Maspari Journal - Welcome to ePrints Sriwijaya...
Transcript of Maspari Journal - Welcome to ePrints Sriwijaya...
Maspari Journal,Sfer r"f rae Se.derpe.,*l ffieE*r*x r"u:fa
MJ Aterf itkan sebagai wahana komunikasi ilmiah di bidang kelautan danperikanan yang mencakup kajian-kajian ekologi dan biologi kelautan,perikanan, akustik kelautan, oseanografi, bioteknologi kelautan, budidayalaut dan konserva,si lingkungan kelautan.
Jumal Maspari Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA UniversitasSriwijaya diterbitsecara berkala dalam setahun pada bulanJanuari dan Juli
!!!
.,r
'r-l
.i+
4ni-i
4ri
eopy right @ 2010 by Program $tudi llmu KelautanFMI PA Univeritas $riwijaya, lndralaya, lndonesia
ffi
MASPARIMaspariJourna[ 01 (2010) 53-58 J@URN]AL
Struktur komunitas Makrozoobentos
http://masparijournal.blogspot.com
di estuaria Kuala SugihanI Provinsi Sumatera Selatan
Rizky Nurul Irmawan u, Hilda Zulkifli b dan Muhammad Hendri uuProgram Studi llmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, Indralaya Indonesia
b Jurusan Biologi FMIPA universitas sriwijaya, Indralaya, Indonesia
Received 14 June 2010; received in revised form 23 June 2010; accepted 2dJune 2010
ABSTRACTS
Researches on the spatial distribution of sediment characteristics and community structure ofmacrozoobenthos have been executed on November 17th to 20th 2009 in Kuala Sugihan estuaries. Thepurpose of this study is, to measure water quality, study the spatial distribution of sedimentcharacteristics, knowing the structure of macrozoobenthos communities and study the spatialdistribution of macrozoobenthos in estuaries Kuala Sugihan. Data analysis was done of macrozoobenthoscommunity structure analysis performed by determining the value of diversity .index (If'), uniformityindex @) and dominance index (C) species. The research that physical-chemical waier parametersmeasured showed values that are still at the threshold quality standard that allowed for marine lifeQ{LH Ministerial Decree No. 51 of 2004). Caracteristics 5irysics-cfremistry) in estuarine sedimentsKuala Sugihan showed that sediment texture of clay to the clay berliat and dusty clay is a suitablehabitat for life and affect the density of macrozoobenthos and species composition of each obsdrvationstationWacrozoobenthos found in estuarine waters of Kuala Sugihan as many as 21 species included infour classes Polychaeta (nine species), gastropods (nine species), Bivalvia (2 species) and crustaceans (onespecies)- Diversity index (H') at the study sites were the highest 3.238. Station 1 is located on the insideof the mouth is found only one type of spatial Polychaeta.
Keyword,s: Kuala Sugihan Estuarine and Makrozoobenthos
ABSTRAK
Penelitian mengenai strrrktur komunitas makrozoobentos telah dilaksanakan pad.a tanggal 17-20November 2009 di estuaria Kuala Sugihan. Tujuan penelitian ini yaitu, mengukur kualitas perairan,mengukur kualitas sedimen dan mengetahui struktur komunitas makrozoobentos dan mempelajarisebaran spasial makrozoobentos di estuaria Kuala Sugihan. Analisis data yang dilakukan yaitu analisastruktur komunitas makrozoobentos dilakukan dengan menentukan nilai ind.eks keanekaragaman (H),indeks keseragaman (E) dan indeks Dominansi (C) spesies. Hasil penenlitian bahwa parameter fisika-kimia air yang terukur menunjukkan nilai-nilai yang masih berada pada ambang batas baku mutu yangdiperbolehkan bagi kehidupan biota laut (Kepmen KLH No. 51 Tahun 2004). Karakteristik (fisika-kimia)sedimen di estuaria Kuala Sugihan menunjukkan bahwa tektur sedimennya berupa lsmpung ke arahlempung berliat dan lempung berdebu merupakan habitat yang cocok bagi kehitlupan makrozoobentosdan belpengaruh' kepada kepadatan serta kovnposisi jenis dari setiap stasiunpengamatanMakrozoobentos yang ditemukan di perairan estuaria Kuala Sugihan sebanyak 2l jenisvang termasuk di dalam 4 kelas yaitu Polychaeta (9 jenis), Gastropoda (9 jenis), Bivalvia (2 jenisj danCrustacea (1 jenis). Nilai indeks keanekaragaman jenis (II') pada lokasi penelitian yang tertinggi yaitu3,238 dan yang terendah yaitu 0. Stasiun I yang berada di bagian dalam muara hanya ditemukan satujenis dari kelas Polychaeta.
Kata hunci: Estuaria Kuala Sugihan dan makrozoobentos
1. PENDAHULUANEkosistem esfuaria merupakan ekosistem
peralihan antara ciri-ciri ekosistem perairantawar dan ekosistem perairan laut. Ekosistemestuaria yang khususnya berada di sekitar
hutan bakaq dengan habitat tanah berlumpurberikut jenis-jenis fauna yang ada merupakankondisi khas yang tidak terdapat di daratmaupun di laut (Wibisono, 2005). Tingginyatingkat pemanfaatan di daerah estuaria
Corresponden number: Tel. +62711581118; Fax. +62211b81118E -m:ail address: [email protected] right @ 2010 bv PS Ilmu Kelautan FMIPA LINSRI, ISSN: 977-20870b5-01
54 R.N. lrmawon et. al./ MaspariJournol0l (2010)53-58
menimbulkan berbagai dampak lingkunganseperti hilangnya sumber daya estuaria.
Estuaria Kuala Sugihan merupakan tempatbermuaranya aliran strngai yang ada padakabdfaten Banyuasin maupun OKI (OganKomering Ilir), pada daerah ini dipengaruhiberbagai aktifitas yang bisa menggangguekosistem estuaria.Kuala Sugihan sebagaiekosistem estuaria memiliki fungsi pentingsebagai habitat biot4 termasuk ikan. Olehkarena itu penelitian tentang data dasarstruktur dan fungsi makrozoobentos menjadisangat penting didalam pemeliharaan rantaimakanan ekosistem tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukurkualitas perairan, mengukur kualitas sedimendan mengetahui struktur komunitas makrozoobentos di ekosistem estuaria Kuala Sugihan.
Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan informasi mengenai sebaranspasial karakteristik sedimen, strukturkomunitas makrozoobentos dan sebaran spasialmakrozooobentos serta kualitas perairan.Sehingga dapat digunakan dalam inventarisasidan data-data yang di dapat selama penelitaindapat digunakan sebagai salah satu dasar acuanuntuk pengelolaan ekosistem estuaria diwilayah estuaria Kuala Sugihan, SumateraSelatan secara berkelanjutan.
II. METODOLOGI
Penelitian ini telah dilaksanakan padatanggal 17-20 November 2009 di perairanestuaria Kuala Sugihan.
Peralatan yarrg digunakan dalampenelitian di lapangan maupun di laboratoriumyaitu termometer batang hand refrkatometer,
secchi disk, pH meter, DO meter, floating drogue,
saringan dengan mesh size 1 mm, ekman grab,mikroskop, buku identifikqpi dan berbabagaiperalatan lainnya. Sementara bahan yffigdigunakan yaitu formalin 4"/", metlrylin blue darrsedimen.
Penelitian ini menggunakan metode surveilapangan. Penentuan lokasi penelitiary penentu-an titik sampling (stasiun pengamatan)dilakukan dengan menggunakan metodepurposiae sampling. Pada penelitian iniditentukan 5 stasiun peng-amatan pada 2
. Lokasi yang berbeda (Gambar 1).
Pengambilan Sampela. Sampel Sedimen
Pengambilan sampel sedimen dasardilakukan dengan menggunakan Ekman Grabb(15x15 cm) pada setiap stasiun. Dimana setiapstasiun dilakukan 3 kali pengambilan sampelyang beratnyat250 g.b. Paramter Fisika-Kimia Air
Pengambilan dan pengukuran parameterfisika-kimia air dilakukan secara in situ, untukparameter DO (Dissolae Oksigen) dilakukansecara ex situ parameter fisika-kimia yangdiukur yaitu: suhu, saliniatas, pH air, kecerahanperairan, arus dan DO.c. SampelMakrozoobentos
Pengambilan sampel makrozoobentos inidilakukan bersamaan dengan pengambilansampel sedimen. Sampel makrozoobentosdiambil dengan menggunakan alat Elsnan Grabb(15x15 cm), kemudian sampel makrozoobentosyang bercampur dengan sedimen dipisahkandari lumpur maupun sampah organik dananorganik dengan menggunakan Siarc netnomor 32 (1x1 mm). Sisa dari penyaringan(sampel makrozoobentos) dimasukkan kedalam botol sampel yang telah diberi tandaatau kode stasiun dan kemudian diberi larutanformalin4%.
la
IIItri
Pq'vdq4(0
FK!atr
Hll or*'Ifl!iffi,"**
Gbr l. Lokasi Penelitian
55 R.N. lrmawan et. al./ MaspariJournal0l (20L0) 5j-58
Analiiis Sampel (Laboratorium)a. Sedimen
Analisis tekstur atau fraksi sedimen, pHsedimen, kandungan bahan organik dankandungan nitrat serta fosfat sedimen
dilakukan di laboratorium Ilmu Tanah JurusanIlmu Tanah Fakultas Pertanian UniversitasSriwijaya.b. Makrozoobentos
Analisis sampel makrozoobentosdilakukan pada laboratorium Ilmu KelautanProgram Studi Ilmu Kelautan Fakultas MIPAUniversitas Sriwijaya. Analisis yang dilakukanyaitu mengidentifikasi sampel makrozoobentos
hingga tingkat gerrus. Identifikasi Polychaeta
dilakukan di Laboratorium Taksonomi Hewan
Jurusan Biologi Fakultas MIPA UniversitasSriwijaya.
Analisa DataAnalisa fisika-kimia air dan sedimen
dibahas secara deskriptif, analisa strukturkomunitas makrozoobentos dilakukan dengan
menentukan komposisi, kepadatan, indekskeanekaragErman, indeks keseragaman danindeks dominansi spesies makrozoobentos.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu perairan estuaria Kuala Sugihanyang terukur pada saat penelitian berkisarantara 28,6 "C-30,8 "C. Nilai suhu perairantersebut baik bagi kehidupan bentik, menurutArmis (2003) dalam Fitriyani (2005) suhu
perairan yang baik bagi kehidupan bentikberkisar antara 20 "C-30 "C dengan fluktuasitidak lebih dari 5 "C.
Pengukuran kecepatan arus di lokasipenelitian pada bulan November 2009 berkisar
O037 m/s-O512 mls. Arus merupakan faktor'yang membatasi penyebaran makrozoobentos,
dimana kecepatan arus ini akan mempengaruhitipe atau ukuran substrat dasar perairan yangmerupakan tempat hidup bagi hewan bentos
(Odum,1996).Kecerahan perairan yang terukur pada saat
penelitian berkisar antara 13,2"/"-32V".
Kecerahan perairan estuaria Kuala Sugihanapabila dibandingkan dengan baku mutu air
laut untuk biota laut berdasarkan KepMen KLHNo. 51 tahun 2004 sudah memenuhi ambangbatas yang diperolehkan yaitu 1006.
Kedalaman perairan yang terukur padasaat penelitian berkisar antara 125 cm-300 cm.Kedalaman perairan mempengaruhi .iumlahjenis makrobentos. Semakin dalam dasar suatuperairan, semakin sedikit jumlah jenis
makrobentos karena hanya makrobentostertentu yang dapat beradaptasi dengan kondisilingkungannya (Odum, 799 6).
Saliniatas yang terukur pada saat
penelitian ini berkisar antara 13 %o -27 %o.
Kadar salinitas terendah berada pada stasiun 1
dan kadar salinitas tertinggi berada padastasiun A1 mupun B.2. Rendahnya kadarsalinitas pada stasiun .41 maupun 8L inidikarenakan pada lokasi tersebut ini iauh darimulut muara sehigga penagaruh air tawar lebihbesar. Menurut Nontji (2000) salinitas pada
perairan yang dekat pantai biasanya lebihrendah karena pengaruh aliran sungaisedangkan pada daerah dengan penguapantinggi salinitas bisa meningkat juga.
Nilai pH rata-rata yang terukur pada saat
penelitian ini berkisar antara 7,6 sarnpai 8.
Kisaran nilai pH di perairan estuaria KualaSugihan ini apabila dibandingkan dengan
daftar baku mutu air laut untuk biota laut(KepMen KLH No. 51 tahun 2004) masihmemenuhi syarat yaihtT- 8,5.
Nilai kandung oksigen terlarut rata-ratayang terukur pada saat penelitain berkisarantara 4,06 mgA 5,78 mgll. MenurutNybakken (1992), kandungan oksigen perairanerat kaitannya dengan banyaknya bahanorganik yang berada di suatu perairan.Kandungan oksigen terlarut akan menurundengan masuknya bahan organik ke perairan.Perairan estuaria Kuala Sugihan ini jika ini jikadibandingkan dengan daftar baku mutu air lautuntuk biota (KepMen. KLH No. Tahun 20&1)
masih memenuhi batas yang diperboleh kan,yaitu > 4.
Hasil pengukuran fraksi sedimen darisemua stasiun pengamatan menunjukkanbahwa substrat pada ekosistem estuaria diKuala Sugrhan adalah lempung ke arahlempung berdebu dan lempung berliat. Setiap
56 R.N. lrmawon et. al./ taosporiJournal0l (2010) 53-58
stasiun pengamatan yang terdapat di sekitarmemiliki variasi fraksi sedimen yang berbeda,pada stasiun B.1 mapun B.2 dan stasiun ,{.Lmaupun A.2 memiliki tekstur sedimen lempungsampai lempung berliat sedangkan untukstasirin 3,4 dan 5 pada lokasi A maupun lokasiB didominansi oleh lempung sampai lempungberdebu. Perbedaan fraksi ini didugadikarenakan setiap lokasi stasiun pengamatanmemilki kondisi geografi yang berbeda-beda.
Jenis sedimen dasar perairan KualaSugihan sangat penting untuk diketahui karenadapat menjadi faktor pembatas bagipenyebaran makrozoobentos. Wood (1987)
dalam Abdunnur (2002) mengemukakan bahwaterdapat hubungan antara kandungan bahanorganik dan ukuran partikel sedimen. Padasedimen yang halus persentase bahan organiklebih tinggi daripada sedimen yang kasar, halini juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.Lingkungan yang agak tenang memungkinkanpengendapan lumpur yang diikuti olehakumulasi bahan organik ke dasar perairan.Sedangkan pada sedimen yang kasar,kandungan bahan organiknya rendatr, karenapartikel yang lebih halus tidak mengendap.
Nilai pH pada semua stasiun pengamatandi Kuala Sugihan berkisar antara 5,1.05-7,49.
Nilai pH terendah terletak pada stasiun 8.1 danpH tertinggi terdapat pada stasiun 8.4.Rendahnya nilai pH pada stasiun 8.1 inimengakibatkan kelimpahan makrozoobentosini sangat sedikit dibandingkan dengan stasiunyang lainnya. Rendahnya nilai pH pada daerahini menyebabkan keasaman yalrtg ti.gg.Kisaran nilai pH yang diperoleh kelima stasiunpengamatan relatif rendah dan masih beradadalam batas yang layak bagi kehidupan biotalaut yang berkisar 6,5-8,5 (Kep Men KLH No. 5L
Tahtrn 2004). Kecuali pada stasiun A.1, B.1 dan8.2.
Hasil pengukuran bahan organik padasetiap stasiun pengamatan di lokasi A maupunlokasi B berkisar antara 3,4 - 7,36 Yo.
Berdasarkan nilai tersebut menunjukkan bahwaumufirnya perairan Kuala Sugihan mempunyaikandungan bahan organik yang rendah sampaisedang.Kandungan bahan organik sedimen
yang tertinggi terdapat pada stasiun 8.2,
sedangkan kandungan bahan organik yangterendah terdapat pada stasiun A.4. Tinggikandungan bahan organik pada stasiun 82diduga karena adanya anak sungai yangbermuara pada lokasi tersebut, sehinggamenambah masukkan bahan organik padalokasi tersebut.
Kisaran nilai nitrat sedimen pada semuastasiun pengamatan di Kuala Sugihan berkisarantara 9,3 - 50,1. ppm. Nilai nitrat sedimen yangterendah terdapat pada stasiun B.5 sedangkannilai nitrat sedimen yang tertinggi terdapatpada stasiun A'1. Tingginya kandungan nitratpada bagian dalam muara disebabkan padadaerah tersebut- terdapat area pertanian danpada bagian hulu sungai terdapat pengerukanuntuk kepentingan alur pelanyaran. Hal inisesuai dengan pemyataan Chester (1D0) dalam
www.docstoc.com (2010), Sumber utama nitratberasal dari erosi tanatr, limpasan dari daratantermasuk pupuk di tanah dan dari buanganlimbah.
Kisaran nilai fosfat sedimen pada semuastasiun pengamatan di Kuala Sugihan berkisarantara 12,02-17,18 ppm. Nilai fosfat sedimenterendah terdapat pada stasiun 8.1 dan A.2,sedangkan nilai fosfat sedimen yang tertinggiterdapat pada stasiun B.5. Berdasarkan nilaitersebut, sedimen di wilayah estuaria KualaSugihan berkriteria rendah sampai sedang-Tingginya fosfat pada lokasi tersbut, didugakarena adanya pemukiman didekat lokasitersebut.
Secara keseluruhan, jenis organismemakrozoobentos yang ditemukan lokasi Amaupun lokasi B penelitian ini sebanyak 21
jenis yang termasuk dalam 4 kelas yaituGastropoda sebanyak 9 jenis, Polychaetasebanyak 9 jenis, Bilvalvia sebanyak 2 jenis danCrustacea sebanyak 1.
Kepadatan makrozoobentos pada setiapstasiun pengamatan pada lokasi A maupunlokasi B berkisar antara 29 - 1274 individu/mz.Kepadatan makrozoobentos untuk setiapstasiun pengamatan pada lokasi A yaitukepadatan terendah tedapat pada stasiun A2(29 individu/m2), sedangkan kepadatantertinggi terdapat pada stasiun A5 (1274
fIidh5l
ddtr
IdiuTI
57 R.N. lrmawon et. ol./ Maspari Journol0l (2010) 53-58
individu/m2). Rendalrnya kepadatan padastasiun A2yangberada di bagian dalam muaramenunjukkan adanya tekanan ekologis padalokasi tersebut. Sedangkan kepadatan tertinggiberada pada stasiun A5 yang berada di mulutmuara. Kepadatan marozoobentos unfuk setiapstasiun pada lokasi B yaitu kepadatan terendahtedapat pada stasiun B1 (44 individu/m2) ya.gberada di bagian dalam muara memrnjukkan
adanya tekanan ekologis pada lokasi tersebut.Kepadatan tertinggi terpadat pada stasiun 85(741 individu/m2) yang berada di mulut muara.
Besamya nilai indeks keanekaragamanShannon-Wiener (H'), indeks keseragaman (E)dan indeks dorninansi Simpson (C) padamasing-masing stasiun lokasi A maupun lokasiB ditampilkan pada Tabel1.
Tabel l. Indeks Keanekaragaman (FI), Indeks Dominansi (C) dan [rdeks Keseragaman (E) padaLokasi A maupun Lokasi B
MakrozoobentosStasiun
( H') keterangan (c) keterangan (E) keterangan
Lokasi A
Lokasi B
0
1,033
2,ggg
3,238
0,595
2,128
2,663
2,215
rendah
sedang
sedang
tinggi
rendah
sedang
sedang
sedang
ada yangmendominansi
ada yangmendominansi
ada yangmendominansi
tidak ada yangmendominansi
tidak ada yangmendominansi
keseragamanrendah
keseragamanrendah
keseragaman'sedang
keseragaman
tinggi
keseragaman
1
0,672
0,205
0,144
a,8u
0,312
0,225
0,31
0,445
0,788
0,829
ada vans .0menoomtn;rnsl
ada vans . 0.37smenoomlnansl
tidak ada vane-. 0,759menqomlnansl
tidak ada vans: 0,802
menoomlnEulsr
tidak.ada. yanB. o.ogg
mendomrnau:lsr
keseragamanrendah
keseragamanrendah
keseragamantinggi
keseragaman
tinCgi
keseragamantinggi
Nilai indeks keanekaragaman yang rendahpada stasiun L dan 2 lokasi A serta stasiun 1
lokasi B ini dikarenakan pada stasiun ini sangatsedikit jenis yang ditemukan dibandingkandengan stasiun yang lainnya. Stasiun 1 dan 2lokasi A hanya ditemukan jenrs Capitella sp
sedangkan pada stasiun 2 lokasi B hanyaditemukan jeris Notomastus sp. Hal ini didugaadanya tekanan ekologi pada stasiunpengamatan tersebut.
Stasiun 1 dan 2 pada lokasi A maupunlokasi B menunjukkan nilai indeks keseragamanjenis yang rendah, Stasiun 3 lokasi Amenunjukkan nilai indeks keseragamn jenis
yang sedang dan stasiun 3 lokasi B serta 4 dan 5di lokasi A maupun lokasi B menuniukkankeseragaman jenis yang tinggi. Nilaikeseragaman yang tinggi di beberapa stasiunmencerminkan bahwa dominasi jenis atauspesies tertentu sangat kecil, sementara stasiunyang memiliki nilai keseragaman rendahmenggambarkan bahwa di stasiun tersebuttelah didominasi oleh jenis tertentu.
Menurut Simpson ilnlam adum (19%) nilaiindeks dominansi <Q5 berarti tidak ada jenisyanSnilai
mendominansi sedangkan apabila
58 R.N. lrmowan et. al./ Mospari Journal0l (2010) 53-58
indeks dominansi > O5 berarti ada ienis tertentu
yang mendominansi. Terdapat 5 stasiun yang
memiliki indeks dominan lebih dari 0,5 yaitustasiun 1,2 dao.l 3 lokasi A serta stasiun 1 dan 2
lokasi B dengan nilai indeks dominansinya
sebesar A,672-'1,. Berdasarkan nilai tersebut,
maka dapat dinyatakan bahwa kedua stasiun
tersebut ada jenis dari makrozoobentos yang
mendominansi.
IV. KESIMPULAN
Perairan Estuaria Kuala Sugihan
berdasarkan baku mutu air laut untuk biota
laut Kepmen KLH No.51 Tahun 2004 masih
memenuhi ambang batas yang ditetapkan
untuk semua parameter fisika-kimia air yang
terukur.Karakteristik (fisika-kimia) sedimen di
estuaria Kuala Sugihan menunjukkan bahwa
tektur sedimennya berupa lempung ke arah
lemptmg berliat dan lempung berdebu
merupakan habitat yang cocok bagi kehidupanmakrozoobentos dan berpengaruh kepada
kepadatan serta komposisi ienis dari setiap
stasiun pengamatan.Makrozoobentos yang ditemukan di
perairan estuaria Kuala Sugihan sebanyak 21
jenis yang termasuk di dalam 4 kelas yaituPolychaeta (9 jenis), Gastropoda (9 jenis),
Bivalvia (2 jenis) dan Crustacea (1 jenis). Nilaiindeks keanekaragaman jenis (FI) pada lokasi
penelitian yang tertinggr yaitu 3,238. Stasiun 1
yang berada di bagian dalam muara hanya
ditemukan satu jenis dari kelas Polychaeta-
DAFTAR PUSTAKA
Abdunnur. 20A2. Annlisis Moilel Brocken Stick
Terhadap Distrihtsi lQlimpdran Spesies d.an
Ekntipologi Komunitas Makrozoabentos DiPerairan Pwisir Taniung Ssmbilan
Kalimantan Timur . ]umal Ilmiah Mahakam.
Vol. t No.2.Fitriyani, V. 2005. Struktur Komunitas Hewan
Mabobentos Di Muara Sungai Banyuasin
Y*bupaten Banywasin Prutinsi Sumatera
Selatan. Skripsi. Universitas Sriwiiaya.(tidak dipublikasikan).
[KLH] Kementerian Lingktrngan Hidup. 20M.
Keputusan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 5t Tahun 2004 tentang Bakg, -Mutu Air Laut. ]akarta: MENKLH.
http,//*-*.docstoc.com . 201.0. Sifat Kimia
Estu arine. http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc. aspx ? do c 1d=10 624484
. Diakses pada tanggal 20 Februari 2010-
Nybakken, |.W. 1992. Biologi Laut : Suatu
Pendekatan Ekologis. Terjemahan oleh
Eidman, D.Y Bengen dan Koesbiono.
Gramedia. Jakarta.Nontjr, A. 2002. Laut Nusantara. Djarllbatan.
jakarta.
Odum, E,P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi
Ketign. Penterjernah : Tjfijono Samingan.
Gadjah Mada Unirpsity Press.
Yogyakarta.Wibisono, 2005. Pengantar llmu Kelautan.
Grasindo Gramedia Widiarsarana' Indonesia. Jakarta.