Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5854/3/BAB III.pdf · 3.2...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5854/3/BAB III.pdf · 3.2...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Pada hakikatnya, suatu penelitian merupakan upaya dalam menemukan suatu
kebenaran melalui model-model tertentu yang biasanya dikenal dengan paradigma.
Dalam buku Moleong, paradigma menurut Bodgan dan Biklen (2017, p.49) adalah
kumpulan dari beberapa asumsi dan merupakan konsep atau proposisi yang
mengarahkan cara berpikir dan mengarahkan penelitian. Dalam buku Moleong,
Kuhn (2017, p.49) mengatakan, “Paradigma atau penelitian ilmiah” merupakan
penelitian yang pelaksanaannya didasarkan pada paradigma bersama dan
berkomitmen untuk menggunakan aturan dan standar praktik ilmiah yang sama dan
paradigma tersebut didefinisikan oleh Harmon sebagai cara mendasar untuk
mempersepsi, berpikir, menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu
secara khusus tentang visi realitas. Paradigma dari penelitian ini adalah paradigma
post-positivism. Sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2016, p.1), bahwa dalam
paradigma post-positivism ini menjadikan realitas sosial dipandang sebagai sesuatu
yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh makna.
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
47
3.2 Jenis dan Sifat penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif menurut Moleong (2017, p.6), adalah penelitian yang bertujuan untuk
memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya, secara holistik, dan mendeskripsikan
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Pada intinya, Sugiyono (2016, p.1) mengatakan, bahwa metode penelitian
kualitatif adalah
“metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, (lawan dari eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.
Dalam buku Salam, Maykut dan Morehouse (2011, p.29) mengatakan,
terdapat beberapa ciri umum atau karakteristik penelitian kualitatif yang dijabarkan
yakni :
a) An exploratory and descriptive focus. Penelitian kualitatif untuk
menganalisis tentang fenomena sosial dan mengembangkan focus of
inquiry yang bersifat umum, lalu menemukan apa yang harus
diketahui dengan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan deskriptif,
menggunakan kata “bagaimana”.
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
48
b) Emergent Design; yakni desain penelitian dikembangkan selama
melaksanakan penelitian. Fase awal pengumpulan data, peneliti dapat
menanyakan pertanyaan dan mengeksplorasi segala sesuatunya yang
menjadi awal penelitian, lalu setelahnya mengulas kembali dari sisi
yang berbeda, menelusuri dokumen yang tidak penting, dan
sebagainya. Hal ini dapat memperluas atau mempersempit cakupan
penelitian, sehingga desain penelitiannya dapat dimodifikasi.
c) A purposive sample. Dalam penelitian kualitatif, harus memilih
partisipan dengan hati-hati. Setiap partisipan yang dipilihdiharapkan
akan memperluas variabilitas sampel dan mampu menjawab semua
pertanyaan.
d) Data Collection in the natural setting. Natural setting adalah tempat
dimana peneliti dapat menemukan atau tidak menemukan sesuatu
atau jawaban dari fenomena yang sedang diteliti.
e) Emphassion’ human-as-instrument’. Dalam studi kualitatif, peneliti
memegang peran kunci dalam proses penelitian. Peneliti
bertanggungjawab dalam pengumpulan data yang relevan dan
menerjemahkan arti dari data.
f) Qualitative Methods of data collection. Data hasil penelitian kualitatif
pada umumnya lebih banyak dalam bentuk perkataan dan tindakan
informan, sehingga membutuhkan cara agar peneliti memahami
bahasa dan perilaku mereka. Metode yang paling banyak digunakan
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
49
adalah observasi partisipan, in-depth interview, group interview,
pengumpulan data dari dokumen relevan dalam bentuk catatan
lapangan dan hasil rekaman audio-taped interview, yang kemudian
ditranskripsikan untuk analisis data.
g) A case study approach to reporting research outcomes. Hasil
penelitian biasanya disajikan dalam narasi yang tebal atau panjang
dan disajikan dalam bentuk studi kasus. Jumlah kasusnya bervariasi
dari satu hingga beberapa.
Moleong (2017, p.7) memaparkan fungsi dan pemanfaatan penelitian
kualitatif sebagai berikut :
1. Upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional.
2. Untuk penelitian konsultatif.
3. Memahami isu-isu rumit sesuatu proses.
4. Meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui
penelitian kuantitatif.
5. Digunakan untuk lebih dapat memahami setiap fenomena yang
sampai sekarang belum banyak diketahui.
6. Digunakan penulis untuk meneliti sesuatu secara mendalam.
7. Digunakan peneliti yang berkeinginan umtuk menggunakan hal-hal
yang belum banyak diketahui ilmu pengetahuan.
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
50
8. Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi
prosesnya.
Penelitian kualitatif ini memiliki ciri deskriptif yang berisi kutipan-kutipan
data untuk menjelaskan laporan dan data, yang berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya (Moleong, 2017, p.11). Maka dari itu, peneliti menggunakan jenis penelitian
karena untuk menganalisis lebih mendalam mengenai strategi Marketing Public
Relations dalam mengomunikasikan aktivitas rebranding PT. Go Online
Destinations (Pegipegi) dengan perolehan data secara langsung oleh pihak yang
bersangkutan.
3.3 Metode Penelitian
Menurut Salam, peneliti kualitatif mengkaji suatu masalah yang bertujuan
memberi makna (menginterpretasi suatu fenomena) yang diletakkan orang pada
fenomena yang sedang dikaji (Salam, 2011, p.27). Dalam buku Salam, Creswell
(2011, p.27) mengatakan,
“penelitian kualitatif melibatkan penggunaan kajian dan kumpulan aneka ragam pengalaman empirik melalui studi kasus, pengalaman pribadi, introspeksi, riwayat hidup, interview, observasi, sejarah, interaksi dan teks-teks visual, yang mendskripsikan peristiwa rutin dan momen-momen yang bersifat problematik serta makna kehidupan individu.
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
51
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode studi kasus.
Menurut Bungin (2011, p.132), membuat laporan dengan menggunakan metode
studi kasus harus dibuat dalam bentuk deskriptif yang semenarik mungkin, sehingga
pembaca memahami dan merasa menjadi seperti peneliti dalam penelitian ini hingga
mampu menemukan kesimpulan dari kasus ini. Bungin (2011, p.132) juga
menjelaskan bahwa, ada tiga langkah dalam menggunakan studi kasus, yakni
pegumpulan data, analisis, dan menulis.
Model analisis studi kasus menurut Bungin (2011, p.237) adalah :
1. Menemukan domain-domain analisis. 2. Domain analisis dipetakan sebagai domain tunggal atau domain ganda. 3. Apabila domain tunggal, maka studi kasus dapat dilakukan dengan
mendeskripsikan domain tersebut berdasarkan fenomena vertikal (seperti sejarah, perkembangan fenomena, dan lainnya), maupun berdasarkan fenomena horizontal (dinamika dan perubahan fenomena).
4. Apabila domain ganda, maka studi kasus dapat dilakukan selain menjelaskan fenomena tunggal, juga menjelaskan hubungan-hubungan antar domain.
Dalam analisis data ini, peneliti diberi kebebasan dalam menentukan atau membuat
struktur tulisan berdasarkan domain yang dikaji serta keinginan perihal domain
mana yang lebih dikembangkan.
Studi kasus juga memiliki enam tipe menurut Bodgan dan Biklen (2011,
dikutip dalam Bungin, p.238-p.239) yaitu :
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
52
a) Studi kasus kesejarahan sebuah organisasi
Domain dalam jenis ini ialah pemusatan perhatian dalam perjalanan dan
perkembangan sejarah organisasi dalam jangka waktu tertentu. Dalam
penelitian ini memang studi kasus yang diangkat adalah berupa
perkembangan suatu organisasi atau perusahaan pada saat waktu tertentu,
yaitu Pegipegi.
b) Studi kasus observasi
Menggunakan observasi dalam penelitian untuk menjaring informasi empiris
yang detail dan aktual.
c) Studi kasus Life history
Jenis ini menjelaskan mengenai perjalanan hidup seseorang dengan tahap-
tahap, dinamika, dan lika-liku kehidupan seseorang. Dalam studi kasus ini
bertumpu pada dokumen-dokumen serta melakukan wawancara. Dalam
penelitian “Strategi MPR dalam mengomunikasikan aktivitas rebranding
pegipegi” ini, menggunakan pendekatan seperti studi kasus Life History.
Meskipun pada umumnya studi kasus life history ini menganalisis kasus
individu, namun dapat dilakukan pada komunitas atau lingkup yang lebih
luas (Bungin,2011, p.241).
d) Studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan
Penelitian ini melihat sisi unik dari lingkungan sosial namun memiliki
makna.
e) Studi kasus analisis situasional
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
53
Dalam kehidupan sosial tentu selalu mengalami perubahan dan hal ini
menarik untuk dibahas dan dijelaskan untuk menggambarkan sebuah situasi
sosial yang sudah atau tengah belangsung.
f) Studi kasus mikroetnografi
Studi kasus ini mengenai kehidupan suatu komunitas sosial terkecil atau
seorang individu.
Dalam Bungin, Sevilla, dkk (2011, p.239) mengatakan, bahwa studi kasus
merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan Yin juga mengatakan bahwa ada
tiga jenis tipologi studi kasus, yakni studi kasus ekplanatoris, eksploratoris, dan
deskriptif dengan jenis pertanyaannya berupa how (bagaimana), why (mengapa), dan
what (apa/apakah). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kasus yang
dikemukakan oleh Yin. Dalam buku Bungin, Yin (2011,p.240) mengatakan bahwa
studi kasus memiliki lima komponen penting, yaitu :
1. Pertanyaan-pertanyaan penelitian 2. Proporsi penelitian yang memberi isyarat kepada peneliti mengenai sesuatu
yang harus diteliti. 3. Unit-unit analisis penelitian yang harus ditentukan terlebih dahulu. 4. Logika yang mengaitkan data dengan proposisi. 5. Kriteria untuk menginterpretasikan temuan.
Komponen pertama hingga ketiga merupakan cara peneliti dalam
mengumpulkan data dan komponen keempat hingga kelima merupakan langkah-
langkah dalam menganalisis data. Hal lain yang harus diperhatikan yaitu dalam
mendesain penelitian studi kasus. Desain penelitian terdapat dua jenis menurut Yin
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
54
(Bungin,2010,p.240), yaitu desain penelitian studi kasus-tunggal dan multikasus.
Dalam penelitian ini, jenis studi kasusnya adalah studi kasus-tunggal. Terdapat tiga
macam rasionalitas studi kasus-tunggal yang harus diperhatikan, yaitu (Bungin,
2010, p.240) :
a) Suatu rasional muncul ketika kasus itu tampak sebagai kasus yang penting
dan relevan untuk menguji suatu teori yang sebelumnya adalah suatu
perspektif.
b) Kasus merefleksikan sesuatu yang ekstrem atau unik sehingga bermanfaat
dan menarik untuk ditelusuri.
c) Suatu kasus yang dapat dikatakan sebagai kasus penyingkapan,
berkesempatan masuk ke dalam ranah sosial atau fenomena yang kurang
diizinkan untuk diteliti secara alamiah.
Studi kasus mempunyai kelebihan menurut Alwasilah (2015, p.82-p.83)
yakni:
a) Peneliti dapat fokus pada hal yang rumit dari situasi sosial yang kompleks.
b) Peneliti bisa menjelaskan hubungan sosial antar-pihak yang tidak bisa
dijelaskan melalui survey. Hal ini dikarenakan pendekatannya holistik
sedangkan survei melihat persoalan secara terisolasi.
c) Peneliti bisa menggunakan berbagai cara (multiple methods) untuk
mendapatkan realitas yang kompleks yang sedang diteliti.
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
55
d) Perolehan data dengan studi kasus bisa diperoleh dengan berbagai cara dan
berbagai sumber data (multiple source of data) yaitu triangulation.
e) Studi kasus layak untuk meneliti fenomena yang diteliti terjadi secara
alamiah dan peneliti tidak memiliki kewajiban melakukan kontrol untuk
merubah keadaan.
f) Studi kasus cocok untuk penelitian skala kecil tetapi memungkinkan peneliti
untuk berkosentrasi pada satu kasus topik penelitian sehingga
pemahamannya mendalam.
g) Studi kasus bisa dipakai untuk mengetes teori (theory testing) dan
membangun teori (teory building).
Dengan kelebihan dari studi kasus tersebut, maka penelitian ini, berasal dari
kasus yang diangkat menjadi sebuah studi yaitu Strategi Marketing Public Relations
dalam mengomunikasikan aktivitas Rebranding PT. Go Online Destinations
(Pegipegi).
3.4 Key Informan dan Informan
Dalam penelitian kualitatif, terdapat key informan (informan kunci) dan
informan. Informan kunci merupakan sumber data yang sangat mengetahui atau
berperan banyak dalam menangani permasalahan terkait penelitian sehingga dapat
memberikan informasi secara lengkap dan sangat menjawab pertanyaan dari
penelitian ini. Menurut Daymon (2008, p.31), informan kunci adalah wakil
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
56
kelompok yang diteliti yang telah berada cukup lama dalam kebudayaannya, hingga
memiliki pengetahuan setingkat pakar menyangkut aturan-aturan, kebiasaan, dan
bahasa kebudayaan dan informan merupakan seseorang yang ambil bagian dalam
sebuah riset (Daymon, 2008, p.431).
Menurut Bungin (2011, p.78), ada tiga cara dalam memperoleh informan
penelitian, yakni :
1. Prosedur Purposif
Dalam hal ini, penulis menentukan kelompok informan yang sesuai dengan
kriteria dan relevan dengan masalah penelitian. Hal tersebut dinamakan key
informan yang sangat menguasai informasi dan terlibat dalam proses terkait dengan
tujuan penelitian.
2. Prosedur Kuota
Peneliti memutuskan berapa orang yang dijadikan sebagai informan, namun
memiliki ketentuan karakteristik seperti usia, tempat tinggal, jenis kelamin, profesi,
dan sebagainya. Hal ini memungkinkan untuk memperoleh informan yang tepat dan
mungkin paling berpengalaman dan memiliki wawasan terkait topik penelitian.
3. Prosedur Snowball
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
57
Informan disini diperoleh dari orang pertama yang terhubung dengan
penelitu dan ada kalanya ketika informan tersebut tidak bisa ditemui dengan suatu
alasan, lalu informan pertama ini mengarahkan dan memperkenalkan ke informan
lain untuk melanjutkan tugasnya. Namun, disini peneliti juga harus memverifikasi
kelayakan setiap informan dan memastikan informasi tersebut akurat.
Sebaiknya informan atau sumber penelitian memiliki kriteria sebagai berikut
(Sugiyono,2016, p.57), yaitu :
a) Informan menguasai segala sesuatu yang terkait dengan penelitian termasuk
dari segala proses yang dilakukan dalam perusahaan.
b) Informan tersebut masih terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan penelitian.
c) Informan memiliki waktu untuk memberikan infomasi secara rinci. d) Informan tidak menyampaikan informasi berdasarkan pemikirannya sendiri. e) Informan tersebut awalnya terlihat tertutup, namun bisa menjadi lebih ramah
dan dekat sebagai narasumber.
Berikut gambaran umum mengenai informan kunci dan informan :
Tabel 3.1
Informan kunci dan Informan
NO. Nama Keterangan
1 Devi Agustina
(Informan kunci)
Public Relations & Media
Specialist – Pegipegi
2 Setio Priyono Founder&Managing Partner-
Smartspin Public Relations
Key Infoman
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
58
Nama : Devi Agustina
Pendidikan : S1- Public Relations di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Pengalaman kerja :
1. Mei 2014-Agustus 2014 CSR Intern di PT. Energi Mega Persada Tbk
2. Sept 2014-Desember 2014 Merchant Acquisition and Management
Limestine
3. Januari 2015-Agustus 2016 PR Account Excutive P&M Communications
4. September 2016-saat ini PR&Media Officer PT. Go Oline Destinations
(Pegipegi)
Informan
Nama : Setio Priyono
Pendidikan : S1 – Accounting Universitas Tarumanegara
S2 – Communication, Strategic Public Relations
Pengalaman Kerja :
1. Januari 2005-Januari 2009 Marketing Manager PT. Pacific RI
2. Mei 2010-September 2014 Partner Power PR
3. Oktober 2014- saat ini Founder and Managing Partner Smartspin PR
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
59
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2016, p.62) merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Dalam buku Moleong, Lofland dan Lofland (2017, p.157)
mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata,
dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya.
Dalam pengumpulan data penelitian, dapat diperoleh dari sumber data primer
dan sumber data sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data, melainkan melalui orang lain atau melalui dokumen (Sugiyono,
2016, p.62). Cara atau teknik pengumpulan data penelitian, sebagaian besar
dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner
(angket), dokumentasi, dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2016, p.63).
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut :
a) Data Primer
Berdasarkan penjabaran diatas, maka data primer ini diperoleh melalui
wawancara. Dalam buku Sugiyono, Esterberg (2016, p.72) mengatakan, bahwa
wawancara merupakan pertemuan antar dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya-jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
60
topic. Maka, dalam buku Sugiyono, Stainback (2016, p.72) menegaskan, bahwa
dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi,
di mana hal ini tidak bisa diperoleh melalui observasi. Namun, biasanya dalam
penelitian kualitatif, sering melakukan wawancara mendalam dan observasi
partisipatif secara bersamaan.
Wawancara mendalam menurut Bungin (2011, p.111) adalah proses
memperoleh informasi dengan cara tanya-jawab secara langsung atau bertatap
muka tanpa menggunakan pedoman wawancara dan informan menjadi sentral.
Dalam hal ini, peneliti harus memastikan bahwa sumber informasi (informan)
mengetahui dan mampu menjawab masalah dan tujuan penelitian, serta peneliti
juga harus memiliki informasi yang cukup seputar perusahaan agar wawancara
dapat berjalan dengan baik dan matang.
b) Data Sekunder
Dokumen menurut Sugiyono (2016, p.82) merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu dan dikemas dalam bentuk tulisan (biografi, kebijakan), gambar
(foto, gambar hidup), karya (karya seni, film, dan lainnya). Dalam penelitian ini,
peneliti mengumpulkan berbagai macam data kepustakaan (dokumen) yang
berkenaan dengan marketing public relation dalam mendukung proses re-
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
61
branding yang dikemas dalam bentuk tulisan seperti artikel-artikel yang disertai
dengan keterangan gambar ataupun video.
Kesimpulannya, penelitian ini memperoleh data primer melalui wawancara
dan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi maupun catatan lainnya
untuk mendapatkan informasi secara lebih mendalam mengenai Strategi
Marketing Public Relations dalam mengomunikasikan aktivitas Rebranding PT.
Go Online Destinations (Pegipegi).
3.6 Keabsahan Data
Dalam buku Moleong, Egon Guba (2017, p.321), mengatakan keabsahan
data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas)
dan keandalan (reliabilitas) menurut versi ‘positivisme’ dan disesuaikan dengan
tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri. Moleong (2017, p.320)
mengatakan keabsahan data tersebut harus memenuhi :
1. Mendemonstrasikan nilai yang benar. 2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan. 3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari
prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.
Dalam menetapkan keabsahan data, maka diperlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan tersebut didasarkan atas empat kriteria menurut
Moleong (2017, p.324), yakni derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
62
Menurut Moleong (2017, p.330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dan teknik triangulasi yang paling
banyak digunakan menurut Moleong ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Dalam buku Moleong, Patton (2017, p.331) mengatakan, triangulasi dengan sumber
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Triangulasi dengan sumber dapat dicapai dengan lima cara menurut Moleong
(2017, p.331), yakni :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menegah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, dan lainnya.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber menurut
Patton, karena mengaitkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, orang-
orang di sekitar lingkungan, orang yang ahli dalam bidang MPR, lalu mengaitkan
dengan sumber dokumen yang berkaitan. Sugiyono (2016, p.127) mengatakan
bahwa, triangulasi sumber yang melakukan perbandingan tidak bisa dirata-ratakan,
melainkan dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang
berbeda, dan yang paling spesifik sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018
63
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam buku Baswori & Suwandi, terkait dengan teknik analisis data, peneliti
akan melalui tiga tahap dengan menggunakan model Miles dan Huberman
(2008,p.209), yaitu :
1. Melakukan reduksi data, yang merupakan proses pemilihan, pemfokusan,
serta merubah data kasar dari lapangan dan proses tersebut berlangsung
selama penelitian dilakukan. Peneliti membuat ringkasan, kode, mencari
tema-tema yang berfungsi untuk menggolongkan, membuang yang tidak
perlu, dan mengorganisasi agar dapat menarik kesimpulan. Proses reduksi ini
merupakan bagian dari analisis.
2. Langkah kedua adalah penyajian data yang berupa sekumpulan informasi dan
memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan. Peneliti melakukan
penyajian data secara sistematik dan data diklasifikasi berdasarkan tema-tema
inti.
3. Tahap terakhir yang peneliti lakukan adalah membuat penarikan atau
verifikasi kesimpulan. Peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait
dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, lalu
mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, lalu melaporkan hasil
penelitian secara lengkap, dengan “temuan baru” yang berbeda dari temuan
yang sudah ada.
Strategi Marketing Public..., Delima Frisa Meilany, FIKOM UMN, 2018