ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA...

174
ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER LENTERA INDONESIA DI NET Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: Dewi Apriani NIM: 1111051100059 KONSENTRASI JURNALISTIK KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA...

Page 1: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

ANALISIS DESKRIPTIF

PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER

LENTERA INDONESIA DI NET

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Dewi Apriani

NIM: 1111051100059

KONSENTRASI JURNALISTIK

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

ANALISIS DESKRIPTIF

PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER

LENTERA INDONESIA DI NET

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Dewi Apriani

1111051100059

Pembimbing:

Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA

NIP: 19710412 200003 2 001

KONSENTRASI JURNALISTIK

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 29 Juni 2015

Dewi Apriani

Page 4: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER LENTERA INDONESIA DI NET, telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 Juli 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Jurnalistik.

Jakarta, 7 Juli 2015

Sidang Munaqasah

Ketua Sekretaris

Dr. Roudhonah, M. Ag Dra. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 19710412 200003 2 001 NIP. 19580910 198703 2 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Kholis Ridho, M. Si Umi Musyarrofah, MA NIP. 19780114 200912 1 002 NIP. 19710816 199703 2 002

Pembimbing

Dra. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 19710412 200003 2 001

Page 5: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

i

ABSTRAK

Dewi Apriani (1111051100059)

Analisis Deskriptif Produksi Siaran Berita Dokumenter Lentera Indonesia di NET

Dewasa ini, televisi menjadi media yang kerap diakses masyarakat. Tiap stasiun televisi berlomba menyajikan acara yang segar dan menarik. Program yang pasti disajikan tiap televisi ialah berita. Program berita menjadi ciri khas sebuah stasiun televisi, termasuk NET dalam menyajikan berita dokumenter Lentera Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut, pertanyaan mayornya adalah apakah ciri khas dari program berita dokumenter Lentera Indonesia? Kemudian pertanyaan minornya adalah, bagaimana proses produksi Lentera Indonesia yang terdiri dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi serta apa saja kendala dan tantangan yang dihadapi tim produksi Lentera Indonesia?

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Milles dan Huberman, analisis yang digunakan untuk mengolah hasil data lapangan berupa analisis kualitatif yang berbentuk kata-kata dan digambarkan dengan perluasan teks. Data-data tersebut dilaporkan dengan metode deskriptif yang berarti peneliti akan melaporkan hasil penelitiannya dalam bentuk penggambaran atau deskripsi yang lebih luas dan jelas tanpa menghilangkan hal utama yang didapat pada penelitian tersebut.

Program acara televisi merupakan “ujung panah” bagi sebuah stasiun televisi, termasuk program berita. Selain menghadirkan berita langsung, NET juga menghadirkan berita features dan dokumenter. Berita dokumenter Lentera Indonesia menyajikan konsep pengabdian anak bangsa terhadap Indonesia, di mana seorang atau sekelompok warga menjadi ‘lentera’ bagi kaum yang membutuhkan. Lentera Indonesia berupaya mengajak Indonesia untuk membuka mata dan mengulurkan tangan terhadap mereka yang membutuhkan. Produksi program tersebut terdiri dari tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi. tahap pra produksi dimulai dari penentuan tema, riset issue, dan rapat ide. Tahap produksi dilakukan di luar daerah maupun di Jakarta. Pasca produksi terdiri dari logging oleh video journalist, pembuatan naskah, editing, pemotongan durasi, dan siap siar. Dalam proses produksi terdapat kendala dan tantangan yang dihadapi oleh tim produksi, di antaranya yaitu kota terpencil yang jauh, proses editing yang mengalami gangguan, dan lain sebagainya.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Lentera Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibanding program dokumenter lainnya, yaitu mengangkat kondisi rakyat yang jauh dari kemakmuran dan produksi program berita dokumenter Lentera Indonesia memiliki tiga tahap utama, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi serta memiliki kendala dan tatangan tersendiri.

Kata Kunci: Analisis, Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi, Lentera Indonesia

Page 6: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Dialah Allah Yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang yang telah memberikan segala nikmat, karunia, dan

anugerah yang tak terhingga bagi seluruh umat manusia di bumi. Tiada cinta yang

melebihi cinta-Nya kepada seluruh makhluk cipataan-Nya.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada kekasih Allah SWT yang

telah memperjuangkan Islam sebagai penerang dan petunjuk pengikutnya di

seluruh muka bumi untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat, Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat, serta seluruh pengikutnya

yang tetap istiqomah di jalan Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

banyak mengalami kesulitan, hambatan, tantangan, dan rintangan. Namun, cinta,

motivasi, semangat, bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak

membuat penulis tetap bersiaga menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena hal tersebut, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan

rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Bapak Suprapto, M. Ed, Ph. D, selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Ibu Dra. Hj. Roudhonah, M. Ag, selaku Wakil Dekan II Bidang

Page 7: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

iii

Administrasi Umum, dan Ibu Dr. Suhaimi, M. Si, selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan.

2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Bapak Kholis Ridho, M. Si, beserta Sekretaris

Konsentrasi Jurnalistik, Ibu Dra. Musfirah Nurlaily, MA, sekaligus dosen

pembimbing yang selalu siap memberikan bantuan dan saran kepada penulis.

3. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi

penulis.

4. Segenap karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, karyawan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan karyawan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi

kemudahan penulis untuk memperoleh referensi selama kuliah dan

penyelesaian skripsi ini.

5. Pihak NET, Kak Farabi, Mas Bayu, Mbak Decil, Mas Hanan, Mas Ryan, Mas

Satria, Mas Erwin, Mbak Anis, serta seluruh tim Lentera Indonesia yang

selalu membantu penulis dalam penelitian.

6. Special thanks to Arieza Nanda Aulia Muzaki, lelaki istimewa, suami yang

selalu siap dalam apa pun, terutama bantuan, doa, semangat, dan dukungannya

dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

7. Kepada Ibuku tercinta, Mama Annisa, yang selalu berdoa, memotivasi dan

mendukung tanpa henti, dan Bapakku tersayang, Alm. Bapak Alwi, terima

kasih untuk seluruh doamu. Juga untuk orangtuaku, Ayah Zain dan Mama

Niniek yang selalu menyayangiku. Almh. Nenek, Mbak Tuti & Mas Heri,

Page 8: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

iv

Pakde & Bude Tarsan, Kak Adi & Kak Dita, dan Adzmi. Keluarga Bintaro,

Eyang Kakung & Uti Soehito, Ayah & Ibun, Pak Yanto & Bu Oemi, Ayah &

Ibu Udin, Keluarga Bapak Subur, Keluarga Pipit, dan Ibu Ika.

8. Sahabat-sahabatku, Fitriyah, Dita Amelia, Fitri Wahyuningsih, Hizkia, Andre,

Yosua, Alm. Devitho, Ferdina, Vierca, Hana, dan Dina yang menyayangiku.

Juga sahabat kecilku, Lina Aminah dan Asri Legani.

9. Keluarga Besar Jurnalistik A dan B 2011. Kalian begitu istimewa untukku.

Semangat dan terus berjuang demi meraih masa depan dan impian.

10. Keluarga besar HMK Jurnalistik, Jurnalistik 2010, 2012, dan 2013. Kalian

sungguh rekan yang luar biasa. Teruslah berjuang untuk masa depan.

11. Teman-temanku, Maulana, Umamah, Keluarga DnK TV, Keluarga CorCom

Dompet Dhuafa 2014, Kawan-kawan Daarul Qur’an Media 2015, kawan-

kawan HMI Komfakda, Keluarga Besar KKN Valensi 2014, dan kawan-

kawan Litbang Harian Kompas Jakarta.

Akhir kata, semoga segala bantuan, doa, dan motivasi yang telah diberikan

kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin yaa rabbal’alamin.

Jakarta, 29 Juni 2015

Dewi Apriani

Page 9: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8

D. Metodologi Penelitian ............................................................. 9

E. Tinjauan Pustaka……. ............................................................ 12

F. Sistematika Penulisan… .......................................................... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Analisis Deskriptif…………………………………………… . 16

1. Pengertian Analisis ............................................................ 16

2. Pengertian Deskriptif ........................................................ 16

3. Analisis Data Model Matthew B. Miles dan Huberman ...... 19

4. Produksi Siaran ................................................................. 24

1. Pengertian Produksi ....................................................... 24

Page 10: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

vi

2. Proses Produksi .............................................................. 25

a. Pra Produksi ............................................................... 26

b. Produksi ....................................................................... 29

c. Pasca Produksi ............................................................. 31

B. Siaran Berita…………………………………………………. . 33

1. Pengertian Siaran ............................................................... 33

2. Pengertian Berita................................................................ 34

3. Berita Dokumenter ............................................................. 36

a. Pengertian Dokumenter .................................................. 36

b. Tingkatan Dokumenter ................................................... 38

4. Jenis Berita Televisi ........................................................... 40

a. Berita Keras (Hard News) .............................................. 41

b. Berita Lunak (Soft News) ............................................... 42

C. Nilai Berita……………………………………………………. 44

BAB III GAMBARAN UMUM NET. DAN LENTERA INDONESIA

A. NET.. .. ................................................................................... 47

1. Sejarah Berdirinya NET ..................................................... 47

2. Profil NET ......................................................................... 48

3. Logo NET. TV ................................................................... 55

4. Struktur Organisasi NET ................................................... 57

5. Program Acara NET .......................................................... 57

Page 11: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

vii

B. LENTERA INDONESIA ........................................................ 60

1. Profil Lentera Indonesia ..................................................... 60

2. Logo Lentera Indonesia...................................................... 63

3. Redaksi Lentera Indonesia ................................................. 63

4. Tagline “Perjuangan, Dedikasi, dan Semangat” .................. 64

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS PRODUKSI

A. Pelaksanaan Produksi .............................................................. 66

1. Pra Produksi ..................................................................... 66

2. Produksi…………………………………………………… 69

3. Pasca Produksi ................................................................... 73

B. Analisis Produksi Program Lentera Indonesia dalam Analisis

Data Model Miles dan Huberman ......................................... 81

C. Kendala dan Tantangan Produksi Program

Lentera Indonesia.................................................................. 99

Bab V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………….. . 104

B. Saran………………………………………………………… . 108

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. .... 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Sifat-sifat Berita Hard News dan Soft News .................... 44

Tabel 2. Struktur Perusahaan PT. NET Mediatama Indonesia ........................ 57

Tabel 3. Redaksi Lentera Indonesia ............................................................... 63

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Komponen-komponen Analisis Data: Model Alir ........................ 19

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif ................ 24

Gambar 3. Visi Misi NET ............................................................................. 51

Gambar 4. Founder NET .............................................................................. 51

Gambar 5. Co-Founder NET……………………………………………….... 53

Gambar 6. Logo NET ….................................................................................. 55

Gambar 7. Logo Lentera Indonesia ............................................................... 63

Gambar 8. Alur Pra Produksi Lentera Indonesia ............................................ 68

Gambar 9. Alur Produksi Lentera Indonesia .................................................. 73

Gambar 10. Alur Pasca Produksi Lentera Indonesia ...................................... 81

Page 13: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dunia semakin dikuasai oleh kecanggihan teknologi dan

informasi. Manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi yang

berkembang pesat. Teknologi-teknologi yang berkembang tersebut pun

berlomba menghadirkan fitur-fitur mewah dan lengkap agar dapat bertahan di

tengah masyarakat. Kecanggihan teknologi juga dimanfaatkan untuk

penyebaran informasi-informasi yang dengan mudah dapat diakses oleh

masyarakat.

Media massa, baik cetak maupun elektronik, berlomba menyajikan

informasi-informasi kepada masyarakat dengan medianya masing-masing.

Setiap hari, tak terhitung berapa banyak informasi yang dapat diakses

masyarakat dengan mudah melalui media-media tersebut. Selama itu pula,

media-media mencoba memberikan informasi-informasi atau pun sajian

tayangan yang menarik dan informatif bagi publik.

Media-media, baik yang cakupannya lokal maupun nasional, mengikuti

perkembangan zaman yang semakin pesat. Jika tidak demikian maka

eksistensi media tersebut harus bersiap digerus zaman. Media juga menjadi

Page 14: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

2

acuan utama publik dalam mendefinisikan sebuah perkara ataupun realitas1.

Menurut Denis McQuail (2000) seperti dikutip Morissan, media massa

memiliki sifat dan karakteristik yang luas sehingga dapat menjangkau massa

dalam jumlah besar, serta bersifat publik dan mampu memberikan popularitas

kepada siapa saja yang muncul dalam media tersebut2. Media berperan besar

bagi masyarakat. Sejak pertama kemunculannya, media telah menarik

perhatian masyarakat atas kegunaan dan manfaatnya. Sudut pandang

masyarakat terhadap segala sesuatu pun dibentuk oleh media. Terlebih hingga

saat ini, media-media semakin menarik untuk dikonsumsi lebih jauh oleh

masyarakat. Media merupakan sumber informasi bagi masyarakat.

Membicarakan media, tentu tak lepas dari bentuk-bentuk yang hadir di

tengah masyarakat, seperti surat kabar, majalah, film, televisi, radio, internet,

dan lain sebagainya. Masyarakat tentu telah merasakan manfaat-manfaat dari

media-media tersebut karena begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tak

hanya itu, kehadiran media-media tersebut juga dengan mudah dapat diakses

oleh masyarakat. Media-media tersebut seolah menjadi hal yang wajib

dimiliki oleh masyarakat, tentu fenomena tersebut timbul karena kecanggihan

teknologi.

Banyaknya media massa yang berkembang tersebut, televisi sebagai salah

satu yang digemari oleh masyarakat. Sifatnya yang audio visual dapat dijamah

oleh semua kalangan. Bagi mereka yang tuna netra dapat mengaksesnya

1 Morissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010). Cet. 1.

Hal. 1 2 Morissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010). Cet. 1.

Hal. 1

Page 15: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

3

melalui audio dan sebaliknya bagi yang tuna aksara dapat mengaksesnya

melalui gambar dan audio. Kelebihan tersebutlah yang menjadikan televisi

sebagai primadona bagi masyarakat. Hampir setiap rumah, rumah makan, dan

tempat lainnya, dapat dipastikan memiliki televisi, setidaknya satu buah.

Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang mengalirkan

muatan proyeksi gambar yang terbentuk dengan pendekatan sistem lensa dan

suara. Pancaran sinyal tersebut diterima oleh antena televisi yang kemudian

diubah kembali menjadi gambar dan suara. Penyelenggaraan siaran televisi

tersebut harus didukung tiga komponen yang disebut trilogi televisi, yaitu

studio dengan sarana-sarana yang menunjang, pemancar atau transmisi, dan

pesawat penerima, yaitu televisi3.

Televisi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan media massa

lainnya. Pakar komunikasi, John N. Bailey dalam artikelnya “Internal

Communication Media” (1983), seperti yang dikutip Purnama Suwardi,

mengatakan beberapa keunggulan televisi dalam kehidupan modern, di

antaranya4:

1. Media audio-visual mampu mempersembahkan pemikiran maupun gagasan yang melibatkan gerakan yang tidak digambarkan secara fisik oleh media cetak; 2. Media audio-visual mengombinasikan pengaruh dari visual, suara, drama, gerakan, warna, dan musik; 3. Mampu menarik secara terus menerus perhatian khalayak yang captive terhadap pesan-pesan yang disampaikan meskipun waktunya panjang; 4. Mampu mengetengahkan peristiwa maupun catatan yang lebih dipercaya; 5. Mampu mempertunjukkan proses kejadian yang dalam kenyataannya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang;

3 Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010).Cet. 2. Hal. 2

4 Purnama Suwardi. Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi. (Sumatera Barat: TVRI Sumbar, 2006). Cet. 1. Hal. 10

Page 16: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

4

6. Mampu mempersingkat jarak dan waktu; 7. Mampu memperbesar, memperkecil, atau memnyederhanakan objek melaluiilustrasi penggunaan teknik fotografi, kartun, dan grafik; 8. Mampu mempersilahkan khalayak untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri dalam arti “seeing is believing”.

Televisi yang berperan sebagai penyampai informasi dan cakupannya luas

tentunya menjadi andalan bagi masyarakat untuk memperoleh segudang

informasi yang terbaru atau pun ulasan-ulasan lama yang dikemas dengan

konsep baru.

Perusahaan media televisi kini telah banyak berkembang sehingga

sekarang timbul sebuah istilah konglomerasi media, di mana penguasaha

media membentuk kerajaan media. Pembaharuan dunia media televisi telah

memberikan warna baru bagi dunia pertelevisian Indonesia. Kini telah muncul

stasiun-stasiun televisi baru yang lebih segar dan menarik untuk ditonton.

Setiap televisi memiliki program berita sebagai sebuah identifikasi stasiun

televisi tersebut. Program berita tersebut sebagai bentuk paket informasi yang

dianggap penting untuk disuguhkan kepada khalayak atau masyarakat luas.

Semakin baik berita yang disajikan oleh sebuah stasiun televisi maka

penonton pun akan tetap bertahan menyimak berita di stasiun televisi tersebut.

Berita pun memiliki jenis yang berbeda. Secara garis besar, berita

dikelompokkan menjadi dua, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak

(soft news). Berita keras (hard news) terdiri dari straight news, feature, dan

infotainment. Sedangkan berita lunak (soft news) dibagi atas current affair,

magazine, dokumenter, dan talk show5.

5 Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010).Cet.

2. Hal. 25-28

Page 17: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

5

Semua stasiun televisi, baik lokal maupun nasional, memiliki program

berita hard news atau pun soft news. Namun, tiap stasiun televisi memiliki ciri

yang berbeda dalam menyajikan suguhan informasi bagi khalayak. Ciri

tersebut sebagai sebuah identitas atau identifikasi stasiun televisi tersebut.

Mereka berupaya untuk memberikan sajian informasi yang menarik dan

berbeda agar penonton betah berlama-lama menonton stasiun televisi tersebut.

Salah satu stasiun televisi yang memiliki sajian menarik dan segar adalah

News and Entertainment Television (NET). Televisi berbasis high definition

television (HD TV) yang mengudara sejak 26 Mei 2013 ini menyajikan

program-program yang dikemas menarik dan rapi. Berdasar pengamatan

sehari-hari, program-program NET dikemas dengan konsep yang menarik dan

segar serta lebih dinamis.

Salah satu program yang menarik bagi penulis untuk diteliti yaitu program

Lentera Indonesia. Program yang ditayangkan tiap akhir pekan pukul 14.30

WIB ini merupakan salah satu program berita berjenis soft news dengan

kategori dokumenter. Sejauh pengamatan penulis selama ini, belum ada

program dokumenter yang disajikan dengan konsep yang dimiliki oleh Lentera

Indonesia.

Lentera Indonesia adalah program dokumenter di NET yang diangkat dari

kisah-kisah pengalaman nyata para anak muda yang rela melepaskan peluang

karier dan kemapanan kehidupan kota besar untuk menjadi guru dan mengajar

di desa-desa terpencil di seluruh pelosok negeri selama satu tahun6.

6 http://id.wikipedia.org/wiki/Lentera_Indonesia_%28acara_televisi%29

Page 18: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

6

Lentera Indonesia menyajikan sebuah berita dalam bentuk dokumenter

mengenai anak bangsa yang mengabdi kepada bangsa Indonesia. Sebagai

upaya pencerahan bangsa Indonesia, bahkan hingga ke daerah perbatasan yang

terpencil. Penyampaiannya yang menyejukkan mata karena menyuguhkan

pemandangan yang asri dan elok di daerah tersebut sehingga menarik untuk

disimak lebih lanjut7.

Lentera Indonesia hadir dengan konsep yang segar dan mendidik.

Memberikan informasi kepada khalayak bahwa masih ada anak bangsa yang

patut dibanggakan. Selain itu, Lentera Indonesia tiap tayang memiliki judul

yang berbeda, sesuai dengan apa yang akan disajikan dalam episode tersebut.

Beberapa episode dengan judul yang menarik, di antaranya Paradoks Negeri

Bahari, Surat dari Tapal Batas-Tentara di Perbatasan, Tentara Wanita-Melati

Pagar Bangsa, dan lain sebagainya8.

Lentera Indonesia memiliki tagline “Perjuangan, Dedikasi, dan Semangat”

berusaha memberikan tayangan yang bermutu dan mendidik untuk dapat

dikonsumsi seluruh lapisan masyarakat dan segala jenis usia. Penyampaiannya

yang santai namun mendalam, memberikan inspirasi bagi khalayak untuk turut

serta menyimak perjuangan-perjuangan dan dedikasi serta semangat yang

tinggi dari para pegiat sosial tersebut.

Program televisi, terlebih berita dokumenter, pastinya memiliki

perencanaan dan proses produksi. Tiap stasiun televisi, pasti memiliki

7 http://id.wikipedia.org/wiki/Lentera_Indonesia_%28acara_televisi%29 8 http://id.wikipedia.org/wiki/Lentera_Indonesia_%28acara_televisi%29

Page 19: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

7

standard operational procedur (SOP) masing-masing. Namun, tentunya

secara garis besar diperlukan langkah mendalam untuk menciptakan sebuah

program berita yang menarik, mendalam, dan berkualitas. Hal tersebut bisa

mencakup sarana produksi (equipment), materi produksi, hingga biaya

produksi.

Berdasarkan hal tersebut, pentingnya mengetahui tahapan dan upaya-

upaya produksi suatu program berita dokumenter yang sangat jarang disajikan

televisi lain, maka penulis melakukan penelitian proses produksi dengan judul

“Analisis Deskriptif Produksi Siaran Berita Dokumenter Lentera

Indonesia di NET”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penelitian ini membutuhkan batasan masalah agar lebih terarah dan

mempermudah proses. Maka, batasan masalahnya berada pada bagaimana

proses produksi berita dokumenter, mulai dari pra produksi, produksi,

hingga pasca produksi atau siap siar.

2. Rumusan Masalah

Proses produksi siaran berita dokumenter tentu memiliki tahapan yang

diterapkan di dalam kinerja tim, di mana tahapan tersebut merupakan

langkah sistematis yang dilakukan oleh tim produksi untuk menghasilkan

tayangan berita, yaitu tahap pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi

Page 20: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

8

hingga penayanangannya. Berdasarkan pemaparan tersebut maka rumusan

masalah penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Apakah ciri khas dari program berita dokumenter Lentera Indonesia?

2. Bagaimana proses produksi Lentera Indonesia yang terdiri dari pra

produksi, produksi, dan pasca produksi serta apa saja kendala dan

tantangan yang dihadapi tim produksi Lentera Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Bertolak dari permasalahan tersebut, maka penulis melakukan

penelitian ini dengan tujuan:

1. Mendapatkan ilmu secara aplikatif bagaimana proses produksi,

dimulai dari pra-produksi, produksi, dan pascaproduksi hingga siap

tayang, sebuah berita dokumenter yang menggunakan konsep

pengabdian pemuda-pemudi Indonesia di desa-desa yang belum

merata kesejahteraannya;

2. Mengkaji proses produksi siaran berita dokumenter Lentera

Indonesia di NET secara aplikatif.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

penulis dan pembaca dalam memahami tahapan produksi berita

Page 21: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

9

televisi, khususnya berita dokumenter. Maka dari itu, pemaparan

dalam penelitian ini dapat memperkaya kajian dalam bidang jurnalistik

televisi, terutama mengenai proses produksi berita dokumenter.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

menambah wawasan dan menginformasikan bagaimana produksi

berita dokumenter dibuat. Selain itu, bagi praktisi jurnalistik untuk

dapat memahami bagaiman prosedur yang baik dalam melakukan kerja

jurnalistik, terutama dalam bidang televisi, agar dapat menciptakan

berita yang berkualitas dan mendidik penonton.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah positivis yang

menganggap bahwa media adalah saluran pertukaran pesan dan berita

adalah cerminan dan refleksi dari kenyataan. Karena itu berita haruslah

sama dan sebangun dengan fakta yang dipilihnya, opini dan pandangan

subjektif dari pembuat berita harus disingkirkan9.

2. Metode dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan

jenis deskriptif. Metode deskriptif merupakan eksplorasi dan klarifikasi

9 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37526/3/Chapter%20II.pdf

Page 22: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

10

atas sebuah fenomena atau gejala sosial dengan cara menggambarkan atau

mendeskripsikan beberapa variabel yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti10. Penulis memaparkan sebuah fenomena yang terjadi secara

alamiah atau apa adanya. Metode ini dilakukan melalui pengamatan,

wawancara, dan dokumentasi terkait subjek dan objek penelitian.

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang hendak menjelaskan

proses terjadinya suatu gejala termasuk sebab dan akibatnya11.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Penelitian ini menggunkan teknik pengumpulan data dengan

observasi. Observasi yang dilakukan penulis adalah dengan

mendatangi kantor stasiun televisi NET. TV guna mendapatkan

gambaran yang jelas melalui pengamatan langsung mengenai proses

produksi yang dilakukan oleh tim Lentera Indonesia.

b. Wawancara

Melengkapi pengamatan penulis, maka dilakukan wawancara

untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari pihak yang

bersangkutan. Penulis akan mewawancarai tim produksi Lentera

Indonesia, mulai dari kepala produksi, editor, hingga camera person.

10Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet. 1.

Hal. 262 11 Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Cet. 1.

Hal. 262

Page 23: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

11

Teknik yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan tidak

terstrukur, namun tetap mengacu kepada permasalahan utama dari

penelitian ini.

c. Dokumentasi

Peneliti akan mengumpulkan dokumentasi yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian, berupa catatan, buku, naskah, foto,

teks wawancara atau pun arsip-arsip lain yang mendukung penelitian.

Dokumentasi tersebuta kan diolah sebagai bahan analisis dan

pemaparan hasil penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analasis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu cara melaporkan data

dengan menggambarkan atau menjabarkan mengenai proses produksi

program siaran berita dokumter Lentera Indonesia yang ditayangkan di

NET. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data lapangan melalui

pemilihan data “mentah” yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara penulis dengan narasumber yang kemudian ditransformasi

menjadi “sari” bahan analisis pertama. Kemudian mengumpulkan data-

data yang telah ditelaah dan dianggap penting untuk mendukung penelitian

penulis. Dari data-data yang telah dikumpulkan tersebut, penulis

mengambil kesimpulan terhadap penelitian.

Page 24: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

12

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukan dimulai dari 11 Mei 2015 hingga 04 Juni

2015 dan tempat penelitian dilaksanakan di Gedung NET, The East

Tower, Jalan Lingkar Mega Kuningan, Kav. E No. 1, Lantai 27-30,

Kuningan Timur, Jakarta Selatan 12950.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka

guna mendapatkan pemetaan kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan

topik yang penulis angkat di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan

Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Beberapa skripsi yang penulis temui dengan topik tentang analisis proses

produksi, antara lain:

1. Analisis Produksi Program Dialog TVRI Pada Tema “Penanganan

Terorisme”. Skripsi oleh Abdul Aziz (109051100061), Mahasiswa

konsentrasi Jurnalistik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2014.

Penelitian tersebut hampir sama dengan penelitian peneliti, yaitu mengenai

proses produksi yang terdiri dari tahap pra-produksi, produksi, dan pasca-

produksi. Namun, berbeda dalam penggunaan teori. Jika skripsi Abdul

Aziz tersebut menggunakan teori Fred Wibowo dan mengetahui peran

program tersebut dalam menangani masalah terorisme, sedangkan penulis

menggunakan analisis data model Miles dan Huberman dan meneliti

Page 25: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

13

tentang peran program Lentera Indonesia atas media sebagai fungsi

jurnalistik.

2. Analisis Produksi Program Teras Tina Talisa di Indosiar. Skripsi oleh

Rini Pertiwi (18051100024), Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012. Skripsi tersebut mengenai proses

produksi program talkshow yang membahas isu-isu para tokoh di

Indonesia dengan format acara bincang-bincang, sedangkan penulis lebih

menitikberatkan pada karya jurnalistik dokumenter yang menayangkan

dedikasi pemuda-pemudi Indonesia untuk negaranya.

3. Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran

Program Berita Reportase Minggu di Trans TV). Skripsi oleh

Nurhasanah (107051102311), Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2011. Penelitian yang dilakukan oleh

Nurhasanah tersebut menggunakan teori model komunikasi Bass (Arus

Berita) yang menjelaskan tentang proses pencarian dan pengumpulan

bahan berita dan proses produksi yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap

pencarian berita dan pengolahan berita, sedangkan penulis menggunakan

teori model Miles dan Huberman yang menjelaskan tentang tahapan

analisis data dengan tiga alur, yaitu reduksi data, display data, dan

penarikan kesimpulan.

Sejauh pengamatan tersebut, belum ada yang meneliti program siaran

berita dokumenter sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul

Page 26: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

14

“Analisis Deskriptif Produksi Siaran Berita Dokumenter Lentera

Indonesia NET”.

F. Sistematika Penulisan

Penulis membagi pembahasan ke dalam lima bab dengan urutan sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Penulis menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

ini. Teori yang digunakan adalah teori produksi yang terdiri dari

pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Sedangkan penelitian

penulis dalam menyusun karya ilmiah berlandasakn teori analisis

data Matthew B. Miles dan Michael A. Huberman. Selain itu

terdapat pemaparan tentangsiaran berita, berita dokumenter, jenis

berita televisi, dan nilai berita.

BAB III GAMBARAN UMUM NET DAN LENTERA INDONESIA

Bab ini mengenai sejarah berdirinya stasiun televisi NET, visi-misi

NET, dan struktur organisasi hingga program acara yang ada di

Page 27: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

15

NET. Selain itu, akan dijabarkan pula tentang profil program

Lentera Indonesia.

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS PRODUKSI

Penulis memaparkan pelaksanaan produksi program Lentera

Indonesia yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tahap pra-

produksi, produksi, dan pasca-produksi dan analisis produksi

program Lentera Indonesia dengan menggunakan analisis data

model Miles dan Huberman.

BAB V PENUTUP

Penulis menarik kesimpulan atas temuan dan analisis penelitian

yang didapatkan dan memberikan saran-saran sebagai masukan

dari penulis.

Page 28: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

16

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Analisis Deskriptif

1. Pengertian Analisis

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), analisis adalah

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,

dsb); 2Man penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan1.

2. Pengertian Deskriptif

Deskriptif secara bahasa berarti menggambarkan.Penelitian deskriptif

(descriptive research) merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan

menjelajah dan menglarifikasi sebuah fenomena sosial kemudian

menggambarkan melalui tulisan beberapa variabel yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti tersebut.

Ardial (2014:262) mengutip penuturan Nawawi (2003:63) tentang

penelitian deskriptif, sebagai berikut:

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah,yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat,

1 Data diunduh pada Kamis, 5 Maret 2015 melalui situs http://kbbi.web.id/analisis

Page 29: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

17

dan lain-lain) pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya2.

Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengembangkan teori dengan

cara mendeskrispsikan fakta-fakta dan gejala yang terjadi agar

memperoleh data-data yang jelas mengenai hal tersebut.

Penelitian dengan metode deskriptif, mengutip dari Nawawi, Ardial

menyebutkan bahwa metode deskriptif dapat dikatakan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian yang dapat berupa

seseorang, lembaga, ataupun masyarakat dalam cakupan yang luas, pada

saat ini berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di tengah masyarakat.

Deskripsi fakta-fakta merupakan kegiatan permulaan dalam usaha

mengemukakan gejala-gejala sosial secara lengkap di dalam aspek yang

diteliti agar jelas kedaan yang terjadi di dalamnya. Penemuan gejala-gejala

tersebut tak hanya menunjukkan distribusinya, tetapi juga usaha

menemukan hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya.

Metode ini dilakukan untuk mengembangkan dan memberikan

penafsiran yang kuat dan sesuai terhadap fakta-fakta yang ditemukan

dalam penelitian. Metode deskriptif ini tak semata berbatas pada

pengumpulan dan penyusunan data saja, melainkan juga menganalisis dan

menginterpretasi makna yang ada di dalam data penelitian tersebut.

2 Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).

Cet. 1. Hal. 262

Page 30: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

18

Penelitian dengan analisis deskriptif ini dapat diwujudkan sebagai

usaha pemecahan masalah dengan membandingkan persamaan dan

perbedaan gejala yang ditemukan, mengukur dimensi suatu gejala,

mengadakan klarifikasi gejala, menilai gejala, menetapkan standar,

menetapkan hubungan antar gejala-gejala yang ditemukan, dan lain

sebagainya.

Jadi, secara singkat, analisis dengan metode deskriptif merupakan

kegiatan yang memiliki langkah-langkah dalam melakukan representasi

objektif mengenai gejala-gejala yang terdapat di dalam masalah yang

diteliti3.

Ciri metode deskriptif menurut Nawawi (2003) yang dikutip Ardial

adalah sebagai berikut:

a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat

penelitian atau masalah-masalah yang bersifat aktual;

b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diteliti

sebagaimana adanya, diiringi interpretasi dan pencarian makna

yang rasional4.

Ada tiga bentuk pokok dari metode deskriptif, yaitu:

a. Survei

3 Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).

Cet. 1.Hal. 262-263 4 Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).

Cet. 1.Hal. 262-263

Page 31: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

19

Penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejala-

gejala yang timbul di dalam sebuah permasalahan.

b. Studi hubungan

Menemukan hubungan fakta-fakta secara objektif.

c. Studi perkembangan5

3. Analisis Data Model Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman

Sumber : https://insanajisubekti.files.wordpress.com/2013/03/reduksi.jpg

Gambar 1.Komponen-komponen Analisis Data: Model Alir

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman memiliki pandangan

bahwa analisis kualitatif memiliki data-data yang yang berwujud kata-kata

dan bukan rangkaian angka. Data-data yang diperoleh dari lapangan

dikumpulkan dengan banyak macam cara, di antaranya melalui

wawancara, observasi, rekaman, dokumen, dan lain sebagainya, kemudian

diproses dengan pencatatan, penyuntingan, atau alih-tulis.

5 Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).

Cet. 1.Hal. 262-263

Page 32: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

20

Analisis yang digunakan untuk mengolah hasil data lapangan berupa

analisis kualitatif yang berbentuk kata-kata dan digambarkan dengan

perluasan teks. Data-data tersebut dilaporkan dengan metode deskriptif

yang berarti peneliti akan melaporkan hasil penelitiannya dalam bentuk

penggambaran atau deskripsi yang lebih luas dan jelas tanpa

menghilangkan hal utama yang didapat pada penelitian tersebut.

Analisis Miles dan Huberman menggunakan model alir, yaitu analisis

dengan melalui tiga kegiatan yang terdiri dari reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan atau verifikasi6.

Alur pertama adalah reduksi data yang dapat diartikan sebagai proses

pemilihan, penyederhanaan, dan transformasi data “mentah” yang muncul

dari catatan-catatan lapangan ketika penelitian. Data mentah di sini

merupakan data yang sama persis dengan yang ada di lapangan dan belum

mengalami proses pengolahan data. Selama pengumpulan data

berlangsung, terjadi tahapan reduksiselanjutnya yang berupa membuat

ringkasan, pengodean data, menelusuri tema-tema, dan membuat

kelompok-kelompok data7.

Reduksi data merupakan bagian dari kegiatan analisis. Dalam alur

reduksi data, terjadi proses pemilihan-pemilihan atas data yang didapat

dari lapangan.Kegiatan pemilahan data tersebut adalah tentang bagian data

6Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman.Analisis Data Kualitatif: Buku

SumberTentang Metode-Metode Baru. Hal. 16 7Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman.Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

Tentang Metode-Metode Baru. Hal. 16

Page 33: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

21

mana yang dikode, mana yang harus dibuang, bagaimana meringkas

sejumlah data yang tersebar, membuat pola-pola data, dan memilih cerita-

cerita yang sesuai dan mendukung penelitian.Reduksi data merupakan

bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan

mengorganisasi data agar dapat menghasilkan kesimpulan yang utuh dan

kuat.Reduksi data dapat ditransformasikan dengan banyak cara, di

antaranya melalui seleksi halus, rangkuman atau parafrase, menjadikannya

pola yang besar, dan lain sebagainya8.

Reduksi data yang diartikan oleh Miles dan Huberman tentang data

kualitatif dalam penelitian sebagai berikut:

Secara sederhana dapat dijelaskan: Dengan “reduksi data” kita tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakandan ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui seleksi yang ketat,melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu polayang lebih luas, dan sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data kedalam angka-angka atau peringkat-peringkat (misalnya, seorangpenganalisis memutuskan untuk memandang kondisi wilayah penelitian ke dalam suatu kategori “tinggi” atau “menengah” dalam pemusatanadministrasinya), tetapi tindakan seperti itu tidak selalu bijaksana9.

Alur kedua adalah penyajian data atau model data.Kegiatan penyajian

data ini sebagai sebagai sekumpulan informasi yang telah tersusun dan

8Emzir.Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2012). Cet. 3.Hal. 129-130 9 Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

Tentang Metode-Metode Baru. Hal. 16

Page 34: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

22

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan10.

Penyajian data yang paling banyak digunakan pada penelitian kualitatif

adalah teks naratif. Ketika seorang peneliti melakukan penelitian maka ia

akan memperoleh data teks dalam jumlah yang banyak. Manusia

cenderung memiliki ketidakmampuan dalam memroses data dengan

jumlah besar dan berpencar-pencar, maka peneliti harus membuat data

lapangan tersebut menjadi praktis karena kecenderungan kognitif manusia

adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk

data yang mudah dipahami. Data-data yang berpencar dan tidak teratur

harus disusun dengan baik agar memudahkan peneliti dalam meng-coding

data.Menurut Faust (1982) dalam Miles dan Huberman (1992), teks naratif

dalam hal ini, melebihi beban kemampuan manusia dalam memroses

informasi dan mengurangi kecenderungan dalam menemukan pola-pola

yang sederhana.

Penyajian data (display data) hasil penelitian dipaparkan ke dalam

pembagian-pembagian data hasil reduksi dengan bentuk matriks, grafik,

jaringan, dan bagan. Rancangan dan pembagian tersebut dilakukan guna

memudahkan peneliti dalam melihat apa yang terjadi dan dapat

menentukan kesimpulan segera atau harus melakukan analisis lanjutan

yang berguna dalam penelitian yang tengah dilakukan.

10Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman.Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

Tentang Metode-Metode Baru. Hal. 16

Page 35: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

23

Kegiatan analisis ketiga adalah penarikan kesimpulan/verifikasi.

Kegiatan ini merupakan konfigurasi utuh dari rangkaian kegiatan

penelitian, di mana peneliti akan menganalisis secara keseluruhan dengan

menemukan arti-arti sebuah keteraturan, pola-pola, penjelasan, sebab-

akibat, dan proposisi data lapangan yang telah diperoleh11.

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan

konfigurasi yang utuh.Kesimpulan-kesimpulan dapat ditemukan selama

penelitian tersebut berlangsung. Kegiatan penelitian tentu akan

menimbulkan persepsi bagi peneliti atas data temuannya di lapangan. Hal

tersebut yang membuat peneliti dapat melihat kesimpulan seperti apa yang

akan ditarik nanti. Penemuan kesimpulan di tengah penelitian terjadi

ketika peneliti mulai dapat memaknai data-data yang diperoleh, namun

makna-makna tersebut harus diteliti kebenarannya melalui uji validitas.

Jika tidak dilakukan maka peneliti hanya akan mendapatkan makna-makna

kosong yang tidak jelas kebenaran dan kegunaannya.

Analisis data model Miles dan Huberman ini merupakan sebuah proses

yang memiliki siklus yang interaktif dan saling berkaitan. Tiga hal utama,

reduksi data, penyajian data (display data), dan verifikasi, sebagai sumbu

dalam melakukan penelitian. Ketiga tahapan tersebut harus saling

memiliki korelasi antar data yang diperoleh. Misal, ketika melakukan

pengkodean data dalam tahap reduksi data, peneliti harus menjuruskan

11Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman.Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

Tentang Metode-Metode Baru. Hal. 19.

Page 36: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

24

data yang direduksi tersebut sebagai gagasan baru guna dimasukkan ke

dalam suatu matriks atau bagan dalam penyajian data (display data).

Kemudian setelah matriks dan bagan tersebut terisi maka kesimpulan awal

dapat ditarik, tetapi hal tersebut harus menggiring pada pengambilan

keputusan, apakah akan menambah kolom pada matriks untuk menguji

kesimpulan tersebut atau melanjutkan melakukan analisis kembali.

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

4. Produksi Siaran

1. Pengertian Produksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), produksi adalah

proses mengeluarkan hasil. Demikian maka produksi berarti sebuah

runtutan atau rangkaian kegiatan yang menghasilkan sebuah produk.

Sama halnya dalam produksi berita televisi, di dalam kegiatan tersebut

memiliki tujuan, yaitu menghasilkan suatu informasi yang dikemas dengan

baik dan sesuai dengan standar operasional produksi (SOP).

Page 37: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

25

2. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu tahap dalam tindakan yang runtut

dan selaras dalam menghasilkan atau membuat sebuah produk. Pembuatan

sebuah program televisi harus mengikuti prosedur yang biasa dilakukan

untuk menghasilkan sebuah produk jurnalistik yang berkualitas. Proses

produksi program televisi melibatkan banyak orang dan seluruh jabatan

dalam tim produksi, dari produser hingga juru kamera (camera person).

Membuat program televisi pasti melalui tahapan yang panjang dan rumit,

karena hal tersebutlah perlu adanya tim produksi dan standar operasional

prosedur (SOP).

Departemen produksi berita pada umumnya memiliki desain produksi

sesuai dengan target yang ingin dicapai. Rancangan produksi program

televisi didesain oleh tim kreatif berdasarkan dengan konsep yang dituju

dan visi misi stasiun televisi tersebut.

Strategi pengembangan desain program yang dilakukan tim kreatif

merupakan salah satu kegiatan Departemen Programming. Setelah tim

keratif mendesain program, kemudian didistribusikan kepada tim

programming untuk menjadi panduan produksi.

Tahapan-tahapan produksi berita televisi harus dilakukan secara

berurutan.Tahapan pertama harus diselesaikan sebelum berlanjut ke tahap

berikutnya. Hal demikian dilakukan agar proses produksi berjalan efektif

Page 38: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

26

dan efisien serta menghasilkan produk yang matang dan berkualitas untuk

disajikan kepada audience.

Secara garis besar produksi program televisi memiliki tiga tahap, yaitu

pra produksi, produksi, dan pasca produksi :

a. Pra Produksi

Perencanaan dan detail petunjuk pelaksanaan produksi konten

audio visual harus dibuat terlebih dahulu. Perencanaan pengambilan

gambar, story board, sehingga memiliki panduan dalam mengambil

shot. Pada program berita televisi, cukup membuat riset dan daftar

harapan (wishlist) yang berisi urutan visual dalam pengambilan

gambar.

Ide peliputan dibahas dalam rapat redaksi yang terdiri dari produser

program, koordinator liputan, koordinator daerah, koordinator juru

kamera, penyiar, dan produser eksekutif membicarakan setiap ide

liputan dan mempertimbangkan dari banyak sisi12.

Secara garis besar, pra produksi program televisi memiliki tiga

bagian, yaitu13:

1. Penemuan Ide

12 Andi Fachrudin. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan

Investgasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012). Cet. 1.Hal. 18.

13 Data diunduh pada 6 Maret 2015 dari situs https://library.binus.ac.id/Collections/Download/

Page 39: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

27

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide

atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau

meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi

naskah sesudah riset.

Setiap jenis program televisi yang disajikan harus diawali

dengan ide atau konsep. Mengolah sebuah idea tau konsep

bukanlah perkara mudah. Produser harus kreatif dan cerdas

dalam berpikir dan mengembangkan ide. Ide harus dicari karena

jika hanya menunggu ide itu muncul, maka stasiun televisi

tersebut akan tertinggal oleh stasiun televisi lain. Ide yang dibuat

pun harus unik, menarik, dan baru sehingga dapat memberikan

nuansa baru dalam pertelevisian Indonesia dan tentunya dapat

menarik minat pemirsa14.

Dalam produksi dokumenter di tahap persiapan memiliki

tiga teknis yang disebut sinopsis, treatment, dan skenario.

Sinopsis adalah cerita ringkas. Dalam dokumenter, orang

tidak menggunakan istilah tersebut melainkan menyebutnya

sebagai kerangka gagasan atau pemikiran. Program dokumenter

bukan sebuah cerita melainkan susunan kejadian. Langkah

pertama yang dilakukan produser adalah menyusun bagaimana

14 Herbert Zettl. Television Production Handbook, Eleventh Edition. (USA: Wadsworth

Cengage Learning, 2012). Ed. 11th.P. 4 dalam situs www.cengagebrain.com

Page 40: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

28

kejadian-kejadian tersebut yang selanjutnya menjadi ringkasan

cerita atau sinopsis.

Treatment merupakan istilah yang dipakai dalam program

dokumenter ataupun program produksi televisi lainnya.

Treatment berarti implementasi dari kerangka pemikiran atau

sinopsis. Jika dalam kerangka pemikiran atau sinopsis belum ada

susunan adegan secara rinci, maka di dalam treatment sudah ada

perincian adegan (sequence) meskipun belum ada dialog-dialog.

Indikasi lokasi (tempat adegan), tokoh-tokoh yang terlibat, dan

perlengkapan khusus yang diperlukan sudah tertulis di dalam

treatment15.

Skenario merupakan naskah lengkap dan rinci dari sebuah

produksi cerita. Program dokumenter tidak selalu perlu skenario

untuk memulai syuting di lapangan, cukup menggunakan

treatment untuk syuting di lapangan. Berbeda dengan program

cerita yang mutlak menggunakan skenario ketika syuting di

lapangan16.

Tata laksana produksi dokumenter adalah sebagai berikut:

a. Langkah pertama adalah menentukan tema; b. Kedua adalah melakukan riset, baik riset kepustakaan maupun lapangan berdasarkan tema yang dipilih; c. Ketiga, menetapkan tesis atau menyusun bahan dan membuat kerangka. Dalam sinetron disebut pembuatan

15 Fred Wibowo. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. (Jakarta: Grasindo, 1997).Hal.

98 16 Fred Wibowo. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. (Jakarta: Grasindo, 1997).Hal.

98

Page 41: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

29

sinopsis, namun dalam dokumenter berbentuk kerangka pemikiran; d. Keempat, kerangka pemikiran selanjutnya dibuat treatment. Treatment terdiri dari seluruh perencanaan dan rincian setiap sekuen dan dipakai untuk panduan pengambilan gambar17. 2. Perencanaan

Tahap ini meliputi penepatan jangka waktu kerja (time

schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan

crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana

alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat

secara hati-hati dan teliti.

3. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan

dan surat-menyurat. Semua persiapan ini paling baik

diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang

sudah ditetapkan. Kunci keberhasilan produksi program

televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan

dan persiapan.

b. Produksi

Ide yang dibuat dalam wishlist yang telah disepakati bersama

dalam redaksi bisa jadi berbeda dengan kondisi lapangan. Redaksi dan

jurnalis akan terus memantau perkembangan isu yang terjadi di

lapangan. Realitas narasumber yang tidak sesuai bayangan,

17 Fred Wibowo. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. (Jakarta: Grasindo, 1997) Hal.

99

Page 42: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

30

perkembangan di lapangan yang jauh lebih menarik, atau hambatan tak

terduga, harus dapat diatasi oleh tim produksi, terutama jurnalis.

Jurnalis harus cerdas dalam melihat isu di lapangan agar proses

produksi tetap berjalan sesuai rencana.

Pada tahapan produksi ada tiga elemen yang paling mendasar dan

menjadi sebuah perangkat sistem yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu18:

1. Tata Kamera

Beragam angle kamera yang digunakan dalam shooting, di antaranya19:

a. Extreme Long Shot (ELS) digunakan untuk mengambil gambar dengan jarak sangat jauh, panjang, dan luas serta menghasilkan objek sangat kecil;

b. Very Long Shot (VLS) untuk mengambil gambar dari jarak jauh dan ukurannya lebih pendek dari ELS;

c. Long Shot merupakan ukuran pengambilan gambar manusia dari ujung kepala hingga ujung kaki;

d. Medium Shot, mengambil gambar objek orang dari perut hingga kepala.

2. Tata Cahaya

Hal dasar yang harus diketahui dari penataan cahaya, yaitu key

light (sinar utama pada subyek), fill light (untuk mengurangi

bayangan), back light (terarah, menghasilkan latar yang gelap),

base light (penyinaran yang menyebar dan rata), dan over exposure

18 Data diunduh pada Kamis, 6 Maret 2015 dalam situs http://ejournal.ilkom.fisip-

unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/12/JURNAL%20DINA%20%2812-05-13-02-55-40%29.pdf

19 A. Nawir Hamzah. Sutradara Drama Panggung dan Televisi. (Jakarta: WIN COMMUNICATION, 2007). Hal. 98-100.

Page 43: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

31

(pencahayaan yang berlebih intensitas dan waktu pencahayaan

yang lama.

3. Tata Suara

Tata suara (audio) merupakan elemen yang penting juga dalam

produksi televisi karena tata suara mampu mengekspresikan situasi

secara jelas dan sebagai pendukung elemen yang lain, seperti tata

artistik.

c. Pasca Produksi

Saat produksi berita televisi memasuki tahap pasca produksi,

menjelang on air berita, diadakan rapat redaksi guna mengevaluasi

hasil produksi sebelum ditayangkan. Rapat evaluasi ini membahas

urgensi berita dalam rundown (akan ditayangkan), kesesuaian dengan

rapat redaksi awal ketika pada tahap pra produksi.

Tahap ini mempertimbangkan gambar yang akan ditayangkan

kepada pemirsa, apakah memenuhi standar kelayakan atau tidak.

Proses editing naskah dan editing gambar dilakukan secara bersamaan

oleh editor.

Beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh kru prduksi dalam tahap

pasca produksi adalah sebagai berikut20:

a. Camera person dan reporter menyerahkan kaset/card hasil shooting kepada news editor dengan data shooting (shooting list);

b. Proses editing;

20 Andi Fachrudin. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012). Cet. 1.Hal. 64

Page 44: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

32

c. Membuat grafik untuk mendukung materi berita; d. Reporter membuat naskah berita yang disesuaikan dengan

gambar atau suara yang ada pada berita; e. Proses dubbing; f. Naskah diserahkan kepada pimpinan redaksi (editor in chief); g. Naskah yang sudah dicek oleh pimpinan redaksi selanjutnya

diserahkan kepada editor atau penata gambar (editor berita). Dalam pelaksanaan editing, reporter dan juru kamera sebaiknya mendampingi editor untuk keteraturan gambar dan statement yang akan ditampilkan.

1. Capturing

Proses capture gambar terjadi pada editing nonlinier, yaitu

mentransfer hasil rekaman (audio-visual) dari kaset digital ke

dalam harddisk komputer, sehingga materi editing sudah dalam

bentuk file dan memudahkan dalam proses editing. Apabila

menggunakan model editing linier, maka langsung pada proses

logging gambar;

2. Logging

Logging gambar adalah membuat susunan daftar gambar dari

kaset hasil shooting secara detail disertai dengan pencatatan time

code serta di kaset berapa atau nama file apa gambar hasil shooting

itu berada.

3. Editing Pictures

Penyuntingan adalah kata kunci dalam tahap ini.Seluruh

footage telah dikumpulkan selama produksi berlangsung untuk

kemudian disusun dan dirangkai menjadi produk akhir.

Page 45: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

33

4. Editing Sound

Penyuntingan suara disesuaikan dengan gambar serta

menghidupkan suasana melalui ilustrasi musik latar.

5. Final Cut

Penggunaan perlatan dan kompleksitas ilustrasi musik

(soundtrack) menentukan bahwa materi program sudah dapat

membaur (mix) pada tahap online.Dibutuhkan studio untuk

membaurkan suara akhir (final mixing).Program yang sudah

lengkap disebut master21.

B. Siaran Berita

1. Pengertian Siaran

Penyiaran merupakan kegiatan menyampaikan pesan berupa berita dan

informasi kepada khalayak menggunakan fasilitas frekuensi yang

dikerjakan oleh sekelompok orang yang terbentuk dalam team.Team

produksi dituntut untuk dapat menyajikan program yang kreatif dan

menarik22.

Jadi, siaran berarti produk yang ditayangkan dari hasil penyiaran yang

dilakukan oleh sekelompok orang yang tergabung menjadi sekelompok

21 Andi Fachrudin. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan

Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012). Cet. 1.Hal. 3

22 Eva Arifin. Broadcasting: to be broadcaster. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010). Hal. 9-10.

Page 46: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

34

tim produksi. Hasil produk tersebut berupa program acara yang disiarkan

lewat televisi untuk diketahui khalayak luas.

2. Pengertian Berita

Sebuah peristiwa baru dianggap berita jika memiliki keunikan, jarang

terjadi, dan menarik perhatian khalayak. Ungkapan dari Charles A. Dana

(1996), “when a dog bites a man is not news, but when a man bites a dog

that is news”, merupakan kata-kata yang populer di dunia jurnalistik ketika

menggambarkan pengertian berita23.

Berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio,

dan apa yang ditayangkan televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak

setiap fakta merupakan berita.Berita biasanya menyangkut orang-orang,

tetapi tidak setiap orang dapat dijadikan berita.Berita merupakan sejumlah

peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang

dilaporkan.24Sedangkan definisi berita menurut situs Wikipedia.com,

berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang

terjadi, disajikan melalui media cetak, elektronik, atau bahkan mulut ke

mulut kepada orang ke tiga atau banyak orang.

23Andi Fachrudin. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan

Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012). Cet. 1.Hal. 46.

24 Diunduh pada Kamis, 5 Maret 2011 dalam situs http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20229/4/Chapter%20II.pdf

Page 47: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

35

Berita adalah informasi yang penting dan menarik bagi khalayak atau

audiens25.Informasi yang penting dan menarik bagi khalayak harus

memenuhi beberapa kriteria yang menjadikan berita tersebut penting untuk

disiarkan kepada khalayak. Ada dua aspek yang memengaruhi suatu

informasi untuk menjadi berita yang baik, yaitu:

a. Aspek Penting

Suatu berita dapat dikatakan penting jika memiliki nilai berita dan

memberikan dampak bagi masyarakat.Semakin besar dampak yang

dirasakan masyarakat, maka semakin penting berita tersebut untuk

disiarkan. Beberapa hal yang memiliki dampak besar bagi masyarakat

dalam sebuh pemberitaan di antaranya:

1. Nyawa manusia. Nyawa adalah harta berharga yang pernah

dimiliki manusia, maka pemberitaan mengenai sebuah peristiwa

yang dapat merenggut nyawa seseorang atau sekelompok manusia

akan memberikan dampak yang besar bagi masyarakat yang

menyaksikan, terlebih ancaman peristiwa itu berada di kota tempat

penonton tinggal.

2. Uang. Berita yang berpengaruh terhadap keuangan masyarakat

merupakan berita yang penting. Berita kenaikan bahan bakar

minyak (BBM) atau kenaikan harga barang dapat membuat

masyarakat memberikan perhatian lebih kepada berita tersebut.

25Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2008). Cet. 1.Hal 8.

Page 48: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

36

3. Gangguan. Penonton dapat terpengaruh dengan berita yang

mengganggu pikiran dan kenyamanan mereka. Misalnya, berita

tentang pembegalan motor. Pemberitaan tersebut tentu akan

mengusik pikiran dan kenyamanan masyarakat yang pulang tengah

malam.

b. Aspek Menarik

Berita dikatakan menarik jika dapat menyedot perhatian

masyarakat.Berita yang menarik adalah jika informasi yang

disampaikan mampu membangkitkan rasa kagum dan bersifat aneh

atau unik serta merupakan peristiwa yang tidak biasa.

Menurut Arifin S. Harahap, berita televisi adalah laporan tentang

fakta dari sebuah peristiwa atau pendapat manusia atau keduanya yang

disertai dengan gambar (visual) actual, menarik, berguna, dan

disiarkan melalui media massa televisi secara periodik26.

3. Berita Dokumenter

A. Pengertian Dokumenter

Dokumenter adalah program informasi yang memiliki tujuan untuk

memberikan pembelajaran dan pendidikan kepada penonton dengan

sajian yang menarik27.

26 Arifin S. Harahap. Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita. (Jakarta:

PT Indeks, 2007). Hal. 4. 27Morrisan.Jurnalistik Televisi Mutakhir. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008).

Cet. 1.Hal 28.

Page 49: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

37

Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu

kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial

dan eksistensial, menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi

nyata28. Objektivitas dokumenter tidak sepenuhnya sesuai realitas, ada

kebijakan dari tim produksi.

Istilah dokumenter pertama kali diperkenalkan oleh John Grierson di

Koran NewYork Sun pada 8 Februari 1926 dengan kutipan penggalan

kalimat “A Creative Treatment of Actuality” yang berarti perlakuan

kreatif terhadap kejadian-kejadian aktual yang ada29.

Produksi dokumenter memiliki dua unsur pokok yang dipadukan,

yaitu unsur gambar atau visual dan unsur suara atau sound. Unsur

gambar atau visual terdiri dari beberapa materi, yaitu30:

1. Rangkaian kejadian : suatu peristiwa atau kegiatan dari suatu lembaga; 2. Kepustakaan : potongan arsip, majalah atau mikrofilm; 3. Pernyataan : individu yang berbicara secara sadar di depan kamera; 4. Wawancara : pewawancara boleh kelihatan, boleh tidak; 5. Foto still : foto-foto bersejarah; 6. Dokumen : gambar, grafik, kartun; 7. Pembicaraan : suatu diskusi atau pembicaraan segerombolan orang; 8. Layar kosong / silhouette : memberi perhatian pada sound atau silhouette karena pribadi yang

28 Fred Wibowo. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. (Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia, Anggota Ikapi, 1997). Hal. 96. 29A. Asrul Sani Fauzan. Modul Perkuliahan Universitas Mercu Buana: Penulisan Naskah

Non Berita: Dokumenter. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id. 30 Fred Wibowo. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi.(Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia, Anggota Ikapi, 1997). Hal. 97.

Page 50: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

38

berbicara dibahayakan keselamatan- nya jika wajahnya kelihatan.

Sedangkan materi untuk suara atau sound, ialah31:

1. Narasi / reporter : dengan narrator atau suara reporter / suara voice over; 2. Synchronous sound : dengan suara sebagaimana adanya dalam gambar yang di-relay secara tersendiri, kemudian dipersatukan; 3. Sound effect : suara latar belakang; 4. Musik lagu : suara musik pengiring; 5. Kosong-sepi : memberikan kesempatan penonton memperhatikan detil.

B. Tingkatan Dokumenter

Tingkatan dokumenter, secara umum, dapat dikatakan bahwa

dokumenter di televisi Inggris mendeskripsikan berdasarkan

seragkaian kategori yang diidentifikasi berdasarkan isi dan bentuk.

Berikut ini beberapa kategori dokumenter32:

1. Current Affairs Program-program dengan kategori ini merupakan program

yang dibuat berdasarkan isu-isu yang berhubungan dengan topik sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan.Realisme dalam bentuk kombinasi antara wawancara, opini pakar, narator yang kompeten, footage aktualitas, serta pengabsahan terhadap isu-isu melalui kemunculannya dalam agenda berita. Program ini dapat dideskripsikan sebagai dokumenter investigatif, selama program tersebut menginvestigasi latar belakang peristiwa berita dan bukti-bukti yang ada di sekitar persoalan yang memicu debat publik.

2. Alam Kategori ini mengungkapkan fakta-fakta tak terduga perihal

alam dan lingkungan.Program dalam kategori ini menawarkan tontonan yang menjelaskan tentang fenomena-fenomena alam seperti kelangsungan dalam kondisi yang terasa mustahil.Realisme membawa penonton masuk ke dalam realitas yang berisi penjelajah

31 Fred Wibowo. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi.(Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia, Anggota Ikapi, 1997). Hal. 97. 32 Graeme Burton. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kajian Televisi.

(Yogyakarta: Jalasutra, 2011). Hal. 211-221.

Page 51: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

39

alam yang mengombinasikan rekaman narator dan suara alam yang merdu.

3. Ilmu Pengetahuan Program dokumenter tentang ilmu pengetahuan cederung

mengombinasikan antara perkembangan ilmiah dengan analisis konsekuensi sosial ekonomi dari perkembangan tersebut.Program ini juga membentuk asumsi masyarakat tentang kebenaran dan validitas perkembangan sebuah teknologi terhadap kehidupan manusia.

4. Historis Program dokumenter tentang sejarah banyak diproduksi oleh

masyarakat, baik secara kelompok maupun personal.Sejarah adalah sebuah pandangan tentang fakta dan merupakan makna dari informasi tersebut berdasarkan bukti-bukti yang ada.Dokumenter tentang sejarah menjadi menarik untuk dipertontonkan kepada masyarakat karena memiliki nilai historis terkait fakta dan bukti yang ada di sekitar masyarakat.

5. Mainstream Dokumenter yang menggunakan perangkat realisme

mainstream. Perangkat tersebut berupa natural sound, shot kamera long held (kamera yang diletakkan pada satu tempat dan dibiarkan bekerja dalam waktu lama), lokasi kerja, dan shot presenter sekaligus narator yang menghadap lurus ke kamera menyajikan fakta-fakta di tempat tersebut.

6. Fly-on-the-wall / Vérité Dokumenter dalam kategori ini mengusung realisme yang lebih

natural dan ‘apa adanya’ terhadap sebuah peristiwa. Kamera seolah mengintai secara detil setiap peristiwa yang terjadi. Dokumenter ini mirip dengan investigasi, mengintai pelaku di tempat sesungguhnya. Penonton dibawa masuk ke dalam realitas yang dekat dengan peristiwa dan mereka pun melupakan bahwa program tersebut tidak lepas dari proses seleksi dan editing, bentukan dari tim produksi.

7. Dramadoc Realisme dalam dokumenter jenis ini adalah menonjolkan sisi dramatis. Graeme Burton mengatakan bahwa dramadoc berbeda dengan docudrama, sebagaimana pernyataannya sebagai berikut: Dramadoc berbeda dengan docudrama, di mana praktiknya saling berkebalikan: pencangkokan perangkat dokumenter dalam basis fiksi..bagaimanapun realisme secara keseluruhan merupakan ilusi, ada kalanya sulit untuk meyakini mana yang merupakan basis awal dan rangkaian kovensi mana yang menonjol. Menurut Burton dramadoc memiliki beberapa kaitan berikut: a. Memahami hakikat hubungan atara teks dan audiens;

Page 52: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

40

b. Mengakui pentingnya realisme sebagai sebuah penilaian subjektif terhadap audiens; c. Mengakui pembedaan antara realisme sebagai bentuk, serta sebagai realitas sebagai isi dan kondisi keyakinan; d. Mengakui pengaruh modus realisme yang berbeda pada makna makna yang dikonstruksi diluar dokumenter, terutama ketika makna-makna tersebut membawa kepada ideologi.

8. Docusoap Program docusoap merupakan cabang dari docudrama yang diambil dari opera sabun. Karakteristik docusoap yang lazim pada dokumenter dan opera sabun adalah sebagai berikut: a. Lokasi yang autentik dan pelaku sejati sebagai pemain; b. Kamera hand held (kamera yang pengoperasiannya

menggunakan tangan); c. Orang yang berbicara pada kamera; d. Sekelompok orang yang bekerja pada satu lokasi dan

berhubungan dengan publik; e. Orang-orang (atau para pemain) yang dipilih atau difilmkan

untuk menunjukkan perbedaan mereka; f. Narasi multi-alur yang diciptakan di luar materi dokumen; g. Ambivalensi pengakhiran narasi; h. Tekanan-tekanan dramatis dan antisipasi (narasi) yang

diciptakan di luar materi dan persoalan-persoalan yang dihadapi para pemain dalam bekerja;

i. Para pemain yang muncul sebagai tokoh atau karakter alami lebih banyak disorot kamera.

Docusoap melukiskan hubungan cinta televisi dengan eksplorasi terhadap realisme sebagai seperangkat alat. Docusoap mempresentasikan dengan cara lain, yaitu mengungkap realitas dari peristiwa apa adanya kemudian merestrukturasi ke dalam bentuk hiburan33.

4. Jenis Berita Televisi

Program berita televisi bertujuan memberikan informasi dan

memenuhi rasa keingintahuan masyarakat terhadap sebuah

peristiwa.Berita yang disiarkan televisi memiliki jenis yang berbeda dalam

penyajiannya sesuai dengan peristiwa yang diliput.

33 Graeme Burton. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kajian Televisi.

(Yogyakarta: Jalasutra, 2011). Hal. 211-221.

Page 53: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

41

Menurut penyajian berita, secara garis besar, berita memiliki dua jenis,

yaitu:

a. Berita Keras (Hard News)

Berita keras atau hard news merupakan berita yang harus segera

disiarkan karena sifatnya yang penting untuk segera diketahui

secepatnya oleh masyarakat.Hard news menurut Jamieson & Campbell

(1988) dalam Bryant dan Thompson (2002), mengatakan bahwa berita

keras adalah:

Hard news has been defined as “the report of an event that happened or was disclosed within the previous twenty-four hours and treats an issue of ongoing concern”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, sebuah peristiwa akan memiliki

nilai jika memiliki beberapa kriteria, di antaranya adalah (1) bersifat

personal atau terjadi kepada seseorang, (2) dramatis atau berisi konflik

dan kontroversional, (3) aktual dan konkrit, bukan teori atau abstrak,

(4) menceritakan sebuah kisah, dan (5) menghubungkan isu yang

sedang terjadi kepada media34.

Berita keras yang disajikan dalam suatu program berita memiliki

beragam durasi, mulai dari yang hanya berkisar lima menit, 30 menit,

34Jennings Bryant and Susan Thompson.Fundamentals of Media Effects. (New York: Mc

Graw Hill, 2002). P. 234.

Page 54: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

42

hingga satu jam. Berita keras dapat dibagi menjadi beberapa bentuk,

yaitu35:

a. Straight News

Straight news berarti berita langsung, yaitu berita singkat yang hanya menyajikan informasi terpenting mencakup 5W+1H (what, where, why, when, who, dan how) atas sebuah peristiwa yang diberitakan.Straight news sangat terkait waktu sehingga jika tidak cepat diberitakan akan mengurangi nilai berita yang disiarkan. Contoh: berita mengenai kecelakaan lalu lintas atau peledakan bom di sebuah tempat umum.

b. Feature

Feature merupakan berita ringan yang menarik. Menarik di sini berarti suatu penyajian yang unik, aneh, dan menggugah kekaguman penonton atas sisi berita yang berbeda.Feature tidak terikat waktu dalam penayangannya namun dikategorikan sebagai hard news karena hanya berdurasi sekitar lima menit. Contoh: ulasan berita kuliner atau tempat-tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi pemirsa ketika liburan.

c. Infotainment

Infotainment berasal dari kata information yang berarti informasidan entertainment yang artinya hiburan.Namun, infotainment bukan informasi hiburan.Infotainment merupakan jenis berita yang menyajikan informasi orang-orang yag dikenal oleh masyarakat (celebrity) yang bekerja di dunia hiburan, seperti pemain sinetron, pemain film, atau musisi. Infotainment termasuk berita hard news karena sifatnya yang harus segera ditayangkan, jika ditunda penayangannya, khawatir akan tidak memiliki nilai jual.

B. Berita Lunak (Soft News)

Berita lunak atau soft news adalah berita mendalam (in depth) yang

berisi sajian informasi penting dan menarik namun tidak bersifat harus

segera ditayangkan serta tidak terikat waktu penyajiannya.Program soft

35Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2008). Cet. 1. Hal 26-27.

Page 55: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

43

news biasanya memiliki waktu penyiaran sendiri, tidak masuk ke

dalam program berita hard news karena durasinya pun bisa sampai

satu jam.

Bentuk-bentuk berita yang masuk ke dalam kategori soft news

ialah36:

a. Current Affair

Current affair berarti persoalan kekinian atau permasalahan yang tengah terjadi dalam waktu dekat ini.Current affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatuberita penting yang muncul sebelumnya tentang peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya, namun current affair dibuat secara mendalam dan lebih lengkap.Penayangan berita jenis ini memang terikat waktu namun tidak seperti hard news.Berita current affair dapat disajikan selama mendapat perhatian dari penonton. Contoh: program yang menayangkan kehidupan masyarakat setelah tertimpa bencana alam.

b. Magazine

Dikatakan program magazine karena topik atau tema yang disajikan sama dengan tema-tema yang berada di majalah. Magazine merupakan program yang menyajikan infromasi ringan dan mendalam mengenai sebuah isu menarik yang memberikan hiburan dan informasi bagi penonton. Contoh: program yang menayangkan ulasan tentang padu padan busana terbaru.

c. Talkshow

Talkshow merupakan program bincang-bincang yang menampilkan satu atau banyak orang atau tokoh dengan topik atau tema tertentu yang dipandu oleh satau atau dua pembawa acara. Contoh: talkshow tentang sistem politik di Indonesia yang menampilkan tokoh-tokoh politik.

Program berita hard news dan soft news dapat dibedakan

berdasarkan sifatnya dalam tabel berikut:

36Morrisan.Jurnalistik Televisi Mutakhir. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008).

Cet. 1. Hal 27-28.

Page 56: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

44

Hard News Soft News

Harus ada peristiwa terlebih dahulu Tidak mesti ada peristiwa

terlebih dahulu

Peristiwa harus aktual (baru terjadi) Tidak mesti aktual

Harus segera disiarkan Tidak bersifat segera (timeless)

Mengutamakan informasi

terpenting saja

Menekankan pada detail

Tidak menekankan sisi human

interest

Menekankan sisi human

interest

Laporan tidak mendalam (singkat) Laporan bersifat mendalam

Teknik penulisan piramida tegak Teknik penulisan piramida

terbalik

Ditayangkan dalam program berita Ditayangkan dalam program

lainnya

Tabel 1: Perbedaan sifat-sifat berita hard news dan soft news

C. Nilai Berita

Menurut Downie JR dan Kaiser, nilai berita (news values) merupakan

sebuah istilah yang tidak mudah didefinisikan. Kriteria nilai berita bukan hal

yang konkret namun dapat menjadi acuan bagi reporter ataupun editor untuk

memutuskan fakta mana yang pantas untuk dijadikan berita37.

Berikut ini beberapa nilai berita, yaitu:

37 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011). Hal. 76.

Page 57: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

45

a. Aktual (Timeliness). Berita yang baru saja terjadi38;

b. Keluarbiasaan (Unusualness). Berita tersebut merupakan peristiwa yang

luar biasa39;

c. Akibat (Impact). Berita tersebut memiliki dampak yang besar bagi

masyarakat40;

d. Kedekatan (Proximity). Berita berasal dari sesuatu yang dekat dengan

masyarakat, baik secara psikologis maupun geografis41;

e. Konflik (Conflict). Peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat

merupakan sebuah konflik. Jika konflik mampu menimbulkan emosi,

maka dapat dijadikan berita42;

f. Kemajuan dan Bencana. Peristiwatsunami dan banjir bandang

merupakan bencana alam yang besar dan memiliki nilai berita, begitu pula

dengan kemajuan sebuah negara dalam bidang teknologi, akan

memberikan antusiasme masyarakat43;

g. Informasi. Berita merupakan sebuah informasi. Menurut Wilbur

Schramm, informasi adalah hal yang bisa menghilangkan ketidakpastian44;

38 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2011). Hal. 76. 39 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2011). Hal. 76. 40 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2011). Hal. 76. 41 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2011). Hal. 76. 42 Luwi Ishwara. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005).

Hal. 53. 43 Luwi Ishwara. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005).

Hal. 54. 44 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2011). Hal. 78.

Page 58: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

46

h. Orang Penting (Public Figure/ News Maker). Berita adalah informasi

tentang orang-orang penting yang menjadi figur publik dan menarik

perhatian publik45;

i. Kejutan. Berita memberikan informasi yang mengejutkan dan tak diduga

sebelumnya46;

j. Human Interest. Berita yang menggugah hati penonton, menggetarkan

hati, dan mengusik jiwa47;

k. Keganjilan. Berita merupakan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dan

tidak umum48;

l. Seks. Berita informasi seputar seks yang terkait dengan perempuan atau

kehidupan rumah tangga seorang tokoh49.

45 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2011). Hal. 79. 46 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2011). Hal. 79. 47 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2011). Hal. 79. 48 Luwi Ishwara. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005).

Hal. 55. 49 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. (Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2011). Hal. 80.

Page 59: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

47

BAB III

GAMBARAN UMUM

NET. DAN LENTERA INDONESIA

A. NET.

1. Sejarah Berdirinya NET.

Pada tahun 2012 Founder NET. Agus Lasmono dan Co-Founder

Wishnutama Kusubandio bersepakat untuk membangun sebuah stasiun

televisi baru di Indonesia, dengan konsep dan format yang berbeda dengan

televisi yang ada saat itu di tanah air. Visinya, menyajikan konten program

yang kreatif, inspiratif, informatif, sekaligus menghibur.

NET. Televisi Masa Kini resmi mengudara pada tanggal 26 Mei

2013, setelah sebelumnya menjalani siaran percobaan sejak tanggal 18

Mei 2013. Grand launching NET. diselenggarakan di Jakarta Convention

Center, lewat sebuah pagelaran megah yang menghadirkan sederet nama

pengisi acara terkenal dari tanah air dan mancanegara, termasuk Carly Rae

Jepsen dan Taio Cruz. Beberapa program NET. langsung mendapat

respons positif dari pemirsa, seperti “The Comment” dan “Sarah Sechan”.

Bahkan di usia yang belum genap setahun saat itu, NET. telah dipercaya

mengerjakan event sebesar APEC CEO Summit 2013. Dari lini digital,

NET. membuat terobosan dengan melakukan engagement langsung ke

Page 60: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

48

pemirsa, melalui beberapa alat pengukur yang terarah. Akun-akun sosial

media NET. pun diberdayakan optimal untuk mengurangi jarak antara

program dengan pemirsa.

NET. menghentak semester awal 2014 melalui konser Iwan Fals

“Suara untuk Negeri” di kota Medan, Bandung, Jakarta, dan Surabaya,

yang mendapat apresiasi penuh dari masyarakat. Tanggal 18 Mei 2014,

NET. merayakan ulang tahun pertama bertajuk "NET ONE", dengan

pertunjukan musik dan ajang penghargaan. Hadir di panggung sejumlah

musisi dan performer berkelas, termasuk Far East Movement dan NE-YO.

Tak hanya dalam program hiburan, NET. bahkan mengolah secara

khusus program Citizen Journalists, yang menjadi wadah bagi masyarakat

dan perekam video amatir dari dalam dan luar negeri untuk berkarya1.

2. Profil NET.

NET. Televisi Masa Kini merupakan salah satu alternatif tontonan

hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format dan konten program yang

berbeda dengan stasiun TV lain. Sesuai perkembangan teknologi

informasi, NET. didirikan dengan semangat bahwa konten hiburan dan

informasi di masa mendatang akan semakin terhubung, lebih

memasyarakat, lebih mendalam, lebih pribadi, dan lebih mudah diakses.

Karena itulah, sejak awal, NET. muncul dengan konsep multiplatform,

1 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id.

Page 61: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

49

sehingga pemirsanya bisa mengakses tayangan NET. secara tidak terbatas,

kapan pun, dan di mana pun.

Secara konten, tayangan NET. berbeda dengan tayangan televisi yang

sudah ada. Sesuai semangatnya, tayangan berita NET. wajib menghibur,

dan sebaliknya, tayangan hiburan NET. harus mengandung fakta, bukan

rumor atau gosip. Secara tampilan, NET. muncul dengan gambar yang

lebih tajam dan warna yang lebih cerah. NET. telah menggunakan sistem

full high definition (Full-HD) dari hulu hingga ke hilir2.

NET. adalah bagian dari kelompok usaha INDIKA GROUP. Meskipun

bergerak di bidang usaha Energi & Sumberdaya di bawah bendera Indika

Energy Tbk. (www.indikaenergy.com), berdirinya INDIKA dimulai dari

sebuah visi untuk membangun usaha di bidang Media Hiburan dan

Teknologi Informasi. Nama INDIKA sendiri merupakan singkatan dari

Industri Multimedia dan Informatika. Saat ini, melalui PT. Indika

Multimedia, INDIKA GROUP bergerak di bidang usaha Promotor,

Broadcast Equipment, Production House dan Radio3.

Sesuai perkembangan teknologi informasi, PT. NET MEDIATAMA

INDONESIA didirikan dengan semangat bahwa konten hiburan dan

informasi di masa mendatang akan semakin terhubung, lebih

2 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id. 3 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id.

Page 62: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

50

memasyarakat, lebih mendalam, lebih pribadi, dan lebih mudah diakses di

manapun4.

Sejak 2012, NET. membangun mimpi itu dengan menghasilkan konten

media yang kreatif, inspiratif, informatif sekaligus menghibur. Program-

program tersebut kami sajikan agar dapat ditampilkan dalam berbagai

platform sehingga para pengguna dapat menikmati informasi dan hiburan

secara tidak terbatas. Pada 2013, NET. akan meluncurkan sekaligus

mengembangkan sebuah media yang berfokus pada tayangan hiburan dan

berita dengan harapan bisa menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia

menuju Indonesia yang lebih maju5.

Kini, NET dapat disaksikan melalui siaran terrestrial tidak berbayar,

atau free to air. NET. juga dapat disaksikan dengan berlangganan televisi

berbayar, di antaranya: First Media (channel 371), BIG TV (channel 232),

dan Orange TV. Sementara para pelanggan internet, dapat mengakses live

streaming melalui youtube.com/netmediatama, web www.netmedia.co.id,

serta melalui aplikasi di iOS dan Android dengan memasukkan search

keyword : Netmediatama Indonesia6.

4 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id. 5 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id. 6 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id.

Page 63: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

51

Gambar 3. Visi Misi NET.

a. Agus Lasmono

Gambar 4. Founder NET, Agus Lasmono

Agus Lasmono adalah pendiri INDIKA GROUP. Sebagai Wakil

Komisaris Utama PT Indika Energy Tbk, ia telah membangun dan

mendirikan sebuah perusahaan energi terkemuka di Indonesia, yang

tetap fokus pada strategi intinya, yaitu "integrasi sepanjang rantai nilai

Page 64: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

52

energi". Indika Energy saat ini mempekerjakan mendekati 10.000

karyawan secara nasional7.

Meskipun keterlibatannya dalam industri energi, gairah sejati dan

visinya selalu berada di sektor media. Dimulai pada tahun 1996 ketika

ia mendirikan Indika Multi Media, perusahaan yang terlibat dalam

layanan nilai tambah untuk konten telekomunikasi. Sebagai pelopor,

bisnis tersebut menjadi sukses besar. Dia kemudian mengembangkan

bisnis rumah produksi yang menghasilkan 62 serial TV yang terdiri

lebih dari 1000 episode dan 18 film nasional yang 3 di antaranya

mendapat penghargaan. Sekarang Indika Multi Media telah

mengembangkan anak perusahaannya di bidang Event Organizer,

Promotor, Broadcast Equipment Solutions, dan Radio8.

Agus juga pernah memegang sejumlah posisi kunci di perusahaan

media lain seperti Direktur Program PT Multi Media Nusantara (1997-

2003), Komisaris Utama PT Surya Citra Televisi Indonesia (1999 -

2002). Sekarang ia masih menjabat sebagai Komisaris Independen PT

Surya Citra Media Tbk dan PT. Surya Citra Televisi. Ia lulus dengan

gelar Bachelor of Arts di bidang Ekonomi dan minor degree in arts dari

Pepperdine University, Malibu, California, Amerika Serikat pada tahun

1993 dan memperoleh gelar Master dalam Bisnis Internasional dari

7 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id. 8 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id.

Page 65: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

53

West Coast University, Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada

tahun 19959.

b. Wishnutama

Gambar 5. Co-Founder NET, Wishnutama

Wishnutama Kusubandio adalah salah satu pendiri PT. NET

MEDIATAMA INDONESIA. Ia adalah seorang profesional di bidang

media. Menyelesaikan kuliah komunikasi di Mount Ida College Boston

Amerika Serikat, namun lebih banyak mendapatkan ilmu pertelevisian

dari Emerson College. Ia memulai karier dari bawah sebagai Production

Assistant di New England Cable News Amerika dan menjadi Assistant

Director On Air Promotion di WHDH-TV, Boston. Kedisiplinan dan

semangat esprit de corps diperolehnya ketika kuliah di The Military

College of Vermont, Norwich University10.

9 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id 10 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id

Page 66: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

54

Tahun 1994 pulang ke Indonesia dan bekerja di Indosiar sebagai

Supervisor On Air Promotion. Setahun kemudian pindah ke divisi

produksi sebagai Producer Director. Karirnya berkembang menjadi

Executive Producer News and Production Division, dan tak berapa lama

kemudian meningkat menjadi Production Manager. Program-program

yang dilahirkan selama di Indosiar antara lain PESTA, GEBYAR BCA,

PATROLI dan SAKSI11.

Tahun 2001, Ia pindah ke Trans TV menjadi Kepala Divisi

Produksi. Tiga tahun kemudian, karirnya menanjak menjadi Direktur

Operasional, dan setahun berikutnya menjadi Wakil Direktur Utama.

Pada saat pengambilan saham mayoritas TV7 oleh kelompok usaha Para

Group di tahun 2006, ia ditunjuk menjadi Direktur Utama TV7 yang

kemudian berubah nama menjadi Trans7. Dua tahun kemudian,

Wishnutama ditunjuk menjadi Direktur Utama Trans TV12.

Program-program yang diproduksi di bawah kepemimpinan

Wishnutama selama di Transcorp antara lain EXTRAVAGANZA,

DUNIA LAIN, TERMEHEK-MEHEK, OPERA VAN JAVA, EMPAT

MATA dan INDONESIA MENCARI BAKAT. Selama hampir 20

tahun berkarya, banyak penghargaan yang ia raih baik skala nasional

11 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id 12 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id

Page 67: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

55

maupun Asia, antara lain dari Asian Television Award dan Panasonic

Awards13.

3. Logo NET. TV

Sumber: twitter.com/netmediatama

Gambar 6. Logo NET. TV

Logo diatas merupakan logo yang digunakan oleh NET TV dengan tiga

warna, yaitu warna biru tua, biru muda, dan kuning. Pemilihan warna dan

bentuk huruf dimaksudkan untuk membuat logo yang simple dan elegant.

Pemilihan warna bermaksud untuk menggambarkan variasi program di NET.

Sedangkan penggunaan simbol titik di akhir kata menunjukan bahwa NET.

ingin menjadi televisi yang terintegrasi dengan sosial media. Sedangkan

slogan NET TV "televisi masa kini" diambil karena NET ingin menjadi

televisi yang mengedepankan kualitas dan teknologi dalam penayangannya,

13Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id.

Page 68: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

56

selain itu dengan bekerja sama dengan berbagai media sosial semakin

menunjukan bahwa NET TV adalah televisi masa kini14.

Beberapa logo NET lainnya, ialah15:

Logo NET. digunakan sebagai logo perusahaan (18 Mei 2013-sekarang)

Logo NET. digunakan sebagai on-air

Logo NET. versi hiburan

Logo NET. versi olahraga

Logo NET. HD digunakan sebagai logo siaran HD dan live streaming (18 Mei 2013-sekarang)

14 Data diunduh pada 21 Mei 2015melalui website

https://prezi.com/_bldrz8dkaze/laporan-praktik-kerja-nyata/ 15 Data diunduh pada 21 Mei 2015melalui website http://id.wikipedia.org/wiki/NET.

Page 69: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

57

Logo NET. Movement

4. Struktur Organisasi NET. TV

Chairman Agus Lasmono

Chief Executive Officer Wishnutama

Deputy CEO Deddy Sudarijanto

Chief Sales & Marketing Officer Kurnia

Chief Finance Officer Leo Nagasaputra

Chief Operating Officer Azuan Syahril

Tabel 2. Struktur Perusahaan PT. NET Mediatama Indonesia

5. Program Acara NET.

A. Informasi

1. Entertainment News

2. Indonesia Morning Show

3. NET 5

4. NET 10

Page 70: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

58

5. NET 12

6. NET 16

7. NET 24

8. Satu Indonesia

9. NET Update (Breaking News)

10. NET. Citizen Journalist (Dalam segmen NET 10)16

B. Berita lokal

1. NET. Jatim (NET. Jawa Timur)

2. NET. Jabar (NET. Jawa Barat)

3. NET. Sumut (NET. Medan)

4. NET. Bali (NET. Denpasar)

5. NET. Priangan Timur (NET. Priangan Timur)

6. NET. Cirebon (NET. Cirebon)

7. NET. Sumbar (NET. Padang)17

C. Dokumenter

1. Indonesia Bagus

2. Lentera Indonesia18

D. Majalah TV

1. d’SIGN

2. Chef's Table

16 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id 17 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id 18 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id

Page 71: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

59

3. iLook

4. Weekend List

5. Nippon Keren Deh19

E. Hiburan

1. Ini Talkshow

2. Bukan Sekedar Wayang

3. Comedy Night Live

4. Sarah Sechan

5. The Comment

6. Tonight Show

7. 86

8. Berpacu Dalam Melodi (sebelumnya disiarkan di TVRI)

9. Lintas Imaji

10. Celebrity Lipsync Combat

11. Pagi Pagi20

F. Musik

1. Breakout

2. NET. SHOWTIME

3. Music Everywhere

4. Gebyar BCA (sebelumnya disiarkan di Indosiar)21

19 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id 20 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id

Page 72: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

60

G. Film dan Serial

1. Tetangga Masa Gitu?

2. Saya Terima Nikahnya

3. Patriot

4. Stereo

5. The East

6. Masalembo22

H. Olahraga

1. X Games

2. NET Sport

3. ESPN FC23

B. LENTERA INDONESIA

1. Profil Lentera Indonesia

Lentera Indonesia adalah program dokumenter yang diangkat dari

kisah-kisah pengalaman nyata para anak muda yang rela melepaskan

peluang karir dan kemapanan kehidupan kota besar untuk menjadi guru

dan mengajar di desa-desa terpencil di seluruh pelosok negeri selama satu

tahun24. Serial dokumenter tentang pejuang muda bagi keadilan sosial

21 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id 22 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id 23 Data diunduh pada 8 Mei 2015 melalui website www.netmedia.co.id 24 Data diunduh pada 24 Februari 2015 melalui

http://www.netmedia.co.id/program/84/Lentera-Indonesia

Page 73: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

61

yang ditayangkan pada Sabtu dan Minggu, pukul 14.30 WIB di NET.

TV25.

Lentera Indonesia merupakan suatu program yang berangkat dari cerita

tentang anak-anak muda yang berbuat sesuatu bagi bangsanya dengan

mengajar. Namun, pada akhirnya konsep itu dikembangkan, tidak hanya

fokus pada bidang pendidikan saja tetapi lebih menekankan pada cerita

tentang warga Indonesia yang mau membuat hidupnya lebih berarti

dengan membantu sesama di bidang pendidikan, kesehatan, dan lain

sebagainya26.

Program ini tidak hanya mengangkat kisah anak muda yang memiliki

integritas bagi bangsanya, tetapi bagi siapa saja yang telah memiliki

dedikasi untuk membantu sesama. Suatu kisah tentang seorang mantan

karyawan badan usaha milik negara (BUMN) di Bandung yang kini

tinggal di Tasikmalaya dengan membangun Yayasan Mentari Hati yang ia

dedikasikan bagi orang-orang dengan gangguan kejiwaan, seorang itu

ialah Dadang Heryadi yang berusia sekitar 30 tahun. Tentu umur tersebut

bukanlah umur yang masuk kategori remaja. Hal itu merupakan sebuah

pengembangan konsep awal Lentera Indonesia.

Program dokumenter ini dibuat untuk mengangkat orang-orang yang

telah menjadi lentera bagi Indonesia, yang telah menjadi penerang bagi

kaum yang sesungguhnya membutuhkan ‘cahaya’ untuk kesejahteraan

hidup mereka dan ingin memberitakan bahwa masih ada orang-orang

25 Data diunduh dari https://twitter.com/lentera_net pada 21 Mei 201. 26 Dewi Rachmayani, Produser Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

11 Mei 2015.

Page 74: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

62

Indonesia yang mempunyai dedikasi bagi bangsanya, yang berjuang untuk

membantu kesejahteraan Indonesia dengan semangat yang mereka

miliki27.

Selain itu, Lentera Indonesia ingin memberikan program yang bermutu

bagi Indonesia, sesuai dengan tujuan NET. yang ingin membuat program

berita dengan harapan bisa menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia

menuju Indonesia yang lebih maju. Lentera Indonesia juga menjadi angin

segar dalam industri pertelevisian Indonesia di tengah maraknya program-

program yang lebih banyak mengangkat hedonisme di stasiun televisi

lainnya.

Awalnya, Lentera Indonesia membangun program ini bekerjasama

dengan Indonesia Mengajar. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan

mengapa Lentera Indonesia mengangkat tema pendidikan bagi orang-

orang di desa terpencil. Selain dengan Indonesia Mengajar, Lentera

Indoesia juga bekerjasama dengan Sekolah Guru Indonesai Dompet

Dhuafa. Setelah habis kontrak dengan Indonesia Mengajar dan Dompet

Dhuafa, Lentera Indonesia mencoba melebarkan sayap ke bidang

kesehatan melalui kerjasama dengan suatu organisasi milik pemerintah

bernama Pencerah Nusantara yang mengirimkan tenaga medis ke daerah-

daerah terpencil di Indonesia28.

27 Dewi Rachmayani, Produser Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

11 Mei 2015. 28 Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015.

Page 75: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

63

2. Logo Lentera Indonesia

Sumber: https://twitter.com/lentera_net

Gambar 7. Logo Lentera Indonesia

3. Redaksi Lentera Indonesia

Ketua Dewan Redaksi Wishnutama

Pemimpin Redaksi Dede Apriadi

Wakil Pemimpin Redaksi Kemal Ramdan

Produser Eksekutif Elisa Oktaviana

Produser 1. Febry Arifmawan

2. Dewi Rachmayani

Produser Madya 1. Ranti Nuraeni

2. Satria Purnatama

Reporter 1. Cahaya Ramadhani

Page 76: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

64

2. Khairil Hanan Lubis

3. Leni Tri Hastuti

4. Fransiska Wuri

Video Journalist 1. Erwin Widyastama

2. Shandy Prasetya Utama

3. Franciska Anis

Asisten Produksi Halimah Tusadiah

Narator Eka Prasetya

Editor 1. Enny Susilowati (Spv.)

2. Rianjana Putra

3. Yaqinah Rahmah

Tabel 3. Redaksi Lentera Indonesia

4. Tagline “Perjuangan, Dedikasi, dan Semangat”

Lentera Indonesia memiliki tagline Perjuangan, Dedikasi, dan Semangat

yang merupakan dasar dari pembuatan program dokumenter ini. Tiga

komponen ini menjadi pilar program yang tayang setiap Sabtu dan Minggu ini

pada pukul 14.30-15.00 WIB.

Makna perjuangan adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh narasumber di

setiap episode program ini. Usaha yang tidak mudah dan banyak pengorbanan

menjadi nilai yang ingin ditampilkan dalam Lentera Indonesia. Perjuangan di

sini mengartikan hebatnya usaha yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam

Page 77: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

65

menyejahrterakan masyarakat di sebuah daerah yang diliput tim Lentera

Indonesia, baik di bidang pengajaran, kesehatan, maupun bidang lainnya29.

Dedikasi dalam Lentera Indonesia bermakna bagaimana seorang

narasumber memiliki kesetiaan dalam mengajar atau mengurus suatu

komunitas atau yayasan demi kesejahteraan orang-orang yang membutuhkan

“lentera”. Narasumber harus berdedikasi, misalnya dalam bidang pengajaran,

seorang pengajar untuk menjadi narasumber Lentera Indonesia harus memiliki

kesetiaan yang tinggi dan kualitas yang bagus, sudah berapa lama ia mengajar

dan pernah mengajar di mana saja30.

Semangat berarti setiap tokoh sebagai narasumber Lentera Indonesia harus

memiliki semangat yang tinggi dan kemauan keras dalam dedikasinya sebagai

“lentera” bagi suatu komunitas atau desa-desa. Semangat menjadi dasar

pengabdian karena sebagai roda penggerak sebuah perjuangan dan dedikasi.

Semangat itu bersifat menular sehingga semangat yang tinggi akan

menjadikan masyarakat yang membutuhkan ikut bersemangat menjadikan

dirinya lebih baik. Semangat pengabdian yang tinggi dapat memicu dedikasi

yang kuat terhadap apa yang dilakukan, termasuk menjadi “lentera” bagi kaum

yang membutuhkan. Tak banyak manusia yang memiliki kesetiaan tinggi

terhadap sesuatu hal, namun mereka yang memiliki kesetiaan tersebut dapat

menjadi penerang bagi orang-orang di sekitarnya melalui perjuangan,

dedikasi, dan semangat yang tinggi.

29 Dewi Rachmayani, Produser Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

11 Mei 2015. 30 Dewi Rachmayani, Produser Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

11 Mei 2015.

Page 78: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

66

BAB IV

TEMUAN DATA DAN ANALISIS PRODUKSI

A. Pelaksanaan Produksi Lentera Indonesia di NET. TV

Bagian produksi program televisi merupakan dapur dari sebuah stasiun

televisi karena dari bagian tersebut akan menghasilkan acara-acara yang

menarik dan berkualitas dan dapat mengangkat citra sebuah stasiun televisi.

Program acara televisi sebelum ditayangkan akan melalui tahapan-tahapan,

secara garis besar hampir setiap program televisi akan melalui tiga tahap

besar, yaitu pra produksi (pre production), produksi (production), dan pasca

produksi (post production)1.

1. Pra Produksi Program Lentera Indonesia

Seluruh program televisi memiliki tahapan produksi, seperti halnya

dengan program dokumenter. Tahap pra produksi program dokumenter

menurut Fred Wibowo (1997:99) memiliki empat tahap, yaitu:

a. Menentukan tema;

b. Melakukan riset;

c. Menetapkan tesis atau menyusun kerangka;

d. Membuat treatment atau rincian sekuen untuk keperluan shooting.

Program dokumenter Lentera Indonesia di NET. TV memiliki alur

dalam produksinya. Sesuai dengan yang telah dipaparkan pada Bab II

1 Ciptono Setyobudi. Teknologi Broadcasting TV. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012). Cet.

1. Hal 54.

Page 79: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

67

bahwa proses produksi berita dibagi tiga bagian, yaitu pra produksi,

produksi, dan pasca produksi, Lentera Indonesia pun melewati ketiga alur

tersebut dalam menghasilkan sebuah acara dokumenter.

Lentera Indonesia memiliki tema pengabdian anak bangsa terhadap

Indonesia. Pada tahap ini, tim produksi Lentera Indonesia

mengembangkan tema tersebut dengan langkah pertama yaitu melakukan

riset. Tahap riset merupakan penentuan akan ke mana dan siapa yang akan

diangkat menjadi tokoh pada episode yang akan ditayangkan selanjutnya.

Riset tersebut dilakukan oleh reporter dan video journalist (VJ) yang akan

melakukan peliputan. Reporter dan VJ memperoleh informasi via telepon,

Google dan data-data yang pernah ada. Data yang telah diperoleh

kemudian dikemukakan kepada produser, jika disetujui, maka riset pun

dilanjutkan2.

Setelah melakukan riset, reporter dan VJ akan membuat tesis atau

menyusun kerangka. Susunan tersebut kemudian dikembangkan menjadi

treatment atau rincian sekuen yang berisi segmentasi, jalan cerita secara

detail, dibuka dengan adegan apa, scene-scene, dan gambar . Selanjutnya,

treatment tersebut dibawa ketika rapat penyatuan ide atau pitching untuk

dipresentasikan. Rapat pitching dihadiri oleh produser, produser madya,

serta reporter dan VJ yang akan berangkat liputan3.

2Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015. 3 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015.

Page 80: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

68

Rapat tersebut membahas tokoh utama yang akan diangkat, apakah

cukup untuk masuk kriteria sebagai ‘lentera’ bangsa Indonesia atau tidak.

Apakah tokoh utama memiliki dedikasi dan perjuangan yang tinggi atau

tidak karena untuk menjadi tokoh utama dalam Lentera Indonesia harus

sesuai dengan tagline, yaitu perjuangan, dedikasi, dan semangat. Selain

itu, dalam rapat ini juga menyatukan atau mengembangkan ide yang telah

didapat dari hasil riset dan koreksi segmentasi agar ketika liputan nanti

dapat memperoleh gambar dan cerita yang hidup dan lebih menarik.

Jika ide dan segmentasi dalam treatment telah bulat dan disetujui

bersama, maka hal terakhir yang dilakukan dalam tahap pra produksi

adalah menentukan tanggal dan waktu keberangkatan serta

mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan selama proses produksi di

lapangan, seperti peralatan shooting, logistik, dan biaya produksi.

Alur pra produksi Lentera Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 8. Alur Pra Produksi Lentera Indonesia

Riset issueMencari data

lengkap narasumber

Membuat treatment atau

segmentasi

Rapat ide (Pitching)

Menyusun jadwal keberangkatan dan

melengkapi kebutuhan produksi

di lapangan

Page 81: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

69

2. Produksi Program Lentera Indonesia

Memroduksi sebuah acara harus memiliki persiapan yang matang dan

mendalam agar program yang dihasilkan pun memiliki kualitas yang

bagus, bukan hanya dari segi jenis tayangan tetapi juga gambar yang

memberikan keindahan yang selaras bagi penonton.

Tahap produksi dalam Lentera Indonesia dilakukan di luar studio, baik

di dalam kota Jakarta maupun di luar kota Jakarta. Lentera Indonesia

merupakan program dokumenter yang mengangkat perjuangan anak

bangsa di daerah-daerah terpencil. Awalnya, Lentera Indonesia

bekerjasama dengan Indonesia Mengajar sehingga lokasi pengambilan

gambar pun dilakukan sesuai dengan lokasi pengajaran dari Indonesia

Mengajar sehingga tema pun tentang metode-metode belajar4.

Kemudian tema tersebut dikembangkan, meski bentuknya tetap sama,

yaitu anak muda yang mengajar, namun kerjasamanya yang melebar ke

institusi lain tetapi masih di lingkup pendidikan pula seperti Stasiun 3T,

Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa. Melihat bahwa sudah

terlalu banyak tema tentang pendidikan di episode-episode sebelumnya,

maka tim pun mencoba topik lain selain pendidikan, yaitu kesehatan,

4 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015

Page 82: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

70

bekerjasama dengan sebuah organisasi di bawah naungan pemerintah

bernama Pencerah Nusantara5.

Setelah kontrak dengan lembaga-lembaga non profit tersebut, Lentera

Indonesia kemudian mengubah konsep yang semula hanya fokus pada

anak muda pengabdi bangsa, beralih ke warga Indonesia yang memiliki

dedikasi bagi bangsanya, tak hanya pada bidang pendidikan atau

kesehatan, tetapi hingga semua sektor pengabdian yang mulia bagi

masyarakat Indonesia yang membtuhkan uluran tangan, misalnya seorang

pria berusia sekitar 40 tahun yang berhenti dari pekerjaannya sebagai

pegawai negeri dan membangun yayasan untuk menampung orang-orang

yang memiliki kelainan jiwa.

Perluasan konsep tersebut membuat tim mencari narasumber-

narasumber baru yang lebih luas dan di luar kelembagaan. Seperti yang

telah di bahas dalam tahap pra produksi, riset yang dilakukan reporter dan

video journalist (VJ) lebih luas karena tim mencari sendiri narasumber

yang memiliki dedikasi dan perjuangan yang patut diliput dan memberi

inspirasi.

Pada tahap produksi, kegiatan liputan dilakukan oleh seorang reporter

dan VJ. Liputan dilakukan selama dua minggu di lapangan untuk dua

episode sekaligus. Menurut Kahiril Hanan Lubis selaku reporter Lentera

Indonesia, waktu dua minggu tersebut harus dimanfaatkan semaksimal

5 Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015

Page 83: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

71

mungkin karena terbatas lokasi dan biaya. Repoter dan VJ dapat meliput

dua kegiatan dalam satu daerah sekaligus untuk mengatasi keterbatasan

waktu6.

Ketika meliput di lapangan, reporter dan VJ harus kembali melakukan

riset di lokasi pengambilan gambar, guna menyamakan persepsi dengan

narasumber dan warga di sekitar lokasi tersebut, serta melakukan perizinan

kepada petinggi daerah setempat.

Hari pertama kedatangan reporter dan VJ di lokasi tidak digunakan

untuk pengambilan gambar, melainkan melakukan pendekatan dengan

narasumbernya. Tak hanya itu, reporter dan VJ melakukan cross check

treatment yang telah di susun pada tahap pra produksi.

Beberapa kesempatan dalam melakukan peliputan, hal yang ditemui di

lapangan tidak sama dengan wishlist. Wishlist merupakan daftar harapan

atau susunan rencana yang digunakan oleh reporter dalam melakukan

liputan. Proses pendekatan yang dilakukan reporter seringnya tidak sama

persis dengan harapan ketika di tahap pra produksi dan mengharuskan

mencari narasumber pengganti dan tak jarang menemukan narasumber

yang jauh lebih menarik dari yang telah direncanakan semula7.

Secara umum, peliputan yang dilakukan tidak mengubah tema, hanya

mengubah hal-hal tertentu yang tidak dapat dipaksakan untuk diliput.

6 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei 2015.

7 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei 2015.

Page 84: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

72

Ketika sampai di lapangan, menurut Khairil Hanan Lubis, tim akan

membuat kembali segmentasi sesuai dengan keadaan di lokasi

pengambilan gambar, setelah segmentasi sesuai, maka kegiatan liputan

pun dapat dikerjakan. Tidak menutup kemungkinan untuk reporter dan VJ

meliput dua orang sekaligus sebagai tokoh utama yang nantinya akan

dilakukan pemilihan pada tahap pasca produksi8.

Proses liputan di lapangan selama satu minggu untuk satu episode tak

hanya meliput narasumber utama saja, melainkan juga meliput tokoh

pendamping yang berkaitan dengan narasumber utama, seperti local

champion, murid-murid narasumber utama, bahkan penduduk sekitar9.

Selama proses produksi berita di lapangan, tak menutup kemungkinan

dalam satu lokasi meliput untuk dua episode sekaligus. Waktu 12 hari

yang ditentukan oleh kantor harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh tim

liputan, meski pun lokasi syuting sulit dijangkau kendaraan10.

Hal tersebut seperti diungkapkan Khairil Hanan Lubis, reporter

Lentera Indonesia dalam wawancara dengan penulis,

“Kita sih sebisa mungkin nggak terlalu jauh karena mikir waktu, kan. Dikasih waktu 12 hari untuk liputan, kalau bisa perpindahannya nggak jauh. Bahkan pernah terakhir syuting di Asmat itu dua episode tapi di satu tempat yang sama, ceritanya sama, cuma orangnya berbeda. Nah, karena memang akses ke sananya susah dan butuh waktu 12 hari, nggak mungkin

8 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015 9 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015 10 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015

Page 85: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

73

dong dalam 12 hari jadi satu episode, kita juga mikir budget. Tuntutan dari kantor tetap harus dua,11”

Tuntutan dan situasi tersebut membuat reporter dan VJ harus

menyusun strategi sebaik mungkin agar produksi di lapangan berjalan

lancar dan tidak banyak kekurangan.

Alur produksi Lentera Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 9. Alur Produksi Lentera Indonesia

3. Pasca Produksi Program Lentera Indonesia

Pasca produksi program merupakan tahap akhir dari rangkaian proses

produksi program, di dalamnya terdapat pemilihan gambar hasil shooting

di lapangan dan editing, seperti yang diungkapkan Fred Wibowo, yaitu12:

11 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015. 12 Fred Wibowo. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. (Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia, Anggota Ikapi, 1997). Hal. 100.

Riset lokasi dan melakukan perizinan

terhadap petinggi setempat

Cross check treatment atau

segmentasi

Melaksanakan liputan

Page 86: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

74

a. Pemilihan gambar hasil shooting (logging), kemudian melakukan

editing off line;

b. Hasil editing off line dibuat naskah, apabila dibutuhkan narasi, harus

ditulis dalam naskah. Naskah lengkap yang berisi susunan gambar dan

narasi disebut editing script;

c. Berdasarkan editing script kemudian dibuat editing on line. Dalam

editing on line semua harus sudah pasti. Jadi, editing on line

merupakan editing final;

d. Proses selanjutnya adalah mixing. Dalam mixing, narasi dan music

ilustrasi dimasukkan dan dicampur di tempat yang sudah direncanakan

dalam editing script.

Tahap pasca produksi Lentera Indonesia dikerjakan oleh reporter, VJ,

editor, dan produser madya. Editor memiliki peran besar dalam tahap

akhir ini, namun tak lepas dari kru Lentera Indonesia lainnya karena

masing-masing memiliki tugas yang dilakukan dalam menyelesaikan

setiap episode sebelum siap tayang.

Tugas editor di sini adalah menggabungkan gambar hasil liputan dan

menambahkan sound, animasi, grafik, dan lain sebagainya agar tayangan

menjadi lebih menarik untuk ditonton. Sedangkan tugas VJ pada tahap ini

adalah memilih gambar hasil liputan (logging) atau dalam produksi

Page 87: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

75

Lentera Indonesia disebut rough cut. Reporter kemudian membuat naskah

untuk acuan editor menggabungkan video liputan dan membuat dubbing13.

Pasca produksi dimulai setelah reporter dan VJ kembali dari liputan.

Erwin Widyastama selaku VJ Lentera Indonesia, mengungkapkan, hasil

liputan berupa file mentah yang berada di hard disk. Data tersebut

kemudian diserahkan ke library yang berada di lantai 29 kantor NET. TV

untuk diinjescts atau dimasukkan ke dalam sebuah database yang

memiliki kapasitas ribuan gigabyte yang disebut server dengan kode

tertentu14.

Data yang telah diinjects ke server tersebut sudah berbentuk low rest

kemudian disalurkan ke komputer rough cut yang berada di lantai 28

untuk diolah tim Lentera Indonesia15. Data yang masih terdiri dari gambar-

gambar hasil liputan tersebut dipilah oleh VJ untuk keperluan editing,

menyeimbangkan gambar dengan naskah. Pemilahan gambar dimaksudkan

untuk menyaring gambar-gambar yang tidak mendukung, seperti gambar

blur atau kurang pas hasilnya.

Reporter selanjutnya membuat naskah dan rincian penggunaan biaya

selama proses produksi di lapangan. Naskah yang dibuat reporter tidak

lepas dari segmentasi yang telah dibuat saat pra produksi karena

13 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015 14 Erwin Widyastama, Video Journalist Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015 15 Erwin Widyastama, Video Journalist Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015

Page 88: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

76

segmentasi tersebut yang menjadi acuan produksi. Pembuatan naskah

tersebut, mengutip dari Khairil Hanan Lubis, berlangsung selama kurang

lebih tiga hari namun jika deadline penyerahan naskah terlalu berhimpit

dengan tanggal produksi, maka pengerjaannya bisa berlangsung selama

satu hari penuh16.

Naskah yang dibuat reporter tidak serta-merta langsung digunakan

dalam proses editing. Naskah terlebih dahulu diserahkan ke produser

Lentera Indonesia untuk diteliti dan diperbaiki17. Jika naskah telah diedit

oleh produser, maka naskah sudah dapat digunakan untuk keperluan edit.

Editor baru bisa melaksanakan proses edit jika naskah dan gambar

telah sesuai, namun tidak ada ketentuan dalam mengedit harus sesuai

dengan yang dibuat oleh reporter dan VJ. Editor memiliki kewenangan

memilih gambar atau video yang lebih baik dari pilihan VJ jika dirasa

gambar pilihan VJ kurang pas disatukan ketika diedit.

Proses editing di dalam program Lentera Indonesia tidak memiliki

ketentuan khusus. Sebagaimana yang diungkapkan Rianjana Putra, Editor

Lentera Indonesia,

“Kadang-kadang kalau memang aku ngerasa gambarnya nggak pas terus aku ganti, aku bongkar. Jadi nggak ada patokan bahwa ngedit harus begini,

16 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015 17 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015

Page 89: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

77

harus begitu, yang penting ceritanya ngalir, gambarnya ngalir, emosinya ngalir..”18.

Namun hal tersebut tidak menjadikan proses editing Lentera

Indonesia tidak memiliki alur. Keterampilan dan pengalaman editor dalam

melakukan edit menjadi faktor pendukung kekuatan proses tersebut.

Jika naskah sudah fixed untuk dijadikan panduan editing, maka proses

selanjutnya adalah melakukan dubbing, yaitu memasukkan suara narasi ke

dalam hasil liputan. Rianjana Putra mengungkapkan bahwa audio terdiri

dari tiga hal, yaitu 19:

a. Natural Sound : athmosphere seperti suara angin;

b. Chit Chat : suara percakapan orang atau sekumpulan orang;

c. Sound Bite : suara wawancara narasumber atau narator.

Ketiga komponen audio tersebut saling mendukung dan memberikan

kelengkapan untuk video liputan. Terlebih dari itu, program televisi

merupakan program yang menghadirkan video dan audio sehingga harus

saling mendukung dan berhubungan.

Dubbing atau suara narator disesuaikan dengan naskah yang telah

diedit oleh produser. Ketika proses dubbing dikerjakan, editor ikut andil

dan mempunyai wewenang dalam menentukan jeda per kata. Proses

18 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015 19 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015

Page 90: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

78

dubbing tersebut dikerjakan sebelum editor melaksanakan editing secara

keseluruhan.

Ketika naskah, gambar atau video, dan dubbing telah siap, selanjutnya

dapat dikerjakan oleh editor. Editor menggunakan software editing video

bernama Velocity20. Lentera Indonesia memiliki ketentuan dari perusahaan

untuk menggunakan software tersebut dalam melakukan editing.

Software editing video Velocity digunakan karena mampu mengolah

video untuk kualitas Full High Definition (HD) yang memang menjadi

kualitas tayangan untuk seluruh program-program di NET. TV. Masing-

masing program NET memiliki software tersendiri dalam melakukan

editing. Software yang mampu digunakan untuk mengolah HD adalah

Velocity, Adobe Premiere, dan Edius21.

Editing room yang digunakan oleh Lentera Indonesia terletak di lantai

28 dan ruang tersebut memiliki jadwal untuk tiap program karena editing

room digunakan bersama-sama oleh seluruh editor program. Rianjana

Putra mengungkapkan bahwa setiap hari Lentera Indonesia mendapatkan

jadwal satu shift, yaitu shift tiga. Satu shift berlangsung selama delapan

jam22.

20 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015 21 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015 22 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015

Page 91: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

79

Seluruh hasil liputan yang telah mengalami proses edit menjadi

serangkaian video yang utuh menjadi sebuah tayangan, namun prosesnya

tak berhenti sampai di situ. Rangkaian video liputan tersebut kemudian

memasuki tahap preview, yaitu tahap peninjauan editing.

Preview tersebut kewenangannya dimiliki oleh produser. Dalam

Lentera Indonesia, wewenang tersebut dilakoni oleh produser madya,

Satria Purnatama. Produser madya bertugas melakukan pemotongan durasi

karena durasi yang terlalu panjang, misalkan durasi hingga 30 menit lebih.

Sebelumnya, durasi utuh siap tayang yaitu 26 menit, namun

diperpendek menjadi 24 menit. Waktu tayangan di televisi yang

disediakan untuk Lentera Indonesia adalah 30 menit, mulai pukul 14.30

WIB hingga 15.00 WIB, tiap Sabtu dan Minggu23.

Seperti yang dituturkan oleh Produser Madya Lentera Indonesia, Satria

Purnatama, bahwa pengurangan durasi tayang tersebut dikarenakan iklan

yang sudah mulai masuk.

“Sudah kebanyakan iklan jadi durasi harus dikurangi. Kalau dokumenter murni kan nggak mau ngalah sama iklan. Nah, karena kita industri, ya kita harus banyak kompromi,”24.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa Lentera Indonesia

dikatakan sebagai program semi-dokumenter25. Sebuah program

23 Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015 24 Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015

Page 92: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

80

dokumenter yang berada di bawah naungan industri akan mengalami

pergeseran durasi karena sebuah perusahaan media pasti memiliki relasi

terhadap iklan.

Proses editing secara keseluruhan berlangsung selama empat hari. Tiga

hari digunakan untuk editing, sehari selanjutnya digunakan untuk preview

dan finishing. Setelah project editing selesai dikerjakan seluruhnya,

project editing hingga master on air disimpan di master control room

(MCR), atau ruang kendali utama tayangan di sebuah stasiun televisi26.

Data-data yang dikerjakan selama proses editing kemudian didelete

atau dibuang dari komputer yang digunakan di editing room. Data-data

tersebut tersimpan di dalam server dalam bentuk timeline27.

Ketika editing, editor beberapa kali pernah mengalami kekurangan

gambar dalam mengedit liputan. Misalnya dalam sutau liputan, seharusnya

ada gambar orang berjalan namun yang ditekankan dalam shoot tersebut

adalah kaki yang tengah berjalan agar lebih bermakna, tetapi gambar

tersebut tak ada, maka editor akan menyiasatinya dengan menggunakan

stock shot. Editor selalu menyimpan gambar-gambar yang bagus agar

25 Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015 26 Erwin Widyastama, Video Journalist Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015 27 Erwin Widyastama, Video Journalist Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015

Page 93: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

81

VJ memilah video-video hasil liputan

(logging)

Reporter membuat naskah

Produser mengedit naskah

Membuat dubbing

Editor melaksanakan editing video

Produser madya melakukan preview dan pemotongan

durasi

Editor membuat finishing sebelum menyerahkan ke

master control room (MCR)

Lentera Indonesia siap ditayangkan pada Sabtu dan

Minggu

kelak jika hal tersebut terjadi, maka dapat diatasi dengan stock shot

tersebut untuk melengkapinya28.

Alur pasca produksi Lentera Indonesia digambarkan sebagai berikut:

Gambar 10. Alur Pasca Produksi Lentera Indonesia

B. Analisis Produksi Program Lentera Indonesia dalam Analisis Data Model

Miles dan Huberman

Proses produksi Lentera Indonesia memiliki berbagai macam tahapan dan

langkahnya telah dipaparkan sebelumnya. Data yang diperoleh dari penelitian

produksi Lentera Indonesia tersebut dianalisis menggunakan Analisis Data

Model Miles dan Huberman. Analisis data tersebut terdiri dari atas tiga

28 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015

Page 94: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

82

kegiatan utama, yaitu pertama, reduksi data yang berarti pemilihan data

‘mentah’ dari penelitian yang diurutkan dengan poin-poin penting, kedua

penyajian data, yaitu data yang telah dipilih dalam reduksi data untuk

ditampilkan dalam laporan penelitian, dan terakhir adalah verifikasi atau

penarikan kesimpulan, yaitu kesimpulan atas penelitian yang diperoleh29.

a. Data lapangan yang diperoleh mengenai konsep Lentera Indonesia

adalah Lentera Indonesia berangkat dari cerita tentang anak bangsa

yang berbuat sesuatu bagi bangsanya melalui kerja sama dengan

Indonesia Mengajar. Data tersebut mengalami reduksi data dan

menjadi beberapa bagian penting, yaitu :

1. Lentera Indonesia bekerjasama dengan Indonesia Mengajar;

2. Menginspirasi masyarakat Indonesia;

3. Kepedulian terhadap masyarakat di desa terpencil.

Penyajian datanya adalah Lentera Indonesia merupakan program

dokumenter yang menayangkan kegiatan sekelompok anak muda yang

mendedikasikan diri untuk bangsa Indonesia. Kemudian kesimpulan

yang diperoleh ialah program Lentera Indonesia dibuat dengan tujuan

menginspirasi orang Indonesia untuk sadar dan peduli terhadap mereka

yang masih membutuhkan uluran tangan.

b. Data lapangan mengenai target narasumber ialah perubahan target

narasumber Lentera Indonesia yang semula berada di lingkup institusi

29 Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif: Buku

SumberTentang Metode-Metode Baru. Hal. 16

Page 95: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

83

tertentu menjadi seluruh warga Indonesia yang memiliki dedikasi bagi

rakyat Indonesia yang membutuhkan. Reduksi data lapangan tersebut

ialah Lentera Indonesia habis kontrak dengan institusi Indonesia

Mengajar, Lentera Indonesia, Dompet Dhuafa, Stasiun 3T, dan

Pencerah Nusantara. Penyajian datanya adalah narasumber Lentera

Indonesia merupakan orang Indonesia yang memiliki dedikasi,

semangat, dan perjuangan untuk bangsa Indonesia. Kemudian ditarik

kesimpulan bahwa Lentera Indonesia membuka peluang bagi orang-

orang yang telah berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia.

c. Data lapangan yang diperoleh mengenai proses produksi diawai

dengan tahap pra produksi Lentera Indonesia yang dimulai dengan

riset issue. Hal apa yang menarik untuk diangkat di episode

selanjutnya. Apakah narasumber cukup memiliki dedikasi dan

semangat perjuangan atau tidak. Data tersebut mengalami reduksi data

menjadi beberapa poin, yaitu:

1. Tahapan pra produksi;

2. Riset issue;

3. Target memenuhi syarat untuk menjadi narasumber Lentera

Indonesia;

4. Riset dilakukan oleh reporter dan VJ.

Penyajian datanya ialah tahap riset merupakan penentuan akan ke

mana dan siapa yang akan diangkat menjadi tokoh pada episode yang

akan ditayangkan selanjutnya. Riset tersebut dilakukan oleh reporter

Page 96: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

84

dan video journalist (VJ) yang akan melakukan peliputan.

Kesimpulannya adalah Lentera Indonesia bertolak dari tema utama,

yaitu tentang anak bangsa yang berdedikasi untuk bangsa Indonesia.

Tahap pra produksi, langkah dimulai dari riset issue yang dilakukan

reporter dan VJ.

d. Setelah riset issue, reporter dan VJ mencari informasi via telepon, via

googling, via data-data yang pernah ada. Dibicarakan dengan produser.

Setelah itu dibicarakan di kantor, seberapa kuat, seberapa penting dia

untuk diangkat. Data lapangan tersebut direduksi menjadi :

1. Mencari info melalui teknologi dan data yang sudah dimiliki;

2. Sounding dengan produser.

Penyajian datanya adalah reporter dan VJ memperoleh informasi via

telepon, Google dan data-data yang pernah ada. Data yang telah

diperoleh kemudian dikemukakan kepada produser, jika disetujui,

maka riset pun dilanjutkan. Kesimpulan yang diperoleh ialah reporter

mendapatkan kemudahan riset melalui teknologi. Proses riset pun

harus selalu dibicarakan dengan produser.

e. Data lapangan selanjutnya ialah reporter dan VJ menyusun

segmentasinya, jalan ceritanya per detil, dibuka dengan apa.

Selanjutnya, tim ingin membangun juga drama di dalam cerita, seperti

apa, scene-scenenya bagaimana, gambarnya apa saja. Reduksi datanya

ialah :

Page 97: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

85

1. Reporter membuat treatment atau segmentasi;

2. Reporter mengerjakan bersama VJ.

Penyajian datanya ialah setelah melakukan riset, reporter dan VJ akan

membuat tesis atau menyusun kerangka. Susunan tersebut kemudian

dikembangkan menjadi treatment atau rincian sekuen yang berisi

segmentasi, jalan cerita secara detail, dibuka dengan adegan apa,

scene-scene, dan gambar. Maka kesimpulannya ialah segmentasi

dibuat secara detil guna acuan dalam tahap produksi sehingga

meminimalisir kekurangan angle dalam pembuatan video ketika

liputan dan dapat dikembangkan dalam pembuatan naskah.

f. “Selanjutnya, kita mau membangun juga drama di dalam cerita, seperti

apa, scene-scenenya bagaimana, gambarnya apa aja. Itu langsung

dibicarakan. Setelah oke, tentukan tanggal dan waktu, tinggal

berangkat,” merupakan data lapangan yang diperoleh berdasarkan

wawancara dengan Khairil Hanan Lubis, reporter Lentera Indonesia30.

Reduksi data yang diperoleh ialah :

1. Pitching dihadiri oleh produser, produser madya, reporter, dan VJ;

2. Pitching membahas treatment yang telah dibuat;

3. Rapat sekaligus menentukan waktu keberangkatan liputan.

Penyajian datanya ialah treatment tersebut dibawa ketika rapat

penyatuan idea tau pitching untuk dipresentasikan. Rapat pitching

30 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015

Page 98: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

86

dihadiri oleh produser, produser madya, serta reporter dan VJ yang

akan berangkat liputan. Rapat tersebut membahas tokoh utama yang

akan diangkat. Kesimpulan yang ditarik ialah rapat ide (pitching)

digunakan untuk menyamakan persepsi, pemikiran, dan peneguhan

treatment agar tidak terjadi ketimpangan saat liputan atau pada hasil

liputan mendatang.

g. Tahap produksi Lentera Indonesia dilakukan di beberapa daerah, mulai

dari pinggir Jakarta, hingga luar kota, sesuai konsep awal. Data

tersebut direduksi menjadi lokasi produksi di daerah terpencil, baik

tepi Jakarta maupun luar kota. Penyajian datanya ialah tahap produksi

dalam Lentera Indonesia dilakukan di luar studio, baik di dalam kota

Jakarta maupun di luar kota Jakarta. Lentera Indonesia merupakan

program dokumenter yang mengangkat perjuangan anak bangsa di

daerah-daerah terpencil. Kesimpulannya adalah Lentera Indonesia

berkomitmen mengangkat perjuangan seseorang melipur kesenjangan

sosial di daerah marginal.

h. “Dikasih waktu 12 hari untuk liputan, kalau bisa perpindahannya

nggak jauh. Bahkan pernah terakhir syuting di Asmat itu dua episode

tapi di satu tempat yang sama, ceritanya sama, cuma orangnya

berbeda,” ujar Khairil Hanan Lubis selaku reporter Lentera

Indonesia31. Reduksi data yang diperoleh ialah :

1. Waktu liputan berlangsung selama 12 hari;

31 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei 2015

Page 99: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

87

2. Satu daerah yang menjadi lokasi syuting untuk dua episode.

Penyajian datanya ialah pada tahap produksi, kegiatan liputan

dilakukan oleh seorang reporter dan VJ. Liputan dilakukan selama dua

minggu di lapangan untuk dua episode sekaligus. Maka kesimpulan

yang ditarik ialah sekali perjalanan liputan, dilkaukan untuk dua

episode. Minimalisir budget menjadi pertimbangan dan diupayakan di

satu daerah tersebut bisa menghasilkan dua episode selama tenggat

waktu 12 hari.

i. “Begitu sampai reporter dan VJ langsung menemui narasumber,

mengajak ngobrol. Segmentasi yang sudah disusun, dicross-check

kembali, ini bagaimana, begini-begini,” ungkap Khairil Hanan Lubis,

reporter Lentera Indonesia32. Reduksi datanya terdiri atas:

1. Hari pertama digunakan untuk riset lapangan;

2. Melakukan perizinan terhadap tetua setempat;

3. Cross check segmentasi.

Penyajian datanya ialah hari pertama kedatangan reporter dan VJ di

lokasi tidak digunakan untuk pengambilan gambar, melainkan

melakukan pendekatan dengan narasumbernya. Tak hanya itu, reporter

dan VJ melakukan cross check treatment yang telah di susun pada

tahap pra produksi. Kemudian ditarik kesimpulan bahwa pendekatan

terhadap narasumber dan warga setempat dilakukan agar proses liputan

32 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015

Page 100: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

88

berjalan lancar. Cross check segmentasi dilakukan untuk penyesuaian

dengan kondisi lapangan.

j. “Si aku ini tetap jalan sebagai tokoh utama tapi di dalam itu kan ada

yang ibaratnya jadi tokoh pendamping, mungkin bisa local champion,

murid-murid, bisa siapa yang menarik yang penting masih berkaitan

dengan dia dan tetap kemunculan harus tokoh utama,”33. Data tersebut

direduksi menjadi :

1. Proses liputan dikerjakan selama dua minggu;

2. Liputan tidak hanya berisi narasumber utama, tetapi juga tokoh

pendamping yang berkaitan.

Data tersebut disajikan dengan proses liputan di lapangan selama satu

minggu untuk satu episode tak hanya meliput narasumber utama saja,

melainkan juga meliput tokoh pendamping yang berkaitan dengan

narasumber utama, seperti local champion, murid-murid narasumber

utama, bahkan penduduk sekitar. Maka kesimpulan yang ditarik adalah

liputan dilakukan sebaik mungkin dengan meliput tokoh pendamping

narasumber utama agar cerita berjalan selaras dan memperkaya

informasi.

k. “Kita sih sebisa mungkin nggak terlalu jauh karena mikir waktu, kan.

Dikasih waktu 12 hari untuk liputan, kalau bisa perpindahannya nggak

jauh,” ujar Khairil Hanan Lubis. Reduksi datanya ialah:

33 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015

Page 101: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

89

1. Waktu liputan selama 12 hari;

2. Satu daerah untuk dua lokasi yang berdekatan.

Display datanya ialah selama proses produksi berita di lapangan, tak

menutup kemungkinan dalam satu lokasi meliput untuk dua episode

sekaligus. Waktu 12 hari yang ditentukan oleh kantor harus

dimanfaatkan sebaik mungkin oleh tim liputan, meski pun lokasi

syuting sulit dijangkau kendaraan. Kemudian ditarik kesimpulan

bahwa proses produksi juga harus mempertimbangkan waktu, biaya,

dan lokasi.

l. “File yang ada di hard disk yang diserahkan ke library di lantai 29.

Nah, dia yang masukkin ke server dengan kode tertentu. Library ini

yang melakukan injecst. Injecst di sini maksudnya memasukkan data

ke server. Kemudian ditarik ke komputer rough cut. Itu sudah bentuk

low rest,”34. Data tersebut direduksi menjadi:

1. Data hasil liputan diserahkan ke library;

2. Library melakukan injects data ke server;

3. Library mengirimkan data ke komputer rough cut dalam bentuk

low rest.

Penyajian datanya ialah pasca produksi dimulai setelah reporter dan VJ

kembali dari liputan. Erwin Widyastama selaku VJ Lentera Indonesia,

mengungkapkan, hasil liputan berupa file mentah yang berada di hard

34 Erwin Widyastama, Video Journalist Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015

Page 102: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

90

disk. Data tersebut kemudian diserahkan ke library yang berada di

lantai 29 kantor NET. TV untuk diinjescts ke server. Kesimpulan yang

ditarik ialah PT. Netmediatama Indonesia memiliki sebuah database

berukuran ribuan gigabyte untuk menyimpan data semua program di

NET, maka dari itu NET memiliki alur tersendiri dalam menerima dan

menyalurkan data untuk keperluan editing produksi program.

m. Selesai liputan, VJ akan memilih gambar hasil liputan di komputer

rough cut dan reporter membuat naskah. Editingnya dimulai dari tim

liputan memberikan naskah dan materi ke editor, baru kemudian diedit.

Reduksi datanya ialah :

1. VJ memilah video hasil liputan di komputer rough cut;

2. Reporter membuat naskah;

3. Editor menerima materi dan naskah sebelum kemudian melakukan

editing secara keseluruhan.

Penyajian datanya ialah Tugas editor di sini adalah menggabungkan

gambar hasil liputan dan menambahkan sound, animasi, grafik, dan

lain sebagainya agar tayangan menjadi lebih menarik untuk ditonton.

Sedangkan tugas VJ pada tahap ini adalah memilih gambar hasil

liputan atau dalam produksi Lentera Indonesia disebut rough/raws cut

yang artinya editing kasar. Reporter kemudian membuat naskah untuk

acuan editor menggabungkan video liputan dan membuat dubbing.

Kesimpulan yang ditarik ialah VJ dan reporter memiliki peran di

produksi program dari pra produksi hingga pasca produksi. Pada tahap

Page 103: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

91

pasca produksi, reporter bertugas membuat naskah dan VJ memilah

video hasil liputan untuk kemudian materi-materi tersebut diserahkan

ke editor untuk diselaraskan dan diisi dengan suara, grafik, dan

gambar.

n. Reporter membuat naskah setelah kembali dari tugas liputan. Naskah

tersebut dibuat selama tiga hari kemudian diserahkan ke produser

untuk ditinjau dan diteguhkan. Data tersebut direduksi menjadi:

1. Naskah yang dibuat reporter diserahkan ke produser;

2. Produser melakukan pratinjau dan mengubah yang belum sesuai.

Penyajian datanya ialah naskah yang dibuat reporter tidak serta-merta

langsung digunakan dalam proses editing. Naskah terlebih dahulu

diserahkan ke produser Lentera Indonesia untuk diteliti dan diperbaiki.

Jika naskah telah diedit oleh produser, maka naskah sudah dapat

digunakan untuk keperluan edit. Kesimpulan yang dapat ditarik ialah

dalam melakukan proses editing, naskah digunakan sebagai acuan.

Namun sebelum itu, naskah harus terlebih dahulu ditinjau produser

guna memperbaiki kesalahan dan menambah kekurangan, agar

menghasilkan naskah yang baik dan berkualitas.

o. “Begitu masuk editing, kalau di sini kan sistemnya rough cut, sama

VJnya dibikin kasar dulu, kan sesuai naskahnya. Kemudian editor akan

mengedit, dalam proses mengedit nggak murni seratus persen harus

patokan dengan yang sudah dibikin sama VJ itu. Jadi, kadang-kadang

Page 104: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

92

kalau memang gambarnya nggak pas akan diganti,”35. Data tersebut

direduksi menjadi :

1. Editor memulai kegiatan editing jika naskah dan materi sudah fixed

dan diterima;

2. Tidak ada ketentuan khusus dalam mengedit;

3. Editor dapat mengganti gambar atau video yang kurang sesuai dan

kurang selaras.

Penyajian datanya adalah editor baru bisa melaksanakan proses edit

jika naskah dan gambar telah sesuai, namun tidak ada ketentuan dalam

mengedit harus sesuai dengan yang dibuat oleh reporter dan VJ. Editor

memiliki kewenangan memilih gambar atau video yang lebih baik dari

pilihan VJ jika dirasa gambar pilihan VJ kurang pas disatukan ketika

diedit. Kseimpulan yang ditarik ialah editor memasuki ruang editing

jika materi telah sia, mulai dari naskah yang telah tetap, dubbing, video

hasil liputan yang sudah dipilih VJ. Selanjutnya editor akan

melaksankan tugasnya dan dapat mengganti gambar atau video yang

kurang pas dengan cerita.

p. Data lapangan berupa dubbing dilakukan sebelum edit. Jadi ketika

masuk ke ruang editing itu semua sudah masuk, gambar, dubbing, dan

naskah. Selanjutnya editor yang mengolah. Maka hasil reduksi datanya

berupa:

35 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015

Page 105: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

93

1. Dubbing direkam setelah naskah siap dipakai;

2. Hasil dubbing masuk ke ruang editing bersamaan dengan naskah

dan video liputan.

Penyajian datanya ialah jika naskah sudah fixed untuk dijadikan

panduan editing, maka proses selanjutnya adalah melakukan dubbing,

yaitu memasukkan suara narasi ke dalam hasil liputan. Kesimpulan

yang diambil ialah ketika memasuki ruang editing, semua materi sudah

harus siap.

q. “Kalau audio, natural sound kan ada tiga, natural sound yang benar-

benar ambience, atmosphere, yang kedua adalah chit chat, dan yang

ketiga sound bite, itu wawancara. Kalau yang natural sound,

athmosphere yang kayak suara angin,36” ungkap Rianjana Putra dalam

wawancara dengan penulis. Reduksi data yang dilakukan

menghasilkan data:

1. Jenis audio terdiri dari tiga komponen;

2. Natural sound, chit chat, dan sound bite.

Peyajian datanya ialah audio terdiri dari tiga hal, yaitu:

1. Natural sound : athmosphere seperti suara angin;

2. Chit chat : suara percakapan orang atau sekumpulan orang;

3. Sound bite : suara wawancara narasumber atau narator.

36 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015

Page 106: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

94

Maka kesimpulan yang dapat ditarik ialah tiga komponen suara yang

utama dalam sebuah tayangan, yaitu natural sound, chit chat, dan

sound bite.

r. “dubbingnya itu sesuai naskah. Naskah kan per paragfraf, dubbingnya

ya semua itu dibaca. Nanti yang menentukan jeda per kata itu

editor,”37. Data hasil reduksi yang diperoleh ialah:

1. Dubbing dikerjakan sesuai naskah;

2. Editor menentukan jeda per kata.

Penyajian datanya ialah ketika proses dubbing dikerjakan, editor ikut

andil dan mempunyai wewenang dalam menentukan jeda per kata.

Proses dubbing tersebut dikerjakan sebelum editor melaksanakan

editing secara keseluruhan. Kesimpulan data yang dapat ditarik ialah

proses dubbing dapat didampingi oleh editor atau editor dapat

menentukan jeda paragraph pada lembar naskah.

s. “..yang mampu mengolah Full HD itu hanya Velocity, Premiere,

Edius. Kita pakai Premiere dan Edius tapi kebetulan yang dipakai

untuk Lentera Indonesia itu Velocity. Kalau yang pakai Premiere itu

program Weekend List, ILook, kalau Edius itu Ini Talkshow,”38.

Reduksi datanya ialah :

1. Software yang digunakan editor Lentera Indonesia adalah Velocity;

37 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015 38 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015

Page 107: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

95

2. Velocity mampu mengolah full high definition (HD);

3. Perusahaan menentukan software Velocity untuk editing program

Lentera Indonesia.

Penyajian datanya adalah editor menggunakan software editing video

bernama Velocity. Lentera Indonesia memiliki ketentuan dari

perusahaan untuk menggunakan software tersebut dalam melakukan

editing. Software editing video Velocity digunakan karena mampu

mengolah video untuk kualitas full high definition (HD) yang memang

menjadi kualitas tayangan untuk seluruh program-program di NET.

Kesimpulannya adalah kualitas tayangan NET adalah high definition

(HD) sehingga perusahaa menentukan software tersendiri yang mampu

mengolah kualitas HD. Masing-masing program di NET telah

ditetapkan software apa yang digunakan untuk editing video.

t. “Satu episode dengan preview potong durasi, finishing empat hari

empat shift. Satu shift delapan jam. Sistemnya kita by shift. Tiap hari

itu Lentera Indonesia dapat satu shift, shift tiga, satu shift delapan jam,

jadi empat hari,”39. Data hasil reduksi ialah:

1. Waktu yang dihabiskan dalam mengedit adalah empat hari;

2. Editing room yang digunakan memiliki jadwal per shift;

3. Lentera Indonesia mendapat jadwal di shift tiga;

4. Satu shift berlangsung selama delapan jam.

39 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015

Page 108: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

96

Penyajian datanya ialah editing room yang digunakan oleh Lentera

Indonesia terletak di lantai 28 dan ruang tersebut memiliki jadwal

untuk tiap program karena editing room digunakan bersama-sama oleh

seluruh editor program. Rianjana Putra mengungkapkan bahwa setiap

hari Lentera Indonesia mendapatkan jadwal satu shift, yaitu shift tiga.

Satu shift berlangsung selama delapan jam. Kesimpulannya adalah

pembuatan jadwal di ruang editing dibuat agar tiap program memiliki

waktu untuk melakukan editing. Setiap shift dijatuhkan waktu delapan

jam dan Lentera Indonesia memiliki jadwal di shift tiga.

u. “Setelah diedit semua, nah Mas Satria ini yang melanjutkan. Jadi,

diedit kan sesuai naskah, durasi bisa sampai 35 menit, padahal yang

kita butuhkan buat tayangan sekitar 24 menit. Karena kita punya waktu

setengah jam, terpotong iklan, jadi totalnya buat jadi satu cerita itu 24

menit. Itu sudah durasi bersih termasuk dengan bumper,”40. Hasil

reduksi datanya ialah:

1. Setelah selesai edit kemudian rangkain video dipreview oleh

produser madya;

2. Produser memotong durasi yang terlalu panjang;

3. Waktu tayang hanya 30 menit termasuk iklan;

4. Waktu yang dibutuhkan untuk tayangan Lentera Indonesia adalah

24 menit.

40 Erwin Widyastama, Video Journalist Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015

Page 109: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

97

Penyajian datanya adalah rangkaian video liputan tersebut kemudian

memasuki tahap preview, yaitu tahap peninjauan editing. Preview

tersebut kewenangannya dimiliki oleh produser. Dalam Lentera

Indonesia, wewenang tersebut dilakoni oleh produser madya, Satria

Purnatama. Produser madya bertugas melakukan pemotongan durasi

karena durasi yang terlalu panjang, misalkan durasi hingga 30 menit.

Kesimpulan yang ditarik adalah di tengah tahap editing, terdapat

preview atau pratinjau video yang telah diedit. Pratinjau tersebut untuk

memotong durasi dan melihat apakah masih ada kekurangan dalam

video tersebut. Pratinjau tersebut dilakukan oleh produser madya

Lentera Indonesia.

v. “Iklannya sudah mulai masuk. Sudah kebanyakan (iklan-red), jadi

durasi tayangan dikurangi. Kalau dokumenter murni kan nggak mau

ngalah sama iklan. Nah, karena kita industri, ya kita harus banyak

kompromi, lah, 41” ungkap Satria Purnatama, Produser Madya Lentera

Indonesia kepada penulis. Hasil wawancara tersebut direduksi

menjadi:

1. Iklan mulai masuk selama penayangan Lentera Indonesia tiap akhir

pekan;

2. Pemotongan durasi karena waktu tayang selama 30 menit harus

dibagi dengan iklan;

3. Lentera Indonesia dikatakan sebagai tayangan semi-dokumenter.

41 Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei 2015

Page 110: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

98

Penyajian datanya adalah pengurangan durasi tayang tersebut

dikarenakan iklan yang sudah mulai masuk.

“Sudah kebanyakan iklan jadi durasi harus dikurangi. Kalau dokumenter murni kan nggak mau ngalah sama iklan. Nah, karena kita industri, ya kita harus banyak kompromi,”42.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa Lentera Indonesia

dikatakan sebagai program semi-dokumenter. Kesimpulannya adalah

bahwa Lentera Indonesia merupakan berita dokumenter yang berjenis

semi-dokumenter karena telah disisipi iklan pada masa

penayangannya. Sehingga durasi 30 menit pun diperpendek menjadi

26 menit.

w. “File editing setelah selesai diedit disimpan di MCR sebelum

ditayangkan di hari Sabtu dan Minggu. Project editing sampai master

on-air semuanya di master control room, sampai nanti ada ARC, ARC

itu archive,”43. Hasil wawancara dengan Satria Purnatama tersebut

direduksi menjadi file editing disimpan di master control room (MCR)

sebelum ditayangkan. Sedangkan penyajian datanya adalah setelah

project editing selesai dikerjakan seluruhnya, project editing hingga

master on air disimpan di master control room (MCR), atau ruang

kendali utama tayangan di sebuah stasiun televisi. Maka kesimpulanya

ialah file editing tidak ada yang disimpan di dalam komputer edit. Data

42 Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015 43 Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015

Page 111: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

99

yang sudah diedit akan dikirim ke ruang MCR sampai penayangan di

akhir pekan.

C. Kendala dan Tantangan Produksi Program Lentera Indonesia

Setiap kegiatan pasti ada kendala dan tantangan yang dihadapi. Tak

terkecuali dalam proses produksi sebuah program acara televisi. Kendala dan

tantangan selalu datang seiring berjalannya proses produksi. Namun kendala

dan tantangan dapat dihadapi jika tim produksi tetap kompak dan terorganisir.

Hal itu juga dialami oleh tim produksi Lentera Indonesia. Tak sedikit

kendala yang dihadapi oleh tim selama proses produksi. Terlebih tahap

produksi Lentera Indonesia banyak dilakukan di luar daerah, terutama daerah

terpencil yang jauh dari kota besar seperti di Desa Lembuak, Lombok Barat.

Beberapa kendala penulis ketahui melalui wawancara pribadi dengan tim

Lentera Indonesia berupa kendala lokasi liputan dan perbedaan budaya di

daerah terpencil di luar kota. Selebihnya mengenai kendala secara sistem.

Kendala bagi video journalist (VJ), menurut Erwin Widyastama, biasanya

dari segi logistik. Kendala yang dialami oleh masing-masing VJ tentu berbeda,

mengingat VJ di dalam tim Lentera Indonesia terdiri dari tiga orang, yaitu

Erwin Widyastama, Franciska Anis, dan Shandy Prasetya Utama.

Tak hanya itu, kendala yang juga dialami VJ di lapangan adalah ketika

kondisi di lapangan tidak sesuai dengan wishlist atau segmentasi. Seperti yang

dituturkan oleh Erwin Widyastama ketika meliput di Aceh,

Page 112: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

100

“Sering beda tapi kita harus menyesuaikan langsung. Kita kan ada yang namanya pitching untuk bikin rundown dan konsep. Saya pernah liputan ke Aceh, tanpa diduga di Aceh terjadi banjir, sekolahnya nggak dipakai untuk sekolah tapi buat pengungsian. Ya, akhirnya mengubah semua. Cerita yang apa adanya di sana ya diambil. Ceritanya diubah total tapi kita tetap sounding ke produser,”44.

Mengatasi kendala tersebut, tim yang melakukan liputan, VJ dan reporter,

ditantang untuk segera mengatasi dan menyesuaikan langsung jika keadaan di

lapangan tidak sesuai dengan segmentasi atau konsep yang telah disusun

sebelumnya di tahap pra produksi.

Hal itu juga dirasakan oleh salah satu reporter Lentera Indonesia, Kahiril

Hanan Lubis, ketika liputan banyak yang hal yang terjadi di lapangan berbeda

dengan segmentasi yang sudah dibuat. Jika demikian maka ia dan VJ akan

melakukan segmentasi ulang guna menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Seperti yang diungkapkan dalam wawancara,

“Kebanyakan beda. Kalau secara umum tema sih nggak berubah tapi detail-detailnya banyakan beda. Jadi ketika sampai di lapangan kita bikin segmentasi lagi, kita susun ulang, “oh ternyata seperti ini”. Misalnya yang dia ceritakan kita lihat kondisinya, oh nggak sesuai seperti itu. Dia ceritakan lagi yag lebih menarik, kita ketemu dengan orang yamg lebih menarik, berubah. Nah, dari situ biasanya di hari pertama kita sudah menentukan bentuknya kayak gimana, hari kedua kita sudah mulai jalan,”45.

Kendala demikian menjadi sebuah tantangan bagi seorang reporter untuk

sigap dan cekatan dalam menyesuaikan kondisi di lokasi liputan, mengingat

44Erwin Widyastama, Video Journalist Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi,

Jakarta, 14 Mei 2015. 45 Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14

Mei 2015.

Page 113: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

101

waktu dan biaya yang digunakan untuk liputan terbatas, yaitu 12 hari meliput

untuk dua episode sekaligus. Lokasi yang sulit dijangkau kendaraan juga

menjadi kendala bagi tim selama proses liputan. Keadaan di lapangan harus

sesegera mungkin diatasi dan menggunakan waktu seefisien mungkin.

Lain cerita lagi bagi editor. Rianjana Putra selaku editor Lentera

Indonesia, dalam wawancara dengan penulis mengungkapkan bahwa selama

proses produksi, ia menggunakan sistem edit non linier sehingga mengalami

sedikit kendala, sebagaimana yang dituturkan,

“So far sih kekurangan non linier itu karena pakai software pakai komputer, kemungkinan nge-hang banyak, kemungkinan tiba-tiba komputer berhenti itu banyak,”46.

Namun sejauh itu, kendala tersebut dapat diatasi. Sebagaimana

menurutnya bahwa keterampilan seorang editor bukan pada alat yang

digunakan melainkan bagaimana seorang editor dapat mengoperasikan

pekerjaan sebaik mungkin dan kekayaan pengalaman dapat menjadi nilai

tambahan.

Selain itu, menurut Rianjana Putra, di NET. untuk masalah kekurangan

audio tidak menggunakan aplikasi pengolah audio yang rusak seperti halnya

film. Jika di NET, tidak menggunakan audio post pro, yaitu aplikasi pengolah

audio yang rusak atau mengalaim noise. Tidak menggunakan aplikasi tersebut

bukan berarti televisi tidak mampu, tetapi lebih karena tidak ada waktu lebih.

46 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015.

Page 114: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

102

Sedangkan untuk mengolah audio dalam aplikasi tersebut membutuhkan

waktu yang lama. Jadi, jika audionya rusak, maka Rianjana Putra tetap akan

menggunakannya, namun ia akan mengatakan kepada penanggungjawab jika

audio di bagian tersebut rusak47.

Hal yang memengaruhi pekerjaan seorang editor adalah ketika gambar

yang didapat dari hasil liputan tidak sesuai atau kualitasnya tidak bagus.

Namun, untuk mengatasi hal tersebut, editor menggunakan stock shot.

Menurutnya, jika ada gambar yang bagus, ia akan menyimpan untuk cadangan

jika suatu ketika terdapat kekurangan gambar dalam proses editing.

Kendala bagi produser, sebagaimana yang diungkapkan oleh Satria

Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, mengenai perpendekan durasi

tayangan. Waktu yang disediakan untuk Lentera Indonesia tayang adalah 30

menit namun sehubungan dengan masuknya iklan ke dalam waktu tayangan,

maka diperpendek menjadi 26 menit sampai akhirnya terakhir dipotong

menjadi 24 menit. Seperti yang diungkapkan Erwin Widyastama, VJ Lentera

Indonesia,

“Durasi bisa sampai 35 menit, padahal yang kita butuhkan buat tayangan sekitar 24 menit. Karena kita punya waktu setengah jam, terpotong iklan, jadi totalnya buat jadi satu cerita itu 24 menit. Itu sudah durasi bersih termasuk dengan bumper,”48.

47 Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei

2015. 48 Erwin Widyastama, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14

Mei 2015.

Page 115: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

103

Hal itu ditambahkan oleh ungkapan Satria Purnatama, Produser Madya

Lentera Indonesia,

“Iklannya sudah mulai masuk. Sudah kebanyakan (iklan-red), jadi durasi tayangan dikurangi. Kalau dokumenter murni kan nggak mau ngalah sama iklan. Nah, karena kita industri, ya kita harus banyak kompromi, lah,”49.

Tantangan bagi Produser Lentera Indonesia, Dewi Rachmayani, adalah

bagaimana Lentera Indonesia tidak hanya mampu menginspirasi masyarakat

Indonesia tapi juga dapat membuat seseorang melakukan sesuatu yang

berguna bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut juga dirasakan oleh Dewi

Rachmayani pribadi. Seperti penuturannya kepada penulis saat wawancara,

“Aku sendiri sebagai Produser Lentera Indonesia, gue malu melihat narasumber-narasumber yang sudah berbuat sesuatu tapi gue belum berbuat apa-apa, kerjaan gue cuma numpuk duit, sibuk kerja. Tapi apa yang sudah gue kasih buat orang lain? Sering banget kesentil sama liputan sendiri,”50.

Hal seperti itu yang menantang Dewi Rachmayani untuk dapat

memberikan tayangan yang berkualitas untuk ditonton. Ia juga ingin membuat

penghargaan bagi narasumber yang pernah diliput Lentera Indonesia, untuk

memberikan penghargaan atas perjuangan, dedikasi, dan semangatnya bagi

bangsa Indonesia51.

49Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta,

14 Mei 2015. 50Dewi Rachmayani, Produser Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 11

Mei 2015. 51 Dewi Rachmayani, Produser Lentera Indonesia, Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 11

Mei 2015.

Page 116: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis paparkan dari bab I hingga bab IV

dalam skripsi ini, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik untuk

menerangkan kesatuan dari isi yang diangkat oleh penulis dalam karya ilmiah

tentang produksi program berita dokumenter Lentera Indonesia di NET.

1. Ciri Khas Berita Dokumenter Lentera Indonesia

Program berita dokumenter Lentera Indonesia yang tayang tiap Sabtu

dan Minggu pukul 14.30 WIB di NET memiliki ciri khas tersendiri yang

membuatnya berbeda dibandingkan program sejenis lainnya di stasiun

televisi lainnya.

Lentera Indonesia memberi warna baru bagi dokumenter pertelevisian

Indonesia. Konsep yang diusung mengenai kepedulian muda-mudi yang

peduli terhadap orang-orang di desa terpencil. Namun, seiring berjalannya

waktu, konsep tersebut berkembang dan tak hanya menampilkan sosok

narasumber yang muda dan peduli tetapi juga mereka yang telah berusia

matang namun tetap memiliki kepedulian terhadap sekitar.

Ketika program dokumenter lain lebih banyak mengungkapkan tentang

keindahan alam atau pemandu acara yang berasal dari kalangan selebritis,

Lentera Indonesia muncul dengan konsep baru yang lebih segar. Lentera

Indonesia menampilkan tak hanya soal keindahan alam, tetapi juga

Page 117: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

105

seorang warga Indonesia yang tidak terkenal dan bahkan mungkin tak

banyak yang mengetahuinya namun giat kepeduliannya terasa mendalam

untuk dikulik lebih jauh.

Lentera Indonesia tidak menjual kepopuleran seseorang untuk menjadi

modal ketertarikan penonton. Namun, sisi lain yang diungkap dalam

program inilah yang membuat Lentera Indonesia memiliki ciri khas dan

terasa berbeda. Lentera Indonesia mengungkapkan bagaimana seseorang

memiliki kepedulian terhadap sekelompok orang, mulai dari bidang

pengajaran hingga kesehatan. Tetapi tak hanya itu pula, Lentera Indonesia

juga mengungkap sisi lain sosok yang dianggap ‘kaku’ seperti tentara,

misalnya tentang sisi kemanusiaan seorang tentara yang gemar berkirim

surat kepada keluarganya dan kepeduliannya terhadap warga sekitar di luar

tugasnya sebagai tentara.

Tagline yang dimiliki Lentera Indonesia adalah dedikasi, semangat,

dan perjuangan menjadi acuan dalam membuat episode-epidose serta

sosok-sosok inspiratif sebagai narasumber utama. Lentera Indonesia

berupaya memberi inspirasi bagi penonton untuk ikut peduli terhadap

masyarakat sekitar yang membutuhkan uluran tangan, yang masih jauh

dari kata cukup dalam pendidikan maupun kehidupan sehari-hari lainnya.

Manusia tak seluruhnya terlahir dengan keberuntungan untuk dapat

menikmati kehidupan yang sejahtera dan kesempatan untuk mengenyam

pendidikan yang baik. Maka dari hal tersebut, Lentera Indonesia hadir

sebagai media inspiratif yang mengungkap perihal tersebut. Bahwa

Page 118: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

106

perjuangan, dedikasi, dan semangat seharusnya bisa disalurkan untuk

kegiatan berbagi dalam kepedulian terhadap sesama.

2. Proses Produksi serta Kendala dan Tantangan Produksi Lentera Indonesia

a. Pra produksi.

Tahap pra produksi merupakan tahap persiapan produksi di mana tim

melakukan beberapa hal berikut:

1. Riset issue

2. Mencari data lengkap narasumber

3. Membuat treatment atau segmentasi

4. Rapat ide (pitching)

5. Menyusun jadwal keberangkatan dan melengkapi kebutuhan

produksi di lapangan

b. Produksi

Tahap ini merupakan kegiatan utama dari serangkaian proses

produksi Lentera Indonesia. Kegiatan produksi dilaksanakan di tepi

Jakarta dan luar kota Jakarta. Pada tahap ini, ada tiga hal yang dilakukan

reporter dan VJ ketika di lokasi, yaitu:

a. Riset lokasi dan melakukan perizinan terhadap petinggi setempat

b. Cross check treatment atau segmentasi

c. Melaksanakan liputan

Page 119: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

107

c. Pascaproduksi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari serangkaian proses produksi, di

mana di dalamnya terdapat beberapa proses untuk menyelesaikan

liputan menjadi sebuah tayangan, sebagai berikut:

a. VJ memilah video-video hasil liputan (logging)

b. Reporter membuat naskah

c. Produser mengedit naskah

d. Membuat dubbing

e. Editor melaksanakan editing video

f. Produser madya melakukan preview dan pemotongan durasi

g. Editor membuat finishing sebelum menyerahkan ke master

contol room (MCR)

h. Lentera Indonesia siap ditayangkan pada Sabtu dan Minggu

2. Kendala dan Tantangan Produksi Lentera Indonesia

Ketika melakukan penelitian ini, penulis menemukan kendala dan

tantangan yang dihadapi masing-masing orang daritimproduksiLentera

Indonesia dalamjabatannya.

Kendala bagi video journalist (VJ), menurut Erwin Widyastama,

biasanya dari segi logistik. Tak hanya itu, kendala yang juga dialami VJ

di lapangan adalah ketika kondisi di lapangan tidak sesuai dengan

wishlist atau segmentasi.

Page 120: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

108

Kendala bagi reporter Lentera Indonesia, Kahiril Hanan Lubis,

adalah ketika liputan banyak yang hal yang terjadi di lapangan berbeda

dengan segmentasi yang sudah dibuat. Jika demikian maka ia dan VJ

akan melakukan segmentasi ulang guna menyesuaikan dengan kondisi

di lapangan.

Rianjana Putra selaku editor Lentera Indonesia, dalam wawancara

dengan penulis mengungkapkan bahwa selama proses produksi, ia

menggunakan sistem edit non linier sehingga mengalami sedikit

kendala, yaitu ketika sedang melakukan editing, komputer yang

digunakan hang sehingga proses editing menjadi terhambat.

Lain cerita dengan Produser Madya Lentera Indonesia, Satria

Purnatama, ia memaparkan waktu yang disediakan untuk Lentera

Indonesia tayang adalah 30 menit namun sehubungan dengan masuknya

iklan ke dalam waktu tayangan, maka diperpendek menjadi 26 menit

sampai akhirnya terakhir dipotong menjadi 24 menit.

Sedangkan tantangan bagi Produser Lentera Indonesia, Dewi

Rachmayani, adalah bagaimana Lentera Indonesia tidak hanya mampu

menginspirasi masyarakat Indonesia tapi juga dapat membuat seseorang

melakukan sesuatu yang berguna bagi bangsa Indonesia.

B. Saran

Selama melakukan penelitian ini, penulis mendapatkan pengalaman dan

bahan pelajaran. Beberapa hal yang didapatkan dari penelitian ini, penulis

Page 121: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

109

memiliki saran terhadap instansi terkait yang mungkin dapat menjadi bahan

masukan untuk perbaikan selanjutnya, yaitu:

1. Sebaiknya Lentera Indonesia mengangkat juga kaum marginal di Jakarta

yang memiliki dedikasi untuk masa depan mereka.

2. Lentera Indonesia dapat mengangkat cerita dalam bidang lain, tak hanya

soal pendidikan dan kesehatan, tetapi misalnya juga dari bidang

kebudayaan. Banyak masyarakat yang menjadi agen budaya Indonesia

hingga ke luar negeri.

3. Jika mengangkat cerita tentang seorang guru muda, mungkin bisa juga

mengangkat kegiatan selain mengajar atau kuliahnya, tetapi juga

bagaimana ia dekat dengan warga sekitar dan keseharian narasumber

utama, seperti prestasi apa saja yang telah diperolehnya.

Page 122: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

110

DAFTAR PUSTAKA

Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

2014.

Arifin, Eva. Broadcasting: to be broadcaster. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.

Burton, Graeme. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kajian Televisi.

Yogyakarta: Jalasutra. 2011.

Bryant, Jennings and Susan Thompson. Fundamentals of Media Effects. New

York: Mc Graw Hill. 2002.

Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada. 2012.

Fachrudin, Andi. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature,

Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. 2012.

Hamzah, A. Nawir. Sutradara Drama Panggung dan Televisi. Jakarta: WIN

COMMUNICATION. 2007.

Harahap, Arifin S. Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita.

Jakarta: PT Indeks. 2007.

Ishwara, Luwi. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbit Buku

Kompas. 2005.

Page 123: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

111

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif: Buku

Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia (UI-Press). 1992.

Morissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

2010.

Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group. 2010.

Setyobudi, Ciptono. Teknologi Broadcasting TV. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2012.

Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. Bogor:

Penerbit Ghalia Indonesia. 2011.

Suwardi, Purnama. Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi. Sumatera

Barat: TVRI Sumbar. 2006.

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Penerbit Kalam Indonesia. 2005.

Wibowo, Fred. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia, Anggota Ikapi. 1997.

Zettl, Herbert. Television Production Handbook, Eleventh Edition. USA:

Wadsworth Cengage Learning. 2012.

Page 124: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

112

Sumber Lain:

Fauzan, A. Asrul Sani. Modul Perkuliahan Universitas Mercu Buana:

Penulisan Naskah Non Berita: Dokumenter. Pusat Bahan Ajar dan

eLearning http://www.mercubuana.ac.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Lentera_Indonesia_%28acara_televisi%29

http://id.wikipedia.org/wiki/NET

http://kbbi.web.id/analisis

https://library.binus.ac.id/Collections/Download/GFFsuNTtBYsMHaJywrzdX

d/GXr9RycbwP6Eb7ENRyu+qB4AyHiB8GbiCXy0skZyqV2Pn45kz1+aZvS

WZtLSMn5myXE509oKCGnTvIJhS2vuHFJr/4beG5nKEKlegLun45wi8Fxz

WDGUIpIrC9lXOBnqyjrz/cZXh/4DrF/xxao4FTsb8d2EJQjm+Afj03wgM3M

oVk/het/Apf7M2WHwzRA==

https://prezi.com/_bldrz8dkaze/laporan-praktik-kerja-nyata/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20229/4/Chapter%20II.pdf

http://www.netmedia.co.id/program/84/Lentera-Indonesia

https://twitter.com/lentera_net

www.netmedia.co.id

www.twitter.com/netmediatama

Wawancara dengan Dewi Rachmayani, Produser Lentera Indonesia, Jakarta,

Wawancara Pribadi, Jakarta, 11 Mei 2015

Page 125: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

113

Wawancara dengan Erwin Widyastama, Video Journalist Lentera Indonesia,

Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei 2015

Wawancara dengan Khairil Hanan Lubis, Reporter Lentera Indonesia, Jakarta,

Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei 2015

Wawancara dengan Rianjana Putra, Editor Lentera Indonesia, Jakarta,

Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei 2015

Wawancara dengan Satria Purnatama, Produser Madya Lentera Indonesia,

Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 14 Mei 2015

Page 126: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

DOKUMENTASI

Ruang Kru Berita NET. TV Lantai 28

Ruang Komputer Rough Cut

Pro Proses Pemilihan Video Liputan oleh VJ

Page 127: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Pemotongan Durasi

Tayangan oleh Produser

Madya

Reporter dan VJ Saat Liputan di Lombok

VJ Melakukan Liputan Menggunakan

Camera Canon 5D Mark III

Page 128: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Wawancara Penulis dengan Dewi Rachmayani, Produser Lentera Indonesia

Wawancara Penulis dengan Erwin Widyastama, Video Journalist Lentera Indonesia

Page 129: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,
Page 130: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,
Page 131: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,
Page 132: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,
Page 133: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Transkrip Wawancara

Hari / Tanggal : Senin, 11 Mei 2015

Waktu : 18. 05 WIB

Lokasi : Ruang Redaksi Lentera Indonesia, NET. TV, The East Tower

Narasumber : Dewi Rachmayani

Jabatan : Produser Lentera Indonesia

Dewi Apriani : Mengapa Lentera Indonesia mengusung konsep anak muda yang

peduli terhadap kemajuan desa-desa terpencil?

Dewi Rachmayani : Awalnya kita berangkat dari cerita tentang anak-anak muda

yang berbuat sesuatu bagi bangsanya dengan mengajar, tapi pada akhirnya kita

melihat bahwa di luar sana banyak sekali orang yang memiliki niat baik. Bukan

cuma sekadar niat, ya, tapi orang yang mau berbuat sesuatu untuk negeri kita dan

itu nggak cuma dalam bidang pendidikan, dalam bidang kesehatan. Pada akhirnya,

lama-lama Lentera Indonesia dikembangin nih, nggak cuma pendidikan doang,

tapi relnya adalah kita cerita tentang warga Indonesia yang mau membuat

hidupnya berarti dengan membantu sesama. Membantunya itu dalam bidang

pendidikan, kesehatan.

Dewi Apriani : Lentera Indonesia kan mengusungnya anak muda. Apakah anak

muda itu memang bentukan dari NET. TV atau mencari di luar sana ada tidaknya

mahasiswa atau anak muda yang sedang membantu kemajuan suatu desa?

Page 134: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Dewi Rachmayani : Kita nyari. Kita memang relnya anak muda tapi kita nggak

baku anak muda. Pernah di daerah NTT ada orang umur 40-an, laki-laki, dia supir

tapi dia membuka panti asuhan. Jadi, ketika story-nya kuat banget, kita membuka

peluang untuk orang-orang yang umurnya cukup tua untuk jadi narasumber.

Jangan sampai kita fokus ke anak muda saja, kita tutup mata kalau di luar sana

banyak cerita-cerita bagus yang layak untuk masuk karena kan yang penting

ceritanya menginspirasi.

Dewi Apriani : Kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses

produksi, dari tahap awal ketika pra-produksi sampai pasca-produksi?

Dewi Rachmayani : Teman-teman riset selama seminggu. Mereka seminggu

riset, di lapangan dua minggu. Dua minggu itu untuk dua liputan. Balik ke kantor

edit naskah sekitar satu bulan. Mulai untuk per dua liputan, ya, itu dari riset

sampai digodok di editing sekitar sebulan.

Dewi Apriani : Mengapa mengambil nama Lentera Indonesia? Apa sih

filosofinya?

Dewi Rachmayani : Lentera itu kan cahaya, ya. Jadi, pastinya kita ingin memberi

layar untuk orang-orang yang selama ini bekerja dalam diam. Untuk orang yang

selama ini telah menjadi lentera buat orang lain tapi mereka nggak pamer. Kenapa

kita ngasih layarke orang-orang seperti itu untuk menginspirasi yang lain bahwa

banyak loh orang-orang “lentera” di sekitar kita, dengan harapan, aku sendiri

sebagai Produser Lentera Indonesia, gue malu melihat narasumber-narasumber

yang sudah berbuat sesuatu tapi gue belum berbuat apa-apa, kerjaan gue cuma

Page 135: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

numpuk duit, sibuk kerja. Tapi apa yang sudah gue kasih buat orang lain? Sering

banget kesentil sama liputan sendiri.

Dewi Apriani : Tim Produksi sendiri mengetahui bahwa di luar sana ada orang

yang menginspirasi dari mana?

Dewi Rachmayani : Seorang reporter untuk mendapatkan story yang bagus,

kalau di dokumenter riset itu merupakan jantungnya. Ketika kita sudah mendapat

topik A, proses selanjutnya adalah bagaimana mengolah A menjadi sebuah produk

dokumenter yang menarik. Tapi, problem pertama adalah bagaimana

mendapatkan A. Wartawan sekarang enak ada Google, tinggal browsing.

Misalkan loe mau cerita soal wanita inspiratif dari Papua. Tinggal klik maka akan

keluar banyak datanya. Tapi, jangan jadikan Google untuk patokan, cuma sebagai

entry point. Itu gunanya teman-teman reporter untuk punya banyak link di mana-

mana. Gunanya reporter punya networking yang luas memudahkan untuk riset.

Dewi Apriani : Bagaimana awalnya berdiri program Lentera Indonesia?

Dewi Rachmayani : Kalau untuk itu aku mesti tanya dulu sama temenku karena

aku nggak dari awal di Lentera Indonesia. Aku dengar, Lentera Indonesia ini

berawal dari kegelisahan teman-teman. Cuma, pastinya kayak apa, aku mesti

make sure ke teman yang pertama kali di Lentera Indonesia. Yang pasti, kita di

NET. ini pengin bikin program tv yang bermutu. Kuncinya itu dulu. Nah, program

bermutu itu kan banyak tinggal kita jabarin, kita mau bermutunya yang apa dan

dalam bidang apa. Lentera (Indonesia- red) itu awalnya kerjasamanya dengan

Indonesia Mengajar kan. Makanya, orang kalau dengar Lentera Indonesia pasti

mikirnya Indonesia Mengajar. Waktu itu karena link-nya dari situ. Setelah lama-

Page 136: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

lama kan bosen juga ya, kalau loe liputan pemuda mengajar di sini, besoknya

pemuda mengajar di sana. Selama 30 episode jadi mengulang, cuma beda lokasi

doang. Akhirnya, kita buka keran, jangan cuma pendidikan doang dan jangna

cuma Indonesia Mengajar doang. Yang pasti kenapa Lentera Indonesia ada karena

kita mau ngasih program yang berkualitas dan perwujudannya lewat Lentera

Indonesia, seperti yang aku bilang tadi, untuk ngasih layar orang-orang yang

doing something buat komunitas.

Dewi Apriani : Target untuk Lentera Indonesia sendiri untuk penonton, apakah

hanya untuk memberi inspirasi atau bagaimana?

Dewi Rachmayani : Fungsi tv itu kan banyak, fungsi media massa, to inform, to

educate, to entertaint, dampak jauhnya lagi menginspirasi, kan dan ketika sudah

menginspirasi penginnya nggak cuma sekadar orang-orang “oh, iya ya”, “oh, iya

ya”, “hebatnya orang ini” tapi penginnya dampak ke depannya adalah

menggerakkan karena kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau cuma ngandelin. Karena

begini, dalam dunia pendidikan banyak banget ‘bolongnya’ di daerah. Iya sih,

dibilang pendidikan itu haknya seluruh warga negara dan pemerintah musti

memberikan pendidikan yang bla bla bla, itu kan teori ya tapi pada prakteknya tuh

banyak banget yang ‘bolong’. Nggak usah jauh-jauh, di Bandung ada satu desa

yang padahal nggak jauh dari kota tapi nggak diurus. Tahun 2008 angka putus

sekolahnya sampai 80%, untuk ukuran Kabupaten Bandung, 2008 kan baru. Kita

kan nggak bisa terus-terusan menyalahkan pemerintah. Hebatnya, di situ

rakyatnya yang bergerak, mahasiswa sih yang bergerak, namanya Ahmad,

umurnya sekarang 22, berarti waktu 2008 dia masih SMA. Dia sudah bergerak

untuk meng-encourage orang-orang situ untuk peduli terhadap pendidikan. Itulah

Page 137: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

tujuan akhir Lentera Indonesia adalah membuat orang lain tergerak untuk

membantu dengan kemampuan mereka, kalau bisa ngajar ya ngajar, yang bisa

ngelatih nari ya ngelatih nari. Itu dalam fungsi ngajar, kalo bidang lain ya sesuai

kapasitasnya masing-masing.

Dewi Apriani : Apakah ada dampak bagi kru Lentera Indonesia secara

keseluruhan atas program ini?

Dewi Rachmayani : Dampak singkatnya, pernah ada bapak-bapak dari

Tasikmalaya, dia berhenti dari pekerjaannya untuk mendirikan yayasan karena

terpanggil melihat orang-orang gila di pinggir jalan. Jarang loh ada orang

ngurusin orang gila. Dampak singkatnya adalah ketika kita tayangin ada beberapa

penonton yang nelfon, nyumbang, begitu. Tapi, so far-nya kita pengin bikin

sesuatu yang ngasih dampak buat orang lain. Kita mau bikin Lentera Awards,

kalau di luar negeri ada CNN Heroes, kita juga mau bikin Lentera Awards. Nanti

kita kumpulin narasumber-narasumber yang pernah kita liput, kita ‘lempar’ ke

audience untuk dipilih. Satu pemenangnya nanti akan kita carikan company.

Perusahaan kan punya CSR, ya untuk kita alihkan ke situ.

Dewi Apriani : Apa sih makna dari tagline Lentera Indonesia “Perjuangan,

Dedikasi, dan Semangat”?

Dewi Rachmayani : Perjuangan. Tagline itu dibuat ketika kita masih sama

Indonesia Mengajar, ya. Cuma maksud aku, apapun bidang pengabdian

narasumber Lentera Indonesia, mau pengajaran, kesehatan, itu terlihat banget di

setiap episode ada perjuangan. Bukan perjuangan tim, ya. Kita sih nggak ada apa-

apanya, yang hebat itu perjuangan tokoh-tokoh yang kita liput. Ada dedikasi.

Page 138: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Maksudnya begini, kalau cuma, “ah, gue mau bantu anak Bantar Gebang”, cuma

sebulan terus bosen, itu nggak ada dedikasinya. Itu cuma sekadar simpati sesaat.

Tapi, untuk diliput Lentera Indonesia itu syaratnya banyak. Seorang narasumber

untuk diliput Lentera Indonesia itu nggak sembarangan narasumber, kita mesti

lihat. Berapa lama ia mengajar, pernah mengajar di mana aja. Artinya orang ini

berdedikasi, kan. Itu loh maksudnya dedikasi. Perjuangan, maksudnya perjuangan

adalah, kita pernah meliput yang namanya Habibi, dia mengajar di pedalaman

Asmat selama satu tahun. Orang Papua aja banyak yang nggak betah ngajar

karena pedalaman banget dan karakter orang Papua yang keras banget. Di

pedalaman itu ada sekolah tapi nggak ada yang ngajar. Habibi ini orang Bugis,

sama, dia juga dibawain panah sama orangtua muridnya tapi karena dia

berdedikasi ya dia pantang menyerah. Sampai pada akhirnya ketika dia berhenti

mengajar karena programnya hanya setahun, orangtua muridnya pada nangis. Dia

pernah mengajar di pedalaman Halmahera dan banyak pedalaman lainnya.

Dewi Apriani : Kenapa mengambil format dokumenter dalam program ini? Kan

ada format straight news dan feature. Apakah agar masyarakat melihat

kenyataannya seperti ini dan tidak mau mengurangi atau bagaimana?

Dewi Rachmayani : Karena untuk tipe seperti ini, kami melihatnya yang paling

cocok ya dokumenter sih. Karena dokumenter itu kan benar-benar menghadirkan

apa yang ada di lapangan, real ke layar. Dan untuk program setengah jam sangat

bisa untuk dijadikan dokumenter.

Dewi Apriani : Aku baca di website kalau acara ini sudah dapat pengahrgaan dua

kali dari Dompet Dhuafa, ya?

Page 139: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Dewi Rachmayani : Iya. Karena narasumber kita kebanyakan dari Dompet

Dhuafa. Maksudnya, mereka banyak ngasih talent ke kita. Selain itu juga ada dari

Doctor Chef, Dompet Dhuafa, dan intinya Lentera Indonesia itu membuka

kesempatan kepada lembaga manapun yang dia memang doing something untuk

community.

Jakarta, 11 Mei 2015

Produser Lentera Indonesia

( Dewi Rachmayani )

Page 140: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Transkrip Wawancara

Hari / Tanggal : Kamis, 14 Mei 2015

Waktu : 19. 40 WIB

Lokasi : Editing Room, Lantai 28, NET. TV, The East Tower

Narasumber : 1. Satria Purnatama

2. Erwin Widyastama

Jabatan : 1. Produser Madya

2. Video Jurnalist

Dewi Apriani : Bagaimana alur editing Lentera Indonesia, Mas?

Erwin Widyastama : Alur sistemnya, ya. Kita liputan, bawa file mentah, nih.

NET. ini dibangun dengan memiliki satu database yang kita sebut server.

Selanjutnya kita injecst ke server terus kita tarik ke komputer rough cut yang ada

di situ.

Dewi Apriani : Itu dari kamera langsung atau bagaimana?

Erwin Widyastama : Nggak. Sudah file yang ada di hard disk yang diserahkan ke

library di lantai 29. Nah, dia yang masukkin ke server dengan kode tertentu.

Library ini yang melakukan injecst. Injecst di sini maksudnya memasukkan data

ke server. Kemudian ditarik ke komputer rough cut. Itu sudah bentuk low rest.

Nah, yang melakukan rough cut itu tim liputan, kameramennya.

Page 141: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Dewi Apriani : Berarti di sini (editing room) sudah final editing, ya?

Erwin Widyastama : Final. Kan di komputer rough cut sudah dipilih dulu karena

editor kan nggak ikut di lapangan, dia nggak tahu. Jadi, sekalian milihin gambar

sama bikin naskah.

Dewi Apriani : Jadi yang melakukan itu reporter sama penulis naskah?

Erwin Widyastama : Jadi yang berangkat ke lapangan itu hanya dua orang,

reporter dama kameramen. Nah, reporter itu sekaligus penulis naskah.

Satria Purnatama : Merangkap semua itu. Kameramennya jadi lighting man,

reporternya sekaligus penulis naskah.

Dewi Apriani : Setelah semua selesai kemudian dikerjakan oleh Mas Satria,

begitu?

Erwin Widyastama : Mas Satria ini Produser. Jadi alurnya begini, setelah pulang

liputan, kameramen ini ngurusin gambar, injecst ke server, kita rough cut, reporter

ini yang bikin naskah. Naskah juga belum tentu langsung fixed diedit. Dikasih ke

produser dulu kemudian diedit naskahnya, kameramen rough cut untuk sync

antara naskah dengan gambar, kemudian dipush dan masuklah editor online.

Kalau masuknya ke editing room, kita sudah beda divisi. Namanya facilities,

kalau kita kan news, jadi beda divisi.

Dewi Apriani : Beda divisi ini sudah termasuk Lentera Indonesia atau untuk

Indonesia Bagus juga?

Page 142: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Satria Purnatama : Bisa siapa saja pakai (editing room-red) . Dari awal memang

di Lentera Indonesia ini, kita sudah punya editor yang dedicated. Jadi, satu orang

sih dari zaman pertama Lentera Indonesia sampai sekarang yang bertahan, ya satu

orang ini jadi kuncian, lah. Kita minta ke koordinator editornya juga, kita mau dia

terus sampai sekarang sih masih orang ini.

Dewi Apriani : Lalu untuk proses editingnya sendiri setelah ini bagaimana?

Erwin Widyastama : Setelah diedit semua, nah Mas Satria ini yang melanjutkan.

Jadi, diedit kan sesuai naskah, durasi bisa sampai 35 menit, padahal yang kita

butuhkan buat tayangan sekitar 24 menit. Karena kita punya waktu setengah jam,

terpotong iklan, jadi totalnya buat jadi satu cerita itu 24 menit. Itu sudah durasi

bersih termasuk dengan bumper.

Satria Purnatama : Kemarin sebenarnya 26 menit, baru sekarang jadi 24 menit.

Dewi Apriani : Kenapa bisa seperti itu, Mas?

Satria Purnatama : Iklannya sudah mulai masuk. Sudah kebanyakan (iklan-red),

jadi durasi tayangan dikurangi. Kalau dokumenter murni kan nggak mau ngalah

sama iklan. Nah, karena kita industri, ya kita harus banyak kompromi, lah.

Dewi Apriani : Jadi itu bisa dikatakan sebagai alasan kenapa disebut semi-

dokumenter, ya?

Erwin Widyastama : Salah satu alasan.

Dewi Apriani : Kalau alasan yang lainnya, Mas?

Page 143: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Erwin Widyastama : Tahu KPI, nggak? Nah, itu. Karena kita tetap menjaga

aturan, nggak bisa seenaknya sendiri.

Satria Purnatama : Kayak gambarnya. Kalau orang merokok, gambar rokok.

Asapnya pun sudah nggak boleh masuk ke tv. Nah, terus kalau ada orang lagi,

misalnya ke pedalaman ada orang-orang yang masih telanjang, kita ambil

gambarnya, itu nggak boleh. Walaupun mereka masih primitif dan memang cara

hidup mereka seperti itu. Ya, apapun alasannya nggak bisa karena nggak boleh.

Masih banyaklah batasan-batasan yang kita kompromikan.

Dewi Apriani : Kemudian setelah editing ini selesai akan menjadi file yang siap

ditayangkan atau ada proses lain selanjutnya setelah itu?

Erwin Widyastama : Nggak. Finishing ini yang kendalikan produser. Kalau

editing dan durasi udah fixed, jadi kalau sudah diedit oleh sang editor biasanya

durasinya kepanjangan, tuh sampai 30 menit sekian. Kan, jadi nggak bisa tayang

kalau durasi terlalu panjang. Nah, produserlah yang berkuasa memotong.

Dewi Apriani : Jadi, di sini juga kru nya banyak yang double job, ya Mas?

Erwin Widyastama : Iya semua. Kecuali editor ya, dia hanya mengedit.

Dewi Apriani : Mas Satria ini hanya sebagai produser Lentera Indonesia atau

Indonesia Bagus juga?

Erwin Widyastama : Iya tapi itupun baru beberapa lama, tadinya berbeda.

Karena sistem di news ini ada rolling per enam bulan sekali. Saya tadinya di IMS

(Indonesia Morning Show), Mas Satria di NET 12.

Page 144: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Dewi Apriani : Kemudian file editing ini setelah selesai diedit disimpan di mana,

Mas sebelum ditayangkan di hari Sabtu dan Minggu?

Satria Purnatama : Project editing sampai master on-air semuanya di master

control room, sampai nanti ada ARC, ARC itu archive. Jadi bahan mentahnya,

lah.

Erwin Widyastama : Kan kalau gambar ini sudah selesia dibuang, didelete. Jadi,

tinggal bahan mentah materinya aja.

Dewi Apriani : jadi masih cut to cut, ya?

Satria Purnatama : Ya. Yang sudah ada di timeline ini yang kita simpan nanti.

Dewi Apriani : Disimpannya setelah dirender atau masih file potongan?

Erwin Widyastama : Di sini nggak ada render. Langsung dipush langsung ke

server. Kalau local disk baru ada render.

Dewi Apriani : Mas Erwin sebagai VJ nih, bagaimana sih pengalaman selama

liputan di luar daerah?

Erwin Widyastama : Seringnya sih soal perbedaan makanan, saya jadi nggak

bisa makan.

Dewi Apriani : Lalu untuk mengatasi hal itu bagaimana?

Erwin Widyastama : Ya, ada. Kita punya logistik sendiri.

Dewi Apriani : Biasanya Mas Erwin sekali liputan untuk dua episode ya,nah itu

butuh waktu berapa lama?

Page 145: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Erwin Widyastama : 10-12 hari.

Dewi Apriani : Pernah nggak mengalami perbedaan dengan ada yang ada di

wishlist? Misalnya ternyata lokasinya tidak terjangkau atau kondisinya berubah

Erwin Widyastama : Sering beda tapi kita harus menyesuaikan langsung. Kita

kan ada yang namanya pitching untuk bikin rundown dan konsep. Saya pernah

liputan ke Aceh, tanpa diduga di Aceh terjadi banjir, sekolahnya nggak dipakai

untuk sekolah tapi buat pengungsian. Ya, akhirnya mengubah semua. Cerita yang

apa adanya di sana ya diambil. Ceritanya diubah total tapi kita tetap sounding ke

produser.

Dewi Apriani : Tapi apakah perubahan itu tidak mengubah konsep yang sudah

direncanakan?

Erwin Widyastama : Konsepnya tetap dapat untuk pendidikan yang diceritakan

ya pengajarnya itu.

Dewi Apriani : Lalu untuk video dia mengajar kan tidak ada karena sekolahnya

dipakai mengungsi?

Erwin Widyastama : Dia tidak hanya mengajar di sekolah, tapi mengajar les dan

ekskul juga. Jadi itu yang ditonjolkan.

Dewi Apriani : Kamera yang biasa dipakai untuk liputan apa, Mas?

Erwin Widyastama : Kalau boleh menyebutkan merk, kami menggunakan

Canon 5D Mark III.

Dewi Apriani : Selain itu, apakah membawa flash external atau lighting tidak?

Page 146: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Satria Purnatama : Karena kita nggak tahu ada listrik atau kita tidur di mana,

tempatnya kayak apa. Jadi kita meminimalisir jumlah alat karena untuk

kenyamanan bekerja. Kalau kami harus jalan jauh dan terlalu banyak orang untuk

membawa kan nggak nyaman juga buat si narasumber. Kita pengin lebih intim aja

sama subyek kita, jadi seminimal mungkin alat yang dibawa. Kita manfaatkan apa

yang sudah ada disana aja.

Dewi Apriani : Liputannya juga kebanyakan siang, ya Mas jadi kurang perlu

bawa lampu tambahan?

Satria Purnatama : Kebanyakan iya karena memang subjeknya biasanya

aktivitasnya siang, jarang ada yang nokturnal.

Dewi Apriani : Saya pernah menonton episode yang menceritakan tentara di

perbatasan. Nah, perizinannya bagaimana, Mas? Kan ini terkait instansi negara

Satria Purnatama : Harus ada koordinasi ke Puspen (Pusat Penerangan) TNI

yang ada di dekat Gambir. Pokoknya kalau dengan instansi terkait, kita urus

semuanya. Kita izin dari sini, lalu sampai di sana kita menemui penguasa

setempat untuk konfirmasi perizinan.

Dewi Apriani : Lentera Indonesia ini kan tentang anak muda yang rela

melepaskan peluang karir untuk mengajar di daerah terpencil, sedangkan sekarang

banyak episode yang tidak mengangkat soal pendidikan. apakah hal itu dpat

mengurangi esensi dari Lentera Indonesia sendiri atau tidak?

Satria Purnatama : Nggak. Tulisan itu dibuat dua tahun lalu ketika kami masih

terikat dengan institusi Indonesia Mengajar. Ya memang awalnya yang kita liput

Page 147: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

hanya Indonesia Mengajar saja. Tapi, perkembangannya setelah Indonesia

Mengajar, kita ada institusi lain tapi masih pendidikan juga, ada Sekolah Guru

Indonesia Dompet Dhuafa, setelah itu kita mencoba topik lain selain pendidikan.

Kita nyoba kesehatan, kerjasama dengan satu organisasi dibawah pemerintah juga

namanya Pencerah Nusantara. Itu yang mengirimkan tenaga medis ke daerah-

daerah terpencil, hampir sama kayak IM tapi ini di bidang kesehatan. Setelah itu,

karena kami juga ada kontrak dengan Indonesia Mengajar dan Dompet Dhuafa

dan sudah habis, kami mulai kehabisan bahan dari mereka dan ketika itu sudah

mulai habis, kita coba ke topik-topik lainyang alternatif, seperti misalnya tentara

yang mengajar. Tetap kita cari tentara yang bukan sekadar tentara, tapi sisi lain

dari tentara yang merangkul masyarakat yang bisa dikatakan bukan sebagai tugas

utama dia. Kalau tugas utama tentara, semua orang sudah tahu, tapi yang banyak

orang nggak tahu kan bahwa tentara juga manusia, bagaimana dia hidup, dia

punya rasa kangen nggak sih, dia punya rasa peduli nggak sih sama orang-orang

di tempat dia tugas, dan segala macamnya. Salah satu kepedulian mereka kan ada

yang mengajar di luar tugas. Baru akhir-akhir ini mulai banyak episode-episode

yang alternatif, ada LSM-LSM. Ada yang secara inklusif, mereka bukan siapa-

siapa, amsih anak muda, tapi dia sudah jadi kepala sekolah, diangkat oleh warga

setempat, mengajarnya jauh dari rumah, siangnya dia harus ke kampus untuk

kuliah. Setelah itu dia harus kembali ke rumahnya yang pesantren, malamnya dia

harus mengajar ngaji.

Dewi Apriani : Lalu syarat untuk menjadi narasumber Lentera Indonesia kan

banyak ya Mas, apa saja syaratnya?

Page 148: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Satria Purnatama : Ya dia harus punya integritas di bidangnya, selain itu dia

juga harus menyebarkan ilmunya.

Jakarta, 14 Mei 2015

Produser Madya Lentera Indonesia Video Journalist

( Satria Purnatama ) ( Erwin Widyastama )

Page 149: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Transkrip Wawancara

Hari / Tanggal : Kamis, 14 Mei 2015

Waktu : 20. 15 WIB

Lokasi : Ruang Redaksi Lentera Indonesia, Lantai 28, NET. TV,

The East Tower

Narasumber : Khairil Hanan Lubis

Jabatan : Reporter Lentera Indonesia

Dewi Apriani : Bagaimana proses liputan untuk Lentera Indonesia, Mas?

Mulai dari pra-produksi

Khairil Hanan : Dari pra-produksi, kita biasanya pasti riset, menentukan

akan ke mana. Jadi, kalau di Lentera Indonesia, kita memang fokus pada

konten, pada sosok orang, dan temanya. Pasti itu dulu. Ada story apa nih,

yang menarik untuk dibawa. Setelah itu, kita hubungin via telepon, via

googling, via data-data yang pernah ada. Kita ngobrol ke produser, pitching.

Kalau oke, kuat, jalan. Setelah itu kita obrolin di kantor, seberapa kuat,

seberapa penting dia untuk kita angkat. Jadi nanti kita susun segmentasinya,

jalan ceritanya per detil, dibuka dengan apa. Selanjutnya, kita mau

membangun juga drama di dalam cerita, seperti apa, scene-scenenya

bagaimana, gambarnya apa aja. Itu langsung dibicarakan. Setelah oke,

tentukan tanggal dan waktu, tinggal berangkat.

Page 150: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Dewi Apriani : Ada penentuan tema nggak sih, misalnya minggu ini

temanya apa, minggu besok temanya apa?

Khairil Hanan : Di Lentera sih kita nggak ada. Bebas. Jadi, yang nggak

ada. Jadi, ada beberapa kali sih kita coba bermain dengan isu yang lagi

actual. Pernah soal bencana di Banjarnegara, terus kita kepikiran untuk

angkat relawan bencana, itu kebetulan terjadi dan tanpa perencanaan. Selain

itu, nggak ada. Paling kita mencari apa nih yang belum pernah kita kerjakan,

apa yang belum pernah kita angkat.

Dewi Apriani : Ada tidak pengulangan tema dalam suatu episode, Mas?

Khairil Hanan : Lentera Indonesia kan awalnya sebenarnya dari Indonesia

Mengajar, ya. Temanya hampir sama kan tentang metode-metode belajar.

Lalu pelan-pelan kita mulai ke yang lain meskipun bentuknya tetap sama

tentang anak muda yang datang mengajar, Stasiun 3T, SGI Dompet Dhuafa.

Belakangan dari kita mencoba, penonton juga jangan bosan dan kita yang

mengerjakan juga pasti bosan. Kita mencari dan selama ini nggak ada

ketentuan kayak gimana. Nggak harus anak muda lagi tapi juga penuturnya.

Pernah kita bawain juga dari sini di episode selanjutnya. Sudut pandang dari

kacamata orang ketiga, dia datang ke tempat penelitian juga dan diceritakan

apa yang di liat, apa yang dia saksikan. Kita justru jadi tidak terpatok pada

satu pakem. Jadi gimana orang juga bisa dapat cerita ini dengan cara yang

beragam.

Dewi Apriani : Tadi kan ada SGI, Indonesia Mengajar, itu memang selalu

dengan relasi atau ada yang tidak berhubungan dengan mereka?

Page 151: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Khairil Hanan : Nah, untuk kelembagaan dengan mereka ini memang dari

awal kita diajakin kerjasama tapi selanjutnya nyari sendiri.

Dewi Apriani : Sekarang masih nyari sendiri atau tidak?

Khairil Hanan : Sekarang justru di beberapa episode terakhir itu itu sudah

nyari sendiri dari tahun lalu. Pokoknya yang diluar kelembagaan itu kita

sudah nyari sendiri. Pernah ada supir bis yang bikin sekolah atau soal

difabel, atau yang deket di sini di Bantar Gebang, tentang salah satu anak

pemulung, yang penting semangatnya. Kalau Lentera kan tiga, perjuangan,

semangat, dan dedikasi.

Dewi Apriani : Kalau untuk produksinya sendiri di lapangan seperti apa,

Mas? Kan Mas Hanan reporternya yang liputan ke lapangan, bagaimana

prosedurnya dari mulai turun pesawat, bagaimana langkah-langkahnya di

sana?

Khairil Hanan : Begitu sampai kita langsung menemui narasumber, obrolin

lah, dari yang sudah kita susun, kita cross-check lagi, ini bagaimana, begini-

begini. Misalnya ada satu orang kita usahakan untuk ketemu dengan dia,

ajak ngobrol. Jadi hari pertama biasanya nggak akan langsung ambil

gambar. Proses pendekatan dan seringkali nggak sama persis dengan yang

kita bayangkan, beberapa kali bahkan narasumbernya ganti. Jadi nggak

sesuai yang kita rencanakan. Di sini kita ketemu narasumber yang lebih

menarik.

Dewi Apriani : Jadi lebih sering beda dengan wishlist atau sama?

Page 152: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Khairil Hanan : Kebanyakan beda. Kalau secara umum tema sih nggak

berubah tapi detail-detailnya banyakan beda. Jadi ketika sampai di lapangan

kita bikin segmentasi lagi, kita susun ulang, “oh ternyata seperti ini”.

Misalnya yang dia ceritakan kita lihat kondisinya, oh nggak sesuai seperti

itu. Dia ceritakan lagi yag lebih menarik, kita ketemu dengan orang yamg

lebih menarik, berubah. Nah, dari situ biasanya di hari pertama kita sudah

menentukan bentuknya kayak gimana, hari kedua kita sudah mulai jalan.

Tapi juga di beberapa kali kita masih belum fixed juga, yaudah kita jalan

dan kadang masih ragu antara dua narasumber. Kalau aku sih biasanya

yaudah besok ada scene pertama, aku wawancara aja dua-duanya dengan

pertanyaan yang sama. Dari situ kan kita bisa menilai ya dari cara dia

menjawab, oke nih kayaknya si B lebih pas sebagai tokoh utamanya.

Dewi Apriani : Jadi kemungkinan ada yang nggak ditayangin ya?

Khairil Hanan : kebanyakan iya. Karena ya cuma 25 menit kan, sementara

liputan kita bisa sampai satu minggu. Kita juga bilang sama orangnya, ini

belum tentu bisa tayang, wawancara juga seperti itu.

Dewi Apriani : Jadi sekali liputan itu dua narasumber ya, Mas?

Khairil Hanan : Dua episode. Jadi, tokoh utama tetap satu karena Lentera

pakai tokoh aku, kan. Si aku ini tetap jalan sebagai tokoh utama tapi di

dalam itu kan ada yang ibaratnya jadi tokoh pendamping, mungkin bisa

local champion, murid-murid, bisa siapa yang menarik yang penting masih

berkaitan dengan dia dan tetap kemunculan harus tokoh utama.

Page 153: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Dewi Apriani : Itu satu episode selalu di tempat yang berbeda atau bisa

berdekatan, Mas?

Khairil Hanan : Bisa. Kita sih sebisa mungkin nggak terlalu jauh karena

mikir waktu, kan. Dikasih waktu 12 hari untuk liputan, kalau bisa

perpindahannya nggak jauh. Bahkan pernah terakhir syuting di Asmat itu

dua episode tapi di satu tempat yang sama, ceritanya sama, cuma orangnya

berbeda. Nah, karena memang akses ke sananya susah dan butuh waktu 12

hari, nggak mungkin dong dalam 12 hari jadi satu episode, kita juga mikir

budget. Tuntutan dari kantor tetap harus dua. Akhirnya kita cari orang, di

mana kita bikin jadi dua, maksudnya bersambung. Jadi yang satu dari sisi

awalnya dulu nih, si A yang cerita yang duluan, episode keduanya si B.

Dewi Apriani : Selesai liputan, kegiatan pemilihan gambar dilakukan

reporter sama camera person, kan. Lalu bagaimana, apakah Mas sendiri

yang menulis naskah atau bagaimana?

Khairil Hanan : Nah itu selama di sana kan kita selalu komunikasi,

termasuk saat syuting, pengambilan gambar juga. Kameramen pasti akan

nanya “ini loe mau cerita apa”, jadi dia tahu gambarnya akan seperti apa.

Setelah itu, kita ngelist gambar apa yang kurang. Reporter harus bilang apa

yang akan diceritakan. Gue mau cerita masak air nih, jadi loe harus dapat

gambarnya ya, itu di sana. Jadi, ketika selesai, sudah balik, gambar lengkap.

Artinya apa yang mau kita ceritakan ada gambarnya. Yaudah tinggal bikin

aja ceritanya sesuai itu. Kalau misalnya cerita nggak ada gambar, itu

kelihatan nggak ada komunikasi di lapangan.

Page 154: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Dewi Apriani : Terus ada tantangan atau kendala tersendiri sebagai reporter

dalam meliput untuk Lentera Indonesia?

Khairil Hanan : Banyak. Tiap episode pasti beda tapi yang paling utama ya

nggak sesuai dengan apa yang kita pengin. Jadi kita harus siap dengan

segala kemungkinan yang bakal terjadi. Siap untuk tiba-tiba berubah

rencana, kita menyusun trick kita sendiri di sana. Karena pernah waktu di

Banjarnegara, karena dadakan pas ada bencana, sampai hari ketiga tokoh

utama belum ketemu. Nah, akhirnya kita cari satu orang ini, kita ngobrol

terus kegiatannya apa, kita ikut dulu deh. Coba ikut. Roll gambar,

wawancara, kemudian kita melihat cukup kuat kok ternyata orang ini,

yaudah. Jadi terus mencari. Tantangan keduadari segi lokasi. Rata-rata kan

daerah terpencil, kita harus pendekatan dengan masyarakat yang berbeda-

beda. Jujur pasti tantangan. Mandi di kali, di sungai, bahkan buang air di

kali. Adaptasi juga. Sebenarnya kita kan harus cepat nge-blend juga.

Jakarta, 14 Mei 2015

Reporter Lentera Indonesia

( Khairil Hanan Lubis )

Page 155: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Transkrip Wawancara

Hari / Tanggal : Kamis, 14 Mei 2015

Waktu : 20. 45 WIB

Lokasi : Ruang Redaksi Lentera Indonesia, Lantai 28, NET. TV,

The East Tower

Narasumber : Rianjana Putra

Jabatan : Editor Lentera Indonesia

Dewi Apriani : Mas Rian, ada tidak sih ketentuan editing di Lentera Indonesia?

Raianjana Putra : Kan reporter nyari data, kameramen ngambil gambar biasanya

bareng reporter. Kamu mau nulis apa, aku tanya gambarnya. Nah, begitu masuk

editing, kalau di sini kan sistemnya rough cut, sama VJnya dibikin kasar dulu, kan

sesuai naskahnya, nanti aku sebagai editor ngedit, nggak murni seratus persen

harus patokan dengan yang sudah dibikin sama VJ itu. Jadi, kadang-kadang kalau

memang aku ngerasa gambarnya nggak pas terus aku ganti, aku bongkar jadi

nggak ada patokan bahwa ngedit harus begini, harus begitu, yang penting

ceritanya ngalir, gambarnya ngalir, emosinya ngalir, yaudah gitu aja sih. Tapi

memang otomatis kalau itu menceritakan scene sebuah adegan masak atau apa itu

harus sesuai dengan naskahnya, yang penting sih kalau ngedit gambar harus

sesuai dengan naskah. Panduan saya naskah aja. Umpamanya VJ ngambil gambar

Page 156: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

matahari dua angle, VJ milih yang A kemudian ketika aku ngedit kok kayaknya

lebih cocok yang B, ya ganti.

Dewi Apriani : Kalau untuk naskahnya yang bikin reporternya ya, Mas?

Rianjana Putra : Reporter lalu diedit sama produser.

Dewi Apriani : Lalu untuk dubbingnya sendiri direkamnya sebelum diedit atau

barengan pas edit?

Rianjana Putra : Sebelum edit. Jadi ketika masuk ke ruang editing itu semua

sudah masuk, gambar, dubbing, naskah, masuk ke aku. Nah, nanti aku yang

mengolah.

Dewi Apriani : Itu berarti dubbingnya per frame ya Mas?

Rianjana Putra : Nggak. Dubbingnya itu sesuai naskah. Naskah kan per paragraf,

dubbingnya ya semua itu dibaca. Nanti yang menentukan jeda per kata itu aku.

Dewi Apriani : Mas Rian pernah menemukan nggak audio dari narasumber yang

terlalu kecil atau ada noisenya?

Rianjana Putra : Banyak. Itu kondisi di lapangan, ya sudah mau gimana lagi.

Dewi Apriani : Cara mengatasinya bagaimana, Mas?

Rianjana Putra : Jadi begini, kalau audio, natural sound kan ada tiga, natural

sound yang benar-benar ambience, atmosphere, yang kedua adalah chit chat, dan

yang ketiga sound bite, itu wawancara. Kalau yang natural sound, athmosphere

yang kayak suara angin, kalau itu rusak aku ganti. Kan aku punya stock, sekian

lama ngedit yang bagus-bagus aku simpan. Kalau audio yang liputan noise, jelek,

Page 157: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

ya sudah aku ganti pakai stockku. Tapi kalau chit chat, sound bite, rusak dan itu

diperlukan ya mau nggak mau aku pasang. Tapi kalau ini mutlak harus ada

nggak, kalau nggak ya aku hilangkan seluruhnya, jadi kalau chit chatnya hilang ya

otomatis aku hilangkan. Jadi, kebetulan di NET. itu untuk audio kita nggak ada

audio post pro, maksudnya kalau di film audio rusak diolah biar jadi bagus, di sini

nggak ada. Kita nggak ada. Kalau di tv itu nggak ada, bukan nggak ad

kemampuan tapi nggak ada waktu. Audio post pro kan butuh waktu lama, kalau di

tv waktunya nggak banyak. Jadi kalau dibutuhkan terus audionya rusak ya sudah

tempel saja. Tinggal nanti bilang ke penanggungjawab kalau audionya rusak di

bagian ini.

Dewi Apriani : Kalau misalnya lagi ngedit terus kekurangan yang seharusnya ada

gambar tertentu biar lebih nyambung, itu bagaimana, Mas?

Rianjana Putra : Sekali lagi stock shot. Dari sekian banyak, itu yang bagus aku

simpan, jadi bisa stock shot. Kalau nggak ada pilihannya, kalau mau maksa pakai

gambar itu atau dipotong. Tapi kalau aku sih, misalnya untuk scene orang jalan,

harusnya ada gambar kaki, tapi kalau aku melihat itu nggak mutlak kok, ya sudah

nggak usah pakai gambar itu, pakai gambar yang lain saja.

Dewi Apriani : Di sini editor ikut rapat pra produksi atau bagian pasca saja?

Rianjana Putra : Kalau sekarang karena flownya sudah kepegang jadi pasca

produksi sudah hampir nggak pernah. Jadi tim liputan jalan, bawa pulang, ngobrol

begini maunya begini, ada kekurangan di bagian ini, itu saja. Tapi dulu ketika

pertama kali NET. berdiri, maksudnya program itu pertama kali ada, produsernya

Page 158: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

kebetulan ngajak aku ngobrol, aku pengin bikin kayak gini, itu gimana. Ketika

flownya sudah jalan, ya sudah kita lebih ke pascanya doang, nggak ikut pra.

Dewi Apriani : Di sini kan editnya pakai software Velocity, dari awal Mas Rian

memang sudah pakai Velocity atau semenjak di sini saja?

Rianjana Putra : Sebelum di sini, aku megang kakaknya Velocity, News Flash.

Begitu pindah ke sini dapat Velocity, jadi nggak masalah. Kalau buat editor bukan

di alat sih.

Dewi Apriani : Kenapa tidak menggunakan Final Cut Pro atau Adobe Premiere?

Rianjana Putra : Final Cut tidak mampu mengolah Full HD. Yang mampu

mengolah Full HD itu hanya Velocity, Premiere, Edius. Kita pakai Premiere dan

Edius tapi kebetulan yang dipakai untuk Lentera Indonesia itu Velocity. Kalau

yang pakai Premiere itu program Weekend List, ILook, kalau Edius itu Ini

Talkshow.

Dewi Apriani : Waktu yang dibutuhkan untuk mengedit itu berapa lama?

Rianjana Putra : Satu episode dengan preview potong durasi, finishing empat

hari empat shift. Satu shift delapan jam. Sistemnya kita by shift. Tiap hari itu

Lentera Indonesia dapat satu shift, shift tiga, satu shift delapan jam, jadi empat

hari.

Dewi Apriani : Mas Rian di sini editornya hanya sendiri atau berapa orang?

Rianjana Putra : Kalau di Lentera Indonesia sendiri.

Dewi Apriani : Kalau untuk alur editingnya sendiri bagaimana, Mas?

Page 159: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

Rianjana Putra : Jadi editingnya tuh dari tim liputan ngasih naskah, ngasih

materi ke aku. Aku edit. Selesai edit akan dipreview sekaligus potong durasi,

setelah itu kita revisi kemudian finishing. Dan proses edit itu tiga hari, preview

dan finishing itu hanya sehari saja.

Dewi Apriani : Berarti ini masuknya non linier ya, Mas?

Rianjana Putra : Iya non linier. Disebut non linier editing itu kita ngeditnya

pakai software. Kalau linier, kita ngeditnya dari kaset ke kaset pakai VTR. Intinya

di sini sudah non linier semua. Jadi, sebutan linier dan non linier itu bukan kita

pakai kamera apa tapi kita ngeditnya pakai apa.

Dewi Apriani : Kalau kekurangan dari editing non linier apa, Mas?

Rianjana Putra : So far sih kekurangan non linier itu karena pakai software pakai

komputer, kemungkinan nge-hang banyak, kemungkinan tiba-tiba komputer

berhenti itu banyak. Kalau kelebihannya, ngeditnya enak, kalau ada kekurangan

tinggal tambahin.

Jakarta, 14 Mei 2015

Editor Lentera Indonesia

( Rianjana Putra )

Page 160: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

REVOLUSI TUAN GURU Narmada, Lombok Barat

TOKOH Nama : Hasanain Juaini Pendidikan : S2 Hukum Univ. Mataram Pekerjaan : Pemimpin pesantren Nurul Haramain

Peraih Ramon Magsaysay Award 2011 TEMPAT

1. Geografis: Perkampungan. 2. Lokasi desa: Desa Lembuak, Kec. Narmada, Lombok Barat. 3. Lokasi shooting: pesantren, area kampung, ladang, kampus.

CERITA HASANAIN Lahir dan besar di lingkungan pondok pesantren, tidak menjadikan tuan guru bernama Hasanain Juaini ter-kooptasi dengan lingkungan sekitarnya. Ayahnya almarhum adalah pendiri Pondok Pesantren Nurul Haramain, pada tahun 1952 di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Lombok. Presantren yang pada awalnya dibangun dengan cara tradisional, oleh Hasanain kemudian dikembangkan dengan cara yang lebih modern. Hasanain mampu merubah paradigma nilai ke-agamaan yang kental dari balik tembok pondok pesantren, menjadi lembaga pendidikan yang berbasis lingkungan dan teknologi. TENTANG PESANTREN Nurul Haramain mengusung konsep utama Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang bermanfaat bagi semesta dan seluruh umat manusia. Dengan tiga nilai dasar; anti korupsi, pelestarian lingkungan, dan pengelolaan sampah. Serta dua prinsip utama; kesetaraan gender dan pluralisme. Terkait sampah, mereka mengelola 1 ton per hari. Bentuk nyata dari “kebersihan bagian dari iman”. Dengan konsep reduce, reuse, recycle (3R) ia bisa menjual kembali sampah botol, kertas, atau bahan logam. Mereka menggunakan pembakaran dengan teknik plasma. SEGMENTASI KATEGORI IDE LOKASI VISUAL KONTEN SEGMEN 1 Masalah Area Anak2 mengangkuti “Kami malu. Agama saya

Page 161: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

pesan-tren

sampah dari berbagai area pesantren menggunakan truk, memisah-misahkannya, dan diolah ke tungku pembakaran.

mengajarkan bahwa kebersihan bagian dari iman, tapi mengurus sampah saja tak bisa.” Ia berusaha selesaikan dgn konsep, sampah tak boleh keluar dari satu lokasi dan menimbulkan masalah di lokasi lain. Konsep yg jauh lebih efektif dari pengelolaan sampah di Jakarta.

Perkenal-an

Set-up pesantren Set-up wilayah. Hasan berhitung konsepnya dengan kalkulator.

Produksi 1 ton sampah per hari, dihasilkan dari 1.600 orang santri. Kegundahan Hasan tentang sampah. Kita tak bisa hanya menghasilkan sampah.

Tantangan Aktivitas Michael membaur dan mengajar bahasa Inggris

Nurul Haramain meninggikan nilai kesetaraan gender dan menghargai perbedaan. Kehadiran Michael salah satu wujudnya. Interaksi dan tinggal bersama masyarakat berbeda keyakinan bukan sesuatu yang baru di sini. Sesuai visinya; berdiri untuk semua golongan.

SEGMEN 2 Usaha Area pembibit-an

Bertanam dan belajar di hutan buatan

Kearifan terhadap lingkungan sudah diatur dalam Islam. Maka ia mengembalikan fungsi alam. Tahun 2003 ia membeli lahan tandus

Page 162: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

seluas 36 hektar dan disulapnya menjadi kawasan konservasi hutan yang ia namai Desa Madani. Hutan ini kini menjadi laboraorium bagi santri.

Usaha Per-kampung-an

Interaksi dengan masyarakat Membagikan bibit tanaman

Pembibitan yang dilakukan santri memberikan hasil yang fantastis setiap tahunnya, yakni sekitar 1 juta hingga 1,5 juta bibit pohon. Seluruh bibit ini dibagikan secara gratis kepada siapapun yang ingin menanam. Cerita pelibatan warga untuk konservasi lingkungan. “Kita sudah mendapatkan begitu banyak dari alam ini, maka kita harus tanya pada diri seberapa banyak yang kita berikan kepada alam.”

Personal-isasi

Tentative Aktivitas bersama keluarga

Suka duka hidup dalam lingkungan pesantren. Dia juga pernah putus asa, ketika dihadapkan situasi sulit. Tapi ia terus bangkit melawannya.

SEGMEN 3 Usaha Kampus Memberi ceramah di IAIN

Medium dakwah menjadi kesempatannya menyampaikan pesan2 lingkungan dan toleransi.

Hasil Area pesan-

Santri wanita merakit laptop dan

Tiang negara itu adalah wanita. Tak boleh ada

Page 163: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

tren komputer Santri laki-laki main band

beda pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Kreativitas mereka harus berkembang. Nurul Haramain menjadi lembaga pendidikan yang berbasis lingkungan dan teknologi.

Hasil Tentative Aktivitas bersama santri Reflektif.

Kini setelah lebih dari 15 tahun ia menegakkan prinsip man jadda wa jadda, melalui pendidikan untuk para santri dan santriwatinya, beberapa apresiasi pun ia dapatkan. Seperti Ashika International dan Ramon Magsaysay pada tahun 2011. “Energi saya dari ajaran agama.”

Page 164: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

1

LENTERA INDONESIA GERAK LAKU TUAN GURU -EDITED

TIM LIPUTAN : KHAIRIL HANAN LUBIS, FRANCISKA ANISTIYATI TOKOH UTAMA : HASANAIN JUAINI LOKASI : NARMADA, LOMBOK BARAT WAKTU SHOOTING : 19 – 23 MEI 2015

SEGMEN 1 TEXT (BACKGROUND HITAM) BACKSOUND LENTERA INDONESIA

NEWS ENTERTAINMENT TELEVISION

VIDEO AUDIO

[OPENING]

DETAIL KAKI JALAN, SUARA KRESEK2 ILALANG, HASANAIN JALAN MEMBAWA BIBIT TANAMAN. MENGGALI TANAH, MENANAM BIBIT, TANGAN MENUTUPI DENGAN TANAH, DISAMBUNG DRONE; MENANAM DI PINGGIR TEBING DIANTARA RIMBUNAN PEPOHONAN

TRANSISI BUMPER – LENTERA INDONESIA SAMPAH DINAIKKAN KE PICK-UP, PERJALANAN KE TEMPAT PEMBAKARAN SAMPAH DITURUNKAN, SANTRIWATI MEMILAH2 YANG BISA DIJUAL HASANAIN MEMEGANG KARUNG UNTUK DIMASUKKAN SAMPAH AKTIVITAS MEMILAH SAMPAH

ADA AKTIVITAS RUTIN YANG SUDAH KAMI JALANKAN TIGA TAHUN TERAKHIR// TIGA KALI DALAM SEHARI/ DIKERJAKAN PARA SANTRI/ MENGELOLA SAMPAH KAMI SENDIRI// BERASAL DARI BERBAGAI SUDUT PESANTREN PUTRI/ KUMPULAN SAMPAH INI DIBAWA MENUJU KOMPLEKS PESANTREN PUTRA/ TEMPAT TUNGKU PEMBAKARAN BERADA// LOGAM/ KERTAS/ BOTOL/ DAN SAMPAH PLASTIK/ MULAI DIPISAHKAN DARI TUMPUKAN BESAR// KAMI MEMBAGINYA ATAS EMPAT JENIS TERSEBUT// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3414 (01:23-01:35) “Nanti ada lagi di unit berikutnya, di situ jadi 16, sesuai dengan jenis yg bisa diproses di pabrik daur ulangnya.” MEREKA ADALAH TIM KEBERSIHAN/ YANG TERBENTUK DI PESANTREN PUTRI MAUPUN PUTRA// TANPA RAGU MEREKA MENGADUK SAMPAH-SAMPAH INI TIAP HARI/ TAK ADA LAGI RASA TAKUT KOTOR// SB. RINI WAHYUNINGSIH (SANTRIWATI NURUL HARAMAIN) ANS_3421 (00:19-00:28)

Page 165: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

2

SET-UP BAKAR SAMPAH BIASA DI BELAKANG DETAIL TUNGKU PEMBAKARAN, TUMPUKAN TANAH, PASIR ANAK2 MENYAPU DAN MENGERUK SISA SAMPAH

“Ini kan jadi kewajiban kita sebaga muslim kan karena kebersihan itu sebagian dari iman. Allah juga menyukai keindahan.” –cut- (00:39-00:41) “karena kan ini sampah dari kita gitu.” –cut- (00:46-00:47) “jadi ya gak ada rasa jijik.” PERKARA SAMPAH INI SUDAH BERLANGSUNG LAMA/ SEIRING DENGAN MENINGKATNYA JUMLAH PENGHUNI ASRAMA// AKU MALU// AGAMAKU MENGAJARKAN KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN/ TAPI MENGURUS SAMPAH SAJA TAK BISA// TUNGKU BERSUHU 600 DERAJAT CELCIUS (dibaca: selsius) INI DIPILIH UNTUK MENGHADAPI PRODUKSI SATU TON SAMPAH PER HARI// ABU HASIL PEMBAKARAN/ BISA DIGUNAKAN MEMBUAT ASPAL SINTETIS// CARA INI SEBENARNYA BELUM IDEAL/ DENGAN BANYAKNYA ASAP YANG KELUAR// TUNGKU BARU SEDANG KAMI BANGUN/ MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PLASMA YANG BISA MENGURANGI ASAP// PROSES INI JAUH LEBIH HEMAT DAN EFEKTIF/ APALAGI SEBAGIAN BIAYA OPERASIONAL TERTUTUPI DARI HASIL DAUR ULANG// PRINSIPNYA/ SAMPAH TAK BOLEH KELUAR DARI SATU LOKASI DAN MENIMBULKAN MASALAH DI LOKASI LAIN// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3442 (08:55-09:42) “Ibu kita ini bumi ini, maka setiap orang yang membuang sampah harus bertanggung jawab terhadap sampah yang dibuangnya. Ndak bisa memanggulkan tanggung jawab itu kepada orang lain. Ini yg kita beritahu kepada orang tua, anak2 sehingga mau laki mau perempuan anak2 ini biasa saja menghadapi sampah. Paling inti adalah saya sendiri tidak hanya meyuruh, saya juga melakukan saya bergelut dgn sampah. Saya tau ada 1300 item jenis sampah yg ada di sini yg kita lakukan pencatatannya. Jd org tua tidak complain thd saya karena saya tdk menyuruh apa yg tdk saya lakukan tapi saya menyuruh mereka apa yg memang saya sendiri lakukan.”

SET-UP PONPES (PUTRA & PUTRI) UJIAN LISAN DAN LATIHAN PRAMUKA

MENDIDIK DENGAN KETELADANAN MEMANG MENJADI DASAR PESANTREN INI// AKU DISEBUT TUAN GURU ATAU SEMACAM KIAI DI SINI// PARA SANTRI SENDIRI BIASA MEMANGGILKU MAMIK// BERADA DI DESA LEMBUAK/ KABUPATEN LOMBOK BARAT/ NUSA TENGGARA BARAT/ HARAMAIN PERTAMA KALI DIDIRIKAN AYAHKU TAHUN 1952// KETIKA ITU MASIH BERBENTUK SEKOLAH AGAMA//

Page 166: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

3

BARU TAHUN 1990/ BENTUKNYA BERUBAH MENJADI PONDOK PESANTREN PUTRA// DAN SEUSAI MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA DI JAKARTA TAHUN 1996/ AKU MENDIRIKAN NURUL HARAMAIN PUTRI// PESAN IBU YANG SELALU MENGINGATKANKU UNTUK MEWUJUDKANNYA// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3741 (00:32-00:45) “Bahwa sesungguhnya laki dan perempuan itu seperti seekor burung, jd satu sayap kanannya laki satu sayapnya perempuan. Jd burung ini tidak akan pernah terbang kalo kedua sayapnya gak seimbang.” PESANTREN SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PENDIDIKAN TERTUA DI INDONESIA/ TAK BISA LAGI BERSIKAP EKSKLUSIF/ MENJADI MENARA GADING YANG TERISOLASI DARI MASYARAKAT//

AKTIVITAS DISKUSI TOLERASI ROLL DIKIT SAAT HASANAIN BICARA INSERT FOTO2 MICHAEL

KAMI MENYIAPKAN MEREKA UNTUK TERBIASA HIDUP DI TENGAH PERBEDAAN// SUDAH BEBERAPA KALI WARGA DARI BERBAGAI NEGARA IKUT TINGGAL DI SINI//MEREKA DATANG DARI LATAR BELAKANG KEYAKINAN YANG BERAGAM// SB: DWI YUSRIKA TAUTIN (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3167 (01:01-01:26) “Kalo kita di sini tu kalo masalah keyakinan kita gak pernah masalahkan, kalo ada tamu kita gak pernah nanya ini orang agama apa, yg penting kita tu have fun aja nanya2 ih gimana kalo di negaranya kayak gimana, gimana kesan pertamanya di indonesia, atau gak simak dong bahasa inggris saya udah bener atau gak sih, gitu.” BARU BEBERAPA HARI LALU/ MICHAEL HARRIS SEORANG AUSTRALIA/ MENINGGALKAN KAMI SETELAH DUA MINGGU TINGGAL DI SINI// PESANTREN INI BERDIRI UNTUK SEMUA GOLONGAN// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3164 (05:08-05:20) “Toleransi tidak pernah bisa diajarkan, didikkan dengan sempurna tanpa pengalaman empiris. Kami mendapat keuntungan ada org yg percaya mau merasakan perbedaan itu langsung di sini.”

AKTIVITAS PEMBIBITAN

TAK HANYA PADA SESAMA MANUSIA/ HIDUP SELARAS

Page 167: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

4

DENGAN ALAM PUN KAMI JALANI// KAMI MEMILIKI BEBERAPA AREA PEMBIBITAN YANG DIKERJAKAN PARA SANTRI// AKTIVITAS YANG TERUS KAMI LAKUKAN SEJAK 13 TAHUN LALU// SB. IIN HARYANINGSIH (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3663 (00:30-00:51) “Kita di sini dididik sama tuan guru kita, mamiq, utk minimal kita punya 1 pohon yg bisa kita banggain utk kasi ke daerah kita itu. Apalagi kalo kita sampe menanam beberapa pohon, terus disebar ke beberapa daerah, jadinya udah berapa manfaat yg kita tumbuhin di daerah kita itu sendiri.” SELURUH BIBIT INI KAMI BAGIKAN GRATIS BAGI SIAPAPUN YANG INGIN MENANAM/ MENUMBUHKAN JUTAAN POHON DI BERBAGAI PULAU// KAMI PUN IKUT MENANAM LANGSUNG// ADA SEKITAR 360 HEKTAR TELAH TERHIJAUKAN DI SEPUTARAN LOMBOK// SALAH SATUNYA DI KAWASAN BANDARA INTERNASIONAL// SB. DWI YUSRIKA TAUTIN (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3653 (02:41-02:48) “Sekarang banyak sekali pohon yg ditebang sembarangan, ya biarkanlah mereka yg gak sadar itu yg menebang, kita yg sadar yg menanam.” KITA SUDAH MENDAPAT BEGITU BANYAK DARI ALAM INI// MAKA KITA HARUS TANYA PADA DIRI SENDIRI/ SEBERAPA BANYAK YANG KITA BERIKAN PADA ALAM//

TAUSYIAH KEPADA SANTRI USAI SOLAT MAGHRIB

ROLL. ANS_3885 (00:01-00:30) Hasnain tausyiah setelah maghrib “Mereka akan berdoa dan tentu saja tidak lupa mendoakan orang yg dulu pertama kali membuat bibitnya, mendoakan yg menanamnya, yg menyiramnya, yg memeliharanya. Anak2ku sekalian, mungkin kita sehat, mungkin kita mendapat kesenangan, kebahagiaan, diantaranya karena didoakan oleh pohon2 yg kita sedekahkan dulu.”

SEGMEN 2 TRANSISI SEMBURAT PAGI AKTIVITAS DI HUTAN BUATAN, HASANAIN JALAN

SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_4062 (02:18-03:00) “Di sini ini mereka itu punya filosofi ya, namanya itu ‘pelisak bangun batu; kalo aku tak liat, aku tak percaya.’ Jadi kita percuma bicara di podium, pake buku, khotbah, ndak ada artinya kalo ndak ada contoh nyata yg mereka lihat. Jadi sekali meluncurkan

Page 168: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

5

JALAN DI PINGGIR LAPANGAN MENYUSURI HUTAN MENUJU SUNGAI SALAH SATU MATA AIR MENYICIP AIR SUNGAI

program ini harus berhasil. Maka kita cari berbagai cara dan selamat. Baru setelah ini sekarang, masyarakat sekeliling kawasan hutan ini sekarang sudah menanam lahan2 mereka sendiri2.” MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT UNTUK MELESTARIKAN ALAM/ TAK MUNGKIN BERHASIL JIKA MEREKA TAK MERASAKAN KEUNTUNGAN DARI TINDAKAN TERSEBUT// BAGIKU MENANAM BUKAN SEBUAH PROGRAM/ TAPI UPAYA MENDIDIK DENGAN CONTOH NYATA// LIMA BELAS TAHUN LALU LAHAN SELUAS 56 HEKTAR DI DESA SEDAU INI MERUPAKAN TANAH TANDUS// SEBERSIT RAGU SEMPAT MUNCUL/ MASIH ADAKAH HARAPAN DARI TEMPAT SEGERSANG ITU?// ROLL. ANS_4080 (00:41-00:52) Hasanain berkeliling hutan “Dulu ini pakis sejenis ini udah ndak ada. Hilang. Ketika hilang air, dia ikut hilang ini. Sekarang datang air, dia muncul lagi. Ini perdu2 hutan.” ROLL. ANS_4080 (04:26-04:40) Hasanain menunjukkan dan meminum sumber air “Ini air hutan yg langsung tidak ada kontaminasinya. PESANTREN LALU MEMBELINYA TAHUN 2003// SULIT PASTI/ BUTUH LIMA TAHUN AGAR TANAMAN BISA TUMBUH DI SINI// DI HABITAT SEGERSANG INI/ OPTIMISME HARUS LEBIH BESAR DARI KUCURAN MATA AIR// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_4082 (00:03-00:23) “Jumlah yang rusak itu sekitar 580 ribu hektar hutan kita rusak di lombok ini, sehingga sungai2 andalan seperti ini kering. Maka kita mulai terus. Karena susah menanam itu kan karena memang ndak ada airnya.” ALIRAN SUNGAI INI SEKARANG MENJADI SALAH SATU SUMBER AIR PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM// SELAMA KITA SALING MEMBERI PADA ALAM/ PINTU KEMAKMURAN SEHARUSNYA ADA DI DEPAN MATA// ROLL. ANS_4105 (00:37-00:50) Hasanain sambil jalan “Seharusnya kalo masy pinggiran hutan itu ndak boleh miskin. Semua bisa dijadikan uang. Tinggal sekarang harus ada pionir.” HUBUNGAN SALING PERCAYA/ YANG DIBUTUHKAN KINI ANTARA PEMERINTAH DAN MASYARAKAT// BUKAN LAGI SEKADAR PENDEKATAN PROYEK PENANAMAN// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL

Page 169: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

6

JALAN MASUK HUTAN GAMBAR2 GENERAL MADANI ESATBLISH PAKAI DRONE SET-UP KADES

HARAMAIN) ANS_4105 (02:35-03:25) “Tebang pohon penjara, tebang pohon tangkap. Muncul stigma di masy bahwa pemerintah ini spt lebih menghargai pohon ketimbang menghargai manusianya. Pemerintah hanya mau mengembalikan kelestarian alam tapi tdk memikirkan kehidupan org yg tinggal di situ. Pola itu yg kita ganti dgn cara kita menanam bersama masy, kita beri contoh, kemudian kita bantu bibitnya, kita bantu teknologinya, dan yg paling utama kita dgn tangan kita sendiri menunjukkan kepada mereka bahwa menanam kita anjurkan tdk hanya dgn mulut kita tapi dgn perbuatan kita.” (04:16-04:39) “Setelah masy percaya bahwa pohon ini jg menopang kehidupan mereka maka mereka mulai menyayangi pohon itu. Jd kita tidak melarang mereka menebang pohon, memang pohon itu ada utk mereka manfaatkan, tapi kita menekankan betul tebang 1 tanam 1000, tebang 1 tanam 1000.” LAHAN GUNDUL ITU KINI BERUBAH MENJADI KAWASAN HIJAU BERPOHON LEBAT// KAMPUNG MADANI KAMI MENYEBUTNYA// PERJUANGAN 13 TAHUN/ YANG MELIBATKAN SANTRI DAN MASYARAKAT// 403 KEPALA KELUARGA DI DUSUN LEMBAH SUREN INI MULAI MERASAKAN MASLAHATNYA// SB. MURNAH (KEPALA DUSUN LEBAH SUREN) ANS_4112 (03:49-03:59) “Kalo tanam kayu yg jual sampe puluhan2 jutalah semenjak mamik ada di sini karena mencontoh kan.” –cut- (04:09-04:26) “Kalo dari dulu tanam kayu sudah berapa besar gitu kan tapi ndak pernah ada contoh bahwa ini bisa. Jd tanah2 gersang sekarang banyak ditanami pohon2”

AKTIVITAS ENGLISH DEBATE & BEDAH BUKU

BERMANFAAT BAGI ORANG BANYAK ADALAH SEBAIK-BAIKNYA MANUSIA// SEBAGAI BEKALNYA/ PARA SANTRI TERUS BERGELUT DENGAN BERBAGAI RUANG DISKUSI/ MELUASKAN CAKRAWALA BERPIKIR MEREKA// SB. DWI YUSRIKA TAUTIN (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3128 (03:33-04:01) “Kita sebagai perempuan bukan hanya bisa di belakang laki2, ketika ada sebuah kepemimpinan, pemimpinnya pasti laki2, kita pengen generasi selanjutnya tdk ada lg perbedaan seperti itu. Siapa yang bisa silahkan, bukan ‘ooh dia perempuan, jgn dong ada masih banyak laki2’ jadinya kesetaraan gender itu yang kita inginkan, jadinya ketika nanti kita di luar kita bisa memimpin di masyarakat.” KESETARAAN GENDER MENJADI MISI YANG KAMI USUNG TINGGI// TAK ADA BEDA PERLAKUAN LAKI DAN PEREMPUAN/ MEREKA PUN DIBERI KEBEBASAN UNTUK BELAJAR BAHASA

Page 170: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

7

INGGRIS HINGGA KE PARE/ JAWA TIMUR// WANITA ADALAH TIANG NEGARA// ROLL DIKIT PAS DIALOG TENTANG MOVE ON SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3166 (02:07-02:25) “Pendekatan kita pendekatan demokratis. Jadi ada panca jiwa di dalam pondok ponpes ini namanya berpikiran bebas. Sekalipun posisinya terakhir setelah mereka dapat ilmu pengetahuan. Tapi dalam ponpes ini juga harus ditanamkan berpikir bebas itu bagaimana caranya.”

AKTIVITAS KESEHARIAN SANTRI SILVI NYUCI BAJU INSERT GAMBAR LAGI BERSIH2 SILVI MENJEMUR PAKAIAN SILVI MASUK KE KAMAR BERTEMU RIKA INSERT GAMBAR RIKA DUDUK DI LANTAI ATAS SUASANA DI KAMAR

MENJADI SANTRI PASTI DIPENUHI SUKA DUKA// SEPERTI YANG KULALUI DULU DI PESANTREN GONTOR JAWA TIMUR// MANDIRI DAN MANAJEMEN WAKTU/ JADI PELAJARAN DASAR SETIAP HARI// SB. SILVIA EKA SAVITRI (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3776 (00:09-00:16) “Biasanya kita nyuci waktu sore, soalnya cuman di sana tempat ada waktu. Selain sore pasti banyak kegiatan.” JADWAL KETAT/ BANYAK ATURAN/ HINGGA USTADZ DAN USTADZAH YANG GALAK MENJADI SELENTINGAN YANG SERING KITA DENGAR// APAPUN ITU/ TAK SEBANDING DENGAN PENGALAMAN BERHARGA YANG DIDAPAT SELAMA TINGGAL DI PONDOK// SB. SILVIA EKA SAVITRI (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3790 (00:49-00:56) “Kita kan hidup dengan banyak orang, jadinya pasti ada konflik dan pastilah ada pertengkaran antara satu dgn yg lain.” –cut- (01:04-01:18) “Kita pecahin bersama. Biasanya kita kumpul satu kamar itu ntr disana kita ngomong apa kritikan utk yg ini utk yg itu, jadinya kita bisa pecahin masalah itu sendiri.” ADA 1.600 SANTRI PUTRA DAN PUTRI DI PESANTREN INI// MEREKA TAK LAGI SEKADAR TEMAN/ MEREKA ADALAH KELUARGA// PENGGANTI AYAH/ IBU/ SAUDARA/ YANG BEGITU JAUH DI RUMAH SANA// SB. DWI YUSRIKA TAUTIN (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3805 (01:50-02:02) “Kalo udah lama belajar pasti jenuh, pengen minta pulang, tapi kalo dilayanin terus kapan kita berhasil. Palingan kalo jenuh ke lantai 4, cari pemandangan baru, suasana baru.”

Page 171: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

8

SHALAT MAGHRIB BERJAMAAH DI LAPANGAN

PARA SANTRI DATANG DARI BERBAGAI DAERAH// TAK ADA LAGI BATAS GEOGRAFIS// MEMOTIVASI MEREKA UNTUK MENGEJAR MIMPI KEMANA SAJA// SB. SILVIA EKA SAVITRI (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3807 (00:50-00:54) “Saya ingin menjadi pengacara.” SB. DWI YUSRIKA TAUTIN (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3808 (00:01-00:03) “Pengen jadi duta besar Indonesia.” –cut- (00:13-00:28) “Nanti kalo saya ditempatkan di negara lain jadinya kan sering tidak adil tu kalo ada TKW di sana, pembelaan dari Indonesia tu kurang, jadinya pengen memperbaiki aja hubungan antar negara.” SETELAH SEKIAN TAHUN DITEMPA/ KAU TAK HANYA MENJADI PRIBADI YANG DEWASA/ PUN LEBIH MENGHARGAI MAKNA KEBERSAMAAN// DAN SATU LAGI../ SIAP UNTUK BERKARYA DI MANA SAJA//

SEGMEN 3 AKTIVITAS LATIHAN BAND DI STUDIO AKTIVITAS RUANG MULTIMEDIA DAN UJIAN

ADA LIMA NILAI ATAU PANCA JIWA YANG MENDASARI KEHIDUPAN DI PONDOK// KEBEBASAN SALAH SATUNYA// BEBAS BERKREASI/ DENGAN TANGGUNG JAWAB MENGIRINGI// GRUP BAND INI SALAH SATU WADAHNYA// SB. ZAINAL ABIDIN (SANTRI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_4157 (00:42-01:04) “Ketua yayasan kami juga bilang, jika kalian dilepas dan dijatuhkan dari helikopter kalian harus siap jatuh dimana dan bisa bertahan hidup. Jadi artinya santri2nya gak cuman bisa di satu, dia taruh di sini bisa di sana bisa.” MEREKA MENAMAINYA RUB’UL QORNI/ YANG BERARTI SEPEREMPAT ABAD// ANAK-ANAK INI ADALAH GENERASI KE-25 NURUL HARAMAIN// KAMI FASILITASI MEREKA DENGAN PEREKAM SUARA// SB. NURKHOLIS SUHAIMI (GURU PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_4158 (00:39-00:49) “Supaya ada dari santri2 yg mempunyai bakat seni, musik, juga bisa menyalurkan supaya kita bisa rekam supaya bisa didengarkan sama teman2 yang lain.” DI SINI/ KAMI BERUSAHA MENDIDIK BERBASISKAN LINGKUNGAN DAN TEKNOLOGI//

Page 172: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

9

ONLINE AKTIVITAS MINI BANK

/ UJIAN PUN DILAKUKAN SECARA ONLINE SEDARI TUJUH TAHUN TERAKHIR// PUN DI BIDANG EKONOMI// ADA BANK MINI YANG MULAI BEROPERASI SEJAK AKHIR TAHUN LALU// BISA MENABUNG TIAP HARI/ ATAU INVESTASI LEWAT TABUNGAN JANGKA PANJANG// SB. MAULANA MALIK MADANI (SANTRI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_4186 (00:36-00:43) “Terasa lebih mudah mengatur keuangan. Tinggal narik, setor lagi.” –cut- (01:24-01:37) “Harus nulis keperluannya supaya ustad ustadzahnya ngertilah mau dipake apa uangnya.” SELURUH SANTRI BISA MENDAPAT KESEMPATAN MENJADI DIREKSI// PETUGASNYA BERGILIR TIAP SEBULAN SEKALI// MELATIH MEREKA/ JIKA HENDAK MENDIRIKAN LEMBAGA KEUANGAN DI KAMPUNG MASING-MASING KELAK//

AKTIVITAS DI RUMAH HASANAIN MEMOTONGLEMBARAN2 BUKU, MELAKUKAN SCAN UNTUK DIGITALISASI INSERT GAMBAR2 AKTIVITAS DENGAN BUKU MENGAMBIL BIBIT, MENANAM

INILAH YANG MENJADI ALASANKU MENGAPA DULU NURUL HARAMAIN BERDIRI MENJADI PESANTREN// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3500 (00:05-00:35) “Pendidikan adalah cara paling pintas dan paling memungkinkan utk melakukan perubahan atau untuk membangun peradaban. Kemudian mengapa ponpes, karena ponpes adalah prototype atau bentuk asli pendidikan kita ala Indonesia. Sehingga gabungan antara pendidikan dan kulturalitas itulah yg saya kira punya harapan untuk bisa berhasil.” SETELAH IMAN DAN AMAL SALEH/ ILMULAH YANG AKAN MENGANGKAT DERAJAT KITA// SEJAK 2001/ AKU MULAI MENDIGITALKAN BERBAGAI BUKU// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3480 (00:44-01:08) “Siapa yg mau pandai, bahannya sudah ada. Jadi silahkan, jgn karena gak mampu beli buku kemudian gak baca. Semua sudah ada. Dari buku2 terakhir kita dikirimkan oleh penerbit, ya kita beli, digitalisasi di sini, kemudian dishare.” TIAP HARI AKU MELAKUKANNYA/ PAGI MAUPUN DI SISA KEKOSONGAN HARI// KINI TERKUMPUL HAMPIR 60 RIBU JUDUL BUKU DALAM PERPUSTAKAAN DIGITAL/ YANG BISA DIAKSES SELURUH SANTRI MAUPUN MASYARAKAT UMUM// JIKA PENAT MENDERA/ TANAMAN DI HALAMAN MENANTI

Page 173: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

10

DI HALAMAN INSERT GAMBAR POTONG PEPAYA FOTO2 ANAK GAMBAR ISTRI DI TK

DIPELIHARA// INI LINGKUP KECIL PEMBIBITAN YANG BISA DILAKUKAN/ DARI HALAMAN RUMAH SENDIRI// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_3487 (01:30-01:58) “Wajib tiap tahun itu 1 juta bibit, setiap tahun. Gampang kan kalo pepaya kayak tadi itu bisa 500, yg jadi itu 1 pepaya. Jd saya biasanya kalo pergi ke kota lewat pasar saya beli pepaya yg rusak yg ndak terjual tapi bagus. Itu utk diambil bijinya.” KELUARGA LAH ENERGIKU SELAMA INI// DARI EMPAT ANAKKU/ HANYA SI BUNGSU YANG MASIH MENEMANI// ANAK KEDUA DAN KETIGA KINI MONDOK DI PESANTREN GONTOR// SEMENTARA SI SULUNG/ SEDANG MELANJUTKAN S-2 DI MAINZ UNIVERSITY/ JERMAN// ISTRIKU KINI MENGELOLA PAUD DI SISI TIMUR PONDOK// SARANA YANG MEMPERTEMUKAN KAMI DULU OKTOBER 1988/ SAAT IA MENGIKUTI PENATARAN GURU TK/ DAN AKU PANITIANYA// SB. RUNIATI (ISTRI HASANAIN JUAINI) ANS_3562 (07:27-07:45) “Selama dia berkarya itu terus saja ndak apa2, yg penting itu bermanfaat utk masyarakat, utk lingkungan, utk pondok, utk keluarga, itu aja.”

FOOTAGE: DOC. PRIBADI INSCRIBER 1: MANILA, 31 AGUSTUS 2011 INSCRIBER 2: HASANAIN JUAINI MENDAPAT PENGHARGAAN INTERNASIONAL “RAMON MAGSAYSAY AWARD”, KARENA MENGEMBANGKAN PESANTREN YANG PEDULI LINGKUNGAN, KESETARAAN GENDER, DAN MEMBANGUN KERUKUNAN BERAGAMA. INSERT FOTO2 PENGHARGAAN JEJERAN PIALA PENGHARGAAN

ROLL. PENGUMUMAN MAGSAYSAY (00:00-00:11) SOUND: 04:51-05:15 GAMBAR: 05:18-05:32 ROLL. HASANAIN ACCEPTANCE SPEECH (03:01-03:25) This award has strengthened and energized me to reach my goals. Together let us unite and mutually extend our help to the people of the world so that in this era of globalization, we will live in a spirit of brotherhood. (Penghargaan ini telah memperkuat dan menambah energi saya untuk mencapai tujuan. Bersama mari kita bersatu dan saling memberikan bantuan untuk orang-orang di seluruh dunia sehingga dalam era globalisasi ini, kita akan hidup dalam semangat persaudaraan). SEBELUMNYA TAHUN 2003 AKU MENERIMA ASHOKA FELLOWSHIP/ MAARIF AWARD TAHUN 2008/ DAN BERBAGAI APRESIASI LAIN// TUHAN RUPANYA INGIN AKU BEKERJA LEBIH KERAS LAGI//

AKTIVITAS KEGIATAN OUTDOOR DI MADANI

SB. DWI YUSRIKA TAUTIN (SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_5815 (00:46-01:09)

Page 174: ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI SIARAN BERITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32116/1/DEWI... · PRODUKSI SIARAN BERITA DOKUMENTER ... majalah, film, televisi,

11

DIBUKA DENGAN DRUM BAND, LALU TAEKWOND O DAN PRAMUKA CLOSING: MEMBENTUK HURUF NH FOR THE WORLD, GAMBAR UDARA DENGAN DRONE

“Segala sesuatu yg kita tanam pasti kita juga yg akan memetiknya. Walaupun bersakit2 dahulu, akan bersenang2 kemudiannya. Walaupun dulu malas, capek, ‘ih ntarlah mau nunda2 aja gitu’ tapi tetap aja semangat dari tuan guru mamiq harus pokoknya jgn pernah kita kerja setengah2, itu aja yg mamiq selalu bilang ke kita.” TANTANGAN PASTI ADA SAJA// TAPI SELAMA KITA MENGETAHUI FILOSOFI DARI APA YANG KITA LAKUKAN/ TINGGAL FUNGSI LIDAH MENJELASKAN// ANAK-ANAK INI MAKIN SIAP UNTUK MENERUSKAN// SB. HASANAIN JUAINI (PEMIMPIN PONPES NURUL HARAMAIN) ANS_5823 (06:49-07:17) “Islam itu rahmatan lil alamin. Maka kita menyiapkan Nurul Haramain ini adalah salah satu center of excellent, kita mengupayakan di sini mendidik anak2 agar siap menjadi penduduk dunia yg baik, yg benar, mencintai keindahan, hidup bermanfaat, dan kalo bisa dibuktikan dgn dirinya sendiri bisa makmur.” MANUSIA DICIPTAKAN DENGAN MEMEGANG DUA AMANAH/ MEMELIHARA ALAM/ DAN BERIBADAH DI ATASNYA// SUDAH SAATNYA PERINTAH ITU KITA TINGGIKAN/ AGAR KATA-KATA TAK MAKIN KEHILANGAN MAKNA//

TERIMA KASIH: PARA SANTRI DAN PENGAJAR PONDOK PONPES NURUL HARAMAIN, DESA LEMBUAK, KECAMATAN NARMADA, KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT. WARGA DESA LEMBUAK, KECAMATAN NARMADA, KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT.