Lpj Teknik Menyusui Nifas

21
PRAKATA Puji syukur dan sembah sujud kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan penyuluhan pijat oksitosin vertebrae di ruang teratai (nifas) Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan pertanggungjawaban kegiatan ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada: 1. Pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga laporan kegiatan ini dapat tersusun dengan baik; 2. Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan bimbingan sehingga laporan pertanggungjawaban ini dapat tersusun dengan baik; 3. Jajaran perawat dan karyawan Ruang Teratai (nifas) Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang; 4. teman-teman Program Pendidikan Profesi Ners PSIK Unej atas semangat dan kerjasamanya. Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini. Penulis

description

a

Transcript of Lpj Teknik Menyusui Nifas

PRAKATA

Puji syukur dan sembah sujud kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan penyuluhan pijat oksitosin vertebrae di ruang teratai (nifas) Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan pertanggungjawaban kegiatan ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada:

1. Pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga laporan kegiatan ini dapat tersusun dengan baik;

2. Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan bimbingan sehingga laporan pertanggungjawaban ini dapat tersusun dengan baik;

3. Jajaran perawat dan karyawan Ruang Teratai (nifas) Rumah Sakit Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang;

4. teman-teman Program Pendidikan Profesi Ners PSIK Unej atas semangat dan kerjasamanya.Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini. Penulis berharap, semoga pertanggungjawaban ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.Lumajang, Juni 2015 PenulisBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nutrisi yang paling tepat diberikan oleh ibu terutama pada enam bulan kehidupan pertama bayi adalah dengan pemberian air susu ibu (ASI) karena pada masa tersebut usus bayi belum mampu mencerna makanan selain ASI. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi, antibodi serta anti inflamasi yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada bayi (Purwanti, 2004).Fakta bahwa ASI merupakan nutrisi terbaik untuk tahun pertama kehidupan bayi juga didukung oleh American Academy of Pediatrics yang menyatakan bahwa bayi-bayi yang diberikan ASI pada tahun pertama kehidupannya dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit infeksi termasuk diantaranya adalah diare, penyakit pernafasan, infeksi telinga serta infeksi kemih. United Nations Childrens Fund (UNICEF) menyebutkan pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja sebagai makanan bagi bayi selama enam bulan pertama kelahiran dapat mencegah kematian sekitar 1,3 juta bayi di seluruh dunia tiap tahunnya (American Academy of Pediatrics, 2005).

Ramaiah (2006), juga menyatakan bahwa rendahnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut yaitu kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ia mampu menyusui bayinya, adanya masalah pada posisi perlekatan dan kondisi payudara ibu, adanya persepsi bahwa ASI ibu tidak mencukupi kebutuhan bayinya karena ASI tidak keluar terutama pada awal persalinan serta kurangnya dukungan dari para tenaga kesehatan. ASI yang sulit keluar merupakan kondisi yang sering ditemukan pada ibu menyusui. Hal ini sesuai dengan pendapat Harono (2001), yang menyatakan bahwa keadaan yang paling sering ditemukan sebagai penyebab pasokan air susu yang tidak memadai adalah kegagalan reflek let down yaitu proses stimulasi sekresi oksitosin oleh neurohipofise yang dapat mempengaruhi sel-sel mioepitelium untuk memeras air susu keluar ke mulut bayi melalui duktus laktiferus.Ibu harus senantiasa memperhatikan kebersihan tangannya karena sthaphylococcus aureus adalah kuman komensal yang paling banyak terdapat di rumah sakit maupun masyarakat. Penting sekali untuk tenaga kesehatan rumah sakit, ibu yang baru pertama kali menyusui dan keluarganya untuk mengetahui teknik menyusui dengan benar. Alat pompa asi yang biasanya menjadi sumber kontaminasi sehingga perlu dicuci dengan sabun dan air panas setelah digunakan. 1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1) Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, ibu bayi Ruang Nifas RSUD Dr. Haryoto Lumajang dapat memahami tentang Teknik Menyusui dengan Benar.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat :

1) Menjelaskan pengertian Teknik Menyusui dengan Benar minimal 90% dengan benar;

2) Manfaat Teknik Menyusui dengan Benar minimal 90% dengan benar;

3) Menjelaskan cara melakukan Teknik Menyusui dengan Benar minimal 90% dengan benar;

4) Mempraktekkan cara melakukan Teknik Menyusui dengan Benar minimal 90% dengan benar.BAB II TEHNIK MENYUSUI DENGAN BENARA. Pengertian

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Prawirohardjo, 2007)B. Cara Menyusui dengan efektif

2.1 faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas menyusui

Dibawah ini dibahas beberapa faktor kunci untuk menyusui secara efektif, diantaranya (Prawirohardjo, 2007):A. Waktu Menyusui

Menyusui sesuai kebutuhan, artinya ibu harus memberi ASI kepada bayi setiap kali lapar dan bukan berdasarkan interval yang teratur. Bayi yang sehat akan dapat mengosongkan payudara yang satu sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian (Bobak, 2004).

B. Perlekatan

Perlekatan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut cara bayi menahan puting ibu dalam mulutnya. Ada 2 cara untuk mengetahui apakah mulut bayi melekat pada puting ibu dengan benar atau tidak, yaitu (Manuaba, 1998) :

a. Jika bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan terlipat kebawah dan dagu akan mendekat ke payudara. Lidah seharusnya ada dibawah payudara, areola dan puting menempel pada langit-langit mulut bayi, posisi ini memungkinkan bayi menghisap secara efisien.

b. Seluruh puting dan areola berada dalam mulut bayi, posisi ini memungkinkan bayi menekan sinus-sinus dibawah areoladan mengeluarkan ASI dari puting. Jika hanya puting yang masuk ke mulut bayi, jumlah ASI yang dikeluarkan akan lebih sedikit dan bayi harus menghisap lebih keras dan lebih lama untuk memuaskan rasa laparnya.

2.2 Posisi dan perlekatan menyusuiTerdapat berbagai macam posisi menyusui.Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar(sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar(sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti; memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak (Hendri, 2009).

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan(sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

2.3 Langkah-langkah menyusui yang benar

Adapun langkah menyusui dengan benar antara lain (Hendri, 2009):

A. Sebelum menyusui, cuci tangan yang bersih dengan sabun kemudian ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan sekitar areola. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

B. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara

a) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

b) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

c) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan.

d) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).

e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

C. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah. Jangan menekan puting susu atau arelonya saja.

D. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :

a. Menyentuh pipi dengan puting susu atau

b. Menyentuh sisi mulut bayi

(sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

E. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi :

a) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI yang terletak dibawah areola.

b) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.

2.4 Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, perhatikan (Mochtar, 1998) :

a. Bayi tampak tenang

b. Badan bayi menempel pada perut ibu

c. Mulut bayi terbeka lebar

d. Dagu bayi menempel pada payudara ibu

e. Sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang masuk

f. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan

g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri

h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

i. Kepala agak mengadah

j. Melepas isapan bayi

k. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut, dan dagu bayi ditekan kebawah.

l. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir)

m. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.

n. Menyendawakan bayi

Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambaung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah dengan menggendong bayi secara tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau, bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

3.Lama dan frekuensi menyusuiSebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 2 minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.BAB III Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik/Materi : Teknik menyusuiSasaran : Ibu menyusui dan ibu nifas (Ibu-ibu yang mempunyai bayi)

Hari/Tgl

: Rabu, 3 Juni 2015Alokasi Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Teratai RSUD dr Haryoto LumajangPemateri

: Nur Afifah S.KepC. LATAR BELAKANG

Tehnik menyusui pada bayi sangat berpengaruh pada perkembangan psikologi bayi pada masa selanjutnya, jika pada masa ini tidak terpenuhi maka akan mengganggu tahap perkembangan selanjutnya. Namun pada kenyataannya sebagian besar ibu menyusui tidak mengetahui cara menyusui bayi dengan benar, sehingga beresiko cidera pada putting susu ibu dan bayi tidak terpenuhi kebutuhannya. Kondisi tersebut pada bayi akan mempengaruhi tumbuh kembang dari bayi itu sendiri, yang meliputi motorik kasar, motorik halus, kognitif, kemampuan bahasa,emosi dan sosial.

D. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional UmumSetelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan ibu-ibu menyusui mampu menerapkan tehnik menyusui bayi dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan dan pelatihan selama 30 menit, ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita dapat:

a. menjelaskan pentingnya ASI;

b. menjelaskan waktu pemberian ASI;dan

c. menjelaskan langkah-langkah pemberian ASI.

E. POKOK BAHASAN Teknik menyusui yang benarF. SUB POKOK BAHASAN1. Pengertian tehnik menyusui bayi dengan benar;2. Manfaat tehnik menyusui bayi dengan benar;3. Tujuan tehnik menyusui bayi dengan benar; dan4. Cara menerapkan tehnik menyusui bayi dengan benar.G. METODE

1. Jenis model pembelajaran: pertemuan (tatap muka)

2. Landasan teori: ceramah, diskusi, dan demonstrasi

3. Langkah pokok:

a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik

b. Mengajukan masalah

c. Mengidentifikasi pilihan tindakan

d. Memberi komentar

e. Menetapkan tindak lanjut

H. MEDIA

Lembar balik, leaflet, dan alat peraga

I. PENGORGANISASIAN

Penyaji

: Nur Afifah., S.Kep

Fasilitator

: Triaji Windiarta Sundoko, S.Kep

Yohandani Frinda Pamungkas, S.KepJ. PROSES KEGIATAN

Tahap

KegiatanKegiatan PenyuluhKegiatan PesertaMedia

Pendahuluan

(5 menit)

1. Memberi salam, memperkenalkan diri, dan membuka penyuluhan

2. Menjelaskan materi secara umum

3. Menjelaskan tentang TIU dan TIKMemperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Lembar balik, leaflet.

Penyajian

(15 menit)

1. Menjelaskan pengertian teknik menyusui

a) Menanyakan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita apabila ada yang kurang jelas

b) Menerima dan menjawab pertanyaan yang diajukan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita

2. Menjelaskan tujuan teknik menyusui yang benar

a) Menanyakan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita apabila ada yang kurang jelas

b) Menerima dan menjawab pertanyaan yang diajukan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita

3. Menjelaskan manfaat teknik menyusui yang benar;a) Menanyakan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita apabila ada yang kurang jelas

b) Menerima dan menjawab pertanyaan yang diajukan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita

4. Menjelaskan langkah-langkah teknik menyusuia) Menanyakan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita apabila ada yang kurang jelas

b) Menerima dan menjawab pertanyaan yang diajukan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita

5. Mendemonstrasikan teknik menyusui yang benara) Menanyakan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita apabila ada yang kurang jelas

b) Menerima dan menjawab pertanyaan yang diajukan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batitaMemperhatikan

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memberikan pertanyaan

MemperhatikanLembar balik, leaflet, dan alat peraga

Penutup

(10 menit)

1. Memberikan pertanyaan tentang materi yang baru dijelaskan

2. Menampung jawaban yang diberikan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita

3. Mendiskusikan bersama jawaban dari ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita

4. Bersama ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita menyimpulkan materi yang telah dibahas

5. Membagikan leaflet

6. Menutup pertemuan dan memberi salamMenjawab pertanyaan yang diajukan pemateri

Memperhatikan

Memberikan sumbang saran

Memberikan sumbang saran

Menerima dengan baik

Memperhatikan dan membalas salamLembar balik, leaflet.

K. EVALUASI

Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:1. Apa pengertian tehnik menyusui bayi dengan benar?

2. Sebutkan tujuan dan manfaat tehnik menyusui bayi dengan benar!

3. Bagaimana tehnik menyusui bayi dengan benar?

L. LAMPIRAN1. Materi: Teknik menyusui2. Leaflet3. Lembar balik4. Berita Acara5. Daftar HadirM. REFERENSI2. Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

3. Carpenito, Lynda Juall; Moyet.2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Edisi 10. Jakarta: EGC.

4. Departemen Keperawatan Maternitas. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Ilmu Keperawatan Maternitas 1. Jember: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember

5. Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

6. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC7. Potter,A. Patricia dan Perry G. Anne. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik edisi 4. Jakarta: EGC.8. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional, pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Lampiran

Program Pendidikan Ners

Universitas JemberSTANDAR OPERASIONAL PROSEDURTEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

PROSEDUR TETAP

OLEH : MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN NERS

1.PENGERTIANTindakan untuk menyusui/ memberikan ASI yang benar

2.TUJUAN1. Memelihara kebersihan payudara 2. Melancarkan keluarnya ASI3. Mencegah bendungan pada payudara

3.INDIKASIPada ibu yang sedang menyusui

4.KONTRAINDIKASI-

5.PERSIAPAN PERAWAT1. Melakukan pengkajian pada klien2. Rumuskan diagnosa keperawatan3. Buat rencana tindakan (intervensi)4. Minta bantuan tenaga perawat lain, jika diperlukan5. Cuci tangan dan siapkan alat

6.PERSIAPAN ALAT1. Bantal2. Kursi3. Cangkir tertutup

7.CARA KERJA1. Ucapkan salam, sebutkan nama serta tanggung jawab perawat yang akan dilakukan2. Panggil klien dengan nama kesukaannya3. Jelaskan prosedur, tujuan dan lama tindakan yang akan dilakukan4. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya, minta klien untuk memberitahu tanda secara verbal/nonverbal jika klien merasa tidak nyaman denagn prosedur yang dilakukan.5. Menjaga privacy klien dengan memasang sampiran di sekitar tempat tidur klien.6. Cuci tangan7. Masase payudara8. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian oleskan pada putting susu dan areola sekitarnya.9. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara:a. Ibu duduk atau berbaring santaib. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan, kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depand. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tigdak hanya membelokkan kepala bayi)e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus10. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan putting putting susu atau areolanya saja.11. Bayi diberi rangsangan dengan membuka mulut (rooting refleks) denagn cara: menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.12. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu denagn putting serta areola dimasukan ke mulut bayi.13. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.14. Melepas isapan bayi: jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.15. Meyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir)16. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya, biarkan kering dengan sendirinya.17. Menyendawakan bayi: bayi digendong tegak denagn bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan. 18. Cuci tangan

8.EVALUASI1. Evaluasi respon klien dan bayinya

2. Berikan reinforcement positip

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

9.PENDOKUMENTASIANDokumentasi :

1. Catat tindakan yang telah dilakukan.2. Catat hasil pengkajian terhadap respon klien

3. Waktu dan tanggal tindakan.4. Nama perawat dan tanda tangan perawat.