LTM 1 Modul Biologi Molekuler Sidik Jari Dan Identifikasi Gigi

9
Pemeriksaan Sidik Jari dan Gigi Melissa, 0906508296 I. Pendahuluan Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan 1 . Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam, huru-hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan orangtua-nya. Identitas seseorang yang dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan memberikan hasil positif (tidak meragukan). Dikenal beberapa metode identifikasi forensik, meliputi pemeriksaan sidik jari, metode visual, pemeriksaan dokumen, pemeriksaan pakaian dan perhiasan, identifikasi mefik, pemeriksaan gigi, identifikasi potongan tubuh manusia, identifikasi kerangka serta pemeriksaan anatomik 1 . II. Isi II.1. Pemeriksaan Sidik Jari II.1.1. Pengertian Daktiloskopi Daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identifikasi orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada ruas ujung jari baik tangan maupun kaki 2,3 . Sidik jari merupakan bukti jati diri seseorang yang dipercaya 100%. Di dunia, tidak ada dua orang yang memiliki sidik jari yang sama, bahkan juga tidak pada kembar monozygot (identical twins).Sidik Jari merupakan hasil pencetakan tapak jari, baik secara diambil, dicelupkan pada tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh dengan kuliat telapak tangan maupun kaki. Kulit telapak tangan yang dimaksud merupakan kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari dimana pada bagian tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah/alur yang membentuk bentuk unik tertentu. Ilmu sidik jari ini didasari 3 dalil, yaitu : 1. Setiap jari memiliki ciri-ciri garis tersendiri yang bia ditinjau dari segi detaillnya, tidak sama dengan jari lain, maupun dengan jari orang lain 1

Transcript of LTM 1 Modul Biologi Molekuler Sidik Jari Dan Identifikasi Gigi

Page 1: LTM 1  Modul Biologi Molekuler Sidik Jari Dan Identifikasi Gigi

Pemeriksaan Sidik Jari dan GigiMelissa, 0906508296

I. PendahuluanIdentifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk

menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan1.

Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam, huru-hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan orangtua-nya. Identitas seseorang yang dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan memberikan hasil positif (tidak meragukan). Dikenal beberapa metode identifikasi forensik, meliputi pemeriksaan sidik jari, metode visual, pemeriksaan dokumen, pemeriksaan pakaian dan perhiasan, identifikasi mefik, pemeriksaan gigi, identifikasi potongan tubuh manusia, identifikasi kerangka serta pemeriksaan anatomik1.

II. IsiII.1. Pemeriksaan Sidik JariII.1.1. Pengertian Daktiloskopi

Daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identifikasi orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada ruas ujung jari baik tangan maupun kaki2,3.

Sidik jari merupakan bukti jati diri seseorang yang dipercaya 100%. Di dunia, tidak ada dua orang yang memiliki sidik jari yang sama, bahkan juga tidak pada kembar monozygot (identical twins).Sidik Jari merupakan hasil pencetakan tapak jari, baik secara diambil, dicelupkan pada tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh dengan kuliat telapak tangan maupun kaki. Kulit telapak tangan yang dimaksud merupakan kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari dimana pada bagian tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah/alur yang membentuk bentuk unik tertentu. Ilmu sidik jari ini didasari 3 dalil, yaitu :

1. Setiap jari memiliki ciri-ciri garis tersendiri yang bia ditinjau dari segi detaillnya, tidak sama dengan jari lain, maupun dengan jari orang lain

2. Ciri-ciri garis ini rtelah terbentuk sejak janin berumur kira-kira 120 hari dalam kandungan ibu dan tidak berubah selama hidup, sampai hancur (dekomposisi) detelah meninggal dunia

3. Seperangkat sidik jari dapat dirumuskan, sehingga sapat diarsipkan 2

II.1.2. Pola Sidik JariPenentuan rumus sidik jari didasarkan pada analisis pola lokal yang terdapat pada guratan-

uratan jari yang disebut ridge pattern atau garis papilair seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Dua komponen pola lokal yang sangat penting keberadaannya dalam penentuan rumus sidik jari adalah core (titik fokus dalam) dan delta (titik fokus luar). Setiap pixel dalam sidik jari betautan dengan pola orientasi lokal dominan dari sidik jari4.

a. Core (inter terminus) titik fokus dalam. Core adalah pusat atau titik tengah yang terdapat pada garis sidik jari loop yang terdalam dan terjauh dari delta.

b. Delta (outer terminus) titik fokus luar. Delta pada sidik jari adalah titik/garis yang terdapat pada pusat perpisahan garis type lines. Delta merupakan titik fokus yang terletak didepan pusat berpisahnya garis pokok

1

Gambar 1. Bagian-Bagian Sidik Jari4

Page 2: LTM 1  Modul Biologi Molekuler Sidik Jari Dan Identifikasi Gigi

(type lines). Garis pokok lukisan merupakan dua buah garis yang paling dalam dari sejumlah garis yang berjajar (paralel) dan memisah serta (cenderung) melingkupi pokok lukisan (patternarea)4.

II.1.3. Bentuk Pokok Sidik Jari Sidik jari dibagi menjadi tiga golongan besar seperti pada Gambar 2. Perbedaan utama dari

ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya. Ketiga golongan besar bentuk pokok sidik jari tersebut adalah sebagai berikut 5 .

a. Busur (arch). Bentuk busur merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik ditengah-tengah. Arch dibagi menjadi 2 sub golongan yaitu, plain arch dan tented arch.

b. Sangkutan (loop). Bentuk loop merupakan bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari salah satu lukisan, melengkung menyentuh suatu garis bayangan (imaginary line) yang ditarik antara delta dan core dan berhenti atau cenderung kembali ke sisi datangnya semula. Bentuk sangkutan terbagi menjadi Ulnar loop dan Radial loop.

c. Lingkaran (whorl). Bentuk whorl merupakan bentuk pokok sidik jari yang mempunyai paling sedikitnya 2 buah delta, dengan satu atau lebih garis melengkung atau melingkar di hadapan kedua delta. Bentuk lingkaran terbagi menjadi Plain whorl, Double loop whorl, Central pocket loop whorl dan Accidental whorl.

Gambar 2. Bentuk Pokok Sidik Jari 5

Whorl merupakan bentuk pokok sidik jari yang memiliki 2 Delta dan sedikitnya satu garis melingkar dalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Pada Gambar 3. diperlihatkan 4 jenis sidik jari tipe Whorl4:

1. Plain Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai dua delta atau sedikitnya satu garis melingkar penuh yang berbentuk spiral (pilin), oval (bulat panjang), sirkular (lingkaran) atau variasi dari lingkaran yang berjalan didepan ke dua delta. Apabila ditarik garis bayangan (khayal) antara ke dua delta, maka garis bayangan itu melintasi atau menyentuh paling sedikit satu garis melingkar yang berjalan didepan kedua delta.

2. Double Loop Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang terdiri dari dua loop yang terpisah. Masing-masing loop mempunyai bahu sendiri dan mempunyai dua delta.

3. Central Pocket Loop Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai dua delta dan sedikitnya satu garis melingkar atau satu garis rintangan yang membentuk sudut siku-siku pada aliran garis terdalam (an obstruction at right angles to the inner line of flow). Apabila ditarik garis bayangan (khayal) antara kedua delta maka garis bayangan itu tidak melintasi atau menyentuh satupun garis melingkar.

4. Accidental Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang terdiri dari campuran dua atau lebih bentuk pokok sidik jari kecuali plain arch dan mempunyai dua delta atau lebih.

2

Page 3: LTM 1  Modul Biologi Molekuler Sidik Jari Dan Identifikasi Gigi

Gambar 3. Jenis Sidik Jari tipe Whorl 4

II.1.4. Rumus Sidik Jari (Classification Formula)

Perumusan sidik jari merupakan proses penentuan rumus sidik jari dengan membubuhkan angka-angka dan huruf-huruf tertentu yang menyatakan bentuk pokok serta perincian garis-garis dari seperangkat sidik jari. Ada istilah yang perlu dipahami dalam penentuan rumus sidik jari, yaitu: Ridge Counting. Ridge counting merupakan bilangan garis yang

menyentuh atau melintasi garis bayangan yang ditarik antara delta dan core (delta dan core tidak ikut masuk dalam penghitungan bilangan garis seperti pada Gambar 4.

Ridge Tracing . Ridge Tracing merupakan proses penelusuran atau mengikuti jalannya garis pada bentuk whorl. Garis yang diikuti mulai dari delta kiri sampai mencapai suatu titik (tempat) yang sejajar dengan delta kanan.

Jika garis yang diikuti (tracing line) itu berjalan di sebelah dalam (atas) delta kanan dan terdapat 3 garis atau lebih antara garis yang diikuti dengan delta kanan, maka whorl tracing itu disebut INNER (I).

Jika garis yang diikuti itu berjalan di sebelah kanan (bawah) atau luar dari delta kanan dan terdapat 3 garis atau lebih antara garis yang diikuti dengan delta kanan, maka whorl tracing itu disebut OUTER (O) seperti diperlihatkan pada Gambar 5.

Jika garis yang diikuti berjalan baik di dalam maupun di luar delta kanan, tetapi jumlah garis yang terdapat antara garis yang diikuti dengan delta kanan hanya 2 garis atau kurang, maka whorl tracing itu disebut MEETER (M) 3

Gambar 5. Tracing Line 3

Format rumus sidik jari yang dihasilkan dari TA ini adalah sebagai berikut :

Hasil akhir dari rumus sidik jari ini berupa deretan simbol. Jenis sidik jari diberi simbol W, karena jenis sidik jari yang diteliti pada penelitian ini hanya terbatas untuk jenis whorl. Untuk Ridge Counting disimbolkan dengan RC dan diikuti dengan angka yang menunjukkan jumlah garis yang dilewati antara delta dan core. Dan untuk jenis ridge tracing disimbolkan sesuai dengan whorl tracing yaitu I, O, atau M.

3

Gambar 4. Ridge Counting 3

jenis sidik jari_Ridge Counting dan jumlah ridgeridge tracing

Page 4: LTM 1  Modul Biologi Molekuler Sidik Jari Dan Identifikasi Gigi

Contoh : jari telunjuk dengan jumlah garis atau ridge hasil dari ridge counting 8, mempunyai rumus sidik jari sebagai berikut = W RC8 I3

II.2. Pemeriksaan GigiII.2.1. Identifikasi Gigi

Dalam sebuah perjalanan hidup manusia, masing-masing gigi memiliki riwayat yang berbeda. Ada yang berlubang, kemudian ditambal, ada yang berlubang kemudian dicabut, ada pula yang berlubang, namun dibiarkan tanpa dirawat. Maka dari itu, gigi bersifat spesifik pada setiap orang dan dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mengenali seseorang, yang terutama dilakukan apabila identifikasi wajah dan bentuk tubuh sudah tidak dapat dilakukan karena kerusakan parah. Identifikasi gigi juga menguntungkan dari sisi kehematan biaya, karena identifikasi gigi tidak membutuhkan biaya yang besar6.

Gigi merupakan organ yang sangat kuat, melihat beberapa ciri gigi:1. Strukturnya terdiri atas enamel sebagai lapisan gigi terluar dan terkeras, dentin (tulang gigi),

sementum (jaringan yang menyelimuti akar gigi), serta pulpa atau rongga di dalam gigi yang berisi pembuluh darah, saraf, dan pembuluh getah bening.

2. Gigi yang masih tertanam di dalam tulang, meskipun dipanasi sampai temperatur 250 derajat Celsius, atau gigi sudah terendam selama 1-4 minggu di dalam air laut, strukturnya tidak akan rusak.

3. Penyimpanan pada temperatur normal, dengan pendekatan biologi molekuler, gigi masih dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin meskipun jenazah sudah berumur 22 tahun. Sebab, pada pulpa terdapat DNA yang merupakan bagian terkecil dari sel yang dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin. Pulpa terlindung jaringan keras sehingga tidak rusak meskipun pada pemanasan 150-450 derajat Celsius6.

II.2.2. Rekam Data GigiRekam data gigi merupakan catatan mengenai apa yang ditemukan dokter gigi / perawat gigi

pada saat pasien datang dan kemudian tindakan apa yang dilakukan termasuk perawatan yang dilakukan pada gigi dan mulut pasien. Membuat rekam medik merupakan kewajiban seorang dokter gigi terhadap pasiennya sebagai bukti tentang pelayanan kesehatan gigi yang telah diberikan kepada pasien. Saat ini telah ditetapkan Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi yang disusun bersama oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi baik Swasta maupun Pemerintah di seluruh Indonesia serta profesi-profesi terkait dan Kepolisian Negara Republik Indonesia6,7.

Dalam rekam medik gigi, data-data penting yang perlu dicatat, dirangkum dalam lembar rekam medik gigi sehingga berfungsi sebagai check list agar selalu dapat diperiksa :

a. Identitas Pasienb. Keadaan Umum Pasienc. Odontogramd. Data Perawatan Kedokteran Gigie. Nama Dokter Gigi yang merawat7

II.2.3. OdontogramOdontogram merupakan suatu sistem yang dilakukan dan digunakan oleh kedokteran gigi

forensik untuk melakukan identifikasi8.Odontogram meliputi pencatatan:

1. Profil data lengkap – meliputi informasi keseluruh 52 gigi (20 gigi primer dan 32 gigi permanen)2. Profil data P4 – meliputi informasi seluruh (20) gigi primer, dengan keterbatasan informasi gigi

permanen (minimal terdapat 1 data gigi permanen pada masing-masing kuadran)3. Profil data P3 – meliputi informasi seluruh (20) gigi primer, dengan keterbatasan informasi gigi

permanen (minimal terdapat 4 data gigi permanen dalam tiga kuadran)4. Profil data P2 – meliputi informasi seluruh (20) gigi primer, dengan keterbatasan informasi gigi

permanen (minimal terdapat 4 data gigi permanen dalam dua kuadran)

4

Page 5: LTM 1  Modul Biologi Molekuler Sidik Jari Dan Identifikasi Gigi

5. Profil data P1 – meliputi informasi seluruh (20) gigi primer, dengan keterbatasan informasi gigi permanen (minimal terdapat 4 data gigi permanen dalam satu kuadran)

6. Profil data P0 – meliputi informasi seluruh (20) gigi primer, dengan keterbatasan informasi gigi permanen (informasi gigi permanen yang didapatkan kurang dari 4 data)

Spesifikasi lembar odontogram didasarkan oleh beberapa kriteria, meliputi kriteria outstanding, excellent, good, fair, error yang didasari ketepatan pencatatan lembar ontogram8.

Gambar 6. Lembar Pencatatan Ontogram9

II.2.4. Perkiraan Usia Korban dari Gigi

5

Page 6: LTM 1  Modul Biologi Molekuler Sidik Jari Dan Identifikasi Gigi

Pada individu diatas 25 tahun terjadi perubahan permanen pada struktur gigi geligi yang dapat dijadikan dasar penetapan usia. Gustafson membuat suatu formula berdasarkan usia gigi san perubahan akibat proses gigi berlubang. Pada atrisi dan pridontosis, diperlukan pencabutan gigi dari soketnya untuk memeriksa perubahan yang terjadi. Pemeriksaan berdasarkan formula Gustafson dilakukan dengan menentukan skor 0, 1, 2, 3 dan seterusnya menurut derajat perubahan10.

PERUBAHAN DESKRIPSI

ATRISIPERIDONTOSIS

DENTIN SEKUNDER

APOSISI SEMENTUMRESORPSI AKARTRANSPARANSI AKAR

Permukaan gigitan gigi aus akibat proses pengunyaganTerlepasnya gusi dari perlekatan dengan tulang rahang yang mengakibatkan gigi goyangDapat dilihat melalui kamar pulpa sebagai akibat proses penuaan atau reaksi terhadap penyakir karies gigiDapat dilihat pada dan sekitar akar gigiGigi mengalami resorpsi pada bagian sementum dan dentinBisa dilihat pada gigi yang dibelah10

III. PenutupBerdasarkan Pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa baik pemeriksaan sidik jari maupun

pemeriksaan gigi dapat digunakan untuk membantu identifikasi korban karena kedua pemeriksaan tersebut spesifik, dan dapat dijadikan ciri khas tiap orang. Pemeriksaan sidik jari dan gigi pun merupakan salah satu pemeriksaan dengan biaya yang minimal.

IV. Daftar Pustaka

1. Gani, Husni M. Ilmu Kedokteran Forensik. Padang : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2002.

2. Mabes Polri. Penuntun Daktiloskopi. Jakarta : Pusat Identifikasi Polri. 1993.3. Iqbal A.M., Sigit, Haryadi. Implementasi dan Analisis Performansi Autentikasi Sistem Biometrik

Sidik Jari. Bandung : Institut Teknologi Bandung. 2005.4. Anonymous. Fingerprint Patterns. 2004. Diakses dari http://Odec.ca/projects/2004/fren4j0/public

html/ fingerprint_patterns.htm. Diakses pada 22 Maret 2010 pukul 22.15.5. Edward R H. Classification and Uses of Finger Prints. London : George Rutledge & Sons, Ltd.

2001. 6. Dirjen Yanmed Depkes RI. Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi. Jakarta : Dirjen

Yanmed Depkes RI. 2004.7. Clark DH. An analysis of the value of forensic odontology in ten mass disasters. Int Dent J. 1994;

44(3): 241 – 250.8. Chomdej T, Pankaow W. Design and development of Dental Identification System in Forensic

Medicine. Chula Med J. 2005; 49(1): 13 – 26.9. Anonymous. Dental School university of Maryland Clinical Data Sheet III Charting. Diakses dari

http://www.dental.umaryland.edu/TXPL538seminars_old/odontogram.html. Diakses pada 23 Maret pukul 22.58

10. Hamdani N. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 1992. 86-88.

6