mAINTENANCE

3
MAINTENANCE Sumber : (http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/723- manajemenpemeliharaan), oleh Drs. J. Tanzil & Rekan Salah satu unsur penting yang sering kali diabaikan oleh suatu entitas adalah tidak melakukan manajemen pemeliharaan dengan baik dan benar. Manajemen Pemeliharaan umumnya dipandang sebagai faktor pemborosan, sesuatu yang sulit untuk dischedulekan dan dikalkulasikan biayanya. Kegiatan Pemeliharaan merupakan hal yang paling sering dipermasalahkan karena dipandang sebagai “pihak pemborosan” sedangkan bagian produksi merasa yang “merusakkan tetapi juga yang membuat uang“. Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang digunakan dalam proses produksi barang / jasa. Dengan mengetahui tujuan dan sistem manajemen pemeliharaan yang diterapkan, maka organisasi dapat mengatasi masalah, mengambil keputusan serta mengerti dengan jelas permasalahan yang sedang dihadapi / akan dihadapi. Kata pemeliharaan itu sendiri tidak terbatas hanya pada tindakan merawat mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin pada perusahaan manufaktur namun juga “all activities involved in keeping a system’s equipment in working order” (segala aktivitas yang didalamnya adalah menjaga sebuah sistem peralatan agar pekerjaan dapat sesuai dengan pesanan). Inti dari kegiatan Pemeliharaan adalah untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan aktivitas dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan atau yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan hasil produksi (barang) / jasa yang berkualitas. Berikut adalah konsep dalam melakukan strategi pemeliharaan yang baik :

Transcript of mAINTENANCE

Page 1: mAINTENANCE

MAINTENANCE

Sumber : (http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/723-

manajemenpemeliharaan), oleh Drs. J. Tanzil & Rekan

Salah satu unsur penting yang sering kali diabaikan oleh suatu entitas adalah tidak melakukan

manajemen pemeliharaan dengan baik dan benar. Manajemen Pemeliharaan umumnya

dipandang sebagai faktor pemborosan, sesuatu yang sulit untuk dischedulekan dan

dikalkulasikan biayanya.

Kegiatan Pemeliharaan merupakan hal yang paling sering dipermasalahkan karena dipandang

sebagai “pihak pemborosan” sedangkan bagian produksi merasa yang “merusakkan tetapi juga

yang membuat uang“. Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada

yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan

perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan

pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang digunakan dalam

proses produksi barang / jasa. Dengan mengetahui tujuan dan sistem manajemen pemeliharaan

yang diterapkan, maka organisasi dapat mengatasi masalah, mengambil keputusan serta mengerti

dengan jelas permasalahan yang sedang dihadapi / akan dihadapi.

Kata pemeliharaan itu sendiri tidak terbatas hanya pada tindakan merawat mesin atau peralatan

pabrik dengan memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin pada

perusahaan manufaktur namun juga “all activities involved in keeping a system’s equipment in

working order” (segala aktivitas yang didalamnya adalah menjaga sebuah sistem peralatan

agar pekerjaan dapat sesuai dengan pesanan). Inti dari kegiatan Pemeliharaan adalah untuk

merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan aktivitas dengan

efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan atau yang telah ditentukan

oleh perusahaan dengan hasil produksi (barang) / jasa yang berkualitas.

Berikut adalah konsep dalam melakukan strategi pemeliharaan yang baik :

Page 2: mAINTENANCE

Sebelum melakukan aktivitas pemeliharaan, akan lebih baik bila kita lebih memahami :

1. Tujuan dan manfaat pemeliharaan.

2. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan manajemen pemeliharaan.

3. Penentuan prosedur pemeliharaan

4. Jenis dan bagaimana penentuan metode terbaik untuk manajemen pemeliharaan.

TUJUAN

1. Pencapaian kualitas produk pada tingkatkan yang tepat melalui pengoperasian peralatan

secara tepat.

2. Memaksimumkan umur (kegunaan) ekonomis peralatan dan meminimumkan frekuensi

kerusakan.

3. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin dengan melaksanakan

kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.

4. Memaksimumkan kapasitas dari peralatan.

5. Menjaga keamanan peralatan dan mengurangi pemakaian / penyimpangan yang di luar

batas yang telah ditetapkan.

6. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan

mendapatkan laba investasi maksimum (return of investment dari peralatan).

7. Untuk menjamin kesiapan operasional seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan

darurat setiap waktu.

8. Untuk menjamin keselamatan para pekerja.

MANFAAT

1. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya

kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama

proses produksi berjalan.

2. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan

baku dapat berjalan normal.

Page 3: mAINTENANCE

3. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi, maka

pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.

Beberapa Faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan manajemen pemeliharaan

antara lain :

1. Situasi Geografis pabrik yang memiliki bengkel sendiri yang tersentralisasi akan lebih

mudah dipelihara, namun bila memiliki beberapa pabrik / plant yang terpencar maka

harus memiliki kelompok maintenance yang terdesentralisasi dengan membentuk

organisasi pararel.

2. Jenis Peralatan (Equipment) Apabila terdapat banyak mesin yang sejenis dalam pabrik

maka melakukan maintenance secara sentralisasi dan sebaliknya.

3. Kontinuitas operasi (Operational Continuity) sesuai dengan banyaknya shift yang

bekerja pada satuan hari kerja ( 7 atau 6 hari kerja).

4. Ukuran Pabrik (Plant type) Pabrik yang besar lebih banyak memerlukan tenaga

maintenance daripada pabrik yang kecil sehingga hal ini menentukan scope pengawasan

dan pertanggung jawaban yang berbeda-beda.

5. Tenaga Kerja, fasilitas training dan kehandalannya Ditentukan lokasi atas ketersediaan

tenaga kerja yang andal, bila semakin sulit maka pengawas dan fasilitas training yang

baik harus lebih mudah didapat.

6. Ruang Lingkup bagi Maintenance bila suatu bagian maintenance yang diserahi

tanggung jawab hanya untuk memelihara mesin saja, maka beban organisasinya tidak

seberat suatu bagian maintenance yang tanggung jawabnya meliputi bidang kerja lain.

7. Jenis Perusahaan setiap perusahaan mempunyai kepentingan yang berbeda atas

pelayanan maintenance yang baik, misalnya perusahaan angkutan umum, lebih banyak

dituntut dari segi keamanan agar alat transportasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya

sehingga bagian maintenance merupakan bagian yang sangat penting.