Laporan Instal Outdoor Wlan Point to Point-2

17
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN WLAN OUTDOOR POINT TO POINT Oleh: Rima Hidayati 4.35.11.0.22 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI D4 TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2014 1

description

Laporan Instal Outdoor Wlan Point to Point-2

Transcript of Laporan Instal Outdoor Wlan Point to Point-2

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN WLAN OUTDOOR POINT TO POINT

Oleh:

Rima Hidayati4.35.11.0.22

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI D4 TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2014PERCOBAAN WLAN OUTDOOR POINT TO POINT1. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN

2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN Outdoor

3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN

4. Mahasiswa dapat mengenal tentang aplikasi HOTSPOT

2. PENDAHULUANPola radiasi dari antena merupakan gambaran tentang variasi kuat medan elektromagnet pada titik yang berjarak sama pada antena. Praktikum kali ini selain melakukan pemasangan antena untuk komunikasi WLAN Outdoor secara point-to-point, juga melakukan pengukuran kuat sinyal yang diterima dengan pengubahan parameter azimuth dan tilting baik pada antena pemancar maupun antena penerima. Antena pemancar yang digunakan adalah antena jenis grid. 3. DASAR TEORI

Faktorfaktor yang perlu diperhatikan dalam membangun Wireless Outdoor adalah seperti berikut:

System Operating Margin

Gb 1: Aturan SOMDimana untuk konversinya :

dBm = (10Log10(Power Watts)) + 30

Watts = 10^((dBm 30)/10)

MilliWatts = 10^(dBm/10)

Dengan perumusan SOM:

SOM = RX Signal Level RX Sensitivity

RX Signal Level = TX Power TX Cable Loss + TX Antenna Gain FSL + RX Antenna Gain RX Cable Loss Dimana untuk perumusan Free Space Loss (FSL) :

Gb 2: FSLDowntilt Coverage Radius, daerah jangkuan yang bisa tercover dari BTS yang kita bangun dengan memperhatikan parameter dari kemiringan antenna, propagasi dari antenna dan ketinggian tiang dari antenna tersebut.

Gb 3: Downtilt Coverage RadiusDowntilt Antenna, kemiringan antenna yang dapat mempengaruhi jarak dan target coverage

Gb 4: Downtilt Antenna

Fresnel Zone, Daerah yang visualisasi dari hasil penyebaran lineofsight dimana signal telah keluar dari antenna.

Gb 5: Fresnel ZonePerangkat Wireless Outdoor antara lain :

Gb 6: Contoh Perangkat WirelessAntenna

Gb 9: PanelAntennaGb 8: DirectGrid AntennaGb 7: OmniAntennaLMR Cable

Gb 10: LMR cable

Gb 11: Pigtail CableAmplifier

Pigtail cable

Gb 12: AmplifierLightning Protector

Gb 13: Lightning ProtectorPowerOverEthernet (PoE)

Gb 14: PoEPola Radiasi

Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena adalah pernyataan grafis yang menggambarkan sifat radiasi suatu antena pada medan jauh sebagai fungsi arah. Pola radiasi dapat disebut sebagai pola medan (field pattern) apabila yang digambarkan adalah kuat medan dan disebut pola daya (power pattern) apabila yang digambarkan poynting vektor. Untuk dapat menggambarkan pola radiasi ini, terlebih dahulu harus ditemukan potensial

Dalam koordinat bola, medan listrik E dan medan magnet H telah diketahui, keduanya memiliki komponen vektor dan Sedangkan poynting vektornya dalam koordiant ini hanya mempunyai komponen radial saja. Besarnya komponen radial dari poynting vektor ini adalah :

Pr=

Dengan:

| E |=

(resultan dari magnitude medan listrik)

E(: komponen medan listrik E: komponen medan listrik : impedansi intrinsik ruang bebas (377 ().

Untuk menyatakan pola radiasi secara grafis, pola tersebut dapat digambarkan dalam bentuk absolut atau dalam bentuk relatif. Maksud bentuk realtif adalah bentuk pola yang sudah dinormalisasikan, yaitu setiap harga dari pola radiasi tersebut telah dibandingkan dengan harga maksimumnya. Sehingga pola radiasi medan, apabila dinyatakan didalam pola yang ternormalisasi akan mempunyai bentuk:

F( )=

EMBED Equation.3

Karena poynting vektor hanya mempunyai komponen radiasi yang sebenarnya berbanding lurus dengan kuadrat magnitudo kuat medannya, maka untuk pola daya apabila dinyatakan dalam pola ternormalisasi, tidak lain sama dengan kuadrat dari pola medan yang sudah dinormalisasikan itu.

P( )= | F( ) |2

Seringkali juga pola radiasi suatu antena digambarkan dengan satuan decibel (dB). Intensitas medan dalam decibel didefinisikan sebagai :

F( ) dB= 20 log | F( ) |(dB)

Sedangkan untuk pola dayanya didalam decibel adalah :

P( ) dB= 10 log P( )

= 20 log | F( ) |

Jadi didalam decibel, pola daya sama dengan pola medannya. Semua pola radiasi yang dibicarakan di atas adalah pola radiasi untuk kondisi medan jauh. Sedangkan pengukuran pola radiasi, faktor jarak adalah faktor yang amat penting guna memperoleh hasil pengukuran yang baik dan teliti. Semakin jauh jarak pengukuran pola radiasi yang digunakan tentu semakin baik hasil yang akan diperoleh. Namun untuk melakukan pengukuran pola radiasi pada jarak yang benar-benar tak terhingga adalah suatu hal yang tak mungkin. Untuk keperluan pengukuran ini, ada suatu daerah di mana medan yang diradiasikan oleh antena sudah dapat dianggap sebagai tempat medan jauh apabila jarak antara sumber radiasi dengan antena yang diukur memenuhi ketentuan berikut :

r >

r >> D danr .>> Dimana :

r: jarak pengukuran

D: dimensi antena yang terpanjang

: panjang gelombang yang dipancarkan sumber.

4. PERALATAN

1. Antena grid2. Access Point

3. Laptop

4. Software : web browser, ifconfig, ping

5. PoE

6. Kabel LAN Stright7. Adapter PoE 5. LANGKAH PRAKTIKUM

PointtoPoint Wireless

1. Pasangkan perangkat antenna pada tower sebelah utara lab Telkom dengan ketinggian 6 meter (site 1). Pasang perangkat antenna pada sebelah barat lab Telkom dengan ketinggian 2 meter (site 2).

Gb 15: Pointtopoint2. Atur downtilt pada site 1 sebesar 15 o dan pada site 2 sebesar -15 o.3. Pertama-tama login lahh ke ubnt melalu I web browser dengan ip 192.168.1.20. dengan username dan password = ubnt.

4. Masuk pada tab wireless. Pada set 1 setting wireless mode menjadi access point dan ipnya di ubah menjadi 192.168.1.21. pada set 2 setting wireless mode menjadi stasion dan ubah ipnya menjadi 192.168.1.20.

5. Lakukan scaning ssid pada computer melalui site 2.6. Ganti arah antenna site 2 pada azimuth 20 o, 87 o, dan 125 o.

7. Capture hasil yang telah diperoleh.

8. Setelah selesai bermain dengan azimuth, kini kita coba mengubah tilting dari masing-masing site, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. site 1 dengan tilting 15o, scan ssid ubnt dari site 2 berturut-turut dengan mengubah tilting site 2 dari 0o, 10o, 20o, 30o, 40o, 50o, 60o, dan 70ob. site 1 dengan tilting 22,5o, scan ssid ubnt dari site 2 berturut-turut dengan mengubah tilting site 2 dari 0o, 10o, 20o, 30o, 40o, 50o, 60o, dan 70oc. site 1 dengan tilting 11,25o, scan ssid ubnt dari site 2 berturut-turut dengan mengubah tilting site 2 dari 0o, 10o, 20o, 30o, 40o, 50o, 60o, dan 70o6. DATA PENGUKURANa. Pengubahan Azimuth pada Site 2:

Menghadap Utara dengan azimuth 20 o

Menghadap Timur dengan azimuth 87 o

Menghadap Selatan dengan azimuth 125 o

b. Pengubahan Tilting pada site 1 dan site 2:NoTilting pada Site 1Tilting pada Site 2Signal Strength (dBm)

115 o0 o-22

10 o-17

20 o-31

30 o-36

40 o-28

50 o-27

60 o-32

70 o-27

222,5 o0 o-39

10 o-17

20 o-19

30 o-51

40 o-63

50 o-65

60 o-55

70 o-60

311,25 o0 o-26

10 o-26

20 o-44

30 o-43

40 o-43

50 o-29

60 o-28

70 o-31

7. PEMBAHASANa. Dari data yang didapat terlihat bahwa ketika antenna menghadap ke timur dengan sudut azimuth 87o mendapatkan sinyal strength yang paling baik yaitu sebesar -24dBm. Hal ini dikarenakan antenna station mengarah lurus tepat ke antenna access point.

Ketika antenna menghadap ke utara dengan sudut azimuth 20o terlihat kurang maksimal dengan mendapatkan sinyal strength -29 dBm.

Ketika antenna menghadap ke selatan dengan sudut azimuth 125o juga terlihat kurang maksimal dengan mendapatkan sinyal strength -26 dBm.

b. Dalam hal tilting, dari hasil yang didapat saat itu belum dapat dipastikan tilting mana yang paling pas, sebab pengukuran signal strength yang didapat akan berubah-ubah meskipun tilting tetap. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh keadaan lingkungan saat dilakukannya pengukuran. Adanya kendaraan berlalu lalang, orang lewat, angin mempengaruhi nilai signal strength yang didapat.8. KESIMPULANa. Dari percobaan pengubahan azimuth yang telah dilakukan didapat bahwa point to point antenna grid akan mendapatkan hasil maksimal ketika antenna tersebut saling berhadapan.b. Sedangkan pada pengubahan tilting antena, adanya kendaraan berlalu lalang, orang lewat, angin mempengaruhi nilai signal strength yang didapat sehingga pengukuran belum dapat menunjukkan suatu kepastian tilting mana yang paling efektif.

2

_1135292681.unknown

_1135292683.unknown

_1135292684.unknown

_1135292682.unknown

_1135292679.unknown