LP Karbohidrat 2

10
Laporan Praktikum Hari/tanggal : Selasa, 18 September 2012 Biokimia Waktu : 09.00 – 11.30 WIB PJP : Popi Asri Kurniatin Asisten : Resti Siti Muthmainah, S.Si Fitri Rosary, S.Si KARBOHIDRAT II Elza Safitri J3L111098 Ranti Permatasari J3L211179 PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA

Transcript of LP Karbohidrat 2

Page 1: LP Karbohidrat 2

Laporan Praktikum Hari/tanggal : Selasa, 18 September 2012

Biokimia Waktu : 09.00 – 11.30 WIB

PJP : Popi Asri Kurniatin

Asisten : Resti Siti Muthmainah, S.Si

Fitri Rosary, S.Si

KARBOHIDRAT II

Elza Safitri J3L111098

Ranti Permatasari J3L211179

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: LP Karbohidrat 2

Pendahuluan

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang

menghasilkan senyawa-senyawa bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas

atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk

karbohidrat terdapat gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton (Safrizal 2011).

Karbohidrat sederhana dibangun oleh 5 (lima) atom C disebut dengan pentosa.

Sedangkan yang dibangun oleh 6 (enam) atom C dikenal dengan heksosa. Selain

dibentuk oleh sejumlah atom C yang mengandung gugus polihidroksi, strukturnya

karbohidrat semakin kompleks dengan adanya atom karbon asimetri, yaitu atom

karbon yang mengikat empat atom atau molekul yang berbeda pada struktur

tetrahedralnya. Kehadiran C asimetri menyebabkan molekul karbohidrat bersifat

optik aktif, yaitu mampu memutar bidang cahaya terpolarisasi. Pada karbohidrat

juga dijumpai keisomeran optik, molekul-molekul yang komposisinya identik

tetapi berbeda orientasinya dalam ruang dan keaktifan optiknya. Karbohidrat yang

paling sederhana ditemukan di alam mengandung tiga atom C disebut triosa. Jika

dengan gugus aldehida dinamakan aldotriosa (HOCH2-CHOH-CHO) dan dan

dengan gugus keton disebut dengan ketotriosa (HOCH2-CO-CH2OH).

Karbohidrat dapat berupa monosakarida atau gula sederhana atau berupa

gabungan dari monosakarida yang dapat membentuk polisakarida dengan

beberapa unit sampai beberapa ribu unit monosakarida. Atas dasar jumlah rantai

monomernya maka karbohidrat dapat digolongkan menjadi tiga yaitu

monosakarida, oligosakarida dan polisakarida (Zulfikar 2010).

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena

mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam,

glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah (McGilvery 1996). Maltosa

akan menghasilkan 2 molekul glukosa. Maltosa adalah suatu disakarida yang

terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon

nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa masih mempunyai

gugus –OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi.

Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam

maupun dengan enzim. Telah diketahui bahwa hidrolisis amilum akan

Page 3: LP Karbohidrat 2

memberikan hasil akhir glukosa. Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai

rasa yang lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa.

(McGilvery1996). Maltosa digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi

(malted milk). Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar

cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa

mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat

dibedakan dari glukosa dengan pereaksi Seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3-

dihidroksi-benzena). Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa,

yaitu gula yang terdapat dalam susu (McGilvery 1996). Laktosa memiliki gugus

karbonil yang berpotensi bebas pda residu glukosa. Laktosa adalah disakarida

pereduksi. Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa.

Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat

tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil

yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah

yang ekuimolekular (McGilvery 1996).

Tujuan

Praktikum bertujuan untuk dapat menunjukan sifat dan struktur

karbohidrat melalui uji-uji kualitatif. Mengamati struktur beberapa karbohidrat

melalui sifat reaksinya dengan beberapa reagen uji.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan ialah pipet tetes, tabung reaksi, gelas piala,

pembakar bunsen, penyangga kaki tiga, kasa, gegep, sudip, papan uji, bulp, dan

pipet mohr.

Bahan-bahan yang digunakan ialah glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%,

laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, pereaksi Selliwanof, larutan iod encer, tepung

pati, tepung gum arab, dan tepung agar-agar.

Page 4: LP Karbohidrat 2

Metode Percobaan

Uji Selliwanof dengan cara sebanyak 3 ml pereaksi Selliwanof dan 3 tetes

bahan percobaan dimasukan. Larutan campuran dididihkan selama 3 menit.

Warna yang terjadi diperhatikan.

Uji iod dengan cara bahan percobaan sebanyak seujung sudip dimasukan

ke dalam papan uji. Larutan iod encer sebanyak satu tetes ditambahkan. Bahan

dicampurkan dengan rata dan warna yang terjadi diperhatikan.Uji ini dilakukan

terhadap tepung pati, tepung gum arab dan tepung agar-agar.

Hasil Percobaan

Tabel 1 Hasil uji Selliwanof Bahan uji Hasil pengamatan Perubahan warna larutanGlukosa - -Fruktosa + JinggaSukrosa + JinggaLaktosa - -Maltosa - -Pati - -

Keterangan :+: Merupakan ketosa-: Bukan merupakan ketosa

Gambar 1 Hasil uji Selliwanof pada larutan a) glukosa 1%, b) fruktosa 1%, c) sukrosa 1%, d) laktosa 1%, e) maltosa 1% dan f) pati 1%

Page 5: LP Karbohidrat 2

Tabel 2 Hasil uji iodBahan uji Hasil pengamatan (+/-) Perubahan warna larutanTepung pati + BiruTepung gum arab - KuningTepung agar-agar + Merah lembayung

Keterangan :+: Mengandung pati-: Tidak mengandung pati

Gambar 2 Hasil uji iod pada a) tepung pati, b) tepung gum arab, dan c) tepung agar-agar

Pembahasan

Uji Selliwanoff dipakai untuk menunjukan adanya ketoheksosa, misalnya

fruktosa. Pereaksi Selliwanoff adalah resorsinol dalam asam klorida encer. Hasil

uji Selliwanoff terhadap glukosa, laktosa, maltosa, dan pati adalah negatif yang

ditandai dengan tidak terbentuknya warna jingga pada larutan, sedangkan hasil uji

Selliwanoff terhadap fruktosa dan sukrosa adalah positif yang ditandai dengan

terbentuknya warna jingga pada larutan. Glukosa, laktosa, maltosa dan pati

menunjukan tidak adanya ketoheksosa. Fruktosa dan sukrosa menunjukan adanya

ketoheksosa. Pendidihan fruktosa dengan pereaksi Selliwanoff menghasilkan

larutan berwarna jingga. Dua tahap reaksi terjadi dalam pendidihan ini, yaitu

dehidrasi fruktosa oleh HCl yang ada dalam pereaksi Selliwanoff membentuk

hidroksimetilfurfural dan kondensasi hidroksimetilfurfural yang terbentuk dengan

resorsinol membentuk senyawa warna jingga.

Page 6: LP Karbohidrat 2

Reaksi yang terjadi:

(Sumardjo 2009)

Gambar 3 Reaksi dehidrasi fruktosa

(Sumardjo 2009)

Gambar 4 Reaksi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol

Sukrosa akan memberikan hasil yang sama bila diuji dengan pereaksi Selliwanoff

sebab sukrosa akan mengalami hidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa dalam

proses ini. Fruktosa yang terbentuk ini memberikan warna jingga (Sumardjo

2009).

Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagen yang

digunakan adalah larutan iodiin yang merupakan I2 terlarut dalam kalium iodida.

Reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida.

Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat

berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida

dan monosakaraida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat

berikatan dengan iodin. Larutan iodin akan memberikan warna biru jika

direaksikan dengan polisakarida. Warna biru berasal dari amilosa dengan larutan

Page 7: LP Karbohidrat 2

iodin. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin (Sutresna 2007). Hasil uji iodin

terhadap tepung pati dan tepung agar-agar adalah positif yang ditunjukan dengan

terbentuknya warna biru pada tepung pati dan warna merah lembayung pada

tepung agar-agar. Apabila didalam pati lebih banyak mengandung amilosa maka

warna yang akan terbentuk adalah biru namun apabila lebih banyak mengandung

amilopektin maka warna yang akan terbentuk adalah merah lembayung. Hasil uji

iodin terhadap tepung gum arab adalah negatif. Hal ini ditunjukan dengan

terbentuknya warna kuning. Polisakarida yang lain akan memberikan warna yang

berbeda pada uji iodin.

Simpulan

Glukosa, laktosa, maltosa dan pati menunjukan tidak adanya ketoheksosa.

Fruktosa dan sukrosa menunjukan adanya ketoheksosa. Tepung pati dan tepung

agar mengadung pati. Tepung gum arab tidak mengandung pati.

Daftar Pustaka

McGiverly Robert W. 1996. Biokimia: Suatu Pendekatan Fungsional. Surabaya :

Airlangga University Press

Safrizal Rino. 2011. Analisa Kualitatif Karbohidrat [terhubung berkala]

http://www.jejaringkimia.web.id/2009/06/analisa-kualitatif-

karbohidrat.html

Sumardjo Damin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC

Sutresna Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Jakarta : Grafindo

Zulfikar. 2010. Karbohidrat [terhubung berkala]

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/

karbohidrat/