Majalah ITS Point 14

32
ITS Point l Maret 2012 ITS Point l Maret 2012 2 Pelindung Rektor ITS Penasihat Pembantu Rektor IV Penanggung Jawab Humas & Protokol ITS Pemimpin Redaksi Bekti Cahyo Hidayanto Koordinator Liputan Lutfia Redaktur Eka Setyowati, Elita Fidya Nugrahani, Fatimatuz Zahroh, Lisana Shidqina Reporter Aldrin Dewabrata, M. Muizzudin, Nanda Iriawan R, Jaharani, Lutfi Hilman P, Kenan Sihombing, Haris Santika, Firman Faqih Nosa, Ali Mustofa, Ihram, Arinda Nur Lathifah, Fiqly Firnandi R., A. Marsha Alviani, Elika Tantri, Fifi Alfiana Rosyidah, Feny Puspa Sari, N. P. B. Setianingsih Sekretaris Redaksi Sulistyaning Tyas Desain Cover/Layouter Rina Maylina Fotografer Iman Sukiman Distribusi Humas Alamat Redaksi: Perpustakaan ITS Lt 6 Kampus ITS Sukolilo-Surabaya Telp. (031) 5994251-54 ext. 1195 Fax. (031) 5927012 E-mail: [email protected] URL: http://www.its.ac.id/itspoint Redaksi menerima sumbangan tulisan, arkel, saran dan krik serta tulisan lain yang sesuai dengan misi majalah ITS Point. Bagi tulisan yang dimuat akan diberi penghargaan khusus. Sertakan fotocopy identas diri dan kirimkan ke alamat redaksi. Cover: Tim Sego Njamoer, setelah meraih kemenangan sebagai salah satu Entrepreneur muda ITS Foto: IMAN SUKIMAN 63 Catatan Redaksi M emasuki bulan ke-3 di tahun 2012 ini, ITS dihadapkan pada banyak tantangan untuk menyongsong era baru, era pendidikan berwawasan lingkungan yang lebih dikenal dengan Eco-Campus. Tidak kurang-kurangnya kegiatan dan program yang mendukung Eco-Campus dihelat oleh ITS yang semuanya menuju satu sasaran meningkatkan efisiensi disegala bidang dan ramah lingkungan. Era baru juga dimulai di ITS dengan struktur organisasi dan tata kelola yang relaf baru dalam fungsi. Semuanya juga dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan peran manajemen dalam menge- lola ITS menjadi pendukung menuju Universitas Riset. Dalam kesempatan berbahagia di bulan Maret ini adalah untuk ke-104 kalinya ITS melakukan wisuda dengan lulusan yang tersebar di semua jurusan dan strata mulai dari D3, D4, S1, S2 dan S3. Tidak kenggalan juga beberapa prestasi turut disumbangkan sivitas aka- demika diakhir tahun 2011 dan awal 2012 ini diantaranya adalah dilanknya dekan dan pejabat baru di ITS, dilaunchingnya kapal Rojo Segoro yang nannya akan mengiku perlombaan Marime Challenge di Bantry Irlandia, dibentuknya PSW, Volunteer IO, serta berhasil meloloskan 583 PKM yang akan berkompesi di Pimnas XXV Jogjakarta. Akhirnya seluruh kru majalah ITS Point mengucapkan selamat dan sukses kepada wisudawan/wisudawa ITS ke-104, semoga langkah awal memasuki dunia baru sebagai alumni ITS dimudahkan dan berguna bagi sesama. Kepada para pejabat baru ITS yang baru dilank oleh Rektor ITS, selamat bertugas dan dapat mengemban amanah dengan lebih baik dan berkualitas. Salam Redaksi

description

Majalah ITS Point dalam menyambut Wisuda 104 dengan tema "ITS Perkuat Atmosfer Kewirausahaan dengan P2KM"

Transcript of Majalah ITS Point 14

Page 1: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

2

Pelindung Rektor ITS PenasihatPembantu Rektor IVPenanggung JawabHumas & Protokol ITSPemimpin Redaksi Bekti Cahyo HidayantoKoordinator Liputan LutfiaRedaktur Eka Setyowati, Elita Fidya Nugrahani, Fatimatuz Zahroh, Lisana ShidqinaReporter Aldrin Dewabrata, M. Muizzudin, Nanda Iriawan R, Jaharani, Lutfi Hilman P, Kenan Sihombing, Haris Santika, Firman Faqih Nosa, Ali Mustofa, Ihram, Arinda Nur Lathifah, Fiqly Firnandi R., A. Marsha Alviani, Elika Tantri, Fifi Alfiana Rosyidah, Feny Puspa Sari, N. P. B. SetianingsihSekretaris Redaksi Sulistyaning TyasDesain Cover/Layouter Rina MaylinaFotograferIman SukimanDistribusi Humas Alamat Redaksi: Perpustakaan ITS Lt 6 Kampus ITS Sukolilo-Surabaya Telp. (031) 5994251-54 ext. 1195Fax. (031) 5927012E-mail: [email protected]: http://www.its.ac.id/itspoint

Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel, saran dan kritik serta tulisan lain yang sesuai dengan misi majalah ITS Point.

Bagi tulisan yang dimuat akan diberi penghargaan khusus. Sertakan fotocopy identitas diri dan kirimkan ke alamat redaksi.

Cover:Tim Sego Njamoer, setelah meraih kemenangan sebagai salah satu Entrepreneur muda ITS

Foto:IMAN SUKIMAN

63

Catatan Redaksi

Memasuki bulan ke-3 di tahun 2012 ini, ITS dihadapkan pada banyak tantangan untuk menyongsong era baru, era pendidikan berwawasan lingkungan yang

lebih dikenal dengan Eco-Campus. Tidak kurang-kurangnya kegiatan dan program yang mendukung Eco-Campus dihelat oleh ITS yang semuanya menuju satu sasaran meningkatkan efisiensi disegala bidang dan ramah lingkungan.

Era baru juga dimulai di ITS dengan struktur organisasi dan tata kelola yang relatif baru dalam fungsi. Semuanya juga dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan peran manajemen dalam menge-lola ITS menjadi pendukung menuju Universitas Riset.

Dalam kesempatan berbahagia di bulan Maret ini adalah untuk ke-104 kalinya ITS melakukan wisuda dengan lulusan yang tersebar di semua jurusan dan strata mulai dari D3, D4, S1, S2 dan S3. Tidak ketinggalan juga beberapa prestasi turut disumbangkan sivitas aka-demika diakhir tahun 2011 dan awal 2012 ini diantaranya adalah dilantiknya dekan dan pejabat baru di ITS, dilaunchingnya kapal Rojo Segoro yang nantinya akan mengikuti perlombaan Maritime Challenge di Bantry Irlandia, dibentuknya PSW, Volunteer IO, serta berhasil meloloskan 583 PKM yang akan berkompetisi di Pimnas XXV Jogjakarta.

Akhirnya seluruh kru majalah ITS Point mengucapkan selamat dan sukses kepada wisudawan/wisudawati ITS ke-104, semoga langkah awal memasuki dunia baru sebagai alumni ITS dimudahkan dan berguna bagi sesama. Kepada para pejabat baru ITS yang baru dilantik oleh Rektor ITS, selamat bertugas dan dapat mengemban amanah dengan lebih baik dan berkualitas.

Salam Redaksi

Page 2: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 201262 3

DAFTAR iSi

4 LAPoRAn UTAmA Entrepreneur di ITSKuliah TamuKuliah TechnoBisnis Mahasiswa

8 PROFIL DOSENSoeharjoepri

10 PROFIL KARYAWANEddy Yanto

12PROFIL MAHASISWAImron Ghozali

14 PROFIL ALUMNIGunaris

16 KOLOM LPPMInkubator

17 UNIT MANAJEMEN ASETUPT KearsipanUPT SoshumUPT Fasilitas Akademik

20 CUMLAUDE

24 KIPRAH MEREKATricycle SuryaPustaka Merah PutihPustakawanKreatif dalam Event

26 ALUMNIAktivis Kampus Terima BeasiswaDukung Pelaksanaan Eco Campus ITSPenguatan Jejaring Bisnis

30 BEM ITSITS Expo Posko Jujur dan Adil

32 GALERI

34 FAKULTAS

44 DID YOU KNOWKantin Turut Menggemakan ReformasiTitik Nol ITS

46 INTERNATIONAL OFFICE

47 MAHASISWA BICARA

48 NEWS & PRESTASI

56 RESENSIMan Shabara Zhafira

57 OPINIMenang Lomba Saja Belum Cukup

58 KOMUNITASToys DesproKominitas Satelit

60 KONGKOWKafe MesinKantin FTI Kota

61 REDAKSI IN ACTIONMerekonstruksi Sejarah ITS (4)

63 KARTUN

Surat Pembaca

Agenda

Kampus Ramah Lingkungan

Sejatinya untuk menjadi kampus yang ramah lingkungan tak perlu kegiatan yang besar missal, gugur gunung, naik sepeda Jakarta-Surabaya. Memang itu boleh juga dilaksanakan, tetapi alangkah baiknya bila kegiatan itu kecil tapi pengaruhnya besar. Misalnya, masalah sampah. Saya mengusulkan ada pembagian kriteria sampah disetiap titik penempatannya. Ada tempat sampah khusus plastik, botol kaca dan dedaunan. Dengan pembedaan itu setidaknya memudahkan untuk pengolahannya dan mengurangi bau yang ada. Kemudian diadakan juga kegiatan “motor free day”, sehingga ada hari yang tidak memperbolehkan kendaraan bermotor beroperasi. Kegiatan ini diharapkan berjenjang yakni untuk tahun pertama hanya satu hari,

iTS EXPo 2012

ITS Expo merupakan salah satu bentuk perhatian terhadap hasil karya-karya mahasiswa ITS dan juga mahasiswa dari perguruan tinggi lain yang turut diundang.

Acara ini akan digelar pada tanggal 21 - 27 April 2012 jam: 08.00 - 21.00 WIB di gedung Grha ITS. Opening Ceremony dilaksanakan pada tanggal 21 April 2012 dengan menampilkan acara funbike di depan Grha ITS yang dimeriahkan oleh aksi karnaval tiap jurusan.Keterangan lebih lanjut dapat mengunjungi http://its-expo.tumblr.com/

Gebyar FiSiKA

Gebyar Fisika ITS mengangkat visi yaitu mencetak Generasi Muda Indonesia yang Cerdas, Kereatif, dan Inovatif. Kegiatan ini melibatkan siswa SMS dan SMA se-Indonesia.

Puncak acara ini akan digelar pada tanggal 4 - 6 Mei 2012 di kampus ITS Sukolilo SurabayaKeterangan lebih lanjut dapat mengunjungi http://gebyarfisika.com

kemudian tahun kedua dua hari sehingga akhirnya tidak ada aktivitas kendaraan bermotor yang di ITS. Namun, kegiatan ini juga diimbangi dengan pengadaan sepeda pancal. Dan ada satu hal yang mengganjal dalam pikiran saya, seharusnya pihak birokrasi tidak membuat jalur khusus sepeda terlebih dahulu, tetapi saluran irigasi diperbaiki terlebih dahulu karena aneh apabila sebuah institut teknologi “kebanjiran”.

Terimakasih

Muhammad Mifta HasanMahasiswa ITS -1109100049

LiTL (Lomba inovasi Teknologi Lingkungan) 2012

LITL ini mengambil tema,”Aplikasi Energi Alternatif Ramah Lingkungan”. LITL ini akan dimeriahkan dengan berbagai acara perlombaan yang diperuntukkan untuk siswa SMA se-Jawa dan Bali dan juga mahasiswa se-IndonesiaAcara ini akan diselenggarakan tanggal 29-31 Maret 2012 di jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Surabaya. Keterangan lebih lanjut dapat mengunjungi http://litl2012.blogspot.com/

SAmPAn 6 iTS

Semarak Mahasiswa Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (SAMPAN ITS) pada tahun ini mengusung tema lingkungan.

SAMPAN 6 ITS ini dimeriahkan dengan berbagai macam kegiatan yang akan diselenggarakan pada tanggal 24 Maret – 1 April 2012 dengan mengambil berbagai lokasi penyelenggaraan, yaitu di jurusan Teknik Perkapalan ITS, Graha Sepuluh Nopember, Taman Apsari Surabaya dan Ken-Park Pantai Ria Kenjeran.

Informasi lebih lanjut dapat di lihat di http://www.sampanits.com/

Page 3: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 20124 61

Contact Person:Nur HudaE-mail: [email protected] HP: 085731255215

redaksi in actionlaporan utama

Buku memoar tidak sama dengan buku sejarah, ini adalah prinsip penulisan kita yang menjadi kesepaka-tan bersama sekaligus kendala. Kita tidak menggu-

nakan gaya tulisan koran, tidak straight, bukan novel fiksi, tidak pula sama dengan buku pelajaran sejarah. Keinginan itu ternyata susah diwujudkan. Pengalaman menulis di website ITS dan majalah ITS Point bukan jaminan utama untuk menu-lis buku ini. Sekali lagi, karena ini buku memoar.

Acap kali, kita dari tim penulis yang terdiri dari tujuh orang ini memiliki selera berbeda untuk menuliskan hasil wawancara. Perbedaan ini sangat terasa aneh jika semua tulisan dibaca satu per satu secara berurutan. Apalagi jika sampai dibaca oleh pembaca, pasti tanggapannya juga ikut terasa aneh.

Hasil wawancara narasumber yang saling bertolak be-lakang, juga sering membingungkan kita. Mengingat jurang waktu peristiwa yang kita urai sudah puluhan tahun yang lalu, akhirnya kita maklumi dengan konsekuensi kroscek fakta berkali-kali dan menambah narasumber yang bisa meleng-kapi fakta yang kurang.

Untuk mendapatkan ritme penulisan yang sama, kita mengimbangi dengan membaca banyak buku dan majalah

yang mengulas punuturan peristiwa sejarah. Memang tidak semuanya susah, terutama penulisan profil jauh lebih mudah karena sudah menjadi “makanan sehari-hari” kita.

Sementara itu, awal Februari kemarin, kita juga melakukan audiensi ke Bapak Irnanda selaku Ketua Umum IKA ITS yang baru. Kita juga berhasil menemui beberapa narasumber yang memang hanya bisa ditemui di ibu kota. Ada pun narasumber tersebut adalah putra-putri Bapak dr Angka, putri Bapak BG Munaf (Perintis FTK ITS), dan putri Bapak Prof Soemadijo (Rektor ke-3 ITS).

Saat ini, kita sudah menyelesaikan beberapa bab tulisan, menyeleksi foto yang akan dimuat dari ratusan foto yang kita peroleh dan menyusun desain layout per halaman. Kita juga masih melakukan wawancara untuk mendapatkan data yang akurat serta memperdalam telaah dari setiap detail peristiwa.

Di sela-sela penulisan, kita mendapatkan tambahan nara-sumber yang akan kita profilkan, yakni Ir R Soendjasmono, salah satu anggota YPPT Sepuluh Nopember. Terakhir, kita berharap ini adalah tulisan “Redaksi in Action” kita yang terakhir untuk buku ini. Semoga lekas terbit!

a.n Tim Djoeang

merekonstruksi Sejarah iTS (4)

Tujuan utama dari P2KM ini adalah menjadi pusat pengembangan wirausaha perguruan tinggi di

Indonesia yang inovatif, profesional dan mandiri. Hal ini mereka rencanakan dengan menjadi pusat dari koordinasi antar seluruh lembaga kewirausahaan di ITS.

Dalam mencapai tujuan utama tersebut, P2KM telah menyiapkan berbagai misi dan fungsi yang perlu dijalankan. Misi pertama yang diangkat oleh lembaga baru ini adalah mendorong mahasiswa untuk memiliki spirit technopreneurship yang kuat. “Dengan spirit of entrepreneurship, maka kami berharap mahasiswa dapat lebih siap untuk menjadi job creator,” tutur dosen Teknik Industri ini.

Peran utama P2KM adalah menjadi pusat informasi mengenai berbagai peluang, kompetisi dan informasi la in yang berka i tan mengena i entrepreneurship. Fungsi ini dinilai

penting karena banyak sekali tawaran peluang dari pihak eksternal dalam bidang kewirausahaan. Tentunya semua hal ini akan dapat dikelola dengan baik dengan adanya sebuah mekanisme pemusatan informasi, yaitu di P2KM.

Selain berbagai peluang tersebut, P2KM juga berencana mendata dan memetakan berbagai prestasi dan usaha mahasiswa yang telah berkembang di ITS. “Melalui pemusatan informasi tersebut, kami berharap atmosfer kewirausahaan di ITS menjadi lebih kuat,” tutur Lantip.

P2KM juga bert indak sebagai pusat pendampingan dan konsultasi wirausaha mahasiswa. Mahasiswa akan berkesempatan untuk mendapatkan fasilitas konsultasi bersama para ahli mengenai bisnis mereka.

Ta k h a n y a i t u , P 2 K M j u g a ingin menggaet para dosen untuk meningkatkan dan mengembangkan kapasitas mereka di bidang wirausaha.

M i s i t e ra k h i r P 2 K M a d a l a h menjembatani mahasiswa dengan pihak luar dalam kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. P2KM akan bertindak sebagai penjalin komunikasi antara ITS dengan pihak luar. Seperti dari pihak industri, desainer dan juga investor.

Lantip menilai, seringkali mahasiswa memilki ide bisnis yang sangat bagus. ‘’Namun ide saja akan sulit untuk dikembangkan apabila tidak ada jaringan yang baik untuk memproduksi, mengembangkan dan memasarkannya ,” tambahnya.

R e n c a n a n y a , i n i s i a s i P 2 K M akan disosialisasikan bulan Maret mendatang. Dosen lulusan ITB ini berharap akan dukungan dari seluruh pihak. ‘’Kami harap P2KM dapat menjadi model percontohan lembaga pengembangan kewirausahaan di perguruan tinggi di Indonesia,” tutup Lantip.(izz/lis)

Berbagai organisasi dan lembaga dalam kampus turut yang bergerak dalam bidang wirausaha ITS bertambah dari tahun ke tahun. Selain unit kegiatan mahasiswa (UKM) dan Koperasi Mahasiswa (Kopma), hampir setiap organisasi mahsiswa memiliki divisi kewirausahaan tersendiri. Ada juga lembaga independen yang didirikan oleh

mahasiswa.Namun seluruh lembaga tersebut

tampak bekerja secara sendiri-sendiri tanpa koordinasi yang jelas. Hal tersebut menjadi salah satu alasan bagi Ir Lantip Tri Sunarno MT dan beberapa dosen lainnya untuk mendirikan Program Pengembangan

Kewirausahaan Mahasiswa (P2KM).

iTS Perkuat Atmosfer

Kewirausahaan dengan P2Km

Ir Lantip Tri Sunarno MT

Entrepreneur ITS

Foto bersama para pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) Sepuluh Nopember bersama para dosen

Page 4: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 201260 5

Kongkowlaporan utama

Dari Penambal Rugi, Jadi Lumbung Untung

Jika dilihat sepintas, kantin FTI yang berada di belakang kampus FTI kota memang tampak biasa saja. Seperti kebanyakan kantin di ITS lainnya yang menjual

berbagai macam makanan, pun begitu dengan kantin ini. Namun, satu kelebihan dari kantin lainnya, letaknya sangat strategis di ITS. Pasalnya, ada Jurusan Sistem Informasi dan Teknik Industri yang mengitarinya.

Serupa dengan kantin lain, kantin yang terdiri dari lima stan penjual ini menawarkan banyak pilihan makanan dan minuman. Mulai dari nasi campur biasa, nasi kari, nasi rawon, nasi goreng, mi goreng, nasi ayam penyet, dan masih banyak lagi. Selain makanan seperti itu, tak ketinggalan pula stan makanan ringan yang menjual permen, roti kecil dan berbagai jenis kue.

Sunarsih, salah satu penjual makanan di kantin ini mengaku paling lama membuka stan di kantin yang mulai 2003 telah di bawah UPT Grha pelaksanaanya. “Saya telah berjualan di dekat sini sejak tahun 1999, saat itu masih ada Jurusan Teknik Informatika dekat sini,” ujar wanita yang telah berumur 52 tahun ini.

Menilik dari lokasinya sendiri, bisa dipastikan

pengunjung kantin ini bakal sangat ramai pada jam-jam istirahat kuliah. Aditya Putra Prasetyo misalnya, mahasiswa Jurusan Sistem Informasi angkatan 2011 ini mengaku, kantin ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan bagi Adit dan teman-temannya. Mereka juga memanfaatkan suasana kantin ini untuk nongkrong dan ngemil makanan ringan. “Kalau tidak makan di sana, kami bergurau sambil ngopi atau ngeteh,” ujar Adit menambahkan. (ais/esy)

Strategis, Kantin FTI Kota Laris manis

Bila ditanya dimana tempat arek Mesin ramai berkumpul, jawabannya pasti Café Mesin. Letaknya yang strategis di sekitaran kolamdan

taman Mesin, beserta lingkungan yang asri membuat Café Mesin ramai dikunjungi terutama di sela jam perkuliahan. “Makanannya enak sih,” komentar penikmat setia kafe yang sudah berdiri sejak 2005 lalu ini.

“Cafe Mesin ini punya sejarahnya sendiri,” cetus cak Tris, penjaja makanan di Café Mesin. Bermula dari

kerugian yang dialami panitia drag race akibat kesalahan teknis, jurusan Teknik Mesin lalu mendirikan Cafe Mesin sebagai sarana penghimpun dana guna menambal kerugian yang ada. Namun siapa yang sangka, Cafe Mesin justru semakin berkembang hingga kini menjadi warisan turun-temurun bagi para penerus kampus Teknik Mesin hingga saat ini.

Aneka kuliner yang tersedia di Café Mesin konon memiliki cita rasa tersendiri. Yang spesial, Café Mesin sangat menjaga higienitas setiap makanan yang mereka jajakan. Dan yang tak kalah menariknya, mahasiswa yang mau membeli makanan di Café Mesin tak perlu khawatir dengan harga yang dipatok. Hampir semua item yang dijual relatif murah dan ramah di kantong mahasiswa.

Tak hanya mahasiswa, Cafe Mesin pun menjadi tempat para dosen menyantap makan siang mereka. Oleh karena itu tak heran jika Cafe Mesin punya peran besar terutama sebagai tempat berkumpulnya seluruh elemen Teknik Mesin ITS. Proses membentuk keakraban antar elemen jurusan pun tidak bisa lepas dari keberadaan Cafe Mesin ini. (ken/fz)

Gaung wirausaha hingga sejauh ini adalah hasil kerja keras berbagai pihak. Di tataran

akademik, ITS mempunyai jajaran pengajar mata kuliah pengantar entrepreneursh ip yang t idak pernah berhenti menularkan ilmu kewirausahaannya. Di kalangan dosen, ITS mempunyai Drs Soehardjopri MSi, Ir Elly Agustiani MEng, Prof Ir Daniel M Rosyid M RINA PhD yang menginspirasi dengan wirausaha yang mereka geluti.

Pun begitu dengan mahasiswa. ITS memiliki sosok mahasiswa yang menginspirasi. Sebut saja, alumnus Teknik Elektro ITS, Gunaris Otomasi.

Organisasi Mahasiswa (Ormawa) juga tidak kalah ambil bagian. ITS memiliki Workhsop Entrepreneur dan Technology (WE&T) dan Koperasi Mahasiswa (Kopma). Belum lagi b e b e ra p a d e p a r te m e n s e r ta pelatihan yang diadakan di tingkat jurusan. Seluruhnya membuka pandangan mahasiswa untuk tidak hanya sekedar menjadi pegawai.

M e s k i s a m a d a l a m m i n a t wirausaha, tetapi tiap mahasiswa memiliki bidang yang berbeda untuk mengaplikasikan keinginan tersebut. Secara umum, wirausaha di ITS terbagi menjadi tiga jenis. Mulai dari kuliner, teknologi hingga jasa.

Salah satu usaha yang tengah tenar saat ini adalah Krawu Burger. Usaha besutan Lailatus Sa’adah ini memang baru berdiri. Tetapi usaha ini tidak dapat dianggap remeh. Awal tahun ini saja, alumni D3 Teknik Kimia ini berhak menjadi jawara di ajang Wismilak Diplomat Success Challenge.

Di bidang teknologi, lain lagi

cer itanya. Tentu mahasiswa ITS sudah m e n g e n a l s o s o k Achmad Ferdiansyah Pradana Putra ST. Saat ini, mahasiswa S2 Teknik Kimia ini tengah menelurkan produk baru. Setelah sukses dengan Hetric Lamp, k in i Smart S tove Green Flame Concept, sebuah bahan bakar prakt is berbahan bakar spiritus pun menjadi fokusnya. Tak tanggung-tanggung, dana senilai Rp 1 miliar pun ia dapatkan dari Mandiri Young Technopreneurship Competition (MYTC) 2011.

Selain Ferdi, ada juga mahasiswa yang menggunakan dasar ilmunya untuk menjalankan usaha. Mereka adalah Teguh Saputra, Juan Firmansyah, Kurnia Putri Pasavitri, Muhammad Iqbal, Fatih Ridho Muhammad, Muhammad Rohmad dan Firda Atikah Rosyadi. Ketujuh mahasiswa ini menggagas sebuah minyak angin soft teraphy yang di-branding dengan nama FRIZ.

FRIZ ini adalah inovasi dari Fruit Fresh to Me (F2Me). Teguh menjelaskan, awalnya F2Me hanya mengusung buah sebagai aromanya. ‘’Banyak yang meniru, sehingga kami ganti jadi FRIZ,’’ ujar mahasiswa asal Pasuruan ini.

Sementara itu di bidang jasa, ITS

memiliki System of Information Personal Leadership for Human Organization (SIPLHO). Usaha yang berbasis Trade dan IT Consultant ini milik Noerma Pudji Istyanto, mahasiswa Sistem Informasi (SI) ITS. Sekilas memang terdengar biasa, tapi usaha ini sudah terbukti. Omzetnya mencapai Rp 40 juta per bulannya.

Selain lima usaha di atas, tentu masih banyak mahasiswa ITS lain yang sedang mengembangkan usaha pada bidang yang berbeda. Harap an nya , ap ap u n b entu k usahanya, menjadi wirausaha adalah pilihan yang tidak dapat dipaksakan. (ran/esy)

Wirausaha itu PilihanKuliah Tamu

Wirausaha tampaknya menjadi tren baru di kalangan mahasiswa ITS. Transformasi mindset pun juga tengah terjadi. Wirausaha tidak lagi dianggap sesuatu yang remeh. Entah hanya

kelatahan atau memang kebutuhan, saat ini ratusan mahasiswa sedang berbondong banting setir menjadi wirausaha.

Gunaris Otomasi

Page 5: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 20126 59

laporan utama Komunitas

Bagi mahasiswa ITS, ist i lah technopreneurship memang bukan sesuatu yang baru. Sejak 2009, technopreneurship telah ditetapkan menjadi bagian dari mata kuliah (matkul) ITS. Mengambil judul pengantar technopreneurship, matkul ini pun menjadi salah satu syarat lulus mahasiswa ITS.

A w a l n y a , p e n g a n t a r technopreneurship terinspirasi dari matkul entrepreneurship. Dimana matkul tersebut hanya ada di jurusan tertentu saja. Statusnya pun hanya sebagai matkul pilihan. Seiring dengan semakin menggeliatnya entrepreneur di ITS, matkul ini pun beralih menjadi perhatian. Saat kepemimpinan Prof Dr Ir Priyo Suprobo MSc PhD, entrepreneur pun masuk ke dalam kurikulum tahun 2009-2014. Yang menarik, istilah entrepreneur diganti menjadi pengantar technopreneurship.

Endang Sudarsih SE MSi MT, Koordinator matkul tersebut menjelaskan alasan penggunaan istilah pengantar technopreneurship.

M e n u r u t n y a , d e n g a n technopreneurship diharapkan geliat entrepreneur ITS tumbuh seiring kemampuan tekniknya. Pasalnya, meski telah berkembang, usaha mahasiswa ITS tak jauh-jauh dari kuliner. “Masak mahasiswa ITS bikin makanan terus,’’ kata Endang, sapaan akrabnya

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa ada dua luaran yang diharapkan dari matkul ini. Pertama adalah pengetahuan mahasiswa ITS dalam membuat bisnis plan. Setelah mengetahui bagaimana dunia bisnis plan itu, mahasiswa diharapkan mampu membuat proposal bisnis plan. Sehingga, mahasiswa dapat mengikuti Program Wirausaha Mahasiswa ( P M W ) , P ro g ra m Kre at i v i ta s Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK) atau kompetisi bisnis plan lain.

Hal tersebut juga menjadi alasan p e m i l i h a n p e n g g u n a a n ka ta pengantar pada mata kuliah ini. Ia menegaskan, matkul ini tidak hanya mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk menjadi seorang technopreneur saja. Jiwa seorang technopreneur juga menjadi sasaran untuk dikembangkan. Seperti kreativitas dan inovatif.

Sebagai matkul pilihan yang bersifat wajib, praktis setiap mahasiswa yang lulus matkul persiapan berhak mengambil matkul tersebut. Hanya saja, pihak Unit Pelayanan Mata Kuliah Bersama (UPMB) sebagai penyelenggara mempunyai aturan sendir i . Endang m e n u t u r k a n , batas minimal p e n g a m b i l a n matkul ini adalah

mahasiswa semester IV.Hal ini memang tidak lepas dari

kemampuan mahasiswa di bidang teknik. Semakin tinggi tingkat mahasiswa maka pengetahuan teknik pun juga semakin berkembang. Harapannya, matkul ini benar-benar dapat diterapkan oleh mahasiswa. Sehingga, tidak hanya sekedar menjadi entrepreneur tetapi bisa menjadi technopreneur.

Hal lain yang tak luput dari harapannya adalah terkait jumlah pengajar yang hanya berjumlah enam orang ini. “Semoga bisa segera ditambah,” ujarnya. Tak hanya itu, inkubasi khusus produk mahasiswa I T S j u g a d i b u t u h k a n u n t u k mendukung luaran yang ingin d i ca p a i m a t k u l i n i .

(ran/esy)

Jelajah Teknologi Satelit dengan Komunitas Satelit iTSPengantar Technopreneurship,

Selaraskan Teknik dan Entrepreneuship

Kuliah Techno

Endang Sudarsih SE MSi MT, Koordinator matkul

Sebagai kampus teknik, teknologi memang menjadi pusat perhatian bagi ITS di berbagai bidang. Termasuk, di bidang entrepreneur. Lantas, apa jadinya ketika teknologi dipadu dengan entrepreneur?

Pe ra n m a h a s i s wa d a l a m perkembangan teknologi bangsa sangatlah penting,

t e r m a s u k t e k n o l o g i s a t e l i t . Mahasiswa ITS pun, tak ketinggalan ingin turut andil di bidang satu ini. Hasilnya, sebuah komunitas bernama Komunitas Satelit ITS digagas. Komunitas ini menjadi wadah untuk mendalami teknologi bidang aerospace itu.

Komunitas Satelit ITS, sebenarnya berawal dari program pemerintah yaitu Indonesian Nano-Satellite Platform Initiative for Research and Education (INSPIRE). Proyek nirlaba ini memang sengaja dibentuk untuk membangun dan mengembangkan platform teknologi satelit di kalangan perguruan tinggi di Indonesia.

Selain alasan tadi, komunitas ini bermula dari penggarapan proyek nano satelit Indonesia Inter University Satelit (IINUSAT) I. ITS sebagai sebuah institut teknologi, berhasil menginisiasi komunitas ini dengan merangkul beberapa perguruan tinggi lainnya. Kelima kampus tersebut yakni ITS, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Politeknik Negeri Surabaya (PENS), dan Institut Teknologi Bandung ( ITB) menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Setiap perguruan tinggi tersebut, memiliki tugas masing-masing dalam proyek IINUSAT I. ITS sendiri kebagian tugas menyelesaikan ground station atau stasiun bumi satelit. UI menyelesaikan bagian communication payload satelit, ITB bagian power system, UGM bagian On Board Data Handling (OBDH), dan PENS menyelesaikan Attitude Determination Control System (ADCS).

Komunitas yang diresmikan pada

9 Juni 2011 lini dibagi menjadi lima divisi, terdiri dari beberapa jurusan di ITS. Jurusan-jurusan tersebut antara lain Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Geomatika, Teknik Fisika, dan Fisika. Tujuannya, setiap jurusan mampu berbagi ilmu dan saling melengkapi satu sama lain dalam pembentukan satelit seutuhnya. “Hampir sebulan sekali kami berkumpul untuk tukar pikiran,” Tutur Rizadi Sasmita Darwis, salah satu pengurus Komunitas Satelit.

Rizadi menambahkan, fokus komunitas mereka saat ini ada pada penggarapan IINUSAT II . Proyek kedua ini, sekarang tengah dirampungkan dan akan diluncurkan tahun 2015 mendatang.

Mahasiswa Teknik Elektro ini menambahkan, kegiatan mereka tak hanya terbatas pada penelitian. Komunitas Satelit ITS juga menggelar beberapa kegiatan pelatihan. Akhir tahun lalu misalnya, telah dilaksanakan konferensi nasional bertajuk Bui lding The Nation Independence on Satellite Technology Trough Student Networking.

“Konferensi tersebut bertujuan

untuk membangun jejaring mahasiswa dalam teknologi satelit,” ujarnya. Beberapa pembicara nasional dalam bidang satelit turut hadir. Uniknya lagi, konferensi tersebut juga dihadiri oleh perwakilan perguruan tinggi yang juga ikut berkerja sama.

“Dalam waktu dekat akan diadakan kompetisi satelit tingkat mahasiswa, pelatihan dan lain sebagainya,’’ tegas Rizadi. Ia menambahkan, salah satu kegiatannya adalah workshop serta Pelatihan Antena for Satelit Tingkat Mahasiswa.

Agenda tersebut berisi pelatihan desain antena kepada mahasiswa. Usai pelatihan, setiap tim wajib membuat desain untuk aplikasi satelit. Hasil desain itu, nantinya akan diterapkan dalam pembuatan antena untuk satelit. Di akhir, akan dilakukan pengukuran besaran antena untuk mengetahui apakah antena sudah memenuhi kriteria yang diinginkan atau belum.

Rizadi mengungkapkan, pelatihan tersebut secara tidak langsung bertujuan mengajak peserta bersentuhan dengan teknologi satelit. (lik/fi)

Page 6: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

laporan utama

758

Komunitas

Ad a b e b e r a p a a l a s a n peningkatan ini. Di antaranya adalah munculnya berbagai

kompetisi di bidang ini. Seperti Program Mahasiswa Wirausaha ( P M W ) , P ro g ra m Kre at i v i ta s Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK), dan berbagai kompetisi sejenis. ‘’Seminar dan pelatihan entrepreneur dari ITS ataupun mahasiswa juga menjadi salah satu faktor penting,’’ tutur Drs Soehardjoepri MSi, dosen pembina wirausaha mahasiswa.

Se la in i tu ada pu la ku l iah Technopreneurship yang selama ini

juga dinilai cukup bagus dan efektif.

A k a n t e t a p i , apl ikas i potensi w i r a u s a h a m a h a s i s w a k e l a p a n g a n menurutnya juga harus perlu ada. “Memang kita harus berkorban waktu, tenaga dan modal lebih,’’ ungkap pria yang akrab disapa Djoepri ini. Dosen yang juga memiliki beberapa usaha bisnis ini bahkan m e n y a r a n k a n untuk menjadikan Technopreneurship sebaga i sebuah bentuk kuliah kerja lapangan.

P e n i n g k a t a n k u a l i t a s p u n menjadi sorotan u t a m a u n t u k menjadi parameter k e b e r h a s i l a n

entrepreneurship di ITS. Kemampuan bersaing usaha mahasiswa ITS bisa menjadi bukti tersendiri.

Contohnya adalah keberhasilan beberapa t im mahasiswa ITS dalam menyabet penghargaan di berbagai kompetisi kewirausahaan. Juga usaha-usaha bisnis yang telah mempertahankan konsistens i keberlangsungan usaha mereka. Sebut saja Sego Njamoer, Hetric Lamp, Green Flame dan Krawu Burger. Semuanya memiliki omzet yang tidak bisa dibilang kecil.

Akan tetapi, ada banyak hal

yang masih perlu dibenahi untuk mencetak lulusan yang memiliki sp i r i t entrepreneursh ip yang baik. Mulai dari peningkatan materi entrepreneurship yang terencana dan terintegrasi melalui seminar, pelatihan dan workshop. “Penyediaan sarana penghubung antara mahasiswa dengan dunia industri dan customer pun harus menjadi salah satu prioritas penting,” tutur dosen Jurusan Matematika ini.

Hal ini bisa didukung oleh sistem di ITS seperti dukungan pembimbingan, aplikasi kegiatan, hingga pendanaan perlu dilaksanakan secara optimal. Pendanaan yang ada harus dilakukan secara terkontrol, disertai oleh bimbingan khusus bisnis.

Sumber daya manusia (SDM) turut menjadi faktor penting. Dosen pengajar mata kuliah diharapkan minimal mempunyai bisnis sendiri sehingga ilmu yang didapatkannya dari pengalaman tersebut dapat dibagikan kepada mahasiswa.

K h u s u s b a g i m a h a s i s w a , Soehardjoepri berharap mereka menggeluti wirausaha sesuai bidang ilmunya. Banyak usaha mahasiswa yang saat ini sering bergerak dalam bidang kuliner, cukup jauh dari sebagian besar bidang ilmu di ITS.

‘’Ini cukup disayangkan, karena mahasiswa mau ambil instannya saja,’’ tukas Soehardjoepri. Bukannya tidak boleh, namun alangkah indah dan baiknya jika produk atau jasa yang dihasilkan juga berbau teknologi.

Ia berharap besar ITS dapat menjadi pelopor para technopreneur. “Tentunya harapan untuk menjadikan mahasiswa ITS bisa membuka lapangan pekerjaan akan selalu kami jaga,” tutupnya.(izz/lis)

mau Kewirausahaan Bagus, Harus Berkorban Lebih

Bisnis Mahasiswa

Drs Soehardjoepri MSi, dosen pembina wirausaha mahasiswa

Program kewirausahaan merupakan salah satu agenda utama yang dicanangkan oleh ITS dalam tiga hingga lima tahun terakhir. Selama itu, peningkatan kuantitas peminat

entrepreneurship bertambah pesat.

Komunitas Toys, Bukan Sekadar main-main

Kreativitas ibarat senjata bagi para mahasiswa Desain Produk Industri (Despro)

ITS. Selalu ada hal-hal baru dan unik yang mereka hasilkan. Tak hanya itu, karya-karya mereka pun bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Inilah yang mendorong mereka membentuk berbagai jenis komunitas di jurusannya.

Keberadaan komunitas di Despro memang bukanlah hal yang baru. Kumpulan minat dan bakat ini berbeda dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Di Despro, keberadaan komunitas ini khusus bagi mahasiswa yang mendalami bidang desain tertentu. Seperti misalnya toys, craft, ilustrasi, tipografi, dan lain-lain.

Komunitas Toys adalah sebuah komunitas bagi para pecinta mainan. Pada awalnya, komunitas ini hanya memproduksi mainan berjenis paper toys. Namun, seiring berjalannya waktu, komunitas bernama Heroes CT ini mulai membuat jenis-jenis mainan lain seperti plush toys, clay toys, dan recycle toys.

Setelah vakum lama sejak tahun 2004, komunitas ini bangkit kembali di tahun 2007. Ini berkat Salman Fariz Allutfi, mahasiswa angkatan 2007, yang berhasil mengajak teman-teman satu angkatannya dengan hobi serupa. ‘’Kita saling pamer toys masing-masing, biar termotivasi membuat yang lebih bagus lagi,” tutur Salman.

Tapi , komunitas Toys hadir dengan suasana berbeda. Misalnya, pergantian nama yang cukup unik. Penggagas nama Heroes CT sendiri sebenarnya adalah dosen pembimbing komunitas ini, Primaditya SSn MDs yang juga merupakan dosen Despro. “Aku dan teman-teman setuju karena filosofinya bagus,” ujar Salman.

Heroes CT bisa diartikan sebagai heroes c i ty (kota pahlawan). Tentunya cocok karena memang anggota komunitas ini adalah orang-orang Surabaya. Namun nama ini juga bisa berarti Heroes Collectible/Customizable Toys.

K o m u n i t a s i n i p u n t e l a h memamerkan karya-karyanya di berbagai acara di luar kampus. Seperti di Indie Clothing Expo, yang merupakan salah satu acara besar tahunan Surabaya. Juga di pameran komik yang diselenggarakan oleh Centre Culturel et de Coopération Linguis (CCCL) Surabaya. Selain itu, mereka juga memamerkan m a i n a n n y a d a l a m s e m i n a r internasional bertajuk International Conference on Creative Industry di Bali pada Maret 2011.

Selain menggelar pameran, kegiatan rutin lainnya adalah sharing seputar mainan. ‘’Kita suka berbagi update info tentang toys, selain itu kita juga produksi bersama-sama,’’ ujar Salman yang sempat menjabat sebagai Sekretasis Umum Hima IDE ini.

Komunitas yang beranggotakan 37 mahasiswa ini bercita-cita membesarkan komunitasnya hingga se-Surabaya. Apalagi, di kota ini belum ada komunitas serupa. ‘’Di

universitas lain belum ada komunitas seperti ini, tapi yang berminat b a n y a k ,’ ’ u n g k a p Salman.

Plush Toys vs Recycle Toys

Plush toys adalah mainan yang dijahit dari kain atau tekstil lainnya.Heroes CT memberi branding mainan jenis ini dengan nama Kudos Plush. Produk ini sempat

diikutkan dalam beberapa kompetisi bisnis. Kudos pun berhasil menjadi salah satu finalis Sosro Joy Green Tea Youth Business Competition (YBC) 2011. Kudos Plush berupa boneka yang dikemas sebagai kalung, gantungan kunci, atau bisa sekedar dipajang sebagai koleksi. Kudos Plush ini termasuk laris di kalangan mahasiswa. Bermodal awal hanya Rp 50 ribu, sekarang Kudos telah beromset Rp 1,7 juta dalam 1,5 bulan.

Berbeda dengan plush toys, mainan berjenis recycle toys lebih bersifat eksklusif. Pembuatannya yang rumit membuat mainan jenis ini tidak dapat diduplikasi dalam jumlah banyak. Seperti namanya, recycle toys terbuat dari barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai.

‘’Saya paling suka bikin recycle toys, karena terkesan baru dan berbeda dengan yang lain,’’ aku Salman. Ia menjelaskan, inspirasi untuk membuat mainan tidak terbatas, bisa dari mana saja. Misalnya, dengan menggambar ulang versi karikatur seorang kartun atau tokoh favorit di televisi. Gambar itu lantas dijadikan plush toys. ‘’Jadi barang koleksimu sendiri yang orang-orang tidak akan pernah punya,” tutup Salman. (fen/lis)

Page 7: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

8 57

profil dosen opini

Selepas SMA bisnis yang digeluti Djoepri semakin lama semakin berkembang. Ketika awal kuliah

ia tidak ingin dibiayai. “Dulu orang tua sempat khawatir, akhirnya saya hanya dibiayai untuk bulan-bulan pertama saja, selebihnya saya biayai secara mandiri,” ujarnya.

Selama kuliah berbagai pekerjaan sempat dijalaninya. Mulai dari office boy, operator telepon, hingga bagian administrasi. Penuhnya kegiatan dari pagi hingga larut malam tidak membuatnya patah semangat. Bahkan putra ketiga dari lima bersaudara ini juga selalu menyempatkan bangun dini hari untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. “Kalau kita berada di zona nyaman terus tidak akan pernah jadi kuat,” ucapnya penuh semangat.

Bapak tiga anak ini mengungkapkan sejak dulu dirinya tidak pernah bisa diam. Segala pelatihan ia ikuti, bahkan sampai ke luar negeri yang mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. “Saya tidak ingin membatasi ilmu, jadi dulu ikut-ikut pelatihan walaupun belum tahu nanti untuk apa,” paparnya.

Semangat wirausaha ini turut ditularkan kepada anak-anaknya yang saat ini semuanya sudah memiliki bisnis kecil-kecilan sendiri. Terkadang ia sendiri bingung mendapat jiwa berwirausaha ini dari mana. “Bapak saya PNS, ibu saya ibu rumah tangga. Mungkin bakat ini saya dapat dari kakek yang seorang pedagang,”

ujarnya.Di dalam perkuliahan ia selalu

menganjurkan mahas iswanya untuk berwirausaha sejak dini. Ia beranggapan bahwa kalaupun tidak berhasil itu wajar. “Kalau gagal kan masih bisa lari ke dosen dan orang tua, kalau sudah lulus mau cari siapa. Kalau sudah begitu jadinya nanti mudah putus asa,” jelasnya.

Soal kewirausahaan di ITS, ia mengungkapkan selama tiga tahun terakhir perkembangan di kalangan mahasiswa ITS sudah cukup baik. Setiap tahun dana milyaran rupiah yang dikucurkan ITS untuk modal mahasiswa berwirausaha memang selalu habis. “Namun sayangnya

yang mampu bertahan menjadi bisnis yang terus berjalan hanya sedikit.Kkebanyakan mereka masih jago dalam tahap proposal saja,” sahutnya.

Ia menyebutkan mahasiswa kini jarang yang memiliki ketahanan mental yang bagus dalam bisnis. “Ide mahasiswa kini sudah bagus-bagus. Tapi ide yang bagus itu harus dibarengi dengan realisasi yang bagus juga,” kritiknya.

Banyak kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam berwirausaha. Hal ini terutama dalam memanajemen waktu. Ia juga menyebutkan tidak jelasnya pembagian tugas dan cash flow yang kurang detail dan terperinci menjadi alasan kegagalan bisnis dari

Yang Penting Jangan Takut mencoba Berwirausaha

Djoepri, begitu panggilan akrabnya, mulai berwirausaha saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kala itu orang tuanya harus pergi ke kota. Djoepri kecil menolak untuk ikut. Di rumahnya di desa Kencong, 40 km dari Jember, ia mulai berbisnis. Mulai dari menjual tanaman sirih hingga membeli kayu bakar dari pengepul untuk kemudian dijual lagi.

Drs Soehardjoepri MSi bersama istri

Drs Soehardjoepri MSi menang Lomba Saja Belum Cukup

Kegiatan entrepreneurship semakin berkembang di ITS. Fenomena suksesnya

m a h a s i s w a d i p e r l o m b a a n -p e r l o m b a a n ke w i ra u s a h a a n menghasilkan patron-patron seperti Achmad Ferdiansyah (Hetric Lamp dan Green Flame), Mahendra Ega Higuitta (Sego Njamoer) dan Lailatus Sa’adah (Burger Krawu). Tentu saja hal ini sangat membanggakan.

Namun di tengah banyakanya perkembangan dunia kewirausahaan i t u , n a m p a k n y a a d a y a n g terlupakan. Kegiatan wirausaha bukan sekadar merupakan kegiatan entrepreneurship , kalau tidak memiliki semangat entrepreneurship itu sendiri.

D a v i d M c L e l l a n d ( 1 9 8 7 ) menyatakan bahwa manus ia memiliki motivasi untuk tiga hal. Yang pertama, motivasi untuk berprestasi. Yang kedua, untuk berkuasa. Sementara motivasi ketiga berkaitan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan, atau affiliation dengan masyarakat.

Dari ketiganya, yang pal ing berpotensi atas suksesnya seseorang, adalah motivasi achievement . Inilah yang disebut secara khusus oleh McLelland sebagai spirit of entrepreneurship. Menurutnya, jika 2 persen dari penduduk di sebuah negara menjadi entrepreneur, maka

negara itu akan sukses.Entrepreneurship bukan sekadar

berwirausaha. Ada kualitas-kualitas tertentu yang dapat menjadikan seseorang sebagai entrepreneur.

Salah satunya adalah mampu untuk melihat serta menciptakan atau memanfaatkan peluang. Contohnya adalah ketika saya dan kolega dosen Teknik Industri ITS mendirikan program D1 Teknik Industri, Pendidikan Sistem Aplikasi Bisnis (PASTI) tahun 1995 silam. Banyak orang meragukan berdirinya program tersebut. Tetapi PASTI justru mendapat sambutan baik di kalangan masyarakat. Bahkan, PASTI mendorong berdirinya beberapa program D1 lainnya di ITS.

Kemampuan ini tentunya tidak bisa berdiri sendiri. Percaya diri, kreatif dan inovatif, pantang menyerah, berani mengambil resiko, mampu mengambil keputusan, memiliki inisiatif dan tentu saja sanggup mengikuti/mentaati aturan/kode etik merupakan karakter penting lainnya. Apabila seseorang memiliki kualitas-kualitas tersebut, maka ia layak disebut sebagai entrepreneur, siapapun dia dan dimanapun ia beraktivitas.

Semangat entrepreneurship m e n j a d i j a u h l e b i h p e nt i n g daripada kegiatan kewirausahaan itu sendiri. Oleh karena itu, kegiatan kewirausahaan harus disertai dengan bimbingan secara berkala.

Inilah yang sedang direncanakan oleh ITS untuk para mahasiswa. Yaitu sebuah program pendukung pengembangan wirausaha, yang disertai kerjasama dengan pihak pemerintah serta pihak swasta.

Mahasiswa harus sadar, bahwa dalam kegiatan kewirausahaan, tidak ada yang main-main. Dana tidak boleh diselewengkan sembarangan, seperti yang masih kerap terjadi d a l a m b e b e r a p a p r o g r a m kewirausahaan.

Bisnis Harus Berjalan Baik Juga!

Ketika Ferdi (Achmad Ferdiansyah, Red) memenangkan Mandiri Youth Technopreneurship Award (MYTA), ia segera saya hubungi. Saya mengenalnya dengan baik sejak awal mula membimbing PKMK dan PMW, dan mengikuti perkembangan wirausahanya. Saya sangat bangga dengan keberhasilannya di kompetisi nasional tersebut, karena hal itu menjadi cambuk bagi mahasiswa lainnya.

Namun saya turut menanyakan, apakah benar bisnisnya sudah mencapai kesuksesan? Bagaimana keberlanjutan usaha-usaha yang selama ini sudah dibangun olehnya? Apakah bisnisnya sudah bisa memberikan dampak positif secara sosial, seperti yang dulu ia impikan? Bagaimana pula dampak kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan sekitarnya?

H a l - h a l i n i l a h ya n g h a r u s diperhatikan oleh semua pihak yang mendalami kegiatan wirausaha. Keberhasilan dalam perlombaan wirausaha saja belum cukup. Apabila semangat entrepreneurship ini terus dikembangkan, saya yakin ITS bisa menjadi institusi pelopor lembaga pengembangan mahasiswa wirausaha perguruan tinggi yang sukses dan berkelanjutan.

Ir Lantip Trisunarno, MT

Kepala Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (P2KM) ITS

Page 8: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012 956

profil dosenResensi

Akhir tahun 2011 lalu, sebuah buku inspiratif lahir dari seorang penulis muda. Buku

bertajuk Man Shabara Zhafira ini mengulas hubungan jalan panjang menuju kesuksesan. Buku in i membuktikan bahwa kesabaran akan berujung pada keberuntungan.

Setiap manusia pasti bercita-cita untuk sukses dalam segala hal. Namun faktanya, jumlah manusia yang berambis i sukses t idak sebanding dengan jumlah manusia yang benar-benar sukses. Masih banyak manusia yang alih-alih mendapatkan kesuksesan justru menuai kegagalan. Bahkan berujung depresi hingga kematian.

Man Shabara Zafira, ibarat rumus sakti dalam menggapai kesuksesan. Buku ini mengingatkan manusia untuk menjalankan bagian dan tugas manusia dalam mencapai kesuksesan secara maksimal. Tuhan memiliki rahasia yang indah lewat segala keputusannya.

Buku ini terbagi menjadi enam bab yang berupa tangga kesuksesan. Bab pertama mengulas tentang dasyatnya sebuah mimpi. Impian adalah sebuah

doa. Bermimpi sama dengan berdoa agar diberi kebesaran oleh Tuhan.

Bab dua mengajak manusia untuk tidak hanya bermimpi tetapi melakukan apa yang diimpikan. Pada bab ini, dipaparkan beberapa t indakan yang mempengaruhi kesuksesan. Bab selanjutnya , p e m b a c a d i a j a k u n t u k mendefinisikan kebahagiaan hidup.

Perkara cinta pun juga tidak ketinggalan untuk diulas. Rifa’i mendeskripsikan arti cinta secara universal. Tidak hanya cinta kepada diri sendiri, tetapi cinta untuk memberi dan berbagi. Pada bab lima, kekuatan doa menjadi ide yang diulas. Sementara, bab terakhir adalah bab pamungkas. Bab ini berisi rangkuman seluruh tahap menuju kesuksesan. Dalam bab ini disematkan beberapa pesan inspiratif yang dapat memacu semangat.

Gaya tulisan buku setebal 308 halaman ini tersaji berbobot tetapi sederhana. Setiap formula kesuksesan yang komplet dijabarkan dalam buku ini. Selain bertabur kisah, buku ini juga kaya hikmah. Mudah

membuat tertawa tetapi terkadang juga berlinang air mata.

Dibandingkan buku motivasi sejenis, buku ini tersaji lebih praktis. Cerita yang diangkat bukan hanya isapan jempol semata. Hanya saja, bagi pembaca mungkin akan kesulitan dalam menghubungkan keterkaitan antara judul buku d e n ga n i s i b u ku i n i . Ka re n a memang, penulis mendeskripsikan kesabaran (Shabara) sebaga i sebuah proses. Mulai merumuskan mimpi hingga memasrahkan diri. Sementara keuntungan (zhafira) diartikan sebagai kesuksesan.

Buku karya alumni jurusan Teknik Mesin ITS ini memang istimewa. K e s e d e r h a n a a n y a m e m b u a t membuat buku ini lebih bermakna dan mengena. Setiap bagiannya, merupakan sebuah benang yang d a p a t a ka n m e n g ga m b a rka n metamorfosis mimpi menjadi cita-cita dan kebahagiaan.

Kesabaran memanglah modal dasar para pemenang. Kesabaran membuat kualitas orang-orang melejit dibandingkan mereka yang kurang bersabar.

Man Shabara Zhafira, Keajaiban Sebuah Kesabaran

Judul : Man Shabara ZafiraSeri : Motivasi IslamiISBN / EAN : 9786020016191 / 9786020016191Penulis : Ahmad Rifa`i Rif`anPenerbit : ELEX MEDIATerbit : 14 Desember 2011Halaman : 308Berat : 325 gram

oleh : JaharaniMahasiswi Teknik Kimia 2010

Drs Soehardjoepri MSi bersama istri dan anak-anaknya

mahasiswa. Selain itu terdapat pula kesalahan-kesalahan kecil namun menganggu. “Bergerak di bidang marketing tetapi baunya kecut, atau tutur katanya tidak mengenakkan, tentu akan sangat mengganggu sekali,” jelasnya.

Namun ia menganggap semua itu butuh proses. Grafik juga menunjukkan peningkatan mahasiswa yang berhasil menjalankan proposal bisnisnya secara jangka panjang menunjukkan angka positif. “Kalau dulu Cuma 3% sekarang sudah melonjak di kisaran 5%, semoga bisa terus meningkat,” harapnya

Bisnis Gagal, itu WajarSelama puluhan tahun malang

melintang di dunia bisnis membuatnya semakin matang dalam mengambil keputusan. Gagal dalam bisnis, ditipu kolega, bangkrut, semua sudah pernah dialaminya. “Dari kegagalan itu justru memberikan pengalaman yang luar biasa. Apalagi dengan mendekatkan diri kepada Allah yang membuat saya bisa tetap bahagia,” tambah dosen Matematika ini.

Pada kisaran tahun 2004 silam, ia mengaku salah satu bisnisnya

terpaksa gulung tikar. Kerugian yang dialami kala itu hingga ratusan juta. Tentu bukan angka yang sedikit. Namun i tu sama sekal i t idak mengurungkan niat Djoepri untuk tetap bertahan dalam berwirausaha yang telah lama ditekuninya itu. “Gagal itu boleh, yang tidak boleh itu adalah takut untuk mencoba,” tuturnya.

Saat ini, menurut Djoepri sudah semakin banyak yang sadar tentang pentingnya memulai bisnis sejak kuliah. Terkadang halangan justru datang dari orang tua mahasiswa itu sendiri. “Tidak usah bilang dulu tidak apa-apa, yang penting pulang-pulang nanti bawa uang dan orang tua pasti bangga. Kalau bilang terus nilai juga anjlok tentu dipermasalahkan,” kata pria pengagum Robert Kiyosaki ini.

Djoepri menekankan, banyak sekali keuntungan yang didapatnya ketika berwirausaha. Diantaranya lebih fleksibel dalam waktu karena yang menentukan adalah diri sendiri. Pendapatan yang didapatkan juga relatif besar. “Lebih enak lagi sebagai investor, kalau itu uanglah yang bekerja untuk kita,” papar dosen yang sedang menempuh pendidikan S3 ini.

Pekerjaan sebagai dosen dipilihnya saat in i karena kebiasaannya sejak kecil yang memang senang berbicara dan bercerita di depan umum. Kesibukannya sebagai tenaga wirausaha juga tidak sampai menganggu jadwal mengajarnya. Hal ini dikarenakan manajemen waktu yang baik serta memang dalam bisnis waktu yang dimiliki lebih fleksibel.

Saat ini Djoepri menjalankan beberapa bisnis diantaranya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), laundry pakaian, menjual pakaian muslim, dan toko souvenir. Omsetnya bahkan mampu menembus angka milyaran. Salah satu kunci suksesnya adalah selalu berpikir positif. “Apa yang kita lakukan adalah apa yang kita dapatkan. Kenapa masih melakukan yang negatif?” ujarnya.

Sampai saat ini ia juga selalu mengingatkan kepada dirinya sendiri dan orang lain tentang efek buruk dari berpikir negatif dan pentingnya melakukan hal yang positif. Salah satu prinsipnya adalah hidup itu sekali, berarti, lalu mati . “Hiduplah seperti lilin, walaupun kecil tetapi dalam kegelapan akan sangat memberi arti,”tutupnya. (lhp/fz)

Page 9: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

news & prestasi

5510

Eddy, sapaan akrab pria ini, awalnya memang bercita-cita menjadi seorang pegawai

negeri. Bak gayung bersambut, pada tahun 1980 ia mendengar berita bahwa kampus ITS tengah membuka lowongan kerja sebagai karyawan. Kontan saja, pria yang lahir pada tahun 1957 ini langsung mengajukan berkas permohonan. “Dulu pusat ITS masih di kampus Cokroaminoto,” ujarnya.

Pada saat itu, Eddy sebenarnya sudah bekerja sebagai montir di sebuah bengkel di kawasan Gembong Tebasan, Surabaya Utara. Namun,

karena sejak awal i n g i n m e n j a d i pegawai negeri, ia pun memutuskan untuk berhent i d a r i p e ke r j a a n awalnya. Walau demikian, Eddy tidak serta merta m e n i n g g a l k a n pekerjaan lamanya. J a l a n n y a t e s t y a n g b e r l a r u t-larut membuat ia harus bertahan sementara untuk bekerja di bengkel.

Eddy pun sempat harus berbohong pada pimpinannya ketika mengikuti ujian tersebut. Ia khawatir apabila m e n i n g g a l k a n bengkel, gajinya

akan dipotong. Namun Eddy tak habis akal, ia meminta

adiknya untuk menjemputnya seraya meminta izin untuk acara keluarga. “Kalau tidak begitu, pasti tidak diizinkan,” kenangnya seraya tersenyum.

Ketabahannya menunggu akhirnya berbuah manis. Eddy dinyatakan diterima bekerja di Jurusan Teknik Kimia yang saat itu masih bernama Fakultas Teknik Kimia. Ia benar-benar merasa bangga bisa diterima. Pasalnya, hanya sedikit orang yang diterima dari sekitar 2.000 orang pelamar. “Saya lupa jumlah pastinya. Yang jelas, saat test itu Gelora

Pancasila penuh oleh pelamar. Kira-kira ada 2.000 orang,” tuturnya.

Usai diterima, Eddy langsung menunjukan dedikasi dan totalitasnya dalam bekerja. Pada tahun 1990 ia memboyong keluarganya untuk p indah dar i ked iamannya d i Wonokitri, Surabaya Barat menuju Keputih di sekitar kampus ITS. Hal ini semata-mata dilakukan agar lebih dekat dengan kantor dan lingkungan kampusnya.

Eddy juga sering dimintai tolong oleh rekan-rekan karyawan dan para dosen. Tak jarang ia menjadi rujukan untuk meminta bantuan finansial bagi karyawan lain. Pernah suatu ketika ada yang meminjam dalam jumlah yang lumayan besar hingga Rp 400 ribu. Namun, Eddy tak pernah menagih pinjaman tersebut. Ia percaya uang tersebut akan dikembalikan walaupun tanpa diminta. Ia mengaku tidak takut ditinggalkan. “Kuncinya ikhlas. Kalau sudah ikhlas tidak akan ada perasaan tertekan,” ungkapnya.

Oleh para dosen, Eddy juga acapkali dimintai tolong untuk ikut menjaga ujian mahasiswa. Ia pun tak segan-segan untuk melaporkan mahasiswa yang berani berbuat curang. Berkat kejujurannya itu, banyak mahasiswa yang akhirnya merasa sungkan untuk berbuat curang. Di sisi lain, para dosen pun menjadi lebih sering meminta bantuannya. “Padahal tugas saya sebenarnya hanya mengurus air dan listrik,” sahut Eddy.

Selama tiga dekade bekerja, bapak tiga orang anak ini mendapat banyak pengalaman menarik. Suatu ketika

profil karyawan

Bekerja dan Melayani dengan HatiKeikhlasan dan totalitas menjadi motto hidup bagi Eddy Yanto. Sejak diterima sebagai

karyawan Jurusan Teknik Kimia 30 tahun lalu, kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) seakan sudah menjadi rumah kedua baginya. Tak jarang, demi tugasnya ia rela berangkat

paling pagi dan pulang larut malam.

Eddy Yanto

Eddy Yanto, karyawan Jurusan Teknik Kimia

Berkiprah Baik Walau di Kampus Teknik

Se b a g a i k a m p u s y a n g berkecimpung dalam bidang keahlian teknik, ITS sering identik

dengan kaum lelaki. Meski begitu, bukan berarti bahwa dunia perempuan terpinggirkan di institut perjuangan ini. Salah satu buktinya adalah dengan berdirinya Pusat Studi Wanita (PSW) ITS.

Secara struktural, PSW ITS berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS. Jika ditilik lebih jauh, PSW ini merupakan bagian dari Unit Pengkajian Pengembangan Potensi Daerah (UP3AD) yang dipimpin oleh Ir Eddy Setiadi Soedjono Dipl SE MSc PhD.

Sebenarnya, berdasarkan Surat Keterangan (SK) Rektor ITS, PSW berstatus sebagai sebuah unit. Hanya saja, istilah pusat telah lebih dahulu dikenal. ‘’Lagipula, lebih enak disebut PSW daripada USW (Unit Studi Wanita),’’ tegas Ir Sri Pingit Wulandari MSi, Ketua PSW ITS.

Wanita yang akrab dipanggil Pingit ini

menjelaskan lebih lanjut mengenai berdirinya unit ini. PSW bermula dari diskusi kecil yang rutin digelar oleh para dosen perempuan. Tema yang dibahas tak jauh dari gender, umumnya masalah perempuan.

S e i r i n g perkembangannya, sambutan positif pun datang dari Rektor ITS kala itu, Prof Dr Ir Priyo Suprobo MSc PhD. Puncaknya terjadi pada akhir 2010 lalu ketika PSW ITS resmi ditetapkan menjadi sebuah unit.

Hingga kini, PSW ITS memiliki anggota lebih dari 50 orang. Mereka bukan hanya para dosen perempuan. Beberapa dosen laki-laki yang peduli terhadap permasalahan gender juga turut serta. Seperti Ir Nur Husodo MS, Dr Purhadi MSc, Ir Samsudin MSc, dan Drs Zaenal Arifin MSc.

Di mata para anggota PSW lainnya, unit di ITS ini terbilang cukup unik. Hal ini tak lain karena sebutan ITS sebagai kampus teknik. Pingit mengungkapkan bahwa tak banyak PSW yang berdiri di perguruan tinggi teknik lainnya.

Salah satu buktinya adalah saat Forum Pusat Studi Wanita (FPSW) yang digelar di ITS pada Desember lalu. Hampir semua PSW di berbagai daerah datang ke ITS. “Katanya ingin melihat bagaimana kaum perempuan di ITS,” pungkas dosen asli Surabaya ini. (ran)

Berkontribusi Lewat Volunteer io

Sosialisasi ITS International Office (IO) mengenai pembukaan pendaftaran mahasiswa ITS

yang berminat menjadi volunteer pada 6 Januari lalu mendapat sambutan positif dari mahasiswa. Banyak dari mahasiswa yang sedang menjalani program pendidikan S1 maupun S2 yang mendaftarkan diri sebagai volunteer ITS IO, Senin (16/1).

Program volunteer ini diadakan untuk mendukung tujuan ITS yang dalam empat tahun ke depan ingin memantapkan reputasi di dunia internasional. Untuk menuju hal tersebut dibutuhkan banyak persiapan terutama pada ITS IO. ‘

’Saat ini , kami memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjadi volunteer IO, sehingga mahasiswa memiliki pengalaman

kerja dan bisa berkontribusi untuk ITS,’’ papar Maria Anityasari PhD, ketua ITS IO.

Untuk menjadi volunteer IO tidak ada seleksi atau kriteria khusus yang ditentukan, sehingga semua mahasiswa yang berminat bisa menjadi volunteer IO. Setelah mendaftar, volunteer akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang nantinya akan diberi tugas sesuai dengan bidang yang diminati.

Terdapat l ima b idang yang ditawarkan IO sebagai tugas untuk volunteer, beberapa di antaranya yaitu pembuatan website dan sistem info standar operasional prosedur (SOP), brand marking, serta city tour. ‘’Dalam waktu dekat akan diberikan pekerjaan untuk volunteer, seperti ketika ada tamu dari luar negeri

mereka bertugas untuk melayani tamu asing tersebut,’’ ucap Maria.

Banyak manfaat yang bisa dirasakan mahasiswa sebagai volunteer, di antaranya lebih dahulu mengetahui informasi beasiswa di luar negeri, dapat melakukan kunjungan ke luar negeri serta bisa berinteraksi dengan mahasiswa asing. ‘’Mahasiswa yang menjadi volunteer akan mendapatkan sertifikat kontribusi dari IO,’’ ujar Maria yang juga dosen Jurusan Teknik Industri.

Penyebaran informasi seputar volunteer ini baru dilakukan di tiga jurusan, yaitu Teknik Industri, Statistika dan Sistem Informasi. ‘’Saat awal masuk kuliah nanti akan diumumkan lagi untuk penerimaan volunteer IO tahap kedua,’’ tambah Maria. (sha)

Page 10: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012 1154

news & prestasi

FOTO:DOKUMEN

profil karyawania pernah memergoki seorang laki-laki tengah mencuri kabel penangkal petir di jurusan. Disaat yang lain, ia dan teman-temannya pernah menjuarai Piala Rektor Cup untuk permainan sepak bola.

Cintai Dunia BersepedaBagi sebagian orang, kegiatan

bersepeda adalah kegiatan yang membosankan dan menghabiskan waktu. Namun, anggapan tersebut tidak berlaku bagi Eddy. Ia msangat menyukai kegiatan bersepeda. Tak heran, diusianya yang tak lagi muda, fisik Eddy masih terlihat segar bugar.

Eddy mengaku kecintaannya bersepeda dimulai ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) . Ket ika i tu ia hanya menggunakan sepeda untuk bersekolah. Namun, seiring berjalannya waktu, bersepeda telah berubah menjadi bagian penting dalam hidupnya. “Setiap hari, saya selalu menyempatkan bersepeda,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, dari kegiatan bersepeda, banyak manfaat yang diperolehnya. Selain menyehatkan badan, bersepeda juga b i sa menumbuhkan rasa solidaritas dan simpati pada sesama. Silaturrahmi secara intensif bisa ia lakukan dengan kelompok bersepedanya yang terdiri dari dosen dan karyawan ITS.

Rute yang ditempuh pun tidak selalu dekat. Bersepeda jauh ke kota Gresik pernah dilakoninya. Bahkan, tak jarang pula Eddy dan kelompok bersepedanya mengambil rute dari kampus ITS ke kenjeran dan pulang kembali.

Tercatat, Eddy pernah beberapa kali mengikuti touring bersepeda. Ia pernah melakukan touring di Bali, Kediri, Gresik, Alas Purwo dan tempat-tempat lain. Event-event serupa yang diadakan kota Surabaya dan sekitarnya pun tak pernah dilewatkannya.

Namun, dari itu semua yang paling berkesan baginya adalah ketika mengikuti tour ITS Gowes

Eco Campus yang diadakan pada 2011 lalu. Bersama belasan dosen dan karyawan lain, ia menempuh perjalanan bersepeda dari Jakarta hingga Surabaya. Kegiatan ini tak lain untuk mempromosikan sepeda surya Tricycle sekaligus merayakan Dies Natalis ITS yang ke-51.

Balas Jasa, Dirikan Usaha KateringSelain senang bersepeda, Eddy juga

dikenal sebagai seorang pengusaha kecil katering. Usaha ini, walaupun tidak besar, dilakoninya dengan semangat dan ikhlas. Saat ini Eddy baru memasarkan makanannya di Jurusan Teknik Kimia saja. Beberapa orang dosen dan mahasiswa menjadi pelanggan setianya sejak tiga tahun lalu.

Berbeda dengan usaha katering l a i n nya , Ed d y t i d a k p e r n a h menyediakan menu daging dan ayam. Hal ini dilakukan untuk menyiasati harga makanannya bisa dijangkau oleh mahasiswa. Dalam usahanya, Eddy memang menyediakan makanan dengan menu rumahan. “Banyak mahasiswa dan dosen yang rindu masakan rumah. Jadi saya mengambil peluang itu,” ujarnya.

Usaha ini, menurut Eddy bukan sekedar untuk mencari keuntungaan

semata. Ia ingin membalas jasa orang-orang yang telah membantu anaknya, Rahadyan Putra Biguna.

Pada tahun 2006, anak kedua Eddy tersebut, mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat. Ia sangat bangga, tetapi juga merasa sulit untuk menutupi biaya tersebut. Untungnya, beberapa orang alumni Jurusan Teknik Kimia yang tergabung dalam Ikatan Alumni Teknik Kimia (IKA Tekkim) memberikan sumbangan untuknya. Dalam waktu yang sama, Rektor ITS saat itu, Prof Dr Ir Priyo Suprobo MSc PhD, turut membantu dengan memberikan sangu untuk Rahadyan.

Dari situ, Eddy merasa harus bersyukur. Ia pun akhirnya mulai merintis usaha katering sebagai bentuk terima kasihnya. Dengan usaha ini, ia ingin lebih banyak melayani orang la in. Ia juga menceritakan bagaimana Rahadyan dijaga dengan baik oleh orang tua asuhnya di Amerika. “Mereka rela membantu walaupun tidak kenal,” ujarnya.

Sejak saat itu Eddy bertekad untuk melayani tampa pamrih kepada siapapun. “Semoga bisa berguna untuk orang banyak,” tutupnya. (ram/esy)

Eddy Yanto berpose bersama teman-teman di salah satu even funbike

Launching Rojo Segoro, Maritime Challenge Siap Berlaga

Dalam rangka mengikut i perlombaan Atlantic Challenge International (ACI), tim Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) Maritime Challenge (MC) meluncurkan kapal ketiga mereka. Bertajuk Wooden Sailing Boat Project II, kapal berjenis Yole De Bantry ini diuji coba di dermaga Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Selasa (24/1).

Kapal yang akan dilombakan di Bantry, Irlandia pada Juli 2012 ini berbeda dengan kapal-kapal mereka sebelumnya. Mencoba berinovasi, selain memakai bahan dasar kayu, para anggota UKM MC juga menggunakan bahan tambahan berupa bambu.

‘’Kami menggunakan teknik laminasi bambu,’’ jelas Rikki Styadi, Ketua UKM MC. Rikki menambahkan, pemakaian bambu hanya pada dudukannya saja. Sebab, bahan utamanya tetap memakai kayu.

Pemilihan bambu menjadi bahan

alternatif bukan tanpa alasan. Bahan ini dirasa mempunyai kekuatan cukup tinggi. Di samping itu, daya tariknya dapat menyaingi baja. Secara khusus, tim UKM MC pun memilih bambu yang berasal dari Sidoarjo, yakni Bambu Betung.

Dengan panjang total 11,76 meter, kapal yang diberi nama Rojo Segoro ini bernuansa merah dan putih, melambangkan bendera pusaka Indonesia. Terdapat pula ukiran sura dan baya yang melambangkan kota Surabaya.

Launching Rojo Segoro p u n m e n g h a d i r k a n beberapa tamu penting. Di antaranya, Pembantu Rektor (PR) I ITS Prof Dr Ing Herman Sasongko, Prof Ir Daniel M Rosyid PhD sebagai pembina UKM MC, Kasarmatim Laksamana Pertama (TNI) Djoko Teguh Wahojo, hingga perwakilan dari Wali Kota Surabaya M Kaswin SE MM.

‘’Saya percaya, pendidikan calon insinyur yang baik harus sampai pada pembuatan suatu barang,’’ ujar Daniel. Selain Daniel, Herman pun turut menyemangati para anggota UKM MC yang akan berlomba dalam kancah internasional. ‘’Yang penting adalah prosesnya,’’ ujar Herman.

‘’Saya berharap nantinya yang mewakili Indonesia akan lebih merata,’’ tutur Rikki. Pasalnya, kapal Rojo Segoro adalah satu-satunya kapal yang mewakili Asia Pasifik dalam ajang ACI ini. (fen)

Loloskan 583 PKm, iTS Targetkan Juara Umum Pimnas

Me n i n g k a t n y a j u m l a h proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang

didanai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun ini, menorehkan rekor baru bagi mahasiswa ITS. Ini semakin memantapkan target ITS, untuk membawa trofi Adikerta Kertawidya (trofi juara umum Pimnas) ke kota Surabaya.

Setelah dua kali menjadi runner up di Pimnas XXIII Bali dan Pimnas XXIV Makasar, asa untuk menjadi juara umum di Pimnas XXV Jogjakarta kembali diusung ITS. ‘’Teriakan jargon ITS akan terdengar di penutupan Pimnas XXV Jogjakarta nanti,’’ ujar Dr Ir Bambang Sampurno MT menyemangati.

Bambang mengatakan, untuk

mewujudkan impian tersebut, ITS akan melakukan beberapa strategi khusus. Yaitu, melakukan monev (monitoring dan evaluasi) tingkat jurusan dan institut, mendirikan klinik PKM, mengadakan kontrak pelaksanaan PKM, serta memberikan dana pinjaman sebelum dana dari Dikti turun.

Monev institut yang diagendakan, akan dilakukan empat kali selama empat bulan. Pada monev terakhir akan diadakan pembimbingan presentasi, agar semua tim siap ketika menghadapi monev dari Dikti.

Putu Gde Ariastita ST MT juga optimis ITS akan meraih juara umum di Pimnas kali ini. ‘’Pelaksanaan PKM merupakan latihan untuk me-manage aktivitas mahasiswa, sedangkan lolos ke Pimnas

hanyalah konsekuensi dari apa yang mereka lakukan,’’ tutur Putu.

Strategi khusus tidak hanya dilakukan tim penalaran dari dosen, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS juga merencanakan beberapa langkah khusus demi tercapainya target juara umum. ‘’Kami akan memaksimalkan Kadep (kepala departemen, red) yang ada di jurusan dalam setiap monev jurusan,’’ terang Muhammad Dhanar Such Rufi Fajri, Menteri Ristek BEM ITS.

Ia juga mengatakan, BEM akan aktif memantau perkembangan dari setiap tim yang lolos PKM. ‘’Jika ada tim yang tidak mengikuti monev institut sebanyak dua kali, kami akan langsung turun ke jurusannya,’’ jelas Dhanar. (ali)

Page 11: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

news & prestasi

5312

profil mahasiswa

Sem p at r i c u h p a d a ma s a pemilihan Presiden BEM ITS lalu, tidak mempengaruhi

tekadnya. Pria yang akrab disapa Imron ini punya pandangannya sendiri dalam menghadapi masa-masa sulit tersebut. Nothing to lose adalah satu hal yang ia yakini.

“Saya tidak menyangka akhirnya terpilih menjadi presiden BEM,” tutur Imron. Ia mengaku, sebelumnya tidak memiliki rencana untuk mencalonkan diri. Dukungan dari lingkungan dan kepeduliannya terhadap kampus ITS akhirnya membulatkan tekadnya untuk turut serta membangun kampus perjuangan.

“Bangga bisa bertemu orang-orang hebat yang menebarkan aura optimisme,” ujar Imron saat ditanya mengenai perasaannya terpilih menjadi Presiden BEM ITS. Mahasiswa asal Batu ini ingin menularkan optimisme yang ia miliki selama masa kepemimpinannya. Melalui optimisme, Imron ingin merealisasikan program yang menjadi perhatiannya selama ini.

Satu hal yang ia yakini, seorang pemimpin muncul karena lingkungan yang membutuhkannya, bukan karena keinginan diri sendiri. Sosok seorang pemimpin akan lahir seiring dengan amanah yang diberikan oleh lingkungan. Bagi Imron, menjadi Presiden BEM ITS merupakan bentuk kepercayaan Keluarga Mahasiswa (KM) ITS kepada dirinya untuk mengemban amanah tersebut.

Aktif dalam bidang k e o l a h r a g a a n O S I S sekaligus menjadi Ketua Umum Badan Dakwah Islam selama SMA, Imron tetap menggeluti dunia keorganisasian di ITS. Namun, hal tersebut lantas t idak menjadi h a m b a t a n b a g i n y a untuk tetap berprestasi dalam bidang akademik. Terbukti, dirinya masih menempati urutan teratas dalam ranking IPK di jurusannya.

P r e s t a s i l a i n p u n ditorehkan oleh pria yang memiliki hobi membaca, berdiskusi dan bermain futsal ini. Dirinya menjadi satu-satunya mahasiswa ITS yang menerima GE Fo u n d a t i o n S c h o l a r Leader Program bersama sepuluh orang lainnya di seluruh Indonesia. Imron juga memperoleh beasiswa PPSDMS melalui keaktifannya di bidang keorganisasian.

Tekadnya untuk terjun dalam keorganisasian ITS tidak terlepas dari pengalamannya setelah mengikuti Forum Nasional Young Leader for Indonesia (YLI) selain PPSDMS. “Saya mendapat banyak pengalaman dari sana,” tambahnya. Ia berharap supaya suatu saat semakin banyak mahasiswa ITS yang menaruh

kepedulian terhadap event serupa.Melihat posisi ITS saat ini sebagai

salah satu perguruan tinggi terbaik bangsa, mahasiswa yang pernah menjadi Head of Himatekk periode 2010/2011 ini bangga terhadap berbagai prestasi yang ditorehkan mahasiswa ITS, baik nasional maupun internasional. “Saya juga ingin punya prestasi seperti teman-teman mahasiswa lainnya,” ujarnya.

Semetara saat ditanya soal keorganisasian di ITS, Imron menilai keorganisasisan kampus ITS lebih

Lewat Kepemimpinan Sebarkan Semangat Optimisme

Pria bersahaja dan optimistis, dua kata yang tepat untuk mendeskripsikan sosok satu ini. Berbagai pengalaman di bidang keorganisasian, didukung kemampuan akademis yang

mumpuni, sukses mengantarkannya menjadi Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS pada 30 November 2011 silam. Dialah Imron Gozali, Presiden BEM ITS periode 2011-2012.

Imron Gozali mendikbud: ITS Harus Tambah Kuota Mahasiswa

Dalam rangka peresmian Gedung Laboratorium Teknik Elektro, Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA bertandang ke kampus ITS, Sabtu (21/1). Pada kesempatan itu, Mendikbud menyampaikan sejumlah hal terkait kebijakan pemerintah soal pendidikan di bidang sains dan teknologi.

Mendorong peningkatan populasi mahasiswa teknik adalah pokok bahasan

u t a m a . I a mengatakan bahwa jumlah mahasiswa teknik yang ada sekarang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. “ J u m l a h mahasiswa teknik saat ini hanya 11 persen dari jumlah k e s e l u r u h a n mahasiswa di Indonesia,” ungkap

Nuh.Nuh menargetkan pada tahun

2015, Indonesia memiliki sedikitnya 15 persen jumlah mahasiwa teknik. Peningkatan angka empat persen itu memang diakui Nuh tidak mudah. Oleh karenannya, ia mengajak ITS sebagai perguruan tinggi teknik di Indonesia untuk ikut membantu mewujudkannya.

Lebih lanjut, Nuh memaparkan

sejumlah kebijakan yang telah dan akan dilaksanakan pemerintah untuk mengejar kenaikan empat persen itu. “Perguruan tinggi teknik diminta untuk dapat menambah kapasitasnya, selain pemerintah juga mendirikan berbagai perguruan tinggi teknik di berbagai daerah,” tuturnya. Nuh juga mengharapkan ITS bisa menambah kuota untuk mahasiswa baru di tahun 2012.

Indonesia yang hingga saat ini hanya memiliki dua institut teknologi negeri dipandang Nuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di bidang sains dan teknologi. Maka dari itu, kini pemerintah tengah gencar membangun sejumlah perguruan tinggi teknik di berbagai daerah. Salah satunya adalah Institut Teknologi Kalimantan, di mana ITS dipercaya untuk mempersipkan pendiriannya.

Nuh merencanakan di setiap pulau besar akan memiliki sedikitnya satu institut teknologi. (ald)

iTS Siap Bantu Bangun iTK

Untuk lebih mematangkan konsep pendirian Institut Teknologi Kalimantan (ITK)

di Balikpapan, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Dr H Awang Faroek Ishak Aneka bertandang ke ITS, Selasa (3/1). Pada kesempatan tersebut, tim perencanaan ITK dari ITS mempresentasikan proposal perencanaan dan masterplan ITK.

Menurut Awang, ITS memiliki andil besar dalam proses panjang pembangunan institut perdana di Kalimantan ini. “Kami berharap institut baru ini dapat mewakili kebutuhan di Kalimantan,” ungkapnya.

Awang juga menyampaikan rencana pembangunan jangka panjangnya. Yakni, terkait perkembangan ke depan yang sesuai dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

D ikatakannya, Ka l t im bakal dijadikan sebagai koridor ekonomi nasional dan lumbung pertanian. “Dalam menghadapi perkembangan pembangunan Kaltim saat ini, Kaltim membutuhkan banyak SDM yang berkualitas,” tuturnya.

Tak dipungkiri, adanya Universitas Mulawarman memang cukup membantu terpenuhinya SDM yang dibutuhkan dalam industri Kaltim. Namun, jumlah SDM dalam bidang teknologi masih terbilang sedikit. “Banyak potensi industri migas, pertambangan bahkan pertanian serta perkebunan di Kalimantan,” tambahnya.

Gubernur yang bergelar Pangeran Ngebe Suroprojo tersebut berharap ITK segera terealisasi dalam waktu singkat. Sehingga kebutuhan SDM

dapat segera terpenuhi pula. “Kaltim butuh kerjasama dengan ITS untuk membentuk SDM yang baik,” tutur Awang lagi.

Terdapat dua alternatif pilihan dalam membangun ITK. Yakni, pembentukan fakultas yang benar-benar baru atau Politeknik Balikpapan (Poltekba) akan dilebur menjadi ITK. “Di sisi lain, Universitas Mulawarman yang berada di Samarinda pun menyatakan siap jika fakultas tekniknya diambil dan menjadi ITK,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA menyatakan, masih ada ketidakjelasan tentang skenario yang akan diambil untuk ITK. “Nanti bisa seperti ITB yang merupakan pelepasan fakultas teknik UI atau benar-benar baru,” tuturnya menjelaskan. (fin)

Page 12: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012 1352

news & prestasi profil mahasiswahidup bila dibandingkan dengan kampus lain di Indonesia. Salah satu kebanggaannya adalah pada pelaksanaan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) yang lebih tertata alurnya. Meski masih ada yang harus dibenahi, Imron yakin lewat peran aktif BEM, hal tersebut dapat diatasi.

Singkat dan BerkualitasMasa kepemimpinan yang singkat,

mengharuskan Imron dan teman-teman BEM dapat menghasilkan program yang berkelanjutan. “Mind-set mahasiswa ITS menjadi perhatian kami,” jelasnya. Melalui mind-set, ia berharap struktural dan kultural

kampus ITS akan turut berkembang.“Sudah bukan saatnya lag i

KM ITS terkotak-kotak ,” ujarnya menanggapi arogansi ITS yang cukup kental di kalangan mahasiswa. Melalui tranformasi mind-set, mahasiswa angkatan 2008 ini ingin menciptakan KM ITS yang lebih terintegrasi. Salah satu wujud nyata yang ingin diwujudkan BEM adalah adanya sosialisasi kampus

ITS ke sekolah-sekolah atas nama satu KM ITS.

Imron juga menaruh perhatian kepada Campus Social Responsibility. “Pengmas, kampung binaan, dan berbagai aktivitas sosial harus dipertahankan,” tambah Imron. Selanjutnya, Imron berharap agar mahasiswa lebih memperhatikan terapan ilmu masing-masing jurusan sehingga selain melaksanakan kewajiban sosial, mahasiswa juga turut mempraktikkan ilmu yang didapat selama perkuliahan.

Masih mengenai kewajiban sosial mahasiswa, Imron menyampaikan pendapatnya mengenai pengaderan

yang berkaitan dengan aktivitas sosial mahasiswa. Pengaderan bukan hanya melatih mahasiswa menjadi organisator, namun juga mengembangkan karakter individual masing-masing. “Di dalamnya harus ada pandangan jangka panjang dan kepekaan sosial yang diselaraskan dengan keprofesian,” jelasnya.

Berbagai program dicanangkan oleh Imron dan teman-teman BEM.

Selain agenda internal kampus, I m ro n j u ga m e m p e r h a t i ka n kegiatan eksternal kampus sebagai wujud kontribusi ITS pada sosial kemasyarakatan.

“Salah satu agenda kita adalah Gerakan Indonesia Sekolah,” tambah Imron. Sebagai hasil dari Surabaya Goes To School (SGTS) BEM ITS, Imron dan teman-teman ingin menginspirasi mahasiswa lainnya untuk mewujudkan Sekolah Peradaban untuk Indonesia.

Perhatian BEM juga tidak hanya terfokus pada taraf nasional, namun juga internasional. Sebut saja Asean Student Organization

Network (ASONE) yang bernaung dalam ASEAN Community 2015. “Kami berniat mengirim teman-teman departemen Hublu untuk studi ekskursi ke NTU,” tambahnya. Selain itu, Imron juga menjelaskan mengenai Konferensi pelajar ASEAN di Kamboja.

“ S aya i n g i n m e l a ks a n a ka n kepemimpinan yang singkat dan berkualitas,” ungkap Imron. (ken/fi)

Imron Gozali (tiga dari kanan bawah) bersama teman-temannya saat Pendidikan Kepemimpinan Nasional PPSDMS bersama Ibu Marwah Daud Dewan Presidium ICMI Indonesia.

iTS-Ceko Siap Jalin Kerjasama

Mendapat amanah sebagai Duta Besar (Dubes) baru Republik Ceko untuk In-

donesia, Tomas Smetanka langsung menemui pimpinan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Selasa (24/1). Selain memperkenalkan diri, berbagai bahasan penting terkait hubungan internal dua negara, Indone-sia dan Ceko, pun turut dikupas.

Setelah melakukan beberapa per-temuan dengan pejabat kenegaraan Indonesia, saat ini giliran ITS untuk dikunjungi. Meski terbilang cukup singkat, pertemuan tersebut mendapat perhatian khusus dari para pimpinan ITS. Tak heran, sambutan hangat pun hadir dari Rektor dan para Pembantu Rektor (PR) ITS.

Secara khusus, tujuan utama Tomas mendatangi ITS memang sebatas perkenalan akan dirinya. Namun, ia juga memaparkan tujuan sekundernya adalah ingin memfasilitasi terbentuknya kerjasama ITS dengan Ceko. Hal senada juga diungkapkan Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA. “Saat ini be-

lum per-nah ada kerjasama d e n g a n Ceko,” aku-nya.

K e r -j a s a m a ini sendiri merupak-an imple-m e n t a s i strategis dari salah satu kepu-tusan yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Amerika Eropa Departemen Luar Neg-eri, Retno L P Marsudi dengan Deputi Menteri Perdagangan dan Perindustri-an Ceko, Vlastimil Lorenz pada Agustus 2009 lalu. Di mana salah satu hal yang disepakati adalah pengembangan kerjasama bidang pendidikan dengan meningkatkan hubungan antaruni-versitas.

Menanggapi hal tersebut, ITS tentu

tidak akan membuang kesempatan yang ada. “Segera mungkin kami akan menyusun pertemuan langsung dengan perguruan tinggi (PT) yang ada di Ceko,” ujar Tri Yogi.

Ia menjelaskan pula bahwa per-temuan dengan dubes itu belum sepenuhnya menjadi sebuah kepastian terhadap kerjasama yang akan dijalani. Kepastian tersebut akan terjawab jika dari pihak ITS sudah menemui langsung PT di Ceko. (qly)

BAPSi dan BAUK iTS Jadi Rujukan Unnes

Universitas Negeri Semarang (Unnes) berkunjung ke kam-pus ITS untuk melakukan studi

banding terkait BAPSI dan BAUK di Ruang Sidang Rektorat lantai 1, Jumat (17/2). Tak hanya sekedar sharing, kun-jungan ini pun diharapkan bisa menjadi bentuk kerjasama nantinya.

Dalam kesempatan tersebut, ITS diwakili Pembantu Rektor (PR) III, Prof Drs Nur Iri-awan MIkom PhD. Hadir pula Drs Djoko Hartanto selaku Ketua Badan Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI) yang turut mengisi materi.

Setelah berjalan selama empat periode, rencananya di periode depan BAPSI akan dipecah menjadi dua, yaitu bagian perencanaan dan sistem informasi. Untuk perencanaan dan penganggaran, ITS sudah terlebih

dahulu merintis dan menggunakan sistem online yang terintegrasi. “ITS itu basisnya IT (Information Technology), makanya hal itu selalu kita kembangkan terus-menerus,” jelas Djoko.

Usai pemaparan tersebut, presentasi dilanjutkan oleh Kepala Badan Admin-istrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Dra Elizabeth Krissolawati. Setelah dibuka secara umum, presentasi juga dilanjutkan oleh masing-masing kepala subbagian masing-masing. Di anta-ranya, bagian umum, keuangan, dan kepegawaian.

Tak ketinggalan, bagian arsip pun turut ambil bagian dalam acara kali ini. Unit ini terhitung cukup maju bila dilihat dari banyaknya universitas yang berkunjung untuk melakukan diskusi terkait bidang pengarsipan. Sebut saja,

Institut Teknologi Bandung (ITB), Uni-versitas Padjajaran (Unpad), Universitas Airlangga, Universitas Udayana, dan Politeknik Negeri Malang.

Sementara itu, dari sekitar 50 orang yang mengikuti acara, 28 di antaranya merupakan perwakilan dari Unnes. Mereka terdiri dari kepala biro, kepala bagian, kepala subbagian dan para staf. “Kami memandang ITS sudah maju dalam pelayanan terkait akademik dan kemahasiswaan,” ujar Anwar Haryono, Kepala BAUK Unnes.

Anwar menyebutkan, memungkink-an sekali terjadi kerjasama dengan ITS ke depannya. Namun, hal ini masih akan menjadi bahasan lebih lanjut bersama Rektor Unnes. “Hal-hal yang bagus dari sharing ini akan kami adopsi dan terap-kan di kampus kami,” tuturnya. (lhp)

Page 13: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

profil alumni

5114

news & prestasi

FOTO:NUR HUDA/ITS POINT

Hidupnya bisa dikatakan tanpa keluarga, justru banyak teman dan orang-orang yang

membantu serta mendukungnya dalam berwirausaha. Merekalah yang ia sebut keluarga. Sejak umur 3 bulan ayahnya telah meninggal dunia, kemudian, ia tumbuh besar dengan nenek buyutnya yang juga meninggalkannya ketika ia masih duduk di kelas 2 SMA. Kenyataan itulah yang membuatnya bangkit dan harus menatap wajah hidupnya dengan penuh tantangan. ”Praktik wirausaha pun saya pelajari secara otodidak,” paparnya.

Bermula sejak tahun 1998, pria kelahiran Trenggalek ini pun memulai usaha kecil-kecilan. Usahanya dimulai tanpa modal sepeser pun. Ia hanya mengerjakan sesuatu berdasarkan pesanan, seperti software house dan modul-modul praktikum. Sejatinya, menjadi entrepreneur bukanlah cita-citanya, bahkan sejak awal cita-citanya adalah menjadi pilot dan insinyur. “Saat ini keduanya sudah saya dapatkan ditambah menjadi pengusaha,” pungkas pembicara di

mata kuliah Technopreneur ini.Membawa cita-citanya untuk

menjadi insinyur, ia pun menolak sebuah beasiswa prestisius dari negeri kanguru. Mantan presiden BEM PENS dua periode ini mendapatkan beasiswa Under Graduate (Sarjana) Ekonomi Manajemen di Australia. Namun, ia menolaknya dan masuk di PENS pada tahun 1999 yang ia lanjutkan ke Jurusan Teknik Elektro ITS di tahun 2000. “Saat itu karena saya masih ABG (red: muda) dan saya hanya mau sekolah yang berhubungan dengan Teknik Elektro,” selorohnya saat ditanya mengapa ia menolak beasiswa tersebut.

Pasalnya, Gunaris menyebutkan bahwa ia telah banyak belajar tentang elektro sejak masih di bangku SMP. Diantaranya ia telah membuat pemancar, membuat tape dan rangkaian digital. “Bahkan saya menjadi guru elektro untuk kakak kelas waktu di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan saya menyukai ilmu ini,” pungkasnya.

Dalam masa perkuliahannya, Gunaris pun menghasilkan banyak

karya. Sejak mahasiswa, ia telah memiliki dua produk paten dan setidaknya menghasilkan 30-36 macam karya. Karya-karyanya tidak luput dari kompetisi dan penghargaan. Beberapa karyanya m e n j a d i j u a r a d i b e r b a g a i perlombaan, diantaranya runner up di Asia Pacific Microcontroller Design di ITB. “Karya itu pun ada satu sampai dua karya yang dikembangkan menjadi perusahaan,” tuturnya.

Berbagai karya ia hasilkan sebab ia memandang sesuatu dari ada atau tidaknya kebaruan dan inovasi dari hal tersebut. Hingga ia menciptakan banyak karya dari cara pandangnya terhadap sesuatu tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa terkadang karena adanya permintaan dari perusahaan atau pemerintah. Contohnya Vending Machine of Automatic Packing Salt Machine (Mesin Otomatis Penghancur dan Pengepak Garam). Alat tersebut merupakan permintaan dari Pemda Jatim untuk Jaring Pengaman Sosial (JPS).

Pria kelahiran 3 November 1977 ini

Keterpaksaan Berujung pada KesuksesanModal? Pengalaman? Tidak satupun

ia punyai saat merintis sebuah usaha. Bahkan menjadi entrepreneur bukanlah cita-citanya. Sepak terjang

entrepreneur-nya, bermula dari perjuangannya untuk kuliah tanpa dibiayai oleh orang tua.”Mungkin

ada nilai keterpaksaan, tetapi gemblengan hidup dan pelajaran

selama ini membuat saya lebih ulet dan tegar, tidak mudah menyerah,

good attitude, selalu berdoa dan berserah diri,” begitulah Ir Gunaris

mengartikan hidupnya.

Gunaris Dekan dan Pejabat Baru ITS Dilantik

Para dekan baru di lingkungan ITS telah ditunjuk langsung oleh rektor sesuai statuta baru ITS.

Untuk itu, Senin (19/12), dilaksanakan pelantikan para dekan baru dan pem-bantu dekan, yang sekaligus menandai berakhirnya masa jabatan pejabat lama. Acara yang digelar di gedung Grha Sepuluh Nopember ini dihadiri oleh pejabat lama, pejabat baru, dan semua senat ITS.

Pergantian dekan di lingkungan ITS dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Pejabat baru yang dilantik kali ini untuk masa jabatan tahun 2011 - 2015. Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) ITS, Nurijati Hamid SH, men-gatakan bahwa pejabat yang dilantik kali ini lebih sedikit daripada pejabat sebelumnya.

Menurut Nurijati, ini dikarenakan be-

berapa faktor yang menyebabkan jum-lah fungsi di fakultas saat ini tugasnya banyak yang didorong ke jurusan. Susu-nan organisasi fakultas kali ini berbeda. Jika sebelumnya, dekan dibantu oleh beberapa pembantu dekan, mulai saat ini, pembantu dekan hanya ada satu. Begitu juga dengan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Saat ini tugas tersebut dijabat rangkap oleh Pembantu Rektor IV Prof Dr Darminto MSc.

Terdapat 19 pejabat baru yang dilan-tik maupun pejabat lama yang dilantik kembali dalam periode ini. Yakni lima dekan fakultas, lima pembantu dekan, ketua dan dua sekretaris LPPM. Direk-tur dan asisten direktur pascasarjana, ketua dan sekretaris UPMB, serta ketua jurusan dan sekretaris jurusan yang belum dilantik.

Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya untuk para pejabat lama atas kerja keras, sumbangan tenaga, dan dedikasinya selama ini. Dosen jurusan Teknik Me-sin ini juga mengingatkan kepada para pejabat baru, bahwa ITS harus menjadi universitas riset berskala internasional pada tahun 2017 nanti.

‘’Tugas para pejabat ini untuk mem-persiapkan hingga tahun 2015 nantinya, menghantarkan ITS menuju kesuksesan di tahun 2017,’’ tuturnya di akhir upa-cara pelantikan. Tri Yogi menekankan bahwa tujuan ITS menjadi universitas riset internasional adalah sebuah hikmah. Di mana proses untuk men-capainya harus dirancang dengan baik. ‘’Proses tersebut dijalankan dengan baik serta dapat dipertanggungjawab-kan,’’ tandasnya.

Masa transisi organisasi ke depan, ITS berupaya merealisasikan organisasi di ling-kungan ITS seperti yang dirancang oleh para anggota senat ITS yang mengedepankan efisiensi dalam segala hal. ‘’Untuk menuju lulusan ITS yang bermartabat, jujur, dan memiliki kepekaan tinggi,’’ tambahnya lagi.

Dalam bidang kerjasama, ITS ha-rus terus membuka diri dengan pihak manapun. Khususnya dengan pihak luar negeri, guna mengangkat ITS menuju perguruan tinggi riset kelas dunia. ‘’Insya Allah dapat kita upayakan,’’ pungkasnya optimistis. (fin)

FmiPADekan : Prof Dr Drs RY Perry Burhan MScPembantu Dekan : Dr Mahmud Yunus MSi

FTiDekan : Dr Bambang Lelono Widjiantoro ST MTPembantu Dekan : Dr Ir Sumarno MEng

FTSPDekan : Dr Ir Hidayat Soegihardjo Masiran MSPembantu Dekan : Ir Mas Agus Mardyanto MEng PhD

FTKDekan : Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhDPembantu Dekan : Dr Ir Setyo Nugroho

Daftar nama pejabat baru yang dilantik:

FTifDekan : Dr Agus Zainal Arifin SKom MkomPembantu Dekan : Mahendrawathi ER ST MSc PhD

Program PascasarjanaDirektur : Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MTAsisten Direktur : Dr Ir Ria Asih Aryani Soemitro MEng

LPPmKetua : Prof Dr Darminto MScSekretaris I : Prof Ir Gamantyo Hendrantoro MEng PhDSekretaris II : Ir Surjo Widodo Adji MSc

UPmBKetua : Drs Hasto Sunarno MScSekretaris : Dra Nuri Wahyuningsih MKes

Page 14: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

profil alumni

1550

news & prestasi

pun merintis usahanya sedikit demi sedikit. Ia aktif di berbagai forum dan membuat orang memberikan positif testimonial terhadap usahanya. “Kita juga share knowledge, saya sering di TV untuk share knowledge tanpa meminta bayaran,” paparnya menjelaskan perjuangannya.

Hingga memasuki tahun 2003, lima tahun berlalu dari usaha awalnya, perkembangan usaha ini mulai beranjak bagus. Saat itu, modal usahanya sudah besar, karyawan sudah banyak dan omset saat itu pun sudah mulai besar. Hingga pada tahun 2008 mencapai omset sampai 60 miliar per tahun. Tidak hanya berhenti sampai disitu, ia meyakini perkataan orang bijak bahwa jangan meletakkan telur hanya dalam satu wadah. Maka tahun 2008-2011 pun ia memulai ekspansi usahanya. “Usaha otomasi ini selain retail juga ada enam usaha lainnya,” jelasnya.

J i w a e n t r e p r e n e u r y a n g membuatnya dapat membuka banyak

usaha, berkembang secara otodidak. Bahkan ia mengungkapkan bahwa buku tentang teori bisnis karangan Robert Kiyosaki saja masih tersimpan rapi di bungkusnya. “Justru saya mulai belajar teori marketing dan berwirausaha karena harus mengerti teori saat diminta mengajar mata kuliah Technopreneur di ITS, UNJ, ITB, Petra, dan banyak universitas lain,” pungkasnya.

Lika-liku perjuangan entrepreneur-nya, tidak selalu semulus dan seperti yang diinginkan. Usahanya pernah masuk pada tahap terkapar. Ia mengungkapkan bahwa hal tersebut terjadi karena kondisi sosial dan daya beli kurang bagus. “Ditambah lagi dengan tidak kondusifnya pemerintah untuk bidang usaha tertentu, diantaranya usaha saya,” tuturnya berbagi pengalaman.

Menjunjung almamaternya, Gunaris pun membimbing banyak mahasiswa ITS untuk mengembangkan usahanya. Diantaranya yaitu Krawu Burger, Frizz

Soft therapy, F2Me, Water Stove, dan sebagainya. Tidak hanya itu, untuk mengembangkan entrepreneur di ITS, lulusan Master Business Admin ist rat ion Northeastern University ini pun mengikuti berbagai kegiatan coaching clinic tentang high technology, pemateri dalam seminar, dan berbagai kegiatan lain.

Pengusaha yang termasuk dalam D e p a r t e m e n Pe n g e m b a n ga n Technopreneur, Ikatan Keluarga Alumni (IKA) ITS ini menyebut dirinya adalah tipe orang yang tidak bisa tinggal diam, ingin selalu membuat hasil yang menarik. Ia pun mengungkapkan kunci suksesnya hingga ia bisa menjadi seperti sekarang adalah selalu Istiqomah dan hidup penuh dengan humble alias kesederhanaan. “Untuk bisa seperti itu harus keep spirit, selalu bisa memotivasi diri sendiri,” tukasnya berdalih. (fin/el)

Memotret menjadi hobbi Gunaris disela-sela waktunya beraktivitas.

Statuta Baru, PEnS dan PPnS Lepas dari iTSStatuta ITS tidak pernah berubah

sejak tahun 1992. Perubahan statuta ITS baru dilaksanakan setelah selama 19 tahun setelahnya.

Tahun 2011 ini keluar statuta baru, salah satu perubahan tersebut menye-butkan bahwa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) tidak termasuk di dalam ITS lagi. Dua politeknik tersebut berdiri sendiri ter-tanggal sejak statuta baru diberlakukan.

Sejak berdiri hingga tahun 2011, dua politeknik ini berada dalam satu naungan yakni ITS. Namun, dengan berlakunya statuta baru ITS, sekarang masing-masing telah berdiri sendiri.

Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yu-wono DEA menerangkan bahwa pada dasarnya, antara ITS dengan politeknik ini adalah dua institusi yang berbeda.

Tri Yogi pun memberikan contoh be-berapa politeknik yang juga lepas dari

insitusi yang membinanya. Di antara contohnya adalah Politeknik Negeri Bandung (Polban) yang dulunya di bawah Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan nama Politeknik ITB. “Sehingga, tidak ada alasan khusus mengapa po-liteknik harus berdiri sendiri,” tukasnya cukup yakin.

Di sisi lain, Tri Yogi menyebutkan bahwa statuta politeknik yang seha-rusnya akan menguatkan belum ke-luar. “Statuta masing-masing politeknik belum keluar, jika dalam statuta ITS, politeknik sudah lepas, kemungkinan besar dalam statuta politeknik juga,” ujarnya menjelaskan.

Dulunya, direktur dua politeknik ini ada di bawah Rektor ITS. Padahal, level antara direktur politeknik dan Rektor ITS tersebut sama. Sehingga, ada kesu-litan secara organisasi.

Mulai Desember tahun lalu, semuan-ya resmi berubah. “Direktur Politeknik

tidak lagi ada di bawah jabatan Rektor ITS,” ujar dosen Jurusan Teknik Mesin tersebut.

Begitu pula dalam penerimaan mahasiswa baru politeknik. Sebelum statuta berubah, penerimaan maha-siswa baru politeknik dilaksanakan bersama dengan ITS.

Mahasiswa baru politeknik pun dir-esmikan oleh Rektor ITS. “Dengan per-aturan baru ini, mulai tahun ajaran 2012 politeknik mengadakan penerimaan mahasiswa sendiri,” paparnya lagi.

Wisuda politeknik pun berubah. “Mulai dari mahasiswa angkatan 2012 ini tidak akan ada campur tangan Rektor ITS lagi,” tuturnya.

Terkait dengan Organisasi Mahasiswa (Ormawa), menurut Tri Yogi, seharus-nya ormawa politeknik juga lepas dari ITS. “Itu semua tergantung pada statuta ITS, sehingga seharusnya lepas juga,” ungkapnya. (fin)

Tidak Ada Lagi Pemilihan Dekan

Statuta baru ITS banyak membuat perubahan pada perguruan tinggi teknik yang kini berusia 51 tahun

ini. Tak luput dari pengaruh statuta baru, peraturan rektor pun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Terkait dengan pelantikan dekan dan pem-bantu dekan yang digelar Senin (19/12), Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA mengatakan bahwa pelantikan kali ini tanpa pemilihan.

Sebelumnya, pemilihan dekan dilaku-kan seperti pemilihan Ketua Jurusan (Kajur). Yakni, dimusyawarahkan secara bersama-sama dengan senat. Namun, dengan berubahnya statuta ITS, maka rektor ITS mengangkat langsung dekan. ‘’Dalam statuta disebutkan bahwa pejabat fakultas ditunjuk oleh Rektor,” jelasnya.

Menurutnya, rektor hanya perlu menunjuk langsung, tidak perlu cam-pur tangan jurusan maupun fakultas. Namun, kali ini ia masih memberikan

kesempatan kepada jurusan yang dinaungi masing-masing fakultas untuk turut mengusulkan calon. ‘’Meskipun dari jurusan mengusulkan, satu orang dekan tersebut tetap dipilih oleh rek-tor,’’ tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa awalnya rektor mengusulkan tiga orang calon dekan dari setiap fakultas. Lalu, dari tiga calon terse-but pihak jurusan dipersilakan memilih dua di antaranya. Lalu, dikembalikan lagi kepada rektor hasil pemilihan dari jurusan tersebut. Akhirnya, rektor me-milih salah satu dari dua pilihan jurusan tersebut.

Selain itu, Tri Yogi mengatakan bahwa saat ini ITS sedang dalam masa tran-sisi organisasi. Ke depan ITS berupaya merealisasikan organisasi di lingkungan ITS seperti yang dirancang oleh para anggota senat ITS yang mengedepank-an efisiensi dalam segala hal. ‘’Salah satu bentuk efisiensinya adalah pen-gurangan jumlah pembantu dekan,’’

lanjutnya.Tri Yogi pun menyebutkan manfaat dari

sedikitnya pembantu dekan, maka dana yang jatuh kepada jurusan bisa lebih banyak. Karena dana jurusan tidak lagi perlu mele-wati fakultas. Kini, semuanya dibebankan langsung kepada jurusan. ‘’Jurusan lah yang akan lebih banyak melaksanakan tugas tri dharma perguruan tinggi,” bebernya.

Peran fakultas sekarang ini tidak seperti sebelum statuta baru diresmi-kan. “Fakultas, dalam organisasi saat ini, hanya menjadi link dari rektorat ke jurusan,” tuturnya menganalogi.

Tak hanya tugas pokok fungsi (tu-poksi) fakultas, pada tupoksi yang hampir sama pun dilakukan efisiensi. Yakni, Pembantu Rektor IV yang tupok-sinya sama seperti Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Sehingga, Pembantu Rektor IV pun dilantik menjadi Ketua LPPM. ‘’Meskipun menyandang dua jabatan, gajinya tetap satu,’’ tandas Tri Yogi. (fin)

Page 15: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012 4916

FOTO:MUFLIH FATHONIAWAN/ITS POINT

kolom lppm news & prestasi

Sejak November 2008, ITS memiliki sebuah unit inkubator bisnis yang dibawahi oleh

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS. Beberapa kali mengalami perubahan nama maupun struktur, kini unit tersebut berganti menjadi Pusat Inkubator Bisnis LPPM ITS.

Sesuai dengan namanya, pusat i n ku b ato r b i s n i s m e r u p a ka n tempat untuk mengembangkan wirausahawan baru di ITS. Berlokasi di lantai dua Plasa Dr Angka, pusat inkubator ini memiliki sekitar sepuluh tenant. Tenant merupakan istilah bagi wirausahawan yang menjalani pembinaan di Pusat Inkubator Bisnis LPPM ITS.

“Tenant-tenant ini masih perlu banyak pembinaan. Beberapa memang sudah ada yang sukses besar,” tutur dosen D3 Teknik Kimia ini.

Masa inkubasi dalam Pusat Inkubator Bisnis LPPM ITS terbagi menjadi tiga fase dalam tiga tahun pembinaan. Fase pertama dilakukan dengan pengembangan ide bisnis hingga penetapan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) . Kemudian dilanjutkan dengan uji produksi hingga uji pasar pada fase kedua. Sampai pada fase ketiga, tenant harus mampu berdiri sendiri hingga mampu menjual saham.

Dalam masa inkubasi tersebut, para tenant dibina langsung oleh para ahli bisnis. Mulai dari sivitas ITS, alumni yang menjadi pengusaha, bank Jatim Ventura, Business Development Services (BDS), serta pelaku usaha kecil menengah di Jawa Timur yang telah sukses.

Pembinaan yang diberikan pada tenant tak hanya teori saja. Biasanya Elly dan para tenant-nya melakukan diskusi rutin untuk pengembangan

ide bisnis para tenant. Sebagai bukti keseriusan intkubator ini, setiap tahun Pusat Inkubator Bisnis LPPM ITS mengadakan pameran produk tenant. Kegiatan rutin itu biasanya berbarengan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan pada Dies Natalis ITS.

“Sekarang ini baru kelihatan suksesnya. Dulu tenant kami sering ikut kompetisi, tidak pernah menang tapi kualitasnya terakui oleh juri,” kenang Elly. Hal tersebut berkaitan dengan melonjakanya produksi produk beberapa tenant bimbingan Elly. Seperti Krawu Burger, Hetrick Lamp, Green Flame, dan Minyak Angin Friz.

Meski begitu, tidak mudah bagi Elly maupun para tenant untuk meraih pencapaian mereka saat ini. Dalam hal pendanaan, Pusat Inkubator Bisnis LPPM ITS banyak dibantu oleh alumni dan kerjasama dengan Usaha Kecil Menengah (UKM), juga instansi pemerintah. “Kami berbisnis dengan modal kertas, bukan uang. Jadi kami ini sebenarnya jualan ilmu,” cerita Elly sembari tersenyum bangga.

Beberapa perkembangan pun

ter jadi pada Pusat Inkubator Bisnis LPPM ITS. Setiap tenant yang seharusnya memiliki kantor sendiri akan segera mendapatkan fasilitas tersebut. Untuk itu, ITS kini membangun sebuah gedung baru di belakang Gedung Pusat Robotika ITS.

Semua mahasiswa ITS dapat menjadi tenant di Pusat Inkubator Bisnis LPPM ITS setelah melewati se leks i . Mahas iswa ITS yang mengajukan proposal bussiness plan miliknya akan dievaluasi oleh para ahli bisnis di lingkungan ITS, alumni, BDS, dan juga dari sector UKM. Seleksi calon tenant tahun ini diselenggarakan pada Maret 2012.

Menurut Elly, ITS memiliki banyak potensi untuk mengembangkan ide bisnis. Banyak program yang menjadi fasilitas, salah satunya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). “Kalau bisa, setiap jurusan punya inkubator bisnis seperti ini. Akan lebih mudah mengembangkan kreativitas mahasiswa, apalagi kalau idenya terkait dengan bidang jurusan,” pungkas Elly menyarankan. (set/fz)

inkubator Wirausahawan muda iTS, Ajarkan Bisnis dengan modal Kertas

Ir Elly Agustini MEng selaku Kepala Pusat Inkubator Bisnis LPPM ITS

iTS Akan Buat Fast Track Lokal

Ada 17.000 lebih mahasiswa ITS, namun jumlah mahasiswa pas-casarjananya tidak sampai 1.700

orang. Kondisi ini masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan beberapa perguruan tinggi di luar negeri. Itulah yang diungkapkan Pembantu Rektor I ITS Prof Dr Ing Herman Sasongko berkai-tan dengan sosialisasinya mengenai beasiswa Fast Track.

Saat ini, program beasiswa Fast Track menjadi isu hangat di ITS. Menurut Her-man, ITS sedang berusaha mendukung pascasarjananya. Hal tersebut karena kuantitas dan kualitas pascasarjana di ITS belum memadai. Bahkan, jumlah mahasiswa pascasarjana dari kes-eluruhan jumlah mahasiswa ITS tidak mencapai 10 persen.

Apalagi pada masa kini, tenaga kerja dan industri belum dapat ter-integrasi. Itulah salah satu alasan men-gapa banyak orang belum yakin untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang

pascasarjana. ‘’Orang belum yakin mau melanjutkan sekolah,’’ ungkap Herman.

Untuk memberdayakan kondisi pascasarjana tersebut, ITS membuat beberapa gagasan untuk memfasili-tasi pendidikan pascasarjana di ITS. ‘’Ke depan akan didorong melalui beasiswa sejenis Fast Track lokal di ITS, seperti beasiswa cumlaude,’’ ujar Herman. Nantinya, akses sekolah lanjut akan dipermudah melalui beasiswa joint degree yang tidak hanya untuk Jerman dan Prancis.

Konsep beasiswa joint degree terse-but kemungkinan memiliki sistem yang sama dengan beasiswa Fast Track Jer-man dan Prancis. Namun, beasiswa lokal tersebut akan diupayakan oleh ITS sendiri.

‘’Tidak banyak ada, tapi akan berja-lan. Tidak dimulai tahun ini, Insya Allah tahun 2013,’’ tutur Guru Besar FTI ini. Sementara itu, skema dari beasiswa lokal joint degree ini akan dirancang

pada pertengahan tahun 2012.Gagasan tersebut diupayakan karena

pada prinsipnya, industri di Indonesia membutuhkan tenaga kerja sebagai jembatan antara industri dengan uni-versitas mengenai inovasi. Dan inovasi itu bisa dalam bentuk pengembangan produk industri yang ditangani oleh tenaga kerja dengan studi lanjut.

Pada perencanaannya, kurikulum program pascasarjana regular disesuai-kan dengan keperluan spesifik dari beberapa industri. ‘’Misal pascasar-jana pembangkit daya petrokimia atau pascasarjana telekomunikasi,’’ sebut Herman.

Pada intinya, Herman memotivasi mahasiswa ITS untuk meninggikan semangatnya dalam menuntut ilmu. Herman pun memiliki gagasan. ‘’Nanti bisa saja SNMPTN untuk menyaring mahasiswa sampai lulus S2. Jadi sekali mengikuti SNMPTN untuk kuliah 10 semester,’’ tutupnya. (set)

Tiga Tahun, iTS Siap Bangun Desa

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)

tengah mengusung kegiatan bertajuk ITS Bangun Desa. Temu bareng dosen pun menjadi ajang diskusi untuk mem-fasilitasi keberlanjutan ide ini. Forum yang dihadiri Pembantu Rektor (PR) I dan beberapa stakeholder ITS lainnya ini diselenggarakan di Gedung Per-pustakaan, Senin (27/2).

Pada forum ini, dipresentasikan ga-gasan yang dibawa oleh Kemenristek BEM ITS untuk membangun sebuah desa atau kampung binaan yang dipra-karsai ITS. “Nantinya, ini akan menjadi salah satu perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi ITS, yakni pengabdian masyarakat,” terang Dhanar Such Rufi Fajri, Menteri Ristek BEM ITS.

Selain itu, pemberian kritik dan saran juga menjadi sasaran yang diharapkan atas terselenggaranya forum diskusi ini. “Sebelumnya, safari Kemenristek

BEM ITS ke seluruh Departemen Ristek Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di ITS juga telah dilakukan untuk mem-berikan modal pemikiran pada forum diskusi ini,” tambah mahasiswa Teknik Sipil tersebut.

Cihe Aprilia Bintang, ketua pelak-sana forum, juga menerangkan sudah saatnya ITS memberikan pengab-dian sebenarnya kepada masyarakat. “Selama ini hanya sebatas pembe-

rian keterampilan, pengajaran, dan pembinaan, bukan bentuk pengabdian penerapan aplikasi teknologi sesuai dengan bidang ilmu yang ada di ITS,” ungkap mahasiswa angkatan 2008 ini.

Pada pelaksa-naanya, program kerja ini nantinya diuraikan menjadi

tiga tahapan rencana strategis (renstra) Menristek BEM ITS, yang dinamakan renstra tiga tahunan. Pada tahun pertama akan difokuskan pada tahap persiapan sebelum pelakasanaan.

Kemudian tahun kedua dilakukan pen-cairan dana dan penerjunan ke lapangan tempat desa binaan yang akan dibangun. Serta, eksekusi secara menyeluruh dan matang pada tahun ketiga. (man)

Page 16: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012 1748

news & prestasi unit manajemen aset

Unit Layanan Kearsipan, Siap Jadi UPT

Sejak didirikan tahun 2010, Unit Layanan Kearsipan merupakan unit yang dibawahi oleh BAUK

ITS. Kedepannya unit layanan ini akan berubah predikat menjadi Unit Pelay-anan Terpadu (UPT). Hal ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indone-sia tentang kearsipan yang mewajibkan

semua perguruan tinggi untuk memiliki pusat arsip.

“ ITS sendiri harus memiliki pelayanan kearsipan yang memadai,” aku pria lu-lusan Ilmu perpustakaan UNAIR ini. Hal tersebut juga merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2006 yang mengatur tentang tentang tata kelola persuratan di lingkungan pendidikan nasional.

Selain itu, UPT ini bakal didirikan untuk pengelolaan, pemeliharaan, pemberdayaan dan pelestarian arsip di lingkungan kampus ITS. Karena pada dasarnya tingkat kepedulian sivitas akademika ITS kurang peduli terhadap pentingnya arsip. “Budaya ini yang masih kurang oleh warga ITS sehingga dalam pencarian arsip-arsip yang lalu menjadi susah,” ungkap Koordina-

tor Unit Layanan Kearsipan ITS Agus Santoso.

Unit Layanan Kearsipan ini berada di lantai dua dekat BAUK ITS. Agus men-gatakan bahwa tempat Unit Layanan Kearsipan belumlah memadai. “Sudah ada rencana untuk membangun ge-dung sendiri untuk menampung arsip-

arsip penting yang pastinya semakin banyak,” jelas Agus lagi. Sedangkan dalam segi fasilitas untuk penunjang kerja, Agus mengatakan bahawa fasili-tas yang ada saat sekarang ini telah sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia).

Terkait belum membudayanya jiwa pengarsipan oleh setiap sivitas kampus ITS, tim kearsipan ini sering melakukan sosialisasi di lingkungan kampus ITS sendiri. Sosialisasi ini berupa kode arsip ITS dan baru-baru ini juga diadakan sosialisasi jabatan fungsional arsi-paris. Disamping itu, tim kearsipan juga melakukan pameran arsip-arsip lama ITS, seperti sejarah berdiri, foto-foto wajah rektor dari masa ke masa, perkembangan gedung-gedung ITS , dan lain sebagainya.

Dipintu masuknya pun juga terdapat mading yang memuat foto-foto rek-

tor terdahulu sampai sekarang dan juga dokumentasi kegiatan ITS. “Hal ini semata hanya untuk menunjukkan kepada segenap warga kampus bahwa budaya pengarsipan itu penting,” ucap Agus yang juga menjadi dosen di Ju-rusan Ilmu Perpustakaan Universitas Airlangga.

Adapun jenis-jenis arsip yang ter-dapat di dalam kantor Unit Layanan Kearsipan ini diantaranya yaitu arsip tekstual yang meliputi bentuk surat, Surat Keputusan (SK), sejarah tertulis, dan lain-lain. Selain itu juga ada bentuk kartografi seperti denah dan peta ITS, blue print, dan lain sebagainya. Arsip au-dio visual juga ditampung oleh tim ke-arsipan ITS ini, yaitu layaknya foto-foto rektor dan foto-foto kegiatan penting.

Dalam perkembangannya, Layanan Kearsipan ITS ini selalu mengembang-kan mutu dan kualitasnya. Diantaranya yaitu standarisasi pengelolahan sistem arsip, perumusan kebijakan teknis pengelolaan arsip, pembinaan dan mengawasi arsip yang ada. Selain itu juga melakukan proses digitaliasi arsip yang lebih mudah dan cepat.

Agus sendiri mengharapkan Layanan kearsipan ITS bisa menyadang predikat UPT dalam waktu yang cepat, memi-liki tempat yang lebih luas, serta bisa menjadikan arsip sebagai pertanggung jawaban akademik bagi setiap sivitas kampus ITS.

Sebenarnya perbedaan unit layanan dan identitas sebagai UPT tidak terlalu jauh. “Ini hanyalah pelepasan dari BAUK yang selama ini membawahi kami, dan kami akan menjadi mandiri jika telah menyandang UPT,”ucap Agus lagi.

Terakhir Agus mengungkapkan visi yang akan dijadikan patokan kearsipan ITS jika telah menjadi UPT nantinya. Visinya sangat jelas yaitu menjadikan UPT Kearsipan ITS sebagai pusat peles-tarian informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.(ais/el)

Berguru Budaya Konservasi Energi

Maraknya isu krisis energi menuntut kesadaran lebih dari kelompok intelektual.

Untuk itulah, diadakan seminar dengan tema Teknologi Penghematan Energi di Jepang, Rabu (22/2), di Gedung Rek-torat ITS. Secara khusus, seminar yang mengupas tentang konservasi energi ini mengundang Presiden VEGLIA Labo-ratories dari Jepang, Kenzo Tsutsumi, sebagai keynote speaker.

Lewat seminar ini, ITS menunjuk-kan kepedulian terhadap krisis energi yang tengah terjadi. Hal ini ditujukan untuk mewujudkan konservasi energi di Indonesia, khususnya Surabaya dan sekitarnya.

Kenzo menjelaskan secara rinci berb-agai program penghematan energi yang sudah dan akan diterapkan di Jepang. Ia pun sempat melakukan penelitian terhadap beberapa sektor industri di

Indonesia. Usai penelitian tersebut, ia berharap hal yang sama dapat diter-apkan di Indonesia. Misalnya, analisa yang dilakukan melalui New Energy and Industrial Technology Develop-ment Organization (NEDO). Konsumsi energi listrik proyek di Semen Padang pun dapat ditekan hingga kurang lebih delapan megawatt.

Tak hanya itu, Kenzo juga memapar-kan salah satu poin penting dalam rangka penghematan energi. Yakni, pola pikir. Ternyata, Jepang masih mampu meningkatkan efisiensi konsumsi en-ergi mereka. Terbukti, Jepang dapat menghemat konsumsi energi listrik hingga 40 persen lebih rendah pasca-bencana Fukushima. ‘’Pola pikir sangat mempengaruhi penghematan energi,’’ ujar Kenzo. Hal itu tentu membutuhkan usaha serius dari pemerintah dan ker-jasama masyarakat.

Di Jepang, berbagai kebijakan peme rintah juga dicanangkan untuk mendu-kung adanya konservasi energi.Salah satunya adalah dengan menfokuskan perhatian pada sumber energi terba-rukan.

Diakuinya, sumber energi memegang peranan penting. ‘’Berbagai sumber energi terbarukan sudah diterapkan di Jepang,’’ jelas Kenzo. Beberapa di antaranya adalah energi surya, angin, biomassa, mini-hydro, dan biothermal.

Dari pemaparan tersebut, ia menye-butkan, menciptakan efisiensi yang lebih baik seharusnya menjadi peluang bagi para engineer dan entrepreneur. Yakni, melalui perannya dalam men-ciptakan efisiensi dan konservasi di berbagai sektor usaha. Di mana tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, namun juga masyarakat secara lokal maupun global. (ken)

Jetro Bahas mahasiswa Siap Pakai

Institut Teknologi Sepuluh Nopem-ber (ITS) menjadi narasumber penelitian oleh Japan External

Trade Organization (Jetro), Kamis (19/1) lalu, di Gedung Rektorat ITS. Hadir pula Yoshihiro Araki, Senior Research Depart-ment Jetro.

Meskipun bertajuk penelitian, acara tersebut berjalan ringan. Tak jarang pula selisih pendapat terjadi di antara kedua pihak. Jetro adalah perusahaan Jepang

di bidang pengemban-gan sumber daya manusia (SDM) di lingkup Asia Teng-gara. Visinya adalah men-gusahakan agar SDM Asia Tenggara menjadi tenaga siap pakai di dunia industri dengan keterampilan yang dimiliki.

Dalam penelitian terse-but, Yoshihiro mengambil judul tentang Potential of Private Vocational Schools for Enhancy Industrial Hu-man Resource Develop-

ment in ASEAN. Menurutnya, keluaran dari penelitian ini adalah meningkatkan level akademisi ke tingkat yang lebih tinggi.

Ia menilai, dibanding Malaysia, Thai-land dan Filipina, Indonesia masih tertinggal dalam hal persiapan tena-ga kerja. Sebagai salah satu institut teknologi, ITS pun relevan menjadi sumber penelitian. “Dengan banyaknya

kerjasama tentu lulusan ITS merupakan produk unggul dibandingkan universitas lain,” lanjutnya

Para akademisi ini adalah para ma-hasiswa yang sedang menempuh pen-didikan teknik (senmo gakko), seperti politeknik dan jenjang diploma. Mereka dinilai sebagai mahasiswa siap pakai di dunia industri karena kemampuan aplikatifnya jauh lebih banyak daripada mahasiswa tingkat sarjana.

Hal ini berdasarkan studi lapangan yang telah dilakukan di berbagai pe-rusahaan. “Yang terjadi adalah down grade mahasiswa sarjana,” ujar Yoshihi-ro. Artinya, mereka (mahasiswa sarjana, red) banyak direkrut untuk menempati posisi pekerja lapangan.

Sementara menurut Waskhito, ma-hasiswa sarjana juga dapat dikatakan sebagai mahasiswa siap pakai. Hal ini berdasarkan kebutuhan industri yang masuk ke ITS. Mahasiswa sarjana juga dibekali kemampuan aplikatif sama seperti mahasiswa akademisi. (ran)

Page 17: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012 47

mahasiswa bicara

18

unit manajemen aset

Selama ini, penyelenggaraan mata kuliah Sosial Humaniora dilaksanakan oleh Jurusan

Mata Kuliah dasar Umum (MKU), d i bawah koordinasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Namun semenjak tahun 2009, sistem ini berubah.

Kini, penyelenggaran mata kuliah wajib nasional tersebut menjadi tanggung jawab Unit Penyelenggara Mata Kuliah Sosial Humaniora (UPM Soshum). Unit ini resmi berada di bawah koordinasi Pembantu Rektor l. Dengan status barunya, UPM Soshum banyak berbenah. V i s i b a r u m e r e k a t e r m a s u k meningkatkan peran UPM Soshum serta berkontribusi bagi ITS dan masyarakat.

P r o g r a m k e r j a U P M i n i ditargetkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kajian ilmu sosial humaniora yang relevan d e n ga n p e n ge m b a n ga n i l m u pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks). Salah satunya yaitu melalui pendirian program studi (Prodi) Sosio Teknologi.

Apl ikas i d is ip l in i lmu Sos io Te k n o l o g i s e c a r a k h u s u s mempelajari dampak penerapan suatu bentuk teknolog i baru t e r h a d a p k o n d i s i s o s i a l d i masyarakat.

D r S o e d a rs o M H u m y a n g menjabat sebagai ketua UPM Soshum ITS menerangkan tentang u r g e n s i p e m b e n t u ka n p ro d i tersebut. ‘’Selama ini institusi terlalu fokus pada cara menciptakan teknologi canggih,’ ’ u jar pr ia yang memperoleh gelar doktor di bidang filsafat ini. Akibatnya, kajian mengenai dampak teknologi t e r h a d a p k e h i d u p a n s o s i a l masyarakat kurang digali.

Adanya prodi tersebut juga

berdasarkan kebutuhan di dunia industri. Mereka butuh sumber daya manusia yang dapat mengkaji dampak sebuah produk sebelum diluncurkan kepada konsumen.

Soedarso menambahkan, ITS m e m a n g b e r b a s i s te k n o l o g i . Namun hal ini tidak membatasi untuk masuk ke dalam ranah sosial. Karena itu, ilmu eksakta harus dipadu dengan studi sosial, seperti Soshum tersebut.

D i I n d o n e s i a s e n d i r i belum ada inst i tusi la in yang menyelenggarakan program studi serupa. Namun ITS bukan yang p er ta m a ka l i m en g ga ga s nya . Gagasan ini sempat dicetuskan pada tahun 2009. Namun beberapa kendala merintanginya. Akan tetapi, realisasinya baru bisa dijalankan pada kepengurusan baru ITS.

Menurut Soedarso, rencana pendirian prodi tersebut telah disusun lebih sempurna, serta d ibantu dengan sumber daya manusia yang lebih baik.

U P M S o s h u m p u n t e l a h merancang beberapa poin tahapan dalam usaha perwujudan prodi ini. Secara keseluruhan terdapat empat tahap sistematis. Keempat tahapan itu antara lain pengumpulan data,

kajian akademik, seminar akademik, dan bina jaringan dengan lembaga terkait.

Pengumpulan data dilakukan melalui survei pasar dan survei sosial. Tujuannya, untuk menyelidiki kebutuhan masyarakat akan output dari prodi tersebut.

Selama satu tahun ke depan, akan berlangsung kajian akademik. Kegiatan ini melibatkan 15 dosen UPM Soshum serta beberapa dosen dari jurusan lain.

Tak lupa pula akan diadakan pembinaan jaringan. “Ini akan di lakukan dengan perusahaan yang membutuhkan peran sosio teknologi dalam inovasi perusahaan mereka, seperti Pertamina dan Telkom,” lanjutnya.

Keseluruhan proses pembentukan prodi ini memang butuh proses panjang. Soedarso sendiri belum bisa memastikan rentang waktu proses tersebut. Namun mereka teta p fo ku s d e n ga n re n ca n a pengembangan yang telah mereka tetapkan. Pengembangan riset dosen, pengabdian masyarakat yang rutin, dan pengendal ian kualitas mata kuliah UPM Soshum turut menunjang program tersebut.(anl/lis)

Sosio Teknologi, Prodi Baru UPm Soshum Paradigma Baru Dunia mahasiswa

Menjadi mahasiswa sambil berwiurausaha menjadi sebuah solusi kreat i f

yang tentunya membuka banyak p e l u a n g . M a r i m e m b i a s a ka n dengan paradigma baru yang lebih ‘trend’ sekarang, yakni ‘mahasiswa harus punya usaha sebelum lulus dengan IP tiga koma’.

Jangan pernah menganggap susah dalam memulai usaha, yang diperlu-kan hanya kepedulian dan antisipasi dalam menghadapi permasalahan sekitar. Apalagi, kini sangat mudah bagi mahasiswa untuk mendapat modal awal yang cukup besar.

Di era super globalisasi ini, semua hal menjadi berkembang cepat. Siapa cepat dia dapat, siapa tidak berinovasi akan tersaingi, siapa yang terus mengikuti arus akhirnya justru akan turbulensi.

Untuk menjawab tantangan global, pemuda Indonesia lah yang akhirnya harus berperan. Lebih dari sekadar memulai usaha, membesarkan usaha, kemudian mengambil keuntungan darinya.Wirausaha juga butuh pemikiran cerdas agar bertahan dan terus meningkat. Salah satunya adalah dengan mencintai negara Indonesia dan bekerja keras untuk Indonesia.

Dalam dunia yang penuh kejutan ini, sudah sepantasnya Wirausaha muda Indonesia hadir menjadi kejutan baru. Sehingga Negara Indonesia tidak lagi menjadi negara yang terkejut. Jika dimulai dari sekarang, dengan pemikiran cerdas, aksi konkrit, dan kestabilan dalam menjalankan usaha oleh para wirausaha muda Indonesia, dapat dipastikan Indonesia akan menjadi

sebuah Negara kuat, berkarakter, dan mandiri di tahun 2030 nanti. Hidup Pemuda Indonesia!

Tyas Nastiti – Desain Produk ITSPeraih Medali Emas Pimnas 2010

@tyasnastiti (twitter)[email protected]

Kuliah dan Bisnis itu menjanjikan Berwirausaha

Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa yang mengemban peran dan

fungs i untuk membang gakan negara. Peran itu bukan sebagai j a rgo n b e l a ka , n a m u n h a r u s diwujudkan untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih baik.

Salah satu yang dapat diwujudkan ialah fasilitas Program Kreativitas M a h a s i s w a K e w i r a u s a h a a n (PKMK). Selain itu juga banyak dibukanya lomba-lomba bisnis turut mempermudah mahasiswa berkontribusi dalam pengembangan diri di bidang kewirausahaan.

Kuliah dan berbisnis merupakan m e r u p a k a n d u a h a l y a n g berbeda namun juga menambah pengalaman. Seperti Krawu Burger serta Sego Njamoer. Keduanya merupakan ide bisnis yang unik dan terbukti berhasil menambah penghasilan meski dilaksanakan oleh mahasiswa.

K u l i a h s a m b i l b e r b i s n i s merupakan hal yang berat namun juga mengasyikkan. Ide-ide kreatif kita bisa mewujudkan apa yang kita inginkan. Dengan berbisnis kita juga dapat membantu Indonesia mengurangi tingkat pengangguran

Selain itu dengan adanya hal tersebut juga dapat menjadikan Indones ia menjadi Indones ia Kreatif yang dapat membanggakan nantinya.

K u l i a h s a m b i l b e r b i s n i s merupakan awal untuk menjadi generasi pengubah bangsa yang tidak hanya mencari kerja namun juga dapat menciptakan lapangan kerja untuk Indonesia yang lebih baik. Menuju Indonesia mandiri lewat kuliah sambil berbisnis. Why Not?

Reny Elvira SMahasiswa Teknik Industri 2011

25111161

Page 18: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

international office

1946

unit manajemen aset

Dalam usianya yang ke-51 tahun, ITS telah menjelma sebagai salah satu institut

terbaik di Indonesia. Reputasi dalam negeri pun tidak diragukan lagi. Namun, bagaimana dengan repu-tasi internasional? Tentunya, hal ini menjadi pekerjaan besar bagi ITS dalam rangka mewujudkan impian ITS sebagai world class university.

Dalam Rencana Stategis (Renstra) ITS hingga 2015 mendatang, reputasi internasional telah menjadi perha-tian khusus bagi ITS. Secara singkat, reputasi internasional berarti dikenal-nya ITS di luar negeri. Menurut Pem-bantu Rektor (PR) IV, Prof Dr Darmin-to, reputasi internasional dapat diar-tikan internasionalisasi, yaitu men-genalkan ITS ke dunia internasional.

Sebenarnya, usaha untuk men-capai tujuan tersebut telah lama dilakukan. Mulai dari perjanjian kerja sama, riset, join degree hing-ga student exchange. Cara lain yang turut ditempuh adalah lewat prestasi mahasiswa. Misalnya, Sapu Angin, SpeKtronics, maupun tim Paduan Suara Mahasiswa (PSM).

Lebih lanjut, dosen Jurusan Fisika ini menerangkan bahwa internasion-alisasi adalah sebuah konsekuensi. Ibarat sebuah trofi piala dunia, inter-nasionalisasi diperoleh setelah men-jalani pertandingan yang panjang.

Dalam konteks ini, pertandin-gan diartikan sebagai semua usaha yang dilakukan ITS dalam merebut perhatian internasional. Baik itu dari publikasi penelitian dalam ju-

rnal dan seminar internasional, kunjungan, program student ex-change, join dan double degree, join research, maupun mengirim dosen untuk belajar di negeri orang.

Ia menambahkan, tak ada pa-rameter universal untuk menen-tukan pencapaian reputasi suatu institusi. Hanya saja, pengukuran telah sering dilakukan oleh berbagai lembaga. Biasanya, berupa perangk-ingan. ‘’Rangking itu tidak menen-tukan, setidaknya menjadi acuan bagaimana ITS di mata internasi-onal,’’ ujarnya.Standar yang digu-nakan berbeda antara satu dengan yang lain. Mulai berdasarkan tingkat publikasi ilmiah, banyaknya jurnal yang menjadi rujukan penelitian hingga dari segi kehijauan kampus.

internasionalisasi itu Konsekuensi

Berdiri sejak Juli 2010, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Fasili-tas Akademik tergolong unit

managemen aset baru. Meski belum sepuh, namun keberadaan UPT ini memiliki pengaruh besar terhadap keseimbangan pemakaian fasilitas akademik di ITS.

Dr Bambang Sudarmanta ST MT, Ketua UPT Fasilitas akademik men-gungkap, terdapat dua faktor utama dibentuknya UPT ini. “Pertama, intensitas pemakaian fasilitas aka-demik seperti ruang kuliah yang tidak sama,” papar Bambang. Ia melanjut-kan, faktor kedua yakni pelayanan ruangan yang berbeda.

“Yang ekstrem biasanya di Jurusan Teknik Informatika,” ujar dosen Juru-san Teknik Mesin ini. Ia menuturkan, di jurusan ini, jam perkuliahan acap-kali mencapai pukul 22.00.

Pemakaian ruang kuliah hingga larut malam biasanya dikarenakan oleh kurangnya ruang kelas di jurusan tersebut. Sebelum UPT Fasilitas Aka-demik berdiri, pengaturan pemakaian ruang kuliah menjadi tanggung jawab jurusan. Sehingga, kurangnya jumlah ruang kuliah dapat menyebabkan jam perkuliahan mundur hingga petang hari.

Dengan dibentuknya UPT Fasilitas Akademik, kendala tersebut dapat segera diatasi. “Kuliah yang berlang-sung sampai malam, ruangannya bisa dipindah ke jurusan lain,” jelas Bambang. Dengan begitu, jam perku-liahan bisa lebih cepat usai.

Selain intensitas pemakaian yang tidak merata, kendala lain yakni pelayanan ruang kuliah yang tidak seragam. “Ada yang pakai pendin-gin ruangan, ada yang tidak,” tutur Bambang. Diakuinya, setelah UPT

ini berdiri, hal yang dilakukan ialah standarisasi pelayanan ruang kuliah.

Pada akhir 2010, target UPT Fasili-tas Akademik, melakukan standarisa-si pelayanan ruangan pun terpenuhi. Bambang menerangkan, sedangkan untuk target di tahun 2011 yakni perawatan dan pengawasan peng-gunaan fasilitas ruang kuliah.

“Untuk rencana pembaharuan, kami akan lebih menguatkan kinerja teknisi perawatan,” cetus Bambang. Meski demikian, ia mengaku belum terpikir untuk menambah tenaga kerja. Sebab ke depan, peran teknisi yang berkaitan dengan fasilitas aka-demik di ITS harus lebih baik lagi.

Kendati telah menyelaraskan fasili-tas tiap-tiap ruang kelas yakni Air Conditioner (AC), Liquid Crystal Display (LCD), listrik, lampu, dan white board, pihak UPT pun tak lupa melakukan himbauan untuk para mahasiswa. “Di tiap ruang kami tempel stiker yang berisi himbauan untuk hemat air,” jelas Bambang.

Selain itu, mereka pun menghim-bau untuk segera melapor pada UPT

Fasilitas Akademik jika ada fasilitas ruang kuliah yang rusak. “Nomor telepon UPT juga telah diinforma-sikan pada mahasiswa,” tambah Bambang.

Selain itu, sekarang UPT Fasilitas Aka-demik telah bertanggung jawab penuh untuk wilayah Teater A, B, dan C. “Kalau jam kerja, dipakai sebagai ruang kuliah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeta-huan Alam (FMIPA) dan Jurusan Teknik Elektro,” papar Bambang.

Diluar jam kerja, wilayah-wilayah tersebut kerap digunakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ataupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Mereka sering kali menyelengga-rakan kegiatan mahasiswa wilayah Teater A, B, maupun C. “Kalau ingin menggunakan, izinnya ke sini,” tam-bah Bambang.

Bertugas melayani fasilitas tiap jurusan, UPT ini ternyata mempunyai motto tersendiri. “Kami ingin mem-berikan pelayanan yang terbaik untuk jurusan-jurusan di ITS,” ucap Bam-bang menyebutkan motto mereka. (fen/esy)

UPT Fasilitas Akademikingin Berikan Pelayanan Terbaik

untuk iTS

internasionalisasi Tidak mudahTerkait hal tersebut, Darminto mengakui

bahwa internasionalisasi bukan sesuatu yang mudah. Dalam pencapaiannya, dibutuhkan berbagai persiapan tidak hanya dari subyek tetapi juga dari ling-kungan. Faktor terakhir inilah yang justru relatif sulit untuk diwujudkan.

Faktor lingkungan ini adalah mencip-takan iklim internasional di ITS. Darminto

pun menjelaskan, untuk mencapainya mutlak diperlukan dua hal. Pertama adalah self awareness dari seluruh sivitas akademi-ka ITS. Artinya, setiap elemen kampus har-us mendukung program internasionalisasi.

Kedua adalah membiasakan sivi-tas akademika untuk ber’perilaku’ internasional. Singkatnya, habitual action harus mulai dibiasakan. Con-

toh kecilnya seperti, penggunaan ba-hasa internasional dalam perkuliahan, acuan diktat, maupun penggunaan ju-rnal internasional sebagai referensi.

Selama ini memang faktor bahasa menjadi penghambat dalam mencapai hal ini. ‘’Kalau sudah terlaksana, mau tidak mau pengajaran pasti menggu-nakan bahasa internasional,’’ ujarnya.

iTS punya io Sebenarnya dalam proses pencapa-

ian reputasi ini, ITS mempunyai Interna-tional Office (IO). Sayangnya, tak banyak sivitas akademika yang mengenal unit ini.

Sejak berdiri tahun 2004 lalu, unit ini telah mengemban tugas sebagai pusat pengem-bangan hubungan antara ITS dengan luar negeri. Saat ini, di bawah pimpinan Dr Maria Anityasari ST ME, IO mulai menyusun strategi. Target utamanya adalah menca-pai reputasi internasional sesuai amanat Renstra ITS. Strategi IO pun telah dibagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang.

Untuk jangka pendek, website IO menjadi perhatian utama. Tidak dapat dipung-kiri, website menjadi bagian paling pent-ing untuk mengenalkan ITS ke dunia luar. ‘’Website bisa jadi media promosi dan

komunikasi, sayang saat ini masih kurang update,’’ ujar dosen Teknik Industri ini.

Selain itu, IO juga berencana mem-buat sebuah jejaring dengan se-luruh unit di ITS. Terkait hal ini, Ma-ria menjelaskan jika integrasi den-gan semua unit mutlak dibutuhkan.

Alumnus Teknik Industri ini menjelaskan ada beberapa aspek penting dalam penca-paian akreditasi tersebut. Mulai dari sila-bus pembelajaran, fasilitas seperti sign in-ternasional hingga kemampuan sivitas ak-ademika. Tentunya, masing-masing aspek memiliki unit penanggung jawab sendiri. Contohnya, silabus pembelajaran dengan P3AI, kemampuan bahasa dengan UPT Bahasa. ‘’Dengan integrasi seperti itu inter-nasionalisasi akan lebih mudah,’’ ujarnya.

Sementara itu, untuk jangka panjang

IO akan melakukan zonafikasi negara. Bersama dua staf IO lain, Dr rer pol Heri Kuswanto dan Dr Waskitho Wibisono SKom MEng, Maria berbagi tugas mengumpul-kan data kerjasama yang akan dilakukan.

Ke depan, Maria akan mengurus ma-salah internal IO, double degree, research collection dan staff exchange. Sedangkan Heri akan bertanggung jawab mengenai academic exchange dan statistika website IO. Sementara itu, sesuai dengan bidang-nya, Waskitho bertanggung jawab mem-benahi website IO. Ia pun turut diama-nahi untuk mengurus student exchange.

Sesuai dengan jargonnya, IO berharap sinergisitas menuju internasionalisasi. ‘’Tanpa dukungan semua pihak, mus-tahil ITS akan mencapai reputasi sesuai yang diharapkan,’’ tutupnya. (ran/esy)

Page 19: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012 4520

did you know?mahasiswa cumlaude

Ruri Agung Wahyuono, akrab dipanggil Ruri. Sekilas, ia terlihat sebagai pria yang kalem

dan pendiam. Namun, orang akan terperangah kagum begitu mengetahui prestasi langka yang berhasil dicapainya. Yakni, mampu cumlaude di setiap semester yang dilaluinya. Bahkan, kini IPK-nya mengantongi angka 3,97.

Dia mengatakan, keberhasilan ini memang tak luput dari kesuksesan orang disekelilingnya. Suko Bagus Trisnanto ST, misalnya. Alumni Teknik Fisika yang lulus 3,5 tahun dengan IPK 3,89 adalah inspirasinya.

Inspirasi lain juga datang dari nasehat Ir Soewarso MSc, dosen mata kuliah Termodinamika di Teknik Fisika. “Saya berhasil meniru prinsipnya untuk tutup buku hanya untuk hari Sabtu saja. Kalau minggu tetap buka-buka,” kenang mahasiswa angkatan 2008 tersebut

sembari tersenyum.Karena kebiasaan tersebut, track record

akademik Ruri benar-benar menjanjikan. Diawali saat mahasiswa baru, ia mendapat IPS 3,94. Lalu disusul deretan angka 3,98, 3,93, 3,95, 4,00, 4,00 dan 4,00 yang berbaris anggun di lembar transkripnya.

Tak ada yang menyangka bila pemuda pecinta ilmu eksak ini bukan termasuk mahasiswa study oriented. Di dalam kampus, Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika (HMTF) dan Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) FUSI Ulul Albab, dipilihnya untuk menempa softskill. Bahkan, menjadi asisten laboratorium juga dilakoninya.

Di luar kampus, ia juga sempat mendirikan lembaga bimbingan belajar. Bahkan, pelatihan setenar Young Leader for Indonesia (YLI) 2011 juga pernah diikutinya.

Dengan IPK antastis yang dimilikinya,

m a nta n Ke p a l a D e p a r te m e n Keprofesian dan Kependidikan ini tidak akan membuang begitu saja cita-citanya menjadi seorang pendidik. “Kok sedikit orang pintar yang mau memintarkan orang. Bukan berarti saya pintar, tapi saya berkeinginan untuk membuat orang lain pandai,” ujar mahasiswa yang tengah mengikuti program Fast Track Jerman ini merendah. (nir/esy)

Cumlaude Tiap Semester, ingin Jadi Pendidik

Ni Luh Putu Satyaning Pradnya Paramita lulus cum laude tanpa pernah ia duga. Ia tak pernah

berobsesi mendapat predikat lulus dengan pujian tersebut. Mahasiswa Statistika ini merasa hal tersebut bakal sulit dicapai di tengah kesibukannya berorganisasi.

Padahal, perempuan yang akrab disapa Ning ini memiliki segudang

ambisi. Sejak awal kuliah, ia bercita-cita ingin membuka sebuah distribution outlet (distro).

Ning juga terus melanjutkan hobinya selama SMA, yaitu menulis. Pengagum sosok Rosihan Anwar ini sempat bergabung dengan media online ITS. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pun diikutinya. ‘’PKM yang saya buat selalu didanai,’’ aku mahasiswi asal Bali ini. Sementara keaktifannya dalam organisasi mahasiswa ditandai dengan menjabat Menteri Sains dan Teknologi BEM FMIPA pada tahun ketiganya.

Seolah masih belum puas, Ning ikut bergabung dalam Forum Indonesia Muda (FIM) tahun lalu. Selepas dari FIM, ia turut mendirikan Gudang Ilmu, sebuah social project berupa kegiatan mengajar di sekitar ITS. Ia berniat untuk

memperluas jaringan lembaga yang masih berpusat di Mulyosari tersebut.

“Saya ingin menjalani semua dengan seimbang,” tutur Sekretaris Departemen Hubungan Masyarakat Tim Pembina Kerohanian Hindu (TPKH) itu. Ia juga sangat terinspirasi oleh lagu When You Believe yang menyatakan apapun bisa ia capai, asal ia percaya pada kemampuannya.

Alhasil, alumnus Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM TL) ini menyelesaikan kuliahnya setelah tujuh semester dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,55. Sebuah ketakutan yang rupanya berubah menjadi kenyataan. Saat ini, ia tengah bersiap untuk melanjutkan kuliah ke Prancis melalui program fast track.(qly/lis)

Sibuk Tapi Seimbang, Akhirnya Jadi Cumlaude

FMIPA

FTI

Titik Nol iTS

Kampus perjuangan ITS ternyata menarik untuk digali lebih dalam. Banyak situs yang rupanya masih

menjadi misteri bagi sivitas akademika ITS. Hal yang tidak begitu terlihat justru mempunyai fungsi penting dalam pembangunan kampus Sukolilo ini.

Jika memperhatikan secara seksama di perbatasan Jurusan Matematika dan Teknik Elektro kampus Sukolilo, sebuah monumen berdiri tegak. Bentuknya tidak sebesar tugu-tugu jurusan. Letaknya bisa dikatakan tidak begitu strategis. Di bawah pohon rindang, di antara jalan yang tidak begitu sering dilewati oleh pejalan kaki di ITS.

Ia tak semenonjol patung seperempat badan Dr. Angka di Plaza Dr. Angka yang melegenda dan tak seterkenal bundaran ITS. Tidak banyak yang mengetahuinya dan keberadaannya tak begitu terlihat jelas. Beruntung, keadaannya bersih dan tampak terawat.

Di badannya, tertera tanda tangan Prof Dr Sjarif Thajeb selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Reublik

Indonesia (RI) pada tahun 1977 silam. Tanda tangan itu menyatakan peresmian permulaan pembangunan kampus ITS Sukolilo.

Namun siapa sangka, di tempat itulah, semua pembangunan yang dilakukan di kampus teknologi ini mengacu. Menurut penuturan Prof Mahmud Zaki, selaku Rektor ITS pada jaman itu, titik nol ITS ada di situ. Nol dari sumbu x (panjang), y (lebar), dan z (tinggi). “Semua titik kordinat ITS mengacu di situ,” ungkap Zaki.

Zaki menerangkan saat dia dan teman-temannya yang tergabung dalam tim pembangunan Kampus ITS Sukolilo, titik itulah yang paling strategis. Pasalnya, kampus ini dulu dikelilingi oleh rawa dan sawah. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat denah dengan berbentuk garpu bergigi kanan dan kiri.

S a t u - s a t u n y a a k s e s y a n g menghubungkan ITS dengan area luar adalah jalan menuju Minimarket Sakinah yang ada di Jalan Arief Rahman Hakim.

Sesuai dengan denah awal, jalan ini sebagai batang garpu. Lalu ke kiri, ke arah Jurusan Biologi, sejauh 200 meter dan ke kanan sejauh 300 meter. Tepat di seberang jalan dari Sakinah tersebut, titik nol ini ditetapkan. “Supaya mudah terlihat. Dulu belum ada pohon seperti ini,” ujar Zaki sambil menunjuk pohon besar yang menutupi monumen tersebut.

Monumen tersebut pada awalnya berbentuk silinder pipih dengan posisi ketinggian 90 cm dari permukaan air laut. Itu artinya, jika lantai sebuah jurusan berada di ketinggian 1 meter dari titik nol tadi, maka tingginya adalah 1,9 meter.

Berbicara mengenai bentuk, Zaki mengatakan bahwa kemungkinan dibangunnya titik nol tersebut menjadi sebuah monumen adalah agar lebih mudah untuk dikenali. Karena jika tidak dilindungi seperti itu, dikhawatirkan posisinya bisa berubah. Walaupun tak ada nama resmi yang disematkan untuk monument tersebut, Zaki mengatakan bahwa posis inya t idak boleh berubah.“Bahkan Asian Development Bank (ADB) yang juga memberikan pinjaman ke ITS waktu itu, saya katakan tidak boleh,” ungkap Zaki.

Setelah ditetapkan titik nol tersebut, barulah ITS melakukan pembangunan gedung-gedung baru. Gedung yang pertama kali dibangun di kampus ini adalah Gedung Teknik Elektro, yakni pada tahun 1978. Kemudian disusul dengan pembangunan-pembangunan infrastrukutur yang lain sehingga Kampus ITS Sukolilo menjadi seperti yang sekarang ini. Namun, semuanya tetap mengacu pada titik nol. Kalaupun ada acuan lain, maka acuan yang digunakan telah dikalibrasi dengan titik nol ini. (nir/el)

Page 20: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012 2144

did you know? mahasiswa cumlaude

Seni, Tantangan, dan Kerja Keras

“Saya harus berjuang agar saya bisa,” hal itu tertanam di pikiran Maureen Shinta Devi, maha-

siswi Jurusan Teknik Sipil ITS ang-katan 2008. Bagi mahasiswi yang berhasil lulus cumlaude 3,5 tahun dengan IPK 3,67 ini, kuliah adalah seni, tantangan, dan kerja keras.

Tidak hanya cerdas di bidang aka-

demik, mahasiswi asli Surabaya ini juga aktif di sejumlah organisasi kampus. Sejak 2009-2011, Mau-reen aktif di Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) ITS. Selain itu, ia juga pernah menjadi staff Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Lem-baga Mahasiswa (BE-LM) FTSP ITS.

Dengan aktivitas yang begitu padat, penyuka wisata kuliner ini mengaku dapat membagi waktu dengan baik. “Tidak ada cara khu-sus. Yang ada di otak saya terlebih

dahulu, itu yang saya kerjakan dulu,” papar perempuan kelahiran 1990 ini.

Satu hal yang senantiasa diya-kini Maureen, setiap mata kuliah adalah seni. Baginya, seni hanya bisa digambarkan dengan ekspresi. Dan yang terpikir oleh Mareen, bukan sulit atau tidak tetapi ia bisa atau

tidak. Hal kecil berbau seni seperti mencatat dengan visualisasi gambar rupanya cukup membantu.

Terkait Tugas Akhir (TA), awalnya Maureen merasa ragu ketika ingin menyelesaikannya pada semester tujuh. Pasalnya kesibukan mengi-kuti Fast Track Perancis serta harus menjadi asisten dosen untuk dua mata kuliah, S1 dan S2 sudah sangat menyita waktu. Namun dengan kerja keras, TAnya pun bisa terselesaikan.

Maureen mengungkapkan, ia san-gat ingin melanjutkan kuliah S2nya di bidang Geoteknik di INSA de Lyon (L’ecole Central de Lyon), Universite Lille 1. Ia memilih Geoteknik lantaran ingin mendalami ilmu terkait struk-tur dan sifat berbagai macam tanah dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di atasnya. sha/fi)

Pertama, Cumlaude 3,5 Tahun

FTSP

Tidaklah mudah untuk menjadi seseorang yang menyandang predikat terbaik. Inilah yang

dialami oleh Safrendyo, mahasiswa Teknik Perkapalan ini berhasil lulus dengan predikat cumlaude dalam 3,5 tahun. Prestasi ini merupakan yang pertama sepanjang berdirinya Jurusan Teknik Perkapalan.

Mahasiswa yang akrab dipanggil Safren ini ini mengaku awalnya ia terkejut dan bahagia mendengar pengumuman bahwa dirinya lulus cumlaude 3,5 tahun. Safren merasa bangga karena usaha yang dilakukan hingga saat ini cukup setimpal dengan hasil yang diperoleh.

Ia mengaku sempat tidak percaya diri karena takut di-anggap sombong. Namun ia yakin dengan potensi yang dimilikinya. “ Akan dibawa kemana potensi tersebut, diri kita sendiri yang tahu,” ungkap peraih IPK 3.51 tersebut.

Pria kelahiran 15 September 1990 ini mengaku tidak memi-liki prestasi khusus yang bisa dibanggakan. “Kuliah itu yang penting rajin, itu yang paling penting,”tuturnya dengan semangat.

Safren memiliki cara belajar tersendiri dan ini sangat penting menurutnya. “Kita tentukan tujuan-

nya dulu, baru variabel apa saja yang ada didalamnya, jadi prosesnya mundur,” ungkapnya. Safren berharap ilmu yang didapatkan mampu ia ter-apkan dan dapat bermanfaat. (lik/el)

FTK

Kantin ITS pertama kali didirikan pada tahun 1977. Yaitu pada masa jabatan Prof Mahmud

Zaki MSc, Rektor ITS yang keempat. Pada awalnya, tak ada yang istimewa dari kantin tersebut. Namun pada tahun 1998, di masa kepemimpinan Prof Ir Soegiono, kantin ini benar-benar menjadi pusat perhatian. Pasalnya, tempat tersebut ramai oleh para aktivis kampus. “Apalagi dengan gencar-gencarnya agenda reformasi,” ungkap Rektor ketujuh itu.

Buku Soegiono berjudul Kilas-an Sejarah 44 Tahun Bersama ITS, mencerminkan dengan jelas gerakan arek-arek kantin ITS itu. Ia bercerita, tuntutan reformasi dan suksesi dimu-lai dari Kantin mahasiswa ITS pada tahun 1993. ‘’Sejak 1993 tanpa men-genal rasa takut mereka sudah men-gumandangkan kata-kata reformasi dan suksesi ketika rezim Soeharto masih sangat kuat, ” papar Soegiono dalam buku tersebut.

Di masa itu, terdapat dua per-kumpulan yang membuat basecamp di kantin. Mereka menamakan diri mereka sebagai Penghuni Kantin ITS (PKI) serta Gerombolan Penghuni

Kantin (GPK). Mereka kerap disebut sebagai organisasi tanpa bentuk (OTB). Akan tetapi, para anggotanya juga termasuk aktivis organisasi ma-hasiswa kampus.

Di kantin itu mereka berkumpul dan berdiskusi. Tokoh-tokoh pen-dukung reformasi seperti Gus Dur, Amien Rais, Sri Bintang Pamungkas dan WS Rendra sempat mengisi ceramah-ceramah di kantin tersebut. Setiap hari sejak April 1998 hingga peristiwa berdarah Trisakti pada 12 Mei kemudian, mahasiswa kantin selalu mengadakan demonstrasi.

Aparat pemerintah pun mulai curiga. Mereka menduga adanya ger-akan yang ingin mengudeta presiden. Intelijen berdatangan untuk mencari-cari aktivis mahasiswa.

Tak hanya itu, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) serta Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pun ikut terlibat. Mereka memblokade kampus ITS selama satu

bulan lamanya, memenuhi kampus dengan para anggotanya. Ketua De-wan Mahasiswa ITS saat itu, Harun Ar-Rosyid, sempat ditangkap dan dikurung selama empat tahun karena keterlibatannya dalam beberapa aksi .

Namun mahasiswa terus-menerus menuntut reformasi dan suksesi. Akhirnya pada 21 Mei 1998, Soeharto lengser. Hal tersebut tidak mengh-entikan ketegasan mahasiswa dalam mengawali otonomi perguruan tinggi. Mereka berkeras bahwa perguruan tinggi harus menjadi kekuatan moral untuk mengawal bangsa.

Saat ini, kantin itu baru saja dire-novasi. Letaknya di antara area Bank Mandiri dan Bank Nasional Indonesia (BNI). Di dekatnya terdapat dua pusat baru kegiatan mahasiswa. Yaitu Stu-dent Community Center (SCC) serta Gedung M-Web. Kantin itu mungkin tak akan lagi mengenal hiruk pikuk yang sama seperti dahulu.(qly/lis)

Dulu, Kantin Itu Turut menggemakan Reformasi

Page 21: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

mahasiswa cumlaude

4322

fakultas

Maylita Hasyim kembali m e n g h i a s i d a f t a r mahasiswa cum laude

ITS, kali ini untuk jenjang Magister. Satu setengah tahun yang lalu, mahasiswa Jurusan Statistika ini lulus dengan predikat serupa. Ia lulus tiga semester dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mencapai 3,82.

M e m e y, s a p a a n a k ra b nya , mengaku, kelulusannya berawal dari setengah keterpaksaan. Tiga tahun adalah masa berakhirnya beasiswa yang dicapainya. ‘’Tahun pertama dapat beasiswa Fresh Cum Laude Graduated dari ITS sehingga bebas SPP,’’ ujar mahasiswa asli kelahiran Trenggalek ini.

Tesisnya hampir serupa dengan skripsinya dulu. Yaitu mengenai

penyakit. Kali ini, ia mengusung judul Model

Mixture Survival Spasial dengan Frailty Berdistribusi Conditionally Autoregressive (CAR) Pada Kasus Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupetan Pamekasan. Tesis ini meninjau karakteristik pasien DBD dari faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan. Harap an nya , h a l i n i mamp u memberikan tambahan informasi bagi tenaga medis dalam menangani pasien DBD.

Dari topik tersebut, Memey sudah melaksanakan dua publikasi ilmiah. Masing-masing melalui Seminar on The Current Research Progress in Sciences and Technology (ISSTech) 2011 Universitas Indonesia dan

2nd Basic Science International Conference, Universitas Brawijaya.

Selama kuliah, Memey sudah bekerja sebagai konsultan sebuah perusahaan di Surabaya. Ia berencana kembali ke kota asalnya, Tuban. Ia ingin mengabdikan di di salah satu universitas swasta di sana, di mana ia sudah diterima sebagai salah satu tenaga pengajar.(ran/lis)

Cumlaude, Siap ngabdi Pondok dan Terbang

ke TaiwanFTIF

Pesantren menjadi pengan-tar perjalanannya menepuh perguruan tinggi. Dan usai

lulus pun, ia kini berkomitmen untuk balik mengabdikan diri pada pondok pesantrennya. Ya, dialah Erliyah Nur Jannah. Tidak setengah-setengah, Erli pun merampungkan kuliahnya dalam waktu 3,5 tahun untuk segera mengabdi di pesantrennya, di Pon-dok Pesantren Darul Ulum (PPDU).

“Saya memang berusaha lebih men-dahulukan sesuatu yang berhubun-gan dengan pesantren,” tegas gadis asal Jombang ini.

Pasalnya, memang begitulah per-janjian yang dibuat oleh mahasiswa penerima beasiswa Departemen Agama ini. “Mengabdi tanpa pak-saan, tapi merupakan sebuah janji yang harus dipenuhi,” tutur Erli.

Mendaftar menjadi dosen di Uni-versitas Pondok Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU). Itulah rencana yang ia pilih sebagai bentuk pengab-diannya. Jika tidak bisa, maka ia akan mengajar di SMA atau bekerja di UPT Laboratorium Teknis Komputer yang terdapat di sana. “Membuat sebuah proyek untuk pesantren bersama te-

man-teman juga boleh,” papar gadis kelahiran 21 Mei 22 tahun silam ini.

Ia pun mendapat gelar sarjana dengan Tugas Akhir (TA) berjudul Rekonstruksi Dokumen Teks Arab yang Terdistorsi Geometris pada saat Akuisisi Citra. Dalam TA-nya, Erli menemukan solusi untuk meny-elesaikan permasalahan digitalisasi dokumen arab.

Ketekunannya dalam belajar mem-buahkan hasil yang sangat memuas-kan, hingga predikat cumlaude pun didapatkannya. Selain itu, Erli pun menerima letter of admission dari National Taiwan University of Sci-ence and Technology (NTUST) Taiwan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2. (fin/fz)

Meneliti Penyakit untuk Kedua KalinyaS2

Dukung Research University dengan Program Studi S3

Lengkap sudah program pendidikan yang ada di Jurusan Teknik Infor-matika. Jurusan pertama di FTIf itu

resmi membuka program studi doktoral S3 pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Dua tahun yang lalu, pro-gram tersebut baru sebatas rencana.

Pendaftaran bagi peserta program

ini dibuka sejak bulan September lalu. Peminatnya cukup banyak.

Sayangnya, tenaga pengajar yang tersedia masih terbatas. Karena itu, di tahun pertama ini mahasiswa program studi S3 masih dibatasi. ‘‘Saat ini 30 persen dosen di Teknik Informatika sedang melakukan tugas belajar di luar negeri seperti Jepang, Taiwan, Australia dan beberapa negara di Eropa,’‘ ujar Dr Agus Zainal Arifin, SKom MKom, Dekan FTIf. Jumlah guru yang ada se-banyak lima orang dan jumlah doktor sebanyak 12. Mereka semua terlibat menjadi dosen pembina maupun dalam riset di program studi tersebut.

Proses seleksi berupa tes tulis dan presentasi penelitian dilakukan pada bulan Desember lalu. ‘‘Calon mahasiswa harus memiliki kualifi-

kasi akademik yang telah ditentukan program Pascasarjana ITS dan telah memiliki proposal penelitian dibidang ilmu komputer,’‘ terang Dr Ir Joko Lianto Buliali MSc, Koordinator program Pas-casarjana Jurusan Teknik Informatika. Hasilnya, tiga orang mahasiswa menjadi angkatan pertama program baru ini.

Ada tiga bidang minat yang di-tawarkan pada program S3 Teknik Informatika. Yaitu komputasi cer-das dan visualisasi, rekayasa per-angkat lunak, dan komputasi ber-basis jaringan. Para mahasiswa me-miliki akses ke perpustakaan, jurnal online, serta pembimbingan dalam masa promotor sidang kelulusan.

Setelah adanya program pen-didikan mulai dari S1, S2 dan S3, jurusan ini akan lebih fokus untuk meningkatkan kualitas pendidikan di ketiga jenjang tersebut.(sha/lis)

Agus Zainal Arifin SKom MKom, Dekan FTIf.

Si Siap mengelola Penuh Program S2

Beberapa tahun terakhir ini, Program Studi S2 Sistem Infor-masi berada di bawah Jurusan

Teknik Informatika. Kini, program tersebut berencana melepaskan diri untuk berdiri di bawah induknya, Jurusan Sistem Informasi (SI).

‘‘Dulu, program S2 Sistem Informasi masih diakui secara de facto dimiliki oleh SI,’’ ujar Febriliyan Samopa S Kom M Kom Dr Eng selaku Ketua Jurusan Sistem Informasi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar dari SI.

Secara administratif, ada ketentuan-ketentuan tertentu untuk mendirikan program S2. Selain adanya peminat, juga keharusan tersedianya jumlah doktor sebanyak minimal enam orang. Saat pembentukan program tersebut dahulu, SI baru memi-liki empat orang bergelar doktor.

Padahal, ada minat serta kebu-

tuhan yang tinggi akan program pascasarjana tersebut. Jumlah ma-hasiswanya pun meningkat dari ta-hun ke tahun. Saat ini ada lebih dari 20 orang mahasiswa dalam setiap angkatan yang sedang menjalankan studi S2 Sistem Informasi tersebut.

Akan tetapi, dalam tahun-tahun terakhir, jurusan SI telah banyak pula menambah daftar doktornya. ‘‘Saat ini telah banyak dosen yang telah pulang dari tugas belajar, jadi pro-gram S2 akan dipindah ke SI,’‘ jelas pria yang akrab disapa Iyan tersebut.

Belum banyak program studi S2 Sistem Informasi yang indepen-den seperti ini. Padahal, ada titik berat keilmuan yang cukup ber-beda di antara dua bidang tersebut.

Salah satu perbedaan tersebut adalah konsentrasi ilmu SI pada aspek service atau jasa keilmuan

teknologi informasi. ITS ingin fokus menghasilkan ilmuwan bidang SI yang benar-benar menggeluti bidangnya.

Hingga saat ini, program terse-but memang belum resmi ber-p indah. Kedua p ihak tengah menjajaki proses perizinan. Akan tetapi, walau masih berstatus di bawah Teknik Informatika, program ini telah dikelola oleh pihak SI.

Jika nanti program ini resmi ber-pindah, kurikulumnya pun akan berubah pula. Semenjak berada di bawah Teknik Informatika, ada beberapa mata kuliah umum yang diambil dari bidang keilmuan terse-but. Kurikulum tersebut nantinya akan berubah dan mata kuliah yang ada akan fokus sepenuhnya pada bidang SI. ‘‘Jadi nanti mahasiswa bisa belajar Sistem Informasi secara lebih mendetail,’‘ imbuh Iyan.(sha/lis)

Page 22: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

ftif mahasiswa cumlaude

2342

Suwadi, 43 tahun, adalah dosen Jurusan Teknik Elektro ITS yang berhasil menyelesaikan pen-

didikan doktornya dengan predikat cumlaude. Mengangkat disertasi tentang Sistem Komunikasi Nirkabel Broadband Gelombang Milimeter (SKNBGM) yang Tahan Terhadap Hu-jan Tropis, Suwadi pun berhasil meraih dua penghargaan internasional seka-ligus.

Ayah dari empat anak ini berhasil meraih penghargaan Third Prize Best Paper Emeral Award pada IEEE Inter-national Conference di Malaysia tahun 2009 lalu. Sedangkan Best Studen Pa-per Award yang lain juga ia dapatkan pada IEEE Microwave and Antenna Conference 2010 di Jakarta. “Saya juga sempat nggak menyangka mendapat penghargaan ini,” ujar Suwadi.

Menempuh studi sarjana di Teknik

Elektro ITS, Suwadi kemudian melan-jutkan kuliah megisternya di Institut Teknologi Bandung.

Disertasi yang dibahas Suwadi ini memang terbilang unik, tak heran bila selain meraih dua penghargaan, penelitian Suwadi juga berhasil dipub-likasikan di jurnal internasional yang terindeks scopus. Meneliti sistem yang dapat meminimalisir gangguan pereda-man gelombang oleh hujan di daerah tropis dengan curah hujan tinggi ter-masuk penelitian yang jarang dilakukan oleh para ilmuan lain di dunia.

“Pada penelitian disertasi ini di-hasilkan dua strategi transmisi agar SKNBGM mampu menyediakan lay-anan kualitas tinggi dan merata di seluruh coverage area pada daerah yang bercurah hujan tinggi,” papar Suwadi. Kedua strategi itu adalah teknik transmis adaptif dan aplikasi

regenerative relay. Pada penelitian ini Suwadi mengkombinasi Modulasi Adaptif, pengkodean, dan cell-site di-versity sehingga

Dosen yang telah mengajar di ITS sejak tahun 1993 ini berharap hasil penelitiannya dapat segera diaplika-sikan. “Karena ketersediaan jaringan dan layanan informasi yang handal dengan kapasitas dan kualitas yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk peningkatan ekonomi,” tutur pria kelahiran Gresik ini. (ald/esy)

Jurusan Teknik Informatika akan kembali menyelenggarakan acara terbesarnya. International Confer-

ence Information and Communication Technology & Systems (ICTS) akan berlangsung untuk ketujuh kalinya.

Pelaksanaanya sempat berbenturan jadwal dengan Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) tahun lalu. Kali ini, acara tersebut direncanakan berlangsung lebih besar. Salah satu indi-katornya, acara ini akan berlangsung di Bali pada 28-29 Desember mendatang.

Jumlah negara partisipan juga bakal bertambah. Polandia, Autralia, dan Singapura telah menyetujui kerjasama dalam penyelengaraan acara tersebut. Sementara Malaysia, Thailand dan Jepang juga diharapkan ikut serta.

Saat ini, Ketua Panitia ICTS, Dr Ir

R Venantius Hari Ginardi MS tengah menggandeng perguruan-perguruan tinggi lainnya untuk pelaksanaan acara. Sebuah tim reviewer asing telah diper-siapkan penuh untuk meyeleksi para calon peserta. ‘‘Kita bersaing secara fair dari peneliti di seluruh dunia,’’ imbuh dosen Teknik Informatika itu.

Hal itu juga merupakan upa-ya memenuhi standar kegiatan internasional. Yaitu jumlah kuota panitia dan peserta masing-mas-ing 70 persen dari luar negeri.

Tema kali ini cukup krusial. Yaitu men-genai ketahanan menghadapi bencana serta peran serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam menun-jang ketahanan bangunan. ‘‘Kami ingin menggali sumbangan pemikiran

dari ilmuwan dunia untuk menyiap-kan bangsa Indonesia dalam meng-hadapi bencana,’‘ kata Hari. Ia sendiri juga sedang menekuni riset di bidang ketahanan terhadap bencana.(sha/lis)

iCTS, Bahas Penanggulangan Bencana Bersama Dunia internasional

Raih Doktor dengan Dua Penghargaan internasionalS3

Ketua Panitia ICTS, Dr Ir R Venantius Hari Ginardi MSc

Si Berpacu untuk Akreditasi ASEAn dan internasional

Setelah mendapatkan akreditasi A di dalam negeri, Jurusan Sistem Informasi (SI) kini mengajukan

diri untuk akreditasi di tingkat ASEAN. Proses persiapan untuk akreditasi terse-but sudah mulai dilakukan oleh jurusan yang telah berdiri selama 12 tahun ini.

“Saya berharap di tahun 2014 Sistem Informasi ITS sudah mendapatkan akreditasi di tingkat ASEAN,” papar Febriliyan Samopa S Kom M Kom Dr Eng, ketua Jurusan SI. Proses ini dimulai dengan kontrol ketat dalam penjami-nan mutu mahasiswa serta penentuan rencana pengajaran setiap semester.

Pengelolaan standar yang ketat, termasuk proses absensi berbasis fingerprint dilakukan untuk mengop-timalisasi kegiatan belajar-mengajar.

Student Center Learning diperkaya dengan pengembangan pada sistem

e-learning. “Jurusan SI telah meng-up-grade backbone jaringan hingga 1 giga-byte,” jelas pria yang akrab disapa Iyan ini. Dengan begitu, mahasiswa tak akan pernha kesulitan lagi mengaksesnya.

Kurikulum pun terus diperbaharui berdasarkan evaluasi rutin. Iyan men-argetkan SI menjadi jurusan favorit bagi mahasiswa yang berminat dalam dunia teknologi informasi. Bukan hanya bagi calon mahasiswa dari Jawa Timur, melainkan juga dari luar Jawa.

Dosen tak luput dari persiapan un-tuk akreditasi ini. Para dosen dikirim ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan mereka. Di dalam neg-eri, para dosen segera mewujud-kan kenaikan kepangkatan mereka.

Sarana dan prasarana turut mendapat perhatian. Pembangunan studio musik yang tengah berlang-

sung. Pembangunan sebuah studio musik tengah berlangung, sebagai sarana menyeimbangkan kegiatan akademik mahasiswa dengan kreati-vitas di bidang seni. “Panggung juga disediakan bila ada pementasan-pementasan mahasiswa,” tambah Iyan.

Tak hanya akreditasi tingkat ASEAN, Jurusan SI turut berharap dapat diakre-ditasi secara internasional. Berbagai kerjasama terus digalakkan. Saat ini, jurusan ini telah menjalin kerjasama dengan Korea, Taiwan dan Belanda. Peningkatan jumlah alokasi untuk ma-hasiswa asing terus dipertimbangkan.

Tahun lalu, jurusan ini juga telah mendapatkan predikat juara pertama di ITS dalam penelitian dan pengab-dian masyarakat. Rasanya, kesiapan SI untuk diakreditasi di tingkat ASEAN sudah tidak diragukan lagi.(sha/lis)

Page 23: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

fakultas

4124

kiprah mereka dosen & mahasiswa

Usai Tricycle Surya, ingin motor dan mobil SuryaITS sebagai institut yang berbasis

teknologi, memberikan tuntutan bagi semua elemen untuk selalu

berinovasi. Hal inilah yang selalu di-tekuni oleh dosen jurusan Teknik Mesin, Dr Muhammad Nur Yuniarto, pencetus sepeda yang ia beri nama Tricycle Surya. “Berawal dari adanya acara fun bike Jakarta-Surabaya ke-marin, saya terinspirasi ingin menya-jikan produk terbaru ITS,” terangnya, ketika ditanya tentang ide pembua-tan Tricycle Surya.

Proses pembuatan Tricycle Surya membutuhkan waktu cukup lama. Nur bersama timnya di Laboratorium Otomasi harus rela berkutat dengan pembuatan sepeda ini sekitar tiga bulan lebih.

Jerih payah Nur dan timmya, akh-irnya terbayar tuntas ketika tricycle

surya mereka sukses menempuh jarak Jakarta-Surabaya. Kebang-gaanpun terasa semakin sem-purna, karena tak lama setelah acara fun bike berakhir, pesanan untuk Tricycle mulai berdatan-gan.

Tak mau berhenti, kini Nur se-dang melakukan penelitian khusus untuk mesin berbahan bakar gas (BBG). “Sangat memungkinkan bagi kami untuk membuat terobo-san terbaru misalnya sepeda mo-tor surya,” tegas alumnus UMIST Inggris ini.

Nur bersama timnya, berencana event internasional di Australia 2013 nanti. Konsep yang ditawarkan berupa mobil surya. “Kami mencoba membuat rancangan mobil surya,” jelas Nur.

Nur memesankan, mahasiswa ITS dituntut untuk membantu negara dengan terus berkreasi. “Kita harus selalu berbuat sesuatu untuk bangsa, maka dari itu jangan pernah berhenti untuk selalu berinovasi,” pungkas Nur. (ali/fz)

Luasnya kawasan perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menuntut tersedianya

teknisi yang mampu mengelola wilayah kemaritiman Indonesia dalam jumlah yang besar. Terutama dalam bidang

Transportasi Laut. Nyatanya, yang se-lama ini mengatur sistem operasional perairan Indonesia, sebagian besar bukan merupakan insinyur Transportasi Laut, melainkan berasal dari beberapa disiplin ilmu yang lain.

Memahami hal tersebut, ITS telah menawarkan solusi dengan mendirikan sebuah program studi (prodi) baru, yang mengajar bidang keahlian trans-portasi laut setahun yang lalu. Hasilnya, beberapa prestasi telah ditorehkan oleh prodi muda tersebut. “Meskipun prodi Transportasi laut masih baru, prestasi kami sudah banyak dan telah dirasakan manfaatnya bagi masyara-kat,” ungkap Ir Tri Achmadi PhD.

Salah satu prestasi yang diraih oleh Seatrans (sebutan lain prodi Trans-portasi Laut) yaitu mendesain kapal Trhee In One milik Pelni yang saat

ini menjadi primadona baru dalam industri pelayaran Indonesia. Kapal tersebut memiliki tiga ruang utama untuk mengangkut tiga jenis muatan berbeda sekaligus. Yakni, orang, ba-rang, dan ternak.

Ketua program studi (kapro-di) Transportasi Laut ini me-nambahkan, saat ini pihaknya juga sedang memproduksi tiga buah kapal Three In One lagi pesanan Pelni. Selain itu, mer-eka juga sedang melakukan penelitian membuat sebuah software yang mengukur be-rat kontainer di atas kapal.

Dalam hal menjalin ker-jasama internasional, Seatrans sudah berhasil melakukan hubungan kerja dengan salah satu institusi dari Jerman dalam hal pengembangan laboratorium Transportasi Laut dan Logistik. “Laborato-rium ini akan sangat berguna untuk membangun logistik negara kepulauan,” tegas pria

asal Surabaya tersebut.Untuk kerja sama lainnya, Seat-

rans berhasil meyakinkan bank dunia sekelas world Bank agar membantu dalam hal pengembangan pendidikan. Yang lebih membanggakan, mereka mendapat bantuan dana senilai 1,5 juta euro untuk pengembangan kurikulum dan software terbaru dari pemerintah negara kincir angin, Belanda. “Di In-donesia yang mendapat bantuan ini hanya ITB dan Transportasi Laut ITS,” tambah Tri.

Tri melanjutkan, berdasarkan semua pencapaian yang diraih prodi Transpor-tasi Laut dalam kurun waktu setahun ini, mengindikasikan bahwa mer-eka benar-benar siap untuk lepas dari naungan saudara tua mereka, Jurusan Teknik Perkapalan. “Sekitar 60 persen kebijakan prodi Transportasi Laut, kami

sendiri yang menentukannya,” jelasnya.Kebijakan tersebut meliputi pengelo-

laan administrasi serta pemberdayaan laboratorium Transportasi Laut dan Logistik. Tak hanya itu, prodi ini juga sudah mempunyai delapan dosen inti untuk mahasiswa mereka.

Untuk lebih memperkuat posisi prodi Transportasi Laut sebagai jurusan yang mandiri, mereka merencanakan akan membangun gedung sendiri terpisah dari Jurusan Teknik Perkapalan. “Pro-posal pembangunan gedung sudah kami ajukan ke rektor ITS dan disetujui,” ungkap Tri.

Proyek pembangunannya sendiri, menurut agenda akan dimulai tahun ini yang terletak di depan Jurusan Teknik Perkapalan. Dalam rencana pembangunan tersebut, dicantumkan pula pembuatan empat laboratorium utama. Diantaranya, laboratorium Transportasi Laut dan Logistik, Infra-struktur dan Kepelabuhan, Telematika Transportasi Laut, serta Komputasi dan Risetoperasi.

Tri menambahkan, banyaknya labo-ratorium yang direncanakan, tak lain disebabkan oleh fungsi laboratorium itu sendiri. Yakni, menjadi tulang punggung prodi Transportasi Laut. Selain itu, juga untuk meningkatkan intensitas dan kuali-tas penelitian mahasiswa maupun dosen. “Saya merancang mahasiswa Jurusan Transportasi Laut bisa mempunyai tiga bi-dang keahlian. Yaitu pelayaran (shipping), kepelabuhan (port), dan transportasi multimoda,” terangnya.

Dari ketiga bidang keahlian tersebut, Tri mengharapkan agar alumni prodi Trans-portasi Laut dapat lebih berkontribusi bagi bangsa, khususnya turut menyelesaikan setiap permasalahan sistem transpor-tasi laut Indonesia. “Saya berharap, bisa menghasilkan sarjana-sarjana siap pakai terutama dalam hal penyelesaian masalah hubungan laut Indonesia,” pungkas Tri. (ali/esy)

Transportasi LautPrestasi mendunia, Siap untuk mandiri

Muhlas Hanif Wigananda, mahasiswa Teknik Sipil ini merasa prihatin akan

realita sedikitnya mahasiswa yang berminat membaca buku umum selain buku kuliah. “Kurangnya minat baca terhadap buku-buku umum menurut Muhlas bisa berdampak pada menurunnya kualitas karakter mahasiswa.

Kondisi seperti ini menggerakkan Muhlas dan lima orang temannya membentuk gerakan ITS mem-baca yang diawali dengan berdirinya Pustaka Merah Putih. “Waktu itu saya menulis note Facebook yang berisi judul buku koleksi saya,” tutur Muh-las. Tanpa disangka tulisan sederhana itu mendapat apresiasi positif dari teman-temannya. Itulah awal mula ide untuk merancang perpustakaan secara online.

mahasiswa ITS menyambut an-tusias launching perdana Pustaka Merah Putih yang diadakan di pe-lataaran Theater C bulan Desember lalu. Saat itu, berhasil meminjamkan lebih dari delapan puluh buku dalam waktu kurang dari tiga jam.

Saat ini Muhlas mengembang-kan Pustaka Merah Putih bersama

delapan orang teman lain. Dirinya mengaku pernah mendapat masukan untuk bekerja sama dengan per-pustakaan di ITS. “Sistem manajemen perpustakaan kami masih tergolong sederhana, kerjasama dengan pi-hak lain tentu akan kami pikirkan setelah kami punya manajemen perpustakaan yang bagus,”

Perbaikan dan manajemen Pustaka Merah Putih akan terus dilakukan. Untuk itu kiprah Pustaka Merah Putih tidak akan berhenti begitu saja. “Saya punya rencana untuk menjadikan Pustaka Merah Putih ini sebagai Lembaga Swadaya Mahasiswa (LSM), namun saat ini masih terkendala proses admininistrasi,” tuturnya.

“Di masa depan, kami ingin mem-buat cabang-cabang di universitas lain,” ungkap Muhlas.(anl/el)

menggagas Pustaka Merah Putih Ir Tri Achmadi PhD

Page 24: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

ftk

2540

kiprah mereka karyawan & alumni

Kesan sederhana dan selalu penuh syukur tak bisa lekat dari sosok Muslimin. Sejak

menapakkan kaki di ITS tahun 1982 silam, pria ini memberi peran yang besar bagi kampus perjuangan ini. Dari menjadi bagian dari Satuan Keamanan Kampus (SKK), hingga kini menjadi pustakawan ITS.

Wajar, hal ini berkaitan erat dengan semboyan hidup Muslimin untuk selalu bermanfaat bagi orang sekitar di setiap tempatnya berada. Hal itu pula lah yang kemudian melatarbelakangi Mus mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Firdaus, di kawasan Rumah Dinas ITS Blok U No. 40.

Pada tahun 1995 tepatnya, ia tergerak untuk mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an bagi anak-

anak. “Saat itu banyak anak muda cangkrukan dan bergerombol-gerombol tidak jelas,” ungkap pria kelahiran 12 Desember 1961 itu.

Awalnya, hanya sekitar 30 murid yang mendaftar dengan fasilitas seragam gratis. Kini muridnya sudah mencapai 53 orang. “Akan tetapi, guru yang mengajar saat ini tidak lebih dari tiga orang,” ujarnya.

Berkembangnya ilmu pendidikan membuat Muslimin harus mengganti metode yang ia terapkan dahulu. Pada akhir 1999, TPA Firdaus akhirnya berganti nama menjadi Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) Firdaus dengan metode qira’ati. Tak hanya belajar membaca Qur’an, anak-anak yang terdaftar di TPQ ini juga dibekali dengan pelajaran tata cara shalat, bahasa Arab dan juga hadits.

Selain itu, pria yang kini aktif sebagi pustakawan ITS ini pun tak lelah mengabdi. Ia juga aktif di masjid. Mus turut membantu mengatur tema khutbah Jumat. Tak sampai disitu, ia pun menjadi inisiator pengajian bagi karyawan perpustakaan ITS. “Biasanya pada setiap hari Rabu pagi di Ruang Majalah lt.3 atau mushola perpustakaan lt.2,” jelas lulusan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Wijaya Kusuma itu. (qly/fz)

Target ITS untuk menjadi Re-search University tahun 2017 nanti, mengharuskan semua

elemen membenahi segala kekuran-gan dan kelemahan yang selama ini terjadi. Begitu juga dengan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK), permasala-han softskill mahasiswa dan minimnya penelitian berstandar internasional, membuat fakultas Rekayasa kelautan tertua di Indonesia tersebut, segera mencari solusi.

Ketua Jurusan Teknik Kelautan, Suntoyo ST MEng PhD membenarkan bahwa kesadaran tentang meman-faatkan fasilitas umum dan kepedu-lian mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus turut mulai luntur. Dosen Teknik Kelautan ini melanjut-kan, untuk mengatasi hal tersebut beberapa kebijakan terbaru telah dikeluarkan, mulai dari peningkatan kuantitas kegiatan sosial dan peduli lingkungan, hingga penambahan ang-garan himpunan.

Di sisi lain, permasalahan tentang softskill juga dialami oleh mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, namun dari segi yang berbeda. Prof Ir I Ketut Aria Pria Utama MSc PhD CEng FRINA mengungkapkan, lemahnya kemam-puan berbahasa, terutama bahasa Inggris menjadi kendala tersendiri bagi mahasiswanya. “Pengalaman se-belumnya, beberapa mahasiswa kami

menjadi tertunda wisudanya, karena nilai TOEFL mereka belum memenuhi standar minimal,” jelasnya.

Ketua Jurusan Teknik Perkapalan ini menambahkan, untuk mengantisipasi hal tersebut tidak terulang lagi, be-berapa kebijakan telah ditetapkan. Diantaranya, nilai TOEFL mahasiswa Teknik Perkapalan yang akan men-gambil Tugas Akhir (TA) harus 477. “Untuk sementara ini, skor TOEFL 320 masih kami terima, namun untuk selanjutnya minimal 477,” tegas pria asal Bali ini.

Selain itu, dosen yang biasa disapa Ikap ini menjelaskan, para dosen pengajar juga diberi tugas untuk ikut meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mahasiswanya.

Atur Strategi, Tingkatkan Kualitas Jurusan di FTK

Selain softskill, beberapa strategi penting juga tengah dilakukan FTK. Ikap menuturkan targetnya terkait pendidikan ini. Yakni, sebelum tahun 2020, lebih dari 70 persen dosen Teknik Perkapalan harus bergelar doctor. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi tuntutan perkemban-gan teknologi. “Mahasiswa harus mendapat pelayanan terbaik. Jika semua dosen sudah doktor, mereka tidak akan rugi membayar mahal kuliah di ITS,” ungkapnya.

Sedangkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian berstandar internasional, kebijakan yang ditetapkan di setiap jurusan FTK hampir sebagian besar sama. Seperti yang dikatakan Ikap, institut telah mengeluarkan ultimatum, se-tiap jurusan harus mengembangkan Laboratorium Based Education (LBE).

Tak berhenti sampai disitu, intensi-tas kolaborasi riset dengan lembaga

nasional maupun internasional juga akan lebih ditingkatkan lagi. Hingga saat ini, beberapa universitas dari luar negeri telah sepakat untuk menjalin kerjasama dengan Teknik Perkapalan. Diantaranya, Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) dari Jepang dan National Cheng Kung University (NCKU) dari Taiwan.

Menanggapi hal ini, terobosan serupa juga dilakukan oleh Jurusan Teknik Kelautan. Pembuatan jurnal nasional maupun internasional bagi para dosen mulai ditambah. Untuk merealisasikannya, mereka telah melakukan kesepakatan dengan instansi internasional seperti Ku-mamoto University dan Hiroshima University.

Dengan berbagai wancana yang telah disusun di atas, FTK yang saat ini menjadi fakultas kelautan terbaik di Indonesia, ke depannya dapat meningkatkan prestasinya hingga mancanegara. “Kami berharap dapat menjadi lembaga pendidikan tinggi rekayasa kelautan bertaraf interna-sional yang menjadi rujukan bagi lembaga kelautan lainnya di Asia Tenggara,” pungkas Suntoyo. (ali/esy)

Fokus Kembangkan Softskill dan Research internasional

Sosoknya ceria dan suka bercanda, namun dibalik semua itu terdapat semangat dan kreativitas yang luar

biasa. Dialah Firsa Hanita. Berbagai event dan acara menjadi menarik dan istimewa di tangan alumni Teknik Lingkungan ITS ini. Terjun ke dalam kepanitian suatu acara pun agaknya telah menjadi hal

yang biasa bagi alumni tahun 1999 ini. Salah satu acara berkesan yang

pernah ia dan kawan-kawannya kerjakan adalah Comforting Tribute for a Troubled Nation. Event ini merupakan salah satu acara dari Dies Natalis ITS yang ke-40.

Melalui acara tersebut, ia mendapat rekomendasi dari salah seorang sound engineer dan mulai lebih aktif terjun ke dalam bidang kepanitiaan. ”Banyak yang meremehkan saya dan teman-teman, tetapi kami tidak menyerah dan berhasil membuktikan dengan menghadirkan event yang tak terlupakan dengan bintang tamu yang luar biasa, ” tuturnya.

Tidak hanya konser saja yang pernah ia besut, program ITS Gowes Jakarta-Surabaya pun tidak lepas dari sentuhan tangan kreatifnya. Dilain

waktu, ia juga pernah menjadi salah satu pelopor terselenggaranya ITS Progressive Rock Nite. “Saya bekerja dengan happy, tidak masalah seberapa besar acaranya. Biarpun event-nya kecil, kalau kita mengerjakan dengan happy hasilnya pasti lain, ” tambah Firsa.

Saat ini Firsa dan kawan-kawannya sedang membangun usaha di PT International Smart Career yang bergerak di bidang penyedia tenaga berkompetensi.

Sebagai salah satu pengurus IKA ITS di bidang kreatif, ia berharap ITS nantinya tidak hanya menghasilkan lulusan yang hanya pintar saja, namun juga harus kreatif. “Orang ITS itu hebat-hebat. Kalau kita solid, one band one sound .Insya Allah kesuksesan akan menanti,” pungkasnya. (izz/esy)

muslimin, dari Satpam, Pustakawan, hingga

Pendiri TPQ

Firsa, Kreatif Garap Event Jadi Istimewa

Prof Ir I Ketut Aria Pria Utama MSc PhD CEng FRINA, Kajur Teknik Perkapalan

Ketua Jurusan Teknik Kelautan, Suntoyo ST MEng PhD

Page 25: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

fakultas

3926

alumni

PP IKA ITS periode 2011-2015 diawal kepengurusannya member ikan b e a s i s w a u n t u k 5 0 a k t i v i t i s

mahasiswa ITS dalam program beasiswa Scholarship for The Next Leader. Pada tahun 2012 ini, 50 mahasiswa dinyatakan lolos seleksi dari 170 pendaftar. Total beasiswa yang diberikan IKA ITS dalam bentuk pembayaran SPP selama 2 semester adalah Rp 175 juta dan pada tahap awal di bulan Januari 2012 sudah dibayarkan SPP semester genap kepada 50 mahasiswa senilai Rp 87,5 juta. Nilai beasiswa ini naik dibandingkan tahun sebelumnya sesuai

biaya SPP pada tahun 2012. Penerima beasiswa tersebut dipil ih

berdasarkan beberapa kriteria, antara lain aktivitas dan posisi di organisasi, pendapatan orang tua, prestas i non akademik, dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Program beasiswa untuk aktivis ini telah dirintis sejak tahun 2008 sehingga pada tahun 2012 ini adalah untuk ke 4 kalinya PP IKA ITS secara berturut-turut melaksanakannya.

‘’Karena ini beasiswa khusus untuk akt iv i s , maka jabatan dan akt iv i tas mahasiswa di organisasi tentu menjadi

Jurusan Teknik Sipil ITS kini telah melaksankan Bilingual Courses. Kegiatan ini sekaligus sebagai

bentuk keseriusan dalam meraih international recognition. “Bilingual Courses di Teknik Sipil telah efektif diberlakukan sejak tanggal 13 Februari lalu,” ujar Budi Suswanto ST MT PhD, Ketua jurusan Teknik Sipil ITS.

Bilingual Courses ini mengharuskan semua dosen Teknik Sipil ITS yang

telah menempuh pendidikan master d a n d o k t o r d i luar negeri untuk mengajar dalam dua bahasa, yakni Inggris dan Indonesia . Dengan peraturan i n i , t e r d a p a t sedikitnya 40 mata kuliah yang akan dilaksankan dengan bilingual.

“Selain itu, selama ini persyaratan nilai TOEFL untuk kelulusan kerap m e n j a d i p e r m a s a l a h a n b a g i mahasiswa, oleh karena itu kita mulai menumbuhkan kemampuan bahasa Inggris itu sejak saat ini,” terang Budi.

Lebih lanjut, Dr Pujo Aji ST MT selaku Sekertaris I Jurusan Teknik Sipil ITS menerangkan, hal ini memang sudah seharusnya dilakukan agar mahasiswa

asing dapat menempuh studi di ITS atau di Teknik Sipil secara khusus. “Kesiapan kita untuk menyediakan kelas bagi mahasiswa asing adalah salah satu tujuan dari kegiatan ini,” tutur Pujo.

Tak hanya aktivitas belajar mengajar di kelas, bahasa Inggris pun juga digunakan oleh sivitas saat berada di dalam kantor sekertariat jurusan. “Saat mengajukan proposal misalnya, mahasiswa dan dosen kini diharuskan untuk berbicara dalam bahasa Inggris,” ungkap Dr Eng Januarti Jaya Ekaputri, Sekertaris II Jurusan Teknik Sipil.

Selain Bilingual Courses, keseriusan jurusan Teknik Sipil ITS untuk go international juga ditunjukkan dengan sejumlah kerjasama internasional. Salah satunya kerjasama dengan National Taiwan University of Science and Technology (NTSUST), Saxion University dan Hanze University di Belanda. (ald/fz)

50 Aktivis Kampus Terima Beasiswa Scholarship for next Leader

Teknik Sipil Laksanakan Bilingual Courses

Peduli Lingkungan, mahasiswa TL Kelola Sampah

Mulai dari diri sendiri , i t u l a h ka l i m a t ya n g dapat menggambarkan

keseriusan jurusan Teknik Lingkungan dalam upaya menuju kampus yang bersih dan sehat. Melalui kegiatan Teknik Lingkungan Memilah, Me-recycle, dan Mereduksi (TL3M), mahasiswa Teknik Lingkungan pun telah berhasil menjadi jurusan yang pertama kali merintis kegiatan penggelolahan sampah di ITS.

Pada pelaksanaan TL3M, sampah dikelompokan menjadi beberapa jenis. Mulai dari sampah kertas, botol, plastik, sampah residu, hingga sampah makanan. Setelah dipisah, barulah sampah kemudian didaur ulang.

Mahasiswa Teknik Lingkungan mendaur ulang sampah kertas dengan membuat cetakan kertas daur ulang.

“Sampah kertas itu dicacah, kemudian direndam selama satu malam, baru setelah itu dicetak,” papar Heri Setiawan, selaku Koordinator Pelaksana TL3M. Kertas-kertas itu kemudian digunakan untuk keperluan membuat id card, bahkan tak sedikit yang disulap menjadi bingkai foto.

Sedangkan untuk sampah botol, Heri mangatakan bahwa mahasiswa Teknik Lingkungan sebenarnya berencana membuat bottle bag dari sampah tersebut. Selain mengelolah sampah anorganik, mahasiswa Teknik Lingkungan juga melakukan composting untuk mengelolah sampah-sampah organik. Dengan menggunakan reaktor kompos, sampah-sampah itu didaur ulang menjadi pupuk kompos. “Untuk sementara, hasil dari composting ini

akan digunakan untuk lingkungan jurusan dulu,” uangkap Heri.

Selain TL3M, kedepan Teknik Lingkungan juga segera melaksanakan dua kegiatan yang kepedulian lingkungan lain. “Kita berenacana melaksanakan Green Trip dan Susur Sungai,” jelas Bariqul Haq, pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan.

Pada kegaiatan Green Tr ip, mahasiswa Teknik Lingkungan akan berkunjung ke desa-desa yang telah berhasil melakukan pengelolahan lingkungan dengan baik, hingga berhasil memanfaat sampah menjadi energi alternatif. Sedangkan pada Susur Sungai, mahasiswa akan membersihkan kali Wonorejo dan menanam mangrove di Bosem. (ald/fz)

Page 26: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

ftsp

2738

alumni

FOTO:ISTIMEWA

Jurusan Desain Produk Industri (Despro) kini sedang harap-harap cemas. Pasalnya, jurusan satu ini

bakal segera dimekarkan menjadi Fakultas Desain dan Indutri Kreatif (FDIK). Pengajuan proposal oleh ITS ke Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) pun telah dilakukan sejak awal tahun 2011 lalu. “Semua proses sudah dilakukan,

sekarang ITS tinggal menunggu surat keputusan dari Dikti,” ujar Ir I Gusti Ngurah Antaryama PhD, Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP).

S e b e l u m nya , D e s p ro te l a h mendapatkan persetujuan Direktur Akademik Dikti terkait rancangan pendirian FDIK. Despro mengajukan tiga jurusan yang akan didirikan di bawah bendera FDIK. “Tiga jurusan itu adalah Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Interior,” lanjut Ngurah.

Senada dengan Ngurah, Mantan Ketua Jurusan Despro, Ir Baroto Tavip Indrojarwo MSi juga mengatakan bahwa untuk awal pendirian FDIK akan hanya berdiri tiga jurusan. “Tapi selanjutnya kami merencanakan untuk membuat tiga jurusan baru

lagi, yaitu Desain Animasi, Desain Media, dan Desain Fashion,” ujar Baroto yang dihubungi di tempat lain.

Di sisi lain, sembari menunggu terealisasinya FDIK, Despro kini tengah mempersiapkan diri untuk membuka program S2. Oleh karena itu, jurusan yang mendapatkan dana hibah revitalisasi pendidikan di bidang industri kreatif itu kini sedang melengkapi berbagai fasilitasnya.

“Kami dapat dana hibah Rp 500 juta per tahun, dana itu akan diberupakan alat-alat desain, komputer, kamera, dan beberapa fasilitas penunjang studi yang lain,” tutur pria kelahiran Solo, 30 September 1964 itu.

Baroto kemudian mengatakan bahwa selain fasilitas, hal lain yang juga jadi perhatian Despro kedepan adalah pembangunan ruang pamer dan laboratorium yang memenuhi standar. (ald/fz)

Despro menunggu Realisasi FDiK

peni la ian utama kami,’ ’ u jar Dr I r Bambang Sampurno, se laku Ketua D e p a r t e m e n H u b u n g a n K a m p u s Pengurus Pusat (PP) IKA ITS.

P e n e r i m a b e a s i s w a i n i t i d a k hanya menerima uang saja, namun p a r a m a h a s i s w a t e r s e b u t a k a n terlibat langsung dalam acara yang diselenggarakan IKA ITS. ‘’Konsepnya bisa berupa Focus Group Discussing yang membahas tema tertentu,’’ ungkap Bambang. Kegiatan tersebut sebagai bentuk fo l low up bagi mahas iswa penerima beasiswa yang sudah ada sejak tahun 2008 lalu. Harapan IKA ITS adalah pada saat mahasiswa penerima beasiswa aktivis ini sudah menjadi alumni dapat ikut menjadi kader untuk melanjutkan kiprah IKA ITS dimasa

mendatang.‘ ’Harapannya akan ada generas i

yang smart dalam bidang organisasi, akademis, dan sosial masyarakat,’ ’ ujar Dr Ir Irnanda Laksanawan MSc Eng, Ketua Umum PP IKA ITS yang kini menjabat sebagai staf Ahli Menteri BUMN ini.

I r n a n d a m e n y a m p a i k a n b a h w a program beasiswa IKA ITS ini rencananya akan ditambah kuota penerima beasiswa pada periode mendatang. ‘ ’ IKA ITS mengusahakan penerima beasiswa ini bisa dua kali lipat untuk tahun depan,’’ ungkap Irmanda. Penambahan kuota ini bertujuan agar lebih banyak lagi mahasiswa aktivis yang bisa terbantu melalui beasiswa ini. (alumniits.com/bch)

Teknik Geomatika Kerjasama Internasional

Untuk pertama kalinya, jurusan Teknik Geomatika ITS segera merealisasikan kerjasama

internasional. Jurusan satu ini akan melaksanakan penandatanganan kerjasama dengan Chiba University Jepang tahun 2012 ini.

Beberapa bentuk kerjasama yang disepakati antara lain dibidang

pendidikan dan penelitian. “Untuk bidang pendidikan, kerjasama d i lakukan mela lu i program pertukaran mahasiswa dan dosen,” jelas Dr Ir Muhammad Taufik, Ketua Jurusan Teknik Geomatika ITS. Tak hanya itu, Taufik juga menambahkan, kerjasama ini m e m b u k a p e l u a n g b e s a r bagi Teknik Geomatika untuk melaksanakan program double degree. “Kami juga berencana untuk melakukan kerjasama

dengan Chiba University membuka program double degree S2 Teknik Geomatika,” tambahnya.

Untuk bidang penelitian, saat ini Teknik Geomatika sudah menjalin kerjasama dengan Chiba University melalui r iset remote sensing lingkungan dengan wahana nirawak.

H a s i l d a r i p e n e l i t i a n i n i memungkinkan manusia untuk dapat memantau dan mengetahui secara lebih dini jika terjadi pergesaran lempeng yang berpotensi gempa dan tsunami.

Ta u f i k m e n u t u r ka n b a h wa penandatangan kerjasama ini s e s u n g g u h n y a s u d a h d a p a t dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2011. “Sebenarnya sudah mau dilaksanakan bulan Oktober lalu, tapi kita terkendala dalam menyesuaikan waktu,” tambah Taufik.

Oleh karena itu, jurusan yang kini juga sedang merencanakan p e m b a n g u n a n l a b o r a o r i u m Hydroceanography itu memutuskan untuk melangsungkan peresmian kerjasama pada tahun 2012 ini. “Bertepatan dengan itu, kami juga akan menyelenggarakan konferensi internasional,” pungkas Taufik. (ald/fz)

Mantan Ketua Jurusan Despro, Ir Baroto Tavip Indrojarwo MSi

Dr Ir Muhammad Taufik, Ketua Jurusan Teknik Geomatika ITS.

Page 27: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

fakultasalumni

3728

IKA ITS turut berpartisipasi pada acara Gugur Gunung 2 yang meru-pakan rangkaian kegiatan Eco

Campus ITS. Gerakan dalam Eco Campus ITS merupakan upaya sivitas akademika ITS turut berpartisipasi menyelamatkan lingkungan melalui gerakan hemat energi, penanaman pohon, pengolahan limbah dan lain-nya. Kampus ITS saat ini menggu-nakan listrik dalam jumlah besar dengan tagihan sekitar Rp 500 juta/bulan yang setara dengan efek rumah kaca sebesar 3.650.000 kg CO2/tahun, penggunaan air dengan tagi-han sekitar Rp 300 juta/bulan dan menghasilkan limbah sebanyak 150 kg/hari yang setara dengan mene-bang pohon sebanyak 108/bulan (1 ton kertas setara dengan 24 pohon).

Program Eco Campus ITS ini sejalan dengan program kerja Pengurus Pusat

IKA ITS periode 2010-2015 Bidang Kepedulian Lingkungan Hidup, yaitu PP IKA ITS akan turut serta mensuk-seskan Eco Campus ITS. Program berikutnya adalah akan mengadakan sarasehan yang mengangkat tema Eksplorasi Permasalahan Lingkungan Hidup di Indonesia serta mengada-kan lomba Teknologi Ramah Ling-kungan. Ketua Bidang Lingkungan Hidup PP IKA ITS 2010-2015, Ir. Qo-maruddin memimpin delegasi IKA ITS yang berpartisipasi pada acara ini.

Pada acara Gugur Gunung 2 di kam-pus ITS ditandai dengan penanaman 1.100 batang pohon, sehingga total pohon yang telah ditanam pada acara Gugur Gunung mencapai 6.100 pohon. Untuk membentuk tubuh yang sehat, sebelum acara Gugur Gunung 2 dia-dakan senam pagi masal antara sivitas akademika ITS dan alumni ITS. Untuk

selalu menjaga semangat kepedulian lingkungan, pada acara G2 ini juga menghadirkan pameran karya fotografi dengan tema Eco Campus. Pameran ini merupakan hasil kerjasama dengan UKM Fotografi (UKAFO) ITS. Tak kurang 193 foto hasil karya 79 peserta kom-petisi fotografi Nature In Art, dipajang apik. Potret ITS dan keterkaitannya dengan Eco Campus sengaja dihad-irkan dalam jepretan frame kamera.

Dukungan kegiatan Eco Campus ITS ini adalah merupakan salah satu dari dukungan PP IKA ITS 2010-2015 dalam rangka mewu-judkan ITS sebagai kampus yang ramah lingkungan (Green Campus) serta branding ITS sebagaimana dukungan yang diberikan pada acara Nggowes ITS Jakarta - Sura-baya pada bulan Oktober - Nopem-ber 2011. (alumniits.com/bch)

iKA iTS Dukung Pelaksanaan Eco Campus iTS

“Respon pendaftar luar biasa. Input yang mendaftar meningkat hingga mencapai 500 orang,” tutur Imam. Dengan kuota sebanyak 72 orang, tercatat sebanyak 68 orang yang mendaftar ulang sebagai mahasiswa D3 Teknik Metrologi dan Instrumentasi.

“Jumlah ini masih sangat sedikit dibandingkan 5000 orang yang dibutuhkan Kemenperindag. Belum lagi kebutuhan oleh industri lainnya,” tambah Imam. Itulah mengapa peluang kerja bagi lulusan bidang metrologi menjadi sangat besar.

S e l a n j u t n y a I m a m a k a n

mengusahakan kerjasama dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja di bidang metrologi. Sementara itu, dalam perkuliahan nanti akan didukung oleh beberapa laboratorium di luar ITS. Saat ini, D3 Teknik Metrologi dan Instrumentasi telah menjalin kerjasama dengan Laboratorium Metrologi Jawa Timur.

Perubahan ini juga diharapkan menjadi pendukung terbentuknya Fakultas Teknologi dan Sains Terapan (FTST) yang sedang dicanangkan ITS. “Harapannya nanti, lulusan juru tera ini dapat memenuhi standar tenaga kerja yang dibutuhkan. Hasil

pertamanya baru bisa dilihat sekitar dua tahun lagi,” tutup Imam.

Nantinya, lulusan bidang metrologi t idak hanya dibutuhkan oleh Kemenperindag. Beberapa industri lain di luar instansi pemerintahan pun beramai-ramai menyerap lulusan bidang metrologi dan instrumentasi ini.

“Lulusan metrologi yang disiapkan Kemenperindag bahkan sudah diperebutkan Astra dan Pertamina,” jelas Imam. Selain ITS, terdapat empat perguruan tinggi lain di Indonesia yang menjalankan kerjasama ini. (set/fi)

Selangkah Lagi, iTS miliki Fakultas Teknologi Elektro

Teknik Elektro ITS pernah menyandang status sebagai sebuah fakultas pada 51 tahun

lalu. Seperti kembali pada sejarahnya, kini Jurusan satu ini tengah bersiap menjadi Fakultas Teknologi Elektro (FTE) ITS.

Dr Bambang Lelono Widjiantoro ST MT, Dekan FTI ITS menyetujui bahwa perkembangan Teknik Elektro terjadi dengan cepat. Hal tersebut mendukung jurusan ini menjadi sebuah fakultas. “ P e r k e m b a n g a n yang cepat ini harus d i d u k u n g d e n g a n memenuhi kebutuhan masing-masing cabang keilmuan,” Bambang menjelaskan.

P e n d i r i a n F T E d iusu lkan lantaran makin berkembangnya cabang keilmuan Teknik Elektro. “Mau, tidak mau, kebutuhan dalam Teknik Elektro harus ditampung,” ujar Dr Tri Arief Sardjono ST MT, Ketua Jurusan Teknik Elektro FTI ITS.

Pria yang akrab disapa Tri Ini menjelaskan, sejatinya pendirian fakultas tersebut sudah lama. “Saya

tinggal melanjutkan persiapan,” imbuhnya. Sejak kepengurusan tahun lalu, rapat terbuka, diskusi, hingga proposal telah dipersiapkan. Namun di sela-sela kesibukan, proses pembentukan FTE sempat terhenti sejenak. Padahal rencana pendirian fakultas ini telah tercetus sejak dua tahun yang lalu.

Hingga saat ini, Jurusan Teknik Elektro memiliki lima bidang studi. Bidang studi tersebut antara lain Telekomunikasi Multimedia, Teknik Sistem Tenaga, Komputer, Elektronika, dan Teknik Sistem Pengaturan. Masing-masing bidang studi tersebut memiliki banyak cabang yang juga

berkembang dengan cepat.Setelah melalui tahap persiapan

yang cukup panjang, kini sampai lah pada tahap finalisasi. “Rasanya sudah ada lampu hijau. Kami sudah ditunggu untuk presentasi oleh Senat,” tutur dosen kelahiran Surabaya ini. Menurut perkiraan Tri, presentasi tersebut dapat dilakukan

setelah finalisasi rampung, sekitar bulan Februari 2012.

Jika FTE telah didirikan, rencananya hanya akan t e r d a p a t d u a j u r u s a n terlebih dulu, yakni Jurusan Teknik Elektro dan Jurusan Telematika. Saat ini kurikulum untuk Jurusan Telematika telah dipersiapkan.

“Ada banyak masukan sampai mengerucut ke dua jurusan itu. Kita lihat perkembangannya dulu. Bisa saja dari dua jurusan

ini akan muncul prodi. Nanti dari prodi tersebut bisa saja menjadi jurusan, sampai bisa membentuk kurikulum sendiri,” ungkap lulusan S3 Biomedical Engineering, University of Groningen Belanda ini. Tri berharap, pendirian FTE ini akan membawa manfaat bagi kemajuan ITS.(set/fi)

Page 28: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

Tak hanya di ITS, isu mengenai r e n e w a b l e e n e r g y p u n menghangat di Indonesia. Isu

tersebut menarik perhatian beberapa akademisi ITS. Empat tahun lalu, Dr Ir Prabowo MEng mengawali sebuah ide penelitian mengenai sumber daya geothermal. Kini penelitian tersebut berkembang sebagai Organic Rankine Cycle (ORC), sebuah teknologi pembangkit listrik tenaga uap.

“Saya melanjutkan riset Pak Prabowo. Saat ini turbin uap dalam proses penyempurnaan,” ujar Ary Bachtiar KP ST MT PhD, anggota tim penelitian ORC. Selain Ary, Dr Wawan Aris Widodo ST MT juga tergabung dalam penelitian ini. Ketiganya merupakan dosen Teknik Mesin ITS.

Riset berawal ketika Prabowo memiliki ide untuk memanfaatkan p a n a s b u m i s eb a ga i s u m b er pembangkit listrik. Dari sekian banyak sumber geothermal yang ada, hanya sebagian yang dapat dimanfaatkan

untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi. “Daripada t e r b u a n g s i a -s i a k a r e n a te m p e rat u r nya t i d a k c u k u p tinggi, lebih baik d i m a n f a a t k a n d e n ga n s i s te m O R C , ” A r y menjelaskan.

B i a s a n y a t e k n o l o g i pembangkit listrik menggunakan air untuk menghasilkan uap. Namun dibutuhkan temperatur yang tinggi untuk mendidihkan air. Di sinilah letak keunggulan ORC, tidak diperlukan temperatur yang tinggi untuk memproses medianya. Gas buang panas sisa industri dapat dimanfaatkan untuk ORC.

Dalam penelitian ini, tim ORC dibantu dengan mitra dari CV Novalindo Utama Engineering yang

sekaligus membantu manajemen sampah di lingkungan kampus ITS.

“Dari sana kami optimis bisa mengembangkan turbin untuk menghasilkan listrik dari sampah,” Ary menambahkan. Beberapa prototype ORC telah diproduksi. Ary dan timnya menargetkan teknologi ini akan dapat diaplikasikan secara signifikan pada tahun 2014. (set/fi)

2936

fti alumni

oRC, manfaatkan Panas dan Sampah sebagai Pembangkit Listrik

D3 Teknik metrologi dan instrumentasi Penuhi Kebutuhan industri

Sejak 2011 lalu, D3 Teknik Instrumentasi ITS berubah nama menjadi D3 Teknik

Metrologi dan Instrumentasi . Bukan hanya nama, kompetensi perkuliahan pun mengalami sedikit perombakan. “Dulunya hanya belajar instrumentasi. Sekarang 40 persen tentang metrologi, 60 persennya instrumentasi,” ujar Imam Abadi ST MT, Ketua Program Studi (Kaprodi) D3 Teknik Metrologi dan Instrumentasi.

Menurut Imam, perubahan ini terjadi terkait kerjasama antara ITS dengan Kementerian Perindustrian

dan Perdagangan (Kemenperindag). Dalam l ima tahun ke depan, Kemenperindag menerima lulusan bidang metrologi sebagai penera instrumen ukur.

Proses perubahan nama dan kompetensi ini menghabiskan waktu selama setahun. Sehingga mahasiswa angkatan pertama D3 Teknik Metrologi dan Instrumentasi adalah mahasiswa angkatan 2011. Imam mengakui bahwa terjadi pelonjakan calon mahasiswa yang mendaftar. Hal itu adalah dampak dari publikasi yang dikeluarkan Kemenperindag.

Imam Abadi ST MT, Ketua Program Studi (Kaprodi) D3 Teknik Metrologi dan Instrumentasi

Penguatan Jejaring Jalinan Bisnis Antar Pengusaha dan Profesional muda

Alumni iTSMinggu (26/2), Ikatan Alumni

( IKA) ITS menggelar kegiatan perdana Silaturahmi IKA ITS dengan Pengusaha dan Profesional Muda Alumni ITS Jawa Timur. Bertempat di halaman Sekretariat IKA ITS Jawa Timur di Jl. Cokroaminoto yang juga merupakan kampus Magister Manajemen Teknologi (MMT) ITS.

Penguatan jejaring alumni ITS sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan terhadap keberhasilan alumni ITS dalam merintis dan mengembangkan bisnisnya, serta meningkatkan profesionalitas dibidang profesi. Kemampuan individu yang hebat tanpa didukung kualitas dan jaringan yang mumpuni, niscaya kemampuan dan keberhasilan alumni ITS tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

Jumlah alumni ITS yang mencapai lebih dari 72.000 alumni dan tersebar diseluruh Indonesia dan beberapa belahan dunia merupakan sumber supplier/pemasok yang hebat, sumber tenaga kerja yang luar biasa, dan sasaran marketing yang sangat solid dan menjanjikan. Namun kualitas jejaring alumni ITS menjadi tidak ada apa-apanya jika tidak ada jalinan silaturahmi dan komunikasi yang baik antar alumni ITS.

“Ini untuk mengenal sesama p e n g u s a h a ,” s e b u t H a m d a n i Bantasyam ST selaku Wakil Sekjen PP IKA ITS. Selain itu, diharapkan juga menjadi awal terbentuknya cluster-cluster bisnis untuk mempermudah dalam sharing ilmu dan pengalaman. “Contohnya alumni di bidang IT akan berkumpul dengan alumni di bidang IT. Begitu pula dengan bidang seperti konstruksi dan perkapalan,” ujar pria yang menjabat sebagai Manajer PT Nalco Indonesia.

Dalam acara ini hadir pula beberapa alumni ITS yang telah menduduki posisi

penting di perusahaan-perusahaan besar. Beberapa diantaranya adalah Manajer Petrokimia, Direktur Barata Indonesia, dan Direktur Semen Tonasa. Fokus peserta acara ini adalah pengusaha muda yang berusia di bawah 40 tahun. “Awalnya perkiraan kami sekitar 130 orang, tetapi ternyata yang hadir melebihi ekspektasi yaitu mencapai 150 orang,” ujarnya.

Sambutan baik datang dari Prof Dr Ing Herman Sasongko selaku Pembantu Rektor (PR) 1 yang hadir pada malam itu. “Yang paling penting untuk mencapai reputasi internasional adalah lewat kontribusi nasional. Semoga dengan acara ini dapat diwujudkan, seperti slogan ini,” ujarnya sambil menunjuk backdrop bertuliskan ITS untuk Indonesia.

Acara ini juga sangat penting dalam rangka menjadi jembatan bagi upaya pembinaan pengusaha m u d a “ ya n g m a s i h m e n j a d i mahasiswa ITS”, karena saat ini mulai bermunculan pengusaha muda yang masih mahasiswa namun sudah mendapatkan pengakuan ditingkat nasional dengan berpartisipasi diberbagai event lomba ataupun

pameran seperti wirausaha Mandiri 2012 yang diikuti oleh beberapa produk mahasiswa ITS seperti sego njamoer, krawu burger dan lainnya.

Secara khusus, fokus utama yang tengah dibahas dalam acara ini adalah terkait networking dan memperkuat jejaring bisnis. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Semen Gresik. Pesan yang ingin dibawa adalah cara berbisnis yang jujur dan jauh dari korupsi.

“Nanti ketika orang melihat entrepreneur dari ITS, mereka akan tahu bahwa bisnisnya beretika,” ungkap Machsus Fawzi ST MT. Ketua Departemen Hubungan Kemahasiswaan IKA ITS ini menuturkan, ini menjadi poin penting baik bagi yang baru memulai bisnis maupun yang sudah lama berkecimpung di dunia tersebut.

U n t u k ke d e p a n ny a a c a ra serupa juga akan diadakan di kota besar lainnya, seperti Jakarta dan Palembang. Dimana IKA ITS cukup kuat di sana. “Harapan kami di masa mendatang adalah semakin banyak entrepreneur muda dari alumni ITS yang akan mendukung perekonomian Indonesia,” harapnya. (its.ac.id dan alumniits.com/bch)

Page 29: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012

fakultasbem

3530

Pa g e l a ra n Pe k a n I l m i a h Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PIMITS)

dan Hari Budaya (Harbud) tidak akan ditemukan lagi. Pasalnya, dua kegiatan besar mahasiswa ITS tersebut akan digabung dalam satu gawe akbar bernama ITS Expo. Dengan mengangkat tema besar Revolusi Hijau dengan Teknologi Seni dan Budaya Demi Kemandirian Bangsa, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi branding baru ITS.

“Keputusan penggabungan ini dilakukan setelah melalui diskusi panjang yang melibatkan pihak birokrasi, alumni dan mahasiswa,” demikian ujar Faisal Maulana selaku Sekretaris Jendral (Sekjend) Eksternal BEM ITS yang membawahi kegiatan ini. Faisal menuturkan, pada bentuk kegiatan sebelumnya, PIMITS dan Harbud kurang melibatkan partisipasi seluruh elemen ITS.

Ia mencontohkan, pada pagelaran PIMITS dan Harbud alumni dan birokrasi hanya dilibatkan dalam hal dana dan legalitas acara. “Tidak heran PIMITS dan Harbud sering kali dianggap sebagai acara ekslusif BEM ITS saja,” papar Faisal.

Selain masalah tersebut, masalah branding juga turut menjadi pertimbangan. Pagelaran PIMITS yang telah 14 tahun dilaksanakan dirasa kurang mampu mencitrakan ITS keluar kampus. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya jumlah kunjungan pada PIMITS 14 dibandingkan dengan pagelaran sebelumnya, PIMITS 13.

Namun, keputusan penggabungan ini bukan tanpa masalah. Diakui oleh Faisal bahwa kesepakatan penggabungan baru dilakukan setelah Open Recruitment (Oprec)

panitia PIMITS dilakukan. Hal i n i b er i mbas pada konsep s e m e n t a r a y a n g t e l a h disiapkan oleh panitia PIMITS. “ Ka r e n a a d a penggabungan maka konsep p u n i k u t d i g a b u n g , ” ujarnya.

Selain konsep, masalah nama juga sempat menjadi perdebatan hangat di kalangan Keluarga Mahasiswa (KM) ITS. Sempat muncul adalah Sparkling ITS yang merupakan usulan dari alumni. Namun, nama ini masih dirasa kurang mencerminkan kampus dan mahasiswa ITS. Akhirnya, nama yang dipilih adalah ITS Expo yang merupakan usulan dari panitia sendiri.

Konsep Baru di iTS ExpoLazimnya dua kegiatan yang

digabung, ITS Expo menawarkan beberapa konsep baru. Ibnu Khanifuddin, ketua panitia ITS Expo mengungkapkan bahwa dalam kegiatan besar ini ada 27 sub kegiatan yang akan dihelat. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagian masih mengikuti konsep PIMITS dan Harbud namun ada pula yang merupakan gabungan dari keduanya. Beberapa kegiatan baru yang diandalkan adalah lomba recycle art dan rumah sampah serta wahana rumah hantu.

Mahasiswa yang kerap disapa Banu ini juga mengungkapkan bahwa acara ini akan dikelompokkan

dalam empat kategori yaitu kategori opening dan closing, kategori indoor, outdoor dan wahana. Rencananya, kegiatan ini akan menghabiskan biaya hingga Rp 1 Miliar.

Kegiatan yang akan diadakan pada (22-27/4) kelak ini menurunkan sekitar 310 orang panitia. Jumlah tersebut diharapkan mampu bekerja optimal mengingat singkatnya waktu persiapan. “Semoga panitia tetap konsisten dalam amanahnya,” ujar Banu.

Banu menambahkan, kegiatan ini nantinya akan mel ibatkan seluruh elemen mahasiswa ITS mulai dari BEM, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan mahasiswa, Paguyuban hingga komunitas-komunitas hobi dan keahlian. Kegiatan ini juga akan menghadirkan mahasiswa, pelajar hingga masyarakat umum sebagai partisipan. Baik Banu maupun Faisal sama-sama berharap bahwa ITS Expo ini mampu membuat gaung ITS lebih terdengar di kancah nasional. “Perubahan selalu ada dan hanya bisa diinisiasi oleh orang-orang yang berani,” pungkas Faisal. (ram/fz)

Perbanyak Riset, FmiPA Dirikan miPA Tower

Ma t e m a t i ka d a n i l m u pengetahuan alam (MIPA) adalah fundamen dari

semua ilmu teknik. Namun, fakta yang terjadi di ITS pondasi MIPA dirasa masih kurang melekat pada seluruh sivitas akademika. Begitulah diungkapkan oleh Prof Dr Drs RY Perry Burhan MSc, dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Dosen jurusan Kimia tersebut juga menyebutkan bahwa dosen MIPA pun cenderung sedikit. Padahal hampir seluruh jurusan di ITS mempelajari MIPA. Lantaran jumlah dosen yang relatif sedikit tersebut, maka sebagian besar dosen akan sibuk mengajar di kelas. Dosen menjadi jarang melakukan penelitian dan menggunakan laboratorium.

Burhan mengungkapkan bahwa seharusnya ilmu pengetahuan yang diberikan kepada mahasiswa harus berkembang. “MIPA harus terus berkembang dan menjadi landasan

dari ilmu terapan lainnya,” jelas pria berkelahiran Payakumbuh, 15 Februari 1959 ini.

B e r l a t a r b e l a k a n g s e m u a hal tersebut, dibangunlah MIPA Tower atau menara MIPA. “MIPA Tower ini nantinya menjadi pusat pengembangan sains,” pungkasnya sambil tersenyum.

Pembangunan MIPA Tower ini juga mendukung ITS sebagai universitas riset 2017 nanti. Dana sejumlah Rp 125 miliar dipersiapkan untuk pembangunan gedung pusat penelitian tersebut. MIPA Tower ini akan dibangun di antara gedung F dan gedung H FMIPA. Tidak tanggung-tanggung, sepuluh lantai pun akan dibangun diatas lahan yang dulunya sebuah parkiran mobil tersebut.

Pembangunan MIPA Tower tidak akan dilaksanakan secara langsung dalam bentuk sepuluh lantai. “Jika langsung sepuluh lantai belum tentu dalam 2012 ini selesai,” tuturnya menerangkan.

Burhan menjelaskan bahwa di dalam gedung MIPA Tower, akan dibangun berbagai laboratorium pengembangan ilmu pengetahuan a l a m . I a b e r h a r a p a d a n y a laboratorium ini akan menjadi tonggak perubahan pola pikir, bahwa MIPA adalah dasar dari semua ilmu. “Adanya banyak laboratorium ini kembali pada statuta ITS bahwa ilmu pengetahuan dikembangkan dari laboratorium,” pungkas pemilik gelar doktor dari Universitas Louis Pasteurs, Prancis ini.

MIPA Tower ini juga dilengkapi berbagai sarana pendukung. Seperti perpustakaan dan berbagai jurnal ilmiah baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy. Burhan mengatakan bahwa MIPA Tower ini didirikan tidak hanya untuk FMIPA saja, tapi untuk seluruh sivitas akademika ITS. Sebab MIPA adalah basis dari seluruh ilmu. “Adanya MIPA Tower ini sangat dinantikan,” tuturnya. (fin/el)

Perdana, iTS Expo Bakal Sedot Dana

Rp 1 miliar

Ibnu Khanifuddin, Ketua Panitia ITS Expo.

ini bertempat di universitas seluruh Indonesia. “Dilakukan kerjasama dengan himpunan mahasiswa jurusan kimia dari universitas lain untuk melaksanakan babak penyisihan,” pungkas mahasiswa angkatan 2010 ini.

Dari 305 tim yang mengikuti babak penyisihan, diambil lima puluh tim untuk mengikuti babak selanjutnya.

Tidak hanya dalam kelas, semifinal NCC pun dikemas dalam bentuk outbound. Hamdan menjelaskan bahwa sistem outbound tersebut merupakan masukan dari tim yang mengikutinya tahun lalu. “Terus menerus di dalam ruangan menurut mereka terasa membosankan, jika dengan outbound akan lebih asyik,” tuturnya sambil tersenyum.

Sistem outbound diaplikasikan dengan sebuah perjalanan dengan beberapa pos pemberhentian. Dalam setiap pos, disediakan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta. Di sisi lain, puncak final NCC pun tidak hanya dalam bentuk soal saja. Final yang digelar pada Minggu (4/2) tersebut semakin menantang dalam format praktikum. “Tahun sebelumnya hanya dengan praktikum titrasi, sekarang lebih menantang dengan elektroda,” tandasnya.

Akhir dar i Chemistry Week ditutup dengan workshop bertajuk Chemistry Make Our Life Simple. Acara ini mengenalkan ilmu kimia sejak dini kepada masyarakat. “Agar ilmu kimia bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” tuturnya. (fin/el)

Page 30: Majalah ITS Point 14

ITS Point l Maret 2012ITS Point l Maret 2012 3134

bemfmipa

Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BEM ITS) kembali

memberikan bantuan keringanan p e m b a y a r a n S u m b a n g a n Pembinaan Pendid ikan (SPP) dan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI). Kali ini, bantuan t i d a k h a nya d i b e r i ka n p a d a mahasiswa baru saja, melainkan pada seluruh mahasiswa yang membutuhkan. Posko yang dibuka selama lima hari sejak Senin (30/1) ini sedikitnya telah membantu 19 orang mahasiswa kurang mampu.

Posko ini bernama Posko Jujur dan Adil. Jujur karena transparansi dana bisa diketahui oleh siapapun dan adil karena berlaku untuk seluruh mahasiswa ITS. Gilang Akbar Al Fatih, Menteri Kesejahteraan Mahas iswa (Kesma) BEM ITS mengatakan bahwa posko ini tidak hanya diperuntukan untuk mahasiswa baru saja. “Angkatan berapapun berhak mengajukan permohonan,” ujarnya.

Berbeda dari tahun sebelumnya, posko ini diadakan pada awal semester genap. Gilang menuturkan, hal ini dikarenakan banyaknya mahasiswa yang kesulitan membayar SPP/SPI pada semester genap. “Bayar SPP-kan tidak hanya pada semester ganjil, semester genap pun banyak yang kesulitan,” tuturnya.

Bantuan yang diberikan oleh BEM ITS adalah berupa uang tunai atau fresh money. Uang tersebut berasal dari kas Kementerian Kesma kepengurusan sebelumnya dan sumbangan dari Ikatan alumni (IKA) ITS. Gilang mengungkapkan setidaknya terkumpul sekitar Rp 24 juta untuk bantuan kali ini.

Namun, mengingat terbatasnya dana yang terkumpul, Gilang harus bekerja lebih untuk menyeleksi mahasiswa yang berhak mendapat bantuan. Dari total 38 orang pelamar hanya dipilih 19 mahasiswa

u n t u k m e n d a p a t bantuan. “Mahasiswa-mahasiswa ini adalah mereka yang kondisi ekonominya pal ing m e m p r i h a t i n ka n ,” tutur Gilang.

Gilang menceritakan, menyeleksi penerima bantuan tidaklah mudah. Beberapa persyaratan h a r u s d i p e n u h i o l e h m a h a s i s w a y a n g m e n g a j u k a n permohonan bantuan, seperti surat keterangan tidak mampu, slip gaji orang tua, fotokopi KTM dan beberapa d o ku m e n l a i n nya . “Kita t idak hendak menyusahkan proses

pengajuan. Namun, bantuan harus betul-betul sampai ke tangan yang benar,” selorohnya.

M a h a s i s wa J u r u s a n Te k n i k M a t e r i a l d a n M e t a l u r g i i n i m e n u t u r ka n , p o s ko b a nt u a n S P P/ S P I i n i a k a n d i a d a k a n t iap semester. Namun, Gi lang m e n g u n g k a p k a n b a h w a langkah-langkah ini tidak akan b i s a b e r j a l a n t a n p a a d a ny a dukungan dari seluruh sivitas ITS. Secara khusus, ia menghimbau agar mahasiswa lainnya turut b e r p a r t i s i p a s i m e m b e r i k a n b a nt u a n . “ D o s en - d o s en s a j a b a n y a k y a n g m a u m e n j a d i donator, kenapamahasiswatidak?” tanyanya.

I a j u ga m e n g h i m b a u a ga r mahasiswa ITS mau peduli dan turut aktif dalam mendukung program-program penyejahteraan mahasiswa. “Masalah biaya tidak boleh jadi kendala untuk terus menuntut ilmu,” pungkasnya. (ram/fz)

Posko Jujur dan Adil Bantu mahasiswa Lunasi SPP/SPi

Tingkatkan Jiwa Saintis, iLmiPA Gelar Pertemuan

Menjunjung tinggi keilmuan sains, Ikatan Lembaga Mahasiswa (ILM) BEM

FMIPA seluruh Indonesia menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2012. Acara ini diikuti oleh pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA dar i 15 univers i tas d i Indonesia. BEM FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut berpartisipasi dalam acara yang digelar di Universitas Jember (UNEJ) pada Minggu(29/1).

“Acara in i bertu juan untuk m e n i n g k a t k a n j i w a s a i n t i s , menjadikan mahasiswa MIPA lebih peka terhadap kondisi lingkungan Indonesia,” pungkas Dwi Joko Fahrur, presiden BEM FMIPA ITS.

Acara diawali dengan seminar yang digelar selama dua hari. Seminar ini pun tidak luput dari keilmuan MIPA, yakni dengan tema Gerakan Hijau Penyelamatan Ekologi Indonesia. Tidak hanya itu, pengenalan budaya Jember oleh Gus dan Ning Jember pun dihadirkan. “Dalam seminar ini, kita dapat berbicara banyak tentang kebangkitan sains di kancah nasional,” tuturnya sambil

tersenyum.F a h r u r

mengungkapkan b a h w a d a l a m acara tersebut dibahas berbagai i s u k o n d i s i l i n g k u n g a n yang cenderung menghawatirkan. “ K i t a b e l a j a r m e m a n d a n g sains tidak hanya dalam l ingkup ITS saja,” ujar m a h a s i s w a Jurusan Statistika ini.

Selain membahas tentang kondisi lingkungan saat ini, juga dilaksanakan penanaman pohon di desa yang beberapa saat lalu diterjang banjir besar. Fahrur menjelaskan bahwa pemberian pohon secara simbolis diberikan kepada salah seorang kepala desa di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember.

Di sisi lain, bakti sosial pun dilaksanakan dengan penanaman pohon bakau di pantai Papuma. Diawali dengan pemilihan pohon

yang cocok untuk ditanam di l ingkungan pantai , kemudian mahasiswa menanam pohon bakau tersebut bersama. “Pantai menjadi pilihan penanaman agar tidak terjadi abrasi,” jelasnya.

Rencana ke depannya, BEM FMIPA akan bersinergi dengan MIPA NET, jaringan kerjasama nasional lembaga pendidikan tinggi bidang MIPA yang terbentuk tahun 2009. Kerjasama tersebut dilaksanakan untuk menggelar acara talkshow dan Lomba Karya Tulis Nasional (LKTN). (fin/el)

nCC 2012, olimpiade dalam Kemasan outbound

Lain daripada yang lain, National Chemistry Challenge (NCC) yang digelar oleh Himpunan

M a h a s i s w a K i m i a ( H I M K A ) ITS ini tidak hanya dilakukan di dalam ruangan saja. Pada tahap semif inalnya, ol impiade yang termasuk dalam Chemistry Week ini hadir dalam bentuk outbound, permainan diluar ruangan. Babak penyisihan dilaksanakan secara

serentak di 23 titik di seluruh Indonesia pada akhir Januari lalu.

Chemistry Week tahun 2012 ini terbagi menjadi lima cabang yakni Open House dan Chem-Mania yang menjadi pembuka dari kegiatan tersebut. Kemudian disusul National Chemistry Competition (NCC) dan Science Writing Competition 2012 (SWOT) serta ditutup dengan Workshop. Sebagian besar acara

tersebut diikuti oleh siswa SMP dan SMA. “Sekaligus mengenalkan Jurusan Kimia ITS kepada mereka,” tutur Hamdan Dwi Riski, salah satu sosok dibalik suksesnya Chemistry Week ini.

Memasuki puncak acara, Hamdan menyebutkan bahwa NCC tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya babak penyisihan digelar di SMA, NCC kali

Page 31: Majalah ITS Point 14

Para siswa tengah asik menyusun stik es krim untuk membuat jembatan dalam lomba Bridge Construction Competition yang diselenggarakan oleh D3 Teknik Sipil ITS. Lomba ini diikuti 109 tim dari SMA di wilayah Jawa dan Bali.

Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup (UKM PLH) Siklus ITS aktif mengkampanyekan cinta lingkungan salah satunya pemilihan sampah. Agar penanganan sampah bisa lebih tepat.

Beragam cara yang bisa diterapkan dalam mendorong para siswa SMP untuk lebih mencintai fisika. Himpunan Mahasiswa Fisika menggunakan Workshop Line Follower (WLF) yaitu workshop dasar-dasar robotika yang banyak digemari para siswa.

Kerjasama dengan kampus-kampus di luar negeri bagi ITS sudah sangat sering, tetapi dengan kampus yang ada di timur tengah adalah hal yang jarang terjadi. Prof Dr Sulaiman Al Homidan Dekan Fakultas Sains King Fahd University Petroleum and Minerals (KFUPM) mengunjungi ITS untuk membuka kerjasama dalam bidang perminyakan.

Pementasan seni Omnivorart yang digagas oleh komunitas seni mahasiswa Jurusan Biologi ITS. Omnivorart merupakan salah satu bentuk dukungan dunia seni terhadap kampanye lingkungan hidup. Geliat entrepreneur bagi Mahasiswa ITS sedang marak, seperti yang terlihat dalam

ajang pasar minggu ITS (PAMITS) yang diselenggarakan BEM ITS. terlihat dua mahasiswa sedang menjajakan minuman segar hasil kreasinya pada para pengunjung PAMITS.

Unit Kegiatan Mahasiswa Maritime Challenge (MC) ITS menjalani latihan perdana dengan perahu Rojo Segoro. Tahun ini MC ITS akan mengikuti Atlantic Challenge 2012 di Irlandia.

G A L E R I

Kreativitas mahasiswa kimia ITS yang sedang memperagakan pembuatan minuman dalam rangka memeriahkan agenda Chemistry Week.

Salah seorang peserta lomba teriak dalam ajang Engineering Physics Week (EPW). Peserta yang mampu menghasilkan suara dengan intensitas tertinggi mendapatkan hadiah handphone android.

Page 32: Majalah ITS Point 14