dan

produksi suatu produk agar tidak merugikan produsennya. Menurut pasal(2) Undang-Undang nomor 19 tahun 2002, dijelaskan bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari sini film jelas merupakan ciptaan seseorang yang dilindungi sehingga seseorang yang hendak

Aksi Bajak yang Merakyat

Indonesia mendapat

“gelar” sebagai negara surga

para pembajak. Apalagi

kesadaran masyarakat

Indonesia untuk menghargai hak cipta seseorang

atau lembaga atas sebuah film

sangatlah kurang.

kajian.wordpress.com

17Edisi Film

Page 18: Majalah Manunggal Edisi Film

memperbanyak atau meng-copy suatu film harus mendapat izin dari penciptanya.

Metode pembajakanBanyak metode pembajakan yang dilakukan

para pembajak. Mulai dari yang sederhana hingga yang memiliki kualitas sebaik aslinya. Kejahatan yang paling sering dilakukan dikenal dengan istilah Cam. Para pembajak menggunakan handycam untuk membajak film langsung dari gambar bioskop. Kualitas yang dihasilkan sangat buruk sehingga biasanya disebarkan dalam bentuk VCD dan jarang dicopy ke DVD kecuali jika hasilnya bagus.

Metode berikutnya adalah Telecine, memiliki kesamaan dengan cam, yaitu sumbernya dari bioskop. Akan tetapi, kualitas Telecine jauh lebih baik dari Cam karena filmnya langsung diambil dari proyektor dan suaranya langsung dari audio jack headphone.

Selain kedua cara tersebut, para pembajak sekarang juga mendapat materi bajakan dari DVD Screener. Ini adalah versi DVD awal sebelum DVD asli diterbitkan. Sebenarnya tujuan DVD ini diedarkan adalah untuk promosi awal sebuah film dan diperuntukkan terbatas bagi para distributor dan toko-toko penjual film. Karena itu, di dalam film ini biasanya tertera peringatan dari produser seperti “Film ini hanya untuk tujuan promosi, dilarang mencetak atau menduplikasikan….dst”. Kualitasnya cukup mendekati DVD asli, tetapi umumnya pada sebagian scene film menjadi hitam putih. DVD ini biasanya dirilis sekitar 1-2 bulan setelah film tersebut beredar di bioskop.

Sumber bajakan lain adalah Workprint yang merupakan film yang belum selesai pembuatannya. Film ini bahkan belum beredar di bioskop. Ini adalah copy film yang masih dalam proses di laboratorium produser sehingga biasanya efeknya belum lengkap atau ada scene yang belum dimasukkan.

Metode-metode sebelumnya memiliki kualitas yang tidak terlalu baik berbeda dengan DVD-rip dan DVD5. DVD-rip adalah DVD yg di-copy dari DVD asli versi retail atau versi final. Pembajak

kadang-kadang meng-copy dengan kualitas original (disebut DVD, mengurangkan kualitasnya agar bisa masuk DVD5 (DVD-rip), atau bahkan meng-compress-nya agar bisa diedarkan dalam bentuk SVCD (Super VCD). Kualitasnya sangat bagus, mendekati atau bahkan sama dengan kualitas DVD asli.

Kong kali kongHal yang paling memprihatinkan adalah adanya

hubungan “kucing-kucingan” antara aparat dengan penjual VCD/DVD bajakan. Pernyataan seorang karyawan toko film untuk memperteguh pembelaannya adalah dengan alasan tempatnya berjualan adalah di mall.

Tambah lagi, ia juga sudah membayar pajak dan juga sudah mendapatkan izin. Sehingga yang ia lakukan ini berbeda dengan yang ada di pinggir jalan. Padahal satu permasalahan yang penting adalah apakah film-film yang beredar tersebut memiliki lisensi atau tidak.

Di Semarang sendiri, banyak ditemukan lapak-lapak yang menjual VCD atau pun DVD bajakan. Lapak-lapak tersebut bersebaran di sepanjang jalan-jalan raya dan bahkan di dalam Mall. Para karyawan dan pemilik lapak sepertinya tidak peduli dengan peraturan dan ancaman razia pihak berwajib.

Wikipedia mendefinisikan film yang sering juga disebut movie (semula pelesetan untuk ‘berpindah gambar’) sebagai gambar-hidup. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis.

Sangat memprihatinkan melihat pembajakan film yang terjadi di Indonesia. Seharusnya setiap orang menghargai hasil karya cipta seseorang karena film merupakan hasil karya cipta yang didasarkan pada pemikiran yang mendalam dan usaha yang sangat berat. Jika bukan kita yang menghargai, lantas siapa lagi ? (Gema)

Hal yang paling memprihatinkan adalah

adanya hubungan “kucing-kucingan” antara

aparat dengan penjual VCD/DVD bajakan.

18 Majalah

Page 19: Majalah Manunggal Edisi Film

v

Polling

Namun sejarah membuktikan film mampu menembus se-luruh lapisan masyarakat.

Bahkan kemudian seiring dengan kuatnya dominasi Hollywood, la-hir film-film perlawanan yang ingin lepas dari wajah seragam Hollywood yang kemudian melahirkan film-film Auteur. Yakni, film-film personal sutradara yang sering disebut seba-

gai film seni. Dalam perkembangannya,

baik film hiburan yang meng-acu pada Hollywood ataupun film-film seni tumbuh ber-dampingan, saling memberi meski kadang juga bersite-gang. Masing-masing me-miliki karakter diversifi-kasi pasar, festival dan pola pengembangannya sendiri.

Sementara pada proses pertum-buhan film Indonesia tidak menga-lami proses kelahiran kembali, yang awalnya dicap rendahan menjadi sesuai dengan nilai-nilai seluruh la-pisan masyarakat, termasuk kelas menengah ke atas, juga intelektual dan budayawan.

Film merupakan media komunal dan cangkokan dari berbagai tek-nologi dan unsur-unsur kesenian. Ia cangkokan dari perkembangan tek-nologi fotografi dan rekaman suara. Juga komunal berbagai kesenian baik seni rupa, teater, sastra, arsi-tektur hingga musik. Maka kemam-puan berkembangnya film sangatlah bergantung pada tradisi bagaimana unsur-unsur cangkokan teknologi dan unsur seni dari film -yang da-lam masyarakat masing-masing ber-

kualitas perfilman indonesia

46%

34%

20%

baik buruk tidak tahu

Ada dua aspek penting dari awal sejarah

film untuk melihat

bagaimana status dan

peranan film tumbuh.

Pertama, film

dilahirkan sebagai

tontonan umum (awal

1900-an), karena semata-mata menjadi alternatif bisnis besar

jasa hiburan. Kedua, film dicap ‘hiburan

rendahan’ orang kota.

kesukaan menonton film indonesia

28%

72%

ya tidak

KRISIS FILM DI INDONESIA, SALAH

SIAPA ?

19Edisi Film

Page 20: Majalah Manunggal Edisi Film

kembang pesat- dicangkok dan dihimpun. Dengan demikian tidak tertinggal dan mampu bersaing dengan teknilogi media, dan seni lainnya.

Sejarah film Indonesia menunjukkan unsur-unsur cangkokan dan komunal dari film tak men-galami pertumbuhan berarti. Akibatnya ketika ma-syarakat dimanjakan unsur visual dan audio, dari perkembangan teknologi media dan seni lainnya seperti televisi, seni rupa, dan lain-lain, masyarakat Indonesia tak mendapatkannya dalam film.

Sempat KrisisPerfilman Indonesia pernah mengalami krisis

hebat ketika Usmar Ismail menutup studionya ta-hun 1957. Pada tahun 1992 terjadi lagi krisis besar. Tahun 1991 jumlah produksi hanya 25 judul film (padahal rata-rata produksi film nasional sekitar 70-100 film per tahun).

Menariknya, krisis kedua ini tumbuh seperti yang terjadi di Eropa tahun 1980, yakni tumbuh da-lam tautan munculnya industri cetak raksasa, tele-visi, video, dan radio. Hal itu didukung oleh kelem-bagaan distribusi pengawasannya yang melahirkan mata rantai penciptaan dan pasar yang beragam sekaligus saling berhubungan, namun juga masing-masing tumbuh lebih khusus.

Celakanya di Indonesia dasar struktur keadaan tersebut belum siap. Seperti belum efektifnya ja-minan hukum dan pengawasan terhadap pasar video untuk menjadikannya pasar kedua perfilman nasional setelah bioskop. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu film nasional ada-lah rendahnya kualitas teknis karyawan film. Ini disebabkan kondisi perfilman Indonesia tidak mem-berikan peluang bagi mereka yang berpotensi untuk berkembang. Hal itu memengaruhi keinginan warga Indonesia untuk mengapresiasi film dalam negeri.

LPM Manunggal mengadakan jajak pendapat kepada responden yang semuanya mahasiswa. 72% dari mereka senang menonton film Indonesia dan 28 % lainnya tidak menyukai perfilman Indonesia.

Dunia perfilman Indonesia dapat dikatakan te-

lah m e n -

capai titik jenuh, 74% dari responden ber-pendapat bahwa perfilman indonesia mengalami kemonotonan tema. Dan 25 % mengatakan bahwa film indonesia termasuk film yang kreatif, sedang-kan 1% lainnya mengatakan tidak tahu.

Meskipun para responden lebih cenderung men-gatakan perfilman indonesia mengalami kemon-otonan tema, akan tetapi tema film yang sekarang sering ditayangkan masih mendapat perhatian dan disenangi oleh masyarakat. Beberapa pakar justru mengatakan kalau film-film Indonesia yang diprod-uksi akhir-akhir ini lebih condong ke arah ‘instan’ yang pada akhirnya menurunkan kualitas film itu sendiri baik dari segi cerita, penokohan, akting, dll.

Para responden lebih banyak mengatakan bahwa film Indonesia mengalami kemonotonan tema, tetapi tetap saja 46% responden mengatakan kualitas film Indonesia tetap baik dan 34% menga-takan kualitas filmnya buruk, sedangkan 20% yang lainnya tidak tahu. Hal ini merupakan respon yang sangat aneh karena meski para responden berpenda-pat film Indonesia sedang dalam titik jenuh, mer-eka masih menganggap film Indonesia mempunyai kualitas yang baik.

Mayoritas masyarakat berpendapat film Indo-nesia zaman dulu lebih variatif dan tidak menga-da–ada. Menurut mereka film sekarang lebih berani dan tidak natural, sehingga tidak menda-patkan efek yang baik. Dengan beberapa tangga-pan masyarakat seperti ini diharapkan perfilman Indonesia akan lebih meningkat dari segi jumlah maupun kualitasnya di masa yang akan datang.

Jajak pendapat ini dilaksanakan oleh Litbang LPM Manunggal. Pengam-bilan sampel dilaksanakan pada 13-20 November 2008 dengan responden mahasiswa sebanyak 220 orang. Teknik pengambilan sampel dengan Non

Probability Sampling metode Convenience Sampling. Tingkat kepercayaan yang digunakan 95% dan sampling error diperkirakan sebesar 6,6% dengan tidak

menutup kemungkinan adanya non sampling error.

25

74

1

0

20

40

60

80

variatif monoton tidak tahu

Tanggapan masyarakat tentang perfilman

indonesia

Series1

20 Majalah

Page 21: Majalah Manunggal Edisi Film

Seni Tradisional yang TerlupakanIndonesia dan Malaysia sempat terlibat konflik perebutan reog sebagai salah satu kebu-dayaan negara masing-masing. Bukan hanya reog, tetapi wayang kulit, dan batik tak luput dari perebutan pengakuan hasil kebudayaan dua negara tersebut.

Pendidikan

dok.

21Edisi Film

Page 22: Majalah Manunggal Edisi Film

Satu pelajaran yang dapat diambil dari ka-sus tersebut adalah tentang harga sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa. Kebu-

dayaan, apa pun bentuknya, merupakan salah satu aset yang tak ternilai harganya bagi suatu bangsa. Maka sudah sepantasnya jika kita sebagai anak bangsa menjaga dan melestarikan kebudayaan-ke-budayaan yang telah kita miliki agar kejadian se-rupa tidak terulang lagi.

Tak seperti yang diharapkan, upaya penjagaan dan pelestarian kebudayaan oleh generasi muda saat ini tidak gencar dilakukan. Kesenian tradisional sebagai salah satu budaya bangsa kita yang sarat akan nilai rupanya tidak membuat generasi muda hormat dan kagum.

Era globalisasi adalah penyebab ketidakpedu-lian generasi muda terhadap seni tradisional. Era globalisasi telah membawa kebudayaan-kebu-dayaan baru dari berbagai penjuru dunia secara cepat dan menyebar. Kebudayaan-kebudayaan baru ini lebih dikenal dengan kebudayaan modern atau kebudayaan popular.

Di Kota Semarang contohnya, penghargaan terhadap kesenian tradisional masih kecil. Pihak pemerintah kota maupun masyarakat memandang seni tradisional dengan sebelah mata dan dianggap

ketinggalan zaman. Padahal seni tersebut lebih memiliki nilai-nilai filosofi dibandingkan seni modern saat ini yang nihil akan nilai.

Dikatakan oleh Marco Manardi, ketua Dewan Kes-enian Semarang (Dekase), masyarakat Semarang masih selektif dalam mengkonsumsi kesenian. Tidak semua karya seni yang ada dihargai oleh masyarakat. “Jangankan yang membayar, yang digratisin saja jarang-jarang ada yang lihat,” kata Marco yang prihatin me-nanggapi sedikitnya antusias masyarakat jika ada pertunju-kan karya seni tradisional.

Inez, salah satu penari da-lam acara Semarang Pesona Asia (SPA) yang juga pelatih di sanggar tari Greget di Sema-rang juga mengatakan Sema-rang sangat kurang dalam me-lestarikan budaya. Menurutnya SPA yang menghabiskan biaya sangat besar itu juga gagal da-lam mengangkat budaya.Sebagai Penghubung

Untuk menghubungkan as-pirasi para seniman dan pemer-intah di Kota Semarang, diben-tuklah Dekase. Ada pembagian 12 cabang kesenian di Dekase, mulai dari yang tradisional sep-erti tari tradisional dan wayang kulit hingga tari modern.

Dekase yang beralamat di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) ini menjadi ajang bagi para seniman atau siapa saja yang tertarik di bidang seni untuk mengekspresikan karya seninya kepada masyarakat. Jika ada acara kesenian tertentu, orang-orang yang sering berlatih kesenian di Dekase akan tampil menunjukkan karya seninya. Sering, Dekase bekerjasama dengan kampus-kampus menyeleng-garakan acara seni. Namun jika sedang tidak ada acara, mereka hanya berlatih secara rutin di markas Dekase.

Banyak kegiatan rutin dijadwalkan oleh Deka-se, misalnya tiap minggu ada warung keroncong yang merupakan seni musik tradisional, pengenalan wayang sejak dini yang dilakukan dengan sasaran

dok.

22 Majalah

Page 23: Majalah Manunggal Edisi Film

anak-anak SD, dan program pembinaan terhadap guru-guru seni seJawa Tengah tiap tahun. Dekase juga mengikutkan para senimannya dalam festival gendang di Malaysia belum lama ini.

Tak beda jauh dengan kegiatan di Dekase, sang-gar tari Greget di Pamularsih Semarang juga memi-liki jadwal kegiatan rutin. Kegiatan kesenian yang ada di sana di antaranya seni karawitan, tata rias, tata kostum, dan lainnya. Belum lama ini sanggar tari Greget juga turut memeriahkan acara kesenian Enchanting yang diadakan KBRI di Singapura.

Inez merupakan salah satu wakil dari sanggar tari Greget yang ikut dalam acara KBRI di Sin-gapura tersebut. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Un-dip ini mengaku senang menjadi salah satu anggota di sanggar tari tersebut. Pasalnya, dari sini ia da-

pat menerima tambahan uang selain dapat mengembangkan minat dan bakatnya di bidang seni tradisional.

Budaya adalah hati. Jika orang tidak memiliki budaya, maka dia juga tidak memiliki hati. Jadi, tidak ada alasan lagi bagi kita, sebagai anak negeri, untuk menjaga dan me-lestarikan seni budaya yang menjadi identitas bangsa sekaligus sebagai cermin bahwa bangsa ini adalah bangsa yang memiliki hati. (Ifin)

dok.

23Edisi Film

Page 24: Majalah Manunggal Edisi Film

Dua Sisi Antibiotik

Bagi kalangan medis, antibiotik banyak dikenal dan digu-nakan dalam proses penyembuhan suatu penyakit yang diakibatkan infeksi bakteri dan jamur yang mengganggu proses biologis yang terjadi pada organisme.

TO BE FIT

24 Majalah

Page 25: Majalah Manunggal Edisi Film

Antibiotik ini ditemukan oleh Alexander Flem-ing pertama kali pada tahun 1928 yang hingga

saat ini perkembangannya semakin pesat. Banyak jenis antibiotik yang dikenal oleh masyarakat se-jauh ini. Seperti ampicillin, amoxilyne, tetracycline, kloramfenikol, eritromisin, streptomisin, penicillin, gentamisin, siprofloksasin, gvankomisin, dan lain-nya.

Antibiotik memiliki cara kerja sebagai bak-terisidal yang membunuh bakteri secara langsung atau bakteriostatik yang menghambat pertumbuhan bakteri. Penghambatan pertumbuhan bakteri (bakte-riostatik) ini dilakukan dengan menghambat sinte-sis dari dinding sel bakteri, menghambat pembentu-kan protein, merusak membran plasma sel bakteri, menghambat sintesis asam nuklet. Penghambatan sistem metabolit dari bakteri ini akan mengakibat-kan sel bakteri melemah dan dinding sel mengalami lisis (pecah).

Efek dari jenis antibiotik ini juga berbeda-beda tergantung dari senyawa kimia yang ter-kandung dari setiap jenis antibi-otik tersebut. Seperti antibiotik jenis tetrasiklin ini mengham-bat pembentukan transfer RNA yang berperan dalam transfer asam amino ke ribosom seh-ingga penambahan asam amino pada pembentukan rantai poli-

peptida juga akan terhambat.Senyawa antibiotik sebenarnya merupakan se-

nyawa dengan kadar toksisitas tertentu yang dapat merusak jaringan dalam sel bakteri sehingga me-matikan dan atau menghambat pertumbuhan sel bakteri.

Penggunaan antibiotik itu sendiri akan menim-bulkan bahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi sembarangan. Umumnya kita berhenti meminum antibiotik setelah penyakit yang kita derita itu sem-buh. Hal ini akan menyebabkan bakteri penyebab penyakit bersifat resisten terhadap jenis antibiotik tersebut. Bakteri yang bermanfaat bagi tubuh juga dapat ikut terbunuh karena penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik. Pada beberapa orang, antibiotik juga dapat menimbulkan alergi. Karena fungsinya sebagai antibakteri, antibiotik yang dukonsumsi secara berlebihan dan tidak sesuai aturan akan menimbulkan resistensi (ketahanan) bakteri terhadap

antibiotik itu sendiri. Secara terus menerus, bakteri akan dapat beradaptasi terhadap efek dari antibiotik.

Cara resisten bakteri antara lain dengan penghambatan aktivitas antibiotik secara enzimatik, perubahan

25Edisi Film

Page 26: Majalah Manunggal Edisi Film

protein yang merupakan target antibiotik, perubahan jalur metabolik, efluks antibiotik, perubahan pada porin channel, dan perubahan permeabilitas membran. Untuk mengatasinya, digunakan antibiotik jenis lain yang berbeda. Namun, tidak 100% dapat mengatasi masalah resistensi bakteri.

Hal ini menimbulkan masalah baru bagi dunia kesehatan. Untuk itu, banyak pakar yang berusaha untuk menemukan antibiotik jenis lain. Pengembangan yang pesat dari antibiotik saat ini sudah merambah ke pemanfaatan berbagai jenis biota laut sebagai sumber antibiotik alami. Jenis biota laut tersebut antara lain penggunaan rum-put laut yang saat ini banyak dibudidayakan dan isolasi bahan bioaktif dari sponge (soft coral).

Belakangan diketahui-dari riset para kimiawan di Universitas Saga, Jepang-rumput laut jenis Sozonohana mengandung empat komponen aktif yang dapat membunuh Methicilline Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) yang merupakan patogen dengan tingkat resistensi terhadap semua jenis antibiotik. Bahkan salah satu di antaranya, yaitu MC4, dapat membunuh 99 persen bakteri mematikan ini hanya dalam waktu 10 menit. Rumput laut,

terutama rumput laut cokelat mengandung besi, yodium, dan mineral-mineral lainnya. Selain itu rumput laut Sargassum untuk antibakteri, antitumor, antitekanan darah tinggi, mengatasi gangguan kelenjar, penyakit goiter (gondok), dan stylophora digunakan untuk mengatasi penyakit jantung.

Perkembangan sponge juga untuk cukup pesat sebagai antibiotik. Seperti sponge jenis Reneira sp yang memiliki kandungan bioaktif Mimosamycin group, Reneirone group, Yang memiliki manfaat sebagai antibakteri dan penelitian yang sedang dilaksanakan memungkinkan dari turunan senyawa tersebut berpotensi sebagai antikanker.

Sebagai senyawa kimiawi, antibiotik juga perlu diuraikan oleh tubuh. Proses penguraian ini dilakukan di hati, sehingga penggunaan antibiotik yang berlebihan juga akan menyebabkan kerusakan hati.

Penggunaan antibiotik ini harus berhati-hati dan bijaksana. Pencegahan suatu penyakit yang baik adalah dengan menjaga kebersihan bukan dengan penggunaan antibiotik secara berlebihan. (Dava, dari berbagai sumber)

“Sebagian besar masyarakat kita akan langsung pergi ke apotek dan membeli antibiotik setiap kali mereka sakit. Padahal tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik “

dok.

man

ungg

al

26 Majalah

Page 27: Majalah Manunggal Edisi Film

Saat ojek yang saya naiki mulai melaju, saya pun deg-degan. Daerah perkebunan teh Kemuning di Kecamatan Jenawi, Ka-

bupaten Karanganyar yang akan saya lewati sebe-lum mencapai Candi Ceto ini memang terkenal keindahannya. Nyatanya benar. Dari atas ojek, saya tak hentinya mengagumi hamparan hijau perkebunan teh yang berbukit-bukit.

Bagi yang pernah melihat acara televisi Tel-etubbies, nah, perkebunan teh yang merupakan bagian dari komplek Gunung Lawu ini mirip dengan bukit-bukit hijau yang ditinggali empat sekawan tubbies. Rasanya, saya sampai lelah ter-us menerus memotret karena hampir semua yang terlihat sangat menyejukkan mata dan sayang jika tidak terekam kamera.

Menurut sopir ojek saya, jarak Pasar Kemun-ing-Candi Ceto sekitar 7 km. Meski sepanjang jalan menuju Candi Ceto sudah beraspal, karena jalannya berkelok-kelok dan sangat menanjak, perjalanan jadi tak secepat jika di jalan datar. Sopir ojek saya mengaku, medan Kemuning yang seperti ini sampai membuatnya harus ser-ing menyervis motornya.

Sesampainya di Candi Ceto, udara yang semula sejuk mulai berubah dingin. Kabut tebal jelas terli-hat menyelimuti daer-ah ini. Topografinya yang menanjak sudah membuat saya ngos-ngosan. Padahal, saya

baru berjalan dari tempat parkir hingga ger-bang candi.

Secara asministratif, Candi Ceto terletak di Desa Ceto, Kelurahan Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Mayoritas penduduk setempat beragama Hindu. Mungkin, keberadaan umat Hindu di Desa Ceto tak lepas dari filosofi agama Hindu mengenai tempat terbaik untuk beribadah pada Sang Hyang Widi. Umat Hindu percaya, dengan beribadah di tempat yang tinggi, maka doa yang mereka pan-jatkan pun lebih cepat terkabul karena mereka lebih dekat dengan para leluhur di kahyangan.

Selain Candi Sukuh, Candi Ceto termasuk bangunan yang dibuat rakyat Kerajaan Majapa-hit pada akhir era kerajaan Hindu di tanah air, atau peralihan kekuasaan politik dari Hindu ke Islam pada abad ke-15.Tempat Brawijaya Moksa

Pertama kali masuk ke dalam komplek candi, entah kenapa saya tiba-tiba merinding. Hawa mistis amat terasa di Candi Ceto. Saya pikir perasaan aneh itu akan sirna selepas saya menjelajahi bangunan dalam candi. Nyatanya,

semakin ke dalam, aura magis Candi Ceto semakin saya rasakan.

Bau dupa yang seper-tinya baru saja digunakan seseorang untuk berdoa terus “menguntit” saya. Andaikan saat itu tak ada pengunjung lain, saya pastikan saya ragu untuk

Candi Magis di “Negeri di Atas Awan”

Objek Wisata Candi Ceto

Plesir:

Isma / Manunggal

27Edisi Film

Page 28: Majalah Manunggal Edisi Film

menelusuri candi lebih dalam. Udara semakin menyerang tulang. Suara doa-doa umat Hindu juga terdengar samar-samar, membuat saya ber-tambah merinding.

Menurut sopir ojek saya, Candi Ceto me-mang punya daya magis. Banyak mitos berseli-weran terkait candi yang susunan bangunannya sering dikatakan mirip bangunan Aztec kuno dan kebudayaan suku Maya di Amerika Tengah ini.

Konon, wanita yang sedang menstruasi dila-rang masuk komplek ini. Bagi yang nekat, akan “mendapat balasannya”. Begitu pun dalam hal memotret, harus izin terlebih dulu pada “empu-nya Candi”. Kata sopir ojek saya, dulu pernah ada satu rombongan mobil mengunjungi Candi Ceto. “Salah seorang di antaranya mengejek bangunan candi. Saat pulang, rombongan itu kecelakaan dan hilang misterius,” kata dia.

Mitos tentang bangunan bersejarah dalam hal ini candi memang biasa berkelindan di ten-gah masyarakat. Untuk Candi Ceto sendiri, mitos ini berkembang lantaran di tempat inilah Prabu Brawijaya V moksa atau menghilang tanpa be-

kas.Tak heran, hingga

kini, pada malam Ju-mat Kliwon banyak orang datang ke lokasi ini guna mempersem-bahkan sesajen seka-ligus menjalankan rit-ual tapa brata. Begitu pula saat hari Nyepi, warga Hindu banyak yang bersemedi di ar-eal candi.

Penuh Simbolisa-si

Candi Ceto yang terletak di lereng ba-rat Gunung Lawu ini terdiri dari sembilan trap yang ditandai

dengan sebuah gapura, mirip dengan pura di Bali. Bentuknya punden berundak-undak, mengingat-kan kita akan tempat pemujaan di zaman purba.

Jalan masuk dari trap pertama hingga trap terakhir yang semula lebar, semakin menyempit. Ini adalah simbol semakin dekatnya perjalanan manusia menuju surga atau nirvana. Banyaknya simbolisasi bentuk dan arsitektur candi ini, mem-buat kita seolah sedang menempuh perjalanan spiritual.

Trap pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Pada trap kedua, terdapat punden yang merupakan petilasan Ki Ageng Krincing Wesi yang dipercaya sebagai ‘penunggu’ kawasan Ceto.

Pada trap ketiga terdapat artefak memanjang di atas tanah yang menggambarkan nafsu bada-niah manusia, berbentuk phallus (alat kelamin laki-laki) sepanjang kurang lebih 2 m. Jika Anda naik satu trap lagi, artefak pada trap ketiga akan tampak lebih mempesona.

Trap keempat relief pendek, cuplikan kisah “Sudhamala”. Sedangkan pada trap kelima dan keenam, terdapat pendapa yang sering digunakan untuk ritus keagamaan. Pada trap ketujuh, terdap-at arca Nayagenggong dan Sabda Palon, dua abdi sekaligus penasehat spiritual Raja Brawijaya V.

Pada trap selanjutnya, terdapat arca phallus dan arca Raja Brawijaya V yang disimbolkan se-bagai Mahadewa. Dan di trap terakhir, terdapat bangunan berbentuk nyaris kubus, yang biasanya digunakan untuk bersemedi. Cobalah berhenti sejenak pada trap ini, dan rasakan nikmatnya sen-sasi berada pada ketinggian 1400 meter di atas permukaan laut…(Isma)

Isma / Manunggal

28 Majalah

Page 29: Majalah Manunggal Edisi Film

Tak hanya Candi Ceto, Kabupaten Karanganyar juga menyimpan po-tensi wisata alam lain, yaitu pe-

mandian air hangat Sapta Tirta yang terletak di Desa Pablengan, Kecamatan Matesih. Lokasinya berdekatan dengan Astana Giribangun, tempat Soeharto, mantan Presiden Indonesia dimakam-kan. Tak susah mencapai objek wisata ini. Dari Solo, kita hanya perlu satu kali naik bus, jurusan Solo-Matesih.

Dilatarbelakangi keindahan bukit, Sapta Tirta memiliki keuni-kan yang tiada duanya. Selain menawarkan pemandian air hangat dengan kadar belerang yang tinggi, Sapta Tirta juga memiliki tujuh jenis mata air hanya dalam radius 15 meter.

Inilah ke-hebatan objek wisata

yang terletak 17 km dari arah timur Kota Karanganyar. Ketujuh jenis mata air itu adalah Air Hangat, Air Mati, Air Dingin, Air Soda, Air Hidup, Air Bleng atau asin, dan Air Urus-Urus.

Ketujuh mata air itu punya keunikan khusus dan beberapa di antaranya memiliki kand-ungan mineral tertentu yang membuatnya berkha-siat. Meski letaknya berdekatan, namun mata air satu dengan lainnya memiliki cita rasa berbeda dan manfaat yang berbeda pula.

Sayang, karena terlalu pagi datang ke Sapta Tirta, saat itu saya tak bisa menemui penjaga loket yang biasanya rela menjadi tour guide grati-san. Alhasil, saat itu saya tak tahu kalau air dari beberapa mata air di tempat itu bisa saya bawa pulang.

Padahal manfaatnya beragam. Air Hidup yang selalu bergolak misalnya, dipercaya mem-buat peminumnya awet muda dan kecantikannya bertambah. Jika Anda tak mau meminumnya, gu-nakan saja air itu untuk membasuh muka ataupun mandi.

Tujuh Jenis Mata Air Berkhasiat dalam Satu Lokasi

Ism

a /

Man

ungg

al

29Edisi Film

Page 30: Majalah Manunggal Edisi Film

Sedangkan Air Hangat, secara me-dis terbukti ampuh mengobati rema-tik, dan beberapa penyakit kulit kar-ena mengandung belerang. Bagi yang percaya hal-hal mistis, coba saja Air Kasekten. Jenis air ini konon berkhasiat membuat Anda kebal senjata tajam kar-ena bertambah tebalnya permukaan ku-lit. Zaman dulu, air ini dikatakan dapat meningkatkan kepercayaan diri prajurit Raja Mangkunegara VI yang hendak berperang.

Kalau ingin sekadar minum dan merasakan sensasi unik, coba saja Air Soda yang rasanya mirip soda beneran. Atau jika Anda sedang susah buang air besar, Air Urus-Urus bisa Anda pilih. Jenis mata air ini dipercaya sebagai obat pencahar alami, karena manjur membuat peminumnya mulas. Asal tak kebanyakan minum, Air Urus-Urus tak sampai membuat Anda diare.

Air Bleng lain lagi. Kandungan mata air ini bisa digunakan untuk mem-buat kerupuk. Terakhir adalah Air Mati, yang debit airnya selalu tetap, tak per-nah berkurang ataupun bertambah. Ten-tu saja Air Mati tak pernah berkurang debitnya karena memang jenis yang satu ini tak bakal dilirik orang untuk diminum. Penyebabnya adalah kand-ungan gas karbon dioksida di dalamnya yang beracun.Pemandian Kaputren

Tak hanya memiliki 7 mata air yang ajaib, Sapta Tirta juga mempunyai tempat pemandian terbuka dengan enam buah bilik berbentuk segi enam, yang disebut Pemandian Kaputren, atau tempat mand-inya putri-putri raja. Mengapa disebut begitu?

Mari berselancar sejenak ke masa silam. Ternyata, Pablengan dulunya adalah tempat untuk tetirah putra-putri Raja Mangkunegoro I–VI yang memang berkuasa di seluruh wilayah Kabupaten Karanganyar. Tak heran, sampai sekarang ada saja pengunjung yang datang untuk tujuan spiritual ter-tentu.

Nah, pemandian air hangat (yang kini disebut Sapta Tirta) ini adalah salah satu peninggalan ber-

sejarah Kerajaan Mangkunegaran. Pemandian Ka-putren sendiri konon biasa dipakai para putri raja untuk mandi.

Pablengan mungkin dipilih Raja Mangkunegoro I karena memiliki keunggulan berupa pemandan-gan alam yang menentramkan, yakni terletak tepat di kaki dua bukit berhutan pinus, Argo Lampus dan Argo Kailoso. Selain memang, daerah itu berhawa sejuk dan segar khas udara lereng Gunung Lawu.

Tertarik mencoba mandi ala putri raja di Pe-mandian Kaputren sembari mencicipi khasiat Air Hidup dengan berselimut hawa sejuk pegunungan? Datang saja ke komplek seluas kurang lebih 7 ribu m2 ini. Biaya masuknya tak mahal, kok. Hanya 3 ribu rupiah, Anda sudah bisa mandi di dalamnya, bahkan membawa pulang beberapa liter air yang Anda pilih! (Isma)

Isma / Manunggal

30 Majalah

Page 31: Majalah Manunggal Edisi Film

Di dalam keluarga sendiri, ibu adalah sosok pendidik yang paling penting bagi putra-putrinya. Maka, bagaimana

karakter anak dapat terbentuk merupakan cermin bagaimana sang ibu mendidiknya.

Darosy Endah Hyoscyamin atau yang akrab dipanggil bunda ini adalah sosok seorang ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya yang bisa menjadi teladan bagi kita semua. Di antara kes-ibukannya sebagai pengajar di Universitas Dipo-negoro, narasumber di beberapa televisi lokal,

dan pengisi tauziyah di berbagai tempat, bunda tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

Nama Ilham bersaudara yang pernah mengu-dara mungkin tidak asing bagi sebagian pemirsa televisi. Lewat ajang pencarian bakat sebagai da’i cilik yang diadakan dan ditayangkan di salah satu televisi swasta nasional, Ilham dan ketiga adiknya, Taufiq, Fira,dan Kintan, lolos menjadi peserta acara televisi tersebut yang ditayang-kan rutin setiap minggu. Bahkan Ilham berhasil

Bunda sebagai Pendidik Anak

Keluarga adalah rumah belajar yang pertama bagi anak.

Dari rumahlah seorang anak itu bisa

belajar mengenai kehidupan seperti

mengenal nilai-nilai yang baik dan buruk

dalam masyarakat, mempelajari

pertahanan diri dan cara beradaptasi

dengan lingkungan, berbagi dengan orang lain, mengembangkan

potensi diri, dan sebagainya.

face 2 face

Ifin / Manunggal

31Edisi Film

Page 32: Majalah Manunggal Edisi Film

menjadi pemenang sebagai da’i cilik dalam kontes tersebut. Mereka berempat adalah putra dan putri Bunda Darosy yang memiliki prestasi dan menjadi kebanggaan orang tua.

Berikut adalah wawancara reporter Manunggal Lia Afiani dengan Bunda Darosy mengenai peran ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

Jika ada skandal seorang mahasiswa yang membunuh pacarnya sendiri. Bagaimana tang-gapan Bunda dalam kaitannya dengan pola pen-didikan orang tua terhadap anak?

Hal tersebut adalah suatu fenomena yang mengerikan. Selain orang tua, media massa dan guru adalah pendidik yang penting bagi anak. Satu hal yang menjadi keprihatinan Bunda saat ini ada-lah banyak guru yang bersikap dan berperilaku bu-ruk terhadap anak didiknya. Ada guru yang main tangan dalam mendidik muridnya, bahkan banyak kasus perkosaan murid yang dilakukan oleh guru. Tentu saja murid-murid yang diajar juga akan men-contoh apa yang telah dilakukan oleh para pen-didiknya.

Apakah Bunda mendukung adanya pacaran yang saat ini banyak dilakukan oleh anak-anak muda?

Tidak setuju dan tidak mendukung. Jika ada dua orang yang pacaran, maka pihak yang ketiga pasti setan. Sebenarnya cara yang baik untuk mengenal dan menjalin hubungan dengan pasangan adalah dengan cara mengenal teman-teman yang dekat dengan pasangan kita tersebut. Jika teman-teman-nya adalah orang yang bermoral dan berperilaku baik, maka bisa dipastikan bahwa pasangan kita itu adalah orang yang baik juga.

Bagaimana orang tua seharusnya mendidik anak-anaknya agar anak memiliki moral, sikap, dan perilaku yang baik?

Keluarga harus menciptakan suasana agamis yang baik bagi anak. Anak harus dilatih untuk selalu disiplin dalam segala hal. Ibu adalah fitrah sebagai pendidik agama bagi anak-anaknya. Memberi ma-kan dari rezeki yang halal juga akan berpengaruh terhadap moral dan perilaku anak. Anak juga harus dibiasakan untuk membaca Al Qur’an. Diri kita ter-diri dari tiga hal, yaitu jasmani, rohani, dan akal.

Membaca Al Qur’an akan memberi efek yang baik untuk perkembangan rohani.

Keluarga adalah tempat pendidikan yang per-tama sekali bagi anak. Apa yang dilakukan orang tua di dalam keluarga akan masuk ke dalam memori anak yang selanjutnya akan memengaruhi peneri-maan anak terhadap materi pendidikan yang diajar-kan oleh orang tuanya dan di lingkungannya kelak.

Bagaimana cara mengevaluasi sikap dan pe-rilaku anak, apakah mereka benar-benar patuh terhadap didikan orang tuanya atau tidak?

Pertama biasakan anak untuk mengemuka-kan kritik sedini mungkin. Penerapan kritik akan membantu anak untuk memperbaiki sikap dan pe-rilaku menjadi lebih baik. Bunda sendiri terbuka untuk menerima kritik dari anak-anak jika Bunda dianggap melakukan kesalahan. Kedua seringlah berkomunikasi dengan anak-anak dan membicara-kan segala sesuatu secara terbuka. Keterbukaan komunikasi ibu-anak akan semakin mendekatkan hubungan ibu-anak. Maka, Bunda selalu siap men-jadi tempat curhat bagi anak-anak.

Apakah bunda sudah merasa berhasil dalam mendidik anak-anak?

Belum. Masih banyak kekurangan. Janganlah pernah merasa menjadi orang yang berhasil kar-ena hal ini akan mendorong seseorang kepada sifat sombong yang justru akan menghentikan usaha ses-eorang kepada pencapaian yang lebih baik.

Bunda katanya baru menerima penghar-gaan dari menteri pemberdayaan wanita. Ten-tang apa?

Penghargaan sebagai ibu yang berhasil menum-buhkan sikap percaya diri pada anak tahun 2009. Kemudian penghargaan sebagai ibu yang berkarir dan mendidik anak dalam rangka 100 tahun ke-bangkitan nasional di tahun 2008.

Apa saja kesibukan Bunda saat ini dan bagaimana cara membagi waktu untuk anak-anak?

Kalau Bunda sedang ada acara untuk mengisi tauziyah di luar kota, Bunda selalu mengajak anak-anak untuk ikut. Bahkan Bunda juga mengajak Ilham – anak pertama – yang saat ini sekolah di

32 Majalah

Page 33: Majalah Manunggal Edisi Film

pondok pesantren Gontor Jawa Timur untuk ikut Bunda waktu mengisi tauziyah di luar kota. Memang jadinya Ilham dalam satu bulan bisa dua kali atau lebih minta izin untuk ikut pergi bersama Bunda. Dengan mengajak anak-anak ikut Bunda saat mengisi tauziyah, Bunda dapat membagi ilmu dengan umat sekaligus untuk anak-anak. Alasan Bunda mengajak anak-anak adalah karena hal ini dapat memberi contoh langsung bagi orang lain dalam mendidik anak.

Saat menjenguk Ilham di pondok pesantren, Bunda juga menyempatkan untuk membawa kompor dari ru-mah di Semarang. Bunda sengaja membawa kompor dan memasak makanan kesukaan Ilham di pondok pesantren supaya Ilham benar-benar merasakan masakan bundanya. Adik-adiknya Ilham juga diajak kalau Bunda mau men-jenguk Ilham. Jadi bisa kumpul semua.

Apa saran Bunda untuk para orang tua dan anak agar mereka bersikap dan berperilaku baik sehing-ga tidak terjadi perilaku kekerasan terhadap orang lain?

Bagi para orang tua, janganlah asal memerintah anak sesuka hati. Kedua, tanamkan pola hidup sederhana pada anak. Janganlah mencintai dunia secara berlebihan. Serta sekolahkan anak di lingkungan yang agamis. Saat ini pergaulan anak sudah semakin bebas, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan se-cara luas.

Ifin

/ M

anun

ggal

33Edisi Film

Page 34: Majalah Manunggal Edisi Film

Polusi udara yang diakibatkan oleh debu dan asap kendaraan bermotor misalnya, selain semakin menipiskan lapisan ozon

bumi juga semakin membuat banyak orang mengalami berbagai penyakit dan meningkatkan stres, terutama di daerah perkotaan.

Saat ini telah banyak orang yang menggunakan sepeda motor listrik sebagai alat transportasi alternatif. Selain penggunaannya yang tidak membutuhkan BBM, bebas polusi udara, juga karena alat tranportasi ini hemat biaya perawatan karena tidak menggunakan oli. Sehingga selain bisa berhemat, dengan menggunakan sepeda motor listrik kita juga dapat ikut berpasrtisipasi dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.

Sepeda motor listrik adalah kendaraan tanpa bahan bakar minyak yang digerakkan oleh dinamo. Secara umum sumber tenaga sebuah sepeda motor listrik adalah baterai. Sampai

sekarang sepeda motor listrik ini di Indonesia telah tersedia dengan tipe berkecepatan maksimal 80 km/ jam. Karena menggunakan tenaga mesin, sepeda motor listrik juga dilengkapi rem cakram, lampu penerangan dekat dan jauh, lampu sein, lampu rem serta klakson. Oleh karena itu pengendara tidak perlu lagi meragukan keamanan dan fasilitas penunjang pada sepeda motor listrik ini.

Kendaraan yang merupakan modifikasi dari sepeda ini dilengkapi dengan mesin dinamo yang menggunakan tenaga listrik. Dalam perkembangannya, sepeda motor listrik terbagi dalam dua jenis. Pertama, sepeda motor listrik yang menggunakan sistem power on demand (POD), dan kedua adalah sepeda motor listrik yang memakai power asis system (PAS).

Sepeda motor listrik jenis pertama yang menggunakan sistem POD cara penggunaannya

Hanya Butuh 900 Rupiah Untuk Jarak

Tempuh 80 Km!

Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin mahal dan

ancaman pemanasan global yang sekarang ini banyak dirasakan masyarakat seharus-

nya dapat membuat kita jauh lebih pintar

dalam melihat kondisi lingkungan.

Techno

Aji / Manunggal

34 Majalah

Page 35: Majalah Manunggal Edisi Film

hampir sama dengan cara menggunakan sepeda motor matic karena sang pengendara tinggal menarik gas dan motor listrik pun akan berjalan dengan tenaga mesin tanpa dikayuh. Sedangkan untuk sepeda motor listrik jenis kedua yang memakai sistem PAS adalah sepeda motor listrik yang menggunakan pedal untuk menjalankannya. Namun pengguna tidaklah perlu mengeluarkan tenaga yang berlebihan kerena sepeda jenis ini menggunakan kekuatan dinamo untuk meringankan kayuhan pedal.

Pada awal kemunculannya, belum ada peraturan penggunaan di jalan raya yang mengikat sepeda motor listrik ini seperti SIM, STNK, BPKB dan plat nomor. Namun dengan semakin diminatinya sepeda motor listrik oleh masyarakat, pemerintah mulai mengatur peraturan kendaraan sepeda motor listrik seperti STNK, BPKB dan plat nomor. Harga yang dibandrol untuk satu buah sepeda motor listrik berkisar antara 4 jutaan sampai 7 jutaan rupiah.

Kerena tidak menggunakan BBM sebagai bahan bakar utamanya, sepeda motor listrik ini hanya bisa mengandalkan daya listrik yang tersimpan di dalam baterai. Perlu diingat oleh para pengguna sepeda motor listrik agar jangan lupa mencharge baterai yang ada pada sepeda motor lisrtik ini agar sewaktu-waktu tidak mogok di jalan.

Waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh baterai adalah delapan jam. Baterai dapat diisi kapan saja tanpa menunggu habis. Sepeda motor listrik ini dapat dipakai melewati jalan yang tergenang air atau untuk dicuci. Satu hal yang penting, dinamo tidak boleh tergenang air. Maka akan lebih aman jika penggunaannya menghindari keadaan hujan.

Atik, mahasiswa Fakultas Sastra Undip menuturkan kecintaannya menggunakan sepeda listrik. “Selain harganya yang terjangkau, sepeda listrik ini juga bebas polusi udara dan tidak menggunakan bensin jadi bisa berhemat sekaligus menjaga lingkungan,” ujarnya.

Ditemui Manunggal di tempat yang berbeda, Putri, yang juga mahasiswa Fakultas Sastra Undip memiliki pandangan

yang berbeda tentang keberadaan sepeda listrik. “Sepeda listrik memang bebas polusi udara tapi kalau dilihat dari bentuknya kayaknya nanggung banget, deh. Kurang meyakinkan”.

Dalam situs detik.com, salah satu produsen sepeda motor listrik memberi keterangan perkiraan biaya perjalanan dengan jarak 80 km menggunakan sepeda motor listrik hanya 900 rupiah. Perhitungan ini didapatkan dari pemakaian energi sebanyak 1,5 kilowatt jam (kWh) untuk menempuh jarak 80 kilometer pada jalan datar. Saat ini tarif dasar listrik untuk 1 kWh mencapai Rp 600, sehingga beban biaya listrik untuk jarak 80 kilometer itu hanya Rp 900.

Bisa dibayangkan jika kita menggunakan sepeda motor konvensional yang rata-rata untuk menempuh jarak 80 km dibutuhkan bensin sekitar 2 liter atau bila disebut dengan nominal uang sebesar Rp.12.000,- maka dengan menggunakan sepeda motor listrik kita sudah banyak menghemat pengeluaran uang bensin. (Aji)

Aji / Manunggal

35Edisi Film

Page 36: Majalah Manunggal Edisi Film

Stylicious

Sebelum tahun tersebut kacamata sudah mulai ditemukan dalam ber-bagai bentuk, seperti model dijepitkan di batang hidung, kacamata satu gagang, yang diikat di kepala dan sebagainya. Sedangkan ka-

camata yang disangkutkan ke telinga (spectacles) ditemukan pada tahun 1727 oleh optiker Inggris, Edward Scarlett.

Sebagai bagian dari gaya hidup manusia modern, kacamata mulai dil-irik sebagai penunjang penampilan. Warna dan bentuk kacamata pun mu-lai berkembang, baik yang berbentuk kecil maupun yang berbingkai besar seperti yang sekarang ini sedang tren. Semakin nyentrik semakin asyik, begitu mungkin yang ada di benak pecinta kacamata berbingkai unik.

Kacamata yang dulu bentuknya banyak dikenal bulat ataupun oval

Kacamata kini mengalami perluasan peran. Semula hanya

sebagai alat bantu bagi mereka yang

mengalami kesulitan melihat, berkembang

menjadi suatu bagian gaya hidup

manusia. Kacamata baca pertama kali

diciptakan oleh George Airy, seorang

astronomer Inggris yang pertama kali

memakai lensa kaca pada tahun 1827

sebagai pengoreksi pandangan.

Semakin NyentrikSemakin Asyik

36 Majalah

Page 37: Majalah Manunggal Edisi Film

s a j a , sekarang sudah memiliki variasi lebih banyak, mulai dari bentuk klasik yang bulat, oval, kotak, persegi, bahkan bentuk-bentuk yang lebih nyentrik dan tidak lazim seperti bintang, kelopak bunga, dan hati. Malah, tren kacamata saat ini adalah kacamata yang tidak memiliki kaca alias kacamata yang ber-fungsi hanya sebagai gaya dan bukan lagi sebagai pelindung mata dan pengoreksi pandangan.

Warna kacamata pun sekarang ini banyak macamnya. Pengguna kacamata bisa saja mengena-kan warna kacamata yang senada dengan warna pakaian yang sedang dikenakan sehingga bisa membuat penampilan penggunanya menjadi lebih

menarik lagi.Ratna, salah seorang penjual kacamata gaya di

salah satu tempat perbelanjaan di Semarang menu-turkan, banyak orang membeli kacamata karena bentuknya yang unik dan warna bingkainya yang cerah. “Pas kacamata mulai banyak dipakai artis di televisi, maka mulai banyak orang mencari kaca-mata gaya yang serupa. Contoh artisnya ya Bunga Citra Lestari,” tutur dia yang sudah mulai membuka stand-nya sejak 2007.

Dian, mahasiswi Fakultas Ekonomi Undip me-nyatakan kecintaannya menggunakan kacamata. “Kacamata gaya selain bisa untuk melindungi mata dari teriknya matahari dan debu, juga bisa buat gaya alias mejeng,” tutur dia. Dian mengaku lebih me-nyukai kacamata yang berbentuk bulat besar dan berwarna agak ngejreng untuk lebih menunjukan jiwa mudanya.

Anti, salah seorang mahasiswi Fakultas Sastra Undip mengaku lebih memilih kacamata gaya yang bermerek terkenal. “Kacamata gaya yang bermerek lebih awet dan semisal terjadi kerusakan tersedia onderdilnya,” kata dia yang mengoleksi kacamata. Anti melanjutkan, dia lebih menyukai kacamata yang berbentuk unik.

Ditemui Manunggal di tempat berbeda, Doni, salah satu mahasiswa Undip, mengaku tidak meng-haruskan membeli kacamata yang bermerek terke-nal. “Kacamata yang aku beli yang penting ben-tuknya bagus, enak dan cocok dipakai. Masalah merek sih nggak masalah,” kata dia. Doni juga mengaku lebih menyukai kacamata yang ben-tuknya bulat besar dan warnanya merah, karena menurutnya warna merah bisa membuatnya lebih percaya diri.

Situs hanyawanita.com menulis, yang perlu diperhatikan saat membeli kacamata gaya adalah kacamata itu paling tidak harus dapat menahan 70% paparan sinar UV B dan 60% sinar UV A. Un-tuk hasil perlindungan terbaik, memilih kacamata haruslah yang menyediakan proteksi 98% terhadap sinar UV A dan UV B. Sinar UV C terblokir se-cara otomatis sejak mereka diserap atmosfir dan tak pernah mencapai bumi. Sejumlah produk kacamata berkualitas tinggi – dan tentu saja mahal harganya – dengan lensa polikarbonat, gelas atau plastik meng-klaim dapat menahan 100% sinar UV. (Aji)

dok.

37Edisi Film

Page 38: Majalah Manunggal Edisi Film

Saat pikiran membayang ke masa lalu, timbul pertanyaan: bukankah indikator ekonomi tersebut sekarang ini masih relatif baik dan berwarna hijau dan jauh berbeda dengan krisis tahun 1998? Dari mana sumber berita datangnya krisis tahun 2008? Apa bentuk krisis dan siapa sebenarnya

pembuat krisis? Terbayang hipotesa bahwa krisis ini lebih disebabkan kesalahan ulah manusia itu sendiri.

Prof Dr. Sugeng Wahyudi FE UNDIP

Sepuluh tahun telah berlalu sejak ter-jadinya krisis 1998. Kini siklus krisis

tersebut seolah akan terulang kembali. Terbayang peristiwa krisis tahun 1998,

ketika indikator ekonomi menunjuk-kan ‘warna merah’. Ketika itu inflasi mencapai angka 77 %, suku bunga

simpanan mencapai 40% tetapi masyarakat tidak menikmati bunga

tabungan karena tidak ada yang ditabung. Sementara pertumbuhan

ekonomi, pertumbuhan ekspor –impor menunjukkan angka minus.

Benar-benar merupakan indikasi yang parah kejatuhan ekonomi.

Sedangkan kekuatan dana cadangan devisa relatif lemah hanya sebesar 22

dolar AS. Waktu itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan cer-minan kinerja bursa merosot mencapai

posisi terendah sebesar 256, 83.

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Corner

38 Majalah

Page 39: Majalah Manunggal Edisi Film

Peletakan dasar falsafah Ekonomi telah diawali oleh Aristoteles dengan membedakan antara istilah oikonomies (peraturan rumah tangga) dan crema-tisi (peraturan tukar menukar hasil rumah tangga). Pemikiran tentang falsafah dasar ekonomi tersebut kemudian dikembangkan sebagai dasar pemikiran bagi pemikir ekonomi yang lain pada periode beri-kutnya. Falsafah tersebut menembangkan pemikiran para ekonom, bahwa nilai riil (value in use) suatu barang harus seimbang dengan nilai tukar suatu barang (value in exchange). Kebijakan pengemban-gan sektor riil dan sektor keuangan harus berjalan secara selaras serasi dan seimbang.

Krisis tahun 1998 berdampak kejatuhan pasar saham maupun sektor riil. Namun demikian terhi-tung mulai tahun 2003 pasar saham global termasuk Indonesia mengalami booming. Sementara sektor riil relatif lamban perkembangannya. Kenaikan laju pertumbuhan indeks harga saham di Indonesia melejit. Dalam kurun waktu 5 tahun sampai dengan tahun 2007, pertumbuhannya naik dari 424, 94 pada awal tahun 2003 menjadi 2.745,8 atau naik 6,47 kali.

Faktor dominan lain penyebab krisis adalah fluk-tuasi yang tajam harga minyak dunia. Bulan Januari 2007 harga minyak mentah dunia sudah naik tetapi masih pada harga 52,81 dolar AS per barel. Mulai bulan Maret 2008 harganya melambung di atas 100 dolar AS . Puncaknya terjadi pada bulan Juli 2008 pada harga 134,96 US dolar per barel. Dampaknya harga komoditas yang lain seperti Crude Palm Oil (minyak sawit mentah) mengalami booming. Ke-naikan harga sektor komoditas tersebut kemudian secara signifikan mempengaruhi kenaikan harga saham-saham komoditi di pasar modal.

Hanya dalam hitungan 3 bulan terakhir harga minyak mentah dunia turun tajam dari 134,96 US dolar AS menjadi 63.98 US dolar AS atau turun 52,59 %. Dampak lebih parah lagi terjadi di pasar modal dengan terjadinya gelombang penurunan harga saham sector komoditas yang kemudian ber-imbas pada penurunan kinerja bursa saham secara keseluruhan. Harga komoditas menjadi lebih fluk-tuatif karena adanya sistem transaksi komoditas

berjangka. Pada saat transaksi barangnya belum ke-lihatan, sehingga akhirnya harga ditentukan domi-nant oleh faktor persepsi.

Dengan melihat berbagai faktor penyebab tersebut bagaimana sebenarnya pengaruh krisis global terhadap Indonesia? Dengan melihat tolok ukur indikator ekonomi realisasi impor dan ekspor menurun akibat menurunnya daya beli konsumen dunia. Suku bunga SBI 3 bulan naik tetapi masih terkendali dengan posisi terakhir 11,16% . Tingkat inflasi meningkat menyentuh angka 12,14 %, namun masih termasuk terkendali. Indikator ekonomi yang menunjukkan sinyal lampu kuning yang mengha-watirkan adalah kurs rupiah terhadap dolar pada posisi terakhir (11/11/08) sebesar Rp11.163,- per dolar AS. Selama indikator ekonomi terjaga maka meskipun terasa dampak pada ekonomi Indonesia tetapi masih dalam katagori terkendali.

Masyarakat umum terkena dampak tidak lang-sung daya beli menjadi berkurang karena inflasi, meski harga kebutuhan pokok masih terkendali. Dunia usaha yang merasakan kena dampak adalah perusahaan berafiliasi global terutama di sektor keuangan dan perbankan.

Dampak yang paling parah justru terjadi di pa-sar modal di Indonesia. Dalam tahun ini khususn-ya tiga bulan terakhir kinerja bursa saham merosot tajam. Tiga bulan yang lalu (11/8/08) masih pada posisi 2.195,92 dan saat ini (11/11/08) pada posisi 1.336,56 berarti turun 39 %. Dalam jangka pendek memang bursa saham masih akan terpengaruh rese-si finansial global. Namun demikian, kebangkitan kembali bursa saham akan lebih cepat dari krisis ta-hun 1998, mengingat bahwa indikator ekonomi saat ini masih terjaga dan cadangan devisa mencukupi. Namun demikian kemelemahan kurs rupiah yang warna sinyalnya sudah kuning patut diwaspadai.

Upaya menghindari krisis perlu dilakukan se-mua pihak secara terpadu baik individual, kelom-pok maupun sistem organisasi pemerintahan secara keseluruhan. Individu dan masyarakat perlu berhe-mat dan tidak menggunakan fasilitas pinjaman se-cara berlebihan.

39Edisi Film

Page 40: Majalah Manunggal Edisi Film

Outbond Tingkatkan Kinerja Otak

Mendengar kata outbond, banyak dari

kita yang langsung membayangkan

sekumpulan anak muda pecinta alam.

Namun beberapa tahun terakhir, outbond tak

hanya milik kaum muda dan dewasa. Anak-anak

yang masih duduk di bangku TK dan SD

pun kini akrab dengan kegiatan itu.

Apakah outbond sekadar tren sesaat? Pertan-yaan itu tentu baru bisa terjawab beberapa tahun lagi. Tetapi melihat larisnya event

organizer (EO) penyelenggara outbond, tampaknya ak-tivitas outdoor ini memang sedang banyak diminati.

Bagi anak, kegiatan yang sarat permainan menantang ini umumnya diselenggarakan saat liburan sekolah. Sebabnya, outbond dianggap dapat mengusir kejemuan usai melakukan rutinitas bangku sekolah yang bagi sebagian anak dianggap membosankan. Namun bagi orang dewasa, outbond bisa dilaksanakan kapan saja.

Karena outbond berfungsi sebagai penyegar pikiran, materi yang diberikan pun disesuaikan. Jika di kampus kita cenderung ditekankan untuk meningkatkan intelligence quotient (IQ)- nya, tidak demikian dengan

Olahraga

dok.

40 Majalah

Page 41: Majalah Manunggal Edisi Film

outbond. Di sini, kita akan diajak untuk lebih mengembangkan potensi emotional quotient (EQ)-nya. ”Itulah mengapa kegiatan outbond sengaja tidak menyentuh hal-hal yang sifatnya text book,” papar Edy Darmoyo, General Manager Training Organizer Toha Putra Center (TPC)- salah satu EO berpengalaman dalam penyelenggaraan outbound.

Taufan HMD, seorang instruktur yang berpen-gaaman mengisi berbagai outbond menambahkan, yang dikedepankan dalam kegiatan outer ini adalah teamwork, atau kerjasama tim. ”Kami menghindari permainan individu, karena orientasinya adalah so-sialisasi antaranggota tim,” jelas Taufan.

Bermain sambil belajar, itulah konsep dasar outbond. Pengemasan materi pembelajaran dalam

bentuk permainan yang mengasyikkan, diyakini mampu membuat anak-anak maupun orang dewasa lebih tertarik dan menyerap nilai positif yang dis-ampaikan para trainer atau instruktur outbond.

Anak mana yang tidak tertarik jika di hada-pannya disediakan bermacam alat permainan yang menantang? Sebut saja ”Tititan Air”, ”Jaim” (jaga keseimbangan), ”Perang Bola”, ”Sponge Bob” (memindahkan air dengan spons), atau ”Labirin”. ”Biasanya dalam sebuah outbond ada 5-8 permain-an,” ujar Taufan.

Selain untuk refreshing, jenis-jenis permainan outbond juga disinyalir mampu mempengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya, dari yang sebelumnya kurang percaya diri, menjadi lebih percaya diri. Dan yang sebelumnya egois, menjadi lebih kooperatif. ”Dalam outbond kita berlatih untuk lebih bertanggung jawab, mandiri, kreatif, terbiasa membantu sesama, dan memecahkan masalah bersama,” terang Taufan, alumni Teknik Komputer Universitas Dian Nuswatoro.

Karakter positif lain yang ditanamkan melalui outbond adalah kemampuan mengontrol emosi, membangun hubungan interpersonal yang baik, menghargai perbedaan, serta kemampuan untuk mengkomunikasikan ide kepada orang lain dengan sistematis.

Secara psikologis, seseorang memang membu-tuhkan kegiatan fisik seperti outbond sebagai sarana relaksasi dari ”beban” rutinitas. Gabungan pembe-lajaran emosi, sosial, dan spiritual dalam outbond, diyakini dapat meningkatkan metabolisme dan kerja otak. Itu karena outbond menggunakan me-tode learning by doing yang fun, yang nilai-nilai positifnya lebih bisa kita ingat.

Apakah itu berarti aktivitas outbond efektif mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik? ”Sebenarnya itu tergantung pada memori masing-masing orang. Timing outbond itu sendiri kan singkat. Hanya 2-3 hari, bahkan ada yang cuma beberapa jam. Jadi kami memang tidak bisa terlalu menyentuh person by person. Efektifnya, 3-4 bulan sekali kita rutin mengikuti outbond,” tutur Taufan.

Untuk itu, alangkah baiknya jika kita tak me-lulu mengondisikan pikiran untuk mengejar nilai akademis di sekolah, tetapi juga memberikan ”nu-trisi” untuk jiwa melalui berbagai simulasi, dengan outbond sebagai salah satu contohnya. (Isma)

41Edisi Film

Page 42: Majalah Manunggal Edisi Film

Outbond memang termasuk olahraga yang bisa dipadupadankan dengan liburan. Arti-nya outbond bisa dilakukan untuk mengisi

waktu luang saat seseorang rehat dari aktivitasnya sehari-hari. Alasannya, apalagi kalau bukan aktivi-tas outbond yang membuat hati seseorang senang, karena outbond memadukan olahraga dengan ‘olahrasa’.

Outbond mulai digagas pada tahun 1970’an se-bagai refreshing training dengan suasana berbeda di luar ruangan. Jadi outbond mengajak kita untuk ‘berpikir di luar ruangan’, tidak terkungkung di da-lam ruangan terbatas. Untuk pertama kalinya, out-bond diadakan di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat oleh salah satu perusahaan setempat. Outbond selain berkaitan dengan fisik, juga merupakan pelatihan menejemen diri yang memadukan olah pikir, rasa, dan raga.

“Tujuan utama kegiatan pelatihan ini adalah melatih para peserta untuk mampu menyesuai-kan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang ada dengan membentuk sikap profesionalisme para peserta yang didasarkan pada perubahan dan perkembangan traits (sifat mendasar- red)) dari individu yang meliputi aspek kepercayaan (trust), dan komitmen serta kinerja yang diharapkan akan semakin lebih baik,” kata Taufan MD, seorang in-struktur outbond.

Selain itu, olahraga ini juga membentuk team building solid yang didasarkan pada saling penger-tian, kerja sama, koordinasi, menghargai perbedaan,

sikap mengutamakan tugas daripada kepentingan pribadi, dan meyakini keberhasilan merupakan buah dari kerjasama dan kebersamaan. Peningka-tan kematangan Emotional Quotient (EQ) melalui program olahrasa yang menjadi prosi perhatian out-bond bahkan perhatiannya kepada pengembangan Spiritual Quotient (SQ) akan sangat membantu pe-serta dalam meningkatkan kemampuan menghada-pi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi.

Outbond bisa dilakukan oleh semua orang, mu-lai dari anak-anak sampai orang tua sekalipun. Kar-ena game dalam outbond juga berdasarkan grade atau tahapan-tahapan, misalnya grade fun outbond yang diperuntukkan anak-anak, team building un-tuk semua kalangan umur, dan problem solving yang biasanya diperuntukkan bagi mahasiswa.

“Jadi outbond bukan sekadar berisi permainan, tetapi merupakan sarana bagi pengembangan ke-pribadian. Baik atau tidaknya kualitas outbond, tergantung pada cara mendesain game-game ber-dasarkan objek yang akan ikut,” kata Taufan perihal kualitas outbond. Jadi aktivitas ini sangatlah tepat bagi mahasiswa, karena selain sebagai sarana olah raga, outbond juga sebagai sarana pengembangan kepribadian sekaligus having fun untuk melepas kepenatan dengan berbagai macam kegiatan. Ter-tarik mencoba? Hubungi saja penyelenggara out-bond yang kini semakin menjamur di berbagai kota! (Ratna)

Olahraga Sekaligus Olahrasa

dok.

man

ungg

al

42 Majalah

Page 43: Majalah Manunggal Edisi Film

Kafe kopi kini juga kian banyak ditemui. Tak hanya terletak di tengah pusat perbelanjaan

seperti Kafe Luwak maupun Excelso, namun juga yang memilih bertempat di pinggir kota, seperti Banaran dan Buket.

Saat Manunggal menyambangi Buket, sebuah kafe kopi di Tembalang tepatnya di Jl. Ngesrep V no 69A, terdapat beberapa kelompok remaja yang nampak asyik menghabiskan malam dengan secangkir kopi. Ternyata, sambil menyeruput kopi, berbagai kegiatan bisa dilakukan. Mulai dari mengobrol, mencari peluang bisnis, nge-date dengan pacar atau selingkuhan sekalipun. Bahkan tak jarang mereka yang sedang disibukkan dengan tugas kampus dapat menyelesaikan tugasnya tersebut sambil menikmati kopi di kafe. Sekelompok mahasiswa Jurusan Arsitektur Undip yang kebetulan saat itu menjejali Buket mengemukakan, mereka memang sering mengerjakan tugas di kafe kopi, salah satunya di Buket.

“Sebetulnya, ngerjain tugas bisa saja di kos- kosan. Tapi kita sih lebih memilih kafe kopi. Suasana bisa lebih santai. Selain itu, tempatnya kan cozy banget, bisa cepet dapet ide, lah”. aku Edi, mahasiswa Arsitektur Undip.

Ya, sebenarnya apa yang dilakukan Edi dan kawan-kawan

Secangkir Kopi Penanda Gaya Hidup

Kini, kopi tak lagi identik dinikmati hanya oleh orang tua. Anak muda baik dari kalangan mahasiswa maupun eksekutif muda, mulai menjadikan ritual minum kopi sebagai bagian

dari gaya hidup mereka. Minum kopi-nya pun bukan cuma di warung atau membuat sendiri di rumah, tapi di kedai yang khusus menawarkan kopi sebagai menu utamanya.

Gaya Hidup

Isma / Manunggal

43Edisi Film

Page 44: Majalah Manunggal Edisi Film

mereka memang bisa dilakukan di rumah. Namun demi gaya hidup dan ketidakinginan mereka untuk ketinggalan zaman, mengerjakan tugas di kafe kopi pun mereka lakoni. Demi prestis, begitu kiranya.

Ada juga yang memanfatkan kafe kopi sebagai ajang pertemuan bisnis. Seperti Teguh, freelancer kartu kredit di sebuah bank swasta. Dia membuktikan, pendekatan lewat obrolan santai di kafe kopi yang ia lakukan akan lebih memudahkannya mendapatkan customer. “Kafe kopi dapat membuat seseorang rileks, menguapkan kejenuhan, dan membuat seseorang merasa happy. Bisnis dengan suasana happy akan terasa lebih nikmat,” katanya.

Soal harga yang agak mahal teernyata bukan soal penting bagi para penikmat kopi. “Kalau dihitung, jatuhnya malah murah lo. Dengan harga tak sampai sepuluh ribu rupiah, kita bisa menggaet seorang customer baru,” tambah Teguh.

Di Buket misalnya, harga secangkir kopi terbilang tak terlalu mahal karena berkisar pada harga 6 ribu hingga 11 ribu rupiah, tergantung pada jenis racikannya. Bandingkan saja dengan harga kopi di kafe kopi lain seperti Kafe Luwak yang mematok harga hingga puluhan ribu rupiah untuk secangkir kopi khas mereka.

Bertemu dan ngobrol di kafe kopi biasa dilakoni oleh para penikmatnya sampai berjam-jam. Tak jarang dari mereka nongkrong dari sore hingga tengah malam hanya untuk menghabiskan beberapa cangkir kopi. Sebagian besar kafe kopi memang membebaskan pelanggannya untuk bebas nongkrong tanpa batas waktu. Dan ternyata hal ini cukup ampuh menyedot para remaja untuk menjejali kafe kopi. Alunan jazz yang disajikan Buket, membuat kafe ini makin digilai sebagai salah satu tempat nongkrong anak muda yang asyik.

Feels Like HomeApa resep dari pengelola kopi kafe untuk

membuat pelanggannya betah berlama-lama

di kafenya? Martha salah seorang maskopi (sebutan pramusaji di Buket) mengakui desain tempat minum kopi seperti Buket memang dibuat sedemikian rupa agar para tamu betah berlama-lama. “Konsep kami adalah agar tamu feels like home, merasa nyaman seperti di rumah sendiri. Itu sebabnya kami bebaskan mereka ngobrol sepuasnya, bawa teman sebanyaknya, dan kami tidak menyediakan list menu agar ada komunikasi antara penyaji dan customer,” kata Martha.

Biasanya, kafe kopi juga punya menu khusus, sebagai ciri khas yang membedakan mereka dengan kafe kopi lainnya. Buket misalnya, memiliki sajian spesial berupa ‘buket coffe blend’, perpaduan antara kopi crime dan dicampur dengan berbagai varian kopi semisal kopi Wamena atau kopi Jateng. “Bagi yang suka dengan kopi yang lebih berat taste-nya maka blend Wamena pilihannya. Tapi untuk mereka yang lebih suka rasa kopi yang soft, sebaiknya mencoba blind jateng,” kata Martha.

Rangsang OtakKafein yang terkandung dalam kopi ternyata

dapat merangsang susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung untuk bekerja lebih cepat. Sebab itu, tidak heran setiap minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau pun mengantuk. Dampak positif ini menyebabkan orang sulit terlepas dari kebiasaan minum kopi dan akhirnya menjadi pecandu kopi.

Dari beberapa penikmat kopi yang ditemui Manunggal di Buket, kenikmatan dari secangkir kopi berasal dari keasaman dan aroma. Kopi. Keasaman bisa dirasakan sebagai sensasi di pinggir dan di bawah langit-langit mulut. Aroma dan rasa unik kopi yang tajam dan kuat itulah yang membuat banyak orang ketagihan pada kopi yang bisa dinikmati di mana saja, tak harus di kafe. (Aris)

44 Majalah

Page 45: Majalah Manunggal Edisi Film

Pagi itu seperti biasa Nova Adi-anto, karyawan Dinas Per-hubungan berangkat kerja dari kawasan perbukitan Jangli

menuju tempat kerjanya di kawasan Tan-jung Mas. Pria yang sudah berkeluarga ini untuk sampai ke kantornya harus rela berkarib dengan banjir. Hal itu sudah ia lakoni selama 20 tahun.

Ya, dengan sepeda motor tuanya, Nova harus mengarungi jalur banjir mu-lai dari kawasan MT Haryono, hingga pintu gerbang Pos II kawasan Tanjung Mas. Tak pelak, berkali-kali dia harus menghindari kubangan air sedalam antara 30 – 60 cm dengan berjalan zig-zag.

Banjir lagi, banjir lagi. “Ritual ta-hunan” di wilayah Semarang bawah ini entah kapan akan berakhir. Tingginya curah hujan di Kota Semarang, menurut Kepala Badan Meteorologi dan Geofisi-ka (BMG) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang M. Chaeran, akan berlang-sung selama bulan Januari. Jawa Tengah

diprediksi Chaeran akan bercurah hujan mencapai 600 mm/bulan dengan tingkat kelembaban 95%.

Tingginya curah hujan di kawasan Kota Semarang inilah yang menjadi salah satu penyebab banjir yang kemu-dian merendam hampir seluruh wilayah Kota Semarang bawah dengan keting-gian air mulai 10 – 60 cm.

Kondisi paling parah terjadi di wilayah Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara, karena sedikitnya 1650 rumah di sana terendam banjir. Aktivitas pelayanan publik terganggu dan arus lalu lintas menjadi lumpuh. Mulai dari Stasiun Tawang, Kaligawe, Pasar Waru, Johar dan sejumlah wilayah lain akhirnya dikepung banjir. Sedikitnya 70 Kepala Keluarga (KK) di wilayah Kampung Tambakan Timur terpaksa mengungsi karena rumah sudah tidak bisa ditinggali.

Pemkot Semarang melalui wakil Walikota Mahfudz Ali saat peninjauan daerah banjir menegaskan, perlunya

MEGAPROYEK ATASI BANJIR SARAT PENYIMPANGAN

Oleh: Rio Sandy P *)

arena

45Edisi Film

Page 46: Majalah Manunggal Edisi Film

penanganan lebih cepat sehingga daerah banjir tidak sampai meluas. Biaya untuk mengatasi banjir dengan cara penyedotan air dibuang ke Banjirkanal Timur terbilang sangat besar. Namun langkah ini dinilai akan mengurangi beban masyarakat.

Rencananya, Pemkot akan berupaya untuk menormalisasi Kali Tenggang sebagai program jangka menengah. Saat ini lebar kali itu hanya tiga meter, padahal idealnya saluran itu bisa mencapai 60 m. Air yang mestinya mengalir di Kali Tenggang ‘mau tak mau’ kembali lagi ke arah timur dan me-nyebabkan banjir. Hal itu terjadi mengingat saluran air di daerah tersebut kurang lancar dan tersumbat.

Di beberapa lokasi seperti di Rusunawa Kali-gawe mulai didirikan dapur umum untuk menyuplai makanan dan obat-obatan. Tidak kurang 40 petugas disiapkan di posko tersebut. Saat ini, Pemkot fokus dalam mengirim bantuan makanan dan air bersih guna kelangsungan hidup para pengungsi.

Banjir yang terjadi di Kota Semarang diper-kirakan berlangsung cukup lama. Salah satu faktor penyebabnya adalah banyaknya saluran drainase di titik-titik banjir yang tidak berfungsi secara optimal sehingga air tidak bisa cepat surut.

Pembangunan polder Kaligawe yang digagas walikota yang akan rampung awal Januari 2009 sampai sekarang malah terbengkalai tanpa ada penjelasan. Terkait pembangunan polder tersebut Kepala Dinas Tata Kota dan Perumahan (DTKP) Arif Rudianto mengiyakan. Ini adalah bukti ketidak-seriusan Pemkot menangani banjir. Menurutnya pihak kontraktor memang tidak bisa menyelesaikan hingga 100% hingga masa kontrak berakhir bulan Desember 2008 pembangunan baru tercapai sepa-ruh target yang ditentukan. Intinya polder Kaligawe baru dikerjakan 51%. Kabarnya, polder Kaligawe yang dibangun dari dana APBD 2008 sebesar Rp 1 miliar ini memiliki luas 4160 m2 dengan kedalaman tiga sampai lima meter. Apabila polder ini selesai dibangun, banjir di Kawasan Kaligawe lebih bisa diatasi.

Terkait dengan kegagalan proyek polder akan lebih bijaksana apabila kontraktor yang menangani pembangunan dikenakan sanksi. Kalau perlu di masukkan dalam daftar hitam (blacklist). Kontrak-tor nakal tersebut seyogyanya tidak diperbolehkan lagi mengikuti proses lelang proyek apapun yang diadakan Pemkot.

Upaya lain yang ditempuh Pemkot untuk sedikit

mengurangi luapan banjir di Kawasan Kaligawe adalah pembuatan kolam retensi di muara Kali Se-marang. Pemkot melalui Tim Anggaran Pemerin-tah Daerah (TAPD) mengusulkan anggaran Rp 15 miliar untuk mewujudkan proyek tersebut. Padahal sebelumnya anggaran untuk tali asih bagi pengelola lahan yang akan dijadikan kolam retensi itu diusul-kan sebesar Rp 10 miliar.

Kenaikan usulan sebesar Rp 5 miliar menjadi tanda tanya besar dan patut dipertanyakan. Sebab lahan yang digunakan untuk kolam retensi ada-lah aset pemerintah yang sebelumnya dikuasai PT Pelindo.

Pembangunan kolam retensi merupakan bagian dari megaproyek pembangunan Waduk Jatibarang dan normalisasi drainase perkotaan (Kali Sema-rang, Kali Asin, dan Kali Baru). Lahan yang saat ini dipermasalahkan memiliki luas 8 hektare dan be-rada di dekat muara Kali Semarang. Lahan tersebut saat ini dikuasai oleh PT Tanah Mas Baruna sebagai pemegang Hak Guna Bangunan (HGB) di atas Hak Pengelolaan Lahan (HPL) PT Pelindo.

Penyediaan lahan untuk kolam retensi dirasa-kan sangat mendesak. Sangatlah naif jika Pemkot gagal menyediakan kolam retensi. Dengan kon-sekuensi terburuk dana sebesar Rp 1,7 miliar pinja-man dari JBIC (Japan Bank For International Cor-poration) untuk pembangunan Waduk Jatibarang dan normalisasi drainase perkotaan akan ditarik lagi ke pusat. Jika sampai negosiasi penyediaan lahan itu gagal, maka akan menjadi preseden buruk bagi pelaksanaan proyek di bawah bendera JBIC.

Ingin bebas dari banjir ternyata tidaklah mudah. Proyek-proyek penanggulangan banjir di Semarang terkesan kental dengan pelbagai upaya penyele-wengan. Akankah penggalan lagu Semarang Kaline Banjir yang dipopulerkan oleh Walji-nah pada tahun 70-an masih menggema di tahun 2009? Wallahu’alam, han-ya Tuhan yang tahu. Kita tunggu saja hasilnya.

*) Mahasiswa Ju-rusan Ilmu Pemerin-tahan FISIP Undip

46 Majalah

Page 47: Majalah Manunggal Edisi Film

Mahasiswa Berbisnis Event Organizer

Angga, mahasiswa Undip semester VIII memiliki passion yang mungkin sedikit berbeda dengan kawan-kawan sebayanya. Sedikit mengulik cerita dari Angga, banyak hal yang akan kita dapat –terutama seluk beluk event organizer yang didirikan bahkan hingga saat ini dikoordinasi oleh mahasiswa sepertinya.

Keuntungannya Tak Sekadar Bertemu Artis

Saat duduk di bangku SMA, sebagai ak-tivis di sekolahnya Angga tidak tinggal diam ketika di akhir tahun ajaran diadakan pentas seni yang mengundang artis skala

nasional. “Momen itulah yang membuat saya jatuh

cinta dengan profesi seperti ini (event organizer).

Jujur, untuk ‘ukuran’ anak SMA di Semarang, bisa

menjadi Liasion Officer bagi artis nasional cukup

luar biasa hebatlah,” papar Angga. Selepas SMA, ternyata Angga tak kehil-

angan keasyikan menjadi event organizer. Kebetu-

lan, ia melanjutkan kuliah di kota Semarang, seh-

ingga boleh dibilang ia cukup menguasai medan,

karena sudah tinggal di kota ini cukup lama.

“Setelah saya resmi lulus saya masih membantu

teman-teman di SMA saya dulu saat mereka men-

gadakan pentas seni. Setidaknya, saya tambah sadar

saya makin dikenal dan tentu saja, makin dibutuh-

kan,” kelakar Angga. “Di situ (pentas seni) pulalah

saya ‘berjodoh’ dengan ‘soulmate’ saya, Ken. Ber-

dua dengannya saya membangun komitmen untuk

menghidupkan dunia EO di Semarang, agar Sema-

rang tidak dibilang katrok,” kata Angga.Angga menambahkan, sebelum berdua dengan-

nya, Ken pernah bergabung dengan KODY Enter-

prise, anak perusahaan Suara Merdeka Group yang

bergerak di bidang event organizer.

Bisnisiana

dok.

dok.

47Edisi Film

Page 48: Majalah Manunggal Edisi Film

Dengan dukungan dari beberapa rekan, mer-eka berdua mulai mendirikan EO dengan nama sendiri dan mulai bekerja secara lebih profe-sional. “Terutama dari segi manajemen,” tutur Angga.

“Jujur, enggak mudah menjadi pemain baru di bidang ini. Tapi kami terlanjur menikmat-inya. Yah, bisa dibilang bisa nyari duit, kenalan, termasuk kenalan artis juga tentunya. Nggak cuma itu, kami juga jadi belajar teknis penye-lenggaraan acara, cara melobi dan negoisasi. Selain itu, itung-itung ngebantu temen. Banyak event kita yang memberdayakan teman-teman mahasiswa. Fee-nya cukuplah,” papar Angga menjelaskan alasannya menjatuhkan pilihan un-tuk eksis di grupnya yang bernama Independent.

Hingga saat ini ada beberapa event yang dikelola secara mandiri oleh Independent. Tera-khir yang paling besar, dipercaya oleh provider XL dalam acara gathering ambassador varian kartu “XLent Card”. Yang tidak kalah menarik adalah pengalaman mereka mengadakan acara gathering pemilik motor Honda di halaman kan-tor Gubernuran. “Sebenarnya setiap event mem-beri pelajaran tersendiri, jadi kita nggak pernah menganggap sebuah event lebih baik dari yang lain,” tambah Angga.

Sadar akan persaingan yang makin menin-gkat, para punggawa Independent tidak tinggal berdiam diri. Selain meng-handle event mandiri, mereka masih ngangsu kawruh kepada EO yang lebih besar. Sesekali mereka bekerjasama dengan EO dari Jakarta untuk menyelenggarakan event skala nasional yang dilangsungkan di daerah-daerah. Dengan bekerjasama dengan EO yang lebih besar, awak Independent semakin menam-bah kekayaan teknis, membangun imej dan citra positif perusahaan mereka yang mulai belajar berjalan, dan tentu, menambah kepercayaan diri untuk semakin berkembang.

Disinggung mengenai asumsi Semarang termasuk kota yang tidak potensial untuk acara hiburan, Angga dengan optimis menyatakan di setiap tantangan masih terdapat peluang. Peluang inilah yang sedang dicoba digarapnya bersama awak Independent. “Masa saya diem-diem aja kota saya dikatakakan katrok. Gini-gini saya ma-hasiswa, masih punya sisi idealislah. Buktinya, tiap event hiburan terutama band perform selalu mendapat tanggapan positif,” ungkap dia. Menu-rut Angga, lingkungan eksternal yang dianggap tidak potensial seperti Semarang justru menam-bah daya tarik untuk mengembangkan bidang yang masih belum tergarap ini.

dok. 48 Majalah

Page 49: Majalah Manunggal Edisi Film

Tidak selamanya proses belajar berjalan mulus. “Pernah kami mendapat masalah, tapi paling ban-ter paling-paling fee yang telat dibayarkan. Tapi untung sumber daya kami teman-teman dekat kami sendiri yang bekerja part time. Justru karena fee yang telat itu, teman-teman sering main ke kantor, sambil becanda nanyain kapan duit datang. Kantor jadi rame, ngangenin! Namanya orang belajar, kalo nggak salah malah lucu tho?” ujar Angga.

Untuk memperkenalkan usaha ke publik, Inde-pendent menggunakan sistem jemput bola dengan mengirimkan company profile ke target audience, serta mem-follow up hubungan mitra bisnis yang

pernah bekerjasama dengan mereka.Bisnis di bidang event organizer tidaklah rumit.

Konsep yang diaplikasikan juga tidak jauh berbeda dengan organisasi-organisasi yang diikuti para ma-hasiswa. Justru dengan bekerja lebih profesional, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan experience oriented kita, tetapi juga money oriented. Ditambah dengan kesempatan mendapat akses dan jaringan ke berbagai perusahaan professional, yang bukan tak mungkin akan berguna bagi kita suatu hari nanti. Jadi, jangan takut mencoba. The more risk you take, more success you’ll gain. Sukses!!! (Vinda)

dok.

49Edisi Film

Page 50: Majalah Manunggal Edisi Film

Kuliner

Pilih Sendiri Menu Baksonya!Ketika mendengar nama kota Malang, salah satu yang terlintas dibenak kita selain apel adalah kuliner bakso. Be-raneka bakso bisa kita cicipi di kota

Malang. Salah satu tempat makan bakso yang terkenal di Malang adalah

Bakso Kota Cak Man.

satya / manunggal

satya / manunggal

satya / manunggal

50 Majalah

Page 51: Majalah Manunggal Edisi Film

Namun untuk mencicipi beraneka macam bakso, kita tak perlu jauh-jauh pergi ke Malang. Karena kini Bakso Kota Cak

Man telah membuka cabangnya di beberapa kota, termasuk Semarang. Ada dua warung Bakso Kota Cal Man di Semarang, yaitu di Jalan Setiabudi 113 A, dan di Jalan Majapahit.

Dengan harga yang cukup terjangkau mulai dari Rp 1000 hingga Rp 6.500 per menu, Anda bisa menikmati berbagai macam menu bak-so yang tersedia, mulai dari Bakso Halus, Bakso Keju, hingga Bakso Jumbo. Tak hanya bakso saja sebenarnya, tersedia pula beberapa varian siomay dan gorengan di warung Cak Man. Berbeda den-gan penyajian di tempat lain, model penyajian pr-asmanan di Bakso Kota Cak Man menjadi salah satu daya tarik tersendiri sehingga Anda bebas untuk memilih bakso mana yang anda inginkan. Selain itu anda juga dapat memilih menu bakso paket Rp 6 ribu dan Rp 7 ribu.

Dengan bumbu yang didatangkan lang-sung dari kota asalnya yaitu Malang, Anda tak perlu khawatir jika rasa bakso yang disajikan tak seenak yang di Malang. Bakso Halus misalnya,

jika dilihat tidak berbeda dengan bakso lain pada umumnya. Namun jika Anda mencicipinya maka Anda akan merasakan bakso yang disajikan tidak terlalu kenyal seperti bakso lain. Rasanya pun leb-ih gurih, terlebih disajikan dengan taburan bawang goreng yang renyah. Aroma bakso yang menggiur-kan juga semakin membuat Anda ketagihan men-cicipinya.

Tak heran Bakso Halus menjadi menu favorit. Anda juga dapat mencoba menu bakso lainnya. Seperti Bakso Jumbo dengan ukuran bakso yang dijamin membuat Anda kenyang atau Bakso Keju yang tak kalah nikmat untuk Anda coba. Bagi Anda yang suka jeroan juga dapat mencoba Bakso Jantung yang nikmat disajikan dengan saos pedas.

Dengan desain tempat yag didominasi warna kuning, Bakso Kota Cak Man di Jalan Se-tiabudi cukup cozy untuk dijadikan tempat Anda nongkrong bersama teman atau keluarga. Buka se-tiap hari mulai dari jam 10.00 – 21.30 WIB, Bakso Kota Cak Man paling ramai dikunjungi saat week-end. So, buat yang hobi kuliner dan hobi makan bakso, warung Bakso Kota Cak Man wajib dikun-jungi! (Alle)

satya / manunggal

51Edisi Film

Page 52: Majalah Manunggal Edisi Film

Es pocong. Begitulah nama minuman khas yang satu ini. Sekilas memang menyer-amkan, dan mungkin ada sebagian orang yang langsung kepikiran kain putih yang

terjulur pada jasad manusia yang telah meninggal dunia. Tetapi tidak untuk kuliner kita yang satu ini. Begitu banyak nama ditawarkan untuk sebuah kuliner hingga mampu menarik peminatnya. Dan begitu pula yang dilakukan Kiswanto untuk mem-berikan nama minuman khas buatannya.

Es pocong Kiswanto ini terletak di Jl. Tlogosari Raya II (jembatan III), Semarang. Tak begitu besar memang warung yang telah berdiri dua tahun lalu. Berawal dari ia bekerja di Bogor, muncul inspirasi untuk membuka warung es pocong seperti yang te-lah dilihat sebelumnya di UI (Universita Indonesia) Salemba serta di ITB (Institut Teknik Bandung). Tetapi dengan sedikit memberikan inovasi nama, ia tidak hanya menawarkan es pocong, ada juga es kuntil lanak, genderuwo, tersanjung, serta nyuss…mania.

Dari masing-masing es yang ditawarkan ternyata mempunyai cita rasa yang berbeda-beda. Ada berbagai kombinasi disini, mulai es pocong gundul pecengis yang merupakan kombinasi dari bubur sunsum, cenil, cendol, serta kelapa muda dan dari ce-nil inilah ia menambahi nama es pocong menjadi es pocong gundul pecengis. Sedangkan nama kuntilanak ia ambil dari kolang-kaling yang kemudian dikombinasikan dengan jeli,

cendol, kelapa muda serta ada juga tambahan sirup beraroma leci.

Dan untuk es tersanjung merupakan kombinasi dari strawberry, nanas, jeli dan selasih. Sedangkan es yang terakhir ditawarkan adalah nyuss..mania kombinasi dari cao, kolang-kaling jeli, cendol dan kelapa muda. Untuk mendapatkan minuman ini memang tak harus merogoh kocek dalam-dalam, cukup dengan harga Rp 3500,00 per mangkuk kita bisa menikmati es yang sekilas menyeramkan ini.

Dari nama-namanya yang cukup menyeram-kan, tak sedikit pembeli yang menanyakan artinya pada pemilik atau bahkan yang melontarkan eje-kan. Tetapi nama es ini mempunyai makna tersend-iri bagi pemiliknya dari urutan yang pertama es pocong, kuntilanak, genderuwo, tersanjung dan nyuss…mania. Mulai dari pocong, kuntil lanak, genderuwo yang berarti sepi, kemudian setelah dia muncul maka akan disanjung-sanjung orang yang nantinya akan membawa kesenangan.(Ratna)

Es PocongTak Seseram

Namanya

satya / manunggal

satya / manunggal52 Majalah

Page 53: Majalah Manunggal Edisi Film

Saatnya Konsultasi...

Apa bedanya cairan lubrikasi dan keputihan pada cewek? (Lia, FISIP)

Cairan lubrikasi merupakan cairan yang keluar dari vagina maupun penis pada saat-saat tertentu. Misalnya pada waktu akan melakukan hubungan seks, baik cowok maupun cewek akan mnegelu-arkan cairan lubrikasi. Pada cewek, kelu-arnya cairan lubrikasi bisa aja terjadi pada saat menjelang dan sesudah menstruasi dan juga pada saat masa subur. Cairan lu-brikasi yang keluar dari vagina itu yang biasa kita kenal dengan keputihan.

Kalau terjadinya keputihan masih pada saat-saat yang saya sebutkan tadi, keputi-hannya masih normal dan wajar aja kok. Warnanya bening dan nggak berbau. Tapi,

kalau cairan keputihannya udah berubah warna, nggak bening lagi, atau men-

geluarkan bau yang membuat kita nggak nyaman, baru deh kita curiga ada sesuatu yang ng-gak normal. Kalau udah begitu, segera periksa ke dokter ya...

Di beberapa budaya, ce-wek disunat untuk ngendali-

in hasrat seksualnya. Ada bedanya nggak antara yang disunat dan tidak, pada waktu intercourse?

(Desy, Kertanegara)

Hallo Desy, saya pernah denger sih tentang cewek disunat. Di be-berapa daerah, memang hal terse-but lazim dilakukan. Tapi mungkin di lingkunagn sekitar kita ini, hal

itu jarang dilakukan ya... sebenernya yang disebut dengan cewek disunat tuh bukan seperti sunat yang dilaku-

kan pada cowok. Kalau nggak salah, cuma merupakan ritual aja, lalu membasuh vagina cewek (seolah-olah) disunat.

Kalau hubungannya dengan pengen-dalian hasrat seksual, kayaknya nggak ada deh. Hasrat seksual bisa dikendalikan atau

Mau tanya ni, katanya ukuran badan seorang co-wok menentukan ukuran penis? Apa benar? (Ita, FE)

Hallo Ita...Ukuran dan bentuk tubuh seseorang itu udah paket,

dikasih sama Tuhan. Besar, kecil, tinggi, langsing, ter-masuk ukuran penis juga udah satu paket dari Tuhan. Sebagai catatan aja nih, Tuhan yang Maha Pandai itu nggak akan bikin sesuatu yang aneh d i tubuh kita. Ukuran dan bentuk pas- t i akan saling menyesuaikan. Nah, untuk seseorang dengan ukuran tubuh yang besar, seringnya ukuran anggota tubuh-nya juga menyesuaikan posturnya. Mu-lai dari kepala, tangan, kaki sampai ke or-gan vitalnya.

Tapi, besar dan kecil kan relatif, sama seperti bagus dan jelek. Semua orang punya penda-pat dan persepsi sendiri akan hal tersebut. Besar menurut kita belum tentu besar menurut orang lain. So, apa arti-nya sebuah ukuran, besar atau kecil? Yang penting, oragan reproduksi kita sehat dan bisa berfungsi dengan semestinya. Sehat artinya nggak mengandung pe-nyakit tertentu dan bisa menghasilkan sperma atau ovum berkualitas kan...

Diasuh oleh : PILAR PKBI

53Edisi Film

Page 54: Majalah Manunggal Edisi Film

tidak, semua datang dari hati, bukan karena sudah disunat. Walaupun nggak disunat, bisa aja doron-gan seksualnya tinggi. Atau sebaliknya, walaupun udah disunat, tapi dorongan seksualnya biasa-biasa aja.

Yang paling penting sih sebenernya adalah bagaimana kita menjaga dan merawat kebersi-han serta kesehatan organ reproduksi kita. Seh-ingga pada saatnya nanti bisa dipergunakan sesuai fungsinya dengan baik. Dorongan seksual bisa dikendalikan dengan mengembalikan semuanya pada nilai-nilai pribadi kita.

Kenapa cewek kalau nggak menstruasi

malah mengeluarkan keringat sebagai ganti-nya? Apa nama kelainan tersebut? (Nia, FH)

Nia, nggak ada hubungannya tuh nggak menstruasi dengan keluarnya keringat. Actually, keringat keluar karena proses sekresi, hubungan-nya dengan ginjal, dengan sistem pencernakan kita. Sedangkan menstruasi berhubungan dengan sistem reproduksi. Berhubung keduanya nggak ada hubungan sama sekali, jadi nggak bener kalau nggak menstruasi lalu dikeluarkan dari kulit. Ka-lau sampai kulit kita mengeluarkan cairan serupa darah, kita perlu curiga ada sesuatu yang nggak beres terjadi dengan sistem pencernakan kita, atau mungkin tubuh kita terluka.

Begitu juga kalau sampai sekarang kita belum menstruasi, kita perlu curiga, segera datang ke dokter supaya bisa diketahui penyebabnya. Bisa karena faktor hormonal, sehingga nanti dokter akan memberikan terapi hormon untuk masalah kamu. Atau, bisa jadi karena vagina kamu tertutup dan selaput daranya nggak berlubang, sehingga darah menstruasi yang seharusnya udah keluar, tertahan di vagina. Untuk kasus yang ini, biasanya dokter akan melakukan operasi kecil untuk me-lubangi vagina supaya darah menstruasi bisa lan-car kembali.

Katanya cowok dengan penyakit jantung nggak bisa punya keturunan? Kenapa? (Aan, Pleburan)

Penyakit jantung memang menakutkan ya...

Tapi, sebenernya nggak perlu terlalu khawatir. Bukannya nggak bisa punya keturunan, tapi sakit jantung seringnya akan mempengarui fungsi or-gan tuguh lain di tubuh kita. Salah satunya bisa berpengaruh ke penis. Bisa jadi, karena kerja jan-tung yang terganggu mempengaruhi kerja penis juga. Akibatnya, penis jadi nggak optimal waktu ereksi.

Kadang-kadang, bisa juga mempengaruhi kualitas sperma. Misalnya sperma yang dihasilkan nggak terlalu bagus geraknya atau jumlahnya ter-lalu sedikit. Tapi pada dasarnya, bukan nggak bisa punya keturunan, tetapi mungkin sedikit tergang-gu atau tertunda aja. Nah, ada baiknya memang kalau sudah ada masalah dengan jantungnya, ikutin petunjuk dokter. Supaya kita selalu sehat dan tentu aja misalnya menginginkan keturunan, hal itu bisa segera terwujud. Saya yakin, dengan usaha yang baik, semua itu nggak akan menjadi kendala kok.

Menstruasi kurang dari 3 hari, normal?

Darahnya sedikit dan rutin setiap bulan? (someone, Pleburan)

Hallo...Menstruasi merupakan proses peluruhan

lapisan dinding rahim karena tidak terjadi pem-buahan. Hal ini, lazimnya terjadi sebulan sekali pada cewek yang sudah puber. Sebenernya, siklus menstruasi itu sendiri adalah antara 21 – 35 hari sekali dan lamanya menstruasi berkisar antara 3 – 10 hari lamanya.

Kalau menstruasinya terjadi hanya 3 hari sih sebenernya masih nggak papa. Darah yang keluar Cuma sedikit, karena menstruasinya juga nggak lama kan? Tapi, yang harus diwaspadai adalah, apakah ada sesuatu yang mengganggu yang me-nyertai proses menstruasi tersebut? Misalnya, saat menstruasi perut nyeri secara berlebihan, warna darahnya seperti apa, baunya menyengat atau biasa aja. Nah, supaya lebih yakin dan ng-gak penasarana sih, sebaiknya konsultasi ke dok-ter. Ceritakan riwayat terjadinya menstruasi sejak pertama sampai sekarang, supaya dokter segera bisa menentukan apa penyebab dan bagaimana pengobatannya.

54 Majalah

Page 55: Majalah Manunggal Edisi Film

Masih jelas dalam ingatanku saat itu pukul delapan malam. Tepat ketika kamu merasakan kontraksi di perutmu

yang buncit mungil. Anak kita akan lahir Dik, anak pertama kita, anak yang kelak akan membuat kita bangga telah melahirkannya ke dunia. Perlu kamu tahu, jauh hari aku sudah memikirkan nama untuknya. Jika dia terlahir laki-laki, akan kuberi nama Jagad. Jagad Subangkit. Nama yang gagah bagi seorang laki-laki. Tentu dia akan menjadi manusia yang disegani nantinya. Tinggi besar seperti bapakmu, dan berani membela haknya. Tapi kalau dia terlahir sebagai perempuan,..ah, sudahlah terserah kamu saja mau dikasih nama apa, sebab aku belum memikirkannya. Tampaknya aku kurang pandai mencari nama perempuan. Boleh saja kamu kasih nama Sulasih, Sundari atau Rasinah seperti nama ledhek yang termasyur itu. Tapi keyakinanku sungguh kuat bahwa kamu akan melahirkan anak laki-laki untukku.

Malam itu amatlah dingin, sebab hujan turun sejak siang hingga sore. Segera aku ambil sepeda seketika kamu merintih kesakitan. Saat itu aku benar-benar jatuh cinta melihatmu Dik. Wajahmu yang meringis terlihat amat cantik. Wajah seorang ibu. Wajah seorang wanita yang utuh. Sambil memegang perut kamu terus saja memanggil namaku. “Mas To!!Mas To!! Begitu kamu berteriak makin lama makin keras dan aku merasa bahwa keberadaanku amatlah bermakna. Tanpa banyak pikir segera saja aku berlari mencari sepeda onthelku. Aku kayuh menyusuri jalan becek sisa hujan. Setelah kira-kira seratus meter perjalanan aku berhenti. Disitulah rumah orang tuamu. Aku ketuk pintu dan ibumu keluar untuk menanyakan ada apa gerangan. Aku bercerita seperti orang dikejar setan. Aku bilang kalau aku akan punya anak. Kamu akan melahirkan cucu laki-laki untuknya. Cucu yang kesebelas dan aku memohon kepada ibumu untuk segera melihat keadaanmu. Tetapi bukan air muka seperti itu yang aku harapkan dari ibumu saat itu Dik. Dia tampak datar-datar saja. Tanpa greget, tanpa ledakan dan teriakan. Itulah yang membuatku tak nyaman meneruskan perjalanan menjemput bu bidan Rukayah. Apa karena yang

kesebelas itulah ibumu jadi kehilangan rasa? Aku pikir t a k seharusnya itu menjadi alasan. Mau yang keberapapun anakku kan tetap saja cucunya, yang lahir dari rahim anaknya.

Masih dua kilo lagi aku sampai dirumah bu bidan, tiba-tiba saja sepedaku selip dan aku terperosok masuk ke dalam parit di sisi jalan. Baru kali itu aku jatuh dari sepeda Dik. Badanku basah kuyup karena parit penuh dengan air genangan hujan. Tak ada seorang pun yang tahu dan aku tidak ambil pusing akan hal itu. Di desa ini tak banyak orang keluar di malam hari. Apalagi saat udara dingin setelah hujan. Orang lebih memilih menghangatkan diri di dalam rumah ketimbang keluar mencari angin dan dalam hati aku berharap semoga saja bu bidan belum tidur.

۞۞۞

Saat itu aku melihat rumah bu bidan masih terang oleh lampu, dan perasaanku sedikit lega karena hal itu Dik.

“Kuluwanwun bu bidan!!!!” persis di depan pintu rumahnya aku berteriak tidak sabar sebab aku terus teringat keadaanmu. Dari dalam bu bidan membalas salamku dan kemudian keluar menanyakan keperluanku. Aku terus saja berbicara dan dia mendengarkan sambil menyiapkan peralatan tempurnya. Aku melihat gunting dan jarum, aku sedikit ngeri. Lalu aku katakan bahwa kamu sudah hendak melahirkan. Buru-buru bu bidan menghidupkan mesin motor kemudian melaju, dan akupun mengayuh sepeda dengan sepenuh tenaga mencoba mengejarnya.

Di rumah kamu sudah berbaring di atas d i p a n

JAGADOleh : Rio Bagus

Cerpen

55Edisi Film

Page 56: Majalah Manunggal Edisi Film

d a n meraung-

r a u n g kesakitan

d i t e m a n i oleh ibumu.

Bu bidan sudah memeriksamu

dan aku m e m u t u s k a n

menunggu saja di luar kamar. Sebentar

kemudian ibumu mondar-mandir keluar

masuk menenteng baskom. Aku ketakutan Dik, aku

takut menghadapi babak ini. Aku lihat bapakmu tenang saja merokok di beranda rumah

bersama pak modin. Aku coba mengingat saat-saat kita kenalan dulu. Mungkin bisa membuat

perasaanku menjadi lebih tenang. Pertama kali bertemu setahun sebelumnya.

Kamu terlihat paling aduhai di antara gadis-gadis Masjid pengunjung pengajian Nuzuzul

Quran waktu itu. Lalu aku melihat kamu tersipu malu begitu aku tatap lekat wajahmu. Kamu memakai jilbab putih bersih dengan pakaian gamis seperti perempuan timur tengah. Aku terpukau seketika dan saat itu juga aku bejanji dalam hati bahwa kamulah istriku kelak. Dan cepat saja keadaan sudah seperti ini. Tidak lama lagi kamu akan melahirkan anakku. Kamu akan melahirkan Jagad Dik. Anak laki-laki kebanggaanku. Dan saat itu aku ingat dengan jelas bulan bundar muncul malu-malu di sela-sela awan yang tipis setelah memuntahkan bebannya. Aku bahagia sekali waktu itu. Aku seperti ikut merasakan ketika aku dilahirkan. Aku menghirup udara yang amat sejuk. Perlahan mengisi paru-paruku dan serasa mengisap permen dapros. Dingin Dik, betul rasanya amat sejuk melegakan melewati

rongga hidung dan memenuhi dadaku. Tapi sayang rasa ini segera saja bercampur rasa

gelisah dan menyesakkan. Aku takut membayangkan sesuatu yang

buruk. Bagaimana nanti jika kelahiran Jagad harus ditebus dengan nyawamu.

Teramat singkat aku bersamamu jika hal itu sampai terjadi. Aku ingat

kejadian yang menimpa istri pak Tono, lalu bu Main dan yang

paling kusesali adalah nasib ibuku sendiri setelah

melahirkanku. Bagaimana seorang perempuan harus memberikan segalanya untuk membayar kodratnya. Tapi perasaan itu segera saja buyar begitu kudengar tangis keras anakku. Tangis lantang Jagad anak lelakiku. Aku Dik. Langsung saja aku berteriak dari luar kamar untuk menanyakan keadaanmu karena memang aku belum berani melihatmu. Aku berlari keluar dan mengabarkan berita gembira tersebut pada bapakmu. Lagi-lagi bapakmu juga datar-datar saja air mukanya.

Itu adalah saat-saat kamu melahirkan anak pertama kita Dik. Tepatnya dua puluh tiga tahun yang lalu. Dan sekarang jaman cepat sekali berubah. Sepeda onthelku sudah berganti dengan motor bebek buatan Jepang. Orang-orang juga sudah pandai bermonolog jika menggenggam benda mungil yang canggih itu. Jalan-jalan juga hampir semuanya beraspal. Tapi asal kamu tahu Dik, cintaku tidak berubah karena jaman. Aku masih terus mencintaimu seperti dulu aku mencintaimu. Aku masih sering merindukanmu meski ketika kamu sedang tidur disampingku. Melihat kerut keriput di wajahmu membuatku sadar betapa panjang jalan yang sudah kita tempuh meski tanpa kita pernah tahu dimana akan berujung. Tapi tenang saja Dik, aku tidak akan pernah menyesal menikahimu. Kamu sudah memberikan lebih dari apa yang seharusnya kamu berikan sebagai seorang istri. Dan minggu depan Dik, tak terasa adalah pernikahan si bungsu. Seperti kakak-kakaknya dia juga akan meninggalkan kita. Kita akan selalu berdua saja melewati jatah nyawa kita. Aku akan tetap menggarap sawah dua petak di

“Aku terpukau seke-tika dan saat itu juga aku bejanji dalam hati bahwa kamulah istriku kelak. Dan cepat saja keadaan sudah seper-ti ini. Tidak lama lagi kamu akan melahirkan anakku “

56 Majalah

Page 57: Majalah Manunggal Edisi Film

selatan tanggul dan kamu tetap saja menjadi istriku seperti yang sudah-sudah. Menyiapkan makan, membersihkan rumah dan membuatkan wedang sebelum aku bangun setiap pagi. Kita juga akan tetap membumbui rumah tangga kita dengan romantika Dik. Itulah sebab aku tetap terus memanggilmu ‘dik’ meski di usia setua ini. Seperti dulu aku ingat ketika kamu marah karena tidak aku ijinkan pergi ziarah bersama ibu-ibu rombongan yasinan. Kamu ingat, kamu ngambek dan tiga hari tidak mengajakku bicara. Kita akan tetap bahagia Dik. Kita sudah membesarkan anak-anak dengan baik. Dan aku tidak akan menyesalkan kelahiran anak-anak kita.

Sulasih anak sulung kita sudah berkeluarga dan menikah dengan seorang pemborong di Jakarta. Sebulan sekali dia selalu memberi kabar dan tidak pernah lupa mengirim surat serta mengirim sejumlah uang untukku membeli rokok. Dia anak yang baik, dan wataknya hampir mirip denganmu, juga menikah di usia muda seperti kamu. Rambutnya hitam dan tebal, lurus panjang terurai. Aku mengerti mengapa dia menikah muda sepertimu. Kecantikanya Dik, kemolekanlah yang membuatnya seperti itu. Dan Sundari, anak kita yang kedua agak berbeda dari kedua saudaranya. Dia menikah setahun yang lalu dengan seorang Polisi. Sundari sempat bekerja sebagai juru ketik di sebuah kantor swasta setelah lulus dari sekolah kejuruan. Sebagai anak gadis memang dia dikenal agak bengal. Dialah anak kita yang paling sulit diatur. Terlalu banyak keinginannya. Sering bikin masalah dan membuat darah tinggi ini kumat. Tapi bagaimanapun juga aku bangga membesarkannya. Aku bangga dengan anak-anakku. Juga pada si bungsu yang sebentar lagi menikah dan meninggalkan kita menyusul kakak-kakaknya. Anak ini paling pendiam diantara ketiganya. Yang paling tidak aku mengerti mengapa kamu beri nama dia Rasinah seperti nama ledhek kethek idola bapakmu itu. Dia terlalu kalem untuk nama itu. Tapi ya sudahlah mana mungkin juga dulu kamu tahu, mau jadi seperti apa dia kelak. Yang lebih penting sekarang adalah bagaimana kita melewati hari-hari setelah pernikahanya. Apakah memang seperti ini menjadi orang tua. Membesarkan anak, mendidik dan memberikan bekal kepada mereka untuk kemudian meninggalkan kita. Aku takut tiba-tiba menjadi teramat tua, pikun dan tidak berdaya. Tapi yang paling aku takuti adalah jika suatu saat aku tidak bisa mengenalimu lagi Dik. Begitu juga kamu, menjadi lupa kalau aku adalah suamimu. Seandainya kita diberi

pilihan untuk memilih ajal kita, tentu lebih menyenangkan bukan? Paling tidak kita tidak usah menunggu. Karena bagiku, menunggu adalah membosankan. Apalagi untuk sesuatu yang tidak pasti datangnya seperti kematian.

Aaah….,aku tarik nafas panjang karena aku merasa lega Dik. Aku tidak marah ataupun menyesal soal kamu tidak bisa melahirkan Jagad Subangkit untukku. Aku menghargai kerja keras kamu sebagai seorang istri y a n g setia selama ini. Meski jujur, aku masih menginginkan anak lelaki seperti Jagad. Tapi jangan diambil pusing, keinginan itu tidak lama lagi akan hilang. Bukan berarti aku ingin kamu melahirkan lagi. Tetapi, keinginan itu akan hilang begitu kita selesai menikahkan anak kita si bungsu. Pernikahan itulah yang membuatku bisa hidup tenang di sisa usia ini. Aku tidak tahu disengaja atau bukan, kenapa Rasinah bisa mendapatkan calon suami dengan nama Jagad. Bagaimanapun juga aku merasa lega meskipun bukan Subangkit dibelakangnya, melainkan Jagad Legowo. Tapi jika aku pikir-pikir nama itu terdengar lebih enak dibandingkan Jagad Subangkit. Dan begitu dia menikah dangan Rasinah, jadi kesampaian pulalah aku punya anak Jagad, Jagad Legowo. Ha…ha…ha…bukan begitu Dik? Dik? Dik? Oalah diajak bicara kok malah tidur, oooo….sontoloyo!!!

Rio Bagus, Masih berusaha

keras menyelesaikan kuliah

57Edisi Film

Page 58: Majalah Manunggal Edisi Film

“Berkarya demi membawa nama baik alamamater

adalah tugas yang seharusnya

dilakukan oleh mahasiswa sebagai civitas akademika.

Bukan hanya itu, pencapaian prestasi

mahasiswa tentu menjadi kebanggaan

tersendiri bagi mereka

yang mampu melakukannya”

Gian Adhi Prabawa

Berkah dari Menulis

Hal itulah yang dialamai Gian Adhi Praba-wa, mahasiswa Teknik Arsitektur Undip semester delapan. Pasalnya, ia telah me-

menangkan sebuah kompetisi “Indocement Award” November lalu. Sebelumnya, ia telah beberapa kali

mengikuti kompetisi serupa.Tema kompetisi yang diangkat pada tahun kedua

ini yaitu “Aplikasi Bangunan Hemat Energi”. Dari lima kategori yang dilombakan, dua di antaranya diperuntukkan bagi mahasiswa.

Profil

dok.

58 Majalah

Page 59: Majalah Manunggal Edisi Film

Melihat adanya peluang yang bisa diper-olehnya itu, Gian segera meminta bimbingan kepada dosen tentang niatnya untuk mengikuti kompetisi tersebut. Dengan dukungan dari dos-en, akhirnya ia memantapkan diri untuk mengi-kuti kompetisi tersebut. Apalagi banyak pihak juga yang mendukungnya, baik dari teman-te-man mahasiswa, ketua jurusan, dan universitas melalui pembantu rektor tiga.

Dari dua kategori untuk mahasiswa, Gian

memilih kategori “Writing Competition Award”. Sedangkan kategori yang lainnya adalah “Com-petition Art Work”. Judul yang ia pilih adalah “Seratus Alternatif Desain Tritisan Beton Hemat Energi”.

Sebelumnya, Gian melakukan survei ke rumah-rumah di sekitar kampus untuk melihat bagaimana pembuatan tritisan rumah-rumah tersebut. Dari survei yang dilakukannya, ia mendapati kebanyakan rumah saat ini salah da-lam menentukan ukuran tritisan untuk rumah dalam arti ukurannya kurang besar.

Kesalahan tersebut berakibat pada pening-katan penggunaan energi di dalam rumah berupa AC, baik dalam hal penambahan waktu penggu-naan AC maupun peningkatan suhu dingin AC. Dengan ukuran tritisan rumah yang cenderung kecil atau pendek, sinar matahari akan cepat masuk ke ruangan melalui jendela sehingga akan cepat memanaskan suhu ruangan. Jadi tritisan yang baik adalah yang berukurn panjang dengan pertimbangan tertentu secara teknis seh-ingga menghambat masuknya sinar matahari ke dalam ruangan.

Mahasiswa asal Rembang ini tidak me-nyangka akan memperoleh juara tiga dalam kompetisi yang ia ikuti ini. Ia memang tidak da-pat menyabet juara pertama, tetapi prestasi yang diperolehnya ini mampu memberikan semangat untuknya juga bagi teman-teman lainnya untuk terus berprestasi mengharum- kan nama Undip. Masih menu- r u t Gian, Undip masih sedikit menorehkan berbagai prestasi di dunia luar se-hingga masih kurang di-pandang di antara univer-sitas-universitas yang lain. (Ifin)

59Edisi Film

Page 60: Majalah Manunggal Edisi Film

Kesan pertama, yang ditonjolkan dalam novel terakhir tetralogi ke-4 Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini adalah

nama perempuan tersebut. Mulai dari pemilihan judul, gambar perempuan yang sedang menggesek biola, dan sub–judul membuat orang penasaran. Pembaca yang melihat kover ini pasti berasumsi novel ini menceritakan Mak Cik Maryamah.

Kenyataannya, seorang ibu dengan anaknya yang sama-sama suka main biola seperti ditulis di novel Sang Pemim-pi ini hanya dikupas sebagian dan tidak menjadi salah satu bab khusus, walau-pun tetap muncul dalam novel ini. Pemberian nama Kar- p o v sendiri dikarenakan orang Melayu memiliki budaya gemar memberikan ‘gelar’ yang unik dan lucu pada nama seseorang serta biasanya ditempatkan di bela-kang. Seperti Gundala Putera Petir, Ahmad Kumis, dll. Gelar Karpov yang disematkan pada Maryamah ini karena ia sering mengajarkan langkah karpov kepada orang yang gemar bermain catur. Lalu, apa hubungannya dengan “Mimpi – Mimpi Lintang”? Sub judul ini sebenarnya hanyalah nama sebuah perahu yang dibuat Ikal untuk menemukan A Ling.

Novel ini menceritakan tentang kehidupan Ikal yang telah lulus sekembalinya dari Sorbonne. Ikal yang telah menikmati indahnya suasana Prancis mau tidak mau harus dihadapkan pada kemiski-nan warga Belitong setelah bangkrutnya beberapa pabrik timah di sana. Ia tidak serta merta menda-patkan pekerjaan yang layak dan gaji yang ber-l i m p a h . Bahkan ibunya sering

melontarkan sindiran-sindiran untuk beker-ja yang membuat Ikal semakin gerah.

Andrea Hirata dalam Maryamah Karpov juga menu-lis tentang seorang dokter muda yang fresh graduate dan mau mengabdi di Belitong. Walaupun kepala kampung

Karmun berupaya untuk membujuk warga untuk memeriksakan giginya, namun hal tersebut seakan sia-sia. Seluruh warga enggan untuk memeriksakan giginya, karena bagi mereka mulut tak ubahnya seperti alat kelamin; hanya muhrim-nyalah yang boleh melihat.

Cerita lain dari novel ini adalah saat nelayan Belitong menemukan dua jenazah yang mempunyai tatto khusus dari marga A Ling. Jenazah ini diduga

meninggal saat berupa-ya untuk melarikan diri dari Pulau Batuan yang dikuasai oleh peram-pok yang sangat kejam. Ikal yang juga mend-engar kabar ini seakan mempunyai semangat

baru untuk menemukan sang kekasih, A Ling. Ban-yaknya perampok dan akses ke Pulau Batuan yang sulit membuat para nelayan dan pemilik kapal eng-gan meminjamkan kapalnya kepada Ikal. Semangat tinggi yang tidak pernah padam memfokuskan Ikal untuk segera bekerja dan memperoleh uang untuk membuat perahu.

Berbekal uang seadanya dan pengetahuan, Ikal akhirnya berhasil membuat perahu berkat bantuan Laskar Pelangi. Setelah sampai Pulau Batuan ber-sama Mahar dan dua awak kapal yang lain, mimpi Ikal untuk dapat bertemu A Ling terwujud. Kisah cinta yang digambarkan secara tulus membuat nov-el ini terasa menyentuh.

Novel ini mengajarkan kepada kita untuk ba-gaimana membangun sebuah mimpi dan berusaha mewujudkan mimpi tersebut dengan keja keras tanpa putus asa. Dengan adanya pengetahuan ilm-iah, humor yang jauh dari kesan vulgar, serta kara-kteristik khas melayu membuat novel karya Andrea Hirata berbeda dengan karya penulis muda Indo-nesia lain yang lebih menyertakan kehidupan yang glamour, cinta yang berlebihan, cemburu buta serta mimpi yang berlebihan. Kesetiakawanan, kepatu-han dan hormat pada orang tua, kebandelan, serta kekonyolan membuat novel ini sulit untuk dapat dilewatkan.

Ingin tahu kelanju-tan cerita Ikal dan A Ling? Baca bukunya saja ya... (Rio)

Pengarang : Andrea Hirata

Penyunting : Iman Risdiyanto

Cover : Andreas Kusumahadi

Penerbit : PT Bentang Pustaka

Cetakan Pertama : November 2008

Halaman/Bab : xii + 504 halaman / 73 Bab

Harga : Rp. 79.000,00

Maryamah Karpov? Siapa dia?

Buku

60 Majalah

Page 61: Majalah Manunggal Edisi Film

Separuh Bond, Separuh InggrisTertarik dengan kisah spionase ala James Bond namun malas dengan ide ceritanya yang terlalu rumit dan ‘tinggi’? Atau Anda suka petualangan dari agen rahasia konyol seperti Johnny English namun gerah dengan gaya slapstick Rowan Atkinson?

Film

61Edisi Film

Page 62: Majalah Manunggal Edisi Film

Kalau Anda mengiyakan salah satu pertanyaan di atas, tak ada salahnya Anda menonton Get Smart. Dari judulnya, film arahan sutradara Peter Segal itu memang tak tampak sebagai film yang bercerita tentang dunia intelijen. Terlebih, jika dibanding-kan dengan James Bond dan Johnny English yang memasang nama sang tokoh utama sebagai nama judul. ‘Pahlawan’ dalam Get Smart adalah Maxwell Smart, anggota CONTROL- dinas rahasia Amerika Serikat.

Film dibuka dengan dibobolnya kode keaman-an CONTROL oleh KAOS, organisasi yang selama ini mereka musuhi. Namanya juga film Hollywood, musuh yang diburu pun itu-itu saja. Kalau tidak Ru-sia, Kuba, Arab, ya Cina. Begitu pun dalam Get Smart, yang mencitrakan Rusia punya hasrat besar untuk menghambur-hamburkan uranium mereka untuk Amerika.

Karena KAOS sudah berhasil membunuh satu per satu agen CONTROL yang mereka ketahui iden-titasnya, CONTROL pun ‘terpaksa’ memerintahkan Max Smart, yang semula bekerja di belakang layar sebagai ahli analisa, untuk ‘menghajar’ KAOS.

Berhubung Smart masih newbie di dunia spio-nase, maka aksi kejar-kejarannya dengan para ang-gota KAS masih amburadul. Namun, justru itulah yang membuat film ini menarik. Steve Carell sangat pas memerankan Smart yang pintar, konservatif, percaya diri, namun amat lugu.

Dalam menyelidiki gudang uranium KAOS, Smart ditemani Agen 99 (hingga akhir film tak

disebutkan nama aslinya) yang diperankan pe-main The Princess Diaries, Anne Hathaway. Agen 99 yang cerdas, tangguh, dan sek-si, adalah satu-sat-unya agen rahasia CONTROL yang boleh turun lapan-gan karena ia baru saja operasi plas-tik dan karenanya tak akan dikenali musuh (entah ke-napa selaluuu saja agen rahasia berkawan perempuan cantik).

Kisah Get Smart sebenarnya biasa saja. Tak ada yang spesial dari film yang juga dibintangi oleh The Rock atau Dwayne Johnson ini. Yang mem-buat Get Smart tak membosankan hingga akhir film adalah guyonan-guyonan yang selalu ada bahkan di saat menegangkan sekali pun. Memang, terkadang guyonan Get Smart mirip Johnny English. Namun, tetap saja banyak lelucon Get Smart yang meng-gelitik hingga tak jarang membuat kita terpingkal-pingkal.

Get Smart tak melulu berisi becandaan. Tetap ada unsur serius di dalamnya, yang membuat film

ini lumayan menegangkan. Yaitu, ketika Smart menyadari ada anggota KAOS yang menyelundup ke CONTROL, dan awak CONTROL yang menjadi mata-mata di KAOS. Alur seperti ini mengingatkan kita pada The Departed, mahakarya Mar-tin Scorsese yang merupakan versi Hol-lywood dari film Internal Affairs. Dalam The Departed, Leonardo di Caprio yang polisi menyusup ke dalam sarang mafia. Sebaliknya, Matt Damon yang anggota sindikat mafia, menyamar sebagai polisi.

Well, Get Smart tak buruk sebagai film komedi dan spionase sekaligus. Buktikan saja! (Isma)

dok.

dok.

62 Majalah

Page 63: Majalah Manunggal Edisi Film

lensa

Anjungan Wisata yang terletak di bandara Ahmad Yani merupakan salah satu tempat hiburan bagi masyarakat kota Semarang, khususnya anak-anak.Mereka sangat antusias melihat aktivitas penerbangan sekaligus menikmati indahnya senja di dekat pantai.

Anjungan Wisata

Narasi & Foto: Tommas

63Edisi Film

Page 64: Majalah Manunggal Edisi Film

JAM BUKAHARI SENIN – SABTU

JAM 09.00 – 21.00HARI MINGGU & LIBUR

JAM 11.00 – 21.00HARGA PER FILM 3.500

PINJEM 3 FILM GRATIS 1 FILM