Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2355/3/BAB II.pdf · Definisi...
-
Upload
nguyendieu -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2355/3/BAB II.pdf · Definisi...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Brand
2.1.1. Definisi
Brand adalah seluruh proses pembangunan untuk menciptakan merek,
nama, dan identitas visual yang berfungsi untuk membedakan dengan perusahaan
lain. Komponen yang dapat membantu keberhasilan sebuah brand adalah identitas
visual berupa logo, kemasan, media promosi, dan iklan (Landa, 2011:219).
Sementara itu menurut Rustan (2009) mengatakan brand adalah suatu tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna atau kombinasi dari
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dalam kegiatan perdagangan barang
dan jasa (hlm.15).
Merek dapat memberikan sejumlah kesadaran (awareness), reputasi
(reputation) dan keunggulan (prominence) kepada konsumen di pasar. Sedangkan,
Aaker (1991) mendefinisikan merek, yaitu sebuah nama dan atau simbol (seperti :
logo, trademark atau package design) yang dimasukkan untuk
mengidentifikasikan suatu produk atau jada dari seorang atau kelompok penjual
dan membedakan produk atau jasa tersebut dibandingkan dengan pesaingnya.
Merek adalah janji penjual dalam menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan
jasa yang spesifikasi secara konsisten kepada pembeli.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
11
2.1.2. Manfaat Brand
Brand bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, brand memiliki
manfaat sebagai identifikasi produk dan perusahaan, kualitas, sarana menciptakan
asosiasi dan makna unik, dan keunggulan kompetitif. Kemudian, bagi konsumen
berperan sebagai identifikasi produk, penetapan tanggung jawab bagi produsen,
alat simbolis untuk memproyeksikan citra diri, dan kualitas (Tjiptono, 2012: 239).
2.1.3. Fungsi Brand
Banyaknya faktor dan media yang muncul maka perekonomian meningkat begitu
juga dengan perusahaan yang bersaing, menginginkan produk baru dan perubahan
seperti merek, logo, dan identitas visual. Oleh karena itu brand berfungsi sebagai
hal tersebut untuk membuat ekuitas, nilai, dan membedakan sebuah perusahaan
dengan yang lainnya (Landa, 2011:219).
Brand menjadi saat penting saat ini, karena beberapa faktor (Durianto, 2001:2):
a. Emosi konsumen terkadang naik turun. Brand mampu membuat janji
emosi menjadi konsisten dan stabil.
b. Brand mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Brand yang kuat
mampu diterima di seluruh dunia dan budaya.
c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.
Semakin kuat suatu brand, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen
dan makin banyak brand association (asosiasi merek) yang terbentuk
dalam brand tersebut. Jika brand association yang terbentuk memiliki
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
12
kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand
image (citra merek).
d. Brand sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Brand
yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
e. Brand memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh
konsumen. Dengan adanya brand, konsumen dapat dengan mudah
membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan
dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat
pada merek tersebut.
f. Brand berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
2.2. Brand Equity
Brand equity adalah keinginan seseorang untuk melakukan pembelian kembali
terhadap merek tersebut atau tidak. Oleh sebab itu, ukuran dari Brand equity
berkaitan dengan loyalitas pelanggan. Brand equity adalah satu set brand asset
dan liability yang berhubungan dengan sebuah merek, nama dan simbol yang
disediakan sebuah produk atau service bagi konsumen (Aaker, 1991:15). Brand
equity memiliki lima atribut, yaitu :
a. Brand loyalty (loyalitas merek)
b. Brand awareness (kesadaran akan merek)
c. Perceived quality (persepsi/kesan terhadap kualitas)
d. Brand Associations (asosiasi merek sebagai tambahan dari kesan kualitas)
e. Other Proprietary Brand Assets (seperti : paten, merek dagang, channel,
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
13
relationship dan lain-lain).
Kelima atribut diatas dapat memberikan fungsi baik bagi customer maupun bagi
perusahaan yang dijabarkan dalam bentuk diagram, seperti yang digambarkan
pada gambar berikut ini :
Gambar 2.2. Konsep Brand Equity
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
14
2.2.1. Peran Brand Equity
Brand equity merupakan aset yang dapat memberikan nilai tersendiri di mata
pelanggannya. Aset yang dikandungnya dapat membantu pelanggan dalam
menafsirkan, memproses dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk
dan merek tersebut. Brand equity mampu mempengaruhi rasa percaya diri
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa
lalu dalam penggunaan atau kedekatan, assosiasi dengan berbagai karakteristik
merek. Brand equity memberikan nilai bagi perusahaan dalam bentuk (Durianto,
2001:6):
a. Brand equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam
memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama.
b. Dimensi-dimensi brand equity dapat mempengaruhi alasan pembelian
konsumen.
c. Brand equity yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin
yang lebih tinggi dengan menerapkan premium price (harga premium),
dan mengurangi ketergantungan pada promosi sehingga dapat diperoleh
laba yang lebih tinggi.
d. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan
dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang
bisnis baru yang terkait yang biasanya akan jauh lebih mahal untuk
dimasuki tanpa merek yang memiliki brand equity tersebut.
e. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu
menciptakan loyalitas saluran distribusi.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
15
Pada penelitian ini, atribut yang akan diteliti dalam membentuk suatu Brand
equity adalah : Brand loyalty, Brand awareness, Perceived quality, sehingga akan
dijelaskan teori-teori yang berkaitan dengan ketiga atribut tersebut.
2.2.2. Brand loyalty
Brand loyalty merupakan ukuran kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek.
Loyalitas merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam
pemasaran (Rangkuti, 2004).
Brand loyalty secara kualitatif berbeda dengan keempat atribut dari
variable brand equity lainnya karena atribut ini terkait dengan pengalaman
konsumen setelah menggunakan merek tersebut. Oleh sebab itu, Brand loyalty
tidak dapat tercapai bila konsumen belum memiliki pengalaman dalam
menggunakan atau mengkonsumsi produk dari merek tersebut.
Brand loyalty terbagi atas beberapa tingkatan loyalitas konsumen terhadap
suatu merek dari yang paling rendah (switcher/ price sensitive) hingga paling
tinggi (comodited buyer) dengan tingkatan sebagai berikut (Aaker,1991):
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
16
Gambar 2.3. Piramida Loyalitas
Berdasarkan piramida loyalitas diatas, dapat dijelaskan bahwa :
a. Switcher atau Price Sensitive
Pada tingkat loyalitas terendah, kosumen tidak loyal atau sama sekali tidak
tertarik pada merek-merek apaun yang ditawarkan. Pada tingkatan ini,
konsumen cenderung untuk berpindah-pindah merek, sehingga merek
memiliki peraan kecil dalam proses penentuan keputusan pembelian. Oleh
sebab itu, yang berperan dalam penentuan keputusan pembelian adalah
terjadinya perubahan harga.
b. Statisfied atau Habitual Buyer
Konsumen merasa puas dengan produk yang dikonsumsinya atau selama
ini konsumen tidak pernah mengalami ketidakpuasan terhadap merek
tersebut. Sehingga, konsumen tidak memiliki alas an untuk berpindah ke
merek lain.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
17
c. Statisfied Buyer with Switching Costs
Konsumen merasa puas pada suatu merek, namun konsumen merasa
terbebani dengan adanya switching cost dalam melakukan perpindahan
terhadap merek lain. Switching cost dapat berupa waktu, uang dan
performance dari asosiasi merek setelah melakukan perpindahan merek
tersebut.
d. Likes the Brand
Konsumen benar-benar menyukai merek tersebut yang dilandasi pada
suatu asosiasi seperti simbol, pengalaman dalam penggunaannya dan
memiliki kesan kualitas yang tinggi.
e. Committed Buyer
Konsumen merupakan pelanggan yang setia pada satu merek dan
mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna
untuk merek tersebut. Merek tersebut menjadi penting bagi pelanggan baik
dari segi fungsi maupun ekspresi mengenai diri pelanggan sebenarnya.
2.2.3. Brand awereness
Brand awareness merupakan kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat
suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirangsang
dengan kata-kata kunci. Kesadaran akan merek ini digunakan sebagai salah satu
indikator efektivitas pemasaran (Rangkuti, 2004:89).
Brand awareness merupakan informasi mengenai tingkat kemampuan
konsumen untuk mengenal dan mengingat keberadaan merek pada suatu kategori
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
18
produk (Aaker, 1991:103). Berikut ini merupakan tingkatan Brand awareness
Gambar 2.4. Piramida Brand Awareness
konsumen terhadap suatu merek produk dengan tingkatan paling tinggi yaitu top
of mind dan tingkat terendahnya adalah unaware of brand. Penjelasan setiap
tingkatan Brand awareness dari tingkat terendah (unaware of brand) hingga
tingkat tertingi (top of mind) adalah sebagai berikut (Aaker, 1991:105):
a. Unaware of brand
Merupakan tingkatan yang paling rendah dalam tingkatan Brand
awareness (kesadaran merek), dimana kensumen tidak menyadari akan
adanya suatu merek pada suatu kategori produk.
b. Brand Recognition
Tingkatan ini merupakan tingkat minimal dari kesadaran konsumen
terhadap suatu merek. Brand recognition menjadi penting pada saat
seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
19
c. Brand recall
Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek) didasarkan pada
permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu
kelas produk.
d. Top of mind
Top of mind merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada
didalam benak konsumen. Top of mind terjadi bila seseorang ditanya
secara langsung tanpa diberi petunjuk pengingat dan responden dapat
menyebutkan suatu nama merek dari kategori produk tertentu, maka merek
yang disebutkan pertama kali merupakan top of mind (puncak pikiran).
2.2.4. Perceived quality
Perceived quality (Aaker, 1991) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa atau pelayanan dikaitkan dengan
harapan pelanggan.
Perceived quality merupakan informasi berupa persepsi konsumen
terhadap kualitas produk dan service. Perceived quality dipengaruhi oleh kualitas
produk dan kualitas pelayanan yang diberikan. Kualitas produk dapat dilihat dari
cirri khas produk, daya tahan produk, kinerja produk, produk dapat dipercaya,
kemampuan produk dalam memberikan service dan secara fisik produk tampak
berkualitas.
Service quality dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan kepada konsumen
dalam bentuk nyata, yaitu penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
20
yang harus dapat diandalkan. Service yang diberikan dapat diandalkan, responsive
terhadap pelanggan, serta empati (memberikan perhatian yang bersifat individu
kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami keinginan konsumen) dan
kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya
(Cronin, 1992).
Gambar 2.5. Nilai dari Percieved Quality
Berikut ini adalah nilai yang dapat diberikan kepada perusahaan dengan
terbentuk Perceived quality :
a. Alasan Untuk Membeli (reason-to-buy)
Perceived quality. Hal ini mempengaruhi merek-merek mana yang
seharusnya dipertimbangkan dan selanjutnya mempengaruhi merek
apa yang akan dipilih.
b. Differensiasi/Posisi (differentiate/posisi)
Karakterisik positioning dari suatu merek adalah posisinya yang
terbentuk dari Perceived quality yang dirasakan oleh pelanggan setelah
menggunakan produk atau jasa dari suatu merek.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
21
c. Harga Optimum (a price premium)
Dapat memberikan pilihan bagi perusahaan dalam menetapkan harga
optimal (premium price). Keuntungan dari Perceived quality yaitu
menyediakan pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan atau
memberlakuan harga premium. Harga premium dapat meningkatkan
keuntungan bagi perusahaan dan menyediakan sumber daya (financial)
untuk diinvestasikan kembali pada merek tersebut.
d. Meningkatkan Minat Saluran Distribusi (channel member interest)
Perceived quality memiliki peranan penting bagi para distributor,
pengecer serta berbagai saluran distribusi lainnya, karena hal ini dapat
membantu perluasan distribusi produk. Pengecer dan saluran distribusi
lainnya akan memperoleh keuntungan bila menjual produk dengan
kesan kualitas yang baik dimata pelanggannya.
e. Perluasan Merek (Brand Extentions)
Perceived quality dapat dieksploitasi dengan cara mengenalkan
berbagai perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu
untuk masuk kedalam kategori produk baru.
2.3. Identitas Visual
Identitas visual merupakan artikulasi visual dan verbal dalam sebuah merek atau
grup termasuk di dalamnya seluruh perangkat aplikasi desain berupa logo, kop
surat, kartu nama, dan website (Landa, 2011:240). Jika dirangkum identitas visual
merupakan sebuah visualisasi dari sebuah perusahaan berupa tanda atau simbol
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
22
yang di dalamnya termasuk perangkat aplikasi seperti kartu nama, logo, kop surat,
kemasan, dan website.
2.3.1. Tujuan Identitas Visual
Identitas visual memiliki tujuan dasar yaitu membedakan dan membangun posisi
dalam pasar dengan perusahaan lain, dengan adanya identitas visual produsen dan
konsumen dapat mengingat dengan mudah bentuk dan warna dari visualnya
(Landa, 2011:241).
2.3.2. Fungsi Identitas Visual
Identitas visual sangatlah banyak dan dijumpai dimanapun kita berada. Identitas
visual memiliki manfaat yang berguna bagi perusahaan maupun konsumen
(Supriyono, 2010:103), yaitu :
- Mengenalkan identitas dan menebarkan citra perusahaan
- Identitas visual memudahkan konsumen untuk mengenali produk
- Membedakan dengan perusahaan lain dari segi watak dan keunikan
- Menyebarluaskan sebuah perusahaan lewat kartu nama, map, tas,stiker,
website, billboard, mobil, dan media iklan.
2.3.3. Jenis-jenis Identitas Visual
Jenis-jenis identitas visual merupakan pengembangan dari visual seperti
media aplikasi. Media aplikasi yang digunakan dalam Queens akan disesuaikan
dengan kebutuhan. Identitas visual merupakan artikulasi visual yang di dalamnya
terdapat aplikasi desain berupa logo, kop surat, kartu nama, kemasan, iklan, dan
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
23
website (Landa, 2011:240). Hal tersebut merupakan jenis-jenis aplikasi yang
diterapkan di dalam identitas visual.
a. Logo
Logo adalah simbol yang memiliki khas untuk merepresentasikan sebuah
perusahaan, produk, orang, servis, atau ide (Adams, 2008:9). Logo dibagi
menjadi beberapa kategori yaitu (Landa, 2011:247):
1. Wordmark
Logo ini diambil dari nama perusahaan dengan bentuk huruf yang unik
dan memberikan pesan langsung ke konsumen.
Gambar 2.6. Wordmark Logo
(Sumber:www.brandprofiles.com)
2. Symbol
Logo ini dibentuk dari nama perusahaan dengan huruf dan bentuk-bentuk
grafis seperti lingkaran, kotak, dan yang lainnya.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
24
Gambar 2.7. Symbol Logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
3. Initial
Logo ini dibentuk dengan mengambil huruf awal dari nama perusahaan
dan menjadikanya sebagai elemen utama dalam logo.
Gambar 2.8. Initial Logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
4. Pictoral
Logo ini merupakan gambar representatif dan berhubungan dengan
tempat, kegiatan, dan orang dengan gaya yang khusus.
Gambar 2.9. Pictorical Logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
25
5. Emblem
Logo ini bersifat kiasan dan sifatmya tidak memiliki hubungan dengan
nama sehingga sulit untuk dipahami.
Gambar 2.10. Emblem Logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
6. Abstract
Logo ini merupakan logo yang dapat menimbulkan kesan yang bermacam-
macam karena bentuknya yang abstrak.
Gambar 2.11. Abstract Logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
7. Character
Logo ini merupakan logo yang didukung dengan adanya visual karakter
yang merepresentasikan sebuah perusahaan.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
26
Gambar 2.12.Character Logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
b. Letterhead (kop surat)
Kop surat adalah alat usaha formal yang digunakan untuk berbagai tujuan,
resmi atau legal. Kop surat dicetak pada selembar kertas yang di dalamnya
termasuk konten yang spesifik dan merupakan bagian dari sistem identitas
visual yang lebih luas dengan elemen-seperti logo, palet warna, dan
elemen grafis (hlm.268).
c. Business Card (kartu nama)
Kartu nama adalah permukaan persegi panjang yang isinya terdapat nama
seseorang yang dicetak atau digital, urusan-urusan afiliasi, dan informasi
kontak. Kartu nama merupakan alat pemasaran yang portable dan cepat
karena berpindah dari tangan ke tangan (hlm.272).
d. Package Design (kemasan)
Kemasan merupakan wadah yang dirancang dengan mengkaitkan bentuk,
struktur, dan penampilan paket produk, yang berfungsi untuk melindungi,
mempromosikan merek, menyajikan informasi, dan menjadi pengalaman
merek (hlm.280).
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
27
e. Brochure (brosur)
Brosur adalah alat yang digunakan secara luas yang digunakan untuk
memberikan informasi atau promosi (penjualan dan pemasaran). Brosur
juga disebut buklet atau pamflet (hlm.306).
f. Advertising (iklan)
Iklan digunakan dalam sistem pasar bebas untuk mempromosikan merek
atau kelompok. Iklan membantu membangun nilai merek, kelompok,
menyebabkan, dan bahkan individu dalam pikiran orang (hlm.326).
g. Website (situs)
Situs yang bertujuan untuk komersial, promosi, pendidikan, dan hiburan
yang dibuat melalui internet dan dapat diakses oleh siapapun.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
28
2.4. Teori Logo
2.4.1. Definisi
Pengertian logo secara bahasa adalah suatu huruf atau lambang (gambar) yang
mengandung makna, terdiri atas satu kata atau lebih sebagai lambang atau nama
perusahaan dan lain sebagainya. Suatu perusahaan, organisasi-organisasi, lembaga
pendidikan, pemerintahan dan lain-lain, pasti membutuhkan sebuah simbol
sebagai pengenal yang dapat dengan mudah dikenal masyarakat. Logo adalah
presentasi, sosok atau penampakan visual yang senantiasa dikaitkan dengan
organisasi tertentu, dan seringkali digunakan sebagai suatu bentuk identifikasi dan
bagian dari identitas perusahaan (Hadiono, 2008:11). Melalui tampilan sebuah
logo suatu perusahaan dapat menampilkan kepribadian yang sesungguhnya. Ada
tiga elemen dasar dari visual perusahaan, yaitu: bentuk, warna, dan tulisan.
Penggunaan ketiga elemen ini sifatnya subjektif dan dapat bervariasi dari
pembuatan satu desain dengan desain lainnya (Anggraeni, 2006:28).
a. Bentuk
Bentuk adalah macam rupa atau wujud sesuatu, seperti bundar elips, bulat
segi empat dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut dapat diuraikan
bahwa bentuk merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat,
segi tiga, bundar, elip dsb. Pada proses perancangan logo, bentuk
menempati posisi yang tidak kalah penting dibanding elemen-elemen
lainnya, mengingat bentuk-bentuk geometris biasa merupakan simbol yang
membawa nilai emosional tertentu.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
29
b. Warna
Sebagai bagian dari elemen logo, warna memegang peran sebagai sarana
untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari logo
tersebut. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi
untuk memperkuat aspek identitas. Warna juga digunakan dalam simbol-
simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut.
c. Pentingnya tipografi seringkali diremehkan, karena memang penggunaan
dari tipografi itu sendiri tidak menonjol keberadaannya bagi mereka yang
melihat atau membacanya. Tipografi adalah seni memilih, menyusun dan
mengatur tata letak huruf dan jenis untuk keperluan pencetakan.
Logo termasuk sebagai aspek penting dalam suatu perusahaan. Untuk menentukan
keberhasilan logo sulit dilakukan karena sebuah logo yang sukses tidak dapat
berdiri sendiri. Logo harus didukung dengan kinerja dan citra perusahaan yang
baik. Logo yang efektif akan mampu diterima masyarakat dengan baik.
2.4.2. Fungsi dan Tujuan Logo
Logo tidak begitu saja dibuat, namun didalamnya terdapat fungsi dan tujuan. Saat
ini logo banyak digunakan dalam bidang pemasaran atau perusahaan. Berikut
fungsi logo (Anggraeni, 2006: 23):
a. Sebagai identifikasi
Logo merupakan wajah awal yang dilihat oleh masyarakat. Tahapan untuk
mencitrakan logo dapat mudah diingat sertamengidentifikasikan latar
belakang dari perusahaan. Tahap ini telah dibangun sejak awal logo
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
30
dibuat, atau dipublikasikan. Sehingga selanjutnya masyarakat dapat
mengidentifikasikan perusahaan tersebut bergerak dibidang apa, produk
dan jasa apa saja yang dihasilkan.
b. Sebagai pembeda
Logo sebagai pembeda produk dan layanan yang diberikan satu dengan
yang lain.
c. Sebagai komunikasi
Logo sebagai pemberi informasi kepada konsumen atau masyarakat akan
halnya keaslian, nilai dan kualitas produk.
d. Memberi nilai tambah
Dengan adanya logo dan merek maka produk dapat mudah dikenal serta
dapat serta masyarakat lebih menghargai keberadaannya.
e. Sebagai aset berharga
Jika produk telah dikenal hingga mancanegara, maka merek/logo tersebut
akan mendapatkan hak untuk pendistribusian barang atau jasa kepada
pelanggan akhir.
f. Mempunyai kekuatan hukum
Jika logo telah terdaftar maka dapat dijadikan jaminan sebagaikualitas
produk yang dilindungi oleh undang-undang.
2.4.3. Logo Sebagai Identitas Perusahaan
Identitas perusahaan didesain untuk mendapatkan efek yang positif terhadap citra
perusahaan secara keseluruhan. Tujuan utama dari identitas perusahaan adalah
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
31
untuk menciptakan kesan utama yang positif dan diharapkan dapat berlangsung
secara konsisten.Identitas merupakan manifestasi visual dari citra yang dapat
terpancar melalui logo, produk, layanan, dan lain-lain (Anggraeni, 2006:18).
Fungsi dari identitas perusahaan adalah untuk membuat perusahaan
terlihat sebaik mungkin, sesuai realita yang ada. Perusahaan yang tidak dapat
memunculkan realitas tersebut melalui identitasnya, sebaik apa pun perusahaan
tersebut akan sulit untuk mendapatkan tempat dihati khalayaknya. Ada beberapa
jenis identitas perusahaan, salah satu yang sering digunakan oleh perusahaan
adalah logo perusahaan (Anggraeni, 2006:18). Logo didefinisikan sebagai tanda
yang didesain untuk menjadi pengenal bagi suatu perusahaan, produk maupun
layanan jasa untuk menciptakan asosiasi dan pengenalan sehingga melalui logo
tersebut muncul rasa aman dan percaya (Anggraeni, 2006:2).
Sebagai identitas logo, sebuah logo mengandung beban yang besar
bagicitra atau produk sebuah perusahaan. Oleh sebab itu logo harus ditampilkan
secara baik dan benar, karena logo merupakan elemen penting dalam program
identitas. Apabila perubahan nama dan logo diputuskan akan dilakukan oleh
perusahaan, maka perusahaan harus mewaspadai resiko perusahaan kehilangan
identitas diri. Sebab pergantian identitas berarti juga pergantian citra dan citra
yang sudah dibangun lama sebagai akibat perubahan identitas perusahaan mau
tidak mau berarti juga harus diganti (Anggraeni, 2006:22).
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
32
2.4.4. Psikologi Warna
Perancangan visual Queens pastinya memerlukan sebuah pewarnaan agar dapat
menarik perhatian masyarakat dan sesuai dengan pencitraan yang dimiliki
Queens. Warna dapat merangsang, menenangkan, ekspresif, impressional, dan
simbolik seperti aspek kehidupan yang dapat memberi keindahan. Dalam
perencanaan identitas visual, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek
identitas perusahaan (Holtzschue, 2011:2). Menurut penelitian University of
Loyoa di Amerika, warna meningkatkan brand recognition sebanyak 80%. Warna
sangat penting dalam identitas visual karena memiliki sebuah psikologi makna
dalam (Rustan, 2009:72), yaitu:
a. Merah: kehangatan, cinta, nafsu makan, darah, api
b. Biru: kepercayaan, kebersihan, dingin
c. Hijau: alami, kesehatan, lingkungan, subur
d. Kuning: emas, sinar, kehidupan, sukacita, ceria
e. Ungu: romantisme dan kenikmatan
f. Jingga: semangat, ceria, dan budhisme
g. Coklat: tanah, alamiah, netral
h. Abu-abu: moderen dan kesedihan
i. Putih: bersih dan damai
j. Hitam: misteri, mewah, dan moderen.
2.4.5. Tipografi
Tipografi memiliki kekuatan yang mempengaruhi sebuah desain. Setiap jenis
huruf memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan perasaan dan kesan yang
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
33
berbeda. Jenis huruf dapat memberikan kesan kuat, elegan, bersahabat, tergantung
dari jenis huruf yang digunakan. Pemilihan jenis huruf harus disesuaikan dengan
tujuan dari desain, kepada siapa desain ini ditujukan, dan bagaimana desain dapat
menjadi solusi untuk memecahkan sebuah masalah. Dalam menentukan jenis
huruf, perlu juga dilakukan identifikasi terhadap target dari segi umur, pengertian,
dan demografi.
2.4.5.1. Legibility
Dalam desain tipografi, legibility memiliki pengertian sebagai kualitas
huruf atau naskah dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat
keterbacaan ini tergantung kepada bentuk fisik huruf itu sendiri, ukuran,
serta penataannya dalam sebuah naskah. (Sihombing, 2001:58). Dalam
pembuatan desain sebuah buku, dibutuhkan jenis huruf yang memiliki
tingkat legibility tinggi.
2.4.5.2. Readbility
Readibility berhubungan dengan bagaimana huruf-huruf tersebut disusun.
Faktor yang mempengaruhi tingkan keterbacaan sebuah jenis huruf adalah
ukuran, leading, line length, alignment, letter space dan word spacing.
(Ilene, 2006:59).
a. Spacing
Jarak antar huruf / karakter (letter space) atau kata (word spacing)
memiliki dampak yang sangat berarti terhadap legibility. Susunan
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
34
huruf yang terlalu rapat dapat mengaburkan bentuk huruf,
sebaliknya susunan huruf yang terlalu renggang akan
mempengaruhi kecepatan membaca. (Sihombing, 2001:61).
b. Leading
Disamping penyesuaian interval ruang antarhuruf atau kata, yang
perlu diperhatikan adalah interval ruang antarbaris. Penyesuaian
interval ruang antarbaris dapat membantu kecepatan dan
kenyamanan membaca. Bila interval ruang terlalu sempit atau
terlalu besar akan memakan waktu lebih lama bagi mata kita dalam
menemukan atau menyambung baris-baris kata selanjutnya.
(Sihombing, 2001:62).
c. Line Length
Lebar suatu paragraph juga merupakan faktor yang menentukan
tingkat kenyamanan dalam membaca naskah. Baris yang terlalu
panjang akan melelahkan mata dan menyulitkan pembaca
menemukan baris berikutnya. (Rustan, 2009:21)
d. Alignment
Dalam sebuah rancangan tipografi, penataan baris memiliki
peranan penting sebagai penunjang estetika rancangan. Huruf-
huruf dalam suatu paragraf dapat disejajarkan dengan lima cara
sebagai berikut: (Sihombing, 2001:92)
1. Rata kiri (flush left)
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
35
Layak digunakan untuk naskah yang panjang atau pendek.
Bagian kanan susunan huruf menghasilkan bentuk iregular
yang memberi kesan dinamis
2. Rata kanan (flush right)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek
dengan penataan jumlah huruf per barisnya hampir setara.
3. Rata tengah (centered)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek
dengan penataan jumlah huruf yang seimbang pada tiap
barisnya.
4. Rata kiri-kanan (justified)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang, memberikan
kesan bersih dan rapi.
5. Asimetris (random)
Setiap baris disusun secara acak sehingga tidak ada pola baris yang
dapat diprediksi panjangnya ataupun penempatannya.
2.4.5.3. Klasifikasi Huruf
Klasifikasi huruf menurut Rakhmat Supriyono (2010:25):
a. Huruf Klasik.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
36
Huruf ini memiliki kait (serif) lengkung yang juga disebut Old
Style Roman. Kelebihan dari jenis huruf ini adalah tingkat
readibility yang cukup tinggi. Salah satu contohnya adalah
Garamond.
Gambar 2.13. Font Garamond
(Sumber:www.dafont.com)
b. Huruf Transisional.
Gaya transisional pertama diciptakan pada tahun 1962 oleh Philip
Grandjean yang juga dikenal dengan isitilah Roman du Roi atau
huruf Roman. Ciri dari jenis huruf ini memiliki ujung yang tajam
dan kontras. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik. Contohnya
adalah Times New Roman, Baskerville, dan sebagainya.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
37
Gambar 2.14. Font Baskerville
(Sumber:www.dafont.com)
c. Huruf Modern Roman.
Jenis huruf ini dinamakan modern karena muncul pada era modern
(akhir abad 17). Ciri dari huruf jenis ini yaitu mempunyai
ketebalan dan ketipisan yang sangat jelas. Kesan yang ditimbulkan
adalah cantik dan anggun. Contohnya adalah Bodoni, Didot, dan
sebagainya.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
38
Gambar 2.15. Font Bodoni
(Sumber:www.dafont.com)
d. Huruf Sans Serif.
Pengertian dari sans serif adalah huruf yang tidak memiliki kait
(serif) dan kontras. Jenis huruf ini memiliki ketebalan yang sama.
Kesan yang ditimbulkan adalah modern, simple, dan dinamis.
Contohnya adalah Helvetica, Arial, dan sebagainya.
Gambar 2.16. Font Helvetica
(Sumber:www.dafont.com)
e. Huruf Slab Serif.
Huruf ini disebut juga huruf Egyptian yang memiliki kait kaku
berbentuk balok dan memiliki ketebalan yang hampir sama. Kesan
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
39
yang ditimbulkan kokoh, stabil, kuat, dan menarik perhatian
audience. Contohnya adalah Candida, Clarendon, dan sebagainya.
Gambar 2.17. Font Candida
(Sumber:www.dafont.com)
f. Huruf Script.
Huruf ini menyerupai goresan tangan melalui pena, kuas atau
pensil. Kesan yang ditimbulkan adalah anggun dan bersifat
personal. Salah satu contohnya adalah Bickham Script.
Gambar 2.18. Font Bickham Script
(Sumber:www.dafont.com)
g. Huruf Decorative.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
40
Huruf ini muncul pada abad ke-19 untuk dunia periklanan sebagai
display untuk menarik perhatian. Ciri dari huruf ini mempunyai
banyak ornamen dan dekoratif. Contohnya adalah Joker dan
Rosewood.
Gambar 2.19. Font Joker
(Sumber:www.dafont.com)
2.4.6. Teori Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori psikologi yang mengatakan bahwa seseorang akan
mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai satu kesatuan yang
utuh. Dikembangkan oleh Max Wertheimer dan rekan-rekannya, teori ini dapat
menjelaskan kecenderungan persepsi yang terbentuk dibenak seseorang. (Rustan,
2009:49). Prinsip Gestalt yang banyak diterapkan dalam desain grafis antara lain:
a. Proximity
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
41
Sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya
elemen- elemen yang saling berdekatan.
Gambar 2.20. Contoh Pengaplikasian Proximity pada logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
b. Similarity
Obyek-obyek yang bentuk atau elemennya sama akan dilihat sebagai satu
kelompok sendiri. (Rustan, 2009:49).
Gambar 2.21. Contoh Pengaplikasian Similarity pada logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
c. Continuity
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
42
Penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah
arah tertentu.
Gambar 2.22. Contoh Pengaplikasian Continuity pada logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
d. Closure
Melengkapi sebuah obyek menjadi sesuatu yang utuh walaupun
sebenarnya tidak. (Rustan, 2009:49).
Gambar 2.23. Contoh Pengaplikasian Closure pada logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
e. Figure Ground
Melihat foreground (latar depan) obyek atau background (latar belakang),
atau keduanya dapat dilihat sebagai obyek. (Rustan, 2009:49).
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
43
Gambar 2.24. Contoh Pengaplikasian Figure and Ground pada logo
(Sumber:www.seeklogo.com)
2.5. Teori GSM (Graphic Standards Manual)
Graphic Standard Manual adalah suatu metode yang diterapkan dalam sebuah
perancangan media komunikasi sebagai acuan visual identity secara sistematis dan
terstruktur dalam menempatkan corporate identity pada setiap media komunikasi
yang dibutuhkan (Sugeng Widada, 2008:92).
Penggunaan Graphic Standard Manual ini dibuat agar penempatan logo
sebagai identity suatu perusahaan dapat tersusun secara sistematis, sehingga tidak
terjadi salah persepsi dalam pandangan penerapan logo disetiap media yang
digunakan. Ada beberapa bagian penting yang terdapat dalam penyusunan sebuah
Graphic Standard Manual yang dijelaskan pada (Putrasun, 2011) antara lain,
yaitu:
a. Makna logo
b. Logo Hitam Putih
c. Logo Grayscale
d. Logo in Grid
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
44
e. Clear Space Area
f. Area
g. Tipografi
h. Elemen Estetis
i. Layout Penerapan Identitas
Dengan adanya Graphic Standard Manual sebagai panduan yang akan digunakan
oleh perusahaan atau lembaga sebagai syarat umum untuk menyusun pedoman
signage perusahaan atau lembaga yang dapat diaplikasikan pada seragam, desain
interior gedung atau eksterior gedung, display untuk pameran, kemasan produk
dan untuk keperluan lainnya.
2.5.1. Layout pada Logo
Layout merupakan tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang alam
media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. (Rustan,
2009:0). Layout yang dikerjakan melalui proses dan tahapan yang benar bukan
tidak mungkin akan berdampak positif pada tujuan apapun yang ingin dicapai
desainer melalui karya desain yang dibuatnya. (Rustan, 2009:9).
Elemen-elemen dalam sebuah layout memiliki tujuan untuk
menyampaikan informasi dengan lengkap dan tepat, dan menghadirkan
kenyamanan dalam membaca termasuk didalamnya kemudahan mencari informasi
yang dibutuhkan, navigasi, dan estetika. Elemen layout dibagi menjadi tiga yaitu
elemen teks, elemen visual, dan invisible element. (Rustan, 2009:27).
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
45
2.5.1.1. Elemen Teks
Elemen visual dalam sebuah layout meliputi: judul, deck, byline, bodytext,
subjudul, pull quotes, caption, callouts, kickers, initial caps, indent, lead line,
spasi, header & footer, running head, catatan kaki, nomor halaman, jumps,
signature, nameplate, dan masthead (Rustan, 2009:27).
2.5.1.2. Elemen Visual
Elemen teks dalam sebuah layout meliputi: foto, artworks, infographics, garis,
kotak, inzet, poin. (Rustan, 2009:53).
2.5.1.3. Elemen Invisible
Elemen-elemen yang tergolong sebagai invisible elements ini merupakan fondasi
atau kerangka yang berfungsi sebagai acuan penempatan semua elemen layout
lainnya. (Rustan, 2009:63). Invisible Elements ini meliputi margin dan grid.
a. Margin
Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan
ditempati oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah elemen- elemen
layout tidak jauh kepinggir halaman karena hal tersebut secara estetika
kurang menguntungkan.
b. Grid
Grid mempermudahkan kita menentukan dimana harus meletakkan
elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015
46
terlebih untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman.
Kadangkala untuk membuat layout sebuah karya desain yang mempunyai
banyak halaman boleh saja kita menggunakan kombinasi lebih dari satu
sistem grid.
2.5.1.4. Negative Space
White Space atau ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam
penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi
dominan. Ruang kosong akan membuat elemen- elemen pada desain bernapas
sehingga konsumen atau pembaca lebih mudah menyarap atau memahami isi,
maksud dan tujuan desain. Ruang kosong membantu menciptakan aliran dalam
desain dan sekaligus akan membantu untuk membentuk keseimbangan dalam
desain.
Ketika elemen desain saling mengerumuni (ramai) satu sama lain, sulit
untuk menemukan apa yang ingin komunikasikan melalui hal tersebut pada setiap
elemennya. Ruang kosong akan mengorganisasikan elemen- elemen tersebut dan
menyediakan kesan yang nampak secara visual. Ruang kosong dibentuk dengan
berbagai cara sehingga dapat menambah kesan elegan dan kesempurnaan pada
suatu desain. Hasil dari penggunaan ruang kosong mempunyai proporsi tertentu
dalam harmonisasi suatu desain.
Perancangan Ulang..., Kevin Renardi, FSD UMN, 2015