LP Hepatitis
description
Transcript of LP Hepatitis
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN HEPATITIS
A. Definisi
Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh
virus. Virus hepatitis termasuk virus hepatotorik yang dapat mengakibatkan
hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), delta hepatitis
(HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis F dan hepatitis G.
Hepatitis dibagi dua tahapan :
1. Hepatitis akut adalah infeksi virus sistemik yang berlangsung selama < 6
bulan
2. Hepatitis kronis adalah gangguan – gangguan yang terjadi > 6 bulan dan
berkelanjutan dari hepatitis akut
3. Hepatitis fulminat adalah perkembangan mulai dari timbulnya hepatitis
hingga kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4 minggu oleh karena itu
hanya terjadi pada bentuk akut. (Yuliana Elin,2009)
Perbandingan berbagai hepatitis :
Tipe VirusCara
Penularan
Masa
Tunas
(Minggu)
Diagnosis
Akut Kronik
A RNA Enteral* 2 – 6Anti HAV –
Ig MTidak ada
E RNA Enteral 2 – 9Anti HEV –
Ig MTidak ada
B DNA Parenteral* 4 – 25
HbsAg, HBV
– DNA, Anti
HBc – Ig M
Sama
dengan akut
C RNA Parenteral 2 – 20 HCV RNASama
dengan akut
D RNA Parenteral 2 – 6Anti D – Ig
M
Sama
dengan akut
1
Keterangan : *enteral = melalui jalan cerna
*parenteral = tidak melalui jalan cerna
B. Etiologi
Klasifikasi agen penyebab hepatitis virus yaitu :
1. Transmisi secara enterik terdiri dari Virus Hepatitis A (HAV) dan Virus
Hepatitis E (HEV) :
- Virus tanpa selubung
- Tahan terhadap cairan empedu
- Ditemukan tinja
- Tidak dihubungkan dengan penyakit kronik
- Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier
intestinal
2. Transmisi melalui darah terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus
hepatitis D (DHV), dan virus hepatitis C (HVC) :
- Virus dengan selubung (envelope)
- Rusak bila terpajan cairan empedu/detergen
- Tidak terdapat dalam tinja
Perbandingan berbagai hepatitis :
a. Dihubungkan dengan penyakit hati kronik
b. Dihubungkan dengan viremia yang persisten
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu : (Sudoyo Aru,dkk 2009)
1) Fase inkubasi
Waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Panjang
fase tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan,
makin besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi.
2) Fase prodormal (pra ikterik)
Fase diantar timbulnya keluhan – keluhan pertama dan timbulnya gejala
ikterus. Awitannya dapat disingkat atau insidius ditandai dengan malaise
umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran nafas atas dan
2
anoreksia, diare, demam, dan nyeri abdomen di kuadran kanan atas atau
epgastrium.
3) Fase ikterus
Fase munculnya setelah 5 – 10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala. Setelah timbul ikterus jarang terjadi perburukan
gejala prodormal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
4) Fase konvalesen (penyembuhan)
Menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada. Nafsu makan kembali normal, keadaan
akut akan membaik dalam 2 – 3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis
dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk
hepatitis B.
C. Manifestasi Klinis
1. Malaise, anoreksia, mual dan muntah
2. Gejala flu, faringitis, batuk, coryza, fotopobia, sakit kepala dan
mialgia
3. Demam ditemukan pada infeksi HAV
4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
5. Pruritus (biasanya ringan dan sementara)
6. Nyeri tekan pada hati
7. Spelenomegali ringan
D. Tanda Dan Gejala
1. Hipertermia
Batasan karakteristik:
a. Konvulsi
b. Kulit kemerahan
c. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
d. Kejang
e. Takikardi
f. Takipnea
3
g. Kulit terasa hangat
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Batasan Karakteristik :
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen
c. Menghindari makanan
d. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
e. Kerapuhan kapiler
f. Diare
g. Kehilangan rambut berlebihan
h. Bising usus hiperaktif
i. Kurang makanan
j. Kurang informasi
k. Kurang minat pada makanan
l. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
m. Kesalahan konsepsi
n. Kesalahan informasi
o. Membrane mukosa pucat
p. Ketidakmampuan memakan makanan
q. Tonus otak menurun
r. Mengeluh gangguan sensasi rasa
s. Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended
Daily Allowance)
t. Cepat kenyang setelah makan
u. Sariawan rongga mulut
v. Steatorea
w. Kelemahan otot pengunyah
x. Kelemahan otot untuk menelan
3. Nyeri Akut
Batasan Karakteristik :
a. Perubahan selera makan
4
b. Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung
d. Perubahan frekuensi pernapasan
e. Laporan isyarat
f. Diafroesis
g. Perilaku distraksi (mis, berjalan modar mandir, mencari orang
lain dan/atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang)
h. Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis,
waspada, iritabilitas, mendesah)
i. Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
j. Sikap melindungi are nyeri
k. Fokus menyempit (mis,gangguan persepsi nyeri, hambatan
proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan
lingkungan)
l. Indikasi nyeri yang dapat diamati
m. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
n. Sikap tubuh melindungi
o. Dilatasi pupil
p. Melaporkan nyeri secara verbal
q. Fokus pada diri sendiri
r. Gangguan tidur
4. Intoleransi Aktivitas
Batasan Karakteristik :
a. Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
b. Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktifitas
c. Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia
d. Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia
e. Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
f. Dispnea setelah beraktivitas
g. Menyatakan merasa letih
h. Menyatakan merasa lemah
5
5. Resiko Gangguan Fungsi Hati
Faktor resiko :
a. Medikasi hepatotoksik
b. Ko-infeksi HIV
c. Penyalahgunaan zat
d. Infeksi virus: hepatitis A, hepatititis B
6. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Faktor resiko :
a. Kurang pengetahuan tentang management diabetes
b. Tingkat perkembagan
c. Asupan diet
d. Pmantauan glukosa darah tidak tepat
e. Kurang penerimaan terhadap diagnosis
f. Kurang kepatuahan pada rencana management diabetic
g. Kurang managemen diabetes
h. Managemen medikasi
i. Status kesehatan mental
j. Tingkat aktifitas fisik
k. Kehamilan
l. Peride pertumbuhan cepat
m. Stress
n. Penambahan berat badan
o. Penurunan berat badan
6
E. POHON MASALAH
7
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Laboratorium :
a. Pemeriksaan pigmen
Urobilirubin direk
Bilirubin serum total
Bilirubin urine
Urobilirubin urine
Urobilirubin feses
b. Pemeriksaan protein
Protein total serum
Albumin serum
Globulin serum
HbsAg
c. Waktu protombin
Respon waktu terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase (awalnya meningkat,
dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak turun)
AST atau SGOT
ALT atau SGPT
LDH
Amonia serum
2. Radiologi
Rontgen abdomen
Kolestogram dan kalangiogram
Arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
Laparoskopi
Biospi hati : abnormal (4-10 x dari normal)
8
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup
istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi
diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal,
atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan
kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV,
studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap
perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
1. Globulin imun (Ig) – digunakan sebagai profilaksis sebelum dan
sesudah terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah
pemajanan)
2. HBIG – diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak
divaksinasi : diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB.
Divaksinasi: diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml
per IM dalam 12 jam setelah kelahiran)
3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) – digunakan untuk mencegah
munculnya hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam
setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang
berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral /
deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster
diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-anak yang berusia lebih
dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid. Perhatikan
bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak
dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya
resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini).
9
I. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
a. Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin,
tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan.
b. Keluhan utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu
makan, malaise, demam (lebih sering pada HVA), rasa pegal linu dan
sakit kepala pada HVB, serta hilangnya daya rasa lokal untuk
perokok.
2. Riwayat Penyakit atau Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan yang mencangkup tentang nyeri abdomen pada
kuadran kanan atas, demam, malaise, mual, muntah (anoreksia), feses
berwarna tanah liat dan urine pekat
b. Riwayat penyakit lalu
Riwayat apakah pasien pernah mengalami bradikardi atau pernah
menderita masa medis lainnya yang menyebabkan hepatitis (yang
meliputi penyakit gagal hati dan penyakit autoimun). Dan, kaji pula
apakah pasien pernah mengindap infeksi virus dan buat catatan obat-
obatan yang pernah digunakan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji riwayat keluarga yang mengonsumsi alkohol, mengindap
hepatitis, dan penyakit biliaris.
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan atau
gangguan hati, seperti :
1) Aktivitas
a) Kelemahan
b) Kelelahan
10
c) Malaise
2) Sirkulasi
a) Bradikardi (Hiperbilirubin berat)
b) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
c) Eliminasi
3) Urine gelap
4) Diare feses warna tanah liat
5) Makanan dan Cairan
a) Anoreksia
b) Berat badan menurun
c) Mual dan muntah
d) Peningkatan oedema
e) Asites
6) Neurosensori
a) Peka terhadap rangsang
b) Cenderung tidur
c) Letargi
d) Asteriksis
7) Nyeri atau Kenyamanan
a) Kram abdomen
b) Nyeri tekan pada kuadran kanan
c) Mialgia
d) Atralgia
e) Sakit kepala
f) Gatal ( pruritus )
8) Keamanan
a) Demam
b) Urtikaria
c) Lesi makulopopuler
d) Eritema
e) Splenomegali
f) Pembesaran nodus servikal posterior
11
g) Seksualitas
h) Pola hidup atau perilaku meningkatkan resiko terpajan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertemia
Definisi : Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
Batasan Karakteristik :
a. Konvulsi
b. Kulit kemerahan
c. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
d. Kejang
e. Takikardi
f. Takipnea
g. Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan :
a. Anastesia
a. Penurunan aspirasi
b. Dehidrasi
c. Pemajanan lingkungan yang panas
d. Penyakit
e. Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
f. Peningkatan laju metabolisme
g. Medikasi
h. Trauma
i. Aktivitas berlebih
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
Batasan Karakteristik :
a) Kram abdomen
b) Nyeri abdomen
c) Menghindari makanan
12
d) Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
e) Kerapuhan kapiler
f) Diare
g) Kehilangan rambut berlebihan
h) Bising usus hiperaktif
i) Kurang makanan
j) Kurang informasi
k) Kurang minat pada makanan
l) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
m)Kesalahan konsepsi
n) Kesalahan informasi
o) Membrane mukosa pucat
p) Ketidakmampuan memakan makanan
q) Tonus otak menurun
r) Mengeluh gangguan sensasi rasa
s) Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended Daily
Allowance)
t) Cepat kenyang setelah makan
u) Sariawan rongga mulut
v) Steatorea
w) Kelemahan otot pengunyah
x) Kelemahan otot untuk menelan
Faktor-faktor yang berhubungan :
a. Faktor Biologis
a. Faktor Ekonomi
b. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
c. Ketidakmampuan menelan makanan
d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
e. Faktor psikologis
3. Nyeri Akut
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau
13
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian
rupa (International Association for the Study of Pain), awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
berlangsung < 6 bulan.
Batasan Karakteristik :
a. Perubahan selera makan
b. Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung
d. Perubahan frekuensi pernapasan
e. Laporan isyarat
f. Diafroesis
g. Perilaku distraksi (mis, berjalan modar mandir, mencari orang lain
dan/atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang)
h. Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis, waspada,
iritabilitas, mendesah)
i. Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
j. Sikap melindungi area nyeri
k. Fokus menyempit (mis,gangguan persepsi nyeri, hambatan proses
berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
l. Indikasi nyeri yang dapat diamati
m. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
n. Sikap tubuh melindungi
o. Dilatasi pupil
p. Melaporkan nyeri secara verbal
q. Fokus pada diri sendiri
r. Gangguan tidur
Faktor yang Berhubungan :
a. Agens cedera (mis.,biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
14
4. Intoleransi Aktivitas
Definisi : ketidakcukupan energy psikologis atau fisologis untuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-
hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
Batasan Karakteristik :
a. Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
b. Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktifitas
c. Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia
d. Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia
e. Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
f. Dispnea setelah beraktivitas
g. Menyatakan merasa letih
h. Menyatakan merasa lemah
Faktor yang berhubungan :
a. Tirah baring atau imobilisasi
b. Kelemahan umum
c. Ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen
d. Imobilitas
e. Gaya hidup monoton
5. Risiko Gangguan Fungsi Hati
Definisi : beresiko pada penurunan fungsi hati yang mungkin mengganggu
kesehatan
Faktor resiko :
a. Medikasi hepatotoksik
b. Ko-infeksi HIV
c. Penyalahgunaan zat
Infeksi virus: hepatitis A, hepatititis B
6. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi : resiko terhadap variasi kadar glukosa/gula darah dari rentang
normal
15
Faktor resiko :
d. Kurang pengetahuan tentang management diabetes
e. Tingkat perkembagan
f. Asupan diet
g. Pmantauan glukosa darah tidak tepat
h. Kurang penerimaan terhadap diagnosis
i. Kurang kepatuahan pada rencana management diabetic
j. Kurang managemen diabetes
k. Managemen medikasi
l. Status kesehatan mental
m. Tingkat aktifitas fisik
n. Kehamilan
o. Peride pertumbuhan cepat
p. Stress
q. Penambahan berat badan
r. Penurunan berat badan
C. Rencana Keperawatan
NO
DXDIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Hipertermia NOC :
Termoregulation
Kriteria hasil:
a. Suhu tubuh dalam rentang
normal
b. Nadi dan RR dalam
rentang normal
c. Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak ada
pusing
NIC :
Fever treatment
a. Monitor suhu sesering
mungkin
b. Monitor IWL
c. Monitor warna dan suhu
kulit
d. Monitor tekanan darah,
nadi dan RR
e. Monitor penurunan
tingkat kesadaran
16
f. Monitor WBC, Hb, dan
Hct
g. Monitor intake dan output
h. Berikan antipiterik
i. Berikan pengobatan untk
mengatasi penyebab
demam
j. Selimuti pasien
k. Lakukan tapid sponge
l. Kolaborasi pemberian
cairan intravena
m. Kompres pasien pada
lipatan pada dan aksila
n. Tingkatkan sirkulasi udara
o. Berikan pengobatan untk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
a. Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
b. Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
c. Monitor TD, nadi, dan RR
d. Monitor warna dan suhu
kulit
e. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
f. Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
g. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan suhu tubuh
17
h. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan
akubat panas
i. Diskusikan pentingnya
pengaturan suhu tubuh
dan kemungkinan efek
negative dari kedinginan
j. Beri tahu tentang indikasi
terjadinya kekeletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
k. Ajarkan indikas dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
l. Berikan antipiretik jika
perlu
Vital sign monitoring
a. Monitor TD, nadi, suhu
dan RR
b. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
c. Monitor Vital Sign saat
pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
d. Auskultasi TD pada kedua
lenga dan bandingkan
e. Monitor TD, nadi, dan RR
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
f. Monitor kualitas nadi
g. Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
18
h. Monitor suara paru
i. Monitor pola pernafasan
abnormal
j. Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
k. Monitor sianosis perifer
l. Identifikasi penyebab
perubahan vital sign
2. Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
Kriteria Hasil :
1. Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
5. Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
6. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
NIC
1. Nutrition Management
a. Kaji adanya alergi
makanan
b. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan
pasien
c. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
d. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
e. Berikan substansi gula
f. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
h. Ajarkan pasien
19
bagaimana membuat
catatan makanan harian
i. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
j. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
k. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
2. Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas
normal
b. Monitor adanya
penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak
atau orang tua selama
makan
e. Monitor lingkungan
selama makan
f. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
g. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan,
20
rambut kusam, dan
mudah patah
j. Monitor mual dan
muntah
k. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
l. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
m. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
n. Monitor kalori dan
intake kalori
o. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan
cavitas oral
p. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
3 Nyeri Akut NOC :
a. Pain level
b. Pain control
c. Comfort level
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ... x 24
jam. Pasien tidak mengalami
nyeri, dengan :
Kriteria Hasil
a. Mampu mengontrol nyeri
NIC :
a. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
furasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
b. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
21
(tahu penyebab nyer,
mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dnegan
menggunakan manajemen
nyeri
c. Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
e. Tanda vital dalam rentang
normal
f. Tidak mengalami
gangguan tidur
c. Bantu pasien dan
keluarga untuk mrncari
dan menemukan
dukungan
d. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu rungan,
pencahayaan dan
kebisingan
e. Kurangi faktor presipitasi
nyeri
f. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
g. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi : napas
dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/dingin
h. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
i. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
4 Intoleransi aktivitas NOC
a. Energy conservation
b. Activity tolerance
c. Self care : ADLs
NIC
a. Activity therapy
b. Kolaborasikan dengan
tenaga rehabilitasi medic
22
Setelah 3x24 jam interaksi
diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Berpartisipasi dalam
aktvitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi, dan
RR
b. Mampu melakukan
aktivitas seharihar ADLs
secara mandiri
c. Anda tanda vital normal
d. Energy psikomotor
e. Level kelemahan
f. Mampu berpindah:
dengan atau tanpa bantuan
alat
g. Status kardiopulmonari
adekuat
h. Sirkualasi status baik
i. Status respirasi:
pertukaran gas da ventilasi
adekuat
dalam merencanakan
program therapy yang
tepat
c. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
d. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi, dan social
e. Bantu untuk
mengidentifikas dan
mendapatkan sumber
daya yang diperlukan
untuk aktofitas yang
diiginkan
f. Bantu untk mendapatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda dan
krek
g. Bantu untuk
mengidentifikasi aktifitas
yang disukai
h. Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
dalam waktu luang
i. Bantu klien/keluarag
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktifitas
j. Sediakan penguatan
23
positif bagi yang aktif
beraktifitas
k. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
l. Monitor respon fisik,
emosi, social dan spiritual
5 Resiko gangguan fungsi
hati
NOC
Iver function, risk for impaired
Risk control drug use
Risk control alkohol used
Risk control: sexually
transmitted
Disease
Kriteria hasil:
a. Penghentian perilaku
b. Penyalahgunaan
alkohol
c. Pembekuan darh
d. Penghentian perilaku
e. Penyalahgunaan
narkoba
f. Elektrolit
asam/keseimbangan
basa
g. Pengetahuan:pengobata
n
h. Respon terhadap
pengobatan
i. Pengendalian resiko
j. Pengendalian
NIC
Teaching:disese process
a. Beritahukan
pengetahuan tentang
proses penyakit
b. Kaji pengetahuan
pasien tentang
penyakitnya
c. Identifkasi
kemungkinan
penyebab
d. Jelaskan perjalanan
penyakit dan
bagaimana
hubungannya dengan
anatomi fisiologi
e. Berikan medikasi dan
terapi untuk proses
penyakit
f. Mendiskusikan pilihan
terapi
g. Berikan instrksi
kepada pasien tentang
tanda dan gejala yang
24
resiko:penggunaan
alkohol
k. Pengendalian resiko:
proses menular
l. Pengendalian resiko:
enyakit seksual
menular
m. Zat penarikan
keparahan
n. Perfusi jaringan :
selular
menyertai penyakit
h. Dorong pasien untuk
mengemukakan
pilihan ata
mendapatkan pilihan
kedua
i. Identifikasi perubahan
kondisi fisik pasien
j. Deskripsikan
kemungkinn
komplikasi kronik
k. Memberikan informai
kepada keluarga
tentang kemajuan
kesehatan pasien
Surveillance
a. Menngumpulkan,
mengintrepretasikan
dan mensintesis data
pasien secara terarah
dan continue untuk
mengambil keputusan
klinik
6 Resiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah
NOC
Bood glucose
Diabetes self management
Kriteria Hasil:
a. Penerimaan kondisi
kesehatan
b. Kepatuhan perilaku:
diet sehat
c. Dapat mengontrol
NIC
Hyperglikemia management
a. Memantau kadar
glukosa darah seperti
yang ditunjukan
b. Pantau tanda-tanda
dan gejala
hyperglikemia
c. Memantau keton urine
25
kadar glukosa darah
d. Dapat mengontrol
stress
e. Dapat memanagemen
dan mencegah penyakit
semakin parah
f. Tingkat pemahaman
untuk dan mencegah
komplikasi
g. Dapat meningkatkan
istirahat
h. Mengontrol perilaku
berat badan
i. Pemahaman
management diabetes
j. Status nutrisi adekuat
k. Olahraga teratur
seperti yang
ditunjukan
d. Memantau tekanan
darah, dan denyut nadi
ortotaktik seperti yang
ditunjukan
e. Mengelola insulin
seperti yang
ditunjukan
f. Mendorong asupan
cairan oral
g. Menjaga akses iv
h. Memberikan cairan iv
sesuai kebutuhan
i. Mengelola kalium
seperti yang
ditentukan
j. Konsultasikan dengan
dokter jika ada tanda
dan gejala
hiperglikemia
menetap
k. Menyediakan
kebersihan mulut jika
erlu
l. Batasi latihan jika
kadar glukosa
>250mg/dl terutama
jika keton urine yang
hadir
m. Mndorong pemantaua
diri kadar glukosa
26
darah
n. Tinjau catatan glukosa
darah dengan pasien
keluarga
o. Memfasilitasi
kepatuhan terhadap
diet dan latihan
p. Uji kadar glukosa
darah anggota
keluarga
D. Implementasi Keperawatan
Dalam hal ini, prinsip yang harus diterapkan dalam pembuatan
implementasi keperawatan adalah kita harus menentukan perencanaan
yang tepat sebelum kita membuat implementasi keperawatan, adapun yang
harus diperhatikan adalah :
1. Mempertahankan nutrisi yang adekuat
2. Mencegah terjadinya komplikasi
3. Meningkatkan konsep diri dan penerimaan situasi
4. Pemberian informasi tentang proses penyakit, prognosis, risiko
komplikasi dan kebutuhan pengobatan lainnya
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang
sistematik pada status kesehatan klien. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
melaksanakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan).
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan).
27
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan)
DAFTAR PUSTAKA
Amin HN, Hardhi K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC.Yogyakarta : Mediaction Jogja
Anonim. Materi Asuhan Keperawatan. Online (Available) :
https://ners.unair.ac.id. Diakses pada 8 November 2015 pukul 13.50 Wita
Engram, Barbara. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Smallcrabs. 2012. Hepatitis dan Asuhan Keperawatan. Online (Available) :
http://www.smallcrab.com/kesehatan/1200-hepatitis-dan-asuhan-
keperawatan-hepatitis. Diakses pada 8 November 2015 pukul 11.00 wita
28