LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

76
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha di Indonesia sangatlah pesat. Banyak usaha usaha kreatif yang mulai tumbuh dan berkembang dan dalam jangka waktu beberapa tahun saja usaha itu bisa menjadi usaha yang besar dan sangat menguntungkan. Usaha usaha kreatif tersebut kemudian menjamur secara cepat dan memunculkan persaingan usaha yang sangat ketat, dan para pelaku usaha dituntut untuk dapat bekerja dengan baik agar usaha yang didirikannya tersebut bisa going concern. Bila pengelolaan usaha yang didirikan berjalan dengan baik, maka bentuk usaha apapun dapat tumbuh dan berkembang, salah satu bentuknya yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau disingkat UMKM. Ditengah industri raksasa yang membutuhkan modal yang sangat besar, UMKM menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin memulai bisnis. Jika dibandingkan dengan industri industri yang besar, justru UMKM yang memberikan sumbangan besar dalam perekonomian Indonesia. Bahkan UMKM mampu bertahan dalam krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 ketika industri besar mengalami keterpurukan . UMKM merupakan salah satu bagian penting untuk memajukan perekonomian suatu negara maupun daerah dan merupakan sarana dalam

description

LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Transcript of LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Page 1: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan usaha di Indonesia sangatlah pesat. Banyak usaha – usaha

kreatif yang mulai tumbuh dan berkembang dan dalam jangka waktu beberapa

tahun saja usaha itu bisa menjadi usaha yang besar dan sangat menguntungkan.

Usaha – usaha kreatif tersebut kemudian menjamur secara cepat dan

memunculkan persaingan usaha yang sangat ketat, dan para pelaku usaha dituntut

untuk dapat bekerja dengan baik agar usaha yang didirikannya tersebut bisa going

concern.

Bila pengelolaan usaha yang didirikan berjalan dengan baik, maka bentuk

usaha apapun dapat tumbuh dan berkembang, salah satu bentuknya yaitu Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah atau disingkat UMKM. Ditengah industri raksasa

yang membutuhkan modal yang sangat besar, UMKM menjadi pilihan yang tepat

bagi mereka yang ingin memulai bisnis. Jika dibandingkan dengan industri –

industri yang besar, justru UMKM yang memberikan sumbangan besar dalam

perekonomian Indonesia. Bahkan UMKM mampu bertahan dalam krisis ekonomi

yang terjadi pada tahun 1997 ketika industri besar mengalami keterpurukan .

UMKM merupakan salah satu bagian penting untuk memajukan

perekonomian suatu negara maupun daerah dan merupakan sarana dalam

Page 2: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

2

pemerataan kesempatan kerja yang merupakan salah satu klasifikasi bagi sebuah

perusahaan kecil yang sudah mempunyai kemampuan cukup signifikan baik dari

segi penjualan, dan juga asset yang dimiliki perusahaan tersebut. Optimalisasi

pemberdayaan UMKM dapat menciptakan beberapa nilai positif dalam

pembangunan perekonomian nasional seperti, penyerapan tenaga kerja,

peningkatan pendapatan rakyat, mengurangi pengangguran, pemerataan

pendapatan, dan pengentasan kemiskinan. Walaupun dalam perkembangannya,

UMKM masih memiliki banyak kekurangan. Salah satu diantaranya adalah

banyaknya UMKM yang belum memiliki sistem yang berjalan baik.

Bandung terkenal dengan ragam kulinernya. Banyak kuliner unik dan murah

yang bisa menjadi sasaran wisata kuliner. Mie merapi merupakan salah satu

contoh kuliner yang ada di Bandung. usaha ini menyuguhkan mie sebagai menu

utama. Berbeda dengan rasa mie ramen yang banyak bermunculan, mie merapi

sangat mengangkat cita rasa rempah Indonesia. Ciri khas dari mie merapi ini

adalah kuah yang rasanya „Indonesia Banget‟ dengan berbagai pilihan seperti

kuah merapi, kuah kare dan kuah kampung. Selain menu mie, disini juga

ditawarkan berbagai rasa minuman sebagai pelengkap menu utama, contohnya Ice

Taro Milk, Es Durian dan masih banyak lagi yang lainnya.

Seiring berjalannya waktu, bisnis kuliner seperti Mie Merapi ini semakin

banyak. Agar dapat mempertahankan usahanya, para pengelola atau manajemen

Mie Merapi harus dapat memberikan kinerja yang terbaik dalam segi apapun.

Manajemen harus dapat mengambil keputusan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Keputusan yang tepat didasarkan dari informasi yang akurat. Informasi yang

Page 3: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

3

akurat bersumber dari data – data yang diolah dengan baik. Untuk itu diperlukan

sistem informasi yang mampu membantu manajemen untuk mengolah data

perusahaan sehingga menghasilkan keputusan yang tepat dan akurat.

Sistem Informasi Akuntansi merupakan salah satu bagian aktivitas penting

perusahaan, dimana seluruh kegiatan dalam perusahaan diolah menjadi informasi

dan dijadikan sebagai alat untuk menetapkan suatu keputusan yang dibutuhkan

perusahaan. Selain itu, sistem juga sangat diperlukan dalam hal pengendalian

perusahaan. Owner dari suatu perusahaan tidak bisa memegang perusahaannya

sendiri sehingga owner harus memperkerjakan orang lain atau dalam hal ini

disebut dengan karyawan. Oleh karena itu, untuk melaksanakan praktik yang

sehat dalam perusahaan, owner harus melakukan pengawasan dan pengendalian

yang mampu memastikan tidak terjadi kecurangan atau fraud dalam

perusahaannya.

Sistem Informasi Akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas merupakan

salah satu bagian dari Sistem Informasi Akuntansi yang diimplementasikan oleh

perusahaan. Sistem ini sangat penting mengingat bahwa kas merupakan kekayaan

perusahaan yang bersifat liquid. Jika sistem pengolahan datanya tidak berjalan

dengan baik maka dikhawatirkan informasi yang dibutuhkan perusahaan menjadi

tidak handal, selain itu juga fraud atau kecurangan dapat terjadi. Inilah yang

sering kali diabaikan oleh perusahaan – perusahaan, Kebanyakan perusahaan

hanya mencatat nominal yang diterima atau dikeluarkan tanpa mengetahui

darimana kas yang masuk dan yang dikeluarkan tersebut, sehingga pengendalian

terhadap kas dan informasi yang dihasilkan tanpa disadari menjadi tidak handal.

Page 4: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

4

Berdasaran uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menulis

Laporan Tugas Akhir yang diberi judul “RANCANGAN SISTEM

PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA KEDAI MIE MERAPI”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang dijalankan oleh

Mie Merapi

2. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi pengeluaran kas yang dijalankan oleh

Mie Merapi

3. Bagaimana rancangan Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang

sesuai untuk Mie Merapi

4. Bagaimana rancangan Sistem Informasi Akuntansi pengeluaran kas yang

sesuai untuk Mie Merapi

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran bagaimana

sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang dilaksanakan oleh Kedai Mie

Merapi dan memberikan rancangan sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang

sesuai bagi Kedai Mie Merapi.

Adapun tujuan dari penelitan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang

dijalankan oleh Kedai Mie Merapi.

Page 5: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

5

2. Untuk mengetahui Sistem Informasi Akuntansi pengeluaran kas yang

dijalankan oleh Kedai Mie Merapi.

3. Untuk merancang Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang lebih

baik bagi Kedai Mie Merapi.

4. Untuk merancang Sistem Informasi Akuntansi pengeluaran kas yang lebih

baik bagi Kedai Mie Merapi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap agar penulisan tugas akhir ini dapat memberikan konstbusi

bagi berbagai pihak yang terkait , antara lain :

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penambah

wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan sistem informasi penerimaan

dan pengeluaran kas.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, laporan ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan yang

dapat dikembangkan berkenaan dengan permasalahan yang dibahas untuk dapat

meningkatkan kinerja Mie Merapi dalam menjalankan kegiatan usaha terutama

dibagian sistem keuangan. Dan dapat dijadikan referensi atau acuan bagi penulis

selajutnya.

Page 6: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

6

1.5 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan merupakan gambaran rancangan/metode yang akan

digunakan sebagai rencana, struktur dan strategi untuk penyelesaian penelitian.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskriptif. Menurut Ahmad

Mansur dan Tina Trisnawati ( 2011 : 25 ) menjelaskan bahwa :

“Metodolgi deskriftif yaitu metodologi yang ditujukan kepada pemecahan

masalah yang berlaku pada saat sekarang. Suatu penelitian deskriptif berarti

memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi sosial.”

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Penulis memilih untuk menggunakan metode pengumpulan data dan

pengolahan data ini adalah berdasarkan metode atau teknik pengumpulan data

yang dijelaskan oleh Ahmad Mansyur & Tina Trisnawati (2011: 30), yaitu :

1. Data Primer

“Data primer adalah data yang diperoleh dari penelitian dilapangan, baik

wawancara maupun hasil pengukuran lainnya. Pengumpulan data primer ini

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang terencana, terarah secara sistematika

untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu proses dan/atau

Page 7: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

7

dinamika kegiatan kerja didalam perusahaan, untuk mendapatkan

informasi dan gambaran jelas.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan tanya jawab langsung dengan pelaku usaha atau bagian

yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan memanfaatkan hasil pihak

lain. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan melakukan penelitian

kepustakaan (library research), yaitu teknik pengumpulan data dan informasi dari

berbagai sumber buku maupun dokumen untuk dapat memperoleh bahan, serta

landasan teori yang sesuai dengan topik penelitian, yaitu sistem penerimaan dan

pengeluaran kas.”

1.5.2 Teknik Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan untuk pembahasan masalah ini

adalah data yang telah ada kemudian diolah dengan cara sebagai berikut :

1. Menyusun dan menata kembali data yang diperoleh.

2. Data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan dan disusun

berdasarkan kebutuhan pengolahan data.

3. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan teori yang dipelajari dan

dengan sumber-sumber tertulis lainnya dan;

Page 8: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

8

4. Data diolah dan dianalisis sehingga dapat kesimpulan serta informasi yang

diperlukan dalam Laporan Tugas Akhir ini.

Data yang telah diperoleh dari perusahaan kemudian disusun dan dianalisis

secara sistematis guna kelancaran proses pengolahan data dalam penyusunan

rancangan sistem penerimaan dan pengeluaran kas.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kedai Mie Merapi jalan Pahlawan no 24

Bandung. Sementara waktu penelitian dilaksanklan dari bulan maret sampai

dengan bulan mei, dengan rencana jadwal penelitian sebagai berikut :

Tabel 1.1 Rencana Penelitian

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Study Pendahuluan

2 Pengajuan Outline

3 Pengajuan Ijin Penelitian

4 Pengumpulan Data

5 Pengolahan Data

6 Analisis Data

7 Penyusunan LTA

8 Bimbingan LTA

9 Pengesahan LTA

Maret April Mei Agenda PenelitianNo

Page 9: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM )

2.1.1 Pengertian UMKM

“UMKM diatur berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah. Berikut kutipan dari isi UU 20/2008 :

1 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil

atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”

Page 10: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

10

2.1.2 Asas, dan Kriteria UMKM

Menurut UU No 20/2008 yaitu :

“Pemberdayaan UMKM diselenggarakan sebagai kesatuan dan

pembangunan perekonomian nasional untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.

Dilandasi dengan asas kekeluargaan, upaya pemberdayaan UMKM merupakan

bagian dari perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, keseimbangan kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk

kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Asas Kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh UMKM dan

Dunia Usaha secara bersama-sama dalam kegiatannya untuk mewujudkan

kesejahteraan rakyat. Asas Efisiensi adalah asas yang mendasari pelaksanaan

pemberdayaan UMKM dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam

usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdayasaing. Asas

Berkelanjutan adalah asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya

proses pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang dilakukan secara

berkesinambungan sehingga terbentuk perekonomian yang tangguh dan mandiri.

Asas Berwawasan lingkungan adalah asas pemberdayaan UMKM yang dilakukan

dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan

lingkungan hidup. Asas kemandirian adalah usaha pemberdayaan UMKM yang

dilakukan dengan tetap menjaga dan mengedepankan potensi, kemampuan, dan

kemandirian UMKM.

Page 11: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

11

Kriteria usaha kecil dan menengah diatur dalam Undang-Undang UMKM

(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) No. 20 Tahun 2008 pada pasal 6. Kriteria

Usaha Mikro adalah yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

Kriteria Usaha Kecil adalah yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.

000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha ; atau yang memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah).

Sedangkan Kriteria Usaha Menengah adalah yang memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak

Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).”

Page 12: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

12

2.2 Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1 Pengertian Sistem

Menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” ( 2010 : 2 ) yaitu :

“Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama – sama untuk mencapai tujuan

tertentu. Sistem yang baik akan menghasilkan output yang sebanding dengan

input.”

Pengertian lain mengenai sistem yaitu sekumpulan sub – sub sistem yang

saling berhubungan secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu dan bekerja

sama dengan baik, maka dari itu untuk membangun sebuah sistem harus tahu

terlebih dahulu tujuannya apa.

Suatu sistem dibuat untuk mengani sesuatu yang berulang kali atau yang

secara rutin terjadi. Contoh sistem yang mudah sekali yaitu sistem yang ada di

tubuh kita, sistem pernafasan.

2.2.2 Pengertian Informasi

Pengertian informasi menurut Prasojo dan Riyanto (2011:3), yaitu :

“Pengertian informasi sering disamakan dengan pengertian data. “Data

adalah sesuatu yang belum diolah dan belum dapat digunakan sebagai dasar

yang kuat dalam pengambilan keputusan”.

Menurut Krismiaji ( 2010 : 15 ) dalam bukunya yang berjudul Sistem

Informasi Akuntansi menjelaskan bahwa “informasi adalah data yang telah

diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan mamfaat”.

Page 13: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

13

Sedangkan menurut Susanto ( 2009 : 40 ) dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Manajemen yaitu :

“Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua

hasil dari pengolahan data tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan

data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermamfaat bagi

seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang

berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan.

2.2.3 Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan,

mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa ekonomi dari suatu

organisasi kepada para pengguna, baik pengguna eksternal maupun pengguna

internal. Pengguna eksternal meliputi pihak – pihak yang memiliki kepentingan

dengan organisasi tersebut contohnya pemerintah untuk kepentingan pembayaran

pajak, investor untuk memberikan keputusan apakah akan melakukan investasi

dengan organisasi dan pihak eksternal lainnya. Sementara pihak internal yaitu

untuk para manajer yang berguna untuk proses pengambilan keputusan.

Menurut Dwi Martani, dkk (2012 : 4) yaitu :

“Akuntansi memegang peran penting dalam entitas karena akuntansi adalah

bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan

kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Informasi akuntansi tersebut

Page 14: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

14

digunakan oleh para pemakai agar dapat membantu dalam membuat

prediksi kinerja di masa mendatang.”

Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi

merupakan proses pencatatan, pengikhtisaran dan pengkomunikasian informasi

ekonomi yang berguna bagi pihak ekternal perusahaan maupun pihak internal

perusahaan.

2.2.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi ( 2010 : 3 ),

Mulyadi mengemukakan :

“ Sistem Informasi Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan

laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan

pengelolaan perusahaan.”

Menurur Bodnar dan Hopwood (2010:1) sistem Infomasi Akuntansi adalah :

“An accounting information system is a collection of resources, such as

people and equipment, design to transform financial and other data to

information” (Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan dari sumber daya,

seperti manusia dan peralatan yang di desain untuk mengubah data keuangan

dan data lainnya menjadi informasi ).

Sedangkan menurt Romney dan Steinbart ( 2009 : 28 ) sistem informasi

akuntansi adalah :

Page 15: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

15

“An accounting information system is a system that collect, records, stores and

processes data to produce information for decision makers” ( Sistem Informasi

akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan

memproses data sehingga menghasilkan informasi untuk pengambilan

keputusan ).

Berdasarakan definisi yang dikemukakan para ahli di atas maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi adalah serangkaian

sistem yang mengolah data – data yang dibutuhkan dan diubah menjadi sebuah

informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan perusahaan.

2.2.5 Unsur – Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Fungsi utama dari Sistem Informasi Akuntansi adalah memberikan

dorongan teradap sistem tersebut agar informasi keuangan yang dihasilkan adalah

informasi yang akurat, dapat dipercaya dan tepat waktu. Unsur – unsur yang

terdapat dalam sistem informasi akutansi saling berkaitan satu sama lain sehingga

dapat dilakuakan pengolahan data yang dimulai dari transaksi sampai dengan

pelaporan yang menghasilkan informasi.

Menurut Mulyadi ( 2010 : 3 ) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi

yaitu :

“Unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri

dari jurnal, buku besar, buku pembantu serta laporan. Adapun masing – masin

pengertian dari unsur – unsur tersebut adalah :

Page 16: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

16

1. Formlir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya

transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan

formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam ( didokumentasikan )

di atas secarik kertas. Formulir juga sering disebut media, karena formulir

merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke

dalam catatan. Contoh formulir adalah faktur penjualan, bukti kas keluar dan cek.

2. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk

mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

Sumber informasi pencatatan jurnal adalah formulir. Dalam jurnal, data keuangan

untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan

informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Contoh jurnal adalah

jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian dan jurnal penjualan.

3. Buku Besar

Buku besar ( general ledger ) terdiri dari rekening – rekening yang

digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam

jurnal. Rekening – rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur

– unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

Page 17: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

17

4. Buku Pembantu

Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan

rinciannya lebih lanjut, maka data dibentuk buku pembantu ( subsidiary ledger ).

Buku pembantu ini terdiri dari rekening – rekening pembantu yang merinci data

keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku besar

dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir ( books of final entry ),

yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas

dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu.

5. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga

pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar

umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang

lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem

akuntansi.”

2.2.6 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

“Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi ( 2010 : 19 ) tujuan

pengembangan sistem akuntansi adalah :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.

Yaitu kebutuhan pengembangan sistem informas akuntansi terjadi jika

Page 18: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

18

perusahaan baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama

ini.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah

ada. Yaitu sistem informasi akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi

kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun

struktur informasi yang terdapat dalam laporan.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern.

Yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi

dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan

perlindungan kekayaan perusahaan.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan

akuntansi. Yaitu pengembanan sistem informasi seringkali ditunjukkan

untuk menghemat biaya informasi merupakan barang ekonomi untuk

memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi yang lain.”

2.2.7 Simbol – Simbol Sistem Informasi Akuntansi

Mulyadi mengemukakan ( 2011 : 60 ) :

“Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan aliran

dokumen. Gambar dibawah ini merupakan symbol – symbol standar yang

Page 19: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

19

digunakan oleh analis sistem untuk membuat bagan aliran dokumen yang

menggambarkan sistem tertentu :

1. Dokumen

Gambar 2.1 Simbol dokumen

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen. Nama

dokumen dicantumkan ditengah symbol.

2. Dokumen dan tembusannya

Gambar 2.2 Simbol dokumen dan tembusannya

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan

tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan disudut kanan atas.

3. Berbagai dokumen

Gambar 2.3 Simbol berbagai dokumen

1

2

Faktur

Surat Muat 2

SOP 2

Faktur 2

Penjualan

Page 20: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

20

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang

digabungkan bersama di dalam satu paket.

4. Catatan

Gambar 2.4 Simbol catatan

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang

digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumya di dalam dokumen atau

formulir.

5. Penghubung pada halaman yang sama ( on-page connector )

Gambar 2.5 Simbol on-page connector

Dalam menggambarkan bagan alir, arus dokumen dibuat mengalir dari atas

ke bawah dan dari kiri ke kanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk

menggambar, maka diperlukan symbol penghubung untuk memungkinkan aliran

dokumen berhenti di suatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan di

lokasi lain pada halaman yang sama.

Page 21: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

21

Gambar 2.6 Simbol on-page connector di akhir arus dokumen

Akhir arus dokumen yang mengarahkan pembaca ke symbol penghubung

halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantum dalam symbol

tersebut.

Gambar 2.7 Simbol on-page connector di awal arus dokumen

Awal arus dokumen yang berasal dari symbol penghubung halaman yang

sama, yang bernomor seperti yang tercantum di dalam symbol tersebut.

6. Penghubung dalam halaman yang berbeda ( off-page connector )

Gambar 2.8 Simbol off-page connector

1

1

Page 22: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

22

Jika untuk menggambarkan bagan aliran suatu sistem akuntansi diperlukan

lebih dari satu halaman, symbol ini harus digunakan untuk menunjukkan kemana

dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan yang lainnya.

7. Kegiatan manual

Gambar 2.9 Simbol kegiatan manual

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual seperti

menerima order dari pembeli, mengisi formulir dan lain sebagainya.

8. Arsip Sementara

Gambar 2.10 Simbol arsip sementara

Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen.

Arsip sementara adalah tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan

diambil kembali dari arsip tersebut di masa yang akan dating untuk keperluan

pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut.

Page 23: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

23

9. Arsip Permanen

Gambar 2.11 Simbol arsip permanen

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang

merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam

sistem akuntansi yang bersangkutan.

10. Online computer process

Gambar 2.12 Simbol online computer process

Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan computer secara

online. Nama program ditulis di dalam symbol.

11. Online storage

Gambar 2.13 Simbol Online Storage

Page 24: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

24

Simbol ini menggambarkan arsip computer yang berbentuk online ( didalam

memory computer ).

12. Keputusan

Ya Ya

Tidak

Gambar 2.14 Simbol keputusan

Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses

pegolahan data.

13. Mulai atau berakhir

Gambar 2.15 Simbol mulai atau berakhir

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem

akuntansi.

Page 25: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

25

14. Garis alir (flowline)

Gambar 2.16 Simbol flowline

Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data. Anak panah tidak

digambarkan jika arus dokumen mengarah ke bawah dan ke kanan. Jika arus

dokumen mengalir dari atas atau ke kiri, anak panah perlu dicantumkan.”

2.3 Sistem Pengendalian Intern

2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Dalam bukunya “Sistem Akuntansi” Mulyadi (( 2010 : 163 ) menjelaskan

bahwa :

“Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sedangkan menurut Krismiaji( 2010 : 218 ) :

“Pengendalian Intern (Internal Control) adalah merupakan rencana

organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva,

menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efesiensi

dan mendorong ditaatinya kebijakan.”

Page 26: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

26

Dari pendapat kedua para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

pengendalian internal adalah cara dan langkah yang dibuat untuk melindungi

kekayaan perusahaan, menghasilkan informasi yang handal dan segala kebijakan

yang dibuat oleh manajemen dapat dipatuhi oleh semua yang bersangkutan dalam

organisasi tersebut.

2.3.2 Tujuan Pengendalian Intern

Berdasarkan pengertian Sistem Pengendalian Intrern yang dikemukakan

oleh Mulyadi ( 2010 : 163 ) diatas bahwa :

“Tujuan dari sistem pengendalian intern tersebut adalah :

1. Menjaga kekayaan organisasi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

3. Mendorong efesiensi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dibagi dua yaitu

Pengendalian Intern Akuntansi dan Pengendalian Intern Administratif.

Pengendalian Intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian

intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan

keandalan data akuntansi.

Sedangkan Pengendalian Intern Administratif meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong

efesiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen”.

2.3.3 Unsur Pengendalian Intern

Page 27: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

27

Dalam pencapaian suatu sistem pengendalian intern yang baik terdapat

beberapa unsur pokok yang harus ada dalam perusahaan agar perusahaan dapat

mencapai tujuannya. Menurut Mulyadi ( 2010 : 164 )

“Ada empat unsur utama sistem pengendalian intern, yaitu :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas.

Struktur organisasi merupakan rerangka ( framework ) pembagian tanggung

jawab fungsional kepada unit – unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan – kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional

harus berdasarkan prinsip – prinsip berikut ini :

a. Harus dipisahkan fungsi – fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi

akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memilii wewenang untuk

melaksanakan suatu kegiata ( misalnya pembelian ). Setiap kegiatan

dalam perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang

memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi

penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk meyimpan

aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki

wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan semua tahap suatu akuntansi.

Page 28: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

28

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindugan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan

biaya.

Dalam suatu organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi

dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi

tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi dibuat sistem yang mengatur

pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

Selanjutnya prosedur pencatatan yang bai akan menghasilkan informasi yang

tepat dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya

suatu organisasi.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam sistem wewenang serta

prosedur pencatatan yang telah diterapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika

tidak diciptaka cara – cara untuk menjami praktek yang sehat dalam

pelaksanaanya. Adapun cara – cara yang umumnya diterapkan oleh perusahaan

dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggung jawabkan oleh pihak yang berwenang. Formulir

merupakan alat untuk memberikan informasi otorisasi terlaksananya

transaksi, maka pengendalian pemakaiannya dengan menggunakan no

Page 29: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

29

urut cetak, sehingga dapat menetapkan pertanggungjawaban

terlaksananya trasaksi.

b. Pemeriksaan mendadak. Dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih

dahulu kepada pihak yang akan diperiksa dan dengan jadwal yang

tidak teratur. Jika dalam suatu organisasi dilaksanakan pemeriksaan

mendadak teradap kegiatan – kegiatan pokoknya, hal ini akan

mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan.

c. Setiap transaksi tdak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh

satu orang atau satu unit organisasi tanpa ada campur tangan dari orang

atau unit organisasi lain.

d. Perputaran jabatan. Jika perputaran jabatan dilakukan secara rutin,

maka akan menjaga indepedensi pejabat dalam melaksankan tugasnya

sehinga tidak terjadi persekongkolan.

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan

sebagai kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi

haknya. Selama mejalani cuti, jabatan karyawan yang bersangkitan

digantikan untuk sementara oleh pejabat lain, sehingga bila terjadi

kecurangan dalam departemen yang bersangkutan diharapkan dapat

diungap oleh pejabat yang menggantikan.

Page 30: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

30

f. Secara periodic diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan

catatannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kekayaan organisasi dan

mengecek ketelitian serta keandalan catatan akuntansinya.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektivitas unsur – unsur sistem pengendalian intern yang lain. Unit

organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa

intern.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Dari ke empat unsur pokok pengendaian intern tersebut, unsr mutu

karyawan merupaka unsur sistem pengendalian intern yang paling penting.

Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur

pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktek yang

sehat semuanya tergantung kepada sumber daya manusia yang melaksanakannya.

Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur

pengendalian intern yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum dan

perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggung jawaban keuangan yang

dapat diandalkan, Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi

tanggungjawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya secara efektif

meskipun hanya sedikit unsur penegndalian intern yang mendukungnya. Namun

karyawan yang kompeten saja tidak cukkup menjadi satu – satunya unsur sistem

pengendalian intern”.

Page 31: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

31

2.4 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Menurut Mulyadi ( 2010 : 455 ) mengemukakan :

“Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan

pembeli membayar terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan

kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian

diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tersebut kemudian dicatat oleh

perusahaan. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem

penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan :

1. Penerimaan kas dalam bentuk penjualan tunai harus segera disetor ke bank

dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk

melakukan internal check.

2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu

kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan

transaksi penerimaan kas.

Sedangkan prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi

tiga, yaitu :

1. Penerimaan Kas dari over-the counter sale

Dalam penjualan tunai ini, pembeli dating ke perusahaan, melakukan

pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakkan pembayaran ke kasir

dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam Over-the Couter Sale ini,

Page 32: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

32

perusahaan menerima uang tnai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran

langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada

pembeli.

2. Penerimaan Kas dari Cash-on Delivery Sale ( COD Sale)

COD Sale adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos,

perusahaan angkutan umum atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan

penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sale merupakan sarana untuk

memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan

barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan penjual.

3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale

Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan, namun

merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagiahan bagi

penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi penjual maupun pembeli, baik

dalam over-the counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya

dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam over-the counter sale,

pembeli dating ke perusahaan, melakuka pemilihan barang dan produk yang akan

dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dnegan menggunakan kartu kredit. Dalam

penjualan tunai yang melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum, pembeli

tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan

tertulis penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang, sehingga

memungkinkan perusahaan penjual melakukan penagihan kepada bank atau

perusahaan penerbit kartu kredit”.

Page 33: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

33

2.4.1 Fungsi yang Terkait

Mulyadi ( 2010 : 462 ) mengemukakan :

“Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai

menurut yaitu :

1. Fungsi Penjualan, dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi

faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli

untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

2. Fungsi Kas, dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggung jawab sebagai penerimaan kas kepada pembeli.

3. Fungsi Gudang, dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang telah dipesan

oleh pembeli, serta menyerahkan barang yang dipesan oleh pembeli serta

menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.

4. Fungsi Pengiriman, dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan

barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

5. Fungsi Akuntansi, dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan

penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.”

Page 34: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

34

2.4.2 Dokumen yang Digunakan

Menurut Mulyadi dalam bukuya ”Sistem Akuntansi” ( 2010 : 462 )

“Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai

adalah :

1. Faktur Penjualan Tunai, dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai

informasi yang diperlukan manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

2. Pita Register Kas (cash register tape), dokumen ini dihasilkan oleh fungsi

kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas. Pita register kas ini

merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan

pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.

3. Credit Card Slip Sale, dokumen ini dicetak oleh credit card center bank

yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang

menjadi anggota kartu kredit.

4. Bill of Landing, dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari

perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen

ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang

penyerahan baranngnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umu,

5. Faktur Penjualan COD, dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan

COD. Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan

melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan

Page 35: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

35

umum dan dimintakan tanda tangan penerima barang dari pelanggan sebagai

bukti telah dikirimnya barang oleh pelanggan. Tembusan faktur penjualan

COD digunakan oleh perusahaan untuk menagih kas yang harus dibayar

oleh pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh pelanggan.

6. Bukti Setor Bank, dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti

penyetoran kas ke bank.

7. Rekap Harga Pokok Penjualan, dokumen ini digunakan oleh fungsi

akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu

periode.”

2.4.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Menurut Mulyadi ( 2010 : 468 ),

“Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai, yaitu :

1. Jurnal Penjualan, digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan

meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam

produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis

produk dan jangka waku tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan

satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi

penjualan menurut jenis produk tersebut.

2. Jurnal Penerimaan Kas, digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari

penjualan tunai.

Page 36: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

36

3. Jurnal Umum, digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga

pokok produk yang dijual.

4. Kartu Persediaan, digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat

berkurangnya harga pokok produk yang dijual.

5. Kartu Gudang, catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi

karena hanya berisi data kuantitas persediaan barang yang disimpa

digudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk

mencatat muyasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang.”

2.4.4 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Dalam bukunya “Sistem Akuntansi”, Mulyadi ( 2010 : 469 ) menjelaskan :

“Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai yaitu :

1. Prosedur Order Penjualan, dalam prosedur ini fungsi penjualan

menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk

memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi

kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman

menyiapka barang yang akan diserahkan ke pemasok.

2. Prosedur Penerimaan Kas, dalam prosedur ini fungsi kas menerima

pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda

pembayaran kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut

melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

Page 37: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

37

3. Prosedur Penyerahan Barang, dalam prosedur ini fungsi pengiriman

menyerahkan barang kepada pembeli.

4. Prosedur Pencatatan Penjualan, dalam proseur ini fungsi akuntansi

melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan

dan jurnal penerimaan kas. Disamping itu, fungsi akuntansi juga

mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu

persediaan.

5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank, Sistem pengendalian intern

terhadap kas mengharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua

kas yang diterima pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas

menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam

jumlah penuh.

6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas, dalam prosedur ini fungsi

akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas

berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan, dalam prosedur ini

fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan

berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan

rekapitulasi harga pokok penjualan ini, fungsi akuntansi membuat bukti

memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan harga pokok

penjualan ke dalam jurnal umum.

Page 38: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

38

2.4.5 Unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi ( 2010 : 470 ) :

“Unsur pengendalian intern yang harus ada dalam sistem penerimaan kas

dari penjualan tunai adalah:

1. Organisasi

a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.

b. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

c. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,

fungsi kas, fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan

menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

b. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan

cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register

kas pada faktur tersebut.

c. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan dengan

permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.

d. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengirima dengan cara

membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

e. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi

dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

Page 39: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

39

3. Praktik yang Sehat

a. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke

bank pada hari yang sama dengan transaksi pejualan tunai atau hari kerja

berikutnya.

c. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodic

dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.”

2.5 Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Uang Tunai

Melalui Sistem Dana Kas Kecil

Menurut Mulyadi (2010: 529), “penyelenggaraan dana kas kecil

memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai diselenggarakan dengan dua

cara, yaitu sistem saldo berfluktuisasi dan imprest system.”

2.5.1 Fungsi yang Terkait

“Menurut Mulyadi ( 2010 : 534 ) “fungsi yang terkait dalam sistem

pengeluaran kas melalui sistem dana kas kecil, yaitu :

1. Fungsi Kas, fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan

otorisasi atas cek, dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil

Page 40: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

40

pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana

kas kecil.

2. Fungsi Akuntansi, fungsi ini bertanggug jawab atas pencataan pengeluaran

kas kecil, pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil, pencatatan

pengisian kembali dana kas kecil, pencatatan pengeluaran dana kas kecil

dan pembuat bukti ks keluar.

3. Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil, fungsi ini bertanggungjawab atas

penyimpanan dan pengeluaran dana kas kecil.

4. Fungsi Pemeriksa Intern, fungsi ini bertanggung jawab atas penghitungan

dana kas kecil secara periodic dan pencocokan hasil penghitunannya dengan

catatan kas.”

2.5.2 Dokumen yang Digunakan

Menurut Mulyadi ( 2010 : 530 ), “dokumen yang digunakan dalam sistem

pengeluaran kas melalui sistem dana kas kecil adalah :

1. Bukti Kas Keluar, berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi

akuntansi kepada fungsi kas sebesar yang tercantum dalam dokumen

tersebut.

2. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil, digunakan oleh pemakai dana kas

kecil untuk meminta uang ke pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang

dana kas kecil dokumen ini berfungs sebagai bukti pengeluaran kas kecil.

Page 41: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

41

3. Bukti Pengeluaran Kas Kecil, dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk

mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil dengan dilampiri bukti

– bukti pengeluaran kas kecil.

4. Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil, dibuat oleh pemegang dana

kas kecil.”

2.5.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Menurut Mulyadi ( 2010 : 532 ), “catatan akuntansi yang digunakan dalam

sistem dana kas kecil yaitu :

1. Jurnal Pengeluaran Kas, digunakan untuk mencatat pengeluaran kas

dalam pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana kas

kecil.

2. Register Cek, digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan

untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.

3. Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil, berfungsi sebagai alat distribusi

pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil.”

Page 42: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

42

2.5.4 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Dalam bukunya “Sistem Akuntansi”, Mulyadi ( 2010 : 529 ), menjelaskan

bahwa “baik dengan cara saldo berfluktuisasi ataupun dengan imprest system

pelaksanaan dana kas kecil dilaksanakan melalui tiga prosedur yaitu :

1. Prosedur pembentukan dana kas kecil, dimulai dengan adanya surat

keputusan dari direktur keuangan mengenai jumlah dana yang disisihkan ke

dalam dana kas kecil dan tujuan pembentukan dana tersebut.

2. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas

kecil, dimulai dengan adanya permintaan pengeluaran dana kas kecil oleh

pemakai yang ditujukan kepada pemegang dana kas kecil. Pemakai dana kas

kecil berkewajiban mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil

dengan membuat pertanggungjawabkan pengeluaran dana kas jecil dalam

formulir bukti pengeluaran kas kecil yang dilampiri dengan bukti – bukti

pendukungnya.

3. Prosedur pengisian kembali dana kas kecil, dalam imprest system

pengisian kembali dana kas kecil didasarkan atas jumlah uang tunai yang

telah dikeluarkan menurut bukti pengeluaran kas kecil, sedangkan dalam

sistem fluktuisasi didasarkan atas taksiran jumlah uang tunai yang

diperlukan oleh pemegang dana kas kecil.”

2.5.5 Unsur Pengendalian Intern

Page 43: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

43

Menrut Mulyadi ( 2010 : 516 ) “unsur pengendalian intern yang harus ada

dalam sistem pengeluaran kas adalah:

1. Organisasi

a. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

b. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan

sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan

dari fungsi yang lain.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

b. Pembukaan dan penutupan rekenin bank harus mendapat persetujuan

dari pejabat yang berwenang.

c. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas didasarkan pada bukti kas

keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan

dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.

3. Praktek yang Sehat

a. Saldo kas ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau

penggunaan yang tidak semestinya.

b. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas

harus dibutuhi cap “lunas” oleh bagian kassa setelah transaksi

pengeluaran dilakukan.

c. Kasir diasuransikan.

Page 44: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

44

d. Kasir dilengkapi dengan alat – alat yang mencegah terjadinya pencurian

terhadap kas yang ada di tangan.”

Page 45: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

45

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Profil Perusahaan

Penulis melakukan penelitian pada Mie Merapi yang berlokasi di jalan

Pahlawan no 24. Mie Merapi didirikan pada tahun 2011 yang menyuguhkan menu

mie sebagai menu utama. Agit Bambang, owner dari mie merapi yang sebelumnya

telah memiliki usaha sepatu, ingin merentangkan bisnisnya di bidang kuliner

karena meilihat bahwa kuliner merupakan salah satu tujuan pariwisata di

Bandung, selain itu dia juga mengamati dan melihat kebutuhan yang sangat

konstan akan makanan. Resep Mie Merapi ini dia dapatkan dari orang tuanya

dengan berbagai inovasi yang dia lakukan sendiri. Berbeda dengan kuliner mie

yang belakangan banyak menjamur di Bandung, Mie Merapi memiliki cita rasa

yang identik dengan rempah – rempah Indonesia, inilah yang menjadi ciri khas

dari Mie Merapi.

Nama mie merapi ini identik dengan gunung merapi dan lahar panas, namun

sebenarnya penamaan mie merapi ini memiliki kepanjangan yaitu Merah Putih

Indonesia. Menurut Oxal, supervisor dari mie merapi, segmentasi pasarnya yaitu

middle down, sehingga harga yang ditawarkan pun tidak begitu mahal dan cocok

untuk kalangan pelajar dan mahasiswa.

Page 46: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

46

Ciri khas dari mie merapi yaitu kuah yang rasanya sangat identik dengan

rempah Indonesia, berbeda dengan mie ramen biasanya. Awalnya, mie merapi

hanya memiliki dua menu, namun pihak mie merapi terus berusaha

mengembangkan menunya dan menyesuaikan dengan permintaan para konsumen.

Awalnya mie merapi hanya memiliki tiga orang karyawan, setelah terus

berusaha untuk berkembang akhirnya sampai saat ini mie merapi telah

mempekerjakan 24 orang karyawan yang terbagi atas waiters, koki dan bagian

produksi. Tentu saja dalam perjalanannya, mie merapi memiliki kendala – kendala

yang harus dihadapi, yaitu :

1. Kendala Ekternal

a. Banyaknya menu ramen sehingga mie merapi selalu disamakan dengan

mie ramen.

b. Saingan – saingan yang jaraknya berdekatan.

c. Tantangan untuk memperkenalkan mie merapi kepada masyarakat.

2. Kendala Internal

a. Harga bahan baku yang naik turun.

b. Pembentukan budaya pada karyawan.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan

3.2.1 Visi

Menjadi icon kuliner kota Bandung dan menjadi satu – satunya pilihan

utama konsumen dalam kuliner mie.

Page 47: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

47

3.2.2 Misi

1. Memamfaatkan media sosial untuk memperkenalkan mie merapi kepada

masyarakat.

2. Mempekerjakan karyawan yang dekat dengan lokasi Mie Merapi.

3. Mengikuti acara – acara kuliner yang diselenggarakan oleh berbagai pihak.

4. Memberikan opsi makanan yang variatif bagi konsumen

3.3 Struktur Organisasi

Gambar dibawah ini merupakan struktur organisasi dari Mie Merapi :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi pada Mie Merapi ( Sumber : Hasil wawancara

penulis dengan Supervisor )

Page 48: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

48

1. Direksi Utama : Agit Bambang

2. Supervisor : Iman Oxal Taufik & Yuyun

3. Marketing : Iman Oxal Taufik

4. Keuangan : Ambar

5. Produksi : Ida

Page 49: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas yang Saat Ini Diterapkan

pada Mie Merapi

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Iman Oxal Taufik, supervisor

Mie Merapi, sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada Mie Merapi

bersumber dari penjualan tunai. Aktivitas penerimaan kas pada mie merapi

menurut penulis kurang efektif karena sistem informasi akuntansi masih kurang

baik, salah satunya yaitu dalam hal dokumen dan catatan yang digunakan masih

kurang memadai.

Selain itu fungsi yang berperan dalam aktivitas penerimaan kas juga masih

kurang jelas karena ada beberapa fungsi yang double job. Berikut penulis uraikan

beberapa point penting mengenai sistem penerimaan kas yang diterapkan pada

mie merapi :

4.1.1 Fungsi yang Terkait

Dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas mie merapi, fungsi yang

terkait adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,

memberikan pesanan kepada pembeli dan mengisi faktur penjualan. Faktur

tersebut ada 3 rangkap, berwarna putih, merah dan kuning. Fungsi penjualan harus

Page 50: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

50

menyerahkan faktur berwarna putih ke bagian produksi ( dapur ) sebagai bukti

penggunaan bahan baku, faktur berwarna merah dan putih diberikan ke bagian

kasir.

2. Fungsi Kas ( Kasir )

Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan kas dari konsumen

berdasarkan faktur penjualan. Fungsi ini memberikan faktur berwarna merah ke

konsumen sebagai bukti pembayaran konsumen. Sedangkan faktur yang berwarna

kuning dijadikan arsip yang setiap harinya direkap oleh fungsi ini.

3. Fungsi Produksi ( dapur )

Fungsi ini bertanggung jawab menyiapkan pesanan konsumen serta

menyerahkan pesanan tersebut ke fungsi penjualan. Fungsi ini menerima faktur

penjualan berwarna putih untuk dijadikan bukti penggunaan bahan baku.

4. Fungsi Akuntansi ( Keuangan )

Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi yang terjadi berdasarkan

hasil rekapan fungsi kas dan melaporkannya langsung kepada owner.

4.1.2 Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan oleh mie merapi dalam kegiatan penerimaan kas,

yaitu faktur penjualan. Dokumen ini digunakan untuk mencatat pesanan pembeli

yang dilakukan oleh fungsi penjualan. Dokumen ini terdiri dari tiga rangkap yang

Page 51: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

51

masing – masing berwarna putih, merah dan kuning. Faktur yang berwarna putih

diberikan ke fungsi produksi, merah diberikan ke konsumen dan kuning disimpan

untuk arsip yang nantinya digunakan untuk rekap harian. Berikut adalah gambar

faktur penjualan mie merapi :

Gambar 4.1 Faktur Penjualan Mie Merapi ( Sumber : Hasil observasi

penulis )

4.1.3 Catatan yang Digunakan

Catatan yang digunakan oleh mie merapi pada saat penerimaan kas

dilakukan secara manual pada selembar kertas. Catatan ini juga berfungsi sebagai

Table Waiter

Qty Price Total

Qty Price Total

Total

Food

Rasa Mendunia,

Asli IndonesiaMie kuah rempah kebanggaan Bandung

Jl. Pahlawan No 24 - Bandung

Name

Food

Code

001607

Page 52: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

52

catatan pada saat pengeluaran kas. Berikut adalah gambar format catatan yang

digunakan oleh mie merapi :

Gambar 4.2 Catatan yang digunakan mie merapi ( Sumber : Hasil penelitian

penulis )

Tanggal :

No

Total

Fix Pendapatan

PengeluaranNo Item Price

Total

Form Pendapatan

Sales

Page 53: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

53

4.1.4 Bagan Alir ( Flowchart ) Penerimaan Kas pada Mie Merapi

Berikut ini adalah flowchart atau bagan alir penerimaan kas pada mie

merapi :

Gambar 4.3 Flowchart Sistem Penerimaan Kas yang diterapkan mie merapi

Bagian AkuntansiBagian Penjualan Bagian Produksi Bagian Kas

Diserahkan ke Pembeli

Mulai

Menerima

Pesanan

3

2

1 Faktur Penjualan

1

2

1

Faktur 1 Penjualan

Membuat

Pesanan

Menye- rahkan

Pesanan

3

3

Meneri-ma

pesanan

Menyerahkan pesanan ke pembeli

2

3

2 Faktur Penjualan

Meneri-ma uang

dari pembeli

3

2 Faktur Penjualan

Melakukan Rekap

Penjualan

Membuat catatan

penjualan

From Pendapatan

N

4

4

Memeri-ksa

Form

Membu-at

lapkeu

Laporan Keuangan

T

Selesai

From Pendapatan

Page 54: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

54

4.2 Rancangan Sistem Penerimaan Kas bagi Mie Merapi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis dapat

menganalisis sistem penerimaan kas pada Mie Merapi. Menurut penulis, secara

garis besar sistem penerimaan kas yang dilaksanakan oleh Mie Merapi sudah

cukup baik dilihat dari dokumen yang digunakan, dan fungsi yang terkait.

Namun menurut penulis, dalam sistem wewenang dan prosedur belum

berjalan dengan baik. Setiap dokumen dan catatan yang seharusnya diotorisasi

untuk meyakinkan bahwa dokumen dan catatan itu sah, tidak diotorisasi.

Dokumen faktur penjualan tunai seharusnya dibubuhi cap “lunas” dan ditanda

tangan oleh penerima kas untuk meyakinkan bahwa dokumen itu sah. Juga pada

catatan akuntansi, karena mie merapi merekap penerimaan kas pada setiap

harinya, maka seharusnya catatan yang digunakan ditanda tangan oleh pencatat

agar catatan tersebut bisa diandalkan..

Selain itu, dalam pembagian tugas, supervisor yang tugasnya mengawasi,

merangkap menjadi kasir. Jika hal ini terus dilakukan, maka dikhawatirkan akan

terjadi kecurangan. Oleh karena itu, penulis melakukan perancangan dengan cara

melakukan penyempurnaan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang

sesuai dengan apa yang telah penulis pelajari di perkuliahan, dengan maksud agar

dapat memberikan masukan pada mie merapi sehingga kinerjanya dapat berjalan

lebih baik lagi. Hasil rancangan penyempurnaan tersebut adalah sebagai berikut :

Page 55: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

55

4.2.1 Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam aktivitas penerimaan kas mie merapi yang

seharusnya menurut penulis yaitu :

1. Fungsi Penjualan

Dalam aktivitas penerimaan kas mie merapi menurut penulis fungsi ini

sudah berjalan dengan baik. Dimana fungsi penjulan menerima order dari pembeli

dan mencatat order dalam faktur penjualan tunai sebanyak tiga rangkap. Rangkap

pertama diserahkan ke dapur, rangkap kedua dan ketiga diserahkan ke bagian kas

( kasir ).

2. Fungsi Produksi

Fungsi ini menerima order dari fungsi penjualan melalui faktur penjualan,

lalu menyerahkan order ke bagian penjualan.

3. Fungsi Kas ( Kasir )

Fungsi ini menerima dua rangkap faktur penjualan tunai, yaitu rangkap ke

dua dan rangkap ketiga. Fungsi kas seharusnya membubuhkan cap lunas pada

faktur penjualan tunai sebagai bukti bahwa fungsi kas telah menerima uang dari

pembeli.

4. Fungsi Akuntansi ( Keuangan )

Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatat transaksi penjualan kas dan

penerimaaan kas dan membuat laporan untuk dilaporkan kepada owner.

Page 56: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

56

4.2.2 Dokumen yang Digunakan

Menurut penulis, dokumen penerimaan kas yang digunakan oleh mie merapi

sudah sangat baik, dimana dalam faktur penjualan tunai, mie merapi telah

mencatumkan nomor urut tercetak. Lihat gambar 4.1.

4.2.3 Catatan yang Digunakan

Catatan yang digunakan oleh mie merapi yaitu form pendapatan. Menurut

penulis catatan yang digunakan oleh mie merapi seharusnya terdapat kolom tanda

tangan pencatat agar catatan tersebut memiliki kejelasan siapa yang

bertanggungjawab. Berikut penulis melakukan rancangan penyempurnaan

terhadap catatan yang digunakan oleh mie merapi :

Page 57: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

57

Gambar 4.3 Rancangan catatan yang digunakan untuk mie merapi

Tanggal :

No

PengeluaranNo Item Price

Pencatat,

( )

Total

Form Pendapatan

Total

Fix Pendapatan

Sales

Page 58: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

58

4.2.4 Rancangan Bagan Alir ( Flowchart ) Sistem Penerimaan Kas pada Mie

Merapi

Berikut ini adalah gambar rancangan flowchart sistem penerimaan kas

menurut penulis untuk mie merapi :

Gambar 4.4 Rancangan flowchart penerimaan kas untuk mie merapi

Bagian Penjualan Bagian Produksi Bagian Kas Bagian Akuntansi ( Keuangan )

Tidak

Diserahkan ke Pembeli

Mulai

Menerima

Pesanan

3

2

1 Faktur

1

2

1

Faktur 1 Penjualan

Membuat

Pesanan

Menye- rahkan

Pesanan

3

3

Meneri-ma

pesanan

Menyerahkan pesanan ke pembeli

2

3

2 Faktur Penjualan

Meneri-ma uang

dari pembeli

3

2 Faktur Penjualan

Melakukan Rekap Penjualan

Membuat catatan

penjualan

Form Pendapatan

4

4

Menco-cokan data

Form Pendapatan

Membu-buhkan

cap "lunas"

N

5

5

2 Faktur Penjualan

Cocok

Menye-tor kas ke bank

Bukti Setor

Membu-at

lapkeu

Laporan Keuangan

T

Selesai

T

T

Ya

Dikemba-likan ke bagian

kas

Page 59: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

59

4.3 Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas yang Saat Ini Diterapkan

pada Mie Merapi

Dalam hal pengeluaran kas, mie merapi melakukan dua macam pengeluaran

kas, yaitu pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku dan pengeluaran kas yang

dilakukan untuk membeli kebutuhan perusahaan lainnya seperti gas lgp dan galon.

Pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku dilaksanakan sebulan sekali

dengan menyisihkan beberapa persen keuntungan dan dilakukan oleh fungsi

produksi secara tunai. Sedangkan pengeluaran kas yang dilakukan untuk

pembelian kebutuhan perusahaan lainnya dilakukan oleh fungsi yang

membutuhkan kas dengan kas yang bersumber dari kas kecil.

Menurut penelitian penulis, sistem pengeluaran kas pada mie merapi belum

berjalan dengan baik, dilihat dari dokumen dan prosedur penyelenggaraan kas

kecil. Dokumen bukti kas keluar berada di fungsi produksi, jika dibandingkan

dengan teori yang penulis dapatkan selama perkuliahan, seharusnya bukti kas

keluar digunakan oleh fungsi akuntansi. Selain itu prosedur penyelenggaraan dana

kas kecil juga menurut penulis belum berjalan baik.Pembentukan dana kas kecil

yang dilakukan oleh mie merapi yaitu sebesar Rp. 200.000 per hari, namun pihak

mie merapi tidak menentukan berapa kas minimal yang ada di kas kecil sehingga

apabila terjadi kelebihan pengeluaran pihak mie merapi menggunakan kas

lainnya. Pihak mie merapi juga tidak menggunakan dokumen dalam

penyelenggaraan kas kecil. Jika hal ini terus dilakukan maka dikhawatirkan

Page 60: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

60

terjadinya kebocoran kas dan kecurangan. Berikut penulis uraikan beberapa point

penting mengenai sistem penerimaan kas yang diterapkan pada mie merapi :

4.3.1 Fungsi yang Terkait

Pada mie merapi fungsi yang terkait saat proses pengeluaran kas untuk

bahan baku dan pengeluaran kas dengan kas kecil, yaitu :

1. Fungsi Produksi

Fungsi ini bertanggunngjawab atas pembelanjaan bahan baku yang

dilakukan sebulan sekali secara tunai.

2. Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab memenuhi permintaan dana dari fungsi

produksi.

4.3.2 Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan oleh mie merapi pada saat pengeluaran kas yaitu

bukti kas keluar yang dipegang oleh fungsi produksi dan kwitansi pembelian yang

berasal dari penjual bahan baku.

4.3.3 Catatan yang Digunakan

Catatan yang digunakan oleh mie merapi pada saat pengeluaran oleh kas

kecil sama dengan catatan yang digunakan dalam penerimaan kas. Berikut ini

merupakan gambar catatan yang digunakan oleh mie merapi :

Page 61: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

61

Gambar 4.5 Catatan yang digunakan oleh mie merapi pada saat pengeluaran kas

oleh kas kecil.

4.3.4 Bagan Alir ( Flowchart ) Penerimaan Kas pada Mie Merapi

Berikut ini adalah flowchart pengeluaran kas pada mie merapi :

Tanggal :

No

Total

Fix Pendapatan

PengeluaranNo Item Price

Total

Form Pendapatan

Sales

Page 62: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

62

Gambar 4.6 Flowchart pengeluaran kas pada mie merapi

Bagian Produksi Bagian Kas

Mulai

Meminta dana kepada bagian

1

1

Membe-rikan kas

2

2

Melakukan

pembelanjaan

Kwitansi dari penjual

Bukti kas keluar

T

Selesai

Page 63: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

63

4.4 Rancangan Sistem Pengeluaran Kas bagi Mie Merapi

Penulis melakukan rancangan penyempurnaan sistem pengeluaran kas bagi

mie merapi dengan maksud memberikan masukan bagi mie merapi untuk

perusahaannya agar dapat berjalan lebih baik lagi. Sumber rancangan penulis

berdasarkan apa yang telah penulis pelajari dalam perkuliahan. Berikut uraian

rancangan sistem pengeluaran bagi mie merapi :

4.4.1 Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait pada saat pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku

yaitu :

1. Fungsi Produksi.

Fungsi ini bertanggungjawab untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku.

Fungsi ini mengajukan permintaan kas kepada fungsi akuntansi ( keuangan ),

setelah mendapat persetujuan, fungsi kas memberikan sejumlah dana yang

diperlukan oleh fungsi produksi.

2. Fungsi Kas

Fungsi kas memberikan sejumlah dana kepada fungsi produksi sesuai

dengan yang tercantum pada bukti kas keluar.

3. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam

mengeluarkan dana sebesar yang tercantum dalam bukti kas keluar. Selain itu

Page 64: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

64

fungsi akuntansi juga bertanggungjawab atas pencatatan yang terjadi ketika

pengeluaran kas dilakukan,

Selain pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku, sebelumya penulis

juga sudah menjelaskan bahwa untuk pengeluaran yang nominalnya kecil mie

merapi menggunakan kas kecil. Penulis merancang sistem penyelenggaraan kas

kecil dengan cara imprest system, dimana saldo dana kas kecil tidak boleh

berubah dari yang telah ditetapkan, kecuali apabila saldo yang telah ditetapkan

tersebut dinaikan atau dikurangi. Selain itu bukti – bukti pengeluaran kas kecil

dikumpulkan dalam arsip sementara dan pengisian kembali dana kas kecil

dilakukan sejumlah yang tercantum pada kumpulan bukti pengeluaran kas kecil.

Berikut ini adalah fungsi yang terkait dalam penyelenggaraan dana kas kecil yang

penulis rancang untuk mie merapi:

1. Fungsi Kas

Penulis merancang fungsi kas dalam mie merapi sebagai pemegang dana kas

kecil. Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran

dana kas kecil berdasarkan otorisasi pihak terkait serta pembentukan kembali dana

kas kecil berdasarkan bukti pengeluaran kas kecil.

2. Fungsi Akuntansi

Penulis merancang fungsi akuntansi dalam mie merapi sebagai pencatat

pengeluaran dana kas kecil, pencatat transaksi pembentukan dan pengisian

kembali dana kas kecil dan pembuat bukti kas keluar.

Page 65: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

65

4.4.2 Dokumen yang Digunakan

Berikut adalah dokumen yang digunakan pada saat pengeluaran kas untuk

pembelian bahan baku oleh bagian produksi secara tunai :

Gambar 4.7 Rancangan bukti kas keluar bagi mie merapi

Sementara itu dokumen yang digunakan dalam penyelenggaraan dana kas

kecil yaitu :

1. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kecil dari fungsi

akuntansi kepada fungsi kas sebesar yang tercantum pada dokumen tersebut.

No BKK : 26413

Jumlah

Disetujui

Rasa Mendunia,

Asli Indonesia

Mie kuah rempah kebanggaan Bandung

Jl. Pahlawan No 24 - Bandung

Bukti Kas Keluar

Tanggal Dikeluarkan Untuk

Page 66: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

66

Dokumen ini diperlukan saat pengisian kembali dana kas kecil dan pembentukan

dana kas kecil. Gambar4.7 merupakan dokumen bukti kas keluar yang penulis

rancang untuk mie merapi.

2. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta

sejumlah dana kepada fungsi kas sebagai pemegang kas kecil. Bagi fungsi kas,

dokumen ini digunakan sebagai buki telah dikeluarkannya dana kas kecil olehnya.

Berikut adalah rancangan dokumen permintaan pengeluaran kas kecil bagi mie

merapi :

Gambar 4.8 Rancangan Permintaan Pengeluaran Kas Kecil bagi mie merapi

No PPKK :

Tanggal :

Diserahkan kepada :

Uang sejumlah :

Untuk keperluan :

( )

Dibayar oleh

( )

Diterima Oleh

( )

Mie Merapi

Jalan Pahlawan no 24 BandungPermintaan Pengeluaran Kas Kecil

Rp

Disetujui oleh

Page 67: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

67

3. Bukti Pengeluaran Dana Kas Kecil.

Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang

kepada fungsi kas selaku pemegang kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan

bukti – bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil

kepada fungsi kas. Berikut rancangan dokumen bukti pengeluaran kas kecil bagi

mie merapi :

Gambar 4.9 Rancangan Bukti Pengeluaran Kas Kecil bagi mie merapi

4. Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil

Jumlah uang yang diminta sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam

bukti – bukti pengeluaran dana kas kecil. Berikut adalah rancangan dokumen

permintaan pengisian kembali kas kecil bagi mie merapi :

Jumlah yang diterima menurut PPKK : No BPKK :

NO PPKK :

Tanggal :

Mie Merapi

Jalan Pahlawan no 24 Bandung

( ) ( ) ( )

Bukti Pengeluaran Kas Kecil

Disetujui oleh Diperiksa oleh Diterima Oleh

Jumlah yang telah dikeluarkan :

Jumlah sisa lebih ( kurang ) :

Keterangan :

Page 68: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

68

Gambar 4.10 Rancangan permintaan pengeluaran kas kecil bagi mie merapi

4.4.3 Catatan yang Digunakan

Menurut penulis catatan yang digunakan mie merapi dalam pengeluaran kas

harian sudah cukup baik. Lihat gambar 4.3.

Sementara itu rancangan catatan yang digunakan untuk pembelian bahan

baku yaitu :

No

Tanggal

Tanggal No BPKK

Jumlah PPKK

Jumlah BPKK

Jumlah Dana Kas Kecil

Tanggal

Mie Merapi

Jalan Pahlawan no 24 Bandung

Rekapitulasi Pengeluaran Kas KecilJumlah

Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil

Keterangan Jumlah Rupiah

Diperiksa Dibuat

Dibukukan

Uang Tunai

DisetujuiDibayar

Page 69: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

69

Gambar 4.11 Rancangan catatan pengeluaran kas untuk bahan baku bagi mie

merapi.

4.4.4 Rancangan Bagan Alir ( Flowchart ) bagi Mie Merapi

Berikut ini adalah gambar rancangan flowchart sistem pengeluaran kas

untuk pembelian bahan baku menurut penulis untuk mie merapi :

Pembelian Lain - lain Kas Diskon PembelianTanggal Keterangan Ref

Debit Kredit

Mie MerapiJalan Pahlawan No 24 Bandung

Jurnal Pengeluaran Kas

Page 70: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

70

Gambar 4.12 Rancangan flowchart pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku

bagi mie merapi

Bagian Produksi Bagian Akuntansi Bagian Kas

Mulai

Meminta dana

1

1

Mengisi BKK

3

Melaku-kan

pembe-lian

Faktur dari penjual

Bukti Kas Keluar

2

2

Bukti Kas Keluar

Membe-rikan Dana sesuai BKK

4

4

4

Faktur dari penjual

Bukti Kas Keluar

T

Selesai

Page 71: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

71

Sedangkan rancangan flowchart untuk pengeluaran kas dengan

menggunakan kas kecil yaitu :

Gambar 4.13 Rancangan flowchart pengeluaran kas dengan kas kecil untuk mie

merapi

Bagian yang memerlukan dana kas kecil Bagian Kas

Mulai

Mengisi PPKK

1

Menye-rahkan Uang

2

PPKK 2

PPKK 1

1

PPKK 2

PPKK 1

PPKK 2

PPKK 1

2

PPKK 1

N

Mengumulkan

bukti pendukug

Mengisi BPKK

DP

BPKK

3

DP

BPKK

1

PPKK 1

Meme-rikas

A

DP

BPKK

PPKK 2

PPKK 1

4

A

Diarsipkan sampai saat pengisian

kembali

4

PPKK 2

N

Selesai

Bersama dengan uang

tunai

PPKK : Permintaan Pengeluaran Kas Kecil

BPKK : Bukti Permintaan Pengeluaran Kas Kecil

DP : Dokumen Pendukung

Page 72: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

72

4.5 Sistem Pengendalian Intern pada Mie Merapi

Sistem pengendalian intern dalam mie merapi adalah saling percaya antara

karyawan dengan owner. Selain itu pengawasan dilakukan bergantian oleh owner

dan supervisor. Berikut adalah uraian mengenai unsur sistem pengendalian intern

yang ada di mie merapi :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas.

Menurut penulis, unsur ini belum berjalan secara efektif, karena adanya

double job, dimana supervisor merangkap menjadi marketing manajer. Selain itu

struktur organisasi menurut penulis susunannya masih kurang baik.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan.

Pencatatan hanya dilakukan pada satu form pendapatan yang didasarkan

dari faktur penjualan yang direkap oleh kasir pada setiap harinya dan kemudian

dilaporkan kepada owner.

3. Praktik yang Sehat

Dalam faktur penjualan, mie merapi telah mencantumkan nomor urut

tercetak. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan oleh beberapa

fungsi yang berbeda, namun menurut hasil pengamatan penulis, fungsi kas masih

dilaksanakan oleh supervisor.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.

Mie merapi mempekerjakan karyawan yang berasal dari sekitar lokasi kedai,

contohnya koki yang melaksanakan fungsi produksi belum memiliki pengalaman.

Page 73: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

73

Berikut penulis memberikan tambahan mengenai sistem pengendalian intern

yang seharusnya dijalankan oleh mie merapi :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas.

Fungsi kas dan fungsi penjualan terpisah dan telah berjalan dengan baik,

begitu juga dengan fungsi akuntansi yang terpisah dari fungsi kas. Pada mie

merapi transaksi penjualan dilaksanakan oleh fungsi kas, fungsi produksi, fungsi

penjualan dan fungsi akuntansi.Tidak ada campur tangan supervisor dalam

aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan.

Fungsi kas membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai ketika

pembeli telah melaksanakan pembayaran kepada fungsi kas.

3. Praktik yang Sehat

Faktur penjualan mie merapi telah bernomor urut tercetak.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.

Seharusnya mie merapi merekrut pegawai dengan kompetensi yang telah

ditetapkan sebelumnya oleh mie merapi agar pembeli merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan oleh karyawan mie merapi.

Page 74: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitiaan dan pembahasan yang penulis lakukan pada

Mie Merapi tentang sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas yang dijalankan oleh Mie

Merapi

1. Mie merapi telah memiliki sistem dan prosedur dalam aktivias penerimaan

kas yang bersumber dari penjualan tunai. Namun dalam pelaksanaannya

masih belum bisa dijalankan dengan baik dan efesien. Hal ini dapat dilihat

dari fungsi yang terkait dalam aktivitas penerimaan kas yang masih belum

berperan sesuai dengan tanggungjawabnya.

2. Dokumen yang digunakan oleh mie merapi dalam pelaksanaan penerimaan

kas yaitu faktur penjualan tunai. Dokumen ini sudah sangat baik dan efisien

karena telah mencantumkan nomor urut tercetak serta rangkap 3, sehingga

tidak perlu ada penambahan dokumen yang diusulkan penulis.

3. Mie merapi menggunakan form pendapatan sebagai catatan yang digunakan

dalam aktivitas penerimaan kas. Catatan ini masih perlu penyempurnaan

karena tidak dibubuhkan keterangan siapa pencatat catatan tersebut sehingga

Page 75: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

75

tidak ada bukti yang jelas siapa yang mencatat tersebut dan dikhawatirkan

akan terjadinya fraud.

4. Terdapat empat fungsi yang terkait dalam aktivitas penerimaan kas pada mie

merapi, yaitu fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi akuntansi dan fungsi

produksi. Fungsi – fungsi tersebut sudah berjalan dengan baik, namun

terdapat fungsi yang seharusnya melakukan analisis pencocokan namun

hanya menerima laporan saja dari fungsi lainnya.

5.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas yang dijalankan oleh Mie

Merapi

1. Terdapat dua macam aktivitas pengeluaran kas yang dilaksanakan oleh mie

merapi yaitu pengeluaran kas untuk pembelian bahan baku secara tunai dan

pengeluaran kas yang dilakukan untuk pembelian kebutuhan dengan

nominal yang kecil. Menurut penulis pelaksanaan pengeluaran kas menurut

penulis masih kurang baik dan efesien. Dilihat dari fungsi yang seharusnya

mengotorisasi dokumen pada mie merapi tidak dilakukan otorisasi.

2. Fungsi yang terkait dalam aktivitas pengeluaran kas pada mie merapi adalah

fungsi produksi dan fungsi kas. Fungsi produksi yang mengotorisasi bukti

pengeluaran kas, hal ini mungkin saja akan terjadi kecurangan karena bukti

kas keluar seharusnya bukan di otorisasi oleh fungsi produksi.

3. Dokumen yang digunakan oleh mie merapi dalam aktivitas pengeluaran kas

mash belum baik dan efesien. Seperti yang sudah penulis jelaskan

sebelumnya, otorisasi bukti kas keluar ada di fungsi produksi.

Page 76: LTA Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

76

4. Mie merapi menggunakan form pendapatan sebagai catatan untuk

pengeluara oleh kas kecil. Namun catatan untuk pembelian bahan baku

tidak ada. Mie merapi hanya mengandalkan nominal dalam bukti dokumen

pendukung seperti kwitansi dari penjual.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diuraikan beberapa

permasalahan mengenai aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas pada mie

merapi. Berikut penulis memberikan saran untuk mie merapi agar aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas dapat berjalan lebih baik lagi :

1. Perlu adanya pemisahan tugas secara tegas antara fungsi – fungsi yang

berperan dalam aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas serta fungsi –

fungsi tersebut bertanggungjawab dan konsisten pada tugasnya.

2. Dokumen faktur penjualan tunai seharusnya dibubuhi cap “lunas”. Penulis

merancang dokumen bukti kas keluar untuk mie merapi. Dokumen tersebut

diotorisasi oleh bagian keuangan. Selain itu dalam hal pengeluaran

menggunakan kas kecil, penulis juga merancang dokumen permintaan

pengeluaran kas kecil, bukti pengeluaran kas kecil dan permintaan pengisian

kembali kas kecil.

3. Catatan yang digunakan mie merapi hendaknya terdapat tandatangan

pencatat agar catatan tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

4. Supervisor tidak merangkap menjadi kasir karena tugas supervisor

mengawasi berlangsungnya kegiatan usaha mie merapi.