MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann...

24

Click here to load reader

Transcript of MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann...

Page 1: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

MA3231 Analisis Real

Hendra Gunawan*

*http://hgunawan82.wordpress.com

Analysis and Geometry GroupBandung Institute of Technology

Bandung, INDONESIA

Program Studi S1 Matematika ITB, Semester II 2016/2017

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 1 / 22

Page 2: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

BAB 13. INTEGRAL RIEMANN

1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah

2 13.2 Integral Riemann

3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 2 / 22

Page 3: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

BAB 13. INTEGRAL RIEMANN

1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah

2 13.2 Integral Riemann

3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 2 / 22

Page 4: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

BAB 13. INTEGRAL RIEMANN

1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah

2 13.2 Integral Riemann

3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 2 / 22

Page 5: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah

Pada Bab 12 kita mengasumsikan bahwa f kontinu pada [a, b] dan

mendefinisikan integral∫ baf(x) dx sebagai supremum dari himpunan

semua jumlah luas daerah persegi-panjang kecil di bawah kurvay = f(x).

Sesungguhnya, kita dapat pula mendefinisikan integral∫ baf(x) dx

sebagai infimum dari himpunan semua jumlah luas daerahpersegi-panjang kecil ‘di atas’ kurva y = f(x). Dalam hal f kontinupada [a, b], kedua definisi tersebut akan menghasilkan nilai yang sama.

Pada bab ini, kita akan memperluas definisi integral untuk fungsif : [a, b]→ R yang terbatas, sebagaimana yang dilakukan olehBernhard Riemann pada 1850-an.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 3 / 22

Page 6: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah

Gambar 13.1 Bernhard Riemann (1826-1866) adalah adalahmatematikawan Jerman yang mengembangkan teori integral dan

pendekatan geometri untuk analisis kompleks.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 4 / 22

Page 7: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah

Seperti pada Sub-bab 12.2, diberikan sembarang partisiP := {x0, x1, . . . , xn} dari [a, b], kita dapat mendefinisikan

L(P, f) :=n∑k=1

mk(xk − xk−1).

dengan mk := infxk−1≤x≤xk

f(x), k = 1, 2, . . . , n.

Pada saat yang sama, kita juga dapat mendefinisikan

U(P, f) :=n∑k=1

Mk(xk − xk−1).

dengan Mk := supxk−1≤x≤xk

f(x), k = 1, 2, . . . , n.

L(P, f) dan U(P, f) disebut sebagai jumlah Riemann bawah danjumlah Riemann atas dari f yang berkaitan dengan partisi P .

Perhatikan bahwa L(P, f) ≤ U(P, f) untuk sembarang partisi P .HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 5 / 22

Page 8: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah

Selanjutnya, jika P := {x0, x1, . . . , xn} dan Q := {y0, y1, . . . , ym}adalah partisi dari [a, b], maka Q disebut sebagai suatu perhalusandari P apabila setiap titik partisi xk ∈ P merupakan titik partisi di Q,yakni P ⊆ Q.

Dalam hal ini, setiap sub-interval yang terkait dengan partisi P dapatdinyatakan sebagai gabungan dari beberapa sub-interval yang terkaitdengan partisi Q, yakni

[xk−1, xk] = [yi−1, yi] ∪ [yi, yi+1] ∪ · · · ∪ [yj−1, yj],

dengan xk−1 = yi−1 < yi < yi+1 < · · · < yj−1 < yj = xk.

Catat bahwa kita dapat memperoleh suatu perhalusan darisembarang partisi P dengan menambahkan sejumlah titik ke P .

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 6 / 22

Page 9: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah

Proposisi 1. Jika Q merupakan perhalusan dari P , makaL(P, f) ≤ L(Q, f) dan U(Q, f) ≤ U(P, f).

Akibat 2. Jika P1 dan P2 adalah dua partisi sembarang dari [a, b],maka L(P1, f) ≤ U(P2, f).

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 7 / 22

Page 10: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah

SOAL

1 Buktikan Proposisi 1. (Petunjuk. Mulai dengan kasusQ = P ∪ {x∗} dengan x∗ /∈ P .)

2 Buktikan Akibat 2.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 8 / 22

Page 11: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.2 Integral Riemann

Seperti pada sub-bab 13.1, pada sub-bab ini kita mengasumsikanbahwa f : [a, b]→ R terbatas.

Menurut Akibat 2, himpunan {L(P, f) : P partisi dari [a, b]}terbatas di atas (oleh suatu jumlah Riemann atas), sementarahimpunan {U(P, f) : P partisi dari [a, b]} terbatas di bawah (olehsuatu jumlah Riemann bawah).

Karena itu kita dapat mendefinisikan

L(f) := sup{L(P, f) : P partisi dari [a, b]}

danU(f) := inf{U(P, f) : P partisi dari [a, b]}.

L(f) disebut sebagai integral Riemann bawah dari f , sementaraU(f) disebut sebagai integral Riemann atas dari f .

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 9 / 22

Page 12: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.2 Integral Riemann

Proposisi 3. L(f) ≤ U(f).

Bukti. Untuk setiap partisi P0 dari [a, b], U(P0, f) merupakan batasatas dari {L(P, f) : P partisi dari [a, b]}, sehingga

L(f) = sup{L(P, f) : P partisi dari [a, b]} ≤ U(P0, f).

Karena ini berlaku untuk sembarang partisi P0, maka L(f)merupakan batas bawah dari {U(P0, f) : P0 partisi dari [a, b]}.Akibatnya

L(f) ≤ inf{U(P0, f) : P0 partisi dari [a, b]} = U(f),

sebagaimana yang diharapkan.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 10 / 22

Page 13: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.2 Integral Riemann

Secara umum, L(f) 6= U(f). Sebagai contoh, jika f : [0, 1]→ Rdidefinisikan sebagai

f(x) =

{0, x rasional;1, x irasional,

maka L(f) = 0 sementara U(f) = 1.

Jika L(f) = U(f), maka f dikatakan terintegralkan Riemann dannilai yang sama tersebut didefinisikan sebagai integral Riemann dari fpada [a, b], yang dilambangkan dengan

∫ baf(x) dx.

(Seperti pada Bab 12, kita definisikan∫ abf(x) dx = −

∫ baf(x) dx

dan∫ aaf(x) dx = 0.)

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 11 / 22

Page 14: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.2 Integral Riemann

Sebagai contoh, misal f bernilai konstan pada [a, b], katakanf(x) = c untuk setiap x ∈ [a, b].

Maka L(f) = U(f) = c(b− a) dan karenanya f terintegralkanRiemann pada [a, b] dengan∫ b

a

f(x) dx = c(b− a).

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 12 / 22

Page 15: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.2 Integral Riemann

Teorema berikut memberikan suatu kriteria untuk keterintegralan fpada [a, b]. (Untuk selanjutnya, ‘terintegralkan’ berarti‘terintegralkan Riemann’ dan ‘integral’ berarti ‘integral Riemann’.)

Teorema 4 (Kriteria Ketertintegralan Riemann). Fungsi fterintegralkan pada [a, b] jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0terdapat suatu partisi Pε dari [a, b] sedemikian sehingga

U(Pε, f)− L(Pε, f) < ε.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 13 / 22

Page 16: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.2 Integral Riemann

Bukti. Misalkan f terintegralkan pada [a, b]. Ambil ε > 0 sembarang.Dari definisi supremum, terdapat suatu partisi P1 dari [a, b] sehingga

L(f)− ε

2< L(P1, f).

Dari definisi infimum, terdapat pula suatu partisi P2 dari [a, b]sehingga

U(P2, f) < U(f) +ε

2.

Sekarang misalkan Pε := P1 ∪ P2. Maka Pε merupakan perhalusandari P1 dan P2. Akibatnya,

L(f)− ε2< L(P1, f) ≤ L(Pε, f) ≤ U(Pε, f) ≤ U(P2, f) < U(f)+

ε

2.

Namun L(f) = U(f), sehingga kita peroleh

U(Pε, f)− L(Pε, f) < ε.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 14 / 22

Page 17: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.2 Integral Riemann

Sebaliknya misalkan untuk setiap ε > 0 terdapat suatu partisi Pε dari[a, b] sedemikian sehingga

U(Pε, f)− L(Pε, f) < ε.

Maka, untuk setiap ε > 0, berlaku

0 ≤ U(f)− L(f) ≤ U(Pε, f)− L(Pε, f) < ε.

Dari sini kita simpulkan bahwa U(f) = L(f) atau f terintegralkanpada [a, b].

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 15 / 22

Page 18: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.2 Integral Riemann

Akibat 5. Misalkan terdapat barisan partisi 〈Pn〉 dari [a, b]sedemikian sehingga

limn→∞

[U(Pn, f)− L(Pn, f)] = 0.

Maka f terintegralkan pada [a, b] dan

limn→∞

L(Pn, f) =

∫ b

a

f(x) dx = limn→∞

U(Pn, f).

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 16 / 22

Page 19: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.2 Integral Riemann

SOAL1 Misalkan f(x) = x, x ∈ [0, 1], dan Pn = {0, 1

n, 2n, . . . , 1},

n ∈ N. Tunjukkan bahwa limn→∞

[U(Pn, f)− L(Pn, f)] = 0, dan

kemudian simpulkan bahwa f terintegralkan pada [0, 1].

2 Misalkan fungsi f didefinisikan pada [0, 1] sebagai

f(x) =

{0, 0 ≤ x < 1;1, x = 1.

Buktikan bahwa f terintegralkan pada [0, 1] dengan∫ 1

0f(x) dx = 0.

3 Misalkan fungsi f didefinisikan pada [0, 2] sebagai

f(x) =

{1, 0 ≤ x ≤ 1;2, 1 < x ≤ 2.

Buktikan bahwa f terintegralkan pada [0, 2] dengan∫ 2

0f(x) dx = 3.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 17 / 22

Page 20: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton

Sebagaimana disinggung pada awal bab ini, fungsi yang kontinu pastiterintegralkan.

Teorema 6. Jika f kontinu pada [a, b], maka f terintegralkan pada[a, b].

Bukti. Menurut Teorema 18 pada Bab 8, fungsi yang kontinu pada[a, b] mestilah kontinu seragam pada [a, b]. Karena itu, diberikanε > 0 sembarang, terdapat δ > 0 sedemikian sehingga untukx, y ∈ [a, b] dengan |x− y| < δ berlaku

|f(x)− f(y)| < ε

b− a.

Selanjutnya, untuk tiap n ∈ N dengan n > b−aδ

, tinjau partisiPn := {x0, x1, . . . , xn} dengan xk = a+ k · b−a

n, k = 0, 1, . . . , n. (Di

sini, interval [a, b] terbagi menjadi n sub-interval sama panjang.)

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 18 / 22

Page 21: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton

Menurut Teorema 12 pada Bab 8, pada setiap sub-interval [xk−1, xk],f mencapai nilai maksimum Mk dan minimum mk, katakanlah

f(uk) =Mk dan f(vk) = mk.

Dalam hal ini kita peroleh

Mk −mk = f(uk)− f(vk) <ε

b− a,

dan akibatnya

0 ≤ U(Pn, f)− L(Pn, f) =n∑k=1

(Mk −mk)(xk − xk−1) < ε.

Adanya partisi Pn yang memenuhi ketaksamaan di atas berarti bahwaf terintegralkan pada [a, b].

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 19 / 22

Page 22: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton

Selain fungsi kontinu, teorema berikut menyatakan bahwa fungsimonoton juga terintegralkan.

Teorema 7. Jika f monoton pada [a, b], maka f terintegralkan pada[a, b].

Bukti. Tanpa mengurangi keumuman, asumsikan f naik pada [a, b].Untuk tiap n ∈ N, tinjau partisi Pn := {x0, x1, . . . , xn} denganxk = a+ k · b−a

n, k = 0, 1, . . . , n. Karena f naik pada [xk−1, xk],

maka mk = f(xk−1) dan Mk = f(xk). Dalam hal ini kita perolehsuatu deret teleskopis

n∑k=1

(Mk −mk)(xk − xk−1) =b− an

n∑k=1

[f(xk)− f(xk−1)]

=b− an

[f(b)− f(a)].

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 20 / 22

Page 23: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton

Sekarang, jika ε > 0 diberikan, maka untuk tiap n ∈ N dengann > b−a

ε[f(b)− f(a)] berlaku

0 ≤ U(Pn, f)− L(Pn, f) =n∑k=1

(Mk −mk)(xk − xk−1) < ε.

Dengan demikian f mestilah terintegralkan pada [a, b].

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 21 / 22

Page 24: MA3231 Analisis Real · 1 13.1 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah 2 13.2 Integral Riemann 3 13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton HG* (*ITB Bandung) MA3231

13.3 Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton

SOAL

1 Misalkan f : [a, b]→ R kontinu dan f(x) ≥ 0 untuk setiapx ∈ [a, b]. Buktikan jika L(f) = 0, maka f(x) = 0 untuk setiapx ∈ [a, b].

2 Misalkan f : [a, b]→ R kontinu dan, untuk setiap fungsig : [a, b]→ R yang terintegralkan, fg terintegralkan dan∫ baf(x)g(x) dx = 0. Buktikan bahwa f(x) = 0 untuk setiap

x ∈ [a, b].

3 Konstruksi sebuah fungsi f : [0, 1]→ R yang monoton naiktetapi tidak kontinu di setiap bilangan cn := 1

2n, n ∈ N. (Fungsi

ini merupakan contoh fungsi yang tidak kontinu di sejumlah takterhingga titik pada suatu interval tetapi terintegralkan padainterval tersebut.)

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 29 March 2017 22 / 22