LP ALERGI

download LP ALERGI

of 9

Transcript of LP ALERGI

asuhan keperawatan alergi

ASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIAN1. Pengkajian (data subjektif dan data objektif)1.1. Data dasar, meliputi :a. Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnose medis, sumber biaya, dan sumber informasi)b. Identitas penanggung jawab (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien)1.2. Riwayat keperawatan, meliputi :a. Riwayat kesehatan sekarangMengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:a) Alasan masuk rumah sakit :Pasien mengeluh nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, timbul kemerahan pada kulit, mual muntah, dan terasa gatal.b) Keluhan utama1. Pasien mengeluh sesak nafas2. Pasien mengeluh bibirnya bengkak3. Pasien mengaku tidak ada nafsu makan, mual dan muntah4. Pasien mengeluh nyeri di bagian perut5. Pasien mengeluh gatal- gatal dan timbul kemerahan di sekujur tubuhnya6. Pasien mengeluh diare7. Pasien mengeluh demamc) Kronologis keluhanPasien mengeluh nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, timbul kemerahan pada kulit, mual muntah dan terasa gatal tertahankan lagi sehingga pasien dibawa ke rumah sakit.b. Riwayat kesehatan masa laluMengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini di derita. Misalnya, sebelumnya pasien mengatakan pernah mengalami nyeri perut, sesak nafas, demam, bibirnya bengkak, timbul kemerahan pada kulit, mual muntah, dan terasa gatal dan pernah menjalani perawatan di RS atau pengobatan tertentu.c. Riwayat kesehatan keluargaMengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/ tidak yang mengalami penyakit yang samad. Riwayat Psikososial dan spiritualMengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stress, persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut usia saat ini, dan system nilai kepercayaan.a) Dikaji berdasarkan 14 kebutuhan dasar menurut Virginia Handerson, yaitu :1. BernafasDikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta ukur respirasi rate.2. MakanDikaji apakah klien menghabiskan persi makan yang telah disediakan RS, apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.3. MinumDikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya)4. Eliminasi (BAB/ BAK)Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar.5. Gerak dan aktifitasDikaji apakah pasien mengalami gangguan /keluhan dalam melakukan aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami alergi) atau saat menjalani perawatan di RS.6. Rasa nyamanDikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya, misalnya pasien merasa nyeri di perut bagian kanan atas (dikaji dengan PQRST : faktor penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri)7. Kebersihan diriDikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS8. Rasa amanDikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani keluarganya selama di RS9. Social dan komunikasiDikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya)10. PengetahuanDikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya11. RekreasiDikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi12. SpiritualDikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya1.3. Pemeriksaan fisik1.3.1. Pemeriksaan fisika. Keadaan umumTingkat kesadaran GCSb. Tanda-tanda vitalc. Keadaan fisikd. Kepala dan lehere. Dadaf. Payudara dan ketiakg. Abdomenh. Genitaliai. Integumentj. Ekstremitask. Pemeriksaan neurologis1.4. Pemeriksaan penunjang1.4.1. Uji kulit : sebagai pemeriksaan penyaring (misalnya dengan allergen hirup tungau, kapuk, debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau allergen makanan seperti susu, telur, kacang, ikan)1.4.2. Darah tepi: bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit 5000/ml disertai neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan1.4.3. IgE total dan spesifik : harga normal IgE total adalah 1000u/l sampai umur 20 tahun. Kadar IgE lebih dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi, atau mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler1.4.4. Tes intradermal nilainya terbatas, berbahaya1.4.5. Tes hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitive1.4.6. Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan IgM. IgE ( dengan mikroskop imunofluoresen )1.4.7. Pemeriksaan/ tes D Xylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.1.4.8. Diit coba buta ganda ( Double blind food chalenge ) untuk diagnosa pasti1.5. Analisa data1.5.1. Data subjektifa. Sesak nafasb. Mual, muntahc. Meringis, gelisahd. Terdapat nyeri pada bagian perute. Gatal- gatalf. Batuk1.5.2. Data objektifa. Penggunaan O2b. Adanya kemerahan pada kulitc. Terlihat pucatd. Pembengkakan pada bibire. Demam (suhu tubuh diatas 37,5oC )B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Analisa dataNoSymptomEtiologiProblem

1

2. Rumusan diagnosea. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan terpajan allergenb. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasic. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infalamasi dermal,intrademal sekunderd. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihe. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ( allergen,ex: makanan)

C. RENCANA KEPERAWATANTgl/jamDiagnose kep.Tujuan/kriteria hasilRencana tindakanRasional

Pola nafas tidak efektifSetelah diberikan asuhan keperawatan selama x 15 menit. Diharapkan pasien menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman rentang normal.kriteria hasil :1. Frekuensi pernafasan pasien nolmal (16-20 kali/ menit)2. Pasien tidak merasa sesak3. Pasien tidak tampak memakai alat bantu pernafasan4. Tidak terdapat tanda-tanda sianosis1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi paru. Catat upaya pernafasan, termasuk penggunaan otot bantu/ pelebaran masal.2. Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius seperti krekels, mengi, gesekan pleura.3. Tinggi kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan pasien turun dari tempat tidur dan ambulansi sesegera mungkin.4. Observasi pola batuk dan karakter secret.5. Berikan oksigen tambahan.6. Berikan humidifikasi tambahan, mis: nebulizer ultrasonic.1. Kecepatan biasanya meningkat. Dispenea dan terjadi peningkatan kerja nafas. Kedalaman pernafasan berfariasi tergantung derajat gagal nafas. Ekspansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis atau nyeri dada pleuritik.2. bunyi napas menurun/ tak ada bila jalan napas obstruksi sekunder terhadap pendarahan, bekuan/ kolaps jalan napas kecil (atelektasis). Ronci dan mengi menyertai obstruksi jalan napas/ kegagalan pernapasan.3. duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernapasan. Pengubahan posisi dan ambulansi meningkatkan pengisian udara segmen paru berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.4. kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering atau iritasi. Sputum berdarah dapat diakibatkan oleh kerusakan jaringan atau antikoagulan berlebihan.5. memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas.6. memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran secret untuk memudahkan pembersihan

Hipertermisetelah diberikan askep selama .x24 jam diharapkan suhu tubuh pasien menurunkriteria hasil :1. suhu tubuh pasien kembali normal (36,5 oC-37,5oC)2. Bibir pasien tidak bengkak lagi1. Pantau suhu pasien ( derajat dan pola2. Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi3. Berikan kompres mandi hangat; hindari penggunaan alcohol1. Suhu 38,9-41,1C menunjukkan proses penyakit infeksius akut2. Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan mendekati normal3. Dapat membantu mengurangi demam

Kerusakan integritas kulitsetelah diberikan askep selama .x24 jam diharapkan pasien tidak akan mengalami kerusakan integritas kulit lebih parahkriteria hasil :1. Tidak terdapat kemerahan,bentol-bentol dan odema2. Tidak terdapat tanda-tanda urtikaria,pruritus dan angioderma3. Kerusakan integritas kulit berkurang1. Lihat kulit, adanya edema, area sirkulasinya terganggu atau pigmentasi2. Hindari obat intramaskular1. Kulit berisiko karena gangguan sirkulasi perifer2. Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorpsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit

Kekurangan volume cairansetelah diberikan askep selama .x24 jam diharapkan kekurangan volume cairan pada pasien dapat teratasikriteria hasil :1. Pasien tidak mengalami diare lagi2. Pasien tidak mengalami mual dan muntah3. Tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi4. Turgor kulit kembali normal1. Ukur dan pantau TTV, contoh peningakatan suhu/ demam memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik2. Kaji turgor kulit, kelembaban membrane mukosa (bibir, lidah)3. Monitor intake dan output cairan4. Beri obat sesuai indikasi misalnya antipiretik, antiemetic5. Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan

1. peningkatan suhu atau memanjangnya demam meningkatkan laju metabolic dan kehilangan cairan melalui evaporasi. TD ortostatik berubah dan peningkatan takikardia menunjukkan kekurangan cairan sistemik2. indicator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering karena napas mulut dan oksigen3. mengetahui keseimbangan cairan4. berguna menurunkan kehilangan cairan5. pada adanya penurunan masukan/ banyak kehilangan, penggunaan parenteral dapat memperbaiki atau mencegah kekurangan

Nyeri akutSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan nyeri pasien teratasikriteria hasil :1. Pasien menyatakan dan menunjukkan nyerinya hilang2. Wajah tidak meringis3. Skala nyeri 04. Hasil pengukuran TTV dalam batas normal, TTV normal yaitu :a. Tekanan darah : 140-90/90-60 mmHgb. Nadi : 60-100 kali/menitc. Pernapasan : 16-20 kali/menitd. Suhu : Oral (36,1-37,50C), Rektal (36,7-38,10C), Axilla (35,5-36,40C)1. Ukur TTV2. Kaji tingkat nyeri (PQRST)3. Berikan posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan4. Ciptakan suasana yang tenang5. Bantu pasien melakukan teknik relaksasi6. Observasi gejala-gejala yang berhubungan, seperti dyspnea, mual muntah, palpitasi, keinginan berkemih7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik1. untuk mengetahui kondisi umum pasien2. Untuk mengetahui faktor pencetus nyeri3. memberikan rasa nyaman kepada pasien4. membantu pasien lebih relaks5. membantu dalam penurunan persepsi/respon nyeri. Memberikan kontrol situasi meningkatkan perilaku positif6. tanda-tanda tersebut menunjukkan gejala nyeri yang dialami pasien7. Analgesik dapat meredakan nyeri yang dirasakan oleh pasien

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATANTgl/jamNo. dx. Kep.Tindakan keperawatanRespon pasien/ hasilParaf

E. EVALUASINama : .. No RegristasiUmur : ... No Kamar : Hari/tgl/jamNo. Dx. Kep.Catatan perkembangan/ evaluasi

1. S : pasien mengeluh tidak sesak lagiO : pasien bernafas normal (16-24 x/menit),tidak terdapat tanda-tanda sianosis,pasien tidak mengalami gangguan pola nafas,pasien tidak tampak menggunakan alat bantu pernapasanA : tujuan tercapaiP : Pertahankan kondisi pasien

2. S : Pasien mengatakan kulitnya sudah tidak merah-merah lagiO : kerusakan integritas kulit pada pasien berkurang,tanda-tanda angioderma,pruritus dan urtikaria sudah mulai berkurang,kulit pasien tidak terdapat kemerahanA : Tujuan tercapaiP : Pertahankan kondisi pasien

3. S : Pasien mengatakan kulitnya sudah tidak merah-merah lagiO : kerusakan integritas kulit pada pasien berkurang,tanda-tanda angioderma,pruritus dan urtikaria sudah mulai berkurang,kulit pasien tidak terdapat kemerahanA : tujuan tercapai sebagianP : lanjutkan intervensi ( no 1 dan 2)

4. S : pasien mengatakan tidak merasa mual,muntah dan mencret lagiO : intake & output pasien seimbang,TTV dalam batas normal(TD : 120/80-140/90,Suhu aksila: 36,5oC-37,5oC,Frekuensi pernapasan : 16-24 x / menit,Nadi: 60-100x/menit),tidak terdapat tanda-tanda sianosis,turgor kulit kembali normalA : tujuan tercapaiP : Pertahankan kondisi pasien

5. S : pasien mengatakan nyerinya sudah berkurangO : wajah pasien tampak tenang dan tidak meringisA : tujuan tercapaiP : Pertahankan kondisi pasien

DAFTAR PUSTAKABrunner & Suddarth, 2002,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3, Jakarta:EGCMartha craft-rosernberg & Kelly smith, 2010, Nanda Diagnosa Keperawatan, digna pustaka, yogyakarta