Ltm 1 kd 1

4

Click here to load reader

Transcript of Ltm 1 kd 1

Page 1: Ltm 1 kd 1

Aspek Keamanan dalam Praktik Keperawatan

oleh I Gusti Putri Jayanti, 1306377820

Perawat mempunyai peran penting dalam membangun kualitas serta keamanan pelayanan

kesehatan kepada klien, tidak hanya di rumah sakit maupun fasilitas pemberi pelayanan

kesehatan lainnya, tetapi juga pelayanan kesehatan komunitas dan juga pelayanan kesehatan

keluarga. Perhatian perawat yang paling mendasar, mulai dari sisi tempat tidur hingga di rumah

sampai komunitas, adalah pencegahan kecelakaan dan cedera, serta membantu individu yang

mengalami cedera (Kozier, 2010:58). Kemanan merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia. Kondisi ini patut diperhatikan, bukan hanya di rumah sakit namun juga dalam kondisi

komunitas pasien tempat ia tinggal.

Dikatakan bahwa keamanan sebagai sebuah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis

(Potter & Perry, 2005:1155). Keamanan yang ada dalam lingkungan akan mengurangi insiden

terjadinya penyakit atau cedera, memperpendek waktu rawat inap. meningkatkan atau

mempertahankan fungsi nomal tubuh, dan mensejahterakan pasien (Potter & Perry, 2005:1150).

Pengetahuan Dasar

Kemampuan individu untuk melindungi dirinya sendiri dari cedera dipengaruhi oleh banyak

faktor dan hal tersebut membutuhkan suatu pengetahuan dasar tentang keamanan yang

melibatkan beberapa faktor, antara lain (Kozier, 2010:58-59)

a. Usia dan Perkembangan

Individu belajar melindungi dirinya dari berbagai cedera melalui sintesis penegetahuan

dan pengkajian terhadap hal-hal yang ada di sekitar mereka.

b. Gaya Hidup

Individu harus menyadari tentang lingkungan kerja dan perilaku berisiko yang

menyebabkan keadaan bahaya.

c. Mobilitas dan Status Kesehatan

Individu yang memiliki kendala dalam mobilitas dapat memengaruhi keamanan mereka

sehari-hari.

d. Perubahan Sensori-Persepsi

Individu yang memiliki kekurang pengetahuan tentang perubahan persepsi sensori

terhadap stimulus di lingkungannya juga sangat berpengaruh penting terhadap

keamanan.

e. Kesadaran Kognitif

Kemampuan untuk merasakan stimulus lingkungan dan reaksi tubuh dapat

menyebabkan individu untuk lebih memahami gangguan keasadaran diri dapat

menghindari individu tersebut dari cedera.

f. Status Emosi

Status ekonomi yang ekstrem atau dalam keadaan tertekan dapat memengaruhi individu

dalam merasakan bahaya disekitarnya.

g. Kemampuan Komunikasi

Individu yang memiliki keterbatas kemampuan dalam menyampaikan komunikasi

membuat stimulus lingkungan yang sampai kepadanya menjadi lebih lambat sehingga

memungkinkan keadaan bahaya bagi dirinya sendiri.

h. Kesadaran Terhadap Keamanan

Klien yang berada di sekitar lingkungan asing membutuhkan suatu informasi untuk

keamanan spesifik.

Page 2: Ltm 1 kd 1

i. Faktor Lingkungan

Pengetahuan tentang lingkungan sangat berpengaruh terhadap keamanan dan

terlindungi dari berbagai bahaya.

Jenis-Jenis Keamanan

Keamanan erat kaitannya tentang bagaimana cara kita untuk menghindari bahaya yang ada

di sekitar. Cara untuk menghindari bahaya atau mengatahui bagaimana jenis-jenis keamanan di

sekitar adalah dengan tahu bahaya yang dapat sewaktu-waktu menimpa.

Terdapat empat tipe bahaya untuk mengatahui keselamatan yang dapat kita lakukan

(Ministry of Labour, Ontario, 2014), yaitu:

a. Bahaya fisik. Bahaya fisik yang melingkupi ketidakamanan kondisi yang dapat

menyebabkan luka, kesakitan, dan kematian.

b. Bahaya biologis. Bahaya biologis datang dari tempat kerja dengan banyak binatang,

orang atau material tumbuhan.

c. Bahaya ergonomik terjadi dalam banyak jenis pekerjaan, posisi tubuh dan kondisi kerja

yang menyebabkan ketegangan di tubuh.

d. Bahaya kimia. Bahaya kimia terjadi ketika pekerja melakukan suatu preparasi kimia di

tempat kerja dalam berbagai bentuk baik padat, cair, dan gas.

Komponen Keamanan di Rumah Sakit

Alat pelindurng diri dalam rumah sakit berbagai macm yang berguna dalam melindungi

tenaga kerja, antara lain (Tarwaka, 2008):

1. Alat pelindung kepala (headwear)

Alat pelindung kepala ini digunakan untuk mencegah dan melindungi rambut dijerat

mesin yang berputar dan melindungi kepala dari bahaya.

a. Topi pelindung (safety heltmets)

b. Tutup kepala

2. Alat Pelindung Mata

Alat pelindung kepala digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia dan

partikel kecil, gas atau uap, radiasi, pukulan atau benturan.

a. Kaca mata biasa (spectacle goggles)

Alat ini untuk melindungi mata dari partikel-partikel kecil dan radiasi.

b. Goggles

Alat ini berfungsi melindungi mata dari gas, debu, uap, dan percikan larutan bahan

kimia.

3. Alat pelindung pernapasan (respiratory protection)

Alat pelindung pernapasan digunakan untuk melindungi pernapasan dari resiko paparan

gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun.

a. Masker

b. Respirator

4. Alat pelindung tangan (hand protection)

Alat ini digunakan untuk melindungi tangan dan bagian alinnya dari benda tajam atau

goresan, dan bahan kimia lainnya. Jenis pelindung tangan antara lain:

a. Sarung tangan bersih

b. Sarung tangan steril

c. Sarung tangan rumah tangga (gloves)

5. Baju pelindung (body protection)

Page 3: Ltm 1 kd 1

Baju pelindung digunakan melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari percikan api,

suhu panas atau dingin, cairan.

6. Bahan pelindung kaki

Digunakan untuk melindungi kaki dan bagian lainnya dari benda-benda keras, benda

tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda panas. kkontak dengan arus listrik.

7. Alat pelindung telinga

a. Sumbat telinga

b. Tutup telinga

Ruang Lingkup Aspek Keamanan dalam Praktik Keperawatan

Terdapat beberapa aspek dalam pembahasan konsep keamanan pada pasien. Pertama, aspek

keamanan lingkungan. Pemahaman tentang definisi lingkungan sangat penting untuk diketahui

oleh perawat. Lingkungan yang aman, dalam konteks komunitas adalah suatu lingkungan

dimana kebutuhan dasar tercapai, bahaya fisik yang berkurang, penyebaran kuman patogen

berkurang, polusi terkontrol, dan sanitasi yang dapat dipertahankan. Lingkungan yang aman,

dalam konteks lembaga pelayanan, adalah suatu lokasi yang dapat meminimalisasi insiden-

insiden kecelakaan, seperti kejadian jatuh, insiden kecelakaan yang diakibatkan oleh kesalahan

pasien, kecelakaan terkait prosedur, dan kecelakaan terkait instrumen (Potter & Perry,

2005:1150).

Dalam aspek lingkungan ini, terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh

perawat, yaitu pencahayaan yang baik, permukaan lantai rumah sakit yang tidak licin dan

membahayakan, perangkat elektronik yang memiliki pengaman, dan pengamanan jarum dan

benda-benda tajam invasif lainnya, serta kontrol substansi berbahaya agar tidak menginfeksi

pasien (Ellis & Bentz, 2007:55).

Aspek kedua adalah perilaku. Aspek ini mencakup pelaksanaan asuhan keperawatan dalam

interaksi dengan pasien. Kriteria pertama adalah keamanan yang berkaitan dengan mekanika

tubuh, seperti pemindahan pasien dari brankar ke bangsal. Cara mobilisasi melintasi koridor

yang panjang, dan menggunakan penyangga untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien. Aspek

ketiga adalah mengenai kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi meliputi

oksigenasi, kelembaban, nutrisi, dan pengurangan bahaya fisik. Kebutuhan dasar pada manusia

yang tidak dipenuhi akan mengganggu kehidupan pasien secara keseluruhan. Kebutuhan-

kebutuhan yang tidak terpenuhi akan menyebabkan kerentanan yang meningkat pada pasien,

sehingga membuat tingkat keamanan pasien berkurang.

Penanganan pada kondisi keamanan pasien mencakup manajemen resiko, yaitu resiko

klinis. Resiko klinis yang dapat mengancam klien adalah berbagai infeksi yang menyebar

dengan mudah. Dalam menguraikan masalah transmisi zat yang dapat menyebabkan penyakit,

perawat memiliki kewajiban penting untuk menjadi penjaga pasien. Perawat berkewajiban

untuk selalu menjadi penjaga pasien agar pasien tidak terkena infeksi yang bukan berasal dari

dirinya sendiri. Hal seperti ini disebut infeksi nosokomial (Canadian Institute for Health

Information, 2008). Rumah sakit merupakan tempat untuk menyembuhkan berbagai macam

penyakit, dengan metode rawat inap yang intensif. Oleh karena itu akan ada kemungkinan

banyak bakteri yang berkembang biak dan berpotensi menginfeksi. Infeksi diri pasien yang

berasal dari bakteri yang bukan penyebab dari penyakit utamanya itulah yang disebut infeksi

nosokomial.

Aspek keamanan pasien dapat dilihat dalam semua aspek. Ketika ketika membicarakan

keselamatan pasien, maka perawat dapat memasukkan unsur kebudayaan dalam kajian

trancultural nursing sebagai bahan kajian untuk memudahkan suatu interaksi dengan

Page 4: Ltm 1 kd 1

masyarakat. Sehingga nantinya persepsi keamanan yang dimiliki menjadi sama sehingga

memudahkan proses keperawatan untuk menghasilkan layanan keperawatan yang profesional.

Jadi kesimpulannya adalah keamanan pasien atau klien adalah hal dasar yang seharusnya

dilakukan oleh perawat. Disiniliah kemampuan untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab

untuk mengkaji adanya bahaya yang mengancam klien dan lingkungannya sangat dibutuhkan.

Pengakjiannya dengan perawat harus mengetahui tentang kualitas keamanan kesehatan klien

tidak hanya di rumah sakit namun di lingkungan sekitar. Pengetahuan dasar tentang keamanan

yang dapat dikaji dalam faktor yang memengaruhinya untuk dijadikan dasar pengetahuan, serta

ruang lingkup aspek keamanan dalam praktik keperawatan yang menjadi landasan perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan yang maksimal kepada klien.

Daftar Pustaka

Canadian Institute for Health Information. (2007 – 14 Agustus). Patient Safety in Canada: An

Update. Analysis in Brief. page 2 (edisi digital) diakses pada Rabu, 18 September 2014

Department of Health & Children. (2008 – July). Building a Culture of Patient Safety. Report

of the Commission on Patient Safety and Quality Assurance. Page 32 (edisi digital)

diakses pada Rabu, 18 September 2014

Ellis, J. R., & Bentz, P. M. (2007). Moudules for Basic Nursing Skills (7th ed.). (M. Clarke,

Penyunt.) Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Ellis, J. R., Nowlis, E. A., & Bentz, P. M. (1996). Modules for Basic Nursing Skills (6th ed.,

Vol. I). Philadelphia: Lippincott.

Kozier, B., et al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik

Ed. 7, Vol. 1. (Esty, W., Devi, Y., Yuyun, Y., & Ana, L, Penerj.). Jakarta: EGC.

Ministry of Labour, Ontario. (n.d ). What is a hazard? Diakses pada Rabu, 18 September 2014

melalui http://www.worksmartontario.gov.on.ca/scripts/default.asp?contentID=2-6-

1&mcategory=health

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktik (4th ed., Vol. II). (D. Yulianti, M. Ester, Penyunt., & Y. Asih, Penerj.)

Jakarta: EGC.

Tarwaka. (2008). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Surakarta: Harapan Press.

WHO. (2009 – 26 Januari). What is Patient Safety? diakses pada Rabu, 18 September 2014

melalui http://www.who.int/patientsafety/education/curriculum/who_mc_topic-1.pdf