Majalah Detik 198
-
Upload
yongky-gigih-prasisko -
Category
Documents
-
view
261 -
download
3
description
Transcript of Majalah Detik 198
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 1/205
PENANTANG RISMA DARI MIRA W. KE ASMA NADIA
EDISI 198 | 14 - 20 SEPTEMBER 2015
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 2/205
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 3/205
TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKEL
D A F T A R I S IEDISI 198 14 - 20 SEPTEMBER 2015
nMENUNDA PROYEK SERBA-10 RIBU
CRIME STORYNASIONAL
nNING SURABAYA PENANTANG RISMA
nGETOK TULAR JERAT MANGSA
KRIMINAL
FOKUS
PERJAMUANSETYA-TRUMPDEMI SIAPASEMINGGU SETELAH SETYA NOVANTO
BERTEMU DONALD TRUMP, TRUMP
MENANDATANGANI KERJA SAMA BISNIS
DENGAN HARY TANOE DI LIDO, BOGOR.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 4/205
Kebakaran hutan yang meluas hingga menjadi ratusan titik api di sebagian Sumatera menjadi persoalan serius. Presiden Joko Widodo langsungmeninjau lokasi dan meminta kepolisian menindak tegas perusahaan yang melanggar peraturan.
LENSA
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR
ASAPDARURAT
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 5/205
Anggota TNI mengenakan kacamata renang saat memadamkan kebakaran hutan di Kampar, Riau, Rabu (8/9). (Y.T. Haryono/REUTERS)
LENSA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 6/205
Presiden Jokowi saat meninjau salah satu titik api di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (6/9). (Bagus Prihantoro/DETIKCOM)
LENSA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 7/205
Kebakaran hutan di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (10/9). (Beawiharta/REUTERS)
LENSA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 8/205
Bom air dilepaskan dari helikopter Mi-17 milik TNI ke titik api di Sumatera Selatan, Kamis (10/9). (Beawiharta/REUTERS)
LENSA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 9/205
Mahasiswa di Riau memasangkan masker dan meletakkan replika kue tar "18 Tahun Asap Riau" dengan latar belakang pesawat Hercules yangtengah melintas di tengah kabut asap di Tugu Zapin, Pekanbaru, Riau, Senin (7/9). (Rony Muharrman/ANTARA FOTO)
LENSA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 10/205
Petugas Apron Movement Control Bandara Sultan Thaha, Jambi, mengecek kondisi pesawat Susi Air jenis Cessna 208-B Caravan yang diparkir dilandas pacu yang diselimuti kabut asap di Jambi, Kamis (3/9). (Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO)
LENSA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 11/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
NASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 12/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
MENUMPANGmobil kelinci warna-
warni, Rasiyo dan Lucy Kurniasari
resmi mendaftar sebagai calon
Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Surabaya ke Komisi Pemilihan Umum setem-
pat pada Selasa, 8 September, siang. Pasanganyang berpakaian putih-putih itu beranjak dari
Gedung Gelora Pancasila dengan dikawal ra-
tusan pendukungnya.
Sejumlah petinggi partai pengusung,
Demokrat dan Partai Amanat Nasional, tak
ketinggalan mengantar pasangan tersebut.
Bahkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno serta
Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan dan Ketua
Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan,
dan Kaderisasi Partai Demokrat Pramono Ed-
hie Wibowo.Kepala Badan Pemenangan Pemilu Demok-
rat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, sebe-
lumnya dijadwalkan ikut mengantar. Namun
putra bungsu Ketua Umum Demokrat Susilo
Bambang Yudhoyono itu akhirnya tidak mun-
cul lantaran ada tugas lain dari partai.
Pasangan Rasiyo danLucy Kurniasari (tengah)didampingi perwakilanpartai pengusung saatmendaftar ke KPUDSurabaya, Jawa Timur,Selasa (8/9).
TRI SP/ANTARA FOTO
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 13/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
“Ibas harus menyiapkan hari ulang tahun ke-
14 Partai Demokrat di Jakarta,” kata Pramono,
menjelaskan ketidakhadiran Ibas.
Dengan majunya pasangan Rasiyo-Lucy,
pemilihan kepala daerah di ibu kota Provinsi
Jawa Timur itu berpeluang digelar bersamaan
jadwal pilkada serentak, 9 Desember 2015.
Sebab, sebelumnya, calon lawan pasangan TriRismaharini (Risma)-Wisnu Sakti Buana yang
sudah mendaftar sejak awal selalu berguguran.
Undang-Undang Pemilihan Gubernur, Bu-
pati, dan Wali Kota mengatur pilkada harus
diikuti sedikitnya dua pasang calon. KPU pun
mengeluarkan Peraturan Nomor 12 Tahun
2015 tentang Pencalonan dalam Pilkada untuk
mengatur perpanjangan waktu pendaftaran
bagi daerah yang pasangan calonnya kurangdari dua. Jika pasangan calon tetap satu atau
tunggal, pilkada di daerah itu ditunda ke jadwal
pilkada serentak berikutnya, Februari 2017.
Alhasil, pasangan calon petahana (incum-
bent) di Surabaya itu pun terancam gagal ikut
pilkada serentak tahun ini. Padahal sempat
muncul Koalisi Majapahit untuk menantang
Risma-Wisnu, yang diusung Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan. Koalisi ini beranggotak-
an Partai Demokrat, Gerindra, PAN, Partai
Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera,
dan Golkar. Tapi, sejak dibentuk hingga bubar,
koalisi ini tidak memunculkan nama pasangan.
Di masa perpanjangan waktu, 1-3 Agustus
lalu, muncul pasangan Dhimam Abror Djuraid-Haries Purwoko, yang diusung Demokrat dan
PAN. Keduanya pun sempat datang ke KPUD
Surabaya untuk mendaftar. Sayang, setelah
menyerahkan sejumlah persyaratan, Haries
menghilang. Ia tak kunjung muncul dan me-
nandatangani sejumlah dokumen, sehingga
NASIONALNASIONALNASIONAL
Rasiyo berpasangandengan Dhimam Abror,tapi gagal. Rasiyo akhirnyaberpasangan dengan LucyKurniasari.
ROIS JAJELI/DETIKCOM
NASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 14/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
pasangan ini pun batal melawan Risma-Wisnu.
Setelah ditinggal “minggat” pasangannya,
Abror kemudian disandingkan dengan Rasiyo.
Namun kali ini Rasiyo yang jadi calon wali kota,
sementara Abror jadi wakilnya. Pasangan Ra-
siyo-Abror mendaftar pada Selasa, 11 Agustus
2015, hanya 30 menit sebelum KPU menutup
pendaftaran yang sudah diperpanjang keduakalinya itu.
Tapi pencalonan pasangan itu pun menemui
batu sandungan. Panitia Pengawas Pemilu
Kota Surabaya menemukan masalah pada ber-
kas dokumen pendaftaran Rasiyo-Abror. Surat
rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat PAN
yang dikirim melalui surat elektronik, yang
kemudian dipindai, dianggap tidak asli.
KPUD Surabaya lalu membuka lagi per-
panjangan waktu pendaftaran untuk ketiga
kalinya, pada 8-10 September, sehingga koalisi
Demokrat-PAN bisa mendaftarkan calon peng-
ganti. Selain Rasiyo-Lucy, sebenarnya pasang-
an Syamsul Arifin-Warsito, yang diusung PKB,Partai Hanura, dan Golkar, sempat akan men-
daftar. Namun gagal lantaran tidak mendapat
surat rekomendasi dari Golkar kubu Aburizal
Bakrie.
Sebelum terpilih untuk mendampingi Rasiyo,
nama Lucy sebenarnya belum pernah muncul.
NASIONAL
Pasangan TriRismaharini dan WisnuSakti Buana saatmenjalani tes kesehatandi Surabaya, Minggu(26/7).
ROIS JAJELI/DETIKCOM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 15/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Justru ada dua nama lain sebagai kandidat. “Ha-
nya ada nama Esty Martiana Rachmie, mantan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan
mantan Rektor Universitas Muhammadiyah
Surabaya saat rapat (koalisi),” ujar Pelaksana
Tugas Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai
Demokrat Surabaya, Hartoyo, Kamis pekan
lalu.
Dua nama itu lalu dibawa ke DPP partai.
Namun yang muncul justru nama Lucy. Bela-
kangan diketahui, dua nama yang diusul-kan itu enggan maju. “Nama Bu Lucy
muncul dari komunikasi-komunikasi di
pusat. Kami tidak tahu, pusat sudah
menentukan dan final. Saya jajaran
di bawah melaksanakan saja,” tutur
Hartoyo.
Ketua DPC PAN Kota Surabaya,
Surat, juga menyebut nama Lucy
muncul dari instruksi DPP, yang
kemudian dikonsolidasikan ke dewan
pimpinan wilayah hingga pengurus ting-
kat bawah. Kendati nama Lucy sempat tidak
diperhitungkan, Surat menilai Rasiyo-Lucy bu-
kan pasangan “ecek-ecek”. Latar belakang Ra-
siyo sebagai birokrat juga mumpuni. Ia adalah
mantan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi
Jawa Timur terlama.
“Tentu sangat memahami birokrasi dan tata
kelola pemerintahan,” ucap Surat.
Sedangkan Lucy dinilai memiliki pengalaman
politik karena pernah menjadi anggota Fraksi
Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat periode
2009-2014. Lucy juga cukup dikenal warga
Kota Pahlawan karena pernah menjadi NingSurabaya di ajang pemilihan “Cak dan Ning
Surabaya” pada 1986. Belum lagi pengalaman
bisnisnya sebagai direktur utama sejumlah pe-
rusahaan, seperti PT Kurnia Mandiri Surabaya
dan PT Exatama Surya Cipta Surabaya.
Zulkifli Hasan mengakui, dalam menghadapi
Risma-Wisnu, peluang Rasiyo-Lucy untuk
menang lebih kecil ketimbang calon petahana.
“Karena calon (lawan)-nya memang berat.
Kalau ringan, tentu banyak yang mau (maju),”
katanya. (baca: Interview Zulkifli Hasan)
Adapun Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais
menyebut majunya pasangan tersebut bukan
Karena calon(lawan)-nya memangberat. Kalau ringan,
tentu banyak yang mau
(maju).Zulkifli Hasan
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 16/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
semata mencari kemenangan, melainkan ingin
menyelamatkan proses demokrasi agar pilkada
tidak perlu ditunda. “Menyelamatkan kebutuh-
an publik itu lebih utama daripada menang-
kalah,” ujar Hanafi saat ditemui di gedung DPR.
Meski begitu, majunya Rasiyo-Lucy di-
apresiasi kubu Risma-Wisnu. Juru bicara tim
kampanye Risma-Wisnu, Didik Prasetiyono,mengatakan, didaftarkannya pasangan Rasiyo-
Lucy, bakal memastikan hak warga Surabaya
bisa memilih pemimpinnya pada 9 Desember
mendatang.
“Rasiyo-Lucy merupakan lawan tanding yang
tangguh untuk Risma-Wisnu, dan PDI Perjuang-
an berharap kontestasi di pilkada berlangsung
menarik dan banyak memberi pendidikan po-
litik kepada pemilih,” tutur Didik melalui siaran
pers, Selasa pekan lalu.
Munculnya pasangan penantang Risma itu
memang memunculkan antusiasme warga
Surabaya untuk memberikan suaranya. Adelina
salah satunya. Ibu satu orang putra itu berte-kad kembali memilih Risma meski ada calon
lain yang menawarkan hal berbeda. “Aku pilih
yang pasti-pasti aja deh,” ucap warga Benowo,
Surabaya Barat, itu.
Perempuan yang disapa Adek ini meng-
akui Lucy bakal menarik minat pemilih karena
Pasangan Tri Rismaharinidan Wisnu Sakti Buanadiantar kader PDIPerjuangan saat mendaftarke KPUD Surabaya.
ROIS JAJELI/DETIKCOM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 17/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
kecantikannya. Namun ia tetap akan memilih
yang sudah terbukti kinerjanya. “Risma sudah
terbukti,” katanya.
Saat diwawancarai majalah detik, Jumat, 11
September lalu, Lucy emoh jika disebut hanya
mengandalkan wajah cantiknya untuk meng-gaet pemilih. “Nek ayu tok njoboe ae, enggak
ayu (kalau cantik luar saja, tidak cantik) dalam
hatinya, kan enggak bagus. Jadi cantik itu harus
luar-dalam,” ujar dia.
Lucy pun berjanji akan lebih mempercantik
Surabaya jika bisa menang dalam pilkada. Ia
akan menata kota mulai dari kawasan pinggir-
an. “Pokoke noto Suroboyo luweh apik (pokok-
nya menata Surabaya lebih baik lagi),” begitu
janji Lucy.
Untuk menggaet pemilih, kubunya akanmenganalisis permasalahan dan merumuskan
penyelesaiannya melalui kampanye simpatik.
Dan pilkada Surabaya memang selalu menarik
untuk disimak. n
DEDEN G., ROIS JAJELI (SURABAYA), JAFFRY PRABU, SUDRAJAT | DIM
Arak-arakan pendukungpasangan Rasiyo-Lucy
ROIS JAJELI/DETIKCOM
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 18/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEWINTERVIEW
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KENAPARISMA
HARUSDIBOIKOT?
ZULKIFLI HASAN:
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 19/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
SUKSES memimpin Surabaya tak membuat
langkah Tri Rismaharini mencoba melanjut-
kan kepemimpinannya berlangsung mulus.
Popularitas dan kinerjanya yang moncer
nyaris tersandung hanya karena ketiadaan
pasangan calon lain sebagai penantang. Me-nyadari ada upaya dari pihak-pihak tertentu
untuk memboikot Risma kembali memimpin
Surabaya, Zulkifli Hasan turun tangan lang-
sung.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu
mengawal langsung proses pendaftaran duet
Rasiyo-Lucy Kurniasari, yang diusungnya ber-
sama Partai Demokrat, ke Komisi Pemilihan
Umum Daerah Surabaya sebagai calon Wali
Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya pada
Selasa, 8 September 2015. Komitmen serupa
diperlihatkan Sekretaris Jenderal Partai De-
mokrat Hinca Panjaitan, yang turut hadir di
sana.
“Kami tidak mau ini gagal. Kenapa? La,
kalau itu sampai harus ditunda ke 2017, akan
sangat merugikan rakyat Surabaya,” kata Zul-
kifli saat berbincang dengan majalah detik,
sehari sebelum ia terbang ke Surabaya, diruang kerjanya, lantai 13 gedung Nusantara
III, kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta.
Prestasi dan kinerja Risma selama lima
tahun memimpin Surabaya, kata dia, perlu
diapresiasi dengan memberi kesempat-
an melanjutkan kepemimpinannya untuk
lima tahun ke depan. Karena itu, harus ada
pasangan calon lain agar Risma bisa benar-
benar mengikuti pemilihan wali kota secara
demokratis.
Pada bagian lain, Zulkifli kembali menje-
laskan ihwal keputusan PAN menyokong
sepenuhnya pemerintahan Jokowi. Menurut
AGAR TRI RISMAHARINI TETAP BERPELUANG TERUS MEMIMPIN SURABAYA,
PAN DAN DEMOKRAT MENGAJUKAN RASIYO-LUCY KURNIASARI. APA
KOMPENSASINYA?
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 20/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
dia, sikap itu bukan berarti menjalankan
politik dua kaki atau poligami seperti disebut
para analis politik. Untuk mengetahui lebih
terperinci argumentasinya, simak petikan
perbincangannya berikut ini.
Seberapa serius PAN dan Demokrat
mengikuti pemilihan Wali Kota Surabaya
menantang Risma?
Besok saya akan ke Surabaya untuk meng-
awal langsung. Bahwa PAN sangat serius
agar pilkada Surabaya bisa berjalan dengan
baik. Saya akan datang bersama Sekjen PAN,
bawa stempel, kertas dengan kop surat (par-
tai). Kami tidak mau ini gagal. Kenapa? La,
kalau itu sampai harus ditunda ke 2017, akan
sangat merugikan rakyat Surabaya. Mbok
ya politiknya politik kebangsaan, janganpragmatis, jangka pendek. Kan Ibu Risma itu
bagus, berhasil. Politiknya kebangsaan, tidak
memilih kelompok atau golongan tertentu,
siapa saja. Agar Surabaya maju, dibangun.
Kalau bagus dan berprestasi seperti itu, ke-
napa harus diboikot?
Seberapa optimistis calon Anda dan
Demokrat bisa mengimbangi Risma?
Ya, tentu tidak mudah, wong Ibu Risma
top banget. Hasil surveinya, 80 persen (ung-
gul), tapi kita kan harus coba, berusaha. Jadi
peluang kami tidak besar karena lawannya
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 21/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
memang berat. Kalau lawannya ringan, tentu
banyak yang mau (maju menjadi penantang).
Jadi kemungkinan menang kami lebih kecil,
kemungkinan kalah lebih besar. Itu kenis-
cayaan karena lawannya memang bagus.
Kalau pasti kalah, kenapa harus maju?
Kenapa syarat calon independen tidak
dipermudah atau biarkan Risma melawan
kotak kosong?
Nah, penyempurnaan undang-undang se-
macam itu nanti, monggo didiskusikan DPR
dengan pemerintah. Tapi sekarang jangan
sampai ada penundaan, apalagi itu terkait
calon yang bagus, berprestasi. (Penundaan)
kan enggak bagus. Kalau calon petahana itu
gagal (prestasinya tidak bagus), ya enggak
apa-apa (pilkada) ditunda. Tapi ini (Ibu Risma)
INTERVIEW
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
Ya, tentu tidakmudah, wong Ibu
Risma top banget.Hasil surveinya, 80persen (unggul), tapikita kan harus coba,berusaha.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 22/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
Zulkifli Hasan datang untukmemberikan keterangankepada Koalisi Merah Putih.Pertemuan itu antara laindihadiri Ketua Umum Partai
Gerindra Prabowo Subiantodan Ketua Umum GolkarAburizal Bakrie di Jakarta,Kamis (3/9).
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
kan bagus, tapi enggak ada lawan, terus kok
ditunda.
Secara nasional, Anda menargetkan
PAN menguasai berapa daerah?
Kami mengalir saja. Tapi, dari 269 pilkada,
PAN ikut di 240 pilkada. Koalisinya tentu
bermacam-macam, kan di daerah enggak
ada KMP-KIH….
Terkait keputusan PAN mendukung
pemerintah, Anda dinilai menerapkan
politik dua kaki karena menyatakan tak
berpisah dengan KMP....
Ah, enggak ada itu politik dua kaki atau
poligami segala, ada-ada saja. Apa yang di-
jalankan PAN itu adalah politik jalan tengah,
karena kami menilai kubu-kubuan itu sudah
tidak relevan lagi. Tak ada lagi itu Koalisi Me-
rah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat
(KIH). Kelompok-kelompok itu, ah, saya kira…sudahlah, kita semua harus mengutamakan
kepentingan negara.
Anda tak khawatir suara PAN akan
anjlok karena sikap yang oleh sebagian
kalangan dinilai mencla-mencle itu?
Sekali lagi saya katakan, bagi PAN itu tidak
(ada) lagi KMP dan KIH, sudahlah. Itu sudah
cukup, tidak tepat lagi. Kalau di Thailand ada
Kaus Kuning, Kaus Merah, sudah… jangan
begitulah, cukup. Bahwa nanti setelah Pemilu
(2019) yang akan datang, bisa cair lagi kan.
INTERVIEW
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 23/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEWINTERVIEW
Sekarang berhentilah (bikin) gaduh. Kita fokus dulubekerja bersama-sama untuk pemulihan ekonomi.
Masak mau meributkan MD3 lagi, nanti rakyattambah antipati.
Apa sebetulnya momen yang membuat
Anda sampai pada kesimpulan demikian?
Ya, kondisi bangsa sekarang ini. Politik juga
harus dirasakan kehadirannya di tengah-te-
ngah rakyat. KMP kan selama ini mendu-
kung terus semua kebijakan (pemerintah).
Ya sudah, kalau mendukung terus, masuk
saja ke pemerintah agar memberi sinyal kuat
kepada publik bahwa pemerintahan ini kuat,
mayoritas. Di parlemen juga didukung. Jadi
kita bertanggung jawab, enggak hitam-putihkan karena langsung bersama pemerintah.
Dengan itu, saya berharap memberikan sinyal
positif terhadap pelaku pasar, para investor,
negara-negara sahabat, dan segenap rakyat
Indonesia tentunya bahwa pemerintah ini
kuat, mayoritas, jadi tak perlu ada yang di-
khawatirkan.
Ada partai lain yang akan menyusul
mengikuti langkah Anda?
Justru kami berharap semua yang berga-
bung di KMP itu bersama-sama menghadapi
situasi seperti sekarang ini. Pilihannya kanZulkifli Hasan
FENY SELLY/ANTARA FOTO
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 24/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
pemerintahan ini jatuh atau pemerintahan
stabil. Itu saja! Kalau semua sepakat, kan
katanya KMP juga mendukung pemerintah,
ya ayo, jangan tanggung-tanggung masuk,
brek . PAN enggak mau tanggung-tanggung.
Jadi kami enggak separuh-separuh. Iya, kan?
Jelas. Dan itu koalisi pemerintah sebutannya,
enggak ada lagi sebutan koalisi-koalisi lain.
Dalam pertemuan dengan pimpinan
KMP pada Jumat (4 September 2015), ba-
gaimana respons mereka atas penjelasan
Anda?
Alhamdulillah... teman-teman menghargai
pendapat, sikap, dan keputusan PAN. Mereka
menghormati, sudah matang, sudah dewasa
tokoh-tokoh kita itu. Apalagi Pak Prabowo,
Pak Aburizal, Pak Anis Matta matang sekali,
sangat negarawan.
Zulkifli Hasan dan KetuaUmum Partai GerindraPrabowo Subianto tiba di
Menara Epicentrum, Jakarta,Kamis (3/9).
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 25/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
Ada yang mempersoalkan posisi Anda
sebagai Ketua MPR? Kan berkat KMP….
Saya katakan tadi, mereka sangat negaraw-
an, memahami posisi PAN.
Perubahan peta koalisi ini juga akan
mengarah pada perubahan UU MD3 ter-
kait reposisi pimpinan DPR/MPR?
Aduh... untuk sekarang ini berhentilah (bi-
kin) gaduh. Kita fokus dulu bekerja bersama-
sama untuk pemulihan ekonomi. Masak mau
meributkan MD3 (Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan
DPRD) lagi. Saya kira, itu nanti rakyat akan
tambah antipati. Sekarang bagaimana supaya
kehadiran partai politik itu terasa oleh rakyat
di tengah harga-harga yang melambung.
Siapa yang lebih aktif dalam proses
bergabungnya PAN ke pemerintah?
Ya, kami sama-samalah. Kami sama-sama
melihatnya kepentingan NKRI.
Apa peran Pak Wiranto, kok ikut ber-
sama Anda bertemu dengan Presiden
Jokowi?
Ya, beliau menemani saja.
Tak ada kaitan dengan pergeseran kursi
kabinet dari Hanura?
Jangan suuzon, deh. Urusan menteri, itu
kan Presiden. Kalau PAN suruh bantu, ya siap.
Ada yang menyebut merapatnya PAN
ke pemerintah antara lain untuk melin-
Presiden Joko Widodo bersamaZulkifli Hasan (kedua dari kiri),Ketua Majelis PertimbanganPAN Soetrisno Bachir (kiri),serta Ketua Umum PartaiHanura Wiranto memberikanketerangan pers terkait
bergabungnya PAN dengankoalisi partai pendukungpemerintah, Jakarta, Rabu(2/9).
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
INTERVIEW
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 26/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
Zulkifli Hasan berjabat tangandengan Ketua Umum PengurusBesar Nahdlatul Ulama Said AqilSiradj didampingi SekretarisJenderal NU Helmy Faishal saatkunjungan silaturahmi di gedungPB NU, Jakarta, beberapa waktu
lalu.
YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO
INTERVIEW
dungi Anda dari kasus hukum sewaktu
jadi Menhut?
Ya... kalau fitnah itu mbok jangan keterlalu-
an. Apalagi katanya disebut terkait Pertamina
(Foundation). CSR Pertamina (penanaman
100 juta pohon) itu kan kerja sendiri, dana
sendiri, enggak ada urusannya dengan saya
dan Dephut. Ada disebut katanya saya diper-
iksa Buwas (Komjen Budi Waseso, saat itu
Kepala Bareskrim) terkait Pertamina mena-
nam pohon, apa urusannya? Saya tidak kenal
Buwas, enggak pernah diperiksa. Malah saya
termasuk yang tidak setuju dia diganti untuk
saat sekarang ini, ketika sedang emosional.
Kalau mau mengganti, saran saya sih ya
tunggu yang lebih pas, biar tidak terkesan di-
copot, tapi memang benar-benar pergantian
biasa.
Orang yang bilang saya tersangkut hukum
itu, kalau dia sakit hati sama Jokowi, ya jang-
an bawa-bawa nama sayalah. Komplain saja
langsung. Saya kan bukan presiden, yangbisa mengangkat seseorang menjadi menteri
atau tidak. Bisa saja saya adukan orang itu,
tapi ya sudahlah, anggap saja orang sakit.
Bagaimana kondisi riil ekonomi kita
menurut pengamatan Anda?
Berat ya, meski tak seberat 1997-1998.
Saya ke Surabaya mendapat laporan pabrik-
pabrik yang sebelumnya memberlakukan
operasi untuk tiga shift, sekarang cuma dua
shift, misalnya. Yang sebelumnya dua shift
tinggal satu shift. Dan yang satu shift sudah
merumahkan sebagian pegawai, buruh, atau
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 27/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
pekerjanya. Jadi berat. Ibu-ibu yang biasanya
sering beli baju atau bedak sekarang sudah
enggak lagi karena harganya sudah melam-
bung. Semua pengusaha, tanya deh, enggak
ada yang enggak mengeluh dengan situasi
dan kondisi sekarang ini. Karena itu, saatnya
kita bersama-sama ikut memikirkan perbaik-
an ini.
Kehadiran Direktur Eksekutif IMF ke-
marin menjadi sinyal tertentu....
Kondisi kita sekarang ini jauh lebih baik
dari 1998. Kondisi politik pada 1998 itu kan
juga tidak sebaik sekarang, kocar-kacir. Dari
pengalaman itulah, ketika menghadapi situasi
ekonomi yang bergejolak, kondisi politik ha-
rus dikuatkan. Kami masuk ke pemerintah itu
antara lain untuk memberikan sinyal positif,
bahwa pemerintahan ini kuat, kompak. Jadi
jangan coba-coba mengganggu Indonesia. Si-
nyal itu penting.
Pak Amien Rais mengajak perlunya Di-
alog Nasional, seberapa urgen menurutAKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARA FOTO
CSR Pertamina (penanaman 100 juta pohon) itu kankerja sendiri, dana sendiri, enggak ada urusannya
dengan saya dan Dephut.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 28/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
Zulkifli Hasan mengantarlangsung pendaftaran pasangancalon Wali Kota-Wakil Wali KotaSurabaya Rasiyo-Lucy Kurniasarike KPU Surabaya.
DETIKCOM
INTERVIEW
Anda?
Saya kira penting, ya, karena ini kan negara
kita. Saya baru terima perwakilan-perwakilan
serikat buruh. Kadang teman-teman buruh
punya persepsi beda, terjadi miskomunikasi.Misalnya, akan jatuhkan Jokowi karena di-
anggap akan memasukkan 10 juta pekerja
asal Tiongkok. Saya sudah tanya Presiden
Jokowi, enggak ada rencana itu. Yang ada
itu MOU (nota kesepahaman) untuk menar-
getkan kunjungan wisatawan asal Tiongkok
sebanyak 10 juta orang setiap tahun. Tapi kok
yang berkembang 10 juta tenaga kerja?
Jadi saya bertemu, berdiskusi, berkomuni-
kasi dengan kelompok-kelompok masyara-
kat, seperti kalangan serikat buruh, antaralain agar tidak ada miskomunikasi. Seberat
apa pun gejolak ekonomi, kalau politik kuat,
kita enggak bisa dipecah-belah. Negara kalau
sudah dipecah-belah, berbahaya sekali. Lihat
Timur Tengah. Karena itu, keutuhan NKRI
harus betul-betul dikawal, apalagi di tengah
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 29/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INTERVIEW
Mantan Ketua Umum PANAmien Rais memberikan
pernyataan sikap kepadawartawan di kediamannya,Sleman, Yogyakarta Kamis(3/9).
REGINA SAFRI/ANTARA FOTO
gejolak ekonomi seperti sekarang ini.
Anda akan ikut memprakarsai Dialog
Nasional?
Kami di MPR dalam rangka Hari Konstitusi,
1 Oktober nanti, akan membuat Dialog Na-
sional yang akan diikuti oleh seluruh stake-
holder . Kami akan mengupayakan agar para
pemimpin nasional yang senior, mulai Pak
B.J. Habibie, Ibu Megawati, sampai Pak SBY,
menyampaikan gagasan dan pemikiran me-
reka. Para pimpinan partai-partai politik pun,
seperti Pak Prabowo, akan turut berbicara.
Juga wartawan-wartawan senior. ■ SUDRAJAT
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 30/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
NASIONAL
“SAYA AKAN PERJELAS LAGI PADA RAPAT BURT. INI YANG MAU DIBANGUN RS ATAUKLINIK? KALAU KLINIK, ENGGAK 10 RIBU JUGA ATUH .”
MENUNDA PROYEK SERBA-10 RIBU
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 31/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
K
ABAR yang ditunggu itu datang
dari Menteri Perencanaan Pemba-
ngunan Nasional/Kepala Bappenas
Sofyan Djalil. Seusai rapat dengan
Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat
pada Rabu, 9 September lalu, Sofyan menye-
but pemerintah tidak mengalokasikan anggar-
an untuk membangun kompleks gedung DPR,
setidaknya untuk tahun ini.
“Pemerintah sudah menyatakan tahun ini
anggaran belum disediakan,” kata Sofyan saatditemui di gedung parlemen.
Adapun untuk tahun depan, Sofyan menye-
but pemerintah masih akan mengkaji proyek
yang bakal menelan anggaran negara total Rp
2,7 triliun itu. Apalagi sampai saat ini belum ada
pos untuk keperluan tersebut dalam Rancang-
an Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
2016. Dengan demikian, hampir dipastikan pro-
yek usulan Dewan itu tidak akan dilaksanakan
dalam waktu dekat.
Rencana pengembangan kompleks parle-
men, yang disebut terbagi dalam tujuh proyek,beberapa waktu belakangan menuai polemik.
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Menteri KeuanganBambang Brodjonegoro(ketiga dari kiri), KepalaBappenas Sofyan Djalil(kanan), dan GubernurBI Agus Martowardojo(kedua dari kiri)
berbincang dengan KetuaBadan Anggaran DPRAhmadi Noor Supit (ketigadari kanan) sebelumrapat pembahasan RUUAPBN 2016 di gedungDPR, Selasa (25/8).
AKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARAFOTO
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 32/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Meski angin penolakan sudah berembus dari
pemerintah, bahkan dari kalangan Dewan sen-
diri, usul membangun berbagai fasilitas baru di
gedung wakil rakyat terus saja digulirkan.
Proyek pembangunan kompleks DPR juga
tertuang dalam Rancangan Rencana Strategis(Renstra) DPR RI 2015-2019. Renstra dipaparkan
dalam rapat paripurna, Selasa dua pekan lalu.
Namun proyek-proyek itu tak disebut secara
terperinci dalam laporan yang dibacakan Wakil
Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Dim-
yati Natakusumah.
Tujuh proyek pengembangan kawasan DPR
yang dimotori Tim Implementasi Reformasi,
yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah,
itu antara lain terdiri atas pembangunan alun-
alun demokrasi, museum dan perpustakaan,
jalan akses, visitor center , pusat kajian, pemba-
ngunan ruang kerja anggota DPR, dan integrasi
tempat tinggal anggota DPR.
Namun, belakangan, seperti tertuang dalamrenstra setebal 61 halaman itu, muncul lagi
satu usulan baru, yakni pembangunan klinik
modern DPR. Tidak tanggung-tanggung, klinik
dirancang mampu menyediakan layanan kese-
hatan bagi anggota DPR, pegawai Sekretariat
Jenderal DPR, para tenaga ahli, staf adminis-
Maket kompleks gedungparlemen
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 33/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
trasi, serta anggota keluarga mereka, yang
jumlahnya sekitar 10 ribu orang.
Di gedung DPR, sejatinya sudah ada unit
pelayanan kesehatan bagi anggota serta kar-
yawan setjen. Namun, di tengah penolakan
atas rencana pembangunan kompleks DPR,
justru muncul rencana membangun klinik
modern dengan berbagai fasilitas, seperti in-
stalasi gawat darurat (IGD), rehabilitasi medis,
radiodiagnostik, laboratorium, instalasi farmasi,
sampai dokter spesialis.
Renstra DPR 2015-2019 juga menjelaskan
alasan pembangunan sejumlah fasilitas lain
yang diusulkan, seperti alun-alun demokrasi,
yang disebut untuk memfasilitasi masyarakat
yang akan menyampaikan aspirasi secara
langsung tanpa menimbulkan dampak negatif,
misalnya kemacetan lalu lintas atau kerusuhan.
Alun-alun demokrasi yang dirancang terbuka
kelak bisa menampung 10 ribu demonstran
dan 100 bus. Alun-alun akan memanfaatkan
lapangan futsal dan basket serta lahan kosong
di kompleks parlemen. Panggung orasi dise-
diakan, tapi tidak mengganggu kerja anggota
NASIONAL
Pakerja membersihkankolam di sekitar gedungDPR.
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 34/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
NASIONAL
Sejumlah menteri hadirdalam rapat denganBadan Anggaran DPRbeberapa waktu lalu,antara lain MenkoPemberdayaan Manusiadan Kebudayaan PuanMaharani serta MenteriSosial Khofifah IndarParawansa.
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
DPR. Saat ini lahan untuk alun-alun itu belum
bisa dipakai karena masih terdapat sekat-sekat,
meski Mei 2015 sudah diresmikan pimpinan
DPR.
Adapun museum disebut dalam renstra
bakal difungsikan sebagai pusat dokumentasi
sejarah DPR. Sementara klinik dirancang
mampu melayani 10 ribu pasien dan alun-alun
demokrasi bisa menampung 10 ribu pengunjukrasa, bangunan museum diproyeksikan bisa
menyimpan minimal 10 ribu koleksi naskah,
barang, dan foto.
Seperti halnya klinik, DPR sudah memiliki
museum di Gedung Nusantara. Museum
itu memamerkan berbagai benda saksi bisu
sejarah perjalanan DPR, seperti kursi anggota
Dewan yang pernah dipakai puluhan tahun
lalu, mesin tik kuno, sampai palu sidang.
Presiden Joko Widodo sempat diajak ber-
keliling museum tersebut oleh pimpinan DPRsetelah membacakan Nota Keuangan RAPBN
2016 pada 14 Agustus lalu. Jokowi juga dijad-
walkan menandatangani prasasti pencanangan
penataan kawasan parlemen sebagai penanda
dimulainya proyek-proyek “serba-10 ribu” ter-
sebut.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 35/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Namun acara itu urung digelar. Presiden
Jokowi dikabarkan menolaknya karena proyek
itu belum “clear”. Padahal, sehari sebelumnya,
sebuah prasasti warna hitam disiapkan di de-
pan museum. Tertulis tanggal penandatangan-
an, yaitu Jumat, 14 Agustus 2015, dengan namaKetua DPR Setya Novanto dan Jokowi yang
akan membubuhkan tanda tangan.
“Ada permintaan dari Pak Jokowi karena, di
mana-mana, beliau ingin bahwa satu proyek
itu tampak ‘clear’ dulu, barulah kita bicarakan
ke mana arahnya,” ujar Fahri Hamzah.
Kepala Biro Humas dan Pemberitaan DPR
Djaka Dwi Winarko mengatakan proyek itu
diusulkan karena dibutuhkan, seperti pemba-
ngunan gedung untuk ruang kerja lantaran Ge-dung Nusantara tak lagi bisa menampung 560
anggota DPR, yang masing-masing didampingi
sejumlah tenaga ahli dan staf pribadi.
Alhasil, gedung yang dibangun pada 1997
dan hanya dirancang untuk 800 orang―450
anggota DPR dan staf―itu kini penuh-sesak
ditempati lebih dari 2.400 orang anggota,
tenaga ahli, dan stafnya. “Artinya memang (su-
dah) overkapasitas. Mau tidak mau harus ada
penambahan ruang,” tutur Djaka, Selasa pekan
lalu.
Mengenai kebutuhan ruang, bentuk, dan
desain, saat ini masih disayembarakan. Adapun
soal anggaran, akan ditentukan bersama oleh
DPR dan pemerintah. Sementara Sofyan Djalilmenyebut belum ada alokasinya, Djaka me-
nyebut hal itu masih dalam pembahasan dan
baru diputuskan 22 September mendatang.
“Tentu ada pertimbangan-pertimbangan,
kira-kira berapa angka yang dikeluarkan,” ucap-
nya.
NASIONAL
Menteri PerencanaanPembangunan Nasional/Kepala Bappenas SofyanDjalil
WAHYU PUTRO/ANTARA FOTO
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 36/205
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Wakil Ketua Badan Anggaran Jazilul Fawaid
mengatakan perencanaan pengembangan
gedung DPR yang diusulkan melalui BURT itu
bisa dilaksanakan, tapi bisa juga tidak. Seperti
dari kementerian dan lembaga lain, usulan
dari kalangan internal DPR itu juga akan disin-kronisasi dalam pembahasan anggaran dengan
pemerintah.
“Kita lihat dari sisi anggarannya. Ada enggak
uangnya? Cukup atau tidak ruang fiskalnya?”
kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Sementara itu, anggota BURT DPR, Irma
Suryani, mengakui proyek klinik yang tiba-tiba
muncul dalam renstra belum masuk ke pemba-
hasan anggaran. Ia beranggapan, jika dirancang
bisa melayani hingga 10 ribu orang, bukan lagi
klinik, melainkan rumah sakit.
“Saya akan perjelas lagi pada rapat BURT. Ini
yang mau dibangun RS atau klinik? Kalau kli-
nik, enggak (berkapasitas) 10 ribu (orang) juga
atuh,” ujar politikus Partai NasDem ini.
Peneliti Forum Masyarakat Peduli ParlemenIndonesia, Lucius Karus, menilai hampir semua
rencana proyek pembangunan kawasan DPR
tak bisa dijelaskan urgensinya. Jika dinyatakan
belum ada dalam RAPBN 2016, kalau kenya-
taannya tetap muncul, Lucius menuturkan, pa-
tut diduga ada “main mata” antara pemerintah
dan DPR.
Sekalipun ditunda, Lucius menduga, usul
megaproyek bernilai triliunan rupiah itu sangat
mungkin muncul kembali tahun depan. “Sa-
yembara kan masih berjalan. Usulan ini akan
terus muncul sampai ada dari keinginan DPR
itu terpenuhi,” ucapnya. nJAFFRY PRABU PRAKOSO, INDAH
NASIONAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Wakil Ketua DPR FahriHamzah
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 37/205
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
I L U S T R A S I : E D I W A H Y O N O
PENYEBAB PENGUSAHA INNE SAADTERJATUH DARI LANTAI 15 APARTEMENESSENCE MASIH MISTERIUS. SULITDISIMPULKAN IA BUNUH DIRI.
MISTERI JEJAK
DI BALKON 1506
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 38/205
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
P
ULUHAN karangan bunga dukacita
berjajar rapi di kedua sisi jalan menu-
ju kediaman Meiyanne Saad Susanto
di Jalan Cipaku V, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, Jumat, 4 September lalu. Dua
hari setelah kematian wanita berusia 47 tahun
yang masih menyisakan misteri itu, suasana
duka masih kental terasa. Tenda putih untuk
pelayat masih berdiri tegak di depan rumah.
Tak banyak kalimat keluar dari mulut Hari Su-
santo, suami Inne Saad—panggilan akrab Me-
iyanne. Ia tampak sangat terpukul atas keper-
gian istrinya yang mendadak. Inne ditemukan
tewas di pelataran parkir Apartemen Essence,
Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Sela-
tan, Rabu, 2 September, sekitar pukul 22.00
Karangan bunga dukacita dirumah Inne Saad
ADITYA MARDIASTUTI/DETIKCOM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 39/205
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015
WIB. Diduga ia terjatuh dari salah satu unit dilantai 15 apartemen tersebut.
“Saya percayakan kepada kepolisian untuk
mengungkapnya,” kata pria itu, yang wajahnya
tampak lelah.
Namun Hari menyayangkan pemberitaan
soal kematian istrinya yang simpang-siur. Ada
yang menyebut istrinya bunuh diri lantaran ter-
lilit utang atau praduga lain yang terkesan me-
nyudutkan Inne. Ia menyebut istrinya memilikikarakter yang kuat. Apalagi ia berpendidikan
tinggi.
“Dia (lulusan) S-3. Banyak berita itu spekulasi,
saya tidak mau berkomentar. Saya percayakan
kepada polisi,” ujar petinggi sebuah perusahaan
swasta nasional itu.
Hari kini justru merisaukan kedua anaknya
akibat informasi simpang-siur mengenai kema-
tian ibundanya tersebut. Apalagi saat ini ber-
bagai informasi mudah diakses melalui gawai
( gadget).
“Kalaupun ada aib istri saya, biarlah saya
tutup rapat karena itu juga tidak akan me-
ngembalikan istri saya. Biarlah sekarang saya
konsentrasi untuk anak-anak,” ujarnya.Hingga akhir pekan lalu, penyebab Inne
Saad terjatuh dari lantai 15 apartemen masih
misterius. Apakah ia meloncat, kecelakaan,
atau sengaja didorong oleh seseorang. Sebuah
pesan berantai yang beredar menyebut ada-
nya dugaan bahwa alumnus Fakultas Ekonomi
Jejak kaki tak beraturan dibalkon tempat korban jatuh
MEI AMELIA/DETIKCOM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 40/205
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Universitas Indonesia itu tewas karena dibunuh
dengan cara dijatuhkan.
Namun polisi, yang dua kali melakukan olah
data di tempat kejadian perkara, sampai saat inibelum mendapat petunjuk berarti, sekalipun
sudah memeriksa empat saksi. Salah satunya
pemilik unit apartemen nomor 1506 berinisial
NN alias L, yang juga teman perempuan Inne.
Kepada polisi, L sempat menjelaskan soal
jejak kaki tak beraturan di balkon apartemen
miliknya. Ia mengakui salah satu jejak di balkonberukuran 2 x 1 meter itu adalah jejak kakinya,
yang berupaya menyelamatkan Inne saat hen-
dak terjun ke bawah.
“L menjelaskan soal jejak kaki tersebut. Ia
mengaku sempat menahan korban (agar tidak)
meloncat dari unit apartemen tersebut,” tutur
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Me-
tro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal.Namun polisi tidak menerima mentah-men-
tah keterangan L. Iqbal menyebut pihaknya
terus mendalami keterangan saksi dan bukti-
bukti di lokasi. “Keterangan saksi L tetap kami
tampung dan kami dalami. Penyidik memiliki
strategi penyidikan untuk mengungkap secara
utuh,” ucapnya.
Iqbal sempat menyebut ada permasalahan
pribadi antara Inne dan L. Tapi ia tak meng-ungkap apa masalah itu karena masih akan
didalami oleh penyidik. Mengenai keberadaan
Inne di apartemen milik L pada malam itu juga
masih ditelusuri. Kepala Satuan Reserse Krimi-
nal Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Ajun
Komisaris Besar Audie Latuheru mengatakan,
berdasarkan keterangan pihak keluarga, Innepergi ke luar rumah untuk berlatih yoga.
“Mungkin setelah itu (berlatih yoga) mampir
ke apartemen, kami enggak tahu,” katanya.
Audie menjelaskan, saat Inne datang, di
apartemen hanya ada L. Sedangkan saksi IRS
baru datang setelah Inne terjatuh dari balkon.
Kepada penyidik, L mengaku sempat men-
cegah Inne melompat dari balkon. Tapi, saatberupaya mencegah itu, ada telepon berdering
sehingga L masuk untuk menjawab panggilan
telepon tersebut.
Nah, saat itulah, menurut kesaksian L, Inne
melompat dari balkon apartemennya. Ia tewas
Inne Saad
YOUTUBE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 41/205
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Menara Apartemen Essence,
Jalan Brawijaya, JakartaSelatan
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
bersimbah darah setelah tubuhnya menghan-
tam kaca atap garasi, mesin penyejuk ruangan,
kemudian jatuh di dekat salah satu mobil di
pelataran parkir apartemen. IRS, yang datang
setelah Inne terjatuh, langsung diajak L mela-
por ke polisi.
“Keduanya datang ke kantor Polres Jakarta
Selatan dalam keadaan panik dan shock ,” ujar
Audie.
Inne Saad, dalam sebuah video yang di-
unggah di situs YouTube sejak November 2011,
dikisahkan sebagai sosok yang sukses. Inne
disebut sejak kecil disayang oleh orang tuanya
karena merupakan satu-satunya anak perem-
puan dari tiga bersaudara. Kedua orang tuanya
sangat memperhatikan pendidikan anak-anak-
nya, sehingga Inne pun sukses menempuh
pendidikan tinggi.
Dia disebut sebagai lulusan Universitas In-donesia dan mendapat gelar master of business
administration dari sebuah kampus di Amerika
Serikat. Dia juga pernah menjadi asisten dosen
di UI serta menjadi peneliti di Center for Policy
and Implementation Studies, senior manager
di Bank BNI, dan pejabat di Sekretariat ASEAN
hingga 2003. Setelah itu, ia beralih profesi
menjadi pengusaha di bidang kecantikan.
Kriminolog Universitas Indonesia, Ronny Ni-
tibaskara, menilai sulit menyimpulkan wanita
itu bunuh diri apabila latar belakangnya tidak
mendukung. Alasan seseorang melakukan bu-
nuh diri antara lain stres yang tak bisa dikendali-
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 42/205
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
kan karena gagal beradaptasi
di lingkungannya, kehilangan
orang yang dicintai, atau pe-
rasaan marah yang tidak bisa
diselesaikan.
“Tapi, kalau kerjaan beres,
keluarga beres (bahagia),
kecil kemungkinan kalau dia
bunuh diri,” tuturnya saat
dihubungi secara terpisah.
Menurut pria yang berge-lar profesor ini, perempuan
yang berniat bunuh diri se-
bagian besar juga masih me-
nyisakan harapan untuk di-
tolong dan selamat. Berbeda
dengan kaum pria yang ingin
mengakhiri hidupnya, keba-
nyakan tidak mengharapkan
kesempatan untuk bisa hidup lebih lama.
“Istilahnya crying for help, dia (bunuh diri) mi-
num racun, (tapi) masih menyisakan harapan
diri untuk ditolong orang lain. Itu (kebiasaan)
perempuan menurut penelitian di Amerika
Serikat,” ucap Ronny.
Olah data di TKP kasus kematian Inne Saad
memang sudah digelar dua kali. Pertama pada
Kamis, 3 September, dini hari, atau beberapa
jam setelah Inne terjatuh. Jejak kaki tak bera-
turan di balkon unit apartemen 1506 langsung
didalami saat itu.
Saat melakukan olah data di TKP untuk yang
kedua kalinya pada Kamis malam, petugas
kembali mengidentifikasi sidik jari dan bebera-pa temuan baru di lokasi. Salah satunya sidik
jari di bagian belakang pintu balkon. Sejumlah
penyidik sempat mengambil gambar di bagian
tersebut.
Kini, sudah lebih dari sepekan setelah kema-
tian Inne, tapi polisi belum bisa menyimpulkan
apa penyebab sang pengusaha terjun bebas
dari lantai 15. Seperti dituturkan Kepala Subunit
Reserse Mobil Polres Jakarta Selatan Inspektur
Dua Achmad Fajrul Choir di TKP, “Masih terlalu
dini atau awam untuk menyimpulkan yang ter-
jadi di lokasi.”■ ADITYA MARDIASTUTI, ADITYA FAJAR | DEDEN G.
Olah data TKP di unitapartemen milik L, teman Inne
ADITYA FAJAR/DETIKCOM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 43/205
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
ILUSTRASI: KIAGUS AULIANSHAH & EDI WAHYONO
KPAI IKUT MENGAWAL KASUS DUGAANPENCABULAN ANAK DI KEDIRI. PROSES HUKUM
DIPASTIKAN BERJALAN MESKI TERSANGKASEORANG PENGGEDE.
GETOK TULAR
JERAT MANGSA
BALADA MELATI DI KOTA TAHU-BAGIAN II (SELESAI)
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 44/205
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
S
EJUMLAH anggota Kepolisian
Resor Kediri Kota berjaga di ruang
Kemuning, Rumah Sakit Bhayangka-
ra Kediri, Jawa Timur, pertengahanAgustus lalu. Pada saat yang sama, seorang
pria berusia 60 tahun tergolek lemah di pojok
ruang perawatan itu. Kehadiran aparat me-
mang untuk menjaga sang pasien, yang juga
merupakan tahanan polisi.
Ia adalah SS alias Koko, yang ditetapkan
sebagai tersangka kasus dugaan pencabulan
anak di bawah umur, yang berkasnya sudah
dilimpahkan ke kejaksaan setempat. Sebelumditahan, SS ternyata sudah dua kali menjalani
operasi jantung. Ia terpaksa dirawat lantaran
kondisi kesehatannya menurun sejak ditangkap
di Bandara Juanda, Surabaya, ketika hendak
bepergian ke Eropa pada 13 Juli 2015.
Kondisinya yang tak berdaya itu tentu ber-
tolak belakang dengan kelakuan yang dituduh-
kan kepadanya. Ia disangka telah menggagahigadis-gadis di bawah umur. Bahkan, dari hasil
investigasi tim Lembaga Bantuan Hukum Uni-
versitas Islam Kadiri (Uniska), diduga ada belas-
an anak lain menjadi korban, selain empat yang
dilaporkan ke polisi.
Modus pelaku menjaring korban mirip pola
bisnis sistem multilevel marketing atau pola
"getok tular". Korban yang sudah dicabuli
diduga diminta pelaku mencarikan korban
dari temannya yang lain. Begitu seterusnya.
Pengakuan para korban, saat berkenalan, Koko
mengaku sebagai bujangan asal Pare, Kabupa-
ten Kediri, dan bekerja di Surabaya.
CRIME STORY
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 45/205
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Dari hasil investigasi tim LBH Uniska, pelaku
terkadang mengajak satu, dua, atau tiga kor-
ban sekaligus yang berusia 12 hingga 17 tahun.
Kebanyakan masih duduk di bangku sekolahmenengah pertama. Bahkan ada yang masih
berseragam putih-merah dan sebagian lain
sudah putus sekolah.
Korban biasanya dijemput di indekosnya, di
rumah temannya, atau di tempat umum. Se-
perti Melati―bukan nama sebenarnya―yang
mengaku dijemput pe-
laku di depan RumahSakit Gambiran, Kediri,
pada suatu pagi, Maret
2015.
Melati dikenalkan
kepada pelaku oleh temannya berinisial I, sis-
wi kelas II sebuah SMP di Dhoho, Kota Kediri.
Keduanya diajak ke sebuah hotel di daerah Ka-
bupaten Kediri. Sebelum menyerahkan Melati
untuk “dimangsa”, I diduga juga menjadi korban
pencabulan pelaku.
“Rata-rata modus pelaku dalam menjerat
korbannya sama, yaitu dibawa ke hotel yang
sama untuk dilakukan pencabulan,” kata Zaenal
Arifin, kuasa hukum korban dari LBH Uniska.
Nah, rata-rata korban juga mengalami hal
yang sama sebelum dicabuli, yaitu diminta mi-
num obat berbentuk pil. Seperti Melati, yangdicekoki pil sebanyak tiga kali, sejak berangkat
dari tempat pertemuan, di tengah perjalanan,
sampai di kamar hotel.
Pil yang diminum berwarna putih atau pink .
Pelaku juga ikut meminum pil itu, yang akan
bereaksi saat mereka tiba di hotel. Menurut
pengakuan korban kepada tim LBH, mereka
mengalami pusing kepala setelah meminumobat itu. Badan lemas, wajah memerah, serta
tangan dan kaki kram.
Bahkan salah satu korban, AL, pernah pingsan
setelah meminum obat yang tak jelas manfaat-
nya itu. Korban juga tidak boleh memuntah-
kannya. Kalaupun sampai muntah, pelaku akan
menyuruh korban meminum pil itu kembali.
Jika pelaku membawa dua atau tiga korban
sekaligus, pencabulan diduga dilakukan secara
bergilir di kamar yang sama. Menurut sejumlah
korban, pelaku juga berganti-ganti mobil saat
menjemput mereka. Terkadang memakai mobil
sedan berwarna perak ( silver ) atau hitam.
Rata-rata modus pelaku dalammenjerat korbannya sama, yaitudibawa ke hotel yang sama untukdilakukan pencabulan.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 46/205
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
CRIME STORY
Saat mobil memasuki hotel yang letaknya
agak jauh dari pusat Kota Kediri itu, di pintu
gerbang biasanya korban disuruh menundukagar tak terlihat petugas satpam hotel. Mobil
lalu langsung masuk dan parkir di depan pintu
kamar hotel, lalu pelaku baru berjalan ke resep-
sionis untuk memesan kamar.
Masih berdasarkan investigasi tim LBH,
yang kemudian bersama sejumlah korban me-
laporkan dugaan pidana pencabulan anak itu
ke polisi, setelah menjalankan aksinya, pelaku
memulangkan korban.
Para korban lalu diberi uang yang jumlahnya
bervariasi, mulai Rp 400 ribu. Jumlahnya lebih
besar untuk korban yang sudah beberapa kali
dicabuli. Seperti AL, yang diberi “sangu” Rp700 ribu setelah dicabuli keempat kalinya.
Namun itu semua baru sebatas dugaan
berdasarkan testimonium belasan korban yang
direkam oleh tim LBH. Adapun polisi sampai
saat ini hanya berpegang pada pengakuan em-
pat korban gadis di bawah umur yang melapor
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 47/205
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
ke polisi saja. Dua di antaranya didampingi oleh
LBH Uniska.
“Kalau (korban) lainnya kami tidak tahu,
karena kami memeriksa berdasarkan bukti danlaporan korban,” ujar Kepala Satuan Reserse
Kriminal Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Wis-
nu Prasetya beberapa waktu lalu.
Entah mengapa tak semua korban atau
keluarganya mau melaporkan kasus ini ke po-
lisi. Bisa jadi karena malu atau takut lantaran
pelaku merupakan penggede di Kediri. Ia juga
dikenal di kalangan pengusaha dan pejabat. SSalias Koko merupakan pemilik perusahaan kon-
struksi yang kerap menggarap proyek-proyek
besar di pemerintahan.
Menurut seorang karyawan SS yang enggan
disebut namanya, bosnya itu sangat berdisiplin
dalam bekerja. Ia juga kerap datang ke kantor
pagi hari dan pulang hingga larut malam. Bos-
nya tersebut, ujarnya, tak memiliki perilaku
yang aneh-aneh.
“Sehari-hari, kalau enggak ada tugas luar ne-
geri atau luar kota, ya di kantor sampai malam,”
tutur karyawan itu saat ditemui di kantor milik
SS.
Sementara itu, belum satu pun anggota ke-
luarga SS yang bisa digali keterangannya. Saat
majalah detik menyambangi kediamannya di
kawasan Balowerti, Kediri, pertengahan bulanlalu, tak satu pun yang bisa ditemui di rumah
dua lantai tersebut.
Kasus yang menjerat atlet sepak bola pada
era 1970 itu kini juga menjadi perhatian Komisi
Perlindungan Anak Indonesia. Komisioner KPAI,
Rita Pranawati, mengakui pihaknya melakukan
pendampingan kepada para korban melalui
KPAI daerah. Pendampingan juga dilakukanPusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Pe-
rempuan dan Anak (P2TP2A) setempat.
“Pak Ketua (KPAI) sempat visit (mengunjungi
korban) dan bertemu kapolres,” ucap Rita saat
dihubungi dua pekan lalu.
Rita pun memastikan proses hukum terha-
dap pelaku terus berjalan. Pelaku juga telah
dicegah ke luar negeri, selain telah ditangkap
untuk mempertanggungjawabkan perbuatan-
nya. “Kami juga mengadvokasi dan mengawal
proses hukum yang dilakukan aparat penegak
hukum,” katanya.
Sejak kasus ini bergulir, pelaku terus mem-
CRIME STORY
Klien saya itu
orang sibuk,enggak mungkindia melakukanseperti yangdituduhkan.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 48/205
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
CRIME STORY
bantah sangkaan tersebut. Pengacara SS, M.
Arifin, malah balik menuding ada motif peme-rasan dari sejumlah lembaga swadaya masya-
rakat di balik kasus tersebut. Ia juga menampik
kliennya mengenal para korban.
“Klien saya itu orang sibuk, enggak mungkin
dia melakukan seperti yang dituduhkan,” ujar-
nya saat dihubungi pertengahan Agustus lalu.
Sebaliknya, polisi bergeming. Kasus itu tetap
berlanjut dan dilimpahkan ke kejaksaan serta
tinggal menunggu disidangkan. Sang peng-
usaha terancam dijerat pasal berlapis dalamUndang-Undang Perlindungan Anak. Apakah
semua tuduhan itu bakal terbukti, dan korban
memperoleh keadilan? Pengadilanlah yang
akan menjawab. ■
M. RIZAL, ANDHIKA DWI (KEDIRI) | DIM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 49/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KOLOM
OLEH: LONGGENA GINTING
BIODATA
NAMA:
Longgena Ginting
TANGGAL LAHIR:
26 Juli 1968
PENDIDIKAN:
l Sarjana Kehutanan, Fakultas
MELINDUNGI GAMBUT–
MENGATASI KEBAKARANMELINDUNGI GAMBUT KAYA KARBON ADALAH KUNCI UNTUK MENGURANGI KERUGIAN
KEBAKARAN HUTAN.
BAGI sebagian besar masyarakat di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, atau
sebagian wilayah di Kalimantan, terkurung asap kebakaran hutan sela-
ma berhari-hari, bahkan sering kali hingga berminggu-minggu, menjadi
realitas kehidupan mereka selama 18 tahun terakhir. Ironisnya, kita tidak
pernah berhasil mengatasi masalah kebakaran hutan hingga tuntas ke akar masa-
lahnya. Kenapa?Berdasarkan pemantauan titik api ( fire hot spot) yang dilakukan Greenpeace
melalui citra satelit pada tahun ini dan tahun lalu, titik-titik api terakumulasi (paling
banyak ditemukan) di kawasan gambut. Hal ini konsisten dengan pemantauan titik
api yang dilakukan 5-10 tahun terakhir ini. Secara nasional, akumulasi titik api ini
juga konsisten terdapat di provinsi-provinsi dengan gambut terluas, seperti Riau,
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 50/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KOLOM
Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Papua. Dengan kata
lain, kebakaran hutan itu sebenarnya merupakan kebakaran (lahan) gambut.
Dalam kondisi alamiah, kebakaran hutan dan lahan gambut hampir mustahil
terjadi, apalagi di kawasan hutan hujan tropis yang lembap dan basah. Sayang,kerusakan hutan dan lahan gambut yang demikian parah telah membuat keseim-
bangan alamiah tersebut terganggu. Kawasan gambut menjadi kering dan sangat
rentan terhadap kebakaran. Pembuatan kanal-kanal dalam kawasan gambut di area
perkebunan kelapa sawit atau kebun kayu monokultur telah membuat gambut
menjadi kering dan mudah dimakan api saat musim kemarau tiba.
Kebakaran pada kawasan gambut mudah merambat ke bawah permukaan tanah
dan sesekali membesar ke permukaan bila terdapat semak belukar atau bahanorganik kering. Hal ini mengakibatkan pemadaman kebakaran di lahan gambut
menjadi sangat sulit dilakukan. Sementara itu, lahan gambut menyimpan karbon,
salah satu gas rumah kaca terpenting, dalam jumlah yang sangat besar. Bila lahan
gambut terdegradasi dan terbakar, ia akan melepaskan emisi karbon yang telah
tersimpan selama ribuan tahun ke atmosfer dengan cepat serta merusak kemam-
puan ekosistem untuk pulih kembali untuk menyerap karbon. Sekali lahan gambut
rusak, ia nyaris tidak dapat dipulihkan kembali.
Melindungi gambut kaya karbon Indonesia adalah kunci untuk mengurangi ke-rugian kebakaran hutan, tetapi masih belum ada perlindungan hukum yang cukup
atas seluruh gambut dan hutan. Kanal-kanal yang dibangun perusahaan-perusaha-
an kebun sawit dan kebun kayu (hutan tanaman industri/HTI) monokultur skala
besar di kawasan gambut yang bertujuan mengeringkan kawasan gambut untuk
ditanami kelapa sawit atau akasia telah menghancurkan ekosistem gambut kita.
Kehutanan, Universitas
Mulawarman, Samarinda
l Magister Studi Pemba-
ngunan, Universitas Suma-tera Utara, Medan
PENGALAMAN
PEKERJAAN:
l Desember 2012-sekarang:
Kepala Greenpeace Indo-
nesia
l Februari 2010-November2012: Konsultan Regional
(Asia) untuk Program Ke-
adilan Iklim untuk Program
UEM, Wuppertal, Jerman
l Desember 2008-Januari
2010: Koordinator Kegiatan
Kampanye Internasional
di Friends of the Earth
International (FoEI), Am-
sterdam, Belanda. FoEI
adalah organisasi federasi
lingkungan hidup akar
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 51/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KOLOM
Dampak pengeringan yang dilakukan dengan membangun kanal-kanal drainase
ini berdampak sangat buruk. Lahan gambut yang dikeringkan akan menjadi sa-
ngat mudah terbakar dan, apabila terbakar pada musim kemarau, akan menjadikebakaran hutan yang tidak terkendalikan.
Karena itu, perlindungan kawasan gambut secara total adalah upaya kunci dalam
mengatasi akar masalah kebakaran hutan. Hal ini sebenarnya mulai disadari peme-
rintah, tapi tampaknya perjalanan untuk mengimplementasikan solusi ini masih
sangat panjang. Pada November tahun lalu, saya turut dalam rombongan Presiden
Jokowi blusukan asap ke Riau. Presiden mengunjungi Desa Tohor dan, bersama
warga desa, secara simbolis Presiden menutup sebuah kanal
di lahan dengan membangun sekat (dam) serta
memberi bantuan finansial untuk
membangun 10 sekat untuk me-
nutup kanal di desa tersebut. “Kita
tutup kanal ini agar gambut tetap
basah dan tidak mudah terbakar,”
ujar Presiden Jokowi.
Selain acara seremoni-al tersebut, pemerintah,
masyarakat, dan bebe-
rapa pihak perlu mela-
kukan hal-hal seperti
berikut ini untuk meng-
rumput terbesar di dunia,
berada di 77 negara di
seluruh dunial Oktober 2004-November
2008: Koordinator Kam-
panye IFIs (International
Financial Institutions)
di Friends of the Earth
International (FoEI), Am-
sterdam, Belanda
l September 2002-Oktober
2004: Anggota Executive
Committee (ExCom) dari
Friends of the Earth Inter-
national (FoEI), mewakili
wilayah Asia dan Pasifik
l Juni 2002-Januari 2004:
Direktur Eksekutif Nasio-nal WALHI
l Juli 1995-Desember 1997:
Koordinator FASUMAD
(Forum Solidaritas untuk
Masyarakat Adat Dayak),
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 52/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KOLOM
akhiri bencana asap. Pertama, memastikan segenap pihak, khususnya perusahaan
pemegang konsesi perkebunan dan HTI, bertanggung jawab dan tidak merusak
ekosistem gambut. Sebagai tahap awal, pemerintah memperkuat moratorium yang
sedang berjalan, dengan memasukkan seluruh hutan primer dan lahan gambut,salah satunya yang ada dalam konsesi-konsesi perusahaan yang telanjur diberikan.
Kedua, menindak tegas perusahaan atau pihak yang menggunakan api dalam
pembukaan lahan. Ketiga, pemerintah perlu merevisi peraturan pemerintah ten-
tang perlindungan gambut dan memastikan bahwa seluruh lahan gambut men-
dapat perlindungan penuh. Pemerintah harus mulai menerapkan peta tunggal
untuk mengidentifikasi lanskap-lanskap gambut untuk dilindungi dan memastikan
strategi mitigasi dijalankan di kebun yang berada di kawasan gambut.Kempat, pemerintah harus dapat mendorong perlindungan hutan dan lahan
gambut di dalam konsesi yang berada di kawasan lanskap gambut yang lebih luas.
Beberapa perusahaan saat ini telah mengambil langkah dan tanggung jawab untuk
menghentikan deforestasi dan pembukaan lahan gambut di dalam rantai produksi
mereka. Namun komitmen dan upaya ini menghadapi kendala dari peraturan dan
hukum yang ada. Salah satu contoh adalah peraturan yang membuat perusahaan
kesulitan untuk mempertahankan kawasan hutan di dalam konsesi hak guna usaha
mereka. n
Samarinda
l Juli 1993-Juni 1995: Direktur
Eksekutif Yayasan PLAS-MA, Samarinda
l Maret 1991-Juni 1993: Ma-
najer Program di Yayasan
PLASMA, Samarinda
l Desember 1990-Februari
1991: Staf Informasi dan
Dokumentasi di Yayasan
PLASMA, Samarinda
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
SENI HIBURAN MUSIK
SENI HIBURAN MUSIK
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 53/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
SENI HIBURAN MUSIK
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
BON JOVI,
SUARA BON JOVI MASIH STABIL. GEBUKAN DRUM TICO
TORRES MASIH KUAT. DAVID BRYANT JUGA BELUM LELAH
MENCABIK-CABIK TUTS KEYBOARD -NYA. YOU ROCK!
SENI HIBURAN MUSIK
N Y I M A S L A U L A / R E U T E R S
SENI HIBURAN MUSIK
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 54/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
SENI HIBURAN MUSIK
ATAHARI mulai
beringsut ke barat.
Saat itu pula Stadion
Utama Gelora BungKarno, Jakarta, se-
makin padat. Euforia
puluhan ribu orang
seakan-akan tak ter-
bendung lagi.
Meski berdesak-desakan, mata para pengun-
jung tetap berbinar. Setelah menunggu sekitar
20 tahun, akhirnya mereka bakal menyaksikan
lagi aksi panggung Bon Jovi.
Band asal New Jersey, Amerika Serikat, itu
hanya dua kali ke Indonesia. Penampilan perta-ma mereka yang spektakuler digelar pada 1995.
Dan malam itu, seluruh pengunjung yang
telah membeli tiket bersiap melepas rindu dan
bernostalgia dengan lagu-lagu Bon Jovi yang
melegenda.
Tanpa basa-basi, Bon Jovi langsung meng-
guncang dengan That’s the Water Made Me
A D H
I W I C A K S O N O / C N N I N D O N E S I A
SENI HIBURAN MUSIK
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 55/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
SENI HIBURAN MUSIK
dilanjutkan Who Says You Can’t Go Home. Dia
baru menyapa penggemar setelah menyanyi-
kan lagu ketiga, Lost Highway .
“Halo, apa kabar? Senang sekali berada di
Jakarta. Sudah sangat lama,” sapa sang vokalis,
Jon, di depan sekitar 40 ribu orang penggemar-
nya. Teriakan gemuruh pun membahana.
Bon Jovi melanjutkan penampilannya ke lagu
Raise Your Hands, You Give Love a Bad Name,
Born to be My Baby, We Don’t Run, dan tentu
saja It’s My Life serta Because We Can.
Kekuatan musikalitas mereka begitu meng-
gelegar hingga membuat jantung berdetak
lebih cepat. Kegaduhan senantiasa terjadi di
barisan penonton yang sibuk bernyanyi dan
melompat tiada henti.
Tata suara dan lampu luar biasa melengkapi
konser garapan Live Nation Indonesia terse-
but. Seluruh perlengkapan teknis disiapkan
langsung oleh vendor-vendor Indonesia.
Sayang, sound system terasa kurang “nen-
dang” untuk band sekaliber Bon Jovi. Namun
A D H I W
I C A K S O N O / C N N I N D O N E S I A
SENI HIBURAN MUSIKSENI HIBURAN
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 56/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
SENI HIBURAN MUSIK
hal itu seperti tak menjadi persoalan untuk
para penonton, yang sudah kepalang rindu
pada Bon Jovi.
Gelegar yang tak ada habisnya disusul pera-saan puas. Puluhan ribu penonton yang hafal
bait demi bait lagu seakan rela menjadi paduan
suara Jon Bon Jovi dkk.
Sebut saja lagu Wanted Dead or Alive, I’ll
Sleep When I’m Dead, Keep the Faith, hingga hit
lawas Bad Medicine. Semua orang bernyanyi,meski kadang terdengar sumbang.
Sebagian penonton malam itu mungkin tak
sempat menonton konser pada 1995. Tak aneh
jika raut-raut kepuasan terlukis di wajah mere-
ka, meski tanpa gitaris Richie Sambora.
Mereka yang sempat menonton konser Bon
Jovi di Ancol menjadikan malam itu sebagai
ajang reuni. Penonton muda menjadikan ma-
lam itu sebagai kesempatan emas untuk me-
nyaksikan salah satu band legendaris di muka
bumi.
Meski usia sudah kepala 5, mereka masih
sangat bersemangat. Suara Jon tetap stabil,
gebukan drum Tico Torres juga masih kuat.
David Bryant juga belum terlihat lelah menca-bik-cabik tuts keyboard -nya.
Di tengah keseruan yang meluap-luap, ada
sedikit perasaan antiklimaks. Babak encore,
yang dimulai dengan Runaway, Have a Nice
Day dan Livin’ on a Prayer , diakhiri tanpa lagu
SENI HIBURAN
N Y I M A S L A U L A / R E U T E R S
SENI HIBURAN MUSIK
SENI HIBURAN MUSIK
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 57/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
SENI HIBURAN MUSIK
andalan.
Malam itu Bon Jovi Live Jakarta tak mengha-dirkan Bed of Roses, Thank You for Loving Me,
Never Say Goodbye dan tentu saja Always, yang
begitu akrab di telinga. Sayang!
Walaupun begitu, raut wajah puas tidak bisa
dibohongi. Sepanjang jalan keluar dari stadion,
penonton masih saja memperbincangkan pe-
nampilan Bon Jovi selama satu setengah jamtersebut.
Puluhan lagu dibawakan dari album Self-Tit-
led (1984) hingga paling baru, Burning Bridges
(2015), kepada Indonesia untuk kedua kalinya.
■ M. IQBAL FAZARULLAH | KEN YUNITA
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
N Y I M A S L A U L A / R E U T E R S
SENI HIBURAN MUSIK
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 58/205
FOKUS
PERJAMUAN
SETYA-TRUMP DEMI SIAPASEMINGGU SETELAH SETYA NOVANTO BERTEMU DONALDTRUMP, TRUMP MENANDATANGANI KERJA SAMA BISNIS
DENGAN HARY TANOE DI LIDO, BOGOR.
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 59/205
FOKUS
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
P
ERJAMUAN di lantai 26 Trump To-
wer berlangsung santai. Tuan rumah,
Donald J. Trump, dan putranya, DonalTrump Jr., bergantian melempar pu-
jian dengan tamu pentingnya dari Indonesia.
Gurauan pun ikut memeriahkan perjamuan itu.
Tamu penting yang menemui Trump di tower
megah yang berdiri di 725 Fifth Avenue, New
York, Amerika Serikat, pada Kamis, 3 September
2015, itu adalah sejumlah pimpinan DPR. Ada
Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR
dari Fraksi Gerindra Fadli Zon, serta anggotaDPR Tantowi Yahya.
“Kami selama 30 menit bersama anak Donald
Trump. Kami bergurau,” kata Setya, saat ditemui
majalah detik, di Kedutaan Besar Indonesia di
Washington, DC.
Putra Trump, kata Setya, memuji Indonesia
FOKUSFOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 60/205
FOKUS
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
sebagai negeri berpenduduk muslim terbesar
di dunia. Indonesia juga dianggap penting oleh
Trump Jr. karena merupakan negara terbesar di
Asia Tenggara.
Setya juga tidak kalah menyanjung Trump.
Politikus dari Partai Golkar itu sudah tahu
Trump menjalin kongsi bisnis dengan Media
Nusantara Citra (MNC) Group milik Hary Ta-
noesoedibjo.
“Kami tahu Trump akan berinvestasi di Indo-
nesia, yang hotel bintang enam dan residence, juga golf yang ada di Bogor dan Bali. Tentu kita
memberi apresiasi,” kata Setya.
Setya berharap Trump tidak berhenti ber-
investasi di Indonesia. Rombongan Setya
ke Amerika sejatinya dengan agenda utama
menghadiri perhelatan World Conference of
Speakers of Parliament dalam Forum Interna-
tional Parliamentary Union (IPU). Usai acaraitu, ternyata terselip undangan untuk berte-
mu Trump, sebelum rombongan bertolak ke
Washington.
Hary Tanoe menjadi inisiator pertemuan itu.
Ia menelepon Trump mengabarkan bila Ketua
DPR Indonesia ingin bertemu. Tantowi Yahya
mengakui Hary-lah yang menjadi fasilitator
pertemuan dengan Trump.Trump pun gembira bertemu Setya. Ia me-
nyebut Setya sebagai orang hebat dan sangat
berpengaruh di Indonesia. Lantas Setya pun
diajak hadir dalam konferensi pers terkait pen-
calonannya sebagai kandidat calon presiden
FOKUSFOKUS
Gedung Trump Tower di 725Fifth Avenue, New York
DOK. IPU
FOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 61/205
FOKUS
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
FOKUSFOKUSFOKUS
Amerika Serikat dari Partai Republik.Setya mendapat tempat istimewa. Ia berdiri
di barisan paling depan di jajaran pendukung
Trump. Setya sempat keluar dari barisan itu.
Namun kemudian, di akhir acara jumpa pers,
setelah turun panggung, pemilik Trump Orga-
nization itu kembali ke panggung untuk mem-
perkenalkan Setya.
“Hadirin, ini adalah orang yang sangat luar
biasa, Ketua DPR dari Indonesia, Setya Novan-to,” kata Trump, sambil membaca sebuah kartu
nama.
“(Dia) salah satu orang yang paling berpe-
ngaruh dan dia ke sini untuk bertemu dengan
saya. Kita akan melakukan hal yang luar biasa
untuk AS, benar, kan?” kata Trump kepada
Setya.
Setya, yang diperkenalkan, tersenyum bang-ga dan segera merespons dengan menjawab
“Yes”.
“Apakah warga Indonesia menyukai saya?”
lanjut kandidat capres yang sering mengkritik
keras Barack Obama itu. Setya kembali men-
jawab, “Ya, sangat. Terima kasih.” Setya dan
Trump kemudian berjabat tangan.
●●●
Hary Tanoe sibuk mondar-mandir ke New
York sejak pertengahan Agustus lalu. Ia tengah
serius memuluskan kerja sama bisnis dengan
Sekjen PBB Ban Ki-moonmembuka konferensi IPU yangdiikuti Setya Novanto
DOK. IPU
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 62/205
FOKUS
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Trump. Penjajakan sudah dilakukan sejak seta-
hun lalu.
Corporate Secretary MNC Group Syafril
Nasution mengaku pihak Trump sudah mela-kukan survei beberapa kali untuk menelusuri
perusahaannya. Mereka ingin memastikan
bahwa perusahaannya tidak bermasalah.
“Pernah, setahu saya, ada dua-tiga kali jauh
sebelum HT ke Amerika, tahun lalu. Dia mau
lihat kemari, benar enggak, nih. Dia lihat fakta,
laporan keuangannya. Donald Trump ini bukan
pengusaha kecil, dia punya intelijen,” jelas Syaf-
ril.Hasilnya, pada 19 Agustus 2015, Trump
meneken kerja sama dengan Hary untuk
pembangunan hotel di Bali. Keduanya menan-
datangani proyek pembangunan Trump Hotel
Collection di kawasan Tanah Lot, Bali.
Direktur MNC Land Tbk, Michael Dharmaja-
ya, mengungkapkan hotel ini akan dibangun di
atas lahan seluas 100 hektare. Pengembanganresor ini meliputi branded villa, kondominium,
hotel bintang enam, dan international beach
club.
Selain di Bali, kerja sama bisnis Trump dan
Hary juga membidik Bogor. Mereka akan mem-
bangun resor rekreasi terpadu (theme park ) di
kawasan Lido di perbatasan Bogor-Sukabumi,
Jawa Barat. Lahan di Lido ini merupakan hasilakuisisi aset milik Bakrie Group, yang dulunya
dikelola PT Nirwana Parahyangan. MNC Group
melakukan akuisisi pada akhir 2012 lalu. Luas
aset tanah mencapai 3.100 hektare, di antara-
nya 1.100 hektare di wilayah Bogor dan 2.000
FOKUS
Setya Novanto berdiri dalambarisan pendukung Trump
GETTYIMAGES
FOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 63/205
FOKUS
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
FOKUS
hektare di wilayah Sukabumi.
“Rencana 2017 international golf sudah selesai,
2018 theme park entertainment area, dan hotel
resor Trump juga sudah selesai. Pada 2017 pun
jalan tol juga sudah selesai, diharapkan,” jelas-
nya.
MNC tidak hanya menyediakan lahan. Me-
reka juga tengah terlibat pembangunan jalan
tol Ciawi-Lido sepanjang 54 kilometer sebagai
akses menuju resor mereka di Lido. MNC Gro-
up merupakan pemegang saham terbesar PT
Trans Jabar Tol (TJT), pemegang konsesi proyek
FOKUSFOKUS
Penandatanganan dokumenantara Hary Tanoe dan Trumpdi New York
DOK. MNC GROUP
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 64/205
FOKUS
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Proyek tol
ini sudah dicanangkan sejak akhir 2011 lalu.
Namun proyek ini tersendat soal pembebas-
an lahan di kawasan Desa Watesjaya, Cigom-bong, Kabupaten Bogor. Hingga awal 2015,
lahan milik PT Lido Nirwana yang akan dilintasi
tol itu belum juga dibebaskan. Padahal target
penyelesaian jalan tol ini jatuh pada 2017 kelak.
Kemungkinan masalah semacam inilah yang
meresahkan kerja sama antara MNC Group
dan Trump. Tidak aneh jika Trump, meski sudah
meneken kerja sama untukberbisnis dengan Hary di
Bali, ternyata untuk Lido
masih ogah-ogahan.
Hary sendiri pernah
mengakui upaya meraih
kepercayaan Trump tidak
mudah. Pengusaha besar asal AS itu meng-
inginkan pembangunan proyeknya di Indonesiatidak mendapat gangguan hukum, termasuk
pembebasan lahan.
Namun, seminggu setelah perjamuan Trump
dengan Setya dan Fadli, akhirnya kerja sama
disepakati. Kerja sama itu diteken pada 10 Sep-
tember 2015.
Bila Setya disebut sebagai orang hebat,
Fadli pun tidak bisa dianggap remeh oleh
Trump. Ia adalah Wakil Ketua DPR. Ia lolosmenjadi anggota DPR dari Daerah Pemilihan
(Dapil) Jawa Barat V. Dapil tersebut meliputi
Kabupaten Bogor, termasuk sebagian kawas-
an Lido yang masih bermasalah soal pembe-
basan lahan itu.
Namun Setya membantah jika tujuan perte-
muannya dengan Trump untuk melicinkan jalan
Hary meraih investor. Ia menyebutkan kesepa-katan antara Hary dan Trump sudah dilakukan
sejak 19 Agustus 2015, yakni kerja sama pemba-
ngunan Trump Hotel Collection.
Kehadirannya sekadar memberikan apresiasi
kepada Trump karena masih mau berinvestasi
di Indonesia. Apalagi kondisi perekonomian
sedang tidak menentu karena nilai tukar dolar
yang melangit.“Kenapa kami bertemu dengan Donald
Trump? Karena, simpel, dia baru menandata-
ngani kerja sama di Bogor dan Bali. Kita mesti
mengapresiasi,” akunya dalam tatap muka rom-
bongan DPR dengan board director Indonesian
Kenapa kami bertemu dengan DonaldTrump? Karena, simpel, dia barumenandatangani kerja sama di Bogordan Bali. Kita mesti mengapresiasi.
Setya Novanto
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 65/205
FOKUS
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
American Business Council (IABC).
Pengakuan Setya ini diunggah oleh pemilik
akun bernama “bruce lee” melalui situs YouTube
pada 5 September 2015. Setya masih melanjut-
kan lawatan ke Amerika Serikat setelah IPU dan
pertemuan dengan Trump.
Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Adi-an Napitupulu menganggap alasan Setya ter-
lalu dibuat-buat. Inisiator pertemuan di Trump
Tower itu adalah Hary Tanoe, pengusaha yang
memiliki kepentingan bisnis. Setya justru me-
nunjukkan diri menjadi beking pengusaha.
“Enggak boleh, dong, bukan tugas DPR begi-
tu,” tegasnya.
Syafril Nasution meminta agar urusan bis-
nis tidak diseret ke politik. Ia mengaku tidak
tahu apakah ada hubungan antara pertemuan
Trump-Setya dan bisnis Hary Tanoe. “Jadi, saya
kira, kalau ditanya apakah itu ada hubungan-
nya, saya tidak tahu,” kata Corporate Secretary
MNC Group itu. ■
ISFARI HIKMAT, IBAD DURAHMAN, BAHTIAR RIFAI, ARYO BHAWONO
MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015
Fadli Zon selfie denganpendukung Trump. TampakAziz Syamsudin dan SetyaNovanto di kanan
REUTERS
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 66/205
FOKUS
KETUA DPR Setya Novanto menjawab “Yes, highly,” ketika
ditanya Donald Trump apakah rakyat Indonesia menyukai dia.
Tapi benarkah Trump dikenal dan disukai di Indonesia? Sepertiapa sejarah hubungan konglomerat Amerika Serikat itu de-
ngan Indonesia?
Berikut ini jejak Trump dan bisnisnya di Indonesia.
DI INDONESIA
a. Executive Vice President The Trump
Organization, Donald J. Trump Jr., pada Juni
2011 meninjau proyek properti The St. Moritz
Penthouses & Residences milik Grup Lippo di
Jakarta Barat Trump Jr didampingi Lawrence
JEJAK TRUMP
1. BISNIS PROPERTI
Sebelum saya ke Indonesia,
saya tak tahu sama sekali
soal tingkat bakat, antusiasme, dan keputusan
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 67/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
FOKUS
DIPERKIRAKAN BIAYA YANG DIHABISKAN
ROMBONGAN SETYA NOVANTO KEAMERIKA LEBIH DARI RP 10 MILIAR.BAGAIMANA KISAH PRABOWOURING-URINGAN KEPADA FADLI ZON?
KE AMERIKA, HADUH…GILALAH GILA
FOKUS
MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 68/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
FOKUS
PRABOWO Subianto uring-uring-
an. Kepada sejawat dekatnya, Ketua
Umum Partai Gerakan Indonesia
Raya itu mengeluhkan wakil ketua-
nya, Fadli Zon. Prabowo tidak sreg Fadli tetap
berangkat ke Amerika Serikat untuk melakukan
kunjungan kerja.Gerindra melarang anggotanya yang duduk
di Dewan Perwakilan Rakyat mengikuti kun-
jungan ke luar negeri. Ketentuan itu berlaku
lima tahun belakangan ini. “Pak Prabowo ngo-
mong ke orang-orang tertentu, ‘Gimana sih
Fadli ini. Dia ngerti enggak sih kekuatan partai
kita.’ Jadi Pak Prabowo agak sambat (menge-
luh), agak nesu. Setengah enggak mengizinkan
Fadli ke AS,” cerita sumber majalah detik di
Gerindra.
Si sumber membeberkan, Fadli Zon minta
izin kepada Prabowo hanya melalui pesan pen-
dek telepon seluler sehari sebelum berangkat.Ndilalah, kunjungan kerja yang diikuti Fadli itu
dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
“Nah, kan sudah saya bilang (jangan ikut),” kata
Prabowo seperti ditirukan sumber majalah
detik di Gerindra.
Prabowo semakin marah, tapi ia memilih
Prabowo dalam acarapengukuhan pengurus DPPPartai Gerindra, 2015.
RACHMAN/DETIKCOM
FOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 69/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
FOKUS
diam. Sejumlah politikus Gerindra menyatakan
partai akan memanggil Fadli untuk memberipenjelasan.
Namun anggota DPR Fraksi Gerindra, Ah-
mad Riza Patria, mengatakan situasi di Gerin-
dra tidak sedramatis itu. Menurut dia, mes-
kipun Gerindra melarang anggota DPR ke luar
negeri, pada akhirnya kepergian Fadli bersama
pemimpin DPR ke Amerika bisa sedikit dimak-
lumi. Sebab, forumnya adalah sidang parlemeninternasional.
Fadli pun membantah bila dikatakan Prabo-
wo marah. Juga menyangkal kabar bahwa ia
minta izin hanya melalui SMS kepada Prabo-
wo. “Izinnya secara langsung, kok,” kata Wakil
Ketua DPR itu kepada majalah detik.
Fadli merupakan salah satu anggota DPR
yang ikut rombongan ke Amerika selama duaminggu. Agenda utama kunjungan itu adalah
memenuhi undangan acara Forum Ketua
Parlemen Sedunia yang digelar Inter-Parlia-
mentary Union (IPU) pada 31 Agustus hingga
2 September di gedung Perserikatan Bangsa-
Bangsa, New York.
Fadli mendampingi Ketua DPR Setya Novan-
to, yang menyampaikan pidato dalam acaraitu. Selain Fadli, ikut sejumlah anggota komisi,
Badan Urusan Rumah Tangga DPR, dan Badan
Kerja Sama Antarparlemen.
Rombongan anggota DPR berjumlah 12
orang. Selain mereka, ikut diajak pula 15 orang
lainnya, yakni anggota keluarga, tenaga ahli,
FOKUSFOKUSFOKUS
Fadli Zon di antara barisan pe-
rempuan pendukung Donald
Trump.
DUNCAN CHARD/BLOOMBERG VIA GETTYIMAGES
FOKUSFOKUSFOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 70/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
O US
ajudan, dan pegawai Sekretariat Jenderal DPR.
Anggota Dewan yang mengajak serta istri
antara lain Setya, Ketua Badan Urusan Rumah
Tangga Roem Kono, dan anggota Komisi Per-tanian Robert Joppy Kardinal (Golkar). Semen-
tara itu, Nurhayati Assegaf (Partai Demokrat)
mengajak putranya.
Setya dalam forum IPU menyampaikan
koreksi kepada PBB bahwa perdamaian dunia
masih menyisakan masalah, masih ada konflik
di berbagai negara. Ia juga mengusulkan agar
IPU melakukan standardisasi demokrasi karenaselama ini ada ketimpangan demokrasi antara
negara maju dan berkembang. “Kami berharap,
dalam IPU itu, betul-betul dicapai standardisasi
(demokrasi),” kata Setya kepada majalah de-
tik.
Setelah acara IPU selesai, hanya lima anggo-
ta DPR yang pulang. Sedangkan Setya, Fadli,
dan beberapa anggota DPR lainnya menerus-kan kunjungan kerja mereka di Amerika hingga
12 September 2015. Mereka mengunjungi dua
negara bagian Amerika Serikat, yakni San Fran-
cisco dan Washington, DC.
Sebelum berangkat ke San Francisco, Setya
dkk menemui bakal calon Presiden Amerika
dari Partai Republik, Donald Trump. Alih-alih
menjalin hubungan baik, akibat pertemuan di
Trump Tower itu, kunjungan pemimpin DPRmalah mendapat sorotan negatif, baik dari
dalam maupun luar negeri. Setya dan Fadli
diadukan ke Mahkamah Kehormatan Dewan
karena diduga melanggar kode etik.
Bukan hanya itu, akhirnya perjalanan dinas
Setya dkk selama dua minggu di Amerika juga
banyak dipersoalkan. Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran (Fitra) menuntut ada-nya transparansi anggaran. Fitra menghitung,
berdasarkan besaran anggaran dinas pejabat
ke luar negeri, kunjungan itu menelan biaya Rp
4,6 miliar. Namun Fitra memperkirakan biaya
yang digunakan mencapai Rp 10 miliar.
Angka Rp 4,6 miliar merupakan asumsi untuk
sembilan anggota DPR. Dalam mata anggaran,
biaya pesawat ke Amerika US$ 14.428 satuperjalanan per orang, uang harian US$ 527 per
anggota DPR, dan hotel masing-masing US$
1.312,02 per malam.
Sebagai gambaran, selama di Washington,
Setya dan rombongan menginap di hotel bin-
O USO USO US
Ahmad Riza Patria
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 71/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
tang lima, Capella, di Georgetown. Dalam situs
pemesanan hotel online, booking.com, Hotel
Capella bertarif Rp 7 juta untuk tipe kamar ter-
endah ( superior king room) hingga Rp 100 juta
untuk presidential suites. “Sepulang (mereka)
dari AS, kami akan menagih akuntabilitas ang-garan itu,” kata Koordinator Bidang Advokasi
Fitra Apung Widadi.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gol-
kar, Tantowi Yahya, menyangkal keras jumlah
yang disebutkan Fitra itu untuk biaya kunjung-
an kerja Setya dkk ke Amerika. “Enggak sampai
Rp 4 miliar. Haduh... gilalah gila. Hitungan itu
dari mana?” ujarnya di gedung DPR.
Kepala Bagian Humas DPR Djaka Dwi Wi-
narko memastikan anggaran negara hanyadikeluarkan untuk anggota DPR. Biaya anggota
keluarga yang dibawa para anggota DPR tidak
ditanggung. “Yang ditanggung di luar istri-istri
dan anak itu,” katanya kepada majalah detik.
Di antara rombongan itu, terdapat utusan
khusus Presiden, Eddy Pratomo. Keberadaan
Eddy dalam rombongan disebut-sebut untuk
membantu Setya. Eddy merupakan staf ahli
Setya di DPR pada periode yang lalu. Dalam
susunan kegiatan yang didapat majalah detik,
Eddy berperan sebagai penasihat delegasi.
Eddy sempat mengajukan anggaran ke nega-
ra, tapi ditolak. Yang pasti, saat itu ia berangkat
tidak menggunakan anggaran negara. “Pakai
anggaran siapa, saya enggak tahu,” ujar Sekre-taris Kabinet Pramono Anung.
Meski mendapat sorotan tajam di dalam
negeri, Setya melanjutkan acaranya di Ameri-
ka. Di Washington, DC, Setya mengikuti lima
agenda. Mengawali hari, Kamis, 10 September
2015, pagi, mereka berdiskusi dengan bos-bos
Setya Novanto bersalaman
dengan Donald Trump.
REUTERS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 72/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
perusahaan raksasa Amerika, seperti Coca-
Cola, Philip Morris, dan Freeport, dalam forum
US-ASEAN Business Council.
Kemudian rombongan bertemu dengan
Presiden Tempore Senat Amerika Serikat Orrin
Hatch di Capitol. Lanjut, Setyo memenuhi un-
dangan Presiden US-Indonesia Society (USIN-
DO) David Merrill. Pertemuan di Cosmos Clubitu dihadiri 120 orang, yang terdiri atas tokoh
bisnis, diplomat, dan masyarakat Amerika.
Selesai berdiskusi dengan USINDO, mereka
meluncur ke gedung Kongres Amerika. Rom-
bongan itu menemui Ketua DPR Amerika John
Boehner. Salah satu yang dibicarakan adalah
proposal pelatihan tenaga perpustakaan untuk
DPR Indonesia. DPR ingin meniru Library ofCongress dan Congressional Research Service.
Dua lembaga ini merupakan think thank DPR
Amerika.
Setya, yang didampingi Wakil Ketua DPR Fadli
Zon, melihat langsung perpustakaan Kongres
Amerika, yang punya 160 juta koleksi, 40 juta
di antaranya judul buku. Pegawainya 3.200
orang. “Library of Congress siap memfasilitasistaf, pustakawan, untuk magang,” ujar Setya.
Masih ada satu agenda lagi yang diikuti rom-
bongan itu, yakni peringatan Hari Kemerdekaan
RI ke-70 di kantor Kedutaan Besar Indonesia
untuk Amerika. Hadir pula Wakil Menteri Luar
Negeri Amerika dalam acara tersebut.
Agenda maraton di Washington tersebut
menjadi penutup kunjungan Setya dkk keAmerika. Para anggota DPR ini sudah ditunggu
di Tanah Air untuk memberi penjelasan kepada
Mahkamah Kehormatan Dewan. ■ BAHTIAR RIFAI,
ISFARI HIKMAT, IBAD DUROHMAN, SHOHIB MASYKUR | IRWAN NUGROHO
Setya Novanto dan Fadli Zon
mengikuti sebuah pertemuan
di Amerika.
DOK. DPR RI
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 73/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KOALISI MENDONGKEL
SETYA NOVANTOKADER PDIP MEMOTORI PENGADUAN SKANDAL JUMPA PERS DONALD TRUMP KE MAJELIS KEHORMATAN
DEWAN. PELUANG MELENGSERKAN KETUA DAN WAKIL KETUA DPR BAKAL MEMBUKA PERTARUNGANBABAK KEDUA ANTARA KIH DAN KMP.
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 74/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KEMUNCULAN Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat Setya Novanto
dalam jumpa pers politik Donald
Trump menjadi obrolan panas diruang kerja anggota Fraksi Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan, Budiman Sudjatmiko.
Budiman, Adian Napitupulu, Rieke Diah Pita-
loka, dan Charles Honoris awalnya menggelar
rapat di ruangan di lantai delapan Gedung
Nusantara I kompleks DPR, Senayan, Jakarta,
untuk membahas rencana peringatan Hari Tani
oleh PDIP.
Adalah Adian yang mengajak rekan-rekansepartainya itu membahas “insiden” yang
sejak pagi pada Jumat, 4 September 2015, itu
menimbulkan kehebohan di media massa dan
media sosial. “Ini ada masalah, ayo kita sikapi,
ini sudah ramai,” kata Adian.
Anggota DPR melaporkanKetua DPR Setya Novanto
dan Wakil Ketua Fadli Zon keMajelis Kehormatan Dewan,Senin (7/9).
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
FOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 75/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Keempatnya berencana membawa skandal
itu ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) kare-
na meyakini ada pelanggaran etika oleh Setya
dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. “Ini jangansampai PDIP saja, ini kan persoalan Dewan,”
kata Budiman kepada para koleganya.
Akhirnya disepakati pembagian tugas meng-
galang dukungan, terutama dari partai koalisi
pendukung pemerintah. Beberapa kolega
di parlemen pun ditelepon dan dikontak via
WhatsApp.
Budiman mengaku kebagian meng-
gandeng Maman Imanulhaq dari Frak-
si Partai Kebangkitan Bangsa. Gayung
bersambut, Maman sependapat dengan Bu-
diman. Setelah minta restu kepada fraksi, Ma-
man menyatakan siap mendukung pengaduan
ke MKD.
Bagi Maman, jumpa pers Trump punya mu-atan politik sehingga tidak etis Setya dan Fadli
berada di sana. Apalagi, kata dia, Trump gemar
melontarkan pernyataan bermuatan rasisme
dan berkomentar negatif tentang Islam.
“Kami ingin ini ditangani secara serius,” kata
Maman kepada majalah detik. “Kami ingin
jadikan ini sebagai momentum untuk menum-
buhkan integritas MKD dan mempertanyakan
integritas pemimpin DPR.”Setelah dukungan terjalin, Budiman dan
kawan-kawan menggelar jumpa pers di Ba-
koel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 5
September. Mereka membedah aturan-aturan
yang diduga telah dilanggar oleh Setya dan
rombongannya.
Keesokan harinya, mereka menyusun ba-
han video, foto, dan kliping berita untuk bahan
laporan. Sebelumnya, mereka juga mencari
informasi dari Kementerian Luar Negeri, yang
mengurus protokoler aktivitas Setya dan Fadli
di Amerika Serikat.
Informasi dari Kementerian, kata Adian, aca-
ra dengan Trump itu di luar jadwal resmi. “Ke-
menlu sudah menyarankan untuk tidak datang,kok. Mereka sudah menyatakan itu kampanye,”
ujarnya. “Sebagian (anggota rombongan Setya)
yang memiliki kesadaran politik yang lebih baik
dibanding pemimpin kita itu memilih tidak
datang.”
KAMI INGIN INI DITANGANISECARA SERIUS.
Anggota DPR Fraksi PKB,Maman Imanulhaq
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
FOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 76/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Kelompok Budiman cs memang sengaja
“lembur” pada akhir pekan karena ingin me-
laporkan kasus ini ketika masih jadi perhatian
publik. Hasilnya, pada Senin, 7 September,mereka mendatangi MKD.
Saat itu laporan didukung oleh perwakilan
semua partai Koalisi Indonesia Hebat. Selain
Budiman dan Maman, ada Akbar Faizal dari
Partai Nasional Demokrat dan Inas Nasrullah
Zubir dari Partai Hati Nurani Rakyat. Ditambah
lagi Amir Uskara dari Partai Persatuan Pemba-
ngunan.
Ketua Fraksi Hanura Nurdin Tampubolonmenyatakan partainya merasa keberatan jika
benar pertemuan Setya terkait dengan kepen-
tingan bisnis Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoe,
menurut Tantowi Yahya, adalah orang yang
memfasilitasi pertemuan Setya cs dengan
Charles Honoris (kiri),Budiman Sudjatmiko,Diah Pitaloka, dan AdianNapitupulu (kanan)dalamacara jumpa pers di BakoelKoffie, Sabtu (5/9). Budimanmenilai Ketua DPR Setya
Novanto melanggar etikakarena menghadiri jumpa perspolitik Donald Trump.
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
FOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 77/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Trump. “Kalau agendanya hanya untuk ketemu
seperti itu, apa manfaatnya buat kita?” ujar
Nurdin.
PPP kubu Romahurmuziy juga menyatakan
Setya dan Fadli melanggar kode etik. KetuaDewan Pimpinan Pusat PPP Bidang Luar Ne-
geri Usman M. Tokan menyatakan keduanya
harus dihadapkan ke MKD.
Bagi Usman, peristiwa di New York itu ada-
lah puncak dari permasalahan yang membelit
paket pemimpin DPR dari Koalisi Merah Putih.
“Seperti pernyataan-pernyataan (mereka yang
menyebutkan anggota DPR)bloon, sinting, me-
nyindir buruh, maupun keinginan melanjutkantujuh proyek pembangunan DPR,” ujarnya.
Usman mengatakan pihaknya menilai pe-
mimpin parlemen juga tidak sukses dalam hal
legislasi. Sebelas bulan DPR di bawah Setya,
Dewan hanya mampu menghasilkan empat
undang-undang dari target 37 legislasi.
Setya dan empat wakilnya juga dikritik karena
pemasangan karpet merah khusus pemimpinDPR dan tamu. Karpet ini diberi pembatas dan
dijaga petugas keamanan.
MKD pun menerima laporan Budiman dkk
hanya sebagai bukti tambahan, dan nanti-
nya menjadikan mereka saksi. Pasalnya, pada
Senin, 7 September, MKD memutuskan kasus
Setya akan ditelisik tanpa perlu adanya peng-aduan. “Karena telah diberitakan secara luas,
kami putuskan memproses kasus tersebut,”
kata Ketua MKD Surahman Hidayat.
Jika terbukti melanggar etika Dewan, ada tiga
macam sanksi yang bisa dijatuhkan. Bila kasus
Adian Napitupulu, CharlesHonoris, dan Akbar Faizalmenunjukkan bukti-bukti yangdilampirkan saat melaporkanSetya Novanto dan Fadli Zonke Majelis Kehormatan Dewan,
Senin (7/9).LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 78/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
itu merupakan pelanggaran ringan, mereka
akan dijatuhi sanksi teguran. Sanksi pelanggar-
an sedang adalah pencopotan dari jabatan
pemimpin DPR.Sedangkan hukuman buat pelanggaran berat
adalah pemecatan sebagai anggota DPR. “Ter-
gantung keputusan MKD nanti, apakah ringan,
sedang, berat, atau tidak terbukti sama sekali,”
kata anggota Majelis Kehormatan, Sarifuddin
Sudding.
Meski pencopotan dari jabatan pemimpin
DPR dimungkinkan, mayoritas pelapor menye-
rahkan bentuk sanksi kepada MKD.
Adian mengatakan motivasinya
bukan menggusur Setya. Meski
demikian, Adian melihat arahnya
mestinya memang lengsernya
sang ketua.
“Saya tidak sudi dipimpin orangyang membawa institusi besar ini
berdiri di belakang calon presiden negara lain,”
kata Adian. “Ampun… malu saya, ada seorang
calon presiden negara lain pidato dan kita ber-
jejer di belakangnya, idih….”
Adian menilai Setya melakukan pelanggaran
serius karena menjanjikan kepada Trump akan
membuat hal-hal yang hebat untuk Amerika.
Anggota DPR hanya boleh punya satu loyalitas,yakni kepada negaranya, Indonesia.
“Setya melakukan loyalitas ganda. Dalam
negara, itu salah. Banyak orang yang meng-
anggap itu persoalan sepele, kata siapa sepele?
Ini persoalan ideologi, ini persoalan nasionalis-
me. Tidak ada yang sepele dengan ideologi dan
nasionalisme.”
Pakar hukum tata negara Refly Harun meni-
lai alasan membahas investasi dengan Trump
tidak bisa diterima karena DPR tidak meng-
urusi pembicaraan bisnis dan bertemu deng-
an pengusahanya. Bagi Refly, pemberhentian
Setya dan Fadli dari posisi pemimpin DPR
bukan sesuatu hal yang mustahil.
Sepanjang sejarah, memang belum pernahada pemimpin DPR yang dicopot akibat skan-
dal. Melihat komposisi MKD, Setya dan Fadli
bisa dibilang dalam posisi diuntungkan karena
partai Koalisi Merah Putih memiliki 10 wakil
dari 17 anggota Majelis Kehormatan.
KEBERADAAN KAMI JANGANMEMBAWA ATRIBUT KIH DANKMP, TAPI MENEGAKKAN ETIKADI PARLEMEN.
Anggota MKDSarifuddin Sudding
RENGGA SANCAYA/DETIKCOM
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 79/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Namun angin politik memang sedikit ber-
ubah sejak Koalisi Merah Putih mengegolkan
paket pimpinan DPR yang diketuai Setya. Kala
itu Koalisi Indonesia Hebat dengan PDIP se-
bagai partai pemenang pemilu gagal menjadi
pemimpin di DPR.Namun saat itu belum ada PPP kubu Roma-
hurmuziy, yang condong ke partai pendukung
Jokowi-JK. Kini Partai Amanat Nasional juga
menyatakan mendukung pemerintah, meski
tidak keluar dari Koalisi Merah Putih.
Jika terjadi pertarungan di MKD, kedua kubu
akan memperebutkan dua suara anggota dari
PAN, dua dari Demokrat, dan satu dari PPP.
Berbeda dengan PPP kubu Romahurmuziy,
yang sudah menyatakan sikap, PAN memilih
menahan diri hingga pemeriksaan di MKDberjalan.
“Nanti datang, dengarkan dulu penjelasan
mereka,” kata Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
“Orangnya belum datang kok sudah diserang.
Orangnya belum balik kok berprasangka dulu.”
Diskusi publik "KasusTrumpgate" di Cikini, JakartaPusat, Jumat (11/9). Pakarhukum tata negara Refly Harun(kedua dari kiri) menyatakanSetya Novanto dan FadliZon bisa dicopot dari posisipemimpin DPR karena hadirdalam jumpa pers politikDonald Trump.
YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 80/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Setya Novanto (berdasi ungu)dalam jumpa pers bakal calonPresiden Amerika dari PartaiRepublik, Donald Trump, di New York, Kamis (3/9).
SPENCER PLATT/GETTY IMAGES
Seorang sumber di Gerindra menyatakan
Ketua Umum Prabowo Subianto tidak meres-
tui kepergian Fadli Zon ke Amerika Serikat. Ge-
rindra memang sebelumnya mengharamkan
kadernya ikut kunjungan ke mancanegara.
Namun Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy
Prabowo membantahnya. Menurut dia, upayamengganti Setya dan Fadli tidak akan didukung
Gerindra. “Tidak ada itu. Kami tidak ada sedikit
pun ke arah sana,” ujarnya.
Golkar pun tidak satu suara membela Setya.
Bambang Soesatyo menyatakan rekannya itu
harus sportif menyatakan ada kekeliruan. Bam-
bang minta maaf atas ulah rekan separtainya
itu.
Sementara itu, Sarifuddin Sudding menegas-kan MKD tidak akan memihak salah satu kubu
koalisi partai. “Keberadaan kami jangan mem-
bawa atribut KIH dan KMP, tapi menegakkan
etika di parlemen,” ucapnya. “Integritas teman
di Mahkamah Kehormatan dipertaruhkan,
jangan membela habis-habisan karena KIH dan
KMP.”
Setya menyatakan siap memberi penjelasan
kepada MKD karena ia menganggap tidak ada
yang salah dengan hadir dalam jumpa pers
Trump. “Tidak ada masalah karena itu tak ada
kaitannya dengan kita mendukung Donald
Trump,” ujarnya saat ditemui majalah detik di
Kedutaan Besar Indonesia di Washington.
Sementara itu, Fadli Zon tidak keberatandilaporkan ke MKD. “Silakan saja. Namun per-
lu dicatat, jika mereka melaporkan atas dasar
informasi yang salah atau tidak utuh, akan saya
laporkan balik,” kata Fadli. ■ IBAD DUROHMAN, BAHTIAR
RIFAI, SHOHIB MASYKUR, RAY JORDAN | OKTA WIGUNA
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 81/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KAMI TAK ADA MASALAH
DIMINTAI
TANGGUNGJAWAB
SETYA NOVANTO:
“MEMANG KAMI DIUNDANG OLEHTRUMP. NAH, DALAM UNDANGANITU, KAMI MEMANG TAHU
TRUMP AKAN BERINVESTASI DIINDONESIA.”
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 82/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KETUA Dewan Perwakilan Rakyat
Setya Novanto siap dimintai per-
tanggungjawaban oleh Mahkamah
Kehormatan Dewan (MKD) terkait
pertemuannya dengan miliarder yang jugasalah satu kandidat calon Presiden Amerika
Serikat dari Partai Republik, Donald Trump.
Setya berharap MKD melakukan pemeriksaan
secara profesional.
“Melalui prosedur yang betul dan kami berha-
rap secara profesional, sehingga bisa dipertang-
gungjawabkan,” kata Setya kepada majalah
detik, yang menemuinya di kantor Kedutaan
Besar Indonesia di Washington, Jumat, 11 Sep-
tember 2015.Bagi Setya, pertemuan dengan Trump, yang
kini menjadi heboh di Tanah Air, bukan sebuah
masalah yang perlu dipersoalkan. “Itu tidak
ada kaitannya dengan kita mendukung Donald
Trump,” kata Setya.
Ketua DPR Setya Novantosaat ikut konferensi pers
bakal calon presiden Amerikadari Partai Republik, DonaldTrump.
LUCAS JACKSON/REUTERS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 83/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Setya Novanto bertemu denganKetua DPR Amerika JohnBoehner (kedua dari kanan)
SHOHIB MASYKUR/DETIKCOM
Setya memberi penjelasan panjang-lebar
mengenai kegiatannya di Negeri Abang Sam.
Di Amerika, dia tidak hanya bertemu denganTrump, tapi juga banyak pihak lainnya.
Berikut ini wawancara majalah detik de-
ngan Setya.
Kunjungan rombongan Anda ke Amerika
Serikat dalam rangka apa?
Pertama, kami (melakukan) kunjungan ke
IPU (Inter-Parliamentary Union), di mana saya
pidato menyampaikan koreksi kepada PBB.Karena, meski disampaikan telah terjadi perda-
maian, ternyata masih ada konflik etnik, konflik
agama, kekerasan. Juga perang di Palestina, Is-
rael, Yaman, dan Suriah.
Waktu itu kami menyampaikan juga soal
demokrasi di Asia Tenggara. Setelah Amerika,
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 84/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
India, (negara demokrasi) itu adalah Indonesia.
Tapi demokrasi kita ini adalah kelanjutan. Kita
tetap ada evaluasi secara sistemik. Karena,
dari para peserta IPU itu, ada (negara) yangmemang demokrasinya sudah maju, ada juga
yang belum maju. Ini harus ada standardisasi
internasional (tentang demokrasi). Ini yang
belum ada, sehingga kami berharap, dalam
IPU itu, betul-betul dicapai standardisasi (de-
mokrasi).
Nah yang kedua, memang kami diundang
oleh Trump. Dalamundangan itu, kami
tahu Trump akan ber-
investasi di Indonesia,
yang hotel bintang
enam dan residence ,
juga golf yang ada di
Bogor dan Bali. Tentu
kita memberi apresiasi.Nah, kami selama 30 menit bersama anak
Donald Trump. Kami bergurau. Gurauannya itu
dia sangat memuji Indonesia, yang penduduk
muslimnya terbesar, mempunyai arti dalam
kepentingan (hubungan) Indonesia dengan
Amerika ke depan. Karena Indonesia di Asia
Tenggara (merupakan yang) terbesar, juga
Cina, sedangkan Amerika adalah negara adiku-
asa, superpower . Ini perlu adanya tindak lanjutmengingat perkembangan-perkembangan ke
depan. Jadi, menurut saya, itu menarik.
Bagaimana Anda bisa ikut jumpa pers
Donald Trump?
Setelah saya pamit pulang, ternyata ini di
bawah ada konferensi pers. Dan saat saya mau
pulang, rupanya dia (Trump) lihat saya lagi.
(Konferensi pers itu) sudah mau selesai. Kemu-dian saya ditarik (oleh Trump, lalu Trump) ha-
nya mengenalkan. Ini tentu, menurut pendapat
saya, kami mengapresiasi karena Trump bisa
menarik investor-investor yang lain.
Apakah Anda juga bertemu dengan in-
vestor lain?
Ya, saya datang ke diaspora. Bertemu dengan
para pengusaha Indonesia yang ada di sini. Inisangat menarik karena banyak kemajuan. Tapi
perlu pihak diaspora dari pengusaha itu (diberi)
suatu kemudahan-kemudahan. Kemudahan
mengenai masalah visa, kemudahan karena dia
sudah investasi di sini, dan mengekspor di sana.
Setya Novanto
MEGA/DETIKCOM
Indonesia di Asia Tenggara(merupakan yang) terbesar, jugaCina, sedangkan Amerika adalahnegara adikuasa, superpower , danini perlu adanya tindak lanjut.
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 85/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Sejumlah anggota DPRmelaporkan Setya Novanto keMajelis Kehormatan Dewanterkait kehadiran Setya dan
Fadli Zon dalam konferensipers Donald Trump di AmerikaSerikat.
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
Dan para diaspora ini kita harapkan menjadi
tulang punggung untuk bisa menaikkan ekspor
kita. Karena, dalam situasi (perekonomian) du-
nia sekarang ini yang sedang turun, kita harus
tingkatkan ekspor. Nah inilah, orang diaspora
ini yang kita harapkan.
Dari sana kami kembali ke Washington,
DC. Di sana kami ketemu dengan pengusaha-pengusaha yang ada di sini. Baik dari Free-
port maupun yang lain-lain ingin sekali bahwa
regulasi yang baru, tentu sangat apresiasi pada
Presiden Jokowi, bisa memberikan kemudah-
an-kemudahan kepada investor-investor yang
akan ke Indonesia.
Apa lagi kegiatan Anda di Amerika?
Jam 11.30 ini, saya akan diterima oleh senat
(Amerika). Ini kami mengingatkan bahwaIndonesia menolak ISIS meskipun kita negara
(dengan jumlah penduduk) Islam yang terbesar.
Ini diapresiasi betul-betul oleh senat.
Dan terakhir (diterima) oleh USINDO
(United States-Indonesia Society), (kami) me-
nyampaikan beberapa hal mengenai masalah
aturan yang ada di DPR. Tentu kami sampaikan
juga, DPR yang modern itu akan memberikanakses yang mudah, memberikan transparansi,
dan teknologi informasi, sehingga sekarang
ini benar-benar terbuka, tetapi penting untuk
bangsa, kesejahteraan rakyat. USINDO juga
ingin bagaimana (agar) ada peraturan-per-
aturan yang memudahkan untuk investasi di
Indonesia.
Terakhir kami bertemu dengan John Boehner(Ketua Parlemen Amerika). Ini sangat menarik
karena, dalam parlemen Amerika ini, ada per-
bedaan. Di Indonesia, (perbedaan terjadi) an-
tara DPR dan pemerintah, kami (DPR) memiliki
kontrol kepada pemerintah, tetapi hubungan
FOKUS
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 86/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Demonstrasi menyindir KetuaDPR Setya Novanto dan Wakil
Ketua DPR Fadli Zon di TuguSoekarno-Hatta, kawasanBandara Soekarno-Hatta,Tangerang, Banten, Rabu(9/9).
LUCKY R./ANTARA FOTO
dengan pemerintah begitu kuat, kita begitu
harmonis untuk menaikkan perekonomian kita.
Sedangkan di Amerika, mereka mengontrolpemerintah, tetapi kontrolnya itu suatu hal
yang sangat jauh, sehingga ini shutdown karena
memang di dalam (parlemen Amerika) semua
dikuasai Partai Republik (oposisi). Kita harapkan
ini semua bisa berjalan.
Dan kedua, kami meminta adanya kerja sama-
kerja sama bilateral, juga investasi yang berkaitan
dengan maritim. Kami juga inginkan (kerja sama)
dalam pertahanan, kita bukan hanya menyuplaiatau membeli (alutsista) dari Amerika, tapi juga
tingkatkan bagaimana kerja sama dalam proses
produksi dan pengembangan alutsista.
Bagaimana respons John Boehner ?
Ada hal yang menarik. John Boehner ingin
tahu sekali bagaimana pertumbuhan ekonomi.
Saya sampaikan pertumbuhan ekonomi kita
sekarang bisa sampai 4,7 persen. Tetapi de-fisit anggaran sudah kita tentukan 3 persen.
Tidak boleh melebihi 3 persen dan kita bisa 2,5
persen. Ini diperkuat dengan (pembangunan)
infrastruktur. Penguatan infrastruktur ini bisa
menaikkan (perekonomian), dan keamanan
kita jamin agar para turis-turis bisa datang.
Tapi ini juga salah satu yang bisa memperkuat
adanya fundamental ekonomi kita. Ini menariksekali karena John sangat memuji Indonesia,
bahwa hubungan ini harus dilanjutkan karena
hubungan ini sangat menarik bagi John.
Apakah Anda juga bertemu dengan ka-
langan bisnis?
FOKUS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 87/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Setya Novanto dan Fadli Zondi sela-sela pertemuan dengan
USINDO.SHOHIB MASYKUR/DETIKCOM
Ya, saya ketemu dengan kalangan bisnis.
Apa respons mereka terhadap ekonomi
Indonesia?Memang yang penting adalah yang ber-
kaitan dengan kepastian hukum. Kepastian
hukum, juga mengenai jaminan kerja, karena
para pengusaha itu melihat Indonesia sangat
menjanjikan, dengan sumber daya alam yang
sangat tinggi, adanya migas, adanya hal-hal
yang sangat menarik, yaitu investasi-inves-
tasi lain. Namun mereka sangat ingin adanyakemudahan masalah pajak.
Pertemuan Anda dengan Donald Trump
dilaporkan ke MKD. Bagaimana tanggap-
an Anda?
Ya, saya mengapresiasi pihak-pihak yang me-
masukkan (pertemuan saya dengan Trump) ke
MKD karena itu merupakan suatu penguatan
daripada MKD yang sudah dilakukan selama ini,dan ini (merupakan) penguatan DPR Indone-
sia. Jadi apa pun yang dilakukan, tentu melalui
prosedur yang betul dan kami berharap secara
profesional, sehingga bisa dipertanggungja-
wabkan.
Apakah Anda siap dimintai pertang-
gungjawaban?
Ya, itu buat kami tidak ada masalah karenahal itu tidak ada kaitannya dengan kita mendu-
kung Donald Trump. Kami tidak ada kaitannya
dengan politik yang ada di Amerika Serikat.■
SHOHIB MASYKUR (WASHINGTON)
INSPIRING PEOPLE
INSPIRING PEOPLE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 88/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
PenebarMimpidi TepiKali
“KALAU ADA YANG NGOMONG ,‘SAYA MAU JADI POLISI, KAK’,
PASTI ANAK-ANAK YANG LAIN AKAN
NGETAWAIN . ‘MANA BISA JADI POLISI,BAPAK LU CUMA TUKANG OJEK.’”
INSPIRING PEOPLE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 89/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
ALIA Noor Anoviar, 24 tahun, meng-
ibaratkan komunitas Dreamdelion
bak bunga rumput liar dandelion,
ada pula yang menyebutnya bunga
randa tapak. Angin berembus dan bunga-bunga
kecil dandelion beterbangan ke mana-mana.
Ibarat bunga dandelion, Dreamdelion mener-
bangkan mimpi-mimpi tentang masa depan
yang lebih baik. Masa depan, seperti kata Ibu
Negara Amerika Serikat Eleanor Roosevelt,
adalah milik mereka yang percaya pada ke-
indahan mimpi mereka. Bagi sebagian orang,
seperti anak-anak di kampung di bantaran Kali
Ciliwung, tak jauh dari Stasiun Manggarai,
Jakarta, bermimpi pun merupakan sebuah
kemewahan.
Alia pernah bertanya kepada anak-anak itu,
apa mimpi mereka jika sudah besar nanti. “Kalau
anak-anak, umumnya pasti jawab dokter, polisi,
astronaut, dan lain-lain. Kalau mereka, enggak....
Sejumlah anak dan orangtua mandi di Kali Ciliwungdi Depok, Jawa Barat, Sabtu(13/9). Warga bantaran KaliCiliwung memanfaatkan kaliyang sedang surut untuk mandi
guna mengusir hawa panas saatmusim kemarau.
INDRIANTO EKO SUWARSO/ANTARA FOTO
INSPIRING PEOPLE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 90/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Mereka jawab, ‘Saya mau jadi tukang sapu, mau
jadi tukang sampah,’” kata Alia. Lantaran hidup
miskin, anak-anak itu tak berani punya mimpi
kelewat tinggi. Bagi mereka, hanya anak orang
kaya yang berhak punya mimpi dan cita-cita
setinggi-tingginya. “Kalau ada yang ngomong,
‘Saya mau jadi polisi, Kak’, pasti anak-anak yang
lain akan ngetawain. ‘Mana bisa jadi polisi, ba-
pak lu cuma tukang ojek.’”
Alia kenal dengan anak-anak Manggarai
lewat tugas penelitian dari kuliahnya di Jurus-
an Ekonomi Universitas Indonesia empat
tahun lalu. Tema utama penelitiannya adalah
pembentukan karakter anak-anak di lingkung-
an marginal. Tuntas tugas kuliah tak lantas
putus pula hubungan Alia dengan anak-anak
Manggarai. Dia merasa punya “utang” kepada
kampung di pinggir Sungai Ciliwung itu.
Alia mulai mencicil “utang”-nya itu dengan
mendirikan sanggar belajar untuk anak-anak
Manggarai. Dia membayar sendiri dengan
menyisihkan sebagian uang beasiswanya dan
mengajar sendiri anak-anak itu. Alia mendo-
rong anak-anak itu punya keberanian untuk
DOK. PRIBADI
INSPIRING PEOPLE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 91/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
bermimpi, memelihara cita-cita setinggi-tinggi-
nya.
“Murid saya waktu itu cuma 15 anak.... Sam-
pai akhirnya uang habis tidak bisa membiayaisanggar belajar. Saya memutuskan untuk tutup
karena sudah enggak sanggup karena menja-
lankan program juga sendirian. Saya merasa,
‘Aduh, ini mau bantu orang aja kok rasanya
susah banget,’” katanya. Saat Alia hampir
mengibarkan bendera putih, justru muridnya
yang memberi semangat. Mereka mengatakan
menikmati betul belajar bersama Alia. “Enakbelajar sama Kakak,” Alia menirukan salah se-
orang muridnya.
Kata-kata muridnya itu seperti jadi cambuk
bagi Alia untuk mengumpulkan uang. Tapi dia
juga tak mau “mengemis” dana untuk meng-
ongkosi kegiatannya. “Kalau masalahnya cuma
uang, masak sih enggak bisa mengatasi,” kata
Alia. Bermodal uang beasiswa dan hadiah darisejumlah lomba, Alia belanja rupa-rupa barang
dari Yogyakarta dan menjualnya lewat Internet.
Dari satu barang, dia bisa dapat untung sekitar
Rp 5.000.
Namun lama-kelamaan dia kelelahan juga
lantaran harus mengambil barang sendiri ke
Yogyakarta. Ia lantas terpikir, mengapa tak
membuat sendiri barang-barang itu. Dengan
semangat tinggi, Alia belajar membuat bonekaflanel dari seorang teman. “Niatnya, saya ingin
mentransfer keterampilan itu kepada ibu-ibu di
Manggarai,” kata Alia.
Walaupun mulainya agak sulit, setiap Sabtu,
Alia dan teman-temannya yang tergabung
dalam komunitas Dreamdelion mengajarkan
rupa-rupa keterampilan membuat pelbagai
barang kepada warga kampung di Manggarai.Hasil penjualan tas, sepatu, scarf , bando, suvenir
pernikahan, dan sebagainya itulah yang dipakai
untuk mendanai sanggar belajar, perpustakaan,
dan kegiatan-kegiatan lain Dreamdelion.
Selain membantu mendanai kegiatan anak-
anaknya, warga Kampung Manggarai juga
mendapat tambahan keterampilan dan peng-
hasilan. Dari harga satu barang, mereka men-dapat jatah 40 persen. Sisanya untuk membeli
bahan baku dan dana kegiatan Dreamdelion.
Dalam satu bulan, Dreamdelion bisa menjual
barang-barang hasil kreasi warga Kampung
Manggarai hingga puluhan juta rupiah.
Mereka jawab, ‘Saya
mau jadi tukangsapu, mau jaditukang sampah.’
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
INSPIRING PEOPLE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 92/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Kepada ibu-ibu dan bapak-bapak di Mang-
garai yang ikut usaha sosial Dreamdelion, wa-
laupun tak gampang, Alia selalu menekankan
soal kualitas barang-barang hasil karya mereka.
“Dreamdelion tak mau asal jual barang saja. Ka-
rena apa? Karena, kalau asal jual barang, orang
membeli produk kami hanya lantaran kasihan,”
kata Alia.
Sekarang ada sekitar 30 sukarelawan Dream-
delion. Di Manggarai, mereka punya sekitar
60 murid. Untuk usaha sosial Dreamdelion,
ada puluhan warga Kampung Manggarai yang
terlibat proses produksi. Mereka membuat
pelbagai kerajinan tangan, juga budi daya lele
dalam tong alias buletong.
“Sekarang hubungan kami dengan warga
Manggarai sudah kayak teman, bukan pemberi
kerja,” kata Alia. Dreamdelion juga mengem-
bangkan jaringan ke kota-kota lain, seperti
Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung. Bekerja
sama dengan beberapa desainer, Alia juga
berencana mengembangkan Dreamdelion Fas-
hion untuk produk busana mereka.■
MELISA MAILOA
DOK. PRIBADI
INSPIRING PEOPLE
INSPIRING PEOPLE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 93/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 19 - 25 JANUARI 2015
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
NAMA:
Alia Noor Anoviar
LAHIR:
Surabaya, 13 Agustus 1991
PENDIDIKAN
●S-1 Ekonomi, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Universitas Indonesia
PEKERJAAN● Trainer & Performance Monitoring Manager
Bank CIMB Niaga Tbk
●Pendiri Yayasan Dreamdelion Indonesia
PENGHARGAAN
● Young Change Maker, Yayasan Ashoka, 2012
●Danamon Social Entrepreneur Awards, Bank
Danamon, 2014●Kartini Next Generation, Kementerian
Komunikasi dan Informatika, 2015
RUMAH
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 94/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
F O T O - F
O T O : R E N G G A S A N C A Y A &
R A C H M A N
H A R Y A N T O / D E T I K C O M
RUMAH BERFILOSOFI
BAMBANG SUSANTONOBAGI BAMBANG SUSANTONO, RUMAH TAK CUMA HARUSNYAMAN, TAPI JUGA BISA MENYESUAIKAN KEBUTUHAN PARAPENGHUNINYA.
RUMAH
RUMAH
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 95/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
S
EJAK awal menjadi pegawai ne-
geri sipil di Kementerian Pekerjaan
Umum, Bambang Susantono berci-
ta-cita memiliki rumah sendiri. Kecil
sekalipun.
Keinginan itu terwujud pada 1989. Akhirnya
dia mampu membeli sebuah lahan kosong di
Bintaro, Jakarta Selatan. Namun baru pada
1996 sebuah rumah berdiri di lahan itu.
Bambang dan keluarganya sempat menem-
pati rumah baru itu, tapi tidak lama karena
Bambang harus pindah ke Amerika Serikat
untuk menyelesaikan studi.
Bambang dan keluarganya baru benar-be-
nar menempati rumah tersebut empat tahun
kemudian, saat Bambang dan keluarganya
RUMAH
RUMAH
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 96/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
kembali ke Indonesia.
Sejak dibangun, rumah pria yang per-
nah menjadi Wakil Menteri Perhubung-
an ini pernah mengalami beberapa kali
renovasi. Renovasi cukup besar terjadi
pada 2005.
Saat itu Bambang membeli rumah
tetangga tepat di sebelah rumahnya
dengan cara mengangsur. Bambang
mengaku sebenarnya tak memiliki cu-
kup dana.
Ia akhirnya mengajukan permohonan
kredit ke bank. “Sampai sekarang masih
mencicil, baru lunas beberapa tahun
lagi,” ujar salah satu petinggi di Asian
Development Bank ini.
Dengan tambahan rumah itu, luas la-
han milik Bambang bertambah menjadi
460 meter persegi, dengan bangunan
dua lantai seluas 518 meter persegi.
RUMAHRUMAH
RUMAH
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 97/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Cerita selanjutnya adalah menyatukan dua
rumah dengan gaya yang sangat berbeda. Di-
bantu seorang kerabat yang kebetulan berla-
tar belakang pendidikan arsitektur, pasanganini mulai menata rumah.
Meski mengikuti fungsi, Bambang tetap
ingin rumahnya punya filosofi.
“Jembatan” kaca yang berakhir pada undak-
an dengan beberapa anak tangga menandai
area transisi rumah lama dengan rumah baru.
Di area ini, Bambang juga menempatkan
musala kecil lengkap dengan tempat wudu. Juga beberapa lukisan kaligrafi sebagai hiasan
atau pajangan.
“Ini melambangkan perubahan yang terus
meningkat. Dan peningkatan itu dicapai
dengan terus beribadah kepada Tuhan,” ujar
Bambang.
Area transisi ini juga menjadi penghubungarea publik dengan area yang lebih privat.
Rumah baru dijadikan area publik. Tiga kamar
di rumah baru itu dibongkar.
Tapi tempat duduk lesehan yang meman-
jang di sisi lainnya dipertahankan. Ia hanya
RUMAH
RUMAH
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 98/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
RUMAH
RUMAH
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 99/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
menambahkan sebuah slide projector
dan rak pajangan.
Hasilnya, sebuah ruang tamu
yang cukup besar dengan tempatduduk lesehan di salah satu sisinya.
“Ruangan ini dipakai kalau sedang
ada acara dan banyak tamu,” ujar
Bambang.
Ruang bawah tangga, yang semula
kosong, dimanfaatkan sebagai kamar
mandi tamu. Namun, dari luar, ruang-
an ini sama sekali tak tampak sebagaipeturasan.
Ia terlihat sebagai lemari besar yang
terletak tak jauh dari ruang makan.
Sebab, toilet kecil itu dilapisi kayu yang
motifnya sama persis dengan dinding
tangga.
Untuk berkumpul, pasangan yangdikaruniai dua putri ini lebih memilih
ruang keluarga di rumah lama. Ruang-
an itu ditata dengan gaya minimalis
menyatu dengan perpustakaan kecil
di sudutnya.
RUMAH
RUMAH
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 100/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Terdapat sofa bundar untuk sekadar me-
rebahkan tubuh sembari menonton televisi.
Perjalanan ke luar negeri keluarga Bambang
diabadikan dengan suvenir magnet pada din-ding.
Sambil bersantai, tak jarang mereka bermain
musik bersama diiringi kecapi atau gitar. “Ka-
lau kumpul ya di ruangan ini,” ujar Bambang.
Ada kamar anak dan studio musik di lantai
dua rumah lama ini, tempat anak sulung Bam-
bang berkarya. Maklum, sang anak memang
berkecimpung di dunia seni.Ada pula rak tinggi yang disulap menjadi
perpustakaan pribadi. Jika sedang melakukan
riset, Bambang kerap membaca buku sembari
lesehan beralas karpet di tengah ruangan.
Bambang dan istri sudah merasa rumah
yang kini mereka tempati adalah istana. Me-
reka merasa nyaman dan tak pernah berpikiruntuk pindah.
Bahkan kini, saat lebih banyak menghabis-
kan hari-harinya di Manila, Bambang tempat
saja selalu ingin pulang ke rumahnya di Jakar-
ta. n MELISA MAILOA | KEN YUNITA
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
GAYA HIDUP
GAYA HIDUP
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 101/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KENANGAN LEWAT
BARANG-BARANG JADUL SEMAKIN DIBURU, TERMASUKFURNITUR VINTAGE . KONON, PUNYA DESAIN LEBIH
ERGONOMIS DIBANDING FURNITUR BARU SAAT INI.
Furnitur
Vintage R E N G G A S A N C A Y A / D E T I K C O M &
K A Y Y O N . C
O
GAYA HIDUP
GAYA HIDUP
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 102/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
B
ANYAK orang berpikir, cara meng-
ganti barang-barang lawas adalah
menyingkirkan dan menggantinya
dengan yang baru. Padahal, dengansedikit sentuhan kreatif, barang lawas bisa
disulap menjadi “baru”.
Teknik DIY atau do it yourself sedang men-
jadi tren, bahkan gaya hidup, masyarakat
modern. Selain mengasah kreativitas, teknik
ini membantu melestarikan lingkungan.
Salah satu benda daur ulang yang saat ini
digilai adalah furnitur. Di tangan-tangan krea-
tif, meja atau kursi bekas bisa disulap menjadilebih cantik. Dan tentu saja dihargai lebih
tinggi.
Luthfi Hasan adalah salah satu orang yang
gemar mengutak-atik furnitur lawas. Selain
lebih murah karena tak perlu membeli yang
R E N G G A S A N C A Y A / D E T I K C O M
GAYA HIDUP
GAYA HIDUP
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 103/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
baru, furnitur di rumahnya tampak lebih unik.
Bagi Luthfi, barang-barang vintage bisa membawa kembali
ke suatu masa yang damai, indah, dan bahagia. Lewat barang
vintage, kenangan-kenangan masa kecilnya yang bahagia dan
damai seakan hadir kembali.
“Ya, vintage itu memberi suatu karakter dalam sebuah
interior yang berbeda menurut saya. Memberikan karakter,
personality , dan unik,” ujar pemilik Jakarta Vintage ini di kedi-
amannya, Villa Cinere Mas, Depok, Jawa Barat.
Penulis buku Happy Vintage ini tidak setuju jika vintage di-
identikkan dengan kekelaman. Sebab, lewat furnitur vintage,
dia justru berhasil menghadirkan sesuatu yang segar, beda,dan tentu saja kekinian.
Dari sekadar hobi, Luthfi mengembangkannya menjadi bis-
nis. Lantaran saat ini jumlah peminat furniturvintage semakin
besar, dia pun membuka toko di kawasan Dharmawangsa,
Jakarta Selatan.
Pria yang tidak punya latar belakang desain interior ini
mengaku senang dengan tren penggunaan furnitur jadul
yang terus berkembang. “Karena pakai barang tua, berarti
tidak ada sampah,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Yuli Arifianto, seorang interior
designer . Menurut Arif, tren furnitur lawas ini muncul karena
masyarakat mempunyai kerinduan dan keinginan kembali
lagi ke masa kecilnya. R E N G G A S A N C A Y A / D E T I K C O M
GAYA HIDUP
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 104/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
“Juga jenuh dengan tren minimalis yang
plain (polos) dan itu enggak cuma terjadi di
dunia interior, di bidang yang lain juga. Musik
misalnya, orang sekarang kembali membeli
vinil musik 1990-an,” ujarnya.Pemilik Kayyon Company (kayyon.co) ini
mengatakan, furnitur dengan model oldies
lebih memiliki karakter dan nilai sejarah se-
hingga, saat kita menduduki sofa retro, saat
itu pula akan terkenang memori masa kecil
kita.
Lulusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada
(UGM) ini mengatakan, dari segi desain inte-
rior, daya tarik furnitur vintage terletak pada
standar ergonomis yang bagus, di sampingkeindahan detail-detailnya yang klasik.
Menurut dia, saat ini banyak furnitur model
baru terlihat bagus tapi kurang nyaman saat
dipakai. Ini juga menjadi alasan mengapa tren
vintage digilai.
K
A Y Y O N . C
O
GAYA HIDUP
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 105/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Meski usahanya tak ber-
fokus pada interior vintage,
Arif mengaku pernah bebe-
rapa kali menerima pesanan meja dan kursi
jadul dari sejumlah kafe dan rumah pribadi.
“Pernah dapat orderan sofa pipa dari kafe
di Bandung, pernah juga kursi sedan, dan
barstool (kursi bar) pipa. Kita daur ulang dari
kursi yang sudah tua,” ujar pria yang memulai
usaha sejak 2012 ini.
Untuk memenuhi pesanan-pesanan ter-
sebut, Arif kerap berburu ke banyak tempat
untuk mencari kursi lawas yang sudah tidak
terpakai atau dibiarkan oleh pemiliknya.
Kursi-kursi itu dia poles menjadi “baru” dan
trendi. “Jadi kadang ada yang rusak kita be-
nerin dulu, baru kemudian didaur ulang men-
jadi seakan baru,” ujarnya.
Saat ini tidak semua orang menikmati de-
sain bergaya vintage. Namun, karena model
furnitur yang klasik, pria yang membuka usa-
hanya di Yogyakarta ini yakin tren furnitur
vintage akan bertahan lama. n
ADELINE WAHYU | KEN YUNITA
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
K A Y Y O N . C
O
WISATA
WISATA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 106/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
A D E L I N E W A H Y U
ADA TIGA GILI DI LOMBOK. GILITRAWANGAN, GILI MENO, DAN YANG BARU
SAJA SAYA KUNJUNGI ADALAH GILI AIR.
GILI AIR
WISATAWISATA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 107/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
SIANG itu akhirnya keinginan saya
terwujud. Sudah lama saya me-
mimpikan berlibur di Pulau Gili Air,
Lombok. Akhirnya, tak lama lagi,saya bisa menyaksikan keindahan pulau kecil
itu secara langsung.
Selama ini, saya hanya bisa menyaksikan
Gili Air dari foto-foto di Internet. Juga dari
cerita teman-teman yang pernah ke pulau ini.
Jika dibanding dua gili lainnya, Gili Air me-
A N T A R A F O T O
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
WISATA
WISATA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 108/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
mang belum begitu populer. Padahal lokasi-
nya sama sekali tidak jauh dari Gili Trawangan
dan Gili Meno.
Dari Kota Lombok, kami menumpang mobil
menuju Pelabuhan Bangsal di daerah Pasar
Pemenang. Perjalanan selama 1,5 jam tak
terlalu berasa karena mata dimanjakan oleh
panorama Pantai Senggigi.
Dari pelabuhan, barulah kami menyeberang
menuju Gili Air. Moda transportasi yang se-
ring dipilih traveler seperti saya adalah fast
boat dengan lama perjalanan 15-20 menit.
Tarif boat sekali jalan adalah Rp 10-12 ribu
per penumpang. Jadwal boat hanya dua kali,
yakni pukul 08.00 Wita untuk menuju Gili Air
dan pukul 15.00 Wita untuk rute sebaliknya.
Jika ketinggalan boat, jangan terlalu kha-
watir. Ada boat yang bisa disewa perorangan
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
A D E L I N E W A H Y U
WISATA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 109/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
T H I N K S T O C K
maupun rombongan. Tentu saja harganya
agak sedikit lebih mahal.
Sebelum mendekati bibir pulau, saya me-
lihat beberapa kapal lain, beberapa bergerakmenuju pelabuhan, ada juga kapal yang
sedang berhenti menunggu penumpangnya
ber- snorkeling.
Air di sekitar Pulau Gili begitu jernih. Bahkan,
dari atas perahu, saya bisa melihat terumbu
karang dan ikan-ikan kecil berenang ke sana-
kemari. Benar-benar pemandangan langka.
Seorang pegawai hotel menyambut kami
dengan welcome drink . Dan setelah membe-reskan urusan check-in dan koper, kami lang-
sung menghambur ke luar hotel.
Kami tak ingin membuang waktu untuk se-
gera menikmati pemandangan di Gili Air. Un-
tuk kegiatan awal, kami memutuskan bersan-
A D E L I N E W A H
Y U
WISATAWISATA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 110/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
tai sambil menikmati
birunya laut ditemani
angin sepoi-sepoi.
Beberapa wisataw-an tampak berjemur
di pantai. Rupanya
masih sedikit wisa-
tawan lokal yang
berlibur ke sini. Se-
jauh mata meman-
dang, saya hanya
bisa melihat bule yang sedang melakukantanning alami.
Selain duduk-duduk di pantai, menyewa
sepeda untuk berkeliling pulau terlihat meng-
asyikkan. Cukup membayar Rp 80 ribu, kita
bisa menyewa sebuah sepeda sehari penuh.
Beberapa wisatawan lebih suka berkeliling
pulau dengan berjalan kaki. Menurut bebe-rapa orang yang berbincang dengan saya,
paling hanya butuh 90 menit untuk menge-
lilingi pulau dengan luas 170 hektare ini.
Dan setelah puas menjelajahi darat, kurang
afdol jika saya tak mencoba ber- snorkeling di
D E T I K T R A V E L
A D E L I N E W A H Y U
WISATA
WISATA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 111/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
perairan Gili Air. Ada beberapa spot favorit, di
antaranya Air Wall, Air Slope, Frogfish Point,
Segaluh, dan Malang Reef.
Di Air Wall, saya menikmati deretan te-
rumbu karang yang indah. Jangan lewatkan
kehadiran kuda laut dan kura-kura yang sa-ngat menarik. Mau lebih menantang? Silakan
surfing, tapi tunggu waktu yang tepat.
Untuk yang gemar memancing, sewalah
fast boat. Namun aktivitas ini cukup meng-
uras kocek lebih dalam karena, untuk menye-
wa kapal kayu, harga yang dipatok lumayan
mahal, yakni Rp 600-800 ribu.
Kelebihan lain yang ditawarkan Gili Air ada-
lah tempatnya yang sepi dan tidak terlalu ra-
mai oleh pelancong. Tidak hiruk-pikuk seperti
Gili Trawangan. Jadi cocok untuk penyukaketenangan.
Saya menghabiskan sore dengan berjalan-
jalan di bibir pantai sambil menikmati ombak-
ombak landai menyapu kaki. Suasana makin
lengkap dengan laut yang biru jernih dan
T
H I N K S T O C K
T H I N K S T O C K
WISATA
WISATA
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 112/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
merdunya suara burung camar.
Saat sunset tiba, duduklah dibibir pantai Gili Air. Sunset di
sini tak kalah dengan sunset di
Pantai Senggigi. Benar-benar
kenikmatan yang tiada duanya.
Dan saya menutup hari itu dengan me-
manjakan perut di kafe-kafe di pinggir pantai.Ditemani deburan ombak dan kerlap-kerlip
lampu dari seberang pulau. Benar-benar me-
nyenangkan. n ADELINE WAHYU | KEN YUNITA
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
A D E L I N E W A H Y U
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 113/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
R ES T O R A N I N I M E
N G A J A K
P E N G U N J U N G N Y A
M E N Y US U R I C I T A
R A S A
H I D A N G A N P E R A N
A K A N. L E Z A T D A N
T E N T U
S A J A M E M B U A T L
I D A H B E R G O Y A N G.
M A S A K A N P E R A
N A K A N L E Z A T N Y A
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 114/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
JAM menunjukkan wak-
tu makan siang saat
saya menginjakkan kaki
di Mal Kota Kasablanka.
Jadi, sebelum beraktivitas, saya
memutuskan mengisi perut yang
sudah mulai keroncongan.
Saya memilih menyusuri Food
Society, yang memang gudang-
nya makanan. Begitu banyak
pilihan sampai-sampai saya bi-
ngung hendak memilih restoranyang mana. Semuanya tampak
menggiurkan.
Sorot mata saya berhenti di
sebuah papan nama restoran:
Katjapiring. Sebuah nama baru di
kepala saya. Tanpa pikir panjang,
saya pun langsung memutuskan
menjajalnya.
Di Bandung, restoran ini ter-
nyata sudah cukup terkenal. Baik
cabang di Bandung maupun di
Jakarta sama-sama menawarkan
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 115/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
masakan peranakan. Merupakan penggabung-
an antara pengaruh Tionghoa dan Melayu.
Dengan hiasan pola batik Mega Mendungkhas Cirebon, penampilan restoran ini cukup
mencolok. Apalagi ditambah cat hijau terang,
yang hampir memenuhi seluruh ruangan.
Beberapa dekorasi dengan aksen peranak-
an sengaja dipasang di tengah ruangan. Ada
ukiran jendela bergaya oriental hingga lampi-
on-lampion di atap restoran. Warnanya hijau,
kuning, dan merah. Semarak.
Saya sengaja memilih kursi kayu hitam di
tengah-tengah restoran karena tak ingin ber-
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 116/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 117/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
lama-lama. Jika ingin lebih santai sambil nyamil
aneka kudapan, ada area sofa untuk empat orang.
Dari daftar menu, saya bisa melihat aneka
menu di restoran ini tidak hanya dipe-
ngaruhi oleh Tionghoa dan Melayu.
Ada juga pengaruh India, misalnya di
menu roti Canai and Beef Curry (Rp
43 ribu) yang saya pesan.
Tampilan menu ini begitu
menggoda lidah. Roti pipih
berwarna kekuningan
disajikan di atas piringbersama kuah kari. Saya
semula mengira roti
canai ini bakal bertek-
stur sedikit renyah
tapi tetap lembut.
Tekstur roti canai
agak renyah, sayang-
nya sedikit alot sehing-
ga agak sulit disobek.
Namun, di luar itu, rasanya
enak. Apalagi saat dicocol
ke dalam kuah kari gurih dan
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 118/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 119/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
disantap bersama kentang dan daging sapi.
Nendang di lidah.
Saya juga memesan Mango Chicken (Rp 62
ribu), yang pas dinikmati bersama nasi hangat.
Disajikan di atas piring berbentuk persegi pan-
jang, potongan ayam goreng tepung disiram
dengan irisan
mangga
muda segar, cabai, dan bunga kecombrang.
Ditambah saus merah kecokelatan serta
taburan potongan cabai dan bawang merah.
Daging ayamnya terasa garing bagian luarnya
tapi lembut di dalam. Nikmati bersama mang-
ga muda, cita rasanya menggetarkan lidah.
Tak ketinggalan Nasi Lemak Katjapiring (Rp
48 ribu). Nasi bulat disajikan bersama kulit
pangsit goreng. Tak ketinggalan komponen
pendamping, seperti gulai sapi, teri jengki,
setengah potong telur balado, kacang
goreng, mentimun, dan acar kuning.Saat dikunyah, semburat gurih
santan dari nasi terasa di lidah.
Rasa gulai sapi ini mirip deng-
an kuah kari pada roti canai,
hanya saja lebih berempah.
Teri jengki dan kacang go-
rengnya membangkitkan
selera makan. Wajar jadi
favorit.
Tom Yum Soup racikan
Katjapiring (Rp 59.500) me-
miliki cita rasa pedas, asam,
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 120/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
k l d k d h 8
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 121/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
sekaligus segar. Isinya udang, potongan ikan,
jamur, dan bakso ikan. Nikmati selagi panas
karena itulah cara paling lezat menyantap sup
ini.
Katjapiring juga terkenal dengan menu-me-
nu dessert yang variatif dan tentu saja meng-
undang selera. Misalnya Es Kacang
ABC dan Es Bengawan Solo.
Masing-masing dihargai Rp 28.500 saja.
Es Kacang ABC merupakan kepanjangan
dari “air batu campur”. Terdiri atas cincau,
azuki beans, jagung manis, longan, kolang
kaling, dan tiga sirop dengan warna yang ber-
beda-beda. Penampilannya berwarna-warni,
sungguh menarik.
Sedangkan untuk cita rasa asam menye-
garkan, Es Bengawan Solo jagoannya. Orange
pudding dengan aneka ragam buah segar
disiram dengan selasih. Rasa asam ber-
asal dari sirop buah markisa di dasarmangkuk. Aduklah sebelum
disantap.
Saya juga mencoba
minuman bernama Coco
Fantasy (Rp 27 ribu).
Terbuat dari soda, sirop
berwarna merah, selasih,
dan potongan nata de coco.
Tampilannya saja membuat
saya tak sabar untuk mencicipi-
nya. Puas! nMELISA MAILOA | KEN YUNITA
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KERETA CEPATEKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 122/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
“KALAU BANGKRUT, URUSANSENDIRI.”
KERETACEPAT
TAK AKANLEWAT
H A F I D Z M U B A R A K A / A N T A R A F O T O
KERETA CEPATEKONOMI
h kil M k
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 123/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
JADWAL keberangkatan kereta itu
terpampang di peron Stasiun Shina-
gawa, Tokyo. Sekitar 10 menit sekali,
berhenti satu rangkaian kereta deng-
an warna-warna cerah mengkilap. Mereka
datang tepat 1 menit 30 detik sebelum jam
keberangkatan yang dipasang di peron. Loko-
motif itu bentuknya berbeda-beda, tapi garis
dasarnya sama: lancip.
Tak henti-henti petugas stasiun memberita-
hukan kedatangan kereta api dengan gerak-
an-gerakan yang seperti tarian. Lantai peron
stasiun ditandai kotak-kotak yang menunjuk-
kan di mana antrean untuk tiap gerbong ber-
ada. Begitu kereta Shinkansen yang ditunggu
datang, majalah detik masuk dan merasakankereta terkenal ini.
Pemandangan di dalamnya tidak berbeda
jauh dengan kereta kelas Argo di Indonesia.
Tempat duduk sama-sama lega dan nyaman.
Tapi, begitu bergerak, terasa bedanya. Nyaris
tidak ada guncangan dalam kereta Shinkansen.
Air di gelas pun tidak banyak bergerak-gerak
seperti saat di kereta kelas Argo sekalipun. Dan
yang kedua adalah kecepatannya: Kota Nago-
ya, yang berjarak hampir 350 kilometer, dilalap
cuma sekitar 1,5 jam. Dengan bus malam, jarak
Penumpang Shinkansenduduk nyaman di kursi.
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
KERETA CEPATEKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 124/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
kedua kota ini biasa ditempuh sekitar 4,5 jam.
Kereta cepat dan nyaman Shinkansen sem-
pat direncanakan akan digelar untuk rute Ja-
karta-Bandung. Diperkirakan jarak hampir 150
kilometer itu akan ditempuh dalam 37 menit,
ini setidaknya empat kali lipat waktu perjalan-an dengan mobil atau 5-6 kali lebih cepat dari
kereta saat ini.
Tapi mimpi kereta cepat di Jakarta-Bandung
ini tak akan terlaksana. Pemerintah memutus-
kan membatalkan rencana kereta cepat dua
kota utama Indonesia ini, yang ditimbang-
timbang sejak dua tahun silam. Pemerintahan
Presiden Joko Widodo tidak mau ada uang
APBN ditanam dalam proyek ini.
Kalaupun ada yang berniat membangun,
silakan. Tapi jangan harap pemerintah bersediamenanamkan modal atau memberi jaminan.
“Pokoknya tidak ada unsur APBN sama sekali,
tidak ada jaminan pemerintah. Kalau bang-
krut, ya urusan sendiri,” tutur Direktur Jenderal
Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
Maket kereta cepat Tiongkoksaat dipamerkan di Jakarta.
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
KERETA CEPATEKONOMI
(Rp 2 2 miliar) nt k st di kela akan kereta ce
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 125/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Hermanto Dwiatmoko.
●●●
Jepang sudah dua tahun mengincar proyek
kereta cepat Jakarta-Bandung. Seperti banyak
diberitakan awal tahun lalu, pemerintah Jepang
malah sudah menghibahkan dana US$ 15 juta
(Rp 212 miliar) untuk studi kelayakan kereta ce-
pat Jakarta-Bandung. Saat itu Jepang menjadi
satu-satunya pilihan untuk menggarap. Alasan
ini masuk akal karena negara ini adalah pelo-
por kereta cepat dunia dan, selama 50 tahun
beroperasi, dibilang tidak pernah ada masalah
serius, termasuk kecelakaan.
Jalur kereta itu rencananya terentang dari
Dukuh Atas—yang berada tepat di jantung
Jakarta—sampai ke kawasan Gedebage,
Bandung. Dengan jarak sekitar 133 kilometer,
kereta ini diperkirakan bisa menyingkat perja-lanan dari 2-3 jam menjadi hanya 37 menit saja.
Ditargetkan, kereta bisa beroperasi pada 2020.
Saat itu, Direktur Utama PT Kereta Api Indo-
nesia Ignasius Jonan sudah menentang proyek
ini. Alasannya sederhana: dana APBN sebaiknya
digunakan untuk membangun jaringan kereta
api di luar Jawa. Kereta cepat di Jawa bukan
prioritas. Lain cerita jika dana tidak mengambil
dari APBN.
Setelah pemerintahan berganti, Jonan, yang
naik jabatan menjadi Menteri Perhubungan,
kembali mengungkap hal ini. Ia lebih mempri-
Menteri Perhubungan IgnasiusJonan bersama DirekturJenderal PerkeretaapianKementerian PerhubunganHermanto Dwiatmokomeresmikan Stasiun Palmerah,Jakarta.
HASAN ALHABSY/DETIKCOM
KERETA CEPATEKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 126/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
oritaskan membangun jalur kereta api di luar
Jawa daripada menggelar kereta cepat di Jawa
yang mahal.
Proyek yang bakal didanai Jepang pun seper-
ti menggantung. Tiongkok pada Maret silam
mengambil kesempatan dan menawarkan pro-posal yang mirip: membangun kereta cepat.
Negara itu memang memiliki jaringan kereta
cepat terpanjang di dunia meski teknologinya
pada dasarnya impor, dari Jerman, Prancis,
sampai Jepang sendiri.
Jepang dan Tiongkok pun bersaing meng-
ajukan proposal kereta cepat. Proposal kedua
negara memang berselisih soal jumlah dana
yang dibutuhkan. Hermanto mengatakan pro-
posal Japan International Cooperation Agency(JICA) menyebut biaya Rp 60 triliun, sedangkan
versi Tiongkok sebesar Rp 71 triliun. “Proposal
Tiongkok masuk sekitar Maret atau April 2015,”
kata Hermanto.
Kereta api melintas dikawasan Padalarang,Bandung Barat, Jawa Barat,
beberapa waktu lalu.
DARREN WHITESIDE/REUTERS
KERETA CEPATEKONOMI
meminta ada dana pemerintah yang ditanam
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 127/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Utusan dua negara dikirim ke Indonesia agar
menang dalam beauty contest proyek kereta
cepat. Tapi Presiden Joko Widodo pada awal
bulan ini memutuskan lain: kedua proposal
ditolak. Penolakan bukan karena urusan besar-
nya biaya ini, melainkan karena ada uang APBN
di dalamnya. Proposal Jepang meminta jamin-
an pemerintah, sedangkan proposal Tiongkok
meminta ada dana pemerintah yang ditanam
dalam proyeknya.
Dalam pembiayaan proyek kereta cepat ini,
Tiongkok mengusulkan konsep perusahaan pa-
tungan. Dalam perusahaan itu, porsi 60 persen
Indonesia dan 40 persen Tiongkok. Nah, pe-
rusahaan patungan itu menyediakan 25 persen
modal. Sisa kebutuhan yang 75 persen?
“Untuk 75 persen sisa tambahan modalnya
bisa mengajukan pinjaman ke China Develop-
ment Bank,” kata Deputi Menteri Koordinator
Perekonomian Bidang Koordinasi PercepatanInfrastruktur dan Pengembangan Wilayah Luky
Eko Wuryanto.
Padahal, seperti muncul saat evaluasi di
kantor Menteri Koordinator Perekonomian
Darmin Nasution, diperkirakan proyek ini bakal
membebani APBN untuk membayar cicilan. Di
sisi lain, pemerintah sedang berfokus meng-
ucurkan dana untuk proyek jalur kereta api di
luar Jawa, seperti Kalimantan dan Sulawesi.
Selain itu, jarak Jakarta-Bandung dipandang
terlalu pendek untuk kereta dengan kecepatan
320-350 kilometer per jam. Hasil rapat tingkat
Shinkansen "Dr Yellow"menjalani pemeriksaanberkala di pabriknya diShizuoka, Jepang. Kereta ini
bertugas mengecek kondisi relkereta cepat.
ASAHI SHIMBUN/GETTY IMAGES
KERETA CEPATEKONOMI
baru Dengan kecepatan menengah Bandung
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 128/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
menteri merekomendasikan sebaiknya rute
Jakarta-Bandung ditempuh kereta dengan
kecepatan menengah. Sebab, biayanya hanya
Rp 20-30 triliun, termasuk merentangkan rel
baru. Dengan kecepatan menengah, Bandung
bisa ditempuh dalam 1 jam. Sudah memotong
waktu cukup signifikan dari kereta saat ini, tapi
hanya berselisih sekitar setengah jam diban-
ding kereta cepat.
Penolakan ini membuat Darmin kedatangan
dua tamu penting pada Jumat pertama Sep-
tember. Pertama, Duta Besar Jepang Yasuaki
Tanizaki datang dan bertemu dengan Darmin.
Selang beberapa waktu, gantian Duta Besar
Tiongkok Xie Feng yang menyambanginya.
Kedua diplomat itu tak bisa menyembunyi-kan kekecewaan akibat batalnya proyek kereta
cepat. Seusai pertemuan 1,5 jam, Xie Feng eng-
gan mengomentari batalnya kereta cepat ini.
“No more comment, thank you,” katanya. Tapi
Tanizaki, yang sebelumnya bertemu, berterus
terang mengungkapkan kekecewaan pemerin-
tah Jepang, terutama karena sudah mengeluar-
kan uang banyak untuk studi kelayakan. “Tapi
ini tentu terserah pemerintah Indonesia,” kata-
nya. n
HANS HENRICUS B.S. ARON
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Duta Besar Jepang YasuakiTanizaki
DOK. KEMENTRIAN MARITIM&SDA
KERETA CEPATEKONOMI
KERETA CEPATEKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 129/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
PEMERINTAH ENGGAN MENDANAI KERETA CEPAT, TAPI
MENGUCURKAN DUIT DAN MENGAMBIL ALIH PROYEK LRT
CIBUBUR-DUKUH ATAS.
T H I N K S T O
C K P H O T O S
KERETA CEPATEKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 130/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
SATU demi satu paku bumi bertulis-
an “Adhi Beton” diturunkan dari
empat truk besar di pinggir jalan tol
Jagorawi, persis di depan kantor PT
Jasa Marga di kawasan Taman Mini, Jakarta
Timur. Paku beton itu kemudian dipancangkan
dengan empat mesin ke tanah. Paku-paku itu
ditancapkan untuk fondasi tiang bagi kereta
ringan yang bakal menghubungkan Cibubur
dengan pusat Kota Jakarta, Dukuh Atas.
Pengerjaan proyek kereta itu mulai berja-
lan pekan lalu setelah Presiden Joko Widodo
melakukan peletakan batu pertama. Proyek itu
sempat tertunda-tunda beberapa tahun dan
teknologinya juga berubah dari rencana semula
berbentuk monorel menjadi kereta konvensio-
nal tapi lebih ringan alias light rail transit (LRT).
Pengerjaan pun langsung dikebut. Mesin tiang
Peletakan batu pertamaproyek LRT
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
KERETA CEPATEKONOMI
terlibat sekarangproyek itu malahbenar benar
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 131/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Gambaran LRT danstasiunnya yang dipajangdi tempat peletakan batu
pertama
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
pancang tak cuma empat biji. “Totalnya ada 10
unit yang dipakai,” kata N. Sianturi, salah satu
pekerja lapangan PT Adhi Karya yang mengga-
rap.
Mesin-mesin pancang itu bekerja karena
nasib proyek LRT ini bisa dibilang berkebalikandengan kereta cepat Jakarta-Bandung. Semen-
tara Presiden menolak kereta ala Shinkansen
melaju ke Bandung dengan alasan tidak mau
duit negara dilibatkan, di LRT malah 180 derajat
berbeda. Sebelumnya pemerintah tak banyak
terlibat, sekarang proyek itu malah benar-benar
diduiti pemerintah.
Alasannya sederhana: untuk memotong tarif
perjalanan. Tanpa suntikan pemerintah, tarif
LRT itu mencapai Rp 37.500 sekali jalan alias
Rp 75 ribu bolak balik. Jika ini terjadi, bisa-bisa
LRT tak akan mengurangi jumlah mobil dari
Cibubur yang setiap hari bergerak ke arah
Jakarta. Padahal mengurangi kemacetan Ibu
Kota menjadi salah satu prioritas.
“Untuk mengurangi tarif itu, pemerintah
membiayai pembangunan prasarana LRT,” ujarDirektur Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan Hermanto Dwiatmoko. Dengan
cara ini, tarif pun bisa ditekan tinggal Rp 10-15
ribu sekali jalan.
Proyek kereta Cibubur-Cawang-Dukuh Atas
dan Bekasi-Cawang-Dukuh Atas digagas pada
era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.Proyek ini rencananya dibangun dan diopera-
sikan konsorsium BUMN dengan motor Adhi
Karya. Presiden sekarang, Joko Widodo, yang
saat itu menjadi Gubernur Jakarta, sudah ikut
membahasnya.
KERETA CEPATEKONOMI
mengurangi kemacetan Jakarta ini Dana Rp
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 132/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Setelah pemerintahan berganti, rencana ini
dilanjutkan kembali. Tapi sejumlah perubahan
dilakukan. Pertama, teknologinya tidak lagimonorel. “Sebagian besar monorel di dunia
sudah dikurangi sebagai angkutan massal dan
diganti LRT karena tidak efisien dari sisi teknis
maupun biaya,” tutur Hermanto.
Yang kedua adalah “kepemilikan” proyek.
Semula, Adhi Karya dan rekan-rekannya itu
akan membangun dan mengoperasikan kereta.
Bisa dibilang tidak ada uang APBN di sana. Tapi
Joko Widodo memutuskan lewat Peraturan
Presiden Nomor 98 Tahun 2015 bahwa proyek
ini menjadi milik pemerintah.
Pemerintah akan membiayai kereta yang bisa
mengurangi kemacetan Jakarta ini. Dana Rp
23,8 triliun disiapkan. Untung saja, lahan yang
digunakan gratis karena memanfaatkan trase
PT Jasa Marga, yang secara teknis lahannya
milik Kementerian Pekerjaan Umum. “Kebetul-
an lahan milik Direktorat Jenderal Bina Marga,
lahan milik negara, jadi silakan saja asalkan
jangan mengganggu lalu lintas jalan tol,” kata
Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman.
Sedangkan Adhi Karya, yang semula menjadi
motor konsorsium untuk membangun, “turun
pangkat” hanya menjadi kontraktor untukmembangun infrastruktur LRT, mulai rel layang,
stasiun, sampai fasilitas operasi.
Pengambilalihan proyek dari konsorsium
yang dimotori Adhi Karya ini juga membawa
konsekuensi lain: operator dan kereta yang
akan digunakan masih akan ditenderkan lagi.
Perusahaan yang lolos sebagai operator mes-
ti menyediakan gerbong-gerbong kereta dan
merawatnya.
Hermanto mengatakan kriteria calon ope-
rator LRT sedang disusun dan terbuka untuk
swasta maupun BUMN, termasuk apabila Adhi
Direktur JenderalPerkeretaapian HermantoDwiatmoko
DETIKCOM
KERETA CEPATEKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 133/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Presiden Joko Widodo dan
sejumlah pejabat saatpeletakan batu pertama LRT
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Karya berminat ikut. Yang jelas, pemerintah
ingin kereta yang digunakan juga otomatis,
tanpa masinis. Listrik untuk kereta akan disa-
lurkan lewat bawah. Rencananya, lelang akan
dibuka akhir tahun ini atau paling lambat awaltahun depan.
Adhi Karya memang masih bersemangat
menjadi operator. Direktur Utama Adhi Karya,
Kiswodarmawan, mengatakan mereka ingin
ikut dalam lelang karena ingin terlibat me-
nyeluruh sebagai kontraktor maupun operator.
“Prinsip Adhi Karya karena tanggung jawab
antara lain untuk membuat prasarana, sistem,
dan ticketing, makanya kami ikut lelang,” kata
Kiswodarmawan.
Pemerintah, yang sudah mengambil alih pro-
yek ini, memasang target kereta bisa berope-
rasi sebelum Asian Games dibuka 18 Agustus2018. Kereta ini akan beroperasi dengan selisih
2-3 menit antara satu rangkaian dan rangkaian
berikutnya.■HANS HENRICUS B.S. ARON
KERETA CEPATEKONOMI
KERETA CEPATEKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 134/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
KERETA CEPAT JAKARTA-SURABAYA SUDAH DIRENCANAKAN. DIBANGUNNYA
NANTI, MENUNGGU DAYA BELI TERCAPAI AGAR BISA BALIK MODAL.
CUMA 2 JAM KE SURABAYA
KERETA CEPATEKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 135/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
WARGA Spanyol bisa menem-
puh perjalanan Madrid-Barce-
lona lebih dari 600 kilometer
kurang dari tiga jam dengan
kereta AVE. Penduduk Jepang bisa menikmati
perjalanan lebih dari 800 kilometer dari Tokyo
ke Hiroshima dalam waktu kurang dari empat jam dengan kereta Shinkansen. Orang Tiong-
kok malah bisa menempuh Beijing-Shanghai
sejauh lebih dari 1.300 kilometer kurang dari
empat jam dengan kereta cepat CRH.
Tapi itu di luar negeri. Di Indonesia? Perja-
lanan Jakarta-Surabaya, yang jaraknya sekitar
750 kilometer, mesti ditempuh dengan kereta
sekitar 13 jam. Rama Dhany, yang rajin mudik
ke Surabaya dari Jakarta, mesti berangkat dari
Gambir sekitar pukul 17.00 WIB dan baru tiba
di Gubeng, Surabaya, pukul 06.00 WIB hari
berikutnya.Tak aneh bila ia sekarang lebih suka menum-
pang pesawat terbang, yang waktu tempuhnya
hanya sekitar 1 jam. Ditambah perjalanan ke
bandara, tetap saja jauh lebih cepat. “Sekarang
saya lebih banyak memakai pesawat dibanding
Kereta-kereta cepat CRHyang dioperasikan Tiongkoksedang dirawat di stasiun diKota Xi'an.
REUTERS
KERETA CEPATEKONOMI
seperti itu kan lumayan juga,” kata Hermanto.
KERETA CEPATEKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 136/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
kereta api,” kata Rama.Pemerintah bukan tidak ingin memangkas
waktu perjalanan kereta api dari Jakarta ke
Surabaya dengan menggelar kereta cepat se-
perti di Jepang. Kereta cepat Jakarta-Bandung
memang tidak masuk prioritas, tapi Rencana
Induk Perkeretaapian Nasional memasukkan
rute Jakarta-Surabaya.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemente-
rian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko me-
nuturkan, dengan kereta berkecepatan 300-
350 kilometer per jam, Surabaya bisa dicapai
dari Jakarta selama 2-2,5 jam. “Waktu tempuh
p y j g
Namun pembahasan tentang kereta cepat
Jakarta-Surabaya ini belum terjadi. Menurut
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Bappenas Sofyan Djalil, kereta cepat Ja-
karta-Surabaya masih terlalu dini untuk dibahas
karena belum ada studi kelayakan kereta cepat
untuk jarak jauh.
Selain itu, menurut Sofyan, kereta cepat un-
tuk rute jarak jauh butuh pembahasan menda-
lam dari sisi kelayakan komersial. “Kereta cepat
yang jarak jauh di mana-mana itu agak beratdari segi komersial. Kita tunggu dulu, deh,” ujar
Sofyan sambil berlalu tanpa menjelaskan detail
perihal persoalan komersial itu.
Pengamat perkeretaapian dari Masyarakat
Transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno,
menilai ada beberapa hal yang perlu diperha-
tikan sebelum pemerintah memutuskan mem-
bangun kereta cepat Jakarta-Surabaya. Djoko
mengatakan proyek tersebut sebaiknya tidak
memakai uang maupun jaminan negara karena
saat ini pemerintah sedang menggarap proyek
kereta reguler di luar Jawa, seperti Kalimantan,
Kereta reguler melintasi jalan raya tanpa palangpintu di Semarang.
R. REKOTOMO/ANTARA FOTO
KERETA CEPATEKONOMI
Surabaya.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 137/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Sulawesi, dan Papua.
Selain itu, jika proyek ini terwujud, tentu
akan menarik penumpang pesawat beralih
ke kereta cepat karena stasiunnya berada diKota Surabaya. Kondisi ini berbeda jika naik
pesawat, penumpang harus turun di Bandara
Juanda, yang jaraknya sekitar 20 kilometer dari
y
Menimbang adanya peluang menarik pe-
numpang pesawat, pemerintah pusat harus
berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar
bisa menjamin kondisi lalu lintas transportasi
di Kota Surabaya menuju kota-kota di sekitar-
nya tidak macet. “Meski (kereta cepat) tarifnya
sama atau lebih mahal sedikit dari pesawat,
orang akan pilih kereta cepat asalkan trans-
portasi di dalam kota bagus, tidak macet,” kata
Djoko.
Niat memiliki kereta cepat kelihatannya ma-sih perlu kajian mendalam. Menurut Hermanto,
berdasarkan kajian Kementerian Perhubungan,
kereta cepat Jakarta-Surabaya diperkirakan
baru bisa beroperasi pada 2030.
Salah satu alasannya, tingkat pertumbuhan
dan pendapatan per kapita penduduk sudah
tinggi dan siap naik kereta dengan tarif komer-
sial tanpa subsidi seperti kereta cepat. “Jika
nanti terwujud, pembangunannya sekitar 5
tahun dan diperkirakan mulai beroperasi pada
2025,” tutur Hermanto. nHANS HENRICUS B.S. ARON
Penjualan tiketShinkansen di Jepang
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
EKONOMI
TAK ADA
EKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 138/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
MESKI LAHAN MASIH MINIM, WASKITAKARYA SUDAH BERSEMANGAT MENGGELAR
ACARA PELETAKAN BATU PERTAMA.
TAK ADAPELETAKAN
BATU PERTAMA
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
EKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 139/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
UMBUL-UMBUL putih sudah dipa-
sang berderet di samping jalur jalan
tol Jagorawi yang hendak masuk ke
ruas tol arah Cisalak atau Depok.
Tulisan di umbul-umbul itu menyebut “PT Was-
kita Karya”, perusahaan yang baru dua bulan
mengambil alih konsesi jalan tol Cimanggis-Cibitung dari tangan Grup Bakrie. Sejumlah
tenda putih juga didirikan di tanah kemerahan
yang berada di bagian belakang Perumahan
Raffles Hills itu.
Semaraknya tenda dan umbul-umbul tidak
segendang seirama dengan suasana di sana
yang sepi, tidak banyak orang. Padahal lokasi
itu mestinya menjadi tempat Presiden Joko
Widodo menggelar upacara peletakan batu
pertama pembangunan ruas tol Cimanggis-
Cibitung.
“Harusnya kemarin sih peletakan batu perta-ma oleh Presiden,” ucap Sekretaris Perusahaan
Waskita Karya, Anton Y. Nugroho, sehari ke-
mudian. Tidak ada penjelasan mengapa Presi-
den tidak melakukan upacara peletakan batu
pertama proyek ruas tol ini.
Pekerja menyelesaikanpembangunan jalan tolCibitung-Cilincing, Jakarta.
RACHMAN/DETIKCOM
EKONOMI
Cikampek di dekat gerbang tol Cikarang—me-
EKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 140/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Mungkin ini ada hubungannya dengan ucap-an Joko Widodo pada Mei silam bahwa ia eng-
gan melakukan peletakan batu pertama yang
hanya seremonial. Saat itu ia menginginkan
sebuah proyek dikerjakan dulu baru dilakukan
groundbreaking. “Jalan selesai 2-3 kilometer,
baru saya datang. Pelabuhan juga begitu, alat
berat datang, sudah kerja 1-2 bulan, baru saya
datang,” tuturnya.
Dan jalan tol Cimanggis-Cibitung—yang ba-
kal terentang dari jalan tol Jagorawi, membelah
Trans-Yogi di kawasan Cibubur yang ramai,
sebelum menyatu dengan jalan tol Jakarta-
mang belum apa-apa. Pembebasan lahan pun
masih minim. “Pembebasannya baru sedikit,
baru 3 persen,” ucap Anton.
Anton mengatakan Waskita Karya ingin ada
acara peletakan batu pertama untuk menun-
jukkan keseriusan menggarap. Peletakan batu
pertama juga bisa mendorong pemerintah
membebaskan lahan. “Mudah-mudahan, de-
ngan groundbreaking ini, pembebasan lah-
annya juga cepat. Masyarakat juga yang terke-
na (pembebasan lahan) juga ikut mendukungpemerintah dengan mau melepas tanahnya,”
ucapnya.
Ruas tol ini awalnya dimiliki Grup Bakrie.
Saat mereka melego sejumlah ruas tol kepada
Grup MNC, jalan tol ini sempat dikabarkan ikut
diambil alih, tapi ternyata tidak. Pemerintah
kemudian meminta Waskita Karya mengambil
alih jalan tol yang bisa membuat ruas Trans-
Yogi dan Jalan Siliwangi di Bekasi berkurang
bebannya itu. “Targetnya, sekitar 2018 sudah
bisa beroperasi,” ucap Anton.
Untuk mengejar target ini, pembebasan lahan
Presiden Joko Widodosaat meninjaupembangunan jalan tolTrans-Sumatera.
BAGUS PRIHANTORO/DETIKCOM
EKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 141/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
menggunakan peraturan baru, yakni Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012. “Kalau misalnya
sulit, kami pakai model konsinyasi, karena itu
kan sudah diamanatkan undang-undang,” kata
Anton.
Dalam peraturan baru ini, jika pemilik lahan
tidak sepakat dengan harga yang ditawarkan
pemerintah, uang akan dititipkan ke pengadil-
an, sedangkan lahan langsung diambil. Pemilik
lahan bisa menggugat harganya, tapi lahannya
sudah diambil, sehingga proyek bisa berjalan.
Peraturan baru ini juga meminta pemerintah
yang mengeluarkan uang untuk pembebas-
an lahan. Dalam peraturan sebelumnya, pe-
megang konsesi menalangi dulu dana untuk
pembebasan lahan. Seperti diungkapkan Ke-
pala Subdirektorat Bidang Pengadaan Lahan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumah-
an Rakyat Herry Marzuki, peraturan lama
membuat banyak proyek jalan tol tersendat
karena pembebasannya tidak juga beres. “Nah,
dengan banyaknya (proyek) yang stagnan,
muncullah Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2012,” katanya.
Kepadatan di salah saturuas tol di Jakarta
RACHMAN/DETIKCOM
EKONOMI
megang konsesi belum diharuskan memulai
EKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 142/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Dalam peraturan itu, pemerintah mesti me-nyediakan dana pembebasan lahan. Sedangkan
dalam peraturan lama, pemegang konsesi ruas
tol menanggung pembebasan lahan terlebih
dulu sebelum nantinya diganti pemerintah.
Tanpa pembebasan lahan, pengerjaan fisik
sulit dimulai karena bank enggan mengucurkan
kredit terlebih dulu. Kepala Badan Pengelola
Jalan Tol Herry T.Z. juga mengatakan ada klau-
sul bahwa pekerjaan fisik harus dimulai setelah
tanah selesai dibebaskan 75 persen.
Jika yang dibebaskan masih minim, pe-
pekerjaan fisik. Selain itu, bank enggan mem-
berikan pinjaman kepada pemegang konsesi
jalan tol. Malah, jika perusahaan pemegang
konsesi “meragukan”, bank bisa minta persen-
tase pembebasan lebih banyak lagi baru mau
mengucurkan dana.
Herry Marzuki berharap pembebasan la-
han seluruh ruas tol Cimanggis-Cibitung bakal
selesai akhir tahun depan. Tapi seksi pertama,
sepanjang 3,5 kilometer dari Cimanggis sampai
Trans-Yogi, akan didahulukan. “Sekarang ini,dalam sisa anggaran tahun ini, mungkin dae-
rah Tapos atau Depok, itu 3,5 kilometer kami
prioritaskan selesai,” ucapnya.
Jika ruas ini selesai pembebasannya, Waskita
Karya bisa langsung bekerja. Pada saat seksi
I itu digarap, pembebasan lahan seksi-seksi
berikutnya dilanjutkan pemerintah. Dan jika
selesai semua, pada 2018 warga Cibubur dan
sekitarnya mendapat dua hadiah infrastruktur
sekaligus: kereta LRT dan jalan tol baru.n
BUDI ALIMUDDIN
Petugas Badan PertanahanNasional Depok serta TimPembebasan Tanah DitjenBina Marga KementerianPekerjaan Umum danPerumahan Rakyat sedangmemverifikasi data wargaHarjamukti, Cimanggis,Depok, yang lahannyaterkena proyek jalan tolCimanggis-Cibitung tahunlalu.
AUDY ALWI/ANTARA FOTO
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
EKONOMI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 143/205
JALAN tol Cimanggis-Cibitung bakal meringankan beban sejumlah jalan yang saatini terlalu padat. Jalan itu adalah Alternatif Cibubur (Trans-Yogi), yang setiap hari
macet oleh kendaraan pribadi, serta jalan di daerah industri Narogong (Siliwangi),
yang setiap hari dipadati truk-truk besar.
Saat ini truk besar di kawasan Narogong mengandalkan jalur dari Gunung Putri di dekat
Bogor atau pintu tol Bekasi Barat. Dengan adanya tol ini, lalu lintas ke kawasan industri Na-
rogong akan semakin lancar.
Jalur tol ini mengikuti pipa gas Pertamina dan tidak terlalu lurus, agak melengkung di bebe-
rapa tempat, terutama di sekitar perumahan besar, seperti Raffles Hills dan Citra Gran. Masih
belum jelas apakah akan ada rumah-rumah di kawasan-kawasan perumahan elite ini yang
bakal menjadi korban.
MembukaTrans-Yogi danNarogong
Halim Tol Jakarta-Cikampek
BISNIS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 144/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
BISNIS
TERIKNYA sinar matahari siang itu
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 145/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Ttak menyurutkan langkah Fellish
Felicia masuk gerai 7-Eleven di
perempatan Matraman, Jakarta
Timur. Perempuan yang menikmati masa
remaja pada 1990-an itu tidak membeli
makanan atau minuman di lokasi yang
populer untuk nongkrong tersebut. Ia malah
menghampiri sebuah kotak berwarna kuning
pucat setinggi pinggang orang dewasa
bertulisan “Sevelin”, yang terletak di depan
kasir.Beberapa kali ia memencet layar monitor
mesin komputer langsing itu. Sejurus
kemudian, ia menarik secarik kertas hasil
cetak mesin tersebut. “Beli tiket Bon Jovi sama
beli pulsa,” ucapnya saat dihampiri majalah
detik. Ia memilih membeli tiket di 7-Eleven
karena praktis. “Kalau ticket box yang lain
kadang mesti antre.”
Gerai 7-Eleven memang menjadi salah satu
pemain dalam perang bisnis penjualan tiket
olahraga atau acara hiburan. Pemain lain di
antaranya Tiket.com dan pelopor bisnis tiket,
Mesin Sevelin di 7-Eleven
BUDI ALIMUDIN/DETIKCOM
BISNIS
ada,” ucapnya.
U k lk d k
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 146/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
yakni Ibu Dibjo, yang sudah lebih setengah
abad bergelut di bidang ini.
Ibu Dibjo memulai usaha pada 1963, saat
Sukarno masih berkuasa dan kemudian
budaya Barat—termasuk film dan musik—dibatasi. Joko Kinanto, Manajer Operasional
Ibu Dibjo Ticket Box, menuturkan saat itu
ayahnya ingin mendirikan sekolah di sekitar
Jakarta Pusat. “Masalahnya, dananya tidak
Untuk mengumpulkan dana, mereka
menggelar pemutaran film Hollywood di
Hotel Indonesia, hotel paling elite saat itu.
Acara ini sangat sukses. Buntutnya, banyakkalangan yang kemudian mengikuti jejaknya,
memutar film Hollywood. Nah, para pengekor
ini banyak yang menitipkan penjualan tiket
kepada mereka.
Usaha penjualan tiket inilah yang akhirnya
malah diseriusi keluarga itu. Saat sang ayah
meninggal, ibu Joko—bernama Ida KuraniSoedibjo atau Ibu Dibjo—meneruskan
bisnisnya. “Hingga saat ini (bisnis) di tangan
kami setelah ibu kami wafat,” ucapnya.
Segala jenis tiket mereka jual, dari pentas
musik sampai pertandingan sepak bola.
“Zaman dulu, saat Ketua PSSI Bardosono,
sering juga PSSI mendatangkan tim-tim luar
negeri ke Indonesia, itu luar biasa ramainya,”katanya. Jika ada artis asing datang—sampai
1990-an, hal ini sangat jarang terjadi—antrean
akan mengular di depan kantor mereka di
Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Ruko tempat penjualan tiketIbu DIbjo di Cikini, Jakarta
BUDI ALIMUDIN/DETIKCOM
BISNIS
lebih dulu. Sejak itu, mereka hanya bersedia
t h il j l tik t jik t
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 147/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Tapi sial pernah juga menerpa mereka.
Saat itu grup disko paling top pada 1970-an
dan 1980-an, Boney M, hendak menggelar
pentas di Indonesia. Ibu Dibjo sudah melayani
penjualan tiket grup asal Jerman ini. Seperti
biasa, sebelum pentas, mereka menyetordana hasil penjualan tiket kepada panitia.
Malang tak dapat ditolak, pentas batal. Ibu
Dibjo mesti mengganti uang tiket yang telanjur
dibeli penonton dan mesti menalanginya
menyetor hasil penjualan tiket jika pentas
sudah berlangsung. “Itu jadi pelajaran kami,
penyerahan uang harus H+1 konser,” ucapnya.
Selama sekitar 30 tahun, mereka bisadibilang minim pesaing. Pada 1970-an, sempat
muncul beberapa pesaing di daerah Kota,
Jakarta Pusat, tapi sekarang sudah tutup. Baru
pada 1990-an muncul beberapa perusahaan
pesaing, seperti Raja Karcis dan kemudian
perusahaan penjualan tiket online.
Hadirnya pesaing ini mengharuskanmereka bekerja lebih keras. Mereka mencari
tahu acara-acara yang akan hadir di Jakarta,
bahkan di Asia Tenggara, seperti balapan
Formula 1 di Singapura. “Dari situ kami cari
tahu siapa promotornya dan menawarkan diri
untuk menjualkan tiketnya dengan jaminan
pengalaman kami selama 5 dekade terakhir,”
ucapnya.Dengan kerja lebih keras, pesaing-pesaing
baru, termasuk 7-Eleven, memang bisa
digencet. Juru bicara 7-Eleven, Neneng Sri
Mulyati, mengatakan penjualan tiket pentas
Operator Tiket.com dikantornya
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
BISNIS
14 miliar). Modal sebesar itu tersedot untuk
b ji k t b li
BISNIS
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 148/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
musik dan olahraga dimasukkan dalam bisnis
karena sesuai dengan profil pengunjung
mereka: remaja dan orang usia produktif.
Neneng tidak bersedia mengungkap hasilpenjualan tiket. Tapi pemain lain, Tiket.com,
mengatakan pertumbuhan bisnis ini mencapai
300 persen setiap tahunnya. Tapi pendiri Tiket.
com, Mikhael Gaery, mengatakan sebagian
besar bisnis mereka adalah tiket perjalanan.
Tiket pentas musik atau olahraga masih
sangat kecil. “Tiket event hanya 10 persen dari
total penjualan kami,” ucapnya.Mikhael dan enam orang lainnya mendirikan
Tiket.com pada 2011. Modalnya US$ 1 juta (Rp
membayar gaji karyawan serta membeli
peralatan teknologi informasi. “Dari sisi gaji
ya yang paling besar,” katanya.
Tiket.com mempertahankan penjualantiket event, walaupun gerak bisnisnya sangat
fluktuatif. Alasannya, kata Mikhael, untuk
tambahan saja, di samping berfokus pada
penjualan tiket perjalanan. “Sebagai brand
image juga,” ucapnya. Meski begitu, hasilnya
lumayan juga. Ia mencontohkan konser Bon
Jovi. Tiket.com mendapat kuota beberapa ributiket dari berbagai kelas. Komisi untuknya 10
persen dari harga tiket.
Jika Tiket.com menjadikan tiket pentas
musik atau olahraga sebagai sampingan,
tidak demikian dengan Ibu Dibjo. Mereka
tidak masuk ke bisnis tiket perjalanan meski
pasarnya lebih luas. “Ini perusahaan warisan,
amanahnya seperti itu. Jadi kami menjalankansesuai amanah ibu kami,” ucap Joko Kinanto.
n BUDI ALIMUDDIN
Ratusan penggemar band Metallica antre menukartiket konser di StadionUtama Gelora Bung Karno,
JakartaMUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 149/205
Dokter dan penulis novel menjadiprofesi yang lekat dengan Mira Wid-
jaja. Di usia 64 tahun, ia masih aktif
melayani pasien di klinik Universitas
Moestopo, juga menulis. September
ini, ia genap 40 tahun berkiprah
di dunia kepenulisan dengan total
karya 82 judul. Lebih dari separuhnya
telah dibuat film dan sinetron, juga
menjadi bahan pelajaran di sekolah-
sekolah.
NOVELIS LEGENDARIS
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
S E L I N G A N
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 150/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
MIRA W. ADALAH LEGENDA SASTRA
POPULER INDONESIA. LEBIH
DARI 40 JUDUL NOVELNYA TELAH
DIFILMKAN. BEBERAPA DI ANTARANYA
MENJADI BAHAN PELAJARAN DI
SEKOLAH-SEKOLAH MENENGAH.
S E L I N G A N
sejalan dengan kehendak sang ayah. Ia menja-
lin tali kasih dengan teman sekolahnya Guntur
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 151/205
MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015
S
EORANGpastor bernama Handoyo
melanggar janji selibat dengan me-
nikahi seorang biarawati. Ia lantasmendidik dan mengarahkan putri
semata wayangnya, Maria, untuk menjadi
biarawati seperti ibunya, yang meninggal saat
melahirkan. Tapi sikap Maria tak sepenuhnya
lin tali kasih dengan teman sekolahnya, Guntur.
Demikian garis besar cerita dalam novel
berjudul Merpati Tak Pernah Ingkar Janji yang
ditulis Mira Widjaja atau Mira W. pada 1984.Novel ini menjadi satu dari tujuh karya best
seller Mira yang diterbitkan kembali oleh Gra-
media Pustaka Utama pada 13 September lalu
untuk menandai 40 tahun kiprah sang penulis.
Tak cuma merilis ulang, dalam acara yang dipu-
satkan di Toko Buku Gramedia Central Park itu
juga turut diterbitkan karya terbaru Mira, SisiGelap Cinta.
Novel Merpati amat digemari kawula muda
pada era 1980 dan kemudian diangkat ke layar
lebar pada 1986 dengan pemain Paramitha Ru-
sady dan Adi Bing Slamet. Novel ini juga pernah
dibuatkan sinetron lepas yang ditayangkan di
RCTI pada 26 Desember 2013. Di situ penyanyi
Mikha Tambayong dan Morgan Oey menjadipemainnya.
“Saya bolak-balik berdiskusi dengan rohani-
wan selama proses penulisan novel itu agar
jangan sampai menyinggung agama tertentu.
Dalam acara peluncurannovel Cinta SepanjangAmazon, 2008
DOK. MIRA W
S E L I N G A N
nya telah diangkat ke layar lebar dan sinetron.
Mira mengaku tak punya resep khusus yang
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 152/205
MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015
Saya berusaha untuk se-obyektif mungkin
dalam menulis,” kata Mira, yang beragama
Protestan, saat ditemui majalah detik di klinik
Universitas Moestopo di kawasan Senayan, Jakarta, Senin pagi, 7 September lalu.
Total, penulis kelahiran Jakarta, 13 September
1951, itu telah menghasilkan 82 karya, yang
terdiri atas 75 novel serta 7 kumpulan novelet
dan cerpen. Dari jumlah itu, 42 judul di antara-
g p y p y g
membuat karya-karyanya begitu digemari ma-
syarakat. “Saya cuma menulis kalau sedang
mood saja, tak pernah mau menerima pesan-an,” ujar novelis yang menggemari karya-karya
Nh. Dini, Romo Y.B. Mangunwijaya, dan Pearl
S. Buck itu.
Latar profesinya sebagai dosen dan dokter
diakui turut membantu perjalanan kariernya
sebagai penulis. Sebab, saat berinteraksi deng-
an para mahasiswa maupun pasien, ada ceri-
ta-cerita dari mereka yang menginspirasinya
untuk diangkat menjadi novel. Mira antara lain
menyebut novel Perisai Kasih yang Terkoyak ,
yang berkisah tentang temannya yang meng-
idap kanker otak, dan Relung-relung Gelap Hati
Sisi, yang bertema tentang lesbian.
lll
Mira belajar menulis sejak masih sekolah
dasar. Tapi yang membuatnya makin percaya
diri untuk menjadi penulis adalah ketika cerita
pendeknya, Benteng Kasih, dimuat di majalah
Di klinik UniversitasMoestopo, Jakarta
FOTO: SUDRAJAT /DETIKCOM
S E L I N G A N
Femina pada 1977. Maklum, tak mudah bagi
setiap penulis agar karyanya dimuat di majalah
maupun karya yang diangkat menjadi film.
“Saya tak pernah mau mematok harga, semua
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 153/205
MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015
p p g y y j
wanita itu. Pada tahun itu juga Mira menulis
Sepolos Cinta Dini, yang kemudian dimuat
sebagai cerita bersambung di harian Kompas pada 1978, dan Dr Nona Friska, yang dimuat di
majalah Dewi pada 1977. Nona Friska kemudian
difilmkan menjadi Kemilau Kemuning Senja
pada 1980, dengan Widyawati sebagai pemer-
an utamanya.
Popularitasnya yang terus menanjak serta
karyanya yang banyak difilmkan tak membuat
Mira terjebak dalam komersialisasi. Ia amat
menjaga energi dan idealismenya dalam menu-
lis. Salah satu kiatnya adalah menolak permin-
taan para produser film maupun penerbit buku
untuk menulis cerita sesuai tema yang tengah
digandrungi masyarakat. Mira menyatakan ha-
nya bisa dan mau menulis yang diketahui dan
dirasakannya. “Jadi, kalau sedang jenuh, ya sayatak bisa dibujuk-bujuk buat nulis. Tapi saya ber-
untung Gramedia tak pernah sekali pun meng-
intervensi,” ujarnya.
Mira juga tak pernah mau ribet dengan urus-
an honor maupun royalti atas novel-novelnya
y p g
dibicarakan secara kekeluargaan saja,” ujar
penulis seangkatan Maria A. Sardjono dan S.
Mara Gd. itu.Soal berapa besaran honor yang diterimanya
dari penerbit maupun produser yang memfil-
mkan novel-novelnya, dokter lulusan Univer-
sitas Trisakti pada 1979 itu menggeleng. Yang
pasti, dari honornya menulis, Mira mengaku
telah menjejakkan kaki di puluhan negara di
Asia, Eropa, dan Australia.
Bagi Mira, menulis maupun berkarya dalam
kesenian tak sepenuhnya mengandalkan bakat.
Hal utama, kata dia, adalah kesediaan terus
belajar dan mencintai profesi yang ditekuni.
Tanpa kedua hal itu, seberapa baik pun bakat
yang dipunyai seseorang tak akan bisa meng-
hasilkan karya yang monumental.
Hal lain yang tak banyak diketahui khalayak,novel-novel karya Mira bukan cuma banyak
yang difilmkan, tapi juga menjadi bahan peng-
ajaran di sekolah-sekolah menengah. Pada
1980-an, menurut Mira, novel seperti Kuduslah
Cintamu Dokter , Dari Jendela SMP , dan Masih
Bersama aktris Widyawatidalam sebuah pertemuanbeberapa waktu lalu.
DOK. WIDYAWATI
S E L I N G A N
Ada Kereta yang Akan Lewat
disahkan oleh Direktorat Jen-
berhenti menulis,” ujarnya diiringi senyum.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 154/205
MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015
disahkan oleh Direktorat Jen
deral Pendidikan Dasar dan
Menengah sebagai bahan
pelajaran.Toh, Mira tak merasa
jemawa. Dengan rendah
hati, ia menyebut karya-
karyanya belum sebanding
dengan apa yang telah
dihasilkan Nh. Dini karena
isinya dianggap masihringan dan menghibur.
“Namun saya juga tidak
mau merusak akhlak pembaca. Selalu ada misi
atau pesan yang ingin disampaikan tanpa ber-
maksud menggurui pembaca. Saya tidak ingin
mengarahkan pembaca ke arah yang buruk,”
papar Mira.
Memasuki usia senja, 64 tahun, Mira tak bisamemastikan kapan dirinya akan berhenti me-
nulis. Sebagai dokter, ia mungkin akan berhenti
karena terbentur masalah administrasi kepega-
waian. Tapi menulis? “Itu bukan cuma profesi,
tapi hobi saya. Rasanya enggak mungkin saya
lll
Menurut Rahmayanti, editor buku-buku fiksidi Gramedia Pustaka Utama, novel-novel karya
Mira, meski telah berusia puluhan tahun, tetap
ada pembacanya. Indikasinya, ada beberapa
judul novel yang naik cetak hingga belasan kali,
seperti Ketika Cinta Harus Memilih (12 kali) dan
Dari Jendela SMP (13 kali). Salah satu kekuatan
cerita Mira, kata dia, ada pada tema yang selalumengangkat persoalan cinta dan perempuan.
Pernyataan Yanti tak berlebihan. Aktris senior
Widyawati memberikan kesaksian lain tentang
hal itu. Istri Sophan Sophiaan (almarhum) itu
mengaku baru bersua dan berfoto bersama
Mira sekitar dua pekan lalu. Ketika foto itu di-
unggah ke media sosial, banyak sekali tanggap-
an yang mengaku sebagai penggemar novel-novel karya Mira W. “Rata-rata perempuan itu
menyenangi dan mempunyai koleksi novel dia.
Karena ceritanya menonjolkan sisi-sisi kewani-
taan. Wanita yang tegar dan tidak cengeng,”
kata Widyawati, yang pernah memerankan
Lewat film ini, Widyawatimeraih Piala Citra padaFestifal Film Indonesia, 1987.
DOK. JEJAKANDROMEDA
S E L I N G A N
tiga tokoh dari tiga novel karya Mira,
yakni Di Sini Cinta Pertama Kali Ber-
yang ditulisnya. “Jadi sedikit-banyak pembaca
mendapatkan tambahan pengetahuan ” ujar-
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 155/205
MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015
yakni Di Sini Cinta Pertama Kali Ber
semi, Kemilau Kemuning Senja, dan
Arini, Masih Ada Kereta yang Akan
Lewat.“Karakter perempuan dalam
film yang saya mainkan itu bukan
perempuan yang cengeng. Di Sini
Cinta Pertama Kali Bersemi, karak-
ternya memang sedikit lemah tapi
tetap berpegang pada prinsipnya.
Sedangkan di Kemilau, karakter-nya keras sekali, lalu di Arini juga
keras,” Widyawati menekankan.
Raya Fitria, editor novel-novel
terbitan Gramedia, menyebut
karya Mira sebagai sastra popu-
ler. Sebab, kalaupun isinya tentang percintaan,
tetap ditulis berdasarkan riset yang serius dan
alur cerita yang terjaga. Latar belakang Mirasebagai dokter, kata Raya, membuatnya pandai
menyisipkan pesan-pesan ilmu pengetahuan
tentang dunia kedokteran ke dalam alur cerita
mendapatkan tambahan pengetahuan, ujar
nya.
Ia juga menyebut alur dalam novel-novel Mira
sangat filmis, sehingga menarik dan memu-dahkan sutradara dan penulis skenario untuk
mengangkatnya ke layar lebar. “Itu barangkali
yang membuat karya-karya Ibu Mira banyak
dibuatkan film dan belakangan sinetron,” Raya
menambahkan.
Meski mengaku tak terlalu dekat dengan
karya-karya Mira W., penulis best seller AsmaNadia menilai kisah-kisah dalam novel karya
Mira “perempuan sekali”, begitu juga deng-
an tema-tema yang dibawakan. “Persoalan-
persoalannya sangat menyentuh perasaan
perempuan,” ujarnya. Produktivitas Mira yang
tergolong tinggi dan tetap berkarya di usia
senja, kata Asma, sulit ditandingi penulis lain-
nya. “Karyanya akan terus tetap ada di toko-toko buku. Itu merupakan suatu pencapaian
yang sulit (ditandingi),” kata Asma. ■
PASTI LIBERTI MAPPAPA | SUDRAJAT
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
S E L I N G A N
S E L I N G A N
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 156/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
MIRA W. BIASA MENAMPILKANPOTRET PEREMPUAN INDONESIAYANG MANDIRI, TAPI TETAP“TUNDUK” PADA NORMA-NORMAKETIMURAN.
MENYAMPAIKANPERSOALAN PEREMPUAN
LEWAT TULISAN
S E L I N G A N
Buku bagus yang dimaksud
adalah Critical Eleven karya
S E L I N G A N
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 157/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
“ J
UM’AT sore dilanda
ngantuk. Isi cangkir msh
penuh tp buku sdh tamat.Cerita bgs mmg bkn me-
lek. Slmt mbak @ikanatas-
sa,” begitu kicau Adenita Priambodo, pemilik
akun @adenits, Jumat, 11 September lalu.
adalah Critical Eleven, karya
ketujuh dari Ika Natassa.
Buku setebal 344 halaman
itu bercerita tentang hubung-an Aldebaran Risjad (Ale),
insinyur perminyakan yang
biasa bekerja berbulan-bulan
mencari minyak di tengah sa-
mudra, dan Tanya Laetitia Bas-
koro, konsultan manajemen.
Keduanya bertemu dalam pe-nerbangan menuju Sydney untuk
menonton konser Coldplay. Dari
pertemuan dan perbincangan
singkat saat penerbangan itulah
keduanya jadi sering bersua, dan
kemudian menikah. Hingga pada suatu hari,
sebuah tragedi besar menimpa kehidupan
pernikahan Ale dan Tanya. Membuat pasang-an ini berintrospeksi dan merenungkan sebu-
ah kehidupan dan cinta.
Sehari-hari, Ika bekerja di sebuah bank dan
punya hobi fotografi. Soal kemampuannya
Novel Antologi Rasa segeradiangkat ke layar lebar oleh
Soraya Intercine FilmsDOK. IKANATASSA
S E L I N G A N
menulis, itu tak lepas dari sejumlah buku ce-
rita yang kerap dibacanya sejak belia seperti
tret perempuan yang independen. Walaupun
ada sedikit sisi rapuhnya namun kuat biasa
S E L I N G A N
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 158/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
rita yang kerap dibacanya sejak belia, seperti
Trio Detektif , Lima Sekawan, dan karya-karya
Sidney Sheldon. Begitu duduk di bangku SMP
pada awal 1990-an, bacaannya bertambah
dengan novel-novel yang biasa dilahap sang
bunda, karya Mira W. “Dia sangat detail. Ka-
lau cerita tentang tokoh, fotografer karakter-
nya hidup,” kata Ika saat dihubungi majalah
detik.
Menurut dia, Mira juga bisa menampilkan
potret perempuan Indonesia pada masanya.
Juga menggambarkan perempuan Indonesia
yang sudah mulai mandiri, berkarier di satu
sisi, di sisi lain tetap “tunduk” pada kodratnya
sebagai perempuan Timur yang memiliki nor-
ma-norma. “Potretnya itu realistis sekali, po-
ada sedikit sisi rapuhnya, namun kuat, biasa
melewati persoalan-persoalan yang dihadapi.”
Meski belum seproduktif dan selegendaris
Mira W., karya-karya Ika cukup mendapat
tempat tersendiri di khalayak pembaca. Karya
pertamanya, A Very Yuppy Wedding (Grame-
dia Pustaka Utama, 2007), menjadi Editor’s
Choice Majalah Cosmopolitan Indonesia
pada 2008. Pada tahun yang sama, dia juga
dinominasikan sebagai Talented Young Writer
dalam penghargaan Khatulistiwa LiteraryAward. Empat tahun sebelumnya, Ika Natassa
menjadi salah satu finalis Fun Fearless Female
Majalah Cosmopolitan Indonesia, dan pada
2010 memperoleh penghargaan Women Icon
dari The Marketeers. Saat ini Antologi Rasa
(Gramedia Pustaka Utama, 2012) sedang di-
adaptasi menjadi film layar lebar.
Meski sudah menjadi penulis yang diper-
hitungkan, Ika mengaku tetap kagum pada
Mira, yang mampu menghasilkan novel-novel
dengan ide yang berbeda-beda. Tak seperti
penulis lain yang mungkin juga sangat pro-
AKU SIH INGIN TANYA LANGSUNG
RAHASIA DIA (MIRA) BERKARYASEPRODUKTIF ITU APA, SIH.
S E L I N G A N
S E L I N G A N
diangkatnya seputar perempuan. “Tapi buku-
buku detektif, seperti Sherlock Holmes dan
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 159/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
duktif, tapi ceritanya cenderung senada. “Aku
sih ingin tanya langsung rahasia dia (Mira)
berkarya seproduktif itu apa, sih,” ujarnya.Penulis Asma Nadia, yang telah mengha-
silkan 50 buku dan beberapa di antaranya
telah difilmkan, juga mengakui produktivitas
Mira W. Juga kekuatan tema-tema cerita yang
, p S e oc o es
(karya) Sidney Sheldon, lebih mempengaruhi
saya,” ujar Asma. Ia merujuk novel Assalamu-
alaikum Beijing dan Surga yang Tak Dirindukan yang, bila dicermati, sebetulnya ada elemen
misterinya.
Selain dua novel itu, Emak Ingin Naik Haji
dan Rumah tanpa Jendela sudah diangkat ke
layar lebar. Tiga lainnya, Jilbab Traveller, Pesan-
tren Impian, Cinta di Ujung Sajadah, sedang
dalam proses negosiasi dengan produseruntuk difilmkan.
Berkat novel-novelnya yang rata-rata best
seller , Asma telah melanglang buana ke 288
kota di 60 negara. “Writing gives me wings to
see the world. I’ve been to 60 countries, 288
cities, most of them because I write,” cuitnya
pada 5 September.
Sebelum menulis cerita, Asma meng-awali karier sebagai penulis lagu sejak usia
7 tahun. Dalam soundtrack Assalamualaikum
Beijing, setelah lagu Ridho Rhoma terselip
lagu ciptaannya. Begitupun di Surga yang Tak
Laudya Chintya Bella, FediNuril, dan Raline Shah, yang
bermain dalam film Surgayang Tak Dirindukan
ANTARA FOTO
S E L I N G A N
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 160/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Dirindukan, ada lagu karyanya yang dipasang
di bagian akhir film. Kemampuan itu mung-kin menurun atau pengaruh dari sang ayah,
Amin Ivo, yang merupakan pencipta lagu. Sa-
lah satu lagu paling terkenal karya sang ayah
adalah Kau Bukan Dirimu, yang dibawakan
Dewi Yull.
Sebelum menulis novel, Asma mulai dengan
cerita pendek. Judulnya Surat buat Asadullahdi Surga, yang kemudian dibuat sinetron oleh
SinemArt dengan judul Aisyah Putri. Bagi dia,
menulis adalah media perjuangan. Ia memban-
tu membuka wawasan dan memberi inspirasi
bagi orang lain tanpa harus berteriak-teriak
FOTO: FACEBOOK ASMANADIA
Asma Nadia bersama suami
dan kedua buah hatinya.
S E L I N G A N
di jalanan atau berdemonstrasi. Seperti Mira
W., Asma berusaha menyuarakan persoalan-
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 161/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
, y p
persoalan perempuan dalam karya-karyanya.
Di luar kariernya sebagai pengarang, Asma
aktif mendirikan Rumah Baca. Total sudahberdiri 184 Rumah Baca, yang sebagian besar
ada di pulau-pulau besar, juga ada dua Rumah
Baca di Hong Kong untuk kaum buruh mig-
ran. “Saya, sih, cita-citanya bisa ada di Pales-
tina atau di Nepal. Juga di daerah yang minim
secara ekonomi,” ujarnya.
Upaya itu tak lepas dari sokongan parasukarelawan yang luar biasa. Di samping
mendirikan Rumah Baca, mereka mendirikan
les komputer gratis, koperasi Asma Nadia,
Kampung Baca, dan Rumah Yatim. Semua
itu dilakukan untuk membuktikan bahwa hal
yang semula dianggap mustahil sebetulnya
bisa diwujudkan, ditaklukkan. “Kami inginnya
Rumah Baca menjadi sentra belajar dan tidakterpinggirkan secara teknologi,” ujar istri Isa
Alamsyah, mantan wartawan NHK , itu. ■
PASTI LIBERTI MAPPAPA | SUDRAJAT
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
S E L I N G A N
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 162/205
4282FILMD A R I NO VEL
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 163/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
ADA DI MANA
NEGARA ARAB“DAMASKUS ADALAH KAMPUNG HALAMANKU, TAPI BERLIN SANGATBAGUS.... AKU SANGAT BERTERIMA KASIH KEPADA JERMAN.”
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 164/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
BAGI warga Inggris, Kota Wakefield
sama sekali bukan gambaran sebuah
“surga”, tapi tidak bagi Arkan Esmail,
33 tahun. Pada 2002, Arkan lari dari
Sulaymaniyah, di wilayah Kurdistan, Irak, me-
ninggalkan konflik di kampung halamannya.
“Sejujurnya aku sangat takut. Aku masih sa-
ngat muda dan tak tahu apa yang akan terjadi,”
kata Esmail pekan lalu. Bermodal uang dari
ayahnya untuk membayar penyelundup imig-
ran gelap, dia nekat pergi ke Eropa.
Berhari-hari terombang-ambing di laut, ber-
desakan dengan puluhan imigran lain di perahu
karet, Esmail berhasil mendarat dengan selamat
di Italia. Setelah berulang kali mencoba, akhir-
nya dia berhasil menembus perbatasan Inggris
dengan menumpang kereta barang. Setahun
kemudian, pengajuan suakanya dikabulkan
Bocah pengungsi dariAfganistan memegangkepala adiknya setelahtiba di Athena dariPulau Lesbos, Yunani,Kamis (10/11).
MICHALIS KARRAGIANIS/
REUTERS
INTERNASIONAL
pemerintah Inggris.
Sudah lebih dari sepuluh tahun dia tinggal
Afganistan tak peduli hujan badai, tak peduli
gelombang tinggi di laut, tak peduli dipukuli
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 165/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
p gg
di Wakefield, di bagian utara Inggris. “Aku tak
ingin pergi ke tempat lain. Inggris adalah ru-
mahku. Aku bahagia di sini,” kata Esmail. Bagidia, Wakefield adalah surga kecilnya. Tempat
dia bisa tinggal dan bekerja tanpa rasa takut.
Kini dia hidup dengan gaji sekitar Rp 6 juta per
minggu sebagai juru masak di sebuah rumah
makan Italia. “Kalian
aman di sini. Tak ada
yang bisa menyentuhkalian.”
Esmail tak hidup
mewah dan sama se-
kali bukan orang kaya
di Inggris, tapi jutaan
pengungsi di Suriah,
Irak, dan Afganistan
bermimpi bisa hidup seperti Esmail. “Merekatak datang ke sini untuk mencari pekerjaan.
Mereka pergi ke Eropa karena di sini mereka
merasa aman,” kata Esmail.
Ribuan pengungsi dari Suriah, Irak, dan
g g gg p p
serta dicaci di Hungaria dan Makedonia, tak
peduli ribuan orang yang mati tenggelam di
laut, hanya bermodal baju yang menempel dibadan, menempuh ribuan kilometer untuk tiba
di Jerman, Swedia, Denmark, atau Inggris.
Di Pulau Lesbos, salah satu lokasi pendarat-
an pengungsi dan imigran gelap utama, di
Yunani, kondisinya sudah seperti bekas perang.
Ada puluhan ribu pengungsi dan imigran yang
masih tertahan, dan masih terus berdatangan,menunggu menyeberang ke daratan Eropa.
Setelah mengarungi Laut Aegea, di mana ada
tempat lowong, entah taman, bangunan telan-
tar, emper toko, atau stasiun, mereka merebah-
kan diri.
Tak ada hotel atau penginapan yang bersedia
menerima mereka. “Sungguh tak nyaman kon-
disi tiga hari terakhir.... Tak ada hotel, tak adatempat tidur, tak ada kamar mandi, tak ada apa
pun,” kata Hussam Hamzat, pengungsi dari
Damaskus. Pemerintah Yunani mengerahkan
sejumlah kapal untuk mengangkut pengungsi
AKU TAK INGIN PERGI KE
TEMPAT LAIN. INGGRIS ADALAHRUMAHKU.”
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
an. “Lihat, kami tak lagi punya baju, jaket, dan
makanan.... Kami akan mati jika diguyur hujan
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 166/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
dan imigran dari Pulau Lesbos, di antaranya ka-
pal wisata tua, El Venizelos. “Kami mengangkut
2.500 orang sekali jalan.... Tapi ada 3.000 peng-
ungsi yang datang setiap hari,” kata Antonis
Pikoulous, agen tiket untul El Venizelos.
Pada Kamis pekan lalu, ribuan pengungsi, se-
bagian besar dari Suriah, berjubel di perbatasan
Yunani dengan Makedonia di tengah guyuran
hujan deras. Tak sedikit anak-anak dan orang
tua ikut antre untuk menyeberangi perbatas-
beberapa jam lagi,” ujar seorang laki-laki asal
Damaskus.
Terjepit di antara ribuan orang yang ber-desakan, ada seorang pengungsi dari Suriah
yang tengah hamil. “Tolong, aku sedang hamil,
tolong.... Aku tak mau kehilangan bayiku,” kata
perempuan itu sembari berurai air mata. “Apa-
kah perbatasan akan dibuka?” dia bertanya ke-
pada polisi Makedonia di balik kawat berduri.
Di seberang, polisi itu hanya diam membeku.Hari itu, menurut data dari Kepolisian Yunani,
ada 4.000 pengungsi, sekitar 3.000 orang di
antaranya berasal dari Suriah, yang menunggu
melintasi perbatasan Yunani-Makedonia. Per-
jalanan mereka masih sangat jauh. Sebagian
besar tujuan akhir mereka adalah negara-ne-
gara makmur di Eropa, seperti Jerman, Swedia,
Denmark, Austria, atau Inggris. Masih ada ribu-an pengungsi lain dari Timur Tengah maupun
Afrika yang terus berdatangan.
●●●
Puluhan pengungsi danimigran bersukacitasaat hendak mendaratdi Pulau Lesbos, Yunani,Kamis (10/11).
DIMITRIS MICHALAKIS/REUTERS
INTERNASIONAL
yang berbicara Arab, aku selalu tersenyum,”
kata Dugmush pekan lalu. Dia tinggal bersama
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 167/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Mohammed Dugmush lari dari hujan bom di
Damaskus, ibu kota Suriah, hampir dua tahun
lalu dan tiba di Jerman pada Februari 2014. Tapi
baru dua bulan lalu Dugmush bisa memboyong
istri dan kelima anaknya ke Berlin.“Di sini, di Berlin, aku tinggal tak jauh dari
masjid.... Jalan ini bernama Sonnenalle, tapi ke-
turunan Arab di sini menyebutnya Jalan Arab.
Setiap kali aku jalan-jalan dan bertemu orang
istri dan anaknya di satu apartemen tiga kamar
di Distrik Neukolln yang disediakan pemerintah
Jerman. Hampir separuh warga Neukolln me-rupakan pendatang. Beberapa orang bahkan
Dugmush kenal sejak masih di Suriah.
Kini Dugmush masih mengikuti kursus baha-
sa dan budaya Jerman untuk memudahkannya
beradaptasi dengan rumah barunya. Begitu
kursus tuntas, Dugmush, yang bekerja sebagai
manajer restoran di Damaskus, berniat mencari
pekerjaan sejenis. “Damaskus adalah kampung
halamanku, tapi Berlin sangat bagus.... Aku
sangat berterima kasih kepada Jerman. Vielen
dank, Deutschland !” Dugmush bersyukur.
Di antara semua negara Uni Eropa, Jerman
memang paling ramah dan paling terbuka ter-
hadap para pengungsi. Pemerintah Jerman me-
nyatakan siap menampung 800 ribu pengungsidan ratusan ribu lagi dalam beberapa tahun
mendatang. “Aku gembira melihat orang-orang
di luar sana melihat Jerman sebagai harapan,”
kata Angela Merkel, Kanselir Jerman.
Ribuan orang menghadiriacara "RefugeeWelcome" di KotaGothenburg, Swedia,Rabu (9/9).
REUTERS
INTERNASIONAL
Tapi Kanselir Merkel dan wakilnya, Sigmar
Gabriel, agak mengerutkan keningnya melihat
Saat Jerman dan negara-negara Eropa
jumpalitan tiba-tiba kedatangan ratusan ribu
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 168/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
keengganan negara-negara Uni Eropa lain
untuk ikut menanggung beban pengungsi
dari Timur Tengah. “Yang tak bisa diterimamenurutku adalah anggapan beberapa orang
bahwa masalah ini tak ada urusannya dengan
mereka.... Bakal ada konsekuensinya kendati
kami tak menginginkannya,” kata Kanselir Mer-
kel, setengah mengancam negara-negara yang
cuci tangan dari urusan
pengungsi.
Selain Jerman, hanya
beberapa negara yang te-
rang-terangan menyatakan
komitmennya menampung
para pengungsi yang membanjir dari Timur
Tengah. Setelah dikritik kiri-kanan, Perdana
Menteri Inggris David Cameron mengatakan
negaranya siap menerima 20 ribu pengungsidalam lima tahun. Presiden Amerika Serikat
Barack Obama, yang ada jauh di belahan bumi
lain, menyatakan Amerika akan menerima 10
ribu pengungsi.
pengungsi dari Suriah, Irak, Afganistan, dan
sejumlah negara lain, negara-negara kaya di
Timur Tengah malah adem-adem saja. Justrunegara yang kemampuan ekonominya pas-
pasan, seperti Libanon dan Yordania, yang
bersedia membuka perbatasannya untuk lebih
dari sejuta pengungsi.
Sikap negara-negara tajir Arab, seperti Arab
Saudi, Uni Arab Emirat, Qatar, Kuwait, dan
Bahrain, menurut Sara Hashash, dari Amnesty
International, benar-benar memalukan. Tak ada
satu pun dari pemerintah negara kaya itu yang
menyatakan komitmennya untuk membuka
pintu dan menampung satu orang pun peng-
ungsi.
Beberapa negara itu berdalih mereka telah
menyumbang dana tak kecil untuk menangani
korban perang di Suriah. Bukan lagi rahasia pulabahwa beberapa negara kaya Arab juga me-
nyumbang uang dan senjata bagi kelompok-ke-
lompok yang berperang di Suriah. “Pemerintah
Qatar sudah memberikan bantuan US$ 2 miliar
LIHAT, KAMI TAK LAGI
PUNYA BAJU, JAKET, DANMAKANAN.”
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 169/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
untuk rakyat Suriah,” ujar seorang diplomat
Qatar. Tapi, menurut Daniel Gorevan, Direktur
Oxfam di Suriah, kontribusi itu kelewat kecil.
“Negara-negara Teluk terang mampu dan bisa
untuk membantu lebih banyak lagi.”
Gebran Bassil, Menteri Luar Negeri Libanon,
mendesak negara-negara kaya tetangganya
ikut menampung pengungsi, tak sekadar ikut
saweran. “Semua negara Arab punya tanggung
jawab sama untuk ikut menanggung beban,”
kata Bassil.
Sebagai tetangga dan sesama muslim, me-
nurut Sara Khalid, mahasiswi di Arab Saudi,
negara-negara Teluk mestinya punya tanggung
Polisi Makedoniaberusaha menghadangribuan pengungsi yang
berniat menyeberangperbatasan Yunani-Makedonia,Kamis (10/11).
YANNIS BEHRAKIS/REUTERS
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 170/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
jawab lebih besar terhadap pengungsi Suriah
dan Irak ketimbang negara Eropa. “Rakyat Arab
Saudi dan Suriah selalu seperti saudara. Disamping agama Islam memang memerintah-
kannya, menolong pengungsi mestinya meru-
pakan hal alamiah,” ujar Noor Almulla, warga
Saudi.■
SAPTO PRADITYO | REUTERS | CNN | AL-JAZEERA | GUARDIAN |
WASHINGTONPOST
Para pengungsitengah bersantap dilokasi penampungandi Kota Muenchen,Jerman, Senin (7/9).
MICHAELA REHLE/REUTERS
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 171/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
NOL SEMPURNA UNTUK
MARIAM“AKU BELAJAR HAMPIR 15 JAM
SEHARI. BAGAIMANA MUNGKIN
AKU MENDAPAT NILAI NOL?”
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 172/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
MARIAM Malak sama sekali bukan
anak yang bodoh, bahkan tergo-
long sangat pintar. Setahun lalu,
juga dua tahun lalu, saat ujiankenaikan kelas di Thnawayia Amma Khulafaa—
sekolah setingkat SMA khusus anak perem-
puan—Mariam, 19 tahun, mendapatkan nilai
tertinggi di sekolahnya.
Walaupun sangat pintar dan sudah mengua-
sai semua pelajaran dengan baik, menghadapi
ujian nasional tahun ini, Mariam belajar sangat
serius. Dia tak mau main-main lantaran ujian
kali ini akan menentukan apakah dia bisa me-
lanjutkan kuliah atau tidak.
Lantaran sudah belajar sungguh-sungguh
dan merasa bisa mengerjakan semua soal
tanpa persoalan, Mariam sangat percaya diri
nilai ujiannya tak akan beda jauh dengan nilai
ALARABY
INTERNASIONAL
ujian-ujian sebelumnya. Ketika hasil ujian su-
dah dipajang di papan sekolah, dengan yakin
f
Mariam bisa mendapatkan nilai nol sempurna.
“Mariam selalu merupakan murid yang pintar.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 173/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Mariam langsung melihat ke daftar murid yang
memperoleh nilai tertinggi di sekolah.
Dahinya berkerut setelah dia tak menemukannamanya di daftar itu. Namun Mariam tetap
yakin dia lulus ujian dan bakal bisa melanjutkan
kuliah kedokteran seperti kedua kakaknya.
Hingga akhirnya dia melihat nilai ujiannya.
Mariam terkulai lemas. Pingsan.
“Aku tak bisa mendengar
orang bicara... aku tak bisabicara...,” kata Mariam pekan
lalu. “Aku benar-benar terke-
jut. Bagaimana hal itu bisa
terjadi?” Bagaimana Mariam
tak hilang kesadaran. Dari
tujuh mata pelajaran, tak
ada satu soal pun yang dia
kerjakan mendapatkan nilai.Semuanya nol sempurna.
“Aku belajar hampir 15 jam sehari. Bagaimana
mungkin aku mendapat nilai nol?” kata Mariam
tak habis pikir. Keluarganya pun tak percaya
Dia mendapatkan nilai tertinggi di kelas I dan
kelas II,” kata Bishoy Malak, kakaknya. Ketika
diuji oleh sebuah stasiun televisi Mesir, Mariam juga membuktikan bahwa dia bisa menjawab
semua pertanyaan dengan baik.
Keluarga Mariam sempat punya pikiran bu-
ruk bahwa tujuh nilai nol tersebut bisa terjadi
lantaran gadis dari Kota Minya itu berasal dari
keluarga Kristen Koptik. Tapi dugaan itu pupus
karena ada puluhan anak SMA lain di Mesiryang bernasib persis seperti Mariam. Mereka
juga mendapatkan nilai nol bulat.
Menurut data dari Kementerian Pendidikan,
ada 40 anak Thnawayia Amma yang menda-
patkan nilai ujian nol. Marwa Mohammed Essa
dari Kota Kafr al-Sheikh juga tak percaya pada
nilai ujian yang dia peroleh. “Kami sudah meng-
habiskan uang lumayan banyak untuk mengujitulisan tangan Marwa di lembar jawaban yang
dinilai. Hasilnya, tulisan di lembar jawaban itu
tak sama dengan tulisan tangan Marwa,” kata
Manar, kakak Marwa.
KAMI SALING JATUH
CINTA DAN KAMI MENJADI
PASANGAN SEHATI.”
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 174/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Keluarga Mariam maupun keluarga Marwa
sama-sama tak terima dua gadis mereka
mendapatkan nilai nol sempurna. Kedua kelu-
arga itu menggugat Menteri Pendidikan Mesir
Moheb el-Rafie ke pengadilan beberapa pekan
lalu. Puluhan murid SMA menggelar protes di
depan kantor Kementerian Pendidikan untuk
memberi dukungan kepada Mariam. Di jejaring
sosial, sokongan untuk Mariam terus mengalir.
Hasil pemeriksaan sementara oleh kantor
kejaksaan di Kota Asyut menunjukkan bahwa
hasil ujian yang diperiksa merupakan tulis-
an tangan Mariam. Tapi keluarga Mariam tak
percaya pada hasil pemeriksaan itu. “Adikku
menulis dengan tangan kiri dan huruf cetak,
sementara ujian yang diperiksa menggunakan
huruf sambung,” kata Bishoy.
Pengacara Mariam menduga pekerjaan Ma-
DAILYNEWSEGYPT
INTERNASIONAL
riam ditukar dengan pekerjaan anak lain yang
bisa jadi berasal dari keluarga kaya dan berpe-
ngaruh Keluarga Mariam memutuskan akan
penjara dan denda hingga sekitar Rp 90 juta.
Ancaman hukuman seperti itu barangkali
memang diperlukan lantaran kebocoran
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 175/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
AKU TAHU AKU TENGAH
MELAWAN KORUPSI.”
ngaruh. Keluarga Mariam memutuskan akan
terus melawan. “Aku tahu aku tengah melawan
korupsi. Melihat bagaimana hasil ujianku dipal-sukan dan diumumkan membuktikan bahwa
korupsi itu memang ada,” kata Mariam. Dia
mengibaratkan perjuangannya seperti David
melawan Goliath.
Keluarga Mariam meminta pemerintah Me-
sir mendatangkan tim ahli independen
dari luar negeri untuk memeriksa tulis-
an tangan di lembar jawaban. Gaduh
ujian SMA ini rupanya mengundang
perhatian Perdana Menteri Ibrahim Mahlab.
Perdana Menteri Mahlab berjanji akan memin-
ta pemeriksaan ulang atas kasus Mariam.
Lancung dalam ujian, dengan pelbagai cara,
bukan hal baru di Mesir. Pemerintah Mesir bu-
lan lalu sampai merasa perlu menerbitkan per-aturan khusus yang mengatur hukuman bagi
mereka yang membocorkan soal ujian. Mereka
yang terbukti membocorkan ujian, menurut
peraturan itu, bakal dijatuhi hukuman 1 tahun
memang diperlukan lantaran kebocoran
soal dan jawaban ujian di Mesir sudah jadi
hal yang rutin setiap tahun. KementerianPendidikan Mesir sudah meminta helikopter
dan personel militer untuk mengangkut soal-
soal ujian dari percetakan ke tempat penyim-
panan soal. Kementerian Pendidikan juga
sudah menyebarkan alat untuk mendeteksi
pemakaian ponsel selama ujian berlangsung.
Setiap tahun, ada saja murid atau pengawas
ujian yang terlibat kecurangan ditangkap dan
dipenjara. Tapi yang namanya lancung ujian
terus berlangsung.
Pada musim ujian nasional SMA Juni lalu, ja-
waban atas soal-soal ujian mata pelajaran Arab
sudah beredar di Internet hanya beberapa me-
nit setelah ujian berjalan. Bahkan, untuk mata
pelajaran bahasa Inggris, jawaban soal-soal itusudah beredar hanya sekitar 15 menit setelah
lembar soal ujian dibagikan. Jawaban-jawaban
itu dengan gampang diperoleh lewat Face-
book, Instagram, atau Twitter.
INTERNASIONAL
Youssef. Dalia, 17 tahun, murid kelas II di sebu-
ah SMA swasta di Mesir, mengatakan sekitar
90 persen temannya ikut curang dalam me
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 176/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Bagi murid seperti Youssef dan Sally, yang
sudah punya “jam terbang” panjang dalam
urusan menyontek, ada banyak jalan membuat
dan membagikan sontekan. “Kadang kami
tulis di sepatu, kadang kami tulis di kaki,” kata
90 persen temannya ikut curang dalam me-
ngerjakan ujian. Dia, kendati selalu diingatkan
kedua orang tuanya supaya tak lancung dalamujian, juga ikut menyontek. “Sebagian besar
guru yang mengawasi ujian membiarkan kami
menyontek,” kata Dalia.
Orang seperti Rania, teman sekelas Dalia,
mungkin memang tak banyak. Dia menolak ikut-
ikutan menyontek saat ujian. “Orang-orang ha-
nya mengambil jalan gampang. Mereka tak mau
capek-capek belajar,” Rania mengkritik teman-
temannya. Rania percaya bibit korupsi dimulai
dari hal-hal “kecil” seperti itu. “Mengapa Mesir
sedemikian korup? Karena semua orang berbuat
curang dalam pelbagai hal dalam pekerjaannya.
Entah mereka menerima suap atau mengambil
kredit atas pekerjaan orang lain.”■
SAPTO PRADITYO | CAIROPOST | GUARDIAN | BBC | AL-MONITOR | AL-AHRAM
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
HUFFPOSTMAGHREB
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 177/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
YANGDICACI
YANGDICARI“KALIAN LIHAT, KAMI HANYAMEMBERIKAN JAWABAN
YANG SUDAH ADA DALAMAL-QURAN.”
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 178/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
DI Afganistan, melawan dukun atau
juru ramal bisa berarti maut. Itulah
yang terjadi pada Farkhunda Malik-
zada, 27 tahun, beberapa bulan lalu.
Hari itu dua hari menjelang Nowruz, tahun
baru Persia, yang juga dirayakan sebagian war-
ga Afganistan, Farkhunda berpamitan kepada
ibunya, Bibi Hajera, untuk mengajar mengaji.
Sebelum melangkah ke luar rumah, gadis itu
berjanji akan membantu ibunya mempersiap-
kan hidangan pesta menyambut Nowruz.
Gadis itu sempat kuliah di jurusan matema-
tika di satu kampus di Kabul sebelum akhirnya
memilih menekuni hukum Islam. Suatu hari
nanti, Farkhunda berharap bisa menjadi hakim.
“Farkhunda gadis yang berani.... Dia tak takut
mengemukakan pendapatnya,” Bibi menge-
nang putrinya.
Pulang dari mengajar mengaji, dalam per-
jalanan pulang dia sempat singgah di Masjid
GUARDIAN
INTERNASIONAL
Shah-e Du Shamshira. Di depan kompleks
makam Jenderal Chin Timur Khan—panglima
dari masa Imperium Mughal pada abad ke-
telah membakar Al-Quran.” Di tengah kepung-
an para laki-laki yang gelap mata, Farkhunda
sia-sia membantah dan membela diri
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 179/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
dari masa Imperium Mughal pada abad ke
16—yang berada persis di seberang Masjid
Shah, Farkhunda menyaksikan orang-orangmengerumuni dukun-dukun penjual jimat.
Tanpa takut, gadis itu mencela para dukun
penjual jimat dan pembelinya. Seorang saksi
mata menuturkan, ketimbang menggantung-
kan nasib pada jimat, Farkhunda menyuruh me-
reka berdoa di masjid di seberang jalan. Entah
bagaimana mulanya,
Farkhunda, yang me-
lihat praktek syirik di
depan masjid, terlibat
debat sengit dengan
Zain-ul-Din, pengelola
makam Jenderal Chin.
Kritik gadis itu rupa-
nya membuat parapenjual jimat tersinggung. “Gadis itu dikirim
oleh Amerika,” seorang laki-laki berteriak. Bak
menuang minyak di atas kobaran api, Zain-ul-
Din ikut melempar tudingan palsu, “Gadis ini
sia sia membantah dan membela diri.
Batu, kayu, pukulan, dan tendangan ber-
tubi-tubi menghajar Farkhunda hingga diaterkulai tak berdaya. Wajahnya merah oleh
darah. Polisi yang ada di tempat itu tak ba-
nyak berbuat untuk menghentikan pemban-
taian Farkhunda. Belum tuntas amarah para
dukun penjual jimat dan massa yang terba-
kar oleh kabar burung bahwa gadis itu telah
membakar Kitab Suci, kerumunan yang gelap
mata itu menyeret Farkhunda di belakang
mobil dan membakarnya.
Pembantaian Farkhunda membuat murka
rakyat Afganistan. Ribuan orang, sebagian
besar perempuan, mengantarkan mayat Far-
khunda ke liang lahat. Mereka juga menuntut
keadilan atas kematian Farkhunda. Presiden Af-
ganistan Ashraf Ghani membentuk tim khususuntuk menyelidiki kematian Farkhunda.
“Mengapa mereka memperlakukan anakku
seperti ini?” Bibi Hajera hanya bisa merintih
perih. “Mereka bukan manusia.... Mereka se-
GADIS ITU DIKIRIM
OLEH AMERIKA.”
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 180/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
perti serigala liar.” Pada
Mei lalu, pengadilan
menjatuhkan hukum-
an mati kepada empat
pelaku pembunuhan
dan hukuman penjara
16 tahun kepada de-
lapan pelaku lainnya. Namun majelis hakim
di pengadilan banding mengkorting hukuman
mati itu menjadi 20 tahun penjara.
“Ini bukan pengadilan.... Ini hanya pertunjuk-
an,” kata Mujibullah Malikzada, saudara laki-laki
Farkhunda. “Apakah hakim-hakim itu punya
ibu, kakak, atau adik perempuan?”
●●●
Mau dicaci atau dibenci, dukun-dukun Afga-
nistan itu tetap dicari. Pusing mencari jodoh,
frustrasi lantaran kelamaan menganggur, bi-
ABC
INTERNASIONAL
sedan BMW.
Tapi nasib baiknya mulai menipis setelah
pekerja-pekerja asing di Kabul ditarik pulang
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 181/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
ngung dengan arah cuaca, ingin lepas dari
candu narkotik, bahkan suami yang kehilang-
an istri, dukun-dukun itu selalu bisa memberi
“solusi”.
Beberapa tahun lalu, dukun jauh sekali dari
pikiran Abdullah Sharifi. Masih muda, tampang
ganteng, gaya lumayan keren, dan isi kantong
cukup tebal, buat apa mengunjungi peramalnasib. Toko karpet dan batu-batu mulia tempat
dia bekerja di Kabul jadi langganan para peker-
ja asing di Kabul. Sharifi bermimpi suatu hari
nanti bisa membeli mobil mewah idamannya:
pekerja-pekerja asing di Kabul ditarik pulang.
Tokonya makin sepi pengunjung dan akhirnya,
setahun lalu, pemilik toko terpaksa memecat-nya. Sudah setahun Sharifi luntang-lantung
tanpa pekerjaan. Melihat perang saudara di ne-
garanya yang tak kunjung berakhir dan pereko-
nomian yang setengah pingsan, Sharifi tak bisa
membayangkan seperti apa masa depannya.
Walaupun mesti menanggung malu, apa
boleh buat, tak ada jalan lain di pikiran Sharifi
selain pergi ke dukun. Dengan sembunyi-
sembunyi, dia naik taksi ke kantor Arab Shah,
peramal nasib yang lumayan kondang di Kabul.
Tiba di “kantor” yang muram, tanpa banyak
tanya, Arab memegang kedua pergelangan
tangan dan dahi Sharifi, kemudian sibuk corat-
coret di selembar kertas seolah-olah tengah
menghitung masa depan pemuda itu.Kesimpulannya sangat melegakan Sharifi.
Kendati masih bakal melewati masa-masa sulit,
menurut sang juru ramal, masa depan pemuda
itu jauh lebih baik ketimbang hari ini. Semua
Pemakaman Farkhunda
Malikzada
ALJAZEERA
INTERNASIONAL
urusan “meneropong” masa depan itu kelar
kurang dari sepuluh menit. Ongkosnya ha-
nya setara harga sekaleng minuman bersoda.
itulah mereka tak mau bicara dengan media.
Mereka penipu,” kata Arab.
Seperti pekerjaan lain, ada juga juru ramal
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 182/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
“Mendengar suara lain di luar suara dari kepala
kita bahwa semuanya bakal baik-baik saja, itu-lah yang aku butuhkan,” kata Sharifi. Pikirannya
terasa enteng.
Kepada banyak orang, Arab Shah, 45 tahun,
sering mengklaim sebagai mantan agen raha-
sia di Dinas Intelijen Afganistan. Pengunjung-
nya—Arab mengklaim ada sekitar seribu
orang per bulan—tak pernah pusing
untuk membuktikan apakah ceritanyaitu benar atau sekadar bualan kosong.
Sehari-hari, ada seorang asisten
yang membantunya menjawab pesan,
panggilan, dan konsultasi nasib lewat
lima ponsel miliknya: dua Samsung Galaxy,
satu HTC, dan dua gawai Apple. Arab Shah
melayani konsultasi lewat Facebook, Skype,Viber, juga WhatsApp. Tak seperti peramal na-
sib dan dukun penjual jimat lain di Afganistan
yang cenderung menghindari wartawan, Arab
tak keder jadi sorotan. “Aku orang terpelajar,
mereka rata-rata kurang sekolah. Lantaran hal
kelas kaki lima seperti Nasir Qasemi. “Kan-
tor”-nya hanya selembar karpet yang diahamparkan di pinggir jalan di Kabul. “Yang
penting hasilnya,” kata Fatimah, 42 tahun.
“Hubunganku dengan suami bermasalah....
Dia menuliskan doa di dua lembar kertas dan
minta dimasukkan dalam amplop berwarna
merah dan putih. Sejak saat itu, hubunganku
dengan suami terus membaik.”
Ulama-ulama Afganistan sebenarnya me-larang praktek klenik seperti ini. “Ramal-me-
ramal nasib dan sejenisnya terlarang dalam
Islam,” kata Mohammad Ihsan Seaqal, imam
Masjid Kabul. Tapi, bagi sebagian rakyat Afga-
nistan, yang kehilangan harapan, ramalan tak
masuk akal sekalipun mendatangkan setetes
harapan.“Anak perempuanku sudah 30 tahun, tapi
tak ada yang datang melamar,” kata Zobaida,
51 tahun, putus asa. Kepada Rabbani, peramal
yang biasa mangkal di satu masjid di Kota
Mazar-al-Sharif, dia menggantungkan harap-
MEREKA BUKAN MANUSIA....
MEREKA SEPERTI SERIGALA
LIAR.”
INTERNASIONAL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 183/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
an untuk jodoh putrinya. Setelah mengamati
garis tangan Zobaida, Rabbani sibuk mem-
buka bukunya, mulai menghitung, mencari
ayat-ayat dalam Al-Quran yang konon sesuaidengan garis tangan Zobaida dan bisa men-
datangkan jodoh untuk putrinya.
“Kalian lihat, kami hanya memberikan jawab-
an yang sudah ada dalam Al-Quran,” kata Shah
Agha, juru ramal dari Kabul.■SAPTO PRADITYO | GUARDIAN | BBC | CHINAPOST | NYTIMES | ABC | DW
Pemakaman
Farkhunda Malikzada
DAWN
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 184/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
INDAH NADA PUSPITA
FASHIONDAN MUSIK
EROS TJOKRO
PILIHRELIGI
THOMAS SUAREZ
CEO BELIA
PEOPLE
PEOPLE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 185/205
EROS TJOKRO
PILIH RELIGI
PEOPLE
PEOPLE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 186/205
INDAH NADA PUSPITA
FASHION DAN MUSIK
PEOPLE
PEOPLE
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 187/205
THOMAS SUAREZ
CEO BELIA
BUKU
BUKU
TAK MELULU BERGELUTDENGAN TUMPUKAN
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 188/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
JUDUL BUKU:Hidupku Bersama Cak Nur
PENULIS:Omi Komaria Madjid
PENERBIT:
Nurcholish Madjid Society
TERBITAN:Agustus 2015
TEBAL:192 halaman
DENGAN TUMPUKANBUKU, CAK NUR JUGA BISA
MEMBONGKAR-PASANGKOMPOR DI DAPUR
HINGGA BERLUMUR OLIDEMI MERAWAT SENDIRI
MESIN MOBILNYA.
KOMPOR, DAN SIROSIS
BUKU
SEBAGAI cendekiawan muslim terkemuka, jejak pemikiran Nurcholish
Madjid sudah banyak diulas dan dikritik para murid dan sesama cende-
kiawan lainnya. Tapi sosok Cak Nur, sapaan populer Nurcholish, sebagaiH
D E T I K
Omi bersama Nadia (putri
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 189/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Ssuami, ayah, dan lelaki biasa, cuma Omi Komaria yang paling punya
otoritas untuk mengungkapkannya.Bagi kebanyakan orang, penampilan Cak Nur mungkin terkesan sangat serius
dan kaku. Hobinya cuma membaca aneka buku.
Ternyata kesan semacam itu tak sepenuhnya
benar. Menurut Omi, yang mendampingi Cak
Nur sejak 1969, sang begawan asal Jombang itu
merupakan pribadi yang kocak dan romantis. Tak
melulu bergelut dengan tumpukan buku, Cak Nur
juga bisa membongkar-pasang kompor di dapurhingga berlumur oli demi merawat sendiri mesin
mobilnya.
Ada kesaksian menarik dari Omi tentang Cak Nur
dan kompor. Alkisah, sebelum mereka menikah,
Cak Nur sudah membuat daftar barang-barang
kepentingan rumah tangga, tapi tidak termasuk
kompor di dalamnya. “Kita perlu kompor, ya?” ta-nya Cak Nur ketika sang istri yang baru diboyong-
nya ke rumah kontrakan di Jakarta membutuhkan
kompor untuk memasak. “Aku tidak tahu di mana
membeli kompor,” Cak Nur menambahkan.
S U D R A J A T /
M A J A L A H
DOK. ELZA PELDI TAHER
Omi bersama Nadia (putrisulungnya) dan para sahabatsaat peluncuran buku, Sabtu
(29/8).
BUKU
Ketika Omi akhirnya mulai belajar memasak, Cak Nur sesekali ikut nimbrung
untuk membantu. Agar minyak goreng panas tak muncrat mengenai kulit tangan
atau wajah saat menggoreng lele, misalnya, Cak Nur punya kiat tersendiri. “Cak
BUKU
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 190/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Nur menuju dapur dengan sarung dikerudungkan pada kepala dan memakai ka-
camata,” tulis Omi. “Ini yang betul. Dengan begini, kita tidak terkena minyak,” kataCak Nur sambil membalik ikan di wajan.
lll
Cak Nur mengembuskan napas terakhir pada 29 Agustus 2005 akibat kanker
hati (sirosis), yang baru diketahui ketika penyakit mematikan itu sudah memasuki
stadium III. Ia sempat menjalani operasi cangkok hati di Tiongkok. Kemudian men-
jalani perawatan lanjutan di Singapura dan di Rumah Sakit Pondok Indah. Satu hal
yang patut dijadikan teladan, selama sakitnya itu Cak Nur senantiasa berusaha
tetap beribadah dan bersedekah.
Buku Hidupku Bersama Cak Nur ini diterbitkan pada 29 Agustus lalu, bertepatan
dengan 10 tahun wafatnya Nurcholish Madjid. Meski buku ini lebih banyak bercer-
ita tentang keseharian Cak Nur, sesungguhnya dari situ juga tergambar bagaimana
peran Omi sebagai istri. Putri seorang pengusaha di Madiun, Jawa Timur, itu rela
tak melanjutkan kuliahnya di fakultas kedokteran setelah menikah dengan CakNur. Omi memainkan peran penting bagi perjuangan Cak Nur sebagai cendeki-
awan dan begawan di negeri ini. Meski kondisi ekonomi morat-marit, ia nyaris tak
mengeluh, apalagi menuntut macam-macam lazimnya seorang istri kepada suami.
Kesederhanaan dan kemandiriannya dalam mengelola rumah tangga sehari-hari
Kita perlukompor, ya. Akutidak tahu dimana membelikompor.
BUKU
kian teruji manakala Omi harus mendampingi Cak Nur
kuliah di Chicago, Amerika Serikat. Cak Nur bisa tetap
khusyuk melanjutkan studi di tengah beasiswa yang
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 191/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
amat pas-pasan berkat Omi, yang dengan ikhlas men-
cari tambahan sebagai baby sitter dan petugas cleaning service. Kiranya tak berlebihan bila pepatah “Di balik
kesuksesan seorang suami, ada istri yang hebat” layak
disematkan kepada Omi.
Omi menuliskan kesaksiannya dengan bahasa seder-
hana dan tak berpretensi sok puitis. Toh, apa yang ditu-
turkannya tetap terasa menyentuh. Pembaca bisa terse-
nyum simpul saat Omi mengisahkan tindak-tanduk Cak
Nur sebagai suami yang humoris, sekaligus romantis.
Juga bisa merinding dan terharu mengetahui betapa
segenap denyut nadi dan napasnya tercurah bagi ke-
hidupan masyarakat dan bangsa ini ke arah yang lebih
baik.
Andai kisah-kisah yang dipaparkan itu dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi
kehidupan Cak Nur beserta keluarga, tentu akan menambah bobot buku ini. Bila
kelak buku ini harus menjalani cetak ulang, ada baiknya pula diberikan sedikit pen-gantar kenapa dan untuk apa buku ini diterbitkan. Agar bisa lebih eye catching,
desain sampul pun bisa dibuat lebih atraktif dengan tidak lagi menggunakan warna
gelap dan memilih foto Omi yang lebih ekspresif. n SUDRAJAT
F R A N S M E N D O E R / I P P H O S
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
REPRO: GRANDYOS/DETIKCOM
Omi bersama Cak Nur
SENI HIBURAN PAMERAN
SENI HIBURAN PAMERAN
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 192/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
ESTETIKA BARU
EDDY SUSANTO MEMBENTURKAN SENI DENGAN ILMU PENGETAHUAN SECARA INDAH.
BERTUMPU PADA RISET YANG TERPADU DAN TERSTRUKTUR DARI ARTEFAK.Naskah Kuno
SENI HIBURAN PAMERAN
RADISI menulis sesung-
guhnya lekat dengan orang-
orang Jawa. Aksara-bahasa
itu bertalian erat dengan perubahan budaya
masyarakat.
Eddy Susanto memberi pemaknaan baru atas
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 193/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Jawa yang mengalami per-
kembangan dan perubah-an telah membentuk satu
makna bahwa perubahan
teks melalui pameran tunggal bertajuk “JavaS-
cript” pada 4-13 September 2015 di Gedung AGaleri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran
yang dikuratori Asmudjo J. Irianto dan Suwarno
Wisetrotomo ini menampilkan hasil riset Eddy
Susanto selama beberapa tahun ke belakang.
Selain beberapa instalasi, pameran ini didomi-
nasi 25 karya lukisan yang terdiri atas 12 karya
Book of Hours dan 13 karya Illumination of Java-
Script.
JavaScript berfokus pada berbagai elemen
kebudayaan lokal yang disandingkan dengan
elemen kebudayaan lain. Manuskrip Arjuna-
wiwaha (abad ke-11) karya Mpu Kanwa dari
Kerajaan Kediri dipertemukan dengan The Pro-
menade karya klasik Albrecht Durer (1471-1528).
Kidung Asmarandana (awal abad ke-12) karyaMpu Dharmaja, juga dari Kerajaan Kediri, di-
pertemukan dengan The Conversion of St. Paul
karya Lambrecht Hopfer (abad ke-16). Kitab Ba-
ratayudha (awal abad ke-12) karya Mpu Sedah
SENI HIBURAN PAMERAN
kalimat-kalimat dalam manuskrip Arjunawi-
waha membentuk visual The Promenade, dan
seterusnya.
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 194/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
dan Mpu Panuluh dipertemukan dengan The
Four Horsemen of the Apocalypse (abad ke-15)
karya Albrecht Durer.
Yang istimewa, setiap goresan di visual The
Promenade atau di The Conversion of St. Paul atau di The Four Horsemen of the Apocalypse
adalah rangkaian aksara Jawa berukuran sangat
kecil, dari ujung ke ujung. Masing-masing ber-
isi manuskrip sandingannya. Sebagai contoh,
Java of Durer #2 (500 Years of Melencolia I
Series) bergambar Melencolia I (1514) yang asal-nya karya seniman Renaisans Jerman Albrecht
Durer, oleh Eddy dibuat dari manuskrip Babad
Tanah Jawa (abad ke-18) asal Kerajaan Mataram.
Tak mengherankan jika satu karya berukuran
300 x 200 sentimeter ini saja butuh waktu
enam bulan untuk menyelesaikannya.
Eddy bukan hanya membandingkan kebuda-
yaan berdasarkan perbedaan lokasi saja (Barat
dan Timur/Jawa), tapi juga berdasarkan dimensi
waktu (masa lalu dan masa kini), pola produksi
( scientific/teknologi dan religius), dan karakter
visual (teks dan pictorial). Dia mendasarkan
karya-karyanya lewat riset di perpustakaan-
perpustakaan di Yogyakarta dan Perpustakaan
Nasional di Jakarta.Bergelut di bidang desain grafis sejak 1994,
sebelum akhirnya masuk ke seni murni pada
2007, membuat cara kerjanya berbeda diban-
ding seniman-seniman lain yang memberi
SENI HIBURAN PAMERAN
porsi lebih pada ide. Seluruh karya alumnus
ISI Yogyakarta ini berangkat dari riset, lantas
dibuat dialog. Inilah yang kemudian dipelihara
d d d
kata) antara JavaScript (bahasa pemrograman
komputer) dan aksara Jawa ( Javanese text).
Aksara-bahasa Jawa sebagai sebuah sistem
d l k k d h d k k b
SENI HIBURAN
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 195/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
dan jadi ide.
Karya Illumination of JavaScript (html ditran-sliterasi ke aksara Jawa) menampilkan website-
website yang rating-nya paling tinggi, termasuk
di dalamnya Facebook, Twitter, dan Yahoo. Eddy
mengetengahkan “pun” (permainan kemiripan
tanda memiliki kaidah dan praktek bertutur
dalam bahasa. Dalam paradigma ini, karyaIllumination of JavaScript menampilkan korelasi
kontemporer atas pelbagai portal website ter-
kenal di dunia. “Java html punya pola pikir yang
sama dengan JavaScript saat diciptakan,” ujar
Eddy.
Korelasi aksara-bahasa Jawa dan JavaScript
lahir dari analogi pola pikir yang sama. Satu
sisi berkembang dalam dunia nyata dan satu
sisi berkembang dalam dunia maya, tetapi
keduanya ( Javanese script dan JavaScript) me-
nyatu dalam ikatan kata yang sama “Java” dan
“aksara-bahasa”.
Seluruh teks itu “dinaungi” audio dari peng-
galan manuskripNegarakertagama (abad ke-14)
yang dibawakan Bu Yati, sinden dari Tamansari,Yogyakarta. Negarakertagama yang ditulis
Mpu Prapanca dari Kerajaan Majapahit adalah
catatan harian zaman Hayam Wuruk yang jadi
regalia suci dan hanya boleh dibaca raja-raja.
SENI HIBURAN PAMERAN
penggalan Negarakertagama selama 3 menit-
an.
Sinden disosokkan pula dalam bentuk patung
k k b b l
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 196/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Ada cerita menarik tentang Bu Yati. Dia me-
nolak disewakan studio musik untuk merekam
suaranya guna keperluan pameran ini. Malu,alasannya. Akhirnya, Eddy meminjamkan pon-
sel Samsung seri lama untuk dibawa Bu Yati
pulang. Lewat medium ponsel, sinden kampung
yang namanya tak dikenal ini menembangkan
perempuan mengenakan kemban, bersanggul,
dan bersimpuh di hadapan mikrofon dengan judul karya Hymns of Dystopia. Sinden ini di-
lindungi akar kayu winong yang permukaannya
dipenuhi teks Serat Kalatidha (abad ke-19) karya
Ronggowarsito dari Kasunanan Surakarta yang
berisi tentang bagaimana menyiasati zaman.
Kayu winong, yang kerap digunakan sebagai
medium komunikasi dengan roh halus, di-
percaya sebagai tempat bersemayamnya roh
dan sebagai penolak bala. Hymns of Dystopia
diletakkan tepat di depan pintu, sebagai pelin-
dung sekaligus pengantar ke karya-karya Eddy
selanjutnya.
Menurut kurator Suwarno Wisetrotomo,
Eddy berhasil menemukan persilangan seka-
ligus relasi pengetahuan antara empat arahmata angin dan kebudayaan Jawa sebagai titik
pusatnya, segaris dengan kosmogoni agama
Hindu, Kiblat Papat Limo Pancer . Manuskrip-
manuskrip Jawa dalam bentuk babad, kakawin,
SENI HIBURAN PAMERAN
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 197/205
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
kidung, serat, atau suluk, yang diposisikan
sedemikian penting oleh masyarakat Jawa,
jadi sumber pengetahuan dan panduan meniti
kehidupan.Karya-karya Eddy Susanto memancarkan
watak historisnya dengan kuat, sekaligus
mendorong kesadaran terhadap identitas. Dia
menunjukkan Indonesia punya sejarah panjang
dan kisah sukses yang tertera dalam sejumlah
artefak berbentuk manuskrip dan benda-benda
lain. Pemahaman, pemaknaan, dan pembacaanyang belum banyak dilakukan mengakibatkan
sumber-sumber historis itu sebelumnya seperti
mengalami pembekuan.■ SILVIA GALIKANO
SIGID KURNIAWAN/DETIKCOM
SENI HIBURAN FILM
SENI HIBURAN FILM
KALI INI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 198/205
MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
LEBIH FUN!PARA REMAJA INI LOLOS DARI
SARINGAN TAHAP PERTAMA.
MEREKA DIHADAPKAN PADA
RENCANA JAHAT LEMBAGA
WCKD MENGGUNAKAN TUBUH
MEREKA SEBAGAI PENANGKAL
VIRUS ZOMBIE .
SENI HIBURAN FILM
SENI HIBURAN FILM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 199/205
MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015
D
UA belas bulan sejak Maze Runner
pertama dirilis pada September 2014,
duo sutradara/penulis pasangan WesBall dan T.S. Nowlin kembali lewat
sekuelnya, Maze Runner: The Scorch Trials, yang
menyajikan tantangan baru.
Setelah berhasil lolos dari labirin maut di bagian
akhir film pertama, para remaja yang sebelum-
nya kita kenal sebagai “The Gladers” ditampung
di sebuah fasilitas yang dikelola ilmuwan flam-boyan, Janson (Aidan Gillen). Mereka akhirnya
dapat menikmati mandi air hangat, makan enak,
dan tidur di tempat tidur tingkat.
Namun jangan langsung percaya pada Janson
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
Judul: The Scorch Trials
Genre: Action, Sci-Fi, Thriller
Sutradara: Wes Ball
Produksi: 20th Century Fox
Pemain: Dylan O’Brien,
Kaya Scodelario, Thomas
Brodie-Sangster
Durasi: 2 jam 9 menit
SENI HIBURAN FILM
SENI HIBURAN FILM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 200/205
MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015
(mungkin kebetulan juga Gillen kerap meme-rankan musang licik). Ada banyak yang dia
sembunyikan. Fasilitas ini ternyata milik WCKD
(World In Catastrophe: Killzone Experiment
Department) juga, lembaga yang membuat
mereka dulu amnesia, tahu-tahu terjaga di
sebuah tempat antah-berantah bersama sege-
rombolan remaja di film pertama.Thomas (Dylan O’Brien) dan kawan-kawan,
remaja yang lolos ujian di tahap pertama, sekali
lagi hendak dijadikan WCKD sekumpulan kelin-
ci percobaan. Remaja di film pertama itu hanya
satu kelompok. WCKD ternyata menciptakanbanyak lagi kelompok, dan kini mengumpulkan
mereka yang lolos ujian di tahap pertama.
WCKD tengah mencari penangkal virus zombie
yang telah menguasai dunia, menggunakan
seluruh bagian dari tubuh mereka.
Thomas dan kawan-kawan kembali harus
mempertaruhkan nyawa, melarikan diri dariWCKD, melintasi gurun yang dikenal dengan
nama “The Scorch” (Hangus), dan menghadapi
tantangan demi tantangan demi pencarian
sebuah tempat yang aman.
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
SENI HIBURAN FILM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 201/205
MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015
The Scorch Trials merupakan
adaptasi kedua dari trilogi novel Ja-
mes Dashner setelah Maze Runner (2014). Seperti seri pertama, sekuel
ini juga disutradarai Wes Ball dan
dibintangi para jagoan muda yang
sebagian besar sama, yakni Dylan
O’Brien, Kaya Scodelario, Thomas
Brodie-Sangster, dan Ki Hong-lee.
Namun sekuel ini lebih gelap, le-bih suram, lebih seram, lebih dewa-
sa, secara grafis lebih keras diban-
ding film pertama dan, yang penting, lebih fun!
Plotnya tak memberi kita jeda untuk bernapas,
bahkan dalam pergantian eksposisi. Menderap
terus dengan kadar tegang yang terjaga.
Lanskapnya spektakuler, termasuk latar bela-
kang kota yang tinggal puing-puing. Gambaranmasa depan yang bagai mimpi buruk dengan
masyarakat dystopia, tanpa harapan. Peradab-
an yang jauh dari ideal, hidup di atas reruntuh-
an peradaban sebelumnya.
Yang layak dipuji, The Scorch Trials menjawab
banyak pertanyaan yang tak terjawab di film
pertama. Film ini juga enak ditonton, walaumaterinya seperti gado-gado, campuran Mad
Max , Pacific Rim, dan Running Dead , dengan
ending yang dibiarkan menggantung. Satu
lagi, rasa seperti menonton real video game
memang tak terhindarkan walau film ini bukan
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
The Scorch Trials menjawab banyakpertanyaan yangtak terjawab di filmpertama.
SENI HIBURAN FILM
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 202/205
MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015
diangkat dari video game. Jangan-jangan nanti
setelah setahun bisa minta untuk log-in lagi,
lalu beli token lagi agar bisa tetap bermain.Aktor-aktor mudanya bermain bagus. Se-
mentara itu, aktor dewasa, yang sebagian
besar disosokkan jahat, semua dimainkan oleh
nama-nama yang tanpa cacat di panggung
teater, seperti Patricia Clarkson, Gillen, dan Lili
Taylor. Aidan Gillen sukses sebagai sosok yang
menyebalkan.The Scorch Trials adalah transisi final menuju
film perang. Tinggal kita harap-harap cemas,
apakahMaze Runner: The Death Cure (2017) nanti
bakal mengurangi kegilaannya?■ SILVIA GALIKANO
MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015
FILM PEKAN INI
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 203/205
LILY BUNGA
TERAKHIRKU
AGENDA
KULIAHUMUM:SAYA DAN
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 204/205
STAGE EMPIREKRISDAYANTI17 SEPTEMBER 2015, PUKUL
22.00 WIB
Colosseum Club, Jalan Kunir
Nomor 7, Jakarta Barat
Promotor: Colosseum Club
Pembicara: Srihadi Soedarsono
SELASA, 15 SEPTEMBER 2015, PUKUL 19.00 WIB
Serambi Salihara
SAYA DAN
SENI LUKISINDONESIA
KINA GRANNISELEMENTS TOURLIVE IN JAKARTA16 SEPTEMBER 2015, PUKUL
20.00 WIB
Skenoo Hall, Gandaria City, Ja-
karta Selatan
Promotor: Creon Asia
UNPLUG SERIESFEAT. TULUS ANDBONITA & THE HUSBAND18 SEPTEMBER 2015 PUKUL
7/17/2019 Majalah Detik 198
http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 205/205
Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4 Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472
Email: [email protected]
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
@majalah_detik majalah detik