LP dan askep kad

7
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI A. Masalah Utama Defisit Perawatan Diri B. Proses Terjadinya Masalah 1. Pengertian Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). 2. Tanda dan Gejala Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.

description

lp dan askep kad

Transcript of LP dan askep kad

Page 1: LP dan askep kad

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama

Defisit Perawatan Diri

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai

dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak

dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas

perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

2. Tanda dan Gejala

Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan

bau, serta kuku panjang dan kotor

Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakain

kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur, pada pasien

perempuan tidak berdandan.

Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan mengambil

makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya

Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air besar atau

buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan baik

setelah BAB/BAK

3. Penyebab

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai

berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.

Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

Badan bau, pakaian kotor.

Page 2: LP dan askep kad

Rambut dan kulit kotor.

Kuku panjang dan kotor

Gigi kotor disertai mulut bau

Penampilan tidak rapi

Malas, tidak ada inisiatif.

Menarik diri, isolasi diri.

Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

4. Akibat

Klien yang kurang merawat kebersihan dirinya akan beresiko integritas kulit, karena

kotor kulit akan mudah terkena luka.

5. Pohon masalah

Resiko integritas kulit                       akibat

Defisit perawatan diri                   core problem

Isolasi soaial : menarik diri                  sebab

6. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit perawatan diri

2. Resiko integritas kulit

3. Isolasi sosial : menarik diri

7. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1 : defisit perawatan diri

Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk

memperhatikan kebersihan diri

Tujuan Khusus    :

Page 3: LP dan askep kad

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Intervensi

1. Berikan salam setiap berinteraksi.

2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.

3. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.

4. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.

5. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.

6. Buat kontrak interaksi yang jelas.

7. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

8. Penuhi kebutuhan dasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

Intervensi

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.

2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan

pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.

3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.

4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal

yang berhubungan dengan kebersihan diri.

5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan

diri.

6. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.

7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore,

sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan

menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

Intervensi

1. Motivasi klien untuk mandi.

2. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara

memelihara kebersihan diri yang benar.

Page 4: LP dan askep kad

3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.

4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.

5. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan

diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.

6. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti

odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.

Intervensi

1. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk

mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.

Intervensi

1. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.

Intervensi

1. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan

diri.

2. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di

RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.

3. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang

telah dialami di RS.

4. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga

kebersihan diri klien.

5. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.

6. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.

7. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan

pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

Page 5: LP dan askep kad

DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC

2. Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis

Mosby Year Book, 2003

3. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

4. Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 2004

5. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino

Gonohutomo, 2003

6. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP

Bandung, 2000