LP3 Eklamsi

16
LAPORAN PENDAHULUAN EKLAMPSIA OLEH : DIAN WIDIASTUTIK,S.Kep I. TINJAUAN TEORI A. Definisi Eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinurea dan edema akibat kehamilan setelah kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan yang disertai kejang dan / atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. B. Etiologi Etiologi dan patogenesis preeklampsia dan eklampsia sampai saat ini masih belum sepenuhnya difahami, masih banyak ditemukan kontroversi, itulah sebabnya penyakit ini sering disebut “the disease of theories”. Pada saat ini hipotesis utama yang dapat diterima untuk menerangkan terjadinya preeklampsia adalah : faktor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah dan keadaan dimana jumlah trophoblast yang berlebihan dan dapat mengakibatkan ketidakmampuan invasi trofoblast terhadap arteri spiralis pada awal trimester satu dan trimester dua. C. Manifestasi Klinis Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan dua dari tiga tanda klinik yaitu : tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, proteinuria dan edema. Edema dapat diterlihat sebagai penambahan berat badan berlebihan bila terjadi penambahan 1kg seminggu beberapa kali, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Laporan Pendahuluan Eklampsia Dian Widiastutik ,S.Kep STIKES Widyagama Husada Malang Page 1

description

Eklampsi

Transcript of LP3 Eklamsi

TINJAUAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUANEKLAMPSIAOLEH : DIAN WIDIASTUTIK,S.Kep

I. TINJAUAN TEORIA. Definisi Eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinurea dan edema akibat kehamilan setelah kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan yang disertai kejang dan / atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. B. EtiologiEtiologi dan patogenesis preeklampsia dan eklampsia sampai saat ini masih belum sepenuhnya difahami, masih banyak ditemukan kontroversi, itulah sebabnya penyakit ini sering disebut the disease of theories. Pada saat ini hipotesis utama yang dapat diterima untuk menerangkan terjadinya preeklampsia adalah : faktor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah dan keadaan dimana jumlah trophoblast yang berlebihan dan dapat mengakibatkan ketidakmampuan invasi trofoblast terhadap arteri spiralis pada awal trimester satu dan trimester dua.C. Manifestasi KlinisDiagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan dua dari tiga tanda klinik yaitu : tekanan darah 140/90 mmHg, proteinuria dan edema. Edema dapat diterlihat sebagai penambahan berat badan berlebihan bila terjadi penambahan 1kg seminggu beberapa kali, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Pengukuran tekanan darah harus diulang berselang 4 jam, tekanan darah sistolik meningkatl >30 mmHg dan diastolik > 15 mmHg digunakan sebagai pedoman. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat preeklamsia.Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan +1 atau 2; atau kadar protein 1 gr/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau urin porsi tengah. Diambil dua kali dalam jarak waktu 6 jam.Disebut preeklampsia berat bila ditemukan gejala berikut :

1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolik 110 mmHg

2. Proteinuria + 5 gr/24 jam atau 3 pada tes celup.3. Oliguria ( 60 ul

d) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N= 15-45 u/ml)

e) Serum glutamat oxaloacetic transminase (SGOT) meningkat (N=< 31 u/l)

f) Totl protein serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl)

g) Tes kimia darah

Asam urat meningkat (N=2,4-2,7 mg/dl)

4. Pemeriksaan radiologi5. Ultrasonografi

Ditemukan retraksi pembunuhan janin intrauterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktifitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sediit

6. Kardiotografi

Diketahui denyut jantung bayi lemahF. Penatalaksanaan

Prinsip prinsip dasar pengelolaan eklampsia adalah sebagai berikut :

1. Terapi suportif untuk stabilisasi pada penderita

2. Selalu diingat mengatasi masalah masalah Airway, Breathing, Circulation

3. Kontrol kejang dengan pemberian loading dose MgSO4 intravena, selanjutnya dapat diikuti dengan pemberian MgSO4 per infus atau MgSO4 intramuskuler secara loading dose didikuti MgSO4 intramuskuler secara periodik.

4. Pemberian obat antihipertensi secara intermiten intra vena atau oral untuk menurunkan tekanan darah, saat tekanan darah diastolik dianggap berbahaya. Batasan yang digunakan para ahli berbeda beda, ada yang mengatakan 100 mmHg, 105 mmHg dan beberapa ahli mengatakan 110 mmHg.

5. Koreksi hipoksemia dan asidosis

6. Hindari penggunaan diuretik dan batasi pemberian cairan intra vena kecuali pada kasus kehilangan cairan yang berat seperti muntah ataupun diare yang berlebihan. Hindari penggunaan cairan hiperosmotik.

7. Terminasi kehamilan

G. Problem Tree Eklampsia

II. ASUHAN KEPERAWATANA. PengkajianData yang dikaji pada ibu dengan pre eklampsia adalah :

1. Data subyektif :

2. Data Obyektif :

a. Identitas pasien dan penanggung jawab

Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun

b. Riwayat kesehatan ibu sekarang

Terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.

c. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya

Penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM

d. Riwayat kehamilan

Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan

dengan pre eklampsia atau eklampsia sebelumnya.

e. Riwayat penyakit

Ada hubungan genetik yang telah diteliti.

Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali.

f. Pola nutrisi

Jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan.

g. Psiko sosial spiritual

Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.

Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema

Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress

Perkusi: untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )

h. Pemeriksaan Fisik:

Pemeriksaan tekanan darah, nadi dan pernafasan minimal setiap 2 sampai 4 jam untuk menetapkan nilai dasar dan memantau perubahan kecil sepanjang masa hamil.

1. Breathing : Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.

2. Suhu setiap 4 jam atau kurang bila terjadi peningkatan suhu tubuh

3. Kecepatan denyut jantung janin setiap 2 sampai 4 jam atau diawasi terus menerus.

4. Edema dievaluasi pada wajah, ekstremitas dan sacrum setiap 4 jam; kedalaman ditentukan dengan melakukan penekanan pada area di atas tulang

5. Berat badan ditentukan setiap hari pada waktu yang sama kecuali tirah baring ketat

6. Refleks tendon dalam dievaluasi setiap 4 jam terhadap hiperaktivitas dari tendon bisep, trisep atau achiles

7. Edema pulmoner ditentukan setiap 4 jam sekali dengan melakukan auskultasi

8. Pelepasan plasenta dikaji setiap jam dengan memeriksa perdarahan vagina atau rigiditas uterus.

2. Diagnosa keperawatan Resiko tinggi terjadinya fetal distres berhubungan dengan perfusi darah ke placenta berkurang.

Tujuan: tidak terjadi fetal distress

Kriteria hasil: DJJ normal / terdengar, bisa berkoordinasi, adanya pergerakan bayi, bayi lahir selamat.

Intervensi1. Jelaskan resiko terjadinya dister janin / kematian janin pada ibu

R/: kooperatif pada tindakan

1. Hindari tidur terlentang dan anjurkan tidur ke posisi kiri

R/: tekanan uterus pada vena cava, menyebabkan aliran darah kejantung menurun sehingga terjadi gangguan perfusi jaringan.

1. Observasi tekanan darah dan nadi klien

R/: penurunan dan peningkatan denyut nadi terjadi pad sindroma vena cava sehingga klien harus di monitor secara teliti.

1. Oservasi perubahan frekuensi dan pola DJ janin

R/: penurunan frekuensi plasenta mengurangi kadar oksigen dalam janin sehingga menyebabkan perubahan frekuensi jantung janin.

1. Berikan O2 10 12 liter dengan masker jika terjadi tanda-tanda fetal distress

R/: meningkat oksigen pada janin

1. Gangguan Perfusi Jaringan berhubungan dengan kapasitas O2 maternal menurun

2. Kelebihan Volume cairan berhubungan dengan Perpindahan cairan dari intra vascular ke intraseluler3. Gangguan Pola nafas berhubungan dengan kapasitas O2 maternal menurunRencana Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme korteks serebralDiagnosa KeperawatanIntervensi Keperawatan

Tujuan dan criteria hasilIntervensiRasional

Nyeri akut berhubungan dengan spasme korteks serebral

Setelah dilakukan Intervensi selama ...... jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil :

1. klien nampak lebih rileks, mampu tidur atau istirahat dengan tepat.

2. Tekanan Darah :

dewasa : 110/70 -130/90mmHg

Nadi : 60-100x/mnt

3. Skala Nyeri Berkurang Ringan : 0-3

Sedang : 4-6

Berat : 7-10

1. Monitor faktor faktor terjadinya hiperthermi.2. Monitortanda tanda vital tiap 4 jam sekali3. Berikan Kompres hangat pada dahi dan lipatan tubuh4. Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun5. Atur sirkulasi udara ruangan.6. Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien untuk minum sedikit-sedikit tapi sering.7. Batasi aktivitas fisik

1. Mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan pakaian/selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh.

2. Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang selanjutnya.

3. Proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan perantara.

4. proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat.

5. Penyediaan udara bersih.

6. Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.

7. aktivitas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas.

2. Perfusi Jaringan berhubungan dengan kapasitas O2 maternal

Menurun

Diagnosa KeperawatanIntervensi Keperawatan

Tujuan dan criteria hasilIntervensiRasional

Perfusi Jaringan berhubungan dengan kapasitas O2 maternal

Menurun

Setelah dilakukan Intervensi selama ...... jam diharapkan perfusi adekuat.Kriteria Hasil :

1. -TTV stabil 2. TD : 110/ 70-130 /90 mmHg3. Nadi : 60-100x/mnt4. Suhu: 36,5 37,20CMembran mukosa kemerahan( Output seimbang dengan intake Kesadaran normal / baik 1. Monitor tanda vital (TD, nadi, nafas,suhu, dan palpasi nadi perifer secara rutin)2. Monitor dan catat perdarahan pervaginam dan peningkatan tinggi fundus uteri3. Monitor intake dan output untuk memperbaiki sirkulasi volume cairan.4. Tindakan kolaborasi :Pemberian oksigen sesuai indikasi

1. permonitoran tanda vital dapat menunjukkan indikasi terjadinya pemulihan atau penurunan sirkulasi

2. Sebagai petunjuk untuk tindakan kedaruratan selanjutnya3. pemberian intake cairan (secara parenatal) dapat membantu mempertahankan volume sirkulasi4. Pemberian oksigen dapat meningkatkan sirkulasi O2 pada jaringan

5. Kelebihan Volume cairan berhubungan dengan Perpindahan cairan dari intra vascular ke intraseluler

Diagnosa KeperawatanIntervensi Keperawatan

Tujuan dan criteria hasilIntervensiRasional

Kelebihan Volume cairan berhubungan dengan Perpindahan cairan dari intra vascular ke intraseluler

Setelah dilakukan Intervensi selama ...... jam diharapkan volume cairan adekuatKriteria Hasil :

TTV :

1. TD : 110/70-130/90 mmHg

2. N :60-100x/mnt

3. Tidak nampak tanda-tanda edema

1. Pantau dan catat intake dan output cairan setiap hari

2. Pantau TTV dan catat waktu pengisian kapiler (capillary refill time-CRT

3. Pantau dan timbang berat badan ibu

4. Observasi keadaan edema

5. Berikan diet rendah garam sesuai hasil kolaborasi dengan ahli gizi6. Monitordistensi vena jugularis dan perifer7. Kolaborasi dengan dokter dalam pembentukan deuritik

1. Dengan memantau intake dan output diharapkan dapat diketahui adanya keseimbangan cairan dan dapat diramalkan keadaan dan kerusakan glomerulus.2. dengan memantau TTV dan pengisian kapiler dapat dijadikan pedoman untuk penggantian caian atai menilai respon kardiovaskular

3. dengan diketahui BB ibu maka diharapkan akan dapat dengan mudah dan tepat dalam penentuan keseimbangan cairan

4. keadaan edema merupakan indikator keadaan cairan dalam tubuh5. Diet Rendah garam akan mengurangi terjadinya kelebihan cairan6. Retensi cairan yang berlebihan bisa dimanifestasikan denga pelebaran vena jugularis dan edema perifer

7. Diuretik dpapat meningkatkan filtrasi glomerulus dan menghambat penyerapan sodium danair dalam tubulus ginjal

5 Pola nafas berhubungan dengan kapasitas O2 maternal menurunDiagnosa KeperawatanIntervensi Keperawatan

Tujuan dan criteria hasilIntervensiRasional

Pola nafas berhubungan dengan kapasitas O2 maternal menuruSetelah dilakukan Intervensi selama ...... jam diharapkan pola nafas efektifKriteria Hasil :Jalan nafas : tidak ada obstruksiRR ; 16-20X/MNITSPO2 : >95%

Tidak nampak retraksi dinding dada1. Buka jalan nafasdengan tehnik chin lift

2. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi3. Identifikasijikapasienperlupemasangan alat jalan nafas buatan4. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan

5. Monitor respirasidan status O26. Observasi TTV1. Agar memudahkan bernapas dengan lancar

2. Memenuhi kebutuhan O2 klien3. Mencegah terjadinya hipoksia4. Untuk mengetahui adanya suara nafas tambahan5. Untuk mengetahui respirasired dan kebutuhab O26. Mengetahui keadaan umum klien

DAFTAR PUSTAKA

1. Iwan Prasetiyo ,Eklampsia ,SMF Obstetri & Ginekologi : RSUD. RAA Soewondo .Pati

2. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga, Cetakan Kedua. Jakarta : Media Aesculapius.

Resiko Fetal Distress

Fetal Distress

Proteinuria

Kerusakan Glomerulus

Hiperfungsi Ginjal

Gg. Pola nafas

Dispneu

Kelebihan Volume cairan

Edema Paru

Edema umum

Nyeri

Kapasitas O2 maternal menurun

Hiperfungsi Ginjal

Hipertensi

Perpindahan cairan dari intra vascular ke

intraseluler

Sakit Kepala

Sel-sel darah merah hancur

Vasospasme Ginjal

Vasokontriksi Pembuluh darah

Permeabilitas Kapiler meningkat

Spasme korteks serebral

Gg Perfusi Jaringan

Perfusi organ maternal menurun

Vasospasme

Hematokrit maternal meningkat

Hemokonsentrasi

Ketidakseimbangan Prostasikin dan Tromboksan A2

Angiotensin II

Volume plasma yang beredar menurun

Peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah

Penyakit pembuluh darah

faktor imunologi

Genetik

Laporan Pendahuluan EklampsiaDian Widiastutik ,S.KepSTIKES Widyagama Husada MalangPage 4