Lp Marasmus

13
MARASMUS A. Pengertian Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001:196). Marasmus adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena rendahnya konsumsi energi kalori dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga mengakibatkan tidak adekuatnya intake kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. ( Nelson, 1999 : 298 ). B. Etiologi Menurut Behrman (1999: 122) etiologi marasmus antara lain: 1. Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan dalam susunan makanan. 2. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada hubungan orang tua-anak yang terganggu atau sebagai akibat kelainan metabolisme atau malformasi bawaan. 3. Gangguan setiap sistem tubuh yang parah dapat mengakibatkan terjadinya malnutrisi. 4. Disebabkan oleh pengaruh negatif faktor-faktor sosioekonomi dan budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik malabsorpsi protein, hilangnya protein air kemih ( sindrom neprofit ), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.

description

keperawatan

Transcript of Lp Marasmus

Page 1: Lp Marasmus

MARASMUS

A. Pengertian

Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori

protein. (Suriadi, 2001:196).

Marasmus adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena rendahnya

konsumsi energi kalori dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga

mengakibatkan tidak adekuatnya intake kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. ( Nelson,

1999 : 298 ).

B. Etiologi

Menurut Behrman (1999: 122) etiologi marasmus antara lain:

1. Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan dalam

susunan makanan.

2. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada hubungan

orang tua-anak yang terganggu atau sebagai akibat kelainan metabolisme atau

malformasi bawaan.

3. Gangguan setiap sistem tubuh yang parah dapat mengakibatkan terjadinya

malnutrisi.

4. Disebabkan oleh pengaruh negatif faktor-faktor sosioekonomi dan budaya yang

berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang

negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik malabsorpsi protein, hilangnya

protein air kemih ( sindrom neprofit ), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit

hati.

C. Manifestasi Klinik

Menurut Ngastiyah (2005 : 259) tanda dan gejala dari marasmus adalah :

1. Anak cengeng, rewel, dan tidak bergairah.

2. Diare.

3. Mata besar dan dalam.

4. Akral dingin dan tampak sianosis.

5. Wajah seperti orang tua.

6. Pertumbuhan dan perkembangan terganggu.

7. Terjadi pantat begi karena terjadi atrofi otot.

Page 2: Lp Marasmus

8. Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput dan turgor kulit

jelek..

9. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.

10. Nadi lambat dan metabolisme basal menurun.

11. Vena superfisialis tampak lebih jelas.

12. Ubun-ubun besar cekung.

13. Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol.

14. Anoreksia.

15. Sering bangun malam.

D. Patofisiologi

Pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atrofi otot dan manghilangkan

lemak di bawah kulit. Pada mulanya kelainan demikian merupakan prosesn fisiologis.

Untuk kelangsungan hidup jaringan tubuh memerlukan energi, namun tidak didapat

sendiri dan cadangan protein digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan energi

tersebut. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu

memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga untuk memungkinkan sintesis glukosa dan

metabolit esensial lainnya seperti asam amino untuk komponen homeostatik. Oleh

karena itu, pada marasmus berat kadang-kadang masih ditemukan asam amino yang

normal, sehingga hati masih dapat membentuk cukup albumin. (Ngastiyah, 2005 :

259).

E. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi menurut (Markum : 1999 : 168) defisiensi

Vitamin A, infestasi cacing, dermatis tuberkulosis, bronkopneumonia, noma, anemia,

gagal tumbuh serta keterlambatan perkembangan mental dan psikomotor.

a. Defisiensi Vitamin A

Umumnya terjadi karena masukan yang kurang atau absorbsi yang

terganggu. Malabsorbsi ini dijumpai pada anak yang menderita malnurtrisi, sering

terjangkit infeksi enteritis, salmonelosis, infeksi saluran nafas) atau pada penyakit

hati. Karena Vitamin A larut dalam lemak, masukan lemak yang kurang dapat

menimbulkan gangguan absorbsi.

b. Infestasi Cacing

Page 3: Lp Marasmus

Gizi kurang mempunyai kecenderungan untuk mudahnya terjadi infeksi

khususnya gastroenteritis. Pada anak dengan gizi buruk/kurang gizi investasi

parasit seperti cacing yang jumlahnya meningkat pada anak dengan gizi kurang.

c. Tuberkulosis

Ketika terinfeksi pertama kali oleh bakteri tuberkolosis, anak akan

membentuk “tuberkolosis primer”. Gambaran yang utama adalah pembesaran

kelenjar limfe pada pangkal paru (kelenjar hilus), yang terletak dekat bronkus

utama dan pembuluh darah. Jika pembesaran menghebat, penekanan pada bronkus

mungkin dapat menyebabkanya tersumbat, sehingga tidak ada udara yang dapat

memasuki bagian paru, yang selanjutnya yang terinfeksi. Pada sebagian besar

kasus, biasanya menyembuh dan meninggalkan sedikit kekebalan terhadap

penyakit ini. Pada anak dengan keadaan umum dan gizi yang jelek, kelenjar dapat

memecahkan ke dalam bronkus, menyebarkan infeksi dan mengakibatkan

penyakit paru yang luas.

d. Bronkopneumonia

Pada anak yang menderita kekurangan kalori-protein dengan kelemahan otot

yang menyeluruh atau menderita poliomeilisis dan kelemahan otot pernapasan.

Anak mungkin tidak dapat batuk dengan baik untuk menghilangkan sumbatan

pus. Kenyataan ini lebih sering menimbulkan pneumonia, yang mungkin

mengenai banyak bagian kecil tersebar di paru (bronkopneumonia).

e. Noma

Penyakit mulut ini merupakan salah satu komplikasi kekurangan kalori-

protein berat yang perlu segera ditangani, kerena sifatnya sangat destruktif dan

akut. Kerusakan dapat terjadi pada jaringan lunak maupun jaringan tulang sekitar

rongga mulut. Gejala yang khas adalah bau busuk yang sangat keras. Luka

bermula dengan bintik hitam berbau diselaput mulut. Pada tahap berikutnya bintik

ini akan mendestruksi jaringan lunak sekitarnya dan lebih mendalam. Sehingga

dari luar akan terlihat lubang kecil dan berbau busuk.

Page 4: Lp Marasmus

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Fisik

a. Mengukur TB dan BB

b. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan

TB (dalam meter)

c. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan

trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya

dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper).

Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak

normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.

d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan

jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak

berlemak).

2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht,

transferin.

G. Penatalaksanaan

Menurut Mansjoer (2000 : 514 – 517) penatalaksanan marasmus adalah :

1. Atasi / cegah hipoglikemia

Periksa gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila < 35oC, suhu rektal 35,5oC).

Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk mencegah kondisi tersebut.

2. Atasi/cegah hipotermia

Bila suhu rektal < 35,5oC

a. Segera beri makanan cair/fomula khusus.

b. Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala.

3. Atasi/cegah dehidrasi

Lakukan pemberian cairan infus dengan hati-hati dengan tetesan pelan-pelan untuk

mengurangi beban sirkulasi dan jantung.

4. Koreksi gangguan keseimbang elektrolit

Pada marasmus berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar natrium

plasma rendah.

a) Tambahkan Kalium dan Magnesium dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan

ditambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20 ml larutan pada 1 liter

formula.

Page 5: Lp Marasmus

5. Obati / cegah infeksi dengan pemberian antibiotik

6. Koreksi defisiensi nitrien mikro, yaitu dengan :

Berikan setiap hari :

1). Tambahkan multivitamin.

2). Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama).

3). Seng (Zn) 2 mg/KgBB/hari.

4). Bila berat badan mulai naik berikan Fe (zat besi) 3 mg/KgBB/hari.

5). Vitamin A oral pada hari 1, 2, dan 14.

Umur > 1 tahun : 200 ribu SI (satuan Internasional).

Umur 6-12 bulan : 100 ribu SI (satuan Internasional).

Umur 0-5 bulan : 50 ribu SI (satuan Internasional).

6). Mulai pemberian makan

Pemberian nutrisi harus dimulai segera setelah anak dirawat dan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga cukup energi dan protein untuk memenuhi

metabolisme basal.

H. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa : Ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang kurang.

NOC : status nutrisi : intake nutrisi dan cairan.

Kriteria hasil :

a Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan berat badan ideal sesuai

dengan tinggi badan.

b Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.

c Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.

d Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Skala Nilai :

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang-kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : selalu menunjukkan

Page 6: Lp Marasmus

NIC : Nutrition Monitoring

Intervensi :

1. BB pasien dalam batas normal.

2. Monitor adanya penurunan berat badan.

3. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.

4. Monitor turgor kulit.

5. Monitor kekeringan,rambut kusam dan mudah patah.

6. Monitor pertumbuhan dan perkembangan.

7. Monitor kalori dan intake nutrisi.

2. Diagnosa : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.

NOC : Tissue Integrity : skin and mucous membranes.

Kriteria hasil :

a. Integritas kulit yang baik bias dipertahankan.

b. Tidak ada luka / lesi pada kulit.

c. Perfusi jaringan baik.

d. Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah

terjadinya cedera berulang.

e. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan

alami.

Skala Nilai :

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : selalu menunjukkan

Page 7: Lp Marasmus

NIC : Tissue integrity;skin and mucous.

Intervensi :

1. Monitor kulit akan adanya kemerahan.

2. Oeskan lotion pada derah yang tertekan.

3. Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali.

4. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.

3. Diagnosa : Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun

NOC : Risk Control

Kriteria hasil :

a. Kenali faktor resiko infeksi

b. Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko.

c. Monitor perubahan status kesehatan.

d. Mendorong gaya hidup status kesehatan (dari status kesehatan yang buruk ke

status kesehatan yang baik).

e. Menunjukan perilaku hidup sehat.

Skala Nilai :

1 : tidak pernah dilakukan

2 : jarang dilakukan

3 : kadang dilakukan

4 : sering dilakukan

5 : selalu dilakukan

NIC : Infection Protection

Intervensi :

1. Monitor tanda dan gejala infeksi.

2. Monitor kerentanan terhadap infeksi.

3. Batasi pengunjung.

4. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan panas.

5. Ajarkan cara menghindari infeksi.

6. Instrusikan pasien untuk minum obat antibiotik sesuai resep.

4. Diagnosa : Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan malnutrisi

Page 8: Lp Marasmus

NOC : Neglect Recorvery

Kriteria hasil :

a. Nutrisi adekuat.

b. Mendapatkan diet yang dianjurkan.

c. Pertumbuhan & perkembangan dalam batas normal.

d. Kemampuan kognitif dalam batas yang sesuai.

e. Mendapat perawatan yang sesuai.

Skala Nilai :

1 : tidak pernah menunjukkan

2 : jarang menunjukkan

3 : kadang menunjukkan

4 : sering menunjukkan

5 : selalu menunjukkan

NIC : Management behavior

Intervensi :

1.Gunakan suara yang lembut dan pelan dalam berbicara dengan pasien.

2. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan.

3. Diskusikan dengan keluarga untuk membuat dasar kognitif prainjury.

4. Buat rutinitas untuk pasien.

5. Hindari untuk menyudutkan pasien.

6. Hindari untuk membantah pasien.

5. Diagnosa : Kurang pengetahuan mengenai kondisi, diit, perawatan, dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi.

NOC : Knowledge : disease process

Kriteria hasil :

a. Menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program

pengobatan.

b. Mampu malaksanakan prosedur yang dijelaskan.

Page 9: Lp Marasmus

c. Mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan

lainnya.

Skala Nilai :

1 : tidak pernah dilakukan

2 : jarang dilakukan

3 : kadang dilakukan

4 : sering dilakukan

5 : selalu dilakukan

NIC : Teaching ;Disease Process

Intervensi :

1.Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit.

2. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit.

3. Gambarkan proses penyakitnya.

4. sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara tepat.

5. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.

I. Daftar Pustaka

Behrman, R. E. 1999. Ilmu Kesehatan Anak:Nelson, Edisi 15, vol 1.

Jakarta:EGC

Mansjoer,Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Jakarta:

Media Aescullapius.

NANDA .2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: Definisi

& Klasifikasi, Alih Bahasa: Budi Santoso. Prima Medika

Nelson, & behrman, kliegman, 2000, Nelson teks book of pediatric 15/e, vol.

2, Ed 15, alih bahasa A Samik Wahab, Jakarta, EGC

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit, Edisi . Jakarta : EGC