lintas negara Konflik Kawasan I Delegasi AS Tegaskan Kemitraan … · 2021. 4. 16. · lawan...

1
JENEWA – Organisasi Kese- hatan Dunia (World Health Or- ganization/WHO) pada Kamis (15/4) menyatakan bahwa hik- mah pelajaran yang bisa diam- bil selama terjadinya pandemi Covid-19, agar krisis kesehatan itu dijadikan pengalaman un- tuk melawan penyebaran bak- teri yang kebal terhadap obat (superbug) yang telah membu- nuh puluhan ribu jiwa setiap ta- hunnya. Peringatan WHO ini dilon- tarkan karena saat ini dunia te- lah kehabisan opsi dalam me- merangi bakteri yang disebut se- bagai superbug itu karena amat sedikitnya antibiotik baru yang tersedia. “Terjadinya krisis virus ko- rona yang secara dramatis te- lah memperdalam pemahaman global atas dampak kesehatan dan ekonomi dari pandemi yang tak terkendali, bisa jadi gebrakan bagi pengembangan (untuk me- lawan superbug),” demikian per- nyataan WHO. “Desakan secara global untuk mengendalikan pandemi, telah membuktikan bahwa kemajuan pesat dapat di- buat bila ada kemauan politik yang cukup,” imbuh WHO. Sementara itu ketua divisi re- sistensi antimikroba WHO, Hai- leyesus Getahun, memperingat- kan bahwa antibiotik telah jadi kelemahan utama untuk capai- an kesehatan universal dan ke- amanan kesehatan global. “Peluang yang muncul dari pandemi Covid-19 harus diman- faatkan untuk mengedepankan kebutuhan investasi berkelan- jutan dalam (penelitian dan pe- ngembangan) antibiotik baru dan efektif,” ucap Getahun. Dalam paparannya, Geta- hun menjelaskan bahwa ber- kat pengalaman menghadapi pandemi Covid-19, menegas- kan harus adanya mekanisme global untuk mengumpulkan dana guna memerangi momok resistensi antimikroba, sejalan dengan mekanisme yang dibu- at untuk mendanai pengem- bangan vaksin Covid-19. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap obat yang ada, seper- ti antibiotik, antivirus, atau an- tijamur, sehingga menyebab- kan cedera ringan dan infeksi umum berpotensi mematikan. Resistensi pun telah mening- kat dalam beberapa tahun ter- akhir karena penggunaan obat tersebut secara berlebihan pa- da manusia dan juga pada he- wan ternak. Pengembangan Obat Baru Sejak ditemukan pada awal abad ke-19, antibiotik telah me- nyelamatkan puluhan juta jiwa karena berhasil penyakit-penya- kit yang disebabkan oleh bakteri seperti pneumonia, tuberkulosis dan meningitis. Namun setelah beberapa dekade, bakteri telah belajar un- tuk melawan, membangun ke- Kamboja “Lockdown” Phnom Penh PHNOM PENH – Pemerintah Kamboja pada Rabu (14/4) malam menerapkan penguncian wilayah (lock- down) di Phnom Penh dan sebuah kota dekat ibu kota, Ta Khmau, selama dua pekan untuk mencegah terjadinya lon- jakan kasus infeksi virus korona. “Penyebaran kasus Covid-19 diluar kendali telah me- nempatkan Kamboja di ambang kematian,” wanti-wanti Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, dalam pidato di tele- visi yang disiarkan Rabu malam, seraya mengancam siapa- pun yang melanggar aturan lockdown akan diganjar hu- kuman penjara. Lonjakan kasus Covid-19 di Kamboja mulai terjadi pada Februari lalu saat terdeteksi klaster penyebaran di antara kalangan ekspatriat asal Tiongkok. Padahal sebelum Febru- ari, total kasus Covid-19 di Kamboja paling kecil diantara total kasus infeksi di negara-negara tetangga di kawasan Asia tenggara. Jumlah kasus infeksi terkini di Kamboja tercatat te- lah melampaui 4.800 dan dalam pidatonya pada Rabu, PM Hun Sen menyatakan adanya tambahan 300 kasus la- gi yang terdeteksi. Akibat lonjakan kasus Covid-19 ini, oto- ritas di Kamboja akhir pekan lalu mengatakan rumah sakit- rumah sakit kewalahan menampung pasien dan mereka harus menggunakan sekolah dan gedung pesta pernikahan untuk dijadikan pusat-pusat perawatan. SB/AFP/I-1 AFP/TANG CHHIN SOTHY LONJAKAN COVID-19 l Sejumlah anggota militer Kamboja menyiapkan tempat tidur untuk pasien Covid- 19 di sebuah gedung pesta pernikahan di Pulau Koh Pich, Phnom Penh, Minggu (11/4). Gedung ini diubah jadi rumah sakit sementara setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Phnom Penh yang mengakibatkan diterapkannya lockdown di ibu kota Kamboja itu. MONDIAL 4 Jumat 16 APRIL 2021 LINTAS NEGARA TAIPEI – Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dalam pertemu- an dengan anggota delegasi in- formal dari Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Taiwan siap bekerja sama dengan AS untuk menangkal segala bentuk an- caman dari Tiongkok. Kunjungan anggota delega- si informal dari AS ini ke Taiwan untuk menegaskan dukungan pemerintahan AS pimpinan Pre- siden Joe Biden kepada Taipei. “Taiwan siap bekerja sama dengan AS untuk mencegah manuver dan provokasi berba- haya dari aktivitas militer Tiong- kok,” ucap Presiden Tsai pada Kamis (15/4). Anggota delegasi informal AS terdiri dari 3 pejabat senior AS yaitu mantan Senator AS, Chris Dodd, dan mantan Wakil Men- teri Luar Negeri AS yaitu Richard Armitage dan James Steinberg. Ke-3 orang delegasi AS ini tiba di Taipei pada Rabu (14/4) untuk memberikan sinyal dukungan AS terhadap Taiwan dan sistem demokrasi yang dianutnya. Presiden Tsai mengatakan kepada delegasi AS dalam per- temuan di Kantor Kepresidenan bahwa aktivitas militer Tiongkok di kawasan telah mengancam perdamaian dan stabilitas. “Ka- mi sangat ingin bekerja dengan negara-negara yang berpikiran sama, termasuk Amerika Seri- kat, untuk bersama-sama men- jaga perdamaian dan stabili- tas Indo-Pasifik dan mencegah manuver dan provokasi berba- haya,” kata Tsai. Presiden Tsai berjanji akan te- rus bekerja sama dengan AS un- tuk melawan balik perang kog- nitif dan penyebaran informasi palsu. Namun, ia tidak merinci lebih lanjut terkait pernyataan- nya tersebut. Sementara itu, anggota dele- gasi AS, Chris Dodd, mengata- kan kepada Presiden Tsai bahwa pemerintahan Biden akan men- jadi mitra yang dapat diandalkan dan dipercaya, yang akan mem- bantu Taiwan mengembang- kan ruang internasionalnya ser- ta mendukung investasi Taiwan dalam sektor pertahanan. Dodd juga mengatakan ke- mitraan AS dengan Taiwan kini lebih kuat dari sebelumnya. Kesepakatan Dagang Dalam kesempatan ini ju- ga, Presiden Tsai menyampai- kan bahwa Taiwan menantikan kelanjutan pembicaraan per- dagangan dengan AS sesege- ra mungkin. Taipei memang su- dah lama mengincar kesepakat- an perdagangan bebas dengan Washington DC. Taiwan adalah masalah teri- torial paling sensitif bagi Tiong- kok dan menjadi sumber uta- ma perselisihan antara Beijing dengan Washington DC. Ber- dasarkan undang-Undang tahun 1979 tentang Hubungan Taiwan AS (Taiwan Relations Act/TRA) mengatur AS harus membantu Taiwan meski tidak ada hubung- an diplomatik formal. Taipei sendiri telah menyu- arakan keluhannya bebera- pa bulan terakhir, karena ham- pir setiap hari Angkatan Udara Tiongkok masuk ke dekat zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan. Pada Senin (12/4) lalu, se- banyak 25 pesawat tempur dan pesawat pembom yang mam- pu mengangkut hulu ledak nu- klir milik Tiongkok masuk ke zo- na ADIZ Taiwan. Ini merupakan pengerahan alutsista dengan jumlah terbesar yang pernah di- laporkan hingga saat ini. Sebelumnya pada Sela- sa (13/4) lalu, Tiongkok meng- umumkan bahwa mereka telah memulai latihan militer selama lima hari di lepas pantai Tiong- kok yang menghadap Taiwan. Kunjungan tak resmi AS ini semakin meningkatkan kete- gangan antara Beijing dan Wa- shington DC yang sudah mem- buruk sejak masa pemerintah- an Presiden Donald Trump. Tiongkok sendiri menggam- barkan latihan militer mereka di dekat Taiwan sebagai latihan tempur dan mengatakan per- temuan para mantan pejabat tinggi AS dengan Presiden Tsai hanya akan memperburuk ke- tegangan di Selat Taiwan. n AFP/DW/I-1 PM Jepang Mulai Lawatan ke AS TOKYO – Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, pa- da Kamis (15/4) memulai lawatan ke Amerika Serikat (AS) dan akan jadi pemimpin negara asing pertama yang me- lakukan pertemuan tatap muka langsung dengan Presiden Joe Biden. Adapun agenda utama kunjungan PM Suga ke AS yaitu membahas soal Tiongkok. “PM Suga berharap lawatannya ini akan memperbarui aliansi yang sangat penting dengan Washington DC pasca era pemerintahan Donald Trump, serta merundingkan si- kap Beijing yang semakin berani,” demikian keterangan da- ri kantor PM Jepang di Tokyo. Dalam pertemuan Suga-Biden diharapkan akan ada pernyataan bersama terkait traktat keamanan dan perda- gangan bilateral, kerja sama terkait dengan isu perubahan iklim dan langkah-langkah bersama untuk mengamankan dan menstabilkan pasokan semikonduktor, serta tanggap- an terhadap pandemi virus korona. Selain itu, PM Suga akan membahas isu sengketa terito- rial, isu hak asasi manusia di Hong Kong dan Xinjiang, per- damaian dan stabilitas di kawasan Selat Taiwan, isu pro- gram nuklir Korea Utara, serta visi wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Selain itu PM Suga pun akan menyampaikan undangan resmi pada Presiden Biden agar menghadiri ajang Olimpi- ade Tokyo 2020 yang penyelenggaraannya tertunda akibat pandemi. n SB/AFP/I-1 Dampak Pandemi WHO Ingatkan Bahaya “Superbug” Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, telah melakukan per- temuan dengan delegasi informal AS dan dalam pertemu- an itu Tsai menya- takan negaranya siap bekerja sama dengan AS untuk menghadapi Tiong- kok. AFP/ANN WANG BERTEMU TSAI l Anggota delegasi informal AS bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen (ke-3 dari kanan), di kantor kepresidenan di Taiwan, Kamis (15/4). Pertemuan ini merundingkan kerja sama bilateral serta peningkatan kerja sama dalam menghadapi provokasi Tiongkok. Konflik Kawasan I Delegasi AS Tegaskan Kemitraan AS-Taiwan Lebih Kuat dari Sebelumnya AS-Taiwan Siap Hadapi Tiongkok tahanan terhadap obat yang sama yang pernah menga- lahkan mereka sehingga me- reka berubah menjadi apa yang kini dikenal sebagai su- perbug. Dalam laporan WHO yang dipublikasikan pada Kamis, ternyata tak ada dari 43 jenis antibiotik baru yang saat ini dikembangkan, akan cukup untuk mengatasi masalah re- sistensi obat pada bakteri pa- ling berbahaya di dunia sa- at ini. Laporan WHO juga me- nyoroti kebutuhan mende- sak untuk mengembangkan pengobatan antibakteri ba- ru, dengan mengatakan bah- wa pengobatan yang terse- dia saat ini, tidak memadai untuk mengatasi tantang- an masalah yang ada seka- rang ini. Laporan WHO itu pun untuk pertama kalinya me- nyoroti perlunya peninjau- an terhadap obat antibakteri non-tradisional seperti an- tibodi monoklonal yang di- gunakan untuk perawatan Covid-19, sebagai senjata da- lam memerangi bakteri su- per. n AFP/I-1

Transcript of lintas negara Konflik Kawasan I Delegasi AS Tegaskan Kemitraan … · 2021. 4. 16. · lawan...

Page 1: lintas negara Konflik Kawasan I Delegasi AS Tegaskan Kemitraan … · 2021. 4. 16. · lawan superbug),” demikian per-nyataan WHO. “Desakan secara ... seperti pneumonia, tuberkulosis

JENEWA – Organisasi Kese-hatan Dunia (World Health Or-ganization/WHO) pada Kamis (15/4) menyatakan bahwa hik-mah pelajaran yang bisa diam-bil selama terjadinya pandemi Covid-19, agar krisis kesehatan itu dijadikan pengalaman un-tuk melawan penyebaran bak-teri yang kebal terhadap obat (superbug) yang telah membu-nuh puluhan ribu jiwa setiap ta-hunnya.

Peringatan WHO ini dilon-tarkan karena saat ini dunia te-lah kehabisan opsi dalam me-merangi bakteri yang disebut se-bagai superbug itu karena amat sedikitnya antibiotik baru yang tersedia.

“Terjadinya krisis virus ko-

rona yang secara dramatis te-lah memperdalam pemahaman global atas dampak kesehatan dan ekonomi dari pandemi yang tak terkendali, bisa jadi gebrakan bagi pengembangan (untuk me-lawan superbug),” demikian per-nyataan WHO. “Desakan secara global untuk mengendalikan pandemi, telah membuktikan bahwa kemajuan pesat dapat di-buat bila ada kemauan politik yang cukup,” imbuh WHO.

Sementara itu ketua divisi re-sistensi antimikroba WHO, Hai-leyesus Getahun, memperingat-kan bahwa antibiotik telah jadi kelemahan utama untuk capai-an kesehatan universal dan ke-amanan kesehatan global.

“Peluang yang muncul dari

pandemi Covid-19 harus diman-faatkan untuk mengedepankan kebutuhan investasi berkelan-jutan dalam (penelitian dan pe-ngembangan) antibiotik baru dan efektif,” ucap Getahun.

Dalam paparannya, Geta-hun menjelaskan bahwa ber-kat pengalaman menghadapi pandemi Covid-19, menegas-kan harus adanya mekanisme global untuk mengumpulkan dana guna memerangi momok resistensi antimikroba, sejalan dengan mekanisme yang dibu-at untuk mendanai pengem-bangan vaksin Covid-19.

Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap obat yang ada, seper-ti antibiotik, antivirus, atau an-

tijamur, sehingga menyebab-kan cedera ringan dan infeksi umum berpotensi mematikan. Resistensi pun telah mening-kat dalam beberapa tahun ter-akhir karena penggunaan obat tersebut secara berlebihan pa-da manusia dan juga pada he-wan ternak.

Pengembangan Obat Baru

Sejak ditemukan pada awal abad ke-19, antibiotik telah me-nyelamatkan puluhan juta jiwa karena berhasil penyakit-penya-kit yang disebabkan oleh bakteri seperti pneumonia, tuberkulosis dan meningitis.

Namun setelah beberapa dekade, bakteri telah belajar un-tuk melawan, membangun ke-

Kamboja “Lockdown” Phnom Penh

PHNOM PENH – Pemerintah Kamboja pada Rabu (14/4) malam menerapkan penguncian wilayah (lock-down) di Phnom Penh dan sebuah kota dekat ibu kota, Ta Khmau, selama dua pekan untuk mencegah terjadinya lon-jakan kasus infeksi virus korona.

“Penyebaran kasus Covid-19 diluar kendali telah me-nempatkan Kamboja di ambang kematian,” wanti-wanti Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, dalam pidato di tele-visi yang disiarkan Rabu malam, seraya mengancam siapa-pun yang melanggar aturan lockdown akan diganjar hu-kuman penjara.

Lonjakan kasus Covid-19 di Kamboja mulai terjadi pada Februari lalu saat terdeteksi klaster penyebaran di antara kalangan ekspatriat asal Tiongkok. Padahal sebelum Febru-ari, total kasus Covid-19 di Kamboja paling kecil diantara total kasus infeksi di negara-negara tetangga di kawasan Asia tenggara.

Jumlah kasus infeksi terkini di Kamboja tercatat te-lah melampaui 4.800 dan dalam pidatonya pada Rabu, PM Hun Sen menyatakan adanya tambahan 300 kasus la-gi yang terdeteksi. Akibat lonjakan kasus Covid-19 ini, oto-ritas di Kamboja akhir pekan lalu mengatakan rumah sakit-rumah sakit kewalahan menampung pasien dan mereka harus menggunakan sekolah dan gedung pesta pernikahan untuk dijadikan pusat-pusat perawatan. SB/AFP/I-1

AFP/TANG CHHIN SoTHy

LOnjaKan COvid-19 l Sejumlah anggota militer Kamboja menyiapkan tempat tidur untuk pasien Covid-19 di sebuah gedung pesta pernikahan di Pulau Koh Pich, Phnom Penh, Minggu (11/4). Gedung ini diubah jadi rumah sakit sementara setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Phnom Penh yang mengakibatkan diterapkannya lockdown di ibu kota Kamboja itu.

Mondial4 Jumat16 APRIL 2021

lintas negara

TAIPEI – Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dalam pertemu-an dengan anggota delegasi in-formal dari Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Taiwan siap bekerja sama dengan AS untuk menangkal segala bentuk an-caman dari Tiongkok.

Kunjungan anggota delega-si informal dari AS ini ke Taiwan untuk menegaskan dukungan pemerintahan AS pimpinan Pre-siden Joe Biden kepada Taipei.

“Taiwan siap bekerja sama dengan AS untuk mencegah manuver dan provokasi berba-haya dari aktivitas militer Tiong-kok,” ucap Presiden Tsai pada Kamis (15/4).

Anggota delegasi informal AS terdiri dari 3 pejabat senior AS yaitu mantan Senator AS, Chris Dodd, dan mantan Wakil Men-teri Luar Negeri AS yaitu Richard Armitage dan James Steinberg. Ke-3 orang delegasi AS ini tiba di Taipei pada Rabu (14/4) untuk memberikan sinyal dukungan AS terhadap Taiwan dan sistem demokrasi yang dianutnya.

Presiden Tsai mengatakan kepada delegasi AS dalam per-temuan di Kantor Kepresidenan bahwa aktivitas militer Tiongkok di kawasan telah mengancam perdamaian dan stabilitas. “Ka-mi sangat ingin bekerja dengan negara-negara yang berpikiran sama, termasuk Amerika Seri-

kat, untuk bersama-sama men-jaga perdamaian dan stabili-tas Indo-Pasifik dan mencegah manuver dan provokasi berba-haya,” kata Tsai.

Presiden Tsai berjanji akan te-rus bekerja sama dengan AS un-tuk melawan balik perang kog-nitif dan penyebaran informasi palsu. Namun, ia tidak merinci lebih lanjut terkait pernyataan-nya tersebut.

Sementara itu, anggota dele-gasi AS, Chris Dodd, mengata-kan kepada Presiden Tsai bahwa pemerintahan Biden akan men-jadi mitra yang dapat diandalkan dan dipercaya, yang akan mem-bantu Taiwan mengembang-kan ruang internasionalnya ser-ta mendukung investasi Taiwan

dalam sektor pertahanan. Dodd juga mengatakan ke-

mitraan AS dengan Taiwan kini lebih kuat dari sebelumnya.

Kesepakatan dagang

Dalam kesempatan ini ju-ga, Presiden Tsai menyampai-kan bahwa Taiwan menantikan kelanjutan pembicaraan per-dagangan dengan AS sesege-ra mungkin. Taipei memang su-dah lama mengincar kesepakat-an perdagangan bebas dengan Washington DC.

Taiwan adalah masalah teri-torial paling sensitif bagi Tiong-kok dan menjadi sumber uta-ma perselisihan antara Beijing dengan Washington DC. Ber-dasarkan undang-Undang tahun

1979 tentang Hubungan Taiwan AS (Taiwan Relations Act/TRA) mengatur AS harus membantu Taiwan meski tidak ada hubung-an diplomatik formal.

Taipei sendiri telah menyu-arakan keluhannya bebera-pa bulan terakhir, karena ham-pir setiap hari Angkatan Udara Tiongkok masuk ke dekat zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.

Pada Senin (12/4) lalu, se-banyak 25 pesawat tempur dan pesawat pembom yang mam-pu mengangkut hulu ledak nu-klir milik Tiongkok masuk ke zo-na ADIZ Taiwan. Ini merupakan pengerahan alutsista dengan jumlah terbesar yang pernah di-laporkan hingga saat ini.

Sebelumnya pada Sela-sa (13/4) lalu, Tiongkok meng-umumkan bahwa mereka telah memulai latihan militer selama lima hari di lepas pantai Tiong-kok yang menghadap Taiwan.

Kunjungan tak resmi AS ini semakin meningkatkan kete-gangan antara Beijing dan Wa-shington DC yang sudah mem-buruk sejak masa pemerintah-an Presiden Donald Trump. Tiongkok sendiri menggam-barkan latihan militer mereka di dekat Taiwan sebagai latihan tempur dan mengatakan per-temuan para mantan pejabat tinggi AS dengan Presiden Tsai hanya akan memperburuk ke-tegangan di Selat Taiwan.

n AFP/DW/I-1

PM jepang Mulai Lawatan ke aSTOKYO – Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, pa-

da Kamis (15/4) memulai lawatan ke Amerika Serikat (AS) dan akan jadi pemimpin negara asing pertama yang me-lakukan pertemuan tatap muka langsung dengan Presiden Joe Biden. Adapun agenda utama kunjungan PM Suga ke AS yaitu membahas soal Tiongkok.

“PM Suga berharap lawatannya ini akan memperbarui aliansi yang sangat penting dengan Washington DC pasca era pemerintahan Donald Trump, serta merundingkan si-kap Beijing yang semakin berani,” demikian keterangan da-ri kantor PM Jepang di Tokyo.

Dalam pertemuan Suga-Biden diharapkan akan ada pernyataan bersama terkait traktat keamanan dan perda-gangan bilateral, kerja sama terkait dengan isu perubahan iklim dan langkah-langkah bersama untuk mengamankan dan menstabilkan pasokan semikonduktor, serta tanggap-an terhadap pandemi virus korona.

Selain itu, PM Suga akan membahas isu sengketa terito-rial, isu hak asasi manusia di Hong Kong dan Xinjiang, per-damaian dan stabilitas di kawasan Selat Taiwan, isu pro-gram nuklir Korea Utara, serta visi wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Selain itu PM Suga pun akan menyampaikan undangan resmi pada Presiden Biden agar menghadiri ajang Olimpi-ade Tokyo 2020 yang penyelenggaraannya tertunda akibat pandemi. n SB/AFP/I-1

dampak Pandemi

WHO Ingatkan Bahaya “Superbug”

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, telah melakukan per-temuan dengan delegasi informal AS dan dalam pertemu-an itu Tsai menya-takan negaranya siap bekerja sama dengan AS untuk menghadapi Tiong-kok.

AFP/ANN WANG

BerteMu tSai l Anggota delegasi informal AS bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen (ke-3 dari kanan), di kantor kepresidenan di Taiwan, Kamis (15/4). Pertemuan ini merundingkan kerja sama bilateral serta peningkatan kerja sama dalam menghadapi provokasi Tiongkok.

Konflik Kawasan I Delegasi AS Tegaskan Kemitraan AS-Taiwan Lebih Kuat dari Sebelumnya

AS-Taiwan Siap Hadapi Tiongkok

tahanan terhadap obat yang sama yang pernah menga-lahkan mereka sehingga me-reka berubah menjadi apa yang kini dikenal sebagai su-perbug.

Dalam laporan WHO yang dipublikasikan pada Kamis, ternyata tak ada dari 43 jenis antibiotik baru yang saat ini dikembangkan, akan cukup untuk mengatasi masalah re-sistensi obat pada bakteri pa-ling berbahaya di dunia sa-at ini.

Laporan WHO juga me-nyoroti kebutuhan mende-sak untuk mengembangkan pengobatan antibakteri ba-ru, dengan mengatakan bah-wa pengobatan yang terse-dia saat ini, tidak memadai untuk mengatasi tantang-an masalah yang ada seka-rang ini.

Laporan WHO itu pun untuk pertama kalinya me-nyoroti perlunya peninjau-an terhadap obat antibakteri non-tradisional seperti an-tibodi monoklonal yang di-gunakan untuk perawatan Covid-19, sebagai senjata da-lam memerangi bakteri su-per. n AFP/I-1