Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5327/2/BAB III.pdfBroken Home...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian dengan judul “Konsep Diri Remaja dan Self Disclosure Remaja
dengan Orangtua pada Keluarga Broken Home” ini merupakan penelitian berjenis
kualitatif. Maka dari itu, peneliti mengambil salah satu definisi yang dikemukakan
oleh beberapa tokoh ahli. Menurut Denzin dan Lincoln (Salam, 2011, h. 26),
penelitian kualitatif merupakan tradisi dalam ilmu sosial, yang secara fundamental
bergantung pada “mengamati subjek dalam batas teritorial mereka dan interaksinya
dengan bahasa dan istilah mereka sendiri”. Jenis penelitian ini menekankan pada
proses dan makna tanpa diuji dan diukur secara ketat dalam kuantitas, jumlah,
intensitas atau frekuensi.
Creswell (Ardial, 2014, h. 249) mengatakan bahwa penelitian kualitatif
merupakan proses penelitian dan pemahaman berdasarkan metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Dalam penelitian ini,
peneliti membuat gambaran yang kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci
dari pandangan responden, dan melakukan studi pada suatu situasi yang alami.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh dua tokoh tersebut, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
sangat mengutamakan proses, sehingga dalam mendapatkan gambaran dan data
terperinci mengenai suatu subjek atau objek harus dilakukan wawancara yang
mendalam. Karena penelitian ini tidak diukur dan diuji, maka peneliti harus
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
40
menjelaskan secara detail gambaran-gambaran yang telah didapat dari hasil
pengumpulan data. Oleh karena itu, penelitian kualitatif memiliki sifat deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan tentang perilaku subjek atau objek yang
diamati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep diri remaja
yang berada di dalam kondisi broken home dan pengungkapan diri remaja broken
home kepada orangtuanya.
. Maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki sifat deskriptif.
Menurut Nawawi (Ardial, 2014, h. 262-263), penelitian yang bersifat deskriptif
merupakan penelitian yang dalam memecahkan masalahnya harus dilakukan
penyelidikan dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek
penelitian (seseorang, lembaga, masayarakat, dan lain-lain) sesuai dengan fakta-
fakta yang tampak dan sebagaimana adanya. Nawawi juga menyimpulkan beberapa
ciri penelitian dengan sifat deskriptif, yaitu:
1. Memusatkan perhatian terhadap masalah yang ada pada saat penelitian
dilakukan atau masalah-masalah yang memiliki sifat aktual.
2. Menggambarkan seluruh fakta tentang masalah yang diselidiki, diiringi
dengan interpretasi rasional yang memadai.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bersifat subjektif, di mana peneliti
mengumpulkan data dari satu atau lebih responden, lalu menarik benang merah
sesuai dengan pemahaman yang dimiliki oleh peneliti. Sehingga hasil dari
penelitian ini dapat beda-beda, tergantung tingkat pemahaman dari fenomena sosial
yang diteliti. Penelitian yang menekankan pada proses ini mengharuskan peneliti
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
41
untuk berusaha keras menemukan dan melakukan pendekatan dengan subjek
ataupun objek yang ingin diteliti. Pendekatan yang dilakukan haruslah mendalam
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang juga mendalam dan data-data
yang diperlukan.
3.2 Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus.
Studi kasus merupakan metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Menurut Yin (2014, h.
18), studi kasus merupakan proses mencari jawaban atas pertanyaan ilmiah yang
menyelidiki fenomena di dalam kehidupan nyata, di mana batas-batas antara
fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan multisumber bukti
dimanfaatkan.
Secara umum, studi kasus dilakukan untuk melacak peristiwa-peristiwa
kontemporer (masa kini), karena studi kasus mendasarkan diri pada strategi historis
dan dua sumber bukti, yaitu observasi dan wawancara (Yin, 2014, h. 12). Metode
ini digunakan untuk menelaah suatu kasus secara intensif, mendalam, mendetail,
dan komprehensif.
Menurut Schram (Yin, 2014, h. 17), esensi studi kasus adalah mencoba
menjelaskan keputusan mengapa studi tersebut dipilih oleh peneliti, bagaimana
mengimplementasikannya, dan apa hasilnya. Topik yang biasa diangkat pada studi
kasus, seperti organisasi, proses, program, lingkungan, institusi, dan peristiwa.
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
42
3.3 Informan Penelitian
3.3.1 Key Informan
Penelitian ini berjudul “Konsep Diri Remaja dan Self disclosure
Remaja dengan Orangtua pada Keluarga Broken Home”, akan lebih
berfokus kepada konsep diri anak remaja perempuan dan pengungkapan
dirinya kepada orangtua perempuan. Sehingga peneliti menjadikan remaja
perempuan sebagai key informan. Peneliti akan mewawancarai remaja
broken home yang berusia diantara 15-18 tahun. Peneliti memilih remaja
perempuan yang berusia 15-18 tahun yang berada di Jakarta dan sudah
mengalami keadaan broken home lebih dari tiga tahun.
3.3.2 Informan
Peneliti akan mewawancarai orangtua dari remaja broken home.
Peneliti menjadikan orangtua perempuan sebagai informan dalam penelitian
ini, karena orangtua perempuan merupakan pihak yang memiliki informasi
yang luas terhadap keadaan rumah dan keluarga secara keseluruhan.
Orangtua juga memiliki peran yang besar dalam pembentukkan konsep diri
remaja. Orangtua yang akan diwawancarai adalah orangtua perempuan yang
tinggal satu rumah dengan anaknya.
Melihat fakta bahwa Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia
di mana penduduk di Jakarta dituntut untuk bekerja setiap hari agar dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari serta tingkat perceraian di Jakarta yang
cukup tinggi, peneliti tertarik untuk meneliti keluarga yang tinggal di
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
43
Jakarta, khususnya di Jakarta Barat. Peneliti juga memfokuskan penelitian
ini kepada keluarga yang memiliki kesulitan ekonomi (kalangan bawah),
karena masalah yang dihadapi keluarga kalangan bawah akan lebih banyak
ketimbang masalah yang dihadapi keluarga kalangan atas.
3.3.3 Informan Pakar
Gambar 3.1
Foto Bersama Informan Pakar
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Penelitian akan menjadi lebih kredible jika peneliti tidak hanya
mendapatkan informasi dari key infroman saja maupun informan, namun
narasumber lain yang ahli dalam bidangnya, yaitu seorang ahli psikologi
remaja. Informan pakar pada penelitian ini merupakan psikolog
berpengalaman dibidang anak dan remaja, bernama Luisa Alexandra
Munster. Psikolog yang akrab dipanggil Luisa ini, lahir di Jakarta, 4 April
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
44
1986. Ia merupakan lulusan S1 Psikologi Universitas Esa Unggul dan S2
Psikologi Anak dan Remaja Universitas Tarumanegara.
Selain menjadi psikolog di TK dan SD Stella Maris selama 2 tahun,
ia juga pernah menggeluti pekerjaan menjadi psikolog anak dan remaja
selama beberapa tahun. Sekarang, ia bekerja di dua tempat berbeda, yaitu
Libera Insani, Jakarta Pusat dan Kayross Consulting, Alam Sutera untuk
menangani konseling individu, psikotes pendidikan, psikotes perusahaan,
serta seminar dan workshop.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam
sebuah penelitian. Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan dari subjek maupun objek yang diteliti. Terdapat beberapa teknik
pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif, seperti
wawancara mendalam, observasi, focus group discussion, dan study case. Namun,
pada penelitian berjudul “Konsep Diri Remaja dan Self disclosure Remaja dengan
Orangtua pada Keluarga Broken Home”, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi
kepustakaan. Teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk mendapatkan dua jenis
data, yaitu data primer dan data sekunder.
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
45
3.4.1 Data Primer
Menurut Ruslan (2013, h. 238), data primer merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari objek penelitian, kelompok, ataupun
organisasi. Sehingga peneliti memperoleh data primer ini melalui
wawancara mendalam dan observasi.
3.4.1.1 Wawancara Mendalam
Menurut Yin (2014, h. 111), sumber bukti yang esensial bagi
studi kasus adalah wawancara, karena studi kasus umumnya
menyinggung urusan kemanusiaan. Urusan-urusan kemanusiaan ini
dilaporkan dan diintepretasikan oleh pihak yang diwawancarai, dan
para responden yang memiliki informasi dapat memberikan berbagai
keterangan penting dengan baik ke dalam situasi yang berkaitan.
Berdasarkan pernyataan Yin di atas, peneliti melakukan
wawancara mendalam dalam upaya mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan. Menurut Dun (1986, h. 219), wawancara mendalam
adalah teknik dalam penelitian kualitatif, di mana responden
mengkomunkasikan bahan-bahan dan mendorong untuk
didiskusikan secara bebas. Seringkali pewawancara dilatih secara
psikologis agar ia dapat menggali perasaan dan sikap yang
tersembunyi dari responden (Dun, 1986, h. 219). Wawancara
mendalam memerlukan proses yang cukup panjang. Untuk
mendapatkan informasi yang mendalam dan sesuai dengan
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
46
kebutuhan peneliti, peneliti harus melakukan pendekatan dengan
objek yang ingin diteliti. Hal ini dilakukan peneliti untuk dapat bisa
lebih masuk ke dalam kehidupan objek yang ingin diteliti.
Ruslan (2013, h. 23) menjelaskan bahwa wawancara
merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui daftar
pertanyaan yang dibuat lalu diajukan secara lisan terhadap
responden (subjek). Teknik wawancara dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu dengan tatap muka (face to face) dan melalui saluran
telepon (telephone interviews). Dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan teknik wawancara tatap muka, agar dapat
memperoleh data yang lebih mendalam.
Penelitian yang berjudul “Konsep Diri Remaja dan Self
disclosure Remaja dengan Orangtua pada Keluarga Broken Home”
akan menggunakan wawancara mendalam untuk menggali lebih
dalam lagi tentang konsep diri yang terbentuk pada remaja broken
home dan mengetahui keterbukaan diri mereka kepada orangtuanya.
Wawancara mendalam ini akan peneliti lakukan pada broken home
agar peneliti tau faktor-faktor penghambat dan pendukung yang
mempengaruhi keterbukaan dirinya kepada orangtua mereka.
Data yang didapatkan tidak akan valid jika peneliti hanya
melakukannya kepada satu responden saja. Oleh sebab itu, peneliti
akan melakukan wawancara dengan tiga remaja broken home.
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
47
Sehingga data yang diterima dapat ditarik benang merahnya serta
dapat ditarik kesimpulannya.
3.4.1.2 Observasi Langsung Partisipan
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan untuk mengamati serta mencatat suatu peristiwa dengan
menyaksikan langsung. Dalam metode pengumpulan data ini,
peneliti dapat menjadi partisipan atau observer dalam mengamati
suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya (Ruslan, 2013, h. 221).
Menurut Indriantoro dan Supomo (Ruslan, 2013, h. 34),
observasi memiliki beberapa jenis objek, subjek, kejadian yang
dapat diamati oleh peneliti, yaitu perilaku fisik, verbal, ekspresif,
dan benda-benda fisik lainnya, atau kejadian yang rutin dan
temporal.
Terdapat 2 macam observasi menurut Ruslan (2013, h. 33),
yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi
langsung merupakan pengamatan yang dilakukan kepada objek yang
sedang diteliti. observasi langsung dibagi menjadi dua bagian, yaitu
observasi langsung biasa (pengamatan diketahui oleh objek yang
sedang diteliti) dan observasi langsung partisipatif (pengamatan
tidak diketahui oleh objek yang diteliti). Observasi tidak langsung
merupakan pengamatan yang tidak melibatkan objek yang diteliti
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
48
atau dengan kata lain peneliti mencari info tentang objek lewat orang
lain.
Peneliti dalam mengumpulkan data-data akan melakukan
observasi langsung partisipatif, yang berarti peneliti melibatkan diri
dalam lingkungan yang sedang diteliti. Peneliti akan mengamati
komunikasi non-verbal yang dilakukan oleh objek yang diteliti
secara langsung ketika melakukan wawancara mendalam.
Menurut Kriyantono (2006, h. 10) terdapat syarat-syarat
yang harus dipenuhi ketika peneliti melakukan observasi lapangan,
yaitu :
1. Observasi digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan
secara sistematik.
2. Observasi harus berkaitan dengan tujuan penelitan yang telah
ditetapkan.
3. Observasi yang dilakukan dicatat secara sistematis dan
dihubungkan dengan posisi umum, bukan dipaparkan untuk
menarik perhatian.
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
49
3.4.2 Data Sekunder
Menurut Ruslan (2013, h. 238), data sekunder diperoleh melalui data
atau informasi yang sudah tersedia melalui publikasi diberbagai perusahaan
atau organisasi.
Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dalam teknik ini, dilakukan dengan
menggunakan acuan buku-buku referensi, jurnal, dan lain-lain yang
peneliti anggap mendukung penelitian ini. sumber data yang berasal
dari sumber tertulis tidak dapat diabaikan. Menurut Moleong (2010,
h. 159), sumber tertulis dapat ditemukan di perpustakaan berupa
buku, thesis atau disertasi, dan majalah ilmiah.
Peneliti menggunakan buku refernsi, thesis, dan jurnal ilmiah
sebagai studi kepustakaan pada penelitian ini. Sumber tersebut
digunakan untuk menjadikan penelitian ini memiliki landasan teori
yang jelas dengan mengutip dukungan-dukungan para ahli.
Sehingga dapat memperjelas dan memperkuat pembahasan yang
akan diuraikan.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk menyampaikan hasil studi yang berbasis
etika komunikasi. Pengolahan data ini dilakukan melalui tiga proses, yaitu.
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
50
2.5.1 Transkrip Hasil Wawancara
Transkrip hasil wawancara merupakan kumpulan data-data yang
diperoleh peneliti selama proses pengumpulan data. Kumpulan data tersebut
merupakan data asli yang belum diperbaiki atau diubah oleh peneliti, baik
dalam segi bahasa maupun kebenaran.
2.5.2 Reduksi Data
Dalam melakukan wawancara, terdapat narasumber yang terkadang
tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan etika
komunikasi, sehingga peneliti harus mereduksi data tersebut. Reduksi data
adalah kegiatan mengubah data yang tidak sesuai dengan etika komunikasi
tanpa mengubah makna sebenarnya.
2.5.3 Tipikasi Data
Setelah melakukan reduksi data, peneliti harus melakukan tipikasi
data. Tipikasi data adalah teknik mengelompokkan data-data yang telah
dihasilkan oleh peneliti. Pengelompokan yang dilakukan adalah
pengelompokan data-data yang layak atau berguna dan data-data yang tidak
bermanfaat bagi penelitian atau dapat dikatakan tidak valid.
3.6 Teknik Pengabsahan Data
Pengabsahan data merupakan teknik penelitian yang sangat penting, karena
melalui teknik ini peneliti dapat membuktikan kebenaran dari hasil penelitian
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
51
3.6.1 Triangulasi
Triangulasi adalah pengecekkan keseluruhan pada narasumber,
metode penelitian, dan teori penelitian yang telah di temukan oleh peneliti.
Triangulasi dilakukan untuk mendapatkan keabsahan pada keseluruhan
elemen-elemen penelitian.
Menurut Denzin (Moeleong, 2010, h. 330), penelitian melalui
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan memanfaatkan penggunaan a)
sumber, b) metode, c) penyidik, dan d) teori dalam penelitian kualitatif.
Pertama, teknik triangulasi dengan sumber. Menurut Patton (Moeleong,
2010, h. 330), teknik triangulasi menggunakan sumber berarti
membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh peneliti melalui waktu dan alat yang berbeda,
melalui:
a. Perbandingan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
b. Perbandingan apa yang dikatakan seseorang di depan umum
dengan apa yang diucapkan secara pribadi.
c. Perbandingan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
d. Perbandingan keadaan dan perspektif seseorang berpendapat
sebagai rakyat biasa, dengan yang berpendidikan menengah atau
tinggi, orang berada, atau orang pemerintahan.
e. Perbandingan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan.
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
52
Kedua, teknik triangulasi dengan metode. Menurut Patton (Moeleong, 2010,
h. 331) terdapat dua strategi dalam triangulasi dengan metode, yaitu:
a. Pengecekan derajat kepercayaan atas penemuan hasil penelitian
melalui beberapa teknik pengumpulan data, dan
b. Pengecekan derajat kepercayaan terhadap beberapa data dengan
sumber yang sama.
Ketiga, teknik triangulasi penyidik. Menurut Moeleong (2010, h. 331),
teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan penelitian atau pengamat
lainnya untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Cara lain
adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analis
lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pelencengan dalam
pengumpulan suatu data hasil penelitian.
Keempat, teknik triangulasi teori. Menurut Patton (Moeleong, 2010, h. 331),
fakta dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penjelasan banding (rival
explanation).
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, triangulasi
merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
konstruksi kenyataan yang ada ketika peneliti melakukan pengumpulan
data. Menurut Moeleong (2010, h. 332), terdapat beberapa jalan untuk
peneliti dalam melakukan triangulasi, yaitu dengan cara:
- Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.
- Mengecek dengan berbagai sumber data.
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
53
- Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan
data dapat dilakukan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan
teori. Di mana pada triangulasi sumber, peneliti membandingkan hasil
wawancara semua key informan dan informan. Dan pada triangulasi teori,
peneliti mengaitkan hasil wawancara dengan teori yang dipakai oleh
peneliti.
3.7 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan & Biklen (Moeleong, 2010, h. 248), analisis data kualitatif
merupakan upaya yang dilakukan peneliti dengan menggunakan,
mengorganisasikan, memilah-milah data menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.
Analisis data dilakukan sejak peneliti melakukan pengumpulan data.
Analisis ini dimulai peneliti dengan menelaah seluruh data di berbagai sumber.
Menurut Moeleong (2010, h. 247), terdapat beberapa langkah dalam melakukan
analisis data, yaitu :
1. Membaca, mempelajari, dan menelaah data-data melalui wawancara ,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen
pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017
54
2. Mengadakan reduksi data dengan melakukan abstraksi. Pada tahap ini,
abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti, proses, dan
pernyataan-pernyataan pada saat melakukan pengumpulan data.
3. Menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan sambil
melakukan koding.
4. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
Konsep Diri Remaja..., Natasha Yohanna Claudia, FIKOM UMN, 2017