Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/351/8/LAMPIRAN.pdfmengenai...

70
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/351/8/LAMPIRAN.pdfmengenai...

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

LAMPIRAN

TRANSKRIP WAWANCARA

Wawancara 1

Date : 9 Januari 2016

Time : 16.22 WIB

Source : Silvianti Julya Triani

Description Acquired:

Q : Halo, pertama-tama perkenalkan tentang diri anda, misalnya nama, usia, agama, pendidikan/pekerjaan, dan asal daerah anda. Selengkap-lengkapnya mengenai profil diri anda.

A : Nama lengkap aku Silvianti Julya Triani, umur 19 tahun, agama Islam, pendidikan masih s1 semester 3 di Binus Alam Sutera,asal Tangerang tapi orangtua asal Sunda

Q : Bagaimana dengan orang tua anda? Apa keduanya asli Indonesia? Asal daerah mana? Boleh ceritakan tentang orang tua anda?

A : Orangtua aku asli Sunda, Bandung jadi budaya Sunda juga masih terasa di keluarga aku. Kalau ayah sih udah bener-bener open minded banget dan bebasin anak untuk tentuin pilihan kamu, dll. Kalau ibu sih oke-oke aja cuma dia lebih kental budaya sundanya, jadi lebih dominan juga.

Q : Bagaimana dengan keluarga besar anda? Apa ada salah satu anggota keluarga anda yang berpacaran/menikah dengan orang asing?

A : Keluarga besar sih oke-oke aja soalnya udah pernah dikenalin sama keluarga besar juga. Rata-rata mereka sunda semua dan cuma aku aja yang pacaran sama orang asing. Rata-rata sesama sunda.

Q : Oh iya, mau nanya nih soal budaya individualis dan kolektivis, apa anda termasuk orang yang lebih senang bekerja sendiri atau di dalam kelompok?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Tergantung sih kalau kerja sendiri kan kita bisa dapetin hal yang kita mau kalau kelompok sih lebih cepet aja. Kalau di kelompok aku suka ngasih ide-ide gitu tapi diterima atau enggaknya yang terserah. Hm lebih prefer kelompok sih karena rame dan lebih cepet juga.

Q : Menurut anda mana yang lebih penting saat ingin mengambil keputusan? Mendengarkan keluarga anda atau memilih keputusan anda sendiri?

A : Ehm.. listen to myself. This is my life so this is my choice. Tapi beberapa aku adaptasi dari orangtua misalnya soal agama.

Q : Menurut anda apakah gaya anda mencerminkan orang Indonesia pada umumnya? Atau anda lebih suka menyukai sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lainnya?

A : Tergantung dari hal apa yah tapi orang bilang aku udah gak kayak orang Indonesia sepenuhnya misalnya gak masalah karena LGBT, dan free sex juga it’s okay lah. Hidup hidup dia.

Q : Apa arti keluarga untuk anda? Apakah bagi anda keluarga adalah segala-galanya di atas kepentingan yang lain? Apa keluarga menjadi landasan anda dalam bertindak dan melakukan sesuatu?

A : Keluarga adalah segala-galanya buat aku karena bagaimana pun mereka nomor 1.

Q : Apa tanggapan anda ketika ada orang asing yang mengajak anda berbicara? Misalnya dia orang yang berbeda dengan anda, ambil contoh Papua atau Indonesia Timur lainnya?

A : Tergantung gimana kesan pertama kalinya. Kalau dia beda budaya kan kita bisa tukar pikiran dan topik pembicaraan jadi lebih banyak dan pengetahuan jadi luas. Kalau misalnya kesan pertamanya dia sopan dan baik-baik kecuali kalau bedanya ketara banget yah aku juga ngeri.

Q : Bagaimana tanggapan keluarga anda mengenai orang asing? Apa mereka terbuka atau cenderung tertutup? Apa tanggapan mereka mengenai pasangan anda? Apa mereka mempunyai prasangka/ stereotype tertentu mengenai kebudayaan mereka?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Terbuka cuma masih ada pikiran negative tentang bule karena bule itu lebih bebas. Lebih ke hati-hati aja sih sama bule. Ya namanya orangtua juga ada takut-takutnya.

Q : Apa mereka menuntut kriteria pasangan anda seperti harus dari budaya tertentu, agama tertentu, dan lain-lain?

A : Iya sih agama. Bokap sih oke cuma kalau nyokap harus seiman. Jadi pasangan aku emang harus muslim. Dan Kyle sendiri juga udah pindah sih. Tadinya dia Christian.

Q : Apa keluarga anda masih merayakan beberapa tradisi tertentu? Misalnya berkumpul saat hari raya, dan sebagainya?

A : Lebaran kumpul-kumpul sama keluarga.

Q : Apa anda membuat perencanaan untuk masa depan anda?

A : Banyak lah ke depannya gimana. Kita semua juga pasti gitu kan? Kayak ntar aku nikah sama dia, pindah ke sana, trus habis itu karna dia army kan gaji dia naik juga trus dia dapet tunjangan macem-macem, rumah juga dikasih sama pemerintah dan aku bisa S2 di sana gratis dari government.

Q : Emang gak takut karena dia army?

A : Sebelum dia jadi army aku udah pacaran sama dia. Jadi gak takut gimana-gimana.

Q : Bagaimana sikap anda memandang power distance antara guru anda dengan anda? Atau orang tua anda dengan anda? Bagaimana cara anda menghargai mereka? Apakah anda cenderung diam ketika orang tua anda menentang anda atau malah mendiskusikan masalah anda dengan mereka?

A : Lebih ke mendiskusikan, kenapa dia nentang dan alasannya. Kalau diam doang juga gak baik sih tapi harus tau juga batasan-batasannya. Kalau dosen tergantung nih. Kalau dosen itu salah daripada aku malu ya diem aja.

Q : Kalau manggil orangtua, dosen, kakek/nenek, orang yang lebih tua pake sebutan-sebutan gak atau langsung manggil nama? Pasangan anda gimana?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Gak dong, kalau kakek nenek panggilnya ya kakek nenek, orangtua juga mama papa, orang yang lebih tua biasanya aku panggil ci/kak, trus kalau buat dosen yah manggil pake Pak/Ibu atau kadang ada yg mau dipanggil Mr/Mrs. Kalau Kyle dia tetep manggil ortunya pakai mom/dad gitu sama grandma/grandpa tetep sih. Cuma kalau buat orang yang lebih tua selain itu biasanya dia langsung manggil nama. Gak ada ci/kak dan sebagainya karena bagi orang Amerika kan itu umum.

Q : Dalam urusan berteman, apa kriteria anda dalam memilih teman anda? Apa dari status sosial? Atau lebih kepada faktor kesamaan, personality dan penampilannya?

A : Gak sama sekali status sosial sih gak banget. Kecocokkan sama interest, penampilan. Kalau orangtua gak batesin “it’s okay, you can hang out with anyone.”

Q : Apa di keluarga anda terkadang masih ada ketidaksetaraan gender? Misalnya wanita tidak boleh begini sedangkan pria harus begini?

A : Gak sama sekali.

Q : Apa kriteria anda dalam menentukan pasangan anda? Misalnya dia harus mapan, sudah bekerja, tegas, dan lain sebagainya?

A : Of course. Misalnya mapan karena semua cewe juga maunya yang mapan. Trus udah kerja. Harus tegas dan it’s all depends on the situation. Menurut aku cowo sejati itu harus bertanggung jawab.

Q : Apa di keluarga anda, ayah berperan besar dalam menentukan keputusan di dalam keluarga?

A : Gak juga soalnya lebih banyak diskusinya.

Q : Apa pendapat anda tentang masa depan? Apa saja yang sudah anda siapkan untuk masa depan? Atau anda masih belum memikirkannya?

A : Selesain dulu kuliah dan lanjut S2. Kita harus punya pegangan dan siapan jadi jangan sampai Cuma karna mau married tapi pendidikan terbengkalai. Kayak yang tadi aja sih hehe.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Tipe yang seperti apakah anda ketika menginginkan sesuatu? Apa anda akan langsung membelinya atau menabung terlebih dahulu?

A : Langsung beli tergantung duit juga deh. Kalau lagi ada ya harus langsung beli. Kalau gak ada nabung dulu.

Q : Apa yang anda pikirkan tentang hari tua anda nanti?

A : Bayangan aku tentang hari tua itu bahagia dan ngumpul ngumpul sama big family nanti sama keturunan keturunan caucasian yang lucu-lucu lol.

Q : Apa saja tradisi dalam keluarga anda yang masih dilakukan di dalam keluarga anda sampai saat ini? Misalnya tradisi adat tertentu, adakah mitos-mitos tertentu yang masih tabu dalam keluarga anda?

A : Kalau nikah si pasti harus pake adat Sunda. Nyokap kayak agak agak gamau kehilangan adat sunda kalau ngobrol juga masih pake bahasa sunda. Kyle juga udah setuju udah kayak tertarik sama culture aku sendiri.

Q : Menurut anda, apakah anda lebih suka bicara secara to the point atau basa basi dulu ketika membicarakan hal-hal yang kiranya dapat menyinggung orang lain?

A : Tergantung topik bicaranya tapi lebih suka basa basi sih karena takut nyinggung orang lain. To the point kan gak selalu bagus.

Q : Apakah anda sudah merasa disiplin soal waktu?

A : Disiplin sih cuma dia lebih disiplin.

Q : Bisa ceritakan awal pertama perkenalan anda dengan pasangan anda? Dimana pertama kali anda bertemu dengan pasangan anda? Apa anda masih ingat kapan perkenalan itu terjadi?

A: : Pertama kali ketemu bulan September tanggalnya kurang inget. Aku ketemu sama dia di omegle, harus itu ngobrol-ngobrol tentang politik di Indonesia dan dia tahu banget misalnya tentang Bung Karno. Ni jaman dulu banget waktu kita SMA dan pindah ke kik trus pacaran tanggal 17 Oktober. Lebih sering skype dan ngobrolin perbedaan culture Amerika sama Indonesia misalnya tentang pemakaian bikini kalau di sini masih tabu, di sana malah aneh kalau ke pantai pakai baju tertutup, dan lain-lain. Kesan pertamanya itu kayak mikir

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

ya memang banyak sih bule di omegle yang aneh-aneh, makanya agak hati-hati juga tadinya, tergantung dari awal dia gimana yah kalau pertamanya aja udah ngajak gituan mending enggak deh. Pertamanya isengin bule sama temen aku biar lancar inggris, tadinya dia mikir aku bukan orang Indonesia loh. Tadinya kita komunikasi teks doing tuh seminggu dia juga gak pasang profil pict.

Q : Berapa lama proses pendekatan hingga akhirnya memutuskan untuk berpacaran? Apa alasan yang membuat anda berani untuk berpacaran jarak jauh dan dengan orang asing pula?

A : Gak lama sih, cuma beberapa bulan aja soalnya kita udah ngerasa nyambung juga. Berani karen bagi aku ldr itu bukan masalah.

Q : Apa anda sudah pernah bertemu langsung dengan pasangan anda? Jika iya, kapan dan dimana bertemunya? Ceritakan mengenai pertemuan anda itu.

A : Di airport tanggal 26 juni kemarin. Setelah 3 tahun baru ketemu, 2 tahun 8 bulan deh tepatnya. Dia udah pesen tiket dari Oktober 2014. He be like, “Silvi, I wanna come” trus yaudah aku bilang “Come over aja”, trus bokap juga udah ambil cuti buat ketemu dia dan nginepnya di rumah aku. Kata bokap daripada uangnya buat nyewa hotel sehari bisa 500 lebih mending dia tinggal di sini aja trus duitnya buat jalan-jalan. 2 bulan pacaran aku baru kenalin ke ortu. Bokap itu kayak setuju aja buat pelajarin inggris dan nambah pengetahuan juga. Dia juga pengetahuannya luas dan tahu tentang Indonesia, lagian kan jarang orang Amerika yang tahu bahkan gak jarang mereka juga gak tahu sama sekali Indonesia itu apa. Kalau nyokap sih kayak gak nganggep aku sama Kyle serius awalnya soalnya gak pernah ketemu juga kan. Dia gak gitu dukung sih.

Q : Sudah berapa lama anda menjalin hubungan dengan pasangan anda? Apa sih suka duka menjalani hubungan jarak jauh?

A : 3 tahun. Sukanya kita jadi gak harus dandan cantik setiap hari, biasanya cewe mau keliatan cantik terus di depan cowoknya. Jadi gak bosen juga karena gak ketemu setiap hari. Kalau dukanya itu kayak orang-orang itu nganggep remeh kayak temen-temen, kayak nganggep remeh dan judge bule yang aneh-aneh ditambah kita ldr jadi udah deh kayak dibully. But I don’t care. Aku percayanya mereka gak tau apa-apa, aku yang tau tentang Kyle.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Apakah sebelumnya anda sudah pernah menjalani hubungan jarak jauh? Apa perbedaan yang anda rasakan ketika menjalani hubungan jarak dekat dengan jarak jauh?

A : Belum, mantan aku semuanya orang Indonesia. Kalau jarak dekat ya bosen dan banyak berantemnya. Pernah sih berantem sama Kyle cuma konflik-konflik kecil aja sih. Jadi aku nyaman-nyaman aja sama ldr.

Q : Menurut anda, apa saja yang menjadi tantangan selama menjalani ldr? Misalnya perbedaan zona waktu, minimnya komunikasi, rendahnya intensitas pertemuan, dll?

A : Ya semuanya, kayak 15 jam kan dari Jakarta ke Las Vegas. Kayak salah satu harus begadang atau tidur dulu trus nyalain alarm buat jadwal skype. Jadi ganti-gantian aja sih aku sama Kyle.

Q : Apa tanggapan lingkungan sekitar dan keluarga? Apa mereka setuju dengan hubungan anda? Atau pernahkah anda mendengar komentar-komentar negatif yang membuat anda sedih atau menjadi ragu dengan pasangan?

A : Di sini bule kayak something wow. Apalagi waktu aku bawa dia ke desa di Bandung. Orang-orang di sana sampe ngintilin dan sampe takut juga jadi kapok deh keluar berduaan doang. Bahkan waktu itu pernah waktu aku ke Monas dan ada pengamen ngomong kata-kata yang kurang sopan dan mengarah ke seks. Kita langsung lari aja tapi waktu dia nanya aku gak kasih tau ke dia daripada bikin pandangan dia ke orang indo itu jadi jelek kan kita sendiri yang malu.

Q : Apa tanggapan pasangan anda mengenai hal itu?

A : Dia sih santai aja tapi aku jarang ngasih tau dia juga sih.

Q : Apa saja komitmen yang ada di dalam hubungan anda? Apa anda terpikir untuk lebih serius dan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius?

A : Ada cuma kita gak gitu terikat sama aturan-aturan di hubungan. Iya, ntar sekitar bulan juni mau ke Vegas dan he’s gonna engaged me

Q : Seberapa sering anda berkomunikasi dengan pasangan? Misalnya dalam sehari, kira-kira seberapa intens? Apa komunikasi anda dengan pasangan

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

lancar? Misalnya kalau chat, pasangan membalas dengan cepat dan begitu juga sebaliknya? Atau perlu beberapa jam untuk membalas pesan anda?

A : Sehari minimal ada 5 jam lah. Sekarang kan dia di New York dan bedanya Cuma 12 jam. Jadi misalnya jam 8 pagi dia jam 8 malem jadi masih bisa texting. Dia itu orangnya fast response banget dan lancar banget.

Q : Apa anda tetap merasa nyaman meskipun pasangan membalas pesan anda di waktu yang berbeda? Bagaimana dengan dia?

A :Dia jarang sih bales lama. Aku itu orangnya biasa malah sama hal kayak gitu gak kayak kebanyakkan cewe kalau dianya lebih suka bête kalau aku sibuk.

Q : Apakah media yang paling efektif menurut anda untuk berkomunikasi dengan pasangan? Mengapa?

A :WhatsApp, Skype. Kalau whatsapp kan hemat kuota kalau skype bisa video call dan liat muka dia juga.

Q : Seberapa sering anda menggunakan skype untuk berkomunikasi dengan pasangan? Apakah kelebihannya dibandingkan media lain?

A : Sering banget kecuali kalau dia lagi sibuk army. Dia baru join army habis dari dia datang ke Indonesia. Agak melenceng topik sih dia lebih prefer join army daripada studying in university. Biar dapet duit juga kan buat ke sini kan gak enak minta ortu terus. Video call pastinya.

Q : Apakah skype merupakan media yang membantu anda ketika sedang menghadapi konflik? Misalnya fitur video call skype membantu anda ketika ingin berkomunikasi tatap muka untuk membicarakan konflik tersebut?

A : Iya, kayak kalau kena konflik besar. Aku sama dia sama-sama keras kepala jadi skype butuh buat cari solusi dengan ngeliat satu sama lain.

Q : Apa skype melancarkan komunikasi anda dengan pasangan? Apa saja kegiatan yang sering kalian lakukan di skype?

A : Iya, kalau di skype ngobrol-ngobrol aja atau buat ngobrol sama temen-temen dia juga dan pernah juga sama temen-temen aku.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Apa anda pernah berkonflik dengan pasangan anda? Seberapa sering anda berkonflik dengan pasangan anda? Misalnya konflik seperti apa yang sering terjadi? Mengapa konflik bisa terjadi?

A : Gak sering banget sih, tapi salah satu yang aku inget waktu hubungan kita masih 7 bulan tahun 2013 dia mau datang dan udah beli tiket. Tiba-tiba tuh dia kayak cancel karena bilang umurnya masih kecil padahal dia udah janji. Di situ aku bener-bener marah.

Q : Apakah anda dan pasangan pernah mengalami konflik akibat perbedaan budaya di antara kalian? Misalnya perbedaan gaya bicara yang menimbulkan kesalahpahaman, perbedaan ideologi, perbedaan kebiasaan dan perilaku, dan sebagainya?

A : Gak sih kayaknya, malah kita nganggep perbedaan budaya itu seru. Orangtua dia sendiri kan emang divorced, dan itu salah satu alasan dia buat milih cewek Indonesia juga karena cewek-cewek Amerika itu yah dia gak gitu suka deh. Tapi pernah nih sekali kena culture shock dia itu kalau ada nyamuk, udah kaya orang kesurupan nepokinnya. Mereka benci banget sama bugs. He be like “I won’t let them bit/steal my blood”. Kalau duduk di belakang pake seatbelt, walaupun semestinya begitu dan he was right by doing that. Aku merasa aneh aja kalau naik mobil duduk di belakang pake seatbelt. Dia juga overacting kalau aku iseng nulis di tangan aku pake pulpen dan he said was kalau tinta pulpen ga buat ditulis di tangan. Menurut dia, di Indonesia everything is cheap. Banyak hal sih kayak waktu itu ke dufan dan bayar 300 ribu, kata dia kalau di Disney Land more expensive dan makan di burger king, dia bilang “tadi kita makan cuma segitu?”. He walks a lot and fast. Aku udah cape banget dan dia kaya yang masih “Come on hunny, I don’t like having sweating body, if you stop then you will get sweat”. Kalau makan ayam yang bertulang juga suka ga abis karena biasanya dia makan model nuggets gitu. Masih gak ngerti juga kenapa kebanyakkan bule nelen pasta gigi abis sikat gigi jadi gak kumur kayak kita dan kalau makan piring dia udah terisi makanan dan ditawarin lauk lain, dia pasti bilang “No, I’m fine I will take it after I finished this one. Sedangkan dia juga pernah risih sama kebudayaan kita..Pernah suatu hari aku ke Dufan dan melihat orang-orang yang mengantri desak-desakkan dan tidak teratur. Di Amerika orang sangat teratur saat mengantri. Hal itu sangat berbeda sehingga ia menganggap orang di sini aneh. Jadi dia suka compare budaya Amerika sama Indonesia yang kadang bikin konflik kecil dan akunya sendiri juga malu gitu.Biasanya perbedaan gaya bicara dan bahasa juga pernah jadi konflik. Dia suka nangkep omongan aku beda dan ngira aku itu marah.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Padahal sih enggak. Mungkin karena bahasa utama aku kan bukan inggris juga yah sehingga beda juga mungkin kata-kata yang aku ungkapin dalam bahasa inggris dengan pengertian dia. Misalnya kalau aku bilang it’s okay dia malah nangkepnya aku marah. Kalau di bahasa Indonesia itu kan artinya gapapa yah.

Q : Apakah pernah terjadi konflik besar yang mengancam hubungan anda?

A : Ya yang tadi itu permasalahan dia gamau datang ke Indonesia.

Q : Saat anda mengalami konflik, apakah anda sudah memahami pokok permasalahan yang ada dan kaitannya terhadap hubungan anda?

A : Iya soalnya aku juga harus denger alasan dia juga. Trus ngaitin ke hubungan kita kalau konflik terus nanti ke depannya gimana dan lain-lain. Aku juga terbuka banget misalnya soal konflik yang dia cancel dating itu, aku langsung ngomong ke dia kalau aku gak suka dia gak tepatin janjinya dan di sana sempat ragu sama dia.

Q : Apakah anda tipe orang yang langsung menuju ke inti pokok permasalahan ketika sedang mengalami konflik? Misalnya langsung menyatakan ketidaksukaan anda terhadap pasangan anda karena dia begini begitu.

A : Iya, tapi biasanya ada basa basi dulu sih biar gak tersinggung. Kalau dia orangnya to the point banget sampai aku suka shock sendiri. Kadang karena dia gitu aku jadi gampang salah paham. Kalau aku kan banyak basa basinya, mikirin dulu kata-katanya yah tapi kadang karena itu juga dia salah nangkap maksud aku. Serba salah sih.

Q : Apa anda suka mengungkit kesalahan dia di masa lalu saat sedang mengalami konflik?

A : Gak pernah soalnya ntar malah makin ribet kan. Yang lalu yah lalu.

Q : Ketika konflik terjadi, apakah anda pernah melihatnya dari sudut pandang pasangan anda? Misalnya “aku tau kamu kecewa namun aku tetap tidak ingin jika…”

A : Pernah banget. Biar kita gak sama-sama menekankan ego dan meskipun kadang aku suka menangin argument aku tapi dalam hati aku selalu mikirin posisi di walaupun di luarnya tetap mau menangin pendapat aku.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Apa anda suka menebak-nebak pikiran dan perasaan pasangan anda ketika sedang berkonflik? Atau anda langsung menanyakan pada pasangan anda mengenai kebenarannya?

A : Gak, biasanya sih dia yang kayak gitu. Cuma kadang-kadang pernah sih. Yang paling sering itu Kyle karena dia mengiranya aku marah.

Q : Ketika konflik terjadi, siapa yang lebih sering mengalah dan mengusulkan solusi? Apakah anda lebih suka mengambil keputusan sendiri atau mendiskusikan dengan pasangan anda?

A : Dia sih yang lebih sering mengalah. Lebih ke diskusi soalnya kita sama-sama keras kepala juga jadi diskusi penting. Aku paling ngalah waktu dia cancel itu. Dia kayak terus mohon-mohon dan minta maaf bilang aku jangan gini2 soalnya dia gamau putus.

Q : Apa solusi tersebut bekerja dengan baik? Atau pernahkah anda bertemu konflik yang tidak terselesaikan?

A : Gak pernah, contoh kasusnya yang dia cancel kedatangannya itu. Aku yakin dan percaya aja suatu saat dia bakal menepati janjinya buat ketemu sama aku. Lagipula dia juga kelihatannya serius waktu itu dan kalau aku ragu ngapain aku masih berhubungan sama dia.

Q : Apa dampak dari solusi yang kalian buat berakibat baik atau buruk terhadap hubungan anda?

A : Baik dong dan akhirnya kita beneran ketemu. Kalau buruk juga kita udah putus dari sekarang. Dari situ, aku belajar kalau ternyata gak mungkin maksain Kyle buat ke Indonesia juga selain karena ongkosnya juga mahal tiket pp aja kena 24an juta.

Q : Solusi yang ditemukan dievaluasi lagi gak?

A : Iya, kita omongin lagi dong. Udah efektif gak sih solusinya? Masalah udah kelar bener gak? Kalau udah solusinya itu kita jadiin komitmen dan sama-sama kita pakai biar lebih ngerti satu sama lain, intinya makin mature.

Q : Apakah solusi tersebut kemudian dapat dijadikan komitmen dalam hubungan kalian berdua ke depannya?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Iya minimal percaya aja satu sama lain. Keduanya sama sama minta maaf dan nyadar kesalahan masing masing sehingga solusi selesai. Keduanya juga harus menerima solusi yang kita sepakati. Biasanya ada salah satu yang ngalah demi kebaikkan dan kita sama-sama sepakat kayak gitu.

Q : Jadi sama-sama menerima solusi yah? Pernahkah salah satu menolak solusi yang ditawarkan?

A : Enggak, soalnya solusi itu kita rundingin bersama. Yang satu kasih pendapat, kalau emang sekiranya bisa meskipun misalnya aku harus ngalah yah it’s okay. Demi kebaikkan bersama juga. Selama ini sih biasanya gitu, ada yang ngalah trus sama-sama sepakat itu solusi yang paling baik.

Q : Ketika sedang marah atau kecewa dengan pasangan anda, apa yang anda lakukan? Diam dan cenderung melupakan apa yang telah terjadi, memaksakan kehendak anda pada pasangan, atau mendiskusikan konflik dengan pasangan anda? Bagaimana dia menyikapi sifat anda?

A : Ngobrol langsung lah kalau diem gak bakal ngasih perubahan. Biar konflik cepet selesai dan gak berlarut-larut kan males juga. Kalau aku marah dia lebih suka ngalah aja sih emang kayak gitu orangnya.

Q : Siapa yang lebih sering mengalah ketika sedang terjadi pertengkaran?

A : Dia kayak yang udah aku bilang tadi.

Q : Bagaimana cara kalian dalam menyelesaikan konflik tersebut? Misalnya dengan komunikasi yang baik atau membuat perjanjian tertentu.

A : Iya diskusi bareng aja sih pasti dapet jalan keluarnya. Komunikasi yang baik penting buat mempertahankan hubungan kita karena kalau enggak juga bisa jadi mikir macem-macem.

Q : Biasanya berapa lama konflik berlangsung? Pernahkah sampai berlarut-larut? Atau konflik langsung diselesaikan saat itu juga?

A : Saat itu juga harus selesai soalnya kalau berlarut-larut malah ngasih beban sendiri dan aku gak suka dengan hal itu. Jadi sebisa mungkin harus bisa diselesaikan dengan cepat.

Q : Bagaimana upaya kalian untuk meminimalisir konflik?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Jangan kemakan ego kita sendiri dan egois. Jadi kita cuma mikir dari perspektif kita sendiri.

Q : Apa anda adalah tipe orang yang suka menghindari konflik? Misalnya melupakan konflik yang terjadi dan menganggapnya hal sepele? Atau anda langsung mengutarakan perasaan anda terhadap pasangan, misalnya anda tidak suka apabila dia seperti itu, dan sebagainya.

A : Gak aku lebih suka ngomong langsung biar gak berlarut-larut. Konflik yang berlarut-larut kan gak enak.

Q : Ketika berkonflik, siapa yang lebih sering memaksakan kehendaknya atau keras kepala? Dan siapakah yang lebih pasif dan mendengarkan keluhan pasangannya?

A : Aku sih hehe. Tapi dia juga kadang-kadang. Dia yang lebih suka dengerin kesalahan aku. Dia pengertian banget.

Q : Pernahkah anda menyudutkan pasangan anda karena kesalahannya? Mengapa? Apa yang anda lakukan ketika terjadi perbedaan pendapat di antara kalian? Bagaimana cara anda untuk tetap menghargai pasangan anda walaupun tengah berkonflik?

A : Gak pernah lah karena kita juga udah sama-sama dewasa juga. Yang penting sama-sama ngerti aja dan mahamin satu sama lain.

Q : Apa anda lebih suka mengandalkan emosi anda ketika sedang terjadi konflik atau membicarakan konflik secara halus terhadap pasangan?

A : Iya pake emosi kadang-kadang soalnya aku orangnya keras kepala juga sih. Cuma kalau ngomong tetap mikirin dulu biar dia gak tersinggung. Dia juga gitu pokoknya sama-sama maksa deh intinya. Tapi terakhirnya bisa sama-sama sadar sendiri maksain terus gak bagus juga kan.

Q : Apa media yang sering kalian pakai ketika sedang mengalami konflik? Mengapa memilih media tersebut?

A : Skype! Kalau texting doang kan unclear yah konfliknya. Texting gitu aku jadi menebak-nebak sendiri, misalnya dia ngomong apa aku mikirnya apa, apalagi dia, kalau cuma dari texting dia suka salah paham ngira aku marah lah apa lah haha. Kalau telfon gak praktis kita gak bisa lihat muka dia. Apalagi kalau konflik ya penting banget buat face to face lah. Jadi aku bisa liat ekspresi dia, gesture dia juga

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

kalau bohong ketauan kan? Di skype juga kita bisa kayak telfonan gitu denger suara dia jadi praktis banget sih aku bilang. Pokoknya komunikasi nonverbal dia deh. Jadi menurut aku skype penting.

Q : Kembali seputar konflik nih, waktu anda berantem sama Kyle, apa yang anda lakukan?

A : Iya aku langsung ngomong ke dia kalau kesal sama dia gitu.

Q : Oh, lalu dianya bagaimana?

A : Ya dia biasanya dengerin aku sih, keluhan-keluhan aku hehe

Q : Trus kalau konflik yang dominan kasih pendapat siapa?

A : Dia selalu kasih pendapat, masukkan dan nasihat duluan. Dia lebih sering ngalah sih.

Q : Oh dia yah? Ceritain dong kalau lagi konflik gitu kamu gimana dan Kyle gimana? Jadi sama-sama ngomong ketidaksetujuan satu sama lain gitu?

A : Iya dia pertama dengerin dulu keluhan-keluhan aku, jadi aku yang ngomong duluan di sini biasanya, biasa karna ego juga sih haha. Aku ngomong sejujur-jujurnya dan dia di sini selalu jadi pendengar yang baik. Trus habis itu gentian deh. Tapi kadang aku suka tetep keras kepala. Udahannya kalau dia udah ngomong gitu aku jadi bisa paham dari sudut pandang dia. Jadi di sana aku bisa sadar posisi dia.

Q : Solusi buat konflik yang dia batalin datang ke Indo itu apa sih?

A : Kalau soal itu aku ngalah. It’s like oke lah mungkin lain waktu dia datengnya.

Q : Trus dianya bagaimana?

A : Ya karena aku yang ngalah jadi masalah selesai hehe. Dia juga biasanya selalu nerima solusi yang aku usulin. Sesekali ngalah juga harus buat kebaikkan hubungan kita juga.

Q : Kalau konflik karena budaya gitu gimana?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Kayak yang tadi dia sering culture shock apalagi pas ke Indo. Culture shocknya kayak misalnya lebaran ada sungkeman gitu sama ortu gitu terus dia ngerasa bener-bener aneh.

Q : Jadi menimbulkan konflik di antara kalian yah?

A : Iya awalnya dia agak risih cuma waktu aku jelasin dia jadi paham gitu trus akhirnya gak keberatan jadi konfliknya selesai gitu aja.

Q : Oke deh terima kasih buat waktunya yah Silvi. Langgeng trus sama Kyle sampai pelaminan.

A : Thanks banget yah dan sama-sama.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Wawancara 2

Date : 11 Januari 2016

Time : 16.56 WIB

Source : Kyle James Fragoso

Description Acquired:

Q : Hello, would you mind telling me about yourself? (Full name, age, religion, education, job)

A : Hello I’m Kyle James Fragoso. I’m 18 and joining the army right now. I was Christian before. But now, I’m muslim.

Q : Where are you from?

A : I’m from California, The United States of America.

Q : Where’s your parents from?

A : My parents are from California

Q : Do you like being in a group or more individualist? Are you most productive working alone or in a group? Since I heard about people in your country are individualists.

A : I think I work better in group as a leader. But I’m more productive when I work alone, so prefer to work alone.

Q : What family means to you? Does family include your parents and their kid or a big one with aunts, uncles, grandpa, grandma, etc?

A : Family is important to me but I haven’s spent much time around them. Yeah, everyone is my family that has a family title like uncle or aunt.

Q : Did religion become a big factor for you to choosing your partner? How about your family? What to do if you and your boyfriend have different religions? Would you change your religion for love?

A : Religion is very unimportant to me. I’m being a Muslim because of Silvi and her family. My family is really supportive about my decisions.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : What is the difference between your culture and Indonesian culture in general?

A : In general? Indonesians are more welcoming to foreigners like me but not to public displays of affection. Indonesians are friendly. It’s like, “Why do people always smile at me?”

Q : What do you think about characteristics of people in your coutry? What will they do when they met a foreigner? How about your family?

A : In general, most Americans are kind but unaware of the world. They are welcoming foreigners and friendly to if you treat them right. My family is welcoming to foreign, in this case, they can accept Silvi well.

Q : How creative are you? Do you following instructions or work with what do you want?

A : I chose to following my own, so yeah I’m creative but not sure.

Q : What will you do when you met a problem with your parents? Do you make decision yourself or discuss with them?

A : It depends on the problem, I don’t make decisions without consulting those affected first though whenever I can.

Q : What will you do when you met the conflict with your partner? Do you discuss it and make a compromise in resolving conflicts?

A : Discuss it.

Q : What is the ideal partner for you?

A : Smart, kind, helpful, and considerate.

Q : What do you think the future will be like? Have you done anything to prepare your future life? (For example : old age)

A : The future is going to be much of the same as today. I’ve made investments into bonds and into a 401k plan in the army.

Q : What do you do when you disagree with others? Do you think silent is better or telling them?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Letting people know you disagree isn’t the best way to convince them of something. You must find a way to make your point logical to them.

Q : How you met your partner?

A : I met her on the Internet.

Q : How long does it take to get to know your partner? What is the reason that you choose foreign instead of girl in your country? Tell me the differences between them.

A : My partner is awesome and I can have much more fun with her over American girls, most of which I don’t think highly of because they make stupid decisions and think that everyone else is at fault.

Q : Have you ever been in long distance relationship before? What is the most challenging thing about long distance relationship?

A : I was in one before and yeah, it was difficult. It only lasted like 4 months.

Q : Are your parents okay with your relationship?

A : Of course they are ok with it. They love Silvi.

Q : What is your special moment when you met her in real life? Have you ever thoughts about getting married with your partner?

A : When I hugged her at the airport. Yeah, I’ve talked to her about getting married.

Q : How to communicate effectively with your partner? Which media is best for maintaining your relationship? For example WhatsApp, Skype, etc.

A : Whatsapp and Skype work best.

Q : How long should you wait to respond to a text? What about your partner? How often do you communicate with her?

A : You should reply if you’re available as soon as possible. The same for my partner. We always communicate at least 5 hours on a day.

Q : Is skype helped you when you want to solve a problem with your partner? How?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Skype is just a way we see each other. But sometimes it could help. When I’ve a problem with her, skype helped us to see each other.

Q : Have you ever met a problem with your partner? Tell me about that and how often?

A : Sometimes. Every couple has a problems. I’ve cancelled to visited her and she was upset. I have tried to told her but seems it doesn’t work at all. I think that is the big problem I’ve ever had with her.

Q : As we know there is so many differences between Indonesia culture and yours, do you ever experience any culture shock? Can you tell me what is the difference between your culture and Indonesia culture? Do you ever find a problem with the cultural differences? For example : she cannot manage her time well, cultural misunderstanding, etc?

A : Yes. There are many differences between Indonesian and American culture, for example is Indonesia like rice so much, and so many more. Yes, when I and Silvi went to Dufan.

Q : What will you do when you disagree about your partner? Telling her even you know she will get angry or keep staying silent?

A : I will chose to talk with her. Being silent is not always good.

Q : Have you ever talk about her mistakes in the past when you both in conflict?

A : No

Q : Have you ever think about her point of view when you both in conflict?

A : Yes, it’s important to understand about your partner. So, yeah.

Q : Have you ever read your partner’s mind without asking her real feelings?

A : No

Q : Do you ever find a problem that can’t solve with your partner?

A : No. We can solve our problem with the right solution.

Q : What do you usually do when you angry or upset with your partner? What will your partner did to you?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Telling her when I’m upset or angry. And it depends on the problems. Sometimes she will get mad too and sometimes she will try her best to understand myself.

Q : What is your method to solve the problem?

A : Discussion. It’s the best way to find a right solution. We always try to find a solution which can give us a win win solution.

Q : Which media is best to communicating with your parther when you both in conflict?

A : Skype. Because we can see each other. And it’s work when you met a big problem. But sometimes I used whatsapp too.

Q : Do you talk straight to the point or build a reason first when you communicate with your partner?

A : Straight to the point

Q : Which one will you choose : leaving the conflict without a solution and forgot it or be an active participant as a speaker and as a listener, voice your own feelings and listen carefully to her feelings?

A : I will listen to her first, so I could understand her well. Don’t ever leave conflict without solution! It will make your relationship getting worse.

Q : Have you ever force your own mind and let yourself win in the conflict?

A : Sometimes

Q : Have your partner ever said about negative thing about you in the situation of conflict? Or said bad things about you and give you psychological pain? How about yourself?

A : No. She never say bad words and so do I.

Q : What will you do to makes long distance relationship work?

A : Communication and trust each other.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Wawancara 3

Date : 11 Januari 2016

Time : 20.24 WIB

Source : Luna Elysia Serena

Description Acquired:

Q : Halo, pertama-tama perkenalkan tentang diri anda, misalnya nama, usia, agama, pendidikan/pekerjaan, dan asal daerah anda. Selengkap-lengkapnya mengenai profil diri anda.

A : Halo perkenalkan nama aku Luna Elysia Serena. Aku lahir di Jakara 17 Mei 1994 namun besar di Tangerang. Orang tua aku tinggal di Serpong sejak menikah. Usia aku 21 tahun dan bekerja sebagai desainer di salah satu perusahaan di Indonesia. Agama aku Kristen, sama dengan Jorrit dan asal daerah aku Tangerang.

Q : Bagaimana dengan orang tua anda? Apa keduanya asli Indonesia? Asal daerah mana? Boleh ceritakan tentang orang tua anda?

A : Dulu ayah aku adalah seorang WNA (berasal dari Republic of China), ketika menikah dengan ibu aku, beliau mengubah statusnya menjadi WNI. Sebelum menikah ibu aku berdomisili di Jakarta. Setelah menikah mereka memutuskan untuk tinggal di Serpong.

Q : Bagaimana dengan keluarga besar anda? Apa ada salah satu anggota keluarga anda yang berpacaran/menikah dengan orang asing?

A : Tante aku (adik perempuan dari Ibu) saat ini sudah menikah dengan orang Korea.

Q : Oh iya, mau nanya nih soal budaya individualis dan kolektivis, apa anda termasuk orang yang lebih senang bekerja sendiri atau di dalam kelompok?

A : Tergantung dengan siapa aku harus bekerja sama. Pada dasarnya bekerja di kelompok lebih menyenangkan. Jika orang tersebut adalah orang yang bisa diandalkan, tentu saja bekerja sama dalam kelompok tidak akan menjadi masalah untuk aku. Namun jika yang terjadi adalah yang sebaliknya, aku akan cenderung memilih untuk bekerja sendiri.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Menurut anda mana yang lebih penting saat ingin mengambil keputusan? Mendengarkan keluarga anda atau memilih keputusan anda sendiri?

A : Keduanya sama-sama penting untuk aku. Karena sebelum mengambil sebuah keputusan, biasanya aku selalu menanyakan pendapat orang-orang terdekat dan membandingkannya dengan pendapat aku sendiri. Lalu aku ambil “benang merah”-nya. Menurut aku mendengarkan pendapat keluarga juga penting biar ke depannya gak ada perselisihan.

Q : Menurut anda apakah gaya anda mencerminkan orang Indonesia pada umumnya? Atau anda lebih suka menyukai sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lainnya?

A : Jika maksud pertanyaan anda adalah apakah gaya hidup aku sama seperti kebanyakan orang-orang dengan umur sepantaran aku, maka aku rasa jawabannya adalah tidak terlalu. Sejujurnya aku tidak terlalu suka pergi ke café untuk “makan cantik”, atau pergi ke konser musik seperti DWP. Kedatangan aku ke café di Jakarta atau sekitarnya dalam 1 tahun bisa dihitung dengan jari. So yeah, I think it’s safe to say, I’m that kind of person who’s weird enough to go to the beach randomly just to enjoy her ice cream (I seriously have done this before lol). Namun jika maksudnya adalah gaya berpakaian, aku masih menjunjung budaya ketimuran kok.

Q : Apa arti keluarga untuk anda? Apakah bagi anda keluarga adalah segala-galanya di atas kepentingan yang lain? Apa keluarga menjadi landasan anda dalam bertindak dan melakukan sesuatu?

A : Ya karena mereka penting untuk aku.

Q : Apa tanggapan anda ketika ada orang asing yang mengajak anda berbicara? Misalnya dia orang yang berbeda dengan anda, ambil contoh Papua atau Indonesia Timur lainnya?

A : Aku akan menanggapinya sama seperti aku menanggapi orang lokal. Kecuali jika mereka mencurigakan.

Q : Bagaimana tanggapan keluarga anda mengenai orang asing? Apa mereka terbuka atau cenderung tertutup? Apa tanggapan mereka mengenai pasangan anda? Apa mereka mempunyai prasangka/ stereotype tertentu mengenai kebudayaan mereka?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Ya terutama orang tua aku. Mereka mempunyai stereotype tertentu mengenai Caucasian. Pada awalnya orang tua aku agak cautious terhadap hubungan aku. Namun setelah bertemu dan berbicara dengan pasangan aku, mereka tidak merasakan itu lagi.

Q : Apa mereka menuntut kriteria pasangan anda seperti harus dari budaya tertentu, agama tertentu, dan lain-lain?

A : Tidak

Q : Apa keluarga anda masih merayakan beberapa tradisi tertentu? Misalnya berkumpul saat hari raya, dan sebagainya?

A : Ya, kami masih berkumpul untuk merayakan hari raya Natal atau Imlek. Sama seperti kebanyakkan keluarga Chinese. Kalau imlek ada tradisi-tradisi yang gak boleh dilakukan misalnya gak boleh nyapu ntar rejeki ilang, gak boleh potong rambut, harus sehari sebelumnya dan sebagainya.

Q : Apa terdapat panggilan-panggilan khusus di dalam budaya Chinese anda?

A : Ya, seperti yang kita tahu panggilan di keluarga Chinese banyak banget. Ada pho-pho, khung,khung itu untuk nenek dan kakek, trus ii buat tante, shuk-shuk buat paman dan sebagainya. Panggilan buat tante sama paman sendiri beda loh, beda pengucapan juga kalau dari pihak laki-laki sama perempuan. Aku sendiri juga kesulitan ya di dalam menghafal sebutan-sebutannya karena banyak banget. Ada juga adiknya nenek manggilnya ji pho dan lain-lain. Dan wajib juga soalnya kalau tidak akan dianggap tidak sopan.

Q : Apa anda membuat perencanaan untuk masa depan anda?

A : Ya, sekarang lagi belajar bahasa Belanda buat menikah dengan Jorrit dan berkomunikasi dengan orang-orang di sana.

Q : Bagaimana sikap anda memandang power distance antara guru anda dengan anda? Atau orang tua anda dengan anda? Bagaimana cara anda menghargai mereka? Apakah anda cenderung diam ketika orang tua anda menentang anda atau malah mendiskusikan masalah anda dengan mereka?

A : Aku cenderung diam karena most of the time pendapat orang tua aku tidak dapat ditentang.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Dalam urusan berteman, apa kriteria anda dalam memilih teman anda? Apa dari status sosial? Atau lebih kepada faktor kesamaan, personality dan penampilannya?

A : Dari personality-nya.

Q : Apa di keluarga anda terkadang masih ada ketidaksetaraan gender? Misalnya wanita tidak boleh begini sedangkan pria harus begini?

A : Ya. Cowo yang menentukan keputusan dan cewe biasanya diem aja soalnya gabisa ditentang juga secara kita cewe. Cowo harus kerja keras, tanggung jawab kalau cewe ya harus bisa masak, di dapur, ngurus anak. Kalau papa udah ngomong X yah X gitu.

Q : Apa kriteria anda dalam menentukan pasangan anda? Misalnya dia harus mapan, sudah bekerja, tegas, dan lain sebagainya?

A : Secara finansial, dia tidak diharuskan untuk sudah mapan, karena menurut aku mencari lelaki berumur 20-an (sepantaran aku) yang sudah mapan dalam berbagai aspek adalah hal yang sulit. Untuk saat ini, asalkan lelaki tersebut tidak malas dan sudah mau bekerja keras saja, itu sudah cukup.

Kriteria lainnya, dia diharuskan untuk jujur, dewasa dan tidak berpikiran sempit.

Q : Apa di keluarga anda, ayah berperan besar dalam menentukan keputusan di dalam keluarga?

A : Iya banget.

Q : Apa pendapat anda tentang masa depan? Apa saja yang sudah anda siapkan untuk masa depan? Atau anda masih belum memikirkannya?

A : Yes and I’m so excited about it. Salah satu persiapan yang sedang aku lakukan adalah mengikuti kursus bahasa Belanda.

Q : Tipe yang seperti apakah anda ketika menginginkan sesuatu? Apa anda akan langsung membelinya atau menabung terlebih dahulu?

A : Jika aku hanya menginginkan barang tersebut, aku tidak akan membelinya. Aku baru membeli sesuatu jika aku sudah memikirkan secara baik-baik, apakah memang aku membutuhkan barang tersebut atau tidak. Menabung atau tidaknya, tergantung dari harga barang tersebut. Jika mahal, aku biasanya menabung dahulu

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

atau bisa juga menggunakan kartu kredit. Nah di sini, Jorrit juga sama kayak aku. Dia rajin banget nabung buat masa depannya, jadi kadang-kadang dia cenderung pelit sama dirinya sendiri. Itu yang suka bikin aku khawatir sama dia. Tapi kalau sama aku sih dia royal banget.

Q : Apa yang anda pikirkan tentang hari tua anda nanti?

A : Hidup bahagia dengan pasangan hidup aku, dan juga senang serta bangga sudah sukses membesarkan anak-anak aku. Tidak lupa menjalani gaya hidup sehat agar aku tidak menjadi orang tua yang sakit-sakitan. Jadi walaupun aku sudah nenek-nenek nanti, aku inginnya aku masih bisa ikut cucu-cucu aku naik roller coasters hahahah

Q : Apa saja tradisi dalam keluarga anda yang masih dilakukan di dalam keluarga anda sampai saat ini? Misalnya tradisi adat tertentu, adakah mitos-mitos tertentu yang masih tabu dalam keluarga anda?

A : Aku rasa tidak ada kalau soal mitos. Namun kalau tradisi keluarga imlek dan natalan berkumpul masih.

Q : Menurut anda, apakah anda lebih suka bicara secara to the point atau basa basi dulu ketika membicarakan hal-hal yang kiranya dapat menyinggung orang lain?

A : Tergantung dengan siapa aku berbicara. Ada orang yang cenderung lebih sensitive, sehingga aku harus menyesuaikan agar orang tersebut tidak tersinggung. Ada juga orang yang lebih senang jika aku berbicara apa adanya. Namun aku lebih suka untuk menyesuaikan karakter orang sebelu berbicara.

Q : Apakah anda sudah merasa disiplin soal waktu?

A : Ya. Jorrit lebih disiplin dari aku karena pada dasarnya budaya disiplin sudah diterapkan sejak ia kecil.

Q : Bisa ceritakan awal pertama perkenalan anda dengan pasangan anda? Dimana pertama kali anda bertemu dengan pasangan anda? Apa anda masih ingat kapan perkenalan itu terjadi?

A : Ya aku masih ingat awal-awal bagaimana kami bertemu. Waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 4-5 sore, aku sedang bosan dan memutuskan untuk mengecek account aku di situs sahabat pena (interpals.net). Aku menerima banyak pesan/ surat yang belum aku baca satu-persatu. Namun ada satu surat yang menarik

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

perhatian aku, dan surat itu adalah surat pertama yang aku dapat dari Jorrit (pasangan aku). While reading his letter, I noticed that he’s different from the other senders and I was sure there’s something special about him. Tidak seperti surat-surat lainnya yang aku terima dari orang-orang lain, surat dari Jorrit benar-benar sopan dan well-written. Dimana akhirnya aku menulis balasan dan beberapa hari kemudian Jorrit bertanya dimana dia bisa menghubungi aku selain di situs ini, lalu aku memberi dia ID Line aku. Mulai saat itu kami tidak pernah melewati satu hari pun tanpa menghubungi satu sama lain.

Q : Berapa lama proses pendekatan hingga akhirnya memutuskan untuk berpacaran? Apa alasan yang membuat anda berani untuk berpacaran jarak jauh dan dengan orang asing pula?

A : Surprisingly it didn’t take too long, mungkin waktu itu hanya sekitar 1 bulan saja. Menurut aku ras dan jarak bukanlah halangan untuk aku dalam menentukan pasangan.

Q : Apa anda sudah pernah bertemu langsung dengan pasangan anda? Jika iya, kapan dan dimana bertemunya? Ceritakan mengenai pertemuan anda itu.

A : Ya aku sudah pernah bertemu langsung dengan pasangan aku. Tanggal 21 Juli 2014 sekitar jam 6-7 sore, aku bersama dengan keluarga aku menjemput pasangan aku di bandara Soekarno Hatta. Ketika kami bertemu langsung untuk yang pertama kalinya di terminal bandara, pasangan aku tidak berkata apa-apa tetapi langsung meletakan koper yang dia bawa untuk memeluk aku. It went quite awkward at first, but we were really happy to see each other in person.

Q : Sudah berapa lama anda menjalin hubungan dengan pasangan anda? Apa sih suka duka menjalani hubungan jarak jauh?

A : Kami sudah menjalani hubungan jarak jauh selama 2 tahun 3 bulan. Dukanya tentu saja jaraknya yang sangat jauh, yang tidak memungkinkan kami untuk sering bertemu secara langsung. Namun sisi positifnya setiap kali bertemu kami senangnya bukan main and we literally treasure every moment. Jarak di antara kami juga bisa menjadi sebuah tes seberapa serius pasangan aku terhadap hubungan ini.

Q : Apakah sebelumnya anda sudah pernah menjalani hubungan jarak jauh? Apa perbedaan yang anda rasakan ketika menjalani hubungan jarak dekat dengan jarak jauh?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Jarak jauh, aku jadi lebih menghargai waktu yang aku luangkan bersama dengan pasangan aku (terutama ketika kami bertemu secara langsung). Contohnya, dahulu ketika aku menjalani hubungan jarak dekat, aku bisa ngambek dengan mantan pasangan aku selama berjam-jam. Toh kadang kalau ada konflik di antara kami pun, kami bisa langsung ketemuan, dan biasanya setelah dipeluk sang mantan pasangan dan diberi makanan enak, amarah aku langsung reda. Tapi kalau di hubungan jarak jauh ini, semua itu berbeda. The distance makes it impossible for us to meet even at the time we need it the most. Ngambek hanya membuat aku merasa lebih jauh dari pasangan aku. Jarak di antara kami sudah cukup jauh, jadi aku tidak mau merasa lebih jauh dari itu. Dan ketika kami bertemu secara langsung, aku juga sebisa mungkin tidak melakukan aksi ngambek. Akung rasanya menghabiskan waktu untuk ngambek padahal sudah bertemu jauh-jauh dan hanya sekali setahun pula. Yang dulu ngambeknya sama mantan bisa diam-diaman hingga 3 jam, dengan pasangan yang saat ini paling hanya 3 menit sudah reda hehehe

Q : Menurut anda, apa saja yang menjadi tantangan selama menjalani ldr? Misalnya perbedaan zona waktu, minimnya komunikasi, rendahnya intensitas pertemuan, dll?

A : Perbedaan waktu, perbedaan mother tongue, rendahnya itensitas pertemuan.

Q : Apa tanggapan lingkungan sekitar dan keluarga? Apa mereka setuju dengan hubungan anda? Atau pernahkah anda mendengar komentar-komentar negatif yang membuat anda sedih atau menjadi ragu dengan pasangan?

A : Aku pernah mendengar beberapa komentar negatif tapi tidak aku hiraukan karena itu tidak benar. They just talk about something they know nothing about so why should I care?

Q : Apa tanggapan pasangan anda mengenai hal itu?

A : He’s happy that I made a wise choice.

Q : Apa saja komitmen yang ada di dalam hubungan anda? Apa anda terpikir untuk lebih serius dan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius?

A : Stay loyal and faithful to each other. Ya aku berpikir untuk melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Seberapa sering anda berkomunikasi dengan pasangan? Misalnya dalam sehari, kira-kira seberapa intens? Apa komunikasi anda dengan pasangan lancar? Misalnya kalau chat, pasangan membalas dengan cepat dan begitu juga sebaliknya? Atau perlu beberapa jam untuk membalas pesan anda?

A : Komukasi kami setiap hari lancar-lancar saja. Biasanya kalau tidak sibuk, balasannya selalu cepat. Tegantung, kalau dia sedang tidur ya dia akan membalas chat aku ketika dia sudah bangun. Kalau sedang ada meeting, dia akan balas seusai meeting dan seterusnya.

Q : Apa anda tetap merasa nyaman meskipun pasangan membalas pesan anda di waktu yang berbeda? Bagaimana dengan dia?

A : Jika dia sedang sibuk/ tidur/ main, aku tidak akan terlalu ambil pusing dan mengharapkan balasan yang cepat. Pasangan aku juga sama.

Q : Apakah media yang paling efektif menurut anda untuk berkomunikasi dengan pasangan? Mengapa?

A : Skype dan line. Untuk kami, Skype merupakan media paling nyaman untuk melakukan video call. Sedangkan line menyediakan banyak stickers yang membuat kami bisa lebih ekspresif dalam menyampaikan sesuatu di kolom chat.

Q : Seberapa sering anda menggunakan skype untuk berkomunikasi dengan pasangan? Apakah kelebihannya dibandingkan media lain?

A : Setiap hari, untuk video call. Atau jika kami berdua punya aktifitas berbeda yang harus dikerjakan di rumah, biasanya kami menyalakan camera skype namun tidak berbincang begitu banyak. Jadi tujuannya hanya agar masing-masing tidak merasa kesepian, dan tetap bisa melihat pasangan lewat mini screen atau merasakan kehadiran pasangan.

Q : Apakah skype merupakan media yang membantu anda ketika sedang menghadapi konflik? Misalnya fitur video call skype membantu anda ketika ingin berkomunikasi tatap muka untuk membicarakan konflik tersebut?

A : Kadang-kadang ya, kadang-kadang tidak. Membantunya itu dalam hal gini, misalnya kalau konfliknya gak selesai lewat teks, daripada konflik makin berlarut-larut langsung kami rencana buat skype. Nah di skype bisa kelihatan nonverbal dia itu bagaimana, kalau udah gitu aku suka gak tega. Kalau di teks, kata maaf itu biasa bagi

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

aku kalau lihat ekspresi sama nada suara dia langsung kan jadi jelas. Ya jadi bisa dibilang skype membantu kami kalau masalah di teks gak selesai.

Q : Apa skype melancarkan komunikasi anda dengan pasangan? Apa saja kegiatan yang sering kalian lakukan di skype?

A : Iya. Video call, games.

Q : Apa anda pernah berkonflik dengan pasangan anda? Seberapa sering anda berkonflik dengan pasangan anda? Misalnya konflik seperti apa yang sering terjadi? Mengapa konflik bisa terjadi?

A : Ya pernah, tapi sangat jarang. Most of the time it’s because of miscommunication.

Q : Apakah anda dan pasangan pernah mengalami konflik akibat perbedaan budaya di antara kalian? Misalnya perbedaan gaya bicara yang menimbulkan kesalahpahaman, perbedaan ideologi, perbedaan kebiasaan dan perilaku, dan sebagainya?

A : Aku rasa kesalahpahaman karena adanya perbedaan gaya bicara sering terjadi. Dia orangnya ceplas ceplos banget dan aku lebih sensitif, jadi kalau orang sensitif lebih peka dalam segala hal. Kadang kita suka nangkepnya beda, maksud dia ini aku nangkepnya itu.

Q : Apakah pernah terjadi konflik besar yang mengancam hubungan anda?

A : Ya, pernah satu kali karena adanya salah paham

Q : Saat anda mengalami konflik, apakah anda sudah memahami pokok permasalahan yang ada dan kaitannya terhadap hubungan anda?

A : Ya, tentu saja. Kalau aku tidak paham pokok permasalahannya lalu apa yang mau dibicarakan/ didiskusikan hehehe

Q : Apakah anda tipe orang yang langsung menuju ke inti pokok permasalahan ketika sedang mengalami konflik? Misalnya langsung menyatakan ketidaksukaan anda terhadap pasangan anda karena dia begini begitu.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Tidak, karena aku takut mengganggu rutinitas pasangan aku. Tetapi biasanya pasangan aku sadar sendiri kalau ada sesuatu yang aku ingin bicarakan/ mengganggu pikiran aku, dan dia akan lagsung tanyakan ke aku.

Q : Apa anda suka mengungkit kesalahan dia di masa lalu saat sedang mengalami konflik?

A : Tidak, permasalahan yang terjadi di masa lalu sudah diselesaikan jadi menurut aku tidak ada gunanya diungkit kembali.

Q : Ketika konflik terjadi, apakah anda pernah melihatnya dari sudut pandang pasangan anda? Misalnya “aku tau kamu kecewa namun aku tetap tidak ingin jika…”

A : Ya, aku selalu berusaha membayangkan dan memahami konflik dari sudut pandang pasangan aku. Karena dengan begitu, aku bisa mengerti posisi dia dan tidak bersifat egois.

Q : Apa anda suka menebak-nebak pikiran dan perasaan pasangan anda ketika sedang berkonflik? Atau anda langsung menanyakan pada pasangan anda mengenai kebenarannya?

A : Biasanya aku menebak dulu dalam pikiran aku sendiri, lalu aku tanyakan kepada dia apa itu benar.

Q : Ketika konflik terjadi, siapa yang lebih sering mengalah dan mengusulkan solusi? Apakah anda lebih suka mengambil keputusan sendiri atau mendiskusikan dengan pasangan anda?

A : Biasanya aku, lalu diikuti dengan dia. Kami selalu mendiskusikannya bersama. Dengan begitu, kita selalu mendiskusikan keputusan yang bisa memuaskan aku dan dia juga. Yang paling penting adalah keterbukaan satu sama lain.

Q : Apa solusi tersebut bekerja dengan baik? Atau pernahkah anda bertemu konflik yang tidak terselesaikan?

A : Yes, it always works for us. Kuncinya aku harus lebih bisa memahami perasaan Jorrit dan meminimalisir sifat tertutup aku sekecil mungkin karena Jorrit mudah emosi jika sifat tersebut terulang lagi.

Q : Apa dampak dari solusi yang kalian buat berakibat baik atau buruk terhadap hubungan anda?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Tidak,biasanya solusi yang kami dapat selalu menghasilkan win-win situation. Sejauh ini solusi yang kita hasilkan baik dan gak pernah mengecewakan salah satu pihak. Aku belajar lebih terbuka sama Jorrit dan soal perbedaan bahasa, aku lebih kepada menerima dan memaklumi pasangan karena kita tidak bisa memaksakan dia harus belajar bahasa Indonesia juga dan dia pun sebaliknya.

Q : Solusi yang ditemukan dievaluasi lagi gak?

A : Maksudnya?

Q : Iya, setelah solusi dilakukan, apakah kalian kembali membahas solusi tersebut terhadap hubungan kalian?

A : Ya, kita sama-sama intropeksi diri lagi satu sama lain. Solusinya udah cukup berhasil atau belum? Sejauh ini solusi yang kita temuin selalu sukses. Kita diskusi lagi dan bilang solusi tersebut kita putuskan untuk jadi komitmen ke depannya.

Q : Apa solusi tersebut dapat diterima oleh kedua belah pihak? Apakah solusi tersebut kemudian dapat dijadikan komitmen dalam hubungan kalian berdua ke depannya?

A : Ya. Aku lebih terbuka dan Jorrit juga harus belajar lebih memahami karakter aku. Sama-sama menerima dan menjalankan solusi yang udah kita buat bersama. Dengan demikian, maka konflik dapat kita selesaikan dengan baik dan kalau ada konflik yang sama di kemudian hari, solusi ini bisa kita terapkan lagi.

Q : Jadi selama ini kalau konflik solusinya selalu berjalan mulus yah? Gak pernah ada yang keberatan?

A : Gak pernah, sejauh ini kita selalu mengusahakan biar bisa sama-sama untung gak rugi. Namanya dalam hubungan yah jangan egois, harus mikirin pasangan juga. Jadi sama-sama cari solusi yang enak. Aku dan Jorrit selalu setuju sama solusi yang udah kita rundingin.

Q : Ketika sedang marah atau kecewa dengan pasangan anda, apa yang anda lakukan? Diam dan cenderung melupakan apa yang telah terjadi, memaksakan kehendak anda pada pasangan, atau mendiskusikan konflik dengan pasangan anda? Bagaimana dia menyikapi sifat anda?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Mendiskusikan dengan pasangan aku. Dia selalu bersikap sportif, jika memang dia melakukan kesalahan, dia akan meminta maaf dan berterima kasih telah memberi tahu apa yang aku rasakan. Dia akan mencegah hal itu untuk terjadi lagi.

Q : Siapa yang lebih sering mengalah ketika sedang terjadi pertengkaran?

A : Biasanya aku.

Q : Bagaimana cara kalian dalam menyelesaikan konflik tersebut? Misalnya dengan komunikasi yang baik atau membuat perjanjian tertentu.

A : Komunikasi yang baik.

Q : Biasanya berapa lama konflik berlangsung? Pernahkah sampai berlarut-larut? Atau konflik langsung diselesaikan saat itu juga?

A : Kami tidak pernah meninggalkan konflik dan membiarkannya berlarut-larut. Kami selalu mencoba untuk menyelesaikannya saat itu juga.

Q : Bagaimana upaya kalian untuk meminimalisir konflik?

A : Don’t talk hot-headed.

Q : Apa anda adalah tipe orang yang suka menghindari konflik? Misalnya melupakan konflik yang terjadi dan menganggapnya hal sepele? Atau anda langsung mengutarakan perasaan anda terhadap pasangan, misalnya anda tidak suka apabila dia seperti itu, dan sebagainya.

A : Jika persoalan tersebut adalah memang hal yang sepele, aku cenderung untuk diam. Namun jika pasangan aku ingin aku membicarakannya, aku akan utarakan.

Q : Ketika berkonflik, siapa yang lebih sering memaksakan kehendaknya atau keras kepala? Dan siapakah yang lebih pasif dan mendengarkan keluhan pasangannya?

A : Tergantung. Biasanya pihak yang membawa topik permasalahan terlebih dahulu lah yang butuh didengarkan.

Q : Pernahkah anda menyudutkan pasangan anda karena kesalahannya? Mengapa? Apa yang anda lakukan ketika terjadi perbedaan pendapat di antara kalian? Bagaimana cara anda untuk tetap menghargai pasangan anda walaupun tengah berkonflik?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Tidak, aku selalu mengingatkan diri aku sendiri untuk tidak berubah menjadi aggressive. Jorrit juga begitu. Aku selalu berpikir sebelum berbicara agar tidak mengeluarkan kata-kata yang bisa menyakitkan hati pasangan, mencoba mengerti bagaimana hal tersebut bisa terjadi, lalu pikirkan baik-baik dengan sudut pandang pasangan juga.

Q : Apa anda lebih suka mengandalkan emosi anda ketika sedang terjadi konflik atau membicarakan konflik secara halus terhadap pasangan?

A : Membicarakan konflik secara halus.

Q : Apa media yang sering kalian pakai ketika sedang mengalami konflik? Mengapa memilih media tersebut?

A : Skype, kami bisa melakukan video call dan membaca raut wajah pasangan.

Q : Luna mau nanya lagi dong sedikit tentang konflik anda sama Jorrit, konflik yang paling sering kalian alamin itu tentang apa dan bagaimana?

A : Jarak sama bahasa. Kan aku mother tonguenya bukan Inggris dan dia juga jadi ada beberapa kata di Inggris yang bisa bikin salah paham.

Q : Oh misalnya gimana itu? Cara ketik?

A : Jadi misalnya menurut aku itu artinya A, dia bilang enggak itu artinya B.

Q : Solusinya gimana kalau buat mengatasi bahasa itu?

A : Jangan pakai kata itu lagi. Contohnya kata “Amen”. Jorrit itu suka khawatir orangnya, terlalu terplanning gitu maunya semua under control. Nah dia suka tanyain aku gitu apa semuanya bakal baik-baik saja sesuai plan. Lalu aku bilang saja amen. Padahal maksud aku itu “amen” artinya pasti dia nangkepnya beda trus jadi agak upset. Soalnya menurut dia ada kalangan natives yang baru pakai amen pas buat kaya nanggapin sesuatu yang terdengar mustahil. Langsung gak pakai amen lagi sekarang. Pakai yes aja udah.

Q : Ketika konflik itu, kalian langsung nyari solusi gitu atau kalian cari tau dulu akar masalah sebenernya itu ada di mana?

A : Gak, kita sama-sama diskusi dulu, aku nanya dia kenapa dia bisa marah. Intinya sampai masalahnya jelas biar sama-sama enak buat nyari solusinya. Dari situ

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

aku jadi tahu alasan dia dan aku bisa paham kalau budaya kita berbeda dan aku gak bisa sepenuhnya nyalahin dia. Contohnya yah dari kata Amen itu tadi.

Q : Oh kalau gitu solusi yang tadi efektif atau tidak buat hubungan kalian?

A : Iya hahah.Kita nyaris tidak pernah konflik serius cuma sekali aja dan itu karena kata amen itu. Kalau calon-calon mau konflik lagi aku lebih nurut aja sama dia daripada ntarnya makin besar. Dan kita selalu usahain biar konflik tidak terulang lagi, kalau konflik selalu pakai solusi yang sama yang udah disepakatin. Aku orang yang jarang emosian juga sih. Jadi kalau Jorrit panas, aku tidak mau ikut terbawa suasana jadi panas juga. In most cases ya begitu.

Q : Kalau konflik gitu sikap kalian bagaimana?

A : Kita sebisa mungkin langsung tuntasin dengan kepala dingin. Tapi kadang aku suka mendem dulu dan biasanya tidak sampai 1 menit biasa udah ketahuan sama dia. Dia seperti ada radar gitu, irama nafas aku beda sedikit dia langsung sadar ada something’s wrong. Kalau Jorrit langsung blak-blakkan kalau ada konflik.

Q : Lalu dia bagaimana waktu anda mendem-mendem konflik gitu?

A : Dia sih kayak curiga langsung nanya. Aku tutup-tutupin trus sampai dia mau meledak baru aku akuin.

Q : Solusi buat konflik yang seperti itu bagaimana?

A : Paling yah aku ngalah dan mengaku aja. Kita sama-sama cari solusinya kalau udah sama-sama tenang.

Q : Biasanya siapa yang lebih sering ngasih solusi?

A : Tergantung, kalau cuma satu pihak yang tenang, dia yang mencetuskan ide atau solusinya.

Q : Lalu ada konflik lain gak selama berhubungan sama Jorrit?

A : Apa ya? Paling karena masalah-masalah sepele misalnya aku sedih kamera terbanting trus rusak, lalu dia hibur aku dan dia menjanjikan akan membelikan kamera baru setelah job dia selesai. Dia itu gak pelit sama aku tapi sama diri sendiri pelit banget. Jadi dia bisa mengeluarkan uang buat bikin aku senang tapi untuk treat

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

himself something nice dia jarak, dia mikir mending buat dia tabung daripada beli saat itu juga.

Q : Anda kecewa dengan sikapnya itu?

A : Bukan kecewa sih tepatnya tapi lebih ke khawatir.

Q : Jadi semua solusi bisa menyelesaikan konflik kalian dengan baik yah? Pernah gak ada yang keberatan sama solusinya?

A : Enggak karena kita rundingin berdua ya sama-sama harus terima. Biasanya solusinya win-win. Gak ada yang tega kalau biarin salah satu pihak kalah. Hubungan jadi tidak sehat juga.

Q : Oh baiklah kalau begitu, terima kasih banyak Luna atas informasinya dan semoga hubungan anda dengan Jorrit langgeng trus yah.

A : Iya sama-sama Rica, terima kasih banyak yah atas doanya. Goodluck buat skripsi kamu.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Wawancara 4

Date : 11 Januari 2016

Time : 20:17 WIB

Source : Jorrit Massaar

Q : Hello, would you mind telling me about yourself? (Full name, age, religion, education, job)

A : My name is Jorrit Massaar from The Netherlands. I’m 21 years old and now I’m working as EX Designer in Netherlands. My religion? I’m Christian same as my partner.

Q : Where are you from?

A : The Netherlands

Q : Where’s your parents from?

A : They are both from The Netherlands.

Q : Do you like being in a group or more individualist? Are you most productive working alone or in a group? Since I heard about people in your country are individualists.

A : I like to work in groups so I am able to combine my knowledge with others, however due to the coziness, which is created by being in a group, I am sometimes unable to become as productive as I want to be, so I work individually. After I have finished my work, I would loop in the others so we can proceed with our co-operation.

Q : What family means to you? Does family include your parents and their kid or a big one with aunts, uncles, grandpa, grandma, etc?

A : My grandparents are particularly fond of the whole family idea, which has lead us to feel similar about them and our other family members, like our uncles, aunts, nieces and nephews.

Q : Did religion become a big factor for you to choosing your partner? How about your family? What to do if you and your boyfriend have different religions? Would you change your religion for love?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : I believe there are no certain set of rules, to be able to pick a partner. My partners believes and mine are the same, however due to my open mind I am able to accept what others believe in, meaning IF my partner did have a different religion it would not matter to me since I love her for who she is. It does not matter what she likes or dislikes, we would put our differences aside and continue enjoying our lives together.

Q : What is the difference between your culture and Indonesian culture in general?

A : My culture is more liberal compared to the Indonesian culture.

Q : What do you think about characteristics of people in your coutry? What will they do when they met a foreigner? How about your family?

A : The kind of people you might run into in the Netherlands are very different compared to each other. Most of the times the characteristics of a certain person depends on the entire environment they grew up in. Most people, like my family, enjoy helping others, it does not matter if they are foreigners or not. However, some people just want to mind their own business, which is unfortunate in my opinion.

Q : How creative are you? Do you following instructions or work with what do you want?

A : I am a designer, creative is written all over me.

Q : What will you do when you met a problem with your parents? Do you make decision yourself or discuss with them?

A : I much rather speak about things to prevent any further problems, which might occur if I keep everything to myself. However, I am very capable of making decisions by myself when needed, I would just try to be empathetic with those involved.

Q : What will you do when you met the conflict with your partner? Do you discuss it and make a compromise in resolving conflicts?

A : Discussing whatever is going on, is the best way to take on conflicts and resolve it. You always want to be able to understand someone’s perspective on something.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : What is the ideal partner for you?

A : I do not look at a girl and cross of criteria of a list when they match with the girl in general. Either you feel a connection or you do not.

Q : What do you think the future will be like? Have you done anything to prepare your future life? (For example : old age)

A : I would like to succeed in the design world and be able to live a long, healthy and happy life together with my partner.

Q : What do you do when you disagree with others? Do you think silent is better or telling them?

A : I always try to speak up about what I think about a certain topic in an assertive way. This way we can discuss the matter as adults.

Q : How you met your partner?

A : I have met my partner on the internet. I think she is already explained you how and when. As you know, I met her on interpals.

Q : How long does it take to get to know your partner? What is the reason that you choose foreign instead of girl in your country? Tell me the differences between them.

A : Getting to know each other did not take very long, since my partner and I have not skipped a single day talking to each other. There is no particular reason why I chose for a foreign girl. Obviously there are differences between the girls you would find here compared to girls in other countries, like etiquette, attitude, sense of humor, assertiveness etc.. However I found my partner because of the connection we felt

Q : Have you ever been in long distance relationship before? What is the most challenging thing about long distance relationship?

A : I have not been in a long distance relationship before. The most challenging thing about a long distance relationship is obviously the distance its self. You are not able to do things “normal” couples are able to do. Holidays feel lonely because of the couple posts you see on social media, when your partner is sad, distance is not allowing you to support them in the way you would want and miscommunication is common due to English not being your first language and not being able to read the

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

full body language of your partner. Being able to pull through these kinds of things is tough, that is why I believe we are much stronger compared to “regular” couples.

Q : Are your parents okay with your relationship?

A : My parent is very supportive. They never asked me to find a girl with their own types.

Q : What is your special moment when you met her in real life? Have you ever thoughts about getting married with your partner?

A : Just being able to see her in real life is an entire experience on its own. As explained above, being able to maintain a long distance relationship is hard. However, these things bring us together and require a much stronger bond compared to “regular” couples, that is why I have definitely thought about taking it to the next level when the time is right.

Q : How to communicate effectively with your partner? Which media is best for maintaining your relationship? For example WhatsApp, Skype, etc.

A : My partner and I often use Skype to communicate with each other when we are at home. This way we are able to see and talk to each other while occasionally minding our own business. Besides Skype we use Line to communicate when we are not near our computers. Line allows us to leave voice notes when one is not available to have a call, send each other text messages, pictures, videos and express our selves with the help of Line stickers. But so far I prefer Skype (when we have a lots time).

Q : How long should you wait to respond to a text? What about your partner? How often do you communicate with her?

A : I always try to answer as fast as possible, same goes for my partner. We both communicate daily with each other by texting each other in our spare time.

Q : Is skype helped you when you want to solve a problem with your partner? How?

A : As long as we are able to communicate with each other, we should be able to solve our problems. It does not matter if it is Skype or an other communication tool. But when the problem is getting hard, we used skype to communicate each other. We can see each other and talk deeply, I can see her clearly. Like that, I could understand her more and it’s the same for her.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Have you ever met a problem with your partner? Tell me about that and how often?

A : At the beginning of our relationship we were still exploring each others personalities, which led us to run into some differences. These disagreements do not happen as often as they used to, because we always try to communicate about our problems, to make sure they do not happen again.

Q : As we know there is so many differences between Indonesia culture and yours, do you ever experience any culture shock? Can you tell me what is the difference between your culture and Indonesia culture? Do you ever find a problem with the cultural differences? For example : she cannot manage her time well, cultural misunderstanding, etc?

A : When I first visited my partner in Indonesia, I kind of felt like a lost kid in a candy store due to the lack of foreigners around us. People often tend to look at me longer and seem to have an opinion about Caucasian/western people. I am not used to this kind of attention and it can make me feel very uncomfortable from time to time. Everywhere you go it seems people have an opinion about a “Bule” being together with an Indonesian girl. This is very bugging towards me but also to my partner and her family. It makes me feel like people think I am not able to follow rules and cultural differences, which is a very narrow minded thought. I have complain to my partner and she’s a bit mad at that time. She want me to understand about the situation and I’m a bit upset after that. But now, I understand that our culture are different, we must think more open about that.

Q : What will you do when you disagree about your partner? Telling her even you know she will get angry or keep staying silent?

A : I would speak up, if my partner tries to play something off, it makes me upset. We agreed to help each other out, which means, whenever she has a problem, she should talk to me about it so it can be solved.

Q : Have you ever talk about her mistakes in the past when you both in conflict?

A : Not that I know off.

Q : Have you ever think about her point of view when you both in conflict?

A : Of course, understanding each other is important to solve a conflict.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Have you ever read your partner’s mind without asking her real feelings?

A : My partners expressions and behavior are like a children's book, easy to read.

Q : Do you ever find a problem that can’t solve with your partner?

A : No. We always used communicate to solve the problem.

Q : What do you usually do when you angry or upset with your partner? What will your partner did to you?

A : Have a discussion and try to solve the matter.

Q : What is your method to solve the problem?

A : Communicate

Q : Which media is best to communicating with your parther when you both in conflict?

A : A communication tool which allows us to talk to each other and see each other. This way we are able to see each others body language and expressions, which allows us to understand each other. And so far I think skype is the best media.

Q : Do you talk straight to the point or build a reason first when you communicate with your partner?

A : I do not like beating around the bush.

Q : Which one will you choose : leaving the conflict without a solution and forgot it or be an active participant as a speaker and as a listener, voice your own feelings and listen carefully to her feelings?

A : I like to solve the problem, Option 2.

Q : Have you ever force your own mind and let yourself win in the conflict?

A : There is no winning for only one side, it is important that my partner is also okay with the solution, a win win situation is at all times required.

Q : Have your partner ever said about negative thing about you in the situation of conflict? Or said bad things about you and give you psychological pain? How about yourself?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : This happened once, however this was all due to miscommunication. Now that we know each other in great detail and we improve our english daily, we are able to avoid most miscommunication. Knowing this conflict happened unintentionally, I do not feel any pain.

Q : What will you do to makes long distance relationship work?

A : Communicate. That is the most important thing in long distance relationship.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Wawancara 5

Date : 10 Januari 2016

Time : 18.31 WIB

Source : Nur Arifiani Fitriana

Description Acquired:

Q : Halo, pertama-tama perkenalkan tentang diri anda, misalnya nama, usia, agama, pendidikan/pekerjaan, dan asal daerah anda. Selengkap-lengkapnya mengenai profil diri anda.

A : Nur Arifiani Fitriana, 24 tahun, islam, freelance writer/SEO copywriter, Semarang. Lahir di Semarang, besar di Bandung dan Jakarta dan kembali lagi ke Semarang. Hobby memasak. Sangat menyukai anak-anak.

Q : Bagaimana dengan orang tua anda? Apa keduanya asli Indonesia? Asal daerah mana? Boleh ceritakan tentang orang tua anda?

A : Ibu aku ¾ Indonesia, ¼ Pakistan, lahir di Madiun Jawa Timur, Ayah : Indonesia, Belanda(entah dari kakek atau nenek buyut keberapa, tapi dari cerita kakek masih ada keturunan) lahir di Kebumen Jawa Tengah.

Q : Bagaimana dengan keluarga besar anda? Apa ada salah satu anggota keluarga anda yang berpacaran/menikah dengan orang asing?

A : Karena ibu adalah keturunan pakistan, dari keluarga besar ibu (sepupu-sepupu ibu) ada yang menikah dengan orang pakistan asli.

Q : Oh iya, mau nanya nih soal budaya individualis dan kolektivis, apa anda termasuk orang yang lebih senang bekerja sendiri atau di dalam kelompok?

A : Kelompok karena di kelompok kita bisa menyatukan kemampuan kita sehingga pekerjaan lebih cepat diselesaikan. Kalau bekerja sendiri sering menemui beberapa kesulitan kayak beban lebih banyak dan hal itu gak akan ditemui di dalam kelompok karena kita rame-rame. Segala yang rame lebih seru.

Q : Menurut anda mana yang lebih penting saat ingin mengambil keputusan? Mendengarkan keluarga anda atau memilih keputusan anda sendiri?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Memilih keputusan sendiri tapi tetap memperhatikan pendapat keluarga juga. Misalnya kalau pilih pasangan ya emang kemauan aku dan mereka kasih aku kebebasan. Tapi hal mutlak kayak agama gak bisa diganggu gugat dan aku juga harus nurutin.

Q : Menurut anda apakah gaya anda mencerminkan orang Indonesia pada umumnya? Atau anda lebih suka menyukai sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lainnya?

A : Mungkin tidak sama dengan orang Indonesia pada umumnya. Aku menyukai banyak hal unik dan suka mencoba sesuatu yang baru.

Q : Apa arti keluarga untuk anda? Apakah bagi anda keluarga adalah segala-galanya di atas kepentingan yang lain? Apa keluarga menjadi landasan anda dalam bertindak dan melakukan sesuatu?

A : Keluarga bagi aku adalah orang-orang yang tidak pernah bisa diputuskan ataupun dijauhi. Seburuk apapun, keluarga tetaplah keluarga. Tergantung kepentingannya, jika berhubungan dengan kepentingan masa depan aku dan juga masa depan keluarga kecil aku (aku, pasangan, anak aku) keluarga tidak bisa mengganggu. Mengganggu dalam arti ikut campur dalam semua masalah pribadi dan keputusan aku untuk masa depan aku sendiri.

Q : Apa tanggapan anda ketika ada orang asing yang mengajak anda berbicara? Misalnya dia orang yang berbeda dengan anda, ambil contoh Papua atau Indonesia Timur lainnya?

A : Merespon dengan baik dan berpikiran terbuka. Sebisa mungkin tidak membuat orang lain tersinggung kecuali jika mereka mencurigakan beda lagi.

Q : Bagaimana tanggapan keluarga anda mengenai orang asing? Apa mereka terbuka atau cenderung tertutup? Apa tanggapan mereka mengenai pasangan anda? Apa mereka mempunyai prasangka/ stereotype tertentu mengenai kebudayaan mereka?

A : Keluarga cenderung terbuka. Pada awalnya beberapa anggota keluarga seperti kakak perempuan dan ibu agak susah menerima karena agama dan budaya yang berbeda. Tapi setelah mengenal pasangan aku dan tahu bahwa pasangan akan pindah agama, mereka menerima dengan terbuka dan senang hati.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Apa mereka menuntut kriteria pasangan anda seperti harus dari budaya tertentu, agama tertentu, dan lain-lain?

A : Bagi ibu dan kakak perempuan harus seagama. Kalau suku gak diwajibkan sih kecuali jaman dulu Koja harus nikah sama Pakistan juga. Sekarang sih udah mulai luntur dan ibu juga yang melunturkan budaya itu waktu nikah sama ayah yang asli Indonesia.

Q : Apa keluarga anda masih merayakan beberapa tradisi tertentu? Misalnya berkumpul saat hari raya, dan sebagainya?

A : Ya, misalnya berkumpul saat lebaran.

Q : Apa anda membuat perencanaan untuk masa depan anda?

A : Ya, tentu saja karena segala hal perlu dipersiapkan sejak sekarang.

Q : Bagaimana sikap anda memandang power distance antara guru anda dengan anda? Atau orang tua anda dengan anda? Bagaimana cara anda menghargai mereka? Apakah anda cenderung diam ketika orang tua anda menentang anda atau malah mendiskusikan masalah anda dengan mereka?

A : Aku akan mendiskusikannya dengan orangtua.

Q : Dalam urusan berteman, apa kriteria anda dalam memilih teman anda? Apa dari status sosial? Atau lebih kepada faktor kesamaan, personality dan penampilannya?

A : Lebih kepada cara mereka berfikir dan bersikap. Orang yang bisa berfikir dewasa dan terbuka, serta bisa bersikap saling menghormati.

Q : Apa di keluarga anda terkadang masih ada ketidaksetaraan gender? Misalnya wanita tidak boleh begini sedangkan pria harus begini?

A : Tidak. Karena kita lebih suka mendiskusikan kalau ada masalah dan semua cenderung terbuka satu sama lain. Gak ada yang lebih berkuasa karena semuanya sama.

Q : Apa kriteria anda dalam menentukan pasangan anda? Misalnya dia harus mapan, sudah bekerja, tegas, dan lain sebagainya?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Bertanggungjawab dan jujur. Paling penting adalah dia mau bekerja karena kelak dia bakal jadi pemimpin di dalam sebuah keluarga. Kalau males-malesan mau jadi apa juga nanti.

Q : Apa di keluarga anda, ayah berperan besar dalam menentukan keputusan di dalam keluarga?

A : Tidak, karena ayah sudah meninggal. Jadi sekarang yang menjadi kepala keluarga adalah kakak laki-laki. Tapi dia tidak selalu memutuskan semuanya.

Q : Oh ya, di keluarga anda sendiri ada panggilan-panggilan tertentu gak yang diwajibkan? Misalnya penyebutan om, tante, kakek nenek dan orang-orang yang lebih tua? Dan apabila di masyarakat bagaimana cara anda memanggil orang yang lebih tua dari anda?

A : Ada dan aku rasa hampir semua orang seperti itu yah. Tidak sopan kalau kita langsung memanggil nama seperti di budaya Barat karena tidak sesuai dengan norma di sini. Aku selalu manggil Pak/Ibu ke orang yang lebih tua, atau Kak, Tante, Om kayak gitu.

Q : Apa pendapat anda tentang masa depan? Apa saja yang sudah anda siapkan untuk masa depan? Atau anda masih belum memikirkannya?

A : Aku memiliki rencana masa depan yang sederhana yaitu menjadi ibu dan istri yang baik serta memiliki keluarga kecil yang bahagia. Aku semakin membangun diri untuk lebih bertanggung jawab terhadap banyak hal.

Q : Tipe yang seperti apakah anda ketika menginginkan sesuatu? Apa anda akan langsung membelinya atau menabung terlebih dahulu?

A : Tergantung kondisi financial. Jika memang ada dan barang tersebut penting, aku akan langsung membelinya. Tapi jika tidak begitu penting, aku akan menabung dan membelinya lain hari. Jangan terlalu boros dan jangan terlalu hemat. Jadi tetep ada tabungan buat masa depan dan bisa bersenang-senang di masa kini.

Q : Apa yang anda pikirkan tentang hari tua anda nanti?

A : Aku ingin memiliki hari tua yang tenang dan bahagia. Memiliki keluarga kecil yang sederhana dan bahagia.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Apa saja tradisi dalam keluarga anda yang masih dilakukan di dalam keluarga anda sampai saat ini? Misalnya tradisi adat tertentu, adakah mitos-mitos tertentu yang masih tabu dalam keluarga anda?

A : Keluarga ibu adalah keluarga pakistan. Beberapa dari mereka masih memegang teguh tradisi nenek moyang yang melarang untuk menikah lintas adat. Banyak dari mereka yang masih mewajibkan anak-anaknya untuk menikahi sesama pakistan atau minimal orang-orang yang masih memiliki darah pakistan.

Q : Menurut anda, apakah anda lebih suka bicara secara to the point atau basa basi dulu ketika membicarakan hal-hal yang kiranya dapat menyinggung orang lain?

A : Basa-basi. Biasanya aku liat dulu orangnya seperti apa, penting buat memikirkan segala sesuatu sebelum kita mengungkapkannya supaya gak menyinggung perasaan orang juga. Jadi menurut aku, basa-basi itu perlu. Pernah juga terpaksa bohong misalnya temen nanya dia bagus atau tidak pakai baju itu dan lain-lain karena takut dia marah.

Q : Apakah anda sudah merasa disiplin soal waktu?

A : Belum terlalu kalau disiplin. Ian itu orangnya disiplin banget makannya kadang dia suka sensi kalau aku ngaret-ngaret. Ya orang luar kan emang kedengerannya lebih menghargai waktu yah hehe. Tapi aku sekarang lagi belajar buat lebih disiplin kok.

Q : Bisa ceritakan awal pertama perkenalan anda dengan pasangan anda? Dimana pertama kali anda bertemu dengan pasangan anda? Apa anda masih ingat kapan perkenalan itu terjadi?

A : Pertama berkenalan melalui datingsite (dateinasia.com) Di website itu aku membuat profile yang isinya bahwa aku tidak bisa membalas semua pesan yang masuk. Dia mengirimkan pesan pada tanggal 3 November 2013 agar aku memberikan kesempatan padanya untuk mengenal aku dan aku mau membalas pesannya. Dia berkata bahwa dia yakin aku akan menyukainya. Karena pesan pertamanya yang lucu dan penuh percaya diri, akhirnya aku membalas pesannya.

Q : Berapa lama proses pendekatan hingga akhirnya memutuskan untuk berpacaran? Apa alasan yang membuat anda berani untuk berpacaran jarak jauh dan dengan orang asing pula?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Kami intens berkomunikasi selama kurang lebih 5-6 minggu sejak dari awal perkenalan. Sampai pada akhirnya kami memutuskan untuk menjaga jarak. Saat kami berkenalan, saat itu kami sama-sama baru saja mengakhiri hubungan kami dengan pasangan masing-masing sebelumnya. Meskipun kami memiliki chemistry yang kuat saat pertama kali bertatap muka via skype, tapi kami berdua takut itu hanyalah perasaan sesaat dan pelarian. Kami hanya berkomunikasi seadanya (just say hi and how are you) selama kurang lebih 2 bulan. Sekitar akhir januari, entah siapa yang memulai tiba-tiba kami kembali dekat dan akhirnya memutuskan untuk berpacaran tanggal 8 maret 2014 (Indonesia) 7 Maret 2014 (Belanda) (perbedaan waktu 6 jam). Alasan aku berani berpacaran jarak jauh adalah karena adanya chemistry yang kuat diantara aku dan dia.

Q : Apa anda sudah pernah bertemu langsung dengan pasangan anda? Jika iya, kapan dan dimana bertemunya? Ceritakan mengenai pertemuan anda itu.

A : Ya. Sudah 3 kali bertemu. Pertama kali di Indonesia bulan agustus 2014, dia datang dan menemui aku serta berkenalan dengan kakak laki-laki serta ibu aku. Pertemuan pertama ini bagi kami adalah jawaban dan penentuan apakah kami memang benar memiliki chemistry dan apakah kami akan melanjutkan hubungan kami atau tidak. Kedua kali di Belanda bulan desember 2014, aku datang menemui dia dan berkenalan dengan keluarganya serta keluarga besar ayahnya. Pertemuan kedua ini dia melamar aku untuk menjadi istrinya secara pribadi. Ketiga kali di Indonesia bulan agustus 2015 lalu. Dia datang bertemu kakak laki-laki aku yang lainnya, dan melamar aku ke keluarga aku.

Q : Sudah berapa lama anda menjalin hubungan dengan pasangan anda? Apa sih suka duka menjalani hubungan jarak jauh?

A : 1 tahun 10 bulan. Dukanya banyak. Tidak bisa bertemu kapanpun kita mau, tidak bisa ada di samping satu sama lain ketika satu sama lain sedang sedih, ada masalah, atau bahkan sedang bahagia. Sukanya adalah hubungan jarak jauh membuat hubungan kami lebih kuat dibanding hubungan jarak dekat kebanyakan orang. Karena dengan jarak jauh kami belajar untuk lebih selalu mengerti satu sama lain, dan mengajarkan kami bahwa walaupun fisik kami jauh tapi kami berdua akan selalu ada untuk satu sama lain. Jarak jauh membuat feeling kami berdua lebih kuat satu sama lain.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Apakah sebelumnya anda sudah pernah menjalani hubungan jarak jauh? Apa perbedaan yang anda rasakan ketika menjalani hubungan jarak dekat dengan jarak jauh?

A : Belum pernah. Letak perbedaannya di intensitas bertemu, jadi lebih sering kangen gitu.

Q : Menurut anda, apa saja yang menjadi tantangan selama menjalani ldr? Misalnya perbedaan zona waktu, minimnya komunikasi, rendahnya intensitas pertemuan, dll?

A : Perbedaan zona waktu, rendahnya intensitas pertemuan, kesibukan satu sama lain dan perbedaan bahasa.

Q : Oh itu semua datangin konflik gak di antara kalian?

A : Iya terutama perbedaan bahasa biasanya bikin cekcok. Menurut dia artinya ini maksud aku artinya itu. Maklum Inggris bukan bahasa utama kita kan dan ngaruh juga dari bahasa keseharian kita yang di translate ke Inggris bisa jadi maknanya berubah. Ian juga bukan orang Inggris tapi Belanda jadi ngomongnya Belanda.

Q : Apa tanggapan lingkungan sekitar dan keluarga? Apa mereka setuju dengan hubungan anda? Atau pernahkah anda mendengar komentar-komentar negatif yang membuat anda sedih atau menjadi ragu dengan pasangan?

A : Teman-teman dekat mendukung. Kakak perempuan awalnya keberatan karena tidak mau aku pindah ke negara lain dan jauh dari keluarga nantinya . Tapi pada akhirnya keluarga inti semua mendukung. Keluarga besar ada yang berkomentar negatif karena perbedaan budaya. Teman-teman (bukan teman dekat) juga ada yang berkomentar negatif karena bedanya budaya, terlebih saat itu aku memulai hubungan tanpa bertemu sebelumnya. Banyak diantara mereka yang menyangsikan keseriusan pasangan aku. Komentar negatif dari orang luar juga banyak, karena masih ada orang-orang yang memandang sebelah mata pada wanita yang menjalin hub dengan WNA terutama caucasian. Anggapan sebagai perempuan panggilan, gold digger, dan hal-hal negatif yang berhubungan dengan hal seksual seringkali aku dapatkan. Tentu hal-hal seperti itu membuat sedih dan marah, tapi tidak pernah membuat aku meragukan pasangan aku.

Q : Apa tanggapan pasangan anda mengenai hal itu?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Mengenai anggapan teman-teman bahwa dia tidak serius, pada akhirnya terbukti salah. Dia datang menemui aku dan berakhir pada pertunangan aku dan dia sekarang ini. Mengenai hal-hal negatif yang dilontarkan orang-orang luar, dia selalu membela aku dan memarahi siapapun juga yang berkata seperti itu kepada aku di depan matanya.

Q : Apa saja komitmen yang ada di dalam hubungan anda? Apa anda terpikir untuk lebih serius dan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius?

A : Kami berkomitmen untuk saling terbuka dan jujur. Kami sudah merencanakan masa depan bersama-sama. Ya, sekarang ini kami sudah bertunangan dan sedang dalam proses menuju ke jenjang pernikahan.

Q : Seberapa sering anda berkomunikasi dengan pasangan? Misalnya dalam sehari, kira-kira seberapa intens? Apa komunikasi anda dengan pasangan lancar? Misalnya kalau chat, pasangan membalas dengan cepat dan begitu juga sebaliknya? Atau perlu beberapa jam untuk membalas pesan anda?

A : Sering dan lancar setiap harinya. Kami berkomunikasi dari bangun tidur sampai tidur kembali. Saat chat, jika dia sedang tidak sibuk, dia akan selalu mengecek handphonenya dan membalas pesan aku dengan segera. Tapi karena ia tidak menyukai adanya suara di handphonenya, ia selalu mengaktifkan mode silent sehingga tidak selalu tau saat aku mengirim pesan.

Q : Apa anda tetap merasa nyaman meskipun pasangan membalas pesan anda di waktu yang berbeda? Bagaimana dengan dia?

A : Terkadang aku merasa kesal dan khawatir jika ia tidak membalas pesan aku dengan segera. Jika aku yang berbuat demikian, ia akan merasa khawatir karena aku selalu membalas pesannya dengan segera.

Q : Apakah media yang paling efektif menurut anda untuk berkomunikasi dengan pasangan? Mengapa?

A : Whatsapp. Karena menggunakan paket internet yang cenderung lebih hemat. Whatsapp juga menyediakan fitur telfon yang dapat digunakan dengan baik.

Q : Seberapa sering anda menggunakan skype untuk berkomunikasi dengan pasangan? Apakah kelebihannya dibandingkan media lain?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Minimal sekali dalam seminggu. Kelebihannya karena bisa video call, fiturnyapun lebih simple bila dibandingkan dengan aplikasi video call lainnya seperti whatsapp. Kalau video call kan kita bisa lihat dia langsung kayak lagi ketemuan aja, tatapan mata dia, ekspresinya, gerak gerik dia, sama aktivitas dia juga aku bisa liat dan pantau dari skype. Kayak lagi ketemu aja langsung gitu. Tapi kurangnya cuma aku gak bisa sentuh dia langsung hehe.

Q : Apakah skype merupakan media yang membantu anda ketika sedang menghadapi konflik? Misalnya fitur video call skype membantu anda ketika ingin berkomunikasi tatap muka untuk membicarakan konflik tersebut?

A : Ya. Bila memang memungkinkan, kami menggunakan skype untuk menyelesaikan konflik. Karena kita membutuhkan komunikasi tatap muka untuk melihat ekspresi dan bahasa tubuh pasangan yang gak bisa kita dapatkan melalui pesan teks biasa kayak whatsapp misalnya.

Q : Apa skype melancarkan komunikasi anda dengan pasangan? Apa saja kegiatan yang sering kalian lakukan di skype?

A : Ya. Skype membantu mengurangi sedikit rasa rindu satu sama lain. Kami bertukar cerita tentang kegiatan satu sama lain. Terkadang kami menggunakan skype untuk menemani salah satu diantara kami beraktivitas. Misal saat dia memasak atau belajar, terkadang aku menemaninya lewat skype dan melihat aktivitasnya.

Q : Apa anda pernah berkonflik dengan pasangan anda? Seberapa sering anda berkonflik dengan pasangan anda? Misalnya konflik seperti apa yang sering terjadi? Mengapa konflik bisa terjadi?

A : Ya pernah. Seberapa seringnya mungkin sekitar sekali sebulan atau kadang lebih. Konflik yang terjadi biasanya karena salah paham terhadap ucapan satu sama lain, rasa sensitif satu sama lain. Konfliknya seperti saat aku mengatakan sesuatu dengan maksud baik, terkadang ia salah menerima dan menjadi sensitive, berakibat dengan aku yang juga menjadi sensitive karena ia salah paham. Ian juga orangnya lebih cepat naik emosinya, karena itu tadi dia sering salah menerima maksud aku. Contohnya Ian pernah mau pindah apartemen, udah seneng cocok dan hampir deal. Tiba-tiba, orang yang nyewanya bohong. Dia bilang harga sewanya udah termasuk listrik dan air , ternyata enggak. Ian kecewa saat itu da nada lagi yang nawarin dia apartemen bagus dan murah sama temannya. Aku bilang ke dia hati-hati dan pastiin

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

lagi. Belum selesai aku jelasin maksudku, dia udah marah dan mikir kalau aku anggap dia bodoh. Nah, itu bikin aku juga jadi marah karena dia udah marah duluan

Q : Apakah anda dan pasangan pernah mengalami konflik akibat perbedaan budaya di antara kalian? Misalnya perbedaan gaya bicara yang menimbulkan kesalahpahaman, perbedaan ideologi, perbedaan kebiasaan dan perilaku, dan sebagainya?

A : Ya pernah. Tapi kami bisa mengatasinya dan berusaha mengerti satu sama lain. Perbedaan budayanya palingan kayak gini kalau Belanda dan Indonesia juga sangat terasa saat menyambut orang lain. Apabila di Indonesia, orang lebih senang bersalaman, beda halnya di Belanda yang menganggap memberikan ciuman di pipi saat bertemu orang lain merupakan hal yang umum dan menunjukkan keramahan. Ya aku sempet culture shock aja sih. Trus aku risih sama budaya dia langsung ngomong ke dia aku ga suka gini gitu lalu dia nasehatin aku bilang kalau setiap negara kan budayanya berbeda-beda.

Q : Apakah pernah terjadi konflik besar yang mengancam hubungan anda?

A : Iya, biasanya karena kesalahpahaman sehingga adu pendapat kerap terjadi.

Q : Saat anda mengalami konflik, apakah anda sudah memahami pokok permasalahan yang ada dan kaitannya terhadap hubungan anda?

A : Iya, kalau belum paham justru bakal makin rumit konfliknya.

Q : Contohnya seperti apa?

A : Iya, misalnya kalau berantem, aku tanya dia alasan dia marah kenapa dan sebaliknya dia juga nanya aku, ternyata di sini kita berdua sama-sama salah paham aja, gitu terus karena mungkin kita masih sama-sama labil emosinya.

Q : Apakah anda tipe orang yang langsung menuju ke inti pokok permasalahan ketika sedang mengalami konflik? Misalnya langsung menyatakan ketidaksukaan anda terhadap pasangan anda karena dia begini begitu.

A : Kadang-kadang ya, kadang-kadang tidak. Cuma gini, Ian orangnya mudah emosi sehingga aku harus memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut aku. Salah ngomong dikit dia bisa naik darah. Aku juga tipe sensitif jadi kalau dia ngomong suka salah tangkap. Kalau aku berbelit-belit dia suka marah dan salah

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

paham. Contohnya waktu aku ngingetin dia soal hati-hati milih sesuatu. Dia malah salah tangkap lalu mengira aku anggap dia bodoh.

Q : Apa anda suka mengungkit kesalahan dia di masa lalu saat sedang mengalami konflik?

A : Tidak.

Q : Ketika konflik terjadi, apakah anda pernah melihatnya dari sudut pandang pasangan anda? Misalnya “aku tau kamu kecewa namun aku tetap tidak ingin jika…”

A : Ya kadang-kadang, biar gak jadi egois juga.

Q : Apa anda suka menebak-nebak pikiran dan perasaan pasangan anda ketika sedang berkonflik? Atau anda langsung menanyakan pada pasangan anda mengenai kebenarannya?

A : Terkadang sering menebak-nebak.

Q : Ketika konflik terjadi, siapa yang lebih sering mengalah dan mengusulkan solusi? Apakah anda lebih suka mengambil keputusan sendiri atau mendiskusikan dengan pasangan anda?

A : Kami berdua bergantian untuk mengalah. Pada awalnya dia lebih sering datang dengan solusi. Tapi sekarang terkadang aku yang mengusulkan solusi bagi masalah yang ada. Aku lebih suka mendiskusikannya.Usahain itu gak ada pihak yang ngerasa keberatan, misalnya soal emosi, aku harus paham kalau dia orangnya gitu dan sebaliknya dia juga harus ngerti kalau aku orangnya sensitif. Solusinya ya gitu aja sama-sama mengalah demi kebaikkan. Jadi aku juga untung dengan dia lebih ngertiin aku dan sebaliknya dia juga gak rugi dengan aku lebih sabar hadapin sifat dia. Win-win kan?

Q : Apa solusi tersebut bekerja dengan baik? Atau pernahkah anda bertemu konflik yang tidak terselesaikan?

A : Terkadang tidak semua solusi bekerja dengan baik, dan membuat kami harus kembali membicarakannya dan mencari solusi yang lain atau mencoba kembali solusi yang ada. Tidak pernah. Kami percaya semua masalah pasti ada jalan keluarnya, hanya saja terkadang beberapa hal memang membutuhkan waktu dan proses.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Apa dampak dari solusi yang kalian buat berakibat baik atau buruk terhadap hubungan anda?

A : Kami selalu mencari solusi yang berdampak baik bagi hubungan kami dan baik bagi satu sama lain. Sebagai contohnya, aku berusaha mengalah dan mengerti sifat temperamental Ian, aku juga mikir mungkin dia sedang stress sehingga mudah marah, sehingga aku lebih sabar dan konflik bisa diatasi dengan baik dan gak ganggu hubungan kami.

Q : Apa solusi tersebut dapat diterima oleh kedua belah pihak? Apakah solusi tersebut kemudian dapat dijadikan komitmen dalam hubungan kalian berdua ke depannya?

A : Solusi yang ada selalu kami diskusikan dengan baik hingga kami bisa mencapai kata sepakat. Jika solusi yang ada baik bagi kami dan hubungan kami dan ternyata bisa berjalan dengan baik, solusi tersebut akan menjadi komitmen dalam hubungan kami.

Q : Ketika sedang marah atau kecewa dengan pasangan anda, apa yang anda lakukan? Diam dan cenderung melupakan apa yang telah terjadi, memaksakan kehendak anda pada pasangan, atau mendiskusikan konflik dengan pasangan anda? Bagaimana dia menyikapi sifat anda?

A : Terkadang diam, terkadang memaksakan kehendak, terkadang mendiskusikannya. Sikap aku terhadap pasangan saat marah tergantung dengan masalah yang ada dan mood aku pribadi. Dia hampir selalu bisa membaca sikap aku dan mengerti aku. Dia hampir selalu dengan sabar mengalah dan memberikan aku pengertian saat aku marah. Tapi terkadang dia akan marah juga jika aku menunjukkan sikap yang kekanak-kanakan saat sedang marah.

Q : Siapa yang lebih sering mengalah ketika sedang terjadi pertengkaran?

A : Kami berdua sama-sama mengalah satu sama lain. Tapi mungkin dia lebih sering mengalah. Kalau udah sama-sama keras kami berdua berusaha mencari solusi biar konflik tidak berkepanjangan. Dan kami mengusahakan agar solusi tersebut disetujui baik oleh aku maupun Ian dan gak ada pihak yang keberatan.

Q : Bagaimana cara kalian dalam menyelesaikan konflik tersebut? Misalnya dengan komunikasi yang baik atau membuat perjanjian tertentu.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Komunikasi yang baik. Kita juga selalu mengupayakan diskusi biar gak salah paham . Soalnya kalau diam-diaman juga gak bagus malah nanti timbul konflik lain karena curiga, dan sebagainya.

Q : Biasanya berapa lama konflik berlangsung? Pernahkah sampai berlarut-larut? Atau konflik langsung diselesaikan saat itu juga?

A : Tidak. Kami tidak pernah membiarkan masalh sampai berhari-hari. Waktu terlama adalah semalaman (beberapa jam). Kami memiliki kesepakatan untuk “pause” saat sedang ada masalah dan merasa belum saatnya membahas masalah itu. Artinya adalah kami bersikap normal dan biasa dan melupakan masalah yang ada atau menunda membicarakan masalah tersebut sampai kami berdua merasa sudah mendapatkan waktu yang tepat serta mood yang baik.

Q : Bagaimana upaya kalian untuk meminimalisir konflik?

A : Jujur dan terbuka satu sama lain. Hal ini sangat berguna untuk menghindari adanya kesalah pahaman. Lebih mengerti tingkat kesibukan dan tingkat kesensitif-an satu sama lain juga sangat membantu.

Q : Apa anda adalah tipe orang yang suka menghindari konflik? Misalnya melupakan konflik yang terjadi dan menganggapnya hal sepele? Atau anda langsung mengutarakan perasaan anda terhadap pasangan, misalnya anda tidak suka apabila dia seperti itu, dan sebagainya.

A : Selalu mengutarakan. Kami memiliki komitmen untuk tidak menutup-nutupi hal sekecil apapun. Terlebih jika itu adalah masalah perasaan satu sama lain.

Q : Ketika berkonflik, siapa yang lebih sering memaksakan kehendaknya atau keras kepala? Dan siapakah yang lebih pasif dan mendengarkan keluhan pasangannya?

A : Aku lebih keras kepala dan suka memaksakan kehendak. Dia lebih sering mendengarkan keluhan-keluhan aku.

Q : Pernahkah anda menyudutkan pasangan anda karena kesalahannya? Mengapa? Apa yang anda lakukan ketika terjadi perbedaan pendapat di antara kalian? Bagaimana cara anda untuk tetap menghargai pasangan anda walaupun tengah berkonflik?

A : Ya pernah. Hal itu biasanya aku lakukan jika dia melakukan kesalahan yang sama berkali-kali. Aku akan berusaha untuk diam dan mendengarkan semua

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

pendapatnya hingga tiba saatnya giliran aku yang mengemukakan pendapat aku. Aku selalu berpedoman bahwa dia nantinya akan menjadi suami aku, jadi aku harus selalu menghormati dia dan menghargai dia apapun masalahnya dan apapun kesalahannya.

Q : Apa anda lebih suka mengandalkan emosi anda ketika sedang terjadi konflik atau membicarakan konflik secara halus terhadap pasangan?

A : Membicarakan secara halus. Tapi terkadang aku menggunakan emosi juga.

Q : Apa media yang sering kalian pakai ketika sedang mengalami konflik? Mengapa memilih media tersebut?

A : Whatsapp message atau whatsapp call. Karena whatsapp media yang paling simple dan praktis.

Q : Oh ya Fia mau nanya lagi seputar konflik anda dengan Ian. Masalah paling besar yang pernah muncul apa sih?

A : Apa yah? Biasanya karena aku sensitif, mudah stress dan apa-apa selalu dipikirin. Banyak masalah keluarga. Nah, kalau udah seperti itu mikirin terus bawaannya. Jadi gampang marah sama Ian, gampang nangis dan Ian gak suka aku seperti itu. Dia bilang drama queen dan buat mengubah sifat itu susah banget aku. Keulang trus sampai ribut besar. Ian itu anaknya santai beda sama aku yang suka stress sendiri

Q : Oh jadi masalahnya biasanya karena anda sensitif?

A : Iya, ditambah kita ldr. Dia merasa gagal gak bisa ngapa-ngapain dan bingung kalau aku lagi gitu.

Q : Trus dia bagaimana?

A : Iya dia bilang “Jangan kayak gitu dong. Semuanya bakal baik-baik saja. Kamu jangan marah-marah terus, nangis-nangis terus. Aku gak suka. Aku gak mau kalau harus nenangin kamu setiap hari.

Q : Kalau konflik gitu anda langsung ngomong ke Ian gitu?

A : Iya tapi suka mendem juga sih. Ian yang suka ceplas ceplos ngomong langsung. Nah itu yang bikin ribut. Kalau udah konflik aku maunya selesain saat itu juga dan Ian marah. Dia maunya aku tenangin diri dulu tapi aku suka maksa

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

diselesain saat itu juga. Ujung-ujungnya ribut gede. Masalah yang sifat aku suka sensitif awal-awalnya dia sabar banget lama-lama cape juga dia.

Q : Jadi konflik kalian karena beda cara penyelesaian yah? Solusinya bagaimana tuh?

A : Iya haha. Solusinya palingan dulu dia selalu nurutin aku, selalu selesain saat itu juga. Tapi makin kesini aku belajar pelan-pelan buat kasih dia waktu sendiri buat nenangin diri. Sambil aku juga nenangin diri.

Q : Solusi kalian biasanya efektif gak?

A : Iya. Solusi yang paling penting itu ngerti satu sama lain. Kalau sekiranya memang aku butuh banget selesain saat itu juga, dia bakal nurutin aku ngebahas saat itu juga. Kalau sekiranya dia yang butuh banget buat sendiri dulu, ya aku kasih waktu. Tapi solusi juga tergantung yah efektif sama tidaknya. Mungkin iya karena kita masih baik-baik aja sampai sekarang. Soalnya konflik sering keulang lagi. Tapi sekali lagi aku mikir namanya hubungan ya begitu ada pasang surutnya. Naik turun.

Q : Jadi kadang solusinya masih kurang efektif yah?

A : Iya, sifat orang kan mudah berubah-ubah. Kadang gini kadang gitu, tapi balik lagi tergantung mood. Tapi sejauh ini setiap solusi yang kita temukan berhasil sih kalau gak berhasil aku udah putus dong?

Q : Kalau konflik yang sama keulang, kalian menerapkan solusi yang sama juga gak?

A : Iya dong yang penting tetap mengerti satu sama lain.

Q : Kalau konflik yang pernah sampai putus pernah atau tidak?

A : Gak pernah, kita udah mau 2 tahun. Gak pernah sampai putus tapi kalau ngancem-ngancem putus satu sama lain pernah. Tapi gak pernah sampai putus karena beberapa hari langsung baikkan gitu.

Q : Oh oke, biasanya yang suka kasih solusi siapa?

A : Awal-awal sih dia yang selalu kasih solusi, lalu aku dan akhir-akhir ini lebih sering diskusi bareng.

Q : Saat kalian berkonflik itu apa saja yang terjadi? Misalnya sifat dia gimana?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : Dia emosian, kalau udah emosi gitu kadang ngomongnya kasar. Cuma balik lagi, aku paham dia lagi emosi. Dan setelah itu dia minta maaf, jadi gak pernah aku besar-besarin. Dari awal udah tau kalau budaya kita beda, jadi lebih mencoba buat saling memahami satu sama lain aja. Kasarnya dia itu lebih ke omongan kayak ngomong “Aku gak mau punya istri yang kayak gitu. Aku gak mau selalu jadi psikiater kamu.” Aku tahu sih dia mau aku jadi lebih kuat dan bisa mengendalikan emosi. Jangan apa-apa itu selalu dipikirin. Itu aja sebenernya.

Q : Oh jadi kasarnya bukan pakai kata-kata yang kasar kan? Kalau yang konflik apartemen tadi gimana?

A : Itu aku jelasin dia baik-baik dan dia minta maaf karena salah tangkap omongan aku. Aku juga minta maaf karena cara ngomong aku mungkin salah. Namanya beda budaya beda juga bahasa jadi cara tangkap suka beda juga. Kita harus sama-sama paham aja sebenernya.

Q : Oh iya Fia, kalau konflik gitu Ian pernah maksain kehendaknya gak atau gimana?

A : Kalau Ian kadang-kadang doang sih tapi jarang, seringnya aku yang nangis-nangis biar dia nurutin aku setidaknya jadi agak maksa kesannya cuma namanya cewe yah.

Q : Oh iya kalau solusi yang biasa kalian pakai itu emang kesepakatan bersama yah?

A : Iya lah, usahain gak ada yang keberatan. Sekalinya ada juga demi kebaikkan hubungan ya mau gamau, kan kita paham maksudnya baik. Jadi gak pernah sih ada yang keberatan juga. Jadi aku sama Ian sama-sama menerima semua solusi yang kita sepakati.

Q : Oke deh , terima kasih banyak infonya Fia. Sukses terus buat hubungan anda sama Ian, dan lancar sampai ke pelaminan yah.

A : Amin-amin, makasih juga yah Rica.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Wawancara 6

Date : 14 Januari 2016

Time : 17:48 WIB

Source : Ian Hupkes

Q : Hello, would you mind telling me about yourself? (Full name, age, religion, education, job)

A : My name is Ian Hupkes. 25 years ago I was born in Utrecht, The Netherlands. I was baptized to the Anglican church (similar to catholic), however I consider myself as agnostic. I am currently studying to become an urban planner. Aside of my study I work part-time as a cook in café-restaurant.

Q : Where are you from?

A : Utrecht, Netherlands

Q : Where’s your parents from?

A : My mother has Scottish parents, but was born in Sunderland, England. My father was born in Rotterdam, The Netherlands to Dutch parents, but his mother was born in Ambon, Maluku.

Q : Do you like being in a group or more individualist? Are you most productive working alone or in a group? Since I heard about people in your country are individualists.

A : I like working in a group if the co-workers are professional and skilled, however I am more productive alone. I guess I am more an individualist.

Q : What family means to you? Does family include your parents and their kid or a big one with aunts, uncles, grandpa, grandma, etc?

A : My sibblings, parents and grandmother are certainly most important. Other than them I only have four cousins, 1 uncle, 1 aunt and 1 aunt-in-law. I would support all of them if it’s needed, but I am not too close with them.

In Holland it’s normal to put your parents in an elderly home when they can’t take care of themselves anymore. In the future I would want to take care of my parents in

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

my own home when this happens. However I think most people of my country would disagree with this.

Q : Did religion become a big factor for you to choosing your partner? How about your family? What to do if you and your boyfriend have different religions? Would you change your religion for love?

A : Not at all, for me and my family only love matters. As long as we make each other happy my family and I myself will be content. I am going to convert to Islam for my fiancé, but this will be just a formality for her family. My fiancé and I respect each other’s beliefs and do not wish to change each other.

Q : What is the difference between your culture and Indonesian culture in general?

A : This is really hard to write down, at one side there are a million differences, but at the same time I see so many similarities. I am sorry, but I cannot write this down in a few sentences, I could only write it down after an intensive study.

Q : What do you think about characteristics of people in your coutry? What will they do when they met a foreigner? How about your family?

A : I think Dutch people are very interested in other cultures, they would not hesitate to ask any question. I see that my British mother is much more careful to ask such questions, while my siblings and father are more likely to ask questions. I am ashamed how easily people in my country judge other countries without understanding their culture. I think I can say my family is more open-minded than the average Dutch family. On one side we are a very open-minded and understanding country, but like any country we have ignorant racists as well.

Q : How creative are you? Do you following instructions or work with what do you want?

A : I consider myself very creative and am not likely to follow exact guidelines. When I do something I want to understand it and then I can play with it. Off course if a superior at work gives me exact orders, I will respect it and do exactly as he/she says.

Q : What will you do when you met a problem with your parents? Do you make decision yourself or discuss with them?

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

A : If I have a problem with my family, I would solve it with them, but other problems I tend to solve myself without asking for their support. My fiancé can confirm that I don’t talk much about my problems. So far, they are really supportive and never ask me to do what they want. I’m not a child anymore, so I do what makes I’m happy.

Q : What will you do when you met the conflict with your partner? Do you discuss it and make a compromise in resolving conflicts?

A : It depends on the conflict, if the problem needs fixing I would discuss it with my partner until it’s fixed. In the case of a big fight where the problem is the stupid things we said, I prefer to let it go.

Q : What is the ideal partner for you?

A : Nur Arifiani Fitriana

Q : What do you think the future will be like? Have you done anything to prepare your future life? (For example : old age)

A : I need to finish my study before we can do anything. I try not to think about this too much.

Q : What do you do when you disagree with others? Do you think silent is better or telling them?

A : I almost tell straight to the point when I disagree with someone, but maybe I should control myself more about this.

Q : How you met your partner?

A : Internet dating site.

Q : How long does it take to get to know your partner? What is the reason that you choose foreign instead of girl in your country? Tell me the differences between them.

A : We got to know each other quite fast, but with a long time of distance it’s sometimes like we lose one another again. Dutch girls are mostly ruined by feminism, they don’t understand what it is to be a woman. A woman should take care of her

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

husband and a man should take care of his wife. In Dutch relations either the career or personal life seems to be equally or more important.

Q : Have you ever been in long distance relationship before? What is the most challenging thing about long distance relationship?

A : Yes, I have been with a Turkish girl before. In this case her personality, but not the distance was the problem.

Q : Are your parents okay with your relationship?

A : Yes.

Q : What is your special moment when you met her in real life? Have you ever thoughts about getting married with your partner?

A : We are engaged, so yes.

Q : How to communicate effectively with your partner? Which media is best for maintaining your relationship? For example WhatsApp, Skype, etc.

A : We mostly communicate with WhatsApp and a few times a week we skype.

Q : How long should you wait to respond to a text? What about your partner? How often do you communicate with her?

A : I am lucky and I almost never have to wait. She has to wait quite often because my phone is silent and I am often busy. We mostly text through the day with time between messages.

Q : Is skype helped you when you want to solve a problem with your partner?

A : Well seeing each other rather than just text messages can always be helpful. For me skype is still not very personal, but a smile after a fight does magic.

Q : Have you ever met a problem with your partner? Tell me about that and how often?

A : Every couple has problems.

Q : As we know there is so many differences between Indonesia culture and yours, do you ever experience any culture shock? Can you tell me what is the difference between your culture and Indonesia culture? Do you ever find a problem

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

with the cultural differences? For example : she cannot manage her time well, cultural misunderstanding, etc?

A : For me the cultural difference has never been a problem. With her family I sometimes had problems of mutual understanding, but Fia and I adjusted quite well in terms of culture I think.

Q : What will you do when you disagree about your partner? Telling her even you know she will get angry or keep staying silent?

A : I always tell her.

Q : Have you ever talk about her mistakes in the past when you both in conflict?

A : Yes, too many times.

Q : Have you ever think about her point of view when you both in conflict?

A : Yes, but sometimes I require explaining before I understand.

Q : Have you ever read your partner’s mind without asking her real feelings?

A : Many times.

Q : Do you ever find a problem that can’t solve with your partner?

A : We so far fix every problem with talking, but some problems happen again.

Q : What do you usually do when you angry or upset with your partner? What will your partner did to you?

A : I want to walk away and think in silence. She always wants to talk immediately these different approaches have escalated conflicts in the past.

Q : What is your method to solve the problem?

A : Walking faster than she can.

Q : Which media is best to communicating with your parther when you both in conflict?

A : Skype.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Q : Do you talk straight to the point or build a reason first when you communicate with your partner?

A : I think I am more straight to the point, but I am not sure.

Q : Which one will you choose : leaving the conflict without a solution and forgot it or be an active participant as a speaker and as a listener, voice your own feelings and listen carefully to her feelings?

A : I do not wish to leave a problem unsolved, but I am also not a fan of talking endlessly about feelings. I try to solve the key points and then leave it at that.

Q : Have you ever force your own mind and let yourself win in the conflict?

A : I think this question should be formulated differently?

Q : Have your partner ever said about negative thing about you in the situation of conflict? Or said bad things about you and give you psychological pain? How about yourself?

A : I can’t remember her saying things to hurt me. She does sometimes threaten to break up or something like that, but never insult me. I am more rude than her in fights, I have said things that I regret, I have never named her insults, but I have said hurtful things.

Q : What will you do to makes long distance relationship work?

A : Anything I can do.

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

LAMPIRAN

Pasangan 1: Silvi dan Kyle

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Pasangan 2 : Luna dan Jorrit

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Pasangan 3 : Fia dan Ian

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

Name : Rica Septiani

Place & Date of Birth : Jakarta, September 9th 1994

Gender : Female

Religion : Catholic

Nationality : Indonesia

Address : Cello 11/ 11, Citra Raya, Tangerang

Phone Number : 081283094879

E-mail : [email protected]

Year School Place 2012-2016 Multimedia Nusantara University Tangerang 2012-2009 Pahoa High School Tangerang 2006-2009 Tarakanita Citra Raya Junior High School Tangerang

Year School Place 2016 Heartline Radio 100,6 FM Karawaci (Event and

Promotion Division) Tangerang

2016 Donasi Gerakkan Aku Sayang Anak Indonesia (PIC) Bekasi 2016 Seminar : Lie Detecting (Psikologi Universitas

Tarumanegara) Jakarta

2016 Writing Workshop : Menemukan Kekuatan Cinta Dalam Tulisan

Tangerang

2016 Seminar: Financial Planning for Young Employees Tangerang 2016 Seminar : Beasiswa Studi Bersama DAAD Tangerang

Personal Identities

Formal Education Background

Seminars, Nonformal Education, Organization Experiences, Internship

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016

2016 English Workshop Tangerang 2014 Neo Run (Divisi Sponsor) Tangerang 2014 Mandarin Private Course Tangerang 2013 Anak Langit UMN (PIC) Tangerang

Language Indonesian, English, Mandarin Computer Skill Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point, Adobe Photoshop,

Macromedia Flash Interpersonal: I’m work well under both my own initiative and within a team. I have an ability for both leading teams and working under a leader, as well as alone. During my spare time I enjoy relaxing and going out with my family and friends. I also enjoying reading, writing, listening to music esp. instrumental, singing. I hope I can publish my own novel in the future.

Personal Skill and Competences

Strategi dan..., Rica Septiani, FIKOM UMN, 2016