MAJALAH Dea Chairina (Edit Noor)

6
PENGARUH PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI TERHADAP KARIES PADA ANAK USIA 7-9 TAHUN DAN 10-12 TAHUN DI SDN BLIMBING III MALANG Irwan Baga, Dyah Nawang Palupi, Dea Chairina ABSTRAK Terjadinya karies dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pengetahuan kesehatan gigi sebagai faktor ekstrinsik. Usia 7-12 tahun berada pada masa geligi pergantian dan merupakan masa-masa belajar, sehingga dengan adanya masukan dan pemeriksaan sejak dini, dapat mengubah tingkat kesehatan gigi anak menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross-sectional . Pengambilan data dilakukan dengan teknik probability sampling, yaitu stratified sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 179 anak. Data diambil dengan cara memberikan kuesioner dan pemeriksaan langsung oleh dokter gigi. Dari analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan nilai p=0,640 untuk kelompok usia 7-9 tahun dan p=0,490 untuk kelompok usia 10-12 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan kesehatan gigi dengan variabel karies. Karena tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut, maka tidak terdapat pula pengaruh antara pengetahuan kesehatan gigi terhadap karies. Selain itu, hasil analisa dengan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan karies antara kelompok usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun dengan nilai p=0,001 untuk pengetahuan dan p=0,000 untuk skor karies. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan agar siswa-siswi mendapat perhatian lebih pada karies gigi dan pengetahuan kesehatan gigi. Kata Kunci : karies, pengetahuan, usia 7-12 tahun ABSTRACT Dental caries influenced by some factors, one of them is knowledge as the extrinsic factor. Children in 7-12 years old are in commutation teeth period and in a study period, so with some suggestion and early dental check up can change the dental health of children becomes better. This research uses analytic method with cross-sectional approach. Data is collected by using probability sampling technique, that is stratified sampling, with samples as many as 179 students. Data retrieved through giving questioner and direct observation by the dentist. From analysis with Spearman correlation test shows that p value=0,640 for 7-9 years old group and p value=0,490 for 10-12 years old group, so the conclusion is there is no meaning of correlation between dental health knowledge variable with dental caries variable. Because there is no correlation between two variables, there is no influence between two variables too. Moreover, the analysis with Wilcoxon test shows that there is a difference in knowledge and dental caries between 7-9 years old group and 10-12 years old group with p value=0,001 for knowledge and p value=0,000 for dental caries. Based from this study, it is advisable for students to have more attention at dental caries and dental health knowledge. Keyword : dental caries, knowledge, 7-12 years old

description

MAJALAH

Transcript of MAJALAH Dea Chairina (Edit Noor)

Page 1: MAJALAH Dea Chairina (Edit Noor)

PENGARUH PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI TERHADAP KARIES PADA ANAK USIA 7-9 TAHUN DAN 10-12 TAHUN DI SDN BLIMBING III MALANG

Irwan Baga, Dyah Nawang Palupi, Dea Chairina

ABSTRAK

Terjadinya karies dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pengetahuan kesehatan gigi sebagai faktor ekstrinsik. Usia 7-12 tahun berada pada masa geligi pergantian dan merupakan masa-masa belajar, sehingga dengan adanya masukan dan pemeriksaan sejak dini, dapat mengubah tingkat kesehatan gigi anak menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan teknik probability sampling, yaitu stratified sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 179 anak. Data diambil dengan cara memberikan kuesioner dan pemeriksaan langsung oleh dokter gigi. Dari analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan nilai p=0,640 untuk kelompok usia 7-9 tahun dan p=0,490 untuk kelompok usia 10-12 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan kesehatan gigi dengan variabel karies. Karena tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut, maka tidak terdapat pula pengaruh antara pengetahuan kesehatan gigi terhadap karies. Selain itu, hasil analisa dengan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan karies antara kelompok usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun dengan nilai p=0,001 untuk pengetahuan dan p=0,000 untuk skor karies. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan agar siswa-siswi mendapat perhatian lebih pada karies gigi dan pengetahuan kesehatan gigi.

Kata Kunci : karies, pengetahuan, usia 7-12 tahun

ABSTRACT

Dental caries influenced by some factors, one of them is knowledge as the extrinsic factor. Children in 7-12 years old are in commutation teeth period and in a study period, so with some suggestion and early dental check up can change the dental health of children becomes better. This research uses analytic method with cross-sectional approach. Data is collected by using probability sampling technique, that is stratified sampling, with samples as many as 179 students. Data retrieved through giving questioner and direct observation by the dentist. From analysis with Spearman correlation test shows that p value=0,640 for 7-9 years old group and p value=0,490 for 10-12 years old group, so the conclusion is there is no meaning of correlation between dental health knowledge variable with dental caries variable. Because there is no correlation between two variables, there is no influence between two variables too. Moreover, the analysis with Wilcoxon test shows that there is a difference in knowledge and dental caries between 7-9 years old group and 10-12 years old group with p value=0,001 for knowledge and p value=0,000 for dental caries. Based from this study, it is advisable for students to have more attention at dental caries and dental health knowledge. Keyword : dental caries, knowledge, 7-12 years old

Page 2: MAJALAH Dea Chairina (Edit Noor)

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies. Penyakit karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan dan penyebabnya multifaktor. Penyakit ini dialami 90% masyarakat Indonesia, yang bersifat progresif bila tidak dirawat atau diobati, sehingga akan makin parah dan bersifat reversible.1

Ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies menurut Langlais, yaitu host (gigi), mikroorganisme, lingkungan (substrat) dan waktu. Jika tidak ada interaksi antara keempat faktor tersebut, maka karies gigi tidak akan terjadi. Selain itu terdapat faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan terjadinya karies, antara lain usia, jenis kelamin, letak geografis, tingkat ekonomi, serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kesehatan gigi.2,3

Pada hasil Riskesdas tahun 2007, dilaporkan bahwa sebanyak 89% anak berusia dibawah 12 tahun mengalami karies, dengan indeks DMF-T mencapai 4,85. Pada laporan SKRT tahun 1995, dinyatakan bahwa kerusakan gigi akibat karies rata-rata per orang pada kelompok umur 12 tahun dan 15 tahun dapat dikatakan sama, yaitu rata-rata 2 gigi per orang. Kemudian meningkat pada umur 18 tahun, 35-44 tahun, dan ≥ 65 tahun.4

Kesadaran seseorang akan pentingnya kesehatan gigi terlihat dari pengetahuan yang ia miliki. Data

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 menunjukkan perilaku perawatan kesehatan gigi masyarakat masih rendah. Sebagian besar penduduk Indonesia (61,5%) menyikat gigi kurang sesuai dengan anjuran program menyikat gigi yaitu setelah makan dan sebelum tidur, bahkan 16,6% tidak menyikat gigi. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut.5

Upaya pemeliharaan dan pembinaan kesehatan gigi dan mulut, terutama pada kelompok anak usia sekolah, perlu mendapat perhatian khusus. Anak usia 7-12 tahun berada pada masa geligi pergantian dan pemeriksaan sejak dini dapat membantu mencegah kerusakan berlanjut pada gigi anak. Selain itu, usia ini berada dalam masa-masa belajar, dengan masukan yang baik, anak-anak dapat membiasakan kebiasaan yang baik pula.

Menurut data dari Puskesmas Cisadea, salah satu sekolah dengan prevalensi karies terbilang cukup tinggi adalah SDN Blimbing III Malang. Daerah tersebut dipilih berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Malang yang menunjukkan insiden karies tertinggi.6

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kesehatan gigi terhadap karies pada anak usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun di SDN Blimbing III Malang. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan karies pada anak usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun dan untuk menambah wawasan pembaca mengenai pentingnya meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan pentingnya menjaga kesehatan gigi.

Page 3: MAJALAH Dea Chairina (Edit Noor)

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas I sampai kelas VI yang berusia 7-12 tahun. Sampel diambil dengan menggunakan teknik probability sampling, yaitu stratified sampling dengan kriteria sampel yaitu, siswa kelas I sampai kelas VI yang berusia 7-12 tahun, bersedia ikut penelitian, dan masuk sekolah selama penelitian berlangsung. Prosedur Penelitian. Pada orang tua siswa kelas I sampai kelas VI diberikan informed consent. Apabila siswa tersebut diizinkan, bersedia mengikuti penelitian dan memenuhi kriteria, maka siswa tersebut menjadi sampel dalam penelitian. Selanjutnya sampel diminta untuk mengisi kuesioner dan kemudian dilakukan pemeriksaan status karies (Indeks DMF-T/def-t). Hasil pemeriksaan ini nantinya digunakan untuk memperkuat hasil penelitian. Kriteria Penelitian. Kriteria penelitian pada tingkat pengetahuan adalah baik (menjawab benar > 80%), sedang (menjawab benar 60-80%), dan kurang (menjawab benar < 60%). Pada status karies yang ditunjukkan dengan Indeks DMF-T/def-t, kriteria penilaiannya adalah rendah (0,0 – 2,6), sedang (2,7 – 4,4), tinggi (> 4,5).7

Analisis Data. Analisis data yang digunakan adalah non parametrik, yaitu uji komparatif Wilcoxon dan uji korelasi Spearman. Uji komparatif Wilcoxon digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil pengamatan dari dua data yang berpasangan, yaitu tingkat pengetahuan dan skor karies antara usia 7-9 tahun dengan usia 10-12

tahun. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menguji hipotesis hubungan, melihat kuat lemahnya hubungan dan arah hubungan antara dua variabel. Pada penelitian ini uji korelasi digunakan untuk melihat pengaruh pengetahuan kesehatan gigi terhadap karies. Analisis data menggunakan SPSS release 19.0 for windows. HASIL PENELITIAN Gambaran Hasil Penelitian. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan dari 537 siswa adalah sebanyak 179 siswa yang memenuhi kriteria sampel dengan jumlah sampel pada kelompok usia 7-9 tahun sebanyak 94 siswa dan kelompok usia 10-12 tahun sebanyak 85 siswa.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan anak usia 7-9 tahun didominasi oleh kategori pengetahuan sedang yaitu sebanyak 50 anak (53,19%), diikuti kategori pengetahuan baik sebanyak 42 anak (44,68%) dan kategori pengetahuan buruk sebanyak 2 anak (2,13%) (Tabel 1). Sedangkan untuk tingkat pengetahuan anak usia 10-12 tahu didominasi oleh kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 61 anak (71,76%), diikuti kategori pengetahuan sedang sebanyak 23 anak (27,06%), dan kategori pengetahuan buruk sebanyak 1 anak (1,18%) (Tabel 2).

Pada SDN Blimbing III Malang, 147 dari 179 anak (82,12%) mengalami karies dan hanya 32 anak (17,88%) yang bebas karies (Tabel 3). Hasil perhitungan indeks DMF-T/def-t anak usia 7-9 tahun didapatkan nilai 5,65 yang menunjukkan keparahan karies berada pada tingkat tinggi. Sedangkan pada anak usia 10-12 tahun didapatkan nilai 2,11 yang menunjukkan keparahan karies berada pada tingkat rendah (Tabel 4).

Page 4: MAJALAH Dea Chairina (Edit Noor)

Uji Wilcoxon. Hasil analisis pada tingkat pengetahuan antara kelompok 7-9 tahun dan kelompok 10-12 tahun didapatkan nilai asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan pengetahuan antara kelompok 7-9 tahun dan kelompok 10-12 tahun (Tabel 5).

Hasil analisis karies antara kelompok 7-9 tahun dan kelompok 10-12 tahun didapatkan nilai asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan karies antara kelompok 7-9 tahun dan kelompok 10-12 tahun (Tabel 6).

Uji Spearman. Hasil analisis hubungan pengetahuan kesehatan gigi terhadap indeks DMF-T/def-t pada kelompok usia 7-9 tahun didapatkan nilai p=0,640 (p>0,05) (Tabel 7) dan pada kelompok usia 10-12 tahun didapatkan nilai p=0,490 (p>0,05) (Tabel 8) yang menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara variabel pengetahuan kesehatan gigi dengan indeks DMF-T/def-t.

Tabel 1. Pengetahuan Kesehatan Gigi pada Kelompok Usia 7-9 Tahun

Kategori Pengetahuan Jumlah %

Baik 42 44,68 Sedang 50 53,19 Buruk 2 2,13 Total 94 100

Tabel 2. Pengetahuan Kesehatan Gigi pada Kelompok Usia 10-12 Tahun

Kategori Pengetahuan Jumlah %

Baik 61 71,76 Sedang 23 27,06 Buruk 1 1,18 Total 85 100

Tabel 3. Prevalensi Karies

Kejadian Karies Jumlah % Karies 147 82,12

Bebas Karies 32 17,88 Jumlah 179 100

Tabel 4. Indeks DMF-T/def-t Rata-rata

Usia Indeks

DMF-T/def-t rata-rata

Kategori

7-9 tahun 5,65 Tinggi

10-12 tahun 2,11 Rendah

Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon dari Tingkat Pengetahuan Antara Usia 7-9 Tahun dan 10-12 Tahun

Test Statistics

Pengetahuan2 -

pengetahuan1

Z -3.428

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Tabel 6. Hasil Uji Wilcoxon dari Skor Karies Antara Usia 7-9 Tahun dan 10-12 Tahun

Test Statistics

karies2 - karies1

Z -5.905a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Tabel 7. Hasil Uji Spearman dari Pengetahuan terhadap Indeks DMF-T/def-t pada Usia 7-9 Tahun

Correlations

Pengetahuan dan Karies

Spearman's

rho

Correlation Coefficient -.049

Sig. (2-tailed) .640

N 94

Page 5: MAJALAH Dea Chairina (Edit Noor)

Tabel 8. Hasil Uji Spearman dari Pengetahuan terhadap Indeks DMF-T/def-t pada Usia 10-12 Tahun

Correlations

Pengetahuan dan Karies

Spearman's

rho

Correlation Coefficient -.076

Sig. (2-tailed) .490

N 85 PEMBAHASAN

Pengetahuan adalah hasil ’tahu’, dan ini terjadi setelah sesorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.5 Pengetahuan yang mendasari suatu perilaku akan lebih langgeng, sehingga dengan adanya pengetahuan yang baik maka akan ada perilaku yang baik pula.8 Usia sekolah merupakan masa dimana anak memperoleh dasar pengetahuan. Lingkungan pada anak usia ini memiliki dampak signifikan dalam perkembangan anak karena ia akan belajar dari lingkungan yang ada di sekelilingnya. 9,10

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pada kelompok usia 7-9 tahun didominasi oleh kategori sedang, sedangkan tingkat pengetahuan pada kelompok usia 10-12 tahun didominasi oleh kategori baik. Tingkat pengetahuan yang baik ini menunjukkan bahwa siswa SDN Blimbing III Malang mendapat informasi yang cukup tentang kesehatan gigi. Hasil yang didapat juga sesuai dengan teori Hurlock yang menyebutkan bahwa anak-anak pada kelompok usia 7-9 tahun memiliki sifat khas apabila tidak dapat mengerjakan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting. Terlihat dari skor yang diperoleh siswa-siswi di kelompok ini,

hanya beberapa anak saja yang menjawab benar semua. Berbeda dengan kelompok usia 10-12 tahun yang memiliki sifat khas ingin tahu, ingin belajar, cermat, dan realistik, sehingga dapat kita lihat bahwa sebanyak 71,76% anak memiliki tingkat pengetahuan yang baik.11

Tingginya prevalensi dan derajat keparahan karies disebabkan berbagai faktor. Terdapat empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies, yaitu host, mikroorganisme, lingkungan dan waktu. Jika tidak ada interaksi antara keempat faktor tersebut, maka karies gigi tidak akan terjadi.2

Pada siswa yang menjadi sampel penelitian di SDN Blimbing III Malang, didapatkan 82,12% anak mengalami karies. Hasil ini sesuai dengan data Riskesdas tahun 2007 bahwa 89% anak yang berusia dibawah 12 tahun mengalami karies gigi. Dari hasil penelitian ini didapatkan pula perbedaan indeks DMF-T/def-t antara kelompok usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun. Perbedaan ini dikarenakan pada usia 7-9 tahun mayoritas berada pada masa geligi pergantian dimana masih terdapat banyak gigi sulung yang rentan terkena karies dibanding gigi permanen. Untuk usia 10-12 tahun, gigi sulung yang terdapat di dalam rongga mulut lebih sedikit dan gigi permanen baru saja erupsi, sehingga jumlah gigi yang rusak karena karies lebih sedikit dibanding anak usia 7-9 tahun.

Pada hasil uji korelasi menggunakan Spearman, didapatkan nilai p>0,05, yaitu p=0,640 pada kelompok 7-9 tahun dan p=0,490 pada kelompok 10-12 tahun. Hasil uji korelasi tersebut menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dengan skor karies pada kelompok anak usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun.

Page 6: MAJALAH Dea Chairina (Edit Noor)

Tidak adanya hubungan antara kedua variabel dari dua kelompok usia berbeda tersebut menunjukkan tidak terdapat pengaruh pengetahuan kesehatan gigi terhadap karies.

Tingginya prevalensi karies di sekolah ini mungkin dikarenakan faktor-faktor lain diluar pengetahuan seperti usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan dan lingkungan sebagai faktor ekstrinsik, juga host (gigi), mikroorganisme, lingkungan (substrat) dan waktu sebagai faktor interinsik. Selain itu, menurut penulis, pengetahuan tidak berhubungan secara langsung dengan status karies gigi seseorang, karena walaupun pengetahuan seorang anak baik, tetapi anak tersebut tidak memiliki kesadaran dan perilaku yang baik pula, maka pengetahuan tersebut akan menjadi sia-sia.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan kesehatan

gigi siswa SDN Blimbing III Malang pada kelompok usia 7-9 tahun didominasi oleh kategori sedang, sedangkan pada kelompok 10-12 tahun didominasi oleh kategori baik.

2. Tingkat keparahan karies siswa SDN Blimbing III Malang ditunjukkan dengan indeks DMF-T/def-t rata-rata. Pada kelompok usia 7-9 tahun bernilai 5,65 (kategori tinggi), sedangkan pada kelompok 10-12 tahun bernilai 2,11 (kategori rendah).

3. Terdapat perbedaan pengetahuan kesehatan gigi antara kelompok usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun. Perbedaan ini dipengaruhi oleh sifat khas anak usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun.

4. Terdapat perbedaan skor karies antara kelompok usia 7-9 tahun dan

10-12 tahun. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik, maupun faktor ekstrinsik.

5. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan kesehatan gigi terhadap karies gigi pada kelompok usia 7-9 tahun maupun 10-12 tahun di SDN Blimbing III Malang, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari kedua variabel tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Carranza F.A. Clinical Periodontology. 10th Ed. Philadelphia: W.B. Saunders: 2006.

2. Langlais, Robert P., Miller, Craig S., 2001. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Hipokrates, Jakarta.

3. Tarigan, Rasinta. 2004. Karies Gigi. Jakarta: EGC.

4. Octiara E, Roesnawi Y. Karies Gigi, Oral Hygine, dan Kebiasaan Membersihkan Gigi pada Anak-anak Panti Karya Pungai di Binjai. Dentika DentJ 2001; 6 (1).

5. Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

6. Puskesmas Cisadea. 2010. Rekapitulasi Laporan Bulanan Puskesmas Kota Malang.

7. Pine, C.M.1997. Community Oral Health. Great Britain. Wright.

8. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

9. Sabri, M. Alisup. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya; 2001: 149.

10. Wong, D. L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

11. Hurlock, E. B. 2004. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. 5th

Edition. Yogyakarta: Erlangga.