MAES Aspek Hpt Arthropoda

8
4.2.2 Aspek HPT 4.2.2.1 Hasil Keragaman Arthropoda PHT a. Pengamatan Keragaman Arthropoda pada lahan PHT Jumlah Jenis perangkap Total Arthropo da Pantra p Yellow sticky trap Pitf all Sweptn et Hama 2 11 6 5 24 Musuh Alami 0 0 1 0 1 Serangga lain 12 2 1 0 15 Total Arthropoda 14 13 8 5 40 Jenis Arthropoda persentase Hama 60 % Musuh Alami 2,5 % Serangga Lain 37,5 % 4.2.2.2 Hasil Keragaman Arthropoda non PHT Jumlah Jenis perangkap Total Arthropo da Pantra p Yellow sticky trap Pitf all Sweptn et Hama 18 6 2 8 34 Musuh Alami 3 1 2 2 8 Serangga lain 2 0 0 1 4 Total Arthropoda 23 7 4 11 46

description

LAPORAN BESAR MAES

Transcript of MAES Aspek Hpt Arthropoda

4.2.2 Aspek HPT4.2.2.1Hasil Keragaman Arthropoda PHTa. Pengamatan Keragaman Arthropoda pada lahan PHTJumlahJenis perangkapTotal Arthropoda

PantrapYellow sticky trapPitfallSweptnet

Hama2116524

Musuh Alami00101

Serangga lain1221015

Total Arthropoda14138540

Jenis Arthropodapersentase

Hama60 %

Musuh Alami2,5 %

Serangga Lain37,5 %

4.2.2.2 Hasil Keragaman Arthropoda non PHTJumlahJenis perangkapTotal Arthropoda

PantrapYellow sticky trapPitfallSweptnet

Hama1862834

Musuh Alami31228

Serangga lain20014

Total Arthropoda23741146

Jenis Arthropodapersentase

Hama73,91%

Musuh Alami17,39 %

Serangga Lain8,7 %

4.2.2.3 Segitiga Fiktorial

4.2.2.4 Dokumentasi dan Klasifikasi Pengamatan Keragaman Arthropoda PHT

4.2.2.5 Dokumentasi dan Klasifikasi Pengamatan Keragaman Arthropoda non PHT

4.2.2.6 Keragaman Arthropoda pada lahan PHTBerdasarkan hasil penemuan Arthropoda pada lahan padi di daerah Lawang, di temukan total Arthropoda sebanyak 40 dimana masing masing yaitu pada Hama sebanyak 24, Musuh Alami sebanyak 1, dan serangga lain sebanyak 15. Persentase dari Arthropoda tersebut adalah hama 60 %, musuh alami 2,5%, dan serangga lain 37, 5%. Hal ini menyatakan bahwa pada lahan Pht untuk komoditas padi lebih banyak hama di bandingkan dengan musuh alami, dan lebih banyak serangga lain di bandingkan musuh alami. Banyaknya serangga lain yang ada di sebabkan oleh keadaan lahan sawah yang berdekatan dengan pohon pohon dan semak semak dimana pada pohon dan semak tersebut masing masing memiliki serangga tersendiri yang dapat terbang ke lahan padi. Banyaknya hama pada lahan tersebut mengidentifikasikan bahwa lahan tersebut kurang seimbang dimana keberadaan musuh alami tidak seimbang dengan keberadaan hama. Hal ini apabila di biarkan akan menjadi kendali bagi pertumbuhan tanaman dan menurunkan produktivitas. Untuk menangani penurunan produktivitas akan serangan hama, dapat di lakukan tindakan tindakan khusus, seperti halnya yang di ungkapkan oleh Baehaki (2011) bahwa pengendalian hama merupakan prioritas utama setelah padi ditanam dilapangan karena kegagalan pengendalian akan menurunkan produksi secara nyata. Dalam upaya penyelamatan produksi padi telah tersedia berbagai cara pengendalian hama, mulai penggunaan varietas tahan, musuh alami, cara budi daya (waktu tanam, pengairan, dan lain-lain).4.2.2.7 Keragaman Arthropoda pada lahan non PHTBerdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, area persawahan di lokasi yang kami amati memiliki komoditas padi dengan umur 3 bulan. Pada lahan ini termasuk lahan non PHT. Pada lahan ini didominasi oleh serangga hama, adapun hama yang ada di lokasi pengamatan kami antara lain : walang sangit (Leptocorisa acuta), belalang (Oxya chinensis), wereng hijau (Nephotettix virescens), kepik hijau (nezara viridula). Untuk musuh alami yang kami temukan antara lain capung, Micraspis sp, Apatiteles sp, Anatrichus sp dan juga 1 predator dari ordo arachnida yaitu Tetragnatha sp. Sedangkan serangga lain yang kami temukan antara lain belalang sembah, laba-laba (Lycosa sp) dan ordo coleoptera. Serangga dari genus Apantiteles sp, berpotensi sebagai parasitoid pada beberapa serangga hama padi sawah (DEPTAN, 2005). Menurut Syaiful (2003) Microspis sp dan Anatrichus sp merupakan predator dari hama padi yaitu walang sangit. Sedangkan Tetragnatha sp menurut Mareyke (2012) merupakan predator dari wereng.4.2.2.8 Hasil Perhitungan Intensitas Penyakit PHTDalam menghitung intensitas penyakit, dalam suatu petak lahan dapat dilakukan perhitungan dengan mengambil sampel sebagai tanaman pewakil dalam petak lahan tersebut. Dalam lahan padi yang ada di lawang, di lakukan pengambilan sampel sebanyak 20 tanaman secara acak dan tidak dinlakukan pada tanaman bordier atau tanaman pinggir.Hasil Pengamatan PenyakitGambarNama penyakitketerangan

Bercak Coklat Bipolaris Oryzae

Penyebabnya adalah jamur Cochliobolusmiyabeanus. Merupakan kelompok patogen yang menyerang anggota keluarga rumput, termasuk spesies sereal penting seperti padi, gandum, jagung, barley, dan sejenisnya.

Hawar Daun/KresekDisebabkan olehbakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae

Tanaman padi menjadikuning, dengan luka/lesi bergelombang. Muncul di ujung daun dantepi daun, bergerak ke bawah melalui pembuluh dan biasanyadengan cara bergelombang

Tebel Skoring penyakitSkor penyakitUraian

0Tidak ada infeksi

1Luas permukaan tanaman atau bagian tanaman yang terserang 10%

2Luas permukaan tanaman atau bagian tanaman yang terserang lebih dari 10% sampai 25%

3Luas permukaan tanaman atau bagian tanaman yang terserang lebih dari 25% sampai 50%

4Luas permukaan tanaman atau bagian tanaman yang terserang lebih dari 50%

Rumus Perhitungan Intensitas PenyakitIP=100%= = 0 %Sampel ke-IPSampel ke-IP

114,19 %1142 %

220,71 %1245 %

319,35 %1333 %

418,18 %1428 %

525 %1540 %

619,08 %1621 %

716,67 %1722 %

822,66 %1821 %

920,54 %1942 %

1019,82 %2033 %

Berdasarkan hasil yang di dapatkan mengenai perhitungan penyakit, dapat di ketahui bahwa persentase terendah serangan penyakit ada pada sampel pertama dengan intensitas 14,19 % dan persentase tertinggi pada sampel ke 12 yaitu dengan intensitas penyakit 44 %. Analisa plot dengan petakan lahan padi di plot 3 intensitas penyakit paling banyak terdapat pada skoring 0 dimana tidak ada tanda suatu daun terserang penyakit pada skoring 1 dan 2 terdapat penyakit yang terlihat pada daun meskipun tidak terlalu banyak tetapi untuk skoring 3 dan 4 tidak terlihat di sampel 1 hingga 10. Namun pada sampel ke 11-20, di dapatkan skoring 3-4 hal ini menyatakan bahwa sebaran penyakit tidak merata. Meskipun demikian, skoring 4 hanya terdapat pada 1 tanaman saja, dan sisanya pada skoring 31. Hal ini sangat jarang terjadi pada semua tanaman karena pada skoring 3 dan 4 tanaman sudah di katakan terserang peyakit 100%. Menurut Soemarno, 2007 keberhasilan pengendalian penyakit dipengaruhi oleh kemampuan pengaturan lingkungan, terutama iklim mikro tanaman, keseimbangan penyerapan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah. Pada lahan yang kami amati ditemukan penyakit Bercak Coklat Bipolaris Oryzae dan Hawar Daun/Kresek. Adanya penyakit yang ditemukan disebabkan oleh salah satu factor jarak tanam yang terlalu rapat. Meskipun terdapat skoring 3 namun hal ini tidak mempengaruhi hasil panen yang hingga jatuh sampai ambang kerugian, karena dengan system PHT, unsur hara tanah tercukupi sehingga medukung hasil panen yang didapat. Menurut Juanda & Cahyono, 2005 pengendalian hama terpadu adalah pengendalian hama yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan unsur-unsur alami yang mampu mengendalikan hama agar tetap berada pada jumlah dibawah ambang batas yang merugikan.Pembudidayaan padi di lahan pertanian organik biasanya diawali dengan pemilihan bibit atau benih tanaman nonhibrida karena di samping untuk mempertahankan keanekaragaman hayati, secara teknis bibit nonhibrida dimungkinkan dapat hidup dan berproduksi optimal pada kondisi yang alami (Muchtadi, 2010).