LP SLE

download LP SLE

If you can't read please download the document

Transcript of LP SLE

BAB III

39

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

1. Pengertian Sistemik Lupus Erythematosis ( SLE ) adalah inflamasi kronik yang menyerang wanita yang sudah dewasa dan remaja 8 10 kali lebih sering pada wanita daripada pria. Penyakit ini jarang tapi fatal, penyakit ini sebetulnya biasa dan penyakit ini dapat diatasi dengan corticosteroid. Sebagian pasien ada yang meninggal karena lesi pembuluh darah pada ginjal, pusat saraf atau organ vital yang lain ( Barbara C.Long .ED.2)

2. Etiologi Penyebab tidak diketahui , teori tentang penyebab :Penyimpangan dari sistem imunitas komplek-komplek mengandung antibodi yang tersimpan dalam jaringan sehingga jaringan masuk.Infeksi virus disebabkan oleh imunologi abnormal.Kombinasi dari kedua hal tersebut yang menyebabkan penyakit.Beberapa obat untuk penyakit yang mirip sindroma lupus sistemik

Procaimide (Pronestyl)Isonicotinic acid hydrazide (INH)Penicilin

3. Patofisiologi Manifestasi patofisiologi dari penyakit meliputi :Gangguan sinovial seperti sinovilis fibriousfillous.Vaskulitis yang hebat dengan nekrose dinding arteri yang kecil.Terjadinya keluhan rasa tidak nyaman otot-otot dan sendi kaku.Nekrose kelenjar getah bening.Timbul bintik-bintik putih pada retina yang disebut bodies.Lesi pada sistem persyarafan.

Manifestasi awal dari SLE yang sering adalah arthritis. Pada beberapa kejadian gejala pada persendian tidak berlangsung lama dan mudah diobati, lemah, bosan, merasa berat badan turun. Pasien mengeluh sensitif pada sinar matahari, kemudian timbul erythema, demam arthritis bila kena matahari. Erythema bisa berbentuk kupu-kupu timbul pada pipi dan batang hidung.Tepi dari lesi merah cerah dan lesi bisa meluas ke bawah garis rambut disertai alopecia (rontok rambut) di atas telinga, lesi timbul juga pada bagian leher yang terbuka, lesi perlahan-lahan meluas kejaringan mukosa dan jaringan tubuh yang lain atau mulai dari tempat-tempat tersebut. Lesi tidak menimbulkan borok, tapi menimbulkan degenerasi dan atropi kepada jaringan, tergantung kepada organ yang diserang, pasien dapat menderita glomerulo nefritis, pleuritis, pericarditis, peritonilis, neuritis dan anemi.

4. Tanda-tanda dan gejalaKeluhan umum SLE adalah febris sampai febris tinggi, kelemahan, capai, berat badan turun, peka terhadap matahari, erymatosis ras (bentuk kupu-kupu pada batang hidung dan pipi). Poliathragia dan arthritis disertai rasa nyeri dan bengkak, polyserositis (pleuritis dan pericarditis), Anemi, Ethrombositopeni, ketidaknormalan ginjal, neurologi, cardiac, alopecia (rontok rambut) mungkin timbul pada periode aktif dari penyakit sistemic.

5. Faktor RisikoFaktor risiko genetik. Meliputi jenis kelamin (frekuensi pada wanita dewasa 10 kali lebih sering daripada pria dewasa), umur (lebih sering pada usia 20-40 tahun), etnik, dan faktor keturunan (frekuensinya 20 kali lebih sering dalam keluarga dimana terdapat anggota dengan penyakit tersebut).Faktor risiko hormon. Estrogen menambah risiko SLE, sedangkan androgen mengurangi risiko ini.Sinar ultra violet. Sinar ultra violet mengurangi supresi imun sehingga terapi menjadi kurang efektif, sehingga SLE kambuh atau bertambah besar. Ini disebabkan sel kulit mengeluarkan sitokin dan prostaglandin sehingga terjadi inflamasi ditempat tersebut maupun secara sistemik melalui peredaran di pembuluh darah.Imunitas. Pada pasien SLE terdapat hiperaktivitas sel B atau intoleransi terhadap sel T.Obat. Obat tertentu dalam persentase kecil sekali pada pasien tertentu dan diminum dalam jangka waktu tertentu dapat mencetuskan lupus obat (Drug Induced Lupus Erythematosus atau DILE). Jenis obat yang dapat menyebabkan Lupus obat adalah :Obat yang pasti menyebabkan Lupus obat :

Klorpromazin, metildopa, hidralasin, prokainamid, dan isoniazid.Obat yang mungkin dapat menyebabkan Lupus obat : dilantrin, pemsilamin, dan kuinidin.Hubungannya belum jelas : garam emas, beberapa jenis antibiotik, dan griseofulvin.Infeksi. Pasien SLE cenderung mudah mendapat infeksi dan kadang-kadang penyakit ini kambuh setelah infeksi.Stres. Stres berat dapat mencetuskan SLE pada pasien yang sudah memiliki kecenderungan akan penyakit ini.

6. Pengobatan MedisBeristirahat pada waktu penyakit aktif.Tidak ada pengobatan yang spesifik, pengobatan dilaksanakan terhadap masalah pasien. Pengobatan adrenocorticosteroid mengendalikan manifestasi aktif dari SLE, salicylates untuk lesi kulit, obat cytoxic bila oleh obat gagal.

7. DiagnosaKriteria untuk klarifikasi SLE dari America Rheumatism Association (ARA, 1992) :Artritis.ANA diatas titer normal.Bercak malar.Fotosensitif bercak reaksi sinar matahari/dari anamnesis.Bereak diskoid.Salah satu kelainan darah :Anemia hemolitikLeukosit < 4.000/mm3Limfosit < 1.500/mm3Trombosit < 100.000/mm3Kelainan ginjal

Proteinuria > 0,5 gr per 24 jam.Sedimen seluler.

Salah satu serositis

PleuritisPerikarditis

Salah satu kelainan neurologi

KonvulsiPsikosis

Ulser mulutSalah satu kelainan imunologi

Sel LE positif.Anti ds DNA diatas titer normal.Anti sm (smith) di atas titer normal.Tes serologi sifilis positif palsu.

Seorang pasien diklarifikasikan menderita SLE apabila memenuhi minimal 4 dari 11 butir kriteria tersebut diatas.

8. Pengkajiana. data subjektifa.1 Pasien sering merasa lelah atau merasa capai.a.2 Tanyakan apakah pasien lemah seluruh tubuh, nafsu makan kurang, kulit kemerah-merahan dan gangguan sendi yang spesifik walaupun pada saat istirahat.a.3 Tanyakan adanya keluhan, lamanya dan tingkat ketidaknyamanan, kaku otot dan sendi.a.4 Tanyakan adanya sensitifitas mata dan kulit tehadap sinar matahari.a.5 Tanyakan mengenai rontoknya rambut yang terjadi pada episode akut.b. Data objektifb.1 observasi erythema pada pipi dan batang hidung, diatas telinga, bagian leher yang terbuka dan bagian badan lainnya.b.2 cek kerontokan rambut, baik sebagian atau sesuai garis rambut.b.3 Cek kekuatan dan kebebasan sendi.9. Pemeriksaan Diagnostiksebagian telah dikemukakan banyak orang yang terkena akibat penyakit. Pemeriksaan menurut organ yang yang terkena seperti proteinuri, cairan liqour yang tidak normal, rontgenografi, adanya reaksi pleura. Positif sel erythematosis (LE), reaksi immunologi fluorescent untuk mengetahui antibodi terhadap sel LE, hasil pemeriksan tersebut sangat menentukan diagnosa. Hasil laboratorium dapat pula mengetahui adanya anemi, thrombocytopeni, leukositosis atau leukopeni. Biopsi kulit diambil pada daerah yang kemerah-merahan dan diperiksa secara histopatologi mengenai kelainan-kelainan yang timbul.

10. Analisa Data (Diagnosa Keperawatan)Diagnosa ditentukan oleh pengkajian data, kemungkinan diagnosa keperawatan SLE adalah sebagai berikut, walaupun tidak terbatas.Diagnosa KeperawatanKemungkinan Etiologi-Tidak toleransi terhadap kegiatan/aktivitas.Capai, lemah dan sakit persendian- CemasKondisi kesehatan, status dan gaya hidup berubah- Kurang pengetahuanKurang informasi, tidak bisa mengenai informasi, belum mengenai penyakit.Perubahan nutrisi

Kurang dari kebutuhanLemah, capai, sulit makan, nafsu makan tidak ada.- NyeriNyeri sendi

11. RencanaHasil yang diharapkan dari pasien dengan SLE meliputi hal di bawah ini, yaitu :integritas kulit pasien tetap baik.Selera makan meningkat.Rasa capai, lemah berkurang, kegiatan meningkat.Pasien merasa lebih santai, rasa nyeri dapat dikendalikan.Pasien dapat menerangkan cara pengobatan dan merencanakan pengobatan lanjutan.

12. ImplementasiImplementasi mencapai tujuan pengobatan :Pengobatan dilaksanakan sesuai program.

Anti inflamatori analgesik untuk menekan rasa sakit.Obat-obatan anti malaria, terutama bila erythema hebat.Corticosteroid untuk komplikasi neurologi dan ginjal.Obat cytotoxic bila obat lain tidak berkhasiat.Salep atau cream untuk kulit.

Anjurkan nutrisi yang seimbang dan mutunya baik.Kegiatan : anjurkan latihan secara terprogram dan lakukan ROM.Dialisa ginjal atau transplantasi bila terjadi lupus nefritis.Dislokasi total dari panggul akibat nekrosis vaskuler sebagai akibat dosis steroid.

Membantu kenyamanan dan aktifitas kebutuhan sehari-hari :Memberikan obat penawar nyeri otot dan sendi.Menjaga lesi kulit dengan menutup kulit agar tidak terkena sinar matahari.Membantu pasien secara berangsur-angsur untuk kegiatan kebutuhan hidup sehari-hari.Menyediakan waktu istirahat yang terjadwal sesuai yang diperlukan.

13. EvaluasiEvaluasi didasarkan pada hasil yang diharapkan. Pertanyaan-pertanyaannya adalah sebagai berikut :Apakah integritas kulit dapat dipertahankan.Apakah pasien mengerti tentang kebutuhan istirahat dan kegiatan.

B. Pengelolaan KasusPengelolaan klien dengan SLE pada Nn. S di ruang Aggrek RSUD AWS Samarinda mulai tanggal 6 Agustus 2001 sampai dengan 8 Agustus 2001 dari hasil pengkajian yang didapat oleh penulis adalah sebagai berikut :Data subjektif : klien mengatakan nafsu makan kurang dan tubuh terasa lemah, nyeri pada luka daerah bokong, klien juga mengatakan tidak mandi selama lima hari serta nyeri pada daerah tusukan infus.Data Objektif : Ekspresi wajah agak tegang, murung dan tampak lemah. Adanya luka dekubitu di daerah bokong dan lesi yang sudah mengering pada muka dan ekstrimitas atas, kekuatan otot ektrimitas atas bernilai lima kiri dan kanan ektrimitas bawah bernilai tiga kiri dan kanan, penampilan klien tampak kotor dan kurang rapi serta adanya tanda merah pada daerah tusukan infus, temperatur 36,7C, daerah tusukan infus berwarna merah dan mengeras.

Dari data hasil pengkajian diatas baik berupa data subjektif maupun data objektif yang ditemukan pada Nn. S, maka diagnosa keperawatan yang penulis angkat sebagai prioritas masalah adalah sebagai berikut :Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan kurang.

Diagnosa keperawatan ini diangkat karena pada pengkajian Nn. S ditemukan nafsu makan kurang, lemah, serta porsi makan yang diberikan tidak dihabiskan dan disertai dengan tubuh tampak lemah. Setelah dilakukan tindakan keperawatan seperti pemenuhan nutrisi dengan memberikan diet BTKTP, pemberian obat makan methicobal 3X1 tablet memberikan injeksi Acran 3X1 amp serta melakukan penkes akan pentingnya nutrisi, klien sedikit demi sedikit menghabiskan makanannya. Pada evaluasi tindakan, masalah dapat teratasi sebagian, ini dikarenakan membutuhkan waktui yang lama, maka diharapkan agar intervensi yang ada terus dilanjutkan.Kerusakan integritas kulit (dekubitus) berhubungan dengan penurunan sirkulasi pada daerah yang tertekan (tirah baring lama). Diagnosa kerusakan integritas kulit ini penulis angkat dikarenakan pada Nn. S ditemukan adanya luka pada daerah bokong yang disertai dengan nyeri dan warna luka kemerah-merahan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan seperti merawat luka dekubitus dengan kompres betadin, mengubah posisi pasien secara periodik setiap 2 jam, serta memberikan lingkungan yang bersih dan nyaman maka luka dekubitus tampak mengering. Pada evaluasi tindakan, masalah dapat teratasi sebagian dan diharapkan intervensi yang ada terus dilanjutkan dan intervensi akan perawatan luka dekubitus dengan kompres betadin terus dilanjutkan setiap hari.Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen.

Pada diagnosa ini, ditemukan kekuatan otot ektrimitas atas bernilai lima kiri dan kanan ektrimitas bawah bernilai tiga kiri dan kanan. Sehingga klien tampak lemah dan pada pemeriksaan laboratorium hasil Hb = 6,9 gr%, L=4500 permm3 sehingga penulis perlu mengangkat diagnosa keperawatan ini. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan melakukan latihan gerak aktif dan pasif secara teratur, serta menganjurkan klien banyak beristirahat maka setelah dilakukan pengkajian kekuatan otot ditemukan kekuatan otot ektrimitas atas bernilai lima kiri dan kanan ektrimitas bawah bernilai empat kiri dan kanan ini membuktikan bahwa evaluasi tindakan masalah dapat teratasi sebagian. Diharapkan intervensi yang ada terus dipertahankan serta latihan gerak aktif dan pasif terus dilanjutkan sehingga kekuatan otot klien kembali normal ektrimitas atas bernilai lima kiri dan kanan ektrimitas bawah bernilai lima kiri dan kanan, sehingga klien dapat beraktifitas kembali.Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

Diagnosa keperawatan tentang kurang perawatan diri ini perlu diangkat, karena selama lima hari klien dirawat di rumah sakit, klien tampak kotor dan penampilan klien kurang rapi. Setelah dilakukan perawatan tentang personal hygien dengan cara memandikan dan membantu klien mengganti pakaian yang bersih serta menganjurkan untuk tetap menjaga kebersihan. Maka hasil yang didapat setelah tindakan, yaitu klien tampak bersih dan penampilan klien tampak rapi sehingga masalah dapat teratasi. Penulis mengharapkan agar kebutuhan personal hygien terus di pertahankan karena kebersihan merupakan proses dalam mempercepat penyembuhan pasien.Gangguan konsep diri peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.

Diagnosa keperawatan ini penulis akan dikarenakan klien kurang kooperatif dan dalam berbicara klien hanya bicara seperlunya serta klien tampak tegang, kemudian dilakukan tindakan keperawatan dengan melibatkan keluarga setiap akan dilakukan keperawatan dan melakukan komunikasi terus dengan klien. Dalam hal ini penulis tidak banyak melakukan tindakan dikarena adanya hambatan dalam berkomunikasi dengan klien karena keterbatasan waktu, sehingga evaluasi tindakan hanya sebagian yang teratasi. Harapan penulis semoga intervensi yang ada terus dilaksanakan.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pemasangan infus.

Resiko tinggi terhadap infeksi ini perlu penulis angkat sebagai masalah, karena pada tanggal 8 Agustus 2001 ditemukan pada Nn. S adanya tanda merah dan mengeras pada luka tusukan infus yang disertai klien mengatakan nyeri. Kemudian penulis melakukan tindakan keperawatan mengganti dan merawat luka tusukan infus dengan betadin setiap hari serta mempertahankan lingkungan klien dan setelah memberi kompres alkohol serta memasang kembali infus ditangan kiri, maka penulis mengobservasi kembali dengan mengukur temperatur 36,7C. Tanda merah dan mengeras pada luka tusukan infus serta nyeri sudah tidak ditemukan lagi, maka tanda-tanda infeksi tidak terjadi. Diharapkan agar intervensi akan merawat luka tusuk infus dengan betadin setiap hari terus dilanjutkan dan dipertahankan.