Majalah Garuda: Februari 2011

download Majalah Garuda: Februari 2011

of 36

description

Majalah Garuda, publikasi bulanan dari Partai Gerakan Indonesia Raya.

Transcript of Majalah Garuda: Februari 2011

GARUDAEdisi 2 / Februari 2011 Bersama Membangun Bangsa

andi rudiyanto asapa Longki Djanggola

Bekerja Untuk Rakyat

Ketua Umum DPP Gerindra

sUharDi Tidak Boleh Instan Memilih PemimpinGaruda Magz - Februari 2011 I

selamat atas Terpilihnya Ketua Umum TiDar Periode 2011 - 2016

Aryo DjojohADikusumo

IKLAN

Garuda Magz - Februari 2011

1

GARUDADEWAN PEMBINAProf. Dr. Ir Suhardi Ahmad Muzani Ir. Sufmi Dasco Ahmad SH, MH Dr. Felicitas Talulembang R. Asapa

DEWAN REDAKSI

Aryo Setyaki Djojohadikusumo Andi Debbie Y. Asapa, SH Muhammad Haris Indra, Sip

REDAKSI PEMIMPIN REDAKSIAndi Seto G. Asapa, SH, LLM

suara rakyat

REDAKTUR PELAKSANAUmi Tjende

WAKIL REDAKTUR PELAKSANAKemal Firdaus

T

REDAKTUR

Hayat Fakhrurrozi

REPORTER

Syarif Adnan, Imam Utomo

ART & DESAIN GRAFISAnton Ristiono

PHOTOGRAPHERFerry

SEKRETARIS REDAKSINovita

Garuda Magazine Jl Tondano T 10 A Benhil - Jakarta Pusat [email protected]

okoh lintas agama akhirnya angkat bicara. Tak lagi di mimbar-mimbar masjid, di podium gereja, atau di vihara, tapi di depan publik yang ramai diliput media massa. Mereka tidak lagi berkhotbah, mengingatkan ajaran-ajaran kebenaran sesuai kitab suci kepada umat masing-masing, tapi menggemakan nurari rakyat. Guru besar pun akhirnya bersuara. Tak lagi di ruangruang kuliah, tapi di depan publik. Mereka tidak lagi memberikan materi kuliah, mengajarkan mahasiswa ihwal metodologi penelitian atau semacamnya, tapi menyuarakan nurani rakyat. Tokoh lintas agama dan para guru besar itu prihatin dengan kondisi bangsa ini. Mereka ikut merasakan denyut nadi rakyat kebanyakan yang termajinalkan, rakyat yang menjalani hidup serba kekurangan. Tidak sebagaimana lasimnya, perasaan itu mereka ungkapkan bukan di tempat-tempat ibadah atau di kampuskampus, melainkan di depan umum. Penyataan di luar kelasiman itulah yang melahirkan beragam respon. Ada yang bertepuk tangan, ada pula yang mencibir. Ada yang menilai suara mereka tidak murni karena dibalut kepentingan dan ambisi pribadi, ada pula berpandangan sebaliknya. Yang sulit terbantahkan, para guru besar dan tokoh agama itu lebih dekat dengan mahasiswa dan umatnya, rakyat kebanyakan. Suara mereka itulah bisa menjadi cermin suara rakyat.

Andi seto Gadhista Asapa, sh, LLm Pemimpin Redaksi2 Garuda Magz - Februari 2011

DAFTAR ISISURAT PEMBACA4 Kader Gerindra Tunjukkan Sikap Kritis Kalian

LAPORAN UTAMA6 Tokoh Agama Angkat Bicara

NEWS10 SBY Berhentilah Mengeluh

LEBIH DEKAT12

Suhardi - Memilih Pemimpin tidak Boleh Instan

12EVENT14 18

SUHARDI - Memilih Pemimpin tidak Boleh InstanSAYAP24

Prabowo For President

SOSOK

TIDAR Tunas Indonesia Raya

Andi Rudiyanto Asapa Bersama Membangun Bangsa

OPINI26

PROFIL

Muhammad Haris Indra, Sip - Kita Butuh Pemimpin Yang Negarawan Hanya 2 Parpol yang Datang di Hari Pertama Pendaftaran

16

20 Longki Djanggola

Longki Djanggola Bekerja Untuk Rakyat

MENUJU 201428

SUARA PARLEMEN22 Tetap Tolak Gedung Baru DPR

KOLOM30

Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM - Dibalik Jendela Ilmu

TIDAR Tunas Indonesia Raya

22

Tolak Gedung Baru DPRGaruda Magz - Februari 2011 3

SURAT PEMBACAKaDEr GEriNDra TUNJUKKaN siKaP KriTis KaLiaN TaNDa-TaNDa PEMEriNTah TaK Untuk itu, kami sangat mengharap saNGGUP LiNDUNGi raKyaTNya kepada kader-kader Gerindra baikBeragam kejadian gesekan antar kelompok, antar agama bahkan sesama agama yang terjadi negeri ini sebagai penanda ketidaksanggupan pemerintah melindungi rakyatnya. Padahal dalam Undang-Undang Dasar 1945 jelas-jelas semua itu termaktub dan diakui oleh seluruh elemen masyarakat. Peristiwa Cikeusik, peristiwa Temanggung dan mungkin peristiwa-peristiwa sejenis yang luput dari pemberitaan media merupakan gambaran rapuhnya kebersamaan kita sebagai bangsa yang mengakui Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan kehidupan bernegara dan berbangsa. Betapa tidak, sepertinya lewat kejadian itu, pemerintah kian tak sanggup mengayomi rakyatnya untuk mendapatkan rasa nyaman, aman dan tentram. Sudah sepatutnya, pemerintah harus berusaha keras memberikan perlindungan, bukan malah menyalahkan, menyudutkan bahkan sepertinya mendiamkan hal ini. Jika hal ini terus berlarut-larut, lantas mau jadi apa negeri ini? Namun kami yakin, jika semua elemen mau bahu membahu, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, maka ketentraman, kedamaian akan kerap melingkupi kehidupan bangsa ini. yang duduk di kursi dewan maupun di kepengurusan partai untuk terus menggaungkan rasa kebangsaan, keindonesiaan, kebersamaan, keadilan menuju kesejahteraan bersama. Mau tidak mau harus kita mulai dari diri sendiri, keluarga kita, kelompok kita, komunitas kita yang pada akhirnya akan menjadi satu kesatuan yang utuh membangun bangsa dan negara. Eka Murtiningsih, Kroya Cilacap

Terus terang, lewat media ini setidaknya, suara partai baik lewat jajaran Dewan Pimpinan Partai maupun kader-kader Gerindra yang ada di gedung parlemen kian menggaung hingga seantero nusantara. Teruslah bersikap kritis terhadap kebijakan, ketimpangan serta ketidakadilan yang terjadi. Karena di pundak kalianlah amanah itu kami selaku konstituen mempercayakan untuk terus diperjuangkan. Ada banyak peristiwa, kebijakan pemerintah, penindakan hukum hingga upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Namun sayang, sepertinya masih jauh dari harapan. Untuk itu sayang seribu sayang jika tidak dikritisi oleh anak bangsa yang menjadi kader-kader kebanggaan partai dan bangsa ini. Maka teruslah bersuara, memperjuangkan amanah rakyat, kepakkan sayapmu wahai Garuda untuk terus memantau serta mengawal jalannya pembangunan negeri tercinta Indonesia. Di sini kami berharap, di sini kami percaya, suatu saat nanti ada perubahan yang berarti untuk Indonesiaku tercinta. Semoga. Bahrul Arifin, Ciputat Tangsel

sELaMaT ULaNG TahUN GEriNDra

Jejak-jejak gerak langkah telah kau lewati hingga menjejaki tahun ketiga. Suka duka bersama kita lalui dalam membangun bangsa. Meski usiamu masih belia, namun semangat dan jiwa nasionalismu begitu membara. Ada banyak harapan yang bersandar di sayapmu wahai para kader penerus bangsa. Kepakkan terus guna menyebarkan jiwa-jiwa nasionalis pada dadadada generasi muda. Hamparkan terus haluan-haluan baru menuju Indonesia baru. Maju terus tiada pantang mundur meski harus tertatih-tatih demi cita-cita para pendiri

Tahun

Terus Berbakti Untuk Negeri4 Garuda Magz - Februari 2011

mengabdi

negeri. Teruslah memandu, hingga ujung usiamu. Selamat ulang tahun yang ke-3 Gerindraku. Jayalah selalu, jayalah negeriku. Garuda tetaplah di dadaku. Putra Satria Pandega, Jakarta

Sekian dan terima kasih. Sulaiman, Palembang Atas dukungan yang diberikan oleh Bapak Sulaiman, kami mengucapkan terima kasih. Mengenai pengiriman artikel, redaksi Majalah Garuda mene rima segala bentuk kontribusi tulisan mengenai beragam kegiatan Partai Gerindra di kota Anda. Silahkan untuk mengirim artikel Anda ke Garudamagz@gmail. com jika kami merasa artikel Anda layak terbit pasti kami muat. Mengenai promosi, bapak juga bisa memasang iklan di majalah kami, untuk lebih jelasnya silahkan kirim email dengan subyek IKLAN ke [email protected]

PENaMbahaN haLaMaN

Salam Perjuangan, selamat atas terbitnya Majalah Garuda, semoga bisa menjadi wadah komunikasi serta menjadi sarana pendidikan bagi kami para kader Gerindra. Sedikit usul, mungkin di edisi yang mendatang jumlah halaman bisa lebih ditambah dan foto-foto yang digunakan agar sedikit lebih diperhatikan kualitas karena di edisi pertama, ada beberapa foto yang terlihat buram. Terima kasih atas perhatiannya dan sukses selalu. Subagyo, Solo Terima kasih atas masukannya Pak Subagyo, untuk sementara ini Majalah Garuda memang hanya terbit 32 halaman namun tidak menutup kemungkinan jumlah halaman akan bertambah seiring dengan perkembangany majalah ini. Mengenai kualitas foto yang buram, kami mohon maaf dan kami akan berusaha untuk memperbaiki kekurangan kami di edisi ini.

Garuda mau datang meliput jika ada kegiatan di daerah kami? Semoga Majalah Garuda berumur panjang dan tetap jaya. Taslim, Surabaya Apa kabar Pak Taslim?, mengenai rubrik wawancara di edisi ini kami sudah mulai memuat wawancara dengan tokoh-tokoh penting dan yang mendapat kesempatan pertama adalah Bapak Suhardi, selaku Ketua Umum Gerindra. Mengenai undangan peliputan, bapak bisa me ngirimkan undangannya ke alamat redaksi Majalah Garuda, Jl. Danau Tondano T10A, Benhil , Jakarta Pusat, atau mengirimkan via e-mail ke [email protected]. Terima kasih.

COVEr waNiTa

Pertama-tama izinkan saya mengucapkan selamat atas terbitnya Majalah Garuda. Boleh sedikit usul mengenai cover di edisi mendatang, bisa tolong diulas aktivis Gerindra yang perempuan. Kalau saya tidak salah Partai ini memiliki banyak Kader dan simpatisan wanita. Terus sukses untuk Majalah Garuda Marcella, Manado Terima kasih atas saran dan masukannya, kami akan mencoba untuk menampilkan cover story yang berbeda dibandingkan edisi sebelumnya dimasa yang mendatang.

ke [email protected] atau

Saran dan Kritik

Redaksi Garuda MagazineJl Danau Tondano T 10 A Bendungan Hilir Jakarta Pusat

Mulai 7 Februari 2011, Kantor DPP Gerindra pindah ke : JL HARSONO RM NO 54, RAGUNAN JAKARTA SELATAN

PEMBERITAHUAN

Kepada redaksi Majalah Garuda, saya sangat mendukung terbitnya Majalah Garudal. Walaupun isinya tidak terlalu tebal namun sangat bermanfaat. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan, yang pertama adalah apakah kami boleh mengirimkan tulisan atau artikel yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan di dpd kami? dan yang kedua jika saya ingin mempromosikan produk kerajinan saya, bisakah Majalah Garuda membantunya?

iNGiN MENGiriMKaN arTiKEL

sELaMaT

Selamat atas terbitnya edisi perdana Majalah Garuda pada Januari lalu. Saya sangat menyukai artikel yang membahasa mengenai beragam tokoh, misalanya Halida Hatta dan Yenny Wahid pada edisi perdana lalu, namun alangkah lebih baiknya jika Majalah Garuda dapat menampilkan sebuah rubrik yang memuat tanya jawab atau wawancara dengan seorang tokoh yang namanya sedang hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Satu lagi pertanyaan, apakah Redaksi

Foto Cover : Suhardi - Istimewa

Garuda Magz - Februari 2011

5

LAPORAN UTAMA

Tokoh agama angkat bicaraOleh : Umi Tjende Adhi Massardi tampil di hadapan sejumlah tokoh agama. Juru bicara Presiden era Abdurrahman Wahid itu membacakan puisi. Judulnya, Republik Kebohongan. Para bedebah akan tetap gagah dan menjarah; karena orang baik hanya bisa berbisik-bisik; sedangkan para imam hanya bisa menggumam sambil berharap tuhan segera turun tangan. Puisi itu dibacakan setelah sejumlah tokoh lintas agama menyampaikan pernyataan atas kondisi bangsa ini. Para pemuka agama itu akhirnya bersuara lantang. Tak lagi di di depan jamaah masing-masing, tapi di depan publik. Suara mereka bergema setelah ramai diekspos media, menjadi pembicaraan lepas dari kampus-kampus perguruan tinggi hingga pasar-pasar tradisional. Hari itu, Senin, 10 Januari 2011, sejumlah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan tokoh lintas agama berkumpul di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah. Di situ ada Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin; Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr Martinus Situmorang; Andreas Yewangoe, Ahmad Syafii Maarif; Franz Magnis Suseno; KH Salahuddin Wahid, dan Bhiksu Sri Pannyavaro. Kepada sejumlah wartawan yang menghadiri pertemuan, tokoh lintas agama secara terbuka melontarkan pernyataan 6 Garuda Magz - Februari 2011

Foto : Istimewa

Pemerintah berkali-kali mengatakan telah mengurangi angka kemiskinan hingga menjadi 31,02 juta. Faktanya, data penerima raskin 2010 mencapai 70 juta. Data Jamkesmas mencapai 76,4 juta jiwa.atas pelaksanaan pemerintahan. Pemerintah dinilai telah melakukan sejumlah pembohongan kepada publik. Salah satu yang disebut pembohongan menyangkut kemiskinan. Pemerintah, sebut pernyataan itu, berkali-kali mengatakan telah mengurangi angka kemiskinan hingga menjadi 31,02 juta. Faktanya, data rakyat penerima beras miskin (raskin) 2010 mencapai 70 juta. Data Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) malah mencapai 76,4 juta jiwa. Dua hari berselang, Rabu, 12 Januari 2011, pernyataan tokoh lintas agama itu menjadi sumber tulisan editorial sebuah media cetak. Pemerintah jelas membantah di-sebut berbohong. Kepada sejumlah wartawan dalam sebuah jumpa pers, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, berkata, Jika memang ada berbeda pandangan, siapa pun tidak bisa serta merta menuduh pemerintah berbohong. Dalam dialog dengan Metro TV, Rabu sore, Syafi`i Maarif menyatakan, pernyataan tokoh lintas agama berdasarkan data yang ada. Tapi jika kata bohong dinilai terlalu keras, ia menyatakan bersedia mengubahnya. Kita katakan saja telah lama pecah kongsi antara perkataan dan realitas. Syafii mengaku bersedia mengadukan data yang dimiliki dengan data milik pemerintah. Bahkan, mantan Ketua PP Muhammadiyah itu mengajak pemerintah turun ke

bawah, menanyakan langsung kepada rakyat tentang pertumbuhan ekonomi yang diklaim mencapai 5,8 persen. Mereka merasakan nggak dengan income 2.700 dolar itu? Siapa yang menikmati itu? tegas Syafi`i, seperti dilansir metrotvnews.com. Buya sapaan akrab Syafii Maarif berpendapat, perlu ada kejelasan soal parameter yang dipakai pemerintah untuk mengukur tingkat kemiskinan di Tanah Air. Sebab, kenyataannya kemiskinan bangsa ini lebih menganga. Keadaan semakin tidak membaik. Mari kita berjujur-jujur. Kalau perlu kita ketemu, pihak istana dan kelompok agama, tantang Syafi`i. Syafe`i menegaskan, pernyataan para tokoh lintas agama jauh dari unsur kepentingan politik. Tokoh agama tidak punya interest politik sama sekali. Itu murni karena melihat lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif, disebutnya, sudah tidak berfungsi dengan baik. Tokoh agama prihatin dengan itu dan merasa perlu menyelamatkan bangsa ini.

Syafi`i mengakui memang ada peningkatan ekonomi. Tapi pertumbuhan itu, kata dia, tak dirasakan jutaan rakyat. Pertumbuhan itu hanya dirasakan sekelompok tertentu. Buktinya, masih banyak rakyat yang mati karena kelaparan atau kurang gizi. Lagi pula, peningkatan ekonomi 5,8 persen masih di bawah Singapura yang sampai 15 persen atau Thailand 8 persen. Pemerintah harus melihat ke bawah. Saya sudah berkali-kali katakan pemerintah harus memasang telinga ke bumi.

Diundang ke istana

Senin, 17 Januari 2011, sepekan setelah pernyataan tokoh lintas agama disampaikan ke publik, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang sejumlah tokoh agama ke istana. Menurut Presiden SBY, pertemuan digagas Din Syamsuddin. Prakarsa dimulai dari pesan singkat (SMS) Ketua Umum PP Muhamadiyah itu. Beliau menginginkan suatu pertemuan dan dialog dari hati ke hati, kata SBY.

Hadir antara lain Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin, Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Andreas Yewangoe, tokoh Katolik Franz Magnis Suseno, Ketua Umum Walubi Hartati Murdaya, dan tokoh Konghucu, Budi Tanoewibowo. Syafii Maarif dan Salahudin Wahid tak tampak. Dialog berlangsung tertutup. Siaran live sebuah stasiun televisi dari istana, sontak terputus usai presiden menyampaikan kata pengantar. Wartawan baru diizinkan masuk kembali ke dalam ruangan pada akhir acara untuk mendengarkan simpulan dialog. Ketua KWI, Mgr Martinus D Situmorang menyatakan, pertemuan itu telah menggugah Presiden dan kabinetnya tentang persepsi berbeda yang selama ini disampaikan pemerintah atas kondisi yang menimpa bangsa. Bagusnya persepsi datang dari kelompok orang-orang yang tidak punya interest politik atau ekonomi apa pun selain keluhuran, kemajuan, dan kehormatan bangsa, kata Martinus, seperti dikutip

Garuda Magz - Februari 2011

7

Foto : Istimewa

LAPORAN UTAMA

Foto : Istimewa

sebuah media. Bahkan, Martinus menambahkan, ada satu sinyal positif yang menggembirakan bahwa pertemuan tersebut merupakan awal. Artinya, pemerintah akan menggelar pertemuan berikutnya yang lebih intens dengan para tokoh lintas agama. Ketua Umum PGI, AA Yewangoe, menilai pertemuan dengan Presiden di Istana Negara cukup bagus. Itu karena ada keterusterangan dari pemerintah bahwa pertemuan itu baru awal dan akan ditindaklanjuti dalam waktu dekat. Dia juga mengungkapkan, gerakan ini murni bertujuan memperlihatkan wajah kemanusiaan dari negara. Karena itu, sekalipun negara boleh main statistik dan data yang menunjukkan pencapaian pembangunan, tapi penting diingat, ada yang lebih berharga dari data dan statistik itu, tak lain wajah kemanusiaan. Katanya, Kalau masih ada orang makan tiwul gantung diri, tidak bisa dianggap sepele hanya satu dua orang. Mereka tetap berharga. 8 Garuda Magz - Februari 2011

Kritik tokoh agama direspons Sekretaris Kabinet (Seskab), Dipo Alam. Ia menuding Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh lintas agama tidak hanya bermaksud menyampaikan pesan moral di balik tudingan pemerintah berbohong, tetapi sudah menjadi pernyataan politik, bahkan gerakan politik. Dipo berkata, jika Din mau jadi presiden, silakan maju pada 2014. Adakah partai yang mendukungnya? Tapi, jangan pakai label tokoh agama untuk berpolitik, tuturnya, seperti dikutip Antara, Senin (24/1) yang dilansir media. Dia menilai, pernyataan Din Syamsuddin bukan sebuah pesan moral karena pada kesimpulannya sudah merupakan pernyataan politik. Dipo juga menyebut Syafii Maarif tidak murni. Ia pernah jadi bintang iklan politik yang mendukung salah satu calon presiden, katanya. Syafii menyebut dipo telah kehilangan hati nurani. Kami konsisten gerakan ini terus berlanjut dan tidak akan berhenti oleh gerakan apapun, tegas Din.

Apa komentar pengamat? Seperti dilansir dari sebuah media, Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan menilai, tuduhan kebohongan pemerintah bisa muncul karena pemerintah banyak mengumbar janji manis yang tak kunjung direalisasikan. Pemerintah terkesan lambat setiap mengambil keputusan terkait kebijakan yang berhubungan dengan publik. Akibatnya, kata dia, rakyat belum merasakan dampak berbagai kebijakan pemerintah itu. Karena pemerintah lambat dalam mengambil keputusan, dampaknya banyak. Banyak janji yang tidak terwujud. Yang itu dinilai kebohongan publik, jelas Anies. Untuk mengembalikan kepercayaan rakyat yang kadung turun, Anies menyarankan pemerintah bergerak cepat dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan publik. Dengan begitu, seruan tokoh lintas agama tidak seperti yang digambarkan dalam puisi Adhi Massardi, Para imam hanya bisa bergumam sambil berharap tuhan segera turun tangan.

Guru besar pun bersuaraFoto : Istimewa

Tak hanya tokoh agama, sejumlah guru besar pun angkat bicara. Di Surabaya, sepuluh profesor mendeklarasikan komitmen stop kebohongan pemerintah, Rabu (19/1). Dimotori Rektor Universitas Surabaya, Zainuddin Maliki, deklarasi dilangsungkan di kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jalan Sutorejo, Surabaya, Jawa Timur.elain Zainuddin, deklarasi didukung, antara lain guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Djauhar Manfaat dan Imam Robandi, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Ahmad Zainuri, serta guru besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, Syaiful Anam. Deklarasi bernama Gerakan tidak Bohong Sebagai Karakter Bangsa Indonesia. Seperti diberitakan berbagai media, Zainuddin Maliki kala itu mengatakan, gerakan ini sebagai dukungan moral kepada tokoh lintas agama yang mengingatkan pemerintah agar tak gemar mengumbar janji manis. Deklarasi ini juga sebagai cara untuk membenahi kinerja pemerintah yang semakin lama melayani masyarakat bukannya membaik, tapi justru semakin banyak berjanji. Bangsa ini, sambung Zainuddin, masih jauh dari yang namanya kejujuran. Banyak janji yang diucapkan belum tuntas dilaksanakan. Tapi, pemerintah tak menyadari hal itu, ucapnya, seusai deklarasi. Gerakan itu ditandai dengan penyematan pin berwarna merah putih bertuliskan Stop Bohong. Tidak Bohong adalah Karakter Pribadi Saya. Dilakukan pula penandatanganan

S

simbol dukungan di dua spanduk sepanjang tujuh meter yang diikuti ratusan guru sekolah. Langkah para guru besar di Surabaya itu, ditanggapi Ketua DPR-RI, Marzuki Alie. Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu menyatakan kekecewaannya terhadap deklarasi sepuluh guru besar tersebut. Sebagai intelektual, kata Marzuki, seharusnya para guru besar dapat berpikir lebih matang. Dia menyatakan agar para guru besar itu tidak ikut-ikutan karena, menurut Marzuki, pada akhirnya mereka justru masuk ke wilayah politik. Kan tidak baik, apalagi guru besar. Terus terang saya prihatin, tutur Marzuki yang saat itu tengah mengikuti konferensi ke-13 Dewan Parlemen Organisasi Konferensi Islam (PUIC Council) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Marzuki menyampaikan, seharusnya makna kebohongan itu harus diterangkan dulu. Karena, menurut dia, apabila ada satu program pemerintah belum mencapai sasarannya, hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai kebohongan. Ya, harusnya kita definisikan dulu maksud dari istilah itu. Karena, terus terang saja saya merasa tersinggung kalau disebut orang berbohong, dia menurutkan. Garuda Magz - Februari 2011 9

NEWS

ejatinya, jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memang negarawan sejati, rasanya aneh bila kerap mengeluhkan apa yang dialaminya dengan curhat (curahan hati) kepada rakyat. Pernyataan SBY dihadapan para pimpinan TNI dan Polri soal gajinya yang tak naik selama tujuh tahun, dinilai sebagai curahan hati yang aneh. Ternyata, bukan sekali itu presiden melontarkan ihwal gajinya yang tidak naik. Hal sama pernah ia lontarkan dalam beberapa kesempatan yang dihadiri sejumlah wartawan. Betul-betul aneh. Seorang negarawan selalu mengeluh, ujar Ketua DPP Partai Gerindra, Asrian Mirza, seperti dilansir detik.com beberapa waktu lalu. Asrian memahami, apa yang dilakukan SBY merupakan langkah pencitraan diri. Saat semua PNS naik gaji dan mendapat remunerasi, gaji presiden malahan tidak naik. Sepertinya SBY ingin menyampaikan, sebagai presiden tetap bekerja keras tanpa pamrih, singgungnya. Padahal, menurut dia, seorang presiden harus memberi contoh bagaimana seorang abdi negara bersikap. Kalau pemimpinnya curhat dan mengeluh terus, bagaimana rakyatnya bisa optimistis. Jadi pesimistis semua nantinya, ujarnya. Rencana kenaikan gaji presiden pun dinilainya tidak tepat. Pada waktu kampanye calon wakil presiden (cawapres), Pak Prabowo, malah akan memberikan seluruh gajinya untuk negara, Asrian membandingkan dengan pernyataan dan niat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu saat kampanye cawapres. Dia menegaskan, seorang presiden harus memberi contoh bagaimana seorang abdi negara bersikap. Karena itu ia menyatakan, Partai Gerindra meminta agar SBY berhenti curhat. Bersikaplah seperti negarawan sejati. 10 Garuda Magz - Februari 2011

sby berhentilah Mengeluh S

Foto : Istimewa

aru-baru ini Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) telah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang berlangsung pada 14 dan 15 Januari lalu di Hotell Redtop Jakarta. Rakernas Gerindra yang dihadiri oleh Pembina Gerindra Prabowo Subianto ini menggelar beberapa agenda penting diantaranya adalah evaluasi mengenai eksistensi keberadaan partai gerindra ditengah-tengah masyarakat dan internal partai, pendaftaran untuk calon legislasi, pembinaan kader pratama/ utama serta akan dilakukan evalusi kinerja kader DPD kabupaten dan kota. Hal ini ditegaskan oleh Ketua DPW Gerindra Sultra, Yani Muluk. Berdasarkan petunjuk dari DPP kami akan melakukan evaluasi kinerja terhadap DPD Kabupaten dan Kota terkait peninjauan ulang tentang keberadaan mereka jangan sampai masih ada kinerja yang kurang memuaskan, Kata Yani. Ia juga optimis dengan adanya rakernas yang dilakukan lebih awal, peluang Gerindra untuk maju sebagai caleg lebih besar lagi sebab sudah digodok sejak awal.

raKErNas GEriNDra 2011

B

ewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra mendukung segala usaha dan upaya membe-rantas penyakit korupsi di Indonesia. Korupsi, bagi Gerindra, merupakan wabah penyakit menular dan laten yang harus disembuhkan.Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon berharap kepada KPK, penahanan terhadap 19 politisi harus didasarkan pada fakta hukum, jangan kemudian dianggap publik seakan menjadi alat politik. Untuk itu perlu diungkap, siapa pemberi suap dan para perantaranya. Jika penyuap tak dapat disentuh, maka wajar kalau KPK dianggap tebang pilih dan menjadi instrumen politik, ujar Fadli Zon. Dikatakan, usaha KPK ini juga harus segera diikuti oleh penyidikan terhadap kasus-kasus korupsi lain yang jauh lebih besar seperti Gayus dan Bank Century. Fadli menambahkan bahwa KPK juga harus mengusut kasus-kasus dugaan korupsi yang dilakukan politisi partai yang berkuasa dalam kasus lain. Bila itu dilakukan, barulah kita bisa berharap pemberantasan korupsi memang serius dilakukan. Dan tidak ada kesan, KPK dalam menjalankan tugasnya, terkesan tebang pilih, diintervensi politik oleh penguasa, jelas Fadli Zon. Garuda Magz - Februari 2011 11

KPK harUs TaNGKaP PEMbEri sUaP POLiTisi

D

LEBIH DEKAT DENGAN

Prof. Dr. Ir.SuhardiOleh : Hayat Fakhrurrozi & Kemal Firdaus

Memilih Pemimpin tidak boleh instan

I

ndonesia kini, sungguh memprihatinkan. Bukan hanya karena sebagian masyarakat hidup dibawah garis kemiskinan, tapi juga beragam persoalan sosial dan bencana alam datang silih berganti. Tak hanya itu, berbagai masalah politik yang timbul saat ini, menambah beban sosial dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak terlepas dari berbagai komentar yang dilontarkan para pemimpin partai politik, anggota parlemen yang saling serang dan saling menyudutkan, kata Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA), Prof. Dr. Ir, Suhardi di ruang kerja di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Menurut pakar kehutanan ini, masyarakat harus sadar akan pentingnya pendidikan politik dan proses berpikir agar tidak salah menilai sosok seorang pemimpin yang akan dipilihnya. Kita harus sadar, tidak boleh mimilih pemimpin secara instan. Jangan hanya karena dijanjikan sesuatu lantas memilih seseorang yang nyatanya tak bisa berbuat apa-apa. Masyarakat harus betul-betul paham bahwa nasib bangsa ini berada ditangan mereka dengan cara-cara demokratis, papar pria kelahiran Klaten, 13 Agustus 1952 ini. Karena itu, meski belum begitu lama terjun di pangGaruda Magz - Februari 2011

gung politik, Suhardi mengaku sedih melihat kondisi politik Indonesia yang tidak lagi menjunjung tinggi asas-asas demokrasi. Ia mengaku agak sulit memahami bagaimana bisa suara rakyat begitu mudahnya dibeli dengan uang. Bayangkan saja jika untuk jadi bupati, perlu dana besar, sehingga jika terpilih nanti yang dipikirkan bukan bagaimana menjalankan program kerjanya tapi bagaimana supaya dana yang dikeluarkan bisa segera kembali, kata alumnus College of Forestry, University of the Philippines Los Banos (UPLB), Philipina. Namun caruk maruknya masalah politik di tanah air, tak membuat ayah tiga anak ini ingin berhenti sampai di sini. Masalah yang ada bahkan, makin menumbuhkan semangat juanganya untuk mengantar partai yang dipimpinnya melaju pesat di 2014 nanti. Saya berharap GERINDRA bisa membuat gerakan dengan merangkul petani dan nelayan, sebab sesungguhnya mereka adalah aset bangsa ini, jelas profesor yang aktif mengembangkan beragam organisasi yang fokus pada pemberdayaan kehutanan, pertanian dan ketahanan pangan masyarakat, khususnya tani dan nelayan. Lantas apa yang membuatnya Suradi hingga kini masih aktif di panggung politik? Kepada Hayat Fakhrurrozi dan Kemal

12

Firdaus dari GARUDA Magazine, lelaki yang selalu tampil sederhana ini berkisah. Berikut petikan wawancaranya: Apa yang membuat profesor memilih terjun ke dunia politik? Bermula dari keprihatinan saya terhadap lingkungan dan nasib petani yang selalu bernasib buntung. Ditambah nasib sial itu adalah takdir dari stuktur ekonomi yang ada. Dimana untuk memperbaiki nasib petani harus didahului perubahan sistem ekonomi. Nah, inilah permasalahaannya karena sistem ekonomi seringkali ditentukan kekuatan politik. Intinya, politik adalah panglima, termasuk menentukan nasib petani. Kenapa demikian? Saya pernah jadi Dirjen, tapi usulan saya selalu dimentahkan. Misalnya saya sudah usul ini jangan impor, pangan jangan impor, ternyata malah impor. Bayangkan saja jika selaku Dirjen pun masih sulit sekali untuk mengambil suatu keputusan. Jadi tetap saja, yang memberi keputusan pejabat di atas saya. Dan ternyata,

keputusan pejabat itu sangat bernuansa politik. Akhirnya saya merenung dan berpikir, bahwa semua harus melalui politik. Kapan akhirnya Anda memilih untuk terjun ke panggung politik? Berbagai pengalaman, baik saat di HKTI maupun di Dewan Ketahanan Pangan Nasional kian membuat saya frustasi. Akhirnya awal tahun 2007, saya mengajak sejumlah rekan membangun partai politik baru. Nah, Ketua Umum HKTI, Prabowo Subianto, yang saat itu masih tercatat anggota Partai Golkar juga kami ajak. Saat itu namanya Partai Petani dan Nelayan. Beberapa waktu kemudian, saya dipanggil oleh Prabowo untuk membahas rencana pembentukan partai. Nah, menjelang verifikasi partai, akhirnya Prabowo ikut bergabung meski masih tetap dibalik layar dan mengganti nama partai menjadi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Saya selaku pengusul pun ditunjuk sebagai Ketua Umumnya. Alhamdulillah, hanya dalam waktu dua minggu menjelang penutupan verifikasi partai, Gerindra akhirnya lolos sebagai

peserta Pemilu 2009. Jadi mau tidak mau, saya pun pensiun sebagai pegawai negeri. Sejauh ini Gerindra identik dengan sosok Prabowo sebagai tokoh terkenal, lalu apa strategi Gerindra? Siapa pun mengenal dan mengagumi Pak Prabowo. Dan siapapun akan mengatakan Gerindra itu ya Prabowo. Sementara saya sendiri nyaris tak dikenal masyarakat. Inilah untungnya saya, sehingga saya bisa dengan leluasa untuk bertemu dan bertanya di masyarakat hingga kalangan bawah. Saya sering ke pasar, naik ojek atau ngobrol dengan tukang bangunan, dan kalau ditanya soal Gerindra atau Prabowo, mereka memberikan tanggapan positif. Jadi nggak salah dong kami jadikan Pak Prabowo sebagai ikon sekaligus jagoan dari Gerindra. Lalu apa yang dilakukan Gerindra menghadapi Pemilu 2014? Selain terus merapatkan barisan internal melalui pendidikan kader mulai dari tingkat pusat hingga seterusnya ke bawah.

Garuda Magz - Februari 2011

13

LEBIH DEKAT DENGANPada pemilu mendatang, kami tidak mau kecolongan lagi, selain hanya disiapkan dalam satu tahun kurang, juga belum punya kader banyak, belum punya saksi. Untuk 2014 nanti, kami sudah punya enam juta saksi, setidaknya akan ada sepuluh orang saksi dari kami di setiap TPS dengan alamat yang berbeda. Berapa anggota Gerindra saat ini? Kami dulu punya 13 juta pemegang KTA (kartu tanda anggota). Tapi nyatanya kami hanya 4,2 persen di DPR. Entah kenapa kok begitu. Untuk di provinsi kami memperoleh 10 persen kursi. Berarti mirip dengan jumlah pemegang KTA. Di Jawa Tengah misalnya, 10 persen, Jawa Timur 9 persen, di Jawa Barat 9 persen, dan DKI 7 persen. Apa saja yang dilakukan Gerindra pada kader-kadernya di usia yang ke 3 ini? Secara bertahap kami melakukan pendidikan politik, meski kami tidak bisa menjamin 100 persen bisa tercapai, tapi sosialisasi hinggah ke bawah terus berkesinambungan. Di DPD kami punya 130 pengurus yang secara bertahap melakukan perkaderan hingga ke ranting-ranting. Intinya, kami masih punya waktu yang cukup panjang dibanding 2009 lalu. Kalau kemarin yang paling belakang menentukan caleg, pemilu nanti kami ingin yang terdepan. Lantas apa yang ditawarkan Gerindra untuk bisa sukses 2014? Kami tetap mengedepankan delapan aksi program yang akan kita publikasikan terus menerus ke semua lini. Kedelapan aksi program itu jelas ada parameternya, ada ukurannya, ada targetnya. Setidaknya, Partai Gerindra mampu mengembalikan dan menyadarkan kembali akar keindonesiaan yang berawal dari masyarakat pedesaan sebagai petani dan nelayan. Yang pada akhirnya, mereka pun mengetahui partai mana yang mampu memperjuangkan dan mewujudkan kesejahteraan yang nyata.

Prof. Dr. Ir. SuhardiTempat, tanggal lahir : Klaten, 13 Agustus 1952 Pendidikan : Fakultas Kehutanan, UGM Yogyakarta (1977) Master Program, College of Forestry, UPLB (1984) PhD Program, College of Forestry, UPLB Jabatan : Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) (2008-2013) Perjalanan Karier Pembantu Dekan I Fakultas Kehutanan UGM (2000)

Dekan Fakultas Kehutanan UGM (2001) Direktur Jenderal Rehabilitasi di Lahan dan

Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan (2001) Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat Departemen Pertanian (2002) Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia di Yogyakarta (2003) Ketua Perhimpunan Bambu Indonesia di Yogyakarta (2004) Ketua Indonesian Agroforestry Education (2006) Ketua Persaki di Yogyakarta (2006)

14

Garuda Magz - Februari 2011

Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 53 A-B Makassar

DEWAN PIMPINAN DAERAH SULAWESI SELATAN

FORMULIR PENDAFTARAN CALON ANGGOTAkepada Yang Terhormat, Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerakan Indonesia Raya ( GERINDRA ) di-tempat Salam Indonesia Raya..!! Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Lengkap Nomor KTP Tempat / Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan Terakhir Alamat Tempat Tinggal Desa / Kelurahan Kabupaten / Kota Nomor Telepon Hobby / Minat / Bakat Pengalaman Organisasi : ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... Golongan Darah : ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... RT : ............................................................ Kode Pos : ........................................................... Provinsi : ........................................................... : ........................................................... : ........................................................... ............................................................ Dengan ini mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) serta berjanji akan mematuhi semua ketentuan dan peraturan Partai. ........................ , .......................... , 20.. Hormat Saya, ( ---------------------------------------------- ) l Sebagai kelengkapan yang telah disyaratkan, turut pula saya lampirkan : 1. Fotocopy kartu Tanda Penduduk ( kTP ) 2. Pas foto ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembarGaruda Magz - Februari 2011 15

:

: ........................................................... Status Pernikahan :

/ RW :

:

: ........................................................... Kecamatan : : Sulawesi Selatan

EVENT

ika pengurus DPP Partai Demokrat mulai mewacanakan siapa figur dari internal partai mereka yang layak melanjutkan kepemimpinan SBY, Partai Gerindra tak mau ketinggalan. Mereka, termasuk di Sulsel, juga mulai pasang kuda-kuda mengampanyekan Prabowo for President. Bahkan, menurut Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel, Suwardi Thahir, kader Gerindra hingga level terbawah sudah mengetahui dan ikut mengkampanyekan Prabowo untuk pemilihan presiden mendatang. Suwardi mengamini, pasca SBY, tokoh nasional yang paling matang dari segi usia adalah Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra, Prabowo Subianto. Sebenarnya, sejak munculnya Gerindra, Koordinator Gerindra Makassar ini mengatakan, sama sekali tidak pernah terpikirkan tentang Prabowo selain menyiapkan beliau untuk menjadi capres. Dari dulu, kader Gerindra tidak pernah berhenti untuk itu. Termasuk di Sulsel, itu terus kita sampaikan ke kader, katanya. Penyampaian ke kader sebagai persiapan dini ini terus dilakukan Gerindra. Kader tahu semua bahwa Pak Prabowo calon presiden. Di Rakernas serta Rapimnas juga itu sudah menggema, Kata Ketua Biro Pemuda, Olahraga dan Infokom, Gerindra Sulsel ini.

J

Prabowo for President

16

Garuda Magz - Februari 2011

Gerindra Makassar Gelar Peduli Pasar

Berdasar ketentuan, khususnya syarat kepengurusan parpol agar parpol bisa berbadan hukum, wajib memiliki kepengurusan di seluruh provinsi, 75 persen kabupaten/kota, dan 50 persen kecamatan. Suardi optimis, Gerindra lolos verifikasi sebagai parpol berbadan hukum. Tapi kami ingin kabupaten/kota maupun kecamatan semuanya 100 persen, ujar Suardi.

Gerindra Kudus Garap Kader Muda

Pemperingati ulang tahun ke-3 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), yang jatuh pada 6 Februari, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Makassar menggelar Gerakan Peduli Pasar. Kader Gerindra Makassar menggelar bakti sosial pembersihan sampah di area Pasar Pabaengbaeng serta di pinggiran kanal di kota. Cuaca tidak bersahabat karena hujan deras yang terus mengguyur Makassar tidak mengalangi puluhan kader Gerindra membersihkan Pasar Pabaengbaeng. Gerakan Peduli Pasar dipimpin Sekretaris DPC Gerindra Makassar, Arif Bahagiawan. Menurut Arif, bakti sosial ini tidak hanya dilakukan DPC Gerindra Makassar, tapi juga melibatkan pengurus kecamatan (PAC) dari 14 PAC di Makassar. Gerakan ini sekaligus membuktikan Partai Gerindra peduli ekonomi kerakyatan. Pasar itu merupakan pusat pergerakan ekonomi kerakyatan sehingga kita menggelar kegiatan sosial di pasar, kata Arif, seperti dikutip dari situs sebuah Koran lokal. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, kata Arif, juga menjadi tokoh yang peduli ekonomi kerakyatan. Dia bahkan tercatat sebagai Ketua Pasar Tradisional Seluruh Indonesia. Bicara soal verifikasi partai politik yang akan dilakukan sebagai syarat badan hukum di Kementerian Hukum dan HAM, Arif menyebutkan DPC Makassar 100 persen sudah siap. Apalagi seluruh kecamatan di wilayah Makassar secara keseluruhan sudah terbentuk pengurusnya. Wakil Ketua DPD Gerindra Sulsel, Suwardi Thahir menambahkan, ulang tahun ketiga partai berlambang kepala burung garuda ini menjadi momen mempersiapkan partai ini menghadapi verifikasi oleh Kementerian Hukum dan HAM. Suardi juga menegaskan, partai yang didirikan Prabowo Subianto ini sudah siap diverifikasi.

M

artai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) memfokuskan diri menggarap segmen muda untuk memenangi pemilu presiden mendatang. Berbagai kegiatan dirancang untuk menyentuh kaum muda melalui sayap gerakan pemuda Tidar (Tunas Indonesia Raya), Minggu akhir bulan lalu. Itulah yang dilakukan di Kudus dengan menggelar lomba mewarnai tingkat Taman Kanak-Kanak se-Kabupaten Kudus di GOR Wergu. Ratusan peserta berpartisipasi dalam kegiatan itu. Ketua Tidar Kudus, Shindu Arief Suhartono, mengungkapkan, meskipun anak-anak yang menjadi peserta, orang tua dan keluarga yang mengantar menjadi bidikan penyebaran ikon Gerindra. Memang kegiatan mewarnai bagi anak TK tentu tak masuk akal bagi kegiatan partai. Namun yang mengantar anak pasti dari orang tuanya, kakak, atau guru, katanya. Pihaknya telah merancang kegiatan agar lebih menyentuh pemilih pemula. Seperti pelatihan latihan dasar kepemimpinan (LDK) dan melaksanakan try out ujian akhir nasional. Semua segmen yang bersentuhan dengan pemuda akan kami garap, jelasnya. Tidar Cabang Kudus menargetkan 500 kader tergabung dalam waktu dekat ini untuk memenuhi kuota kader hingga pemilu 2014. Pihaknya akan berusaha menggaet pemilih pemula sebanyak mungkin. Karena saat ini peraturan pemilu pun semakin berat, jelasnya sebagaimana dilaporkan sebuah media online.

Garuda Magz - Februari 2011

17

SOSOK

andi rudiyanto asapaBersama Membangun BangsaOleh : Umi Tjende engkeh, kakao, kopi, vanili, lada, dan beberapa hasil perkebunan lainnya sudah lama jadi landmark Sinjai. Daerahnya yang bergunung-gunung dengan cuaca yang senantiasa dingin memungkinkan ditumbuhi tanaman kebun, seperti cengkeh, kopi, kakao, vanili, dan lada. Tanaman ini pula yang sejak sekian lama menopang perekonomian masyarakat. Tidak sedikit dari mereka yang kaya raya dari hasil kebun ini. Sinjai hingga kini masih lebih dikenal sebagai wilayah agraris yang mengunggulkan hasil pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Daerah perairan di Sinjai terdapat di Kecamatan Sinjai Timur dan sebagian Sinjai Utara yang letaknya berbatasan dengan Teluk Bone. Selain tanaman perkebunan, hasil pertanian tanaman pangan seperti padi, palawija, dan hortikultura juga menjadi komoditas utama. Bahkan, hingga kini masih menjadi andalan Kabupaten Sinjai dalam gerak ekonomi sehari-hari. Potensi perikanan di Sinjai, terutama perikanan laut dan tambak air payau. Produksi tiap tahun bisa dikatakan bersaing dengan daerah lain di Sulsel. Dengan produksi sekitar 22.300 ton, produksi perikanan laut Sinjai berada di bawah Kabupaten Mamuju, Bone, Takalar, dan Luwu. Potensi kedua terbesar setelah kebun di kabupaten berlambang kuda ini adalah ikan. Perairan Sinjai adalah perairan yang kaya akan beragam ikan. Dari ikan tuna, kerapu, kakap, lobster, hingga teripang, dengan mudah bisa diperoleh di perairan sekitar Sinjai, terutama di Pulau Sembilan. Bahkan, pada musim timur antara Oktober hingga Maret, sejumlah besar nelayan dari berbagai kabupaten tetangga Sinjai datang ke Pulau Sembilan, ikut menangkap ikan. 18 Garuda Magz - Februari 2011

C

Tak heran, di era otonomi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai berupaya membuat potensi yang dimiliki agar memberikan nilai tambah. Untuk perkebunan, misalnya, pemerintah terus mendampingi dan membimbing masyarakat agar terus memaksimalkan hasil kebun. Di antaranya dengan mengusahakan fermentasi pada tanaman kakao, pengeringan yang baik pada tanaman kopi, vanili, cengkeh, dan lada. Ini agar harganya bisa lebih kompetitif, terutama di pasar internasional, mengingat semua adalah komoditas ekspor. Dengan demikian, meski Kabupaten Sinjai masih dikenal sebagai wilayah agraris, bukan mustahil suatu saat juga menjadi wilayah bahari. Masalah-masalah yang masih terjadi seperti hama penyakit yang menurunkan kualitas produksi perikanan, kerusakan lingkungan perairan, maupun rendahnya sumber daya manusia dan teknologi yang digunakan adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat dan penduduk. Peningkatan infrastruktur juga menjadi tantangan berikutnya. Andi Rudiyanto Asapa yang menjabat Bupati Sinjai sejak Juli 2003, sejatinya bukan berangkat dari latar belakang birokrat. Sebelum menjadi bupati Sinjai, Juli 2003, lulusan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini memang sudah kerap berhubungan dengan masyarakat, tak terkecuali kaum marginal. Dia lebih dikenal sebagai pengacara dan pernah menjabat Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar. Pengalaman di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dirasakan menjadi bekal yang amat berharga dalam menata program ketika dipercayakanTerobosan dan Inovasi

menjabat bupati Sinjai. Tiga bulan pertama orientasi lapang-an. Setelah tahu penyakitnya, baru dibedah, tuturnya. Tak sampai enam bulan, hampir semua desa-desa terpencil di wilayahnya sudah dia masuki. Tidak jarang, kunjungan itu membuat masyarakat terharu karena hal serupa tak pernah dirasakan sebelumnya. Sampai-sampai ada yang menyambut dengan cara adat. Rudyanto membuat program dengan memprioritaskan pada tiga pilar pokok: agama, kesehatan, dan pendidikan. Dengan tiga pilar ini, dibentuk forum bersama untuk memberantas KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme). Melibatkan Bawasda, Kepolisian, dan Kejaksaan, forum membentuk dua komisi: investigasi dan penyelesaian masalah. Forum ini, katanya, sudah berhasil mengembalikan lebih dari 50 persen penyimpangan yang dilaporkan BPKP bernilai hampir Rp 2 miliar. Mengapa tiga pilar pokok yang menjadi perhatian? Rudyanto menuturkan, dengan mengamalkan ajaran agama, bisa membuat mental masyarakat jadi baik sehingga dapat mencegah upaya penyimpangan. Karena itulah Pemerintah Kabupaten Sinjai telah membantu proses pembangunan mesjid, pemberian santunan dan penghargaan kepada imam masjid teladan 1 dan para guru mengaji teladan 1 dan penjaga kubur 1 untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci secara gratis dan umroh bagi imam mesjid teladan 2 guru menggaji teladan 2 dan penjaga kubur teladan 2. pilar ke dua adalah pendidikan, dimana pemerintah kabupaten sinjai sejak tahun 2003 telah membebaskan biaya sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Di Bidang kesehatan yang di kenal adalah Program Jamkesda, setiap anggota keluarga berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan hanya membayar premi 10.ribu per bulan mulai tingkat Pustu, Puskesmas sampai rawat inap di Rumah Sakit Umum Sinjai. Ia menyampaikan, untuk program penanggulangan kemiskinan Pemerintah Kabupaten Sinjai telah membebaskan biaya penerbitan akte kelahiran, kartu keluarga, dan kartu tanda penduduk (KTP) bagi selu-

Ketua DPD Gerindra sulsel andi rudyanto asapa bersama Prabowo subianto sesaat setelah Pelantikan

ruh warga miskin. Seluruh warga miskin di Sinjai juga berhak atas pelayanan ke-sehatan gratis serta pendidikan gratis, tegas Andi. Di luar kesibukannya sebagai bupati, medio tahun lalu ia dipercaya mengemban amanah memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sulawesi Selatan. Rudy bertekad mendudukkan kader Gerindra satu fraksi di tingkat provinsi dan enam legislator di pusat pada Pemilu 2014. Beban ini diakuinya sangat berat. Karena itu saya butuh dukungan semua kader Gerindra di Sulawesi Selatan, tegasnya di selasela pelantikan. Beragam terobosan untuk mengantarkan Gerindra ke puncak telah direncanakan. Salah satu langkah yang menjadi prioritas memperkuat struktur Partai Gerindra. Dia bertekad membentuk pengurus hingga tingkat ranting. Bukan hanya itu, semua tingkatan pengurus diupayakan memiliki kantor sendiri. Kantor-kantor tersebut, termasuk kantor DPD akan dijadikan sebagai rumah aspirasi yang menampung berbagai persoalan rakyat. Aspirasi itu diteruskan oleh legislator di daerah bersangkutan, tegas suami dari dr Felicitas Tellu Lembang ini. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, ini dikeRumah aspirasi

nal sebagai sosok yang tak segan-segan turun ke bawah, mengadakan kunjungan ke pelosok desa untuk mengetahui beragam persoalan yang dihadapi masyarakat atau sekadar menyapa penduduk di wilayahnya. Sejak awal kepemimpinannya di Sinjai dia sudah membebaskan biaya pendidikan, juga program kesehatan gratis. Gayung bersambut, program mengutamakan kepentingan rakyat yang dijalankan di Sinjai ternyata selaras dengan visi dan misi Partai Gerindra. Prabowo Subianto, pendiri yang juga pembina Partai Gerindra memuji langkah Rudy. Salah satunya, gerakan minum susu yang diterapkan di daerah itu. Di negara-negara maju, program itu dilakukan untuk membentuk generasi muda yang kuat dan cerdas, ujar Prabowo saat melantik Rudy sebagai Ketua DPD Gerindra Sulsel beberapa waktu lalu. Selain sibuk menjabat sebagai bupati sekaligus Ketua DPD Partai Gerindra Sulawesi Selatan, ayah dua orang anak ini masih kerap menjadi nara sumber di berbagai kesempatan, baik tingkat lokal maupun nasional. Tak heran bila beragam penghargaan, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat telah diraihnya. Penghargaan tersebut tak hanya dalam kapasitas sebagai kepala pemerintahan, tapi juga sebagai politisi yang sarat prestasi. Garuda Magz - Februari 2011 19

STRUKTUR GERINDRA PROFIL

Sosoknya begitu sederhana namun bersahaja. Melayani dan mengayomi masyarakat menjadi tekad kepemimpinannya. Tak heran bila gaya kepemimpinannya ini menyentuh hati rakyat dan disegani lawan politiknya.20 Garuda Magz - Februari 2011

LONGKi DJaNGGOLa bekerja untuk rakyatOleh : Hayat Fakhrurrozi Drs H Longki Djanggola, MSi (58), sosok pemimpin yang kini banyak menginspirasi masyarakat di Kabupaten Parigi Moutong salah satu kabupaten di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng). Selama dua periode, sejak 2002 menjadi bupati, beragam penghargaan dari pemerintah pusat maupun lembaga negara berhasil diraihnya. Atas sejumlah penghargaan itu, dengan rendah hati ayah dua putra ini berucap, Ini bukan hasil kerja saya pribadi, tapi berkat dukungan masyarakat luas yang ingin membangun daerahnya sendiri. Kini, putra daerah kelahiran Palu, 11 November 1952, ini mulai menapakkan kaki, melangkah maju sebagai salah satu calon gubernur (cagub) pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Sulteng yang akan digelar 6 April 2011. Saya siap memimpin jika rakyat mempercayai saya membangun daerah ini, ucapnya. Longki sadar betul pentingnya dukungan rakyat untuk mencapai keberhasilan bersama. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra, Sulteng, ini berpandangan, tanpa dukungan sepenuhnya dari rakyat tak seorang pun pemimpin bisa berhasil menciptakan kesejahteraan yang dicitacitakan bersama. Dalam perhelatan pesta demokrasi untuk memperebutkan kursi nomor satu di Provinsi Sulteng periode 2011 2016 ini, bersama H Sudarto SH, MH (62) anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) yang juga mantan Bupati Banggai dua periode -- Longki bertekad memajukan Sulteng hingga sejajar dengan provinsi lainnya di Indonesia. Karena itu, ia telah menyusun program kerja yang bisa mensejahterakan rakyat, program yang berpihak kepada rakyat. Longgi tidak menutup pintu dalam membangun kebersamaan untuk kepentingan rakyat. Suami Zalzulmida Aladin, SH, CN ini berkata, Kami juga membuka diri kepada siapa pun dan partai politik mana pun untuk mewujudkan visi-misi Gerindra dalam membangun Sulteng dan Indonesia. Untuk mewujudkan tekad itu, penerima penghargaan Citra Karya Abadi Pembangunan 2007 sebagai 10 Pemimpin Daerah Terbaik ini, menetapkan lima langkah yang akan dilakukan dalam masa kepemimpinannya jika diberi amanah dari rakyat memimpin Suteng. Kelima langkah itu adalah melakukan reformasi birokrasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan, pengelolaan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan, serta penegakan supremasi hukum dan HAM. Longki berprinsip, seorang pemimpin harus berpikir kreatif dan menciptakan suasana aman dan nyaman bagi rakyatnya. Karena itu, pemimpin bukan untuk dilayani, tapi melayani rakyat. Jika itu yang terjadi, pemimpin dan aparatur negara pasti dicintai rakyatnya. Semua itu bisa diawali dengan membangun pola pikir yang bersumber pada perubahan paradigma pembangunan. Misalnya, dari sentralisasi menjadi desentralisasi, dia mencontohkan. Prinsip itulah yang akan dilakukan jika terpilih menjadi gubernur Sulteng. Longki meyakini, pembangunan dapat terlaksana dengan baik bila didukung perencanaan yang matang, komprehensif, dan berbasis data yang akurat serta bersifat aspiratif. Keyakinan itu telah ia wujudkan dalam tindakan nyata selama menjadi bupati Parigi Moutong. Tidak berlebihan bila Longki dikenal sebagai pemimpin yang tak kenal lelah dalam mengemban tugas. Ia juga kerap mengajak jajarannya bahu membahu menyelesaikan tugas yang diamanahkan rakyat. Kerja belum selesai adalah kalimat yang kerap terucap dari mulutnya. Kalimat itu biasanya ditambahkan dengan pernyataan, Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Pemerintah ada karena rakyat yang memilihnya, berarti untuk rakyatlah kita bekerja. Untuk maju ke Pemilihan Gubernur 2011, Longki diusung Partai Gerindra, didukung sejumlah partai politik seperti Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Partai Patriot, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Hanura. Inilah saatnya rakyat memilih dengan suara hati, tanpa tekanan apa pun. Saya juga bertekad menciptakan suasana yang kondusif selama pemilu berlangsung nanti, ucapnya. Bravo Longkis for Sulteng. Garuda Magz - Februari 2011 21

SUARA PARLEMEN

Sikap Tegas Partai Gerindra

Tetap Tolak Gedung baru DPr

P22

Oleh : Hayat Fakhrurrozi

artai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tetap menolak pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadlizon menyatakan pimpinan DPR telah melakukan pembohongan publik dengan menyatakan semua fraksi di DPR sudah menyetujuinya pembangunan gedung baru tersebut. Didampingi Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani dan sejumlah fungsionaris partai lainnya, Fadlizon menegaskan, Baik partai maupun Fraksi Gerindra tetap menolak pembangunan gedung baru DPR. Klaim semua fraksi telah menyetujui tidak benar dan merupakan pembohongan publik. Fadlizon juga mengemukakan, sikap anggota Gerindra di Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR yang sebelumnya mendukung pembangunan gedung baru merupakan pendapat pribadi. Secara kepartaian, kata dia, Gerindra akan tetap menolak pembangunan tersebut karena masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Anggota Fraksi Gerindra, Pius Lustrilanang, membantah telah mengkhianati fraksinya terkait dengan persetujuan Fraksi Gerindra dalam rapat BURT mengenai pembangunan gedung baru DPR. Wakil Pimpinan BURT DPR itu mengatakan, Saya Garuda Magz - Februari 2011

Rencana Gedung DPR - MPR baru

Fadli Zon Wakil Ketua Umum

tidak melakukan kesalahan apa pun. Saat ini posisi saya bukan pengurus fraksi, tetapi pimpinan BURT. Sikap Gerindra, tegas Pius, menolak rencana pembangunan gedung baru DPR. Menurut dia, perbedaan pendapat antara Fraksi Gerindra dan pimpinan DPR mengenai pembangunan gedung tersebut merupakan pendapat DPR. Mantan aktivis 1998 ini juga mengatakan, keputusan fraksi untuk menolak pembangunan gedung berlantai 36 itu setelah semua proses pengambilan keputusan di DPR telah usai. Senada dengan Pius, Wakil Ketua Fraksi Gerindra, Sadar Subagyo mengatakan fraksinya tidak dapat berbuat apa pun ketika DPR harus memutuskan secara voting. Kalau (DPR) tetap ngotot, dan malah voting, kita tidak bisa apa-apa. Tapi kita tetap pada keputusan awal, menolak, tegasnya. Gerindra, menurut Sadar, sebenarnya telah dua kali mengirim surat resmi kepada pimpinan DPR terkait sikap menolak pembangunan gedung baru. Pertama pada Oktober 2010. Surat tersebut belum dicabut dan telah disampaikan kepada pimpinan DPR dan Setjen DPR. Kedua pada 10 Januari karena adanya klaim dari Pimpinan DPR bahwa seluruh fraksi sepakat pembangunan gedung. Kami serius. Ini sikap resmi kami dan belum dicabut. Bahkan kami kembali mengirimkan suratnya dengan isi yang sama persis dengan surat tanggal 10 Januari, tandasnya. Sebelumnya, Fraksi PDIP, Fraksi Hanura, dan Fraksi Gerindra menyatakan penolakan atas pembangunan gedung baru DPR yang ditaksir menghabiskan dana Rp 7 juta per meternya itu. Fraksi-fraksi ini menyatakan, pimpinan DPR melakukan klaim sepihak atas kesepakatan fraksi terkait pembangunan gedung baru itu. Semula, proyek di Senayan itu dipatok seharga Rp 1,8 triliun. Angka ini kemudian ditekan menjadi Rp 1 triliun. Ketua DPR, Marzuki Alie pada sebuah kesempatan berujar, Saya yakin bisa di bawah Rp 1 triliun dan itu bisa kita usahakan bersama. Garuda Magz - Februari 2011 23

SAYAP

TIDAR adalah salah satu perpanjangan tangan Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA). Tercetuslah sebuah ide untuk mendirikan TIDAR didasari atas keinginan kaum pemuda yang masih memiliki affliasi dengan Gerindra. Dipelopori Aryo Djojohadikusumo, maka pada 7 Juli 2008, didirikanlah sebuah organisasi yang bernama Tunas Indonesia Raya yang kemudian biasa disebut dengan TIDAR.Oleh : Kemal Firdaus

Tunas indonesia raya

Aryo Djojohadikusumo (berkacamata hitam), Ketua Umum TIDAR, berfoto bersama pengurus.

D24

alam AD/ART TIDAR disebutkan bahwa dalam rangka melaksanakan fungsi Partai Gerindra yaitu guna menyerap, menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Tak hanya itu, TIDAR juga diharapkan ikut serta meningkatkan kesadaran politik rakyat dan menyiapkan kader-kadernya. Guna mengerahkan pemilih pemula Indonesia untuk memilih Partai Gerindra, maka dirasa perlu dibentuk Tunas Indonesia Raya (TIDAR). Organisasi yang diprakarsai pemuda Gerindra ini juag diharapkan dapat menjadi sarana penunjang pelaksanaan program partai yang mempunyai hubungan dengan hierarki secara organisasional dengan DPP partai Gerindra. Dalam perjalanannya, pesan yang ingin disampaikan oleh Tunas Indonesia Raya adalah masa depan yang kokoh berawal dari generasi muda yang kokoh. Karena itu, TIDAR harus bisa menyuarakan dan mendukung karya nyata anak bangsa, demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Garuda Magz - Februari 2011

Putra-putra terbaik bangsa juga bisa ikut serta membangun Indonesia yang kokoh diawali dengan membangun potensi diri sendiri, tegas Aryo. TIDAR mencoba menampung dan menyalurkan berbagai aspirasi anak muda di Indonesia. TIDAR percaya, bahwa sebagai anak muda Indonesia, sudah saatnya untuk melakukan sesuatu untuk negara tercinta ini. Dan berbuat untuk negara dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan beragam upaya. Alangkah senangnya bila para generasi muda dapat melakukannya dengan cara yang sesuai dengan keinginan, sesuai dengan gaya, dan sesuai dengan selera anak muda, kata Aryo yang juga putra Hasyim Djojohadikusumo ini. Hingga Saat ini TIDAR telah beberapakali menyelenggarakan beragam kegiatan diantaranya adalah Piala Garuda yaitu kejuaraan sepakbola antar-SSB se-JABODETABEK dan TIDAR CUP yaitu kejuaraan basket antar-SMA di DKI. Salah satu program nyata dari TIDAR Sekolah Untuk Semua, dimana para pengurus TIDAR mencari bangku kosong di SD untuk bisa membantu menyekolahkan kembali anak-anak kelas enam SD yang sudah ataupun hampir putus sekolah. Mengapa kelas enam SD? TIDAR berharap bisa membantu anak2 tersebut mendapat ijazah SD agar bisa mencegah terjadinya generasi yang hilang (saving a lost generation), bukan karena mereka tidak mau sekolah, tetapi karena mereka tidak mampu bersekolah. Saat ini TIDAR diketuai oleh Aryo Djojohadikusumo, sementara untuk jabatan wakil ketua umum dipegang oleh Budisatrio Djiwandono. Kantor Pengurus Pusat TIDAR berada di Jl. Wolter Monginsidi No 27, Jakarta Selatan. Bagi generasi muda ingin mengenal TIDAR lebih dekat, bisa mengunjungi website resminya di www. tidar.or.id.*

Anggota TIDAR di acara temu kader nasional Gerindra

Kegiatan TIDAR Daerah Istimewa Yogyakarta di Hari Pahlawan

Pembukaan Piala Garuda 3

Garuda Magz - Februari 2011

25

OPINI

Kita butuh Pemimpin yang NegarawanMuhammad haris indra, sipKetua DPP Gerindra Bidang PertahananPada masa kekinian, kalau BIN kuat, maka tahun terakhir masa pemerintahan SBY negara tidak akan seperti sekarang, serba ketidakpastian. Tim intelejen harus mampu mengatakan trutana kepada tim ekonomi agar mempersiapkan kebijakan yang benar.ascareformasi, kinerja tim intelejen dikaitkan dengan terorisme. Dalam pandangan penulis, terorisme merupakan sebuah metode, melihat terorisme harus dari berbagai sisi: sisi sosial, politik, geostrategi, dan sebagainya. Tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Teror alat untuk mencapai tujuan. Teror dapat berbentuk kekerasan pikiran, ucapan, intimidasi, dan fisik. Secara metodologi, setiap negara melakukan terorisme. Akan tetapi kini, terutama pascaperistiwa World Trade Center (WTC), kita dipaksa memahami terorisme ala interpretasi AS. Terorisme yaitu kelompok Muslim dan Arab atau Al Qaeda. Secara konsep arti terorisme sangat luas. Pemenggalan 3 gadis pada masa lalu di Poso Sulawesi Tengah, juga bisa dikatakan teror. Terus kita dapat bertanya, siapa Koter-nya (koordinator teror)? Kondisi intelejen berkaitan dengan kondisi negara. Kalau kita puas dengan keadaan negara, artinya intelejennya bagus. Intelejen adalah sebuah komunitas kecil tetapi cerdas membaca masalah negara dan memberikan rekomendasi kepada penyelenggara negara. Dalam beberapa contoh nyata, intelejen menjadi shadow goverment atau pemerintahan bayangan, bahkan untuk negara yang dikatakan paling demokratis seperti Amerika Serikat (AS). Pemerintahan Soeharto hebat karena intelejennya hebat. Akan tetapi, akhirnya ia juga mengalami ketidakhebatan intelejen, karena adanya regenerasi dan perubahan lingkungan yang tidak ceoat diantisipasi. Kenapa terjadi krisis ekonomi? Karena intelejen ekonominya lemah, sementara kinerja intelejen ikut menentukan nasib negara. Pada masa Muchdi di dalam BIN, dapat dilihat rekaman 26 Garuda Magz - Februari 2011

P

BIN dapat masuk dalam kalangan Islam dan berteman dengan kelompok radikal. Bisa jadi latar belakang Muchdi yang menjadi Ketua Umum Pencak Silat Tapak Suci, sebuah organisasi di bawah naungan Muhammadiyah menjadi salah satu alasan kemesraan itu terjalin. Penyelenggaraan negara tidak mungkin hidup tanpa intelejen. Soal kondisi intelejen sekarang yang kurang bagus, kembali lagi kepada leadership (kepemimpinan) danstatesmanship (kenegarawanan). Dalam hal ini, kita bukan hanya membutuhkan pemimpin, tetapi juga seorang negarawan. Negarawan adalah seseorang yang memahami tentang kenegaraan, masalah, dan penyelenggaraannya. Pascareformasi, tidak seorang pemimpin dan negarawan yang mengemuka di Indonesia. Bahkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sekalipun. Ini terlihat dari finalitas kepemimpinannya yang tidak berakhir dengan baik. Sebagaimana Habibie, Gus Dur, dan Megawati, kepemimpinan SBY, kesan penulis 6 tahun pemerintahannya juga tidak akan berakhir dengan baik. Kita menyaksikan seorang purnawirawan patriotik yang tidak diragukan loyalitasnya terhadap negara ini dituduh berkaitan dengan kasus kematian Munir yang (katanya) aktivis Hak Azazi Manusia (HAM). Nama Mayjen Purn Muchdi Pr dibawa-bawa dalam kasus ini. Lalu apa untungnya Muchdi Pr atau BIN menyingkirkan Munir? Dalam konteks intelejen tidak ada namanya pembunuhan . Yang ada Bina Galang, pembinaan dan penggalangan, membina musuh menjadi kawan. Perlu ditanyakan juga siapa Munir? Bisa saja ia intelejen, intelejen ganda. Hal seperti ini juga harus diselidiki, jangan hanya Polycarpus yang diselidiki. Jangan-jangan Polycarpus dan Munir satu geng, karena ada sesuatu, atas

instruksi atasan, Munir harus dieksekusi. Dalam konteks intelejen kejadian seperti itu biasa terjadi.

Sebagai institusi negara, penulis yakin BIN dan Muchdi tidak terlibat. Masa Muchdi di dalam BIN, banyak keberhasilan yang diraih tapi tidak pernah mendapatkan pujian. Itu memang intelejen. Kerja intelejen akan hilang seperti angin.Pada masa Soeharto, janganlah kita melihat dan menilai dalam konteks hari ini. Soeharto awalnya seorang pemimpin yang dapat mengubah keadaan bangsa dan negara dari sangat terpuruk menjadi lebih baik. Dengan melakukan perubahan, tentu ada korban. Akan tetapi membandingkan antara yang dikerjakan dengan korban, penulis merasa lebih banyak yang mendapatkan manfaat dari pada yang menjadi victim. Tentu, korban-korban itu pun tak dapat dikesampingkan. Buktinya, hasil kepemimpinan Soeharto yang 32 tahun tidak berakhir dengan baik. Selama 32 tahun bangsa ini belum mampu mencapai perkembangan peradaban sesuai keinginan. Dapat dikatakan, selama 65 tahun penyelenggaraan negara, Indonesia gagal mengembangkan peradaban. Betul Soekarno negarawan, bahkan boleh dikatakan negarawan andal. Akan tetapi apa yang dihasilkannya di tahun 1965? Secara budaya masih primitif. Bahkan setelah Soekarno turun dan digantikan oleh Soeharto yang berusaha melakukan perubahan peradaban, tetapi sampai saat sekarang belum berhasil. Mengapa sampai kini Indonesia yang besar ini tidak menjadi bangsa yang mengemuka? Akhirnya kembali pada identitas, identitas sebagai ras Melayu, beragama Islam dan terutama orang

Jawa yang jujur harus penulis katakan berdasarkan antropologi budaya tidak memiliki jiwa untuk menjadi bangsa yang berkembang secara peradaban. Sampai sekarang, penulis belum tahu siapa yang salah dalam keadaan ini. Dari semua zaman kepemimpinan di Indonesia, hanya satu yang membedakan intelejen di masing-masing era, yaitu style. Sebagai Presiden, Soeharto pemimpin intelejen yang hebat. Ia sering menggunakan sistem kepemimpinan Jawa, menunggu. Dalam konteks intelejen, Soeharto juga sering menggunakan junior karena junior memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai karir dan lebih berani menempuh risiko dibandingkan orang tua. Soeharto juga memiliki mata rantai intelejen, bahkan lebih dari sepuluh. Jadi setiap ada masalah negara, ia bisa langsung mengkomparasi dengan cepat. Kebetulan masa itu masih banyak orang Indonesia didikan Belanda yang tingkat pendidikannya lebih baik dari Republikan. Dengan demikian, Soeharto memiliki produk intelejen yang berkualitas. Ia juga menghargai, menghidupkan, dan merawat intelejen di mana salah satu sumber pendanaannya berasal dari SDSB. Di era Soekarno, Indonesia juga memiliki kepala intel yang andal, Soebandrio. Soebandrio intelejen jenius tetapi memiliki watak yang tidak disukai oleh banyak orang sehingga memiliki banyak musuh. Dalam konteks internasional, Soebandrio mampu menggetarkan Washington dan London karena ia didukung oleh staf yang kuat disebut Badan Pusat Intelejen (BPI). Bahkan sebagai intelejen, Soebanrio merangkap sebagai Menteri Luar Negeri sehingga ia bebas bergerak. Jika banyak apologie yang mengatakan Melayu adalah bangsa yang lemah, itu paradigma lama. Buktinya, Malaysia mulai maju. Penulis belum berani mengatakan Malaysia maju. Kenapa? Apa buktinya? Malaysia belum memiliki peradaban yang sejajar dengan AS atau Republik Rakyat China (RRC). Keberadaan gedung tinggi seperti Petronasbuilding belum bisa dikatakan maju. RRC memiliki peradaban yang tinggi karena kualitas intelejennya

hebat dan bagus. Setelah tahun 1949, RRC dipimpin oleh pemimpin andal dari Mao Zedong yang otoriter dan sentralistis sampai Deng Xiao Ping, dan kawan kawan. Saat ini penulis bergelut dalam sebuah organisasi yang membentuk perasaan optimis suatu saat Indonesia dipimpin oleh negarawan andal, negarawan yang mampu menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang beradab sesuai cita-cita Indonesia Raya. Penulis berharap pada generasi penulis, belum berharap banyak pada generasi di atas, karena mereka masih produk lama. Dari segi intelejen, penulis pesimistis terhadap pemerintahan sekarang. BIN lemah, tidak bisa menganalisa negara dengan tepat karena tidak memiliki wibawa mempengaruhi pembuat keputusan. Rasanya sia-sia memiliki sebuah lembaga yang dianggap hebat tapi kenyataannya tidak hebat. Atau produknya hebat, tapi tidak memiliki wibawa terhadap penyelenggara negara. Dari segi interpretasi intelejen, kebanyakan otak pelaku teror adalah orang asing yang berkaitan dengan kepentingan asing. Secara ilmu peperangan, ancaman yang paling utama adalah negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, AS, Filiphina, Papua Nugini, Australia, Timor Leste, India, dan Thailand. Jangan dilupakan, Malaysia dan Singapura partner dagang AS. Ini berbeda dengan RRC yang melihat persepsi ancamannya adalah energi jika tidak dikelola dengan baik. Melihat persepsi ancaman terhadap Indonesia maka perlu diadakan pembinaan, penggalangan, dan peringatan dini dengan cara DSIN: Deteksi, Stratifikasi, Identifikasi, dan Netralisasi. Peningkatan peran RT dan RW salah satu cara yang efektif. Ini metode intel Jepang yang kemudian diadopsi Indonesia. Setiap 5 kepala keluarga harus satu pengawas. Oleh karena masa ini pengelolaan negara di bawah kepemimpinan SBY belum mampu mensejahterkan bangsanya, dapat dipastikan pemerintahan SBY yang memiliki sifat peragu dan priyayi berkepala konspirasi ini tidak memiliki kapasitas dan elektibilitas dalam mengelola negara dan intelejen harus segera diganti. Garuda Magz - Februari 2011 27

i.

t a

MENUJU 2014

s

g -

di

m

i.

k

i.

n

ai

k

aFoto : Istimewa

h n

h

di

haNya DUa ParPOL yaNG DaTaNG Di PENDaFTaraN hari PErTaMa

H

ari pertama (17/01/2011) pendaftaran partai politik untuk verifikasi di Kemenkum HAM masih sepi. Hanya ada dua parpol yang datang. Namun kedatangan kedua parpol ini hanya untuk berkonsultasi. Ada dua partai yang ke sini. Tapi mereka bukan mau daftar melainkan konsultasi saja, kata Direktur Tata Negara Kemenkum HAM, Asyarie Azhar di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Menurut Asyarie, kedua parpol tersebut yakni Partai Islam dan Partai Kesatuan Rakyat Indonesia (PKRI). Garuda Magz - Februari 2011

Keduanya berkonsultasi perihal aturan, mekanisme pendaftaran, dan jadwal pendaftaran.Saat ditanyakan apakah kedua partai tersebut sudah terdaftar sebagai badan hukum, Asyarie menjelaskan hanya PKRI saja yang pernah berbadan hukum. Kalau PKRI itu sudah dicabut. Sekarang kayaknya mau daftar lagi, jelasnya. Pendaftaran dibuka di lantai 6 Gedung Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Kemenkum HAM. Hingga pukul 15.30 WIB, ruang pendaftaran masih sepi. Bahkan tidak tampak seorang petugas dan yang mendaftar

di dalam ruangan tersebut. Sedangkan ruang konsultasi berada di lantai 5. Di ruangan ini masih ada sejumlah petugas. Sebelumnya proses pendaftaran parpol ini berlangsung selama tujuh bulan ke depan dan ditutup pada 22 Agustus mendatang. Proses penerimaan berkas, pada awal pendaftaran ini tidak langsung dilakukan verifikasi. Di UU Parpol juga disebutkan periode verikasi berlangsung selama 7 bulan ke depan. Proses verifikasi harus tuntas dan sudah ada hasilnya, selambatnya dua tahun sebelum pendaftaran calon peserta Pemilu 2014. Berdasarkan aturan dalam UU Parpol, maka yang akan Kemenkum HAM nilai adalah syarat administratif dari keberadaan parpol calon peserta. Di antaranya keberadaan kantor kepengurusan aktif di minimal 30 propinsi, 75 persen kabupaten/kota dan 50 persen kecamatan se-Indonesia.

28

bELUM aDa TEMPaT PENDaFTaraN ParPOLPada hari pertama pendaftaran partai politik (17/01/2011), pihak Kementerian Hukum dan HAM belum menyediakan tempat secara khusus untuk malayani pendaftaran. Tempat pendaftaran akan dilakukan sambil jalan karena pendaftaran pada hari-hari awal biasanya masih sepi. Kan kalau awalawal masih sepi. Kalau sudah mendekati akhir baru membludak, ujar Direktur Tata Negara Kemenkum HAM, Asyarie Syihadudin di ruang kantornya. Tahap pendaftaran parpol dimulai pada hari ini dan akan ditutup 22 Agustus 2011 nanti. Namun berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, belum ada persiapan khusus terkait dengan pendaftaran ini. Di bagian Direktur Tata Negara lantai 6, tidak ada kegiatan atau penyiapan tempat khusus untuk pendaftaran parpol ini. Salah seorang petugas mengatakan, tempat penerimaan berkas ada di lantai 8. Namun setelah dicek ke lantai 8, tampak pemandangan yang sama, yakni tidak ada ruangan yang disiapkan khusus untuk pendaftaran. Betul di lantai 8. Sedang kita persiapkan. Mungkin tadi sedang tidak ada petugasnya, ujar Asyarie. Adapun untuk persyaratan pendaftaran verifikasi, yakni melampirkan akta notaris yang memuat pendiri dari tiap propinsi, minimal 30 orang. Sehingga totalnya berjumlah 990 orang untuk 33 propinsi. Persyaratan verifikasi lainnya, parpol memuat kepengurusan partai tingkat pusat, yang menetapkan 30 persen keterwakilan perempuan.

Parpol juga melampirkan surat keterangan Kesbangpol (Kesatuan Bangsa Politik) untuk kepengurusan tingkat propinsi sebesar 100 persen dan kabupaten/kota sebesar 75 persen. Untuk kepengurusan tingkat kecamatan dilampirkan surat keterangan dari camat. Parpol juga melampirkan KTP dari lima orang pengurus tertinggi yang tercantum dalam kepengurusan partai tersebut. Kemudian surat keterangan domisili untuk kepengurusan tingkat propinsi dan kabupaten. Yang berakhir atau paling tidak sampai tahapan pemilu. Misalnya, kalau sewa sekurang-kurangnya sampai Mei 2014, papar Asyarie. Verifikasi juga melampirkan surat pernyataan bahwa si pendiri partai adalah benar dari partai itu dan tidak merangkap dari partai lain. Terakhir, melampirkan surat keterangan rekening bank untuk tingkat nasional atau kantor DPP.

KELiLiNG UNTUK DUKUNGaNTak hanya Ketum Golkar Aburizal Bakrie yang keliling Indonesia mencari dukungan untuk pilpres 2014. Ketum PD Anas Urbaningrum dan Ketum

PAN Hatta Rajasa dituding sibuk berkeliling kampanye, tujuannya untuk Pilpres 2014.Semua pimpinan parpol melakukan hal yang sama dengan Pak Ical, kita tahu semua melakukan konsolidasi ke daerah. Pak Anas, Pak Hatta, Pak Muhaimin juga melakukan ke desa-desa, ujar Ketua DPP Golkar, Priyo Budi Santoso, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan. Hal ini disampaikan Priyo menjawab pertanyaan wartawan terkait konsolidasi pencapresan Ical yang semakin kasat mata. Bahkan, Priyo menuturkan, Ketua DPP PPP Suryadharma Alie juga sudah sibuk sekali mempersiapkan diri menuju pemilu 2014. PPP sepertinya sedang membangun kekuatan dengan menyerap suara dari kyai nusantara.Pak Suryadharma Alie malah terus mengumpulkan dan merangkul kyai tanah air, bebernya. Priyo berharap partai koalisi memahami hal ini sebagai hal yang wajar. Sebab belum satupun kandidat yang positif mendeklarasikan diri sebagai capres.Tentu masih hal yang wajar sepanjang masih dalam taraf konsolidasi, tandasnya. Sebelumnya diberitakan Golkar menegaskan bahwa Ical melakukan tur keliling Indonesia dalam rangka konsolidasi Golkar. Golkar tidak membantah dalam konsolidasi itu Ical terus didaulat menjadi capres untuk pilpres 2014.

Garuda Magz - Februari 2011

29

Foto : Istimewa

KOLOM

Di balik Jendela ilmu

Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLMPemimpin Redaksi

Buku dianalogikan oleh Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh sebagai jendela ilmu. Sebagai jendela ilmu, buku dapat diibaratkan tempat sirkulasi udara (baca: oksigen) yang sangat diperlukan untuk metabolisme maupun mensuplai kebutuhan otak. Jendela juga disebut Nuh bisa berfungsi sebagai tempat lewatnya cahaya untuk menerangi ruangan.

A30

nalogi itu diuraikan dalam tulisannya di sebuah media massa nasional. Tulisan Nuh seakan ingin meluruskan berbagai tafsiran atas maraknya pemberitaan buku seri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang masuk ke sejumlah SMP, bahkan SD, di berbagai daerah di Indonesia. Dari titik ini, mantan rektor Institut Teknologi Surabaya (ITS) itu benar. Tidak ada yang meragukan, melalui buku anak didik bisa memandang jauh di luar batas jangkauan pandangan dan lingkungannya. Buku dapat merangsang daya pikir, mampu menumbuhkan daya kreativitas anak didik. Mengapa ramai diberitakan? Jelas itu terkait dengan SBY sebagai presiden. Sebagai presiden, ia dinilai oleh banyak kalangan masih menyimpan mimpi. Itulah yang kemudian melahirkan banyak persepsi, memunculkan beragam penafGaruda Magz - Februari 2011

siran. Lebih-lebih lagi karena pengadaan sepuluh buku seri tersebut hingga sampai ke ruang-ruang perpustakaan sekolah menggunakan anggaran negara, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Dua hal inilah yang dipandang mengabaikan sentivisitas masyarakat. Tb Dedi S Gumuler, anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) antara lain membidangi pendidikan salah seorang yang menyuarakan masalah ini. Dalam wawancara di sebuah stasiun radio, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini mengaku sudah membaca sebagian dari buku itu. Di buku itu dia menemukan dua hal yang dinilainya tidak objektif, berbeda dengan kenyataan. Seri Indahnya Indonesia Tanpa Kekerasan, misalnya. Dalam buku itu, menurut

dia, SBY seolah-olah bisa membawa Pemilu 2004 yang damai tanpa kekerasan. Padahal saat itu Pemerintahan Megawati, SBY masih menjadi peserta pemilihan presiden. Kedua, buku itu juga menyebutkan SBY menjadi tokoh utama perdamaian Poso dan Maluku. Faktanya, ada peran Jusuf Kalla, bahkan mungkin bisa dibilang tokoh sentral. Jika Dedi Gumelar tak keliru, tentu penafsiran bahwa ada upaya sistimatis di balik buku seri itu tidak bisa ditepikan. Kalau Dedi Gumelar tidak keliru tafsir, boleh jadi isi buku itu tidak membalikkan fakta, tapi bahwa ada fakta penting yang tersembunyi tak bisa diabaikan. Fakta tersembunyi inilah yang bisa ditafsirkan sebagai upaya sistimatis. Sebuah upaya yang cukup cerdas, tapi sangat mungkin tidak mencerdaskan bagi siswa di jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) dalam jangka panjang. Mengapa bisa disebut cukup cerdas? Hitung-hitungannya sederhana. Siswa yang duduk di bangku SMP saat ini rata-rata berusia 13 15 tahun. Ini berarti, mereka umumnya akan menjadi pemilih pemula dalam Pemilihan Umum 2014. Kementerian Pendidikan Nasional mencatat, tahun ajaran 2008/2009 ada 8.992.619 siswa SMP di seluruh Indonesia. Jumlah ini terbagi atas 2.844.546 kelas III, 2.977.387 kelas II, dan 3.176.686 kelas I (www.kemdiknas.go.id). Siswa yang duduk di bangku kelas I tahun ajaran 2008/2009, sekarang sudah kelas III. Mereka ratarata berusia 14 15 tahun. Apakah angka 3.176.686 siswa itu bukan potensi besar untuk meraup suara dalam Pemilihan Umum 2014? Angka ini baru yang tercatat di lembaga pendidikan di bawah Kementerian

Pendidikan Nasional. Belum mencakup siswa di lembaga pendidikan keagamaan yang berada di bawah Kementerian Agama, seperti madrasah dan pondok pesantren. Benar, peluang SBY kembali dipilih menjadi presiden pada Pemilihan Presiden 2014 sudah ditutup oleh ketentuan undangundang. Tapi apakah tak ada mimpi lain? Ada Partai Demokrat, partai yang ia ikut rintis dan besarkan. Di situ ada Edy Baskoro, putra bungsunya yang memegang posisi kunci: sekretaris jenderal. Dari titik inilah mimpi lain itu bisa diurai dan ditafsirkan. Lalu, bagaimana mungkin upaya yang cukup cerdas melalui buku seri ke sekolah-sekolah itu dapat disebut sangat mungkin tidak mencerdaskan? Mari membayangkan perjalanan waktu 10 15 tahun ke depan. Di masa itu, siswa yang saat ini masih belajar di SMP akan tumbuh menjadi sosok dewasa, mungkinjuga kritis. Di era 10 15 tahun mendatang informasi kian terbuka lebar. Bahan bacaan dan pengetahuan umum lainnya mudah diperoleh dari berbagai sumber. Bisakah dibayangkan apa jadinya bila mereka menemukan informasi yang berbeda dengan bacaan yang mereka dapatkan saat masih di SMP? Benar, buku adalah jendela ilmu, diibaratkan sebagai tempat sirkulasi udara yang sangat diperlukan untuk metabolisme sirkulasi udara maupun mensuplai kebutuhan otak. Tapi udara yang diragukan kesegarannya tentulah tidak menyehatkan, bahkan bisa jadi menciptakan generasi yang sakit. Garuda Magz - Februari 2011Foto : Istimewa

31

32

Garuda Magz - Februari 2011

Garuda Magz - Februari 2011

33

Tahun

Terus Berbakti Untuk Negeri34 Garuda Magz - Februari 2011

mengabdi