LOGAM DAN ALAT UJI MEKANIS METAL USU
-
Upload
rahman-sonowijoyo -
Category
Documents
-
view
90 -
download
1
description
Transcript of LOGAM DAN ALAT UJI MEKANIS METAL USU
0
TUGAS I
LOGAM DAN ALAT UJI MEKANIS METAL
OLEH
RAHMAN SONOWIJOYO
130421036
PROGRAM STUDI EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN 2013/2014
1
LOGAM
Dalam kimia, sebuah logam atau metal (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia
yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan
bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal/logam adalah salah satu dari tiga
kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan
nonlogam
A. Logam Ferro
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon dengan besi.
Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai 2 sifat yang berbeda dengan
besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam lainnya. Logam cor diklasifikasikan
menurut kandungan karbon yang terkandung di dalamnya yaitu kelompok baja dan besi cor.
Logam cor yang memiliki persentasi karbon maksimum 2,11 % disebut baja dan jika kadar
karbon lebih besar dari 2,11 % karbon disebut dengan besi cor.
Logam ferro dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu baja dan besi cor.
1. Besi Cor
a) Baja karbon rendah (low carbon steel, C < 0,2%).
Baja karbon rendah adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur kabon
dan besi, dimana nilai karbonnya dibawah dari 0,2%..
Gambar Contoh Baja karbon rendah ,C < 0,2%
Sufat fisis
- mudah dibentuk
- dapat dikeraskan dengan perlakuan panas.
2
- kekerasan permukaan dapat ditingkatkan melalui karburasi.
- dapat dimesin (dibubut) dan dilas, tetapi tidak responsif terhadap perlakuan panas
- kepadatan baja ringan adalah sekitar 7,85 g/cm3 (7850 kg/m3 atau 0.284 lb/in3)
- modulus Young adalah 210 GPa (30.000.000 psi).
Sifat mekanik
- memiliki keuletan dan ketangguhan yang sangat baik
- lunak
- kekuatan tarik relatif rendah
b) Baja karbon medium (medium carbon steel, 0,2<C<0,5% ).
Baja karbon medium adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur
kabon dan besi, dimana nilai karbonnya antara dari 0,2% sampai 0,5%
Gambar contoh Baja karbon medium, 0,2<C<0,5%
Sifat fisis
- dibentuk/dibuat dengan proses permesinan
- digunakan untuk sebagian besar permesinan, dan komponen otomotif.
- digunakan untuk sebagian penempaan
- memiliki keuletan dan ketangguhan yang lebih rendah,
- dapat diberi perlakuan panas untuk meningkatkan kekuatannya
Sifat mekanik
- lebih kuat dari baja karbon rendah
- tangguh/kokoh
- memiliki ketahanan aus yang baik
3
c) Baja karbon tinggi (high carbon steel,C > 0,5%)
Baja karbon tinggi adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur kabon
dan besi, dimana nilai karbonnya diatas dari 0,5%.
Gambar contoh baja karbon tinggi, C > 0,5%
Sifat fisis :
-Baja karbon tinggi mengandung karbon sebesar 0,60-1,40 wt.%,
- Struktur mikro baja ini terdiri atas perlit dan sementit (Fe3C) yang sangat keras.
- Baja ini umumnya dipakai dalam kondisi dikeraskan dan ditempa, sehingga memiliki
ketahanan aus yang tinggi.
- Baja karbon tinggi yang memiliki paduan yang tinggi
Sifat mekanis
- baja karbon yang paling kuat
- ulet / kokoh
- keras
- getas apabila nilai C > 2%
- tahan aus yang tinggi
2. Besi baja Cor (Besi Tuang)
Secara umum Besi Tuang (Cast Iron) adalah Besi yang mempunyai Carbon content 2.5% –
4%, akan mempunyai sifat MAMPU LASNYA (WELDABILITY) rendah. Karbon dalam
Besi Tuang yang berupa sementit (Fe3C) ini atau biasa disebut dengan Karbon Bebas
(grafit), kandungan FOSFOR dan SULPHUR dari material ini sangat tinggi dibandingkan
Baja.
4
Sifat Besi Tuang
o Keras dan mudah melebur/mencair
o Getas, sehingga tidak dapat menahan benturan
o Temperatur leleh 1250 derajat .
o Tidak berkarat
o Tidak dapat diberi muatan magnit
o Dapat dikeraskan dgn cara dipanasi kemudian didinginkan secara mendadak
o Menyusut waktu pendinginan/waktu dituang
o Kuat dalam menahan gaya tekan, lemah dalam menahan tarik kuat tekan
sekitar 600 Mpa, kuat tarik 50 Mpa
o Tidak dapat disambung dengan las dan paku keling, disambung dengan baut dan
sekrup.
Kelebihan Besi Tuang
Dibandingkan dengan baja tuang, ada beberapa keunggulan besi tuang ini, misalnya:
o Hasilnya akan lebih murah dibandingkan dengan baja tuang
o Temperatur peleburan lebih rendah, oleh karena itu “Dapur Kupola” dapat dipakai.
o Besi tuang cair akan lebih baik mengalirnya, sehingga dapat mengisi rongga-rongga
cetakan (mould) dengan lebih sempurna.
o Hasilnya siap untuk dikerjakan lebih lanjut.
o Menghasilkan kombinasi kekuatan tarik dan tekan yang baik
o Tahan terhadap keausan, gerusan, dll.
o Tidak berkarat.
Kekurangan Besi Tuang
Dibandingkan dengan baja tuang, ada beberapa kekurangan besi tuang ini, misalnya:
o Tidak dapat di tempa.
o Tidak dapat disambung dengan paku keling atau dilas, dua buah besi tuang hanya
dapat disambung dengan baut dan sekrup.
o Tidak dapat diberi muatan magnet
o Getas sehingga tidak dapat menahan lenturan
5
Ada beberapa jenis Besi Tuang (Cast Iron) yaitu :
a) Besi tuang putih (white cast iron).
Dimana besi tuang ini seluruh karbonnya berupa sementit sehingga mempunyai sifat
sangat keras dan getas. Mikrostrukturnya terdiri dari karbida yang menyebabkan
berwarna putih.
Gambar contoh besi tuang putih dan strukturnya
b) Besi tuang kelabu (grey cast iron).
Jenis besi tuang ini sering dijumpai (sekitar 70% besi tuang berwarna abu-abu).
Mempunyai graphite yang berbentuk flake. Sifat dari besi tuang ini kekuatan tariknya
tidak begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali (nil ductility), kemudian sifat
mampu mesinnya baik dan nilai karbon dalam keadaan bebas.
\
Gambar contoh besi tuang kelabu dan strukturnya
c) Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron).
Besi tuang jenis ini dibuat dari besi tuang putih dengan melakukan heat treatment
kembali yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) akan terurai
6
menjadi matriks ferrite, pearlite dan martensite. Mempunyai sifat yang mirip dengab
baja.
d) Besi tuang nodular/grafit bulat (nodular cast iron)
Nodular cast iron adalah perpaduan besi tuang kelabu. Ciri besi tuang ini bentuk
graphite flake dimana ujung – ujung flake berbentuk takik-an yang mempunyai
pengaruh terhadap ketangguhan, keuletan & kekuatan oleh karena untuk menjadi lebih
baik, maka graphite tersebut berbentuk bola (spheroid) dengan menambahkan sedikit
inoculating agent, seperti magnesium atau calcium silicide. Karena besi tuang
mempunyai keuletan yang tinggi maka besi tuang ini di kategorikan ductile cast iron.
e) Besi tuang kelas tinggi
Jenis ini mengandung sedikit karbon silika dan grafit bebas nya lebih kecil
dibandingkan besi tuang kelabu
B. Logam Nonferro
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur besi
(Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan
logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan.
Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah
memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta
cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi karena harganya mahal,
ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik
proses dan laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan memperbaiki
sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan uintuk paduan baja
antara lain, nekel, kromium, molebdenum, wllfram dan sebagainya. Sedangkan dari logam
non ferro ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan sebagainya. Logam-logam
nonferro dan paduannya tidak diproduksi secara besar-besaran seperti logam besi, tetapi
cukup vital untuk kebutuhan industri karena memiliki sifat-sifat yang tidak ditemukan pada
logam besi dan baja.
Material non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:
7
1. Keramik
Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara
satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur
non logam. material jenis keramik semakin banyak digunakan, mulai berbagai abrasive, pahat
potong, batu tahan api, kaca, dan lain-lain, bahkan teknologi roket dan penerbangan luar
angkasa sangat memerlukan keramik.
2. Plastik (polimer)
Plastik (polimer) adalah material hasil rekayasa manusia, merupakan rantai molekul yang
sangat panjang dan banyak molekul MER yang saling mengikat. Pemakaian plastik juga
sangat luas, mulai peralatan rumah tangga, interior mobil, kabinet radio/televisi, sampai
konstruksi mesin.
3. Komposit
Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih, yang sifatnya
sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya. Komposit selain dibuat dari
hasil rekayasa manusia, juga dapat terjadi secara alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari
serat selulose yang berada dalam matriks lignin. Komposit saat ini banyak dipakai dalam
konstruksi pesawat terbang, karena mempunyai sifat ringan, kuat dan non magnetik.
contoh contoh logam yang bukan besi :
1. Tembaga
Tembaga adalah suatu logam bukan besi dengan unsur kimia pada tabel periodik yang
memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.
Gambar contoh tembaga
Sifat fisis :
- korosi yang cepat
- tembaga murni sifatnya halus
8
- berwarna jingga kemerahan
Sifat mekanis :
- lunak
- menghantar listrik dengan baik
- tidak tahan gesekan
2. Aluminium
Gambar contoh Aluminium
Sifat fisis :
- warna silver
- tahan karat
- konduktor yang baik
- ringan dengan berat jenis 2,7 g/cm3
- regangannya 3 -25 %
- kekuatan tarik sebesar 18-28kg/mm
Sifat mekanis :
- mudah tempa
- tidak tahan geseka/mudah aus
- tidak tahan tekana/impact
- kekuatan rendah, tetapi strength to weight ratio nya lebih tinggi daripada baja.
9
3. Nikel
Gambar contoh Nikel
Sifat fisis :
- tahan karat
- warnasilver
- ringan engan berat jenis 0,078 g/cm3
Sifat mekanis :
- lembek.
- tidak kuat
- tidak tahan gaya tekan/impact
- tidak tahan gesekan/mudah aus
4. Magnesium
Gambar contoh Magnesium
Sifat fisis :
- berwarna putih perak dan sangat mengkilap
- tahan korosi
- dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan,
- konduktor yang baik
10
- ringan dengan berat jenis 1,7 g/cm3
- regangannya 3 -25 %
- kekuatan tarik sebesar 110 N/mm2
- titik cair rendah 800°C
Sifat mekanis :
- mudah tempa
- tidak tahan geseka/mudah aus
- tidak tahan tekana/impact
- kekuatan rendah, tetapi strength to weight ratio nya lebih tinggi daripada baja.
5. Kobalt (Co)
Gambar contoh Cobalt
Sifat fisis :
- berwarna putih silver
- memilki titik cair 1490ºC
- magnetic tinggi.
Sifat mekanis :
- bila dipadu dengan baja maka akan menjadi keras, tahan panas dan tahan aus.
.
11
6. Timah Putih, Tin, Stannum (Sn)
Gambar contoh timah putih
Sifat fisis :
- logam yang berwarna putih mengkilap,
- sangat lembek
- titik cair yang rendah yakni 232ºC.
- ringan dengan berat jenis 7,3 g/cm3
- tahan terhadap udara lembab,
- daya tahan korosi cukup tinggi
Sifat mekanis :
- kekerasan dan kekuatan sangat rendah
- tergolong logam lunak serta.
7. Timah Hitam, Lead, Timbal, Plumbum (Pb)
Gambar contoh Timah hitam
Sifat fisis :
- memiliki berat jenis (ρ) =11,3 kg/dm³
- titik cair 327ºC,
- digunakan sebagai isolator anti radiasi Nuclear.
12
- berwarna kebiru-biruan
- terdapat senyawa Plumbum-Sulphur (PbS) dengan kadar yang sangat kecil
- kekuatan tarik sebesar 11,4 N/mm2
Sifat mekanis :
- agak lunak,
- mudah dituang,
- disolder, dan dilas (dengan api zat asam) sanagt
- mudah diberi bentuk dalam keadaan dingin dan panas,
- tidak tahan terhadap gaya impact, gesek dll.
8. Seng, Zincum (Zn)
Gambar contoh Seng
Sifat fisis :
- berwarna kelabu muda
- tahan korosi
- memiliki titik cair 419ºC,
- rapuh ketika pembentukan pada temperature pengerjaan antara 100ºC sampai 150ºC
- ringan dengan berat jenis 7,1 g/cm3
Sifat mekanis :
- ulet
- kuat
- tidak tahan gesekan
- tahan tekan
13
ALAT UJI MEKANIS METAL
A. Uji lentur (Bending Test)
Bending test adalah suatu alat uji mekanis pada benda metal yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan pada gaya bengkokan yang dibebankan pada sisi benda uji. Uji
lentur adalah pemberian gaya yang mempunyai gaya Newton yang berada pada daerah
samping sumbu benda atau material. Pengujian lentur merupakan salah satu cara
pengujian yang telah dipakai sejak lama untuk menentukan kecocokan bahan. Karena
pengujian ini dilakukan terhadap batang uji bebbentuk sederhana dan tidak memerlukan
mesin uji biasa.
Gambar Bending Test
Prinsip kerja :
Pembebanan pada benda uji dengan besar gaya tertentu dititik tengah/rata rata pada benda
uji, sehingga penunjuk alat pada analog memberikan besaran ukur yang terjadi pada benda
uji. Kemudian kita mengetahui bahwa besarnya beban maksimal yang mampu diterima
oleh benda tersebut.
B. Fatigue Test
Fatigue test adalah alat uji mekanis pada benda metal untuk mengetahui besarnya beban
siklik atau beban yang diterima secara berulang-ulang. Dengan alat ini aplikasi beban
dapat diulang jutaan kali dan sampai beberapa ratus kali per detik. Sehingga dengan cepat
kita dapat mengetahui nilai beban maksimal kefatikan benda tersebut.
14
Gambar Fatigue test
Prinsip kerja :
Untuk mengetahui besarnya beban siklik/ beban fatik, kedua ujung sisi benda uji
diikat/dipegang pada alat penguji dimana sisi pengikat yang satu di berikan beban atau
gaya dengan besaran tertentu dan sisi pengikat yang lain diberikan putaran pada motor
dengan putaran tertentu, sehingga pada waktu tertentu benda uji akan mengalami rusak
akibat beban siklik/fatigue tang terjadi. Kemudan oprator/pengamat dapat mengetahui nilai
kelelahan/fatigue yang terjadi pada benda uji tersebut dengan rumus dan perbandingan
perbandingan fenomena yang terjadi tersebut.
C. Hardnes Test
Kekerasan juga didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban
identasi atau penetrasi (penekanan). Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan
menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :
1. Brinnel (HB / BHN)
2. Rockwell (HR / RHN)
3. Vikers (HV / VHN)
4. Micro Hardness (Namun jarang sekali dipakai-red)
15
Gambar alat ji kekerasan (Vichkers)
Prinsip kerja :
Harndnes test adalah alat uji mekanis pada benda logam/metal untuk mengetahui nilai
kekerasan yang mampu diteriman pada benda uji tersebut, baik itu dengan methode
brinnel, rokhwell, ataupun vickkers. Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik
(Mechanical properties) dari suatu material yang harus diketahui khususnya untuk material
yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan deformasi
plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material tersebut
diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali ke
bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula. Lebih
ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan
beban identasi atau penetrasi (penekanan).
D. Impact Test
Uji impaka adalah merupakan salah satu metode yang digunakkan untuk mengetahui
kekuatan, kekerasan, serta keuletan material.
Gambar alat uji impact tipe charpy
16
Prinsip kerja :
Prinsip kerja alat uji impact ini adalah dengan cara memberikan pembebanan secara tiba-
tiba pada benda uji yang akan diuji secara statik. Pada alat uji impact ini terdapat beberapa
bagian yang penting yaitu ; pendulum (godam), lengan pengayun, poros pengayun,
bearing, pisau pemukul, badan alat uji impact dan tempat benda uji, dimana kesemua
bagian tersebut disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga membentuk suatu
alat uji impact. Kapasitas alat uji impact tergantung dari dimensi dan spesifikasi dari alat
uji impact itu sendiri.
E. Tensil Test
Tensile test/Uji Tarik adalah merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui sifat-sifat
suatu bahan. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan
tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu
bertambah panjang.
Gambar alat uji tarik(Tensile Test)
Prinsip kerja :
Uji tarik dilakuan dengan cara penarikan batang uji dengan gaya tarik secara terus –
menerus, sehingga bahan (perpajangannya) terus –menerus meningkat dan teratur sampai
putus, dengan tujuan menetukan nilai tarik.untuk mengetaui kekuatan tarik suatu bahan
dalam pembebanan tarik, garis gaya harus berhimpit dengan garis sumbu bahan sehingga
pembenana terjadi beban arik lurus. Tetapi jiga gaya tarik sudut berhimpit maka yang
terjadi adalah gaya lentur.
17
18
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i
LOGAM .............................................................................................................................. 1
A. Logam Ferro ................................................................................................................... 1
1. Besi Cor ...................................................................................................................... 1
2. Besi baja Cor (Besi Tuang) ........................................................................................ 3
B. Logam Nonferro ............................................................................................................. 6
1. Tembaga ..................................................................................................................... 7
2. Aluminium ................................................................................................................. 8
3. Nikel ........................................................................................................................... 9
4. Magnesium ................................................................................................................. 9
5. Kobalt (Co) ................................................................................................................ 10
6. Timah Putih, Tin, Stannum (Sn) ................................................................................ 11
7. Timah Hitam, Lead, Timbal, Plumbum (Pb) ............................................................. 11
8. Seng, Zincum (Zn) ..................................................................................................... 12
ALAT UJI MEKANIS METAL .......................................................................................... 13
A. Uji lentur (Bending Test) ................................................................................................ 13
B. Fatigue Test ..................................................................................................................... 13
C. Hardnes Test ................................................................................................................... 14
D. Impact Test ..................................................................................................................... 15
E. Tensil Test ....................................................................................................................... 16
i