lo modul 6

7
PROMOSI KESEHATAN WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat (Muninjaya, 2004). Tujuan Promosi kesehatan Adapun tujuan promosi kesehatan antara lain : a. Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran akan kesehatan b. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan c. Pembercayaan pribadi/diri sendiri, meningkatkan kewaspadaan diri, harga diri dan pengambilan keputusan d. Mengubah sikap dan perilaku e. Mempengaruhi perubahan sosietal/environment Prinsip-Prinsip Promosi kesehatan 1. Promosi kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat secara keseluruhan, yang fokus utamanya adalah upaya memampukan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan oleh karena itu promosi kesehatan lebih bersifat promotif preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif – rehabilitatif. 2. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat, disertai pengembangan iklim yang mendukung sehingga penekanan promosi kesehatan pada pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. 3. Pemberdayaan merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Masyarakat aktif sebagai perilaku atau subjek. 4. Pemberdayaan dilakuakn sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat. 5. Dalam promosi kesehatan nuansa peningkatan kesehatan menjadi lebih kenal suasana kemitraan menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat sebagai subjek menjadi lebih menonjol. Kompetensi Inti dalam Promosi kesehatan 1. Kompetensi adalah kombinasi spesifik antara pengetahuan, sikap dan keterampilan yang 2. dibutuhkan untuk mempekerjakan suatu kegiatan khusus. 3. Adapun kompetensi-kompetensi dalam promosi kesehatan antara lain :Mengelola, merencanakan dan mengevaluasi 4. Mengelola sumber-sumber untuk promosi kesehatan, termasuk uang, bahan-bahan, diri sendiri dan orang lain adalah paling penting. Perencanaan yang sistematik diperlukan dalam promosi kesehatan yang efektif dan efisien. Semua kegaiatan promosi kesehatan juga membutuhkan evaluasi dan metodemetode yang berbeda. 5. 2) Komunikasi 6. Promosi kesehatan adalah tentang orang, jadi komunikasi sangat penting dan mendasar, kompetensi yang tinggi diperlukan dalam komunikasi satu per satu dan dalam bekerja dalam kelompok dengan beraneka cara baik formal maupun yang tidak formal. 7. 3) Menyuluh 8. Menyuluh perlu komunikasi tapi juga perlu edukasional tambahan sehingga penyuluh harus bisa

Transcript of lo modul 6

Page 1: lo modul 6

PROMOSI KESEHATAN

WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat (Muninjaya, 2004).Tujuan Promosi kesehatanAdapun tujuan promosi kesehatan antara lain :

a. Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran akan kesehatanb. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatanc. Pembercayaan pribadi/diri sendiri, meningkatkan kewaspadaan diri, harga

diri dan pengambilan keputusand. Mengubah sikap dan perilakue. Mempengaruhi perubahan sosietal/environment

Prinsip-Prinsip Promosi kesehatan1. Promosi kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat

secara keseluruhan, yang fokus utamanya adalah upaya memampukan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan oleh karena itu promosi kesehatan lebih bersifat promotif – preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif – rehabilitatif.

2. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat, disertai pengembangan iklim yang mendukung sehingga penekanan promosi kesehatan pada pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.

3. Pemberdayaan merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Masyarakat aktif sebagai perilaku atau subjek.

4. Pemberdayaan dilakuakn sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.

5. Dalam promosi kesehatan nuansa peningkatan kesehatan menjadi lebih kenal suasana kemitraan menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat sebagai subjek menjadi lebih menonjol.

Kompetensi Inti dalam Promosi kesehatan1. Kompetensi adalah kombinasi spesifik antara pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang2. dibutuhkan untuk mempekerjakan suatu kegiatan khusus.3. Adapun kompetensi-kompetensi dalam promosi kesehatan antara

lain :Mengelola, merencanakan dan mengevaluasi4. Mengelola sumber-sumber untuk promosi kesehatan, termasuk uang,

bahan-bahan, diri sendiri dan orang lain adalah paling penting. Perencanaan yang sistematik diperlukan dalam promosi kesehatan yang efektif dan efisien. Semua kegaiatan promosi kesehatan juga membutuhkan evaluasi dan metodemetode yang berbeda.

5. 2) Komunikasi6. Promosi kesehatan adalah tentang orang, jadi komunikasi sangat penting

dan mendasar, kompetensi yang tinggi diperlukan dalam komunikasi satu per satu dan dalam bekerja dalam kelompok dengan beraneka cara baik formal maupun yang tidak formal.

7. 3) Menyuluh8. Menyuluh perlu komunikasi tapi juga perlu edukasional tambahan

sehingga penyuluh harus bisa bekerja di kelompok formal dan non formal dengan menggunakan strategistrategi yang tepat dan mencapai tujuan.

9. 4) Pemasaran dan Publikasi10. Ini membutuhkan kompetensi dalam pemasaran dan periklanan,

memanfaatkan radio lokal dan memperoleh pemuatan dalam berita tentang kesehatan dari pers lokal.

11. 5) Fasilitas dan jaringan12. Kedua hal ini dimasudkan sebagai penolong orang lain untuk

mepromosikan kesehatan mereka sendiri dan orang lain dengan menggunakan beraneka ragam cara seperti tukar menukar keterampilan dan informasi dan membangun percaya diri.

13. 6) Mempengaruhi kebijakan dan praktek14. Yang dimaksud kebijakan ialah rencana luas tentang tindakan yang

menentukan arah dengan perencanaan yang lebih rinci. Misalnya : kebijakan pemerintah tentang perumahan, transportasi dan arah masa depan sistem kesehatan nasional hingga status kegiatan sehari-hari dari seorang petugas promosi kesehatan.

Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan, yaitu :1. Metode One Way MethodeMenitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif. Yang termasuk metode ini adalah : metode ceramah siaran melalui radio, pemutaran film, penyebaran selebaran, pameran.2. Metode Two Way Methode

Page 2: lo modul 6

Pada metode ini terjadi komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran.Yang termasuk dalam metode ini adalah : wawancara, demonstrasi, sandiwara, simulasi, curah pendapat, permainan peran (role playing) dan tanya jawab.

Berdasarkan jumlah sasaran, metode yang dapat digunakan antara lain :1. Kelompok Besar (lebih dari 15 orang), metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain adalah ceramah, demonstrasi dan seminar.2. Kelompok Kecil (kurang dari 15 orang), metode yang baik untuk kelompok ini antara lain : diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), memainkan peran (roleplay).

metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah, demonstrasi dan praktik.1. CeramahCeramah merupakan suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran disertai tanya jawab sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Ciri-ciri metode ceramah : ada sekelompok sasaran yang telah dipersiapkan sebelumnya, ada ide, pengertian dan pesan tentang kesehatan yang akan disampaikan, tidak adanya kesempatan bertanyabagi sasaran, bila ada jumlahnya sangat dibatasi dan menggunakan alat peraga untuk mempermudah pengertian. Keuntungan metode ceramah : murah dan mudah menggunakannya, waktu yang diperlukan dapat dikendalikan oleh penyuluh, dapat diterima oleh sasaran yang tidak dapat membaca dan menulis, penyuluh dapat menjelaskan dengan menekankan bagian yang penting. Kerugian metode ceramah : tidak dapat memberikan kesempatan kepada sasaran untuk berpartisipasi secara pro aktif (sasaran bersifat pasif), cepat membosankan jika ceramah yang disampaikan kurang menarik sasaran, pesan yang disampaikan mudah untuk dilupakan oleh sasaran, sering menimbulkan pengertian lain apabila sasaran kurang memperhatikan.2. DemonstrasiDemonstrasi adalah suatu cara untuk menujukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini dipergunakan pada kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya. Ciri-ciri demonstrasi : memperlihatkan pada kelompok bagaimana prosedur untuk membuat sesuatu, dapat meyakinkan peserta

bahwa mereka dapat melakukannya dan dapat meningkatkan minat sasaran untuk belajar. Keuntungan demonstrasi : kegiatan ini dapat memberikan suatu keterampilan tertentu kepada kelompok sasaran, dapat memudahkan berbagai jenis penjelasan karena penggunaan bahasa yang lebihterbatas, membantu sasaran untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses prosedur yang dilakukan. Kerugian demonstrasi : tidak dapat dilihat oleh sasaran apabila alat yang digunakan terlalu kecil atau penempatannya kurang pada tempatnya, uraian atau penjelasan yang disampaikan kurang jelas, waktu yang disediakan terbatas sehingga sasaran tidak dapat diikutsertakan (Taufik, 2007).3. PraktikPraktik adalah cara untuk melihat tindakan yang dilakukan seseorang apakah sudah sesuai dengan yang diinstruksikan. Untuk mengetahui ketrampilan murid dalam menyikat gigi yang baik dan benar dilakukan praktik menyikat gigi secara bersama-sama.

Media PenyuluhanMedia penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh, baik melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang sehingga sasaran mendapat pengetahuan yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan.Menurut bentuknya media penyuluhan dibedakan atas :

1. Media visual : media yang sifatnya dapat dilihat (slide, transparansi,).

2. Media audio : media yang sifatnya dapat didengar (radio).

3. Media audiovisual : media yang dapat didengar dan dilihat (televisi, film).

4. Media tempat memperagakan (papan tulis, papan tempel, OHP, papan planel).

5. Media pengalaman nyata atau media tiruan (simulasi, benda nyata).

6. Media cetakan (buku bacaan, leaflet, folder, poster, brosur).

INDIKATOR KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Indeks DMF-T

Page 3: lo modul 6

Menurut Priyono (2000) DMF-T merupakan keadaan gigi geligi seseorang yang pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikan, yang disebabkan oleh karies gigi, indikator ini digunakan untuk gigi geligi tetap. Gigi sulung digunakan indeks decayed ectraction filled teeth (def-t). Tujuan pemeriksaan DMF-T adalah untuk melihat status karies gigi, perencanaan upaya promotif dan preventif, merencanakan kebutuhan perawatan, membandingkan status pengalaman karies gigi masyarakat dari satu daerah dengan daerah lain atau membandingkan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, serta untuk memantau perkembangan status pengalaman karies individu. Indeks DMF-T terdiri atas:

a. Decay (karies gigi) : Decay (D) adalah jumlah gigi karies dalam mulut subyek atau sampel, dan karies tersebut masih bisa ditambal (Priyono, 2000).

b. Missing : Missing atau kehilangan gigi yang dimaksud dalam pemeriksaan DMF-T adalah kehilangan gigi oleh karena karies. Komponen missing (M) adalah gigi hilang oleh karena karies, dan hilangnya gigi oleh sebab lain atau bukan karena karies.

c. Filling (tumpatan) : Filling (F), dalam hal ini yang dimaksud adalah tumpatan, termasuk di dalamnya tumpatan tanpa karies, seperti fissure sealant. Yang termasuk dalam kriteria filling (F) adalah gigi yang sudah ditumpat, dan tumpatan masih dalam keadaan baik.

Kegunaan Gingival Indeks adalah untuk mengukur :

1. Warna gusi

2. Kontur gusi

3. Perdarahan gusi

4. Luasnya keterlibatan gusi dan laju alir cairan gusi.

Skor penilaian Gingival Indeks adalah sebagai berikut :

a. Skor 0 : Gingival normal tidak terdapat peradangan, tidak ada

perubahan warna dan tidak ditemukan perdarahan.

b. Skor 1 : Terdapat peradangan ringan, ada sedikit perubahan

warna, terdapat sedikit edema, namun tidak terdapat perdarahan.

c. Skor 2 : Terdapat peradangan sedang, terlihat warna kemerahan,

terdapat edema, terdapat pula perdarahan.

d. Skor 3 : Terlihat warna merah terang, terdapat edema, ada

ulserasi, cenderung terjadi perdarahan spontan.

Skor penilaian dan kriteria gingival indeks adalah sebagai berikut :

Skor 0 : Sehat

Skor 0,1 - 1,0 : Peradangan ringan

Skor 1,2 - 2,0 : Peradangan sedang

Skor 2,1 - 3,0 : Peradangan berat

Rumus menghitung gingival indeks adalah :

Total Skor Gingiva dibagi (Jumlah Gigi Indeks X Jumlah Permukaan yang

Diperiksa).

2.Patient Hygiene Performance Index (PHP)

PHP oleh Podshadley dan Haley merupakan indeks pertama

yang dikembangkan untuk tujuan yang semata-mata menilai

kebersihan individu dalam membersihkan food debris setelah

instruksi menyikat gigi. Indeks ini mencatat ada tidaknya food

debris dengan nilai 1 atau 0, secara berturut-turut

menggunakan seluruh permukaan dari enam gigi yan dipakai

dalam OHI-S.

Permukaan setiap gigi dibagi menjadi 5 area yaitu 3 area yang

dibagi secara longitudinal, dengan 1/3 tengah dibagi secara

horizontal menjadi 3 area lagi. Pemberian nilai didahului

dengan menggunakan “disclosing solution”. Penilaian PHP

setiap orang diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai kelima

area setiap permukaan gigi dan kemudian dibagi dengan

banyaknya permukaan gigi yang diperiksa.

PHP =Jumlah nilai kelima area setiap permukaan gigiBanyaknya permukaan gigi yg diperiksa

Oral Higiene Indeks (OHI)Oral Higiene Indeks untuk mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi, dan terdiri atas dua komponen : Debris

Page 4: lo modul 6

Indeks dan Kalkulus Indeks yang masing-masing mempunyai rentangan skor 0-3. Tidak semua gigi yang diukur hanya beberapa gigi indeks saja sehingga dinamakan Oral Higiene Indeks Disederhanakan (Simplified Oral Hygiene Index), yaitu gigi :

6 1 6

6 1 6

Keterangan: Gigi molar RA : bukal posterior, RB : lingual posteriorGigi insisivus RA : labial kanan, RB : labial kiri

Apabila gigi M1 RA atau RB tidak ada, maka penilaian dilakukan

pada gigi M2 Ra atau RB.

Apabila gigi M1 dan M2 RA dan RB tidaka ada, maka penilaian

dilakukan pada gigi M3 RA atau RB.

Apabila gigi M1, M2 dan M3 RA dan RB tidak ada, maka penilaian

tidak dpt dilakukan.

Apabila gigi I1 kanan RA tidak ada, maka penilaian dilakukan

pada gigi I1 kiri RA.

Apabila gigi I1 kanan dan kiri RA tidak ada, maka tidak dapat

dilakukan penilaian.

Apabila gigi I1 kiri RB tidak ada, maka penilaian dilakukan pada

gigi I1 kanan RB.

Apabila gigi I1 kanan dan kiri RB tidak ada, maka tidak dapat

dilakukan penilaian.

Kriteria Penilaian OHI-SMenurut Depkes R.I., (1995), kriteria penilaian  kebersihan gigi 

dan mulut (OHI-S) seseorang dapat dilihat dari adanya debris dan kalkulus pada permukaan 

gigi. Untuk menentukan kriteria penilaian debris atau penilaian OHI-S, maka dipakai tabel  

debris score dan calculus scoreTabel 1Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris

No KRITERIA NILAI1. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau

pewarnaan ekstrinsik.0

2.       Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan.

      Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.

1

3. Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.

2

4. Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi.

3

Jumlah penilaian debrisDebris Indeks =

Jumlah gigi yang diperiksa

Dalam pemeriksaan calculus kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Kriteria Penilaian Pemeriksaan Kalkulus

No KRITERIA NILAI1. Tidak ada karang gigi 02. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang

gigisupragingival menutupi permukaan gigi kurang dari 1/3 permukaan gigi.

1

3.       Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 1/3 permukaan gigi.

       Sekitar bagian cervikal gigi terdapat sedikit subgingival.

2

4.       Pada permukaan gigi yang terlihat adanya karang gigisupragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 2/3 nya atau seluruh permukaan gigi.

3

Page 5: lo modul 6

      Pada permukaan gigi ada karang gigi subgingival yang menutupi dan melingkari seluruh cervikal (A. Continous Band of Subgingival Calculus).

Kalkulus indeks = jumlah penilaian kalkulus Jumlah gigi yang diperiksa

Oral higiene indeks dapat diketahui dengan menjumlahkan skor debris dan skor kalkulus (OHI = DI + CI). Skor semakin kecil menandakan kebersihan gigi dan mulut lebih baik (Tabel 2.3).

Penilaian debris score dan calculus score adalah sebagai berikut :a.      Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-0,6.b.      Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 0,7-1,8.c.       Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 1,9-3,0.

Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut :a.      Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-1,2.b.      Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-3,0.c.       Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-6,0.

OHI-S atau Oral Hygiene Index Simplified merupakan hasil penjumlahan Debris Index(DI) dan Calculus Index (CI). Rumus OHI-S =           Debris Index + Calculus Index

CARA PEMBUATAN PROGRAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT (JENIS PROGRAM)

Upaya pencegahan penyakit gigi (preventif) Kesehatan gigi meliputi aspek yang luas. Upaya kesehatan gigi pada dasarnya diarahkan pada upaya pencegahan penyakit gigi, meliputi kegiatan promotif dan preventif. Adapun kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar adalah sebagai berikut:

1. Sikat gigi massal /bersama Menyikat gigi yang dilakukan secara bersama-sama di bawah bimbingan guru, petugas kesehatan dan kader bertujuan untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut siswa.

2. Pencegahan karies dengan pemberian fluor pada gigi. Fluor adalah zat mineral yang efektif mencegah terjadinya karies gigi dalam konsentrasi rendah dipertahankan dalam mulut. Ada beberapa macam cara upaya fluoridasi yaitu: Kumur-kumur dengan larutan fluor (mouth rinsing) dalam dosis tertentu

yang dimasukkan ke dalam air minum. Dilakukan pagi hari di sekolah dan diulangi 2 minggu sekali selama 2 tahun (minimal 20 kali setahun).

Topikal aplikasi yaitu pemberian fluor pada gigi dengan cara pengulasan pada seluruh permukaan gigi, jadi perawatan topikal aplikasi bersifat lokal pada permukaan gigi.

3. Pengisian pit dan fissure Merupakan tindakan yang dilakukan untuk menutupi pit dan fissure yang dalam dengan bahan pengisi/pelapis, untuk mencegah terjadinya karies gigi.

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)tenaga kesehatan diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pencegahan yang meliputi (Depkes RI, 2000) :

1. Memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah2. Mengajarkan anak-anak bagaimana cara menyikat gigi yang baik.3. Melaksanakan sikat gigi massal.4. Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I.5. Melakukan pencabutan gigi susu yang sudah waktunya tanggal.6. Melakukan perawatan/penambalan gigi.7. Melakukan scaling (pembersihan karang gigi).

Untuk melaksanakan program penyuluhan harus membuat perencanaan penyuluhan terlebih dahulu. Menurut Herijulianti (2002) langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan penyuluhan adalah :1. Analisis Situasi.Analisis situasi merupakan suatu kegiatan dalam mengumpulkan data tentang keadaan wilayah, masalah-masalah sehingga diperoleh informasi yang akurat tentang masalah yang dihadapi.2. Penentuan Prioritas MasalahMengurutkan masalah dari masalah yang dianggap paling penting sampai dengan urutan yang kurang penting. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain dengan cara pembobotan.3. Penentuan TujuanTujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku anak dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat.4. Penentuan SasaranSasaran untuk penyuluhan dapat dibedakan menjadi :a. Masyarakat umumb. Masyarakat sekolah, sebagai masyarakat yang mudah dicapaic. Kelompok masyarakat tertentu, misalnya kader kesehatan yang membantumenggerakkan dan menyebarkan informasi.

Page 6: lo modul 6

5. Penentuan PesanPesan merupakan informasi yang akan disampaikan kepada sasaran. Pesan yang disampaikan harus disesuaikan dengan sasaran yang akan diberikan penyuluhan.6. Penentuan MetodePemilihan metode biasanya mengacu pada penentuan tujuan yang ingin dicapai, apakah pengubahan pada tingkat kognitif, afektif atau psikomotor (contoh : untuk mengubah kognitif/pengetahuan dapat memilih dengan menggunakan metode ceramah ataupun diskusi).7. Penentuan MediaDalam menyampaikan penyuluhan digunakan media dan alat bantu peraga. Pemilihan media dan metode yang tepat serta didukung oleh kemampuan dari tenaga penyuluh merupakan suatu hal untuk mempermudah proses belajar mengajar.8. Penentuan Rencana PenilaianPenilaian yang dilakukan meliputi : penentuan tujuan penilaian, penentuan tolak ukur yang akan digunakan untuk penilaian.9. Penyusunan Jadwal KegiatanRencana kegiatan dibuat dalam satu kurun waktu dan terjadwal yang disesuaikan dengan sasaran, tujuan, materi, media, alat peraga, petugas penyuluh, waktu dan rencana penilaian.