Majalah Garuda: Juli 2011

download Majalah Garuda: Juli  2011

of 36

description

Majalah Garuda, publikasi bulanan dari Partai Gerakan Indonesia Raya.

Transcript of Majalah Garuda: Juli 2011

GARUDA

Edisi 7 / Juli 2011

Aryo DjojohADikusumoBertindak Nyata untuk RakyatGaruda Magz - Juli 2011 I

Ketua Umum PP TIDAR

II

Garuda Magz - Juli 2011

IKLAN

Garuda Magz - Juli 2011

1

GARUDADEWAN PEMBINAProf. Dr. Ir Suhardi Ahmad Muzani Ir. Sufmi Dasco Ahmad SH, MH dr. Felicitas Talulembang R. Asapa

DEWAN REDAKSI

Aryo Setyaki Djojohadikusumo Andi Debbie Y. Asapa, SH Muhammad Haris Indra, Sip

REDAKSI PEMIMPIN REDAKSIAndi Seto G. Asapa, SH, LLM

Belenggu Kemiskinanilayah Indonesia dipenuhi sumber daya alam yang melimpah. Hamparan tanah yang luas, berada di alam yang tropis zona yang dapat ditanami dan dibudidayakan sepanjang tahun. Kenyataannya, petani di negeri ini tenggelam dalam kemiskinan struktural. Negeri ini memiliki potensi lahan yang luar biasa luasnya. Potensi yang besar itu, sejatinya, petani Indonesia bisa memperoleh tingkat pendapatan yang tinggi. Kenyataannya, masih jauh panggang dari api. Kemiskinan, pengangguran, dan ketertinggalan menjadi bagian dari keseharian. Pengelolaan sumber daya alam negeri ini seyogyanya lebih banyak di tangan anak negeri. Hasilnya dominan dinikmati oleh bangsa Indonesia untuk kesejahteraan rakyat. Kenyataannya, keterlibatan asing dalam mengelola sumber daya minyak, gas, dan mineral masih sangat jelas bahkan merambat ke sektor agribisnis. Negeri ini butuh perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Seperti dituturkan Prabowo Subianto, sudah sepatutnya sistem perekonomian yang dianut bangsa ini diubah. Diperlukan keberpihakan efektif (effective political will) yang diikuti dengan reorientasi dan penajaman kembali strategi dan kebijakan pembangunan nasional. Diperlukan kebijakan yang lebih memberdayakan masyarakat. Dibutuhkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat kebanyakan. Hanya dengan begitu kehidupan penduduk negeri ini bisa meningkat, terbebas dari belenggu kemiskinan yang terstruktur.

REDAKTUR PELAKSANAUmi Tjende

W

WAKIL REDAKTUR PELAKSANAKemal Firdaus

REDAKTUR

Hayat Fakhrurrozi

REPORTER

Syarif Adnan, Imam Utomo

ART & DESAIN GRAFISAnton Ristiono

PHOTOGRAPHERFerry

SIRKULASIArifin

Garuda Magazine Jl. Danau Tondano T 10 A Benhil - Jakarta Pusat Email: [email protected]

Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Pemimpin Redaksi2 Garuda Magz - Juli 2011

DAFTAR ISISURAT PEMBACA4 Rubrik Sayap Garuda

LAPORAN UTAMA6 Membangun Indonesia Dengan Kedaulatan Pangan

LEBIH DEKAT10

Aryo Djojohadikusumo Bertindak Nyata untuk Rakyat

NEWS13 Prabowo Disambut Hangat Petani

10EVENT PROFIL

Aryo Djojohadikusmo Bertindak Nyata untuk RakyatOPINI26 Muhammad Harris Indra, SIP Supremasi Sipil atas Militer, Antara Angan dan Kenyataan

19 Tindakan Nyata TIDAR di HUT ke-3

SUARA PARLEMEN

22

20 Gerindra Minta Komisi III Hormati Putusan MK

28 Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Belajar dari Amy Chua

KOLOM

MENUJU 201430 Penyederhanaan Partai Politik Tak Jamin Perbaikan

Nur Iswanto

22 Nur Iswanto Politik itu Perjuangan

13

Prabowo Disambut Hangat PetaniGaruda Magz - Juli 2011 3

,

SURAT PEMBACAUntuk kritik, saran dari Anda para pembaca setia majalah Garuda kirimkan ke Redaksi Majalah Garuda Jl. Danau Tondano No. 10A Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210 atau kirim email ke [email protected]

Salam sejahtera untuk redaksi majalah Garuda. Kami merasa sangat senang bahwa Garuda bisa menjadi sebuah sarana untuk lebih mengenal kaderkader partai ini. Kami yang tinggal jauh dari hingar bingar politik ibu kota, jadi bisa mengetahui sosok petinggi partai kesayangan kami, apalagi ditambah dengan profil pribadi mereka yang jarang kami temukan di media lain. Semoga nanti Garuda bisa bisa memuat lebih banyak lagi profil-profil kader dari daerah. Karena kami para kader daerah walaupun dengan segala keterbatasan, tetap berjuang untuk memajukan partai demi negara tercinta Albert, Kupang Kami memang berencana untuk menampilakn semua kader-kader Gerindra dari seluruh penjuru negeri ini, namun satu dan lain hal tentu kami tidak bisa mengunjungi satu persatu. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan bantuan dari para kader di daerah untuk memberikan sumbangan tulisan baik itu mengenai kegiatan maupun profil dari kader potensial. Jika bapak Albert memiliki tulisan, silahkan mengirimkan kepada kami. Kami sangat menghargainya. Terima kasih

KADER DAERAh

perjuangan partai dan aspirasi para kadernya. Semoga Gerindra tetap jaya dan menjadi lebih besar dari sebelumnya. Robby, Medan Salam bapak Robby. Kami dari redaksi Garuda juga memiliki harapan yang sama dengan bapak. Dan tentu kami berharap bahwa perjuangan yang dirintis dengan susah payah tidak akan menjadi sia-sia karena merupakan cita-cita awal perjuangan partai. Dan semoga Gerindra tetap berjaya

kami yang setia dapat membantu kami mengirimkan beragam foto kegiatan sehingga bisa kami gunakan dikemudian hari.

t

t

Salut kepada majalah Garuda. Saya sebagai simpatisan Gerindra sangat berharap jika nanti partai ini menjadi lebih besar dari saat ini, para pemimpin dan petinggi partai tidak melupakan perjuangan awal. Saya juga berharap agar partai ini nantinya tidak seperti partai-partai lain yang begitu besar melupakan perjuangan awal dan pendukungnya. Semoga Gerindra tetap berjuang demi kepentingan rakyat. Saya juga salut terhadap para petinggi partai yang duduk di kursi DPR. Hingga saat ini mereka masih konsisten dengan 4 Garuda Magz - Juli 2011

TETAP KonsIsTEn

Salam perkenalan untuk Redaksi Garuda, saya sudah mengikuti majalah ini sejak edisi ketiga, dan saya merasa dalam setiap edisi selalu ada perkembangan yang lebih baik dibandingkan edisi sebelumnya. Namun saya memiliki beberapa saran. Secara garis besar kualitas foto di majalah ini cukup baik, namun ada beberapa yang sepertinya tidak layak cetak (foto Muzani diedisi Juni lalu). Saya juga memperhatikan sering terjadinya pengulangan pemuatan foto, apa hal ini disengaja atau memang stok fotonya tidak terlalu banyak? Namun terlepas dari dua isu kecil tadi, majalah ini tetap konsisten dengan terbit berkala setiap bulan, menyambangi kami sembari memberi informasi mengenai partai tercinta ini. Semoga TetapJaya, kepak terus sayap mu, Garuda. Muksin, Jakarta Terima kasih atas dorongannya pak Muksin, Untuk kualitas foto yang tidak layak cetak memang ada kelalaian pada kami sehingga terjadi hal demikian. Namun dimasa mendatang kami akan melakukan proses quality control dengan lebih teliti lagi. Menyangkut stok foto yg berulang, memang untuk saat ini kami agak kekurangan untuk stok foto, dan kami berharap para pembaca

KUAlITAs GARUDA

Salam kenal, saya baru membaca majalah Garuda dari edisi Permadi. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan. Yang pertama adalah kapan ya pertama kali majalah Garuda terbit dan jika saya ingin membeli majalah edisi terdahulunya bagaimana caranya ? Ditempat saya, sepertinya majalah ini belum terdistribusikan dengan bagus, bagaimana ya caranya agar saya bisa mendapatkan majalah ini dengan rutin. Terima kasih banyak. Roy Robert, Manado Salam kenal juga bapak Roy. Majalah Garuda pertama kali diterbitkan pada awal tahun 2011 ini, tujuan awal dari pembentukan media ini adalah sebagai media komunikasi dan ajang informasi bagi para kader partai. Untuk edisi yang lalu, bapak roy bisa langsung menghubungi kami untuk mendapatkannya dan jika ingin teratur untuk mendapatkan majalah Garuda, kami juga menyediakan layanan berlanganan bagi para pembaca kami. Silahkan saja mengirimkan email permohonan langganan. Terima kasih

sEJARAh GARUDA

Saya ingin bertanya, di beberapa edisi awal majalah Garuda saya sempat membaca ada rubrik Sayap Gaurda yang membahas tentang beragam organisasi sayap yang bernaung di bawah partai Gerindra. Namun dalam beberapa edisi terakhir saya tidak melihat rubrik tersebut. Saya merasa rubrik tersebut amat bermanfaat karena kita bisa lebih mengenal lebih jauh Organisasi sayap tersebut. Semoga nantinya rubrik tersebut bisa kembali hadir. Oh iya

RUbRIK sAyAP GARUDA

saya juga sangat menyukai rubrik dekat dengan, apa mungkin nantinya Garuda bisa menghadirkan beragam tokoh nasional diluar kader partai misalnya. Terima kasih Toni, Bandung Halo bapak Toni, betul sekali diawal-awal edisi kami terbit kami memang sempat membuat sebuah rubrik yang bernama Sayap Garuda dan memang rubrik tersebut dikhususkan untuk memuat segala macam hal yang berhubungan dengan organisasi sayap Gerindra dari mulai latar belakang, profil ketua hingga even. Namun dalam perkembangannya ternyata banyak organisasi Sayap Gerindra yang sedang tidak aktif atau tidak memiliki agenda. Namun nantinya jika memang kegiatan dan organisasi tersebut kembali marak, tentu kami kembali menghadirkan rubrik tersebut.

PolITUKUs sEbERAnG

Terima kasih kepada majalah Garuda yang telah memberikan beragam informasi seputar partai Gerindra baik itu agenda kegiatan, profil kader hingga berita pemilu. Boleh saya sedikit usul, bagaimana jika Garuda menampilkan politikus kawakan dalam rubrik profile atau sosok, terlepas dari mereka simaptisan Gerindra atau bukan. Sehingga kami bisa memiliki wawasan yang lebih luas serta cara pandang yang berbeda yang bisa digunakan untuk kepenting an Gerindra. Saya yakin ada beberapa politikus yang walaupun bersebrangan kubu memiliki persamaan visi dan pendangan tentang masa depan negeri ini. Aji Suroso, Malang Halo bapak Aji, usul yang menarik kami akan mempertimbangkan masukan dari bapak. Namun rasanya perlu kami informasikan bahwa masih banyak kader dan politikus Gerindra yang memiliki pemikiran luar biasa tentang bagaimana memajukan negeri ini, untuk sementara waktu kami sepertinya akan memfokuskan ke mereka, namun tentu saja tidak mengharamkan politikus lain dari kubu yang berseberangan untuk dimuat di rubrik sosok atau profile.

DEsAIn CovER

Salam kenal dari bumi Sriwijaa untuk para tim redaksi Garuda. Saya sangat senang dengaan adanya majalah Garuda. Dari segi berita mau pun tata letak majalah ini memiliki nilai lebih dibanding majalah sejenis. Namun saya memiliki sedikit saran mengenai desain Cover Majalah Garuda. Sejak dari edisi awal hingga yang sekarang desain sampul depan majalah Garuda tidak pernah mengalami perubahan signifikan, dan nuansa yang ditampilkan selalu warna warna tua dengan tone yang sedikit gelap. Mungkin bisa dirancang ulang agar sampul majalah ini bisa berkesan lebih meriah lagi. Terima kasih. Abas, Palembang Salam perkenalan juga Bapak Abas, Terima kasih atas saran dan masukanya, khusus mengenai desain cover, kami memang senganja untuk memilih warnawarna tua dengan tone gelap, agar kesan tegas lebih terasa. Jika kami menampilkan warna wanri meriah, hal itu sangat bertolak belakang dengan isi majalah Garuda yang menampilkan berita-berita serius. Namun dalam setiap edisi kami selalu memperhatikan sampul agar bisa tampil berbeda dengan edisi sebelumnya.

GARUDA

Edisi 7 / Juli 2011

ARYO DJOJOHADIKUSUMOBertindak Nyata untuk RakyatGaruda Magz - November 2010 II

Ketua Umum PP TIDAR

Foto Cover :Aryo Djojohadikusumo oleh Dok Pribadi

Garuda Magz - Juli 2011

5

LAPORAN UTAMA

Membangun Indonesia Dengan Kedaulatan PanganNegeri ini dianugerahi sumber daya alam yang melimpah. Lahan luas di alam yang tropis memungkinkan aneka tanaman tumbuh subur. Tapi kondisi itu kontras dengan kehidupan rakyat. Anugerah yang melimpah tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan penduduk. Pemenuhan kebutuhan pangan masih menjadi persoalan. Mengapa itu bisa terjadi? Apa yang salah dengan sistem perekonomian di negeri ini?Oleh Hayat Fakhrurrozi akta berbicara bahwa Indonesia adalah negara tropis terbesar kedua di dunia dan Indonesia adalah negara maritim kepulauan yang memiliki berbagai sumber daya hayati kelautan serta perikanan yang melimpah ruah. Dua hal tersebut jelas merupakan keunggulan kompetitif bangsa kita. Dan seharusnya dua hal tersebut bisa membuat bangsa ini lebih unggul dan maju. Namun lagi-lagi kenyataanya adalah Indonesia masih belum mampu berdaulat dan bersaing di atas keunggulan komparatif serta keunggulan kompetitif secara optimal. Mengapa hal ini bisa terjadi? dimanakah letak kesalahan bangsa ini? dan apa yang seharusnya bangsa ini lakukan agar bisa menjadi besar? Hal pertama yang harus dibenahi adalah sistem perekonomian yang dianut negeri ini. Mengapa demikian ? mari kita jabarkan beberapa fakta. Dari 27 persen luas zona tropis dunia, Indonesia memiliki 11 persen wilayah tropis yang dapat ditanami dan dibudidayakan sepanjang tahun. Indonesia juga termasuk negara dengan luas wilayah terluas. Berdasarkan luas wilayah dan luas lahan yang dapat ditanami, posisi Indonesia berada di urutan nomor 10 di dunia. Hal ini berdasarkan pada data World Bank (2009), dapat ditunjukkan dengan cakupan luas wilayah Garuda Magz - Juli 2011

F

Foto : Istimewa

6

1,905 juta kilometer persegi, sementara menurut Badan Pusat Statistik (2008), total luas daratan Indonesia sekitar 1,91 juta kilometer persegi. Dari cakupan luas wilayah tersebut, luas lahan yang dapat ditanam seluas 241,88 ribu kilometer persegi. Sayangnya luas lahan yang dapat ditanami di Indonesia hanya sekitar 12 persen saja. Karena sisanya berupa pegunungan dan perbukitan dan lain-lain yang tidak mungkin untuk diusahakan. (lihat tabel) Padahal menurut perkiraan World Bank (2009), lahan optimal Indonesia mencapai 836,106 kilometer persegi. Ini artinya, jika ditanami dua kali saja dalam setahun, maka potensi budidayanya sekitar 167,22 juta hektar. Apalagi bila

rentang 2003-2005, rata-rata hanya 538 dolar setahun atau hanya setara dengan Rp 5.830 juta per tahun atau Rp 486 ribu per bulannya. Tentu saja hal ini memperkuat pameo ayam mati di lumbung padi benar adanya. Kemiskinan, pengangguran, ketertinggalan dan rendahnya pendapatan masih melekat pada bangsa ini, terutama pada para petaninya. Muaranya, perekonomian nasional pun dihadapkan pada kondisi penguasaan dan ketergantungan yang sangat kuat dan relatif besar kepada kekuatan dan kepentingan asing. Kondisi ini bahkan diperkirakan telah berlangsung lama. Indikasi keterlibatan kekuatan dan kepentingan

ditanami tiga kali setahun atau dibudidayakan sepanjang tahun. Negara Cina dan India yang juga memiliki lahan yang dapat ditanami dan lahan optimal jauh lebih besar dibanding Indonesia. Namun, bila dibandingkan dalam lahan dengan karakteristik tropis, potensi pertanian tropis Indonesia justru lebih besar bila dibandingkan dengan China yang hampir sebagian besar lahannya adalah subtropis. Apalagi bila hanya dibandingkan dengan India. Seharusnya, dengan potensi lahan yang tersedia, petani Indonesia bisa memperoleh tingkat pendapatan yang tinggi. Tapi lagi-lagi yang terjadi sebaliknya, nilai tambah yang dihasilkan dan dinikmati petani Indonesia malah termasuk yang terendah di dunia meski masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan China dan India. Buktinya pada

asing ini sangat jelas tergambar dalam pengusahaan dan pengelolaan sumber daya minyak dan gas serta sumber daya mi-neral lainnya seperti batubara, emas dan tembaga. Dalam dekade belakangan ini, penguasaan dan ketergantungan kepada kekuatan dan kepentingan asing ini telah merambat ke bidang dan sektor ekonomi utama lainnya. Tak hanya itu, penguasaan dan kebergantungan kepada kekuatan dan kepentingan asing ini pun telah berlangsung lama dan terjadi di bisang agribisnis. Contohnya perusahaan benih, pestisida, obat-obatan pertanian, serta alat dan mesin pertanian yang masih bergantung pada pasokan asing. Di bidang perikanan pun setali tiga uang, kekuatan dan kepentingan asing telah merasuk kuat seperti pada perbenihan, pakan dan obat-obatan, bah-

Semestinya dengan modal kemerdekaan yang telah bangsa ini capai ditambah dengan kesatuan yang utuh dan kuat, Indonesia sebagai bangsa dan negara mampu berdaulat dalam seluruh bidang kehidupan. Namun nyatanya kepentingan rakyat banyak, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945, menjadi tereleminasi dan dikalahkan oleh kepentingan serta dominasi asing

kan hingga perkapalan dan alat tangkap ikan. Hal yang sama juga terjadi di industri otomotif, elektronik, dan berbagai bisnis strategis lainnya. Oleh karenanya, sudah sepatutnya jika sistem perekonomian yang dianut bangsa ini harus diubah. Dan menurut Prabowo Subianto, diperlukan keberpihakan efektif (effective political will) yang diikuti dengan reorientasi dan penajaman kembali strategi dan kebijakan pembangunan nasional untuk memajukan bangsa ini. Semestinya dengan modal kemerdekaan yang telah bangsa ini capai ditambah dengan kesatuan yang utuh dan kuat,Indonesia sebagai bangsa dan negara mampu berdaulat dalam seluruh bidang kehidupan. Namun nyatanya kepentingan rakyat banyak, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945, menjadi tereleminasi dan dikalahkan oleh kepentingan serta dominasi asing. Memang negara-negara lain juga mengalami goncangan krisis ekonomi, tetapi dampak dan kemampuan untuk pulih Indonesia jauh lebih buruk dan lemah. Hal ini terutama disebabkan fundamental perekonomian nasional yang rapuh dan tidak berpondasi kokoh pada kaki sendiri, ujar Prabowo dengan lantang, sebagaimana yang tertuang dalam bukunya Membangun Kembali Indonesia Raya, Haluan Baru Menuju Kemakmuran (2009). Tak ayal, kondisi ini menunjukkan bahwa kelimpahan, keunggulan komparatif dan kompetitif sumber daya Indonesia belum sepenuhnya dimaksimalkan. Alhasil segala upaya serta usaha untuk membangun perekonomian nasional dalam kurun waktu sekitar 10 tahun, serasa sia-sia, dan kita seakan memulai lagi dari nol, tegasnya. Menurut ketua Dewan Pembina Gerindra, pertumbuhan yang telah dicapai saat ini pun masih belum mampu membuat Indonesia mencapai tujuan pembangunan itu sendiri. Yaitu pengentasan kemiskinan dan penghapusan pengangguran. Belum lagi tujuan lainnya, yaitu memenuhi aspek pemerataan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Garuda Magz - Juli 2011 7

LAPORAN UTAMA

Foto : Istimewa

Putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional yang masih relatif rendah, rentan dan rapuh terhadap goncangan eksternal global serta belum merata dan berkeadilan tersebut secara prinsip dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, perekonomian nasional kurang memanfaatkan sekaligus memberdayakan keunggulan komparatif. Yakni posisi strategis Indonesia sebagai negara tropis dan posisi geopolitis sebagai negara terbesar di Asia dan berada di tengah-tengah jalur perdagangan internasional terutama kawasan Asia-Pasifik. Kedua, strategi dan kebijakan pembangunan nasional kurang optimal dalam mengelola, mengembangkan kelimpahan serta keunggulan kompetitif Indonesia yakni sumber daya baik alam, lahan dan laut, jumlah penduduk, dan kapital. Ketiga, belum dikembangkan dengan baik modal sosial seperti kelembagaan koperasi, nilai-nilai gotong royong, kekeluargaan dan permusyawaratan. Keempat, kebocoran atau kecurangan lain seperti kegiatan ilegal di perikanan, kehutanan, pertambangan, penghindaran pajak dan penyelundupan lainnya. Peranan pemerintah dan negara yang justru diamanatkan oleh UndangUndang Dasar 1945 untuk dapat berperan sentral dan dominan bagi kemakmuran rakyat, dikebiri sekaligus dikikis lalu diserahkan kepada mekanisme pasar 8 Garuda Magz - Juli 2011

bebas. Oleh karenanya, menurut Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Prof Dr Ir Suhardi, MSc, dibutuhkan haluan baru yang dipimpin dan digerakkan oleh pemimpin baru, yang membawa semangat dan harapan baru. Menurut Ketua umum Gerindra ini, pergerakan dan perjuangan untuk mencapai Indonesia yang berdaulat, masyarakat yang adil dan makmur dalam wilayah NKRI, dapat digambarkan layaknya peperangan dan pertarungan antarbangsa. Bentuk dan formatnya pun mirip seperti perjuangan kemerdekaan, yaitu perang ekonomi untuk menguasai sumber daya alam (baik pengolahan lahan, migas, mineral, laut) dan pasar. Cita-cita kita adalah menang untuk berdaulat dalam penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam kita. Dengan begitu, kita akan mampu memanfaatkan pasar domestik bahkan mengembangkan pasar produk kita ke negara-negara lain. Untuk itu kita harus membangun keyakinan, kesadaran bersama, dan menyatukan langkah untuk bergerak dan berjuang memenangkan peperangan yang baru ini, papar profesor kehutanan ini. Sementara Anak Agung Jelantik Sanjaya, anggota Komisi IV dari Fraksi Gerindra DPR-RI menegaskan, keseriusan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan petani seharusnya tidak hanya dengan ditunjukan dengan

memberikan bantuan-bantuan langsung tunai. Hal tersebut justru membuat petani semakin tergantung dengan bantuan-bantuan tersebut. Pemerintah seharusnya membuat kebijakan yang bisa menguntungkan petani. Petani harus kuat dengan kemampuan yang dia miliki, sehingga mereka memiliki daya tawar yang tinggi dalam mengelola hasil pertanian mereka. tegasnya. Parahnya lagi, dalam kondisi kesulitan dan ketertinggalan seperti ini, perbankan milik pemerintah maupun swasta justru dengan mudahnya mengalokasikan sebagian besar kreditnya yang besarannya bisa mencapai triliunan rupiah hanya pada satu perusahaan swasta untuk membiayai proyek apartemen bagi kalangan super kaya dan elit di kota Jakarta. Tentu saja hal tersebut sangat ironis bila lebih dari 80 persen sumber daya ekonomi modal finansial, termasuk kredit perbankan, dialokasikan hanya bagi kurang dari 20 persen pelaku ekonomi. Di lain pihak, pelaku yang 80 persen lagi hanya berbagi dan berebut modal finansial sisa yang 20 persen, termasuk para petani di negara agraris ini. Padahal bagi negara pertanian, pemenuhan kebutuhan pangan dilakukan dengan memacu kemampuan produksi domestik. Strategi dan kebijakan ini dilakukan oleh semua negara kuat dan besar di dunia. Sebut saja Amerika Serikat misalnya, hingga kini terus mendorong pembangunan teknologi dan infrastruktur yang menunjang pemba-

ngunan pertanian. Amereka adalah produsen dan eksportir utama komoditas pangan dunia mulai dari jagung, kedelai, gandum hingga ayam broiler dan daging sapi. Pemerintah juga terkesan kurang tegas, tak berani melindungi petani, dan pasar domestik dari serbuan produk impor serta penetrasi perdagangan internasional, tegas Anggota Dewan Pakar Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri (MAI) ini. Menurutnya, untuk memperlancar dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pergerakan input serta output pertanian. Keberadaan infrastruktur tidak hanya dibutuhkan untuk mendukung usaha agribisnis yang sudah ada, tapi merangsang tumbuhnya usaha-usaha baru yang dibutuhkan petani dan keluarganya. Irigasi merupakan infrastruktur penting dalam pertanian karena air mutlak dibutuhkan dalam budidaya pertanian. Idealnya sistem jaringan irigasi harus menjamin ketersediaan air untuk seluruh wilayah pertanian tanaman pangan, terutama padi. Pengembangan waduk dan sistem jaringan irigasi harus selaras dengan daya dukungnya. Terlebih di tengah krisis keuangan global saat ini, yang berdampak langsung terhadap sektor pertanian dan perkebunan, makin menambah daftar panjang nasib buruk petani. Menurut Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Abdul Wachid, naiknya harga-

harga kebutuhan petani, seperti pupuk, pestisida, peralatan pertanian lainnya, serta terhambatnya ekspor hasil perkebunan menjadikan petani tidak saja merugi tapi juga tidak bergairah untuk berproduksi. Celakanya lagi, kondisi ini bisa membuat sektor pertanian menjadi kurang diminati, ujar pelaku industri tebu . Meski memang, petani yang merupakan proporsi terbesar penduduk Indonesia terjebak pada kondisi pemilikan dan pengusahaan lahan yang sempit sekali dengan rata-rata hanya 0,25 hektar per keluarga. Mereka hanya memiliki kesempatan yang sedikit untuk dapat meningkatkan kesejahteraanya melalui budidaya di lahan tersebut sehingga mereka juga terjebak pada kemiskinan struktural. Nilai tukar petani terhadap barang atau komoditas lainnya rendah sekali sehingga menyebabkan petani tidak mampu membeli kebutuhannya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Padahal menurut Julizar Idris, Ketua Departemen Sertifikasi Tanah DPP Partai Gerindra, saat ini pemerintah mengakui ada sekitar 7 juta lahan yang terbengkalai. Jika hal ini dimanfaatkan oleh petani, maka setidaknya ada 3,5 juta petani yang dapat menikmati lahan masing-masing dua hektar, tegasnya. Berangkat dari upaya membangun kembali ekonomi kerakyatan dengan

melihat kondisi umum dan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini, Partai Gerindra dengan disertai keyakinan dan optimisme yang tinggi telah menentukan tujuan, sasaran serta target strategi dan langkah-langkah program yang akan dilaksanakan. Pada dasarnya kebijakan dasar yang akan diberlakukan terdiri dari tiga bagian penting yang tak terpisahkan satu sama lainnya. Pertama, kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk memberi dorongan atau terobosan besar bagi sumber atau mesin pertumbuhan berkualitas atau dapat disebut kebijakan dorongan atau terobosan besar. Kedua, kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk optimalisasi pemanfaatan sumber daya nasional untuk mendukung pertumbuhan berkualitas atau dapat disebut sebagai kebijakan optimalisasi sumber daya. Ketiga, Mengurangi sekaligus menekan inefisiensi dan kebocoran yang terjadi dalam perekonomian nasional atau disebut kebijakan menekan kebocoran. Oleh karenanya, dengan platform membangun kembali Indonesia Raya menuju kemakmuran, Partai Gerindra menggugah dan membangun kesadaran serta keyakinan bersama bahwa kita mampu mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Syaratnya, kita bersatu untuk bergerak dan berjuang memenangkan peperangan baru menuju bangsa dan negara yang berdaulat, tegas Julizar.

Negara Berdasarkan Luas Wilayah dan Lahan yang Dapat Ditanami untuk Pertanian dan Kehutananno1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

negaraUSA India Rusia China Brazil Canada Australia Argentina Mexico Indonesia

nilai Tambah per Petani lahan yang luas Wilayah Dapat Ditanami lahan Kehutanan lahan optimal (Us $) (km2) (km2) (km2) (km2) 90-92 03-059.632.030 3.287.260 17.098.240 9.598.088 8.514.880 9.984.670 7.741.220 2.780.400 1.964.380 1.904.570 1.830.086 1.765.259 1.265.270 1.065.388 596.042 499.234 495.438 283.601 255.369 241.880 3.188.202 749.495 8.446.531 2.034.795 4.810.907 3.404.772 1.648.880 336.428 661.996 929.430 4.844.911 1.919.760 8.959.478 2.207.560 6.769.330 5.531.507 6.696.155 1.420.784 459.665 836.106 20.793 324 1.825 254 1.506 28.243 20.838 6.767 2.256 484 41.797 392 2.519 401 3.126 43.055 29.924 10.072 2.792 583

Garuda Magz - Juli 2011

9

LEBIH DEKAT DENGAN

Aryo DjojohadikusumoBertindak Nyata untuk RakyatOleh Hayat Fakhrurrozi - Foto Dok. TIDAR 10 Garuda Magz - Juli 2011

Ketua Umum PP TIDAR

Hampir separuh hidupnya dihabiskan di luar negeri, tapi ia tetap cinta akan negerinya. Jiwa merah putih begitu kentara ketika bicara soal Indonesia. Di sela kesibukannya sebagai seorang enterpreuner muda, ia tetap meluangkan waktu, tenaga, waktu, dan pikirannya untuk kemajuan generasi muda Indonesia yang dicintainya.

D

ialah Aryo Djojohadikusumo, Ketua Umum Pngurus Pusat Tunas Indonesia Raya (Tidar). Apa yang dilakukan pria berusia 28 tahun ini bukanlah sekadar mengekor ayahnya, Hasyim Djojohadikusumo yang ikut membidani lahirnya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bersama Prabowo Subianto, pamannya. Semua itu atas dasar kecintaannya pada negeri bernama Indonesia. Waktu itu saya masih di luar negeri. Saya mendapat kabar ayah dan paman saya mendirikan partai politik, hati saya pun tergerak untuk ikut membantu meski saya sendiri tak begitu menyukai dunia politik, aku lajang kelahiran Jakarta, 25 April 1983 ini.

nan Pusat (DPP) Partai Gerindra. Pria bernama lengkap Aryo Puspito Setiaki Djojohadikusumo yang mengenyam pendidikan luar negeri sejak 1996 hingga 2008 ini merasa beruntung bisa menikmati kesempatan itu hal yang baru disadarinya setelah ia kembali ke Indonesia. Di mata pecinta klub Arsenal ini, Indonesia sarat dengan potensi, bahkan berlimpah. Tapi pada saat yang sama, penduduk Indonesia meski sadar akan hal itu tapi tidak melakukan apa-apa. Lulusan University of London School ini berujar, Indonesia itu benar-benar negara adidaya. Sepantasnya Indonesia tidak diposisikan seperti saat ini. Saya adalah patriot, nasionalis, keluarga saya juga bagian dari pendiri bangsa ini. Saya tidak sudi Indonesia hanya sebatas ini.

tegas cucu begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini. Lantas seperti apa kiprahnya mengembangkan sayap partai sebagai penopang gerak perjuangan Partai Gerindra? Kepada Hayat Fakhrurrozi dari GARUDA enterpreuner muda ini memaparkan upaya dan gerak langkahnya sebagai Ketua Umum Tidar saat ditemui kantornya di kawasan Kebayoran Baru, awal Juli lalu. Berikut petikannya:Bisa ceritakan aktvifitas keseharian Anda?

Selain menjadi Ketua Umum Tunas Indonesia Raya (Tidar), saya juga diminta mengurusi binis keluarga di bawah bendera Grup Arsari. Selain menjadi pemegang saham dan komisaris di beberapa perusahaan keluarga, saya juga punya perusahaan sendiri, PT Karunia Tidar Abadi, juga aktif di yayasan keluarga. Jadi boleh dikatakan waktu saya terbatas.Kapan akhirnya Anda ikut terlibat dalam Tidar?

Setelah berkonsultasi dengan Hasyim Djojohadikusumo dan Fadli Zon, ia pun diarahkan ke Tidar, salah satu sayap Partai Gerindra yang mewadahi generasi muda Aryo mengangguk. Sekembalinya dari Inggris, pemilik PT Karunia Tidar Abadi ini resmi bergabung di Tidar, menjabat Wakil Ketua Umum mendampingi Mohamad Haris Indra yang didapuk sebagai Ketua Umum. Dalam perjalanan waktu, bersamaan dengan kesibukan Haris dalam pemilu legislatif 2009, Aryo diminta menggantikan posisinya. Pada Kongres Tidar pertama 2011, Aryo terpilih menjadi Ketua Umum Tidar periode 2011-2016. Tak sebatas itu, Aryo pun tercatat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpi-

Saya pun tidak sabar melihat Indonesia menjadi lebih baik dari ini. Tak heran bila di tengah kesibukannya mengurusi bisnis keluarga dan perusahaannya, Aryo getol mengkampanyekan gerakan Bertindak Nyata untuk Bangsa lewat Tidar yang dikomandoinya. Virus tindakan nyata ia sebarkan lewat langkah-langkah lima cinta Tidar yang terus mewabah dalam jiwa-jiwa pemuda Tanah Air. Ya lewat lima cinta yang diusung Tidar di antaranya Cinta Diri, Cinta Sesama, Cinta Belajar, Cinta Kesantunan dan Cinta Indonesia, saya mengajak anak muda untuk menyuarakan dan mendukung karya nyata anak bangsa demi terciptanya masa depan Indonesia yang lebih baik,

Saya adalah patriot, nasionalis, keluarga saya juga bagian dari pendiri bangsa ini. Saya tidak sudi Indonesia hanya sebatas ini. Saya pun tidak sabar melihat Indonesia menjadi lebih baik dari ini

Terus terang, di awal berdirinya Gerindra, saya masih di luar negeri. Waktu itu saya bilang ke Pak Hasyim, ayah saya, dan Bang Fadli Zon, kalau saya mau bantu partai bagaimana caranya? Akhirnya saya diarahkan ke Tidar sebagai salah satu sayap partai. Saya diposisikan sebagai Wakil Ketua Umum. Waktu itu Ketua Umumnya, Muhammad Haris Indra. Nah, berhubung dia sibuk saat pencalegan 2009 lalu, dia mengundurkan diri, saya diminta menggantikannya. Lalu saya terpilih kembali pada Kongres Tidar I, Februari 2011 lalu untuk masa bakti hingga 2016.Apa yang membuat Anda tertarik terjun di organisasi kepemudaan yang ada di bawah partai politik?

Anak muda sekarang kan semuanya ikut jejaring sosial seperti Facebook, atau Twitter dan yang lainnya. Karena di dunia maya tidak ada batasan, mereka itu curhatnya keluar semua. Keluhan tentang Indonesia, korupsi, kemacetan Jakarta, dan masih banyak lagi. Nah, saya kalau duduk bersosialGaruda Magz - Juli 2011 11

LEBIH DEKAT DENGAN

isasi dengan mereka, banyak di antara mereka kerjanya hanya mengeluh. Jujur, saya pribadi tidak mau mengeluh. Tapi harus melakukan sesuatu. Hebatnya, orang Indonesia itu hanya bisa mengeluh, tapi tidak mau melakukan sesuatu. Karena keluarga saya terjun di politik dan di partai politik itu ada wadah yang disebut sayap untuk kaum muda, Tidar, saya anggap inilah wadah yang cocok untuk saya dalam melakukan sesuatu. Dari situlah akhirnya saya ikut bergabung.Politik bagi Anda sendiri apa?

juang untuk Gerindra. Keberadaan saya di Tidar merupakan bagian dari elemen Partai Gerindra.Bagaimana kondisi Tidar saat ini?

pai mengganggu. Target kami hingga Oktober nanti Tidar sudah ada di 33 propinsi.Saat ini berapa anggota Tidar?

Sebenarnya saya kurang minat dengan politik. Karena politik diperlukan kemampuan seni diplomasi yang handal, komunikasi politik yang hebat, rasanya kemampuan saya di bidang itu masih kurang. Saya merasa kurang cocok di dunia itu. Saya lebih merasa nyaman dan cocok di dunia usaha. Saya bisa membuka lapangan pekerjaan. Berdasarkan pengalaman yang saya lihat dan rasakan, di dunia politik itu kerap tidak sehat, seperti fitnah, hasut, dan penuh intrik. Namun saya terus ber12 Garuda Magz - Juli 2011

Kalau tentang Tidar, saya tidak mau bicara banyak. Saya dan pengurus hanya ingin memperlihatkan bahwa kami sekarang ini masih dalam tahap pembentukan. Ibarat rumah, Tidar baru tahap konstruksi pondasi. Artinya, kami masih baru menyempurnakan AD/ ART, sistem organisasi, sistem pengkaderan, kurikulum pengkaderan. Nah, baru setelah pembentukan pondasi selesai, kami akan bangun kerangkanya dan terus ke tahap berikutnya. Setelah rumah itu jadi, tolong kami minta masyarakat mengevaluasi. Saat ini kepengurusan kami masih baru ada di 22 propinsi. Memang sebelumnya kami menargetkan hingga Mei lalu sudah terbentuk 33 kepengurusan da-erah, namun karena Gerindra juga te-ngah sibuk dengan verifikasi, mau tidak mau kami harus mengikuti kerja keras partai jelang batas verifikasi September mendatang. Jadi jangan sam-

Keanggotaan Tidar memang lebih banyak didominasi anak muda, putraputri dari pelaku dan simpatisan Partai Gerindra. Selain itu, ada juga dari organisasi pemuda lainnya. Anggotanya terdiri atas usia anak-anak hingga dewasa muda. Keanggotaan Tidar memang bener-bener pemuda, usianya tidak boleh lebih dari 35 tahun. Anggota saat ini tercatat 2.700 orang. Dalam masa perekrutan yang kami gelar di Tidar Cup III. kami menargetkan bisa merekrut 1.000 anggota baru. Targetnya hingga akhir tahun ada 10.000 anggota.Untuk keanggotaan, apakah Tidar juga punya perwakilan di luar negeri?

Pernah ada wacana membentuk kepengurusan Tidar di luar negeri. Tapi karena kebanyakan pemuda Indonesia tidak menetap dan lebih pada sesaat, jadi kami memutuskan untuk membentuk ke arah komunitas saja. Jadi lebih

pada komunitas. Jika ada salah satu pengurus di luar negeri, mereka membentuk komunitas di sana. Memang, banyak anak muda yang tengah kuliah di luar negeri ingin tahu tentang Gerindra. Nah, lewat komunitas inilah kita kumpulkan mereka dan menjelaskan visi misi dan perjuangan Gerindra Tidar yang ada di sana. Terlebih di dunia serba teknologi digital saat ini, gampang saja dengan jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter.Aktivitasnya apa saja?

Di Tidar ada banyak hal. Setidaknya ada sembilan bidang, tapi yang aktif seni, olah raga, dan budaya. Kita juga banyak melakukan kerja sama dengan partai selaku payung kita seperti seminar, diskusi baik yang berbau sosial ekonomi maupun politik yang tengah menjadi perbincangan. Contohnya, kita pernah menggelar diskusi soal Kasus Century. Tapi saat yang sama kita juga melakukan proses pendidikan dan pelatihan bagi anggota di seluruh Indonesia, sebagaimana yang dijalankan juga oleh partai.Soal pendidikan dan pelatihan, apa saja yang diberikan?

menyampaikan aspirasi dan memperkenalkan, inilah kami, Tidar. Ternyata laporan yang kami terima cukup mengagetkan. Banyak sekali anggota KNPI yang sudah ubanan, tidak aktif, kerjanya hanya muncul sewaktu-waktu, sebuah wadah ormas pemuda yang sama sekali tidak muda. Saya rasa ini sudah sistemik, endemik terjadi di seluruh Indonesia. Ini sama sekali tidak sehat untuk organisasi kepemudaan. Karena saya sangat kecewa, jadi saya bertekad jangan sampai Tidar menjadi seperti itu. Memang, banyak laporan dari teman-teman bahwa banyak orang yang mau gabung dengan Tidar, tapi usianya sudah lebih dari 35 tahun, bahkan ada yang 40 tahun, meski mengaku masih berjiwa muda. Dengan tegas kami tolak. Karena kami mau disiplin. Saya ingin mengubah paradigma itu.Jelang 2014, apa target Tidar untuk Partai Gerindra?

dra dan Pembina Tidar dengan bahasa yang nyambung kepada anak-anak muda. Karena kalau kita bicara pertanian, perikanan, ekonomi kerakyatan dengan anak-anak muda yang biasa dan sedang bersosialisasi di mal, dipastikan tidak akan nyambung. Tugas kami di Tidar mensosialisasikannya dengan bahasa mereka.Apa harapan Anda terhadap Tidar?

Setidaknya ada empat tingkatan pendidikan dan pelatihan yang diberikan Tidar kepada anggota secara cumacuma. Di antaranya untuk tingkat dasar kami memberikan pengetahuan dasar tentang apa itu politik, lembaga-lembaga negara, kesadaran politik, sejarah politik Indonesia. Yang penting juga kita memberikan pengetahuan tentang visi, misi, dan program serta perjuangan Gerindra, seperti ekonomi kerakyatan, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasannya. Setelah itu dilanjutkan ke jejang berikutnya yang disesuaikan dengan kemampuan skill anggota.Menurut Anda, seperti apa ormas pemuda sekarang?

Karena saya dipercaya sebagai ketua umum hingga 2016, saya harap Tidar bisa menjalankan aspirasinya untuk menyelamatkan Indonesia. Caranya, Tidar sebagai sayap penopang Partai Gerindra harus bisa membantu memenangkan kursi sebanyak-banyaknya dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Saya pribadi punya aspirasi, Tidar harus bisa menyiapkan 20 persen caleg dari Gerindra. Ini hanya aspirasi, apabila dapat syukurlah kami bisa kontribusi ke partai. Perlu dicatat, tidak sekadar untuk menjadi caleg dan bukan sekadar menyiapkan kader, tapi memenangkan Gerindra.Bagaimana dengan pencalonan Prabowo di 2014, apa kontribusi Tidar?

Harapan saya banyak sekali. Salah satunya, saya ingin menyelamatkan bangsa. Saya ingin menyalamatkan bangsa perlahan-lahan lewat berpolitik yang tentunya harus dengan partai politik. Sesuai dengan keinginan Pak Prabowo saat pendirian Partai Gerindra, mendirikan parpol yang profesional. Artinya, sistem pengkaderannya harus berjalan. Begitu pula dengan Tidar, harus menjadi sebuah organisasi pemuda yang berfungsi dan berpikir modern serta harus bisa berkelanjutan. Begitu nanti saya tidak lagi di Tidar, Tidar harus jalan terus mendidik generasi muda. Tidak harus menjadi calon pemimpin, tapi paling tidak calon politikus meneruskan perjuangan Gerindra atau menjadi pengusaha yang melek politik dan ikut serta dalam pesta politik. Saya ingin mengajak anak muda belajar politik. Berpartisipasi tidak harus berpolitik tapi dengan ikut serta dalam pesta politik menggunakan hak pilihnya. Saya berharap Tidar bisa membuat Gerindra bangga, anggotanya bangga, dan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Suatu saat nanti, saya berharap kita semua bisa melihat Indonesia menjadi lebih baik.

Terus terang saya kecewa dengan ormas pemuda Indonesia saat ini. Itu terlihat saat kami mengirimkan delegasi pada Rakernas KNPI di Palu. Kami kirim yang diangap mewakili kami untuk

Saya akan jujur, di kalangan orang tua anak-anak Tidar, Pak Prabowo sosok yang diidamkan. Tapi, mungkin bagi anak-anak muda, khususnya di kotakota besar yang dunianya beda dengan dunia petani, nelayan, buruh, pekerja migran, mungkin beliau belum nyambung. Nah, inilah tugas kami di Tidar untuk menyampaikan visi misi dan perjuangan Pak Prabowo sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerin-

Aryo Puspito Setiaki DjojohadikusumoTempat tanggal lahir: Jakarta, 25 April 1983 Jabatan: - Ketua Umum PP Tunas Indonesia Raya (TIDAR) 2011-2016 - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra 2008-2014 Garuda Magz - Juli 2011 13

NEWS & EVENT

Foto : Istimewa

ehadiran Letjen Purn Prabowo Subianto di arena Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XIII ternyata mampu menarik perhatian antusias para petani yang hadir pada acara Temu Wicara bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Mantan Calon Wakil Presiden pada Pemilu 2009 ini memang sengaja didatangkan sebagai pembicara di arena Penas KTNA XIII di Kutai Kartanegara (Kukar) dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum HKTI. Kendati demikian, putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini tetap memiliki kharisma yang mampu membuat para petani begitu antusias untuk mendekat dan mengabadikan sosok Prabowo. Temu Wicara dengan tema Meningkatkan 14 Garuda Magz - Juli 2011

K

Prabowo Disambut Hangat PetaniKesejahteraan Petani, Mewujudkan Kedaulatan Pangan ini berlangsung di Gedung Bela Diri, kompleks GOR Aji Imbut, Tenggarong Seberang, Selain Prabowo, Temu Wicara ini juga menghadirkan Pakar Pertanian Dr Ir Moh Jafar Hafsah serta Ketua Umum KTNA Pusat Ir Winarno Tohir. Dikatakan Prabowo, pembangunan pertanian yang sukses tidak seharusnya diukur dan berhenti pada pencapaian angka produksi yang tinggi. Namun lebih dari itu, peningkatan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian harus lebih diprioritaskan. Sektor pertanian adalah sumber hidup dan penghidupan bangsa maka perlu adanya peningkatan kesejahteraan bagi petani, membina dan mengembangkan kemampuan teknis dan ekonomi seluruh masyarakat pertanian terus dilakukan demi keberhasilan pembangunan sektor pertanian, tambahnya. Menurut menantu mantan Presiden Soeharto ini, pihaknya telah mengusulkan kepada Komisi IV DPR RI untuk menaikkan anggaran pertanian dalam APBN menjadi 10%. Usulan itu adalah hal yang akan diperjuangkan secara terus-menerus oleh HKTI agar terjadi peningkatan anggaran. Sebab, selama ini meskipun Indonesia dikenal sebagai negara agraris, namun dana untuk sektor pertanian hanya 1 persen dari APBN, imbuhnya. Lewat ajang Penas KTNA XIII di Kukar ini, Prabowo berharap kegiatan ini berjalan sukses dan dapat memacu semangat petani dan nelayan agar menghasilkan langkah-langkah terbaik serta sebagai motivasi untuk menuju pertanian yang lebih maju lagi.

yang rusak kalau bisa dijadikan kawasan produktif. Ini akan sangat luar biasa, katanya. Prabowo mendukung upaya Pemprov Kaltim mengajak para pemangku kepentingan untuk bergandengan tangan meningkatkan sektor pertanian. Termasuk dalam mendorong peningkatan investasi di bidang pertanian. Kita harus buktikan komitmen memajukan ekonomi melalui pertanian, jelasnya.

Foto : Istimewa

Komitmen Majukan Ekonomi Lewat PertanianProgram pertanian dalam arti luas yang terus digaungkan pemerintah daerah, belum sejalan dengan porsi anggaran yang dialokasikan dalam APBD atau APBN. Kemudian, maraknya alih fungsi lahan pertanian, serta investasi yang bergerak lamban, adalah faktor penting yang patut jadi perhatian bersama untuk memenuhi kebutuhan pangan di masa mendatang. Hal tersebut ditekankan Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabowo Subianto pada acara pelantikan pengurus HKTI Kaltim bulan lalu. Menurut Prabowo, pembangunan pertanian mutlak jadi perhatian bersama. Pertanian tidak bisa dipandang sebagai kegiatan ekonomi biasa. Tetapi sebaliknya, pertanian adalah kegiatan ekonomi strategis untuk mempertahankan eksistensi perekonomian bangsa. Dikatakan, pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan pertumbuhan ekonomi, khususnya menyangkut peningkatan produksi pangan.Kalau ini tidak disikapi sejak dini, akan menjadi masalah besar di kemudian hari, kata Prabowo.

Menurutnya, Indonesia, termasuk Kaltim, punya banyak keunggulan dibanding bangsa lain, karena berada di kawasan tropis. Sehingga dalam pembangunan pertanian, memungkinkan para petani panen padi 3 kali setahun. Sementara di beberapa negara nontropis, justru hanya mampu panen sekali setahun. Dicontohkan lagi, pohon kayu yang ditanam di Indonesia bisa panen pada umur 6-7 tahun, tapi di Eropa dan kawasan Amerika Utara butuh waktu sampai 25 tahun. Saya malah berpikir, hutan-hutan

Selain mengukur tingkat kepuasan masyarakat, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) juga mengukur tingkat kepuasan kader partai politik terhadap kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hasilnya, Partai Gerindra paling tidak puas dengan kinerja SBY. Hal itu berdasarkan survei yang dirilis LSI di kantornya, pada akhir bulan lalu. Berdasarkan hasil survei, tingkat kepuasan Partai Gerindra sebesar 25,0 persen, kemudian PDIP 40,7 persen, dan PKS dengan 40,0 persen. Sementara tingkat kepuasan Partai Demokrat sebesar 50,5 persen, dan PAN 55,0 persen. Tingkat kepuasan Partai Gerindra dan PDIP yang cukup kecil, dianggap

Gerindra Paling Tidak Puas Kinerja SBY

Garuda Magz - Juli 2011

15

Foto : Istimewa

NEWS & EVENTwajar oleh peneliti senior LSI Sunarto. Pasalnya kedua partai tersebut merupakan partai oposisi. Gerindra dan PDIP merupakan partai oposisi. Namun yang mengagetkan adalah PKS yang merupakan anggota koalisi, katanya. Secara sederhana, Sunarto menduga, kecil tingkat kepuasan di Partai PKS karena responden merupakan kader rumput PKS.Survei ini dilakukan terhadap 1.200 responden, dengan menggunakan metode random sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan quesioner. Margin error dalam survei ini sebesar 2,9 persen. Survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap SBY kini berada di bawah 50 persen. Tingkat kepuasan simpatisan Partai Gerindra paling rendah diantara simpatisan partai lainnya. Terkait hasil survei itu, Ketua Umum Gerindra, Suhardi menyatakan wajar jika rakyat tak puas dengan performa kepemimpinan SBY saat ini. Saya rasa wajar jika rakyat tidak puas. Kinerjanya juga nggak bagus, kata Suhardi. Menurut dia, buruknya pemerintahan SBY itu banyak dipengaruhi oleh kinerja para menteri dan pembantu lainnya. Menurut dia, para pembantu Presiden itu kurang cakap dalam menjalankan tugasnya. Para pembantunya tidak profesional. SBY tidak memilih orang-orang yang tepat, kata Suhardi. Dia mengatakan, para pembantu SBY itu terlalu banyak studi banding, tanpa memperhatikan rakyat yang harus mereka urus. Masak SBY memilih orang yang baru belajar, sedikit-sedikit studi banding. Kalau menteri belajar, DPR belajar terus, kapan kita kerjanya. Selain itu, kata Suhardi, pemerintahan SBY juga tidak menerapkan pemerataan pembangunan. Menurut dia, pola pembangunan SBY hanya terkonsentrasi di perkotaan saja. Di kota pembangunannya luar biasa. Tapi di desa-desa, para petani tidak diberdayakan, kata dia.

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono kembali anjlok.

Wajar Jika Rakyat Tak Puas SBY

Gerindra Makassar akan Usung Nadham Yusuf di PilwakoNahdam dianggap tokoh yang layak untuk ikut bertarung di pemilukada Kota Makassar mendatang dan berpengalaman tentang masalah yang dihadapi Kota Makassar. Sekretaris Gerindra Kota Makassar Arif Bahagiawan mengatakan partainya memang memprioritaskan untuk mendukung kandidat dari kalangan kader. Sejauh ini partainya belum tertarik memberi dukungan kepada kandidat lain. Kami memang belum welcome untuk memberi dukungan kepada figur di luar partai karena secara internal gerindra juga memiliki kader siap dan teruji, salah satunya Pak Nadham, beliau akan kita perjuangkan, kata Arif. Menurutnya, sejumlah nama yang mengemuka sebagai bakal calon wali kota dalam Pilwali telah mendekati Gerindra dan mengharap dukungan partainya. Namun hal tersebut masih ditanggapi dingin. Nadham Yusuf saat dikonfirmasi mengatakan dirinya tidak berani mengambil sikap secara individu dan saat ini masih melihat dinamika yang berkembang dalam partai. Saya sangat menghargai itu, namun untuk pengajuan nama saya bertarung di kancah pemilukada kota Makassar, semua terpulang kepada mekanisme partai dan proses yang akan berkembang ke depan,

Foto : Istimewa

16

Garuda Magz - Juli 2011

Foto : Istimewa

ujar mantan Ketua Umum Pemuda Pancasila Jakarta Utara tersebut.

Pelantikan IPSI Sulawesi TengahKetua Umum PB Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto mengatakan, masyarakat jangan menggangap bahwa olahraga hanya hiburan. Saya tegaskan bahwa pencak silat bukanlah olahraga yang hanya sekadar hiburan, melainkan warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia, ujar Prabowo. Ia mengatakan, pencak silat lebih dari olahraga, karena merupakan warisan budaya para leluhur bangsa, maka wajib bagi kita untuk tetap menjaga dan memeliharanya. Setiap daerah di Tanah Air, termasuk Sulteng, perlu terus memasyarakatkan serta mengembangkan olahraga pencak silat di semua kalangan, terutama di kalangan generasi muda. Menurut dia, bangsa yang besar dan kuat, kalau rakyatnya juga kuat. Olahraga pencak silat selain membentuk mental, juga karakter. Kalau mental dan karakter rakyat kita kuat dan baik, maka sebesar apa pun tantangan dan badai yang dihadapi bangsa Indonesia akan tetap kukuh dan tangguh. Bangsa kita tidak akan diremehkan oleh bangsa lain, ujar Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerinda itu. Ia berharap para pengurus IPSI Sulteng mengembangkan terus olah-

raga tersebut di daerah ini. Sulteng merupakan salah satu daerah yang telah melahirkan banyak atlet-atlet nasional, termasuk dari cabang pencak silat. Jika pembinaan berjalan dengan baik, niscaya makin banyak atlet berprestasi di tingkat nasional, bahkan internasional dari Sulteng. Kehadiran Prabowo di Palu selain melantik pengurus IPSI Sulteng, juga sekaligus akan menyaksikan langsung pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng periode 2011-2016. Kebetulan baik Ketua Ipsi maupun Gubernur Sulteng adalah Longky Djanggola-Sudarto yang merupakan kader dari Gerindra.

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Kota Jambi, diam-diam, ternyata sudah menyiapkan kadernya untuk maju di Pilwako Jambi 2013 mendatang. Bahkan, partai yang mempunyai dua kursi di DPRD Kota Jambi itu sudah menginstruksikan para kadernya yang bakal maju di Pilwako untuk bersosialisasi. Siapa kadernya belum bisa kita beberkan. Yang jelas Partai Gerindra siap untuk memajukan kadernya pada Pilwako mendatang, ujar Ketua DPC Partai Gerindra Kota Jambi, Putra Absor Hasibuan. Menurutnya, Gerindra tetap bersikap

Pilwako Jambi 2013 Siapkan Kader Murni

realistis terhadap jumlah kursi di DPRD Kota Jambi. Sehingga, untuk maju nantinya, kader Partai Gerindra tidak akan bersikukuh untuk menjadi orang nomor satu. Kader kita disiapkan untuk menjadi pendamping atau calon wakil walikota saja, katanya. Gerindra nantinya akan berkoalisi dengan partai yang mempunyai visi misi yang sama dalam memajukan Kota Jambi. Beberapa partai diakuinya juga sudah dilakukan komunikasi. Komunikasi sudah kami lakukan, tapi belum mengarah ke keputusan koalisi, sebutnya. Sedangkan untuk komunikasi dengan kandidat yang bakal maju di Pilwako Kota Jambi, menurutnya juga sudah ada pembahasan mengenai itu. Komunikasi dengan kandidat juga sudah kita lakukan. Hanya komunikasi kecil terkait Pilwako. Juga belum ada keputusan apapun mengenai dukungan, tandasnya. Dalam menentukan dukungan kepada kandidat yang bakal maju di Pilwako Kota Jambi. Partai Gerindra diakuinya tetap mengacu kepada hasil survei.

Gerindra dukung pemekaran AslabSekretariat Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerakan Indonesia Raya (DPC Gerindra), Kabupaten Asahan, mendukung adanya wacana pembentukan Provinsi Aslab atau Provinsi Sumatera Bagian Timur, yang terdiri dari Kabupaten Asahan, Labuhan Garuda Magz - Juli 2011 17

NEWS & EVENTBatu Raya, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu Utara, Batubara, dan Kota Tanjung Balai. Untuk memisahkan diri dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk mengikutin daerah lainnya yang telah di usulkan ke Pusat. Saya sangat setuju dan mendukung sekali, adanya isu pemekaran Provinsi Aslab, agar mendongkrak sector perekonomian rakyat ke enam daerah itu menjadi lebih bagus dengan adanya pembentukan itu.Sebab, selama ini perekonomian semua daerah ini sudah terlihat mapan dan sanggup untuk memisahkan diri dari Sumut ini,tegas Sekjen DPC Partai Gerindra Kabupaten Asahan, Rudi Hartono, Pemisahan ini sebut Anggota DPRD Asahan ini, untuk mengikutin tiga provinsi lainnya yang telah di usulkan untuk ke Pemerintah Pusat untuk dimekarkan, dan memisahkan diri dari Sumut, yakni, Provinsi Tapanuli, Sumatera Tenggara, Kepulauan Nias. Sedangkan ketiga daerah itu sebut Anggota Komisi C ini, tarap perekonomiannya saja masih lemah, sudah berani memisahkan diri dari Sumut dan ngotot membuat Provinsi baru. Masak, Aslab yang merupakan daerah yang banyak memiliki potensi alam yang cukup besar dari berbagai sektor, gak bisa dimekarkan, yah tidak mungkin sajalah. Selagi pemekaran itu bisa mensejahterakan rakyat dan telah memenuhi syarat undang-undang yang dikeluarkan pemerintah dalam pemekaran, kenapa gak kita dukung. Pastinya kita juga senang dan mendukung sepenuhnya dengan wacana itu,sebut Rudi Hartono sembari mengakui bahwa sejumlah Anggota Dewan yang ada di semua daerah Aslab, mendukung juga wacana pemekaran itu. lih pasangan Haryadi Suyuti - Imam Priyono. Menurut dia, selama ini akar rumput tidak pernah diajak berkomunikasi mengenai pemberian dukungan pada Pemilu Kada Kota Yogyakarta dan tahu-tahu DPC Partai Gerindra Kota Yogyakarta mendukung pasangan Hanafi Rais - Tri harjun. Kalangan PAC juga menilai Haryadi Suyuti lah yang telah menyatakan akan mendukung keistimewaan Yogyakarta. Sedangkan pasangan Hanafi Rais - Tri Harjun belum menyatakannya.Jajaran PAC ini juga siap jika harus menerima sanksi Kalau kami dapat sanksi, kami siap, tegasnya. Haryadi Suyuti sendiri mengaku terkejut dengan dukungan yang diberikan PAC Gerindra se Kota Yogyakarta. Dukungan itu ujarnya akan semakin memicu dan memacu semangat untuk memenangkan hati rakyat.

Meski Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Yogyakarta menetapkan dukungannya kepada pasangan Hanafi Rais dan Tri Harjun Ismaji sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Yogyakarta, ternyata tidak didukung Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerindra se-Kota Yogyakarta. Bahkan 14 PAC Partai Gerindra se Kota Yogyakarta berbalik dan memberikan dukungannya kepada pasangan yang diusung PDIP dan Partai Golkar, Haryadi Suyuti - Imam Priyono. Penyampaian dukungan 14 PAC Partai Gerindra Kota Yogyakarta kepada pasangan Haryadi Suyuti - Imam Priyono itu dihadiri sendiri Haryadi, pimpinan PDIP dan Golkar Kota Yogya, serta GBPH Prabukusumo dan KPH Endrokusumo. Ketua PAC Jetis, Saptono mengatakan, suara akar rumput memang lebih memi-

Gerindra Enggan Dukung Putra Amien Rais

Foto : Istimewa

Gerindra merombak anggota Fraksi Gerindra di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Alasannya, Gerindra khawatir kader-kadernya ikut ketularan praktik calo anggaran di Senayan. Saat ini Banggar DPR sedang menjadi sorotan. Kita melakukan rolling untuk penyegaran, sekaligus agar kader kami tidak tergelincir, ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, Fadli menjelaskan seluruh anggota Fraksi Gerindra di Banggar akan diganti. Penggantian ini dimaksudkan agar anggota Fraksi Gerindra tidak terlalu lama duduk di Banggar. Godaan korupsi di sana sangat tinggi. Kita takut kalau terlalu lama akan terpe-ngaruh. Ini untuk menyelamatkan partai juga, jelasnya. Fadli berharap anggota Fraksi Gerindra tidak memanfaatkan posisi mereka untuk melakukan korupsi atau menjadi calo di Senayan. Hingga kini, nama-nama pengganti Banggar masih dibahas di jajaran DPP dan Fraksi. Kita berharap anggota di Banggar bisa membuat anggaran yang pro rakyat, kata dia.

Gerindra Rombak Anggota di Banggar DPR

18

Garuda Magz - Juli 2011

Gelaran Bakti Cinta untuk Indonesia RayaSerangkaian aksi dalam rangka merayakan hari jadi Tunas Indonesia Raya (Tidar) yang ketiga, Pengurus Daerah Tidar DKI Jakarta, menggelar Bakti Cinta untuk Indonesia Raya. Kegiatan yang berlangsung di Kantor Pusat Tidar, Kamis (7/7) itu, terdiri dari donor darah bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), festival jajanan tradisional dan diskusi kepemudaan. Selaku generasi penerus, Tidar menyadari bahwa sudah saatnya pemuda tunas bangsa Indonesia melakukan sesuatu untuk maju bersama membangun negeri ini. Karena itu, apapun yang dilakukan Tidar, harus dalam rangka membangun generasi muda yang kokoh menuju bangsa yang kokoh. Dan inilah tindakan nyata kami sebagai bagian dari negeri ini dan ibukota Jakarta khususnya, demikian ditegaskan Riezky Delastama, Ketua PD Tidar DKI Jakarta saat ditemui di acara yang bertajuk Bakti Cinta untuk Indonesia Raya. Kegiatan sendiri diawali dengan donor darah yang diikuti sekira 30 orang kader Tidar. Sementara diskusi kepemudaan yang mengangkat tema Hanya Kaum Muda yang Bisa Merubah Indonesia dengan menghadirkan pembicara tokoh pemuda Ray Rangkuti dan tokoh agama Frans Magnis Suseno dilangsungkan pada malam harinya. Diskusi ini pun dimeriahkan dengan festival jajanan tradisional yang menyuguhkan jajanan pasar tradisional yang mulai sudah dilupakan. Dalam kesempatan itu, Riezky menegaskan bahwa Tidar komitmen untuk terus memperjuangkan aspirasi kaum muda dalam bertindak nyata bagi perubahan Indonesia, dan Jakarta khususnya. Menurutnya, hingga kini, Jakarta masih berkutat dengan permasalahan kemacetan, kebakaran dan kebanjiran. Sebagai kaum muda kami prihatin, dengan kondisi ini. Untuk itu, sekuat tenaga kami di Tidar memasuki usia ketiga akan terus melakukan tindakan nyata mulai dari yang kecil namun berarti bagi sebuah perubahan, ungkapnya. Garuda Magz - Juli 2011 19

Tindakan Nyata Tidar di HUT ke-3Negeri ini membutuhkan tunas bangsa yang berkepribadian cinta Tuhan, cinta bangsa, cinta sesama, cinta diri, cinta belajar, santun, nasionalis dan penuh semangat. Semua itu tak terlepas dari pengamalan empat pilar bangsa yakni Pancasila, UndangUndang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. Demikian ditegaskan Aryo Djojohadikusumo, Ketua Umum Pengurus Pusat Tunas Indonesia Raya (Tidar) dalam sambutannya pada diskusi kebangsaan bertajuk Keutamaan Pelaksanaan Empat Pilar dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang diselenggarakan oleh Tidar bekerjasama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI), pada Rabu (6/7) di Jakarta. Hal senada disampaikan Martin Hutabarat, Ketua Fraksi Gerindra MPR-RI, selaku pembicara menegaskan, Tidar sebagai wadah persemaian calon-calon penerus bangsa harus bisa melahirkan pemuda berjiwa merahputih, patriotik, dan nasionalis. Menurut Martin, salah satu faktor pemersatu bangsa ini adalah bahasa Indonesia.

Dari Sabang sampai Meurauke, penduduk negeri ini dipastikan akan mengerti saat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Dan pemudalah yang memperkuat hal itu saat mereka berkongres dengan bersumpah bahwa bahasa persatuan itu bahasa Indonesia, tegasnya. Sementara pembicara lainnya Andi Rahmat Wijaya menyampaikan bahwa dalam membangun bangsa yang kokoh, Tidar berpegang pada lima cinta yakni Cinta Diri, Cinta Sesama, Cinta Belajar, Cinta Kesantunan, Cinta Indonesia. Dengan lima cinta ini diharapkan akan terbentuk tunas muda bangsa Indonesia yang tahu mensyukuri nikmat dengan berbuat sesuatu untuk negeri ini, ujarnya. Diskusi seputar empat pilar yang dihadiri sejumlah sejumlah kaum muda itu merupakan salah satu rangkaian peringatan hari jadi Tidar ketiga yang jatuh pada 7 Juli. Selain menggelar diskusi wawasan kebangsaaan, di tahun ketiga ini, Tidar juga menggelar bakti sosial, Tidar Cup, Garuda Cup, kompetisi olahraga di daerah-daerah, festival seni, dan masih banyak lagi. Puncak perayaan akan dipusatkan di Semarang, bekerjasama dengan Pengurus Daerah Tidar Jawa Tengah pada 10 Juli nanti, terang Selly, Humas PP Tidar.

SUARA PARLEMEN

Foto : Istimewa

A

Gerindra Minta Komisi III Hormati Putusan MK

nggota Komisi III DPR Martin Hutabarat meminta ujarnya menambahkan. Terkait penolakan Komisi III jika Panitia Seleksi (Pansel) koleganya di komisi hukum untuk menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Calon Pimpinan KPK hanya menyerahkan delapan calon masa jabatan Ketua Komisi Pemberantasan sebagaimana disampaikan Benny Kabur Harman (Ketua Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menjadi empat tahun. Komisi III), dengan tegas Martin mengatakan, Pansel cukup Pasalnya, Putusan MK bersifat final dan mengikat, meskipun mengirimkan delapan nama calon. bukan berarti Busyro tetap menjadi ketua di Sebagaimana diketahui, hingga kini, lembaga anti korupsi itu. sejumlah anggota Komisi III DPR, masih Komisi III semestinya menghormati berbeda pandangan soal berapa nama yang harus diserahkan Pansel KPK pasca putusan MK. Karena, putusan tersebut putusan MK. Bahkan, sebelumnya, Benny bersifat final dan mengikat. Jadi kalau mengancam akan menolak calon yang MK mengatakan satu lagi masih tetap dikirimkan Pansel jika jumlahnya delapan menjabat, maka harus dipilih oleh panitia nama. Menurut Benny, Pansel KPK harus seleksi pimpinan KPK yang delapan orang. tetap menyerahkan 10 nama calon pimpinan Sedangkan satu orang lagi masih tetap KPK untuk periode mendatang. Busyro, ujar Martin, Atas perbedaan pendapat ini, internal Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, Komisi III akan segera menggelar rapat meskipun Busyro dipastikan kembali untuk menyatukan suara. Perbedaan menjadi pimpinan KPK, namun Busyro Martin Hutabarat pendapat ini, lebih disebabkan adanya belum tentu bisa kembali menduduki posisi ketua. Nanti kan DPR memilih empat orang sebagai interpretasi hukum yang berbeda atas putusan MK. Minggu pimpinan KPK. Kemudian memilih lagi lima orang tersebut depan kita akan rapat membahas itu. Diharapkan kita satu termasuk Busyro untuk diputuskan sebagai Ketua KPK, suara dulu dalam hal pimpinan KPK ini, ujar Martin. Garuda Magz - Juli 2011

20

Foto : Istimewa

Gerindra Dukung Panja Kursi Haram

Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mendorong Komisi Pemerintahan DPR mengungkap dugaan kursi haram di DPR. Gerindra minta Komisi menggunakan semua kewenangan yang dimilikinya untuk mengusut kejelasan persoalan ini, termasuk pembentukan panitia kerja (panja). Semua kewenangan yang dipunyai DPR harus digunakan, baik itu panja atau rapat dengar pendapat umum (RDPU), untuk mengklarifikasi masalah ini, kata Ahmad Muzani, Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra. Muzani mengatakan, kesimpangsiuran soal adanya kursi haram jangan sampai justru menggangu kinerja DPR dan hubungan antar legislator. Biar tak jadi bola salju liar, tak ada prasangka, kata Muzani. Melalui dua wakilnya di Komisi Pemerintahan, Al Rasyid dan Mestyarini Habie, Gerindra akan menyampaikan sikap soal pembentukan panja kursi haram. Kita mendukung, tidak ada salahnya dibentuk, kata Muzani. Kalau dengan RDPU sudah cukup untuk klarifikasi, tak perlu panja. Istilah kursi haram muncul ketika DPR menggelar rapat dengar pendapat dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), 6 Juni lalu. Ketua Bawaslu Bambang Eka

Cahya membeberkan temuan dua surat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang diduga palsu mengenai gugatan hasil Pemilu 2009. Surat mencurigakan itu pun telah diklarifikasi kepada MK. Hasilnya, MK menyatakan juga menemukan dua surat yang sama perihal putusan tersebut. Ketua MK Mahfud MD mengadukan kasus dugaan pemalsuan surat Panitera MK oleh anggota KPU ini kepada Mabes Polri pada 12 Februari 2010. Putusan ini terkait dengan gugatan calon legislator dari Partai Hati Nurani Rakyat, Dewi Yasin Limpo, di Sulawesi Selatan pada Pemilu 2009. Ketua KPU Hafiz Anshary juga sudah dimintai keterangan oleh kepolisian soal kasus ini. Muzani menuding karut-marutnya hasil pemilu legislatif 2009 adalah tanggung jawab KPU yang tidak profesional menjalankan tugas. Akibatnya, Partai Gerindra ikut kena getahnya. Gerindra yang awalnya memperoleh jatah 31 kursi di Senayan, tiba-tiba diralat oleh KPU menjadi 26 kursi seperti sekarang. Dari situ saja sudah terlihat kalau perhitungan KPU kacau balau, kata Muzani. Saya enggak tahu perhitungan pleno KPU itu atas dasar seperti apa. Tak hanya berdampak negatif pada Gerindra, kinerja buruk KPU juga mempengaruhi penilaian terhadap penyelenggaraan pemilu legislatif 2009 secara keseluruhan. Dari awal

sudah jelas, KPU tak profesional, menyebabkan reputasi Pemilu 2009 menjadi yang terburuk sepanjang sejarah republik, kata Muzani.

Partai Gerindra tak sepakat dengan langkah pemerintah menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi. Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat menilai pemerintah tidak perlu menghalangi warganya untuk menjadi TKI di luar negeri. Sebab, problem lapangan pekerjaan di Indonesia masih belum teratasi. Jika dihentikan maka akan terjadi lebih banyak pengangguran. Jangan halangi ke luar negeri. Kita butuh lapangan kerja, ujarnya di DPR bulan lalu. Pemerintah tidak boleh terbawa isuisu yang berkembang. Pemerintah tidak boleh takut dengan isu yang sangat keras tersebut. Pemerintah harus memikirkan yang serius. Jangan takut pada isu yang saat ini sangat keras mengecam pemerintah. Harus berbeda dengan masyarakatnya, terangnya. Menurut Martin, moratorium hanya bersifat sementara hingga menunggu kesepakatan Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dengan Arab Saudi. Buat konsep terbaik. Jangan sampai hasil terbaik jadi hilang, katanya. Garuda Magz - Juli 2011 21

Gerindra Tolak Stop Kirim TKI ke Saudi

PROFIL

Nur Iswanto

Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Selatan

Politik itu PerjuanganNaskah dan Foto Oleh Hayat Fakhrurrozi 22 Garuda Magz - Juli 2011

Hidup adalah perjuangan. Tak ada sesuatu yang bisa diraih tanpa perjuangan. Kerja keras yang sungguh-sungguh dilandasi dengan keteguhan hati, diyakini akan membuahkan hasil yang baik. Sikap hidup ini yang melandasi perlananan hidup H. Nur Iswanto, SH, MH, politisi kawakan Partai Gerindra asal Sumatera Selatan yang kini duduk di kursi DPR/MPR RI.

engan penuh perjuangan, ia mengaku harus menunjukkan kemampuan dan kepercayaan jika dirinya mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat. Walaupun pada dasarnya, ia sadar, jika perjuangan itu takkan akan pernah berhenti, sebab sebagai anggota parlemen, perjuangan lebih besar telah menunggu. Ia tak hanya di-tuntut menyuarakan aspirasi dari daerah pemilihannya, tapi juga aspirasi seluruh rakyat Indonesia. Menurutnya, terjun ke dunia politik, juga merupakan suatu perjuangan. Diawali dengan mencari kekuasaan, setelah berkuasa baru bisa merubah keadaan. Tentunya perubahan yang positif. Tanpa berpolitik perjuangan akan percuma. Karena dalam berpolitik, apapun masalahnya, seberapapun keterbatasannya, kapanpun masanya, kalau kita yakin dan dilandasi dengan kesungguhan niat, pasti kita bisa mengatasinya. Karena dalam berpolitik itu juga ada perjuangan, papar Nur. Bagi Nur, apa yang ditegaskan bukanlah sekadar slogan atau janji manis semata. Namun lebih memperlihatkan sebuah semangat dan optimisme hidup dalam menghadapi kondisi bangsa yang selalu berubah-ubah. Tak salah jika kemudian, ia memantapkan diri terjun ke dunia politik praktis. Tentunya, dukungan keluarga besar menjadi kekuatan tersendiri dalam menjalani aktifitasnya di ranah politik dengan beragam persoalannya. Karirnya di panggung politik dilakoni sejak masa orde baru lalu. Kala itu pria kelahiran Lahat, 7 November 1961 ini bergabung di Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Ia menjadi satusatunya kader PAC (Pengurus Anak Cabang) yang diikutsertakan pendidikan dan latihan politik tingkat nasional. Saat terjadi perpecahan di tubuh partai berlogo kepala Banteng, ia lebih memilih kubu Megawati. Pada pemilu 1999, ia pun terpilih sebagai anggota DPRD Propinsi Sumatera Selatan dari PDI-Perjuangan. Namun menjelang berakhir masa jabatannya, ia bersama 15 orang rekannya dipecat karena tak sejalan dengan partai saat pemilihan

D

gubernur. Perubahan arah angin politik terus ia ikuti. Menjelang pemilu 2004, ia digandeng KH Zainudin MZ untuk bergabung ke partainya Partai Bintang Reformasi (PBR). Rupanya kepiawaiannya menggalang massa masih diandalkan. Dalam pemilu 2004 itu, ia terpilih kembali menjadi anggota DPRD Propinsi Sumatera Selatan. Namun lagi-lagi, ia harus berpikir ulang untuk terus bisa memperjuangkan aspirasi konstituennya. Setelah ditinggalkan dai sejuta umat, sepertinya partai yang menjadi kendaraan politiknya itu tak bakal lolos. Sejalan dengan itu, ayah empat anak ini pun diminta temannya untuk mengembangkan Partai Gerindra, bentukan Prabowo Subianto. Tak tanggung-tanggung, ia didaulat menjadi Ketua DPD Partai Gerindra, Sumatera Selatan. Kerja kerasnya selama kurang dari setahun menegakkan partai berlambang kepala burung garuda di Sumatera Selatan membawa hasil yang menggembirakan. Lewat pemilu 2009, dibawah kepemimpinannya, Partai Gerindra berhasil mengantarkan dua orang anggota DPR-RI, 6 orang anggota DPRD Propinsi dan 49 orang anggota DPRD Kabupaten/Kota dari 15 kabupaten/kota. Dari dua dapil yang ada di Sumsel, Partai Gerindra diwakili masing-masing satu anggota, saya dari dapil dua dan Pak Edhy dari dapil satu, terangnya yang mengantongi 41.447 suara dalam pemilu lalu.

Memang, bagi politisi kawakan sepertinya bukanlah hal yang sulit untuk meraih simpati masyarakat Sumatera Selatan. Selain pamornya sebagai politisi lokal, massa pendukung yang sudah mengakar serta nama besar Prabowo yang membidani partai Gerindra menjadi pemikat untuk mendulang suara kala itu. Terlebih ia pun didukung empat saudaranya yang mengikuti jejaknya di panggung politik dalam gerbong yang sama. Namun tentunya kepercayaan rakyat kepadanya dan Partai Gerindra harus terus dijaga dan ditingkatkan. Untuk itu, ia pun rela mondar mandir Jakarta - Palembang menemui konstituennya. Selain mengurusi keperluan partai, tak jarang pria yang juga anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR ini terjun ke pelosok pedesaan yang ada di dapilnya guna menjaring aspirasi. Senin sampai Jumat bertugas sebagai anggota di Jakarta, Sabtu Minggu saya ngantor di Palembang, semua itu dalam rangka memperjuangkan aspirasi rakyat yang ada di dapil, tandasnya. Salah satu yang tengah diperjuangkannya sebagai anggota Komisi V yang membidangi Infrastruktur, dan Perhubungan adalah mengupayakan pengembangan jalur Kereta Api sebagai alat transportasi massal di Sumatera Selatan. Menurutnya, moda transportasi Kereta Api di Sumatera Selatan penyumbang terbesar secara nasional, hampir 50 persen. Inilah yang menjadi prioritas utama. Jadi jangan coba-coba tidak diperhatikan, tegasnya. Garuda Magz - Juli 2011 23

SOSOK

Terlahir sebagai penyanyi sekaligus aktris, tak ayal sosoknya kerap tampil di panggung hiburan. Tak jarang pula, sosok perempuan berparas ayu ini kerap menjadi incaran partai politik, menggandengnya untuk tampil di hadapan publik. Setelah sekian lama bergelut dengan aktifitas partai politik, ia pun terpanggil untuk menyelami dunia politik secara luas.Naskah dan Foto Oleh Hayat Fakhrurrozi

Totalitas untuk Pengabdian

24

Garuda Magz - Juli 2011

aya bukan latah atau mengikuti tren semata, tapi didorong oleh panggilan jiwa. Terlebih setelah mempelajari dan menyelami visi misi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang kini menjadi kendaraan politik saya, kata Tessa Mariska (32). Meski embel-embel keartisannya kerap dipertanyakan banyak pihak, namun semua itu tak membuat penyanyi dangdut ini mengurungkan niatnya untuk tetap terjun di panggung politik. Menurutnya, ketika diajak seorang temannya untuk bergabung di partai Gerinda, ia merasa langsung terpanggil. Ia merasa seakan mendapat kehormatan bisa bergabung dengan partai yang memiliki visi misi yang mulia, yakni mengembalikan Indonesia di mata dunia sebagai Macan Asia. Tak hanya itu, sosok Prabowo Subianto yang dikenal-

S

nya sebagai sosok yang sangat peduli wong cilik, juga menyadarkan dirinya berbuat sesuatu untuk negeri yang dicintainya ini. Ketika saya pelajari visi misi dan perjuangan dari partai Gerindra, saya langsung terenyuh. Jujur, sebelumnya banyak partai lain pun memaksanya untuk gabung, tapi hati saya sudah terpaut dengan Gerindra, terang wanita kelahiran Medan, 12 Juni 1978 ini. Setelah bergabung, semangat untuk ikut serta dalam memperjuangkan amanat suara rakyat pun terus berkobar dalam dirinya. Tessa pun maju dalam pemilu legislatif 2009 lalu di Daerah Pemilihan (dapil) Jawa Timur VIII. Meski memang, ia yang saat pencalegan dulu menggunakan nama aslinya Yenni Chaidir, harus puas suaranya berada di urutan kedua. Namun lagi-lagi hasil itu

Kita harus sungguhsungguh, berjalan lurus saja, pasti tidak akan sulit. Bisa jadi rumit kalau kita keluar dari relnya

tak membuatnya pupus harapan. Malah membuat hatinya kian mantap untuk terus berkarir di dunia politik. Itu tantangan buat saya untuk bisa tampil lebih baik, tegas perempuan peraih penghargaan Citra Generasi Pembangunan Indonesia 2009 ini. Betapa tidak, sejak menyatakan diri untuk total di panggung politik, Tessa yang tercatat sebagai Sekretaris Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Banten rela meninggalkan dunia hiburan yang telah membesarkan namanya. Kini aktifitasnya, selain mengembangkan usaha yang dirintisnya bersama keluarga, ia pun fokus berkutat di Partai Gerindra. Selain menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria), Tessa pun menjadi salah satu staf ahli khusus di Fraksi Gerindra DPRRI. Menurutnya, politik yang luas adalah mencakup semua sendi-sendi kehidupan. Ekonomi mapan, ketahanan pangan baik, keamanan stabil, dan kehidupan sosial budaya, semuanya ditentukan dari politik. Dimana pada akhirnya dengan politik, bisa mengambil sebuah kekuasaan baik eksekutif, legislatif hingga yudikatif. Tentunya kekuasaan itu untuk pengabdian pada rakyat. Dan orang yang mau berpolitik itu dituntut kemampuan, intelektual, wawasan, interaksi dan komunikasinya, dalam menentukan sesuatu hal untuk masyarakat, papar salah satu dari 30 perempuan penerima anugerah Women of The Year 2010 ini. Untuk itu, Tessa pun terus menempa dirinya belajar ilmu politik dari para seniornya. Katanya dalam berbagai kesempatan, ia banyak berguru pada Permadi, Fadli Zon, Ahmad Muzani dan mempelajari pikiran Prabowo Subianto. Menurutnya, banyak pelajaran yang didapat saat berinteraksi dengan para politisi kawakan dalam berbagai kegiatan partai yang memperjuangkan kepentingan masyarakat lemah, nelayan, petani, buruh yang kian tersingkir di negeri sendiri. Selain belajar langsung dengan tokoh politik, Tessa pun tengah menyelesaikan studi ilmu politiknya di salah satu perguruan tinggi. Tak hanya itu, di tengah padatnya aktifitas partai, ibu satu anak ini

pun tengah melanjutkan program magister (S2) bidang Ekonomi. Setidaknya itulah upaya dalam menyempurnakan totalitas untuk pengabdiannya pada rakyat. Semua itu sebagai bekal saya untuk lebih menguatkan diri dalam berkarir di jalur politik, aku aktris yang sudah membintangi beberapa film layar lebar dan puluhan sinetron ini. Dalam pengamatannya, kemampuan para politisi baik yang ada di parlemen maupun di partai sangat variatif, tergantung dari latar belakangnya. Sebagai pendatang baru di pentas politik, terlebih berlatar belakang artis, tak lantas membuatnya menyerah dengan keadaan tersebut. Menurutnya, yang terpenting adalah mau belajar dan tahu langkah awalnya yakni niat. Pasalnya, langkah pertama itu akan lebih baik dari seribu langkah di belakangnya. Makanya langkah pertama harus tepat dan baik juga benar. Niat saya sederhana saja, saya mau melakukan pengabdian pada rakyat, tuturnya. Menurutnya, belum cukup sekadar niat saja tanpa rasa percaya diri dalam mengimplementasikan niat itu. Untuk itu, mau tidak mau yang harus dilakukan adalah mencurahkan tenaga, pikiran dan waktu untuk kepentingan rakyat. Dan yang terpenting lagi, dalam melakoninya itu harus tetap dalam jalur yang benar dan ditentukan partai. Sejatinya, kalau semua itu dijalani rel yang benar sekalipun harus berpeluh keringat, atau merangkak dari bawah sekalipun akan tetap nyaman dan sampai pada tujuan. Kita harus sungguh-sungguh, berjalan lurus saja, pasti tidak akan sulit. Bisa jadi rumit kalau kita keluar dari relnya, pungkasnya.

Garuda Magz - Juli 2011

25

OPINI

supremasi sipil atas Militer, Antara Angan dan KenyataanMuhammad harris Indra, sipKetua DPP Gerindra Bidang PertahananRoyaL College of Military Science of The United Kingdom atau RCMS adalah lembaga pendidikan tinggi yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan Inggris. Ia terletak di Shrivenham, Wiltshire, yang dikenal sebagai wilayah pusat-pusat pendidikan dan latihan Angkatan Bersenjata Kerajaan Inggris.

D

alam sebuah seminar tentang Pertahanan dan Keamanan belum lama ini dibahas sejumlah konsep pertahanan abad ke-21. Antara lain tentang peperangan jaringan (networkcentric warfare) yang berintikan penggunaan teknologi komunikasi di medan laga. Juga tentang Ketahanan untuk Keamanan (resilience for security), yang mirip dengan konsep TNI AD tentang perang teritorial, yang bersumber dari konsep pertahanan rakyat dan perang gerilya. Di sela-sela seminar, sempat dibahas peran tentara di beberapa negara berkembang seperti Myanmar, Nigeria, Brasil, Mesir, India, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Indonesia. Beberapa pejabat Kementerian Pertahanan Inggris serta Komandan RCMS, seorang Mayor Jenderal Angkatan Darat, memberi paparan menarik. Ikut hadir sejumlah pakar sipil dan militer aktif dari Amerika Serikat (AS), Perancis, dan Garuda Magz - Juli 2011

Jerman. Seminar di lembaga pendidikan militer Inggris dengan sendirinya sarat dengan diskusi tentang supremasi sipil atas militer (civilian supremacy over the military) yang dianut sejak berpuluhpuluh tahun di Inggris, AS, Perancis, dan Jerman setelah Perang Dunia II. Saat seminar membahas peran militer di negara-negara sedang berkembang di Amerika Latin, Afrika, dan Asia, saya ditanya tentang peran TNI dalam demokrasi di Indonesia. Maklum, hasil resmi pemilu presiden Indonesia sempat diberitakan di media Inggris; banyak peserta seminar memuji berkurangnya peran politik militer Indonesia, antara lain, dengan melepaskan diri dari DPR RI dan lembaga pemerintahan lainnya. Secara lugas saya sampaikan bahwa sesungguhnya, meskipun secara formal (di atas kertas) banyak dicapai kemajuan dalam pengurangan peran politik TNI, secara nyata (de facto) peran politik dalam arti peran teritorial seba-

gaimana dibahas sejak akhir tahun 1950-an, masih berjalan di Indonesia. Sebabnya sangat sederhana: lembagalembaga sipil, ter-utama partai politik, masih amat lemah. Partai politik masih berupa kerumunan orang yang dipimpin tokoh yang organisasinya sangat memprihatinkan. Demikian juga kelembagaan aparat pemerintah sipil pada tingkat provinsi, kabupaten/kotamadya, sampai ke tingkat desa. Terlebih-lebih di daerah terpencil di pelosok Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Saya kemukakan catatan bahwa selama empat belas tahun reformasi politik di Indonesia, ketiga presiden sipil (BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekanoputri) serta seorang purnawirawan (SBY) selalu mengangkat Menko Polkam dan Mendagri dari kalangan yang berlatar belakang TNI AD. Pertanda bahwa ketiga pemimpin sipil (dan partai-partai yang dipimpinnya) masih belum yakin bahwa

26

seorang yang sama sekali bukan berlatar belakang militer patut dipercaya untuk bertanggung jawab mengurus Polkam, khususnya di Departemen Dalam Ne-geri. Saya sampaikan juga bahwa seluruh kontestan calon, baik JK dan Mega melirik dan menggandeng purnawirawan sebagai pasangan dalam Pemilu Presiden menjelang Pemilu Presiden. Rekan peserta seminar dari Nigeria, Mesir, Thailand, dan Flipina menyatakan pengamatan yang kurang lebih sama. Kata mereka, soal sipilmiliter adalah soal derajat/besaran (a matter of degree). Sebab, di negara-negara mereka pun kelembagaan sipil, terutama partai politik, masih berupa kerumunan orang seputar satu dua tokoh, bukan organisasi yang rapi, dengan sumber dana yang mandiri, dengan

perang semesta sejak 11 September 2001. Bukankah Department of Homeland Security di AS mirip dengan lembaga Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban) yang diciptakan Jenderal Soeharto setelah kejadian 11 September nya Indonesia pada September-Oktober 1965? Bukankan Badan Intelijen Inggris (MI5 dan MI6) melibatkan militer aktif dalam operasi intelijen melawan teroris di Irlandia Utara dan Inggris sejak 1969? Bukankah pasukan khusus Angkatan Darat Inggris SAS (Special Air Service) aktif dalam operasi intelijen dan politik melawan IRA (Irish Republican Army) sejak tahun 1970-an, termasuk operasi menghilangkan beberapa tokoh radikal IRA? Seorang perwira Angkatan Darat Amerika berbisik kepada saya, Sebe-

Sebenarnya supremasi sipil atas militer sudah tidak berlaku di Amerika jauh sebelum 11 September. Jenderal Eisenhower sendiri memberi peringatan pada Januari 1961 tentang bahaya military-industrial complex, perusahaan raksasa yang banyak mendanai anggota senat dan DPR Amerikaprogram kerja yang layak laksana. Partai politik di Abuja, Kairo, Bangkok, dan Manila terlalu tergantung pada dana dari kaum pengusaha yang memberi sumbangan di bawah, di atas, dan bahkan sekalian dengan mejanya. Mirip benar dengan keadaan di Jakarta, Indonesia. Bahkan peserta sipil dari India, negeri yang sering dikenal sebagai demokrasi terbesar di dunia, menyebut bahwa di beberapa provinsi bermasalah seperti Kashmir, peran politik militer tetap penting dan menentukan. Mirip benar dengan keadaan di Aceh, Indonesia. Setengah berkelakar, saya katakan kepada peserta dari Inggris dan Amerika bahwa dalam menjalankan apa yang disebut perang melawan terorisme global, Inggris dan Amerika pun secara nyata melibatkan militer dalam narnya supremasi sipil atas militer sudah tidak berlaku di Amerika jauh sebelum 11 September. Jenderal Eisenhower sendiri memberi peringatan pada Januari 1961 tentang bahaya militaryindustrial complex, perusahaan raksasa yang banyak mendanai anggota senat dan DPR Amerika. Dia mengedipkan matanya sambil menyindir tokoh bisnis militer di balik Presiden Bush dan Wakil Presiden Cheney, terutama dalam kontrakkontrak pembangunan kembali Irak sekarang ini. Industri pertahanan keamanan Amerika amat berpengaruh di puncak pemerintah federal Amerika. Rekannya dari Inggris ikut berbisik, Inggris mengemas supremasi sipil atas militer dengan begitu banyak dongeng dan fantasi. Sejak zaman East India Company (EIC) abad ke 17-18, karier

perwira Inggris diperdagangkan oleh tokoh-tokoh di sekitar lingkaran Ratu atau Raja. Mau memimpin tentara di India? Mau memimpin ekspedisi kolonial ke Mesir, Sudan, atau Afrika Barat? Siapa berani bayar, dia akan diberi tugas untuk memimpin tentara kolonial atas titah Sri Raja atau Sri Ratu. Industri pertahanan keamanan Inggris sampai sekarang amat berpe-ngaruh di kantor perdana menteri dan lingkungan Istana Ratu. Mengapa peserta seminar dari negara sedang berkembang seperti Nigeria dan Mesir bicara terbuka tentang lemahnya supremasi sipil? Ada pun peserta dari negara seperti Inggris dan Amerika membicarakannya secara berbisik-bisik? Jawabannya tentu, di negara-negara seperti Inggris dan Amerika, dongeng dan fantasi supemasi sipil didukung oleh kelembagaan sipil yang kuat, sehingga dongeng dan fantasi itu mengakar dalam budaya politik. Ia menjelma menjadi aturan main yang dihormati dan didukung oleh undangundang maupun konvensi tak tertulis. Di Mesir, Thailand, Filipina, dan Indonesia dongeng dan fantasi supremasi sipil masih tetap dongeng dan fantasi karena kekuatan nyata partai politik masih sangat lemah. Rebutan jabatan di partai, rebutan kedudukan di pemerintah, rebutan komisi di parlemen, rebutan rezeki di badan usaha milik negara, rebutan fulus halus dari perusahaan swasta semua ini membuat partai politik lemah berhadapan dengan militer. Kehadiran militer di belakang layar pemerintahan sipil di Mesir, Thailand, Filpina, Indonesia (juga di Malaysia dan Singapura) masih berjalan, sesuai derajat kuat atau lemahnya kelembagaan sipil yang ada. Konsolidasi intern organisasi partai politik adalah reformasi yang sesungguhnya harus dilaksanakan apabila dongeng dan fantasi supremasi sipil hendak mengakar dan berubah menjadi hal yang membudaya di Indonesia. Alangkah baiknya bila semua partai politik besar di Indonesia bersungguhsungguh dalam melaksanakan konsolidasi intern yang amat menentukan demokrasi kita di masa mendatang. Garuda Magz - Juli 2011 27

KOLOM

Belajar dari Amy ChuaAndi Seto Gadhista Asapa, SH, LLMPemimpin Redaksi

Amy Chua seorang ahli hukum, pengajar di Fakultas Hukum Yale University. Ia generasi kedua imigran keturunan Cina-Filipina di Amerika. Ayahnya ilmuwan di UCLA untuk bidang teori chaos. Menikah dengan Jed Rubenfeld, pria berdarah Yahudi, pasangan imigran ini dikarunia dua anak: Sophia dan Louisa.

M

engamati kehidupan imigran di negeri tempatnya bermukim, Chua melihat generasi pertama biasa-nya bekerja sangat keras, berjiwa sangat hemat. Mendidik anak sangat keras. Anak-anak berprestasi bagus, masuk kampus top dan cenderung menjadi profesional bergaji besar. Keberhasilan karena pendidikan keras disertai modal cukup memberi peluang bagi generasi kedua keluarga imigran untuk berkembang makin besar. Generasi ketiga menikmati kekayaan orang tua dan kakeknya. Orang tua mereka banyak tak keras mendidik. Prestasi anak menurun. Chua cemas melihat gejala itu. Ia tak ingin fenomena generasi ketiga kaum imigran terjadi kepada anak-anaknya. Tak ayal, begitu anak pertamanya lahir, dalam hati ia berseru, Saya tidak akan membiarkan ini terjadi. Garuda Magz - Juli 2011

Tak seperti umumnya imigran generasi kedua dalam mendidik anak, Chua berubah seperti macan. Keras dalam menerapkan sikap disiplin, ia terus mendorong anak-anaknya selalu unggul. Sophia, misalnya. Saat temantemannya di taman kanak-kanak belajar berhitung satu sampai sepuluh, ia sudah mampu berhitung penambahan, pengurangan, sampai pembagian. Ketika re-maja lain gandrung menonton American Idol, ia memainkan Romea and Juliet di gedung konser bergengsi negeri itu. Chua memaksa anaknya berlatih keras, bahkan saat berlibur ke luar kota atau ke luar negeri. Untuk pelajaran matematika, misalnya, ia memastikan kedua anaknya lebih maju dua tahun dari pelajaran sekolah. Kisah mendidik anak dengan disiplin ketat itu ia paparkan dalam buku Battle Hymn of the Tiger Mother. Buku setebal 237 halaman ini masuk daftar

terlaris di Amerika versi koran The New York Times. Kisah Amy Chua, bisa jadi, potret kondisi di negeri ini. Indonesia kini berada dalam fase generasi kedua setelah kemerdekaan. Pemimpin saat ini hingga kisaran rentang waktu 5-15 tahun ke depan bisa tergolong generasi penerus. Dibandingkan generasi sebelumnya, pemimpin negara saat ini lebih berpendidikan. Tidak sedikit lulusan perguruan tinggi terbaik di luar negeri dalam berbagai bidang ilmu. Pemimpin di era ini tidak sebatas mengemban amanah meneruskan buah dari kerja keras generasi sebelumnya, tapi juga mempersiapkan ge-nerasi pelanjut untuk kehidupan rakyat yang lebih baik di masa mendatang. Jejak yang ditapak amat menentukan langkah generasi selanjutnya. Keliru melangkah akan melahirkan generasi dengan prestasi menurun, enggan bekerja keras sebagaimana

28

generasi ketiga imigran di Amerika dalam pengamatan Amy Chua. Tampaknya, gejala ke arah itu mendekati kenyataan. Lihatlah fenomena yang ada. Amati perilaku pemimpin dan penyelenggara negara lainnya dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Berapa banyak kasus hukum yang menggantung tanpa penyelesaian hanya karena kelambanan bersikap dan keraguan bertindak. Seorang bendahara umum sebuah partai politik yang diberhentikan karena terindikasi melakukan tindak pidana korupsi terbang ke Negeri Singa hanya selang hitungan jam sebelum Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) mengeluarkan perintah pencegahan ke luar negeri. Seorang isteri mantan pejabat tinggi negara yang kesaksiannya dibutuhkan untuk penyelesaian kasus hukum, berdiam di negeri tetangga dalam waktu yang panjang dengan alasan berobat. Argumentasi berseliweran. Komentar atas kasus-kasus tersebut bertebaran di media massa. Media memberi panggung kepada sejumlah orang untuk menyampaikan pandangan dan analisis. Sayangnya, kerap kali muncul pembelaan yang tak pantas disampaikan di depan orang-orang yang

memiliki nalar. Pembelaan cenderung meremehkan akal sehat. Tak berlebihan bila orang menilai gejala-gejala itu menunjukkan penegakan hukum terkesan lemah. Kepercayaan rakyat kepada pemimpin negara kian meredup. Retorika memukau tanpa dibarengi tindakan nyata menipiskan kepercayaan itu. Perencanaan memang penting untuk menapak jalan yang panjang. Tapi rencana yang baik tanpa implementasi, bukan saja hanya sebuah upaya kesia-siaan melainkan juga menghilangkan peluang untuk melangkah maju. Toh, jalan bukan tak berujung. Selalu ada pintu keluar, meski di lorong yang sempit. Tapi jalan itu hanya bisa ditemukan oleh orang mau berkeringat, bersedia bekerja keras untuk kepen-tingan rakyat dan bangsa ini. Jalan itu hanya bisa dilalui oleh orang yang mau mendahulukan kepentingan orang ba-nyak daripada diri sendiri, bukan yang hanya menghabiskan waktu memoles citra. Tak ada salahnya belajar dari kisah Amy Chua. Perempuan imigran itu keras seperti macan dalam mendidik dua buah hatinya, tapi ia tetaplah macan yang baik. Nuraninya masih ada. Se-perti ibu lainnya, ia tetap menyediakan bagian penting dari tubuhnya untuk disusui oleh anakanaknya. Chua juga sadar, ia hanya busur, bukan anak panah. Angin kencang dan badai bisa saja membelokkan arah anak panah yang terlepas dari busur. Ia tak bisa membayangkan bagaimana perjalanan hidup Sophia dan Louisa di masa depan. Tapi ia tetap rela berkorban untuk mengantar anak-anaknya ke jalan kesuksesan, sebagaimana Ibu Inggit mengantar Putra Sang Fajar