Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home...

17
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home...

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian dengan judul “Konsep Diri Remaja dan Self Disclosure Remaja

dengan Orangtua pada Keluarga Broken Home” ini merupakan penelitian berjenis

kualitatif. Maka dari itu, peneliti mengambil salah satu definisi yang dikemukakan

oleh beberapa tokoh ahli. Menurut Denzin dan Lincoln (Salam, 2011, h. 26),

penelitian kualitatif merupakan tradisi dalam ilmu sosial, yang secara fundamental

bergantung pada “mengamati subjek dalam batas teritorial mereka dan interaksinya

dengan bahasa dan istilah mereka sendiri”. Jenis penelitian ini menekankan pada

proses dan makna tanpa diuji dan diukur secara ketat dalam kuantitas, jumlah,

intensitas atau frekuensi.

Creswell (Ardial, 2014, h. 249) mengatakan bahwa penelitian kualitatif

merupakan proses penelitian dan pemahaman berdasarkan metodologi yang

menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Dalam penelitian ini,

peneliti membuat gambaran yang kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci

dari pandangan responden, dan melakukan studi pada suatu situasi yang alami.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh dua tokoh tersebut, peneliti

mengambil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

sangat mengutamakan proses, sehingga dalam mendapatkan gambaran dan data

terperinci mengenai suatu subjek atau objek harus dilakukan wawancara yang

mendalam. Karena penelitian ini tidak diukur dan diuji, maka peneliti harus

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

40

menjelaskan secara detail gambaran-gambaran yang telah didapat dari hasil

pengumpulan data. Oleh karena itu, penelitian kualitatif memiliki sifat deskriptif

berupa kata-kata tertulis maupun lisan tentang perilaku subjek atau objek yang

diamati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep diri remaja

yang berada di dalam kondisi broken home dan pengungkapan diri remaja broken

home kepada orangtuanya.

. Maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki sifat deskriptif.

Menurut Nawawi (Ardial, 2014, h. 262-263), penelitian yang bersifat deskriptif

merupakan penelitian yang dalam memecahkan masalahnya harus dilakukan

penyelidikan dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek

penelitian (seseorang, lembaga, masayarakat, dan lain-lain) sesuai dengan fakta-

fakta yang tampak dan sebagaimana adanya. Nawawi juga menyimpulkan beberapa

ciri penelitian dengan sifat deskriptif, yaitu:

1. Memusatkan perhatian terhadap masalah yang ada pada saat penelitian

dilakukan atau masalah-masalah yang memiliki sifat aktual.

2. Menggambarkan seluruh fakta tentang masalah yang diselidiki, diiringi

dengan interpretasi rasional yang memadai.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang bersifat subjektif, di mana peneliti

mengumpulkan data dari satu atau lebih responden, lalu menarik benang merah

sesuai dengan pemahaman yang dimiliki oleh peneliti. Sehingga hasil dari

penelitian ini dapat beda-beda, tergantung tingkat pemahaman dari fenomena sosial

yang diteliti. Penelitian yang menekankan pada proses ini mengharuskan peneliti

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

41

untuk berusaha keras menemukan dan melakukan pendekatan dengan subjek

ataupun objek yang ingin diteliti. Pendekatan yang dilakukan haruslah mendalam

dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang juga mendalam dan data-data

yang diperlukan.

3.2 Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus.

Studi kasus merupakan metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Menurut Yin (2014, h.

18), studi kasus merupakan proses mencari jawaban atas pertanyaan ilmiah yang

menyelidiki fenomena di dalam kehidupan nyata, di mana batas-batas antara

fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan multisumber bukti

dimanfaatkan.

Secara umum, studi kasus dilakukan untuk melacak peristiwa-peristiwa

kontemporer (masa kini), karena studi kasus mendasarkan diri pada strategi historis

dan dua sumber bukti, yaitu observasi dan wawancara (Yin, 2014, h. 12). Metode

ini digunakan untuk menelaah suatu kasus secara intensif, mendalam, mendetail,

dan komprehensif.

Menurut Schram (Yin, 2014, h. 17), esensi studi kasus adalah mencoba

menjelaskan keputusan mengapa studi tersebut dipilih oleh peneliti, bagaimana

mengimplementasikannya, dan apa hasilnya. Topik yang biasa diangkat pada studi

kasus, seperti organisasi, proses, program, lingkungan, institusi, dan peristiwa.

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

42

3.3 Informan Penelitian

3.3.1 Key Informan

Penelitian ini berjudul “Konsep Diri Remaja dan Self disclosure

Remaja dengan Orangtua pada Keluarga Broken Home”, akan lebih

berfokus kepada konsep diri anak remaja perempuan dan pengungkapan

dirinya kepada orangtua perempuan. Sehingga peneliti menjadikan remaja

perempuan sebagai key informan. Peneliti akan mewawancarai remaja

broken home yang berusia diantara 15-18 tahun. Peneliti memilih remaja

perempuan yang berusia 15-18 tahun yang berada di Jakarta dan sudah

mengalami keadaan broken home lebih dari tiga tahun.

3.3.2 Informan

Peneliti akan mewawancarai orangtua dari remaja broken home.

Peneliti menjadikan orangtua perempuan sebagai informan dalam penelitian

ini, karena orangtua perempuan merupakan pihak yang memiliki informasi

yang luas terhadap keadaan rumah dan keluarga secara keseluruhan.

Orangtua juga memiliki peran yang besar dalam pembentukkan konsep diri

remaja. Orangtua yang akan diwawancarai adalah orangtua perempuan yang

tinggal satu rumah dengan anaknya.

Melihat fakta bahwa Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia

di mana penduduk di Jakarta dituntut untuk bekerja setiap hari agar dapat

memenuhi kebutuhan sehari-hari serta tingkat perceraian di Jakarta yang

cukup tinggi, peneliti tertarik untuk meneliti keluarga yang tinggal di

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

43

Jakarta, khususnya di Jakarta Barat. Peneliti juga memfokuskan penelitian

ini kepada keluarga yang memiliki kesulitan ekonomi (kalangan bawah),

karena masalah yang dihadapi keluarga kalangan bawah akan lebih banyak

ketimbang masalah yang dihadapi keluarga kalangan atas.

3.3.3 Informan Pakar

Gambar 3.1

Foto Bersama Informan Pakar

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Penelitian akan menjadi lebih kredible jika peneliti tidak hanya

mendapatkan informasi dari key infroman saja maupun informan, namun

narasumber lain yang ahli dalam bidangnya, yaitu seorang ahli psikologi

remaja. Informan pakar pada penelitian ini merupakan psikolog

berpengalaman dibidang anak dan remaja, bernama Luisa Alexandra

Munster. Psikolog yang akrab dipanggil Luisa ini, lahir di Jakarta, 4 April

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

44

1986. Ia merupakan lulusan S1 Psikologi Universitas Esa Unggul dan S2

Psikologi Anak dan Remaja Universitas Tarumanegara.

Selain menjadi psikolog di TK dan SD Stella Maris selama 2 tahun,

ia juga pernah menggeluti pekerjaan menjadi psikolog anak dan remaja

selama beberapa tahun. Sekarang, ia bekerja di dua tempat berbeda, yaitu

Libera Insani, Jakarta Pusat dan Kayross Consulting, Alam Sutera untuk

menangani konseling individu, psikotes pendidikan, psikotes perusahaan,

serta seminar dan workshop.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam

sebuah penelitian. Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data-data yang

dibutuhkan dari subjek maupun objek yang diteliti. Terdapat beberapa teknik

pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif, seperti

wawancara mendalam, observasi, focus group discussion, dan study case. Namun,

pada penelitian berjudul “Konsep Diri Remaja dan Self disclosure Remaja dengan

Orangtua pada Keluarga Broken Home”, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi

kepustakaan. Teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk mendapatkan dua jenis

data, yaitu data primer dan data sekunder.

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

45

3.4.1 Data Primer

Menurut Ruslan (2013, h. 238), data primer merupakan data yang

diperoleh secara langsung dari objek penelitian, kelompok, ataupun

organisasi. Sehingga peneliti memperoleh data primer ini melalui

wawancara mendalam dan observasi.

3.4.1.1 Wawancara Mendalam

Menurut Yin (2014, h. 111), sumber bukti yang esensial bagi

studi kasus adalah wawancara, karena studi kasus umumnya

menyinggung urusan kemanusiaan. Urusan-urusan kemanusiaan ini

dilaporkan dan diintepretasikan oleh pihak yang diwawancarai, dan

para responden yang memiliki informasi dapat memberikan berbagai

keterangan penting dengan baik ke dalam situasi yang berkaitan.

Berdasarkan pernyataan Yin di atas, peneliti melakukan

wawancara mendalam dalam upaya mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan. Menurut Dun (1986, h. 219), wawancara mendalam

adalah teknik dalam penelitian kualitatif, di mana responden

mengkomunkasikan bahan-bahan dan mendorong untuk

didiskusikan secara bebas. Seringkali pewawancara dilatih secara

psikologis agar ia dapat menggali perasaan dan sikap yang

tersembunyi dari responden (Dun, 1986, h. 219). Wawancara

mendalam memerlukan proses yang cukup panjang. Untuk

mendapatkan informasi yang mendalam dan sesuai dengan

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

46

kebutuhan peneliti, peneliti harus melakukan pendekatan dengan

objek yang ingin diteliti. Hal ini dilakukan peneliti untuk dapat bisa

lebih masuk ke dalam kehidupan objek yang ingin diteliti.

Ruslan (2013, h. 23) menjelaskan bahwa wawancara

merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui daftar

pertanyaan yang dibuat lalu diajukan secara lisan terhadap

responden (subjek). Teknik wawancara dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu dengan tatap muka (face to face) dan melalui saluran

telepon (telephone interviews). Dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan teknik wawancara tatap muka, agar dapat

memperoleh data yang lebih mendalam.

Penelitian yang berjudul “Konsep Diri Remaja dan Self

disclosure Remaja dengan Orangtua pada Keluarga Broken Home”

akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih

dalam lagi tentang konsep diri yang terbentuk pada remaja broken

home dan mengetahui keterbukaan diri mereka kepada orangtuanya.

Wawancara mendalam ini akan peneliti lakukan pada broken home

agar peneliti tau faktor-faktor penghambat dan pendukung yang

mempengaruhi keterbukaan dirinya kepada orangtua mereka.

Data yang didapatkan tidak akan valid jika peneliti hanya

melakukannya kepada satu responden saja. Oleh sebab itu, peneliti

akan melakukan wawancara dengan tiga remaja broken home.

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

47

Sehingga data yang diterima dapat ditarik benang merahnya serta

dapat ditarik kesimpulannya.

3.4.1.2 Observasi Langsung Partisipan

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan untuk mengamati serta mencatat suatu peristiwa dengan

menyaksikan langsung. Dalam metode pengumpulan data ini,

peneliti dapat menjadi partisipan atau observer dalam mengamati

suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya (Ruslan, 2013, h. 221).

Menurut Indriantoro dan Supomo (Ruslan, 2013, h. 34),

observasi memiliki beberapa jenis objek, subjek, kejadian yang

dapat diamati oleh peneliti, yaitu perilaku fisik, verbal, ekspresif,

dan benda-benda fisik lainnya, atau kejadian yang rutin dan

temporal.

Terdapat 2 macam observasi menurut Ruslan (2013, h. 33),

yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi

langsung merupakan pengamatan yang dilakukan kepada objek yang

sedang diteliti. observasi langsung dibagi menjadi dua bagian, yaitu

observasi langsung biasa (pengamatan diketahui oleh objek yang

sedang diteliti) dan observasi langsung partisipatif (pengamatan

tidak diketahui oleh objek yang diteliti). Observasi tidak langsung

merupakan pengamatan yang tidak melibatkan objek yang diteliti

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

48

atau dengan kata lain peneliti mencari info tentang objek lewat orang

lain.

Peneliti dalam mengumpulkan data-data akan melakukan

observasi langsung partisipatif, yang berarti peneliti melibatkan diri

dalam lingkungan yang sedang diteliti. Peneliti akan mengamati

komunikasi non-verbal yang dilakukan oleh objek yang diteliti

secara langsung ketika melakukan wawancara mendalam.

Menurut Kriyantono (2006, h. 10) terdapat syarat-syarat

yang harus dipenuhi ketika peneliti melakukan observasi lapangan,

yaitu :

1. Observasi digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan

secara sistematik.

2. Observasi harus berkaitan dengan tujuan penelitan yang telah

ditetapkan.

3. Observasi yang dilakukan dicatat secara sistematis dan

dihubungkan dengan posisi umum, bukan dipaparkan untuk

menarik perhatian.

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

49

3.4.2 Data Sekunder

Menurut Ruslan (2013, h. 238), data sekunder diperoleh melalui data

atau informasi yang sudah tersedia melalui publikasi diberbagai perusahaan

atau organisasi.

Studi Kepustakaan

Pengumpulan data dalam teknik ini, dilakukan dengan

menggunakan acuan buku-buku referensi, jurnal, dan lain-lain yang

peneliti anggap mendukung penelitian ini. sumber data yang berasal

dari sumber tertulis tidak dapat diabaikan. Menurut Moleong (2010,

h. 159), sumber tertulis dapat ditemukan di perpustakaan berupa

buku, thesis atau disertasi, dan majalah ilmiah.

Peneliti menggunakan buku refernsi, thesis, dan jurnal ilmiah

sebagai studi kepustakaan pada penelitian ini. Sumber tersebut

digunakan untuk menjadikan penelitian ini memiliki landasan teori

yang jelas dengan mengutip dukungan-dukungan para ahli.

Sehingga dapat memperjelas dan memperkuat pembahasan yang

akan diuraikan.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk menyampaikan hasil studi yang berbasis

etika komunikasi. Pengolahan data ini dilakukan melalui tiga proses, yaitu.

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

50

2.5.1 Transkrip Hasil Wawancara

Transkrip hasil wawancara merupakan kumpulan data-data yang

diperoleh peneliti selama proses pengumpulan data. Kumpulan data tersebut

merupakan data asli yang belum diperbaiki atau diubah oleh peneliti, baik

dalam segi bahasa maupun kebenaran.

2.5.2 Reduksi Data

Dalam melakukan wawancara, terdapat narasumber yang terkadang

tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan etika

komunikasi, sehingga peneliti harus mereduksi data tersebut. Reduksi data

adalah kegiatan mengubah data yang tidak sesuai dengan etika komunikasi

tanpa mengubah makna sebenarnya.

2.5.3 Tipikasi Data

Setelah melakukan reduksi data, peneliti harus melakukan tipikasi

data. Tipikasi data adalah teknik mengelompokkan data-data yang telah

dihasilkan oleh peneliti. Pengelompokan yang dilakukan adalah

pengelompokan data-data yang layak atau berguna dan data-data yang tidak

bermanfaat bagi penelitian atau dapat dikatakan tidak valid.

3.6 Teknik Pengabsahan Data

Pengabsahan data merupakan teknik penelitian yang sangat penting, karena

melalui teknik ini peneliti dapat membuktikan kebenaran dari hasil penelitian

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

51

3.6.1 Triangulasi

Triangulasi adalah pengecekkan keseluruhan pada narasumber,

metode penelitian, dan teori penelitian yang telah di temukan oleh peneliti.

Triangulasi dilakukan untuk mendapatkan keabsahan pada keseluruhan

elemen-elemen penelitian.

Menurut Denzin (Moeleong, 2010, h. 330), penelitian melalui

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan memanfaatkan penggunaan a)

sumber, b) metode, c) penyidik, dan d) teori dalam penelitian kualitatif.

Pertama, teknik triangulasi dengan sumber. Menurut Patton (Moeleong,

2010, h. 330), teknik triangulasi menggunakan sumber berarti

membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh peneliti melalui waktu dan alat yang berbeda,

melalui:

a. Perbandingan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

b. Perbandingan apa yang dikatakan seseorang di depan umum

dengan apa yang diucapkan secara pribadi.

c. Perbandingan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

d. Perbandingan keadaan dan perspektif seseorang berpendapat

sebagai rakyat biasa, dengan yang berpendidikan menengah atau

tinggi, orang berada, atau orang pemerintahan.

e. Perbandingan hasil wawancara dengan isi dokumen yang

berkaitan.

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

52

Kedua, teknik triangulasi dengan metode. Menurut Patton (Moeleong, 2010,

h. 331) terdapat dua strategi dalam triangulasi dengan metode, yaitu:

a. Pengecekan derajat kepercayaan atas penemuan hasil penelitian

melalui beberapa teknik pengumpulan data, dan

b. Pengecekan derajat kepercayaan terhadap beberapa data dengan

sumber yang sama.

Ketiga, teknik triangulasi penyidik. Menurut Moeleong (2010, h. 331),

teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan penelitian atau pengamat

lainnya untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Cara lain

adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analis

lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pelencengan dalam

pengumpulan suatu data hasil penelitian.

Keempat, teknik triangulasi teori. Menurut Patton (Moeleong, 2010, h. 331),

fakta dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penjelasan banding (rival

explanation).

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, triangulasi

merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan

konstruksi kenyataan yang ada ketika peneliti melakukan pengumpulan

data. Menurut Moeleong (2010, h. 332), terdapat beberapa jalan untuk

peneliti dalam melakukan triangulasi, yaitu dengan cara:

- Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

- Mengecek dengan berbagai sumber data.

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

53

- Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan

data dapat dilakukan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan

teori. Di mana pada triangulasi sumber, peneliti membandingkan hasil

wawancara semua key informan dan informan. Dan pada triangulasi teori,

peneliti mengaitkan hasil wawancara dengan teori yang dipakai oleh

peneliti.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan & Biklen (Moeleong, 2010, h. 248), analisis data kualitatif

merupakan upaya yang dilakukan peneliti dengan menggunakan,

mengorganisasikan, memilah-milah data menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain.

Analisis data dilakukan sejak peneliti melakukan pengumpulan data.

Analisis ini dimulai peneliti dengan menelaah seluruh data di berbagai sumber.

Menurut Moeleong (2010, h. 247), terdapat beberapa langkah dalam melakukan

analisis data, yaitu :

1. Membaca, mempelajari, dan menelaah data-data melalui wawancara ,

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen

pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home ” akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam lagi tentang konsep

54

2. Mengadakan reduksi data dengan melakukan abstraksi. Pada tahap ini,

abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti, proses, dan

pernyataan-pernyataan pada saat melakukan pengumpulan data.

3. Menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan sambil

melakukan koding.

4. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017