Maintenance Dalam Industri

7

Click here to load reader

description

Sekilas tentang kegiatan perawatan dalam industri sampai penerapan TPM dalam skala kecil untuk cost reduction

Transcript of Maintenance Dalam Industri

Page 1: Maintenance Dalam Industri

http://ombeb.wordpress.com http://www-xbox360.com

MAINTENANCE DALAM INDUSTRI

taufik hidayat

Apa jadinya jika tidak ada aktifitas perawatan atau

pemeliharaan pada tubuh kita ?? terbayang sudah

penyakit atau hal-hal lain yang mengganggu penampilan.

Dalam dunia industripun perawatan sangat diperlukan,

bahkan para engineer sudah merumuskan jenis-jenis

perawatan yang dapat dilakukan untuk menunjang

produktifitas. Nah apa saja perawatan yang diperlukan

dalam suatu industri ?? pada artikel ini, saya sedikit

memberikan gambaran tentang perawatan berdasarkan pengalaman saya sebagai orang

pabrik dan didukung juga dari materi yang saya dapat ketika mengikuti training PLANNED

MAINTENANCE yang diselenggarakan oleh PQM pada November 2006.

Apa itu Maintenance ??

Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan “perawatan atau pemeliharaan”. dimana

dalam hal ini adalah merawat dan memperbaiki peralatan agar dapat digunakan

sebagaimana mestinya, selanjutnya saya tulis dengan “maintenance”.

Kenapa perlu maintenance ??

Kalau pada manusia, tujuannya antara lain agar rapi, bersih, awet, sehat, cantik dan

lainnya. Masa iya ?? Iya dong, contoh, mencukur rambut, mandi dan memotong kuku

merupakan bagian dari maintenance. Sedangkan untuk industri, ada 2 tujuan yang sangat

esensi dari kegiatan maintenance, yaitu :

Memaksimalkan produkstifitas mesin dengan biaya yang rendah

Menekan loss time

Apa itu loss time ??

Loss time adalah “waktu” mesin yang tidak digunakan untuk memberikan nilai tambah.

Tetapi “waktu” disini tidak bisa dihindari, hanya bisa ditekan. Waktu yang dimaksud disini

adalah :

Unnecesarry movement of machine.

Page 2: Maintenance Dalam Industri

http://ombeb.wordpress.com http://www-xbox360.com

Kadangkala, ada mesin yang dalam pengoperasiannya berpindah tempat, hoist

misalnya. Ketika hoist melakukan kerjanya dengan membawa beban untuk

dipindahkan, maka saat itu hoist dikatakan efektif karena pergerakannya melakukan

kerja. Nah ketika sudah sampai tujuannya, hoist tersebut harus kembali dengan

tidak membawa beban apapun, saat inilah apa yang dimaksud dengan unnecesaary

movement of machine. Hal ini dikarenakan ketika tidak membawa beban apapun,

perusahaan mengeluarkan biaya untuk kembalinya hoist tersebut, yaitu biaya listrik

yang digunakan untuk menghidupkan motornya.

Set up machine.

Beberapa mesin juga harus diseting ketika akan dioperasikan, mesin bubut misalnya.

Jika operator yang bersangkutan tidak bisa atau sulit melakukan penyetingan denga

cepat karena –misalnya- rahang cekam tidak sesumbu dengan mata pahat, maka

dapat dipastikan akan menurunkan jumlah produksi bila dikalkulasikan dalam

beberapa hari.

Machine breakdown.

Hal ini jelas merugikan karena peralatan / mesin tidak dapat digunakan.

Pruducing defect.

Hasil produksi yang defect pasti akan direcyle kembali bila memungkinkan. Hal ini

jelas sekali akan menambah waktu produksi dan sangat merugikan bila tidak

ditekan.

Producing product when no needed.

Stok, itulah yang dimaksud. Kenapa stok juga masuk kategori ini padahal stok

merupakan hasil produksi yang siap jual. Menyimpan stok bukannya tidak

dianjurkan, tapi stok yang berlebihan akan menambah juga biaya dari segi

penanganannya, membayar orang lebih untuk hal itu, selain itu risiko rusak jelas

menghantui produk tersebut. Tempat juga mau tidak mau harus disiapkan untuk

menampungnya. Lagipula, dalam suatu industri yang baik, stok jelas merugikan

karena ada “uang” yang terendap digudang.

Dalam aplikasinya, sebaiknya aktifitas maintenance dikategorikan. Contoh, ada bagian yang

menangani maintenance bidang elektrik dan lainnya menangani bidang mekanik. Karena hal

ini akan lebih memudahkan dalam pembagian tugasnya.

Page 3: Maintenance Dalam Industri

http://ombeb.wordpress.com http://www-xbox360.com

Jenis / metode maintenance tidak dapat disamakan untuk tiap peralatan, dimana

tergantung dari metode, biaya dan tingkat kekritisannya. Berikut jenis / metode

maintenance yang umum digunakan di beberapa industri.

1. Preventive Maintenance

2. Predictive Maintenance

3. Corrective Maintenance

4. Breakdown Maintenance

1. Preventive Maintenance

Adalah metode untuk melakukan pencegahan kerusakan peralatan / mesin dengan

melakukan penggantian parts secara berkala berdasarkan waktu penggunaan dan

melakukan perawatan ringan serta inspeksi untuk mengetahui keadaan peralatan / mesin

yang terkini.

Contoh :

Membersihkan, memeriksa, melumasi, pengencangan baut

Inspeksi berkala

Restorasi periodik dan small over haul

2. Predictive Maintenance

Adalah metode untuk melakukan perawatan dengan mengganti parts berdasarkan prediksi

dengan menggunakan alat bantu. Maksudnya adalah jika metoda preventive hanya

berdasarkan jadwal, maka metoda predictive berdasarkan hasil dari pengukuran. Metoda ini

bisa juga dengan menggunakan panca indera, contohnya dalam pemeriksaan bearing dapat

dibedakan dari suara yang dihasilkan. Atau pemerikasaan temperatur, dengan

menyentuhnya kita dapat merasakan perbedaan atau kelainan peralatan tersebut.

Bila dengan menggunakan alat bantu, kita harus mempunyai parameter yang bisa didapat

dari manual book atau dari study sendiri kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran.

Perlu diterapkan bahwa setiap selesai mengukur, catatlah tanggal pengukuran agar kita

mendapatkan suatu frekuensi akan kelayakan parts dari peralatan kita untuk memudahkan

memprediksikannya dikemudian hari.

Contoh alat bantu ukur yaitu :

Tachometer, untuk mengukur putaran

Thermometer, untuk mengukur suhu

Ampermeter, untuk mengukur amper

Page 4: Maintenance Dalam Industri

http://ombeb.wordpress.com http://www-xbox360.com

Vibrameter, untuk mengukur getaran pada bearing motor

Desiblemeter, untuk mengukur suara

Dll.

3. Corrective Maintenance

Merupakan suatu metode yang ditujukan untuk meningkatkan kehandalan peralatan /

mesin dengan cara melakukan improvisasi. Selain untuk peralatan, juga ditujukan untuk

parts yang memiliki daur hidup yang pendek (mengurangi frekuensi rusak) dan

mempercepat waktu perbaikan.

Dengan kata lain, metode ini untuk memperpanjang MTBF (Mean Time Between Failure)

dan mempercepat MTTR (Mean Time To Repair) karena sifatnya yang reliability (aktivitas

untuk mencegah terulangnya kerusakan) dan maintenability (aktivitas untuk mempercepat

waktu perbaikan).

Yang terpenting selain tujuan diatas adalah meningkatkan keamanan dan kenyamanan

operator yang menggunakan peralatan ataupun yang berada disekitar peralatan.

Contoh :

Operator kesulitan memeriksa volume oli dari mesin genset, maka dilakukan

improvisasi dengan membuat gelas ukur yang dilengkapi dengan skala.

Air di bak selalu kurang saat produksi, dimana kurang kontrol dari operator, maka

dilakukan improvisasi dengan membuat alarm dan sistem pengisian otomatis.

4. Breakdown Maintenance

Adalah metoda dimana inspeksi dan penggantian parts tidak dilakukan, jadi dengan metode

ini kita membiarkan peralatan rusak kemudian baru kita memperbaikinya atau

menggantinya. Biasanya metode ini diterapkan untuk peralatan / mesin dengan

pertimbangan :

Peralatan hanya bersifat optional (tambahan) sehingga jika rusak tidak

mengganggu produksi

Biaya perbaikan / penggantian parts murah

Kerusakan tidak signifikan

Perbaikannya mudah dan cepat

Dari keempat metode tersebut, dapat disimpulkan bahwa preventive & predictive

maintenance bertujuan untuk mencegah kerusakan, corrective maintenance bertujuan

Page 5: Maintenance Dalam Industri

http://ombeb.wordpress.com http://www-xbox360.com

untuk memperbaiki kerusakan dengan cepat, dan breakdown maintenance bertujuan untuk

memperbaiki peralatan yang tidak terlalu penting dalam menunjang produksi.

Kadang kala dalam aplikasinya, kita perlu mengkombinasikan keempatnya pada suatu

peralatan, karena tidak mungkin menerapkan hanya satu metode saja.

Contoh, sebuah kompresor wajib menggunakan preventive untuk mengetahui keadaan

terkini dari sistem melalui modulnya, misalnya temperature outlet, cooling water inlet, dll.

Namun juga perlu menggunakan predictive agar kita yakin dengan pembacaan dari modul

dan membandingkannya dengan manual book. Misalnya dari manual book tertulis

penggantian air filter setiap 4000 jam, namun kenyataannya baru 2000 jam sudah kotor

yang dapat dilihat dari pembacaan modul.

Dari situ kita bisa melakukan corrective, yaitu mengubah jadwal pembersihan / penggantian

air filter dari setiap 4000 jam menjadi 2000 jam.

Breakdown juga berlaku dimana, ada saatnya kompresor di service total, artinya kompresor

tidak dapat beroperasi karena alasan service total.

Jadi dalam maintenance, bukan berarti peralatan / mesin tidak boleh rusak, tapi yang perlu

ditekankan bahwa pada saat peralatan / mesin rusak, keadaannya dalam kondisi tidak

menunjang produksi. Nah disinilah seninya maintenance, kita harus bisa untuk mengatur

waktu kapan peralatan / mesin dapat diperbaiki tanpa mengganggu jalannya produksi.

TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

Adalah kegiatan perawatan yang melibatkan operator produksi dalam merawat peralatan /

mesin disamping kegiatan yang dilakukan oleh operator maintenance. Contohnya adalah

membersihkan, melumasi, mengencangkan mur & baut, dailly cek (mengecek keadaan

peralatan / mesin), reparasi sederhana (mengganti selang bocor, welding tip) dll.

Adapun sasaran dari TPM adalah :

Mengembangkan operator yang mampu mendeteksi sinyal kerusakan sedini

mungkin. Karena operator produksilah yang benar-benar mengetahui keadaan

peralatannya hingga bagian yang detil sekalipun, karena setiap hari

menggunakannya.

Page 6: Maintenance Dalam Industri

http://ombeb.wordpress.com http://www-xbox360.com

Menciptakan tempat kerja yang rapi, bersih sehingga setiap penyimpangan dapat

dideteksi sedini mungkin.

Untuk menerapkan TPM dibutuhkan tekad yang kuat bukan hanya dari bawah saja, tetapi

harus didukung oleh top manajemen sebagai decision maker. Karena tanpa adanya

dukungan, mustahil TPM dapat berjalan. Dan perlu diingat, untuk merealisasikannya

diperlukan waktu yang tidak pendek. Karena proses penerapannya mau tidak mau

mengubah paradigma bahwa tanggung jawab peralatan / mesin hanya dibebankan pada

bagian maintenance saja.

Hal inilah yang menjadi kendala pada industri yang gagal menerapkan, karena paradigma

yang ada hanya bagian maintenance saja yang bertanggung jawab terhadap peralatan,

bagian produksi tidak. Kita ibaratkan lemari es di rumah. Kita pemilik rumah sebagai

operator produksi dimana kita menggunakannya setiap hari, dan teknisi sebagai

operator maintenance. Kita sebagai pengguna harus mempunyai sense of belong (rasa

memiliki) yang tinggi, harus mempunyai kepedulian yang tinggi. Sebab ini adalah barang

kita, milik kita yang kita pergunakan untuk memenuhi kebutuhan kita. Selain itu kita tahu

keadaannya setiap hari, kita tahu penyimpangan yang terjadi dan jelas dari sini operator

produksi mampu mendeteksi kerusakan sedini mungkin agar dapat mencegah kerusakan

yang lebih parah.

Peran manajemenpun harus tegas, harus berani untuk memberikan tanggung jawab pada

operator produksi untuk merawat peralatannya disamping tugas yang dilakukan

operator maintenance. Idealnya operator maintenance hanya terdiri dari beberapa orang

saja, tapi yang ahli, yang hanya menangani kerusakan yang benar-benar fatal.

Jika ini tidak segera direalisasikan, niscaya akan menjadi pemborosan yang terselubung

yang akan menggeroti profit perusahaan, kenapa ?? kita lihat contoh berikut.

Suatu perusahaan memiliki 200 kipas angin yang dipasang disemua production line, dengan

perbandingan 1 unit kipas untuk 4 operator. Jika menurut data bagian maintenance, kipas

angin tersebut dibersihkan 3 bulan sekali (karena industri berada didaerah yang berdebu),

dan untuk 1 unit kipas angin membutuhkan waktu 15 menit jika dikerjakan oleh 1 orang

operatormaintenance yang terlatih, dan dikerjakan pada hari libur yang artinya perusahaan

mengeluarkan uang untuk membayar lembur, berapa kerugiannya ?? jawabannya terkait

dengan jumlah jam lembur, jumlah orang dan jumlah rupiah per jam per orang. Berapapun

nilai nomilanya, itu jelas merugikan.

Page 7: Maintenance Dalam Industri

http://ombeb.wordpress.com http://www-xbox360.com

Jika TPM telah dilaksanakan, maka contoh diatas dapat dieliminasi dengan mudah. Karena

jika operator produksi dapat menyelasaikan tugas produksi, misalnya ± 30 menit sebelum

jam pulang, maka untuk 1 unit kipas angin dapat dibersihkan oleh 4 orang operator dengan

waktu paling lama 10 menit, bahkan saya rasa bisa hanya dalam waktu 5 menit. Itu artinya

perusahaan tidak lagi mengeluarkan uang untuk membayar lembur

operator maintenance karena pekerjaan pembersihan telah dikerjakan oleh operator

produksi.