Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf ·...

34
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf ·...

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

43

BAB III

METODOLOGI

3.1. Metodologi Pengumpulan Data

Penelitian deskriptif (descriptive research) merupakan klarifikasi sebuah fenomena

atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Sanapiah: 2010,20). Penelitian

dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kasus bullying yang terjadi di remaja

SMA dan jenis kasus yang mayoritas terjadi dalam bullying tersebut.

Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif untuk memperkuat

hipotesis yang ada. Penelitian secara kualitatif (pencarian data primer) dilakukan

melalui kuesioner yang diberikan kepada 100 responden remaja laki-laki dan

perempuan berusia 15-18 tahun yang bersekolah di Jakarta. Sedangkan penelitian

secara kuantitatif (pengumpulan data sekunder) dilakukan melalui wawancara

kepada narasumber dan pihak-pihak sekolah yang berperan dalam psikologis

remaja.

3.1.1. Kuesioner

Menurut Prof. Drs. Imam Ghozali, M. Com, Ph. D, CA, Akt., dalam

bukunya yang berjudul Desain Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, kuesioner

adalah pernyataan tertulis yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan responden

diminta untuk menjawabnya. Kuesioner digunakan untuk penelitian yang bersifat

deskriptif ataupun eksplanatori. Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

44

data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan kepada responden untuk dijawab.

Sanapiah (2010:92) menyarankan besar sampel minimum untuk penelitian

deskriptif sebanyak 100, penelitian korelasional sebanyak 50, penelitian kausal-

perbandingan sebanyak 30 per kelompok dan penelitian eksperimental sebanyak

30/15 per kelompok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sehingga survey

dilakukan kepada 100 responden anak-anak SMA berusia 15-18 tahun yang

berdomisili di Jakarta dan Tangerang.

Gambar 3.1.Kuesioner 1

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

45

Gambar 3.2.Kuesioner 2

Gambar 3.3.Kuesioner 3

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

46

Gambar 3.4.Kuesioner 4

Gambar 3.5.Kuesioner 5

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

47

Gambar 3.6.Kuesioner 3

Dari kuesioner yang dibagikan tersebut, disimpulkan bahwa kasus bullying

masih banyak terjadi di sekolah-sekolah di Jakarta. Sebagian besar kasus bullying

yang terjadi berupa verbal (kata-kata), dapat berupa julukan nama yang diberikan

kepada teman, maupun panggilan nama belakang orang tua. Beberapa siswa

sekolah SMA juga memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup dengan sebab yang

berbeda-beda.

Dalam pengumpulan data melalui kuesioner, telah didapatkan data bahwa

korban bullying saat ini lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki dengan

presentase 63% korban bullying perempuan dan 27% korban bullying berjenis

kelamin laki-laki.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

48

Gambar 3.7. Hasil Kuesioner Jenis Kelamin

Oleh karena itu, penulis pun mencari data lebih dalam lagi mengenai kasus-kasus

bullying yang terjadi pada perempuan, yaitu dengan mewawancarai salah satu

responden bullying bernama Regita Rahadika.

3.1.2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

pertemuan dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti

terhadap narasumber atau sumber data (Sanapiah, 2010:42). Wawancara biasanya

digunakan untuk mendapatkan penjelasan dari suatu fenomena atau kejadian, dan

bukan tujuan untuk memahami fenomena tersebut. Wawancara dilakukan untuk

mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain

berdasarkan koefisien korelasi yang disebut sebagai koefisien korelasional.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

49

Wawancara dilakukan kepada:

1. Aktivis sekolah, yaitu Kepala Sekolah SMA Regina Pacis Jakarta Bpk.

Tarcicius Suhirman, SE., Guru BK (Bimbingan Konseling) SMA Regina

Pacis Jakarta Ibu Ardi dan guru agama SMA Regina Pacis Jakarta Bpk.

Alapinus Siang, S. Th. Wawancara ini dilakukan unuk mengetahui

penjelasan atau fenomena bullying yang terjadi di lingkungan Sekolah

Menengah Atas.

a) Bpk. Tarcisius Suhirman, S.E., selaku Kepala Sekolah SMA Regina Pacis

Jakarta. Wawancara dilakukan di Ruang Kepala Sekolah SMA Regina Pacis

Jakarta pada hari Rabu, 13 September 2017 pukul 11.00. Wawancara

melalui pertemuan langsung dengan Bpk. Tarcicius Suhirman dan

permbincangan dicatat secara langsung oleh penulis.

Gambar 3.8.Bpk. Tarcicius Suhirman

Bpk. Tarcisius Suhirman adalah Kepala Sekolah SMA Regina Pacis Jakarta

sejak tahun 2017. Sebelumnya ia merupakan guru character building dan

kewarganegaraan yang mengajar di SMA Regina Pacis Jakarta sejak tahun

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

50

1995. Menurutnya, bullying adalah sebuah tindakan secara verbal maupun

non verbal yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok kepada orang lain

(seseorang) yang mengusik ataupun menganggu keberadaaan serta hakekat

seseorang sebagai manusia secara negatif. Dalam hal ini dikatakan bahwa

tindakan bullying merupakan tindakan yang bersifat negatif dan

mengganggu orang lain (korban bullying).

Menurut Bpk. Tarcisius Suhirman atau yang biasa dipanggil dengan

Pak Hirman, karakter rata-rata siswa/i SMA Regina Pacis Jakarta

mengalami banyak perubahan yang drastis apabila dibandingkan dengan

tahun 1995 lalu, khususnya dalam hal kedisiplinan dan juga kepedulian

terhadap sesama. Hal itu kemungkinan diakibatkan oleh pudarnya nilai-nilai

kedisiplinan yang dibangun oleh keluarga dan juga perkembangan teknologi

yang semakin gencar sehingga tingginya tingkat individualism dari siswa

sekarang ini.

Kepribadian seseorang ditentukan oleh nilai-nilai yang ditanamkan

oleh lingkungan terdekat, yakni keluarga dan juga lingkungan sekitar

tempat seseorang berada/bergaul. Keluarga sebagai lingkungan terdekat

menanamkan nilai utama dan juga kepribadian dari orang tua masing-

masing orang pun memengaruhi karakter seseorang. Lingkungan sekitar

pun menjadi pengaruh eksternal bagi perkembangan karakter seseorang.

Keadaan saat ini dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat

dan juga banyaknya waktu serta kegiatan yang dilakukan di sekolah

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

51

memperbesar pengaruh lingkungan ntuk mempengaruhi karakter seseorang

khususnya remaja di SMA.

Fungsi orang tua sebagai pemegang peranan terbesar dalam keluarga

sudah sulit lagi karena adanya teknologi dan lingkungan luar yang

berpengaruh begitu besar dalam hidup remaja.

Kasus bullying sendiri sudah banyak dijumpai oleh Bpk. Hirman,

seperti kasus 2 tahun lalu yang dialami oleh seorang murid perempuan SMA

Regina Pacis yang memiliki kelainan tulang belakang sehingga teman-

temannya pun mengejeknya dengan sebutan fisik yang tidak baik. Hal

tersebut dilakukan berkali-kali sehingga murid tersebut pun menangis dan

tidak ingin bersekolah.

Hal yang sama pun juga dialami oleh anak Bpk. Hirman yaitu

adanya kekurangan fisik pada matanya. Hal itu pun menyebabkan teman-

temannya banyak mengejek dirinya yang sebetulnya kasar dan berpotensi

untuk menurunkan kepercayaan diri serta mental anak. Namun yang

dilakukan oleh Bapak Hirman adalah ia mengajarkan anaknya untuk dapat

menerima setiap keadaan yang dimilikinya dan meneguhkan anaknya

tersebut sebelum terjun ke dalam lingkungan yang lebih dalam. Penerimaan

terhadap diri sendiri lah yang membuat seseorang kuat untuk menghadapi

ejekan maupun gangguan dari lingkungan.

Sebagai kepala sekolah, ada beberapa kebijakan yang dapat

dilakukan oleh sekolah dalam menghadapi kasus bullying yang terjadi,

yakni kebijakan preventif (pencegahan) yaitu dengan adanya mata pelajaran

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

52

kerecisan yang mengajarkan murid-murid mengenai pengembangan

karakter dan nilai-nilai kemanusiaan yang terjadi di lingkungan sosial.

Ajaran mengenai empati dan simpati pun juga diajarkan kepada murid-

murid. Selain itu, nasehat verbal dan pendekatan guru-guru kepada

muridnya juga dilakukan guna mengetahui perlakuan dan sikap murid

terhadap lingkungan sosialnya.

b) Ibu Ardi S., S. Psi., guru bimbingan konseling SMA Regina Pacis Jakarta.

Gambar 3.9.Ibu Ardi

Wawancara kepada Ibu Ardi dilakukan pada tanggal 13 September 2017 di

ruang bimbingan konseling SMA Regina Pacis Jakarta. Menurutnya,

bullying adalah tindakan kekerasan yang terjadi di sekolah, baik secara

mental maupun fisik yang melukai korban (orang lain). Bullying banyak

terjadi di lingkungan sekolah karena hal tersebut merupakan sesuatu yang

alami, dan pada dasarnya manusia akan melakukan hal tersebut jika tidak

mendapat pendidikan etika dan moral yang baik di lingkungan keluarga, dan

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

53

jika kekurangan kasih sayang dari keluarga. Korban bullying di SMA

Regina Pacis mayoritas yang mudah diketahui adalah perempuan karena

mereka biasanya akan cerita ke orang-orang terdekat seperti teman dekat,

guru bimbingan konseling, maupun orang tua.

c) Bapak Alapinus Siang, S. Th., guru agama SMA Regina Pacis Jakartra.

Gambar 3.10. Bapak Alapinus Siang

Wawancara kepada Bapak Alapinus dilakukan pada tanggal 13

September 2017 di ruang Pertemuan SMA Regina Pacis Jakarta. Menurutnya,

bullying adalah perilaku yang sangat merugikan dan tidka menunjukkan

kedewasaan seseorang, terutama bila sudah duduk di bangku sekolah

menengah. Banyak korban bullying yang di sekolah menengah hanya dijadikan

sebagai bahan olok-olok atau bercanda karena mayoritas murid SMA menyukai

tindakan yang demikian. Korban yang dijadikan bahan ejekan rata-rata adalah

yang memiliki keterbatasan fisik, seperti warna kulit yang gelap, bentuk tubuh

yang tidak proposional, gigi yang lebih maju, dan lain sebagainya.

Korban bullying sebaiknya tidak diam saja dan menerima hal tersebut

sebagai bentuk yang pantas diterima, namun mereka harus bercerita kepada

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

54

orang lain dan mencari solusi atas apa yang dihadapinya. Pendidikan agama

dapat menjadi hal yang penting bagi korban maupun pelaku karena dalam

pendidikan tersebut diajarkan untuk memperlakukan manusia dengan baik,

mengasihi sesama manusia dan tentunya tidak melakukan tindakan bullying

kepada sesama.

4. Penulis, yaitu Bapak Hilman Suryajaya, SE., selaku konselor, mentor,

pembicara, dan motivator yang sudah terbiasa melakukan pelayanan khusus

kepada remaja.Wawancara kepada narasumber dilakukan untuk mengetahui

penjelasan mengenai peran yang dapat dilakukan orang lain terhadap korban

bullying. Wawancara kepada Bapak Hilman Suryajaya dilakukan pada hari

Selasa, 19 September 2017 pukul 17.00 di Meruya, Jakarta Barat. Wawancara

dilakukan dengan pertemuan langsung kepada narasumber dan dilakukan

perekaman video kepada narasumber.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

55

Gambar 3.11. Hilman Suryajaya

Hilman Suryajaya adalah seorang konselor, mentor, pembicara dan motivator

untuk remaja. Ia memulai pelayanannya untuk anak-anak muda (anak-anak dan

remaja) sejak tahun 1996 di gereja – gereja dan aktif mengikuti kegiatan sosial,

khususnya pelayanan anak-anak muda.

Menurutnya, anak-anak muda banyak yang kehilangan arah dan gambar dirinya

sebagai pribadi manusia dan tentu saja hal tersebut dapat mempengaruhi

karakternya secara keseluruhan. Pelayanan yang dilakukan dengan pendekatan

secara pribadi dan perubahan mindset kepada remaja dapat merubah tindakan

remaja dan juga respon remaja dalam menghadapi masalah.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

56

Hilman sendiri sempat menjadi korban bully pada waktu beliau duduk di

bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama). Saat itu dirinya mendapat

perlakuan tidak pantas dari teman-temannya dan menggunakan kata-kata yang

menyakitkan.

Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain

terutama kepada lingkungan tempat ia mengalami tindakan bullying tersebut.

Korban hanya akan terbuka di tempat ia merasa nyaman dan dapat menjadi

dirinya sendiri. Tempat tersebut bisa di rumah, gereja, maupun lingkungan lain

yang lebih nyaman bagi dirinya. Keterbukaan akan terlihat dari ekspresinya dan

keberaniannya dalam mengutarakan pendapat maupun cara berperilakunya.

Ada tiga fase secara keseluruhan ketika seseorang menjadi korban bullying.

Pertama, saat korban bullying menganggap tindakan yang dilakukan oleh

pelaku hanyalah bercanda sehingga korban tidak begitu menganggap hal

tersebut (seperti angin berlalu). Pada fase ini korban terlihat biasa saja dan

hanya menunjukkan sikap tidak nyaman.

Fase kedua, yaitu korban mulai merasakan adanya gangguan yang terjadi

secara intensif sehingga mengganggu perilakunya (salah tingkah) dan juga

menunjukkan sikap menolak terhadap sikap yang dilakukan oleh pelaku. Pada

fase ini, beberapa korban mengalami kesulitan tidur dan gangguan pada pikiran

mereka, sehingga adanya perubahan perilaku yang cukup signifikan.

Contohnya, seperti lebih banyak diam, tidak nafsu makan, kepercayaan diri

menurun, dan lain sebagainya.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

57

Fase ketiga adalah ketika korban mulai merasakan takut yang berlebihan

(depresi). Pada fase ini korban sulit untuk berpikir dengan akal sehatnya, ada

perubahan karakter secara signifikan, dan juga dapat bertindak tidak normal

secara tiba-tiba (spontan). Beberapa korban yang sudah mencapai fase ini dapat

melakukan tindak kekerasan secara fisik, seperti memukul teman secara tiba-

tiba, menusuk temannya, melukai diri sendiri, bahkan hingga tindakan

mengakhiri hidup.

Pemberian motivasi ataupun saran secara satu arah lebih baik dilakukan

pada saat korban masih berada pada fase 1 ataupun fase 2, karena pada kedua

fase ini korban masih dapat menerima masukan dari orang lain dan juga masih

berpikiran terbuka terhadap situasi yang dihadapi. Pada fase ini lebih mudah

untuk mendengarkan ungkapan perasaan yang dihadapi oleh korban, dan juga

mudah untuk merubah cara pandang korban terhadap situasi tertentu.

Sedangkan pada fase 3, pemberian motivasi secara satu arah akan lebih sulit

dikarenakan korban cenderung untuk menutup diri dan pola pikirnya yang

sudah kaku (tertutup), sehingga pada fase ini dibutuhkan pendampingan khusus

dari orang tua, teman dekat, psikolog, maupun konseling psikologis.

5. Korban bullying, yaitu Regita Rahadika

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

58

Gambar 3.12. Regita Rahadika

Regita Rahadika merupakan perempuan berusia 18 tahun yang pernah menjadi

korban bullying semasa sekolah (Sekolah Menengah Atas). Berdasarkan hasil

wawancara dengan korban, didapatkan informasi bahwa korban mengalami cyber

bullying semasa SMA yang membuatnya tidak memiliki mental yang kuat dan

memutuskan untuk pindah sekolah dan memilih untuk home schooling. Hal-hal

yang dihadapi semasa SMA adalah ia menerima perkataan tidak sopan, seperti

“j*blay”, “p*rek”, bahkan perlakuan fisik seperti dikerjain oleh teman-teman satu

kelompok. Dalam kegiatannya bersekolah home schooling, menurutnya hal tersebut

membuatnya menjadi pribadi yang tertutup, tidak terbuka terhadap kehidupan

sosial, dan tidak dapat mengembangkan diri lebih lagi.

Dalam hal ini, korban bullying perempuan perlu mendapatkan perhatian serius agar

tidak terus menganggap dirinya sebagai korban dan dapat mengembangkan diri

lebih lagi, serta memiliki respon yang baik terhadap kasus-kasus bullying yang

menimpa dirinya.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

59

6. Narasumber (Psikolog), yaitu Hadyan Dhiozandi, M.Psi., Psikolog. Wawancara

dilakukan sebanyak dua kali di ruang konseling Universitas Multimedia Nusantara,

Tangerang. Dalam wawancara dengan Psikolog, dibahas lebih lanjut mengenai isi

konten dari buku ilustrasi dan juga relevansi konten tersebut dengan tema yang

diambil (bullying). Dari Mas Dhio, diberikan beberapa masukan untuk konten buku

dan juga penulisan buku secara keseluruhan.

3.2. Metodologi Perancangan

Metode perancangan yang digunakan untuk merancang buku motivasi ilustrasi

untuk korban bullying adalah sebagai berikut:

3.2.1. Perancangan Copywriting

Copywriting atau konten dari buku motivasi ilustrasi ini didapat dari

data yang telah disiapkan oleh penulis, Bpk. Hilman Suryajaya dan

akan diolah oleh penulis sesuai dengan izin dari narasumber. Data

yang didapat berupa rangkaian (draft) dari konten buku tersebut

dengan tujuan yang telah disepakati dan juga data akhir (final) yang

sudah direvisi oleh editor maupun narasumber.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

60

Gambar 3.13. Printscreen Data Konten

Gambar 3.14. Printscreen Data Konten 2

Data yang telah dibuat tersebut berdasarkan hasil konsultasi dengan

narasumber yaitu Hadyan Dhiozandi, M. Psi yang merupakan

psikolog dan Leonarda Anggia, S. P. yang juga asisten psikolog.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

61

Gambar 3.15. Printscreen Data Konten 3

3.2.2. Perancangan Titik, Garis dan Bentuk

Titik, garis dan bentuk memiliki peran yang besar dalam

perancangan sebuah ilustrasi karena ketiganya menentukan dan

mengekspresikan perasaan yang dapat dirasakan oleh penikmatnya

(pembaca).

Menurut Richard Poulin (2011:15) dalam bukunya “The Language

of Graphic Design”, titik merupakan yang utama dan mendasar

dalam pembentukan seluruh elemen komunikasi visual dan

prinsipnya. Titik merupakan bentuk yang paling sederhana dan

murni dari seluruh elemen geometri. Merujuk pada definisi titik

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

62

yang dikemukakan Penemu geometri modern yakni Euclid, Poulin

menuliskan: “titik adalah sesuatu yang tidak memiliki bagian / that

which has no part”.

Menurut Laurer / Pentak (2008:138) dalam bukunya “Design

Basic”, kualitas sebuah garis dapat mengekspresikan sebuah

perasaan. Sebuah karya visual yang menampilkan kualitas tebal-

tipis, halus – kasar, datar - bergelombangnya garis dapat

memunculkan sebuah ekspresi yang dapat dapat dirasakan oleh

penikmatnya.

Menurut Robin Landa (2011:17) dalam bukunya “Graphic

Design Solutions”, definisi bidang (shape) adalah garis besar yang

umum dari sesuatu, suatu area yang digambarkan pada sebuah

permukaan datar yang dibentuk secara sebagian atau penuh dengan

garis (outline / contours) atau warna dan teksture.

Oleh karena itu, elemen-elemen garis dalam bentuk visual sangat

menentukan pesan yang diberikan oleh penulis/pembuat ilustrasi

kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis menghubungkan antara

target dan juga pendalaman kasus (bullying) untuk menjadi dasar

pembentukan elemen-elemen desain yang digunakan.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

63

Gambar 3.16. Elemen Desain Dinamis

Garis-garis yang banyak dibentuk adalah garis yang dinamis karena

menyesuaikan dengan target pembaca yaitu remaja pada umumnya

dengan sifat yang bebas dan bergairah. Garis-garis tersebut

kemudian dikombinasikan dengan permasalahan sosial yang terjadi

yaitu bullying.

Gambar 3.17. Elemen Desain Statis

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

64

Garis-garis yang tercipta dari permasalahan sosial tersebut adalah

garis yang bersifat kaku, tertutup dan juga memiliki sudut. Kedua

hal ini perlu dikombinasikan agar dapat mengutarakan perasaan

kepada pembaca yaitu remaja yang sedang memiliki permasalah

sosial (bullying).

3.2.3. Perancangan Warna

Menurut Timothy Samara dalam bukunya “Design Elements”

(2007:90), warna dari sebuah temperatur baik berupa dingin (cool)

maupun hangat (warm) berelasi dengan kualitas dari sebuah obyek

tertentu di alam, semisal biru dengan es yang dingin.

Warna-warna yang diberikan pada suatu visual tertentu

dapat memberikan perasaan maupun suasana kepada pembaca

sesuai dengan temperature warna yang ada. Jika warna-warna yang

dihasilkan adalah warna hangat, maka memberikan perasaan yang

ceria, hangat, dan menyenangkan. Sedangkan jika warna-warna

yang diberikan adalah warna-warna dingin, maka suasana yang

tercipta adalah suasana yang dingin, menyedihkan, mengharukan,

kelam, dan lain sebagainya.

Dalam perancangan warna pada buku ilustrasi ini dilakukan dengan

studi eksistensi antara target dengan permasalahan sosial yang

terjadi yaitu bullying. Perancangan warna dilakukan dengan

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

65

membandingkan ilustrasi-ilustrasi dengan tema serupa serta target

secara spesifik dari buku ini.

Gambar 3.18. Pengambilan Sampel Warna Cerah

Pengambilan sampel warna dilakukan dengan membuat moodboard

ilustrasi yang menggambarkan remaja pada umumnya yang ceria,

bahagia, dan ekspresif. Warna-warna yang diambil sampelnya

merupakan warna yang memiliki brightness tinggi dan hue yang

tinggi.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

66

Gambar 3.19. Pengambilan Sampel Warna Gelap

Kemudian pengambilan sampel warna dilakukan berdasarkan

permasalahan sosial yang warnanya bersifat dingin, gelap, dan

tertutup. Warna-warna tersebut memiliki contrast yang tinggi

dengan saturation yang rendah.

Dari kedua sumber warna tersebut maka dihasilkan kombinasi

warna sebagai berikut:

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

67

Gambar 3.20. Colour Palette yang digunakan

Warna-warna yang dikombinasikan tersebut merupakan warna yang

memiliki kroma rendah/kusam, dengan value yang gelap (shade).

Kroma adalah adalah kadar cerah – kusamnya warna seperti merah

cerah atau merah kusam, sedangkan value merupakan kadar gelap

terangnya warna seperti biru muda dan merah tua. Kombinasi warna

seperti ini memiliki temperatur yang hangat dan juga dingin untuk

mengekspresikan beberapa ilustrasi sesuai dengan unsur-unsur

tertentu yang ingin diekspresikan. Sedangkan warna-warna yang

terang dengan agak sedikit kusam untuk menunjukkan bahwa warna

ini ditujukkan untuk target (remaja) dengan permasalahan sosial

yang terjadi pada dirinya (bullying).

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

68

3.2.4. Perancangan Typeface

Perancangan typeface dilakukan dengan studi eksistensi yaitu

membandingkan beberapa buku-buku maupun media tertulis

lainnya yang ditujukkan untuk target yang sama (remaja).

Gambar 3.21. Perbandingan Media Ilustrasi

Dalam beberapa media tersebut, dapat disimpulkan bahwa typeface

yang digunakan adalah yang bersifat dinamis, handwriting, dan juga

terbuka. Sehingga typeface yang digunakan pada perancangan visual

buku ilustrasi ini adalah:

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

69

Gambar 3.22. Typeface yang Digunakan

Typeface yang digunakan untuk body text adalah Cartoonist

(Cartoonist) dengan karakter yang tipis, memiliki readability dan

legability yang baik, dan cocok untuk pembaca yang bersifat

introvert. Selain itu, typeface ini berbentuk bulat, memiliki kepala

dan kaki typeface yang tinggi sehingga mudah dibedakan tiap

karakternya.

3.2.5. Perancangan Ilustrasi

Perancancangan ilustrasi buku motivasi ini dilakukan dengan cara:

1. Studi Literatur

Studi literatur adalah cara mengumpulkan data dengan

menghimpun data-data atau sumber yang berhubungan dengan

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 29: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

70

topik penelitian yang diangkat. Dengan demikian perancangan

ilustrasi yang ada mengacu pada buku-buku sumber tertentu

dengan teori yang ada dan mengarah pada ilustrasi yang sesuai

dengan target.

2. Analisa kompetitor

Analisa kompetitor dilakukan dengan menganalisa projek yang

serupa dengan karya yang akan dibuat agar dapat mengacu

kepada objek yang dibuat nantinya.

a. Buku Rahasia Gadis

Gambar 3.23.Buku Rahasia Gadis

(diunduh dari www.twitter.com/rahasiagadis)

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 30: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

71

Gambar 3.24.Konten Buku Rahasia Gadis

(diunduh dari www.twitter.com/rahasiagadis)

Buku Rahasia Gadis merupakan contoh buku motivasi yang

ditujukan kepada perempuan yang berusia 17 – 23 tahun (belum

menikah) yang mengalami masalah dengan pengambilan keputusan,

pacar, jodoh, maupun kehidupan. Dalam buku ini lebih banyak

memotivasi wanita-wanita muda ke arah yang lebih bijaksana.

Visual dan ilustrasi buku ini lebih banyak menggunakan warna-

warna cerah seperti merah, merah muda, ungu, kuning, dan lain

sebagainya dikarenakan ditujukkan kepada wanita. Selain itu font

yang digunakan adalah tulisan tangan agar, dan ilustrasi yang

digambarkan adalah ilustrasi yang sangat feminism

b. Buku 88 Love Life

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 31: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

72

Gambar 3.25.Buku 88 Love Life

(diunduh dari www.twitter.com/rahasiagadis)

Buku ini merupakan buku karangan Diana Rikasari yang membahas

mengenai kehidupan dan juga cinta. Buku ini ditujukkan kepada

remaja perempuan yang berusia 17 – 23 tahun dan pada kontennya

didukung oleh ilustrasi yang mendukung masing-masing konten per

halaman.

Buku ini memiliki bentuk visual dengan warna-warna yang solid

dan penggunaan quotes (kata mutiara) yang sederhana sehingga

memudahkan pembaca untuk mendapat pesan dari tiap halaman

tersebut. Tiap halaman dari buku ini memiliki ilustrasi yang detail

dan menjelaskan tiap konten dari halaman tersebut.

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 32: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

73

Gambar 3.26 Contoh Ilustrasi Buku 88 Love Life

c. Buku Rahasia Menjadi Remaja Gaul

Gambar 3.27. Rahasia Menjadi Remaja Gaul

Buku ini merupakan pocket book (buku saku) yang berukuran 10 x

10 cm yang membahas mengenai rahasia-rahasia menjadi remaja

gaul. Di dalam buku tersebut terdapat ilustrasi-ilustrasi yang

mendukung masing-masing poin yang terlampir dalam buku

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 33: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

74

tersebut. Buku ini ditujukkan kepada remaja yang berusia 14-17

tahun. (SMP dan SMA)

Gambar 3.28. Konten Rahasia Menjadi Remaja Gaul

Dalam buku ini, terdapat tips-tips bagaimana menjadi remaja yang

gaul dengan ilustrasi gambar perempuan di sebelah kanan/kiri tips

tersebut. Ilustrasi dibuat dengan gaya yang ekspresif, pewarnaan

tekstur seperti cat air dan bentuk tokoh yang memiliki tubuh terlihat

lebih kecil.

Perancangan ilustrasi penulis dibuat berdasarkan kombinasi

dan modifikasi dari kedua jenis ilustrasi serupa tersebut, yaitu

penggunaan warna yang solid dengan memberikan tekstur pada

visual yang akan dibuat. Tekstur dibuat dengan titik-titik yang

konsisten dan menyerupai bentuk kapur. Pemberian tekstur kapur

mengacu pada target pembaca yang mayoritas siswa/siswi SMA,

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018

Page 34: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6660/3/bab iii.pdf · Menurutnya, korban bullying sendiri tidak mudah terbuka dengan orang lain terutama kepada

75

sehingga terlihat seperti suasana sekolah yang masih menggunakan

papan dan kapur.

Gambar 3.29. Tekstur pada Visual Buku Ilustrasi

Perancangan Buku Motivasi..., Clairine Irawan, FSD UMN, 2018