LO Komkep

download LO Komkep

of 3

description

jk

Transcript of LO Komkep

LO Komkep

Komunikasi adalah suatu yg sangat penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.seorang perawat tidak akan dapat melaksanakan tahapan-tahapan proses keperawatan dengan baik bila tidarak terjalin komunikasi yg baik antara perawat dengan klien,perawat dengan keluarga atau orang yg berpengaruh bagi klien,dan perawat dengan tenaga kesehatan lain nya.Kemampuan komunikasi yang baik dari perawat merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan proses keperawatan yang meliputi tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Tahap Proses KeperawatanProses keperawatan adalah metode sistemik dimana secara langsung perawat bersama klien mengidentifikasi dan menentukan masalah,hamerencanakan dan melaksanakan tindakan, serta mengevaluasi keberhasilan tindakan yang dilakukan kepada klien. Tahap proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1.pengkajianPengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan . pengkajian dilakukan oleh perawat dalam rangka pengumpulan data klien . data klien di perlukan sebagai dasar pijakan dalam melaksanakan proses keperawatan pada tahap berikut nya . data klien di peroleh melalui wawancara (anamnesa ) , pemeriksaan fisik , pemeriksaan diagnostik (labolaturium, foto, dan sebagainya ) , informasi /catatan dari tenaga kesehatan lain,dan dari keluarga klien.hampir dipastikan bahwa semua data yg didapat tersebut diperoleh melalui proses komunikasi , baik komunikasi secara langsung(verbal, tertulis) maupun secara tidak langsung(nonverbal).pada tahab ini dapat dikatakan bahwa proses komunikasi berlangsung paling banyak dibanding komunikasi pada berikutnya.Kemampuan komunikasi sangat mempengaruhi kelengkapan data klien.untuk itu selain perlunya meningkatkan kemampuan komunikasi bagi perawat,kemampuan komunikasi klienius yang har jg perlu ditingkatkan.perawat hrus mengetahui hambatan,kelemahandan gaya klien dalam berkomunikasi.pereawatlu memperhatikan budaya yang mempengaruhi kapan dan dimana komunikasi di lakukan,penggunaan bahasa,usia dan perkembangan klien.

Hambatan klien dalam berkomunikas yang harus diperhtikan oleh perawat antara lain:1.language deficitsPerawat perlu menentukan bahasa yang dipahami oleh klien dalam berkomunikasi karena penguasaan bahasa akan sangat mempengaruhi persepsi dan interpretasi klien dlam menerima pesan secara adekuat.

2.Sensory defisitsKemampuan mendengar, melihat, merasa dan membau merupakan faktor penting dalam komunikasi, sebab pesan komunikasi akan dapat diterima dengan baik apabila kemampuan sensory Klien berfungsi dengan baik.

3.cognitive impairmentsAdalah suatu kerusakan yang melemahkan fungsi kognitif(misalnya pada klien CVA , Alzhemer,s, tumor otak) dapat mempengaruhi kemampuan klien dalam mengungkapkan dan memahami bahasa.

4.Structural deficitsAdanya gangguan pada struktur tubuh terutama pada struktur yang berhubungan langsung dengan tempat keluarnya suara, misalnya mulut dan hidung akan dapat mempengaruhi terjadinya komunikasi.

5.ParalysisKelemahan yang terjadi pada klien terutama pada ektremitas atas akan menghambat kemampuan komunikasi klien baik melalui lisan maupun tulisan.

2 .DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperatan dirumuskan berdasarkan data-data yang di dapat kan dalam tahap pengkajian.perumusan diagnosa keperawatan merupakan hasil penilaian perawat dengan melibatkan klien, keluarga klien , tenaga kesehatan lainya tentang masalah yang di alami klien . proses penentuan masalah klien dengen melibatkan beberapa pihak tersebut adalah upaya untuk memvalidasi, meperkuat dan menentukan prioritas masalah klien dengan benar. Sikap perawat yang komunikatif dan sikap klien yang koopratif merupakan paktor penting dalam menetapkan diagnosa keperawtan yang tetap.Beberapa contoh diagnosa keperawatan yang di akibatkan oleh adanya kelemahan komunikasi verbal, sebagai mana yang direkomendasikan NANDA (North American Narsing Diagnosis Association) antara lain. Cemas berhubungan degan kelemahan komunikasi verbal Ganggauan komunikasi verbal berhubungan denga kelemahan (fisik /anatomis ) Hargadiri rendah berhubugan dengan kelemahan komunikasi verbal Isolasi sosial berhubungan dengan kelemahan komunikasi verbal Ganguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan budaya.

3.PERENCANAANRencana tindakan yang diibuat perawat merupakan media komunikasi antar petugas kesehatan sehingga perencanaan yang disusun perawat dinas pagi dapat di evaluasi atau dilanjutkan oleh perawat dinas sore dan seterusnya.Model komunikasi ini memungkinkan pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan secara berkeseimbangan ,terukur dan efektif.Rencana tindakan dibuat untuk mengatasi etiologi atau penyebab terjadnya masalah.Kegagalan dalam menentukan etiologi degan tepat akan berpengaruh terhadap rumusan tujuan tindakan keperawatan dan mengganggu keberhasilan tindakan.

4.implementasi pelaksanaanTahap pelaksanaan merupakan realisasi dr perencanaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Tindakan komunikasi pada saat menghampiri klien. Menunjukan muka yang jujur degan klien . hal ini penting agar tercipta suasana saling percaya saat berkomunikasi. Kontak mata dengan baik. Kesungguhan dan perhatian perawat dapat dilihat dari kontak mata saat berkomunikasi dengan klien Fokus kepada klien. Agar komunikasi dapat terarah dan mencapai tujuan yang di inginkan Aktif mendengarkan eksplorasi perasaan klien sebagai bentuk perhatian, menghargai dan menghormati klien. Crouch (2002) mengingatkan bahwa manusia mempunyai dua telinga dan satu mulut.dalam berkomunikasi Dia menyarankan agar tindakan komunikasi dilaksanakan dengan perbandingan 2:1, lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Sikap ini akan meningkatkan kepercayaan klien kepada perawat.

5. EVALUASIKomunikasi antara perawat dan klien pada tahap ini adalah untuk mengevaluasi apakah tindakan yang telah dilakukan perawat atau tenaga kesehatan lain membawa pengaruh atau hasil yang positif bagi klien, bagaimana kriteria hasil yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Evaluasi yang dilaksanakan meliputi aspek kognitif, sikap dan keterampilan yang dapat diungkapkan klien secara verbal maupun non verbal. Pada tahap ini juga mamberi kesempatan bagi perawat untuk melihat kembali tentang efektifitas rencana tindakan yang telah dilakukan.

Sumber : Mundakir.(2006).komunikasi keperawatan.yogyakarta.graha ilmu.