Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2916/3/BAB II.pdf9 e) Speedy...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2916/3/BAB II.pdf9 e) Speedy...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
8
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
(Growing Up Films)
2.1 Profil Perusahaan
Gambar 1. Logo Growing Up Films
Growing Up Films, merupakan salah satu rumah produksi pembuat TVC atau iklan audio
visual (untuk televisi) di Indonesia. Rumah produksi ini berdiri sejak 3 Januari 2013. Meskipun
terhitung baru, tetapi hingga bulan September ini Growing Up Films, sesuai namanya, sudah
menghasilkan banyak iklan. Bisa terbilang lebih dari belasan iklan selama tujuh bulan berdiri.
Iklan yang telah dihasilkan beragam, dari jenis produk makanan, minuman, obat, sabun
mandi, hingga sabun pembersih properti rumah tangga, dan lain sebagainya. Namun, tentunya
iklan diproduksi oleh Growing Up Films dalam format audio visual. Alasannya adalah karena
iklan yang telah diproduksi akan ditayangkan di media televisi. Hal ini berbeda dengan iklan
yang formatnya audio atau teks saja. Berikut, beberapa iklan televisi yang merupakan hasil
produksi dari rumah produksi Growing Up Films :
a) Dettol Conversion,
b) Vanish,
c) Speedy Thematic,
d) Speedy Instan,
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013
9
e) Speedy Teaser,
f) Dermatix
g) Nutrijell
h) Bonetto
i) Exergy
j) Center Fruit
k) Center Fresh
l) Kalpanax
m) JessCool
n) Sakatonik Liver
o) Blaster Pop, dll.
Kesuksesan Growing Up Films hingga bisa memproduksi belasan iklan dalam tujuh
bulan, tentunya tidak lepas dari peran penting owner sekaligus Executive Producer di rumah
produksi ini, Yonpet Derusti. Ia merupakan sosok yang sangat berpengalaman dibidang
produksi, khususnya iklan televisi.
Berawal dari merintis karir di agency selama beberapa tahun, hingga akhirnya bertemu
dengan beberapa orang produksi, ia mulai tertarik dengan dunia produksi. Hampir selama
belasan tahun menjadi Producer dan berlanjut selama delapan tahun menjadi Executive
Producer, menjadikannya memiliki bekal sangat cukup untuk membuka rumah produksi sendiri.
Alhasil, hal ini terbukti dengan begitu mudah untuk mendapatkan job.
Nama Growing Up Films, digunakan karena tujuan dari Yonpet Derusti sendiri yang
ingin usahanya selalu tumbuh ke arah yang lebih tinggi dan tiada batas. Filosofi ini juga diwakili
oleh gambar pohon yang ada pada logo Growing Up Films. ”Films” sendiri, memang biasa
digunakan pada usaha yang berbentuk rumah produksi.
Berbeda dengan perusahaan pada umumnya, rumah produksi tidak memiliki begitu
banyak pekerja tetap. Seperti misalnya pada Growing Up Films, jumlah jabatan atau posisi yang
tersedia di rumah produksi ini hanya ada delapan. Dan, berikut adalah susunan posisi atau
jabatan di tempat penulis melakukan kerja magang, Growing Up Films.
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013
10
Skema 1. Struktur Organisasi Growing Up Films
2.2 Ruang Lingkup Kerja Divisi Terkait
Skema 2. Iklan hingga tayang di televisi. (Catatan : Klien sebagai pengiklan memiliki
kontrol dan juga turut serta dalam segala kegiatan pada skema di atas).
Growing Up Films dan rumah produksi lainnya pada umumnya memiliki alur yang sama
dalam mendapatkan pekerjaan. Yaitu, klien (client) sebagai pengiklan memanggil agensi
Owner / Executive Producer (Yonpet)
Finance Director (Ari)
Finance Manager (Heni)
Staff Finance (Sangga)
Production Assistant In House
(Rikky)Driver (Hatta)
Office Boy (Lukman & Herman)
Kurir (Nur)
ClientPitching Agency
Pitching PH
Pra Produksi
ProduksiPasca
ProduksiDelivery
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013
11
(agency) periklanan (advertising agency) untuk mempermudah mendapatkan iklan. Jika sudah
terpilih agensi yang cocok, kemudian agensi membuka pitching rumah produksi. Pitching adalah
proses dimana klien mengundang sejumlah rumah produksi untuk memberikan penawaran
produksi, dan dilihat dari sisi rancangan produksi dan pembiayaannya). Pitching ini tentunya
bertujuan untuk menentukan rumah produksi mana yang pantas memproduksi iklan dari klien.
Bagi rumah produksi yang menang pitching, akan mendapatkan PO. PO merupakan
kependekan dari Purchase Order. PO adalah sebagai tanda wewenang bahwa sebuah rumah
produksi telah ditunjuk untuk melaksanakan proses produksi. PO berisi mengenai spesifikasi
pekerjaan dalam produksi. Selain itu, PO juga nantinya akan digunakan sebagai lampiran ketika
rumah produksi membuat tagihan kepada klien atau agensi.
Setelah PO sudah di tangan pihak rumah produksi, berikutnya akan ada internal meeting
bagi tim produksi. Kemudian, berikutnya akan ada meeting dengan klien dan juga agensi. Jika
semua konsep untuk produksi sudah mencapai titik sepakat antara klien, agensi, dan rumah
produksi, maka tahap berikutnya adalah tahap produksi (Production). Tahap produksi dalam
dunia rumah produksi, sering juga disebut dengan istilah shooting.
Setelah melalui tahap produksi, maka berikutnya akan masuk kepada tahapan pasca
produksi (Post Production). Pada tahap ini, hasil produksi akan dirancang sedemikian sehingga
sesuai dengan konsep yang telah disepakati saat pra-produksi.
Ketika hasil produksi sudah sesuai dengan keinginan klien, makan iklan siap untuk
disebar ke stasiun-stasiun televisi untuk kemudian ditayangkan. Pengiriman atau penyebaran
iklan ke stasiun televisi inilah yang disebut dengan delivery.
Seperti pada kantor atau perusahaan pada umumnya, pada sebuah rumah produksi juga
tentunya ada struktur organisasinya. Dan, berikut merupakan susunan struktur organisasi yang
terdapat di rumah produksi Growing Up Films beserta tugasnya, yang penulis dapat dari hasil
wawancara dengan pembimbing lapangan, yang kemudian dipadukan juga dengan buku acuan:
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013
12
Skema 3. Struktur jabatan di Growing Up Films, sekaligus ketika shooting
1. Executive Producer : Yonpet Derusti
Executive Producer atau yang biasa disebut dengan EP, secara umum memiliki
peran untuk ‘mencari’ pekerjaan, atau bisa dibilang melakukan kegiatan marketing. EP
bisa juga memiliki wewenang untuk memilih tim produksi, meskipun memang terkadang
ada ‘request team’ sendiri dari misalnya, Director. Yang jelas, tim disesuaikan dengan
kualitas yang dibutuhkan, serta dengan anggaran yang ada.
2. Director (Freelance)
Director atau biasa disebut dengan sutradara, merupakan seseorang yang
merancang serta mengembangkan konsep produksi, khususnya pada shooting board
(gambaran adegan-adegan sehingga nantinya membentuk sebuah iklan). Jadi, tiap adegan
dari shooting board, dirancang oleh Director. Director adalah orang yang memimpin
rapat ketika meeting pra-produksi dengan klien dan agensi.
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013
13
Ia harus tahu betul apa yang diinginkan oleh kliennya, dari konsep kostum
(wardrobe), lokasi, setting tempat (set), dekorasi dan propertinya (art), pemain atau
pemeran (talent), dan lain sebagainya. Dan, saat shooting, Director harus memastikan
bahwa semuanya sesuai dengan yang telah disepakati ketika meeting pra-produksi.
Dan, saat pasca produksi, seorang Director wajib untuk mengawasi prosesnya.
Mulai dari ‘menjahit’ atau menyatukan adegan-adegan (offline editing), mengatur
dominasi warna video (grading), rekaman audio baik pengisi suara maupun musik
(recording), penambahan efek-efek pada hasil produksi (online editing), dan penyatuan
audio dengan visual (mixing).
3. Co-Director (Freelance)
Memiliki peran untuk membantu tugas Director, seperti misalnya mengarahkan
(mendirect) pemeran atau pemain (talent) ketika latihan beraksi sebelum shooting
(workshop) maupun ketika produksi (shooting), membuat breakdown sheet (berisi urutan
scene untuk diproduksi, berserta perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk produksi pada
tiap scene).
4. Producer (Freelance)
Memimpin seluruh kru (crew) produksi untuk bekerja sesuai dengan ketetapan
yang telah ditetapkan atau disepakati, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen
produksi dengan berpegangan pada anggaran yang telah diajukan atau disetujui oleh
Executive Producer.
5. Line Producer (Freelance)
Line Producer berada di bawah pengawasan Producer. Hal ini karena memang Line
Producer bertugas untuk membantu Producer dalam memastikan bahwa setting produksi
siap untuk digunakan. Jadi, lebih kepada kegiatan produksi keseharian.
6. Director of Photography (Freelance)
Pada intinya, DOP bertugas untuk mengambil gambar produksi, tentunya sesuai
dengan konsep yang telah ditetapkan oleh Director. Seorang DOP selain harus mengerti
mengenai kamera, harus juga paham mengenai pencahayaan (lighting).
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013
14
7. Talent Coordinator (Freelance)
Memiliki peran untuk mencari talent yang sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu,
sesuai dengan keinginan klien. Ketika sudah terpilih, Talent Coordinator bertugas untuk
menyiapkan talent kapanpun dibutuhkan (misalnya untuk workshop, fitting pakaian,
maupun untuk shooting).
8. Art Director (Freelance)
Bertugas untuk menciptakan setting tempat yang sesuai dengan konsep produksi.
Jadi, haruslah menyiapkan properti apa saja yang dibutuhkan, tentunya dengan anggaran
yang telah ditentukan.
Misalnya, ketika shooting Sakatonik Liver, dibutuhkan setting kantor, maka Art
Director dan timnya harus menyediakan meja kerja, lampu kerja, kursi kerja, rak buku,
jam dinding, komputer atau laptop, telepon, dan lain sebagainya sedemikian rupa
sehingga lokasi terlihat seperti kantor.
9. Wardrobe (Freelance)
Pertama, memiliki kewajiban untuk menyajikan referensi kostum untuk talent,
baik dari pakaian, alas kaki, dan aksesoris. Jika sudah ditentukan oleh klien, tim
wardrobe harus menyediakan kostum tersebut untuk saat produksi. Bahkan harus tersedia
sebelum produksi tiba. Karena, biasanya akan ada proses talent mencoba kostum tersebut
(fitting). Kostum yang digunakan untuk produksi, bisa didapat dengan cara membeli jadi,
bisa juga membeli bahan mentah untuk kemudian diolah sendiri.
Saat produksi, tim wardrobe harus selalu memastikan bahwa talent mengenakan
kostum dengan benar dan rapi.
10. Make Up (Freelance)
Bagian make up ini memiliki andil yang juga terbilang besar, karena mereka
(biasanya dua orang) akan membuat talent terlihat seperti kondisi sebenarnya sesuai
dengan yang diperankan. Misalnya, wajah pucat, wajah lelah, dandanan rocker, dan lain
sebagainya.
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013
15
11. Location Manager (Freelance)
Berperan untuk mencari lokasi produksi yang cocok dengan yang dikonsepkan
oleh Director. Tidak sampai di situ, jika lokasi telah disetujui maka selanjutnya harus
mengurus izin dan memesan lokasi tersebut untuk tanggal shooting yang telah ditentukan.
Setelah itu, Locatin Manager bertugas untuk menentukan atau membagi tempat mana
untuk wardrobe, make up, ruang klien dan agensi, kamar kecil kru, dan tempat makan.
12. Unit Manager (Freelance)
Berperan untuk mendata serta menyediakan alat-alat untuk produksi. Selain itu,
juga memiliki peranan untuk mengatur transportasi atau antar dan jemput kru maupun
klien dan agensi saat produksi. Sebelum produksi berlangsung, Unit Manager mengatur
transportasi untuk misalnya tinjau lokasi produksi (Recee).
13. Craft (Freelance)
Merupakan tim yang bertugas untuk mengolah makanan atau minuman untuk kru
produksi, ataupun untuk klien dan agensi. Bagian craft memang tidak mutlak harus ada,
karena sudah ada bagian ketring untuk konsumsi kru. Namun, jika bagian ini
diikutsertakan, akan memberika nilai plus tersendiri dari klian maupun agensi dan juga
menambah kepuasan klien ataupun juga agensi.
14. Production Assistant Inhouse : Rikky
Memiliki tugas untuk membantu segala kegiatan produksi. Namun, lebih
khususnya membantu pekerjaan produser seperti membuat booklet, menyusun (compile)
hasil workshop dan fitting kostum (wardrobe), terlibat dalam meeting dengan klien dan
agensi, dan terlibat dalam produksi. compile hasil wadrobe fitting, compile hasil
workshop, terlibat dalam PPM (Pre-Production Meeting), dan shooting. – jelaskan dalam
bahasa indonesia.
15. Finance Director : Ari
Bertugas mengatur penggunaan alur kas perusahaan, membuat laporan bulanan,
dan juga membuat laporan yang dibuat selama enam bulan sekali.
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013
16
16. Finance Manager : Heni
Lain halnya dengan Finance Director, Finance Manager lebih kepada pengurusan
biaya operasi perusahaan sehari-hari. Misalnya, seperti mengatur uang untuk pembiayaan
produksi, memastikan atau mengawasi bahwa pengeluaran sesungguhnya lebih kecil dari
biaya yang diperkirakan, mengurus tagihan ke agency atau client, membuat invoice,
menyusun laporan per proyek, serta memeriksa laporan pengeluaran dari crew produksi.
17. Staff Finance : Sangga
Istilahnya adalah, sebagai ‘kasir’ di lapangan. Dengan kata lain, jika perlu
transaksi atau membayar sesuatu ketika shooting di lapangan, Staff Finance inilah yang
mengurus.
18. Driver : Hatta
Mengantarkan EP ataupun tim produksi dari mulai proses pra produksi, produksi,
hingga pasca produksi.
19. Office Boy atau PU (Pembantu Umum) : Lukman dan Herman
Office Boy di rumah produksi, sering juga disebut dengan PU atau Pembantu
Umum. Karena ketika shooting, merekalah yang terlibat sebagai PU. Tugasnya yaitu
melayani client, agency, dan tim produksi ketika shooting.
Dilihat dari struktur organisasi serta penjelasan di atas, komposisi pekerja di Growing Up
Films ketika produksi memang lebih dominan atau lebih banyak yang freelance dibanding
pekerja tetap atau in house. Hal ini bukan berarti Growing Up Films kurang mandiri dalam
melakukan proses produksi.
Perlu diketahui bahwa tidak setiap hari sepanjang rumah produksi ini berdiri, selalu ada
pekerjaan atau kegiatan produksi iklan. Terkadang, sebuah rumah produksi termasuk Growing
Up Films, bisa saja tidak memiliki pekerjaan atau kegiatan produksi untuk kurun waktu yang
tidak pasti.
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013
17
Jika semua kru produksi merupakan pekerja in house, sedangkan tidak ada kegiatan
produksi iklan (tidak ada pendapatan masuk), maka rumah produksi akan cepat rugi untuk
membayar gaji karyawan tetap yang begitu banyak. Oleh sebab itu, hal tersebut diantisipasi
dengan memanggil pekerja freelance ketika dibutuhkan atau sedang ada kegiatan produksi saja.
Peran production assistant..., Anastasia Maestrarika P, FIKOM UMN, 2013