'LVXVXQ ROHK 5RVSLWD 2 3 6LWXPRUDQJ $DP +DVDQXGLQ · 2018-07-26 · panduan manual budidaya lebah...

44

Transcript of 'LVXVXQ ROHK 5RVSLWD 2 3 6LWXPRUDQJ $DP +DVDQXGLQ · 2018-07-26 · panduan manual budidaya lebah...

PANDUAN MANUALBUDIDAYA LEBAH MADUDisusun oleh :Rospita O. P. SitumorangAam Hasanudin

Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli

Panduan Manual Budidaya Lebah Madu

Disusun Oleh : 1. Rospita O. P. Situmorang

2. Aam Hasanudin

Desain Cover : Wendra S. Manik, S Hut

Foto Cover : Wendra S. Manik, S Hut

Sekretariat Redaksi : 1. Makmur Situmeang, B Sc

2. Wendra S. Manik, S Hut

Dicetak dengan pembiayaan DIPA Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli

Tahun 2014

Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli

Alamat :

Kampus Kehutanan Aek Nauli; Km.10,5 Sibaganding, Parapat Telp. 0811621396/08116208623 Website : http://bpk-aeknauli.litbang.dephut.go.id Email : [email protected]

KEMENTERIAN KEHUTANAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

PANDUAN MANUAL

BUDIDAYA LEBAH MADU

DISUSUN OLEH

ROSPITA O. P. SITUMORANG

AAM HASANUDIN

SEKRETARIAT REDAKSI

MAKMUR SITUMEANG, B Sc

WENDRA S. MANIK, S Hut

KEMENTERIAN KEHUTANAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

dan karunia-Nya booklet “Panduan Manual Budidaya Lebah Madu” ini

dapat diselesaikan. Booklet ini berisikan tentang informasi lebah madu

mulai dari biologi, perilaku, siklus dan manfaat serta teknik budidaya

hingga pemanenan madu yang dihasilkan oleh Apis cerana yang

merupakan lebah lokal Indonesia.

Spesies yang banyak terdapat di Indonesia adalah Apis cerana,

Apis dorsata dan Apis Florea. Sampai saat ini jenis lebah yang umum

dibudidayakan adalah A.cerana dan A. mellifera.

Penerbitan booklet ini dimaksudkan sebagai media

penyebarluasan informasi teknis hasil dari pengembangan budidaya lebah

madu yang sudah diterapkan di Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli.

Diharapkan booklet ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang berminat

terhadap budidaya lebah madu dan juga dapat mendukung pelaksanaan

pembangunan kehutanan, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara.

Apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada

Rospita O. P. Situmorang (Peneliti Bidang Perhutanan Sosial) dan Aam

Hasanudin (Teknisi Litkayasa Penyelia) yang telah menyusun booklet ini.

Semoga booklet ini dapat bermanfaat. Amiin

Aek Nauli, Oktober 2014

Kepala Balai,

Ir. Iton Bambang Partono B.D.

NIP. 19581115 198703 1 004

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

I. LEBAH MADU DAN NILAI PENTINGNYA

A. BIOLOGI LEBAH DAN PERILAKUNYA

B. SIKLUS HIDUP DAN REPRODUKSI

C. MANFAAT BUDIDAYA LEBAH MADU

II. BUDIDAYA LEBAH

A. LOKASI PERLEBAHAN (APRIARI)

B. PEMBUATAN KOTAK SARANG (STUP)

C. MEMPERSIAPKAN BIBIT LEBAH DAN PEMINDAHAN

KOLONI

D. PENEMPATAN STUP BUDIDAYA

E. PEMERIKSAAN KOLONI

F. MANAJEMEN KOLONI

G. MEMBERI MAKAN LEBAH

H. HAMA, PREDATOR, PENYAKIT DAN PENGENDALIANNYA

I. PERALATAN

J. PEMANENAN

DAFTAR PUSTAKA

i

ii

iii

iv

1

1

5

7

8

8

9

11

14

14

17

19

24

31

33

36

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Tanaman dan Jenis Pakan yang Dihasilkan

22

iv

DAFTAR GAMBAR

Sarang lebah A. cerana

(a) Lebah pekerja (b) ratu dan (c) pejantan

Proses perkembangan lebah dari telur hingga menjadi

lebah dewasa

Periode perkembangan lebah

Kotak stup (tampak samping)

Frame/sisiran (tampak atas)

Penangkapan bibit dengan pembuatan glodog (a)

glodog kosong; (b) glodog digantungkan di batang

pohon; (c) glodok sudah berisi lebah dan sarang

lebah; (d) pemindahan sarang bingkai/sisiran; (e)

memindahkan lebah; (f) menyusun frame ke dalam

kotak stup

Peralatan (a) pakaian kerja yang dilengkapi pelindung

wajah; (b) sarung tangan karet; (c) smoker; (d)

Pengungkit sarang; (e) pisau pengupas madu; (f)

sikat lebah

Alat panen ekstraktor

2

4

5

6

9

10

12

33

35

Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

Gambar 7.

Gambar 8.

Gambar 9.

panduan manual

Page | 1

I. LEBAH MADU DAN NILAI PENTINGNYA

A. Biologi Lebah dan Perilakunya

Lebah madu merupakan hewan tak bertulang belakang, yang

termasuk dalam kelas insekta (serangga) dengan sistematika sebagai

berikut :

Phylum : Arthropoda

Sub Phylum : Mandibulata

Classis : Insekta

Sub Class : Pterygota

Ordo : Hymenoptera

Super Family : Apoidae

Family : Apidae

Genus : Apis

Spesies : Apis sp

Spesies yang banyak terdapat di Indonesia adalah Apis cerana,

Apis dorsata dan Apis Florea. Sampai saat ini jenis lebah yang umum

dibudidayakan adalah A.cerana dan A. mellifera.

a. A.mellifera (lebah unggul, impor, menurut literatur dari Italia,

Australia)

b. A. cerana (lebah lokal, Indonesia, Asia)

c. A. florea atau lebah trigona (bentuk kecil seperti semut hitam

dan hidup di bumbung bambu, lubang kayu, tanah)

d. A. dorsata (tawon gung, lebah liar).

Sarang lebah adalah sel-sel yang terbentuk hexagonal dibuat dari

malam lebah yang dicampur dengan perekat (propolis) yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan. Sarang lebah digunakan untuk meletakkan

madu, tepung sari dan tempayak (larva). Tidak semua lebah pekerja

bertanggung jawab atas pembangunan sarang. Lebah pekerja muda

panduan manual

Page | 2

yang masih kuat (berumur 12 - 17 hari) dengan kelenjar malamnya

masih sangat produktif bertugas membangun sarang.

Jenis tabung sel dalam sisiran adalah:

- Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya

terletak di pinggir sarang.

- Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat

titik hitam di tengahnya.

- Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak

jumlahnya.

Gambar 1. Sarang lebah A. cerana

Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup berkoloni.

Koloni lebah sekitar 10.000 sampai 60.000 lebah. Koloni terdiri dari ratu

(betina subur), ratusan lebah jantan dan ribuan lebah pekerja (betina

steril). Mereka menyerbuki tanaman berbunga dan tanaman. Fungsi

dan ciri-ciri masing-masing lebah adalah sebagai berikut:

1) Lebah ratu

o Tugas ratu hanya satu yaitu bertelur

Sel calon ratu

Sel calon lebah

pejantan

Sel calon lebah

pekerja

Sel madu

panduan manual

Page | 3

o Hidupnya sehari-hari diawasi, makannya diberi dan diatur oleh

lebah pekerja khusus serta kebersihan badannya diurus oleh

lebah pekerja.

o Ciri-ciri lebah ratu mempunyai tubuh paling besar diantara

lebah-lebah yang ada dalam sarang.

o Warna merah agak kehitam-hitaman, mempunyai sengat dan

dapat menyengat berkali-kali dalam hidupnya tanpa

mengalami kerusakan tubuh atau mati seperti lebah pekerja.

Dapat hidup kurang lebih 4 tahun.

2) Lebah jantan

o Tubuhnya lebih pendek dari lebah ratu dan berwarna

kehitam-hitaman.

o Sifatnya pemalas, terbang jauh hanya mengejar ratu untuk

dikawini (lalu mati).

o Makan minum dicukupi lebah pekerja, dan sangat rakus

dengan makanan.

o Suaranya keras dan menimbulkan kebisingan, tidak suka

berkelahi.

o Sel telur lebah jantan lebih besar dan tutupnya menonjol.

o Masa paceklik baginya suram karena akan dibunuh oleh lebah

pekerja.

o Umur lebah jantan ± 70 hari/10 minggu.

3) Lebah pekerja

o Adalah jenis kelamin betina tidak sempurna, tidak bertelur

seperti ratu.

o Tubuhnya lebih kecil dari lebah jantan berwarna kecoklat-

coklatan.

o Sifatnya agresif, disiplin dan bertanggung jawab.

panduan manual

Page | 4

o Mempunyai sengat, tapi setiap menyengat terjadi kerusakan

pada bagian tubuhnya kemudian mati setelah bertahan paling

lama tiga hari.

o Tugas lebah pekerja paling berat yaitu memberi makan lebah

ratu dan larva, membuat sarang, mencari nektar dan tepung

sari, memproses dan menyimpan madu, mencari air dan lain-

lain.

o Umur lebah pekerja ± 70 hari/10 minggu.

Pembagian tugas lebah pekerja, adalah sebagai berikut:

o Lebah pekerja dewasa yaitu mencari makan untuk seluruh

penghuni sarang (induk, jantan, calon lebah mulai dari larva,

kepompong, dsb).

o Lebah pekerja agak dewasa bertugas menjaga di dalam atau di

luar sarang dari segala gangguan.

o Lebah pekerja muda bertugas sebagai perawat, penghubung

dan menjaga kebersihan dalam sarang serta sekaligus

membangun sarang.

Gambar 2. (a) Lebah pekerja (b) ratu dan (c) pejantan

panduan manual

Page | 5

B. Siklus Hidup dan Reproduksi

Kehidupan lebah dimulai dari telur, kemudian setelah tiga hari

telur berkembang menjadi larva. Periode awal larva, larva berkembang

dalam sel terbuka, dan diberi makan oleh lebah perawat. Makanan

pertama yang didapatkan adalah royal jelli, kemudian dicampur dengan

pollen dan nektar. Namun calon lebah ratu diberi makanan royal jelly

secara terus menerus. Setelah sekitar 5 hari (6 hari untuk calon lebah

jantan), lebah pekerja menutup sel. Kemudian larva berkembang

menjadi pupa (kepompong). Pada masa kepompong, lebah tidak

makan. Pada masa ini terjadi perubahan dalam tubuh pupa untuk

menjadi lebah sempurna. Lebah akan keluar dari sel menjadi lebah

sempurna atau lebah dewasa dengan menerobos penutup sel yang

terbuat dari lilin.

Gambar 3. Proses perkembangan lebah dari telur hingga menjadi

lebah dewasa

Ratu meletakkan

telur

Lebah perawat memberi

makan larva

Larva semakin

besar

Lebah pekerja

menutup sel

Larva menjadi

pupa

Lebah sempurna

keluar dari sel

panduan manual

Page | 6

Gambar 4. Periode perkembangan lebah

Jika kondisi iklim memungkinkan, lebah ratu akan melakukan

perkawinan setelah 5 atau 6 hari keluar dari sel. Lebah ratu akan

meletakkan telur 36 jam atau lebih setelah terjadinya pembuahan.

Lebah jantan akan diberi makan oleh lebah pekerja sekitar 7 hari

setelah keluar dari sel. Mereka masih tinggal di dalam sarang sekitar

12-13 hari hingga mereka dewasa secara seksualitas. Kemudian mereka

mulai melakukan perkawinan selama siang dan sore hari.

Proses perkawinan terjadi diawal musim bunga. Ratu lebah

terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan

mengawininya. Perkawinan terjadi di udara. Setelah perkawinan,

pejantan akan mati dan sperma akan disimpan dalam spermatheca

(kantung sperma) yang terdapat pada ratu lebah. Kemudian ratu

kembali ke sarang. Selama perkawinan, lebah pekerja menyiapkan

sarang bagi ratu untuk bertelur.

Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk

mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur

diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan

diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan

ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni

panduan manual

Page | 7

dewasa. Setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik

untuk makan. Ratu A. cerana mampu bertelur 500- 900 butir per hari

dan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir per hari.

C. Manfaat Budidaya Lebah Madu

Lebah mempunyai manfaat langsung dan tidak langsung bagi

manusia. Manfaat langsung bagi manusia yaitu untuk stamina tubuh

karena produk-produk perlebahan memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Manfaat tidak langsung, yaitu membantu proses penyerbukan bunga.

Lebah melakukan fertilisasi pada tanaman (perpindahan tepung sari ke

kepala putik) sehingga proses ini dapat membentuk calon individu baru

atau biji pada tanaman.

Produk-produk yang dihasilkan oleh lebah madu adalah sebagai

berikut:

1) Madu sebagai produk utama yang berasal dari nektar bunga

merupakan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan

kesehatan, kosmetika dan farmasi.

2) Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan

penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, dan bahan

campuran obat-obatan.

3) Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-

obatan/ kepentingan farmasi.

4) Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan

kosmetika sebagai pelengkap bahan campuran.

5) Propolis (perekat lebah) dimanfaatkan untuk penyembuhan luka,

penyakit kulit dan membunuh virus influensa. Keuntungan lain

dari beternak lebah madu adalah membantu dalam proses

penyerbukan bunga tanaman sehingga didapat hasil yang lebih

maksimal.

panduan manual

Page | 8

II. BUDIDAYA LEBAH

A. Lokasi Perlebahan (Apriari)

Penentuan lokasi apiari perlu mempertimbangkan ketersediaan

pakan, pendataan jenis -jenis tanaman penghasil nektar dan pollen,

umur tanaman, kepadatan tanaman, serta kesuburannya. Kondisi lokasi

apiari sangat erat kaitannya dengan penempatan jumlah stup

pemeliharaan persatuan luasnya (Ha). Hal ini dimaksudkan untuk

mencapai daya dukung optimal apiari terhadap jumlah stup/koloni yang

ada. Kompetisi lebah dalam mencari pakan dapat menyebabkan

turunnya produksi atau terganggunya keseimbangan populasi lebah

dan bahkan memungkinkan hijrahnya lebah. Lebah madu biasanya

mencari makan dalam radius 3 km dari sarang, tetapi kadang-kadang

mereka melakukan perjalanan jauh jika memang harus.

Lokasi perlebahan yang standard adalah tanah harus bebas

pupuk sintetis, pestisida, herbisida dan fungisida, serta bebas tanaman

rekayasa genetika. Apriari sebaiknya jauh dari lokasi pertanian

konvensional untuk mencegah potensi terjadinya kontaminasi. Jarak

lokasi pertanian intensif sebaiknya minimal 3 km dari lokasi perlebahan.

Sementara sarang yang ditempatkan di wilayah pemukiman harus

mendapatkan peraturan yang lebih khusus dari penduduk.

Areal perlebahan harus dipersiapkan sebelumnya sebelum

menempatkan kotak-kotak sarang, karena aroma dari penyiangan

biasanya mengganggu lebah. Perlebahan harus tetap bersih dan rapi

sepanjang waktu. Kawasan peternakan lebah harus memiliki drainase

dan sirkulasi udara yang baik. Lebah membutuhkan air, jadi mereka

harus dapat menemukan air dalam radius 500 m. Kadang-kadang air

dapat disediakan dalam wadah khusus yang ditempatkan pada tongkat

kayu atau diatas batu agar mudah dijangkau lebah.

panduan manual

Page | 9

Sarang harus dilindungi dari angin kencang. Sarang juga harus

dilindungi dari terik matahari dengan menyediakan naungan parsial.

Selama musim kering, penahan api dapat dibuat di sekitar tempat

pemeliharaan lebah untuk mencegah kebakaran sarang-sarang.

B. Pembuatan Kotak Sarang (Stup)

Beternak lebah secara modern yaitu menggunakan kotak lebah.

Dengan cara ini ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu

(1) desain kotak memungkinkan untuk diterapkan teknik-teknik

manajemen koloni; (2) pada saat panen madu, tidak perlu

mengorbankan anaknya, karena sarang yang berisi anakan lebah

(brood) dapat dikembalikan di tempatnya semula.

Bahan stup yang baik terbuat dari kayu yang sudah kering dan

tidak berbau menyengat. Hal ini menghindari pindahnya koloni lebah

karena tidak betah dan pengaruh dari bau kayu tersebut. Untuk

menjaga keawetan stup, bagian luar kayu dapat dicat dengan cat

eksterior berwarna terang. Hal ini bertujuan untuk melindungi kayu dari

pelapukan.

Gambar 5. Kotak stup (tampak samping)

ada lubang 0,5 cm

dari dasar teras

lubang 0,5 cm jarak antar lubang 5 cm

panduan manual

Page | 10

Gambar 6. Frame/sisiran (Tampak atas)

Sarang yang sudah dipakai berulang-ulang biasanya akan

meninggalkan kotoran yang larut dalam lemak berupa residu pestisida

dan kulit kepompong. Seiring waktu, residu pestisida menumpuk, dan

memiliki efek yang merugikan pada pengembangan lebah induk. Kulit

kepompong yang menumpuk dapat mempersempit sel-sel heksagonal,

dan dapat menjadi tempat berkembangnya spora penyebab penyakit.

Dengan demikian, dibutuhkan penggantian sisiran secara reguler untuk

meminimalkan paparan bahan kimia ini. Setidaknya 20% sisiran (sekitar

2-3 sisiran) dari kotak stup harus diganti setiap tahun sehingga tidak

pernah ada sarang yang lebih dari 5 tahun (Certified Naturally Grown,

2012).

Persiapan sarang dilakukan dengan menggosok bagian dalam

sarang dengan propolis atau dengan lilin lebah yang sudah diencerkan

atau dilunakkan. Kotak sarang juga dapat ditempatkan pada tanah,

menggantungkannya pada batang pohon, atau ditempatkan diatas

dudukan (standar). Dasar pijakan harus kuat jika ingin ditempatkan

dalam posisi bertingkat. Yang diperhatikan adalah ketinggian

penempatan sarang.

Lebar frame/sisiran 1,9-20 cm

Jarak antara sisiran 0,8-0,9 cm

panduan manual

Page | 11

C. Mempersiapkan Bibit Lebah dan Pemindahan Koloni

Untuk mendapatkan bibit lebah yang akan dipelihara dapat

ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :

Berburu, yaitu dengan cara menangkap lebah dari hutan, atap

rumah atau dari pohon, dan lain-lain.

Memasang perangkap berupa stup kosong/glodog yang sudah

biasa ditempati lebah di tempat-tempat tertentu.

Membeli ratu atau koloni lengkap dengan stup/glodog dari para

penangkap lebah.

1) Berburu atau menangkap di alam

Dalam melakukan perburuan lebah perlu untuk menyiapkan

peralatan berupa kurungan ratu, kotak buru (seperti kotak eram hanya

dengan 3-5 sisiran), kain kasa hitam berbentuk kerucut (seperti jaring).

Apabila ditemukan koloni maka segera mencari lebah ratu, dan

diamankan dalam kurungan ratu. Kain kasa dibiarkan dalam posisi

terbalik (menghadap ke bawah) yang diletakkan di atas koloni, dan

selanjutnya lebah diusik supaya lebah terbang semua dan akhirnya

hinggap di kain kasa tersebut. Agar lebah pindah dari sarangnya, dapat

diganggu sedikit dengan asap obat nyamuk atau rokok. Apabila lebah

sudah masuk dalam kain kasa, kemudian ditutup, diikat dan siap

dibawa pulang. Selanjutnya sarang dipilih dan dipindahkan ke

sisiran/frame. Pilih sarang yang masih bagus keadaannya (ada madu,

pollen dan anakan). Potong secara hati-hati sarang tersebut dan

ditempelkan pada sisiran (bingkai) serta diikat. Simpan/masukkan

sarang yang sudah melekat pada sisiran tersebut dalam kotak buru.

Selanjutnya koloni tersebut ditertibkan dalam kotak eram dengan

menyertakan bingkai yang ada sarangnya.

panduan manual

Page | 12

2) Memasang Perangkap

Lebah A.cerana biasanya membuat sarang ditempat-tempat

gelap atau rongga-rongga kosong. Penyediaan bibit lebah juga dapat

dilakukan dengan pembuatan tempat pemancing yaitu glodog (klutuk).

Cara ini sifatnya pasif, karena kita hanya menunggu sampai ada koloni

lebah yang mau bersarang di dalamnya. Glodog terbuat dari batang

kelapa yang dibuat rongga/lubang. Glodog yang akan dipakai harus

kering untuk menghindari pertumbuhan jamur.

Gambar 7. Penangkapan bibit dengan pembuatan glodog (a) glodog kosong; (b) glodog digantungkan di

batang pohon; (c) glodok sudah berisi lebah dan sarang lebah; (d) pemindahan sarang

bingkai/sisiran; (e) memindahkan lebah; (f) menyusun frame ke dalam kotak stup

Pemindahan sarang dari glodog harus dilakukan secara hati-

hati. Setelah stup siap, glodog yang telah diambil dibuka dan dibalik

pelan-pelan tepat dibawah stup. Dengan pelan dan halus klutuk

diketuk-ketuk untuk mempercepat pemindahan lebah tersebut ke dalam

stup. Setelah semua pindah, sarang dipindahkan ke sisiran dan

dibentuk sesuai dengan sisiran. Sarang yang sudah dibentuk diikat

dengan tali raffia/benang dan dilekatkan pada frame yang telah

f g

panduan manual

Page | 13

diambil, selanjutnya dimasukkan ke dalam stup. Supaya betah, lebah

yang baru dipindah diberi makanan tambahan berupa cairan gula

pasir/gula jawa.

Lebah yang baru dipindahkan kadang tidak menempati sarang

mereka sendiri sehingga harus dipindahkan kembali. Lebah mudah

dipindahkan ketika mereka berkerumun. Swarming adalah proses

menghasilkan koloni baru. Lebah berkerumun untuk alasan yang

berbeda, yaitu ketika mereka penuh sesak sebelum musim madu,

ketika sarang hancur dan sumber makanan atau air menjadi langka,

kegagalan ratu untuk bertelur secara tiba-tiba, panas atau ventilasi

yang buruk dari sarang lebah, kurangnya ruang untuk bertelur dan

penyimpanan madu.

Kerumunan lebah dapat ditemukan tergantung di pohon atau di

bawah bangunan. Kerumunan itu harus ditangkap segera dan

dipindahkan ke sarang. Cara pemindahan dilakukan dengan

mengguncang lebah ke dalam keranjang, labu kosong atau kotak

kardus, kemudian dipindahkan ke sarang kosong baru. Setelah

dipindahkan, biarkan lebah tak terganggu selama beberapa hari.

Setelah tenang, lebah mulai menyimpan makanan dan merawat bayi-

bayi lebah.

Sarang untuk umpan menangkap lebah sebaiknya ditempatkan

tinggi di pohon atau di atap. Ketika lebah telah menempati posisi

sarang baru, lebah akan mulai menyesuaikan diri pada posisi sarang.

Karena itu, disarankan untuk menempatkan sarang di tempat yang

berdekatan dengan posisi menangkap lebah. Sarang dapat dipindahkan

ke tempat yang diinginkan atau ke posisi yang jauh setelah beberapa

minggu.

panduan manual

Page | 14

3) Membeli ratu atau koloni lengkap dengan stup/glodog

Penyediaan bibit bisa juga dilakukan dengan cara pemilihan

bibit unggul yang sudah dikomersilkan. Bibit lebah unggul yang di

Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) dan A. mellifera (impor).

Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena

itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah

dapat produksi maksimal.

D. Penempatan Stup Budidaya

Tindakan selanjutnya setelah penentuan lokasi adalah

penempatan stup/kotak-kotak pemeliharaan pada lokasi pemeliharaan.

Stup sebaiknya diletakkan pada tempat-tempat terbuka, menghadap ke

timur, menghadap matahari dan membelakangi jalan pemeriksaan.

Stup diletakkan di atas bangku standar dengan ketinggian ± 50 cm dari

tanah. Jika lokasi berbukit, stup letaknya harus lebih rendah dari

sumber makanan. Tiang penyangga (bangku standar) stup diberi

minyak pelumas, air atau obat semut agar tidak diganggu serangga.

Stup/koloni sebaiknya terlindung dari terik matahari dan air hujan.

Kotak stup dapat disusun berderet dengan jarak 1 s/d 1,5 meter.

E. Pemeriksaan Koloni

Pemeriksaaan koloni bertujuan untuk memeriksa kondisi dan

perkembangan koloni lebah itu sendiri. Waktu terbaik untuk memeriksa

koloni adalah ketika hari terang atau cerah, ketika lebah bekerja secara

normal yaitu pada pagi hari (jam 06.00 s/d 10.00) atau sore hari (jam

16.00 s/d 18.00) yakni saat lebah dewasa banyak keluar sarang. Lebah

tidak boleh terganggu karena cuaca dingin, hujan, angin kencang atau

di malam hari.

panduan manual

Page | 15

Tahapan pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan stup (kotak koloni ).

- Pemeriksaan stup dilakukan pada pagi hari atau sore hari.

Jangan sekali-kali memeriksa stup pada siang hari (panas)

karena lebah sangat agresif.

- Membuka stup, harus dari arah belakang, samping kiri atau

kanan. Pembukan dari depan pintu masuk dapat menghalangi

lebah pekerja yang akan masuk membawa makanan. Bila mereka

terhalang, mereka akan marah dan menyengat.

- Untuk menenangkan lebah pada saat pemeriksaan, hembuskan

asap rokok atau asap sabut kelapa dengan alat smoker ke dalam

stup secara pelan-pelan 1-3 kali. Hindari meniupkan asap yang

berlebihan, hal ini akan membuat lebah menjadi agresif.

- Setelah lebah-lebah dalam keadaan tenang, periksa koloni

dengan perasaan mantap, sabar dan tenang. Satu demi satu

frame diperiksa, dimulai dari frame nomor dua dari kiri pegang

kedua ujung frame angkat pelan-pelan ke atas, amati dengan

teliti, bagian sarang, madu, dan larva. Setelah diperiksa, frame

ditempatkan di tempat lain. Selanjutnya ambil frame nomor satu

kemudian 3 dan seterusnya, hal ini dilakukan untuk menghindari

agar ratu tidak terganggu atau terhimpit.

- Pemeriksaan cukup dilakukan setiap seminggu sekali.

2. Pemeriksaan koloni (kontrol koloni)

Pemeriksaan koloni bertujuan untuk mengamati kebersihan

stup, gangguan hama penyakit, isi sarang, keadaan ratu, perbandingan

lebah pekerja dengan lebah jantan, dan tujuan pengurusan lainnya.

Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

- Periksa frame-frame yang tersedia, bila dijumpai frame yang sudah

penuh maka perlu ditambahkan frame baru di tengah-tengah

panduan manual

Page | 16

frame terpasang. Tetapi bila koloni lemah sebaiknya penambahan

frame di tepi bingkai/frame terpasang.

- Bila terdapat sarang yang bagian tengahnya berwarna hitam, ini

merupakan tanda bahwa sarang itu terkena penyakit. Langkah

yang diambil adalah sarang ini dibakar, dibuang.

- Bila dalam satu koloni perbandingan antara lebah pejantan dan

pekerja lebih banyak lebah pejantannya, maka tindakan yang

harus dilakukan membunuh lebah pejantan (membuang telur-

telurnya). Kebutuhan lebah jantan berkisar 200-300 ekor saja

dalam satu koloni.

- Keadaan ratu perlu diamati, apakah masih aktif melaksanakan

tugasnya (bertelur), atau sudah ada ratu baru (pengganti). Proses

penggantian ini berjalan secara alami. Ratu baru aromanya lebih

menyengat, banyak dikerumuni lebah-lebah, sementara ratu lama

kurang pengikut, diusir atau dibunuh.

- Perlu adanya keseimbangan perbandingan antara tepung

sari/pollen dan nektar di dalam sarang, karena akan mengganggu

proses kehidupan lebah. Bila dalam sarang lebah banyak tepung

sari berarti tanaman yang mengandung nektar kurang, maka perlu

dilakukan pengangonan pada lokasi dengan tanaman-tanaman

penghasil nektar, begitu juga sebaliknya.

- Bagian tengah sarang biasanya sebagai pengeraman yang berisi

telur, larva, pupa.

- Ada pengeraman terbuka, yaitu berisi telur dan larva, dan

pengeraman tertutup sebagai tahap perkembangan kelanjutan

(pupa menjadi anak).

- Disekeliling pengeraman bagian atas disimpan tepung sari

(sporadis).

- Dan bagian atas/tepi adalah sel-sel untuk menyimpan madu.

panduan manual

Page | 17

- Sedangkan sel-sel menonjol memanjang pada bagian bawah

sarang adalah sel-sel calon ratu ( berjumlah 2 atau lebih )

F. Manajemen Koloni

1) Penggabungan Koloni

Produktivitas koloni lebah tergantung pada jumlah lebah

pekerjanya. Seorang pemelihara lebah terkadang perlu menggabung

dua koloni yang lemah menjadi satu koloni yang lebih kuat atau antara

koloni yang tidak mempunyai ratu dengan koloni lain yang keadaan

ratunya masih baik. Apabila kedua koloni masih mempunyai ratu,

pilihlah salah satu yang diperkirakan lebih baik, kemudian ratu yang lain

dimatikan.

Cara penggabungan koloni dapat dilakukan dengan meletakkan

kotak eram yang tidak mempunyai ratu diatas kotak eram yang lain.

Diantara kedua kotak eram tersebut letakkan kertas yang diberi lobang-

lobang kecil dan dioles dengan cairan gula/madu. Pertemuan antar

kedua koloni dimulai dari saling menghisap cairan tersebut. Dalam satu

atau dua hari biasanya lebah telah menembus kertas penyekat

tersebut, dan secara bertahap kedua koloni akan bercampur karena

adanya pencampuran aroma. Penggabungan sebaiknya dilakukan pada

petang hari.

2) Pemecahan Koloni

Pemecahan koloni didahului oleh adanya pembentukan sel ratu

baru di saat masih ada ratu. Sel ratu ini sebagai pertanda akan adanya

usaha lebah untuk mengadakan reproduksi atau pemecahan koloni.

Karena itu diperlukan pemeriksaan yang teratur dan teliti agar tidak

terjadi pemecahan koloni secara liar yang akan merugikan kita.

Prosedur pelaksanaannya adalah pemeriksaan keadaan lebah

ratu. Bila ratu masih produktif, semua sel ratu yang ada diambil agar

tidak menetas. Hal ini untuk mencegah pemecahan koloni. Bila ternyata

panduan manual

Page | 18

keadaan ratu sudah kurang baik, sehingga perlu mengganti ratu baru.

Lebah ratu yang kurang produktif diambil, dan sisakan satu sel ratu

yang dianggap paling baik supaya menetas.

3) Penggantian Ratu Baru

Masa produktif lebah ratu mempunyai jangka waktu tertentu,

oleh karena itu suatu saat perlu dilakukan penggantian ratu. Salah satu

caranya yaitu dengan dengan melakukan pemecahan koloni.

4) Mengintroduksikan atau memberikan lebah ratu dari koloni

lain

Caranya lebah ratu yang lama harus diambil terlebih dahulu.

Ratu pengganti harus berada dalam kurungan ratu selama masa

pengenalan kurang lebih selama dua hari, untuk menjaga dan

mencegah pengeroyokan oleh lebah pekerja. Kurungan ratu dijepit

diantara dua frame.

5) Merangsang pembentukan sel calon ratu.

Caranya yaitu kita ambil/matikan lebah ratunya. Dengan tidak

adanya aroma ratu, maka lebah pekerja akan segera membentuk ratu

baru. Cara ini hanya bisa dilaksanakan apabila di dalam sarang koloni

tersebut masih ada telur yang dibuahi.

6) Memberikan sel calon ratu dari sarang koloni lain.

Caranya yaitu kita ambil satu bingkai/frame yang ada sel calon

ratunya dari koloni lain, dan lebah yang menempel pada frame tersebut

kita halau supaya tidak ikut ke stup yang memerlukan sel calon ratu.

Ratu yang lama harus disingkirkan lebih dulu untuk mencegah

terjadinya pemecahan koloni.

7) Manipulasi Sarang

Manipulasi sarang yaitu suatu teknik untuk mempercepat

pembangunan sarang. Hal ini dilakukan dengan memberikan frame

baru yang kosong tepat di tengah antara bingkai bingkai sarang yang

panduan manual

Page | 19

sudah berisi. Dalam manipulasi sarang, kita harus memperhatikan

kekuatan/populasi koloni lebah, sehingga tidak terjadi ada sarang yang

tidak digunakan atau ditinggalkan kosong.

8) Penangkaran Ratu/Pemecahan Koloni

Salah satu sifat alami lebah madu adalah mengadakan

reproduksi koloni. Untuk memperbanyak jumlah koloninya, seorang

peternak lebah dapat melakukan reproduksi koloni secara terkendali

melalui penangkaran ratu. Penangkaran sebaiknya hanya dilakukan

pada koloni yang populasinya relatif besar. Selain itu, sebaiknya

dilakukan pada masa pertumbuhan agar kedua koloni cepat kembali

kuat.

G. Memberi Makan Lebah

1) Sumber pakan

Lebah madu akan berkembang biak dan mempunyai koloni

yang besar/individu yang banyak jika kondisi lingkungan tempat tinggal

sangat mendukung. Lingkungan yang dibutuhkan adalah tersedianya

banyak tanaman berbunga penghasil nektar dan pollen serta cukup

cadangan makanan lainnya. Simpanan nektar (madu) yang banyak di

sarang akan merangsang pertumbuhan keluarga lebah yang baik, yaitu

dalam membuat sarang baru dan juga dalam memproduksi telur.

Sedangkan ketersediaan pollen di sarang yang cukup akan memberikan

kualitas generasi lebah yang baik, kuat dan lama hidup yang relatif

panjang.

Nektar adalah suatu zat yang mempunyai susunan yang sangat

komplek yang di hasilkan oleh kelenjar nektaria tanaman dalam bentuk

larutan gula dengan konsentrasi yang bervariasi. Nektar yang berasal

dari bunga (nektar flora) dan selain bunga (ekstra flora) terdapat pada

batang, daun dan ranting, namun ada kalanya berasal dari embun

madu (honey dew) yaitu cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu

panduan manual

Page | 20

tanaman (Aphid). Pada kondisi normal umumnya lebah madu hanya

mengambil nektar flora, sedangkan ekstra flora diperlukan pada musim

paceklik saja (bahan membangun sarang). Produksi madu dari nektar

oleh lebah melalui proses kimiawi dengan kelenjar ludah dan kelenjar

makanan yang terdapat di kepalanya. Adapun komponen utama nektar

(madu) berupa gula (sukrosa, glukosa, dan fruktosa), dan komponen-

komponen lain seperti protein, asam organik, vitamin, pigmen, enzim,

mineral dan zat aroma

Produksi nektar dari tanaman ditentukan oleh musim. Pada

musim paceklik, yaitu saat musim kemarau panjang dapat

mengakibatkan produksi nektar berkurang. Cuaca panas kering

berangin, bunga akan rusak/tidak muncul sehingga nektar tidak dapat

keluar/tidak ada. Saat musim hujan, produksi nektar juga berkurang.

Hal ini karena nektar tersiram air hujan sehingga gula menjadi hanyut,

sehingga keadaan ini tidak disukai lebah.

Tepung sari (pollen) adalah serbuk sari bunga yang diambil

lebah dan dibawa ke sarangnya dengan dilekatkan pada kaki belakang.

Pollen merupakan sumber gizi utama atau sumber protein (lauk pauk).

Tepung sari sangat dibutuhkan oleh kehidupan lebah yaitu untuk

pertumbuhan, perkembangbiakan, dan perkembangan koloni, serta

sebagai bahan utama untuk royal jelly.

2) Manajemen pakan

Manajemen koloni lebah sangat tergantung kepada

keseimbangan pakan lebah. Apabila salah satu atau kedua komponen

pakan lebah tidak tersedia atau sedikit maka kehidupan lebah akan

terganggu. Akibatnya, lebah bisa hijrah, koloni mudah terserang

hama/penyakit, lama harapan hidup lebah pendek dan organ tubuh

lebah menjadi kurang lengkap.

panduan manual

Page | 21

Daya dukung pakan lebah pada suatu area memegang peranan

penting untuk mencapai keberhasilannya, baik dari segi produksi

maupun dalam mempertahankan populasi. Perlu mendapat perhatian,

komposisi jenis tanaman penghasil nektar dan pollen harus selalu

tersedia sepanjang tahun dan dalam keadaan seimbang yaitu 60%

nektar dan 40% pollen. Ketidaktersediaan kedua jenis pakan tersebut

atau salah satu diantaranya, mengakibatkan kondisi pemeliharaan lebah

tidak mencapai apa yang diharapkan.

Untuk mendukung tersedianya pakan lebah yang menghasilkan

nektar dan pollen sepanjang tahun pada suatu lokasi pemeliharaan,

perlu diambil langkah-langkah pendataan jenis tanaman pakan lebah

yang ada. Selanjutnya perlu dilakukan pengkayaan jenis tanaman

sesuai dengan kondisi ruang dan iklim dari keadaan lokasi tersebut.

Beberapa jenis tanaman dan jenis pakan yang dihasilkan yang sudah

terdata dapat dilihat pada tabel berikut:

panduan manual

Page | 22

Tabel 1. Jenis Tanaman dan Jenis Pakan yang Dihasilkan

No Jenis tanaman Jenis pakan

1. Aren Pollen

2. Kemlandingan Pollen

3. Randu Pollen & nektar

4. Karet Ekstra flora

5. Tebu Pollen

6. Panili Pollen & nektar

7. Kelapa Pollen & nektar

8. Kopi Pollen & nektar

9. Tembakau Pollen

10. Wijen Pollen & nektar

11. Jambu mete Pollen

12. Lengkeng Pollen & nektar

13. Kedondong Pollen & nektar

14. Durian Pollen & nektar

15. Jambu biji Pollen & nektar

16. Salak Pollen

17. Apel Pollen & nektar

18. Delima Pollen

19. Kesemek Pollen & nektar

20. Apokat Pollen

21. Blimbing Pollen & nektar

22. Macadamia Pollen

23. Mangga Nektar

24. Rambutan Nektar

25. Kaliandra Nektar

26. Jagung Pollen

27. Putri malu Pollen

28. Wedusan Pollen

29. Akasia Nektar

30. Sengon Nektar

31. Sonokeling Nektar Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jatim

3) Migratory (Pengangonan)

Yang dimaksud migratory disini adalah proses pemindahan

koloni lebah ke tepat yang tersedia pakan. Pengangonan ini dilakukan

apabila tanaman pakan lebah di lokasi pemeliharaan tersebut sedang

tidak musim bunga, sehingga perlu diadakan pengangonan ke daerah

panduan manual

Page | 23

lain yang ada musim bunga. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan

kondisi koloni lebah maupun tujuan produksi. Pengangonan ini biasanya

dilakukan hanya untuk lebah jenis mellifera, namun tidak untuk Apis

cerana. Pemindahan ini sebaiknya dilakukan pada malam hari, karena

lebah-lebah sudah masuk stup dan dalam keadaan tenang.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses

pemindahan yaitu :

o Pada waktu sore hari lebah sudah masuk dalam stup maka pintu

stup segera ditutup.

o Sisiran yang berisikan madu diambil dan diganti dengan fundasi

sarang.

o Sisiran dirapatkan agar tidak mudah bergerak, kalau perlu bingkai

sisiran dijepit dengan paku.

o Pada pengangkutan, diusahakan lubang-lubang dan ventilasi tidak

menghadap ke arah perjalanan.

o Setelah sampai di tempat, pagi hari pintu dibuka sedikit demi

sedikit agar lebah pekerja mengenal situasi di daerah itu.

o Jika perjalanan yang ditempuh jauh dan sampai bermalam, maka

di dalam stup disediakan feeder frame dan diisi dengan larutan air

gula secukupnya. Hal ini dimaksudkan untuk persediaan makan

selama perjalanan agar tidak terjadi kematian.

4) Stimulasi (Penyirupan)

Stimulasi adalah pemberian makanan pengganti bila mana

terdapat lebah madu kosong/kering pada sarang. Ada kalanya kita

perlu memberikan stimulasi kepada lebah yang kita pelihara. Ini terjadi

pada saat jumlah dan kualitas pakan lebah di alam tidak mendukung.

Masa ini kita sebut masa paceklik. Stimulasi yang kita berikan berupa

larutan gula. Cara pembuatannya yaitu dengan melarutkan gula (gula

aren atau gula tebu) dalam air panas, dengan perbandingan yang sama

panduan manual

Page | 24

yaitu 1 kg gula dalam 1 liter air. Pemberian makanan tambahan

digunakan pada feeder frame yaitu semacam bingkai tempat mengisi

cairan pakan stimulan.

H. Hama, Predator, Penyakit dan Pengendaliannya

Faktor pendukung bagi habitat lebah madu adalah ada tidaknya

gangguan lingkungan, terutama hama pengganggu, predator dan

penyakit. Hama adalah organisme pengganggu yang dapat secara

langsung dikenali dari bentuk fisiknya, tanpa membutuhkan alat bantu

seperti mikroskop, cara pemangsaan terhadap inang dapat terlihat

dengan jelas. Predator lebah adalah hewan pemangsa lebah.

Sedangkan penyakit adalah gejala atau akibat dari pemangsaan

organisme pengganggu. Organisme pengganggu tersebut tidak dapat

dikenali secara langsung jenisnya kecuali dengan alat bantu seperti

mikroskop.

Dalam menangani hama predator dan penyakit digunakan istilah

pengendalian, karena pada prinsipnya adalah mengatur populasi jasad

pengganggu tersebut tetap dalam kendali. Pengendalian terhadap

hama dan penyakit tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, tetapi

harus terlebih dahulu mengenali perilaku jasad pengganggunya. Cara

pengendalian hama dan penyakit adalah secara mekanis, kimiawi,

perbaikan varietas, secara biologi, sanitasi dan eradikasi.

Pengendalian mekanis merupakan pengendalian yang dilakukan

dengan memperlakukan jasad pengganggu secara mekanis. Sebagai

contoh adalah menangkap jasad pengganggu dan membinasakannya.

Cara ini dilakukan bila populasi pengganggu dalam jumlah sedikit dan

dapat dikenali dengan segera.

Pengendalian secara kimiawi dilakukan sebagai alternatif terakhir

apabila populasi jasad pengganggu dalam jumlah yang melebihi batas

kewajaran. Bahan kimia yang digunakan disesuaikan dengan jasad

panduan manual

Page | 25

pengganggu sasaran, baik jenis (insektisida, bakterisida, dll) maupun

formulasi (cairan, emulsi, butiran,dll).

Pengendalian dengan cara perbaikan varietas dimaksudkan untuk

mendapatkan generasi baru yang lebih tahan terhadap serangan jasad

pengganggu. Generasi yang lebih tahan didapatkan dari seleksi yang

ketat terhadap populasi yang ada dari berbagai lokasi.

Pengendalian secara biologi merupakan pengendalian yang

dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan perilaku jasad

pengganggu, seperti memutuskan siklus hidup atau menggunakan

musuh alami dengan cara melepaskan musuh alami jasad pengganggu

dalam populasinya.

Sanitasi adalah pengendalian yang dilakukan dengan cara menjaga

lingkungan habitat/populasi inang agar tetap bersih, sehingga tidak

mengundang kehadiran jasad pengganggu. Sementara pengendalian

cara eradikasi adalah dengan memusnahkan inangnya, karena bila

dibiarkan atau dikendalikan dengan cara-cara tersebut di atas tidak bisa

atau terlalu mahal untuk dilakukan dan akan menyebabkan jasad

pengganggu menyebar lebih luas lagi.

Beberapa hama, predator dan penyakit yang dapat menyerang

lebah dan upaya pencegahan dan pengobatannya adalah sebagai

berikut:

a. Hama dan Predator

1. Tabuhan (Vespa)

Insekta ini termasuk dalam keluarga lebah, tetapi bertindak

sebagai pemangsa lebah madu. Masyarakat banyak menamakan

tabuhan dengan siring, tawon andas (Jawa) atau engang (Sunda).

Tabuhan memangsa lebah madu secara jelas dapat dilihat yaitu dengan

cara memangsa lebah yang berdiri di depan sarang atau sedang

terbang. Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan menangkap

panduan manual

Page | 26

langsung menggunakan alat pemukul seperti raket atau jaring. Langkah

terbaik adalah membakar sarang-sarang tabuhan di sekitar apiari.

2. Semut

Semut membangun sarang dalam stup dan merampas

makanan lebah. Pada serangan yang ringan tidak banyak menggangu,

tetapi pada serangan yang berat dapat mengakibatkan lebah hijrah.

Untuk menanggulangi serangan semut biasanya dibuat barier

(penghalang), yaitu dengan mengoleskan oli pada kaki bangku standar

agar semut tidak dapat naik mencapai koloni lebah. Khusus untuk

semut dalam jumlah sangat banyak, pengendalian dilakukan secara

kimiawi dengan insektisida, dengan catatan tidak mengenai lebah.

3. Ngengat Lilin

Ngengat adalah serangga sejenis kupu-kupu yang aktifnya di

malam hari. Ngengat lilin banyak jenisnya, tetapi yang paling dikenal

adalah Galeria mellonella. Hama jenis ini sebenarnya hanya merusak

sarang lebah, tetapi bila koloni lemah dapat mengakibatkan lebah

hijrah. Pengrusakan sarang dilakukan oleh ulat ngengat dengan

memakan sarang dan membuat jaring-jaring putih yang dirangkai

menjadi lorog-lorong sebagai tempat sembunyi ulat karena ulat tidak

tahan terhadap cahaya terang dan panas.

Tindakan untuk mengatasi serangan ngegat lilin dilakukan

berbagai alternatif pengendalian, antara lain : 1) secara mekanis ,

dengan menangkap dan mematikan ulat (larva) ataupun telur ; 2)

mengecilkan pintu masuk stup; 3) memasukan sarang terserang pada

koloni yang kuat; 4) sanitasi lingkungan (membakar sarang rusak dan

tak terpakai) di lokasi apiari.

4. Tungau (Akarina)

Merupakan salah satu hama penting pada lebah madu yang

hidupnya sebagi parasit pada larva, pupa atau lebah dewasa. Lebah

akan mati atau cacat karena cairan darahnya dihisap oleh tungau.

panduan manual

Page | 27

Tungau dibedakan ke dalam dua golongan yaitu endoparasit dan

ektoparasit.

Tungau yang tergolong endoparasit pada lebah adalah Acaropis

woodi. Tungau ini hidup pada saluran pernapasan (tungau nafas).

Ukuran tubuhnya lebih kurang 100 mm (mikro meter). A. woodi dapat

menyebabkan kematian lebah dengan tiba - tiba dan serangan awal

sulit dikenali. Penyebaran terjadi lewat pollen bunga dimana lebah

hinggap atau kadang-kadang lewat kontak tubuh lebah.

Tungau ektoparasit ada dua jenis yang sangat terkenal dan

sudah mewabah di dunia (kecuali Australia), yaitu Varroa jacobsoni

dan Tropilaelaps clarea.

a) Varroa jacobsoni

Pertama kali ditemukan oleh Oudemans (1940) pada koloni

lebah A. cerana di Pulau Jawa. Tungau ini berwarna coklat kemerahan

dengan ukuran tubuh 1,6-1,1 mm. Sering menempel pada punggung

lebah dewasa, tetapi terbanyak terdapat dalam sel larva dan pupa,

terutama larva calon lebah jantan. Pada serangan ringan, lebah hanya

cacat tetapi pada serangan berat dapat mengakibatkan lebah mati dan

hijrah.

Tungau varroa merupakan ancaman yang sangat serius bagi

lebah madu dan hampir menjadi masalah dimana-mana. Tungau

hampir ada dalam setiap koloni dan tersebar luas di seluruh dunia.

Indonesia sendiri pernah mengalami ledakan serangan tungau varroa

pada pertengahan tahun 1990-an, yang mengakibatkan musnahnya 50-

60% populasi koloni A. mellifera. Penyebaran V. jacobsoni biasanya

dibantu lewat kontak tubuh lebah yang membawanya atau biasa

tertinggal pada bunga dan kemudian menempel pada lebah yang

mengunjunginya.

panduan manual

Page | 28

b) Tropilaelaps clareae

Tungau T.clareae mirip V. jacobsoni, tetapi ukuran tubuhnya

lebih kecil dan lebih gesit bergerak yang akan menyebabkan

penyebaran yang lebih cepat. Warna tubuhnya coklat kemerahan

dengan ukuran 0,96 x 0,55 mm. Siklus hidup lebih pendek

dibandingkan V. jacobsoni.

Pengendalian tungau

Cara kimiawi yang sangat popular adalah dengan

menggunakan belerang dan kapur barus (dephtalen) dengan

perbandingan 1 : 1 dengan menggunakan satu sendok makan.

Campuran tersebut ditaburkan di atas karton, kemudian disisipkan

dibawah sisiran sarang pada sore hari dan diambil kembali besok

paginya. Diulang 3 – 4 kali dengan selang waktu 4 hari untuk

mengatasi tidak bersamaannya pembukaan sel.

Cara biologi yang dilakukan adalah dengan menggunakan

perangkap sisiran brood jantan dengan cara sisiran sarang jantan

dimasukan kedalam koloni. Setelah sel sarang diteluri lebah ratu dan

berkembang menjadi brood, kemudian sisiran sarang tersebut diangkat

dan dilakukan perlakuan. Hal ini dilakukan karena diketahui brood

jantan lebih disukai oleh tungau.

Cara mekanis untuk memusnahkan tungau, yaitu memisahklan

brood dari koloni atau mengurung ratu selama lebih kurang 2 minggu.

Dengan demikian tungau akan mati kelaparan.

5. Predator lainnya

Burung, katak dan kadal adalah hewan pemakan serangga.

Hewan-hewan tersebut menjadikan lebah sebagai salah satu

makanannya. Jenis predator lainnya yang sering kita jumpai adalah

capung besar (Epiophlebia ) dan capung warna (Eshna).

panduan manual

Page | 29

b. Penyakit

Berbagai jenis penyakit yang dapat mengganggu lebah adalah

sebagai berikut:

American Foulbrood (AFB)

AFB dalam bahasa Indonesia adalah penyakit busuk larva

Amerika (BLA). Jasad renik pengganggu tergolong bakteri yaitu Bacillus

larvae. Kelompok yang diserang adalah anakan lebah. Bakteri ini

mempunyai endospora yang tidak akan rusak dengan perlakuan apapun

kecuali dengan sinar X, sehingga dianjurkan bila dijumpai di lapangan,

segera membakar koloni tersebut sebelum larva menyebar.

Tanda-tanda serangan adalah sel anakan yang sakit dan sudah

tertutup berwarna gelap daripada sel anakan yang sehat. Sel sarang

sering berlubang dan agak cekung. Anakan yang mati warnanya

berubah menjadi putih kotor dan lama-kelamaan coklat kehitaman. Bila

larva yang mati dan masih basah ditusuk dengan dengan lidi yang halus

dan ditarik perlahan-lahan, larva tersebut akan menempel dan akan

membentuk semacam benang sampai 2,5 cm. Larva yang busuk berbau

menyengat, lama kelamaan akan kering, dan menempel pada dinding

dasar sel sehingga sukar dibersihkan.

Pemberantasan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika

misalnya Terramycin. Antibiotika diberikan dengan cara menaburkan

bubuknya atau mencampuri dengan larutan gula.

European Foulbrood (EFB)

EFB adalah busuk larva eropa ( BLE). Jasad renik pengganggu

tergolong bakteri yaitu Melligococcus pluton. Pembusukan larva

mempunyai gejala seperti AFB, tetapi tidak berbau menyengat dan

tidak terentang bila diambil dengan tongkat penjepit. Bila serangan

masih ringan, segera mengganti ratu dengan ratu baru dan

panduan manual

Page | 30

menguatkan koloni yang lemah. Bila serangan berat campurkan

streptomycin 0,2 – 0,6 gr dalam 4 liter sirup stimulasi.

Penyakit Kapur (Chalk Brood)

Penyebab penyakit ini adalah jamur Ascosphaera apis. Jamur

ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati. Kelompok

yang diserang adalah anakan lebah. Tanda-tanda serangan dapat

diketahui pada larva yang mati biasanya berumur 3-4 hari. Larva

bewarna putih, membengkak karena tertutup mycelia dari jamur, lama

kelamaan kemudian mengkerut dan mengeras seperti kapur. Cara

pemberantasan yang dapat dilakukan adalah memperkuat koloni dan

memperbaiki ventilasi sarang.

Stone Brood

Penyebabnya adalah jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan

Aspergillus fumigatus Fress. Tempayak yang diserang berubah menjadi

seperti batu yang keras.

Addled Brood

Penyebabnya adalah telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan

pada ratu.

Acarine

Penyebabnya adalah kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup

dalam batang tenggorokan lebah hingga lebah mengalami kesulitan

terbang.

Nosema dan Amoeba

Penyebabnya adalah Nosema Apis Zander yang hidup dalam

perut lebah dan parasit Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup

dalam pembuluh malpighi lebah dan akan menuju usus.

Keracunan

Keracunan dapat dengan mudah ditemukan melihat banyaknya

lebah yang mati di sekitar sarang atau pintu kotak stup. Keracunan

panduan manual

Page | 31

sering terjadi pada waktu penyemprotan tanaman pertanian oleh

petani. Untuk mencegahnya dilakukan koordinasi dengan petani di

sekitar lokasi apiari, sehingga pada saat penyemprotan, pintu kotak

lebah sudah ditutup.

Mencret

Mencret akan dikenali dari banyaknya bercak kotoran dilantai

atau dasar kotak sarang. Untuk pengendalian diberikan stimulasi dan

bila stimulasi telah diberikan tetapi tidak banyak membantu, maka

stimulasi dikentalkan dan memperkuat koloni.

Kesalahan Genetis

Kesalahan Genetis ditandai dari banyaknya larva yang tidak

lahir karena terjadinya perkawinan keluarga. Untuk mengatasinya

adalah dengan mengawinkan ratu dengan pejantan dari koloni yang

berbeda lokasi.

Stress dan kelelahan

Stress dan kelelahan terjadi karena koloni terlalu kerja keras

saat musim panenan madu, sehingga kondisi tubuhnya menurun. Untuk

mengatasinya adalah dengan mengangon koloni lebah dilokasi yang

terdapat pakan dengan jumlah dan kualitas yang lebih baik.

I. Peralatan

Dalam pengelolaan lebah madu kadang kala petugas/peternak

perlu dilengkapi dengan berbagai perlengkapan. Jenis-jenis peralatan

perlebahan sebagai berikut :

- Pakaian kerja, terbuat dari bahan kain tebal, menutup semua

bagian tubuh untuk melindungi tubuh dari sengatan lebah.

- Sarung tangan yaitu bahan karet yang menutupi tangan, untuk

melindungi tangan dari sengatan.

- Sepatu, bahan karet, untuk melindungi kaki.

- Masker, yaitu bahan dari kasa, untuk menutup/pelindung muka

dan kepala tanpa menghalangi bidang pandang.

panduan manual

Page | 32

- Pengungkit, bahan terbuat dari besi/baja, untuk membantu

mempermudah melepas bingkai dari badan kotak.

- Sikat lebah, bahan berasal dari sabut/bulu hewan/bahan-bahan

yang lunak, digunakan untuk menghalau, menyikat atau

mempercepat menurunkan lebah dari bingkai ke badan kotak.

- Pisau pengupas madu, bahan dari besi/baja, stainless, digunakan

untuk mengerat/membuka lilin penutup madu dengan tidak

merusak sarang.

- Smoker/pengasap, bahan terbuat dari unsur kaleng, kain

terpal/mitasi. Prinsip kerjanya adalah penjinak lebah, yaitu dengan

menghembuskan asap sehingga lebah menjadi lebih jinak.

- Queen Cage (kurungan ratu), bahan terbuat dari unsur

kasa/plastik (roll rambut), fungsinya adalah pengurung lebah ratu

saat koloni lebah baru dipindahkan/proses pengenalan terhadap

tempat/kotak baru.

panduan manual

Page | 33

Gambar 8. Peralatan (a) pakaian kerja yang dilengkapi pelindung wajah; (b) Sarung tangan karet; (c) Smoker; (d) Pengungkit sarang; (e) Pisau pengupas madu; (f) Sikat lebah

J. Pemanenan

Dalam pemeliharaan lebah di samping mempunyai tujuan

pengembangan juga tujuan produksi (madu). Tujuan pemanenan

produksi madu dapat diperoleh dari kotak eram atau dengan sistem

pensuperan.

1) Panenan dari Kotak Eram

Madu dari kotak eram bisa dipanen bila sisiran yang berisi madu

telah tertutup oleh lilin

Apabila sisiran belum menggunakan fondasi sarang, maka

dilakukan pemotongan sebatas sisiran yang berisi madu. Sisa

potongan yang berisi anakan dikembalikan ke dalam kotak.

panduan manual

Page | 34

Lakukan pemerasan madu dengan menggunakan kain kasa dan

penjepit kayu. Jangan membuang lilin sisa perasan ke sembarang

tempat, dikumpulkan untuk diproses (malam, fondasi sarang).

Dianjurkan tidak memanen madu semuanya. Sisakan sebuah sisiran

yang ada madu.

2) Panenan dari Kotak Super

Sistim pensuperan adalah suatu cara untuk menghasilkan madu

dari sisiran yang bebas anakan.

Cara pensuperan adalah dengan menyusun stup menjadi dua

tingkat atau lebih. Kotak bagian bawah untuk kotak eram sedang

bagian atas (super) khusus produksi madu. Antara kotak atas dan

kotak bawah hendaknya dipasang sekat ratu.

Proses pensuperan, pada mulanya yaitu angkat 1-2 sisiran yang

penuh dari kotak bawah ke kotak atas, dan sebaliknya sisiran dari

atas ditempatkan di kotak bawah. Bila sisiran yang di bawah telah

penuh maka dilakukan kegiatan yang sama hingga semua telah

penuh dan bingkai-bingkai di kotak atas terisi madu. Dengan

demikian madu siap diperas/diekstrak.

3) Alat Peras/Panen Madu Ekstrator

Adalah sarana yang digunakan untuk mempermudah dan

mempercepat pemanenan madu (alat peras madu). Prinsip kerjanya

yaitu memutar sarang madu/sisir madu (dengan gaya centrifugal)

sehingga madu keluar dengan sendirinva. Bahan yang digunakan

adalah material yang tak bereaksi dengan madu (misalnya stainless).

Pada mulanya ekstrator hanya digunakan untuk sisiran yang

menggunakan fondasi sarang, namun kini untuk tujuan pemerasan

tersebut sudah ada ekstrator untuk sisiran tanpa fondasi sarang. Cara-

cara pemerasan dengan ekstrator sebagai berikut :

panduan manual

Page | 35

Sebelum dimasukkan ke dalam ekstrator terlebih dahulu dikupas

tutup sisiran madu dengan pisau yang telah direndam dengan air

hangat.

Kemudian masukkan sisiran tersebut dan putarlah ekstrator secara

perlahan agar anakan tidak ikut terjatuh.

Saring madu hasil perasan ataupun pengekstrakan dengan

menggunakan kain kasa.

Segera masukkan madu pada botol kemasan dan tutup dengan

rapat. Simpan madu di tempat yang kering dan bersih serta tidak

berbau.

Gambar 9. Alat panen ekstraktor

panduan manual

Page | 36

DAFTAR PUSTAKA

Alice, K., B. C. Alfred, O. Apollo, and K. Agapitus. 2012. The National Bee Keeping: Training and Extension Manual. Ministry of Agriculture, Animal Industry and Fisheries The Republic of Uganda.

Certified Naturally Grown. 2012. Handbook for Natural Beekeeping. The Apiary Standards of Certified Naturally Grown, Brooklyn New York.

Collison C.H. and M. Frazier. 2004. Beekeeping Basics. College of

Agricultural Sciences Cooperative Extension The Pennsylvania State University. Pennsylvania.

Coffey, M.F. 2007. Parasite of The Honey Bee. The Department of Agriculture, Fisheries and Food. Oak Park Carlow, Irlandia.

Cramp, D. 2008. A Practical Manual of Beekeeping: How To Keep Bees and Develop Your Full Potential as An Apiarist. How To Books Ltd. Spring Hill House, Oxford.

Frazier, M., D. Caron, and D. Engelsdorp. 2011. A Filed Guide to Honey Bee and Their Maladies. The Pennsylvania State, Pennsylvania.

Hadisoesilo, S. 2001. Keanekaragaman Spesies Lebah Madu Asli

Indoensia. Bodiversitas Vol. 2 (1): 123-128. Liani L.L. 2008. Identifikasi Potensi Pengembangan Lebah Madu di

Karawang. IPB, Bogor. Mahmud, A. 2008. Pengembangan Lebah Madu dalam Rangka Gerakan

Pembangunan Masyarakat Di Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 1: 89-100

Manley, R.O.B. 2006. Honey Farming. Faber an Faber Ltd. London Mujetahid, M.A., 2007. Teknik Pemanenan Madu Lebah Hutan Oleh

Masyarakat Sekitar Hutan Di Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Jurnal Perennial, 4(1) : 36-40

Mwale, J. 2008. Beekeeping Training Manual. Wildlife Conservation Society.

Politeknik Purbaya Kab. Tegal. 2008. Cara praktis Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ). Makalah pada Pelatihan Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong dan Desa Sesepan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal.

Shimanuk H.i and D.A. Knox. 2000. Diagnosis of Honey Bee Deseases. United State Department of Agriculture. Washington DC.

Widiarti, A dan Kuntadi. 2012. Budidaya Lebah Madu Apis mellifera oleh Masyarakat Pedesaan Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian hutan dan Konservasi Alam Vol. 9 No. 4 : 351-361.

PANDUAN MANUAL BUDIDAYA LEBAH MADUBalai Penelitian Kehutanan Aek NauliKampus Kehutanan Aek Nauli; Jln. Raya Parapat Km.10,5 Ds. Sibaganding, Kec. Gir. Sip. Bolon, Kab. Simalungun. Sumatera Utara 21174. HP. 0811621396, 08116208623. Email: [email protected]. Website: http://bpk-aeknauli.litbang.dephut.go.id.