Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5297/1/BAB II.pdfzaman,...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5297/1/BAB II.pdfzaman,...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
15
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang peneliti gunakan berguna untuk menjadi kajian
sehingga peneliti dapat meningkatkan pemahaman peneliti, serta juga berperan
sebagai peta dalam melakukan penelitian ini. Penelitian yang digunakan untuk
menjadi data pendukung ini memberikan pemahaman lebih lanjut dalam
perspektif komunikasi pemasaran yang dapat mendukung penelitian ini. Untuk itu,
peneliti memilih dua penelitian sebelumnya yang telah dilakukan untuk menjadi
data pendukung peneliti.
Penelitian pertama yang peneliti pilih untuk membantu proses penelitian
berjudul “Komunikasi Pemasaran di dalam Meningkatkan Penjualan: Studi
Deskriptif Kualitatif pada Gudeg Kaleng Bu Tjitro Yogyakarta”. Penelitian ini
dilakukan oleh Nuruzzaman Asshiddiq, mahasiswa Ilmu Komunikasi di
Universitas Islam Negeri Yogyakarta pada tahun 2014. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan utama yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui bagaimana
kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan gudeg kaleng Bu Tjitro dalam
meningkatkan penjualan.
Teori atau konsep yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Nuruzzaman terdiri dari konsep komunikasi pemasaran oleh Kotler dan
Armstrong, lalu marketing communication mix oleh Kotler, seperti periklanan,
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
16
promosi penjualan, pemasaran langsung, penjualan pribadi, dan public relation,
namun juga ditambahkan dengan interactive marketing. Selain itu, adanya juga
penggunaan konsep integrasi informasi dalam penelitian ini dan juga konsep
penjualan.
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan sifat deskriptif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Sumber data
dari penelitian ini didapatkan dengan melakukan wawancara dengan beberapa
narasumber, observasi, dan juga dengan studi kepustakaan yang dapat mendukung
data utama yang diperoleh.
Hasil yang dirumuskan penelitian ini adalah bahwa kegiatan komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh Gudeg Kaleng Bu Tjitro berhasil membantu
meningkatkan penjualan secara signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2011
dengan melihat tingkat penjualan yang ada berada di angka 16.876 kaleng
sedangkan pada tahun 2012, mereka berhasil menjual 118.813 kaleng.
Penelitian ini dipilih oleh peneliti sebagai penelitian terdahulu karena
melihat adanya fokus penelitian yang sama yang sedang peneliti lakukan, yaitu
melihat secara mendalam mengenai kegiatan komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh suatu instansi atau perusahaan. Penelitian ini dapat membantu
peneliti dalam memberikan gambaran penyusunan laporan dengan fokus
penelitian yang serupa dan penggunaan konsep yang sama. Walaupun demikian,
peneliti hanya menjadikan laporan tersebut sebagai gambaran dan penambahan
kajian data. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nuruzzaman ini, kajian konsep
yang digunakan dirasa dapat memberikan penggambaran penyusunan susunan
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
17
kajian konsep, seperti penggunaan konsep marketing communication oleh Kotler,
walaupun peneliti memutuskan untuk mengkaji kajian konsep secara lebih luas
lagi. Selain itu, peneliti juga dapat melihat gambaran penyusunan laporan serta
kegiatan dan instrument penelitian yang dapat digunakan pada penelitian studi
kasus yang mengkaji mengenai komunikasi pemasaran.
Penelitian lainnya yang peneliti pilih untuk membantu proses penelitian
peneliti memiliki judul “Strategi Komunikasi Pemasaran PT LG Electronics
Indonesia dalam Rangka Meningkatkan Brand Image Produk Ponsel LG KT610”.
Penelitian ini telah dilakukan oleh Agung Salam Dwiyantono, mahasiswa Ilmu
Komunikasi di Universitas Mercu Buana, pada tahun 2009. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh PT LG Electronics Indonesia dalam rangka meningkatkan brand
image produk Ponsel LG KT610.
Penelitian ini dipilih oleh peneliti karena peneliti melihat adanya kesamaan
fokus penelitian yang dilakukan, yaitu mengenai komunikasi pemasaran, namun
Agung menggunakan kata strategi pada penentuan pembahasannya. Selain itu,
peneliti juga dapat mempertimbangkan berbagai konsep yang digunakan oleh
penelitian tersebut, serta memberikan inspirasi serta informasi-informasi
mendasar yang dibutuhkan peneliti untuk melengkapi penelitian ini. Pada
penelitian ini, teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah
komunikasi pemasaran, strategi komunikasi pemasaran, dan brand image.
Metodologi penelitian pada penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif deskriptif, dengan
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
18
menggunakan metode studi kasus. Sumber data dari penelitian ini didapatkan
dengan melakukan wawancara dengan beberapa narasumber, dan juga dengan
studi kepustakaan sebagai data pendukung yang dapat digunakan oleh peneliti
dengan menambah inspirasi untuk sumber pustaka penelitian.
Hasil penelitian ini adalah Divisi Marketing Communication LGEIN MC
melakukan kegiatan marketing communication melalui beberapa tahapan, yaitu
menetapkan tujuan, melakukan analisis pasar, analisis SWOT, menetapkan STP,
merancang pesan, menentukan anggaran yang tersedia berdasarkan agenda yang
telah dibuat awal tahunnya. Strategi yang diterapkan tersebut diharapkan oleh
perusahaan dapat meningkatkan brand image dan market share.
Seperti pada penelitian terdahulu yang pertama telah disebutkan, penelitian
ini berfungsi sebagai gambaran untuk peneliti dalam menggambarkan strategi
sebuah perusahaan. Penelitian kedua ini memiliki kajian konsep yang lebih
mendalam jika dibandingkan dengan penelitian pertama, yaitu lebih menjabarkan
strategi dari komunikasi pemasarannya sendiri sehingga peneliti dapat melihat
sudut pandang lain dari penelitian ini dengan model tertentu. Peneliti memutuskan
untuk menggunakan model planning komunikasi pemasaran yang berbeda dengan
penelitian kedua, yaitu menggunakan model yang dirumuskan oleh Chris Fill.
Walaupun dengan model yang berbeda, penelitian kedua ini juga dapat
memberikan gambaran kepada peneliti, terutama pada susunan penulisan hasil
penelitian.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
19
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Nuruzzaman
Asshiddiq, 2014,
Universitas Islam
Negeri
Yogyakarta
Agung Salam,
2009,
Universitas Mercu
Buana
Jessica Melissa,
2017,
Universitas
Multimedia
Nusantara
Judul Skripsi “Komunikasi
Pemasaran di dalam
Meningkatkan
Penjualan: Studi
Deskriptif
Kualitatif pada
Gudeg Kaleng Bu
Tjitro Yogyakarta”
“Strategi
Komunikasi
Pemasaran PT LG
Electronics
Indonesia dalam
Rangka
Meningkatkan
Brand Image Produk
Ponsel LG KT610”
“Analisis Marketing
Communication
Hotel Le Meridien
Jakarta dalam
Menghadapi
Persaingan Bisnis
pada Kuartal I
2017.”
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
20
Teori atau
Konsep yang
Digunakan
Konsep komunikasi
pemasaran, bauran
komunikasi
pemasaran, dan
integrasi informasi.
Konsep komunikasi
pemasaran, strategi
komunikasi
pemasaran, dan
brand image.
Konsep komunikasi
pemasaran, STP,
bauran promosi,
dan marketing
communication
planning framework
Metodologi
Penelitian
Penelitian kualitatif
deskriptif dengan
menggunakan
metode penelitian
studi kasus. Teknik
pengumpulan
datanya dilakukan
dengan wawancara,
observasi, dan studi
kepustakaan.
Penelitian kualitatif
deskriptif dengan
menggunakan
metode penelitian
studi kasus. Teknik
pengumpulan
datanya dilakukan
dengan wawancara
dan juga studi
kepustakaan.
Penelitian kualitatif
deskriptif dengan
menggunakan
metode penelitian
studi kasus. Teknik
pengumpulan
datanya dilakukan
dengan wawancara
dan juga studi
kepustakaan.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
21
Hasil
Penelitian
Kegiatan marketing
communication
yang dilakukan
menggunakan
promotion tools,
seperti iklan, sales
promotion, direct
marketing, personal
selling, dan public
relations. Hal
tersebut
berpengaruh
terhadap
peningkatan
penjualan di mana
pada tahun 2011
berhasil menjual
16876 kaleng
sedangkan pada
tahun 2012,
mereka menjual
118813 kaleng.
Kegiatan marketing
communication
dilakukan dengan
melalui beberapa
tahapan, yaitu
menetapkan tujuan,
melakukan analisa
pasar, analisis
SWOT, menetapkan
STP, merancang
pesan, menentukan
anggaran yang
tersedia berdasarkan
agenda yang telah
dibuat awal
tahunnya.
Kegiatan marketing
communication Le
Meridien Jakarta
dilakukan dengan
melakukan tahapan
planning, seperti
context analysis,
menentukan
promotional goals,
menggunakan pull
strategy, push, dan
profile strategy, dan
menggunakan
seluruh promotion
tools yang ada pada
bauran pemasaran.
Seluruh tahapan
planning sudah
dijalankan bersama
seluruh tim di Sales
and Marketing
Department .
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
22
Perbedaan
dan
Persamaan
Penelitian ini
berfokus langsung
pada penjabaran
seluruh tools
marketing
communication
yang diuraikan
Belch.
Peneliti membahas
mengenai konsep
yang sama dengan
peneliti penelitian
ini, yaitu komunikasi
pemasaran.
Penelitian ini tidak
fokus pada hanya
melihat strategi
komunikasi
pemasarannya,
namun juga melihat
pengaruhnya
terhadap brand
image-nya. Dalam
menggambarkan
strategi yang
dilakukan, peneliti
tidak melakukan
penjabaran
framework yang
sama.
Menggunakan
model Marketing
Communication
Planning
Framework oleh
Chris Fill dan juga
konsep promotion
mix dari Belch dan
Belch.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
23
2.2 Teori dan Konsep yang Digunakan
2.2.1 Komunikasi Pemasaran
Perlu diketahui bahwa komunikasi berperan penting pada proses
pemasaran. Pentingnya peran komunikasi di dunia pemasaran dapat dilihat
melalui konsep marketing communication. Selain itu, meningkatnya
persaingan juga menjadi pendorong aktivitas komunikasi pemasaran yang
tentu dianggap lebih efektif untuk dijalankan secara bersama-sama.
Komunikasi dan pemasaran dapat berjalan sendiri-sendiri, namun hasil yang
lebih maksimal bisa didapatkan melalui penyatuan kedua konsep tersebut.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, komunikasi pemasaran berasal
dari konsep komunikasi dan pemasaran. Bila membahas komunikasi,
komunikasi berasal dari bahasa Latin “communis” yang artinya membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar
kata communico yang artinya membagi (Cangara, 2013, h. 33). Banyak para
tokoh yang merumuskan definisi yang berbeda-beda mengenai komunikasi,
tetapi semua definisi yang dirumuskan dapat disederhanakan menjadi sebuah
proses penyampaian sebuah informasi dari seseorang kepada orang lain.
Ross (1983 di dalam Mulyana, 2011, h. 69) juga mendefinisikan
komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan
simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengaran dan
membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang
dimaksudkan komunikator. Dengan hal ini, kita dapat melihat komunikasi
sebagai sebuah interaksi yang terjadi dengan memahami dan adanya
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
24
pembagian makna. Makna ini diharapkan secara langsung atau tidak langsung
tersampaikan kepada lawan bicara atau komunikasi.
Selain itu, marketing communication juga berasal dari konsep
marketing atau pemasaran. Kata pemasaran memang sudah bukan menjadi
istilah yang asing bagi masyarakat. Kata ini sering kali diartikan sebagai
menjual barang atau produk, namun tentu seiring dengan berkembangnya
zaman, pengertian itu tidak bisa menggambarkan keseluruhan kegiatan
pemasaran yang tentu sudah berubah seiring dengannya perkembangan zaman.
Perlu diketahui, pemasaran pada zaman ini bukan hanya sekedar menjual
barang atau produk yang dihasilkan perusahaan dan memasang iklan.
Penjualan dan iklan memang menjadi bagian dari kegiatan pemasaran, namun
hal tersebut hanyalah beberapa bentuk pemasaran saja.
Kotler dan Armstrong (2012, h. 5) menjelaskan pemasaran sebagai
sebuah proses di mana perusahaan membentuk value untuk pelanggan dan
juga membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan mereka dengan
tujuan untuk mendapatkan value dari pelanggan sebagai imbalan untuk
perusahaan tersebut. Selain itu, pengertian lainnya juga berhasil di rumuskan
oleh Asosiasi Pemasaran Amerika (AMA) yang anggotanya menaungi
sejumlah besar professional pemasaran di Amerika Serikat dan Kanada. AMA
menjelaskan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta apa yang menjadi
tujuan organisasi (Belch & Belch, 2003, h. 7).
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
25
Setelah membahas masing-masing mengenai konsep komunikasi dan
juga pemasaran, kita dapat melihat adanya hubungan antara dua konsep
tersebut dengan menghubungangkan marketing mix dengan communication
mix. Kotler (dalam Soemanagara, 2012, h. 3) menjelaskan bahwa marketing
mix atau bauran pemasaran dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu product,
price, promotion, dan place, atau yang biasa disebut juga dengan istilah
“Four of P’s”. Secara lebih jelas, bauran pemasaran dapat mengembangkan
hubungannya dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat apa
yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari konsumen mereka.
Pada konsep “product”, perusahaan perlu memerhatikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan produk yang mereka jual, baik itu mengenai
kualitas, tampilan, dan fitur. Perusahaan perlu membentuk dan
mengembangkan suatu produk yang memuaskan dan dapat menjawab
kebutuhan dari konsumen. Pada konsep “price”, adanya usaha yang dilakukan
untuk mengatur segala masalah mengenai harga, seperti cara pembayaran, atau
potongan harga. Perusahaan perlu memerhatikan dan menyusun berapa harga
atau biaya yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan barang
yang mereka jual. Pada konsep “promotion”, perusahaan akan mengenal
konsep promotion mix. Promotion mix merupakan tool yang digunakan
perusahaan untuk melakukan promosi. Promotion mix ini dianggap merupakan
hal yang penting karena adanya usaha yang dilakukan perusahaan dalam
menawarkan seluruh bentuk pilihan elemen promosi yang perusahaan harus
manfaatkan dengan memilih opsi mana yang dianggap paling tepat untuk
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
26
mencapai target audience dengan pesan yang tepat (Blakeman, 2015, h. 29).
Hal ini dilakukan dengan manfaat menciptakan kesadaran dan ketertarikan
pelanggan pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Sedangkan pada
konsep place, perusahaan harus mengelola produk atau jasa itu akan
ditawarkan dan disebarkan sehingga dapat mudah dijangkau oleh pelanggan.
Dengan kata lain, pengelola pemasaran harus bisa mengembangkan
suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan
menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu serta
mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi
pasar bagi produk yang bersangkutan, dengan menggunakan tool yang tepat
untuk melakukan kegiatan promosi (promotion) (Morrisan, 2010, h.5). Mereka
harus secara cermat menggabungkan keempat elemen tersebut ke dalam suatu
program pemasaran guna mendukung terjadinya proses pertukaran, seperti
yang diharapkan pengelola.
Selain itu, pada konsep marketing mix, Kotler dan Armstrong (2012, h.
53) juga melihat adanya hubungan antara konsep marketing mix dengan
konsep komunikasi, di mana konsep tersebut biasa diistilahkan dengan
communication mix, “Four C’s”
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
27
Tabel 2.2 Hubungan antara Komunikasi dengan Pemasaran
Four of P’s Four of C’s
Product Customer Solutions
Price Customer Cost
Place Convenience
Promotion Communication
Sumber: Kotler & Armstrong (2012, h. 53)
Dengan hubungan tersebut, perusahaan dapat mengerti sudut pandang
dari pelanggan mereka. Ketika perusahaan melihat bahwa mereka sedang
menjual produk, maka pelanggan mereka sedang membeli sebuah value yang
dapat menjawab kebutuhan mereka. Bila berbicara mengenai price, pelanggan
tidak hanya tertarik di jumlah harga, namun mereka tertarik
mempertimbangkan total biaya yang perlu mereka keluarkan untuk
mendapatkan, menggunakan, dan mengganti produk tersebut (Kotler dan
Armstrong, 2012, h. 53).
Selain itu, ketika perusahaan memilih tempat untuk melakukan
kegiatan pemasaran mereka, pelanggan tentu mempertimbangkan
kenyamanan dari tempat tersebut. Pelanggan juga menginginkan adanya
komunikasi yang mudah dan baik antara perusahaan dengan dirinya, terlebih
mereka juga ingin didengar oleh perusahaan, sehingga alangkah baiknya bila
komunikasi yang dijalankan dalam proses pemasaran tersebut adalah
komunikasi dua arah. Penggabungan dari dua kajian tersebutlah yang
memunculkan kajian baru yang diberi nama komunikasi pemasaran.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
28
Komunikasi pemasaran sendiri merupakan aplikasi komunikasi yang ditujukan
untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan.
Komunikasi pemasaran dapat diartikan secara singkat sebagai aplikasi
komunikasi yang ditujukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan (Soemanagara, 2012, h. 3). Hal ini diartikan juga bahwa adanya
kegiatan pemasaran dengan teknik-teknik komunikasi yang dijalankan
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Fill (2005, di dalam McCabe 2009)
juga mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai kegiatan di mana brands
atau perusahaan ditunjukan atau ditampilkan kepada para audiences-nya
dengan tujuan untuk mendorong adanya percakapaan yang idealnya dapat
mendorong terjadinya pembelian.
Dari beberapa definisi tersebut, komunikasi pemasaran dapat
dijelaskan secara singkat sebagai usaha dari perusahaan untuk
mengomunikasikan suatu pesan kepada target mereka, dengan menggunakan
media tertentu. Fill dan Jamieson (2006, h. 10) menekankan bahwa yang
paling penting pada komunikasi pemasaran adalah audience-centred activity.
Hal tersebut menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan harus fokus pada
kegiatan dari pelanggannya tersebut.
Komunikasi pemasaran yang dijalankan perusahaan memiliki tujuan
khusus yang ditujukan kepada konsumen. Tujuan tersebut terdiri dari tiga
tahap perubahaan yang disasar, yaitu perubahaan cognitive/knowledge
(pengetahuan), attitude (sikap), dan conative/behavior (perilaku)
(Soemanagara, 2012, h. 63). Bila berbicara mengenai perubahan cognitive,
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
29
pesan yang disampaikan tidak lebih dari menunjukan informasi penting dari
sebuah produk. Tujuan tersebut biasanya diterapkan pada usaha atau bisnis
baru yang membutuhkan awareness dari orang-orang sekitar. Pada tujuan
untuk perubahaan attitude, adanya usaha dari perusahaan untuk mendorong
perubahan sikap, persepsi, keinginan, dan kepercayaan pelanggan terhadap
produk dan juga perusahaan. Pada tujuan untuk perubahan behavior, pesan
yang disampaikan oleh perusahaan lebih bertujuan untuk mendorong
pelanggan untuk mencoba, membeli, dan berbagi informasi mengenai produk
ataupun perusahaan.
Secara lebih jelasnya, tujuan dari promosi yang dilakukan dalam
kegiatan komunikasi pemasaran dapat dijelaskan lebih terinci seperti berikut
(Soemanagara, 2012, h. 106).
1. Awareness: menumbuhkan kesadaran dan keberadaan sebuah produk
atau jasa baru
2. Knowledge: memberikan informasi yang dibutuhkan atas penggunaan
sebuah produk atau jasa
3. Likeability: menumbuhkan kesukaan terhadap penampilan pesan
4. Motivation: mengajak kepada pembaca iklan untuk melakukan apa
yang diinginkan oleh iklan atau produk/jasa yang disampaikan
5. Believing: menumbuhkan kepercayaan terhadap kelebihan produk atau
jasa
6. Image: memperkuat kekuatan atau kredibilitas dari perusahaan atau
produk/jasa
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
30
7. Remembering: mengingatkan kembali keberadaan produk
8. Loyalty: mengajak konsumen untuk tetap menggunakan produk/jasa
yang dipublikasikan.
Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
sesuai dengan tahapan sikap yang ingin dituju oleh perusahaan. Awareness
dan knowledge dapat digolongkan pada perubahan cognitive, likeability,
believing, dan image dapat digolongkan pada perubahan attitude, sedangkan
remembering dan loyalty dapat digolongkan ke dalam perubahan conative.
Kotler dan Armstrong (2012, h. 48) menjelaskan komunikasi
pemasaran dengan melihat adanya pemikiran pemasaran oleh perusahaan
yang mengharapkan pembentukan customer value dan mencapai hubungan
yang baik dengan pelanggannya yang dapat menguntungkan perusahaan.
Hubungan tersebut dibangun perusahaan dengan melihat target market mereka
yang selanjutnya akan dikelompokkan menjadi beberapa segmen sehingga
perusahaan dapat memilih kelompok mana yang paling menjanjikan,
kemudian dapat memberikan fokus perhatian dan pelayanannya kepada
kelompok tersebut. Hal tersebut ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu
suatu studi terperinci mengenai kondisi pasar yang dihadapi perusahaan
beserta kondisi produk dan merek yang dimiliki (Morissan, 2010, h. 51).
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
31
2.2.2 Segmentation, Targeting, Potitioning.
2.2.2.1 Segmentation
Segmentasi pasar sangat diperlukan untuk menjalankan kegiatan
komunikasi pemasaran. Hal ini dikarenakan bahwa pembagian segmentasi
dapat memengaruhi cara dan gaya pesan yang akan disampaikan dalam
promosi mereka sehingga strategi yang dijalankan dapat menjadi lebih
efektif dan efisien. Hal ini mengingat bahwa khalayak konsumen umum
memiliki sifat yang bermacam-macam, sehingga perlu dipilih segmen-
segmen tertentu yang memiliki ciri-ciri yang homogen dan cocok dengan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kotler dan Armstrong (2012, h. 49) membuat definisi segmentasi
sebagai pembagian pasar ke beberapa kelompok pembeli yang memiliki
kebutuhan, sikap, dan adanya kemungkinan membutuhkan produk atau
program pemasaran yang berbeda. Dari pengertian tersebut, secara jelas
disebutkan bahwa perusahaan perlu membagi segmen-segmen pasar
sehingga memudahkan pengelolaan data dan strategi perusahaan.
Pembagian segmentasi pasar dapat dilakukan dengan pembagian segmen
yang dapat memudahkan pengelompokan berdasarkan kebutuhan dan
karakteristik yang relevan dengan produk atau servis seperti tabel di
bawah ini.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
32
Tabel 2.3 Pembagian Segmentasi Pasar
Segmentation Demographic
Usia, Jenis Kelamin, Status, Pendapatan,
Pendidikan, Pekerjaan
Psychological
Dorongan atas kebutuhan, Kepribadian,
Persepsi, Pembelajaran
Learning Involvement
Sikap, Gaya Hidup
Socio Cultural
Budaya, Agama, Ras, Family Type
Sumber: Soemanagara (2012, h, 70-71).
Hal ini menjadi penting untuk dilakukan karena dengan
menentukan segementasi, perusahaan dan pelaku pemasaran dapat
mengetahui segmen yang memiliki demand. Kesalahan dalam penetapan
segmentasi potensial juga dijelaskan oleh Soemanagara (2012, h. 5) ini
dapat berakibat terhadap penghamburan biaya promosi dan penghamburan
waktu yang sia-sia.
2.2.2.2 Targeting
Perusahaan yang melakukan kegiatan komunikasi pemasaran perlu
memilih segmen pasar yang ingin dimasuki, atau yang kita sebut dengan
kegiatan targeting. Hal ini menjadi penting karena perusahaan harus
menentukan tujuan dan sasaran berdasarkan dengan target pasar yang
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
33
sudah dipilih. Hal tersebut didukung dengan definisi targeting dari Kotler
dan Armstrong (2012, h. 49) yang menjelaskan bahwa tahapan targeting
dilakukan dengan mengevaluasi masing-masing karakteristik segmen
pasar, sehingga selanjutnya perusahaan dapat memutuskan segmen mana
yang ingin disasar.
Dari definisi di atas, targeting secara singkat menggambarkan
adanya proses seleksi yang perlu dilakukan oleh perusahaan setelah
menentukan segmen pasar yang dituju. Kegiatan ini dilakukan dengan
adanya evaluasi kembali pada segmen yang ingin dituju dengan apa yang
benar-benar ditawarkan oleh perusahaan baik itu dari service ataupun
experience yang dapat didapatkan, sehingga nantinya akan dapat
ditentukan segmen mana yang paling tepat untuk dipilih (McCabe, 2009,
h. 157). Hal tersebut tentu perlu dilakukan dengan berbagai pertimbangan
yang matang, setelah melalui riset yang mendalam.
2.2.2.3 Positioning
Positioning diartikan oleh Kotler dan Armstrong (2012, h. 49)
sebagai kegiatan mengatur dan membentuk sebuah produk untuk
mendapatkan posisi yang jelas dalam benak pelanggan bila dibandingkan
dengan produk competitor. Perusahaan tentu ingin mendapatkan tempat
atau posisi yang baik di benak pelanggannya sehingga adanya nilai tambah
yang didapat bila dibandingkan dengan competitor.
Hal tersebut tentu menjadi hal sangat penting mengingat tingkat
persaingan yang semakin hari semakin tinggi. Jadi, setelah perusahaan
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
34
sudah menentukan segmen pasar yang ingin mereka tuju, perusahaan perlu
memutuskan bagaimana cara menyampaikan informasi ke segmen masing-
masing dan posisi apa yang ingin ditetapkan di alam khayalnya dari
anggota segmen tersebut. Posisi produk sendiri dapat dilihat juga sebagai
posisi produk yang ada bila dibandingkan dengan posisi competitor di
alam khayal pelanggan (Kotler dan Armstrong, 2012, h. 49).
Positioning dibutuhkan karena pelanggan akan secara terus-
menerus memberikan evaluasi produk ketika mereka berhubungan dan
mendapatkan pesan mengenai produk dan service, dengan
menggolongkannya sesuai dengan apa yang mereka tahu tentang suatu
produk serta dengan competitor (McCabe, 2009, h. 161). Selain itu,
perusahaan juga perlu menonjolkan diferensiasi produk yang ada, karena
ketika tidak ada perbedaan produk dengan competitor maka pelanggan
tidak mempunyai alasan untuk membeli produk atau jasa tersebut. Untuk
itu dalam positioning, perusahaan dapat menonjolkan keuntungan yang
dihasilkan untuk pelanggan ketika mereka memutuskan untuk memilih
produk atau jasa yang dijual.
Perusahaan perlu mengetahui bagaimana target mereka
membedakan produk mereka dengan para pesaing yang ada. Marketing
communication strategy sebenarnya ditentukan dengan melihat positioning
statement mengenai image produk dengan adanya hubungan dengan
target market dan kebutuhan mereka (McCabe, 2009, h. 161). Hal itu
dilakukan sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi mereka dan
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
35
bagaimana mereka harus bertindak dalam pembentukan positioning
mereka dan juga kegiatan maketing communication-nya. Myers (1996, di
dalam Morissan, 2010, h. 73-74) membedakan struktur persaingan ke
dalam tiga tingkat, yaitu superioritas, diferensiasi, dan paritas.
1. Superioritas: Sebuah struktur persaingan ketika perusahaan atau
produk unggul di berbagai bidang terhadap para pesaingnya.
2. Diferensiasi: Sebuah struktur persaingan yang sedikit berbeda
dengan superioritas, yaitu ketika perusahaan tidak ingin unggul
dalam segala hal, tetapi membatasinya pada satu atau beberapa segi
saja yang superior terhadap pesaing-pesaingnya.
3. Paritas: Keadaan paritas di mana perusahaan dan produknya tidak
dapat dibedakan dengan saingannya. Pada keadaan ini, positioning
menjadi lebih sulit untuk dibentuk, sehingga perusahaan cenderung
menciptakan pembeda khayalan dengan menanamkan citra merek,
mengasosiasikannya dengan tokoh-tokoh, humor, dan kartun.
2.2.3 Marketing Communication Tools
Tools yang digunakan untuk menjalankan kegiatan marketing
communication tersebut disebut juga dengan istilah promotion mix atau
marketing communication mix. Dengan menjalankan marketing
communication mix atau biasa dikenal sebagai promotion mix, perusahaan
dapat menggunakan beberapa elemen secara bersamaan dengan isi informasi
atau pesan yang berasal dari sumber yang sama.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
36
Untuk membahas promotion mix, peneliti menggunakan konsep
promotion mix sesuai yang dirumuskan oleh Belch dan Belch (2003, h. 16)
yang terdiri dari public relations, direct marketing, sales promotion, personal
selling, advertising, dan interactive marketing.
2.2.3.1 Public Relations
Menurut World Assembly of Public Relations (Dominick, 2000, di
dalam Morissan, 2010, h. 27), public relations dapat diartikan sebagai
seni dan ilmu sosial dalam menganalisis kecenderungan, memperkirakan
akibat-akibat, memberikan saran kepada pimpinan perusahaan serta
melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik
kepentingan organisasi dan khalayaknya.
Pada konsep public relations yang menjadi bagian dari promotion
mix, public relations sering dihubungkan dengan publisitas. Hal ini terjadi
karena publisitas merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan
oleh praktisi public relations. Publisitas sendiri secara singkat dapat
dijelaskan sebagai komunikasi non-personal yang dijalankan orang atau
organisasi yang tidak dibayar (Belch dan Belch, 2003, h. 22).
Berbeda dengan iklan di mana informasi yang ingin diberitakan
bisa didapatkan dengan mengeluarkan biaya, kegiatan public relations
cenderung berusaha untuk mendapatkan pemberitaan tanpa membayar
kolom iklan. Hal tersebut tentu merupakan hal yang menguntungkan bagi
perusahaan, di mana kredibilitas yang didapatkan menjadi lebih tinggi, dan
juga biaya yang dikeluarkan perusahaan jauh lebih rendah dalam
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
37
mendapatkan publikasi ini (Belch dan Belch, 2003, h. 23). Hal ini
dilakukan dengan memberikan infomasi yang ingin disampaikan kepada
target mereka ke media massa melalui berbagai cara, baik itu melalui
press release, press conference, press gathering, mengundang media ke
event tertentu, dsb. Namun berbeda dengan iklan, pihak dari public
relations hanya memiliki sedikit kontrol atau bahkan tidak memiliki
kontrol terhadap media massa sehingga informasi yang ingin disampaikan
belum tentu akan disiarkan.
Berbagai usaha tentu dilakukan oleh public relations agar
informasi yang ingin disampaikan dapat diangkat oleh media massa.
Media massa sendiri memang menjadi salah satu stakeholder terpenting
dari public relations sendiri (Pelsmacker, Geunens, dan Bergh, 2007, h.
300). Media dapat menjadi menjadi tool untuk menyukseskan kegiatan
public relations sendiri. Salah satu usaha yang dilakukan biasanya adalah
dengan menyesuaikan informasi yang disampaikan kepada media massa
sesuai dengan ketertarikan media massa, mengetahui angle dan lead yang
memiliki nilai berita, menuliskan atau mengemas informasi yang sesuai
dengan jenis media yang ditujunya (Morissan, 2010, h. 31). Hal ini
semata-mata dilakukan untuk menarik perhatian dari redaktur media
massa, sehingga mereka tertarik untuk mengangkat informasi yang ingin
perusahaan sebarkan melalui media.
Kegiatan-kegiatan public relations yang berusaha untuk menarik
perhatian media massa dijelaskan oleh Cutlip (2000, di dalam Morissan,
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
38
2010, h. 32) bahwa hal tersebut dilakukan dengan menciptakan cerita-
cerita atau peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian media
dan mendapatkan perhatian publik. Namun, perlu diingat bahwa public
relations juga lebih dari sekedar masalah publisitas. Walaupun memang
cenderung berusaha untuk mendapatkan publikasi, public relations
memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu untuk membangun dan menjaga
image yang positif mengenai perusahaannya di kalangan publik. Kegiatan-
kegiatan dari public relations, selain kegiatan publikasi, public relations
juga menggunakan tools lainnya seperti aktivitas komunitas, charity,
sponsorship, event, public affairs activities demi meningkatkan image dari
perusahaan (Belch dan Belch, 2003, h. 23).
Hal ini juga diperjelas oleh Fill yang beranggapan bahwa public
relations memerlukan ke-4 model komunikasi pada pelaksanaannya, tidak
hanya pada press agentry. Fill (2009, h. 570) menjelaskan bahwa press
agentry, public information, two way asymmetric, dan two way symmetric
tidak berjalan secara independent dalam public relations, melainkan
saling melengkapi. Walaupun Belch menekankan fungsi public relations
pada konsep marketing communication lebih berfokus pada publikasi,
namun banyak kegiatan lain yang dilakukan dengan public relations yang
dapat membantu performa perusahaan.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
39
2.2.3.2 Direct Marketing
Salah satu bagian dari kegiatan komunikasi pemasaran adalah
direct marketing. Belch dan Belch (2004 dikutip dalam Soemanagara,
2012, h. 37) menjelaskan direct marketing sebagai sebuah sistem
marketing yang dikomunikasikan oleh perusahaan secara langsung kepada
target customer mereka untuk mendapatkan respon atau kegiatan transaksi
dalam waktu yang singkat. Pada pengertian tersebut, adanya hubungan
yang amat dekat yang dapat ditemukan dengan target market yang disasar,
sehingga dapat memungkinkan timbulnya komunikasi 2 arah antara
perusahaan dengan target market tersebut.
Bila berbicara mengenai kegiatan direct marketing, maka perlu
diingat bahwa kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik didasarkan atas
seberapa besar kemampuan tim marketing dalam menyusun sebuah
database yang bisa kita sebut sebagai database marketing (DBM). Shimp
dan Andrews (2013, h. 403) menjelaskan database marketing sebagai
sebuah proses di mana perusahaan mengumpulkan informasi mengenai
customer dan menganalisis mereka sehingga dapat memprediksi apa yang
akan mereka beli, lalu menyusun pesan pemasaran yang disesuaikan. Hal
tersebut melibatkan adanya data pembelian yang telah dilakukan customer
sebelumnya dan data-data lainnya, seperti data demografi, geografi, dan
psikografi.
Dengan bantuan dari database marketing, perusahaan dapat
mengelompokan pesan berdasarkan segmen customer dari proses
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
40
segmentasi. Pendekatanpun dapat dilakukan oleh perusahaan dengan
beberapa bentuk, salah satunya adalah dengan melalui direct mailing atau
melalui telemarketing. Yang dimaksud dengan telemarketing dalam direct
marketing adalah dengan penggunaan fasilitas teknologi dengan dua tipe
target market yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Personal target: Email dikirimkan secara personal, disampaikan
dengan pemberian informasi singkat tentang alat pemuas
kebutuhan dan ajakan untuk mempelajari lebih konfrehensif
mengenai kualitas produk atau jasa, manfaat, harga, dan cara
bagaimana memperoleh produk atau jasa tersebut.
2. Group target: Memungkinkan adanya bentuk follow up terjadi
melalui fasilitas teknologi di mana tersedia media yang dapat
mendukung komunikasi personal to group. (Soemanagara, 2012,
h.38)
Pada kegiatan direct marketing sendiri, proses follow up juga
menjadi penting untuk dilakukan. Proses follow up sendiri dapat dilakukan
dengan didasarkan atas 2 kondisi, yaitu follow up setelah direct mailing
process dan follow up setelah respon atas informasi yang disebar melalui
media. Pada follow up setelah direct mailing process, adanya hubungan
langsung dengan contact person yang dapat dilakukan dengan proses tatap
muka dan kontak melalui telepon yang dilakukan setelah melakukan
kunjungan langsung kepada target market potensial yang ditujukan untuk
meningkatkan hubungan yang lebih kuat di antaranya. Sedangkan, pada
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
41
follow up setelah respon atas informasi akan cenderung lebih mudah
dilakukan karena adanya respon yang muncul akibat adanya ketertarikan
produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan mereka.
2.2.3.3 Sales Promotion
Belch dan Belch (2003, 21) mengartikan sales promotion sebagai
salah satu kegiatan pemasaran yang menyediakan arahan langsung di mana
terjadinya pengoperan nilai atau intensif terhadap produk kepada kekuatan
penjualan, distributor, dan pelanggan dengan tujuan utama terjadinya
penjualan langsung. Dengan penggunaan sales promotion, adanya fokus
kegiatan perusahaan yang ingin mendorong transaksi secara cepat.
Sales promotion menjadi elemen yang dapat dimanfaatkan
perusahaan dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasaran ketika
perusahaan melihat bahwa konsumen yang dituju tidak loyal terhadap
suatu merek, dan cenderung lebih peka kepada insentif yang ditawarkan.
Jadi, konsumen tersebut akan cenderung memutuskan untuk melakukan
pembelian ketika biaya yang perlu dikeluarkan untuk mendapatkan
kebutuhannya relatif lebih murah. Selain itu, sales promotion juga
digunakan ketika terdapat kecenderungan pedagang memiliki posisi yang
lebih kuat dibandingkan produsen sehingga mereka dapat lebih menuntut
produsen untuk memberikan lebih banyak promosi penjualan dan insentif
lainnya kepada pedagang (Morissan, 2010, h. 26).
Copley (2004, h. 193) menjelaskan lebih lanjut bahwa sales
promotion terdiri dari consumer sales promotion dan trade promotion.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
42
Pada consumer sales promotion, Copley kembali membagi beberapa
bentuk sales promotion yang dapat dilakukan antara lain coupon,
sampling, money refunds, competitions, sweepstakes, premiums, bonus
packs, loyalty schemes, dan price offs yang dapat dijelaskan secara singkat
sebagai berikut (2004, h. 193-196).
1. Coupon: merupakan kegiatan sales promotion tertua yang pernah
dilakukan. Kegiatan ini dapat menimbulkan citra “rendah” pada
brand perusahaan. Kupon sendiri digunakan dengan memberikan
sebuah kupon untuk memberikan pengurangan harga untuk
mendorong adanya trial.
2. Sampling: Sampling digunakan untuk memberikan pengalaman
produk atau jasa pada calon pelanggan. Berbeda dengan coupon,
sampling yang direncanakan dengan baik tidak akan membuat
damage pada brand.
3. Money Refunds: Jenis ini digunakan untuk mendorong pembelian
oleh pelanggan dengan “menjual” uang akan dikembalikan bila
tidak dapat memuaskan pelanggan.
4. Competitions and Sweepstakes: Competitions merupakan kegiatan
yang dapat menarik awareness, attention, dan interest para
pelanggan untuk melakukan pembelian. Perbedaan competitions
dan sweepstakes terletak pada bagaimana pemenang ditentukan.
Pada sweepstakes, pemenang dipilih dengan chance.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
43
5. Premiums, Bonus Pack, Price Offs: Premiums lebih digunakan
pada brand yang sudah dikenal dengan adanya penawaran extra
item yang bisa didapatkan pelanggan degan harga yang rendah atau
free. Bonus Pack menjelaskan adanya keuntungan yang didapat
dengan memberikan extra value kepada para pelanggan. Price Offs
sendiri langsung berfokus pada adanya pemotongan harga pada
produk yang ditawarkan perusahaan untuk mendorong pembelian.
6. Loyalty Schemes: Jenis ini menggunakan program loyalitas di
mana adanya sistem pengumpulan poin. Poin ini dapat ditukarkan
dengan merchandise. Jenis ini fokus pada adanya relationship
marketing di mana adanya usaha untuk mendorong pelanggan
untuk terus melakukan aktivitas jual beli.
Selain itu, trade sales promotion sendiri lebih cenderung pada
mendorong adanya peningkatan distribusi. Copley juga membagi bentuk-
bentuk kegiatan trade sales promotion ke dalam beberapa bentuk seperti
incentives, buying allowance, advertising allowance, slotting allowance,
POP display material, trade show and exhibition, dan free or subsidized
training (2004, h. 197-199).
2.2.3.4 Personal Selling
Personal selling merupakan salah satu kegiatan komunikasi
pemasaran di mana adanya improvisasi yang dilakukan dalam teknik
penjualan, yaitu dengan menggunakan komunikasi person to person
communication (Soemanagara, 2012, h. 43). Yang dimaksud dengan
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
44
person to person communication adalah keadaan di mana seller akan
berusaha untuk membujuk prospective buyers untuk membeli produk atau
jasa yang ditawarkan perusahaan, atau bertindak sesuai dengan ide
tersebut (Belch dan Belch, 2003, h. 23).
Kegiatan inilah yang biasanya dilakukan oleh Divisi Sales di
perusahaan dengan mempromosikan produk atau jasa mereka secara
langsung kepada konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menjelaskan segala bentuk informasi mengenai produk yang dijual yang
dijanjikan dapat menjawab kebutuhan target market yang dituju. Selain
itu, personal selling juga merupakan alat komunikasi pemasaran yang
paling personal dibandingkan dengan alat-alat komunikasi lainnya, karena
selain sales dapat menjual langsung produknya, kegiatan ini juga
memberikan kesempatan kepada konsumen untuk memberikan feedback
secara langsung, sehingga informasi yang mereka dapatkan akan menjadi
semakin jelas.
Elemen yang menggunakan komunikasi yang bersifat individual
dan personal ini memungkinkan pihak penjual menyesuaikan pesan
berdasarkan kebutuhan khusus atau situasi khusus calon pembeli, sehingga
adanya penyesuaian yang dilakukan berdasarkan dari reaksi calon pembeli
atau pelanggan (Belch dan Belch, 2003. h. 23). Jadi, ketika feedback yang
diberikan calon pembeli dirasa kurang baik, maka penjual yang
berhadapan langsung dengan calon pembeli dapat menyesuaikan dan
mengubah isi pesan yang ingin disampaikan.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
45
2.2.3.5 Advertising
Belch dan Belch (2003, h.16) mendefinisikan advertising atau
iklan sebagai bentuk komunikasi non-personal mengenai suatu organisasi,
produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui.
Pesan yang disampaikan menjadi tidak personal dikarenakan dalam
menyampaikan suatu informasi melalui iklan, perusahaan perlu
menggunakan media massa yang dapat menyampaikan pesan langsung
kepada khalayak luas, sehingga pesan yang disampaikan tentu bersifat
general. Selain itu, ruang dan waktu untuk menyampaikan pesan pada
advertising perlu dibeli untuk dapat ditampilkan kepada target mereka.
Walaupun berbayar, iklan merupakan salah satu instrumen
komunikasi pemasaran yang masih menjadi alat promosi yang sering
digunakan oleh perusahaan, terutama bagi mereka yang memproduksi
barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Hal itu
disebabkan karena kemampuan iklan yang dapat menghantarkan pesan
secara luas dan menyeluruh, sehingga jangkauannya tentu sangat luas dan
dinilai menjadi lebih efisien bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan
target mereka melalui iklan.
Tujuan dari iklan tentu berbeda-beda, disesuaikan dengan target
dari pesan itu sendiri. Berdasarkan dengan tujuan yang berbeda-beda
tersebut, iklan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis iklan,
sebagai berikut (Belch dan Belch, 2003, h. 19).
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
46
1. Iklan Nasional: Iklan yang dipasang oleh perusahaan besar yang
dikenal secara nasional. Iklan ini biasanya muncul pada saat prime
time di media-media besar. Tujuan dari iklan ini adalah untuk
menginformasikan atau mengingatkan konsumen kepada
perusahaan atau merek yang diiklankan beserta berbagai fitur atau
kelengkapan yang dimiliki dan juga keuntungan, manfaat,
penggunaan, serta menciptakan atau memperkuat citra produk
bersangkutan sehingga konsumen akan cenderung membeli produk
yang diiklankan.
2. Iklan Lokal: Iklan ini biasanya dipasang oleh perusahaan lokal atau
retailer dengan tujuan mendorong konsumen untuk berbelanja
pada toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi
suatu tempat atau institusi tertentu. Iklan ini biasanya menekankan
pada harga, jam operasi, jasa, atmosphere, dan image dari produk
atau jasa yang diiklankan.
3. Iklan Primer dan Selektif: Iklan primer fokus dalam mendorong
permintaan terhadap suatu jenis produk atau perusahaan secara
general. Jenis iklan ini digunakan ketika produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan sudah mendominasi pasar, sehingga tujuan
dari iklan ini fokus pada peningkatan permintaan akan produk atau
jasa tersebut. Iklan selektif lebih berfokus pada penciptaan
permintaan pada suatu merek dengan menekankan pada alasan
untuk membeli suatu produk ataupun jasa.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
47
4. Iklan antar-Bisnis: Iklan ini dijalankan dengan menargetkan
perusahaan lain sebagai target iklannya. Dengan kata lain, produk
atau jasa yang diiklankan memiliki kemampuan untuk membantu
kepentingan perusahaan di mana target itu bekerja dengan
memublikasikan barang mentah atau jasa yang membantu bisnis
perusahaan.
5. Iklan Profesional: Iklan professional berfokus pada target
berdasarkan pekerjaan mereka dengan tujuan mendorong mereka
menggunakan produk perusahaan untuk pekerjaan mereka. Selain
itu, iklan ini juga mendorong para professional untuk
merekomendasikan barang atau jasa yang ditawarkan kepada
konsumen mereka.
6. Iklan Perdagangan: Iklan ini memiliki target iklan yang menjadi
bagian dari saluran pemasaran, seperti distributor, pedagang, dan
pengecer. Iklan ini bertujuan untuk mendorong para channel
tersebut untuk menyediakan, mempromosikan, serta menjual
kembali produk tertentu pada pelanggan mereka.
2.2.3.6 Pemasaran Interaktif
Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, seluruh bagian
kehidupan juga dituntut untuk ikut berkembang agar dapat menyesuaikan
diri dengan zaman yang ada. Salah satu perkembangan yang paling besar
terjadi di bidang teknologi komunikasi, khususnya internet, di mana
komunikasi dapat terjadi dengan luas tanpa adanya batasan ruang dan
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
48
waktu yang berarti. Media interaktif, melalui fasilitas yang dikenal dengan
world wide web (www), memungkinkan terjadinya arus informasi timbal
balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan
memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga, baik itu untuk
menerima dan mengubah informasi dan gambar, mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan, dan tentu saja melakukan pembelian (Belch dan
Belch, 2003, h. 20).
Dengan menggunakan internet, perusahaan dapat digunakan untuk
melaksanakan seluruh elemen bauran promosi, terlebih karena sifatnya
yang interaktif. Selain itu, internet juga merupakan media yang mandiri
yang bisa diatur sedemikian rupa oleh perusahaan sendiri. Maka dari itu,
Belch dan Belch (2003, h. 21) menjelaskan sudah banyaknya perusahaan
di dunia yang telah mengembangkan website untuk mempromosikan
barang dan jasa mereka, yang tidak hanya memungkinkan perusahaan
untuk menyampaikan informasi, namun juga melakukan interaksi dan
memberikan hiburan melalui fasilitas yang ada di website kepada
konsumen mereka.
2.2.4 Marketing Communication Planning Framework
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tujuan dari adanya
strategi komunikasi pemasaran yang utama adalah tentu meraih keuntungan
bagi perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memastikan setiap
informasi dan penawaran produk atau perusahaan benar-benar dapat
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
49
tersampaikan dengan baik dan tepat kepada target sasaran yang dituju. Untuk
memastikan hal tersebut, perlu adanya strategi yang disiapkan secara matang
dan tepat sehingga perusahaan dapat merumuskan strateginya dengan baik.
Hal tersebut akhirnya mendorong beberapa tokoh untuk merumuskan
berbagai macam model framework dalam menyusun strategi komunikasi
pemasaran. Salah satu marketing communication planning framework yang
ada adalah MCPF hasil pemikiran dari Chris Fill. Marketing Communication
Planning Framework oleh Chris Fill merupakan model yang tepat untuk
digunakan untuk menganalisis kegiatan marketing communication suatu
perusahaan secara terperinci. Model ini memiliki kelebihan dibandingkan
model lain karena model ini merupakan cara yang tepat bagi peneliti untuk
menggabungkan komponen berbeda yang terdapat pada proses komunikasi ke
dalam proses analisis (Fill, 2009, h. 308).
Model Chris Fill ini juga merupakan model yang membahas masing-
masing elemen secara mendalam dan lengkap, baik itu dari ketika expert
menyiapkan, menjalankan, dan mengevaluasi kegiatan mereka dibandingkan
dengan model lain, terutama pada analisis target audiences yang dituju (Fill,
2009, h. 309-310).
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
50
Bagan 2.1 Marketing Communication Planning Framework
Sumber: Fill (2009, h. 309)
1. Context Analysis merupakan langkah awal dalam susunan marketing
communication framework. Langkah awal yang dilakukan untuk
perencanaan pemasaran ini memiliki informasi mengenai kebutuhan,
perilaku, dan konsumen yang dapat berguna bagi penyusunan strategi
perusahaan (Fill, 2009, h. 310). Tujuan dari tahapan context analysis
adalah untuk menganalisis dan memahami key market dan alat
Context Analysis
Promotional Goals
Promotional Strategy
Coordinated
Communication Mix
Control & Evaluation
Implementation
Push
Pull
Profile
Resources Schedulling
Agencies
Marketing
Research
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
51
komunikasi yang dapat berpengaruh pada sebuah brand, dan yang juga
menjadi tujuan jangka panjang bagi perusahaan. Hal itu tentu
diperlukan mengingat betapa pentingnya segala bentuk informasi
mengenai target market kita sehingga perusahaan dapat memilih
strategi dan tujuan yang tepat. Menurut Fill (2009, h. 311), context
analysis sendiri memiliki 4 elemen utama yang harus diketahui yaitu
customer context, business context, internal context, dan external
context. Ada baiknya seluruh elemen tersebut dianalisis terlebih dahulu
sehingga perusahaan benar-benar mengetahui posisi perusahaan, baik
itu di mata pelanggan, di antara para competitor, mengetahui dengan
jelas posisi perusahaan, serta para stakeholders yang terkait.
2. Corporate Goals / Promotion Goals merupakan tahapan selanjutnya
yang menentukan objektif perusahaan dari keseluruhan kegiatan
marketing communication yang dijalankan sehingga dapat membentuk
sebuah strategi. Tahapan ini juga dijadikan sebagai acuan perusahaan
untuk membuat evaluasi dari program yang dilaksanakan sehingga
perusahaan dapat betul-betul mengerti arah dan juga dapat menilai
hasil dari kegiatan yang ada, sehingga proses ini merupakan proses
yang amat penting. Tujuan dari promosi atau komunikasi sebaiknya
memiliki 3 elemen berbeda yaitu (Fill, 2009, h. 312):
a. Corporate Goals: tujuan ini mengarah pada bisnis atau pemasaran
yang dilakukan oleh perusahaan.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
52
b. Marketing Goals: tujuan ini fokus pada rencana perusahaan yang
berorientasi pada pencapaian hasil kegiatan marketing
communication atau output. Hal ini dapat dilihat dari tujuan sales,
seperti market share, sales revenue, volume, return of investment
dan faktor-faktor lainya yang memberikan profit atau keuntungan.
c. Marketing Communication Goals: tujuan ini dibuat dengan
pemahaman konteks dari posisi brand pada saat ini, dan ekspetasi
posisi brand pada waktu ke depannya. Hal tersebut dapat dilihat
dari tingkat kesadaran merek, persepsi, pengetahuan merek dan
sikap serta perilaku terhadap merek.
Pada penentuan goal, perusahaan perlu memahami konsep SMART.
SMART merupakan dasar yang tepat dalam penentuan tujuan yang
mengarahkan perusahaan untuk menentukan apa yang ingin dicapai,
dalam waktu dan tempat tertentu, dan juga mempertimbangkan target
audience mana yang ingin dituju. SMART sendiri merupakan
singkatan dari specific, measurable, achievable, realistic, targeted and
timed yang dapat dijelaskan secara singkat sesuai yang dijelaskan Fill
(2009, h. 335) yaitu:
a. Specific: Menentukan dan membahas mengenai variable spesifik
yang akan dibahas dalam kegiatan yang ingin dibuat, baik itu
mengenai awareness, perception, attitudes, atau behavior.
b. Measurable: Menetapkan pengukuran untuk aktivitas yang
dijalankan oleh perusahaan.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
53
c. Achievable: Tujuan yang ditetapkan hendaknya benar-benar dapat
dicapai, sehingga dapat menjadi motivasi bagi yang mereka yang
menjalankan kegiatan tersebut.
d. Realistic: Kegiatan yang dijalankan harus dibuat dengan melihat
realitas di sekitarnya dan relevan dengan brand dan konteks yang
ditetapkan sebelumnya.
e. Targeted and timed: Tujuan yang ditetapkan harus jelas dalam
penentuan target kegiatannya. Selain itu, tujuan yang ditetapkan
juga idealnya dibatasi oleh periode waktu tertentu.
3. Promotional Strategy menjelaskan mengenai penetapan aktivitas
marketing yang perlu dilakukan, dengan melihat hasil dari context
analysis dan objectives yang ditetapkan perusahaan. Beberapa strategi
dapat digunakan ketika perusahaan sudah mengetahui siapa yang
menjadi target dari kegiatan komunikasi pemasaran tersebut. Kotler
dan Armstrong (2012, h. 38) menjelaskan strategi sebagai sebuah
proses mengembangkan dan menjaga sebuah cara strategis di antara
tujuan organisasi dengan kemampuan perusahaan serta peluang
pemasaran yang berubah secara dinamis. Dari pengertian tersebut,
dapat dilihat bahwa strategi perlu dijalankan dan disesuaikan dengan
keadaan di sekitarnya, sehingga dapat memberikan hasil yang
maksimal. Setiap pedoman bagi perusahaan tentu lebih baik memiliki
suatu rencana pemasaran yang strategis sehingga dapat menjadi dasar
perusahaan dalam mengelola dan mengembangkan usahanya. Strategi
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
54
komunikasi pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai sebuah bagian
atau elemen dari perencanaan pemasaran dengan menyediakan adanya
pembentukan sistem komunikasi untuk memfasilitasi perencanaan,
implementasi, dan juga kontrol terhadap sistem pemasaran (Varey,
2002, h.292). Selain itu, perlu juga diingat bahwa baiknya strategi
yang dilakukan lebih difokuskan kepada pelanggan dibandingkan pada
metode dan medianya (Fill, 2009, h. 312). Strategi yang ada dalam
tahapan ini terbagi menjadi 3 strategi yaitu:
a. Pull Strategy: strategi ini berfokus untuk memberi pengaruh pada
konsumen pengguna akhir di mana perusahaan memilih untuk
fokus pada aktivitas edukasi kepada konsumen, serta memberikan
manfaat bagi konsumen. Perusahaan akan cenderung fokus pada
usaha meningkatkan kesadaran, pengetahuan, lalu membangun
sikap pada target mereka, sehingga akan mendorong motivasi
untuk mencoba atau bahkan membeli sebuah produk atau jasa
dengan pesan yang dibentuk oleh perusahaan.
b. Push Strategy: strategi ini berfokus pada penggunaan channel
dalam membangun dan mengembangkan hubungan yang ada, serta
memperluas jaringan industri. Maka dari itu, usaha yang dilakukan
adalah dengan mendorong para distributor untuk mengembangkan
dan membangun hubungan yang menguntungkan perusahaan.
Perusahaan akan fokus untuk mendorong adanya aktivitas dengan
sektor b2b ini (Fill, 2009, h. 300).
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
55
c. Profile Strategy: strategi ini berfokus pada pengembangan brand
dan juga pembentukan reputasi dari perusahaan. Dengan citra yang
baik, maka perusahaan akan dapat lebih mudah menjalankan
aktivitasnya dan mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Hal
tersebut perlu dilakukan karena mengingat baik itu para pelanggan,
maupun para distributor dapat tertarik pada perusahaannya atau
organisasinya, sehingga akhirnya memilih untuk “membantu”
pengembangan brand yang ada di bawah perusahaan tersebut (Fill,
2009, h. 302).
Tabel 2.4 Marketing Communication Strategy Options
Strategy Target Audience Message Focus Communication
Goal
Pull Consumers
End-user b2b
customers
Product/service
Product/service
Purchase
Purchase
Push Channel
Intermediaries
Product/service Developing
relationships and
distribution
network
Profile All relevant
stakeholders
The organization Building reputation
Sumber: Fill (2009, h. 295)
4. Schedule menjelaskan mengenai penentuan waktu yang tepat untuk
pencapaian objectives yang ditentukan. Di saat menentukan jadwal
strategi komunikasi, para perancang strategi perlu menentukannya
berdasarkan tujuan dan srategi yang ditentukan mereka.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
56
5. Resources menjelaskan mengenai tahapan yang mengatur mengenai
biaya yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan komunikasi
pemasaran. Tidak hanya mengenai biaya, resources yang dipersiapkan
dan ditentukan juga menyangkut kualitas dari ahli pemasar sehingga
dapat mencapai hasil yang dituju dengan waktu yang ditetapkan (Fill,
2009, h. 313).
6. Coordinated Communication Mix menjelaskan mengenai penentuan
dan pemilihan media promosi yang sesuai sehingga pesan yang ingin
disampaikan dapat tersampaikan kepada target dengan baik. Media
promosi tersebut terdiri dari public relations, advertising, direct
marketing, sales promotion, personal selling, dan interactive
marketing yang sudah dijelaskan lebih rinci pada pembahasan
sebelumnya.
7. Control and Evaluation merupakan tahap terakhir dari rangkaian
MCPF di mana adanya kontrol dan evaluasi yang dilakukan utuk
meninjau dan menilai keberhasilan dan proses dari seluruh aktivitas
komunikasi pemasaran yang telah dilakukan. Hal paling utama yang
perlu dilihat adalah communication objective yang sudah ditentukan
sebelumnya (Fill, 2009, h. 313). Selain itu, para pemasar juga dapat
menilai mengenai keseluruhan kegiatan. Hal ini dilakukan dengan
harapan adanya perbaikan yang dapat dilakukan pada kegiatan
selanjutnya.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
57
2.3 Kerangka Pemikiran
Hotel Le Meridien Jakarta merupakan salah satu hotel bintang 5 di pusat
bisnis dan keuangan di Jalan Jenderal Sudirman yang telah beroperasi sejak
Februari 1992. Hotel yang sekarang ini merupakan bagian dari Marriott
International ini harus bertahan di tengah-tengah persaingan di bisnis perhotelan
yang semakin ketat, baik dengan hotel-hotel lain maupun sister hotels-nya
Di tengah-tengah persaingan tersebut, Hotel Le Meridien Jakarta berusaha
untuk dapat bersaing dengan para kompetitornya dengan menjalankan strategi
komunikasi pemasaran yang diharapkan dapat membantu hotel tersebut di tengah-
tengah persaingan yang begitu ketat sehingga tidak hanya dapat bertahan, namun
hotel juga dapat meraih keuntungan.
Oleh sebab itu, peneliti akan meneliti dan menganalisis kegiatan
komunikasi pemasaran Hotel Le Meridien Jakarta dalam menghadapi persaingan
bisnis khususnya pada kuartal I 2017. Dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan Marketing Communication Planning Framework yang dirumuskan
oleh Chris Fill untuk memaparkan dan mengetahui perencanaan yang dijalankan
Hotel Le Meridien Jakarta. Berikut adalah kerangka pemikiran yang peneliti
gunakan dalam melakukan penelitian ini.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
58
Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran
Marketing Communication
Bauran
Promosi
Context Analysis
Promotional Goals
Promotional Strategy
Coordinated
Communication Mix
Control & Evaluation
Implementation
Push
Pull
Profile
Resources Schedulling
Marketing Communication Planning Framework
(Chris Fill)
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017