Literature Review Pola Makan

download Literature Review Pola Makan

of 3

Transcript of Literature Review Pola Makan

  • 7/28/2019 Literature Review Pola Makan

    1/3

    Literature Review

    Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

    Angka Kejadian Dispepsia: Gastritis pada

    Mahasiswa

    Dispepsia adalah gangguan pencernaan makanan (Ramali, 2005) yang menimbulkan rasa

    sakit atau ketidaknyamanan yang berpusat pada perut bagian atas (Chang, 2006).

    Ketidaknyamanan tersebut berhubungan dengan masalah-masalah organik pada saluran

    pencernaan, khususnya pada bagian saluran cerna atas, seperti gastritis, tukak peptikum,

    kolesistitis, atau patologi lainnya.

    Sindroma dispepsia berhubungan dengan faktor-faktor pencetusnya, yaitu pola makan,

    jumlah makanan yang dikonsumsi, jenis makanan yang dikonsumsi, dan frekuensi makan setiap

    harinya. Nurul Khotimah dan Yesi Ariani melakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor

    yang mempengaruhi sindroma dispepsia mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

    Utara. Hasilnya, angka kejadian dispepsia cukup tinggi dan dipengaruhi oleh beberapa sebab,

    yaitu tingkat stres yang merupakan penyebab terbesar kekambuhan (Nurul, 2011; Susanti et.al,

    2011), keteraturan makan, makanan dan minuman iritatif, serta riwayat gastritis (Susanti, 2011).

    Kasus gangguan lambung yang paling banyak terjadi salahsatunya adalah gastritis

    (Susanti, 2011). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa

    lambung sebagai respons mukosa lambug terhadap bebagai iritan lokal yang dapat bersifat akut,

    kronis, difus, atau lokal (Price, 2000). Manifestasi klinis yang umum dijumpai adalah nyeri

    epigastrium, mual, muntah, dan rasa penuh pada perut. Adapun faktor etiologi dalam gastritis

    adalah endotoksin bakteri usai menelan makanan terkontaminasi, konsumsi kafein, alkohol, dan

    obat-obatan misalnya obat anti inflamasi non-steroid (OAINS / NSAID), serta faktor lain yang

    bisa menyebabkan gangguan sawar lambung, seperti asam empedu dan enzim pankreas. (Price,

    2000)

    Dalam Uripi (2004) dikemukakan bahwa ada beberapa faktor pencetus yang

    mempengaruhi angka kejadian gastritis, diantaranya faktor makanan (penyimpangan cara makan,

    jenis makanan, dan jeda waktu makan, serta jenis makanan yang dikonsumsi), obat-obatan, dan

    faktor psikologis. Bukan merupakan fakta baru bahwa gastritis merupakan penyakit saluran

  • 7/28/2019 Literature Review Pola Makan

    2/3

    cerna atas yang paling banyak diderita, terutama orang dengan tingkat aktivitas padat dan tingkat

    stres tinggi.

    Pada tahun 2012, Sulastri dan tim melakukan penelitian tentang pola makan penderita

    gastritis di wilayah kerja Puskesmas Kampar Kiri Hulu Riau dengan jumlah sampel 53 orang.

    Tujuannya adalah untuk melihat pola makan penderita gastritis dengan variabel kontrol jumlah

    makanan, jenis makanan, jadwal makan, yang dihubungkan dengan angka kejadian gastritis

    melalui metode deskriptif cross sectional . Hasilnya diketahui bahwa 30% penderita gastritis

    jarang dengan kuantitas makanan baik, 24,2% dengan kuantitas makanan kurang, sedangkan

    untuk kuantitas makanan baik dengan frekuensi kekambuhan sering (70%) dan 75,8% kuantitas

    makan kurang. Kesimpulan penelitian ini adalah jumlah makanan mempengaruhi frekuensi

    kekambuhan gastritis.

    Kebanyakan orang menyukai makanan yang diolah dengan cara di goreng, makanan

    pedas, berbau tajam, dan sedikit banyak mengandung gas karena rasanya. Makanan-makanan

    tersebut sulit dihindari karena merupakan makanan sehari-hari dan mengundang selera makan.

    Bagi penderita gastritis yang memiliki masalah dengan sistem pencernaannya, tentu ada kriteria

    makanan tertentu agar gastritis-nya tidak semakin buruk. Menurut Almatsier (2005) makanan

    yang baik untuk dianjurkan kepada penderita gastritis adalah makanan yang bertekstur lunak,

    makana yang diolah dengan cara direbus, dan makanan yang mengandung sedikit lemak.

    Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi penderita gastritis adalah makanan

    yang sulit dicerna, makanan yang diolah dengan cara digoreng, makanan dan minuman bergas

    dan beralkohol, serta bumbu yang berbau tajam.

    Faktor tingginya angka gastritis di Indonesia salahsatunya dipengaruhi oleh ketaatan

    penderita gastritis itu sendiri untuk mematuhi aturan pembatasan makanan yang dapat masuk

    ke lambungnya. Pada penelitian yang dilakukan Ririn Fitri dan tim tentang pola makan penderita

    gastritis pada mahasiswa jurusan Kesejahteraan Keluarga di Universitas Negeri Padang,

    didapatkan bahwa dari 22 jenis makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi penderita gastritis,

    hanya 17 jenis yang dikonsumsi oleh sebagaian besar dari mereka, sedangkan dari 50 jenis

    makanan yang tidak dianjurkan, 44 jenis makanan dikonsumsi oleh sebagian besar responden.

    Selain itu juga diperoleh bahwa 87,2 % responden jarang dan tidak pernah mengkonsumsi

    makanan yang dianjurkan, dan sebanyak 53,8 % responden mengkonsumsi makanan yang tidak

    dianjurkan dengan frekuensi selalu dan sering.

  • 7/28/2019 Literature Review Pola Makan

    3/3

    Dapat disimpulkan dari hasil penelitian-penelitian bahwa mahasiswa yang mempunyai

    gastritis memliki pola makan yang kurang baik dan tidak teratur, serta kurang mengontrol

    makanan yang dikonsumsinya sehingga kekambuhan dispepsia, terutama gastritis rentan terjadi.

    Selain itu juga, mahasiswa memiliki beban stres cukup besar karena aktivitas dan faktor-faktor

    lainnya. Untuk kedepan, diharapkan muncul penelitian yang menghubungkan angka kejadian

    dispepsia gastritis dengan tingkat pengetahuan tentang cara aplikasi koping stres pada

    mahasiswa, sehingga di masa depan angka dispepsia gastritis pada mahasiswa dapat menurun.

    Daftar Pustaka

    Almatsier, Sunita. 2005.Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Chang, L. 2006. The Rome Criteria for the Functional Gastrointestinal Disorder. World Journal

    of Gastroenterology 885-898. Accessed onhttp://www.medscape.com

    Fitri, Ririn., Yusuf, Liswarti., Yuliana. 2013. Deskripsi Pola Makan Penderita Maag pada

    Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

    Khotimah, Nurul., Ariani, Yesi. 2011. Sindroma Dispepsia Mahasiswa Fakultas Keperawatan

    Universitas Sumatera Utara. Accessed onhttp://repository.usu.ac.id

    Price, Wilson. 2000. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC

    Sulastri., Siregar, M.A, Siagian, A. 2012. Gambaran Pola Makan Penderita Gastritis di Wilayah

    Kerja Puskesmas Kampar Kiri Hulu Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar

    Riau.

    Susanti, Andri. 2011. Faktor Risiko Dispepsia pada Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Bogor:

    Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

    V, Uripi. 2004. Menu untuk Gangguan Pencernaan dan Hati. Bogor: Puspa Swara

    http://www.medscape.com/http://www.medscape.com/http://www.medscape.com/http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://www.medscape.com/