MAHASISWA AGEN PERUBAHAN

3

Click here to load reader

description

Artikel untuk dimuat di Buletin Kampus STKS Bandung Bulan Maret 2010

Transcript of MAHASISWA AGEN PERUBAHAN

Page 1: MAHASISWA AGEN PERUBAHAN

MAHASISWA AGEN PERGERAKAN DAN PERUBAHAN

Oleh : Joko Setiawan*

Kelas 2-C REHSOS STKS Bandung

NRP 08.04.100

Bismillah

Suatu nikmat yang luar biasa dan patut kita syukuri karena saat ini kita telah dapat merasakan sebagai seorang mahasiswa. Tonggak pergulatan pemikiran akan tertempa di sini, berbaurnya berbagai macam ilmu pengetahuan dan idealisme sudah menjadi hal yang lumrah terjadi, banyak hal mengejutkan yang belum pernah kita pikirkan dan sadari sebelumnya akan nampak jelas sekali. Ini semua adalah fase yang kita lalui ketika predikat mahasiswa itu kita sandang, sekarang, dan di masa yang akan datang. Mencontek pemahaman dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ternyata di sana hanya disebutkan mengenai pemahaman yang sempit yakni,” Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi”. Padahal menurut saya, mahasiswa memiliki pengertian yang luas yaitu seorang manusia intelektual yang menjadi agen pergerakan dan perubahan, kemudian secara sadar memandang perbagai macam fenomena dengan pikiran jernih, positif, kritis, dan juga bertanggung jawab. Seorang mahasiswa secara keilmuan dituntut untuk dapat menghasilkan “buah karya” yang bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat dan lingkungan sekitar. Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebukan ada lima fungsi kaum intelektual yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayaan dan kebersamaan, mempengaruhi perubahan sosial, dan memainkan peran politik.

PERGERAKAN DALAM KAPASITAS MAHASISWA

Dijelaskan secara teoretis, bahwa gerakan sosial merujuk pada berbagai ragam usaha kolektif untuk mengadakan perubahan tertentu pada lembaga-lembaga sosial atau menciptakan periode baru (Rudolf Heberle 1968). Hal ini mengimplikasikan bahwa sebuah pergerakan mahasiswa adalah bertujuan untuk bergerak dari suatu keadaan yang stagnan, kurang menyenangkan, tidak adil, dan serba curang ke arah keadaan yang lebih tertata, tertib, adil, serta berdaya dan sejahtera. Secara kontekstual, seorang mahasiswa laiknya menjadi seorang pendorong untuk terjadinya pergerakan di dalam lingkungan kampus, keras dan tegas menyuarakan akan ketidakadilan yang sedang terjadi. Gerakan mahasiswa mengaktualisikan potensinya melalui sikap-sikap dan pernyataan yang bersifat imbauan moral. Mereka mendorong perubahan dengan mengetengahkan isu-isu moral sesuai sifatnya yang bersifat ideal. Ciri khas gerakan mahasiswa ini adalah mengaktualisasikan nilai-nilai ideal mereka karena ketidakpuasan terhadap lingkungan sekitarnya. Namun, satu hal yang perlu diingat, bahwa cara menyuarakannya tersebut haruslah cerdik dan menggunakan trik. Hal ini karena, di manapun tempat kita belajar, seorang penguasa tidaklah mau ditunjukkan kesalahannya di depan hidungnya, apalagi disaksikan oleh banyak orang. Nah, sebuah pergerakan dapat kita mulai dari sebuah tulisan. Tulisan ini akan mengutarakan hal-hal yang semestinya terjadi tapi tidak pernah bisa terealisasi karena suatu sebab dan musabab tertentu. Pergerakan yang dimulai dengan

Page 2: MAHASISWA AGEN PERUBAHAN

menyuarakan secara sopan dan bertanggung jawab melalui sebuah tulisan, akan lebih terkesan intelektual dan menghargai objek yang mendapat kritikan. Terlebih lagi, sebuah tulisan juga akan secara mudah diterima oleh para mahasiswa lain yang awalnya tidak peduli menjadi satu visi dan misi.

Pergerakan ternyata juga tidak hanya melulu sebagai pengkritik terhadap kebijakan penguasa, namun juga bisa sebagai penambah variasi program kerja yang ada di dalam sebuah institusi. Ketika di dalam lingkungan kampus tidak terdapat suatu fasilitas yang sebenarnya dibutuhkan, seorang mahasiswa di sini akan berperan sebagai agen pergerakan untuk mengusahakan akan adanya suatu fasilitas tersebut. Hal ini baik dan tentu saja sangat positif.

PERUBAHAN ATAS NAMA MAHASISWA

The Agent of Change. Itulah yang sering kita dengar dan populer ketika mendengar sebutan mahasiswa, terlebih lagi setelah keberhasilan menggulingkan rezim Soeharto atas nama mahasiswa tahun 1998 silam. Saya setuju dengan pendapat di atas, namun saya kurang setuju ketika sebuah perubahan yang mengatasnamakan mahasiswa akan selalu saja dikaitkan dengan peristiwa politik kenegaraan. Rasanya, itu hanya akan mengeneraliasi atas “change” yang bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa. Mengutip tulisan dari Agus Syafi’i, makna perubahan adalah Blessing in disguised (berkah tersembunyi). Jadi, dapat saya katakan bahwa setiap hal ihwal perubahan yang terjadi atas nama mahasiswa nantinya akan menuaikan berkah tersembunyi yang tak terkira. Bicara mengenai perubahan memang tak akan terlepas dengan pergerakan, karena berawal dari “harakah/bergerak” menjadi “barakah/berkah”(menukil dari ucapan Salim A Fillah). Perubahan dan pergerakan tersebut hanya akan mungkin ada jika sudah terbentuk dari adanya pemikiran dan cita-cita. Maka perubahan yang terjadi haruslah didasari oleh sebuah mimpi/cita-cita yang diamini(dibenarkan) oleh banyak orang.

Begitulah, untuk menjadi sebuah agen perubahan, Anda harus menjalani yang namanya mimpi/dream terlebih dahulu. Mimpikan suatu tatanan yang baru, lebih bermanfaat, dan lebih barakah, kemudian implementasikan dalam setiap hal yang menjadi aktivitas Anda. Selanjutnya adalah memperbanyak diskusi/tanya jawab untuk menjadikan agenda perubahan yang telah direncanakan menjadi lebih matang dan mendekati sempurna.

Salam pergerakan, Salam perubahan, Salam semangat bagi Calon Pekerja Sosial Profesional Indonesia