LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan...

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT (SKINFOLD) DENGAN USIA AWAL ANDROPAUSE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan...

Page 1: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT (SKINFOLD) DENGAN

USIA AWAL ANDROPAUSE

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

LINTANG SEKAR GUMILAR

G0007206

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Hubungan Tebal Lemak Bawah Kulit (Skinfold)

Dengan Usia Awal Andropause

Lintang Sekar Gumilar, NIM : G0007206, Tahun : 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari Selasa, Tanggal 21 Desember Tahun 2010

Pembimbing Utama Nama : Yoseph Indrayanto, dr., MS., Sp. And., SH NIP : 19560815 198403 1 001 ……………………… Pembimbing Pendamping Nama : Budiyanti Wiboworini, dr., M. Kes., Sp.GK NIP : 19650715 199702 2 001 ……………………… Penguji Utama Nama : Slamet Riyadi, dr., M.Kes NIP : 19600418 199203 1 001 ……………………… Anggota Penguji Nama : Indriyati, Dra NIP : 19581201 198601 2 001 ………………………

Surakarta, ....................................

Ketua Tim Skripsi

Muthmainah, dr., M.Kes.

NIP : 19660702 199802 2 001

Dekan Fakultas Kedokteran UNS

Prof. Dr. H. A. A. Subijanto, dr., MS

NIP : 19481107 197310 1 003

Page 3: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta,.............................

Lintang Sekar Gumilar

NIM. G0007206

Page 4: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

LINTANG SEKAR GUMILAR, G0007206, 2010. HUBUNGAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT (SKINFOLD) DENGAN USIA AWAL ANDROPAUSE Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal andropause di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan studi penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik purposive sampling yang dilakukan pada bulan Oktober 2010. Besar sampel yang digunakan adalah 30 orang yang bekerja di Fakultas Kedokteran UNS sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran secara langsung dan pengisian kuesioner Androgen Deficiency in Ageing Male (ADAM) Test dan Ageing Male’s Symptomps (AMS) Test. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji korelasi non-parametrik Spearman menggunakan SPSS.16 for Windows. Hasil Penelitian: Diperoleh nilai signifikansi p = 0,027 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa korelasi antara Tebal Lemak Bawah Kulit dengan Usia Awal Andropause adalah bermakna. Hasil uji korelasi non-parametrik Spearman didapatkan nilai r = 0,405 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal andropause pada karyawan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Kata Kunci: Tebal Lemak Bawah Kulit (Skinfold); Andropause; Obesitas

Page 5: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

LINTANG SEKAR GUMILAR, G0007206, 2010. THE RELATION BETWEEN SKINFOLD THICKNESS WITH THE BEGINNING AGE OF ANDROPAUSE Objective: The objective of this research was to know the relation between skinfold thickness with beginning age of andropause in Faculty of Medicine Sebelas Maret University, Surakarta. Methods: This research used analytical observational research study with Cross Sectional approach by using purposive sampling technique which had been done in October 2010. The size of sample which had been taken was 30 people, who worked in School of Medicine Sebelas Maret University, Surakarta, who were appropriate to the required inclusion criteria. The data was collected direct measuring of skinfold thickness and answering the Androgen Deficiency in Ageing Male (ADAM) Test and Ageing Male’s Symptomps (AMS) Test questionnaire . The data as a result was analysed statistically by Spearman analysis by using SPSS.16 for Windows. Result: The significancy value was p = 0,027 (p < 0,05) showed the relation between skinfold thickness with beginning age of andropause was significant. The result of Spearman was r = 0,405 proved positive correlation with weak correlation’s potency. Conclusion: There was a relation between skinfold thickness with the beginning age of andropause in Faculty of Medicine Sebelas Maret University’s workers, Surakarta. Keywords: Skinfold Thickness; Andropause; Obesity

Page 6: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRAKATA

Alhamdulilllahirabbil’alamin, segala puji dan syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tebal Lemak Bawah Kulit (Skinfold) dengan Usia Awal Andropause”.

Penyelesaian skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., M. S. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

2. Muthmainah, dr., M. Kes. selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

3. Yoseph Indrayanto, dr., MS., Sp. And., SH. selaku Pembimbing Utama atas semua bimbingan, saran, motivasi, dan masukan dalam penyusunan skripsi.

4. Budiyanti Wiboworini, dr., M. Kes., Sp.GK selaku Pembimbing Pendamping atas semua bimbingan, saran, motivasi, dan masukan dalam penyusunan skripsi.

5. Slamet Riyadi, dr., M.Kes. selaku Penguji Utama atas saran dan masukan dalam penyusunan skripsi.

6. Indriyati, Dra. selaku Anggota Penguji atas saran dan masukan dalam penyusunan skripsi.

7. Tim skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan pelayanan dan kemudahan dalam pelaksanaan skripsi.

8. Sugeng Santoso dan Siti Hajar sebagai orang tua terbaik yang tidak akan pernah tergantikan. Tando Linggar Bumi yang telah memberikan doa dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga dan Bayu Perkasa yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi.

10. Sahabat sahabatku yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi ini. 11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga selesainya

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kesempurnaan hanya milik Allah, dari Allah-lah segala sesuatu bermula

dan kepada-Nya pula segalanya bermuara. Penulis menyadari skripsi ini tidak terlepas dari banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari berbagai pihak yang membangun sangat peneliti harapkan untuk perbaikan di masa datang.

Akhir kata, penulis berharap semoga apa yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 2010

Lintang Sekar Gumilar

Page 7: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

halaman PRAKATA ..................................................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. .......................................................................................... Latar

Belakang Masalah .................................................................... 1

B. .......................................................................................... Perumus

an Masalah ............................................................................... 4

C. .......................................................................................... Tujuan

Penelitian .................................................................................. 4

D. .......................................................................................... Manfaat

Penelitian .................................................................................. 4

1. ...................................................................................... Manfaat

Teoritis …………………………………………. ............... 4

2. ...................................................................................... Manfaat

Praktis ………………………………………….. ............... 5

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 6 A. .......................................................................................... Tinjaua

n Pustaka .................................................................................. 6

1. ...................................................................................... Obesitas

............................................................................................. 6

2. ...................................................................................... Tebal

Lemak Bawah Kulit (Skinfold) ............................................ 11

3. ...................................................................................... Andropa

use ........................................................................................ 13

1) .................................................................................. Hormon

Testosteron ................................................................... 16

2) .................................................................................. Gejala

dan Tanda Andropause ................................................. 17

Page 8: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) .................................................................................. Diagnos

is Andropause ................................................................ 18

4. ...................................................................................... Hubung

an Tebal Lemak Bawah Kulit (Skinfold) terhadap Andropause 19

B. .......................................................................................... Kerangk

a Pemikiran ............................................................................... 21

C. .......................................................................................... Hipotesi

s ................................................................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 22

A. .......................................................................................... Jenis

Penelitian .................................................................................. 22

B. .......................................................................................... Lokasi

Penelitian ................................................................................. 22

C. .......................................................................................... Subjek

Penelitian .................................................................................. 22

D. .......................................................................................... Besar

Sampel ..................................................................................... 23

E. .......................................................................................... Teknik

Sampling ................................................................................. 23

F. .......................................................................................... Rancang

an Penelitian ............................................................................ 24

G. .......................................................................................... Identifik

asi Variabel Penelitian .............................................................. 25

H. .......................................................................................... Definisi

Operasional Variabel ................................................................ 25

I. ........................................................................................... Alat dan

Bahan Penelitian ...................................................................... 28

J. ........................................................................................... Pelaksa

naan Penelitian ........................................................................ 28

K. .......................................................................................... Teknik

Analisis Data ............................................................................ 29

Page 9: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 31

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................ 37

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 41

A. .......................................................................................... Simpula

n ................................................................................................ 41

B. .......................................................................................... Saran 41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 42

LAMPIRAN

Page 10: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Perubahan Hormonal Yang Terjadi Pada Pria Andropause ...... 15

Tabel 2. Intrepretasi Nilai R .................................................................... 30

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ......................................... 32

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Tebal Lemak Bawah Kulit (Skinfold) 32

Tabel 5. Uji Normalitas ........................................................................... 34

Tabel 6. Uji Korelasi Non-Parametrik Spearman antara Persentase Lemak Tubuh

dengan Usia Awal Andropause ................................................................... 35

Page 11: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Target Organ Hormon Testosteron ………………………... 17   

Gambar 2. Sintesis Hormon Steroid ………………………………... ... 20

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran ……………… .. …………….. 21

Gambar 4. Skema Rancangan Penelitian ............................................ …. 24

Gambar 5. Grafik Perbedaan Usia Awal Andropause Berdasarkan Klasifikasi 33

Page 12: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel persentase lemak tubuh standar Lampiran 2 ADAM test dan AMS test Lampiran 3 Kuesioner penelitian Lampiran 4 Data primer hasil penelitian Lampiran 5 Uji Normalitas Lampiran 6 Hasil Perhitungan Analisis Data Menggunakan SPSS 16.0 Lampiran 7 Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Sampel di FK UNS,

Surakarta. Lampiran 8 Ethical Clearence dalam Penelitian

Page 13: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya kondisi sosial beberapa dekade ini menyebabkan makin

banyak orang yang mencapai umur panjang. Di Amerika Serikat, tercatat 3

juta orang berusia di atas 85 tahun dan diperkirakan jumlah ini meningkat dua

kali lipat pada tahun 2020. Anita dan Moeloek (2002) mengungkapkan bahwa

di Indonesia, orang berusia di atas 64 tahun pada tahun 1990 berjumlah

7.099.358 orang. Angka ini diperkirakan meningkat hampir tiga kali pada

tahun 2020.

Penuaan adalah proses fisiologis yang akan dialami oleh seluruh

makhluk hidup. Dalam memasuki usia tua, seorang pria seringkali mengalami

berbagai gejala, tanda dan keluhan (sindroma) mirip dengan wanita

menopause. Sindroma pada pria menua sering dinamai Andropause. Secara

klinis sindroma ini dipresipitasi oleh penurunan hormon tubuh yang relatif

cepat yang berinteraksi dengan faktor psiko-sosial yang terjadi dalam

perjalanan hidupnya (Wibowo, 2002).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa variasi saat timbulnya

andropause dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya obesitas (Muller et al.,

2003; Allan et al., 2006). Pria gemuk cenderung lebih cepat mengalami

andropause daripada pria bertubuh sedang. Hal ini berkaitan dengan lemak

berlebih yang terdapat dalam tubuhnya dapat menurunkan kadar testosteron

1

Page 14: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

melalui peningkatan proses aromatisasi testosteron menjadi estrogen (Allan et

al., 2006)

Pada umumnya setiap orang mendambakan berat badan yang ideal,

tidak sedikit yang memiliki masalah dengan kelebihan berat badan, yaitu

overweight dan untuk tingkat yang lebih parah dikenal dengan istilah obesitas.

Obesitas merupakan masalah yang mendunia, tidak terkecuali di Indonesia.

Angka obesitas terus meningkat dari tahun ke tahun. Laporan Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003 menyebutkan, di dunia lebih dari 300

juta orang dewasa menderita obesitas. Bahkan, di Amerika Serikat, sebanyak

280.000 orang meninggal setiap tahunnya karena obesitas (Waturangi, 2007).

Jean Vague (2006) merupakan ilmuwan pertama yang mengemukakan

adanya hubungan erat antara perbedaan morfologi tubuh atau tipe distribusi

lemak tubuh dengan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan faktor risiko

obesitas. Dalam sebuah studi prospektif diungkapkan bahwa obesitas tubuh

bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes

mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia, dan gout

dibandingkan obesitas tubuh bagian bawah (Boivin et al., 2007; Tchernof.,

2007; Semiardji, 2004; Widjaya et al., 2004).

Pada orang dewasa kelebihan berat badan ditunjukkan dengan adanya

penumpukan lemak tubuh. Penyimpanan (deposit) lemak tubuh secara garis

besar terdiri dalam dua bentuk, yaitu berupa essential lipid dan penyimpanan

lemak tubuh (fat storage). Fat storage terdiri dari lemak intermuscular, lemak

di sekitar organ-organ gastrointestinal tract dan lemak di bawah kulit

Page 15: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(subcutaneous fat). Sepertiga dari total lemak tubuh dapat didekati dengan

cara pengukuran lemak tubuh (subkutan). Lemak tubuh dapat diukur dalam

bentuk absolut (kg) sebagai berat dari total lemak tubuh atau berupa

persentase dari berat badan total. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan

menggunakan alat ukur skinfold caliper (mm) untuk mengukur triceps

skinfold. Pengukuran lemak tubuh (subkutan) dengan pengukuran triceps

skinfold merupakan pendekatan cara pengukuran yang tidak langsung dari

lemak tubuh yang disimpan yang pada akhirnya dapat pula mengestimasi total

lemak tubuh. Diketahui pula bahwa pada orang yang sangat kurus mempunyai

proporsi lemak tubuh (subkutan) yang lebih rendah dibandingkan dengan

orang yang obese (Fadila, 2001).

Selama ini untuk menilai tingkat obesitas pada orang dewasa digunakan

indikator Indeks Massa Tubuh (IMT). Hal ini dapat menimbulkan

misklasifikasi karena dimungkinkan terjadi pada orang yang overweight tetapi

tidak kelebihan lemak (misalnya para atlit) atau sebaliknya pada orang

underweight, tetapi kelebihan lemak tubuh. Berdasarkan hal tersebut maka

pengukuran komposisi lemak tubuh (subkutan) dengan cara pengukuran

triceps, biceps, subscapula dan suprailiaca skinfold pada kelompok populasi

tertentu dicoba dilakukan dengan menghubungkan faktor-faktor yang terkait

(Fadila, 2001).

Menurut sepengetahuan peneliti, di Kotamadya Surakarta khususnya

Universitas Sebelas Maret belum ada peneitian mengenai hal tersebut. Maka

dari itu, berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah

Page 16: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

benar terdapat hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal

andropause.

B. Perumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal

andropause ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tebal

lemak bawah kulit dengan usia awal andropause.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara tebal lemak

bawah kulit dengan usia awal andropause pada pria usia 40-60 tahun.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan informasi mengenai hubungan antara

tebal lemak bawah kulit dengan usia awal andropause demi pengembangan

ilmu kedokteran dan penelitian selanjutnya.

Page 17: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan informasi dan solusi kepada masyarakat,

terutama pria tentang tebal lemak bawah kulit dan andropause, sehingga

dapat menjadi pertimbangan dalam menghadapi andropause.

Page 18: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Obesitas

Obesitas berasal dari bahasa latin mempunyai arti makna

berlebihan, tetapi saat ini obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan

atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh

secara berlebihan. Penderita obesitas yaitu orang yang mempunyai berat

badan sangat berlebihan, secara umum dapat didiagnosa hanya dengan

melihat secara fisik. Namun perlu diwaspadai bahwa masalah obesitas

tidak hanya sekedar mempengaruhi penampilan seseorang. Masalah

obesitas biasanya juga disertai masalah kesehatan lain seperti diabetes

mellitus, penyakit jantung koroner dan hipertensi, kanker, penyakit ginjal,

dan penyakit hati yang dapat menyebabkan kematian (Azwar, 2004).

Berdasarkan hukum termodinamik, obesitas disebabkan adanya

keseimbangan energi positif, sebagai akibat ketidak seimbangan antara

asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi

yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Sebagian besar gangguan

keseimbangan energi ini disebabkan oleh faktor eksogen/nutrisional

(obesitas primer) sedang faktor endogen (obesitas sekunder) akibat

kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik hanya sekitar 10%

(Hidayati et al, 2006).

6

Page 19: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kegemukan atau obesitas terjadi karena

mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Bila

kelebihan ini terjadi dalam jangka waktu lama, dan tidak diimbangi

dengan aktivitas yang cukup untuk membakar kelebihan energi, lambat

laun kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan ditimbun

didalam sel lemak dibawah kulit. Akibatnya orang tersebut akan menjadi

gemuk. Pada awalnya ditandai dengan peningkatan berat badan, Pada

wanita penumpukan jaringan lemak, biasanya berada di sekitar pinggul,

paha, lengan, punggung dan perut, baru meluas keseluruh tubuh sampai ke

wajah. Sedangkan pada laki-laki, penumpukan jaringan lemak umumnya

terjadi di bagian perut (Azwar, 2004).

Ada dua tipe kegemukan berdasarkan distribusinya dalam tubuh

yaitu : (Wirakusumah, 2000)

a. Tipe Android (Tipe Buah Apel)

Kegemukan tipe ini ditandai dengan penumpukan lemak

yang berlebihan di bagian tubuh sebelah atas yaitu di sekitar dada,

pundak, leher, dan muka. Umumnya tipe ini terjadi pada pria dan

wanita yang sudah menopause. Lemak yang menumpuk pada tipe

android lebih banyak terdiri atas lemak jenuh yang mengandung

sel-sel lemak yang besar. Penelitian Vague, seorang peneliti dari

Perancis, menunjukkan bahwa tipe android ini potensial dan

berisiko lebih tinggi menderita penyakit yang berhubungan dengan

metabolisme lemak dan glukosa seperti diabetes mellitus, penyakit

Page 20: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

jantung koroner, stroke, pendarahan otak, tekanan darah tinggi, dan

kemungkinan untuk terserang kanker payudara 6 kali lebih besar

dibandingkan dengan yang mempunyai berat badan normal. Tetapi,

ada segi yang menguntungkannya dari tipe ini yaitu lebih mudah

menurunkan berat badan dibanding tipe ginecoid asal diikuti

dengan diet dan olah raga yang tepat.

b. Tipe Ginecoid (Tipe Buah Pear)

Pada tipe ini, lemak tertimbun di bagian tubuh sebelah

bawah yaitu sekitar perut, pinggul, paha, pantat, dan umumnya

ditemui pada wanita. Lemak tersebut terdiri atas lemak tidak jenuh,

sel lemak kecil dan lembek. Tipe ginecoid lebih aman bila

dibandingkan dengan tipe android karena lebih kecil kemungkinan

mengalami risiko terkena penyakit, tetapi lebih sukar untuk

menurunkan berat badan (Wirakusumah, 2000).

Faktor-faktor Penyebab Obesitas : (Hidayati et al, 2006).

a. Faktor Genetik .

Parental fatness merupakan faktor genetik yang

berperanan besar. Obesitas dapat menurun dalam keluarga tetapi

mekanismenya sampai saat ini masih belum jelas, walaupun dalam

anggota keluarga secara genetik dapat mengalami kelebihan berat

badan. Hal ini dimungkinkan karena banyak gen yang terlibat

dalam proses pengeluaran dan pemasukan energi. Penelitian yang

Page 21: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dilakukan pada tahun 1994 terhadap gen obesitas pada tikus telah

membuka wawasan mengenai bidang ini. Gen obese ini

merupakan suatu protein yang dikenal dengan nama leptin dan

diproduksi oleh sel-sel lemak (adipositas) yang disekresikan ke

dalam darah. Leptin ini berfungsi sebagai suatu duta (messenger)

dari jaringan adiposa yang memberikan informasi ke otak

mengenai ukuran massa lemak. Salah satu efek utamanya adalah

sebagai penghambat sintesa dan pelepasan neuropeptida Y, dengan

cara meningkatkan asupan makanan, menurunkan termogenesis

dan meningkatkan kadar insulin. Leptin memberitahukan otak

mengenai jumlah lemak yang tersedia, tetapi pada orang obesitas

proses ini tidak berjalan.

b. Faktor lingkungan.

1) Aktifitas fisik.

Aktifitas fisik merupakan komponen utama dari energy

expenditure, yaitu sekitar 20-50% dari total energy expenditure.

Penelitian di negara maju mendapatkan hubungan antara

aktifitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu

dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko

peningkatan berat badan sebesar ≥ 5 kg. Penelitian di Jepang

menunjukkan risiko obesitas yang rendah pada kelompok yang

mempunyai kebiasaan olah raga, sedang penelitian di Amerika

menunjukkan penurunan berat badan dengan jogging, aerobik,

Page 22: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tetapi untuk olah raga tim dan tenis tidak menunjukkan

penurunan berat badan yang signifikan.

2) Faktor nutrisi.

Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa

kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko

peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok

dengan asupan rendah lemak. Penelitian lain menunjukkan

peningkatan konsumsi daging akan meningkatkan risiko

obesitas sebesar 1,46 kali. Keadaan ini disebabkan karena

makanan berlemak mempunyai energy density lebih besar dan

lebih tidak mengenyangkan serta mempunyai efek

termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang

banyak mengandung protein dan karbohidrat. Makanan

berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga akan

meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi

yang berlebihan. Selain itu kapasitas penyimpanan

makronutrien juga menentukan keseimbangan energi. Protein

mempunyai kapasitas penyimpanan sebagai protein tubuh

dalam jumlah terbatas dan metabolisme asam amino diregulasi

dengan ketat, sehingga bila intake protein berlebihan dapat

dipastikan akan dioksidasi. Karbohidrat mempunyai kapasitas

penyimpanan dalam bentuk glikogen hanya dalam jumlah

kecil. Asupan dan oksidasi karbohidrat diregulasi sangat ketat

Page 23: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dan cepat, sehingga perubahan oksidasi karbohidrat

mengakibatkan perubahan asupan karbohidrat. Bila cadangan

lemak tubuh rendah dan asupan karbohidrat berlebihan, maka

kelebihan energi dari karbohidrat sekitar 60-80% disimpan

dalam bentuk lemak tubuh. Kelebihan asupan lemak tidak

diiringi peningkatan oksidasi lemak sehingga sekitar 96%

lemak akan disimpan dalam jaringan lemak.

3) Faktor sosial ekonomi.

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup,

pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi

pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Suatu

data menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir terlihat

adanya perubahan gaya hidup yang menjurus pada penurunan

aktifitas fisik. Selain itu juga ketersediaan dan harga dari junk

food yang mudah terjangkau akan berisiko menimbulkan

obesitas.

2. Tebal Lemak Bawah Kulit (Skinfold)

Antropometri merupakan ukuran dari berbagai dimensi fisik dan

komposisi tubuh manusia yang dibedakan menurut umur dan tingkat gizi.

Indeks antropometri terdiri dari berbagai macam, baik tunggal (misalnya

berat/umur), maupun kombinasi (berat/tinggi, triceps skinfold dan mid-

upper-arm circumference). Pengukuran antropometri antara lain dapat

Page 24: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dilakukan dengan menggunakan pengukuran indeks massa tubuh (IMT),

skinfold thickness serta rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP)

(Fadila., 2001; Gibson., 2005).

Keunggulan metode antropometri adalah prosedur sederhana,

aman, non-invasif, tidak butuh tenaga ahli, ekonomis, mudah dimengerti

awam dan ekonomis. Kelemahannya adalah pada alatnya (diatasi dengan

peneraan berkala), pemeriksa (observer error) dalam pendataan dan

pencatatan, dan butuh data umur yang tepat (Suyatno, 2009).

Pada orang dewasa kelebihan berat badan ditunjukkan dengan

adanya penumpukan lemak tubuh. Sepertiga dari total lemak tubuh dapat

didekati dengan cara pengukuran lemak tubuh (subkutan). Lemak tubuh

dapat diukur dalam bentuk absolut (kg) sebagai berat total lemak tubuh

atau berupa persentase dari berat badan total. Ketebalan dari lemak tubuh

subkutan pada beberapa bagian tubuh dapat diestimasi dengan

menggunakan alat ukur skinfold caliper. Pada orang yang obes terjadi

kesulitan pengukuran sehingga meningkatkan error, sedangkan pada orang

yang menderita oedema, umumnya terjadi overestimate (Fadila, 2001).

Untuk mengetahui jumlah persentase lemak tubuh dilakukan

dengan mengukur ketebalan lemak pada bagian tubuh tertentu. Cara yang

sering dikerjakan adalah mengukur 4 tempat, yakni : triceps, biceps,

suprailliaca, dan subscapula menggunakan pencepit lemak (skinfold

caliper). Pengukuran dengan skinfold calipers ini lebih praktis untuk

memperoleh hasil yang sesuai (Hasanah, 2006).

Page 25: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pengukuran lemak tubuh pada triceps, biceps, suprailliaca, dan

subscapula diukur dalam satuan millimeter (mm), dan dijumlahkan

sehingga didapat total lemak (mm). Untuk mendapatkan persentase lemak

tubuh, total lemak dalam persentase dikalikan dengan berat badan

probandus (kg) (Lampiran 1) (Sukmaniah, 2009).

3. Andropause

Andropause adalah kondisi pria di atas umur pertengahan atau

tengah baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda dan keluhan mirip

dengan menopause pada wanita. Karena itu andropause sering disebut

menopause pada pria. Akan tetapi istilah andropause merupakan istilah

yang sering dipakai untuk menggambarkan kondisi keluhan-keluhan

tersebut. Pada andropause, meskipun keluhannya mirip keluhan

menopause, tetapi hal ini tidak berarti bahwa kondisi dan keluhannya akan

sama persis dengan wanita (Setiawati dan Juwono, 2006). Pada wanita

menopause, produksi sel telur, hormon estrogen, dan siklus haid akan

terhenti dengan cara yang relatif “mendadak”. Sedangkan pada pria di atas

umur tengah baya, produksi spermatozoa dan hormon testosteron, dan

hormon-hormon lainnya turun secara perlahan/bertahap (Soewondo,

2006). Andropause pada umumnya terjadi pada usia sekitar 40-60 tahun,

tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluhan

yang mirip dengan menopause ini, antara lain : (Susilo, 2002)

Page 26: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

a. Klimakterium pada pria

b. Viropause

c. PADAM (Partial Androgen Deficiency in Aging Men)

d. PTDAM (Partial Testosteron Deficiency in Aging Men)

e. Andropause (untuk defisiensi testosteron)

f. Adrenapouse (untuk defisiensi dehydoepiandrosteron (DHEA) dan

dehydoepiandrosteron sulphate (DHEAS),

g. Somatopause (untuk defisiensi Growth Hormone (GH) dan Insulin

like Growth Factor-I (IGF-1)),

h. Low Testosteron Syndrome

Andropause dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain :

(Susilo, 2002)

a. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang berperan dalam terjadinya

andropause ialah adanya pencemaran lingkungan yang bersifat

fisik, psikogenik, dan faktor diet atau makanan. Faktor yang

bersifat fisik yaitu pengaruh bahan kimia yang bersifat estrogenik

(menjadi kearah wanita). Bahan kimia tersebut antara lain

dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT), asam sulfur, difocol,

pestisida, insektisida, herbisida, dan pupuk kimia. Efek estrogenik

yang ditimbulkan dari bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan

penurunan hormon testosteron. Sedangkan faktor psikogenik yang

Page 27: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berperan yaitu tujuan hidup yang tidak realistik atau terlalu tinggi

untuk dicapai, pensiun, stress tubuh/fisik. Karena berbagai

gangguan psikologis tersebut dapat menurunkan kadar testosteron

dalam darah perifer. Gaya hidup tidak sehat misalkan kebiasaan

merokok, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, suka begadang dan

pola makan yang tidak seimbang dapat menjadi salah satu faktor

penyebab.

b. Faktor organik

Faktor organik yang berperan dalam terjadinya andropause yaitu

adanya perubahan hormonal. Pada pria yang telah mengalami

penuaan, perubahan hormonal yang terjadi antara lain :

Tabel 1. Perubahan Hormonal Yang Terjadi Pada Pria Andropause

Hormon Perubahan Testosteron Turun Luteinizing Hormone (LH) Naik Follicle Stimulating Hormone (FSH) Naik Dyhydrotestosteron (DHT) Tidak Estradiol Tidak Dehydroepiandrosterone (DHEA) bentuk sulfatnya (DHEAS) Turun Growth Hormone (GH)/Insulin-Like Growth Factor-I (IGF-1) Turun Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Turun T3 (Triiodothyronine) Turun Insulin Turun

(Sumber : Susilo, 2002)

1) Hormon Testosteron

Testosteron adalah zat androgen utama yang tidak hanya

diproduksi oleh testis, tapi juga oleh ovarium pada wanita dan kelenjar

adrenal. Sel Leydig pada testis distimulasi oleh LH untuk

menghasilkan testosteron sebanyak 25-11 mg sehari, sedangkan

Page 28: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kelenjar adrenal dan ovarium membentuk hanya 0,5-2 mg. Dalam

darah dan kebanyakan jaringan tujuan testosteron, terdapat enzim 5-α-

reduktase yang akan mengubah testosteron menjadi DHT yang lebih

aktif, dimana DHT bertanggung jawab atas kebanyakan aktivitas

androgen. Sedangkan estradiol merupakan metaboliseme dari DHT,

yang mempunyai efek memperkuat atau memperlemah beberapa efek

androgen dan produksi estradiol yang berlebihan dapat mengakibatkan

efek feminisasi pada pria (Tan dan Kirana, 2002).

Testosteron diproduksi melalui aksis hypothalamus-hipofisis-

testis. Dalam tubuh, testosteron didistribusikan dan terikat dengan

protein transport. Pada pria, 44% testosteron terikat pada Sex

Hormone Binding Globulin (SHBG), 50 % terikat albumin, dan

sisanya dalam bentuk testosteron bebas. Afinitas testosteron sangat

tinggi sehingga hanya testosteron terikat albumin dan testosteron bebas

yang menunjukkan bioavailibilitas aktif (Allan et al, 2006; Apter,

2008).

Page 29: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Kondisi yang dapat mempengaruhi penurunan kadar hormon

testosteron ialah penuaan, keturunan, peningkatan Body Mass Index

(BMI), stress fisik maupun psikis, gangguan hormon Corticotropic

Releasing Factor, inhibisi Opiodergic dari Hypotalamic Gonadotropin

Releasing Hormone yang bersifat pulsatif, dan atrofi testis akibat

trauma, orchitis, serta varikokel (Susilo, 2002).

Gambar 1. Target Organ Hormon Testosteron (Yusnia, 2009)

2) Gejala dan Tanda Andropause

Berbagai gejala dan tanda yang diakibatkan karena andropause

antara lain : (Anita dan Moeloek, 2002)

Page 30: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

a. Gangguan Vasomotor

Tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, gelisah dan takut.

b. Gangguan Fungsi Kognitif dan Suasana Hati

Mudah lelah, menurunnya konsentrasi, berkurangnya ketajaman

mental/intuisi. Keluhan depresi, dan hilangnya rasa percaya diri.

c. Gangguan Virilitas

Menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga, dan massa otot,

kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak dan osteoporosis.

d. Gangguan Seksual

Menurunnya minat terhadap seksual/libido, perubahan tingkah laku

dan aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya

kemampuan ereksi atau disfungsi ereksi, berkurangnya

kemampuan dan volume ejakulasi.

3) Diagnosis Andropause

Pemeriksaan screening menggunakan kuesioner ADAM

(Androgen Deficiency in Aging Men) test memuat 10 pertanyaan

‘ya/tidak’ tentang gejala hipoandrogen. Bila menjawab ‘ya’ untuk

pertanyaan 1 atau 7 atau 3 jawaban ‘ya’ selain nomor tersebut, maka

pria tersebut mengalami gejala andropause.

Selain ADAM test, dapat juga digunakan AMS (Ageing Male’s

Symptomps) test berisi 17 pertanyaan mencakup gangguan psikologis,

Page 31: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

somatis dan seksual (Gunadarma 2005; Setiawati dan Juwono, 2006;

Claplauch et al., 2008)

Pemeriksaan screening ini dilanjutkan dengan pemeriksaan

kadar hormon untuk mendapatkan diagnosis pasti andropause.

Perubahan hormonal sebagai diagnosa pasti diukur dengan

pemeriksaan laboratorium yaitu mengukur kadar testosteron serum,

total testosteron, total testosteron bebas, SHBG, DHEA, DHEAS, dan

lain-lain (Allan et al, 2006).

4. Hubungan Tebal Lemak Bawah Kulit (Skinfold) terhadap

Andropause

Dalam keadaan normal, lemak, dalam hal ini kolesterol, merupakan

cikal bakal terbentuknya hormon testosteron. Testosteron selanjutnya akan

diubah menjadi bentuk yang lebih poten yaitu dehidrotestosteron (DHT)

yang konversinya terjadi di luar testis. Testosteron, dalam batas normal,

juga diubah menjadi estradiol lewat aromatisasi (Murray et al, 2000).

Reaksi aromatisasi adalah proses perubahan testosteron menjadi estrogen

dengan bantuan enzim aromatase (Nieschlag an Bechre, 2004).

Page 32: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Gambar 2. Sintesis Hormon Steroid (Nieschlag an Bechre, 2004)

Penelitian oleh Muller et al., (2003) dan Allan et al., (2006),

menunjukkan salah satu faktor yang mempercepat andropause adalah

obesitas karena terjadi penumpukan lemak, sehingga dapat meningkatkan

aromatisasi. Aromatisasi dominan di jaringan perifer daripada di testis

(Apter, 2008).

Berdasarkan 2 penelitian tersebut, disimpulkan bahwa pertambahan

usia telah mengakibatkan penurunan testosteron akibat penurunan fungsi

testis itu sendiri. Bila kejadian ini diikuti dengan obesitas, penurunan

hormon testosteron akan semakin drastis karena penurunannya diperberat

dengan penurunan testosteron akibat aromatisasi yang terjadi di jaringan

perifer (jaringan lemak) sehingga manifestasi gejala penurunan testosteron

akan muncul lebih awal.

Page 33: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

B. Kerangka Pemikiran

Mempengaruhi tetapi tidak diteliti

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Terdapat hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal

andropause.

Faktor Hormonal

Persentase Lemak Tubuh berlebih

Obesitas

Penimbunan lemak meningkat

Testosteron menurun

Aromatisasi meningkat

Andropause

Faktor Lingkungan : Kebiasaan Merokok Pengkonsumsi Alkohol Faktor Psikogenik

Faktor Organik

Tebal Lemak Bawah Kulit (Skinfold)

Usia 40-60 tahun

Page 34: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional.

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta (UNS).

C. Subjek penelitian

1. Kriteria inklusi :

- Pria usia 40-60 tahun : Pria mulai mengalami penuaan sehingga

berpengaruh terhadap faktor organik dan terjadi perubahan

hormonal.

- Bekerja di UNS.

- Bersedia menjadi subjek penelitian dan menjalani penelitian

dengan sukarela.

2. Kriteria eksklusi :

- Mempunyai kebiasaan merokok : Kriteria minimal perokok ringan,

yaitu merokok 1-10 batang per hari.

- Mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol : Kriteria minimal

pengkonsumsi rata – rata 1 ons alkohol perhari atau sama dengan

28,35 gram perhari.

22

Page 35: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

- Riwayat penyakit (diabetes mellitus ; kardiovaskuler : penyakit

jantung koroner, hipertensi) : berdasarkan riwayat penyakit pasien

yang diketahui dari lembar kuesioner.

- Memiliki kelainan pada testisnya (atropi testis, prostatis kronis)

D. Besar sampel

Rumus ukuran sampel untuk analisis bivariat dibuat berdasarkan

kebutuhan minimal sampel pada masing-masing strata, agar data dalam

masing-masing strata secara statistik memadai untuk dianalisis. Menurut

patokan umum disebut “rule of thumb”, setiap penelitian yang datanya

akan dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan

sampel minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2010). Jumlah sampel

minimal untuk penelitian ini adalah 60 orang dengan perincian kelompok

andropause berjumlah 30 orang dan kelompok bukan andropause 30

orang. Untuk menguji hipotesis antara usia awal andropause dengan tebal

lemak bawah kulit, data dianalisis hanya pada pria yang sudah mengalami

andropause saja.

E. Teknik sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling

karena pengambilan sampling berdasarkan kriteria tertentu, yaitu kriteria

inklusi dan eksklusi.

Page 36: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

F. Rancangan Penelitian

Gambar 4. Skema Rancangan Penelitian

Karyawan UNS

Pengukuran Antropometri (Tebal Lemak Bawah Kulit)

Kuesioner

Andropause Tidak Andropause

Persentase Lemak Tubuh

Uji Korelasi Non- Parametrik

Spearman

ADAM test AMS test

Usia Awal

Uji Normalitas

Page 37: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

G. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel Bebas : Tebal Lemak Bawah Kulit

Variabel Terikat : Usia Awal Andropause

Variabel Pengganggu : Faktor organik, Faktor lingkungan.

H. Definisi Operasional Variabel

1. Tebal lemak bawah kulit (skinfold)

Tebal lemak bawah kulit adalah gambaran persentase lemak

tubuh yang diukur dari ketebalan lemak triceps, biceps, subscapular

dan suprailiaca, dengan menggunakan alat yang disebut skinfold

caliper. Hasil pengukuran dalam satuan millimeter (mm), dijumlahkan

sehingga didapat total lemak (mm).

Cara Pengukuran :

a. Lipatan kulit triceps diukur dari pertengahan lengan atas bagian

belakang. Subjek berdiri dengan lengan rileks dan palmar

menghadap ke bagian lateral paha, palpasi ujung dari acromion

dan olecranon. Tandai titik tepat ditengah antara kedua titik

tersebut. Pengukuran tebal kulit dilakukan di daerah yang

ditandai pada bagian posterior otot triceps, dengan menarik

kulit pada arah vertikal sejajar dengan axis panjang. (Gibson.,

2005; Kurniawan., 2009)

b. Lipatan kulit biceps diukur dari ketebalan lipatan kulit secara

vertikal pada bagian depan pertengahan lengan atas, tepat di

Page 38: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

atas pertengahan fossa cubiti, sejajar dengan lipatan kulit

triceps. (Gibson, 2005)

c. Lipatan kulit subscapular diukur di bawah dan di sebelah

lateral dari sudut puncak bahu, dalam keadaan bahu dan lengan

relaksasi. Meletakkan tangan probandus di belakang dapat

membantu mengidentifikasi letak daerah yang diukur. Lipatan

kulit harus bersudut 45° dari posisi horizontal, sejajar dengan

perbatasan dari scapula (Gibson, 2005).

d. Lipatan kulit suprailiaca diukur dari garis pertengahan

axillaris, sedikit lebih tinggi dari puncak iliac. Lipatan kulit

diambil secara oblique di belakang garis pertengahan axillaris

sampai garis belahan iliaka (Gibson, 2005).

Setelah didapatkan jumlah total lemak tubuh, untuk mengetahui

kelompok persentase lemak tubuh, total lemak dalam persentase

dikalikan dengan berat badan probandus (kg). (Lampiran 1)

Data Pengukuran berskala rasio.

2. Usia Awal Andropause

Andropause adalah kondisi biologis tertentu disertai tanda,

gejala, dan timbulnya keluhan disebabkan oleh perubahan hormone

serta biokimiawi tubuh tertentu. Yang biasanya timbul setelah usia

tengah baya. Andropause ditetapkan berdasarkan kuesioner baku

ADAM test dan AMS test (Lampiran 2).

Page 39: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Bila menjawab ‘ya’ untuk pertanyaan (a) atau (g) atau 3

jawaban ‘ya’ selain nomor tersebut, maka pria tersebut telah

mengalami gejala andropause. Kuosioner ini telah diujicobakan pada

316 laki-laki berusia 40-62 tahun dan dikorelasikan dengan kadar

testosterone bioactive serum. Alat skrining ini mempunyai spesifisitas

60% dan sensitivitas 80%.

AMS test memuat 17 pertanyaan yang mencakup ranah somatic

(no 1-5, 10, 13), psikologis (no 6-9 dan 11), dan seksual (no.12-14 dan

17). Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui gejala-gejala penuaan

pada pria dalam berbagai kondisi untuk mengevaluasi beratnya gejala

dan perubahan sebelum dan sesudah terapi androgen. AMS test

mempunyai sensitivitas 73,6% dan spesifisitas 70,4%. Skor AMS ≥ 27

dapat dikorelasikan dengan kadar testosterone bebas 400 mg/dl.

Interpretasi AMS test berdasarkan skor total yang diperoleh

dari kuesioner. Skor total ≥ 27 menunjukkan sampel mengalami gejala

andropause. Sampel diminta menuliskan usia yang bersangkutan

(dalam tahun) saat mulai timbul gejala-gejala seperti tercantum dalam

kuesioner. Data pengukuran berskala rasio.

3. Variabel pengganggu

- Faktor organik

Faktor organik yang berperan dalam terjadinya andropause yaitu

adanya perubahan hormonal. Pada pria yang telah mengalami

penuaan, perubahan hormonal yang terjadi antara lain : perubahan

Page 40: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

hormon testosteron, LH, FSH, DHT, Estradiol, DHEA, DHEAS,

Growth Hormone (GH), TSH, T3, dan Insulin (Susilo, 2002).

Merupakan faktor yang berpengaruh terhadap andropause, dalam

penelitian ini faktor tersebut tidak diukur.

- Faktor lingkungan adalah faktor-faktor yang ada di luar tubuh

seseorang misalnya kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi

alkohol serta faktor psikogenik.

I. Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian menggunakan media kuesioner dan pengukuran

langsung terhadap tebal lemak bawah kulit (skinfold) menggunakan

skinfold caliper, microtoise dan menggunakan timbangan berat badan

dengan ketelitian 0,1 cm.

J. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan terhadap 60 orang pria, karyawan FK UNS

pada bulan Oktober 2010. Subyek mengisi kuesioner baku ADAM test dan

AMS test. Setelah itu subyek diukur tebal lemak bawah kulit (skinfold)

dengan menggunakan skinfold caliper dengan ketelitian 0,1 cm. hasil

pengukuran dicatat pada halaman yang tersedia. Didapatkan 30 orang

andropause yang memenuhi syarat menjadi sampel penelitian. Data tebal

lemak bawah kulit tersebut dihitung untuk mendapatkan hasil persentase

lemak tubuh, kemudian sampel diolah dengan uji statistik non-parametrik

Spearman untuk dilihat hubungannya dengan usia awal andropause.

Page 41: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

K. Teknik Analisis Data

Data diuji secara statistik menggunakan SPSS.16 for Windows, dan

didapatkan nilai p (probabilitas untuk menentukan kesimpulan salah).

Untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas agar terpenuhi syarat uji parametrik. Didapatkan

sebaran data tidak normal, dengan hasil koefisien varian 10 %, dimana

seharusnya nilai koefisien varian > 30 %. Pada uji Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov, skor umur mempunyai nilai p = 0,038. Oleh karena

nilai p < 0.05, maka data dapat diambil kesimpulan mempunyai sebaran

tidak normal, atau tidak memenuhi syarat uji parametrik. Maka data akan

diolah dengan uji korelasi non-parametrik Spearman.

a. Penyusunan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan

usia awal andropause, berarti r = 0

H1 : Ada hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia

awal andropause, jadi r ≠ 0

(Budi, 2006)

b. Dasar Pengambilan Keputusan

Berdasarkan Uji Korelasi Non-Parametrik Spearman untuk data

rasio, berdasarkan probabilitas

Ho diterima jika probabilitas > 0,05

Ho ditolak jika probabilitas < 0,05

(Budi, 2006)

Page 42: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c. Nilai r

Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1. r = +1

menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan r = -1

menunjukkan hubungan negatif sempurna.

Tabel 2. Intrepretasi Nilai R

r Interpretasi 0 Tidak berkorelasi

0,01-0,20 Korelasi Sangat rendah 0,21-0,40 Rendah 0,41-0,60 Agak rendah 0,61-0,80 Cukup 0,81-0,99 Tinggi

1 Sangat tinggi (Sumber : Usman, 2000)

Page 43: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 di Fakultas

Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Subjek penelitian adalah

pria usia 40-60 tahun, bekerja di UNS, dan bersedia mengikuti penelitian dengan

sukarela.

Data diperoleh dari kuesioner dan pengukuran terhadap Tebal Lemak

Bawah Kulit (Skinfold) secara langsung. Populasi pria usia 40-60 tahun di

Fakultas Kedokteran UNS sebanyak 71 orang. Dari populasi tersebut terdapat

total 9 orang perokok, 3 orang diantaranya mempunyai riwayat penyakit jantung,

4 orang berpenyakit diabetes mellitus (DM). 2 orang tidak bersedia menjadi

subjek penelitian. Total terdapat 11 orang yang tidak diikutsertakan sebagai

sampel karena tidak memenuhi kriteria inklusi, sehingga jumlah sampel adalah 60

orang. Untuk menguji hipotesis antara usia awal andropause dengan tebal lemak

bawah kulit, data dianalisis hanya pada pria yang sudah mengalami andropause

saja, yang berjumlah 30 orang.

Data penelitian diperoleh dari kuesioner dan pengukuran tebal lemak

bawah kulit (skinfold) dan indeks massa tubuh (IMT). Hasil penelitian sebagai

berikut :

31

Page 44: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan usia

Usia (tahun) Jumlah (%)

40 – 45 11 (36.67 %) 46 – 50 8 (26.67 %) 51 – 55 7 (23.33 %) 56 – 60 4 (13.33 %) Jumlah ( ∑ ) 30 (100 %) (Sumber : data primer penelitian, 2010) Sampel yang memenuhi kriteria diukur tebal lemak bawah kulit (skinfold)

untuk menentukan persentase lemak tubuh, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Distribusi sampel berdasarkan tebal lemak bawah kulit (skinfold)

Klasifikasi Jumlah Persentase

Berat Badan Normal (< 17) 8 26.67 Berat Badan Berlebih (≥ 17) 22 73.33 Jumlah ( ∑ ) 30 100 (Sumber : data primer penelitian, 2010)

Tabel 2 memaparkan distribusi sampel berdasarkan tebal lemak bawah

kulit (skinfold) pada probandus yang sudah mengalami andropause. Sampel yang

memenuhi kriteria (30 orang) diukur tebal lemak bawah kulit (skinfold) untuk

mendapatkan hasil persentase lemak tubuh. Pengukuran ini menghasilkan jumlah

data sampel Berat Badan Berlebih lebih banyak daripada Berat Badan Normal.

Page 45: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 5. Grafik Perbedaan Usia Awal Andropause Berdasarkan Klasifikasi

Grafik di atas menunjukkan dengan lebih jelas perbedaan usia andropause

berdasarkan klasifikasi yang didapat dari pengukuran tebal lemak bawah kulit

(skinfold) dan didapatkan nilai persentase lemak tubuh. Gambar tersebut

memberikan informasi bahwa rata-rata usia awal andropause lebih cepat pada pria

dengan berat badan berlebih.

Untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas agar terpenuhi syarat uji parametrik, dengan data sebagai

berikut :

Mean : 49,50

Mean : 47,59

Page 46: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 5. Uji Normalitas

Descriptives

Statistic Std. Error Umur Mean 49.03 .946 95% Confidence Lower Bound 47.10

Interval for Mean Upper Bound 50.97 5% Trimmed Mean 49.07 Median 48.00 Variance 26.861 Std. Deviation 5.183 Minimum 40 Maximum 57 Range 17 Interquartile Range 9 Skewness .083 .427 Kurtosis -1.294 .833

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova

Umur Statistic df Sig. .164 30 .038 a. Lilliefors Significance Correction (Sumber: SPSS.16 for Windows) Tabel 3 memaparkan uji normalitas pada usia probandus untuk mengetahui

data memiliki sebaran data normal atau tidak. Didapatkan Koefisien varian 10 %,

dimana seharusnya nilai koefisien varian > 30 %. Pada uji Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov, skor umur mempunyai nilai p = 0,038. Oleh karena nilai p

< 0.05, maka data dapat diambil kesimpulan mempunyai sebaran tidak normal,

atau tidak memenuhi syarat uji parametrik. Maka data akan diolah dengan uji

korelasi non-parametrik Spearman.

Page 47: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 6. Uji Korelasi Non-Parametrik Spearman antara Persentase Lemak Tubuh dengan Usia Awal Andropause Correlations

Umur Tebal Lemak

Bawah Kulit Spearman's rho Umur Correlation 1.000 .405*

Coefficient Sig. (2-tailed) .027 N 30 30

Tebal Lemak Correlation .405* 1.000 Bawah Kulit Coefficient Sig. (2-tailed) .027 N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). (Sumber: SPSS.16 for Windows)

Kemudian, menggunakan sistem SPSS.16 for Windows, data hasil

penelitian diuji secara statistik dengan Uji Korelasi Non-Parametrik Spearman.

Uji statistik dengan taraf keyakinan = 95 %, diperoleh nilai signifikansi 0,027

yang menunjukkan bahwa korelasi antara Tebal Lemak Bawah Kulit dengan Usia

Awal Andropause adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,405

menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.

a. Penyusunan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal

andropause, berarti r = 0

H1 : Ada hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal

andropause, jadi r ≠ 0

(Budi, 2006)

Page 48: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b. Dasar Pengambilan Keputusan

Berdasarkan Uji Korelasi Non-Parametrik Spearman untuk data rasio,

berdasarkan probabilitas

Ho diterima jika probabilitas > 0,05

Ho ditolak jika probabilitas < 0,05

(Budi, 2006)

Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (H1)

diterima pada taraf signifikansi 5 % atau sebesar 0,05 %. Artinya, terdapat

hubungan yang secara statistik signifikan antara tebal lemak bawah kulit

(skinfold) dengan usia awal andropause di Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 49: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB V

PEMBAHASAN

Penuaan adalah proses fisiologis yang akan dialami oleh seluruh makhluk

hidup. Dalam memasuki usia tua, seorang pria seringkali mengalami berbagai

gejala, tanda dan keluhan (sindroma) mirip dengan wanita menopause. Sindroma

pada pria menua sering dinamai Andropause. Secara klinis sindroma ini

dipresipitasi oleh penurunan hormon tubuh yang relatif cepat yang berinteraksi

dengan faktor psiko-sosial yang terjadi dalam perjalanan hidupnya (Wibowo,

2002).

Andropause dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya obesitas

(Muller et al., 2003; Allan et al, 2006). Faktor ini erat kaitannya dengan

peningkatan massa lemak dalam tubuh. Pengukuran komposisi lemak tubuh

(subkutan) dengan cara pengukuran triceps, biceps, subscapula dan suprailiaca

skinfold pada kelompok populasi tertentu dicoba dilakukan dalam studi ini.

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan pria berusia 40 - 60 tahun.

Sebelumnya Muller et al., (2003) dan Allan et al., (2006) juga melakukan

penelitian serupa. Penelitian mereka menyatakan penurunan kadar hormon

testosteron dimulai pada usia sekitar 40 tahun. Batas usia sampel dalam penelitian

ini 60 tahun, karena pada usia 60 tahun sebagian besar pria telah mengalami

andropause lanjut sehingga akan sulit menentukan usia awal munculnya gejala-

gejala andropause.

37

Page 50: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Penulis juga menemukan bahwa hasil penelitian ini serupa dengan hasil

penelitian sebelumnya mengenai perubahan lemak tubuh terhadap kadar

testosteron terhadap pria tua di Masachusetts. Dan semakin rendahnya usia

andropause seiring makin tingginya persentase lemak tubuh (Mohr et al, 2006).

Adanya peningkatan reaksi aromatisasi pada pria dengan persentase lemak tubuh

berlebih mengakibatkan semakin banyak hormon testosteron yang diubah menjadi

estrogen, sehingga dapat mempercepat usia awal gejala andropause (Abate et al,

2002).

Adanya riwayat penyakit jantung, diabetes mellitus, merokok disingkirkan

oleh penulis dari daftar sampel karena hal-hal tersebut dapat mempercepat

timbulnya andropause (Anita dan Moeloek, 2002). Karena keterbatasan waktu,

tenaga dan biaya, kriteria inklusi dan eksklusi hanya dinilai dari kuesioner.

Jumlah sampel berjumlah 30 orang pria berusia 40 - 60 tahun. Data

dianalisis pada pria andropause berjumlah 30 orang untuk menguji hipotesis,

dengan penjabaran : Berat Badan Normal berjumlah 8 orang (26.67 %) ; Berat

Badan Berlebih 22 orang (73.33 %). Bila dibandingkan persentase pria dengan

berat badan berlebih (73.33 %) lebih banyak daripada pria dengan berat badan

normal (26.67 %). Hal ini membuktikan bahwa terdapat kecenderungan besar bila

nilai Tebal Lemak Bawah Kulit (skinfold) semakin tinggi, yang berhubungan

langsung dengan kelebihan berat badan seseorang, maka semakin cepat juga pria

tersebut mengalami andropause.

Berdasarkan hasil uji statistik (Spearman) didapatkan perbedaan yang

signifikan dimana nilai probabilitas 0.027 (p < 0,05). Hasil penelitian yang

Page 51: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

diperoleh sesuai dengan hipotesis, yang lebih jelasnya lagi bahwa ada hubungan

antara tebal lemak bawah kulit (skinfold) dengan usia awal andropause. Hal ini

sesuai dengan tinjauan teori yang telah diungkapkan sebelumnya mengenai tebal

lemak bawah kulit (skinfold) yang berpengaruh terhadap persentase lemak tubuh,

dan berpengaruh terhadap obesitas atau tidaknya seseorang.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dikemukakan, bahwa

terdapat hubungan antara Tebal Lemak Bawah Kulit (skinfold) dengan usia awal

andropause. Semakin tinggi nilai tebal lemak bawah kulit, sehingga menyebabkan

tingginya persentase lemak tubuh, semakin awal timbulnya gejala andropause.

Aromatisasi dominan di jaringan perifer daripada di testis (Apter, 2008).

Ketika seseorang mengkonsumsi makanan secara berlebihan, timbunan jaringan

lemak perifer semakin banyak. Aromatisasi yang memang sewajarnya lebih

dominan di perifer juga akan semakin meningkat.

Hormon testosteron secara fisiologis menurun seiring berjalannya usia pria.

Obesitas merupakan faktor yang akan meningkatkan konversi testosteron menjadi

estrogen. Munculnya kedua faktor tersebut (usia dan obesitas) akan menyebabkan

penurunan kadar hormon testosteron semakin drastis. Dengan demikian, gejala-

gejala andropause akan muncul lebih cepat.

Penelitian ini menggunakan kuesioner baku ADAM test dan AMS test.

Dalam penelitian ini, penulis menemukan masalah yaitu hasil yang diperoleh dari

kuesioner ADAM test dan AMS test tidak selalu positif bersamaan pada sampel

yang sama. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sampel menjawab pertanyaan

kuesioner secara serampangan (asal-asalan), seperti sampel yang datang tidak

Page 52: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sesuai waktu yang ditentukan membuat waktu mengisi kuesioner menjadi

terbatas, sehingga tidak dapat diketahui sejak kapan sampel mengalami gejala

andropause. Sampel mungkin juga tidak terlalu jujur dalam pengisisan kuesioner.

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut bersifat pribadi dan kadang

dianggap tabu untuk diungkapkan kepada orang lain. Sampel kurang paham

dengan maksud pertanyaan dalam kuesioner juga dapat menjadi faktor lainnya.

Beberapa faktor seperti faktor psikis dan faktor kesehatan pada saat pengisian

kuesioner ternyata juga berpengaruh terhadap hasil kuesioner, dimana hal ini

diluar kendali peneliti.

Page 53: LINTANG SEKAR GUMILAR G0007206 FAKULTAS … · bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil statistik

menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah,

antara tebal lemak bawah kulit (skinfold) terhadap usia awal andropause.

Semakin tinggi nilai tebal lemak bawah kulit (skinfold) maka usia awal

timbulnya gejala andropause semakin cepat.

B. Saran

1. Penelitian mendatang mengenai penentuan diagnosis pasti andropause

sebaiknya bukan hanya menggunakan kuesioner, tetapi perlu dilakukan

pengukuran kadar testosteron dalam darah.

2. Pada pria, andropause secara fisiologis muncul pada usia kurang lebih

40 tahun. Akan tetapi, kegemukan dapat mempercepat terjadinya

andropause. Peneliti menyarankan kepada pria, terutama yang sudah

memasuki usia 40 tahun, untuk mengontrol persentase lemak tubuh

karena gemuk berdampak buruk pada setiap aspek hidup.