Detik-detik yang Menentukan

574

Transcript of Detik-detik yang Menentukan

Page 1: Detik-detik yang Menentukan
Page 2: Detik-detik yang Menentukan

Detik-Detikyang

Menentukan

Bacharuddin Jusuf Habibie

THC Mandiri

Jalan Panjang IndonesiaMenuju Demokrasi

Page 3: Detik-detik yang Menentukan

Detik-Detik yang MenentukanJalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi

Penulis: Bacharuddin Jusuf HabibieDesain Kulit: Anom HamzahLayout: M. Ilyas ThahaFoto kulit: Harian Umum Republika/SeknegCetakan Pertama September 2006Cetakan Kedua September 2006

Diterbitkan oleh:THC MandiriJl Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 - IndonesiaTel: 6221 7817211, Fax: 6221 7817212www.habibiecenter.or.id, E-mail: [email protected]

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang IndonesiaMenuju Demokrasi / Bacharuddin Jusuf Habibie.

-- Jakarta, THC Mandiri, 2006.549 hlm. ; 15 x 21 cm

ISBN: 979-99386-6-X

1. Demokrasi.321.8

Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik,

termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izintertulis dari Penerbit.

Page 4: Detik-detik yang Menentukan
Page 5: Detik-detik yang Menentukan

Daftar Isi

bab 1

Pengantar i

Prolog 1

MenjelangPengunduran DiriPak Harto 31

100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi 69

Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir,Sebelum PemilihanPresiden ke-4 RI 159

Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI 301

Epilog 447

Lampiran 510

Akronim 523

Glosari 529

Indeks 536

Biodata 546

bab 2

bab 3

bab 4

Page 6: Detik-detik yang Menentukan

Pengantar

Pengantar

Sejumlah buku sudah terbit dan mengungkapkansejarah politik kontemporer Indonesia, khusus masalahirnya reformasi yang ditandai dengan mundurnyaPresiden Soeharto dari gelanggang politik di Indonesia.Buku-buku tersebut —beberapa di antaranya ditulis olehpelaku sejarah— telah membantu kita menelaah sejarahperpolitikan di Indonesia, dalam sebuah kurun waktutertentu. Tetapi, sejujurnya, buku yang ditulis secaradeskriptif dengan berbagai sumber-sumber utama dansekunder itu, belum lengkap mengungkapkan apa yangsebetulnya telah terjadi.

Dengan kehadiran buku Detik-Detik YangMenentukan, Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi,ditulis oleh Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI,semakin melengkapi khazanah sejarah politik kontemporerIndonesia. Bacharuddin Jusuf Habibie, salah seorang pelakuutama sejarah pada masa lahirnya reformasi di Indonesia.Fakta yang dihadirkan dalam buku ini otentik, berdasarkancatatan dan pengalaman pribadi pelaku sejarah yangbelum pernah diungkapkan. Fakta yang ada, tidak diberi“hiasan” dan “warna”, tetapi disampaikan seperti apaadanya.

Selain memberikan fakta-fakta sejarah, penulis punmelakukan analisis apa yang telah terjadi. Penulismemberikan penilaian dan penjelasan tentang langkah-langkah serta gagasan maupun keputusan penting yang

i

Page 7: Detik-detik yang Menentukan

Detik-Detik yang Menentukan

telah diambilnya dalam gaya penulisan inner dialog. Sebuahpercakapan dengan diri dan hati nuraninya dalammenghadapi sebuah peristiwa atau kejadian yangdihadapinya. Tidak hanya itu, beberapa bagian tulisan,disuguhkan berupa “dramatisasi” beberapa peristiwa,selain suspensi, dengan gaya khas penulisnya membuatpembaca buku ini seperti membaca sebuah novel.

Dengan latar belakang profesi penulis sebagai insinyur,ditambah pengalaman sebagai salah seorang tokoh sentraldalam pemerintahan lebih dari dua dekade, BacharuddinJusuf Habibie, mendemonstrasikan secara unik, bahwapemikiran dan analisis yang menghasilkan kebijakanpenting pada masa-masa pemerintahannya, berlandaskansejumlah “model” yang dikembangkannya sendiri. Model-model itulah yang menuntun dan menjadi pegangannyadalam membuat analisis sebelum menentukan sebuahtindakan dan kebijakan. Kerena itu, pelaku sejarah iniyakin, tidak satu pun kebijakan yang diambilnya dilakukansecara acak atau random. Itulah sebabnya, BacharuddinJusuf Habibie melaksanakan tugas-tugasnya secarakonsisten dan konsekuen. Tindakan tersebut terbentuk olehmotivasi yang dilandasi nilai agama dan budaya yang telahmelekat pada dirinya. Nilai itu pula telah menjadi prinsiphidup dan menjadi karakter pribadinya.

Dalam episode sejarah pemerintahannya, pelakusejarah selamat mentransformasi sistem kekuasaan otoriterke sistem demokrasi. Menyelamatkan negara dan bangsaIndonesia dari ancaman —seperti yang ditulis dalam bukuini— proses “Balkanisasi” dan “perang saudara”,sebagaimana yang terjadi pada beberapa negara danbangsa lain, yang harus membayar reformasi dandemokratisasi dengan amat mahal, pecah berkeping-kepingoleh perang saudara. Karena itu, tidak berlebihan untuk

ii

Page 8: Detik-detik yang Menentukan

Pengantar

mengatakan bahwa dalam sejarah politik di Indonesiareformasi telah terjadi, tetapi akan menjadi lain hasilnyatanpa kehadiran Bacharuddin Jusuf Habibie.

Bacharuddin Jusuf Habibie baru mengungkapkansebagian kecil dalam buku ini. Sebagai pelaku utama sejarahpada masa kelahiran reformasi, ribuan halamanan lainnya—yang masih dalam bentuk tulisan tangan— masihdisimpannya dan hanya akan dikeluarkan pada suatu masakelak.

Fakta dan ungkapan yang ada dalam buku ini, hanyalah“detik-detik” yang dianggap penting dan bisadipublikasikan, tanpa dampak politik yang akanmemengaruhi jalannya reformasi di Indonesia. Buku iniditulis berdasarkan catatan harian yang menjadikebiasaannya sejak kecil, serta laporan yang diterimanya.

Mengenai judul buku “Detik-detik yang Menentukan: JalanPanjang Menuju Demokrasi”, menurut penulis dipilihberdasar pertimbangan bahwa semasa menjabat sebagaipresiden, penulis menyadari bahwa Indonesia sedangberada pada “persimpangan jalan”, suatu keadaan yangkritis, yang kalau ia mengambil kebijakan (jalan) yangsalah, akan dapat berakibat perang saudara ataubalkanisasi. Ia memilih suatu proses evolusi yang dipercepatdengan perencanaan yang matang, sebagai upayapenyelamatan bangsa dari situasi kritis tersebut.

Penulis banyak mengambil keputusan yang tidakpopular, baik yang bersifat irreversible —seperti masalahTimor Timur, kemandirian Bank Indonesia, dsb.— maupunyang bersifat reversible. Keputusan tersebut diambil dengancepat dangan memperhitungkan sekecil mungkin risikoyang mungkin terjadi. Itulah mengapa Penulis memilihistilah “Detik-detik yang Menentukan”.

Sementara “Jalan Panjang Menuju Demokrasi” dipilih

iii

Page 9: Detik-detik yang Menentukan

Detik-Detik yang Menentukan

karena apa yang dilakukannya tersebut merupakan bagianyang menentukan dari suatu proses demokratisasiIndonesia, yang masih dan akan terus berlangsung sampaitata-kehidupan yang dicita-citakan bangsa Indonesiaterapai.

Isi buku ini —sebagai bagian dari catatan pribadi pelakusejarah— akan menjadi sebuah unit sejarah yang penting,bagian dari “mosaik” episode sejarah bangsa Indonesia yangpanjang dan berkelanjutan.

Struktur buku ini terdiri dari dua bagian utama. Tulisaninti terdapat pada Bab I sampai dengan Bab IV, selebihnyaProlog dan Epilog. Bab I sampai Bab IV dibuat olehpenulisnya sebagai pelaku sejarah, sementara Prolog danEpilog, ditulis oleh sebuah tim, berdasarkan fakta dariberbagai sumber tertulis, serta pendapat dan analisis darisejumlah pelaku sejarah lain yang terlibat langsung dalamreformasi.

Mengapa baru enam tahun lebih setelah masakepresidenannya Penulis mempublikasikan catatannya?

Dari penjelasan penulis, diketahui ada dua alasanmengapa buku ini baru diterbitkan.

Pertama , Penulis ingin agar buku ini dapat ikutmembantu terciptanya situasi kondusif bagi prosestranformasi bangsa menuju kehidupan demokrasi.Mengingat sebagian isinya dapat “mengganggu” apabiladiterbitkan terlalu dini, maka penulis memilih waktu yangtepat untuk menerbitkannya, yaitu tatkala proseskonsolidasi demokrasi bangsa telah semakin mantap, yangantara lain ditandai dengan terlaksananya pemilihanpimpinan (nasional dan daerah) secara langsung olehrakyat, melalui pemilihan yang jujur dan adil.

Kedua, sebagaimana diketahui, kurang dari sebulansetelah menyelesaikan tugas sebagai presiden, penulis

iv

Page 10: Detik-detik yang Menentukan

Pengantar

bersama keluarga mendirikan The Habibie Center (THC),suatu lembaga kajian yang mandiri dan non-politik sebagaiwahana untuk —bersama-sama dengan para koleganya—ikut mengawal proses transformasi bangsa menuntaskanreformasi. Itulah sebabnya THC memfokuskan kegiatannyapada kajian dan advokasi bagi tegaknya kehidupandemokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia. Begitubesarnya harapan penulis pada lembaga yang didirikannyaini, sampai-sampai penulis menunda beberapa bulan untukmengantar istrinya berobat ke Jerman, guna meyakinkanlembaga yang didirikannya itu telah benar-benar berfungsisebagaimana yang diharapkan. Dan THC inilah —melaluisalah satu sayap kegiatannya, PT THC Mandiri— yangdipercaya penulis untuk menerbitkan buku ini.

Melalui penerbit, penulis menyampaikan penghargaandan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalampenulisan buku ini. Terutama kepada tim editor: AndiMakmur Makka dan Ahmad Watik Pratiknya, serta kepadatim “reader” yang juga memberi masukan untuk penulisanProlog dan Epilog, yaitu: Satrio B. Joedono, Muladi, DewiFortuna Anwar, Abdul Malik Fadjar, Sofian Effendi,Haryanto Dhanutirto, Wardiman Djojonegoro, Umar Juoro.Terima kasih penulis juga disampaikan kepada RyaasRasyid, Quraish Shihab, Hermawan K. Dipojono, HidayatNurwahid, Robert Elson, dan Bilveer Singh.Begitu pulakepada segenap staf The Habibie Center yang telah turutberpartisipasi mempersiapkan penerbitan buku ini

Buku ini disumbangkan kepada khazanah sejarahIndonesia. Namun, penulis berkeinginan pula mengetahui,bagaimana reaksi orang lain mengenai apa yang telahdiungkapkannya. Dengan harapan, buku ini akan memberimotivasi dan stimulus bagi siapa pun untuk menuliskanpula apa yang mereka ketahui dan alami pada masa-masa

v

Page 11: Detik-detik yang Menentukan

Detik-Detik yang Menentukan

bersejarah tersebut. Dengan demikian, terbukalah lebihbanyak prespektif yang akan memperkaya penulisansejarah Indonesia khususnya masa reformasi.

Kami menyadari, buku ini belumlah sempurna, karenaitu, kami mengharapkan masukan dan saran dari pembacauntuk lebih menyempurnakannya pada edisi-edisimendatang.

Terima kasih.

Penerbit

vi

Page 12: Detik-detik yang Menentukan

1 P r o l o g

Prahara kembali menghantam bangsa Indonesiadalam siklus 30 tahunan. Kemelut politik padapertengahan dekade 1960-an kembali berulangmenjadi krisis multidimensional yang diawali

dengan adanya krisis moneter pada pertengahan 1997.Salah urus kenegaraan memasuki tahun 1960-an, telah

membawa Indonesia dalam kesulitan ekonomi yang sangatberat. Inflasi mencapai 650 persen. Korupsi merajalela.Barang kebutuhan pokok sehari-hari mengalami kelangkaandi mana-mana. Kondisi buruk tersebut diperparah oleh krisispolitik yang akhirnya memuncak pada tragedi nasionaldengan korban jiwa banyak orang pada tanggal 30September 1965.

Melalui usaha keras disertai bantuan negara-negaradonor, Indonesia akhirnya berhasil bangkit kembali. Selamatiga dasawarsa berikutnya, Indonesia menikmatipertumbuhan ekonomi yang mengesankan, bahkan disebutsebagai Negara Asia Berkinerja Tinggi oleh Bank Dunia.

Memasuki dasawarsa 1990-an, pemerintahan Orde Barumulai menampakkan kekurangan-kekurangannya yangmendapat kritik tajam, karena pemerintahan yang terlalusentralistis, serta munculnya korupsi, kolusi, dan nepotismesecara signifikan. Tetapi, semua kritik tersebut tidak

Prolog

Page 13: Detik-detik yang Menentukan

2Detik-Detik yang Menentukan

mendapat perhatian yang serius dari pemerintahan saat itu.Sementara dalam pembangunan perekonomian di Indonesia,tampak pertumbuhan yang sangat pesat, bahkan dalamlaporan tahunan 1997, Bank Dunia masih meramalkanpertumbuhan ekonomi Indonesia pada tingkat rata-rata 7,8persen.

Dalam pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu, padapertengahan 1997, timbullah krisis moneter di mana situasisemakin tidak terkontrol dan berkembang menjadi krisismultidimensional berkepanjangan di berbagai bidang.Efeknya sangat menyengsarakan rakyat.

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia adalah efekdomino dari krisis serupa yang dimulai dengan menurunnyanilai mata uang Thailand baht terhadap dolar AS pada 2Juli 1997, dari 24,7 baht per dolar AS menjadi 29,1 baht perdolar AS. Puncak krisis moneter di Thailand tersebut adalahpenutupan 56 dari 58 lembaga keuangan utama pada 8Desember 1997.

Krisis penurunan nilai mata uang bath diikuti negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur lainnya, sepertiFilipina, Malaysia, Indonesia, dan Korea Selatan. Negara-negara ini diperkirakan memiliki struktur perekonomiantidak jauh berbeda dengan Thailand. Krisis memicu pelarianmodal asing dari negara-negara tersebut, membuat sistemperbankan di negara-negara tersebut ambruk satu demi satu.

Di Indonesia, tanda-tanda adanya krisis terjadi padaminggu kedua Juli 1997, ketika kurs rupiah merosot dariRp2.432 per dolar AS menjadi sekitar Rp3.000 per dolar AS.Bank Indonesia berusaha membuat sejumlah kebijakandengan melebarkan rentang kendali rupiah, namun krisismoneter, yang diikuti dengan semakin menipisnya tingkatkepercayaan, membuat nilai rupiah semakin sulit dikontrol.

Langkah Presiden Soeharto mengundang Dana Moneter

Page 14: Detik-detik yang Menentukan

3 P r o l o g

Internasional (IMF), untuk membantu krisis pada 8 Oktober,tidak banyak membantu. Kebijakan pemerintah menutup 16bank membuat pelaku usaha semakin hilang arah. Nilairupiah semakin terperosok pada level Rp5.097 per dolar AS.Pada 8 Januari 1998, rupiah semakin lemah menjadi Rp9.800per dolar AS dan mencapai Rp11.050 pada akhir Januari1998.

Dampak krisis moneter mengakibatkan sistem perbankandi Indonesia tidak berfungsi dengan baik dalam waktu cukuplama, sehingga tidak mampu mendorong pertumbuhansektor riil dan dunia usaha. Kegiatan bisnis mengalamistagnasi. Persediaan barang, khususnya kebutuhan bahanpokok, mengalami hambatan, baik untuk kebutuhandomestik maupun ekspor. Krisis pangan dan penyediaansembako (sembilan bahan pokok) pun tidak dapat dihindari.

Macetnya dunia usaha mengakibatkan perusahaanmelakukan pemutusan hubungan kerja, semakinmemperbanyak jumlah pengangguran yang meningkat sejak1995. Di samping itu, Indonesia juga dihadapkan padapertambahan 3,2 juta jiwa angkatan kerja baru tiap tahun.Mereka yang tidak tertampung dalam dunia formal akhirnyabergerak di sektor informal dengan produktivitas yangrendah.

Krisis moneter itu menyebabkan peningkatan jumlahpengangguran terbuka, dari 4,68 juta orang pada 1997,menjadi 5,46 juta orang pada 1998. Demikian pula jumlahsetengah pengangguran, meningkat dari 28,2 juta jiwa pada1997 menjadi 32,1 juta jiwa pada 1998. Pertambahan jumlahpenganggur dan setengah penganggur tersebutmengakibatkan penurunan pendapatan masyarakat,selanjutnya berimplikasi pada krisis sosial di berbagai bidangdan memengaruhi keamanan masyarakat.

Ekses lebih jauh, masyarakat mulai resah dan takut akan

Page 15: Detik-detik yang Menentukan

4Detik-Detik yang Menentukan

kenyataan-kenyataan yang telah menimpa mereka. Ternyatapemerintah bukan saja tidak berhasil memberantas korupsi,justru sebaliknya malah menyuburkannya. Ini terjadi dalamlingkungan pemerintahan pusat dan daerah, dari lapisjabatan tertinggi sampai yang paling bawah. Kolusi yangmenyuburkan monopoli telah melebarkan jurang antarakaya–miskin, karena hanya sekelompok orang saja yangmenikmati kesempatan dan fasilitas-fasilitas khusus dibidang ekonomi, sementara bagian terbesar rakyat tetaphidup di bawah garis kemiskinan. Konsentrasi pembangunanpun masih banyak di Jawa, sementara daerah-daerah luarJawa tetap saja tertinggal.

Globalisasi dan perkembangan masyarakat dunia yangtransparan dan sarat informasi, mendorong berlangsungnyaperubahan-perubahan pesat, telah memicu banyakperubahan di dunia. Rakyat Indonesia menanggapinyadengan menuntut kebebasan, transparansi, keadilan,demokrasi, dilandaskan pada nilai-nilai hak asasi manusia,tanggung jawab asasi, serta keamanan umat manusia (humansecurity) dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Rakyat sudah memiliki lebih banyak kebebasan,transparansi lebih besar, lebih berani, tetapi sekaligus jugamakin kebingungan, lebih pesimistis tentang masa depanmereka, bahkan lebih abai.

Ketidakpastian adalah akibat dari perubahan-perubahancepat seperti itu dan ketidakpastian pulalah yang mengubahkredibilitas politik maupun ekonomi.

Kecemasan masyarakat itu akhirnya terefleksikan dalamaksi-aksi unjuk rasa, terutama dimotori kalangan mahasiswa.Pada mulanya, belum terdengar tuntutan agar Presidenmengundurkan diri. Namun selanjutnya, semakin tampakdukungan rakyat kepada pemerintah mulai surut. Akhirnya,unjuk rasa bukan lagi menuntut perubahan politik dan

Page 16: Detik-detik yang Menentukan

5 P r o l o g

ekonomi, melainkan menuntut perubahan kepemimpinannasional. Sejak itu, dari hari ke hari, tuntutan agar PresidenSoeharto mengundurkan diri semakin nyaring.

Pada malam resepsi HUT Golkar ke-33 20 Oktober 1997,Presiden Soeharto tidak serta-merta menerima pencalonankembali dirinya oleh Golkar menjadi Presiden (periode 1998-2003). Pencalonan Golongan Karya ini sangat penting,mengingat Golkar memiliki 567 kursi dari 1000 kursi di MPR.Pemilihan Umum tahun 1997 menempatkan Golkar sebagaipemenang dengan 74,51 persen, sehingga memperoleh 325kursi di DPR. Sesuai ketentuan perundangan yang ada,maka Fraksi Golkar di MPR kemudian mendapat tambahan242 kursi, sehingga menjadi 567 kursi atau 56,7 persen.

Seperti diketahui, sistem politik yang berlaku saat itumenjadikan Presiden mempunyai kekuasaan yang amatbesar. Sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar dan sebagaiPresiden, Presiden Soeharto mengendalikan Fraksi Golkardan Fraksi ABRI di DPR maupun Fraksi Golkar, Fraksi ABRI,dan Utusan Daerah di MPR, melalui seorang KoordinatorHarian Keluarga Besar Golkar dan beberapa orangkoordinator harian pengganti.

Dengan demikian, di DPR Presiden dapatmengendalikan 400 kursi (325 kursi Fraksi Golkar dan 75kursi Fraksi ABRI) atau sebesar 80 persen; dan di MPRmengendalikan 829 kursi (576 kursi Fraksi Golkar, 113 kursiFraksi ABRI dan 149 kursi Utusan Daerah) atau sebesar 83persen. Dengan konsep Keluarga Besar Golkar tersebut,memang presiden mempunyai pengaruh yang amat besardan amat menentukan tiap keputusan yang dibuat oleh DPRmaupun MPR.

Meskipun demikian, Presiden Soeharto meminta agarproses pencalonannya kembali dicek lagi, apakah benarsemua jajaran Keluarga Besar Golkar menghendaki dirinya

Page 17: Detik-detik yang Menentukan

6Detik-Detik yang Menentukan

kembali menjadi presiden. Dalam sambutan tanpa teks,Presiden Soeharto menanggapi pencalonan itu dengan ceritaperwayangan tentang seorang prabu (raja) yang akan turundari singgasana dan siap menjadi pandito.

Rakyat membaca siratan kisah tersebut sebagai isyaratbahwa Presiden Soeharto tidak mau dicalonkan kembalisebagai presiden pada periode berikutnya. Karena itu, setelahterpilih kembali dalam Sidang Umum MPR 11 Maret 1998,dalam setiap demonstrasi mahasiswa di kota-kota besar diJawa, seruan pengunduran diri Presiden mulai terdengar.

Kegalauan masyarakat juga terungkap dalampemberitaan media massa. Jika media massa sebelumnyadibatasi oleh berbagai ketentuan dalam pemberitaan,sekonyong-konyong menampakkan keberanian danindependensinya. Media massa mulai bebas menurunkanpemberitaan dan opini yang menyuarakan aspirasi rakyat.Euforia pers nasional tersebut kian mendapat tempat,dengan adanya kebijakan lunak dari pemerintah, seiringdengan tuntutan reformasi.

Rangkaian aksi kerusuhan mencapai puncaknya ditandaidengan meletusnya Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998. Padawaktu itu, mahasiswa Universitas Trisakti sedangmelancarkan aksi unjuk rasa, namun mereka dihadang olehaparat keamanan, dan terjadilah bentrokan yangmenewaskan empat orang mahasiswa akibat tembakanpeluru tajam. Tragedi ini menjadi bagian pemicu bagirangkaian kerusuhan yang lebih besar pada tanggal 13-15Mei.

Kerusuhan juga berlangsung di beberapa daerah, telahmenimbulkan korban ratusan jiwa dan harta benda. Aksi-aksi kekerasan massa, perusakan, pembakaran, penjarahan,hingga tindakan asusila, menimbulkan kesedihan dan lukayang mendalam bagi bangsa Indonesia. Aksi kekerasan itu

Page 18: Detik-detik yang Menentukan

7 P r o l o g

adalah perbuatan di luar dugaan, karena dilakukan sesamarakyat Indonesia yang sebelumnya terkenal dengankeramahan dan kesantunannya.

Ketika puncak peristiwa kerusuhan ini terjadi, PresidenSoeharto sedang berada di Kairo, Mesir, untuk mengadakanpertemuan G-15 pada tanggal 13-14 Mei l998. Melihat semuaperistiwa yang memilukan ini, Wakil Presidenmenyampaikan pernyataan keprihatinan pemerintah yangamat mendalam dan seruan kepada masyarakat agarmenahan diri. Pernyataan dan seruan ini dibacakan di IstanaWakil Presiden pukul 23.00 pada hari Rabu malam.

Di Jakarta, korban-korban akibat kerusuhan telahberjatuhan. Pemerintah Daerah Tangerang mencatat lebihseratus jenazah hangus terbakar di sebuah komplekspertokoan. Pemda Bekasi juga menemukan puluhan mayatkorban kerusuhan. Pusat Penerangan ABRI melaporkanjumlah korban jiwa mencapai 500 orang. Belum lagi korbankerusuhan yang terjadi di Surakarta Jawa Tengah danbeberapa daerah lain, diperkirakan korban melebihi jumlahtersebut.

Gubernur DKI Jaya, Sutiyoso, kepada persmengumumkan, sedikitnya 4.939 bangunan rusak dibakar,1.119 mobil pribadi hangus, angkutan umum 66 buah, dan821 sepeda motor hangus terbakar. Rumah penduduk yangterbakar mencapai 1.026 buah. Jumlah bank yang dirusaksebanyak 64, terdiri 313 kantor cabang, 179 kantor cabangpembantu, dan 26 kantor kas. Total kerugian fisik bangunanditaksir mencapai 2,5 triliun rupiah lebih, belum termasukisinya.

Kerugian akibat kerusuhan Mei 1998 jauh lebih burukdibandingkan kerusuhan Malapetaka 15 Januari 1974(Malari) di Jakarta yang telah merusak 144 bangunan ataudibandingkan Kasus 27 Juli 1996, yang menghancurkan

Page 19: Detik-detik yang Menentukan

8Detik-Detik yang Menentukan

puluhan bangunan dan kendaraan senilai 100 miliar rupiah,belum termasuk korban jiwa.

Tersangka kerusuhan tersebut mencapai sekitar 1.000orang yang sempat ditangkap aparatur. Mereka adalah parapelaku kerusuhan dan pejarahan di Jakarta dan sekitarnya.

Setelah Presiden Soeharto selesai mengikuti KonferensiTingkat Tinggi (KTT) kelompok G-15 di Kairo Mesir, 13–14Mei 1998, Presiden Soeharto mengadakan acara silaturahmidengan masyarakat Indonesia di Kairo. Sebagaimanadikutip beberapa media, Presiden Soeharto mengatakan, bilarakyat tidak lagi memberi kepercayaan dirinya sebagaipresiden, maka ia siap mundur dan tidak akanmempertahankan kedudukannya dengan kekuatan senjata.Ia selanjutnya akan mengundurkan diri dan mendekatkandiri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan keluarga, anak-anak, dan cucu-cucu.

Namun, Presiden Soeharto menekankan bahwa semuaitu harus dilakukan secara konstitusional, sebab jikadilakukan secara inkonstitusional, berarti mengkhianatiPancasila dan UUD ‘45. Soeharto mengungkapkankeputusannya tersebut dalam bahasa Jawa yang terkenaldengan istilah lengser keprabon mandeg pandito. Istilah inibermakna, berhenti dari jabatan yang diemban dankemudian beralih menjadi pandito.

Selesai KTT G-15 di Kairo Mesir, pada tanggal 15 Meil998, Presiden Soeharto kembali ke tanah air dan mendaratdi lapangan Halim Perdanakusuma di Jakarta, subuh dinihari.

Menjelang siang hari, Presiden Soeharto menerima WakilPresiden B.J. Habibie dan sejumlah pejabat tinggi negaralainnya. Presiden Soeharto meminta laporan perkembanganterakhir mengenai keadaan tanah air, dan menjelaskanpemberitaan mengenai keinginannya untuk mundur.

Page 20: Detik-detik yang Menentukan

9 P r o l o g

Sabtu, 16 Mei l998, pukul 09.00, Presiden Soehartomenerima delegasi guru besar Universitas Indonesia yangdipimpin oleh Rektor UI Asman Budisantoso di JalanCendana Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Kepala Negaramenegaskan bahwa menjadi presiden bukanlahkeinginannya, tetapi sebagai wujud rasa tanggung jawabsebagai mandataris MPR.

Tujuan pertemuan dengan sejumlah guru besarUniversitas Indonesia tersebut adalah penyampaian hasilsimposium “Kepedulian UI terhadap Tatanan Masa DepanIndonesia”. Dalam pertemuan tersebut, hadir Wakil PresidenB.J. Habibie, para menteri koordinator, dan Sekretaris Negara.

Pertemuan selesai pukul 10.45. Presiden Soehartoselanjutnya menerima pimpinan DPR yang sebelumnyasudah berada di Jalan Cendana untuk mengadakan rapatkonsultasi dengan Presiden.

Pertemuan dengan pimpinan DPR, yang terdiri atasHarmoko (ketua), Ismail Hasan Metareum, Fatimah Ahmad,Syarwan Hamid, Abdul Gafur (wakil) dan Sekretaris JenderalDPR RI, Afif Maroef dimulai pukul 11.00.

Presiden Soeharto mengawali pertemuan ini denganmenanggapi pemberitaan pers, yang menjelaskan bahwa iasiap mundur dari jabatan presiden, adalah tidak benar. Apayang telah menjadi berita utama media ternyata tidak sesuaidengan maksudnya. Bantahan serupa sebelumnya memangtelah dikemukakan oleh Menteri Penerangan Alwi Dahlan.

Menurut Alwi, Presiden Soeharto tidak pernahmengatakan “akan mundur”. Menpen selanjutnyamengulangi kata demi kata apa yang telah diucapkan PresidenSoeharto di Kairo tersebut. Presiden, jelas Alwi, mengatakan,“Kalau masyarakat tidak lagi memberikan kepercayaan,sebenarnya tidak ada masalah. Kalau tidak percaya ya sudah.Saya tidak akan mempertahankan dengan kekuatan senjata.”

Page 21: Detik-detik yang Menentukan

10Detik-Detik yang Menentukan

Alwi melanjutkan pernyataan Presiden Soeharto, “Sayabarangkali tidak dipercaya oleh rakyat, saya akan menjadipandito, akan mendekatkan diri dengan Tuhan. Membimbinganak-anak supaya menjadi orang yang baik, kepadamasyarakat bisa memberikan nasihat, bagi negara tut wurihandayani.”

Pada awalnya, Pimpinan DPR bermaksud mengadakanklarifikasi atas pernyataan Presiden Soeharto di Kairo, tentangkeinginannya siap mundur sebagai Presiden. Tetapi, materikonsultasi itu berubah dan Pimpinan DPR menyampaikandua hal. Pertama, Dewan akan menyampaikan AgendaReformasi. Kedua, Dewan menyampaikan aspirasi masyarakatyang datang ke DPR.

Dalam pertemuan antara Presiden Soeharto danPimpinan DPR tersebut, Presiden mengenakan safari coklat,tampak ceria dan tidak terlihat adanya tanda-tandakelelahan walau ia baru saja tiba di Jakarta dari Kairo.

Harmoko, yang berbicara atas nama Pimpinan DPR/MPR, menyampaikan sejumlah tuntutan reformasi yangsemakin mengalir deras. Tuntutan reformasi itu pada intinyadapat disimpulkan menjadi tiga hal. Pertama, perlunyamelaksanakan reformasi total. Kedua, menyampaikankeinginan rakyat agar Presiden Soeharto mengundurkan diri.Ketiga, mendesak dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR.

Dalam pertemuan dengan Pimpinan DPR yangberlangsung 1 jam 30 menit tersebut, Presiden Soehartoselanjutnya meminta penilaian DPR. Ia juga bertanya,apakah DPR dengan fraksi-fraksinya juga menilai dirinyaakan mengundurkan diri.

Presiden Soeharto menambahkan, ia mengerti adanyakegelisahan rakyat dan adanya kerusakan. Karena itu, iamenegaskan akan melindungi harta benda rakyat, aset

Page 22: Detik-detik yang Menentukan

11 P r o l o g

nasional, memelihara persatuan dan kesatuan bangsa,Pancasila dan UUD ‘45.

Untuk melaksanakan janji-janjinya tersebut, PresidenSoeharto menegaskan tiga hal. Pertama, mempersilakankelanjutan jalannya reformasi. Kedua, memperbaiki kinerjapemerintahan dengan melakukan reshuffle kabinet. Danterakhir, Presiden akan menggunakan wewenang untukmelindungi keamanan rakyat dengan Tap MPR No. 5/1998.

Menanggapi penjelasan Presiden Soeharto tersebut,Ketua DPR Harmoko menanyakan tentang aspirasi rakyatyang menghendaki pengunduran diri Presiden.

Presiden Soeharto pun menjawab, “Ya, itu terserah DPR.Kalau Pimpinan DPR/MPR menghendaki, ya saya mundur,namun memang tidak ringan mengatasi masalah ini.”

Harmoko pun langsung merespons, apakah hal tersebuttidak sebaiknya dilakukan oleh Fraksi MPR, sebab FraksiMPR lah yang mengangkat Presiden.

Menanggapi usulan Ketua DPR tersebut, PresidenSoeharto menjawab, “Tidak perlu, karena anggota DPR yangberanggotakan 500 orang, sudah mencerminkan anggotaMPR.”

Pernyataan Presiden Soeharto kepada rombonganPimpinan DPR, kurang lebih sama dengan yang sudahdisampaikan kepada delegasi pimpinan UniversitasIndonesia, di tempat yang sama.

Presiden Soeharto sudah mengatakan, jika rakyatmemang menginginkan dia diganti, ia mempersilakan, asaldilakukan secara konstitusional, dan hal itu sepenuhnyaberada di tangan DPR/MPR. Jabatan yang diembannyasekarang, tegas Soeharto, tidak atas kemauan sendiri, tetapiatas kehendak rakyat yang disalurkan melalui DPR/MPR,sehingga semuanya terserah kepada DPR.

Seusai pertemuan, Harmoko mendapat berbagai

Page 23: Detik-detik yang Menentukan

12Detik-Detik yang Menentukan

pertanyaan dari pers. Namun, di depan pers Harmoko hanyamenjelaskan tanggapan Presiden bahwa reformasi akanjalan terus, akan ada reshuffle kabinet, dan akan digunakanTap MPR No. 5/1998 untuk melindungi rakyat.

Adapun tentang pernyataan pengunduran diri Presiden,tidak dikemukakan Harmoko, karena hal tersebut belumdibahas dengan fraksi-fraksi. Namun, media khususnyasurat kabar yang terbit sore, telah memberitakan bahwaPresiden Soeharto akan mengundurkan diri jika adapermintaan dari rakyat dan permintaan itu harus disalurkanmelalui DPR. Berita media tersebut dikutip dari pernyataandelegasi UI.

Ahad, 17 Mei l998

Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita, sebelum menemuiPresiden Soeharto di Jalan Cendana, memaparkan kepadapers, bahwa di DKI Jakarta sedikitnya terdapat lima ratussatuan usaha yang mengalami gangguan. Jika satu usahamenyerap 10 pekerja, maka akan terdapat 50.000 orang yangmengalami gangguan, belum termasuk keluarganya.

Ketika bertemu Presiden Soeharto, Menko Ekuin datangbersama Menhankam/Pangab, Wiranto; Mentamben,Kuntoro Mangkusubroto; Menteri Perhubungan, Giri Suseno;Menperindag, Muhammad Hasan; Gubernur BI, SjahrilSabirin; Kepala Bulog, Beddu Amang; Gubernur DKI Jakarta,Sutiyoso; dan Pangdam Jaya, Mayjen TNI SjafrieSjamsoeddin.

Ginandjar menambahkan, kerugian material kerusuhanitu, juga menyebabkan terganggunya sistem perekonomian,terutama dalam jangka panjang. Kerusuhan tidak hanyamengganggu pusat perdagangan besar, tapi juga kegiatanhulu hingga hilir.

Page 24: Detik-detik yang Menentukan

13 P r o l o g

Sebelum terjadi kerusuhan selama beberapa hari terakhiritu, dunia perbankan sedang mengalami kesulitan besar,akibat sejumlah bank ditutup. Pemerintah telahmenempatkan sejumlah bank di bawah pengawasan BadanPenyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Menurut Gubernur BI, Sjahril Sabirin, ada 501 kantorbank dan 220 ATM mengalami kerusakan akibatpembakaran, perusakan, dan penjarahan. Pada 14 dan 15Mei, sejumlah bank tidak bisa beroperasi, sehingga BImeniadakan kliring. Tetapi Bank Indonesia kondisinya sudahnormal dan mulai beroperasi secara penuh sejak Senin, 18Mei 1998.

Sementara itu, untuk mengantisipasi kekhawatiran akankelangkaan bahan pokok kebutuhan sehari-hari, pemerintahmengimbau agar masyarakat tidak membeli barang secaraberlebihan, setelah pada beberapa hari terakhir munculkelangkaan bahan pokok, akibat tertutupnya sejumlah besartoko-toko. Isu kelangkaan bahan kebutuhan pokok sehari-hari ini semakin menggelisahkan rakyat.

Untuk menghilangkan kegelisahan tersebut,Menperindag Bob Hasan mengumumkan bahwa pemerintahakan menjamin persediaan barang, dan mengimbaumasyarakat untuk tidak memborong berbagai kebutuhansehari-hari. Tetapi, masyarakat sudah terlanjur panik.Mereka tetap membeli bahan kebutuhan pokok secaraberlebihan. Susu bubuk untuk bayi dan beberapa barangkebutuhan pokok keseharian menghilang dari toko danpusat-pusat perbelanjaan.

Sementara itu, Menteri Pertambangan KuntoroMangkusubroto menjelaskan kerugian yang dideritaPertamina akibat rusaknya sejumlah pompa bensin di Jakarta.Kendati demikian, papar Kuntoro, Pertamina dan PLN tetapmenjamin penyediaan BBM serta listrik bagi masyarakat.

Page 25: Detik-detik yang Menentukan

14Detik-Detik yang Menentukan

Akibat berbagai kerusuhan yang terjadi, rodaperekonomian mengalami kemacetan. Warga negara asingmenjadi takut tinggal di Indonesia, terutama Jakarta.Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memerintahkanagar 8.000 warganya di Jakarta segera meninggalkanIndonesia pada Jumat, 15 Mei 1998. Juru bicara KedutaanBesar Amerika Serikat di Jakarta mengumumkan, bila warganegara mereka tidak memperoleh kursi di penerbangankomersial, akan dibantu dicarikan alternatif transportasi.

Pemerintah Jerman juga telah melarang warganya yanghendak berwisata ke Bali dan wilayah Indonesia. Laranganserupa, juga dikeluarkan pemerintah Taiwan, China,Australia, dan Filipina.

Sebuah peristiwa langka selama pemerintahan PresidenSoeharto terjadi keesokan harinya. Menteri Pariwisata, Seni,dan Budaya, Abdul Latief melakukan langkah mengejutkanpada Ahad, 17 Mei 1998. Ia mengajukan surat pengundurandiri kepada Presiden Soeharto dengan alasan masalahkeluarga, terutama desakan anak-anaknya.

Rapat Menteri bidang Polkam juga digelar menanggapimeluasnya gejolak aksi unjuk rasa pada 17 Mei 1998.Gelombang aksi unjuk rasa tersebut menuntut penurunanharga BBM, penurunan harga kebutuhan pokok, danpenurunan Presiden Soeharto. Rapat merekomendasikanpenurunan harga BBM dan komoditas lainnya kepadaPresiden, dan tidak menyarankan perombakan kabinet.Namun, rapat menko akhirnya juga meminta petunjukPresiden untuk mengatasi perkembangan yang cenderungsemakin memburuk.

Senin, 18 Mei 1998

Sejak pagi, Gedung DPR/MPR mulai dipadati

Page 26: Detik-detik yang Menentukan

15 P r o l o g

mahasiswa dan berbagai unsur masyarakat. Jumlah merekasemakin banyak di siang hari. Tuntutan reformasi totaltermasuk pengunduran diri Presiden Soeharto semakinmengeras disuarakan mahasiswa dari seluruh penjuru tanahair.

Pimpinan DPR yang telah berkumpul di dalam gedungmengadakan rapat untuk menyampaikan sebuahKeterangan Pers. Keputusan ini diambil setelah mencermatikeadaan semakin panas dan sangat membahayakankesatuan bangsa.

Setelah berjam-jam merundingkan konsep redaksionaldan mengonsultasikannya dengan pimpinan fraksi,“Keterangan Pers” tersebut akhirnya dibacakan oleh KetuaDPR RI Harmoko. Ia didampingi Wakil Ketua SyarwanHamid (FABRI), Abdul Gafur (FKP), Ismail Hasan Metareum(FPP) dan Fatimah Achmad (FPDI).

Keterangan Pers Ketua DPR/MPR tersebut selengkapnyasebagai berikut:

Keterangan Pers Ketua DPR/MPRPimpinan dewan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) telah

mempelajari dengan cermat dan sungguh-sungguhperkembangan dan situasi nasional yang sangat cepat yangmenyangkut aspirasi masyarakat tentang reformasi,termasuk Sidang Umum MPR dan pengunduran diriPresiden.

Untuk membahas masalah tersebut, direncanakan esokharinya, tanggal 19 Mei 1998, pimpinan dewan akanmelaksanakan pertemuan dengan pimpinan fraksi-fraksi,dan hasilnya akan disampaikan kepada Presiden Soeharto.Mekanisme tersebut ditempuh sesuai dengan peraturan TataTertib DPR karena dalam mengambil keputusan pimpinandewan harus bersama-sama pimpinan fraksi-fraksinya.

Page 27: Detik-detik yang Menentukan

16Detik-Detik yang Menentukan

Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas,pimpinan dewan, baik ketua maupun wakil-wakil ketua,mengharapkan demi persatuan dan kesatuan bangsa agarPresiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkandiri.

Pimpinan dewan menyerukan kepada seluruhmasyarakat agar tetap tenang, menahan diri, menjagapersatuan dan kesatuan serta mewujudkan keamanan danketertiban supaya segala sesuatu dapat berjalan secarakonstitusional.

Keterangan pers Pimpinan DPR/MPR disambutgemuruh hadirin yang terdiri atas wartawan danmahasiswa. Kejadian ini kemudian ditayangkan melaluisiaran televisi, sehingga langsung mendapatkan tanggapandari fraksi-fraksi di DPR.

Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan (FPP) HamzahHaz mengatakan bahwa soal permintaan Presiden Soehartomundur juga merupakan aspirasi FPP. Sedangkan FraksiPartai Demokrasi Indonesia (FPDI), menurut Ketua FraksiFPDI Budi Hardjono, telah menerima masukan dari berbagaipihak. Budi menjelaskan FPDI sepakat meminta PresidenSoeharto mempertimbangkan untuk mengundurkan diri,dengan penuh hormat dan dilaksanakan secarakonstitusional demi kepentingan bangsa dan negara.

Pukul 19.50, sebagai reaksi atas keterangan pers pimpinanDPR/MPR, pimpinan ABRI, melalui Menhankam/PangabJenderal Wiranto menyampaikan pernyataan pers sebagaitanggapan pernyataan pers pimpinan DPR/MPR. Iamengadakan jumpa pers di Jakarta pada malam harinya,dihadiri wartawan asing dan dalam negeri.

Hadir antara lain para Kepala Staf ABRI: KSAD JenderalTNI Subagyo; KSAL, Laksamana TNI Arief Kusharyadi;KSAU, Marsekal TNI Sutria Tubagus; Kapolri, Jenderal Pol.

Page 28: Detik-detik yang Menentukan

17 P r o l o g

Dibyo Widodo; Pangkostrad, Letjen TNI Prabowo Subianto;dan Danjen Kopassus, Mayjen TNI Muchdi PR. Hadir jugaSekjen Dephankam, Kapuspen, Kadispenad, Kadispenau,Kadispenal, dan Kadispenpolri.

Isi lengkap pernyataan pers ABRI yang dibacakanJenderal Wiranto di Jalan Merdeka Barat adalah sebagaiberikut:

Saudara-saudara sekalian,Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa pembakaran

dan penjarahan massal yang dilakukan secara kalap olehmasyarakat yang lupa diri, termakan ajakan, hasutan, dandorongan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Yanghanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoktertentu. Akibat dari kejadian itu, kita saksikan sungguhsangat menyedihkan, di samping korban jiwa ditambahangka kerugian material yang sangat tinggi, kita juga masihmerasakan akibat berantai dari kejadian tersebut dalamwaktu yang cukup lama.

Betapa berat dan mahal risiko dari sebuah komunitasyang sudah kehilangan kontrol sesaat atas dirinya,mengingkari agama, mengingkari hukum dan etika. Belumdingin bara api yang melalap bangunan pemerintah, toko-toko, dan rumah penduduk, belum selesai para keluargameratapi para familinya yang menjadi korban kerusuhanmassa.

Mereka terdorong oleh arus kebebasan yang berlebihansehingga mengganggu kebebasan orang lain, bahkanmengancam keselamatan jiwa, harta masyarakat, danfasilitas umum. Oleh karena itu, ABRI sebagai bhayangkarinegara yang tetap konsisten akan peranannya sebagaistabilisator yang berarti membela dan menjaga konstitusiserta stabilitas nasional, mengharapkan kepada seluruhmasyarakat untuk tetap melakukan kegiatan dalam rambu-rambu hukum dan peraturan yang berlaku.

Dengan tidak terpengaruh dan terhasut untuk

Page 29: Detik-detik yang Menentukan

18Detik-Detik yang Menentukan

melakukan berbagai tindakan yang nyata-nyata hanya akanmengeruhkan suasana, bahkan tergiring untuk berhadapandengan aparat keamanan, ABRI mengingatkan bahwabangsa yang tidak menghormati dan mengingkarikonstitusinya, niscaya tidak akan pernah tenang. Bahkanakan sangat mudah terjerumus ke dalam lembah kehancuran.Maka bagi pihak yang ingin menghasut, mendorong rakyatuntuk bertindak anarkis, saya serukan agar memikirkan danmenghentikan kegiatannya itu.

Saudara-saudara sekalian,Terhadap pernyataan pimpinan DPR RI yang baru saja

kita dengarkan bersama, maka ABRI berpendapat danmemahami bahwa pernyataan pimpinan DPR RI agarPresiden Soeharto mengundurkan diri adalah sikap danpendapat individual, meskipun disampaikan secara kolektif.

Sesuai dengan konstitusi, pendapat seperti itu tidakmemiliki ketetapan hukum. Pendapat DPR harus diambiloleh seluruh anggota dewan melalui Sidang Paripurna DPR.ABRI masih berpendapat bahwa tugas dan kewajibanmendesak pemerintah yang menjadi tangung jawab Presidenadalah melaksanakan reshuffle kabinet, melaksanakanreformasi secara menyeluruh, dan mengatasi krisis. Inipenting dilakukan agar bangsa Indonesia segera dapatkeluar dari masa krisis ini.

Agar reformasi yang hendak dilakukan dapat berjalandengan baik, ABRI menyarankan agar dibentuk DewanReformasi yang beranggotakan unsur pemerintah danmasyarakat, terutama kampus dan tokoh-tokoh kritis. Dewanini akan berdampingan dengan DPR dan bekerja samasecara intensif.

Selasa, 19 Mei l998

Mengantisipasi semakin maraknya aksi demonstrasi, baikdi gedung DPR/MPR maupun di berbagai penjuru tanah

Page 30: Detik-detik yang Menentukan

19 P r o l o g

air, pimpinan DPR mengadakan Pertemuan Konsultasidengan pimpinan fraksi sekitar pukul 09.00. Rapat tersebutdilaksanakan sesuai dengan Tata Tertib DPR, karena seluruhkeputusan pimpinan dewan harus bersama-sama denganpimpinan fraksi. Dari jajaran pimpinan DPR hadir Harmoko,Abdul Gafur, Ismail Hasan Metareum, Fatimah Achmad, danSyarwan Hamid. Hasil rapat memutuskan mendesakPresiden Soeharto mengundurkan diri secara konstitusional.

Pada saat yang sama, pada tanggal 19 Mei 1998, daripukul 09.00 hingga pukul 11.32, di Ruang Jepara, IstanaMerdeka, Presiden Soeharto mengundang sejumlah tokoh.Pertemuan tersebut disiarkan langsung melalui jaringantelevisi.

Pertemuan konsultasi pimpinan DPR dan pimpinanfraksi terpaksa ditunda sebentar untuk mendengarkanpenjelasan Presiden Soeharto melalui siaran televisi.

Para tokoh masyarakat yang diundang hadir berasal darikalangan cendekiawan dan ulama. Mereka adalah: KetuaUmum PB Nahdlatul Ulama (PB NU), K.H. AbdurrahmanWahid; budayawan, Emha Ainun Najib; Direktur YayasanParamadina, Nurcholish Madjid; Ketua Majelis UlamaIndonesia (MUI), K.H. Ali Yafie; H. Abdul Malik Fajar danH. Sutrisno Muhdam (Muhammadiyah); K.H. CholilBaidlowi (DDII); K.H. Ma’ruf Amin dan H. Ahmad Bagja(NU); serta Pembantu Asisten Khusus Mensesneg Yusril IhzaMahendra. Pertemuan ini juga dihadiri beberapa pejabatABRI.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Soehartomengemukakan bahwa jabatan presiden bukanlah hal yangmutlak. Karena itu, menurut Presiden Soeharto, tidakmasalah jika ia harus mundur. Hanya saja, ia mengingatkanapakah dengan kemundurannya sebagai presiden akanmembuat keadaan genting akan segera bisa diatasi.

Page 31: Detik-detik yang Menentukan

20Detik-Detik yang Menentukan

Presiden masih sangsi apakah pengganti —yang sesuaidengan konstitusi yaitu Wakil Presiden— dapat melanjutkantugas-tugasnya. Bahkan, papar Presiden Soeharto, tidaktertutup kemungkinan penggantinya kelak bakal didemooleh para demonstran. Karena itu, ia tetap memutuskanuntuk meneruskan tugasnya sampai selesai.

Nurcholish Madjid mengatakan, bahwa PresidenSoeharto sempat berkelakar, “Saya ini kapok jadi presiden.”

Hal itu, ungkap Cak Nur, dikatakan Pak Harto sampaitiga kali. Pernyataan Pak Harto tersebut, menurut Cak Nur,dalam bahasa orang Jombang, bukannya kapok tapi tuwuk(kekenyangan).

Presiden Soeharto juga mengumumkan akanmelaksanakan pemilihan umum (pemilu) secepat-cepatnya,berdasarkan Undang-Undang (UU) Pemilu yang baru. Iajuga menegaskan, tidak bersedia lagi dicalonkan sebagaipresiden.

Pada kesempatan itu, Presiden Soeharto mengemukakanakan segera membentuk Komite Reformasi yang bertugasmenyelesaikan UU Pemilu, UU Kepartaian, UU Susunan danKedudukan MPR, DPR, dan DPRD, UU Anti-Monopoli, danUU Anti-Korupsi, sesuai dengan keinginan masyarakat.

Anggota komite terdiri atas unsur masyarakat,perguruan tinggi, dan para pakar. Presiden mengambilkeputusan ini setelah mendengar saran-saran dan pendapatdari para ulama, tokoh-tokoh masyarakat dari berbagaiorganisasi kemasyarakatan, dan ABRI.

Keputusan membentuk Komite Reformasi, menurutPresiden Soeharto, demi untuk menyelamatkan negara danbangsa, pembangunan nasional, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta persatuan dan kesatuan bangsa.Kebijakan tersebut, lanjut Presiden, sesuai dengan wewenangyang diberikan oleh MPR. Sebagai Presiden Mandataris

Page 32: Detik-detik yang Menentukan

21 P r o l o g

MPR, Soeharto lebih lanjut berjanji akan melaksanakan danmemimpin reformasi nasional secepat mungkin.

Presiden Soeharto juga mengatakan akan mengubahsusunan Kabinet Pembangunan VII menjadi KabinetReformasi. Adapun tentang Sidang Umum MPR, Presidenmenjelaskan akan melaksanakan pada tahun 2000 denganagenda memilih Presiden dan Wakil Presiden baru.Selanjutnya Presiden Soeharto menegaskan bahwa dirinyatidak akan bersedia lagi untuk dicalonkan menjadi Presiden.

Seusai pertemuan dengan para tokoh masyarakat,Presiden Soeharto membacakan pernyataan sebagai berikut:

Hari ini saya mengadakan pertemuan dengan beberapatokoh ulama dan tokoh masyarakat dan juga pimpinan ABRI.Antara lain, saya minta beberapa pandangan dan nasihatuntuk menghadapi keadaan negara yang sama-sama telahkita alami dan kita bersama telah mengetahui sekarang.

Tentu semua ini adalah keprihatinan bagi kita yangmempunyai rasa tanggung jawab terhadap keselamatannegara dan bangsa ini. Antara lain, ada keinginan-keinginanagar saya mundur dari kedudukan sebagai Presiden. Bagisaya, sebetulnya mundur tidaknya itu tidak jadi masalah.Yang perlu kita perhatikan apakah dengan kemunduran sayakemudian segera keadaan ini akan bisa diatasi.

Sebab, bagi saya soal kedudukan presiden adalah bukanhal yang mutlak. Saudara-saudara tentu juga ingat prosespemilihan dan pelantikan presiden pada waktu saya akandicalonkan menjadi Presiden untuk 1998-2003 oleh kekuatansosial politik dan disampaikan kepada fraksi-fraksi dalamMPR. Sebelumnya saya sudah mengatakan apakah benarrakyat Indonesia masih percaya pada saya, karena sayasudah 77 tahun.

Saya minta supaya dicek benar-benar semuanya itu. Danternyata semua kekuatan sosial politik: PPP, PDI, Golkarmaupun ABRI mengatakan memang benar sebagian besar

Page 33: Detik-detik yang Menentukan

22Detik-Detik yang Menentukan

rakyat masih menghendaki saya sebagai Presiden untukmasa bakti 1998−2003.

Baiklah, kalau demikian, tentu saya berterima kasihdengan rasa tanggung jawab. Jadi, saya terima bukan karenakedudukan, tetapi karena tanggung jawab, lebih-lebih padasaat kita menghadapi kesulitan akibat berbagai krisistersebut. Rasanya kalau saya meninggalkan begitu saja,lantas bisa dikatakan, tinggal gelanggang colong playu. Artinyameninggalkan keadaan yang sebenarnya saya masih harusturut bertanggung jawab.

Karena itu, pada waktu itu, sekali lagi saya terimadengan rasa tanggung jawab semata-mata terhadap negaradan bangsa Indonesia. Sekarang, ternyata baru saja timbulsuara yang tidak seluruhnya mendukung dan percaya.Mereka telah melakukan unjuk rasa bahwa mereka sudahtidak percaya lagi kepada saya, sehingga lantas mengajukantuntutan supaya saya mundur.

Bagi saya, mundur itu sekali lagi tidak masalah, karenasaya sudah punya pendirian untuk tidak menjadi Presidendan saya bertekad ngamandito. Dalam arti, saya akanmendekatkan diri dengan Tuhan, kemudian mengasuh anak-anak dengan sebaik-baiknya supaya menjadi warga negarayang baik. Kepada masyarakat saya akan memberikannasihat, kepada negara dengan sendirinya tut wurihandayani, menggunakan segala apa yang kita miliki untukmembantu negara.

Sekarang, kalau tuntutan pengunduran diri itu sayapenuhi secara konstitusional, maka harus saya serahkankepada Wakil Presiden. Kemudian timbul apakah ini jugamerupakan jalan penyelesaian masalah dan tidak akantimbul lagi masalah baru. Nanti jangan-jangan WakilPresiden juga lantas harus mundur lagi. Kalau begitu terus-menerus dan itu menjadi preseden atau menjadi kejadianburuk dalam kehidupan kita berbangsa, bernegara, danbermasyarakat, dengan sendirinya negara dan bangsa kitaakan kacau, seolah-olah tidak mempunyai landasan dalam

Page 34: Detik-detik yang Menentukan

23 P r o l o g

menjamin kehidupan kita dalam berbangsa danbermasyarakat.

Sedangkan kita memiliki dasar Pancasila dan UUD ‘45,berarti kita memiliki konstitusi. Kalau konstitusi itu olehsetiap warga negara dan kita tidak dipegang teguh, tentunegara dan bangsa akhirnya akan menjadi tidak langgengberdirinya. Bahkan mungkin ganti-berganti yangkemungkinan juga berakibat ada yang setuju dan ada yangtidak, yang berarti pula akan mengakibatkan pertentanganyang lebih tajam, mungkin sampai pada perang saudara,dan lain sebagainya.

Kalau ini terjadi, siapa yang rugi, tentu juga bangsa kitasendiri. Sedangkan negara RI yang diproklamasikan pada17 Agustus 1945, kemudian dengan diiringi lahirnyaPancasila dan UUD ‘45 sehari sesudahnya, merupakanwarisan dari pejuang-pejuang kita yang telah gugur, untukdijadikan landasan yang baik bagi bangsa kita yang sangatmajemuk dalam kehidupan berbangsa, bernegara, danbermasyarakat, sehingga negara Republik Indonesia benar-benar akan terus-menerus dapat dipertahankan, dan kita bisahidup sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan jugadiakui oleh bangsa-bangsa yang lain.

Sekali lagi bahwa soal mundur bagi saya tidak masalah.Hanya masalahnya, rasa tanggung jawab saya. Perludipikirkan bagaimana negara dan bangsa kita. Jadi, sayaandai kata belum mengambil keputusan mundur, tidak, tapibagaimana agar dengan kemunduran saya ini negara danbangsa benar-benar tetap terjaga. Konstitusi kita tetap bisadilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berarti bahwaPancasila dan UUD ‘45 pun juga akan tetap dilaksanakan.

Karena itulah, saya harus mengambil langkah yangtidak meninggalkan konstitusi, tapi yang bisa digunakansebagai landasan untuk menyelesaikan persoalan,mengatasi berbagai krisis kepercayaan. Perusakan-perusakan yang terjadi akhir-akhir ini dengan sendirinyamenambah kemampuan bangsa dan negara menjadi lebih

Page 35: Detik-detik yang Menentukan

24Detik-Detik yang Menentukan

kecil. Sehingga, untuk mengadakan rehabilitasi apalagikelanjutan pembangunan, membutuhkan ketenangan,membutuhkan kesiapan untuk perencanaan maupun jugapelaksanaannya.

Untuk itulah, saudara-saudara sekalian sebangsa dansetanah air, kita harus memikirkan betul-betul agar ada satufase yang bisa menjamin kelangsungan negara dan bangsa,di mana tidak menimbulkan kerusuhan, tapi apa yangdiinginkan, ialah reformasi dan sebagainya itu, bisa berjalandengan baik.

Sekali lagi saudara-saudara sebangsa dan setanah air,hendaknya kita benar-benar meresapkan, pikirlah nasibnegara dan bangsa Indonesia, pikirlah keselamatan rakyatdan bangsa Indonesia.

Jangan sampai karena emosi tidak terkendali, kemudianbangsa kita akan menjadi lebih miskin dan lebih menderita.Sedangkan, cita-cita perjuangan kita untukmemproklamasikan negara RI yang berdasarkan Pancasiladan UUD ‘45 adalah untuk menyejahterakan rakyatIndonesia. Kita berjuang untuk mengisi kemerdekaan danmembangun agar masyarakat adil dan makmur berdasarkanPancasila itu benar-benar akan bisa terwujud.

Sekali lagi, maksud saya dalam mengambil jalan yangsaya kemukakan tadi, semata-mata untuk menyelamatkannegara dan bangsa. Segala sesuatu harus kita laksanakanberdasarkan konstitusi kita. Saya harapkan, semuanya itudapat dimengerti dan tidak perlu lagi khawatir, saya tidakakan mempertahankan untuk menjadi Presiden, sama sekalitidak.

Ada yang mengatakan, apabila saya tidak menjadipresiden, kembali menjadi anggota masyarakat biasa, sayamasih bisa berguna bagi masyarakat dan bangsa, dan masihbanyak pengabdian yang bisa saya berikan. Jadi demikianlahada juga yang mengatakan terus terang saja dalam bahasaJawanya, tidak menjadi presiden tidak akan patheken.Kembali menjadi warga negara biasa tidak kurang terhormat

Page 36: Detik-detik yang Menentukan

25 P r o l o g

daripada presiden asalkan bisa memberikan pengabdiankepada negara dan bangsa.

Jadi jangan dinilai saya sebagai penghalang, tidak samasekali. Semata-mata karena tanggung jawab saya untukmembuat keselamatan bangsa dan negara, kita harusmengambil langkah-langkah yang konstitusional, tetapi jugadiridhai oleh Tuhan Yang Maha Esa, dengan menempuhjalan yang benar.

Saya mengharap semua pernyataan saya bisa dimengertioleh rakyat seluruhnya, sehingga lantas hentikanlah segalakegiatan yang akhirnya membawa akibat penderitaan rakyatkita. Hentikanlah menghasut, dan lantas mendorong rakyatuntuk berbuat salah. Sebenarnya, rakyat tidak mempunyaijiwa untuk berbuat salah, tapi jika sampai rakyat berbuatsalah, itu karena dihasut, didorong sampai lantas lupa. Danmemang ini harus kita akhiri, karena bisa memengaruhinama dan martabat pada bangsa kita.

Sekali lagi, terima kasih atas perhatian para wartawandan juga saudara-saudara ulama.

Setelah mendengar saran-saran dan pendapat dari paraulama, tokoh-tokoh masyarakat, berbagai organisasikemasyarakatan, dan pendapat dari Angkatan BersenjataRepublik Indonesia (ABRI), maka untuk menyelamatkannegara dan bangsa, pembangunan nasional, Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945, serta persatuan dan kesatuanbangsa, saya mengambil keputusan, sesuai denganwewenang yang diberikan oleh Majelis PermusyawaratanRakyat (MPR), sebagai Presiden mandataris MPR, saya akanmelaksanakan dan memimpin reformasi nasional secepatmungkin.

Untuk itu, saya akan membentuk Komite Reformasi, yanganggota-anggotanya terdiri atas tokoh masyarakat dan parapakar dari dunia perguruan tinggi.

Tugas komite ini segera menyelesaikan UU Pemilu, UUKepartaian, UU Susunan dan Kedudukan MPR, DPR danDPRD, Undang-Undang Anti-Monopoli, Undang-Undang

Page 37: Detik-detik yang Menentukan

26Detik-Detik yang Menentukan

Anti-Korupsi, dan lainnya sesuai dengan keinginanmasyarakat.

Pemilihan Umum akan dilaksanakan secepat-cepatnya,berdasarkan Undang-Undang Pemilu yang baru.

Melaksanakan Sidang Umum MPR hasil pemilihantersebut, antara lain untuk menetapkan GBHN, memilihpresiden dan wakil presiden, dan ketetapan-ketetapanlainnya.

Saya dengan ini menyatakan bahwa saya tidak akanbersedia lagi untuk dicalonkan sebagai Presiden.

Untuk melaksanakan tugas-tugas yang sangat beratkarena berbagai krisis, di bidang ekonomi, politik, danhukum, maka saya segera melaksanakan reshuffle kabinet,sehingga Kabinet Pembangunan VII berubah menjadi kabinetbaru yang dinamakan Kabinet Reformasi.

Saya minta ABRI menjaga kewaspadaan dankeselamatan nasional, menciptakan keamanan danketertiban, bersama-sama dan bergandengan tangan denganseluruh masyarakat.

Kesempatan ini saya gunakan untuk menyampaikanduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korbanperistiwa Trisakti dan keluarga korban kerusuhan yangterjadi. Semoga arwah para korban diterima oleh Tuhan YangMaha Esa dengan sebaik-baiknya. Kepada sanak keluargakorban kiranya diberikan kekuatan iman dan ketabahan olehTuhan Yang Maha Esa.

Akhirnya, saya menyampaikan terima kasih yangsetulus-tulusnya atas dukungan masyarakat dalammelaksanakan reformasi nasional yang sedang kitalaksanakan. Semoga Allah melindungi bangsa dan negaraRepublik Indonesia.

Demikian pernyataan Presiden Soeharto yang disiarkanmelalui televisi.

Sementara itu, di Gedung DPR/MPR, setelah pesertapertemuan konsultasi antara Pimpinan DPR dan pimpinan

Page 38: Detik-detik yang Menentukan

27 P r o l o g

fraksi menyaksikan pernyataan tertulis Presiden Soehartomelalui televisi, pertemuan itu dilanjutkan.

Hasil pertemuan konsultasi pimpinan DPR dan pimpinanfraksi akan disampaikan langsung kepada Presiden Soeharto.Keputusan ini dilakukan karena DPR menginginkan adanyakesetaraan fungsi dan peranan dengan lembaga tingginegara, yaitu Presiden. Kepekaan DPR sangat dibutuhkansaat itu untuk menyampaikan aspirasi rakyat.

Kesepakatan yang dihasilkan pada pertemuankonsultasi itu adalah sebagai berikut:

Mengenai Reformasi. Bahwa aspirasi masyarakat dantuntutan masyarakat mengenai reformasi dilakukan secaramenyeluruh, sebagaimana diserap oleh dewan dilaksanakansecara berkelanjutan. Untuk itu dewan mempercepatpelaksanaan agenda reformasi itu. Kesimpulan awalmenambahkan reformasi dalam bidang politik, ekonomi, danhukum yang akan diimplementasikan dalam masa sidangini.

Mengenai Pengunduran diri Presiden. Berkenaan denganadanya aspirasi dari masyarakat yang menghendaki Presidenmengundurkan diri, sebagaimana yang telah disampaikanpimpinan dewan kepada Presiden, fraksi-fraksi sepenuhnyadapat memahami dan sepakat untuk dilaksanakan secarakonstitusional.

Hasil konsultasi pimpinan DPR dan pimpinan fraksitersebut pada tanggal 19 Mei l998, hari itu juga disampaikanpimpinan DPR kepada masyarakat melalui konperensi pers.Hasil konsultasi tersebut, membenarkan dan mengukuhkanketerangan pers pimpinan dewan yang disampaikan padatanggal l8 Mei, sehari sebelumnya.

Sekitar pukul 10.00, di Istana Wakil Presiden, beberapastaf Wakil Presiden juga menyaksikan pertemuan PresidenSoeharto dengan para tokoh masyarakat di layar televisi.

Page 39: Detik-detik yang Menentukan

28Detik-Detik yang Menentukan

Sementara itu, Wakil Presiden B.J. Habibie sedang menerimatamu didampingi Sekretaris Wakil Presiden, para AsistenWakil Presiden, Akbar Tandjung dan Abdul Latief.

Tiba-tiba salah seorang asisten Wakil Presidenmemberitahu B.J. Habibie tentang pertemuan di IstanaMerdeka tersebut. Pertemuan segera dihentikan. WakilPresiden bersama para tamu, asisten, serta Akbar Tandjunglangsung melihat dan mendengarkan keterangan Presidentersebut.

Penjelasan Presiden Soeharto di depan pers disambutkekecewaan oleh para pejabat dan staf Wakil Presiden,bahkan Asisten Wakil Presiden Ahmad Watik Pratiknyamengatakan Pak Harto telah “mengkhianati” B.J. Habibiesekaligus mengabaikan berlakunya Pasal 8 UUD 1945,karena tidak memercayai Wakil Presiden, dan disampaikansecara terbuka kepada masyarakat bahwa Presiden sangsiapakah Wakil Presiden dapat melanjutkan tugas-tugasnya,apakah tidak akan menjadi sasaran demonstrasi, apakahnanti juga harus mengundurkan diri.

Malam harinya, B.J. Habibie yang sekaligus menjabatsebagai Koordinator Harian Keluarga Besar Golkar,menghadap Presiden Soeharto di Jalan Cendana pada pukul20.30 untuk membahas berbagai keadaan yang telahberkembang.

Sebelumnya, sekitar pukul 18.00, B.J. Habibie telahmenerima telepon dari Ketua DPR/MPR Harmoko yang jugamenjabat sebagai Ketua Umum Golkar. Harmokomenjelaskan hasil pertemuan antara pimpinan DPR danpimpinan fraksi lainnya. Intinya, demi persatuan dankesatuan bangsa, secara arif dan bijaksana, Presiden Soehartosebaiknya mengundurkan diri.

Wakil Presiden B.J. Habibie pun bertanya kepadaHarmoko, apakah keputusan tersebut sudah pernah

Page 40: Detik-detik yang Menentukan

29 P r o l o g

dibicarakan dengan Presiden Soeharto. Ternyata hal tersebutbelum dilakukan Harmoko, karena pernyataan tersebutbersifat pribadi dan sulit untuk melakukan hubungandengan Presiden Soeharto.

Karena itulah, Harmoko mengaku perlu meneleponWakil Presiden B.J. Habibie, agar hal tersebut disampaikankepada Presiden Soeharto. Selain itu, melalui Wakil Presiden,Harmoko mengharapkan kesediaan Presiden meluangkanwaktu untuk mendengarkan penjelasan langsung darinya.

Menanggapi permintaan Harmoko tersebut, B.J. Habibiemenyarankan agar Harmoko dan Abdul Gafur selakupimpinan Golkar dan pimpinan DPR memberikan laporantertulis kepada Presiden Soeharto selaku Ketua DewanPembina Golkar. Usulan B.J. Habibie itu pun disetujuiHarmoko.

Page 41: Detik-detik yang Menentukan

Mahasiswa dan masyarakat di Ibukotadi halaman Gedung DPR/MPR 18 Mei 1998

Massa yang memenuhi jalanan Ibukota pasca Soeharto lengser

Hr.

Rep

ublik

aH

r. R

epub

lika

Page 42: Detik-detik yang Menentukan

Upacara Pelantikan Presiden B.J. Habibie, 21 Mei 1998 di Istana Negara

Pengambilan Sumpah Presiden B.J. Habibie, 21 Mei 1998 di Istana Negara

Hr. R

epublikaSekneg.

Page 43: Detik-detik yang Menentukan

Pelantikan Menteri Kabinet Reformasi Pembangunan, 23 Mei 1998

Mantan Presiden Soeharto meninggalkan Istana Negara, 21 Mei 1998

Sekn

eg.

Sekn

eg.

Page 44: Detik-detik yang Menentukan

Meninjau daerah kerusuhan di Jakarta

Bersama para Menteri Kabinet Reformasi Pembangunandi depan Istana Negara

Sekneg.Sekneg.

Page 45: Detik-detik yang Menentukan

31 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Kekuasaan adalah amanah dan titipan Allah SWT,Tuhan Yang Maha Kuasa, bagi mereka yangpercaya atas eksistensi-Nya. Bagi mereka yang tidakpercaya atas eksistensi-Nya, kekuasaan adalahamanah dan titipan rakyat. Pemilik Kekuasaantersebut, tiap saat dapat mengambil kembali milikNya dengan cara apa saja.

Rabu, 20 Mei l998

Saya sedang mempersiapkan materi untuk dilaporkankepada Presiden sesuai rencana di rumah pribadiCendana, pukul 19.30 pada tanggal 20 Mei 1998.Bahan masukan saya peroleh dari Sekretariat

Koordinator Harian Keluarga Besar Golkar.Perlu saya sampaikan bahwa Keluarga Besar Golkar

terdiri dari Golkar, ABRI, dan Utusan Daerah. Masing-masing diwakili oleh Ketua Golkar, Panglima ABRI (Pangab),dan Menteri Dalam Negeri. Jabatan sebagai KoordinatorHarian Keluarga Besar Golkar, saya emban untuk keduakalinya yakni pada tahun 1993 dan 1998.

Dalam mekanisme politik saat itu, peran KoordinatorHarian Keluarga Besar Golkar amat menentukan. TugasKoordinator Harian bertujuan untuk menyukseskanpelaksanaan rencana Sidang MPR pada awal Maret 1998,

MenjelangPengunduran DiriPak Harto1bab

Page 46: Detik-detik yang Menentukan

32Detik-Detik yang Menentukan

Musyawarah Nasional (Munas) Golkar pada bulanSeptember 1998 yang didahului oleh Musyawarah Daerah(Musda) Golkar di tiap provinsi dan dimulai bulan April 1998sampai September 1998. Biasanya Koordinator Harianbekerja sama dengan seorang atau beberapa orangKoordinator Harian Pengganti. Keputusan untukmengangkat saya sebagai Koordinator Harian KeluargaBesar Golkar tahun 1998 tanpa pengganti, saya terima padatanggal 31 Desember 1997 malam hari.

Keadaan yang tidak menentu dan kritis sebagai akibatkrisis ekonomi moneter di Thailand, di Indonesia sudah mulaiterasa sejak bulan Agustus 1997. Dalam keadaan yang tidakmenentu dan kritis itu, timbul pertanyaan pada diri saya,mengapa justru saya yang mendapat kehormatan dankepercayaan untuk menjadi Koordinator Harian tanpaPengganti? Saya tidak pernah berhasil mendapat jawabanatas pertanyaan ini, begitu pula alasan dan maksudtujuannya.

Presiden serta Presiden yang baru terpilih, sebelum dansetelah Sidang Umum MPR berhasil diselesaikan, bersamaKoordinator Harian, mengambil kebijakan politik setelahmempelajari masukan dan pandangan tiga jalur KeluargaBesar Golkar. Demikian pula penyusunan KabinetPembangunan yang dibentuk setelah Sidang Umum (SU)MPR, adalah hasil penilaian dan analisis Presiden terpilihbersama Koordinator Harian Keluarga Besar Golkar. Sepertiyang telah saya alami pada tahun 1993, bukan WakilPresiden terpilih yang diajak Presiden terpilih untuk bersamamenyusun Kabinet Pembangunan, melainkan KoordinatorHarian Keluarga Besar Golkar.

Kunjungan saya ke kediaman Presiden Soeharto diCendana, adalah dalam posisi sebagai Koordinator HarianKeluarga Besar Golkar dan bukan sebagai Wakil Presiden.

Page 47: Detik-detik yang Menentukan

33 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Kunjungan itu bersifat rutin dan biasanya dilaksanakan ditempat dan waktu yang sama.

Sewaktu saya sedang mempelajari laporan masukandari tiga jalur, sekitar pukul 17.00 pada tanggal 20 Mei l998,ADC Kolonel (AL) Djuhana, datang ke ruang kerja sayamelaporkan bahwa Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmitaminta berbicara melalui telepon.

Ginandjar juga menjabat sebagai salah satu SekretarisKoordinator Harian Golkar di samping Akbar Tandjung,Rahardi Ramelan, Giri Suseno, Letnan Jenderal Gatot danibu Sulasikin Murpratomo.

Karena saya sedang menilai keadaan di lapangan danmengecek data masukan Keluarga Besar Golkar (ABRI,Utusan Daerah dan Golkar), keinginan GinandjarKartasasmita berbicara dengan saya, saya kaitkan dengankemungkinan adanya koreksi data yang sudah saya miliki.

Ternyata laporan yang saya peroleh, adalah pernyataanbahwa Menko Ekuin bersama 13 menteri yang berada dalamkoordinasinya, tidak bersedia lagi untuk duduk di dalamKabinet Reformasi yang anggotanya sedang disusun. Tetapi,sebagai anggota Kabinet Pembangunan VII, mereka akantetap melaksanakan tugas masing-masing, sampai KabinetReformasi terbentuk.

Pertanyaan saya singkat, “Apakah Anda sudahbicarakan dengan Bapak Presiden?”

Jawaban Ginandjar, “Belum, tetapi keputusan itu sudahditandatangani bersama sebagai hasil rapat kami diBappenas dan sudah dilaporkan secara tertulis, kepadaBapak Presiden, melalui Tutut, putri tertua Pak Harto.”

Demikian Ginandjar Kartasasmita.Saya bertanya, “Mengapa harus begini?”Empat belas menteri tersebut adalah: Akbar Tandjung,

A.M. Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno,

Page 48: Detik-detik yang Menentukan

34Detik-Detik yang Menentukan

Haryanto Dhanutirto, Justika Baharsjah, KuntoroMangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, RahardiRamelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo,Sumahadi, Theo L. Sambuaga, dan Tanri Abeng.

Saya juga bertanya kepada Ginandjar, siapa saja menteriyang tidak hadir? Ginandjar kemudian menyebut satu persatu nama menteri tersebut. Saya katakan, supaya hasil rapatdisampaikan juga kepada mereka, agar pendapat merekabisa didengar.

Setelah menerima laporan Ginandjar, saya sampaikankepada ADC bahwa sementara saya tidak mau diganggulagi.

Sekitar pukul 17.45, ADC melaporkan, bahwa MenteriKeuangan Fuad Bawazier terus mendesak untuk melaporkansesuatu yang penting.

Melalui telepon Fuad Bawazier bertanya, “Apakah isuyang berkembang, bahwa Pak Habibie bermaksudmengundurkan diri sebagai Wakil Presiden, benar?”

Saya jawab, “Isu tersebut tidak benar. Presiden yangsedang menghadapi permasalahan multikompleks, tidakmungkin saya tinggalkan. Saya bukan pengecut!”

Fuad Bawazier menjawab bahwa ia sendiri tidak yakinberita itu benar, karena itu, ia ingin langsung mendengarpenjelasan dari saya. Kemudian saya balik bertanya kepadaFuad Bawazier mengenai rapat yang diadakan oleh MenkoEkuin Ginandjar Kartasasmita di Bappenas. Jika belum tahu,saya minta ia menghubungi Menko Ekuin untuk mendengarhasil rapat tersebut.

Saya kemudian berangkat ke kediaman Presiden di JalanCendana. Sekitar pukul 19.30, saya tiba di Cendana, dandipersilakan menunggu sebentar. Pak Harto sedangmenerima mantan Wakil Presiden Sudharmono.

Siti Hediyati Prabowo, putri kedua Pak Harto, istri

Page 49: Detik-detik yang Menentukan

35 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Prabowo Subianto, Panglima Komando Cadangan StrategisAngkatan Darat (Kostrad) menemani saya. Pada kesempatanitu saya bertanya, “Mengapa Prabowo yang sejak tiga harisaya cari tidak datang ke Kuningan? Apakah dia sedangberada di luar negeri?”

Siti Hediyati Prabowo menyampaikan bahwa suaminyaberada di dalam negeri dan pesan saya akan segeradisampaikan kepada yang bersangkutan.

Setelah pertemuan Pak Sudharmono dengan Pak Hartoselesai, saya dipersilakan masuk ke ruang kerja presiden.Sambil membuka sehelai kertas besar yang berisi nama-namaanggota Kabinet Reformasi, Pak Harto menyatakan agarsaya bersama beliau mengecek ulang nama-nama tersebut.

Kesempatan itu saya manfaatkan untuk mengusulkanbeberapa perubahan. Karena ada perbedaan pandanganmenyangkut beberapa nama, maka terjadilah perdebatanyang cukup hangat. Saya menyadari bahwa Pak Hartomempunyai alasan tersendiri yang sudah diapertimbangkan. Sebaliknya saya juga mempunyai alasanyang rasional dan sesuai aspirasi masyarakat yangberkembang. Akhirnya, karena tidak ada titik temu, makasaya persilakan Pak Harto memutuskan apa yang terbaik,karena penyusunan anggota kabinet adalah hak prerogatifpresiden. Akhirnya Kabinet Reformasi terbentuk.

Tidak beberapa lama kemudian, Pak Harto memanggilMenteri Sekretaris Negara, Saadilah Mursyid, untuk segeramembuat Keputusan Presiden mengenai Susunan KabinetReformasi yang baru saja dibentuk.

Menurut rencana, esok harinya, hari Kamis tanggal 21Mei 1998 di Istana Merdeka, Presiden didampingi oleh WakilPresiden akan mengumumkan susunan Kabinet Reformasi.Selanjutnya, pada hari Jumat tanggal 22 Mei l998, paraanggota Kabinet Reformasi akan dilantik Presiden Soeharto

Page 50: Detik-detik yang Menentukan

36Detik-Detik yang Menentukan

yang didampingi pula oleh Wakil Presiden. Semuanya agardipersiapkan sesuai prosedur yang berlaku, demikianinstruksi Presiden.

Saadilah Mursyid meninggalkan ruang kerja itu,sementara saya dan Pak Harto masih berada di ruangantersebut meneruskan pembicaraan.

Setelah mempersilakan saya meminum teh, Pak Hartomenyampaikan bahwa pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 1998,ia bermaksud mengundang Pimpinan DPR/MPR untukdatang ke Istana Merdeka. Pernyataan Pak Harto tersebutsaya sambut dengan menyampaikan bahwa pertemuan itusudah lama mereka nantikan. Pimpinan DPR/MPR inginlangsung dapat memberi pendapat dan penilaian mengenaikehendak rakyat. Begitu pula mengenai keadaan di lapanganyang sedang berkembang dan berubah tiap detik.

Pak Harto tampaknya sama sekali tidak memerhatikanucapan saya dan mengatakan, bahwa ia bermaksudmenyampaikan kepada Pimpinan DPR/MPR untukmengundurkan diri sebagai Presiden setelah KabinetReformasi dilantik.

Namun yang menjadi pertanyaan saya saat itu adalah,Pak Harto sama sekali tidak menyampaikan alasan mengapabeliau mundur, padahal baru saja disusun KabinetReformasi, bahkan setelah melalui dialog yang cukup seru.Demikian pula Pak Harto sama sekali tidak menyinggungmengenai kedudukan Wakil Presiden selanjutnya.

Menyadari cara berfikir Pak Harto yang telah saya kenalpuluhan tahun, tidak disebutnya kedudukan Wakil Presidentersebut jelas mempunyai alasan tertentu. Apa yangsebenarnya dikehendaki Pak Harto tentang saya? Apakahsaya juga diminta ikut mundur? Pertanyaan ini munculkarena pernyataan Pak Harto sehari sebelumnya di hadapansejumlah tokoh masyarakat seolah “meragukan”

Page 51: Detik-detik yang Menentukan

37 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

kemampuan saya. Demikian sejumlah pertanyaanberkecamuk di benak saya.

Saya tahu persis Pak Harto sangat menyadari, bahwaPresiden dan Wakil Presiden tidak dipilih sebagai satu paket.Sebagaimana UUD ‘45 menyatakan bahwa jikalau Presidenberhalangan melaksanakan tugasnya, maka Wakil Presidenberkewajiban untuk melanjutkan.

Keinginan Pak Harto, untuk lengser dan mandito ataumundur sebagai Presiden, menjadi seorang negarawansangat saya pahami dan hormati. Namun, apakah dengancara demikian pelaksanaanya?

Beberapa saat saya diam, dengan harapan mendapatpenjelasan mengenai alasan beliau mundur, serta beberapapertanyaan yang mengganggu pikiran tersebut. Namunternyata tidak diberikan. Walaupun saya sangat memahamiKetetapan MPR mengenai kedudukan dan kewajibanpresiden dan wakil presiden, saya terpaksa bertanya, “PakHarto, kedudukan saya sebagai Wakil Presiden bagaimana?”

Pak Harto spontan menjawab, “Terserah nanti. Bisa hariSabtu, hari Senin, atau sebulan kemudian, Habibie akanmelanjutkan tugas sebagai Presiden.”

Jawaban Pak Harto sungguh di luar dugaan saya. Segeramuncul dalam pikiran saya, bukankah kevakuman dalampimpinan negara dan bangsa tidak boleh terjadi? Jikalaudemikian yang dikehendaki Pak Harto, tidakkah hal itu tidaksesuai dengan UUD ‘45 dan Ketetapan MPR?

Bagaimana kedudukan saya, sebagai Koordinator HarianKeluarga Besar Golkar tanpa pengganti? Begitulah, dalamsuasana pertemuan yang “tidak lazim”, serta suasana dilapangan yang tidak menentu dan cukup mengkhawatirkan,muncul berbagai pertanyaan yang amat mengganggupikiran saya.

Untuk mengakhiri suasana pembicaraan yang tidak

Page 52: Detik-detik yang Menentukan

38Detik-Detik yang Menentukan

mengenakkan tersebut, maka saya mengalihkanpembicaraan dengan mengajukan pertanyaan, “Apakah PakHarto sudah menerima surat pernyataan dari Menko EkuinGinandjar Kartasasmita dan empat belas menteri di bawahkoordinasi Menko Ekuin?”

Pak Harto menyampaikan bahwa ia sudah dengar dariTutut, tetapi belum membaca suratnya. Kemudian Pak Hartomengulurkan tangannya untuk saya jabat, sebagai isyaratbahwa ia menghendaki diakhirinya pertemuan tersebut.

Pak Harto memeluk saya, dan mengatakan agar sayasabar dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Pak Hartojuga meminta agar saya menyelesaikan masalah Ginandjardan kawan-kawan dengan baik.

Saya mengatakan, “Akan saya usahakan, dan semuanyaini tidak tepat dan tidak perlu terjadi.”

Pak Harto mengatakan, “Laksanakan tugasmu danwaktu tidak banyak lagi.”

Saya segera meninggalkan ruang kerja Pak Harto,dengan perasaan yang tidak menentu dan pikiran yangdipenuhi tanda tanya. Bukan sekali ini saya berbedapendapat dengan orang yang amat saya hormati ini. Bahkanmungkin perbedaan pendapat yang terjadi sebelumnya, jauhlebih “seru”. Namun, keadaan yang saya alami malam itusungguh berbeda! Pertama , karena Pak Harto seolahmeninggalkan “misteri” pertanyaan menyangkut masalahbangsa yang tidak sederhana; dan kedua, karena hal ituterjadi pada saat bangsa ini sedang mengalami keadaan yangamat kritis.

Di dalam mobil, dalam perjalanan ke Kuningan, sayatugaskan ADC Kolonel (AL) Djuhana segera berhubungandengan empat Menko dan semua menteri di bawahkoordinasi Menko Ekuin, dan meminta agar mereka hadir

Page 53: Detik-detik yang Menentukan

39 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

pada Sidang Ad Hoc Kabinet Terbatas di kediaman saya diKuningan mulai pukul 22.00.

Dalam perjalanan dari Cendana ke Kuningan, sayapanjatkan doa dengan bahasa yang tulus, dengan getaranhati dan jiwa, ikhlas datang dari hati sanubari saya sebagaiberikut:

“Tuhan, berilah Pak Harto kekuatan dan petunjukmengambil jalan yang benar dalam memimpin bangsaIndonesia sesuai kehendak-Mu. Berilah Pak Harto,kesabaran dan kesehatan yang beliau butuhkan. Ampunilahsegala dosa Pak Harto, yang sengaja ataupun tidak sengaja.”Saya lanjutkan dengan doa untuk diri saya dalam bahasa

yang tulus, ikhlas pula sebagai berikut:“Oh Tuhan, saya tidak bertanya mengapa, kenapa, dan

bagaimana, semua ini dapat terjadi. Karena sayaberkeyakinan bahwa semua ada artinya, yang sekarang sayabelum memahami tetapi kelak saya ketahui. Jikalau sayadiperkenankan memohonkan sesuatu, maka berilah sayakekuatan, kesabaran untuk menghadapi semuanya dengantenang dan menyelesaikan semua persoalan demikepentingan seluruh bangsa Indonesia dengan baik. Berilahsaya petunjuk untuk mengambil jalan yang benar, sesuaikehendakmu. Ampunilah dosa saya.”

Sambil memanjatkan doa tersebut, saya dalam keadaanseperti dihipnotis tiba di Kuningan dan disambut oleh salahseorang Asisten Wakil Presiden, Jimly Asshiddiqie, yangmengantar saya ke pendopo. Di pendopo, saya tergeletakduduk beberapa menit dan seolah-olah dalam keadaantrance.

Kemudian saya masuk melalui ruang makan, di manaistri saya sedang membaca kitab suci Alquran. Di kamartidur, setelah mengambil wudhu dan melaksanakan shalat,saya mengucapkan doa yang sama seperti di dalam mobil.

Page 54: Detik-detik yang Menentukan

40Detik-Detik yang Menentukan

Doa tersebut berulang kali saya ucapkan dan berselingandengan membaca Al-Faatihah, Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas.

Sekitar pukul 21.45, istri saya datang ke kamar tiduruntuk menyampaikan bahwa di pendopo semua Menko danbanyak menteri hadir. Istri saya bertanya, “Ada apa?”

Saya jawab, “Saya panggil mereka.”Dihadapan 4 menko dan 14 menteri yang hadir di

pendopo, saya jelaskan bahwa Kabinet Reformasi telahdibentuk oleh Pak Harto dengan memerhatikan masukandari Koordinator Harian Keluarga Besar Golkar.

Esok harinya, tanggal 21 Mei 1998 Kabinet Reformasiakan diumumkan oleh Presiden. Pada hari Jumat tanggal22 Mei 1998, anggota kabinet akan dilantik oleh Pak Hartodi Istana Negara. Hari Sabtu tanggal 23 Mei 1998, Pak Hartoakan menerima Pimpinan DPR/MPR di Istana Merdeka danakan menyatakan mundur sebagai Presiden.

Oleh karena beberapa Menteri dari KabinetPembangunan VII masih dibutuhkan untuk duduk dalamKabinet Reformasi, maka atas nama Pak Harto, saya mohonagar para menteri yang telah menandatangani pernyataanbersama tersebut dapat mempertimbangkan untuk menarikkembali pernyataan mereka dan ikut memperkuat KabinetReformasi.

Penjelasan saya menimbulkan diskusi yang hangat dansekitar pukul 22.45, hasilnya dapat disepakati sebagaiberikut:

Susunan Kabinet Reformasi diterima sebagai kenyataan.Menyetujui Keputusan Presiden ditandatangani oleh PakHarto.Pelantikan dilaksanakan oleh Pak Habibie.

Untuk melaporkan hasil Sidang Ad Hoc terbatas Kabinet

Page 55: Detik-detik yang Menentukan

41 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Pembangunan VII, saya menugaskan ADC untuk segeramenghubungkan saya dengan Presiden Soeharto.

Namun, sangat saya sayangkan bahwa Pak Harto ketikaitu tidak berkenan berbicara dengan saya. Ia hanyamenugaskan Menteri Sekretaris Negara Saadilah Mursyiduntuk menyampaikan keputusan bahwa esok harinya pukul10.00 pagi, Pak Harto akan mundur sebagai Presiden. SesuaiUUD ‘45, Pak Harto menyerahkan kekuasaan dan tanggungjawab kepada Wakil Presiden RI di Istana Merdeka.Pengambilan sumpah Wakil Presiden menjadi Presiden akandilaksanakan oleh Ketua Mahkamah Agung di hadapanpara Anggota Mahkamah Agung lainnya.

Saya sangat terkejut dan meminta agar segera dapatberbicara dengan Pak Harto. Permintaan tersebut tidak dapatdikabulkan, dan ajudan Presiden menyatakan akandiusahakan pertemuan empat mata dengan Pak Harto diCendana besok pagi sebelum ke Istana Merdeka.

Setelah pembicaraan melalui telepon dengan SaadilahMursyid selesai, saya kembali ke pendopo untuk menjelaskaninformasi yang baru saja saya peroleh.

Semua terkejut mendengar berita tersebut. Kemudiansaya meminta agar para menteri yang hadir, dan juga paraAsisten Wakil Presiden yang berada di ruang sebelahpendopo, untuk memanjatkan doa kehadirat Allah SWT.Saya minta Jimly Asshiddiqie untuk memimpin doa. Istri sayajuga diminta untuk hadir.

Setelah para menko dan menteri Kabinet Pembangunanbidang Ekuin meninggalkan Kuningan, saya langsung pergike ruang kerja. Dengan melalui internet, saya memantauperkembangan gerakan masyarakat di Indonesia padaumumnya, khususnya di Jakarta, dan reaksi luar negeriterhadap situasi di Indonesia yang terus memanas.

Sementara itu, saya menerima telepon dari Ketua DPR/

Page 56: Detik-detik yang Menentukan

42Detik-Detik yang Menentukan

MPR Harmoko yang menyampaikan bahwa ia dan parapimpinan DPR/MPR, bersama para Ketua Fraksi, dimintadatang ke Istana Merdeka besok pada tanggal 21 Mei 1998pukul 10.00 pagi. Ia menanyakan alasan undangan tersebut.

Saya menjelaskan informasi dari Mensesneg danmemohon agar pimpinan DPR/MPR mengecek kembali,apakah keputusan Pak Harto untuk mengundurkan dirisebagai Presiden memiliki dasar hukum.

ADC yang bertugas, Kol. (AL) Djuhana, melaporkanbahwa Panglima ABRI Jenderal Wiranto mohon waktu untukbertemu. Saya belum bersedia menerima siapa pun, karenaharus merenungkan keadaan tanah air yang sangatmemprihatinkan dan sudah di ambang pintu revolusi.

Mencermati keadaan yang berkembang, saya teringatpesan Pak Harto pada hari Senin tanggal 28 Januari 1974,pukul 19.30 di ruang kerja Presiden di Cendana:

Saya sudah menentukan, Habibie membantu saya untukmempersiapkan kerangka tinggal landas bangsaIndonesia memasuki abad yang akan datangSaudara Habibie dapat berbuat apa saja dan insya Allahdalam batas kemampuan saya, akan saya selaluberusaha mengamankan kebijakan saudaraKepentingan rakyat harus saudara utamakan di ataskepentingan golongan, partai, kawan, keluarga, dankepentingan saudara sendiriTidak boleh terjadi suatu revolusi lagi di bumi Indonesiakarena rakyat tidak dapat mengatasinyaYang dikehendaki rakyat adalah ketenteraman, masadepan, dan hari depan yang cerah bagi anak cucumerekaYang susah diatur adalah pimpinan pada umumnyakhususnya partai politik, karena itu, Habibie harusbekerja keras agar pada suatu hari dapat menjadi

Page 57: Detik-detik yang Menentukan

43 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

panutan dan idola anak bangsa sebagai seorangprofesional

Mendengar penjelasan dan ucapan Pak Harto tersebut,saya memberanikan diri untuk bertanya, “Mengapa saya?Banyak orang yang lebih senior, lebih pintar, lebih pandaidan lebih berpengalaman dari diri saya. Mengapa harussaya?”

Pak Harto meletakkan setumpuk surat dan dokumen diatas meja sambil berkata, “Ini semua informasi mengenaiDr. Habibie!”

Pertemuan pertama dengan Pak Harto sebagai PresidenRepublik Indonesia malam itu berlangsung dua jam danmelahirkan beberapa gagasan nasional antara lain:

Gagasan mengenai pembentukan Industri PesawatTerbang sebagai ujung tombak Industri StrategisGagasan mengenai pembentukan Pusat Penelitian danPengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi(Puspiptek)Gagasan mengenai Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT)

Setelah merenungkan kejadian 24 tahun sebelumnyatersebut, kemudian saya kembali pada persoalan yang sedangsaya hadapi. Pesan Pak Harto tersebut terus-menerusmemengaruhi dan mendominasi proses pemikiran sayadalam mencari jawaban yang tepat atas beberapapertanyaan yang terus timbul dalam diri saya.

Mengapa Pak Harto memutuskan untuk segerameletakkan jabatan sebagai Presiden RI?Mengenal Pak Harto sebagai seorang pemimpin yangberpengalaman dan telah teruji dalam merencanakandan melaksanakan strategi, maka timbul pertanyaan,

Page 58: Detik-detik yang Menentukan

44Detik-Detik yang Menentukan

“Mau ke mana Pak Harto? Dan bagaimana nasibbangsa?”Dinamika gerakan protes dan demo yang tidak menentusangat tinggi dan memprihatinkan, tentunya berdampaknegatif terhadap laju inflasi. Akibatnya free fall nilairupiah sulit dihentikan, sehingga dapat terjadi,hiperinflasi yang mempersulit kehidupan padaumumnya dan khususnya meningkatkan penderitaanrakyatHiperinflasi dapat pula mengakibatkan bangkrutnyaperusahaan, pengangguran secara besar-besaran terjadidan modal asing yang lari ke luar negeri bertambah.Akhirnya keadaan berkembang menjadi suatu khaosyang bersifat anarkis yang dapat bergulir menjadirevolusiAliran ekstrem kiri maupun ekstrem kanan, dapatmemanfaatkan kesempatan untuk memperjuangkanterlaksananya program politik mereka masing-masingdan mengganti UUD ‘45, Proklamasi 17 Agustus 1945dengan konstitusi yang baru. Perang saudara dapatterjadiNegara Kesatuan Republik Indonesia terancameksistensinya. “Balkanisasi” Indonesia di ambang pintuLangkah kebijakan yang salah berakibat fatal, dan dapatmemulai proses yang tidak kita ingini, berlangsungdengan kecepatan tinggi dan sulit dikendalikan lagiPerubahan tiap detik dengan permasalahan yangmultidimensi dan multikompleks, terus terjadi dan terusberkembangInformasi dari Pak Harto mengenai inti permasalahantidak saya miliki sedikit pun. Apa yang harus sayalaksanakan, selain yang sudah diatur dalam UUD ‘45dan Ketetapan MPR?

Page 59: Detik-detik yang Menentukan

45 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Penjelasan Pak Harto mengenai pengunduran dirinyasebagai Presiden RI, mungkin dapat saya peroleh padapertemuan empat mata yang sedang diatur oleh protokoldan ADC Presiden.

Begitu pula, penjelasan dasar hukum pengunduran diriPak Harto, mungkin dapat saya peroleh dari hasil sidangPimpinan DPR/MPR dan Mahkamah Agung, besok pagi diIstana Merdeka, sebelum penyerahan resmi kekuasaan dariPresiden ke Wakil Presiden.

Keadaan yang tidak menentu, ketidakstabilan politik danturunnya kredibilitas pemerintah adalah penyebab utama“krisis moneter”, “krisis-ekonomi”, dan “krisis politik”.

Mengapa semuanya ini terjadi? Apa penyebabnya?Apa benar keadaan tidak menentu yang terjadi tersebut

karena “krisis moneter”, “krisis ekonomi”, dan “krisispolitik” adalah penyebab utama?

Pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, sekitar53 tahun yang lalu, yang menjadi pemersatu bangsaIndonesia adalah sejarah yang sama, yakni “dijajah selama350 tahun oleh penjajah yang sama”.

Bukan budaya, bukan agama, bukan ras, dan bukankelompok etnik yang mempersatukan kita, tetapi nasibdijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Perasaan senasibakibat penjajahan Belanda tersebut adalah pemersatu danperekat bangsa.

Karena itu, yang diproklamasikan sebagai wilayahRepublik Indonesia adalah wilayah bekas jajahan Belanda,wilayah Hindia Belanda.

Kualitas kehidupan dan tingkat keterampilan rakyat,pada waktu itu, sangat rendah karena pengaruh dandampak negatif kolonalisme yang hanya menitikberatkanpada pembangunan prasarana ekonomi. Begitu pulapembangunan sumber daya manusia hanya diperuntukkan

Page 60: Detik-detik yang Menentukan

46Detik-Detik yang Menentukan

untuk mengelola dan mengambil keuntungan dari sumberdaya alam terbarukan dan tidak terbarukan.

Politik aparat pemerintah yang dikendalikan olehkekuasaan penjajah mengutamakan ketertiban danpengamanan, demi untuk menekan biaya dalam pengambilankekayaan bangsa Indonesia, bagi pembangunan di Belanda.

Lembaga-lembaga kebudayaan dan tradisional secarasistematis digerogoti demi kepentingan eksploatasi ekonomi.Lembaga-lembaga perekonomian dirancang untuk menjaminaturan-aturan perdagangan yang dipaksakan oleh kaumpenjajah. Oleh karena itu, keadaan masyarakat Indonesiamenjelang proklamasi kemerdekaan, tidak memiliki aparaturataupun lembaga administrasi dan birokrat yang dapatdiandalkan.

Untuk mencegah terjadinya perpecahan bangsa Indonesiayang baru saja memproklamasikan kemerdekaannya, makaterpaksa pimpinan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) melaksanakan kepemimpinan yang sifatnya otoriter.

Walaupun pada waktu Proklamasi KemerdekaanRepublik Indonesia dalam Mukadimah UUD ‘45,menyebutkan nilai-nilai yang berakar pada hak asasimanusia, kebebasan, dan kemerdekaan, namun dalamkenyataannya belum dapat dinikmati oleh rakyat Indonesia.

Hal itu terjadi karena lebih dari 95 persen pendudukIndonesia pada waktu itu, masih buta huruf, dibandingsekarang yang kurang dari 15 persen. Selain pendidikan,kebutuhan dasar manusia seperti makanan bergizi, airminum, perawatan kesehatan, dan lapangan pekerjaanmenjadi perhatian utama.

Dengan bantuan organisasi multilateral dan negara-negara maju, Indonesia untuk pertama kalinya sejak 1968,selama lebih dari tiga dasawarsa, mampu menciptakan danmenerapkan program pembangunan yang berkelanjutan.

Page 61: Detik-detik yang Menentukan

47 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Didukung oleh pengembangan sumber daya manusia,prasarana ilmu pengetahuan dan perekonomian, secarasistematis, transformasi Indonesia menjadi sebuah negaraindustri dimulai.

Menjelang akhir abad milenium pertama, pengaruhindustri media massa dan proses globalisasi semuanyaberdampak positif pada proses pengembangan sumber dayamanusia di Indonesia.

Proses keterbukaan dan demokratisasi, yangdikembangkan oleh pemerintah dan Pimpinan Nasional,terlalu lambat dibandingkan dengan tuntutan masyarakatIndonesia.

Simbiosis antara pimpinan yang otoriter denganlingkungan yang sudah berjalan dan membudaya sejak 53tahun, mengakibatkan distorsi informasi politik yangmenurunkan kualitas kebijakan Presiden sebagai pusatkekuasaan. Sistem otoriter yang selama ini diterapkan, tidakmampu lagi mencegah dan mengatasi krisis demi krisis.

Di sisi lain, keberhasilan sistem pendidikan ditambahdengan tersedianya sistem informasi yang terus berkembang,telah berhasil meningkatkan kualitas SDM.

Kesadaran hak asasi manusia (HAM) dalam suatu sisteminformasi yang makin sempurna, walaupun belum dapatdiimbangi oleh kewajiban asasi manusia (KAM) baik globalmaupun regional, meningkatkan tuntutan masyarakat untukmemperoleh kebebasan total di atas kemerdekaan.

Saya sangat menyadari bahwa tuntutan rakyat tersebutadalah wajar, karena kebebasan dan kemerdekaan tak dapatdipisahkan, bagaikan dua sisi dari mata uang yang sama.Derivatif dari kebebasan dan kemerdekaan adalah antaralain hak asasi manusia dan demokrasi. Bagaimana dengan‘kewajiban asasi manusia’ yang harus mengimbangi hakasasi manusia?

Page 62: Detik-detik yang Menentukan

48Detik-Detik yang Menentukan

Sejarah telah membuktikan bahwa para entrepreneurpaling banyak lahir dan dapat berkembang menjadi ungguldan andal dalam suatu masyarakat yang bebas total (bebasdari dogma), merdeka, dan demokratis.

Para entrepreneur adalah salah satu penggerak utamauntuk meningkatkan produktivitas dan daya saing suatumasyarakat. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jikalaudalam era globalisasi dan informasi ini, tuntutan rakyatdipenuhi.

Permasalahannya, bagaimana memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut tanpa mengakibatkan suatu revolusi atauperang saudara yang jelas merugikan rakyat?

Ini harus disadari oleh semua pimpinan nasional, bahwahanya melalui suatu masa peralihan dengan pengorbananyang minimal dan dalam waktu sesingkat-singkatnya,kebebasan yang diimbangi oleh tanggung jawab harusdiberikan kepada rakyat.

Namun, gerakan dan tuntutan masyarakat sudah tidaksabar menantikan kebebasan secara total. Presiden danpemerintah tidak mendapat kepercayaan yang diperlukan.Presiden Soeharto tidak memiliki kredibilitas lagi, dandemikian pula saya yang telah mendampingi Pak Hartoselama seperempat abad.

Bukankah kredibilitas dan prediktabilitas, erat kaitannyadengan transparansi? Bukankah transparansi itumempermudah pengawasan? Bukankah pengawasan olehmasyarakat, erat kaitannya dengan kebebasan pers?

Namun, apakah kebebasan pers dapat jugadisalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,untuk lebih mengeruhkan dan mempersulit penyelesaianmasalah multidimensi dan multikompleks?

Pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan tersebut, terusmemengaruhi proses kebijakan saya. Saya menyadari,

Page 63: Detik-detik yang Menentukan

49 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

kebijakan apa pun yang saya ambil mengandung risiko. Olehkarenanya, risiko itu harus diperhitungkan.

Setelah mempertimbangkan dan memerhatikanpemikiran tersebut, maka saya memutuskan untukmembenarkan setiap orang mengeluarkan pendapatnya,terlepas dari rasa takut. Saya berkeyakinan bahwa orang-orang dalam suatu masyarakat yang bebas bergerak danbebas mengeluarkan pendapat tanpa rasa takut, akanmampu meningkatkan produktivitas dan kualitasmasyarakatnya. Kita harus pandai-pandai belajar daripengalaman dan kesalahan masyarakat lain, yang melaluiproses reformasi dan proses demokratisasi yang panjang,sudah dapat menikmati produktivitas dan kualitas hidupyang tinggi.

Oleh karena itu, saya memutuskan, agar supaya perssegera diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatdengan segala konsekuensinya. Kelak rakyat akan menilaikualitas pemberitaan itu. Mereka yang membuatpemberitaan tidak bermutu, jelas tidak laku dan tidakmungkin dapat mempertahankan keberadaannya. Semuapemberitaan, harus sesuai UUD dan UU yang berlaku.

Sejak Presiden RI Pertama dan dilanjutkan oleh PresidenRI Kedua, dari tahun 1945 sampai sekarang, selama 53tahun, beberapa kekuatan atau institusi yang sangatberpengaruh “dikendalikan” oleh Presiden. Kebiasaan yangsudah menjadi budaya kepemimpinan ini, jelas merugikanobjektivitas dan kualitas kebijakan.

Institusi dan kekuatan yang dimaksud adalah: BankIndonesia, dunia pers, lembaga yudikatif (seperti MahkamahAgung, Hakim Agung, Kejaksaan Agung dan Jaksa Agung),lembaga legislatif (DPR, MPR), dan ABRI.

Selama saya menjadi Anggota Kabinet PembangunanIII, IV, V, VI dan VII, lebih dua puluh tahun lamanya,

Page 64: Detik-detik yang Menentukan

50Detik-Detik yang Menentukan

Gubernur Bank Indonesia dan Jaksa Agung selalu menjadianggota kabinet dan hadir pada semua sidang baik Paripurnamaupun Terbatas.

Tradisi pelaksanaan sidang Kabinet Pembangunan, yangdipimpin oleh Presiden Soeharto hanya berlangsung sebulansekali. Para menteri dalam bidang ekonomi, keuangan danindustri, melaporkan mengenai inflasi, masalah lapangankerja, pangan, impor/ekspor dan sebagainya, kemudiandiakhiri dengan petunjuk Presiden. Petunjuk tersebutsebelumnya, telah dipersiapkan Presiden bersama paramenko dan menteri bersangkutan sebelum sidang dimulai.

Tindak lanjutnya di bidang Ekuin, dipersiapkan oleh paramenko dan menteri dalam sidang koordinasi bidang ekonomiyang dipimpim oleh Menko Ekuin.

Diskusi secara terbuka, dengan Presiden selama sidangberlangsung, tidak pernah terjadi. Apalagi dengan paramenteri yang bukan anggota Kabinet Bidang Ekuin. Selama20 tahun lamanya, saya selalu harus hadir pada hari Rabupertama tiap bulan mengikuti Sidang Kabinet TerbatasBidang Ekuin.

Sebelum dan sesudah sidang Kabinet Terbatas, tiap saatpara menteri dapat bertemu untuk melaporkan danmembicarakan suatu masalah dengan Presiden. Demikianpula saya, pembahasan dengan Presiden tersebut, terbatasdalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yanglangsung atau tidak langsung terkait dengan bidang ekonomidan pembangunan. Tujuannya adalah agar kualitaskebijakan bidang ekonomi dan pembangunan menjadi tinggidan profesional, sehingga pertumbuhan dan stabilitasekonomi dapat terjamin berkesinambungan.

Akibat sistem dan mekanisme tersebut, kedudukanPresiden semakin kuat, menentukan, dan cenderung otoriter.Feodalisme dalam bentuk baru lahir dan terus berkembang.

Page 65: Detik-detik yang Menentukan

51 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Bagaimana dengan pembangunan dalam bidang politik,bidang sosial, bidang budaya dan bidang-bidang yang bukanekonomi lainnya?

Apakah masalah yang timbul dapat diselesaikan secarapragmatis dengan menghadap dan meminta arahan dariPresiden atau melalui suatu sidang paripurna yang hanyasatu kali setahun dilaksanakan tanpa diskusi? Bagaimanakualitas dan objektivitas kebijakan? Dapatkah sistem otoriterditerima masyarakat yang lebih berpendidikan dan dapatmenerima informasi melalui TV internasional dalam prosesglobalisasi yang terus berkembang?

Pendekatan demikian, memang dalam keadaan normalberjalan lancar, meyakinkan dan menjadikan kedudukanPresiden sebagai pusat kekuasaan semakin kuat danmenentukan.

Tradisi demikian, pada awal kemerdekaan dapatdipahami, karena memang diperlukan untuk memeliharapersatuan dan kesatuan bangsa yang multietnik,multiagama, dan multibudaya.

Bhinneka Tunggal Ika atau “satu dalam kebinekaan”bukanlah secara kebetulan menjadi dasar kehidupan bangsa,tetapi benar mencerminkan kehidupan nyata masyarakat.

Kenyataan bahwa 90 persen rakyat Indonesia belumdapat menikmati pendidikan minimum yang wajar ketikakemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17Agustus 1945, telah menjadi pertimbangan utama untukmenunda pemberian kebebasan total.

Untuk mencegah perpecahan akibat siasat adu dombakaum penjajah, maka budaya gotong-royong di bumiIndonesia diterjemahkan seperti skenario di atas, yaituskenario yang menghasilkan suatu sistem yang otoriter.

Selama 53 tahun di bawah dua Presiden yang otoriter,menyebabkan institusi kepresidenan semakin menjadi pusat

Page 66: Detik-detik yang Menentukan

52Detik-Detik yang Menentukan

keunggulan kekuasaan, walaupun Mukadimah UUD l945tidak menghendaki demikian. Dalam suatu masyarakat yangberbudaya feodal, maka institusi Presiden menjadi sangatberkuasa dan sakral.

Apakah sistem dan budaya feodal, dengan institusiPresiden yang sakral masih dapat dipertahankan?

Globalisasi dan pengaruh teknologi pada umumnya dankhususnya teknologi informasi dan teknologi pemberitaanterus berkembang. Ketergantungan antarmasyarakat danantarnegara terus berkembang pula. Dunia menjadi lebihtransparan.

Saya berkeyakinan bahwa institusi Presiden itu tidak bolehmenjadi sakral dan tidak boleh menjadi sangat berkuasa.Bukankah cita-cita bangsa Indonesia adalah memberikankekuasaan itu pada rakyat? Bukankah arti Kedaulatan Rakyatdalam UUD ‘45 mencerminkan cita-cita tersebut?

Institusi presiden dan presiden itu harus menjadi bagianterpadu dari masyarakat. Presiden tidak boleh ditakutikarena kekuasaannya, namun patut dihormati dandisayangi karena kebijakannya.

Presiden dipilih untuk memimpin dan dalamkepemimpinannya dia datang untuk memberi dan tidakuntuk mengambil. Perilakunya harus transparan.

Sikap rendah hati, sederhana dan berbudaya tidak adaartinya, jikalau tidak diikuti dengan transparansi dankeyakinan bahwa presiden itu datang untuk memberi dantidak untuk mengambil.

Saya sangat sadari bahwa reformasi itu tidak saja terbataspada proses kebebasan, namun pula harus antara lain dapatmelaksanakan proses desakralisasi presiden. Mengembalikankekuasaan yang selama 53 tahun berada di tangan presidendan institusi presiden kepada pemiliknya, yaitu bangsa danrakyat Indonesia.

Page 67: Detik-detik yang Menentukan

53 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Bagaimana sikap mereka yang berada di sekitar presidendan yang sudah memiliki kemampuan dan kebiasaan untukbersinergi positif dengan presiden, sehingga dapat menikmatikedudukan istimewa dalam memanfaatkan kekuasaan?

Apakah mereka rela mengorbankan keistimewaantersebut? Siapakah mereka ini?

Jelas, mereka dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu,“kelompok kultural” dan “kelompok struktural”. Bukankahsaya ini termasuk dalam golongan struktural yang telahdianggap sebagai kroni Soeharto?

Memang sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologiselama 20 tahun lamanya, saya bertanggung jawab untukpengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan danteknologi bagi pembangunan bangsa. Saya telah berusahamelaksanakan tugas sebaik-baiknya dan kelak, sejarahsendiri akan menilai.

Adalah wajar jikalau kaum intelektual pada umumnyadan para elit politik khususnya, tidak memberi kepercayaandan memiliki prasangka negatif terhadap kepemimpinansaya. Saya mungkin dianggap sebagai kroni dan “kakitangan Soeharto” yang tidak memiliki wawasan dankemampuan sendiri, kecuali kemampuan mengikuti perintahdan petunjuk Pak Harto.

Memang saya telah banyak belajar dari Pak Hartomengenai budaya kepemimpinan Indonesia, khususnyabudaya dan falsafah kepemimpinan Jawa.

Saya berkeyakinan bahwa sulit memimpin bangsaIndonesia jikalau tidak memahami budaya kepemimpinanJawa. Ini tidak berarti bahwa tiap orang Jawa mengerti danmemahami budaya kepemimpinan Jawa. Saya banyakmengenal orang keturunan bukan Jawa yang sangatmengerti dan berperilaku kepemimpinan budaya Jawa.Sementara di lain pihak, saya mengenal pula keturunan asli

Page 68: Detik-detik yang Menentukan

54Detik-Detik yang Menentukan

Jawa yang sama sekali tidak memahami dan berperilakukepemimpinan budaya Jawa.

Walaupun ibu yang melahirkan dan mendidik saya danistri yang mendampingi selama 36 tahun adalah orang Jawa,namun oleh karena proses pendidikan, proses pembudayaan,pekerjaan, dan kehidupan saya cukup lama berlangsung didunia peradaban Barat, maka tambahan pengetahuanselama 24 tahun dari Pak Harto mengenai kepemimpinan,telah memengaruhi proses pengambilan kebijakan saya.

Ayah dan ibu, yang melahirkan saya atau orang tua saya,membentuk perilaku dan sifat saya. Para guru telah memberiketerampilan yang saya miliki. Pak Harto adalah salah satuguru dalam kehidupan saya. Tidak ada “bekas orang tua”dan tidak pula ada “bekas guru”. Orang tua tetap orangtua dan demikian pula guru tetap guru sepanjang masa.Maka, sebagai anak dan murid yang berbakti, saya akan selalumenjunjung tinggi kehormatan, nama dan selalu berusahamenjadi kebanggaan mereka.

Namun, sangat saya sadari bahwa guru yang paling kuatmemengaruhi proses kebijakan saya adalah “otak sehat” sayasendiri. Akhirnya, untuk mengatasi kendala dan batasandalam melaksanakan implementasi segala kebijakan, tolokukur moral dan etika yang berakar pada ajaran agama sangatmenentukan pula. Kemampuan ini harus saya pelihara,andalkan, dan taati dalam proses penyelesaian masalah-masalah yang begitu kompleks dan bersifat multidimensi.

Prasangka dan praduga negatif mengenai saya adalahwajar saja. Rakyat akan menilai dan sejarah mencatat. Olehkarena itu, saya harus berhati-hati dalam mengambilkebijakan untuk dapat memenuhi keinginan rakyat yangberaneka ragam, namun semuanya bermuara padakeinginan untuk mendapat kebebasan di atas kemerdekaanyang telah mereka miliki.

Page 69: Detik-detik yang Menentukan

55 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Adalah suatu kenyataan bahwa pada awalkemerdekaan, rakyat belum dapat diberi kebebasan karenakualitas pendidikan yang dapat dinikmati sangat minimumdan belum merata. Tetapi sekarang setelah 53 tahun merdekadan 85 persen sumber daya manusia Indonesia sudah dapatmembaca dan berbahasa Indonesia, adalah wajar jikalautuntutan kebebasan dalam segala bentuknya terusmeningkat.

Dalam sejarah yang singkat setelah proklamasikemerdekaan 53 tahun yang lalu, dapat dicatat bahwa segalagerakan “ekstrem” baik kiri maupun kanan, “ekstremnasionalis” dan “ekstrem liberal” telah merugikan danmempersulit pelaksanaan persatuan dan kesatuan bangsademi suksesnya pembangunan.

Segala usaha gerakan massa ke arah ekstrem harusdicegah. Yang paling baik adalah masyarakat Indonesiasendiri yang harus mengawasi dan mencegahnya. Pemberiankebebasan pers dan kebebasan menyatakan pendapat adalahsalah satu cara yang tepat.

Syukur alhamdullillah, dalam pemantauan saya yangmenyangkut pernyataan yang diucapkan ataupun tertulis,tidak ada yang mengandung ucapan ekstrem kiri maupunekstrem kanan. Semuanya tuntutan menfokuskan kepadaterlaksananya proses demokratisasi, proses transparansi, danantikorupsi, antikolusi, dan antinepotisme yang merupakantuntutan yang wajar dan sehat.

Bagaimana sikap ABRI, khususnya TNI? Dapatkah TNImenerima tuntutan kebebasan, sebagai awal berakhirnyakedudukan eksklusivitas TNI dalam masyarakat?

Mungkinkah pengambilan kekuasaan oleh ABRI?Bagaimana peran Pak Harto dan pengaruh Pak Nasutiondalam proses reformasi?

Dari tiga Jenderal berbintang lima dalam sejarah

Page 70: Detik-detik yang Menentukan

56Detik-Detik yang Menentukan

Indonesia, yang masih hidup, adalah mereka berdua.Tentunya pengaruh Pak Harto dan Pak Nasution harusdiperhitungkan.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbulpada proses pengambilan kebijakan, saya harus segerabertemu dan berkonsultasi dengan Pak Harto, yang menurutrencana dijadwalkan dapat berlangsung esok paginyasebelum ke Istana Merdeka.

Sudah larut malam sekitar pukul 01.00, tanggal 21 Mei1998, ketika saya masih mengikuti perkembangan gerakanmassa melalui internet dan TV di ruang kerja saya, tiba-tibaistri saya, Ainun, muncul dan mengingatkan, agar saya segeratidur.

Saya mengikuti saran istri dan segera mengganti bajudengan pakaian tidur. Ketika berbaring di tempat tidur,masih terdengar obrolan beberapa anggota pasukanpengamanan yang duduk di bawah jendela kamar tidur sayamenghadap pendopo.

Walaupun hampir 20 jam saya belum beristirahat,ternyata pertanyaan dan pemikiran mengenai keadaan ditanah air terus berkembang, sehingga saya berdiri perlahan,untuk tidak mengganggu istri saya yang sedang tidur. Sayamenutup bantal dan guling dengan selimut untuk memberikesan seakan-akan saya berbaring di bawah selimut tersebut.Saya keluar ke tempat saya semula untuk menyusun catatanmengenai langkah-langkah awal dan dasar ataupun prinsip,sikap, dan kebijakan yang harus saya ambil.

Kesimpulan yang saya ambil adalah:Saya harus banyak mendengar dan tidak boleh terbukamenceritakan kepada siapa saja apa yang akan sayarencanakan dan lakukan. Termasuk kepada istri, anak,adik, keluarga, kawan dekat, dan sebagainya saya harustertutup. Ini adalah keputusan yang harus saya ambil

Page 71: Detik-detik yang Menentukan

57 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

dan yang paling berat dilaksanakan karena bertentangandengan perilaku, karakter, dan sifat saya yang sangatbebas, terbuka, dan transparan;Saya mewarisi bentuk institusi kepresidenan yang sangatberkuasa dalam lingkungan dan budaya feodal. Hal iniharus segera saya akhiri, tanpa memberi kesan yangdapat disimpulkan sebagai “penguasa” yang lemah dantakut;Tahanan politik harus segera saya lepaskan dan tidakboleh lagi terjadi bahwa orang yang bertentangan denganpendapat atau rencana Presiden, harus dimasukkan kedalam penjara, kecuali mereka yang terbukti telahmelaksanakan tindakan kriminal;Kebebasan berbicara, kebebasan mengeluarkanpendapat, kebebasan pers, dan kebebasan unjuk rasaharus segera dilaksanakan;Saya menyadari dan dapat mengerti, jikalau yang pernahdirugikan dalam masa Orde Baru menilai negatif, bahkanbersikap anti kepada saya karena kedudukan dankedekatan saya dengan kekuasaan selama hampir 25tahun lamanya, serta menganggap saya ikut bertanggungjawab atas terjadinya multikrisis yang kita hadapi. Olehkarena itu, sikap saya dalam menghadapi semuapersoalan harus arif dan toleran demi persatuan dankesatuan dua ratus juta lebih penduduk Indonesia;DPR dan MPR harus diberi legitimasi yang kuatberdasarkan pemilu yang demokratis. Dan kesempatanterbuka untuk mendirikan partai politik apa saja,diperbolehkan asal tidak melanggar UUD ‘45 danKetetapan MPR. Untuk itu saya harus berkonsultasidengan MPR;Sidang Istimewa MPR harus diselenggarakan dalamwaktu sesingkat-singkatnya untuk memberi dasar

Page 72: Detik-detik yang Menentukan

58Detik-Detik yang Menentukan

hukum bagi reformasi dan pemilu yang dibutuhkan.Hanya dengan demikian, suatu revolusi dan khaos, yangbisa memecah belah Negara Kesatuan RepublikIndonesia, dapat dicegah;Saya harus segera mengikutsertakan para teknokrat yangberpengalaman, bersama secara proporsional wakilsemua fraksi di MPR bekerja sebagai satu tim dalamkabinet, yang dalam waktu sesingkat-singkatnya harusdibentuk;Semua kebijakan dan tindakan yang tepat dan berkualitasharus berlangsung rapi, transparan, dan konsistendengan iktikad dan niat lebih cepat menyelesaikanpermasalahan yang dihadapi, seiring dengan perubahanyang terus berkembang tiap detik;Kemungkinan terjadinya pengambil alih kekuasaan olehanggota ABRI minimal, karena tidak ada anggotapimpinan ABRI yang memiliki kharisma yang dapatditerima oleh semua angkatan, darat, udara, laut, danpolisi, untuk memimpin bangsa;Semua dasar pemikiran, iktikad dan niat saya ini tidakboleh saya sampaikan kepada siapa pun juga, walaupunditanya atau dipancing secara langsung atau tidaklangsung.

Tiba-tiba terdengar suara dari ruangan yang gelap, “PakHabibie, sudah hampir pukul 04.00 pagi dan Bapak belumtidur dan belum beristirahat, sementara acara Bapak sudahmulai pukul 07.00 pagi. Mohon Bapak beristirahat sejenak.”

Ruangannya sangat gelap, karena tidak ada lampu yangmenyala kecuali sinar monitor komputer yang menerangiwajah saya. Lalu saya bertanya, “Siapa yang berbicara?”

“Siap, Kolonel Hasanuddin, ADC Bapak,” sambilmenyinari wajahnya dengan lampu senter.

Page 73: Detik-detik yang Menentukan

59 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Saya bertanya, “Mengapa Kolonel belum tidur?”“Siap, lagi dinas dan mohon Bapak istirahat sejenak,”

jawabnya.Saya segera beristirahat, demikian ucapan saya sambil

mengakhiri catatan, dan berdiri untuk meninggalkan ruangkerja.

Pertama kalinya dalam kehidupan saya, saya merasaseorang diri di dunia ini, dengan lingkungan yang ramahdan baik terhadap saya pribadi.

Pergaulan yang baik dalam suatu sistem feodal, yangbertentangan dengan kepribadian saya yang biasanya bebasberpikir, bebas bergaul, bebas berbicara, menghormatipendapat orang lain walaupun berbeda dan “berseberangan”prinsip dalam arena politik. Tetapi, tetap saling menghormatidan bekerja dalam mencari apa yang paling menguntungkanbagi rakyat banyak tanpa meninggalkan nilai moral dan nilaietika yang berakar pada ajaran agama masing-masing.

Setelah satu jam tidur, saya bangun untuk shalat Subuhbersama istri, kemudian saya mandi. Saya hanya dapat tidursekitar satu jam lamanya, namun tidur saya cukup nyenyak.Setelah berpakaian, saya langsung ke ruang kerja untukmemantau melalui internet dan TV, perkembangan gerakandan demo massa yang tiada henti.

Gerakan-gerakan demonstrasi para mahasiswa bersamarakyat terus meningkat, mengakibatkan keadaan diIndonesia menjadi makin tidak menentu. Hal itumemengaruhi jatuhnya nilai rupiah secara cepat dan larinyamodal ke luar negeri.

Sekitar pukul 06.45, ADC Kolonel (Udara) Iwan Sidimasuk ke ruangan dan melaporkan bahwa Pangab JenderalWiranto sudah siap menunggu di ruang tamu. Saya mintaagar mempersilakan Jenderal Wiranto menuju ke pendopo,karena saya menerimanya di sana.

Page 74: Detik-detik yang Menentukan

60Detik-Detik yang Menentukan

Di pendopo, pukul 06.50 sampai 07.25 Jenderal Wirantomelaporkan keadaan di lapangan yang tidak menentu dangerakan-gerakan demo yang terus meningkat. Sayamembaca dan menafsirkan keadaan demikian, sebagaituntutan rakyat untuk memperoleh “kebebasan total”.

Memang, tiap manusia membutuhkan kebebasan di ataskemerdekaan atau kemerdekaan di atas kebebasan.

Namun, bukankah kebebasan harus dibarengi dengantanggung jawab? Dan tanggung jawab harus diimbangi olehkewajiban?

Dengan segala respek terhadap mereka yang berdemountuk membawa aspirasi rakyat, saya tidak benarkan nasibdan masa depan bangsa ini ditentukan oleh gerakan ataudemo di jalan, berapa juta pun mereka yang berdemonstrasidi jalan.

Memang, demo itu adalah bagian dari demokrasi,namun bukankah ada wakil rakyat di DPR atau MPR. Jikalaupara anggota DPR dan MPR dianggap tidak memilikilegitimasi yang kuat, maka silakan melaksanakan pemiluyang baru sesuai dengan UU dan Ketetapan MPR yangberlaku.

Yang benar adalah, kita patut dan wajar mendengar danmemerhatikan keinginan dan aspirasi pendemo, dan mencarijalan untuk memenuhi keinginan rakyat, sesuai dengan UUyang berlaku. Jikalau undang-undang dan peraturanpemerintah tidak menunjang, maka peraturan perundangantersebut harus disempurnakan.

Semua ada caranya dan membutuhkan waktu. Sayasetuju, waktu yang dibutuhkan harus sesingkat-singkatnyadan mengandung risiko yang harus dapat diperhitungkan,diperkecil dan dikendalikan, tanpa mengorbankan sistemyang sudah dikembangkan selama 53 tahun.

Setelah melaporkan hasil analisis keadaan di lapangan,

Page 75: Detik-detik yang Menentukan

61 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Pangab meminta pengarahan dan petunjuk. Petunjuk sayasebagai berikut:

Rakyat diberikan kebebasan untuk berdemo, tetapi tidakdibenarkan merusak dan atau membakar;Fasilitas pengamanan Pak Harto sekeluarga yangsekarang diberikan agar tetap berfungsi seperti semuladan pelaksana pengamanan bertanggung jawablangsung pada Pangab;Saya tidak benarkan Presiden menerima perwira tinggiABRI, termasuk Kepala Staf Angkatan, kecuali bersamaatau atas permintaan Pangab.

Jenderal Wiranto melaporkan bahwa ia telah menerimainpres yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto untukbertindak demi keamanan dan stabilitas negara jikalaukeadaan berkembang menjadi khaos dan tidak terkendali.inpres ini mungkin semacam “Supersemar” (Surat PerintahSebelas Maret), seperti halnya pada tahun 1966, di manaJenderal Soeharto diberi kewenangan oleh Presiden Soekarnountuk mengambil langkah-langkah penyelamatan negara.Ia menanyakan apa yang ia harus perbuat dengan inpresini?

Saya teringat sekitar tujuh tahun yang lalu, sewaktu sayabersama anggota Kabinet Pembangunan dan PimpinanLembaga Tertinggi Negara, duduk di lantai Masjid Istiqlal,sambil menantikan kedatangan Presiden dan Wakil Presidenuntuk bersama melaksanakan shalat Id. Seorang mudaberpakaian kemeja batik dengan sopan menyapa saya daribelakang sambil berbisik, agar diperkenankan kelakmembantu saya dalam Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). Saya bertanya, “Siapa Anda dan di manaAnda sekarang?”

“Saya Wiranto, Pak.”

Page 76: Detik-detik yang Menentukan

62Detik-Detik yang Menentukan

“Wiranto siapa?”“Saya Wiranto, dulu ADC Presiden dan sekarang

ditugaskan sebagai Kepala Staf Pangdam Jaya membantuPak Hendropriyono.”

Saya lalu menjawab, “Insya Allah, iktikad dan niat Andaakan dikabulkan Allah SWT.” Pada waktu itu, saya sangatterkesan dengan kejadian ini.

Mengenang pengalaman saya tersebut dan setelahmendengar laporan Pangab, saya mengambil kesimpulanbahwa Jenderal yang saya hadapi ini “jujur”, “bermoral”,“beretika”, dan setia pada Sapta Marga dan SumpahPrajurit. Bukankah moral dan etika berakar pada agama?

Oleh karena itu, saya menjawab pertanyaan Pangabdengan singkat, “Simpanlah Inpres tersebut, mungkinJenderal akan butuhkan.”

Selanjutnya saya bersama dengan Pangabmempersiapkan pernyataan sikap ABRI yang akandibacakan oleh Jenderal Wiranto setelah pengambilanSumpah Presiden ke-3 RI oleh Ketua Mahkamah Agung diIstana Merdeka selesai.

Saya tugaskan Pangab untuk langsung ke IstanaMerdeka, sambil saya mempersiapkan diri untuk pergi kekediaman Pak Harto, dengan harapan mendapatkanpenjelasan dan jawaban mengenai mengapa dan kenapasemua ini terjadi.

Tetapi, kemudian saya mendapat berita bahwa PakHarto ternyata belum bersedia menerima saya, dan sayadipersilakan langsung saja berangkat ke Istana Merdeka.

Protokol dan ADC Presiden berharap agar pertemuanempat mata dapat dilaksanakan di Istana Merdeka. Padapertemuan ini, saya berharap dapat memperoleh masukanmengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalammenghadapi dan menyelesaikan permasalahan nasional,

Page 77: Detik-detik yang Menentukan

63 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

berdasarkan informasi dan masukan yang diperoleh PakHarto saat beliau belum mengundurkan diri sebagai Presiden.Pertemuan tersebut, adalah wajar dan normal.

Didampingi Sintong Panjaitan, Ahmad Watik Pratiknya,Fuadi Rasyid, Jimly Asshiddiqie, dan perangkat pengamananWakil Presiden, sekitar pukul 08.30, saya berangkat ke IstanaMerdeka untuk menghadiri acara pernyataan pengundurandiri Presiden Republik Indonesia yang dilanjutkan denganPelantikan dan Pengambilan Sumpah Wakil PresidenRepublik Indonesia sebagai Presiden oleh Ketua MahkamahAgung dan disaksikan para anggota Mahkamah Agunglainnya.

Ketika saya sampai di Istana Merdeka, ternyata belumada orang yang hadir dan saya dipersilakan duduk di kamartamu yang berhadapan dengan ruangan yang dikenalsebagai Ruangan Jepara. Saya duduk, sambil membacalaporan-laporan multikrisis yang masuk.

Beberapa saat kemudian, Ketua Mahkamah Agung,Sarwata SH, dan para anggota Mahkamah Agung yangmenyertainya datang. Kepada Ketua Mahkamah Agung,saya bertanya apakah alasan dan cara pengambilan sumpahsah berdasarkan UUD dan Ketetapan MPR. KetuaMahkamah Agung menyatakan pengambilan sumpah itusah, karena hari ini adalah hari libur sehingga dapatdilaksanakan di hadapan para anggota Mahkamah Agungoleh Ketua Mahkamah Agung di Istana Merdeka danlangsung dapat disiarkan ke seluruh tanah air.

Baru saja Ketua Mahkamah Agung selesai menjelaskan,para pimpinan DPR/MPR masuk ke dalam ruangan.Pertanyaan yang sama saya ajukan kepada Ketua DPR/MPRdan saya memperoleh jawaban yang sama. Ketua DPR/MPRmenyampaikan bahwa pimpinan DPR/MPR telahmembicarakan dalam rapat malam sebelumnya, dan

Page 78: Detik-detik yang Menentukan

64Detik-Detik yang Menentukan

menyimpulkan bahwa semua ini sah. Dengan demikian,dipandang dari segi hukum, penyerahan kekuasaan dariPresiden ke Wakil Presiden yang akan dilaksanakan beberapasaat lagi pada tanggal 21 Mei 1998, menurut UUD ‘45 danKetetapan MPR adalah sah.

Tiba-tiba, Protokol dan ADC Presiden mempersilakanKetua dan para anggota Mahkamah Agung masuk ke RuangJepara. Saya langsung berdiri dan menyampaikan bahwasaya dijanjikan untuk dapat bertemu dengan PresidenSoeharto. Langsung ADC Presiden kembali ke Ruang Jeparadan hanya sekejap kemudian, ADC kembali hanyamempersilakan Ketua bersama para anggota MahkamahAgung masuk ke Ruang Jepara di mana Pak Harto berada.

Saya merasakan diperlakukan “tidak wajar” danmenahan diri untuk tetap sabar dan tenang. Saya membacabeberapa ayat Alquran yang saya hafal. Setelah beberapawaktu berlalu, Ketua dan anggota Mahkamah Agung keluardari Ruang Jepara, dan ADC dan Protokol mempersilakanpimpinan DPR/MPR memasuki Ruangan Jepara untukbertemu dengan Pak Harto.

Perasaan saya makin penuh dengan kekecewaan,ketidakadilan, dan “penghinaan”, sehingga kemudian sayamemberanikan diri untuk berdiri dan melangkah ke RuangJepara ingin bertemu langsung dengan Presiden Soeharto.Namun, baru saja saya berada di depan pintu Ruang Jepara,tiba-tiba pintu terbuka dan protokol mengumumkan bahwaPresiden Republik Indonesia memasuki ruang upacara. Sayatercengang melihat Pak Harto, melewati saya terusmelangkah ke ruang upacara dan “melecehkan” keberadaansaya di depan semua yang hadir.

Betapa sedih dan perih perasaan saya ketika itu. Sayamelangkah ke ruang upacara mendampingi PresidenSoeharto, manusia yang saya sangat hormati, cintai, dan

Page 79: Detik-detik yang Menentukan

65 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

kagumi yang ternyata menganggap saya seperti tidak ada.Saya melangkah sambil memanjatkan doa dan memohonagar Allah SWT memberi kekuatan, kesabaran, dan petunjukuntuk mengambil jalan yang benar.

Dalam ruang upacara yang sudah penuh denganwartawan dalam dan luar negeri, saya dipersilakan berdiridi tempat yang sudah diberi tanda. Pak Harto langsung ditempat yang telah diatur, menempatkan dirinya, danmembaca pertimbangan pengunduran dirinya sebagaipresiden sebagai berikut:

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.Sejak beberapa waktu terakhir saya mengikuti dengan

cermat perkembangan situasi nasional kita, terutamaaspirasi rakyat untuk mengadakan reformasi di segalabidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Atas dasarpemahaman saya yang mendalam terhadap aspirasi tersebutdan terdorong oleh keyakinan bahwa reformasi itu perludilaksanakan secara tertib, damai, dan konstitusional.

Demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsaserta kelangsungan pembangunan nasional, saya telahmenyatakan rencana pembentukan Komite Reformasi danmengubah susunan Kabinet Pembangunan VII, namundemikian kenyataan hingga hari ini menunjukkan KomiteReformasi tersebut tidak dapat terwujud karena tidak adanyatanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukankomite tersebut.

Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi dengancara sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidakdapat diwujudkannya Komite Reformasi maka perubahansusunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidakdiperlukan lagi.

Dengan memerhatikan keadaan di atas sayaberpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan

Page 80: Detik-detik yang Menentukan

66Detik-Detik yang Menentukan

tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik.Oleh karena itu dengan memerhatikan ketentuan Pasal 8UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memerhatikanpandangan pimpinan DPR dan pimpinan fraksi-fraksi yangada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakanberhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI terhitung sejakdibacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998.

Pernyataan saya berhenti dari jabatan sebagai PresidenRI saya sampaikan di hadapan Saudara-saudara pimpinanDPR dan juga adalah pimpinan MPR pada kesempatansilaturahim.

Sesuai dengan pasal 8 UUD 1945, maka Wakil PresidenRI, Prof. Dr. Ir. B.J. Habibie yang akan melanjutkan sisa waktujabatan Presiden/mandataris MPR 1998-2003. Atas bantuandan dukungan rakyat selama saya memimpin negara danbangsa Indonesia ini, saya ucapkan terima kasih dan mintamaaf bila ada kesalahan dan kekurangan-kekurangannya.Semoga bangsa Indonesia tetap jaya dengan Pancasila danUUD 1945.

Mulai hari ini pula Kabinet Pembangunan VIIdemisioner dan kepada para menteri saya ucapkan terimakasih. Oleh karena keadaan tidak memungkinkan untukmenyelenggarakan pengucapan sumpah di hadapan DPR,maka untuk menghindari kekosongan pimpinan dalammenyelenggarakan pemerintahan negara, kiranya SaudaraWakil Presiden sekarang juga akan melaksanakanpengucapan sumpah jabatan Presiden di hadapanMahkamah Agung RI.

Untuk pertama kalinya saya mendengar, alasan PakHarto mengundurkan diri sebagai Presiden RI.

Setelah Pak Harto selesai memberi keterangan danpenjelasan kepada bangsa Indonesia, protokol menyerahkankepada saya sebuah map dan saya dimohon membacasehelai kertas yang berisi sumpah kewajiban Presiden RI yangsudah dipersiapkan sebelumnya.

Page 81: Detik-detik yang Menentukan

67 Menjelang Pengunduran DiriPak Harto

Bismillahirrahmanirrahim,Berdasarkan Pasal 9 UUD 1945 sebelum memangku

jabatan Presiden, saya akan melaksanakan kewajibankonstitusional saya ialah mengucapkan sumpah sesuaidengan agama yang saya anut sebagai berikut:

“Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhikewajiban Presiden RI dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh UUD dan menjalankan segalaundang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnyaserta berbakti kepada nusa dan bangsa.”

Semuanya berlangsung cepat dan lancar. Pak Hartomemberi salam kepada semua yang hadir termasuk saya.Tanpa senyum maupun sepatah kata, ia meninggalkanruang upacara.

Menerima warisan institusi presiden sebagai pusatkeunggulan kekuasaan dan pusat perhatian masyarakatdalam suatu sistem yang feodal dengan segala permasalahandan tantangan, menyebabkan saya menjadi manusia yang“paling kesepian” dan “paling sendirian” di dalam suatulingkungan yang serba sibuk menghadapi multikomplekspermasalahan.

Ketika itu saya sadari pula, bahwa institusi presiden,institusi wakil presiden dan institusi legislatif DPR & MPR,melalui koordinasi Keluarga Besar Golkar (menguasai hampir80 persen & 83 persen kursi) diwariskan untuk saya kuasaiseorang diri.

Kenyataan ini, memberikan kepada saya “kekuasaanabsolut” sebagai presiden dan merangkap koordinator harianKeluarga Besar Golkar dalam suatu sistem yang “otoriter”dan lingkungan “feodal”.

Kenyataan ini sangat membahayakan objektivitas dan

Page 82: Detik-detik yang Menentukan

68Detik-Detik yang Menentukan

kualitas proses demokratisasi. Karena Keluarga Besar Golkar(KBG) memiliki hampir 83 persen kursi di MPR dan presidenmerangkap sebagai koordinator harian KBG, maka untukmenghindari kolusi antara pemerintah dan DPR/MPR,presiden tidak dibenarkan merangkap sebagai koordinatorharian KBG.

Page 83: Detik-detik yang Menentukan

Konsultasi Presiden dengan Pimpinan DPR RI, 28 Mei 1998 di Gedung DPR/MPR

Memimpin Sidang Kabinet Terbatas bidang Polkam

Sekn

eg.

Sekn

eg.

Page 84: Detik-detik yang Menentukan

Menghadiri Pertemuan Pimpinan Ekonomi Asia (AELM VI)di Malaysia, 18 November 1998

Konferensi Tingkat Tinggi ke-6 ASEAN di Hanoi, 15-16 Desember 1998

Sekneg.Sekneg.

Page 85: Detik-detik yang Menentukan

69 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Seorang pemimpin di mana saja ia berada, harusberperilaku seperti “mata air” yang mengalirkan airbersih dan bergizi, sehingga semua kehidupan disekitarnya dapat mekar dan berkembang. Perilakuseperti “mata air” yang mengalirkan racun akanmematikan kehidupan sekitarnya.

Setelah upacara pengambilan sumpah selesai, sayasegera kembali ke kediaman saya di Kuninganuntuk melanjutkan pemantauan perkembangangerakan demo yang terus meningkat dan menyusun

pesan Presiden Republik Indonesia yang akan saya sampaikanmelalui TVRI pada malam hari. Pesan yang saya bacakanitu sebagai berikut:

Pertama-tama saya mengajak seluruh rakyat Indonesiadi manapun berada untuk memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasamelimpahkan nikmat dan iman dan kesabaran sehingga kitatabah menghadapi cobaan yang menimpa bangsa kita.Berbagai cobaan yang kita alami sekarang ini, merupakanujian yang menuntut kesabaran dan kerja keras seluruhrakyat, sehingga bangsa kita dapat segera keluar dari krisisekonomi dan politik yang dihadapi.

Dengan pernyataan berhenti Bapak Haji MuhammadSoeharto sebagai Presiden Republik Indonesia berdasarkan

100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi2bab

Page 86: Detik-detik yang Menentukan

70Detik-Detik yang Menentukan

Pasal 8 UUD 1945, saya secara konstitusional telahmenggantikan kedudukan sebagai Presiden dan telahmengucapkan Sumpah Presiden pada hari ini pukul 09.10,tanggal 21 Mei 1998.

Aspirasi saudara-saudara dalam memperjuangkanreformasi secara menyeluruh yang saudara telah tunjukkanselama ini sudah bergulir dan usaha-usaha tersebut akansegera ditindaklanjuti dengan menyusun Pemerintahanyang bertanggung jawab sesuai dengan kaidahkepemerintahan yang kita kehendaki bersama. Dengansegala kerendahan hati, saya menyadari tugas ini sangatberat. Oleh karena itu, agar tugas tersebut dapatdilaksanakan dengan berhasil, maka dukungan penuh dariseluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan. Sayamengharapkan dukungan dari seluruh rakyat Indonesiauntuk bersama-sama dapat keluar dari krisis yang sedangkita hadapi, yang hampir melumpuhkan berbagai sendi-sendi kehidupan bangsa.

Perjuangan mahasiswa dalam mempercepat prosesreformasi merupakan angin segar yang menghembusmemasuki abad ke-21. Saya memerhatikan dengan sungguh-sungguh dinamika aspirasi yang berkembang dalampelaksanaan reformasi secara menyeluruh, baik yangdisampaikan oleh mahasiswa dan kaum cendekiawan,maupun yang berkembang dalam masyarakat serta dikalangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Peningkatankehidupan politik yang sesuai dengan tuntutan zaman dangenerasinya, kepemerintahan yang bersih dan bebas dariinefisiensi dan praktik-praktik korupsi, kolusi, dannepotisme, serta kehidupan ekonomi yang lebih memberipeluang berusaha secara adil, telah saya tangkap sebagaiaspirasi rakyat.

Untuk itu saya ingin menyampaikan komitmen sayapada aspirasi rakyat tersebut untuk melakukan reformasisecara bertahap dan konstitusional di segala bidang,meningkatkan kehidupan politik demokratis, mengikuti

Page 87: Detik-detik yang Menentukan

71 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

tuntutan zaman dan generasinya, dan menegakkankepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan UUD ’45.

Berdasarkan hal itu, saya akan segera menyusun Kabinetyang sesuai dengan tuntutan zaman, aspirasi dan kehendakrakyat, yaitu Kabinet yang profesional dan memiliki dedikasiserta integritas yang tinggi.

Tugas pokok Kabinet tersebut adalah menyiapkanproses reformasi:1. Di bidang politik antara lain dengan memperbaharui

berbagai perundang-undangan dalam rangka lebihmeningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yangbernuansa pada pemilu sebagaimana yangdiamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara(GBHN);

2. Di bidang hukum antara lain meninjau kembali Undang-Undang Subversi;

3. Di bidang ekonomi dengan mempercepat penyelesaianUndang-Undang yang menghilangkan praktik-praktikmonopoli dan persaingan yang tidak sehat.Di samping itu, dalam bidang ekonomi, pemerintah juga

akan memberikan perhatian khusus terhadap AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN), revitalisasiLembaga Perbankan dan Keuangan Nasional, serta program-program yang menyentuh kepentingan masyarakat banyak.Di samping itu, pemerintah akan tetap melaksanakan semuakomitmen yang telah disepakati dengan pihak Luar Negeri,khususnya dengan melaksanakan program reformasiekonomi sesuai dengan kesepakatan dengan IMF.Pemerintah, akan tetap menjunjung tinggi kerja samaregional dan internasional, seperti yang telah dilaksanakanselama ini dan akan berusaha dalam waktu sesingkat-singkatnya mengembalikan dinamika pembangunan bangsaIndonesia yang dilandasi atas kepercayaan nasional daninternasional yang tinggi.

Menyadari tugas-tugas berat dan mulia tersebut, sayadengan segala kerendahan hati membuka diri terhadap

Page 88: Detik-detik yang Menentukan

72Detik-Detik yang Menentukan

semua masukan dan kritik dari masyarakat untukmempercepat proses reformasi, menuju kesejahteraan Bangsadan Negara yang kita cita-citakan bersama. Untukmewujudkan cita-cita luhur tersebut, saya sekali lagimengharapkan dukungan sepenuhnya dari semua pihak.

Kepada segenap potensi bangsa, marilah kitamengakhiri pertentangan-pertentangan yang ada di antarakita agar waktu yang sangat terbatas ini dapat dipergunakansecara efektif dalam rangka penyelesaian krisis yang sedangdihadapi.

Akhirnya, izinkanlah saya menyampaikan satu dua patahkata terhadap Bapak Soeharto yang baru saja menyatakanberhenti sebagai presiden. Sebagai bangsa yang menjunjungtinggi nilai-nilai budaya yang luhur, kita tidak akan melupakanjasa serta pengabdian beliau yang bukan saja telah memimpindengan selamat Republik Indonesia pada masa-masa sulitantara tahun 1965-1968, tetapi juga telah menyukseskanpembangunan nasional sampai tahap tinggal landas, yangmengantarkan sebagian besar kita ke taraf hidup yang lebihtinggi dibandingkan tiga dasawarsa yang telah lalu, sebelumkita diterpa oleh krisis yang melanda kawasan Asia.

Oleh karena itu, atas nama pemerintah dan atas namapribadi, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, HajiMuhammad Soeharto, atas segala jasa dan pengabdiannyakepada nusa dan bangsa. Saya percaya, bahwa rakyatIndonesia juga menghargai jasa dan pengabdian beliau.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan lindunganserta limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruhbangsa Indonesia.

Agar dapat mendahului segala polemik yang merugikanstabilitas politik dan prediktabilitas pemerintah, maka sayabermaksud dalam waktu sesingkat-singkatnya membentukkabinet untuk dapat segera menyelesaikan masalah politikdan ekonomi yang begitu kompleks.

Page 89: Detik-detik yang Menentukan

73 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Warisan prasarana presiden, wakil presiden danpemerintah selama 53 tahun, yang telah berkembangmenjadi pusat-pusat kekuasaan yang feodal dan otoriter,dalam waktu sesingkat-singkatnya harus diubah, agarbangsa secara demokratis dan transparan dapat dipimpin.

Kenyataan bahwa sebagai Presiden merangkap WakilPresiden dan Koordinator Harian Keluarga Besar Golkar,yang memiliki mayoritas suara di DPR dan MPR, adalahtidak sehat dan jelas tidak menguntungkan objektivitaspimpinan nasional dan kualitas reformasi.

Karena itu, saya memutuskan untuk segera memulaiproses reformasi Golkar menjadi suatu partai politik dansekaligus membubarkan Keluarga Besar Golkar. Dengandemikian, Presiden dapat bertindak lebih objektif, bermoral,dan tidak mementingkan kepentingan pribadi, keluarga,golongan, partai, kawan, dan sebagainya, kecualikepentingan rakyat.

Langkah yang harus segera saya ambil adalah sebagaiberikut:1. Kabinet yang dibentuk harus terdiri dari wakil fraksi

yang ada di DPR dan MPR, secara proporsional dandiusulkan oleh fraksi masing-masing. Mereka harusdapat bekerja sama sebagai satu tim yang profesionaldan berjiwa patriotis;

2. Lembaga tinggi dan tertinggi negara harus dijadikaninstitusi profesional, objektif, kuat, dan mandiri;

3. Walaupun para anggota DPR dan MPR baru saja dipilihtahun yang lalu, saya berpendapat bahwa dalam waktusesingkat-singkatnya sudah harus dilaksanakan pemiluuntuk memberi legitimasi yang lebih kuat kepada DPRdan MPR. Untuk itu kesempatan harus diberikan kepadasiapa saja untuk dapat mendirikan partai politik, asaltidak melanggar UUD ‘45 dan memenuhi kriteria yang

Page 90: Detik-detik yang Menentukan

74Detik-Detik yang Menentukan

nanti disusun, ikut dalam pemilu yang akan datang;4. Saya harus segera berkonsultasi dengan pimpinan MPR

dan DPR untuk dapat menentukan jadwal SidangIstimewa MPR dan pemilu yang akan datang;

5. Pada Sidang Istimewa MPR, ketetapan MPR harusdisempurnakan menjadi dasar hukum reformasi danpemilu dengan peserta partai politik yang tidak terbataspada Partai Persatuan Pembangunan, Partai DemokrasiIndonesia, dan Golkar saja. Presiden, gubernur, danbupati hanya dapat dipilih langsung untuk dua periodesaja, sesuai kriteria yang masih harus ditetapkan.Undang-undang ekonomi pasar seperti antimonopolidan sebagainya, harus segera disusun;

6. Demi objektivitas kebijakan dalam memimpin KabinetReformasi Pembangunan, saya tidak dapat menjabatsebagai koordinator harian Keluarga Besar Golkar.Pertanggungjawaban harus diberikan kepada rakyat dantidak kepada Keluarga Besar Golkar. Oleh karena itu,saya memutuskan, dalam waktu sesingkat-singkatnyamelaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkardi Jakarta untuk mereformasi Golkar menjadi partaipolitik dan membubarkan Keluarga Besar Golkar.

Setelah menyampaikan pesan kepada bangsa Indonesiamelalui TVRI, saya mengundang enam tokoh terbaik bangsa,yang dikenal sebagai profesional, berdedikasi, dan setia padaperjuangan bangsa, ikut hadir pada pertemuan pembentukanKabinet Reformasi Pembangunan.

Pertemuan pembentukan Kabinet ReformasiPembangunan, dimulai pukul 20.00 di kediaman saya, diKuningan. Tokoh-tokoh nasional tersebut adalah: WidjojoNitisastro, Hartarto Sastrosoenarto, Haryono Suyono, FeisalTanjung, Ginandjar Kartasasmita, Akbar Tandjung (sebagai

Page 91: Detik-detik yang Menentukan

75 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

sekretaris Koordinator Harian Keluarga Besar Golkar).Dalam pembukaan Sidang Pembentukan Kabinet

Reformasi Pembangunan, saya mohon agar tokoh-tokohtersebut berkenan membantu dan menerima jabatan dalampemerintah sebagai Menko dan Akbar Tandjung sebagaiMenteri Sekretaris Negara, sedangkan Widjojo Nitisastrosebagai Penasihat Presiden.

Saya sampaikan pula agar fraksi yang ada di DPR danMPR secara proporsional terwakili dalam kabinet. Paraanggota kabinet pada umumnya harus profesional dan dapatbekerja dalam satu tim yang harmonis dan dinamiskhususnya dengan para menko yang bersangkutan. Untukjabatan di mana harus ditempatkan seorang profesional yangberpengalaman dan teruji, maka yang bersangkutan tidakharus mewakili fraksi.

Sementara sidang berlangsung, saya menerima beberapatamu di Kuningan, antara lain, Ketua Muhammadiyah,Amien Rais; Pangab, Jenderal Wiranto; dan Pangkostrad,Letnan Jenderal Prabowo semuanya memberi masukan.

Dalam penyusunan anggota kabinet itu, nama KSAD,Jenderal Soebagio; Letnan Jenderal A.M. Hendropriyono; danLetnan Jenderal Junus Yosfiah diusulkan untuk menjadiPangab.

Begitu pula harapan dan imbauan agar Menhankambersama para anggota kabinet lainnya segera dapatditentukan. Karena peran ABRI sangat menentukan, makadalam keadaan negara yang sangat labil, pilihan Pangab danMenhankam jikalau tidak tepat, dapat mengganggu stabilitaspolitik. Saya tidak boleh mengambil risiko sedikit pun.

Kebijakan yang salah, akan mengakibatkan suaturentetan permasalahan yang berdampak negatif dalammempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Saya juga menerima banyak surat ucapan selamat, saran

Page 92: Detik-detik yang Menentukan

76Detik-Detik yang Menentukan

dan usulan nama-nama anggota Kabinet ReformasiPembangunan. Surat yang patut saya sebutkan adalah suratdari Bapak Anwar Haryono, tokoh nasional dan tokoh umatIslam. Beliau menyampaikan selamat dan doa agar dalammenghadapi tantangan yang multikompleks dan tiap detikberubah, saya tetap diberi kekuatan dan petunjuk oleh AllahSWT untuk mengambil jalan yang benar.

Setelah tiap anggota yang dicalonkan, kecualiMenhankam, melalui telepon menyatakan kesanggupanmereka untuk duduk dalam kabinet, akhirnya pada pukul01.30 Kabinet Reformasi Pembangunan terbentuk.

Sebelum sidang pembentukan Kabinet ReformasiPembangunan ditutup, saya memohon agar para tokohmemberi masukan kepada tim khusus yang menyusun pidatopengantar Kabinet Reformasi Pembangunan.

Anggota tim khusus adalah:Ahmad Watik PratiknyaFuadi RasyidGunawan HadisusiloHarjono DjojodihardjoJimly AsshiddiqieSofian Effendi.

Khusus kepada Pak Widjojo Nitisastro, saya mohonuntuk mengecek pidato pengantar Presiden yang palingakhir sebelum saya cek dan baca. Pukul 01.45, pertemuandalam rangka pembentukan Kabinet ReformasiPembangunan saya tutup.

Setelah itu, saya masuk ke ruang kerja, melalui internetdan televisi, saya kembali memantau dan mendengarkomentar dalam dan luar negeri mengenai perkembangandi Indonesia.

Sementara itu, terus berkembang berita di dalam dan

Page 93: Detik-detik yang Menentukan

77 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

luar negeri bahwa saya tidak mampu bertahan lebih dari100 jam. Yang sedikit optimistis meramalkan bahwa sayatidak akan bertahan lebih dari 100 hari.

Ada pula yang mempertanyakan, apakah kabinet dapatterbentuk? Apa konsep Habibie dalam menghadapi semuamasalah yang serba kompleks dalam keadaan yang tidakstabil dan tidak menentu?

Saya dijadikan manusia yang tidak memiliki“kredibilitas”, karena berbagai pernyataan yang bernadamenghina dan mengolok, menyinggung perasaan siapa sajayang mengenal dan berkawan dengan saya.

Hanya beberapa tokoh intelektual khususnya darikalangan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI),dari desa, pesantren mulai mengimbangi gerakan-gerakanyang penuh dengan kebencian terhadap diri saya dan OrdeBaru. Yang paling menyedihkan ialah bahwa paramahasiswa dan sebagian besar tokoh intelektual di dalamdan luar kampus berprasangka buruk terhadap saya.

Karena berita-berita tidak konstruktif terus berkembang,saya mengambil kesimpulan bahwa saya tetap tidak bolehterbuka pada siapa pun juga termasuk istri, anak, keluarga,dan kawan dekat, bahkan kepada para anggota kabinet yangakan datang.

Pada masa peralihan yang dinamis berkembang denganmulti permasalahan yang kompleks, reformasi menjadikontraproduktif jikalau keterbukaan dan transparansi segeraditerapkan.

Hanya informasi seperlunya dan pada waktunya yangberkaitan dengan tugas masing-masing dapat saya berikankepada yang bersangkutan agar dapat menyelesaikan tugasdengan baik.

Sebenarnya saya bermaksud memisahkan kedudukanPangab dan Menhankam. Pangab harus seorang jenderal dan

Page 94: Detik-detik yang Menentukan

78Detik-Detik yang Menentukan

sebaiknya jabatan itu diberikan bergiliran kepada AngkatanDarat, Laut, dan Udara sedangkan Menhankam tidak perluanggota ABRI.

Angkatan Darat, Laut, dan Udara harus mengamankandan memelihara kedaulatan Negara Kesatuan RepublikIndonesia, sepanjang masa dan mencegah terjadinya perangyang mengancam kedaulatan. Jikalau perang tersebut tidakdapat dihindarkan, maka perang harus dimenangkan.

Polisi harus sepanjang masa memerangi kejahatan dankriminalitas serta bertanggung jawab untuk menegakkanhukum. Karena itu polisi harus dipisahkan dari ABRI danditempatkan di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri.

Kedudukan Menhankam dapat diberikan kepadaseorang tokoh sipil dan tidak perlu dari kalangan militer.

Untuk mencegah kebijakan yang berisiko tinggi denganmemerhatikan keadaan yang sangat kritis, tidak transparan,dan tidak menentu, maka saya berpendapat sebaiknyajabatan Menhankam dan Pangab sementara tetap dirangkap.Yang bertanggung jawab kepada Presiden hanya seorangsaja.

Jikalau tokoh militer menjadi Menhankam/Pangab yangnama-namanya sudah disebut di atas, maka jelas kebijakantersebut akan melahirkan polemik baru. Kesan saya, JenderalWiranto itu jujur dan sebagai tokoh yang beragama memilikinilai moral yang tinggi. Selain itu, jabatan Menhankam/Pangab sudah dipangkunya sejak bulan Maret yang lalu.Dengan demikian polemik baru tidak akan terjadi.

Esok paginya, satu jam sebelum saya berangkat ke IstanaMerdeka untuk mengumumkan nama para anggota KabinetReformasi Pembangunan, nama Menhankam/Pangab akansaya berikan kepada tim khusus yang mendapat tugasmenyusun Pidato Pengantar Pengumuman para AnggotaKabinet Reformasi.

Page 95: Detik-detik yang Menentukan

79 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Pada hari Jumat, tanggal 22 Mei 1998 pukul 06.10, sayamenelepon Jenderal Wiranto dan menyampaikan bahwa sayatelah memutuskan untuk memintanya tetap menjadiMenhankam/Pangab dalam Kabinet ReformasiPembangunan. Ia mengucapkan terima kasih ataskepercayaan yang telah diberikan dan memohon petunjuk.Saya sampaikan agar ia melaksanakan tugas sesuaipengarahan yang kemarin telah saya berikan dan nantibertemu di Istana Merdeka.

Dengan demikian, tidak benar bahwa saya reaktif danseenaknya dalam menentukan sebuah keputusan apalagikeputusan sangat penting seperti penentuan posisiMenhankam/Pangab. Namun, saya membiarkan parapengkritik yang tidak menyukai saya tetap bereaksidemikian. Yang pasti, saya memiliki program jelas. Hanyasaja, sampai detik-detik terakhir saya tidak mau berbicara,siapa yang akan menjadi Menhankam/Pangab. Tetapi, didalam hati saya, keputusan siapa yang pantas menjadiMenhankam/Pangab telah saya tetapkan.

Tentang pemberian Instruksi Presiden (Inpres) kepadaMenhankam/Pangab dari Pak Harto, saya tetap berpikirpositif. Mungkin, keputusan Presiden Soeharto memangbenar. Kebijakan ini tetap dilandasi iktikad baik. Bisa sajasaya salah langkah, sehingga meledak revolusi di Indonesia.Dia dan saya bisa saja termasuk orang yang dapat menjadikorban seperti para jenderal yang menjadi korban dandimasukkan ke dalam sumur di Lubang Buaya. Kalau ituterjadi, bisa saja Menhankam/Pangab terpaksa bertindakuntuk menyelamatkan bangsa Indonesia.

Karena pemanfaatan inpres tersebut tidak dipersiapkanbersama saya, maka sebagai presiden, saya bisa sajamengatakan inpres itu sudah tidak berlaku. Saya dapatmembuat inpres yang lain. Tetapi sekarang, buat apa saya

Page 96: Detik-detik yang Menentukan

80Detik-Detik yang Menentukan

mengubah inpres itu dalam keadaan yang gawat. ‘’SilakanPak Wiranto simpan saja,” begitu jawaban saya ketikaMenhankam/Pangab melaporkan adanya inpres itu.

Kenapa saya bereaksi demikian?Karena, saya yakin, kalau Menhankam/Pangab

memang karakternya jelek, maka dia akan tidakmenyampaikan hal itu kepada saya. Faktanya, ia sampaikanjuga hal itu kepada saya. Itu yang saya pegang bahwa orangyang saya hadapi ini jujur. Sampai hari ini, saya berpendapatbahwa dia adalah orang yang bermoral, beretika, dan jujur.Itu yang jadi pegangan saya.

Setelah saya membaca pidato hasil masukan paramenko, serta pengecekan oleh Pak Widjojo Nitisastro, makasaya menyampaikan nama Menhankam/Pangab kepada timkhusus.

Saya kemudian berpikir mengenai Bank Indonesia.Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1968 mengenaiBank Indonesia, BI adalah lembaga negara yang membantutugas Presiden di dalam melaksanakan kebijakan moneter,maka Gubernur Bank Indonesia dapat diartikan menjadi ex-officio anggota kabinet. Demikian pula dengan Jaksa Agung.

Saya berpendapat justru untuk lebih produktifmembantu Presiden dalam melaksanakan pembangunan,maka baik Gubernur Bank Indonesia maupun Jaksa Agungtidak boleh menjadi anggota kabinet. Dengan demikian,segala kebijakan yang bersangkutan tidak dipengaruhipresiden dan menjadi lebih objektif dan profesional.

Oleh karena itu, kepada tim khusus, saya sampaikan agarGubernur Bank Indonesia dan Jaksa Agung tidak masukdalam Kabinet Reformasi Pembangunan.

Pada pidato pengantar saya pada pelantikan KabinetReformasi Pembangunan, saya tambahkan bahwa ekonomi

Page 97: Detik-detik yang Menentukan

81 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

yang akan kita anut adalah ekonomi kerakyatan yangtentunya diatur oleh mekanisme pasar. Arti kerakyatan disini adalah sama seperti ekonomi pasar yang memerhatikandan berorientasi pada keadilan sosial.

Perubahan tersebut mengambil waktu yang cukuppanjang sehingga hampir satu jam saya terlambat berangkatdari Kuningan menuju ke Istana Merdeka.

Sekitar pukul 07.30, Sintong Panjaitan masuk ke ruangankerja untuk memohon agar saya menerima Danjen KopassusMayor Jenderal Muchdi P.R. bersama Mayor Jenderal KivlanZein yang membawa surat dari Pangkostrad dan dariJenderal Besar Abdul Haris Nasution.

Saya bertanya apakah perlu saya terima sendiri? Sayabanyak pekerjaan dan bahan masukan yang harus saya bacadan nilai menumpuk. Saya meminta Jenderal Sintongmenerima surat-surat tersebut atas nama saya.

Namun, hanya beberapa menit kemudian, SintongPanjaitan kembali ke ruang kerja saya dan menyarankanuntuk menerima surat tersebut, namun saya tidak bolehmelewati tanda yang sudah diberikan di pintu masuk.

Saya beranjak dari depan komputer berjalan didampingiSintong Panjaitan ke pintu yang sudah ditentukan. Di depanpintu tersebut, saya menerima kedua jenderal yangmenyampaikan surat-surat yang segera saya baca. Setelahsaya selesai membaca, kedua jenderal mengucapkan,“Mohon petunjuk.”

Saya menyampaikan singkat, “Sudah saya baca.”Pertanyaan tersebut diulangi lagi, “Mohon petunjuk,”

dan jawaban saya singkat seperti semula, “Sudah sayabaca,” dan saya kembali ke ruang kerja.

Yang menarik adalah surat dari Bapak Jenderal BesarNasution yang menyarankan agar KSAD Jenderal SubagioHadi Siswoyo diangkat menjadi Pangab dan Pangkostrad

Page 98: Detik-detik yang Menentukan

82Detik-Detik yang Menentukan

Letjen Prabowo Subianto menjadi KSAD.Sekitar pukul 09.00, saya meninggalkan Kuningan menuju

Istana Merdeka didampingi oleh perangkat keamananPresiden, ADC, Sintong Panjaitan, Ahmad Watik Pratiknya,Jimly Asshiddiqie, Gunawan Hadisusilo, dan Fuadi Rasyid.Saya memasuki Istana Merdeka dari pintu gerbang depansebelah barat. Di depan tangga, Pangab Wiranto menantikankedatangan saya dan memohon untuk diperkenankanmelaporkan keadaan di lapangan, tetapi hanya empat mata.Saya katakan bahwa saya tidak memiliki banyak waktu,karena sudah terlambat satu jam dan ini dapat menimbulkanspekulasi bahwa saya tidak berhasil membentuk KabinetReformasi Pembangunan. Saya persilakan Wiranto mengikutisaya ke ruang kerja Presiden di Istana Merdeka.

Di ruang kerja Presiden, Pangab melaporkan bahwapasukan Kostrad dari luar Jakarta bergerak menuju Jakartadan ada konsentrasi pasukan di kediaman saya di Kuningan,demikian pula Istana Merdeka. Jenderal Wiranto mohonpetunjuk. Dari laporan tersebut, saya berkesimpulan bahwaPangkostrad bergerak sendiri tanpa sepengetahuan Pangab.

Bukankah ini bertentangan dengan petunjuk sayakemarin pada Pangab?

Apakah mungkin ada skenario tersendiri mengenailaporan yang baru saja disampaikan oleh Pangab?

Apakah tidak sebaiknya saya mengecek dahulu maksuddan tujuan laporan tersebut?

Sikap saya selalu adalah percaya pada orang, namuncek lebih baik. Namun kendala waktu tidak memungkinkansaya untuk mengecek. Penilaian saya mengenai Pangabberdasarkan sikap dan perilaku Pangab adalah positif. Dilain pihak, saya harus tegas dan skenario seperti yangdilaporkan Pangab tidak boleh saya tolerir.

Sambil melihat ke jam tangan, saya tegaskan kepada

Page 99: Detik-detik yang Menentukan

83 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Pangab, “Sebelum matahari terbenam, Pangkostrad harussudah diganti dan kepada penggantinya diperintahkan agarsemua pasukan di bawah komando Pangkostrad harussegera kembali ke basis kesatuan masing-masing.”

Jenderal Wiranto bertanya, “Sebelum matahariterbenam?”

Saya ulangi, “Sebelum matahari terbenam!”Jenderal Wiranto bertanya lagi, “Siapa yang akan

mengganti?”Saya menjawab ringkas, “Terserah Pangab.”Sebelum Pangab meninggalkan ruang kerja Presiden, ia

menyampaikan bahwa untuk mengamankan sayasekeluarga, ia sudah menginstruksikan untuk mendatangkanistri saya Ainun, dari kediaman saya di Kuningan menujuke Wisma Negara. Demikian pula Insana, istri Ilham, dengancucu saya Nadia dan Pasha, diterbangkan dengan helikopterdari Bandung ke Jakarta untuk bergabung. Ilham yangsebentar lagi mendarat di Bandara Sukarno Hatta akandibawa ke Wisma Negara. Sedangkan Thareq dan Widiaistrinya sedang dalam perjalanan. Semua keluarga sayasementara akan bergabung di Wisma Negara.

Saya bertanya, “Untuk berapa lama kami harus tinggaldi Wisma Negara?”

“Tergantung perkembangan keadaan,” jawab Pangab.Lalu saya minta Pangab meninggalkan saya, karena saya

harus mengecek sekali lagi Pidato Pengantar SusunanKabinet Reformasi Pembangunan.

Setelah Pangab meninggalkan ruang kerja Presiden, sayamerenungkan sejenak mengenai keadaan sekitar keluargasaya.

Saya bertanya kepada diri saya, “Mengapa keluarga sayaharus dikumpulkan di satu tempat? Apakah tidak lebihaman jikalau anak-anak dan cucu-cucu saya tinggal di

Page 100: Detik-detik yang Menentukan

84Detik-Detik yang Menentukan

tempatnya masing-masing dan dilindungi oleh PasukanKeamanan Presiden? Mengapa harus dikumpulkan di satutempat?”

Pertanyaan ini terus timbul di hati saya.Protokol mengingatkan saya sekali lagi bahwa para

wartawan dalam dan luar negeri sudah menanti penjelasanmengenai Kabinet Reformasi Pembangunan yang sudahdibentuk. Isu telah beredar bahwa saya telah gagalmembentuk kabinet, seperti yang telah dialami oleh PakHarto.

Ini semua tidak membantu menjadikan keadaan lebihtenang. Dampak nilai tukar rupiah terhadap dolar ASmenjadi lebih merugikan mata uang RI.

Saya menyampaikan kepada protokol bahwa saya belumselesai mengecek kembali susunan kabinet dan katapengantar saya. Saya minta mereka agar bersabar sebentar.

Setelah selesai dengan proses pengecekan, sayamemasuki ruang depan Istana Merdeka yang sudah penuhdengan wartawan dalam dan luar negeri.

Pidato pengantar untuk memperkenalkan susunanKabinet Reformasi Pembangunan saya sampaikan sebagaiberikut:

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, seraya memohonkepada-Nya kekuatan dan iman serta kesabaran, sehinggabangsa Indonesia dapat segera keluar dari kesulitan yangkita hadapi, dan melanjutkan pembangunan nasionalmenuju masyarakat adil dan makmur sesuai denganPancasila dan UUD 1945.

Sesuai dengan kewajiban konstitusional yang sayaemban sebagai Presiden, maka setelah saya mengucapkansumpah kemarin, saya akan mengumumkan susunankabinet. Kabinet ini dalam menjalankan tugasnya akanberpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945 serta GBHN

Page 101: Detik-detik yang Menentukan

85 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

1998, yang dalam pelaksanaannya terus disesuaikan dengandinamika aspirasi rakyat yang senantiasa berkembang. Halini sejalan dengan semangat dan tekad bangsa Indonesia,sebagaimana tecermin dalam tuntutan reformasikonstitusional yang menyeluruh yang dipelopori olehmahasiswa dan generasi muda, maka kabinet yang akansaya umumkan ini saya beri nama KABINET REFORMASIPEMBANGUNAN.

Kabinet Reformasi Pembangunan ini dalam waktu yangsesingkat-singkatnya akan mengambil kebijakan danlangkah-langkah proaktif untuk mengembalikan rodapembangunan, yang dalam beberapa bidang telahmengalami hambatan yang merugikan rakyat, khususnyarakyat kecil. Oleh karena itu, pusat perhatian KabinetReformasi Pembangunan adalah peningkatan kualitas,produktivitas, dan daya saing ekonomi rakyat, denganmemberi peranan kepada perusahaan kecil, menengah, dankoperasi, yang telah terbukti memiliki ketahanan ekonomiyang lebih kuat dalam menghadapi krisis.

Selain mengacu kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, ada beberapa pijakan yang sayagunakan untuk menyusun personalia kabinet. KabinetReformasi Pembangunan ini disusun untuk dapatmelaksanakan tugas pokok reformasi menyeluruh terhadapkehidupan ekonomi, politik, dan hukum guna menghadapiera globalisasi. Untuk itu, pertimbangan profesionalitas dankepakaran amat diperhatikan di samping pertimbanganpengalaman, dedikasi, integritas dan kekompakan kerja.

Sebagai pembantu Presiden, para menteri jugamencerminkan berbagai unsur kekuatan sosial politik danmasyarakat, sehingga merupakan sinergi dari semua unsurkekuatan bangsa. Dengan demikian, kabinet ini terdiri atasunsur-unsur kekuatan bangsa, yaitu: Partai PersatuanPembangunan, Golongan Karya, Partai DemokrasiIndonesia, ABRI, unsur daerah, kaum intelektual danperguruan tinggi, serta lembaga swadaya masyarakat.

Page 102: Detik-detik yang Menentukan

86Detik-Detik yang Menentukan

Sebagaimana yang saya kemukakan kemarin, kita akanmengembangkan pemerintahan yang bersih dan bebas dariinefisiensi karena praktik-praktik korupsi, kolusi, dannepotisme. Sejalan dengan itu, saya juga menekankan dengansungguh-sungguh untuk mewujudkan aparatur yang bersihdan berwibawa yang mampu memberikan arahan danpelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.

Pada kesempatan ini, dalam rangka meningkatkanobjektivitas dan menjamin kemandirian Bank Indonesia,maka dengan sengaja jabatan Gubernur Bank Indonesia tidaksaya masukkan dalam kabinet, karena Bank Indonesia harusmempunyai kedudukan yang khusus dalam perekonomian,bebas dari pengaruh pemerintah dan pihak manapun juga,berdasarkan undang-undang.

Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, dandengan memohon rahmat dan petunjuk dari AllahSubhanahu Wata’ala, serta dukungan seluruh rakyat dankomponen bangsa, dengan ini saya sampaikan kepadasaudara-saudara sebangsa dan setanah air susunan KabinetReformasi Pembangunan sebagai berikut:

KABINET REFORMASI PEMBANGUNANMenteri Koordinator1. Menteri Negara Koordinator

Bidang Politik dan Keamanan : Jenderal TNI FeisalTanjung

2. Menteri Negara KoordinatorBidang Ekonomi, Keuangandan Industri : Ginandjar Kartasasmita

3. Menteri Negara KoordinatorBidang Pengawasan Pemba-ngunan dan PendayagunaanAparatur Negara : Hartarto Sastrosoenarto

4. Menteri Negara KoordinatorBidang Kesejahteraan Rakyatdan Pengentasan Kemiskinan : Haryono Suyono

Page 103: Detik-detik yang Menentukan

87 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Menteri-menteri yang Memimpin Departemen5. Menteri Dalam Negeri : Letjen TNI Syarwan Hamid6. Menteri Luar Negeri : Ali Alatas7. Menteri Pertahanan Keaman-

an/Panglima ABRI : Jenderal TNI Wiranto8. Menteri Kehakiman : Muladi9. Menteri Penerangan : Letjen TNI M. Yunus Yosfiah10. Menteri Keuangan : Bambang Subianto11. Menteri Perindustrian dan

Perdagangan : Rahardi Ramelan12. Menteri Pertanian : Soleh Solahuddin13. Menteri Pertambangan dan

Energi : Kuntoro Mangkusubroto14. Menteri Kehutanan dan

Perkebunan : Muslimin Nasution15. Menteri Pekerjaan Umum : Rachmadi Bambang

Sumadhijo16. Menteri Perhubungan : Giri Suseno Hadihardjono17. Menteri Pariwisata, Seni dan

Budaya : Marzuki Usman18. Menteri Koperasi, Pengusaha

Kecil dan Menengah : Adi Sasono19. Menteri Tenaga Kerja : Fahmi Idris20. Menteri Transmigrasi dan

Pemukiman Perambah Hutan : AM Hendropriyono21. Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan : Juwono Sudarsono22. Menteri Kesehatan : Farid Anfasa Moeloek23. Menteri Agama : Malik Fajar24. Menteri Sosial : Justika Syarifudin Baharsjah

Menteri Negara yang Mempunyai Tugas Tertentu25. Menteri Negara Sekretaris

Negara : Akbar Tandjung26. Menteri Negara Riset dan

Teknologi/Kepala BPPT : M. Zuhal

Page 104: Detik-detik yang Menentukan

88Detik-Detik yang Menentukan

27. Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM : Hamzah Haz

28. Menteri Negara Agraria/Kepala BPN : Hasan Basri Durin

29. Menteri Negara PerumahanRakyat dan Pemukiman : Theo Sambuaga

30. Menteri Negara LingkunganHidup : Panangian Siregar

31. Menteri NegaraPendayagunaan BUMN : Tanri Abeng

32. Menteri Negara Perencanaandan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas : Boediono

33. Menteri Negara PerananWanita : Tuty Alawiyah

34. Menteri Negara Pemuda danOlahraga : HR Agung Laksono

35. Menteri Negara Pangan danHortikultura : AM Saefuddin

36. Menteri Negara Kependu-dukan/Kepala BKKBN : Ida Bagus Oka

Demikian susunan Kabinet Reformasi Pembangunanyang diharapkan segera melaksanakan tugas dalammelanjutkan pembangunan nasional sebagaimana yangdiamanatkan oleh rakyat.

Setelah selesai memperkenalkan para anggota KabinetReformasi Pembangunan, saya kembali menuju RuangJepara untuk menerima Jaksa Agung bersama wakilnya.

Akbar Tandjung mendampingi saya, sebagai salah satuSekretaris Koordinator Harian Keluarga Besar Golkar danMensesneg yang baru saja saya umumkan.

Dalam pertemuan tersebut Jaksa Agung Soedjono C.Atmanegara bertanya, mengapa Jaksa Agung tidak disebut

Page 105: Detik-detik yang Menentukan

89 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

dalam daftar nama para anggota kabinet yang baru?Saya jawab, “Nanti pada waktunya akan saya jelaskan.”Sebenarnya saya bermaksud untuk menjadikan Jaksa

Agung mandiri seperti Gubernur Bank Indonesia agar tidakdapat dipengaruhi oleh siapa saja termasuk presiden dankedudukan, wewenang dan tugasnya diatur melaluiundang-undang. Namun setelah saya sampaikan iktikad niatsaya kepada pakar hukum ketatanegaraan, JimlyAsshiddiqie, ia menyarankan agar saya menunda dahulu.

Dalam keadaan labil seperti sekarang ini,penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang Jaksa Agungoleh mereka yang sudah memiliki jaringan harus dicegah.Jaksa Agung yang kuat dan mandiri kelak dapatdilaksanakan setelah keadaan politik menjadi lebih stabil danlebih transparan.

Saya sangat menyadari bahwa kedudukan sebagaikoordinator harian Keluarga Besar Golkar dapatmemengaruhi DPR & MPR untuk menyusun undang-undang seperlunya karena memiliki mayoritas suara dilegislatif. Mungkin kelak tidak semudah seperti sekaranguntuk membuat undang-undang mengenai Jaksa Agungyang mandiri.

Kemudian saya melanjutkan pembicaraan dengan JaksaAgung dan menginstruksikan kepadanya agar semuatahanan politik segera dilepaskan.

Ia menanyakan, “Bagaimana dengan Sri BintangPamungkas dan Muchtar Pakpahan?”

“Termasuk Sri Bintang dan Muchtar Pakpahan!” jawabsaya.

“Pada hari Senin tanggal 25 Mei 1998, sebelum SidangParipurna Pertama Kabinet Reformasi Pembangunan di BinaGraha dimulai, saya akan adakan rapat khusus denganMenko Polkam, Mendagri, Menhankam/Pangab, Menteri

Page 106: Detik-detik yang Menentukan

90Detik-Detik yang Menentukan

Kehakiman, Mensesneg, dan Jaksa Agung untukmembicarakan lebih rinci.” Saya mohon maaf, karena sayaharus melanjutkan pekerjaan di ruang kerja Presiden disebelah Ruang Jepara.

Di ruang kerja Presiden di Istana Merdeka, saya kembalimemantau perkembangan pendapat dalam dan luar Negeri.Khususnya berita yang beredar mengenai free fall ataujatuhnya nilai rupiah terhadap dolar AS yang sejak akhirtahun 1997 saya dengar disebarluaskan oleh mantan PMSingapura Lee Kuan Yew. Katanya, jikalau saya menjadiWakil Presiden, maka nilai rupiah akan terus jatuhmelampaui 1 dolar AS = Rp16.000, bahkan akan melampaui1 dolar AS = Rp20.000. Berita tersebut berdampak sangatnegatif terhadap stabilitas ekonomi dan politik di bumiIndonesia.

Saya berpendapat bahwa berpolemik dengan merekayang sehaluan dengan Senior Minister Lee Kuan Yew akanlebih merugikan bangsa dan negara. Satu-satunya caramenghadapinya adalah dengan karya nyata yangmembuktikan bahwa mereka keliru.

Menyimak seriusnya perkembangan persoalan ekonomisaat itu, saya teringat pada suatu diskusi empat mata denganPak Harto mengenai Ekonomi Pancasila yang pada waktuitu sedang dianalisis dan didiskusikan oleh banyak orang.Pak Harto menanyakan pendapat saya.

Saya sangat sadari keunggulan Pak Harto sebagai tokohyang sangat rasional, intelligent, pragmatis, selalu ingin tahudan pada saya pribadi sangat terbuka. Karena itu, sayamenyampaikan bahwa pertanyaan Pak Harto akan sayajawab dengan permohonan agar ia tidak boleh marah atautersinggung, jikalau kata-kata yang akan saya sampaikantidak enak didengar.

Setelah Pak Harto menganggukkan kepala tanda setuju,

Page 107: Detik-detik yang Menentukan

91 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

maka saya sampaikan bahwa beberapa pelaku ekonomimenyalahartikan dan menyalahgunakan “EkonomiPancasila” sebagai praktik early primitive capitalistic dirtyeconomy yang sangat merugikan rakyat.

Mendengar komentar saya, Pak Harto tidak marahnamun secara serius berkata, “Memang dalam sejarahpembangunan tiap bangsa yang mau maju, sebelumnyaharus melalui tahap seperti ini.”

“Mungkin benar Pak, tetapi jangan terlalu lama kitaberada dalam tahap ini. Kita harus dapat belajar darikesalahan orang lain.”

Pak Harto tidak tersinggung sama sekali, namun hanyaterdiam. Mengenal Pak Harto sejak ia berusia 28 tahun, sayayakin bahwa ucapan saya telah merangsangnya berpikir.

Dalam ruang kerja Presiden, di mana pembicaraantersebut pernah terjadi, percakapan itu “mengilhami” sayauntuk segera memanfaatkan kesempatan agar dapatmengakhiri penyalahgunaan dan penyalahartian “EkonomiPancasila” oleh beberapa pelaku ekonomi dengan praktikearly primitive capitalistic dirty economy tanpa revolusi.Namun, melalui suatu evolusi yang dipercepat dengan risikodan biaya yang minimal serta dalam waktu sesingkat-singkatnya, melalui suatu proses pelaksanaan yang dapatdiperhitungkan dan dikendalikan.

Persoalan yang saya hadapi begitu banyak sertakompleks, sementara masyarakat terus berdemo danberprasangka buruk. Mereka yang terus berdemo sebenarnyamemiliki wawasan dan kepentingan yang sangat berbedabahkan berlawanan. Berbagai aliran politik ataupunnonpolitik telah menyatu menjadi suatu gerakan massamelawan pusat kekuasaan yang saya warisi.

Bukankah yang kita hadapi sekarang denganmenurunnya nilai mata uang Asia yang diawali di Thailand

Page 108: Detik-detik yang Menentukan

92Detik-Detik yang Menentukan

dan merambat ke Indonesia adalah krisis moneter?Bukankah krisis moneter yang kita hadapi sudahmengakibatkan inflasi sekitar 70 persen yang dapatberkembang menjadi hiperinflasi? Bukankah ini terjadikarena banyak bank harus ditutup dan masyarakat paniksegera mengambil simpanannya di bank masing-masinguntuk ditukar menjadi valuta asing, dolar AS khususnya?Bukankah ini semuanya menyebabkan permintaan dolar ASnaik atau nilai dolar AS terhadap rupiah naik atau nilairupiah terus menurun atau anjlok?

Bukankah ini semua berdampak negatif terhadapkehidupan sosial masyarakat dan dapat men-triggerterjadinya perpecahan atau “Balkanisasi” Negara KesatuanRepublik Indonesia yang diproklamasikan 1945? Bukankahperang saudara dapat terjadi? Bukankah ini semuanya akibatinterpretasi dan implementasi “Ekonomi dan DemokrasiPancasila” yang salah bahkan disalahgunakan menjadipraktik early primitive capitalistic dirty economy yangberkepanjangan?

Semua langkah dan kebijakan harus profesional,rasional, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya agar dapatmenyelesaikan masalah multikompleks yang sedang kitahadapi. Sejak minggu yang lalu, saya secara intensifmengikuti dan mempelajari perkembangan moneter di Asiapada umumnya dan khususnya di Indonesia.

Kesimpulan saya, kunci untuk menyelesaikanpermasalahan terletak pada kedudukan dan peran BankIndonesia. Bank Indonesia harus menjadi mandiri, bebas,kuat, dan tidak dapat dipengaruhi oleh siapa saja termasukoleh Presiden Republik Indonesia.

Bagaimana dengan undang-undang yang menyatakanbahwa Bank Indonesia adalah lembaga negara yangmembantu tugas presiden di dalam melaksanakan

Page 109: Detik-detik yang Menentukan

93 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

pembangunan? Undang-undang tersebut adalah alasanyang menjadikan Gubernur Bank Indonesia salah satuanggota kabinet yang dipimpin oleh dan bertanggung jawabkepada presiden.

Bukankah undang-undang tersebut dapat pula diartikanbahwa hanya Bank Indonesia yang mandiri dan objektifdapat membantu presiden dalam melaksanakanpembangunan? Dengan interpretasi tersebut, GubernurBank Indonesia justru tidak boleh menjadi anggota kabinet?

Untuk mencegah penyalahgunaan Bank Indonesia olehsiapa saja, termasuk presiden, perlu undang-undangmengenai Bank Indonesia ditinjau kembali. Undang-undangkhusus untuk Bank Indonesia yang mandiri, kuat, dantransparan harus segera disusun.

Dasar hukum untuk memperkuat Undang-UndangBank Indonesia harus diberikan oleh Sidang Istimewa MPRsebagai amandemen UUD atau ketetapan MPR. Semua ini,harus dipersiapkan secara profesional oleh para pakar yangberpengalaman dalam bidang perbankan pada umumnyadan khususnya bank sentral.

Keberhasilan pembangunan Jerman Barat dibangun diatas keberhasilan Bank Sentral Jerman atau DeutscheBundesbank dalam menjadikan Deutsche Mark (DM) matauang yang stabil dan berkualitas tinggi. KeberhasilanDeutsche Bundesbank tidak dapat dipisahkan dari perantokoh perbankan Prof. Dr. Helmut Schlesinger. Ia telah 20tahun menjadi anggota pimpinan Deutsche Bundesbank.

Melalui Kanselir Dr. Helmut Kohl, saya minta agar Prof.Dr. Schlessinger dapat membantu para pakar moneterIndonesia khususnya dari Bank Indonesia dan DepartemenKeuangan, untuk mempersiapkan Undang-Undang BankIndonesia yang mandiri, independen, transparan, dan kuat.

Pengaruh Presiden yang saya warisi sangat besar dan

Page 110: Detik-detik yang Menentukan

94Detik-Detik yang Menentukan

menguntungkan untuk mengubah undang-undang yangdiperlukan dan keadaan demikian belum tentu akan terjadilagi dalam sistem demokrasi yang makin transparan danterbuka.

Pada Pidato Pengantar Kabinet ReformasiPembangunan, saya telah menjelaskan peran Bank Indonesiayang mandiri, independen, transparan, dan kuat dengangubernurnya yang tidak menjadi anggota kabinet.

Oleh karena itu saya panggil Gubernur Bank Indonesiauntuk menjelaskan tugas dan peran Bank Indonesia.Ginandjar Kartasasmita mendampingi saya pada pertemuandi Wisma Negara. Saya sampaikan kepada Gubernur BIsebagai berikut:

Segera diberlakukan Gubernur Bank Indonesia, tidakmenjadi anggota kabinet lagi dan tidak bertanggungjawab kepada presiden;Gubernur Bank Indonesia harus mandiri dan profesional;Khusus untuk Bank Indonesia, akan dipersiapkan dandirancang undang-undang dan jikalau perlu diperkuatoleh amandemen UUD atau ketetapan MPR;Harap segera diambil tindakan untuk meningkatkankualitas mata uang rupiah dengan menjadikan BankIndonesia lebih transparan;Jikalau pemerintah membutuhkan rupiah untukpelaksanaan proyek apa saja, maka harus dicaripinjaman dari pasar modal. Dalam hal ini, pemerintahhanya dapat berkonsultasi dengan Bank Indonesia.

Sementara itu, saya menerima telepon dari PangabJenderal Wiranto, yang melaporkan bahwa Pangabmengusulkan Panglima Divisi Siliwangi dari Jawa Baratsebagai Pangkostrad.

Memerhatikan Instruksi Presiden agar pergantian

Page 111: Detik-detik yang Menentukan

95 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Pangkostrad harus dilaksanakan sebelum matahari terbenamdan karena masalah teknis pelantikan Panglima DivisiSiliwangi baru hanya dapat dilaksanakan keesokan harinya,maka Pangkostrad sementara akan dijabat oleh AsistenOperasi Pangab Letjen Johny Lumintang.

Kepada Letjen Johny Lumintang akan diperintahkanuntuk segera mengembalikan semua pasukan ke basismasing-masing sebelum matahari terbenam.

Saya menyetujui usul Pangab untuk melantik PanglimaDivisi Siliwangi, Mayjen Djamari Chaniago sebagaiPangkostrad esok harinya pada tanggal 23 Mei 1998. Usuluntuk menugaskan Letjen Johny Lumintang agar menjadiPangkostrad sementara juga dapat saya terima.

Setelah pembicaraan dengan Pangab selesai, ADCmelaporkan bahwa Pangkostrad Letjen Prabowo Subiantominta waktu bertemu.

Apakah perlu saya bertemu? Apa gunanya bertemu?Letjen Prabowo adalah menantu Presiden Soeharto. PakHarto baru 24 jam meletakkan jabatannya. Pak Harto yangtelah memimpin negara dan bangsa selama 32 tahun,tentunya memiliki pengaruh dan prasarana yang besar dankuat.

Bagaimana sikap dan tanggapan Pak Harto mengenaikebijakan saya menghentikan Prabowo dari jabatannyasebagai Pangkostrad? Apakah beliau tersinggung danmenugaskan menantunya untuk bertemu dengan saya?

Menurut peraturan yang berlaku, siapa saja yangmenghadap presiden tidak diperkenankan membawasenjata. Mereka sebelumnya diperiksa dengan alat-alatyang canggih. Tentunya itu berlaku pula untuk PanglimaKostrad. Namun, bagaimana halnya dengan menantu PakHarto? Apakah Prabowo juga akan diperiksa? Apakahpengawal itu berani?

Page 112: Detik-detik yang Menentukan

96Detik-Detik yang Menentukan

Apa akibatnya jikalau saya tidak menerima Pangkostrad?Bukankah Pangkostrad memiliki hak untuk didengarpendapatnya? Dialog adalah dasar untuk lebih salingmengerti dan pengertian adalah hasil dari dialog. Pengertianadalah awal dari toleransi. Toleransi adalah salah satuelemen dari perdamaian dan ketenteraman. Bukankah inimaksud tujuan reformasi? Perdamaian dan ketenteramandi bumi Indonesia?

Oleh karena itu, pertemuan saya dengan PangkostradLetjen Prabowo, saya persilakan diatur, setelah saya santapsiang bersama keluarga dan sebelum pertemuan denganGubernur Bank Indonesia di Wisma Negara.

Tidak berapa lama kemudian, protokol Presidenmemasuki ruangan dan melaporkan bahwa seluruh keluargasaya sudah sampai di Wisma Negara dan menanti untukmakan siang bersama. Saya diharapkan ikut bergabung.

Berulang kembali pertanyaan pada diri saya, mengapauntuk kepentingan pengamanan, seluruh keluarga sayaharus berkumpul di satu tempat?

Apakah tidak lebih aman jikalau keluarga saya masihtetap di tempatnya masing-masing? Saya teringat nasibkeluarga Tsar Romanov dari Rusia yang semuanya dibunuhdi satu tempat dalam revolusi kaum Bolshevik. Pemikiranyang mengerikan timbul.

Membayangkan hal tersebut, lalu saya kembalikan padapegangan agama saya. Saya bersyukur telah menikmatiproses pembudayaan yang mengakar pada agama Islamyang sangat kuat. Almarhum ayah saya meninggal sewaktubeliau sedang menjadi Imam memimpin shalat Isya bersamakeluarga. Waktu itu, saya berusia 13 tahun. Skenario 48tahun yang lalu, tiba-tiba terbayang kembali. Saya masihdapat merasakan dan melihat sewaktu beliau sujud sambilmengucapkan: Allahu Akbar. Ayah meninggalkan kami

Page 113: Detik-detik yang Menentukan

97 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

untuk selama-lamanya menghadap Allah SWT, di hadapankami sekeluarga yang sedang shalat.

Apakah nasib saya akan seperti almarhum ayahkandung saya, berpisah dengan keluarga untuk selama-lamanya di hadapan istri, anak, dan cucu? Ataukah nasibkami sekeluarga akan berakhir seperti keluarga TsarRomanov dari Rusia?

Mengapa harus demikian? Apa yang harus sayalaksanakan?

Tiap orang yang beragama dan percaya pada eksistensiTuhan YME percaya bahwa hidup dan mati seseorangditentukan oleh Allah SWT Yang dikehendaki Tuhan YMEadalah yang terbaik dan pasti akan terjadi.

Saya pasrah terima apa adanya dan dengan tenangmenghadapi semuanya tanpa bertanya: Kenapa? Mengapa?Bagaimana? Karena semua saya laksanakan dengan iktikaddan niat membantu memperbaiki nasib dan masa depanbangsa Indonesia yang saya sangat cintai.

Sambil mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, sayameninggalkan ruang kerja Presiden didampingi beberapaperwira tinggi dan perangkat pengamanan militer lengkapdengan senjata mereka. Para perwira pengamanan itu,kecuali Letjen Sintong Panjaitan, baru saya lihat wajahnya,sebagian besar tidak saya kenal.

Mengenai Sintong Panjaitan, saya perlu menceritakansekelumit informasi. Jenderal Sintong sudah sekitar enamtahun menjabat sebagai asisten saya untuk bidang SistemSenjata baik di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi(BPPT), Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), maupundi Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Sebelumnya, selama beberapa tahun lamanya, JenderalSintong tidak diberi jabatan dalam militer, karena ia dianggapbertanggung jawab atas kejadian tragis di Timor Timur

Page 114: Detik-detik yang Menentukan

98Detik-Detik yang Menentukan

sewaktu menjabat sebagai Panglima Komando DaerahMiliter IX Udayana. Ketika itu, Provinsi Timor Timurtermasuk wilayah Kodam Udayana.

Saya teringat, saat kunjungan saya sebagai Menristek keFhilipina untuk bertemu Presiden Corry Aquino, saya bertemuDubes David Napitupulu dari Generasi 66 (yang kebetulanipar Sintong Panjaitan). David menceritakan “nasib” iparnya,dan meminta tolong saya untuk dapat membantu ikutmenyelesaikan masalah Sintong Panjaitan. Menurut David,semua tokoh senior ABRI waktu itu, termasuk JenderalPanggabean, Benny Murdani, Try Sutrisno, Edie Sudradjat,Feisal Tanjung tidak berhasil meyakinkan Presiden Soehartountuk menyelesaikan “masalah Sintong Panjaitan”. Sehingga,sampai saat itu Sintong Panjaitan yang berpangkat MayorJenderal tidak diberi jabatan.

“Kami tidak memiliki jalan lain lagi untuk meyakinkanPresiden Soeharto kecuali melalui Pak Habibie,” demikianucapan David Napitupulu yang mengatasnamakan keluargadan marga mereka.

Syukur alhamdulillah, saya dapat meyakinkan PresidenSoeharto dan hasilnya, Mayjen Sintong Panjaitanditempatkan sebagai Asisten Sistem Senjata pada salah satuinstitusi yang saya pimpin dan dinaikkan pangkatnyamenjadi Letnan Jenderal. Sejak itu, Letjen Sintong Panjaitansaya kenal sebagai seorang perwira tinggi yang profesional,jujur, berdedikasi, berdisiplin, sangat taat beragama. Iamemeluk agama Kristen Protestan dan menjadi kawan dekatsaya. Kerja sama saya dengan Letjen Sintong Panjaitanselanjutnya menjadi semakin akrab dan demikian puladengan keluarga dan marga beliau.

Diiringi oleh para perwira tinggi militer termasuk SintongPanjaitan, Ahmad Watik Pratiknya, Fuadi Rasyid, danperangkat pengamanan, saya menuju ke Wisma Negara.

Page 115: Detik-detik yang Menentukan

99 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Di Wisma Negara, saya menemui istri saya, Ainun,bersama anak dan cucu. Kecuali cucu saya yang sedangbermain, di wajah mereka semua tecermin kebingungan dankeprihatinan.

“Mengapa kita harus berada di sini? Berapa lama kitaharus tinggal di sini?” demikian pertanyaan mereka semua.

Ainun menceriterakan bahwa sewaktu sedang menerimaistri Duta Besar Republik Rakyat China, ADC, dan beberapaanggota pasukan pengamanan masuk ruangan tamu diKuningan dan memintanya dengan hormat untuk segerabergabung dengan saya di Wisma Negara. Kepada tamu danistri saya ketika itu, dipersilakan segera mengakhiripertemuan. Permintaan itu disampaikan tanpa penjelasan,sehingga menimbulkan berbagai pertanyaan bagi istri saya.

Dalam perjalanan ke Wisma Negara, istri saya sempatmelihat gerakan-gerakan massa yang berdemo. Demikianpenjelasan istri saya, Ainun.

Saya dan keluarga tidak banyak berbicara, karenasemuanya berpikir dan beranalisis, mengambil kesimpulanmasing-masing.

Kami makan siang bersama, namun semuanya dalamkeadaan tegang, sehingga nafsu makan pun tidak ada.Hampir tiga hari lamanya saya tidur paling banyak dua jamsehari, namun tidak pernah sedikit pun merasakan badansaya lelah.

Tiba-tiba seorang petugas masuk melaporkan bahwapara ADC Presiden mohon waktu. Selanjutnya protokolmempersilakan saya masuk ke ruang tamu Wisma Negaradi mana keempat ADC Presiden: Kolonel (AD) TubagusHasanuddin, Kolonel (AL) Djuhana, Kolonel (AU) Iwan Sidi,dan Kolonel (Pol) Firman Gani, telah menempatkan diri ditiap sudut kamar.

Thareq putra saya ikut masuk ke ruang tamu dan duduk

Page 116: Detik-detik yang Menentukan

100Detik-Detik yang Menentukan

di salah satu kursi yang tersedia. Dari wajah Thareq tecerminkeprihatinan dan kebingungan melihat keadaan yang tidakmenentu itu. Sintong Panjaitan masuk dan melaporkanbahwa Pangkostrad sudah siap untuk saya terima, sambilmempersilakan yang bersangkutan masuk ke ruangan tamu.

Kedatangan Prabowo untuk bertemu Presiden ini perlusaya ungkapkan, karena baru pukul 06.10 pagi, sayamenelepon Jenderal Wiranto dan meminta untuk menempatijabatan Menhankam/Pangab dalam kabinet yang baru sajadibentuk. Hanya sekitar tiga jam kemudian, saya menerimalaporan mengenai gerakan pasukan Kostrad. Oleh karena itu,kepada Pangab saya beri perintah untuk segera menggantiPangkostrad, dan kepada Pangkostrad baru diperintahkanuntuk mengembalikan pasukan Kostrad ke basis masing-masing pada hari ini juga sebelum matahari terbenam.

Kebijakan ini berlaku pula bagi tiap gerakan pasukantanpa sepengetahuan dan koordinasi Pangab. Komandanyang bertanggung jawab akan segera saya ganti.

Mengapa Prabowo tanpa sepengetahuan Pangab telahmembuat kebijakan menggerakkan pasukan Kostrad?

Sebagai seorang militer profesional, Pangkostrad sudahharus memahami “Saptamarga” dan “Sumpah Prajurit”.Dengan mengambil kebijakan tanpa koordinasi dan tanpasepengetahuan Pangab, Pangkostrad telah melanggar“Sumpah Prajurit”. Mengapa? Mau ke mana?

Sebelum saya menerima Prabowo, saya berusahamencari jawaban atas pertanyaan tersebut.

Prabowo lahir dan dibesarkan di lingkungan yang sangatintelektual dan rasional. Disiplin intelektual memungkinkanuntuk menganalisis, mempertanyakan, memperdebatkantiap jejak seorang diri atau dengan lingkungannya, termasukdengan atasannya.

Berbeda halnya dengan disiplin militer. Setiap langkah

Page 117: Detik-detik yang Menentukan

101 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

harus dilaksanakan sesuai perintah atasan walaupunbertentangan dengan pendapat pribadi pelaksana perintahtersebut.

Pembawaan Prabowo Subianto masih bernapaskandisiplin intelektual, yang dalam melaksanakan tugasnyatidak selalu menguntungkan. Sebagai seorang militerprofesional, ia harus tunduk pada disiplin militer.

Karena Prabowo adalah menantu Presiden Soeharto dimana budaya feodal masih subur, maka dalam gerakan dantindakannya sering terjadi konflik antara disiplin militer dandisiplin sipil. Apa pun yang dilakukan akan ditolerir dantidak pernah mendapat teguran dari atasannya. Kebiasaanpemberian “eksklusivitas” kepada Prabowo adalah mungkinsalah satu penyebab gerakan pasukan Kostrad tanpakonsultasi, koordinasi, dan sepengetahuan Pangab terjadi.

Kebiasaan tersebut mungkin terjadi bukan karenakehendak Presiden Soeharto, tetapi lingkungan feodallahyang memperlakukannya demikian.

Walaupun saya sangat akrab dan dekat dengan Prabowo—ia menganggap saya sebagai salah satu idolanya—kebiasaan tersebut tidak boleh saya tolerir dan biarkan. Inisuatu pelajaran bagi semua bahwa dalam melaksanakantugas, pemberian “eksklusivitas” kepada siapa saja, termasukkepada keluarga dan teman, tidak dapat dibenarkan.

Kemudian ketika Prabowo masuk ke ruang saya, melihatbahwa Prabowo tidak membawa senjata apa pun, sayamerasa puas. Hal ini berarti pemberian “eksklusivitas”kepada Prabowo tidak dilaksanakan lagi.

Terjadi suatu dialog antara saya dan Pangkostrad, dansebagaimana biasa jika kami bertemu, ia berbicara dalambahasa Inggris. “Ini suatu penghinaan bagi keluarga sayadan keluarga mertua saya Presiden Soeharto, Anda telahmemecat saya sebagai Pangkostrad.”

Page 118: Detik-detik yang Menentukan

102Detik-Detik yang Menentukan

Saya menjawab, “Anda tidak dipecat, tetapi jabatanAnda diganti.”

“Mengapa?” tanya Prabowo.Saya menyampaikan bahwa saya mendapat laporan dari

Pangab bahwa gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta,Kuningan, dan Istana Merdeka.

“Saya bermaksud untuk mengamankan Presiden,” kataPrabowo.

“Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yangbertanggung jawab langsung pada Pangab dan bukan tugasAnda,” jawab saya.

“Presiden apa Anda? Anda naif!” jawab Prabowodengan nada marah.

“Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskankeadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan,”jawab saya.

“Atas nama ayah saya Prof. Soemitro Djojohadikusumodan ayah mertua saya Presiden Soeharto, saya minta Andamemberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukanKostrad,” mohon Prabowo.

Saya jawab dengan nada tegas, “Tidak! Sampaimatahari terbenam Anda sudah harus menyerahkan semuapasukan kepada Pangkostrad yang baru!”

“Berikan saya tiga minggu atau tiga hari saja untuk masihdapat menguasai pasukan saya!”

Saya langsung menjawab, “Tidak! Sebelum matahariterbenam semua pasukan sudah harus diserahkan kepadaPangkostrad baru! Saya bersedia mengangkat Anda menjadiduta besar di mana saja.”

“Yang saya kehendaki adalah pasukan saya!” jawab Prabowo.“Ini tidak mungkin, Prabowo!”Sementara itu pintu terbuka dan Sintong Panjaitan

masuk dan mengatakan, “Jenderal, Bapak Presiden tidak

Page 119: Detik-detik yang Menentukan

103 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

punya waktu banyak dan harap segera meninggalkanruangan.”

Saya mengatakan, “Sebentar,” dan Sintong Panjaitanmeninggalkan ruangan lagi.

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Prabowo untukmeminta agar ia dapat berbicara melalui telepon denganPangab. Saya tugaskan kepada salah satu ADC Presidenyang berada di ruangan untuk segera menghubungi Pangab.Setelah menelepon ke Markas Besar ABRI, ADC Presidenmenyampaikan bahwa Pangab tidak dapat dihubungi.

Untuk kedua kalinya pintu terbuka dan SintongPanjaitan mempersilakan Prabowo meninggalkan ruangankarena tamu saya Gubernur Bank Indonesia sudah tibadengan staf, bersama Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita.

Saya masih sempat memeluk Prabowo danmenyampaikan salam hormat saya untuk ayah kandung danayah mertua Prabowo. Kemudian, saya didampingi anaksaya, Thareq, meninggalkan ruang tamu untuk menengokistri, anak, dan cucu.

Prabowo Subianto adalah putra tertua dari keluargayang sangat terhormat, sangat intelektual, dan sangat kritis.Bahkan, ayah kandungnya adalah salah satu idola saya sejakmasih di SMA. Dedikasi Prabowo, begitu pula orang tua dansaudara-saudaranya terhadap bangsa dan negara, tidakperlu diragukan. Saya percaya bahwa iktikad dan niatPrabowo untuk melindugi saya adalah tulus, jujur, dan tepat.

Masalahnya iktikad dan niat yang baik dan tepat itudilaksanakannya tanpa sepengetahuan dan koordinasidengan Pangab. Kesimpulan ini saya ambil ketika tadi pagiPangab melaporkan mengenai gerakan pasukan Kostrad. Darilaporan tersebut secara implisit dinyatakan bahwa tindakanPangkostrad, tidak sepengetahuan dan dikoordinasikandengan Pangab.

Page 120: Detik-detik yang Menentukan

104Detik-Detik yang Menentukan

Ini tidak dapat saya tolerir, karena akan memengaruhipara komandan lainnya untuk bertindak sendiri-sendiridengan alasan apa pun tanpa koordinasi. Sikap demikiandapat mengakibatkan kekacauan bahkan perang saudarayang memungkinkan proses “Balkanisasi” RepublikIndonesia. Bukankah kemarin pagi tanggal 20 Mei 1998 sayatelah sampaikan kepada Pangab bahwa saya tidak akanmenerima kepala staf angkatan termasuk Pangkostradsendiri-sendiri tanpa sepengetahuan atau permohonanPangab? Ini berarti gerakan pasukan dari Kostrad tanpasepengetahuan Pangab tidak boleh saya tolerir.

Mengapa saya beri batas waktu sebelum matahariterbenam dan pada hari ini juga, pasukan harus kembali kebasis masing-masing, ketika pasukan Kostrad sedangbergerak?

Peralatan dan teknologi kita masih belum memungkinkanuntuk memantau gerakan pasukan pada malam hari. Alasanini pula saya manfaatkan ketika saya harus memutuskansiapa yang akan menjadi Menhankam/Pangab dalamKabinet Reformasi Pembangunan.

Setelah bersama istri dan anak saya melaksanakan shalatAshar, saya kembali ke ruang tamu untuk menerimaGubernur Bank Indonesia, Syahril Sabirin, dengan timnya.Saya didampingi oleh Ginandjar Kartasasmita.

Gubernur Bank Indonesia melaporkan, keadaan ekonomiberkembang ke arah hiperinflasi. Suku bunga sudah berkisarantara 60 persen dan 90 persen. Nilai rupiah berada antaraRp14.000 dan Rp17.000 untuk tiap dolar AS, dan menujuke Rp20.000 per dolar AS seperti ramalan Perdana MenteriLee Kuan Yew.

Karena ketidakpastian, krisis moneter dan krisis politik,modal mulai lari ke luar negeri dan pengangguran terusmeningkat. Akibatnya, yang hidup di bawah garis kemiskinan

Page 121: Detik-detik yang Menentukan

105 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

terus bertambah. Keadaan sangat memprihatinkan.Cadangan devisa sudah menciut menjadi sekitar 56

persen dari cadangan semula. Setelah melaporkan keadaanekonomi nasional, Gubernur Bank Indonesia memohonpengarahan dan petunjuk Presiden.

Saya memberi pengarahan sebagai berikut:1. Undang-undang menyatakan bahwa Bank Indonesia

adalah lembaga negara yang membantu Presiden untukmelaksanakan pembangunan nasional. Yang dapatdiartikan bahwa Gubernur Bank Indonesia sebagaipembantu presiden dalam pembangunan, harus menjadianggota kabinet. Sedangkan tadi pagi saya umumkanbahwa Gubernur Bank Indonesia tidak menjadi anggotaKabinet Reformasi Pembangunan dan mulai segera BankIndonesia harus mandiri dan independen. Dengandemikian, kebijakan saya itu seolah-olah bertentangandengan undang-undang yang berlaku. Denganberkeyakinan bahwa Bank Indonesia dapat bekerja lebihproduktif dan efisien membantu presiden dalammelaksanakan pembangunan nasional, maka kebijakanseperti telah diumumkan tadi pagi itu, jelas tidakbertentangan dengan Undang-Undang Dasar;

2. Saya melarang pemerintah dalam hal ini Menko Ekuin,Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan & Industri danMenteri Negara Ketua Bappenas, memengaruhi secaralangsung maupun tidak langsung kebijakan GubernurBank Indonesia;

3. Kebijakan saya ini harus dipertanggungjawabkan dalamsidang MPR pada akhir masa jabatan saya. Undang-Undang yang berlaku (UU No. 13 Tahun 1968 mengenaiBank Indonesia) sebelumnya harus sudah diperbaharuidan disempurnakan dengan undang-undang yang baru.Undang-undang yang baru ini harus menjadikan Bank

Page 122: Detik-detik yang Menentukan

106Detik-Detik yang Menentukan

Indonesia lebih kuat, lebih independen, lebih mandiri danlebih transparan;

4. Saya melarang pemerintah meminjam uang dari BankIndonesia. Jikalau membutuhkan uang, maka sayapersilakan meminjam dari pasar modal. Pemerintahdapat berkonsultasi dengan Bank Indonesia. Kerja samaterbatas hanya pada konsultasi saja;

5. Saya harapkan dengan kebijakan ini Bank Indonesiadapat meningkatkan kualitas mata uang rupiah yangberarti:a. Nilai rupiah harus stabil;b. Suku bunga harus satu angka berarti di bawah 10

persen;c. Inflasi harus harus satu angka berarti di bawah 10

persen.

Jikalau Bank Indonesia berkonsentrasi pada bidangmoneter saja dan pemerintah berkonsentrasi padapertumbuhan dan pemerataan pembangunan, maka dengansinergi positif antara pemerintah dan Bank Indonesia, insyaAllah satu tahun lagi keadaan kita sudah lebih cerah. Kitaharus konsisten melaksanakan kebijakan tersebut.

Setelah Gubernur Bank Indonesia dengan tim bersamaGinandjar Kartasasmita meninggalkan ruang tamu, sayamempelajari reaksi masyarakat dan pasar dalam dan luarnegeri terhadap pembentukan Kabinet ReformasiPembangunan, begitu pula reaksi terhadap pergantianPangkostrad.

Reaksi masyarakat dan pasar dalam dan luar negerisangat emosional. Euforia kebebasan terasa danberkelebihan. Prasangka negatif atau buruk mengenaipresiden mulai secara sistematik disebarluaskan.

Jikalau kualitas iman dan takwa sesuai ajaran agama

Page 123: Detik-detik yang Menentukan

107 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Islam yang saya anut tidak memadai, mungkin reaksi yangemosional dan tidak terkendali dapat memengaruhipenyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden.

Justru reaksi demikian yang diharapkan para agitatoryang mengarang isu-isu yang tidak benar. Reaksi Presidenyang dapat mengakibatkan meledaknya emosi destruktif danmulainya proses “Balkanisasi” di Indonesia, menjadi puluhannegara kecil di Asia Tenggara sesuai sasaran para agitator,dapat menjadi kenyataan.

Jikalau ini terjadi, maka dunia akan memiliki “wilayahkrisis baru” seperti di Timur Tengah dan Asia Selatan.

Sekitar pukul 22.00, saya mendapat laporan dariKomandan Pasukan Keamanan Presiden bahwa keadaansudah kembali tenang dan terkendali, sehingga kamisekeluarga diperkenankan kembali ke Kuningan denganpengamanan yang lebih ketat.

Setibanya di kediaman Kuningan, saya bersama istrisegera mengambil wudhu lalu bersama melaksanakan shalatIsya. Kami bersama memanjatkan doa. Hari yang panjangdan penuh dengan kegelisahaan serta ketidaktahuanmengenai perkembangan di sekitar kami sekeluarga, telahberakhir berkat lindungan Allah SWT.

Sekitar pukul 01.00 tengah malam, saya baru dapat tidurdengan tenang dan nyenyak, sampai pukul 05.00 pagi. Sayabangun shalat Subuh, mandi, dan langsung ke ruang kerja.Saya kembali memantau perkembangan politik, ekonomi,dan gerakan massa. Ternyata informasi dari jaringan medianasional dan internasional serta laporan dari jaringanintelijen saling bertentangan dan membingungkan.

Ucapan selamat dari negara-negara sahabat dantetangga mulai berdatangan dengan penyampaian harapan,simpati. Hal semacam ini sudah menjadi standar kesopanandan budaya hubungan antarmanusia dan negara.

Page 124: Detik-detik yang Menentukan

108Detik-Detik yang Menentukan

Apa sebenarnya yang dimaksud dan diharapkan olehpimpinan negara sahabat dan tetangga, susah sayasimpulkan. Apa pun yang terjadi, saya tetap harus konsistenmempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Segala perubahan harus sesuai dengan konstitusi, ditentukanoleh wakil-wakil rakyat di DPR/MPR dan tidak olehkelompok-kelompok yang sedang berdemo. Walaupunlegitimasi DPR/MPR dipertanyakan, itu tidak berartilegitimasi para demonstran di jalan lebih tinggi.

Memang pemilihan umum yang telah dilaksanakan padatahun 1997 relatif berlangsung baik dan aman, namunpeserta partai politik dalam pemilu dibatasi pada tigaorganisasi yaitu 2 partai politik: Partai PersatuanPembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI),bersama Golongan Karya (Golkar) yang bergerak danberfungsi seperti partai politik. Akibatnya, legitimasi pemiludipertanyakan sehingga terjadi kerusuhan dalammasyarakat, yang terus dikembangkan dan disponsori olehmereka yang merasa dirugikan oleh Orde Baru.

Kenyataan ini menimbulkan kesangsian dan kecurigaanatas keabsahan hasil Pemilu 1997, walaupun sudahdilaksanakan sejak tahun 1971 atau tiap lima tahun denganhasil kualitas pemilu yang terus meningkat.

Apa yang harus dilaksanakan, agar dalam waktusesingkat-singkatnya, legitimasi DPR/MPR diperbaiki danditingkatkan sehingga stabilitas tidak terganggu?

Saya mengambil kesimpulan bahwa dalam waktusesingkat-singkatnya sudah harus dilaksanakan pemilihanumum yang baru, untuk meningkatkan legitimasi DPR/MPRdan memberi kesempatan kepada partai politik apa saja yangtelah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh DPR dan tidakmelanggar UUD 1945 dan Ketetapan MPR yang berlaku.

Karena jadwal dan peserta pemilihan umum tahun 2002

Page 125: Detik-detik yang Menentukan

109 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

telah ditentukan oleh Sidang MPR, yang baru sajaberlangsung dua bulan yang lalu, maka untuk mengubahjadwal pemilu diperlukan Sidang Istimewa MPR. SidangIstimewa MPR tersebut, sekaligus dapat memberi dasarhukum untuk melaksanakan “reformasi nasional” dalamproses “globalisasi dunia”.

Dari pemikiran tersebut, saya berkesimpulan untuksegera berkonsultasi dengan Ketua DPR/MPR.

Saya menugasi ADC Presiden untuk menghubungiKetua DPR/MPR, Harmoko, yang juga menjabat sebagaiKetua Umum Golkar.

Beberapa menit kemudian, saya dapat menjelaskankepada Ketua DPR/MPR maksud dan tujuan untuk datangke DPR/MPR.

Sebenarnya pimpinan DPR/MPR, tiap saat siap untukdipanggil dan berkonsultasi dengan Presiden baik di kantorBina Graha, Istana Merdeka, maupun di kediaman Presidendi Kuningan.

Tetapi saya memutuskan untuk datang berkonsultasidengan pimpinan DPR/MPR ke Gedung DPR/MPR, tempatpara wakil-wakil rakyat berkantor.

Kebijakan ini, saya anggap wajar dan tepat, walaupunsejak Presiden Soekarno, sampai sekarang, selama 53 tahunlamanya, para pimpinan wakil rakyat di DPR/MPR-lah yangselalu datang ke tempat di mana presiden sedang berada,kata Ketua DPR/MPR Harmoko.

Setelah berdiskusi cukup panjang, saya dan Ketua DPR/MPR menyepakati bahwa pertemuan konsultasi pertama, agardapat dilaksanakan di gedung DPR/MPR Senayan pada hariKamis, tanggal 28 Mei yang akan datang. Tempat pertemuankonsultasi kedua nanti dapat dilaksanakan di Bina Graha ataudi Istana Merdeka. Selanjutnya tempat pertemuan presidendengan Pimpinan DPR/MPR terus bergantian.

Page 126: Detik-detik yang Menentukan

110Detik-Detik yang Menentukan

Dengan demikian, tanpa disadari proses desakralisasipresiden dan institusi presiden dimulai.

Pukul 09.00 pagi, di Istana Negara, pelantikan paraanggota Kabinet Reformasi Pembangunan dapatdilaksanakan sesuai rencana dan lancar. Prediksi bahwasaya tidak akan dapat menyusun kabinet sehingga harusmengakhiri tugas sebagai presiden setelah 100 jam, diubahmenjadi 100 hari.

Menurut isu yang berkembang, prediksi 100 hari terjadikarena Kabinet Reformasi Pembangunan, tidak mampumengatasi permasalahan yang multikompleks.

Apa legitimasi dan dasar hukum Habibie untukmelanjutkan tugas Presiden Soeharto? Bukankah Habibie kronidan pilihan Soeharto? Dapatkah Habibie sebagai “tukang” buatpesawat terbang melaksanakan tugas sesuai harapan? ApakahHabibie hanya merupakan presiden masa transisi saja? Berapalama masa transisi itu? Dan sebagainya, demikian banyakpertanyaan yang timbul di kalangan masyarakat.

Ada yang pro-Habibie dan ada pula yang anti-Habibie.Pro dan anti-Habibie di jalanan, sudah mulai berhadapandan mengakibatkan terjadinya ketegangan yang semakintinggi.

Salah langkah, dapat mengakibatkan gerakan-gerakandalam sekejap mata beralih menjadi suatu revolusi. Jikalauini terjadi, maka rakyat kecil yang menjadi korban utama.

Untuk mengecilkan atau menggembosi keteganganantara pro dan kontra yang terus meningkat, maka sayamemutuskan untuk melegalisasi kebebasan berdemonstrasi,begitu pula kebebasan berbicara, berorganisasi,mengeluarkan pendapat, dan sebagainya, asal tidak merusakdan melakukan tindakan kriminal.

Membunuh dan merusak adalah suatu tindakankriminal dan tidak dapat saya tolerir. Aparatur pengamanan,

Page 127: Detik-detik yang Menentukan

111 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

TNI dan polisi, harus bertindak melakukan “pencegahanproaktif” agar tidak terjadi tindakan-tindakan yangmerugikan ketenteraman.

Protokol Presiden melaporkan bahwa beberapa tokohnasional mengharapkan untuk dapat berdialog denganPresiden mengenai keadaan nasional. Tokoh-tokoh tersebutadalah Emil Salim, Rudini, Adnan Buyung Nasution,Nurcholish Madjid, Amien Rais, dan John Sapi’ie.

Mereka saya terima pukul 20.00 hari ini juga di kediamansaya di Kuningan.

Pada pertemuan itu, terjadi diskusi dan saran yangkonstruktif mengenai penyelesaian masalah yang sedangdihadapi bangsa Indonesia. Permintaan untuk melaksanakanpemilihan umum dalam waktu sesingkat-singkatnya dantidak lebih dari tiga bulan, tidak dapat saya terima. Karenauntuk mempersiapkan pemilihan umum tersebut dibutuhkanwaktu satu tahun.

Pemilu yang akan datang sudah diatur dalam KetetapanMPR mengenai Garis Besar Haluan Negara. Pemilihan umummemang harus dilaksanakan dalam waktu sesingkat-singkatnya, namun harus sesuai undang-undang yangberlaku.

Suatu ketetapan MPR mengenai jumlah partai dankehidupan politik dalam suasana globalisasi, kebebasan,keterbukaan, dan demokrasi juga harus dihasilkan sebagaiproduk hukum Sidang Istimewa MPR yang akan datang.

Karena itu, Ketetapan MPR yang sekarang berlaku harusdiubah, dan itu hanya mungkin melalui suatu SidangIstimewa MPR.

Saya bermaksud untuk berkonsultasi dengan pimpinanMPR pada tanggal 28 Mei, hari Kamis minggu depan,mengenai pelaksanaan Sidang Istimewa MPR dan jadwalpemilu yang akan datang.

Page 128: Detik-detik yang Menentukan

112Detik-Detik yang Menentukan

Saran dan permintaan para tokoh nasional untukmelaksanakan pemilu dalam waktu tiga bulan atau sebelumbulan September, tidak dapat saya terima mengingat kendalatersebut di atas.

Tidak “adil” jikalau rakyat tidak diberi kesempatanuntuk membentuk partai politiknya dengan membawaaspirasi dan wawasan yang baru, tetapi tetap sesuai dengankonstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain itu, partai politik yang baru dibentuk itu pun masihmembutuhkan waktu untuk memasyarakatkan aspirasi danwawasan mereka.

Andaikata saya menerima usul para tokoh nasionaltersebut, dan segera memaksakan pelaksanaan SidangIstimewa MPR, maka kemungkinan besar berdampak negatifterhadap stabilitas politik dan ekonomi dan jelas akanmerugikan proses reformasi.

Saran bahkan tuntutan dan desakan enam “tokohreformasi” itu, saya anggap tetap konstruktif dan bermaksudbaik. Saya tetap menolak pelaksanaan pemilu dalam waktutiga bulan.

“Insya Allah tahun depan akan saya laksanakan pemilu,dan untuk itu saya butuhkan persiapan-persiapan sepertidasar hukum dan prasarana pelaksanaan pemilu,” demikiansaya sampaikan kepada keenam ‘tokoh reformasi’ tersebut.

Setelah pukul 21.30, para tokoh tersebut meninggalkanpendopo kediaman saya dan saya kembali bekerja untukmembaca, mempelajari, dan menganalisis semua masukanserta laporan yang saya peroleh.

Sekitar pukul 01.00, saya meninggalkan ruang kerjauntuk beristirahat dan mengakhiri hari yang penuhtantangan itu dengan melaksanakan shalat Tahajud sertamemanjatkan doa.

Page 129: Detik-detik yang Menentukan

113 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Minggu, 24 Mei 1998

Untuk dapat menyelesaikan permasalahan politik,ekonomi, dan penegakan hukum yang saling memengaruhidan berkaitan, maka transparansi antaranggota kabinetharus terjamin dan terus dipelihara. Pada sidang yangdilaksanakan secara rutin tiap minggu sekali, tanpa dibatasioleh waktu, semua anggota kabinet harus hadir. Setelahmendengarkan laporan dari para menteri terkait mengenaisubjek permasalahan, Presiden dapat proaktif segeramengambil kebijakan yang tegas dan pragmatis, mendahuluipermasalahan yang berkembang.

Besok pagi sebelum sidang kabinet dimulai, sayabermaksud melaksanakan rapat khusus dengan MenkoPolkam, Menteri Kehakiman, Menteri Pertahanan, MenteriDalam Negeri, Menteri Penerangan, Menteri SekretarisNegara, Jaksa Agung, dan Kapolri khusus mengenaipembebasan tahanan politik sebagai akibat dari pelaksanaanUndang-Undang Pemberantasan Kegiatan Subversi danpemantauan keadaan di lapangan.

Saya sangat menyadari bahwa Undang-Undang No. 11PNPS Tahun 1963, tentang pemberantasan kegiatan subversiuntuk menjaga stabilitas politik dari ancaman subversi baikdari dalam maupun dari luar negeri, sangat penting untukmemelihara momentum pembangunan berjalan lancar danberkesinambungan. Namun, saya menyadari pula bahwadalam pelaksanaannya, undang-undang tersebut telahmengalami distorsi selama 35 tahun dan berdampak negatifterhadap kehidupan berpolitik. Karena itu adalah wajarjikalau undang-undang tersebut harus ditinjau kembali.

Setelah mempelajari, mengecek, dan melaksanakanbeberapa perubahan seperlunya pada materi pengarahanPresiden yang akan saya ucapkan dalam sidang pertama

Page 130: Detik-detik yang Menentukan

114Detik-Detik yang Menentukan

Kabinet Reformasi Pembangunan, maka saya berkonsultasidengan Harmoko, ketua Golkar, mengenai pentingnyadiadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub)Golkar secepatnya. Akhirnya kami sepakat agar pada rapatpengurus harian yang akan diselenggarakan, dibicarakan,dan ditentukan jadwal munaslub. Jikalau mungkin,munaslub sudah dapat dilaksanakan dalam bulan Juli 1998.

Munaslub tersebut akan dapat membicarakanpelaksanaan reformasi di dalam tubuh Golkar sesuai dengantuntutan masyarakat yang terus berkembang. Sayamenyadari, agar munaslub tersebut dapat berhasil,diperlukan informasi yang tepat tentang situasi dan aspirasiyang berkembang di kalangan kader-kader Golkar sendiri.Untuk ini saya meminta masukan dari beberapa kaderGolkar, terutama dari Haryanto Dhanutirto, yang memangsudah lama bekerja sama dengan saya sebagai Deputi KetuaBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Untuk mengetahui perkembangan politik dan gerakan dilapangan, saya juga memanfaatkan sumber-sumber informasi“nonformal” dari beberapa tokoh, termasuk adik kandungsaya J.E. Habibie (Fanny) bersama Hariman Siregar. Fannymempunyai jaringan yang cukup luas, lintas golongan danlintas partai. Sementara Hariman Siregar —yang sejakalmarhumah ibu saya masih ada sudah kami anggap sebagai‘adik’ dalam keluarga Habibie— adalah salah seorang tokohgerakan mahasiswa sejak zaman Malari. Masukan dari Fannydan Hariman penting saya perhatikan karena dapat sayamanfaatkan untuk mengecek kembali objektivitas masukandari lapangan yang saya peroleh melalui sumber-sumber resmi.

Seperti telah dikemukakan di depan, saya memutuskanuntuk memberikan kebebasan pers sebagai wahana untukmenyalurkan kebebasan menyampaikan pendapat. Sayameyakini sepenuhnya bahwa kemerdekaan pers yang sehat

Page 131: Detik-detik yang Menentukan

115 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

dan profesional merupakan salah satu pilar pentingdemokrasi. Oleh karena itu, saya juga memantau situasi danperkembangan dunia pers —baik media elektronik maupunmedia cetak, termasuk persepsi dan aspirasi para tokohnya—berkenaan dengan proses reformasi. Untuk ini saya amatterbantu oleh dua orang insan pers, Andi Makmur Makkadan Parni Hadi, orang yang amat dekat dan yang telah lamabekerja sama membantu saya. Dari Parni dan Makka, sayabanyak mendapat informasi dan masukan dalam rangkamendorong terciptanya pers yang bebas dan sehat.

Secara khusus saya juga memantau perkembangan yangterjadi di kalangan umat Islam. Saya beruntung karenasemenjak berdirinya ICMI, sudah terbentuk networking yangbersifat lintas kelompok dalam tubuh umat Islam. Sejumlahtokoh yang memberi masukan, antara lain, K.H. Ali Yafie,Anwar Haryono, Achmad Tirtosudiro, WardimanDjojonegoro, Marwah Daud Ibrahim, dan TrulyantiSutrasno. Mereka semua adalah tokoh-tokoh yang ikutmembidani kelahiran ICMI di tahun 1990, dan selamadelapan tahun ikut membesarkannya. Informasi dari merekaamat membantu saya dalam memahami situasi dan aspirasiyang berkembang di kalangan umat Islam.

Situasi yang berkembang di kalangan umat Kristen,Katolik, Hindu, dan Buddha juga saya perhatikan. Sayaberuntung karena mempunyai banyak kawan yang menjaditokoh dari komunitas umat agama tersebut. Di samping itu,saya juga memperoleh masukan dari para cendekiawanagama mereka, yang telah lama menjalin kerja sama denganICMI. Organisasi cendekiawan agama tersebut adalah IkatanSarjana Katolik (ISKA), Persatuan Intelektual KristenIndonesia (PIKI), Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia(KCBI), dan Forum Cendekiawan Hindu Indonesia (FCHI).

Dalam rangka mengamati perkembangan ekonomi, saya

Page 132: Detik-detik yang Menentukan

116Detik-Detik yang Menentukan

memantau berbagai informasi dan indikator ekonomi sertadunia bisnis. Masukan informasi ekonomi —baik nasionalmaupun global— yang saya peroleh dari sumber resmi sayacross-check dan lengkapi dengan sumber-sumber tidak resmi,baik dari jaringan global yang saya miliki maupun daribeberapa tokoh yang dekat dengan saya. Salah satunyaadalah dari Satrio B. Joedono (Billy), yang memang sudahlama bekerja sama dengan saya sebagai asisten saya sewaktumenjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BadanPengkajian dan Penerapan Teknologi.

Sementara itu, untuk mengetahui informasi lapangandari dunia bisnis, saya minta informasi pada Suyatim A.Habibie (Timmy), adik bungsu saya. Masukan dari Timmyini saya perlukan untuk mengecek laporan yang saya perolehdari saluran resmi, pemberitaan koran/TV maupun internet.Ini saya perlukan untuk menghindari salah interpretasi yangdapat mengakibatkan salah kebijakan dan merugikanstabilitas. Di samping dari Timmy, informasi lapangan daridunia usaha juga saya peroleh dari Adrie Soebono,kemenakan saya yang pernah ikut saya sewaktu masihtinggal di Jerman. Dari Adrie juga saya memperolehinformasi masalah keamanan, karena ia memiliki jaringancukup luas dengan aparat keamanan.

Kegiatan saya hari ini berakhir pukul 01.00 setelahmempelajari masukan melalui internet, TV, jaringan resmimaupun tidak resmi. Semuanya membingungkan tetapi tetapterkendali.

Senin, 25 Mei 1998

Menko Polkam, Menteri Pertahanan, MenteriKehakiman, Menteri Dalam Negeri, Menteri Penerangan,

Page 133: Detik-detik yang Menentukan

117 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Menteri Sekretaris Negara, Jaksa Agung, bersama Kapolrisaya terima tepat pukul 09.00 pagi di ruang kerja saya diBina Graha. Setelah mendengar laporan singkat mengenaikeadaan di lapangan, maka saya memberi pengarahansebagai berikut:

Untuk kebebasan berbicara, bebas berdemonstrasi, bebasmengeluarkan pendapat tanpa melakukan tindakankriminal diberi dasar hukum;Tahanan politik segera dibebaskan selama tidakbertentangan dengan ketetapan MPR;Memerhatikan aspirasi rakyat yang menghendakireformasi di segala bidang;Untuk narapidana politik, dilakukan langkah pemberianamnesti, rehabilitasi sesuai dengan prosedur danperundang-undangan yang berlaku;Undang-undang tentang pemberantasan kegiatansubversi yang sejak tahun 1963 sampai sekarang telahmengalami distorsi dalam pelaksanaannya, perlu segeraditinjau kembali dan kalau perlu dicabut. Harap segeradipelajari secara sistematis materi dan jadwal SidangIstimewa MPR untuk saya konsultasikan denganPimpinan DPR/MPR hari Kamis tanggal 28 Mei l998;Pengarahan lainnya akan saya berikan pada sidangpertama Kabinet Reformasi Pembangunan yang segeraakan saya pimpin.

Demikian petunjuk saya, dan saya persilakan paramenteri untuk memasuki ruang sidang kabinet di sebelahruang kerja Presiden di Bina Graha.

Setelah memasuki ruang sidang kabinet, saya segeramenyampaikan pengarahan saya yang isinya sebagai berikut:

Dalam melaksanakan reformasi dan mengatasi krisissecara kreatif dan dinamis, saya meminta para Menteri untuk

Page 134: Detik-detik yang Menentukan

118Detik-Detik yang Menentukan

selalu berpegang teguh pada Pancasila dan UUD ’45, GBHN‘98, dan Ketetapan MPR lain, yang pelaksanaannyadisesuaikan dengan aspirasi rakyat yang sedang berkembang.

Semua ketentuan peraturan perundang-undangan yangmasih berlaku harus tetap menjadi pegangan dalammenjalankan tugas-tugas pemerintahan dan pelaksanaanreformasi, mengingat Indonesia adalah negara hukum, danpenegakan hukum merupakan salah satu prioritas dalamKabinet Reformasi Pembangunan.

Para Menteri dan Kepala Daerah agar segeramemperbaiki citra dengan langkah-langkah nyata sesuaidengan aspirasi reformasi, khususnya yang berkaitandengan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dalam sidang kabinet tersebut saya juga menyampaikankebijakan pokok, yang meliputi:

Pertama, untuk merespons aspirasi reformasi, akandibentuk Kelompok Kerja Reformasi yang anggotanya darimasyarakat. Saya menugaskan Menteri Negara PerencanaanPembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri DalamNegeri, dan Menteri Kehakiman, untuk memfasilitasiKelompok Kerja, sekaligus sebagai narasumber bidangekonomi, bidang politik, dan bidang hukum.

Kedua, prioritas utama Kabinet ReformasiPembangunan adalah mengatasi krisis ekonomi dalamwaktu yang sesingkat-singkatnya dengan dua sasaran pokok,yaitu: (a) Ketersediaan dan keterjangkauan bahan makanandan kebutuhan pokok; dan (b) Berputarnya kembali rodaperekonomian nasional. Untuk mencapai sasaran tersebut,ada tiga hal yang saya gariskan, yaitu:1. Penyediaan sembilan bahan pokok (sembako) dengan

harga yang terjangkau;2. Stabilitas nilai tukar rupiah pada tingkat yang wajar

dan pengendalian laju inflasi;3. Mengembalikan kepercayaan dunia usaha, khususnya

Page 135: Detik-detik yang Menentukan

119 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

investor luar negeri, antara lain dengan melaksanakankesepakatan dengan IMF.Ketiga, saya menekankan perlunya pelaksanaan

reformasi konstitusional menyeluruh, yang dilakukan secarabertahap dan berkelanjutan, khususnya yang menyangkutreformasi politik, reformasi ekonomi dan reformasi hukum.

Di bidang politik, agar diperbaharui berbagai perangkatperundang-undangan untuk penyelenggaraan pemilu yangbenar-benar demokratis. Perangkat perundangan yang perlusegera diperbaharui adalah: UU Pemilu, UU tentang PartaiPolitik, UU Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD,serta UU Pemerintahan Daerah.

Di bidang ekonomi, agar dipercepat penyelesaianperangkat perundang-undangan yang: (a) menghilangkanpraktik-praktik monopoli dan oligopoli, serta mendorongpersaingan sehat; dan (b) mendorong kehidupan ekonomiyang memungkinkan peluang berusaha yang adil, dengancara pemerataan kesempatan. Meningkatkan kualitas,produktivitas, dan daya saing ekonomi rakyat, denganmemberi peran pada usaha kecil, menengah, dan koperasi.Agar segera dilanjutkan peninjauan berbagai peraturanperundang-undangan yang tidak sejalan dengan semangatreformasi seraya menyiapkan peraturan perundangan yangdiperlukan.

Di bidang hukum, agar segera dilakukan peninjauankembali UU Anti-Subversi serta ratifikasi instrumen HAMPBB dan penyiapan perundang-undangan tentang HAMsebagaimana diamanatkan oleh GBHN’98.

Di samping itu, agar semua menteri: (a) merumuskanprogram reformasi dalam bidang tugas masing-masing; (b)berusaha mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebasdari inefisiensi dan praktik-praktik korupsi, kolusi dannepotisme; sehingga terwujud aparatur yang bersih danberwibawa yang mampu memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.

Mengembalikan dan meningkatkan citra Indonesia di

Page 136: Detik-detik yang Menentukan

120Detik-Detik yang Menentukan

dunia internasional dengan melakukan pembenahandinamika pembangunan dan stabilitas nasional, serta upaya-upaya diplomasi dalam rangka kerja sama regional daninternasional.

Dalam sidang kabinet tersebut saya menyampaikansasaran kerja bidang, yaitu:

1. Bidang Politik dan KeamananUntuk memulihkan kepercayaan masyarakat kepada

pemerintah, perlu dilakukan:a. Menyusun agenda reformasi nasional, baik substansi

maupun strukturnya dalam rangka melaksanakanreformasi di bidang ekonomi, politik, dan hukum;

b. Untuk menghadapi tantangan masa depan yangsemakin kompleks, perlu dibuat suatu konsensustentang masa jabatan Presiden maksimum, dua kalimasa jabatan saja.

Reformasi bidang politik dan hukum, menyangkutupaya memperbaharui perundang-undangan yangmemungkinkan peningkatan pemberdayaan peran sertapartai politik dalam kehidupan politik, sepertipembentukan partai politik baru, penyelenggaraanpendidikan politik dan peningkatan partisipasimasyarakat dalam kehidupan politik, menimbulkanidealisme, rasa kebangsaan, dan bela negara yang tinggi.

Pembaharuan bidang politik dan hukum yangtertuang dalam Paket Lima UU bidang politik sertabeberapa UU lainnya bertujuan untuk membuka jalanbagi terlaksananya pemilu yang langsung, umum, bebasdan rahasia, jujur dan adil, guna memungkinkanterbentuknya DPR/MPR RI, memilih presiden baru danwakilnya, serta menyusun GBHN yang akomodatif dan

Page 137: Detik-detik yang Menentukan

121 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

aspiratif terhadap tuntutan reformasi.Guna memperoleh hasil reformasi yang terintegrasi

antara bidang politik, ekonomi, dan hukum, paramenteri agar melakukan inventarisasi seluruh produkperundang-undangan di lingkungan masing-masing.Bagi produk perundang-undangan, yang tidak sejalandengan aspirasi reformasi, supaya diambil langkah-langkah untuk memperbaikinya.

2. Bidang EkonomiDi bidang ekonomi, saya menetapkan dua sasaran

utama, yaitu:a. Mengatasi masalah-masalah mendesak yang

ditimbulkan oleh krisis ekonomi;b. Melanjutkan dan mempercepat langkah-langkah

reformasi ekonomi.Masalah-masalah mendesak yang menjadi perhatian

dan perlu segera ditangani adalah:Memulihkan kepercayaan kepada rupiah danmengendalikan laju inflasi;Menggerakkan kembali roda produksi dan arusperdagangan, yang akhir-akhir ini mengalamiberbagai hambatan;Mendorong bidang-bidang kegiatan ekonomi yangdapat bangkit kembali dalam waktu singkat,termasuk sektor pertanian dan agrobisnis, industriekspor, industri yang memanfaatkan sumber dayaalam, dan sektor pariwisata;Mengamankan pelaksanaan APBN;Memberikan perhatian khusus kepada golonganmasyarakat yang terkena dampak krisis ekonomidengan memprioritaskan program-program padatkarya, penyediaan kebutuhan pokok (khususnya

Page 138: Detik-detik yang Menentukan

122Detik-Detik yang Menentukan

bahan makanan dan obat-obatan) serta mendukungusaha kecil, koperasi, dan kegiatan ekonomi rakyat,serta mengembangkan dan meningkatkan perananbank-bank perkreditan rakyat;Mempercepat penyelesaian bank-bank yang beradadi bawah pengawasan BPPN dalam rangkapembenahan sektor perbankan;Mempercepat upaya mengatasi masalah utang luarnegeri swasta;Meningkatkan upaya untuk memperkuat dukungandan kepercayaan dari masyarakat internasional,terutama negara-negara sahabat dan lembaga-lembaga keuangan internasional;Melengkapi dan memperbaharui perangkatperundang-undangan yang diperlukan untukmenunjang proses reformasi ekonomi.

Dalam melanjutkan dan mempercepat reformasiekonomi, agenda dan sasaran reformasi ekonomi yangtelah ditetapkan akan dilaksanakan sesuai jadwal ataudipercepat penyelesaiannya. Saya menekankan beberapahal yang mendapat perhatian khusus, termasuk langkah-langkah yang akan dilakukan untuk:a. Menghapus fasilitas dan perlakuan istimewa;b. Meniadakan pungutan yang tidak berdasarkan

peraturan, atau yang peraturannya tidak sah;c. Mempertegas independensi Bank Indonesia di

bidang kebijakan moneter, termasuk mengenaitingkat bunga dan pengelolaan devisa.

3. Bidang Kesejahteraan Rakyat dan PengentasanKemiskinan

Saya menekankan agar para Menteri Bidang Kesradan Taskin memberikan fokus pada pembangunan

Page 139: Detik-detik yang Menentukan

123 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan, sertapenanggulangan musibah dan bencana.

A. Pembangunan Sumber Daya ManusiaDalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,hendaknya diusahakan agar seluruh rakyat dapatbekerja untuk pembangunan sesuai dengan kondisidan kesempatan yang ada. Upaya menuntaskanWajib Belajar sembilan tahun harus kita tingkatkandengan mencari terobosan-terobosan untukmembantu keluarga miskin agar bisa menyekolahkananak-anaknya;Memberi kesempatan kepada keluarga tertinggaluntuk mengikuti latihan untuk ikut bekerja dengankegiatan kewirausahaan;Memberi perhatian pada mahasiswa dari keluargakurang mampu untuk dapat melanjutkanpendidikan, antara lain dengan beasiswa, dankemudahan-kemudahan lainnya.

B. Pengentasan KemiskinanPengentasan kemiskinan dikembangkan menjadigerakan pembangunan dengan mengikutsertakanseluruh kekuatan masyarakat secara terpadu,dengan merangsang pemberdayaan penduduk dankeluarga secara menyeluruh yang meliputi berbagaiaspek, seperti bidang: mental spiritual keagamaan,kesehatan, pendidikan, kemauan untuk bekerja,latihan kewirausahaan melalui antara lain latihanmenabung, dan kegiatan ekonomi lainnya;Upaya membangun usaha kecil, menengah, dankoperasi yang diikuti dengan langkah-langkah yangmerangsang setiap keluarga untuk ikut terjun

Page 140: Detik-detik yang Menentukan

124Detik-Detik yang Menentukan

langsung secara aktif dalam bidang usaha tersebut.Setiap usaha kecil, menengah, dan koperasihendaknya mendidik para anggota ataukonsumennya untuk ikut mengembangkan budayabelajar, budaya bekerja dan membangun, yangmendorong para konsumen mencintai produk dalamnegeri karena mereka merasa ikut mengerjakanseluruh proses produksi itu;Usaha kecil, menengah, dan koperasi yangmendapat kredit murah hendaknya dapatmengikutsertakan keluarga dan penduduk miskindalam kegiatannya, sehingga keterpaduan itusekaligus mengentaskan kemiskinan.

C. Penanganan Musibah dan BencanaMempersiapkan dan mengoordinasikan kegiatan

darurat karena musibah seperti kebakaran hutan, banjir,longsor, dan sebagainya.

4. Bidang Pengawasan Pembangunan dan PendayagunaanAparatur Negara

Kebijakan dan langkah-langkah dalam PengawasanPembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negaraditujukan untuk meningkatkan kinerja aparatur negarayang diiringi dengan upaya mengefektifkan pengawasan,sehingga dapat diwujudkan aparatur yang bersih yangmampu memberikan pelayanan prima kepadamasyarakat. Perlu dirumuskan kebijakan yangtransparan untuk mendorong masyarakat berpartisipasipenuh dalam pembangunan, baik dalam bidangekonomi, sosial budaya, dan politik.

Untuk mencapai upaya tersebut, saya minta MenkoBidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan

Page 141: Detik-detik yang Menentukan

125 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Aparatur Negara mengoordinasikan hal-hal sebagaiberikut:

Mengefisienkan tata kerja fungsi-fungsi pelaksana,litbang, dan pengawasan serta secara bertahapmenyempurnakan penyusunan kompetensi jabatandan pekerjaan di setiap instansi pemerintah, baikpada tingkat pusat maupun daerah, dan menghapussegala macam pungutan yang menghambatpembangunan;Mengoordinasikan penetapan akuntabilitaskebijakan dan pelaksanaan pemerintahan,khususnya pelayanan kepada masyarakat maupundunia usaha dan pembangunan, sebagai bagian dariusaha meningkatkan kinerja aparatur negara danmengefektifkan pengawasan;Melaksanakan evaluasi dan penyempurnaankelembagaan, organisasi, klasifikasi kompetensijabatan dan pekerjaan serta perencanaan kebutuhanMengoordinasikan instansi pemerintah pusat terkaituntuk mendesain otonomi daerah, berikut dukunganperaturan, kewenangan dan aparatur serta kerangkawaktu dan pelaksanaannya dalam waktu yangsecepat-cepatnya;Secara bertahap mendorong modernisasi saranaaparatur negara, untuk meningkatkan efisiensi danefektivitas, termasuk menjawab tantanganglobalisasi, antara lain, dengan pemanfaatandukungan telematika;Mengefektifkan koordinasi dan mekanismepengawasan pemerintahan dan pembangunan, baikmelalui pengawasan melekat, pengawasan fungsionalmaupun pengawasan masyarakat, dan secarakonsisten melaksanakan tindak lanjut hasil temuan

Page 142: Detik-detik yang Menentukan

126Detik-Detik yang Menentukan

pengawasan yang diperoleh melalui BPKP,Inspektorat Jenderal dan masukan oleh masyarakatuntuk diproses melalui prosedur hukum yang berlakuMengambil langkah-langkah nyata danmengoordinasikan upaya untuk membebaskanaparatur negara dari praktik-praktik inefisiensi danpengaruh-pengaruh nepotisme, korupsi, dan kolusiyang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bertentangan denganaspirasi masyarakat;Mengoordinasikan aparat pemerintah agar dapatmelakukan tindakan-tindakan nyata yang dapatmenjadi teladan bagi masyarakat luas dalammenerapkan prinsip hidup sederhana, sekaligusuntuk membangkitkan kepercayaan masyarakatakan kesungguhan pemerintah dalam membangunpemerintahan yang bersih dan berwibawa, sertasikap tanggap segenap aparat pemerintah terhadapbeban hidup dan penderitaan seluruh rakyat.

Saya menetapkan Tata Kerja Kabinet sebagai berikut:1. Masing-masing Menko mengoordinasikan:

a. Penyusunan kebijakan dan strategi sektoral danpelaksanaannya di bidang masing-masing;

b. Penanganan terhadap masalah-masalah yangtimbul maupun masalah-masalah rutin yangdihadapi departemen dan instansi secarafungsional;

2. Dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan tugasKabinet Reformasi Pembangunan, saya akanmemimpin langsung sidang-sidang kabinet, yaitu:a. Bidang Ekonomi pada minggu pertama;b. Bidang Kesra dan Taskin pada minggu kedua;

Page 143: Detik-detik yang Menentukan

127 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

c. Bidang Polkam pada minggu keempat.Sedangkan pada minggu ketiga, saya akan memimpin

sidang Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi danKeuangan.

Demikian, pengarahan yang saya sampaikan padasidang paripurna Kabinet Reformasi Pembangunan.

Sementara demonstrasi berjalan terus dan persiapanpengamanan kunjungan Presiden ke gedung DPR/MPRdilakukan, isu dan pertanyaan yang stereotip terusberkembang sebagai berikut:

“Apa dasar hukum Habibie menjadi presiden? Apa yangakan dibicarakan Habibie dengan Pimpinan DPR/MPR?Kapan Sidang Istimewa (SI) MPR dilaksanakan? Apakah SI-MPR yang akan dilaksanakan itu hanya untuk memberilegitimasi kepada Habibie sebagai Presiden dan memilihseorang wakil presiden? Apa konsep dan rencana Habibie?”... dan sebagainya.

Untuk mencegah terjadinya eskalasi permasalahan yangjelas akan merugikan NKRI dan reformasi, saya tetap harusmenghindari polemik dengan siapa pun.

Banyak gerakan masyarakat, tanpa disadari, telahditunggangi oleh aliran politik dalam dan luar negeri, denganprogram dan rencana masing-masing yang bertentangandengan konstitusi.

Oleh karena itu, saya berkeyakinan bahwa apa saja yangsaya laksanakan dan rencanakan, harus tetap berdasarkanUUD ‘45, ketetapan MPR, dan undang-undang DPR yangberlaku dan untuk memberi dasar hukum kepada reformasimaka SI MPR sudah harus dilaksanakan dalam waktusesingkat-singkatnya.

Polemik dan diskusi yang tidak menguntungkan proses

Page 144: Detik-detik yang Menentukan

128Detik-Detik yang Menentukan

reformasi total, pengembalian stabilitas politik dan ekonomiharus dicegah.

SI MPR yang akan datang harus memberikan perhatianpenuh kepada penyusunan ketetapan MPR sebagai dasarhukum reformasi dan tidak kepada pemilihan seorang wakilpresiden. Saya berpendapat bahwa dengan adanya seorangwakil presiden, tugas untuk mentransformasikan sistemotoriter yang sudah berlangsung selama 53 tahun ke suatusistem demokrasi secara damai akan membatasi kebebasanPresiden untuk mengambil langkah kebijakan yang tepat dancepat. Di lain pihak semua tanggung jawab dibebankankepada Presiden seorang diri. Oleh karena itu, transformasitersebut harus dilaksanakan cepat, tepat, dan dalam waktusesingkat-singkatnya.

Ketetapan MPR nanti, harus memungkinkan pemilihanwakil rakyat di MPR, DPR, dan DPRD secara langsung.Jumlah peserta partai politik dalam pemilihan umum, harusdiatur oleh ketetapan MPR dan undang-undang.

Legitimasi MPR dan DPR dapat ditingkatkan. Pemilihanlangsung seorang presiden dan wakil presiden, paragubernur dan para bupati dapat dipertimbangkanpelaksanaannya setelah periode presiden yang akan datangselesai. Semua pertimbangan tersebut menggarisbawahibetapa pentingnya pelaksanaan SI MPR yang akan datangbagi masa depan bangsa Indonesia.

Tokoh-tokoh nasional dan daerah kelak harus diberikankesempatan, untuk berprestasi dan lebih dikenal oleh rakyat,sehingga pemilihan seorang presiden dan wakil presidensecara langsung dapat dilaksanakan, demikian pulapemilihan langsung para gubernur dan para bupati.

Jikalau bersamaan dengan pemilihan langsung parawakil rakyat di MPR, DPR, dan DPRD tahun depan,pemilihan langsung presiden, wakil presiden, para gubernur,

Page 145: Detik-detik yang Menentukan

129 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

dan para bupati pula dilaksanakan, maka para tokohgenerasi peralihan dan generasi penerus yang potensialbelum cukup mendapatkan kesempatan berprestasi danmemperkenalkan kemampuannya kepada masyarakat.

Dengan demikian, pembaruan kepemimpinan baiknasional maupun daerah tidak akan dapat berlangsungsesuai harapan.

Kemungkinan besar, tokoh-tokoh muda tersebut akanterdesak oleh tokoh-tokoh yang sudah lama berada di dalamsistem, sehingga pembaruan tidak sempurna.

Presiden dan wakil presiden keempat yang akan datangsementara belum dapat dipilih secara langsung dan masihharus dipilih oleh SU MPR yang telah memiliki legitimasilebih tinggi. Baru presiden dan wakil presiden kelima,keenam, dan seterusnya dapat dipilih langsung.

Demikian pula pemilihan para gubernur dan para bupati,sementara harus melalui mekanisme yang ada denganlegitimasi SU MPR yang lebih tinggi pula.

Di tengah suasana pengamanan yang ketat, tepat hariKamis, tanggal 28 Mei, seminggu setelah Presiden Soehartomengundurkan diri sebagai presiden, dengan didampingiempat Menko, Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri,Menteri Pertahanan Keamanan/Pangab, dan MenteriSekretaris Negara, saya bertemu dengan pimpinan MPR danDPR di gedung DPR/MPR, Senayan.

Pertemuan konsultasi yang berlangsung selama 90 menityang bersifat tertutup, bersama pimpinan DPR, MPR,pimpinan fraksi-fraksi DPR dapat berlangsung lancar,rasional, dan tenang. Pertemuan menghasilkan kesepakatanyang dibacakan Ketua DPR/MPR, Harmoko, didampingiPresiden di hadapan puluhan wartawan sebagai berikut:

Dalam rangka menindaklanjuti semangat reformasi,maka pertemuan konsultasi antara pemerintah dengan

Page 146: Detik-detik yang Menentukan

130Detik-Detik yang Menentukan

pimpinan dewan dan pimpinan fraksi-fraksi DPR, telahmengambil kesimpulan sebagai berikut:

Keinginan pemerintah mengenai agenda percepatanpemilu memiliki semangat yang sama dengan dewan,dan dewan telah membentuk Tim Prolegnas (ProgramLegitimasi Nasional) dalam menghadapi percepatanpemilu khususnya penyempurnaan, perubahan, danpembuatan perangkat perundang-undangan: UUtentang Pemilu, UU tentang Kepartaian, dan UU tentangSusunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD;Pihak pemerintah juga menyiapkan tim undang-undangtersebut, termasuk reformasi dalam bidang ekonomi danhukum. Sehingga antara tim dari pemerintah dan timdari dewan dapat saling mengisi kemudian untukdibahas dan diwujudkan dalam undang-undangproduk dewan yang mengambil waktu diperkirakan 6(enam) bulan;Untuk menentukan waktu penyelenggaraan pemilu,diperlukan Sidang Istimewa MPR dengan agendamencabut, mengubah, dan membuat ketetapan-ketetapan MPR yang berkaitan bagi penyelenggaraanpemilu. Sidang Istimewa MPR tersebut diperkirakanakhir tahun 1998 atau permulaan tahun 1999;Setelah MPR menetapkan waktu diselenggarakannyapemilu, diperlukan waktu untuk menyosialisasikanpersiapan pemilu termasuk peserta, sistem danpelaksanaannya sesuai perangkat perundang-undangan yang baru, diharapkan selesai tahun 1999Dengan demikian, jadwal program percepatan pemilusesuai dengan penataan perangkat perundang-undangan dan sesuai dengan konstitusi.

Demikianlah, hasil konsultasi Presiden dengan pimpinanDPR dan pimpinan fraksi.

Harian Bisnis Indonesia tertanggal 4 Juni 1998, memuathasil kajian Econit Advisory Group yang disampaikan oleh

Page 147: Detik-detik yang Menentukan

131 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Dr. Rizal Ramly dan kawan-kawan. Hasil kajian menyatakanbahwa mereka yang duduk sebagai tim ekonomi KabinetReformasi Pembangunan adalah tidak lain dari tim ekonomiera Soeharto.

Tim ekonomi ini sudah terbiasa dengan kebijakan dansistem ekonomi konvensional, sehingga dari mereka tidakdapat diharapkan suatu kebijakan dan arah kebijakan yanginovatif. Karena itu, Econit mengkhawatirkan ekonomiIndonesia semakin merosot karena keterbatasan kemampuankeuangan serta tiada dukungan modal dari luar negeri.

Karena itu, menurut hasil kajian tersebut, pemerintahanHabibie maksimum hanya dapat bertahan tiga bulan. Econitkhawatir, semakin lama pemerintah mencoba bertahan,kondisi ekonomi dan rakyat Indonesia semakin merosot.Karena, pemerintah Habibie adalah part of the problem danbukan part of the solution.

Membaca pendapat tersebut, saya tidak khawatir, malahmendorong saya untuk bekerja lebih keras, dan membuktikanbahwa hasil analisis Econit menarik, tetapi tidak tepat.

Bukankah penyebab utama dari kekacauan di Indonesia,adalah bahwa keadaan makin hari menjadi makin tidakmenentu?

Bukankah keadaan yang tidak menentu tersebut terjadikarena semua kekuasaan dikendalikan oleh presiden yangotoriter?

Bukankah sebab utama Presiden Soeharto mengundurkandiri, adalah karena keadaan semakin tidak menentu?

Oleh karena itu, “kunci penyelesaian” krisismultikompleks dan multidimensi di Indonesia adalah dalamwaktu sesingkat-singkatnya mengubah keadaan dari tidakmenentu menjadi menentu.

Alasan tersebut di atas menjadi sebab kebijakan yangtelah saya ambil dan laksanakan untuk:

Page 148: Detik-detik yang Menentukan

132Detik-Detik yang Menentukan

Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan dalamwaktu 24 jam setelah Presiden mengundurkan diri;Menjadikan Gubernur Bank Indonesia mandiri dan tidakdipengaruhi oleh presiden;Tetap memperbolehkan mata uang rupiah bebas geraksesuai ekonomi pasar;Melepaskan semua tahanan politik yang tidak melanggarUUD dan Ketetapan MPR;Memberi kebebasan pers, berbicara, dan berdemonstrasi;Berkunjung ke DPR/MPR untuk berkonsultasi mengenaijadwal pelaksanaan Sidang Istimewa MPR dan pemilu.

Semua kebijakan tersebut insya Allah dapatmengakibatkan bergulirnya proses perubahan dari keadaanyang tidak menentu menjadi keadaan menentu.

Proses ini saya namakan relaxation process yang insyaAllah berdampak positif terhadap proses perubahankeadaan dari unpredictable atau tidak menentu menjadipredictable atau menentu.

Dengan bergulirnya relaxation process, diharapkanmasalah-masalah multidimensi dan multikompleks dapatdengan cepat dan tepat waktu teratasi.

Suatu tim, yang terdiri atas profesional yang pragmatisdan berpengalaman, sangat dibutuhkan. Pengalaman, tidakdapat dipelajari dari buku, namun harus dilalui. Saya haruslebih cepat mengambil keputusan dibandingkan dengankecepatan masalah yang berkembang, dan tidak dibenarkanmengambil risiko.

Masalah yang dihadapi harus sudah diselesaikan,sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebihkompleks. Saya tetap harus menahan diri dan tidakterpancing oleh polemik.

Kepada Menteri Pertahanan dan Keamanan/Pangab,

Page 149: Detik-detik yang Menentukan

133 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

saya sampaikan untuk segera mempersiapkan pertemuandengan mantan Presiden Soeharto. Beberapa hari kemudian,Jenderal Wiranto melaporkan bahwa Presiden Soehartoberkenan menerima telepon sehari setelah hari ulangtahunnya yang ke-77, hari Selasa tanggal 9 Juni l998.

Pada hari Selasa, saya menelepon Pak Harto danmenyampaikan Selamat Hari Ulang Tahun ke-77. Sayameminta agar dapat diterima oleh Pak Harto untukmemperoleh masukan dan saran yang harus saya perhatikan.Pak Harto menyampaikan, bahwa tidak menguntungkanuntuk penyelesaian permasalahan jikalau saya bertemudengannya.

“Pak Harto, saya mohon Bapak berkenanmenerima saya. Saya mohon penjelasan dan saranBapak mengenai semua yang telah terjadi,” demikianucapan saya.

“Tidak menguntungkan bagi keadaan sekarang,jikalau saya bertemu dengan Habibie. Laksanakantugasmu dengan baik, saya hanya dapatmelaksanakan tugas sampai di sini saja. Saya sudahtua,” demikian jawaban Pak Harto.

“Pak Harto, untuk dapat melanjutkan tugasdengan baik dan untuk menjawab beberapapertanyaan mengenai keadaan sebelum Bapakmengundurkan diri sebagai Presiden, penting sekalipertemuan dengan Bapak,” demikian ucapan saya.

“Laksanakan tugasmu dengan baik, saya doakanagar Habibie selalu dilindungi Allah SWT dalammelaksanakan tugas. Kita nanti bertemu secara batinsaja,” lanjut Pak Harto.

Saya sangat menyadari bahwa saya harus lebih berhati-hati dan lebih teliti menganalisis semua masukan dalam

Page 150: Detik-detik yang Menentukan

134Detik-Detik yang Menentukan

menghadapi tiap permasalahan, karena saya tidak memilikimasukan rinci sedikit pun dari mantan presiden yang telahmelaksanakan tugas selama 32 tahun. Alasan pengundurandiri yang telah diberikan 19 hari yang lalu adalah alasanpolitis, dan tidak mencukupi untuk menilai alasan teknissebenarnya.

Untuk dapat melaksanakan reformasi secara murni dankonstitusional, maka perhatian penuh harus diberikan padakepentingan nasional. Ada tiga masalah atau isu nasionalyang dapat mengganggu stabilitas politik dan ekonomi, sertadapat menghambat pelaksanaan reformasi. Masalah tersebutadalah:1. Status Timor Timur (Timtim) sebagai provinsi masih

dipermasalahkan oleh Dewan Keamanan PerserikatanBangsa-Bangsa (DK PBB);

2. Perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untukmelepaskan Daerah Istimewa Aceh dari NegaraKesatuan Republik Indonesia tidak mendapat dukunganPBB, karena melanggar konstitusi dan kedaulatanwilayah NKRI, kecuali daerah Timor Timur, yang diakuioleh PBB;

3. Perjuangan kelompok separatis Irian Jaya untukmelepaskan Provinsi Irian Jaya dari Negara KesatuanRepublik Indonesia, tidak mendapat dukungan PBBkarena melanggar konstitusi.

Oleh karena itu, saya berpendapat dan berkeyakinanuntuk:

Sebelum presiden dan wakil presiden dipilih oleh paraanggota Sidang Umum MPR hasil pemilu yang akandatang, masalah Timor Timur sudah harus diselesaikan.Penyelesaian Timor Timur harus tuntas dan dapatditerima oleh masyarakat Timor Timur, Indonesia, dan

Page 151: Detik-detik yang Menentukan

135 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

internasional. Dengan demikian, siapa pun menjadipresiden dan wakil presiden nanti, dapat memberiperhatian penuh kepada reformasi, penyelesaianmasalah politik, dan masalah ekonomi nasional;Masalah Aceh dan masalah Irian Jaya dapat diselesaikanmelalui proses demokrasi, proses pemberian otonomidaerah dalam rangka reformasi yang tetap sesuai UUD,ketetapan MPR, UU (DPR), dan peraturan daerah(DPRD) yang terus berkembang;Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia berdasarkanperjuangan dari generasi ke generasi mencakup seluruhwilayah jajahan Belanda yang dinamakan HindiaBelanda atau Nederlands Indië sejak awal diakui olehdunia internasional, demikian pula oleh PBB. Kenyataanini harus pandai-pandai kita manfaatkan dalammenyelesaikan masalah Aceh dan Irian Jaya. Olehkarena itu, segala kebijakan Presiden dalam“transformasi dan reformasi” harus menghindaritejadinya suatu kekacauan dan destabilisasi politik danekonomi yang dapat mengakibatkan terjadinya perangsaudara yang berakhir pada “Balkanisasi” NKRI.

Sejarah perjuangan bangsa telah membuktikan bahwaimplementasi tiap perubahan membutuhkan waktu danpengorbanan, dan tidak dapat segera diselesaikan. Untukmerealisasi kemerdekaan NKRI yang telah diproklamasikanpada tanggal 17 Agustus 1945, dibutuhkan kurang lebih 15tahun sampai NKRI dari Sabang sampai Merauke mendapatpengakuan dunia dan PBB.

Bukankah dengan lengsernya Presiden Soeharto padatanggal 21 Mei, hari Kamis yang lalu, pintu kebebasan bangsadan masyarakat Indonesia telah dibuka, sehingga manusiadi bumi Indonesia dapat menikmati kemerdekaan dan

Page 152: Detik-detik yang Menentukan

136Detik-Detik yang Menentukan

kebebasan yang harus berbudaya dan bertanggung jawab?Dengan demikian, persyaratan dasar bagi suatu

masyarakat modern sudah dapat diproses dan harus disadaribahwa implementasi kehidupan “merdeka dan bebas” yang“berbudaya dan bertanggung jawab” membutuhkan waktulama, bertahap, dan berkesinambungan dengan perubahan-perubahan yang tidak ada hentinya.

Saya memutuskan untuk bertemu dan bersilaturahimsecara terbuka, dengan tokoh-tokoh yang mewakilikepentingan masyarakat di daerah yang bermasalah, untukbersama memikirkan penyelesaian yang palingmenguntungkan bangsa Indonesia.

Melalui Menteri Agama Malik Fajar, saya mengundangUskup Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo, dan Uskup Baucau,Basilio do Nascimento, untuk bertemu di Bina Graha, KantorPresiden.

Hari Rabu tanggal 24 Juni, saya menerima Uskup Dili,Carlos Filipe Ximenes Belo, di Bina Graha. Saya didampingioleh Menlu Ali Alatas, Menhankam Jenderal Wiranto,Mendagri Syarwan Hamid, dan Mensesneg Akbar Tandjung.Uskup Belo menyampaikan bahwa Uskup Nascimentoberhalangan hadir.

Pada pertemuan silaturahim tersebut, Uskup Belomenyampaikan bahwa untuk pertama kalinya ia diterimaoleh Presiden Republik Indonesia. Selama ini, Uskup Belohanya dapat bertemu sekitar 10 menit dengan PresidenSoeharto, dalam rangka kunjungan Presiden ke Timtimuntuk meninjau pelaksanaan pembangunan. Padakesempatan itu, Uskup Belo diajak oleh Presiden Soehartonaik helikopter meninjau pembangunan pada umumnya,dan “Patung Kristus Raja” khususnya dari udara. Padapertemuan tersebut, keduanya tidak banyak berbicara.

Saya baru pertama kalinya bertemu dengan Uskup Belo

Page 153: Detik-detik yang Menentukan

137 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

dan terkesan atas sikapnya yang ramah, baik, berbudaya,dan sopan. Saya menyampaikan maksud tujuan saya untukmemulai dialog, suatu hal yang kita butuhkan bersama agarterdapat saling pengertian yang sangat penting dalampenyelesaian masalah Timtim. Saya berusaha menjelaskanbahwa milenium dan abad yang akan datang adalah “abadglobalisasi” dan “abad informasi”. Dalam abad mileniumtersebut, semua bangsa dan masyarakat di dunia akanberkelompok seperti Eropa, Amerika Utara, ASEAN, dansebagainya. Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiriatas ratusan masyarakat etnik dengan budaya dan bahasatersendiri.

Oleh karena itu, Bhinneka Tunggal Ika atau “satu dalamkebinekaan” adalah semboyan Lambang Negara KesatuanRepublik Indonesia. Hanya dalam bentuk NKRI sepertisekarang ini, bangsa Indonesia dapat memiliki produktivitasdan kualitas hidup yang tinggi, berperan dalam menentukannasibnya sendiri. Negara bagian California di Amerika Serikatadalah suatu bukti bahwa justru kebinekaan itu dapatmenghasilkan produktivitas dan kualitas hidup yang tinggi.

Dengan kata pengantar demikian, saya berusahamenyampaikan wawasan bagi Timtim bersama saudara-saudara yang hidup di bumi NKRI.

Saya kemudian melanjutkan dengan pertanyaan, “Apayang dapat saya laksanakan untuk memenuhi keinginanrakyat Timtim?”

Saya yakin, Uskup Belo dalam segala tindakan danpemikiran berunsur pada ajaran agama. Dan agama ituadalah akar dari nilai moral dan nilai etik yang tinggi. Olehkarena itu, saya percaya bahwa apa yang akan disampaikanoleh Uskup Belo, mencerminkan keinginan rakyat TimorTimur.

Menjawab pertanyaan saya, Uskup Belo mengeluarkan

Page 154: Detik-detik yang Menentukan

138Detik-Detik yang Menentukan

dua helai kertas yang berisi catatan mengenai Timor Timur.Secara sistematis ia membaca catatan tersebut, dan satu demisatu saya langsung menjawab, “Akan dilaksanakan atauakan dipelajari untuk dilaksanakan.”

Hampir semua (90 persen) keinginan Uskup Belo dapatsegera dipenuhi karena merupakan standar norma yangpelaksanaannya wajar dibantu.

Misalnya, keinginan Uskup untuk mendapat jaminanhak kebebasan penduduk asli untuk bepergian ke mana sajadan menetap di mana saja, tanpa membatasi ruang gerakmereka, atau memaksa menetap di permukiman yangdibangun di sepanjang jalan-jalan umum demimempermudah pengontrolan oleh pihak aparat keamanan.

Keinginan ini segera saya penuhi dengan ucapan,“Mengapa rakyat tidak dapat bergerak di rumahnyasendiri?”

Alasan keamanan tidak cukup untuk melarang. Bahkanrakyat Indonesia dapat bebas bergerak di seluruh wilyahNKRI, atas tanggung jawab sendiri.

Dialog berlangsung sekitar satu setengah jam dalamsuasana akrab dan ramah, diakhiri dengan permintaan sayasebagai berikut, “Saya mendapat laporan dari banyak pihakmengenai Timor Timur, misalnya dari Menteri Luar Negeri,Menteri Dalam Negeri, Menteri Hankam/Pangab, GubernurTimor Timur, Badan Intelijen, tokoh Timor Timur, dansebagainya. Alangkah baiknya jikalau saya dapat masukandan tanggapan Uskup mengenai Anggaran PembangunanNasional 1999/2000 dalam bulan November yang akandatang, sebelum Rancangan Undang-Undang mengenaiAnggaran Pembangunan Nasional 1999/2000 dalam bulanJanuari 1999 dibicarakan di DPR untuk menjadi undang-undang sebelum tanggal 31 Maret 1999, karena tahun fiskaldimulai tanggal 1 April.”

Page 155: Detik-detik yang Menentukan

139 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Semua laporan menarik dan merupakan elemen-elemenyang mencerminkan keadaan sebenarnya. Karena itu, sayamengharapkan kerja sama yang baik dengan Uskup Belo,untuk mendapatkan lebih banyak informasi, mengadakanpengecekan guna mencegah terjadinya kebijakan yang dapatmerugikan rakyat Timor Timur.

Kesan saya mengenai pertemuan dengan Uskup Belopositif, dan dapat dilanjutkan untuk menghasilkanpenyelesaian masalah Timor Timur oleh Sidang Umum MPRhasil pemilu yang akan datang secara damai, sebelumpemilihan presiden dan wakil presiden berlangsung.

Dari pertemuan dengan Uskup Belo, dapat diambilkesimpulan bahwa masalah Timor Timur harus segeradiselesaikan dan tidak boleh membebani proses reformasi.

Pimpinan nasional harus memberi perhatian penuh padakepentingan reformasi secara nasional, yang berlangsungsecara bertahap dan berkesinambungan dari generasi kegenerasi.

Kekuatan luar negeri tidak boleh diberi kesempatanuntuk memanfaatkan masalah Timor Timur sebagai alasanuntuk turut campur dalam proses reformasi.

Untuk memerdekakan seluruh bangsa Indonesia, 15tahun perjuangan fisik dan politik harus dilalui. Proses inikita namakan “Revolusi Bangsa”.

Setelah seluruh NKRI merdeka, maka perhatian penuhdiberikan kepada pengembangan sumber daya manusia.Pendidikan, kesehatan, ilmu pengetahuan, teknologi,pengembangan jaringan informasi, dan pengembanganprasarana ekonomi mendapat perhatian utama. Dengandemikian, tahap demi tahap, ketahanan nasional dapatditingkatkan.

Melalui suatu sistem pendidikan dan peningkatankesehatan yang andal dan berkesinambungan, Presiden

Page 156: Detik-detik yang Menentukan

140Detik-Detik yang Menentukan

Soekarno dan Presiden Soeharto dengan kepimpinan otoriter,dalam 53 tahun telah berhasil meningkatkan kesadarannasional dan kualitas hidup manusia Indonesia yang terusberkembang.

Pada awal proses kemerdekaan bangsa, hanya 15 persenmasyarakat Indonesia yang sudah dapat membaca danberkomunikasi. Sekarang, pada awal proses reformasi, 85persen masyarakat Indonesia sudah dapat membaca danberkomunikasi. Prasarana pendidikan, kesehatan, iptek,ekonomi, serta informasi nasional dan internasional telahberkembang dengan pesat.

Suatu bangsa dapat mengandalkan pembangunannyapada sumber daya manusia yang terbarukan, hanya jikalaumanusia dari bangsa tersebut diberi kebebasan dankemerdekaan yang berbudaya dan bertanggung jawab.Merdeka dan bebas bergerak, berpikir, berwawasan,berkarya, dan bertindak, berlandaskan pada budaya danagama. Kemerdekaan dan kebebasan, yang diimbangidengan tanggung jawab dan berpegangan pada nilai-nilaimoral dan etika, adalah dasar bagi suatu masyarakatmodern.

Produktivitas hanya mungkin dapat ditingkatkan jikalaumanusia dapat memanfaatkan, mengembangkan, sertamengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi, bebas darisegala dogma.

Dengan lengsernya Presiden Soeharto, berakhirlah erakepemimpinan otoriter, maka proses pemberian kebebasandi atas kemerdekaan harus dimanfaatkan, diterapkan, dandikembangkan sebaik-baiknya, sebagai dasar kehidupan“Indonesia modern”.

Rakyat selalu memerhatikan perilaku pimpinannyasebagai panutan, seperti halnya budaya negara berkembanglainnya berlaku pula di Indonesia. Lurah, wali kota, tokoh

Page 157: Detik-detik yang Menentukan

141 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

daerah, tokoh nasional, sampai presiden, harus membericontoh dalam kehidupan bermasyarakat dan berperilakuyang patut menjadi panutan.

Hal itu berarti bahwa dalam reformasi atau pembaruanyang sedang berjalan itu, bukan saja presiden, wakilpresiden, ketua MPR, para anggota kabinet, pimpinan partaipolitik, tetapi semua elite politik dan elite intelektual dimanapun mereka sedang berada harus menjadi contoh danpanutan bagi lingkungannya.

Perilaku mereka harus seperti “mata air” yangmengalirkan air bersih dan segar, sehingga semua kehidupandi sekitarnya dapat mekar dan tumbuh. Perilaku pimpinantidak boleh seperti “mata air” yang mengalirkan air kotordan beracun, sehingga kehidupan di sekitarnya sulitberkembang, bahkan akan mati.

Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Partai PersatuanPembangunan (PPP), dan Golongan Karya (Golkar) yangsudah berpengalaman selama lebih dari 30 tahun harusmenjadi panutan dalam proses reformasi.

Itulah sebabnya, saya mengambil inisiatif untukmempercepat Musyawarah Nasional Golkar danmelaksanakannya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Padamusyawarah nasional tersebut, saya harapkan para eliteintelektual dan elite politik Golkar mengambil prakarsa untukmengadakan reformasi di dalam struktur dan sistem Golkar,untuk menjadi suatu partai politik yang berperan utama didalam proses reformasi, tanpa meninggalkan wawasan dancita-cita pendiri NKRI dan pendiri Golkar.

Peran saya di dalam Golkar, harus saya akhiri denganmengundurkan diri dari segala jabatan. Namun, sebagaikader Golkar yang baik, saya tetap harus bersikap tut wurihandayani, siap untuk memberi nasihat tiap saat jikadibutuhkan.

Page 158: Detik-detik yang Menentukan

142Detik-Detik yang Menentukan

Dengan demikian, saya dapat lebih memberikanperhatian penuh pada masalah nasional yang multikompleksdan multidimensi, dengan tetap memelihara persatuan dankesatuan NKRI. Penilaian saya pun akan menjadi lebihobjektif. Kepentingan bangsa lebih murni dapat diutamakantanpa dipengaruhi oleh kepentingan partai, golongan,ataupun perorangan.

Munas Golkar juga untuk menjaga agar jangan sampaiperan Golkar dapat dipengaruhi oleh kepentingan luarpartai, yang dapat menjadi kontraproduktif terhadapjalannya reformasi. Golkar jangan memberi kesempatankepada kekuatan-kekuatan luar dan dalam negeri untukbekerja sama dan bersinergi merongrong dan merugikanstabilitas NKRI.

Dengan segala usaha dan kekuatan politik yang ada,harus dicegah perang saudara yang dapat menghancurkanhasil pembangunan yang dengan susah payah telah dicapai.Pertumpahan darah, perpecahan yang dapat mengakibatkan“Balkanisasi” di bumi Indonesia, harus dihindari. Untuk itu,Golkar harus proaktif berperan di ujung tombak prosesreformasi.

Adalah wajar jikalau ada kekuatan atau aliran kubupolitik di dalam Golkar, yang selama 30 tahun telahmengembangkan dan menerapkan suatu sistem yangberfungsi untuk berusaha mempertahankan status quo.Berarti, secara langsung atau tidak langsung, kerja samadengan kekuatan di luar Golkar untuk menghalangiperubahan yang merugikan reformasi dapat terjadi.

Akibatnya, gerakan dan demo massa untuk reformasidan kebebasan menjadi tidak menentu serta dapatberkembang menjadi anarki. Suatu revolusi dengan segaladampaknya dimungkinkan dan tidak dapat dihindari lagi.Dalam suatu revolusi yang selalu menjadi korban adalah

Page 159: Detik-detik yang Menentukan

143 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

rakyat kecil. Elite politik dan elite intelektual harus berperanproaktif dalam proses reformasi. Partai politik PDI, PPP, danGolkar harus membuktikan untuk dapat menjadi panutanbagi puluhan partai politik yang akan lahir. Oleh karena itu,segala polemik menjelang terlaksananya MusyawarahNasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar, harus dihindari.

Sebagai Koordinator Keluarga Besar Golkar, sayamengundang para anggota DPP Golkar dan para anggotapembina tiga jalur Keluarga Besar Golkar untuk dapatmenghadiri rapat tertutup di kantor sekretariat DewanPembina Golkar, Jalan Tengku Umar 29, pada hari Sabtutanggal 20 Juni, pukul 20.30.

Pada rapat tersebut, Ketua DPP Golkar Ny. SitiHardiyanti Rukmana dan Bendahara Golkar BambangTrihatmodjo tidak hadir.

Ketiga jalur Keluarga Besar Golkar hadir. Mereka adalahKetua Umum DPP Golkar, H. Harmoko (Jalur G); MenteriDalam Negeri, Syarwan Hamid (Jalur B); dan MenteriPertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI, Jenderal TNIWiranto (Jalur A); yang didampingi Kepala Sosial PolitikABRI, Letnan Jenderal TNI Susilo Bambang Yudoyono.

Dari 45 orang anggota Dewan Pembina, hanya 33 yanghadir antara lain Ketua Penyelenggara Munaslub, KetuaGolkar, Waskito Reksosoedirdjo; Wakil Ketua, HR AgungLaksono; Sekjen, Ary Mardjono selaku Ketua PanitiaPengarah; Aulia Rahman selaku Ketua Pelaksana; WakilSekjen Theo Sambuaga; dan Wakil Bendahara PontjoSutowo.

Pada kesempatan ini, saya memberi enam butir peganganmenjelang terlaksananya munaslub yang sebelumnya sudahditentukan pada rapat harian DPP Golkar tanggal 4 Juni1998.

Page 160: Detik-detik yang Menentukan

144Detik-Detik yang Menentukan

Pegangan tersebut adalah:1. Keluarga Besar Golkar senantiasa memelihara persatuan

dan kesatuan bangsa dan tetap memerhatikan aspirasidan dinamika masyarakat di dalam era reformasi, antaralain menghilangkan pengaruh korupsi, kolusi, dannepotisme (KKN);

2. Dalam menghadapi segala tantangan di masa depan,kader Golkar harus memperkuat percaya diri melaluiiklim politik yang menimbulkan sikap optimisme;

3. Mengamankan, memelihara, dan menyempurnakansarana dan prasarana yang dikembangkan dan dimilikiselama 34 tahun. Sejak berdiri, Golkar telah memilikisarana dan prasarana, serta aset baik itu berupaperangkat keras maupun perangkat lunak. Ini harusbetul-betul diamankan, dipelihara, bahkandisempurnakan dalam rangka menghadapi tantangandan mengantisipasi perkembangan di masa depan;

4. Menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran RumahTangga baru, yang mencerminkan aspirasi rakyat danbernafaskan semangat reformasi. Munaslub dapatmempertimbangkan untuk menghapuskan lembagaDewan Pembina;

5. Menyusun program Golkar untuk lima tahun ke depandengan memerhatikan aspirasi anggota yang disesuaikandengan situasi dan kondisi yang berkembang di tengahmasyarakat;

6. Membentuk susunan pengurus baru masa bakti limatahun yang mampu melaksanakan butir-butir di atas.

Pada kesempatan ini, Ketua Umum Golkar memberilaporan mengenai persiapan Munaslub yang direncanakandilaksanakan di Hotel Indonesia pada tanggal 9, 10, dan 11Juli.

Page 161: Detik-detik yang Menentukan

145 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Tim yang menyiapkan Munaslub terdiri atas AbdulGafur, Agung Laksono, Waskito, Ary Mardjono, MoestahidAstari, Bambang Trihatmodjo, dan Aulia Rahman. Untukmeningkatkan kredibilitas dan objektivitas KabinetReformasi Pembangunan, beberapa tindakan harus diambil:1. Seluruh pegawai negeri yang saat ini merangkap jabatan

struktural di Golkar, baik di DPP, DPD Tingkat I, danDPD Tingkat II, segera ditarik. Kebijakan ini sejalandengan usaha untuk melepaskan birokrasi dari salah satukekuatan politik;

2. Di Golkar nanti tidak ada lagi Keluarga Besar Golkaryang terdiri atas jalur A (ABRI), jalur B (Birokrasi), danjalur G (Golkar);

3. Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) tidak bolehmemihak Golkar atau partai politik lain, dan harusmemerhatikan peningkatan kesejahteraan pegawainegeri;

4. Semua partai politik, termasuk partai Golkar, harusmenjadi lebih mandiri dan kredibel.

Pada pembukaan Munaslub Golkar, saya menyampaikanagar:

Golkar menyesuaikan diri dengan suasana reformasisekarang, serta mampu secara dinamis menangkap danmelaksanakan aspirasi masyarakat;Golkar perlu mengubah Anggaran Dasar dan AnggaranRumah Tangganya;Lembaga-lembaga yang ada, seperti Dewan Pembina,Dewan Pertimbangan, dan Dewan Penasihat, perluditinjau status, dan kewenangannya;Pimpinan Golkar hendaknya tumbuh berjenjang daribawah ke atas, dan tidak sebaliknya, ditentukan dari atasSemangat Golkar seperti saat dibentuk, harus tetap

Page 162: Detik-detik yang Menentukan

146Detik-Detik yang Menentukan

berada dalam kekuatan demokratis, dengan daya saingyang tinggi untuk mempertahankan dukunganpemilihnya di masa lalu dan pemilih baru;Golkar juga dapat mendayagunakan seluruh potensiyang ada dalam jajarannya sendiri, karena dalam pemiluyang akan datang, bukan saja menghadapi persaingandari partai-partai yang sudah ada tetapi juga dari partai-partai baru yang masih terus bertambah jumlahnya.Adalah wajar bahwa setiap partai akan berjuang kerasmemperoleh dukungan dari segmen pemilih tertentu,termasuk dari pemilih yang selama ini memberikansuaranya kepada Golkar. Karena itu perlu dilaksanakankajian ulang terhadap peranan Golkar sejak berdirinyadi tahun 1964;Golkar harus mengembangkan wawasan dan kebijakanbaru tentang peranannya di masa depan, dalam duniabaru yang bagian awalnya sedang kita masuki. Apabilakita tidak dapat mengikuti gerak dinamika zaman, makabangsa kita akan menjadi bangsa yang terbelakang danditinggalkan oleh kemajuan zaman;

Pada kesempatan ini, Wakil Ketua Dewan PembinaGolkar membacakan laporan Ketua Dewan Pembina GolkarSoeharto, yang intinya adalah sebagai berikut:

“Golkar secara tepat dan sistematis, harusmemelopori langkah reformasi yang dimulai dari tubuhorganisasinya sendiri hingga ke sistem pemerintahannegara menuju terwujudnya tatanan berbangsa danbernegara yang menjunjung tinggi prinsip demokrasiyang sehat.

Berkenaan dengan pencalonan Presiden oleh DPPGolkar, saya selaku Ketua Dewan Pembina berkali-kalimeminta agar diteliti secara mendalam aspirasi yang

Page 163: Detik-detik yang Menentukan

147 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

berkembang di masyarakat. Pada waktu itu saya inginmendapat jawaban, apakah benar rakyat masihmenghendaki saya untuk menjadi Presiden periode limatahun mendatang. Ternyata, sampai Sidang Umum MPRberlangsung, dikatakan bahwa rakyat Indonesia masihmenginginkan saya untuk memimpin Negara ini.

Berkaitan dengan pencalonan Wakil Presiden, sayajuga telah menyampaikan agar proses tersebut ditempuhberdasarkan konstitusi dan mekanisme yang berlaku diMPR.”

Musyawarah Luar Biasa Golkar, dapat diakhiri dengantertib, tenteram, dinamis, dalam semangat reformasi yanghasilnya adalah sebagai berikut:

Akbar Tandjung terpilih sebagai Ketua Umum DewanPimpinan Pusat (DPP) Golkar masa bakti 1998-2003melalui pemungutan suara secara bebas dan rahasia,mengalahkan saingannya Edie Sudradjat dan Sri SultanHamengkubuwono X;Dibentuk formatur yang diketuai oleh Ketua Umumterpilih dengan empat anggota Ketua DPD I Riau,Kalteng, Maluku, dan NTT, untuk menyusun penguruslengkap DPP Golkar;Golkar memperjuangkan agar segera dilaksanakanpemenuhan sembilan bahan pokok rakyat sebagaiprioritas utama agenda nasional;Golkar siap menyukseskan Sidang Istimewa MPR 1998Golkar siap menyukseskan pemilihan umum yanglangsung, bebas, rahasia, jujur, demokratis, dan adildalam sistem multipartai yang berpegang teguh padaPancasila dan UUD ‘45;Golkar siap menyukseskan pelaksanaan Sidang UmumMPR dalam waktu secepatnya;

Page 164: Detik-detik yang Menentukan

148Detik-Detik yang Menentukan

Golkar akan memberdayakan rakyat terutama dalam halkehidupan ekonominya;DPP Golkar tidak akan me-recall Harmoko sebagai KetuaMPR dan Gafur sebagai Wakil Ketua MPR.

Hasil Musyawarah Luar Biasa Golkar dapat berlangsungsesuai rencana dan jadwal. Tanggung jawab dan peran sayadalam partai politik dapat diakhiri dengan baik dan lancarsesuai AD dan ART Golkar. Dengan demikian, dalamkeadaan yang begitu rumit dan kritis, saya dapat lebih bebasmemberi perhatian kepada penyelesaian masalah kompleksdan multidimensi yang segera harus diselesaikan tanpaberkolusi dengan Partai Golkar.

Saya amat menyadari bahwa masalah pemulihan krisisekonomi dan reformasi menuju kehidupan demokrasi amatdipengaruhi oleh faktor-faktor global. Oleh karena itu, sayamengambil kebijakan untuk mengangkat sejumlah tokohbisnis profesional sebagai Duta Besar Keliling dengan tugaskhusus di bidang ekonomi. Mereka akan saya tugasi untukmemperbaiki citra Indonesia di luar negeri serta memberikanpengertian tentang proses reformasi dan demokratisasi yangsedang berlangsung.

Sehubungan dengan itu, pada tanggal 25 Juni 1998,melalui Keputusan Presiden Nomor 170/M tahun 1998, sayamengangkat tokoh-tokoh berikut sebagai Duta Besar Kelilingdengan tugas khusus di bidang ekonomi:

Iman Taufik, untuk wilayah kerja negara-negaraASEAN;James Tjahaya Riady, untuk wilayah kerja negara-negara: RRC, Hong Kong, Taiwan, Australia, SelandiaBaru, Papua Nugini, dan negara-negara Oseania;Kusumo Martorejo, untuk wilayah kerja negara-negaraJepang dan Korea Selatan;

Page 165: Detik-detik yang Menentukan

149 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Muchrim Hakim, untuk wilayah kerja negara-negaraTimur Tengah dan Afrika Utara;Suryo Bambang Sulistio, untuk wilayah kerja negara-negara Amerika Utara, Amerika Tengah, dan AmerikaSelatan;Hashim Sujono Djojohadikusumo, untuk wilayah kerjanegara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur;Marimutu Sinivasan, untuk wilayah kerja negara-negaraAsia Selatan: India, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, dannegara-negara di Afrika Selatan dan Afrika Timur.

Dengan pengangkatan para Duta Besar Keliling ini, sayamengharapkan timbulnya pengertian dari calon investor luarnegeri sehingga dapat mengembalikan laju foreign directinvestment (FDI).

Sementara itu, monitor saya pada perkembangan dilapangan menunjukkan bahwa prediksi saya tidak dapatbertahan lebih dari 100 jam sudah beralih menjadi 100 hari,dengan berbagai alasan baik yang rasional maupun yangirrasional. Euforia kebebasan mendominasi ucapan dangerakan kaum politisi pada umumnya, khususnya elitepolitik. “Pahlawan-pahlawan Reformasi” timbul berjamurandengan melemparkan ucapan dan prasangka yang sudahtidak objektif lagi.

Mau ke mana? Siapa sebenarnya yang dapatmenamakan dirinya bukan bagian dari “Orde Baru”?Apakah mereka yang sekarang berbicara, termasuk yangberdemo, tidak pernah menikmati “hasil pembangunan OrdeBaru” selama 30 tahun? Pernahkah mereka yang berbicaraatas nama rakyat mengenal dan mengetahui penderitaan,permasalahan, dan keinginan rakyat?

“Tepat pada tanggal 29 Agustus 1998 yang akan datang,pemerintahan Kabinet Reformasi Pembangunan harus sudah

Page 166: Detik-detik yang Menentukan

150Detik-Detik yang Menentukan

berakhir,” demikian prediksi para pakar politik dan pakarekonomi. Bagaimana jikalau prediksi tersebut tidak terjadi?Alasan dan prediksi apalagi yang akan keluar?

“Barisan Nasional” atau Barnas, sebuah forum gerakanmoral, resmi didirikan oleh sejumlah tokoh purnawirawanABRI dan tokoh masyarakat di Jakarta pada hari Kamistanggal 6 Agustus 1998. Barnas dimotori dan diketuai olehmantan Pangkostrad Letjen TNI (purn) A. Kemal Idris.Sekjen forum tersebut dipercayakan kepada RachmatWitoelar, mantan Sekjen DPP Golkar 1983-1988.

Forum tersebut bersikap sangat negatif terhadappemerintah, dan tidak bersahabat. Kepada diri saya, merekapenuh dengan prasangka serta praduga, secara sistematismelaksanakan character assassination yang tidak memilikikebenaran. Ucapan dan kesimpulan gerakan forum tersebutmengenai Presiden jauh dari nilai “moral” dan “etika” yangdiharapkan dari sebuah gerakan yang menamakan dirinyajustru suatu gerakan moral.

Deklarasi Barnas dikeluarkan penuh dengan prasangkadan praduga negatif terhadap saya dan pemerintahReformasi Pembangunan. Mereka mengajak seluruh rakyatbersama Barnas menjadi kekuatan oposan terbuka terhadappemerintah yang saya pimpin.

Sebagian dari masyarakat yang dipengaruhinyaberpendapat bahwa, “B.J. Habibie dengan pemerintahannyaadalah kelanjutan dari sistem rezim Soeharto, sehingga sulitdapat dipercayakan untuk menjalankan reformasi yangdikehendaki rakyat.”

Problem ekonomi saat ini tidak terlepas dari problempolitik yang belum terpecahkan. Dalam hal ini, dikotomiantara persoalan politik dan persoalan ekonomi harus ditolak.Demikianlah pemikiran dan alasan tokoh-tokoh pendiriBarnas.

Page 167: Detik-detik yang Menentukan

151 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Alasan apa para tokoh pendiri Barnas dapat berbicaraatas nama rakyat? Bagaimana dan kapan Barnas memperolehlegitimasi dari rakyat? Satu-satunya cara, para tokoh Barnasharus diberi kesempatan untuk membentuk suatu partaipolitik yang tidak melanggar UUD ‘45 dan memenuhi kriteriauntuk mengikuti pemilu yang akan datang. Partai politikinilah kelak akan mendapat legitimasi langsung oleh rakyat.

Yang menarik adalah sejumlah tokoh militer dannonmiliter yang bergabung dalam wadah Barnas. Darikalangan militer yang bergabung dengan Barnas adalah:Mantan Menhankam Jenderal (purn) Edie Sudrajat, mantanKapolri Jenderal Pol (purn) Hugeng Iman Santoso, mantanKSAU Marsekal (purn) Ashadi Tjahjadi, mantan KSALLaksamana (purn) Waluyo Sugito, sejumlah Letjen TNI(purn) yakni M. Kharis Suhud dan Wahono (keduanyamantan Ketua DPR/MPR), A. Hasnan Habib, Saiful Sulun(mantan Wakil Ketua DPR/MPR), Solihin GP, HarsudionoHartas, Surjadi (mantan Wakil KSAD), Arie Sudewo, TheoSyafei, Bambang Triantoro (mantan Kassospol), Mayjen(purn) Syamsir Siregar (mantan Ka. BIA).

Dari nonmiliter adalah: Megawati Soekarnoputri, Dr.Roeslan Abdulgani, Ny. SK Trimurti, Ny. Supeni, Des Alwi,Sarwono Kusumaatmadja, Marsilam Simanjuntak, AgusTagor, Djoko Sudjatmiko, Hayono Isman, Moestahid Astari,Bambang Indra Oetoyo, Rizal Ramli, Hadidjojo Nitimihardjo(Ketua Umum Partai Murba), Julius Usman, DimyatiHartono, Tjahyo Kumolo dan Didiet Haryadi (keduanyamantan Ketua Umum DPP KNPI), Krissantono, KristiyaKartika (Sekjen MKGR), dan Roch Basuki Mangunpurojo.

Figur Pak Harto tidak dapat dilepaskan dengan sistemOrde Baru, sedangkan Pemerintah Reformasi Pembangunanadalah akibat lengsernya Pak Harto sebagai presiden. Berartisaya dan para anggota Kabinet Reformasi Pembangunan,

Page 168: Detik-detik yang Menentukan

152Detik-Detik yang Menentukan

bahkan seluruh aparatur pemerintah adalah bagian dariOrde Baru.

Sistem Pak Harto adalah identik dengan sistem OrdeBaru. Karena itu, sadarkah tokoh-tokoh pendiri Barnasbahwa mereka adalah tokoh-tokoh Orde Baru juga?Sebagian besar dari mereka saya kenal sebagai tokoh danujung tombak dari sistem yang mereka jelekkan dangambarkan sebagai “Sistem Soeharto.”

Saya beberapa kali berusaha menelepon Jenderal KemalIdris yang saya kenal pribadi sejak saya kecil dan selalumenganggap beliau sebagai abang. Namun, saya tetap tidakberhasil berbicara dengannya.

Dari kawan dekat Jenderal Kemal Idris, saya mendengarbahwa ia tidak mau menerima telepon dari saya, untukmenghindari ucapan yang terlalu emosional sehingga dapatmerugikan tali persaudaraan dan kekeluargaan yang sudahada selama lebih dari 50 tahun.

Saya dapat mengerti sikap beliau yang memangmencerminkan karakter yang terbuka, lurus, dan jujur.

Di lain pihak saya harus berkomunikasi dengan paratokoh elite intelektual militer dan nonmiliter. Namun,rupanya dengan alasan yang sama seperti halnya KemalIdris, dialog atau silaturahim tidak terbuka danmemungkinkan. Bahkan, praduga negatif mengenai diri sayaterus berkembang.

Saya mengenal Pak Harto sebagai pemimpin yang sabarmendengar usul dan saran dari sekitarnya. Ia pun selaluberusaha mengambil kesimpulan yang terbaik untukkepentingan pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Sayaberkesimpulan bahwa justru yang berbicara keras danmengkritik pemerintah Kabinet Reformasi Pembangunan itu,pernah selama puluhan tahun dekat dengan Pak Harto.Mereka pernah ikut aktif memberikan masukan kepada Pak

Page 169: Detik-detik yang Menentukan

153 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

Harto. Saya yakin mereka ikut proaktif menyumbangkanpemikiran sistem yang mereka kritik sekarang.

Sementara itu, Siswono Yudhohusodo dan SarwonoKusumaatmadja, bersama David Napitupulu, Toto S.Pradjamanggala, Udju S. Dinata, Hariadi Darmawan, danJoko Sujatmiko pada tanggal 14 Agustus 1998 mendirikansuatu kelompok penekan baru yang diberi nama “GerakanKeadilan dan Persatuan Bangsa” (GKPB).

Kelompok ini menyampaikan keprihatinannya terhadapperkembangan negatif, khususnya yang telah terjadi selamaOrde Baru, dan munculnya pemikiran separatisme diberbagai daerah sebagai awal dari proses “Balkanisasi” NKRI.

Menurut Siswono, GKPB ingin mempererat persatuanbangsa, mengembalikan kedaulatan rakyat, dan menjadipartner yang kritis bagi semua pihak, baik PemerintahReformasi Pembangunan, partai politik, atau lembagalainnya. “Yang baik kita dukung dan yang jelek kitabetulkan,”demikian ucapan Siswono.

Kelompok GKPB tidak memberi sikap praduga negatifkepada siapa saja, termasuk saya. Mereka adalah kekuatanmasyarakat yang dapat mengimbangi kekuatan Barnas.

Sekelompok tokoh nasional lainnya tergabung dalam LigaPenegak Kebenaran dan Keadilan (LPKK). Liga inimerupakan organisasi yang dibentuk oleh perorangan, yangberasal dari berbagai organisasi. Penandatangannya antaralain berasal dari Dewan Masjid Indonesia, PB Jamaah AlHuda, PB Mathla’ul Anwar, KISDI, BKSPTIS, PPMI, HMI,Pemuda Persis, GPI, dan BKPRMI.

LPKK mengecam keras pernyataan Barnas yang merekanilai penuh kecongkakan dan memaksakan kehendak.“Seolah-olah hanya mereka yang benar, mengabaikanpendapat kelompok lain, dan menganggap pemerintahHabibie harus dijatuhkan.”

Page 170: Detik-detik yang Menentukan

154Detik-Detik yang Menentukan

Menurut LPKK, Barnas juga punya andil dalam segalakrisis yang terjadi di Indonesia, karena orang-orang yangduduk di Barnas adalah mereka yang mendukung Soehartoselama Orde Baru. Mereka telah menikmati keuntunganmaterial dan moral, namun tidak merasa bertanggung jawabdalam mengekalkan Orde Baru yang ternyata merupakansuatu pemerintahan penuh tirani, korupsi, kolusi, dannepotisme menyalahgunakan ketaatan ABRI dan birokrasibagi ambisi Pak Harto, demikian pendapat dan ucapanLPKK tentang Barnas.

LPKK menyerukan kepada seluruh masyarakat agarbersikap waspada dan secara fisik tanpa kekerasan, bangkitbersama-sama mencegah Barnas memaksakan keinginanmereka mengganti pemerintahan Habibie oleh pemerintahanyang mereka inginkan pada Sidang Istimewa MPR 1998.

“Kami bukan mencintai seseorang, bukan mendukungpribadi, tapi Habibie menjadi presiden melalui jalan yangsah,” tegas Sekjen Dewan Masjid.

Usep Fathudin, salah seorang deklarator lembaga ini,mengatakan LPKK sama sekali tidak berkeberatan terhadapeksistensi Barnas. Tetapi, lembaga yang digelutinya hanyatidak suka pada sikap kelompok itu yang dinilaiinkonstitusional. Ia menjelaskan bahwa dalam sistempemerintahan Presidensial, presiden punya masa jabatantertentu. Presiden bisa diganti bila berhalangan. JikalauSidang Istimewa digunakan untuk menjatuhkan presiden,itu tidak konstitusional.

Baik Andang maupun Usep tidak menutupi diri bahwaHabibie punya kekurangan selama memimpin hampir tigabulan, misalnya memberi bintang jasa kepada beberapaorang yang di dalamnya terkandung unsur koncoisme dannepotisme, termasuk menghibahkan rumah kepadaSoeharto. Kendati demikian, mereka mengakui agenda

Page 171: Detik-detik yang Menentukan

155 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

pemerintah sudah tepat dalam mengatasi krisis. “Tentu harusada prioritas. Tak mungkin Habibie menyelesaikan kasuskorupsi dalam waktu singkat,” kata Usep.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) bidangpolitik, Letjen TNI (purn) Achmad Tirtosudiro menyatakantidak sependapat dengan pernyataan Ketua Barnas, Letjen(purn) Kemal Idris, yang meminta agar Presiden B.J. Habibiemengundurkan diri saat diadakan Sidang Istimewa MajelisPermusyawaratan Rakyat, November mendatang.

“Saya sudah berulang kali mengatakan, bagaimanapunjuga secara konstitusional B.J. Habibie itu sah menjadiPresiden RI. Kalau meminta mundur saat SI MPR, saya tidaksependapat. Tetapi kalau dalam pemilu nanti, siapa punmenjadi presiden harus diangkat dan didukung,” kataAchmad Tirtosudiro.

Ia meminta agar masyarakat memberi kesempatankepada Kabinet Reformasi Pembangunan untukmenjalankan programnya. “Program Presiden Habibie inisudah mulai mendapatkan kepercayaan dunia internasional.Soal ada sekelompok masyarakat yang tidak setuju, ituurusan mereka.”

Memerhatikan perkembangan politik selama kurang dari100 hari setelah Kabinet Reformasi Pembangunan terbentukdan relaxation process dimulai, tampak sekali dinamika politikberkembang ke arah yang sehat. Euforia kebebasan di kalangancendekiawan tidak berdampak negatif dan destruktif,melainkan konstruktif. Tampak sekali pada tuntutan Barnas,GKPB, LPKK, DPA, dan yang lain, semuanya masih bergerakdi atas jalur Konstitusi NKRI. Syukur alhamdulillah, pengaruhdan usaha menunggangi dan memanfaatkan kesempatanuntuk menyosialisasikan wawasan yang tidak dijiwai olehProklamasi NKRI 17 Agustus 1945, ternyata tidak diberikesempatan oleh kekuatan-kekuatan nasional.

Page 172: Detik-detik yang Menentukan

156Detik-Detik yang Menentukan

Kenyataan tersebut adalah akibat dan pengaruhpemanfaatan teknologi informasi yang canggih, SDM yanglebih berkualitas, prasarana budaya dan ekonomi yang lebihsempurna, serta jiwa nasionalisme dan patriot yang tinggi.

Dalam pengembangan SDM tersebut, peran organisasicendekiawan umat Islam, umat Kristiani Katolik, umatKristiani Protestan, umat Buddha, umat Hindu, dan umatlain sangat menentukan. Mereka berhasil melalui dialogantarcendekiawan memupuk saling pengertian danmengembangkan toleransi yang memungkinkan memeliharaketenteraman.

Sejak tahun 1993, saya sebagai Ketua Umum IkatanCendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), telahmelaksanakan dialog secara teratur dengan pimpinan IkatanSarjana Katolik (ISKA), Persatuan Intelektual KristenIndonesia (PIKI), Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia(KCBI), dan Forum Cendekiawan Hindu Indonesia (FCHI).Pengalaman saya tersebut sangat bermanfaat untukmencegah salah pengertian yang berakibat negatif terhadappersatuan dan kesatuan bangsa.

Perkembangan keadaan politik seperti dijelaskan di atas,adalah berkat hasil kerja keras dan pengorbanan yang tinggidari seluruh bangsa Indonesia di bawah kepemimpinan duapresiden yang otoriter, Presiden Soekarno dan PresidenSoeharto.

Sejarah mencatat bahwa jatuhnya Presiden Soekarnodan Presiden Soeharto adalah akibat keberhasilan merekadalam menciptakan nasionalisme, patriotisme, sumber dayamanusia yang lebih berkualitas, prasarana ekonomi, danprasarana budaya yang lebih baik di bumi Indonesia.

Mengapa? Kenapa? Bagaimana selanjutnya?Jikalau kita mempelajari sejarah, khususnya

kepemimpinan dan kehidupan di sekitar Presiden Soekarno

Page 173: Detik-detik yang Menentukan

157 100 Hari PertamaMenghadapi MasalahMultikompleks danMultidimensi

dan Presiden Soeharto, maka dapat dicatat bahwa padaawal kepemimpinan kedua presiden tersebut, semua dapatberjalan lancar dan transparan sesuai konstitusi dan undang-undang yang berlaku. Kekuatan politik, kekuatan birokrat,kekuatan keluarga, dan kekuatan kerabat dengan segalajaringan dan prasarananya belum berhasil membentuk“lingkaran” di sekitar kekuasaan.

Namun setelah “lingkaran” tersebut, terbentuk danterjadi keseimbangan dan kerja sama antara beberapaelemen kekuatan dalam “lingkaran”, maka mulailah distorsidan manipulasi informasi. Akibatnya, kualitas kebijakanpresiden menurun, terjadi tindakan dan kebijakan yangtanpa disadari merugikan kepentingan rakyat.

Kesimpulannya adalah masa jabatan presiden harusdibatasi. Sebaiknya, masa jabatan presiden dibatasi saja duakali melalui pemilihan langsung oleh rakyat. Demikian pulaharus berlaku untuk semua jabatan pimpinan eksekutifdalam pemerintahan seperti gubernur, bupati, dan lurah,hanya dapat dilaksanakan untuk dua kali masa jabatanmereka. Lain halnya dengan para pembantu pimpinaneksekutif yang lama masa jabatannya tergantung dariprestasi masing-masing, dan setiap saat dapat dihentikanatau dilanjutkan tanpa batas kecuali kendala usia dankesehatan.

Adalah para pemuda dan pemudi yang memaksakanBung Karno dan Bung Hatta memproklamasikankemerdekaan NKRI, dan mereka pula yang menjadikankedua Proklamator tersebut Presiden dan Wakil PresidenRepublik Indonesia pertama NKRI.

Dua puluh tahun kemudian adalah pemuda dan pemudipula yang menjatuhkan Presiden Soekarno dan membukajalan untuk Jenderal TNI Soeharto dipilih menjadi Presidenke-2 NKRI.

Page 174: Detik-detik yang Menentukan

158Detik-Detik yang Menentukan

Tanggal 21 Mei 1998, setelah berbulan-bulan pemudadan pemudi Indonesia berdemonstrasi, mereka berhasilmendesak Pak Harto mundur sebagai Presiden ke-2 NKRI.

Bukankah semuanya ini adalah suatu ironi sejarah?Saya mendapat amanat rakyat melalui konstitusi untuk

menjadi Presiden ke-3 Republik Indonesia dan dalam waktusesingkat-singkatnya membawa keluar seluruh bangsa darikrisis multidimensi dan multikompleks yang kita hadapi.Semua dijalani tanpa pertumpahan darah, tanpa perangsaudara, tanpa perpecahan, tanpa mengorbankan cita-citarakyat yang diamanatkan melalui UUD dan ketetapan MPR,dan tanpa mengorbankan wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia.

Saya berjanji untuk berperan aktif membantumengembangkan suatu sistem demokrasi di bumi Indonesia,yang mengamankan agar presiden dan wakil presidenmemulai dan mengakhiri jabatannya dengan carakonstitusional, dan tidak karena dipaksa oleh gerakan apapun juga.

Page 175: Detik-detik yang Menentukan

Memeriksa barisan kehormatanpada upacara Hari Angkatan Bersenjata RI, 5 Oktober 1998

Sekn

eg.

Page 176: Detik-detik yang Menentukan

Bersama pimpinan Angkatan Bersenjata pada upacara Hari ABRI, 5 Oktober 1998

Sekneg.

Bertemu dengan masyarakat di Pulau Bali, 27 Juni 1998

Sekneg.

Page 177: Detik-detik yang Menentukan

159 Antara 100 Hari Pertama dan100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Akhirnya, sistem yang memiliki kredibilitas danprediktabilitas tinggi akan menentukan kualitas dankeunggulan suatu produk pemikiran, kebijakan,perangkat keras, dan perangkat lunak yang dapatdiandalkan.

Sebelum memulai menjelaskan kebijakan yangharus saya ambil dalam menyelesaikan beberapapermasalahan yang sedang dihadapi, maka perlusaya mengutarakan dasar pemikiran dan sistem

proses penyelesaian permasalahan tersebut sebagai berikut:a. Dalam kehidupan, tidak ada masalah yang dapat

diselesaikan secara sempurna;b. Semua penyelesaian masalah tersebut harus diselesaikan

melalui pendekatan atau aproksimasi (approximation).Dimulai dengan “pendekatan nol” (A0) yangmengandung pemikiran dan sistem dasar penyelesaianpermasalahan tersebut, dilanjutkan dengan pendekatankesatu (A1), kedua (A2), ketiga (A3), dan seterusnyasampai pendekatan ke-“m” (Am);

c. Tergantung pada pendidikan, keterampilan, budaya,pengalaman, dan keunggulan seseorang, maka pada A0,

Antara 100 HariPertama dan 100 HariTerakhir, SebelumPemilihan Presidenke-4 RI

3bab

Page 178: Detik-detik yang Menentukan

160Detik-Detik yang Menentukan

masalah yang dihadapi sudah dapat diselesaikan 50persen atau 60 persen, bahkan mungkin 80 persen, tetapijelas tidak mungkin 100 persen atau secara “sempurna”.Jelas baru pada pendekatan mungkin A20 atau A30 atauAm di mana m = 55 atau pendekatan ke 55 (A55), masalahtersebut dapat diselesaikan 98 persen mendekatipenyelesaian yang sempurna. Dengan perkataan lain,penyelesaian masalah apa saja membutuhkan waktudan biaya;

d. Jikalau katakanlah pada A100 (m=100), kita sudahmencapai lebih dari 90 persen penyelesaianpermasalahan mendekati kesempurnaan, maka biasanyatiap peningkatan, katakanlah dari 90 persen menjadi 91persen atau A100 menjadi A101, hanya dapat diselesaikandengan pengorbanan yang besar atau biaya yang tinggi;

e. Pada titik inilah, kita harus bertanya kepada diri kitasendiri, atau si pemberi tugas, apakah kita bersamamenyanggupi mengambil langkah yang mengandungbanyak risiko dan pengorbanan untuk meningkatkanpenyempurnaan hasil penyelesaian yang sedang kitahadapi?

f. Jikalau jawabannya jelas “dilanjutkan” atau “tidakdilanjutkan”, maka kebijakan yang harus diambil adalahkebijakan yang mengandung risiko dan pengorbananserendah-rendahnya;

g. Jikalau tidak jelas jawabannya, dan kendala waktu sertakondisi tidak memungkinkan untuk mendapatkanjawaban dari si pemberi tugas, maka seorang pemimpinharus berani dan tegas mengambil langkah kebijakan,dengan risiko dan biaya yang diperhitungkan;

h. Adakalanya, keadaan dan kondisi memungkinkan untukmemperbaiki proses penyelesaian permasalahan tanpamengorbankan prinsip dan sistem dasar. Dalam hal ini,

Page 179: Detik-detik yang Menentukan

161 A. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

lebih menguntungkan memulai tahap baru denganpendekatan penyelesaian B0, B1, … sampai Bm sesuaisistem pemikiran tersebut di atas.

A. Sidang Istimewa MajelisPermusyawaratan Rakyatdan Pemilihan Umum

Penerapan dan implementasi hak asasi manusiahanya dapat berfungsi dengan baik jika diimbangidengan kewajiban asasi manusia.

Demokratisasi pada dasarnya berkaitan dengankualitas sumber daya manusia. Semakin baik kualitassumber daya manusia, semakin terbuka untukmenyebarluaskan dan mempraktikkan gagasandemokrasi.

Rapat Konsultasi dengan DPR/MPR

Memerhatikan informasi baik resmi maupun tidak,melalui media nasional dan internasional, dapat disimpulkanbahwa keadaan tetap belum stabil dan belum menentu,walaupun berdasarkan tindakan yang tegas, sistematis, jelas,dan pragmatis, keadaan politik dan ekonomi sudah lebihmembaik. Namun, prasangka termasuk praduga mengenaiOrde Baru dan Pemerintah Kabinet ReformasiPembangunan, apa pun yang telah dicapai, tetap terusdinyatakan sebagai suatu hal yang negatif. Organisasi,gerakan, dan partai politik yang sebenarnya tidak mungkinbersatu karena sifatnya seperti air dan minyak, menyatu.Mereka tidak dapat dilebur atau dipersatukan secara

Page 180: Detik-detik yang Menentukan

162Detik-Detik yang Menentukan

homogen, namun karena menghadapi sasaran yang sama,mereka menjadi satu gerakan yang kompak.

Dalam situasi seperti ini, jikalau Presiden mengambillangkah yang salah, dapat menyebabkan suatu revolusi yangbisa berkembang menjadi proses “Balkanisasi” NKRI danperang saudara. Karena itu, satu-satunya jalan adalahmelaksanakan suatu pemilu yang transparan, demokratis,dan terbuka bagi semua partai yang mengakui UUD ‘45.

Apa gunanya menjadi Presiden, jikalau tidak dapatmencegah proses “Balkanisasi” NKRI, perang saudara,pertumpahan darah?

Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam suatuNKRI yang tetap dijiwai oleh UUD ‘45 dan Pancasila adalahtugas utama presiden dalam membuka pintu kebebasan dandemokrasi. Bagi saya, menjadi Presiden bukan segalanyadalam kehidupan. Yang penting, bagaimana rakyatIndonesia yang sudah lama berjuang dan rela menderita,bisa mencapai masa depan yang cerah, tenteram, dansejahtera bagi anak cucu kita semua.

Peralihan dari suatu sistem otoriter ke suatu sistemdemokrasi yang bertanggung jawab dan berbudaya, secaradamai dalam waktu sesingkat-singkatnya, adalah satu-satunya jalan yang meyakinkan untuk menyelesaikanmasalah multikompleks dan implementasi program reformasiyang sedang kita hadapi dan harus lalui. SyukurAlhamdullillah, dalam 53 tahun di bawah pimpinan PresidenSoekarno dan Presiden Soeharto, kita tahap demi tahap telahberhasil meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Oleh karena itu, saya memutuskan memulai prosespembangunan demokrasi di Indonesia, dan segeramengadakan pemilihan umum, meskipun sebenarnya sayamemiliki kesempatan untuk meneruskan memimpinPemerintah Kabinet Reformasi Pembangunan sampai akhir

Page 181: Detik-detik yang Menentukan

163 A. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

masa jabatan pada tahun 2003, sesuai amanat UUD 1945.Pemilu tetap menjadi agenda politik terpenting, untuk

menciptakan pemerintahan yang legitimasinya tinggi. RapatKonsultasi Presiden dengan DPR/MPR pada tahun 1998memiliki arti cukup penting. Sebab, melalui forum itulah,jadwal pemilu disepakati akan diserahkan melaluimekanisme Sidang Istimewa (SI) MPR yang akhirnyamenetapkan pemilu dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 1999.

Kenapa dibutuhkan SI MPR?Karena, melalui SI MPR itulah antara lain akan

dikeluarkan ketetapan MPR yang mengubah ketetapan-ketetapan MPR sebelumnya, terutama mengenai Garis-garisBesar Haluan Negara (GBHN) yang telah menetapkanjalannya Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)sampai tahun 2003 dan jadwal pemilu yang akan datang.Keduanya perlu disesuaikan dengan jadwal kurang dari limatahun. Di samping itu, tentunya Dasar Hukum Reformasiperlu ditetapkan dalam bentuk ketetapan MPR yang baru.

Apa pun hasil pemilu nanti, kita harus menerimanyadengan lapang dada. Berarti, pemerintahan baru yangterbentuk telah mencerminkan aspirasi rakyat, sehinggadiharapkan dapat segera menyelesaikan masalahmultikompleks dan mengakhiri krisis, setelah pemilumultipartai yang pertama (1999) dapat dilaksanakan dengansukses. Insya Allah lima tahun kemudian, yakni tahun 2003,kita dapat memasuki tahap pembangunan pasca reformasi.

Sebab, pemilu adalah cara terpenting untukmenyelamatkan dan merehabilitasi bangsa akibat persoalan-persoalan berat. Karena itu, saya benar-benar berharap agarpemilu dapat berlangsung dengan jujur, adil, dan demokratismengingat begitu sentralnya peran pemilu.

Kunjungan saya ke MPR itu, untuk bersama denganpimpinan DPR/MPR dan fraksi menentukan jadwal SI MPR,

Page 182: Detik-detik yang Menentukan

164Detik-Detik yang Menentukan

pelaksanaannya harus dalam waktu sesingkat-singkatnya,paling lambat pada akhir tahun 1998.

Setelah mempertimbangkan semua faktor yangberkaitan dengan masalah persiapan teknis, akhirnyaditentukan jadwal SI MPR pada awal November 1998.

Pada saat SI MPR awal November 1998 itulah, munculspekulasi seolah-olah saya akan mengukuhkan diri denganmengangkat seorang Wakil Presiden. Dan setelah WakilPresiden dipilih, maka ada masa pertanggungjawabanselama lima tahun mulai bulan November 1998 sampai 2003ketika mandat baru diserahkan.

Begitu mungkin logikanya?Dengan demikian, pemilu tidak dilaksanakan pada 1999,

tetapi akan dilaksanakan 2002. Selama periode 1998-2003itulah saya harus bekerja memperbaiki keadaan akibat krisis.Ada sebagian kalangan yang menghendaki mekanismedemikian.

Tetapi, saya tidak buta dan tidak tuli. Di sekitar saya,banyak yang tidak sabar. Mereka yang ada di sekitar saya,banyak yang berambisi menjadi presiden. Tiba-tiba merekamemperoleh kepercayaan diri yang tinggi, bahasapopulernya, mereka tiba-tiba punya “pede” (percaya diri)yang tinggi.

Ada orang yang sebelumnya tidak pernah masuk dalamkabinet, tiba-tiba mau jadi presiden. Ambisi serupa mungkinjuga ada pada siapa saja di sekitar saya. Ini adalah salahsatu akibat dari kebebasan dan demokrasi. Apa salahnya?Belum lagi sosok-sosok yang berseberangan dengan saya.Apakah mereka berasal dari PDI Perjuangan dan partai-partai lainnya. Belum lagi dari kalangan ABRI. Semua tiba-tiba “pede”-nya tinggi. Dalam keadaan seperti ini, sayaberpikir, saya tidak mau berbicara dengan siapa pun. Kalausaya bicara, langsung bisa mengundang polemik. Saya harus

Page 183: Detik-detik yang Menentukan

165 A. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

menahan diri. Hal ini bukan karena saya tidak memiliki“pede”, tetapi saya sangat menyadari bahwa keadaan ditanah air sangat-sangat sensitif. Karena itu saya sangat hati-hati.

Karena pengalaman saya dalam Kabinet Pembangunanselama lebih dari 20 tahun berkesinambungan, di mana sayapernah mengoordinasikan Keluarga Besar Golkar (FraksiABRI, Fraksi Utusan Daerah dan Fraksi Golkar) di MPR padatahun 1993 dan 1998, maka saya memiliki suatu jaringaninformasi yang dapat saya manfaatkan untuk memberiinformasi yang tepat kepada para anggota DPR dan MPR.

Hal ini mempermudah dan memperlancar prosespembuatan undang-undang dan ketetapan-ketetapan yangdihasilkan sebagai produk hukum DPR dan MPR. Dalamrentang waktu 16 bulan, Kabinet Reformasi Pembangunanmenghasilkan 69 Rancangan Undang-Undang (RUU) untukdisahkan menjadi Undang-Undang (UU).

Selain UU, masih ada tiga unsur lagi yang masih perludireformasi, yakni: (1) Law enforcement (penegakan hukum);(b) Peningkatan kualitas aparatur; dan (c) Budaya hukummasyarakat. Jangan artikan banyaknya kelahiran UU samadengan terlaksananya pembaruan hukum.

Kalau berhenti sebatas undang-undang, makaperubahan yang saya rencanakan tidak akan bertahan lama.Siapa bisa menjamin, jika terjadi pergantian Presiden,undang-undang tersebut tetap berlaku? Bisa jadi undang-undang tersebut akan berubah lagi. Oleh karena itu, sayaharus melaksanakan SI MPR untuk menghasilkan produkhukum, Tap-tap MPR atau Amandemen UUD 1945, tanpamengubah Mukadimahnya. Secara langsung atau tidaklangsung, ini akan membuat dasar hukum reformasi itumenjadi lebih kuat dan lebih lama bertahan.

Orang memperkirakan bahwa Sidang Istimewa MPR

Page 184: Detik-detik yang Menentukan

166Detik-Detik yang Menentukan

khusus direncanakan hanya untuk mengukuhkan kembalisaya sebagai presiden. Lalu, saya akan memilih seorang wakilpresiden sehingga saya bisa langsung merencanakanmenjabat sebagai presiden untuk lima tahun lagi.

Saya sadari bahwa reformasi membutuhkan dasarhukum, sebagai produk hukum MPR, yang mengandungbanyak perubahan. Maka, semuanya itu harus dipersiapkansecara rasional, sistematis, dan profesional.

Misalnya, Ketetapan MPR yang membatasi bahwaPresiden hanya boleh menjabat selama dua periode. Lalu,mengenai kebebasan, monopoli, dan otonomi daerah. Banyakharus diubah atau disempurnakan. Bukan UUD 1945, tetapiketetapan MPR, harus diubah dan disempurnakan.

Tuntutan sebagian besar anggota MPR, menghendakiPresiden Soeharto secara eksplisit disebut dalam KetetapanMPR, mengenai pemberantasan korupsi, kolusi, dannepotisme (KKN) dalam penyelenggaraan negara yangbersih, di samping pejabat negara, mantan pejabat negara,dan kroninya, maupun pihak swasta/konglomerat.

Saya sudah sering kali menyampaikan pengalaman sayabahwa dalam melaksanakan tugas sebagai anggota KabinetPembangunan, saya tidak pernah mendapatkan instruksiatau imbauan dari Pak Harto, yang melanggar UU atauberbau KKN. Presiden Soeharto selalu menggarisbawahibahwa kepentingan rakyat harus diutamakan di ataskepentingan pribadi, keluarga, kawan atau golongan.

Ketika Sidang Istimewa berlangsung, Golkar sudahmenjadi Partai Politik, dan Keluarga Besar Golkar (KBG) yangterdiri dari Fraksi ABRI, Fraksi Utusan Daerah, dan FraksiGolkar tidak dikoordinasikan oleh seorang koordinator lagikarena sudah dibubarkan. Karena itu, pengaruh saya selamaSI berlangsung, terbatas pada pemberian penjelasan saja.

Menjelang dan saat berlangsungnya Sidang Istimewa

Page 185: Detik-detik yang Menentukan

167 A. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

MPR, demonstrasi yang menantang dan menolak saya tidakjuga berkurang.

Ada tiga anggota MPR yang datang menyampaikaninformasi kepada saya, yaitu Andi Mattalatta, MarwahDaud Ibrahim dan Laksamana Muda Darmansyah.Sementara Mayor Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono,sebagai Asisten Sosial Politik Kasospol ABRI, tidak dapathadir, karena ia sebelumnya harus mendapat tugas dariMenhankam/Pangab Jenderal Wiranto.

Mereka menyampaikan kepada saya, “Pak, apa tidaksebaiknya Presiden dan DPD dipilih langsung?”

Pada Sidang Istimewa tersebut, memang ada masukandari beberapa anggota MPR tentang pemilihan Presiden danpemilihan DPD, supaya dilaksanakan secara langsung. Kalausaya setuju dengan gagasan ini, maka saya merasa tidak adil.Banyak tokoh nasional dan tokoh daerah yang saya nilaimemiliki potensi, belum pernah diberikan kesempatan untukberprestasi sehingga dapat dinilai langsung oleh rakyat. Olehkarena itu, tokoh-tokoh seperti ini harus diberi kesempatansatu periode lamanya atau lima tahun untuk berprestasi.

Karena apa?Karena, selama tiga puluh dua tahun lamanya, misalnya

penentuan para anggota Utusan Daerah atau pimpinandaerah, itu dilaksanakan secara top down. Mana mungkin,dalam beberapa bulan saja, pelaksanaan bottom up dapatberlangsung tanpa mengakibatkan kekacauan.

Untuk itu, saya akan melaksanakan pemilu setelah satutahun, dengan mengubah dasar hukumnya, agar padapemilu yang akan datang, tidak dibatasi lagi pesertanya.Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan sesuaimekanisme yang berlaku, oleh para anggota MPR, yang jelasmemiliki legitimasi yang lebih tinggi.

Lima tahun kemudian, pada tahun 2004, insya Allah

Page 186: Detik-detik yang Menentukan

168Detik-Detik yang Menentukan

sudah dapat diadakan pemilihan Presiden, Wakil Presiden,para anggota DPD langsung, bupati dan wali kota langsung.Semuanya akan baru, tokoh-tokoh baru dan aliran baru akanmuncul.

Setelah masa peralihan dilaksanakan, di mana partai-partai baru tidak didominasi lagi oleh Golkar dan partai lama,dapat berkembang suasana alam demokrasi dan kebebasanyang berbudaya dan bertanggung jawab. Kemudian setelahlima tahun, pada tahun 2004, maka bolehlah Presiden, WakilPresiden, anggota DPD, gubernur, bupati atau wali kotadapat dipilih langsung. Dengan latar belakang pemikirantersebut, saya telah memberikan dasar hukum bagi lahirnyapartai-partai yang lain. Berapa pun banyaknya, asalmemenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh TapMPR dan dirinci oleh undang-undang.

Di bidang ekonomi, saya hanya dapat melaksanakanperubahan atau reformasi dengan antara lain membuatRancangan UU (RUU) Anti-Monopoli, RUU Anti-Trust,RUU Bank Indonesia, dan sebagainya.

Agar pemilu dapat menjadi pintu awal prosesdemokratisasi, saya senantiasa mengingatkan agar pemilubenar-benar dapat berlangsung secara jujur, adil, langsung,bebas, rahasia, dan demokratis. Saya sangat berkepentingan,agar budaya demokrasi pada pemilu dapat berkembang.Untuk itu, saya mengajak masyarakat ikut serta proaktifmenjadikan pemilu luber dan jurdil.

Jumlah partai politik tidak dibatasi. Masyarakat diberikesempatan seluas-luasnya untuk bersama-sama pemerintahmenjadi penyelenggara negara. TNI dan Pegawai NegeriSipil (PNS) dilarang memihak salah seorang kontestanpemilu. Lembaga pengawasan masyarakat dan pemantaupemilu tidak lagi dilarang. Bahkan, pihak asing diundanguntuk membantu menyukseskan proses pemilu.

Page 187: Detik-detik yang Menentukan

169 A. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Berkaitan dengan pelaksanaan pemilu, saya memberikanbeberapa persyaratan:1. Partai harus mengakui Pancasila dan UUD 1945;2. Partai itu tidak dinyatakan oleh Tap MPR sebagai partai

yang terlarang;3. Walaupun SI MPR baru dapat dilaksanakan dalam bulan

November 1998, pada bulan Juni 1998 saya sudahmenolerir masyarakat untuk memulai menjajakipendirian partai baru dengan memenuhi syarat satu dandua di atas. Silakan masyarakat mendirikan partai-partai, walaupun belum ada dasar hukumnya, agarmereka tidak kehilangan waktu untuk melakukansosialisasi wawasan partai politik mereka.

Pada berbagai kesempatan, saya berulangkali mengajakmasyarakat untuk beramai-ramai menyukseskan pemilu.Termasuk mendorong siapa saja, agar membentuk partai-partai baru. Mereka inilah yang nantinya dapat mewakilirakyat di dalam MPR dan DPR yang akan datang. Jikamereka telah menerima Pancasila dan UUD 1945 dan tidakdilarang oleh Tap MPR, maka itu tidak akan jadi masalah.

Nanti, kalau Undang-Undang tentang Partai Politiksudah disusun, maka partai-partai yang memenuhi undang-undang tersebut baru dapat didaftarkan sebagai pesertapemilu yang akan datang.

Dengan upaya-upaya yang sistematis, komitmen sayaatas demokratisasi sangat jelas. Tidak ada sedikit pun niatdari pemerintah untuk menunda-nunda pemilu. Tidak adasedikit pun niat pemerintah untuk melakukan rekayasamendukung partai politik dan kekuatan tertentu. Sebab, bagisaya, pemilu merupakan wahana penting untukmemberdayakan kedaulatan rakyat, wahana untukrekrutmen politik secara terbuka dan instrumen awal untuk

Page 188: Detik-detik yang Menentukan

170Detik-Detik yang Menentukan

menghasilkan sebuah pemerintahan yang memilikilegitimasi yang tinggi.

Langkah penting untuk menghasilkan sebuah pemiluyang luber, jurdil, dan demokratis, membutuhkan dasarlegalitas atau perundang-undangan yang kuat dan diterimaoleh segala lapisan masyarakat. Karena itu, saya dorongseluruh komponen bangsa untuk menghasilkan undang-undang yang dapat menciptakan nilai kesetaraan dankemajemukan bangsa.

Walaupun konsep undang-undang dari DepartemenDalam Negeri yang diusulkan ke DPR, tidak tertutupkemungkinan adanya masukan dan usulan lain darimasyarakat selama pembahasan di Dewan PerwakilanRakyat, antara lain dari Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Masukan dari berbagai kalanganmasyarakat memengaruhi hasil akhir perundang-undanganyang menjadi landasan pemilu, termasuk Undang-Undangtentang Partai Politik, Undang-Undang tentang PemilihanUmum, maupun Undang-Undang tentang Susunan danKedudukan Anggota MPR, DPR dan DPRD.

Jika sebelum era reformasi hanya ada dua partai yaituPartai Persatuan Pembangunan dan Partai DemokrasiIndonesia serta Golongan Karya, maka setelah Undang-Undang tentang Parpol berlaku, tercatat sebanyak 48 partaipolitik yang dapat memenuhi kriteria dan diperbolehkanmenjadi peserta pemilu yang akan datang.

Pemilu insya Allah akan berjalan demokratis dan lancarjika penyelenggara pemilu benar-benar netral. Jika sebelumera reformasi, pemerintah berperan vital dalam pengelolaanpemilu, maka untuk penyelenggaraan Pemilu 1999,pemerintah tidak boleh mengendalikan proses pemilu.

Karena itu, pelaksanaannya diserahkan kepada KomisiPemilihan Umum (KPU) yang terdiri atas 48 anggota yang

Page 189: Detik-detik yang Menentukan

171 A. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

mewakili masing-masing peserta partai politik dalam pemiludan empat orang wakil pemerintah.

Menteri Dalam Negeri, yang dulunya sangat aktif danberperan, kini tidak diberikan lagi peran. Anggota KomisiPemilihan Umum (KPU) terdiri atas 48 orang mewakili partaipolitik peserta Pemilu dan empat orang mewakili pemerintah.KPU dipimpin oleh Rudini (Ketua), Adnan Buyung Nasution(Wakil Ketua), dan Harun Alrasyid (Wakil Ketua). Secaralengkap susunan KPU dapat dilihat pada lampiran.

Untuk menjamin netralitas pengelolaan pemilu, jikapegawai negeri sipil atau PNS sebelumnya “diwajibkan”untuk mendukung Golkar, maka melalui KeputusanPresiden, secara tegas dinyatakan PNS dilarang aktif dalampartai politik tertentu. Jika aktif mencalonkan diri, makamereka harus keluar dari status PNS. Mereka memilikikebebasan untuk menentukan suaranya dalam pemilu, sesuaiaspirasi mereka masing-masing.

Mereka juga tidak lagi mencoblos di kantor, tetapi dapatmelaksanakan pencoblosan di sekitar rumah mereka masing-masing, karena selama Pemilu dinyatakan sebagai hari libur.Para menteri dilarang kampanye. Jika mereka berkampanye,maka mereka harus mengambil cuti. Seluruh komponenmasyarakat diundang untuk memantau jalannya prosespencoblosan, termasuk dari luar negeri. Saya jugamengundang sahabat saya, mantan Presiden Amerika SerikatJimmy Carter, untuk melakukan proses pemantauan diIndonesia.

Lalu, tentang utusan daerah, yang tadinya disusun secaratop-down, saya minta selanjutnya dapat langsung dipilih olehrakyat di daerah masing-masing. Mereka harus benar-benartokoh daerah dan tidak boleh menjadi anggota partai politik.

Syukur alhamdullillah, pemilu dengan 48 peserta partaipolitik dapat berlangsung secara demokratis, tenteram, dan

Page 190: Detik-detik yang Menentukan

172Detik-Detik yang Menentukan

aman sesuai rencana dan jadwal, berkat kerja keras dariseluruh bangsa Indonesia pada umumnya, khususnya 52anggota KPU. Pelaksanaan pemilu, mendapat perhatianbesar dari rakyat Indonesia dan dunia internasional.

Polemik mengenai hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 1999sah mulai berkembang, meskipun 27 dari 52 anggota KomisiPemilihan Umum (KPU) wakil partai politik peserta pemilumenolak menandatangani berita acara dan sertifikat tabulasihasil penghitungan suara, saya mengambil kebijakan untukmengumumkan hasil pemilu melalui TV dan radio yangintinya sebagai berikut:

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air;Assalamu’alaikum Wr. Wb.Pertama-tama saya mengajak seluruh rakyat Indonesia

untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dankarunia-Nya kita telah dapat melaksanakan salah satu tahappenting di dalam penyelenggaraan pemilihan umum, yaitutahap pemungutan, dan penghitungan, serta pengesahansuara.

Walaupun hingga batas waktu yang disepakati olehKPU, masih terdapat sejumlah wakil parpol di KPU yangbelum berkenan menandatangani hasil akhir tersebut, halini tidak mengurangi keabsahan penyelenggaraan Pemilu1999.

Karena, secara statistik, parpol yang telahmembubuhkan tanda tangan untuk menerima hasilperhitungan tersebut sesungguhnya telah mewakili 93,03persen atau 98.348.208 dari seluruh pemilih yangberpartisipasi dalam Pemilu 1999.

Dengan kenyataan tersebut, saya percaya bahwa sebagaipatriot bangsa, mereka yang belum membubuhkan tandatangan pada hasil pemilu tersebut pada hari ini, insya Allah,akan mempertimbangkan kembali posisinya sejalan dengan

Page 191: Detik-detik yang Menentukan

173 A. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

semangat demokrasi dan kehendak masyarakat luas.Berkenaan dengan masih adanya anggota KPU yang

belum menandatangani hasil perhitungan tersebut,Panwaslu Pusat akan melaksanakan kewenangan yangdiberikan kepadanya melalui PP No. 33 tahun 1999,khususnya pasal 33, yaitu melakukan penyelidikan atasalasan-alasan yang diajukan oleh Partai Politik yang belummenandatangani berita acara hasil Pemilu 1999.

Saya telah meminta kepada Panwaslu Pusat untukmelaksanakan tugas itu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya —paling lama 7 hari—, agar masyarakat dapatsegera mendapatkan kepastian, dan tahapan berikutnyadapat segera dilaksanakan ...

... Inilah pemilihan umum pertama sejak 1955 yangbenar-benar demokratis, jujur, dan adil. Kenyataan tentangtingginya tingkat partisipasi dalam pemilu kali ini —yangsebelumnya diduga oleh sejumlah pengamat sebagai sesuatuyang sulit— merupakan bukti tingginya kepercayaan rakyatpada sistem yang sedang kita bangun.

Rakyat menaruh harapan besar kepada wakil-wakilmereka yang kelak akan menentukan perjalanan nasibnya.Nasib anak-cucu kita akan sangat tergantung pada apa yangkita perbuat sekarang.

Sehubungan dengan itu, terlepas dari komposisiperolehan suara oleh partai-partai, harus kita akui bahwapihak yang mutlak menang dalam Pemilu 1999 ini adalahrakyat Indonesia seluruhnya.

Mereka menang melawan semua kekhawatiran: bahwaPemilu 1999 akan berdarah, bahwa tingkat partisipasi akanrendah, dan bahwa pemilu jurdil adalah sebuah ilusi.

Oleh karena itu, melalui kesempatan yang berbahagiaini saya mengucapkan selamat kepada seluruh rakyatIndonesia atas keberhasilan dan kemenangan tersebut.

... Secara khusus ucapan selamat itu saya sampaikankepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan —sebagaiperaih suara terbanyak—, demikian juga kepada Partai

Page 192: Detik-detik yang Menentukan

174Detik-Detik yang Menentukan

Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan, PartaiKebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan PartaiBulan Bintang, sebagai partai yang berhasil meraih enambesar Pemilu 1999.

Kepada partai-partai lain yang berhasil meraih kursi diDPR, namun tidak termasuk dalam kategori enam besar, sayajuga mengucapkan selamat.

Dengan selesainya perhitungan dan pengumuman hasilpemungutan suara ini, saya ingin mengajak segenap lapisanmasyarakat untuk meninggalkan di belakang kita semuaekses-ekses yang terjadi dari dinamika perbedaan yang adaselama masa kampanye maupun masa pascapemilu yanglalu.

Setelah itu saya juga ingin mengajak seluruh rakyatIndonesia untuk bersatu mengayunkan langkah menatapmasa depan secara bersama-sama.

Persatuan dan kebersamaan ini sangat kita perlukanuntuk dapat keluar dan pulih dari berbagai krisis yang kitahadapi, dan untuk menempuh masa depan dengan penuhoptimisme.

... Demikianlah indahnya kehidupan demokrasi.Demokrasi memang merupakan tahap dewasa dari sebuahkehidupan masyarakat beradab. Dalam kedewasaan itu,keputusan diambil secara bebas, sehingga kebenaran lahirsebagai hasil dari proses wacana yang menjadikankesetaraan sebagai landasannya. Demokrasi memangmemiliki nilai etika dan normanya sendiri, yangmembedakannya dari tatanan otoritarianisme —yangmenempatkan pemerintah dan negara sebagai patronterhadap rakyatnya— dan karena itu cenderungmendefinisikan kebenaran secara sepihak.

Bertolak dari pemikiran tersebut, kiranya semakin jelasbahwa jalan demokratisasi yang kita tempuh saat ini sudahbenar. Kita telah sepakat untuk memberi makna reformasipolitik sebagai demokratisasi. Proses ini harus terusdigulirkan. Demokratisasi harus menjadi arus besar yang

Page 193: Detik-detik yang Menentukan

175 A. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

akan mampu menerjang dan menjebol benteng-bentengotoritarianisme yang mungkin di sana sini masih tersisa.Benteng-benteng itu tidak terbatas pada tingkah lakukekuasaan, tetapi juga pada sikap mental sebagian tertentuwarga masyarakat yang masih cenderung menggunakancara-cara lama, dalam bentuk pemaksaan kehendak danintimidasi dengan mengatasnamakan rakyat. Secara sadaratau tidak sadar, sebenarnya mereka telah melecehkanaspirasi rakyat, yang tecermin dalam hasil pemilihan umumyang transparan, jujur dan adil.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasamelindungi kita.

Hasil pemilu adalah sebagai berikut:

No Partai Suara DPR Kursi KursiTanpa SA* dengan SA*

1 PDIP 35.689.073 153 1542 Golkar 23.741.749 120 1203 PPP 11.329.905 58 594 PKB 13.336.982 51 515 PAN 7.528.956 34 356 PBB 2.049.708 13 13

*SA-Stembus Accord

Page 194: Detik-detik yang Menentukan

176Detik-Detik yang Menentukan

B. Bank Indonesia danPemulihan EkonomiMakro

Transparansi dan pengawasan yang efektifdibantu oleh kebebasan pers yang berbudaya danbertanggung jawab dapat membantu sinergi antarapemerintah dan Bank Sentral dalam mengamankanpembangunan yang berkesinambungan.

Satu hari setelah pengambilan sumpah sebagai Presidendi Istana Merdeka, saya memisahkan Bank Indonesia, dariKabinet Reformasi Pembangunan yang saya bentuk kurangdari 24 jam. Sebagaimana telah saya sampaikan, saya tidakmemperoleh kesempatan untuk membaca atau mempelajarisesuatu yang berbentuk laporan, baik yang terkait denganmasalah ekonomi ataupun masalah lain, kecuali pidatopengunduran diri Presiden Soeharto sebagai presiden, tidakada laporan timbang terima dalam bentuk apa pun.Pertemuan empat mata dengan Pak Harto, yang saya mintadan harapkan, juga tidak pernah dikabulkan. Oleh karenaitu, saya tidak memiliki bahan masukan kecuali yang pernahditulis dalam surat kabar mengenai bantuan dan persyaratanIMF serta beberapa hal lainnya.

Seperti telah saya jelaskan sebelumnya, keadaan diIndonesia begitu ruwet, begitu kompleks, tidak menentu dancepat berkembang, sehingga saya harus berhati-hati sekalidalam mengambil kebijakan yang tepat dan cepat. Sayaharus menghadapi perubahan yang tidak menentu dan terusberkembang ke arah destabilisasi politik dan ekonomi.

Oleh karena itu, peran BI akan lebih pasti dan harusdikelola oleh tim yang profesional serta berdedikasi tinggi.Tim tersebut harus dapat berkarya tanpa menghadapi

Page 195: Detik-detik yang Menentukan

177 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

kendala politik, bebas berpikir dan beranalisis murni secaraprofesional.

Tim tersebut tidak boleh diatur dan diarahkan olehpresiden yang kedudukannya sangat politis dankepentingannya mungkin dapat bertentangan dengan hasilanalisis dan kebijakan profesional. Dengan kata lain, timpimpinan Bank Indonesia (BI) harus memberi perhatianpenuh pada tugas yang diharapkan oleh rakyat, yaitumenghasilkan mata uang rupiah yang kuat, nilai tukar yangstabil dan berkualitas tinggi.

Tim pimpinan BI harus berperan aktif dalam memeliharakesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional gunamewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmurberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Pembangunan ekonomi diarahkan pada terwujudnyaperekonomian nasional yang berpihak pada ekonomikerakyatan, bersifat merata, mandiri, andal, berkeadilan, danmampu bersaing di kancah perekonomian internasional.

Untuk mendukung terwujudnya perekonomian nasionaltersebut, dan sejalan dengan tantangan perkembangan danpembangunan ekonomi yang semakin kompleks, makasistem keuangan yang semakin maju serta perekonomianinternasional yang semakin kompetitif dan terintegrasi perludikembangkan. Kebijakan moneter harus dititikberatkanpada upaya untuk memelihara stabilitas nilai rupiah.

Untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakanmoneter yang efektif dan efisien diperlukan sistem keuanganyang sehat, transparan, terpercaya, dan dapatdipertanggungjawabkan. Sistem tersebut perlu didukungoleh mekanisme pembayaran yang lancar, cepat, tepat, danaman, serta pengaturan dan pengawasan bank yangmemenuhi prinsip kehati-hatian.

Untuk menjamin keberhasilan tujuan memelihara

Page 196: Detik-detik yang Menentukan

178Detik-Detik yang Menentukan

stabilitas nilai rupiah diperlukan Bank Sentral yang memilikikedudukan yang independen.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentraltidak sesuai lagi dan perlu diganti. Alhamdulillah, Undang-Undang baru tentang Bank Indonesia, yaitu Undang-undangNomor 23 Tahun 1999 dapat saya tandatangani pada tanggal17 Mei 1999. Undang-undang ini, merupakan hasil kerjakeras para pakar perbankan dan keuangan dan komisibersangkutan di DPR.

Pengalaman negara lain, seperti Jerman, dapatdimanfaatkan dengan memerhatikan masukan dan nasihatpakar Jerman Prof. Dr. Schessinger, mantan PresidenDeutsche Bundesbank, dan para Pakar dari IMF.

Dalam undang-undang ini, tim pimpinan BankIndonesia BI diberi nama Dewan Gubernur (DG) yangdipimpin oleh Gubernur BI merangkap anggota DG danwakil gubernur BI adalah Deputi Gubernur Seniormerangkap Anggota DG.

Sistem pembayaran, termasuk pembiayaan berdasarkanprinsip syariah, adalah suatu sistem yang mencakupseperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme, yangdigunakan untuk melaksanakan pemindahan dana gunamemenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatanekonomi, juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 23Tahun 1999 ini.

Peraturan BI adalah ketentuan hukum yang ditetapkanoleh Bank Indonesia dan mengikat setiap orang atau badandan dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia,sedangkan Peraturan DG hanya berlaku intern di BI.

Kebijakan Moneter BI untuk mencapai dan memeliharakestabilan nilai rupiah, dilakukan antara lain melaluipengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga.

Page 197: Detik-detik yang Menentukan

179 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Untuk menghadapi risiko yang mungkin timbul daripelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, makadibutuhkan cadangan umum yang berasal dari sebagiansurplus BI.

Cadangan tersebut dapat digunakan antara lain untukpenggantian atau pembaruan harta tetap dan perlengkapanyang diperlukan dalam melaksanakan tugas dan wewenangBI serta untuk penyertaan.

Dengan demikian diharapkan kualitas nilai rupiahterjamin tinggi dan stabil. Namun ini belum berarti bahwadengan sendirinya sistem perbankan di Indonesia langsungmenjadi sehat.

Jikalau dipelajari masalah perbankan di Indonesia yangsedang kita hadapi, maka perkembangan krisis perbankantahun antara 1997-1999 dapat kita bagi dalam tiga fase yangmempunyai karakteristik yang berbeda antara satu denganlainnya:

Fase pertama dimulai sejak krisis berlangsung pada bulanJuli 1997 hingga akhir Januari 1998, yaitu pada saatpemerintah mengambil kebijakan untuk meredakan krisismelalui program jaminan pemerintah terhadap kewajibanmembayar bank umum serta pendirian Badan PenyehatanPerbankan Nasional (BPPN).

Fase kedua berlangsung sejak awal Februari 1998 hinggameredanya gelombang bank rush pada akhir Oktober 1998.

Fase ketiga merupakan periode pemulihan kembaliperbankan sejak bulan Oktober 1998 hingga selesai.

Saya memutuskan untuk melanjutkan kebijakan yangtelah diambil oleh Pak Harto dengan memanfaatkan “TimEkonomi” yang disempurnakan dengan pelaksanaan yanglebih transparan, cepat dan tegas, untuk mendahuluipermasalahan yang cepat berkembang.

Oleh karena itu, fase kedua harus saya selesaikan secara

Page 198: Detik-detik yang Menentukan

180Detik-Detik yang Menentukan

tuntas dalam waktu sesingkat-singkatnya dan selanjutnyameletakkan dasar pemikiran, prinsip dan sistem untukmemasuki fase ketiga, yaitu fase pemulihan kembaliperbankan yang harus dilanjutkan oleh siapa saja yangmenjadi Presiden keempat nanti.

Untuk itu, dalam rangka meredam krisis perbankan perludilaksanakan program jaminan pemerintah terhadapkewajiban bank umum. Di samping itu, perlu lebihdifungsikannya BPPN untuk menerima penyerahan sejumlahbank yang tidak sehat dari Bank Indonesia, untuk disertakandalam program penyehatan.

Di samping itu BPPN harus menyusun mekanismeprogram jaminan pemerintah. Pada awal pelaksanaantugasnya BPPN belum memiliki pegawai dan belumdilengkapi dengan sarana dan prasarana serta sistem danprosedur kerja. Sementara itu BPPN telah dihadapkankepada berbagai tugas yang harus segera dilaksanakan.

Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan BPPN untuksementara dilakukan oleh personalia yang diperbantukanoleh Bank Indonesia, Badan Pengawas Keuangan danPembangunan (BPKP), serta Departemen Keuangan.

Selain itu, BPPN juga belum memiliki dana atauanggaran sehingga untuk memenuhi segala kebutuhan kerjapara karyawan BPPN masih mengandalkan bantuansepenuhnya dari Bank Indonesia, antara lain gedung kantor,inventaris, perlengkapan kantor, dan lain-lain.

Organisasi dan susunan pengurus mulai terbentuk sertakaryawan mulai direkrut setelah pada bulan Maret 1998.BPPN menempati ruang kerja di gedung Bank Indonesia.Sejak tanggal 26 Januari 1998 sampai dengan tanggal 25 Juni1998, BPPN mengalami dua kali pergantian pimpinan,sehingga selama kurun waktu kurang dari enam bulan BPPNsecara bergantian dipimpin oleh tiga orang ketua.

Page 199: Detik-detik yang Menentukan

181 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Program jaminan pemerintah ternyata tidak segerameredakan penarikan dana masyarakat dari perbankan.Sementara itu, terjadi berbagai peristiwa seperti kerusuhanMei 1998 dan Tragedi Semanggi yang menambahketidakpercayaan masyarakat terhadap perbankan sehinggabank rush masih terus terjadi sampai akhir Agustus 1998.

Keadaan mulai menunjukkan tanda-tanda mereda sejakbulan September 1998. Perkembangan ini disebabkan olehmembaiknya ekspektasi masyarakat terhadap kestabilanharga dan nilai tukar serta setelah masyarakat melihatpelaksanaan pembayaran jaminan pemerintah sejak bulanJuli 1998 dalam rangka penutupan bank beku operasi yangtidak merugikan nasabah penyimpan.

Dengan meredanya kesulitan likuiditas perbankan danberkurangnya gelombang penarikan dana, Pemerintah danBank Indonesia kemudian menyiapkan ProgramRestrukturisasi Perbankan.

Pada awal Maret 1998, BPPN mulai menggariskanrencana kerjanya. Pada saat itu jabatan ketua BPPN telahdialihkan dari Bambang Subianto kepada Iwan Prawiranatayang juga memegang jabatan sebagai direktur (anggotadireksi) Bank Indonesia. Sejak awal Maret 1998 badantersebut telah dilengkapi dengan tiga orang Deputi Ketuadan sejumlah pegawai serta telah menempati ruang kerja digedung Bank Indonesia.

Langkah pertama yang diprioritaskan adalahmenangani 54 bank yang diserahkan oleh Bank Indonesiapada tanggal 14 Februari 1998, untuk dimasukkan dalamprogram penyehatan oleh BPPN.

Bank-bank yang diserahkan pengawasannya kepadaBPPN terdiri atas empat bank persero, 37 bank umum Swastanasional, dua bank campuran dan 11 bank pembangunandaerah (BPD).

Page 200: Detik-detik yang Menentukan

182Detik-Detik yang Menentukan

Penyerahan tersebut didasarkan pada kriteria yangditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesiatanggal 12 Februari 1998 yaitu:1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang

digunakan oleh bank telah mencapai lebih dari 200persen modal disetor;

2. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequate Ratio/CAR),lebih kecil atau sama dengan 5 persen;

3. Bank gagal melunasi fasilitas diskonto lebih dari 21 harisetelah jatuh tempo.

Dalam rangka pelaksanaan tugas penyehatan bank,dengan Keputusan Presiden No.34 Tahun 1998 tanggal 5Maret 1998, ditetapkan tugas dan kewenangan BPPN. Hal-hal yang diatur dalam Keputusan Presiden tersebut antaralain adalah:(1) Meminta pernyataan bank dalam penyehatan BPD untuk

menaati persyaratan-persyaratan praktik perbankanyang sehat dan meningkatkan kinerja bank termasuk,peningkatan yang berkaitan dengan aspek keuangan,operasional dan manajemen;

(2) Meminta direksi, komisaris dan pemegang saham BPDuntuk menandatangani dokumen-dokumen yangbersifat mengikat. Dokumen tersebut diperlukan gunapenyehatan bank dimaksud, dan untuk memastikanpengembalian jaminan baik yang akan, sedang, atautelah dicairkan;

(3) Meminta BPD untuk mengajukan rencana perbaikandengan mengikuti persyaratan, ketentuan dan peraturanBPPN, termasuk penetapan jadwal, tindakan yang akandilakukan serta hal-hal lain yang perlu dilakukan;

(4) Melaksanakan penelitian dan penyelidikan, memperolehdokumen atau informasi, meminta penyiapan dan

Page 201: Detik-detik yang Menentukan

183 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

penyampaian laporan evaluasi perkembangan BPD(Bank Pembangunan Daerah), serta bukti-bukti dalamrangka mendukung pelaksanaan tugas BPPN;

(5) Memantau, mengamankan dan merestrukturisasikekayaan BPD serta menghitung dan membebankankerugian yang dialami BPD;

(6) Melakukan atau mewajibkan tindakan hapus buku ataskekayaan bermasalah milik BPD;

(7) Menetapkan kewajiban menambah modal disetor kepadapemegang saham;

(8) Menerima pendelegasian kewenangan Bank Indonesiakepada BPPN untuk melakukan tindakan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang No.7Tahun 1992 tentang Perbankan, termasuk penyelesaianutang yang pernah diberikan Bank Indonesia dalamrangka bantuan likuiditas kepada BPD.

Untuk menjaga efektivitas program penyehatan tersebut,rencana kerja penyehatan bank dievaluasi secara terus-menerus oleh BPPN. Apabila menurut penilaian BPPNkondisi suatu BPD sudah keluar dan kriteria sebagai BPD,maka pengawasannya diserahkan kembali kepada BankIndonesia.

Sebaliknya, apabila suatu BPD ternyata tidak dapatdisehatkan, BPPN akan melakukan langkah-langkah sesuaidengan kewenangan yang dimiliki, antara lain mengambilalih pengoperasian bank yang bersangkutan, menentukantingkat kompensasi yang dapat diberikan kepada direksi,komisaris, dan karyawan bank. BPPN mengambil alihpengelolaan bank, termasuk penilaian kembali (revaluasi)atas kekayaan yang dimiliki bank, melakukan penggabungan,peleburan, dan atau akuisisi bank. BPPN menguasai,menjual, mengalihkan, dan atau melakukan tindakan lain

Page 202: Detik-detik yang Menentukan

184Detik-Detik yang Menentukan

dalam arti yang seluas-luasnya atas suatu hak kekayaan milikbank yang berada pada pihak ketiga.

Kepada pemegang saham yang terbukti ikut serta baiksecara langsung maupun tidak langsung menyebabkantimbulnya kerugian bank, juga diminta untuk sepenuhnyabertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Dalam rangka menangani 54 bank yang diserahkankepada BPPN, badan tersebut menyeleksi bank-bank untukdikelompokkan dalam dua kategori yaitu:1. Bank yang dapat disertakan dalam program penyehatan

bank dengan pengambilalihan pengelolaan bank atauyang dikenal sebagai Bank Take-Over (BTO)

2. Bank yang dimasukkan dalam kategori Bank BekuOperasi (BBO)Kriteria yang ditetapkan BPPN untuk kedua kelompok

bank tersebut adalah sebagai berikut:

Bank Take-OverBantuan likuiditas dari Bank Indonesia (BLBI) telah

melebihi Rp2 triliun, atau BLBI yang diterima telah melebihiatau sama dengan 500 persen dari modal bank.

Bank Beku OperasiCapital Adequacy Ratio (CAR) kurang atau sama dengan

2 persen, atau memperoleh Bantuan Likuiditas BankIndonesia (BLBI) sebesar atau sama dengan 500 persen darimodal bank dan melampaui 75 persen dari total asset, atautotal BLBI melampaui Rp2 triliun. Bank tidak mempunyaiprospek untuk diselamatkan yaitu setelah tidak dapatmemenuhi tahapan-tahapan:1. Penyetoran tambahan modal oleh pemegang saham yang

diperlukan dalam rangka penyehatan;

Page 203: Detik-detik yang Menentukan

185 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

2. Mendapatkan investor baru yang dapat melakukansetoran tambahan modal

3. Mengusahakan dilakukannya merger dengan bank lainyang sehat

Dengan ditetapkannya suatu bank sebagai Bank BBO,bank tersebut sudah tidak boleh lagi melakukan kegiatanusaha dan transaksi perbankan dalam bentuk apa pun,termasuk tidak boleh lagi mengikuti kliring. Demikian jugadewan komisaris dan direksi bank sudah tidak boleh lagimelakukan fungsinya.

Dana simpanan nasabah serta kewajiban lainnya dariBank BBO dibayar melalui program jaminan pemerintah.Demikian juga, karena bank sudah tidak beroperasi lagi,sebagian besar karyawannya diputuskan hubungankerjanya. Keadaan Bank BBO hampir sama dengan bankyang dilikuidasi, kecuali statusnya sebagai bank masihdipertahankan.

Hal ini ditempuh untuk memudahkan BPPN melakukanpenjualan dan pencairan aset Bank BBO tersebut. Untuk itu,BPPN menunjuk “Tim Pemberesan” yang akan melakukanupaya penyelesaian berkaitan dengan konsekuensi daripembekuan operasi bank-bank tersebut.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, pada tanggal 3April 1998 Menteri Keuangan dan pimpinan BPPNmengumumkan bahwa enam bank dari bank-bank yangberada dalam pengawasan BPPN diambil alihmanajemennya atau dikenal dengan istilah Bank Take-Over(BTO) dan tujuh bank lainnya dibekukan operasinya ataudikenal dengan istilah Bank Beku Operasi (BBO). Penetapannama-nama bank yang termasuk Bank BTO dan Bank BBOsecara resmi dilakukan dengan Surat Keputusan KetuaBPPN tanggal 4 April 1998.

Page 204: Detik-detik yang Menentukan

186Detik-Detik yang Menentukan

Keenam bank yang ditetapkan statusnya sebagai BankBTO adalah: (1) Bank Danamon, (2) Bank Dagang NasionalIndonesia, (3) Bank Umum Nasional, (4) Bank PDFCI, (5)Bank Tiara Asia, dan (6) Bank Modern.

Tujuh bank yang dibekukan operasinya (BBO) adalah:(1) Bank Surya, (2) Bank Pelita, (3) Bank Subentra, (4) BankHokindo, (5) Bank Istimarat, (6) Bank Deka, dan (7) BankCentris.

Dengan terjadinya kerusuhan massal pada bulan Mei1998, Bank Central Asia (BCA) diserbu oleh paranasabahnya yang melakukan penarikan dana secara besar-besaran. Bahkan antrian panjang terjadi pada mesin-mesinanjungan tunai mandiri (ATM) milik BCA.

Sebelum peristiwa ini BCA pernah menggunakan BLBIuntuk mengatasi kesulitan likuiditas akibat bank rush yangterjadi beberapa minggu setelah penutupan 16 bank padaawal November 1997, tetapi bantuan likuiditas tersebut dapatdikembalikan kepada Bank Indonesia setelah arus penarikansimpanan mereda dan nasabah mulai menempatkandananya kembali.

Penarikan simpanan yang terjadi pada BCA di bulan Mei1998 jauh lebih besar dari kejadian sebelumnya, menyebabkankesulitan keuangan yang parah. BCA terpaksa memintaBantuan Likuiditas Bank Indonesia lagi. Untuk itu, BankIndonesia menyediakan fasilitas diskonto kepada BCA yanghingga akhir Mei 1998 jumlahnya mencapai Rp21,29 triliun.

Sebagai konsekuensi penggunaan dana yang demikianbesar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, BankIndonesia pada bulan Mei 1998 mengalihkan pengawasanBCA kepada BPPN. Kemudian BPPN melakukanpengambilalihan manajemen BCA dan menetapkan statusBCA sebagai Bank BTO, sehingga jumlah Bank BTO menjaditujuh.

Page 205: Detik-detik yang Menentukan

187 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Sementara itu, tanggal 10 Juli 1998 BPPN menyerahkankembali tugas pembinaan dan pengawasan 55 bank dalampenyehatan yang semula diserahkan ke BPPN, sertapelaksanaan jaminan pemerintah yang semula dilakukanoleh BPPN, kepada Bank Indonesia.

Penyerahan tersebut dilakukan dengan merujuk padaKeputusan Pemerintah tentang Pokok-pokokPenyempurnaan Kelembagaan dan ketentuan tentang BadanPenyehatan Perbankan Nasional (BPPN) serta langkah-langkah dalam penyehatan perbankan. PeraturanPemerintah tersebut juga memuat keputusan tentangkewenangan Bank Indonesia atas tugas pembinaan danpengawasan bank, serta pelaksanaan jaminan pemerintahterhadap kewajiban pembayaran bank umum oleh BankIndonesia. Penyerahan tersebut berlaku sejak tanggal 10 Juli1998.

Karena kondisi beberapa Bank BTO makin memburuk,maka pada awal Agustus 1998 tiga Bank BTO dibekukankegiatan operasinya, yaitu: (1) Bank Dagang NasionalIndonesia, (2) Bank Umum Nasional, dan (3) Bank Modern.

Dengan demikian, jumlah Bank BTO pada awal Agustus1998 turun menjadi empat bank, sedangkan Bank BBOmenjadi berjumlah 10 bank.

Menjelang memasuki Fase Ketiga yang merupakanperiode pemulihan kembali perbankan, maka sejak bulanOktober tiap minggu saya meminta Laporan mengenaiperkembangan RKM (Rasio Kecukupan Modal) atau CAR(Capital Adequate Ratio) dari bank yang bermasalah. Sebulansekali saya minta laporan yang lebih rinci.

Pengelompokan berdasarkan besaran angka RKM atauCAR pada posisi akhir bulan Desember 1998 dari hasil duediligence menunjukkan bahwa sebagian besar Bank Umummemiliki RKM atau CAR yang rendah. Oleh karena itu perlu

Page 206: Detik-detik yang Menentukan

188Detik-Detik yang Menentukan

dibagi dalam tiga kategori:Bank yang memiliki RKM atau CAR 4 persen ke atasBank yang memiliki RKM atau CAR antara 4 persen dannegatif 25 persenBank yang memiliki RKM atau CAR lebih rendah darinegatif 25 persen

Dari pengelompokan menurut Kategori A, B dan C padaakhir Desember 1998 dari 208 bank setelah dilaksanakan duedilligence, adalah sebagai berikut:

Kelompok Bank Kat. A Kat. B Kat. C. Jumlah1. Bank Persero - - 7 72. BUSN Devisa 13 31 14 693. BUSN Non-Devisa 19 26 14 594. Bank BTO - - 4 45. BPD 12 10 5 276. Bank Campuran 12 16 4 327. Bank Asing 10 - - 10J U M L A H 66 83 59 208

Sasaran pendekatan penyelesaian tersebut setelahpendekatan A0 (kebijakan pertama menghadapi krisismoneter perbankan), A1 (pendekatan penyelesaian krisismoneter perbankan pada tahun 1997), A2 (pendekatanpenyelesaian krisis moneter perbankan pada tahun 1998),A3 (pendekatan penyelesaian krisis moneter perbankan padatahun 1999) adalah pendekatan pertama dari Fase Ketigaatau Fase Pemulihan. Kita masih akan menghadapipendekatan penyelesaian selanjutnya sampai pendekatanpenyelesaian ke Am pada tahun “m”.

Page 207: Detik-detik yang Menentukan

189 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Saya menceritakan masalah perbankan ini secara lebihmendalam untuk menunjukkan bahwa kunci pemecahanpermasalahan adalah harus rinci, the devil is in the detail.Sebenarnya masih banyak persoalan dan carapenyelesaiannya yang saya perlu sebut, namun denganilustrasi penanganan masalah perbankan di atas sayamaksudkan untuk memberi sedikit masukan informasi apayang kita hadapi waktu itu.

Saya hanya dapat memberi beberapa pertanyaan danpermasalahan yang untuk menjawabnya, saya serahkankepada para pakar dan para menteri yang ikut berperan aktifmendampingi saya, baik sebagai anggota Kabinet ReformasiPembangunan maupun sebagai anggota BI, anggota Komisiyang bersangkutan di DPR/MPR dan para pegawai negeribaik eselon satu maupun eselon dua yang namanya tidakmungkin saya sebut satu demi satu, namun sangat berjasadalam melaksanakan pendekatan dan penyelesaian tersebut.

Bagaimana mekanisme pengalihan tagihan bantuanlikuiditas terhadap perbankan dari Bank Indonesia kepadaBPPN berjalan? Bagaimana mekanisme pelaksanaanprogram petunjuk pelaksanaan jaminan pemerintah? Apakewajiban bank yang tidak dijamin? Apa sanksinya?Bagaimana program jaminan terhadap kreditur luar negeri?Bagaimana tata cara pelaksanaan jaminan BI ataspembiayaan perdagangan internasional? Ini adalahbeberapa pertanyaan dan permasalahan yang harus dijawaboleh para pakar yang telah saya sebut di atas.

Hanya untuk memperlihatkan sedikit kompleksitas krisismoneter yang berdampak pada krisis politik dan krisismultidimensi di Indonesia, yang harus diselesaikan denganpelaksanaan pendekatan-pendekatan yang simultan, tanpaterjadinya pertumpahan darah dengan segala konsekuensinyademi tetap berdirinya NKRI yang diproklamasikan tahun 1945.

Page 208: Detik-detik yang Menentukan

190Detik-Detik yang Menentukan

Bank Indonesia yang sehat dan kuat harus didampingioleh perbankan komersial yang sehat dan kuat pula. Sebagaimasyarakat yang terbesar di Asia Tenggara adalah wajarjikalau pada ujung tombak dunia bisnis perbankan diwilayah Asia Tenggara salah satu bank komersial yangunggul dan besar adalah bank komersial milik Indonesia yangdapat berkembang dan bergerak secara mandiri.

Sejarah perbankan di NKRI sebenarnya sudah lebih darisatu abad usianya, namun asalnya semua berakar di Eropapada umumnya dan khususnya dari Belanda. Bank-bankKomersial ini, dalam dua dasawarsa pertama setelahproklamasi dinasionalisasi dan ditugaskan melanjutkanpekerjaan dan usaha seperti semula. Namun sekarang yangmembawa persoalan adalah perbankan komersial padaumumnya khususnya Badan Usaha Milik Swasta yangsebagaian besar lahir akibat deregulasi perbankan dalamtahun 80-an.

Dengan wawasan tersebut di atas, saya memutuskandalam rangka reformasi dan penyelesaian masalahperbankan, baik di sekitar Bank Sentral atau Bank Indonesiadan sekitar bank milik pemerintah atau BUMN, bank milikswasta atau BUMS, menyelesaikannya dengan mengambilkebijakan sesuai pemikiran saya melalui pendekatanaproksimasi.

Kebetulan dari beberapa bank milik pemerintah adaempat BUMN yang cocok dan tepat dijadikan satu bank.Baiklah saya jelaskan latar belakang Bank BUMN tersebutsebagai berikut:1. Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua

di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenalsebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yangdidirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Padatahun 1949, namanya berubah menjadi Escomptobank

Page 209: Detik-detik yang Menentukan

191 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobankdinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank DagangNegara, sebuah bank pemerintah yang membiayai sektorindustri dan pertambangan

2. Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjangyang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaanBelanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi BankUmum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964,Chartered Bank (sebelumnya adalah bank milik Inggris)juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hakuntuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada tahun1965, bank umum negara digabungkan ke dalam BankNegara Indonesia dan berganti nama menjadi BankNegara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank BumiDaya

3. Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dariperusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche HandelsMaatschappij yang didirikan pada tahun 1842 danmengembangkan kegiatannya di sektor perbankan padatahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasiperusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya padatahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank NegaraIndonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Padatahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit II, dipecahmenjadi dua unit, salah satunya adalah Bank NegaraIndonesia Unit II Divisi Ekspor–Impor, yang akhirnyamenjadi Bank Exim, bank pemerintah yang membiayaikegiatan ekspor dan impor

4. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari BankIndustri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yangdidirikan pada tahun 1951. Misi Bank Industri Negaraadalah mendukung pengembangan sektor–sektorekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan

Page 210: Detik-detik yang Menentukan

192Detik-Detik yang Menentukan

pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank miliknegara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabungdengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindoditugaskan untuk membantu pembangunan nasionalmelalui pembiayaan jangka menengah dan jangkapanjang pada sektor manufaktur, transportasi danpariwisata

Untuk implementasi pemikiran dan strategi penyelesaianmasalah keempat bank milik pemerintah dan sekaligusmenyatukan keempat BUMN tersebut, saya memanggilMenteri Negara Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng.

Kepada Tanri Abeng, saya menyampaikan pemikirandan strategi kebijakan saya, dan meminta masukan yanglebih rinci dan usulan nama seorang putra Indonesia yangberpengalaman dalam usaha perbankan. Yang bersangkutanharus berwawasan jauh ke depan, pragmatis, “tahanbanting” dan dapat bekerja cepat, tepat, dan konsisten setiapada sasaran tugas yang diberikan untuk dapatmelaksanakan integrasi keempat aset pemerintah menjadisatu BUMN dalam bidang perbankan komersial danmandiri. Bank hasil penggabungan ini akan saya namakanBank Mandiri.

Secara spontan dan tegas Tanri Abeng menjawab RobbyDjohan, yang saat itu sedang menjabat sebagai direkturutama Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia. RobbyDjohan merupakan pribadi yang memenuhi kriteria danpersyaratan yang saya sampaikan.

Pertanyaan saya hanya singkat, “Ada orang yang dapatmengganti jabatan Robby Djohan sebagai direktur utamaGaruda Indonesia dan siapa orangnya?”

Jawaban Tanri Abeng jelas dan tegas pula ialah AbdulGani! Pembicaraan tersebut hanya singkat dan terjadi di

Page 211: Detik-detik yang Menentukan

193 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

pendopo kediaman saya Jalan Patra Kuningan. Sayameminta kepada Menneg BUMN Tanri Abeng untuk dalamwaktu sesingkat-singkatnya mengajak Robby Djohan kekediaman saya di Kuningan.

Setelah Tanri Abeng meninggalkan kediaman saya, daritempat yang sama saya menelepon Kantor Pusat DeutscheBank di Frankfurt untuk dapat berbicara dengan pakar dantokoh muda bidang perbankan, salah satu direkturnyabernama Dr. Josef Ackermann. Ternyata yang bersangkutantidak berada di kantornya karena sedang berada di London.

Setelah mendapat telepon genggam Dr. Ackermann,saya berhasil berbicara singkat dengannya dan bertanya,“Apakah Anda dapat bertemu dengan saya?”

“Kapan Pak?” tanya Dr. Ackermann.Sambil bercanda dalam bahasa Jerman saya

katakan:“Kalau bisa kemarin!”Dr. Ackermann menjawab, “Sekarang sudah jam lima

sore hari Jumat di London namun saya akan berada di Jakartahari Senin jam 10 pagi untuk bertemu dengan Bapak.”

Saya kenal Dr. Josef Ackermann melalui salah satuanggota pimpinan Deutsche Bank Dr. Cartelieri yang sudahlama saya kenal. Dr. Ackermann memberi kesan seorangprofesional dalam perbankan dan memiliki wawasan yangmeyakinkan dan sikap seorang wiraswasta atau entrepreneur.

Nasihat dan bantuan Dr. Ackermann saya butuhkanuntuk mempersiapkan lahirnya “Bank Mandiri” menjadisalah satu bank komersial Indonesia yang besar, unggul danberperan di Asia Tenggara.

Sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankanyang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, maka padatanggal 2 Oktober 1998, berdasarkan Peraturan PemerintahNomor 75 Tahun 1998, Bank Mandiri berdiri. Kemudian,pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu,

Page 212: Detik-detik yang Menentukan

194Detik-Detik yang Menentukan

Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor ImporIndonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabungdalam Bank Mandiri menjadi kenyataan.

Sejarah keempat bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari140 tahun yang lalu. Keempat bank tersebut telah turutmembentuk riwayat perkembangan dunia perbankan diIndonesia.

Di lain pihak, pemerintah harus berkonsentrasi padapenyelesaian masalah pengangguran yang terus meningkatjumlahnya, larinya modal ke luar negeri, masalah sosial,masalah sembako, dan turunnya nilai tukar rupiah terhadapdolar. Begitu pula inflasi yang menjurus ke hiperinflasi.Semua itu semakin meningkatkan ketidakpercayaanmasyarakat dalam dan luar negeri terhadap keadaan yangtidak menentu dan berdampak negatif terhadap stabilitaspolitik dan ekonomi di Indonesia.

Karena itu, saya membagi tugas para pakar danteknokrat di pemerintah dan di BI, agar saling berkonsultasidalam menghadapi permasalahan masing-masing.Walaupun saya juga menekankan bahwa hal itu terbatashanya dalam bentuk konsultasi saja. Para anggota atau pakardalam kabinet bertanggung jawab langsung kepada PresidenRepublik Indonesia. Para anggota atau pakar dalampimpinan Bank Indonesia hanya bertanggung jawab kepadaGubernur Bank Indonesia. Sementara Presiden RI danGubernur BI secara berkala dan kalau perlu tiap saat dapatberkonsultasi. Hal ini saya laksanakan tiap minggu.

Pemisahan Bank Indonesia dari pemerintah murni datangdari keyakinan saya dengan pertimbangan bahwa subjektivitasBI tidak mungkin sempurna dan profesional, jika bertanggungjawab kepada Presiden yang memiliki kedudukan dankepentingan politik. Ini bisa mengakibatkan kebijakanprofesional Gubernur BI menjadi tidak tepat karena kendala

Page 213: Detik-detik yang Menentukan

195 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

politik. Sedangkan, BI harus menghasilkan mata uang rupiahyang berkualitas tinggi. Artinya, nilai tukar rupiah terhadapvaluta asing, dalam hal ini dolar AS, harus menentu dan stabil.Ini hanya mungkin terjadi, jikalau BI dapat bekerja dan berkaryasecara objektif dan profesional, serta pertanggungjawabannyadiatur oleh Tap MPR dan Undang-Undang.

BI harus berkonsentrasi pada peningkatan danpemeliharaan kualitas mata uang rupiah, sedangkanpemerintah harus menepati janjinya untuk melaksanakanpemerataan hasil pembangunan secara adil, menciptakanlapangan kerja, mengurangi inflasi, memperbaiki sistempendidikan, sistem riset dan teknologi dan sistem kesehatan.

Selain itu, masih menjadi tugas pemerintah untukmemperbaiki pertumbuhan ekonomi nasional, memacupeningkatan pendapatan negara, melaksanakanpemberantasan KKN, menyempurnakan pembangunanprasarana ekonomi, sistem pertahanan, melaksanakanpenegakan hukum, serta sejumlah tugas lainnya.

Keputusan saya untuk memisahkan BI dari pemerintahbukan karena ada tekanan dari IMF atau dari para pakarPenasihat Presiden Soeharto dalam bidang ekonomi.Keputusan itu saya ambil murni berlandaskan pemikiran dananalisis yang sangat rasional objektif.

Untuk diketahui, sebagai Menneg Ristek maupun sebagaiWakil Presiden, saya tidak pernah diajak atau diberi informasimengenai jalannya dan hasil perundingan maupun adanyapermasalahan antara pemerintah dengan IMF.

Kebijakan dan keputusan saya itu semuanya berdasarkankeyakinan bahwa jikalau Gubernur BI duduk di dalamKabinet Reformasi Pembangunan, maka objektivitas BI akanmenurun dan dapat menjadi salah satu sumber KKN. Halini terjadi karena kepentingan dan pengaruh politik tidakselalu sejalan dan menguntungkan kepentingan ekonomi.

Page 214: Detik-detik yang Menentukan

196Detik-Detik yang Menentukan

Biasanya, pelaksanaan rencana pemerintah harusditunjang oleh UU dan Peraturan Pemerintah (PP) danadakalanya, baik UU maupun PP, perlu disesuaikan dandisempurnakan.

Untuk itu, perlu segera dipersiapkan RancanganUndang-Undang (RUU) yang dalam waktu sesingkat-singkatnya harus diproses menjadi UU dan PP. SejumlahRUU mengenai berbagai hal harus segera diproses menjadiUU.

Dengan kerja keras para anggota fraksi di DPR danpemerintah, maka menurut perhitungan para pakar, rata-rata 1,3 produk hukum, berupa Tap MPR, UU, PP danKeppres, tiap hari dapat diselesaikan.

Ini mencerminkan komitmen dan iktikad para wakilrakyat dari anggota fraksi manapun di DPR, untuk bersamadengan pemerintah merealisasikan kehendak rakyat, dalammelaksanakan reformasi secara total melalui jalur hukum.Prinsipnya asal tidak bertentangan dengan konstitusi, yaituUUD 1945.

Sebagai Presiden, bisa saja interpretasi saya mengenaiUU yang sedang berlaku berbeda, namun tetap sesuaidengan konstitusi dan tidak melanggar UUD 1945 dan TapMPR. Hal ini misalnya, menyangkut gagasan saya mengenaiGubernur BI yang tidak menjadi anggota Kabinet ReformasiPembangunan.

UUD 1945 menyatakan bahwa presiden dalammelaksanakan pembangunan dibantu oleh Bank Indonesia.Kemungkinan interpretasi presiden Soekarno dan PresidenSoeharto mengenai ketentuan ini, karena Bank Indonesiaberperan membantu presiden, maka gubernur BankIndonesia menjadi salah satu pembantu presiden. Karenapara anggota kabinet dalam pemerintahan adalah pembantuPresiden, maka Gubernur BI menjadi anggota kabinet.

Page 215: Detik-detik yang Menentukan

197 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Sedangkan interpretasi saya, karena BI harus membantupresiden dalam melaksanakan pembangunan, makagubernur BI yang memimpin BI, harus dapat bertindakobjektif dan profesional. Berdasarkan alasan seperti telahsaya uraikan, maka gubernur BI tidak boleh menjadi anggotakabinet. Landasan hukumnya tetap UUD 1945.

Kebijakan saya ini dikritik habis-habisan dan dinyatakanmelanggar UUD 1945. Saya ditakuti-takuti dan dianggapmelanggar UUD. Namun saya tidak takut dan tetapberkeyakinan bahwa Bank Indonesia harus dipisahkan. Jikaada yang mau menuntut, silakan saya dituntut dalam SidangIstimewa MPR nanti.

Jika memang akibat kebijakan itu dibutuhkan Undang-Undang, maka akan saya tugasi para pakar untuk segeramenyempurnakan UU yang berlaku dengan menyusunRUU lalu memprosesnya di DPR menjadi UU baru.

Karena itu, saya menelepon Kanselir Jerman, Dr. HelmutKohl untuk meminta bantuan agar menugasi seorang tokohdan pakar dari Jerman yang berpengalaman dalam urusanBank Sentral. Pakar ini saya harapkan akan memberikannasihat dan konsultasi kepada para pakar di Indonesia dalambidang yang sama. Tokoh yang paling berpengalamanmenangani Bank Sentral di Jerman adalah Prof. Dr. HelmutSchlesinger, mantan Gubernur Deutsche Bundesbank. Dialahyang ditugasi oleh Kanselir Helmut Kohl untuk segeramenemui saya di Indonesia. Saya juga perlu memberikanpenghargaan kepada Prof. Dr. Wolfgang Kartte, mantanPresiden Badan Anti-Monopoli Jerman yang banyakmemberikan masukan kepada saya dalam hal EkonomiKerakyatan Berorientasi Pasar.

Selama lima bulan RUU tentang BI dibahas di DPR danProf. Dr. Schlessinger bersama seorang pakar yangdidatangkan oleh IMF dan pernah aktif mengikuti proses

Page 216: Detik-detik yang Menentukan

198Detik-Detik yang Menentukan

tanya jawab di DPR. Akhirnya tanggal 17 Mei 1999, RUUtentang BI dapat diterima dan disahkan oleh para wakilrakyat di DPR menjadi UU.

Berkenaan dengan masalah ekonomi dan perbankan,ada dua hal yang sangat saya pahami, yaitu prinsip dasarkredibilitas dan prediktabilitas seseorang atau masyarakat.

Prediktabilitas mungkin dalam bahasa Indonesiadiartikan dapat diperhitungkan atau dapat ditentukan.Misalnya unpredictable itu artinya tidak dapat diperhitungkanatau tidak dapat ditentukan atau tidak menentu. Predictableatau menentu, diartikan bisa diperhitungkan. Kalau dia tidakmenentu, berarti dia tidak mungkin dapat diperhitungkan.

Orang bisa kredibel, tetapi tidak menentu. Misalnya,orang itu perilakunya baik, kualitas iman dan takwanya baik.Apa yang dia katakan benar. Apa yang dilaksanakan selalubaik dan jujur, sehingga dalam pergaulan menyenangkan,sopan dan pintar, pokoknya sangat kredibel.

Namun, dalam pekerjaan, orang itu tidak konsistensesuai dengan harapan, prestasinya tidak konstan dan susahdiramalkan, bahkan sering mengecewakan. Berarti yangbersangkutan dalam pelaksanaan pekerjaannya tidakmenentu atau tidak prediktibel. Dia tidak mempunyaiprediktabilitas.

Dapat dipahami jikalau dengan orang yang kredibel,tetapi tidak prediktibel, orang senang berkawan tetapimenghindarinya untuk bekerja sama.

Sedangkan, orang yang tidak kredibel tetapi mempunyaiprediktabilitas, orang tidak mau berkawan, tetapi masihmungkin jika bekerja sama, bisa bekerja salingmenguntungkan.

Yang paling baik adalah berkawan dan bekerja samadengan orang yang kredibel dan prediktibel.

Pemimpin harus dapat mengambil keputusan dengan

Page 217: Detik-detik yang Menentukan

199 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

cepat dan tepat waktu. Ia harus dapat memanfaatkan danmelaksanakan momentum yang diberikan. Kalaukesempatan itu hilang, itu dapat diibaratkan denganrangkaian kereta api yang telah lewat.

Memang, tiap orang memiliki sifat dan karakter sendiri-sendiri sehingga dapat selalu gagal atau selalu berhasilmemanfaatkan momentum. Menguasai teknologi, memilikiknowledge dan mengetahui knowhow adalah prasyaratminimum yang harus dipenuhi namun tidak mencukupi.Selain prasyarat tersebut, orang harus berani mengambilrisiko yang dapat diperhitungkan, mengambil keputusancepat, jelas, dan tepat waktu secara profesional, dapatmemanfaatkan kesempatan dan momentum yang diberikan.Akumulasi pengalaman dalam menyelesaikan masalah-masalah kompleks secara serentak, sangat menguntungkan.

Adakalanya, orang itu sama sekali tidak kredibel.Perilaku, penampilannya, atau latar belakang keluarganyapun tidak menunjang kredibilitasnya. Tetapi, kalau dia sudahmengatakan sesuatu, maka dia akan melaksanakannya. Janjiyang telah dia buat, dilaksanakan sesuai dengan kontrak danjadwal. Kualitas kerjanya pun tinggi, karena dia mempunyaimampu mengelola, mengendalikan dan mengimplementasijanji-janji yang telah dibuat.

Itu semua dapat terjadi karena dia ditempa oleh keadaansehingga telah memiliki akumulasi pengalaman banyak.Karena itu, dia mampu mengerti dan memanfaatkanteknologi sesuai dengan kebutuhan. Semua yang dia katakan,dilaksanakan sesuai dengan jadwal walaupun dia tidakkredibel.

Dengan tipe pemimpin seperti ini, orang mau melakukanbisnis dengannya, sebab kalau dia menandatangani suatuperjanjian dia akan melaksanakannya.

Orang masih dapat melakukan perhitungan dengan

Page 218: Detik-detik yang Menentukan

200Detik-Detik yang Menentukan

jenis pemimpin tipe seperti ini. Kalau menguntungkan, orangmembuat kesepakatan. Jikalau tidak, orang tidak mau.Orang masih mau melakukan negosiasi. Pemimpin tersebutbiasanya keras, susah, tetapi prediktibel. Dibandingkandengan tipe pemimpin yang kredibel, tetapi setelah membuatperjanjian, tidak mampu melaksanakan kontraknya.

Saddam Hussein, misalnya, sama sekali tidak kredibel,tetapi ia masih prediktibel. Orang masih mau membuatkesepakatan dengan dia. Kesimpulannya, jikalau maumemanfaatkan peluang dalam melakukan sebuah bisnis,seseorang haruslah memerhatikan kredibilitas danprediktabilitas sesuai definisi dan penjelasan di atas.

Sangat saya sadari bahwa kredibilitas yang dimiliki PakHarto dulunya sangat tinggi, namun menjelang krisismoneter, merosot tajam. Hal ini tidak lepas dari perubahanpertarungan kekuatan geopolitik global. Namunprediktabilitas Pak Harto tetap tinggi.

Sebelum perang dunia kedua, kekuatan global yangmengendalikan tata kelola dunia dikuasai beberapa negara,sehingga sifatnya multipolar. Jerman, Italia, Jepang, Inggris,Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat adalah negara adikuasapada waktu itu.

Setelah Perang Dunia Kedua usai, menyusul kekalahanporos Jerman–Italia dan Jepang oleh kekuatan Sekutu, makatata kelola dunia yang dulunya bersifat multipolar menjadibipolar, yaitu kekuatan di sekitar Amerika Serikat dankekuatan di sekitar Rusia atau Uni Soviet.

Kondisi inilah yang memungkinkan sejumlah negaraseperti Indonesia, Yugoslavia, Mesir dan sebagainya mampubergerak di antara kedua kekuatan ini. Akhirnya, didirikanlahkelompok Negara Non-Blok atau Non-Aligned Countries.

Kekuatan-kekuatan bipolar tersebut saling berlombadalam pengembangan dan pembangunan sistem

Page 219: Detik-detik yang Menentukan

201 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

persenjataan paling canggih. Karena membutuhkan biayayang sangat tinggi, dan produktivitas Uni Soviet lebih rendahdibandingkan produktivitas Amerika Serikat, maka yangbangkrut pertama adalah Uni Soviet. Uni Soviet memilikisistem persenjataan yang canggih dan dapat mengimbangisistem persenjataan Amerika dan sekutunya, tetapi tidakmampu memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Uni Sovietbangkrut, dan dalam waktu yang cepat mengalamiperubahan besar. Uni Soviet terpecah-pecah menjadi belasannegara. Geopolitik global pun berubah, dari sistem bipolarmenjadi sistem unipolar.

Akibat perubahan geopolitik inilah, maka upaya yangsebelumnya dilakukan negara-negara yang tergabung dalamkelompok Non-Blok pun menjadi tidak efektif dan tidak adaartinya. Sekarang, yang penting adalah siapa yang berhasilduduk di Capitol Hill dan menjadi penghuni White Housedi Amerika Serikat, sebab Amerika Serikatlah yang saat inimemegang satu-satunya kekuasaan di dunia. Yang dudukdi Capitol Hill ada dua, yaitu para senator dan pararepresentatif, membentuk Kongres. Sedangkan, yang dudukdi White House adalah siapa saja yang dipilih langsungmenjadi presiden dan wakil presiden oleh rakyat AmerikaSerikat.

Demokrasi dan masyarakat madani atau civil society sulitdipisahkan satu sama lain, dan manusialah yang berperan.Oleh karena itu, kualitas demokrasi dan civil society sangatditentukan oleh kualitas lingkungan dan kehidupan manusiadalam masyarakat. Penguasaan Iptek, masalah kesehatan,pangan, air, pendidikan, prasarana ekonomi, informasi dankomunikasi, pemerataan, sosial, msalah keadilan, dansebagainya, yang dimiliki suatu masyarakat atau bangsamenentukan kualitas demokrasi dan kualitas masyarakatmadani atau civil society. Dampak nilai budaya dan nilai

Page 220: Detik-detik yang Menentukan

202Detik-Detik yang Menentukan

agama pada proses penyelesaian masalah–masalahmasyarakat tersebut juga sangat menentukan.

Masyarakat dunia telah memasuki proses globalisasi danproses penyempurnaan sistem komunikasi melalui internet.Proses penggunaan sistem transportasi denganmemanfaatkan teknologi yang semakin canggih danterjangkau tersebut, telah menjadikan saling ketergantunganantarmasyarakat dan negara, tidak ditentukan oleh jarakyang memisahkannya.

Kenyataan ini sangat memengaruhi kehidupan di manasaja, termasuk di Indonesia yang sedang menghadapiperubahan dan reformasi kehidupan dengan segalaakibatnya. Terasa sekali kebinekaan budaya dan agamayang berperan, namun kelihatan pula bahwa kehidupan danbudaya di Indonesia sudah terbiasa dengan pluralisme.

Semua bergandengan tangan dengan tuntutan yangsama yakni memperoleh kebebasan di samping kemerdekaanyang telah dimiliki: kebebasan berbicara, kebebasanberpendapat, kebebasan mendirikan partai politik,kebebasan menggerakkan masa untuk memperjuangkansuatu wawasan, kebebasaan pers, kebebasan membeli danmenjual jasa dan barang, dan sebagainya.

Pokoknya bebas dan merdeka. Tuntutan ini wajar, sudahmenjadi kenyataan serta dasar proses globalisasi yangmemanfaatkan prasarana ekonomi yang mendunia dansemakin canggih.

Persoalannya adalah, berapa biaya yang harus kita bayaruntuk melaksanakan reformasi dan transformasi tersebut?

Dari barat sampai ke timur dan dari utara sampai keselatan di kepulauan Nusantara, yang merupakan satu-satunya benua maritim di dunia, hidup ribuan tahunlamanya suatu masyarakat yang memiliki budaya, agamadan kebiasaan yang berbeda. Bhinneka Tunggal Ika, atau

Page 221: Detik-detik yang Menentukan

203 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

persatuan dalam kebinekaan atau kehidupan dalamtoleransi koeksistensi, atau kehidupan dalam suatu sistemyang plural sudah menjadi kebiasan dan budaya masyarakatIndonesia. Ini adalah kenyataan.

Karena itu, saya harus pandai-pandai menyesuaikankenyataan tersebut untuk melaksanakan reformasi dantransformasi menuju masyarakat madani atau civil societyyang bermoral, beretika, berbudaya, dan bertanggung jawab,damai, tanpa perang saudara, tanpa pertumpahan darah,dan tanpa perpecahan.

Dalam waktu sesingkat-singkatnya, masyarakat yangtidak punya kredibilitas dan tidak punya prediktabilitas, haruskita kembalikan menjadi masyarakat yang kredibel danmemiliki prediktabilitas dalam kehidupan politik dan ekonomi.Dalam melaksanakan langkah-langkah penanggulangan krisistersebut di atas, pengembalian kepercayaan adalah kunciutamanya. Langkah awal diarahkan pada pengembaliankepercayaan pelaku ekonomi dalam negeri. Dengan makinnyatanya tanda-tanda pulihnya kepercayaan pelaku-pelakudalam negeri, kepercayaan para pelaku luar negeri juga mulaiikut kembali pulih.

Untuk mengembalikan kepercayaan para pelakuekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri, pelaksanaanreformasi kelembagaan di berbagai sektor digulirkan. Dalamkaitan itu, diupayakan kebijakan ekonomi makro dan mikroyang transparan. Di samping meningkatkan kepercayaan,transparansi kebijakan juga akan mendorong partisipasiaktif masyarakat dalam seluruh tahapan kegiatanpembangunan.

Dengan pulihnya kepercayaan secara bertahap, makanilai tukar rupiah menjadi lebih stabil, secara bertahapmembaik, dan akhirnya mencapai tingkat wajar. Karenamelemahnya nilai tukar rupiah adalah salah satu penyebab

Page 222: Detik-detik yang Menentukan

204Detik-Detik yang Menentukan

terpenting inflasi saat ini, maka menguatnya dan menjadistabilnya nilai tukar rupiah pada tingkat yang wajar, akanmeredam tekanan inflasi, sehingga laju inflasi terus menurun.Harga barang-barang pokok serta subsidi yang harusdisediakan juga menurun secara bertahap.

Menurunnya inflasi diikuti dengan menurunnya tingkatsuku bunga. Bersama-sama dengan mulai berhasilnyapembenahan perbankan dan makin banyaknya para pelakuekonomi yang mulai merasa aman, tenteram dalammelakukan kegiatan sehari-hari, penurunan tingkat sukubunga akan mendorong bangkitnya kembali kegiatanekonomi dalam negeri.

Untuk itu, penegakan hukum dan penyesuaian TapMPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, KeputusanPresiden, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, dan semuaproduk hukum yang menunjang reformasi harus segeradihasilkan.

Di sini, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NonGovernment Organisation (NGO) harus berperan aktif disamping peranan partai politik yang ada dan akan lahir.

Harapan saya berikan kepada lahir dan berkembangnyaLSM, yang secara objektif dan proaktif akan menyukseskanreformasi dan transformasi masyarakat Indonesia menjadimasyarakat madani yang kita cita-citakan.

Kenyataannya, dalam proses reformasi dan transformasidi Indonesia, sejak awal LSM sudah dan semakin berperan.Tokohnya pun sudah lahir dan sudah biasa bergerak dalammasyarakat yang plural. Ini semua menguntungkanreformasi yang sedang kita alami. Bisa saja suatu ketika tokoh-tokoh LSM tersebut dipilih langsung oleh rakyat menjadiPresiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, memimpinmasyarakat madani Indonesia, bukan harus tokoh politik.Mengapa tidak?

Page 223: Detik-detik yang Menentukan

205 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Ternyata, di dunia Barat setelah perang Dunia II danPerang Dingin berakhir, peran LSM terus berkembang danmenentukan. Khususnya dalam perubahan sistemmultipolar menjadi bipolar dan sekarang tampaknya menjadiunipolar. Mungkin akan kembali ke multipolar lagi dalamsuatu masyarakat yang plural?

Masalah yang saya hadapi adalah dua: Pertama,perbedaan antara miskin dan kaya atau kesenjangan sosialatau social gap yang bertambah besar. Kedua, perbedaanbudaya yang memengaruhi interpretasi nilai moral, nilaietika, nilai kebebasan, nilai kemerdekaan, bahkan nilaitanggung jawab. Sebagai contoh, seorang yang beragamaKatolik di Brasil berbeda perilakunya dengan orang yangberagama Katolik di Italia atau di Irlandia. Demikian pulaperilaku seorang beragama Islam di Indonesia, berbedadengan perilaku orang Afghanistan atau China yangberagama Islam. Pengaruh lingkungan dan budaya ternyatasangat menentukan dalam interpretasi dan implementasinilai-nilai agama dalam masyarakat.

Masalah yang saya hadapi adalah masalah dasar, yaknimasalah interpretasi hak asasi manusia (HAM) dankewajiban asasi manusia (KAM) yang menurut keyakinansaya sangat tergantung dari budaya dan kualitas hidupmasyarakat, termasuk GNP per kapita. Tentunya, suatumasyarakat seperti Indonesia yang memiliki GNP per kapitahanya sekitar 3 persen dari GNP per kapita masyarakat Baratyang budaya dan agamanya mayoritas Kristen, sedangkandi Indonesia budaya dan agamanya mayoritas Islam,menghadapi masalah tersendiri dalam penilaian daninterpretasi kebebasan, demokrasi, HAM dan KAM dalammelaksanakan reformasi.

Piagam PBB tahun 1945 diawali dengan penegasankembali kepercayaan pada HAM, penghormatan hak

Page 224: Detik-detik yang Menentukan

206Detik-Detik yang Menentukan

manusia secara personal, pada hak-hak yang sama antarapria dan wanita, dan pada negara.

Yang paling penting di antaranya adalah DeklarasiUniversal HAM (1948), Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Politik dan Sipil bersama dengan Protokol Opsional(1976), serta Konvensi Internasional tentang Hak-HakEkonomi, Sosial dan Budaya (1976).

Semua itu dikenal dengan Pernyataan HAMInternasional, dan ketiga instrumen tersebut merupakanpenguji dalam menafsirkan pasal-pasal tentang HAM dalamPiagam PBB.

Kita tahu bahwa anggapan HAM itu universal adalahsangat kontroversial. Apa yang dianggap sebagai HAM bagisebuah masyarakat, mungkin dianggap sebagai antisosialoleh masyarakat lain, karena standar dan nilai relatiftergantung kebudayaan yang menjadi sumbernya. Asumsiini didasarkan pada logika “relativisme budaya” sebagaiberikut:

HAM berkaitan dengan keyakinan moralKeyakinan moral ditentukan oleh komitmen budayaKomitmen budaya pada tingkat yang sangat pentingdipengaruhi oleh agamaKomitmen-komitmen tersebut berbeda secarafundamental antara satu kebudayaan dengankebudayaan lainOleh karena itu interpretasi HAM pasti berbeda secaramendasar pada berbagai kebudayaan

Ternyata dalam menginterpretasikan nilai-nilai HAMuntuk reformasi, masyarakat Indonesia masih sangatdipengaruhi oleh logika “relativisme budaya” dalammengidentifikasi norma dan rekomendasi HAM. Sangatdisayangkan bahwa KAM secara resmi belum diakui sebagai

Page 225: Detik-detik yang Menentukan

207 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

pengimbang HAM oleh PBB. Semua kenyataan tersebut diatas jelas harus diperhitungkan dalam melaksanakanreformasi di Indonesia.

Berbeda dengan masyarakat Barat, masyarakat dinegara-negara berkembang menempatkan kepentinganbersama di atas kepentingan pribadi. Dengan secara khusustergantung pada stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi,keseimbangan ini telah memperkuat kohesi sosial untukbersama-sama mengatasi tantangan-tantangan sulit secarakolektif.

Apakah perilaku komunal ini merupakan khas perilakumasyarakat negara berkembang? Apakah perilakuindividualisme merupakan khas Barat?

Reaksi dan interpretasi masyarakat Indonesia terhadapnilai-nilai tersebut banyak persamaannya, namun lebihbanyak lagi perbedaannya.

Untuk menutup perbedaan nilai-nilai tersebutdibutuhkan banyak diskusi, banyak pengertian yang dapatmenghasilkan toleransi antara eksponen dan tokoh LSMserta eksponen dan tokoh politik. Oleh karena itu, kebebasanpers adalah hal yang pertama saya berikan.

Peran dan pengaruh LSM, khususnya di pusat-pusatkekuasaan di Washington, Paris, London, Berlin, Tokio,Beijing dan Mesir, meningkat dan harus saya perhatikandalam mengambil kebijakan yang berkaitan denganreformasi. Globalisasi dan terciptanya masyarakat madaniyang memiliki lebih banyak informasi membuahkan salingketergantungan antarnegara dan bangsa. Pusat-pusatkekuasaan tersebut saya beri perhatian khusus, karenapengaruh pada kehidupan sosial dan budaya-agama dalammasyarakat Indonesia cukup besar.

Posisi, kedudukan, dan peran LSM di pusat-pusatkekuasaan tersebut makin menjadi penting, sedangkan LSM

Page 226: Detik-detik yang Menentukan

208Detik-Detik yang Menentukan

tersebut pun berada dalam arus globalisasi. Distorsi atausalah pengertian yang dapat disebabkan oleh kedua faktor,social gap dan cultural gap tersebut, dapat secara tidak sadardan tidak sengaja bisa terjadi.

LSM di Indonesia bisa saja berbicara dengan LSMmancanegara dan memanfaatkan istilah yang sama, namundengan pengertian yang berbeda, dan dapat pulabertentangan. Bahkan, pengertian masyarakat luas mengenaiistilah yang dimanfaatkan oleh LSM nasional, dapat samasekali berbeda dan kontra produkif bagi reformasi politik danekonomi di Indonesia.

Jika awalnya negara-negara yang tergabung dalamkelompok Non-Blok bisa memainkan posisi penyeimbang,maka sekarang posisinya digantikan oleh kelompok LSM.Tanpa disadari, perubahan sudah terjadi.

Segala aktivitas harus dibiayai, demikian pula aktivitasLSM. Siapa yang membiayainya?

Untuk partai politik, sudah cukup jelas. Yangmembiayainya adalah mereka yang bersimpati kepadawawasan politik partai.

Bagaimana dengan LSM? Bisa dibiayai oleh pemerintah,organisasi multilateral, perusahaan swasta nasional atauperusahaan swasta multinasional.

Oleh karena itu, segala kekuatan yang ada di dunia akanselalu berusaha memanfaatkan atau bekerja sama denganLSM untuk kepentingan bersama. Saya tidak berkeberatanatas usaha tersebut, dan justru saya anjurkan, asalpelaksanaannya transparan, menguntungkan masyarakatbanyak dan tidak bertentangan dengan UUD atau UU danperaturan perundangan lain yang berlaku.

Inilah yang dimanfaatkan semua pelaku LSM, baik darigolongan kultural maupun dari golongan struktural, untukmelaksanakan program dan rencana masing-masing dalam

Page 227: Detik-detik yang Menentukan

209 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

memasuki abad pertama milenium ketiga. Di antara merekaada yang berkeyakinan Indonesia sebaiknya dapat dipecahbelah dalam beberapa negara kecil. Ada yang memilikiwawasan untuk memperjuangkan Indonesia menjadi negarasosialis, atau menjadi negara Islam yang terbesar di AsiaTenggara dan sebagainya.

Melalui LSM, mereka semua mengadakan gerakan disekitar pusat-pusat kekuasaan di dunia untuk dapatmemengaruhi kekuasaan di sekitar Presiden RepublikIndonesia di Jakarta.

Pertanyaan yang terus timbul pada diri saya ialah,bagaimana LSM Indonesia, khususnya yang bergerak diJakarta, dapat mengatasi social and cultural gap yang tentunyaada antara LSM mancanegara yang proaktif di Jakarta?

Semua masukan mengenai gerakan dan pemikiran LSMsaya perhatikan, ternyata lebih dari 90 persen beriktikadmurni membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapidengan wawasan yang pragmatis dan menguntungkanreformasi. Sisanya, kurang lebih 10 persen dari LSM tersebut,kurang jelas wawasannya. Misalnya, mereka menuntuttindakan anti-KKN tetapi gerakannya sangat KKN, dansebagainya.

Dalam dunia yang cepat berubah dan proses globalisasi,keluar “pelaku-pelaku baru” atau new players yangmemahami bahwa di masa pasca Perang Dingin, sistemunipolar mengganti “pelaku-pelaku tua” atau old players yangsecara alamiah menghilang atau naturally fading away.

Berdasarkan analisis perubahan geopolitik global itulah,mengapa tiba-tiba Pak Harto kehilangan kredibilitas dimata Pusat Kekuasaan Dunia. Padahal, beliau mempunyaiandil dalam menjaga stabilitas dunia, khususnya dikawasan Asia Tenggara.

Pak Harto sesungguhnya sudah sangat memihak pada

Page 228: Detik-detik yang Menentukan

210Detik-Detik yang Menentukan

kepentingan Amerika Serikat dan Dunia Barat daripadakepentingan Rusia atau Dunia Timur semasa situasigeopolitik global berbentuk bipolar, khususnya ketika beliaumenghadapi gerakan komunis di Indonesia.

Tidak ada protes dari mana-mana terhadap reaksi yangdiakibatkan oleh tragedi nasional, terhadap golongankomunis dan termasuk dilakukannya penahanan di PulauBuru kepada anggota dan simpatisan kelompok tersebut.

Begitu juga ketika Indonesia masuk ke Timor Timur, tidakada reaksi dari dunia internasional, khususnya kekuatanBarat, karena itu menguntungkan kepentingan mereka.Kejadian itu bersamaan dengan revolusi bunga atau flowerrevolution di Portugal yang sangat kiri, dan kejatuhanVietnam ke tangan komunis.

Jika Timor Timur jatuh ke tangan kelompok Blok Timurdi tengah-tengah Benua Maritim NKRI yang anti-Komunis,baik Australia maupun Amerika Serikat tidak akanmembiarkan.

Timor Timur bisa dijadikan Pangkalan Kapal Perang danKapal Selam Rusia atau RRC, tepat di depan hidungAustralia. Tidak heran jika Australia dan Amerika Serikatmembiarkan Indonesia masuk ke Timor Timur.

Ketika geopolitik global bergeser dari pola bipolar menjadiunipolar, maka tidak lagi diperlukan kekuatan pengimbang.Yang bisa memainkan dan mengambil alih peran tersebutadalah LSM. Mereka mulai menentukan, sekaligus ikutbermain di tempat-tempat pusat kekuasaan seperti PBB,Capitol Hill, dan White House. New Left dan New Right mulaimewarnai LSM.

Oleh karena itu, kita pun harus membinaberkembangnya LSM yang lebih mengerti budaya danpersoalan negara berkembang, khususnya Indonesia. LSMpenting bagi pembangunan nasional dan perkembangan

Page 229: Detik-detik yang Menentukan

211 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

penerapan hak asasi manusia dan kewajiban asasi manusiayang mengerti dan memerhatikan budaya kita. LSMIndonesia wajar mencari mitra internasional serta bergerakinternational dan global pula untuk memberi perhatian danpengertian kepada mereka yang berada di pusat keunggulandan pusat kekuasaan dunia.

Bahkan ada juga yang memperjuangkan globalisasi yangtampaknya adalah baju baru dari sistem kolonialisme yangpernah merajalela di dunia. Sejak dulu kala, sudah adaglobalisasi. Sekarang, dibuatnya lebih sistematis denganrambu-rambu yang lebih canggih. Di sini LSM harusberperan.

Usia tokoh-tokoh yang berperan dalam sistem bipolarsudah lanjut, bahkan sudah mulai pada menghilang. Adalahhukum alam jika pemain-pemain baru atau new playerdengan isu-isu baru bermunculan. Banyak pemain barumuncul melalui LSM-LSM.

Perubahan yang berlangsung cepat seperti dijelaskan diatas dapat merugikan bangsa Indonesia yang sedang siaptinggal landas melalui industrialisasi yangberkesinambungan, menciptakan masyarakat Madani yangmengandalkan SDM yang berbudaya, beragama, hiduptenteram, damai, dan sejahtera di Asia Tenggara.

Dalam keadaan demikian, saya sangat menyadari bahwakeadaan ekonomi nasional sangat berperan danmenentukan. Apabila kita mau memperbaiki ekonomiIndonesia, maka satu-satunya jalan adalah melakukankoreksi radikal yang mempunyai dampak positif langsungterhadap prediktabilitas dan kredibilitas kita semua.

Banyak pakar ekonomi nasional dan internasionalmenyarankan kepada saya untuk membatasi kebebasan tukardan masuk keluarnya mata uang rupiah dengan alasan yangmasuk akal dan rasional. Namun setelah saya pertimbangkan

Page 230: Detik-detik yang Menentukan

212Detik-Detik yang Menentukan

dan melihat dari segala sudut, maka saya berkeyakinanbahwa setelah lebih dari 30 tahun mata uang rupiah bebas,justru akan mengurangi kredibilitas dan prediktabilitasekonomi dan nilai rupiah akan menurun dan demikian pulainflasi.

Saya menyadari bahwa lebih dari 60 persen yangmemengaruhi pasar adalah biaya sembilan bahan pokok(sembako), biaya pendidikan, biaya kesehatan, biayapengangkutan, dan energi.

Oleh karena itu, saya arahkan perhatian penuh padausaha mengatasi semua komoditas dan jasa yang saya sebutdi atas secara rinci dan sistematis, agar permintaan seimbangdengan penawaran. Akibatnya, harga menjadi stabil dandapat memengaruhi tahap demi tahap mengubah arah inflasike deflasi.

Saya juga sadari bahwa selama Gubernur Bank Indonesiabertanggung jawab terhadap presiden, maka sering dapatterjadi distorsi karena ikut campurnya presiden dalammenentukan kebijakan Gubernur Bank Indonesia yang tidakselalu menguntungkan ekonomi nasional. Presiden adalahfigur politik dan memiliki kepentingan politik, sedangkanGubernur BI seorang tokoh ekonomi bidang moneter yangperhatiannya harus diberikan untuk menciptakan danmemelihara nilai rupiah yang tinggi dan stabil.

Komitmen kita dengan organisasi multilateral sepertiCGI, IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), ILO,dan perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia,harus kita taati. Jikalau ada permasalahan yang timbul,maka perlu segera diselesaikan melalui perundingan kembalidan sebagainya.

Kesadaran tersebut sangat penting untuk mengembalikankepercayaan terhadap Indonesia dan dengan demikiandapat menghentikan free fall nilai rupiah terhadap mata uang

Page 231: Detik-detik yang Menentukan

213 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

dolar AS dan mengembalikan inflasi menjadi satu digit dibawah 5 persen melalui mekanisme ekonomi pasar.

Sementara itu, gejolak moneter yang sedang terjadi telahmemberi pengaruh yang semakin berat terhadap kehidupanperekonomian nasional, menurunkan kemampuan dalammelaksanakan pembangunan nasional, dan pada umumnyamemperlemah ketahanan nasional.

Untuk mengatasi akibat dan pengaruh gejolak monetertersebut, segera diperlukan program reformasi danrestrukturisasi di bidang ekonomi dan keuangan, sertapengendalian dan pengawasan pelaksanaannya yang ketat,sistematis, dan transparan, bebas dari segala intervensi yangsubjektiv.

Untuk hal itu, sebagaimana sebagian telah saya sebutkan,tindakan-tindakan yang saya ambil adalah:

Dalam waktu 24 jam membentuk Kabinet ReformasiPembangunan dan membuat rencana yang konkret danpragmatis untuk penyelesaian masalah yang sedang kitahadapi;Memisahkan Bank Indonesia (BI) dari pemerintah danmemberi kedudukan khusus kepada Gubernur BI yangdiatur dengan UU dan tidak bertanggung jawab kepadaPresiden;Konsolidasi Badan Usaha Milik Negara dan PerbankanPemberantasan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN)harus dibarengi dengan transparansi, debirokratisasi,dan deregulasi;Pemberian kebebasan pers;Pemberian otonomi daerah;Desakralisasi institusi kepresidenan dan memberikedudukan dan peran DPR dan MPR sesuai normademokrasi, dengan berkunjung ke DPR/MPR untukberkonsultasi;

Page 232: Detik-detik yang Menentukan

214Detik-Detik yang Menentukan

Melaksanakan Sidang Istimewa MPR dan menghasilkanTap MPR sebagai Dasar Hukum Reformasi;Menghasilkan Produk Hukum Tap MPR/UU DPR/PP/Kepres, sebanyak rata-rata 1,3 UU tiap hari, untukmenunjang reformasi;Melanjutkan dan meningkatkan kerja sama denganorganisasi multilateral seperti CGI, IMF, World Bank,ADB, IDB, dan ILO;Menyelesaikan masalah Timor Timur untuk mencegahkekuatan luar negeri ikut campur, yang dapatmempersulit dan mengeruhkan proses reformasi;Masalah Aceh, Irian Jaya, dan Maluku adalah masalahnasional dalam negeri dan harus diselesaikan sendiri danoleh karena itu tidak dipermasalahkan oleh PBB.

Untungnya, sejak tahun l968, Indonesia telahmelaksanakan lebih dari tiga dekade lamanya RencanaPembagunan Lima Tahunan (Repelita), yang berkelanjutanatas bantuan organisasi multilateral seperti Bank Dunia,Asian Development Bank, dan negara-negara maju sepertiAmerika Serikat, Australia, Belanda, Kanada, Jepang,Jerman, Kerajaan Inggris, Prancis, serta yang lain-lain.Bantuan ini dapat memperkuat daya tahan masyarakatmenghadapi krisis moneter, krisis ekonomi, dan krisis politik.

Industrialisasi yang berorientasi pada pasar, mengacupada “keunggulan komparatif” dan “keunggulankompetitif”, dapat serentak diterapkan denganmenggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi modernuntuk meningkatkan produktivitas ekonomi nasional. Ini khususnya dilakukan pada agroindustri tradisional yangsudah ada ratusan tahun, serta industri perminyakan danpertambangan.

Transformasi bangsa secara sistematis menjadi

Page 233: Detik-detik yang Menentukan

215 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

masyarakat industri yang didukung oleh sumber dayamanusia, ilmu pengetahuan, dan prasarana ekonomi yangmemadai dapat dimulai. Begitu pula agroindustri,kedokteran, serta industri pertambangan dan perminyakandapat memanfaatkan teknologi yang mutakhir dan teruji.

Dalam rangka pengendalian dan pengawasan programpembangunan, saya pandang perlu meneruskan fungsi dantugas Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi danKeuangan yang telah dibentuk oleh Pak Harto pada tanggal21 Januari 1998 berdasarkan Keppres Nomor 17/1998,dengan melaksanakan beberapa perubahan struktural danprinsip seperlunya.

Di bidang ekonomi, Kabinet Reformasi Pembangunansegera berupaya mengatasi krisis, terutama menghentikankenaikan harga-harga, memulihkan ketersediaan danketerjangkauan bahan makanan dan kebutuhan pokok,melaksanakan program jaring pengaman sosial,mengembangkan ekonomi rakyat, serta melakukanrestrukturisasi perbankan dan utang swasta.

Untuk hal itu, pada tanggal 28 Mei 1998, sayamengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1998mengenai penyempurnaan “Dewan Pemantapan KetahananEkonomi dan Keuangan (DPKEK)” yang para anggotanyaadalah sebagai berikut:

Ketua : Presiden Republik Indonesia.Wakil Ketua : Penasihat Ekonomi, Prof.Dr.Widjojo

Nitisastro.

Anggota:1. Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi,

Keuangan, dan Industri2. Menteri Keuangan

Page 234: Detik-detik yang Menentukan

216Detik-Detik yang Menentukan

3. Menteri Negara Sekretaris Negara4. Menteri Perindustrian dan Perdagangan5. Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik

Negara /Kepala Badan Pengelola Badan Usaha MilikNegara

6. Menteri Luar Negeri7. Gubernur Bank Indonesia8. Ketua Tim Penanggulangan Masalah Utang-utang

Perusahaan Swasta Indonesia9. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri10. Sebagai Sekretaris Jenderal merangkap anggota: Menteri

Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/KepalaBappenas

Tugas Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi danKeuangan adalah melakukan pengendalian dan pengawasanpelaksanaan program Reformasi dan RestrukturisasiEkonomi dan Keuangan.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan PemantapanKetahanan Ekonomi dan Keuangan dibantu oleh pejabattinggi Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai Penasihat.

Pelaksana harian Dewan Pemantapan KetahananEkonomi dan Keuangan, mempunyai kewenangan untukmengambil langkah-langkah koordinasi dengan instansipemerintah dan dunia usaha dalam rangka pengumpulanpendapat dan informasi serta perumusan rencana kebijakanyang perlu ditetapkan Dewan Pemantapan KetahananEkonomi dan Keuangan.

Demi kelancaran tugas DPKEK tersebut di atas, makapada tanggal 28 Mei 1998, dengan Keppres yang sama, sayabentuk “Pelaksana Harian Dewan Pemantapan KetahananEkonomi dan Keuangan”, untuk melaksanakan kegiatansehari-hari sesuai policy Dewan.

Page 235: Detik-detik yang Menentukan

217 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Pelaksana Harian DPKEK terdiri dari:Ketua :

Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangandan Industri

Anggota:Menteri KeuanganMenteri Perindustrian dan PerdaganganMenteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha MilikNegaraMenteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionalKepala BappenasGubernur Bank Indonesia

Ketua Pelaksana Harian DPKEK melaporkankegiatannya kepada Ketua Dewan Pemantapan KetahananEkonomi dan Keuangan.

Rapat Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi danKeuangan tiap hari Jumat sore, setelah santap siang bersama,saya pimpin sampai selesai.

Setelah sepuluh minggu saya memimpin Rapat DPKEKtiap hari Jumat di Wisma Negara, dan bersama para anggotadewan mendengarkan, menganalisis laporan dan kajianKetua Pelaksana Harian DPKEK, Ginandjar Kartasasmita,maka saya menyadari bahwa Pelaksana Harian DPKEKharus diperkuat dengan suatu Tim Ahli. Oleh karena itu,saya mengeluarkan Keputusan Presiden No. 128 Tahun 1998pada tanggal 15 Agustus 1998 tentang pembentukan TimAhli yang diperbantukan pada DPKEK melalui PelaksanaHarian DPKEK.

Tim Ahli tersebut, dipimpin oleh Menteri NegaraPerencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Prof.Dr. Boediono dengan para anggotanya sebagai berikut:

Page 236: Detik-detik yang Menentukan

218Detik-Detik yang Menentukan

Moh. Aryad Anwar, staf ahli bidang pengkajianekonomi dan keuangan Menko EkuinSoekarno Wirokartono, Deputi Bidang Fiskal danMoneter BappenasBambang Kesowo, Wakil Sekretaris KabinetDono Iskandar Djojosubroto, Direktur Bank IndonesiaAchjar Iljas, Direktur Bank IndonesiaEffendi Soedarsono, Direktur Jenderal Industri Logam,Mesin dan Kimia, Departemen Perindustrian danPerdaganganSusijati B. Hirawan, Direktur Jenderal LembagaKeuangan, Departemen Keuangan

Seluruh anggota kabinet, aparatur pemerintah danorganisasi di bawah naungan saya, telah bekerja denganpenuh dedikasi dan semangat untuk dalam waktu sesingkat-singkatnya menyelesaikan tugas masing-masing dengansebaik-baiknya.

Dalam memimpin mereka semua secara langsung atautidak langsung, tanpa yang dipimpin menyadari ataumengetahui, saya selalu membuat waktu untuk mendengar,membaca, dan mengerti laporan, usul, dan saranpenyelesaian masalah yang sedang dihadapi.

Saya berpendapat bahwa mereka telah bekerja secaraprofesional, dan semua hasil yang menguntungkan rakyatadalah karya mereka secara individu atau sebagai satu tim.

Namun jikalau terjadi kesalahan, maka semuanyaadalah tanggung jawab dan kesalahan saya. Dengandemikian, tidak perlu ada yang merasa takut atau ragu untukmengusulkan sesuatu, dan tidak perlu pula merasa bimbangatau kecewa jikalau usul atau saran yang disampaikan tidaksaya terima ataupun tanggapi.

Pusat penelitian minyak di beberapa provinsi telah

Page 237: Detik-detik yang Menentukan

219 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

dipermodern, untuk mendukung meningkatnya kebutuhanpasar dalam negeri.

Untuk substitusi impor dan ekspor, telah dibangunbeberapa kawasan industri, antara lain di dekat Jakarta,Surabaya, dan Batam. Tahap awal industrialisasi inimenunjukkan peningkatan kualitas dan produktivitas SDMdengan segala kompleksitasnya seperti tuntutan kenaikanpendapatan, tuntutan kebebasan, pokoknya tuntutanreformasi total. Tuntutan ini semua, tanpa disadari telahdimanfaatkan oleh beberapa tokoh LSM untuk meningkatkanpopularitas dan memperjuangkan kepentingan mereka.

Industri keunggulan komparatif seperti halnya industritekstil, pakaian jadi, kayu lapis, sepatu, barang elektronikkonsumsi, dan lain-lain mendapat perhatian khusus untukmeningkatkan produktivitas dan daya saing kita.

Saya sangat menyadari bahwa berbeda dengankeunggulan kompetitif, industri berdasarkan keunggulankomparatif tidak memiliki atau tidak mengandalkanteknologi yang mendalam, serta hanya mengandalkanstabilitas politik dan ekonomi di samping rendahnya upahdan rendahnya biaya operasi perusahaan. Jikalau andalanini tidak dipenuhi lagi, maka para investor akanmemindahkan investasinya ke negara lain tempatpersyaratan minimal untuk menjalankan perusahaandipenuhi dan risiko rendah.

Stabilitas politik dan ekonomi sangat memprihatinkan,sedangkan tuntutan untuk menaikkan upah berlebihan dantidak proporsional lagi. Ditambah pula beberapa tokoh LSMmemanfaatkan momentum, hanya untuk kepentinganjangka pendek dan tidak memikirkan akibat bahwa parainvestor dapat mengambil alternatif lain, ialah keluar dariIndonesia, karena perusahaan mereka tidak menguntungkanlagi, bahkan mendekati kebangkrutan.

Page 238: Detik-detik yang Menentukan

220Detik-Detik yang Menentukan

Jikalau ini terjadi, maka pengangguran akan meningkat,pendapatan pun, baik untuk perorangan maupun untuknegara hilang, dan akhirnya kesenjangan sosial atau socialgap membesar. Semuanya jelas merugikan reformasi.

Perusahaan-perusahaan yang 100 persen milikpemerintah, khususnya dalam bidang produksi, sepertiindustri dirgantara, industri kapal, industri senjata, danindustri mesin yang semuanya bergabung dalam industriBPIS, memang dengan sengaja diarahkan untukmengembangkan industri kompetitif yang berbeda denganindustri komparatif, sangat tergantung dari penguasaanteknologi, ditunjang oleh adanya prasarana pengembanganteknologi. Industri semacam ini, termasuk yang dimilikiswasta seperti industri otomotif, telah mengakar, sejinggatidak cepat dan mudah pindah tempat ke negara lain, kecualimemang dengan sengaja direkayasa dan dikehendaki olehwakil rakyat di DPR/MPR dan Presiden.

Melalui Repelita yang berkesinambungan, dari GNP perkapita hanya 62 dolar AS, kita telah memiliki GNP per kapita1135 dolar AS pada tahun 1996. Hal itu menunjukkan bahwapertumbuhan rata-rata per tahun dari GNP per kapita antara11 persen dan 12 persen, dicapai dalam 28 tahun sejak l968.

Dampak krisis keuangan Asia, bersamaan denganglobalisasi, transparansi, cepat berkembangnya sisteminformasi dan pemberitaan yang canggih, telah mendorong banyak perubahan di dunia pada umumnya, dan khususnyadi Asia.

Indonesia menyambutnya dengan tuntutan kebebasan,keterbukaan, keadilan, kesejahteraan, ketenteraman hidup,demokrasi, pokoknya semua nilai dasar hak asasi manusiadan kewajiban asasi manusia. Untuk dapat menikmatikemerdekaan di dalam waktu sesingkat-singkatnya, adalahtuntutan yang wajar dan manusiawi.

Page 239: Detik-detik yang Menentukan

221 B. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Pertanyaannya adalah pengorbanan yang harus kitaberikan untuk perubahan tersebut, berapa besarnya danberapa lamanya? Yang jelas, NKRI harus dipertahankan danperang saudara harus dihindari. Sejarah telah membuktikan,pengorbanan yang harus diberikan oleh rakyat AmerikaSerikat adalah antara lain perang saudara dan kemunduranekonominya, dengan hasil tetap terpeliharanya persatuandan kesatuan negara serta membuka pintu proses demokrasi.Di lain pihak, Uni Soviet tidak dapat menghindari perangsaudara dan kemunduran ekonomi dengan hasil yang tidakmenggembirakan, yakni terpecahnya negara Uni Sovietmenjadi beberapa negara sendiri-sendiri, demikian pula nasibnegara Yugoslavia.

Saya berjanji dan bersumpah, dengan segala usaha dandoa atas kehendak Allah Tuhan Yang Maha Esa, insya Allahtetap bersama rakyat, termasuk mereka yang berdemo danmenuntut, dan bahkan yang tidak berkawan dengan saya.Saya akan memimpin bangsa Indonesia melaksanakanreformasi yang dapat mencegah perang saudara danpertumpahan darah, dengan tetap memelihara persatuandan kesatuan bangsa dan NKRI, untuk membuka pintukebebasan dan demokrasi, guna menjadi masyarakat madaniyang berbudaya, hidup sejahtera dan tenteram di bumipertiwi.

Dampak perubahan yang tidak terduga atas perilakuForeign Direct Investment (FDI) adalah, kalau sebelumnyamengalir masuk, kemudian menjadi stagnan, akhirnyamereka keluar.

Program “Reformasi Pembangunan” pemerintahberhasil menghentikan free fall atau jatuh bebas nilai tukarrupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat padaRp15.000 per dolar AS (Juni 1998) menjadi Rp6.700 per dolarAS (Juni 1999). Demikian pula hiperinflasi dari sekitar 78

Page 240: Detik-detik yang Menentukan

222Detik-Detik yang Menentukan

persen dapat dikembalikan menjadi sekitar 2 persen.GNP per kapita 1135 dolar AS yang telah dicapai, semula

nilainya mundur seperti 12 tahun yang lalu, dapatditingkatkan nilainya menjadi seperti tujuh tahun yang lalu.

Dengan asumsi rata-rata pertumbuhan GNP per kapitapertahun sekitar 11-12 persen, maka GNP per kapita sebesar1135 dolar AS yang pernah dicapai pada tahun l996, insyaAllah dengan pengorbanan dan kerja keras seluruh bangsasetelah tujuh tahun, pada tahun 2006, akan kembali.

Lari keluarnya Foreign Direct Investment (FDI) dapatdihentikan dan diubah dari stagnasi menjadi masuk kembalike dalam negeri. Kemunduran yang terjadi akanmenciptakan lebih banyak pengangguran di dalammasyarakat, dan dengan laju pertambahan penduduk yanglebih tinggi, sebagai akibat merosotnya GNP per kapita, akanmeningkatlah jumlah orang yang hidup di bawah gariskemiskinan.

Dengan demikian kesenjangan sosial akan membesardan mengakibatkan ketegangan serta kecemburuan sosialyang memprihatinkan. Ini semua mempersulit prosespeningkatan produktivitas dan berdampak tidakmenguntungkan pada daya saing ekonomi nasional.Akibatnya, para investor menjadi ragu, bahkan belumtertarik memasukkan modalnya kembali untuk menciptakanlapangan kerja yang sangat kita butuhkan.

Apakah ini biaya reformasi yang minimal harus dibayaroleh sekitar 220 juta rakyat Indonesia? Sejarah akanmembuktikan!

Page 241: Detik-detik yang Menentukan

223 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

C. Masalah Timor Timur

“Mengingat mayoritas rakyat Timor Timur sesuaidengan hati nuraninya telah menyatakan pendapatyakni menolak otonomi luas dengan status khusus,maka Indonesia sebagai bangsa dengan nilai-nilai dasaryang terkandung dalam Pembukaan Undang-UndangDasar 1945, yang menyatakan bahwa kemerdekaan ituadalah hak segala bangsa, harus menerima danmenghormati hasil jajak pendapat itu.”

“Pengakuan terhadap keputusan rakyat TimorTimur tersebut, dan pemisahan Timor Timur dariRepublik Indonesia secara baik, terhormat, dan damai,dapat dilaksanakan oleh karena Timor Timur tidakmasuk dalam Negara Kesatuan Republik IndonesiaProklamasi 1945.”

Untuk menyelesaikan masalah Timor Timur, saya mulaidengan bertanya kepada kita semua: Indonesia itu siapa?Who is Indonesia?

Ada yang mengatakan Indonesia adalah yang dahulunamanya Hindia Belanda. Mengapa Hindia Belanda?

Sebelum warga Belanda, warga Portugal, Spanyol, danInggris pernah datang dan menguasai wilayah Nusantara.Mengapa bukan wilayah yang pernah dikuasai parapendatang atau para penjajah inilah yang dijadikan tolokukur penentuan wilayah Indonesia? Apa ada alasan lain?

Alasan Bahasa? Lalu, bagaimana dengan Malaysia danBrunei, mereka juga bahasanya tidak berbeda jauh denganBahasa Indonesia berakar pada Bahasa Melayu. Mengapabukan wilayah kehidupan “Rumpun Melayu” yang menjadidasar penentuan wilayah Indonesia? Apa definisi “RumpunMelayu?” Apakah “Rumpun Melayu” suatu ras atau suatugolongan etnik saja?

Page 242: Detik-detik yang Menentukan

224Detik-Detik yang Menentukan

Banyak sekali pertanyaan dan alternatif yang dapatdimanfaatkan untuk menentukan wilayah Indonesia!

Lalu, ada yang mengatakan, karena ProklamasiKemerdekaan Bangsa Indonesia yang hidup di WilayahNederlands Indië atau Hindia Belanda yang disampaikan olehBung Karno dan Bung Hatta? Apa perekat rakyat yangbegitu heterogen dan begitu beraneka budaya, bahasa, adatistiadat, perilaku dan penampilan?

Apa hubungannya dengan Timor Timur?Nama Indonesia baru 155 tahun usianya. Pada tahun

1850 seorang tokoh Inggris bernama George Windsor Earlberpendapat, bahwa sebaiknya, ras yang kulitnya sawo matangdiberi nama.

Beberapa pakar Inggris berpendapat, paling baikdiberikan nama Melayunesia karena bahasanya berasal dariBahasa Melayu. Usul tersebut menimbulkan perhatian danperdebatan antara para pakar di dunia yang mendalamibidang sosial budaya, sejarah dan sebagainya. Ada yangsetuju dan ada pula yang tidak setuju dengan namaMelayunesia.

Sekelompok pakar berpendapat bahwa sebaiknya budayadan tidak saja bahasa masyarakat yang diperhatikan. KerajaanHindu seperti Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya yangpernah berkuasa dan mendominasi kehidupan di wilayahNusantara patut diperhatikan. Oleh karena itu, merekaberpendapat bahwa lebih tepat diberi nama Hindunesia.

Masalah pemberian nama dibahas dalam beberapamakalah ilmiah oleh sekurang kurangnya 12 ilmuwanseperti, Bastian, Snouck Hurgronje dan sebagainya, danakhirnya nama Hindunesia terus berkembang menjadi namaIndonesia.

Sejak itulah nama Indonesia lahir.Lalu, muncul pertanyaan, Indonesia itu yang mana

Page 243: Detik-detik yang Menentukan

225 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

wilayahnya? Who and where is Indonesia? Apakah hanyaterbatas pada kawasan bekas koloni Hindia Belanda saja,atau bekas kerajaan-kerajaan Hindu, atau wilayah yangberbahasa Melayu? Apa itu Indonesia?

Untuk dapat menjawab secara objektif pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka dikembangkan pendekatananalisis ilmiah sebagai berikut:

Analisis mengenai suatu masyarakat yang dapatberkembang menjadi suatu masyarakat dan negara yangmandiri dan modern mendapat perhatian utama.

Marilah kita perhatikan kehidupan masyarakat di bekasjajahan Belanda, dari sudut HAM dan KAM. Ternyatamasyarakat tersebut, tanpa disadari, telah dibagi dalam lima“kasta”:

Kasta pertama adalah masyarakat penjajah padaumumnya warga Eropa dan khususnya warga BelandaKasta kedua diberi kepada peranakan orang-orang Eropadan keturunannyaKasta ketiga, diperlakukan sebagai kelompok menengahdan merupakan kelompok masyarakat bisnis, diberikepada warga keturunan Tionghoa yang memiliki danmengembangkan jaringan perdagangan untukpembangunan wilayah. Ada yang berpendapat di manaada orang Tionghoa maka tempat tersebut akan makmur.Tetapi, ada yang membantah dan berpendapat bahwajustru karena tempat itu makmur, maka orang Tionghoadatang. Itu suatu polemik yang tidak perlu dikembangkanKasta keempat diisi oleh orang pendatang Asia lainnyayang berasal dari Arab, India dan siapa saja yang datangke kawasan ini untuk mencari penghidupanKasta kelima dan terendah diberi kepada warga

Page 244: Detik-detik yang Menentukan

226Detik-Detik yang Menentukan

penduduk asli atau pribumi yang disebut inlander

Untuk mempermudah pengawasan dan pengendalianmasyarakat mayoritas, maka yang digolongkan sebagaipribumi atau inlander, dipecah belah lagi oleh penjajah.

Kaum feodal pribumi dipersilakan mengatur dirinyasendiri dan diberi fasilitas untuk mencegah pemberontakanyang dapat diawali oleh gerakan golongan feodal pribumiyang tidak puas.

Kelompok masyarakat yang memeluk agama Islam,didorong untuk terus membaca Alquran agar pahammasalah keislaman dan dapat memasyarakatkannya untukmemelihara moral dan etik yang berkualitas demi kehidupanyang tenteram dan damai.

Jikalau pemerintah penjajah melaksanakan“kristenisasi”, maka masyarakat terpaksa harus diberipelajaran membaca dan berbahasa Belanda untuk mampumembaca “kitab Injil”.

Akibatnya masyarakat kasta kelima atau pribumi yangpada dasarnya adalah masyarakat multi etnik denganbahasa, budaya dan adat istiadat yang heterogen dapatdipersatukan oleh bahasa Belanda melawan penjajah.Karena itu, politik pecah belah dan adu domba antarapribumi yang diterapkan oleh penjajah sulit dipertahankan.

Di samping itu, melalui bahasa Belanda, pemikiran–pemikiran intelektual mengenai keadilan, kebebasan,kemerdekaan, dan kesetaraan, begitu pula Sosialisme,Marxisme, dan sebagainya, yang sedang berkembang diEropa, dapat diikuti dan dipahami oleh masyarakat kastakelima atau pribumi.

Oleh karena itu, proses “kristenisasi” di Indonesia tidakdidukung oleh pemerintah penjajah Belanda. Melalui arusinformasi dari masyarakat intelektual Eropa ke masyarakat

Page 245: Detik-detik yang Menentukan

227 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

intelektual pribumi di Benua Maritim karena penguasaanbahasa Belanda, akan membangkitkan rakyat untukmelepaskan diri dari belenggu kolonialisme.

Para pendatang hanya memberi perhatian padapengambilan SDA terbarukan dan tidak terbarukan denganbiaya serendah-rendahnya.

Oleh pemerintah penjajah Belanda, skenario tersebutterus dipelihara, sampai suatu ketika secara evolusi bahasaIndonesia, yang berakar pada bahasa Melayu, berkembangdan menghasilkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober1928 dan Proklamasi Kemerdekaan NKRI pada tanggal 17Agustus 1945. Bahasa Indonesia telah berperan sebagaipemersatu masyarakat di Benua Maritim.

Ketika jumlah orang Eropa dan Belanda asli yang datangke Benua Maritim melampaui jumlah keturunan peranakanatau “warga indo”, maka peran eksklusif kasta pertamamulai menonjol. Hal ini mengakibatkan kecemburuan sosialdari kasta kedua, yang sebelumnya telah menikmatieksklusivitas tersebut. Mereka merasa terpojok karenaprevilege yang mereka nikmati berkurang, sehingga merekamelakukan konsolidasi. Konsolidasi ini tanpa disadari telahmelahirkan dasar pemikiran-pemikiran yang menjurustentang ke-Indonesiaan.

Salah seorang tokoh Indo yang berada di garis depangerakan tersebut dan berpikiran maju adalah DouwesDekker, yang bekerja bahu-membahu dengan dokter CiptoMangunkusumo dan Suwardi Suryoningrat yang berasaldari kelompok feodal di Jawa.

Dari sinilah lahir pemikiran Indonesia yang sekuler. Jadi,pemikiran tentang apa itu Indonesia tidak berkaitan denganadanya ras Indonesia. Tidak ada ras Indonesia.

Lalu apa yang mengikat mereka? Ikatan mereka adalahkepentingan bersama dan rasa kebersamaan, yaitu sama-

Page 246: Detik-detik yang Menentukan

228Detik-Detik yang Menentukan

sama merasa dirugikan oleh pemerintah kolonial Belanda.Lahirlah NKRI yang sekuler, namun belum merakyat.

Benih gerakan ke-Indonesiaan mulai merakyat setelah20 Mei 1908, bertepatan dengan kelahiran Budi Utomo.Organisasi Budi Utomo, pada mulanya hanya memikirkankepentingan orang Jawa, telah berkembang meluas. SetelahJawa, kemudian diikutkan Madura, dan setelah itudiikutsertakan Bali. Setelah itu berhenti, belum terpikir nasibpenduduk yang tinggal di pulau-pulau di luar Jawa.

Dalam organisasi Budi Utomo pemikiran-pemikiranyang dirintis oleh Douwes Dekker, Dokter CiptoMangunkusumo dan Suwardi tersebut terus berkembang.Kemudian pemikiran tersebut dilanjutkan lagi oleh DokterWahidin Sudirohusodo. Pemikiran-pemikiran ini tidak dapatberkembang di tanah air, tetapi justru di Belanda, tempatdidirikan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia. DariBelanda, nasionalisme Indonesia berkembang dan mendapatreaksi yang positif di Indonesia.

Kajian dan kenyataan tersebut, meyakinkan saya bahwaintegrasi Timor Timur masuk ke dalam Negara KesatuanRepublik Indonesia sukar dipertahankan. Mungkin, TimorTimur semula dibiarkan masuk ke dalam NKRI akibatperubahan sekitar dua kekuatan global.

Pertama, the Fall of Vietnam dan the Flower Revolution diPortugal yang dikuasai kelompok kiri.

Kedua, kekhawatiran Timor Timur dapat menjadipangkalan kapal perang dan kapal udara Blok Komunis ditengah NKRI yang anti-Komunisme dan di depan Australia.

Ketiga, terjadinya vakum dalam kepemimpinanpemerintah Portugal di Timor Timur, yang dapatmengakibatkan destabilisasi daerah jajahan Portugal,sehingga memberi peluang kepada gerakan dan kekuatan

Page 247: Detik-detik yang Menentukan

229 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

kiri untuk merealisasi terjadinya pangkalan komunis danKomunisme di Timor Timur.

Namun, sekarang setelah runtuhnya Blok Komunis danwajah dunia berubah menjadi wajah kekuasaan yangunipolar dan isu utamanya adalah HAM, demokrasi, danglobalisasi, maka keadaan berubah. Peran LSM menjadi lebihproaktif memanfaatkan jaringan informasi yang semakincanggih, menggantikan peran Non-Blok dalam sistembipolar. Wajarlah jikalau timbul beberapa pertanyaan dibenak saya, “Mengapa ‘Masalah Timor Timur’ yang sudahtidak relevan lagi, dibiarkan berkembang menjadi masalahnasional Indonesia?”

Bukankah proses penyelesaian “Masalah Timor Timur”melalui LSM dapat ditunggangi dan dimanfaatkan olehgerakan nasional dan internasional dengan programmerugikan pembangunan, stabilitas, serta persatuan dankesatuan NKRI?

Jikalau para anggota MPR dan Presiden Soeharto telahmengambil kebijakan untuk menerima keinginan rakyatTimor Timur, untuk bersama rakyat NKRI melaksanakanpembangunan, karena alasan kebersamaan pernah dijajaholeh masyarakat pendatang, maka alasan tersebut masukakal dan sesuai jiwa UUD 1945.

Baiklah kita mengikuti secara kronologis perkembangan“Masalah Timor Timur” di dunia internasional sebagaiberikut:

Sejak dinyatakan secara legal formal bahwa wilayahTimor Timur berintegrasi dengan Indonesia, melalui UU No.7/1976 tanggal 17 Juli 1976, status integrasi Timor Timurdengan Indonesia terus saja dipersoalkan masyarakatinternasional.

Tanggal 19 November 1976, Sidang Umum PBBmenyatakan menolak aneksasi Indonesia terhadap Timor

Page 248: Detik-detik yang Menentukan

230Detik-Detik yang Menentukan

Timur. Upaya masyarakat Indonesia meningkatkan statushukum, dengan mengukuhkan integrasi Timor Timur keIndonesia melalui Ketetapan MPR No. VI/MPR/1978,ternyata tak mengubah pandangan internasional.

Keluarnya resolusi-resolusi PBB yang menyerukanpenarikan pasukan Indonesia dari Timor Timur adalahgambaran bahwa integrasi Timor Timur dengan Indonesiamasih dipersoalkan masyarakat internasional. Terlepas darilatar belakang sosio-politik situasi perang dingin ketika itu,di mata masyarakat internasional keputusan PresidenSoeharto mengirimkan pasukan ke Timor Timur adalahmenyalahi aturan internasional.

Penyelesaian status Timor Timur melalui jalanReferendum sesungguhnya sudah bertahun-tahun diajukanberbagai pihak dalam forum internasional kepada Indonesia,dan juga tokoh rakyat Timor Timur seperti Xanana Gusmao,Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo, dan Jose Ramos Horta.Alasan mendasar yang disampaikan adalah karena setiapbangsa berhak untuk menentukan nasibnya sendiri (right toself-determination), yang juga diamanatkan dalamPembukaan UUD 1945.

Usulan referendum itu pulalah yang didesakkan PBB danPortugal, dalam perundingan Tripartit dengan Indonesia.Tawaran otonomi diperluas kepada Timor Timur dariPemerintah Indonesia, ditambah oleh PBB dan Portugaldengan syarat membuka kesempatan kepada rakyat TimorTimur untuk tetap menentukan nasibnya sendiri melaluijalan referendum di kemudian hari.

Hasil sidang Kabinet Bidang Polkam tanggal 27 Januari1999, menyatakan bahwa jika tawaran otonomi diperluasditolak rakyat Timor Timur, maka Indonesia akan memintapara wakil rakyat di MPR yang terpilih melalui pemilihanumum mendatang untuk mempertimbangkan kemungkinan

Page 249: Detik-detik yang Menentukan

231 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

melepaskan Provinsi Timor Timur dari Negara Kesatuan RImelalui Ketetapan Sidang Umum MPR mendatang.

Setelah 22 tahun kita mengalami sejarah kebersamaandengan rakyat di Timor Timur, ternyata tetap tidak mencukupibagi rakyat Timor Timur untuk menyatu dengan kita, makakiranya adalah wajar dan bijaksana, bahkan demokratis dankonstitusional, bila wakil-wakil rakyat yang kelak akan terpilihdi MPR, diusulkan untuk mempertimbangkan, agar dapatkiranya Timor Timur secara terhormat, secara baik-baikberpisah dengan Negara Kesatuan RI.

Dari sisi konstitusional, integrasi Timor Timur menjadibagian Republik Indonesia ditetapkan melalui KetetapanMPR No. VI/MPR/1978, tanggal 22 Maret 1978, setelahsebelumnya diatur dengan UU No. 7/1976 tanggal 17 Juli1976.

Atas dasar itulah, “opsi kedua” harus dikonsultasikanlebih dahulu kepada wakil-wakil rakyat di SU MPR 1999.

Namun, jikalau ternyata iktikad dan niat kita selama 22tahun tidak dapat diterima oleh rakyat Timor Timur, makaadalah wajar pula jikalau secara demokratis rakyat TimorTimur diberikan kesempatan untuk menentukankehendaknya sendiri memilih apakah mau “terus bergabungbersama Rakyat Indonesia melaksanakan pembangunan atauberpisah secara damai menjadi negara tetangga yang bersahabat”.

Berlainan dengan status masyarakat di wilayah NKRIlainnya, yang karena kebersamaan selama 350 tahun dijajaholeh bangsa Belanda dan berhasil memproklamasikankemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, kemudiandiakui oleh seluruh dunia dan PBB.

Saya terkenang lagi pertemuan dengan Uskup Dili, CarlosFilipe Ximenes Belo, di Bina Graha, Kantor Presiden, padahari Rabu tanggal 24 Juni 1998. Pada waktu itu sayadidampingi oleh Menlu, Ali Alatas; Menhankam, Jenderal

Page 250: Detik-detik yang Menentukan

232Detik-Detik yang Menentukan

Wiranto; Mendagri, Syarwan Hamid; dan Mensesneg, AkbarTandjung.

Pada waktu itu, saya berusaha menjelaskan bahwamilenium dan abad yang akan datang adalah abadglobalisasi dan abad informasi. Dalam abad mileniumtersebut, bangsa dan masyarakat di dunia cenderung untukberkelompok seperti Eropa, Amerika Utara, ASEAN dansebagainya.

Indonesia adalah Negara Kesatuan, yang terdiri atasratusan masyarakat etnik dengan budaya dan bahasatersendiri. Oleh karena itu, Bhinneka Tunggal Ika atau “satudalam kebinekaan” adalah semboyan lambang negaraKesatuan Republik Indonesia. Hanya dalam bentuk NKRIseperti sekarang ini, bangsa Indonesia dapat berperan danmenentukan nasibnya sendiri.

Sebagai contoh saya sebut Amerika Serikat yang justrukarena kebinekaannya, kebebasan dan demokrasi di atas nilaiHAM dapat berkembang menghasilkan produktivitastertinggi di dunia, sehingga masyarakat Amerika menikmatikualitas hidup yang tinggi.

Seperti telah saya sampaikan, hampir semua (90 persen)keinginan Uskup Belo dapat saya terima dan segera sayapenuhi karena merupakan permintaan yang wajar dipenuhi.

Jaminan hak kebebasan penduduk asli untuk bepergianke mana saja dan menetap di mana saja, tanpa membatasiruang gerak mereka saya berikan. Memaksa menetap dipermukiman yang dibangun di sepanjang jalan-jalan umumtidak saya benarkan.

Mengapa rakyat tidak dapat bergerak di rumahnyasendiri? Alasan keamanan, tidak cukup untuk melarang.Bahkan, rakyat Indonesia dapat bebas bergerak, di seluruhwilyah NKRI atas tanggung jawab sendiri kecuali di daerahpribadi atau daerah militer.

Page 251: Detik-detik yang Menentukan

233 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Sebelum Rancangan Undang-Undang mengenaiAnggaran Pembangunan Nasional 1999/2000 dalam bulanJanuari 1999 mulai dibahas dan diproses, saya harapkandapat bertemu dengan Uskup Bello lagi. Keinginanpertemuan pada awal bulan Desember 1998 saya sampaikanpada kesempatan tersebut.

Setelah SI MPR 1998 berhasil dilaksanakan, makamelalui Menteri Dalam Negeri saya mengingatkan UskupBello untuk memenuhi janjinya bertemu dengan saya. Satu-satunya alasan yang masuk akal ialah Uskup Bello mungkinkecewa atau sudah putus asa? Mengapa?

Beberapa hari kemudian saya menerima surat dariPerdana Menteri Australia, John Howard, yangmengusulkan agar penyelesaian masalah Timor Timurdilaksanakan seperti penyelesaian bekas koloni Perancis,New Caledonia, yaitu: New Caledonia dipersiapkan selama limasampai sepuluh tahun oleh negara penjajah Perancis, untukmemperoleh kemerdekaannya melalui suatu Referendum.Menurut saya, surat PM Australia John Howard jelas kelirukarena mempersamakan kasus New Caledonia dengan kasusTimor Timur. Dan Indonesia dianggap seperti Perancissebagai penjajah.

Sebagaimana dituangkan dalam Tap MPR No.VI/MPR/1978 oleh SU MPR 1978, permohonan gerakan aspirasirakyat Timor Timur yang dicetuskan pada tanggal 30November 1975 melalui Deklarasi Balibo untuk dapat ikutserta melaksanakan pembangunan nasional bergabungdengan NKRI, dapat dipenuhi.

Bisikan hati nurani mayoritas rakyat Timor Timurtersebut, yang akhirnya berhasil memperoleh hakmenentukan nasibnya sendiri, dapat diterima rakyatIndonesia.

Konstitusi atau UUD 1945 tidak membenarkan adanya

Page 252: Detik-detik yang Menentukan

234Detik-Detik yang Menentukan

penjajahan di muka bumi ini. Bangsa Indonesia selalumemberi simpati dan pengertian besar terhadap perjuanganbangsa di manapun, untuk membebaskan diri dari penjajah.

Karena itu, integrasi Timor Timur ke dalam NKRI adalahmurni untuk memenuhi permohonan rakyat di Timor Timurikut serta dalam proses pembangunan yang sedang berjalandi Indonesia. Dengan demikian tidak ada rencana untukmenjajah masyarakat di Timor Timur.

Kalau referendum dilaksanakan, berarti rakyat TimorTimur dipersilakan memilih untuk tetap bergabung denganIndonesia atau berpisah sebagai kawan.

Presiden tidak memiliki wewenang untuk menentukanpelaksanaan referendum. Yang berwenang adalah MPR,dengan mengeluarkan TAP MPR khusus untuk pelaksanaanreferendum di Timor Timur. Oleh karena itu, saya menolakusul untuk melaksanakan referendum.

Apa yang dilakukan di Timor Timur adalah “jajakpendapat” yang berbeda dengan referendum. Perbedaannyaialah, jika referendum langsung menentukan tetap bersamaatau berpisah. Sedangkan jajak pendapat tidak demikian.Referendum memerlukan izin MPR, sementara jajakpendapat tidak, tetapi MPR dapat menolak hasil jajakpendapat tersebut.

Menteri Luar Negeri Ali Alatas, saya tugaskan untukmenemui Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan danmenjelaskan maksud jajak pendapat tersebut. Ternyatakebijakan saya melaksanakan jajak pendapat di Timor Timurdapat dipahami dan dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal PBB,sehingga disepakati penandatanganan Perjanjian Tripartitpada tanggal 5 Mei 1999 di New York antara PemerintahRI, Pemerintah Portugal dan PBB yang diwakili oleh paraMenteri Luar Negeri masing-masing dan Sekretaris JenderalPBB.

Page 253: Detik-detik yang Menentukan

235 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Segera akan direalisasikan pula pembentukan Unamet(United Nations Mission in East Timor), yang dibentuk padatanggal 11 Juni 1999 berdasarkan Resolusi Nomor 1246Dewan Keamanan PBB sebagai tindak lanjut perjanjianTripartit.

Unamet bertanggung jawab untuk melaksanakan danmenyukseskan jajak pendapat di Timor Timur secararahasia, langsung, dan bebas sesuai perjanjian Tripartit.Tugas Unamet berakhir dengan diratifikasinya hasil jajakpendapat oleh SU MPR.

Sekretaris Jenderal Unamet adalah Dubes JamsheedMarker dari Pakistan dan para anggotanya dari negara-negara Inggris, Spanyol, Australia, Bangladesh, Irlandia,Afrika Selatan, Korea Selatan, Amerika Serikat, Belanda,Singapura, dan Kanada.

Memang, beberapa tokoh Timor Timur di Indonesia, diPortugal, dan di luar negeri mengusulkan agar kepadaProvinsi Timor Timur diberi Otonomi Khusus dan setelahlima sampai sepuluh tahun, baru referendum dilaksanakan.

Usul tersebut tidak dapat saya setujui. Jikalau sayamenerima usul para tokoh dari Timor Timur tersebut, makapemerintah harus mempersiapkan pelepasan Provinsi TimorTimur. Ini tidak dapat saya pertanggungjawabkan dan sayayakin tidak mungkin dibenarkan oleh SU MPR. Oleh karenaitu, saya tidak menindaklanjuti usul tersebut.

Sidang Umum MPR yang akan datang itulah yangberwenang untuk memisahkan Provinsi Timor Timur dariNKRI, tanpa harus didahului oleh suatu referendum.Bukankah integrasi Timor Timur menjadi suatu ProvinsiNKRI juga dilaksanakan dengan memanfaatkan TAP MPRNo.VI/MPR/1978 sebagai produk hukum SU MPR 1978?

Memerhatikan proses reformasi yang sedang berjalan,Presiden harus menjadi panutan bagi rakyat. Perilaku

Page 254: Detik-detik yang Menentukan

236Detik-Detik yang Menentukan

Presiden harus mengandung nilai budaya dan nilai agamayang berkualitas tinggi, berarti bermoral dan beretika tinggi.Presiden tidak dibenarkan berperilaku double standard atau“tolok ukur ganda” dalam kehidupan sehari-hari danpengambilan kebijakan. Demikian pula dalam kehidupanberdemokrasi.

Yang menjadi perhatian saya adalah kepentingan rakyatIndonesia secara keseluruhan, termasuk rakyat Timor Timur.

Berkaitan dengan prinsip untuk menegakkan HAM,bangsa Indonesia tidak boleh berlaku double standard, tetapiharus menerapkan standar tunggal.

Keputusan saya untuk menyelesaikan persoalan agarrakyat Timor Timur benar-benar dapat menikmati nilai-nilaiHAM bersama seluruh rakyat Indonesia, tanpa menerapkan“tolok ukur ganda”, dalam menentukan nasib dan masadepan demi kepentingan seluruh bangsa Indonesia termasukrakyat Timor Timur.

Bangsa Indonesia yang sangat prihatin kehidupannyatidak dapat dibebani lagi untuk membiayai persiapanpelepasan Provinsi Timor Timur dari NKRI menjadi mandiri.Sejak berintegrasi dengan Negara Kesatuan RepublikIndonesia, pemerintah bersama rakyat telah memberikansegala yang terbaik bagi saudara-saudaranya di bumi LoroSae. Tidak kurang dari 93 persen Anggaran PembangunanTimor Timur berasal dari APBN, sedangkan sisanya yang 7persen berasal dari pendapatan asli daerah (PAD). Anggarantahunan per kapita Timor Timur beberapa kali lipatdibanding anggaran per kapita provinsi lain di tanah air.

Integrasi Timor Timur dengan NKRI didasarkan atasaspirasi rakyat Timor Timur yang dicetuskan melaluiDeklarasi Balibo. Rakyat Indonesia menerima keinginanrakyat Timor Timur untuk berintegrasi, sebagaimanadituangkan dalam Ketetapan MPR No.VI/MPR/1978. Hal

Page 255: Detik-detik yang Menentukan

237 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

ini berbeda dengan provinsi-provinsi lain yang memangsudah menjadi bagian dari NKRI sejak ProklamasiKemerdekaan 1945. Dengan pemberian subsidi tiap tahunseperti tersebut di atas, ternyata belum dapat mencukupiuntuk membiayai Provinsi Timor Timur menjadi mandiri.

Lima sampai sepuluh tahun mendatang, Indonesia harusmenitikberatkan perhatiannya kepada penyelesaian masalahnasional pada umumnya, khususnya masalah reformasi danpada pengembalian kepercayaan untuk menjadikanmomentum pembangunan lebih baik, lebih stabil dan lebihberkualitas dibandingkan dengan proses pembangunansebelum reformasi. Jikalau penyelesaian Masalah TimorTimur dilaksanakan sesuai usul para tokoh putra daerahTimor Timur dan PM Australia John Howard, makaketidakpastian atau “uncertainty” akan berlangsung terlalulama dan dapat memberatkan jalannya reformasi.

Memerhatikan masukan melalui telepon dari Sekjen PBBKofi Annan, Perdana Menteri Inggris Tony Blair, danPresiden Nelson Mandela dari Afrika Selatan, dan pertemuansaya dengan PM Australia John Howard di Bali, maka sayamengambil kesimpulan dan kebijakan sebagai berikut:

Timor Timur bukan koloni Indonesia dan alasan MPRpada tahun 1978 untuk menerima Timor Timur sebagaiProvinsi NKRI adalah karena kebersamaan nasibPenyelesaian masalah di PBB mengenai Timor Timuryang berkepanjangan dapat menghambat jalannyaReformasiMasalah Timor Timur sudah harus diselesaikan sebelumPresiden ke-4 RI dipilih, sehingga yang bersangkutandapat mencurahkan perhatian kepada penyelesaianmasalah nasional dan reformasi yang sedang kita hadapi

Oleh karena itu, di atas Surat PM John Howard dari

Page 256: Detik-detik yang Menentukan

238Detik-Detik yang Menentukan

Australia, saya beri disposisi kepada Menko Polkam, MenteriLuar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan danMenteri Sekretaris Negara dan menugaskan mereka agarmempersiapkan pelaksaanaan jajak pendapat rakyat TimorTimur. Jajak pendapat tersebut dipersiapkan untukmengetahui apakah rakyat Timor Timur menerima OtonomiKhusus yang Luas dan tetap bersatu dengan NKRI atauberpisah menjadi rakyat negara tetangga yang bersahabat.

Apa pun hasil jajak pendapat rakyat Timor Timur nanti,akan saya laporkan kepada Sidang Umum (SU) MPR hasilPemilu Multi Partai 1999. SU MPR akan menentukan apakahhasil jajak pendapat tersebut dapat diterima atau tidak.

Untuk mencegah terjadinya huru hara dengan korbanjiwa dan material di Timor Timur, maka saya memutuskanuntuk memberi kepada seluruh wilayah Provinsi TimorTimur status Keadaan Darurat yang berlaku sebelum dansetelah pelaksanaan jajak pendapat dan berlaku sampaikeadaan di Timor Timur kembali tenang.

Pilihannya adalah Darurat Militer atau Darurat Sipil.Jikalau dijadikan Darurat Sipil, maka yang bertanggungjawab adalah Gubernur Timor Timur, sedangkan DaruratMiliter adalah Panglima Daerah Militer Udayana.

Saya sangat sadari bahwa menjadikan Provinsi DaerahTimor Timur dalam status Darurat Militer tentunya akanmemberi kesan yang tidak menguntungkan. Oleh karenanya,saya memutuskan untuk segera mengadakan konsultasidengan Dewan Keamanan PBB melalui Sekretaris JenderalPBB Kofi Annan.

Di lain pihak, jikalau diberi status Darurat Sipil, makaobjektivitas hasil jajak pendapat akan dipersoalkan, karenaGubernur Provinsi Timor Timur adalah putra daerah asliTimor Timur yang tentunya memiliki pandangan dan sikapsendiri yang belum tentu mencerminkan pandangan dan

Page 257: Detik-detik yang Menentukan

239 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

sikap rakyat asli Timor Timur lainnya.Saya berpendapat yang paling aman, objektif dan layak

dilaksanakan adalah pemberian status Keadaan DaruratMiliter dengan Panglima Daerah Militer Udayana sebagaipenanggung jawab. Dalam melaksanakan tugasnya,Pangdam Udayana akan didukung oleh satuan satuanmiliter yang tidak pernah bertugas di daerah Timor Timur,bahkan pernah bekerja untuk PBB di Afrika atau di manasaja.

Setelah saya memberi penjelasan melalui telepon kepadaSekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, dan ia meneruskankepada para Anggaota Dewan Keamanan PBB, maka seharikemudian, saya menerima telepon dari Sekretaris PBB KofiAnnan yang menyatakan bahwa Status Keadaan DaruratMiliter untuk Daerah Provinsi Timor Timur dapat diterima.

Pada kesempatan itu, kami sepakat untuk tidak segeramengumumkan hasil jajak pendapat, namun dirahasiakandahulu selama 72 jam, untuk dapat mengadakan persiapanpengamanan seperlunya. Dapat dibayangkan, bagaimanareaksi rakyat Timor Timur yang menang maupun yang kalahemosinya akan meluap. Ini jelas akan merugikan stabilitasdaerah Timor Timur yang bisa mengakibatkan pengorbananjiwa dan material.

Saya selalu kembali ke prinsip bahwa konstitusi atauUUD 1945 tidak membenarkan adanya penjajahan dimuka bumi ini. Bangsa Indonesia selalu memberi simpatidan pengertian besar terhadap perjuangan bangsa dimanapun, untuk membebaskan diri dari penjajahan.Karena itu, sekali lagi, integrasi Timor Timur ke dalamNKRI adalah murni memenuhi permohonan gerakanaspirasi rakyat Timor Timur melalui Deklarasi Balibo padatanggal 30 November 1975 untuk bergabung denganrakyat NKRI ikut serta dalam melaksanakan

Page 258: Detik-detik yang Menentukan

240Detik-Detik yang Menentukan

pembangunan nasional. Dengan demikian tidak adarencana pemerintah Indonesia untuk menjajah TimorTimur.

Di berbagai forum internasional posisi Indonesia selaludipojokkan karena masalah Timor Timur. Tidak kurang daridelapan resolusi Majelis Umum PBB dan tujuh resolusiDewan Keamanan PBB tentang Timor Timur telahdikeluarkan, yang menggambarkan bahwa masyarakatinternasional tidak mengakui sepenuhnya Timor Timursebagai bagian dari NKRI. Argumen Indonesia bahwaintegrasi Timor Timur ke wilayah Indonesia sebenarnyamerupakan wujud kemerdekaan wilayah tersebut darijajahan Portugal, tidak mendapatkan pengakuaninternasional, malah Indonesia dituduh telah melakukansebaliknya.

Posisi Indonesia di forum-forum internasional semakindipersulit oleh kenyataan bahwa selama 24 tahun keamanandan ketertiban di Timor Timur memang sering bergolak.Sebagian masyarakat daerah tersebut secara bertahap telahmengembangkan kesadaran kebangsaannya bersama bangsaIndonesia. Namun sebagian lagi tidak bersedia melakukanhal itu, dan melancarkan gerilya baik di hutan-hutanmaupun di kota, yang dibantu oleh organisasi berskalainternasional. Secara sistematis telah dilancarkan operasipembentukan pendapat umum yang memutarbalikkan fakta,dengan mengeksploitasi segala kesalahan atau kekeliruanyang terjadi di lapangan.

Sejak tahun 1975 sampai 1982 masalah Timor Timurdibicarakan dalam forum-forum PBB tanpa membuahkanhasil. Sejak tahun 1983, pembicaraan tentang Timor Timurdibahas dalam forum Tripartit antara Pemerintah Indonesia,Portugal dan Sekretaris Jenderal PBB. Perundingan Tripartitakhirnya juga menemui jalan buntu karena sikap keras

Page 259: Detik-detik yang Menentukan

241 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Portugal yang menggagalkan rencana kunjungan misi keTimor Timur (1986 dan 1991), sebagai bagian dari prosesperundingan.

Sementara itu, besarnya perhatian dunia terhadapmasalah demokrasi dan hak asasi manusia telah mengangkatmasalah Timor Timur menjadi salah satu agenda internasionalyang semakin menonjol, dan klaim Indonesia bahwa masalahTimor Timur sudah selesai tidak dapat dipertahankan lagi.Indonesia tidak memiliki pilihan lain kecuali berupayamenyelesaikan masalah Timor Timur dengan cara-cara yangdapat diterima oleh masyarakat internasional.

Maka perundingan Tripartit digelar kembali setelahIndonesia menawarkan suatu gagasan baru, yaitu konsepOtonomi Luas dengan status khusus bagi rakyat TimorTimur. Gagasan ini sejalan dengan rencana pemerintahuntuk mengimplementasikan otonomi daerah di seluruhwilayah Indonesia.

Untuk itu, pemerintah telah merundingkan elemen-elemen substantif dengan PBB dan Portugal. Pada tanggal18 Juni 1998, usulan tersebut telah dijelaskan oleh MenteriLuar Negeri Republik Indonesia dan Sekjen PBB telahmenyambut baik usulan tersebut. Usulan tersebut juga sudahdikonsultasikan dengan pimpinan DPR dan pimpinan fraksi-fraksi.

Pemerintah Portugal menyepakati dirundingkannyapaket otonomi luas untuk Timor Timur, namun sebagai solusiantara (transisi), di mana solusi akhirnya adalah referendum.Dengan kata lain, Portugal melihat penerapan otonomi luassebagai masa transisi atau persiapan menjelangdilaksanakannya referendum yang akan mengantarkanTimor Timur menuju kemerdekaan. Hal yang sama jugadikemukakan oleh pihak Australia.

Pada saat usul mengenai otonomi luas dengan status

Page 260: Detik-detik yang Menentukan

242Detik-Detik yang Menentukan

khusus tersebut masih dirundingkan dalam forum Tripartitdi New York, pihak-pihak antiintegrasi —di Timor Timurmaupun di luar negeri— melancarkan upaya-upaya agarkonsep otonomi luas tersebut hanya diterapkan untuk 5-10tahun dan sesudahnya diadakan referendum apakah rakyatTimor Timur menghendaki otonomi atau memilihkemerdekaan.

Indonesia berpendapat apabila tawaran otonomi luashanya diterima sebagai langkah awal menuju referendum,justru akan menghambat tercapainya suatu penyelesaiansecara tuntas. Perbedaan visi yang mendasar antarakelompok prointegrasi dan antiintegrasi akan sangatmenyulitkan terbentuknya suatu pemerintahan daerahOtonomi Khusus Timor Timur yang efektif dan akan sangatsulit diharapkan adanya stabilitas di Timor Timur karenamasing-masing pihak akan terus memperkuat barisannyauntuk memenangkan referendum. Dalam masa transisitersebut, masalah Timor Timur juga tetap menimbulkanpersoalan bagi Indonesia —baik di dalam maupun luarnegeri— tanpa adanya kepastian mengenai suatupenyelesaian yang komprehensif dan damai.

Menghadapi kenyataan tersebut timbul kesadaranbahwa memang perlu dipikirkan suatu alternatifpenyelesaian andaikata tawaran otonomi luas tersebutakhirnya ditolak. Adalah lebih baik apabila masalah TimorTimur dapat diselesaikan secara tuntas dalam waktu yangtidak terlalu lama, daripada membiarkannya semakinberlarut-larut. Pemikiran-pemikiran itulah yangmelatarbelakangi pemberian dua macam opsi olehpemerintah Indonesia untuk menyelesaikan masalah TimorTimur secara tuntas.

Hal lain yang mendorong ditawarkannya dua opsi dalamjajak pendapat tersebut adalah karena hal itu sejalan dengan

Page 261: Detik-detik yang Menentukan

243 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

semangat reformasi, di mana nilai-nilai HAM dan demokrasisangat dijunjung tinggi. Reformasi adalah bagian terpadudari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Oleh karenanya,harus dilaksanakan secara konsekuen, murni danberkesinambungan demi kepentingan rakyat yang merdekadan bebas. Kita tidak boleh dan tidak mengenal standarganda dalam menerapkan esensi reformasi tersebut.

Semua pertimbangan tersebut saya pelajari secara cermatdan seksama. Demikian pula, saya minta semua anggotaKabinet Reformasi Pembangunan ikut memikirkannya.Karena itulah, pada tanggal 27 Januari 1999, sayamemerintahkan untuk diselenggarakan Sidang Kabinetbidang Polkam yang secara khusus acaranya hanya tunggal,yaitu membicarakan masalah Timor Timur.

Beberapa hari sebelum sidang tersebut, atas dasardisposisi saya pada surat Perdana Menteri Howard, sayatugaskan kepada Menko Polkam, Menteri Luar Negeri, danMenteri Pertahanan/Keamanan, untuk masing-masingmelakukan kajian terhadap disposisi tersebut. Kemudian,pada awal sidang kabinet tersebut, ketiga menterimenyampaikan hasil kajian masing-masing secara tertulisdan dijelaskan secara lisan.

Ketiganya menyampaikan bahwa untuk menyelesaikansecara tuntas masalah Timor Timur, memang perludilaksanakan jajak pendapat. Mereka juga menyampaikanbeberapa catatan, antara lain perlu dipersiapkan dengan baikagar dapat terlaksana dengan jurdil, dan juga agardiperhatikan para prajurit ABRI yang telah berkorbanbertugas di Timor Timur.

Kemudian sidang dilanjutkan dengan diskusi oleh semuaanggota kabinet yang cukup intensif, sehingga sidangberlangsung sampai 4 jam lebih. Atas dasar keputusan darisidang kabinet tanggal 27 Januari 1999 tersebut, kemudian

Page 262: Detik-detik yang Menentukan

244Detik-Detik yang Menentukan

pemerintah mengumumkan dua tawaran opsi bagipenyelesaian masalah Timor Timur, yaitu: melalui jajakpendapat rakyat Timor Timur diberi kesempatan untukmenentukan apakah mereka menerima tawaran OtonomiLuas atau menolak.

Hal ini juga telah saya konsultasikan dengan pimpinanDPR dan pimpinan Fraksi-fraksi DPR. Kemudian,diformulasikan dalam perjanjian Tripartit yangditandatangani di New York pada tanggal 5 Mei 1999.

Pemberian dua opsi tersebut dan juga rancangan naskahperjanjian Tripartit oleh Menteri Luar Negeri telahdisampaikan, kemudian dapat dipahami dan diterima olehDPR (Komisi I). Demikian juga setelah penandatangananperjanjian di New York, DPR (Komisi I) dapat memahamidan menerima perjanjian tersebut.

Apabila mayoritas rakyat Timor Timur menolak otonomiluas — setelah mengalami suatu kebersamaan sejarah dalamNKRI, namun mereka rasakan kebersamaan itu tidakmencukupi untuk tetap bersatu bersama Indonesia — makaadalah wajar dan bijaksana, jika kemudian Pemerintah RImengusulkan kepada wakil-wakil rakyat di MPR, kiranyadapat mempertimbangkan pemisahan Timor Timur dariNKRI secara damai, baik-baik dan terhormat. KebijakanPemerintah RI ini dikenal sebagai opsi kedua.

Kita ingin melakukan konsolidasi nasional dalammenyelesaikan berbagai krisis yang terjadi serta menyiapkandiri dengan lebih baik dalam memasuki abad pertamamilenium ketiga. Opsi kedua itu ditawarkan kepada rakyatTimor Timur melalui jajak pendapat. Cara ini disadari akanmembuka peluang untuk menyelesaikan masalah TimorTimur secara tuntas dan terhormat, bukan dengan cara yangtidak bertanggung jawab.

Page 263: Detik-detik yang Menentukan

245 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Walaupun demikian, sangat dirasakan adanya usahauntuk terus mendiskreditkan dan merongrong kredibilitasdan prediktabilitas pemerintah Indonesia, melaluipenyebarluasan berita dan isu yang merugikan stabilitaspolitik dan ekonomi.

Jika dahulu isu internasional yang ditonjolkan terhadapmasalah Timor Timur adalah pencaplokan negara kecil olehnegara besar, maka sekarang telah bergeser menjadipelanggaran HAM. Pokoknya sasarannya jelas destabilisasiIndonesia dengan harapan terjadinya “Balkanisasi”Indonesia melalui suatu revolusi atau perang saudara.

Pada waktu itu, saya tidak pernah menerima laporan daridalam maupun luar negeri bahwa telah terjadi pelanggaranHAM di Timor Timur. Jika memang ada bukti-buktipelanggaran HAM secara sistematis yang direncanakan olehaparatur pemerintah atau ABRI, maka tentu sudah sayabertindak atau memecat para pelanggar HAM tersebut.

Tidak mungkin Dewan Keamanan PBB mau bekerjasama dan bersinergi dengan saya, jika memang pelanggaranHAM dilaksanakan dengan sistematik dan terencana. Tidakmungkin Perjanjian Tripartit ditandatangani. Tidak mungkinDewan Keamanan PBB memercayai TNI untukmelaksanakan Darurat Militer.

Akhirnya, setelah melaksanakan persiapan secarasistematis, konsisten dengan iktikad yang jujur, jajakpendapat secara demokratis, tertib dan adil siapdilaksanakan. Berbagai pihak terlibat dan menyaksikan jajakpendapat tersebut, yaitu: aparatur Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah, ABRI, Polri, Unamet, OrganisasiMultilateral, LSM nasional maupun internasional, termasukCarter Center bersama kawan pribadi saya Presiden JimmyCarter dan istri, semua media massa nasional daninternasional. Maka tibalah hari yang dinanti nantikan, yaitu

Page 264: Detik-detik yang Menentukan

246Detik-Detik yang Menentukan

hari yang akan menentukan nasib rakyat Timor Timur.Sehari sebelum pelaksanaan jajak pendapat, pada

tanggal 29 Agustus 1999, saya mendapat kesempatan untukmenyampaikan pesan kepada seluruh bangsa Indonesia padaumumnya khususnya rakyat di Timor Timur yang disiarkanmelalui Radio dan TV sebagai berikut:

Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air dimanapun berada, khususnya di Timor Timur yang sayacintai.

Pada hari Senin tanggal 30 Agustus 1999 esok hari,seluruh warga Timor Timur akan menentukan pilihan sesuaihati nuraninya, yakni menerima atau menolak otonomi luasdengan status khusus bagi Timor Timur. Esok merupakanhari yang bersejarah, tidak hanya bagi warga Timor Timur,tetapi juga bagi segenap bangsa Indonesia karena pilihantersebut berdampak jauh ke masa depan dan harusdipertanggungjawabkan kepada anak cucu kita.

Mengingat pentingnya peristiwa itu, saya merasa perluuntuk menyampaikan sambutan singkat menjelangpelaksanaan penentuan pendapat tersebut. Kesempatanyang baik ini akan saya gunakan untuk mengemukakanserangkaian fakta dan perkembangan sejarah yangmenyangkut seluruh rakyat Indonesia, dan khususnyasaudara-saudara kita warga Timor Timur.

Menurut catatan sejarah, seluruh rumpun bangsa dinusantara ini telah dijalin oleh persamaan sejarah, rumpunbahasa dan budaya. Masa itu merupakan masa kejayaandan keemasan di bawah pemerintahan sendiri. Bukti-buktiotentik mengenai hal ini telah ditulis secara indah olehsejumlah pengeliling dunia yang singgah di kepulauannusantara. Menurut mereka, rumpun bangsa —yangmendiami hamparan pulau-pulau di khatulistiwa ini—memiliki sifat ramah terhadap kehadiran bangsa lain, mudahmenerima serta memperkaya budayanya dengan nilai-nilaiyang datang dari luar.

Namun demikian, zaman kejayaan itu sirna ketika

Page 265: Detik-detik yang Menentukan

247 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

kekuatan asing datang dan menjajah nenek moyang bangsakita. Struktur pemerintahan yang ada dihancurkan dengancara memecah-belah dan mengadu domba sesama wargabangsa. Sendi-sendi perekonomian bangsa roboh, danpenjajah mendirikan mesin perekonomian di atas puing-puing kehancuran ekonomi bangsa. Itulah gambaran suatumasa yang kelam di bumi nusantara pada waktu itu.

Didorong oleh semangat untuk melepaskan diri daripenjajahan, akhirnya bangsa Indonesia berhasil merebutkembali kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.Namun demikian, saudara-saudara kita warga Timor Timurmasih harus menanggung beratnya beban penjajahan ituuntuk waktu yang lebih lama lagi. Perlawanan demiperlawanan rakyat Timor Timur untuk melepaskan diri daribelenggu kekuasaan asing telah ditumpas oleh penjajah.

Banyak di antara kita mungkin tidak tahu atau lupa,betapa besar pengorbanan para pejuang patriot bangsa dariTimor Timur untuk melepaskan diri dari belenggupenjajahan. Sejarah mencatat tidak kurang dari 500 peristiwaperjuangan heroik saudara-saudara kita telah berlangsungdi Timor Timur. Perjuangan yang terbesar adalah PerangManufahi —yang berlangsung tahun 1894 sampai 1914—yang mengakibatkan gugurnya lebih dari 90.000 pejuangTimor Timur. Masih segar dalam ingatan kita, pada tahun1959 saudara-saudara kita di Timor Timur mengangkatsenjata untuk mengusir penguasa kolonial, namunperlawanan itu sekali lagi telah kandas menghadapikekuasaan kolonial.

Gelombang kemerdekaan bagi rakyat-rakyat terjajahpada dasawarsa tujuh puluhan akhirnya sempat pulamenghembus wilayah Timor Timur. Namun demikian, prosesdekolonisasi ternyata berlangsung tidak secara sempurna,karena pihak penguasa kolonial meninggalkan Timor Timurbegitu saja secara tidak bertanggung jawab, dan membiarkannasib saudara-saudara kita jatuh ke dalam perpecahan.Akibatnya, perang saudara tidak terelakkan. Dalam keadaan

Page 266: Detik-detik yang Menentukan

248Detik-Detik yang Menentukan

kekacauan yang memuncak itulah Indonesia memutuskanuntuk membantu proses dekolonisasi dengan ikut menjaminhasrat mayoritas masyarakat di Timor Timur — yang timbulatas prakarsa sendiri dan disalurkan secara demokratis —untuk bergabung kembali dengan saudara kandungnyasetanah air dan setumpah darah Indonesia.

Sesuai dengan bisikan hati nuraninya, mayoritasSaudara-saudara kita di Timor Timur akhirnya berhasilmemperoleh hak untuk menentukan nasibnya sendirimelalui Deklarasi Balibo pada tanggal 30 November 1975seraya menyatakan bergabung dengan Negara KesatuanRepublik Indonesia. Rakyat dan pemerintah Indonesiamenyambut baik pernyataan bersejarah itu — tidak hanyaatas dasar pertimbangan persamaan sejarah, rumpunbangsa, bahasa dan budaya — tetapi juga atas keyakinanbahwa hal itu merupakan pilihan yang terbaik bagimayoritas masyarakat Timor Timur. Dalam kaitan ini sayaingin menegaskan kembali sikap dasar pemerintah, yaknibahwa Indonesia tidak pernah mempunyai niat, ambisi, ataukebijakan untuk menduduki wilayah manapun, di luarwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejak penggabungan bangsa serumpun yang telahdipisahkan oleh penjajah selama berabad-abad itu, rakyatdan pemerintah Indonesia dengan tulus telah mewujudkandengan penuh kesungguhan untuk mempercepat lajupembangunan wilayah Timor Timur yang tertinggaldibanding saudara-saudaranya di daerah lain.

Sejak merdeka dan berintegrasi dengan Negara KesatuanRepublik Indonesia, pemerintah bersama rakyat telahmemberikan segala yang terbaik bagi saudara-saudaranyadi bumi Loro Sae. Tidak kurang dari 93 persen anggaranpembangunan Timor Timur berasal dari APBN, sedangkansisanya yang 7 persen berasal dari Pendapatan Asli Daerah(PAD). Anggaran tahunan per kapita Timor Timur beberapakali lipat dibanding anggaran per kapita provinsi lain ditanah air. Walaupun demikian, niat baik dan upaya yang

Page 267: Detik-detik yang Menentukan

249 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

ikhlas itu oleh sebagian kelompok masyarakat disambutdengan berbagai upaya pelecehan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang merugikan kepentingan rakyat Timor Timuryang sedang membangun.

Hasrat mayoritas rakyat Timor Timur untukmengenyam kehidupan yang aman, tenteram, dan sejahterabersama-sama dengan saudara-saudaranya dari seluruhtanah air harus tetap kita lanjutkan —dan bahkan kita beriperhatian utama— demi masa depan anak-cucu kita.

Atas dasar kesadaran tersebut, pemerintah Indonesiasecara proaktif senantiasa mengusahakan suatupenyelesaian masalah Timor Timur melalui perundingan.Mengingat bahwa permasalahannya terletak di PBB, makasejak tahun 1983 Indonesia bersedia melakukanperundingan di bawah naungan PBB. Indonesia telah duakali mencoba menembus kemacetan perundingan dalamupaya penyelesaian masalah Timor Timur, yakni denganmenerima baik usul Sekretaris Jenderal PBB tentangpengiriman suatu misi pencari fakta PBB pada tahun 1991ke Timor Timur.

Sementara Indonesia telah menyatakan bersediamenerima apa pun hasil laporan dari misi pencari faktatersebut, pihak Portugal menolak rencana dimaksud padasaat-saat terakhir. Namun demikian, Indonesia tetapmemegang keteguhan hati yang kuat terhadap upayapenyelesaian melalui perundingan secara damai danberbudaya.

Sesuai dengan komitmen itu pula dan didorong olehsemangat serta cita-cita reformasi, maka pada bulan Juni 1998Pemerintah Reformasi Pembangunan mengusulkanpemberian suatu otonomi luas dengan status khusus, sebagaisuatu cara penyelesaian masalah Timor Timur yang adil,menyeluruh dan dapat diterima oleh masyarakatinternasional.

Sesuai dengan kesepakatan yang dicapai, perundingansegitiga di bawah naungan Sekretaris Jenderal PBB

Page 268: Detik-detik yang Menentukan

250Detik-Detik yang Menentukan

dilaksanakan untuk membahas usulan tersebut.Perundingan tersebut akhirnya berhasil merampungkan danmenyetujui naskah Persetujuan New York mengenai masalahTimor Timur, pada tanggal 5 Mei 1999. Dalam kaitan ini,saya ingin menyatakan bahwa pemerintah RepublikIndonesia — sesuai isi persetujuan New York tersebut—siap memikul tanggung jawab untuk memelihara danmenjamin ketenteraman, keamanan, perdamaian, danketertiban umum yang diperlukan bagi pelaksanaanpenentuan pendapat di Timor Timur. Sementara itu,pemerintah Indonesia menaruh kepercayaan penuh kepadaPBB untuk melaksanakan tanggung jawabnya, yaknimenyelenggarakan penentuan pendapat tersebut secaraimparsial, adil, dan jujur.

Bersama ini, atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia,saya mengucapkan terima kasih kepada PBB atas berbagaiupaya yang telah dilakukan untuk keberhasilanpenyelenggaraan jajak pendapat tersebut. Terima kasih jugasaya sampaikan kepada negara-negara sahabat danlembaga-lembaga swadaya masyarakat —dalam maupunluar negeri— yang telah membantu persiapanpenyelenggaraan dan pemantauan jajak pendapat.

Pemerintah Reformasi Pembangunan sudah bertekadbulat untuk mewujudkan suatu masyarakat Indonesia baruyaitu suatu masyarakat yang ditegakkan di atas sendi-sendihukum, demokrasi, keterbukaan dan hak asasi manusia dibawah suatu bangunan pemerintahan yang bersih danbertanggung jawab. Di dalam masyarakat baru —ataumasyarakat madani— itulah pemerintah juga bersikap teguhuntuk memberi hak penuh kepada warga Timor Timur untukmengatur dirinya sendiri dalam pangkuan Negara KesatuanRepublik Indonesia, yang berada di atas benua maritimNusantara. Seluruh bangsa Indonesia akan bergandengandengan saudara-saudaranya di Timor Timur untukmencapai cita-cita bersama, yakni terwujudnya masyarakatmadani yang kita cita-citakan.

Page 269: Detik-detik yang Menentukan

251 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Kepada saudara-saudara kita di Timor Timur, saya inginmengajak untuk tetap bersatu, membangun masa depan yanglebih cerah bersama saudara-saudara serumpun di daerahlainnya. Sampaikan kepada sanak saudara, karib kerabatdan kepada mereka yang saat ini masih berbeda sikap untuktidak menyia-nyiakan peluang tawaran otonomi luas yangtelah disepakati.

Akhirnya, saya mengajak saudara-saudara kita di TimorTimur menjelang hari yang bersejarah bagi masa depan dannasib kita bersama, untuk sejenak merenungkan kembalisecara jernih perjalanan dan pengalaman sejarah kitabersama, seperti yang telah saya coba uraikan secara singkat.Bersamaan dengan itu saya mengimbau kepada saudara-saudara warga Timor Timur — yang saya cintai dan hormati— untuk menjatuhkan pilihan yang tepat dengan penuhtanggung jawab dan kesadaran serta bijaksana, sesuaidengan hati nurani masing-masing.

Segenap bangsa Indonesia memanjatkan doa ke hadiratTuhan Yang Maha Esa agar saudara-saudaranya wargaTimor Timur diberi petunjuk dan bimbingan untukmengambil jalan yang benar, agar — bersama-sama saudara-saudaranya di provinsi yang lain — dapat terusmelaksanakan pembangunan yang berkelanjutan untukkehidupan yang lebih berkualitas bagi anak cucu kita di masadepan.

Demikianlah sambutan saya menjelang penentuanpendapat tentang masa depan Timor Timur. Sekali lagi sayasampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta rasasimpati saya kepada segenap saudara-saudara warga TimorTimur. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasamemberkati perjuangan kita.

Pada hari Sabtu tanggal 4 September 1999 pagi hari WIB,saya menerima telepon dari Sekjen PBB Kofi Annan yangmelaporkan hasil jajak pendapat. Ia menyampaikan bahwaSekjen PBB akan segera memberi konperensi pers untuk

Page 270: Detik-detik yang Menentukan

252Detik-Detik yang Menentukan

mengumumkan hasil jajak pendapat di Timor Timur yangtelah berlangsung secara tertib dan damai sesuai rencana.

Hasilnya mengecewakan bagi pihak yang ingin tetapbergabung dengan NKRI. Namun kita harus tunduk padakeinginan rakyat, yang dinyatakan melalui hasil jajakpendapat.

Sebagai pelaksanaan Persetujuan New York, rakyat TimorTimur telah melaksanakan jajak pendapat pada tanggal 30Agustus 1999. Pihak PBB telah mengumumkan hasil jajakpendapat itu pada tanggal 4 September 1999, yakni 78,5 persenmenolak dan 21,5 persen menerima, dan dengan demikianmayoritas rakyat Timor Timur menolak tawaran otonomi luas.

Saya membutuhkan waktu yang cukup lama untukmencernakan kenyataan bahwa rakyat Timor Timur telahmemutuskan untuk berpisah dengan rakyat Indonesia.Namun saya harus terima kehendak rakyat Timor Timur dandemikian pula rakyat Indonesia. Dengan memanjatkan doakepada Allah SWT, saya menyampaikan pesan kepadaseluruh bangsa Indonesia, khususnya rakyat di Timor Timur,yang disiarkan melalui Radio dan TV, sebagai berikut:

Saudara-Saudara sebangsa dan setanah air di manapunberada, khususnya di Timor Timur yang saya cintai;

Kita patut bersyukur ke hadirat Tuhan Yang MahaKuasa, karena pelaksanaan jajak pendapat tentang masadepan Timor Timur yang telah diselenggarakan pada tanggal30 Agustus 1999 dapat berlangsung secara bebas, aman,tertib, demokratis dan lancar.

Kelancaran pelaksanaan jajak pendapat tersebutdidukung oleh partisipasi yang tinggi warga Timor Timurbaik yang berada di Timor Timur maupun yang berada diluar wilayah Timor Timur. Walaupun demikian berapapenyimpangan yang terjadi selama jajak pendapatberlangsung telah dicatat dan diajukan untuk selanjutnyadiperiksa oleh Komisi Pemilihan PBB di Dili.

Page 271: Detik-detik yang Menentukan

253 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Atas kelancaran pelaksanaan jajak pendapat itu sayamengucapkan terima kasih dan penghargaan kepadaseluruh lapisan masyarakat Timor Timur — yang bersamapetugas keamanan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa — telahberhasil menciptakan suasana yang tertib sehinggapelaksanaan jajak pendapat dapat berjalan lancar.

Kita baru saja mendengarkan hasil jajak pendapat yangdiumumkan langsung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsasecara bersamaan di New York dan di Dili Timor Timur.Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwamayoritas saudara-saudara kita di Timor Timur ternyatamenjatuhkan pilihannya untuk tidak menerima usulanotonomi luas dengan status khusus bagi Timor Timur yangtelah ditawarkan oleh pemerintah Indonesia.

Dengan demikian, karena sudah merupakan pilihanyang demokratis yang datang dari hati nurani mayoritassaudara-saudara kita di Timor Timur — serta telah sesuaidengan ketentuan yang tertuang di dalam naskah PersetujuanNew York pada tanggal 5 Mei 1999 — maka pada kesempatanini saya nyatakan bahwa pemerintah Republik Indonesiamenghormati dan menerima pilihan rakyat Timor Timurtersebut. Walaupun demikian, saya juga sangat memaklumibetapa pahitnya hal itu dirasakan oleh lapisan luasmasyarakat Timor Timur maupun rakyat Indonesia. Olehkarena itu saya ingin mengajak masyarakat di Timor Timurdan seluruh rakyat Indonesia untuk menerima kenyataan inidengan ikhlas, sabar dan hati yang lapang.

Berdasarkan hasil jajak pendapat tersebut, maka padatahap selanjutnya pemerintah Republik Indonesia akanmelaporkan hasilnya kepada pemegang kedaulatan tertinggiyaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat pada Sidang Umumyang akan datang. Sambil menunggu keputusan SidangUmum MPR tersebut, saya menyerukan kepada seluruhrakyat Timor Timur untuk tetap tenang dan ikut menciptakanketertiban umum dan menjamin keamanan sertamenumbuhkan suasana yang damai agar tahap dan proses

Page 272: Detik-detik yang Menentukan

254Detik-Detik yang Menentukan

selanjutnya dari jajak pendapat tersebut dapat berlangsungbaik, tertib, dan damai.

Sesuai dengan hasil kesepakatan New York padatanggal 5 Mei 1999, kepada pemerintah Indonesia telahdiberikan kewenangan sepenuhnya untuk melaksanakan isipersetujuan New York tersebut — khususnya dalammemikul tanggung jawab untuk memelihara dan menjaminketenteraman, ketertiban umum, dan perdamaian — yangdiperlukan selama dan sesudah berlangsungnya jajakpendapat sampai masa peralihan pemerintahanberlangsung.

Untuk itu dengan ini saya selaku Panglima Tertinggimenginstruksikan — kepada Panglima Tentara NasionalIndonesia dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia— untuk menegakkan hukum, keamanan dan ketertiban,serta mengambil segala langkah yang diperlukan sesuaikewenangannya untuk memelihara dan menjaminketenteraman dan ketertiban umum agar tahap selanjutnyadapat kita lalui dengan baik. Dalam hal ini saya jugamenginstruksikan kepada seluruh jajaran TNI dan Polriuntuk mengambil tindakan tegas terhadap semua pihak yangmencoba menodai kehormatan bangsa, merongrongkewibawaan pemerintah dan sendi-sendi keamanan danketertiban umum di Timor Timur sampai dengan pengalihankekuasaan — sesuai perjanjian dengan Perserikatan BangsaBangsa — atas dasar Ketetapan MPR pada Sidang Umumyang akan datang.

Selanjutnya saya menginstruksikan kepada MenteriLuar Negeri untuk melanjutkan perembukan-perembukandengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa,dalam rangka perundingan segitiga mengenai hal-hal tindaklanjut seperti yang tercantum dalam Persetujuan New York.Sementara itu pemerintah Indonesia akan tetap menjalankantugas-tugas pemerintahan umum dan pelayanan masyarakatsebelum mengalihkan kewenangan pemerintahan atas TimorTimur kepada pihak PBB.

Page 273: Detik-detik yang Menentukan

255 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Pemerintah Indonesia dengan tekad yang bulatsenantiasa berupaya menegakkan hukum dan ketertiban diTimor Timor. Hal ini telah dibuktikan dengan berhasilnyapemerintah Indonesia dalam menjaga dan memeliharaketertiban umum sehingga jajak pendapat dapat berlangsungsecara tertib dan aman. Namun demikian ketertiban dankeamanan di Timor Timur juga sangat tergantung padapartisipasi seluruh masyarakat Timor Timur sendiri.

Oleh karena itu untuk mewujudkan suasana damai,aman dan tertib di Timor Timur maka pada kesempatan inisaya mengimbau kepada masyarakat Timor Timur untuksegera melakukan rekonsiliasi dan menempuh cara-carapenyelesaian secara damai yang telah disepakatisebelumnya. Hal ini saya kemukakan agar kita secarabersama-sama dapat menjaga keamanan dan ketertiban diTimor Timur, dan yang lebih penting lagi adalah agar kitadapat menghindari jatuhnya korban sia-sia dari sebagianbesar rakyat yang sebetulnya tidak bersalah.

Jika kita secara bersama-sama dapat menahan diri,mencegah terjadinya perpecahan, pertentangan danpertikaian yang mengakibatkan pertumpahan darah sertasecara bersama menciptakan suasana yang aman dan tertib,maka pilihan yang diinginkan oleh masyarakat Timor Timurinsya Allah akan dapat terwujud secara seksama, secarabaik-baik, dan tertib serta bermartabat.

Jika semua proses pengalihan pemerintahan dapat kitalalui dengan baik, maka selanjutnya pada kesempatan inisaya ingin mengajak pemimpin dan rakyat Timor Timuruntuk dapat bersama pemimpin dan rakyat Indonesiamenciptakan suasana hidup berdampingan secara damaimenuju masa depan yang lebih cerah.

Demikianlah sambutan singkat saya sehubungandengan telah diumumkannya hasil jajak pendapat tentangTimor Timur. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasamemberkati kita semua.

Page 274: Detik-detik yang Menentukan

256Detik-Detik yang Menentukan

Sebenarnya, sesuai kesepakatan antara saya danSekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, konperensi pers barudiberikan pada tanggal 7 September, tiga hari setelah hasiljajak pendapat diketahui, sehingga Pemerintah RI dapatmengambil tindakan preventif dengan menjadikan ProvinsiTimor Timur daerah dalam Keadaan Darurat Militer danmemperkuat pasukan TNI dengan pasukan yang belumpernah beroperasi di Timor Timur, tetapi pernah beroperasidi negara lain untuk PBB.

Namun entah mengapa, konperensi pers dipercepat olehSekjen PBB, sehingga pemerintah kewalahan menghadapieuforia reaksi pro dan kontra hasil jajak pendapat.

Tanggal 5 September hari Minggu pagi, saya tugaskanMenko Polkam bersama dengan Menhankam/Pangab,Kapolri, Menlu, Mendagri, Mensesneg, dan Ka. Bakin denganpesawat khusus Hercules berkunjung ke daerah Timor Timuruntuk melihat keadaan di lapangan. Setelah mendengarlaporan rinci mengenai keadaan di lapangan sebenarnya,maka segera saya tanda tangani Keputusan Presiden yangmenjadikan daerah provinsi Timor Timur dalam KeadaanDarurat Militer terhitung mulai hari Senin pukul 00.00tanggal 6 September 1999.

Kita tidak dapat melakukan antisipasi sebelumnya,karena sesuai kesepakatan dengan Unamet, memobilisasipasukan sebelum dilaksanakan jajak pendapat, dapatdisalahartikan seakan-akan mengintimidasi danmemengaruhi rakyat.

Kerusuhan terjadi karena tidak diberikannya waktukepada pemerintah untuk mengambil tindakan-tindakanpreventif untuk mencegah terjadinya peristiwa yang kitatidak kehendaki.

Betapa pun pahitnya kenyataan ini, namun sesuaidengan komitmen yang tercantum dalam Persetujuan New

Page 275: Detik-detik yang Menentukan

257 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

York, Pemerintah dengan rasa berat telah menyatakanmenerima dan menghormati hasil jajak pendapat tersebut.

Pemerintah menyadari dan menekankan bahwa baikOpsi I maupun Opsi II sesuai perundingan Tripartit masihmemerlukan persetujuan ataupun ratifikasinya dari SU MPRhasil Pemilihan Umum 7 Juni 1999.

Hal ini tecermin pula dengan jelas dalam teks PersetujuanNew York dan dipahami sepenuhnya oleh Sekjen PBB,Portugal maupun masyarakat internasional pada umumnya.

Sungguh disayangkan, bahwa setelah pengumumanhasil jajak pendapat yang dimenangkan kelompok yangmenolak tawaran otonomi luas, telah terjadi berbagai bentukkekerasan di Timor Timur yang mengakibatkan kesengsaraanrakyat serta sangat merugikan nama baik Indonesia dilingkungan internasional.

Karena keadaan yang memaksa dan demi kemanusiaan,akhirnya Indonesia menyetujui percepatan pengirimanpasukan multinasional ke Timor Timur.

Enam hari setelah Provinsi Timor Timur dijadikan daerahdalam Keadaan Darurat Militer, pada hari Minggu tanggal12 September 1999, saya memberi pesan melalui Radio danTV sebagai berikut:

Dengan memanjatkan puji syukur dan permohonankekuatan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, denganini saya sampaikan penjelasan mengenai perkembangantindak lanjut hasil jajak pendapat Timor Timur.

Seperti kita ketahui, kemarin saya telah mengirimMenteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima TNI ke TimorTimur untuk memantau dan menilai perkembangan terakhirsetelah diberlakukannya Keadaan Darurat Militer, sekaligusmendampingi delegasi Dewan Keamanan PerserikatanBangsa-Bangsa.

Laporan yang antara lain saya terima dari PanglimaTNI, Menko Polkam, Menko Kesra, Menteri Luar Negeri, serta

Page 276: Detik-detik yang Menentukan

258Detik-Detik yang Menentukan

Menteri Dalam Negeri, dan setelah saya kaji bersama denganTim Krisis Timor Timur, maka saya telah mengambilkeputusan untuk memberi tahu Sekretaris Jenderal PBB KofiAnnan mengenai kesediaan dan persetujuan Indonesiauntuk mengundang Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB,untuk bersama-sama Tentara Nasional Indonesia melakukankerja sama keamanan (security cooperation) di Timor Timur,guna menciptakan kedamaian di Timor Timur, melindungirakyat yang terkena musibah, dan melaksanakan hasil-hasiljajak pendapat 30 Agustus yang lalu.

Sebelum pemberitahuan tersebut saya telah meneleponSaudara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat mengenaiperkembangan yang terjadi di Timor Timur tersebut. Besokpagi tanggal 13 September 1999, pukul 11.00, di IstanaMerdeka insya Allah saya akan mengadakan konsultasidengan pimpinan DPR dan pimpinan fraksi-fraksi untukmenjelaskan lebih rinci permasalahan tersebut.

Sejak terjadinya gangguan keamanan dan kerusuhandi Timor Timur, telah banyak jatuh korban dan kerugiankarena kehilangan tempat tinggal, yang apabila dibiarkanlebih lama, akan menjadi lebih parah. Oleh karena itu,penderitaan dan kesedihan rakyat Timor Timur harus segeradihentikan. Untuk itu maka saya memutuskan untuk segeramemanfaatkan tawaran bantuan Pasukan PemeliharaPerdamaian dari negara-negara sahabat kita melaluiPerserikatan Bangsa-Bangsa.

Sejak menerima jabatan, saya senantiasa berusaha untukmelaksanakan demokratisasi, menegakkan supremasihukum, menstabilkan perekonomian, dan promosi sertapenghormatan hak-hak asasi manusia. Sikap kita mengenaiTimor Timur juga didasarkan atas pendirian tersebut. Karenaitulah, dengan penuh rasa tanggung jawab, kita telahmemberikan dua opsi kepada rakyat Timor Timur yangmendapat tanggapan positif dari seluruh dunia dan jugadari para wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat sertakomponen-komponen bangsa yang proreformasi. Saya

Page 277: Detik-detik yang Menentukan

259 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

mengerti bahwa teman-teman kita di seluruh dunia telahmemberikan dukungan terhadap sikap kita tersebut, tetapiyang lebih penting lagi adalah dukungan dari mayoritasbangsa Indonesia sendiri.

Sejak diberlakukannya Keadaan Darurat Militer tanggal7 September, TNI telah melakukan langkah-langkah untukmenstabilkan keadaan di Timor Timur. Namun demikian,harus diakui bahwa mereka menghadapi kendala yang lebihbersifat psikologis daripada bersifat militer. TNI telah berbuatsemaksimal mungkin menghadapi suatu keadaan yangkompleks dan rumit, serta kendala-kendala psikologis yangsangat berat, tanpa mengorbankan tanggung jawab merekaterhadap keamanan serta persatuan dan kesatuan bangsadiseluruh tanah air.

Karena itu, kerja sama dengan Pasukan PemeliharaPerdamaian PBB, harus dilakukan sedemikian rupa sehinggadapat lebih meningkatkan lagi efektivitas upaya bersamakita untuk memulihkan perdamaian dan keamanan di TimorTimur secepat mungkin.

Sehubungan dengan itu, saya telah meminta MenteriLuar Negeri Ali Alatas untuk segera terbang ke New York,guna menjelaskan kepada Sekretaris Jenderal PBB dankepada para anggota Dewan Keamanan PBB mengenai posisikita serta untuk mempersiapkan rincian pelaksanaanpengiriman Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB tersebut.

Dengan penjelasan tersebut, saya mengharapkan agarseluruh komponen bangsa —terutama para tokoh nasionaldan para wakil rakyat— dapat memahami langkah yang sayalakukan tersebut, demi terciptanya kedamaian danketenangan warga Timor Timur pada khususnya danseluruh bangsa Indonesia pada umumnya. Demikian,penjelasan saya dan semoga Allah SWT, Tuhan Yang MahaEsa, senantiasa memberi perlindungan dan kekuatan untukmembina kehidupan baru di masa mendatang.

Mengingat mayoritas rakyat Timor Timur —sesuai

Page 278: Detik-detik yang Menentukan

260Detik-Detik yang Menentukan

dengan hati nuraninya telah menyatakan pendapat yaknimenolak otonomi luas dengan status khusus— maka kitasebagai bangsa harus menerima dan menghormati hasil jajakpendapat itu, karena hal ini sesuai dengan nilai-nilai dasaryang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar1945.

Sebagai bangsa yang besar dan menjunjung tinggidemokrasi dan HAM, maka pada Sidang Umum MPR 1999saya akan melaporkan kepada majelis, untuk berkenanmembahas hasil jajak pendapat tersebut danmenuangkannya dalam TAP MPR yang memberikanpengakuan terhadap keputusan rakyat Timor Timur.

Selanjutnya melalui TAP MPR Nomor V/MPR/1999tentang Penentuan Jajak Pendapat di Timor Timur, MajelisPermusyawaratan Rakyat mengakui pemisahan TimorTimur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketetapan MPR Nomor V/MPR/1999 adalah sebagaiberikut:

KETETAPANMAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIANOMOR V/MPR/1999

TENTANGPENENTUAN PENDAPAT DI TIMOR TIMUR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MajelisPermusyawaratan Rakyat Republik Indonesia,

Menimbang:bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia mempunyai tugas menetapkan Garis-garis BesarHaluan Negara yang merupakan arah penyelenggaraan

Page 279: Detik-detik yang Menentukan

261 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

negara dalam waktu lima tahun mendatang, untuk dapatmewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalamPembukaan Undang-Undang dasar 1945;

bahwa krisis multi dimensi yang melanda bangsaIndonesia saat ini, perlu segera diatasi melalui reformasi disegala bidang, sehingga memungkinkan bangsa Indonesiabangkit kembali dan memperkukuh kepercayaan diri ataskemampuannya;

bahwa berhubung dengan itu, Majelis PermusyawaratanRakyat Republik Indonesia perlu menetapkan KetetapanKetetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RepublikIndonesia tentang Garis-garis Besar Haluan Negara tahun1999-2004 yang memuat konsepsi penyelenggaraan negarauntuk menjadi pedoman bagi penyelenggaraan negara danseluruh rakyat Indonesia, dalam melaksanakanpenyelenggaraan negara dan melakukan langkah-langkahpenyelamatan, pemulihan, pemantapan dan pengembanganpembangunan, selama lima tahun ke depan gunamewujudkan kemajuan di segala bidang.

Mengingat :Pasal 1 ayat (2), dan Pasal 3 Undang Undang Dasar

1945;Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia Nomor I/MPR/1999 tentang Peraturan TataTertib Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RepublikIndonesia Nomor X/MPR/1998 tentang Pokok-PokokReformasi Pembangunan Dalam Rangka Penyelamatan DanNormalisasi Kehidupan Nasional Sebagai Haluan Negara.

Memerhatikan :Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Page 280: Detik-detik yang Menentukan

262Detik-Detik yang Menentukan

Indonesia Nomor 4/MPR/1999 tentang Jadwal AcaraSidang Umum MPR Republik Indonesia, telah membahasRancangan Garis-garis Besar Haluan Negara yang telahdipersiapkan oleh Badan Pekerja MPR Republik Indonesiayang dilaksanakan dari tanggal 14 sampai dengan 21Oktober 1999 memutuskan pada Rapat Paripurna ke-12tanggal 19 Oktober 1999 Sidang Umum MPR tahun 1999sbagai berikut:

M E M U T U S K A NMenetapkan:

KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA TENTANG GARIS

GARIS BESAR HALUAN NEGARA TAHUN 1999-2004

Pasal 1Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

mengakui hasil pelaksanaan penentuan pendapat yangdiselenggarakan di Timor Timur tanggal 30 Agustus 1999oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sesuai dengan Persetujuanantara Republik Indonesia dengan Republik Portugalmengenai Masalah Timor Timur;

Pasal 2Menyatakan Ketetapan MPR No. VI/MPR/1978 tentang

Pengukuhan Penyatuan Wilayah Timor Timur ke dalamWilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak berlakulagi

Pasal 3Pernyataan tidak berlakunya Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VI/

Page 281: Detik-detik yang Menentukan

263 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

MPR/1978 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ketetapanini tidak menghapuskan keabsahan tindakan maupun segalabentuk penghargaan yang diberikan negara kepada parapejuang dan aparatur pemerintah selama kurun waktubersatunya wilayah Provinsi Timor Timur ke dalam WilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia, menurut hukumnasional Indonesia.

Pasal 4Pengakuan terhadap hasil penentuan pendapat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Ketetapan ini tidakmengurangi hak-hak rakyat Timor Timur yang tetap setiakepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dijaminoleh hukum internasional.

Pasal 5Menugaskan kepada Presiden Republik Indonesia untuk:bersama-sama dengan Badan-badan Internasional yang

terkait mengambil langkah-langkah nyata untukmemberikan perlindungan terhadap warga Timor Timur atasakibat yang timbul dari pelaksanaan jajak pendapatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Ketetapan ini;

mengambil langkah-langkah hukum yang berkenaandengan status kewarganegaraan warga Timor Timur yangtetap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,beserta segala hak yang melekat pada status itu;

bersama-sama dengan Dewan Perwakilan RakyatRepublik Indonesia mengambil langkah-langkahkonstitusional berkenaan dengan Undang-Undang Nomor7 Tahun 1976 tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timurke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia danPembentukan Provinsi daerah Tingkat I Timor Timur sebagaitindak lanjut pelaksanaan persetujuan New York 5 Mei 1999.

Page 282: Detik-detik yang Menentukan

264Detik-Detik yang Menentukan

Pasal 6Segala hal yang berkaitan dengan akibat pengakuan

terhadap hasil penentuan pendapat Timor Timursebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Ketetapan ini diaturlebih lanjut sesuai dengan ketentuan hukum nasional danhukum internasional yang berlaku.

Pasal 7Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di JakartaPada tanggal 19 Oktober 1999MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA

Ketua,Prof. Dr. H.M. Amien Rais, M.A.

Wakil Ketua,Prof. Dr. Ir. Ginandjar Kartasasmita

Wakil Ketua,Drs. Kwik Kian Gie

Wakil KetuaH. Matori Abdul Djalil

Wakil Ketua,Drs. H.M. Husnie Thamrin

Wakil Ketua,Hari Sabarno, S.I.P., M.B.A., M.M.

Page 283: Detik-detik yang Menentukan

265 C. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Wakil Ketua,Prof. Dr. Jusuf Amir Feisal, S.Pd.

Wakil Ketua,Drs. H.A. Nazri Adlani

Page 284: Detik-detik yang Menentukan

266Detik-Detik yang Menentukan

D. Otonomi Daerah

Karena lebih dari 90 persen rakyat Indonesiahidup di daerah, menjunjung tinggi nilai dan artikedaulatan rakyat dan demokrasi, pemberian otonomikepada daerah tidak identik dengan membuka pintupelaksanaan federalisme. Yang diharapkan adalahpeningkatan produktivitas SDM sebagai andalanpembangunan daerah dan wilayah sebagai bagian daripembangunan nasional yang berkesinambungan.

Jikalau kita benar mau melaksanakan apa yang tersiratdi dalam UUD 1945, mengenai kedaulatan rakyat makaberarti kita harus lebih memerhatikan masalah dankepentingan daerah. Karena di sanalah sebagian besar hiduprakyat Indonesia. Tidak dibenarkan lebih cenderung kekepentingan pusat atau DKI yang hanya mencerminkansekitar 10 persen jumlah rakyat Indonesia.

Memang dalam perencanaan, kita selalu merencanakanuntuk seluruh NKRI. Namun pada kenyataannya tanpadisadari kita lebih mengetahui mengenai kebutuhan danpermasalahan sekitar Jakarta tempat di mana para pimpinannasional tinggal dan bekerja, dibandingkan denganpermasalahan di daerah.

Walaupun demikian sebagian besar dari pimpinan,tokoh, teknokrat, teknolog dan pakar nasional tidak berasaldari Jakarta. Bahkan mereka berasal dari daerah. Masukanyang mereka peroleh sebagian besar melalui laporan tertulisataupun kunjungan ke daerah.

Wajar kita bertanya apakah kita benar dapat menghayatidan menjiwai kehidupan di daerah pada umumnyakhususnya kehidupan di desa bahkan kehidupan danpermasalahan yang dihadapi sebagian besar rakyat kita yangmasih hidup di bawah garis kemiskinan?

Page 285: Detik-detik yang Menentukan

267 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Saya harus mengakui, bahwa dengan banyak fantasidapat saya mengerti dan merasakan persoalan mereka.Namun sejauh mana perkiraan dan hasil analisis sayamendekati keadaan sebenarnya?

Bisa saja terjadi bahwa pada suatu ketika presiden RI yangdipilih adalah para tokoh yang pernah sukses memimpindaerah, misalnya gubernur dari salah satu provinsi. Ini sudahterjadi di Amerika Serikat, seperti Presiden Reagan, PresidenClinton, Presiden Bush, dan seperti di Jerman Kanselir HelmutKohl dan Kanselir Schroeder. Mengapa tidak?

Kita harus pandai belajar dari kesalahan danpengalaman masyarakat lain. Bukankah di mana sajasasaran perjuangan adalah sama semua, meningkatkankesejahteraan dan ketenteraman kehidupan yang bermoral,beretik dan berbudaya? Kita semua manusia dengan pancaindera, keunggulan dan kelemahan yang sama?

Ini mungkin salah satu penyebab mengapa PendapatanAsli Daerah (PAD) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakartasangat tinggi dibandingkan dengan provinsi yang lain.Tentunya foreign direct investment (FDI) lebih tertarikmelaksanakan investasinya di daerah yang memilikiprasarana ekonomi, prasarana pendidikan, prasarana iptekdan prasarana media informasi dan sebagainya yang palingsempurna, untuk dapat meningkatkan produktivitas danmenekan biaya investasi mereka. Makin jauh letak provinsidari Jakarta, makin rendah PAD-nya.

Ironinya provinsi yang menghasilkan sumber daya alamyang banyak, seperti Provinsi Riau, Kalimantan dan IrianJaya memiliki lebih banyak penduduk yang hidup di bawahgaris kemiskinan, dibandingkan dengan mereka yang hidupdi DKI Jakarta.

Kenyataan ini meyakinkan saya untuk melaksanakanproses desentralisasi yang berarti memberi otonomi kepada

Page 286: Detik-detik yang Menentukan

268Detik-Detik yang Menentukan

provinsi, namun tetap dalam konteks NKRI, jadi bukanmenciptakan Negara Federal Republik Indonesia.

Dalam melaksanakan agenda reformasi, saya jugamemiliki komitmen untuk memberikan kebebasan kepadaseluruh bangsa Indonesia dan tidak hanya di kota-kota besarseperti di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar,Yogyakarta dan sebagainya, melainkan seluruh pelosoktanah air.

Di setiap pelosok desa di manapun letaknya harusdiberikan hak dan kewajiban yang sama, yakni kemerdekaandan kebebasan yang berbudaya dan bermoral. Praktik tolokukur ganda, tidak dibenarkan.

Walaupun terdiri dari ratusan kelompok etnik yangtersebar dalam ribuan kepulauan kecil maupun besar,penduduk Indonesia tetap memiliki kepentingan dan nasibyang sama ialah melepaskan diri dari tekanan danpenderitaan akibat penjajah Belanda selama 350 tahun.

Pemerintahan Orde Baru memang memiliki dasarpemikiran Pembangunan Nasional bernama “TrilogiPembangunan”. Artinya, proses pembangunan denganpertumbuhan ekonomi yang tinggi juga harus dinikmatimerata oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga stabilitaspolitik dan ekonomi terjamin pula.

Pembangunan harus tidak hanya dinikmati olehsekelompok masyarakat dalam wilayah tertentu tetapisekaligus menyebar merata ke seluruh pelosok Indonesia.

Namun, sangat disayangkan, kenyataan di lapangandasar Pemikiran tersebut tidak terjadi:

Kesenjangan antara pusat dengan daerahKesenjangan antara golongan masyarakatKesenjangan antara Jawa dengan luar Jawa

Jakarta masih menjadi pusat segala-galanya. Sebagai

Page 287: Detik-detik yang Menentukan

269 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

ibukota negara, sebagai pusat pemerintahan, sebagai pusatperdagangan, pusat lembaga keuangan dan pusat bisnis,pembangunan daerah berlangsung di bawah pengaruh DKIJakarta.

Seorang pengusaha harus dapat membangun hubunganbaik dengan pengambil keputusan di Jakarta, terutama bisnisberskala menengah dan besar.

Pada umumnya pengusaha besar berdomisili di Jakarta.Begitu pula dalam hal kenaikan karier pemerintahan baikdi eksekutif maupun legislatif berdomisil di Jakarta. Jalannyaakan mulus jika didukung “orang kuat” di DKI Jakarta. Jadi,kondisi yang terjadi bukannya pembangunan daerah tetapipembangunan Jakarta dan daerah sekitarnya.

Krisis moneter mengakibatkan krisis kepemimpinan dankrisis ekonomi yang memprihatinkan. Mulai timbulkesadaran untuk merevisi kebijakan pembangunan yangsangat Jakarta sentris.

Ketika sumber daya yang dimiliki pemerintah pusat kianberkurang dan tuntutan partisipasi masyarakat untuk ikutdalam proses pembangunan semakin meningkat, mau tidakmau pemerintah pusat harus bersedia melakukan perubahandalam manajemen pemerintahan.

Apalagi terungkap bahwa sejumlah daerah yangmenjadi pemasok sumber daya pembangunan di Indonesiaternyata masyarakatnya tetap dalam kondisi kekurangan.Gugatan ke pemerintah pusat pun semakin kuat. Pembagianporsi kue pembangunan dinilai tidak adil.

Untuk memperbaiki ketimpangan pemerataan hasil-hasilpembangunan, saya selalu mendukung adanya perbaikansejumlah peraturan yang dapat lebih memberdayakanpembangunan di daerah sekaligus untuk meningkatkanpartisipasi masyarakat di daerah terhadap proses perubahanyang diusulkan oleh para pemimpinnya.

Page 288: Detik-detik yang Menentukan

270Detik-Detik yang Menentukan

Ini salah satu alasan, mengapa sebelum ini sayamendapat kepercayaan memimpin pembangunan KawasanTimur Indonesia dan merencanakan pembangunan beberapaKawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (Kapet) di bagianTimur Indonesia, termasuk Kalimantan.

Pembangunan beberapa Kapet di Barat Indonesia sudahdimulai dengan pembangunan pulau Batam dan beberapapulau sekitarnya antara lain pulau Rempang, Galang(Barelang). Kecuali pulau Bintan, pulau-pulau lainnya sekitarBatam sudah dihubungi satu sama lain oleh enam jembatanhasil rekayasa putra-putri bangsa.

Jembatan yang ketujuh akan menghubungi Barelangdengan Pulau Bintan, direncanakan, direkayasa dan dibuatoleh putra-putri Indonesia seperti enam jembatansebelumnya, sehingga terjadi salah satu pusat keunggulandi daerah strategis selat Malaka dan laut China Selatan yangbernama Barelangbin.

Berdasarkan rencana Pertamina, Nisho Iwai (Jepang)dan Bechtel (USA) (1972-1977) dilanjutkan oleh Crux (USA),Otorita Batam bersama Direktorat Jenderal Cipta Karya Dep.PU (1977-1981) rencana induk 25 tahun direkayasa agarsekitar tahun 2006 Barelangbin terwujud selesai menjadi pusatkeunggulan industri perdagangan, industri perkapalan dantranshipment, industri elektronik, industri pelayanan danindustri pariwisata dengan status sebagai provinsi daerahKota Istimewa, seperti DKI Jakarta. Jika ini tercapai, tugasOtorita Batam selesai dan diambil alih oleh pemerintahdaerah.

Rekayasa dan pembangunan lima jembatan di Barelangsemuanya berbeda konstruksi dan bentuknya. Ini sengajasaya tentukan agar melalui pembangunan jembatan yangmenghubungkan enam pulau tersebut, pengalaman para ahliputra-putra Indonesia sudah berakumulasi.

Page 289: Detik-detik yang Menentukan

271 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Tentunya pada pemberian order untuk merekayasa danmembangun semua jembatan dilaksanakan melalui tenderdan terbuka hanya untuk perusahaan nasional saja. Merekadapat bekerja sama dengan perusahaan luar negeri yangberpengalaman. Saya sama sekali tidak akan dan tidakpunya waktu untuk turut campur. Yang penting nantipemenang tender mendapat kesempatan untuk menjelaskanteknis secara rinci kepada saya mengenai jembatan tersebut.

Sementara itu Tim BPPT bersama para pakar dari ITBdan perguruan tinggi lain mempersiapkan penelitian kondisilahan, lingkungan dan sebagainya, untuk kelak dapatmerekayasa jembatan yang menghubungi Surabaya danPulau Madura, jembatan yang menghubungi Jawa dan Balidan akhirnya jembatan yang menghubungi Jawa danSumatra.

Jembatan yang menghubungi Madura erat kaitannyadengan pengembangan Pulau Madura. Di Pulau Maduratersebut akan dikembangkan Kapet dan pelabuhan lebihbesar dari pelabuhan Tanjung Perak. Pelabuhan tersebutdirencanakan dibangun di pantai utara Pulau Madura, yanglangsung berhadapan dengan Laut Jawa.

Air tawar yang mengalir dari Kali Brantas atauBengawan Solo pada hilir sungai tersebut tidak langsungdilepaskan ke laut namun setelah disaring, melalui pipa-pipaair yang besar, disalurkan ke daerah gersang di PulauMadura.

Pembangunan Pulau Natuna, Pulau Sabang dan PulauSelayar sebagai pusat keunggulan industri dan perdaganganminyak dan gas (migas), sudah mulai direncanakanberdasarkan pengalaman-pengalaman dalam bidangperencanaan dan pembangunan Pulau Batam, menjadiBarelangbin sebagai Kapet yang dapat kita andalkan.

Khusus pembangunan kepulauan sekitar Maluku dan

Page 290: Detik-detik yang Menentukan

272Detik-Detik yang Menentukan

Irian Jaya mendapat perhatian untuk dikembangkan menjadipusat-pusat keunggulan dalam bidang agroindustri, industrienergi terbarukan dan tidak terbarukan dan industripertambangan yang canggih dan unggul.

Kekayaan dan keindahan alam di satu-satunya BenuaMaritim di dunia, dan beranekaragamnya budaya dariratusan kelompok etnik yang hidup di dalamnya, harusdapat dinikmati pula oleh masyarakat dunia. Oleh karenaitu, wajar jikalau industri pariwisata harus kita kembangkandan diberi prioritas utama. Industri pariwisata merupakansalah satu jaminan terjadinya pemerataan pembangunan,sekaligus terpenuhinya strategi Trilogi Pembangunan. Untukitu prasarana ekonomi pada umumnya, khususnyaprasarana perhubungan udara, laut, darat dan informasiharus diperhatikan dan dikembangkan.

Terkait dengan pentingnya sistem transportasi tersebut,maka Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) diBandung dan Pabrik Kapal (PAL) di Surabayadikembangkan. Kedua industri tersebut masing-masing Iptekdan pendidikannya ditunjang oleh ITB di Bandung dan ITSdi Surabaya sebagai pusat keunggulan pendidikan dan ristekbidang dirgantara dan perkapalan. Pengembangan industritransportasi tersebut bertujuan agar kita dapat mandiri,sekaligus menunjukkan pada dunia bahwa kemampuanteknologi yang canggih bukan merupakan monopoli negara-negara maju saja, tetapi bangsa Indonesia juga mampumelaksanakannya.

Produk N250 pesawat udara turboprop bermesin duauntuk 50 penumpang dengan memanfaatkan tenaga SDMsendiri dari seluruh nusantara. Demikian pula kapalcontainer, semi container, bulk carier dan tanker jenisCarakajaya (3000-5000 ton) dan jenis Palwobuono (20.000–40.000 ton) sudah mulai dirancang bangun.

Page 291: Detik-detik yang Menentukan

273 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Saya tidak dapat mengerti, karena sama sekali tidakberalasan rasional, mengapa IMF pada akhir tahun 1997menuntut agar pemerintah segera tidak membantu IPTNuntuk penyelesaian pesawat turboprop N250 yang canggih danterbang perdananya pada tanggal 10 Agustus 1995 berhasil.

Pesawat N250 sedang dalam proses akhir uji terbanguntuk mendapatkan sertifikasi layak terbang nasional daninternasional dari FAA (Federal Aviation Agency, USA) dansertifikasi layak terbang dari JAA (Joint Airworthness Agency,Eropa). N250 direncanakan untuk berperan dan menjadiunggul jikalau harga minyak meningkat di atas 35 dolar ASper barrel dan akan menjadi produk unggul yang dapat kitaandalkan.

Peran N250 tidak hanya terbatas untuk perhubunganudara domestik saja, namun untuk menunjang industriparawisata di Benua Maritim Indonesia.

Industri strategis di bawah naungan Badan PengelolaIndustri Strategis atau dengan singkat BPIS bersama BadanUsaha Milik Swasta (BUMS) lainnya menjadikan Indonesiamandiri dan kuat, dengan mempersiapkan dan membangunsegala prasarana perhubungan darat, laut, udara sertaindustri persenjataan, logam dan mesin. Tidak mungkin sayamenjelaskan semuanya secara rinci dalam beberapa kata atauhalaman saja. Saya membutuhkan ribuan halaman untukmenjelaskannya.

Saya sangat sadari bahwa wawasan dan kebijakan yangtelah diambil oleh Pak Harto untuk menugaskan sayamempersiapkan apa yang telah saya sebut di atas jauh dariiktikad niat KKN atau kepentingan pribadi maupunkepentingan golongan atau partai. Yang menjadi dasar,motor dan motivasi semuanya itu adalah aspirasi rakyat yangtersirat langsung dan tidak langsung dalam UUD 1945 padaumumnya dan khususnya Mukadimahnya.

Page 292: Detik-detik yang Menentukan

274Detik-Detik yang Menentukan

Oleh karena itu, saya harus memanfaatkan pengaruhdan kekuasaan yang saya warisi dengan sebaik-baiknya,dengan bekerja tanpa mengenal waktu dan lelah denganpara anggota Kabinet Reformasi Pembangunan dan parawakil rakyat di DPR dan MPR.

Sementara bagi mereka yang sangat anti danberprasangka buruk mengenai saya dan Orde Baru, dapatsaya mengerti dan maafkan. Penghinaan secara pribadilangsung maupun tidak langsung saya maafkan pula.

Bukankah semuanya berkeinginan membangun masadepan yang lebih cerah bagi anak cucu kita?

Bukankah dalam UUD 1945 jelas dinyatakan kedaulatanrakyat?

Mungkin beberapa tokoh masyarakat tanpa disadarisecara sengaja maupun tidak sengaja, telah dirugikan ruanggeraknya dan tidak pernah diajak berpartsipasi dalampembangunan?

Mungkin juga mereka lebih terampil dan berbakatdibandingkan dengan tokoh Orde Baru, namun tidak pernahdiberi kesempatan untuk berkembang?

Banyak pertanyaan yang wajar dan manusiawi perlukita jawab dan renungkan mendalam dan tidak hanyaberhenti melihat permukaan persoalan saja.

Karena itu dalam proses reformasi saya berkeyakinanuntuk memanfaatkan kesempatan melaksanakan secarasistematik transparan dan langsung inplementasi arti“kedaulatan rakyat” dengan sebaik baiknya melaluipemberian otonomi kepada daerah bebas dari distorsi,prasangka negatif dan tanpa menolerir terjadinya tolok ukurganda, belajar dari pengalaman dan kesalahan masyarakatlainnya di muka bumi ini.

Komitmen saya untuk melaksanakan kebijakan OtonomiDaerah secara sistematis diwujudkan dalam bentuk

Page 293: Detik-detik yang Menentukan

275 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

serangkaian undang-undang seperti Undang-Undangtentang Pemerintahan Daerah maupun Undang-Undangtentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusatdan Daerah.

Oleh karena itu, saya undang beberapa pakar dalambidang administrasi dan kepemerintahan daerah untukmemberikan masukan dan saran mengenai otonomi daerah.

Sebelum saya berikan pengarahan, saya mendengarkanpemikiran serta analisis para pakar yang tergabung dalamtim yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri di bawahpimpinan Profesor Dr. Ryaas Rasyid. Mereka mengadakanpresentasi di Bina Graha.

Pada dasarnya mereka membawa pandangan barutentang otonomi daerah yang sangat berbeda dengan apayang telah dikenal pada masa sebelumnya.

Visi dan misi dari semua kebijakan pemerintah tentangotonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia harustecermin pada proses demokratisasi dan demokrasi itusendiri, melalui penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

Ternyata melalui DPRD masing-masing proses rekrutmengubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, wali kota/wakil wali kota, yang sudah dimulai sejak beberapa waktusebelumnya terjadi tanpa ada campur tangan pemerintahpusat dan diserahkan sepenuhnya kepada DPRD.

Pemilihan tersebut dilakukan sepenuhnya olehmasyarakat di daerah. Sebagai ilustrasi misalnya, Gubernuritu adalah wakil pemerintah pusat di daerah, mengembanfungsi dekonsentrasi, namun presiden tidak lagimengintervensi, meskipun oleh UU masih dibolehkan.

Ilustrasi lain misalnya, semua peraturan dapatdiberlakukan secepatnya begitu gubernur, bupati, wali kotamenyetujui draf peraturan daerah dengan DPRD masing-masing. Hal ini berbeda dengan sebelumnya, karena semua

Page 294: Detik-detik yang Menentukan

276Detik-Detik yang Menentukan

Peraturan Daerah harus disahkan dulu oleh Menteri DalamNegeri sebelum di implementasikan.

Lembaga DPRD memainkan peranan sangatmenentukan dalam proses penyelenggaraan pemerintahandi daerah. Tugas wewenang dan hak DPRD dirumuskandengan jelas dalam UU NO.22 tahun 1999, dengan otonomiluas dan nyata.

UU No. 22 tahun 1999 memberikan wewenang yangseluas-luasnya kepada daerah otonom. Pemerintah Daerahdapat meyelenggarakan semua kewenangan pemerintahankecuali lima hal, yaitu:1. Bidang Politik Luar Negeri2. Pertahanan dan Keamanan3. Kebijakan Moneter4. Sistem Peradilan5. Kebijakan Masalah Keagamaan

Mengenai bidang lain seperti pendidikan, ristek, industri,perdagangan, kesehatan, pertanian, perkebunan,kehutanan, kelautan, perhubungan, pertambangan danenergi dan sebagainya, harus dilaksanakan melalui kerjasama yang erat dengan pemerintah pusat di mana tingkatpelaksanaan oleh daerah disesuaikan dengan kemampuandaerah masing-masing.

Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan olehdaerah yang harus memberi masukan, menunjang danmemanfaatkan pengalaman perencanaan pembangunannasional dengan memerhatikan pendapatan asli daerah dankemampuan SDM di daerah.

Akan tetapi tidak dengan sendirinya daerah dapatmelaksanakan semua kewenangan, karena sewajarnyasesuai dengan kemampuan keuangan dan dukungan SDMdari daerah.

Page 295: Detik-detik yang Menentukan

277 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Dalam memilih besaran kewenangan maka daerahseharusnya memerhatikan:

Azas kebutuhanAzas manfaat dan kapasitas, artinya apakah sebuahkewenangan dilakukan benar-benar dibutuhkan olehdaerah yang bersangkutanSeberapa jauh bermanfaat bagi pemerintah danmasyarakat di daerahApakah tersedia sarana dan prasarana serta SDM yangmendukungnya

Oleh karena itu dalam masa peralihan, pelaksanaanotonomi antara satu daerah dengan daerah lainnya mungkinakan berbeda. Karena memang di dalam pelaksanaannyadaerah-daerah itulah sesungguhnya yang mempunyai hakuntuk menentukan kewenangan mana yang siap dilakukan,jadi bukan pusat menentukan.

Apabila ada kewenangan yang seharusnya sudahditurunkan ke daerah tapi daerah belum mampu, hal itubisa dilakukan di provinsi atau mungkin masih diatur olehpusat, tapi pada dasarnya kewenangan itu di daerah.

UU NO. 22 tahun 1999 juga tidak mengenal sistemotonomi yang bertingkat. Sehingga diberlakukannya UU inikita tidak lagi mengenal Daerah Otonom Tingkat I, danDaerah Otonom Tingkat II, di mana kewenangan sebuahDaerah Otonom yang lebih rendah merupakan residu atausisa dari kewenangan-kewenangan yang dimiliki olehpemerintah dan daerah otonomi yang lebih tinggi. Dengandemikian, hakekat otonomi antarprovinsi dengankabupaten/kota pada dasarnya sama. Ini sesuai dengandasar falsafah dan keyakinan saya untuk tidak mengambilkebijakan yang “bertolok ukur ganda” atau double standard.

Di kabupaten dan kota tidak ada lagi lembaga

Page 296: Detik-detik yang Menentukan

278Detik-Detik yang Menentukan

pemerintah pusat, semuanya merupakan instansi otonommemberikan titik berat otonomi kepada daerah kabupaten/kota. Mengapa ini perlu dilakukan?

Pertama, untuk memudahkan pemberian pelayanankepada segenap warga masyarakat di daerah. Semuapersoalan masyarakat dapat diselesaikan di kabupaten/kota warga masyarakat tidak harus ke provinsi, sehinggaefisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahandapat dicapaiKedua, dengan meletakkan titik berat otonomi padakabupaten/kota maka akan mendekatkan pemerintahdengan rakyat ketimbang titik berat otonom diletakkandi provinsiKetiga, adalah dengan titik berat otonomi padakabupaten maka akan menghilangkan elemen semangatmicronationalism. Mikro nasionalisme di Indonesia akanmerupakan bibit bagi disintegrasi negara kesatuan yangsudah kita bina lebih dari 50 tahun

Dari mana anggaran untuk melaksanakanpembangunan?

Bisa saja dalam hal ini, misalnya, Indonesia kalau dinilaisecara indikator makro, rata-rata sehat; tetapi di daerahtertentu kondisinya tidak sehat karena tidak adanyapemerataan pendapatan di antara rakyat, produktivitasnyarendah, pengelola pemerintahannya korup, biaya ekonomiyang tinggi (high cost), sekaligus tidak adanya sumber dayamanusia yang memadai. Kondisi yang buruk demikian, jelastidak akan banyak menarik investor baik asing atau lokaluntuk datang ke daerah tersebut. Itu akan susah.

Atau, kondisi sebaliknya bisa saja terjadi. Indonesiasecara makro tidak sehat, tetapi di daerah-daerah tertentujustru sehat sekali. Pemerintah daerah tidak memiliki utang.

Page 297: Detik-detik yang Menentukan

279 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Mereka memiliki sumber daya alam dan sumber dayamanusia yang tinggi kualitasnya. Sistem pemerintahannyatidak korup. Jika itu yang terjadi, maka kemungkinan foreignatau local investment langsung ke daerah yang palingmemenuhi syarat.

Tetapi, untuk itu, investor membutuhkan mitra yangtransparan, yang punya kredibilitas dan prediktabilitas yangjelas. Memiliki keterampilan, kemampuan, profesionalismedan enterpreneurship dengan prestasi yang nyata.

Peran perbankan sangat menentukan, oleh karena itusaya sering menggarisbawahi betapa pentingnya didirikanBank Pembangunan Daerah atau lebih tepat lagi disebut BankPembangunan Wilayah. Jadi bukan Bank PembangunanDaerah yang sudah ada dan berperan hanya terbatas padadaerah provinsi saja. Yang saya maksudkan adalahgabungan beberapa provinsi yang berdekatan seperti BankPembangunan Sumatra, Bank Pembangunan Jawa, BankPembangunan Kalimantan, Bank Pembangunan Sulawesi,Bank Pembangunan Bali, NTB dan NTT, dan BankPembangunan Maluku dan Irja.

Semuanya itu, untuk mencegah modal yangdikumpulkan di daerah, dimanfaatkan untuk pembangunandaerah lain pada umumnya dan khususnya ke pusat (DKIJakarta), sehingga kesenjangan kualitas kehidupan menjadilebih besar. Di lain pihak, arus modal investasi atau foreigndirect investment dapat lebih lancar mengalir ke daerah danakan dapat mengurangi distorsi dan menekan biaya ekonomimenjadi lebih rendah.

Dengan demikian saya dapat tingkatkan apa yangnamanya redundancy. Konsep redundance itu dapat sayajelaskan sebagai berikut. Kalau saya mempunyai meja, kakinyatiga maka dia tidak redundance. Sebab, jika salah satu kakidari meja itu saya potong, maka meja itu akan jatuh. Lalu,

Page 298: Detik-detik yang Menentukan

280Detik-Detik yang Menentukan

kalau saya mempuyai meja dengan empat kaki, saya potongsatu kakinya, maka meja itu tidak akan jatuh. Itulah yangdinamakan redundance. Baru ketika saya potong dua kaki,maka meja dengan empat kaki itu baru jatuh. Benar kan?

Redundance adalah dalam hal ini satu sistem yang terdiriyang memiliki N minus tiga redundancy. Redundancy ini dapatdisebut sebagai fail-safe redundancy atau hilang satu kaki mejatersebut masih dalam keadaan stabil atau aman dengan biayayang rendah.

Jikalau N sama dengan 4, berarti meja tersebut memiliki4 kaki dan redundancy-nya satu (4 dikurangi 3). Namun jikameja tersebut memiliki 10 kaki maka redundancy-nya menjadisangat tinggi berarti 6. Meskipun 6 kaki dimakan rayap danhancur, meja tersebut belum jatuh dan tetap stabil.

Kita dapat segera mengambil kesimpulan bahwasemakin banyak kaki meja itu semakin aman dan stabil. Atausemakin tinggi redundancy-nya semakin stabil sistem tersebut.Namun harga meja tersebut tentunya akan menjadi lebihmahal pula. Akibatnya jumlah redundancy untuk mejatersebut harus kita perhitungkan dengan cermat dan rinciuntuk menghasilkan satu meja yang selalu stabil dan murah.

Adakalanya kita hanya mampu atau diperkenankanmemanfaatkan meja yang memiliki satu kaki saja. Meja iniharus stabil berarti dalam keadaan apa pun dan dibebanidengan apa pun meja itu harus tetap stabil. Berarti satu-satunya kaki meja tersebut tidak boleh dalam keadaan apapun dengan beban apa pun jadi patah. Tidak boleh puladimakan rayap. Berarti kaki meja tersebut harus direkayasadan diamankan secara safe-life.

Sebagai contoh di sini adalah NKRI dan UUD ‘45 harusdipertahankan at all cost sepanjang masa dan tidak adakompromi. Yang ada hanyalah penyempurnaan atau dikenalsebagai Amandemen untuk penyesuaian implementasi UUD

Page 299: Detik-detik yang Menentukan

281 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

‘45 dengan kondisi dan keadaan dunia, perkembanganteknologi dan sebagainya, yang terus berubah danberkembang. Penyempurnaan ini tidak boleh mengubah jiwaUUD ‘45, yang menentukan keberadaan NKRI.

Dengan contoh di atas, kita mengenal dua jenisredundancy ialah safe-life dan fail-safe redundancy.

Karena itu saya harus memimpin bangsa Indonesiauntuk kelak dapat memiliki suatu sistem pemerintahan yangmerdeka, bebas, berbudaya, demokratis, dan tenteramdengan memiliki redundancy yang paling menguntungkan.

UUD ‘45 dan NKRI dapat dibayangkan sebagai “meja”yang hanya berkaki satu atau memiliki safe-life redundancy dantidak boleh diubah namun dapat pada implementasinyadisempurnakan sesuai dengan keadaan dunia, teknologi dansebagainya, tanpa mengubah atau distorsi jiwa UUD 1945yang tecermin pada Mukadimahnya.

Oleh karena itu, otonomi daerah tidak berarti membukapintu untuk berkembangnya sistem federalisme, namununtuk melaksanakan pembangunan yang merata, baikdengan pemerintahan eksekutif maupun legislatif yangdemokratis, transparan dan berbudaya, demi tercapainyamasyarakat yang lebih makmur dan tenteram. Untukmelaksanakannya dibutuhkan waktu. Semua KetetapanMPR, UU, Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Daerahharus mengenal redundancy yang berunsur pada satu sistemyang memiliki safe-life redundancy, ialah jiwa UUD 1945 danwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang haruskita pelihara dan pertahankan sepanjang masa.

Dengan demikian, dapat dikembangkan suatu sistemredundancy yang memanfaatkan penyelesaian suatu masalahpemikiran dengan pendekatan A0, A1, A2…..dan sebagainya,sampai Am (di mana m = 0 direkayasa safe-life, sedangkan m= 1,2,3…..sampai tak terhingga dapat direkayasa fail-safe).

Page 300: Detik-detik yang Menentukan

282Detik-Detik yang Menentukan

Kita bersyukur bahwa kita masih tetap dapat berbicaramengenai penahapan, karena kita masih berada pada dasarsistem yang sama ialah memanfaatkan UUD 1945 yangdisempurnakan melalui Amandemen atau Ketetapan MPRtanpa mengorbankan jiwa UUD, jiwa Pancasila, dan wilayahNKRI.

Mulai Sidang Istimewa November 1998 kita memasukisejarah pembangunan bangsa Indonesia tahap ketiga,setelah Proklamasi Kemerdekaan NKRI.

Tahap Pertama

Pada awal Tahap Pertama, berbagai peristiwa mewarnaitransisi Indonesia menuju ke kemerdekaan. Persiapankemerdekaan mulai dirancang dengan dibentuknya BadanPenyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI).

Sidang paling penting BPUPKI adalah tanggal 1 Juni 1945di mana Bung Karno memaparkan dasar filosofis NegaraIndonesia Merdeka. Ia menyebut lima dasar utama, yaitu:1. Kebangsaan Indonesia2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan3. Mufakat atau Demokrasi4. Kesejahteraan Sosial5. Ketuhanan yang berkebudayaan atau Ketuhanan Yang

Maha Esa

Tanggal 22 Juni 1945, perumusan Pancasila berdasarkanPidato 1 Juni tersebut selesai. Rumusan baru ini berisi:1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam

bagi para pemeluknya2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Page 301: Detik-detik yang Menentukan

283 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Salah satu anggota panitia kecil di bawah pimpinan Mr.Mohammad Yamin, kemudian menamakan rumusan baruitu sebagai “Piagam Djakarta”.

Dalam sidang kedua, 10-17 Juli 1945, BPUPKI menerimarumusan Piagam Djakarta dan membentuk tiga panitia,yaitu:

Panitia Hukum Dasar dengan ketua Dr. SoepomoPanitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Dr. MohammadHattaPanitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua Dr.Abikusno Tjokrosoejoso

Khusus mengenai hukum dasar, sesudah melalui sidangdan pembahasan, akhirnya tanggal 16 Juni 1945, BPUPKImenerima rancangan hukum dasar tersebut.

Sehari setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bomatom pertama di Hiroshima, Jepang kemudian menyetujuipembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI). Berbeda dengan BPUPKI yang masih menyertakananggota dari Jepang, PPKI sepenuhnya terdiri atas rakyatIndonesia. Panitia inilah yang kemudian memproklamasikankemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam sidang sehari kemudian, tepatnya 18 Agustus 1945,PPKI memutuskan menghapus tujuh kata dalam PiagamDjakarta. Dengan kata lain, PPKI mengganti rumusan“dengan berdasarkan pada ketuhanan dengan kewajibanmenjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya” menjadi“dengan berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Page 302: Detik-detik yang Menentukan

284Detik-Detik yang Menentukan

Pada sidang itu pula, PPKI sekaligus mengesahkan UUD1945 yang pembukaannya memuat rumusan resmi Pancasilayang telah diperbarui oleh PPKI tersebut.

Dari kronologi peristiwa sejarah tersebut, dapat diambilkesimpulan bahwa P0 adalah identik dengan 17 Agustus1945 dan memiliki seorang Proklamator merangkap PresidenRI pertama Ir. Soekarno dan seorang Proklamatormerangkap Wakil Presiden pertama Dr. Mohammad Hatta.

Presiden Soekarno telah memimpin perjuangan bangsaIndonesia sejak sebagai Presiden selama 23 tahun berturut.

Jikalau A0 adalah sekitar 17 Agustus 1945, maka A1, A2,A3….sampai dengan A23, selama 23 tahun berturut-turutPresiden Soekarno memimpin perjuangan bangsa Indonesia,maka dapat kita sebut sebagai Tahap Pertama perjuanganbangsa. Apa yang telah dicapai selama 23 tahun ini? Sejarahmencatat:

Merealisasikan Negara Kesatuan Republik IndonesiaMempertahankan Negara Kesatuan Republik IndonesiaMemberi kesadaran nasional sebagai suatu bangsaMengembangkan sumber daya manusia Indonesia yangberbahasa Indonesia

Tahap Kedua

Transisi dari masa pemerintahan orde lama ke orde barudiawali dengan peristiwa tuntutan Tritura (Tiga TuntutanRakyat) pada tanggal 10 Januari 1966 oleh para mahasiswadengan dukungan ABRI. Tiga Tuntutan Rakyat tersebutterdiri atas:

Bubarkan Partai Komunis Indonesia.Retool kabinet.Turunkan harga.

Page 303: Detik-detik yang Menentukan

285 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Para mahasiswa menganggap Soekarno telah melakukanpenyelewengan ideologis, antara lain dengan dicetuskannyaNasakom dan Manipol-Usdek yang dianggap melenceng darinilai-nilai Pancasila. Selain itu, berbagai kebijakan ekonomiSoekarno dianggap menyengsarakan rakyat, dengan akibatpenurunan drastis keadaan sosial ekonomi.

Selain itu, situasi politik pasca G30-S/PKI masihmenyisakan ketidakpastian. Peristiwa G30-S/PKImelahirkan “surat sakti” (Surat Perintah 11 Maret,Supersemar) yang memerintahkan Letjen Soeharto (sebagaiPangkostrad) untuk mengambil tindakan-tindakan yangdiperlukan untuk memulihkan keamanan.

Supersemar dikeluarkan Presiden Soekarno tanggal 11April 1966. Pasca pemberian Supersemar, kekuasaanSoekarno makin menurun. Salah satunya adalahdirombaknya Kabinet Dwikora, yang sebenarnya tidakdisetujui oleh Soekarno sendiri.

Pada tanggal 22 Juni 1966, Presiden Soekarnomembacakan Pidato Nawaksara di depan Sidang UmumMPRS. Karena dinilai tidak memuaskan, maka pimpinanMPRS meminta Presiden Soekarno untuk melengkapi pidatotersebut. Sidang MPRS juga menetapkan penegasan tentangkelanjutan dan perluasan penggunaan Supersemar.

Selepas sidang MPRS tersebut, Presiden Soekarno dalammemperingati hari Proklamasi Kemerdekaan menyampaikanpidato yang dikenal Jas Merah (Jangan Sekali-kali MelupakanSejarah). Pidato tersebut dipandang oleh masyarakat,mahasiswa dan MPRS sendiri sebagai cermin sikap Soekarno,yang tidak bersedia untuk mematuhi apa yang telahditetapkan MPRS.

Reaksi dari masyarakat adalah demonstrasi yangdigalang KAMI dan KAPPI di depan Istana Merdekatanggal 1-3 Oktober 1966. MPRS sendiri merespons

Page 304: Detik-detik yang Menentukan

286Detik-Detik yang Menentukan

perkembangan tersebut dengan dikeluarkannya Notapimpinan MPRS yang meminta dan mengingatkan kembalikepada Presiden Soekarno untuk melengkapi laporanpertanggungjawabannya.

Menanggapi permintaan MPRS, Presiden Soekarnomenyampaikan Pidato Pelengkap Nawaksara tanggal 10Januari 1967. MPRS merespons pelengkapan PidatoNawaksara ini dengan mengeluarkan Catatan Sementaratentang Pelengkap Pidato Nawaksara yang diumumkanpada hari yang sama. Lewat catatan sementara ini, MPRSmemperlihatkan ketidakpuasan mereka terhadap sikapPresiden Soekarno.

Pada tanggal 21 Januari 1968, MPRS mengeluarkan HasilMusyawarah pimpinan MPRS Lengkap, yang salah satu diantaranya menegaskan bahwa bahwa Presiden telah gagalmemenuhi ketentuan-ketentuan konstitusional yangdisepakati bersama.

Pada tanggal 9 Februari 1967, Dewan Perwakilan RakyatGotong Royong (DPR-GR) mengeluarkan resolusi, yangmeminta kepada MPRS untuk menyelenggarakan SidangIstimewa MPRS serta meminta kepada Pemerintah untukmenjelaskan peranan Presiden dalam hubungannya denganperistiwa G-30-S/PKI.

DPR-GR juga mengeluarkan Penjelasan Atas UsulResolusi DPR-GR tentang Sidang Istimewa MPRS danmemorandum mengenai Pertanggungjawaban danKepemimpinan Presiden Soekarno dan PersidanganIstimewa MPRS.

Selanjutnya, empat Panglima Angkatan ABRI bertemuPresiden Soekarno di Bogor tanggal 11 Februari 1967 untukmeminta Presiden menghormati konstitusi dan KetetapanMPRS pada Sidang Umum ke-IV.

Pada tanggal 16 Februari 1967, pimpinan MPRS

Page 305: Detik-detik yang Menentukan

287 D. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

mengeluarkan Keputusan tentang Tanggapan TerhadapPelengkapan Pidato Nawaksara, secara tegas menolakPelengkapan Pidato Nawaksara. Menanggapi keputusanMPRS ini, Presiden Soekarno pada tanggal 20 Februari 1967mengumumkan bahwa dirinya menyerahkan kekuasaankepada Jenderal Soeharto.

Pada tanggal 7 Maret 1967 MPRS menggelar SidangIstimewa dengan menghasilkan 26 Ketetapan. Di antaraketetapan-ketetapan itu adalah mencabut kekuasaanperintah dari Presiden Soekarno dan mengangkat Soehartosebagai Pejabat Presiden hingga dilaksanakannya Pemilu.

Pengangkatan Soeharto sebagai Pejabat Presiden olehMPRS dilakukan tanggal 21 Maret 1967. Setahun kemudian,tanggal 27 Maret 1968, Jenderal Soeharto resmi dipilihsebagai Presiden Republik Indonesia kedua oleh MPR.

Pada bulan Maret 1973, SU MPR kembali memilihSoeharto sebagai Presiden untuk periode lima tahunmendatang. Ia pun terpilih jadi Presiden pada 1978, 1983,1988, 1993 dan 1998.

Jikalau B0 adalah tanggal 27 Maret 1968, maka B1, B2,B3….sampai B30, selama 30 tahun berturut-turut PresidenSoeharto memimpin perjuangan bangsa Indonesia, makadapat kita sebut sebagai Tahap Kedua perjuangan bangsa.Apa yang telah dicapai selama 30 tahun ini? Sejarah mencatat:

Mempertahankan Negara Kesatuan Republik IndonesiaMempertahankan Pancasila dan jiwa UUD 1945Membudayakan Pemilu tiap lima tahunMembudayakan SU MPR tiap lima tahunMembudayakan pertanggungjawaban Presiden dalammelaksanakan pembangunan di SU MPR tiap lima tahunMembudayakan pemilihan Presiden dan Wakil Presidentiap lima tahun

Page 306: Detik-detik yang Menentukan

288Detik-Detik yang Menentukan

Membudayakan melaksanakan Repelita tiap lima tahunsebagai produk hukum SU MPRMembudayakan penyusunan APBN melalui UU tiaptahunMelanjutkan pengembangan sumber daya manusia

Tahap Ketiga

Jikalau C0 adalah tanggal 21 Mei 1998, maka C1 dan C2adalah Tahap Ketiga yang berlangsung selama 1 tahun dan5 bulan saya memimpin perjuangan bangsa Indonesiamemasuki reformasi. Apa yang telah dicapai selama 1 tahundan 5 bulan? Saya tidak mampu menilainya dan serahkansepenuhnya kepada rakyat Indonesia yang pernah sayapimpin untuk menilainya.

Page 307: Detik-detik yang Menentukan

289 E. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

E. Presiden Soeharto

Masa lampau tidak boleh dilupakan, namun masalampau jangan dijadikan kendala untuk masa depan.Dari kesalahan masa lampau dan bersikap lebih toleran,dapat dikembangkan masa depan yang lebih baik dancerah. Pengertian sebagai hasil dialog adalah dasar daritoleransi.

Allah SWT dzat yang Maha Mengetahui atassegala sesuatu tentang hamba-Nya dan sejarah jualahnanti yang akan mengungkap “teka-teki” kemis-teriusan.

Sulit bagi saya untuk menulis mengenai PresidenSoeharto tanpa orang meragukan objektivitasnya.Kenyataan ini saya terima, karena memang saya mengenalPak Harto sebagai seorang perwira berusia 28 tahun yanggagah, rendah hati, bahkan pemalu, sejak saya berusia 13tahun pada tahun 1950.

Seperti tiap orang, saya juga memiliki idola, selain orangtua yang melahirkan dan membesarkan saya. Mereka adalah:

Presiden Soekarno yang memberi nasionalisme danpatriotisme;Presiden Soeharto yang menjadi panutan sebagaipemimpin pada umumnya dan khususnya yangberkaitan dengan budaya kepemimpinan Jawa;Profesor Dr. Sumitro Djojohadikusumo sebagai seorangintelektual yang berani mempertahankan pendapatnyadan tetap setia pada prinsip dan keyakinannya;Profesor Dr. Widjojo Nitisastro sebagai seorangintelektual yang berwawasan jauh ke depan, pragmatis,setia pada prinsip dan keyakinannya, serta rendah hati.

Sejak tanggal 28 Januari 1974, saya secara tahap demi

Page 308: Detik-detik yang Menentukan

290Detik-Detik yang Menentukan

tahap dalam banyak hal bekerja sama dengan para tokohnasional lainnya dan khususnya dengan para idola saya.

Pada pertemuan pertama saya dengan Pak Harto sebagaipresiden di kediaman di jalan Cendana, pada hari Seninpukul 19.30, Pak Harto menjelaskan dasar-dasarpemikirannya. Banyak pertanyaan yang saya ajukan, antaralain, “Mengapa Presiden Soekarno diperlakukan demikian?Bukankah beliau bersama Bapak Dr. Mohammad HattaProklamator NKRI? Mengapa harus demikian?”

Jawaban Pak Harto singkat, “Nanti pada suatu harimereka akan lebih mengerti peran dan arti PresidenSoekarno.”

Jawaban tersebut terus saya cernakan dan mengambilkesimpulan bahwa memang dasar toleransi adalahpengertian dan pengertian antara manusia hanya dapatdiperoleh melalui suatu dialog antara manusia secara jernih,rasional, berbudaya, dan objektif. Ini semuanyamembutuhkan waktu dan proses penyembuhan dalam artiyang luas.

Bukankah yang sedang kita alami dalam reformasiadalah pengertian dan objektivitas menilai suatupermasalahan?

Kita harus bedakan antara orang yang berbicaraemosional dan rasional. Ada yang berbicara secara rasionalnamun penuh dengan prasangka dan praduga yang tidakberalasan. Hal ini akan berdampak negatif terhadap penilaiansesuatu dan menghasilkan pengertian yang tidak dapatmemberi ruang pada toleransi.

Ada pula yang berbicara emosional lepas dari prasangkadan praduga dan dapat menghasilkan pengertian yangmemberi ruang berkembangnya toleransi.

Memang pengertian dan toleransi adalah dasar dalammencari penyelesaian yang bijaksana dan tepat. Masalah

Page 309: Detik-detik yang Menentukan

291 E. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

demikian kita hadapi di mana saja. Apakah dalampenyelesaian masalah internasional seperti masalah Israeldan Palestina, masalah semi international seperti masalahTimor Timur di PBB dengan Indonesia dan Portugal, ataumasalah nasional seperti masalah reformasi, masalah Aceh,masalah Papua, masalah Maluku, dan masalah lain.

Jelas, yang menciptakan masalah itu adalah manusiasendiri dan yang harus menyelesaikan masalah tersebutadalah manusia pula. Manusia, manusia, dan sekali lagimanusia dengan segala ego dan keinginannya, adalahpenyebab dan masalah utama.

Dengan kesadaran demikian, dan keyakinan bahwamanusia itu harus diberi kesempatan seluas-luasnya untukdapat menemui “kebenaran” atau the truth daripermasalahan yang sedang dihadapi, maka kepadanyaharus diberi kebebasan berpikir, kebebasan mengeluarkanpendapat, dan tidak boleh ditekan atau ditakut-takuti.

Pemikiran-pemikiran harus dapat diberi wahana untukdapat disalurkan tepat pada waktunya dan pada tempatnya,berarti keterbukaan harus diberikan dan dasarnya adalahHAM yang diimbangi oleh KAM.

Wahana itu adalah sistem informasi dalam prosesketerbukaan dan proses globalisasi yang harusdikembangkan, dipelihara, dan terus disempunakan. Iniberarti demokrasi, kebebasan pers, pemberian otonomidaerah di mana sebagian besar manusia berada, dan tidaksaja di pusat yang harus mendapatkan perhatian utamadalam proses reformasi.

Saya harus bertitik tolak pada masukan informasi yangtepat, jelas, dan objektif. Demikian pula penilaian mengenaiPak Harto.

Baiklah saya memanfaatkan apa adanya dan memulaidengan membaca pernyataan Pak Harto ketika menyatakan

Page 310: Detik-detik yang Menentukan

292Detik-Detik yang Menentukan

pengunduran dirinya sebagai Presiden Republik Indonesiasebagai berikut:

Sejak beberapa waktu terakhir saya mengikuti dengancermat perkembangan situasi nasional kita, terutamaaspirasi rakyat untuk mengadakan reformasi di segalabidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Atas dasarpemahaman saya yang mendalam terhadap aspirasi tersebutdan terdorong oleh keyakinan bahwa reformasi itu perludilaksanakan secara tertib, damai, dan konstitusional.

Demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsaserta kelangsungan pembangunan nasional, saya telahmenyatakan rencana pembentukan Komite Reformasi danmengubah susunan Kabinet Pembangunan VII, namundemikian kenyataan hingga hari ini menunjukkan KomiteReformasi tersebut tidak dapat terwujud karena tidak adanyatanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukankomite tersebut.

Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi dengancara sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidakdapat diwujudkannya Komite Reformasi maka perubahansusunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidakdiperlukan lagi.

Dengan memerhatikan keadaan di atas sayaberpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankantugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik.Oleh karena itu dengan memerhatikan ketentuan Pasal 8UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memerhatikanpandangan pimpinan DPR dan pimpinan fraksi-fraksi yangada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakanberhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI terhitung sejakdibacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998.

Dengan perkataan lain Pak Harto menilai bahwakepercayaan dari rakyat, yang beliau pimpin selama 32tahun, tidak dimiliki lagi. Alasan apa pun juga dipakai itulahkenyataannya dan Pak Harto telah menerimanya dan

Page 311: Detik-detik yang Menentukan

293 E. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

memiliki kemampuan untuk berpisah dengan kekuasaansecara damai dan konstitusional.

Pada hari Selasa tanggal 9 Juni, sehari setelah HUT ke-77 Pak Harto, saya dapat berbicara melalui telepon denganPak Harto sebagai berikut:

“Pak Harto, saya mohon Bapak berkenan menerimasaya. Saya mohon penjelasan dan saran Bapak mengenaisemua yang telah terjadi,” demikian ucapan saya.

“Tidak menguntungkan bagi keadaan sekarang,jikalau saya bertemu dengan Habibie. Laksanakantugasmu dengan baik, saya hanya dapat melaksanakantugas sampai di sini saja”. “Saya sudah tua”, demikianjawaban Pak Harto.

“Pak Harto, untuk dapat melanjutkan tugas denganbaik dan untuk menjawab beberapa pertanyaan, pentingsekali pertemuan dengan Bapak”, demikian ucapansaya.

“Laksanakan saja tugasmu dengan baik, saya doakanagar Habibie selalu dilindungi Allah SWT dalammelaksanakan tugas. Kita nanti bertemu secara bathinsaja”, lanjut Pak Harto.

Ribuan jam telah saya alami berdiskusi dengan Pak Hartosecara terbuka tanpa ada kendala. Dalam pembicaraan dandiskusi tersebut saya banyak belajar padanya, demikian pulaPak Harto belajar banyak dari saya. Memang demikianlahhasil dan akibat silaturahim antarmanusia dan tidakterkecuali antara Pak Harto dengan saya.

Berdasarkan akumulasi pengalaman, beberapa saranmasukan yang berkali-kali Pak Harto sampaikan dan garisbawahi pada pertemuan selama seperempat abad sebagaiberikut:

Kepentingan rakyat harus diutamakan di atas

Page 312: Detik-detik yang Menentukan

294Detik-Detik yang Menentukan

kepentingan golongan, partai, kawan, keluarga, dankepentingan sendiriTidak boleh terjadi suatu revolusi lagi di bumi Indonesiakarena rakyat tidak dapat mengatasinyaYang dikehendaki rakyat adalah ketenteraman, masadepan dan hari depan yang cerah bagi anak cucunya

Saran-saran tersebut sesuai dengan keyakinan sayapribadi, sangat mendalam artinya. Memang sejak sayamemimpin gerakan mahasiswa di Jerman pada tahun 1957dan bekerja di sana. Sampai saat ini, terus saya kembangkanpengertian dan cara mencapainya, dengan memerhatikanlingkungan dan perilaku masyarakat sekitar saya. Perandunia cendekiawan pada umumnya dan khususnyalingkungan para cendekiawan muslim Indonesia sangatmemengaruhi saya.

Saya berusaha menilai keadaan sekitar Pak Harto danrakyat Indonesia dengan selalu berusaha secara objektifmencari penyelesaian yang bijaksana.

Tuntutan sebagian besar anggota MPR pada SidangIstimewa 1998, menghendaki Pak Harto secara eksplisitdisebut dalam Ketetapan MPR, mengenai pemberantasankorupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalampenyelenggaraan negara yang bersih, di samping pejabatnegara, mantan pejabat negara, dan kroninya maupun pihakswasta/konglomerat.

Seperti saya sampaikan di depan, dalam melaksanakantugas sebagai anggota Kabinet Pembangunan, saya tidakpernah mendapatkan instruksi atau imbauan dari Pak Hartoyang melanggar UU atau berbau KKN. Di sini kelihatankonsistensinya sikap dan pesan Pak Harto pada saya agarkepentingan rakyat harus diutamakan di atas kepentingangolongan, partai, kawan, keluarga, dan kepentingan pribadi.

Page 313: Detik-detik yang Menentukan

295 E. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Ketika Sidang Istimewa berlangsung, Golkar sudahmenjadi partai politik dan Keluarga Besar Golkar (KBG) yangterdiri dari Fraksi ABRI, Fraksi Utusan Daerah dan FraksiGolkar tidak dikoordinasikan oleh seorang koordinator lagidan sudah dibubarkan. Karena itu, pengaruh saya selamaSI berlangsung, terbatas pada pemberian penjelasan saja.

Menjelang dan saat berlangsungnya Sidang IstimewaMPR, demonstrasi yang menentang dan menolak saya tidakjuga berkurang.

Dengan masukan tersebut di atas, kembali lagi, sayaberusaha menilai keadaan sekitar Pak Harto dan rakyatIndonesia dengan secara objektif mencari penyelesaian yangbijaksana. Jangan kita hanya melihat pohon dari hutan yangsedang mengalami kebakaran, dan melupakan bahkan tidakmemerhatikan hutan, yang seharusnya diselamatkan darikebakaran.

Saya mengandalkan kepada akumulasi pengalamanselama kehidupan saya, khusunya di Indonesia. Guru yangsetia, konsisten mendampingi, dan memengaruhi, adalahotak saya sendiri. Oleh karena itu, saya berusaha terusmemelihara kondisi kesehatan dengan berenang secarateratur tiap hari.

Pada suatu hari dalam bulan September 1999, sayamendapat laporan bahwa Pak Harto harus dirawat di RSPertamina karena mengalami stroke. Reaksi saya segeramenugaskan ADC untuk mempersiapkan kunjungan ke RSPertamina menilik Pak Harto.

Namun sewaktu saya mau keluar Istana Merdeka, TimDokter Kepresidenan menyampaikan agar sayamembatalkan niat tersebut, karena keadaan kesehatan PakHarto tidak mengizinkan. Pendarahan di otak Pak Hartodapat bertambah.

Menurut mereka ada dua kemungkinan jikalau saya

Page 314: Detik-detik yang Menentukan

296Detik-Detik yang Menentukan

berkunjung untuk menjenguknya, yaitu: Pak Harto senangatau marah, dan keduanya akan mengakibatkan gejolakemosi yang dapat meningkatkan pendarahan otak yangberakibat fatal. Oleh karena itu, mereka sarankan agar sayatidak berkunjung ke Pak Harto, cukup memanjatkan doauntuk Pak Harto saja.

Hal lain yang ingin saya sampaikan adalah, dalam rangkapenyelesaian masalah Pak Harto, sesuai rencana, saya akanberkonsultasi dengan para pakar ilmu hukum dari sejumlahuniversitas. Ini terjadi setelah Pemilu 1999 dan jajakpendapat mengenai masa depan Timor Timur selesai.

Kebijakan tersebut saya ambil untuk mencegahpenyalahgunaan permasalahan sekitar Pak Harto menjadiisu politik yang dapat mengganggu. Saya berpendapat pulaagar sebelum Sidang Umum MPR hasil Pemilu 1999 dimulai,dasar hukum penyelesaian masalah Pak Harto secaraobjektif, bijaksana dan profesional selesai.

Untuk itu, melalui Menteri Kehakiman/SekretarisNegara dan Pjs Jaksa Agung, saya minta agar mengundangpakar di bidang hukum, untuk memperoleh masukan dansaran penyelesaian masalah Pak Harto. Pertemuan parapakar tersebut terjadi pada bulan September 1999, yangdihadiri oleh: Prof. Dr. Lobby Loqman, SH. MH (UniversitasIndonesia, Jakarta), Prof. Dr. Bambang Purnomo, SH(Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta), Prof. Dr. BardaNawawi Arif, SH (Universitas Diponegoro, Semarang), Prof.Dr. Andi Hamzah, SH (Universitas Trisakti, Jakarta), sertaProf. Dr. Muladi, SH (Menteri Kehakiman/SekretarisNegara), Ismujoko, SH (Pjs. Jaksa Agung), dan Ramelan, SH(Jaksa Agung Muda Pidana Khusus). Pertemuan tersebutdilaksanakan di pendopo kediaman saya di Kuningan.

Langkah yang saya ambil termasuk tindak lanjut untukmenyelesaikan kasus tersebut dengan tetap menjunjung

Page 315: Detik-detik yang Menentukan

297 E. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

tinggi asas praduga tak bersalah dan menghormati hak asasimanusia. Kita secara sungguh-sungguh harus menegakkanhukum seadil-adilnya. Demi tegaknya hukum dan keadilan,siapa pun yang bersalah harus dikatakan bersalah, dan siapapun yang benar harus dikatakan benar.

Dalam negara hukum, yang memegang teguh prinsipsupremasi hukum dan menghormati hak asasi manusia,benar dan salah ditentukan sepenuhnya oleh serangkaianproses hukum yang harus ditempuh, sampai pembuktiannyadi pengadilan.

Siapa pun yang secara hukum terbukti bersalah,hendaklah menerima kenyataan tersebut betapa punpahitnya, sedangkan bagi mereka yang benar dandibenarkan menurut hukum, diminta tegar menghadapisegala cobaan dan hujatan.

Walaupun langit akan runtuh, yang salah tetap salahdan benar tetaplah harus diterima sebagai kebenaran.

Perintah untuk mengusut mantan Presiden Soehartoditetapkan dalam Ketetapan MPR No XI/MPR/1998 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas, Korupsi,Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang dihasilkan dalam SidangIstimewa MPR tanggal 13 November 1998.

Dalam pasal 4 Tap No. XI/ MPR/1998 disebutkan:“Upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme harusdilakukan dengan tegas terhadap siapa pun juga, baik pejabatnegara, mantan pejabat negara, keluarga dan kroninya maupunpihak swasta/konglomerat termasuk mantan Presiden Soehartodengan tetap memerhatikan prinsip praduga tak bersalah danhak asasi manusia”.

Mantan Presiden Soeharto baru satu kali dimintaiketerangan di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Sejumlah saksijuga telah diperiksa. Pemeriksaan sudah berlangsung sekitardelapan bulan, namun hasil penyelidikannya belum

Page 316: Detik-detik yang Menentukan

298Detik-Detik yang Menentukan

rampung juga. Sementara berkembang pemikiran dan saranuntuk menyelesaikan kasus Pak Harto: (a) secara politik, (b)secara kombinasi yuridis-politis, atau (c) secara yuridis murni.

Pada kesempatan itu, saya persilakan Jaksa Agungmemberi laporan lengkap. Di samping berbagaipertimbangan yang menyangkut aspek hukum, dilaporkanjuga oleh Jaksa Agung hasil pemeriksaan Tim Kesehatan,yang antara lain menyatakan bahwa:

“Pak Harto mengalami gangguan neurologis padafungsi otak (fungsi luhur dan memori) yang kompleks,serta hambatan pada fungsi aktivitas mental. Pak Hartojuga mengalami gangguan psikiatris, sehingga hanyamampu berkomunikasi untuk masalah sederhana, sedanguntuk hal-hal yang kompleks kualitas pembicaraannyatidak bisa dijamin.”

Saya persilakan pula agar para pakar hukum danMenteri Kehakiman menanggapi isi laporan Jaksa Agung.

Setelah mendengar laporan dan tanggapan para pesertarapat tersebut, saya mengajukan pendapat agar penyelesaianmasalah Pak Harto dideponir atau dengan kata laindiselesaikan secara tuntas dan tidak dapat dibuka lagi.Berarti ditutup dan tidak mengganggu jalannya reformasi.

Bukan karena saya memihak Pak Harto, namun sayamemihak yang benar dan sebagaimana telah saya ceritakan,saya berkeyakinan bahwa sesuai pengalaman pribadi sayasebagai anggota Kabinet Pembangunan di bawah pimpinanPak Harto, saya tidak pernah diimbau ataupundiperintahkan oleh Presiden untuk melaksanakan tugas yangbertentangan dengan UU yang berlaku, bertentangandengan Nilai HAM dan Nilai KAM serta berbau KKN.Pendapat tersebut juga saya ajukan denganmempertimbangkan kondisi kesehatan Pak Harto, yang

Page 317: Detik-detik yang Menentukan

299 E. Antara 100 Hari Pertamadan 100 Hari Terakhir, SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

secaya objektif memang sulit untuk menjalani proses hukumsebagaimana orang yang sehat.

Permintaan saya didiskusikan secara luas, profesionaldan mendalam. Hasilnya adalah semua berkesimpulan agarpaling bijaksana masalah Pak Harto diselesaikan denganmengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan atauSP3 oleh Jaksa Agung.

Oleh karena itu, saya memerintahkan Pejabat Sementara(Pjs) Jaksa Agung Ismudjoko agar dalam waktu sesingkat-singkatnya segera mengumumkan hasil penyelidikan danstatus hukum mantan Presiden Soeharto kepada masyarakatluas.

Mengakhiri bab ini, saya perlu mengungkapkan sekalilagi bahwa sampai saat berakhirnya tugas saya sebagaiPresiden, walaupun saya selalu berusaha lewat berbagai“jalur”, saya tetap tidak pernah berhasil bersilaturahimdengan Pak Harto, baik lewat telepon, apalagi bertemulangsung.

Pertemuan secara fisik terakhir saya dengan Pak Hartoadalah pada tanggal 21 Mei 1998 di Istana Merdeka, padasaat Pak Harto menyatakan pengunduran diri sebagaiPresiden ke-2 dan saya mengangkat sumpah sebagai Presidenke-3. Kemudian hubungan berikutnya adalah lewat teleponpada saat saya menyampaikan selamat Ulang Tahun padabulan Juni 1998, sebagaimana saya telah ceritakan di depan.

Kedua pertemuan terakhir —secara fisik dan telepon—tersebut juga tidak mengungkap jawaban sejumlahpertanyaan dan harapan yang berada di benak saya, antaralain tentang apa sesungguhnya alasan Pak Hartomengundurkan diri dari kepresidenan, mengapa Pak Hartotidak memberikan informasi dan masukan sedikit puntentang berbagai hal yang terjadi menjelang keputusan

Page 318: Detik-detik yang Menentukan

300Detik-Detik yang Menentukan

pengunduran diri tersebut, sehingga seolah-olah saya harusmemulai semuanya dari “nol”.

Kemudian, pertanyaan yang tetap tak terjawabkansampai saat ini adalah, “Mengapa Pak Harto tidak bersediabertemu atau berkomunikasi dengan saya sampai saat ini?”

Manghadapi kenyataan sikap Pak Harto yang seolah“misterius” tersebut, saya yakin bahwa Pak Hartomempunyai alasan tersendiri, dan mungkin beranggapanbahwa sebaiknya biarlah saya tidak mengetahuinya. Dansaya ikhlas kalau memang begitu kehendak Pak Harto.Karena saya percaya sepenuhnya bahwa Allah SWT jualahdzat yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu tentanghamba-Nya. Dan sejarah jualah nanti yang akanmangungkap “teka-teki” kemisteriusan ini.

Page 319: Detik-detik yang Menentukan

Menyerahkan Bendera Pusaka pada Upacara PeringatanHari Kemerdekaan RI ke-53, 17 Agustus 1999

Memberi penghormatan kepada Sangsaka Merah Putihpada Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-53, 17 Agustus 1999

Sekn

eg.

Sekn

eg.

Page 320: Detik-detik yang Menentukan

Bertemu Perdana Menteri Australia, John Howard, 27 April 1999 di Bali

Menerima kunjungan Uskup, Carlos Filipe Ximenes Belo, 24 Juni 1998

Sekneg.Sekneg.

Page 321: Detik-detik yang Menentukan

Menyampaikan Pidato pada Sidang Istimewa MPR, 13 November 1998

Bersama Ketua DPR/MPR, Harmoko,pada Penutupan Sidang Istimewa MPR, 13 November 1998

Hr.

Rep

ublik

aSe

kneg

.

Page 322: Detik-detik yang Menentukan

Menghadiri Sidang Istimewa MPR, 13 November 1998

Menabuh beduk pada acara Takbir Akbar menyambut Hari Raya Id,di Masjid Istiqlal, 1999

Sekneg.Sekneg.

Page 323: Detik-detik yang Menentukan

301 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Masalah yang dihadapi manusia adalah akibat daritindakan manusia itu sendiri dan manusia pula yangharus menyelesaikannya. Inti permasalahan adalah,bahwa manusia susah berpisah dengan kekuasaan yangdimiliki untuk menyelesaikan permasalahan yangdihadapi.

Sebelum SU MPR 1999 dimulai, saya harusmemanfaatkan tiap kesempatan untuk memberiwawasan masa depan Indonesia sebagai suatunegara masyarakat madani (civil society) yang

modern dan berbudaya.Kesempatan pertama, pada pembukaan Rapat Gubernur

seluruh Indonesia di Bina Graha pada hari Sabtu tanggal 10Juli 1999. Pada kesempatan itu saya sampaikan wawasanmengenai pembagian tugas antara Polisi dan ABRI.

Pada saatnya nanti Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda)akan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Sedangkan KepalaKepolisian RI (Kapolri) nantinya akan bertanggung jawabkepada Presiden RI dan anggaran Polri dimasukkan kedalam anggaran Departemen Dalam Negeri.

DPRD bersama Menteri Dalam Negeri dan Kapolri akanberperan dalam menentukan kriteria yang harus dipenuhi

Seratus HariSebelum PemilihanPresiden ke-4 RI4bab

Page 324: Detik-detik yang Menentukan

302Detik-Detik yang Menentukan

dalam pemilihan Kapolda. Seragam Polisi Daerah akandapat berbeda antar satu provinsi dengan provinsi lainnya.Yang menentukan seragam polisi nantinya adalahpemerintah daerah bersama DPRD setempat.

Tugas Polri adalah menegakkan hukum. Siapa yangmelanggar rambu-rambu dalam hal ini, UUD 1945, TapMPR, UU, Peraturan Pemerintah atau Peraturan Daerah,akan menghadapi Polri. Sedangkan TNI, akan bertugasmenjaga kedaulatan teritorial wilayah Indonesia. Seragamseluruh Angkatan Darat sama, begitu pula Angkatan Lautdan Angkatan Udara. Hal itu seiring dengan telahdiundangkannya UU nomor 22 Tahun 1999 (tentangPemerintah Daerah) dan UU nomor 25 Tahun 1999 (tentangPerimbangan Keuangan Pusat dan Daerah) serta dimulainyaera baru pemerintah daerah dengan otonomi lebih luas.

Pemilihan gubenur harus demokratis. Pada saat itu,biasanya tiga nama calon gubernur diberikan kepada Presidenlewat Mendagri. Presiden dipersilakan memilih. Jika dari tigacalon Presiden tidak ada yang dapat diterima, makasemuanya dikembalikan dan dipersilakan untuk mengajukantiga lagi sampai ada yang dapat diterima. Apakah ininamanya demokrasi?

Lebih demokratis jikalau Presiden menerima katakanlah20 calon. Lalu bersama satu tim yang misalnya terdiri dariMenteri Dalam Negeri, Menteri Kehakiman, Jaksa Agung,Pangab, Ka. Bakin, dan Kapolri, Presiden mempelajarimasukan tersebut. Setelah itu calon yang sudah diteliti,katakanlah tinggal 15 calon, diteruskan kepada DPR untukdipilih satu yang menjadi gubernur. Bukankah demikianlebih demokratis? Apalagi kalau gubernur dan bupati dipilihlangsung oleh rakyat, dan pelaksanaannya transparan tidakdipengaruhi oleh uang.

Jangan semuanya diserahkan kepada Presiden. Presiden

Page 325: Detik-detik yang Menentukan

303 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

harus dekat pada rakyat dan Presiden bukan segala-galanya.Demikian pula, gubernur, bupati atau lurah juga bukansegala-galanya.

Pada kesempatan berikutnya, saya manfaatkan untukmenyampaikan wawasan saya pada peringatan HariKoperasi ke-52 di Stadion Utama Senayan, hari Senin tanggal12 Juli 1999. Saya mengajak segenap lapisan masyarakatuntuk mulai memikirkan bagaimana membangun lembagalegislatif yang kuat dan efektif, serta mengatur kekuasaanpresiden secara proporsional. Dengan pengaturan demikian,akan terjadi keseimbangan antara kekuasaan eksekutif danlegislatif.

Tegaknya kedaulatan rakyat akan tecermin padalembaga legislatif yang kuat dan efektif, yang dapatmenghayati dan memperjuangkan keinginan rakyat. Olehkarena itu, wajar jikalau anggota DPR dan MPR, yang dipilihlangsung oleh rakyat, secara teratur sering berkunjung kedaerah yang memilihnya, sering berada di tengah wargayang memilihnya dan menjadi akrab dan dekat denganmereka.

Di tengah-tengah euforia politik pascapemilu ini,hendaknya energi jangan hanya terkuras pada pemikirantentang pemilihan Presiden, yang sementara mekanismenyasudah cukup dijelaskan dalam konstitusi.

Terfokusnya perhatian pada pemilihan Presidenmemang dapat dipahami, karena selama ini jabatan presidensangat sarat dengan kekuasaan dan potensi terhadappengkultusindividuan, walaupun hal itu mungkin tidakdikehendaki oleh Presiden terpilih. Pengkultusan itu terjadikarena selama ini kita lebih mementingkan figur seseorang,ketimbang institusi sebagai suatu sistem yang dilembagakan.

Karena demokrasi Indonesia dilakukan melalui sistemperwakilan, setelah penyelenggaraan pemilu adalah wajar

Page 326: Detik-detik yang Menentukan

304Detik-Detik yang Menentukan

jikalau masyarakat sepenuhnya memercayakan aspirasi danharapan kepada wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPRdan MPR mendatang.

Kepada MPR diberikan kepercayaan untuk menyusunGaris-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan memilihPresiden dan Wakil Presiden, serta menyusun Ketetapan-Ketetapan (Tap-tap) lain sesuai dengan aspirasi yangberkembang, termasuk kemungkinan untukmenyempurnakan beberapa hal dalam UUD 1945, sesuaiperkembangan dunia yang semakin dinamis.

Upaya penyempurnaan terhadap beberapa hal dalamkonstitusi itu hendaknya dipandang sebagai suatu hal yangpositif, dalam rangka mewujudkan kehidupan politik danekonomi yang lebih demokratis, begitu pula untukmenyiapkan negara Indonesia meraih peluang sertamenjawab tantangan di masa depan.

Dengan demikian, kita juga mendorong terciptanyasistem politik yang sehat dan stabil, yang sangat diperlukandalam membangun masa depan bangsa.

Untuk dapat menilai keadaan 100 hari sebelumpemilihan Presiden ke-4, sebaiknya kita perhatikanpandangan pakar luar negeri dalam bidang politik mengenaiIndonesia.

Yang menarik adalah pandangan pakar politik AmerikaSerikat, Prof Daniel S. Lev. Lev berpendapat bahwa sistempemilihan presiden di Indonesia yang tidak langsung,mempunyai banyak keuntungan bagi Presiden yang kiniberkuasa untuk terpilih kembali. Sehingga, peluang B.J.Habibie jauh lebih besar dari Megawati. Lain halnya jikalauPresiden dipilih langsung.

Menurut pengamat masalah Indonesia dari UniversitasWashington, Seattle, itu, hitung-hitungan kursi di SidangUmum MPR nanti juga menunjukkan peluang dukungan

Page 327: Detik-detik yang Menentukan

305 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

yang cukup untuk Habibie, terutama dari Utusan Daerahdan Golongan serta dari fraksi-fraksi Islam. “Fraksi-fraksiIslam jelas mendukung Habibie karena faktor Habibie diICMI,” ungkapnya.

Lev mengatakan bahwa gagasan pembentukan fraksiIslam itu belum tentu untuk menjegal Megawati yangpartainya memenangkan pemilu.

Namun, katanya, partai-partai Islam sangatmengharapkan suatu saat Islam akan memegang perananpenting dalam politik dan pemerintahan. “Selama 150 tahun,Islam yang mayoritas di Indonesia diperlakukan sepertiminoritas,” ungkapnya. Ia menambahkan, fraksi-fraksipartai Islam itu tentu lebih dekat ke Habibie daripadaMegawati, yang dianggap calon-calon legislatifnya lebihbanyak nonmuslim.

Meski peluang Habibie lebih besar, bukan berartikesempatan Megawati untuk terpilih menjadi presiden tidakada, kuncinya adalah tergantung pada suara ABRI. “Kalaupimpinan militer bekerja sama dengan Megawati, tentupeluang Megawati terbuka lebar,” ungkapnya.

Apalagi, lanjutnya, kalau Megawati bisa menjalin koalisidengan Gus Dur (PKB) dan Amien Rais (PAN).

Pandangan pakar Amerika mengenai Indonesia yangtecermin dalam pandangan Daniel Lev tersebut cukupmenarik. Ia juga berpendapat bahwa calon PresidenIndonesia yang dijagokan Amerika Serikat, adalah siapa sajayang bisa mengamankan duit Amerika di Indonesia.

Kepentingan Amerika, menurut Lev, adalah bagaimanaIndonesia bisa menjadi negara yang aman, stabil, demokratisdan membuka pasar lebar-lebar buat Amerika dan bisamembayar utang-utangnya kembali ke Amerika.

Oleh karena itu, lanjutnya, ada kalangan di AS yangmendukung Habibie karena ia sudah jelas-jelas bisa dipegang

Page 328: Detik-detik yang Menentukan

306Detik-Detik yang Menentukan

IMF di mana AS menjadi pemegang saham terbesar. Merekajuga menilai Habibie jauh lebih punya kemampuan.

Ada juga yang mendukung Megawati karena dialah yangmemenangkan pemilu, namun faktor kebungkaman dankediaman Megawati bisa merupakan hambatan, karenaorang akan menilai putri Bung Karno itu tidak memilikikemampuan yang cukup. Kemungkinan lain adalahmunculnya tokoh lain di luar Habibie dan Megawati, “Itubisa Amien Rais atau Wiranto,” ungkapnya.

Berdasarkan pengalamannya bergaul dengan tokoh-tokoh dan orang Indonesia, Lev mengatakan ada kalangandi Indonesia yang percaya hanya pihak militer yang bisamengamankan situasi di Indonesia.

Mengenai Amien Rais, Lev mengatakan, Ketua UmumPAN itu merupakan tokoh yang paling jujur. Misalnya,karena perolehan suaranya kecil, dia tidak lagi berambisiuntuk jadi presiden. Amien dianggapnya reformis yang tahuposisi. “Kalau Amien diberi kesempatan oleh MPR padaSidang Umum mendatang, dia bisa menjadi presiden yangbaik,” ungkap Lev.

Dalam rangka memberi masukan kepada rakyatIndonesia mengenai peran dan harapan yang harusdiberikan kepada siapa saja yang mendapat kehormatanmemimpin bangsa, maka saya berusaha menjelaskan sebaik-baiknya pandangan saya mengenai seorang Presiden R.I.

Saya kembali menegaskan bahwa jabatan sebagai KepalaNegara bukanlah merupakan hal yang paling utama bagisaya, karena yang paling utama adalah hubungan dengansesama manusia. “Bagi Bacharuddin Jusuf Habibie, jabatanPresiden adalah bukan segala-galanya. Yang penting bagisaya adalah hubungan saya dengan sesama manusia,”demikian saya sampaikan ketika mengadakan ramah tamahdengan pimpinan dan santri Pondok Pesantren Anwar al-

Page 329: Detik-detik yang Menentukan

307 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Maliki dari Pasuruan, Jawa Timur. Jabatan presiden hanyamerupakan sebuah tugas yang mulia dan terhormat gunamemberikan pengabdian terbaik bagi rakyat.

Seorang pemimpin haruslah bagaikan sebuah mata airyang bersih dan jernih yang memengaruhi lingkungannya.Setiap pemimpin - apakah besar atau kecil, termasuk Presiden- harus berperilaku sebagai sumber air yang bersih dan jernih,yang dapat memberi kehidupan di sekitarnya agar dapatmekar dan subur, sehat berkembang. Janganlah berperilakusebagai sumber air yang kotor dan beracun, sehinggalingkungan sekitarnya tidak dapat tumbuh bahkan mati.

Setiap pemimpin, harus jadi panutan dan mampumemberikan ilmu, serta cara-cara untuk mengambil jalanyang benar yang nilainya abadi bagi orang-orang disekitarnya. Pada zaman yang penuh tantangan ini, yangdiperlukan adalah orang-orang yang mampu menyerasikankeimanan dan ketakwaan dengan ilmu pengetahuan sertateknologi.

Yang menarik adalah pandangan negarawan SingapuraLee Kuan Yew yang secara tidak langsung mengingatkanpara pemimpin Indonesia agar tidak mengubah sistem politiksecara radikal. Langkah itu dapat membahayakan negara.

Apa yang harus kita hindari adalah perubahan secarabesar-besaran dan gencar tentang cara kita mengerjakansesuatu. Kita perlu lebih mengedepankan metode dialog danpergaulan. “Perubahan radikal ini akan membuat sistemruntuh,” jelas Lee Kuan Yew dalam satu forum yangdiorganisasikan oleh Dewan Pembangunan KomunitasTanjong Pagar, di sekolah Anglo-China, Sabtu 18 September1999.

Menurut Lee, pemerintah akan lebih mudah secaraberangsur-angsur mengubah sistem yang secara politik bisaditerima, seiring dengan perkembangan masyarakat.

Page 330: Detik-detik yang Menentukan

308Detik-Detik yang Menentukan

“Jikalau pemerintahan runtuh, Anda belum tentu bisamenemukan kelompok orang dan Perdana Menteri yang bisamembangun kembali pemerintahan ke posisi semula, danitu artinya Anda dalam bahaya,” jelas Lee.

Selanjutnya Lee menegaskan, “Belajarlah daripengalaman Indonesia, di mana perubahan radikal yangdilakukan menyebabkan runtuhnya pemerintahan danpenghormatan pada Presiden. Hasilnya, seluruh sistemruntuh.”

Lee menilai, tugas Habibie menjalankan rodapemerintahan menjadi tidak mudah karena pemberitaanmedia massa mengenai skandal yang mengelilingi Habibie.

Lee juga ragu, bila Megawati Soekarnoputri terpilihmenjadi Presiden apakah dia mampu memimpin negaraseperti yang pernah dilakukan Presiden Soeharto ataumendiang ayahnya, Presiden Soekarno?

Saya teringat, surat dari Lee Kuan Yew, yangdisampaikan kepada saya melalui Menneg BUMN TanriAbeng, yang mengucapkan selamat atas keberhasilan sayamenghentikan free fall dari nilai mata uang rupiah terhadapUS dolar dan keberhasilan menekan inflasi. Walaupunsebelumnya Lee Kuan Yew sangat mempertanyakankemampuan saya dalam menyelesaikan masalah ekonomiyang sangat memprihatinkan, dengan surat tersebut iamemperlihatkan jiwa besar dan sikap seorang negarawan.

Seperti yang diramalkan dan diprihatinkan oleh LeeKuan Yew, pemberitaan mengenai saya dan ucapan paratokoh politik yang berseberangan sangat menyakitiperasaan. Saya harus sadari, adalah wajar bahwa sikapdan reaksi seperti itu akan muncul dari mereka yang selamaini merasa dirugikan oleh Orde Baru dan Pak Harto. Sayajuga harus menyadari bahwa saya adalah salah satu tokohOrde Baru yang mereka anggap sebagai penerus Pak Harto,

Page 331: Detik-detik yang Menentukan

309 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

tanpa melihat apa yang saya perbuat untuk bangsa ini.Secara sepintas mungkin demikian kesannya. Jikalau kita

perhatikan perjalanan bangsa sejak ProklamasiKemerdekaan, baik Presiden Soekarno, Presiden Soehartomaupun saya sendiri, memang semuanya meneruskanperjuangan mempertahankan jiwa UUD 1945, Pancasila danNegara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuannya untukmenjadi dasar membangun suatu masyarakat agar memilikikualitas kehidupan dan budaya yang tinggi.

Kesinambungan perjuangan tersebut memberi kesanbahwa Presiden Soeharto adalah penerus Presiden Soekarnodan saya penerus Presiden Soeharto. Namun “tugas” dan“cara memimpin”, baik Presiden Soekarno, PresidenSoeharto maupun saya berbeda, bahkan dalam beberapa halbertentangan. Perbedaan ini dapat dimengerti, karenakeadaan dan kondisi berbeda, serta generasi rakyat danpemimpinnya pun berbeda.

Oleh karena itu, lebih tepat jikalau kita berbicara mengenaipenahapan. Tahap pertama dipimpin oleh presiden pertama,tahap kedua dipimpin oleh presiden kedua, tahap ketiga olehpresiden ketiga dan seterusnya sampai ….. ke tahap “n” yangdipimpin oleh presiden ke “n”. Aspek kesinambungannyaadalah mempertahankan Konstitusi Negara (UUD 1945 danPancasila) dan wilayah NKRI sepanjang masa.

Jikalau Presiden Soekarno memusatkan perhatiannyauntuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa dengannasionalisme yang sehat, patriotisme, dan sebagainya.Presiden Soeharto memusatkan pada pendidikan,pembangunan prasarana ekonomi, peningkatan lapanganpekerjaan dan sebagainya, maka saya memusatkan perhatianpada peningkatan produktivitas dan daya saing melaluipemberian kebebasan, transparansi, demokrasi dansebagainya.

Page 332: Detik-detik yang Menentukan

310Detik-Detik yang Menentukan

Dapat diartikan pula bahwa tiap presiden memiliki tugasdan rencana tersendiri. Presiden pertama memimpin tahap“proses kemerdekaan”, Presiden kedua memimpin tahap“proses pembangunan” dan Presiden ketiga memimpintahap “proses kebebasan dan demokrasi”.

Dengan kata lain, perjuangan bangsa terus berjalansecara bertahap dengan menyesuaikan pada keadaan dankondisi –nasional, regional dan internasional— yangberubah.

Jumat tanggal 24 September 1999 antara pukul 13.30hingga pukul 14.45 saya bersilaturahim dengan parapimpinan serta anggota DPR yang dipilih dalam PemilihanUmum 1997. Presiden dan DPR telah hidup berdampinganselama 16 bulan melaksanakan tugas untuk membuka pintureformasi dan demokrasi.

Ketua DPR/MPR Harmoko serta para wakil, sepertiFatimah Achmad, Abdul Gafur, Hari Sabarno dan IsmailHasan Metareum berkumpul bersama beberapa para menteriKabinet Reformasi Pembangunan, seperti Menpora AgungLaksono, Mensesneg/Menkeh Muladi, Menhankam/Panglima ABRI Jenderal Wiranto serta para menteri danpejabat lainnya.

Dalam forum silaturahmi dan ramah tamah tersebut sayamenyampaikan sambutan yang isinya antara lainmenyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yangsetinggi-tingginya kepada pimpinan dan seluruh anggotaDPR. Para pimpinan dan anggota DPR, telah bekerja kerassebagai mitra pemerintah dalam mewujudkan berbagaiagenda reformasi, sebagaimana diamanatkan SidangIstimewa MPR November 1998.

Sampai saat silaturahim itu, berlangsung aksi mahasiswadan masyarakat yang menentang RUU PenanggulanganKeadaan Bahaya (PKB). Di sekitar jembatan Semanggi protes

Page 333: Detik-detik yang Menentukan

311 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

keras dilakukan oleh para mahasiswa dan beberapakelompok masyarakat.

Terhadap unjuk rasa tersebut, saya tidak mengeluarkanpendapat untuk mencegah terjadinya polemik yang sayaharus hindari agar tidak mengganggu stabilitas yang begitupeka. Namun karena aksi demonstrasi masih terus marak,maka para wartawan mempertanyakan hal itu kepadaMensesneg/Menkeh Muladi, Menhankam/Panglima ABRIJenderal Wiranto, Menpora Agung Laksono dan anggotaDPR Komisi I Yasril A. Baharuddin, yang saya ikuti pulamelalui pemberitaan.

Seperti dapat dibaca pada beberapa surat kabar, padahari Sabtu tanggal 25 September 1999, Menhankam/Panglima ABRI Jenderal Wiranto mengatakan agarrangkaian aksi unjuk rasa menuntut pencabutan RUU PKBharus disikapi secara tertib dan arif. Sebab kalau tidak, yangakan terjadi adalah mengganggu kebebasan orang lain danmembuat masyarakat khawatir. Apakah kalau sudah begituaparat keamanan harus diam saja?

Sementara itu saya mendapat imbauan, dan bahkandesakan dan kalau perlu melalui jalur hukum, yangmenuntut agar saya mengundurkan diri sebagai Presiden,dengan alasan yang berbeda-beda.

Saya nyatakan bahwa saya tidak akan mundur darijabatan sebagai Presiden sebelum tugas saya selesai, dan sayahanya akan mundur secara konstitusional. Saya siap untukbertanggung jawab di depan Sidang Umum MPR mendatangdan setelah itu terserah kepada rakyat.

Adapula yang bertanya apakah saya merasa disaingioleh Abdurrahman Wahid, calon presiden Poros Tengah?Saya tidak merasa tersaingi dengan munculnya calonpresiden dari Poros Tengah, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).Saya berpendapat bahwa apa yang dilakukan Gus Dur

Page 334: Detik-detik yang Menentukan

312Detik-Detik yang Menentukan

adalah untuk kepentingan bangsa dan negara.Hal itu saya kemukakan pada acara silaturahmi dengan

para peserta dialog dan pelatihan kepemimpinan nasionalGerakan Pemuda Ansor di Istana Negara. Saya juga memberipenjelasan dan imbauan untuk meningkatkan kewaspadaandalam rangka mensukseskan SU MPR yang akan datang.

Siang harinya, di tempat yang sama, saya juga berbicaradi depan para alumni Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia (PMII) tentang tugas sebagai Presiden. Sayamenegaskan, “Kalau tugas sebagai Presiden sudah selesai,ya selesai, selanjutnya terserah kepada rakyat.”

Dalam forum tersebut saya juga menceritakan bahwadari beberapa kalangan masyarakat sempat diajukanpertanyaan, apakah saya akan memanfaatkan kekuasaanPresiden untuk memengaruhi jalannya SU MPR? Danapakah reaksi saya jika saya tidak dipilih lagi?

Dalam demokrasi kita harus tunduk pada keinginanrakyat melalui para wakilnya di MPR yang sudah diatur olehundang-undang. Saya tidak akan mengganggu, apalagimembuat ribut-ribut, kalau tidak terpilih. Atau, kalau sayadipilih, saya juga tidak akan merasa hebat. Jadi satu-satunyayang benar, serahkan sama rakyat melalui para wakilnyayang baru saja dipilih langsung dalam Pemilu. Mengenaimekanismenya, sudah ditentukan oleh Tap MPR.

Siapa pun kalau terpilih sebagai presiden harusmenerimanya. Saya tidak akan melakukan rekayasa apa punsupaya dipilih kembali. Presiden itu bukan pengecut. Kalaumemang rakyat menghendaki, ya laksanakan, jangan jadipengecut.

Di depan para alumni PMII tersebut, saya juga berbicarasoal Rancangan Undang-Undang Penanggulangan KeadaanBahaya (PKB) yang dikaitkan dengan aksi penolakan darimasyarakat dan mahasiswa. Saya menyampaikan bahwa

Page 335: Detik-detik yang Menentukan

313 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

RUU PKB jauh lebih baik ketimbang UU Nomor 23 Tahun1959, karena RUU PKB memang dibuat untuk menggantikanUU Nomor 23/1959 yang dinilai menekan kebebasanmasyarakat dan bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.Seharusnya disadari, bahwa apabila RUU PKB ini ditolak,maka UU Nomor 23/1959 tersebut jadi tetap berlaku. Sayatidak mengerti apa yang diprotes.

Kita amat prihatin mengapa harus sampai terjadi korbantujuh orang akibat demonstrasi menolak RUU itu. Yangkasihan keluarganya, orang tuanya, dan kita sendiri. Jadi,sebenarnya saya tidak mengerti mengapa demikian jadinya.Kita harus bersyukur bahwa pemilu berlangsung lancar danjurdil, sebagai suksesnya proses demokratisasi bangsa. Kitaharus memasuki Sidang Umum MPR dengan tenang danmenghasilkan produk hukum MPR sesuai kehendak danaspirasi rakyat.

Di depan alumni PMII, saya juga menyinggung masalahBank Bali dan masalah Timor Timur secara sekilas. Kepadamereka saya jelaskan bahwa sudah ada hasil jajak pendapatrakyat Timor Timur, sehingga sekarang terserah kepada paraanggota MPR untuk memenuhi kehendak rakyat TimorTimur tersebut atau tidak.

Menyangkut masalah Bank Bali, saya mengingatkanbahwa jangan kaget, kasus Bank Bali itu mungkin yangpertama. Mungkin masih ada lagi masalah seperti Bank Baliyang akan timbul. Bukan bulan ini, bukan tahun ini, mungkintahun depan. Akan dapat timbul terus. Saya tegaskanbahwa kita harus menyelesaikannya secara tuntas, melaluijalur hukum.

Pada kesempatan itu saya sempat melontarkan gagasanagar di masa mendatang nanti Presiden dan Wakil Presidenserta DPR dan Dewan Utusan Daerah dipilih langsung olehrakyat. Dengan dipilih langsung oleh rakyat, maka benar-

Page 336: Detik-detik yang Menentukan

314Detik-Detik yang Menentukan

benar Presiden itu mendapat legitimasi langsung dari rakyat.Jikalau nanti Presiden mau diturunkan, serahkan padarakyat.

Dengan pemilihan langsung itu, maka MPR diberi tugaslain selain yang diatur sesuai UUD 1945 yang jelas akandisempurnakan melalui Ketetapan MPR atau Amandemen.Saya mengatakan juga bahwa pemilihan langsung saat inidimungkinkan, karena 95 persen rakyat Indonesia sudah bisamembaca dan menulis, serta bisa menangkap informasi darimedia cetak dan elektronik.

Saya jelaskan pula mengapa setelah ProklamasiKemerdekaan, pemilihan diadakan tidak langsung. Karenasaat itu baru lima persen rakyat Indonesia yang bisa bacadan tulis dan prasarana informasi sangat terbatas.

Orang mungkin bertanya, kenapa Habibie itu keraskepala, disuruh mundur tidak mau, ditakut-takuti dia tidakpeduli. Jawabnya very clear, saya akan memberi contoh apaitu demokrasi. Kalau saya mundur karena saya takut dantidak melalui mekanisme demokrasi, berarti saya membericontoh jelek dalam berdemokrasi. Saya memberi kesan yangsalah kepada bangsa Indonesia, bahwa Presiden baruditakut-takuti beberapa orang saja, sudah mundur.

Saya mengatakan hal tersebut kepada para tokoh persIndonesia di Istana Merdeka, hari Jumat tanggal 1 Oktober1999. Pertemuan yang diawali dengan shalat Jumat danmakan siang itu juga dihadiri sejumlah menteri dan pejabatlain, serta kedua anak saya Ilham dan Thareq Habibie.

Saya memang tidak ingin jadi seorang politisi yang takberbudaya, yang menghalalkan apa saja untuk mencapaisasaran. Saya adalah diri saya sendiri. Nah, ini kan tinggalbeberapa hari lagi tugas saya selesai sebagai Presiden. InsyaAllah tanggal 22 Oktober. Ada pula yang bilang tanggal 13Oktober, but I didn’t believe it, karena MPR memerlukan waktu

Page 337: Detik-detik yang Menentukan

315 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

dalam proses perumusan ketetapan-ketetapan yangdiputuskan. Tetapi saya kemukakan bagi saya lebih cepatlebih baik.

Saya merasa plong, karena sejak 21 Mei tahun lalu,alhamdulillah, banyak hal yang sudah kita capai bersama.Pada waktu itu, kita tidak pernah membayangkan semuaini akan bisa dicapai, bahkan hanya 10 persennya pun tidakterbayang. Anak saya Ilham dan Thareq bertanya, “Bapakpunya beban apa?”

Saya menjawab, “Saya tidak punya beban.”Wartawan bertanya pula, “Bagaimana Bapak memilih

Pak Wiranto nanti sebagai wapres dalam pencalonan itu,latar belakangnya apa?”

Jawaban saya, “Saya tidak memilih siapa pun juga.Karena presiden belum terpilih. Dan saya adalah memangpresiden sekarang sampai Sidang Umum MPR mengeluarkanketetapan, dan saya adalah satu dari mungkin sepuluh calonpresiden....Dan kita lihat saja bagaimana nanti!”

Berbagai hal dipertanyakan dalam pertemuan ini, antaralain masalah Bank Bali, Timor Timur, hubungannya denganmantan Presiden Soeharto, serta soal peranan pers.

Keesokan harinya saya baca berita di surat kabar tentangpendapat Mensesneg/Menkeh Muladi tentang siapa yangakan keluar menjadi presiden pada SU MPR ini. Iamengemukakan, “Saya tidak bisa menyatakan Pak Habibiemenang atau tidak, tetapi masih memiliki kans... Megawatijuga punya kans. Kansnya fifty-fifty,” ujarnya sambilbersikap ragu ketika ditanya tentang kemungkinan KHAbdurrahman Wahid menjadi Presiden.

Mengenai upaya pemberantasan KKN, harian Kompas,Minggu 3 Oktober 1999, memuat wawancara melalui telepondengan seorang pakar hukum dari Universitas Islam Indonesia(UII) Yogyakarta, Dr. Mahfud MD. Ia mengemukakan bahwa:

Page 338: Detik-detik yang Menentukan

316Detik-Detik yang Menentukan

“Selama 16 bulan berkuasa, Presiden B.J. Habibietelah mengganti lima Jaksa Agung. Langkah itu ditempuhbukan untuk meningkatkan kinerjanya memerangikorupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), melainkan justruuntuk melindungi pejabat pemerintah Orde Baru,termasuk mantan Presiden Soeharto.”

Selengkapnya, pendapat Dr. Mahfud mengenai kinerjaHabibie mengemban Tap MPR No XI/MPR/1998:

Dalam catatan saya, pemerintahan Habibie belummenyelesaikan satu pun kasus KKN. Dari kasus yangdiperiksa dan orang-orang yang dimintai keterangan,belum ada satu pun yang final dan yang dapatmenghasilkan putusan pengadilan yang benar-benarmemuaskan masyarakat. Ketika Habibie pidato,penyidikan korupsi meningkat dibandingkan tahun lalu,saya kira itu hanya kasus kelas teri.

Rapor Habibie dalam bidang pemberantasan KKNnol. Saya kira, seperti dikatakan banyak orang, sayasangat percaya dengan teori yang mengatakan,sebenarnya pemerintahan ini sama korupnya dan bagiandari korupsi pemerintahan masa lalu. Pemerintah yangmempunyai tugas menegakkan hukum dan membersihkankasus KKN takut pada akibat dari setiap tindakan yangdiambil. Mereka takut terkena juga.

Penyelidikan atas diri Soeharto sudah sembilanbulan, namun siapa tersangkanya belum ada. BagaimanaAnda menjelaskan masalah ini? Sekarang ini alasanformal yuridis sering dijadikan alasan untukmenyelamatkan atau mencelakakan orang, tidak berbicarapada hati nurani. Sebenarnya kalau kita melihat kasusSoeharto, alasannya selalu saja bahwa seluruh kebijakandan tindakan Soeharto yang dinilai masyarakat korup,

Page 339: Detik-detik yang Menentukan

317 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

sudah dilindungi Keppres yang sah. Kalau berlindungpada SK, itu berarti aparat hukum dalam kasus ini selalumendasarkan diri pada kebenaran formal, bukan padaupaya menegakkan keadilan. Apa yang ada di balik yangformal dan bagaimana terjadinya formalitas itu tidakdipermasalahkan.

Apakah kegagalan kejaksaan menentukan siapatersangka dalam kasus KKN Soeharto akibat tekanan politikterhadap kejaksaan?

Menurut saya, kejaksaan bagian dari pemerintah.Semua yang bertugas menegakkan hukum merupakanbagian dari mosaik korupsi. Ibarat sebuah gambar, semuapenegak hukum ada dalam gambar itu, baik kejaksaan,kepolisian, maupun pejabat.

Jadi, bukan karena tekanan politik?Saya tidak katakan ada tekanan politik. Yang saya

katakan mereka tidak berani.

Selama Habibie menjadi Presiden, ia sudah menggantitiga Jaksa Agung, Soedjono, Ghalib, dan kemudianIsmudjoko. Apa yang Anda baca dari pergantian itu?

Anda keliru. Habibie sudah mengganti lima kali jaksaagung. Soedjono, Ghalib, Feisal Tanjung, Muladi, danIsmudjoko.

Saya melihat ada kebohongan. Presiden Habibie inginmenyembunyikan sesuatu sehingga tidak berani melepasseorang Jaksa Agung kepada orang-orang yangmempunyai iktikad baik. Jadi, konteksnya penyelamatanSoeharto, termasuk pejabat.

Page 340: Detik-detik yang Menentukan

318Detik-Detik yang Menentukan

Secara hukum, bagaimana penyelesaian elegan terhadapkasus Soeharto?

Saya melihat, kalau mau sungguh-sungguhberdasarkan hukum, Soeharto diadili dan mempunyaiposisi hukum dan tingkat kesalahan yang jelas. Kalau maudiberi grasi, silakan. Namun, posisi hukum harus jelas.Kalau Anda menanyakan prospeknya, kemungkinan kalaudiselesaikan pemerintah yang lama, akan terjadipemutihan dengan alasan apa pun. Artinya, kasusditutup. Tidak ada kesalahan, bukti, dan tidak akan kepengadilan. Kalau ingin tuntas, harus gantipemerintahan.

Kalau Habibie jadi presiden lagi?Kalau itu, saya katakan harapan menyelesaikan KKN

tidak ada. Sedang kalau presiden baru, ada harapankarena ada tokoh partai yang sekarang sepakatmenyelesaikan kasus Soeharto secara hukum.

Sangat menarik pendapat tersebut. Saya tidak inginmemberikan komentar apa pun. Saya hanya ingin agarrakyat sendirilah yang memberikan penilaian, setelahmempelajari dengan seksama dan objektif masalah tersebut.Dan sejarahlah nanti yang akan mencatat kebenarannya.(Hanya sedikit koreksi, bukan lima kali penggantian JaksaAgung, yang benar adalah dua kali, yaitu penggantianSoedjono C. Atmanegara dan Andi M Ghalib).

Seperti telah saya ungkapkan, menjelang SU MPRmasalah yang cukup ramai adalah tentang hasil jajakpendapat rakyat Timor Timur.

Salah satu pendapat yang berkembang adalah denganadanya Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/1978, dansebelumnya UU Nomor 7/1976, sudah seharusnya Presiden

Page 341: Detik-detik yang Menentukan

319 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

sebagai mandataris MPR melaksanakan ketentuan dalamKetetapan MPR itu dan mengamankannya.

Atas dasar itulah, “opsi kedua” harus dikonsultasikanlebih dahulu kepada wakil-wakil rakyat di SU MPR 1999.Demikian pendapat beberapa tokoh politik.

Menurut mereka, pemahaman masyarakat Indonesiadan juga rakyat Timtim terhadap “opsi kedua” itu bukanlagi sekadar opsi menolak otonomi dan menyerahkan masadepan Timtim kepada MPR.

Bergesernya “opsi diserahkan kepada MPR” menjadi“opsi kemerdekaan” itu jelas memunculkan persoalanyuridis, sehingga Harun Alrasyid berpendapat, denganmembuka peluang penentuan pendapat yang arahnyaadalah kemerdekaan Timor Timur, maka Habibie selakupresiden telah menyalahi Tap No. VI/MPR/1978 yangmenegaskan bahwa Timor Timur adalah wilayah RI.

Pandangan serupa disampaikan Ketua FraksiKebangkitan Bangsa MPR, KH Yusuf Muhammad, yangmenjelaskan, proses pengambilan kebijakan yang memberiopsi penentuan pendapat dan berimplikasi padakemerdekaan Timor Timur, diambil tanpa menghormati danmenghargai keberadaan lembaga yang seharusnya ikutdalam merumuskan kebijakan itu, yaitu DPR/MPR.

Jauh sebelum penentuan pendapat dilaksanakan, KetuaUmum PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdurrahman Wahiddan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan MegawatiSoekarnoputri, juga menyatakan menolak gagasan untukmelepaskan Timor Timur sebagai provinsi ke-27 Indonesia,dan meminta agar Kabinet Pemerintahan transisi Habibietidak mengambil keputusan besar seperti soal Timor Timur.

Menurut mereka, akibat lebih jauh dari langkah Habibieitu seperti diramalkan banyak orang, Timor Timurmengalami keadaan tidak menentu, dan lebih dari 100.000

Page 342: Detik-detik yang Menentukan

320Detik-Detik yang Menentukan

pengungsi mengalir ke NTT. Entah berapa orang yang harustewas akibat opsi tersebut. Akibatnya, Presiden harusmemberlakukan keadaan darurat militer di Timtim melaluiKeppres No 107/1999.

Menurut Prof Soewoto, sebelum MPR bersidang untukmenentukan nasib Timor Timur, Timor Timur seakan sudah“beralih” ke tangan PBB. TNI yang semula bersikeras akanterus menjaga wilayah itu sampai keluarnya ketetapan MPR,akhirnya “menyerah”. Pasukan multinasional di bawahkomando Australia pun mendarat di Timtim, dan TNI punakhirnya angkat kaki dari bumi Loro Sae. Peristiwa ini,menurut Soewoto, merupakan kesalahan pemerintahanHabibie yang tidak mampu melaksanakan danmengamankan Tap No. VI/MPR/1978.

Itulah berbagai pendapat mengenai masalah TimorTimur yang mengemuka saat itu, baik sebagai berita maupun“pemanasan” para politisi menjelang SU MPR. Sebagaimanamasalah KKN, saya tidak akan memberi komentar apa pun,sejarahlah nanti yang akan mencatat kebenarannya.

Hal yang menarik adalah hasil kajian dan analisisbeberapa pakar dalam bidang politik dan ekonomi yangdimuat di surat kabar Republika hari Senin tanggal 4 Oktober1999, menjelang pelaksanaan SU MPR 1999 sebagai berikut:

“Berbagai kebijakan reformis yang digulirkan di awalpemerintahannya, membuat Habibie mendapat banyaksimpati dari berbagai kalangan, baik di dalam maupun diluar negeri. Tapi, lawan-lawan politiknya berhasilmemanfaatkan “kelemahan” yang dimiliki mantan ketuaumum ICMI itu. Sehingga, Habibie sempat membuatblunder, dan menyebabkan dirinya jadi bulan-bulananopini negatif media massa yang dikuasai kelompok antiHabibie.

Tapi masyarakat Indonesia yang kian kritis, mestinya

Page 343: Detik-detik yang Menentukan

321 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

tak mudah terpancing argumentasi-argumentasi konyolyang cenderung memaksakan kehendak tadi.

Sebagai bahan pertimbangan, pemaparan sisi positifdan negatif Habibie berikut ini mungkin perlu dicermati.

Sentimen Positif untuk Habibie:Dalam banyak hal, jauh lebih demokratis ketimbang

Soeharto. Ia, misalnya, telah membuka keran kebebasanpers selebar-lebarnya — suatu yang justru disumbatsangat rapat pada masa pemerintahan Orde Baru.Kebijakan inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh lawan-lawan politik Habibie untuk menyerang, dengan memuatopini dan komentar tendensius — termasuk informasi-informasi sampah — tentang dirinya, melalui media massayang mereka “kuasai”.

Pintu kebebasan berorganisasi juga dibuka lebar olehHabibie. Sehingga, siapa pun kini boleh mendirikan partaipolitik, dan mereka dipersilakan bersaing secara fair untukmenggalang dukungan massa. Bandingkan denganskenario Orde Baru yang justru memaksa partai-partaiyang ada kala itu untuk meleburkan diri (berfusi) menjadihanya dua parpol dan satu Golkar.

Pada pemerintahan Habibie pula lah, pemilu yangjurdil kembali bisa terlaksana, setelah berpuluh tahunselalu dilakukan dengan penuh manipulasi.

Masih dalam konteks kebebasan berorganisasi danmenyampaikan pendapat, Habibie juga telah membukakoridor yang sangat luas untuk berdialog dengan tokoh-tokoh yang selama ini menempatkan diri sebagai oposisi.

Gus Dur, sesepuh NU sekaligus deklarator PartaiKabangkitan Bangsa (PKB), salah satu “musuh”Soeharto, adalah orang yang secara cerdik memanfaatkanpeluang itu. Sedangkan Megawati Soekarnoputri, Ketua

Page 344: Detik-detik yang Menentukan

322Detik-Detik yang Menentukan

Umum PDI-P, tampaknya masih terlalu arogan untukmenerima tawaran dialog tersebut.

Walau belum benar-benar terealisasi, Habibie jugatelah membuka wacana bagi peninjauan kembali konsepdwi fungsi ABRI —sesuatu yang diindoktrinasikan secarasewenang-wenang oleh pimpinan Orde Baru. Dalamkadar tertentu, wajah militerisme Indonesia kinisebenarnya sudah tampak lebih ramah dan sejuk,ketimbang saat pucuk pimpinan ABRI dipegang olehBenny Moerdani dan kawan-kawannya, yang sangat antiIslam— agama mayoritas bangsa Indonesia.

Keputusan Habibie memberi kebebasan kepada rakyatTimor Timur untuk menentukan nasibnya sendiri,merdeka atau memperoleh otonomi seluas-luasnya,sebenarnya juga harus diacungi jempol. Pasalnya, selamaini provinsi termuda Indonesia itu lebih banyak menjadibeban, baik beban moral maupun finansial. Namun,kebijakan itu kemudian juga “diplintir” oleh lawan-lawanpolitiknya, dengan mengatakan, “Habibie telah memecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa”, bahkan ada yangmemberi gelar Habibie sebagai ‘Bapak DisintegrasiBangsa’. Padahal, pada masa pemerintahan Orde Baru,justru orang-orang yang kini berteriak soal persatuan dankesatuan itulah yang selalu mendesak Soeharto agarmemberi kemerdekaan pada masyarakat Timor Leste.

Meski belum mampu melepaskan diri dari karakternyasebagai “Mr. Big Spender” (pemboros) tapi, secarasignifikan Habibie telah mengentaskan bangsa ini dariancaman kehancuran ekonomi. Kurs rupiah yang sempatmeroket hingga hampir mencapai Rp17.000 per dolar AS,kini berhasil dikendalikan hingga pada kisaran Rp7.000--Rp8.000 per dolar AS (itu memang bukan kurs idealrupiah, tapi cukup aman untuk kondisi ekonomi Indonesia

Page 345: Detik-detik yang Menentukan

323 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

yang seperti sekarang). Gaya kepemimpinannya yangsantai, cerdas, dan pro globalisasi, menyebabkan investorinternasional melihat Indonesia sebagai lahan yang sangatlayak untuk berinvestasi. Sehingga, aktivitasperdagangan saham di bursa efek Jakarta yang sempatterkapar berangsur menggeliat kembali. Indeks punmelonjak, dari posisi 200 ke kisaran 500-600-an. Bahkan,level psikologis 700 pun pernah disentuh.

Kekhawatiran bakal terjadinya hiperinflasi punberhasil diredam. Harga semua jenis barang, khususnyasembilan kebutuhan pokok, mulai normal. Pasokannyajuga relatif mencukupi. Sehingga, tak ada lagi antrianpanjang masyarakat miskin untuk sekadar mendapatkansekantong minyak goreng atau seliter beras.Bahkan kini,kali pertama dalam sejarah, Indonesia mengalami inflasinegatif selama tujuh bulan berturut-turut. Meskipun,kecenderungan itu juga mulai perlu diwaspadai, karenajangan-jangan inflasi negatif yang berkepanjangan itumerupakan cermin merosotnya daya beli masyarakat.Kalau itu benar terjadi, maka proses produksi bisa takberjalan.

Dalam mengekang kenaikan suku bunga, KabinetReformasi Pembangunan pimpinan Habibie juga bolehdibilang jagoan. Mereka, berhasil memangkas tingkatbunga dari 70-an persen, menjadi hanya belasan persen.Dalam posisi seperti ini, mestinya bank sudah dapatmenyalurkan kreditnya kembali, dan dunia usaha jugamulai bergerak. Tapi sayang, industri perbankan masihperlu mendapat suntikan dana segar, setelah selamaberpuluh tahun menjadi lahan jarahan para konglomeratOrde Baru.

Page 346: Detik-detik yang Menentukan

324Detik-Detik yang Menentukan

Sentimen Negatif untuk Habibie:Secara personal, Habibie bukan politikus sejati, yang

dapat melakukan tindakan apa pun atas namakepentingan abadi sesuai dengan doktrin politik, yangmengatakan tak ada kawan abadi, yang ada adalahkepentingan abadi. Karena itu, hampir dipastikan, Habibietak bakal ‘’menghabisi’’ Soeharto. Apalagi, mantanpresiden kedua Indonesia itu sudah telanjur dianggapsebagai salah satu guru oleh Habibie.

Bukan otoriter, tapi Habibie kerap terlalu percayapada sejumlah orang tertentu. Akibatnya, ia agak susahmenerima masukan ’berbeda’ dari orang-orang yangberada di luar ’lingkarannya’. Ini bisa merugikan, karenabukan tak mungkin, opini yang disodorkan orang-orangkepercayaannya tadi, justru telah mengalami distorsi.

Kelemahan mendasar itulah yang menyebabkannyatak mampu secara tuntas membersihkan berbagai kasuskorupsi, yang melibatkan keluarga mantan presidenSoeharto beserta kroninya. Habibie juga sepertikewenangan ketika terungkap adanya skandal keuanganyang dilakukan para menteri dan pendukungnya. Dalamkasus Bank Bali, misalnya, Habibie mestinya bisamelokalisasi persoalan dengan melakukan ‘’politikamputasi’’ yakni menonaktifkan para pejabat yang terlibat,dan menyerahkan mereka pada pengusutan pihakkepolisian dan kejaksaan, serta memutuskan nasib merekamelalui lembaga peradilan.

Apa yang dilakukannya pada mantan Jaksa AgungAM Ghalib sebenarnya sudah cukup bagus. Tapi sayang,penon-aktifan Ghalib, tak segera ditindaklanjuti denganpengusutan yang lebih transparan dan tegas. Sehingga,kasus ini juga nyaris ‘’hilang’’ tak ketahuan apa danbagaimana kelanjutannya.

Page 347: Detik-detik yang Menentukan

325 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Habibie juga kurang tanggap terhadap aspirasi umatIslam mayoritas terbesar bangsa ini. Ia, misalnya, alpadan tak segera membebaskan narapidana Islam, yangdijebloskan ke penjara oleh para penguasa abangan danmiliter katolik Orde Baru, dengan tuduhan makar dansubversi, tanpa proses pengadilan. Di sini, visipemerintahan Habibie, yang mencoba bersikap nasionalisbukan cuma berjuang untuk kepentingan Islam yangnotabene telah membesarkannya agaknya perlu sedikitdirevisi. Sebab, justru ‘’kegamangan visi’’ itulah yang bisajadi bumerang karena Habibie tak akan dapat diterimasepenuhnya oleh kalangan Islam, tapi juga dimusuhi olehkelompok non muslim.

Terlepas dari dikotomi sisi positif dan negatif yangdimilikinya, apa yang telah dilakukan Habibie denganKabinet Reformasi Pembangunannya boleh dikatakansebagai sebuah prestasi. Tak heran, kalau seorang analissenior sebuah perusahaan sekuritas asing pernah memujiHabibie dengan kata-kata yang sederhana, tapi terasasangat pas. ‘’Ia telah membangun Indonesia dari titiknol’’.

Pada hari Rabu tanggal 6 Oktober 1999, saya memimpinSidang Paripurna Kabinet Reformasi Pembangunan, selamatujuh jam di Bina Graha, bertema pembahasan persiapanpenyusunan pidato pertanggungjawaban Presiden yangakan dibacakan di depan Sidang Umum MPR tanggal 14Oktober 1999.

Setelah mendengarkan laporan para MenteriKoordinator sebagai acuan awal dalam bidangnya masing-masing dan masih akan dirinci, saya sampaikan bahwalaporan Pertanggungjawaban Presiden, tidak hanyamencakup berbagai hal setelah dikeluarkannya Ketetapan

Page 348: Detik-detik yang Menentukan

326Detik-Detik yang Menentukan

SI MPR pada tahun 1998, tetapi sejak Maret 1998 sampai 14Oktober 1999.

Saya tugaskan kepada Menteri Negara/Ketua Bappenasuntuk mengoordinasikan masukan dan bersama satu timkhusus penyusun pidato pertanggungjawaban Presidenyang telah mendapat pengarahan dari saya.

Pada kesempatan itu, Menteri Keuangan BambangSubianto antara lain melaporkan tentang inflasi bulanSeptember 1999 sebesar 0,68 persen. Sedangkan inflasiJanuari sampai September 1999 sekitar 2 persen.

Sementara itu, berkaitan dengan undang-undang yangberlaku, enam menteri harus mengundurkan diri dariKabinet Reformasi Pembangunan, karena kedudukan danaktivitas yang bersangkutan di dalam partai politik masingdibutuhkan untuk menyukseskan SU MPR 1999. Jabatanyang ditinggalkan telah dirangkap oleh menteri lain.

Hal yang menarik sebelum pidato pertanggungjawabansaya sebagai Presiden yang akan saya bacakan pada haripertama SU MPR hari Kamis tanggal 14 Oktober 1999, parapakar dalam berbagai bidang sudah mulai memberikomentar, seperti dimuat pada harian Media Indonesia padahari Jumat tanggal 8 Oktober 1999, berjudul “MPR HarusJujur Nilai Pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie.” Sayakutip selengkapnya sebagai berikut:

Penolakan pertanggungjawaban Presiden B.J.Habibietidak mungkin dilakukan secara jujur dan objektif karenaMPR menggunakan logika politik, kata pakar politik danhukum tata negara.

Pakar politik dari Universitas Airlangga, SurabayaMuh. Asfar mengatakan ditolak tidaknyapertanggungjawaban presiden memang tidak bisa fairkarena selalu menggunakan logika politik.

Page 349: Detik-detik yang Menentukan

327 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

“Saya kira ada tiga hal yang bisa menyebabkan pdatopertanggungjawaban Presiden Habibie ditolak yakniTimor Timur, kasus Bank Bali, dan masalah KKN mantanPresiden Soeharto. Tapi kalau mau fair sebenarnyakeberhasilan Presiden Habibie juga banyak,” katanya diSurabaya, kemarin.

Ia mengatakan keberhasilan Presiden Habibie antaralain pembuatan UU Pemilihan Umum, terbukanyapeluang amandemen UUD 1945, kebebasan pers danberpendapat, desakralisasi Lembaga Kepresidenan,membatasi diri untuk menggunakan KekuasaanKepresidenan, dan sebagainya.

“Jadi, kalau mau fair sebenarnya harus disikapisecara objektif, tapi karena disikapi politis maka justruakan mungkin adanya konspirasi sejumlah parpol untukmenolak pertanggungjawaban tersebut, terutama dalammasalah Timor Timur, Bank Bali, dan KKN mantanPresiden Soeharto. Bahkan, Golkar mungkin saja terlibatdalam konspirasi itu karena orang-orang Golkar yangmemberi peluang masalah itu juga tampak.”

Mengenai implikasi politis berupa pemberhentianPresiden terhadap penolakan itu, ia mengatakan hal itusebenarnya tidak otomatis harus membuat seorangPresiden berhenti jika pertanggungjawabannya ditolak,namun dalam dunia politik juga mengenal etika dan moralpolitik yang berkaitan dengan rendahnya legitimasi dankredibilitas.

Pakar hukum tata negara Prof. Abdoel Ganiberpendapat penolakan pertanggungjawaban Presidentidak mungkin dilakukan secara jujur dan objektif karenahal itu memang bersifat politis sehingga penolakannyatak bisa berimplikasi yuridis, melainkan politis.

“Tapi, di Amerika juga begitu. Kalau pidato

Page 350: Detik-detik yang Menentukan

328Detik-Detik yang Menentukan

pertanggungjawaban presiden ditolak tidak disikapiyuridis, tapi politis yakni presiden langsung berhenti.Masalahnya, penyikapan di Indonesia berbeda dengan dinegara lain, karena meski ditolak tetap saja masih bisadicalonkan lagi,” katanya.

Ia mengatakan aturan yuridis untuk ditolak tidaknyapertanggungjawaban presiden tidak diperlukan sepertihalnya UU Nomor 22 Tahun 1999 yang mengaturseorang kepala daerah (bupati/wali kota) harus berhentijika pertanggungjawabannya di hadapan DPRDsetempat ditolak.

“Kalau presiden, saya kira tak perlu diatur sepertikepala daerah, karena kepala negara itu berbeda denganbupati atau wali kota. Jabatan presiden merupakanjabatan publik yang menampung pertanggungjawabanbanyak orang, karena itu penyikapan secara politis ataspertanggungjawaban presiden sudah memadai,” katanya.

Pakar hukum tata negara Prof. Soewoto jugamengatakan penolakan pertanggungjawaban presiden diIndonesia memang tak bisa dilakukan secara fair, karenaaturan tentang hal itu tidak ada sehingga ukuranobjektivitasnya pun tak ada.

“Tapi, kalau di Indonesia, jika ada penolakan pun,maka hal itu tidak berarti Presiden harus berhenti karenaparpol pendukung akan tetap bersikerasmemperjuangkannya,” katanya.

Kemudian, tiga hari sebelum saya bacakan pidatopertanggungjawaban di hadapan para peserta SU MPR,pada hari Senin 11 Oktober 1999, surat kabar Media Indonesiakembali memuat suatu pandangan yang menarik untukdapat menghayati keadaan dan kondisi di sekitar SU MPR1999 dimulai. Selengkapnya saya kutipkan sebagai berikut:

Page 351: Detik-detik yang Menentukan

329 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

‘Kartu Truf’ Habibie di MPR: Mengincar PosisiDengan Prestasi

Habibie merasa sudah menyiapkan sejumlah ‘kartutruf’ dalam laporan pertanggungjawabannya. Diantaranya inflasi yang rendah, rupiah kuat, dan IHSGyang gagah. Tapi, kenapa tetap dianggap gagal diekonomi?

Derai canda dan tawa mewarnai sidang lengkapKabinet Reformasi Pembangunan di lantai II Bina Grahapekan lalu. Di beberapa sudut, beberapa menteri tampakasyik bergurau, sambil sesekali mengeluarkan tawanyayang lepas. Sama sekali tidak ada kesan tegang di forumyang penting itu.

Suasana seperti ini memang tidak persismenggambarkan materi rapat yang dibicarakan. Kalaudilihat dari materi, layaknya rapat itu diwarnaipembicaraan serius dan jauh dari suasana santai. Maklumsaja, masalah yang dibicarakan adalah materipertanggungjawaban presiden B.J. Habibie yang akandisampaikan 14 Oktober mendatang. Bagi Habibie, materipertanggungjawabannya tentu saja sangat penting.

Sebab ini menyangkut kesempatannya untukmenduduki kursi presiden lagi. Karenanya, tidak heranbila banyak kalangan yang menganggap haripenyampaian pertanggungjawaban itu sebagai TheJudgement Day bagi Habibie. Hari Pengadilan bagiHabibie. Pada hari itulah semua kebijakannya akandipertanggungjawabkan di depan MPR.

“Kartu Truf”

Menyangkut pertanggunggjawaban di bidang

Page 352: Detik-detik yang Menentukan

330Detik-Detik yang Menentukan

ekonomi, Habibie sudah menyiapkan beberapa kartu truf.Antara lain, indikator perkembangan moneter berupamenurunnya tingkat inflasi, membaiknya posisi nilaitukar, dan menguatnya indeks harga saham. Dia mencobamelamar posisi Presiden dengan prestasi ekonomi. Untukinflasi, misalnya, pemerintah Habibie mengklaim mampumenurunkan hingga 0,68 persen pada bulan lalu.Sedangkan masa Januari-September inflasi tercatatsebesar 2 persen. Dibandingkan pada hari-hari menjelangberakhirnya kekuasaan Soeharto, angka ini tentu sajasangat kecil.

Sebab pada periode yang sama ketika itu, inflasimencapai 75,74 persen. Perkembangan kurs juga sangatmenggembirakan. Nilai tukar rupiah mampu mencapaikisaran 7.000/US$. Padahal ketika masa Soeharto, nilaitukar rupiah sempat menyentuh Rp17.000/US$.

Masih ada lagi. Dari indikator pasar modal, IndeksHarga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta(BEJ) sudah mampu mencapai kisaran 580 poin.Sementara, ketika krisis melanda, IHSG terpuruk hinggake titik 200-an poin. Beralasan memang menjadikan indeksbursa saham sebagai salah satu indikator ekonomi. Sebab,maju mundurnya perdagangan di pasar modal secaralangsung menunjukkan apa yang terjadi di dalam suatunegara secara keseluruhan. Tidak hanya kondisi ekonomiatau politik, melainkan juga implikasi sosial termuat dalamindeks saham tersebut.

Di atas kertas, beberapa indikator tersebut tentu sajamerupakan prestasi yang sangat gemilang. Apalagi halitu hanya dicapai dalam 17 bulan. Singkatnya, Habibiememang punya kartu truf.

“Kendati kabinet hanya relatif dan sebentar mewarisibegitu banyak penyakit, alhamdulillah prestasinya cukup

Page 353: Detik-detik yang Menentukan

331 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

membanggakan. KKN yang sudah membudaya secarabertahap juga dihilangkan, dinetralisir. Tentunya semuaitu tidak bisa seperti membalik tangan. Kerja kabinet inihanya sekitar 17 bulan,’’ papar Menteri Penerangan,Muhammad Yunus, usai rapat paripurna terakhir KabinetReformasi.

Habibie sendiri menyatakan kondisi perekonomiansaat ini merupakan prestasi yang bagus. ‘’Septembertahun lalu, perekonomian kita ibarat pesawat terbangyang jatuh. Saya berkewajiban mengangkatnya kembali.September tahun ini pesawat itu sudah naik lagi,’’ ujarHabibie dalam acara talk show dengan sejumlahpimpinan media masa pekan lalu.

Makro Bukan Acuan

Sayangnya, prestasi Habibie yang indah itu belumtentu akan menjadi rapor yang bagus bila di matakalangan ekonom. Ekonom Sri Mulyani Indrawati,misalnya, mengakui kalau Habibie bisa menciptakanstabilitas makro. Namun stabilitas itu malah menimbulkankepincangan pada sektor ekonomi lainnya. Bahkan biayayang harus dikeluarkan pun sangat mahal. ‘’Stabilitasmoneter dalam bentuk inflasi dan nilai tukar dicapaidengan ketatnya kebijakan moneter yang sempatmelonjakkan suku bunga. Suku bunga tinggi inilah yangmenyebabkan terpuruknya industri perbankan nasional,’’ujar Ani, panggilan akrabnya.

Pengamat ekonomi-politik dari Universitas GadjahMada, Revrisond Baswir, juga mengatakan hal senada.Menurut dia, indikator ekonomi makro seperti itu tidakbisa lagi dijadikan sebagai patokan keberhasilan secaraekonomis. Alasannya, sebelum krisis terjadi Indonesia

Page 354: Detik-detik yang Menentukan

332Detik-Detik yang Menentukan

selalu mengklaim mengalami pertumbuhan ekonomi yangsangat bagus. Bahkan dengan pertumbuhan 7 persen,Indonesia disebut sebagai salah satu Asian Miracle. Tapiketika angin krisis baru saja berhembus, fundamentalekonomi yang dibangga-banggakan itu ternyata tidakmampu menahan. Bahkan, perekonomian malah menjadihancur.

‘’Jadi, indikator ekonomi makro seperti tingkat inflasi,menguatnya nilai tukar atau tingginya indeks sahamtidak bisa dijadikan sebagai indikator keberhasilan. Dalamhal ini bisa dikatakan Habibie masih belum berhasil secaraekonomi,’’ ujar Revrisond.

Lalu, bagian mana yang bisa dibilang sebagaiprestasi? Lihat saja agenda reformasi yang telahdisepakati dengan Dana Moneter Internasional (IMF).Bila agenda reformasi itu sudah bisa diselesaikan, makaitulah prestasi yang layak dihargai.

‘’Berhasil atau tidaknya pembangunan ekonomi inibisa dilihat dari agenda reformasi tersebut. Apakahagenda itu sudah diselesaikan atau belum. Kalau sudah,maka itulah salah satu prestasi yang dicapai pemerintah.’’

Namun, menurut Revrisond, yang terjadi justrusebaliknya. Empat bidang reformasi yang disepakatidengan IMF, yaitu reformasi moneter, fiskal, perbankandan sektor riil, belum bisa diselesaikan. Bahkan sekarangcenderung dikatakan gagal. ‘’Di sektor perbankan,misalnya, rekapitalisasi belum diselesaikan. Malahmuncul skandal Bank Bali yang tak kunjung usai. Selainitu, BPPN yang bertugas menyehatkan perbankan justruterlibat dalam skandal tersebut.’’

Ani dalam salah satu tulisannya juga menyebutkanbiaya pemulihan ekonomi semakin mahal karena tidakadanya fokus prioritas pemulihan.

Page 355: Detik-detik yang Menentukan

333 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Akibatnya, sampai hari ini kebijakan moneter masihketat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan jumlah uangberedar yang stagnan. Dalam ekspansi kredit,pertumbuhan negatif masih terus berlangsung.

Agaknya, masalah perbankan akan menjadi hambatanutama bagi MPR untuk menerima pertanggungjawabanHabibie secara ekonomi. Tingginya biaya restrukturisasiperbankan yang harus dikeluarkan belum jugamemperlihatkan hasil yang diharapkan. Kredit perbankankepada sektor riil belum juga mengucur. Akibatnya, sektorriil juga sulit bergerak.

Kendati begitu, Habibie sendiri agaknya sudah siapbila pertanggungjawabannya tidak diterima MPR dansiap mengeluarkan “kartu truf” lainnya. PemerintahHabibie bahkan mengaku sudah kebal dengan sanggahanatau pertanyaan seperti itu. ‘’Apa pun yang ditempuhpemerintah selalu salah. Misalnya, soal angka inflasi.Kalau terjadi inflasi dibilang salah, terjadi deflasi jugatetap dibilang salah. Jadi, maunya apa,’’ kata Menpenmengomentari banyaknya cercaan kepada pemerintah.

Pemberitaan lain yang juga menarik adalah TajukRencana Harian Kompas pada hari Kamis 7 Oktober 1999,yang berjudul “Terpilihnya Akbar Tandjung MengungkapHitung Hitungan Suara Menarik”. Selengkapnya saya kutipsebagai berikut:

Melalui 411 suara yang diperoleh dari pemungutansuara, Akbar Tandjung, Ketua Umum Partai Golkar,terpilih sebagai Ketua DPR. Marilah kita cermati hitung-hitungan suara yang menarik.

Akbar Tandjung memperoleh 411 suara, SoetardjoSoerjogoeritno dari PDI-P 54 suara, Khofifah IndarParawansa dari PKB 13 suara, Hamzah Haz dari PPP 6

Page 356: Detik-detik yang Menentukan

334Detik-Detik yang Menentukan

suara, AM Fatwa dari Fraksi Reformasi 2 suara.Dari mana asal suara 411 yang diberikan kepada

Akbar Tandjung? Dari Golkar 120 suara. Dari mana lagi?Setelah dikurangi suara yang diberikan kepada masing-masing calonnya, sisa suara Poros Tengah termasuk PKBmasih tersisa 132 suara. Jika suara itu diberikan kepadaAkbar Tandjung, total suara barulah 120 Golkar plus 132suara Poros Tengah, jumlah 252 suara.

Karena Akbar Tandjung memperoleh 411 suara,masih ada kelebihan suara 189. Dari mana suara itu?Jika misalnya 38 suara dari TNI/Polri, juga 17 suaraFKKI, dan lima suara dari PDKB, masih sisa 99 suara.Padahal Akbar Tandjung memperoleh 411 suara. Darimana sisa suara 99? Tidak bisa lain kecuali dari PartaiDemokrasi Indonesia Perjuangan.

Perbandingan angka di atas belum tentu 100 persentepat. Ada lima suara abstain. Logis pula jika timbulpertanyaan, Fraksi PBB yang melakukan interupsi danmemiliki 13 suara, ke mana suara itu diberikan.

Jika perhitungan dibuat post factum, setelah terjadi,tanpa dukungan PDI-P dengan 300 suara atau 300minus pun, Akbar Tandjung sudah memperolehmayoritas dan terpilih sebagai Ketua DPR.

Jika perhitungan dibuat sebelum kejadiannya, yaknisebelum pemungutan suara, pertanyaan pun muncul,“Kenapa PDI-P memberikan mayoritas suaranya kepadaAkbar Tandjung?”

Atas dasar hitung-hitungan dan logika politik,kuatlah argumen orang yang memperkirakan ada dealpolitik, ada saling pengertian politik antara Fraksi PartaiGolkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Ke mana arah saling pengertian politik antara Golkardan PDI Perjuangan itu? Tidak sulit untuk menebaknya.

Page 357: Detik-detik yang Menentukan

335 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Sebab, setelah Ketua MPR terpilih dan Ketua DPR jugaterpilih, tinggal dua jabatan sentral yang belum dipilihyakni presiden dan wakil presiden.

Benarkah akan ke sana muara deal politik itusekiranya saling pengertian itu memang ada? Sekali lagi,masuk akal bahkan logis. Tetapi, dalam politik tidaksenantiasa logika berlaku. Politik bisa menjadi fulitik danfulitik mengandung liku-liku lebih banyak.

Munculnya perkiraan atau interpretasi perihalkemungkinan deal politik antara Golkar dan PDI-Pdisuburkan oleh beredarnya faktor-faktor lain.

Misalnya, jika Poros Tengah sudah memperoleh kursiKetua MPR, Golkar mendapatkan kursi Ketua DPR,bagaimana mungkin PDI-P yang memperoleh suaraterbanyak dalam Pemilihan Umum 7 Juni, tidak kebagianapa-apa.

Setelah Ketua MPR dan DPR, tinggallah kursikepresidenan yang paling sentral. Sementara itu, bukanrahasia lagi, ke sanalah Megawati Soekarnoputrimelangkahkan kakinya. Ia dicalonkan secara resmi sebagaicalon presiden oleh partainya sama halnya dengan calon-calon presiden dari partai-partai lain.

Dia, Megawati menurut faktanya, calon presidenyang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihanumum. Andaikata sudah berlaku sistem pemilihanpresiden langsung seperti yang ingin diamandemenkanpada UUD, dengan sendirinya, secara langsungMegawati terpilih sebagai presiden.

Namun, sistem yang masih berlaku, masih membukakesempatan lain. Presiden dipilih oleh 700 anggota MPR.Sebagian anggota MPR 238 diangkat, bukan dipilihlangsung.

Meskipun orang tahu, suara terbanyak yang diperoleh

Page 358: Detik-detik yang Menentukan

336Detik-Detik yang Menentukan

capres PDI-P tidak dengan sendirinya membawanya kekursi presiden, mengapa pencalonannya menurutkenyataannya menjadi begitu sentral? Ada beberapafaktor, termasuk yang paling kuat adalah hubungankharismatik dan emosionalnya dengan rakyat, karenakecuali putri Bung Karno, ia menjadi simbol penderitaandan percobaan politik.

Ada faktor lain, misalnya, calon-calon lain, tidakmemperoleh suara yang memadai. Presiden Habibie yangdicalonkan oleh Partai Golkar meraih suara nomor 2; PDI-P 153 suara, Golkar 120 suara.

Namun, menurut kenyataannya, sejak semula posisiPresiden Habibie sebutlah kontroversial. Kontroversi itukemudian bahkan juga berlaku bagi kalangan Golkarsendiri. Akhirnya menjadi rahasia umum, bahwa dalamGolkar terjadi perbedaan pendapat dan perbedaan caraberpolitik, termasuk perbedaan tentang pencalonankembali Presiden Habibie.

Pemilihan Presiden akan berlangsung 20 Oktober,14 hari lagi. Dua minggu merupakan waktu yang cukuplama bagi dinamika politik dan permainan fulitik. Yangdapat kita pastikan, 14 hari itu akan menjadi hari-hariyang terasa panjang dan barangkali juga menegangkan.

Masuk akal, jika jangka waktu 14 hari itu akandicermati secara saksama oleh kaum politisi, media massa,para pengamat, masyarakat politik dan rakyat.

Tujuan pencermatan terutama agar proses politikmenuju dan sampai ke pelaksanaan pemilihan presidendan wakil presiden itu, tetap berjalan secara demokratis,jujur, tanpa tekanan, termasuk godaan politik uang.

Terlepas dari bagaimana proses dan hasil pemilihanpresiden dan wakil presiden, sepekan Sidang Umum MPRberhasil menggelar proses politik demokratis di atas

Page 359: Detik-detik yang Menentukan

337 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

panggung nasional dan internasional. Tampak dan terasabenar, gairah dan semangat demokratis!

Sidang Umum MPR berhasil menampilkan pimpinanlembaga tinggi negara, MPR dan DPR yang menjanjikanwajah baru, jika bukan wajah baru seperti AkbarTandjung, semangat dan komitmennya baru. Muda untukukuran Indonesia. Pimpinan baru serentak berhasilmembuat langkah-langkah pertama yang menyegarkandan memberikan harapan.

Apakah tampilnya kepemimpinan baru merupakandambaan sejarah dan tantangan zaman yang juga akanterpenuhi dan dilengkapkan dengan sosok Presiden danWakil Presiden mendatang? Sepanjang kita dapatmenangkap perasaan dan harapan yang hidup dalammasyarakat, barangkali ke sana pula, harapan dandambaan itu.

Ada Habibie, ada KH Abdurrahman Wahid, adaMegawati Soekarnoputri. Siapa tahu masih ada lagi. Siapatahu, konfigurasi figur-figur masih berubah. Kitamenantinya dengan berdebar-debar penuh harapan.Yakni, harapan yang terbaik bagi keselamatan, kemajuandan kesejahteraan kita, bangsa Indonesia seluruhnya.

Sementara itu, media massa di Jakarta melaporkanadanya beberapa unjuk rasa, terkait dengan menjelangdilaksanakannya SU MPR. Unjuk rasa tersebut antara laindilakukan oleh Gerakan Pemuda Ka’bah (PPP) DKI Jakartapada tanggal 9 Oktober 1999.

Mereka menyerukan agar “Semua komponenbangsa agar tidak menghalang-halangi B.J. Habibiemenjadi calon presiden. Berikanlah kepercayaan kepada700 anggota DPR/MPR sebagai wakil rakyat untukmemilih presiden mendatang.”

Page 360: Detik-detik yang Menentukan

338Detik-Detik yang Menentukan

“Apabila dalam SU MPR Pak Habibie terpilih,hendaknya diterima secara lapang dada. Apabila ada yangmenghalang-halangi, lalu membuat keadaan menjadiruwet, Pemuda Kabah akan menghadapinya,” kata KetuaGPK DKI Jakarta Ahmad Murda.

“GPK siap mengamankan Jakarta, jika ada pihakyang turun ke jalan mengatasnamakan rakyat tetapibertindak anarkis. Sebaliknya, GPK juga tak akanmenghalangi jika Megawati atau Gus Dur terpilihmenjadi presiden.”

“Jangan macam-macam. Kita harus fair bahwa yangmenentukan presiden adalah anggota MPR. Jangankarena tak terpilih, lalu turun ke jalan melakukan protesdan tindakan anarki. Ini yang tak kita inginkan,”tegasnya.

Secara bersamaan, unjuk rasa juga dilakukan puluhananggota Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN)Jakarta Selatan. Mereka menolak tindakan kekerasan selamaberlangsungnya SU MPR dan menuntut agar MPR memilihpresiden reformis yang bisa meneruskan cita-cita reformasi.

Meski jumlahnya tidak terlalu banyak, unjuk rasa BMPAN menarik perhatian orang, karena mereka berkelilingmembawa satu patung topeng reformasi dan jenazah yangdibalut kain putih sebagai pertanda matinya rezim OrdeBaru.

“Kami tak mempermasalahkan orangnya, sepanjangpemilihannya demokratis dan sesuai kehendak rakyat. BMPAN menolak jika presiden terpilih tak mampumelaksanakan visi reformasi yang disuarakanmahasiswa,” tegas Koordinator Lapangan BM PAN,Agung Surya.

Page 361: Detik-detik yang Menentukan

339 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Sementara itu, harian Kompas pada hari Senin 11Oktober 1999, melaporkan hasil kesimpulan jajak pendapatyang dilakukan oleh Litbang Kompas (melalui telepon padatanggal 5-8 Oktober sebelumnya) terhadap 1.158 respondendi Jakarta, Surabaya, Medan, dan Ujungpandang.

Dari belasan tokoh yang muncul sebagai calon pemimpinbangsa adalah: KH Abdurrahman Wahid, Bacharuddin JusufHabibie, dan Megawati Soekarnoputri, yang merupakantokoh yang dinilai paling populer.

Namun, dari sisi kelayakan untuk menjadi pemimpinbangsa, hanya Megawati dan Abdurrahman Wahid dengansegenap kelebihan dan kekurangannya yang dianggappaling pantas untuk menyandang tanggung jawab tersebut.

Jajak pendapat itu memang memunculkan beberapanama lain, seperti Wiranto, Akbar Tandjung, dan MarzukiDarusman. Para responden menilai masing-masing tokoh itumampu mengatasi berbagai persoalan bangsa, sepertimemberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),mengatasi krisis ekonomi, menjamin keamanan negara, danmenjaga keutuhan bangsa. Para responden jugaberpendapat, setiap tokoh memiliki kelebihan dankekurangannya masing-masing.

Dari seluruh penilaian dan pendapat tersebut, sebagaipemimpin bangsa, Megawati dianggap sebagai tokoh yangpaling populer. Ia menjadi pilihan dari 52 persenresponden. Sedangkan Abdurrahman Wahid dan B.J.Habibie masing-masing dipilih oleh 11 persen dan 10persen responden.

Sementara itu, dari keseluruhan tokoh yang muncul,nama Megawati dan Abdurrahman Wahid menjadi duanama yang dianggap paling mampu mengatasi persoalanbangsa.

Page 362: Detik-detik yang Menentukan

340Detik-Detik yang Menentukan

Semakin dekat hari pembukaan SU MPR 1999, semakinmeningkat aktivitas yang hendak memengaruhi agar sayaterus melaksanakan tugas sebagai Presiden dan ada pulayang berusaha untuk meyakinkan agar saya tidakmeneruskan.

Dari pemberitaan yang saya pantau, tampak dengan jelasbahwa banyak pula yang mengeluarkan pernyataan bahwaapa pun saya laporkan pada SU MPR nanti, mereka tetapakan menolak dan tidak akan menerima LaporanPertanggungjawaban Presiden. Alasan yang diberikan mulaidari masalah KKN, masalah Timor Timur, masalah PakHarto dan keluarga sampai masalah legitimasi saya sebagaiPresiden ditonjolkan.

Saya menerima beberapa tokoh Islam yang dipimpin olehNurcholish Madjid, Amien Rais dan K.H. AbdurrahmanWahid yang berkunjung ke kediaman saya di Kuningan.Mereka menasihati agar saya mengundurkan diri sebagaiPresiden.

Jawaban saya adalah bahwa saya secara konsisten akanmembacakan Pidato Pertanggungjawaban saya dan terserahpada penilaian para anggota di SU MPR untuk menilainya.

Jikalau diterima, maka saya akan meneruskan tugas sayadan mendaftarkan sebagai calon Presiden ke-4 RI. Namunjikalau pertanggungjawaban saya sebagai Presiden tidakditerima, maka saya tidak bersedia untuk dicalonkankembali.

Masalah di Indonesia begitu kompleks sehingga untukmenyelesaikannya, putra ataupun putri terbaik dari bangsaIndonesia, diperlukan untuk memimpin kita keluar daripermasalahan yang sedang dihadapi. Kita tidak dibenarkanmembuat suatu percobaan dengan nasib jutaan rakyat, nasibdan masa depan anak cucu.

Harus kita sadari bahwa banyak kebijakan yang bersifat

Page 363: Detik-detik yang Menentukan

341 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

irreversible atau tidak dapat diulang lagi. Sebagai contoh,jikalau kita memutuskan seseorang dihukum mati, dansetelah hukuman mati tersebut dilaksanakan ternyata yangbersangkutan tidak bersalah, maka tidak mungkin orangyang sudah mati itu dapat kita hidupkan kembali. Kebijakantersebut adalah kebijakan irreversible sifatnya.

Demikian pula berlaku untuk perusahaan. Jikalauperusahaan yang sudah dibangun dengan susah payah kitajadikan bangkrut atau kita tutup untuk selama-lamanya,tetapi ternyata kelak perusahaan tersebut sangat dibutuhkan,maka sulit perusahaan tersebut dioperasikan kembali.Kebijakan tersebut adalah kebijakan irreversible.

Oleh karena itu baik manusia yang sakit maupunperusahaan yang sedang menghadapi kesulitan, harus kitabantu untuk disembuhkan kembali. Dibutuhkan kebijakanyang profesional dan tidak dibenarkan membuat experimentdengan mengambil kebijakan yang emosional dan tidakprofesional.

Berbicara mengenai legitimasi, memang penting manusiaapalagi seorang pimpinan memiliki legitimasi yang tinggi.Legitimasi tersebut diberikan oleh manusia di sekitarnya ataurakyat suatu negara. Namun legitimasi bukan segala-galanya. Artinya, jika legitimasi sudah diberikan, tidaklahberarti secara otomatis semuanya akan beres!

Jikalau demikian halnya, maka tidak ada masyarakat didunia yang melarat. Berikan saja kepada pimpinan atauPresiden yang memiliki legitimasi tinggi, lalu semuanya akanberes.

Kenyataannya tidak demikian. Legitimasi adalah syaratminimum yang harus dipenuhi namun tidak mencukupi.Yang perlu adalah persyaratan tambahan, bahwa yangdipilih harus membuktikan kemampuannya dengan karyanyata telah menghadapi dan menyelesaikan semua tugas

Page 364: Detik-detik yang Menentukan

342Detik-Detik yang Menentukan

yang diberikan sesuai jadwal, dengan biaya danpengorbanan yang minimal. Juga dalam melaksanakantugasnya, yang bersangkutan dapat menghindaripengambilan kebijakan yang irreversible dengan tepat dancepat.

Akhirnya sampailah pada hari dilaksanakannya SidangUmum MPR 1999. Sidang umum dijadwalkan dimulai padahari Kamis tanggal 14 Oktober 1999 pukul 19.00 WIB danakan berakhir pada hari Kamis tanggal 21 Oktober 1999pukul 19.00 WIB.

Ketika saya memasuki Ruang Sidang Paripurna MPRdidampingi oleh Ketua dan para Wakil Ketua MPR lainnya,saya disambut dengan sebagian besar tepuk tangan beberapawaktu dan beberapa lagi dengan sorakan dan ucapan yangsangat menyinggung perasaan.

Saya menahan diri dan tiap langkah saya iringi denganpanjatan doa kepada Allah SWT, “Saya memohon ampunatas segala kesalahan yang sengaja maupun tidak sengajayang pernah saya lakukan. Saya mohon ampun pula atassikap dan perlakuan mereka yang yang mungkin tidak sadaratas perbuatannya.”

“Berilah kepada bangsa Indonesia pada umumnya,khususnya para wakil rakyat yang hadir di ruangan ini,kekuatan dan petunjuk mengambil jalan yang benar sesuaikehendak-Mu. Berikanlah saya kekuatan untuk menghadapisemua dengan tenang dan bijaksana.”

Sambil tersenyum, doa terus saya panjatkan, juga ketikasaya duduk seorang diri di depan para wakil rakyat yangterhormat.

Acara SU MPR 1999 yang terbuka secara umum dandihadiri juga oleh Kepala Perwakilan negara sahabat danwakil kelompok masyarakat, media cetak dan elektronik,dimulai dengan acara sebagai berikut:

Page 365: Detik-detik yang Menentukan

343 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Pembukaan Rapat Paripurna ke-7.Pidato Pengantar Pimpinan Majelis.Pengesahan Jadwal Acara Sidang Umum MPR RItanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999.Tepat pada pukul 20.30 WIB, saya dipersilakan untuk

menyampaikan Pidato Pertanggungjawaban saya yangberisikan hal-hal sebagai berikut:

Pengantar

Perjalanan waktu selama 512 hari, bangsa Indonesiatelah bahu-membahu melaksanakan reformasi,mengembalikan kehidupan berbangsa dan bernegara kepadatujuan semula, sebagaimana ditegaskan dalam PembukaanUndang-Undang Dasar 1945.

Bangsa Indonesia memulai mengawali reformasibersamaan dengan upaya untuk bangkit kembali dari puing-puing ambruknya bangunan ekonomi bangsa, longsornyalandasan sosial kemasyarakatan dan tertutupnya pintu-pintu demokrasi. Keadaan ini merupakan akumulasikesalahan dan kerusakan yang terjadi di masa-masa lalu,karena sistem yang terbangun di kala itu gagalmengembangkan mekanisme koreksi yang efektif terhadapkesalahan yang terjadi.

Kerusakan yang menumpuk antara lain berupapemusatan kekuasaan yang tidak mengindahkan nilai-nilaidemokrasi, tindakan represif yang mengabaikan nilai-nilaikemajemukan, kebebasan dan hak asasi manusia,pendekatan pembangunan yang sentralistis, dan tidakditegakkannya supremasi hukum serta terjadinya praktik-praktik KKN yang sudah membudaya.

Menghadapi kondisi yang memprihatinkan, KabinetReformasi Pembangunan mengambil prakarsa danmemutuskan kebijakan-kebijakan pokok sebagaimana telahsaya gariskan pada Sidang Kabinet tanggal 25 Mei 1998

Page 366: Detik-detik yang Menentukan

344Detik-Detik yang Menentukan

dalam rangka memenuhi aspirasi masyarakat terhadapreformasi.

Di bidang ekonomi, Kabinet Reformasi Pembangunansegera berupaya mengatasi krisis, terutama menghentikankenaikan harga-harga, memulihkan ketersediaan danketerjangkauan bahan makanan dan kebutuhan pokok,melaksanakan program jaring pengaman sosial,mengembangkan ekonomi rakyat, serta melakukanrestrukturisasi perbankan dan utang swasta.

Di bidang politik, Pemerintah mengambil langkah untuksegera memperbaharui perangkat peraturan perundanganyang berlaku agar dapat menyelenggarakan pemilu yangmenjamin terpilihnya wakil rakyat yang benar-benarmembawakan aspirasi masyarakat.

Pemerintah juga segera membebaskan tahanan politikdan mewujudkan kebebasan pers serta mendorongberdirinya partai-partai politik.

Di bidang hukum, Pemerintah segera melakukanpeninjauan terhadap peraturan perundangan yang tidaksejalan dengan kehendak reformasi, serta meratifikasiberbagai konvensi internasional tentang hak asasi manusiadan perburuhan.

Sidang Istimewa MPR 1998 telah berhasil merumuskanpokok-pokok reformasi sebagai garis-garis besar haluannegara, serta ketetapan-ketetapan penting lainnya, walaupunada sekelompok tertentu masyarakat yang berusahamenggagalkannya.

Di bidang ekonomi, MPR telah menetapkan dua arahkebijakan pokok yaitu penanggulangan krisis ekonomidengan sasaran terkendalinya nilai rupiah dan tersedianyakebutuhan bahan pokok dan obat-obatan dengan hargaterjangkau serta berputarnya roda perekonomian nasional,dan pelaksanaan reformasi ekonomi.

Keadaan ekonomi pada awal reformasi demikian jelek,antara lain ditunjukkan dengan nilai rupiah merosot tajam,harga-harga membubung tinggi sehingga membawa kita ke

Page 367: Detik-detik yang Menentukan

345 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

ambang hiperinflasi. Kerusuhan, kekacauan, perusakan,pembakaran terjadi di mana-mana, sehingga produksi bahanpangan menurun tajam dan distribusi sembilan bahan pokokterganggu. Perbankan mengalami kelangkaan modal, dankepercayaan masyarakat terhadap perbankan nyaris hilang.Kegiatan ekspor dan impor menurun tajam karena sistempembayaran kita tidak dipercayai oleh lembaga keuanganinternasional. Secara ekonomi kita nyaris terisolasi darimasyarakat internasional.

EKONOMIIndikator Ekonomi

Dibanding keadaan perekonomian yang sangat burukpada saat terjadinya pengalihan pimpinan nasional padabulan Mei 1998, keadaan perekonomian kita saat ini jauhlebih baik. Nilai rupiah mengalami penguatan, inflasimenurun tajam, dan ketersediaan serta distribusi kebutuhanpokok tidak lagi menjadi permasalahan. Kini inflasi telahterkendali secara meyakinkan. Pada periode Januari sampaiSeptember 1999, laju inflasi hanya mencapai 2 persen, padahal laju inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnyasebesar 75,47 persen. Demikian pula laju inflasi pada periodeApril 1999 sampai dengan September 1999 mengalami deflasisebesar -3,9 persen, padahal laju inflasi pada periode yangsama tahun 1998 sebesar 38,04 persen.

Ditinjau dari Indeks Harga Konsumen, harga-hargapada bulan September 1999 dibandingkan dengan harga-harga pada bulan yang sama tahun sebelumnya hanya naik1,25 persen. Padahal setahun sebelumnya yaitu harga-hargapada bulan September 1998, naik 82,4 persen dibandingkanharga-harga pada bulan September 1997.

Penurunan tingkat inflasi yang sangat berarti ini terjadibukan karena penurunan daya beli, tetapi terutamadisebabkan oleh perbaikan nilai tukar rupiah, dankeseimbangan antara ketersediaan pasokan dengan

Page 368: Detik-detik yang Menentukan

346Detik-Detik yang Menentukan

kebutuhan pangan, serta lancarnya distribusi sembilanbahan pokok.

Penurunan inflasi ini juga diikuti oleh naiknya tingkatkonsumsi. Tingkat konsumsi terendah terjadi pada triwulanIII 1998. Kenaikan tingkat konsumsi ini memang relatif masihkecil, namun tanda-tanda pemulihannya sudah mulaiterlihat.

Beberapa indikator ekonomi lainnya menunjukkanbahwa kondisi perekonomian Indonesia telah mulaimemasuki proses pemulihan. Hal ini ditunjukkan olehpertumbuhan produk domestik bruto yang secara berturut-turut positif pada triwulan I dan triwulan II tahun 1999 yaitusebesar 1,31 persen dan 0,46 persen terhadap triwulansebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 1999dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II 1998mengalami kenaikan sebesar 1,81 persen. Pada triwulan IIItahun 1999 pertumbuhan ekonomi kita diperkirakan akanpositif lagi.

Dari kecenderungan pertumbuhan PDB tersebut, makapertumbuhan ekonomi pada tahun 1999 diperkirakan akanmencapai antara 0 persen sampai 1 persen, padahal tahun1998 pertumbuhan ekonomi kita masih mengalamipenurunan sebesar -13,2 persen.

Nilai tukar rupiah juga terus menguat mencapai sekitarRp6.700 per satu dolar AS pada bulan Juni 1999. Padahalpada bulan Juni tahun 1998, nilai rupiah masih sekitarRp15.000 per satu dolar.

Dengan menguatnya rupiah, terkendalinya inflasi, sukubunga juga terus menurun. Suku bunga Sertifikat BankIndonesia juga terus menurun mencapai sekitar 13 persen.Padahal pada bulan Agustus tahun yang lalu suku bungaSertifikat Bank Indonesia masih sekitar 70 persen. Bersamaandengan penurunan suku bunga maka negatif spread yangdialami bank-bank juga dapat diatasi.

Cadangan devisa kotor pada akhir bulan September 1999

Page 369: Detik-detik yang Menentukan

347 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

mencapai 26,9 miliar dolar atau setara dengan 10,4 bulanimpor, dibanding 19 miliar dolar atau setara dengan 6,7 bulanimpor pada bulan Mei 1998.

Investor luar negeri juga sudah mulai menanamkanmodalnya di pasar modal, sehingga Indeks Harga SahamGabungan yang pada bulan September tahun 1998 sekitar 250,pernah meningkat mencapai di atas 600 pada bulan Juni 1999dan sekarang ini berada pada tingkat di sekitar 570.

Semua indikator ini menunjukkan bahwa perekonomianIndonesia sudah memasuki tahap pemulihan.

Perbankan

Kita menyadari bahwa salah satu penyebab utamaterjadinya krisis ekonomi adalah kelemahan sistemperbankan.Dengan demikian penyelesaian masalahperbankan dan utang swasta baik domestik maupun luarnegeri sangat menentukan keberhasilan pemulihan ekonomi.

Dalam upaya merestrukturisasi sektor perbankan, dari160 bank komersial yang beroperasi pada bulan Juli 1997,48 bank telah dilikuidasi, 16 bank diambil alih dan 11 bankdirekapitalisasi dengan bantuan Pemerintah. Likuidasi,pengambilalihan dan rekapitalisasi yang dilaksanakan padabeberapa waktu yang lalu, dilakukan secara tegasberdasarkan kriteria yang objektif dan transparan.

Aset-aset bank yang dibekukan diambil alih dandikelola oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Jumlahaset perbankan yang sudah dialihkan ke badan tersebut,sampai saat ini telah mencapai sekitar Rp350 triliun. Dalamkondisi yang tepat dan menguntungkan bagi perekonomiankita, aset-aset ini kemudian ditawarkan kepada investor.

Perkembangan restrukturisasi perbankan cukupmenggembirakan. Investor asing mulai berminat, bahkanbeberapa di antaranya telah mengambil alih saham bank.Ini berarti telah mulai kembalinya aliran modal ke dalamnegeri.

Page 370: Detik-detik yang Menentukan

348Detik-Detik yang Menentukan

Restrukturisasi Hutang

Di sektor riil, Pemerintah mendorong restrukturisasi,terutama terhadap utang-utang swasta kepada perbankannasional. Saat ini Badan Penyehatan Perbankan Nasionalsedang menangani sekitar 1600 debitur besar yang utangnyamacet dan perlu ditindaklanjuti. Tahap pertama dalamproses restrukturisasi yang telah diselesaikan adalahklasifikasi debitur ke dalam empat kelompok yang terkaitdengan iktikad baik debitur serta prospek bisnisnya. Tahapselanjutnya mengikuti pola restrukturisasi yang telahdigariskan.

Alternatif penyelesaiannya bervariasi dari kemungkinanperpanjangan waktu pinjaman, penurunan tingkat sukubunga pinjaman, penambahan modal, dan konversi utangmenjadi modal dan lain sebagainya. Sekitar 70 kesepakatanrestrukturisasi telah dicapai dengan nilai sekitar Rp50triliun.

Kemajuan restrukturisasi utang swasta juga dicapaimelalui Prakarsa Jakarta untuk mewadahi penyelesaianutang-piutang di luar peradilan perdata, dan melaluiLembaga Restrukturisasi Hutang Indonesia (Indonesian DeptRestructuring Agency, Indra) untuk melindungi debiturterhadap risiko perubahan nilai tukar rupiah. Dari programPrakarsa Jakarta hingga akhir September 1999 telah terdaftar284 debitur dengan nilai utang dalam dan luar negeri sebesarRp201,2 triliun. Dari jumlah ini sudah 27 debitur mencapaitahap persetujuan prinsip penyelesaian utangnya dengannilai utang total sekitar Rp28,7 triliun.

Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi

Dalam menjalankan amanat TAP MPR No.X dan TAPMPR No.XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi DalamRangka Demokrasi Ekonomi, Pemerintah telah melakukanlangkah-langkah dalam rangka pengembangan ekonomi

Page 371: Detik-detik yang Menentukan

349 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

rakyat dalam bentuk usaha kecil, menengah, dan koperasiserta perusahaan rumah tangga. Hal ini diprioritaskankarena kelompok usaha ini merupakan 99 persen dari pelakuekonomi nasional dan menyerap sekitar 88 persen tenagakerja.

Dalam mengatasi krisis dan pemulihan kondisi ekonominasional, usaha kecil, menengah dan koperasi telahdilibatkan secara nyata. Keberhasilan pemulihan produksidan distribusi bahan pokok sesungguhnya tidak terlepasdari kekuatan dan kemampuan ekonomi rakyat.

Dalam sistem perekonomian yang terbuka, kitamendorong usaha kecil, menengah, dan koperasi sertaperusahaan rumah tangga agar dapat berkembang secaraefisien, cepat dan mandiri, serta dapat melakukan kerja samasaling menguntungkan dengan perusahaan besar.

Untuk membantu usaha kecil dan menengah Pemerintahtelah melakukan penyederhanaan perizinan agar dapatmeringankan beban mereka. Selain itu Pemerintah juga telahmenyediakan berbagai program penyaluran kredit untukmembantu mereka dalam memperoleh modal usaha.

Pemberian kredit usaha kecil, menengah dan koperasidilakukan melalui penyediaan subsidi yang dianggarkanPemerintah. Subsidi yang disediakan berasal dari danaKredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) dengan tingkat sukubunga yang rendah.

Namun, karena Bank Indonesia harus mandiri makatidak dimungkinkan lagi menyalurkan Kredit LikuiditasBank Indonesia. Sebagai penggantinya, Pemerintahmemanfaatkan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara(APBN) untuk mensubsidi suku bunga pinjaman bagi usahakecil, menengah, dan koperasi.

Pengelolaan Pertanian, Sumber Daya Alam danPariwisata

Dalam masa krisis, ternyata sektor pertanian dan sektor

Page 372: Detik-detik yang Menentukan

350Detik-Detik yang Menentukan

yang bertumpu pada sumber daya alam tidak banyakmengalami permasalahan. Bahkan produksi pertaniantanaman tumbuh secara meyakinkan. Karena itu kegiatansektor pertanian khususnya tanaman pangan, kehutanandan perkebunan serta sektor pertambangan didorongperkembangannya, antara lain melalui programpengalokasian kredit yang lebih besar dan lebih luas, sertapengembangan kemitraan yang melibatkan koperasi denganperusahaan swasta berskala besar.

Langkah-langkah reformasi di bidang pengelolaansumber daya alam juga telah dilakukan, misalnya di sektorkehutanan dan perkebunan. Langkah-langkah nyata yangtelah ditempuh dalam pengelolaan hutan adalah redistribusimanfaat melalui restrukturisasi pengusahaan hutan dankebun, pembatasan luas areal konsesi Hak PengusahaanHutan, pengembangan hutan rakyat, pengembangan hutankemasyarakatan, serta keikutsertaan lembaga ekonomirakyat dalam mengelola hutan dan kebun.

Begitu pula pengembangan bidang pariwisatamendapatkan perhatian khusus dengan berbagai kegiatanpromosi seperti program pengembangan wisata alam danwisata budaya. Pada periode Januari 1999 sampai Agustus1999 telah terjadi peningkatan kunjungan wisatamancanegara sebesar 8,26 persen dibandingkan periode yangsama tahun 1998.

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dalam jangka menengah kita sedang meletakkanlandasan bagi kehidupan perekonomian yang maju,mandiri, serta mengandalkan pada sumber daya manusiayang berkualitas, produktif, dan berdaya saing tinggi,sehingga kesempatan untuk berperan dan menikmati hasilpembangunan akan lebih merata dan terbuka seluas-luasnya bagi semua pihak.

Di masa yang akan datang, Pemerintah akan lebih

Page 373: Detik-detik yang Menentukan

351 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

berkonsentrasi pada penyiapan sumber daya manusiamelalui pendidikan, pembudayaan, dan penyediaanlapangan kerja, pengamanan sosial, serta penyediaan saranadan prasarana penunjang kegiatan ekonomi dan sosial.Sementara itu, pengembangan ekonomi dipercayakansemaksimal mungkin kepada masyarakat pelaku ekonomimelalui mekanisme pasar.

Pengelolaan Moneter

Untuk mendukung terwujudnya perekonomiannasional yang merata, mandiri, andal, berkeadilan danmampu bersaing di kancah perekonomian nasional daninternasional, perlu ditetapkan kebijakan dan pengelolaanmoneter yang efektif, efisien, transparan, dan dapatdipertanggungjawabkan.

Untuk itu diperlukan Bank Sentral yang mandiri yangdapat menjamin keberhasilan dalam memelihara stabilitasdan kualitas nilai tukar rupiah. Untuk menciptakankemandirian Bank Indonesia, kita telah mengesahkanUndang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.Undang-undang ini ditujukan agar Bank Indonesia dapatterfokus pada misi utamanya yaitu memelihara kestabilandan kualitas nilai rupiah, secara mandiri.

Dalam rangka melaksanakan tugas utama tersebut, BankIndonesia berwenang penuh melaksanakan kebijakanmoneter dan menetapkan sasaran-sasaran moneter. Untukmengawasi implementasi kebijakan di bidang moneter, BankIndonesia setiap tiga bulan wajib menyampaikan laporankepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Atas permintaan Dewan Perwakilan Rakyat, BadanPemeriksa Keuangan dapat melakukan pemeriksaan khususterhadap Bank Indonesia. Untuk meletakkan dasar-dasarpraktik perbankan yang lebih baik, Pemerintah dan DewanPerwakilan Rakyat telah mengesahkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-Undang

Page 374: Detik-detik yang Menentukan

352Detik-Detik yang Menentukan

perbankan yang baru ini memberikan peluang kepadamasyarakat untuk mengetahui bank-bank yang sehat danyang tidak sehat. Undang-Undang ini juga mengatur tentangBank Perkreditan Rakyat yang dapat didirikan di mana sajadan juga memuat pengaturan tentang bank syariah, sertamendorong berdirinya asuransi deposito untuk menjaminsimpanan nasabah.

Persaingan Usaha dan Perlindungan Konsumen

Dalam rangka merealisasikan demokrasi ekonomi danmenciptakan landasan agar tumbuh persaingan yang sehatdan efisien, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyattelah mengesahkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan TidakSehat. Undang-Undang ini mencegah terjadinya pemusatankekuatan ekonomi pada pelaku ekonomi tertentu danmencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat.

Untuk mengawasi pelaksanaan Undang-Undang ini,akan dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha, berupasuatu lembaga mandiri yang terlepas dari pengaruhPemerintah maupun kelompok kepentingan tertentu.Anggota Komisi ini diangkat dan diberhentikan olehPresiden atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Untuk melindungi kepentingan konsumen, kita telahberhasil mengesahkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999tentang Perlindungan Konsumen, yang mewajibkanprodusen mencantumkan informasi yang lengkap tentangproduk yang dihasilkannya. Undang-Undang ini jugamendorong dan menjamin berkembangnya lembagaswadaya masyarakat yang memperjuangkan kepentingankonsumen, serta menjamin pelaksanaan gugatan yangdiajukan oleh pihak yang tidak secara langsung dirugikan(class action).

Page 375: Detik-detik yang Menentukan

353 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Restrukturisasi BUMN

Untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangiketergantungan kita pada utang luar negeri, kita perlumelaksanakan program restrukturisasi Badan Usaha MilikNegara secara konsisten agar diperoleh nilai tambah darikeuntungan dan nilai pasar yang tinggi melaluiswastanisasi. Swastanisasi Badan Usaha Milik Negara iniselain menghasilkan dana untuk Pemerintah, juga akanmeningkatkan kualitas dan daya saing perusahaan miliknegara di pasar domestik maupun di pasar global.

Keikutsertaan mitra luar negeri sebagai pemegang sahambaru akan membawa masuk modal, teknologi, manajemen,dan sistem jaringan pemasaran, serta sistem purna jual yangandal.

Jika program swastanisasi BUMN dan optimalisasipenerimaan pajak dapat kita lakukan dengan efisien danberkesinambungan, maka Indonesia secara bertahap akanmampu mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri,dan bahkan mampu membiayai pembangunan secara lebihmandiri.

POLITIK

Pada awal perjalanan Kabinet Reformasi Pembangunan,kita menghadapi krisis politik, sebagai akibat kecenderunganmasa lalu, yaitu terjadinya pemusatan kekuasaan, tidakdiindahkannya pelaksanaan demokrasi, terbatasnyapartisipasi politik rakyat, menonjolnya pendekatan represifyang menekankan keamanan dan stabilitas, sertaterabaikannya nilai-nilai hak asasi manusia dan prinsipsupremasi hukum.

Meskipun menurut hasil Sidang Umum MPR bulanMaret 1998, pemilihan umum akan diseleggarakan padatahun 2002 saya telah memberanikan diri mengusulkankepada MPR melalui Sidang Istimewa pada bulan Nopember

Page 376: Detik-detik yang Menentukan

354Detik-Detik yang Menentukan

1998 untuk mempertimbangkan percepatan pelaksanaanpemilu.

Hal ini harus kita lakukan, karena kondisi kehidupannasional kita secara objektif memang harus kita selesaikandengan mempercepat pelaksanaan pemilu yang benar-benarlangsung, umum, bebas, dan rahasia, serta jujur dan adil,sehingga dapat segera mengembalikan kepercayaan seluruhrakyat terhadap jalannya Pemerintahan.

Perubahan Undang-Undang bidang Politik

Dengan penuh keyakinan, kita mendorong lahirnyaundang-undang politik yang lebih demokratis. Bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat, Pemerintah melakukanperbaikan dan pembaharuan atas tiga undang-undang dibidang politik, yaitu tentang partai politik, pemilihan umum,dan tentang susunan dan kedudukan anggota MPR danDPR serta DPRD sebagai dasar bagi penyelenggaraanpemilu pada tanggal 7 Juni 1999.

Melalui Undang-Undang No.2 Tahun 1999, tentangPartai Politik, pembatasan terhadap jumlah partai politikditiadakan.

Partisipasi politik dan penghargaan terhadap hak-hakpolitik rakyat dijabarkan secara tegas dalam Undang-Undang No.3 tentang Pemilihan Umum dan Undang-Undang No.4 Tahun 1999 tentang Susunan dan KedudukanMPR, DPR dan DPRD.

Untuk menghilangkan campur tangan Pemerintahdalam proses pemilu, Pemerintah juga mengatur netralitasTNI dan Polri serta Pegawai Negeri Sipil.

Demikian juga dalam hal pelaksanaan dan pengawasanpemilu, Pemerintah menyerahkan sebagian besarwewenangnya kepada partai politik peserta pemilu.Pelaksanaan pemilu diserahkan kepada Komisi PemilihanUmum yang sebagian besar anggotanya merupakan wakil-wakil partai politik peserta pemilu sendiri, sedangkan

Page 377: Detik-detik yang Menentukan

355 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Pemerintah lebih menempatkan dirinya sebagai fasilitator.Demikian pula halnya dalam pengawasan dan

pelaksanaan pemilu. Bukan hanya lembaga pemantau dalamnegeri saja, pemantau dari luar negeri juga diberikeleluasaan. Hasilnya, seperti diakui oleh para pengamat,baik dari dalam maupun luar negeri, adalah terlaksananyapemilu yang jauh lebih jujur, adil dan demokratisdibandingkan dengan enam kali pemilu sebelumnya.

Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN

Kita juga berusaha menumbuhkan Pemerintahan yangbersih sebagai pelayan masyarakat dan bertindakberdasarkan Undang-Undang. Untuk itu, sesuai amanatKetetapan MPR No.XI/MPR/1998, kita telahmengundangkan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas KKN.

Kita juga telah memperbarui ketentuan mengenaipemberantasan korupsi dengan Undang-Undang No. 31Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsiyang kita jadikan pegangan dalam menyelenggarakanpemberantasan KKN dan mengembangkan Pemerintahanyang bersih.

Stabilitas dan Keamanan

Agenda penting lainnya adalah mewujudkan stabilitaskeamanan dan ketertiban masyarakat sebagai prasyarat bagireformasi. Meskipun di sana-sini terjadi kerusuhan danbentuk-bentuk kekerasan massa, baik yang bersifathorizontal maupun vertikal, namun dampaknya terhadapstabilitas nasional masih dapat dikendalikan.

Harus kita sadari bahwa pergolakan yang terjadi dibeberapa daerah sesungguhnya merupakan fenomena yangterkait dengan permasalahan yang sudah tercetus di masalalu, yang tertekan oleh sistem kepemimpinan selama 40

Page 378: Detik-detik yang Menentukan

356Detik-Detik yang Menentukan

tahun, yang tidak memungkinkan berkembangnyademokrasi.

Dengan perkembangan globalisasi yang ditandai olehsuasana kebebasan dan demokratisasi, gejolak-gejolak itudengan bebas tampil kembali ke permukaan yang tidak dapatdiselesaikan hanya dengan tindakan-tindakan jangkapendek, apalagi dengan upaya yang mengutamakantindakan represif.

Semuanya memerlukan kemampuan, kesungguhan dankesabaran kita dalam mengendalikan konflik melaluipenyelesaian yang hakiki dan berjangka panjang sesuaikehendak dan keinginan rakyat.

Penyelesaian masalah Aceh

Dalam jangka panjang kunci penyelesaian berbagaikonflik terletak pada upaya kita membangun sistemdemokrasi berdasarkan hukum yang berkeadilan, sehinggamemungkinkan partisipasi politik tumbuh sehat, danpenyelesaian konflik dapat dilakukan secara demokratis,terbuka, dan bermartabat, bukan melalui tindak kekerasan.Saya mengajak seluruh masyarakat Aceh untukmenyelesaikan semua persoalan secara damai, demokratis,transparan, tulus, adil dan beradab, dengan tetapmemelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah pelanggaranHAM di Aceh, Pemerintah telah membentuk KomisiIndependen Pengusutan Tindak Kekerasan di Aceh, yanganggotanya terdiri dari tokoh-tokoh nasional dan tokoh-tokoh daerah sesuai saran Komisi Nasional Hak AsasiManusia dan Pemerintah Daerah. Komisi ini sudah mulaimelaksanakan tugasnya dan hasil temuannya akan segeraditindaklanjuti sesuai hukum dan peraturan yang berlaku.

Pemerintah sangat memerhatikan aspirasi masyarakatAceh yang berkembang sangat dinamis, sehinggaPemerintah telah menarik semua pasukan nonorganik dari

Page 379: Detik-detik yang Menentukan

357 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Daerah Istimewa Aceh. Untuk memulihkan kondisi di Aceh,telah pula diundangkan Undang-Undang No. 44 tentangKeistimewaan Propinsi Istimewa Aceh yang diprakarsai olehDPR. Dengan undang-undang ini, masyarakat Acehmemperoleh keleluasaan yang luas untuk mengurus sendirikehidupan keagamaan, pendidikan, dan adat istiadat yangsesungguhnya sudah lama didambakan oleh masyarakatAceh. Di samping itu dengan adanya otonomi daerah danperimbangan keuangan pusat dan daerah, masyarakat Acehjuga memiliki peluang yang sangat besar untukmengembangkan kehidupan politik secara lebih otonom danmengelola sumber perekonomiannya secara lebih mandiri.

Kehidupan Pers yang Bebas

Pengembangan demokrasi, di samping harusmengandalkan aturan hukum yang bersifat formal, jugamemerlukan komitmen etik bagi terbangunnya budayapolitik yang sehat dan bermoral. Karena itu, kitamembutuhkan kehidupan pers nasional yang merdeka,bermoral, dan profesional. Kemerdekaan tanpa diimbangioleh nilai-nilai moral dan profesionalisme yang berkaitanerat dengan aspek-aspek etika profesi dapat merusak maknakemerdekaan itu sendiri.

Kita juga bersyukur bahwa pers nasional telah mulaiberperan penting dalam mencerahkan kehidupanmasyarakat, melalui skala pemberitaan yang tidak mungkinterjadi pada masa lalu.

Sekarang, kita dengan mudah dapat memperolehinformasi yang lengkap dan cepat melalui media massa.Bahkan perdebatan di DPR mengenai permasalahan tertentudapat kita saksikan langsung. Sekalipun Pemerintahmerupakan pihak yang paling banyak dikritik oleh pers yangbebas, namun saya bersyukur karena hal ini justrumenunjukkan bahwa keterbukaan dan demokrasi telahberjalan baik di negara kita.

Page 380: Detik-detik yang Menentukan

358Detik-Detik yang Menentukan

Bagi saya kritikan melalui media massa merupakanmasukan yang sangat berharga dalam mengambil setiapkeputusan yang menyangkut kepentingan umum.

Pers yang merdeka, bermoral dan profesionaldiharapkan dapat memelihara dinamika masyarakat yangtecermin pada keseimbangan pemberitaan informasi antarapelaku pembuat kebijakan dengan pembentuk pendapatpublik, baik perorangan maupun organisasi.

Kemerdekaan pers yang profesional merupakan salahsatu pilar penting demokrasi. Untuk menjamin kemerdekaanpers, kita telah mengundangkan Undang-Undang No. 40tentang Pers, yang selain memberikan jaminan hukumterhadap wartawan dalam menjalankan profesinya,termasuk kemerdekaan membentuk organisasi wartawanlebih dari satu.

Dalam rangka mengembangkan kemerdekaan pers danmeningkatkan kehidupan pers nasional, diharapkanterbentuknya Dewan Pers yang mandiri.

Kemerdekaan berusaha di bidang pers juga berkembangluas. Kalau pada masa Orde Baru kita hanya memiliki 289media cetak dan 996 stasiun radio swasta, sekarang telahlahir 1.398 media cetak dan 74 stasiun penyiaran swastabaru. Begitu pula di bidang pertelevisian swasta, dalamwaktu dekat akan bertambah 5 stasiun baru. Perkembanganperusahaan pers diharapkan dapat meningkatkan kualitasdemokrasi, kreativitas dan wawasan masyarakat serta dapatberfungsi sebagai sarana kontrol sosial yang efektif, baikterhadap Pemerintah, masyarakat maupun dunia pers itusendiri.

Kebebasan Berpendapat dan Berorganisasi

Mendorong tumbuh dan berkembangnya kekuatan-kekuatan sosial politik masyarakat, juga sangat penting.Peran dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraanpemilu yang lalu, membuktikan bahwa kita telah berupaya

Page 381: Detik-detik yang Menentukan

359 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

mewujudkan prinsip-prinsip kebebasan berkumpul danberserikat yang dijamin penuh oleh konstitusi. Sekarangrakyat dengan bebas dapat mendirikan organisasi atauasosiasi tanpa menghadapi peraturan yang berliku-liku. Saatini, untuk satu jenis profesi, kita dapat menyaksikan demikianbanyak asosiasi atau organisasi yang telah didirikan. Rakyatjuga telah diberikan kebebasan untuk menyatakan pendapat,sepanjang tidak mengganggu ketertiban umum, dan masihdalam rambu-rambu dan batasan-batasan hukum berdasarkonstitusi, undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Untuk memberikan jaminan hukum bagi kemerdekaanmenyampaikan pendapat di muka umum, kita telahmengesahkan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998 tentangKemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.Undang-Undang ini memuat ketentuan-ketentuan tentangtata cara dan prosedur yang harus ditempuh agarpenyampaian pendapat itu dapat terlaksana dengan tertib.Intinya, Undang-Undang ini mengatur dan menjaminkebebasan menyatakan pendapat tanpa mengakibatkanterganggunya hak dan kebebasan orang lain.

Memang kita akui tidak mudah mengatur semangatkebebasan yang cenderung tumbuh berlebih-lebihan, seiringdengan kebebasan pers yang bertanggung jawab danbermoral, dan kemerdekaan menyampaikan pendapat yangberkembang demikian cepat. Namun, secara bertahap danpenuh kesabaran, kita percaya bahwa semua perangkathukum yang telah kita hasilkan akan dapat menjadi saranapengendalian sosial yang efektif, seiring dengan prosespendewasaan budaya demokrasi yang akan terus tumbuhdi hari-hari mendatang.

Peningkatan Peran Lembaga Legislatif

Di era reformasi ini, telah kita kembangkan agendapertemuan berkala antara Presiden dan pimpinan DPRbersama pimpinan fraksi dengan mengambil tempat secara

Page 382: Detik-detik yang Menentukan

360Detik-Detik yang Menentukan

bergantian di Istana dan Gedung DPR/MPR. Prakarsabersama antara DPR dan Pemerintah ini ditempuh, agarkebijakan-kebijakan yang dilakukan Pemerintah dapat segeradiketahui oleh DPR dan sebaliknya Pemerintah dapat segeramemperoleh saran, masukan maupun pengawasan dari DPR.

Pemerintah menyambut baik digunakannya hak-hakDPR seperti hak inisiatif dalam mengajukan RancanganUndang-Undang dan hak untuk meminta keterangan dariPemerintah untuk mendapatkan penjelasan secara langsungdari Presiden di depan Sidang Paripurna DPR, sebagaimanatelah dilaksanakan pada tanggal 21 September 1999.

Desakralisasi Lembaga Kepresidenan

Hal ini merupakan sesuatu yang baru yang tidakmungkin dan tidak pernah kita saksikan di masa lalu. Seiringdengan itu, kita juga terus mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru yang mendorong cara kerja dan penampilaninstitusi kepresidenan yang tidak dicitrakan sebagai lembagayang sakral.

Berulang kali saya menegaskan bahwa pada hakikatnyaistana-istana kepresidenan merupakan istana rakyat, dansetiap warga negara terbuka untuk berkomunikasi langsungdengan Presiden.

Kita berharap semua yang telah kita kembangkan dalamkehidupan ketatanegaraan kita di era reformasi ini,khususnya dalam hal hubungan kerja antara Pemerintahdan Dewan Perwakilan Rakyat, dapat ditingkatkan dandikembangkan lagi di masa yang akan datang, sehinggadapat lebih mendewasakan kehidupan demokrasi di bumiIndonesia tercinta.

Reformasi TNI dan Polri

Langkah penting lainnya yang dilakukan Pemerintahadalah mendorong pengembangan pendekatan atau

Page 383: Detik-detik yang Menentukan

361 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

paradigma Tentara Nasional Indonesia yang baru. Dalamrangka penegakan ketertiban umum dan keselamatanmasyarakat, Pemerintah telah melakukan langkah-langkahmendasar, antara lain berupa kebijakan pemisahanKepolisian Negara Republik Indonesia dari AngkatanBersenjata Republik Indonesia. Dengan berpisahnyaKepolisian Negara Republik Indonesia dari AngkatanBersenjata Republik Indonesia, maka langkah awal yangditempuh adalah menempatkan untuk sementara sistempenyelenggaraan pembinaan Kepolisian Negara RepublikIndonesia pada Departemen Pertahanan dan Keamanan.

Kita tidak menginginkan polisi yang hanya menjadi alatkekuasaan. Kita menginginkan polisi yang disegani dandicintai masyarakat. Disegani, karena polisi mampumelaksanakan tugasnya secara profesional sebagai penegakhukum, dan dicintai karena polisi selalu mengutamakanmemberikan pelayanan dan rasa aman kepada masyarakat.

Dengan wawasan ini, kita berharap terbangunhubungan yang lebih baik antara polisi dan masyarakat yangdilayaninya. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan citradan kualitas pelayanan polisi dalam meningkatkan rasaaman, tetapi juga akan meningkatkan partisipasi masyarakatuntuk membantu polisi menegakkan ketertiban dankeamanan.

Sehubungan dengan perubahan itu, saat ini sedangdilakukan pengkajian secara rinci dan intensif sertamenyeluruh terhadap Kepolisian Negara Republik Indonesiayang menyangkut aspek struktural, instrumental dankultural.

Bersamaan dengan berpisahnya Kepolisian NegaraRepublik Indonesia dari ABRI, dilakukan pula penggantianistilah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia menjadiTentara Nasional Indonesia.

Page 384: Detik-detik yang Menentukan

362Detik-Detik yang Menentukan

MASALAH TIMOR TIMURLatar Belakang Penyelesaian

Salah satu kebijakan penting yang diambil oleh KabinetReformasi Pembangunan adalah mengajukan penyelesaianmasalah Timor Timur secara komprehensif dengan cara-carayang dapat diterima oleh masyarakat internasional. Harusdiakui bahwa integrasi Timor Timur ke dalam wilayahRepublik Indonesia 24 tahun yang lalu, yang dikukuhkanmelalui TAP MPR No.VI/MPR/1978, tidak pernah mendapatpengakuan internasional. Meskipun sebenarnya Indonesiatidak pernah memiliki klaim terhadap Timor Timur dan tidakpernah berambisi untuk menguasai wilayah bekas jajahanPortugis tersebut. Integrasi Timor Timur terjadi karena suatusituasi terpaksa yang sulit dihindari dan atas kehendaksebagian masyarakat Timor Timur sendiri untukmenyelesaikan perang saudara yang berkecamuk di wilayahtersebut.

Banyak pengorbanan yang telah diberikan oleh bangsaIndonesia, baik nyawa maupun harta benda, untukmenciptakan perdamaian dan pembangunan di TimorTimur. Subsidi yang diberikan oleh Pemerintah pusat untukpembangunan di Timor Timur bahkan melebihi dari apayang diberikan ke provinsi-provinsi lain untuk mengejarketertinggalan di Timor Timur. Namun sungguh disesalkanbahwa segala daya upaya dan pengorbanan itu tidak pernahmendapat tanggapan yang positif, baik di lingkunganinternasional maupun di sementara kalangan rakyat TimorTimur sendiri.

Di berbagai forum internasional posisi Indonesia selaludipojokkan karena masalah Timor Timur. Sampai saat ini,tidak kurang dari 8 resolusi Majelis Umum PBB dan 7 resolusiDewan Keamanan PBB tentang Timor Timur telahdikeluarkan, yang menggambarkan bahwa tidak seluruhanggota masyarakat internasional mengakui Timor Timursebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 385: Detik-detik yang Menentukan

363 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Posisi Indonesia di forum-forum internasional semakindipersulit oleh kenyataan bahwa selama 24 tahun tidaklahmudah untuk mengembalikan keamanan dan ketertiban diTimor Timur yang secara historis memang sering bergolak.

Sebagian masyarakat daerah tersebut secara bertahaptelah mengembangkan kesadaran kebangsaannya bersamabangsa Indonesia. Namun sebagian lagi tidak bersediamelakukan hal itu, dan melancarkan gerilya baik di hutan-hutan maupun di kota, yang dibantu oleh organisasi berskalainternasional.

Sebagai anggota masyarakat internasional, Indonesiasejak semula ingin menyelesaikan masalah Timor Timurdengan cara-cara yang secara internasional dapat diterimadan diakui. Sejak tahun 1975 sampai 1982 masalah TimorTimur dibicarakan dalam forum-forum PBB tanpamembuahkan hasil. Sejak tahun 1983 pembicaraan tentangTimor Timur diarahkan untuk dibahas dalam forum Tripartitantara Pemerintah Indonesia, Portugal dan SekretarisJenderal PBB. Perundingan Tripartit akhirnya juga menemuijalan buntu karena sikap keras Portugal yang menggagalkanrencana kunjungan misi ke Timor Timur pada tahun 1986dan 1991 sebagai dasar pembahasan penyelesaian masalahTimor Timur.

Berakhirnya Perang Dingin dan semakin besarnyaperhatian dunia terhadap masalah demokrasi dan hak asasimanusia, telah mengangkat masalah Timor Timur menjadisalah satu agenda internasional yang sulit dihindari, danklaim Indonesia bahwa masalah Timor Timur sudah selesaitidak dapat dipertahankan.

Indonesia harus menghadapi kenyataan bahwa untukmemulihkan citra Indonesia, kita tidak memiliki pilihan lainkecuali berupaya menyelesaikan masalah Timor Timurdengan cara-cara yang dapat diterima oleh masyarakatinternasional.

Page 386: Detik-detik yang Menentukan

364Detik-Detik yang Menentukan

Otonomi Luas dengan Status Khusus

Bersamaan dengan lahirnya era reformasi, makaterbukalah kesempatan yang menguntungkan bagi Indonesiauntuk memecahkan masalah Timor Timur secarakomprehensif. Dalam kaitan ini, maka perundingan Tripartitdigelar kembali setelah Indonesia menawarkan suatugagasan segar, yaitu konsep otonomi luas dengan statuskhusus bagi rakyat Timor Timur.

Untuk itu Pemerintah telah merundingkan elemen-elemen substantif dengan PBB dan Portugal. Pada tanggal18 Juni 1998 usulan tersebut telah dijelaskan oleh MenteriLuar Negeri Republik Indonesia dan Sekjen PBB telahmenyambut baik usulan tersebut. Usulan tersebut juga sudahdikonsultasikan dengan pimpinan DPR dan pimpinanfraksi-fraksi.

Kendati Pemerintah Indonesia dan Portugalmenyepakati dirundingkannya paket otonomi luas untukTimor Timur, antara kedua negara tetap terdapat perbedaanprinsipil yang tidak dapat dipertemukan.

Pemerintah Indonesia berharap bahwa tawaran otonomiluas dapat merupakan solusi akhir bagi masalah TimorTimur. Sebaliknya, Portugal melihat tawaran otonomi luassebagai solusi antara, di mana solusi akhirnya adalahreferendum. Dengan kata lain, Portugal melihat penerapanotonomi luas sebagai masa transisi atau persiapan menjelangdilaksanakannya referendum yang akan mengantarkanTimor Timur menuju kemerdekaan.

Pemerintah Indonesia berpendapat bahwa apabilatawaran otonomi luas hanya diterima sebagai solusi antarasebagai langkah awal menuju referendum, hal ini dinilaijusteru akan menghambat tercapainya suatu penyelesaiansecara tuntas.

Perbedaan visi yang mendasar antara kelompokprointegrasi dan antiintegrasi akan sangat menyulitkan

Page 387: Detik-detik yang Menentukan

365 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

terbentuknya suatu Pemerintahan daerah Otonomi KhususTimor Timur yang stabil.

Dalam masa transisi tersebut masalah Timor Timur akantetap menimbulkan persoalan bagi Indonesia —baik di dalammaupun luar negeri— tanpa adanya kepastian mengenaisuatu penyelesaian yang komprehensif dan damai. Adalahlebih baik apabila masalah Timor Timur dapat kita selesaikansecara tuntas dalam waktu yang tidak terlalu lama, daripadamembiarkannya semakin berlarut-larut.

Sementara itu, pada saat usul mengenai otonomi luasdengan status khusus tersebut masih dirundingkan di NewYork, pihak-pihak yang tidak menyetujui integrasi —baik diTimor Timur maupun di luar negeri— terus-menerusmelancarkan upaya-upaya agar konsep otonomi luastersebut hanya diterapkan untuk 5–10 tahun dansesudahnya diadakan referendum untuk memastikanapakah rakyat Timor Timur menghendaki otonomi ataumemilih kemerdekaan.

Tentu saja, pemikiran penyelesaian seperti itu tidakdapat kita terima. Lagi pula jika otonomi luas hanya diterimasebagai penyelesaian antara, maka akan sangat sulitdiharapkan adanya stabilitas di Timor Timur karena masing-masing pihak akan terus memperkuat barisannya untukmemenangkan referendum.

Menghadapi kenyataan tersebut timbul kesadaranbahwa memang perlu dipikirkan suatu alternatifpenyelesaian andaikata tawaran otonomi luas tersebutakhirnya ditolak.

Jajak Pendapat

Setelah melakukan kajian secara mendalam mengenaikemungkinan penyelesaian alternatif bagi masalah TimorTimur secara tuntas, pada tanggal 27 Januari 1999,Pemerintah mengumumkan alternatif penyelesaian tersebut.

Hal ini juga telah saya konsultasikan dengan pimpinan

Page 388: Detik-detik yang Menentukan

366Detik-Detik yang Menentukan

DPR dan pimpinan fraksi-fraksi DPR. Apabila mayoritasrakyat Timor Timur menolak otonomi luas —setelahmengalami suatu kebersamaan sejarah dalam NegaraKesatuan Republik Indonesia selama 23 tahun terakhir,namun mereka rasakan kebersamaan itu tidak mencukupiuntuk tetap bersatu bersama kita— maka adalah wajar danbijaksana, bahkan demokratis dan konstitusional, jikaPemerintah mengusulkan kepada wakil-wakil rakyat padaSidang Umum MPR, kiranya dapat mempertimbangkanpemisahan Timor Timur dari Negara Kesatuan RepublikIndonesia secara damai, baik-baik dan terhormat. KebijakanPemerintah ini dikenal sebagai Opsi Kedua.

Pemberian opsi kedua ini diputuskan berdasarkankeinginan kita yang tulus dan ikhlas untuk segeramenyelesaikan masalah Timor Timur yang sejak awal telahmenjadi sumber pertikaian pendapat internasional dan telahmenyita tenaga dan pikiran kita selama lebih dari duadasawarsa.

Kita ingin melakukan konsolidasi nasional dalammenyelesaikan berbagai krisis yang terjadi serta menyiapkandiri dengan lebih baik dalam memasuki abad pertamamilenium ketiga.

Opsi kedua itu ditawarkan kepada rakyat Timor Timurmelalui jajak pendapat. Cara ini disadari akan membukapeluang untuk menyelesaikan masalah Timor Timur secaratuntas dan terhormat, bukan dengan cara yang tidakbertanggung jawab.

Dalam suasana keterbukaan dan saling ketergantunganglobal, sangat sulit bagi kita untuk mempertahankan alasankonvensional bahwa mengingat status Timor Timur secarakonstitusional sudah dikukuhkan oleh MPR pada tahun1978, kita bisa menolak tuntutan masyarakat internasionaltanpa risiko dikucilkan dari pergaulan dunia.

Oleh karena itu tanpa mengurangi rasa hormat saya yangsetinggi-tingginya kepada TAP MPR No.VI/MPR/1978,Presiden —sebagai penyelenggara Pemerintahan tertinggi

Page 389: Detik-detik yang Menentukan

367 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

dan pelaksana kebijakan Pemerintah tertinggi, sesuaidengan kewenangannya— menyampaikan usul untukmenyelesaian masalah Timor Timur, yang diharapkan tidakhanya dapat diterima di dalam negeri tetapi juga olehmasyarakat internasional.

Maka sesuai perjanjian Tripartit di New York yangditandatangani pada 5 Mei 1999, rakyat Timor Timur telahdiberi kesempatan melalui jajak pendapat untuk menentukanapakah mereka menerima tawaran otonomi luas ataupunmenolak.

Sebagai pelaksanaan Persetujuan New York, rakyatTimor Timur telah melaksanakan jajak pendapat padatanggal 30 Agustus 1999. Kemudian, pihak PBB telahmengumumkan hasil jajak pendapat itu pada tanggal 4September 1999, yakni 78,5 persen menolak dan 21,5 persenmenerima, dan dengan demikian mayoritas rakyat TimorTimur menolak tawaran otonomi luas.

Betapa pun pahitnya kenyataan ini, namun sesuaidengan komitmen yang tercantum dalam Persetujuan NewYork, Pemerintah dengan rasa berat telah menyatakanmenerima dan menghormati hasil jajak pendapat tersebut.

Perkembangan Pasca Jajak Pendapat

Sementara itu, pihak yang kalah dalam jajak pendapatternyata tidak dapat menerima kenyataan itu dan menuduhUnamet telah melakukan kecurangan dan penyimpangandalam pelaksanaan jajak pendapat tersebut. Atas desakanPemerintah Indonesia, keluhan-keluhan mengenai beberapapenyimpangan tersebut telah dibahas oleh Komisi Elektoral—yang anggotanya berasal dari Korea Selatan, Afrika Selatandan Irlandia— dalam suatu dengar pendapat publik yangberlangsung selama dua hari berturut-turut di Dili, disusuloleh suatu keterangan pers di Jakarta. Sangat disesalkanbahwa berdasarkan dengar pendapat tersebut, KomisiElektoral menyimpulkan bahwa sebagian besar dari

Page 390: Detik-detik yang Menentukan

368Detik-Detik yang Menentukan

penyimpangan yang dikeluhkan tidak didukung oleh bukti-bukti yang memadai sehingga tidak dapat diterima.

Sungguh disayangkan, bahwa setelah pengumumanhasil jajak pendapat yang dimenangkan kelompok yangmenolak tawaran otonomi luas telah terjadi berbagai bentukkekerasan di Timor Timur yang mengakibatkankesengsaraan rakyat serta sangat merugikan nama baikIndonesia di lingkungan internasional.

Karena keadaan yang memaksa dan demi kemanusiaanakhirnya Indonesia menyetujui percepatan pengirimanpasukan multinasional ke Timor Timur.

Mengingat mayoritas rakyat Timor Timur —sesuaidengan hati nuraninya telah menyatakan pendapat yaknimenolak otonomi luas dengan status khusus— maka kitasebagai bangsa harus menerima dan menghormati hasil jajakpendapat itu, karena hal ini sesuai dengan nilai-nilai dasaryang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar1945, yang menyatakan bahwa kemerdekaan itu adalah haksegala bangsa.

Penyelesaian Akhir di MPR

Sebagai bangsa yang besar dan menjunjung tinggidemokrasi dan hak asasi manusia, maka pada kesempatanini saya mengharapkan Majelis yang terhormat berkenanmembahas hasil jajak pendapat tersebut dan berkenan pulamenuangkannya dalam ketetapan yang memberikanpengakuan terhadap keputusan rakyat Timor Timur tersebut,sebagaimana telah saya sampaikan secara resmi melaluisurat yang ditujukan kepada Ketua MajelisPermusyawaratan Rakyat.

Selanjutnya sesuai ketentuan pada Pasal 6 PersetujuanNew York, kiranya ketetapan tersebut dapat pulamengesahkan pemisahan Timor Timur dari RepublikIndonesia secara baik, terhormat, dan damai.

Jika ini kita laksanakan, kita dapat menunjukkan kepada

Page 391: Detik-detik yang Menentukan

369 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

dunia bahwa Indonesia adalah bagian dari masyarakatinternasional yang bertanggung jawab, demokratis danmenjunjung tinggi hak asasi manusia.

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA67 Undang-Undang dan 1 Perpu

Dalam rangka pembentukan dan pembaruan materihukum, Pemerintah bersama-sama DPR telah berhasilmenyelesaikan pembentukan sebanyak 67 Undang-Undangbaru, ditambah 1 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) yang belum sempat dimintakanpersetujuannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat, yaituPerpu No.1/1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

Dengan perundang-undangan yang baru itu, kita telahmeletakkan landasan bagi pengembangan sistem danpenataan kelembagaan hukum, sehingga cita-cita demokrasidan supremasi hukum dapat segera diwujudkan.

Keberhasilan kita menyelesaikan 68 produkperundangan tersebut dalam waktu yang relatif singkat, yaituhanya dalam waktu 16 bulan patut kita syukuri bersama.Setiap bulan rata-rata dapat dihasilkan sebanyak 4,2Undang-Undang yang jauh melebihi angka produktivitaslegislatif selama masa Orde Baru yang hanya tercatatsebanyak 4,07 UU per tahun (0,34 per bulan).

Saya percaya peran lembaga legislatif di masa-masa yangakan datang akan lebih meningkat lagi sesuai dengankeinginan kita bersama.

Upaya Penegakan Supremasi Hukum

Dalam melaksanakan prinsip supremasi hukum, upayamempertegas pemisahan fungsi judikatif dari fungsiPemerintahan, merupakan bagian penting dari agendareformasi hukum. Karena itu, sesuai amanat Majelis, kitatelah mengesahkan Undang-Undang No. 35 Tahun 1999

Page 392: Detik-detik yang Menentukan

370Detik-Detik yang Menentukan

tentang Perubahan Undang-Undang No. 14 Tahun 1970tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman, yangmenjamin pembinaan kekuasaan kehakiman secara bertahapberada dalam satu atap, di bawah Mahkamah Agung.

Untuk meningkatkan kinerja aparatur penegak hukum,organisasi kepolisian telah pula kita kembangkankeberadaannya terpisah dari organisasi Tentara NasionalIndonesia. Dengan demikian, fungsi kepolisian negara dapatlebih terkait ke dalam kerangka sistem penegakan hukum.Di waktu-waktu yang akan datang, fungsi kepolisian dankejaksaan akan terus kita tingkatkan kedudukannya sebagaiaparatur hukum yang makin mandiri.

Semua itu, penting dalam upaya mengembangkankerangka sistem hukum nasional yang berkeadilan dan yangbenar-benar dapat dijadikan acuan tertinggi dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sesuaiprinsip supremasi sistem hukum.

Perlunya Amandemen UUD 1945

Terkait dengan itu, saya telah pula mendengarkandengan sungguh-sungguh harapan yang berkembang diberbagai kalangan masyarakat tentang perlunya melakukanpenyempurnaan atau amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

Penyempurnaan Undang-Undang Dasar ini pentinguntuk menjamin agar Pemerintahan di masa-masa yang akandatang dapat makin dikembangkan sesuai dengan semangatdemokrasi dan tuntutan ke arah perwujudan masyarakatmadani yang kita cita-citakan.

Dengan makin sempurnanya Undang-Undang Dasar1945 sebagai Hukum Dasar negara, insya Allah, kita akanmemiliki landasan yang kokoh dalam upayamengembangkan sistem hukum nasional yang kuat danberkeadilan.

Page 393: Detik-detik yang Menentukan

371 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Pentingnya Elemen Kepemimpinan

Yang tidak kalah pentingnya adalah memasyarakatkandan membudayakan kesadaran mengenai pentingnyaprinsip supremasi hukum, penghargaan terhadap hak asasimanusia, dan budaya taat hukum di kalangan masyarakat.

Karena itu, dalam kerangka sistem hukum kita, sayaberusaha untuk memperkenalkan pentingnya elemenkepemimpinan dalam sistem hukum nasional, di sampingelemen-elemen materi hukum, sarana dan prasarana hukum,sumber daya manusia, dan budaya hukum masyarakat.Dalam pembudayaan hukum dan keadilan serta prinsip-prinsip hak asasi manusia, peranan kepemimpinan yangmemiliki komitmen yang tinggi untuk menegakkan hukumdan menggerakkan bekerjanya sistem hukum itu sangatlahpenting.

Dalam upaya memasyarakatkan dan membudayakankesadaran hukum ini, saya berusaha sungguh-sungguhmenyelesaikan segala permasalahan menurut aturan hukumyang berlaku. Memang sangat banyak masalah yang haruskita selesaikan dalam rangka penegakan hukum, sehinggaada saja orang yang merasa tidak sabar dan ada pula yangragu akan kesungguhan Pemerintah dalam melakukanlangkah-langkah penegakan hukum. Namun, kita tidak bolehberhenti berusaha untuk terus memperjuangkanpelaksanaan supremasi hukum dengan tetap memegangteguh pada asas praduga tidak bersalah dan prinsip hakasasi manusia.

Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia

Komitmen kita untuk kemajuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia pada dasarnya bersumber pada Pancasila—khususnya sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yangtelah dirumuskan 3 tahun mendahului Deklarasi Universaltentang Hak-hak Asasi Manusia oleh PBB pada tahun 1948.

Page 394: Detik-detik yang Menentukan

372Detik-Detik yang Menentukan

Tekad Pemerintah untuk mewujudkan perlindunganhak asasi manusia, antara lain ditunjukkan denganpembentukan Komisi Nasional Hak-hak Asasi Manusia.

Untuk lebih meningkatkan komitmen kita padaperlindungan hak-hak asasi manusia, maka pada tanggal25 Juni 1998, kita telah mencanangkan Rencana AksiNasional Hak Asasi Manusia Indonesia tahun 1998-2003,yang memuat empat pilar utama, yaitu:

Pertama, pengesahan perangkat-perangkat konvensiinternasional tentang hak asasi manusia

Kedua, penyebarluasan dan pendidikan tentang hakasasi manusia

Ketiga, pemberian prioritas pada perlindungan hakasasi manusia yang paling mendasar

Keempat, pelaksanaan Konvensi Hak Asasi Manusiayang telah disahkan termasuk menyampaikan laporankepada badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yangbersangkutan.

Ratifikasi Konvensi Internasional tentang HAM

Sejalan dengan rencana aksi tersebut, Pemerintah telahmengeluarkan dua undang-undang mengenai pengesahanperangkat hukum internasional di bidang hak asasimanusia, yaitu Undang-Undang No. 5 Tahun 1998 tentangPengesahan Konvensi Internasional Menentang Penyiksaandan Perlakuan atau Penghukuman lain yang Kejam, TidakManusiawi dan Merendahkan Martabat Manusia, danUndang-Undang No. 29 Tahun 1999 tentang PengesahanKonvensi Internasional tentang Penghapusan Segala BentukDiskriminasi Rasial.

Kita telah meratifikasi semua konvensi internasional dibidang perburuhan yang menyangkut mengenai larangankerja paksa, tentang kebebasan berserikat dan berundingbersama, tentang diskriminasi dalam pengupahan antarapekerja wanita dan laki-laki, tentang kebebasan berserikat

Page 395: Detik-detik yang Menentukan

373 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

dan perlindungan hak untuk berorganisasi, tentangpenghapusan kerja paksa, tentang batas usia minimum untukdiperbolehkan bekerja, dan tentang diskriminasi dalampekerjaan dan jabatan.

Di bidang kelembagaan, pada bulan Oktober 1998 kitajuga telah membentuk Komisi Nasional Anti-KekerasanTerhadap Perempuan.

Kesemua langkah-langkah tersebut menunjukkan tekadkuat Pemerintah untuk meningkatkan pelaksanaan hak asasimanusia secara nyata di samping merupakan langkah yangtepat pula dalam memperbaiki citra bangsa kita di matadunia.

Selain itu kita telah mengesahkan Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Undang-Undangini meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi pemajuan danperlindungan hak asasi manusia.

Dalam menegakkan hak asasi manusia Pemerintah jugatelah membebaskan sejumlah tahanan politik. Kita tidakboleh melakukan penahanan hanya karena terdapatperbedaan sikap politik, apalagi perbedaan sikap politikdengan pihak penguasa.

Walaupun demikian, sikap politik yang bertentangandengan konstitusi —misalnya memisahkan diri dari NegaraKesatuan Republik Indonesia— sama sekali tidak dapatdibenarkan dan ditolerir.

Demokrasi dan kebebasan harus tunduk padakonstitusi, hukum, etika dan moral, yang sudah diletakkanoleh para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penanganan Pelanggaran Berat HAM

Tentang penanganan dugaan pelanggaran hak asasimanusia yang berat di Timor Timur pada pasca jajakpendapat, perlu dikemukakan bahwa hal itu merupakankomitmen kita untuk memajukan dan melindungi hak asasimanusia. Untuk itu Pemerintah telah membantu

Page 396: Detik-detik yang Menentukan

374Detik-Detik yang Menentukan

pembentukan Komisi Penyelidik Khusus oleh Komnas Ham.Untuk mewadahi proses hukumnya, Pemerintah telahmembentuk suatu badan peradilan khusus pelanggaran hak-hak asasi manusia pasca jajak pendapat di Timor Timur atasdasar pasal 104 Undang-Undang No. 39 tentang Hak AsasiManusia melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu).

Dalam penyelesaian kasus-kasus dugaan pelanggaranhak asasi manusia seperti yang terjadi di Aceh, Maluku,Timor Timur, Irian Jaya, Kalimantan Barat, kasus tewasnyamahasiswa Trisakti maupun kasus penculikan yang terjadimenjelang era reformasi —walaupun beberapa pelakunyasudah diadili— kami sependapat dengan masyarakat bahwapenyelesaiannya masih perlu dituntaskan lagi.

Memang tidak mudah untuk membuktikan kasus-kasuspelanggaran hak asasi tersebut dan pemerintah dengansegala kemampuan yang ada terus berupayamengungkapkannya.

PENGEMBANGAN BIROKRASI

Kita menginginkan birokrasi yang bersih, netral danprofesional. Pengaturan tentang pegawai negeri sipil yangtidak boleh menjadi anggota atau pengurus partai politikdimaksudkan untuk menjaga netralitas tersebut. Dengandemikian pegawai negeri sipil dapat memberikan pelayanankepada masyarakat secara profesional, optimal, adil danmerata tanpa mempertimbangkan golongan maupun aliranpolitik yang ada. Untuk mewujudkan itu, kita telahmeletakkan dasar-dasar pengaturan tentang pegawai negerisipil yang tertuang dalam Undang-Undang No.43 Tahun1999 tentang Perubahan Undang-Undang No.8 Tahun 1974tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Page 397: Detik-detik yang Menentukan

375 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Perangkat Hukum Birokrasi yang Bersih

Dalam hal penanganan masalah KKN, berbagaikebijakan dan upaya rasional serta sistematis terusdilakukan dan dikembangkan baik yang bersifat preventif,represif maupun kuratif. Kebijakan preventif dilakukanantara lain dengan memberikan pedoman kepada parapenyelenggara negara tentang langkah-langkahmenghapuskan KKN. Termasuk juga dalam langkahpreventif ini adalah pembuatan Undang-Undang No. 28Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih danBebas dari KKN dan pembaharuan Undang-Undang tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui Undang-Undang No.31 Tahun 1999, yang dilengkapi dengan sistempembuktian yang lebih kondusif.

Saat ini sedang disiapkan pula Rancangan Undang-Undang tentang Pencucian Uang, dan Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan dan Pemeriksaaan KeuanganNegara.

Secara struktural diciptakan lembaga Komisi PemeriksaKekayaan Penyelenggara Negara yang akan segera berfungsiuntuk memeriksa kekayaan penyelenggara negara gunamencegah praktik KKN.

Berdasarkan Undang-Undang No 31 Tahun 1999, palinglambat dalam waktu 2 (dua) tahun akan dibentuk KomisiPemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang terdiri dariunsur Pemerintah dan masyarakat.

Tindakan represif terhadap praktik KKN terus dilakukanbaik melalui proses hukum administratif antara lain melaluipenghapusan fasilitas istimewa, hukum perdata, maupunhukum pidana, yang di satu pihak dilakukan denganmenjunjung tinggi asas persamaan di depan hukum, di lainpihak tetap harus menghormati asas praduga tidak bersalahserta nilai hak asasi manusia.

Langkah hukum administratif yang telah dilakukanmeliputi pengenaan sanksi dan restrukturisasi usaha,

Page 398: Detik-detik yang Menentukan

376Detik-Detik yang Menentukan

penataan ulang pengelolaan aset negara, penertibanpenggunaan dana khusus, antara lain dana reboisasi,penghapusan monopoli, penindakan terhadap pejabatpegawai negeri sipil dan pemeriksaan khusus terhadapBadan Usaha Milik Negara untuk meneliti kemungkinanadanya pemborosan dan pemberian perlakuan istimewa olehakuntan publik.

Sedangkan proses hukum perdata antara lain dilakukandengan cara pembatalan kontrak atau perjanjian —misalnyadi bidang pertambangan dan kehutanan— negosiasi utangdan melalui gugatan pengacara negara untukmenyelamatkan kekayaan negara.

Tindakan Hukum Kasus KKN

Tindakan hukum pidana dilakukan denganmelimpahkan kasus KKN yang mengandung tindak pidanakhusus kepada kejaksaan. Dalam periode 21 Mei 1998 sampaidengan 30 Juni 1999, penyelidikan kasus KKN naik sekitar595 persen, penyidikan naik sekitar 349 persen danpenuntutan naik sekitar 321 persen, dibanding periode yangsama tahun sebelumnya.

Kenaikan penindakan tindak pidana korupsi yangmeningkat cukup tinggi ini, antara lain disebabkan olehmeningkatnya laporan dari masyarakat.

Kita juga telah berusaha menyelesaikan kasus dugaantindak pidana korupsi yang dilakukan oleh mantan PresidenSoeharto sesuai amanat TAP No.XI/MPR/1998. Berbagaikalangan masyarakat terus berusaha agar mantan PresidenSoeharto dapat segera diadili. Dorongan semangat demikianini pulalah yang menyebabkan Majelis yang muliamemberikan perlakuan yang sangat khusus kepada mantanPresiden Soeharto, sehingga nama beliau dicantumkandengan penekanan khusus dalam ketentuan Pasal 4 TAPMPR tersebut. Tanpa adanya perlakuan politis yang bersifatkhusus ini, ketetapan MPR jelas merupakan produk hukum

Page 399: Detik-detik yang Menentukan

377 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

yang berlaku universal bagi setiap warga negara, danpelaksanaannya dapat diselesaikan secara murni olehaparatur penegak hukum.

Penyelesaian Kasus Dugaan KKN mantanPresiden Soeharto

Namun, dengan adanya perlakuan politis yang bersifatkhusus tersebut, penyelesaian kasus mantan PresidenSoeharto itu terkait erat dengan tanggung jawab Presidenyang wajib dilaporkan kepada Majelis yang terhormat.

Dalam melaksanakan amanat tersebut, saya harus pulamempertimbangkan dinamika aspirasi politik yang terusberkembang. Karena itu, penyelesaian kasus dugaan KKNmantan Presiden Soeharto, kita tunggu sampai selesainyapemilihan umum. Tujuannya, agar wakil-wakil rakyat hasilpemilihan umum dapat dilibatkan dalam menilaipelaksanaan amanat Majelis yang terhormat.

Pemerintah telah melaksanakan langkah-langkahpenyelesaian dugaan KKN mantan Presiden Soeharto.Berdasarkan Keppres Nomor 97 tahun 1998 dan InpresNomor 20 tahun 1998 Pemerintah telah menghentikanpemasukan dana-dana ke Yayasan dan mencabut semuaketentuan yang dijadikan sebagai dasar perolehan dana bagisemua yayasan, termasuk yayasan yang dipimpin mantanPresiden Soeharto.

Pemerintah juga telah mencabut fasilitas bebas pajakbunga deposito dan tabungan terhadap 11 yayasan.Pemerintah juga sudah melakukan audit legal dan finansialterhadap yayasan yang menerima dana dan menarik kembalidana yayasan yang digunakan oleh kroni-kroni mantanPresiden Soeharto.

Setelah selesainya pelaksanaan pemilihan umum, sayatelah melakukan prakarsa untuk mengadakan tukar pikirandan konsultasi dengan pimpinan partai-partai politik yangterbukti benar-benar mendapatkan kepercayaan rakyat. Hasil

Page 400: Detik-detik yang Menentukan

378Detik-Detik yang Menentukan

pertemuan dengan pimpinan partai politik yangberlangsung di Istana Merdeka menghendaki agar prosespenyelesaian kasus mantan Presiden Soeharto dapatdilaksanakan sesuai prosedur hukum yang berlaku dengantidak menutup mata terhadap kondisi kesehatan mantanPresiden Soeharto dan pertimbangan jasa-jasa beliau dalampembangunan bangsa dan negara. Atas dasar itulah, sayasegera memerintahkan kepada aparatur penegak hukumuntuk menyelesaikan perkara dugaan KKN mantan PresidenSoeharto sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Sebagai tindak lanjut penanganan kasus dugaankorupsi yang disangkakan terhadap mantan PresidenSoeharto — khususnya yang berkaitan dengankedudukannya sebagai Ketua Yayasan Dharma Bhakti Sosial(Dharmais), Dana Abadi Karya Bhakti (DAKAB) danSupersemar — maka pada tanggal 27 September 1999, prosespenyelidikan ditingkatkan menjadi penyidikan denganmemeriksa sejumlah saksi yang terkait.

Namun karena bukti-bukti yang ditemukan dianggaptidak cukup kuat, maka pada tanggal 11 Oktober 1999, JaksaAgung telah mengeluarkan Surat Perintah PenghentianPenyidikan (SP3) terhadap kasus yang berkaitan denganketiga yayasan tersebut.

Semua temuan yang ada tidak cukup kuat untukmembuktikan adanya unsur melawan hukum dan unsurmerugikan keuangan negara dan perekonomian negara sertaunsur menyalahgunakan wewenang, kesempatan atausarana yang ada karena jabatan atau kedudukan,sebagaimana dipersangkakan berdasarkan ketentuanUndang-Undang Nomor 3 Tahun 1971. Adapun terhadapkeluarga dan kroni mantan Presiden Soeharto, apabila cukupalat bukti tindak pidana, maka proses peradilan harusdilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan yangberlaku.

Sampai sejauh ini berdasarkan Surat KementerianKehakiman Austria yang disampaikan pada tanggal 1

Page 401: Detik-detik yang Menentukan

379 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

September 1999 sebagai jawaban terhadap permohonanJaksa Agung RI, disampaikan bahwa atas dasar berbagaiinvestigasi yang dilakukan oleh instansi-instansi terkait diAustria, tidak terdeteksi adanya arus uang kepada mantanPresiden Soeharto dan keluarga serta kroninya.

Dengan dikeluarkannya SP3 oleh aparat penegak hukumtersebut, tidak menutup kemungkinan terhadap kasus-kasuslain untuk diproses sesuai peraturan perundangan yangberlaku, apabila ditemukan cukup alat bukti yang kuat danmeyakinkan di masa yang akan datang.

KKN Kroni Mantan Presiden Soeharto

Penindakan KKN yang melibatkan kroni mantanPresiden Soeharto, merupakan kasus KKN terbanyak dengannilai yang sangat besar. Penelitian atas KKN yang dilakukanoleh kroni mantan Presiden Soeharto menunjukkan adanyaketidakwajaran seperti kontrak bisnis yang sangatmenguntungkan kelompok usaha tertentu, penguasaansumber daya alam yang berlebihan, dan peraturanperundangan yang memberi dukungan khusus kepadakelompok usaha kroni tertentu yang tidak sesuai denganperaturan perundangan yang lebih tinggi.

KKN yang melibatkan kroni mantan Presiden Soehartoterjadi hampir di semua sektor seperti kehutanan,perkebunan, pertambangan, minyak dan gas bumi,ketenagalisterikan, perhubungan, pekerjaan umum,perdagangan, dan lain-lain.

Penghapusan KKN yang melibatkan kroni mantanPresiden Soeharto telah, sedang dan akan terus dilakukandengan cara meneliti semua peraturan, kontrak danperizinan yang telah diberikan kepada berbagai usaha kronitersebut untuk selanjutnya diubah atau dicabut, denganmenggunakan pedoman yang telah ditetapkan dan hasilnyatelah dipublikasikan kepada masyarakat luas.

Page 402: Detik-detik yang Menentukan

380Detik-Detik yang Menentukan

Proses Hukum sebagai Upaya PenyelesaianMasalah KKN

Dalam menangani masalah KKN mantan PresidenSoeharto, saya senantiasa berpegang teguh pada prosedurhukum yang berlaku dan menyerahkan sepenuhnya kepadamekanisme penegakan hukum, sejalan dengan tekad kitauntuk menegakkan supremasi hukum. Atas dasar itulah sayatetap konsisten untuk tidak memengaruhi jalannya prosespenyelidikan maupun penyidikan, tanpa memperhitungkanpertimbangan dan kepentingan subjektif saya.

Namun, kita perlu memberikan kesempatan agar proseshukum sesuai prosedur yang berlaku dapat berjalan dengansebaik-baiknya. Setiap orang berhak untuk menikmatiprinsip-prinsip hak asasi manusia dan asas praduga tidakbersalah, sampai pengadilan memutuskannya.

Harus kita sadari bahwa dalam setiap Negara Hukum,salah dan benar adalah persoalan keadilan yang harusditentukan oleh pengadilan sesuai dengan prosedur hukumyang berlaku. Siapa pun yang terbukti bersalah harusdikatakan salah. Tetapi siapa pun yang terbukti benar, tidakmungkin kita paksakan menjadi salah.

Keadilan berdasarkan hukum ini berlaku untuk semuawarga negara, termasuk para pejabat tinggi dan pejabatnegara. Kita harus berpegang teguh pada penyelesaianmelalui proses hukum, karena kalau tidak makapenyelesaiannya berpotensi menjurus pada pola pengadilanoleh media atau oleh masyarakat —yang selain tidakmempunyai kekuatan hukum— juga membingungkanmasyarakat serta memberikan pertanda yang negatifterhadap pelaku ekonomi.

Dalam pemberantasan KKN, kita tidak bolehmenggunakan jalan pintas melalui pendekatan kekuasaanuntuk menyeret dengan cepat orang-orang yang menurutopini masyarakat sudah dianggap bersalah ke pengadilandan segera menghukum mereka. Sekali cara ini kita tempuh,

Page 403: Detik-detik yang Menentukan

381 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

berarti kita telah membenarkan pelanggaran prinsip-prinsipdasar penegakan keadilan dan perlindungan hak asasimanusia, yang merupakan hal yang sentral dalam reformasi.Lebih jauh dari itu, jika cara itu yang kita tempuh, berartikita kembali menggunakan cara-cara lama — yaitupendekatan kekuasaan, bukan pendekatan hukum — dalammenangani masalah KKN.

PENANGGULANGAN KRISISProgram Jaring Pengaman Sosial

Sesuai TAP MPR No.X/MPR/1998 tentangpenanggulangan krisis di bidang sosial budaya yang terjadisebagai akibat dari krisis ekonomi, Pemerintah telah dansedang melaksanakan program Jaring Pengaman Sosial (JPS).Program Jaring Pengaman Sosial —terutama di bidangkesehatan dan pendidikan— telah banyak membantumasyarakat miskin dalam situasi krisis. Di sampingPemerintah, para anggota masyarakat juga turutberpartisipasi dalam pelaksanaan Program Jaring PengamanSosial, termasuk dunia usaha dan lembaga-lembagaswadaya masyarakat.

Penambahan jumlah penduduk miskin dan dampakyang terjadi akibat krisis dapat kita kurangi melalui ProgramJaring Pengaman Sosial tersebut.

Melalui program ini, kita telah menyalurkan berasdengan harga murah melalui kegiatan operasi pasar kepadasekitar 10 juta keluarga, menyalurkan beasiswa kepadasekitar 4 juta anak-anak sekolah yang terancam putussekolah, dan bantuan operasional bagi sekitar 130 ribusekolah dan madrasah di seluruh tanah air.

Kita juga telah menyalurkan bantuan operasional bagisekitar 7.000 Puskemas, serta menyediakan dana bagiprogram pemberdayaan masyarakat yang menjangkau 36ribu desa yang tersebar di seluruh tanah air. Dalam rangkamemelihara dan memperbaiki kondisi gizi anak-anak,

Page 404: Detik-detik yang Menentukan

382Detik-Detik yang Menentukan

Pemerintah juga telah melaksanakan pemberian makanantambahan anak sekolah bagi 8,1 juta anak yang tersebar di52.482 sekolah dasar maupun madrasah.

Program JPS dan keberhasilan kita dalammengendalikan tingkat inflasi dan meningkatkan produksiserta distribusi pangan telah dirasakan sangat meringankanbeban penduduk miskin.

Penurunan Angka Kemiskinan

Dari data survei Sussenas bulan Agustus 1999dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada bulanDesember 1998, terindikasikan penurunan jumlahpenduduk miskin sebesar 12 juta jiwa, atau penurunansebesar 25 persen, sehingga jumlah total penduduk miskinsaat ini diperkirakan sebesar 37 juta jiwa atau sebesar 17,6persen dari total penduduk Indonesia. Data ini memberikanindikasi bahwa Program Jaring Pengaman Sosial danpenekanan laju inflasi sangat membantu meringankan bebanpenduduk miskin.

Masalah Agenda Reformasi Bangsa

Dalam membentuk visi bersama tentang masa depanIndonesia terutama di bidang sosial budaya, Pemerintahtelah memprakarsai penyusunan konsep pemikiran,tinjauan dari berbagai perspektif, dan arah kebijakan sertalangkah-langkah strategis dalam transformasi bangsamenuju masyarakat madani. Konsep pemikiran transformasibangsa menuju masyarakat madani ini telah disampaikankepada para anggota Majelis yang terhormat.

Sejauh ini, ada tiga hambatan utama dalam menjalankanagenda reformasi.

Pertama, resistensi dari pihak-pihak yang di masa lalumerupakan pihak yang diuntungkan oleh langkah-langkahdan kebijakan Pemerintah.

Page 405: Detik-detik yang Menentukan

383 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Kedua, resistensi dari para pengambil kebijakan .Ketiga, resistensi dari birokrasi yang selama berpuluh

tahun sudah terbiasa bekerja dengan cara-cara lama.Ketiga hal ini perlu diperhatikan dan dikelola dengan

baik agar tidak menghambat proses reformasi di masa depan.

PENUTUP

Pada kesempatan ini —sebagai kesimpulan— sayakemukakan bahwa dalam menjalankan agenda reformasisudah banyak yang kita capai, misalnya di bidang ekonomiinflasi sudah dapat dikendalikan, nilai rupiah sudahmenguat, suku bunga telah menurun tajam, produksi dandistribusi sembilan bahan pokok sudah kembali normal,demokrasi ekonomi secara bertahap sudah dapat ditegakkan,jumlah penduduk miskin sudah dapat dikurangi,kemandirian Bank Indonesia sudah diwujudkan, pengaturanlalu lintas devisa dan sistem nilai tukar sudah ditetapkan,cadangan devisa sudah dapat ditingkatkan, pengaturanperimbangan keuangan pusat dan daerah sudah mulaidilaksanakan, restrukturisasi perbankan dan utang swastasedang dijalankan, pengelolaan sumber daya alam yang lebihberorientasi pada ekonomi rakyat sudah dikembangkan.

Begitu pula di bidang politik, kita telah berhasilmelaksanakan pemilu yang demokratis jujur dan adil,kebebasan pers sudah diwujudkan, kebebasan berserikat danberkumpul yang selama ini didambakan sudah menjadikenyataan, netralitas TNI/Polri dan pegawai negeri sipildalam pelaksanaan pemilu betul-betul dapat ditegakkan,reformasi TNI telah dan akan terus dilaksanakan, tahanandan narapidana politik telah dibebaskan, otonomi daerahtelah mulai didorong dan secara bertahap akandilaksanakan, partisipasi politik rakyat telah ditingkatkanyang ditunjukkan oleh tumbuh dan berkembangnya banyakpartai politik, keistimewaan Aceh juga sudah dapat kitalaksanakan.

Page 406: Detik-detik yang Menentukan

384Detik-Detik yang Menentukan

Di bidang hukum, berbagai peraturan perundangantelah disahkan, peraturan perundangan yang tidak sejalandengan agenda reformasi sudah diganti, pemisahan fungsieksekutif dan yudikatif telah diwujudkan, pemberantasanKKN meningkat tajam, peraturan perundangan tentangpemajuan dan penghargaan terhadap hak asasi manusiatelah disahkan.

Di bidang sosial budaya dan agama, program JaringPengaman Sosial telah dilaksanakan khususnya di bidangpangan, kesehatan dan pendidikan, program jaminanpenyelamatan sosial terhadap kemiskinan telah dan akanterus dilaksanakan, pengaturan penyelenggaraan haji danzakat sudah memiliki jaminan hukum, perbaikan sarana danprasaran ibadah tetap dilaksanakan, pencegahanpenyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang terusditingkatkan, bahkan program di bidang kependudukankhususnya penduduk berusia lanjut terus ditingkatkan.

Semuanya itu barulah merupakan langkah awal dariperjalanan panjang reformasi bangsa terutama jika diukurdari tingginya harapan dan cita-cita kita bersama. Cita-citabersama itu adalah terwujudnya transformasi kehidupanbangsa menuju kehidupan yang religius, humanis, bersatu,demokratis, dan berkeadilan sosial sesuai dengan nilai-nilaiyang terkandung dalam dasar falsafah negara kita,Pancasila.

Kita bisa berencana dan bekerja keras untukmerealisasikannya, tetapi semuanya akhirnya Allah SWT,Tuhan Yang Maha Kuasa jualah yang menentukan. Kita telahberikhtiar, kita juga sudah berdoa, kini kita dituntut untukbertawakkal dan menerima kenyataan yang ada.

Dalam menghadapi akumulasi berbagai permasalahanyang sangat kompleks, saya dan seluruh jajaran KabinetReformasi Pembangunan, serta seluruh komponen bangsayang telah bekerja bahu-membahu telah berusaha semaksimalmungkin untuk dapat menyelesaikannya.

Sebagai manusia biasa saya menyadari bahwa

Page 407: Detik-detik yang Menentukan

385 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

keseluruhan krisis – yang merupakan akumulasi persoalandan kerusakan yang telah cukup lama terjadi — tidakmungkin dapat diselesaikan dalam waktu yang sangatsingkat.

Selesai pidato pertanggungjawaban, saya bersama istrisaya Ainun meninggalkan SU MPR didampingi oleh Ketuadan para Wakil Ketua MPR yang mengantar sampai ke mobil.Ketika berpamitan dengan para pimpinan MPR, khususnyaKwik Kian Gie —tokoh PDI-Perjuangan yang berkawandengan saya sejak zaman mahasiswa— menyampaikanpesan agar saya besok tidak perlu hadir. Saya sampaikanbahwa saya tetap akan hadir pada tiap diskusi mengenaipertanggungjawaban saya sampai jam berapa pun.

Tanggapan mengenai Pidato Pertanggungjawaban sayaberaneka ragam. Ada yang menonjolkan keberhasilanadapula yang tidak sebut keberhasilan namun menonjolkanketidakberhasilan, termasuk masalah Bank Bali, masalahPresiden Soeharto dan sebagainya. Namun reaksi tersebutadalah wajar dalam konteks demokrasi dan kebebasan Pers.

Untuk mendapatkan gambaran mengenaiberlangsungnya SU MPR, harian Kompas terbitan hari Jumat15 Oktober menurunkan laporan yang menarik untukdibaca. Selengkapnya saya kutipkan sebagai berikut:

Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie mempertahankankebijakannya mengenai masalah Timor Timur, danbahkan menyatakan yakin bahwa apabila Sidang UmumMajelis Permusyawaratan Rakyat (SU MPR) menetapkanpemisahan Timor Timur dari Negara Kesatuan RepublikIndonesia (NKRI), maka permasalahan Timor Timurdapat diselesaikan secara tuntas dan komprehensif.“Langkah penyelesaian ini insya Allah akanmemungkinkan Indonesia memasuki percaturan

Page 408: Detik-detik yang Menentukan

386Detik-Detik yang Menentukan

internasional yang semakin kompetitif dengan kepalategak dan langkah yang lebih pasti,” kata Habibie didepan Sidang Paripurna MPR, Kamis (14/10) malam.

Sewaktu Habibie yang didampingi Ny Hasri AinunHabibie memasuki Ruang Sidang Paripurna MPR,Gedung Nusantara, sebagian anggota Majelis berdiri dansebagian lagi tetap duduk. Habibie juga beberapa kalimemperoleh tepukan sewaktu membacakan pidatonya.

Pidato Habibie sempat diinterupsi Ketua MPR AmienRais, yang mengatakan bahwa perwakilan mahasiswatelah hadir di gedung MPR. Langsung seluruh anggotaMajelis bertepuk tangan. “Berhubung ini MPR Reformasi,pidato presiden bisa dihentikan. Pimpinan Majelis jugasepakat, besok (Jumat) pagi akan mengundang lebihbanyak mahasiswa, 50 sampai 100 orang untuk hadirdalam diskusi yang tulus dan terbuka dengan pimpinanMPR,” kata Amien yang juga disambut tepuk tangan.

Sabam Sirait (F-PDIP) kemudian menginterupsi agarKetua MPR memeriksa kejadian di lapangan, apakahtindakan kekerasan oleh aparat keamanan terhadapmahasiswa sudah dihentikan atau belum. Amienmenjawab, “Kami sudah menyuruh petugas untukmemeriksa situasi di lapangan.”

Habibie kemudian melanjutkan pidatonya sambilmengatakan, “Terima kasih ketua... Selamat datangmahasiswa....”

Sekitar sepuluh menit kemudian, pukul 22.30, pidatoHabibie diinterupsi lagi, kali ini oleh Zulvan B Lindan(F-PDIP). Ia meminta Ketua MPR untuk menjelaskanbahwa masih terjadi kekerasan terhadap mahasiswa diluar gedung MPR. Ia juga mempertanyakan apakahmahasiswa yang hadir itu merupakan representasi darimahasiswa yang sedang berunjuk rasa.

Page 409: Detik-detik yang Menentukan

387 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Wakil Ketua MPR Kwik Kian Gie menanggapinyadengan mengatakan bahwa pimpinan Majelis sudahberupaya untuk mengundang sekitar 100 mahasiswauntuk masuk ke Gedung MPR. Tetapi situasi medan yangsangat sulit, tidak memungkinkan hal itu terjadi. Sehinggahanya empat yang bisa masuk ke gedung. “Mereka tidakberpretensi mewakili mahasiswa di luar. Oleh karena itu,besok (hari ini) kita akan memberi kesempatan 100mahasiswa untuk melakukan dialog,” katanya.

Tiga mahasiswa yang mengaku dari STIE Tridayadan Universitas Nasional (Unas), begitu keluar dariruang sidang, salah seorang mahasiswa yang bernamaAde langsung berteriak, “Kami tetap menolak Habibie’’.

Tidak Pernah DiakuiDalam uraiannya, Habibie tidak mengemukakan hal-

hal baru. Ia misalnya mengemukakan, integrasi TimorTimur ke dalam wilayah RI yang dikukuhkan denganKetetapan No VI/MPR/ 1978 tidak pernah mendapatpengakuan internasional.

Bahkan dengan adanya berbagai eksploitasi secaramaksimum segala kesalahan atau kekeliruan di lapangan,berbagai kecaman dan sanksi dijatuhkan kepada Indonesia.Namun Habibie tidak menjelaskan apa yang dimaksuddengan sanksi itu. Habibie juga tidak menjelaskan apajenis sanksi-sanksi yang pernah diterima Indonesia gara-gara persoalan Timtim itu.

Habibie mengatakan, penentuan pendapat 30Agustus 1999 menunjukkan hampir 78,5 persen rakyatTimor Timur menolak tawaran otonomi luas, yangditawarkan Pemerintah RI. “Sidang Umum ini dapatkiranya menampung aspirasi rakyat Timor Timurtersebut,” kata Habibie.

Page 410: Detik-detik yang Menentukan

388Detik-Detik yang Menentukan

Tentang berbagai bentuk kekerasan pasca-penentuanpendapat yang mengakibatkan kesengsaraan rakyat sertamerugikan nama baik Indonesia di lingkunganinternasional, Habibie mengatakan, hal itu “sungguhdisayangkan”. Ia menyatakan, karena keadaan yangmemaksa dan demi kemanusiaan itulah akhirnyaIndonesia menyetujui percepatan pengiriman pasukanmultinasional ke Timor Timur.

Yang Belum TuntasSoal Timor Timur, hak asasi manusia (HAM),

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta kasus BankBali menempati bagian penting pidatopertanggungjawaban Habibie. Keempat soal itumenghabiskan 15 halaman terakhir dari 53 halamanpidatonya. Keempat soal itu pulalah yang selama inidiperkirakan akan menjadi bahan perdebatan sengit olehfraksi-fraksi MPR dalam pemandangan umum hari Jumatdan Sabtu ini.

Usai menguraikan rencana aksi nasional HAM 1998-2003, Habibie masuk ke persoalan yang sampai sekarangbelum ada penyelesaiannya. Yakni kasus-kasus dugaanpelanggaran HAM, seperti kasus penembakan mahasiswaTrisakti maupun kasus penculikan dan perkosaan yangterjadi menjelang lahirnya era reformasi. “Walaupunbeberapa pelakunya sudah diproses di pengadilan, kamisependapat dengan masyarakat bahwa penyelesaian kasusini masih perlu dituntaskan lagi,” demikian pengakuanHabibie.

Memang tidak mudah, kata Habibie, membuktikankasus-kasus ini. “Sekalipun demikian, saya sebagaiKepala Negara merupakan orang yang palingbertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah ini.

Page 411: Detik-detik yang Menentukan

389 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Oleh karena itu, atas segala kekurangan dan kelemahandalam penyelesaian berbagai pelanggaran hak asasimanusia tersebut, saya dengan hati tulus memohon maafsebesar-besarnya kepada keluarga korban. Kita tetap yakinbahwa yang salah itu tetap salah, dan pada suatu waktukejahatan terhadap kemanusiaan itu insya Allah akanterungkap,” kata Habibie.

Soeharto Telah DiprosesUraiannya mengenai KKN muncul setelah uraian soal

HAM dan Timor Timur. Habibie menguraikan berbagailangkah yang telah diambil dalam upaya memberantaskorupsi. Ia juga menyebut angka-angka keberhasilanpengungkapan kerugian negara dan penghematan biaya.

Khusus menyangkut dugaan KKN Soeharto, Habibiemengaku, sesuai dengan mandat Tap No XI/MPR/1998,penyelesaian kasus dugaan KKN mantan presiden itutelah diproses sesuai hukum yang berlaku. Ia menjelaskanlagi pengumuman 11 Oktober oleh Jaksa Agung tentangSurat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) terhadapkasus yang berkaitan dengan tiga yayasan pimpinanSoeharto, karena temuan tidak cukup kuat untukmembuktikan adanya unsur melawan hukum.

Adapun terhadap keluarga dan kroni Soeharto,Habibie mengatakan bahwa apabila cukup bukti tindakpidana, proses peradilan harus dilaksanakan sesuaiketentuan perundang-undangan. Tentang investigasi diAustria, katanya, sampai saat ini tidak terdeteksi adanyaarus uang kepada Soeharto dan keluarga serta kroninya.

Mengenai kasus Bank Bali, Habibie mengatakan,pemerintah telah melakukan langkah-langkah sistematis.Habibie juga menyebutkan, selanjutnya pemerintahmenjamin proses peradilan tentang kasus Bank Bali dapat

Page 412: Detik-detik yang Menentukan

390Detik-Detik yang Menentukan

dilakukan secara transparan dan adil. Di samping itujuga, pada saat ini pemerintah sedang mengambillangkah-langkah penyempurnaan organisasi dan tatakerja BPPN.

512 HariSebelum menutup pidatonya, Habibie membuat

kesimpulan atas pemerintahannya selama 512 hari itu.Di bidang politik, Habibie menyebutkan keberhasilanmelaksanakan pemilu yang demokratis, jujur dan adil.Kebebasan pers, kata Habibie, sudah diwujudkan.Kebebasan berserikat dan berkumpul yang selama inididambakan juga sudah menjadi kenyataan.

Sebagai manusia biasa, katanya, ia menyadari bahwakeseluruhan krisis - yang merupakan akumulasi persoalandan kerusakan yang telah cukup lama terjadi - tidakmungkin dapat diselesaikan dalam waktu yang sangatsingkat.

Menutup pidatonya, Habibie mengajak seluruhmasyarakat untuk bersama-sama dan bersatu padumengatasi persoalan yang masih belum terselesaikan.Sementara dalam jumpa pers tengah malam di kampusAtma Jaya, para mahasiswa menolak mengirim utusanuntuk bertemu anggota MPR. Mereka juga tetap menolakB.J. Habibie sebagai calon presiden.

Setelah dibriefing Megawati Soekarnoputri di HotelHilton, Ketua Badan Pekerja MPR dari FPDI-P SabamSirait menegaskan bahwa PDI-P akan menolak secaratotal pidato pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie.Sikap fraksi tersebut diputuskan sebelum Habibiemembacakan pidato tersebut. Ditanya apa dasarpenolakan PDI-P, Sabam menegaskan jangan disangkapenolakan tersebut tanpa alasan yang jelas. Menurutnya,

Page 413: Detik-detik yang Menentukan

391 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

PDI-P telah mengetahui ‘bocoran’ pidatopertanggungjawaban tersebut semuanya. ‘’Dengan dasaritulah kami menutuskan untuk menolakpertanggungjawaban tersebut,’’ kata Sabam.

Dia mengatakan sikap PDI-P tersebut pada jumpapers di Gedung DPR/MPR, Kamis (14/10) sore. Padakesempatan itu Sabam didampingi Ketua FPDI-P di MPRSoetjipto, Ketua FPDI-P di DPR Dimyati Hartono, dandipandu oleh Panda Nababan.Tetapi, kata Sabam, secaraformal konstitusional PDI-P akan menghormati Presidensaat membacakan pidato di depan MPR. ‘’Megawatimenginstruksikan agar tidak ada lagi teriakan huu.. dariPDI-P. Juga tidak akan ada interupsi, padahal interupsimerupakan hak dasar setiap wakil rakyat,’’ tegas Sabam.

Sementara itu, Dimyati menilai, isi pidato Habibiehanya merupakan sebuah The Success Story of Habibiesaja. ‘’Kesuksesannya saja yang nanti malam akandiungkapkan Habibie,’’ tegasnya.

Padahal, kata Dimyati, rakyat Indonesia mengetahuiapa dan bagaimana kebijakan yang telah diambil Habibie.‘’Mereka [rakyat] sudah dapat menilai. Contoh kecilProgram JPS. Habibie mengatakan berhasil, tetapi lihatkenyataan sebenarnya di masyarakat,’’ paparnya.

Karena pidato pertanggungjawaban itu ditolak, kataSabam, PDI-P menolak pencalonan Habibie sebagaipresiden. ‘’PDI-P mengharapkan capres yang memilikivisi kenegarawanan, juga visi pemersatu. Habibie malahmelepaskan Timor Timur,’’ kata Sabam.

Penolakan juga akan dilakukan oleh PKB. Ketua PKBMatori Abdul Djalil mengatakan, selama Habibiememerintah, rapornya merah semua. ‘’Jadi kalaulaporannya ditolak, bukan hal yang luar biasa,’’ tukasnya.

Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung,

Page 414: Detik-detik yang Menentukan

392Detik-Detik yang Menentukan

mengatakan siap untuk merangkul pihak lain agar bisasama-sama menerima pidato pertanggungjawabanPresiden B.J. Habibie.’’Sikap dasar kami adalah bermuarauntuk menerima pertanggungjawaban Presiden Habibiemeski dengan catatan-catatan. Pokoknya kita lihatdahululah. Dan kami ingin berusaha mengajak fraski-fraksi lain agar bisa ikut menerima pertanggungjawabanpresiden meski dengan catatan-catatan,’’ kata AkbarTandjung, di Jakarta, petang hari, Jumat (15/10).

Akbar mengatakan di dalam melakukan penilaianterhadap pidato tersebut pihak partainya inginmemberikan penilaian secara objektif. Dan tolak ukurdalam memberikan penilaian tersebut itu adalah UUD‘45, Pancasila, Tap MPR, dan peraturan perundanganlainnya. Sedangkan, ketika ditanya mengenai kesiapanPartai Golkar untuk menghadapi voting ketika menilaipidato tersebut, Akbar mengatakan bila itu nanti terjadipihaknya telah siap untuk melakukannya. Jadi bila nantitindakan itu akan dilakukan maka jelas bukanlah menjadipersoalan serius.

Sementara itu, harian Republika dalam terbitannyatanggal 16 Oktober 1999, menurunkan analisis pakarekonomi dari Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari Dr. M.Yusuf Abadi MS. Ia berpendapat, anggota MPR danmasyarakat luas hendaknya jujur dan menggunakan hatinurani yang murni dalam menanggapi dan menyikapipertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie. Selengkapnyasaya kutipkan pemberitaan tersebut:

Hindari kepentingan pribadi dan kelompok dalammenanggapi dan menyikapi pertanggungjawabanPresiden B.J. Habibie itu, karena kalau itu yang dipakai,

Page 415: Detik-detik yang Menentukan

393 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

dampaknya bisa merugikan kepentingan bangsa,’’ katanyadi Kendari, Jumat.

Dekan Fakultas Ekonomi Unhalu Kendari itumengatakan meski masih banyak kekurangan, kenyataandi lapangan bahwa selama 512 hari Habibie berkuasa iatelah berhasil memperbaiki keterpurukan ekonomi, sepertiterlihat dari menurunnya angka inflasi, bahkan mencapaideflasi. Menurut dia, keberhasilan tersebut memang tidakbegitu terasa di masyarakat karena program pemulihanekonomi Habibie dimulai dari kondisi krisis yang begituparah.

Untuk inflasi, misalnya, saat Habibie mulaimemegang tampuk kepemimpinan bangsa, inflasi bulanMei 1998 (tahun takwim) mencapai lebih dari 70 persen,namun September 1999 tercatat hanya 0,02 persen. “Sayatidak mengatakan bahwa Presiden Habibie sebaiknyaterpilih kembali, tapi apa yang berhasil ditunjukkanHabibie selama 512 hari memimpin bangsa Indonesiamerupakan suatu langkah maju,” katanya.

Ia mengatakan Indonesia tidak boleh disamakandengan Thailand dan Korea Selatan yang begitu cepatmemulihkan keterpurukan ekonominya, karena keduanegara itu hanya semata-mata mengalami krisis ekonomi.Sementara Indonesia selain mengalami krisis ekonomi jugamengalami krisis kepercayaan, politik dan sosial, sehinggauntuk bisa cepat pulih dari krisis seperti yang dicapaiThailand dan Korea Selatan, jelas tidak mungkin, katanya.

Pada tanggal 15 Oktober setelah shalat Jumat sayamenerima para ulama dari Jawa Timur yang khusus datanguntuk bersilaturahim dengan saya di Istana Merdeka danbersama memanjatkan doa semoga Allah SWT selalu

Page 416: Detik-detik yang Menentukan

394Detik-Detik yang Menentukan

melindungi dan memberi petunjuk untuk mengambil jalanyang benar. Mereka khusus datang dari jauh untuk memberidorongan moral agar tetap dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Saya didampingi oleh Mensesneg Muladi dan WatikPratiknya.

Sore harinya saya menerima Pengurus BadanMusyawarah Pemangku Adat Seluruh Indonesia BM-PASIdi Istana Merdeka untuk mendengarkan saran dan masukanmengenai budaya bangsa pada umumnya dan khususnyamengenai adat. Mereka juga menyampaikan simpati dandukungan moral.

Tanggal 16 Oktober hari Sabtu pukul 13.30 saya pimpinSidang Terbatas Kabinet Reformasi PembangunanDimisioner, dengan acara khusus untuk membahas jawabanatas pandangan umum Fraksi-fraksi MPR.

Di antara rapat dan pertemuan tersebut, saya menerimabeberapa anggota MPR yang berasal dari partai-partai politik,dari Utusan Golongan, Utusan Daerah, TNI dan Polri, untukmendengarkan saran dan masukan.

Beberapa di antaranya menyatakan bahwa diterima atautidak pertanggungjawaban saya tidak ada kaitannya denganpencalonan saya sebagai Presiden. Pertanggungjawabansaya tidak berdasarkan “mosi tidak percaya” atauimpeachment namun berdasarkan “Acara SU MPR”. Berartijikalau tidak diterima saya tetap masih dapat mencalonkandiri sebagai Presiden. Semua masukan saya terima denganbaik dengan keyakinan bahwa iktikad dan niat mereka tidaklain untuk memberi semangat dan simpati.

Ada kejadian menarik pada hari Sabtu tanggal 16Oktober 1999. Forum Komunikasi Aksi Reformasi (Fokar)yang berkedudukan di tempat kelahiran saya di Pare-Pare,melakukan doa bersama yang diikuti unsur partai politik,pemuda, mahasiswa, pemuka masyarakat, serta pemuka

Page 417: Detik-detik yang Menentukan

395 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

agama Islam, Kristen dan Hindu, di Gedung PemudaParepare, sekitar 155 kilometer arah utara Ujungpandang.“Doa bersama ini bukan bentuk dukungan kepada Bapak Habibie,tetapi semata-mata memanjatkan doa agar ia sebagai putraParepare tetap diberi ketabahan memperjuangkan prinsip-prinsiphidup yang ia yakini kebenarannya,” kata Koordinator FokarParepare Zainal Azis.

Sebelum pembacaan doa, Fokar menyerukan kepadasemua komponen bangsa khususnya elit politik, agar tetapmenjaga persatuan dan kesatuan yang selama ini telahdiperjuangkan bersama-sama. Fokar meminta masyarakatIndonesia agar lebih bijak melihat pencalonan Habibie,sehingga hal itu tidak memicu perpecahan hanya demiambisi kelompok tertentu.

Zainal menambahkan, anggota MPR yang saat inibersidang jangan hanya melihat apa yang berkembang diJakarta dalam menerima aspirasi masyarakat. “Yang berdemomenolak Habibie di Jakarta itu ‘kan hanya segelintir orang sajadari ratusan juta rakyat Indonesia.”

Akhirnya pada tanggal 17 Oktober 1999 hari Minggupukul 11.00 WIB saya dipersilakan menjawab pertanyaandan tanggapan yang diajukan oleh tiap Fraksi SU MPR 1999.Jawaban saya adalah sebagai berikut:

Masalah Timor Timur

Dalam pemandangan umum yang diutarakan olehsemua Fraksi mengenai Timor Timur, telah dipertanyakanmengenai diajukannya bentuk penyelesaian masalah TimorTimur melalui Opsi kedua. Juga pertanyaan tentang maknakalimat “karena hal ini sesuai dengan nilai-nilai dasar yangterkandung dalam UUD 1945 yang mengatakan bahwakemerdekaan itu adalah hak segala bangsa” yang dimaksuduntuk mengingatkan bahwa kehadiran Indonesia di Timor

Page 418: Detik-detik yang Menentukan

396Detik-Detik yang Menentukan

Timur adalah untuk memerdekakan mereka dari Portugal.Seperti kita ketahui bersama, berintegrasinya Timor

Timur dengan Republik Indonesia didasarkan atas aspirasirakyat Timor Timur yang dicetuskan melalui DeklarasiBalibo. Atas dasar aspirasi tersebut maka Indonesiamenerima keinginan rakyat Timor Timur untuk berintegrasiyang dituangkan dalam TAP MPR No.VI/MPR/1978.

Sikap Masyarakat Internasional terhadap Integrasi

Namun integrasi tersebut dianggap sebagai tindakansepihak yang tidak diakui oleh masyarakat internasional,seperti terlihat dari 8 Resolusi Majelis Umum dan 7 ResolusiDewan Keamanan PBB. Argumen Indonesia bahwa integrasiTimor Timur ke wilayah Indonesia sebenarnya merupakanwujud kemerdekaan wilayah tersebut dari jajahan Portugaltidak mendapatkan pengakuan internasional, malahIndonesia dituduh telah melakukan sebaliknya.

Seperti telah saya sampaikan dalam pidatopertanggungjawaban yang lalu berbagai tekananinternasional baik dari PBB, pemerintah-pemerintah asingmaupun LSM selalu menuntut agar pemerintah Indonesiamenyelesaikan masalah Timor Timur dengan cara-cara yangdapat diterima secara internasional, yaitu denganmemberikan rakyat Timor Timur hak untuk menentukannasib sendiri.

Pemberian status khusus dengan otonomi luas (opsi I)secara sepihak tanpa memberikan hak pilih kepada rakyatTimor Timur untuk menerima atau menolak tawaran tersebuttetap tidak dapat diterima dunia internasional sebagaipenyelesaian yang komprehensif dan final.

Namun sebaliknya pemerintah Indonesia tidak dapatmenerima pemberian status khusus dengan otonomi luasyang dijadikan hanya sebagai sasaran antara untukmelepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,seperti yang dikemukakan oleh berbagai pihak termasuk

Page 419: Detik-detik yang Menentukan

397 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Portugal, Australia dan kalangan antiintegrasi Timor Timur.Otonomi luas sebagai sasaran antara akan menimbulkan

keruwetan di Timor Timur karena pihak Fretilin akan leluasamelakukan tindakan-tindakan yang justeru akanmenimbulkan ketidakstabilan di wilayah tersebut.

Penjelasan tentang “Opsi Kedua” Jajak Pendapat

Seperti telah saya jelaskan dalam pidatopertanggungjawaban yang lalu, kemungkinan penyelesaianalternatif melalui Opsi II diajukan setelah dilakukan kajiandi Sidang Kabinet secara mendalam, dan telahdikonsultasikan pula dengan pimpinan DPR dan pimpinanfraksi-fraksi. Tentunya diharapkan bahwa setelah konsultasitersebut, pimpinan DPR serta fraksi-fraksi di DPR akanmeneruskan pembahasan mengenai masalah yang demikianpenting kepada anggota-anggotanya. Berbagai keputusanstrategis telah diambil berdasarkan hasil pertemuan antaraPresiden dengan pimpinan DPR/MPR, termasukkesepakatan untuk memajukan Pemilu dari Tahun 2002menjadi tahun 1999, padahal jadwal Pemilu tersebut telahditetapkan melalui TAP MPR No.III/MPR/1998.

Di samping itu, Menteri Luar Negeri — sejakdikemukakannya gagasan penyelesaian masalah TimorTimur berupa pemberian Status Khusus dengan OtonomiLuas kepada Timor Timur pada bulan Juni 1998 — pada setiapkesempatan rapat kerja dengan Komisi I, yang merupakanalat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat yangmembidangi permasalahan luar negeri telah dilakukanpembahasan permasalahan ini, termasuk pengajuan gagasanyang dikenal sebagai Opsi II pada tanggal 27 Januari 1999.

Dalam rapat kerja pemerintah yang diwakili Menteri luarNegeri dengan DPR R.I c.q Komisi I pada tanggal 5 Februari,pemberian kedua opsi tersebut dapat dipahami dan diterimaoleh Komisi I. Bahkan rancangan naskah perjanjian Tripartitsebelum ditandatangai di New York juga telah disampaikan

Page 420: Detik-detik yang Menentukan

398Detik-Detik yang Menentukan

oleh pemerintah pada kesempatan pertemuan denganpimpinan Komisi I DPR R.I beserta unsur pimpinan fraksi-fraksi. Tidak kalah pentingnya setelah perjanjian Tripartitditandatangani di New York pada tanggal 5 Mei 1999, dalamRapat Kerja Komisi I DPR R.I dengan pemerintah c.qDepartemen Luar Negeri untuk membahas RancanganUndang-Undang tentang Hubungan Luar Negeri, Komisi Isecara khusus meminta penjelasan pemerintah mengenaipersetujuan New York. Pada kesempatan tersebut, Komisi Idapat memahami dan menerima perjanjian tersebut.

Patut diperhatikan pula bahwa keseluruhan prosesperundingan mengenai Timor Timur telah terjadi dalamsuasana keterbukaan, saling ketergantungan global antarnegara dan saling keterkaitan antar masalah serta di bawahtekanan waktu yang tak terelakkan.

Hal ini telah menimbulkan pula suatu suasana bagipenyelesaian masalah Timor Timur dengan momentum dankendala waktunya tersendiri sehingga pada gilirannyamengharuskan Pemerintah bertindak sesuai denganmomentum tersebut dan kita perlu menyesuaikan diri padalaju kecepatan momentum tersebut.

Opsi II Bukan Putusan Akhir, Melainkan Bahan bagiMPR untuk Memutuskan Masalah Timor Timur.

Sementara itu, Pemerintah sepenuhnya menyadarikeberadaan TAP MPR No.VI/MPR/1978. Sehubungandengan itu Pemerintah tidak pernah bermaksud melanggarketentuan TAP MPR tersebut. Malah sebaliknya, dari semulaPemerintah menekankan bahwa baik Opsi I maupun Opsi IIjika diterima pun dalam perundingan Tripartit hal itu hanyaberupa usul dari Pemerintah yang masih memerlukanpersetujuan ataupun ratifikasinya dari SU MPR hasilPemilihan Umum 7 Juni 1999 yang lalu. Hal ini tecerminpula dengan jelas dalam teks Persetujuan New York dandipahami sepenuhnya oleh Sekjen PBB, Portugal maupunmasyarakat internasional pada umumnya.

Page 421: Detik-detik yang Menentukan

399 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Seperti telah saya nyatakan dalam pidatopertanggungjawaban betapa pun pahit dan pedihnya kitamenyaksikan kekalahan rakyat Timor Timur yangprointegrasi dalam jajak pendapat tersebut, namun kitasebagai bangsa yang besar yang menjunjung tinggi nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945— yang dalam era baru sekarang ini berketetapan hati untukmemajukan demokrasi dan pelaksanaan hak asasi manusia— harus menerima dan menghormati hasil jajak pendapatitu.

Selanjutnya, kita semua mengharapkan bahwa melaluijalan ini permasalahan Timor Timur yang sudah sekian lamaberlarut-larut dan yang menjadi beban di atas pundak bangsaIndonesia akhirnya dapat diatasi. Dengan demikian, jelaskiranya bahwa bukanlah Timor Timur atau rakyat TimorTimur yang menjadi beban kita, tetapi permasalahan TimorTimur yang di forum-forum internasional yang tak kunjungterselesaikan.

Integrasi Timor Timur diawali dengan Deklarasi Baliboyang menyatakan keinginan sebagian masyarakat TimorTimur untuk bergabung dengan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Namun demikian setelah 23 tahun bergabung, melaluijajak pendapat pada tanggal 30 Agustus 1999 ternyata 78,5persen masyarakat Timor Timur menolak tawaran statuskhusus dengan otonomi luas. Sesuai ketentuan pasal 6Perjanjian New York, antara lain disebutkan bahwa apabilarakyat Timor Timur menolak tawaran status khusus denganotonomi luas, maka pemerintah Indonesia harus mengambillangkah-langkah konstitusional untuk melepaskan TimorTimur secara damai dan terhormat.

Oleh karena itu pemerintah berkewajiban melaporkanhal ini kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagailembaga tertinggi negara untuk mengakui hasil jajakpendapat tersebut dengan meminta ketetapan khusus.

Page 422: Detik-detik yang Menentukan

400Detik-Detik yang Menentukan

Persetujuan Tripartit

Selanjutnya, mengenai pendapat yang menyatakanbahwa pada Persetujuan Tripartit yang ditandatangani diNew York tanggal 5 Mei 1999, Pemerintah RepublikIndonesia seolah-olah “dituntut untuk mengujicobakansistem otonomi daerah seluas-luasnya untuk waktu yangcukup panjang, yang bisa menjangkau lima atau bahkansepuluh tahun.” Tuntutan semacam ini sama sekali tidakterdapat dalam Persetujuan New York tanggal 5 Mei 1999dan rupanya pemikiran ini telah tercampur dengan berbagaikeinginan ke arah itu yang dikemukakan sejumlahPemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat Barat, sertakalangan antiintegrasi rakyat Timor Timur.

Yang menjadi kesepakatan antara Indonesia-Portugaldan Sekjen PBB hanya lah bahwa usulan mengenai otonomiluas seperti tercantum dalam Aneks Persetujuan New Yorktersebut disampaikan kepada rakyat Timor Timur untukmendapatkan pandangan mereka, apakah akan menerimaatau menolak usulan otonomi tersebut.

Proses Jajak Pendapat

Juga sama sekali tidak benar bahwa Pemerintah “lepastangan terhadap penduduk di Timor Timur danmenyerahkan nasib mereka kepada Unamet yang bermaincurang”.

Fakta juga menunjukan bahwa di setiap tempat di manadiadakan proses jajak pendapat mulai dari Tempatpemungutan suara sampai ke penghitungan pada tingkatProvinsi, saksi-saksi Indonesia dan Portugal selalu hadir.

Masalah Pengungsi Pasca Jajak Pendapat

Adapun mengenai pengungsi-pengungsi yang secarabesar-besaran mengalir ke berbagai daerah lain di Indonesia

Page 423: Detik-detik yang Menentukan

401 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

antara lain khususnya ke Propinsi Nusa Tenggara Timur,Pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan yang cepatantara lain dengan memberikan dukungan tanggap daruratkepada para pengungsi tersebut melalui penyediaan tempatpenampungan sementara, bahan makanan, pengobatan,sanitasi dan akhirnya membantu mereka kembali ke TimorTimur.

Pemerintah juga akan memerhatikan dan membantupara pengungsi Timor Timur yang ingin menetap di wilayahNTT atau pindah ke wilayah lain di Indonesia. Dalamhubungan ini, Pemerintah juga telah mengadakan kerja samadengan berbagai lembaga PBB seperti Komisi TinggiPengungsi, World Food Programme, ICRC, dan UNDP sertaLSM-LSM luar negeri dan negara donor.

Semua kejadian-kejadian yang timbul memerlukanpenyelesaian mendasar dengan melakukan tindakanberjangka panjang untuk mengatasi akar permasalahannya,yaitu membangun kesadaran setiap warga negara, tentangpentingnya budaya taat hukum dan penghormatan terhadaphak asasi manusia.

Kesadaran hukum dan hak asasi manusia ini perluditanamkan dalam diri setiap orang, termasuk di kalanganaparat penegak hukum dan keamanan kita sendiri. Hal inimemerlukan usaha sistematis dan terus-menerus, sehinggaakar masalah terjadinya kasus-kasus pelanggaran hak asasimanusia dapat kita atasi bersama.

Masalah SP-3 Kasus Dugaan KKN MantanPresiden Soeharto

Menanggapi pertanyaan tentang pemberian SuratPerintah Penghentian Penyidikan (SP-3) terhadap kasusdugaan KKN mantan Presiden Soeharto dapat saya jelaskanbahwa berdasarkan hasil penyidikan terhadap 3 dari 11yayasan yang dipimpin oleh mantan Presiden Soeharto —yaitu Dakab, Dharmais dan Supersemar— ternyata tidak

Page 424: Detik-detik yang Menentukan

402Detik-Detik yang Menentukan

ditemukan cukup bukti bahwa mantan Presiden Soehartomemperoleh keuntungan secara pribadi. Negara juga tidakdirugikan atau dapat dirugikan karena uang yang dipinjamoleh beberapa orang atau perusahaan atau badan didasarkanatas perjanjian perdata yang dapat ditagih kembali.Kepentingan umum, sesuai dengan tujuan yayasan tersebuttetap dapat dilayani. SP-3 yang berkaitan dengan 3 yayasantersebut tidak mutlak, sebab apabila nanti ada alat bukti barumaka kasus tersebut dapat dibuka kembali. Di samping itupenerbitan SP-3 tidak berhubungan dengan kasus-kasus lainyang mungkin terkait dengan mantan Presiden Soeharto.

Masalah Pemekaran atas Wilayah Irian Jaya

Menanggapi kebijakan pemekaran atas wilayah IrianJaya menjadi tiga provinsi bukanlah semata-mata kehendakpemerintah, apalagi sekedar kehendak pemerintah pusat.Perlu kiranya dipahami bahwa jauh sebelum era reformasi,para pemuka masyarakat di Irian Jaya telah memintapemerintah untuk pemekaran wilayah yang luasnya lebihdari tiga kali pulau Jawa itu. Sejak pertengahan tahun 1980-an, pemerintah daerah menjajaki kemungkinan pemekaranIrian Jaya namun pemerintah pusat dengan berbagaipertimbangan pada waktu itu masih cenderung menundarealisasinya.

Faktor penduduk yang relatif terbatas serta biaya untukinvestasi sarana pemerintahan yang akan cukup besarmenyebabkan harapan beberapa pihak di Irian Jaya bagipemekaran itu belum dapat terpenuhi.

Di awal tahun 1990-an, sebagai respons terhadap aspirasipemekaran itu, pemerintah memberi isyarat yang jelas bahwaIrian Jaya yang dimekarkan melalui kebijakan menempatkantiga orang Wakil Gubernur, yang kalau di daerah lain bidangtugasnya dibagi secara teknis, di Irian Jaya bidang tugas itudibagi secara kewilayahan. Jadi, kebijakan pemekaran itubukan suatu yang dilakukan secara tergesa-gesa, dan juga

Page 425: Detik-detik yang Menentukan

403 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

bukan merupakan kebijakan yang bertentangan dengankebutuhan objektif untuk mengembangkan wilayah dankesejahteraan kehidupan masyarakat setempat.

Dengan penjelasan ini, terpulang pada Majelis yangterhormat untuk menilai kebijakan pemekaran itu, yangsekali lagi bukan sesuatu yang datang tiba-tiba, tetapisebaliknya, bagi mereka yang mengikuti perkembanganmasalah ini dari tahun 1980-an, justru dianggap terlambat.Pemekaran ini semata-mata ditujukan untuk kepentingankesejahteraan masyarakat Irian Jaya dalam bingkai NegaraKesatuan Republik Indonesia.

Masalah Pemulihan Ekonomi

Dari awal, upaya pemulihan ekonomi yang kitalaksanakan didasarkan pada kerangka strategi yang jelas,yaitu:

Hiperinflasi dan spekulasi harus dipatahkan melaluikebijakan moneter yang ketat dan deregulasi di bidangdistribusi barang-barang pokok. Kebijakan ini diikuti denganupaya memperbaiki perbankan kita yang rusak berat agarmulai mampu mengucurkan lagi kredit.

Sementara itu, sebagian besar kegiatan dunia usahamacet dan beban utang yang sangat besar harus diberi jalankeluar untuk merestrukturisasi utang-utangnya agar siapmenerima kucuran kredit dan kegiatan usaha mulai bergerakkembali. Mengingat keadaan sektor swasta masih sangatlemah, maka pemerintah harus melaksanakan anggaranyang ekspansif untuk menggerakkan perekonomian.Sementara itu, sambil melaksanakan semua itu kitamelaksanakan program-program Program Jaring PengamanSosial untuk membantu secara darurat kelompok-kelompokmasyarakat yang paling menderita akibat krisis ekonomi.

Kebijaksanaan fiskal yang longgar diupayakan agarsekecil mungkin dampak negatifnya terhadap kurs rupiahdan inflasi. Ini dilaksanakan dengan membiayai defisit

Page 426: Detik-detik yang Menentukan

404Detik-Detik yang Menentukan

anggaran seluruhnya melalui bantuan luar negeri yangbersifat lunak. Ketersediaan dana untuk membiayai berbagaiprioritas pengeluaran pembangunan juga terus diupayakanmelalui upaya meningkatkan penerimaan negara, denganmeningkatkan penerimaan pajak dan menegakkan ketentuanmengenai penerimaan bukan pajak, di sampingpengurangan pengeluaran negara dengan membatasipembiayaan hanya pada program-program yang bersifatsangat mendesak.

Pengembalian Kepercayaan Pelaku Ekonomi

Dalam melaksanakan langkah-langkahpenanggulangan krisis tersebut di atas, pengembaliankepercayaan adalah kunci utamanya. Langkah awaldiarahkan pada pengembalian kepercayaan pelaku ekonomidalam negeri. Dengan makin nyatanya tanda-tandapulihnya kepercayaan pelaku-pelaku dalam negeri,kepercayaan para pelaku luar negeri mulai ikut kembalipulih. Untuk mengembalikan kepercayaan para pelakuekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri, pelaksanaanreformasi kelembagaan di berbagai sektor digulirkan.

Dalam kaitan itu diupayakan kebijakan ekonomi makrodan mikro yang transparan. Di samping meningkatkankepercayaan, transparansi kebijakan juga akan mendorongpartisipasi aktif masyarakat dalam seluruh tahapan kegiatanpembangunan.

Dengan pulihnya kepercayaan secara bertahap, makanilai tukar rupiah menjadi lebih stabil dan secara bertahapmembaik dan akhirnya mencapai tingkat wajar. Karenamelemahnya nilai tukar rupiah adalah salah satu penyebabterpenting inflasi saat ini, maka menguatnya dan menjadistabilnya nilai tukar rupiah pada tingkat yang wajar, akanmeredam tekanan inflasi, sehingga laju inflasi terus menurun.Harga barang-barang pokok, serta subsidi yang harusdisediakan juga menurun secara bertahap.

Page 427: Detik-detik yang Menentukan

405 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Menurunnya inflasi diikuti dengan menurunnya tingkatsuku bunga. Bersama-sama dengan mulai berhasilnyapembenahan perbankan dan makin banyaknya para pelakuekonomi yang mulai merasa aman, tenteram dalammelakukan kegiatan sehari-hari, penurunan tingkat sukubunga akan mendorong bangkitnya kembali kegiatanekonomi dalam negeri.

Perbandingan Angkatan Kerja dan Pengangguran

Pada tahun 1997 saat krisis ekonomi melanda, jumlahangkatan kerja sebanyak 89,6 juta dan angkatan kerja yangbekerja sebanyak 85,4 juta, sehingga pengangguran terbukasebesar 4,197 juta (4,68 persen). Pada tahun 1998 jumlahangkatan kerja sebanyak 92,739 juta dan angkatan kerja yangbekerja sebanyak 87,672 juta dan pengangguran terbukasebanyak 5,062 juta (5,46 persen). Pada tahun 1999 semesterpertama diperkirakan angkatan kerja yang tidak terserapbaik dari peningkatan angkatan kerja baru maupunmenurunnya kesempatan kerja sebanyak 0,95 juta, sehinggasecara kumulatif pengangguran terbuka tahun 1999 adalahsebesar 6,12 juta.

Dalam upaya menanggulangi masalah pengangguran,pemerintah telah melakukan program PenanggulanganDampak Kekeringan dan Mengurangi Kemiskinan (PDKMK)dan Program Penanggulangan Penganggur Trampil (P3T).

Kegiatan yang telah dilaksanakan untuk programPenanggulangan Dampak Kekeringan dan MengurangiKemiskinan telah dapat menyerap 3.429.000 orang selama +3-4 bulan, sedangkan untuk Program PenanggulanganPenganggur Trampil dapat mempekerjakan sebanyak 70.000orang tenaga kerja terampil pada lembaga ekonomi produktifyaitu koperasi dan perusahaan kecil menengah maupunwirausaha baru.

Upah minimum pada tahun 1997 sebesarRp134.986dibandingkan Kebutuhan Hidup Minimum Rp205.112 pada

Page 428: Detik-detik yang Menentukan

406Detik-Detik yang Menentukan

saat itu, ternyata daya beli pekerja hanya 65,81 persen. Padatahun 1998 sampai saat ini upah minimum naikmenjadiRp179.528 dan Kebutuhan Hidup MinimumRp252.996 sehingga daya beli menjadi 70,96 persen. Berartidari tahun 1997 sampai dengan tahun 1999 terdapatkenaikan daya beli 5,15 persen.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) tahun 1998 sebanyak922 kasus meliputi 121.686 orang. Pada tahun 1999 turunmenjadi 117 kasus meliputi 16.000 orang pekerja. Dengandemikian terdapat penurunan pemutusan hubungan kerja(PHK) dari tahun 1998 sampai dengan 1999 sebesar 805kasus (87,31 persen). Penurunan kasus PHK tersebut antaralain disebabkan karena mulai membaiknya kondisiperekonomian. Data tersebut adalah resmi yangdipergunakan di Bappenas dan Departemen lainnyabersumber pada Biro Pusat Statistik.

Masalah Ketersediaan Bahan Makanan danKebutuhan Pokok

Mencermati situasi krisis ekonomi yang dialami Bangsa,maka tugas yang sangat mendesak untuk segera diatasi olehKabinet Reformasi Pembangunan antara lain adalahmenjaga ketersediaan bahan makanan dan kebutuhan pokokmasyarakat dengan harga yang terjangkau sertamempertahankan kelangsungan perputaran rodaperekonomian nasional.

Dalam menjaga ketersediaan bahan makanan sertakebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau,khususnya beras, selain dilakukan melalui impor,pemerintah juga mendorong peningkatan produksi dalamnegeri melalui program Gerakan Mandiri Padi, Kedelai, danJagung (Gema Palagung) yang dalam pelaksanaannyadidukung oleh Program Kredit Usaha Tani.

Page 429: Detik-detik yang Menentukan

407 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Kredit Usaha Tani (KUT)

Jika pada tahun-tahun sebelumnya jumlah dana KUTyang disediakan pemerintah hanya sekitar Rp200 miliarsetiap tahun serta pada Tahun Penyediaan (TP) 1997/1998jumlahnya ditingkatkan menjadi Rp400 miliar dan dapatdirealisasi Rp374 miliar. Pada TP 1998/1999 dana yangdisediakan ditingkatkan lagi jumlahnya menjadi Rp8,87triliun dan hingga saat ini dapat direaliasikan pencairannyasebesar Rp7 triliun untuk selanjutnya disalurkan kepada5,13 juta orang petani melalui 189.892 kelompok tani, 9.517Koperasi dan 450 LSM serta mencakup areal seluas 7,77 jutahektar.

Dari pola mekanisme penyalurannya telah diaturdengan sistem pengendalian, di mana Rencana DefinitifKebutuhan Kelompok (RDKK) yang diajukan kelompok tanikepada koperasi terlebih dahulu diperiksa dan disetujui olehPetugas Penyuluh Lapangan (PPL).

Di samping itu mulai Tahun Anggaran 1998/1999 jugaditempatkan sebanyak 5.120 tenaga pendamping dari 52Perguruan Tinggi untuk membantu pengamanan programKredit Usaha Tani (KUT) di lapangan. Pelaksanaankoordinasi berbagai instansi terkait di daerah telahdilakukan guna mengamankan agar program program kreditusaha tani yang dilaksanakan dapat mencapai sasarannya.

Namun demikian, dengan peningkatan jumlah programkredit usaha tani yang luar biasa tersebut, diakui pula adanyaberbagai kasus penggunaan dana KUT yang tidak tepat padasasaran. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan memangditemukan adanya kasus penyalahgunaaan KUT sebesarRp41,46 miliar di 15 provinsi. Pemerintah berterima kasihadanya kontrol sosial dari masyarakat terhadap dugaanpenyelewengan tersebut. Hal ini merupakan pencerminandari kehidupan masyarakat yang semakin demokratis. Kitajuga bersyukur karena sebagian besar dari penyalahgunaantersebut telah dapat diselesaikan. Sisa kasus KUT yang

Page 430: Detik-detik yang Menentukan

408Detik-Detik yang Menentukan

sedang dalam proses penyelesaian sebesar Rp6,52 miliaratau 0,084 persen dari jumlah program kredit usaha taniyang telah tersalur sebesar Rp7,7 triliun sampai dengan 15Oktober 1999.

Perlu dilaporkan bahwa program kredit usaha tani yangtersalur sampai dengan 4 Juni 1999 (menjelang pemilu)adalah Rp4,96 triliun, sehingga kalau dituduhkan adanyapenyelewengan dari kredit program sebesar Rp10,5 triliun,kiranya hal tersebut tidak mempunyai dasar.

Di samping itu perlu kami sampaikan bahwa produksipadi telah meningkat secara drastis, yang tidak mungkinterjadi manakala dana program kredit usaha tani tersebutdiselewengkan untuk produksi non pangan.

Koperasi

Menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 yangdimaksud dengan Koperasi adalah badan usaha yangberanggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasidengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsipKoperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yangberdasar atas azas kekeluargaan.

Berbeda dengan perusahaan swasta yang badanhukumnya dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman, makauntuk Koperasi badan hukum Koperasi dikeluarkanDepartemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah.Selanjutnya dengan mengacu pada Undang-Undang nomor25 tahun 1992, dalam hal pembinaan koperasi, pemerintahtelah menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisiyang mendorong pertumbuhan serta pemasyarakatankoperasi.

Selain itu pemerintah memberikan bimbingan,kemudahan dan perlindungan kepada koperasi. Berkaitandengan pembinaan Koperasi sebagaimana dimaksud padaUndang-Undang, Departemen Koperasi, Pengusaha Kecildan Menengah bertanggung jawab dalam membina bidang

Page 431: Detik-detik yang Menentukan

409 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

kelembagaan serta mengoordinasikan dengan intansi terkaitdalam pembinaan dibidang usaha, permodalan dantekonologi.

Dengan demikian kiranya menjadi jelas bahwapengembangan koperasi sesuai dengan Inpres 18 tahun 1998justru dimaksudkan untuk mengurangi campur tanganpemerintah pada gerakan koperasi dan hal itu tidak berdasaruntuk menyamakan koperasi dengan badan usaha miliknegara.

Perlu dicatat bahwa prakarsa masyarakat dalammembentuk koperasi makin meningkat yang ditunjukkandengan semakin meningkatnya jumlah koperasi yaitu dari59.441 unit pada tahun 1998 meningkat menjadi 76.249 unitpada September 1999, dan jumlah anggota dari 20,1 juta orangpada tahun 1998 naik menjadi 22,4 juta orang pada tahun1999, demikian pula jumlah asset meningkat dari Rp9,4triliun pada tahun 1998 menjadi Rp14,6 triliun pada tahun1999.

Pananggulangan Kemiskinan

Para pengamat secara pesimistik menggambarkanbahwa jumlah penduduk miskin telah mencapai sekitar 80juta atau bahkan ada yang meramalkan bisa naik menjadi100 juta lebih. Dari data survei Susenas bulan Agustus 1999jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan pada saat inidiperkirakan 37 juta jiwa, atau sekitar 17,6 persen dari totalpenduduk Indonesia.

Penurunan jumlah penduduk miskin tentu saja tidakkarena program Jaring Pengaman Sosial saja, tetapi jugakarena dilaksanakannya beberapa program pengentasankemiskinan lain yang bersifat sektoral. Di samping adanyapenurunan itu, maka sesungguhnya jumlah pendudukmiskin secara tidak langsung juga ditahan karena adanyapeningkatan batas garis kemiskinan dari sekitar Rp38.246/kapita/bulan di kota dan Rp27.413/kapita/bulan di desa

Page 432: Detik-detik yang Menentukan

410Detik-Detik yang Menentukan

pada tahun 1996 menjadi sekitar Rp79.927/kapita/bulandi kota dan Rp61.453/kapita/bulan di desa pada tahun1999.

Tentu saja keberhasilan ini tidak menjamin penyelesaiansecara tuntas kemiskinan yang kita hadapi, oleh karena itupemerintah sedang melaksanakan berbagai program terpadupengentasan kemiskinan yang dapat lebih menjaminpendekatan secara komprehensif dan terpadu untukmembantu pemberdayaan keluarga miskin tersebut.

Oleh karena itu Program Jaring Pengaman Sosial bidangpendidikan dan kesehatan sebagai upaya peningkatan mutusumber daya manusia itu dipadukan dengan upayapeningkatan kualitas lingkungan Perumahan danPemukiman untuk mewujudkan pemukiman yang layak,sehat dan terjangkau, khususnya oleh keluarga miskin diperkotaan dan di perdesaan. Keterpaduan yang dilakukandi kawasan kumuh perkotaan adalah pada 6.660 ha di 118kota untuk 2 juta jiwa, bersama perbaikan kawasan nelayansebesar 780 ha di 134 kawasan dan bermanfaat untuk 194.400jiwa.

Program terpadu yang dijamin dengan dana ProgramJaring Pengaman Sosial bidang pendidikan dan kesehatanitu dipadukan pula dengan program-program bina usahakeluarga miskin, dengan memberikan pelajaran kepadamereka cara menabung dan mempergunakan kredit yangbunga kreditnya di berikan subsidi. Tidak kurang dari 11,2juta keluarga telah belajar menabung dengan jumlahtabungan tidak kurang dari Rp159 miliar. Mereka yangmempunyai tabungan itu tidak kurang dari 9,3 juta keluargatelah mendapatkan kredit murah kredit usaha kesejahteraanrakyat (Kukesra) untuk usaha rumah tangga yangmemberikan mereka kesempatan untuk terlepas dari lembahkemiskinan.

Dari penelitian dan pemantauan yang dilakukan olehlembaga independen dapat diketahui bahwa dukunganProgram Jaring Pengaman Sosial itu telah mencapai

Page 433: Detik-detik yang Menentukan

411 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

sasarannya dengan baik. Penyimpangan yang dimasa lalumenarik perhatian dengan berita-berita yang mencolok telahditindaklanjuti. Dengan pengawasan yang lebih ketat olehmasyarakat sendiri dan lembaga-lembaga pedesaan yangdikelola oleh masyarakat sendiri, maka penyimpangan itumenjadi sangat minimal.

Penutup

Mengakhiri penjelasan atas tanggapan terhadap pidatopertanggungjawaban Presiden Republik Indonesia, sayamenyampaikan sambutan selaku pribadi —BacahruddinJusuf Habibie— yang berisi:

Saya menyadari bahwa saya bukanlah insan luar biasayang turun dari langit untuk mengubah harapan menjadikenyataan. Saya juga tidak sedang memasang harapan yangtinggi terhadap penilaian atas tugas yang sudah sayatunaikan.

Saya menyadari betapa soal yang kita hadapi begituberat dan sarat akan tantangan. Akan tetapi itulahkonsekuensi atas pilihan yang kita lakukan. Kita telahmemilih untuk melakukan reformasi menyeluruh, makasekali layar terkembang, pantang surut kita berlayar.Reformasi harus terus berjalan, siapa pun nakhoda dibahtera nusantara jaya, saya berkeyakinan kita punyabanyak kandidat nakhoda dari anak-anak terbaik bangsa.Saya hanya sanggup mengajak kita semua untuk bersama-sama mengawal proses penegakan nilai-nilai demokrasi demiharkat dan martabat bangsa.

Kepada saudara-saudara yang telah menilai saya dalammemimpin pemerintahan tidak mencapai hasil apa pun,maka semuanya itu saya kembalikan kepada Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, karena Dialah yang MahaMengetahui apa yang kerjakan di dunia. Kepada saudara-saudara yang memberikan kritik konstruktif dan positif, sertamemberikan penilaian objektif, saya mengucapkan terima

Page 434: Detik-detik yang Menentukan

412Detik-Detik yang Menentukan

kasih yang sebesar-besarnya. Semua yang saya kerjakan yangmempunyai nilai positif, bukanlah hanya hasil kerja sayasendiri, melainkan merupakan hasil kerja kita semua.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya —Bacharuddin Jusuf Habibie— mohon dibukakan pintu maafatas segala kekurangan dan ketidakterjangkauan saya dalammenggapai kesempurnaan hasil dalam menunaikan tugas-tugas negara dan pemerintahan yang diembankan dipundak saya. Dan saya sampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada segenap lapisan masyarakat yang telahmemberikan sumbangsihnya sehingga meringankan langkahdan tugas saya.

Biarkanlah semua kekurangan itu menjadi milik saya.Kerja, karya dan hasil yang tercapai seluruhnya terpulangkepada rakyat Indonesia, pemilik sejati negeri ini. Itulahsemua yang dapat saya sampaikan ke haribaan rakyatIndonesia. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasasenantiasa melindungi kita semua. Amin yaa rabbal ‘alamin.

Demikianlah pidato jawaban saya atas tanggapan yangdiberikan oleh fraksi-fraksi berkenaan dengan pidatopertanggungjawaban yang saya sampaikan pada tanggal 14Oktober 1999. Kepada Tim Khusus yang merumuskanpidato, agar di bagian akhir dirumuskan ungkapan sayasebagai pribadi. Dengan ungkapan pribadi tersebut sayaingin menyampaikan keterbatasan saya sebagai manusia,sekaligus juga bagaimana memposisikan secara proporsionaltiap manusia Indonesia —apa pun kedudukannya— dalamberbakti dan berbuat untuk bangsa dan negaranya. Olehsaudara Watik dilaporkan bahwa Suharso Monoarfa —yangsaya kenal sebagai tokoh angkatan muda yang amat aktifdalam gerakan reformasi— amat membantu Tim dalamperumusan akhir pidato jawaban tersebut.

Sementara itu, keadaan di lapangan sangatmembingungkan dan sangat memprihatinkan. Ketegangan

Page 435: Detik-detik yang Menentukan

413 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

telah terjadi antarkubu dan tokoh politik dapat dirasakandari masukan laporan yang terus mengalir melalui jaringanformal, informal, media cetak dan elektronik. Melalui internetsaya pantau pula perkembangan sekitar permasalahanIndonesia pada umumnya khususnya SU MPR danpemilihan Presiden ke-4 Republik Indonesia.

Komentar dari para pakar politik dan para tokoh politikdalam dan luar negeri sangat membingungkan danmemprihatinkan. Banyak dana dan fasilitas yang sudahmengalir ke Indonesia pada umumnya dan khususnya keJakarta untuk membiayai gerakan arus massa. Semuanyamemiliki rencana dan program masing-masing danmengatasnamakan kata-kata hak asasi manusia, kebebasan,kerakyatan, demokrasi, rakyat bahkan Tuhan YME.

Saya sangat sadari betapa pentingnya peranan NKRIyang harus dimainkan dalam milenium yang sedang diambang pintu. Indonesia mempunyai kedudukan yangstrategis dipandang dari sudut geopolitik. PendudukIndonesia yang hampir 220 juta, dan hampir 90 persenberagama Islam, juga mempunyai arti tersendiri dalammenghadapi globalisasi. Demikian pula kebinekaan budaya,sumber daya manusia dan sumber daya alam yang potensial.

Justru karena kesadaran tersebut, saya menjadi lebihprihatin dengan gerakan dan arus bawah maupun aruselite politik yang hanya berbicara mengenai legitimasi politikdan mengatasnamakan kebijakan dengan kata-katapopulistik.

Memang legitimasi sangat penting, namun belum cukupuntuk memenuhi syarat memimpin. Keterampilan dankemampuan yang memimpin itu harus pula diperhatikandan diberi prioritas yang sama seperti legitimasi. Kemampuanmengambil kebijakan yang tepat dan cepat dalam prosespenyelesaian permasalahan dan implementasi wawasan

Page 436: Detik-detik yang Menentukan

414Detik-Detik yang Menentukan

menjadi kenyataan yang menentukan, di samping legitimasiperlu dimiliki oleh seorang Presiden.

Pada akhirnya Presiden itu yang harus mampumemutuskan seorang diri setelah mendengar, mempelajaridan mengerti permasalahan yang dihadapi. Waktunya punharus cepat dan tepat. Semua kebijakan mengandung risikoyang perlu diperhitungkan. Pendidikan dalam bidang apasaja dengan tingkat setinggi apa saja menarik, namun tidakpula menentukan. Yang menentukan adalah karya nyatayang pernah dilaksanakan. Pengalaman yang bersangkutanharus dipelajari secara objektif tanpa dipengaruhi olehanalisis yang berdasarkan dasar pemikiran, asumsi dan datayang tidak ada, diada-adakan, atau bahkan yangdiputarbalikkan dimanipulasi.

Ternyata yang terjadi di lapangan semua cara dihalalkan,dan banyak pula yang mengatasnamakan Allah SWT atauTuhan YME. Yang jelas semua cara dan jalan untukmemperoleh kekuasaan dimanfaatkan, baik yang sejalandengan mekanisme demokrasi maupun tidak.

Di antara gerakan dan ucapan di sini situ tercetuspertanyaan atau kata-kata yang segar dan lebih rincimengenai masa depan dan nasib bangsa. Namun semuanyaitu tenggelam di tengah hiruk-pikuknya euforia kebebasanmasyarakat dan para elite politik. Bahkan pemikiran danpandangan itu disudutkan atau sudah layu bahkan matisebelum pemikiran dan pertanyaan dapat berkembang dandijawab.

Tiap tokoh menganggap dirinya paling tepat dan palingmenguntungkan rakyat jika dipilih menjadi Presiden. Banyakskenario politik yang saya pantau dan pelajari sebelum sayamengambil sikap yang saya anggap paling menguntungkanperjuangan bangsa yang dimulai oleh sejak nenek moyangkita melalui tahap-tahap pendekatan penyelesaian

Page 437: Detik-detik yang Menentukan

415 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

permasalahan A0, B0, C0 ... Z0, AA0, BB0, ... dan seterusnya.Tujuannya adalah untuk memelihara dan tercapainyakehidupan yang tenteram, berbudaya, terhormat, dansejahtera bagi masyarakat yang hidup di bumi ibu pertiwiIndonesia.

Hanya sebagian kecil catatan yang saya dapat berikan,namun diharapkan signifikan untuk dapat mengambil sikapdan kebijakan yang tepat dan benar. Hal ini sebagaimanadalam doa dari para tokoh agama —baik dari Umat Hindu,Umat Buddha, Umat Kristiani dan Umat Islam— yangpernah berkunjung secara resmi dan tidak resmi di IstanaMerdeka dan di kediaman saya di Kuningan. Mereka berdoa,“Berilah kami semua petunjuk mengambil jalan yang benar,kekuatan dan lindungan dalam melaksanakan perjuangan demikehidupan yang tenteram, sejahtera, dan persatuan dan kesatuanbangsa.”

Kebebasan dan demokrasi telah diberi, euforia dankenikmatan bebas berbicara dan bebas berperilaku belumdapat diimbangi oleh kesadaran tanggung jawab dalamberperilaku yang bermoral dan beretik, sesuai ajaran agamamasing-masing. Nilai-nilai moral dan etik mulai ditinggalkandan semua cara untuk mencapai sasaran —yaitu memilikikekuasaan— dihalalkan.

Banyak yang belum atau tidak mau sadar bahwa“kekuasaan” itu hanya dipinjamkan oleh si Pemiliknya yaituAllah SWT, Tuhan YME.

Pemilik kekuasaan tersebut tiap saat dapat mengambilkembali “kekuasaan” dan meneruskan kepada siapa sajayang dapat dititipkan dengan maksud yang mungkin padawaktu itu kita belum dapat mengerti alasannya, namun kelakmenjadi jelas maksud tujuan-Nya.

Bagi mereka yang berpikir duniawi, dapat ditambahkanbahwa pemilik kekuasaan di bumi Indonesia adalah rakyat

Page 438: Detik-detik yang Menentukan

416Detik-Detik yang Menentukan

Indonesia dan tersirat di Mukadimah UUD ‘45, dalampengertian dan ucapan arti “kedaulatan rakyat”.

Pantauan semua laporan yang mengalir bahkanmembanjiri kedudukan saya sebagai Presiden sangatmemprihatinkan. Memutarbalikkan fakta tidak dipersoalkanlagi. Dahulu orang malu jikalau berbohong, maka sekarangrupanya tidak lagi.

Mau ke mana kita? Mau dibawa ke mana bangsa ini?Sering dipakai nama rakyat, namun apakah yangbersangkutan benar peduli pada nasib rakyat kecil?Wawasannya apa? Yang ditonjolkan legitimasi dan secaraimplisit yang disasari adalah kekuasaan.

Tidak terdengar kesadaran bahwa Presiden yangmemiliki kekuasaan tersebut harus diimbangi dengantanggung jawab. Presiden harus siap untuk memberi dandatang tidak untuk menikmati kedudukan dan fasilitaskepresidenan, namun untuk bekerja keras dalammenghadapi segala persoalan yang ada dan akan timbul.Fasilitas kepresidenan itu hanyalah prasarana yangdisediakan untuk melaksanakan tugas Presiden sebaik-baiknya. Seperti seorang dokter ahli bedah diberikan fasilitasruang bedah dengan segala prasarannya.

Demikian beberapa masukan pemberitaan yang sayacatat dan perhatikan pada tanggal 18 dan 19 Oktober 1999.Sementara itu, pemberitaan media mulai terpusat pada paratokoh yang mencalonkan diri sebagai Presiden ke-4 RI.Beberapa ulasan yang menarik antara lain:

Ketua PB Nahdlatul Ulama, KH AbdurrahmanWahid mengatakan tetap maju menjadi calon presiden,dan pencalonannya sudah mendapat restu dari ulamaberpengaruh pengasuh Pondok Pesantren Langitan(Tuban) KH Abdullah Faqih.

“Tadi pagi saya menerima utusan KH Abdullah

Page 439: Detik-detik yang Menentukan

417 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Faqih, yaitu KH Hasyim Muzadi (Ketua PW NU Jatim-Red). Sebelum ini, saya sudah bertemu KH AbdullahFaqih. Saya tetap mencalonkan diri karena menurutlaporan, saingan saya pakai money politics. Demidemokrasi, saya jalan terus. Kepada kiai Faqih saya bilang,terserah ulama mau mencalonkan atau tidak. Sampaisekarang saya masih calon,” tegasnya kepada wartawandi Kantor PB NU tanggal 18 Oktober 1999 hari Senin.

Menurut Gus Dur, didukung atau tidak oleh ulama,dirinya tetap akan maju sebagai calon presiden.“Kecintaan saya kepada demokrasi melebihi cinta sayakepada yang lain,” kata Gus Dur.

Ditanya hubungannya dengan Ketua Umum PDIPerjuangan, Megawati Soekarnoputri, Gus Durmengatakan, tetap saling menghormati. Gus Durmenegaskan, telah mempersiapkan susunan kabinet, danPanglima TNI, serta pembagian keuangan antara pusatdan daerah. “Kalau calon wakil presiden dari PorosTengah, Pak Akbar Tandjung,” ujar Gus Dur.

Bagaimana menempatkan Megawati, yang partainyaadalah pemenang pemilu? Gus Dur mengatakan, “Sayakatakan pada Mbak Mega, memilih menggantikan AkbarTandjung sebagai Ketua DPR, atau menjadi Ketua DPA.Saya minta Mbak Mega tetap menjadi oposisi. Begitu juga,kalau saya tidak terpilih, saya akan jadi oposisi.”

Menurut Gus Dur, KH Faqih berharap diusahakantidak ada saling membalas atau menyalahkan di PartaiKebangkitan Bangsa (PKB) menyangkut pencalonannya,dan tidak terjadi pertentangan antara warga NU dan PDIPerjuangan.

Sebelum memberi keterangan pers, Gus Dur sempatbertemu Nurcholish Madjid (Cak Nur) di Hotel Regent,

Page 440: Detik-detik yang Menentukan

418Detik-Detik yang Menentukan

Kuningan. “Saya percaya pada Cak Nur, karena dia dansaya punya visi, pikiran dan perasaan yang sama,” ujarGus Dur.

“Cak Nur mengatakan bahwa kalau karena alasankesehatan mata saya tidak bisa maju jadi calon presiden,Cak Nur siap maju. Tetapi kalau saya jadi calon, makaCak Nur tetap menganggap saya sebagai imamnya,”tegasnya.

Calon presiden yang lain, pakar filsafat peradabanNurcholish Madjid (Cak Nur) menegaskan, bahwa iasama sekali tidak mencalonkan diri sebagai presiden.Bahkan, kubu Poros Tengah pun belum menjalinpendekatan dengannya sehubungan pencalonan itu. CakNur bersedia menerima pencalonan dalam situasi yangterpaksa dan darurat.

“Saya tidak mencalonkan diri. Posisi saya adalahpasif. Begitu saya mengambil langkah aktif, maka padadiri saya tidak ada legitimasi. Karena saya bukan orangyang sejak semula berkompetisi untuk menjadi calonpresiden,” kata Cak Nur kepada wartawan seusai diskusibertema Kepemimpinan Islami.

Rektor Universitas Paramadina Mulya itumenegaskan, bersedia jadi calon Presiden jika hanyadalam keadaan terpaksa sekali. “Terpaksa seperti apa, sayatidak tahu, itu ‘kan masalah persepsi. Bagi orang tertentu,suatu situasi dinilai terpaksa. Namun bagi orang lain,belum dinilai situasi terpaksa,” tuturnya.

Kalau didukung 70 anggota MPR bagaimana? tanyawartawan. Cak Nur menjawab, “Itu tergantung. Yangjelas saya tidak mau menginjak kaki siapa pun. KalauGus Dur mau maju, ya saya tidak mungkin. Kalau tohGus Dur mundur, dan ia minta saya, saya tetap harus

Page 441: Detik-detik yang Menentukan

419 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

melihat betul-betul keadaan yang terjadi. Syaratnya jelas,kalau sampai pada suatu keadaan emergensi danketerpaksaan.”

“Terpaksa artinya memang susah, tidak bisadirencanakan. Yang biasa disebut misalnya jalan buntuatau deadlock, atau suatu persimpangan kekhawatiranyang begitu dominan, sehingga memunculkan rasaketakutan yang besar,” katanya.

Cak Nur juga mengutarakan, Megawati tidak bolehditinggalkan dalam pemerintahan mendatang, karenapartainya unggul dalam pemilu. “Dalam proses normal,mestinya Mega menjadi Presiden. Namun, ketikadikemukakan ia berhak mengambil inisiatif, makatampaknya ini tidak Mega lakukan,” katanya.

Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima TNIJenderal Wiranto memilih untuk tidak masuk dalamrivalitas calon Presiden ataupun calon Wakil Presiden.

Ia akan berkonsentrasi penuh dalam mengatasiberbagai persoalan keamanan di Indonesia. Sampai saatini ia mengaku belum pernah dihubungi siapa pun,termasuk oleh Partai Golkar untuk menjadi calon WakilPresiden.

Demikian disampaikan Wiranto dalam pidato diJakarta yang disiarkan TVRI dan disebarluaskan ke mediamassa nasional, Senin tanggal 18 Oktober 1999.

Dalam pidato itu, Wiranto didampingi para kepalastaf angkatan kecuali Kepala Staf TNI AU MarsekalHanafie Asnan yang sedang sakit, dan digantikan olehWakil KSAU, serta Kepala Staf Umum TNI dan KepalaStaf Teritorial TNI.

Wiranto dalam pidatonya juga mengatakan, posisipolitik yang terbuka untuk dirinya akan dilaksanakan,jika rakyat benar-benar membutuhkan dirinya. Selaku

Page 442: Detik-detik yang Menentukan

420Detik-Detik yang Menentukan

Panglima TNI, Jenderal Wiranto menegaskan,“Mengingat situasi politik dan keamanan yang saat inicenderung bergerak ke arah instabilitas yang berbahaya,saya tidak mungkin berbuat lain kecualimengkonsentrasikan segenap waktu dan kemampuan sayabersama seluruh prajurit TNI dan rakyat yang mencintainegeri ini, untuk melaksanakan tugas menjagakeselamatan bangsa dan negara kita.”

Mencermati SU MPR, Wiranto mengatakan, SUMPR secara kuat diwarnai oleh rivalitas yang semakintajam di antara berbagai kelompok politik. “Kita melihatadanya dominasi retorika permusuhan yang semakinsengit dan sangat sulit untuk dikompromikan. Situasi initelah ditimpali oleh mobilisasi massa yang bersifatanarkis, sehingga secara sistematis telah mengurangimakna pemilihan umum, sebagai suatu proses untukmengukuhkan sistem demokrasi perwakilan,” tegasnya.

Demi keutuhan bangsa, TNI menyerukan kepada parapemimpin politik, sosial budaya, dan pemimpinkeagamaan untuk mengambil prakarsa optimal untukbersama mencegah berlanjutnya tindak kekerasan, yangdilakukan sekelompok orang, yang secara sadar atau tidaktelah menodai citra sebagai bangsa yang beradab danmemposisikan TNI sebagai pihak yang seolah-olahmelawan rakyat.

“Apa yang saat ini nyata kita hadapi adalah ancamandesintegrasi yang sangat serius akibat pengerahan massadalam jumlah besar dari berbagai pihak yang salingberhadapan,” tegas Wiranto.

Demikian rangkuman liputan sejumlah surat kabar yangmengulas seputar pencalonan Presiden ke-4 RI.

Sementara itu, wawancara Dewi Fortuna Anwar dan

Page 443: Detik-detik yang Menentukan

421 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Fahmi Idris yang diliput surat kabar pada hari Senin tanggal18 Oktober 1999, antara lain menyatakan:

“Pak Habibie tetap optimis dengan pencalonannya.Beliau juga tetap pada prinsip untuk mengembangkansikap demokratis yang sehat, sehingga apa pun hasil yanglahir di gedung MPR harus dihormati.”

Dalam pemilihan dengan sistem one man one vote,menurut Dewi Fortuna, tentu saja selalu adakemungkinan munculnya hasil yang mengejutkan atautidak terduga. Dengan demikian, pendapat bahwaseharusnya partai pemenang pemilu yang diberikesempatan pertama, sudah tidak relevan denganperkembangan yang terjadi di gedung MPR.

Dewi mengambil contoh, terpilihnya Amien Raissebagai Ketua MPR, meski partainya hanya memperolehtujuh persen suara dalam pemilu, menunjukkanperkembangan yang terjadi tidak selalu merujuk padabesarnya suara yang diraih pada pemilu lalu.

Jika Pak Habibie tidak terpilih dalam pemilihanmendatang, lanjut Dewi Fortuna, tentu akan diterimadengan jiwa besar. “Saya yakin bahwa Pak Habibie tidakakan menggerakkan massa atau melakukan gerakan yangmengarah ke revolusioner bila tidak terpilih.”

Menurut Dewi, Habibie tidak akan berkiprah dipemerintahan lagi bila sudah tidak terpilih. Kemungkinanbesar Pak Habibie akan mewujudkan ambisinya untukmendirikan sebuah pusat pengkajian dan pengembangandemokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan sumber dayamanusia.

“Yang pasti Pak Habibie tidak akan meniru langkahmantan Perdana Menteri Lee Kuan Yeuw yang masihberkiprah di pemerintahan sebagai senior minister,”ungkap Dewi.

Page 444: Detik-detik yang Menentukan

422Detik-Detik yang Menentukan

“Habibie akan mengembangkan suatu pusatpengkajian demokrasi, seperti yang dibangun mantanPresiden AS, Jimmy Carter dengan Carter Center-nya,”tutur Dewi.

Sementara Ketua DPP Partai Golkar Fahmi Idrismenyatakan, diterima atau ditolaknyapertanggungjawaban Presiden Habibie tidak akanmemengaruhi keputusan Golkar terhadap pencalonan PakHabibie. Sebab, dari berbagai ketentuan perundang-undangan, tidak satu pun yang menyatakan bahwa bilapertanggungjawaban ditolak maka tidak boleh dicalonkanmenjadi presiden.

Menurut Drs. Fahmi, untuk mencari calon alternatifselain Pak Habibie, sangat sulit bagi Golkar. “Sebab, satu-satunya alternatif selain Pak Habibie adalah Ketua UmumDPP Partai Golkar Akbar Tandjung. Namun, sejak awalPak Akbar Tandjung telah menyatakan tidak maudicalonkan,” ungkapnya.

Pada hari Senin tanggal 18 Oktober 1999, sayadidampingi oleh Mensesneg Muladi dan Sesdalobang SintongPanjaitan menerima beberapa pendeta umat Kristiani yangdatang bersama Ir. Ciputra untuk bersilaturahim dengansaya. Pada kesempatan tersebut mereka bersamamemanjatkan doa agar saya diberi kekuatan dan petunjukmengambil jalan yang benar dan selalu dilindungi TuhanYME dalam melaksanakan tugas.

Selepas menerima para agamawan tersebut, kemudiansecara khusus saya pergi mengunjungi Pasukan PengamananSidang Umum MPR yang bertugas di sekitar MonumenNasional (Monas), didampingi Menhankam/Panglima TNIJenderal Wiranto dan Kapolri Jenderal Roesmanhadi.Kunjungan tersebut saya manfaatkan untuk mengucapkan

Page 445: Detik-detik yang Menentukan

423 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

rasa terima kasih kepada seluruh prajurit di manapunbertugas. Para prajurit telah meringankan langkah-langkahsaya sejak detik awal meneruskan perjuangan sampai kedetik akhir periode memimpin Bangsa Indonesia.

Berkenaan dengan penyelesaian tugas-tugas, saya harustahu diri untuk melakukan hal tersebut guna membalassegala perjuangan para prajurit.

Sebagai pejuang saya tidak mau mengatakan kataperpisahan, dengan mengutip pepatah yang artinya“seorang prajurit tak pernah mati” dan jiwa saya sepertiseorang prajurit. Oleh karena itu saya tidak mau berpamitandengan mengatakan selamat tinggal. Tetapi, hanya denganmengatakan selamat berjuang dalam melaksanakan tugasdan sampai berjumpa lagi.

Para prajurit tersebut telah melaksanakan tugas tanpamengenal lelah dan selalu harus sabar. Padahal, mereka jugapunya hak untuk menikmati nilai-nilai hak asasi manusia(HAM), memiliki keluarga dan memiliki kehormatan.Namun, mereka juga dituntut harus menjadi panutan untukbersikap sesuai yang diharapkan rakyat. Saya berharapadanya pengertian dari masyarakat, untuk bekerja samadengan para prajurit, agar keamanan dan ketenteramandapat dinikmati semua rakyat Indonesia.

Sementara itu, muncul wacana atau opini yang memintaagar saya mengundurkan diri juga. Ketua Umum BadanKerja Sama Ikatan Alumni Perguruan Tinggi SeluruhIndonesia (BKS-Ikaptisi) Koesnadi Hardjasoemantri, kepadapers di Jakarta, Senin tanggal 18 Oktober 1999, mengatakan,demi kepentingan bangsa dan negara, tidak ada alternatifyang lebih baik untuk B.J. Habibie kecuali mundur daripencalonan dirinya sebagai presiden.

Menurut Koesnadi, apa yang ia lontarkan itu sejalandengan pernyataan sikap para alumni perguruan tinggi di

Page 446: Detik-detik yang Menentukan

424Detik-Detik yang Menentukan

Bandung tanggal 1 Oktober 1999 yang lalu. Dalampernyataan sikap —yang antara lain ditandatangani SeloSoemardjan, Johan S Masjhur, Bagir Manan, Sri Adiningsihdan Rusadi Kantaprawira itu— secara tegas meminta B.J.Habibie mengevaluasi ulang seluruh pertimbangan yangmelandasi dirinya untuk mencalonkan atau dicalonkansebagai Presiden.

Dikatakan dalam pernyataan tersebut, kondisi bangsadan negara sekarang sudah sedemikian rupamemprihatinkan sehingga selain ancaman disintegrasi danpersoalan kesulitan ekonomi yang dihadapi bagian terbesarrakyat, Indonesia juga dalam posisi menanggung aib dankemalangan akibat kesalahan Habibie menangani masalahTimor Timur.

Tanggal 19 Oktober 1999, pagi hari setelah shalat Subuhsaya langsung mandi dan tanpa sarapan memantauperkembangan di tanah air pada umumnya, dan khususnyadi kota kota-kota besar dan Jakarta. Keadaan sangatmemprihatinkan dan tiap kubu politik dan arus bawahnyasudah kelihatan berhadapan dan memasang kuda kudanya.

Barisan Banser (NU), Pemuda Ka’bah (PPP), BarisanBanteng Merah (PDI-P), Pemuda Pancasila (Golkar),Kelompok Islam dalam naungan Dewan Dakwah dan Kisdi,Barisan-Barisan Masyarakat seperti PerkumpulanMasyarakat Banten dan sebagainya. Semuanya sudahberkeliaran di Jakarta dan berhadapan di tempat tempatstrategis seperti di sekitar Gedung DPR/MPR di Senayan, diBunderan Hotel Indonesia di sekitar Istana Merdeka dansebagainya.

Semalam hanya tiga jam saya tidur, karena kesibukanmembaca melalui internet, mendengar melalui radio danmelihat melalui TV perkembangan dan komentar dilapangan.

Page 447: Detik-detik yang Menentukan

425 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Banyak yang menginginkan saya tetap mencalonkansebagai Presiden. Banyak pula yang menyarankan agar sayatidak mencalonkan diri lagi. Semuanya dengan iktikad baikdan keyakinan atas saran mereka yang paling menguntungkanbangsa Indonesia. Namun saya sangat menyadari bahwa padaakhirnya saya harus memutuskan sendiri.

Di sini kembali saya rasakan apa yang pernah saya alamitahun lalu, ketika Pak Harto baru saja lengser danmenyerahkan kepemimpinan bangsa kepada Wakil Presidenuntuk keluar dari permasalahan yang sedang kita hadapi.Pada waktu itu —dan sekarang juga— setelah shalat Subuh,saya merasakan seorang diri menghadapi semua yang serbakompleks, serba mengerikan dan memprihatinkan.

Salah langkah, dapat mengakibatkan perang saudara.Salah langkah dapat mengakibatkan revolusi atau turuntangannya TNI dan Polri untuk menyelamatkan NKRI,jikalau perlu dengan tindakan kekerasan. Akibatnya justrusebaliknya, bukan menyelamatkan NKRI tetapi mengakhiriNKRI.

Semua kebijakan yang harus saya ambil adalah kebijakanyang irreversible dan redundancy yang ada dapat total hilang,seperti terjadi di Yugoslavia dan Uni Soviet, terpecah dalamkeping-keping bekas wilayahnya menjadi beberapa negarabaru. Saya sangat sadari gerakan dan aliran di dunia denganstrateginya, sudah siap menerkam dan turut ikut campurmenentukan nasib dan masa depan perjuangan bangsa,seperti halnya 512 hari yang lalu ketika Pak Hartomengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998.

Saya harus bertindak cepat, tegas, dan jelas. Harusmengambil sikap yang arif. Diterima tidaknyapertanggungjawaban saya harus menjadi kriteria untuktetap mencalonkan diri sebagai Presiden keempat atau tidak.

Apa akibatnya jika saya meneruskan atau tidak

Page 448: Detik-detik yang Menentukan

426Detik-Detik yang Menentukan

meneruskan memimpin proses reformasi bangsa sebagaipresiden?

Jikalau saya teruskan jabatan saya melalui suatu prosesyang demokratis maka akibatnya adalah sebagai berikut:

Akumulasi pengalaman dalam kabinet selama 21 tahundan enam bulan dapat dimanfaatkan dalammenyelesaikan masalah-masalah yang multikompleks;Putra dan putri bangsa terbaik dan berpengalamandalam melaksanakan pembangunan yangberkesinambungan, birokrasi dan administrasi, baik darikalangan teknokrat, teknolog, birokrat, dan politiksebagai suatu tim manajemen bangsa baik di pemerintahpusat maupun di daerah, dalam pimpinan ekonominasional dapat segera diformasikan untuk bekerja samasecara profesional;Dalam waktu lima tahun Presiden, Wapres, danpimpinan nasional lainnya secara sistematis dandemokratis dapat dipersiapkan;Prasangka KKN dan sebagainya meningkat danpenyelesaiannya dapat dipertanyakan;Pembentukan oposisi dapat dipersulit dan dipertanyakanberkaitan dengan Orde Baru;Tokoh politik yang sudah tidak sabar untuk menjadiPresiden dan menduduki pimpinan nasional akanmeningkatkan polemik dalam segala bidang yang dapatmembingungkan rakyat.

Jikalau saya tidak meneruskan tugas memimpin bangsamaka akibatnya adalah sebagai berikut:

Terjadi relaxation process dan kendala serta rambu-rambumenjadi berkurang dan mengecil;Konfrontasi akan lebih mudah dihindari dan secarasistematis hilang;

Page 449: Detik-detik yang Menentukan

427 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Pelaku tokoh baru dalam segala bidang lebih cepat akanmuncul dan mendapat kesempatan secara objektif dandemokratis dipilih menjadi Presiden, Wakil Presiden danpimpinan nasional;Polemik dan prasangka KKN dan sebagainya, lebihberkurang dan demikian pula kaitan dengan Orde Barudan sebagainya, tidak lagi dipersoalkan;Karena pimpinan nasional datang dari tokoh baru yangbelum pernah mendapat kesempatan untuk memimpinproses pelaksanaan pembangunan, maka produktivitasakan menurun, daya saing akan menurun, PHK akanmeningkat, masuknya modal asing akan stagnan danmenunggu perkembangan politik;Jumlah masyarakat yang hidup dibawa garis kemiskinanakan meningkat akibat meningkatnya PHK.

Sore harinya pukul 20.00 WIB di Kuningan, saya akanmenerima para anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA)untuk bersilaturahim. Pada kesempatan itu, saya akanmenyampaikan bahwa tergantung dari diterima tidaknyapertanggungjawaban Presiden, saya akan bersedia atau tidakbersedia dicalonkan kembali sebagai Presiden RepublikIndonesia.

Tepat pukul 20.00 WIB saya menerima 44 Anggota DPAkecuali Ketua DPA Letnan Jenderal (purn) AchmadTirtosudiro yang pagi harinya saya kunjungi sedang dirawatdi Rumah Sakit.

Setelah mendengarkan laporan masa kerja DPA dalammendampingi Presiden, saya menjelaskan bahwa hari ininasib saya ditentukan, apakah saya tetap dapatmelaksanakan tugas sebagai Presiden keempat atau tidak.Beberapa Anggota DPA menyampaikan besok baru

Page 450: Detik-detik yang Menentukan

428Detik-Detik yang Menentukan

dilaksanakan pemilihan presiden, jadi bukan malam initanggal 19 Oktober 1999.

Saya menyampaikan, malam ini sedang dilaksanakanpemungutan suara, apakah pertanggungjawaban sayaditerima atau tidak. Jikalau tidak diterima, maka saya tidakbersedia dicalonkan kembali.

Penjelasan saya langsung dijawab oleh beberapa tokohDPA bahwa tidak ada peraturan atau undang-undang yangmenyatakan bahwa pertanggungjawaban Presiden harusditerima jikalau Presiden mau mencalonkan kembali.

Saya sampaikan bahwa untuk menyelesaikanpermasalahan yang begitu multikompleks dan multidimensi,the best son and the best daughter of this country is just goodenough. Jikalau pertanggungjawaban saya tidak diterima,maka berarti harus diberikan kepada orang lain untukmenjadi Presiden yang tentunya menurut penilaian parawakil rakyat di SU MPR lebih baik dari saya.

Terjadi suatu perdebatan yang cukup hangat, namunkemudian diakhiri dengan kesimpulan (harapan) bahwainsya Allah pertanggungjawaban Presiden akan diterima.Acara diakhiri sekitar pukul 21.30 dengan memanjatkan doabersama.

Setelah para Anggota DPA pamit, saya langsung kembalike ruang tamu di mana Ainun istri saya, kedua anak sayaIlham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie serta keduamenantu saya Insana Habibie dan Widya LeksmanawatiHabibie sedang melihat siaran televisi langsung dari ruangSU MPR mengenai perhitungan hasil pemungutan suaratentang diterima tidaknya pertanggungjawaban saya.

Saya menjelaskan apa yang telah saya sampaikan kepadapara Anggota DPA bahwa jikalau pertanggungjawabansaya tidak diterima maka saya tidak bersedia dicalonkankembali.

Page 451: Detik-detik yang Menentukan

429 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Demikian laporan melalui TV, radio yang diberitakan.

Majelis Permusyawaratan Rakyat akhirnya menolakpertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie. Hasil akhir votingdiperoleh melalui kejar-mengejar angka yang mendebarkan,antara anggota majelis yang menerima pertanggungjawabandan anggota majelis yang menolak, dengan selisih akhirhanya 33 (4,78 persen) suara. Mereka yang menolakberjumlah 355 (51,45 persen) orang, sedangkan yangmenerima 322 (46,59 persen) suara, 9 (1,3 persen) suaraabstain dan 4 (0,66 persen) suara tidak sah, dari seluruh 690(100 persen) suara.

Penghitungan suara berlangsung dramatis danmendebarkan karena kejar-mengejar suara berlangsungsangat ketat. Di awal penghitungan, suara yang menerimasempat unggul sampai angka 150-an suara. Namunkemudian jumlah ini berhasil disamai, bahkan disusul olehsuara yang menolak.

Tetapi “kemenangan” sementara ini tidak bertahanlama, karena suara yang menerima kemudian menyusulkembali. Pendukung fanatik Habibie yang duduk di balkonberteriak gembira seraya mengacungkan tangan. Kejar-mengejar ini memancing tepukan dan teriakan riuh darimasing-masing suporter yang memenuhi balkon GedungNusantara V.

Setelah mencapai angka 346, yang berarti lebih separuhdari 690 suara, suara yang menolak pertanggungjawabantidak bisa dikejar lagi, meskipun bedanya hanya berkisarantara 20–30 suara.

Saat petugas penghitung suara menyebut kata“menerima”, teriakan “huuuuu” pun membahana.Sebaliknya, ketika disebut “menolak”, sebagian hadirin pundengan antusias berteriak “yesss...”.

Begitu penghitungan suara selesai dilaksanakan,suasana di Gedung Nusantara pun seakan-akan meledakdan menjadi riuh rendah.

Page 452: Detik-detik yang Menentukan

430Detik-Detik yang Menentukan

Para suporter di balkon semula menyanyikan lagu“Halo-halo Bandung”, namun secara serentak lagu iniditimpali lagu “Indonesia Raya”, sehingga pada akhirnyasuporter di balkon dan sebagian anggota majelis turutmenyanyikan lagu kebangsaan Indonesia itu.

Tepat pukul 00.35 Rabu dini hari Ketua MPR AmienRais menutup Rapat Paripurna sambil mengatakan, “Dengandemikian pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie ditolak.”

Di ruang keluarga saya di Patra Kuningan di manaberkumpul istri saya, Ilham dan Insana, serta Thareq danWidya, suasananya hening. Semuanya terdiam mengikutipemungutan suara melalui pesawat televisi. Melihat hasilpemungutan suara tersebut di wajah mereka terlihatperasaan kecewa. Namun, keheningan suasana tersebuttidak berlangsung lama, karena istri saya Ainun bertanya,“Selanjutnya bagaimana sikap Bapak?” Saya denganspontan menjawab, “Saya tidak bersedia untuk dicalonkanatau menerima pencalonan kembali sebagai Presiden!”

Kemudian saya sampaikan alasan saya mengapa sayatidak available untuk dicalonkan, sebagaimana telah sayasebutkan di depan. Hal ini “wajib” saya sampaikan, karenamerekalah orang-orang terdekat dengan saya danmempunyai “hak” untuk mengetahui keputusan saya,termasuk alasannya. Dan mereka pulalah yang telah tanpamengenal lelah dan dengan ikhlas mendampingi suami, ayahdan mertua mereka, yang sering harus “mengorbankan”kepentingan dan urusan mereka sendiri.

Kepada mereka, saya sampaikan pula bahwa siapa punyang nanti terpilih menjadi Presiden ke-4, maka saya dankita semua sebagai warga negara yang baik, harus membantuagar sukses melaksanakan tugasnya. Setelah kamimengambil wudhu, saya mengajak mereka semua shalat Isya

Page 453: Detik-detik yang Menentukan

431 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan shalat Tahajuddan memanjatkan doa kepada Allah SWT,

“Allah, terima kasih atas lindungan yang telah berikankepada saya, keluarga saya, kawan dan siapa saja di sekitarsaya dan seluruh bangsa Indonesia termasuk mereka yangberhadapan dan berseberangan dengan saya, membantu penuhdedikasi, menghindari penyalahgunaan “Kekuasaan” yangAllah titipkan kepada saya untuk memimpin bangsa Indonesiadalam menghadapi segala percobaan. Lindungilah siapa sajayang mendapat kehormatan melanjutkan ‘Tugas’ saya sebagaiPresiden nanti. Berilah kepada Presiden yang akan datangpetunjuk mengambil jalan yang benar sesuai kehendakmudalam memimpin bangsa Indonesia tercinta. Ampunillah dosakita semua. Lindungilah seluruh bangsa Indonesia dalamperjalanan ke depan agar proses demokrasi di Indonesia terusberjalan lancar sesuai kehendakmu demi tercapainya kehidupanyang tenteram, sejahtera, dan berbudaya. Ampunilah dosa kitasemua. Amin ya Rabbil ’alamin.”

Setelah itu masuk saudara Jimly Asshiddiqie yangbersama para asisten dan ADC di ruang lain telah mengikutiperkembangan di SU MPR. Jimly Asshiddiqie bertanya sepertiistri saya sebelumnya. Saya memberi jawaban yang sama,dan saya meminta agar semua fraksi atau partai politik yangmerasa dekat dengan saya segera datang ke Kuningan untukbersilaturahim dan menyamakan persepsi.

Sejam kemudian, sekitar pukul 01.30 WIB semuapimpinan fraksi dan pimpinan partai politik, kecuali dariPDI-P, PKB dan Partai Demokrasi Kasih Bangsa, telah hadir.

Setelah semua mengambil tempat di pendopo, makabeberapa di antara mereka mengajukan pertanyaan apakahbenar bahwa saya tidak bersedia dicalonkan lagi karena

Page 454: Detik-detik yang Menentukan

432Detik-Detik yang Menentukan

pertanggungjawaban saya tidak diterima. Dengan singkatdan tegas saya membenarkan berita bahwa saya tidakbersedia dicalonkan kembali.

Saya melanjutkan bahwa jikalau ibu Megawati nantidipilih menjadi Presiden, maka harus ada tandingannya.Kalau secara aklamasi dan tidak ada tandingannya makademokratisasi Indonesia akan dipertanyakan dan diragukanorang. Oleh karena itu di antara bapak-bapak dan ibu-ibuyang hadir di sini harus ada yang mengganti posisi saya untukdicalonkan sebagai Presiden ke-4 RI mendampingipencalonan ibu Megawati.

Pertama-tama saya bertanya dan mengusulkan PakAmien Rais yang kita calonkan karena Pak Amien adalahKetua MPR. Tapi jawaban Amien tidak menyanggupi dancalon tunggalnya adalah Abdurrahman Wahid.

Saya menimpali bahwa masalah yang akan dihadapiPresiden nanti sangat banyak dan kesehatan AbdurrahmanWahid tidak mengizinkan, karena beliau tidak dapatmembaca, sehingga susah untuk kita pertanggungjawabkan.Bagaimana membaca laporan dan membuat catatan di ataslaporan jikalau tidak dapat melihat? Tetapi Pak Amindengan tegas tetap menyatakan calonnya adalah Gus Dur.

Kemudian saya melirik ke Ketua DPR Akbar Tandjung.Bagaimana jikalau Pak Akbar yang dicalonkan untukmenandingi ibu Mega. Jawab Akbar Tandjung, calon Golkarhanya satu, yaitu Bapak B.J. Habibie.

Langsung Marwah Daud yang duduk berseberangandengan Akbar, berdiri dan menuduh Akbar sebagai“pengkhianat” dan kata-kata yang lain yang diucapkan,memperlihatkan kekecewaan Marwah. Reaksi ini terkaitdengan hasil voting pertanggungjawaban Presiden, yangmenurut Marwah, Akbar-lah yang menjadi penyebabditolaknya pertanggungjawaban tersebut.

Page 455: Detik-detik yang Menentukan

433 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Akbar Tandjung menjadi emosional mendengar kata-kata dan tuduhan Marwah yang menyakiti perasaan itu.Saya langsung berdiri dan memeluk Akbar dan meminta agarMarwah dan kawan-kawan menahan diri. Akbar bersamaGinandjar Kartasasmita, Marzuki Darusman, dan beberapaanggota pimpinan Golkar memohon untuk berkonsultasiantaramereka di ruang sebelah Pendopo.

Sementara itu, saya persilakan para hadirin mengambilkue dan minuman. Di antara mereka kelihatan bahwa sudahbeberapa hari mengalami stress dan kurang tidur. Namunsaya bersyukur bahwa mereka semua tanpa kekecualianmemperlihatkan komitmen dan cinta pada bangsa dan rakyatyang hidup di NKRI.

Setelah beberapa menit kemudian, Akbar Tandjung dankawan-kawan DPP Golkar yang lain kembali ke tempatduduk masing-masing. Akbar menyampaikan bahwa iabersedia mencalonkan diri sebagai presiden jikalau sudahmendapat izin dari anggota DPP Golkar lain yang tidak hadirsaat itu.

Langsung saya ajukan pertanyaan kepada JenderalWiranto apakah ia bersedia dicalonkan. Jawabannya tegasdan jelas, “Tidak, kami dari TNI dan Polri akan memberisuara kami kepada siapa saja yang dicalonkan di sini.”

Setelah itu saya bertanya kepada Pak Hamzah Haz,apakah bersedia dicalonkan sebagai Presiden. Hamzah Hazmenjawab, “Partai PPP hanya memiliki calon tunggal ialahPak Habibie, namun kami dapat mengerti dan menerimakebijakan Pak Habibie untuk tidak bersedia mencalonkanatau dicalonkan sebagai Presiden. Setelah kamibermusyawarah, maka calon kami adalah K.H.Abdurrahman Wahid.”

Kepada Hamzah Haz, saya beri komentar yang samaseperti komentar saya kepada Amien Rais.

Page 456: Detik-detik yang Menentukan

434Detik-Detik yang Menentukan

Sementara itu, waktu sudah berlalu dan jam sudahmendekati waktu shalat Subuh. ADC Presiden datangmembawa surat nota mengenai keprihatinan dan kerisauanumat Islam yang sedang berkumpul di Masjid Istiqlal.

Kemudian saya mengambil kesimpulan tentang urutanCalon Presiden yang saya usulkan, yaitu calon pertamaadalah Amien Rais (Ketua MPR), calon kedua AkbarTandjung (Ketua DPR), calon ketiga Wiranto (Pangab), calonkeempat Hamzah Haz (Ketua PPP) dan calon kelima danterakhir adalah Abdurrahman Wahid. Saya meminta agarmereka yang hadir merenungkan kembali saran tersebut, danagar semuanya melakukan konsultasi dan dikoordinasi.

Setelah itu saya menuju Masjid Istiqlal untuk bersamaumat Islam melaksanakan shalat Subuh dan menenangkanmereka. Saya minta agar Adi Sasono yang hadir ikutmendampingi saya ke masjid Istiqlal. Di mobil sayasampaikan kepada Adi Sasono bahwa saya tidak bolehkontak ataupun berdialog dengan massa yang sudahberkumpul di masjid Istiqlal. Namun cukup mereka melihatsaya shalat bersama mereka.

Setibanya di Masjid Istiqlal para jamaah bersorakmenyambut kedatangan saya seraya mengucapkan, “AllahuAkbar, Allahu Akbar, ……… Allahu Akbar!”

Saya menjawab dengan ucapan yang sama sambiltersenyum.

Dari wajah mereka kelihatan kekecewaan dankeprihatinan. Namun, saya harus tetap tersenyum denganharapan untuk dapat menenangkan mereka.

Setibanya kembali di Kuningan, ternyata Saudara YusrilIhza Mahendra dan pimpinan partai PBB masih ada,sedangkan yang lain sudah kembali ke tempatnya masing-masing.

Saya bertanya apakah ada masalah? Langsung Yusril

Page 457: Detik-detik yang Menentukan

435 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

menyampaikan, bahwa andaikata semua nama sampai keGus Dur tidak bersedia untuk dicalonkan menjadi Presiden,maka akibatnya ibu Mega menjadi satu-satunya calon.Padahal sebelumnya saya menyampaikan bahwa harus adadua calon, karena jikalau tidak berarti bukan demokrasi.

Pertanyaan Yusril Ihza Mahendra adalah apakah iadiperbolehkan mendaftarkan diri?

Kemudian saya jawab, boleh dengan catatan bahwajikalau salah satu dalam urutan yang telah disepakatibersama ada yang menyanggupi untuk mencalonkan diri,maka Yusril harus mundur.

Yusril mengiyakan, dan kemudian pamit untuk segeramempersiapkan pendaftaran sebagai calon Presiden.

Saya langsung mandi dan kembali untuk memberikanwawancara dengan wartawan dalam dan luar negerimengenai tanggapan hasil voting SU MPR malamsebelumnya.

Harian Kompas menurunkan tulisan hasil wawancaratersebut, sepenuhnya saya kutip sebagai berikut:

Wajah mantan Presiden B.J. Habibie tampak cerahdan tetap penuh senyum setelah mengumumkanpengunduran dirinya dari pencalonan presiden, Rabu (20/10) pagi, di Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Tidak adabayangan kekecewaan.

Namun, beberapa ibu atau wanita yang berada ditempat tinggal mantan Presiden itu tampak berlinanganair mata. “Saya terharu dengan ucapan-ucapan Beliau,”ujar seorang wanita, yang tidak mau menyebutkannamanya.

Habibie mengumumkan, pengunduran dirinya didepan sekitar 77 wartawan dari 45 media massa dalamdan luar negeri.

Dalam jumpa pers yang dimulai sekitar pukul 08.30

Page 458: Detik-detik yang Menentukan

436Detik-Detik yang Menentukan

di ruang belakang kediamannya di Patra Kuningan,Habibie mula-mula membacakan pernyataannya. Iamengatakan, penolakan sidang MPR terhadap pidatopertanggungjawabannya telah dilaksanakan secarademokratis.

“Dari hasil pemungutan suara tersebut, jelas wakil-wakil rakyat berkesimpulan Bacharuddin Jusuf Habibietidak mampu melaksanakan tugas yang diberikan,”ujarnya ringan.

“Sehubungan dengan itu, bersama ini sayamenyatakan bahwa saya tidak menyanggupi menerimapencalonan saya —Bacharuddin Jusuf Habibie— sebagaiPresiden masa bakti 1999-2004,” katanya.

Ketika ayah dari dua putra dan kakek dari empat cucuini mengucapkan penarikan pencalonannya, jam dindingyang ada di belakangnya menunjukkan pukul 08.40, tetapijam bandul besar yang ada di sebelah kanannyamenunjukkan pukul 08.45.

Habibie menyatakan keyakinannya bahwa masihbanyak putra-putri bangsa yang lebih mampu dari dirinyauntuk melaksanakan reformasi menyeluruh.

Kemudian Habibie dengan suara lantang mengatakan,“Melalui kesempatan ini saya menyerukan kepadasaudara-saudara sebangsa dan setanah air —di manapunberada— untuk tetap menjaga ketenteraman danketenangan, serta menghindarkan diri dari tindakkekerasan, yang dapat mengganggu sendi-sendipersatuan dan kesatuan bangsa dan terselenggaranyaberbagai agenda reformasi.”

Acara tanya jawab dimulai dengan pertanyaan,apakah mantan presiden berusia 63 tahun ini akan kembalike Jerman? Langsung Habibie menjawab, “Rumah sayadi sini bung, kenapa kembali ke Jerman?”

Page 459: Detik-detik yang Menentukan

437 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Ditanya apakah ia kecewa dengan penolakan JenderalWiranto untuk jadi calon wapresnya, Habibie menyatakan,tidak kecewa karena telah berusaha dan “Tuhan yangmenentukan.”

LSM HAMLalu ia menyampaikan cita-citanya untuk mendirikan

lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang akanmemperjuangkan nilai-nilai hak asasi manusia dandemokrasi. Ketika ia mengucapkan ini salah seorangajudan Habibie bertepuk tangan keras dan disusul olehhadirin lainnya.

“Saya punya cita-cita mendirikan LSM di sini yangmengonsentrasikan diri untuk memperjuangkandemokrasi dan hak asasi manusia, itu ‘kan bagus, untukorang tua seperti saya bagus itu, apalagi saya 20 tahunjadi Menristek, 72 hari menjadi wakil presiden dan 512hari jadi presiden, dalam itu berkesempatan bereformasi,‘kan lumayan itu,” ujar Habibie.

Setelah itu, Habibie melayani pertanyaan dalambahasa Inggris yang mengulangi lagi apa yang dikatakandalam teks yang dibacakannya. Katanya dalammenjalankan mission impossible selama ini ternyata mymission is not accomplished.

“I’m not available,” ujarnya pula.Menjelang akhir jumpa pers, Habibie juga melayani

pertanyaan dalam bahasa Jerman.Ditanya apakah ia akan menulis buku, Habibie

dengan penuh tawa berkata, “Tunggu dulu Dik, bukusaya sudah bertumpuk, usia saya sudah 63 sebentar lagi64, memang usia-usia untuk pensiun.”

“Saya punya cucu empat dan sehat, ya syukur tohdan selamat melaksanakan tugas. Dan saya tidak berhenti

Page 460: Detik-detik yang Menentukan

438Detik-Detik yang Menentukan

karena dipukuli atau dipaksa. Saya berhenti normal dankonstitusional serta demokratis. Apa masalahnya,”demikian katanya.

Ketika seorang pembantunya berusaha untukmenghentikan tanya-jawab, Habibie langsungmengatakan, “Biar dulu, besok ‘kan saya tidak menarikperhatian kalian lagi.”

Jumpa pers ini tidak dihadiri para mantan menterikabinetnya. Yang tampak antara lain penasihatnya,Ahmad Watik Pratiknya, Parni Hadi, Sintong Panjaitan,serta para ajudan dan para pengawal lainnya.

Ny Hasrie Ainun Habibie dan kedua putranya (Tareqdan Ilham) tidak tampak di ruang jumpa pers.

Bagaimana kalau nanti ada pengusutan terhadappidato pertanggungjawabannya di MPR serta berbagaihal lain, Habibie mengatakan, “Ya terserah, kalau memangbegitu... it’s ok, apakah hanya saya yang bersalah... janganberspekulasi”.

Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA)AA Baramuli datang sementara Habibie sedang melayaniberbagai pertanyaan wartawan. Dengan wajah tampakserius ia berbincang-bincang dengan Sintong Panjaitan,di ruang tengah kediaman mantan presiden. Begitu jumpapers selesai pukul 09.25, mantan Asisten Luar NegeriMensesneg Dewi Fortuna Anwar datang dan langsungdisambut oleh Habibie dengan ‘tempel pipi’. “I miss you,”kata Habibie. Sementara Dewi Fortuna minta maaf atasketerlambatannya sehingga tidak mendengarpengumuman dari Habibie.

Sedangkan Baramuli menyambut Habibie denganmengatakan, “Bagaimana?” Tetapi lalu mereka masukke ruang lain untuk mengadakan pembicaraan tersendiri.Tetapi pertemuan ini tidak lama, sekitar pukul 10.00

Page 461: Detik-detik yang Menentukan

439 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Baramuli keluar dari kediaman Habibie.Dicegat wartawan Baramuli mula-mula tidak mau

berkomentar. Tetapi dalam perjalanan mencarikendaraannya, akhirnya beberapa kalimat keluar daritokoh Golkar ini.

Ditanya apakah sekarang ia baru sakit gigi, Baramulilangsung berkata, “Sakit jantung.” Lalu ia berkata pula,“Sekarang ini ramai sekali, Sulawesi Selatan demonstrasibesar-besaran, juga Irian Jaya.”

Apakah Bapak tidak menenangkannya, Baramuliberkata lagi, “Mungkin orang pilih yang begini.” Laluwartawan menyampaikan, Habibie melepaskanpencalonannya dengan ikhlas.

Menanggapi ini tokoh kelompok Iramasuka (IrianJaya, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan) ini berkata pula,“Beliau ikhlas. Tetapi orang-orangnya tidak ikhlas....lihatsaja.”

Sementara Dewi Fortuna berkomentar, yang perluditeruskan oleh presiden baru antara lain adalah, sikapkedekatan dan keterbukaan Habibie dengan wartawan,karena pers adalah salah satu pilar demokrasi. Selain ituDewi mengharapkan jangan lagi istana kepresidenandisakralkan, tetapi harus terbuka untuk siapa saja.

Demikian laporan yang diturunkan harian Kompasberkenaan dengan pernyataan saya tidak bersediadicalonkan. Sementara itu harian yang sama jugamenurunkan tulisan terkait dengan pencalonanAbdurahman Wahid, yang sepenuhnya saya kutip sebagaiberikut:

Pertemuan sejumlah anggota MPR dari Fraksi PartaiGolkar dengan KH Abddurrahman Wahid (Gus Dur) diRuang Mawar lantai dua Hotel Mulia pada pukul 10.00

Page 462: Detik-detik yang Menentukan

440Detik-Detik yang Menentukan

pagi, tanggal 20 Oktober 1999 menjadi salah satu kuncikemenangan Gus Dur.

Dalam pertemuan selama lima belas menit ini,anggota MPR Fraksi Golkar pendukung Habibiemenyatakan siap memberikan seluruh suara merekasepenuhnya untuk Gus Dur. Jumlah suara yang diraihGus Dur, yakni 373 di antaranya merupakan seluruhsuara Golkar pendukung Habibie.

Sementara Ketua Umum DPP Partai Golkar AkbarTandjung didampingi Ridwan Hasyim, anggota PartaiGolkar dari Jatim, juga bertemu Gus Dur pada jam yanghampir sama di Hotel Mulia.

Jadi bisa disimpulkan, seluruh kubu di Golkarakhirnya memberikan suaranya pada deklarator PartaiKebangkitan Bangsa ini.

Gus Dur yang ditemani Ketua PKB, Alwy Shihab,datang ke pertemuan setelah dihubungi salah seorangutusan daerah.

Gus Dur sendiri berada di lantai 32 hotel yang sama,dan tengah bersiap-siap menghadiri pemilihan presiden.

AA Baramuli yang menjadi juru bicara Golkar dalampertemuan ini mengatakan, setelah mempertimbangkanberbagai kemungkinan, termasuk pilihan bersikap abstain,maka seluruh suara diputuskan diserahkan ke Gus Dur.

“Menurut hitungan kami, kesepakatan ini membuatGus Dur dipastikan memperoleh sekitar 150 suara.Karena waktu yang sangat mepet, mengenai konsesi apayang akan diperoleh, belum dibicarakan tuntas.

Tetapi Gus Dur telah diberitahu perlunya memberijatah yang adil bagi tokoh-tokoh luar Jawa,” tutur salahseorang anggota MPR yang hadir.

Gus Dur tidak sempat berbicara banyak dalampertemuan ini. Ia hanya mengucapkan terima kasih atas

Page 463: Detik-detik yang Menentukan

441 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

kepercayaan pendukung Habibie dan mengenai aspirasilainnya, akan dibicarakan dalam pertemuan setelahpengambilan sumpah presiden.

Pertemuan ini awalnya diadakan oleh pendukungHabibie untuk menetapkan sikap mereka, setelah AkbarTandjung dipastikan tidak menggantikan posisi Habibiesebagai calon presiden.

Posisi Golkar yang tanpa capres membuat pendukungHabibie kebingungan menentukan sikap. PendukungHabibie yang hadir sekitar 40 orang, yang didominasianggota MPR dari daerah. Dari DPP Golkar tampakhadir Slamet Effendy Yusuf dan M. Irsyad Sudiro.

Suasana pertemuan masih diwarnai perasaankekecewaan kelompok pendukung Habibie terhadapditolaknya pidato pertanggungjawaban Habibie melaluivoting dan mundurnya Habibie sebagai capres.

Sebagian besar yang hadir, khususnya yang darikawasan timur Indonesia awalnya sudah memilih akanbersikap abstain. Sikap abstain ini dianggap sebagaibentuk pertanggungjawaban terhadap suara rakyat yangmengharapkan Habibie terpilih.

“Penolakan pertanggungjawaban dan mundurnyaHabibie adalah musibah bagi kami. Ini betul-betul di luardugaan.”

“Kami dikhianati orang Golkar sendiri,” tutur ProfAnwar Arifin, anggota MPR dari Sulsel.

Keluarnya instruksi DPD Golkar Sulsel yangditandatangani Ketua dan Sekretaris, HM Amin Syamdan Agus Arifin Nu’mang, semakin memperkuatkeinginan untuk abstain.

Namun setelah mendengar penjelasan sejumlahanggota mengenai baik buruknya pilihan abstain terhadapsetiap capres, maka akhirnya disetujui mengundang Gus

Page 464: Detik-detik yang Menentukan

442Detik-Detik yang Menentukan

Dur untuk datang ke pertemuan, dan menyerahkan suaramendukung Gus Dur.

Sekitar pukul 14.30, dari salah satu bagian tempattinggal Habibie terdengar suara riuh rendah. Ternyatapara pengawal dan pegawai kediaman mantan presidenini sedang asyik menyaksikan pemilihan presiden di MPRlewat televisi.

Setelah KH Abdurrahman Wahid terpilih menjadipresiden, salah seorang pengawal jungkir balik dua kalidi lantai karena kalah taruhan tentang siapa yang jadipresiden.

Wartawan yang minta waktu bertemu Habibiedijawab pengawal, “Sekarang tidak mungkin,impossible.” Demikian laporan harian Kompas.

Sementara itu, saya mendapat laporan bahwa AkbarTandjung tidak mendapat persetujuan DPP Golkar untukmaju sebagai calon presiden. Di lain pihak AbdurrahmanWahid bersedia dicalonkan sebagai Presiden. Oleh karenaitu, seperti saya pesankan, Yusril Ihza Mahendramengundurkan diri dari pencalonan sebagai Presiden,sehingga Megawati Soekarnoputri berhadapan denganAbdurrahman Wahid dalam pemilihan Presiden ke-4Republik Indonesia di Gedung SU MPR 1999 berlangsung.

Telepon di Kuningan dan handy saya terus berbunyi.Telepon itu datang dari lapangan, karena semua sedangmempersiapkan proses pemilihan Presiden, memintapengarahan saya. Mereka semua bertanya, “Apakah benarBapak tidak bersedia dicalonkan lagi? Apakah benar Gus Durmengganti Bapak menghadapi ibu Mega?”

Saya jawab, “Semua benar dan agar suara untuk sayadialihkan kepada Gus Dur. Harap dijaga ketenteraman danagar demokrasi tetap berjalan.” Itulah pesan saya.

Page 465: Detik-detik yang Menentukan

443 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

Setelah Pemilihan Presiden dimenangkan olehAbdurrahman Wahid, terlihat kekecewaan besar di kubuPDI-P. Keresahan dan tegangan terjadi. Massa BantengMerah (PDI-P) sudah berhadapan dengan massa BarisanBanser (NU), Pemuda Ka’bah (PPP), Pemuda Pancasila(Golkar), Kelompok Islam dalam naungan Dewan Dakwahserta KISDI, juga barisan-barisan masyarakat, sepertiPerkumpulan Masyarakat Banten.

Setelah kemenangan Abdurrahman Wahid, Presidenterpilih Gus Dur langsung berkunjung ke kediaman saya diKuningan, yang saya menerima di ruang Pendopo.

Setelah mengambil tempat masing-masing pembicaraanempat mata terjadi. Antara lain saya mengucapkan selamatatas terpilihnya Gus Dur menjadi Presiden secara demokratis.Dan saya mendoakan semoga Allah SWT selalu melindungidalam melaksanakan tugas sebagai Presiden RI keempat.

Presiden Abdurrahman Wahid menyampaikan bahwaia bermaksud datang bersama ibu Mega, namunpelaksanaan teknis tidak memungkinkan, karena telah terjadikerusuhan di bunderan Hotel Indonesia. Karenanya diasampaikan bahwa setelah bersilaturahim dengan saya,Abdurrahman Wahid akan segera menuju ke bunderan HI.

Pada pertemuan tersebut Abdurrahman Wahidmenyampaikan tiga hal, yaitu:

Atas nama seluruh Bangsa Indonesia saya mengucapkanbanyak terima kasih atas keberhasilan Pak Habibie membukapintu kebebasan dan demokrasi di Bumi Indonesia.Atas nama umat Islam saya bersyukur dan ucapkan terimakasih kepada Bapak Habibie yang karena demokrasi tersebutumat Islam yang selalu berada di pinggiran pindah ke tengah.Atas nama keluarga Abdurrahman Wahid saya mengucapkanterima kasih, karena kepimpinan dan kebijaksanaan Pak

Page 466: Detik-detik yang Menentukan

444Detik-Detik yang Menentukan

Habibie saya dipilih menjadi Presiden ke-4 RI.Saya harapkan Bapak tetap bersedia menasihati saya dalam

melaksanakan tugas.”

Saya menyampaikan bahwa dengan sendirinya sebagaiwarga negara yang baik, sebagai pejuang dan sebagai orangtua, tiap saat saya akan menasihati Presiden AbdurrahmanWahid. Saya juga mengucapkan, “Selamat berjuang. selamatbertugas. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita semuadan memberi petunjuk mengambil jalan yang benar.”

Demikian pertemuan empat mata yang singkat namunsangat mendalam artinya diakhiri.

Segera setelah itu Presiden Abdurrahman Wahidmeminta diri untuk selanjutnya menuju ke bundaran HotelIndonesia. Ketika mengantar Gus Dur ke mobilkepresidenannya yang baru, saya bercanda mengatakan,“Gus Dur ini mobil antipeluru lho.”

Lalu saya masuk kembali ke rumah, untuk bertemudengan beberapa sahabat, antara lain Baramuli, AgungLaksono, Muladi, Abdul Gafur, Ahmad Watik Pratiknya,Jimly Asshiddiqie, Marwah Daud, dan Fadel Mohammadyang sudah menunggu. Saya mendengarkan pandangan daninformasi keadaan di lapangan yang sangatmemprihatinkan. Laporannya sama seperti masukan yangtelah saya peroleh dari Gus Dur.

Saya sampaikan bahwa kita harus memberi komentardan berperilaku yang menenangkan. Harus mencegahpenyalahgunaan komentar dan perilaku oleh orang lainyang memiliki “program sendiri” dan tidak sejalan denganreformasi dalam bingkai NKRI dan UUD ‘45.

Saya dapat mengerti kekecewaan mereka yangmenghendaki kepemimpinan saya dilanjutkan. Namun,seperti yang sering saya sampaikan, “Manusia

Page 467: Detik-detik yang Menentukan

445 Seratus Hari SebelumPemilihan Presiden ke-4 RI

merencanakan tetapi Allah jualah yang menentukan. Semuaitu jelas ada maksud dan artinya. Yang menjadi tujuan kitaadalah bukan kemenangan diri, melainkan kemenanganrakyat. Dan kemenangan itu terjadi bila ada demokrasi.Dengan demikian proses ‘demokrasi tidak boleh henti’.”

Page 468: Detik-detik yang Menentukan

Membacakan Pidato Pertanggungjawaban pada Sidang Umum MPR,14 Oktober 1999

Panen Tebu pada Hari Bakti TNI AU, 1998 di Yogjakarta

Sekn

eg.

Hr.

Rep

ublik

a

Page 469: Detik-detik yang Menentukan

Memberikan Keterangan Pers, Pernyataan menolak dicalonkanmenjadi presiden, 20 Oktober 1999 di Jalan Patra Kuningan

Menyampaikan Ucapan Selamat kepada Abdurrahman Wahid,Presiden ke-4 RI, 20 Oktober 1999, di Gedung DPR/MPR

Sekn

eg.

Sekn

eg.

Page 470: Detik-detik yang Menentukan

Kar

ikat

ur

suas

ana

Ref

orm

asi k

arya

kar

tuni

s Sa

m, D

esem

ber

1998

Koleksi THC

Page 471: Detik-detik yang Menentukan

Bersam

a Isteri, anak, menantu

dan cu

cu d

i Istana Bogor, 1999

Koleksi Pribadi

Page 472: Detik-detik yang Menentukan

447 E p i l o g

Tujuh belas bulan B.J. Habibie menjadi PresidenRepublik Indonesia ke-3, menjadi masabersejarah yang akan selalu dikenang sebagai masabangkitnya demokrasi di Indonesia masa mulai

bergulirnya reformasi yang akan membawa Indonesiasebagai bangsa yang lebih demokratis.

Selama masa jabatannya sebagai presiden, B.J. Habibietelah menunjukkan kepeduliannya kepada kebutuhanbangsa yang menginginkan pelaksanaan prinsip-prinsipdemokrasi secara menyeluruh. Hal ini semua terjadiberlandaskan pada pengamatannya terhadap masapemerintahan Orde Lama dan pengalamannya dalampemerintahan Orde Baru. Masa-masa itu telah memberinyapelajaran dalam menganalisis situasi. Karena itu, melaluiproses yang sistematis, menyeluruh, dan integral, ia membuatsebuah agenda nyata selama pemerintahannya.

Memang berkembang pendapat umum dan diberitakanpada sejumlah media di Indonesia bahwa semua kebijakanpopulis pemerintahan B.J. Habibie yang menyangkutkebijakan dalam bidang politik, kebebasan pers, penegakanHAM, demokratisasi pada umumnya, bukanlah gagasanatau keputusan yang datang dari B.J. Habibie secara murni,tetapi lahir karena tekanan dan desakan sejumlah kelompok

Epilog

Page 473: Detik-detik yang Menentukan

448Detik-Detik yang Menentukan

masyarakat dan pendapat umum. Opini masyarakat danmedia mengenai hal tersebut ternyata tidak benar.

Selama B.J. Habibie memimpin Kabinet ReformasiPembangunan, ia tidaklah reaktif. Ia tidak bekerja secaraacak atau hanya bekerja berdasarkan kemauan sesaat,apalagi hanya karena desakan yang gencar dari berbagaikelompok kepentingan atau pendapat umum. B.J. Habibieselama memimpin Kabinet Reformasi Pembangunan atauseperti perumpamaannya, sebagai “pilot” dalam pesawatyang sedang super stall, ia memiliki sikap dan konsep yangjelas.

Tiga hari setelah dilantik menjadi Presiden ke-3 RepublikIndonesia, di sela-sela munculnya berbagai opini publik yangbernada “merendahkan” atas kemampuan B.J. Habibiememimpin bangsa Indonesia, B.J. Habibie menyampaikanpokok-pokok kebijakan yang menjadi pedoman kerja paraanggota kabinet.

Prioritas utama kebijakan tersebut adalah untukmengatasi sesegera mungkin krisis ekonomi, selain berisikebijakan dengan spektrum yang luas, menyangkut bidangpolitik, hukum, keamanan, hak asasi manusia, kesejahteraandan berbagai persoalan lain yang harus segera diatasipemerintah. Kebijakan tersebut, menurut beberapa anggotaKabinet Reformasi Pembangunan ketika itu, benar-benartelah memberikan inspirasi dan pedoman kerja bagi merekamelaksanakan agenda reformasi dalam 17 bulan masakepresidenan B.J. Habibie.

Tidak ada yang bisa menerka, apa yang terjadi apabilaB.J. Habibie tidak secara kebetulan adalah Wakil Presidenyang mengambil alih tanggung jawab sebagai Presiden RIkarena Presiden Soeharto “lengser”. Bagaimana Presidenyang baru dilantik mendadak itu harus menghadapi situasidari detik ke detik yang tidak menentu, euforia rakyat yang

Page 474: Detik-detik yang Menentukan

449 E p i l o g

tidak terbendung memanfaatkan kegalauan yangberkembang, konflik horizontal yang terjadi di mana-mana,dan wibawa aparat keamanan yang mulai menipis.

Negara cenderung mendekati chaos, tiba-tiba semuaberubah. Krisis politik, ekonomi dan sosial sudah di depanmata. Tekanan pengujuk rasa dari berbagai kelompokmahasiswa dan unsur masyarakat yang makin menjadi-jadi.Kegagalan mencari solusi dari masalah ini bisa mengancameksistensi bangsa.

Seperti pengakuan B.J. Habibie, “Kalau saya tidakmengambil kebijakan yang sesuai dengan kriteria yang sayatentukan, kondisi di Indonesia bisa lebih tidak rasional. Bisamuncul sesuatu yang tidak kita kehendaki. Bangsa Indonesiadapat terpecah-pecah mengalami ‘Balkanisasi’. Indonesiabisa menjadi beberapa negara kecil. Bisa terjadi perangsaudara, seperti terjadi pada beberapa negara di dunia, diRusia, Yugoslavia dan Cekoslovakia. Negara-negara tersebutmembayarnya dengan sebuah ‘Balkanisasi’. Negara yangbesar terpecah-pecah menjadi negara-negara yang kecil. DiAfghanistan dan Irak dibayar dengan darah. Jika ini terjadi,maka yang menderita adalah rakyat.”

Itulah yang berkecamuk dalam pikiran B.J. Habibie, padadetik-detik pertama ia menerima amanah dari rakyat. Karenaitu, ia mulai mengambil langkah yang hati-hati, tetapi tegasdengan sebuah determinasi yang tepat.

Dengan akumulasi pengalaman dalam pemerintahandan ilmu yang yang telah diserapnya, B.J. Habibie mulaimengadakan analisis, mengoreksi sistem yang telah ada,mengadakan perhitungan strategis di tengah kritikanbertubi-tubi kelompok kepentingan dari berbagai penjuru.

B.J. Habibie ternyata bisa membawa bangsa ini lolos padasaat-saat kritis. Kinerja ini hanya bisa dilakukan oleh orangyang punya konsep, kesadaran bekerja dengan sebuah sistem,

Page 475: Detik-detik yang Menentukan

450Detik-Detik yang Menentukan

dan orang yang seluruh hidupnya memang telahdidedikasikan untuk bangsanya.

Desakan sejumlah tokoh nasional kepada B.J. Habibieagar dalam waktu sesingkat-singkatnya, yaitu dalam tigabulan, melaksanakan pemilihan umum, walaupun dinilainyakonstruktif dan bermaksud baik, tetap ditolaknya. MenurutB.J. Habibie, tidak adil untuk melaksanakan pemilu segeradalam tiga bulan, sebelum rakyat diberi kesempatanmembentuk partai-partai yang akan membawa aspirasi danwawasan yang baru. Jikapun partai-partai baru bisadibentuk, partai tersebut masih memerlukan waktu untukmemasyarakatkan aspirasi dan wawasan mereka kepadamasyarakat.

Pemilu, menurut B.J. Habibie, baru bisa dilaksanakansatu tahun kemudian, karena diperlukan persiapan landasanhukum agar pemerintahan yang terpilih akan memilikilegitimasi tinggi. Sesudah itu, lahirlah UU Politik baru yangmemunculkan 48 partai peserta Pemilu l999.

Dengan demikian, Sidang Istimewa MPR tahun l999,tidak lagi diikuti oleh partai politik pemenang Pemilu l997,tetapi partai politik baru hasil Pemilu 1999 yang benar-benardiselenggarakan demokratis. Para anggota MPR baru ini pulayang kemudian menolak pertanggungjawaban B.J. Habibiedalam Sidang Istimewa MPR l999. Tetapi bagi B.J. Habibie,tidak membuatnya kecewa. “Menjadi presiden, bukansegalanya bagi saya, tetapi yang penting apa yang terbaikbagi bangsa ini,” katanya.

Dari sini pulalah reformasi politik bergulir di Indonesiasampai sekarang ini. Apa yang terjadi dalam sejarah politikdi Indonesia, andaikan B.J. Habibie serta-merta mengikutidesakan sejumlah tokoh nasional itu?.

Banyak yang menyalahkan B.J. Habibie, karena Timtimyang sebelumnya menjadi sebuah provinsi di Indonesia, lepas

Page 476: Detik-detik yang Menentukan

451 E p i l o g

dan berdiri sebagai sebuah negara baru melalui sebuah jajakpendapat. Peristiwa yang terjadi di masa akhir pemerintahanB.J. Habibie itu, memang mengecewakan banyak rakyatIndonesia, termasuk B.J. Habibie.

Lama B.J. Habibie merenung, setelah ia mendengarkeputusan hasil jajak pendapat yang dimenangkan olehkelompok rakyat Timtim yang menolak integrasi. Tetapiitulah kenyataan yang harus diterima, keputusan akhir adapada mayoritas rakyat di Timor Timur.

Namun demikian, B.J. Habibie tetap berpegang padaprinsip bahwa persoalan Timor Timur, tidak bisa terlepasdari koridor demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan,tanpa tolok ukur ganda atau mendua. Bagi B.J. Habibie jelas,rakyat dan bangsa Indonesia anti penjajahan, karenapenjajahan tidak sesuai dan bertentangan dengan falsafahnegara dan bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip itu adalahprinsip universal, atau prinsip yang harus konsisten dianutoleh rakyat dan pemerintah Indonesia, sesuai MukadimahUUD l945.

Kalau kita berbicara mengenai demokrasi, bagi B.J.Habibie, maka kita pun harus berpihak kepada kehendakdan kemauan rakyat. Jika rakyat, dalam hal ini pendudukyang berada di Timor Timur, secara demokratis sudahmenentukan keinginannya tanpa tekanan dan rekayasa,maka tidak ada jalan lain, kecuali mematuhi keinginan danpilihan mereka.

Sikap B.J. Habibie menghadapi persoalan Timtim, begitupula dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa, tidakterlepas dari sikap hidup dan pemahaman B.J. Habibiemengenai demokrasi. Sikap ini pula yang sangat kentalberbekas dalam berbagai kebijakan yang dikeluarkan B.J.Habibie, selama mendapat amanah sebagai PresidenRepublik Indonesia ke-3.

Page 477: Detik-detik yang Menentukan

452Detik-Detik yang Menentukan

Banyak gagasan dan keputusan yang sangatfundamental lahir atas inisiatif B.J. Habibie. Sadar atautidak, apa yang ditinggalkan B.J. Habibie dalam masa singkatpemerintahannya, telah membuka jalan bergulirnyareformasi dan berpengaruh dalam sendi-sendi kehidupan kitadi masa datang sebagai rakyat, bangsa dan negara.

Memahami Langkah-langkah Habibie MenghadapiKrisis

Mencoba memahami langkah-langkah B.J. Habibiedalam menghadapi krisis, dapat dijelaskan dengan dua hal:pertama, landasan perilaku kepemimpinannya; dan kedua,pendekatan yang dilakukannya dalam menghadapi saatkrisis.

Landasan PerilakuJika kita bertanya, apa yang menjadi landasan perilaku

Kepemimpinan B.J. Habibie selama memimpin KabinetReformasi Pembangunan dalam masa tujuh belas bulanmenjabat sebagai Presiden ke-3 RI, maka ada tiga hal yangpatut disimak.

Sandaran Kekuatan Rohani. Satu hal yang menonjoldalam pribadi B.J. Habibie adalah sifat keberagamaannyayang kental. B.J. Habibie sering mengaku bukan seorang ahliagama (Islam), namun ia selalu berusaha menjadi penganutIslam yang baik. B.J. Habibie meyakini, apa pun yang terjadiadalah kehendak Tuhan semata, walaupun berbeda ataukadang-kadang bertentangan dengan kehendak manusia,dan manusia pun sering tidak memahami arti atauhikmahnya.

Sandaran B.J. Habibie atas kekuatan rohani ini tecermin,

Page 478: Detik-detik yang Menentukan

453 E p i l o g

misalnya, pada saat B.J. Habibie meninggalkan kediamanPresiden Soeharto tanggal 20 Mei 1998, setelah mengetahuibahwa Pak Harto akan mengundurkan diri, namun tidakjelas apa alasannya, dan bagaimana “penyelesaian”pengunduran diri tersebut terkait dengan kedudukan WakilPresiden. Membaca catatannya saat itu, bisa dibayangkanbetapa dalam “kepala” seorang Habibie sedang berkecamukberbagai persoalan dan pertanyaan yang amat kompleks danmendasar tentang masa depan Indonesia terkait dengansituasi negara yang penuh dengan ketidakmenentuan.Dalam situasi tersebut, muncul sifat keberagamaan B.J.Habibie, yaitu ia langsung bersandar pada kehendak Tuhandengan berdoa dan menunaikan shalat.

Bahkan dalam situasi yang digambarkan seolah-olahtrance tersebut, B.J. Habibie berdoa bukan saja untuk dirinya,tetapi juga untuk Pak Harto, figur yang amat dihormatinamun sekaligus figur yang penuh “tanda tanya” danmengecewakannya dengan pernyataannya yang takmenentu mengenai posisi Wapres setelah pengunduran diriPresiden.

Sandaran kekuatan rohani B.J. Habibie tersebut jugaterlihat pada saat dia bersama seluruh keluarganya“diungsikan” ke Wisma Negara, karena adanya informasikonsentrasi kekuatan militer yang tidak semestinya di sekitarkediaman Patra Kuningan dan Istana. Walau dalam hati B.J.Habibie berkecamuk pemikiran yang “mengerikan”,termasuk apakah dirinya akan senasib dengan keluarga TsarRomanov dari Rusia, yang semuanya dibunuh di satu tempatdalam revolusi kaum Bolshevik. Namun dengan sandarankekuatan rohani yang kuat, kemudian B.J. Habibie pasrahkansemua itu pada Allah SWT karena dalam keyakinannyaAllahlah yang mengatur semuanya, termasuk masa-masakritis yang sedang dihadapinya.

Page 479: Detik-detik yang Menentukan

454Detik-Detik yang Menentukan

Gambaran yang sama juga tecermin pada saat B.J.Habibie bersama keluarga selesai mengikuti siaran televisimengenai hasil pemungutan suara di SU MPR mengenaipertanggungjawabannya, yang ternyata ditolak oleh MPR.Ia langsung mengajak seluruh keluarganya untuk ambilwudhu dan bersama melaksanakan shalat, serta berdoa,

Allah, terima kasih atas lindungan yang telah Engkauberikan kepada saya, keluarga saya, kawan dan siapa saja disekitar saya dan seluruh bangsa Indonesia termasuk merekayang berhadapan dan berseberangan dengan saya, membantupenuh dedikasi, menghindari penyalahgunaan ‘kekuasaan’yang Allah titipkan kepada saya untuk memimpin bangsaIndonesia dalam menghadapi segala cobaan. Lindungilahsiapa saja yang mendapat kehormatan melanjutkan ‘tugas’saya sebagai presiden nanti. Berilah kepada presiden yangakan datang petunjuk mengambil jalan yang benar sesuaikehendak-Mu dalam memimpin bangsa Indonesia tercinta.Ampunilah dosa kita semua. Lindungilah seluruh BangsaIndonesia dalam perjalanan ke depan agar proses demokrasidi Indonesia terus berjalan lancar sesuai kehendak-Mu demitercapainya kehidupan yang tenteram, sejahtera, danberbudaya. Ampunilah dosa kita semua. Amin yaRabbal’alamin.

Perhatikanlah pula ungkapan B.J. Habibie,Tiap orang yang beragama dan percaya pada eksistensi

Tuhan YME percaya bahwa hidup dan mati seseorangditentukan oleh Allah SWT. Yang dikehendaki Tuhan YMEadalah yang terbaik dan pasti akan terjadi. Saya pasrahterima apa adanya dan dengan tenang menghadapisemuanya tanpa bertanya: Kenapa? Mengapa? Bagaimana?Karena semua saya laksanakan dengan iktikad dan niatmembantu memperbaiki nasib dan masa depan bangsaIndonesia yang saya sangat cintai.

Page 480: Detik-detik yang Menentukan

455 E p i l o g

Eksistensi Tuhan bagi B.J. Habibie bukan sekedar simbolikatau hanya dalam makna ritual saja, tapi Tuhan hadir dalamkehidupan nyata B.J. Habibie. Tuhan hadir dalam pemikirandan perilaku B.J. Habibie dalam menghadapi berbagai hal,apalagi dalam keadaan yang “gawat” sebagaimanadilukiskan di atas.

Kekuasaan adalah Amanah. Salah satu yang mendasariperilaku kepemimpinan B.J. Habibie adalah pemahamannyatentang “kekuasaan” atau power. Kekuasaan, menurut B.J.Habibie, bukanlah tujuan, melainkan sarana perjuanganatau pengabdian kepada bangsa dan negara. Kekuasaanadalah amanah, yang mesti ditunaikan dengan baik demikepentingan rakyat dalam arti yang sebenarnya. “Baik” disini tecermin dari nilai-nilai moral dan etik, yang bagi B.J.Habibie amat kuat bersumber pada nilai-nilai agama yangdiyakininya, yaitu Islam.

Dalam pemahaman B.J. Habibie, kekuasaan atau powerharus dijalankan sebagai “fungsi” dari kehendak Allah dan“fungsí” dari kehendak rakyat. Artinya, kekuasaan harusdilaksanakan sesuai ajaran Allah, dan dilaksanakan untukmemenuhi kehendak dan kedaulatan rakyat.

Dalam pemahaman yang demikian, maka seorangpemimpin tidak akan “haus” terhadap kekuasaan atau suatukeadaan di mana kekuasaan atau kedudukan akandiperjuangkan untuk diperoleh dengan cara apa pun, danmanakala kekuasaan sudah diperoleh akan berusaha“ditingkatkan” dan kalau dapat “diabadikan”.

Pemahaman kekuasaan sebagai amanah tersebut jugamenghindarkan pemimpin untuk legowo berpisah dengankekuasaan, kalau memang rakyat menghendaki, atau kalaumemang keadaan tidak memungkinkan. Dengan kalimatyang sederhana, B.J. Habibie menyatakan,

Page 481: Detik-detik yang Menentukan

456Detik-Detik yang Menentukan

Bagi saya, menjadi Presiden bukan segalanya dalamkehidupan. Yang penting, bagaimana rakyat Indonesia yangsudah lama berjuang dan rela menderita, bisa mencapai masadepan yang cerah, tenteram, dan sejahtera bagi anak cucukita semua.

Pandangan B.J. Habibie tentang kekuasaan sebagaiamanah tersebut tecermin misalnya pada pendapat B.J.Habibie yang menganggap bahwa pemusatan kekuasaanpolitik pada institusi presiden pada saat itu (sebagai presidentanpa wapres, sebagai koordinator harian Keluarga BesarGolkar, serta warisan budaya institusi kepresidenan yangfeodal dan otoriter) —yang memungkinkan B.J. Habibiemengendalikan sekaligus eksekutif, sebagian besar legislatifdan yudikatif— sebagai tidak sehat dan salah dalamkehidupan demokrasi, dan karenanya perlu segera dikoreksi.

Demikian juga ketentuan konstitusional yangmemungkinkan B.J. Habibie menjadi Presiden sampai tahun2003 tidak “dimanfaatkan”, melainkan dilakukan SidangIstimewa MPR tahun 1998 untuk memungkinkandipercepatnya pelaksanaan Pemilu 1999, dengan risiko B.J.Habibie harus mengakhiri masa kepresidenannya pada SUMPR tahun 1999 apabila tidak terpilih lagi.

Cerminan yang lain mengenai pemahaman B.J. Habibieterhadap kekuasaan adalah pernyataannya tidak availableuntuk dicalonkan sebagai Presiden pada SU MPR Oktober1999, walaupun secara konstitusional dimungkinkan (pidatopertanggungjawaban B.J. Habibie ditolak MPR dengan selisihsuara tipis).

B.J. Habibie dengan mudah melakukan “perpisahan”dengan kekuasaan, yang bagi orang lain mungkin terasaamat berat. Sikap legowo, ikhlas dan tanpa dendam tersebuttecermin pula dengan tetap terjalinnya hubungan baik serta

Page 482: Detik-detik yang Menentukan

457 E p i l o g

kesediaan B.J. Habibie memberi masukan konstruktif untukpresiden-presiden yang kemudian menggantikannya. Halyang sama rupanya tidak terjadi pada presiden-presidensebelum dan sesudahnya.

Pandangan B.J. Habibie tentang kekuasaan ini terlihatjelas melalui ungkapannya pada saat ia merenungkan situasieuforistik pasca penyampaian Jawaban PidatoPertanggungjawaban Presiden di SU MPR.

B.J. Habibie menegaskan,Banyak yang belum atau tidak mau sadar bahwa

’kekuasaan’ itu hanya dipinjamkan oleh si Pemiliknya yaituAllah SWT, Tuhan YME. Pemilik kekuasaan tersebut tiap saatdapat mengambil kembali ‘kekuasaan’ dan meneruskankepada siapa saja yang dapat dititipkan dengan maksud yangmungkin pada waktu itu kita belum dapat mengertialasannya, namun kelak menjadi jelas maksud tujuan-Nya.

Inner Dialog. Mungkin terbawa dari kebiasaannyasebagai seorang engineer, yang harus memperhitungkansegala sesuatunya sampai rinci, maka langkah-langkah B.J.Habibie untuk mengambil kebijakan sebagai presiden selaludidahului dengan suatu proses inner dialog.

B.J. Habibie melontarkan pertanyaan kepada dirinyasendiri mengenai hal-hal mendasar yang terkait denganpermasalahan yang sedang dihadapi. Kemudian denganmenggunakan referensi informasi yang dimiliki serta logikanilai yang dipunyainya, B.J. Habibie menjawab sendiriberbagai persoalan tersebut dalam menentukan langkah,kebijakan atau keputusan yang akan diambil.

Sebagai ilustrasi misalnya, bagaimana inner dialogtersebut terjadi secara intensif pada saat-saat B.J. Habibieakan menerima amanah kepresidenan. Bagaimana B.J.Habibie memersepsikan dan menganalisis apa yang ia sebut

Page 483: Detik-detik yang Menentukan

458Detik-Detik yang Menentukan

sebagai “budaya feodal” yang “otoriter” dalamkepemimpinan nasional dua presiden pendahulunya. Yangmenarik adalah B.J. Habibie kemudian mencoba“menjelaskan” mengapa hal itu diperlukan pada masa lalu,namun hal itu pula yang harus diubah dan dikoreksi padamasa kepemimpinannya.

Bahkan laiknya sebuah “kajian”, inner dialog tersebutberakhir pada “kesimpulan-kesimpulan” mendasar, sebagaidasar pijakan dari keputusan, kebijakan, atau langkah-langkah yang akan dilakukan. Ini terlihat misalnya padasebelas “kesimpulan” yang dibuatnya pada tanggal 21 Meidini hari, setelah B.J. Habibie mencoba mempertanyakan danmenjawab sejumlah persoalan dan krisis yang dihadapibangsa pada saat awal reformasi tersebut.

Hal yang sama juga terlihat pada saat-saat menjelangB.J. Habibie harus mengambil keputusan untuk mencalonkandiri sebagai Presiden ke-4 RI atau tidak. Setelah melakukaninner dialog, sampailah B.J. Habibie pada enam kesimpulankalau ia mencalonkan diri dan enam kesimpulan juga kalauia tidak mencalonkan diri.

Ada dua penjelasan, mengapa proses inner dialog B.J.Habibie lakukan dalam menjalankan tugasnya sebagaipresiden.

Pertama, rupanya kebiasaan ini telah terbentuk sejak masamuda B.J. Habibie, terutama pada saat menempuhpendidikan di Jerman. Sebagai mahasiswa asing yang biayakuliah dan hidupnya sepenuhnya ditanggung olehibundanya, B.J. Habibie tidak menerima beasiswa pemerintahsebagaimana umumnya teman-teman kuliahnya, sehinggasering menghadapi persoalan dan kesulitan manakalakiriman dari ibundanya terlambat datang. Keadaan dankesulitan jauh di rantau tersebut, menyebabkan B.J. Habibiemuda sering melakukan perenungan, yang kemudian

Page 484: Detik-detik yang Menentukan

459 E p i l o g

menjadi kebiasaan dalam bentuk dialog.Kedua, dengan melakukan inner dialog tersebut

sebenarnya B.J. Habibie melaksanakan dialog batin dengan“guru” utamanya, yaitu kemampuan berfikirnya, “otaknya”sendiri. Seperti disebutkan sendiri oleh B.J. Habibie, memangdia mempunyai beberapa orang guru (orang tuanya,Soekarno, Soeharto, Soemitro Djojohadikusumo dan WidjojoNitisastro), namun guru yang paling utama adalahkemampuan otaknya sendiri.

Pendekatan dalam Kepemimpinan B.J. HabibieAda hal lain yang bisa dikatakan “unik” terkait dengan

pendekatan yang dilakukan B.J. Habibie dalammelaksanakan kepemimpinannya menghadapi masalah-masalah krisis. Disebut unik karena sifatnya khas danberbeda dengan manajemen kepemimpinan siapa pun.Setidaknya ada lima pendekatan sebagai berikut:

Pendekatan Dialog. Salah satu pendekatan yangdilakukan B.J. Habibie dalam melaksanakan tugasnyasebagai Presiden adalah melakukan dialog, baik dalamrangka pengambilan keputusan maupun dalam rangkapenyelelesaian masalah.

Kebiasaan “berdialog” ini amat nyata terlihat padarapat-rapat kabinet yang diadakan tiap minggu, terbatasmaupun paripurna. Sehingga tidak heran, suatu sidangkabinet kadang-kadang dapat berlangsung sampai enam jamatau lebih. Kebiasaan yang terjadi dalam sidang adalahsetelah laporan disampaikan oleh menteri terkait, makasebelum B.J. Habibie mengambil keputusan selalu didahuluidengan diskusi antar para anggota kabinet dan Presiden.

Seperti pengakuan B.J. Habibie mengenai sidang-sidangKabinet Reformasi Pembangunan:

Page 485: Detik-detik yang Menentukan

460Detik-Detik yang Menentukan

Suasananya benar-benar menggambarkan suatukebebasan mimbar. Hal ini merupakan gambaran prosesdemokratisasi yang luar biasa. Pada umumnya, menterimembawa pesan dari masyarakat. Mereka menyerap aspirasidan disampaikan di dalam Sidang Kabinet. Keputusan yangberhasil diambil Sidang Kabinet menunjukkan kualitasintelektual yang tidak hanya berpikir Ad Hoc tetapi sekaligusberpikir sistemik.

Mengelola Kabinet Reformasi Pembangunan, menurutpengakuan B.J. Habibie memang pekerjaan yang melelahkan.Tetapi B.J. Habibie mengakui bahwa ia sangat puas, karenaada hasilnya. Para menteri solid sekali. Menteri-menteriberpikir konseptual dan berpikir sesuai bidangnya masing-masing. Tidak ada kepentingan partai. Yang ingindipecahkan adalah bagaimana mengentaskan kemiskinandalam tekanan oleh demo-demo tiap hari dan konflikhorisontal.

Diskusi sebagai perwujudan pendekatan dialog inimungkin terbawa dalam perilaku kepemimpinan B.J. Habibiesebagai seorang ilmuwan maupun sebagai pakar teknologi,yang selalu melakukan cek dan ricek serta konfirmasi,sebelum suatu kesimpulan saintifik atau keputusan teknologidiambil. Sidang kabinet yang keputusannya diperkayadengan diskusi ini, tidak pernah terjadi pada masa-masapresiden sebelumnya.

Pendekatan dialog juga dilakukan oleh B.J. Habibiedengan pihak-pihak yang tidak sejalan atau para“penentangnya”. Belum genap tiga hari menjabat Presiden,pada tanggal 23 Mei 1998, B.J. Habibie sudah menerima paratokoh nasional, Emil Salim, Rudini, Adnan Buyung Nasution,Nurcholish Madjid, Amien Rais, dan John Sapi’ie.

Mereka menyarankan beberapa masukan kepadaPresiden untuk mengatasi berbagai masalah yang sedang

Page 486: Detik-detik yang Menentukan

461 E p i l o g

dialami bangsa, antara lain untuk segera melaksanakanpemilihan umum dalam waktu tiga bulan. Dapatdibayangkan bagaimana “serunya” dialog yang terjadi padapertemuan yang berlangsung sekitar dua jam tersebut.Walaupun saran para tokoh reformasi tentang percepatanpelaksanaan pemilu tersebut ditolak oleh B.J. Habibie, namunkarena alasannya disampaikan dalam bentuk dialog, makaterlepas memuaskan atau tidak, mereka setidaknyamemahami mengapa B.J. Habibie tidak menerima sarantersebut.

Hal yang sama juga dilakukan oleh B.J. Habibie denganmendatangi pimpinan DPR dan pimpinan fraksi di GedungDPR/MPR Senayan. Dalam forum dialog dengan pimpinanDPR dan fraksi tersebut dibicarakan berbagai masalahmendasar yang terkait dengan kehidupan politik yang tidakmenentu. Dengan kejadian ini B.J. Habibie sebenarnyamembuat “tradisi” baru, yaitu “forum konsultasi” antarapimpinan eksekutif dengan pimpinan legislatif dalam situasidan format kesetaraan.

Perhatikanlah catatan B.J. Habibie,Sebenarnya pimpinan DPR/MPR, tiap saat siap untuk

dipanggil dan berkonsultasi dengan Presiden baik di KantorBina Graha, Istana Merdeka maupun di kediaman Presidendi Kuningan. Tetapi saya memutuskan untuk datangberkonsultasi dengan pimpinan DPR/MPR ke Gedung DPR/MPR, tempat para wakil-wakil rakyat berkantor.

Forum dialog yang kemudian dilanjutkan berkala,dengan pelaksanaan berganti-ganti tempat di Gedung DPR/MPR dan Istana tersebut, juga sekaligus “mengoreksi” tradisilama yang biasa dilakukan, yaitu pimpinan eksekutif“memanggil” pimpinan legislatif dan pimpinan yudikatifuntuk “menghadap” ke Istana atau Bina Graha. Dengan

Page 487: Detik-detik yang Menentukan

462Detik-Detik yang Menentukan

demikian B.J. Habibie telah memulai proses desakralisasiPresiden dan institusi kepresidenan.

Pendekatan dialog juga dilakukan B.J. Habibie dalammenghadapi masalah Timor Timur, dengan menerima danberdialog secara langsung dengan Uskup Carlos FilipeXimenes Belo dari Dili. Upaya ini dilakukan sebagai bagiandari rencana B.J. Habibie untuk bertemu dan bersilaturahimsecara terbuka dengan tokoh-tokoh yang mewakilikepentingan masyarakat di daerah yang bermasalah, gunamencari jalan keluar yang menguntungkan BangsaIndonesia.

Hal yang menarik dari dialog tersebut ialah bahwa daridaftar catatan yang diinginkan Belo sebanyak dua halamantersebut hampir semuanya (90 persen) segera dapat dipenuhi,karena B.J. Habibie menganggap, semua itu merupakanstandar normal yang pelaksanaannya wajar untukdiperhatikan.

Hal yang melatarbelakangi digunakannya pendekatandialog tersebut adalah karena B.J. Habibie meyakini, bahwahanya dengan dialog yang mendalam disertai iktikad yangbaik dan tanpa rasa curiga, maka dapat diperoleh salingpengertian. Pengertian ini amat penting artinya untukterjadinya toleransi, sementara toleransi ini merupakanelemen yang penting bagi terjadinya perdamaian danketenteraman.

Proses Relaksasi (relaxation process). Pendekatan lainyang sering dilakukan B.J. Habibie dalam menghadapi situasikrisis adalah pendekatan yang menurut B.J. Habibie disebutsebagai “proses relaksasi”. Proses ini bagi B.J. Habibiemerupakan bagian dari pengelolaan krisis (crisismanagement), yang bertujuan untuk mengelola perubahandari situasi yang tidak menentu menjadi keadaan yang

Page 488: Detik-detik yang Menentukan

463 E p i l o g

terkendali. Ibarat sebuah balon atau pipa yang over distended,yang diperlukan adalah mengurangi tekanan secara berartidan terkendali sehingga balon tidak meletus atau pipa dapatberfungsi normal kembali.

Beberapa prinsip proses relaksasi ini antara lain: pertama,perlu dilakukan sesegera mungkin (untuk menghindariperkembangan dampak negatif berlanjut); kedua, tindakantersebut diketahui atau dirasakan secara nyata oleh rakyat;dan ketiga, tindakan tersebut mengarah pada tujuan atauidealitas yang menjadi tuntutan rakyat.

Sebagai ilustrasi misalnya, proses relaksasi ini dilakukanB.J. Habibie pada hari kedua masa kepresidenannya dalambentuk:

Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan dalamwaktu 24 jam setelah Presiden mengundurkan diri.(Untuk menghindarkan spekulasi negatif tentanginkompetensi B.J. Habibie dalam menyusun kabinet)Menjadikan Gubernur Bank Indonesia mandiri dan tidakdipengaruhi oleh Presiden. (Untuk menunjukkan keseriusanB.J. Habibie dalam mengelola masalah ekonomi, danmenunjukkan bahwa B.J. Habibie tidak cenderungmengonsentrasikan kekuasaan atau power sebagai Presiden)Melepaskan semua tahanan politik, memberi kebebasanpers, kebebasan berbicara dan berdemonstrasi, termasukmeninjau kembali eksistensi Undang-Undang tentangPemberantasan Kegiatan Subversi, yang menurut B.J.Habibie telah mengalami distorsi dalam pelaksanaannyadan kalau perlu dicabut. (Untuk menunjukkankeseriusannya menjunjung nilai-nilai demokrasi dan hak asasimanusia)Berkunjung ke DPR/MPR untuk berkonsultasi mengenaijadwal pelaksanaan Sidang Istimewa MPR dan pemilu.(Untuk menunjukkan keseriusannya melaksanakan agenda

Page 489: Detik-detik yang Menentukan

464Detik-Detik yang Menentukan

reformasi yang terkait dengan kehidupan politik dan sekaligusmenunjukkan penghormatannya kepada kedaulatan rakyatyang tecermin pada lembaga legislatif)

Dalam benak B.J. Habibie, semua kebijakan tersebutdapat mengakibatkan bergulirnya proses perubahan darikeadaan yang tidak menentu menjadi keadaan menentu,proses perubahan dari keadaan unpredictable menjadipredictable.

Dengan langkah relaxation process tersebut, B.J. Habibiemengharapkan permasalahan yang multikompleks, dengancepat dan tepat waktu, dapat teratasi. B.J. Habibie berupayauntuk lebih cepat mengambil keputusan dibandingkandengan kecepatan masalah yang terus berkembang ke arahyang lebih merugikan. Masalah harus segera diselesaikansebelum berkembang menjadi lebih kompleks.

Aproksimasi (Approximation). Salah satu pendekatanB.J. Habibie dalam menghadapi memecahkan masalahadalah dengan pendekatan yang ia sebut sebagai“aproksimasi”. Pendekatan ini berasumsi bahwa dalamkehidupan tidak ada (dan tidak mungkin) dilakukanpemecahan masalah secara sempurna. Yang bisa diusahakanmanusia adalah “mendekati” kesempurnaan. Olehkarenanya, masalah harus diselesaikan melalui pendekatanperkiraan yang berjenjang atau approximation.

Dimulai dengan aproksimasi awal atau “nol” (A0) yangmengandung pemikiran dan sistem dasar penyelesaianpermasalahan tersebut, dilanjutkan dengan aproksimasikesatu (A1), kedua (A2), ketiga (A3) dan seterusnya. MenurutB.J. Habibie, masalah yang dapat dipecahkan pada A0mungkin hanya mencapai 50 persen sempurna atau kurang,tergantung pada pendidikan, keterampilan, budaya,

Page 490: Detik-detik yang Menentukan

465 E p i l o g

pengalaman serta keunggulan seseorang. Baru aproksimasiyang kesekian kalinya akan dapat mendekati penyelesaiandi atas 90 persen.

Apabila sudah mencapai tingkat ini, untuk memperolehtambahan persentase kesempurnaan dibutuhkanpengorbanan yang lebih besar atau biaya yang tinggi. Padasaat itulah, seorang pimpinan atau manajer perlumemutuskan, apakah upaya “penyempurnaan” perludilanjutkan atau tidak, karena biayanya akan sangat tinggi.

Salah satu ilustrasi pemanfaatan pendekatan aproksimasiialah pada waktu B.J. Habibie harus menyelesaikan masalahperbankan yang ambruk. B.J. Habibie menganggappenyelesaian masalah perbankan dimulai dengan P0(kebijakan pertama menghadapi krisis moneter danperbankan); kemudian P1 (pendekatan penyelesaian krisismoneter dan perbankan pada tahun 1997); selanjutnya P2(pendekatan penyelesaian krisis moneter perbankan padatahun 1998); dan P3 (pendekatan penyelesaian krisis moneterdan perbankan pada tahun 1999).

Masalah perbankan saat itu belum selesai secara tuntas,karena masih memerlukan pendekatan aproksimasiberikutnya P4, P5 dan seterusnya, sampai Pn.

Ilustrasi lain tentang pendekatan aproksimasi ini antaralain terlihat pada catatan B.J. Habibie terhadapkepemimpinan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto,yang masing-masing melakukan aproksimasi A0 sampaidengan A23 (untuk Bung Karno) dan B0 sampai dengan B30(untuk Pak Harto).

Dengan pendekatan aproksimasi yang diasumsikanterjadi tiap tahun tersebut, kedua presiden menghasilkancapaian penting dari masing-masing presiden dalam estafetmenuju tujuan nasional (lihat uraian B.J. Habibie dalam BabIII-D).

Page 491: Detik-detik yang Menentukan

466Detik-Detik yang Menentukan

Hal terpenting dari pendekatan aproksimasi ini adalahadanya konsistensi dan kesinambungan serta koreksi dankemajuan (progress) dari tiap aproksimasi yangdikembangkan terhadap aproksimasi terdahulu.

Dengan menggunakan pendekatan ini, sesungguhnyasecara makro, antarkepemimpinan para Presiden RepublikIndonesia juga dapat dijelaskan dengan pendekatanaproksimasi, yaitu aproksimasi terhadap tercapainya tujuannasional bangsa Indonesia, sebagaimana disebutkan dalamPembukaan UUD 1945.

Presiden Soekarno melakukan aproksimasi awal atau A0(yaitu memproklamasikan kemerdekaan dengan bentukNegara Kesatuan Republik Indonesia, memberi kesadarannasional sebagai suatu bangsa, dan mulai mengembangkansumber daya manusia Indonesia yang berbahasa Indonesia).

Kemudian, Presiden Soeharto melakukan aproksimasi B0(yakni melakukan pembangunan dan menata kehidupankenegaraan dalam siklus periodik lima tahunan, yaitu:penyelenggaraan pemilu dan sidang MPR, pemilihanpresiden dan wakil presiden dan penyusunan rencanapembangunan yang semuanya dilaksanakan tiap lima tahun;serta melanjutkan pengembangan sumber daya manusia).

Setelah itu, B.J. Habibie sendiri melakukan C0 (yaitumemberikan “kebebasan” dalam format reformasi bangsamenuju Indonesia yang maju dan demokratis, memberikankebebasan pers dan kebebasan berpolitik, penyelenggaraanpemilu yang benar-benar jujur dan adil, dan sebagainya).

Sebagaimana diungkapkan oleh B.J. Habibie:Presiden pertama memimpin tahap ‘proses

kemerdekaan’; Presiden kedua memimpin tahap ‘prosespembangunan’ dan Presiden ketiga memimpin tahap ‘proseskebebasan dan demokrasi’.

Page 492: Detik-detik yang Menentukan

467 E p i l o g

Demikianlah seterusnya presiden ke-4, ke-5, ke-6 RI danselanjutnya, mereka masing-masing melakukan aproksimasiterhadap tujuan nasional bangsa Indonesia, berdasar ataskondisi dan permasalahan objektif yang dihadapi sertaperkembangan lingkungan strategis masing-masing periode.

Ciri konsistensi dan kesinambungan semua presidentetap sama, yaitu menjadikan UUD 1945 dan NKRI sebagaipijakan utama dalam melaksanakan tugas, walaupun bentukaproksimasinya berlainan, mengingat perkembanganmasyarakat dengan berbagai permasalahannya sertalingkungan strategis yang telah berubah.

Ciri koreksi dan progress juga terlihat. Antara Presidenkedua dengan pertama terlihat progress dalam halpembangunan dan perbaikan dalam tata kehidupanbernegara yang lebih teratur dalam siklus lima tahunan.Antara Presiden ketiga dengan kedua juga terdapat progress,antara lain dalam hal dilengkapinya kemerdekaan yangdiperoleh sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 dengan“kebebasan”, sementara koreksi dilakukan darikepemimpinan yang cenderung feodal dan otoriter menjadikepemimpinan yang demokratis.

Redundansi. Pendekatan redundansi adalah suatu upayamengoptimalkan keberhasilan suatu langkah atau kebijakandengan memanfaatkan “cadangan” pengaman seefisienmungkin, namun dapat menjamin stabilitas dankeamanannya (stability and safety). Menurut B.J. Habibie,dikenal dua jenis pendekatan redundansi, yaitu fail-safe dansafe-life.

Pendekatan redundansi fail-safe diumpamakan oleh B.J.Habibie dengan banyaknya jumlah kaki dari suatu meja.Meja menjadi tidak stabil dan tidak aman kalau hanyamempunyai dua kaki, dan batas minimal aman kalau

Page 493: Detik-detik yang Menentukan

468Detik-Detik yang Menentukan

memiliki tiga kaki. Meja dengan kaki yang lebih banyak akanmenjadi lebih aman dan stabil, namun tidak ekonomis.

Namun, sering kita dihadapkan pada keadaan di manakita hanya dapat memanfaatkan “satu kaki” saja. Maka kitaharus berusaha merancang kaki meja tersebut dapat stabildan tahan terhadap kerusakan. Pendekatan redundansi inidisebut B.J. Habibie sebagai redundansi safe-life. B.J. Habibiemengemukakan contoh redundansi “satu kaki” ini ialahkeberadaan NKRI dan jiwa UUD ‘45 harus dipertahankanat all cost sepanjang masa.

Suatu kebijakan atau langkah perlu direncanakan dandiperhitungkan oleh pemimpin untuk mengupayakanstabilitas dan keamanan yang tinggi namun dengancadangan pengaman seekonomis mungkin.

Pendekatan redundansi ini digunakan oleh B.J. Habibieuntuk menjelaskan kebijakan otonomi daerah, khususnyayang terkait dengan aliran masuk modal asing (foreign directinvestment, FDI) yang langsung ke daerah yang kondusifuntuk investasi.

Prinsip redundansi ini juga dilakukan B.J. Habibie dalamrangka memperoleh informasi yang berkualitas untukmenetapkan langkah atau kebijakan yang diputuskan. B.J.Habibie tidak pernah “puas” dengan satu sumber informasi,namun ia selalu berusaha memperoleh informasi yang samadari sumber yang lain.

B.J. Habibie mempelajari dengan teliti semua laporanpara menteri atau pembantunya yang lain, termasukinformasi intelijen, tetapi B.J. Habibie masih saja melakukanpengecekan dengan sumber informasi lain, baik dari pers,internet, serta jaringan informasi global yang sudah lama iamiliki. “Percaya sih boleh, tapi melakukan pengecekankembali (ricek) jauh lebih baik”, ungkap B.J. Habibie.

Page 494: Detik-detik yang Menentukan

469 E p i l o g

Menghindari Polemik dan Memanfaatkan Underestimatesebagai Peluang. Suatu sifat yang khas B.J. Habibie dalammenghadapi persoalan yang terkait dengan masalah masyarakatluas, khususnya masalah politik, ia selalu menghindari polemik.Dalam pandangan B.J. Habibie polemik cenderung tidak sehatdan bukannya memecahkan masalah, melainkan justrumemperberat masalah atau menimbulkan masalah baru.

Dalam menghadapi berbagai kritik, cemoohan atau bahkanpenghinaan dari kelompok yang tidak sejalan, B.J. Habibieberusaha untuk menahan diri dan tidak terpancing untukberpolemik. Seperti yang terungkap pada catatannya, B.J. Habibiejustru berusaha menganalisis mengapa lawan-lawan politiknyamelemparkan kritik seperti itu. Kemudian yang dilakukan B.J.Habibie adalah “menjawab” kritik dan cemooh tadi denganperbuatan nyata, sebagai jawaban atas kritik yang dilontarkan.

Dalam kaitan tersebut, B.J. Habibie selalu berusaha untuk“membuka mata dan telinga selebar-lebarnya” untukmemperoleh informasi apa pun, termasuk kritikan dancemoohan. Kemudian ia lakukan analisis melalui proses innerdialog-nya, sehingga ia menjadi “kaya” akan informasi, sebagaibahan untuk pengambilan keputusan, kebijakan atau langkahyang akan diambil. Namun, tidak semua informasi yang iaperoleh dan hasil analisis itu akan diberitahukan kepada parapembantunya, termasuk keluarganya. B.J. Habibie hanyamemberi tahu orang lain sebatas yang ia anggap orang lain perlumengetahui saja, secara proporsional. Alasan B.J. Habibie adalahuntuk tidak membebani yang bersangkutan, atau agar informasitersebut tidak meluas dan kemudian berdampak kontra-produktif.

Hal lain yang menjadi semacam pendekatan B.J. Habibieialah ia selalu “membiarkan” saja prasangka orang yangmerendahkan dirinya. Ia justru membiarkan orang underestimateterhadap dirinya sebagai peluang bagi dirinya untuk berbuat

Page 495: Detik-detik yang Menentukan

470Detik-Detik yang Menentukan

tanpa harus menghadapi risiko gangguan dari orang tersebut.Sebagai ilustrasi misalnya anggapan B.J. Habibie hanya tahu

teknologi tapi “buta politik”, atau B.J. Habibie “naif” dalammasalah-masalah bangsa, dan semacamnya; ia sama sekali tidakmarah atau “dimasukkan ke hati”.

Menurut B.J. Habibie, hal tersebut justru menguntungkankarena orang tidak akan melakukan “ancang-ancang” untukmengganggu langkah-langkah yang akan dilakukan. Denganungkapan lain, B.J. Habibie memanfaatkan underestimate orangsebagai peluang.

Kinerja Pemerintahan B.J. HabibiePolitik. Dalam jangka relatif singkat, 512 hari,

serangkaian kebijakan pemerintahan B.J. Habibie telahmenjangkau seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat baikdi sektor politik maupun sosial ekonomi. Bagi lawan-lawanpolitiknya, semua ini adalah semata-mata langkah reaktif,acak-acakan dan tanpa rencana yang jelas. Namun, jikaditelaah secara tenang dan jernih, B.J. Habibie telahmerencanakan semua ini secara sistematis dan gradual.

Pokok-pokok pemikiran ini sesungguhnya secara jelasdapat ditelusuri ketika B.J. Habibie menyampaikan pidatoakhir tahun pada 1 Januari 1999. Pada kesempatan itu, ditengah situasi perekonomian yang memburuk dan tekananpolitik begitu tinggi, B.J. Habibie menekankan pentingnyabangsa Indonesia memasuki masa transisi untuk menjadisebuah masyarakat yang demokratis.

B.J. Habibie berpendapat, kebebasan politik harus benar-benar dijamin pemerintah melalui serangkaian perundang-undangan. Dengan demikian, reformasi politik yang telahdilaksanakan dapat mencegah bangsa Indonesia kembalijatuh kepada kekuatan otoriter. “Insya Allah, pemilu akandilaksanakan pada awal Juni 1999 seperti yang telah

Page 496: Detik-detik yang Menentukan

471 E p i l o g

direncanakan. Dengan munculnya berbagai partai politiksehingga memungkinkan dijalankannya sistem multipartai.Ini adalah tanggung jawab kita untuk menjawab tuntutankuat rakyat akan adanya kebebasan politik,” katanya.

Di masa pemerintahan B.J. Habibie, pembangunankonsep demokratisasi di era Kabinet ReformasiPembangunan, lebih dahulu dirumuskan melaluiinventarisasi nilai-nilai dasar demokrasi, yang dikenalsebagai core values of democracy. Proses demokratisasi inilahyang menjadi fokus sepanjang masa pemerintahan B.J.Habibie di mana prosesnya kerap diistilahkan dengan prosesevolusi yang dipercepat atau accelerated evolution.Mempercepat penerapan nilai-nilai demokrasi sekaligusotomatis berpijak pada hukum yang berlaku.

Oleh karena itu, produk hukum yang diciptakan adalahproduk hukum yang dapat mem-back up dari core values daridemokrasi itu. Memang, ide-ide dasar demokrasi yang dicobadibangun ada yang belum selesai pada masa pemerintahanB.J. Habibie. Ada agenda demokrasi yang berhasildiselesaikan. Ada sejumlah agenda demokrasi lainnya yangdituntaskan di masa kepresidenan penggantinya.

Salah satu contoh, agenda amandemen UUD 1945berkali-kali telah diwacanakan di era pemerintahan B.J.Habibie. Namun, ada kendala utama berkaitan denganmasalah konstitusi yang memang terlalu singkat danmemungkinkan pelimpahan kekuasaan presiden terlalubesar. Kondisi ini menyebabkan proses check and balancespemerintahan tidak berfungsi.

Proses amandemen UUD 1945 sampai amandemenkeempat, pada akhirnya baru selesai pada pemerintahanselanjutnya. Pada masa pemerintahan Kabinet ReformasiPembangunan, proses amandemen belum sampai ke situ.Amandemen konstitusi tersebut kemudian juga diikuti

Page 497: Detik-detik yang Menentukan

472Detik-Detik yang Menentukan

dengan pembuatan sejumlah peraturan perundang-undangan lain.

Ada undang-undang yang berhasil diselesaikan pada eraB.J. Habibie. Ada undang-undang yang diselesaikan olehpemerintahan selanjutnya seperti masalah pemilihan kepaladaerah atau pilkada secara langsung.

Di bidang politik, pemerintahan B.J. Habibie telahmenghasilkan serangkaian kebijakan secara sistematis yangdapat menjadikan fondasi kuat bagi bangsa Indonesia untukmenuju masyarakat yang lebih demokratis kelak. Sejumlahkebijakan politik fundamental tersebut antara lain:

Undang-Undang Nomor 2 Tahun l999 tentang PartaiPolitik. Berdasarkan undang-undang inilah berdiri 181partai politik baru. Dari jumlah itu, sebanyak 48 parpoldi antaranya diperkenankan mengikuti pemilihanumum. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan diera sebelumnya, yang hanya tiga organisasi politik;Undang-Undang Nomor 3 Tahun l999 tentangpemilihan umum sebagai landasan untuk menciptakanpemilihan umum yang demokratis, jujur dan adil sertatransparan;Undang-Undang Nomor 4 Tahun l999 tentang Susunandan Kedudukan DPR/MPR dan DPRD. Melalui undang-undang tersebut usaha pemberdayaan DPR/MPR danDPRD dalam melaksanakan tugas, wewenang danhaknya dan mengembangkan kemitraan dan kesetaraandengan lembaga eksekutif dan legislatif.

Pemilu 1999 merupakan pemilihan umum demokratispertama setelah Pemilu 1955. Untuk melaksanakan Pemilu1999, lebih dahulu dipersiapkan sejumlah UU sebagai landasanbaru proses pemilu. UU tersebut antara lain memunculkanratusan partai-partai politik sebagai wujud demokrasi.

Page 498: Detik-detik yang Menentukan

473 E p i l o g

Setelah diseleksi dengan persyaratan ketat, jumlahparpol yang awalnya ratusan tinggal menjadi 48 buah.Banyak kalangan baik dari dalam dan luar negeri menilaibahwa Pemilu 1999 merupakan pemilu yang palingdemokratis pertama setelah tahun 1955. KPU sebagaipenyelenggara pemilu diisi wakil-wakil semua parpol dandiketuai Rudini. Bahkan, ketika KPU dead lock karena belumberhasil mengumumkan hasil pemilu, B.J. Habibie mengambilalih dan mengumumkan hasil pemilu. B.J. Habibiemenandatangani suara pemenang pemilu sebagai kepalanegara.

Nilai-nilai dasar demokrasi yang telah dibangun di eraKabinet Reformasi Pembangunan telah memberikansumbangan cukup signifikan dalam proses demokratisasi diIndonesia. Ide dasar pertama adalah gagasan bagaimanadapat menciptakan sebuah sistem kepemerintahan yang baikatau good governance, salah satunya adalah bagaimana dapatmembangun pemerintahan yang transparan, akuntabel danresponsif terhadap aspirasi rakyat.

Untuk itulah dibentuk Undang-Undang tentang TindakPidana Korupsi, yaitu UU No. 31/ 1999, yang diselesaikanmelalui bantuan Menteri Kehakiman. UU ini merombak totalUU No. 3/1971, melihat munculnya perkembangan-perkembangan yang terjadi.

Gagasan pembuatan UU untuk memberantas tindakpidana korupsi tidak dapat dilepaskan dari pesan Tap MPRtahun 1998 tentang pemerintahan dan penyelenggaraannegara yang bersih dan bebas KKN. Tap MPR itu dijabarkandalam UU No. 28/1999 tentang penyelenggaraanpemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Itu adalahsemacam code of conduct. Dan, selanjutnya disusul UU No.31/1999 tentang pembentukan dan pelaporan hartakekayaan pejabat negara, sekaligus sebagai dasar

Page 499: Detik-detik yang Menentukan

474Detik-Detik yang Menentukan

pembentukan Komisi Pelaporan Kekayaan Pejabat Negara(KPKPN).

Setelah memikirkan bagaimana dapatmenyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan bebasKKN, pemerintahan Kabinet Reformasi Pembangunan laluberpikir dan membahas persoalan-persoalan yangmenyangkut masalah sosial politik yang lain, yaitu UU Politiksebagai dasar penyelenggaraan pemilu.

Berkali-kali di depan sidang kabinet, B.J. Habibiemenekankan perlunya relaksasi kehidupan berbangsa danbernegara di Indonesia. Rangkaian relaxation process ituantara lain berupa kebijakan membentuk Kabinet ReformasiPembangunan dalam waktu 24 jam setelah PresidenSoeharto mengundurkan diri, kebijakan menjadikanGubernur Bank Indonesia mandiri dan tidak dipengaruhioleh Presiden, kebijakan tetap memperbolehkan mata uangrupiah bebas gerak sesuai ekonomi pasar, kebijakanmelepaskan semua tahanan politik yang tidak melanggarUUD dan Ketetapan MPR, kebijakan membuka kerankebebasan pers, kebebasan berbicara dan berdemonstrasi,dan langkah politik berkunjung ke DPR/MPR untukmengonsultasikan mengenai jadwal pelaksanaan SidangIstimewa MPR dan pemilu.

Semua kebijakan di atas, akhirnya terbukti dapatmenggulirkan proses perubahan dari keadaan yang tidakmenentu menjadi menentu. Kondisi tersebut berdampakpositif terhadap proses perubahan keadaan dari unpredictableatau tidak menentu menjadi predictable atau menentu.Dengan bergulirnya relaxation process, masalah-masalahmultidimensional dan multikompleks, dapat dengan cepatdan tepat waktu teratasi.

Berkaitan dengan relaxation process itulah, B.J. Habibiemembuka keran kebebasan lebih lebar. Tidak heran, saat itu

Page 500: Detik-detik yang Menentukan

475 E p i l o g

demonstrasi bebas sekali dan terjadi di mana-mana.Kebebasan menyatakan pendapat di muka umum jugadibuka bebas oleh B.J. Habibie dengan tetap mengacu padapengamanan seperti yang terjadi di negara-negara lain.Bahkan, di negara liberal pun ada batasannya, sehinggadikeluarkanlah Undang-Undang tentang KebebasanMenyatakan Pendapat di Muka Umum, yang tetap berlakusampai sekarang.

Lahirnya Undang-Undang tentang Kebebasan Pers jugamenjadi fenomena yang sangat luar biasa di erapemerintahan B.J. Habibie. Banyak kritik ditujukan kepemerintahan masa Orde Baru yang dinilai mengekang persdengan aturan-aturan yang sangat ketat sehingga kebebasanpers dirasakan tidak ada sama sekali. Waktu itu, persdikendalikan oleh beberapa aturan. Pertama, code ofpublication yang mengatur isi media. Kedua, code of enterpriseyang mengatur masalah penerbitan. Terakhir, code of ethicsyang mengatur tata cara kerja di bidang media.

Dari ketiga aturan tersebut, yang dirasakan sangatmengekang khususnya code of publication dan code ofenterprise, antara lain, mengatur suatu penerbitan diIndonesia membutuhkan surat izin yang dikenal denganSIUPP. Aturan yang dirasakan mengekang bagi kebebasanpers tersebut, semuanya telah dicabut dan diganti denganUndang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kebebasan Persyang baru.

Di era Kabinet Reformasi, kebebasan pers sangat luarbiasa. Media cetak tumbuh sampai ribuan. Tetapi secaraalamiah, mereka runtuh satu per satu sehingga terjadikristalisasi seperti sekarang ini. Tidak ada lagi sensorpreventif sebelum penerbitan atau sensor preventif di luaryang telah diatur oleh hukum. SIUPP tidak ada lagi.

Freedom of the press juga merupakan salah satu core

Page 501: Detik-detik yang Menentukan

476Detik-Detik yang Menentukan

demokrasi yang luar biasa tumbuh pesat di era B.J. Habibie.Selain itu, juga dihasilkan UU tentang kebebasan membentukorganisasi masyarakat dan berkumpul yang tidak lain untukmenghormati civil society. Tidak ada batasan-batasan lagiuntuk membentuk suatu organisasi. Beda dengan zamanOrde Baru. Rangkaian UU di atas tidak lain dimaksudkanuntuk membangun sebuah good governance.

Hukum dan HAM. Agenda kedua untuk mewujudkannilai-nilai demokrasi adalah membangun sejumlah UU yangdapat menjamin kebebasan sosial, budaya, dan politikseluruh rakyat Indonesia. Atau dengan kata lain, iniberkaitan dengan usaha B.J. Habibie mengangkat masalahHAM. Dasarnya juga berupa Tap MPR sehingga muncullahUU tentang HAM yang juga melatarbelakangi peningkatanbobot hukum Komnas HAM, yang dulu didasari Keppresditingkatkan menjadi UU.

Di era pemerintahan B.J. Habibie juga diratifikasiperjanjian-perjanjian dan konvensi internasional tentangpenyiksaan, tentang masalah hak-hak politik wanita dansebagainya. Ratifikasi masalah internasional yang lain jugadisusul oleh pemerintah setelah B.J. Habibie. Bagi B.J. Habibiesemua itu menjadi salah satu core nilai-nilai demokrasi suatumasyarakat.

Kekuasaan kehakiman yang merdeka juga berhasildilahirkan menyusul disahkannya UU No. 35 Tahun 1999tentang Kekuasaan Kehakiman. Ini juga merupakan salahsatu core demokrasi. Kekuasaan kehakiman di era Orde Barutidak merdeka karena Menteri Kehakiman turut campuradministrasi peradilan. Peradilan di-back up dua hal. Satuadalah code administration dan kedua judicial power. Sebuahsistem yang demokratis maka kedua hal tersebut dua-duanya ada di tangan Mahkamah Agung.

Page 502: Detik-detik yang Menentukan

477 E p i l o g

Di era Orde Baru, Menteri Kehakiman menguasai codeof administration. Sedangkan kewenangan judicial power adadi Mahkamah Agung. Kepalanya dua, sehingga MenteriKehakiman bisa turut campur tangan dalam prosespenegakan hukum di Indonesia, yaitu melalui kewenanganbirokrasi, finansial dan sebagainya. Itu tidak sehat dandipatahkan UU No. 35/1999 yang lahir di era B.J. Habibie.UU No. 35/1999 tersebut secara gradual diselesaikan olehpemerintah pasca B.J. Habibie. Bahwa, administrasiperadilan dan judicial power digabungkan ke dalamMahkamah Agung.

B.J. Habibie, secara konsisten juga mendorongtumbuhnya ekonomi pasar (market economy) yang sehat. Ituantara lain terjadi dengan diubahnya UU mengenai BankIndonesia yang menjadi independen dan tidak menjadianggota kabinet. Ini langkah luar biasa sehingga BankIndonesia sebagai Bank Sentral dapat berperan sepertiFederal Reserve di Amerika Serikat yang memilikikewenangan untuk menetapkan kebijakan tanpadipengaruhi oleh Pemerintah. Perubahan ini sangatdihormati di dunia internasional.

Perundang-undangan yang lahir di era KabinetReformasi Pembangun sampai 68 buah UU. Hal ini,merupakan satu proses demokratisasi yang direncanakansecara sistematis oleh B.J. Habibie. Klasifikasi UU tersebutmenjadi tiga hal penting. Pertama, rangkaian UU yangdimaksudkan untuk menghasilkan sebuah good governance.Kedua, rangkaian UU untuk pembangunan sosial, politik,budaya, dan HAM. Terakhir, rangkaian UU sebagaipersiapan Indonesia untuk masuk dalam market economy.

Sepanjang pemerintahan B.J. Habibie, Mei 1998—15September l999, bersama DPR, telah berhasil menetapkan:68 Undang-Undang baru, 3 Peraturan Pemerintah Pengganti

Page 503: Detik-detik yang Menentukan

478Detik-Detik yang Menentukan

Undang-Undang, 109 Peraturan Pemerintah, 249 KeputusanPresiden, 31 Instruksi Presiden, dan 17 Rancangan UU yangdiserahkan ke DPR untuk dibahas.

Nilai-nilai hak asasi manusia atau populer disingkatHAM adalah nilai-nilai universal. Bangsa Indonesia telahmemilikinya, tecermin melalui nilai-nilai adat istiadat,budaya dan agama yang dianut bangsa Indonesia. Dalamtataran berbangsa dan bernegara, nilai-nilai HAMmerupakan unsur penting sesuai diatur dalam sila keduaPancasila, yaitu “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.Bahkan, perjuangan seluruh bangsa Indonesia untukmembebaskan diri dari penjajahan selama ratusan tahunmerupakan bukti perjuangan bangsa Indonesia untukmenentukan nasibnya sendiri. Ini jelas merupakan nilai HAMpaling mendasar bagi sebuah bangsa.

Dalam konteks penegakan nilai-nilai HAM tersebut,sekaligus untuk mengimplementasikan kebijakan untukmembuat rileks kehidupan berbangsa dan bernegara, setelahmenerima tongkat kepemimpinan dari Pak Harto, B.J. Habibiememutuskan untuk menyetujui pembebasan para tahanandan narapidana politik.

B.J. Habibie tidak sepakat dengan kebijakan penahanansejumlah tokoh politik yang disebabkan semata-mata karenaadanya perbedaan sikap politik mereka terhadap penguasa.B.J. Habibie tidak dapat memahami adanya alasan yangdigunakan hanya berdasarkan penilaian penguasa masa laluterhadap sejumlah tokoh yang dipandang kritis terhadapPresiden Soeharto. Maka Sri Bintang Pamungkas bebas.Begitu juga Mochtar Pakpahan dan lain-lain.

Karena itu, sekitar bulan Juni 1998, pemerintahmencanangkan Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia.Rencana ini berlangsung selama lima tahun dari 1998 sampai2003. Kendati B.J. Habibie tidak bersedia dicalonkan kembali

Page 504: Detik-detik yang Menentukan

479 E p i l o g

menjadi Presiden pada 1999, adanya rencana aksi limatahun tersebut paling tidak, B.J. Habibie telah memberikansumbangan untuk memantapkan penghargaan atas nilai-nilai HAM di Indonesia. Ini diharapkan dapat memberikanlandasan kuat ke arah pemantapan budaya penghormatannilai-nilai HAM, sehingga memperkokoh sendi-sendimasyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

B.J. Habibie, berpendapat ada beberapa prinsip yangharus dipegang untuk meningkatkan dan mewujudkanperlindungan HAM di Indonesia. Prinsip pertama, hak-haksipil rakyat baik hak politik, hak ekonomi, dan hak sosialbudaya tidak dapat dipisah-pisahkan. Hak-hak tersebutmerupakan satu kesatuan.

B.J. Habibie tidak bisa hanya memenuhi kebutuhanekonomi rakyat tetapi di sisi lain membungkam hak-hakpolitik dan kebebasan mereka. Tidak bisa rakyat cukupsandang dan pangan tetapi mereka tidak bebas ke mana-mana dan tidak bebas menyuarakan kepentingan danaspirasi politik mereka.

Prinsip kedua, kendati manusia memiliki nilai-nilai HAMyang melekat secara perseorangan, tetapi manusia tidakdapat menghindar dari kodrat sebagai makhluk sosial.Karena itu, sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhlukindividu dan sosial, maka harus dijaga keseimbangan dankeselarasan antara kebebasan individu dan tanggung jawabsosial.

Prinsip lainnya yang harus dipegang adalahkeseimbangan antara nilai-nilai HAM universal danpengakuan atas kondisi nasional. Itu artinya masyarakatinternasional harus juga mengakui dan menyepakati bahwapelaksanaan nilai-nilai HAM merupakan wewenang dantanggung jawab setiap pemerintah atau negarabersangkutan. Ini disebabkan pemerintah harus

Page 505: Detik-detik yang Menentukan

480Detik-Detik yang Menentukan

memperhitungkan keanekaragaman tata nilai, agama,sejarah, kebudayaan, sistem politik dan tingkat pertumbuhansosial dan ekonomi negara tertentu.

HAM memang telah menjadi isu global. Bagi bangsaIndonesia, tidak ada masalah dengan HAM karena bangsaini sudah lama memahami arti penting nilai-nilai tersebutyang harus diimbangi oleh kesadaran kewajiban asasimanusia (KAM). Karena itu B.J. Habibie menyambut baikupaya dan kerja sama internasional untuk memajukan nilai-nilai HAM yang diimbangi nilai-nilai KAM. Hanya saja, kerjasama tersebut harus tetap mengacu pada prinsip dan tujuanPiagam PBB serta berdasarkan sikap saling menghormatipersamaan derajat dalam melaksanakan hubungan baikantar bangsa, tetap memerhatikan hukum internasional yangberlaku, begitu pula ketentuan hukum nasional.

B.J. Habibie sadar internalisasi nilai-nilai HAM di dalamkehidupan masyarakat Indonesia tidak dapat dilaksanakansecara cepat. Ini memerlukan upaya yang sistematis danterkoordinasi secara rapi di seluruh sektor kehidupanbermasyarakat. B.J. Habibie melihat perlu adanya pendidikantentang HAM dan KAM, baik secara formal seperti melaluipendidikan jalur sekolah —sejak sekolah dasar sampaiuniversitas— maupun melalui pendidikan jalur luar sekolah,pendidikan jalur keluarga dan masyarakat, serta media massa.

Mengingat luasnya cakupan nilai-nilai HAM dan KAM,maka dalam memajukan dan melindungi nilai-nilai HAMdan KAM perlu ditetapkan sejumlah skala prioritas untukbeberapa jenis nilai HAM dan KAM yang sifatnya mutlakdan tidak bisa dikurangi, karena mudah digolongkan sebagaipelanggaran berat HAM dan KAM yang dapat mencorengcitra bangsa. Prioritas juga diberikan untuk perlindunganHAM dan KAM kaum rentan yaitu kelompok wanita dananak-anak.

Page 506: Detik-detik yang Menentukan

481 E p i l o g

Satu hal yang perlu dicermati adalah perlunyamengembangkan dan meningkatkan budaya HAM danKAM di Indonesia. Ini penting, karena B.J. Habibie melihatupaya penegakan HAM dan KAM oleh aparat penegakhukum sering mengalami kesulitan dan tidak diterima baikoleh masyarakat.

Pengalaman membuktikan bahwa upaya penegakanHAM dan KAM tidaklah mudah, khususnya jika penegakanitu ditujukan ke anggota masyarakat sendiri atau adakaitannya dengan kelompok tertentu. Begitu juga bagipenegak hukum. Mereka harus dibekali nilai-nilai HAM danKAM selama pendidikan termasuk bagaimana melindungikelompok rentan serta memberikan pelatihan pengendalianhuru-hara, demonstrasi dan sebagainya.

Masalah HAM dan KAM berkaitan dengan upayapemenuhan kebutuhan hak sipil dan politik rakyat sertabagaimana memenuhi kebutuhan hak sosial, ekonomi, danbudaya rakyat agar hak-hak mereka dapat berkembang. Darinilai-nilai HAM dan KAM tersebut, yang sangat menonjoldi era pemerintahan B.J. Habibie adalah perbaikan hak sipildan politik. Rakyat bebas dari rasa takut, mendapatkanpersamaan kedudukan di dalam hukum, adanya kekuasaankehakiman yang merdeka, orang bebas dari penyiksaan dansebagainya.

Sedangkan hak sosial, ekonomi, dan budaya adalah suatusecond line. Misalnya berkaitan dengan bagaimanamemperbaiki nasib buruh, atau bagaimana meningkatkankesejahteraan masyarakat. Hal-hal seperti itu pundiperhatikan.

Selama era Orde Baru, pelanggaran hak-hak sipil danpolitik sangat menonjol. Itu berkaitan dengan bagaimanarakyat menghadapi kekuasaan yang kerap kali bertentangandengan hakekat sebagai manusia, misalnya akibat adanya

Page 507: Detik-detik yang Menentukan

482Detik-Detik yang Menentukan

penyiksaan, pengekangan, tidak adanya kesetaraan prinsipdi depan hukum dan lain-lain.

B.J. Habibie sadar, pengekangan terhadap hak sipil danpolitik inilah yang menonjol selama Orde Baru. Sementaraitu, kondisi ekonomi relatif bagus, tetapi kondisi ini harusditebus dengan adanya pengorbanan hak sipil dan politikdemi menjaga stabilitas dan pertumbuhan sesuai denganprinsip Trilogi Pembangunan. Namun, pemerintahmengabaikan unsur trilogi lainnya, yaitu pemerataan.

Demi stabilitas makro, dalam kondisi perekonomianbagus, maka pengekangan hak sipil dan politik bukanmasalah besar. Namun, setelah Indonesia dihantam krisisekonomi begitu hebat, maka akan terjadi sinergi akibatkerusakan ekonomi dan politik yang menyebabkanpemerintah jatuh.

Strategi yang B.J. Habibie jalankan adalah bagaimanamembangun hak sipil dan politik. Misalnya, denganmelakukan ratifikasi internasional anti penyiksaan,membangun Komnas HAM yang lebih kuat lagi dansebagainya. Itu sangat signifikan.

B.J. Habibie berpendapat, suatu negara yang memilikibanyak tahanan politik dan narapidana politik, itumenunjukkan negara tersebut negara represif dan otoriter.Tapol dan napol banyak terjadi pada jaman Orde Baru.Mungkin eranya memang membutuhkan langkah-langkahseperti itu untuk menjamin stabilitas yang penting demikelancaran pembangunan.

Tetapi, setelah terjadi gerakan reformasi yangmerupakan upaya untuk mereaktualisasikan nilai-nilai dasarproses demokratisasi, kita harus mengevaluasi bahwaadanya tapol dan napol adalah kebijakan yang tidak benar.Apalagi, pada zaman Orde Baru, ada undang-undang yangsangat menonjol yaitu UU tentang Subversi yang sebenarnya

Page 508: Detik-detik yang Menentukan

483 E p i l o g

dibuat tahun 1963, zaman Bung Karno. UU tersebut sangatrepresif karena eranya memang membutuhkan hal sepertiitu.

Kemudian, Orde Baru mengambil alih pemerintahan. UUSubversi yang sebelumnya banyak ditentang, ternyata justrudilanggengkan oleh pemerintah Orde Baru. UU ini dijalankandan dipakai sebagai alat untuk menjaga stabilitas.

Pada zaman Presiden Soekarno, dulu bernama PempresNo 11 tahun 1963. Pada zaman Orde Baru, menjadi UU No.II Pempres Tahun 1963. Itu berarti ditingkatkan statusnyamenjadi UU dan posisinya lebih kuat sehingga ada lembagaKopkamtib dan lain-lain.

Kemudian, setelah reformasi, B.J. Habibie melihat UUtersebut tidak betul jika dipertahankan, UU itu sangatrepresif, perumusannya samar-samar, karet, gampangmenangkap orang tanpa proses dan dapat ditahan selamasatu tahun. UU ini seperti internal security act di Malaysiadan Singapura. Maka B.J. Habibie memutuskan UU yangsudah membawa korban banyak ini harus diakhiri dandicabut. Hanya napol yang terkait dengan komunisme sesuaiKetetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 masih dimasukkandi dalam KUHP. Hal ini, merupakan langkah yang sangatsignifikan.

Ini semua artinya orang-orang yang menjadi korban UUSubversi harus dibebaskan semuanya. Itu prinsip hukum.Kalau terjadi perubahan UU, maka mereka harusdibebaskan. Berdasarkan hasil Sidang Kabinet, diputuskanmembebaskan semua tapol dan napol yang terkait denganUU Subversi tahun 1963. Termasuk, mereka yang terlibatG-30-S PKI, walaupun ada referensi untuk tidak dibebaskan.Keputusan ini lebih didasarkan atas ukuran kemanusiaan,karena usia mereka sudah tua-tua. Mereka akhirnya jugadibebaskan kecuali yang terlibat kekerasan. Tahanan GAM

Page 509: Detik-detik yang Menentukan

484Detik-Detik yang Menentukan

juga banyak yang dibebaskan, jumlahnya kira-kira sekitar200 orang.

Pembebasan tapol ternyata mendapat apresiasi luar biasadi dunia internasional. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.Mereka dibebaskan dengan amnesti. Kebijakan B.J. Habibieini, sekaligus membangun fondasi politik yang demokratis,misalnya orang dapat melakukan protes kepada pemerintahtetapi mereka harus tetap mengikuti aturan.

Kebijakan pembebasan tapol/napol juga termasukpenegakan HAM dalam penegakan hak sipil dan politik.Ratifikasi konvensi internasional juga banyak dilakukan danterus berlanjut sampai sekarang.

Melihat langkah-langkah di atas, maka B.J. Habibie(dalam buku ini) menilai pattern atau platform yang telahdikembangkan di era Kabinet Reformasi Pembangunan,merupakan dasar-dasar proses demokratisasi dan dasar-dasar pembangunan nilai-nilai demokrasi di Indonesia. B.J.Habibie berharap semua ini diteruskan oleh pemerintahanselanjutnya.

Otonomi Daerah. B.J. Habibie menyadari pemerintahanOrde Baru memang memiliki jargon Trilogi Pembangunan.Artinya, proses pembangunan selain menghasilkanpertumbuhan ekonomi yang tinggi juga diharapkan dapatdinikmati merata untuk seluruh lapisan masyarakat.

Pembangunan tidak hanya dinikmati oleh sekelompokmasyarakat dalam wilayah tertentu, tetapi sekaligusmenyebar merata ke seluruh pelosok Indonesia. Namun, B.J.Habibie juga tidak bisa menutup mata bahwa jargon tersebuttidak terjadi di lapangan. Kesenjangan pendapatan dankualitas kehidupan antarlapisan masyarakat danantarwilayah justru terjadi. Kesenjangan antara pemerintahpusat dengan pemerintah daerah. Kesenjangan

Page 510: Detik-detik yang Menentukan

485 E p i l o g

antargolongan masyarakat. Kesenjangan antara Jawadengan luar Jawa. Jakarta masih menjadi pusat segala-galanya. Sebagai ibukota negara dan sebagai pusatpemerintahan. Pembangunan daerah berlangsung di dalampengaruh pemerintahan pusat.

Setelah krisis moneter yang mengakibatkan krisiskepemimpinan dan ekonomi yang serius, ada kesadaranuntuk merevisi kebijakan pembangunan yang sangatsentralistis Jakarta tersebut. Ketika sumber daya yang dimilikipemerintah pusat kian berkurang dan tuntutan partisipasimasyarakat untuk ikut dalam proses pembangunan semakinmeningkat. Mau tidak mau, pemerintah pusat harus bersediamelakukan perubahan dalam manajemen pemerintahan.Apalagi terungkap bahwa sejumlah daerah yang menjadipemasok sumber daya pembangunan di Indonesia ternyatamasyarakatnya tetap dalam kondisi kekurangan. Gugatanke Pemerintah Pusat pun semakin kuat. Merekamempertanyakan pembagian porsi kue pembangunan yangdinilai tidak adil.

Untuk memperbaiki ketimpangan pemerataan hasil-hasilpembangunan, B.J. Habibie selalu mendukung adanyaperbaikan sejumlah peraturan yang dapat lebihmemberdayakan pembangunan di daerah, sekaligus untukmeningkatkan partisipasi masyarakat di daerah terhadapproses perubahan yang diusulkan oleh para pemimpinnya.

Keinginan pemerintah untuk melaksanakan kebijakanOtonomi Daerah secara sistematis diwujudkan dalam bentukserangkaian undang-undang, seperti Undang-Undang No.22Tahun l999, tentang Pemerintahan Daerah maupunUndang-Undang No.25 Tahun l999 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Dalam melaksanakan agenda reformasi, B.J. Habibiememiliki komitmen untuk memberikan otonomi daerah yang

Page 511: Detik-detik yang Menentukan

486Detik-Detik yang Menentukan

sama bagi tiap daerah. Hal itu dengan keyakinan NegaraRepublik Indonesia adalah negara yang diproklamasikanpada 17 Agustus 1945. Bahwa kebebasan harus diterima dandiberikan kepada seluruh bangsa Indonesia, sehingga bangsaIndonesia tidak identik dengan hanya kota-kota besar sepertidi Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan sebagainya.

Gagasan Pilkada langsung, awalnya adalah ide dasar diera B.J. Habibie yang ia telah wacanakan dan ucapkan padaberbagai kesempatan. Pemilihan langsung itu tidak hanyaditujukan untuk pemilihan Presiden dan anggota legislatifbaik di tingkat pusat dan daerah, tetapi juga untuk pemilihankepala daerah, wali kota, maupun gubernur. Ide dasar inisejalan dengan proses desentralisasi yang juga diangkat lebihvokal di era pemerintahan B.J. Habibie.

B.J. Habibie menganggap desentralisasi semakin pentingdiperhatikan karena dapat mendekatkan rakyat kepadapengambil keputusan, mencegah gerakan separatisme, dandapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah akibatpeningkatan partisipasi masyarakat dalam prosespembangunan. Wacana itu terus muncul dan diselesaikanoleh pemerintah setelah B.J. Habibie. Tetapi ide dasarnyasesungguhnya sudah dimulai di era Kabinet ReformasiPembangunan.

Pemilihan Presiden dan Kepala Daerah secara langsungmemang belum terwujud pada masa pemerintahan B.J.Habibie, tetapi B.J. Habibie sudah bepikir danmemprediksikan ke depan bahwa hal tersebut harusdilakukan, tetapi harus didahului dengan sebuah undang-undang yang baru, dan ini akan bisa dilaksanakan limatahun kemudian, yakni tahun 2004. Sebelumnya, menurutB.J. Habibie, kita perlu membuka peluang untuk diadakandiskusi antara partai-partai baru, tokoh-tokoh baru danaliran baru yang akan muncul.

Page 512: Detik-detik yang Menentukan

487 E p i l o g

Kalau dalam implementasinya pemilihan presiden, wakilpresiden, gubernur, bupati dan wali kota dapat dilaksanakandi Indonesia secepat ini, hal itu di luar perkiraan B.J. Habibie.Pemilihan langsung, merupakan salah satu konsep dasar daridemokrasi.

Reformasi ABRI. Untuk mengakomodasi agendareformasi di tubuh ABRI, Presiden B.J. Habibie mendorongjajaran militer agar lebih peka menanggapi aspirasi reformasirakyat, termasuk memperkecil peran sosial politik militerdalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oktober 1998,resmi diumumkan pemisahan institusi Polri dari ABRI. ABRIpun selanjutnya berubah menjadi Tentara NasionalIndonesia.

Kebijakan pemerintahan B.J. Habibie memisahkan Polridari ABRI bertujuan agar Polri dapat lebih profesional dalammelayani masyarakat. Kebijakan ini memiliki arti pentingdalam hal peninjauan kembali peranan militer dalampercaturan sosial politik di Indonesia. ABRI netral terhadapproses politik terutama pada Pemilu 1999, ABRI tidak lagihanya mendukung Partai Golkar. Selain itu, juga sudahdilakukan pengurangan kursi ABRI di DPR. Penghapusandoktrin kekaryaan bagi ABRI yang masih berdinas aktif.Dengan demikian, di masa pemerintahan B.J. Habibie telahmengukuhkan pembaruan dalam tubuh AngkatanBersenjata searah proses demokratisasi.

Ekonomi. Perubahan banyak terjadi di Indonesia sejak1997. Rakyat sudah memiliki lebih banyak kebebasan,transparansi lebih besar, keberanian lebih besar, tetapisekaligus juga semakin kebingungan, lebih pesimistis tentangmasa depan mereka dan bahkan juga lebih abai. Masyarakatjuga dilingkupi atmosfir ketidakpastian yang semakin pekat

Page 513: Detik-detik yang Menentukan

488Detik-Detik yang Menentukan

akibat perubahan-perubahan cepat seperti itu.Ketidakpastian itu pulalah yang mengubah kredibilitas politikmaupun ekonomi.

Dampak perubahan-perubahan yang serba takteramalkan di atas menyebabkan penanaman modallangsung dari luar negeri terjadi perubahan arah, dari arusmasuk, lalu stagnasi, dan disusul arus modal keluar.Akibatnya, GNP per kapita sebesar 1135 dolar AS yangtercapai pada 1996, hanya jangka satu tahun, melorotmenjadi 458 dolar AS pada 1998.

Kondisi ini jelas suatu “kemunduran hasil kerja kerassejauh dua belas tahun”. Akibat selanjutnya adalahmeroketnya hiperinflasi sampai mencapai 78 persen sertaterjun bebasnya nilai mata uang Indonesia hanya tinggalmenjadi 20 persen dari nilai sebelum krisis.

Kondisi di atas selanjutnya mengakibatkan peningkatanjumlah pengangguran di tengah masyarakat, yang tingkatpertumbuhan populasinya tinggi. Sehingga, kondisi inimemperbesar jumlah penduduk yang hidup di bawah gariskemiskinan. Semua itu juga menimbulkan ketegangan sertakecemburuan sosial.

Pemerintahan Kabinet Reformasi Pembangunan mampu—dalam waktu hanya 17 bulan— menghentikan terjunbebasnya nilai mata uang dan meningkatkannya ke posisi60 persen dari nilainya sebelum krisis. Pemerintahan jugaberhasil melambatkan laju hiperinflasi menjadi 2 persen saja.GNP per kapita menjadi 636 dolar AS untuk tahun 1999. Inisuatu kenaikan sebesar 38 persen dibanding GNP per kapitasetahun sebelumnya. Kemunduran dua belas tahundiperpendek menjadi tujuh tahun. Arus keluar modal asingberhenti. Keadaan mulai berubah dari stagnasi menjadi arusmasuk kembali modal asing.

Apa yang menjadi dasar B.J. Habibie dalam mengelola

Page 514: Detik-detik yang Menentukan

489 E p i l o g

pemulihan makroekonomi, sesungguhnya dapat ditengokketika ia menyampaikan pidato akhir tahun 1999. Sebelummenguraikan prospek ekonomi pada 1999, B.J. Habibiekembali menguraikan masa-masa sulit pada pertengahan1998, ketika ia harus mengambil alih kendali pemerintahan.Pada saat itu, prospek ekonomi Indonesia benar-benarterpuruk dan seolah-olah tidak memiliki arah yang jelas. Iamengingatkan betapa waktu itu masyarakat beramai-ramaimenarik uangnya dari bank-bank karena mereka takutkehilangan kekayaan mereka. Dalam situasi krisis demikian,betapa pun sehat bank tersebut, akan mengalami kesulitanjika tiap hari mengalami rush.

Sementara itu, arus barang dan jasa mengalamihambatan dan kemandekan distribusi. Ini tidak lepas dariadanya penjarahan, perusakan dan berbagai aksi anarkislainnya akibat kekerasan sosial di tengah masyarakat.Distribusi bahan pokok, khususnya beras mengalamihambatan semakin berat mengingat adanya bencanakekeringan sehingga memperbesar gagal panen. Kelangkaanbahan pangan terjadi di mana-mana. Kondisi ini semakinmemperparah tekanan sosial. Harga-harga komoditasmelambung tinggi sehingga memunculkan adanya ketakutanterjadinya kelaparan yang masif.

Karena itu, dalam pidato akhir tahunnya, ketikamemasuki tahun 1999, B.J. Habibie menguraikan komposisianggaran merefleksikan kondisi perekonomian nasional yangtidak menguntungkan tersebut. Ia tidak berjanji muluk-muluk. Ia hanya memprediksikan adanya pertumbuhanekonomi nol persen dengan anggaran defisit. Kendatidemikian, ia tetap berjanji untuk menanggulangi masalahkemiskinan yang semakin parah pasca krisis ekonomi. “Kitakemungkinan dapat mencapai taraf kehidupan lebih baiktahun ini jika kita dapat mengembalikan stabilitas dan

Page 515: Detik-detik yang Menentukan

490Detik-Detik yang Menentukan

melalui tahun yang berat ini dengan kerja keras,” begitupesannya.

Untuk membuktikan keseriusannya dalam menanganimasalah ekonomi, B.J. Habibie menginstruksikan tiga halmendasar agar bangsa Indonesia dapat memulai prosespemulihan ekonomi. Langkah pertama, Presiden berpesanagar anggaran pembangunan harus dilaksanakan secaraefektif agar dapat mencapai target yang telah ditentukan.Semua penyimpangan yang dapat mengakibatkan kegagalanpencapaian target harus dicegah.

Langkah kedua, hendaknya dicegah adanya kebocorandan pemborosan penggunaan anggaran. B.J. Habibie jugaberpesan agar dihindari pengeluaran dana yang hanyamenghasilkan sedikit keuntungan, seperti digunakan untukmacam-macam kegiatan protokoler dan seremonial. Karenaitu, ia berpesan agar upacara seremoni dihilangkan ataudisederhanakan. Sedangkan untuk menghindari pemborosandalam pembelanjaan mata uang asing, B.J. Habibie berpesanagar perjalanan pegawai ke luar negeri diminimalisasi.

Langkah ketiga, penggunaan anggaran harusdilaksanakan secara transparan dan dapat dipertanggung-jawabkan akuntabilitasnya secara penuh. Biaya pengadaanbarang dan jasa harus dilaksanakan secara transparan. B.J.Habibie berpendapat, jika pemerintah dapatmendayagunakan anggaran yang ada secara tepat, ia yakinbangsa Indonesia dapat mencegah kondisi perekonomianbergerak ke arah yang lebih buruk. Itu berarti, bangsaIndonesia dapat memulai proses pemulihan ekonomi.

Ketika memulai masa jabatannya, Presiden B.J. Habibiedisambut ketidakpercayaan berbagai kalangan, baik daridalam maupun dari luar negeri. Bahkan sewaktu masihmenjabat, Presiden Soeharto pada tanggal 18 Mei 1998,secara terbuka menyatakan ragu-ragu apakah Wakil

Page 516: Detik-detik yang Menentukan

491 E p i l o g

Presiden B.J. Habibie mampu mengatasi masalah-masalahyang dihadapi bangsa dan negara.

Seseorang tokoh dunia di Singapura merasa yakin bahwaapabila B.J. Habibie menjadi Presiden, nilai rupiah terhadapdolar AS akan merosot hingga Rp20.000. Baik negara pemberipinjaman lunak luar negeri maupun lembaga-lembagamultilateral IMF, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asiamenyangka bahwa B.J. Habibie akan melanjutkan sikappendahulunya. Akibatnya, aliran pinjaman lunak resmikepada Indonesia telah dihentikan sejak berbulan-bulan.

Dengan cepat sekali Presiden B.J. Habibie membuktikanbahwa pemerintah Indonesia telah berubah. Dalampidatonya, malam hari tanggal 21 Mei 1998, ia menegaskanbahwa “pemerintah akan melaksanakan semua komitmendengan pihak luar negeri, khususnya dalam rangkareformasi ekonomi sesuai dengan kesepakatan dengan IMF.”

Kabinet Reformasi Pembangunan yang dilantiknya hariberikutnya, ternyata bukan sekedar kelanjutan KabinetPembangunan VII Presiden Soeharto. Menteri-menteriekonomi ternyata orang-orang profesional.

Pada tanggal 24 Juni 1998, pemerintah menandatanganikesepakatan baru dengan IMF sehingga IMF berbalik sikap.Pada bulan Juli, pinjaman IMF yang tadinya terhenti,kembali mengalir. Dalam pertemuan tahunannya di Parisakhir bulan Juli, Konsorsium IGGI memutuskanmeningkatkan pinjamannya pada Indonesia.

Perkumpulan Paris Negara-Negara Peminjam padaIndonesia (“Paris Club”) memutuskan untuk menangguhkanpembayaran cicilan utang Indonesia. Kepercayaan kalanganpemberi pinjaman lunak sedunia telah pulih kembali. Dan,meskipun seperti banyak pengamat dan pelaku lainnya, iatidak menyetujui ketentuan-ketentuan tertentu dalamkesepakatan antara Pemerintah dan IMF, ternyata Presiden

Page 517: Detik-detik yang Menentukan

492Detik-Detik yang Menentukan

B.J. Habibie dengan konsisten melaksanakan pernyataannyaakan menghormati kesepakatan tersebut.

Mulai bulan Juli 1998, nilai rupiah terhadap dolar ASberangsur-angsur menurun dari sekitar Rp15.000 menjadiRp7.000 pada bulan Oktober dan kemudian stabil hinggaakhir tahun 1998.

Karena inflasi sangat dipengaruhi oleh nilai mata uang,maka meningkatnya nilai rupiah sejak bulan Juli 1998 itumembantu menurunkan laju inflasi. Menurunnya laju inflasididukung pula oleh langkah-langkah lain sepertidilanjutkannya penjaminan pemerintah pada penyimpanuang di bank, kebijakan bunga pinjaman tinggi BankIndonesia, dan program penyehatan perbankan. Selamaberbulan-bulan masyarakat melihat Bank Indonesiamempertahankan kebijakan bunga (sangat) tinggi.Sementara itu, barang-barang kebutuhan pokok cukuptersedia.

Secara berangsur-angsur sekali, masyarakat mulai tidaklagi cepat-cepat menukarkan uang dengan barang ataudengan valuta asing. Perlahan-lahan, semakin banyak uangrupiah kembali masuk ke bank. Dengan demikian, laju inflasibulan ke bulan menurun mendekati nol persen pada bulanOktober 1998 dan kemudian menjadi negatif, sehingga lajuinflasi tahunan meskipun tetap tinggi sebesar 77,5 persennamun mulai menurun.

Sementara itu, meskipun sedikit memanas menjelangSidang Istimewa MPR pada akhir tahun, dalam tahun 1998dan berlanjut ke tahun 1999, kehidupan politik menjadi stabilberkat berbagai kebebasan yang oleh Presiden B.J. Habibiedikembalikan kepada rakyat, seperti kebebasan berserikat,kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan mendirikanmedia pers, kebebasan berpartai politik, kebebasanberkampanye menjelang pemilihan umum, dan terutama

Page 518: Detik-detik yang Menentukan

493 E p i l o g

langkah-langkah nyata menuju ke pemilihan umum yangbenar-benar luas, umum, bebas dan rahasia.

Masyarakat melihat dengan jelas bahwa pemerintahtidak berniat mengendalikan Komisi Pemilihan Umum.Seperti diduga oleh Presiden B.J. Habibie secara naluriah,rakyat ternyata dewasa dan menyambut berbagai kebebasanpolitik ini dengan kampanye-kampanye dalam rangkapemilihan umum yang berlangsung tanpa gejolak-gejolakyang mengganggu kestabilan sosial dan politik.

Kestabilan politik ini, mendukung upaya pemulihanekonomi karena menambah kepercayaan luar negeri. Secarakebetulan atau tidak, bulan Mei 1999 Bank Duniamenyatakan akan melanjutkan pencairan pinjamannya.Tepat sehari sebelum pemilihan umum diselenggarakantanggal 7 Juni 1999, IMF mengumumkan pemberian utangbaru pada Indonesia. Terjadilah dampak perkalian.

Laju inflasi bulanan yang sebagaimana lazimnyameningkat pada awal tahun 1999 bertepatan dengan hari-hari raya, mulai bulan Maret hingga bulan September terus-menerus negatif. Laju inflasi tahun ke tahun pada bulanMaret 1999 menjadi 45 persen dan pada bulan Juni 1999menurun lagi menjadi 25 persen. Akhirnya, laju inflasitahunan yang selama tahun 1998 masih sebesar 77,5 persen,pada tahun 1999 menjadi 2,01 persen.

Sementara itu, penyusutan ekonomi yang telahberlangsung sejak tahun 1998, mulai tahun 1999 berhenti.Meskipun dengan laju yang sangat kecil, pertumbuhanekonomi kembali menjadi positif. Dapat dikatakan bahwasemenjak pertengahan tahun 1999, masyarakat Indonesiatelah melewati titik-titik terparah krisis ekonominya.

Suku bunga Bank Indonesia juga mengalami penurunansangat signifikan. Jika pada Agustus l998, nilai suku bungaBI mencapai sekitar 70 persen maka pada Agustus l999,

Page 519: Detik-detik yang Menentukan

494Detik-Detik yang Menentukan

nilainya turun drastis menjadi sekitar 13 persen. Cadangandevisa naik dalam jumlah berarti, dari l9 miliar dolar ASpada Mei l998 menjadi 26,9 miliar dolar AS pada Septemberl999.

Kemandirian Bank Indonesia dijamin setelahdisahkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999. BankIndonesia selanjutnya menjadi lembaga negara yangindependen. Ini dimaksudkan agar Bank Indonesia dapatmenjalankan fungsi utamanya dalam menjalankan kebijakanmoneter, sistem pembayaran, serta menjalankan peran untukmengatur dan lebih mengawasi bank.

Indeks Saham Gabungan juga naik, nilainya mendekati600 poin pada Juni l999, jauh dibandingkan September l998yang nilainya baru 250 poin. Hal lain yang patut dicatattentang kinerja sektor ekonomi Kabinet ReformasiPembangunan adalah mendorong bergulirnya perekonomianrakyat dengan berbagai kebijakan yang dapatmenumbuhkan perusahaan kecil dan menengah, koperasidan industri rumah tangga.

Semua yang diungkapkan di atas adalah kinerjapemerintahan B.J. Habibie yang dipersembahkan kepadabangsa dan rakyat Indonesia. Memang tidak seluruhnyakisah sukses, sebagai manusia biasa, B.J. Habibie mengakuibahwa yang sempurna hanya Tuhan. Tetapi sebuah neracadiberikan secara terbuka untuk dinilai, mana yang berhasildan mana yang belum.

Karena itu, ia merasa berkepentingan untukmenunjukkan kepada wakil-wakil rakyat yang berhakmenilai. Ia ingin wakil-wakil rakyat menilainya secaraobjektif dan jujur. Presiden B.J. Habibie merasa penting sekaliuntuk mengetahui apakah anggota-anggota DPR, para wakilrakyat yang terhormat tersebut dapat berpikir rasional atautidak. Kenapa ia ingin menanyakan itu?

Page 520: Detik-detik yang Menentukan

495 E p i l o g

Karena B.J. Habibie tahu bahwa belum apa-apa, wakil-wakil rakyat itu sudah mengatakan akan menolak pidatopertanggungjawaban Presiden. Apa pun yang akandipertangungjawabkan oleh Habibie, tidak akan merekaterima. Dan memang, B.J. Habibie telah meminta adanyapertanggungjawaban dari presiden. Ada yang mengatakankepadanya bahwa di dalam UUD 1945, tidak ada aturanyang mengharuskan Presiden mempertanggungjawabkanapa yang telah ia laksanakan di depan DPR/MPR, kecualiada impeachment atau mosi tidak percaya.

B.J. Habibie memang tidak di-impeach. Tidak ada mositidak percaya. Tetapi, ia menuntut supaya dilaksanakanpertanggungjawaban. Karena ia mau menilai apakah wakil-wakil rakyat yang terhormat, yang ada di dalam DPR/MPRitu, yang mewakili rakyat Indonesia, ketika berhadapandengan Presiden, rasional dan fair atau tidak. Karena itu,B.J. Habibie justru bersikeras minta diberikan kesempatanuntuk mempertanggungjawabkan apa yang telah ia lakukan.

Ia sadar dan tahu bahwa ia tidak akan mampumelaksanakan tugas sesuai janji-janji sebagai presiden, sesuaiamanat yang diberikan oleh MPR, jikalau ia harus bekerjasama dengan mitra yang sangat emosional.

Bayangkan, kata B.J. Habibie, ia belum lagimengemukakan pidato pertanggungjawaban, orang-orangitu telah berkata, “Apapun yang akan dikemukakan olehHabibie, saya anti. Pidatonya akan saya tolak.”

Itulah yang terjadi ketika itu. Dan B.J. Habibie ingin tahu,apakah wakil-wakil rakyat itu memang objektif. Apakahorang-orang yang belum apa-apa sudah menyatakan anti,jumlahnya sebagian besar dari anggota MPR. Kalau sebagianbesar bersifat demikian, ia tidak mau untuk dicalonkankembali. Untuk itu, B.J. Habibie memberikanpertanggungjawaban apple to apple. Ia hanya mau mengambil

Page 521: Detik-detik yang Menentukan

496Detik-Detik yang Menentukan

sikap yang fair, realistis dengan angka yang nyata.Kalau 51 persen dari wakil rakyat tidak mau menerima

pertanggungjawaban ini, kendati ia telah memberikanperbandingan yang jelas, apple to apple, dengan angka-angkaeksak, tetapi masih juga dianggap tidak wajar. Namunpertanggungjawabannya tidak diterima, maka ia tidakbersedia dicalonkan menjadi Presiden.

Bagaimana ia akan memimpin bangsa Indonesia, jikalauwakil-wakil rakyat itu mengatakan hitam yang tidak hitam.Hitam mereka katakan putih. Merah mereka katakan hijau.

Tetapi, kalau 51 persen wakil-wakil rakyat di DPR/MPRitu ternyata menerima, maka ia akan mengucapkan,“Bismillahirrahmanirrahim, ia menerima dan akan kembalimemimpin bangsa ini.”

Ternyata, 55 persen anggota DPR/MPR tidak menerimapertanggungjawabannya. Maka B.J. Habibie akhirnyaberkata, “Silahkan mencari pemimpin yang lain.”

Tidak Bersedia Dicalonkan

Hari Rabu tanggal 20 Oktober 1999 pagi, B.J. Habibietampak cerah dan tetap penuh senyum mengumumkantidak bersedia dicalonkan menjadi Presiden keempat, dikediamannya jalan Patra Kuningan. Tidak ada sebersitbayangan kekecewaan di wajahnya, semua berlangsungseperti biasa-biasa saja.

B.J. Habibie mengumumkan ketidakbersediaannya didepan puluhan wartawan dari berbagai media massa dalamdan luar negeri. Dalam jumpa pers yang dimulai sekitar pukul08.30 di ruang pendopo kediamannya, B.J. Habibie memulaiacara itu dengan membacakan pernyataannya. Iamengatakan, penolakan sidang MPR terhadap pidatopertanggungjawabannya telah dilaksanakan secara

Page 522: Detik-detik yang Menentukan

497 E p i l o g

demokratis. “Dari hasil pemungutan suara tersebut, jelaswakil-wakil rakyat berkesimpulan Bacharuddin JusufHabibie tidak mampu melaksanakan tugas yang diberikan,”ujarnya ringan.

“Sehubungan dengan itu, bersama ini saya menyatakanbahwa saya tidak menyanggupi menerima pencalonan saya—Bacharuddin Jusuf Habibie— sebagai Presiden masa bakti1999-2004.”

Pernyataan itu disampaikan tepat pukul 08.40.Habibie juga menyatakan keyakinannya bahwa masih

banyak putra-putri bangsa yang lebih mampu dari dirinyauntuk melaksanakan reformasi menyeluruh. Kemudian B.J.Habibie dengan suara lantang mengatakan, “Melaluikesempatan ini, saya menyerukan kepada saudara-saudarasebangsa dan setanah air —di manapun berada— untuktetap menjaga ketenteraman dan ketenangan, sertamenghindarkan diri dari tindak kekerasan, yang dapatmengganggu sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsadan terselenggaranya berbagai agenda reformasi.”

Berbagai reaksi tokoh dari dalam dan luar negeri munculsetelah pernyataan pengunduran diri B.J. Habibie daripencalonan presiden. Demikian pula dari media massa.

Harian Kompas pada tanggal 21 Oktober 1999, dalam“Tajuk Rencana” yang berjudul “Presiden Habibie MundurSecara Terhormat”, menulis antara lain:

Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie menarik diri daripencalonan capres, setelah pertanggungjawabannyaditolak oleh MPR dengan selisih tipis, 355 menolak, 322menerima. Langkah Presiden ketiga itu bukan saja mundurdengan santun, graciously —dan terhormat. Langkahitu menempatkan Prof Dr Habibie sebagai negarawanyang meninggalkan warisan bersejarah. Denganmengundurkan diri dari pencalonan, setelah

Page 523: Detik-detik yang Menentukan

498Detik-Detik yang Menentukan

pertanggungjawabannya ditolak, Pak Habibiemembuktikan ucapannya, baginya kepresidenan bukanlahsegalanya.

Tajuk Harian Kompas juga menulis,“Presiden Habibie dipilih lagi atau tidak dipilih, ia

telah meninggalkan legacy, warisan bersejarah. Artinyasuatu karya dan kinerja, yang dampak pengaruhnyamendasar dan akan terus berlanjut.

Warisan itu, di antaranya yang disepakati hampirsemua pihak adalah bahwa kepresidenannya, telahmeletakkan dasar dan langkah demokrasi yakni denganmenyelenggarakan pemilihan umum secara bebas, jujur,adil, dan karena itu demokratis.

Sebagai orang yang pandangannya tidaklah tajam-radikal hitam-putih, tetapi lebih memiliki visi dan rasaperasaan kompleksitas, kita sering bertanya apakahPresiden Habibie sepenuhnya sadar serta memahamiimplikasi dari keputusan dan kebijakannya.

Kemerdekaan pers merupakan tonggak sejarah danwarisan pemerintahan Presiden Habibie. Tetapi sekaligus,hadirnya kemerdekaan pers, merugikan kepresidenan danpemerintahannya. Komitmennya terhadap martabatmanusia dan hak-hak asasi, merupakan peninggalannyayang lain. Memang baik dalam hal demokrasi,kemerdekaan pers maupun dalam hal hak-hak asasimanusia, perubahan dunia dengan dampak globalisasinyayang efektif, ikut merupakan faktor kuat. Namun, hal itutidak meniadakan peranan hadirnya kemauan politik yangcukup tangguh dari Presiden Habibie. “

Setelah menyatakan berbagai hal yang dianggap menjadikendala semasa B.J. Habibie, Harian Kompas menambahkan:

Page 524: Detik-detik yang Menentukan

499 E p i l o g

“...sosok kepribadian Presiden Habibie yang hangat,ramah, demokratis. Sikap dan perilakunya sebagaiPresiden yang demokratis lagi apa adanya, dinilai ikutmemberikan sumbangan dalam terjadinya prosesdesakralasisasi kepresidenan yang selama ini bukan sajakhidmat dan jauh berjarak, tetapi juga angker.”

“Langkahnya yang mundur dari pemilihan presidensetelah pertanggungjawabannya ditolak oleh MPRmerupakan kontribusi konkret terhadap maknapertanggungjawaban kekuasaan dalam prinsip, budayadan semangat demokrasi. Langkah mundur yang disertaisikap legowo, tulus, juga berkontribusi terhadap redanyaketegangan dan polarisasi dalam masyarakat. PresidenHabibie mundur, tetapi justru dengan langkah itu, iameninggalkan jejak dan warisan sejarah yang bermaknabagi bangsa Indonesia.”

Goenawan Mohamad pada Majalah Mingguan Tempoedisi 34/XXVIII/25-31 Oktober l999, menulis dalam rubrik“Catatan Pinggir” yang berjudul “Habibie”, antara lainsebagai berikut:

“Habibie tetap di sana. Mukanya tetap meriah danmatanya bundar berpendar, senyumnya lebar. Ia dudukdi samping presiden yang baru. Wajah itu wajah orangyang tak kehilangan apa-apa. Terlalu sulit untuk mendugaapa yang ada di lubuk hati orang, tapi sikap ceria presidenyang dikalahkan itu —di antara kursi-kursi di Senayanitu— merupakan cerita baru tentang politik Indonesia.”

“Saya ingat, ia pernah berkata (waktu saya berjumpasingkat dengan dia, pertama dan terakhir kali sebagaikepala negara) bahwa pendahulunya —ia tak menyebutnama Soeharto— tak pernah mempersiapkannya untukjadi pemimpin Republik. Bahkan juga ketika teknokrat

Page 525: Detik-detik yang Menentukan

500Detik-Detik yang Menentukan

itu masih jadi wakil presiden. Soeharto memang tak ingindia, atau siapa pun, menggantikannya pada tahunmenjelang 1998 itu. Tetapi insiden sejarah menyebabkanHabibie naik ke kokpit. Ia jadi kapten. Ketika ia turun,ketika ia menerima kekalahan dengan muka tetap meriahdan mata berpendar dan senyum lebar, ia telahmembuktikan: ia tak kalah dari Soeharto. Sebuah prosesyang sulit telah mempersiapkannya untuk jadi sebuahbagian penting politik baru di Indonesia —politik dengansepercik ‘peradaban’.”

Dalam “Catatan Pinggir” itu, Goenawan Mohamad jugamenulis:

“Kalah, menang akhirnya tak selamanya ditentukanoleh siapa yang kehilangan. Di sinilah Habibie, justrudalam kekalahannya, meneguhkan respublica,‘kemaslahatan publik’.”

“Tak lama Habibie menjadi presiden. Hanya 512hari. Tetapi, selama 512 hari itu politik di Indonesiamengalami transfromasi dari arche-politik ke para-politik:perubahan dari suatu era ketika hidup bermasyarakatdianggap tak punya konflik dan tak perlu kompetisi,memasuki suatu era ketika sengketa dan persaingandilangsungkan dalam lembaga yang beraturan, bukan dibarikade.”

Pada bagian akhir “Catatan Pinggir” itu, Goenawanmenulis:

“Soeharto, komandan tertinggi Indonesia-sebagai-markas-tentara, berhenti pada bulan Mei 1998. Habibiejadi presiden. Cukup cepat, meskipun tak cukup gampang,mengubah politik di Indonesia dari militerisasi itu. Paramahasiswa dan semua gerakan prodemokrasi telah

Page 526: Detik-detik yang Menentukan

501 E p i l o g

menetak satu simpul yang mengukuhkan ultra-politik itu:rasa takut. Khususnya rasa takut pada tentara. Habibietak memulai pembebasan dari rasa takut itu, tapi iamemberikan sumbangannya sendiri.”

“Ia jadi presiden dan para-politik pun dimulai.Pemilihan yang bebas untuk membentuk parlemen yangbebas berlangsung. Kekuasaan presiden tak lagi angker.‘Saya ingin membuat presiden sebagai seorang tetangga,’katanya. Tapi sumbangannya yang terbesar ialah ketikaorang ramai merayakan kekalahannya, ia hadir diSenayan, duduk di antara orang-orang yangmengalahkannya. Mukanya tetap ceriah dan senyumnyalebar. Ah, akal sehat menang. Demokrasi menang. Dandalam arti tertentu, Habibie pun menang —dalam ‘perangyang lebih besar’ di dalam dirinya sendiri. Dia eksitdengan bagus. Kita perlu bertepuk tangan.”

Harian Suara Karya, media milik Golkar, edisi 25 Oktoberl999, menulis antara lain mengenai terjadinya polarisasi antarpendukung calon presiden yang mengkhawatirkan banyakorang. Tetapi kearifan dan kebesaran jiwa Habibie, menurutSuara Karya:

“Telah terbukti mampu menepis pecahnya polarisasiantarpendukung presiden. Habibie rela mundur,sekalipun itu mengecewakan pendukungnya yangmenginginkan dia tampil kembali memimpin negeri ini.Habibie yang pada mulanya diidentikkan denganSoeharto, penguasa otoriter zaman Orde Baru, ternyatabisa menunjukkan dirinya tidak otoriter. Kritikan,hujatan, cacian atau apa pun yang namanya‘penyerangan’, dihadapi Habibie dengan sikap egaliter.”

“Selama 512 hari memerintah, Habibie konsistenmembuktikan tekadnya untuk mengantarkan bangsa ini

Page 527: Detik-detik yang Menentukan

502Detik-Detik yang Menentukan

menuju alam demokrasi. Kebebasan pers adalah berkatpemerintahan Habibie. Pembebasan tapol/napol,Pemilihan umum l999 yang diikuti 48 parpol,ataupenyelenggaraan SU MPR yang demokratis dan terbuka,juga berkat pemerintahan Habibie. Ini patut dicatat, sebabbagaimanapun bangsa Indonesia tidak akan mampu hidupsedemokratis seperti sekarang, jika tidak diiktikadi olehpemerintahan Habibie. Itu semua adalah prestasi yangluar biasa dan sulit dibayangkan bisa terjadi pada masaSoeharto.”

Wartawan media elektronik SCTV, pernah bertanyakepada B.J. Habibie, apa achievement terbesarnya hingga saatini. Habibie, menjawab bahwa yang paling berharga, “....dalam kedudukan apa pun, tugas kita sebenarnya datang untukmemberi tidak untuk mengambil.”

Tanggapan juga berdatangan dari berbagai tokoh daridalam dan luar negeri. Termasuk para tokoh danorganisasi masyarakat, partai politik yang selama inimenyikapi semua kinerja B.J. Habibie dengan negatif.Mereka memberikan penghargaan atas sikap B.J. Habibieyang menolak pencalonan dirinya untuk maju dalampemilihan presiden.

William Liddle, Guru Besar Ilmu Politik dari Ohio StateUniversity, yang juga pengamat politik Indonesia,memberikan komentar sebagai berikut:

“Terus terang saja yang menyelamatkan DemokrasiIndonesia adalah mantan B.J. Habibie. Beliaulah yangpertama melaksanakan pemilu secara adil di Indonesia,paska rezim Soeharto. Habibie seharusnya mendapatkankredit poin tersendiri dari bangsa Indonesia, karenasetelah Soeharto jatuh, Habibie bisa melaksanakan pemilu

Page 528: Detik-detik yang Menentukan

503 E p i l o g

1999 secara jujur dan adil dengan melibatkan banyakpartai politik.”

Bahkan menurut Liddle, Habibie bersedia tidak dipilihkembali sebagai calon presiden karena dia mengetahuibanyak yang menghendaki agar dia tidak menjadi presidenuntuk kedua kalinya.

“Apa yang dilakukan Habibie, menurut Liddle samadengan pemimpin lain di negara-negara demokrasi besardi dunia. Seharusnya, pemerintah sekarang inimemberikan penghargaan kepada putra Parepare itusebagai peletak demokrasi pertama paska kejatuhanSoeharto.Karena sejarah mencatat,apa yang dilakukanHabibie untuk memulai sebuah proses demokrasi diIndonesia.” (Bisnis Indonesia, 28 Maret 2002).

Malik Fadjar, Menteri Agama dalam Kabinet ReformasiPembangunan menilai, sepanjang perjalanan bangsaIndonesia, sebanyak enam Presiden telah memerintah negeriini. Masing-masing Presiden dihadapkan dengan liku-likupersoalan kebangsaan yang harus mereka selesaikan.

Presiden pertama —Presiden Soekarno— memiliki peranpenting dalam perjalanan bangsa ini, yaitumemproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.Selanjutnya, masa pemerintahan Bung Karno mengalamipasang surut yang ditandai dengan dikeluarkannya DekritPresiden pada 1959 sebelum terjadinya peristiwa G 30 S PKI.

Presiden kedua —Presiden Soeharto— juga berperanpenting dalam pembangunan kebangsaan di Indonesiasetelah mampu mengakomodasi tiga tuntutan rakyat.Presiden Soeharto berperan penting dalam prosespembubaran PKI secara resmi. Ini merupakan awal OrdeBaru dengan serangkaian program pembangunannya.

Page 529: Detik-detik yang Menentukan

504Detik-Detik yang Menentukan

Berdasarkan penilaian Malik Fadjar, peran Presidenketiga — Presiden B.J. Habibie— dalam proses kebangsaanjuga strategis. B.J. Habibie, memegang tampuk pemerintahansebagai akibat memenuhi tuntutan dan visi reformasi agardilaksanakan secara konsisten dan menyeluruh.Pemerintahan B.J. Habibie, menjawab tuntutan visi reformasidengan serangkaian kebijakan nyata seperti terselenggaranyaPemilu 1999, dibuatnya UU tentang kepartaian,menyelesaikan masalah Timor Timur, dan sebagainya.Langkah penting lainnya yang telah dilakukan B.J. Habibietermasuk dalam hal kesediannya dalam memberikan pidatopertanggungjawaban sebagai komitmen untuk memenuhikehendak rakyat.

Posisi Presiden B.J. Habibie, ketika mengambil alihtongkat kepemimpinan dari Presiden Soeharto, memilikiposisi baik secara objektif maupun secara subjektif samaketika Presiden Soeharto mengambil alih pemerintahan dariBung Karno.

Berdasarkan sejumlah fakta ini, pengambilalihankepemimpinan dari Presiden Soeharto ke B.J. Habibie harusdilihat secara proporsional dan dilakukan pendalamanandalam konteks sama dengan ketika terjadi pengambilalihanpemerintahan dari Bung Karno ke Presiden Soeharto.

Jika Presiden Soeharto memenuhi agenda tuntutanTritura maka B.J. Habibie adalah dalam konteks memenuhiagenda tuntutan reformasi. Maka, ketika B.J. Habibie bekerja,maka yang dilakukan pertama kali kepada KabinetReformasi Pembangunan adalah memberikan guide line yangjelas untuk memenuhi lima tuntutan reformasi tersebut. Guideline yang jelas seperti itulah yang saat ini justru tidak dimilikioleh Presiden pasca B.J. Habibie.

Semua penilaian dan pujian itu diterima oleh B.J. Habibiedengan biasa saja. Ia berterima kasih atas semua pujian itu.

Page 530: Detik-detik yang Menentukan

505 E p i l o g

Tetapi ia merasa keputusan yang telah diambilnya tidakmemerlukan penghargaan dan pujian. Keputusan yangdipilihnya memang seharusnya demikian. Ia tetap berdiritegak, ikhlas dan tanpa beban sama sekali. “Saya tidakberhenti karena dipukuli atau dipaksa. Saya berhenti normaldan konstitusional serta demokratis,” demikian katanya padakonferensi pers di kediamannya.

Menurut B.J. Habibie, manusia hanya merencanakan,tetapi Allah juga yang menentukan. Sebagai manusia yangamat mendambakan berkembangnya demokrasi di tanah airdan andalan bagi masa depan bangsa, ia menyatakan, iatelah menerima sepenuhnya hasil penilaian wakil-wakilrakyat tersebut dengan tulus dan ikhlas. Ia menyatakanbahwa kepada presiden yang terpilih, seluruh bangsaIndonesia harus memberikan dukungannya, demipembangunan dan proses demokratisasi sesuai yangdirencanakan dan dijadwalkan di Indonesia.

Dalam jumpa pers yang diadakan di kediamannya padatanggal 20 Oktober l999, B.J. Habibie ditanya oleh wartawan,apa cita-citanya setelah berhenti jadi presiden.

B.J. Habibie menjawab bahwa ia bercita-cita untukmendirikan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang akanmemperjuangkan nilai-nilai hak asasi manusia dandemokrasi. “Saya punya cita-cita mendirikan LSM di siniyang mengkonsentrasikan diri untuk memperjuangkandemokrasi dan hak asasi manusia,” katanya.

B.J. Habibie menyadari bahwa demokrasi itu adalahkonsep yang perlu secara berkesinambungan dikembangkanuntuk mencapai Indonesia modern.

Rakyat Indonesia untuk waktu yang lama berada dalamkekuasaan yang sentralistis. Hari ini, rakyat Indonesia telahberada dalam sebuah sistem di mana kekuasaan akan makinterdesentralisasi. Kekuasaan telah kembali ke tangan wakil-

Page 531: Detik-detik yang Menentukan

506Detik-Detik yang Menentukan

wakil rakyat dan transformasi kekuasaan memerlukanpenyesuaian. Karena itu, kebutuhan untuk mendirikansebuah lembaga demi memajukan dan mengembangkankonsep demokrasi di Indonesia sangatlah penting.

Pada tanggal 10 November l999, sebuah lembaga yangbernama “The Habibie Center (THC)” didirikan oleh B.J.Habibie dan keluarga di Jakarta. The Habibie Centermerupakan sebuah lembaga swasta nirlaba, independen dibidang advokasi hak-hak asasi manusia (HAM) danpengembangan demokrasi. Lembaga ini bertujuanmemajukan masyarakat agar lebih modern dan demokratisdengan berlandaskan moralitas dan integritas dengan nilai-nilai kebudayaan dan religius. The Habibie Center dipimpinlangsung oleh B.J. Habibie sebagai Ketua Dewan Pendiri.

Peresmian THC dilakukan oleh Presiden AbdurrahmanWahid tanggal 22 Mei 2000, bertempat di Jakarta ConventionCenter Jakarta, ditandai antara lain dengan penekanantombol. Hadir undangan khusus, mantan Presiden Filipina,Corazon Aquino. Upacara peresmian ini dirangkaikandengan penyelenggaraan “Colloquium” selama tiga haridengan mengundang sejumlah pakar ilmu politik terkemukadari luar dan dalam negeri.

Pada pidato pembukaan, B.J. Habibie mengatakanbahwa pengalaman selama 512 hari memimpin negara danbangsa Indonesia membuat ia menyadari bahwaperkembangan demokrasi dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia, haruslah dikedepankan jika bangsa iniberniat untuk tumbuh dan bersaing dalam kompetisi global.

Demokrasi dan perlindungan hak-hak asasi manusiaharus diperjuangkan, karena hal tersebut tidak muncul atauterjadi dengan sendirinya. Perjuangan dan usaha itu harusdilaksanakan secara bersamaan dan berkelanjutan olehsemua anggota masyarakat, termasuk pemerintah. The

Page 532: Detik-detik yang Menentukan

507 E p i l o g

Habibie Center didirikan agar menjadi kendaraan bagirakyat Indonesia untuk memulai kelanjutan prosesdemokratisasi dan perlindungan hak-hak asasi manusia.

Mengenai hak asasi manusia, B.J. Habibie mengatakan,isu seputar HAM akan senantiasa ada karena menyangkuteksistensi manusia. Namun, hingga kini belum banyakdipikirkan mengapa orang lebih suka berkutat hanya padasoal apa itu HAM dan bukannya pada persoalanmempertanyakan tanggung jawab kita melaksanakan HAM.Isu ini diangkat, karena, kata B.J. Habibie, “dunia inisenantiasa mengalami proses perubahan tanpa henti. Duniaterus berubah.”

Ini pula yang membuat B.J. Habibie lalu mengutarakanperlunya diadakan banyak perubahan di dalam Undang-Undang Dasar 1945, termasuk kemungkinan mengadakanpemilihan presiden secara langsung.

Kalau ada yang berubah sejak RI merdeka 55 tahun lalu,tambahnya, itu adalah perkembangan mutu sumber dayamanusia Indonesia yang semakin maju. “Itu bukan hasilkerja individual, katakanlah karya Soekarno, Soeharto,Habibie, atau bahkan Abdurrahman Wahid. Itu adalah hasilkarya kita semua, yakni seluruh bangsa Indonesia,”tandasnya mengundang tepuk tangan meriah.

Di tengah colloquium tiga hari menyambut peresmian TheHabibie Center, ia juga berbicara mengenai garis-garis besarkebijakan politiknya saat menjabat presiden. “Bak seorangco-pilot yang tiba-tiba harus menggantikan fungsi, peran,dan tanggung jawab pilot yakni menyelamatkan pesawatdari kemungkinan jatuh terjerembab ke bumi, itulah situasisaya saat itu ketika menerima suksesi kekuasaan dari tanganPak Harto,” tuturnya

“Selama 512 hari berkuasa, saya terus diguncang demoyang jumlahnya tak kurang dari 3.200-an kali dengan satu

Page 533: Detik-detik yang Menentukan

508Detik-Detik yang Menentukan

tema besar yakni menghujat Habibie. Namun, saya tetapbersiteguh dalam keyakinan saya, meski sejumlah pakarmeramalkan paling-paling saya hanya akan mampubertahan paling lama tiga bulan saja,” kata pakar desainpesawat terbang itu.

Di tengah euforia massa berdemo inilah, lanjut Habibie,kepadanya tiba-tiba datang usulan apakah tidak lebih baikia segera memberlakukan negara dalam situasi daruratperang atau SOB (staat van oorlog en beleg). Dan kini, setelahmasa-masa kritis itu dan tak lagi duduk di Istana Negara,Habibie mengaku sangat bersyukur tak pernah sampaimenyatakan Indonesia dalam keadaan SOB yang katanyapernah diusulkan oleh sejumlah orang kepadanya. “Sejakawal saya sudah yakin, pemberlakuan SOB itu malah akankontraproduktif dengan arus demokratisasi yang tengahingin saya gulirkan,” katanya.

Kini apa yang telah dilakukannya selama memimpinpemerintahan sebagai Presiden ke-3 Republik Indonesia,terbuka sudah. Dalam situasi seperti ini, mengingatkan kitapada kalimat-kalimat yang dibacakannya ketika memberikanpertanggungjawaban kepada wakil-wakil rakyat 14 Oktober1999. Ketika ia dengan rendah hati mengatakan bahwa iabukanlah insan luar biasa yang turun dari langit untukmengubah harapan menjadi kenyataan.

B.J. Habibie juga mengatakan bahwa ia menyadaribetapa soal yang dihadapi bangsa Indonesia ini berat dansarat dengan tantangan. Tetapi itulah konsekuensi ataspilihan yang kita lakukan. Kita telah memilih untukmelakukan reformasi menyeluruh, maka sekali layarterkembang, pantang surut kita berlayar.

Kepada mereka yang menilainya tidak mencapai hasilapa pun selama ia memimpin pemerintahan, makasemuanya itu ia kembalikan kepada Allah SWT, karena

Page 534: Detik-detik yang Menentukan

509 E p i l o g

Dialah yang Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan didunia ini. B.J. Habibie menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada seluruh lapisan masyarakat yang telahmemberikan sumbangsihnya sehingga meringankan langkahdan tugasnya. “Biarkanlah semua kekurangan ini menjadimilik saya. Kerja, karya, dan hasil yang tercapai seluruhnyaterpulang kepada rakyat Indonesia, pemilik sejati negeri ini.Itulah semua yang dapat saya sampaikan ke haribaan rakyatIndonesia.”

Page 535: Detik-detik yang Menentukan

510Detik-Detik yang Menentukan

Susunan Pengurus KPU 1999Ketua Merangkap Anggota : Rudini

(WakilPartai)Wakil Ketua Merangkap Anggota : Adnan Buyung

Nasution(Wakil Pemerintah)

Wakit Ketua Merangkap Anggota : Harun Alrasid(Wakil Partai)

Anggota KPU Wakil Pemerintah1 Adnan Buyung Nasution2 Andi A.Mallarangeng3 Afan Gaffar4 Anak Agung Oka Mahendra

Anggota KPU Wakil Partai Politik Peserta Pemilu5 H. Djuhad Mahja. SH, Cn. Partai Persatuan

Pembangunan6 Drs. Mahadi Sinambela Partai Golkar7 HR Bambang Mintoko MP Partai Demokrasi

Indonesia8 Lukman Syamra Partai Republik9 Drs. Jacob Tobing, MPA PDI Perjuangan10 Ir .H. Amaruddin Djajasubita Partai Syarikat Islam

Indonesia

Lampiran

Lampiran 1.

Page 536: Detik-detik yang Menentukan

511 L a m p i r a n

11 Mustafa Kamal, SS. Partai Keadilan12 Yahya C. Staquf Partai Kebangkitan Bangsa13 Edwin Henawan Soekowati Partai Nasional Demokrat14 Dr. Sutradara Gintings Partai Keadilan dan

Persatuan15 H Sjafuddinsyah Nasution Partai Cinta Damai16 Jenderal TNI (Purn.) Rudini Partai MKGR17 Abdul Rahman Saleh, SH. MH. Partai Bulan Bintang18 Hasballah M Saad Partai Amanat Nasional19 K.H. Agus Miftach Partai Rakyat Indonesia20 Drs. H Nursyirwan Noer Datuk Partai Solidaritas Uni

Nasional Indonesia21 H.M. Thohir Humaydi Partai Nadhlatul Umat22 Prof. Dr. H. Harun Alrasid Partai Umat Islam23 KH M Amin Abdullah Partai Umat Muslimin

Indonesia24 Dr. Hadidjojo Nitimihardjo, Msc. Partai Musyawarah Rakyat

Banyak25 C.M.L. Sitompul Partai Kristen Nasional

Indonesia26 Drs. M Hassan Potabuga, MM., Phd.Partai PNI - Massa

Marhaen27 H. Abdy S. Kusumanegara, MBA. Partai Kebangkitan Umat28 Bennie Akbar Fatah Partai Buruh Nasional29 H. Rusly Dahlan, SH. Partai Ikatan Pendukung

Kemerdekaan Indonesia30 R.O. Tambunan Partai Pilihan Rakyat31 Bambang Suroso PNI - Front Marhaenis32 Prof. Dr. Midian Sirait Partai Demokrasi Kasih

Bangsa33 I.M. Sunarkha PNI-Supeni34 Drs. Soegito Partai Nasional Bangsa

Indonesia35 Saut H. Aritonang Partai Pekerja Indonesia36 Drs. H Syamsahril SH, MM. Partai Kebangkitan Muslim

Indonesia

Page 537: Detik-detik yang Menentukan

512Detik-Detik yang Menentukan

37 Drs. H. Mardiansyah Partai Persatuan38 Dr. H. Rasyidi Partai Solidaritas Pekerja

Seluruh Indonesia39 Drs. Syarkawi Tjes Partai Masyumi Baru40 Dr. Ir. Sri Bintang Pamungkas Partai Uni Demokrasi

Indonesia41 Askodar, SH. Partai Politik Islam

Indonesia Masyumi42 Nurdin Purnomo Partai Bhinneka Tunggal

Ika Indonesia43 H. Masiga Bugis, SH. Partai Islam Demokrat44 H. St. Sukarnotomo, MBA. Partai Indonesia Baru45 Dr. H Rusli Bintang Partai Abul Yatama46 Kornelis Kopong Saran, SH. Partai Katolik Demokrat47 Drs. L. Heru Khuthami Partai Syarikat Islam

Indonesia 190548 Pardjaman B.SC. Partai Solidaritas Pekerja49 H. Moh. Bambang SIP Partai Aliansi Demokrat

Indonesia50 Hendri Kuok, SH. Partai Rakyat Demoratik51 Shirato Syafei Sth Partai Kebangsaan

Merdeka52 Umar Husein Partai Daulat Rakyat

Keterangan:Wakil Partai : 48 orangWakil Pemerintah : 4 orang

Page 538: Detik-detik yang Menentukan

513 L a m p i r a n

Lampiran 2.Pidato Pengumuman Hasil Pemilu 1999 di TVRI danRRI.

“Saudara-saudara sebangsa dan setanah air;Assalamu’alaikum Wr. Wb.Pertama-tama saya mengajak seluruh rakyat Indonesia

untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dankarunia-Nya kita telah dapat melaksanakan salah satu tahappenting di dalam penyelenggaraan pemilihan umum, yaitutahap pemungutan, dan penghitungan serta pengesahansuara.

Walaupun hingga batas waktu yang disepakati olehKPU, masih terdapat sejumlah wakil parpol di KPU yangbelum berkenan menandatangani hasil akhir tersebut, halini tidak mengurangi keabsahan penyelenggaraan Pemilu1999.

Karena, secara statistik, parpol yang telahmembubuhkan tanda tangan untuk menerima hasilperhitungan tersebut sesungguhnya telah mewakili 93,03persen atau 98.348.208 dari seluruh pemilih yangberpartisipasi dalam Pemilu 1999.

Dengan kenyataan tersebut, saya percaya bahwa sebagaipatriot bangsa mereka yang belum membubuhkan tandatangan pada hasil pemilu tersebut pada hari ini, insya Allah,akan mempertimbangkan kembali posisinya sejalan dengansemangat demokrasi dan kehendak masyarakat luas.

Berkenaan dengan masih adanya anggota KPU yangbelum menandatangani hasil perhitungan tersebut,Panwaslu Pusat akan melaksanakan kewenangan yangdiberikan kepadanya melalui PP No. 33 tahun 1999,

Page 539: Detik-detik yang Menentukan

514Detik-Detik yang Menentukan

khususnya pasal 33, yaitu melakukan penyelidikan atasalasan-alasan yang diajukan oleh Partai Politik yang belummenandatangani berita acara hasil Pemilu 1999.

Saya telah meminta kepada Panwaslu Pusat untukmelaksanakan tugas itu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya —paling lama 7 hari— agar masyarakat dapatsegera mendapatkan kepastian, dan tahapan berikutnyadapat segera dilaksanakan.

Di balik itu semua, kita bersyukur bahwa pelaksanaanpemungutan suara yang berjalan dengan jujur dan adiltersebut adalah produk dari kerja sama yang harmonisantara lembaga-lembaga penyelenggara dan pengawasanpemilu, partisipasi partai-partai politik peserta pemilu, kerjakeras seluruh jajaran pemerintahan serta aparat keamanan,dan dukungan seluruh rakyat Indonesia.

Karena itu, kepada para pimpinan partai politik, KPU,PPI, Panwaslu, para pemantau asing dan domestik, sertaseluruh rakyat Indonesia yang telah menggunakan hakpilihnya, saya —yang mendapat amanah MPR sebagaipenanggungjawab penyelenggaraan Pemilu 1999—menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya danterima kasih yang setulus-tulusnya.

Kerja keras tanpa pamrih yang telah dilakukan semuapihak telah membuahkan hasil yang amat penting bagiperjalanan bangsa di masa depan, yaitu semakin bersemidan berkembangnya demokrasi di tanah air.

Seperti kita ketahui bersama, Pemilu 1999 merupakansuatu langkah strategis yang kita tempuh untuk memberimakna amanah reformasi politik yang diberikan oleh rakyatmelalui Ketetapan-ketetapan MPR 1998.

Inilah pemilihan umum pertama sejak 1955 yang benar-benar demokratis, jujur, dan adil. Kenyataan tentangtingginya tingkat partisipasi dalam pemilu kali ini —yang

Page 540: Detik-detik yang Menentukan

515 L a m p i r a n

sebelumnya diduga oleh sejumlah pengamat sebagai sesuatuyang sulit— merupakan bukti tingginya kepercayaan rakyatpada sistem yang sedang kita bangun.

Rakyat menaruh harapan besar kepada wakil-wakilmereka yang kelak akan menentukan perjalanan nasibnya.Nasib anak cucu kita akan sangat tergantung pada apa yangkita perbuat sekarang.

Sehubungan dengan itu, terlepas dari komposisiperolehan suara oleh partai-partai, harus kita akui bahwapihak yang mutlak menang dalam Pemilu 1999 ini adalahrakyat Indonesia seluruhnya.

Mereka menang melawan semua kekhawatiran: bahwaPemilu 1999 akan berdarah, bahwa tingkat partisipasi akanrendah, dan bahwa Pemilu jurdil adalah sebuah ilusi.

Oleh karena itu, melalui kesempatan yang berbahagiaini saya mengucapkan selamat kepada seluruh rakyatIndonesia atas keberhasilan dan kemenangan tersebut.

Di sisi lain, kemenangan dan kepercayaan rakyat ituhendaknya menjadi acuan moral yang membimbing setiapwakil rakyat dalam melaksanakan tugasnya.

Walaupun secara formal yang diumumkan hari inibelum bersifat final, pada kesempatan ini saya tetap inginmengungkapkan kesyukuran saya dalam bentuk ucapanselamat kepada partai-partai politik yang telah berhasilmeraih kursi di DPR, DPRD I, dan DPRD II.

Secara khusus ucapan selamat itu saya sampaikankepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan —sebagaiperaih suara terbanyak— demikian juga kepada PartaiGolongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan, PartaiKebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan PartaiBulan Bintang, sebagai partai yang berhasil meraih 6 besarPemilu 1999.

Kepada partai-partai lain yang berhasil meraih kursi di

Page 541: Detik-detik yang Menentukan

516Detik-Detik yang Menentukan

DPR, namun tidak termasuk dalam kategori 6 besar, sayajuga mengucapkan selamat.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,Dengan selesainya perhitungan dan pengumuman hasil

pemungutan suara ini, saya ingin mengajak segenap lapisanmasyarakat untuk meninggalkan di belakang kita semuaekses-ekses yang terjadi dari dinamika perbedaan yang adaselama masa kampanye maupun masa pasca pemilu yanglalu.

Setelah itu saya juga ingin mengajak seluruh rakyatIndonesia untuk bersatu mengayunkan langkah menatapmasa depan secara bersama-sama.

Persatuan dan kebersamaan ini sangat kita perlukanuntuk dapat keluar dan pulih dari berbagai krisis yang kitahadapi, dan untuk menempuh masa depan dengan penuhoptimisme.

Kekurangan yang masih terjadi pada penyelenggaraanpemilu yang lalu kiranya bisa dipahami mengingat waktupersiapan yang terbatas, baik dari sudut administrasipelaksana, organisasi kepartaian, maupun sosialisasinyakepada masyarakat luas.

Oleh karena itu, jika kita melihatnya secara jernih,keberhasilan melewati tahapan-tahapan penting dari Pemilu1999 ini sungguh merupakan rahmat besar yang dilimpahkanoleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, kepada seluruhrakyat Indonesia.

Belajar dari kekurangan-kekurangan maupun kesalahanserta ekses-ekses yang tidak kita inginkan tersebut, sayaberharap dari sekarang kita sudah mulai memikirkan upaya-upaya penyempurnaannya, sehingga penyelenggaraanpemilu-pemilu di masa yang akan datang dapat berlangsunglebih baik dan lebih demokratis.

Page 542: Detik-detik yang Menentukan

517 L a m p i r a n

Sebagaimana yang telah saya kemukakan dalam pidatosebelum pelaksanaan pemungutan suara tanggal 7 Juni 1999,pemilu kali ini merupakan ujian tentang kedewasaanberdemokrasi bagi seluruh bangsa Indonesia.

Dan, alhamdulillah, dari pemantauan kita semuaterhadap proses pemungutan suara itu, kita bersyukurbahwa bangsa kita telah dinyatakan lulus oleh hampir semuapengamat, baik dari dalam maupun luar negeri.

Di sana-sini memang masih ada kasus atau protes,namun secara umum Pemilu 1999 jauh lebih tinggi kualitasdemokratiknya dibanding pemilu-pemilu sebelumnya.

Namun demikian, apa yang kita capai hingga saat inibelumlah merupakan hasil yang bersifat final.

Pengumuman hasil perolehan suara partai-partai, akandisusul dengan pengumuman daftar calon terpilih anggotaDPR, DPRD I, dan DPRD II. Selanjutnya akan dilakukanseleksi dan penetapan wakil-wakil utusan golongan danutusan daerah untuk keanggotaan MPR, yang akan disusulpelantikan para wakil rakyat tersebut.

Kemudian, bangsa Indonesia akan menyelenggarakanpesta demokrasi berikutnya, yaitu Sidang Umum MPR, yangakan menetapkan GBHN dan ketetapan-ketetapan lain, sertapemilihan, penetapan dan pelantikan Presiden serta WakilPresiden.

Dengan ungkapan lain, masih ada beberapa tahapankegiatan yang harus dilalui, sebelum terbentuknyapemerintahan baru yang didambakan oleh seluruh rakyatIndonesia, sebagai pemerintahan yang akan membawamereka mengawali era milenium ketiga.

Demikianlah mekanisme konstitusional yang ada,sebagai tahapan proses demokratisasi yang kitakembangkan, yang kesemuanya berlandaskan pada UUD1945, Ketetapan-ketetapan MPR, dan produk peraturan

Page 543: Detik-detik yang Menentukan

518Detik-Detik yang Menentukan

perundangan yang lain.Hendaknya jangan sampai ada anggapan yang

mempertentangkan antara kehidupan demokrasi di satupihak dengan kehidupan konstitusional di pihak lain.

Bagi bangsa Indonesia, proses demokratisasi yangdikembangkan adalah demokrasi yang konstitusional.

Sebaliknya, kehidupan konstitusional yang kita pegangadalah dalam rangka proses demokratisasi.

Dalam dinamika kehidupan yang demikian, terbukapula kesempatan bagi kita untuk melakukan berbagaipenyempurnaan konstitusi dan perundangan yang ada,sesuai dengan aspirasi dan derap demokratisasi yang ada.

Namun, sekali lagi, penyempurnaan itu pun dilakukansesuai konstitusi.

Apabila semua pihak memahami proses dan tahapantersebut, maka kita menyadari bahwa tidak diperlukan lagiadanya pengerahan massa sebagai cara untuk memengaruhipengambilan keputusan.

Secara normal-demokratik, pengerahan massa hanyawajar dilakukan dalam masa kampanye, sebagai wahanauntuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Setelahterpilihnya para wakil rakyat dan terbentuknya lembagaperwakilan dan permusyawaratan, tidak ada lagi alasanuntuk kembali melibatkan massa dalam proses pengambilankeputusan di forum-forum permusyawaratan danperwakilan.

Di forum tersebut, hanya diperlukan wacana, diskusi danadu argumentasi, sebelum sebuah keputusan diambil, baikberdasarkan kesepakatan bulat (mufakat), maupunkesepakatan mayoritas (voting).

Dalam konteks ini, perlu kiranya dipahami bahwakeputusan berdasarkan pemungutan suara (voting) adalahcara yang diterima secara universal untuk mengambil

Page 544: Detik-detik yang Menentukan

519 L a m p i r a n

keputusan. Menurut tradisi demokrasi, hasil yang diperolehlewat voting tidak mengurangi legitimasi dari keputusan itu.Walaupun ada pihak yang tidak setuju, mereka mempunyaikewajiban etik untuk menerima dan taat.

Prinsip kesetaraan telah mencegah terjadinya pemaksaankehendak, menghindarkan pengingkaran terhadapkeputusan yang telah disepakati, dan menjunjung tinggikebijaksanaan menerima mereka yang berbeda pandangan,sebagai kawan seperjuangan untuk mengejar kebahagiaanbersama.

Demikianlah indahnya kehidupan demokrasi.Demokrasi memang merupakan tahap dewasa dari sebuahkehidupan masyarakat beradab. Dalam kedewasaan itu,keputusan diambil secara bebas, sehingga kebenaran lahirsebagai hasil dari proses wacana yang menjadikankesetaraan sebagai landasannya. Demokrasi memangmemiliki nilai etika dan normanya sendiri, yangmembedakannya dari tatanan otoritarianisme —yangmenempatkan pemerintah dan negara sebagai patronterhadap rakyatnya— dan karena itu cenderungmendefinisikan kebenaran secara sepihak.

Bertolak dari pemikiran tersebut, kiranya semakin jelasbahwa jalan demokratisasi yang kita tempuh saat ini sudahbenar. Kita telah sepakat untuk memberi makna reformasipolitik sebagai demokratisasi. Proses ini harus terusdigulirkan. Demokratisasi harus menjadi arus besar yangakan mampu menerjang dan menjebol benteng-bentengotoritarianisme yang mungkin di sana sini masih tersisa.Benteng-benteng itu tidak terbatas pada tingkah lakukekuasaan, tetapi juga pada sikap mental sebagian tertentuwarga masyarakat yang masih cenderung menggunakancara-cara lama, dalam bentuk pemaksaan kehendak danintimidasi dengan mengatasnamakan rakyat. Secara sadar

Page 545: Detik-detik yang Menentukan

520Detik-Detik yang Menentukan

atau tidak sadar, sebenarnya mereka telah melecehkanaspirasi rakyat, yang tecermin dalam hasil pemilihan umumyang transparan, jujur dan adil.

Pengerahan massa untuk unjuk rasa —apalagi denganmemprovokasi lahirnya tindak kekerasan— setelahterpilihnya wakil-wakil rakyat, adalah suatu langkahmundur yang harus kita hindari dan cegah bersama.

Oleh karena itu, berilah kesempatan yang luas bagibangkitnya kembali nilai-nilai demokrasi dalam kehidupanpolitik kita.

Jadikanlah segala tindak kekerasan, pemaksaankehendak, dan ketidakadilan sebagai musuh bersama yangharus kita singkirkan.

Kita semua bertanggung jawab membangun Indonesiabaru, Indonesia yang demokratik, untuk diwariskan kepadagenerasi penerus bangsa.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air;Hasil pemilu kali ini menunjukkan kepada kita bahwa

rakyat telah menyuarakan hati nuraninya dengan bebas dandengan pilihan yang beragam.

Kebebasan dalam memilih dan banyaknya pilihan itulahyang merupakan hakikat dari demokrasi. Hal ini telahditunjukkan pada Pemilu tahun ini, yang ternyata tidakmenghasilkan mayoritas tunggal.

Ini berarti rakyat tidak mau lagi berorientasi ataumemercayakan masa depannya kepada satu orang atau satukelompok atau satu partai saja. Hal ini juga berarti bahwadi masa yang akan datang rakyat kita tidak menginginkanterjadinya dominasi mayoritas maupun tirani minoritas.

Harapan rakyat yang tecermin dari hasil pemilu inihendaknya secara cerdas dapat dipahami danditransformasikan ke dalam suatu proses kehidupan politik

Page 546: Detik-detik yang Menentukan

521 L a m p i r a n

yang sehat, aspiratif dan demokratis.Kita juga mencatat adanya dinamika kehidupan

demokrasi yang positif yang terjadi setelah pemiluberlangsung. Dengan tidak adanya mayoritas tunggal, makakeputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan penting dimasa yang akan datang memerlukan suatu proses bersama,antara lain melalui kerja sama antar partai politik.

Hal itu tecermin dari berkembangnya pemikiran tentangberbagai kemungkinan aliansi-aliansi politik yang menjadiwacana publik akhir-akhir ini. Hal itu juga berarti bahwabesar kecilnya perolehan suara suatu partai secara individual,belum sepenuhnya memberi gambaran yang final tentangpeta politik yang sesungguhnya.

Ruang hidup demokrasi Indonesia terbuka bagi lahirnyakelompok-kelompok partai yang bersepakat untuk salingmendukung.

Membangun kerja sama memerlukan dialog dankomunikasi yang intensif serta bertumpu pada rasa salingmenghormati, memercayai dan saling memberi danmenerima satu sama lain. Jika jembatan dialog dankomunikasi politik ini dapat kita bangun dan kita budayakanmaka saya yakin kehidupan demokrasi yang sehat akandapat terwujud.

Dengan menumbuhkan demokrasi dan kehidupanpolitik yang sehat melalui dialog dan komunikasi itulahkehidupan berbangsa dan bernegara kita dapat berlangsungsecara wajar, proporsional, dan diabdikan sepenuhnya bagikepentingan rakyat.

Jalannya dialog dan komunikasi di dalam kehidupanpolitik bangsa kita sangat diperlukan terutama untukmenyempurnakan sistem demokrasi kita. Sistem demokrasiyang makin sempurna akan memiliki kemampuan untuksetiap saat mengoreksi dan memperbaiki sistem dari dalam.

Page 547: Detik-detik yang Menentukan

522Detik-Detik yang Menentukan

Perbaikan atau pembaharuan kehidupan berbangsa danbernegara —yang berlangsung secara konsisten dari dalamdan berkesinambungan— itulah yang kita kehendaki,sehingga kita dapat terhindar dari perubahan yang random(acak-acakan) yang bersifat drastis dan mendadak, yangpada akhirnya akan mengorbankan rakyat sendiri.

Hasil pemilu ini juga mencerminkan pluralitas bangsakita yang memerlukan penyaluran aspirasinya melalui sistemyang dapat mengakomodasikan keberagaman itu. Hal inimemberikan makna bahwa rakyat tidak mau lagi dijadikaneksperimen dari suatu kebijakan yang tidak demokratis.Rakyat menginginkan pengakuan terhadap ke-bhinnekaannya. Para pendiri bangsa kita menyadarisepenuhnya bahwa kekuatan bangsa kita justeru terletakpada keberagaman itu. Keberagaman itu adalah rahmatTuhan yang harus kita jaga dan pelihara.

Saudara-saudara sekalian,Demikianlah yang dapat saya sampaikan sehubungan

dengan telah selesainya dan telah diumumkannyaperhitungan hasil pemungutan suara pada Pemilu yang lalu.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melindungikita.”

Wassalamu’alaikum Wr. WbPresiden Republik Indonesia

Bacharuddin Jusuf Habibie

Page 548: Detik-detik yang Menentukan

523 A k r o n i m

Akronim

ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.AD : Angkatan Darat.AD : Anggaran Dasar.ADB : Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia).AL : Angkatan Laut.APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara.ART : Anggaran Rumah Tangga.ASEAN : Association of Southeast Asian Nations.ATM : Anjungan Tunai Mandiri.AU : Angkatan Udara.Bakornas : Badan Koordinasi Nasional.Bank Exim : Bank Ekspor – Impor.BAP : Berita Acara Pemeriksaan.Bapindo : Bank Pembangunan Indonesia.Barelang : Batam – Rempang – Galang.Barelangbin : Batam – Rempang – Galang – Bintang.Barnas : Barisan Nasional.BBD : Bank Bumi Daya.BBM : Bahan Bakar Minyak.BBO : Bank Beku Operasi.BCA : Bank Central Asia.BI : Bank Indonesia.BII : Bank Industri Indonesia.BIN : Badan Intelejen Negara.BKSPTIS : Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta.BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia.BM PASI : Badan Musyawarah Pemangku Adat Seluruh

Indonesia.BNN : Badan Narkotika Nasional.BPD : Bank Pembangunan Daerah.BPIS : Badan Pengelola Industri Strategis.BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Page 549: Detik-detik yang Menentukan

524Detik-Detik yang Menentukan

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional.BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.BPUPKI : Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia.BTO : Bank Take Over.Bulog : Badan Urusan Logistik.BUMD : Badan Usaha Milik Daerah.BUMN : Badan Usaha Milik Negara.BUMS : Badan Usaha Milik Swasta.DAKAB : Dana Abadi Karya Bhakti.CAR : Capital Adequacy Ratio.CGI : Consultative Groups on Indonesia.DG : Dewan Gubernur.DHARMAIS : Dharma Bhakti Sosial.DK PBB : Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.DKI : Daerah Khusus Ibukota.DPA : Dewan Pertimbangan Agung.DPD : Dewan Perwakilan Daerah.DPD : Dewan Pimpinan Daerah.DPKEK : Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan

Keuangan.DPP : Dewan Pimpinan Pusat.DPR : Dewan Perwakilan Rakyat.DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.DPR–GR : Dewan Perwakilan Rakyat – Gotong Royong.Dubes : Duta Besar.ECOSOC : Economic and Social Council .Ekuin : Ekonomi, Keuangan dan Industri.FAA : Federal Aviation Agency.FABRI : Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.FCHI : Forum Cendekiawan Hindu Indonesia.FDAI : Flight Director Attitude Indicator.FDI : Foreign Direct Investment.FKP : Fraksi Karya Pembangunan.FOKAR : Forum Komunikasi Aksi Reformasi.FPDI : Fraksi Partai Demokrasi Indonesia.FPP : Fraksi Persatuan Pembangunan.GAM : Gerakan Aceh Merdeka.GBHN : Garis-Garis Besar Haluan Negara.GKPB : Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa.

Page 550: Detik-detik yang Menentukan

525 A k r o n i m

Golkar : Golongan Karya.GNP : Gross National Product.G-30-S : Gerakan 30 September.HAM : Hak Asasi Manusia.HI : Hotel IndonesiaHMI : Himpunan Mahasiswa Islam.HUT : Hari Ulang Tahun.ICMI : Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia.IDB : Islamic Development Bank.IGGI : Inter-Govermental Group on IndonesiaILO : International Labour Organization.IMF : International Monetary Fund (Dana Moneter

Internasional).INDRA : Indonesian Debt Restructuring Agency (Lembaga

Restrukturisasi Hutang Indonesia).INPRES : Instruksi Preseden.Iptek : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.IPTN : Industri Pesawat Terbang Nusantara.Iramasuka : Irian Jaya, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.ISKA : Ikatan Sarjana Katolik Indonesia.ITB : Institut Teknologi Bandung.ITS : Institut Teknologi Surabaya.JAA : Joint Airworthness Agency.Jas Merah : Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.JPS : Jaring Pengaman Sosial.Jurdil : Jujur & Adil.KAM : Kewajiban Asasi Manusia.KAMI : Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia.Kapolri : Kepala Kepolisian RI.KAPPI : Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia.Kapuspen : Kepala Pusat Penerangan.Kadispenad : Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat.Kadispenau : Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara.Kadispenal : Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut.Kadispenpolri : Kepala Dinas Penerangan Polri.Kapet : Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu.KBG : Keluarga Besar Golkar.KCBI : Kesatuan Cendekiawan Buddha Indonesia.Kesra : Kesejahteraan Rakyat.KISDI : Komite Islam untuk Solidaritas Dunia Islam.

Page 551: Detik-detik yang Menentukan

526Detik-Detik yang Menentukan

KKN : Korupsi, Kolusi & Nepotisme.KLBI : Kredit Likuiditas Bank Indonesia.KNIP : Komite Nasional Indonesia Pusat.KNPI : Komite Nasional Pemuda Indonesia.Komnas HAM : Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.Kostrad : Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.KPU : Komisi Pemilihan Umum.KPUD : Komisi Pemilihan Umum Daerah.KSAD : Kepala Staf Angkatan Darat.KSAL : Kepala Staf Angkatan Laut.KSAU : Kepala Staf Angkatan Udara.KTT : Konferensi Tingkat Tinggi.KUHP : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.LPKK : Liga Penegak Kebenaran dan Keadilan.LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat.Manipol-Usdek : Manifesto Politik – UUD 1945, Sosialisme, Demokrasi,

Ekonomi, dan Kepribadian.Menko : Menteri Koordinator.Migas : Minyak dan Gas.MKGR : Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong.MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat.MPRS : Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara.MUI : Majelis Ulama Indonesia.Munas : Musyawarah Nasional.Munaslub : Musyawarah Nasional Luar Biasa.Musda : Musyawarah Daerah.Nasakom : Nasionalisme–Agama–Komunis.Nawaksara : “Nawa Aksara” : Sembilan Ucapan.NGO : Non Government Organisation.NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia.OKI : Organisasi Konferensi Islam.PAD : Pendapatan Asli Daerah.PM : Perdana Menteri.PAN : Partai Amanat Nasional.Pangdam : Panglima Kodam.Pangab : Panglima Angkatan Bersenjata.Pangkostrad : Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan

Darat.PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Page 552: Detik-detik yang Menentukan

527 A k r o n i m

PBB : Partai Bulan Bintang.PBNU : Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.PD : Percaya Diri.PD : Partai Demokrat.PDB : Produk Domestik Bruto.PDI : Partai Demokrasi Indonesia.PDIP : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.PDKMK : Penanggulangan Dampak Kekeringan dan Masalah

Ketenagakerjaan.Pemilu : Pemilihan Umum.Perpu : Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.Pertamina : Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

Negara.PHK : Pemutusan Hubungan Kerja.PIKI : Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia.Pjs. : Pejabat Sementara.PKB : Partai Kebangkitan Bangsa.PKI : Partai Komunis Indonesia.PLN : Perusahaan Listrik Negara.PMII : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.PNM : Permodalan Nasional Madani.PNPS : Penetapan Presiden.PNS : Pegawai Negeri Sipil.Polkam : Politik dan Keamanan.Polri : Polisi Republik Indonesia.POUD : Pemerintahan, Otomoni Umum dan Daerah.PPKI : Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.PPP : Partai Persatuan Pembangunan.Prolegnas : Program Legitimasi Nasional.Puspiptek : Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi.Rapim : Rapat Pimpinan.RDKK : Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok.Repelita : Rencana Pembangunan Lima Tahun.RI : Republik Indonesia.RKM : Rasio Kecukupan Modal.RS : Rumah Sakit.RUU : Rancangan Undang-Undang.RUU PKB : Rancangan Undang-Undang Penanggulangan

Keadaan Bahaya.

Page 553: Detik-detik yang Menentukan

528Detik-Detik yang Menentukan

SDM : Sumberdaya Manusia.Sembako : Sembilan Bahan Pokok.Sesdalobang : Sekretaris Pengendalian Operasionil Pembangunan.SI : Sidang Istimewa.SIUPP : Surat Izin Usaha Penerbitan Pers.SMA : Sekolah Menengah Atas.SP3 : Surat Perintah Penghentian Penyidikan.STIE : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.SU : Sidang Umum.Super Semar : Surat Perintah Sebelas Maret.Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional.TAP MPR : Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.Timtim : Timor Timor.TNI : Tentara Nasional Indonesia.TP : Tahun Penyediaan.Tritura : Tiga Tuntutan Rakyat.TVRI : Televisi Republik Indonesia.Unas : Universitas Nasional (Jakarta).Uhalu : Universitas Haluoleo (Kendari).UI : Universitas Indonesia.Unamet : United Nations Mission in East Timor.UU : Undang-Undang.UUD 1945 : Undang-Undang Dasar 1945.Wapres : Wakil Presiden.

Page 554: Detik-detik yang Menentukan

529 Glosari

Glosari

AA Baramuli, Dr.: Ketua Dewan Pertimbangan Agung RI/ Dewan PenasihatGolkar.

Abikusno Tjokrosoejoso, Dr.: Ketua Panitia Pembelaan Tanah Air BPUPKI.Abdul Gafur: Wakil Ketua DPR/MPR/Ketua DPP Golkar.Abdul Gani : Direktur Utama Garuda Indonesia.Abdul Haris Nasution, Jenderal Besar: Mantan Menhankan Pangab.Abdurrahman Wahid (Gus Dur), K.H.: Presiden RI Keempat/Ketua Dewan

Syuro Partai Kebangkitan Bangsa/ Ketua PB Nahdlatul Ulama.Adi Sasono: Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Kabinet

Reformasi Pembangunan.Adnan Buyung Nasution, Dr.: Pengacara Senior/ Wakil Ketua KPU dari

Unsur Pemerintah.Ahmad Tirtosudiro, Letnan Jenderal (purn): Wakil Ketua Dewan

Pertimbangan Agung (DPA) Bidang Politik/Ketua Pelaksana HarianICMI.

Ahmad Watik Pratiknya, Dr.: Asisten Wapres/Sekretaris Wapres/AsistenLPND Menteri Sekretaris Negara/Pj. Asisten Khusus MenteriSekretaris Negara.

Akbar Tandjung: Sekretaris Koordinator Harian Keluarga Besar Golkar /Mensesneg Kabinet Reformasi Pembangunan/Ketua Umum PartaiGolkar.

Ali Alatas: Menteri Luar Negeri.Ali Yafie, K.H.: Ketua Majelis Ulama Indonesia.A.M. Hendropriyono, Letnan Jenderal: Menteri Transmigrasi dan

Pemukiman Perambah Hutan Kabinet Pembangunan VII dan KabinetReformasi Pembangunan.

Amien Rais, Prof. Dr. H.M.: Ketua PP Muhammadiyah/Ketua Dewan PakarICMI/Ketua MPR/ Ketua Partai Amanat Nasional.

Page 555: Detik-detik yang Menentukan

530Detik-Detik yang Menentukan

Andi Hamzah, SH; Prof. Dr.: Pakar hukum yang memberi masukan dansaran penyelesaian masalah Pak Harto.

Andi Makmur Makka: Pemimpin Redaksi Harian RepublikaAndi Mattalatta: Anggota MPR yang datang menyampaikan informasi

tentang Sidang Istimewa 1998.Andi Muhammad Ghalib: Jaksa Agung.Anwar Haryono: Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia.Ary Mardjono: Sekjen Golkar/Ketua Panitia Pengarah, Munaslub Golkar.A. Sulasikin Murpratomo,Ny. : Anggota Dewan Penasihat Golkar/Anggota

DPA.Aulia Rahman : Ketua Pelaksana Munaslub Golkar.Bambang Purnomo, SH; Prof. Dr.: Pakar ilmu hukum.Bambang Subianto: Menteri Keuangan/Kabinet Reformasi Pembangunan.Bambang Trihatmodjo: Bendahara Golkar/Tim Munaslub Golkar 1998.Barda Nawawi Arif, SH; Prof. Dr.: Pakar ilmu hukum.Basilio do Nascimento : Uskup Baucau.Benny Murdani, Jenderal: Mantan Menghankam /Pangab.Boediono: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua

Bappenas Kabinet Reformasi Pembangunan/ Ketua Tim Ahli DPKEK.Carlos Filipe Ximenes Belo : Uskup Dili.Cipto Mangunkusumo, Dokter : Bersama Multatuli dan Suwardi

Suryoningrat berperan dalam pemikiran tentang Indonesia.Ciputra, Ir: Pengusaha Nasional.Corry Aquino: Presiden Filipina.Daniel S. Lev, Prof: Guru besar Ilmu Politik di Washington University,

Amerika Serikat.Darmansyah, Laksamana Muda: Anggota DPR/MPR RI.David Napitupulu: Mantan Dubes RI di Meksiko.Dewi Fortuna Anwar,Dr. : Pakar politik LIPI/Asisten Urusan Luar Negeri

Menteri Sekretaris Negara.Djamari Chaniago, Letnan Jenderal :Panglima Divisi Siliwangi.Jamsheed Marker: Sekretaris Jenderal Unamet.Djuhana, Kolonel (AL): ADC Presiden B.J.Habibie.Edie Sudradjat, Jenderal : Mantan Menhankan/Pangab.Edward Douwes Dekker (Multatuli): Bersama dokter Cipto Mangunkusumo

dan Suwardi Suryoningrat berperan dalam pemikiran tentangIndonesia.

Emil Salim, Prof.Dr.: Ekonom, Mantan Menteri Perhubungan dan MenteriLingkungan Hidup di era Presiden Soeharto.

Fadel Mohammad: Ketua DPP Golkar.

Page 556: Detik-detik yang Menentukan

531 Glosari

Fahmi Idris: Menteri Tenaga Kerja, Kabinet Reformasi Pembangunan/Ketua DPP Partai Golkar.

Fatimah Achmad: Wakil Ketua DPR/MPR.Feisal Tanjung, Jenderal: Menko Bidang Politik dan Keamaman Kabinet

Pembangunan VII/Kabinet Reformasi Pembangunan.Firman Gani, Kolonel (Pol): ADC Presiden B.J.Habibie .Fuad Bawazier, Dr. : Menteri Keungan Kabinet Pembangunan VII.Fuadi Rasyid, Dr. : Asisten Wapres/Irjenbang.George Windsor Earl: Pakar dari Inggeris yang berpendapat, bahwa

sebaiknya Ras yang kulitnya sawo matang diberi nama Melayunesia.Ginandjar Kartasasmita, Prof. Dr. Ir.: Menko Ekuin Kabinet Pembangunan

VII/Kabinet Reformasi Pembagunan/Wakil Ketua MPR.Giri Suseno : Menteri Perhubungan Kabinet Pembagunan VII/Kabinet

Reformasi Pembangunan.Gunawan Hadisusilo, Ir. : Asisten Wapres.Goenawan Mohamad: Budayawan/Pendiri Majalah Tempo.Hamzah Haz: Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM Kabinet Reformasi

Pembangunan/Ketua UmumPartai Persatuan Pembangunan.Haryanto Dhanutirto : Menteri Negara Pangan, Hortikultura dan Obat-

obatan, Kabinet Pembangunan VII.Hari Sabarno: Wakil Ketua DPR/MPR.Hariman Siregar : Mantan aktivis mahasiswa.Harmoko: Ketua DPR/MPR, Ketua Umum Golkar.Harjono Djojodihardjo, Prof.Dr.Ir. : Asisten Khusus Wapres.Hartarto Sastrosoenarto: Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan

Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara, KabinetPembangunan VII, Kabinet Reformasi Pembangunan.

Haryono Suyono: Menteri Negara Koordinator Bidang KesejahteraanRakyat dan Pengentasan Kemiskinan Kabinet Pembangunan VII,Kabinet Reformasi Pembangunan.

Harun Alrasid, Prof.: Ahli Hukum Tata Negara Universitas Indonesia/Wakil Ketua KPU.

Hasri Ainun Habibie, dr.: Istri Presiden B.J.Habibie.Helmut Kohl: Kanselir Jerman.Helmut Schlesinger, Prof. Dr. : Pakar Perbankan/Mantan anggota pimpinan

Deutsche Bundesbank.Hermawan K. Dipojono: Guru Besar ITB.H.R. Agung Laksono,: Wakil Ketua Golkar/ Menpora Kabinet Reformasi

Pembangunan.Ilham Akbar Habibie: Putra Pertama Presiden B.J. Habibie.

Page 557: Detik-detik yang Menentukan

532Detik-Detik yang Menentukan

Insana: Istri Ilham Akbar Habibie.Ismail Hasan Metareum: Wakil Ketua DPR/MPR.Ismujoko, SH: Pjs. Jaksa Agung.Iwan Prawiranata: Ketua BPPN/ Direktur (Anggota Direksi) Bank

Indonesia.Iwan Sidi, Kolonel Udara: ADC Presiden B.J.Habibie.Jimly Asshiddiqie, Dr. : Asisten Wapres.Jimmy Carter: Mantan Presiden Amerika Serikat.John Howard : Perdana Menteri Australia .Johny Lumintang, Letnan Jenderal: Asisten Operasi Pangab/Pejabat

PangkostradJohn Sapi’ie, Dr.: Guru Besar ITB.Josef Ackermann, Dr. : Direktur Deutsche Bank Frankfurt .Jose Ramos Horta: : Tokoh Timor Timur.Junus Effendy Habibie (Fanny Habibie): Adik Presiden B.J.Habibie/mantan

Duta Besar Indonesia di Inggris.Junus Yosfiah, Letnan Jenderal : Menteri Penerangan Kabinet Reformasi

Pembangunan.Justika Syarifudin Baharsjah: Menteri Sosial Kabinet Reformasi

Pembangunan.Kemal Idris, Letjen (purn): Ketua Barisan Nasional (Barnas).Kivlan Zein, Mayor Jenderal : Kepala Staf Kostrad.Kofi Annan: Sekjen PBB.Kuningan: Rumah Presiden B.J. HabibieKuntoro Mangkusubroto: Menteri Pertambangan dan Energi Kabinet

Reformasi Pembangunan.Kwik Kian Gie, Drs.: Wakil Ketua MPR/ Tokoh PDI-Perjuangan.Lee Kuan Yew : Senior Minister Republic of Singapore.Lobby Loqman SH. MH , Prof. Dr.: Pakar ilmu hukum.Mahfud MD, Dr. : Pakar Hukum Universitas Islam Indonesia (UII)

Yogyakarta.Malik Fajar, Prof. Drs. A., MSc.: Menteri Agama Kabinet Reformasi

Pembangunan.Marwah Daud Ibrahim, Dr.: Ketua DPP Golkar/Anggota DPR-MPR Fraksi

Golkar.Marzuki Darusman: Ketua DPP Golkar/Anggota DPR-MPR Fraksi Golkar.Mbak Tutut (Siti Hardiyanti Rukmana): Putra Presiden Soeharto/Menteri

Sosial Kabinet Pembangunan VII/Ketua DPP Golkar.Megawati Soekarnoputri: Ketua Umum PDI-Perjuangan/Wakil Presiden

Ke-8.

Page 558: Detik-detik yang Menentukan

533 Glosari

Moestahid Astari : Tim Munaslub Golkar 1998.Moh. Aryad Anwar: Staf ahli bidang pengkajian ekonomi dan keuangan

Menko Ekuin.Mohammad Hatta, Dr.: Proklamator/Wakil Presiden Pertama RI/Ketua

Panitia Ekonomi dan Keuangan BPUPKI.Mohammad Yamin, Mr.: Pimpinan Panitia Kecil yang merumuskan

“Piagam Djakarta”.M Yusuf Abadi, MS; Dr: Pakar ekonomi dari Universitas Haluoleo (Unhalu)

Kendari.4Muladi, SH; Prof. Dr.: Menteri Kehakiman/Sekretaris Negara Kabinet

Reformasi Pembangunan.Muchdi P.R. , Mayor Jenderal: Danjen Kopassus.Muchtar Pakpahan: Aktivis buruh.Nadia: Cucu Presiden B.J. HabibieNelson Mandela: Presiden Afrika SelatanNurcholish Madjid, Dr.: Intelektual Islam/Rektor Universitas Paramadina

Mulya.Parni Hadi: Pimpinan LKBN Antara/Pimpinan Umum Harian Republika.Pasha: Cucu Presiden B.J. HabibiePontjo Sutowo: Wakil Bendahara Golkar.Prabowo Subianto, Letnan Jenderal: Panglima Komando Cadangan

Strategis Angkatan Darat (Kostrad).Quraish Shihab: Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII/Duta Besar di

Mesir.Rachmadi Bambang Sumadhijo: Menteri Pekerjaan Umum Kabinet

Pembangunan VII dan Menteri Pekerjaan Umum Kabinet ReformasiPembangunan.

Rachmat Witoelar: Sekjen Barnas/Sekjen DPP Golkar 1983-1988.Ramelan, SH: Jaksa Agung Muda Pidana Khusus.Rahardi Ramelan : Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kabinet

Pembangunan VII/Menteri Perindustrian dan Perdagangan KabinetReformasi Pembangunan.

Robby Djohan: Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia dan DirekturUtama Bank Mandiri.

Roesmanhadi, Jenderal: Kapolri.Rudini, Jenderal : Mantan Menteri Dalam Negeri/Ketua KPU.Ryaas Rasyid, Prof. Dr.: Pimpinan Tim yang dibentuk oleh Menteri Dalam

Negeri untuk memberikan masukan dan saran mengenai OtonomiDaerah.

Saadillah Mursjid MPA, Drs. : Menteri Sekretaris Negara Kabinet

Page 559: Detik-detik yang Menentukan

534Detik-Detik yang Menentukan

Pembangunan VII.Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi: Menteri Negara Investasi/Kepala

BKPM.Sarwata SH: Ketua Mahkamah Agung.Sintong Panjaitan, Letnan Jenderal: Asisten Wapres/Sesdalobang Kab.

Reformasi Pembangunan.Siti Hediyati Prabowo: Putri Presiden Soeharto.Soebagio, Jenderal: Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD).Sofian Effendi, Dr.: Asisten Wapres/Asisten Menteri Sekretaris Negara.Soedjono C. Atmanegara : Jaksa Agung.Soeharto, Jenderal Besar: Presiden Republik Indonesia Kedua/ Pemegang

Surat Perintah 11 Maret.Soekarno: Proklamator/Presiden Republik Indonesia Pertama.Soepomo, Dr.: Ketua Panitia Hukum Dasar BPUPKI.Soewoto, Prof.: Ahli Hukum Tata Negara.Sri Bintang Pamungkas, Dr.: Ketua PUDI/Anggota KPU.Sri Sultan Hamengkobuwono X: Gubernur DI Yogjakarta/ Pengurus

Golkar.Subiakto Tjakrawerdaya: Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah

Kabinet Pembangunan VII.Sumitro Djojohadikusumo, Prof.Dr. : Ekonom/Mantan Menteri Reset &

Teknologi.Susilo Bambang Yudoyono,Letnan Jenderal: Kepala Sosial Politik ABRI.Suwardi Suryoningrat: Bersama Multatuli dan Dokter Cipto

Mangunkusumo berperan dalam pemikiran tentang Indonesia.Suyatim A. Habibie (Timmy Habibie): Pengusaha/Adik Presiden B.J.

Habibie.Syahril Sabirin : Gubernur Bank Indonesia.Syarwan Hamid, Letnan Jenderal: Menteri Dalam Negeri Kabinet Reformasi

Pembangunan.Tanri Abeng : Menteri Negara BUMN Kabinet Pembangunan VII/Menteri

Negara Pendayagunaan BUMN/Kabinet Reformasi Pembangunan.Thareq Kemal Habibie: Putra kedua Presiden B.J.Habibie.Theo Sambuaga : Wakil Sekjen Golkar.Tony Blair: Perdana Menteri Inggris.Trulyanti Soetrasno: Deputi di BPPT/Pengurus ICMI.Try Sutrisno, Jenderal: Mantan Wakil Presiden.Tubagus Hasanuddin, Kolonel (AD): ADC Presiden B.J.Habibie.Wahidin Sudirohusodo, Dokter: Melanjutkan pemikiran-pemikiran yang

dirintis oleh Douwes Dekker, Dokter Cipto Mangunkusumo dan

Page 560: Detik-detik yang Menentukan

535 Glosari

Suwardi.Waskito Reksosoedirdjo:Tim Munaslub Golkar 1998.Widia: Istri Thareq Kemal Habibie.Widjojo Nitisastro, Prof.Dr.: Menko Bidang Ekonomi, Keuangan, dan

Industri/Ketua Bappenas Kabinet Pembangunan III/ PenasihatPresiden B.J. Habibie/ Wakil Ketua Dewan Pemantapan KetahananEkonomi dan Keuangan (DPKEK).

Wiranto, Jenderal : Menhankam/Pangab Kabinet Pembangunan VII/Menhan/Pangab Kabinet Reformasi Pembangunan.

Wolfgang Kartte, Prof. Dr.: Pakar Anti-Monopoli/Ekonomi Kerakyatan.Xanana Gusmao: tokoh rakyat Timor Timur.Yasril A. Baharuddin: anggota DPR RI Komisi I.Yusril Ihza Mahendra, Prof. Dr.: Asisten Khusus Menteri Sekretaris Negara/

Ketua Umum Partai Bulan Bintang.Yusuf Muhammad, KH: Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI.

Page 561: Detik-detik yang Menentukan

536Detik-Detik yang Menentukan

Indeks

AAbadi, Yusuf, 392, 533Abdulgani, Roeslan, 151Abeng, Tanri, 34, 88, 192, 193, 308, 534ABRI, 5, 7, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 25, 26,

31, 33, 42, 49, 55, 58, 61, 62, 75, 78,85, 87, 98, 103, 143, 145, 150, 154,164, 165, 166, 167, 243, 245, 284,286, 295, 301, 305, 310, 311, 322,361, 487, 523, 534

Aceh, 134, 135, 214, 291, 356, 357, 374,383, 524

Ackermann, Josef, 193, 532AD, 99, 148, 523, 534ADB, 212, 214, 523ADC, 33, 34, 38, 41, 42, 45, 58, 59, 62,

64, 82, 95, 99, 103, 109, 295, 431,434, 530, 531, 532, 534

Adlani, Nazri, 265Afrika Selatan, 149, 237, 533Agenda Reformasi, 10, 382Ahmad, Fatimah, 9AL, 33, 38, 42, 99, 523, 530Alatas, Ali, 87, 136, 231, 234, 259, 529Alawiyah, Tuty, 88Alrasid, Harun, 510, 511, 531Alwi, Des, 151Amang, Beddu, 12Amin, Ma'ruf, 19Andang, 154Annan, Kofi, 234, 237, 238, 239, 251, 256,

258, 532Anwar, Aryad, 218, 533APBN, 71, 121, 236, 248, 288, 349, 523Aquino, Corry, 98, 530Arif, Barda Nawawi, 296, 530ART, 148, 523ASEAN, 137, 148, 232, 523Asshiddiqie, Jimly, 39, 41, 63, 76, 82,

89, 431, 444, 532

Astari, Moestahid, 145, 151, 533ATM, 13, 186, 523Atmanegara, Soedjono C., 88, 318, 534AU, 99, 419, 523Australia, 14, 148, 210, 214, 228, 233,

235, 237, 238, 241, 320, 397, 532Azis, Zainal, 395

BBagja, Ahmad, 19Baharsjah, Justika Syarifudin, 34, 87, 532Baharuddin, Yasril A., 311, 535Bali, 14, 228, 237, 271, 279, 313, 315, 324,

327, 332, 385, 388, 389Bandara Sukarno Hatta, 83Bandung, 83, 268, 272, 424, 430, 486,

525Bangladesh, 149, 235Bank Bumi Daya, 191, 194, 523Bank Centris, 186Bank Dagang Nasional Indonesia, 186,

187Bank Dagang Negara, 190, 191, 194Bank Danamon, 186Bank Deka, 186Bank Dunia, 1, 2, 212, 214, 491, 493Bank Exim, 191, 523Bank Indonesia, 2, 13, 49, 50, 80, 86, 89,

92, 93, 94, 96, 103, 104, 105, 106,122, 132, 168, 176, 177, 178, 179,180, 181, 182, 183, 184, 186, 187,189, 190, 194, 196, 197, 212, 213,216, 217, 218, 346, 349, 351, 383,463, 474, 477, 492, 493, 494, 523,526, 532, 534

Bank Istimarat, 186Bank Mandiri, 192, 193, 194, 533Bank Modern, 186, 187Bank PDFCI, 186Bank Pelita, 186

Page 562: Detik-detik yang Menentukan

537 I n d e k s

Bank Pembangunan Asia, 212, 491, 523Bank Sentral Jerman, 93Bank Subentra, 186Bank Surya, 186Bank Tiara Asia, 186Bank Umum Nasional, 186, 187Bapindo, 191, 192, 523Bappenas, 33, 34, 88, 105, 118, 216, 217,

218, 326, 406, 530, 535Barelang, 270, 523Barelangbin, 270, 271, 523Barnas, 150, 151, 152, 153, 154, 155, 523,

532, 533Baswir, Revrisond, 331Baucau, 136, 530Bawazier, Fuad, 34, 531BBM, 13, 14, 523BBO, 184, 185, 186, 187, 523BCA, 186, 523Beijing, 207Belanda, 45, 46, 135, 190, 191, 214, 223,

224, 225, 226, 227, 228, 231, 235,268

Belo, Carlos Filipe Ximenes, 136, 230,231, 462, 530

Berlin, 207Bhinneka Tunggal Ika, 51, 137, 202, 232BI, 12, 13, 80, 94, 176, 177, 178, 179, 189,

194, 195, 196, 197, 198, 212, 213,493, 523

BIN, 191, 192, 523Bina Graha, 89, 109, 117, 136, 231, 275,

301, 325, 329, 461Bisnis Indonesia, 130, 503BKPRMI, 153BKSPTIS, 153, 523Blair, Tony, 237, 534BLBI, 182, 184, 186, 523Boediono, 88, 217, 530Bolshevik, 96, 453BPD, 181, 182, 183, 188, 523BPIS, 97, 220, 273, 523BPKP, 126, 180, 523BPPN, 13, 122, 179, 180, 181, 182, 183,

184, 185, 186, 187, 189, 332, 390,524, 532

BPPT, 43, 87, 97, 114, 271, 524, 534BPUPKI, 282, 283, 524, 529, 533, 534

BTO, 184, 185, 186, 187, 188, 524Budisantoso, Asman, 9Bulog, 12, 524BUMN, 88, 190, 192, 193, 308, 353, 524,

534BUMS, 190, 273, 524

CCalifornia, 137Capitol Hill, 201, 210CAR, 182, 184, 187, 188, 524Cartelieri, 193Carter Center, 245, 422Carter, Jimmy, 171, 245, 422, 532Cendana, 9, 12, 28, 31, 32, 34, 39, 41, 42,

290CGI, 212, 214, 524Chaniago, Djamari, 95, 530character assassination, 150China, 14, 99, 205, 270, 307Cipto Mangunkusumo, 227, 228, 530, 534civil society, 201, 203, 301, 476

DDahlan, Alwi, 9Dana Moneter Internasional, 216, 332Danjen Kopassus, 17, 81, 533Darmansyah, Laksamana Muda, 167Darusman, Marzuki, 339, 433, 532Dekker, Douwes, 227, 228, 530, 534Deklarasi Balibo, 233, 236, 239, 248, 396,

399Departemen Luar Negeri Amerika

Serikat, 14Deutsche Bundesbank, 93, 178, 197, 531Deutsche Mark, 93Dewan Masjid Indonesia, 153DG, 178, 524Dhanutirto, Haryanto, 34, 114, 531Dili, 136, 231, 252, 253, 367, 462, 530Dinata, Udju S., 153Djalil, Matori Abdul, 264, 391Djohan, Robby, 192, 193, 533Djojodihardjo, Harjono, 76, 531Djojohadikusumo, Soemitro, 102, 289,

459, 534Djojosubroto, Dono Iskandar, 218

Page 563: Detik-detik yang Menentukan

538Detik-Detik yang Menentukan

Djuhana, 33, 38, 42, 99, 530DK PBB, 134, 524DKI, 7, 12, 266, 267, 269, 270, 279, 297,

337, 338, 524DPA, 155, 417, 427, 428, 438, 524, 529,

530DPD, 145, 147, 167, 168, 441, 524DPKEK, 215, 216, 217, 524, 530, 535DPP, 143, 145, 146, 147, 148, 150, 151,

319, 422, 433, 440, 441, 442, 524,529, 530, 531, 532, 533

DPR – GR, 524DPR, 5, 9-12, 14-16, 18-20, 25-29, 36, 40-

42, 45, 49, 57, 60, 63, 64, 66-68, 70,73-75, 89, 108, 109, 117, 119, 120,127-130, 132, 135, 138, 151, 161, 163,165, 169, 170, 174, 175, 178, 189,196-198, 213, 214, 220, 241, 244, 258,274, 286, 292, 302-304, 310, 311, 313,319, 333-335, 337, 354, 357, 359, 360,364, 366, 369, 391, 397, 398, 417,424, 432, 434, 461, 463, 472, 474,477, 478, 487, 494, 495, 496, 515-517, 524, 529, 530, 531, 532, 535

DPRD, 20, 25, 119, 128, 130, 135, 170,275, 276, 301, 302, 328, 354, 472,515, 517, 524

Dubes, 98, 235, 524, 530Dur, Gus, 305, 311, 321, 338, 417, 418,

432, 435, 439, 440, 442, 443, 444,529

Durin, Hasan Basri, 88

EEarl, George Windsor, 224, 531Effendi, Sofian, 76, 534Ekuin, 12, 33, 34, 38, 41, 50, 103, 105,

218, 524, 531, 533entrepreneur, 48, 193

FFAA, 273, 524FABRI, 15, 524Fajar, Abdul Malik, 19Fathudin, Usep, 154FCHI, 115, 156, 524FDI, 149, 221, 222, 267, 468, 524

Feisal, Jusuf Amir, 265Filipina, 2, 14, 506, 530FKP, 15, 524FPDI, 15, 16, 390, 391, 524FPP, 15, 16, 524free fall, 44, 90, 212, 221, 308

GG-15, 7, 8G-30-S, 286, 483, 525Gafur, Abdul, 9, 15, 19, 29, 145, 310,

444, 529GAM, 134, 483, 524Gani, Abdul, 192, 529Gani, Firman, 99, 531Gatot, 33GBHN, 26, 71, 84, 118, 119, 120, 163,

304, 517, 524Ghalib, Andi M, 318Gie, Kwik Kian, 264, 385, 387, 532GKPB, 153, 155, 524GNP, 205, 220, 222, 488, 525Golkar, 5, 21, 28, 29, 31, 32, 33, 37, 40,

67, 68, 73, 74, 75, 88, 89, 108, 109,114, 141, 142, 143, 144, 145, 146,147, 148, 150, 165, 166, 168, 171,175, 295, 321, 327, 333, 334, 335,336, 391, 392, 419, 422, 424, 432,433, 439, 440, 441, 442, 443, 456,487

GP, Solihin, 151GPI, 153Gubernur Bank Indonesia, 80, 86, 93,

94, 105, 194, 212Gusmao, Xanana, 230, 535

HHabib, Hasnan, 151Habibie, B.J., 8, 9, 28, 29, 66, 150, 155,

304, 316, 326, 329, 337, 339, 390,392, 423, 424, 429, 430, 432, 435,447, 448, 449, 450, 451, 452, 453,454, 455, 456, 457, 458, 459, 460,461, 462, 463, 464, 465, 466, 467,468, 469, 470, 471, 472, 473, 474,475, 476, 477, 478, 479, 480, 481,482, 483, 484, 485, 486, 487, 488,

Page 564: Detik-detik yang Menentukan

539 I n d e k s

489, 490, 491, 492, 493, 494, 495,496, 497, 498, 502, 504, 505, 506,507, 508, 509, 531, 532, 533, 535

Habibie, Junus Effendy, 532Habibie, Suyatim A., 116, 534Hadi, Parni, 115, 438, 533Hadihardjono, Giri Suseno, 87Hadisusilo, Gunawan, 76, 82, 531hak prerogatif, 35Hakim Agung, 49Halim Perdanakusuma, 8HAM, 47, 119, 205, 206, 207, 225, 229,

232, 236, 243, 245, 260, 291, 298,356, 372, 373, 388, 389, 421, 423,437, 447, 476, 477, 478, 479, 480,481, 482, 484, 506, 507, 525, 526

Hamengkubuwono, Sri Sultan X, 534Hamid, Syarwan, 9, 15, 19, 87, 136, 143,

232, 534Hamzah, Andi, 296, 530Hardjono, Budi, 16Harmoko, 9, 10, 11, 12, 15, 19, 28, 29, 42,

109, 114, 129, 143, 148, 310, 531Hartas, Harsudiono, 151Hartono, Dimyati, 151, 391Haryadi, Didiet, 151Haryono, Anwar, 76, 115, 530Hasan, Muhammad, 12Hasanuddin, 58, 99, 534Hatta, Mohammad, 283, 284, 290, 533Haz, Hamzah, 16, 88, 333, 433, 434, 531Hendropriyono, A.M., 33, 75, 529Hindia Belanda, 45, 135, 223Hiperinflasi, 44, 403HMI, 153, 525Horta, Jose Ramos, 230, 532Hotel Indonesia, 144, 424, 443, 444, 525Howard, John, 233, 237, 532

IIbrahim, Marwah Daud, 115, 167, 532ICMI, 61, 77, 115, 156, 305, 320, 525, 529,

534IDB, 214, 525Idris, Fahmi, 87, 421, 422, 531Idris, Kemal, 150, 152, 155, 532Iljas, Achjar, 218ILO, 212, 214, 525

IMF, 3, 71, 119, 176, 178, 195, 197, 212,214, 216, 273, 306, 332, 491, 493,525

Indonesia, 1-4, 6-9, 11, 14, 16, 18, 19, 21-26, 32, 39, 41-47, 51-53, 55-59, 61,63, 64, 66, 69-72, 74-80, 84-86, 90,92-94, 96, 97, 104-108, 111, 112, 115,118, 119, 128, 131, 134-142, 145, 147,148, 154, 156-158, 162, 170-174, 176-179, 181, 186, 187, 189-194, 196-198,200, 202-212, 214-216, 218-237, 239-255, 257-263, 266, 268-270, 272, 273,275, 278, 281-284, 287, 288, 291, 292,294-296, 301-309, 312, 314, 315, 319,320, 322-326, 328, 331, 332, 334, 337,340, 342, 343, 346-349, 351, 353, 360-370, 372, 373, 382, 385, 387, 388,391, 393-396, 399-401, 403, 409, 411,412, 413, 415, 416, 419, 423, 424,425, 427, 430, 431, 432, 441, 442,443, 447, 448, 449, 450, 451, 453,454, 456, 462, 466, 467, 470, 472-482, 484-496, 499, 500, 502, 503, 505-518, 520-534

INDRA, 525Indrawati, Sri Mulyani, 331Inggris, 235, 531inlander, 226Inpres, 62, 79, 377, 409Insana, 83, 428, 430, 532Iptek, 201, 272, 525IPTN, 272, 273, 525Irian Jaya, 134, 135, 214, 267, 272, 374,

402, 403, 439, 525Irlandia, 205, 235, 367ISKA, 115, 156, 525Isman, Hayono, 151Ismujoko, 296, 532Istana Merdeka, 19, 28, 35, 36, 40, 41,

42, 45, 56, 62, 63, 78, 79, 81, 82, 84,90, 102, 109, 176, 258, 285, 295, 299,314, 378, 393, 394, 415, 424, 461

Italia, 200, 205ITB, 271, 272, 525, 531, 532ITS, 272, 525

JJAA, 273, 525

Page 565: Detik-detik yang Menentukan

540Detik-Detik yang Menentukan

Jajak Pendapat, 260, 365, 367, 397, 400Jaksa Agung, 49, 50, 80, 88, 89, 90, 113,

117, 296, 298, 299, 302, 316, 317,318, 324, 378, 379, 389, 530, 532,533, 534

Jas Merah, 285, 525Jepang, 148, 200, 214, 270, 283Jerman Barat, 93

KKabinet Pembangunan, 21, 26, 32, 33,

40, 41, 49, 50, 61, 65, 66, 165, 166,292, 294, 298, 491, 529, 531, 532,533, 534, 535

Kabinet Reformasi Pembangunan, 74,75, 76, 78, 79, 80, 82, 83, 84, 85, 86,88, 89, 94, 104, 105, 106, 110, 114,117, 118, 126, 127, 131, 132, 145,149, 151, 152, 155, 161, 162, 165,176, 189, 195, 196, 213, 215, 243,274, 310, 323, 325, 326, 329, 343,344, 353, 362, 384, 394, 406, 448,452, 459, 460, 463, 471, 473, 474,484, 486, 488, 491, 494, 503, 504,529, 530, 531, 532, 533, 534, 535

Kadispenad, 17, 525Kadispenal, 17, 525Kadispenau, 17, 525Kadispenpolri, 17, 525Kairo, 7, 8, 9, 10Kalteng, 147KAM, 47, 205, 206, 225, 291, 298, 480,

481, 525KAMI, 285, 525Kanada, 214, 235Kapet, 270, 271, 525Kapolri, 16, 113, 117, 151, 256, 301, 302,

422, 525, 533KAPPI, 285, 525Kapuspen, 17, 525Kartasasmita, Ginandjar, 12, 33, 34, 38,

74, 86, 94, 103, 104, 106, 217, 264,433, 531

Kartte, Wolfgang, 197Kartika, Kristiya, 151KBG, 68, 166, 295, 525KCBI, 115, 156, 525

Kejaksaan Agung, 49Keluarga Besar Golkar, 5, 32, 73, 74,

143, 145, 166, 295, 525Keppres, 196, 215, 216, 317, 320, 377,

476Kesowo, Bambang, 218Kesra, 122, 126, 257, 525KISDI, 153, 443, 525KKN, 144, 166, 195, 209, 213, 273, 294,

297, 298, 315, 316, 317, 318, 320,327, 331, 339, 340, 343, 355, 375,376, 377, 378, 379, 380, 381, 384,388, 389, 401, 426, 427, 473, 474,526

KNPI, 151, 526Kohl, Helmut, 93, 197, 267, 531Komite Reformasi, 20, 25, 65, 292Kompas, 315, 333, 339, 385, 435, 439,

442, 497, 498Koordinator Harian Keluarga Besar

Golkar, 5, 31, 32, 529Korea Selatan, 2, 148, 235, 367, 393Kostrad, 35, 82, 95, 100, 101, 102, 103,

104, 526, 532, 533KPU, 170, 171, 172, 173, 473, 510, 513,

514, 526, 529, 531, 533, 534Krissantono, 151KSAD, 16, 75, 81, 82, 151, 526, 534KSAL, 16, 151, 526KSAU, 16, 151, 419, 526KTT, 8, 526Kumolo, Tjahyo, 151Kusharyadi, Arief, 16Kusumaatmadja, Sarwono, 151, 153

LLaksono, Agung, 88, 143, 145, 310, 311,

444, 531Latief, Abdul, 14, 28Lev, Daniel, 305LIPI, 170, 526, 530London, 193, 207Luqman, Lobby, 296, 532LPKK, 153, 154, 155, 526LSM, 204, 205, 207, 208, 209, 210, 211,

219, 229, 245, 396, 401, 407, 437,505, 526

Lubang Buaya, 79

Page 566: Detik-detik yang Menentukan

541 I n d e k s

Lumintang, Johny, 95, 532

MMadjid, Nurcholish, 19, 20, 111, 340, 417,

418, 460, 533Mahendra, Yusril Ihza, 19, 434, 442, 535Mahkamah Agung, 41, 45, 49, 62, 63,

64, 66, 370, 476, 477, 534Majelis Permusyawaratan Rakyat, 25,

155, 161, 253, 260, 261, 262, 368,385, 399, 429, 526, 528

Makka, Andi Makmur, 115, 530Malari, 7, 114Malaysia, 2, 223, 483Maluku, 147, 214, 271, 279, 291, 374,

439, 525Mangkusubroto, Kuntoro, 12, 13, 34, 87,

532Mangunpurojo, Roch Basuki, 151Manipol-Usdek, 285, 526Mardjono, Ary, 143, 145, 530Marker, Jamsheed, 235, 530Maroef, Afif, 9Masjid Istiqlal, 61, 434Mattalatta, Andi, 167, 530MD, Mahfud, 315, 532Melayunesia, 224, 531Menko Ekuin, 34, 38, 50Menteri Dalam Negeri, 31, 78, 87, 113,

116, 129, 138, 143, 171, 233, 238,258, 275, 276, 301, 302, 533, 534

Mesir, 7, 8, 200, 207, 533Metareum, Ismail Hasan, 9, 15, 19, 310,

532MKGR, 151, 511, 526Moeloek, Farid Anfasa, 87MPR, 5, 6, 9-12, 14-16, 18, 20, 21, 25, 26,

28, 31, 32, 36, 37, 40, 42, 44, 45, 49,57, 58, 60, 63, 64, 66-68, 73-75, 89,93, 94, 105, 108, 109, 111, 112, 117-120, 127-130, 132, 134, 135, 139, 141,147, 148, 151, 154, 155, 158, 161,163-170, 189, 195-197, 204, 213, 214,220, 229-231, 233-238, 244, 253, 254,257, 260, 261, 262, 263, 274, 281,282, 287, 288, 294-297, 301-304, 306,310-316, 318-320, 325, 326, 328, 329,333, 335-338, 340, 342, 343, 344, 348,

353-355, 360, 362, 366, 368, 376, 381,385-392, 394-398, 413, 418, 420, 421,422, 424, 428, 430-432, 434-436, 438-442, 450, 454, 456, 457, 461, 463,466, 472-474, 476, 492, 495, 496, 497,499, 502, 514, 517, 526, 528, 529,530, 531, 532, 535

MPRS, 285, 286, 287, 483, 526Muhammad, Yusuf, 319, 535Muhammadiyah, 19, 75, 529Muhdam, Sutrisno, 19MUI, 19, 526Muladi, SH, 296, 533Munas, 32, 142, 526Munaslub, 114, 143, 144, 145, 526, 530,

533, 535Murda, Ahmad, 338Murdani, Benny, 98, 530Murpratomo, Sulasikin, 33, 530Mursjid, Saadillah, 533Musda, 32, 526

NNadia, 83, 533Nahdlatul Ulama, 19, 319, 416, 527, 529Najib, Emha Ainun, 19Napitupulu, David, 98, 153, 530Nasakom, 285, 526Nascimento, Basilio do, 136, 530Nasution, Abdul Haris, 81, 529Nasution, Adnan Buyung, 111, 171, 460,

510, 529Nasution, Muslimin, 87Nawaksara, 285, 286, 287, 526New Caledonia, 233New York, 234, 242, 244, 250, 252, 253,

254, 257, 259, 263, 365, 367, 368,397, 398, 399, 400

NGO, 204, 526Nitimihardjo, Hadidjojo, 151, 511Nitisastro, Widjojo, 74, 75, 76, 80, 289,

459, 535NKRI, 46, 127, 134, 135, 137, 138, 139,

141, 142, 153, 155, 157, 158, 162,189, 190, 210, 221, 227, 228, 229,231, 232, 233, 234, 235, 236, 237,238, 239, 240, 244, 252, 266, 268,280, 281, 282, 290, 309, 385, 413,

Page 567: Detik-detik yang Menentukan

542Detik-Detik yang Menentukan

425, 433, 444, 467, 468, 526Non-Aligned Countries, 200NTT, 147, 279, 320, 401NU, 19, 319, 321, 417, 424, 443

OOetoyo, Bambang Indra, 151Oka, Ida Bagus, 88Orde Baru, 1, 57, 77, 108, 149, 151, 152,

153, 154, 161, 268, 274, 308, 316,321, 322, 323, 325, 338, 358, 369,426, 427, 447, 475, 476, 477, 481,482, 483, 484, 501, 503

PP.R., Muchdi, 81, 533PAD, 236, 248, 267, 526Pakistan, 149, 235Pakpahan, Muchtar, 89, 533Pamungkas, Sri Bintang, 89, 478, 512,

534PAN, 175, 305, 306, 338, 526Pancasila, 8, 11, 20, 23, 24, 25, 66, 71, 84,

90, 91, 92, 118, 147, 162, 169, 177,282, 284, 285, 287, 309, 371, 384,392, 424, 443, 478

pandito, 6, 8, 10Pangab, 12, 16, 31, 59, 61, 62, 75, 77, 79,

80, 81, 82, 83, 89, 94, 95, 100, 101,102, 103, 104, 129, 132, 138, 167,256, 302, 434, 526, 529, 530, 532,535

Pangdam, 12, 62, 239, 526Pangkostrad, 17, 75, 81, 82, 83, 94, 95,

96, 100, 101, 102, 103, 104, 106, 150,285, 526, 532

Panjaitan, Sintong, 63, 81, 82, 97, 98,100, 102, 103, 422, 438, 534

Paris, 207, 491Pasha, 83, 533Patung Kristus Raja, 136PB Jamaah Al Huda, 153PBB, 119, 134, 135, 175, 205, 206, 207,

210, 214, 229, 230, 231, 234, 235,237, 238, 239, 240, 241, 245, 249,250, 251, 252, 254, 256, 257, 258,259, 291, 320, 334, 362, 363, 364,

367, 371, 396, 398, 400, 401, 434,480, 526, 527, 532

PD, 527PDI, 21, 108, 141, 143, 164, 319, 322, 333,

334, 335, 336, 385, 390, 391, 417,424, 431, 443, 510, 527, 532

PDIP, 175, 336, 386, 527pemilu, 20, 57, 58, 60, 71, 73, 74, 108,

109, 111, 112, 119, 120, 130, 132,134, 139, 146, 151, 155, 162, 163,164, 167, 168, 169, 170, 171, 172,173, 175, 303, 305, 306, 313, 321,344, 354, 355, 358, 383, 390, 408,417, 419, 421, 450, 461, 463, 466,470, 472, 473, 474, 502, 513, 514,516, 517, 520, 521, 522

Pemuda Persis, 153Pertamina, 13, 270, 295, 527Piagam Djakarta, 283, 533PIKI, 115, 156, 527Pjs., 296, 527, 532PKB, 175, 305, 310, 311, 312, 313, 321,

333, 334, 391, 417, 431, 440, 527PKI, 285, 286, 483, 503, 527PLN, 13, 527PM, 90, 233, 237, 526PMII, 312, 313, 527PNPS, 113, 527PNS, 168, 171, 527Polkam, 14, 89, 113, 116, 127, 230, 238,

243, 256, 257, 527Polri, 245, 254, 301, 302, 334, 354, 360,

383, 394, 425, 433, 487, 525, 527Portugal, 210, 223, 228, 230, 234, 235,

240, 241, 249, 257, 262, 291, 363,364, 396, 397, 398, 400

PP, 173, 196, 214, 513, 529PPKI, 283, 284, 527PPMI, 153PPP, 21, 108, 141, 143, 175, 333, 337,

424, 433, 434, 443, 527Prabowo, Siti Hediyati, 34, 35, 534Prancis, 214Pratiknya, Ahmad Watik, 28, 63, 76, 82,

98, 438, 444, 529Prawiranata, Iwan, 181, 532Prolegnas, 130, 527Purnomo, Bambang, 296, 530

Page 568: Detik-detik yang Menentukan

543 I n d e k s

RRahman, Aulia, 143, 145, 530Rais, Amien, 75, 111, 264, 305, 306, 340,

386, 421, 430, 432, 433, 434, 460,529

Ramelan, Rahardi, 33, 34, 87, 296, 533Ramly, Rizal, 131Rapim, 15, 527Rasyid, Fuadi, 63, 76, 82, 98, 531Rasyid, Ryaas, 275, 533redundance, 279, 280Reksosoedirdjo, Waskito, 143, 535Repelita, 163, 214, 220, 288, 527Republika, 320, 392, 530, 533RI, 9, 15, 18, 23, 24, 41, 43, 45, 49, 62, 66,

67, 84, 120, 155, 159, 194, 231, 234,237, 244, 256, 267, 284, 292, 301,319, 340, 343, 379, 387, 416, 420,432, 443, 444, 452, 458, 467, 507,525, 527, 529, 530, 533, 535

Riau, 147, 267RKM, 187, 188, 527Romanov, Tsar, 96, 97, 453RS, 295, 527Rukmana, Siti Hardiyanti, 143, 532Rusia, 96, 97, 200, 210, 449, 453RUU, 165, 168, 196, 197, 198, 310, 311,

313, 527

SSabarno, Hari, 264, 310, 531Sabirin, Syahril, 104, 534Salim, Emil, 111, 460, 530Sambuaga, Theo L., 34Santoso, Hugeng Iman, 151Sapi’ie, John, 111, 460, 532Sapta Marga, 62Sarwata SH, 63, 534Sasono, Adi, 87, 434, 529Sastrosoenarto, Hartarto, 74, 86, 531Sastrowardoyo, Sanyoto, 34, 534Schlesinger, Helmut, 93, 197, 531SDM, 47, 156, 211, 219, 266, 272, 276,

277, 528Sekjen Dephankam, 17SI, 127, 128, 155, 163, 164, 165, 166, 169,

233, 295, 326, 528Sidang Istimewa MPR, 10, 57, 74, 109,

111, 117, 130, 132, 297, 450, 463,474

Sidang Umum MPR, 262Sidi, Iwan, 59, 99, 532Simanjuntak, Marsilam, 151Singapura, 90, 235, 307, 483, 491Siregar, Hariman, 114, 531Siregar, Panangian, 88Siregar, Syamsir, 151Sjamsoeddin, Sjafrie, 12SK Trimurti, 151SMA, 103, 528Soebagio, 75, 534Soedarsono, Effendi, 218Soeharto, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14,

15, 16, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 28, 29,32, 35, 41, 48, 50, 53, 61, 64, 69, 72,79, 95, 98, 101, 102, 110, 129, 131,133, 135, 136, 140, 146, 150, 152,154, 156, 157, 162, 166, 176, 195,196, 229, 230, 285, 287, 289, 297,299, 308, 309, 315, 316, 317, 318,321, 322, 324, 327, 330, 376, 377,378, 379, 380, 385, 389, 401, 402,448, 453, 459, 465, 466, 474, 478,490, 491, 499, 500, 501, 502, 503,504, 507, 530, 532, 534

Soekarno, 61, 109, 140, 156, 157, 162,196, 218, 284, 285, 286, 287, 289,290, 308, 309, 459, 465, 466, 483,507, 534

Soekarnoputri, Megawati, 151, 308, 319,321, 335, 337, 339, 390, 417, 442,532

Soepomo, Dr., 283Soewoto, Prof., 328Solahuddin, Soleh, 87SP3, 299, 378, 379, 389, 528Spanyol, 223, 235status quo, 142SU, 32, 129, 231, 233, 235, 238, 257, 287,

288, 301, 312, 315, 318, 319, 320,326, 328, 337, 338, 340, 342, 385,394, 395, 398, 413, 420, 428, 431,435, 442, 454, 456, 457, 502, 528

Subagyo, 16

Page 569: Detik-detik yang Menentukan

544Detik-Detik yang Menentukan

Subianto, Bambang, 87, 181, 326, 530Subianto, Prabowo, 17, 35, 82, 95, 101,

103, 533Sudarsono, Juwono, 87Sudewo, Arie, 151Sudharmono, 34, 35Sudirohusodo, Wahidin, 228, 534Sudjatmiko, Djoko, 151, 153Sudradjat, Edie, 98, 147, 530Sugito, Waluyo, 151Suhud, M. Kharis, 151Sulun, Saiful, 151Sumadhijo, Rachmadi Bambang, 34, 87,

533Sumahadi, 34, 534Sumpah Prajurit, 62, 100Supeni, 151, 511Super Semar, 528Surakarta, 7Surjadi, 151Suryoningrat, Suwardi, 227, 530, 534Sutiyoso, 7, 12Sutowo, Pontjo, 143, 533Sutrasno, Trulyanti, 115Suyono, Haryono, 74, 86, 531

TTagor, Agus, 151Taiwan, 14, 148Tandjung, Akbar, 28, 33, 74, 75, 87, 88,

136, 147, 232, 333, 334, 337, 339,391, 392, 417, 422, 432, 433, 434,440, 441, 442, 529

Tangerang, 7Tanjung, Feisal, 74, 86, 98, 531Tap MPR, 169, 214, 312, 473Thailand, 2, 32, 91, 393Thamrin, Husnie, 264Timor Timur, 97, 98, 134, 137, 138, 139,

210, 214, 223, 224, 228, 229, 230,231, 233, 234, 235, 236, 237, 238,239, 240, 241, 242, 243, 244, 245,246, 247, 248, 249, 250, 251, 252,253, 254, 255, 256, 257, 258, 259,260, 262, 263, 264, 291, 296, 313,315, 318, 319, 320, 322, 327, 340,362, 363, 364, 365, 366, 367, 368,373, 374, 385, 387, 388, 389, 391,

395, 396, 397, 398, 399, 400, 401,424, 451, 462, 504, 532, 535

Timtim, 134, 136, 137, 319, 320, 387, 450,451, 528

Tirtosudiro, Ahmad, 529Tjahjadi, Ashadi, 151Tjakrawerdaya, Subiakto, 34, 534Tjokrosoejoso, Abikusno, 283, 529TNI, 12, 16, 17, 55, 86, 87, 111, 143, 150,

151, 155, 157, 168, 245, 254, 256,257, 259, 302, 320, 334, 354, 360,383, 394, 417, 419, 420, 422, 425,433, 511, 525, 528

Tokio, 207Tragedi Trisakti, 6Triantoro, Bambang, 151Trihatmodjo, Bambang, 143, 145, 530Tripartit, 230, 234, 235, 240, 241, 242,

244, 245, 257, 363, 364, 367, 397,398, 400

Tritura, 284, 504, 528Tubagus, Sutria, 16Tutut, Mbak, 532TVRI, 69, 74, 419, 513, 528

UUhalu, 528UI, 9, 12, 528Unamet, 235, 245, 256, 367, 400, 528,

530Uni Soviet, 200, 201, 221, 425Universitas Trisakti, 6, 296Usman, Julius, 151Usman, Marzuki, 87Utusan Daerah, 5, 31, 33, 165, 166, 167,

295, 305, 313, 394UU, 20, 25, 49, 60, 105, 119, 120, 130,

135, 165, 166, 168, 196, 197, 198,208, 213, 214, 229, 231, 275, 276,277, 281, 288, 294, 298, 302, 313,318, 327, 328, 369, 450, 472, 473,474, 476, 477, 478, 482, 483, 504,528

UUD ‘45, 8, 11, 23, 24, 37, 44, 46, 52, 57,64, 73, 127, 147, 151, 162, 280, 281,392, 416, 444, 468

UUD 1945, 28, 66, 67, 70, 84, 108, 163,165, 166, 169, 196, 197, 229, 230,

Page 570: Detik-detik yang Menentukan

545 I n d e k s

233, 239, 266, 273, 274, 281, 282,284, 287, 292, 302, 304, 309, 314,327, 370, 395, 399, 466, 467, 471,495, 517, 526, 528

VVietnam, 210, 228

WWahid, Abdurrahman, 19, 311, 315, 319,

337, 339, 340, 416, 432, 433, 434,442, 443, 444, 506, 507, 529

Wahono, 151Wapres, 426, 453, 528, 529, 531, 532, 534Washington, 207, 304, 530White House, 201, 210Widia, 83, 535Widodo, Dibyo, 17Wiranto, 12, 16, 17, 42, 59, 60, 61, 62, 75,

78, 79, 80, 82, 83, 87, 94, 100, 133,136, 143, 167, 232, 306, 310, 311,315, 339, 419, 420, 422, 433, 434,437, 535

Wirokartono, 218Wisma Negara, 83, 94, 96, 98, 99, 217,

453Witoelar, Rachmat, 150, 533

YYafie, Ali, 19, 115, 529Yamin, Mohammad, 283, 533Yayasan Paramadina, 19Yew, Lee Kuan, 90, 104, 307, 308, 532Yosfiah, Junus, 75, 532Yudhohusodo, Siswono, 153Yudhoyono, Susilo Bambang, 167

ZZein, Kivlan, 81, 532Zuhal, M., 87

Page 571: Detik-detik yang Menentukan

546Detik-Detik yang Menentukan

Biodata

Prof.Dr.Ing.-Dr.Sc.H.C.Mult.Bacharuddin Jusuf Habibie,lahir di Parepare ( Sulawesi Selatan) Indonesia, pada tanggal25 Juni 1936.Anak ke-4 dari sembilan putra-putri keluargaAlwi Abdul Djalil Habibie dan R.A.Tuti MariniPuspowardoyo. Ia hanya kuliah selama satu tahun di InstitutTeknologi Bandung (ITB), karena pada tahun l955, ia dikirimoleh ibunya untuk belajar di Rhenisch Wesfalische TehnischeHochscule,Aachen, Jerman. B.J.Habibie menikah dengandr.Hasri Ainun Habibie, anak ke-4 dari delapan bersaudara,keluarga Haji Mohammad Besari, pada bulan tanggal 12 Meil962 dan dikarunia dua putra dan lima cucu.

Setelah belajar di Jerman selama lima tahun, B.J.Habibiememperoleh Diplom-Ingenieur dengan prestasi cum laudedari Fakultas Teknik Mesin jurusan Desain dan Konstruksipesawat terbang. B.J. Habibie muda, seorang muslim taatyang sering berpuasa sunnah Senin dan Kamis, memperolehgelar Doctor Ingenieur di fakultas teknik mesin, jurusanDesain dan Konstruksi Pesawat Terbang dengan predikatsumma cum laude.

B.J. Habibie mengawali karir di Jerman dengan menjadiKepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Strukturdi Hamburger Flugzeugbau Gmbh, Hamburg (1965-1969)kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologipada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBBGmbh, Hamburg dan Munchen (1969-1973). Menjadi Wakil

Bacharuddin Jusuf Habibie

Page 572: Detik-detik yang Menentukan

547 B i o d a t a

Presiden sekaligus Direktur Teknologi MBB Gmbh, Hamburgdan Munchen (1973-1978), Penasihat Senior bidang teknologiuntuk Dewan Direktur MBB (1978). Sebelumnya, tahun1977, B.J. Habibie menerima gelar Profesor dari InstitutTeknlogi Bandung (ITB) dengan orasi ilmiah mengenaiKonstruksi Pesawat Terbang.

Dalam rangka memenuhi panggilan tanah airnya, padatahun 1974 B.J. Habibie kembali ke Indonesia. Dia memulaikarirnya sebagai penasihat pemerintah bidang teknologipesawat terbang dan teknologi tinggi yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Tugasini diembannya sampai tahun 1978. Setelah itu, ia diangkatmenjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus KetuaBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Iamengemban tugas ini selama lima periode KabinetPembangunan yang berakhir pada tahun 1998. Ia jugamenjabat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional.

Sebelum Pemilu 1997, B.J. Habibie menyampaikankepada keluarga dan sahabat-sahabat terdekatnya, bahwaia berencana mengundurkan diri setelah masa bhakti diKabinet Pembangunan VI berakhir. Namun, manusiamerencanakan Tuhan yang menentukan. Pada tanggal 11Maret 1998, melalui Sidang Umum MPR, ia diangkat sebagaiWakil Presiden Republik Indonesia yang ke-7.

Pada waktu yang bersamaan, krisis ekonomi melandakawasan Asia termasuk Indonesia. Krisis ini pulamengakibatkan munculnya krisis politik dan kepercayaandi Indonesia. Krisis berlanjut yang lebih parah itu mendorongrakyat Indonesia menuntut reformasi total. Akhirnya 21 Mei1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengundurandirinya. Berdasarkan pasal 8 UUD 1945, pada hari yang samaB.J. Habibie diambil sumpahnya sebagai Presiden RepublikIndonesia ke-3, di depan Ketua Mahkamah Agung dan

Page 573: Detik-detik yang Menentukan

548Detik-Detik yang Menentukan

seluruh jajarannya.Presiden B.J. Habibie memangku jabatan presiden selama

512 hari. Di bawah kepemimpinannya, Bangsa Indonesiabukan hanya sukses melaksanakan Pemilu multi partai yangbebas dan adil pada 7 Juni 1999, tetapi juga sukses membawaperubahan signifikan pada stabilitas, demokratisasi danreformasi di Indonesia.

B.J. Habibie menerima 17 medali penghargaan dari dalamnegeri dan 16 dari dunia internasional. Termasuk yangditerimanya adalah Grand Officer De la Legion D’honneur,penghargaan tertinggi pemerintah Prancis atas jasa-jasa dankontribusinya pada pengembangan teknologi di Indonesia,1997; Das Grosskreuz, penghargaan tertinggi pemerintahJerman atas jasa-jasanya dalam membina hubungan antaraIndonesia dan Jerman; Penghargaan Edward Warner Awardyang dipersembahkan oleh Dewan Eksekutif organisasiinternasional penerbangan sipil (ICAO) pada tahun 1994;Bintang Kehormataan , La Gran Crus de la Orden del MeritoCivil, dari pemerintah kerajaan Spanyol pada tahun 1987.Ia juga menerima sejumlah doktor penghargaan (Doctor ofHonoris Causa) dari beberapa universitas ternama dunia,antara lain: Cranfield Institute of Technology, Inggris;Chungbuk University, Korea dan beberapa universitaslainnya.

Selama kariernya, ia memegang 47 jabatan pentingseperti : Direktur Utama PT.Industri Pesawat TerbangNusantara (IPTN),Direktur Utama Industri PerkapalanPT.PAL, Direktur Utama Industri Senjata Ringan (PINDAD),Kepala Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam,Kepala Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), KetuaUmum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI).Sejak l997, ia memangku jabatan sebagai Presiden ForumInternasional Islam untuk Ilmu Pengetahuan, Teknologi danSumber Daya Manusia (IIFTIHAR), sampai saat ini B.J.

Page 574: Detik-detik yang Menentukan

549 B i o d a t a

Habibie Pendiri dan Ketua Dewan Pembina The HabibieCenter, sejak 1999.

Sejak 2000, B.J. Habibie juga menjadi anggota sejumlahorganisasi internasional non pemerintah, antara lain: TheInter-Action Council, sebuah organisasi yang beranggotakankurang lebih 40 mantan Kepala Negara dan KepalaPemerintahan dari berbagai negara. Ia juga anggota LigaMuslim Dunia (Rabhitah ‘Alam Islami) sejak 2001, organisasiini berkantor pusat di Mekkah, Arab Saudi. Anggota TheNational Academic of Engineering, Amerika Serikat. Yangterbaru, ia menjadi salah satu pendiri Asosiasi InternasionalBidang Kolegium pakar Etika dan Politik yang didirikan diBled,Slovenia. Organisasi ini beranggotakan sejumlah pakardari berbagai negara.

B.J.Habibie terlibat dalam berbagai proyek desain dankonstruksi pesawat terbang antara lain: Fokker F 28, TransallC-130 (transport militer), Hansa Jet 320 (jet eksekutif), AirBus A-300, pesawat transport DO-31 (pesawat denganteknologi mendarat dan lepas landas vertikal), CN-235, N-250 (pesawat dengan teknologi Fly-By-Wire). Ia secara tidaklangsung terlibat dalam proyek perhitungan dan desainHelikopter jenis BO-105, Pesawat Tempur dengan multiperan, beberapa peluru kendali dan satelit.

B.J. Habibie telah mempublikasikan sejumlah karyailmiah dalam bidang thermodinamika, konstruksi, instatasiaerodinamika, dan mekanika fraktur pesawat terbang.