4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB...

13
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitian Lokasi penelitian ini terletak di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan keadaan topografinya, Desa Kandang Semangkon berada pada 5 sampai dengan 10 meter dari permukaan air laut sehingga wilayah ini termasuk dataran rendah. Jarak lokasi penelitian dari jalan raya yaitu 500 m, jarak dari pemukiman yaitu 10 m (untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Lampiran peta Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur). Batas-batas wilayah Desa Kandang Semangkon sebelah utara yaitu Laut Jawa, sebelah selatan yaitu Desa Dadapan Kecamatan Solokuro, sebelah barat yaitu Kelurahan Blimbing dan Kecamatan Brondong, sebelah Timur yaitu Desa Paciran. Pantai di Kandang Semangkon memiliki perairan yang relatif bersih, akan tetapi kawasan pantai yang ada di daerah Kecamatan Paciran telah mengalami banyak perubahan. Salah satu perubahan dari kawasan pantura Kecamatan Paciran ini adalah meningkatnya kawasan industri di berbagai sektor. Sumber pencemar yang masuk di perairan pantura khususnya di perairan Kecamatan Paciran diduga berasal dari aktifitas manusia, limbah industri, transportasi kapal nelayan maupun kapal kargo yang melewati wilayah perairan tersebut. Pantai yang digunakan dalam penelitian ini termasuk pantai yang ada di kawasan pantai utara atau yang biasa disebut dengan pantura. Kawasan mangrove di Kecamatan Paciran terdapat 2 lokasi yaitu di Desa Paciran dan Desa Kandang Semangkon, akan tetapi kawasan mangrove di Desa Paciran tidak seluas di Kaasan Desa Kandang Semangkon.

Transcript of 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB...

Page 1: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan

Paciran, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan keadaan

topografinya, Desa Kandang Semangkon berada pada 5 sampai dengan 10

meter dari permukaan air laut sehingga wilayah ini termasuk dataran rendah.

Jarak lokasi penelitian dari jalan raya yaitu 500 m, jarak dari pemukiman yaitu 10

m (untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Lampiran peta Kecamatan Paciran

Kabupaten Lamongan Jawa Timur). Batas-batas wilayah Desa Kandang

Semangkon sebelah utara yaitu Laut Jawa, sebelah selatan yaitu Desa Dadapan

Kecamatan Solokuro, sebelah barat yaitu Kelurahan Blimbing dan Kecamatan

Brondong, sebelah Timur yaitu Desa Paciran.

Pantai di Kandang Semangkon memiliki perairan yang relatif bersih, akan

tetapi kawasan pantai yang ada di daerah Kecamatan Paciran telah mengalami

banyak perubahan. Salah satu perubahan dari kawasan pantura Kecamatan

Paciran ini adalah meningkatnya kawasan industri di berbagai sektor. Sumber

pencemar yang masuk di perairan pantura khususnya di perairan Kecamatan

Paciran diduga berasal dari aktifitas manusia, limbah industri, transportasi kapal

nelayan maupun kapal kargo yang melewati wilayah perairan tersebut.

Pantai yang digunakan dalam penelitian ini termasuk pantai yang ada di

kawasan pantai utara atau yang biasa disebut dengan pantura. Kawasan

mangrove di Kecamatan Paciran terdapat 2 lokasi yaitu di Desa Paciran dan

Desa Kandang Semangkon, akan tetapi kawasan mangrove di Desa Paciran

tidak seluas di Kaasan Desa Kandang Semangkon.

Page 2: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

31

4.2 Parameter Kualitas Air

Hasil pengukuran parameter kualitas air yang didapatkan di lapang

menunjukkan hasil yang berbeda dari satu titik pengambilan sampel ke titik

lainnya. Titik pengambilan sampel kualitas air di tentukan berdasarkan lokasi

pengambilan sampel pohon mangrove Avicennia marina. Pengambilan sampel

pada titik 1 ditentukan dari gabungan antara wilayah stasiun 1 dan 2, sedangkan

titik pengambilan sampel ke 2 ditentukan dari gabungan antara wilayah stasiun 3

dan 4. Penentuan titik sampel ini dimaksudkan karena pengukuran dilakukan

langsung di lapang, selain itu juga pada perairan laut terdapat arus dan

gelombang yang bisa menyebabkan percampuran massa air secara terus

menerus. Hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Air

Parameter Titik Pengambilan Sampel

Rata-rata 1 2

Suhu (oC) 32,8 32,8 32,8

Salinitas (o/oo) 48 49 48.5

Derajat Keasaman (pH)

6,83 6,77 6,8

a. Suhu (oC)

Suhu air pada saat pengambilan sampel di kawasan mangrove Desa

Kandang Semangkon berkisar 32,8 oC. Kisaran suhu pada perairan pengambilan

sampel dapat dikatakan sangat tinggi, hal ini diduga disebabkan tingginya

intensitas sinar matahari yang diserap oleh perairan. Hal ini juga bisa disebabkan

karena pengukuran suhu dilakukan pada saat menjelang sore hari serta

kerapatan pohon mangrove pada lokasi penelitian tidak teratur. Dari hasil

pengukuran suhu yang telah diperoleh, dapat dikatakan bahwa tidak ada

perbedaan suhu air pada tiap titik pengambilan sampel.

Page 3: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

32

Besaran suhu pada perairan dapat mempengaruhi logam berat yang

terdapat pada lingkungan perairan. Semakin besar suhu pada perairan tersebut,

maka kandungan logam berat dapat terserap dengan baik oleh tumbuhan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Ngugi et al. (2016), bahwa perubahan suhu tidak

hanya mempengaruhi laju difusi ion logam, akan tetapi juga mempengaruhi

kelarutan ion logam. Suhu yang optimal adalah pada suhu di atas suhu kamar.

Kisaran suhu dapat disebabkan oleh kerapatan mangrove saat stasiun

pengamatan. Kerapatan pohon mangrove yang jaraknya tidak terlalu dekat dapat

menyebabkan intensitas sinar matahari langsung menembus badan perairan dan

menyebabkan suhu tinggi pada siang hari (Jesus, 2012). Menurut Alwidakdo et

al. (2014), suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan

respirasi). Suhu juga berpengaruh terhadap perkembangan tumbuhan dan

perubahan faktor fisik terutama pada substrat dan air.

b. Salinitas (‰)

Hasil pengukuran salinitas yang diperoleh pada titik pengambilan sampel

1 sebesar 48 ppt dan pada titik ke 2 sebesar 49 ppt. Berdasarkan hasil

pengkuran salinitas tersebut, dapat dikatakan bahwa rata-rata salinitas air laut di

kawasan mangrove sebesar 48,5 ppt. Dari hasil pengukuran salinitas di perairan

Desa Kandang Semangkon dapat disimpulkan bahwa salinitas pada perairan

tersebut adalah tinggi. Besaran salinitas yang ada di kawasan mangrove Desa

Kandang Semangkon ini bisa disebabkan karena lokasi mangrove berhadapan

langsung dengan laut lepas dan jauh dari masukan air tawar yang berasal dari

daratan. Besaran salinitas pada perairan dapat mempengaruhi tingkat

bioakumulasi logam berat pada mangrove. Sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Modassir (2000), bahwa peningkatan salinitas pada perairan

Page 4: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

33

dapat menyebabkan tingkat bioakumulasi logam berat pada mangrove semakin

meningkat. Akumulasi lebih besar terjadi pada salinitas diatas 30 ppm.

Salinitas diukur berdasarkan jumlah garam-garam klorida terlarut dalam

air dan dinyatakan sebagai perbandingan jumlah garam terlarut terhadap volume

air dalam satuan permil (‰) (Kristanti et al., 2007). Menurut Wantasen (2013),

salinitas air merupakan faktor penting dalam pertumbuhan, daya tahan, dan

zonasi spesies mangrove. Salinitas yang tinggi akan berdampak pada lokasi

mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon

mangrove akan menjadi kerdil dan berkurang spesiesnya.

c. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH yang diperoleh dari titik pengambilan 1 sebesar 6,83 dan pada

titik ke 2 yaitu 6,77. Kisaran nilai derajat keasaman (pH) dari kedua titik

pengambilan sampel menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang sangat

signifikan. Dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata derajat keasaman (pH) pada

lokasi penelitian yaitu sebesar 6,8. Nilai derajat keasaman (pH) tersebut

menggambarkan keseimbangan antara asam dan basa dalam perairan dan yang

diukur adalah konsentrasi ion hidrogen.

Nilai derajat keasaman merupakan salah satu parameter yang dapat

mempengaruhi kandungan logam berat dalam perairan. Ngugi (2015)

menyatakan bahwa pH merupakan parameter pengendali penting dalam proses

adsorpsi. Nilai pH pada kisaran 6.0 - 7.0 mampu meningkatkan jumlah ion logam

yang teradsorbsi pada tumbuhan.

Berdasarkan hasil pengukuran pH pada perairan, dapat disimpulkan

bahwa perairan di kawasan mangrove Desa Kandang Semangkon bersifat asam.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Husainy et al. (2014),

bahwa kondisi pH di perairan mangrove biasanya bersifat asam. Sifat asam pada

Page 5: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

34

perairan mangrove disebabkan banyaknya bahan organik pada kawasan

tersebut. Fungsi pH sendiri menjadi faktor pembatas karena masing-masing

organisme memiliki toleransi kadar maksimal dan minimal nilai pH.

4.3 Analisis Kandungan Logam Berat Pb

Nilai kandungan logam berat Pb dalam masing-masing stasiun

didapatkan hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil yang didapatkan, nilai

kandungan logam berat Pb yang paling banyak terdapat pada sedimen. Hasil

analisis kandungan logam berat pada sampel air, sedimen, akar dan daun dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Kandungan Logam Berat Pb

Sampel

Hasil Analisis Kandungan Logam Berat Pb (ppm)

Rata-rata Titik Pengambilan 1 Titik Pengambilan 2

Stasuin 1 Stasuin 2 Stasuin 3 Stasuin 4

Air 0,0014 0,0016 0,0015

Sedimen 9,8952 9,0839 9,5108 8,5869 9,2692

Akar 6,3358 5,5160 5,9365 5,0207 5,70225

Daun 1,2069 1,0314 1,1218 0,9505 1,07765

4.3.1 Kandungan Logam Berat Pb dalam Air

Pengambilan sampel dalam pengukuran logam berat Pb perairan dibagi

menjadi 2 titik sampel. Titik pengambilan sampel 1 terdiri dari wilayah stasiun 1

dan 2, sedangkan titik ke 2 terdiri dari wilayah stasiun 3 dan 4. Pengambilan 2

titik sampel ini dimaksudkan karena badan air pada perairan laut dapat bergerak

ke segala arah yang disebabkan oleh arus dan gelombang, sehingga

pengambilan 2 titik sampel dirasa sudah mewakili dari seluruh kandungan logam

berat Pb dalam perairan Desa Kandang Semangkon. Kandungan logam berat Pb

yang didapatkan pada sampel air sebesar 0,0014 ppm pada titik pengambilan

Page 6: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

35

sampel 1 dan 0,0016 ppm pada titik pengambilan 2. Hasil analisis kandungan

logam berat Pb pada perairan kawasan mangrove di Desa Kandang Semangkon

dapat dilihat pada tabel 3.

Dari hasil kandungan logam berat Pb dalam air, didapatkan hasil rata-rata

sebesar 0,0015 ppm. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kandungan logam

berat Pb dalam perairan masih tergolong rendah. Rendahnya kandungan logam

berat Pb pada perairan tersebut diduga karena logam berat pada perairan telah

mengendap didalam sedimen. Hal ini sesuai dengan kondisi ketika pengambilan

sampel, dimana saat itu perairan di kawasan mangrove Desa Kandang

Semangkon sedang surut.

Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun

2004 yang berisi bahwa baku mutu logam berat Pb dalam perairan laut yaitu

sebesar 0,005 ppm. Peningkatan kadar logam berat dalam air akan

mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai

metabolisme akan berubah menjadi racun bagi organisme akuatik. Apabila suatu

lingkungan terutama di perairan telah terkontaminasi bahan pencemar logam

berat, maka proses pembersihannya akan sulit sekali dilakukan (Yudo, 2006).

4.3.2 Kandungan Logam Berat Pb dalam Sedimen

Nilai kandungan logam berat Pb dalam sedimen di kawasan mangrove

Desa Kandang Semangkon berkisar antara 8,5869 - 9,8952 ppm. Hasil

pengukuran kandungan logam berat pada sedimen di kawasan mangrove Desa

Kandang Semangkon dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan hasil analisis kandungan logam pada tabel di atas,

didapatkan hasil rata-rata kandungan logam berat Pb pada sedimen sebesar

9,2692 ppm. Tingginya hasil pengukuran kandungan logam berat Pb pada

sedimen diduga disebabkan karena adanya pengendapan logam berat yang

Page 7: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

36

tinggi di kawasan mangrove Desa Kandang Semangkon. Nilai hasil pengukuran

kandungan logam berat Pb pada sedimen juga lebih besar jika dibandingkan

dengan nilai kandungan logam berat Pb pada perairan. Akan tetapi, berdasarkan

hasil analisis kandungan logam berat Pb tersebut, dapat dikatakan bahwa

sedimen pada kawasan mangrove Desa Kandang Semangkon termasuk

kedalam kategori belum tercemar.

Sedimentasi yang tinggi akan menyebabkan peningkatan ketebalan

tanah. Semakin tinggi sedimen pada ekosistem mangrove, maka sedimen

tersebut semakin banyak mengandung unsur hara (Noor et al., 2015). Maka tidak

menutup kemungkinan kandungan logam berat pada sedimen tersebut juga

semakin tinggi.

Menurut Ahmad (2009), kadar Pb dalam sedimen perairan yang berkisar

antara 0,059-11,207 ppm dapat dikatakan belum termasuk kategori tercemar,

meskipun telah terkontaminasi. Kontaminasi logam berat Pb pada sedimen

seiring berjalannya waktu akan dapat menimbulkan akumulasi baik pada tubuh

biota maupun tumbuhan perairan yang hidup di sekitar sedimen atau dasar

perairan. Panjaitan (2009) menyatakan bahwa tingginya kandungan logam Pb

dalam perairan akan mengalami pengendapan atau sedimentasi di dasar

perairan.

4.3.3 Kandungan Logam Berat Pb dalam Akar Avicennia marina

Hasil pengukuran kandungan logam berat dalam akar mangrove

Avicennia marina di Desa Kandang Semangkon pada stasiun 1 sebesar 6,3358

ppm, pada stasiun 2 sebesar 5,5160 ppm, sedangkan pada stasiun 3 dan 4

diperoleh hasil sebesar 5,9365 ppm dan 5,0207 ppm. Hasil analisis kandungan

logam berat Pb dalam Akar Avicennia marina dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 8: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

37

Dari nilai hasil pengukuran kandungan logam Berat Pb dalam Akar

Avicennia marina tersebut diperoleh hasil rata-rata sebesar 5,70225 ppm.

Besarnya kandungan logam berat Pb dalam akar mangrove Avicennia marina

diduga akibat adanya interaksi dengan sedimen yang mengandung banyak

endapan logam berat dibandingkan interaksi dengan kandungan logam berat

yang ada dalam perairan. Sehingga semakin banyak logam berat yang terserap

dalam akar mangrove Avicennia marina, maka akan menyebabkan kandungan

logam berat pada lingkungan semakin berkurang terutama pada sedimen. Hal ini

sesuai dengan pendapat dari Selanno et al. (2015) yang menyatakan bahwa nilai

logam Pb yang diserap oleh mangrove sangat tinggi, maka bisa dikatakan

mangrove tersebut lebih efektif dalam mengurangi bahan pencemar khususnya

Pb dalam lingkungan.

Pohon mangrove Avicennia marina dapat mencegah masuknya logam

berat Pb dari akar masuk ke jaringan lainnya. Sehingga menyebabkan

konsentrasi logam berat Pb di dalam akar lebih besar dibandingan dengan logam

berat pada jaringan lain (Sugiyanto et al., 2016). Supriyantini dan Soenardjo

(2015) menambahkan bahwa Avicennia marina dapat digunakan sebagai

indikator biologis lingkungan yang tercemar logam berat.

4.3.4 Kandungan Logam Berat Pb dalam Daun Avicennia marina

Kandungan logam berat timbal (Pb) dalam daun mangrove Avicennia

marina menunjukkan bahwa kandungan logam berat Pb tertinggi tedapat pada

sampel daun stasiun 1 dimana didapatkan hasil sebesar 1,2069 ppm. Sedangkan

kandungan sampel daun terendah terdapat pada stasiun 4 sebesar 0,9505 ppm.

Adapun hasil analisis kandungan logam berat timbal dalam Daun Avicennia

marina dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 9: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

38

Berdasarkan hasil analisis kandungan logam berat yang disajikan pada

Tabel 6, dapat dilihat bahwa rata-rata kandungan logam berat timbal (Pb) pada

setiap stasiun yaitu sebesar 1,07765 ppm. Dapat dilihat bahwa hasil analisis

kandungan logam berat yang didapatkan pada daun mangrove Avicennia marina

lebih rendah dibandingkan kandungan logam berat pada akar. Hal ini diduga

dapat disebabkan karena kandungan logam berat Pb yang terdapat dalam akar

telah disebarkan ke semua bagian pohon Avicennia marina baik itu ke batang

maupun ke daun.

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang berperan penting

dalam proses pertumbuhan pada tumbuhan, umumnya daun berwarna hijau

karena mengandung klorofil, dan berfungsi sebagai penangkap energi cahaya

matahari yang digunakan untuk berfotosintesis. Organ Pernafasan daun yaitu

stomata, yang berfungsi sebagai organ respirasi gas untuk fotositesis. Selain

gas-gas tersebut ada kemungkinan daun juga meyerap logam-logam berat

(Suprihatin et al., 2014).

Logam-logam yang telah masuk ke dalam tumbuhan melalui akar akan

didistribusikan ke daun. Di dalam daun, logam tersebut akan disimpan pada

daun-daun tua yang lama kelamaan akan mati dan jatuh, sehingga

konsentrasinya akan berkurang dalam tumbuhan. Kemungkinan logam yang

terserap dari udara seperti logam Hg, Pb dan Cd merupakan logam yang mudah

menguap dan sumber pecemarannya sendiri berasal dari proses-proses industri

yang menggunakan suhu tinggi dan buangan gas kendaraan bermotor. Daun

merupakan organ utama dalam proses fotosintesis, sehingga keberadaan logam-

logam ini akan mengganggu fungsi kerja enzim normal. Oleh karena itu

penanggulangan dilakukan di daun dengan melemahkan efek racun melalui

pengenceran (dilusi), yaitu dengan menyimpan banyak air untuk mengencerkan

Page 10: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

39

konsentrasi logam berat dalam jaringan tubuhnya, sehingga mengurangi

toksisitas logam tersebut. Pengenceran dengan penyimpanan air di dalam daun

biasanya diikuti dengan penebalan daun (sukulensi) (Kristanti et al., 2007).

4.4 Faktor Biokonsentrasi

Perhitungan Faktor Biokonsentrasi (BCF) didapatkan dari perbandingan

antara konsentrasi Pb pada tumbuhan dengan konsentrasi Pb pada sedimen.

Konsentrasi Pb dalam tumbuhan diperoleh dari penjumlahan kandungan logam

berat pada akar dan daun. Hasil dari perhitungan nilai Faktor Biokonsentrasi

(BCF) dari setiap stasiun berkisar antara 0,695389 - 0,762261. Data hasil

perhitungan BCF dari masing-masing stasiun pengamatan dapat dilihat pada

Tabel 4.

Berdasarkan hasil perhitungan BCF pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa

rata-rata nilai BCF dari semua stasiun pengambilan sampel yaitu 0,7301395.

Nilai BCF pada mangrove Avicennia marina yang ada di Desa Kandang

Semangkon adalah rendah. Rendahnya nilai BCF tersebut dapat disebabkan

karena kandungan logam berat Pb pada sedimen lebih besar dibandingkan

dengan kandungan logam berat pada tumbuhan.

Akumulasi logam berat dihitung menggunakan Faktor Biokonsentrasi

(BCF). Faktor Biokonsentrasi digunakan untuk menghitung kemampuan akar dan

daun dalam mengakumulasi logam berat Pb (Siahaan et al., 2013). Menurut

Tidjani et al. (2016), nilai BCF <1 menunjukkan bahwa organisme perairan

memiliki kemampuan akumulasi bahan pencemar yang rendah, sedangkan nilai

BCF >1 menunjukkan bahwa organisme perairan memiliki kemampuan

akumulasi bahan pencemar yang tinggi.

Page 11: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

40

4.5 Faktor Translokasi

Nilai hasil perhitungan Faktor Translokasi (TF) terendah terdapat pada

stasiun 2 yaitu sebesar 0,186979 dan nilai TF tertinggi pada stasiun 1 yaitu

sebesar 0,190484. Nilai perhitungan TF dari masing-masing stasiun dapat dilihat

pada Tabel 4.

Adapun hasil rata-rata nilai Faktor Translokasi (TF) yang disajikan pada

Tabel 4 adalah 0,188938. Nilai Faktor Translokasi tersebut diperoleh dari

perbandingan antara nilai kandungan logam berat Pb pada Akar dan nilai

kandungan logam berat Pb pada Daun.

Nilai Faktor Translokasi digunakan untuk menentukan besaran

penyerapan logam berat Pb dari akar ke bagian daun. Berdasarkan hasil

tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat mobilitas logam berat Pb pada

mangrove Avicennia marina di Desa Kandang Semangkon sangat rendah.

Rendahnya nilai TF disebabkan karena kandungan logam berat pada akar lebih

tinggi jika dibandingkan kandungan logam berat pada daun.

Menurut Hamzah dan Setiawan (2010), penumpukan logam di akar dapat

disebabkan karena akar mangrove mempunyai sistem penghentian transport

logam menuju daun terutama pada logam non esensial. Faktor translokasi akan

semakin tinggi nilainya jika faktor konsentrasi di daun lebih besar dibandingkan

dengan di akar (Syarifah, 2013). Menurut Hamzah dan Pancawati (2013),

besaran nilai TF yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa tingkat mobilitas logam

berat sangat rendah, sedangkan besaran nilai translokasi (TF) yang melebihi dari

1 menunjukkan bahwa tingkat mobilitas logam berat sangat tinggi.

4.6 Fitoremediasi

Nilai hasil perhitungan Fitoremidiasi (FTD) diperoleh dari selisih antara

nilai Faktor Biokonsentrasi (BCF) dan Faktor Translokasi (TF). Berdasarkan hasil

Page 12: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

41

perhitungan FTD, diperoleh nilai FTD pada stasiun 1 sebesar 0,5718, pada

stasiun 2 sebesar 0,5338, serta stasiun 3 dan 4 sebesar 0,5532 dan 0,5061. Nilai

Fitoremidiasi (FTD) dapat dilihat pada Tabel 4.

Berdasarkan perhitungan FTD pada setiap stasiun, maka dapat diperoleh

nilai rata-rata sebesar 0,541225. Nilai Fitoremidiasi digunakan untuk melihat

kemampuan mangrove Avicennia marina dalam mengakumulasi logam berat Pb.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Kariada (2014), bahwa

mangrove mempunyai peran sebagai bioakumulator logam berat yang baik.

Salah satu fungsi ekosistem mangrove adalah menyerap atau mengikat logam

berat. Tumbuhan mangrove ini termasuk jenis tumbuhan air yang mempunyai

kemampuan sangat tinggi untuk mengakumulasi logam berat yang berada pada

wilayah perairan (Ali dan Rina, 2010).

Untuk mengatasi permasalahan pencemaran air limbah yang

mengandung logam berat, baru – baru ini telah dikembangkan teknologi alternatif

yang dapat membantu proses pengolahan yaitu dengan teknologi fitoremediasi.

Pada pengolahan air limbah dengan menggunakan teknologi fitoremediasi,

tanaman atau tumbuhan memiliki peranan penting dalam mendukung proses

pengolahan, baik itu tanaman yang hidup di tanah ataupun tanaman yang hidup

di air. Namun tanaman yang sering digunakan dalam pengolahan air limbah

adalah tanaman yang hidup di air karena proses yang dilakukan lebih efisien dan

tanaman yang dapat bertahan dalam mengolaha air limbah adalah tanaman air

(Caroline dan Moa, 2015).

Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 7

Tahun 2014 yang menyatakan bahwa kemampuan hutan mangrove sebagai

pelindung pantai, kapasitas hutan sebagai tempat pemijahan dan pengasuh ikan

menurun, dan serapan karbon oleh hutan mangrove juga akan berkurang dengan

Page 13: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Umum Penelitianrepository.ub.ac.id/6660/5/5. BAB IV.pdf · mangrove, semakin jauh dari tepian perairan maka secara umum pohon mangrove

42

seiring meningkatnya pencemaran yang terjadi di lingkungan. Akan muncul

berbagai dampak sebagai akibat dari tercemarnya lingkungan perairan salah

satunya adalah rusaknya ekosistem.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai Faktor Biokonsentrasi (BCF), Faktor Translokasi (TF), dan Fitoremidiasi (FTD) pada Mangrove Avicennia marina.

Stasiun Biokonsentrasi

(BCF) Translokasi

(TF) Fitoremediasi

1 0,762261 0,190484 0,5718

2 0,720769 0,186979 0,5338

3 0,742139 0,188971 0,5532

4 0,695389 0,189318 0,5061

Rata-rata 0,7301395 0,188938 0,541225