BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... ·...

22
BAB II KAJIAN PUSTAKA Salah satu faktor yang paling mempengaruhi apa yang akan terjadi selama proses melahirkan adalah memilih penolong dalam membantu proses melahirkan (Anonym, 2009). 1. Definisi Pemilihan penolong persalinan adalah suatu penetapan pilihan penolong persalinan terhadap persalinan ibu yang melahirkan. 2. Macam-Macam Penolong Persalinan Menurut Syafrudin (2009) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, dikenal beberapa jenis tenaga yang memberi pertolongan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah sebagai berikut : a). Tenaga kesehatan, meliputi : dokter spesialis dan bidan. b). Tenaga non kesehatan : (1) Dukun terlatih : Dukun yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus. (2) Dukun tidak terlatih : Dukun yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus. 2.1 Tinjauan umum tentang Penolong Persalinan Tenaga penolong persalinan adalah orang yang memberikan pertolongan persalinan selama persalinan berlangsung. Pada dasarnya ada dua jenis tenaga

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Salah satu faktor yang paling mempengaruhi apa yang akan terjadi selama

proses melahirkan adalah memilih penolong dalam membantu proses melahirkan

(Anonym, 2009).

1. Definisi

Pemilihan penolong persalinan adalah suatu penetapan pilihan penolong

persalinan terhadap persalinan ibu yang melahirkan.

2. Macam-Macam Penolong Persalinan Menurut Syafrudin (2009) dalam

pelayanan kesehatan ibu dan anak, dikenal beberapa jenis tenaga yang

memberi pertolongan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah

sebagai berikut :

a). Tenaga kesehatan, meliputi : dokter spesialis dan bidan.

b). Tenaga non kesehatan :

(1) Dukun terlatih : Dukun yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga

kesehatan dan telah dinyatakan lulus.

(2) Dukun tidak terlatih : Dukun yang belum pernah dilatih oleh tenaga

kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

2.1 Tinjauan umum tentang Penolong Persalinan

Tenaga penolong persalinan adalah orang yang memberikan pertolongan

persalinan selama persalinan berlangsung. Pada dasarnya ada dua jenis tenaga

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

penolong persalinan, yaitu mereka yang mendapat pendidikan formal (Tenaga

Medis), seperti bidan, dokter umum,dokter ahli, dan mereka yang tidak mendapat

pendidikan formal melainkan mendapat keterampilan secara tradisional (Tenaga

Non medis) seperti dukun beranak (Firani, Novi, 2009).

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan,

yang diakui oleh Negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi

terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki

izin formal untuk praktik bidan. Bidan dikenal sebagai professional yang

bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan

dukungan yang diperlukan, asuhan dan saran selama kehamilan, periode

persalinan, dan postpartum, melakukan pertolongan persalinan dibawah tanggung

jawab sendiri, serta memberikan perawatan pada bayi baru lahir (Soepardan,

2008).

Tugas bidan adalah :

a. Memberi bimbingan, asuhan, dan nasihat kepada remaja (sebagai calon

ibu), ibu hamil termasuk ibu hamil dengan resiko tinggi, ibu melahirkan,

ibu nifas, ibu menyusui, serta ibu dalam masa klimakterium dan

menopause.

b. Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan pada bayi dan anak-

anak prasekolah.

c. Memberi pelayanan keluarga berencana dalam rangka mewujudkan

keluarga kecil, sehat, dan sejahtera.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

d. Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap kondisi ibu dan

anak balita yang mengalami gangguan kesehatan, serta memberi bantuan

pengobatan sebagai pertolongan pertama sebelum tindakan medis lebih

lanjut dilakukan.

e. Melakukan penyuluhan kesehatan khususnya mengenai kehamilan pra

perkawinan, penyakit kandungan yang terkait dengan kehamilan dan

keluarga berencana, kesehatan balita, gizi, dan kesehatan lingkungan

keluarga.

f. Membimbing dan melatih calon bidan, dukun bayi, serta kader kesehatan

dalam lingkup pelayanan kebidanan.

g. Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan untuk

perbaikan dan peningkatan.

h. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam

rangka mewujudkan kesehatan serta kesejahteraan keluarga (Soepardan,

2008).

Dukun bayi adalah anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang

mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara

tradisional dan memperoleh keterampilan tersebut secara turun temurun, belajar

secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan

tersebut serta melalui petugas kesehatan (Marpaung, 2010).

2.2 Tinjauan umum tentang Persalinan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan

(setelah 37 minggu) atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lain, dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (dalam elvistron, 2009).

Tahap – tahap penting dalam persalinan :

a. Tahap 1

Tahap pertama ini di sebut juga tahap dilasi di mulai saat kontraksi-

kontraksi yang di alami ibu telah membuka serviks. Tahap ini berakhir

ketika serviks ternbuka seluruhnya. Tahap satu bisa saja kurang dari 1

jam, atau dia bisa berlangsung selam 1 hari 1 malam, bahkan ada yang

sampai 3 hari 3 malam.

b. Tahap 2

Adalah bagian dari persalinan ketika ibu mendorong keluar bayinya dari

rahim untuk turun kevagina, lalu melahirkan bayinya keluar. Tahap 2 di

mulai ketika serviks terbuka seluruhnya, dan berakhir ketika bayi sudah

berada di luar tubuh ibunya.

c. Tahap 3

Persalinan yaitu setelah bayi lahir, plasenta harus segera di lahirkan.

Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari 1 jam (klein, 2011).

2.3 Tinjauan umum tentang pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang di milikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang di peroleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda

(Notoatmodjo, 2010).

Secara garis besarnya di bagi dalam 6 tingkatan pengetahuan yaitu :

a. Tahu ( know )

Tahu diartikan hanya sebagai racall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa buah tomat

banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air

besar, penyakit demam berdarah di tularkan oleh gigitan nyamuk Aedes

Agepti, dan sebagainya.

b. Memahami ( comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang di ketahui tersebut.

Misalnya orang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah

paham tentang proses perencanaan.

d. Analisis (analysis).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau

misahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang di ketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila

orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan,

mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas

objek tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah menyusun

formulasi dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi ( evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya di dasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri

atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

Pentingnya aspek pengetahuan dalam pemilihan pertolongan persalinan dapat

dilihat dari pendapat Cholil (2004) yang menyatakan bahwa kematian ibu

melahirkan lebih banyak terjadi karena pendarahan, maka perlu dilakukan upaya

peningkatan pengetahuan dengan pengadaan pelatihan pada para bidan dan ibu-

ibu yang akan melahirkan (Juliwanto, 2009).

2.4 Tinjauan umum tentang Pendidikan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon

terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan

memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan

alasan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari

gagasan tersebut. Perempuan yang tidak lagi meyakini atau sudah mulai longgar

keyakinanya dengan adat istiadat.

Biasanya kalangan ini memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mereka

lebih mudah mengadopsi informasi tentang kesehatan baik dari bidan atau tenaga

kesehatan ataupun media cetak maupun elektronik. Mereka berpendapat bahwa

pendidikan kesehatan dan bidan lebih bermanfaat untuk kesehatan mereka dan

bayinya dan mereka meyakini kalau memeriksakan kehamilan kepada tenaga

kesehaan, pertolongan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, tanpa

memperdulikan adat istiadatpun bayinya akan selamat. Oleh karena itu mereka

berpendapat tidak ada gunanya mengikuti pantangan kalau tidak rasional

alasanya. Perempuan dan kalangan ini biasanya hanya akan memilih tenaga

kesehatan sebagai penolong selama kehamilan, persalinan maupun nifasnya

(Anonym, 2009).

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah

yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau

masyarakat. Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan ibu, dimana kurangnya

pengetahuan yang didapat cenderung mengakibatkan ketidaktahuan masyarakat

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

tentang pentingnya mengkonsumsi makan bergizi ataupun mengetahui berbagai

masalah kesehatan dan penyakit infeksi khususnya pada balita.

Di Indonesia, terkenal dengan penetapan sebuah paket dalam sistem

pendidikan yaitu WAJAR (Wajib Belajar) sembilan tahun. Artinya bahwa tingkat

pemahaman seseorang dianggap cukup apabila ia mampu menyelesaikan studinya

sampai pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari pada yang berlangsung

dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang

memungkinkan masyarakat yang kompleks dan modern. Fungsi pendidikan ini

mengalami proses spesealisasi dan lembaga dan pendidikan formal, yang tetap

berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.

Pendidikan menurut Richey, dalam bukunya “Planning for Thacing dan

Introduction to education” dinyatakan bahwa pendidikan berkenaan dengan

fungsi yang luas dan pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat

terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penuaian

kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat.

Tingkat pendidikan merupakan dasar dalam pengembangan wawasan serta

untuk memudahkan bagi seseorang untuk menerima pengetahuan sikap dan

perilaku yang baru. Tingkat pendidikan formal yang pernah diperoleh seseorang

akan meningkatkan daya nalar.

Untuk wilayah Indonesia tingkat pendidikan dapat dibedakan :

a. Pendidikan formal adalah yang melalui proses belajar mengajar yang

diatur dan sadar dilakukan sejak tingkat rendah sampai yang lebih tinggi.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh di sekolah secara

teratur, dinamis, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan

ketat yang dimulai dari pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan sampai

Perguruan Tinggi (PT).

b. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh dari seseorang dari

pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sejak lahir sampai

mati dalam keluarga, pekerjaan atau pengalaman.

c. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diatur dengan sadar

dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang tetap dan ketat,

pendidikan yang berlangsung dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2005).

Pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dan pemeliharaan dan

perbaikan hidup suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang

baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam

masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih dari pada proses yang

berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktifitas sosial yang

esensial yang meningkatkan masyarakat yang kompleks, modern, fungsi

pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga dalam pendidikan

formal, yang tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar

sekolah. Pendidikan secara umum menurut Notoatmodjo (2003) adalah segala

upaya direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau

masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku

pendidikan.

Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni :

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

a. Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan

pendidik (pelaku pendidikan).

b. Proses (upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain)

c. Output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).

Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia membina

keperibadian sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan manusia. Proses

pendidikan dapat dikatakan berjalan sepanjang peradaban manusia untuk

melestarikan hidupnya.

Pendidikan adalah suatu proses pembangunan keperibadian dan intelektual

seseorang secara sadar dan penuh tanggung jawab dengan sasaran pendidikan

yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Anak-anak

dari ibu yang mempunyai latar belakang pendidikan yang lebih tinggi akan

mendapat kesempatan hidup serta tumbuh lebih baik. Hal ini disebabkan karena

keterbukaan mereka untuk menerima perubahan atau hal-hal baru untuk

pemeriksaan kesehatan anaknya.

Tingkat pendidikan ibu yang rendah membuat mereka sering mendapat

perlakuan diskriminatif dalam keluarga, misalnya untuk makanan, pendidikan,

kesehatan dan kemampuan untuk mengakses pelayanan kesehatan. Akibat dari hal

ini menyebabkan kaum wanita terpaksa menjalani gaya hidup yang kurang sehat

sehingga tidak mampu melaksanakan upaya promotif, preventif maupun kuratif

bagi dirinya sendiri.

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam

bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

pedagogik praktis atau praktik pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan

kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan.

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuan, perkembangan, atau perubahan ke arah

yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau

masyarakat (Notoatmodjo, 2007).

2.5 Tinjauan umun tentang pendapatan

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder

keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding

keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan akan informasi pendidikan. Hal ini menjadi alasan perempuan untuk

lebih memilih dukun sebagai penolong. Karena mereka beralasan bahwa dukun

lebih murah dibanding tenaga kesehatan lainnya. Mereka menganggap dukun

murah karena mereka dapat membayarnya dengan beras, kelapa atau ayam yang

tersedia di rumah mereka. Mereka tidak ingin memilih bidan karena mereka harus

membayar bidan dengan uang yang kadang-kadang tidak tersedia di rumah

mereka (anonym, 2009).

Sebaliknya, perempuan yang menganggap bahwa biaya ke dukun sama

dengan ke bidan, hanya cara pembayarannya yang berbeda cenderung akan

memilih bidan. Mereka berpendapat bahwa, jika memilih bidan mereka harus

membayar dengan uang yang relatif banyak dalam sekali waktu, tetapi jika

mereka memilih dukun, mereka harus membayar secara berkesinambungan

sampai periode nifas (Arsyad dalam Moha, 2010).

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Tolak ukur lain BPS (Biro Pusat Statistik), garis kemiskinan berdasarkan

pengeluaran dalam rupiah, tergolong kurang mampu apabila pendapatan perkapita

per bulan Rp.< 762.500 (Biro Pusat Statistik [BPS], 2011).

Tingkat pendapatan yang memadai akan memberikan kemungkinan-

kemungkinan yang lebih besar untuk datang ke fasilitas kesehatan, memeriksakan

diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan dengan biaya transportasi

yang dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang memadai dapat diharapkan

penderita akan berobat secara teratur walaupun jarak ketempat pelayanan

kesehatan jauh. (Arsyad dalam Moha, 2010).

2.6 Tinjauan Umum tentang Jarak pelayanan kesehatan

Sulitnya pelayanan kesehatan yang dicapai secara fisik menentukan

permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Jarak fisik adalah jarak antara tempat

tinggal responden dengan puskesmas hal ini juga mempunyai pengaruh yang

sangat besar dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Makin besar jumlah

kunjungan ke pusat pelayanan tersebut. Begitu pula sebaliknya makin jauh rumah

dari pusat pelayanan kesehatan, maka kecil pula jumlah kunjungan ke pusat

pelayanan kesehatan. (Azwar dalam Moha, 2010).

Secara nasional, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan terus meningkat namun

aksesibilitas masyarakat terutama penduduk miskin di daerah tertinggal, terpencil,

perbatasan dan kepulauan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan masih terbatas.

Pada tahun 2007, rasio puskesmas terhadap penduduk adalah 3,6 per 100.000

penduduk. Selain itu, jumlah puskesmas pembantu (Pustu) dan puskesmas keliling

(Pusling) terus meningkat. Akses masyarakat dalam mencapai sarana pelayanan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

kesehatan dasar cukup baik, yaitu 94 persen masyarakat dapat mengakses sarana

pelayanan kesehatan kurang dari 3 kilometer (km) (Riskesdas, 2007).

Menganalisi fungsi jarak sebagai suatu harga yang berpengaruh pada demand

terhadap pelayanan medis adalah elastisitas harga yang negatif pada penyedia

gratis dan positif pada penyedia yang memungut bayaran. Feldstein dalam radjak

(2005) menyatakan bahwa jarak merupakan variabel yang penting yang

mempengaruhi ultilisasi ataupun akses ke pelayanan kesehatan (Wardani, 2007).

Keterjangkauan merupakan proses penilaian membatasi sejauh mana proyek

atau sesuatu dapat diakses. Jarak membatasi kemampuan dan kemauan wanita

untuk mencapai pelayanan, terutama jika sarana transportasi yang teersedia

terbatas, komunikasi sulit dan di daerah tersebut tidak trsedia tempat pelayanan.

Menurut Tarigan tingkat aksesibilitas di pengaruhi oleh jarak, kondisi

prasarana perhubungan, ketersedian berbagai sarana peenghubung termasuk

frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut

(Wardani, 2007).

Pada umumnya pasien-pasien akan mencari tempat pertolongan kesehatan ke

fasilitas kesehatan yang berlokasi di dekat tinggal mereka. Bila karena alasan

tertentu mereka mendatangi tempat pelayanan yang jauh maka petugas klinik

harus mampu membantu dan menjelaskan fasilitas kesehatan terdekat yang dapat

memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan lanjutan. Fasilitas kesehatan

tersebut harus memiliki kemampuan yang dapat di andalkan melayani berbagai

keperluan pemulihan kondisi kesehatan (Wardani, 2007).

2.7 Tinjauan umum tentang sosial budaya

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Budaya merupakan cara berpikir dan merasa untuk kemudian dinyatakan

dalam seluruh kehidupan sekelompok manusia yang membentuk masyarakat

dalam suatu ruang dan waktu tertentu. Budaya merupakan semua hasil karya, rasa,

dan cipta masyarakat (Sidi Gazalba dalam Lasari, 2012).

Kebudayaan merupakan keseluruhan kompleks pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan- kemampuan dan kebiasaan-

kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat (Edward Burnett

Tylor dalam Lasari, 2012).

Kebudayaan adalah sebuah sistem berupa konsepsi-konsepsi yang diwariskan

dalam bentuk simbolik sehingga dengan cara inilah manusia mampu

berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan serta sikapnya

terhadap kehidupan (Cilfford Geertz dalam Lasari, 2012).

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai

kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga

dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan

perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat

nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,

religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia

dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

a. Wujud Kebudayaan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:

gagasan, aktivitas, dan artefak.

1. Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk

kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan

sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud

kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga

masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu

dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam

karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat

tersebut.

2. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola

dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan

sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang

saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia

lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati

dan didokumentasikan.

3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari

aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa

benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam

kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu

tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh:

wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan

(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Berdasarkan wujudnya kebudayaan dapat digolongkan atas dua

komponen utama:

a. Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang

nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-

temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah

liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga

mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion

olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

b. Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang

diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita

rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Rasa kepercayaan antar warga yang terbangun dalam komunitas yang kohesif

sangat tinggi. Kepercayaan yang diberikan kepada warga lokal lebih tinggi

daripada warga non-lokal. Dukun merupakan aktor lokal yang dipercaya warga

sebagai tokoh kunci di masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan

dan keselamatan (Setyawati, 2010).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Pada kasus persalinan, dukun tidak hanya berperan saat proses tersebut

berlangsung, namun juga pada saat upacara-upacara adat yang dipercaya

membawa keselamatan bagi ibu dan anaknya seperti upacara tujuh-bulanan

kehamilan, tatobik (mandi dengan air panas) dan hatukahai (pendiangan di atas

bara api).

Upacara adat ini tentunya tidak sejalan dengan aktivitas medis dan tidak

dapat dilakukan oleh seorang bidan. Hal inilah yang menyebabkan dukun

memiliki tempat yang terhormat dan memperoleh kepercayaan lokal yang jauh

lebih tinggi dari pada bidan. Dukun dipercayai memiliki kemampuan yang

diwariskan turun-temurun untuk memediasi pertolongan medis dalam masyarakat.

Sebagian dari mereka juga memperoleh citra sebagai “orang tua” yang telah

“berpengalaman”. Profil sosial inilah yang berperan dalam pembentukan status

sosial dukun yang karismatik dalam pelayanan medis tradisional (Setyawati,

2010).

Meskipun saat ini muncul berbagai pandangan bahwa tindakan yang

dilakukan oleh dukun tidak sesuai dengan prosedur dan standar medis, namun

harus diakui juga bahwa tingkat kekhawatiran masyarakat terhadap risiko yang

akan ditimbulkan oleh tindakan medis juga cukup tinggi. Masyarakat merasa tidak

nyaman dengan peralatan medis seperti peralatan bedah, gunting, atau jarum

suntik. Resistensi lokal ini merupakan suatu indikasi bahwa masyarakat mencoba

bahwa masyarakat mencoba meminimalkan risiko dengan mempertimbangkan

akibat-akibat intervensi medis modern (Setyawati, 2010).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah

perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut

bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu

dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena

penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor keterlambatan

pengambilan keputusan dalam keluarga. Terutama di daerah pedesaan, keputusan

terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat

yang lebih tua atau keputusan berada di tangan suami yang sering kali menjadi

panik melihat keadaan krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan

gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya

dilakukan dengan cepat (Imran, 2011).

Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga

mempengaruhi keputusan yang diambil. Keadaan ini seringkali pula diperberat

oleh faktor geografis, dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan

kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh faktor kendala

ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan

memakan biaya yang mahal. Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan

keputusan, faktor geografis dan kendala ekonomi, keterlambatan mencari

pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari

masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat

dihindarkan(Imran, 2011).

Pada masa persalinan terdapat pantangan-pantangan atau anjuran yang masih

diberlakukan di Gorontalo. Pantangan ataupun anjuraan yang ada misalnya :

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

1. Pantangan bagi ibu hamil ketika mandi menggunakan kain yang di ikat

kebahu dan melilitkan handuk di leher karena dipercaya tali pusat akan

melilit leher bayi.

2. Ada suatu kepercayaan yang mengatakan dilarang duduk menghalang pintu

atau di depan pintu dan makan sambal langsung dari cobek, tapi harus di

pindahkan dulu ke piring karena ketika bayi akan di lahirkan, posisinya

melintang (sungsang) di rahim si ibu.

3. Banyak minum es menyebabkan bayi besar dan sulit lahir.

4. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.

5. Jantung pisang yang diberi penawar berupa doa-doa oleh dukun dan dimakan

sebagai lauk nasi yang berguna untuk memperlancar lahirnya bayi.

6. Agar persalinan lancar, pada upacara 7 bulanan, calon ibu dan calon ayah

diminta meloloskan ikan atau belut melalui kain sarung yang dikenakan ibu.

Jika ikan atau belut keluar dengan lancar (tak menyangkut), pertanda

persalinan bakal lancar.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

2.8 Kerangka Berpikir

2.8.1 Kerangka Teori

Ibu Hamil

Anemia Kurang Energi

Kronis ( KEK)

Persalinan

Pengetahuan

Ibu

Pendidikan

ibu

Pendapatan

Keluarga

Penolong

persalinan

Tenaga

Kesehatan

Non Tenaga

Kesehatan

Jarak ketempat

pelayanan

kesehatan

Sosial budaya

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

2.8.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel dependen

Tingkat Pengetahuan

Ibu

Tingkat Pendidikan

Ibu

Pendapatan

Keluarga

Pemilihan Penolong

Persalinan

Jarak ke tempat

pelayanan

kesehatan

Sosial Budaya

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1828/6/2012-2-14201-841408013-bab2... · ibu nifas, ibu menyusui ... Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan

2.9 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan penolong persalinan

di Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten

Gorontalo Tahun 2011.

2. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pemilihan penolong persalinan di

Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten

Gorontalo Tahun 2011.

3. Ada Hubungan pendapatan keluarga dengan pemilihan penolong persalinan di

Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten

Gorontalo Tahun 2011.

4. Ada Hubungan jarak tempat pelayanan kesehatan dengan pemilihan penolong

persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme

Kabupaten Gorontalo Tahun 2011.

5. Ada Hubungan sosial budaya dengan pemilihan penolong persalinan di

Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten

Gorontalo Tahun 2011.